Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2015 – Universitas Narotama ISBN : 978-602-72437-1-2
JENIS SENGKETA YANG SERING TERJADI PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA Fredy Kurniawan¹
1
Fredy Kurniawan, Universitas Narotama,
[email protected]
ABSTRAK
Perselisihan memberi efek buruk pada proyek konstruksi apabila praktisi konstruksi tidak mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan sengketa dengan baik. Tujuan diadakan penelitian ini adalah menganalisis jenis sengketa yang sering terjadi dan jalur penyelesaian sengketa yang sering digunakan. Penelitian ini menggunakan metode survei kuesioner untuk memperoleh data dari responden. Secara keseluruhan responden terdiri dari, 20 kontraktor, 10 owner dan 10 pihak netral di Surabaya yang ikut berpartisipasi dalam penelitian ini. Dari hasil penelitian ini didapatkan sengketa kategori segi teknis adalah yang paling sering terjadi di Surabaya. Kata kunci: Sengketa, Penyelesaian sengketa, Konstruksi, Surabaya.
1. PENDAHULUAN Proyek konstruksi semakin hari semakin kompleks sehubungan dengan standar-standar baru yang ditetapkan, teknologi yang semakin canggih, dan keinginan owner untuk melakukan penambahan ataupun perubahan lingkup pekerjaan. Dalam proyek konstruksi melibatkan kerja sama antara owner, konsultan, engineer, dan kontraktor. Pihak-pihak tersebut mempunyai kepentingan dan tujuan yang berbeda sehingga sengketa/perselisihan sering timbul akibat perbedaan pendapat pada saat perencanaan dan pembangunan proyek [1]. Proyek konstruksi akan mengalami dampak buruk apabila dalam proses penyelesaian sengketa dilakukan dengan jalur yang kurang sesuai. Akibat dari terjadinya sengketa antara lain; pembengkakan biaya proyek, terhentinya proyek dalam beberapa waktu, bahkan sengketa tersebut berkembang menjadi kasus pidana. Berdasarkan pemikiran tersebut hal ini menarik untuk dikaji lebih dalam tentang bagaimana cara penyelesaian sengketa yang sesuai dan efisien, karena para praktisi kontruksi pada umumnya masih belum menguasai sepenuhnya cara penyelesaian sengketa yang paling sesuai dengan jenis dan kompleksitas suatu masalah sengketa di dalam proyek konstruksi. Hal ini jelas akan menguntungkan bagi semua pihak yang terlibat dalam masalah sengketa pada proyek konstruksi, apabila semua pihak memiliki wawasan tentang cara penyelesaian sengketa yang konstruktif dengan pertimbangan manajemen waktu, skill dan lingkungan yang mendukung terjadinya kerjasama daripada permusuhan [2]. Dimana keuntungan tersebut antara lain dapat menekan biaya, waktu dalam menyelsaikan konflik dapat diatasi secepat mungkin, nama baik masing-masing pihak dapat terjaga dengan baik.
2. STUDI PUSTAKA Sengketa bermula dari adanya pertentangan atau ketidak sesuaian antara para pihak yang akan dan sedang mengadakan hubungan atau kerjasama [3]. Perselisihan yang terjadi antara para pihak, berdasarkan Shahab [4], dapat dibedakan menjadi tiga klasifikasi [4]: Bidang Manajemen Konstruksi
227
Peluang dan Tantangan Jasa Kontruksi di Era Pasar Bebas ASEAN
1. Perbedaan Pendapat ( dis-agreement / difference ) 2. Persengketaan ( argument / dispute ) 3. Pertentangan ( fight ) Lingkup sengketa pada industri konstruksi dapat terjadi mulai dari tingkat perencanaan konstruksi, pelaksanaan konstruksi, hingga pada tingkat perngawasan konstruksi [5]. Sedangkan dari sudut apa yang dipersengketakan dapat dibedakan dalam beberapa jenis sengketa sebagai berikut [4]: 1. Sengketa segi teknis, yaitu sengketa yang terjadi akibat dari masalah teknis di lapangan. 2.
Sengketa segi administratif yaitu sengketa yang terjadi akibat dari masalah administratif.
3.
Sengketa segi hukum yaitu sengketa yang terjadi akibat dari masalah hukum.
4.
Sengketa gabungan dimana segi teknis, segi administratif, dan segi hukum menyatu.
Di dalam penelitian terdahulu banyak dibahas masalah bagaimana mengantisipasi terjadinya baik claim maupun sengketa. Namun ketika terjadi sengketa pada proyek konstruksi, tidak ada penelitian lebih lanjut tentang bagaimana proses penyelesaian sengketa alternatif yang sesuai dengan jenis sengketa yang terjadi. Berikut metode penelitian yang digunakan untuk mengetahui jenis sengketa yang sering terjadi di Surabaya.
3. METODOLGI PENELITIAN Untuk mempermudah proses analisa tentang jenis sengketa yang sering terjadi pada proyek konstruksi di Surabaya, maka dibagi menjadi 4 kategori sengketa yaitu: (i) Sengketa segi teknis; (ii) Sengketa segi administratif; (iii) Sengketa segi hukum; (iv) Sengketa gabungan. Data yang telah diperoleh dilakukan analisa deskriptif untuk mengungkapkan dan memberikan gambaran mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan jenis sengketa yang sering terjadi pada proyek konstruksi. Dan juga dilakukan analisa T-Test dipakai untuk membandingkan jawaban dengan skala yang hanya terdiri dari dua variabel. Variabel disini adalah kontraktor, owner/developer dan netral. Dalam penelitian ini, metode analisa T- Test dipakai untuk mengetahui apakah ada perbedaan pendapat yang significant antara kontraktor dengan owner, kontraktor dengan netral dan owner dengan netral. Hipotesa (H0) yang diuji adalah bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kontraktor dengan owner, kontraktor dengan netral, dan owner dengan netral. Bila hipotesa diterima berarti tidak ada perbedaan yang signifikan antara kontraktor dengan owner, kontraktor dengan netral dan owner dengan netral. Nilai atau nilai signifikansi yang dipakai adalah 5 persen. Signifikansi data diatas 0.05 berarti hipotesa (H0) diterima, sebaliknya dibawah 0.05 berarti hipotesa (H0) ditolak. 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Jenis-Jenis Sengketa Yang Terjadi. Analisa dilakukan untuk mengetahui pendapat yang diberikan oleh responden secara umum dari pihak kontraktor, pihak pemilik proyek, dan pihak netral mengenai sengketa jenis apa saja yang sering terjadi di proyek konstruksi khususnya di Surabaya. Berdasarkan nilai mean yang tertinggi menurut responden secara keseluruhan adalah sengketa segi teknis.
228
Bidang Manajemen Konstruksi
Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2015 – Universitas Narotama ISBN : 978-602-72437-1-2
Namun pihak netral beranggapan sengketa yang paling sering terjadi adalah segi gabungan (teknis, administratif, hukum) karena merupakan akumulasi masalah yang biasanya diawali dari segi administrasi namun karena dipicu oleh masalah segi teknis maka sengketa menjadi tidak terhindarkan. Tanggapan responden pihak netral juga dikuatkan oleh literatur yang menyebutkan bahwa pada umumnya tidak ada sengketa yang murni masalah teknis atau masalah admininstratif atau masalah hukum. Perpaduan selalu terjadi dengan proporsi bobot masing-masing yang berbeda [4].
4.2. Sengketa Segi Teknis. Para praktisi konstruksi maupun pihak netral berpendapat bahwa sengketa yang sering terjadi pada proyek konstruksi di Surabaya untuk kategori sengketa yang diakibatkan dari segi teknis yang menempati urutan peringkat pertama adalah ―kegagalan terjadi akibat kekhilafan (slips) atau kesalahan (mistakes) atau kecerobohan (ignorance)‖ yang memiliki nilai mean tertinggi 3.53. Contoh sengketa dari segi teknis yang berikutnya pada posisi kedua adalah ―kegagalan pada bangunan di sekitar proyek akibat metode konstruksi yang kurang tepat‖ yang memiliki nilai mean 3,17. Secara keseluruhan berbagai peringkat contoh sengketa jenis teknis dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Intensitas Sengketa Segi Teknis Rating
Jenis – jenis Sengketa*
Mean
1
Kegagalan terjadi akibat kekhilafan (slips) atau kesalahan (mistakes) atau kecerobohan (ignorance)
3.53
2
Kegagalan pada bangunan di sekitar proyek akibat metode konstruksi
3.17
3
Perbedaan cara atau tingkat perbaikan yang dapat diterima
3.13
4
Kesalahan design, kesalahan konstruksi
2.87
5
Perbedaan pendapat mengenai kualitas menurut cara evaluasi kualitas yang berbeda
2.83
6
Perbedaan pengertian tingkat kualitas yang disepakati
2.77
7
Quality assurance gagal mengamankan kualitas
2.69
8
Perbedaan interpretasi tingkat kesetaraan
2.66
9
Durability yang tidak wajar
2.63
10
Perbedaaan pengertian jenis testing yang sesuai, jumlah testing dan cara evaluasi hasil testing
2.59
11
Standard service/ standard of good conduct telah dilampaui
2.40
* Urut dari paling sering sampai jarang terjadi
4.2. Sengketa Segi Administrasi Para praktisi konstruksi maupun pihak netral berpendapat bahwa sengketa yang sering terjadi pada proyek konstruksi di Surabaya untuk kategori sengketa yang diakibatkan dari segi administratif yang menempati urutan peringkat pertama adalah ―claim yang objektif tetapi tidak didukung persyaratan administratif‖ yang memiliki nilai mean tertinggi 3,07. Contoh sengketa dari segi administratif yang berikutnya pada posisi kedua adalah ―prosedur persetujuan yang bersifat sangat birokratif yang menghambat kelancaran/mempengaruhi kemudahan/menggagalkan program/tidak memungkinkan sejumlah aktifitas yang kritis‖ yang memiliki nilai mean 3,00. Secara keseluruhan peringkat contoh sengketa jenis administratif dapat dilihat pada Tabel 2.
Bidang Manajemen Konstruksi
229
Peluang dan Tantangan Jasa Kontruksi di Era Pasar Bebas ASEAN Tabel 2. Intensitas Sengketa Segi Administratif Rating
Jenis – jenis sengketa*
Mean
1
Claim yang objektif tetapi tidak didukung persyaratan administratif
3.07
2
Prosedur persetujuan yang bersifat sangat birokratif yang menghambat kelancaran / mempengaruhi kemudahan/menggagalkan program/tidak memungkinkan sejumlah aktifitas yang kritis
3.00
3
Kesepakatan tambahan secara lisan yang tidak segera diikuti secara tertulis.
2.69
4
Pengajuan ganti rugi dengan waktu yang telah kadaluarsa.
2.50
5
Kegagalan memenuhi ketentuan administratif yang ditetapkan dalam perjanjian.
2.38
6
Kekurang jelasan petunjuk pelaksanaan peraturan yg mengaikbatkan interpretasi & kesalahan langkah administratif
2.36
7
Masalah materi di bawah tangan, surat kuasa yang cacat, surat approval yang belum counter approved oleh yang berwenang dan lain-lain
2.18
8
Changes yang memiliki faktor pendukung tetapi tdk mengikuti prosedur yg telah disepakati.
2.14
9
Format administratif yg berbeda atau adanya ketentuan-ketentuan administratif yg bersilang atau bertolak belakang
2.11
* Urut dari paling sering sampai jarang terjadi
4.3. Sengketa Segi Hukum. Para praktisi konstruksi maupun pihak netral berpendapat bahwa sengketa yang sering terjadi pada proyek konstruksi di Surabaya untuk kategori sengketa yang diakibatkan dari segi hukum yang menempati urutan peringkat pertama dan kedua adalah ―pengaruh perubahanperubahan terhadap perjanjian‖ dan ―masalah akibat shop drawing kurang lengkap sehingga tidak sesuai dengan spesifikasi teknis‖ yang masing-masing memiliki kesamaan nilai mean tertinggi 3,07. Sedangkan contoh sengketa dari segi hukum yang berikutnya pada posisi ketiga adalah ―ganti rugi akibat kegagalan satu pihak terhadap pihak ketiga yang belum diatur secara eksplisit.‖ yang memiliki nilai mean 2,93. Secara keseluruhan peringkat contoh sengketa jenis hukum dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Intensitas Sengketa Segi Hukum Rating
Jenis – jenis sengketa*
Mean
1
Masalah akibat shop drawing kurang lengkap sehingga tidak sesuai dengan spesifikasi teknis.
3.07
2
Pengaruh perubahan-perubahan terhadap perjanjian
3.07
3
Ganti rugi akibat kegagalan satu pihak terhadap pihak ketiga yang belum diatur secara eksplisit.
2.93
4
Pengaruh penundaan (delay atau idle time) yang tidak diatur secara eksplisit.
2.79
5
Masa pemeliharaan yang telah lewat, ternyata kemudian ditemukan defects.
2.64
6
Segi keadilan itikad baik yang tidak tertampung (tidak cukup tercermin) dalam perjanjian
2.54
7
Asas objektifitas dan kewajaran yang tidak diperhatikan
2.43
8
Ketidakmampuan pelaksanaan perjanjian yang diakibatkan oleh pihak ketiga atau di luar kemampuan yang normal/standar
2.29
230
Bidang Manajemen Konstruksi
Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2015 – Universitas Narotama ISBN : 978-602-72437-1-2 9
Telah diadakan negosiasi pada tingkat bawah dan telah disetujui, tingkat atas yang berwenang menolak persetujuan, sedangkan pekerjaan telah berjalan
2.25
10
Masalah akibat penggunaan kata-kata abstrak yang tidak jelas batasannya yang bisa diartikan secara harfiah/letterlijk, dan bisa diartikan secara relatif/kewajaran
2.25
11
Adanya perjanjian kontrak kerja konstruksi yang cacat hukum
1.96
* Urut dari paling sering sampai jarang terjadi
4.4. Sengketa Segi Gabungan Para praktisi konstruksi maupun pihak netral berpendapat bahwa sengketa yang sering terjadi pada proyek konstruksi di Surabaya untuk kategori sengketa yang diakibatkan dari segi gabungan yang menempati urutan peringkat pertama adalah ―sejauh mana changes dapat diikuti dengan klaim biaya dan klaim waktu‖ yang memiliki nilai mean tertinggi 3.30. Contoh sengketa dari segi gabungan yang berikutnya pada posisi kedua adalah ―kerugian akibat kegagalan target waktu dimana unsur kekuranglengkapan dokumen, unsur birokrasi yang berlebihan, unsur kecepatan /ketegasan & kejelasan policy atau keputusan yang saling kait‖ yang memiliki nilai mean 3.29. Secara keseluruhan peringkat contoh sengketa jenis hukum dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Intensitas Sengketa Segi Gabungan Rating
Jenis – jenis sengketa*
Mean
1
Sejauh mana changes dapat diikuti dengan klaim biaya dan klaim waktu
3.30
2
Kerugian akibat kegagalan target waktu dimana unsur kekuranglengkapan dokumen, unsur birokrasi yang berlebihan, unsur kecepatan/ketegasan & kejelasan policy atau keputusan yang saling kait
3.29
3
Klaim ganti rugi atas idle-time atau atas pembatalan kontrak, dimana masalah penyebabnya tidak diatur oleh kontrak
2.93
4
Masalah yang berkaitan dengan defects liability (cacat kewajiban)
2.93
5
Kesepakatan lisan yg krn bersifat urgent langsung diikuti dg pelaksanaan perjanjian, berjalan dg baik sampai tingkat tertentu, kemudian dibatalkan scr sepihak sebelum sempat dibuat perjanjian tertulis.
2.76
6
Tanggung jawab yang sangat besar dengan wewenang yang sangat terbatas, yang menghambat inisiatif dan membatasi gerak (action)
2.59
7
Pelanggaran persyaratan kejujuran/keterbukaan dan persyaratan proteksi safety minimum untuk satu perlindungan asuransi.
2.46
8
Masalah yang berkaitan dengan batasan berlakunya liquiditas damages dan general damages
2.45
9
Porsi Keterlibatan berbagai pihak (& konsekuensinya) atas kegagalan (failure) dlm berbagai bentuk
2.45
10
Valid atau berlaku sebagian atau gugurnya satu jaminan
2.38
* Urut dari paling sering sampai jarang terjadi
Bidang Manajemen Konstruksi
231
Peluang dan Tantangan Jasa Kontruksi di Era Pasar Bebas ASEAN
7. KESIMPULAN Jenis sengketa yang paling sering terjadi pada proyek konstruksi di Surabaya menurut para praktisi konstruksi dan pihak netral secara keseluruhan adalah sengketa segi teknis dengan contoh sengketa ―kegagalan terjadi akibat kekhilafan (slips) atau kesalahan (mistakes) atau kecerobohan (ignorance)‖. Untuk mengetahui lebih jauh tentang jalur sengketa apa saja yang diminati oleh para praktisi konstruksi dan latar belakang para praktisi konstruksi dalam memilih jalur penyelesaian sengketa, akan dijelaskan dalam artikel selanjutnya berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi penyelesaian sengketa pada proyek konstruksi.
8.
DAFTAR PUSTAKA
Malak, A., Saadi, E., Zeid A., Marwan. ―Process Model for Administrating Construction Claims‖, .‖ Journal of Construction Engineering and Management. 18:2 (2002). Walker, Derek H. T., Peters, Renaye J., & Hampson, Keith D. ―Collaborative Approach to Conflict Resolution in a Project Alliance Environment―, 2002. Pribadi, Djarot. Alternative Dispute Resolution. Universitas Narotama, Surabaya, 2003. Shahab, Hamid. Aspek Hukum dalam Sengketa bidang Konstruksi. Djambatan, Jakarta, 1996. Poerdyatmono, Bambang. ―Alternatif Penyelesaian Sengketa Jasa Konstruksi”, Jurnal Teknik Sipil, 8:1 (2007) :78-90.
232
Bidang Manajemen Konstruksi