KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS “Tata Cara Beternak Kambing”
Disusun Oleh: Indra Suhendar Jatmiko Ade Putra 10.11.4427
STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011
KARYA ILMIAH TATA CARA BETERNAK KAMBING I. PENDAHULUAN Kambing merupakan ternak ruminansia kecil yang banyak dikenal di kalangan bangsa-bangsa di dunia dan termasuk jenis ternak yang akrab dengan sistem usaha tani di Indonesia. Ternak kambing cukup populer di kalangan masyarakat sebagai usaha sampingan untuk menambah sumber penghasilan keluarga. Ternak kambing dengan sifat alaminya sangat cocok dibudidayakan di daerah pedesaan yang sebagian besar penduduknya adalah petani berpenghasilan rendah. Sebab ternak kambing sendiri memiliki sifat dapat beranak kembar dan fasilitas serta pengelolaannya lebih sederhana dibandingkan dengan ternak ruminansia besar. 1.1 Arti Penting Ternak Kambing Kambing mempunyai potensi cepat menyesuaikan diri dengan baik pada lingkungan dan kultur masyarakat Indonesia. Beberapa kelebihan yang dapat diperoleh dari ternak kambing, antara lain: • Reproduksinya efisien dengan umur kedewasaan dan umur kebuntingan yang lebih pendek dari sapi dan kerbau. • Daya adaptasi ternak kambing terhadap lingkungan yang keras cukup tinggi, sehingga dapat mengkonsumsi lebih banyak jenis pakan hijauan. • Kambing mempunyai daya seleksi yang lebih efektif dalam kondisi penggembalaan dibandingkan dengan jenis ternak lain. • Kambing lebih tahan terhadap beberapa penyakit jika dibandingkan dengan ternak lain. • Kambing lebih tahan panas, karena membutuhkan air relatif lebih kecil dibandingkan dengan ternak lain. • Kambing mudah dirawat karena hampir semua jenis tanaman dapat digunakan sebagai sumber pakan.
1.2 Potensi Ekonomis Kambing Secara ekonomis ternak kambing mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan ternak ruminansia lainnya, yaitu: • Modal usaha untuk ternak kambing lebih cepat berputar karena lebih cepat dewasa dan lebih cepat dipotong. • Kambing memiliki sifat suka bergerombol sehingga memudahkan pemeliharaan. • Tempat pemeliharaan ternak kambing tidak memerlakan lahan/ tanah yang luas. • Investasi usaha ternak kambing membutuhkan modal yang relatif kecil sehingga setiap investasi lebih banyak unit produksi yang dapat tercapai. • Kotoran kambing yang terkumpul merupakan pupuk kandang yang paling baik sehingga dapat menyuburkan tanaman dan memperbaiki mutu tanah pertanian. • Kambing dapat berkembang biak dengan cepat. Waktu buntingnya singkat, yaitu 150 hari dan anak yang dilahirkan sering lebih dari satu ekor per kelahiran.
II. TATA LAKSANA KANDANG Sebelum memulai beternak kambing, pertama yang perlu disiapkan adalah membuat kandang. Kandang yang baik berfungsi memudahkan dalam pemeliharaan ternak sehari-hari seperti pemberian pakan, pengendalian penyakit dan vaksinasi. Untuk menjadikan ternak kambing menjadi usaha yang produktif, tentu harus memerlukan pengelolaan yang baik, termasuk sistem kandang kambing yang memiliki persyaratan teknis. Kandang kambing bisa dibuat dari bahan bangunan yang murah seperti bambu dan kayu sementara untuk atap kandang menggunakan daun kelapa, welit (jerami kering), atau genting. 2.1. Fungsi Kandang Kandang kambing yang baik harus memenuhi fungsi seperti: • Melindungi ternak kambing dari matahari, angin, hujan dan penyakit. • Menghemat pemakaian tempat untuk pemeliharaan, memudahkan pengumpulan dan pembersihan kotoran sehingga selalu terjaga kebersihannya. • Mampu menolong petani-peternak untuk dapat mencapai produksi optimal dari ternaknya, menjalankan usaha dengan ekonomis, menurunkan biaya pemborosan tersamar tiap unit. • Menghemat tenaga, waktu, menunjang kesehatan dengan pengaturan yang luwes dan efisien. • Menarik dan rapi, sehingga menyenangkan sebagai tempat tinggal ternak.
2.2. Teknis Kandang Perencanaan pembuatan kandang kambing memerlukan persyaratan teknis yang baik, yakni: • Konstruksi harus diusahakan cukup kuat, terutama tiang-tiangnya. • Atap diusahakan menggunakan bahan yang ringan dan memiliki daya serap panas yang relatif kecil. Untuk lokasi kandang daerah yang panas bisa menggunakan atap daun kelapa, welit (jerami kering) atau genting. Sedangkan didaerah dingin dapat menggunakan seng.
2.3. Letak Kandang Letak kandang ternak kambing harus memenuhi syarat agar tidak mengganggu lingkungan, terutama masyarakat sekitar. Oleh karena itu kandang kambing harus memenuhi syarat sebagai berikut: • Kandang dibuat didaerah yang relatif lebih tinggi dari daerah sekitarnya, tidak lembab, serta jauh dari kebisingan. • Aliran udara segar, terhindar dari aliran udara yang kencang. • Sinar matahari pagi bebas masuk kandang, tetapi pada siang hari tidak sampai masuk ke dalam kandang. • Agak jauh dari lokasi pemukiman dan masyarakat tidak merasa terganggu. • Lokasi dianjurkan jauh dari lokasi air minum yang dipergunakan oleh masyarakat sekitar, sehingga kotoran ternak tidak mencemari baik secara langsung maupun secara rembesan. • Usahakan lokasi kandang jauh dari tempat keramaian seperti jalan raya, pasar dan pabrik, agar ketenangan ternak terjaga.
2.4. Model Kandang Model kandang yang efektif umumnya berbentuk panggung yang dibangun di atas permukaan tanah sehingga terdapat kolong di bawah kandang. Tinggi ruang dari lantai sampai atap sekitar 2 m, sedangkan tinggi kolong dari permukaan tanah sekitar 0,5 – 0,75 cm, dan memiliki fungsi sebagai penampung kotoran. Kolong dibuat berlubang atau digali lebih rendah dari permukaan tanah. Dengan demikian kotoran dan air kencing kambing tidak berceceran. Alas kandang kambing sebaiknya terbuat dari kayu atau bambu yang sudah diawetkan supaya tahan terhadap kelapukan. Celah lantai panggung dibuat sekitar 1 – 1,5 cm, agar kotoran dapat jatuh kebawah tetapi kaki kambing tidak sampai terperosok. Dengan demilkian kandang akan selalu terjaga kebersihannya sehingga terhindar kambing dari penyakit. Agar tidak meimbulkan kecelakaan bagi ternak, sebaiknya lantai dibuat rata, datar, tidak licin dan tajam. Contoh model kandang panggung dapat dilihat di bawah ini :
2.5. Ukuran Kandang Dan Perlengkapannya Kandang dapat disekat menjadi beberapa bagian, hal ini memudahkan pemeliharaan, pengontrolan ternak yang sakit, pengaturan perkawinan induk, dan pengontrolan induk yang sedang bunting atau menyusui. Kambing jantan dan betina sebaiknya dipelihara secara terpisah agar tidak menggangu induk yang sedang bunting atau beranak. Begitu pula anak-anak kambing setelah masa sapih, yaitu umur 2-4 bulan. Kandang jantan dibuat khusus dengan ukuran 125 x 150 cm per ekor. Sedangkan kandang untuk betina yang belum beranak dibuat dengan ukuran 100 x 150 cm per ekor. Jika kambing betina dipelihara secara berkelompok misalnya 4 ekor, sebaiknya kandang dibuat dengan ukuran 300 x 150 cm. Tempat pakan biasanya terbuat dari bambu atau papan yang ditempelkan disisi kandang dengan ukuran dasar selebar 25 cm, tinggi 50 cm, lebar bagian atas 50 cm serta panjang disesuaikan dengan panjang kandang. Lebar celah untuk mengeluarkan kepala kambing ketika makan sekitar 30 cm. Contoh tempat pakan dapat dilihat dari gambar di bawah ini :
III. PAKAN DAN PERKEMBANGBIAKAN KAMBING
3.1. Pakan Kambing Salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam memelihara kambing adalah masalah pakan. Pada dasarnya kambing tidak rewel dalam memilih pakan. Segala dedaunan ( daun lamtoro, daun dadap, daun kopi, daun sengon albasia, daun nangka, daun turi, daun pisang, daun kaliandra ) dan rerumputan ( rumput gajah, rumput raja, rumput lapangan ) disukai, tetapi hijauan dari dari dedaunan lebih disukai daripada rerumputan. Selain itu kambing juga menyukai limbah dapur ( kulit pisang, sisasisa sayuran, ampas kelapa ), limbah pertanian ( kulit kopi, batang dan daun ubi jalar, jerami kacang tanah, jerami kedelai ), limbah industri ( dedak padi dan jagung, bungkil kelapa, bungkil kedelai, bungkil kacang tanah, ampas tahu ). Pakan sebaiknya diberikan dua kali sehari pagi dan sore hari. Pada waktu sore hari sebaiknya kambing diberi minum air hangat yang sudah diberi sedikit garam. Pakan yang diperoleh pada musim hujan sebaiknya dilayukan atau dikeringkan dulu sebelum diberikan agar kambing tidak mudah terkena flu dan kembung. Ada beberapa jenis dedaunan yang harus diwaspadai dan jangan diberikan pada kambing karena bisa berakibat kematian, diantaranya: daun dan kulit singkong, daun koro, daun sengon tekik. Selain itu yang juga harus diwaspadai sebelum pakan diberikan, perhatikan dulu apakah di dedaunan tersebut terdapat ulat bulu atau wereng karena hewan tersebut apabila termakan oleh kambing dapat menyebabkan kematian.
3.2. Masa Birahi dan Gejalanya Ternak kambing dalam proses pemeliharaannya akan melakukan perkembangbiakan. Dewasa kelamin pada kambing betina adalah pada usia 9 – 10 bulan, sedangkan kambing jantan adalah 8 – 9 bulan. Masa birahi untuk kambing betina berlangsung selama 24-48 jam dan akan timbul tiap berselang 18-21 hari. Tanda-tanda birahi pada kambing sebagai berikut: • Tampak gelisah dan sering mengeluarkan suara megembik tanpa sebab. • Sering mengibas-ngibaskan ekor dan jika ekor dipegang akan diangkat ke atas. • Nafsu makan berkurang. • Vulva nampak membengkak berwarna merah. • Dari vagina keluar cairan putih agak pekat.
3.3. Menentukan Masa Perkawinan Perkawinan kambing jantan dan betina harus diatur agar tidak terlalu lelah. Seekor pejantan dapat mengawini 20 – 25 ekor betina, dan dapat melakukan perkawinan 4 – 5 kali sebanyak 2 – 3 hari per minggu. Saat perkawinan yang tepat adalah pada waktu kambing betina mengalami birahi. Pada saat itu bila kambing betina dewasa menunjukkan birahi pada pagi hari, maka sorenya adalah waktu yang tepat untuk dikawinkan. Sedangkan bila tanda-tanda birahi itu terjadi di sore hari, maka pagi hari harus segera dikawinkan. Kambing betina yang sudah beranak sudah dapat dikawinkan lagi sesudah 90 hari atau sesudah menyapih anaknya. Sebenarnya 5-6 minggu sesudah melahirkan kambing tersebut dapat dikawinkan lagi apabila memperlihatkan gejala birahi lagi. Tetapi hal itu sangat tidak dianjurkan karena jaringan alat reproduksinya masih belum pulih benar. 3.4. Lama Kebuntingan Lama kebuntingan kambing berlangsung selama 150 - 154 hari atau rata-rata 152 hari. Gejala-gejala kebuntingan: • Kambing menjadi lebih tenang dan tidak suka di dekati pejantan. • Terlihat adanya pertambahan besar pada dinding perut. • Bagi kambing yang bunting untuk yang pertama kali ad perkembangan yang mencolok pada usia kebuntingan 2-3 bulan. • Nafsu makan meningkat dan terjadi kenaikan berat tubuh. • Sering menjilat–jilat pintu kandang atau lantai • Induk kambing yang akan melahirkan menunjukkan gejala-gejala tertentu seperti : nafsu makan yang menurun, gelisah, mengembik-embik dan kakinya menggaruk-garuk lantai.
3.5. Cara Perkawinan Sistem perkawinan dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu: a. Perkawinan alamiah Perkawinan sebaiknya dilakukan pada tempat atau kandang khusus untuk mengkawinkan ternak kambing. Kambing betina yang birahi dibawa ke kandang kambing pemacak. Jika perkawinan telah terjadi, dianjurkan kambing betina dibawa lari-lari untuk menghindari kambing betina yg berusaha megeluarkan sperma di dalam vagina. b. Perkawinan Buatan Perkawinan buatan atau Artificial Insemination ( AI ) yaitu perkawinan dengan bantuan manusia, atau sering disebut istilah kawin suntik.
BAB IV. PENCEGAHAN, PERAWATAN DAN PENYAKIT 4.1. Pencegahan Penyakit Faktor kesehatan ternak sangat menentukan keberhasilan usaha peternakan. Oleh karena itu menjaga kesehatan ternak menjadi prioritas utama disamping kualitas makanan yang memadai. Secara umum tindakan pencegahan penyakit dalam usaha peternakan kambing adalah sebagai berikut : • Ternak harus sehat Dianjurkan hanya ternak-ternak yang sehat dan bebas dari penyakit saja yang dimasukkan dalam areal peternakan. Untuk menghindari penyebaran wabah penyakit, ternak harus diisolasi terlebih dulu sebelum dimasukkan kelokasi peternakan.Pengadaan kandang khusus untuk ternak yang sakit agar pengobatan dapat dilakukan secara optimal dan penyakit tidak dapat menular pada ternak yang sehat. • Kandang yang bersih dan bebas dari genangan air Dengan model kandang panggung maka kandang akan selalu bersih dan bebas dari genangan air. Genangan air merupakan tempat hidup nyamuk dan dapat membantu penyebaran penyakit, baik sebagai vektor biologis maupun mekanis. Serangan nyamuk dalam populasi dan intensitas tinggi dapat menyebabkan anemia dan mengganggu waktu istirahat ternak. • Vaksinasi secara teratur Pengadaan vaksin jauh lebih murah dibandingkan dengan pengobatan. Penyakit apa saja yang perlu dicegah dengan vaksinasi dapat menghubungi Dinas Peternakan setempat. • Sinar matahari yang cukup Sinar matahari pagi mengandung ultra violet yang berperan sebagai energi dan mencegah gangguan rakhitis, terutama bagi ternak yang dikandang terus- menerus. Sinar ultra violet secara alami akan membunuh kuman-kuman penyakit setiap saat. Masuknya sinar matahari kedalam kandang juga akan membuat kandang lebih kering, tidak lembab dan selalu ber udara segar. • Pemberian makanan yang baik Merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat produksi ternak. Makanan yang baik akan meningkatkan daya tahan ternak terhadap serangan penyakit maupun pengaruh lingkungan yang buruk. Defisiensi zat nutrisi akan mengarah pada timbulnya penyakit-penyakit tertentu.
4.2. Penyakit Umum Kambing Ada beberapa penyakit umum kambing : a.
Penyakit Mencret
Penyakit mencret adalah penyakit akut dan menular pada anak kambing tapi kadang juga bisa menyerang kambing dewasa, dimana dia akan mengeluarkan kotoran terus-menerus, dan jika tidak tertanggulangi dapat mengakibatkan kematian karena anak kambing akan kehabisan cairan. Penyebab penyakit : Bakteri Escherichia coli Usia yang diserang : Cempe sampai usia 3 bulan Gejala-gejalanya : Datangnya mendadak, kambing tampak lesu, tidak mau menyusu pada induknya, suhu tubuh meninggi, mengeluarkan kotoran cair dan berbau busuk. Pencegahan penyakit : Menjaga kebersihan kandang, sering mengganti alas kandang, selalu membersihkan susu induk kambing dengan air hangat yang dicampur desinfektan. Pengobatan penyakit : Obat-obatan antibiotika Sulfa dan dianjurkan agar obat diberikan lewat mulut atau air minum. Bisa juga diberi pakan daun jambu biji, daun nangka. b. Penyakit Perut kembung Penyakit ini disebabkan oleh gas didalam perut yang tidak dapat keluar, sehingga mengganggu proses pencernaan dalam rumen kambing.
Penyebab penyakit : Pemberian makanan yang tidak teratur atau kambing terlalu lapar, sehingga rakus mengkonsumsi makanan kasar, khususnya kacang- kacangan. Dapat juga karena kambing makan rumput yang masih berembun. Usia yang diserang : Semua usia kambing Gejala-gejalanya : Lambung kambing membesar, sehingga jika tidak tertanggulangi dapat mengakibatkan kematian. Pencegahan penyakit : Pemberian makanan yang teratur jadwal dan jumlahnya. Keringkan sebentar pakan yang diperoleh pada pagi hari atau pada musim penghujan. Pengobatan penyakit : Diberikan gula yang diseduh dengan asam, kemudian kaki kambing bagian depan diangkat ke atas sampai gas keluar.
c. Penyakit Parasit Cacing Penyakit ini menyebabkan pertumbuhan tubuh kambing terhambat. Akibat dari penyakit ini adalah: • Cacing menyerap sebagian zat makanan dalam tubuh. • Cacing merusak jaringan-jaringan organ vital ternak kambing. • Cacing menyebabkan kambing menjadi kurang nafsu makan. 1.Penyebab penyakit : Fasciola Gigantica (cacing hati), menyerang hati kambing Usia yang diserang : Semua usia kambing. Pencegahan penyakit : Hindari pemberian makanan kasar atau hijauan pakan yang terkontaminasi siput. Pengobatan penyakit : Dapat digunakan zanil atau valbazen yang diberikan lewat air minum atau suntikan dengan dovanik. 2.Penyebab penyakit : Neoascaris vitulorum (cacing gelang), menyerang dan menetap pada usus kecil kambing, dan menyebar kedalam jaringan otot, serta mampu mengikuti aliran darah. Usia yang diserang : Semua usia kambing. Pencegahan penyakit : 2 bulan sekali diberikan obat cacing, misalnya piperazin lewat air minum. Pengobatan penyakit : Diberi piperazin dengan dosis 220 mg/kg berat tubuh ternak lewat air minum. 3.Penyebab penyakit : Haemonchus Contortus (cacing lambung), berdiam di lambung dan menghisab darah. Usia yang diserang : Semua usia kambing. Pencegahan penyakit : Tidak memberikan hijauan pakan yang masih diselimuti embun. Makanan sebaiknya dipanaskan dulu atau diangin-anginkan. Pengobatan penyakit : Obat valzaben lewat air minum. 4.Penyebab penyakit : Thelazia Rhodesii (cacing mata), menyerang bagian mata, seperti pada kantong konjungtiva, kamar mata, dan saluran air mata. Usia yang diserang : Semua usia kambing. Pencegahan penyakit : Jangan sampai banyak lalat, karena lalat media yang menularakan. Dan sanitasi yang baik.
Pengobatan penyakit : Cacing diambil langsung dari mata menggunakan pinset. Setelah itu peradangan diobati dengan obat mata yang mengandung antibiotika. d. Penyakit Kudis Merupakan penyakit menular yang menyerang kulit kambing. Akibatnya produksi ternak kambing merosot, kulit menjadi jelek dan mengurangi nilai jual ternak kambing. Penyebab penyakit : Kutu Psoroptes ovis, Psoroptes cuniculi, dan Chorioptes bovis. Usia yang diserang : Semua usia kambing. Gejala-gejalanya : Kondisi ternak semakin memburuk, sering menggaruk atau menggosokkan badannya. Pencegahan penyakit : Sanitasi yang baik, sering memandikan kambing dan membersihkan bulunya. Jika ada yang terkena segera dikarantina agar tidak menular. Pengobatan penyakit : - Mengoleskan Benzoas bensilikus 10 persen pada luka kudis. - Menyemprot atau merendam kambing dengan Choumaphos 0,05-0,1 persen. - Campuran Creolin dengan spirtus, rasio 1 : 10, campuran ini digosokkan pada luka kudis, tapi sebelumnya bulu kambing dicukur. - Campuran 1 tutup dasinon dengan 3 liter ditambah deterjen 1 sendok makan kemudian dioleskan pada bagian yang sakit. Pemberaian obat pada pagi hari sekitar jam 8 saat ada sinar matahari. Makalah dan penjelasan singkat tentang tata cara memelihara dan beternak kambing ini saya susun, semoga bisa menjadikan manfaat dan sedikit menambah wawasan serta pengetahuan tentang budidaya kambing. Wassalamuallaikum wr. wb. Semoga Sukses!