INTISARI ANALISIS KUANTITATIF BAKTERI COLIFORM PADA DEPO AIR MINUM ISI ULANG DI KELURAHAN SUNGAI JINGAH KOTA BANJARMASIN Muhammad Noor ¹;Eka KumalaSari,S,Farm.,Apt ²Erna Prihandiwati,S,Si .,Apt Air merupakan zat kehidupan, dimana tidak ada satu pun mahluk hidup di bumi ini yang tidak membutuhkan air. Penyediaan air minum yang aman harus diupayakan, karena kemungkinan adanya pencemaran mikroorganisme pada air minum, seperti pencemaran bakteri Coliform. Adanya bakteri Coliform di dalam makanan atau minuman menunjukkan kemungkinan adanya mikroorganisme. Menurut PERMENKES RI NO 492,2010 (Persyaratan Kualitas Air Minum), bahwa kadar bakteri Coliform pada air minum isi ulang maksimum yang di perbolehkan dalam per 100 ml sampel adalah = 0. Tujuan peneelitian ini adalah mengetahui apakah air minum isi ulang pada depo di kelurahan sungai jingah terdapat bakteri Coliform atau tidak, dan berapa kadar MPN 100/ml. Penelitian ini adalah penelitian deksriptif yang menggambarkan tentang kandungan bakteri Coliform air minum isi ulang pada depo di kelurahan sungai jingah kota banjarmasin, dimana proses pengujiannya di lakukan laboratorium. Hasil penelitian ini adalah sebanyak 7 (38,88%) sampel positif mengandung bakteri Coliform dan 11 (61,11%) sampel negatif mengandung bakteri Coliform. Jumlah MPN/100 ml bakteri Coliform yang tertinggi adalah 15 MPN/100 ml dan jumlah MPN/100 ml bakteri Coliform terendah adalah 3 MPN/100 ml. Dengan adanya hasil penelitian ini, bagi instansi kesehatan terutama BPOM dapat melakukan penelitian di kelurahan lain dan melakukan pemeriksaan berkala di depo-depo air minum isi ulang. Dan juga bekerja sama dengan masyarkat untuk mengontrol kualitas air minum isi ulang di kota Banjarmasin. KATA KUNCI : Analisis Kuantitatif, Bakteri Coliform, Air Minum Isi Ulang 1’2’3
AKADEMI FARMASI ISFI BANJARMASIN
ABSTARCT
QUANTITATIVE ANALYSIS ON Coliform BACTERIA IN DRINKING WATER REFILL DEPO AT KELURAHAN SUNGAI JINGAH BANJARMASIN Muhammad Noor ¹;Eka KumalaSari S,Farm.,Apt ²;Erna Prihandiwati S,Si.,Apt Water is the substance of life, where on singel living thing on this earth that does not require water. Provision of save drinking water should be pursued, because the possibility of contamination of microorganisme in drinking water, such as Coliform bacteria contamination. The presence of Coliform bacteria in foods or beverages showed in possibility of microorganisme existence. According PERMENKES RI NO 492,2010 (Drinking Water Quality Requirements), that the maximum levels of Coliform bacteria allowed in a 100 ml sampels of drinking water refill is = 0 The aim of this research is to determine whether the drinking water refill at a depo in kelurahan sungai jingah contained coliform bacteria or not, and how many MPN levels per 100 ml. This study is a descriptive research, describing the content levels of coliform bacteria in drinking water refill depo at kelurahan sungai jingah Banjarmasin. Where the process of laboratory testing done. The result of this study are 7 (38,88%) samples were positive contained Coliform bacteria and 11 (61,11%) samples were negative. The amount of MPN/100 ml of highest Coliform bacteria is 15 MPN/100 ml and the amount of MPN/100 ml of lowest Coliform bacteria is 3 MPN/100 ml. With the results of this study, the healt authority especially BPOM can conduct researches in other villages and doing periodic inspections at depos of drinking water refill, and also cooperate with the society to control quality of drinking water refill in Banjarmasin. KEYWORD : Quantitative analysis, Coliform Bacteria, Drinking Water Refill. 1’2’3
AKADEMI FARMASI ISFI BANJARMASIN
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Salah satu faktor penting penggunaan air dalam kehidupan sehari-hari adalah untuk kebutuhan air minum. Air bersih merupakan air yang harus bebas dari mikroorganisme penyebab penyakit dan bahan-bahan kimia yang dapat merugikan kesehatan manusia dan mahluk hidup lainnya. Air merupakan zat kehidupan, di mana tidak ada satupun mahluk hidup di bumi ini yang tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkna bahwa 65-75% dari berat manusia terdiri dari air. Menurut ilmu kesehatan setiap orang memerlukan air minum sebanyak 2,5-3 liter setiap hari termasuk air yang berada dalam makanan. Manusia bisa bertahan hidup 2-3 minggu tanpa makan, tetapi hanya 2-3 hari tanpa minum (Suripin, 2002). Berdasarkan PeraturanMenteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Air minum aman bagi kesehatan apabila memenuhi persyaratan fisika, mikrobiologis, kimiawi dan radioaktif yang dimuat dalam parameter wajib dan parameter tambahan.
Air tawar bersih yang layak minum kian langka diperkotaan, sungaisungai yang ada tercemar oleh limbah pabrik maupun rumah tangga. Air tanah sudah tidak aman untuk dikonsumsi karena tercemar rembesan dari tengki septik maupun air permukaan.itulah salah satu alasan mangapa air minum dalam kemasan (AMDK) banyak dikonsumsi karena berasal dari air pengunungan. Namun karena harganya yang relatif mahal maka masyarakat terus mencari alternatif baru yang murah. Air minum isi ulang menjadi jawabanya. Air minum yang bisa diperoleh dari depo-depo yang ada disekitar kita harganya bisa sepertiga dari harga produk air minum dalam kemasan yang bermerk. Hal ini lah yang menyebabkan munculnya depo-depo air minum isi ulang. Keberadaan depo-depo air minum isi ulang banyak bemunculan sejalan dengan meningkatnya dinamika keperluan air minum yang bersih, bermutu dan aman dikonsumsi bagi masyarakat. Berdasarkan keputusan menteri kesehatan no.1997/2002 tentang syaratsyarat dan pengawasan kualitas air minum, pengawasan mutu air pada depo air minum menjadi tugas dan tanggung jawab dinas kesehatan kabupaten/kota. Penyediaan air minum yang aman harus diupayakan, karena kemungkinan adanya pencemaran mikroorganisme pada air minum, seperti pencemaran bakteri Coliform. Bakteri Coliform merupakan suatu grup bakteri yang digunakan sebagai indikator aanya polusi kotoran dan kondisi yang tidak baik terhadap air, makanan, susu dan produk-produk susu. Adanya bakteri Coliform di daam makanan atau minuman menunjukkan kemungkinan adanya
mikroorganisme. Bakteri Coliform dapat dibedakan menjadi 2 grup yaitu, Coliform fekal misalnya Escherichia coli dan Coliform non-fekal misalnya Enterobacter aerogenes (Randa, 2012) Hasil penelitian yang di lakukan oleh yayasan lembaga konsumen indonesia, YLKI (2010) penelitian dilakukan sejak bulan Maret-Mei 2010. Sampel produk-produk air minuman itu mereka dapatkan dari pasar tradisional, swalayan, dan juga mal-mal. Dari 11 merk air minum kemasan yang bermasalah tersebut, ditemukan total bakteri mencapai 10 ribu sampai 100 ribu koloni/mL. Padahal, menurut Standar SNI 01-3553-2006 kandungan mikrobiologi untuk air minum itu mulai dari 100 sampai dengan 100 ribu koloni/mL. Dan dari AMDK yang diperiksa memiliki kadar bakteri diatas ambang batas. Bakteri yang dapat menyebabkan penyakit bagi manusia salah satunya adalah penyakit diare. Berdasarkan data dari dinas kesehatan data depot air minum isi ulang terbanyak ada pada kelurahan Sungai Jinggah dimana di kelurahan tersebut ada terdapat 18 (DAMIU) , Disini peneliti ingin meneliti standar pengolahan air minum isi ulang pada depo yang terdapatdi kelurahan Sungai Jinggah. Di mana di kelurahan itu terdapat beberapa depo air minum isi ulang, yang di mana di kelurahan tersebut dekat dengan aliran sungai-sungai. Maka berdasarkan uraian diatas perlu diteliti standar pengolahan air minum di kawasan tersebut apakah sesuai dengan keputusan menteri kesehatan No.1997/2002 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air minum, apakah mengandung Bakteri Coliform dan berapa kadar MPN/100 ml nya.