JURNAL KOMPILEK Jurnal Kompilasi Ilmu Ekonomi Aris Sunandes/ KEPUTUSAN INVESTASI DI BEI DENGAN Septika Sari Indrawati PENILAIAN HARGA SAHAM (Studi Kasus Perusahaan Food and Beverages) Hanif Yusuf Seputro
PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA SBI, INDEKS DOW JONES INDUSTRIAL AVERAGE, INDEKS HANG SENG, TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) BURSA EFEK INDONESIA
Yuyung Rizka Aneswari
EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN (Studi Kasus pada Hotel Patria Palace Blitar)
Rumanintya Lisaria Putri
HUBUNGAN MODEL KEPEMIMPINAN MANAJER DAN MOTIVASI KARYAWAN TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PT. KITA PRATAMA BLITAR
Dedis Eko Setiawan
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENDAPATAN PETANI JAGUNG DI KABUPATEN BLITAR (Studi Kasus Desa Wates Kecamatan Wates Kabupaten Blitar)
JURNAL KOMPILEK
Kukuh Suwandi Putro
ANALISIS HUBUNGAN ANTARA LABA AKUNTANSI DAN LABA TUNAI DENGAN DEVIDEN KAS PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI
Heru
PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI TOLOK UKUR PENGUKURAN KINERJA PADA BADAN USAHA BERBENTUK RUMAH SAKIT (Studi Kasus Pada RSD. Mardi Waluyo)
[Vol 4, No. 1]
Hal. 1 - 96
Juni 2012
ISSN 2088-6268
Diterbitkan oleh: LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT (LPPM) SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI KESUMA NEGARA BLITAR Jl. Mastrip 59 Blitar 66111, Telp./Fax : (0342) 802330/813788 Email :
[email protected]
[STIE KESUMA NEGARA BLITAR]
1
Vol. 4, N0. 1, Juni 2012
ISSN 2088-6268
JURNAL KOMPILEK Jurnal Kompilasi Ilmu Ekonomi
Daftar Isi : Aris Sunandes/ KEPUTUSAN INVESTASI DI BEI DENGAN Septika Sari Indrawati PENILAIAN HARGA SAHAM (Studi Kasus Perusahaan Food and Beverages) (Hal 1-11) Hanif Yusuf Seputro
PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA SBI, INDEKS DOW JONES INDUSTRIAL AVERAGE, INDEKS HANG SENG, TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) BURSA EFEK INDONESIA (Hal 12-26)
Yuyung Rizka Aneswari
EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN (Studi Kasus pada Hotel Patria Palace Blitar) (Hal 27-52)
Rumanintya Lisaria Putri
HUBUNGAN MODEL KEPEMIMPINAN MANAJER DAN MOTIVASI KARYAWAN TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PT. KITA PRATAMA BLITAR (Hal 53-62)
Dedis Eko Setiawan
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENDAPATAN PETANI JAGUNG DI KABUPATEN BLITAR (Studi Kasus Desa Wates Kecamatan Wates Kabupaten Blitar) (Hal 63-70)
Kukuh Suwandi Putro
ANALISIS HUBUNGAN ANTARA LABA AKUNTANSI DAN LABA TUNAI DENGAN DEVIDEN KAS PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI (Hal 71-83)
Heru
PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI TOLOK UKUR PENGUKURAN KINERJA PADA BADAN USAHA BERBENTUK RUMAH SAKIT (Studi Kasus Pada RSD. Mardi Waluyo) (Hal 84-96)
iii
Jurnal Kompilek Vol. 4 No. 1 Juni 2012 Hal 63-70 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pendapatan Petani Jagung di Kabupaten Blitar (Studi Kasus Desa Wates Kecamatan Wates Kabupaten Blitar) Dedis Eko Setiawan Abstraksi: Keberhasilan usaha tani, dipengaruhi oleh berbagai macam faktor yang merupakan, faktor pendapatan petani yang diperoleh dari usaha bertani. Faktor yang terlihat dari usaha tani jagung, mempunyai sumbangan yang paling terbesar adalah modal, luas tanah, tingkat pendidikan dan tenaga kerja yang digunakan. Dari keempat hal tersebut sangatlah berpengaruh besar terhadap pendapatan petani jagung. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui: (1) Faktor – faktor apa yang mempengaruhi pendapatan petani jagung (2) Pengaruh variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap pendapatan petani. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan deskriptif korelasional. Analisis data penelitian yang dipakai adalah analisis regresi linier berganda dengan menggunakan uji t dan uji F dalam menguji hipotesisnya. Data penelitian diperoleh dengan memberikan kuesioner kepada 75 responden yang merupakan Petani Jagung di Desa Wates Kecamatan Wates Kabupaten Blitar. Hasil analisis data menunjukkan bahwa secara parsial dan simultan, terdapat pengaruh positif yang signifikan modal, luas tanah, pendidikan dan jumlah tenaga kerja terhadap pendapatan petani jagung di Desa Wates Kecamatan Wates Kabupaten Blitar. Dari keempat variabel yang digunakan, yang dominan pengaruhnya adalah luas tanah dengan nilai β2 = 0,544 dengan taraf kepercayaan 5% signifikan t = 0,000, modal dengan nilai β1 = 0,440 dengan taraf kepercayaan 5% signifikan t = 0,000, pendidikan dengan nilai β3 = 0,154 dengan taraf kepercayaan 5% signifikan t = 0,000 dan tenaga kerja nilai β4 = 0.179 hasil uji F menunjukkan nilai F hitung sebesar 78.374 dengan taraf kepercayaan 5% signifikan F = 0,000, ini menunjukkan secara simultan modal, luas tanah, pendidikan, dan jumlah tenaga kerja berpengaruh terhadap pendapatan petani jagung di Desa Wates Kecamatan Wates Kabupaten Blitar. Dalam model summary pada R Square sebesar 80% pendapatan petani pada Desa Wates Kecamatan Wates Kabupaten Blitar dapat di jelaskan secara simultan oleh variabel modal,luas tanah, pendidikan dan jumlah tenaga kerja sedangkan sisanya sebesar 20% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Kata Kunci: Faktor Produksi, Pendapatan Petani I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu usaha untuk melakukan perubahan terhadap menjadi lebih baik, dimana usaha tersebut dilakukan secara terus menerus.pembangunan merupakan proses perombakan dalam struktur pembangunan ekonomi yang terdapat dalam suatu masyarakat sehingga membawa kemajuan yang lebih baik dalam meningkatkan taraf hidup rakyat maupun untuk menyempurnakan mutu kehidupan dalam masyarakat yang bersangkutan. Indonesia adalah sebagai Negara sedang berkembang dan melaksanakan proses pembangunan secara seimbang, yaitu dimana pembangunan manusia yang seutuhnya lahir maupun batin, secara seimbang adil dan makmur. Jumlah penduduk Indonesia yang tinggi adalah masalah yang serius yang dapat menjadi penghambat dalam pembangunan ekonomi. Secara makro pertumbuhan ekonomi diusahakan lebih tinggi atau lebih cepat dari pertumbuhan penduduk, dan sebagai faktor pembagi dalam menentukan pendapatan perkapita tiap-tiap penduduk. Dari pengalaman
sejarah, ternyata krisis moneter dan krisis ekonomi di Indonesia dapat ditanggulangi oleh kelompok usaha kecil baik itu di bidang industri pengolahan maupun di bidang pertanian. Kebijakan pemerintah belum terealisasi dengan baik ke petani, sehinga petani tidak banyak memetik buah dari hasil pembangunan selama ini. Tujuan pembangunan nasional pada dasarnya adalah pembangunan seutuhnya untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata material dan spiritual. Sebagaimana telah diketahui bahwa program pembangunan ekonomi di Indonesia sampai pada pembangunan lima tahun (pelita) V hingga VII lebih menitik beratkan pada sektor industri, selain itu pemerintah yang perlu mengembangkan sektor pertanian yang didukung sumber daya alam yang ada.dimana dalam proses pembangunan industri tersebut harus dengan perhatian pemerintah yang sesungguhnya pada sumber daya alam (resources) yang ada dan sektor pertanian. Perkembangan sektor pertanian semakin meningkat walaupun sektor ini sempat terlupakan sebagai sektor andalan dalam perekonomian Negara Indonesia.
63
Jurnal Kompilek Vol 4 No 1 Juni 2012
Baru setelah badai krisis pada awal tahun 1997 yang menimpa Negara kita merubah tatanan sistem ekonomi, hukum, politik, sistem perbankan dan moneter, dan kesemua sistem tersebut harus dibenai dan dituntut adanya suatu perubahan. Banyak pendapat dan opini bahwa sektor pertanian adalah penyelamat ditengah badai krisis, sektor pertanian yang selama ini tidak mendapat prioritas ternyata sektor ini mampu bertahan dan tidak terlalu terkena imbas krisis. Selama ini sektor pertanian memang kurang berkembang karena di Indonesia sektor pertanian masih bersifat subsisten (suatu sistem bertani dimana tujuan utamanya adalah untuk memenuhi kebutuhan untuk petani dan keluarganya saja), dan bukan bersifat komersial (mencari keuntungan). Keberhasilan sektor pertanian sangat tergantung pada posisi sumber daya alam yang sebagian besar terdapat di pedesaan berup lahan pertanian, sumber air, hutan, dan tenaga kerja. Kurang lebih 80% penduduk berdiam di perdesaan, dan sekitar 49% dari angkatan kerja yang bekerja di sektor pertanian. Namun tingkat hidup masyarakat pedesaan, relatif masih rendah bila di bandingkan dengan penduduk perkotaan. Pengeluaran penduduk (pendapatan ratarata) penduduk pedesaan (petani) hanya 70% dari pengeluaran penduduk kota, bahkan ada yang di bawah setengah dari pendapatan penduduk kota 30%. Jika dilihat dari aspek rasa keadilan sosial, maka pembangunan yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan, penduduk desa perlu mendapat priyoritas dan perhatian yang tinggi. Kondisi pertanian pada desa wates adalah lahan kering dimana lahan ini curahan air nya datang pada musim penghujan saja atau lahan pertanian dengan tadah hujandengan berkembangnya diharapkan semakin terjadi peningkatan terhadap pendapatan masyarakat petani. Semakin berkembangnya sektor pertaniaan, diharapkan semakin terjadi peningkatan pendapatan masyarakat, serta diharapkan dengan perkembangan tersebut meningkatkan pendapatan masyarakat desa terutama petani jagung. Pendapatan merupakan salah satu indikator ekonomi, dengan, kata lain arah dari pembangunan ekonomi adalah mengusahakan agar pendapatan antara sesama petani. Tidak dapat di pungkiri pertanian di Indonesia pada umumnya dicirikan dengan masih banyaknya jumlah petani kecil. Suatu keberhasilan, di pengaruhi oleh berbagai macam faktor seperti, faktor pendapatan petani terutama bagi petani jagun, yang diperoleh dari usaha menanam jagung. Dalam hal ini faktor yang terlihat dari usaha
tani jagung, mempunyai sumbangan yang paling terbesar adalah modal, luas tanah, tingkat pendidikan dan tenaga kerja yang digunakan. Dari keempat hal tersebut sangatlah berpengaruh besar terhadap pendapatan petani jagung. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka penulis mengidentifikasikan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Faktor–faktor apa yang mempengaruhi pendapatan petani jagung? 2. Di antara faktor-faktor tersebut mana yang paling dominan terhadap pendapatan petani? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah yang diajukan, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui faktor–faktor apa yang mempengaruhi pendapatan petani jagung. 2. Untuk mengetahui di antara faktorfaktor tersebut mana yang paling dominan terhadap pendapatan petani. II. TELAAH LITERATUR A. Kajian Pustaka 1. Pertanian Pengertian petani adalah pemilik dan penggarap, petani penyewa dan penggarap, petani penyakap/bagi hasil, baik pria maupun wanita yang bertindak selaku pengelola dalam usaha berbentuk budidaya dan berbentuk usaha keluarga terutama untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Kabupaten Blitar juga Sebagai salah satu sentra pertenakan ayam terbesar di Indonesia, investasi dan usaha penanaman jagung mempunyai prospek yang sangat potensial mengingat produksi jagung lokal baru bisa mencapai 40% dari total kebutuhan pakan di Kabupaten Blitar. Cristohfel (2009:25) Pertanian adalah sejenis proses produksi yanh khas didasarkan atas pertumbuhan tanaman dan hewan, para petani mengatur dan menggiatkan pertumbuhan dan tanaman dalam usaha taninya. Kegiatan produksi dalam usaha tani merupakan suatu kegiatan produksi dalam setiap usaha tani merupakan aspek yang penting. Pertanian rakyat atau pertanian dalam arti sempit adalah meliputi pengertian perkebunan (perkebunan rakyat), perikanan rakyat dan pencairan hasil-hasil hutan, dimana dan usaha-usaha tani ini pada umumnya diusahakan dengan tujuan utama rakyat. Dalam studi ini pertanian yang dimaksud adalah suatu usahatani yang secara optimal memanfaatkan sumber daya alam, modal, tenaga kerja, dan tecknologi dalam
64
Jurnal Kompilek Vol 4 No 1 Juni 2012
menghasilkan padi dengan tujuan memperoleh hasil yang lebih baik guna memenuhi kebutuhan keluarga dan meningkatkan kesejahteraan (Mubyarto, 1989). 2. Pendapatan Pertanian Pendapatan atau income dari seseorang warga masyarakat adalah hasil penjualan dari faktor-faktor produksi yang dimiliki kepada sektor produksi. Dalam arti luas pendapatan terdiri dari keuntungankeuntungan ekonomi yang dialami seseorang dalam satu periode. Dalam produksi pertanian dalam hal ini produksi padi dan palawija maka produksi fisik yang dihasilkan oleh bekerjanya beberapa faktor produksi sekaligus yaitu; modal usahatani, luas tanah, dan tenaga kerja. Pada setiap akhir panen akan menghitung beberapa hasil bruto (kotor) produksi yaitu luas tanah dikalikan hasil persatuan luas, kemudian dinilai dalam uang. Selanjutnya hasil bruto (kotor) harus dikurangi dengan biaya-biaya yang harus dikeluarkan yaitu; harga pupuk dan bibit, biaya pengolahan tanah, upah menanam, upah membersihkan rumput dan biaya panen barulah petani memperoleh hasil bersih atau hasil netto. Penghasilan diterima karena pembayaran pada penggunaan input (faktor–faktor produksi), penghasilan berhubungan dengan jumlah barang-barang atau milik yang dipunyai. Dari teori-teori pendapatan diatas maka dapat disimpulkan bahwa pendapatan dari petani padi dan palawija dalam studi ini adalah merupakan keuntungan ekonomis yang didapat oleh para petani dari usaha menjalankan pertanian dalam suatu periode. Berasal dari selisih penerimaan total dengan biaya produksi atau pengeluaran total (Mubyarto, 1989:76). 3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Banyak program yang telah diadakan untuk meningkatkan pendapatan petani. Kalau ingin berhasil dengan programprogram tersebut maka harus diketahui sebab-sebabnya. Pengetahuan tentang sebab-sebab yang mempengaruhi pendapatan petani dengan melihat pada kombinasi sumber-sumber atau faktor– faktor yang mempengaruhi tingkat pendapatan sebenarnya banyak sekali. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pendapatan petani yang dibatasi pada faktor modal usahatani, luas tanah, tingkat pendidikan, dan banyaknya tenaga kerja yang digunakan.
a. Modal Usahatani Modal usaha tani adalah barang atau uang yang bersama-sama faktor produksi tanah dan tenaga kerja dan menghasilkan barangbarang baru, dalam hal ini hasil dari pertanian. Barang-barang modal usahatani penting artinya dalam mempertinggi efisiensi pertumbuhan ekonomi, dalam pertanian modal usahatani yang berupa barang adalah ternak, cangkul, bajak dan peralatan pertanian lainnya, pupuk, bibit, hasil panen, yang belum dijual, tanaman yang masih di lahan pertanian dan lain-lain. Modal diciptakan oleh petani dengan cara menahan diri dalam konsumsi dengan harapan pendapatan yang lebih besar. Bila ada investasi (penciptaan modal) maka pembangunan pertanian akan berhasil Mubyarto (1989:97) b. Luas Tanah Faktor produksi tanah mempunyai kedudukan paling penting, dan tanah merupakan faktor produksi yang tahan lama. Tanah sebagai salah satu faktor produksi merupakan pabrik hasil-hasil pertanian yaitu tempat dimana produksi berjalan dan dari mana hasil produk keluar. Seperti yang diketahui pertanian Indonesia masih bercirikan pertanian kecil dengan pemilikan lahan kecil. Untuk meningkatkan pedapatan, satu–satunya jalan adalah dengan melakukan perubahan radikal mendasar yang menuju kearah sistem pertanian kolektif. Sistem kepemilikan atau penggarapan lahan harus ditata kembali sehingga memungkinkan para petani kecil dan tak bertahan dapat menggarap lahannya sendiri. Tanah sewaan, garapan, gadai, dan bagi hasil adalah cara usaha tani yang cukup ekonomis bagi mereka yang tidak cukup modal untuk membeli tanah. Dipandang dari sudut pengelolaan usaha tani pada umumnya tanah tersebut diolah lebih insentif, tapi dipandang dari sudut makro (umum) penyewaan tanah, penggadaian tanah, pengusahaan atas bagi hasil dan sebagainya itu kurang sehat, karena gejala “ekspoitasi orang atas orang” sering terdapat pada pengusahaan tersebut, Mubyarto (1989:76). c. Pendidikan GBHN 1993 dijelaskan bahwa pendidikan nasional yang berakar kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 diarahkan untuk meningkatkan kecerdasan serta harkat dan martabat bangsa mewujudkan manusia serta masyarakat Indonesia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan YME berkualitas dan mandiri sehingga mampu membangun dirinya dan masyarakat sekelilingnya serta dapat memenuhi kebutuhan pembangunan
65
Jurnal Kompilek Vol 4 No 1 Juni 2012
nasional dan bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. Pendidikan adalah usaha secara sadar untuk mengembangkan kemampuan dan kepribadian yang diselenggarakan di dalam dan luar sekolah. d. Tenaga Kerja Tenaga kerja keluarga petani dalam usahatani keluarga atas usahatani swasembada merupakan tulang punggung dari pengelolaan tata rumah tangga keluarga dan tata rumah tangga usaha, karena penggunaan tenaga kerja keluarga petani harus diatur secara rasional dan efisien. Tenaga kerja dalam pertanian di Indonesia dibedakan kedalam tenaga kerja dalam usahatani kecil dan tenaga kerja dalam pertanian besar yaitu: perkebunan, kehutanan, peternakan, dan sebagainya. Dalam usahatani kecil sebagaian besar tenaga kerja berasal dari keluarga petani sendiri, walaupun sekali-kali membayar tenaga upahan, di pertanian, petani selain berfungsi sebagai tenaga kerja dan berfungsi sebagai pemimpin usaha tani (manajer), dan selain itu juga menyumbangkan tenaga, petani juga mengatur organisasi produksi secara keseluruhan. Petani memutuskan sendiri masalah pemupukan, pengolahan tanah, serta perlu tidaknya digunakan tenaga kerja dari luar disamping tenaga kerja dari keluarga sendiri. Mubyarto (1989:105).
B. Hipotesis Penelitian 1. Ho : Diduga tidak terdapat faktor– faktor yang mempengaruhi pendapatan petani jagung Ha : Diduga terdapat faktor–faktor yang mempengaruhi pendapatan petani jagung 2. Ho : Diduga tidak terdapat faktorfaktor paling dominan terhadap pendapatan petani Ha : Diduga terdapat faktor-faktor paling dominan terhadap pendapatan petani III. METODE PENELITIAN Penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang
berdasarkan data, penelitian deskriptif dapat digunakan untuk mendeskripsikan, mencatat, menganalisis, serta menginterpretasikan data dan variabel. Dimana antara keadaan pertama dan kedua terdapat hubungan sebab akibat. Keadaan pertama diperkirakan menjadi penyebab keadaan kedua serta mempunyai pengaruh keadaan kedua. Variabel dimensi pengaruh pendapatan petani (X) dan pendapatan petani (Y) kemudian menguji antara pengaruh variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Populasi terdiri 300 petani pada Desa Wates Kecamatan Wates Kabupaten Blitar. Dalam penelitian ini menggunakan metode penarikan sampel dengan teknik sampel probabilitas (probability sampling), yang nantinya menggunakan penarikan sampel acak sederhana (simple rondom sampling). Nilai kritisnya adalah sebesar 10%. Sehingga sampel dalam penelitian ini berjumlah 75 kepala keluarga. IV. HASIL DAN ANALISIS PENGUJIAN A. Analisis Statistik Inferensial Analisis ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara sendiri-sendiri (parsial) maupun bersama-sama (simultan) antara variabel bebas (Modal, Luas tanah, pendidikan dan tenaga kerja) terhadap variabel terikat (pendapatan petani).
Secara ringkas rangkuman hasil uji regresi linier berganda dapat dilihat pada tabel 1 diatas: Berdasarkan table 1 tersebut, hasil uji regresi linier berganda pada tabel 4.8 maka dapat diperoleh hasil persamaan sebagai berikut: Y = 256796.41 + 9.959 X1 + 6242030.9 X2 + 538132.38 X3 – 131865.9 X4 Penjelasan dari fungsi regresi linier berganda di atas adalah sebagai berikut: 1. Kofisien regresi 9.959 menyatakan bahwa setiap penambahan variabel modal sebesar satu satuan, maka terjadi kenaikan pendapatan sebesar 9.959 satuan dengan menganggap variabel luas tanah, pendidikan dan tenaga kerja konstan.
66
Jurnal Kompilek Vol 4 No 1 Juni 2012
B. Uji Asumsi Klasik Untuk memperoleh data nilai pengukuran yang tidak biasa dari persamaan regresi linier berganda, maka perlu diadakan uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji multikolinieritas, uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini tidak digunakan uji Autokorelasi karena uji Autokorelasi digunakan pada regresi yang datanya adalah time series atau berdasarkan waktu berkala seperti bulanan, tahunan, dan seterusnya. Berikut ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai asumsi klasik.
1. Uji Normalitas Uji Normalitas bertujuan menguji apakah dalam sebuah regresi variabel dependent, variabel independent, atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Hasil uji normalitas dapat dililhat pada gambar berikut:
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: pendapatan 1.0
0.8
Expected Cum Prob
2. Kofisien regresi 6242030.9 menyatakan bahwa setiap penambahan variabel luas tanah sebesar satu satuan, maka terjadi kenaikan pendapatan sebesar 6242030.9 satuan dengan menganggap variabel modal, pendidikan dan tenaga kerja konstan. 3. Kofisien regresi 538132.38 menyatakan bahwa setiap peningkatan variabel pendidikan sebesar satu satuan, maka terjadi kenaikan pendapatan sebesar 538132.38 satuan dengan menganggap variabel modal, luas tanah dan tenaga kerja konstan. 4. Kofisien regresi -131865.9 menyatakan bahwa setiap penambahan variabel tenaga kerja sebesar satu satuan, maka terjadi penurunan pendapatan sebesar 131865.9 satuan dengan menganggap variabel modal, luas tanah dan pendidikan konstan
0.6
0.4
0.2
0.0 0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Observed Cum Prob
Gambar 1. Uji Normalitas data
Untuk mengetahui hasil regresi linier berganda layak dipakai, maka dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: Jika data yang menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi Asumsi Normalitas. Berdasarkan gambar 4.1 terlihat titiktitik menyebar disekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Jadi model regresi ini layak dipakai untuk tingkat pendapatan berdasarkan masukan variabel bebasnya
yaitu: Modal, Pendidikan, Kerja, dan Luas Tanah.
Tenaga
2. Uji Multikolinieritas Uji multikolinearitas dimaksudkan untuk menguji apakah terdapat hubungan variabel yang sempurna diantara beberapa atau semua variabel dari model regresi. Pedoman suatu model regresi yang bebas multiko adalah: Mempunyai nilai VIF disekitar angka1. Mempunyai angka TOLERANCE mendekati 1. Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa nilai VIF disekitar angka 1-2 dan angka TOLERANCE mendekati 1. Jadi dapat disimpulkan model regresi layak dipakai bebas dari masalah multikolinieritas.
67
Jurnal Kompilek Vol 4 No 1 Juni 2012
3. Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Hasil Uji Heteroskedastisitas dapat dillihat pada gambar berikut: Scatterplot
Dependent Variable: pendapatan
Regression Studentized Residual
3
2
1
0
-1
-2
-3 -3
-2
-1
0
1
2
Regression Standardized Predicted Value
Gambar 2. Uji Heteroskedastisitas
Berdasarkan gambar 2 terlihat titiktitik menyebar secara acak, tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik di atas maupun dibawah angka – 3 - 2 pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi Heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi ini layak dipakai. 4. Uji Autokorelasi Autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada peridoe t – 1. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai DW = 2.165. Karena nilai DW tersebut berada antara batas bawah lower bound (du= 1.739) dibawah (4-du =4-1.739 =2.261), maka diperoleh kesimpulan tidak ada korelasi positif maupun negative. Hasil Uji DurbinWatson dapat divisualisasikan pada hubungan pola autokorelasi seperti gambar 3 berikut:
C. Pengujian Hipotesis 1. Uji t Uji t digunakan untuk menguji secara parsial pengaruh tiap-tiap variabel bebas terhadap variabel terikat. Di bawah ini dijelaskan pengaruh tiap-tiap variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial. a. Pengaruh Modal (X1) terhadap Pendapatan (Y) Petani Jagung di Desa Wates Kecamatan Wates Kabupaten Blitar Berdasarkan hasil analisis regresi secara parsial didapatkan nilai thitung 6.495 > ttabel 1.9944 atau signifikansi t 0.000 < 0.05, maka hipotesis yang menyatakan Diduga bahwa faktor modal mempunyai pengaruh signifikan positif diterima, b (nilai coefisien regresi) variabel modal bernilai 9.959 berarti jika setiap penambahan variabel modal sebesar satu satuan, maka terjadi peningkatan pendapatan sebesar 9.959. satuan dengan menganggap variabel luas tanah, pendidikan dan tenaga kerja konstan. Dengan demikian kesimpulannya adalah ada pengaruh positif yang signifikan modal terhadap pendapatan petani jagung di Desa Wates Kecamatan Wates Kabupaten Blitar. b. Pengaruh Luas Tanah (X2) terhadap Pendapatan (Y) Petani Jagung di Desa Wates Kecamatan Wates Kabupaten Blitar Berdasarkan hasil analisis regresi secara parsial didapatkan nilai thitung 7.902 > ttabel 1.9944 atau signifikansi t 0.000 < 0.05, maka hipotesis yang menyatakan diduga bahwa faktor luas tanah mempunyai pengaruh signifikan positif diterima, b (koefisiesn regresi) variabel modal bernilai 6242030.9 berarti jika setiap penambahan variabel Luas tanah sebesar satu satuan, maka terjadi peningkatan
68
Jurnal Kompilek Vol 4 No 1 Juni 2012
pendapatan sebesar 3242030.9. satuan dengan menganggap variabel modal , pendidikan dan tenaga kerja konstan. Dengan demikian kesimpulannya adalah ada pengaruh positif yang signifikan luas tanah terhadap pendapatan petani jagung di Desa Wates Kecamatan Wates Kabupaten Blitar. c. Pengaruh Pendidikan (X3) terhadap Pendapatan (Y) Petani Jagung di Desa Wates Kecamatan Wates Kabupaten Blitar Berdasarkan hasil analisis regresi secara parsial didapatkan nilai thitung 2.947 > ttabel 1.9944 atau signifikansi t 0.000 < 0.05, maka hipotesis yang menyatakan Diduga bahwa faktor pendidikan mempunyai pengaruh signifikan positif diterima, b (koefisiesn regresi) variabel modal bernilai 538132.38 berarti jika setiap penambahan variabel pendidikan sebesar satu satuan, maka terjadi peningkatan pendapatan sebesar 538132.38. satuan dengan menganggap variabel moda,l luas tanah dan tenaga kerja konstan. Dengan demikian kesimpulannya adalah ada pengaruh positif yang signifikan pendidikan terhadap pendapatan petani jagung di Desa Wates Kecamatan Wates Kabupaten Blitar. d. Pengaruh Tenaga Kerja (X4) terhadap Pendapatan (Y) Petani Jagung di Desa Wates Kecamatan Wates Kabupaten Blitar Berdasarkan hasil analisis regresi secara parsial didapatkan nilai thitung -3.341 > ttabel - 1.9944 atau signifikansi t 0.001 < 0.05, maka hipotesis yang menyatakan Diduga bahwa faktor tenaga kerja mempunyai pengaruh signifikan diterima, b (koefisiesn regresi) variabel modal bernilai 131865.9 berarti jika setiap penambahan variabel tenaga kerja sebesar satu satuan, maka terjadi penurunan pendapatan sebesar 131865.9 satuan dengan menganggap variabel moda,l luas tanah dan pendidikan konstan. Dengan demikian kesimpulannya adalah ada pengaruh positif yang signifikan pendidikan terhadap pendapatan petani jagung di Desa Wates Kecamatan Wates Kabupaten Blitar. 2. Uji F Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara simultan tehadap variabel terikat. Di bawah dijelaskan pengaruh semua variabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan. Berdasarkan hasil analisis regresi secara simultan didapatkan nilai Fhitung 78.374 > Ftabel 2.45 atau signifikansi F 0.000 < 0.05, maka hipotesa yang diduga bahwa faktor luas tanah, latar belakang
petani dan faktor keturunan, tingkat pendidikan dan banyaknya tenaga kerja yang digunakan mempunyai pengaruh signifikan positif diterima. Hasil dari penelitian ini dapat dilihat bahwa nilai Multiple R sebesar = 0.904, ini menunjukkan bahwa hubungan variabel modal (X1), luas tanah (X2), pendidikan (X3) dan tenaga kerja dengan pendapatan adalah kuat. Sedangkan dalam model ini diketahui pula Adjusted R Square sebesar 0.807, ini berarti bahwa variabel modal (X1), luas tanah (X2), pendidikan (X3) dan tenaga kerja secara bersama-sama mempengaruhi pendapatan petani jagung di Desa Wates Kecamatan Wates Kabupaten Blitar sebesar 80 % sedangkan sisanya sebesar 20 % dipengaruhi oleh faktorfaktor lain. V. KESIMPULAN dan SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil analisis linier berganda secara parsial (uji t) dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Terdapat pengaruh positif yang signifikan Pendidikan terhadap pendapatan petani jagung di Desa Wates Kecamatan Wates Kabupaten Blitar. b. Terdapat pengaruh positif yang signifikan Luas tanah terhadap pendapatan petani jagung di Desa Wates Kecamatan Wates Kabupaten Blitar. c. Terdapat pengaruh positif yang signifikan Modal terhadap pendapatan petani jagung di Desa Wates Kecamatan Wates Kabupaten Blitar. d. Terdapat pengaruh signifikan negatif Tenaga kerja terhadap pendapatan petani jagung di Desa Wates Kecamatan Wates Kabupaten Blitar. 2. Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda secara simultan (uji F) dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh positif yang signifikan modal,luas tanah, pendidikan dan jumlah tenaga kerja terhadap pendapatan petani jagung di Desa Wates Kecamatan Wates Kabupaten Blitar. 3. Variabel Luas lahan merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap pendapatan petani jagung di Desa Wates Kecamatan Wates Kabupaten Blitar. 4. Dengan melihat data hasil penelitian maka setuju bahwa tingkat pendidikan berpengaruh terhadap pendapatan petani jagung di Desa Wates Kecamatan
69
Jurnal Kompilek Vol 4 No 1 Juni 2012
Wates Kabupaten Blitar dan selanjutnya luas tanah, modal dan teaga kerja. B. SARAN Berdasarkan kesimpulan di atas, saran yang dapat peneliti berikan antara lain: 1. Bagi pemerintah. Apabila sektor pertanian jagung bisa meningkatkan kesejahteraan hendaknya pemerintah dapat memaksimalkan kebijakan di bidang pertanian, khususnya dalam hal pemberian pelatihan dan subsidi kepada petani untuk meningkatkan hasil pertanian. 2. Bagi Petani Jagung Pemanfaatan teknologi yang berkembang hendaknya dapat dimanfaatkan guna menambah nilai hasil produksi pertanian. Serta saling mensosialisasikan kebijakan pemerintah agar terciptanya komunikasi antara petani-petani pemerintah. 3. Bagi kelancaran Akademik Untuk peneliti selanjutnya agar menambah variabel agar penelitian selanjutnya lebih bagus dan dapat memberikan informasi lebih maksimal.
Pedagang Koveksi Faktor yang mempengaruhi pendapatan, (online), (http;//google.com, diakses pada7 juni 2010).
VI. DAFTAR REFERENSI Arikunto, Suharsini. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. BPS Kabupaten Blitar. 2009. Kabupaten Blitar Dalam Angka 2009. Blitar: BPS. BPS Kabupaten Blitar. 2009. Blitar Regency in Figures. Blitar: BPS Kabupaten Blitar. BPP Kecamatan Wates. 2010. Rencana Kerja Penyuluh Pertanian. Cistohfel, 2009. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Jagung Di Kecamatan Tiga Binanga Kabupaten Karo. Online. (http;//google.com,diakses pada 10 Desember 2010) Ghozali, Imam. 2009. Ekonometrika. Semarang: Universitas Diponegoro Press. Hadi Prayitno dan Budi Santoso. 1996. Ekonomi Pembangunan. Jakarta: Ghalia Indonesia. Mubyarto, 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian edisi ke-II. Jakarta: LP3ES. Purwanto, Suharyadi. 2005. Statiska Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern. Jakarta: Salemba Empat. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Sukirno, Sadono. 2005. Mikro Ekonomi, Edisi Ketiga. Jakarta: Raja Grafido Persada. Suryananto, Galih. 2005. Analisis faktorfaktor yang Mempengaruhi pendapatan
70