Jurnal Ekonomi dan Manajemen Vol.4 No.2 Oktober 2015
FE Universitas Budi Luhur ISSN: 2252-6226
ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR INTERNAL PERUSAHAAN TERHADAP EARNING PER SHARE Dra.S.Mudjijah, MM Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Universitas Budi luhur
[email protected] Abstraksi Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor internal yang dapat mempengaruhi earning per share. Variabel yang diteliti adalah variabel independen yang terdiri dari current ratio (CR), debt to assets ratio (DAR), total assets turnover (TATO), ukuran perusahaan, dan pertumbuhan pejualan. Sedangkan variabel dependen adalah profit perusahaan diukur dari earning per share (EPS).Subjekpenelitian adalah perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.Data yang digunakan bersumber dari laporan keuangan periode tahun 2010 sampai dengan 2014. Pengujian data penelitiandilakukandenganmenggunakanujiasumsiklasik. Metode analisis yang digunakan adalah uji regresi, uji hipotesis dan uji diterminasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial variabel current ratio (CR) dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap earning per share. Sedangkan variabel debt to assets ratio (DAR), total assets turnover (TATO) dan pertumbuhan pejualan tidak berpengaruh terhadap earning per share. Secara simultan current ratio (CR), debt to assets ratio (DAR), total assets turnover (TATO) , ukuran perusahaan, dan pertumbuhan pejualan berpengaruh terhadap earning per share (EPS).
Kata Kunci : current ratio, debt to assets ratio, total assets turnover, ukuran perusahaan, pertumbuhan penjualan, earning per share.
Abstract This research aims to know internal factors can interference shared earnings. We use current ratio, debt to asset ratio, total assets turnover, company of scale, and sales growth as independent variables. We also use earning shared as dependent variable.Object of this research namely food and drink that are listed in Bursa Efek Indonesia, using data from 2010 to 2014. Method of this research are classical test, regression, hypothetical test and determinations test.The result shows current ration and company scale interference to earning shared in partial test. ut debt to assets ratio, total turnover and growth of sales are not interference in directly.Simultantly simultancurrent ratio (CR), debt to assets ratio (DAR), total assets turnover (TATO), company of scale, and growth sales interference to earning per share (EPS).
Keyword : current ratio, debt to assets ratio, total assets turnover, company of scale, and growth sales, earning per share
Jurnal Ekonomi dan Manajemen Vol.4 No.2 Oktober 2015
FE Universitas Budi Luhur ISSN: 2252-6226
banyaknya barang impor yang akan mengalir
A. PENDAHULUAN Lebih dari satu dekade lalu, para pemimpin Asean sepakat membentuk sebuah pasar tunggal di kawasan Asia Tenggara pada akhir 2015. Pasar tunggal agar
daya
saing
Asean
meningkat serta bisa menyaingi Cina dan India untuk menarik investasi asing. Penanaman modal asing di wilayah ini sangat dibutuhkan untuk meningkatkan lapangan pekerjaan dan meningkatkan Pembentukan pasar tunggal yang diistilahkan dengan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) ini nantinya memungkinkan satu negara menjual barang dan jasa dengan mudah ke negara-negara lain di seluruh Asia Tenggara sehingga kompetisi akan semakin ketat. Bagi Indonesia sendiri, MEA akan menjadi kesempatan yang baik karena hambatan perdagangan cenderung
berkurang
bahkan
menjadi tidak ada. Hal tersebut akan berdampak pada
peningkatan eskpor
yang pada akhirnya akan meningkatkan GDP Indonesia. Di sisi lain, muncul tantangan baru bagi Indonesia berupa permasalahan
banyak
ke
lokal dalam bersaing dengan produk produk
luar
negri
yang
jauh
lebih
berkualitas. Integrasi perekonomian lewat masyarakat
ekonomi
ASEAN
(MEA) merupakan hal yang penting untuk menghadapi
tantangan
global.
Alasannya, negara-negara maju telah mengintegrasikan perekonomian menjadi satu
kelompok.
Sebut saja,
negara-
negara Eropa yang menyatu menjadi Uni Eropa (Zona Euro). Menerapkan pola yang
kesejahteraan.
akan
jumlah
Indonesia yang akan mengancam industri
Latar Belakang
dilakukan
dalam
homogenitas
komoditas
yang diperjualbelikan, contohnya untuk komoditas pertanian, karet, produk kayu, tekstil, dan barang elektronik. Dalam hal ini competition risk akan muncul dengan
sama, ASEAN diharapkan menjadi salah satu kekuatan ekonomi global. Apalagi, perekonomian global saat ini dihadapkan kebijakan Amerika Serikat (AS) serta pelemahan
ekonomi
China.
Dengan
penyatuan tersebut diharapkan ASEAN perekonomiannya akan menjadi kokoh. Hal itu menimbang populasi ASEAN yang begitu besar. Uraian bahwa
di
atas
hadirnya
Perusahaan
di
menunjukkan
MEA
membawa
Negara
Indonesia
menghadapi dua kondisi, yaitu ketatnya persaingan perekonomian
bisnis
dan
Negara-negara
kuatnya ASEAN.
Agar mampu berkompetisi, perusahaan dituntut untuk melakukan pengelolaan semua sumberdaya yang dimiliki secara efektif dan efisien, sehingga mampu mencapai kinerja yang paling optimal.
Jurnal Ekonomi dan Manajemen Vol.4 No.2 Oktober 2015
FE Universitas Budi Luhur ISSN: 2252-6226
Kinerja perusahaan yang harus dicapai
(DAR),total assets turnover (TATO),
antara lain kinerja keuangan. Kinerja
ukuran perusahaan, dan pertumbuhan
keuangan dapat diukur dari berbagai
pejualan.
aspek, namun secara umum, masyarakat
dependen adalah profit perusahaan
menilai
diukur dari earning per share (EPS).
bahwa
mencapai
perusahaan
kinerja
optimal
yang
Sedangkan
variable
adalah
perusahaan yang mampu memperoleh
Rumusan masalah
profit yang tinggi. Perlu dikaji lebih lanjut
a. Apakah secara parisal current
ratio
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
(CR), debt to assets ratio (DAR), total
profit perusahaan, baik faktor internal
assets
maupun faktor eksternal. Faktor internal
perusahaan,
antara
pejualan
lain
pengelolaan
asset,
pengelolaan hutang, pengelolaan equitas, strategi
penjualan,
eksternal
antara
perekonomian
sedangkan
lain
kondisi
global
dan
turnover
(TATO),
dan
pertumbuhan
berpengaruh
faktor
b. Apakah secara simultan current ratio
politik,
(CR), debt to assets ratio (DAR), total
faktor
assets
turnover
(TATO),
perusahaan,
dikaji faktor-faktor internal perusahaan
pejualan
yang
earning per share (EPS)?.
perusahaan.
terhadap
earning per share (EPS)?.
perbankan. Dalam penelitian ini akan dapat
ukuran
mempengaruhi
profit
Pembahasan
dalam
dan
ukuran
pertumbuhan
berpengaruh
terhadap
penelitian ini dibatasi pada:
Tujuan Penelitian
a. Perusahaan sebagai subjek penelitian
a. Untuk mengetahui pengaruh secara
adalah perusahaan
makanan dan
parsial current
minuman yang secara konsisten masih
assets
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
turnover (TATO), ukuran perusahaan,
dan menerbitkan laporan keuangan
dan pertumbuhan pejualan terhadap
tahunannya secara lengkap yang telah
earning per share (EPS).
diaudit selama periode 2010 - 2014. Data
laporan
keuangan
yang
ratio
ratio (CR), debt to (DAR),
total
assets
b. Untuk mengetahui pengaruh secara simultan current
digunakan yaitu neraca dan laporan
assets
laba-rugi.
turnover (TATO), ukuran perusahaan,
b. Faktor internal yang dilteliti sebagai adalah current
variable independen
ratio
(CR),
debt
to
assets
ratio
ratio
ratio (CR), debt to
(DAR),
total
assets
dan pertumbuhan penjualan terhadap
earning per share (EPS).
Jurnal Ekonomi dan Manajemen Vol.4 No.2 Oktober 2015
FE Universitas Budi Luhur ISSN: 2252-6226
B. TINJAUAN PUSTAKA
Pertumbuhan, Market Based (Penilaian
Landasan Teori
Pasar), Rasio Produktivitas.
Menurut laporan
Harahap
keuangan
(2013:105)
menggambarkan
kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Adapun jenis laporan keuangan yang lazim dikenal adalah:
Neraca,
Laporan
Laba/Rugi,
Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan Posisi
Keuangan.
(2014:10)
Menurut
Kasmir
umum
laporan
secara
keuangan bertujuan untuk memberikan informasi keuangan suatu perusahaan, baik pada saat tertentu maupun pada periode tertentu. Laporan keuangan juga dapat disusun secara mendadak sesuai kebutuhan perusahaan maupun secara berkala.
Jelasnya
adalah
laporan
keuangan mampu memberikan informasi keuangan kepada pihak dalam dan luar perusahaan yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan. Ada banyak rasio yang
dapat
keuangan
dihitung
yang
dapat
dari
laporan
memberikan
informasi bagi analis dan jenis-jenis rasio yang sering digunakan dalam bisnis, seperti yang telah dikemukakan oleh Harahap
(2015:301),
adapun
rasio
keuangan yang sering digunakan adalah: Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Rasio Profitabilitas/ Leverage,
Rentabilitas, Rasio
Aktivitas,
Rasio Rasio
a. Current ratio (CR) Menurut
Sartono
(2012:116)
rasio
likuiditas menunjukan kemampuan untuk membayar kewajiban finansial jangka pendek tepat pada waktunya. Likuiditas perusahaan
ditunjukkan
oleh
besar
kecilnya aktiva lancar yaitu aktiva yang mudah untuk diubah menjadi kas yang meliputi kas, surat berharga, piutang, persediaan. Current ratio atau disebut juga rasio lancar merupakan salah satu cara mengukur rasio likuiditas yaitu rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
membayar
kewajiban
jangka
pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih. Rasio lancar diukur dengan rumus aktiva lancar dibagi hutang lancar.
b. Debt to assets ratio (DAR) Rasio solvabilitas sering juga disebut rasio leverage, menurut Jumingan (2011:227), “Rasio
Leverage adalah rasio untuk
mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dari hutang. Dengan mengetahui leverage ratio akan dapat dinilai tentang posisi perusahaan terhadap seluruh kewajibannya kepada pihak lain, kemampuan
perusahaan
dalam
memenuhi kewajiban yang bersifat tetap, dan keseimbangan antara nilai aktiva tetap dengan modal. ”Debt to asset ratio
Jurnal Ekonomi dan Manajemen Vol.4 No.2 Oktober 2015
FE Universitas Budi Luhur ISSN: 2252-6226
(debt ratio) merupakan rasio yang dapat
aktiva aktiva, yang dirumuskan: ukuran
mengukur rasio leverage dengan rumus
perusahaan = Ln (total aktiva).
total hutang dibagi total asset. e. Pertumbuhan penjualan c. Total Assets Turnover (TATO)
Menurut Warren, Reeve dan Fees
Harahap (2015:308) menyatakan
(2006:300) dalam Farahmita (2006:300)
bahwa rasio aktivitas menggambarkan
“penjualan
aktivitas
dibebankan
dalam
yang
dilakukan
menjalankan
perusahaan
operasinya
adalah kepada
jumlah pelanggan
yang untuk
baik
barang dagang yang dijual, baik secara
dalam kegiatan penjualan, pembelian,
tunai maupun kredit”. Definisi penjualan
dan kegiatan lainnya. Rasio aktivitas
tersebut menekankan bahwa penjualan
dapat diukur dengan menggunakan Total
merupakan suatu proses pembebanan
Assets
ini
sejumlah biaya baik secara tunai maupun
aktiva
kredit kepada pelanggan atas barang atau
diukur dari volume penjualan, dengan
jasa yang didapatkannya. Pertumbuhan
kata lain seberapa jauh kemampuan
atas penjualan merupakan indikator dari
semua aktiva menciptakan penjualan.
penerimaan pasar atas produk atau jasa
Dengan demikian Total Assets Turnover
yang dihasilkan, dan pendapatan yang
(TATO)
dihasilkan dari penjualan tersebut dapat
Turnover(TATO).Rasio
menunjukkan
perputaran
diukur
dengan
total
rumus
total
penjualan dibagi total aktiva. Semakin
digunakan
tinggi rasio ini semakin baik. (Harahap,
pertumbuhan penjualan. Rumus yang
2015:309)
digunakan
ukuran perusahaan adalah tolak ukur perusahaan.
besar
Perusahaan
mengetahui
tingkat tingkat
(t) dikurang penjualan tahun sebelumnya
Sjahrial (2008:205), menyatakan bahwa menunjukkan
untuk
mengukur
pertumbuhan penjualan adalah penjualan
d. Ukuran perusahaan
yang
untuk
kecilnya
yang
(t-1) dibagi penjualan tahun sebelumnya (t-1).
sudah
mapan akan lebih mudah memperoleh modal di pasar modal. Ukuran perusahaan
f. Earning per share (EPS)
biasa diukur dengan menggunakan total
Harahap (2015:306) menyatakan earning
aktiva,
dari
per share adalah rasio yang menunjukkan
perusahaan tersebut. Dalam penelitian ini
berapa besar kemampuan per lembar
ukuran perusahaan menggunakan ln total
saham dalam menghasilkan laba. Menurut
penjualan
atau
modal
Syamsudin (2009:66) earning per share
Jurnal Ekonomi dan Manajemen Vol.4 No.2 Oktober 2015
adalah
FE Universitas Budi Luhur ISSN: 2252-6226
indikator
keberhasilan
rendahnya likuiditas perusahaan dapat
perusahaan. Rasio yang rendah berarti
mempengaruhi kebijakan dividen suatu
manajemen
untuk
perusahaan (Kasmir, 2009:129). Rasio
saham,
likuiditas yang dipakai dalam penelitian ini
belum
memuaskan
berhasil
pemegang
current
ratio.
sebaliknya dengan rasio yang tinggi,
adalah
kesejahteraan
memungkinkan kemampuan perusahaan
pemegang
saham
untuk
saham adalah jumlah keuntungan setelah
pendeknya dengan menggunakan aktiva
dipotong
yang
lancarnya. Posisi likuiditas dari suatu
tersedia bagi pemegang saham biasa
perusahaan merupakan faktor penting
adalah
dikurangi
yang harus dipertimbangkan sebelum
pajak, deviden, dan dikurangi hak-hak lain
mengambil keputusan untuk menetapkan
untuk pemegang saham prioritas. Laba
besarnya dividen yang akan dibayarkan
per lembar saham biasa dapat dihitung
kepada
dengan rumus : laba setelah pajak
Berdasarkan penjelasan di atas maka
dikurangi deviden saham preferen dibagi
dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin
jumlah saham biasa yang beredar.
tinggi tingkat likuiditas suatu perusahaan
jumlah
Keuntungan keuntungan
para
kewajuban
ini
meningkat. Keuntungan bagi pemegang pajak.
membayar
Rasio
pemegang
jangka
saham.
maka tingkat laba yang diterima investor Kerangka Pemikiran
juga semakin besar sehingga dapat ditarik
Untuk mendapatkan informasi yang aktual
kesimpulan bahwa current ratio memiliki
mengenai
earning
per
diperlukan
suatu
mengetahui
beberapa
share
analisis variabel
(EPS)
pengaruh yang positif terhadap earning
guna
per
yang
penggunaan
share.
Leverage utang
merupakan
untuk
membayai
berpengaruh terhadap pembagian atau
investasinya. Debt To Assets Ratio (DER)
pembayaran laba per lembar saham.
merupakan rasio yang digunakan untuk
Penelitian ini mengambil empat variabel
mengukur tingkat leverage (penggunaan
yang diduga mempengaruhi EPS antara
utang)
lain yaitu : current ratio, debt to assets
Perusahaan yang mempunyai leverage
ratio,
ukuran
tinggi semakin besar kewajiban yang
perusahaan dan pertumbuhan penjualan.
dimiliki perusahaan, sehingga berdampak
Likuiditas
pada
total
asset
turnover,
merupakan
menggambarkan
rasio
yang
kemampuan
dalam
pembagian
dikarenakan
laba
dividen yang
aktiva.
lebih
kecil
diperoleh
perusahaan dalam memenuhi kewajiban
digunakan
jangka
Dengan terjadinya hal tersebut investor
pendek.
Sehingga
tinggi
untuk
membiayai
menutupikewajiban.
Jurnal Ekonomi dan Manajemen Vol.4 No.2 Oktober 2015
FE Universitas Budi Luhur ISSN: 2252-6226
dapat menganalisa kewajiban perusahaan
pemegang saham juga tinggi. Dengan
untuk memperkirakan pendapatan dari
demikian
investasi berupa laba dimasa mendatang.
berpengaruh positif terhadap earning per
Peningkatan hutang akan mempengaruhi
share.
besar kecilnya laba bersih yang tersedia
mencerminkan manifestasi keberhasilan
bagi para pemegang saham termasuk
investasi periode masa lalu dan dapat
laba yang diterima karena kewajiban
dijadikan sebagai prediksi pertumbuhan
untuk
masa
membayar
hutang
lebih
ukuran
perusahaan
Pertumbuhan
yang
akan
penjualan
datang.
diutamakan daripada pembagian laba.
pertumbuhan
Total asset turnover (TATO) merupakan
persentasi kenaikan penjualan tahun ini
rasio antara jumlah aktiva yang digunakan
dibanding dengan tahun lalu. Semakin
dengan jumlah penjualan yang diperoleh
tinggi rasio ini maka akan semakin baik
selama
karena
periode
tertentu.
Rasio
ini
merupakan ukuran seberapa jauh aktiva
penjualan
Rasio
menunjukkan
memungkinkan
perusahaan
memperoleh laba yang lebih besar.
yang telah dipergunakan dalam kegiatan atau menunjukkan berapa kali aktiva berputardalam periode tertentu. Semakin besar TATO akan semakin baik karena seluruh aktiva yang digunakan untuk menunjang kegiatan penjualan, tentunya juga akan menaikkan laba perusahaan, akhirnya laba yang dibagikan perusahaan meningkat pula. Dengan demikian maka kenaikan atau penurunan total asset
turnover pengaruh
(TATO) terhadap
akan
mempunyai
kenaikan
atau
penurunan pembagian laba per saham. Ukuran perusahaan menunjukkan besar kecilnya perusahaan, merupakan faktor penting dalam pembentukan laba. Perusahaan yang besar relatif telah dapat mencapai tahap kedewasaan sehingga lebih stabil dalam menghasilkan laba yang lebih besar, dan laba yang tersedia bagi
Hipotesis penelitian
Current ratio memungkinkan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajuban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya. Posisi likuiditas dari suatu penting
perusahaan yang
merupakan
harus
faktor
dipertimbangkan
sebelum mengambil keputusan untuk menetapkan besarnya dividen yang akan dibayarkan
kepada
para
pemegang
saham. Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin tinggi tingkat likuiditas suatu perusahaan maka tingkat laba yang diterima investor juga semakin besar sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa
current ratio memiliki pengaruh yang positif terhadap earning per share. H1 : Current ratio berpengaruh terhadap earning per share.
Jurnal Ekonomi dan Manajemen Vol.4 No.2 Oktober 2015
Debt To Assets
FE Universitas Budi Luhur ISSN: 2252-6226
Ratio
(DER)
penjualan, tentunya juga akan menaikkan
merupakan rasio yang digunakan untuk
laba perusahaan, akhirnya laba yang
mengukur tingkat leverage (penggunaan
dibagikan perusahaan meningkat pula.
utang)
aktiva.
Dengan demikian maka kenaikan atau
Perusahaan yang mempunyai leverage
penurunan total asset turnover (TATO)
tinggi semakin besar kewajiban yang
akan
dimiliki perusahaan, sehingga berdampak
kenaikan atau penurunan pembagian laba
pada
per saham.
dalam
membiayai
pembagian
dikarenakan digunakan
dividen
laba untuk
lebih
yang
kecil
diperoleh
menutupikewajiban.
mempunyai
pengaruh
terhadap
H3 : Total Assets Turnover berpengaruh terhadap earning per
Dengan terjadinya hal tersebut investor
share.
dapat menganalisa kewajiban perusahaan
Ukuran perusahaan menunjukkan besar
untuk memperkirakan pendapatan dari
kecilnya perusahaan, merupakan faktor
investasi berupa laba dimasa mendatang.
penting
Peningkatan hutang akan mempengaruhi
Perusahaan yang besar relatif telah dapat
besar kecilnya laba bersih yang tersedia
mencapai tahap kedewasaan sehingga
bagi para pemegang saham termasuk
lebih stabil dalam menghasilkan laba yang
laba yang diterima karena kewajiban
lebih besar, dan laba yang tersedia bagi
untuk
pemegang saham juga tinggi. Dengan
membayar
hutang
lebih
diutamakan daripada pembagian laba. H2
:
Debt
to
assets
ratio
demikian share.
share.
H4
asset
turnover
(TATO)
pembentukan
ukuran
laba.
perusahaan
berpengaruh positif terhadap earning per
berpengaruh terhadap earning per
Total
dalam
:
Ukuran
perusahaan
berpengaruh terhadap earning per
merupakan rasio antara jumlah aktiva
share.
yang digunakan dengan jumlah penjualan
mencerminkan manifestasi keberhasilan
yang diperoleh selama periode tertentu.
investasi periode masa lalu dan dapat
Rasio ini merupakan ukuran seberapa
dijadikan sebagai prediksi pertumbuhan
jauh aktiva yang telah dipergunakan
masa
dalam kegiatan atau menunjukkan berapa
pertumbuhan
kali
periode
persentasi kenaikan penjualan tahun ini
tertentu. Semakin besar TATO akan
dibanding dengan tahun lalu. Semakin
semakin baik karena seluruh aktiva yang
tinggi rasio ini maka akan semakin baik
digunakan untuk menunjang kegiatan
karena
aktiva
berputardalam
Pertumbuhan
yang
akan
penjualan
datang.
penjualan
memungkinkan
Rasio
menunjukkan
perusahaan
Jurnal Ekonomi dan Manajemen Vol.4 No.2 Oktober 2015
memperoleh
laba
yang
FE Universitas Budi Luhur ISSN: 2252-6226
lebih
besar
sehingga akan mempengaruhi earning per
share. H5 Pertumbuhan pejualan berpengaruh terhadap earning per share. H6 Secara simultancurrent ratio,
debt to assets ratio, Total Assets Turnover, ukuran perusahaan, dan pertumbuhan pejualan berpengaruh terhadap earning per share. C. METODE PENELITIAN Penelitian
ini
menggunakan
sekunder yang bersumber dari keuangan
pada
data laporan
masing-masing
perusahaan sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dipublikasikan untuk tahun 2010 – 2014. Variabel penelitian terdiri dari variabel current ratio (X1),
debt to assets ratio (X2), total assets turnover (X3), ukuran perusahaan (X4), pertumbuhan penjualan (X5) dan earning
per share (Y). Penulis menggunakan teknik purposive
sampling sebagai teknik pengambilan sampel yang berpedoman pada kriteria pemilihan dapat
yang
ditentukan
memberikan
sehingga
informasi
yang
diinginkan. Tabel 1 Matriks Kriteria Pemilihan Sampel
Sumber: Data yang diolah
Jurnal Ekonomi dan Manajemen Vol.4 No.2 Oktober 2015
Perusahaan
yang
penelitianadalah
FE Universitas Budi Luhur ISSN: 2252-6226
dijadikan PT
sampel
Laut Tbk, PT Siantar Top Tbk, PT Ultra
Wira
Jaya Milk Industry and Trading Company
Akasha
International Tbk, PT Tiga Pilar Sejahtera
Tbk, PT Cahaya Kalbar Tbk.
Food Tbk,
PT Delta Djakarta Tbk,
PT
Analisis
data
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk,
PT
menggunakan
dalam
penelitian
analisis
regresi
Indofood Sukses Makmur Tbk, PT Prasidha
berganda.
Aneka Niaga Tbk,
dalam penelitian ini yaitu:
PT Mayora Indah PT
Nippon Indosari Corpindo Tbk, PT Sekar
Persamaan
yang
ini linier
digunakan
Y= a + B1X1 + B2X2 + B3X3 + B4X4 + B5X5 +e e = error (variabel lain yang mempengaruhi
Keterangan: Y= Earning per Share
Y)
A = Konstanta
Pengolahan
data
B1, B2, B3, B4, B5 = Koefisien regresi
menggunakan program Statistical Package
masing-masing variabel (nilai arah sebagai
for the Social Science (SPSS) Versi 19.0,
penentu
prediksi yang menunjukkan
dan Microsoft Excel for Windows 2013.Uji
nilai peningkatan (+) atau penurunan (-)
asumsi klasik diperlukan karena model
variabel Y
regresi berganda dapat digunakan bila data
X1 = Current Ratio(CR)
yang ada di lapangan memenuhi asumsi
X2 = Debt to Assets Ratio(DAR)
normalitas data dan terbebas dari asumsi-
X3 =Total Assets Turnover (TATO)
asumsi
X4 = Ukuran Perusahaan
autokorelasi dan heteroskedatisitas.
klasik,
dalam
yaitu
penelitian
multikolonearitas,
X5 =Pertumbuhan Penjualan Operasional Variabel
Operasional variabel
Variabel dalam penelitian iini terdiri dari lima
variabel
bebas
atau
variabel
independen, yaitu Current Ratio, Debt to
Assets Ratio, dan Total Assets Turnover, Ukuran
Perusahaan
dan
Pertumbuhan
Penjualan serta satu variabel terikat atau variabel dependen yaitu Earning per Share. Berikut ini disajikan operasional variabel. Tabel 2
ini
Jurnal Ekonomi dan Manajemen Vol.4 No.2 Oktober 2015
FE Universitas Budi Luhur ISSN: 2252-6226
windows dengan analisis regresi berganda menggunakan metode stepwise, diperoleh
D. HASIL PENELITIAN Berdasarkan
hasil
uji
(normalitas
residual,
asumsi
klasik
output data pada tabel 3 sebagai berikut:
multikolinieritas,
autokorelasi, dan heteroskedastisitas) data dapat digunakan pada model regresi.
Tabel 3 Variables
4.1. Variabel penelitian Hasil pengolahan data variabel menggunakan program SPSS 19.0 for
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini terdiri dari uji parsial dan uji simultan. a. Uji Parsial (Uji t) Uji parsial untuk menguji pengaruh masingmasing
variabel
independen
terhadap
variabel dependen dengan menggunakan uji
t.
Dalam
pengujian
ini
penulis
menggunakan tingkat signifikansi 0.05. Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat bahwa dengan
metode
stepwise,
variabel
independen yang memiliki pengaruh secara signifikan terhadap Earning Per Share adalah Current ratiodan ukuran perusahaan sedangkan variabel independen yang tidak berpengaruh secara signifikan adalah Debt
to Assets Ratio, Total Assets Turnover dan pertumbuhan penjualan. 4.2 Hasil Pengujian Hipotesis Tabel 4 Uji Parsial (Uji t)
Pengujian
uji
t
berdasarkan
tingkat
signifikansi : -
Jika signifikansi > 0.05 maka H0
diterima dan Ha ditolak. -
Jika signifikansi < 0.05 maka H0
ditolak dan Ha diterima. Hipotesis : H1: secara parisal diduga current
ratio
berpengaruh terhadap earning per share. H4: secara parisal ukuran perusahaan berpengaruh terhadap earning per share.
Jurnal Ekonomi dan Manajemen Vol.4 No.2 Oktober 2015
FE Universitas Budi Luhur ISSN: 2252-6226
H2
: Ada pengaruh Debt to Assets Ratio
terhadap Earning Per Share
a. Dependent Variable: LN_EPS Sumber: Output SPSS 19.0
H3
Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa nilai
: secara parisal Total Assets Turnover
berpengaruh terhadap earning per share.
signifikansi dari variabel Current Ratio
H5
: Ada pengaruh pertumbuhan
sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 (0,000 <
penjualan terhadap Earning Per Share
0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan
Berdasarkan tabel 5, nilai signifikansi dari
bahwa H0 ditolak dan H1 diterima, sehingga
variabel Debt to Assets Ratio sebesar 0,423
secara parsial ada pengaruh yang signifikan
lebih besar dari 0,05 (0,423> 0,05). Dengan
antara Current Ratio terhadap Earning Per
demikian dapat disimpulkan bahwa H0
Share.
diterima dan H2 ditolak, sehingga secara Nilai signifikansi dari variabel Ukuran
parsial tidak ada pengaruh yang signifikan
Perusahaan sebesar 0,004 lebih kecil dari
antara Debt to Assets Ratio terhadap
0,05 (0,004< 0,05). Dengan demikian
Earning Per Share. Nilai signifikansi dari variabel Total
dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H4 ada
Assets Turnover sebesar 0,147 lebih besar
pengaruh yang signifikanantara Ukuran
dari 0,05 (0,147> 0,05). Dengan demikian
Perusahaan terhadap Earning Per Share.
dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan
diterima,
sehingga
secara
parsial
Tabel 5
H3 ditolak, sehingga secara parsial tidak
Variabel Yang Tidak Signifikan
ada pengaruh yang signifikan antara Total
Assets Turnover terhadap Earning Per Share. Nilai
signifikansi
dari
variabel
Pertumbuhan Penjualan sebesar 0,574 lebih besar dari 0,05 (0,574> 0,05). Dengan
Jurnal Ekonomi dan Manajemen Vol.4 No.2 Oktober 2015
FE Universitas Budi Luhur ISSN: 2252-6226
demikian dapat disimpulkan bahwa
H0
diterima dan H5 ditolak, sehingga secara parsial tidak ada pengaruh yang signifikan antara
Pertumbuhan
Penjualanterhadap
Earning Per Share. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian b. Uji Simultan (Uji F) Uji F digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh beberapa variabel independen terhadap variabel dependen. Dalam pengujian ini penulis menggunakan tingkat signifikansi 0.05. pengujian uji F berdasarkan tingkat signifikansi: - Jika
signifikansi
>
0.05
maka
H0
Berdasarkan tabel 6 diketahui bahwa nilai Sig. F sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H6 diterima, sehingga secara simultan current
ratio, debt to assets ratio, total assets turnover, on equity, ukuran perusahaan, dan pertumbuhan pejualan
diterima. - Jika signifikansi < 0.05 maka H0 ditolak. H0 : secara simultan current ratio, debt to
terhadap earning per share. .3 Koefisien Determinasi Analisis koefisien determinasi (R2)
assets ratio , total assets turnover, ukuran
perusahaan,
dan
pertumbuhan pejualan berpengaruh terhadap earning per share. H6 : secara simultan current ratio, debt to assets ratio, total assets turnover, ukuran perusahaan, dan pertumbuhan pejualan berpengaruh terhadap earning per share. Tabel 6 ANOVA
berpengaruh
digunakan untuk mengetahui seberapa besar prosentase sumbangan pengaruh variabel
independen
terhadap
variabel
dependen. Tabel 7 Hasil Pengujian Koefisien Determinasi
Jurnal Ekonomi dan Manajemen Vol.4 No.2 Oktober 2015
FE Universitas Budi Luhur ISSN: 2252-6226
Berdasarkan hasil tabel 7 maka dapat
16,462
diketahui hasil Adjusted R Square yaitu
perusahaan
sebesar 0,681 atau sebesar 68,1% yang
sebesar
artinya dari perubahan Earning Per Share
memiliki
dapat dijelaskan oleh variabel independen
hutang jangka pendek dan aktiva.
sebesar 68,1% dan sisanya sebesar 31,9%
2.
satuan.
Dengan
akan
16,462
menderita
satuan
kemampuan
Koefisien
regresi
demikian rugi
bila
tidak
membayar
variabel
X1_CR
dijelaskan oleh variabel lain seperti struktur
bernilai 3,657 artinya jika Ukuran
aktiva, suku bunga, tingkat inflasi dan lain-
Perusahaan tetap dan Current Ratio
lain.
mengalami kenaikan sebesar 1 satuan,
4.4
Persamaan
Regresi
Liniear
Berganda
maka
Earning
per
Share
akan
mengalami kenaikan sebesar 3,657
Analsis regresi liniear berganda
satuan. Bila Current Ratio mengalami
merupakan teknik analsis regresi yang
penurunan sebesar 1 satuan maka
dapat digunakan untuk menguji pengaruh
Earning per Shareakan mengalami
beberapa variabel independen terhadap
penurunan
suatu variabel dependen.
Dengan
Berdasarkan
tabel
4
maka
dapat
sebesar
demikian
kemampuan
3,657 semakin
perusahaan
besar
membayar
disimpulkan bahwa koefisien regresi antara
hutang
Earning Per Share (Y) dipengaruhi oleh
perusahaan dapat membayar hutang
variabel Current Ratio (X1) dan variabel
tepat waktu sehingga tidak beresiko
Ukuran
menambah beban bunga, dan tidak
Perusahaan
(X4),
dengan
jangka
satuan.
pendek
mengurangi
persamaan regresi liniear berganda sebagai
akan
berikut :
perusahaan.Hal ini senada dengan hasil penelitian
Hanafiah
laba
maka
(2014)
usaha yang
menunjukkan bahwa secara parsial Persamaan regresi liniear berganda, maka
variabel Current Ratio berpengaruh
dapat
terhadap Earning Per Share pada
diinterpretasikan
untuk
masing-
masing variabel sebagai berikut: 1.
Konstanta
bernilai
-18,462
Perusahaan Industri Barang Konsumsi artinya
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
apabila Current Ratio (CR) dan Ukuran
periode 2009-2012”.
Perusahaan) bernilai 0 maka Earning
3. Koefisien
Per Share (EPS) nilainya sebesar -
X4_Ukuran
regresi Perusahaan
variabel bernilai
Jurnal Ekonomi dan Manajemen Vol.4 No.2 Oktober 2015
FE Universitas Budi Luhur ISSN: 2252-6226
0,310 artinya jika Current Ratio tetap
dan
mengalami satuan,
ratio (CR),
Perusahaan
debt to assets ratio (DAR), total
sebesar
assets
kenaikan
Earning
maka
Shareakan sebesar
Ukuran
b. Secara simultan,current
mengalami
0,310satuan.
1
per
kenaikan Sebaliknya
turnover
perusahaan, pejualan
(TATO),
dan
ukuran
pertumbuhan
berpengaruh
terhadap
earning per share (EPS).
bila Ukuran Perusahaan mengalami
5.2 Saran
penurunan sebesar 1 satuan maka
Perusahaan
Earning per Shareakan mengalami
makanan
penurunan sebesar 0,310 satuan.
meningkatkan
Dengan
setiap
hutang
dapat
aktivanya agar dapat memaksimalkan laba
demikian
penambahan
aktiva
meningkatkan perusahaan
kemampuan meningkatkan
manufaktur dan
jangka
usaha.
Dengan
sub
sektor
minuman
sebaiknya
kemampuan
membayar
pendek
dan
demikian
perusahaan
laba
memiliki
usaha.Hal ini sesuai dengan hasil
sebagian
penelitian Christera dkk (2014) yang
pemegang
menunjukan bahwa Company Size
selanjutnya sebaiknya dapat menambah
berpengaruh
variabel dan sampel penelitian sehingga
signifikan
terhadap
kemampuan
pemilikan
keuntungan saham.
membagikan kepada Para
Earning Per Share pada PT. Unilever
hasilnya akan lebih sempurna
Indonesia Tbk. Periode 1999-2013.
DAFTAR PUSTAKA
Kritis Atas Laporan Keuangan.
5.1 Simpulan Berdasarkan analisis hasil penelitian, a. Secara parisal, current ratio (CR) dan perusahaan
berpengaruh
earning per share (EPS),
sedangkan variabel debt to assets
ratio (DAR), total assets turnover (TATO), dan pertumbuhan pejualan tidak berpengaruh terhadap earning
per share (EPS).
Jakarta : Raja Grafindo Persada Kasmir . 2014. Analisis Laporan Keuangan.
dapat disimpulkan bahwa :
terhadap
peneliti
Harahap,Sofyan Syafri. 2013. Analitis
5 PENUTUP
ukuran
para
Jakarta. Raja Grafindo Persada. Sartono, Agus . 2012. Manajemen
Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi Keempat. Yogyakarta. BPFE Jumingan. 2011. Analisis Laporan
Keuangan. Yogyakarta : Liberty Sjahrial, Dermawan. 2012. Pengantar
Manajemen Keuangan. Edisi
Jurnal Ekonomi dan Manajemen Vol.4 No.2 Oktober 2015
FE Universitas Budi Luhur ISSN: 2252-6226
Keempat, Jakarta : Mitra Wacana
Pengantar Akuntansi, Buku satu,
Media.
Edisi dua puluh satu, Salemba
Syamsudin, Lukman. 2009. Manajemen Keuangan Perusahaan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Warren, Reeve, dan Fess. 2006. Alih Bahasa olehFarahmita, Accounting-
Empat, Jakarta