JURNAL PERMATA INDONESIA Volume 6, Nomor 1, Mei 2015 ISSN 2086 – 9185
Halaman : 37 - 48
PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DALAM UPAYA PENERAPAN KAWASAN 100% BEBAS ASAP ROKOK DI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA
Harpeni Siswatibudi POLTEKKES Permata Indonesia Abstrak : Kebijakan anti rokok yang dimilki negara maju menyebabkan industri rokok memutar strategi pemasaran mereka kepada negara berkembang, seperti Indonesia. Itu terlihat dari akusisi 97% HM Sampoerna oleh Philip Morris International pada tahun 2005. Di Indonesia belum meratifikasi FCTC (Framework Convention on Tobacoo Control) dan belum memilki regulasi pada tingkat nasional. Fakultas Kedokteran UGM sebagai salah satu ujung tombak fakultas yang berbasis kesehatan mencoba untuk melaksanakan Kebijakan Tanpa Rokok sejak tahun 2004, sejurus berjalannya waktu maka Fakultas Kedokteran dianggap telah melaksanakan Kebijakan Tanpa Rokok, namun belum dapat dikatakan 100 % kawasan tanpa asap rokok, hal ini ditunjukkan masih terdapat 4 (empat) lokasi rawan ditemukan perokok. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan ditemukan bahwa belum terciptanya Fakultas Kedokteran UGM sebagai kawasan 100 % tanpa asap rokok ini. Tujuan umum penerapan program promosi kesehatan ini adalah penegakan kawasan 100 % tanpa asap rokok di Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Hasilnya ternyata ada dukungan yang positif dari pengambil kebijakan (Dekan FK UGM) tentang perlunya SK Dekan baru yang memperjelas penerapan SK Dekan No. UGM/KU/4078/UM/01/39 tentang Kampus Kedokteran UGM sebagai kawasan Bebas Asap Rokok. Hal ini sebagai bukti bahwa metode advokasi, cukup efektif digunakan. Pemasangan Media sosialisasi Kawasan Bebas Rokok akan mencapai tujuan membutuhkan waktu yang cukup untuk mengukur efektif tidaknya media tersebut. Kata kunci : Kebijakan anti rokok, Kawasan Bebas Rokok, FCTC. Abstract : No-smoking policies that owned the developed countries led to the tobacco industry turning their marketing strategies to developing countries, such as Indonesia. It is seen from acquisitions 97% HM Sampoerna by Philip Morris International in 2005. In Indonesia has not ratified the FCTC (Framework Convention on tobacoo Control) and yet have the regulation at the national level. Faculty of Medicine as one of the spearheads of health-based faculty who try to carry out no smoking policy since 2004, a moment of time, the Faculty of Medicine passes considered to have carried out no smoking policy, but can not say 100% smoke-free region, it is shown that there are four smokers prone locations are found. Based on preliminary studies conducted found that has not been the creation of Faculty of Medicine as an area 100% smokeless cigarette. The general objective of this health promotion implementation program is the enforcement area 100% without a smoke in the Faculty of Medicine, University of Gadjah Mada. The result turned out there is positive support from policy makers (Dean of Faculty) of the need for a new dean SK clarify the application of the Dean's Decree UGM / KU / 4078 / UM / 01/39 on the Campus of Medicine as an area of Smoke Free. This is a proof that the method of advocacy, quite effectively used. Installation Media socialization Smoking Area will achieve the objectives requires considerable time to measure the effectiveness of the media. Key words : No-smoking policy, smoking free zone, FCTC. 37
Harpeni Siswatibudi | Program Promosi Kesehatan Dalam Upaya Penerapan ............... harus dilakukan berbagai upaya agar total
PENDAHULUAN Kebijakan anti rokok yang dimilki
konsumsi rokok di kawan ini turun setidaknya
negara maju menyebabkan industri rokok
satu persen setahun.
memutar strategi pemasaran mereka kepada
Beberapa
upaya
penanggulangan
negara berkembang, seperti Indonesia (Hafes
rokok antara lain dengan penegakan hukum
& Ling, 2005). Itu terlihat dari akusisi 97%
dan regulasi, pendekatan kognitif dan perilaku
HM
yang personal
Sampoerna
oleh
Philip
Morris
International pada tahun 2005. Di Indonesia
menyusun
belum
setidaknya
meratifikasi
FCTC
(Framework
Convention on Tobacoo Control) dan belum memilki regulasi pada tingkat nasional
(11)
. Oleh karena itu untuk
upaya
penanggulangan
mempertimbangkan
rokok
3
(tiga)
komponen penting, yaitu struktur, konten dan
(7)
.
penyampaian. Komponen struktur terdiri atas
Akibatnya rokok menjadi sangat familiar di
tatanan dan sasaran. Komponen konten terdiri
masyarakat Indonesia, di satu sisi harganya
atas target perubahan perilaku dan metode,
relatif murah dan terjangkau serta dianggap
sedangkan penyampaian, yaitu saluran, media
memberikan lapangan kerja yang memadai
dan pesan (9).
bagi masyarakat.
Bentuk
Perilaku merokok saat ini di Indonesia
mewujudkan
komitmen upaya
penurunan prevalensi
sudah menjadi bagian dari gaya hidup
merokok
masyarakat. Berdasarkan laporan Riskesdas
Peraturan Bersama Menteri Kesehatan dan
2010,
Menteri
diketahui
bahwa
secara
nasional
adalah
pemerintah
dengan
Dalam
mengeluarkan
Negeri
Nomor
prevalensi merokok saat ini 34,7 persen.
188/Menkes/PB/I/2011 dan Nomor 7 Tahun
Gambaran perokok di wilayah DIY, 25,3 %
2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Kawasan
mengaku merokok setiap hari.
Tanpa Rokok. Kawasan Tanpa asap rokok
Rata-rata
jumlah batang rokok yang mereka hisap
adalah
adalah 1-10 batang tiap harinya. Bahkan 20%
selanjutnya disingkat KTR, adalah ruangan
dari perokok di Indonesia, merokok sejumlah
atau area yang dinyatakan dilarang untuk
11-20 batang per hari (Kemenkes, 2010).
kegiatan
Padahal merokok 1-4 batang per hari saja
memproduksi,
sudah dapat menimbulkan bahaya seperti
dan/atau mempromosikan produk tembakau
(6)
Kawasan
Tanpa
merokok
Rokok,
atau
menjual,
yang
kegiatan
mengiklankan,
(10)
penyakit hati, iskemik dan kanker .
. Pelaksanaan KTR belum sepenuhnya
Salah satu sasaran program perilaku
dilaksanakan disetiap daerah di Indonesia.
sehat dan pemberdayaan masyarakat adalah
Berdasarkan Peraturan Gubernur DIY No. 42
menurunnya
Tahun
prevalensi
perokok
serta
2009
tentang
Dilarang
bahwa
Kawasan
meningkatkan lingkungan sehat bebas rokok di
Merokok,
sekolah, tempat kerja dan tempat umum.
Dilarang Merokok meliputi Tempat Pelayanan
Indonesia sebagai salah satu anggota WHO
Kesehatan, Tempat Proses Belajar Mengajar,
SEARO menargetkan selama tahun 2000-2010
Arena Kegiatan Anak-anak, Tempat Ibadah, 38
disebutkan
Kawasan
Harpeni Siswatibudi | Program Promosi Kesehatan Dalam Upaya Penerapan ............... Angkutan Umum, Tempat Umum, dan Tempat Kerja
Berdasarkan studi pendahuluan yang
(8)
. DIY sebagai salah satu propinsi yang
dilakukan ditemukan bahwa belum terciptanya
memiliki banyak area pendidikan/sekolah
Fakultas Kedokteran UGM sebagai kawasan
juga
100 % tanpa asap rokok ini. Dua dari 2 (dua)
masih
belum
sepenuhnya
dapat
menerapkan peraturan bersama 4 (empat)
orang
menteri tersebut maupun peraturan Gubernur
mengetahui
tersebut.
adalah kawasan tanpa asap rokok. Berdasarkan
Fakultas Kedokteran UGM sebagai
tamu
fakultas bahwa
menyatakan
Fakultas
tidak
Kedokteran
pemikiran dan kondisi diatas maka kami
salah satu ujung tombak fakultas yang berbasis
melakukan
kesehatan mencoba untuk melaksanakan KTR
mendapatkan data lebih banyak lagi berkenaan
sejak tahun 2004, sejurus berjalanannya waktu
dengan masalah tersebut. Tujuan umum
maka Fakultas Kedokteran dianggap telah
penerapan program promosi kesehatan ini
melaksanakan KTR.
adalah penegakan kawasan 100 % tanpa asap
Namun belum dapat dikatakan 100 %
needs
assessment
untuk
rokok di Fakultas Kedokteran Universitas
kawasan tanpa asap rokok, hal ini ditunjukkan
Gadjah Mada.
masih terdapat 4 (empat) lokasi rawan ditemukan perokok (bungalow sisi selatan parkir IKM, kantin angkringan, kantin IKM, tempat tunggu ATM).
Gambar 1. Kerangka Teoritis Preceed-procede (Green & Kreuter 2005)
39
Harpeni Siswatibudi | Program Promosi Kesehatan Dalam Upaya Penerapan ............... 2.
PROSES PELAKSANAAN KEGIATAN Rencana pelaksanaan implementasi
Sosialisasi Fakultas Kedokteran sebagai kawasan 100% tanpa asap rokok
dijadwalkan dalam rentang waktu tanggal 14
a.
Rancangan Media Sosialisasi,
Juli sampai dengan 21 Juli 2012, yang dibagi
Uji coba Desain Media dilaksanakan
dalam
pada tanggal 17 sampai dengan 18
tiga
kegiatan
yaitu
kegiatan
I
melakukan advokasi dengan sasaran Ketua
Juli
Minat
Kesehatan
kepada mahasiswa S1 Kedokteran 5
sekaligus coordinator QTI (Quit Tobacco
(lima) orang, mahasiswa S2 2 (dua)
Indonesia) akan dilaksanakan pada tanggal 14
orang, 1 (satu) orang staff FK
Juli 2012, kegiatan II melakukan Advokasi
Kedokteran.
dengan sasaran Dekan Fakultas Kedokteran
telah
akan dilaksanakan pada tanggaal 18 Juli 2012,
ahli/pakar media yaitu bapak Rendra
Kegiatan III Perancangan dan uji coba media
Widiyatama. Hasil review terlampir.
Perilaku
dan
Promosi
direncanakan tanggal 14 - 15 Juli 2012 serta
b.
2012.
Uji
coba
dikenakan
Desain Media juga
dimintakan
reviuw
dari
Perijinan
pemasangan media, akan dilakukan pada
Perijinan pemasangan media, mulai
tanggal 21 Juli 2012. Adapun kegiatan yang
dilakukan dengan menemui pihak
dilaksanakan adalah sebagai berikut :
Humas Fakultas Kedokteran UGM
1.
pada tanggal 17 Juli 2012. Oleh
Advokasi a. Advokasi
Ketua
Program
pihak humas, karyasiswa diminta
Promosi Kesehatan sekaligus sebagai
untuk membuat surat permohonan
Koordinator
dengan diketahui oleh Ketua Minat
QTI
Minat
(Quit
Tobacco
Indonesia) b. Advokasi
PPK. Proses perijinan selanjutnya Pengurus
QTI
(Quit
ditindaklanjuti dengan mengajukan
Tobacco Indonesia)
permohonan secara resmi kepada
c. Advokasi Dekan Fakultas Kedokteran
Dekan
UGM
pada
diserahkan
secara
langsung kepada ibu Dekan pada
Dari narasi data diatas menunjukan bahwa
dan
prinsipnya
pihak
tanggal 20 Juli 2012. Ibu Dekan
dekanat
menerima surat tersebut sekaligus
menyutujui tentang adanya masalah dan belum
Term of Reference-nya dan beliau
terlaksananya kawasan Bebas asap rokok di
menyatakan
FK UGM dan beberapa intervensi yang akan
disposisi
dilakukan. Tapi pada sisi lain pihak dekanat
(humas). Karyasiswa diminta untuk
belum menganggap masalah ini adalah hal
mengecek kepada pihak Humas pada
yang sangat penting, sebab pihak dekanat
hari Senin, tanggal 23 Juli 2012.
belum memiliki program planning atau master
c.
plann untuk mengatasi masalah ini.
akan
kepada
memberikan pihak
terkait
Cetak Media Media yang akan di cetak adalah 10 poster, 1 spanduk, dan 1 baliho.
40
Harpeni Siswatibudi | Program Promosi Kesehatan Dalam Upaya Penerapan ............... Karyasiswa bekerjasama dengan QTI
NIAS ditutup dan kebanyakan mahasiswanya
untuk pengadaan balihonya. Order
pindah ke Djakarta Ika Daigaku.
cetak akan dilakukan setelah surat
d.
Sesaat
setelah
Proklamasi
resmi perijinan diperoleh dari dekan.
Kemerdekaan RI, Djakarta Ika Daigaku
Sedangkan untuk poster dan spanduk
diambil
baru akan naik cetak tanggal 26 July
Indonesia
2012.
Perguruan Tinggi Kedokteran di Jakarta di
Pemasangan Media
bawah Kementrian Kesehatan. Karena situasi
Sehubungan
dengan
alih dan
oleh
pemerintah
berubah
Republik
nama
menjadi
perijinan
keamanan di Jakarta yang genting karena
pemasangan masih dalam proses,
terjadi perlawanan di mana-mana, maka
maka sampai dengan presentasi hasil
Kementrian meutuskan untuk memindahkan
kegiatan
Perguruan Tinggi Kedokteran Jakarta ke
lapangan
dilakukan,
pemasangan baliho masih menunggu
daerah
sampai
dengan
pedalaman
Jawa
Tengah
yaitu
ijin
tertulis
Yogyakarta yang saat itu sebagai kota penting
karyasiswa.
Namun
Republik Indonesia. sayangnya, Yogyakarta
harapannya 2 (dua) minggu setelah
tidak memiliki fasilitas yang cukup untuk
surat
pendirian Perguruan Tinggi Kedokteran, maka
didapatkan
permohonan
karyasiswa
disampaikan
dapat
mendapatkan
ijin
secara tertulisa
resmi
pendirian dipindahkan ke Klaten, kota kecil
dari
antara Yogyakarta dan Surakarta. Bagian
dekanat.
preklinik
Perguruan
Tinggi
Kedokteran
dipusatkan di Klaten dan bagian klinik di HASIL
Surakarta. Pada saat itulah, tonggak sejarah
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
pendirian Fakultas Kedokteran dimulai yaitu 5
Sejarah
berdirinya
Fakultas
Maret 1946.
Kedokteran UGM tidak bisa dilepaskan dari
Akhirnya tahun 1982, gedung Fakultas
sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam
Kedokteran yang tersebar di seluruh kota
mencapai
fakultas
Yogyakarta berhasil dipindahkan ke kampus
berdirinya
UGM di Sekip. Untuk mendukung kelancaran
tertua
kemerdekaan.
di
Indonesia,
Sebagai tonggak
Fakultas Kedokteran UGM melalui proses
Pendidikan
yang sangat panjang. Pada jaman penjajahan
Kesehatan RI membangun rumah sakit sebagai
Belanda terdapat dua sekolah kedokteran yaitu
fasilitas pendidikan di kampus UGM yaitu
Geneeskundige Hoge School (GHS) di Jakarta
RSUP. Dr. Sardjito. Saat ini Kampus Fakultas
dan Netherlands Indische Arsten School
Kedokteran UGM terletak Jl. Farmako Sekip
(NIAS) di Surabaya. Selanjutnya pada masa
Utara, Yogyakarta 55281.
pendudukan
Visi dan Misi Fakultas Kedokteran
nama
yang sejalan dengan Visi dan Misi UGM yaitu
menjadi Djakarta Ika Daigaku, sedangkan
menuju World Class Research University,
perubahan.
(1943-1945)
Kementrian
terjadi
banyak
Jepang
Kedokteran,
GHS
berubah
41
Harpeni Siswatibudi | Program Promosi Kesehatan Dalam Upaya Penerapan ............... penerapan Good University Governance dan
didapatkan
peningkatan kesejahteraan.
semua
Needs Asessment
tentang kampus FK UGM
1.
adalah kawasan bebas asap
Pengumpulan data needs asessment a.
Wawancara
juga
bahwa
mengetahui
rokok, namun hanya satu
Wawancara kami lakukan terhadap 3
orang
(tiga) orang mahasiswa, 1 (satu)
orang
tenaga
hal ini. 2)
kebersihan/parkir. hasil
mengetahui
dekan yang mengatur tentang
keamanan
(satpam) dan 1 (satu) orang petugas
Berdasarkan
yang
bahwa ada aturan rektor atau
orang dosen, 2 (dua) orang tamu, 2 (dua)
hasil
Bahwa masih ada dosen FK UGM yang merokok, walaupun
wawancara
diperoleh data sebagai berikut :
tidak di area kampus, pernah
1)
Dua dari 3 (tiga) mahasiswa
meilhat tulisan kawasan bebas
menyatakan
asap rokok di pintu masuk pada
bahwa
belum
tahun lalu.
pernah mendapatkan sosialisasi berkenaan
aturan
3)
bahwa
Petugas
Keamanan
pernah
Fakultas
Kedokteran
adalah
diberikan
kawasan
tanpa
rokok.
pengetahuan bahaya merokok
Ketiganya berharap lingkungan
bagi kesehatan oleh mahasiswa
FK UGM dilengkapi dengan
S2 promosi kesehatan beberapa
sarana/media
yang
dapat
tahun lalu dan secara pribadi
menunjukkan
bahwa
disini
sudah mau berhenti merokok,
asap
tambahan
masih sering melihat dosen atau
kawasan tanpa asap rokok.
yang
dokter dan tamu-tamu yang
dilakukan kepada 25 (dua
merokok, namun masih merasa
Hasil
puluh
dari
poling
lima)
segan
mahasiswa
bahwa
tidak ada kewenangan untuk itu.
mengetahui
FK
UGM
mengingatkan
supaya tidak merokok karena
didapatkan data bahwa semua mahasiswa
untuk
Dari 4 orang satpam yang
adalah
diwawancarai
menyatakan
kawasan bebas asap rokok,
bahwa tahu kalau FK UGM
namun
adalah kawasan bebas asap
tidak
satupun
mahasiswa mengetahui dasar
rokok,
hukumnya. Sedangkan Poling
menyatakan tidak tahu klau ada
kepada 4 (empat) satuan
aturan khusus yang mengatur
keamanan
hal tersebut.
kampus 42
namun
3
orang
Harpeni Siswatibudi | Program Promosi Kesehatan Dalam Upaya Penerapan ............... Untuk pegawai penunjang lain (petugas menyatakan
4)
2.
kebersihan/parkir) bahwa
Dalam
menganalisis
data
diatas,
belum
kelompok kami mempergunakan Cause
pernah mendapatkan informasi
and Consequence Analysis (CCA). Matrik
tambahan
CCA terlampir.
tentang
kesehatan
terutama bahaya merokok serta
Advokasi
berharap ada media yang di
Ketercapaian tujuan advokasi kami kepada
tempel di area kampus untuk
Dekan Fakultas Kedokteran dipengaruhi oleh
menandai bahwa FK UGM
beberapa faktor yaitu :
merupakan kawasan tanpa asap
1.
Preparation, proses persiapan advokasi
rokok.
meliputi persiapan materi yang akan
Para tamu yang diwawancarai
disampaikan dalam proses advokasi, serta
menyatakan tidak tahu bahwa
jadwal pelaksanaan dengan Dekan FK
fakultas ini merupakan kawasan
UGM.
tanpa asap rokok dan berharap
2.
Prioritization, memprioritaskan isu yang
ada penanda seperti umbul-
lebih
umbul/poster/spanduk
disampaikan agar Dekan FK UGM
yang
penting
dan
berminat
adalah termasuk kawasan tanpa
lanjut isi dari policy brief 3.
untuk
menarik
menyatakan bahwa FK UGM
asap rokok. b.
Analisis data needs asessment
Punctually,
mendengarkan
ketepatan
waktu
untuk
lebih
juga
Observasi
mempengaruhi proses advokasi dengan
1)
Dekan FK UGM.
Telah ditemukan beberapa titik tempat merokok, yaitu kantin angkringan,
4.
bungalow parkir
Politeness, dalam proses advokasi juga perlu
IKM, tempat tunggu ATM, dan
menjaga
kesopanan
dan
menghormati persepsi Dekan FK UGM.
kantin IKM 2)
Optimalisasi satuan keamanan (satpam)
Satpam berpatroli berkeliling
Fakultas
dengan mempergunakan sepeda. 3)
Kedokteran
UGM
sebagai
pengemban amanat untuk penegakan SK
Hanya terdapat satu media yang
Dekan No. UGM/KU/4078/UM/01/39 tentang
menyatakan kawasan tanpa asap
Kampus Kedokteran UGM sebagai kawasan
roko, yaitu di depan pintu
Bebas Asap Rokok. Pengoptimalan satuan
keluar, 5 buah poster bahaya
pengaman (satpam), dilakukan karyasiswa
merokok, 6 akrilik larangan
melalui
merokok di pintu masuk ruang-
pendekatan
manajemen
sebagai
pemegang kebijakan, dengan menggunakan
ruang kuliah, perpustakaan, dan
metode advokasi, sebab salah satu upaya
kantin.
penanggulangan rokok antara lain dengan 43
Harpeni Siswatibudi | Program Promosi Kesehatan Dalam Upaya Penerapan ............... penegakan hukum dan regulasi, pendekatan
pelaksanaan
kognitif dan perilaku yang personal. Advokasi
program akan lebih mudah untuk dicapai.
yang dilakukan berupa persuasi keberbagai
program,
sehingga
tujuan
Dalam program ini sosialisasi telah
pihak terkait, yang dimulai dari pendekatan
dilakukan,
meskipun
pada ketua minat PPK FK UGM, dengan
pempaparannya
masih
tujuan memperoleh dukungan serta pemberi
sehingga memungkinkan menurunnya kualitas
arah pada
informasi yang diingat sasaran. Oleh karena
karyasiswa dalam melakukan
advokasi pada tingkatan berikutnya.
Pada
itu
perlu
adanya
frekuensi
cukup
media
terbatas,
yang
dapat
langkah ini karyasiswa berhasil menyakinkan
mengingatkan sasaran pada informasi yang
ketua minat PPK FK UGM, yang dibuktikan
telah disampaikan.
dengan terjadwalnya pertemuan dengan Dekan
Untuk
FK UGM.
menjawab
persoalan
ini,
karyasiswa telah menyusun suatu program
Pada tanggal 20 Juli 2012, diadakan
penyediaan media dengan langkah-langkah
pertemuan dengan Dekan FK UGM, dari
sebagai berikut:
pertemuan ini dapat disepakati beberapa hal
1.
Perancangan / desain media promosi
yaitu ; pentingnya dilakukan revisi terhadap
Rancangan
media
dibuat
SK Dekan No. UGM/KU/4078/UM/01/39
karyasiswa dengan mempertimbangkan
tentang Kampus Kedokteran UGM sebagai
beberapa aspek yaitu, artistik, naturalisik,
kawasan Bebas Asap Rokok, karena pada SK
hukum, tujuan informasi, aspek etis,
ini, tidak tercantum pengemban tanggung
etnis,sasaran yang jangkau. Pada aspek
jawab pengawasan SK tersebut, serta tidak
arteristik, dalam rancangan media yang
adanya item sangsi terhadap pelanggar dari
dibuat
kebijakan tersebut, meskipun pada item ini
terpadu pada kombinasi warna yang
tidak dituliskan secara tegas dalam SK,
digunakan. Naturalistik, dalam media I ini
melainkan mengatur pokok-pokoknya saja,
menggunakan objek yang berasal dari
sedangkan sangsi yang dimaksudkan akan
alam, seperti bunga mawar, awan putih,
diatur
(Standar
udara bersih, sedangkan untuk media II
Operasional Pekerjaan) yang akan diterbitkan
karyasiswa menggunakan objek daun
mengikuti SK tersebut. Aturan dan sangsi
dengan tetes air diujungnya, awan putih,
yang dibahas dalam aturan ini, disusun oleh
udara bersih. Aspek hukum tercermin dari
karyasiswa dalam bentuk draft dan kemudian
penulisan SK dekan ditulis sebagaimana
disampaikan pada pihak dekanat.
aslinya, tanpa mengubah struktur maupun
Sosialisasi Melalui Media Promosi
tata tulisnya. Tujuan informasi secara
lebih
lanjut
pada
SOP
Sosialisasi program merupakan suatu
lugas
mengedapan
dituliskan
keindahan
tanpa
yang
menggunakan
upaya mempaparkan dan melibatkan sasaran
istilah. Aspek etis dan etnis, pada
sebagai subjek program serta diharapkan
rancangan ini menyampaikan ketegasan
adanya
dengan santun yang tercermin dari warna
kemandirian
sasaran
dalam 44
Harpeni Siswatibudi | Program Promosi Kesehatan Dalam Upaya Penerapan ............... dan objek alami yang dipilih. Sasaran
pelaksanaan kebijakan, yang bertugas
yang dijangkau adalah semua komunitas
mengontrol lingkungan kampus bebas
kampus,
dapat
asap rokok. Dengan peran aktif kedua
informasi
elemen ini diharapkan kebijakan Dekan
membaca,
2.
yang
diasumsikan
sehingga
isi
menggunakan bahasa tulisan.
tentang Kawasan Bebas Asap Rokok
Menggali sumber daya yang tersedia di
dapat terlaksanan
FK UGM
3.
Penyedian
media
memerlukan
Pemasangan media promosi kawasan 100% tanpa asap rokok di FK UGM
finansial yang cukup besar, sehingga
Pemasangan media pada titik
karyasiswa perlu menggali sumber daya
tertentu yang dianggap rawan sebagai
yang ada, dalam hal ini karyasiswa
tempat
melakukan pendekatan pada QTI yaitu
memberikan peringatan secara langsung
suatu lembaga swadaya masyarakat yang
pada target sasaran dalam hal ini pelaku
bergerak
perokok, sebab menurut Simon & Morton
dibidang
pengendalian
tembakau di lingkungan FK. Menyadari
penggunaan
dapat
media,
memungkinkan adanya komunikasi yang
berkelajutan perlu adanya suatu badan
efektif sehingga pesan bisa diterima oleh
atau organisasi secara sukarela, aktif
sasaran, sehingga memungkinkan adanya
berpartisipasi melakukan implementasi
perubahan perilaku, sikap dan keyakinan.
pemantauan
sehingga
program
program
bahwa
merokok,
ini
dan
agar
(1995)
untuk
secara
simultan,
yang
dirancang
4.
Press Release Melalui
harian
Tribun Jogja,
berjalan secara konsisten., oleh karena itu
berkenaan dengan penerapan program
karyasiswa melakukan advokasi pada
promosi kesehatan untuk mewujudkan
QTI, agar dapat melanjutkan program
kawasan 100% tanpa asap rokok di
yang telah disusun ini.
Fakultas Kedokteran Universitas gadjah
Pendekatan
QTI,
Mada. Agar kawasan bebas asap rokok di
menggunakan teknik advokasi melalui
lingkungan FK UGM dapat diketahui
persuasi
QTI,
oleh kalayak umum maka berlu kembali
pendekatan ini telah membuahkan hasil
di sosialisasikan kembali melalui media
yang cukup bermakna, QTI telah bersedia
yang memiliki cakupan yang lebih luas,
membantu penyediaan salah satu media
dalam hal ini karyasiswa menggunakan
promosi kesehatan berupa Baliho, akan
surat kabar yang ada dilingkungan FK
tetapi mensyaratkan perizinan pada pihak
UGM, akan tetapi program ini baru
dekanat agar diurus oleh karyasiswa.
mencapai pada tahap pengajuan
terhadap
pada
koordinator
bahan
Selain pada QTI, advokasi juga
Press Release, pada pihak media massa,
dilakukan pada pihak Dekanat agar
sedangkan untuk penerbitan, mengikuti
mengoptimalkan fungsi sebagai pengawas 45
Harpeni Siswatibudi | Program Promosi Kesehatan Dalam Upaya Penerapan ............... mekanisme yang berlaku di media massa
tatanan dan sasaran. Komponen konten terdiri
tersebut.
atas target perubahan perilaku dan metode, sedangkan penyampaian, yaitu saluran, media dan pesan (4).
PEMBAHASAN Tujuan advokasi program ini adalah
Dari data ini menunjukan bahwa
mengoptimalkan satuan keamanan (satpam)
adanya ketertarikan Dekan terhadap fenomena
Fakultas
yang disampaikan karyasiswa dan memaklumi
Kedokteran
UGM
sebagai
pengemban amanat untuk penegakan SK
adanya masalah tersebut. Bila
Dekan No. UGM/KU/4078/UM/01/39 tentang
telah lama terbitnya SK Dekan sebelumnya,
Kampus Kedokteran UGM sebagai kawasan
sebagai
Bebas Asap Rokok dengan terbitnya surat
penyusun
instruksi / surat tugas dari Dekan FK UGM.
Dekanat telah memiliki rancangan tindak
Terkait
dengan
hasil
survei
dan
pemegang rencana
ditinjau dari
kebijakan, kegiatan,
sekaligus seharusnya
lanjut terhadap permasalahan ini. Akan tetapi
rencana implementasi yang akan dilakukan,
sebagai
dekan FK sangat mendukung, tertama tentang
tersedianya informasi yang rinci sebagai
perlunya tim pengawas yang akan dibebankan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan
pada satuan pengamanan kampus (Satpam)
untuk merevisi atau melanjutkan isi SK
serta revisi SK dekan tentang kawasan bebas
tersebut. Informasi diperlukan untuk menilai
asap
perubahan sebelum dan sesudah intervensi
rokok
di
Optimalisasi Fakultas
lingkungan
FK
UGM.
satuan keamanan (satpam) Kedokteran
UGM
dan
sebagai
penghambat,
kemungkinan
pengambilan
keberlanjutan
suatu
tidak
keputusan
tentang
program.
Dengan
pengemban amanat untuk penegakan SK
demikian hal ini juga membuktikan perlu
Dekan No. UGM/KU/4078/UM/01/39 tentang
adanya evaluasi pada setiap pelaksanaan
Kampus Kedokteran UGM sebagai kawasan
program (5).
Bebas Asap Rokok. Pengoptimalan satuan
Agar media
lebih efektif dan tepat
pengaman (satpam), dilakukan karyasiswa
pada sasaran yang akan dituju, sebaiknya
melalui
sebagai
media tersebut memiliki ciri, akurat dalam isi,
pemegang kebijakan, dengan menggunakan
berpenampilan menarik dan dengan biaya
metode advokasi, sebab salah satu upaya
murah, sehingga informasi yang disampaikan
penanggulangan rokok antara lain dengan
dapat diterima secara efektif dan adanya
penegakan hukum dan regulasi, pendekatan
perubahan perilaku, sikap dan keyakinan pada
pendekatan
manajemen
kognitif dan perilaku yang personal karena
itu
untuk
(11)
menyusun
. Oleh
sasaran
(3)
upaya
yang
secara
. Media berasal dari kata medium
penanggulangan
rokok
setidaknya
pengantar
mempertimbangkan
3
komponen
promosi
penting,
yaitu
(tiga)
struktur,
konten
dan
alat/sarana
penyampaian. Komponen struktur terdiri atas 46
harfiah
atau
diartikan
perantara.
kesehatan untuk
Media
didefinisikan menyampaikan
dengan dalam sebagai atau
Harpeni Siswatibudi | Program Promosi Kesehatan Dalam Upaya Penerapan ............... mengantarkan kesehatan
pesan-pesan
pendidikan
meskipun dalam
(11)
.
program ini wujud
kebijakan berupa surat keputusan masih
Dasar pertimbangan pemilihan media
dalam proses sampai dengan pembuatan
promosi kesehatan adalah (1) karakteristik
draft.
sasaran/ kelompok, harus memperhatikan latar
2.
Bila ditinjau dari telah lama terbitnya SK
belakangnya misalnya pendidikan karena akan
Dekan sebelumnya, sebagai pemegang
mempengaruhi informasi (2) Metode atau
kebijakan, sekaligus penyusun rencana
media bisa diterima tidak oleh sasaran, (3)
kegiatan,
Luasnya populasi, (4) Kondisi wilayah (5)
memiliki rancangan tindak lanjut terhadap
Biaya , waktu, dan hambatan yang ada, (6)
permasalahan ini. Akan tetapi sebagai
SDM untuk pelaksanaannya (jumlah SDM
penghambat,
yang
tersedianya informasi yang rinci sebagai
tersedia,
kemampuan
SDM
dalam
seharusnya
kemungkinan
menggunakan metode dan media). Kemm &
pertimbangan
Close
keputusan
(1995)
mengembangkan
memaparkan dan
bahwa
memproduksi
suatu
Dekanat
dalam untuk
telah
tidak
pengambilan merevisi
atau
melanjutkan isi SK tersebut.
media / material program mahal di waktu dan
3.
Pemasangan Media sosialisasi Kawasan
uang. Sehingga biaya untuk mengembangkan
Bebas Rokok akan mencapai tujuan
materials terebut seharusnya menjadi bagian
membutuhkan waktu yang cukup untuk
dari pembiayaan dalam proses dan alokasi
mengukur
program (2).
tersebut.
KESIMPULAN 1.
1.
kebijakan (Dekan FK UGM) tentang SK
Dekan
baru
yang
memperjelas penerapan SK Dekan No. UGM/KU/4078/UM/01/39
tentang
Kampus
sebagai
Kedokteran
UGM
untuk
pembuatan
2.
keputusan
bebas
asap
stakeholder
membahhas sanksi SK
yang
pedoman bagi Dekan
dengan terlibat serta pelaku No.
UGM/KU/4078/UM/01/39
tentang
Kampus
sebagai
Kedokteran
UGM
Perlu segera dilaksanakan sosialisasi guna pengetahuan
civitas
akademika tentang Kampus Kedokteran UGM sebagai kawasan 100% Bebas Asap
pedoman penarapan FK UGM sebagai 100%
melibatkan
meningkatkan
tertulis yang akan dijadikan sebagai
kawasan
sejenisnya
kawasan Bebas Asap Rokok
melakukan
pendekatan pada pengambil kebijakan dengan
atau
pelanggaran
cukup efektif digunakan Advokasi, cukup digunakan
workshop
pemberian
sebagai bukti bahwa metode advokasi,
terkait
media
Dekan FK UGM diharapkan membuat
untuk
kawasan Bebas Asap Rokok. Hal ini
efektif
tidaknya
SARAN
Ada dukungan yang positif pengambil
perlunya
efektif
Rokok
rokok, 47
Harpeni Siswatibudi | Program Promosi Kesehatan Dalam Upaya Penerapan ............... 3.
Agar kontnuitas pelaksanaan program ini berjalan kerjasama sektoral
tuntas
maka
dengan dalam
perlu
adanya
stakeholder penegakan
10.
lintas
Kampus 11.
Kedokteran UGM sebagai kawasan 100% Bebas Asap Rokok.
12. DAFTAR PUSTAKA 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Aditama, T.Y., (1997). Rokok dan Kesehatan, Universitas Indoneisa : Jakarta. Dignan MB., Carr PA., 1992. Program Planning for Health Education and Promotion. Second Edition. USA : Lea & Febiger. Ewles, L. dan Simnet., (1992) Promoting Health, A.Practical Guide, Second Edition. Middlesex : Scutary Press. Glanz, K., Rimer, B.K., & Viswanath, K. (2008) Health Behavior and Health Education. Theory, Research and Practice. 4th Edition, John Wiley & Sons, USA. Hafes, N., & Ling, P.M. (2005) How Philip Morris Built Marlboro Into a Global Brand for Young Adults ; Imlications for International Tobacco Control, Tobacco Control, 14:262-271. Mucha, L., Stephenson, J., Morandi, N., & Dirani, R., (2006) Meta-Analysis of disease Risk Associated with Smoking, by Gender and Intensity of Smoking, Gender Medicine, 4:279-291. Ng, N., Weinehall, L., & Ohman, A. (2007) ”if I don’t smoke, I’m not a real man’-Indonesian Teenage Boys’ views abaout smoking, Oxfordjournlas, 22:794804. Kementrian Kesehatan RI (2010). Riset Kesehatan Dasar, RISKESDAS 2010, Badan Penelitian dan Pengembangan, Jakarta. Kemn, J. & Close, A (1995) Health Promotion. Theory and Practice, Mackays
13.
48
of Chatham PLC, Chatham, Kent : Great Britain. Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 tahun 2003, Pengamanan Rokok Bagi Kesehatan. Sadikin, Z.D., & Lousia, M. (2008). Program Berhenti merokok, majalah Kedokteran Indonesia, 58:130-137. Simon-Morton, BG., W.H. (1995), Introduction to Health Education and Health Promotion, Waveland Press Inc., Illioniss. WHO. (2009) Milestones in Health Promotion. Statements from Global Conferencess, Geneva.