Akuntabilitas Implementasi Standar... (Arina Listiyaningrum) 304
AKUNTABILITAS IMPLEMENTASI STANDAR PROSES, STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN, DAN STANDAR PENILAIAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI PURWOBINANGUN KABUPATEN SLEMAN ACCOUNTING OF STANDARD OF PROCESS , STANDARD OF EDUCATOR AND EDUCATION PERSONEL , AND STANDARD OF VALUATION IN PURWOBINANGUN PUBLIC ELEMETERY SCHOOL SLEMAN REGENCY Oleh: Arina listiyaningrum (12110241029), Jurusan Filsafat dan Sosiologi Pendidikan, Program Studi Kebijakan Pendidikan,Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta,
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan dan mengkaji tentang akuntabilitas implementasi standar proses, standar pendidik dan tenaga kependidikan, dan standar penilaian di Sekolah Dasar Negeri Purwobinangun Kabupaten Sleman. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Subyek dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, guru, staf TU, siswa, dan orang tua/ wali murid. Data dikumpulkan melalui metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data dianalisis dengan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Uji keabsahan data dilakukan dengan cara triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa akuntabilitas implementasi standar proses, standar pendidik dan tenaga kependidikan, dan standar penilaian di Sekolah Dasar Negeri Purwobinangun Kabupaten Sleman adalah 1)standar proses dilaksanakan dalam tahapan perencanaan yaitu berkaitan dengan perancangan silabus dan RPP. Tahapan pelaksanaan berkaitan dengan proses pembelajaran di sekolah. 2) standar pendidik dan tenaga kependidikan berkaitan dengan jumlah dan kualifikasinya. Secara kualifikasi, dari 13 pendidik yang tidak linier dengan jalur keprofesionalannya sebanyak 2 (dua) pendidik, selain itu semua sudah memenuhi ketentuan kualifikasi. Sedangkan mengenai jumlah, kurang pada tenaga kependidikannya yaitu konselor, pustakawan, dan laboran. 3) standar penilaian mengacu pada ketetapan BNSP yaitu dengan sistem standar atau KKM. Sekolah ini menetapkan KKM menyesuaikan dengan kondisi siswa dan sekolah. Selain itu, sekolah juga merancang aplikasi penilaian berbasis IT yang sangat mempermudah pekerjaan pendidik dalam menilai hasil belajar peserta didik. Kata kunci: Akuntabilitas, standar proses, standar pendidik, standar penilaian Abstract This research as a purpose to describe and observe about accounting of standard of process, standard of educator and education personel and standard of valuation in Purwobinangun Public Elementary School Sleman Regency. This research use a qualitative and descriptive approximation method. The subjects of this study are headmaster, teacher, staff of finance, student, and parents / guardian of students. Data collected through observation method, interview, and documentation. Data analyzed by the reduction of data, presentation of data, and withdrawal of the conclusion. The authenticity of data to do with triangulates the source and triangulation techniques. The results of research showed that accounting of standard of process, standard of educator education personel and standard of valuation in Purwobinangun Public Elementary School Sleman Regency is 1) the standard of process done in the planning phase that related to the design of the syllabus and RPP 2) standard of educator and … be related to the quantity and qualifications. In qualifying from 13 educators who is not linear in their knack as much as two educators. Besides that was all comply with the qualifications. As for the quantity counselor, librarian, laboratory assistent 3) standard of valuation refers to the provisions BNSP eith standard system or KKM. The school is set KKM accord of the students and schools. Furthermore that school is also designing an application assessment based on IT that greatly simplify the work of teachers in assessing the result of their students. Keyword: Accounting, Standard Of Process , Standard Of Educator, Standard Of Valuation
305 Jurnal Kebijakan Pendidikan Edisi 3 Vol. V Tahun 2016
sistem akuntabilitas di daerah. Peneliti Senior
PENDAHULUAN Era reformasi melahirkan sistem terbuka
Puslit
Kependudukan
Lembaga
Ilmu
dimana seluruh lapisan masyarakat baik dari
Pengetahuan Indonesia Titik Handayani (Dalam
kalangan bawah, menengah, maupun atas dapat
Republika.co.id., 2015) menjelaskan, hampir 75
memberikan
dalam
persen tenaga kerja Indonesia hanya sekolah
proses pemerintahan. Sistem ini dikenal dengan
sampai Sekolah Dasar dengan lebih dari 90
good governance.
persennya
suara
sebebas-bebasnya
Akibatnya, pemerintah
terkategori
tidak
memiliki
dituntut untuk memperbaiki kinerjanya dengan
keterampilan khusus. Nilai tersebut menjadikan
memberikan pelayanan yang lebih baik. Sebagai
Indonesia di bawah Fhilipina dalam hal tingkat
tindak lanjut dari good governance yang
pendidikan angkatan kerja. Menurutnya, rendah
diterapkan
dan tak terampilnya tenaga kerja Indonesia
dalam
pemerintahan,
maka
diterbitkan Inpres No. 7 tahun 1999 tentang
berpengaruh
pada
Akuntabilitas
produktivitas.
Produktivitas
Kinerja
Instansi
Pemerintah.
minimnya
tingkat
tenaga
kerja
Inpres ini menginstruksikan bahwa setiap akhir
Indonesia hanya 10,3 persen dari produktivitas
tahun
wajib
Singapura. Jauh di bawah tingkat produktivitas
Kinerja
tenaga kerja Malaysia sebanyak 36,2 persen,
seluruh
menerbitkan
instansi
Laporan
pemerintah
Akuntabilitas
(LAK) sebagai laporan pertanggungjawaban.
serta Thailand 16,7 persen.
Elliot dalam Agus Wibowo (2013: 46-47)
Kenyataan di atas menujukkan bahwa
memberikan pengertian bahwa akuntabilitas itu
pendidikan
merupakan
kesejahteraan masyarakat dan mengembangkan
kewajiban
untuk
memberikan
belum
sumber
kinerja seseorang atau badan hukum/pimpinan
permasalahan tersebut perlu adanya peningkatan
suatu pihak lain yang memiliki hak atau
kualitas beserta akuntabilitas pendidikan yang
kewenangan untuk meminta keterangan atau
memadai dalam rangka pembangunan bangsa.
pertanggungjawaban.Lembaga
pendidikan
Menyadari
termasuk ke dalam lembaga yang menggunakan
pemerintah
sistem akuntabilitas dalam menjalankan proses
meningkatkan mutu pendidikan. Salah satu
pendidikan. McAdam et al. (2003) dalam Yahya
tindakan nyata
Sudarya
2)
menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 19
mengemukanan bahwa pelajaran berharga dari
tahun 2005 Bab 1 Pasal 1 Ayat 5 Junto Peraturan
penerapan sistem akuntabilitas tersebut terletak
PemerintahNomor
pada upaya dinas pendidikan di tingkat daerah
Standar Nasional Pendidikan. Standar Nasional
(dinas
maupun
Pendidikan adalah kriteria minimal tentang
mengartikulasikan,
sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum
mengembangkan, menerapkan dan mengevaluasi
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
Tatang
pendidikan
kabupaten/kota)
dalam
Suratno
provinsi
(2010:
manusia.
memberikan
pertanggungjawaban, menjawab, menerangkan
dan
daya
dapat
akan
Untuk
pentingnya
senantiasa
mengatasi
pendidikan,
berupaya
untuk
pemerintah adalah dengan
32
tahun
2013
tentang
Akuntabilitas Implementasi Standar... (Arina Listiyaningrum) 306
terbagi ke dalam 8 (delapan) standar, antara lain
sekolah
standar isi, standar proses, standar kompetensi
kinerjanya jika mengabaikan pengukuran kinerja
lulusan,
dan
belajar peserta didik. Inilah kiranya yang
kependidikan, standar sarana dan prasarana,
menjadi aspek yang paling bernilai tersebut.
standar pembiayaan, dan standar penilaian.
Selain
Standar Nasional Pendidikan digunakan sebagai
organisasi bisnis yang mengukur berbagai aspek
acuan
untuk
dari kinerja organisasinya dalam mendukung
mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Selain
pertumbuhan bisnisnya. Hal demikian juga
itu, untuk penjamin dan pengendalian mutu
terjadi pada sekolah dimana berbagai komponen,
pendidikan sesuai dengan Standar Nasional
walaupun tidak semuanyadapat dijawab dengan
Pendidikan dilakukan evaluasi, akreditasi, dan
pasti oleh sekolah, diukur dalam kaitannya
sertifikasi. Meskipun telah dilakukan berbagai
apakah komponen tersebut memacu kinerja dasar
upaya untuk mencapai tujuan Standar Nasional
sekolah, yaitu apakah peserta didik belajar?.
Pendidikan dengan sebaik-baiknya, namun pada
Yahya Sudarya, Tatang Suratno (2010: 5-6)
standar
tenaga
pengembangan
pendidik
kurikulum
dapat
itu,
mempertanggungjawabkan
sebagai
perbandingan,
banyak
kenyataannya implementasi kebijakan Standar
Dapat disimpulkan bahwa proses dan
Nasional Pendidikan belum berjalan dengan
kinerja belajar peserta didik, menjadi unsur
maksimal.
utama yang mendasari karakteristik dari sistem
Seperti
permasalahan
standar
pendidik dan tenaga kependidikan yang belum
akuntabilitas
profesional. Dijelaskan oleh Lufri (2008) “Guru
kualitas pendidik dan tenaga kependidikan yang
kurang berpengalaman dalam pekerjaannya,
kompeten.
rendahnya komitmen profesional guru dan etos
sekolah dalam menjalankan fungsinya perlu
kerjanya serta pengontrolan yang lemah dari
adanya penilaian belajar peserta didik yang
pimpinan, minat baca yang rendah untuk
kemudian dari hasil penilaian tersebut dapat
mengembangkan diri, budaya mental dalam
diketahui
belajar yang hanya berorientasi pada ijazah dan
mempermudah dalam proses perbaikan sekolah
pangkat, suka mengambil jalan pintas untuk
dan peningkatan mutu sekolah.
menyelesaikan
sesuatu,
misalnya
menyalin
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)yang sudah ada tanpa menyesuaikan dengan kondisi sekolah
tempat
dia bekerja, ini
semua
mempengaruhi kualitas pembelajaran di kelas”.
pendidikan,
Untuk
ujung
didukung
mengukur
dengan
keberhasilan
permasalahan
sehingga
METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
yang bersifat
deskriptif.
Melalui
Sistem pendidikan dan sekolah pada
pendekatan ini data yang dihasilkan berupa kata-
dasarnya bertujuan untuk mendidik peserta didik.
kata tertulis atau lisan untuk mendeskripsikan
Aktivitas inti dari sekolah adalah pengajaran dan
secara sistematis data yang diperoleh di lapangan
pembelajaran. Isu utamanya adalah bagaimana
mengenai Akuntabilitas Implementasi Standar
307 Jurnal Kebijakan Pendidikan Edisi 3 Vol. V Tahun 2016
Proses,
Standar
Pendidik
dan
Tenaga
instrumen utama penelitian kualitatif adalah
Kependidikan, dan Standar Penilaian di SD
peneliti itu sendiri sebagai ujung tombak
Negeri Purwobinangun Kabupaten Sleman.
pengumpulan
data.
Peneliti
terjun
secara
langsung ke lapangan untuk mengumpulkan sejumlah informasi yang dibutuhkan dengan
Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri
terlebih
dahulu
sudah
memiliki
beberapa
Purwobinangun Yogyakarta yang beralamat di
pedoman yang akan dijadikan alat bantu
Jalan Ukrim, Kalasan, Kabupaten Sleman,
mengumpulkan data. Metode pengumpulan data
Daerah Istimewa Yogyakarta 55571, Indonesia.
yang digunakan dalam penelian ini adalah
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret
observasi,
2016 sampai bulan Mei 2016.
Observasi dilakukan menggunakan pedoman
dokumentasi,
dan
wawancara.
observasi yang berisi proses implementsi standar proses,
Subjek Penelitian Subjek
pada
penelitian
ini
Kepala
standar
pendidik
dan
tenaga
kependidikan, dan standar penilaiandi SD Negeri
Sekolah, guru, staf, siswa, dan orang tua/wali SD
Purwobinangun
Negeri
Sleman.
difokuskan pada 3 standar yaitu standar proses,
Teknik pemilihan subyek, untuk Kepala Sekolah,
standar pendidik dan tenaga kependidikan, dan
guru dan staf karena tidak lebih dari 100 maka
standar
diambil keseluruhan. Untuk siswa dan orang tua
dengang menggunakan pedoman dokumentasi
di pilih secara acak.
yang berisi data dokumen yang berhubungan
Purwobinangun
Kabupaten
penilaian.
tujuan
penelitian.
Sleman
Dokumentasi
Wawancara
yang
dilakukan
dilakukan
menggunakan pedoman wawancara. Wawancara
Prosedur Penelitian kualitatif
Kabupaten
yang
ini
merupakan
bersifat
penelitian
kepada
pihak
terkait
untuk
Data
mendapatkan informasi tentang implemetasi
dikumpulkan melalui observasi, dokumentasi,
standar proses, standar pendidik dan tenaga
dan wawancara berdasarkan pedoman observasi,
kependidikan, dan standar penilaian di SD
pedoman
Negeri Purwobinangun Kabupaten Sleman.
wawancara,
deskriptif.
dilakukan
dan
pedoman
dokumentasi. Teknik Analisis Data Data, Instrumen, dan Teknik Pengumpulan Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan sejak sebelum
Data dalam penelitian ini merupakan data
memasuki lapangan, selama di lapangan, dan
kualitatif yaitu dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat
setelah di lapangan. Sebelum di lapangan
dan gambar.Instrumen penelitian kualitatif adalah
dilakukan analisis data terhadap hasil studi
“human instrument” atau manusia sebagai
pendahuluan, atau data sekunder yang akan
informan maupun yang mencari data dan
digunakan untuk menentukan fokus penelitian.
Akuntabilitas Implementasi Standar... (Arina Listiyaningrum) 308
Analisis selama di lapangan
menggunakan
peserta didik untuk berpartisiasi aktif, serta
model Miles and Huberman yang terdiri dari
kesempatan
mengasah
kreativitas,
dan
reduksi data atau pemilihan data, penyajian data,
kemandirian sesuai dengan bakat minat, dan
dan verifikasi
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Proses pembelajaran harus fleksibel,
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
bervariasi, dan memenuhi standar. Standar yang
Di Sekolah Dasar Negeri Purwobinangun
dimaksud adalah sesuai dengan indikator yang
standar proses, standar pendidik dan tenaga
sudah ditetapkan oleh pemerintah terkait dengan
kependi dikan, dan standar penilaiansangat di
pelaksanaan
tekankan. Keterbatasan sarana dan prasarana
sekolah. Indikator tersebut yaitu:
yang ada, pendidik tetap mampu melaksanakan proses
pembelajaran
dengan
sangat
standar
proses
pendidikan
di
Pertama, berkaitan dengan silabus dan
baik.
RPP. Standar Proses Pendidikan Sekolah Dasar
Dibuktikan dari prestasi cemerlang yang diraih
Negeri Purwobinangun dapat diimplementasikan
oleh sekolah ini. Salah satunya adalah mendapat
melalui
peringkat pertama nilai Ujian Nasional tertinggi
Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para
tingkat kabuaten Sleman pada tahun 2012 dan
guru baik secara mandiri atau berkelompok yaitu
dapat mempertahankannya sampai sekarang.
melalui kegiatan PKG. Diklat atau pelatihan
Standar proses pendidikan menyangkut
rancangan
silabus
dan
RPP.
guru yang diselenggarakan oleh pemerintah
berbagai
aktivitas pembelajaran baik pada
tersebut sangat berdampak pada peningkatan
tahapan
perencanaan
pembelajaran,
keprofesionalan guru. Menguasai materi yang
pelaksanaan proses pembelajaran yang efektif
diajarkan saja tidaklah cukup. Guru harus dapat
dan
proses
menyampaikan materi pelajaran tersebut dengan
pembelajaran meliputi silabus dan Rencana
baik. Makna “dengan baik” di sini bicara jelas,
Pelaksanaan
pemilihan metode yang tepat, penggunaan
efisien.
pelaksanaan
Tahap
proses
perencanaan
Pembelajaran
(RPP).
pembelajaran
Tahap
merupakan
implementasi dari RPP.
pembelajaran
yang
sesuai,
penggunaan media pembelajaran yang efektif,
Sekolah Dasar Negeri Purwobinangun memahami
pendekatan
sampai pada penampilan fisiknya (gerak-gerik di
keragaman latar belakang dan
kelas, mimik muka, ekspresi, dan sebagainya).
karakteristik peserta didik, serta tuntutan untuk
Keahlian-keahlian seperti ini dapat diperoleh
menghasilkan lulusan yang bermutu tidak hanya
melalui diklat dan pengembangannya dapat
dari segi kemampuan akademik saja melainkan
dilakukan di dalam kelas.
non akademikpun juga tidak kalah pentingnya,
Kedua, berkaitan dengan sumber belajar.
maka proses pembelajaran untuk setiap mata
Proses pendidikan membutuhkan sumber belajar
pelajaran
inspratif
yang akan diajarkan oleh pendidik kepada
menyenangkan, menantang, dan memotivasi
peserta didik. Sumber belajar dapat berupa buku
harus
interaktif,
309 Jurnal Kebijakan Pendidikan Edisi 3 Vol. V Tahun 2016
teks ataupun media elektronik. Buku teks
Oleh sebab itu, pelaksanaan standar pendidik dan
Sekolah Dasar Negeri Purwobinangun dipilih
tenaga kependidikan juga perlu di perhatikan
berdasarkan rapat guru dan pertimbangan komite
oleh
sekolah. Terdapat sumber belajar lain yaitu
profesional yang bertugas merencanakan dan
media belajar seperti power point, internet, dan
melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil
praktek lapangan.
pembelajaran,
Ketiga, berkaitan dengan bagaimana cara
sekolah.
pelatihan.
Pendidik
merupakan
melakukan
Sedangkan
tenaga
bimbingan
tenaga
dan
kependidikan
sekolah memenuhi kebutuhan yang berbeda-beda
bertugas
melaksanakan
dari peserta didik. Hambatan ini yang sering
pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan
dialami oleh seorang guru. Maka dari itu, di
pelayanan
sekolah ini guru dituntut untuk adil dalam
pendidikan.
teknis
untuk
administrasi,
menunjang
proses
menangani kebutuhan peserta didiknya tanpa
Di Sekolah Dasar Negeri Purwobinangun
melihat perbedaan jenis kelamin, kemampuan
jumlah pendidik telah telah terpenuhi. Setiap
awal, tingkat intelektual, minat, bakat, motivasi
kelas memiliki guru kelas, serta mata pelajaran
belajar, potensi, kemampuan sosial, emosional,
lokal dan ekstrakulikuler juga telah tersedia.
gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan
Namun sayangnya, terdapat 2 pendidik yang
belajar, latar belakang budaya, norma, nilai-nilai,
tidak linier dengan mata pelajaran yang diampu.
dan atau lingkungan peserta didik.
Masalah lain muncul dari tenaga kependidikan,
cara
Keempat, berkaitan dengan bagaimana
tidak ada pustakawan sekolah, laboran sekolah
sekolah
dan konselor. Ketiga
mempertahankan
semangat
berprestasi baik bagi siswa mupun guru dan staf.
tersebut
Salah
mempertahankan
karyawan yang ada. Secara bersama-sama
siswa
adalah
mengelola aset sekolah yang ada. Hal semacam
siswanya
dengan
ini perlu menjadi catatan sekolah sekaligus
Pemberian
pemerintah, dalam upaya memenuhi sumber
penghargaan ini juga bagus dalam mendorong
daya manusia di persekolahan yang baik secara
siswa-siswa yang lain untuk meraih prestasi.
kuantitas maupun kualitas.
satu
semangat
upaya
untuk
bresprestasi
mengapresiasi
karya
memberikan
penghargaan.
dirangkap
tenaga kependidikan
oleh
semua
guru
dan
Sebaliknya, apabila terdapat peserta didik,
Kualitas pendidik menjadi upaya pertama
pendidik, maupun tenaga kependidikan yang
yang harus dilakukan dalam rangka mencapai
melanggar peraturan, maka pihak sekolah wajib
standar proses pendidikan agar sesuai dengan
memberikan sanksi yang tegas, karena hal ini
harapan.
menyangkut tata tertib sekolah yang harus
menyampaikan mata pelajaran, akan tetapi suatu
ditegakkan dengan seadil-adilnya.
proses mengubah perilaku siswa sesuai dengan
Pendidik
dan
tenaga
kependidikan
Mengajar
bukan
hanya
sekedar
adab dan sopan santun di masyarakat. Sebagai
merupakan hal yang sangat penting dalam
seorang
guru
perlu
memiliki
kemampuan
menunjang tercapainya keberhasilan pendidikan.
merancang dan mengimplementasikan berbagai
Akuntabilitas Implementasi Standar... (Arina Listiyaningrum) 310
strategi pembelajaran yang dianggap cocok
penilaian tidak hanya terbatas pada karakteristik
dengan minat dan bakat serta sesuai dengan taraf
peserta didik saja tetapi juga mencangkup
perkembangan siswa termasuk di dalamnya
karakteristik
dalam memanfaatkan berbagai sumber dan
fasilitas dan administrasi sekolah. Instrumen
media pembelajaran.
penilaian bisa juga berbentuk tes baik tertulis
Standar
berikutnya
adalah
standar
wawancara,
untuk
sebagainya.
keberhasilan
dari
proses
mengajar,
kurikulum,
maupun lisan, lembar pengamatan, pedoman
penilaian. Pada dasarnya kegiatan menilai adalah mengukur
metode
pembelajaran yang telah berlangsung, kemudian
pekerjaan
Kedua,
rumah,
berkaitan
dan
dengan
lain
dampak
dilakukan rencana kegiatan tindak lanjut. Proses
penilaian terhadap belajar siswa. Data hasil
penilaian perlu direncanakan dan dilaksanakan
belajar peserta didik selama proses pembelajaran
dengan memperhatikan kebutuhan siswa yang
dikumpulkan dan kemudian dianalisis melalui
berbeda-beda agar dapat berdampak peningkatan
prosedur dan alat penilaian sesuai dengan
kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar.
kompetensi/ pencapaian indikator yang akan
Penilaian dilakukan oleh guru terhadap hasil
dicapai. Hasil belajar peserta didik dalam
pembelajaran
periode tertentu dibandingkan dengan hasil
untuk
mengukur
tingkat
pencapaian kompetensi peserta didik, serta
periode
digunakan sebagai bahan penyusunan laporan
perkembangan pencapaian indikator/ kompetensi
kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses
dari
pembelajran.
Negeri
penilaian tersebut dapat bermanfaat dalam
Purwobinangun melakukan penilaian secara
memberikan umpan balik bagi peserta didik agar
konsisten, sistematik, dan terprogram dengan
mengetahui kekuatan dan kelemahannya dalam
menggunakan tes dalam bentuk tertulis ataupun
proses
lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap,
kemajuan dan mendiagnosis kesulitan belajar
penilaian hasil karya tugas, proyek atau produk,
yang dialami peserta didik sehingga dapat
portopolio, dan penilaian diri. Penilaian hasil
dilakukan remidial dan pengayaan. Sedang
pembelajaran menggunakan standar penilaian
umpan
pendidikan
memperbaiki metode, pendekatan, kegiatan, dan
Sekolah
seperti
yang
Dasar
tercantum
dalam
Standar Nasional Pendidikan. Standar penilaian tersebut memuat indikator sebagai berikut: Pertama,
sebelumnya
masing-masing
pencapaian
balik
bagi
untuk
peserta
didik.Proses
indikator,
guru
melihat
memantau
adalah
dalam
sumber belajar yang digunakan. Ketiga, berkaitan dengan keterlibatan
berkaitan dengan sistem
orang tua terhadap belajar anak. Sekolah
penilaian. Dalam menilai tentu ada instrumen
berkewajiban melaporkan hasil penilaian mata
penilaian, mekanisme dan prosedur penilaian
pelajaran untuk semua kelompok mata pelajaran
yang dijadikan pedoman agar proses menilai
pada setiap akhir semester kepada orangtua/ wali
lebih terarah atau tidak sembarangan. Proses
peserta didik dalam bentuk buku laporan
311 Jurnal Kebijakan Pendidikan Edisi 3 Vol. V Tahun 2016
pendidikan. Hasil ulangan harian diinformasikan
kualifikasinya.
kepada peserta didik sebelum diadakan ulangan
pendidik yang tidak linier atau tidak sesuai
harian berikutnya. Peserta didik yang belum
dengan jalur keprofesionalannya sebanyak 2
mencapai KKM harus mengikuti pembelajaran
(dua)
remidi. Pendidik juga menyampaikan dalam
memenuhi ketentuan kualifikasi. Sedangkan
bentuk satu nilai pencapaian kompetensi mata
mengenai
pelajaran, disertai dengan deskripsi kemajuan
kependidikannya yaitu konselor, pustakawan,
belajar. Kegiatan diatas merupakan bentuk dari
dan laboran.
akuntabilitas
kebijakan
Standar
pendidik,
Nasional
Secara
selain
jumlah,
Standar
kualifikasi
itu
kurang
penilaian
dari
semua
pada
mengacu
13
sudah
tenaga
pada
Pendidikan yang telah dilaksanakan di sekolah
ketetapan BNSP yaitu dengan sistem standar
terutama pada standar penilaian pendidikan di
atau yang sering disebut dengan KKM. Sekolah
mana keterlibatan orang tua sangat memengaruhi
ini menetapkan KKM menyesuaikan dengan
pencapaian hasil belajar anak di rumah
kondisi siswa dan sekolah. Selain itu, sekolah juga merancang aplikasi penilaian berbasis IT
KESIMPULAN DAN SARAN
yang sangat mempermudah pekerjaan pendidik
Kesimpulan
dalam menilai hasil belajar peserta didik.
Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
pembahasan mengenai akuntabilitas Berdasarkan
Saran Berdasarkan temuan penelitian di atas,
hasil penelitian dan pembahasan mengenai
dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut:
akuntabilitas
1. Memaksimalkan teknologi informasi dalam
implementasi
standar
proses,
standar pendidik dan tenaga kependidikan, dan
menunjang
standar penilaian di Sekolah Dasar Negeri
penilaian.
proses
pembelajaran,
dan
Purwobinangun, maka dapat disimpulkan bahwa
2. Keterlibatan orang tua dikembangkan bukan
standar proses dilaksanakan dalam tahapan
hanya dari kegiatan ekstrakulikuler saja
perencanaan yaitu berkaitan dengan perancangan
melainkan kegiatan intrakulukuler sekolah.
silabus dan RPP. Tahapan pelaksanaan berkaitan
3. Sekolah harus berupaya maksimal dalam
dengan proses pembelajaran di sekolah. Proses
memenuhi kekurangan sarana dan prasarana
pembelajaran untuk setiap mata pelajaran harus
sekolah.
interaktif, inspratif menyenangkan, menantang,
4. Tenaga pendidik dan kependidikan harus
dan memotivasi peserta didik untuk berpartisiasi
memaksimalkan
aktif, serta kesempatan mengasah kreativitas,
kegiatan diklat yang dilaksanakan oleh
dan kemandirian sesuai dengan bakat minat, dan
pemerintah
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Standar
pendidik
dan
tenaga
kependidikan berkaitan dengan jumlah dan
keikutsertaannya
dalam
Akuntabilitas Implementasi Standar... (Arina Listiyaningrum) 312
Moh Nazir. (2005). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA Agus
Arif
Wibowo. Pendidikan. Pelajar.
(2013). Akuntabilitas Yogyakarta: Pustaka
Rohman. (2009). Politik Ideologi Pendidikan. Yogyakarta: Laks Bang Mediatama.
Arita Marini. (2014). Manajemen Sekolah Dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Burhan Bungin (2001). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Dedi Mulyasana. (2012). Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing. Bandung: PT Remaja Rordakarya. Denny Boy & Hotniar Siringoringo. (2009). Analisis Pengaruh Akuntabilitas dan Transparansi pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (APBS) terhadap Partisipasi Orang Tua Murid. Jurnal Ekonomi Bisnis No. 12 Vol. 14, Agustus 2009. Djam’an Satori & Aan Komariah. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. HAR Tilaar & Riant Nugroho. (2008). Kebijakan Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Indikator Kunci Pencapaian 8 Standar Nasional Pendidikan. Kompas.com. (2016). Utak-atik Penyaluran Dana BOS. Diakses tanggal 2 Februari 2016 dari http://edukasi.kompas.com/read/2011/1 2/26/08210835/Utakatik.Mekanisme.Penyaluran.Dana.BOS. Milya Sari. (2013). Apa Masalahnya dengan Standar Nasional Indonesia?. Diakses tanggal 13 Januari 2016 dari https://kajianipa.wordpress.com/2013/0 3/05/apa-masalahnya-dengan-standarnasional-indonesia/.
Nanang Fattah. (2013). Analisis Kebijakan Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Putri Akma. (2015). SDN 5 Ketapang Rusak, Dispendik Kucurkan Rp 200 Juta Bangun Gedung Baru. Diakses tanggal 13 Januari 2016 dari http://news.detik.com/jawatimur/30318 93/sdn-5-ketapang-rusak-dispendikkucurkan-rp-200-juta-bangun-gedungbaru. Republika.co.id. (2015). Kualitas Tenaga Kerja Indonesia Masih Rendah. Diakses tanggal 2 Februari 2016 dari http://www.republika.co.id/berita/ekono mi/makro/15/09/17/nutmxw377kualitas-tenaga-kerja-indonesia-masihrendah . Sjahrudin Rasul. (2003). Pengintegrasian Sistem Akuntabilitas Kinerja dan Anggaran dalam Perspektif UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Jakarta: Perum Percetakan Negara Indonesia. Slamet,
PH. (2000). Karakteristik Sekolah yang Tangguh. Pendidikan, Jilid 3 No. 5.
Kepala Jurnal
Sri Marjoko. (2010). Implementasi Program Sekolah Standar Nasional (SSN) Tingkat Sekolah Menengah PertamaStudi Kasus di SMP Negeri 2 Jatisrono Wonogiri. Desertasi, dipublikasikan. Universitas Negeri Solo. Suaidinmath. (2011). Indikator Pemenuhan Standar Nasional Pendidikan (SNP). Diakses tanggal 11 Februari 2016 dari file:///C:/Users/USER/Desktop/LOCK/I NDIKATOR%20PEMENUHAN%20S TANDAR%20NASIONAL%20PENDI DIKAN%20%28SNP%29%20_%20SU AIDINMATH'S%20BLOG.htm. Sudiyono. (2007). Dari Formulasi ke Implementasi Kebijakan Pendidikan. Yogyakarta: FIP UNY.
313 Jurnal Kebijakan Pendidikan Edisi 3 Vol. V Tahun 2016
Sugiyono. (2012). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Suharsimi Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. (Edisi Revisi Cet. 14). Jakarta: PT. Rineka Cipta. Suyono & Hariyanto. (2014). Belajar dan Pembelajaran-Teori dan Konsep Belajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Yahya Sudarya & Tatang Suratno. (2010). Prinsip-prinsip Akuntabilitas Sekolah: Pengembangan Sistem Akuntabilitas di Dinas Pendidikan. Diakses tanggal 15 Februari 2016 dari http://file.upi.edu/Direktori/JURNAL/PEN DIDIKAN_DASAR/Nomor_14Oktober_2010/Prinsipprinsip_Akuntabilitas_Sekolah_Pengemban gan_Sistem_Akuntabilitas_di_Dinas_Pendi dikan.pdf.
Zaenal Arifin. (2012). Penelitian PendidikanMetode dan Paradigma Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.