9 Jurnal Care Vol. 4, No.3, Tahun 2016
UJI KEMAMPUAN ANTI NYAMUK ALAMI ELEKTRIK MAT SERBUK BUNGA SUKUN (Artocarpus altilis) DI MASYARAKAT (Studi Kasus pada Penghuni Rumah Kos di Kelurahan Sekaran, Kecamatan Gunung Pati, Kota Semarang) Widya Dwi Qinahyu 1, Widya Hary Cahyati 2 1,2) Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat FIK Universitas Negeri Semarang e-mail:
[email protected]
ABSTRACT Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is spread by Aedes female mosquito. One of the ways to control DHF is by cutting off the contagious chain using insecticide. Natural insecticide from breadfruit (Artocarpus Altilis) flowers powder have potention to control the vector. The characteristics of insecticide from plants are biodegradable, so it will not contaminate the environment and relatively safe for human. The purpose of this study was to determine the potention of natural electric mat powder breadfruit (Artocarpus Altilis) flowers to decrease the number of landing mosquitos. This research is a quasi-experimental research. The sample of this study was 30 people from boarders in Sekaran, Semarang City. Instrument in this study were observation sheet, questionnaire, thermometer/hygrometer, electric mat vaporizer heater. Statistic analysis used Mann-Whitney test. The research result is there a difference number of mosquitos in pre-test and posttest of experiment and control group with p=0,0001 (p<0,05). The result led to the conclusion that using natural electric mat powder of breadfruit (Artocarpus Altilis) flowers is potential to decrease the number of mosquito landing. The proposed suggestion is hope that society to use natural electric mat breadfruit male inflorence dust as alternative household insecticide.
Keywords : DHF, Insecticide, Breadfruit Flowers ABSTRAK Demam Berdarah Dengue (DBD) ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes betina. Salah satu cara pengendalian DBD adalah dengan memutus rantai penularan menggunakan insektisida. Insektisida alami yang terbuat dari serbuk bunga sukun berpotensi untuk mengendalikan vektor. Insektisida yang berasal dari tumbuhan bersifat mudah terurai, sehingga tidak mencemari lingkungan dan relatif aman bagi manusia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan anti nyamuk alami elektrik mat serbuk bunga sukun (Artocarpus altilis) dalam menurunkan jumlah hinggap nyamuk. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi eksperimental). Sampel pada penelitian ini adalah 30 orang penghuni kos yang ada di Kelurahan Sekaran Kota Semarang. Penelitian ini menggunakan instrumen lembar observasi, kuesioner, thermometer/hygrometer, alat pemanas mat elektrik vaporizer. Analisis statistik menggunakan uji Mann-Whitney. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat perbedaan selisih pre-test dan post-test jumlah hinggap nyamuk pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan nilai p=0,0001 (p<0,05). Simpulan penelitian yaitu menggunakan anti nyamuk mat serbuk bunga sukun mampu menurunkan jumlah hinggap nyamuk. Saran yang diajukan adalah diharapkan masyarakat menggunakan anti nyamuk mat serbuk bunga sukun sebagai insektisida rumah tangga alternatif. Kata Kunci: bunga sukun, Demam Berdarah Dengue, insektisida
10 Jurnal Care Vol. 4, No.3, Tahun 2016
PENDAHULUAN
beredar di masyarakat masih berupa
Demam Berdarah Dengue (DBD) atau
insektisida kimiawi. Di pasaran terdapat
Dengue
(DHF)
berbagai jenis formulasi insektisida antara
yang
lain liquid, mosquito coil, aerosol, mat, liquid
disebabkan oleh virus dengue dari famili
vaporizer, kapur serangga, dan kertas
Falviviridae. Virus ini mempunyai empat
bakar. Insektisida formulasi mat vaporizer
serotipe yang dikenal dengan DEN-1,
lebih praktis disimpan dibandingkan liquid
DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. DBD
vaporizer, selain itu insektisida jenis ini
dapat menyebabkan kefatalan karena
tepat
menyebabkan kematian dalam waktu
serangga terbang seperti nyamuk dan
yang
mempunyai kelebihan yaitu bebas asap,
Haemoragic
merupakan
Fever
penyakit
relatif
infeksi
singkat
apabila
tidak
dilakukan penanganan yang tepat.
digunakan
untuk
membasmi
tidak berbau menyengat, dan tetap dapat menghadang serangga sasaran (Arum Sih
Penularan penyakit DBD tidak secara
J. et al, 2012).
langsung melalui manusia ke manusia, namun ditularkan melalui nyamuk, yaitu
Penggunaan jenis pestisida sintetis yang
nyamuk Aedes spp. Nyamuk penular
berlebihan dan dalam jangka waktu
demam berdarah di Indonesia adalah
panjang dapat menimbulkan beberapa
Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Namun,
kerugian seperti nyamuk menjadi resisten,
nyamuk Aedes aegypti masih merupakan
terjadinya keracunan pada manusia dan
vektor utama dari penularan penyakit ini.
hewan ternak, serta polusi lingkungan,
Kedua nyamuk jenis ini lebih aktif pada
maka
siang hari dan lebih senang menghisap
mendapatkan alternatif yang lebih efektif.
darah manusia daripada hewan (Dantje T,
Salah
2009: 63).
menggunakan pestisida alami (Yunita,
perlu
suatu
satunya
usaha adalah
untuk beralih
2009). Salah satu kasus resistensi yang Pengendalian vektor yang paling efektif
telah terjadi akibat penggunaan insektisida
dan
kimiawi secara terus-menerus adalah
popular
penggunaan
di
masyarakat
insektisida.
adalah
Penggunaan
kasus
resistensi
insektisida
golongan
insektisida bertujuan membunuh vektor
piretroid terhadap Aedes aegypti. Penelitian
untuk memutus rantai penularan demam
yang dilakukan oleh Ahmad dkk (2013),
berdarah.
menemukan mutasi gen VGSC pada titik
Namun,
insektisida
yang
11 Jurnal Care Vol. 4, No.3, Tahun 2016
Val1016IIe
sebagai
pembuktian
inhibitor dari pada sistem pernapasan
mekanisme resistensi yang bersifat target
serangga
site insektisida sintetik piretroid pada
mempengaruhi nyamuk sehingga dapat
vektor dengue, Ae. aegypti di Palembang.
menyebabkan
Sebagai alternatif agar terhindar dari
metode yang dapat digunakan untuk
permasalahan
memanfaatkan
yang
timbul
akibat
dewasa.
Zat
ini
kematian. bunga
Salah sukun
akan satu jantan
penggunaan insektisida sintetis secara
sebagai insektisida adalah metode elektrik.
berulang-ulang, maka banyak penelitian
Metode
yang telah meneliti mengenai berbagai
terhadap pernafasan nyamuk. Pada saat
potensi dan efektivitas bahan alami
mat
sebagai insektisida bagi nyamuk Aedes.
sukun
Salah satu tanaman yang dapat dijadikan
kandungan metabolit sekunder berupa
insektisida alami yaitu tanaman sukun.
flavonoid. Flavonoid berfungsi sebagai
Tanaman sukun menghasilkan bunga
racun
betina yang mengalami penebalan daging
pernapasan sehingga saat nyamuk Aedes
buah kemudian menjadi buah, biasanya
melakukan pernapasan flavonoid akan
dimanfaatkan
masuk bersama udara (O2) melalui alat
masyarakat
untuk
dikonsumsi. Sementara bunga jantan
elektrik
sukun
akan
berdampak
dipanaskan
tersebut
maka
mat
akan mengeluarkan
pernapasan
atau
inhibitor
pernapasannya (Lumowa, 2013).
tidak mengalami penebalan daging buah dan pada saatnya akan jatuh dari pohon.
Senyawa flavonoid berfungsi sebagai
Bunga
anticholinesterase.
sukun
dikonsumsi
jantan
Anticholinesterase
yang
menyebabkan enzim cholinesterase akan
disekitar
mengalami fosforilasi dan menjadi tidak
tempat pohon sukun tersebut tumbuh.
aktif. Dengan tidak aktifnya enzim
Oleh karena itu, akan sangat bermanfaat
cholinesterase maka akan menyebabkan
apabila bunga sukun jantan tersebut dapat
terjadi
digunakan
alami.
asetilkolin sehingga terjadi akumulasi
Tanaman sukun mengandung senyawa
asetilkolin di celah sinap. Selanjutnya
flavonoid, tannin, dan saponin yang
terjadi peningkatan transmisi rangsang,
diduga sebagai bahan yang bersifat
yang menyebabkan
insektisida.
mengalami
atau
hanya
dapat
mengotori
halaman
dan
tidak
perkarangan
sebagai
insektisida
Bunga
sukun
jantan
hambatan
proses
otot
kontraksi
degradasi
pernapasan secara terus-
(Artocarpus altilis L.) memiliki kandungan
menerus sehingga terjadi kejang otot
kimia flavonoid yang berfungsi sebagai
pernapasan dan menyebabkan kematian
12 Jurnal Care Vol. 4, No.3, Tahun 2016
nyamuk. Flavonoid dioscorine juga dapat
kemampuan anti nyamuk alami elektrik
menyebabkan
mat serbuk bunga sukun jika digunakan
kerusakan
spirakel,
akibatnya serangga tidak bisa bernafas
di kondisi lingkungan yang sebenarnya.
dan akhirnya mati. METODE PENELITIAN Penelitian yang dilakukan di laboratorium
Metode penelitian yang digunakan adalah
menggunakan glass chamber oleh Sonja V.
metode
T. Lumowa (2013) diketahui bahwa
eksperimental yaitu kegiatan percobaan
serbuk bunga sukun (Artocarpus altilis L)
yang bertujuan untuk mengetahui suatu
yang berfungsi sebagai isi ulang anti
pengaruh
nyamuk elektrik dengan kadar 2 gram
tertentu
bunga sukun mampu membunuh paling
elektrik mat serbuk bunga sukun).
penelitian
akibat
rancangan
adanya
perlakuan
(menggunakan anti
nyamuk
banyak nyamuk dengan rata rata 15,6 ekor nyamuk (78%). Selanjutnya, dari
Rancangan penelitian ini menggunakan
hasil uji laboratorium menggunakan glass
eksperimen semu (quasi experiment), maka
chamber yang dilakukan Utomo, Wardani
penelitian ini tidak memiliki ciri-ciri
dan Amri (2010) diketahui bahwa rata-
rancangan
rata kematian nyamuk paling banyak
Pendekatan yang dilakukan adalah pre dan
adalah pada penambahan air sebanyak 16
post test. Sampel penelitian ini adalah
ml pada sediaan mat elektrik serbuk
mahasiswa
bunga sukun, yaitu mematikan 20 ekor
Sekaran Kota Semarang yang dipilih
(100%), selain itu pemberian jumlah tetes
secara purposive sampling dengan kriteria:
air pada Refill bunga sukun sebanyak
(1) Sehat jasmani dan rohani, (2) Memiliki
16 ml mempunyai lama waktu efektif
perilaku PSN yang buruk, (3) Memiliki
paling baik selama pemaparan ±6 jam.
ukuran luas kamar maksimal 40 m3,
eksperimen
sebenarnya.
yang tinggal di Kelurahan
(4) Ruangan kamar tidak terkena cahaya Berdasarkan masalah diatas maka peneliti
matahari secara langsung, (5) Terdapat
ingin meneliti mengenai kemampuan dan
gantungan pakaian di dalam ruangan
penerimaan anti nyamuk alami elektrik
kamar, (6) Bersedia menjadi responden
mat
penelitian.
serbuk
bunga
sukun
dengan
melakukan uji lapangan menggunakan
Besar sampel pada penelitian ini adalah
2 gram serbuk bunga sukun yang diberi
30 orang yang dibagi menjadi dua
16 ml air. Hal ini untuk mengetahui
kelompok
yaitu,
15
orang
adalah
13 Jurnal Care Vol. 4, No.3, Tahun 2016
kelompok eksperimen dan 15 orang
Sumber data penelitian adalah dari data
sebagai
primer
kelompok
kontrol
dimana
dan
sekunder.
diperoleh
tinggal dalam satu rumah kost dengan
hinggap nyamuk, suhu dan kelembaban
kelompok eksperimen. Pertama, seluruh
ruangan,
sampel diinstruksikan untuk menghitung
sampel terhadap anti nyamuk mat serbuk
jumlah nyamuk (pre-test) yang ada di
bunga sukun, sedangkan data sekunder
ruangan kamar sampel selama 1 jam.
didapatkan
Selanjutnya, dilakukan pemasangan anti
Sekaran.
Data
nyamuk elektrik mat serbuk bunga sukun
gambaran
umum wilayah
di kamar sampel eksperimen selama 1
Sekaran.
setelah
itu,
seluruh
dan
perhitungan
primer
kelompok kontrol adalah orang yang
jam,
dari
Data
penilaian
dari
jumlah
penerimaan
kantor
Kelurahan
sekunder
meliputi Kelurahan
sampel
diinstruksikan kembali untuk menghitung
Instrumen
jumlah
Perlakuan
penelitian ini adalah 1) kuesioner untuk
penelitian yang berbeda ini bertujuan
menjaring responden; 2) lembar observasi
untuk mengetahui seberapa efektif anti
untuk memperoleh data jumlah hinggap
nyamuk elektrik yang berasal dari bahan
nyamuk dan penerimaan responden;
alami bunga sukun (Artocarpus altilis)
3)
dalam
mengukur suhu dan kelembaban ruang
nyamuk
(pos-test).
menurunkan
jumlah
hinggap
nyamuk dikondisi ruangan.
yang
termometer
digunakan
/higrometer
dalam
untuk
pada saat penelitian; 4) mat elektrik serbuk bunga sukun sebagai bahan yang
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
di uji untuk menurunkan jumlah hinggap
aplikasi anti nyamuk elektrik mat serbuk
nyamuk.
bunga sukun. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah jumlah hinggap
Data yang terkumpul diolah dan dianalisis
nyamuk. Aplikasi anti nyamuk adalah
menggunakan
penggunaan anti nyamuk elektrik mat
Analisis
serbuk bunga sukun seberat 2 gram
mendeskripsikan setiap variabel dengan
menggunakan
elektrik
cara membuat tabel dan grafik distribusi
selama 1 jam. Jumlah hinggap nyamuk
frekuensi. Analisis bivariat digunakan
adalah nyamuk yang hinggap ketubuh
untuk
sampel penelitian yang dihitung selama
membuktikan hipotesis dua variabel.
1 jam.
Penelitian ini menggunakan uji t-test tidak
alat
pemanas
program
univariat
mencari
komputer.
dilakukan
hubungan
untuk
dengan
14 Jurnal Care Vol. 4, No.3, Tahun 2016
berpasangan
untuk
membandingkan
1 jam; (7) peneliti meminta responden
kelompok eksperimen dan kelompok
kelompok eksperimen untuk memasang
kontrol/pembanding
anti nyamuk elektrik mat serbuk bunga
dengan
bantuan
SPSS. Jika data tidak terdistribusi normal
sukun
selama
1
jam.
maka uji alternatif adalah Mann-Whitney
responden
Test.
jumlah hinggap nyamuk II (post-test)
melakukan
Kemudian, pengamatan
selama 1 jam. Selanjutnya, responden HASIL
diminta mengisi kuesioner penerimaan.
Penelitian ini dilaksanakan di 15 rumah kos yang ada di wilayah Kelurahan
Dalam pelaksanaan penelitian dilakukan
Sekaran. Pengamatan jumlah hinggap
pengukuran suhu dan kelembaban udara
nyamuk dilakukan pada pagi hari pukul
di ruang penelitian dengan menggunakan
07.00- 09.00 WIB dan sore hari pukul
termometer dan higrometer ruangan.
15.00 – 17.00 WIB. Adapun pelaksanaan
Suhu ruangan berkisar antara 25 °C
penelitian dilakukan dengan cara: (1)
sampai dengan 27 °C. Hasil pengukuran
Pengisian dan penandatanganan informed
kelembaban
consent dan menutup ventilasi kamar
pengujian anti nyamuk yaitu berkisar
responden sebelum hari dilaksanakannya
antara 70% sampai dengan 80%. Rata-
pengamatan;
(2)
cara
rata suhu optimum untuk pertumbuhan
melakukan
pengamatan
kepada
nyamuk adalah 25°C sampai dengan 30°C
responden; (3) Responden mengenakan
dan kelembaban diatas 70% (Syahribulan
baju lengan pendek berwarna merah dan
dkk, 2012; Ridha dkk, 2013). Oleh karena
celana hitam sebatas lutut; (4) Peneliti
itu, dapat diketahui suhu dan kelembaban
menggerak-gerakkan gantungan kain yang
pada saat penelitian masuk kedalam
ada untuk mengusik nyamuk yang sedang
rentang suhu optimal bagi nyamuk.
Sosialisasi
ruangan
saat
dilakukan
beristirahat, termometer/higrometer di letakkan lantai kamar serta menyiapkan
Responden penelitian dibagi menjadi 2
alat anti nyamuk dan mat elektrik serbuk
kriteria yaitu yang menggunakan anti
bunga
oleh
nyamuk elektrik mat serbuk bunga sukun
responden; (5) Peneliti keluar dari kamar
dan yang tidak menggunakan anti nyamuk
sementara responden duduk di dalam
elektrik
kamar untuk melakukan pengamatan
Responden
jumlah hinggap nyamuk I (pre-test) selama
nyamuk elektrik mat serbuk bunga sukun
sukun
untuk
dipasang
mat
serbuk yang
bunga
sukun.
menggunakan
anti
15 Jurnal Care Vol. 4, No.3, Tahun 2016
sebanyak 15 orang dan
yang tidak
15 orang.
menggunakan anti nyamuk sebanyak Tabel 1.Distribusi Jumlah Hinggap Nyamuk pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Sebelum dan Sesudah Perlakuan Kelompok Jumlah Nyamuk Jumlah Jumlah Rata Nilai Nilai Hinggap Responden nyamuk rata Maksimal Minimal Eksperimen 1 5 15 1,93 3 1 sebelum 2 6 perlakuan 3 4 Kontrol 1 6 15 1,80 3 1 Sebelum 2 6 Perlakuan 3 3 Eksperimen 0 7 15 0,6 2 0 Sesudah 2 7 Perlakuan 1 1 Kontrol 0 7 15 0,6 2 0 Sebelum 2 7 Perlakuan 1 1 Sumber: Hasil Penelitian 2016 Analisis bivariat dalam penelitian ini Berdasarkan data dari Tabel 1 diperoleh
menggunakan uji t-test tidak berpasangan,
informasi
terbesar
jika data tidak terdistribusi normal, maka
jumlah hinggap nyamuk pada kelompok
menggunakan uji Mann-Whitney test untuk
eksperimen saat pre-test adalah 2 ekor
menghitung
nyamuk
hinggap
bahwa
sebanyak
frekuensi
6
orang
dari
perbandingan
nyamuk
eksperimen
hinggap nyamuk pada kelompok kontrol
Perolehan data didapatkan dari selisih
saat pre-test adalah 1 dan 2 ekor nyamuk
jumlah hinggap nyamuk pre-test dan post-
sebanyak masing-masing 6 orang dari 15
test pada masing-masing kelompok yaitu
responden. Frekuensi terbesar jumlah
kelompok eksperimen dan kelompok
hinggap
kelompok
kontrol. Berdasarkan hasil penelitian yang
eksperimen saat post-test adalah 0 dan 2
dapat dilihat dari uji statistik dengan
ekor nyamuk sebanyak 7 orang dari 15
menggunakan uji Mann-Whitney diperoleh
responden. Frekuensi terbesar jumlah
nilai p value = 0,0001 (<0,05), sehingga Ho
hinggap nyamuk pada kelompok kontrol
ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa ada
saat post-test adalah 1 ekor nyamuk
perbedaan jumlah hinggap nyamuk antara
sebanyak masing-masing 6 orang dari 15
kelompok eksperimen dan kelompok
responden.
kontrol
pada
sebelum
kelompok
kelompok
15 responden. Frekuensi terbesar jumlah
nyamuk
dan
antara
jumlah
dan
kontrol.
sesudah
16 Jurnal Care Vol. 4, No.3, Tahun 2016
pemasangan anti nyamuk elektrik mat
bunga sukun dengan kadar 2 gram dapat
serbuk bunga sukun.
digunakan dalam pengendalian nyamuk karena mampu membunuh nyamuk Aedes
Tabel 2. Perbedaan Jumlah Hinggap Nyamuk pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Sebelum dan Sesudah Perlakuan Eksperimen Kontrol 3 0 2 1 1 0 1 0 1 0 2 0 2 1 2 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 Sumber: Hasil Penelitian 2016
aegypti.
Penurunan
jumlah
hinggap
nyamuk dapat diakibatkan karena adanya penguapan zat yang terkandung dalam anti nyamuk mat serbuk bunga sukun ini. Penelitian yang dilakukan oleh Jones et al (2012) berhasil mengidentifikasi zat kimia pada bunga sukun jantan kering
yang
memberikan efek penghalau terhadap nyamuk Aedes aegypti. Menggunakan uji bioassay,
penelitian
tersebut
membuktikan bahwa asam lemak yang terkandung dalam bunga sukun jantan kering
memiliki
kemampuan
dalam
mengahalau nyamuk Aedes aegypti betina. Asam lemak tersebut meliputi fatty acids, undecanoic acid, dan lauric acid.
PEMBAHASAN Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penurunan rerata jumlah hinggap nyamuk
Hasil penelitian ini sejalan dengan teori
pada
bahwa bunga sukun (Artocarpus altilis)
kelompok
eksperimen
adalah
sebesar 1,33, penurunan jumlah ini lebih
memiliki
tinggi dibandingkan dengan penurunan
bekerja
kelompok kontrol yang hanya sebesar
flavonoid tersebut bekerja menghambat
0,33, sehingga dapat disimpulkan bahwa
mitokondria
menggunakan anti nyamuk elektrik mat
mitokondria tersebut berfungsi sebagai
serbuk bunga sukun dapat menurunkan
tempat terjadinya proses respirasi yaitu
jumlah nyamuk yang ada di dalam
transport elektron dan siklus kerbs.
ruangan. Hasil penelitian ini didukung
Dimana transport elektron dan siklus
oleh
kerbs pada mitokondria itu berperan
penelitian
yang
sebelumnya
dilakukan oleh Sonja V.T Lumowa bahwa
dalam
kandungan sebagai
flavonoid
insektisida.
dalam
metabolisme
sel,
yang
Senyawa sedangkan
energi
dan
17 Jurnal Care Vol. 4, No.3, Tahun 2016
pembentukan ATP (Adenosin Tri Fosfat).
Tanaman sukun memiliki bunga betina
Jika pada mitokondria terganggu, maka
dan bunga jantan. Bunga betina terletak
produksi ATP akan terhambat, sehingga
pada tangkai pendek, kaku, dan berwarna
pengikatan terhadap oksigen rendah pada
hijau dan berbuluh putih. Ragam bunga
akhirnya
pada sukun bervariasi, ditemui adanya
penggunaan oksigen oleh
mitokondria
tidak
maksimal
maka
satu bunga jantan di ketiak daun, bunga
menyebabkan gangguan pada pernafasan.
jantan diikuti munculnya bunga betina di ketiak daun yang berurutan, dua bunga betina berurutan diikuti munculnya bunga
gugus
jantan, tiga bunga betina berurutan dan
hidroksil, atau suatu gula, sehingga
sering ditemui juga satu bunga jantan di
menyebabkan
cenderung
ketiak daun diikuti oleh tunas (H.
mudah larut dalam air. Penelitian oleh
Rehatta, & H. Kesaulya, 2010). Bunga
Margo Utomo dkk (2010) menunjukkan
sukun jantan akan jatuh ke tanah setelah
bahwa semakin banyak jumlah air yang
selesai proses fertilisasi atau setelah
diteteskan pada kemasan isi ulang mat
material di dalamnya telah habis.
Flavonoid
memiliki
sejumlah
flavonoid
serbuk bunga sukun, maka rata-rata kematian nyamuk semakin meningkat. Penelitian ini menghasilkan nilai p =
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat
0,019, yaitu ada pengaruh bermakna
dijelaskan bahwa serbuk bunga sukun
jumlah penambahan air pada mat serbuk
jantan dengan kadar 2 gram dalam bentuk
bunga
kemampuan
mat yang ditetesi air sebanyak 16 ml
kemampuan membunuh nyamuk dimana
berpengaruh terhadap penurunan jumlah
dengan
hinggap
sukun
terhadap
penambahan
16
ml
dapat
nyamuk
saat
dinyalakan
membunuh 100% nyamuk An. aconitus.
diruangan, sehingga penggunaan anti
Hal tersebut mungkin diakibatkan karena
nyamuk mat serbuk bunga sukun dapat di
semakin
aplikasikan
banyak
jumlah
air
yang
di
masyarakat
sebagai
diteteskan pada mat serbuk bunga sukun,
alternatif dalam pengendalian vektor
maka semakin banyak pula jumlah zat
demam
flavonoid yang terlarut dalam air dan
pengaplikasian di masyarakat, perlu dikaji
kemudian
terlebih dahulu mengenai berapa jam anti
menguap
nyamuk dipanaskan.
pada
saat
anti
berdarah.
Namun,
sebelum
nyamuk serbuk bunga sukun ini ampuh dalam menghalau nyamuk. Perlu juga
18 Jurnal Care Vol. 4, No.3, Tahun 2016
diteliti mengenai bahan pembungkus lain
penggerusan atau penumbukan untuk
yang
sebagai
mendapatkan produk bentuk abu, dapat
pembungkus untuk membentuk serbuk
pula dilakukan dengan cara perendaman
bunga sukun menjadi mat, mengingat tisu
untuk mendapatkan produk ekstrak dan
merupakan bahan yang mudah sobek.
dibuat menggunakan bahan kimia pelarut.
dapat
Penelitian
digunakan
lebih
lanjut
untuk
mengembangkan anti nyamuk berbahan serbuk bunga sukun jantan diperlukan
Penggunaan insektisida nabati di rumah
dengan pertimbangan anti nyamuk ini
tangga merupakan suatu potensi yang
merupakan insektisida nabati, sehingga
perlu
lebih aman untuk digunakan di rumah
insektisida
tangga dibandingkan insektisida sintetik.
beberapa keunggulan antara lain tidak
dikembangkan. dirumah
Penggunaan
tangga
memiliki
meninggalkan residu pada lingkungan sehingga relatif lebih aman dibandingkan Insektisida nabati merupakan insektisida
insektisida
bahan alami yang berasal dari tumbuhan.
meninggalkan residu, residu tersebut
Pestisida nabati tidak hanya mengandung
tidak
satu
sasaran
jenis
bahan aktif
(single
active
kimiawi,
menimbulkan karena
dan
apabila
resistensi
lebih
cepat
pada terurai
ingredient), tetapi beberapa jenis bahan
dibandingkan insektisida kimia. Selain itu,
aktif (multiple active ingredient) (Kardinan,
bahan
2011). Senyawa yang terkandung dalam
mudah didapatkan dilingkungan rumah
tumbuh-tumbuhan dapat berpengaruh
dan dapat dibuat sendiri dengan cara yang
terhadap
sederhana.
penghambat
serangga
hama
melalui
nafsu
makan,
reppelent
pembuatan
insektisida
nabati
(penolak), menghambat perkembangan,
KESIMPULAN
menurunkan
pengaruh
Penggunaan anti nyamuk alami elektrik
mencegah
mat serbuk bunga sukun (Artocarpus altilis)
langsung
reproduksi,
sebagai
racun,
peletakan telur. (Hersanti dkk, 2013).
efektif
Insektisida nabati dapat dibuat dengan
hinggap nyamuk diruangan kamar, karena
cara yang sederhana sehingga masyarakat
hasil penelitian menunjukkan terdapat
dapat dengan mudah untuk membuatnya.
perbedaan
Pembuatan
hinggap
dilakukan
pestisida dengan
nabati
dapat
berbagai
cara
dalam
menurunkan
yang nyamuk
bermakna antara
jumlah
jumlah kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Saran
19 Jurnal Care Vol. 4, No.3, Tahun 2016
yang dapat diberikan kepada pemerintah diharapkan metode dengan
dapat
mengembangkan
pengendalian
vektor
menggunakan
DBD
insektisida
berbahan bunga sukun jantan. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan untuk melakukan penelitian mengenai kadar senyawa
flavonoid
Pada Aedes aegypti (L.) Strain Palembang Menggunakan Teknik Polymerase Chain Reaction, Jurnal Aspirator, Vol.5, No. 2, 2013 : 37-44.
yang
terkandung
dalam bunga sukun jantan. Perlu diteliti
Arum Sih J, et al.(2012). Analisis Deskriptif Insektisida Rumah Tangga Yang Beredar Di Masyarakat, Jurnal Vektora Vol. 4 No. 1. Dantje
T, Sembel.(2009). Entomologi Kedokteran, Yogyakarta: CV. Andi Offset.
Hersanti,
Santosa, E., & Dono, D.(2012).Pelatihan Pembuatan Pestisida Alami untuk Mengendalikan Hama dan Penyakit Tanaman Padi di Desa Tenjolaya dan Desa Sukamelang, Kecamatan Kasomalang, Kabupaten Subang, Jurnal Aplikasi Ipteks untuk Masyarakat, Vol. 2, No. 2, November: 139 – 145.
Herman
R., & Henry, K..(2010). Identifikasi Tanaman Sukun (Artocarpus communis Forst) di Pualu Ambon, Jurnal Budidaya Pertanian, Vol. 6. No 2, Desember 2010, Halaman 5862.
Agus
Kardinan.(2011). Penggunaan Pestisida Nabati sebagai Kearifan Lokal dalam Pengendalian Hama tanaman Menuju Sistem Pertanian Organik, Jurnal Pengembangan Inovasi Pertanian 4(4): 262-278.
juga seberapa lama mat serbuk bunga sukun dapat bertahan efektif mengusir nyamuk. UCAPAN TERIMAKASIH Terima kasih saya ucapkan kepada Kepala Kelurahan Sekaran atas ijin penelitian yang diberikan, serta kepada penghuni rumah kos yang ada di wilayah kelurahan Sekaran. REFERENSI A. Maxwell P. Jones, Jerome A. Klun, Charles L. Cantrell, Diane Ragone, Kamlesh R. Chauhan, Paula N. Brown and Susan J. Murch.(2012). Isolation and Identification of Mosquito (Aedes aegypti) Biting Deterrent Fatty Acids from Male Inflorescences of Breadfruit (Artocarpus altilis (Parkinson) Fosberg), Journal of Agricultural and Food Chemistry, 50(9): 10961102. Ahmad G., Humairo F., & Chairil A., 2013, Deteksi Resistensi Insektisida Sintetik Piretroid
Lumowa, Sonja V.T.(2013).Pengaruh Mat Sebuk Bunga Sukun (Artocarpus altilis L) sebagai Isi Ulang Anti Nyamuk Aedes aegypti, Prosiding Seminar Nasional X Pendidikan
20 Jurnal Care Vol. 4, No.3, Tahun 2016
Biologi FKIP UNS, Vol. 10 No. 1 Tahun 2013.
Vol. 11 No. 4, Desember 2012:306 – 314.
Ridha’ M. Rasyid, Nita R., Nur Afrida R., Dian Eka S.(2013).Hubungan Kondisi Lingkungan dan Kontainer dengan Keberadaan Jentik Nyamuk Aedes aegypti di Daerah Endemis Demam Berdarah Dengue di Kota Banjar Baru, Jurnal BUSKI, Vol. 4, No. 3, Juni 2013, Hal:133-137
Utomo, M, Wardani, R S, Amri, Shidqon, (2010). Pengaruh Jumlah Air yang di Tambahkan pada Kemasan Serbuk Bunga Sukun (Artocarpus communis) sebagai Pengganti Isi Ulang (Refill) Obat Nyamuk Elektrik terhadap Lama Waktu Efektif Daya Bunuh Nyamuk Anopheles aconitus Lapangan, Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia, Vol. 6, no. 1 Tahun 2010, hh. 15-23.
Syahribulan, Fince Marthen Biu, Munif Said Hassan.(2012). Waktu Aktifitas Menghisap Darah Nyamuk Aedes aegpty dan Aedes albopictus di Desa Pa’lanasson Kelurahan Borombong Makassar Sulawesi Selatan, Jurnal Ekologi Kesehatan,
Yunita, Elena A., Suprapti, Nanik H., Hidayat, Jafron W.(2009). Pengaruh Ekstrak daun Teklan (Eupatorium riparium) terhadap Mortalitas dan Perkembangan Larva Aedes aegypti, Jurnal Bioma, 11(1): 11-17.