Jurnal Online Pendidikan Fisika ISSN 2301-7651
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DENGAN INTEGRASI KARAKTER TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERSAMAAN KEADAAN GAS IDEAL DI SMA NEGERI 1 KECAMATAN BINJAI KABUPATEN LANGKAT Betty M.Turnip dan Agust Ridhoi Saragih Jurusan Pendidikan Fisika, Universitas Negeri Medan Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Problem Solving dengan integrasi karakter terhadap peningkatan hasil belajar Fisika pada materi Persamaan Keadaan Gas Ideal di kelas XI SMA Negeri 1 Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat T.P 2011/2012. Jenis penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimen dengan populasi seluruh siswa kelas XI yang berjumlah 5 kelas. Sampel penelitian diambil 2 kelas yang ditentukan dengan teknik cluster random sampling, yaitu kelas XI IPA 3 yang terdiri dari 41 siswa sebagai kelas eksperimen dengan model pembelajaran Problem Solving dengan integrasi karakter dan kelas XI IPA 2 yang terdiri dari 41 siswa sebagai kelas kontrol dengan model Problem Solving tanpa integrasi karakter. Untuk menguji hipotesis dilakukan dengan analisis varians 2×2 (dua jalur). Dari analisa data diperoleh skor ratarata pretes kelas eksperimen 34,88 pada kelas kontrol sebesar 33,66. Kedua kelas berdistribusi normal dan homogen. Setelah dilakukan perlakuan pada masing-masing kelas diperoleh rata-rata nilai postes kelas eksperimen dan kelas kontrol masing-masing 73,66 dan 65,85. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis varian 2×2 pada taraf signifikansi α = 0,05, diperoleh Fhitung = 13,09 dan Ftabel = 3,96. Fhitung > Ftabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran Problem Solving dengan integrasi karakter terhadap peningkatan hasil belajar Fisika pada materi pokok Persamaan Keadaan Gas Ideal di kelas XI SMA Negeri 1 Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat T.P. 2011/2012. Kata kunci: model pembelajaran, hasil belajar, karakter, problem solving EFFECT OF LEARNING MODEL PROBLEM SOLVING WITH INTEGRATION OF CHARACTER ON THE FORMATION OF CHARACTER AND STUDENT LEARNING OUTCOMES OF THE MATERIAL IN THE IDEAL GAS EQUATION IN SMA NEGERI 1 KECAMATAN BINJAI KABUPATEN LANGKAT Betty M.Turnip dan Agust Ridhoi Saragih Physics Education Program, State University of Medan Abstract. This study aimed to determine the effect of the learning model with the integration of character Problem Solving to improving learning outcomes Physics in material Ideal Gas State Equation in class XI SMA Volume: 1 (1) Juni 2012
26
Prodi Dikfis Pascasarjana Unimed
Turnip, B.M. dan Saragih, A.R.: Pengaruh Model Pembelajaran Problem Solving Dengan Integrasi Karakter Terhadap Pembentukan Karakter dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Persamaan Keadaan Gas Ideal di SMA Negeri 1 Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat
Jurnal Online Pendidikan Fisika ISSN 2301-7651
Negeri 1 Kecamatan Binjai of Langkat F.Y. 2011/2012. This research is a quasi experimental study with the whole class XI student population which amounts to 5 classes. Samples were taken 2 classes are determined by random cluster sampling technique, ie class XI IPA 3, consisting of 41 students as a classroom experiment with Problem Solving learning model with the integration of character and class XI IPA 2, consisting of 41 students as a grade control model with Problem Solving without the integration of character. To test the hypothesis performed with 2 × 2 analysis of variance (two lines). From the analysis of the data obtained an average score of 34.88 in the experimental class pretest control class is 33.66. Both classes are normally distributed and homogeneous. After treatment in each class earned an average value posttest experimental class and control class respectively 73.66 and 65.85. Hypothesis testing is done by using a 2×2 analysis of variance at the significance level α = 0.05, obtained Fcount = 13.09 and Ftable = 3.96. Fcount > Ftable, so it can be concluded that there are significant learning model with the integration of character Problem Solving to improving learning outcomes in the subject matter physics ideal gas state equation in class XI SMA Negeri 1 Kecamatan Binjai of Langkat TP 2011/2012. Keywords: learning models, study result, character, problem solving
Proses pembelajaran di dalam kelas menentukan tingkat keberhasilan siswa. Disini guru harus merencanakan dan menetapkan strategi yang digunakan agar siswa lebih termotivasi dalam belajar, dengan tujuan agar memiliki pengetahuan, keterampilan serta nilai dan sikap untuk mempersiapkan siswa menghadapi studi yang lebih tinggi. Dengan harapan, makin tinggi proses makin tinggi pula hasil yang dicapai. Jika guru menyampaikan materi dengan menarik maka siswa termotivasi untuk belajar. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilaksanakan di SMA Negeri 1 Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat dengan menyebarkan angket kepada 45 orang siswa, 44,40% menyatakan bahwa pelajaran Fisika itu sulit dan kurang menarik, 40% menyatakan pelajaran Fisika itu biasa saja, 8,80% menyatakan pelajaran Fisika itu membosankan, 3,50% memilih untuk tidak berkomentar, dan cuma 3,30% siswa yang menyatakan pelajaran Fisika itu mudah dan menyenangkan.
PENDAHULUAN Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting bagi kehidupan manusia, melalui pendidikan akan tumbuh dan berkembang sebagai pribadi yang utuh. Maju mundurnya proses perkembangan suatu bangsa di segala bidang sangat ditentukan oleh tingkat pendidikan bangsa itu sendiri. Pendidikan merupakan aset masa depan ynag menentukan maju mundurnya suatu bangsa oleh sebab itu pembangunan sektor pendidikan harus menjadi perioritas. Pendidikan merupakan proses kegiatan pembentukan sikap kepribadian dan keterampilan manusia dalam menghadapi manusia masa depan. Dalam proses kegiatan pembentukan sikap, kepribadian dan keterampilan terjadi kegiatan belajar. Faktor utama yang mempengaruhi produktifitas tenaga kerja adalah pendidikan. Jadi dapat dikatakan pendidikan adalah hal yang sangat penting bagi kemajuan suatu negara. Dalam kenyataannya bahwa keadaan sumber daya manusia yang kurang kompetitif dikarenakan mutu pendidikan kita yang masih relatif rendah. Volume: 1 (1) Juni 2012
27
Prodi Dikfis Pascasarjana Unimed
Turnip, B.M. dan Saragih, A.R.: Pengaruh Model Pembelajaran Problem Solving Dengan Integrasi Karakter Terhadap Pembentukan Karakter dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Persamaan Keadaan Gas Ideal di SMA Negeri 1 Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat
Rendahnya hasil belajar Fisika yang diperoleh siswa disebabkan karena pelajaran Fisika disajikan dalam bentuk yang kurang menarik dan terkesan sulit, sehingga siswa lebih dahulu merasa bosan sebelum mempelajarinya. Sering kali pelajaran Fisika disajikan dengan menonjolkan persamaan Matematik dari pada konsep Fisikanya, sehingga konsep pelajaran Fisika tidak dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sementara itu, minat belajar siswa di masih tergolong rendah, siswa tidak mempunyai semangat belajar yang tinggi, sehingga mereka pergi ke sekolah hanya sebagai rutinitas saja, bukan merupakan sebuah kebutuhan. Seperti yang dikemukakan oleh seorang guru Fisika di SMA Negeri 1 Kecematan Binjai Kabupaten Langkat, melalui wawancara yang dilakukan pada saat studi pendahuluan, beliau mengatakan: Siswa siswi disekolah ini masih tergolong memiliki semangat belajar yang rendah, khusus nya untuk mata pelajaran Fisika. Salah satu faktor yang menyebabkan hal ini terjadi adalah faktor lingkungan. Lingkungan disini masih lingkungan pedesaan, jadi setiap pulang sekolah, siswa pergi ke ladang. Jadi malamnya sudah lelah sehingga belajar di rumah jarang sekali. Kebiasaan jarang belajar itu terbawabawa ke sekolah. Guru di SMA Negeri 1 Kecamatan binjai Kabupaten Langkat khususnya guru bidang studi Fisika dalam proses pembelajarannya cenderung menggunakan metode ceramah, diskusi, kelompok dan tanya jawab. Guru jarang mengajak siswa turut berpartisipasi dalam proses pembelajaran sehingga siswa hanya menerima pelajaran. Kegiatan proses pembelajaran yang kurang interaktif dan kurang bervariasi seperti yang tersebut di atas, mengakibatkan kebosanan pada diri siswa dan mengurangi minat dalam mempelajari pelajaran Fisika, hal ini langsung berdampak pada nilai yang diperoleh siswa. Berdasarkan data yang diperoleh dari sekolah nilai rata-rata ujian pertengahan semester untuk bidang studi Fisika yaitu masih di bawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), dimana nilai KKM untuk Volume: 1 (1) Juni 2012
Jurnal Online Pendidikan Fisika ISSN 2301-7651
mata pelajaran Fisika adalah 68. Dari data ini dapat disimpulkan bahwa pelajaran Fisika dianggap pelajaran yang sulit, sehingga hal ini mengakibatkan hasil belajar para siswa menjadi rendah. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di SMA Negeri 1 Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat, dapat disimpulkan bahwa karakter siswa seperti kerja keras dan menghargai orang lain masih tergolong rendah. Rendahnya kerja keras ini membuat siswa merasa puas dengan nilai yang diperolehnya yang masih berada di bawah nilai KKM. Rasa kurang menghargai orang lain membuat suasana belajar di kelas menjadi kurang hidup karena jika ada siswa yang mengajukan pendapat, yang lain hanya diam dan terkadang tidak menghiraukan temannya. Usaha mengatasi permasalahan tersebut sangat diperlukan perubahan strategi dan model pembelajaran yang sedemikian rupa sehingga memberikan nuansa yang menyenangkan bagi guru dan siswa. Salah satunya dengan menggunakan model pembelajaran Problem Solving. Model pembelajaran Problem Solving bukan hanya sekedar pembelajaran tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan metodemetode lainnya yang dimulai dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpulan. Jadi, disini dilibatkan dalam proses pembelajaran, dan siswa memegang peran penting dalam proses pembelajaran sehingga siswa mulai dari penarikan data hingga penarikan kesimpulan. Model pembelajaran Problem Solving pernah diteliti oleh beberapa peneliti seperti Putra (2009) dan Sinaga (2009). Kedua peneliti tersebut menemukan bahwa hasil belajar siswa meningkat setelah diterapkan model pembelajaran Problem Solving. Selain itu, karakter siswa juga dapat mempengaruhi hasil belajar seorang siswa. Seorang siswa tidak hanya dilihat dari segi kognitif nya saja, tetapi juga dari segi afektifnya. Disanalah seorang siswa hendaknya memiliki soft skill, tidak hanya hard skill. Maka seorang guru juga harus dapat berperan dalam 28
Prodi Dikfis Pascasarjana Unimed
Turnip, B.M. dan Saragih, A.R.: Pengaruh Model Pembelajaran Problem Solving Dengan Integrasi Karakter Terhadap Pembentukan Karakter dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Persamaan Keadaan Gas Ideal di SMA Negeri 1 Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat
pembentukan karakter siswa guna untuk menciptakan siswa yang lebih baik, berdsarkan uraian diatas, penulis tertarik meneliti keberhasilan belajar siswa dikaitkan dengan penerapan suatu Model pembelajaran problem solving. Berdasarkan fokus masalah yang telah dikemukakan pada batasan masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana pengaruh model pembelajaran Problem Solving dengan integrasi karakter terhadap peningkatan hasil belajar Fisika pada materi pokok Persamaan Keadaan Gas Ideal di kelas XI SMA Negeri 1 Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat T.P. 2011/2012? (2) Bagaimana pengaruh peningkatan karakter terhadap hasil belajar Fisika pada materi pokok Persamaan Keadaan Gas Ideal antara siswa yang di kelas XI SMA Negeri 1 Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat T.P 2011/2012? (3) Bagaimana interaksi antara faktor pembelajaran (model pembelajaran Problem Solving) dengan faktor karaktersiswa (meningkat atau tidak meningkat) dalam meningkatkan hasil belajar Fisika pada materi pokok Persamaan Keadaan Gas Ideal di kelas XI SMA Negeri 1 Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat T.P 2011/2012? Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran Problem Solving dengan integrasi karakter terhadap peningkatan hasil belajar Fisika pada materi pokok Persamaan Keadaan Gas Idealdi kelas XI SMA Negeri 1 Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat T.P. 2011/2012. (2) Mengetahui pengaruh peningkatan karakter terhadap hasil belajar Fisika pada materi pokok Persamaan Keadaan Gas Ideal antara siswa yang di kelas XI SMA Negeri 1 Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat T.P 2011/2012. (3) Mengetahui interaksi antara faktor pembelajaran (yang terdiri atas model pembelajaran Problem Solving) dengan faktor karakter siswa (meningkat atau tidak meningkat) dalam meningkatkan hasil belajar Fisika pada materi pokok Persamaan Keadaan Gas Ideal di kelas XI SMA Negeri 1 Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat T.P 2011/2012.
Volume: 1 (1) Juni 2012
Jurnal Online Pendidikan Fisika ISSN 2301-7651
Keberhasilan siswa dalam menguasai suatu pokok bahasan tergantung dari bagaimana cara mereka dapat mempelajari pokok bahasan dengan baik, disamping kemampuan guru dalam mengelola kelas dan menyampaikan pokok bahasan tersebut. Kegiatan siswa secara aktif dalam proses belajar dapat menimbulkan pengalaman yang berarti bagi dirinya. Pada penelitian ini diambil penerapan Model Pembelajaran Problem Solving dengan Integrasi Karakter terhadap hasil belajar siswa di SMA Negeri 1 Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat. Model Pembelajaran Problem Solving dan Integrasi Karakter ini sebagai alternatif yang dapat membantu dan mempermudah guru dalam merancang pembelajaran yang efektif dan membentuk karakter siswa. Jika model ini diterapkan dengan benar maka dapat memberikan peluang bagi siswa untuk berpartisipasi aktif dan memungkinkan siswa dapat berpikir ke tingkat lebih tinggi sehingga pengetahuan terus berkembang serta mampu menghadapi dan memecahkan masalah-masalah yang ada. Dengan demikian memungkinkan siswa memperluas dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam berbagai macam tataan baik di sekolah ataupun di luar sekolah. Hipotesis dalam penelitian ini adalah: 1. Hasil belajar Fisika pada materi pokok persamaan keadaan gas ideal yang pembelajarannya dengan menggunakan model pembelajaran problem solving dengan integrasi karakter lebih baik secara signifikan dibandingkan dengan siswa yang pembelajarannya dengan menggunakan model pembelajaran problem solving tanpa integrasi karakter. 2. Hasil belajar Fisika pada materi persamaan keadaan gas ideal yang pembelajarannya dengan menggunakan model pembelajaran problem solving dengan integrasi karakter lebih baik secara signifikan dibandingkan dengan siswa yang pembelajarannya dengan menggunakan model pembelajaran problem solving tanpa integrasi karakter ditinjau dari peningkatan karakter siswa.
29
Prodi Dikfis Pascasarjana Unimed
Turnip, B.M. dan Saragih, A.R.: Pengaruh Model Pembelajaran Problem Solving Dengan Integrasi Karakter Terhadap Pembentukan Karakter dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Persamaan Keadaan Gas Ideal di SMA Negeri 1 Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat
3. Terdapat interaksi antara faktor model pembelajaran dan faktor karakter siswa dalam meningkatkan hasil belajar Fisika pada materi persamaan keadaan gas ideal. Dengan hipotesis statistik, yaitu: 1. Hipotesis I. HO : µA1 = µA2 Ha : µA1> µA2 2. Hipotesis II. HO : µB1 = µB2 Ha : µB1> µB2 3. Hipotesis III. HO : A >< B = 0 Ha : A >< B ≠ 0 Keterangan: A1 = Model pembelajaran Problem Solving dengan Integrasi Karakter A2 = Model pembelajaran Problem Solving tanpa Integrasi Karakter B1 = Karakter Meningkat B2 = Karakter Tidak Meningkat A = Model pembelajaran B = Karakter
Jurnal Online Pendidikan Fisika ISSN 2301-7651
METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat T.P 2011/2012. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI semester II SMA Negeri 1 Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat T.P. 2011/2012 yang berjumlah 3 kelas. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari dua kelas yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen. Penelitian ini menggunakan desain Quasi Eksperiment. Pada kelas eksperimen diberi perlakuan yaitu pengajaran dengan model pembelajaran Problem Solving dengan menggunakan integrasi karakter pada setiap tatap muka, sedangkan pada kelas kontrol diberikan pembelajaran Problem Solving tanpa menggunakan Integrasi Karakter pada setiap tatap muka. Rancangan analisis penelitian ini adalah rancangan faktorial 2×2, yaitu sebagai berikut:
Tabel 1. Rancangan Penelitian HASIL BELAJAR FISIKA (A) Model Pembelajaran Model Pembelajaran KARAKTER (B) Problem Solving dengan Problem Solving tanpa Integrasi Karakter Integrasi Karakter (A1) (A2) Meningkat (B1) A1 B1 A2 B1 Tidak Meningkat (B2) A1 B2 A2 B2 Catatan: A = Hasil Belajar Fisika A1 = Model Pembelajaran Problem Solving dengan Integrasi Karakter A2 = Model Pembelajaran Problem Solving tanpa Integrasi Karakter B = Karakter Siswa B1 = Karakter yang meningkat B2 = Karakter yang tidak meningkat A1B1 = Hasil belajar menggunakan model pembelajaran problem solving dengan integrasi karakter pada siswa yang karakternya meningkat. A1B2 = Hasil belajar menggunakan model pembelajaran problem solving dengan integrasi karakter pada siswa yang karakternya tidak meningkat. Volume: 1 (1) Juni 2012
A2B1 = Hasil belajar menggunakan model pembelajaran problem solving tanpa integrasi karakter pada siswa yang karakternya meningkat. A2B2 = Hasil belajar menggunakan model pembelajaran problem solving tanpa integrasi karakter pada siswa yang karakternya tidak meningkat. Dalam melakukan pengolahan data, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data. Untuk mengetahui normal tidaknya distribusi data yang berkaitan dengan analisis data digunakan uji Lilliefors (Sudjana, 2005). Kriteria penerimaan bahwa data berdistribusi normalitas apabila harga Lo< Ltabel. Kemudian dilakukan uji homogenitas dengan menggunakan uji Barlett. Membandingkan hasil dengan 30
Prodi Dikfis Pascasarjana Unimed
Turnip, B.M. dan Saragih, A.R.: Pengaruh Model Pembelajaran Problem Solving Dengan Integrasi Karakter Terhadap Pembentukan Karakter dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Persamaan Keadaan Gas Ideal di SMA Negeri 1 Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat
untuk = 0,05. Jika ≥ maka data tidak homogen dan jika ≤ maka data homogen. Melakukan uji hipotesis dengan menggunakan analisis varians (Anava) tunggal.
Jurnal Online Pendidikan Fisika ISSN 2301-7651
nilai
Kriteria pengujian hipotesis: Jika harga Fhitung > Ftebel dengan dk pembilang (k-1) dan dk penyebut ∑(ni −1) untuk , maka Ho ditolak. Jika harga Fhitung < Ftebel dengan dk pembilang (k-1) dan dk penyebut , maka Ho diterima. ∑(ni −1) untuk
Tabel 2. Daftar Analisis Varians Sumber Variasi Rata-rata
dk
JK
1
Ry
KT
F
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen yang melibatkan dua kelas yang k-1 Ay diberi perlakuan berbeda dimana pada kelas eksperimen diberikan perlakuan model pembeDalam lajaran Problem Solving dengan Integrasi kelompok Dy ∑(ni −1) Karakter dan kelas kontrol diberikan perlakuan Total model pembelajaran Problem Solving tanpa ∑ni ∑Y2 Integrasi Karakter. Kelas eksperimen terdiri dari 41 siswa dan kelas kontrol terdiri dari 41 siswa. Hasil pretes dan postes kelas eksperimen Untuk menguji hipotesis maka digunakan uji F dan kontrol tertera dalam Tabel 3 dan 4 berikut: dengan rumus: Tabel 3. Data nilai pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol Antar kelompok
No 1 2 3 4 5 6 7
∑
Nilai 15 20 25 30 35 40 45
Kelas Eksperimen Frekuensi 1 2 2 9 11 10 6
Rata-rata
No 1 2 3 4 5 6 7
34,88
41
∑
Nilai 15 20 25 30 35 40 45
Kelas Kontrol Frekuensi 2 3 5 7 8 9 7
Rata-rata
33,66
41
Tabel 4. Data nilai postes kelas eksperimen dan kelas kontrol No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
∑
Nilai 50 55 60 65 70 75 80 85 90
Kelas Eksperimen Frekuensi 1 2 2 5 7 9 8 4 3
Volume: 1 (1) Juni 2012
Rata-rata
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
73,66
41
31
∑
Nilai 50 55 60 65 70 75 80 85 90
Kelas Kontrol Frekuensi 4 6 6 7 6 5 2 2 1
Rata-rata
65,85
41 Prodi Dikfis Pascasarjana Unimed
Turnip, B.M. dan Saragih, A.R.: Pengaruh Model Pembelajaran Problem Solving Dengan Integrasi Karakter Terhadap Pembentukan Karakter dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Persamaan Keadaan Gas Ideal di SMA Negeri 1 Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat
Jurnal Online Pendidikan Fisika ISSN 2301-7651
Pengujian Persyaratan Analisis Data Tabel 5. Nilai rata-rata dan simpangan baku No Data Nilai rata-rata Standar Deviasi 1 Pretes kelas eskperimen 34,88 7,28 2 Pretes kelas kontrol 33,66 8,66 3 Postes kelas eksperimen 73,66 9,68 4 Postes kelompok A1 B1 76,74 8,74 5 Postes kelompok A1 B2 69,72 9,62 6 Postes kelas kontrol 65,85 10,24 7 Postes kelompok A2 B1 66,32 11,28 8 Postes kelompok A2 B2 65,45 9,50
Varians 53,11 75,03 93,78 76,38 92,57 104,88 127,34 90,26
nakan uji liliefors. Hasil uji normalitas data Uji Normalitas Data Uji normalitas data pretes dan postes pretes dan postes kedua kelas dinyatakan dalam kelas eksperimen dan kelas kontrol mengguTabel 6 berikut. Tabel 6. Uji normalitas data kedua kelompok sampel No 1 2 3 4 5 6 7 8
Data Pretes kelas eskperimen Pretes kelas kontrol Postes kelas eksperimen Postes kelompok A1 B1 Postes kelompok A1 B2 Postes kelas kontrol Postes kelompok A2 B1 Postes kelompok A2 B2
Lhitung 0,1018 0,0951 0,0871 0,1010 0,1037 0,1059 0,1267 0,1248
1 2
Kesimpulan Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal
kesamaan dua varians. Untuk selengkapnya perhitungan uji homogenitas tersebut tertera pada Tabel 7 di bawah ini.
Uji Homogenitas Data Uji homogenitas pretes dan postes kelas eksperimen dan kelas kontrol menggunakan uji
No
Ltabel 0,1383 0,1383 0,1383 0,1628 0,2000 0,1383 0,1950 0,1662
Tabel 7. Uji homogenitas data kedua kelompok sampel Data Varians Fhitung Ftabel Kesimpulan Pretes kelas eskperimen 53,11 1,41 1,69 Homogen Pretes kelas kontrol 75,03 Postes kelas eksperimen 93,78 1,12 1,69 Homogen Postes kelas kontrol 104,88
Uji homogenitas dari hasil postes untuk masing masing kelompok menggunakan uji Bartlett. Untuk selengkapnya perhitungan uji homoge-
nitas tersebut disajikan dalam Tabel 8 berikut ini.
Tabel 8. Uji Homogenitas Antar Kelompok 2 2 No Data Varians hitung tabel Postes kelompok A1 B1 76,38 Postes kelompok A1 B2 92,57 1 1,38 11,3 Postes kelompok A2 B1 127,34 Postes kelompok A2 B2 90,26
Volume: 1 (1) Juni 2012
32
Kesimpulan Homogen
Prodi Dikfis Pascasarjana Unimed
Turnip, B.M. dan Saragih, A.R.: Pengaruh Model Pembelajaran Problem Solving Dengan Integrasi Karakter Terhadap Pembentukan Karakter dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Persamaan Keadaan Gas Ideal di SMA Negeri 1 Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat
Dari Tabel 6, 7, 8 di atas dapat disimpulkan bahwa data penelitian tersebut berdistribusi normal dan homogen, maka telah memenuhi persyaratan untuk dilakukan pengujian hipotesis.
Tabel 9. Data Hasil Belajar Fisika ∑YA1 ∑YA2 ∑YA1.A2 B1 1765 1260 3025 B2 1225 1440 2695 Jumlah 3020 2700 5720
Uji Hipotesis Penelitian Dari hasil tes setelah perlakuan dilakukan data hasil belajar Fisika untuk masing-masing kelompok dapat disajikan dalam Tabel 9 berikut.
B1
B2
∑A
Jurnal Online Pendidikan Fisika ISSN 2301-7651
Untuk memudahkan di dalam perhitungan teknik Anava Dua Jalur, maka tabel berikut ini adalah tabel kerja perhitungan teknik Anava Dua Jalur.
Tabel 10. Tabel Kerja Anava Dua Jalur A1 A2 ∑B A1B1 A2B1 ∑Y = 1765 ∑Y = 1260 ∑YB1 = 3025 ∑Y2 = 132125 ∑Y2 = 85850 ∑Y2B1= 217975 ∑Y211 = 1680,43 ∑Y212 = 2292,11 ∑∑Y2B1= 3972,54 n = 23 n = 19 N = 42 A1B2 A2B2 ∑Y = 1255 ∑Y = 1440 ∑YB2 = 2695 ∑Y2= 89075 ∑Y2= 96150 ∑Y2B2= 185225 ∑Y221 = 1573,61 ∑Y222 = 1895,45 ∑∑Y2B2 = 3469,06 n = 18 n = 22 N = 40 ∑YA1 = 3020 ∑YA2 = 2700 ∑YT = 5720 ∑Y2A1= 221200 ∑Y2A2= 182000 ∑Y2T = 403200 ∑∑Y2A1=3254,04 ∑∑Y2A2 = 4187,56 JKi = 7441,60 n = 41 n = 41 N = 82
Tabel 11. Ringkasan Hasil Perhitungan perhitungan teknik Anava Dua Jalur. Jumlah Rata-rata Ftabel Jumlah Variasi dk Fhitung Kuadrat (JK) Kuadrat (RK) α = 0,05 Faktor A 1248,78 1 1248,78 13,09 3,964 Faktor B 442,77 1 442,77 4,64 3,964 Faktor AB 61,97 1 61,97 0,69 3,964 Dalam Perlakuan 7441,61 78 95,41 Total 9195,13 81 1848,93 Pada Tabel 11 diketahui bahwa (1) FA > Ftabel, artinya HO ditolak, sehingga terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar Fisika siswa yang diajar dengan model pembelajaran problem solving dengan integrasi karakter dengan hasil belajar Fisika siswa yang diajar dengan model pembelajaran problem solving tanpa integrasi karakter, (2) FB > Ftabel, karena itu HO ditolak, dalam arti terdapat perbedaan hasil belajar Fisika antara siswa yang hasil belajar Fisika Volume: 1 (1) Juni 2012
antara kelompok siswa yang karakternya meningkat lebih tinggi dari kelompok siswa yang karakternya tidak meningkat, (3) FAB < Ftabel, karena itu HO diterima, dalam arti tidak terdapat interaksi yang signifikan antara peningkatan karakter dengan model pembelajaran. Observasi Observasi dimaksudkan untuk mengamati peningkatan karakter siswa yang terlihat selama 33
Prodi Dikfis Pascasarjana Unimed
Turnip, B.M. dan Saragih, A.R.: Pengaruh Model Pembelajaran Problem Solving Dengan Integrasi Karakter Terhadap Pembentukan Karakter dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Persamaan Keadaan Gas Ideal di SMA Negeri 1 Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat
pembelajaraan dari pertemuan awal hingga pertemuan terakhir dengan model pembelajaran problem solving. Observasi dilakukan dengan satu observer yaitu seorang mahasiswa Unimed jurusan Fisika. Observasi dilakukan selama tiga pertemuan seiring pelaksanaan dengan model pembelajaran problem solving. Karakter siswa yang diamati pada observasi ini adalah disiplin, jujur, kerja keras, bertanggung jawab, mandiri, cinta ilmu, rasa ingin tahu, dan percaya diri. Pada pelaksanaan observasi, observer diberi lembar deskriptor untuk memudahkan penilaian. Dikarenakan observer tidak mengenal nama siswa-siswi satu persatu, maka untuk memudahkan penilaian, observer diberi denah tempat duduk siswa. Dari observasi diketahui bahwa terdapat peningkatan karakter siswa dari pertemuan pertama sampai terakhir dengan rata-rata skor seluruhnya adalah 7,93. Persentase untuk setiap kategori adalah sebagai berikut: 56,09% mendapat peningkatan karakter diatas rata-rata, dan 43,91% mendapat peningkatan karakter di bawah rata-rata. Dari observasi diketahui bahwa terdapat peningkatan karakter siswa dari pertemuan pertama sampai terakhirdi kelas kontrol dengan rata-rata skor seluruhnya adalah 1,76. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan observer, terdapat beberapa siswa kelas kontrol yang tidak mengalami peningkatan karakter.
dengan integrasi karakter lebih tinggi dari pada siswa yang diajar dengan model pembelajaran problem solving tanpa integrasi karakter. Model pembelajaran problem solving adalah merupakan suatu bagian dari model pembelajaran ikuiri. Dimana model pembelajaran problem solving ini memberikan tekanan pada terselesesaikannya suatu masalah yang diberikan kepada siswa. Selain itu siswa juga akan belajar menemukan sendiri cara atau solusi dari suatu masalah yaitu dengan cara berinteraksi dengan teman-teman kelompoknya, dan dengan teman yang lainnya. Dalam model pembelajaran problem solving ini pembelajaran diintegrasikan suatu karakter, seperti karakter mandiri, kejujuran, disiplin, tanggung jawab dan kerja keras. Dengan mengintegrasikan karakter pada model pembelajaran problem solving dapat membangkitkan ketertarikan siswa terhadap materi Fisika dan membangun karakter siswa yang terwujud melalui kerja sama antar siswa dalam mempelajari suatu materi, bekerja keras memecahkan suatu masalah, kemandirian siswa dalam mengerjakan soal, kedisiplinan siswa saat proses pembelajaran, bertanggung jawab atas tugas yang diberikan, rasa ingin tahu dalam mempelajari materi Fisika, percaya diri untuk mengerjakan soal dan bertanya, dan cinta terhadap pelajaran. Dengan meningkatnya karakter siswa tersebut maka dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Sedangkan model pembelajaran problem solving tanpa integrasi karakter proses pembelajaran hanya meningkatkan hasil belajar Fisika saja. Siswa hanya diberikan motivasi dan siswa belajar menemukan serta memecahkan masalah sendiri tanpa dibimbing karakternya. Sehingga rata-rata hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran problem solving tanpa integrasi karakter lebih rendah dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan model pembelajaran problem solving dengan integrasi karakter. Dari penelitian ini diperoleh rata-rata hasil belajar Fisika yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran problem solving dengan
Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan menggunakan model pembelajaran Problem Solving dengan integrasi karakter terrhadap hasil beljar belajar siswa pada materi persamaan keadaan gas ideal di kelas XI SMA Negeri 1 Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat T.P 2011/2012. Berdasarkan pengolahan data, diperoleh bahwa terdapat perbedaan hasil belajar Fisika antara siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran problem solving dengan integrasi karakter dan model pembelajaran problem solving tanpa integrasi karakter, dimana nilai rata-rata Fisika siswa yang diajar yang diajar dengan model pembelajaran problem solving Volume: 1 (1) Juni 2012
Jurnal Online Pendidikan Fisika ISSN 2301-7651
34
Prodi Dikfis Pascasarjana Unimed
Turnip, B.M. dan Saragih, A.R.: Pengaruh Model Pembelajaran Problem Solving Dengan Integrasi Karakter Terhadap Pembentukan Karakter dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Persamaan Keadaan Gas Ideal di SMA Negeri 1 Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat
Jurnal Online Pendidikan Fisika ISSN 2301-7651
integrasi karakter lebih tinggi dari pada hasil jujur 56,10%, kerja keras 48,80%, bertanggung belajar siswa yang diajar dengan menggunakan jawab 51,20%, mandiri 47,60%, cinta ilmu model pembelajaran problem solving tanpa 45,10%, rasa ingin tahu 46,30% dan percaya integrasi karakter. Berdasarkan pembahasan diri 54,90%. Sedangkan pada kelas kontrol diatas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa yang diajar dengan model pembelajaran problem model pembelajaran problem solving dengan solving tanpa integrasi karakter pada pertemuan integrasi karakter lebih baik digunakan dari I, II, dan III diperoleh peningkatan karakter pada model pembelajaran problem solving tanpa disiplin 2,44%, jujur 12,20%, kerja keras 9,76%, integrasi karakter dalam hal meningkatkan hasil bertanggung jawab 6,10%, mandiri 12,20%, belajar dan karakter siswa. cinta ilmu 13,40%, rasa ingin tahu 1,22% dan Karakter yang diamati pada kelas ekspepercaya diri 1,22%. Secara keseluruhan dari rimen yang diajar dengan model pembelajaran pertemuan I sampai pertemuan ke III, karakter problem solving dengan integrasi karakter, dan siswa pada kelas eksperimen yang diajar dengan pada kelas kontrol pembelajaran dengan model model pembelajaran problem solving dengan problem solving tanpa integrasi karakter adalah: integrasi karakter mengalami peningkatan yang (1) disiplin, (2) jujur, (3) kerja keras, (4) lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol bertanggung jawab, (5) mandiri, (6) cinta ilmu, yang diajar dengan model pembelajaran (7) rasa ingin tahu, dan (8) percaya diri. Aspekproblem solving tanpa integrasi karakter. aspek tersebut diberi skor 1 sampai 3 dengan Dapat disimpulkan bahwa pada model berpedoman pada penskoran observasi karakter pembelajaran problem solving dengan integrasi siswa siswa. karakter nilai presentasi pembentukan karakter Berdasarkan hasil pengamatan observer, lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kotrol maka dapat dibuat rekapitulasi hasil observasi yang diajar dengan model pembelajaran karakter siswa yang diajar dengan model problem solving tanpa integrasi karakter. Untuk pembelajaran problem solving dengan integrasi melihat secara rinci hasil observasi pembenkarakter pada pertemuan I, II, dan III diperoleh tukan karakter kedua kelas dapat dilihat pada peningkatan pada karakter disiplin 51,20%, tabel berikut ini. Tabel 12. Rekapitulasi Data Peningkatan Karakter Siswa Karakter Kelas Eksperimen Kontrol
Disiplin
Jujur
51,20% 2,44%
56,10% 12,20%
Kerja keras 48,80% 9,76%
Bertanggung Jawab
Mandiri
Cinta ilmu
51,20% 6,10%
47,60% 12,20%
45,10% 13,40%
Rasa ingin tahu 46,30% 1,22%
Percaya diri 54,90% 1,22%
Gambar 1. Peningkatan Karakter Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Volume: 1 (1) Juni 2012
35
Prodi Dikfis Pascasarjana Unimed
Turnip, B.M. dan Saragih, A.R.: Pengaruh Model Pembelajaran Problem Solving Dengan Integrasi Karakter Terhadap Pembentukan Karakter dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Persamaan Keadaan Gas Ideal di SMA Negeri 1 Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat
Pelaksanaan penelitian ini telah diusahakan secermat mungkin dengan melakukan pengendalian terhadap variabel yang diperkirakan dapat mempengaruhi hasil penelitian, namun penelitian ini mempunyai keterbatasan yang dapat mempengaruhi hasil penelitian yang ada. Keterbatasan tersebut antara lain adalah: Pertama, ketika menjaring data observasi karakter siswa dengan menggunakan lembar observasi yang diamati oleh 1 orang pengamat, ternyata pengamat mengalami kesulitan dalam mengamati karakter siswa karena belum mengenal siswa lebih lama, dan terlalu banyak karakter siswa yang ingin diamati. Sehingga dibutuhkan 2 atau 3 orang lagi observer untuk mengamati karakter. Kedua, penelitian ini hanya dilakukan terhadap satu kelas pada pembelajaran Problem Solving dengan integrasi karakter dan satu kelas juga pada pembelajaran Problem Solving tanpa integrasi karakter, sehingga generalisasi tidak dapat dilakukan secara keseluruhan, jangka waktu yang relative pendek untuk melakukan eksperimen memang sangat bermanfaat mengontrol validitas internal dari penelitian, tetapi hasil belajar dan karakter siswa yang sesungguhnya belum dapat diukur dalam waktu yang relatif singkat. Untuk itu diperlukan waktu yang lebih panjang dari apa yang sudah dilakukan dalam penelitian untuk membentuk karakter siswa yang lebih baik lagi. Ketiga, walaupun instrumen penelitian telah diuji validitasnya, namun instrument tersebut baru mengukur hasil belajar yang diperoleh siswa tetapi belum dapat mengukur proses pembelajaran yang dilakukan siswa untuk mendapatkan hasil belajar secara keseluruhan. Untuk itu penelitian ini dapat digabung dengan
Volume: 1 (1) Juni 2012
Jurnal Online Pendidikan Fisika ISSN 2301-7651
penelitian yang lebih mendalam melalui penelitian kualitatif sehingga proses belajar siswa dapat terekam dengan baik. SIMPULAN Setelah dilakukan tabulasi, perhitungan dan pengujian hipotesis diperoleh kesimpulan antara lain: Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar Fisika siswa yang diajar dengan model pembelajaran problem solving dengan integrasi karakter dengan hasil belajar Fisika siswa yang diajar dengan model pembelajaran problem solving tanpa integrasi karakter. Terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang karakternya meningkat dengan siswa yang karakternya tidak meningkat. Tidak terdapat interaksi yang signifikan antara keterampilan proses sains dengan model pembelajaran DAFTAR PUSTAKA Putra, O.Y. 2009. Pengaruh Model Pembelajaran Problem Soving Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Gaya Di Kelas VIII SMP Negeri 11 Medan Tahun Ajaran 2009/2010. Medan: FMIPA UNIMED. Sinaga, F.N. 2009. Pengaruh Model Pembelajaran Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Gaya Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Palipi Tahun Ajaran 2009/2010. Medan: FMIPA UNIMED. Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
36
Prodi Dikfis Pascasarjana Unimed