INTISARI ANALISIS KUANTITATIF BAKTERI E. COLI PADA AIR MINUM ISI ULANG YANG DIJUAL DI DEPOT AIR MINUM ISI ULANG DI KELURAHAN KUIN CERUCUK, KELURAHAN KUIN SELATAN DAN KELURAHAN BELITUNG UTARA KOTA BANJARMASIN Anggita Risna Putri1 ; Erna Prihandiwati2; Noor Aisyah3. Air minum isi ulang merupakan salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan air minum karena praktis, harga terjangkau dan dianggap aman untuk dikonsumsi. Sehingga air minum isi ulang harus aman dan terhindar dari mikroorganisme seperti bakteri E. Coli . Bakteri E Coli dapat menyebabkan berbagai macam penyakit, salah satunya diare. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah air minum isi ulang yang di jual di depot air minum isi ulang yang ada di Kelurahan Kuin Selatan, Kuin Cerucuk dan Belitung Utara Kota Banjarmasin mengandung bakteri E. Coli dan untuk mengetahui berapa Most Probable Number (MPN)/100 ml kandungan bakteri E. Coli pada air minum isi ulang. Sampel dalam penelitian ini adalah air minum isi ulang dan penelitian ini dilakukan di Kelurahan Kuin Selatan, Kuin Cerucuk dan BelitungUtara Kota Banjarmasin karena berdasarkan data dari dinas kesehatan menunjukkan bahwa penyakit diare terbanyak berada di Kelurahan tersebut. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskripitif. Teknik pengambilan sampel berupa sampling jenuh. Analisis kuantitatif bakteri E. Coli padaa air minum isi ulang dilakukan dengan menggunakan uji dugaan (Premsumtive Test) dan uji penegasan ( Confirme Test) dengan media Lactose Broth (LB) dan media Trypton Water (TW). Hasil dibandingkan dengan alat ukur berupa tabel Most Probable Number (MPN) dengan menggunakan 3 tabung. Penelitian sampel dilakukan di laboratorium Kesehatan Provinsi Kota Banjarmasin. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, tidak ada hasil positif mengandung bakteri E. Coli pada analisis kualitatif, jadi penelitian tidak dilanjutkan ke analisis kuantitatif.
Kata Kunci: Analisis Kuantitatif, Bakteri E. Coli, Air Minum Isi Ulang
ABSTRACT QUANTITATIVE ANALYSIS OF E.COLI IN DRINGKING WATER REFILLS SOLD IN THE DEPOT DRINKING WATER CONTENTS IN KELURAHAN KUIN CERUCUK NEIGHBORHOOD, SOUT AND NORTH OF THE CITY OF BANJARMASIN BELITUNG VILLAGE Anggita Risna Putri1 ; Erna Prihandiwati2; Noor Aisyah3. Refill drinking water is one way to meet the need of drinking water because of the practical, affordable and is considered safe for consumption. So refill drinking water must be safe and spared from microorganisms such as e. Coli. E Coli bacteria can cause a variety of illnesses, including diarrhea. The purpose of this research is to find out whether the refill drinking water sold in refill drinking water depot in Kelurahan Kuin Cerucuk Kuin, South and North of the city of Banjarmasin Belitung contain e. Coli and to determine how Most Probable Number (MPN)/100 ml of e. Coli in drinking water refill. The sample in this research is the drinking water refills and this research was conducted in the village South, Kuin Cerucuk and BelitungUtara the city of Banjarmasin due based on data from the Health Department show that diarrheal disease is in most of the Villages. This type of research is the research deskripitif. The technique of sampling a sampling of saturated. Quantitative analysis of e. Coli in drinking water refill is performed using the alleged test (Premsumtive Test) and test the assertion (Confirme Test) with a medium Lactose Broth (LB) and media Trypton Water (TW). The results compared to the measuring instrument in the form of a table of Most Probable Number (MPN) using 3 tubes. Sample research conducted in the laboratory of Health Province city of Banjarmasin. Based on the results of the research that has been done, there is no positive result contains e. Coli on a qualitative analysis, so research was discontinued to quantitative analysis.
Key Words: Quantitative Analysis, The Bacteria E. Coli, Drinking Water Refill
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara. Tiga per empat bagian tubuh manusia terdiri dari air. Manusia tidak dapat bertahan hidup lebih dari 4-5 hari tanpa minum air. Menurut Slamet (2004), air merupakan pelarut yang universal, hampir semua jenis zat dapat larut dalam air. Air dalam tubuh manusia berkisar antara 50 – 70% dari seluruh berat badan. Pentingnya air bagi kesehatan dapat dilihat dari jumlah air yang ada didalam organ, seperti 80% dari darah terdiri atas air, 25% dari tulang, 75% dari urat syaraf, 80% dari ginjal, 70% dari hati, dan 75% dari otot adalah air. Kehilangan air untuk 15% dari berat badan dapat mengakibatkan kematian yang diakibatkan oleh dehidrasi. Karenanya orang dewasa perlu minum minimal sebanyak 1,5 – 2 liter sehari untuk keseimbangan dalam tubuh dan membantu proses metabolisme. Menurut perhitungan WHO di negara-negara maju tiap orang memerlukan air antara 60-120 liter per hari. Sedangkan di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia tiap orang memerlukan air antara 30-60 liter per hari. Diantara kegunaankegunaan air tersebut yang sangat penting adalah kebutuhan untuk minum (termasuk untuk masak) air harus mempunyai persyaratan khusus agar air tersebut tidak menimbulkan penyakit bagi manusia.
Standar air minum di Indonesia mengikuti standar WHO yang dalam beberapa hal disesuaikan dengan kondisi di Indonesia. Pada tahun 2002, Departemen Kesehatan RI telah menetapkan kriteria kualitas air secara mikrobiologis, melalui Keputusan Menteri Kesehatan No. 907 tahun 2002 bahwa air minum tidak diperbolehkan mengandung bakteri coliform dan E. Coli. Sedangkan dalam Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 01- 3553-2006, air minum dalam kemasan selain tidak boleh mengandung bakteri patogen yaitu Salmonella dan Pseudomonas aeruginosa, juga tidak boleh mengandung cemaran mikroba lebih besar dari 100 koloni/ml. Pemenuhan kebutuhan air minum masyarakat saat ini sangat bervariasi. Di kota besar, dalam hal pemenuhan kebutuhan air minum masyarakat juga mengkonsumsi air minum dalam kemasan (AMDK), karena praktis dan dianggap lebih higienis. AMDK diproduksi oleh industri melalui proses otomatis dan disertai dengan pengujian kualitas sebelum diedarkan ke masyarakat. Akan tetapi, pada beberapa tahun terakhir ini masyarakat merasa bahwa AMDK semakin mahal, sehingga muncul alternatif lain yaitu air minum yang diproduksi oleh depot air minum isi ulang (DAMIU). DAMIU adalah badan usaha yang mengelola air minum untuk keperluan masyarakat dalam bentuk curah dan tidak dikemas. Ditinjau dari harganya air minum isi ulang (DAMIU) lebih murah dari AMDK, bahkan ada yang mematok harga hingga 1/4 dari harga AMDK. Teknologi yang umumnya digunakan adalah proses pengendapan (dengan cara menampung bahan baku air pada tangki dengan kapasitas besar), dilewatkan ke penyaring multimedia,
kemudian proses penyaringan sampai ke penyaringan ultra. Proses desinfeksi yang dilakukan adalah
pilihan proses ozonasi, ultraviolet atau kombinasi keduanya
(Pitoyo, 2005). Bakteri Coliform adalah golongan bakteri intestinal, yaitu hidup didalam saluran pencernaan manusia. Bakteri Coliform adalah bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik lain. Lebih tepatnya, bakteri Coliform fekal adalah bakteri indikator adanya pencemaran bakteri patogen. Penentuan Coliform fekal menjadi indikator pencemaran
dikarenakan jumlah koloninya pasti berkorelasi positif dengan
keberadaan bakteri patogen. Selain itu, mendeteksi Coliform jauh lebih murah, cepat, dan sederhana daripada mendeteksi bakteri patogenik lain. Contoh bakteri Coliform adalah, Escherichia coli dan Enterobacter aerogenes. Jadi, Coliform adalah indikator kualitas air. Makin sedikit kandungan Coliform, artinya, kualitas air semakin baik. E. Coli jika masuk ke dalam saluran pencernaan dalam jumlah banyak dapat membahayakan kesehatan. Walaupun E. Coli merupakan bagian dari mikroba normal saluran pencernaan, tapi saat ini telah terbukti bahwa galur-galur tertentu mampu menyebabkan gastroenteritis taraf sedang hingga parah pada manusia dan hewan. Sehingga, air yang akan digunakan untuk keperluan sehari-hari berbahaya dan dapat menimbulkan penyakit infeksi (Suriaman, 2008). Dalam Permenkes No. 492/MENKES/PER/IV/2010, persyaratan kualitas air minum untuk kandungan maksimum bakteri E.Coli yang diperbolehkan adalah 0 / 100 ml sampel. Air minum yang aman dikonsumsi harus bebas dari kontaminan bakteri E. Coli.
Menurut Athena, dkk., (2004) menunjukkan adanya bakteri total coli dan E. Coli atau fecal coli dalam jumlah yang cukup tinggi dalam air minum isi ulang dari depot air minum isi ulang di Jakarta, Tangerang, dan Bekasi. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dilakukan penelitian mengenai uji kandungan bakteri E. Coli pada air minum isi ulang dari depot air minum isi ulang di Kelurahan Kuin Cerucuk, Kelurahan Kuin Selatan dan Kelurahan Belitung Utara. Berdasarkan data dari dinas kesehatan kota Banjarmasin pada
tahun 2013,
bahwa penyakit diare terbanyak berada di puskesmas Kuin Raya yang terletak di Kelurahan Kuin dengan jumlah 1178 orang. Sehingga peneliti ingin melakukan penelitian di Kelurahan Kuin Cerucuk, Kelurahan Kuin Selatan dan Kelurahan Belitung Utara yang merupakan wilayah kerja puskesmas Kuin Raya.