KATA PENGANTAR Ketersediaan data yang akurat dan terkini sudah menjadi syarat mutlak bagi terlaksananya program-program pemerintah. Dukungan terbesar diharapkan dari sektor teknis terkait sebagai penyedia data. Sub sektor peternakan sebagai bagian dari sektor pertanian juga dituntut untuk menyajikan data yang terpercaya. Penyempurnaan pedoman pengumpulan data peternakan menjadi keharusan, supaya data yang dilaporkan petugas memenuhi kriteria sebagai data terpercaya. Mengingat penting dan mendesaknya ketersediaan data sub sektor peternakan yang berkualitas, maka pada tanggal 21 Oktober 2010 Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan menerbitkan SK Ditjennak No. 21011/Kpts/OT.140/F/10/2010, tentang Pedoman Teknis Pengumpulan Data Peternakan, sebagai panduan pengumpulan data di tingkat lapang. Penyusunan Buku Petunjuk Teknis Pengumpulan Data Peternakan diharapkan dapat menjadi acuan yang operasional dalam kegiatan pengumpulan dan penyajian data sub sektor peternakan di tingkat kabupaten dan kecamatan yang untuk dilaporkan ke Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur. Akhirnya, kepada semua pihak yang terlibat dan berperan aktif dalam penyusunan buku pedoman ini, kami memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Surabaya, September 2011
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I
PENDAHULUAN ............................................................. 1 1.1 Latar Belakang ........................................................ 1 1.2 Maksud dan Tujuan ................................................. 3
BAB II
PENGORGANISASIAN ................................................. 4 2.1 Organisasi Pengumpulan Data................................. 4 2.1.1 Tingkat Provinsi ........................................... 4 2.1.3. Tingkat Kabupaten/Kota .............................. 5 2.1.4. Tingkat Kecamatan...................................... 5
BAB III METODOLOGI ................................................................. 7 3.1. Konsep dan Definisi ............................................... 7 3.2. Data yang Dikumpulkan ......................................... 13 3.3. Metodologi Pengumpulan Data Reguler ................. 13 BAB IV PENUTUP ......................................................................... 15
Petunjuk Teknis Pengumpulan Data Peternakan
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Dalam
upaya
pembangunan dan
melaksanakan
sub
sektor
informasi
pembangunan informasi
peternakan
peternakan.
peternakan
yang
akurat,
pembangunan, diperlukan
Setiap
tersebut
relevan,
termasuk adanya
perumusan
harus
konsisten,
kebijakan
didukung up
to
data
data
dan
dan
dapat
date
dipertanggungjawabkan. Kesadaran
tentang
sebenarnya
sudah
berlangsungnya tersebut
arti dimulai
survei
Statistik
mendapatkan
kerjasama
(BPS)
beberapa
kegiatan
misalnya
pelaksanaan
kegiatan Namun tidak Untuk
regular
survei
sampling
menjadi
memperbaiki
pelaksanaan
dengan
tersebut bagian
pengumpulan
1969.
Kegiatan
BPS
dengan
Badan
tangga,
dengan
terus
nasional
berjalan
data data
tahun
mencari
integral
kualitas
dengan
komplit.
ternak untuk
yakni
rumah
cukup
peternakan
I,
pertama
pendekatan
kerjasama
kegiatan-kegiatan pernah
hewan
peternakan
statistik
Pelita
survei
melalui
data
data
sejak
inventarisasi
merupakan
Pusat
pentingnya
dari
secara
itu
berlangsung, (1980)
dan
parameter
teknis.
parsial
perstatistikan
peternakan diperlukan
Setelah
dan
nasional.
maka
dalam
metodologi
yang
baku dan seragam, mengikuti kaidah-kaidah perstatistikan.
Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur
1
Petunjuk Teknis Pengumpulan Data Peternakan
Keinginan
untuk
memperbaiki
data
dan
statistik
peternakan
terus
berlanjut. Pada tahun 2002, Direktorat Jenderal Peternakan
(Ditjennak)
melalui
Organization Statistic
pada
proyek
Information
peningkatan
data
dana
(FAO)
and
informasi
bantuan
System
pengetahuan nasional
statistik
dan
secara
perumusan
lebih
baik
dalam
yang
regular
dapat
demikian
data
Agriculture
of
Livestock
diarahkan
untuk
membangun
sistem
menyediakan proses
pembangunan
memenuhi
and
lebih
dengan
Dengan
kebijakan
Food
Sthrengthening
statistik
peternakan.
dan
dari
perencanaan
peternakan
statistik
arus
menjadi
peternakan
yang
diperlukan oleh pemangku kepentingan (stake holder). Salah
satu
adalah
rekomendasi
perlunya
pengumpulan
dan
mewujudkan kerjasama bentuk
penting
dibangun analisis
dari
kegiatan
kerjasama
dengan
BPS
dalam
kegiatan
survei.
Dalam
data
melalui
rekomendasi antara
Nota
Ditjennak,
Kesepahaman
tersebut Pusdatin (MoU)
tersebut
diimplementasikan
Deptan untuk
FAO
dan
BPS
melaksanakan
dalam kegiatan
Survei Rumah Tangga Peternakan (SPN06 - SPN08).
Metode
pengumpulan
digunakan
masih
Peternakan
No:
dengan
hasil
data mengacu
04/HM SPN
Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur
peternakan pada
yang SK
030/KPTS/DJP/0199
maka
perlu
dilakukan
selama
Direktur tahun revisi
ini
Jenderal
1999.
Seiring
dalam
hal 2
Petunjuk Teknis Pengumpulan Data Peternakan metodologi
statistik,
pembakuan
pengisian
formulir,
serta
program
komputer.
ditujukan
untuk
definisi,
formulir
otomatisasi
Langkah
ini
memudahkan
dan
pengolahan sangat
tata
data
melalui
diperlukan
petugas
di
cara
terutama
daerah
dalam
melakukan pengumpulan dan pelaporan data peternakan.
1.2 Maksud dan Tujuan 1.2.1
Maksud Petunjuk
teknis
dimaksudkan
pengumpulan
untuk
memberikan
data standar
peternakan prosedur
baku
dalam hal pengumpulan dan penyajian data peternakan dinas peternakan/dinas yang melaksanakan fungsi pembangunan peternakan di kabupaten/kota yang akan dilaporkan setiap tiga bulan (tribulan). 1.2.2
Tujuan (1) Untuk
memberikan
peternakan
di
panduan
tingkatdaerah
bagi untuk
para
petugas
melaksanakan
data
kegiatan
pengumpulan dan penyajian data statistik peternakan. (2) Untuk
mendapatkan
data
peternakan
yang
akurat,
relevan, up to date dan dapat dipertanggungjawabkan.
Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur
3
Petunjuk Teknis Pengumpulan Data Peternakan
BAB II PENGORGANISASIAN
2.1 Organisasi Pengumpulan Data
2.1.1 Tingkat Provinsi a. Penanggung Jawab dan Pelaksana Sebagai
penanggung
pengolahan, data
jawab
penyajian,
analisis
Dinas
Peternakan
adalah
pengumpulan,
data
dan
provinsi
pelaporan atau
dinas
peternakan
dari
yang menangani data peternakan di tingkat provinsi.
b. Uraian Tugas • Melakukan
rekapitulasi
data
pengolahan,
penyajian
kabupaten/kota • Melakukan data
serta
penyusunan
statistik
dan
analisis
peternakan
untuk
tingkat provinsi. • Supervisi
ke
atau
dinas
hal
cara-cara
Dinas
yang
Peternakan
menangani
pengumpulan
data data
kabupaten/kota peternakan serta
dalam
pengisian
formulir. • Melakukan
rekapitulasi
data
dari
Dinas
Peternakan
kabupaten/kota yang dikirim ke provinsi.
Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur
4
Petunjuk Teknis Pengumpulan Data Peternakan
2.1.2
Tingkat Kabupaten/Kota a. Penanggung Jawab dan Pelaksana Sebagai
penanggung
pengolahan,
penyajian
Kabupaten/Kota
jawab
data
atau
pengumpulan,
adalah
dinas
Dinas
yang
Peternakan
menangani
data
peternakan di tingkat kabupaten/kota.
b. Uraian Tugas •
Melakukan
pengumpulan,
rekapitulasi
data
kecamatan dan melakukan pelaporan data ke tingkat provinsi secara periodik (tribulan). •
Melakukan lapang
supervisi dalam
ke
Mantri
melaksanakan
Hewan/petugas
pengumpulan
data
serta pengisian formulir. •
Melakukan
rekapitulasi
data
tingkat
kabupaten/kota
yang dikirimkan dari kecamatan.
2.1.3
Tingkat Kecamatan a. Penanggung Jawab dan Pelaksana Sebagai
penanggung
tingkat
kecamatan
lapang
yang
kabupaten/kota peternakan yang
pengumpulan
adalah
Mantri
ditunjuk atau
di
jawab
tingkat ditunjuk
yang
di
Hewan/petugas
Dinas
dinas
data
Peternakan
menangani
data
kabupaten/kota. Mantri Hewan/petugas mengumpulkan
data
dari masing-masing wilayah kerjanya.
Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur
5
Petunjuk Teknis Pengumpulan Data Peternakan
b. Uraian Tugas • Melakukan pemotongan
pengumpulan ternak
di
data seluruh
populasi wilayah
dan
kecamatan
sesuai Surat Keputusan Pejabat yang berwenang. • Melakukan
pelaporan
data
secara
periodik
ke
tingkat Kabupaten/Kota. • Melakukan melaksanakan
supervisi
ke
pengumpulan
petugas data
lapang serta
dalam
dalam hal
pengisian formulir.
Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur
6
Petunjuk Teknis Pengumpulan Data Peternakan
BAB III METODOLOGI 3.1 Konsep dan Definisi 1.
Prosedur
pengumpulan
pengumpulan yang
data
telah
data
adalah
peternakan
ditentukan
cara
tertentu
oleh
instansi
dan
dari
mekanisme
sumber
yang
telah
data
ditentukan
pula. 2.
Data
peternakan
maupun
adalah
sekunder
bahan
yang
dasar
dijadikan
berupa
sebagai
data
primer
bahan
untuk
penyusunan informasi peternakan. 3.
Data
primer
secara
adalah
langsung
data
dari
yang
lapangan
dikumpulkan atau
sumber
atau
diperoleh
data
kemudian
diolah dan disajikan oleh pengumpul atau produsen data. 4.
Peternak
adalah
perorangan
warga
negara
Indonesia
atau
korporasi yang melakukan usaha peternakan. 5.
Perusahaan korporasi,
peternakan baik
yang
adalah
berbentuk
orang badan
bukan
badan
hukum,
yang
dalam
wilayah
Negara
Kesatuan
mengelola
usaha
perorangan
hukum
didirikan
peternakan
maupun
dan
Republik
dengan
atau yang
berkedudukan Indonesia
kriteria
yang
dan
skala
tertentu. 6.
Peternakan sumber dan
daya mesin
adalah fisik,
segala benih,
peternakan,
urusan bibit
yang
dan/atau
budi
berkaitan
bakalan,
daya
dengan
pakan,
ternak,
alat
panen,
pascapanen, pengolahan, pemasaran dan pengusahaannya.
Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur
7
Petunjuk Teknis Pengumpulan Data Peternakan 7.
Ternak
adalah
hewan
diperuntukan
sebagai
industri,
dan/atau
jasa,
peliharaan
penghasil hasil
yang
pangan,
produknya bahan
baku
ikutannya
yang
terkait
dengan
disebut
bibit
adalah
hewan
mewariskan
serta
pertanian. 8.
Bibit
hewan
yang
yang
selanjutnya
mempunyai
sifat
unggul
dan
memenuhi persyaratan tertentu untuk dikembangbiakkan. 9.
Bakalan
potong
adalah
sebagai
sapi
ketelitian,
kejelian
ternak
potong. dan
sapi
yang
Pemilihan pengalaman.
akan
digemukkan
bakalan
memerlukan
Ciri-ciri
bakalan
yang
baik adalah yang memenuhi kriteria sebagai berikut: -
Umur di atas 2,5 tahun.
-
Berjenis kelamin jantan.
-
Bentuk
tubuh
panjang,
170
cm,
tinggi
pundak
133
cm.
Atau
tubuh
bulat
dan
minimal kurus,
135
tulang
lebar, cm
panjang dan
menonjol
minimal
lingkar
dada
tetapi
sehat
(kurus karena kurang pakan, bukan karena sakit). -
Pandangan mata bersinar cerah dan bulu halus.
-
Kotoran normal.
10. Ternak dari
lokal luar
generasi
adalah
yang kelima
ternak
telah atau
hasil
persilangan
dikembangkan
lebih
di
yang
teradaptasi
dimaksud
adalah
atau
introduksi
Indonesia pada
sampai
lingkungan
dan atau manajemen setempat. 11. Ternak
Ruminansia
yang
sapi
potong,
sapi
perah, kerbau, kambing dan domba.
Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur
8
Petunjuk Teknis Pengumpulan Data Peternakan 12. Ternak
Non
Ruminansia
kelinci,
dan
unggas
petelur,
ayam
ras
yang
yang
dimaksud
meliputi
pedaging,
adalah
ayam
burung
kuda,
buras,
puyuh,
merpati,
babi,
ayam
ras
itik,
dan
itik manila. 13. Populasi akhir
akhir
tahun
tahun
yang
adalah
populasi
bersangkutan
(31
ternak
hidup
pada
Desember
tahun
yang
ternak
yang
populasi
ayam
dalam
usaha
bersangkutan). 14. Populasi
ternak
adalah
kumpulan
atau
jumlah
hidup pada saat dan wilayah tertentu. 15. Populasi ras
ayam
pedaging
ras
pedaging
komersial
yang
(Broiler)
adalah
pernah
hidup
di
budidaya petani-peternak selama setahun. 16. Populasi petelur
ayam
ras
yang
ada
petelur
(Layer)
didalam
adalah
usaha
populasi
budidaya
ayam
ras
petani-peternak
pada tanggal 31 Desember. 17. Pemotongan
tercatat
tempat-tempat
adalah
pemotongan
pemotongan
yang
hewan/unggas
dilakukan
yang
di
dilaporkan
kepada Dinas Peternakan Kabupaten/Kota. 18. Pemotongan dilakukan yang
ternak di
luar
tidak
tidak
tercatat
tempat-tempat
dilaporkan
adalah
pemotongan
pemotongan
kepada
yang
hewan/unggas
Dinas
Peternakan
Kabupaten/Kota. 19. Kelahiran/penetasan ternak/unggas tahun
yang
menunjukan
yang lalu
adalah
lahir/menetas
dilahirkan/ditetaskan dan
tanda-tanda
pada kehidupan,
hidup
hidup
waktu
selama
adalah satu
dilahirkan/ditetaskan
antara
lain:
jantung
berdenyut, bernafas, dan bergerak.
Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur
9
Petunjuk Teknis Pengumpulan Data Peternakan
20. Ternak Kerbau Ada
dua
Murah
rumpun
dan
merupakan
Kerbau jenis
penghasil
susu
Sumatera
Utara
jenis
ternak
kerbau
Lumpur
kerbau dan
data
di
Indonesia,
atau
yang
banyak
dan
yang
pengumpulan
kerbau
Lokal.
dapat
terdapat
populasi
ternak
Kerbau
murah
di
Kerbau
umum
Kerbau
diternakkan
diternakkan
sekitarnya.
yaitu
di
sebagai
daerah
lumpur
merupakan
Indonesia.
kerbau
Aceh,
Cakupan
meliputi
semua
ternak kerbau yang ada tanpa membedakan rumpun. 29. Ternak Kuda Data
populasi
kuda
merupakan
data
seluruh
ternak
kuda
delapan
rumpun,
yaitu:
Sapi
Madura,
Sapi
yang dipelihara oleh masyarakat.
30. Ternak Sapi Potong Sapi
potong
Sapi
Bali,
Limosine, Sapi
di
Indonesia
Sapi Sapi
terdiri
Peranakan
Simmental,
Persilangan.
dari
Ongole,
Sapi
Dalam
Hisar,
pengumpulan
Sapi
Brahman
data
populasi
dan ternak
sapi potong tidak membedakan rumpun. 31. Ternak Sapi Perah Sapi
perah
Holland sapi
perah
belang putih putih
(FH)
segitiga,
Persilangan
menjadi
dan
Sapi
Perah
berasal
dari
yang
hitam
dan
dibedakan
putih, kaki
pada bagian
tanduk merupakan
Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur
dua
Persilangan. Belanda,
dahi
hasil
dan ke
dengan
bulu depan.
persilangan
yaitu:
Sapi
umumnya
bawah
menjurus
rumpun,
FH
adalah
ciri-ciri: terdapat ekor Sapi
antara
Fries
warna warna
berwarna Perah rumpun
10
Petunjuk Teknis Pengumpulan Data Peternakan sapi
asli
Indonesia
Tanda-tanda badannya
(Jawa
Sapi
lebih
Persilangan
kecil
pengumpulan
atau
dan
data
Madura)
dengan
menyerupai
produksi
populasi
susu
ternak
sapi
sapi
FH.
FH,
tetapi
lebih
rendah.
Dalam
sapi
perah
tidak
membedakan rumpun. 32. Ternak Babi Ada
tiga
Dalam
rumpun
babi,
pengumpulan
yaitu:
data
ras,
lokal
populasi
dan
persilangan.
ternak
babi
tidak
membedakan rumpun. 33. Ternak Domba Ada
dua
rumpun
dan
Domba
ternak
Aduan
domba,
(Ekor
yaitu:
Tipis).
Domba
Dalam
Ekor
Gemuk
pengumpulan
data
populasi ternak domba tidak membedakan rumpun. 34. Ternak Kambing Ternak
kambing
dikelompokkan
Kambing
Etawa,
Kacang,
Kambing
pengumpulan
ke
Kambing dan
data
dalam
tiga
Peranakan
Kambing
rumpun,
Etawa,
Persilangan
yaitu:
Kambing
Boer.
Dalam
ternak
kambing
tidak
pengerat
yang
populasi
membedakan rumpun. 35. Kelinci Kelinci
adalah
binatang
telinga
panjang
dan
mamalia
ekor
pendek,
rupanya
mempunyai
seperti
marmot
besar. 36. Ayam Buras Ayam oleh
buras
adalah
masyarakat,
daging. dipelihara
Tidak
ayam
yang
termasuk
untuk
tujuan
Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur
kampung
ditujukan ayam
untuk
hias
tertentu,
yang
atau selain
biasa
produksi ayam untuk
dipelihara telur
atau
buras
yang
memproduksi
11
Petunjuk Teknis Pengumpulan Data Peternakan telur
dan
daging
(Kalkun,
Ayam
Bekisar,
Ayam
Cemani
dan
mempunyai
sifat
lainnya). 37. Ayam Ras Pedaging Ayam
ras
pedaging
pertumbuhan
adalah
yang
ayam
ras
cepat,
yang
dipelihara
untuk
tujuan
memproduksi daging.
38. Ayam Ras Petelur Ayam
ras
petelur
adalah
ayam
telur
dalam
jumlah
memproduksi
ras
yang
yang
karena
sifatnya
banyak,
dipelihara
untuk tujuan produksi telur. 39. Merpati Merpati
adalah
masyarakat,
burung
baik
itu
yang
biasa
masyarakat
ditangkar
menengah
oleh ke
kalangan
bawah
atau
menengah ke atas. Biasa disebut juga dengan burung dara. 40. Burung Puyuh Burung
puyuh
adalah
unggas
gemuk,
tidak
berekor
dan
Pemakan mangsa tanah,
biji-bijian berukuran
dan
namun kecil
daratan tidak
juga lainnya.
berkemampuan
untuk
yang
dapat
kecil
namun
terbang
tinggi.
pemakan
serangga
Bersarang
di
lari
dan
dan
permukaan
terbang
dengan
kecepatan tinggi namun dengan jarak tempuh yang pendek. 41. Itik Itik
adalah
jenis
unggas
air,
yang
meliputi
semua
yang
termasuk
jenis
itik
yang ada di Indonesia. 42. Itik Manila Itik
manila
adalah
sejenis
unggas
keluarga
itik. Nama lain dari itik manila adalah entok.
Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur
12
Petunjuk Teknis Pengumpulan Data Peternakan 3.2 Data yang Dikumpulkan 3.2.1
Data Populasi Ternak Data
populasi
ternak
yang
dikumpulkan
meliputi
jenis
ternak sebagai berikut: sapi potong, sapi perah, kerbau, kuda, kambing, domba, babi, kelinci, ayam buras, ayam ras pedaging, ayam ras
petelur,
merpati,
burung
puyuh,
itik dan itik manila.
3.2.2
Data Pemotongan Ternak Data
pemotongan
petunjuk
teknis
ini
pemotongan tercatat
yang
dikumpulkan
pada
adalah
jumlah
pemotongan
tercatat
tidak
meliputi
Swasta,
ternak
tercatat.
pemotongan
pemotongan
TPA/TPU/RPA
di
(Tempat
di
RPH luar
Pemotongan
buku dan
Pemotongan Pemda,
RPH/TPH
RPH/TPH
dan
Ayam/Tempat
Pemotongan Unggas/Rumah Pemotongan Ayam). Pemotongan tidak tercatat
akan
dihitung
menggunakan
parameter/perkiraan pemotongan tidak tercatat.
3.3 Metodologi Pengumpulan Data Reguler Metodologi
pengumpulan
data
dapat
dilakukan
dengan
berbagai
cara seperti metode sensus (BPS), survei (BPS atau sub sektor), metode
pelaporan
dari
daerah
dan
registrasi
ternak.
Pedoman
pengumpulan data peternakan ini menggunakan metode pelaporan yang dilaporkan oleh petugas kecamatan/kabupaten melalui pengisian formulir.
Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur
13
Petunjuk Teknis Pengumpulan Data Peternakan 3.3.1
Pengumpulan Data Populasi Ternak a. Sumber
data
populasi
tingkat
kecamatan,
petugas
desa/kelurahan
ternak
yang
statistik
ternak
bersumber
dari
laporan
kecamatan
atau
petugas
ke
adalah
penyuluhan pertanian di masing-masing kecamatan. b. Data
populasi
ternak
yang
dikumpulkan
merupakan
data akhir bulan Maret (tribulan I), akhir bulan Juni (tribulan II), akhir bulan September (tribulan III) dan akhir bulan Desember (tribulan IV). c. Data
dikirim
kecamatan
ke
tingkat
atau
tingkat
kebupaten/kota
petugas
kabupaten/
pengumpul
kota,
oleh
data
selanjutnya
petugas
peternakan di-entri
ke
komputer dan dikirimkan ke Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur beserta softcopy.
3.3.2
Pengumpulan Data Pemotongan Ternak a. Sumber
data
kecamatan oleh
pemotongan yang
kelompok
maupun
adalah
merupakan ternak
swasta,
sekunder
ternak
yang
laporan
dan
TPA/TPU
RPH
ke
berasal
data
pemotongan
baik
kecamatan, dari
tingkat
pemerintah atau
pelaporan
data BPS
Kabupaten/Kota. b. Data
dikirim
kecamatan peternakan
ke atau
tingkat
tingkat
kabupaten/kota
petugas kabupaten/kota,
oleh
petugas
pengumpulan
data
selanjutnya
di-entri
ke
komputer dan dikirimkan ke Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur beserta softcopy.
Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur
14
Petunjuk Teknis Pengumpulan Data Peternakan BAB IV PENUTUP
Demikian disusun
Petunjuk untuk
dapat
Teknis digunakan
Pengumpulan sebagai
Data pedoman
Peternakan bagi
para
pelaksanaan/petugas baik di tingkat kabupaten maupun di tingkat kecamatan untuk melaksanakan kegiatan pengumpulan dan penyajian data statistik peternakan yang akan dikirimkan setiap tribulan ke Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur.
Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur
15
Petunjuk Teknis Pengumpulan Data Peternakan
Lampiran Form Pengumpulan dan Penyajian Data
Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur
16
Petunjuk Teknis Pengumpulan Data Peternakan
REKAPITULASI POPULASI TERNAK BESAR PROVINSI JAWA TIMUR
KABUPATEN : TAHUN TRIBULAN
: : :
NO.
SAPI POTONG
KECAMATAN
SAPI PERAH
KERBAU
KUDA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Jumlah
Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur
17
Petunjuk Teknis Pengumpulan Data Peternakan
REKAPITULASI POPULASI TERNAK KECIL PROVINSI JAWA TIMUR KABUPATEN TAHUN TRIBULAN NO.
: : :
KECAMATAN
KAMBING
DOMBA
BABI
KELINCI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Jumlah
Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur
18
Petunjuk Teknis Pengumpulan Data Peternakan
REKAPITULASI POPULASI UNGGAS PROVINSI JAWA TIMUR KABUPATEN TAHUN TRIBULAN
NO.
KECAMATAN
: : : AYAM BURAS
AYAM RAS PEDAGING
AYAM RAS PETELUR
ITIK
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Jumlah
Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur
19
ENTOK
BURUNG PUYUH
MERPATI
Petunjuk Teknis Pengumpulan Data Peternakan
REKAPITULASI PEMOTONGAN TERNAK BESAR DAN TERNAK KECIL PROVINSI JAWA TIMUR KABUPATEN TAHUN
: :
TRIBULAN
:
KECAMATAN
NO.
SAPI POTONG
SAPI PERAH
KERBAU
KUDA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Jumlah
Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur
20
KAMBING
DOMBA
BABI
KELINCI
Petunjuk Teknis Pengumpulan Data Peternakan
REKAPITULASI PEMOTONGAN UNGGAS PROVINSI JAWA TIMUR KABUPATEN TAHUN TRIBULAN KECAMATAN
NO.
: : : AYAM BURAS
AYAM RAS PEDAGING
AYAM RAS PETELUR
ITIK
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Jumlah
Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur
21
ENTOK
BURUNG PUYUH
MERPATI