KAJIAN SANITASI PERALATAN TERHADAP JUMLAH COLIFORM PADA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG DI KOTA BANJAR Tirana Nugraha 1) Anto Purwanto, SKM., M.Kes dan Andik Setiyono 2) Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Penelitian Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan Kerja Universitas Siliwangi
[email protected] 1) Dosen Pembimbing Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Siliwangi 2) ABSTRAK Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.Air minum harus memenuhi syarat-syarat kesehatan, baik fisik kimia, radioaktif maupun mikrobiologi supaya tidak mengakibatkan gangguan kesehatan pada manusia.Depot air minum isi ulang adalah badan usaha yang mengelola air minum untuk keperluan masyarakat dalam bentuk curah dan tidak dikemas.Ditinjau dari harganya air minum isi ulang lebih murah daripada air minum dalam kemasan, bahkan ada yang mematok harga hingga seperempat dari harga air minum dalam kemasan.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan sanitasi peralatan dengan jumlah Coliform pada air minum isi ulang.Penelitian ini menggunkanan metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional serta jenis penelitian observasional yang dilakukan dengan melakukan survey di lokasi penelitian.Sampel yang diambil sebanyak 21 depot dan uji statistik yang digunakan yaitu chi-square.Hasil uji statistik menungjukan jumlah Coliform yang memiliki sanitasi peralatan buruk dengan jumlah Coliform yang tidak memenuhi syarat ada 8 (42,1%) dan memenuhi syarat ada 11 (57,9%). Diperoleh nilai p= 1.000 yang lebih besar dari α= 0.05, maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan antara sanitasi peralatan dengan jumlah Coliform. Kata Kunci
: Air minum, Air minum memenuhi syarat, Depot Air Minum Isi Ulang
Kepustakaan: 5 (1994-2012)
abstract Drinking water is water which through processing or no processing qualified health and can be drunk directly. Drinking water must meet the requirements of health, both physical and chemical, radioactive or microbiological so as not to cause health problems in humans. Depot refill drinking water is an entity that manages water for public purposes in the form of bulk and packaged. Judging from the price refill drinking water is cheaper than bottled water, there is even a set price up to a quarter of the price of bottled water. This study aims to determine the relationship of the number of sanitary equipment Coliform in drinking water refill. This study menggunkanan quantitative research methods with cross-sectional and observational research conducted by conducting surveys at the sites. Samples are taken of 21 depots and statistical tests used were chi-square. Statistical test results menungjukan Coliform number who have poor sanitary equipment with a number of non-qualified Coliform there were 8 (42.1%) and there were 11(57.9%). Obtained a value of p = 1.000 is greater than α = 0.05 level, we can conclude there is no association between the number of sanitary equipment Coliform. Keywords: drinking water, water qualify, Water Depot Refill Bibliography: 5 (1994-2012)
A. LATAR BELAKANG Air adalah materi esensial di dalam kehidupan.Semua mahluk hidup di dunia ini sangat membutuhkan air. Jumlah 40 juta mil-kubik air yang berada di dalam permukaan dan di dalam tanah ternyata tidak lebih dari 0,5% (0,2 juta mil-kubik) yang secara langsung dapat digunakan untuk kepentingan manusia. Kebutuhan air untuk keperluan sehari-hari, untuk setiap tempat dan tiap tingkatan kehidupan. Meningkatnya tinggi taraf kehidupan, meningkat pula jumlah kehidupan. (Suriawiria, 2008 :5) Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Peraturan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
492/MENKES/PER/IV/2010 tentang persyaratan kualitas air minum. (Depkes RI., 2010) Air minum harus memenuhi syarat-syarat kesehatan, baik fisik kimia, radioaktif maupun mikrobiologi supaya tidak mengakibatkan gangguan kesehatan pada manusia. Air yang secara fisik tidak memenuhi syarat kesehatan akan dengan mudah dihindari untuk diminum oleh manusia, misalnya air yang berbau, tidak jernih maupun terdapat rasa yang tidak biasa. Air minum yang tercemar bahan kimia dan radioaktif mengakibatkan gangguan kesehatan yang umumnya bersifat kronis dan jangka
panjang,
sedangkan
untuk
mendeteksinya
memerlukan
pemeriksaan yang lebih rumit dan lebih mahal. (Depkes RI., 2010) Tahun 1854 Jhon Show adalah orang pertama yang menyatakan bahwa air dapat mengandung dan menyebarkan penyakit.Pernyataan ini
dikemukaan sebagai hasil penelitiannya terhadap wabah cholera yang terjadi di London. Penderita mempunyai kebiasaan yang sama dengan mengambil air dari sumber air yang sama, bahwa airlah yang membawa penyebab penyakit. (Soemirat J, 1994) Penyakit-penyakit yang tergolong dalam water borne disease penyakit yang ditransisikan bila organisme penyebab penyakitnya (patogen) yang berada di dalam air minum oleh manusia sehingga menimbulkan infeksi.Water borne disease ini dalam kenyataan dapat disebarkan tidak hanya lewat air, tetapi juga melewati setiap sarana yang memungkinkan bahan tinja untuk memasuki mulut. (Joko, 2002:6) Bakteri Coliform adalah golongan bakteri intestinal, yaitu hidup dalam saluran pencernaan manusia. Bakteri Coliform adalah bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik lain. Bakteri Coliform fekal adalah bakteri indikator adanya pencemaran bakteri patogen.Penentuan Coliform fekal menjadi indikator pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti berkorelasi positif dengan keberadaan bakteri pathogen. Bakteri Coliform merupakan parameter mikrobiologis terpenting bagi kualitas air minum. Kelompok bakteri Coliform, antara lain Eschericia coli, Enterrobacter aerogenes, dan Citrobacter fruendii. Keberadaan bakteri di dalam air minum itu menunjukkan tingkat sanitasi rendah. Keberadaan bakteri ini juga menunjukkan adanya bakteri patogen lain, misalnya, Shigella, yang menyebabkan
diare
hingga
muntaber.
(sumber:
http://www.wikipedia.org,03 juli 2012) Depot air minum isi ulang (DAMIU) adalah badan usaha yang mengelola air minum untuk keperluan masyarakat dalam bentuk curah
dan tidak dikemas.Ditinjau dari harganya air minum isi ulang lebih murah daripada air minum dalam kemasan, bahkan ada yang mematok harga hingga seperempat dari harga air minum dalam kemasan. Masyarakat masih meragukan karena belum ada informasi yang jelas dari segi proses maupun peraturan tentang peredaran dan pengawasannya. Kualitas air produksi depot air minum isi ulang akhir-akhir ini ditengarai semakin menurun. Permasalahan secara umum antara lain pada peralatan yang tidak dilengkapi standar alat sterilisasi, atau mempunyai daya bunuh rendah terhadap bakteri. Pengusaha belum mengetahui peralatan depot air
minum
isi
ulang
yang
baik
dan
cara
pemeliharaannnya.
(Suprihatin,2008:84.Vol 4) Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Banjar pada tahun tahun 2011-2012, diambil dari bulan Nopember tahun 2011 sampai dengan bulan Juni tahun 2012, berjumlah 60 Depot Air Minum Isi Ulang, 17 diantaranya terkontaminasi bakteri Coliform. Ada indikasi penyebab masalah dalam proses operasi dan pemeliharaan yang diterapkan di depot air minum isi ulang. Keadaan sanitasi alat pengolahan dan proses pengolahan yang kurang memenuhi syarat kesehatan dapat menjadi sumber keberadaan bakteriologis. Berdasarkan hasil sampeldari 21 Depot Air Minum isi Ulang yang diperiksa 12 sampel (57,1%) tidak mengandung Coliform sedangkan 9 sampel (42,9%)
mengandung Coliform. Menurut Keputusan Menteri
Kesehatan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang persyaratan kualitas air minum,
bahwa air minum pada sistem distribusi secara bakteriologis salah satunya yaitu jumlah bakteri Coliform per 100 ml air sampel harus 0. B. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. 1.
Papulasi dan Sampel
a. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua depot air minum isi ulang yang ada di Kota Banjar yang berjumlah 60 depot. b. Sampel Sampel
dalam
penelitian
ini
adalah
menggunakan
purpossivesampling dengan syarat sampel pemilik depot air minum isi ulang bersedia untuk di wawancara. Jumlah sampel yang bersedia di wawancara sebanyak 21 depot. Data terdiri dari variabel bebas dan terikat, variabel bebasnya yaitu sanitasi peralatan dengan skala nominal dan variabel terikatnya jumlah Coliform dalam depot air minum isi ulang dengan skala rasio. Dilakukan terhadap dua variabel yang diduga saling berhubungan. Uji statistic yang digunakan adalah chi-square untuk melihat hubungan antar variabel bebas (Sanitasi Peralatan) dalam skala nominal dengan variabel terikat (Jumlah Coliform) dalam depot air minum isi ulang dengan skala nominal. . Dengan batas kemaknaan 5% (α = 0,05). Sehingga bila hasil perhitungan menunjukan:
a. Jika p ≤ 0,05 maka Ho ditolak yang artinya secara statistik kedua variabel tersebut ada hubungan. b. Jika p > 0,05 maka Ho diterima yang artinya secara statistik kedua variabel tersebut tidak ada hubungan. C. PEMBAHASAN 1.
Tahapan Coliform Pada Depot Air Minum Isi Ulang di Kota Banjar Proses produksi air minum di Depot Air Minum Isi Ulang Di Kota Banjar memenuhi syarat yang dajukan oleh Menurut Keputusan Menperindag RI Nomor 651/MPP/Kep/l0/2004 tentang Persyaratan Teknis Depot Air Minum dan Perdagangannya urutan proses produksi air minum di depot isi ulang adalah sebagai berikut : 1.
penampungan air baku Penampungan airbaku dan syarat bak penampung air baku yang diambil dari sumbernya diangkut dengan menggunakan tangki dimasukan ke dalam tendon yang pertama selanjutnya di pompa dan selanjutnya ditampung dalam tendon yang ke 2.
2.
Proses Peyaringan Proses penyaringan dengan mengunkan tabung filter, dimana tabung filter memiliki 3 tabung yang berfungsi untuk menyaring patikel-partikel yang kasar,menghilangkan kekeruhan dan penyerap debu.
3.
Proses penyaringan ke 2 Proses penyaringan yang ke 2 dengan manggunkan micro filter untuk untuk menyaring partikel air dengan maksud untuk
memenuhi persyaratan air minum, setelah selesai di pompa kembali.
4.
Proses Sterilisasi Proses sterilisasi di depot air minum isi ulang Kota Banjar sebagian besar menggunakan 2 sterilisasi yaitu ultra violet dan ozonisasi yang berfungsi untuk membunuh kuman. Air yang sudah selesai di sterilisasi dilanjutkan pada tahap terakhir.
5.
Pengisian Galon Galon yang sudah di bilas dengan menggunkan air, setelah itu masuk ke dalam tahap pengisian air minum.
2.
Jumlah Choliform Pada Depot Air Minum Isi Ulang di Kota Banjar Hasil penelitian pada depot air minum isi ulang yang dilakukan di Kota Banjar dengan jumlah sampel 21 depot air minum isi ulang yang diperiksa di laboratorium daerah Kota Banjar terdapat 12 (57,1%)
tidak
mengandung
Coliform
sedangkan
9
(42,9%)
mengandung Coliform. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
492/MENKES/PER/IV/2010
tentang persyaratan kualitas air minum, bahwa air minum pada sistem distribusi secara bakteriologis salah satunya yaitu jumlah bakteri Coliform per 100 ml air sampel harus 0. 3.
Menganalisis Hubungan sanitasi peralatan pada jumlah Coliform pada air minum isi ulang di Kota Banjar
Hasil analisis bivariate dengan uji statistik chi-square p= 1.000 yang lebih besar dari α= 0.05, maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan antara sanitasi peralatan dengan jumlah Coliform. Penelitian yang ada di Kabupaten Kudus hampir sama dengan penelitian yang di Kota Banjar. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian di Kota Banjar.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan higiene sanitasi depot dengan jumlah bakteri Coliform pada air minum isi ulang yang ada di Kabupaten Kudus.Jenis penelitian survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel adalah total populasi seluruh depot air minum isi ulang yang ada di wilayah Kabupaten Kudus, yang berjumlah 21 depot. Jumlah depot air minum isi ulang yang positif bakteri Coliform sebesar 47,6% dan yang negatif Coliform sebesar 52,4%. Uji
statistik
yang
menggunakan
chi
square,diperoleh
kesimpulan bahwa terdapat hubungan antara higiene sanitasi dengan jumlah bakteri Coliform pada air minum isi ulang di Kabupaten Kudus.untuk menjaga keamanan kualitas air minum isi ulang agar dilakukan inspeksi, pengawasan dan pembinaan higiene sanitasi secara rutin minimal 1 bulan sekali dan kontrol kualitas bakteriologis terhadap air minum isi ulang oleh Laboratorium Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus (http://nabilakudus.blogspot.com 2 April 2013). D. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan 1. Proses tahap produksi air minum di Depot Air Minum Isi Ulang Di Kota Banjar adalah
a. Penampungan air baku pada tandon yang pertama b. Penampungan tandon ke dua c. Dipompa ke dalam tabung filter d. Masuk ke dalam micro filter e. Kemudian melakukan sterilisasi f. 2.
Pengisian galon
Jumlah coliform pada Depot Air Minum Isi Ulang Di Kota Banjar diambil 21 Depot Air Minum isi Ulang
yang diperiksa di
laboratorium terdapat 12 (57,1%) tidak mengandung Coliform sedangkan 9(42,9%) mengandung Coliform. 3. Tidak adanya hubungan antara sanitasi peralatan terhadap jumlah Coliform di Kota Banjar dengan nilai (p=1.000) B. Saran 1. Bagi Pemilik Depot Air Minum Isi Ulang Dalam hal sanitasi peralatan Depot Air Minum Isi Ulang pemilik depot perlu mengingkatkan kebersihan serta perawatan pada peralatan Depot Air Minum Isi Ulang. 2. Bagi Masyarakat Walaupun hasil penelitian jumlah Coliform pada Depot Air Minum Isi Ulang tidak menungjukan hasil yang memuaskan, namun masyarakat harus tetap wapada dengan cara melihat surat keterangan dari hasil laboratorium pada Depot Air Minum Isi Ulang yang tidak memenuhi syarat. 3. Bagi Peneliti Lain
Kepada peneliti selanjutnya sebaiknya peneliti melakukan penelitian lebih akurat pada peralatan Depot Air Minum Isi Ulang.
4.
Bagi Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan harus lebih meningkat pengawasan secara keseluruhan meliputi peralatan, sumber dan karyawan Depot Air Minum Isi Ulang, sehingga jumlah Coliform dapat memenuhi syarat.
DAFTAR PUSTAKA Effendi, Hefni, Telaah Kualitas Air, KAANISIUS, Yogyakarta, 2003 Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia, Persyaratan Kualitas Air Minum, Depkes R.I, 2010 Suriawiria, Unus, Pengantar Mikrobiologi Umum, Angkasa, Bandung, 2008. Pitojo Setijo & Purwantoyo, Eling, Deteksi Pencemar Air Minum, Aneka Ilmu, Ungaran, 2002. Slamet Soemirat J, Kesehatan lingkungan, Penerbit Gajah Mada Unversity Press, Yogyakarta, 1994 Joko Tri, Analisis Mikroba Di laboratorium, Grafindo Persada, Jakarta, 2002.