IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Berdirinya PT Federal International Finance (FIF) PT FIF didirikan dengan nama PT Mitrapusaka Artha Finance pada bulan Mei 1989. Berdasarkan ijin usaha yang diperolehnya maka Perseroan bergerak di bidang Sewa Guna Usaha, anjak piutang dan pembiayaan konsumen.
Pada Tahun 1991, Perseroan merubah nama perusahaan menjadi PT Federal International Finance, namun seiring dengan perkembangan waktu dan guna yang memenuhi permintaan pasar, Perseroan mulai memfokuskan diri pada bidang pembiayaan konsumen secara retail pada tahun 1996. Ketika krisis mulai terjadi pada tahun 1997 Perseroan melakukan konsolidasi internal dalam rangka persiapan menuju ke suatu sistem komputerisasi yang tersentralisasi dan terintegrasi.
Perseroan yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh PT Astra International Tbk telah mengembangkan usahanya dan membuka cabang di seluruh Indonesia sampai saat ini PT FIF telah memiliki cabang sebanyak 214 cabang. PT FIF Cabang Kalianda mulai diresmikan pada Tahun 2001.
48
Visi dan Misi PT FIF Cabang Kalianda sesuai dengan visi dan misi yang dicanangkan oleh PT FIF pusat. Penjabaran visi dan misi perseroan adalah sebagai berikut: Visi: “Menawarkan solusi keuangan terbaik bagi para pelanggan secara individual” Misi: 1. Beroperasi secara lugas dengan tetap mengindahkan aspek kehatihatian 2. Berkonstribusi dalammeningkatan distribusi sepeda motor produk Astra 3. Memenuhi harapan pelanggan, karyawan, pemegang saham, kreditur dan pemerintah 4. Menawarkan produk yang terjangkau bagi pelanggan 5. Memanfaatkan infrastruktur untuk kredit mikro, pinjaman tanpa jaminan dan bisnis penggadaian
4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan
Setiap perusahaan mempunyai struktur organisasi yang berbeda-beda, tergantung dari sifat perusahaan itu sendiri dan untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai organisasi maka terlebih dahulu harus diketahui struktur organisasinya. Struktur organisasi merupakan hal yang sangat penting, karena dengan adanya struktur organisasi memungkinkan adanya kerjasama yang harmonis antar berbagai induvidu dalam organisasi guna meningkatkan tujuan suatu perusahaan.
49
Dalam mencapai tujuan dan sasaran perusahaan maka diperlukan kerjasama dan kesatuan pendapat, kerjasama ini meliputi adanya pembagaian tugas dan tanggung jawab secara sistimatis dalam struktur organisasi perusahaan. PT FIF Cabang Kalianda dipimpin oleh seorang Kepala Cabang, yang membawahi beberapa bagian dan seksi. Untuk lebih jelasnya mengenai struktur organisasi PT FIF Cabang Kalianda dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar 2. Struktur Organisasi PT FIF Cabang Kalianda Kepala Cabang
Kepala Bagian Keuangan
Adm Pembukuan
Kasir
Kepala Bagian Pemasaran
Salesman
Sales Counter
Kepala Bagian Pelayanan
Kredit
Asuransi dan BPKB
Customer Service
Helper & driver
Sumber : PT FIF Cabang Kalianda Tahun 2009
4.1.3 Pembagian Tugas dan Wewenang Adapun pembagian tugas dan wewenang pada struktur organisasi PT FIF Cabang Kalianda adalah sebagai berikut: 1.
Kepala Cabang Kepala Cabang adalah fungsi eksekutif tertinggi yang mempunyai tugas dan wewenang yaitu:
50
a. Menjaga agar perusahaan cabang dapat berkembang dan maju. b. Mempunyai wewenang penuh untuk mengatur perusahaan cabang secara keseluruhan. c. Membuat perencanaan perusahaan cabang yang dibantu oleh kepala-kepala bagian lainnya. 2.
Kepala Bagian Keuangan Kepala Bagian Keuangan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Cabang. Tugas, wewenang dan tanggung jawabnya adalah: a.
Mengkoordinir dan mengawasi keuangan dan pembukuan agar tidak terjadi kekeliruan dan penyelewengan dalam penerimaan dan pengeluaran uang, barang, dan surat-surat berharga lainnya.
b.
Memeriksa laporan keuangan seksi atau bagian-bagian dibawahnya untuk kemudian diteruskan kepada Kepala Cabang.
c.
Mencatat secara tertib pengeluaran dan penerimaan uang, maupun pembelian kredit, pembelian potongan harga pembelian barang dengan pembayaran tunai, begitu pula dengan pengeluaran dan penerimaan uang masing-masing bagian dalam perusahaan dan bertanggung jawab langsung Kepala Cabang.
3. Kepala Bagian Pemasaran Kepala Bagian Pemasaran bertanggung jawab langsung kepada Kepala Cabang. Tugas pokok dan tanggung jawabnya adalah : a.
Memasarkan hasil produksi perusahaan kepada konsumen.
b.
Membuat rencana mengenai kegiatan pemasaran seperti promosi dan penetapan saluran distribusi.
51
4. Kepala Bagian Pelayanan Kepala Bagian Gudang bertanggung jawab langsung kepada Kepala Cabang. Tugas pokok dan tanggung jawabnya adalah :
5.
a.
Mengkoodinasikan bagian-bagian di bawahnya.
b.
Membuat rencana mengenai kegiatan pelayanan.
Kasir Tugas pokok, wewenang dan tanggung jawab bagian kasir adalah : a. Mengkoordinir tugas kas. b. Mengelola penerimaan dan pengeluaran uang atau surat berharga menurut ketentuan yang berlaku. c. Membuat laporan pengeluaran kas setiap bulan.
6. Administrasi Pembukuan Tugas pokok, wewenang dan tanggung jawab bagian Administrasi Pembukuan yaitu: a. Menyusun laporan keuangan pada setiap akhir bulan. b. Menyusun dan membukukan bukti-bukti penerimaan dan pengeluaran. c. Setiap akhir tahun mempersiapkan bahan untuk laporan dan penyusunan neraca serta daftar perhitungan rugi laba. 1. Salesman Tugas pokok, wewenang dan tanggung jawab bagian Salesman yaitu: a. Mencari dan memprospek calon pembeli/konsumen b. Menawarkan barang-barang dan melakukan penjualan
52
c. Mengantarkan barang-barang kepada para pembeli atau pelanggan (barang diantar sampai tujuan) d. Mengunjungi para pelanggan 2. Sales Counter Tugas pokok, wewenang dan tanggung jawab bagian Sales Conter yaitu: a. Menyambut dan memprospek calon pembeli/konsumen yang datang ke Counter b. Menawarkan barang-barang dan melakukan penjualan pada calon pembeli/ konsumen yang datang ke Counter 3. Customer Service Tugas pokok, wewenang dan tanggung jawab bagian Teknis adalah melakukan perawatan dan perbaikan produk serta berbagai peralatan teknis kantor lainnya. Bagian teknis juga bertugas melaksanakan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan persediaan produk untuk dipasarkan pada konsumen. 4. Helper dan Driver Tugas pokok dan tanggung jawab bagian Helper adalah membantu secara umum tugas-tugas pada bagian lainnya dan berkoordinasi dengan seluruh bagian, sedangkan bagian Driver bertugas mengantarkan produk kepada para pembeli/pelanggan atau barang diantar sampai tujuan.
53
4.2 Analisis Kuantitatif 4.2.1 Analisis Korelasi Komunikasi Interpersonal dengan Kinerja
Untuk menganalisis hubungan antara komunikasi interpersonal dengan kinerja karyawan PT FIF digunakan rumus Korelasi Product Moment. Adapun data yang diperoleh adalah sebagai berikut :
Correlations Kom_int Kom_int
Pearson Correlation
Kinerja 1
Sig. (2-tailed) N Kinerja
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.628
**
.000 48
48
**
1
.628
.000 48
48
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan hasil perhitungan di atas maka didapat nilai rh= 0,628 untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan variabel komunikasi interpersonal (X1) dengan kinerja (Y) maka dikonsultasikan dengan interpretasi nilai r : 0,00 – 0,199 tingkat hubungannya sangat rendah 0,20 – 0,399 tingkat hubungannya rendah 0,40 – 0,599 tingkat hubungannya sedang 0,60 – 0,799 tingkat hubungannya kuat 0,80 – 1,000 tingkat hubungannya sangat kuat Berdasarkan Tabel interpretasi r maka dapat diketahui bahwa tingkat keeratan hubungan antara komunikasi interpersonal (X1) dengan kinerja (Y) termasuk dalam kategori kuat karena nilai r terletak antara 0,600-0,799.
54
Uji hipotesis dengan menggunakan uji t atau uji t-statistik. Adapun rumus uji t ini adalah sebagai berikut :
t
t
r (n 2) (1 r 2 ) 0,628 (48 2) (1 0,628 2 )
t
0,682(6,78) (1 0,465)
t
4,625 8,647 0,543
Hasil perhitungan uji t didapat nilai thitung adalah 8,647. kemudian nilai t hitung akan dibandingkan dengan nilai ttabel pada dk=n-2=46 pada derajat kesalahan 5% adalah 1,679 Dengan demikian berarti nilai thitung (8,647> nilai tTabel (1,679), maka dasar pengambilan keputusan yaitu dengan membandingkan thitung dengan tTabel. Jika t hitung ≥t Tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima Jika t hitung < t Tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak Berdasarkan hasil pengujian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi interpersonal berhubungan dengan kinerja karyawan pada PT FIF Cabang Kalianda.
4.2.2 Analisis Korelasi Kecerdasan Emosional dengan Kinerja
Untuk menganalisis hubungan antara kecerdasan emosional (X2) dengan kinerja karyawan PT FIF digunakan rumus Korelasi Product Moment. Adapun data yang diperoleh adalah sebagai berikut :
55
Correlations Kec_em Kec_em
Pearson Correlation
Kinerja 1
Sig. (2-tailed) N Kinerja
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.592
**
.000 48
48
**
1
.592
.000 48
48
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan hasil perhitungan di atas maka didapat nilai rh= 0,592 untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan variabel keserdasan emosional (X2) dengan kinerja (Y) maka dikonsultasikan dengan interpretasi nilai r : 0,00 – 0,199 tingkat hubungannya sangat rendah 0,20 – 0,399 tingkat hubungannya rendah 0,40 – 0,599 tingkat hubungannya sedang 0,60 – 0,799 tingkat hubungannya kuat 0,80 – 1,000 tingkat hubungannya sangat kuat Berdasarkan Tabel interpretasi r maka dapat diketahui bahwa tingkat keeratan hubungan antara komunikasi interpersonal (X1) dengan kinerja (Y) termasuk dalam kategori sedang karena nilai r terletak antara 0,400-0,599.
Uji hipotesis dengan menggunakan uji t atau uji t-statistik. Adapun rumus uji t ini adalah sebagai berikut :
t
t
r (n 2) (1 r 2 ) 0,592 (48 2) (1 0,592 2 )
56
t
0,592(6,78) (1 0,592)
t
4,015 6,181 0,649
Hasil perhitungan uji t didapat nilai thitung adalah 6,181 kemudian nilai t hitung akan dibandingkan dengan nilai ttabel pada dk=n-2=46 pada derajat kesalahan 5% adalah 1,679 Dengan demikian berarti nilai thitung (6,181> nilai tTabel (1,679), maka dasar pengambilan keputusan yaitu dengan membandingkan thitung dengan tTabel. Jika t hitung ≥t Tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima Jika t hitung < t Tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak Berdasarkan hasil pengujian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosional berhubungan dengan kinerja karyawan pada PT FIF Cabang Kalianda. 4.2.2 Analisis Korelasi Komunikasi Interpersonal dan Kecerdasan Emosional dengan Kinerja Untuk menganalisis hubungan antara komunikasi interpersonal (X1) kecerdasan emosional (X2) dengan kinerja karyawan PT FIF digunakan rumus Korelasi Product Moment. Adapun data yang diperoleh adalah sebagai berikut : Model Summary Model 1
R
R Square .646
a
Adjusted R Square
.417
.391
Std. Error of the Estimate 7.195
a. Predictors: (Constant), Kec_em, Kom_int
Berdasarkan hasil perhitungan di atas maka didapat nilai rh= 0,646 untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan variabel komunikasi interpersonal
57
(X1) keserdasan emosional (X2) dengan kinerja (Y) maka dikonsultasikan dengan interpretasi nilai r : 0,00 – 0,199 tingkat hubungannya sangat rendah 0,20 – 0,399 tingkat hubungannya rendah 0,40 – 0,599 tingkat hubungannya sedang 0,60 – 0,799 tingkat hubungannya kuat 0,80 – 1,000 tingkat hubungannya sangat kuat Berdasarkan Tabel interpretasi r maka dapat diketahui bahwa tingkat keeratan hubungan antara komunikasi interpersonal (X1) dengan kinerja (Y) termasuk dalam kategori erat karena nilai r terletak antara 0,600-0,799.
Uji hipotesis dengan menggunakan uji F. Adapun rumus uji F ini adalah sebagai berikut :
R2 / k F= (1 R 2 ) /( n k 1) 0,646 2 F
2 1 0,646
2
48 2 1
F
0,592(6,78) (1 0,592)
F
0,208 15,39 0,013
Hasil perhitungan uji F didapat nilai Fhitung adalah 15,39 kemudian nilai F hitung akan dibandingkan dengan nilai Ftabel pada dk=n-k-1=45 pada derajat kesalahan 5% adalah 3,23 Dengan demikian berarti nilai Fhitung (15,39> nilai FTabel (3,23), maka dasar pengambilan keputusan yaitu dengan
58
membandingkan Fhitung dengan FTabel. Jika F hitung ≥F Tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima Jika F hitung < F Tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak Berdasarkan hasil pengujian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi interpersonal (X1) dan kecerdasan emosional (X2) berhubungan dengan kinerja karyawan pada PT FIF Cabang Kalianda. 4.3 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian diketahui distribusi jawaban responden tentang komunikasi interpersonal, kecerdasan emosional dan kinerja yang diukur berdasarkan indikator masing-masing variabel. Pada variabel komunikasi interpersonal item yang ditanyakan kepada responden terdiri dari 15 item pernyataan.dari seluruh pernyataan tersebut yang memiliki skor terendah adalah tentang kemauan dan keberanian memberikan kritik kepada atasan dengan nilai 157.
Pada variabel kecerdasan emosional yang terdiri dari 15 item pernyataan diketahui bahwa item nomor 9, 10 dan 11 yang menyatakan tentang sikap positif dalam menghadapi kegagalan, kemauan karyawan untuk mengambil pelajaran dari kesalahan yang dilaksanakan serta upaya karyawan untuk selalu berfikir positif dalam menghadapai permasalahan yang berkaitan dengan tugas dan tanggung jawabnya.
Dari 15 item pernyataan tentang kinerja terdapat
item pernyataan yang
memiliki skor nilai yang rendah yaitu tentang kedisiplinan karyawan
59
melaporkan pelaksanaan tugas dan tentang pencapaian hasil Kerja berdasarkan keterampilan yang dimiliki karyawan. Oleh karenanya untuk mendukung pelaksanaan kinerja yang baik yang perlu ditingkatkan pada karyawan adalah keterampilan melalui berbagai kegiatan yang dapat menambah skill karyawan.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, ternyata ketiga hipotesis alternatif yang diajukan secara signifikan dapat diterima. Uraian masing-masing penerimaan ketiga hipotesis yang dimaksud dapat dijelaskan sebagai berikut :
Pertama, pengujian hipotesis pertama menyimpulkan bahwa terdapat hubungan antara komunikasi interpersonal dengan kinerja karyawan yang ditunjukkan oleh nilai nilai thitung adalah 8,647 kemudian nilai t hitung dibandingkan dengan nilai ttabel pada dk=n-2=46 pada derajat kesalahan 5% adalah 1,679 Dengan demikian berarti nilai thitung (8,647> nilai tTabel (1,679). Hasil analisis korelasi tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan antara komunikasi interpersonal dengan kinerja karyawan.
Hasil analisis korelasi menunjukkan tingkat keeratan hubungan antara komunikasi interpersonal dan kinerja karyawan tinggi dengan diperolehnya koefesien korelasi sebesar (0,628), artinya makin baik komunikasi interpersonal seorang karyawan, makin tinggi kinerja karyawan tersebut.
Kedua, pengujian hipotesis kedua menyimpulkan bahwa terdapat hubungan antara kecerdasan emosional dengan kinerja karyawan yang ditunjukkan oleh nilai thitung adalah 6,181 kemudian nilai t hitung dibandingkan dengan ttabel pada dk=n-2=46 pada derajat kesalahan 5% adalah 1,679 Dengan demikian
60
berarti nilai thitung (6,181> nilai tTabel (1,679). Maka dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosional berhubungan dengan kinerja karyawan pada PT FIF Cabang Kalianda. Hasil analisis korelasi antara kecerdasan emosional dengan kinerja karyawan diperoleh nilai koefisien korelasi ry1 sebesar 0,592. Nilai ini memberikan pengertian bahwa tingkat keeratan hubungan antara kecerdasan emosional dengan kinerja karyawan termasuk dalam kategori sedang, artinya makin tinggi kecerdasan emosional seorang karyawan makin tinggi pula kinerja karyawan tersebut.
Ketiga, pengujian hipotesis menyimpulkan terdapat hubungan antara komunikasi interpersonal dan kecerdasan emosional secara bersama-sama dengan kinerja karyawan yang ditunjukkan oleh nilai Fhitung sebesar 15,39 sedangkan F
tabel
dengan db=n-k-1=48-2-1=45 adalah 3,23 dapat disimpulkan
bahwa Fhitung (15,39) > Ftabel (3,23) berarti Ho ditolak dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama terdapat hubungan antara komunikasi interpersonal dan kecerdasan emosional dengan kinerja karyawan PT FIF Cabang Kalianda.
Hasil analisis korelasi ganda antara komunikasi interpersonal dan kecerdasan emosional diperoleh nilai koefisien korelasi ganda sebesar R sebesar 0,646. Nilai ini menunjukkan bahwa keterkaitan antara komunikasi interpersonal dan kecerdasan emosional secara bersama-sama dengan kinerja karyawan termasuk dalam kategori tinggi. Dengan demikian berarti makin baik komunikasi interpersonal seorang karyawan dan makin tinggi kecerdasan emosionalnya, dan makin tinggi pula kinerja karyawan tersebut.