PENERAPAN METODE TEAM QUIZ SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KIMIA MATERI POKOK REAKSI REDUKSI OKSIDASI (Studi Tindakan pada Peserta Didik Kelas XPi 4 MA Salafiyah Simbangkulon Pekalongan Tahun Pelajaran 2010/2011)
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Ilmu Pendidikan Kimia
Oleh: MAILAL KIROM NIM. 073711003
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011
i
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: Mailal Kirom
NIM
: 073711003
Jurusan/Program Studi
: Tadris Kimia
Menyatakan
bahwa
skripsi
ini
secara
keseluruhan
adalah
hasil
penelitian/karya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.
Semarang, 6 Juni 2011 Saya yang menyatakan,
Mailal Kirom NIM: 073711003
ii
KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS TARBIYAH Jl. Prof. Dr. Hamka (Kampus II) Ngaliyan Semarang Telp. 024-7601295 Fax. 7615387
PENGESAHAN Naskah skripsi dengan : Judul : Penerapan Metode Team Quiz Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Kimia Materi Pokok Reaksi Reduksi Oksidasi Kelas X MA Salafiyah Simbangkulon Pekalongan. Nama : Mailal Kirom NIM : 073711003 Program Studi : Tadris Kimia Telah diujikan dalam sidang munaqosyah oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo dan dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana dalam Tadris Kimia. Semarang, 27 Juni 2011 DEWAN PENGUJI Ketua,
Sekretaris,
Atik Rahmawati, M.Si NIP : 19750516 200604 2002
Miswari, M. Ag NIP: 150 274 337
Penguji I,
Penguji II,
Ratih Rizki Nirwana, S.Si, M.Pd NIP: 19810414 200501 2 002
Siti Tarwiyah, M.Pd NIP: 19721108 199903 2 001
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Atik Rahmawati, M.Si. NIP : 19750516 200604 2002
Drs. Mahfud Junaidi, M.Ag. NIP : 19690320 199803 1004
iii
Semarang, 6 Juni 2011
NOTA PEMBIMBING Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Di Semarang
Assalamu’alaikum wr.wb. Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan: Judul : Penerapan Metode Team Quiz Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Kimia Materi Pokok Reaksi Reduksi Oksidasi Kelas X MA Salafiyah Simbangkulon Pekalongan. Nama : Mailal Kirom NIM : 073711003 Jurusan : Tadris Program S tudi : Tadris Kimia Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqosyah. Wassalamu’alaikum wr.wb.
Pembimbing I,
Atik Rahmawati, M.Si. NIP : 19750516 200604 20
iv
Semarang, 6 Juni 2011
NOTA PEMBIMBING Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Di Semarang.
Assalamu’alaikum wr.wb. Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan: Judul : Penerapan Metode Team Quiz Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Kimia Materi Pokok Reaksi Reduksi Oksidasi Kelas X MA Salafiyah Simbangkulon Pekalongan. Nama : Mailal Kirom NIM : 073711003 Jurusan : Tadris Program Studi : Tadris Kimia Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqosyah. Wassalamu’alaikum wr.wb.
Pembimbing II,
Drs. Mahfud Junaedi, M.Ag NIP: 19690320 199803 100
v
ABSTRAK Mailal Kirom (NIM: 73711003). Penerapan Metode Team Quiz sebagai upaya Meningkatkan Hasil Belajar Kimia pada Materi Pokok Reaksi Reduksi Oksidasi. Studi kasus peserta didik kelas XPi 4 MA Salafiyah Simbangkulon Pekalongan tahun ajaran 2010/2011. Latar belakang yang mendasari judul ini diantaranyan adalah belum adanya variasi guru dalam menerapkan metode pembelajaran yang dapat mengaktifkan peserta didik di sekolah, guru lebih sering menggunakan metode ceramah sehingga peserta didik cenderung kurang aktif di kelas ketika pembelajaran. Hasil belajar peserta didik juga masih rendah dimana nilai rata-ratanya belum memenuhi KKM yang ditetapkan oleh ssekolah. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk mengetahui 1) penerapan metode team quiz pada materi pokok reaksi reduksi oksidasi. 2) melalui penerapan metode pembelajaran team quiz dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran kimia materi pokok reaksi reduksi oksidasi. Subyek penelitian adalah peserta didik kelas XPi 4 MA Salafiyah Simbangkulon Pekalongan tahun ajaran 2010/2011. Dari hasil wawancara peneliti kepada guru mata pelajaran kimia, keaktifan peserta didik dalam materi reaksi reduksi oksidasi masih kurang aktif. Peserta didik hanya menunggu sajian dari guru sehingga mereka kurang aktif dalam menemukan konsep sendiri. Dalam mempelajari materi reaksi redoks peserta didik cenderung menghafalkan contoh, sehingga konsep yang mereka terima akan sulit dipahami. Untuk itu diperlukan pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar dan keaktifan peserta didik. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode team quiz. Obyek penelitian ini adalah peserta didik kelas XPi 4 MA Salafiyah Simbangkulon Pekalongan tahun pelajaran 2010/ 2011 dengan jumlah 45 orang. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Hasil belajar peserta didik diperoleh dari nilai Lembar Kerja Diskusi Kelompok yang dikerjakan oleh peserta didik dengan menggunakan metode team quiz dan nilai tes evaluasi di tiap akhir siklus. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu tahap prasiklus, siklus I dan siklus II. Pada tahap prasiklus, ratarata hasil belajar 56,97 dengan ketuntasan belajar 50%. Setelah dilaksanakan tindakan pada siklus I, dengan metode team quiz, peserta didik menjadi aktif dan pemahaman konsep peserta didik menjadi meningkat. Rata-rata hasil belajar sebesar 67,96 dengan ketuntasan klasikal sebesar 71,11%. Sedangkan pada siklus II setelah diadakan refleksi pelaksanaan tindakan pada siklus I, rata-rata hasil belajar peserta didik mengalami peningkatan yaitu sebesar 70 dan ketuntasan klasikal sebesar 86,67%. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dan hasil belajar peserta didik pada materi pokok reaksi reduksi oksidasi dengan metode team quiz meningkat.
vi
MOTTO
Artinya :"….sesungguhnya Allah tidaklah akan mengubah apa yang ada pada satu kaum, sehingga mereka ubah apa yang ada pada diri mereka (sendiri),...". (Ar- Ro’du : 11)
vii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk :
Ayahanda dan Ibunda tercinta Bapak Abdul Manaf dan Ibu Fathonah yang mencurahkan kasih sayang, dan atas segala do’a serta pengorbanannya yang tulus. Saudara tercinta (Mailal Husna, Amalul Umam dan Nur Hamidah) yang memberikan semangat baik moral, material maupun spiritual. Sahabat-sahabat seperjuangan tadris kimia 2007 yang selalu memberikan semangat dalam perjuangan ku. Almamater tercinta.
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT atas karunia-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan judul : “Penerapan Metode Team Quiz sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Kimia Materi Pokok Reaksi Reduksi Oksidasi Kelas X MA Salafiyah Simbangkulon Pekalongan”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana pada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. Tersusunnya Skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu maka sudah sepantasnya penyusun menyampaikan ucapan terima kasih dan rasa hormat serta penghargaan yang setinggi-tingginya kepada : 1.
Drs. Sudja’i, M. Ag. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo.
2.
Ibu Atik Rahmawati, M.Si selaku Pembimbing I dan Bapak Drs. Mahfud Juneidi, M.Ag selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan motivasi hingga terselesainya skripsi ini.
3.
Drs. H. Muslih Khudhori, M.S.I selaku Kepala MA Salafiyah Simbangkulon
Pekalongan
yang
telah
memberikan
izin
untuk
pelaksanaan penelitian. 4.
Bapak Ahsanul Wildan, S.Pd, Bapak ‘Ainun Naja, A. Md dan Bapak Lukni A. yang telah memberikan bimbingan dan perhatiannya hingga terselesainya skripsi ini.
5.
Dosen-dosen IAIN Walisongo Semarang yang telah ikhlas membagi ilmunya.
6.
Sahabat-sahabatku di El-Simbany dan Impadis. Zamy, Ja’far, Aji, Lukman, Kang Syukron , Kang Ariz, Kang Varid, Afni, Dewy, Ulil, Mbak
Aya, Dian, Fika, Us, Irnani, ‘Ainy, Ina, Ana dan sedulur-
sedulurku yang telah memotivasi hingga adinda mencapai kesarjanaan, tak akan kulupakan jasa-jasamu kawan.
ix
7.
Sahabat-sahabatku di rumah Maisaroh, Lilis, Nela, Bibah, Olif, Hanik, Nina, Tikah, “semoga kebersamaan akan selalu menjadi kenangan yang terindah”.
8.
Sahabat-sahabatku di kamar As-Sakinah Fida, Dzaky, Nisa, Isty, Muza, dkk yang menjadi tempat berbagi suka maupun duka.
9.
Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah membantu penyelesaian skripsi ini.
Kami sebagai penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kepada semua pihak untuk memberikan sumbang saran dan kritikan yang sifatnya membangun sebagai masukan dan untuk penulisan karya ilmiah selanjutnya. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu kependidikan pada umumnya dan para pembaca pada khususnya.
Semarang, 6 Juni 2011
Penulis
x
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ....................................................................
i
PERNYATAAN KEASLIAN ......................................................
ii
PENGESAHAN............................................................................
iii
NOTA PEMBIMBING ................................................................
iv
ABSTRAK ....................................................................................
vi
MOTTO .........................................................................................
vii
PERSEMBAHAN .........................................................................
viii
KATA PENGANTAR ..................................................................
ix
DAFTAR ISI .................................................................................
xi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................
xiii
BAB I
BAB II
BAB III
: PENDAHULUAN ...................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ....................................
1
B. Penegasan Istilah ...............................................
4
C. Pembatasan Masalah .........................................
5
D. Perumusan Masalah ...........................................
6
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..........................
6
: LANDASAN TEORI ...............................................
8
A. Landasan Teori ..................................................
8
1. Pengertian Belajar .........................................
8
2. Hasil Belajar .................................................
10
3. Metode Team Quiz .......................................
14
4. Pembelajaran Kimia ......................................
17
5. Reaksi Reduksi Oksidasi ..............................
18
B. Kajian Penelitian yang Relevan .........................
24
: METODOLOGI PENELITIAN .............................. A. Jenis Penelitian ..................................................
xi
27 27
BAB IV
BAB V
B. Subjek Penelitian ...............................................
28
C. Tempat dan Waktu Penelitian ...........................
29
D. Kolaborator .......................................................
30
E. Metode Penelitian .............................................
30
F. Indikator Keberhasilan ......................................
42
: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......
43
A. Pra Sklus ............................................................
43
B. Hasil Penelitian ..................................................
44
1. Siklus I ..........................................................
44
2. Siklus II .........................................................
55
C. Pembahasan ........................................................
68
1. Siklus I ..........................................................
68
2. Siklus II .........................................................
71
: KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP ...........
78
A. Kesimpulan ........................................................
78
B. Saran ..................................................................
78
C. Penutup ..............................................................
79
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN LAMPIRAN
xii
DAFTAR LAMPIRAN 1. Daftar nama peserta didik 2. Daftar diskusi kelompok 3. Silabus 4. RPP siklus I 5. RPP siklus II 6. Instrumen observasi kegiatan guru siklus I 7. Instrumen observasi kegiatan guru siklus II 8. Lembar kerja kelompok siklus I 9. Lembar kerja kelompok siklus II 10. Jawaban Lembar kerja kelompok siklus I 11. Jawaban Lembar kerja kelompok siklus II 12. Nilai pra siklus 2008-2009 13. Nilai pra siklus 2009-2010 14. Nilai siklus I 15. Nilai siklus I 16. Soal evaluasi siklus I 17. Soal evaluasi siklus II 18. Kunci jawaban soal evaluasi siklus I 19. Kunci jawaban soal evaluasi siklus II 20. PR siklus I 21. PR siklus II 22. Kunci jawaban PR siklus I&II
xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Hampir semua orang dikenai pendidikan dan melaksanakan pendidikan. Sebab pendidikan tidak pernah terpisah dengan kehidupan manusia. Anakanak menerima pendidikan dari orang tuanya dan manakala anak-anak sudah dewasa dan berkeluarga mereka juga akan mendidik anak-anaknya. Begitu pula di sekolah dan perguruan tinggi, para siswa dan mahasiswa dididik oleh guru dan dosen. Pendidikan adalah khas milik dan alat manusia. 1 “Education is a process or an activity which is directed at producing desirable changes in the behavior of human beings. Education also my be viewed as the socialization process: the process by which the child is inducted in to the mores of the society in which he lives”.2 Dari definisi pendidikan di atas dinyatakan bahwa pendidikan merupakan suatu proses atau suatu kegiatan yang menghasilkan perubahan tingkah laku manusia. Pendidikan juga merupakan proses sosial: proses yang mana anakanak ditempatkan ke dalam kebudayaan sosial tempat anak-anak hidup. Belajar merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya. Sedangkan mengajar adalah interaksi antara pendidik dan peserta didik dalam menyampaikan informasi3. Menyampaikan bahan pelajaran berarti melaksanakan beberapa kegiatan, tetapi kegiatan itu tidak akan ada gunanya jika tidak mengarah pada tujuan tertentu. Artinya seorang pengajar harus mempunyai tujuan dalam kegiatan pengajarannya agar materi yang disampaikan dapat diterima dengan jelas oleh peserta didiknya. Untuk mengerti suatu hal dalam diri seseorang, terjadi suatu proses yang disebut sebagai proses belajar melalui model-model mengajar 1 2
Made Pidarta, Landasan Kependidikan, ( Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1997), Cet.1, hlm. 1. F. J. McDonald, Educational Psychology, (Tokyo: Overseas Publications, 1959), 1st Ed.,
pp. 4-5. 3
Abdurrohman Abror, Psikologi Pendidikan, ( Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya, 1993), Cet. 4, hlm. 66.
1
2
yang sesuai dengan kebutuhan proses belajar itu. Melalui model mengajar itu, pengajar mempunyai tugas merangsang serta meningkatkan jalannya proses belajar. Untuk dapat melaksanakan tugas itu dengan baik, pengajar harus mengetahui bagaimana model dan proses pembelajaran itu berlangsung.4 Guru dapat melaksanakan proses belajar- mengajar dengan sebaikbaiknya jika menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran yang akan diajarkan. Hal yang penting dalam metode ialah bahwa setiap metode pembelajaran yang digunakan bertalian dengan tujuan belajar yang ingin dicapai. Tujuan untuk mendidik anak agar sanggup memecahkan masalah-masalah dalam belajarnya.5 “Science is all knowledge collected by means of the scientific method. Science comprises, first, the orderly and systematic comprehension, description, and/or explanation of natural phenomena and, second, the tools necessary for that understanding.”6 Maksudnya ilmu pengetahuan alam mencakup segala pengetahuan yang didasarkan atas metode ilmiah. Menurut Claget pengetahuan terdiri dari pemahaman yang sistematik atau teratur baik, gambaran atau penjelasan tentang fenomena alam serta kejadian penting yang patut untuk dimengerti. Pelajaran kimia merupakan salah satu dari pelajaran dalam rumpun sains yang merupakan dasar bagi ilmu pengetahuan yang lain, seperti kedokteran, farmasi, dan lain-lain. Banyaknya konsep kimia yang bersifat abstrak yang harus diserap siswa dalam waktu relatif terbatas menjadikan ilmu kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit bagi siswa. Salah satunya dalam materi reaksi reduksi-oksidasi, sehingga banyak siswa gagal dalam belajar kimia. Pada umumnya siswa cenderung belajar dengan hafalan daripada secara aktif mencari untuk membangun pemahaman mereka sendiri terhadap konsep kimia. Fakta di lapangan terdapat beberapa kendala, antara lain kurangnya partisipasi guru dalam merancang dan menerapkan metode pembelajaran 4
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, ( Bandung: Alfabeta, 2003), hlm. 173. Ibid, hlm. 201. 6 Kenneth T. Henson, Elementary science Methods, ( America: McGraw-Hill, 1984), p. 7 5
3
sehingga siswa kurang tertarik terhadap materi reaksi redoks. Pembelajaran yang tidak melibatkan perhatian dan minat siswa disinyalir menjadi salah satu penyebab menurunnya nilai akademik di MA Salafiyah Simbangkulon Pekalongan. Hasil belajar kimia belum seluruhnya mencapai nilai rata-rata KKM seperti yang diharapkan. Dari uraian di atas, maka belajar aktif itu sangat diperlukan oleh peserta didik untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimum. Ketika peserta didik pasif, atau hanya menerima dari pengajar, ada kecenderungan untuk cepat melupakan apa yang telah diberikan. Oleh sebab itu diberikan perangkat tertentu untuk dapat mengikat informasi yang baru saja diterima dari pengajar. Belajar aktif adalah salah satu cara untuk mengikat informasi yang baru kemudian menyimpannya dalam otak. Pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif. Ketika peserta didik belajar dengan aktif, berarti mereka yang mendominasi aktifitas pembelajaran. Dengan ini, mereka secara aktif menggunakan otak, baik untuk menemukan ide pokok dari materi, memecahkan persoalan atau mengaplikasikan apa yang baru mereka pelajari ke dalam satu persoalan yang ada dalam kehidupan nyata. Dengan belajar aktif ini, peserta didik diajak untuk turut serta dalam semua proses pembelajaran, tidak hanya mental, tetapi juga fisik. Dengan cara ini diharapkan peserta didik akan merasakan suasana yang lebih menyenangkan sehingga hasil belajar dapat dimaksimalkan. Salah satu cara terbaik untuk mengembangkan belajar yang aktif adalah memberikan tugas belajar yang diselesaikan dalam kelompok kecil peserta didik. Dukungan sejawat, keragaman pandangan, pengetahuan dan keahlian, membantu mewujudkan belajar kolaboratif yang menjadi satu bagian yang berharga untuk iklim belajar di kelas. Salah satu strategi kolaboratif adalah dengan menggunakan metode quiz team (menguji tim). Team Quiz merupakan metode dimana siswa dilatih untuk belajar dan berdiskusi kelompok. Satu kelompok presentasi ke kelompok lain, kemudin memberikan kuis ke kelompok lain tersebut. Apabila kelompok tersebut tidak
4
bisa menjawab maka pertanyaan dilempar ke kelompok selanjutnya, dan seterusnya hingga semua kelompok melakukan presentasi kemudian memberikan kuis.7 Metode team quiz ini disusun dan diimplementasikan oleh peneliti agar dapat membantu memudahkan siswa dalam memahami materi reaksi reduksi-oksidasi. Oleh karena itu, peneliti mengambil judul “PENERAPAN
METODE
MENINGKATKAN
HASIL
TEAM
QUIZ
BELAJAR
PELAJARAN
KIMIA
MATERI
OKSIDASI
KELAS
X
MA
SEBAGAI SISWA
POKOK
PADA
REAKSI
SALAFIYAH
UPAYA MATA
REDUKSI-
SIMBANGKULON
PEKALONGAN”. B. Penegasan Istilah Untuk menghindari perbedaan penafsiran dan memudahkan dalam memahami serta mendapatkan pengertian yang jelas tentang judul “Penerapan Metode Team Quiz Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Kimia Materi Pokok Reaksi Reduksi-oksidasi Kelas X MAS Simbangkulon Pekalongan”, maka diperlukan adanya penjelasan yang terperinci, yaitu: 1. Team Quiz. Team Quiz merupakan metode dimana siswa dilatih untuk belajar dan berdiskusi kelompok. Satu kelompok presentasi ke kelompok lain, kemudin memberikan kuis ke kelompok
tersebut.
Apabila kelompok tersebut tidak bisa menjawab maka kuis dilempar ke kelompok selanjutnya, dan seterusnya hingga semua kelompok melakukan presentasi kemudian memberikan kuis.8 2. Materi Reduksi-oksidasi Materi pokok reaksi reduksi-oksidasi merupakan salah satu materi pokok yang tercantum dalam mata pelajaran kimia berdasarkan kurikulum KTSP (Kuriklulum Tingkat Satuan Pendidikan). Reaksi
7 8
Mel Siberman, Active Learning, (Jakarta: Pustaka Insan Madani, 1996), hlm. 163. Ibid.
5
redoks merupakan salah satu materi pokok yang harus dipelajari oleh siswa MA/SMA kelas X semester genap. Materi ini terdiri dari: a. Perkembangan konsep reduksi dan oksidasi. b. Konsep bilangan oksidasi. c. Reaksi disproporsionasi dan reaksi konproporsionasi. d. Tata nama IUPAC e. Pengolahan air kotor.9 3. Hasil Belajar Kimia Hasil belajar adalah perwujudan kemampuan akibat perubahan perilaku yang dilakukan oleh usaha pendidikan.10 Kimia merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang susunan, struktur sifat, perubahan materi serta energi yang menyertai perubahan tersebut.11 Hasil belajar kimia yang dimaksud disini adalah hasil belajar kimia dari peserta
didik
kelas
X
di
Madrasah
Aliyah
Salafiyah
Simbangkulon, Pekalongan. Dalam penelitian ini, penulis akan meneliti hasil belajar dari aspek kognitif dan afektif siswa. C. Pembatasan Masalah Dunia pendidikan tidak terlepas dari peran seorang guru dalam proses belajar mengajar di dalam kelas, selain guru metode pembelajaran tidak kalah penting demi tercapainya tujuan pembelajaran. Oleh karena itu seorang guru harus mempunyai kreativitas untuk mengembangkan metode pembelajaran, karena jika metode yang digunakan tidak sesuai akan berdampak pada hasil belajar peserta didik. Berdasarkan kenyataan tersebut, penulis membatasi permasalahan penerapan metode team quiz untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Pembelajaran dibatasi pada penerapan metode team quiz dalam mata pelajaran kimia materi pokok reaksi reduksi-oksidasi. Demikian juga hasil belajar yang akan diteliti dibatasi pada hasil belajar dalam aspek kognitif dan afektif siswa 7
Michael Purba, Kimia SMA Kelas X, (Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama, 2006), hlm.
165. 10 11
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), Cet. 3, hlm. 25. Michael Purba, op.cit., hlm. 3.
6
pada mata pelajaran kimia materi pokok reaksi reduksi-oksidasi. Sedangkan peserta didik yang diteliti adalah peserta didik kelas XPi 4 semester genap MA Salafiyah Simbangkulon Pekalongan.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, maka masalah yang akan diteliti dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana implementasi metode team quiz dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pokok reaksi reduksi oksidasi? 2. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran kimia materi pokok reaksi reduksi-oksidasi kelas X MA Salafiyah Simbangkulon Pekalongan? E. Tujuan dan Manfaat Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Implementasi metode team quiz dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran kimia materi pokok reaksi reduksi-oksidasi kelas X MA Salafiyah Simbangkulon Pekalongan. 2. Metode team quiz dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran kimia materi pokok reaksi reduksi-oksidasi kelas X MA Salafiyah Simbangkulon Pekalongan. Hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberi manfaat antara lain : a) Bagi Peserta Didik 1).
Menumbuhkan kemampuan bekerja sama, kemampuan berkomunikasi antar peserta didik.
2).
Mampu memberikan sikap positif terhadap mata pelajaran kimia.
b) Bagi Guru 1).
Sebagai motivasi untuk meningkatkan keterampilan memilih strategi pembelajaran yang sesuai dan bervariasi.
7
2).
Sebagai informasi bagi guru, khususnya guru kimia SMA/MA menerapkan pembelajaran aktif team quiz.
c)
Untuk Lembaga Diharapkan dapat memberi kontribusi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN A.
Landasan Teori 1) Pengertian Belajar a. Definisi Belajar. Beberapa pakar pendidikan mendefinisikan belajar sebagai berikut: 1.
Gagne Belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas.
2.
Travers Belajar adalah proses menghasilkan penyesuaian tingkah laku.
3.
Cronbach “Learning is shown by a change in behavior as a result of ex perience”. (Belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman).
4.
Harold Spears “Learning is to observe, to read, to imitate, to try something themselves, to listen, to follow direction”. (Belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu, mende ngar, dan mengikuti arah tertentu.
5.
Geoch “Learning is change in performance as a result of practice”. (Belajar adalah perubahan performance sebagai hasil latihan).1
1
Agus Supriono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), Cet. IV, hlm. 2.
8
9
6.
Morgan “Learning is any relatively permanent change in behavior that is a result of past experience”. (Belajar adalah perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman).2
7.
Menurut Dr. Musthofa Fahmi
Sesungguhnya belajar adalah ungkapan yang menunjukkan aktifitas yang menghasilkan perubahan atau modifikasi didalam tingkah laku atau pengalaman. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu yang ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan untuk memperoleh kecakapan dan pengetahuan. b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar. 1.
Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa.
2.
Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa.
3.
Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.4
2
Ibid., hlm. 3. Musthofa Fahmi, Siikuuluujiyyah atta’allum (maktabah mishriyyah), hlm. 24. 4 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: LOGOS, 1999), Cet. 1, hlm. 130. 3
10
2) Hasil Belajar. Since education involves the development of mental skills, attitudes, and physical skills, objectives in each of these areas are needed. The three areas are usually referred to as the “cognitive domain”, the “affective domain” , and the “psychomotor domain.” Since science is a combination of knowledge, attitudes, and processes, the science teacher especially will need to write objectives in all three domains.5 Definisi di atas menjelaskan pendidikan IPA itu meliputi perkembangan keahlian mental, sikap, dan keahlian fisik yang dikelompokkan ke dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. IPA juga menyatukan pengetahuan, sikap, dan proses. Seorang pengajar IPA tentunya mengamati ketiga aspek tersebut. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Horward Kingsley membagi tiga macam hasil belajar, yakni (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita. Sedangkan Gagne membagi lima kategori hasil belajar, yakni (a) informasi verbal, (b) keterampilan intelektual, (c) strategi kognitif, (d) sikap dan (e) keterampilan motoris. Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dar i Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotoris.6 Hasil belajar kognitif adalah perubahan perilaku yang terjadi dalam kawasan kognisi. Proses belajar yang melibatkan kognisi meliputi kegiatan sejak dari penerimaan stimulus eksternal oleh sensori, penyimpanan dan pengolahan dalam otak menjadi informasi hingga pemanggilan kembali informasi ketika diperlukan untuk
5
Kenneth T. Henson and Delmar Janke, Elementary Science Methods, ( America: McGraw-Hill, 1984), p. 64. 6 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung; PT. Remaja Rosdakarya, 2009), Cet. Ke-14, hlm. 22.
11
menyelesaikan masalah.7 Dalam
ranah kognitif itu terdapat enam
jenjang proses berpikir, mulai dari jenjang terendah sampai dengan jenjang yang paling tinggi. Keenam jenjang yang dimaksud adalah: (1)
Pengetahuan/hafalan/ingatan
(knowledge),
(2)
pemahaman
(comprehension), (3) penerapan (application), (4) analisis (analysis), (5) Sintesis (synthesis), dan (6) penilaian (evaluation).8 Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku. Ranah afektif ini oleh Krathwol dan kawan-kawan ditaksonomi menjadi lebih rinci lagi ke dalam lima jenjang, yaitu: (1)
receiving
atau attending; adalah kepekaan seseorang
dalam menerima rangsangan atau stimulus dari luar yang datang kepada dirinya dalam bentuk masalah, situasi, gejala dan lain-lain. (2)
Responding(menanggapi); adanya partisipasi aktif.
(3)
valuing (menilai); memberikan nilai atau penghargaan terhadap suatu kegiatan atau obyek, sehingga apabila kegiatan itu tidak dikerjakan, dirasakan akan membawa kerugian atau penyesalan.
(4)
Organization (=mengorganisasikan); mempertemukan perbedaan nilai sehingga terbentuk nilai baru yang lebih universal, yang membawa kepada perbaikan umum.
(5)
characterization by a value or value complex(= karakterisasi dengan suatu nilai atau komplek nilai); yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.
7 8
hlm. 50.
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), Cet. I, hlm. 50. Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Grafindo Persada, 1996),
12
Ranah psikomotor adalah
ranah yang berkaitan dengan
keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu.9 Menurut Harrow “hasil belajar psikomotorik dapat diklasifikasikan menjadi enam: gerakan refleks,
gerakan
fundamental
dasar,
kemampuan
perseptual,
kemampuan fisis, gerakan ketrampilan, dan komunikasi tanpa kata.” Sedangkan Shimpson mengklaasifikasikan hasil belajar menjadi enam: persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks dan kreativitas. Persepsi adalah kemampuan membedakan suatu gejala dengan gejala lain. Kesiapan adalah kemampuan menempatkan diri untuk memulai suatu gerakan. Gerakan terbimbing adalah kemampuan melakukan gerakan meniru model yang dicontohkan. Gerakan terbiasa adalah kemampuan melakukan gerakan tanpa ada model contoh. Gerakan kompleks adalah kemampuan melakukan serangkaian gerakan dengan cara, urutan, dan irama yang tepat. Kreativitas adalah kemampuan menciptakan gerakan-gerakan baru yang tidak ada sebelumnya atau mengombinasikan gerakan-gerakan yang ada menjadi kombinasi gerakan baru yang orisinal. 10 Adapun Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar antara lain: a.
Menurut Wasty Soemanto, faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah sebagai berikut.11 1.
Faktor simulasi belajar. Beberapa hal yang berhubungan dengan faktor simulasi belajar yaitu panjangnya bahan pelajaran, kesulitan bahan pelajaran, berat ringannya tugas, dan suasana lingkungan.
9
Ibid., hlm. 54-57. Purwanto, op.cit., hlm. 52-53. 11 Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), hlm. 113-121 10
13
2.
Faktor metode belajar. Faktor metode belajar yang mempengaruhi dalam hal ini adalah kegiatan berlatih dan praktek, overlearning dan drill, resitasi selama belajar, pengenalan tentang hasil belajar, penggunaan modalitas indra, penggunaan metode pembelajaran, bimbingan dalam belajar, dan kondisikondisi intensif.
3.
Faktor individual. Faktor individual yang mempengaruhi hasil belajar adalah kematangan, faktor usia kronologis, faktor perbedaan jenis kelamin, pengalaman sebelumnya, kapasitas sebelumnya, kondisi kesehatan, dan motivasi.
b.
Menurut Muhibbin Syah faktor- faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah sebagai berikut. 12 1.
Faktor Internal ( faktor individu peserta didik). Yakni keadaan atau kondisi jasmani dan rohani peserta didik yang meliputi kesehatan mata, telinga, intelegensi, bakat dan minat peserta didik.
2.
Faktor Eksternal (Faktor dari luar individu peserta didik) Yakni segala sesuatu di luar individu peserta didik yang merangsang individu peserta didik untuk mengadakan reaksi atau pembuatan belajar dikelompokkan dalam faktor
eksternal.
Diantaranya
faktor
keluarga,
masyarakat lingkungan, Teman, Sekolah, Fasilitas, dan kesulitan bahan ajar. 12
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Rosdakarya, 2000), hlm. 132
14
3.
Faktor Pendekatan Belajar Faktor ini berkaitan dengan jenis upaya belajar peserta didik yang meliputi strategi dan metode yang digunakan untuk melakukan kegiatan pembelajaran.
Jadi, penerapan metode pembelajaran yang tepat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Untuk mengatasi masalah-masalah yang berhubungan dengan masalah proses belajar mengajar, bisa dengan menerapkan metode pembelajaran yang tepat. Metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran kimia khususnya pada materi pokok reaksi reduksioksidasi di antaranya dengan team quiz. Dalam penelitian ini, solusi yang dirasa paling efektif adalah penerapan metode pembelajaran team quiz untuk melatih peserta didik berdiskusi kelompok tentang materi redoks, sehingga peserta didik akan membangun pengetahuannya secara mandiri terutama dalam penyelesaian soal. 3) Metode Team Quiz. Metode Team Quiz merupakan salah satu strategi pembelajaran aktif. Pembelajaran aktif merupakan pendekatan pembelajaran yang lebih banyak melibatkan aktivitas peserta didik dalam mengakses berbagai informasi dan pengetahuan untuk dibahas dan dikaji dalam proses pembelajaran di kelas, sehingga mereka mendapatkan berbagai pengalaman
yang
dapat
meningkatkan
pemahaman
dan
kompetensinya. Lebih dari itu, pembelajaran aktif memungkinkan peserta
didik
mengembangkan
kemampuan
berfikir,
seperti
menganalisis dan mensintesis, serta melakukan penilaian terhadap peristiwa belajar, dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. 13 a. Metode. 13
E. Mulyasa, Kurikulum yang Disempurnakan Pengembangan Kompetensi dan Kompetensi Dasar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), Cet. 3, hlm. 191.
15
Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam
kegiatan
mengajar, metode diperlukan oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir. 14 b. Team Quiz. Team quiz merupakan metode dimana siswa dilatih untuk belajar dan berdiskusi kelompok. Satu kelompok presentasi ke kelompok lain, kemudian memberikan kuis ke kelompok lain. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: a. Siswa dibagi menjadi 5 kelompok. b. Masing- masing kelompok mendapatkan materi dari guru sesuai dengan sub babnya. c. Kelompok 1 mempresentasikan sub babnya
kepada
kelompok lain. d. Setelah selesai presentasi, kelompok 1 memberikan kuis kepada kelompok 2. Jika kelompok 2 tidak dapat menjawab, maka kuis dilempar ke kelompok 3. e. Kelompok 1 memberikan kuis ke kelompok 3, jika kelompok 3 tidak dapat menjawab, maka kuis dilempar ke kelompok 4, dan seterusnya. f. Setelah kelompok 1 selesai presentasi dan memberikan kuis, dilanjutkan
kelompok 2 mempresentasikan sub
babnya dan memberikan kuis kepada kelompok 3. Jika kelompok 3 tidak dapat menjawab, maka kuis dilempar ke kelompok 4, dan seterusnya. Setelah semua kelompok selesai berdiskusi, presentasi dan memberikan kuis, kemudian semua mengumpulkan hasil diskusinya. 14
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), Cet. 3, hlm. 46.
16
Diskusi akan mudah dimulai jika pemeran dan pengamat telah terlibat dalam bermain peran, baik secara emosional maupun secara intelektual. Dengan melontarkan sebuah pertanyaan, para peserta didik akan segera terpancing untuk diskusi. Di sini diskusi dapat diarahkan pada pengajuan alternatif-alternatif pemeranan yang akan ditampilkan kembali. Dalam hal ini guru harus mengarahkan diskusi yang dilakukan para peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.15 Dalam salah satu percobaan yang dilakukan oleh Kurt Lewin diperoleh kesimpulan bahwa metode diskusi kelompok dan cara mengambil keputusan kelompok ternyata lebih efektif dibandingkan dengan metode ceramah dan metode pengajaran individual. Metode kelompok sekaligus dapat digunakan untuk mempelajari dinamika kelompok itu sendiri. Dengan kerja kelompok,
individu-individu
terlibat
di
dalamnya
dan
merasakan sendiri proses-proses yang terjadi di dalam kelompok serta belajar menyusun konsepsi tentang prosesproses kelompok, serta mengembangkan pemahaman terhadap dinamika kelompok secara keseluruhan. 16 Kelebihan metode team quiz antara lain: 1) Membiasakan siswa bekerjasama. 2) Siswa
memperoleh
kesempatan
untuk
berpikir,
mengeluarkan pendapat, sikap, dan aspirasinya secara bebas. 3) Siswa dapat belajar bersikap toleran terhadap temantemannya. 4) Menumbuhkan partisipasi aktif di kalangan siswa. 15
E. Mulyasa, op. cit., hlm. 227. Oemar Hamalik, Pendekatan Baru Strategi Belajar Mengajar Berdasarkan CBSA, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2001), Cet. 2, hlm. 116. 16
17
Penulis sadari, disamping metode team quiz mempunyai kelebihan, namun tidak terlepas dari kelemahan-kelemahan Antara lain: 1) Menyita banyak waktu. 2) Tidak semua materi dapat diajarkan dengan metode team quiz.
4) Pembelajaran Kimia a. Pembelajaran Pembelajaran
menurut
Dimyati
dan
Mudjiono
(1999:287) adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, menekankan pada penyediaan sumber belajar.17
yang
Pembelajaran mempunyai dua karakteristik yaitu pertama, dalam proses pembelajaran melibatkan proses mental siswa secara maksimal, bukan hanya menuntut siswa sekedar mendengar, mencatat, akan tetapi menghendaki aktivitas siswa dalam
proses
berfikir.
Kedua,
dalam
pembelajaran
membangun suasana dialogis dan proses tanya jawab terusmenerus
yang
meningkatkan
diarahkan kemampuan
untuk berfikir
memperbaiki siswa,
yang
dan pada
gilirannya kemampuan berfikir itu dapat membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri.18 b. Pengertian kimia Chemistry is the study of matter and the changes it undergoes.19 Kimia adalah ilmu tata susunan, sifat, dan reaksi suatu unsur atau zat. Sedangkan ilmu kimia adalah bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (Natural Science) yang mengambil 17
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2003), hlm. 62. Ibid., hlm. 63. 19 Raymond Chang, Chemistry, (America: Northern Arizona University, 2005), 8th Ed., p.4. 18
18
materi (matter) sebagai objek. Yang dikembangkan oleh ilmu kimia
adalah
deskripsi
tentang
materi,
khususnya
kemungkinan perubahan menjadi benda lain (transformation of matter) secara permanen serta energi yang terlibat dalam perubahan termasud.20 c. Materi Pokok Redoks di SMA/MA. Dalam KTSP mata pelajaran atau materi pokok Reaksi Reduksi-oksidasi dipelajari di kelas X semester genap. Materi pokok reaksi redok ini ini memiliki standar isi yang harus dicapai peserta didik yang meliputi standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator. Standar kompetensi dan kompetensi dasar tersebut harus dicapai oleh peserta didik, dengan indikator pencapaian hasil berupa: a) Siswa dapat mendeskripsikan perkembangan konsep redoks. b) Siswa dapat menentukan bilangan oksidasi unsur-unsur dalam senyawa. c) Siswa dapat menentukan zat yang mengalami oksidasi dan reduksi dalam suatu reaksi kimia. d) Siswa dapat menuliskan nama dari senyawa-senyawa yang terlibat dalam reaksi redoks sesuai dengan tata nama IUPAC. e) Siswa dapat mengetahui penerapan konsep redoks dalam kehidupan.
5) Reaksi Reduksi Oksidasi a. Perkembangan Konsep Reduksi-oksidasi. Dari sejarahnya istilah oksidasi diterapkan untuk prosesproses dimana oksigen diambil oleh suatu zat. Sedangkan 20
I Made Sukarna, JICA Kimia Dasar 1, ( Yogyakarta : Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNNES), hlm 1.
19
reduksi dianggap sebagai proses dimana oksigen diambil dari dalam suatu zat.21
Contoh: 4Fe(s) + 3O2(g) à 2Fe2O3(s)
(oksidasi).
CuO(S) + H2(g) à Cu + H2O(g)
(reduksi).22
Oxidation and reduction reactions involve transfer of electrons from one reactant to another. When a substance accepts electrons, it is said to be reduced. When a substance loses electrons, it is said to be oxidized . in every oxidationreduction reaction, a reactant is reduced and a reactant is oxidized. 23 Mg loses 2e- per atom, Mg is oxidized
Example: 2Mg(s) + O2(g) à 2Mg2+ + O2O2 gains 4e- per molecul, 2 for each O. O2 is reduced.
Oksidasi adalah suatu proses di mana suatu senyawa kimia melepaskan elektron. Reduksi merupakan kebalikan dari proses oksidasi, yaitu suatu proses di mana suatu senyawa kimia menerima elektron. Karena reaksi oksidasi selalu disertai reaksi reduksi, demikian pula sebaliknya, maka reaksi oksidasi sering dinamakan sebagai reaksi redoks. Setengah reaksi yang pertama
menyatakan reaksi oksidasi, sedangkan setengah
reaksi yang kedua menyatakan reaksi reduksi. 24
21
G. Svehla., Textbook Of Macro and Semimicro Qualitative Inorganic Analysis: Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro, terj. L. Setiono dan A. Hadyana Pudjaatmaka, (Jakarta: PT. Kalman Media Pusaka, 1990), Cet. II, hlm. 107. 22 Michael Purba, KIMIA untuk SMA Kelas X, (Jakarta: ERLANGGA, 2006), hlm. 174. 23 John W. Moore, et. al., Chemistry The Molecular Science, (Canada: Thomson, 2008), 3rd., p. 180. 24 Tony Bird., Physical Chemistry: Kimia Fisik untuk Universitas, terj. Kwee le Tjien, ( Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1993), Cet.2, hlm. 217.
20
Misalnya untuk reaksi: Cu(s) + 2 Ag+(aq) à Cu2+(aq) + 2 Ag(s) Dapat ditulis sebagai berikut: Setengah reaksi (oksidasi) Cu à Cu2+ + 2 eSetengah reaksi (reduksi)
2 Ag+ + 2 e- à 2 Ag
Oksidasi adalah bertambahnya
bilangan oksidasi.
Sedangkan reduksi adalah berkurangnya bilangan oksidasi. Senyawa yang dioksidasi (oxidizing agent) adalah zat yang direduksi, dan senyawa pereduksi ( reducing agent) adalah zat yang dioksidasi. Contoh:
S + O2 à SO225
b. Bilangan Oksidasi Bilangan oksidasi adalah bilangan (baik positif maupun negatif) yang diberi tanda pada atom dalam suaatu senyawa, agar dapat diketahui perubahan-perubahan yang terjadi pada reaksi redoks. Aturan untuk Menentukan Bilangan Oksidasi: 1) Bilangan oksidasi setiap unsur dalam bentuk unsurnya adalah nol, tanpa memperhatikan rumitnya bentuk molekul dimana unsur itu berada. Jadi atom dalam Ne, F2, P4 dan S8, semuanya mempunyai bilangan oksidasi nol. 2) Bilangan oksidasi setiap ion yang mengandung satu atom, suatu ion yang hanya terdiri dari satu atom (monoatomic ion), sama dengan muatan yang ada dalam ion. Dengan demikian ion Na+, Al3+, dan S2- mempunyai bilangan oksidasi +1, +3 dan -2.
25
James E. Brady, General Chemistry Principles and Structure: Kimia Universitas Asas dan Struktur, terj. Sukmariah Maun, , ( Jakarta: Binarupa Aksara, 1999), hlm. 152.
21
3) Jumlah semua bilangan oksidasi dari semua atom dalam suatu senyawa adalah nol. Untuk ion yang mengandung atom banyak (polyatomic), jumlah bilangan oksidasi harus sama dengan muatan yang ada pada ion.26 4) Keadaan oksidasi hidrogen dalam senyawa umumnya +1 kecuali dalam senyawa hidrida logam sama dengan -1. Misal senyawa NH3, atom nitrogen terikat langsung pada atom hidrogen, oleh karena itu nitrogen lebih elektronegatif daripada hidrogen. Jadi semua elektron ikatan diberikan pada nitrogen. Ketiga atom hidrogen tidak lagi memliki elektron, jadi hidrogen memiliki muatan semu atau keadaan oksidasi +I. Sebaliknya dalam senyawa CaH2
masing-
masing hidrogen lebih elektronegatif daripada kalsium dan dilimpahi dua elektron dari kalsium. Maka keadaan oksidasi dari hidrogen –I. 27 5) Bila membentuk senyawa biner dengan logam, maka bilangan oksidasi umum golongan VII A adalah -1, golongan VI A adalah -2, dan golongan V A adalah -3.28 c. Tata Nama Senyawa. 1) Persenyawaan kimia yang terdiri dari dua unsur atau senyawa biner logam dan bukan logam. Persenyawaan kimia biner terdiri dari atom-atom dari dua macam unsur yang berbeda. Jika yang satu logam, maka unsur lainnya adalah bukan logam. Nama dari logam ditulis lebih dahulu, kemudian diikuti oleh nama yang bukan logam. Nama untuk unsur yang kedua diperoleh dengan cara menambahkan akhiran –ida. Contoh: NaCl 26
: natrium klorida.
Ibid. hlm. 148. Crys Fajar Partana, Jica Kimia Dasar 2, ( Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, 2003), hlm. 61. 28 Tony Bird, op.cit., hlm. 218. 27
22
Cara
Al2S3
: aluminium sulfida.
SrO
: stronsium oksida.
pemberian nama berdasarkan Sistem Stock
dimana dalam sistem ini,angka Romawi yang sama dengan bentuk oksida logam yang ditempatkan di antara tanda kurung setelah nama unsur tersebut dalam bahasa Inggris. Contoh:
Fe2+ diberi nama ion besi(II) dan Fe3+ ion
besi (III). Oleh sebab itu nama lainnya untuk FeCl2 dan FeCl3 adalah: FeCl2
: fero klorida
atau
besi(II)
: feri klorida
atau
besi(III)
klorida. FeCl3 klorida. Jika sistem stock yang dipakai, maka perlu diingat bahwa angka Romawi merupakan bentuk oksidasi logam (muatan ion logam), maka ion logam tidak perlu ditulis lagi. Cu2O
tembaga(I) oksida.
CuO
tembaga(II) oksida.
2) Senyawa yang mengandung ion dari dua komponen non logam. Untuk memberi nama senyawa yang mengandung dua komponen yang terdiri dari dua non logam(binary compound),
maka
dipakai
sistem
ketiga
dari
nomenklatur. Sistem ini menggunakan awalan dalam bahasa Yunani untuk menunjukkan jumlah atom setiap macam unsur dalam satu molekul zat. Awalan ini menurut artinya adalah:
23
di-
dua
penta-
lima
okta-
heksa-
enam
nona-
hepta-
tujuh
deka-
delapan tri-
tiga sembilan
tetra- empat sepuluh
dalam memberi nama suatu senyawa, unsur pertama dalam formula (rumus kimia) diberi nama dalam bahasa Indonesia(Inggris). Unsur kedua ditunjukkan dengan menambahkan akhiran –ida(ide) pada nama asal dari unsur tersebut. Contoh:
P4O10 adalah tetrafosforus dekaoksida.
3) Senyawa yang mengandung ion yang terdiri dari atom yang banyak. Diketahui bahwa banyak ion yang mengandung lebih dari satu atom dan oleh sebab itu, senyawa ini adalah ion yang mempunyai atom banyak(polyatomic ion). Senyawa ini menjadi tergabung ke dalam senyawa ionik. Tetapi merupakan unit yang tersendiri dan pada umumnya tetap utuh dalam kebanyakan reaksi kimia. Sebagai
senyawa
komponen(binary
yang
mengandung
compound),
zat-zat
dua yang
mengandung ion ini selalu diberi nama yang dimulai dengan ion yang bermuatan positif. Contoh: Na2CO3 : natrium karbonat BaOH2
: barium hidroksida29
d. Penerapan reaksi redoks dalam kehidupan a)
Reaksi redoks pada pengolahan lgam. Contoh reaksi elektrolisis logam aluminium. 3C(s)
29
+ 4Al3+ (l) + 6O2-(l) à 4Al(l) + 3CO2(g)
James E. Brady, op.cit, hlm. 154-157.
24
b) Reaksi redoks pada penyambungan besi. Reaksi: 2Al(s) + Fe2O3(s) à 2Fe(s) + Al2O3(s) c)
Reaksi redoks pada sel AKI. Pb(s) + PbO2 + 2H2SO4
+ 2H+ à 2PbSO4(s) +
2H2O(l) d) Reaksi redoks pada Baterai( Sel Leclanche). Zn(s) +2NH4+(aq) + 2MnO2(s) à Zn2+(aq) Mn2O3(s) +2NH3(aq) + H2O(l). e)
Reaksi redoks pada pengolahan air limbah. Pengolahan air limbah dengan proses lumpur aktif yang merupakan suatu proses oksidasi yang menggunakan bantuan oksigen dan berlangsung dalam bak limbah yang berisi partikel-partikel lumpur. Lumpur aktif merupakan lumpur yang banyak mengandung bakteri aerob. Bakteri ini berfungsi sebagai oksidator bahan organik dalam partikel lumpur aktif, tanpa menggunakan oksigen yang terlarut dalam air, sehingga harga BOD dapat dikurangi. 30
B. Kajian Penelitian yang Relevan Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa kajian pustaka sebagai acuan kerangka berpikir, beberapa kajian pustaka tersebut adalah : 1.
Penelitian yang dilakukan oleh Fajar Agus Supriadi (NIM: 3105106) IAIN Walisongo Semarang dengan judul “Upaya Meningkatkan Motivasi Siswa dalam Pembelajaran Fiqih Melalui Kombinasi Metode Every One Is A Teacher Here dengan Team Quiz (Studi Tindakan di Kelas VII A MTs NU 20 Kangkung Kendal). Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 3 siklus. Pada Pra Siklus motivasi belajar siswa sebesar 61% dan rata-rata tes akhir 63,94. Pada siklus I setelah
30
Untung Tri Haryanto, LKS Kreatif Kimia SMA kelas X, (Klaten: Viva Pakarindo, 2007), hlm.19.
25
dilaksanakan tindakan, motivasi belajar siswa meningkat 68,57% dan rata-rata tes akhir 66.43. sedangkan pada siklus II setelah diadakan evaluasi
pelaksanaan
tindakan,
motivasi
belajar
mengalami
peningkatan menjadi 77,14% dan rata-rata tes akhir sebesar 70,81. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan metode Team Quiz dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam Pembelajaran Fiqih di MTs NU 20 Kangkung Kendal. 2.
Penelitian yang dilakukan oleh Mashuri (NIM: 3105165) IAIN Walisongo Semarang dengan judul “Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar Peserta didik dengan Strategi Team Quiz pada Mata Pelajaran SKI Di Kelas VIII MTs Muhammadiyah I Weleri. Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 3 siklus. Pada Pra Siklus aktivitas belajar siswa sebesar 61% dan rata-rata tes akhir 62,66. Pada siklus I setelah dilaksanakan tindakan, aktivitas belajar siswa meningkat 68,57% dan rata-rata tes akhir 66.16%. sedangkan pada siklus II setelah diadakan evaluasi pelaksanaan tindakan, aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan menjadi 77,14% dan rata-rata tes akhir sebesar 69,55. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan metode Team Quiz dapat meningkatkan aktivitas dan
hasil belajar siswa dalam Pembelajaran SKI di MTs
Muhammadiyah I Weleri. 3.
Penelitian yang dilakukan oleh Romzanah (NIM: 063111108) IAIN Walisongo Semarang dengan judul “Upaya Meningkatkan Keaktifan Peserta Didik dalam Pembelajaran Fiqih Kelas VII Semester Ganjil Materi Pokok Zakat Melalui Perpaduan Model Pembelajaran Every One Is A Teacher Here dan Team Quiz Tahun Ajaran 2010/2011 Di MTs Uswatun Hasanah Mangkang, Tugu Semarang. Dari penelitian yang telah ada, maka peneliti tertarik untuk mengadakan
penelitian menggunakan metode pembelajaran yang sama yaitu metode team quiz tetapi dalam pelajaran kimia pada materi pokok reaksi reduksi-oksidasi. Peneliti akan mengadakan penelitian pada MA Salafiyah Simbangkulon
26
Pekalongan yang mana hasil belajar pada materi ini masih tergolong rendah. Hal ini dapat diketahui dari hasil belajar yang diperoleh peserta didik pada materi reaksi redoks dua tahun sebelumnya yaitu tahun 2008/ 2009 dan 2009/ 2010. Penelitian yang akan dilaksanakan ini tergolong penelitian tindakan kelas.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Suhardjono dan Suharsimi menyatakan bahwa PTK adalah penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya. PTK berfokus pada kelas atau pada proses belajar mengajar yang terjadi di kelas, bukan pada input kelas (silabus, materi, dan lain-lain) ataupun output (hasil belajar). PTK harus tertuju atau mengenai halhal yang terjadi di dalam kelas.1 Tahapan penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 4 tahap, secara rinci sebagai berikut: 1. Perencanaan Dalam tahap ini peneliti menjelaskan apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Pada PTK dimana peneliti dan guru adalah orang yang berbeda, dalam tahap menyusun rancangan harus ada kesepakatan antara guru yang akan melakukan tindakan dengan peneliti yang akan mengamati proses jalannya tindakan.2 2. Tindakan (pelaksanaan) Implementasi tindakan pada prinsipnya merupakan realisasi dari suatu tindakan yang sudah direncanakan sebelumnya. Strategi apa yang digunakan, materi apa yang diajarkan atau dibahas.3 3. Pengamatan (observasi) Pengamatan
(Observasi)
adalah
kegiatan
pengamatan
(pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah
1
Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), Cet. VII, hlm.58. 2 Ibid, hlm. 75. 3 Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT. Indeks, 2010), Cet. 3, hlm. 39.
27
28
mencapai sasaran. Pengamatan ini dapat dilaksanakan dengan pedoman pengamatan, catatan lapangan, jurnal harian, observasi aktivitas di kelas, penggambaran interaksi dalam kelas, atau alat perekam elektronik. Pengamatan sangat cocok untuk merekam data kualitatif, misalnya perilaku, aktivitas, dan proses lainnya. 4 4. Refleksi Refleksi ialah perbuatan merenung atau memikirkan sesuatu atau upaya evaluasi yang dilakukan oleh para kolaborator yang terkait dengan suatu PTK. Refleksi ini dilakukan secara kolaboratif, yaitu adanya diskusi terhadap berbagai masalah yang terjadi di kelas penelitian. Dengan demikian refleksi dapat ditentukan sesudah adanya implementasi tindakan dan hasil observasi. Berdasarkan refleksi ini pula suatu perbaikan tindakan (replanning) selanjutnya ditentukan. 5
Gambar1. Siklus dalam PTK Sumber: http://widodo1963.wordpress.com/2008/11/
B. Subyek Penelitian Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X MA Salafiyah Simbangkulon Pekalongan tahun pelajaran 2010/2011. Jumlah 4
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, (Jakarta: PT. Rajawali Pers, 2010), hlm. 143. 5 Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama, op.cit., hlm. 40.
29
peserta didik kelas XPi4 sebanyak 45 peserta didik. Penelitian tindakan kelas ini melibatkan guru kimia MA Salafiyah Simbangkulon Pekalongan sebagai kolaborator yaitu Ahsanul Wildan, S.Pd. C. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MA Salafiyah Simbangkulon Pekalongan. Sedangkan waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Februari tahun 2011 sebagaimana dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian No 1.
Tahapan Observasi Awal
Tanggal/ Bulan 10-30 Januari
Alokasi Waktu 3 minggu
2.
Pra Siklus
31 Januari 2011
2 x 45 menit
3.
Siklus I (pertemuan I)
5 Februari 2011
2 x 45 menit
4.
Siklus I (pertemuan II)
9 Februari 2011
2 x 45 menit
5.
Siklus II (pertemuan I)
12 Februari 2011
2 x 45 menit
Kegiatan a. Wawancara dengan guru kimia kelas XPi4 b. Persiapan dan pencarian data yang mendukung rencana pelaksanaan penelitian a. Perkenalan peneliti dengan peserta didik b. Mengamati guru dalam mengajar kimia c. Mengamati keaktifan peserta didik a. Penjelasan peneliti tentang materi yang akan disampaikan dengan menggunakan metode team quiz. b. Pelaksanaan pembelajaran dengan metode team quiz pada materi perkembangan konsep redoks dan konsep bilangan oksidasi. c. Pemberian pekerjaan rumah a. Pembahasan PR b. Persiapan tes evaluasi c. Pelaksanaan tes evaluasi siklus I dengan sub materi pokok perkembangan konsep redoks dan konsep bilangan oksidasi. a. Penjelasan peneliti tentang materi yang akan disampaikan dengan menggunakan metode team quiz. b. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode team quiz pada sub materi
30
6.
Siklus II (pertemuan II)
16 Februari 2011
2 x 45 menit
c. a. b. c.
oksidator dan reduktor dalam reaksi redoks, tata nama senyawa reaksi redoks dan penerapan konsep redoks. Pemberian pekerjaan rumah Pembahasan PR Persiapan tes evaluasi Pelaksanaan tes evaluasi siklus II dengan sub materi pokok oksidator dan reduktor dalam reaksi redoks, tata nama senyawa reaksi redoks dan penerapan konsep redoks.
D. Kolaborator Salah satu ciri khas PTK adalah adanya kolaborasi atau kerjasama antara praktisi (guru, kepala sekolah, siswa, dan lain-lain) dan peneliti dalam pemahaman, kesepakatan tentang permasalahan, pengambilan keputusan, dan akhirnya melahirkan kerjasama tindakan (action). Dalam pelaksanaan tindakan di dalam kelas, maka kerjasama (kolaborasi) antara guru dengan peneliti menjadi hal sangat penting. Dalam PTK, kedudukan peneliti setara dengan guru, dalam arti masing-masing mempunyai peran dan tanggung jawab yang saling membutuhkan dan saling melengkapi untuk mencapai tujuan. Peran kerjasama (kolaborasi) sangat menentukan keberhasilan PTK terutama
pada
kegiatan
mendiagnosis
masalah,
menyusun
usulan,
melaksanakan penelitian, menganalisis data, menyeminarkan hasil, dan menyusun laporan akhir. 6 Kolaborasi dalam penelitian ini, peneliti berkolaborasi dengan guru kimia MA Salafiyah Simbangkulon Pekalongan yaitu bapak Ahsanul Wildan. E. Metode Penelitian 1. Prosedur Penelitian Dalam penelitian tindakan kelas ini, siklus I berupa implementasi serangkaian kegiatan pembelajaran seperti yang telah direncanakan untuk mengatasi masalah. Siklus 2, 3 dan seterusnya
berupa
implementasi serangkaian kegiatan pembelajaran yang telah direvisi 6
Suharsimi Arikunto, dkk, op.cit., hlm. 63.
31
untuk mengatasi masalah pada siklus pertama yang belum tuntas. Masing-masing siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian adalah sebagai berikut: a.
Pra Siklus Dalam pra siklus ini peneliti melihat hasil belajar kimia pada materi pokok reaksi reduksi-oksidasi dua tahun sebelumnya yang pelaksanaannya belum menggunakan metode team quiz yaitu tahun pelajaran 2008/2009 dan 2009/2010. Hasil belajar dan ketuntasan klasikal pada 2 tahun sebelumnya kemudian diratarata sebagai nilai pra siklus. Untuk mengetahui tingkat keaktifan peserta didik, digunakan teknik wawancara kepada guru kimia yang bersangkutan mengenai keaktifan peserta didik pada materi reaksi reduksi-oksidasi pada 2 tahun terakhir. Disamping itu juga digunakan observasi pada tahun ini dimana pengambilan datanya, diambil ketika guru menerangkan materi pokok larutan elektrolit dan non elektrolit. Hal ini dilakukan sebagai dasar untuk membandingkan keberhasilan pembelajaran kimia dengan metode pembelajaran team quiz pada siklus I dan siklus II.
b.
Siklus I a.
Perencanaan 1.
Guru
menyusun
dan
menyiapkan
Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang sub materi pokok perkembangan konsep reaksi reduksi-oksidasi dan konsep bilangan oksidasi dengan metode team quiz. 2.
Melakukan kolaborasi dengan guru kelas.
3.
Membuat instrumen yang akan digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
32
4.
b.
Menyusun alat evaluasi pembelajaran.
Tindakan 1.
Guru mengadakan presensi kepada peserta didik.
2.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
3.
Guru menggali pengetahuan awal siswa pada sub materi pokok
perkembangan konsep redoks dan
bilangan oksidasi. 4.
Guru
mengarahkan siswa untuk berdiskusi sub
materi pokok perkembangan konsep redoks dan konsep bilangan oksidasi dengan metode team quiz dengan langkah-langkah sebagai berikut: a.
Siswa
dibagi menjadi 5
kelompok (tiap
kelompok anggotanya 8 -9 siswa). b.
Masing- masing kelompok mendapatkan materi dari guru sesuai dengan sub babnya.
c.
Kelompok
1
mempresentasikan
sub
babnya(perkembangan konsep reaksi redoks) kepada kelompok lain. d.
Setelah
selesai
presentasi,
kelompok
1
memberikan kuis kepada kelompok 2. Jika kelompok 2 tidak dapat menjawab, maka kuis dilempar ke kelompok 3, dan seterusnya. e.
Setelah
kelompok 1 selesai presentasi dan
memberikan kuis, dilanjutkan
kelompok 2
mempresentasikan sub babnya (konsep bilangan oksidasi)
dan
memberikan
kuis
kepada
kelompok 3. Jika kelompok 3 tidak dapat menjawab, maka kuis dilempar ke kelompok 4, dan seterusnya.
33
f.
Setelah kelompok 1 dan 2 selesai berdiskusi, presentasi, dan memberikan kuis, kemudian semua
kelompok
diskusinya
mengumpulkan
kemudian
guru
hasil
menyimpulkan
kembali materi perkembangan konsep reaksi redoks dan konsep bilangan oksidasi sehingga peserta didik menjadi paham.
c.
g.
Secara individual peserta didik diberi PR.
h.
Guru memberikan tes siklus I.
Pengamatan Dalam
penelitian
tindakan
kelas,
pengamatan
dilaksanakan dengan beberapa aspek yang diamati adalah sebagai berikut: 1.
Pengamatan terhadap peserta didik a.
Antusias peserta didik dalam pembelajaran
team quiz. b.
Keaktifan peserta didik dalam diskusi.
c.
Keberanian peserta didik dalam presentasi.
d.
Keaktifan peserta didik dalam bertanya.
e.
Kemampuan
peserta
didik
dalam
menyelesaikan kuis. f.
Hubungan kerjasama antar peserta didk dalam kelompok.
g.
Sikap peserta didik dalam memperhatikan pendapat atau jawaban dari kelompok lain.
h.
Keterampilan peserta didik dalam membuat kuis.
i.
Keaktifan
peserta
didik
dalam
mengemukakan pendapat dalam kelompok.
34
j.
Keaktifan peserta didik dalam menuliskan hasil diskusi.
2.
Pengamatan terhadap guru a) Penjelasan guru tentang prosedur team quiz, b) Suara guru saat menyampaikan materi. c) Pemerataan
perhatian
guru
kepada
setiap
kelompok. d) Ketepatan guru mengelola waktu pembelajaran. e) Kemampuan guru dalam menjawab pertanyaan peserta didik. f) Perhatian guru ketika siswa presentasi. g) Keruntutan melaksanakan prosedur team quiz. h) Cara guru memberikan arahan dan bimbingan kepada siswa. i) Kemampuan
guru
dalam
menciptakan
komunikasi yang timbal balik. j) Kemampuan guru membimbing diskusi. k) Cara guru dalam memotivasi siswa untuk bertanya. l) Kemampuan guru dalam meluruskan materi saat siswa presentasi. m)Membantu peserta didik yang kesulitan materi. n) Membantu peserta didik dalam menumbuhkan rasa percaya diri. o) Kemampuan guru dalam memberikan semangat kepada peserta didik dalam mengerjakan kuis. p) Kecermatan guru dalam mengamati keaktifan siswa. q) Ketelitian guru dalam mengoreksi jawaban kuis.
35
r) Cara guru dalam mengkondisikan siswa yang kurang aktif. s) Keterampilan guru dalam mengelola kelas. t) Ketepatan waktu yang diperlukan guru dalam menyimpulkan materi. d.
Refleksi Refleksi merupakan langkah untuk menganalisis hasil kerja dan aktivitas peserta didik. Analisis dilakukan untuk mengukur baik kelebihan maupun kekurangan yang terdapat pada siklus I kemudian mendiskusikan hasil analisis
secara
kolaborasi
untuk
perbaikan
pada
pelaksanaan siklus II. c.
Siklus II Siklus II berupa implementasi serangkaian kegiatan pembelajaran yang telah direvisi untuk mengatasi masalah pada siklus pertama yang belum tuntas. Adapun langkah-langkah pada siklus II meliputi: 1) Perencanaan a.
Mengidentifikasi
masalah
dan
rumusan
masalah
berdasarkan permasalahan yang muncul dari siklus I. b.
Guru
menyusun
dan
menyiapkan
Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang sub materi pokok oksidator dan reduktor dalam reaksi redoks, tata nama senyawa redoks, dan penerapan konsep redoks dengan metode quiz team. c.
Melakukan kolaborasi dengan guru kelas.
d.
Membuat instrumen yang akan digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
e. Menyusun alat evaluasi pembelajaran.
2) Tindakan
36
a.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
b.
Guru
menyampaikan
garis besar sub materi pokok
oksidator dan reduktor dalam reaksi redoks, tata nama senyawa redoks, dan penerapan konsep redoks dengan metode team quiz dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) Siswa dibagi menjadi 5 kelompok (tiap kelompok anggotanya 8-9 siswa). (2) Masing-masing kelompok mendapatkan materi dari guru sesuai dengan sub babnya. (3) Kelompok 3 mempresentasikan sub babnya (oksidator dan reduktor dalam reaksi redoks) kepada kelompok lain. (4) Setelah selesai presentasi, kelompok 3 memberikan kuis kepada kelompok 4. Jika kelompok 4 tidak dapat menjawab, maka kuis dilempar ke kelompok 5, dan seterusnya. (5) Setelah kelompok 3 selesai presentasi dan memberikan kuis, dilanjutkan kelompok 4 mempresentasikan sub babnya (tata nama senyawa redoks) dan memberikan kuis kepada kelompok 5. Jika kelompok 5 tidak dapat menjawab, maka kuis dilempar ke kelompok 1, dan seterusnya. (6) Setelah kelompok 4 selesai presentasi dan memberikan kuis, dilanjutkan kelompok 5 mempresentasikan sub babnya (penerapan konsep redoks) dan memberikan kuis kepada kelompok 1. Jika kelompok 1 tidak dapat menjawab, maka kuis dilempar ke kelompok 2, dan seterusnya. (7) Setelah semua kelompok selesai berdiskusi dan menuliskan
hasil
diskusinya
kemudian
menyimpulkan kembali sus materi pokok
guru
oksidator
37
dan reduktor dalam reaksi redoks , tata nama senyawa redoks , dan penerapan konsep redoks sehingga peserta didik menjadi paham. (8) Secara individual peserta didik diberi PR. (9) Guru memberikan tes siklus II.
3) Pengamatan Dalam penelitian tindakan kelas, pengamatan dilaksanakan dengan beberapa aspek yang diamati adalah sebagai berikut: 1)
Pengamatan terhadap peserta didik a) Antusias peserta didik dalam pembelajaran team quiz. b) Keaktifan peserta didik dalam diskusi. c) Keberanian peserta didik dalam presentasi. d) Keaktifan peserta didik dalam bertanya. e) Kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan kuis. f) Hubungan kerjasama antar peserta didk dalam kelompok. g) Sikap peserta didik dalam memperhatikan pendapat atau jawaban dari kelompok lain. h) Keterampilan peserta didik dalam membuat kuis. i) Keaktifan peserta didik dalam mengemukakan pendapat dalam kelompok. j) Keaktifan peserta didik dalam menuliskan hasil diskusi.
2) Pengamatan terhadap guru a) Penjelasan guru tentang prosedur team quiz. b) Suara guru saat menyampaikan materi.
38
c) Pemerataan
perhatian
guru
kepada
setiap
kelompok. d) Ketepatan guru mengelola waktu pembelajaran. e) Kemampuan guru dalam menjawab pertanyaan peserta didik. f)
Perhatian guru ketika siswa presentasi.
g) Keruntutan melaksanakan prosedur team quiz. h) Cara guru memberikan arahan dan bimbingan kepada siswa. i)
Kemampuan guru dalam menciptakan komunikasi yang timbal balik.
j)
Kemampuan guru membimbing diskusi.
k) Cara guru dalam memotivasi siswa untuk bertanya. l)
Kemampuan guru dalam meluruskan materi saat siswa presentasi.
m) Membantu peserta didik yang kesulitan materi. n) Membantu peserta didik dalam menumbuhkan rasa percaya diri. o) Kemampuan guru dalam memberikan semangat kepada peserta didik dalam mengerjakan kuis. p) Kecermatan guru dalam mengamati keaktifan siswa. q) Ketelitian guru dalam mengoreksi jawaban kuis. r)
Cara guru dalam mengkondisikan siswa yang kurang aktif.
s)
Keterampilan guru dalam mengelola kelas.
t)
Ketepatan waktu yang diperlukan guru dalam menyimpulkan materi.
39
4) Refleksi Hasil pengamatan pada siklus II dikumpulkan untuk dianalisis dan dievaluasi oleh peneliti dan
kolaborator. Diharapkan
setelah berakhir siklus II dengan metode pembelajaran team quiz pada materi reaksi reduksi-oksidasi maka hasil belajar peserta didik XPi1 MA Salafiyah Simbangkulon Pekalongan meningkat.
2.
Teknik Pengumpulan Data a. Dokumentasi Dokumentasi adalah cara mengetahui sesuatu dengan melihat catatan-catatan, arsip-arsip, dokumen-dokumen yang berhubungan dengan orang yang diselidiki. 7 Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan daftar nama peserta didik, nilai hasil belajar kimia peserta didik pada 2 tahun sebelumnya yaitu tahun 2008/ 2009 dan 2009/ 2010 di kelas XPi4 MA Salafiyah Simbangkulon Pekalongan. b. Wawancara Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu.8 Metode wawancara
digunakan
untuk
mengetahui
permasalahan-
permasalahan dalam pembelajaran. Wawancara dilakukan kepada Bapak Ahsanul Wildan selaku guru kimia di kelas X MA Salafiyah Simbangkulon Pekalongan. c. Tes Tes adalah seperangkat rangsangan (stimuli) yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban-
7 8
M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), hlm. 250. Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Jakarta: CV Alfabeta, 2008), hlm. 72.
40
jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor angka. 9 Tes diberikan kepada peserta didik dari setiap akhir siklus yang berguna untuk mengetahui kemampuan hasil belajar peserta didik. Tes ini secara umum untuk mengetahui apakah ada peningkatan pemahaman konsep dengan menggunakan metode pembelajaran team quiz. Tes yang dilaksanakan menggunakan tes tertulis. d. Observasi Observasi adalah kegiatan pengamatan atau pengambilan data untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran.10 Lembar observasi digunakan untuk memperoleh data yang dapat memperlihatkan pengelolaan metode pembelajaran team quiz oleh guru dan peserta didik. Lembar observasi ini untuk mengetahui aktifitas peserta didik dan mengidentifikasi cara yang efektif dalam menerapkan metode pembelajaran team quiz .
3.
Teknik Analisis Data Data hasil pengamatan penelitian ini dianalisis secara deskriptif untuk menggambarkan keadaan peningkatan indikator keberhasilan tiap siklus dan untuk menggambarkan keberhasilan pembelajaran melalui metode pembelajaran Team Quiz. Data penelitian yang terkumpul, setelah ditabulasi kemudian dianalisis untuk mencapai tujuan-tujuan penelitian. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: a.
Data
kuantitatif
diolah
dengan
menggunakan
deskriptif
persentase. Nilai yang diperoleh peserta didik dirata-rata untuk ditemukan keberhasilan individu dan keberhasilan klasikal sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan. 1) 9
Menghitung Rata-rata
H. Arief Furchan, MA., Ph.D, Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), cet. 3, hlm. 268. 10 Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT. Rajawali Pers, 2010), Cet. Ke-5., hlm. 143.
41
Untuk menghitung nilai rata-rata digunakan rumus: _
x =
∑
x
N −
Keterangan:
2)
x
= rata-rata nilai.
∑x
= jumlah seluruh nilai.
N
= jumlah peserta didik
Ketuntasan Belajar Klasikal Data yang diperoleh dari hasil belajar dapat ditentukan ketuntasan belajar klasikal menggunakan analisis deskriptif persentase dengan perhitungan:
∑ peserta didik yang tuntas belajar x100% ∑ seluruh peserta didik Ketuntasan belajar klasikal dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas
≥ 60 dengan ketuntasan klasikal minimal 75%11 dari jumlah peserta didik, memperoleh nilai ≥ 60. b.
Data kualitatif
merupakan data yang berupa informasi
berbentuk kalimat. Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus PTK dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik persentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran dengan metode Team Quiz. Keberhasilan dalam pembelajaran ditandai dengan semakin meningkatnya keaktifan dan hasil belajar peserta didik yang diperoleh melalui hasil belajar.
Perhitungan persentase pengelolaan pembelajaran oleh guru:
11
E. Mulyasa, Kurikulum yang Disempurnakan, (Bandumg: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), Cet. 3, hlm. 209.
42
Persentase (%)=
Jumlah Skor x100% Skormaksimum
F. Indikator Keberhasilan 1. Hasil Belajar. Hasil belajar peserta didik diperoleh dari hasil pekerjaan peserta didik pada lembar kerja kelompok dan hasil tes evaluasi pada tiap akhir siklus. Dalam penelitian ini yang dapat dijadikan tolak ukur ketuntasan belajar suatu kelas adalah apabila nilai rata-rata kelas ≥ 60 dengan ketuntasan klasikal minimal 75%12 dari jumlah peserta didik, memperoleh nilai ≥ 60. 2. Kinerja Guru Indikator keaktifan dalam penelitian ini adalah apabila keaktifan guru dalam proses pembelajaran meningkat ditandai 75% guru aktif dalam pembelajaran.
12
Ibid.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pra Siklus Tahap pra siklus dilaksanakan pada tanggal 31 Januari 2011, peneliti mengamati keaktifan peserta didik di kelas XPi 4 saat pembelajaran kimia pada materi pokok larutan elektrolit dan non elektrolit yang diampu oleh Bapak Ahsanul Wildan, S.Pd. Berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan kegiatan pembelajarannya masih menggunakan metode ceramah, sehingga komunikasi antar guru dengan siswa hanya satu arah. Peserta didik yang duduk di belakang juga terlihat ada yang mengantuk dan ada yang mengobrol dengan temannya. Hasil belajar aspek kognitif nilai ulangan materi redoks dua tahun sebelumnya yaitu tahun pelajaran 2008/2009 dan 2009/2010 dijadikan nilai pra siklus (dapat dilihat pada lampiran 15 dan 16). Keaktifan peserta didik juga didapatkan dari wawancara peneliti dengan Bapak Ahsanul Wildan selaku guru kimia kelas X. Beliau menyatakan bahwa peserta didik kurang aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar terutama pada materi pokok reaksi reduksi oksidasi pada tahun pelajaran 2008/2009 dan 2009/2010. Adapun hasil analisis yang diperoleh adalah seperti pada tabel 2.
Tabel 2. Hasil Belajar Materi Reaksi Redoks (Nilai Pra Siklus). Tahun 2008/ 2009
Rata-rata Kelas 55,31
Ketuntasan Belajar 50%
2009/ 2010
58,63
50%
Keterangan lebih lengkap terdapat dilampiran 15 dan 16.
Nilai rata-rata kelas materi redoks pada tahun pelajaran 2008/2009 dan 2009/2010 adalah 56,97 dengan ketuntasan belajar 50% dan ini menunjukkan masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada tahun pelajaran tersebut yaitu 60. Keaktifan peserta didik dalam materi reaksi redoks 2 tahun
43
44
sebelumnya masih kurang aktif. Hal ini diperoleh dari hasil wawancara peneliti dengan bapak Wildan.
B. Hasil Penelitian 1. Siklus I a. Perencanaan Proses perencanaan dalam siklus I merupakan persiapan yang dilakukan sebelum pelaksanaan penelitian tindakan kelas. Perencanaan tersebut meliputi: 1) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun bersama guru kelas yang memuat standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran dengan metode team quiz, dan materi pembelajaran yaitu reaksi redoks. 2) Melakukan kolaborator dengan guru kelas. 3) Membuat daftar kelompok belajar peserta didik. 4) Membuat instrumen yang akan digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK). 5) Menyusun alat evaluasi pembelajaran. b. Tindakan Tindakan pada siklus I berupa pelaksanaan dari rencana yang telah disusun dan disiapkan yaitu guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode team quiz. Deskripsi pelaksanaan tindakan pembelajaran adalah sebagai berikut: 1) Pertemuan I Siklus I pada pertemuan I dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 5 Februari 2011, dengan alokasi waktu 2x45 menit. a.
Pendahuluan Pembelajaran dimulai dengan ucapan salam dari guru yang dilanjutkan dengan jawaban salam secara serempak oleh peserta didik. Kemudian guru mengadakan presensi kepada
45
peserta didik. Semua peserta didik tidak ada yang absen dalam pertemuan ini. Dilanjutkan guru menyampaikan tujuan pembelajaran
yaitu
mempelajari reaksi redoks dengan
menggunakan metode team quiz. Peserta didik mendengarkan guru dengan sungguh-sungguh, tetapi ada empat peserta didik yang duduk di bangku belakang terlihat asyik berbicara sendiri dengan teman sebangkunya, sehingga tidak mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru. b.
Kegiatan Inti Guru menjelaskan secara garis besar konsep reaksi redoks dan konsep bilangan oksidasi. Semua peserta didik terlihat tenang mendengarkan penjelasan dari guru seperti pada gambar 2.
Gambar
2.
Peserta
didik
sedang
mendengarkan
pengarahan dari guru.
Kemudian Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok secara acak. Setelah guru selesai membacakan daftar kelompok, peserta didik segera membentuk kelompok. Setelah itu guru membagikan lembar materi kepada semua kelompok untuk nanti didiskusikan dengan kelompoknya masing-masing. Kelompok 1 mendiskusikan sub materi perkembangan konsep redoks. Sedangkan kelompok 2 mendiskusikan materi konsep
46
bilangan oksidasi. Kelompok 3, 4 dan 5 mempelajari kedua sub bab tersebut sebagaimana terlihat pada gambar 3.
Gambar 3. Siswa sedang berdiskusi dan dibimbing oleh guru.
Ketika kelompok 1 berdiskusi, Alin Alaina belum memahami
tentang
reaksi
redoks
yang
ditinjau
dari
penggabungan dan pelepasan oksigen. Kemudian Choiri Annisa teman 1 kelompoknya, menjelaskan reaksi redoks yang ditinjau dari penggabungan dan pelepasan oksigen sehingga Alin menjadi paham. Lalu Hayaturrifqoh juga bertanya kepada teman-teman kelompoknya bagaimana cara mengetahui reaksi redoks ditinjau dari bilangan oksidasi? Lalu Nailul Farih menjelaskannya sekilas, akan tetapi Hayaturrifqoh belum dapat memahami jawaban dari Nailul. Kemudian Alin sebagai ketua kelompok 1, melemparkan pertanyaan dari Hayatur kepada teman-temannya. Akan tetapi teman-teman yang lain tidak dapat membantunya. Akhirnya Alin bertanya kepada Bapak Wildan selaku guru kimia mereka. Bapak Wildan menjelaskan reaksi redoks ditinjau dari bilangan oksidasi yang ditanyakan oleh Hayatur kepada kelompok 1. Setelah itu Viccy dari kelompok 2 memanggil bapak Wildan dan menanyakan bagaimana cara menentukan bilangan
47
oksidasi reaksi F2 + O2 à Fe2O3? Lalu Pak Wildan menjelaskan kepada kelompok 2. Setelah kelompok 1 dan kelompok 2 selesai berdiskusi, Fifin perwakilan dari kelompok 1 mempresentasikan sub materi perkembangan konsep redoks dengan berdiri dikelilingi oleh teman sekelompoknya. Semua kelompok mendengarkan presentasi kelompok 1 dengan serius seperti pada gambar 4.
Gambar 4. Kelompok I mempresentasikan konsep reaksi reduksi oksidasi.
Setelah presentasi selesai, Fifin bertanya kepada semua kelompok
apakah
ada
yang
ingin
bertanya
tentang
perkembangan konsep redoks? Ahrotun perwakilan dari kelompok 3 menanyakan bagaimana cara mengetahui reaksi redoks yang ditinjau dari serah terima elektron dengan memberikan contoh reaksi yang lain? Lalu Alin perwakilan dari kelompok 1 memberikan contoh reaksi redoks Mg + 2Clà MgCl2 dan menjelaskannya. Selesai
Alin
memberikan
jawaban,
dilanjutkan
pertanyaan dari Erni perwakilan kelompok 2 yang bertanya bagaimana menentukan bilangan oksidasi unsur-unsur dalam
48
reaksi MnO2 + 4HCl à MnCl2 + 2H2O + Cl2 ? Kemudian Fifin menjawab pertanyaan dari kelompok 2 dan Erni pun menjadi paham. Setelah presentasi selesai, dilanjutkan kelompok 1 memberikan kuis kepada semua kelompok. Kuis pertama diberikan oleh Alin kepada kelompok 2 dengan pertanyaan apakah reaksi C + O2 à CO2 termasuk reaksi reduksi atau oksidasi jika dilihat dari konsep redoks yang kaitannya dengan oksigen? Lalu Dewi menjawab bahwa reaksi tersebut termasuk reaksi oksidasi karena oksigen diikat oleh suatu zat yaitu atom C sehingga membentuk CO2. Lalu kelompok 1 menanyakan kepada kelompok lain apakah jawaban dari kelompok 2 sudah benar? Kelompok lain menyatakan bahwa jawaban dari kelompok 2 sudah benar, dan kelompok 2 mendapatkan poin 100. Setelah itu Miftah dari kelompok 1 melanjutkan kuis kedua untuk diberikan kepada kelompok 3 dengan pertanyaan apakah reaksi Mg à Mg2+ + 2e- termasuk reaksi oksidasi atau reduksi? Ahrotun dari kelompok 3 menjawab bahwa reaksi tersebut termasuk reaksi oksidasi, dengan alasan posisi elektronnya berada di sebelah kanan tanda panah. Kemudian Miftah menanyakan kepada kelompok lain apakah jawaban dari kelompok 3 sudah benar dan tepat? Mila dari kelompok 4 berpendapat bahwa jawaban Ahrotun sudah benar, akan tetapi alasannya belum tepat. Lalu kelompok 1 memberikan kesempatan kepada kelompok 4 untuk menyempurnakan jawaban dari kelompok 3. Kemudian Mila menjawab bahwa reaksi tersebut benar termasuk reaksi oksidasi karena dalam reaksi tersebut atom Mg melepaskan 2 elektronnya yang nanti elektron itu akan berikatan dengan elektron dari atom lain sehingga membentuk suatu senyawa. Lalu kelompok 1
49
membenarkan jawaban dari kelompok 4, sehingga kelompok 4 mendapatkan poin 50 dan kelompok 3 juga mendapatkan poin 50. Kemudian kelompok 1 memberikan kuis terakhirnya kepada kelompok 4 dan 5 dengan pertanyaan manakah dari reaksi-reaksi berikut (Fe + O2 à Fe2O3, Cl2 O7 + H2O à HClO4, Al + NaOH + H2O àNaAl(OH)4 + H2, NO2 + O2 à H2O + HNO3, dan NaOH + H2SO4 à Na2SO4 + H2O) yang termasuk redoks dan bukan redoks? Setelah berdiskusi sejenak dengan kelompoknya, Nanik dari kelompok 4 menjawab bahwa reaksi 1 dan 3 merupakan reaksi redoks, sedangkan reaksi 2 bukan reaksi redoks. Lalu Alin dari kelompok 1 menanyakan kepada kelompok lain apakah jawaban dari kelompok 4 sudah benar? Dan kelompok lain manyatakan bahwa jawaban dari kelompok 4 sudah benar. Sehingga kelompok 4 mendapatkan poin 100. Kemudian kelompok 1 melanjutkan reaksi 4 dan 5 untuk dijawab oleh kelompok 5. Setelah berpikir sebentar, Elia dari kelompok 5 memberikan jawaban bahwa reaksi 4 merupakan reaksi redoks, sedangkan reaksi 5 bukan reaksi redoks. Lalu jawaban dari kelompok 5 pun dibenarkan oleh kelompok 1 dan semua kelompok. Setelah presentasi dan kuis dari kelompok 1 selesai, Bapak Wildan memberikan panjelasan sekilas bahwa untuk mengetahui lebih dalam tentang reaksi reduksi oksidasi ditinjau
dari
bilangan
oksidasi
maka
kuncinya
harus
mengetahui bilangan oksidasi unsur-unsur dalam reaksi. Pembahasan tentang bilangan oksidasi akan diuraikan secara detail oleh kelompok 2. Kemudian dilanjutkan presentasi dari Dewi perwakilan kelompok
2 dengan sub materi konsep
bilangan oksidasi. Ketika kelompok 2 presentasi, kelompok 1,
50
3, 4 dan 5 mendengarkan dengan sungguh-sungguh. Selesai kelompok 2 presentasi, Dewi memberikan kesempatan kepada kelompok lain yang ingin bertanya.
Kemudian Nailul dari
kelompok 1 meminta kepada kelompok 2 untuk menjelaskan lebih detail tentang konsep bilangan oksidasi yang belum dipahaminya. Lalu Lulu’ dari kelompok 2 menjelaskannya dengan maju ke depan white board, ditemani oleh Erni teman sekelompoknya. Erni yang menulis di white board, sedangkan Lulu’ yang menjelaskannya. Selesai kelompok 1 menjawab pertanyaan dari kelompok 1, Eliz dari kelompok 3 bertanya apakah untuk menentukan jenis reaksi termasuk redoks atau bukan redoks harus menghitung bilangan oksidasi tiap unsur? Kemudian Erni memberikan jawaban bahwa untuk mengetahuinya memang harus menghitung semua biloks dalam tiap unsur agar dapat diketahui unsur mana yang biloksnya berubah. Lalu Yusfi yang juga dari kelompok 3 bertanya apakah hasil penjumlahan keadaan oksidasi yang positif dan negatif dalam suatu molekul atau senyawa selalu nol? Kemudian Dewi memberikan jawaban hasil penjumlahan keadaan oksidasi yang positif dan negatif dalam suatu molekul atau senyawa tidak selalu nol, yaitu jika berupa senyawa ion, maka panjumlahan keadaan oksidasinya sama dengan muatan ion itu sendiri. Setelah kelompok 2 mempresentasikan sub babnya, Erni dari kelompok 2 memberikan kuis kepada kelompok 3 dengan pertanyaan berapakah biloks unsur O dalam senyawa BaO2 ? Tak lama kemudian Mu’sodah maju ke depan dan menuliskan jawabannya di White board, jawabannya yaitu biloks unsur O adalah -2. Lalu Erni meminta kepada teman-temannya untuk mengoreksi jawaban dari Mu’sodah. Kemudian Mila dari kelompok 4 mengangkat tangan dan mengatakan kalau
51
jawaban dari kelompok 3 belum benar. Selanjutnya Mila diberi kesempatan untuk membenarkannya. Mila menjawab bahwa biloks unsur O dalam senyawa BaO2 adalah -1. Selanjutnya Erni menanyakan kepada teman-teman apakah jawaban dari Mila sudah benar? Kelompok lain mengatakan jawaban Mila sudah benar. Selanjutnya Dewi dari kelompok 2 memberikan kuis keduanya kepada kelompok 4 dengan pertanyaan tentukanlah biloks Cr dalam senyawa Cr2
! Lalu Mila dari kelompok 4
menjawab bahwa biloks Cr dalam senyawa Cr2
adalah +5.
Dewi menanyakan kepada kelompok lain apakah jawaban dari kelompok 4 sudah benar? Kelompok 5 menjawab belum benar. Kemudian Elia dari kelompok 5 memberikan jawaban biloks Cr dalam senyawa Cr2
adalah -6. Dewi menanyakan
kepada kelompok lain apakah jawaban dari kelompok 5 sudah benar? Dan kelompok 1 menjawab belum benar. Lalu Alin dari kelompok 1 memberikan jawaban biloks Cr dalam senyawa adalah +6. Setelah dikoreksi bersama-sama, semua
Cr2
kelompok membenarkan jawaban dari kelompok 1. Kelompok 1 memberikan kuis terakhirnya untuk dijawab kelompok 5 dengan pertanyaan biloks unsur S dalam SF6 ? Lalu Elia dari kelompok 5 menjawab biloks unsur S dalam SF6 adalah +6. Setelah dikoreksi bersama-sama, semua kelompok membenarkan jawaban dari Elia. Setelah kelompok 1 dan 2 selesai presentasi dan memberikan kuis, lalu semua kelompok mengumpulkan lembar kerja kelompoknya masing-masing. c.
Penutup Guru memberikan PR kepada siswa berupa 10 soal pilihan ganda, dan harus dikumpulkan peda pertemuan berikutnya. Kemudian Guru mengumumkan akan diadakannya ulangan pada
pertemuan
berikutnya
berkaitan
dengan
materi
52
perkembangan konsep redoks dan bilangan oksidasi. Peserta didik terlihat sedikit gaduh. Lalu Guru mengakhiri pertemuan dengan berpesan kepada peserta didik agar belajar di rumah untuk mempersiapkan materi ulangan. Selanjutnya guru mengucapkan salam.
2) Pertemuan II Pertemuan II dilaksanakan pada hari Sabtu, 9 Februari 2011, dengan alokasi waktu 2x45 menit. A. Pendahuluan Guru mengawali pertemuan dengan salam pembuka dan dijawab serempak oleh peserta didik. Dilanjutkan dengan pembahasan PR oleh siswa dibimbing guru. Semua siswa megeluarkan PR yang telah mereka kerjakan dan ditukar dengan teman sebangkunya untuk selanjutnya dikoreksi bersama-sama. Kemudian guru memberikan pengarahan sebelum evaluasi siklus I dilaksanakan. Peserta didik tenang mendengarkan pengarahan dari guru. B. Kegiatan Inti Peserta didik melakukan persiapan evaluasi dengan berdo’a. Lalu guru memberikan instruksi agar semua buku dimasukkan ke dalam tas. Kemudian guru membagikan lembar evaluasi kepada peserta didik berupa 10 soal uraian. Dilanjutkan peserta didik mengerjakan soal evaluasi dengan tenang dan sungguh-sungguh. Guru berkeliling mengawasi peserta didik mengerjakan soal. Ketika sampai di bangku belakang, guru mengatahui Wita Peserta didik yang duduk di belakang membawa contekan. Akhirnya guru mengambil contekannya dan menegurnya.
53
C. Penutup Setelah Peserta didik selesai mengerjakan soal, peserta didik mengumpulkan lembar jawab. Dan guru mengakhiri pertemuan dengan salam penutup.
Adapun hasil nilai evaluasi siklus I dapat dilihat pada lampiran 17. Berdasarkan nilai evaluasi siklus I dari jumlah siswa sebanyak 45, diperoleh siswa yang memenuhi kriteria tuntas yaitu yang memperoleh nilai 60 sebanyak 32 siswa, sedangkan yang tidak tuntas yaitu yang memperoleh nilai 60 sebanyak 13 siswa. Dan nilai rata-rata kelas sebesar 67,96 serta ketuntasan klasikal sebesar 71,11%.
c. Observasi (pengamatan) Selama proses tindakan berlangsung, dilakukan juga pengamatan atau observasi terhadap proses tindakan yang telah dilaksanakan. Peneliti mengamati jalannya proses pembelajaran dengan berpedoman pada format lembar observasi yang telah disiapkan. Hasil observasi peneliti pada siklus I adalah sebagai berikut:
Hasil pengamatan kepada guru Adapun hasil pengamatan oleh peneliti terhadap kinerja guru pada saat pembelajaran team quiz diantaranya: penjelasan guru tentang prosedur team quiz dikegiatan pendahuluan jelas, hanya saja penyampaiannya terlalu cepat sehingga kurang dimengerti oleh peserta didik. Suara guru saat menyampaikan materi kurang keras sehingga peserta didik yang berada di bangku belakang ada yang kurang memperhatikan. Perhatian guru pada setiap kelompok ketika siswa diskusi juga belum merata sehingga ada peserta didik yang merasa
diacuhkan.
Ketepatan
guru
dalam
mengelola
waktu
pembelajaran menggunakan team quiz ini masih kurang, ada kuis yang
54
belum terselesaikan. Kemampuan guru dalam menjawab pertanyaan dari peserta didik sudah baik. Guru memperhatikan dengan serius saat siswa dari perwakilan kelompok mempresentasikan sub babnya. Guru dalam melaksanakan prosedur team quiz sudah sesuai dengan prosedur di RPP. Demikian juga guru dapat memberikan arahan kepada siswa dan menciptakan komunikasi yang timbal balik disaat
pembelajaran
berlangsung.
Guru
kurang
aktif
dalam
membimbing diskusi. Belum sepenuhnya guru memotivasi siswa untuk bertanya. Guru menyimak dengan sungguh-sungguh ketika siswa presentasi sehingga dapat meluruskan meteri ketika siswa menyimpang dari materi. Guru membantu peserta didik yang kesulitan materi sehingga peserta didik menjadi paham dan guru dapat menumbuhkan rasa percaya diri pada peserta didik. Demikian halnya kemampuan guru dalam memberikan semangat kepada peserta didik dalam mengerjakan kuis. Guru cermat dalam mengamati keaktifan siswa. Guru sangat teliti dalam mengoreksi jawaban kuis yang dikerjakan oleh peserta didik, sehingga ketika peserta didik salah dalam menjawab kuis guru langsung memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk membetulkannya. Guru belum seluruhnya mengkondisikan siswa yang kurang aktif saat pembelajaran. Guru sudah terampil dalan mengelola kelas. Guru belum menyimpulkan materi dikegiatan akhir karena waktunya kurang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 6.
d. Refleksi Refleksi pada siklus I berupa perenungan peneliti terhadap pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus I yaitu tentang kelebihan dan kekurangannya. Dengan memperhatikan hal-hal yang perlu
55
diambil dan dilaksanakan untuk perbaikan pada siklus berikutnya yaitu siklus II. Pada pelaksanaan siklus I ini pelaksanaan pembelajaran materi perkembangan
konsep
redoks
dan
bilangan
oksidasi
dengan
menggunakan metode team quiz masih belum berjalan sesuai rencana tindakan. Hal ini disebabkan peserta didik belum memahami mekanisme pembelajaran dengan menggunakan metode team quiz dengan benar. Untuk itu perlu adanya perbaikan ulang mengenai perencanaan yang nantinya akan digunakan dalam pembelajaran pada siklus II. Hasil refleksi pada siklus I adalah: 1) Peserta didik kurang aktif dalam mengajukan pertanyaan. 2) Kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan kuis belum maksimal. 3) Kurangnya percaya diri peserta didik dalam diskusi dan presentasi. 4) Belum semua peserta didik dalam pembelajaran. 5) Guru belum menjelaskan prosedur team quiz dengan baik. 6) Guru belum mengelola kelas dengan baik. 7) Suara guru kurang keras. 8) Perhatian guru kepada peserta didik dalam pembelajaran kurang merata. 9) Kemampuan guru membimbing diskusi belum baik. 10) Kemampuan guru dalam memotivasi siswa untuk bertanya kurang maksimal. 11) Cara guru dalam mengkondisikan siswa yang kurang aktif perlu ditingkatkan. 12) Hasil belajar peserta didik belum mencapai indikator yang ditentukan. 2. Siklus II a. Perencanaan Perencanaan pada siklus II berupa kegiatan mempertimbangkan dan memilih upaya yang dapat dilakukan untuk pemecahan masalah
56
yang ditemukan pada siklus I. Pertimbangan dan pemilihan pemecahan masalah tersebut dituangkan dalam perencanaan untuk kegiatan tindakan siklus II. Berdasarkan kendala-kendala yang dialami dan dihadapi pada siklus I, maka perencanaan yang dibuat adalah penyiapan rancangan pembelajaran yang disusun bersama guru kelas yaitu: 1) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun bersama guru kelas yang memuat standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran dengan metode team quiz, dan materi pembelajaran yaitu reduktor dan oksidator, tata nama senyawa redoks dan penerapan konsep redoks 2) Membuat instrumen yang akan digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK). 3) Menyusun alat evaluasi pembelajaran. 4) Merancang langkah-langkah pembelajaran dengan alokasi waktu yang tepat. b. Tindakan Tindakan pada siklus II berupa pelaksanaan dari rencana yang telah disusun dan disiapkan yaitu guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode team quiz. Deskripsi pelaksanaan tindakan pembelajaran adalah sebagai berikut: 1) Pertemuan I Siklus II pada pertemuan I dilaksanakan pada Hari Rabu, tanggal 12 Februari 2011, dengan alokasi waktu 2x45 menit. a.
Pendahuluan Pembelajaran dimulai dengan ucapan salam dari guru yang dilanjutkan dengan jawaban salam secara serempak oleh peserta didik. Kemudian guru mengadakan presensi kepada peserta didik. Semua peserta didik tidak ada yang absen dalam pertemuan ini. Dilanjutkan guru menyampaikan tujuan
57
pembelajaran yaitu mempelajari reaksi redoks pada sub bab menentukan reduktor dan oksidator dalam reaksi redoks, tata nama senyawa redoks serta aplikasi konsep redoks dengan menggunakan metode team quiz. Semua Peserta didik mendengarkan guru dengan sungguh-sungguh. b.
Kegiatan Inti Guru menjelaskan secara garis besar materi reduktor dan oksidator, tata nama senyawa redoks serta aplikasi konsep reaksi
redoks.
Semua
peserta
didik
terlihat
tenang
mendengarkan penjelasan dari guru. Kemudian peserta didik membentuk kelompok sama dengan kelompok pada saat pembelajaran
konsep
redoks.
mengelompok, guru membagikan
Setelah
peserta
didik
lembar kerja kelompok
kepada semua kelompok untuk nanti didiskusikan dengan kelompoknya masing-masing. Kelompok 3 mendiskusikan sub materi menentukan reduktor dan oksidator dalam reaksi redoks. Kelompok 4 mendiskusikan sub materi tata nama senyawa redoks, dan Kelompok 5 mendiskusikan sub materi aplikasi konsep redoks. Kelompok 1 dan 2 mempelajari ketiga sub bab tersebut. Ketika kelompok 3 berdiskusi, Elliz belum memahami tentang cara menentukan reduktor dan oksidator dalam reaksi redoks. Kemudian Yusfi Fathana teman 1 kelompoknya, menjelaskan reduktor dan oksidator dalam reaksi redoks sehingga Elliz menjadi paham. Lalu Kholis juga bertanya kepada teman-teman kelompoknya apakah reduktor dan oksidator itu? Dan bagaimana cara mengetahui reduktor dan oksidator
dalam
reaksi
autoredoks?
Lalu
Naely
menjelaskannya dengan dibimbing Bapak Wildan, dan Kholis pun dapat memahami penjelasan dari Naely dan gurunya. Setelah itu Laily dari kelompok 4 memanggil bapak Wildan
58
dan menanyakan bagaimana cara memberi nama senyawa logam yang mempunyai bilangan oksidasi lebih dari 1? Lalu Pak Wildan menjelaskannya kepada kelompok 4. Selesai Bapak Wildan memberikan penjelasan kepada kelompok 4, Pak Wildan menghampiri kelompok 5. Kelompok 5 belum mengetahui apa peran bakteri aerob dalam dalam lumpur aktif? Lalu Elia menanyakannya kepada Pak Wildan, kemudian Pak Wildan memberikan penjelasan bahwa peran bakteri aerob adalah sebagai oksidator bahan organik dalam partikel lumpur aktif sehingga dapat mengurangi BOD air limbah sebagaimana terlihat pada gambar 5.
Gambar 5. Guru membantu kelompok 5 yang kesulitan materi.
Setelah kelompok 3, 4 dan kelompok 5 selesai berdiskusi, Ahrotun
perwakilan
perwakilan
dari
kelompok
3
mempresentasikan sub materi reduktor dan oksidator dalam reaksi
redoks
dengan
berdiri
dikelilingi
oleh
teman
sekelompoknya. Semua kelompok mendengarkan presentasi kelompok 3 dengan serius. Setelah presentasi selesai, Ahrotun bertanya kepada semua kelompok apakah ada yang ingin bertanya tentang reduktor dan oksidator dalam reaksi redoks? Izzanah perwakilan dari
59
kelompok 4 menanyakan apakah reduktor juga dapat dianggap sebagai zat yang mengalami oksidasi? Sebaliknya apakah zat yang mengalami reduksi disebut sebagai oksidator? Lalu Naely perwakilan dari kelompok 3 menjawab iya. Reduktor merupakan zat yang mengalami oksidasi, dan sebaliknya zat yang mengalami reduksi disebut sebagai oksidator. Selanjutnya ‘Ain dari kelompok 5 memberikan pertanyaan apakah yang dimaksud dengan reaksi autoredoks? Lalu Nisa’ dari kelompok 3 menjelaskan bahwa reaksi autoredoks adalah suatu reaksi dimana dalam reaksi tersebut ada satu zat yang mengalami reaksi reduksi sekaligus oksidasi. Kemudian Alin dari kelompok 1 meminta kepada kelompok 3 supaya memberikan contoh reaksi autoredoks dan menjelaskannya. Akan tetapi tak satupun dari kelompok 3 yang dapat memberikan
contoh reaksinya. Kemudian Bapak Wildan
memberikan contoh reaksi autoredoks dan menuliskannya di white board serta menjelaskannya. Semua peserta didik dapat memahami penjelasan dari Bapak Wildan. Setelah presentasi kelompok 3 selesai, dilanjutkan kelompok 3 memberikan kuis kepada semua kelompok. Kuis pertama diberikan oleh Kholis kepada kelompok 4 dengan pertanyaan tentukanlah oksidator, reduktor, hasil oksidasi, serta hasil reduksi dalam reaksi 2KClO3 + 3S à 2KCl + 3SO2, Tsany perwakilan dari kelompok 4 menjawab oksidator dalam reaksi tersebut adalah KClO3, reduktornya adalah S, hasil oksidasi berupa SO2, serta hasil reduksi yaitu KCl. Lalu kelompok 3 menanyakan kepada kelompok lain apakah jawaban dari kelompok 4 sudah benar? Dan kelompok lain menyatakan bahwa jawaban dari kelompok 4 sudah benar, dan kelompok 4 mendapatkan poin 100. Setelah itu Nisa’ dari kelompok 3 melanjutkan kuis kedua untuk diberikan kepada
60
kelompok 5 dengan pertanyaan yang sama dengan kuis pertama tetapi untuk reaksi 2CuSO4 + 4KI à CuI + I2 + 2K2SO4. Rofiqoh perwakilan dari kelompok 5 menjawab oksidator dalam reaksi tersebut adalah CuSO4, reduktornya adalah KI, hasil oksidasi berupa I2, sedangkan hasil reduksi yaitu CuI. Kemudian Nisa’ menanyakan kepada kelompok lain apakah jawaban dari kelompok 5 sudah benar dan tepat? kelompok lain menyatakan bahwa jawaban dari kelompok 5 sudah benar, dan kelompok 5 mendapatkan poin 100. Selanjutnya Mu’sodah dari kelompok 5 memberikan kuis terakhirnya kepada kelompok 1 dengan pertanyaan yang sama seperti kuis pertama dan kedua tetapi untuk reaksi 2KMnO4 + 5H2C2O4 + 3H2SO4 à K2SO4 + 2MnSO4 + 10CO2 + 8H2O. Lalu Miftah dari kelompok 1 menjawab oksidator dalam reaksi tersebut adalah KMnO4, reduktornya adalah H2C2O4, hasil oksidasi berupa MnSO4, sedangkan hasil reduksi yaitu CO2. Selanjutnya Mu’sodah menanyakan kepada kelompok lain apakah jawaban dari kelompok 1 sudah benar dan tepat? kelompok lain menyatakan bahwa jawaban dari kelompok 5 belum benar, Lalu kelompok 3 memberikan kesempatan kepada kelompok 2 untuk menyempurnakan jawaban dari kelompok 5. Kemudian Ida dari kelompok 2 menjawab bahwa oksidator dalam reaksi tersebut adalah benar KMnO4, reduktornya adalah H2C2O4, akan tetapi hasil oksidasi berupa CO2, sedangkan hasil reduksi yaitu MnSO4. Lalu kelompok 3 membenarkan jawaban dari kelompok 2, sehingga kelompok 2 mendapatkan poin 50 dan kelompok 1 juga mendapatkan poin 50. Setelah presentasi dan kuis dari kelompok 3 selesai, Bapak Wildan meminta kepada kelompok 4 untuk mempresentasikan sub babnya yaitu tentang tata nama senyawa redoks. Kemudian
61
dari Tsany perwakilan kelompok
4 mempresentasikan tata
nama senyawa redoks. Ketika kelompok 4 presentasi, kelompok 1, 2, 3, dan 5 mendengarkan dengan sungguh-sungguh. Selesai kelompok 4 presentasi, Tsany memberikan kesempatan kepada kelompok lain yang ingin bertanya. Kemudian Nailul dari kelompok 1 meminta kepada kelompok 2 untuk menjelaskan lebih lanjut tentang tata nama senyawa redoks yang terbentuk dari unsur logam yang mempunyai bilangan oksidasi lebih dari satu yang belum dipahaminya. Lalu Tsany maju ke depan dan menjelaskannya di white board serta memberikan beberapa contoh. Selesai kelompok 4 menjawab pertanyaan dari kelompok 1, Eliz dari kelompok 3 bertanya apakah yang dimaksud dengan senyawa biner? Kemudian Izza memberikan jawaban bahwa senyawa biner merupakan senyawa yang terbentuk dari 2 unsur yang berbeda. Viccy dari kelompok 2 bertanya apakah yang dimaksud dengan ion poliatom? Kemudian Dewi memberikan jawaban ion poliatom merupakan ion yang mengandung lebih dari satu atom dan pada umumnya tetap utuh dalam reaksi kimia. Contohnya Na2CO3 yang jika bereaksi akan terurai menjadi ion Na+ +
.
Setelah kelompok 4 mempresentasikan sub babnya, Nanik dari kelompok 4 memberikan kuis kepada kelompok 5 dengan pertanyaan tulislah nama IUPAC senyawa ion SnO dan Cu2O! Setelah berdiskusi sebentar dengan teman-temannya, Rofiqoh dari kelompok 5 maju ke depan dan menuliskan jawabannya di White board, Rofiqoh memberikan jawaban nama dari SnO adalah timah (II) oksida dan Cu2O adalah Tembaga (I) oksida. Lalu
Nanik
meminta
kepada
teman-temannya
untuk
62
mengoreksi jawaban dari Rofiqoh, kelompok lain mengatakan jawabannya sudah benar. Rizkiyah melanjutkan kuis keduanya untuk diberikan kepada kelompok 1 dengan pertanyaan tulislah nama IUPAC senyawa kovalen Cl2O3 dan N2O! Setelah berdiskusi sebentar dengan teman-temannya, Miftah dari kelompok 1 maju ke depan dan menuliskan jawabannya di White board, Miftah memberikan jawaban nama dari Cl2O3 adalah diklorotriklorida, sedangkan N2O adalah dinitrogen monoksida. Lalu Rizkiyah meminta kepada teman-temannya untuk mengoreksi jawaban dari Miftah, kelompok lain mengatakan jawabannya sudah benar. Shela memberikan kuis terakhirnya kepada kelompok 2 dengan pertanyaan tulislah rumus kimia senyawa besi (III) sulfat dan fosforus (III) oksida. Tak lama kemudian Ida maju ke depan dan menuliskan jawabannya di White board, jawabannya yaitu Fe2(SO4)3 dan P2O3. Shela bertanya kepada teman-temannya apakah jawaban dari kelompok 2 sudah benar? Kelompok lain mengatakan jawaban Ida sudah benar. Setelah kelompok 4 selesai presentasi dan memberikan kuis, dilanjutkan kelompok 5 mempresentasikan aplikasi konsep redoks. Dian perwakilan kelompok
5 mempresentasikan
aplikasi konsep redoks dengan berdiri di tengeh-tengah kelompoknya. Ketika kelompok 5 presentasi, kelompok 1, 2, 3, dan 4 mendengarkan dengan sungguh-sungguh. Selesai
kelompok
5
presentasi,
Dian
memberikan
kesempatan kepada kelompok lain yang ingin bertanya. Kemudian Nailul dari kelompok 1 meminta kepada kelompok 5 untuk menjelaskan lebih lanjut tentang tahap-tahap pengolahan air limbah yang belum dipahaminya. Lalu ‘Ain
63
menjelaskan lebih lanjut tentang tahap-tahap pengolahan air limbah sehingga Nailul menjadi paham. Selesai kelompok 5 menjawab pertanyaan dari kelompok 1, Eliz dari kelompok 3 bertanya apakah peran bakteri aerob dalam lumpur aktif? Kemudian Dian menjelaskan peran bakteri aerob adalah sebagai oksidator bahan organik dalam partikel lumpur aktif yang dapat mengurangi BOD air limbah. Viccy dari kelompok 2 bertanya unsur apakah yang mengalami reaksi oksidasi pada sel AKI? Dewi memberikan jawaban yang mengalami reaksi oksidasi pada sel AKI adalah unsur Pb. Setelah kelompok 5 mempresentasikan sub babnya, Dewi dari kelompok 5 memberikan kuis kepada kelompok 1 dengan pertanyaan sebutkan dan jelaskan 3 tahap pengolahan air limbah! Setelah berdiskusi sebentar dengan teman-temannya, Alin dari kelompok 1 berdiri di tengah-tangah kelompoknya dan menjelaskan 3 tahap pengolahan air limbah. Dewi menanyakan kepada teman-temannya apakah jawaban dari Alin sudah benar? Kelompok lain mengatakan jawaban Alin sudah benar. Elia melanjutkan kuis keduanya untuk diberikan kepada kelompok 2 dengan pertanyaan apakah peran bakteri aerob dalam lumpur aktif? Setelah berdiskusi sebentar dengan teman-temannya, Erni dari kelompok 2 manjawab peran bakteri aerob adalah sebagai oksidator bahan organik dalam partikel lumpur aktif yang dapat mengurangi BOD air limbah. Lalu Elia meminta kepada teman-temannya untuk mengoreksi jawaban dari kelompok 2, kelompok lain mengatakan jawabannya sudah benar. Widi memberikan kuis terakhirnya kepada kelompok 3 sebutkan 3 senyawa yang dihasilkan dari proses oksidasi limbah organik! Tak lama kemudian Mila berdiri dan
64
menjawab senyawa yang dihasilkan dari proses oksidasi limbah organik diantaranya CO2,
dan
. Widi
bertanya kepada teman-temannya apakah jawaban dari kelompok 3 sudah benar? Kelompok lain mengatakan jawaban Mila sudah benar. selesai presentasi dan memberikan kuis, lalu semua kelompok mengumpulkan lembar kerja kelompoknya
masing-masing. Setelah kelompok 3, 4 dan 5 selesai presentasi dan memberikan kuis, lalu siswa bersama guru menyimpulkan materi. c.
Penutup Guru memberikan PR kepada siswa berupa 10 soal pilihan ganda, dan harus dikumpulkan peda pertemuan berikutnya. Kemudian Guru mengumumkan akan diadakannya ulangan pada pertemuan berikutnya berkaitan dengan materi reduktor dan oksidator dalam reaksi redoks, tata nama senyawa redoks, serta aplikasi konsep redoks. Lalu Guru mengakhiri pertemuan dengan berpesan kepada peserta didik agar belajar di rumah untuk mempersiapkan materi ulangan. Selanjutnya guru mengucapkan salam.
2). Pertemuan II Pertemuan II dilaksanakan pada hari Ahad, Rabu 16 Februari 2011, dengan alokasi waktu 2x45 menit. a. Pendahuluan Guru mengawali pertemuan dengan salam pembuka dan dijawab serempak oleh peserta didik. Dilanjutkan dengan pembahasan PR oleh siswa dibimbing guru. Semua siswa megeluarkan PR yang telah mereka kerjakan dan ditukar dengan teman sebangkunya untuk selanjutnya dikoreksi bersama-sama. Kemudian guru memberikan pengarahan sebelum evaluasi siklus II dilaksanakan. Dan peserta didik tenang mendengarkan pengarahan dari guru.
65
b. Kegiatan Inti Peserta didik melakukan persiapan evaluasi dengan berdo’a. Lalu guru memberikan instruksi agar semua buku dimasukkan ke dalam tas. Kemudian guru membagikan lembar evaluasi kepada peserta didik berupa 10 soal uraian. Dilanjutkan peserta didik mengerjakan soal evaluasi dengan tenang dan sungguh-sungguh. Guru berkeliling mengawasi peserta didik mengerjakan soal. Semua peserta didik tenang dalam mengerjakan soal. Tidak ada satupun peserta didik yang mencontek. c. Penutup Setelah peserta didik selesai mengerjakan soal, peserta didik mengumpulkan lembar jawab. Dan guru mengakhiri pertemuan dengan salam penutup.
Adapun hasil nilai tes evaluasi siklus 2 pada materi redoks ini, dari 45 siswa diperoleh siswa yang tuntas dengan memperoleh nilai 60 sebanyak 39 siswa, sedangkan siswa yang tidak tuntas yaitu yang memperoleh nilai 60 sebanyak 6 siswa. Dan nilai ratarata yang diperoleh pada siklus II ini sebesar 70 dengan ketuntasan klasikal 86,67%. Adapun daftar nilai evaluasi peda siklus II dapat dilihat pada lampiran 18. c.
Observasi Selama proses tindakan berlangsung, dilakukan juga pengamatan atau observasi terhadap proses tindakan yang telah dilaksanakan. Peneliti mengamati jalannya proses pembelajaran dengan berpedoman pada format lembar observasi yang telah disiapkan. Hasil observasi peneliti pada siklus II adalah sebagai berikut:
66
Adapun hasil pengamatan oleh peneliti terhadap kinerja guru pada saat pembelajaran team quiz pada siklus II ini diantaranya: penjelasan guru tentang prosedur team quiz di kegiatan pendahuluan sudah jelas. Suara guru saat menyampaikan sub materi menentukan reduktor dan oksidator dalam reaksi redoks, tata nama senyawa redoks dan aplikasi konsep redoks sudah keras. Perhatian guru pada setiap kelompok ketika siswa diskusi sudah merata. Ketepatan guru dalam mengelola waktu menggunakan team quiz ini baik atau sudah efisien. Guru dapat menjawab pertanyaan dari peserta didik. guru memperhatikan dengan
serius
saat
siswa
dari
perwakilan
kelompok
mempresentasikan sub babnya. Guru melaksanakan prosedur team quiz dengan runtut. Demikian juga cara guru dalam memberikan
arahan
kepada
siswa
disaat
pembelajaran
berlangsung sudah baik. Guru membimbing siswa berdiskusi dengan penuh kesabaran. Cara guru memotivasi siswa untuk bertanya sudah baik. Kemampuan guru dalam meluruskan meteri saat siswa presentasi sangat baik, saat presentasi siswa menyimpang dari materinya guru langsung membenarkan. Guru dalam membimbing peserta didik yang kesulitan materi dan menumbuhkan rasa percaya diri pada peserta didik. Demikian halnya kemampuan guru dalam memberikan semangat kepada peserta didik dalam mengerjakan kuis. Kecermatan guru dalam mengamati keaktifan siswa sudah baik. Ketelitian guru dalam mengoreksi jawaban kuis yang dikerjakan oleh peserta didik sangat baik. Cara guru dalam mengkondisikan siswa yang kurang aktif saat pembelajaran sudah baik. Keterampilan guru dalan mengelola kelas sudah baik. Ketepatan guru dalam menyimpulkan materi di kegiatan akhir baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 7.
67
d. Refleksi Setelah pembelajaran pada siklus II selesai dan telah diketahui keaktifan maupun hasil belajar peserta didik maka diperoleh beberapa refleksi selama siklus II ini berlangsung. Adapun hasil refleksi pada siklus II adalah sebagai berikut: 1) Guru menjelaskan prosedur team quiz dengan baik. 2) Pembelajaran dengan metode team quiz telah berjalan sesuai rencana tindakan. Baik guru maupun peserta didik telah menjalankan pembelajaran sesuai dengan mekanisme metode team quiz sehingga pembelajaran berlangsung secara optimal. 3) Pengalokasian waktu telah sesuai rencana tindakan sehingga seluruh waktu dapat dimanfaatkan secara optimal. 4) Peserta didik yang bertanya pada siklus ini meningkat. 5) Guru
telah
menyimpulkan
hasil
pembelajaran
di
akhir
pembelajaran. 6) Kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan kuis sudah baik. 7) Tumbuhnya rasa percaya diri peserta didik dalam diskusi dan presentasi. 8) Sikap antusias peserta didik dalam pembelajaran meningkat. 9) Guru dapat mengelola kelas dengan baik. 10) Suara guru sudah lebih keras. 11) Perhatian guru kepada peserta didik dalam pembelajaran sudah merata. 12) Kemampuan guru membimbing diskusi sudah baik. 13) Cara guru dalam mengkondisikan siswa yang kurang aktif sudah lebih baik.
68
C. PEMBAHASAN 1. Siklus I Berdasarkan pengamatan yang telah peneliti lakukan dari lembar observasi, pelaksanaan pembelajaran team quiz pada siklus I ini, hasil belajar pada aspek afektif peserta didik yang dilihat dari keaktifan peserta didik belum sesuai dengan yang diharapkan, hal ini tidak terlepas dari kinerja guru juga. Penjelasan guru tentang prosedur team quiz di kegiatan pendahuluan belum jelas sehingga peserta didik belum dapat memahami prosedur pembalajarannya. Suara guru saat menyampaikan sub materi konsep reaksi redoks dan bilangan oksidasi kurang keras sehingga peserta didik yang duduk di belakang tidak dapat mendengarkan dengan jelas. Perhatian guru pada setiap kelompok ketika siswa diskusi belum merata, sehingga ada peserta didik yang merasa kurang diperhatikan. Ketepatan guru dalam mengelola waktu pembelajaran menggunakan team quiz ini belum maksimal sehingga tidak cukup waktu untuk meenyimpulkan materi. Kemampuan guru dalam menjawab pertanyaan dari peserta didik sudah baik. Perhatian
guru
saat
siswa
dari
perwakilan
kelompok
mempresentasikan sub babnya sudah baik, terlihat dari keberanian peserta didik dari perwakilan kelompok I dan II yang mempresentasikan sub babnya
masing-masing
melaksanakan
prosedur
dengan team
serius. quiz
Keruntutan
sudah
baik
guru sesuai
dalam dengan
perencanaannya. Demikian juga cara guru dalam memberikan arahan kepada siswa di saat pembelajaran berlangsung sudah baik. Khususnya pada
saat
diskusi,
kelompok
yang
kesulitan
materi
langsung
menanyakannya pada guru untuk persiapan presentasi. Kemampuan guru dalam membimbing diskusi baik, masih ada siswa yang berbicara sendiri dengan temannya. Cara guru memotivasi siswa untuk bertanya kurang baik, hanya ada 2 siswa yang bertanya ketika kelompok 1 presentasi dan 3 siswa yang bertanya ketika kelompok 2 presentasi. Kemampuan guru dalam
69
meluruskan materi saat siswa presentasi sangat baik. Kemampuan guru dalam membantu peserta didik yang kesulitan materi dan menumbuhkan rasa percaya diri pada peserta didik sudah baik. Demikian halnya kemampuan guru dalam memberikan semangat kepada peserta didik dalam mengerjakan kuis. Peserta didik berusaha keras untuk dapat menyelesaikan kuis agar kelompoknya juga dapat memperoleh nilai jika jawabannya benar. Kecermatan guru dalam mengamati keaktifan siswa sudah baik, guru mengamati siswa dimulai dari awal siswa diskusi, presentasi, mengerjakan kuis, hingga menuliskan hasil kerja kelompoknya. Ketelitian guru dalam mengoreksi jawaban kuis yang dikerjakan oleh peserta didik sangat baik, guru dan siswa mengoreksi bersama jika jawaban kuis masih salah, guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk membenarkannya. Cara guru dalam mengkondisikan siswa yang kurang aktif saat pembelajaran belum maksimal, terlihat belum semua siswa aktif khususnya ketika mendiskusikan materi kelompok. Keterampilan guru dalam mengelola kelas sudah baik. Ketepatan guru dalam menyimpulkan materi di kegiatan akhir kurang, disebabkan waktu yang tidak cukup. Berdasarkan pengamatan terhadap peserta didik, banyak peserta didik yang kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran team quiz ini, hal ini disebabkan peserta didik belum memahami benar tentang prosedur pembelajaran dengan menggunakan metode team quiz yang dijelaskan oleh guru. Keaktifan peserta didik pada saat diskusi juga masih dalam kategori cukup baik dikarenakan belum semua peserta didik khususnya dalam kelompok ikut berpartisipasi aktif dalam diskusi. Ada yang berbicara sendiri dengan temannya dan ada pula yang hanya menjadi pendengar saja. Keberanian peserta didik dalam presentasi masih dalam kriteria cukup baik, hanya peserta didik tertentu saja yang berani mempresentasikan materi kelompoknya. Saat sesi tanya jawab, setelah presentasi dari kelompok 1, ada 2 siswa yang mengajukan pertanyaan, dan
70
setelah kelompok 2 presentasi, hanya ada 3 siswa saja yang mengajukan pertanyaan. Kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan kuis masih kurang baik, dikarenakan peserta didik masih kurang memahami materi yang dipresentasikan oleh temannya. Ketika kelompok 1 memberikan kuis pertamanya kepada kelompok 2, kelompok 2 dapat menjawabnya. Kemudian kelompok 1 melanjutkan kuisnya ke kelompok 3, tetapi kelompok 3 tidak dapat menjawabnya dengan sempurna, sehingga kuis dilempar ke kelompok 4 dan kelompok 4 dapat menyempurnakan jawabannya. Selanjutnya kelompok 1 memberikan kuis terakhirnya untuk dijawab oleh kelompok 4, dan kelompok 4 dapat menyelesaikannya dengan benar. Setelah itu, kelompok 2 mempresentasikan konsep bilangan oksidasi. Lalu memberikan kuis pertamanya ke kelompok 3. Akan tetapi kelompok 3 tidak dapat menjawabnya dengan benar sehingga kelompok 4 diberi kesempatan untuk menjawabnya. Setelah kuis pertama dari kelompok 2 dapat terjawab oleh kelompok 4, kemudian kelompok 2 melanjutkan kuis yang kedua, tetapi kelompok 4 memberikan jawaban yang belum benar, kemudian kuis dilempar ke kelompok 5, akan tetapi kelompok 5 pun belum dapat menyempurnakan jawabannya, lalu guru memberikan kesempatan kepada kelompok 1, dan kelompok 1 dapat menyempurnakan jawabannya. Hal ini menunjukkan ada peserta didik yang belum dapat memahami materi yang dipresentasikan oleh temannya. Dari aspek lain, hubungan kerjasama dalam kelompok sangat bagus, terlihat peserta didik yang sudah memahami materi membantu temannya yang kesulitan materi. Keterampilan Peserta didik dalam memberikan kuis sudah sangat baik, kuis tidak menyimpang dari materi kelompoknya. Keaktifan mengemukakan pendapat juga sudah baik, ditanggapi dengan lapang dada oleh peserta didik lainnya. Semua kelompok juga sudah menuliskan hasil diskusinya dengan baik. Berdasarkan nilai ulangan siklus I pada sub materi pokok perkembangan konsep reaksi redoks dan bilangan oksidasi, dari 45 peserta
71
didik terdapat 32 peserta didik mencapai kriteria tuntas, dan 13 peserta didik yang belum tuntas. Rata-rata hasil belajar aspek kognitif peserta didik
yang diperoleh dari ulangan pada siklus I sebesar 67,96 dan
ketuntasan klasikal sebesar 71,11%. Hasil belajar ini sudah lebih baik dari keadaan sebelumnya pada saat pra siklus yang rata-ratanya sebesar 56,97. Ini menunjukkan hasil belajar kognitif pada siklus I dengan menggunakan metode team quiz sudah mengalami peningkatan, namun ketuntasan klasikalnya belum memenuhi indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu sebesar 75%. Sehingga perlu dilaksanakan siklus II sebagai perbaikan. 2. Siklus II Pada pelaksanaan siklus II pembelajaran telah berjalan dengan lebih baik. Berdasarkan pengamatan yang telah peneliti lakukan dari lembar observasi, pelaksanaan pembelajaran team quiz pada siklus II ini, hasil belajar pada aspek afektif peserta didik yang dilihat dari keaktifan peserta didik sudah sesuai dengan yang diharapkan, hal ini tidak terlepas dari kinerja guru pula. Penjelasan
guru tentang prosedur team quiz dikegiatan
pendahuluan sudah jelas sehingga peserta didik dapat melaksanakan pembelajaran sesuai prosedur. Suara guru saat menyampaikan sub materi menentukan reduktor dan oksidator dalam reaksi redoks, tata nama senyawa serta aplikasi konsep redoks juga sudah keras sehingga peserta didik yang duduk di belakang dapat mendengarkan dengan jelas. Perhatian guru pada setiap kelompok ketika siswa diskusi sudah merata, sehingga tidak ada peserta didik yang merasa kurang diperhatikan. Ketepatan
guru
dalam
mengelola
waktu
pembelajaran
menggunakan team quiz ini sudah maksimal, sehingga guru mempunyai cukup waktu untuk menyimpulkan materi. Kemampuan guru dalam menjawab pertanyaan dari peserta didik sudah baik. Perhatian guru saat siswa dari perwakilan kelompok mempresentasikan sub babnya sudah baik, terlihat dari keberanian peserta didik dari perwakilan kelompok 3, 4 dan 5 yang mempresentasikan sub babnya masing-masing dengan serius.
72
Keruntutan guru dalam melaksanakan prosedur team quiz sudah baik sesuai dengan perencanaannya. Demikian juga cara guru dalam memberikan arahan kepada siswa disaat pembelajaran berlangsung sudah baik. Khususnya pada saat diskusi, kelompok yang kesulitan materi langsung menanyakannya pada guru untuk persiapan presentasi. Kemampuan guru dalam membimbing diskusi baik, tidak ada siswa yang berbicara sendiri dengan temannya. Kemampuan guru memotivasi siswa untuk bertanya sudah baik, ada 2 siswa yang bertanya ketika kelompok 3 presentasi dan 3 siswa yang bertanya ketika kelompok 4 presentasi. Serta 3 siswa ketika kelompok 5 presentasi.
Kemampuan guru dalam meluruskan meteri saat siswa
presentasi sangat baik. Kemampuan guru dalam membantu peserta didik yang kesulitan materi dan menumbuhkan rasa percaya diri sudah baik. Demikian halnya kemampuan guru dalam memberikan semangat kepada peserta didik dalam mengerjakan kuis. Peserta didik berusaha keras untuk dapat menyelesaikan kuis agar kelompoknya juga dapat memperoleh nilai jika jawabannya benar. Kecermatan guru dalam mengamati keaktifan siswa sudah baik, guru mengamati siswa dimulai dari awal siswa diskusi, presentasi, mengerjakan kuis, hingga menuliskan hasil kerja kelompoknya. Ketelitian guru dalam mengoreksi jawaban kuis yang dikerjakan oleh peserta didik sangat baik, guru dan siswa mengoreksi bersama jika jawaban kuis masih salah, guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk membenarkannya. Cara guru dalam mengkondisikan siswa yang kurang aktif saat pembelajaran sudah baik, guru akan memberikan tambahan nilai plus bagi siswa yang aktif, sehingga siswa termotivasi aktif baik dalam diskusi, presentasi, maupun ketika menjawab kuis. Keterampilan guru dalam mengelola kelas sudah baik, semua siswa terlihat fokus ketika pembelajaran. Ketepatan guru dalam menyimpulkan materi di kegiatan akhir juga sudah baik.
73
Berdasarkan pengamatan terhadap peserta didik, antusias peserta didik meningkat dalam mengikuti pembelajaran team quiz ini. Hal ini karena
peserta
didik
sudah
memahami
benar
tentang
prosedur
pembelajaran dengan menggunakan metode team quiz yang dijelaskan oleh guru. Keaktifan peserta didik pada saat diskusi dalam kategori baik dikarenakan semua peserta didik khususnya dalam kelompok ikut berpartisipasi aktif dalam diskusi. Tidak ada yang berbicara sendiri dengan temannya dan tidak ada yang hanya menjadi pendengar saja. Keberanian peserta didik dalam presentasi sudah baik, tidak hanya peserta didik tertentu saja yang berani mempresentasikan materi kelompoknya. Saat sesi tanya jawab, setelah presentasi dari kelompok 3, ada 2 siswa yang mengajukan pertanyaan, dan setelah kelompok 4 presentasi, ada 3 siswa saja yang mengajukan pertanyaan. Demikian pula ketika kelompok 5 presentasi, ada 3 siswa yang mengajukan pertanyaan. Kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan kuis sudah baik, dikarenakan
peserta
didik
telah
dapat
memahami
materi
yang
dipresentasikan oleh temannya. Ketika kelompok 3 memberikan kuis pertamanya kepada kelompok 4, kelompok 4 dapat menjawabnya. Kemudian kelompok 3 melanjutkan kuisnya ke kelompok 5, kelompok 5 juga dapat menjawabnya dengan sempurna, lalu kelompok 3 melanjutkan kuisnya ke kelompok 1, akan tetapi kelompok 1 tidak dapat menjawabnya sehingga disempurnakan oleh kelompok 2. Setelah itu, kelompok 4 mempresentasikan tata nama senyawa redoks. Lalu memberikan kuis pertamanya ke kelompok 5. Kelompok 5 dapat menjawabnya dengan benar, lalu kuis dilanjutkan diberikan ke kelompok 1 dan 2. Kemudian kelompok 5 mempresentasikan sub bab nya tentang aplikasi konsep redoks dan memberikan kuis kepada kelompok 1. Kelompok 1 dapat menyelesaikannya dengan benar. Begitu juga dengan kelompok 2 dan 3 dapat menyelesaikan kuis yang diberikan oleh kelompok 5.
74
Dari aspek lain, hubungan kerjasama dalam kelompok sangat bagus, terlihat peserta didik yang sudah memahami materi membantu temannya yang kesulitan materi. Keterampilan Peserta didik dalam memberikan kuis sudah sangat baik, kuis tidak menyimpang dari materi kelompoknya. Keaktifan mengemukakan pendapat juga sudah baik, ditanggapi dengan lapang dada oleh peserta didik lainnya. Semua kelompok juga sudah menuliskan hasil diskusinya dengan baik. Berdasarkan nilai ulangan siklus II pada sub materi pokok menentukan reduktor dan oksidator dalam reaksi redoks, tata nama senyawa redoks serta aplikasi konsep redoks dalam kehidupan, diperoleh nilai rata-rata kelas sebesar 70 dengan ketuntasan klasikal 86,67%. Dari 45 peserta didik terdapat 39 peserta didik mencapai kriteria tuntas, dan 6 peserta didik yang belum tuntas. Hasil belajar ini sudah memenuhi indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu sebesar 75 % sehingga tidak perlu diadakan siklus berikutnya.
Tabel 2. Hasil Belajar Aspek Kognitif Siklus I dan Siklus II No
Pelaksanaan Siklus
Reta-rata
Ketuntasan Klasikal
1
Siklus I
67,96
71,11%
2
Siklus II
70,00
86,67%
Dilihat dari tabel di atas, perbandingan rata-rata hasil tes akhir pada siklus I dan siklus II menunjukkan adanya sebuah peningkatan dari tiaptiap siklus. Karena siswa sudah terbiasa dengan metode pembelajaran team quiz yang diterapkan. Setelah observasi selesai dilaksanakan, peneliti bersama guru mitra sebagai kolaborator dalam penelitian tindakan kelas di kelas X MA Salafiyah Simbangkulon kemudian mengadakan diskusi berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang menggunakan metode team quiz pada Siklus II. Hasil diskusi tersebut berkaitan pembahasan hasil tindakan
75
dari tahap pra siklus, siklus I dan siklus II yaitu: Terjadi peningkatan hasil belajar aspek kognitif pesera didik dari tahap pra siklus, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel 2. Proses pembelajaran dengan menggunakan metode team quiz juga berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa. Berdasarkan evaluasi yang dilakukan setelah menggunakan pembelajaran team quiz terlihat bahwa terjadi peningkatan hasil belajar yang signifikan. Hasil belajar aspek kognitif siklus I adalah 67,96 dengan ketuntasan belajar 71,11%, sedangkan pada siklus II nilai rata-rata evaluasi peserta didik adalah 70,00 dengan ketuntasan klasikal sebesar 86,67%. Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Mashuri pada mata pelajaran SKI. Pada penelitian tersebut dinyatakan bahwa aktivitas belajar siswa pada saat pra siklus masih kurang. Sebagian besar pesert didik masih pasif. Mereka cenderung belajar dengan mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru tanpa ada keaktifan peserta didik untuk bertanya lebih dalam tentang materi yang belum mereka pahami. Aktivitas peserta didik sebesar 61%, sedangkan indikator keberhasilan yang ditetapkan adalah 75%. Setelah dilaksanakan tindakan pada siklus I dengan menerapkan metode pembelajaran team quiz aktivitas peserta didik meningkat menjadi 68,57%. Hal ini dikarenakan dalam team quiz, siswa dilatih untuk belajar aktif. Dalam metode team quiz mencakup unsur diskusi yang dapat melatih siswa untuk dapat mengemukakan pendapat di depan temantemannya, sehingga siswa yang sebelumnya pasif dapat menjadi aktif. kemudian unsur presentasi, untuk menguji mental siswa agar berani mempresentasikan hasil diskusi mereka dengan kelompoknya sehingga dapat mempertanggungjawabkan hasil diskusinya. Selanjutnya siswa dilatih untuk membuat kuis atau soal untuk diberikan kepada temantemannya. Hal ini juga bertujuan untuk mengetahui apakah soal yang mereka buat sudah benar sehingga dapat dijawab oleh teman-temannya, atau memang temannya yang tidak dapat menjawabnya. Kuis juga
76
bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh peserta didik memahami presentasi yang disampaikan oleh teman-temannya. Apabila siswa tersebut dapat menjawab kuis, berarti siswa tersebut sudah memahami presentasi yang disampaikan oleh temannya. Tetapi apabila sebaliknya, berarti presentasi yang disampaikan oleh siswa belum dapat dipahaminya. Aktivitas peserta didik pada siklus I ini belum mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan sehingga perlu dilakukan siklus II. Setelah dilakukan refleksi pada siklus I, selanjutnya dilakukan perbaikanperbaikan pada siklus II. Pada siklus II ini aktivitas peserta didik mengalami peningkatan menjadi 77, 14 %. Rata-rata tes akhir pada pra siklus sebesar 62,66%, banyak siswa yang belum mencapai ketuntasan pada pra siklus ini. Dari jumlah siswa sebanyak 30, hanya 20 siswa yang mencapai kriteria tuntas. Setelah dilaksanakan tindakan pada siklus I dengan menerapkan pembelajaran team quiz, rata-rata tes akhir meningkat menjadi 66,16% dengan jumlah siswa yang mencapai kriteria tuntas sebesar 23 siswa, dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 69,55% dengan jumlah siswa tuntas sebanyak 27 siswa. Setelah penulis melakukan penelitian selama 2 minggu di MA Salaf iyah Simbangkulon Pekalongan, diperoleh hasil penelitian yang menyatakan bahwa metode team quiz memang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam pra siklus, guru cenderung menggunakan metode ceramah sehingga peserta didik hanya duduk manis saja menerima materi dari guru tanpa ada keaktifan untuk memperoleh materi diluar penyampaian guru. Setelah dilaksanakan tindakan pada siklus I, yaitu dengan menerapkan metode pembelajaran team quiz, peserta didik dituntut untuk aktif berdiskusi, presentasi dan membuat serta menjawab kuis. Ketika metode team quiz ini, Guru juga dituntut untuk berkeliling kelas memberikan arahan dan
bimbingan agar
siswi-siswinya
mampu
berdiskusi. Kemudian ketika presentasi, peserta didik mendengarkan presentasi temannya dengan sungguh-sungguh supaya bisa memahami materi yang disampaikan oleh presentator.
77
Pada siklus I hasil belajar peserta didik sudah mengalami peningkatan. Walaupun dengan jumlah siswa yang padat dalam satu kelasnya yang terdiri dari 45 siswi, metode team quiz ini dapat mengaktifkan siswi untuk bekerjasama dalam kelompok maupun antar kelompok. Mereka tidak hanya menggantungkan materi dari guru saja, terlihat ketika mereka berdiskusi, sebagian peserta didik mengemukakan pendapatnya. Pada saat membuat kuis pun, peserta didik tidak hanya mengambil soal dari LKS, tetapi ada juga yang mengambil dari buku paket lain yang peserta didik bawa, bahkan ada yang mencoba membuat kuis sendiri. Di samping itu metode team quiz ini juga dapat diterapkan pada materi reaksi reduksi oksidasi ini yang selain berisikan teori juga ada perhitungan-perhitungannya. Ini menunjukkan bahwa team quiz ini tidak hanya efektif diterapkan pada materi yang berisikan teori-teori, akan tetapi dalam materi hitungan pun metode ini dapat diterapkan. Dalam siklus I dari 45 peserta didik ada 32 peserta didik yang memenuhi kriteria tuntas dan 13 peserta didik yang belum tuntas, Setelah diadakan refleksi pada siklus I, kemudian kekurangan-kekurangannya diperbaiki pada siklus II. Keaktifan dan hasil belajar peserta didik lebih baik dari siklus I, dari 45 peserta didik ada 39 peserta didik yang sudah memenuhi kriteria tuntas dan 6 peserta didik yang belum tuntas. Pada siklus II ini sudah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan. Pada siklus I dan siklus II bagi peserta didik yang mendapat skor paling tinggi pada pelaksanaan tes akhir siklus diberikan penghargaan. Penghargaan tersebut diberikan dalam bentuk pujian dan hadiah. Dengan pujian, peserta didik akan termotifasi untuk belajar lebih baik.
BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP
A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab IV, maka skripsi dengan judul “Penerapan Metode Team Quiz Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Kimia pada Materi Pokok Reaksi Reduksi oksidasi” dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1.
Implementasi metode pembelajaran team quiz pada mata pelajaran kimia materi pokok reaksi reduksi oksidasi di MA Salafiyah Simbangkulon Pekalongan dilaksanakan dengan 2 siklus yaitu siklus 1 dan siklus 2. Penerapannya diawali dengan pembagian ringkasan materi oleh guru yang kemudian didiskusikan oleh peserta didik dalam kelompok dan dipresentasikan. Selanjutnya peserta didik diminta untuk menyelesaikan kuis berkaitan dengan reaksi reduksi oksidasi dengan bekerjasama dalam kelompoknya.
2.
Hasil belajar peserta didik kelas XPi 4
MA Salafiyah
Simbangkulon Pekalongan sebelum diterapkan metode team quiz mempunyai rata-rata sebesar 56,97 dengan ketuntasan klasikal 50,00%. Setelah diterapkan metode pembelajaran team quiz ratarata hasil belajar siswa meningkat menjadi 67,96 dengan ketuntasan kelas sebesar 71,11% pada siklus 1, dan mendapatkan rata-rata hasil belajar 70,00 dengan ketuntasan klasikal sebesar 86,67% pada siklus 2. Sedangkan kinerja guru pada siklus I sebesar 62,5% dan meningkat menjadi 78,75% pada siklus II.
B. SARAN Berdasarkan pada simpulan diatas maka peneliti mengajukan saran-saran sebagai berikut:
78
79
1. Dalam
pembelajaran
kimia,
proses
pembelajaran
disarankan
menggunakan model, strategi dan metode pembelajaran yang bervariasi sesuai dengan situasi di dalam kelas dan materi yang diajarkan, sehingga dapat meningkatkan kualitas hasil pembelajaran. 2. Perlu dilakukan penelitian yang sejenis dengan ruang lingkup yang lebih luas.
C. PENUTUP Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Dalam pembuatan skripsi ini, tentunya peneliti tidak luput dari kekurangan-kekurangan. Hal itu disebabkan karena keterbatasan yang peneliti miliki. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat peneliti harapkan untuk perbaikan. Peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti sendiri pada khususnya dan para pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Abror, Abdurrohman, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya, 1993, Cet. 4. Arikunto, Suharsimi dkk, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008, Cet. VII. Bird, Tony, Physical Chemistry: Kimia Fisik untuk Universitas, terj. Kwee le Tjien, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1993, Cet.2. Brady, James E, General Chemistry Principles and Structure: Kimia Universitas Asas dan Struktur, terj. Sukmariah Maun, Jakarta: Binarupa Aksara, 1999. Chang, Raymond, Chemistry, America: Northern Arizona University, 2005, Cet.8. Dalyono, M, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2007. Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006, Cet. 3. Furchan, Arief Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007, cet. 3. Hamalik, Oemar, Pendekatan Baru Strategi Belajar Mengajar Berdasarkan CBSA, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2001, Cet. 2. Haryanto, Untung Tri, LKS Kreatif Kimia SMA kelas X, Klaten: Viva Pakarindo, 2007. Henson, Kenneth T. and Delmar Janke, Elementary Science Methods, America: McGraw-Hill, 1984. John W. Moore, et. al., Chemistry the Molecular Science, Canada: Thomson, 2008, Cet. 3. Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, (Jakarta: PT. Rajawali Pers, 2010. , Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT. Rajawali Pers, 2010, Cet. Ke-5.
Kusumah, Wijaya dan Dedi Dwitagama, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT. Indeks, 2010, Cet. 3. McDonald, F. J, Educational Psychology, Tokyo: Overseas Publications, 1959, Cet.1. Mulyasa, E, Kurikulum yang Disempurnakan, Bandumg: PT. Remaja Rosdakarya, 2009, Cet. 3. Partana, Crys Fajar, Jica Kimia Dasar 2, Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, 2003. Pidarta, Made, Landasan Kependidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1997, Cet.1. Purba, Michael, Kimia SMA Kelas X, Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama, 2006. Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009. Sagala, Syaiful, Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alfabeta, 2003. Siberman, Mel, Active Learning: 101 Strategies to Teach Any Subject: Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif, terj. Sarjuli, dkk, Jakarta: Pustaka Insan Madani, 1996. Soemanto, Wasty, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 1998. Sudijono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT. Grafindo Persada, 1996. Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung; PT. Remaja Rosdakarya, 2009, Cet. Ke-14. Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Jakarta: CV Alfabeta, 2008. Sukarna, I Made, JICA Kimia Dasar 1, Yogyakarta : Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNNES. Supriono, Agus, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010, Cet. IV. Svehla, G, Textbook Of Macro and Semimicro Qualitative Inorganic Analysis: Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro, terj. L. Setiono dan A. Hadyana Pudjaatmaka, Jakarta: PT. Kalman Media Pusaka, 1990, Cet. II.
Syah, Muhibbin, Psikologi Belajar, Jakarta: LOGOS, 1999, Cet. 1. , Psikologi Pendidikan Bandung: Rosdakarya, 2000.
dengan
Pendekatan
Baru,
Lampiran I
DAFTAR NAMA SISWA KELAS XPi 4 MA SALAFIYAH SIMBANGKULON PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2010/ 2011 No
Nama Peserta Didik
No
Nama Peserta Didik
1.
Afiyatus Tsaniyah
24
Maghfirotul Hasanah
2.
Ahrotun
25
Miftahurrohmah
3.
Alin Alaina
26
Mila Minhatul Maula
4.
Choiri Annisa
27
Mu’sodah
5.
Dewi Fitrotunnisa
28
Nadhea Maudy
6.
Dewi Khusnul Khotimah
29
Naely Sunnatul Kh
7.
Dewi Syarifah
30
Nailul Farih
8.
Dianingsih
31
Nanik Khuriyatul L
9.
Dzannur Ida Miladia
32
Nazilatun Nisa’
10.
Elia Alfiana
33
Nur Khamidah
11.
Elliza Rizqiana
34
Nur Kholisah
12.
Erni Wijayanti
35
Nur Laila L
13.
Fifin Nurus Syifa’
36
Nur Mila Anjania
14.
Fitrotul ‘Ain
37
Nurul Karomah
15.
Hayatur Rifqoh
38
Rizqiyah
16.
Ida Ma’rifah
39
Rofiqoh
17.
Izzanatul Wahidah
40
Shella Karimah
18.
Khayatul Karimah
41
Viccy Elsachiyyah
19.
Khusniyatul Khikmah
42
Widi Setiawati
20.
Khusnul Khotimah
43
Wita Amalia
21.
Laili Nazilatul R
44
Yusti Fathana
22.
Lulu’ Alfiyatul K
45
Zulfa Faradina
23.
Lulu’ Fu’adah
Lampiran 2 DAFTAR KELOMPOK DISKUSI
Kelompok I
Kelompok II
Kelompok III
1. Alin Alaina
1. Dewi Khusnul Kh
1. Ahrotun
2. Chori Annisa
2. Erni Wijayanti
2. Elliza Rizqiana
3. Dzannur Ida M
3. Ida Ma’rifah
3. Mu’sodah
4. Fifin Nurussyifa
4. Lulu’ Fuadah
4. Naely Sunnatul Kh
5. Hayaturrifqoh
5. Maghfirotul Hasanah
5. Nazilatun Nisa’
6. Khayatul Karimah
6. Nadhea Maudy
6. Nur Khamidah
7. Miftahur Rohmah
7. Nur laela Lahfaenia
7. Nur Kholisah
8. Nailul Farih
8. Viccy Elsachiyyah
8. Nur Mila Anjania
9. Izzanatul Wahidah
9. Khusnul Khotimah
9. Yusfi Fathana
Kelompok IV
Kelompok V
1. Afuyatus Tsaniyah 2. Dewi Syarifah
1. Dewi
Fithrotun
Nisa’
3. Izzanatul Wahidah
2. Elia Alfiana
4. Laili Nazilatul R
3. Fithrotul ‘Ain
5. Mila
4. Lulu’ Alfiyatul Kh
Minhatul
Maula
5. Rofiqoh
6. Nanik Khuriyatul L
6. Widi Setiawati
7. Rizqiyah
7. Wita Amalia
8. Shella Karimah
8. Dianingsih
9. Zulfa Faradina
9. Khusniatul Khikmah
Lampiran 3 SILABUS KEGIATAN PEMBELAJARAN SEKOLAH MATA PELAJARAN KELAS/SEMESTER
: MA Salafiyah Simbangkulon : KMIA : X/I
STANDAR KOMPETENSI
: Memahami sifat-sifat larutan non elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi- reduksi.
ALOKASI WAKTU
: 4 x 45 menit Strategi Pembelajaran
Kompetisi Dasar
Materi Pokok dan Uraian
Indikator
1) Siswa dapat Menjelaskan Raksi mendeskripsikan perkembangReduksiperkembangan an konsep Oksidasi : konsep redoks reaksi 2) Siswa dapat A. Perkembaoksidasimenentukan ngan reduksi dan bilangan oksidasi Konsep hubungannya unsur-unsur Redoks dalam senyawa dengan tata B. Bilangan 3) Siswa dapat oksidasi nama unsur-unsur menentukan zat senyawa serta yang mengalami dalam penerapannya. oksidasi dan senyawa reduksi dalam C. Reaksi suatu reaksi Oksidasi kimia dan 4)Siswa dapat Reduksi menuliskan D. Tata nama senyawa nama dari Redoks senyawaE. Penerapan
Tatap Muka Pembelaja -ran aktif metode quiz team o penyajian suatu materi pelajaran melalui metode diskusi quiz team dan membahas buku teks
Pengalaman Belajar
o
o
Penilaian Alokasi Waktu
4 JP (4 melakukan x 45 diskusi menit) sesuai arahan guru berdasarkan LKS, buku paket, dan bentuk tugas lain yang telah tersedia
Sumber Bahan
o o
LKS Buku KIMIA1 , Michael Purba, Erlangg a. 2007.
Tipe Tagihan Hasil belajar kelomp ok dan Kuis o Tes siklus. o
Bentuk Tagihan Laporan hasil belajar kelompo k dan kuis. o Hasil jawaban tes siklus. o
Contoh Instrumen 1. Peristiwa penggabungan oksigen dalam reaksi disebut.......... A. Oksidasi B. .Reduktor C. Reduksi D. .Redoks E. Oksidator 2. Bilangan oksidasi atom N paling kecil terdapat pada senyawa....... A. N2O B. NO2 C. NO
konsep redoks.
D. N2O E. N2O3
senyawa yang terlibat dalam reaksi redoks sesuai dengan tata nama IUPAC 5).Siswa dapat mengetahui penerapan reaksi redoks.
Mengetahui Kepala MA Salafiyah Simbangkulon
Mengetahui Guru Mata Pelajaran Kimia MA Salafiyah Simbangkulon
Pekalongan, 11 Januari 2011 Peneliti
H.Muslih Khudhori, M.Ag NIP: -
Ahsanul Wildan, S.Pd. NIP: 19770616 200801 1022
Mailal Kirom NIM. 073711003
Lampiran 4 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I
Mata Pelajaran Kelas / Semester Materi Pokok Alokasi Waktu
I.
II.
III.
IV.
V.
: Kimia : X/ II : Reaksi Redoks : 2 x 45 menit (2 jam pelajaran)
Standar Kompetensi Memahami sifat-sifat larutan non elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasireduksi. Kompetensi Dasar Menjelaskan perkembangan konsep reaksi oksidasi-reduksi dan hubungannya dengan tata nama senyawa serta penerapannya. Indikator 1. Siswa dapat mendeskripsikan perkembangan konsep redoks. 2. Siswa dapat menentukan bilangan oksidasi unsur-unsur dalam senyawa. Tujuan Setelah mengikuti pelajaran, siswa diharapkan dapat : 1. Mendeskripsikan perkembangan konsep redoks. 2. Menentukan bilangan oksidasi unsur-unsur dalam senyawa. Materi Ajar A. Perkembangan Konsep Reaksi Oksidasi Reduksi 1) Oksidasi Reduksi sebagai Reaksi Penggabungan dan Pelepasan Oksigen. Oksidasi adalah peristiwa penggabungan oksigen oleh suatu zat. Contoh: reaksi oksidasi pada perkaratan besi, yaitu bergabungnya oksigen dan besi dengan reaksi: 4Fe(s) + 3O2(g)
à 2Fe2O3(s)
Dalam reaksi ini besi (Fe) mengikat oksigen, berarti besi dioksidasi. Zat yang mengalami oksidasi atau zat yang mereduksi zat lain disebut reduktor. Reduksi dalah peristiwa pelepasan atau pengurangan oksigen Dari suatu zat. Contoh: reduksi gas SO3 dengan reaksi : 2SO3(g) à2SO2(g) + O2(g). Pada reaksi tersebut, SO3 mengalami pengurangan jumlah oksigen yang terikat. Zat yang mengalami reduksi atau zat yang mengoksidasi zat lain disebut oksidator. 2) Oksidasi Reduksi sebagai Reaksi Pelepasan dan Penerimaan Elektron. Oksidasi ada;ah peristiwa pelepasan elektron. Contoh: oksidasi Fe menjadi Fe2O3 dengan reaksi: Fe
à
Fe3+
+
3e
Di mana Fe melepaskan elektron menjadi ion Fe3+. Reduksi adalah peristiwa penerimaan elektron. Contoh: reduksi Fe2O3 menjadi Fe dengan reaksi: Fe3+ + 3eà Fe Di mana ion Fe3+ menangkap elektron menjadi atom Fe. 3) Oksidasi Reduksi sebagai Reaksi Peningkatan dan Penurunan Bilangan Oksidasi Oksidasi adalah peristiwa kenaikan bilangan oksidasi suatu unsur. Sedangkan reduksi adalah peristiwa penurunan bilangan ksidasi suatu unsur. Unsur-unsur yang mengalami penurunan bilangan oksidasi disebut oksidator, sedangkan yang mengalami kenaikan bilangan oksidasi disebut reduktor. B. Konsep Bilangan Oksidasi. Bilangan oksidasi menyatakan besarnya muatan yang diemban oleh suatu atom dalam suatu senyawa, jika semua elektron ikatan didistribusikan kepada unsur yang lebih elektronegatif. Penentuan bilangan oksidasi dari suatu atom unsur dalam senyawa atau ion mengikuti aturan sebagai berikut: No 1 2 3 4
Jenis Zat Unsur bebas Molekul bebas Senyawa Ion tunggal
Bilangan Oksidasi 0 0 0 Sesuai muatannya
5
Ion poliatom
Sesuai muatannya
6
Letak golongan IA = +1 pada SPU IIA = +2 IIIA = +3 IVA = -1 Hidrogen (H) +1 -1
7
8
VI.
Oksigen (O)
-2 -1 +2
Contoh H, Cu, Fe H2, N2, O2 NaCl, CuO Cu2+ = +2 Cl- = -1
Keterangan
Muatan (+) = muatan (-)
K dalam KO = +1 Ca dalam CaO = +2
H = +1 dalam HCl, Bilangan H2O oksidasi H H = -1 dalam NaH umumnya = +1 O dalam CO2 = -2 Bilangan O dalam H2O2 = -1 oksidasi O umumnya = -2
Metode Pembelajaran Pembelajaran active learnig Quiz Team
VII. Langkah-Langkah Pembelajaran Pertemuan I Pengorganisasian No
Kegiatan Pembelajaran
Peserta
Waktu
(90 menit) Kegiatan Awal 1. 2.
Guru mengadakan presensi kepada peserta didik Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
k
3
k
3
k
4
k
5
k
5
g
2
Guru menjelaskan jalannya pembelajaran 3.
yang akan dilakukan yaitu pembelajaran reaksi Redoks dengan metode quiz team. Kegiatan Inti Guru menjelaskan secara garis besar sub
4.
materi pokok perkembangan konsep reaksi reduksi-oksidasi
dan
konsep
bilangan
oksidasi. 5.
6.
Siswa dibagi menjadi 5 kelompok (tiap kelompok anggotanya 8-9 siswa). Masing-
masing
kelompok
mendapatkan
materi dari guru sesuai dengan sub babnya. Peserta didik berdiskusi dalam kelompok masing-masing
7.
informasi
untuk
mengenai
saling
sub
bertukar
babnya.
berkeliling kelas untuk memantau
Guru
g
kinerja
10
kelompok dan membantu jika ada peserta didik yang kesulitan. Kelompok 1 mempresentasikan sub babnya ( 8.
perkembangan konsep reaksi redoks) kepada
g
10
g
15
g
10
kelompok lain. Setelah 9.
selesai
presentasi,
kelompok
1
memberikan kuis kepada kelompok 2. Jika kelompok 2 tidak bisa menjawab, maka kuis dilempar kepada kelompok 3, dan seterusnya.
10.
Kelompok 2 mempresentasikan sub babnya (konsep bilangan oksidasi) setelah kelompok
1 selesai presentasi dan memberikan kuis. Kelompok 11.
2
memberikan
kuis
kepada
kelompok 3. Jika kelompok 3 tidak dapat menjawab, maka kuis dilempar ke kelompok
g
15
k
5
4, dan seterusnya. Setelah kelompok 1 dan 2 selesai presentasi dan memberikan kuis, semua kelompok 12.
mencatat hasilnya, kemudian guru dan siswa menyimpulkan sub materi perkembangan konsep redoks dan bilangan oksidasi sehingga peserta didik menjadi paham. Kegiatan Penutup
13.
Secara individual peserta didik diberi PR.
k
2
14.
Guru memberikan salam.
k
1
Pertemuan II No
Kegiatan Pembelajaran
Pengorganisasian Peserta
Waktu (90 menit)
Kegiatan Awal 1
Guru mengucapkan salam
k
2
Guru dan peserta didik membahas PR.
k
3
Guru memberikan pengarahan sebelum
k
13 menit
diadakan evaluasi siklus I. Kegiatan Inti 4
Guru memberikan waktu bagi peserta didik
k
2 menit
k
2 menit
i
70 menit
untuk persiapan. 5
Guru membagi lembar evaluasi Siklus I kepada peserta didik.
6
Peserta didik mengerjakan evaluasi secara individu. Penutup
7
Peserta didik mengumpulkan lembar jawaban
I
evaluasi. Guru menutup pertemuan dengan salam
k
3 menit
Keterangan: i= individu, g= group, k= klasikal VIII. Alat/Bahan/Sumber 1. Paket Kimia kelas X, Michael Purba,ERLANGGA,2007 . 2. LKS 3. Ringkasan materi. IX.
Penilaian 1. Kognitif Bentuk : tes tertulis (individu) No I
Item Soal
Kunci Jawaban
Bobot / Skor
Terlampir Soal evaluasi siklus I terlampir. Berjumlah 10 item soal. Berupa essay. Skor Maksimal
2. Afektif Bentuk : Pengamatan / Observasi - Keaktifan peserta didik (terlampir)
Pekalongan, 5 Februari 2011 Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Kimia MA Salafiyah Simbangkulon
Peneliti
Ahsanul Wildan, S.Pd. NIP: 19770616 200801 1022
Mailal Kirom NIM: 73711003
Mengetahui Kepala MA Salafiyah Simbangkulon
Drs. H. Muslih, M.Ag NIP: -
Lampiran 5
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS II
Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas / Semester
: X / II
Materi Pokok
: Reaksi Reduksi Oksidasi
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit (2 jam pelajaran)
I.
Standar Kompetensi Memahami sifat-sifat larutan non elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasireduksi.
II.
Kompetensi Dasar Menjelaskan perkembangan konsep reaksi oksidasi-reduksi dan hubungannya dengan tata nama senyawa serta penerapannya.
III.
Indikator 3. Siswa dapat menentukan zat yang mengalami oksidasi dan reduksi dalam suatu reaksi kimia. 4. Siswa dapat menuliskan nama dari senyawa-senyawa yang terlibat dalam reaksi redoks sesuai dengan tata nama IUPAC. 5. Siswa dapat mengetahui penerapan reaksi redoks.
IV.
Tujuan Setelah mengikuti pelajaran, siswa diharapkan dapat : 3. Menentukan zat yang mengalami oksidasi dan reduksi dalam suatu reaksi kimia. 4. Menuliskan nama dari senyawa-senyawa yang terlibat dalam reaksi redoks sesuai dengan tata nama IUPAC. 5. Mengetahui penerapan reaksi redoks dalam kehidupan.
V.
Materi Ajar C.
Oksidator dan Reduktor dalam Reaksi Redoks. Dalam suatu persamaan reaksi, terkadang zat-zat dalam reaksi tersebut mengalami peristiwa oksidasi sekaligus reduksi, sehingga persamaan reaksi tersebut dikatakan sebagai reaksi redoks. Oksidator
Reduktor
1. Mengalami penurunan bilangan
1. Mengalami kenaikan bilangan oksidasi.
oksidasi.
2. Mudah melepas elektron dalam
2. Mengikat elektron dalam bentuk
bentuk molekul atau ion.
molekul atau ion dengan mudah.
3. Mengikat O2.
3. Menghasilkan O2
Contoh: 2HNO3 + 3H2S à 2NO
+5
-2
+
3S
+2
+
4H2O
0
Oksidator: HNO3
Reduktor: H2S
Ada kalanya dalam suatu reaksi redoks, salah satu spesinya mengalami oksidasi dan reduksi. Reaksi ini disebut reaksi autoredoks atau disproporsionasi. Contoh: Cl2 + 2NaOH à NaCl + NaClO + H2O
0
-1
+1
Oksidator : Cl2
Reduktor : Cl2
Kebalikan reaksi di atas adalah reaksi di atas adalah reaksi komproporsionasi. Contoh : 2H2S + SO2 à 3S + 2H2O
-2 +4
0
D. Tata Nama Senyawa Redoks 1. Senyawa Biner Logam dan Non logam
a. Logam yang hanya memiliki satu bilangan oksidasi (IA, IIA, dan IIIA), penamaannya dengan menyebutkan nama logam dan nonlogam yang diberi akhiran –ida. Contoh: KCl : Kalium klorida CaO : Kalsium oksida b. Logam yang mempunyai beberapa bilangan oksidasi penamaannya adalah dengan menyebutkan nama ion logam disertai penulisan bilangan oksidasi dengan angka Romawi dalam tanda kurung dab nama nonlogam yang berakhiran –ida. Contoh : FeCl2 = besi (II) klorida. FeCl3 = besi (III) klorida.
2. Senyawa Biner Non Logam dan Non logam Untuk senyawa nonlogam yang membentuk dua atau lebih senyawa penamaannya dengan menyatakan jumlah atom tiap unsurnya dengan bahasa Yunani, atau dengan penulisan nonlogam bermuatan positif diikuti bilangan oksidasi (angka Romawi), nonlogam negatif diberi akhiran –ida. Contoh : N2O5 = dinitrogen pentaoksida atau nitrogen (V) oksida. E. Penerapan Konsep Redoks. a) Reaksi redoks pada pengolahan lgam. Contoh reaksi elektrolisis logam aluminium. 3C(s)
+ 4Al3+ (l) + 6O2-(l) à 4Al(l) + 3CO2(g)
b) Reaksi redoks pada penyambungan besi. Reaksi: 2Al(s) + Fe2O3(s) à 2Fe(s) + Al2O3(s) c) Reaksi redoks pada sel AKI. Pb(s) + PbO2 + 2H2SO4
+ 2H+ à 2PbSO4(s) + 2H2O(l)
d) Reaksi redoks pada Baterai( Sel Leclanche). Zn(s) +2NH4+(aq) + 2MnO2(s) à Zn2+(aq) Mn2O3(s) +2NH3(aq) + H2O(l).
e) Reaksi redoks pada pengolahan air limbah. Pengolahan air limbah dengan proses lumpur aktif yang merupakan suatu proses oksidasi yang menggunakan bantuan oksigen dan berlangsung dalam bak limbah yang berisi partikel-partikel lumpur. Lumpur aktif merupakan lumpur yang banyak mengandung bakteri aerob. Bakteri ini berfungsi sebagai oksidator bahan organik dalam partikel lumpur aktif, tanpa menggunakan oksigen yang terlarut dalam air, sehingga harga BOD dapat dikurangi.
VI. Metode Pembelajaran. Pembelajaran active quiz team.
VII.
Langkah pembelajaran Pengorganisasian
No
Kegiatan Pembelajaran
Peserta
Waktu (90 menit)
Kegiatan Awal 1. 2.
Guru mengadakan presensi kepada peserta didik Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
k
2
k
2
k
2
k
3
k
2
g
2
Guru menjelaskan jalannya pembelajaran 3.
yang akan dilakukan yaitu pembelajaran reaksi Redoks dengan metode quiz team. Kegiatan Inti Guru menjelaskan secara garis besar sub
4.
materi pokok oksidator dan reduktor dalam reaksi redoks, tata nama senyawa reaksi redoks, dan penerapan konsep redoks.
5.
6.
Siswa dibagi menjadi 5 kelompok (tiap kelompok anggotanya 8-9 siswa). Masing- masing kelompok mendapatkan materi dari guru sesuai dengan sub babnya.
Peserta didik berdiskusi dalam kelompok masing-masing 7.
informasi
untuk
mengenai
saling
sub
bertukar
babnya.
berkeliling kelas untuk memantau
Guru
g
kinerja
7
kelompok dan membantu jika ada peserta didik yang kesulitan. Kelompok 3 mempresentasikan sub babnya ( 8.
oksidator dan reduktor dalam reaksi redoks)
g
10
g
14
g
10
g
15
g
10
g
10
k
5
kepada kelompok lain. Setelah 9.
selesai
presentasi,
kelompok
3
memberikan kuis kepada kelompok 4. Jika kelompok 4 tidak bisa menjawab, maka kuis dilempar kepada kelompok 5, dan seterusnya. Kelompok 4 mempresentasikan sub babnya
10.
(tata nama senyawa redoks) setelah kelompok 3 selesai presentasi dan memberikan kuis. Kelompok
11.
4
memberikan
kuis
kepada
kelompok 5. Jika kelompok 5 tidak dapat menjawab, maka kuis dilempar ke kelompok 1, dan seterusnya. Kelompok 5 mempresentasikan sub babnya
12.
(penerapan konsep redoks) setelah kelompok 4 selesai presentasi dan memberikan kuis. Kelompok
13.
5
memberikan
kuis
kepada
kelompok 1. Jika kelompok 1 tidak dapat menjawab, maka kuis dilempar ke kelompok 2, dan seterusnya. Setelah semua kelompok selesai berdiskusi dan menuliskan hasil diskusinya kemudian
14.
guru menyimpulkan sub materi oksidator dan reduktor dalam reaksi redoks, tata nama senyawa reaksi redoks, dan
penerapan
konsep redoks , sehingga peserta didik
menjadi paham. Kegiatan Penutup 15.
Secara individual peserta didik diberi PR.
k
1
16.
Guru memberikan salam.
k
1
Pertemuan II No
Kegiatan Pembelajaran
Pengorganisasian Peserta
Waktu (90 menit)
Kegiatan Awal 1
Guru mengucapkan salam
k
13 menit
k
2 menit
k
3 menit
i
70 menit
Guru membahas PR Guru memberikan pengarahan sebelum diadakan evaluasi siklus II. Kegiatan Inti 2
Guru memberikan waktu bagi peserta didik untuk persiapan.
3
Guru membagi lembar evaluasi siklus II kepada peserta didik.
4
Peserta didik mengerjakan evaluasi secara individu. Penutup
5
Peserta didik mengumpulkan lembar jawaban
i
evaluasi. 6
Guru megucapkan salam.
k
Keterangan: i= individu, g= group, k= klasikal
VIII.
Alat/Bahan/Sumber 1. Paket Kimia kelas X, Michael Purba,ERLANGGA,2007 . 2. LKS 3. Ringkasan materi.
2 menit
IX.
Penilaian A. Kognitif Bentuk : tes tertulis B. Afektif Bentuk : Pengamatan / Observasi - Keaktifan peserta didik (terlampir)
Pekalongan, 12 Februari 2011 Mengetahui,
Guru
Peneliti
Mata Pelajaran Kimia MA Salafiyah Simbangkulon
Ahsanul Wildan, S.Pd.
Mailal Kirom
NIP: 19770616 200801 1022
NIM: 73711003
Mengetahui Kepala MA Salafiyah Simbangkulon
Drs. H. Muslih, M.Ag NIP: -
Lampiran 6 INSTRUMEN OBSERVASI KEGIATAN GURU SIKLUS I
Jenis Penelitian
: Penelitian Tindakan Kelas.
Mata Pelajaran
: Kimia
Waktu Pelaksanaan
: 5
Februari 2011.
Tempat Pelaksanaan : MA Salafiyah Simbangkulon Pekalongan. Siklus Ke
No. 1.
:I
Penilaian
Aspek yang diamati Penjelasan
guru
1
tentang
2
3
ü
prosedur team quiz. 2.
Suara
saat ü
guru
menyampaikan materi. 3.
Pemerataan perhatian guru
ü
kepada setiap kelompok. 4.
Ketepatan
mengelola ü
guru
waktu pembelajaran. 5.
Kemampuan
guru
dalam
ü
menjawab pertanyaan peserta didik. 6.
Perhatian guru ketika siswa
ü
presentasi. 7.
Keruntutan
melaksanakan
ü
prosedur team quiz. 8.
Cara
guru
memberikan
arahan dan bimbingan kepada siswa.
ü
Keterangan 4
9.
ü
Kemampuan guru dalam menciptakan komunikasi yang timbal balik.
10
guru ü
Kemampuan membimbing diskusi.
11
Cara guru dalam memancing
ü
siswa untuk bertanya. 12
Kemampuan
guru
ü
dalam
meluruskan materi saat siswa presentasi. 13
ü
Membantu peserta didik yang kesulitan materi.
14
Membantu dalam
peserta
ü
didik
menumbuhkan
rasa
percaya diri. 15
Kemampuan
guru
memberikan
ü
dalam semangat
kepada peserta didik dalam mengerjakan kuis. 16
Kecermatan
guru
ü
dalam
mengamati keaktifan siswa . 17
Ketelitian
guru
ü
dalam
mengoreksi jawaban kuis. 18
Cara
guru
dalam
ü
mengkondisikan siswa yang kurang aktif. 19
Keterampilan
guru
dalam
mengelola kelas. 20
Ketepatan
waktu
yang ü
ü
diperlukan
guru
dalam
menyimpulkan materi. Jumlah skor
50
Persentase Kinerja Guru
62,5%
Keterangan:1. Kurang Baik. 2. Cukup Baik. 3. Baik. 4. Sangat Baik.
Skor Maksimal Ideal (SMI) = 80. Persentase Kinerja Guru =
Jumlah Skor x100% SMI
Kesimpulan: Dari hasil pengamatan tersebut, diperoleh skor hasil pengamatan kegiatan guru adalah 50 dengan persentase 62,5%.
Lampiran 7 INSTRUMEN OBSERVASI KEGIATAN GURU SIKLUS II
Jenis Penelitian
: Penelitian Tindakan Kelas.
Mata Pelajaran
: Kimia
Waktu Pelaksanaan
: 12 Februari 2011.
Tempat Pelaksanaan : MA Salafiyah Simbangkulon Pekalongan. Siklus Ke
No. 1.
: II
Penilaian
Aspek yang diamati
1
Penjelasan guru tentang prosedur
2
3
4
ü
team quiz. 2.
Suara guru saat menyampaikan
ü
materi. 3.
Pemerataan perhatian guru kepada
ü
setiap kelompok. 4.
ü
Ketepatan guru mengelola waktu pembelajaran.
5.
Kemampuan menjawab
guru pertanyaan
dalam
ü
peserta
didik. 6.
siswa
ü
melaksanakan
ü
Cara guru memberikan arahan dan
ü
Perhatian
guru
ketika
presentasi. 7.
Keruntutan prosedur team quiz.
8.
bimbingan kepada siswa. 9.
Kemampuan guru dalam
ü
menciptakan komunikasi yang timbal balik. 10
Kemampuan guru membimbing
ü
diskusi. 11
Cara
guru
dalam
memancing
ü
siswa untuk bertanya. 12
Kemampuan
guru
ü
dalam
meluruskan materi saat siswa presentasi. 13
Membantu peserta didik yang
ü
kesulitan materi. 14
Membantu peserta didik dalam
ü
menumbuhkan rasa percaya diri. 15
Kemampuan
guru
dalam
memberikan
semangat
kepada
ü
peserta didik dalam mengerjakan kuis. 16
Kecermatan
guru
dalam
ü
mengamati keaktifan siswa . 17
ü
Ketelitian guru dalam mengoreksi jawaban kuis.
18
Cara guru dalam mengkondisikan
ü
siswa yang kurang aktif. 19
dalam
ü
Ketepatan waktu yang diperlukan
ü
Keterampilan
guru
mengelola kelas. 20
guru dalam menyimpulkan materi. Jumlah skor
63
Persentase Kinerja Guru
78,75%
Keterangan: 1. Kurang Baik. 2. Cukup Baik. 3. Baik. 4. Sangat Baik.
Skor Maksimal Ideal (SMI) = 80. Persentase Kinerja Guru =
Jumlah Skor x100% SMI
Kesimpulan: Dari hasil pengamatan tersebut, diperoleh skor hasil pengamatan kegiatan guru adalah 63 dengan persentase 78,75%.
Lampiran 8 LEMBAR KERJA KELOMPOK SIKLUS I
Kelompok : Nama personil: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
1. Perkembangan Konsep Reaksi Oksidasi Reduksi a. Oksidasi Reduksi sebagai Reaksi Penggabungan dan Pelepasan Oksigen. Oksidasi adalah peristiwa penggabungan oksigen oleh suatu zat. Contoh: reaksi oksidasi pada perkaratan besi, yaitu bergabungnya oksigen dan besi dengan reaksi: 4Fe(s)
+ 3O2(g)
à 2Fe2O3(s)
Dalam reaksi ini besi (Fe) mengikat oksigen, berarti besi dioksidasi. Zat yang mengalami oksidasi atau zat yang mereduksi zat lain disebut reduktor. Reduksi dalah peristiwa pelepasan atau pengurangan oksigen dari suatu zat. Contoh: reduksi gas SO3 dengan reaksi : 2SO3(g)
à2SO2(g)
+
O2(g).
Pada reaksi tersebut, SO3 mengalami pengurangan jumlah oksigen yang terikat. Zat yang mengalami reduksi atau zat yang mengoksidasi zat lain disebut oksidator.
b. Oksidasi Reduksi sebagai Reaksi Pelepasan dan Penerimaan Elektron. Oksidasi adalah peristiwa pelepasan elektron. Contoh: oksidasi Fe menjadi Fe2O3 dengan reaksi:
Fe
à
Fe3+
+
3e-
Di mana Fe melepaskan elektron menjadi ion Fe3+. Reduksi adalah peristiwa penerimaan elektron. Contoh: reduksi Fe2O3 menjadi Fe dengan reaksi: Fe3+
+
3e-
à
Fe
Di mana ion Fe3+ menangkap elektron menjadi atom Fe. c. Oksidasi Reduksi sebagai Reaksi Peningkatan dan Penurunan Bilangan Oksidasi Oksidasi adalah peristiwa kenaikan bilangan oksidasi suatu unsur. Sedangkan reduksi adalah peristiwa penurunan bilangan ksidasi suatu unsur. Unsur-unsur yang mengalami penurunan bilangan oksidasi disebut oksidator, sedangkan yang mengalami kenaikan bilangan oksidasi disebut reduktor. Contoh: MnO2 + 4HCl à MnCl2 + 2H2O + Cl2 +4 -1 +2 0 Reduksi Oksidasi Kuis : 1.
2.
Nyatakan apakah proses berikut tergolong oksidasi, reduksi, atau redoks: a. C + O2 à CO2 b. Mg à Mg2+ + 2e Tentukanlah jenis reaksi di bawah ini: Persamaan reaksi Redoks/bukan redoks 1) Fe + O2 à Fe2O3 2) Cl2O7 + H2O à HClO4 3) Al + NaOH + H2O àNaAl(OH)4 + H2
4) NO2 + O2 à H2O + HNO3 5) NaOH + H2SO4 à Na2SO4 + H2O
2. Konsep Bilangan Oksidasi Bilangan oksidasi menyatakan besarnya muatan yang diemban oleh suatu atom dalam suatu senyawa, jika semua elektron ikatan didistribusikan kepada unsur yang lebih elektronegatif. Penentuan bilangan oksidasi dari suatu atom unsur dalam senyawa atau ion mengikuti aturan sebagai berikut: No 1 2 3 4 5 6
7
8
Jenis Zat Unsur bebas Molekul bebas Senyawa Ion tunggal
Bilangan Oksidasi 0 0 0 Sesuai muatannya
Ion poliatom Sesuai muatannya Letak golongan IA = +1 pada SPU IIA = +2 IIIA = +3 IVA = -1 Hidrogen (H) +1 -1
Oksigen (O)
-2 +2
Contoh H, Cu, Fe H2, N2, O2 NaCl, CuO Cu2+ = +2 Cl- = -1 K dalam KO = +1 Ca dalam CaO = +2 H= +1 dalam HCl, H2O H = -1 dalam NaH O dalam CO2 = -2 O dalam H2O2 = -1
Keterangan
Muatan (+) = muatan (-)
Bilangan oksidasi H umumnya = +1 Bilangan oksidasi O umumnya = -2
Contoh: tentukanlah bilangan oksidasi unsur yang dicetak miring: a. CH4 b. Fe2O3 jawab : a. CH4 : Bilangan oksidasi(b.o) H = +1 b.o C + (4 x b.o H) = 0 b.o C + (4 x (+1) = 0 maka b.o C = -4 b. Fe2O3 : Bilangan oksidasi O = -2 (2 x b.o Fe) + (3 x (-2)) = 0 (2 x b.o Fe) – 6 = 0 2 b.o Fe = +6 Maka b.o Fe = +
= +3
Kuis : Tentukanlah bilangan oksidasi unsur yang dicetak miring pada zat berikut: a. BaO2 b. Cr2O c. SF6
Lampiran 9
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK SIKLUS II Kelompok : Nama personil: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
1. Oksidator dan Reduktor dalam Reaksi Redoks Dalam suatu persamaan reaksi terkadang zat-zat dalam reaksi tersebut mengalami peristiwa oksidasi sekaligus reduksi, sehingga persamaan reaksi tersebut dikatakan sebagai reaksi redoks(reduksi-oksidasi). Ciri-ciri zat oksidator dan reduktor adalah sebagai berikut: Oksidator Reduktor 1. Mengalami penurunan bilangan 1. Mengalami penurunan bilangan oksidasi(reduksi). oksidasi(reduksi). 2. Mengikat elektron dalam bentuk 2. Mengikat elektron dalam bentuk molekul/ion dengan mudah. molekul/ion dengan mudah. 3. Menghasilkan O2. 3. Menghasilkan O2. Contoh: CuO(S) + H2(g) à Cu(s) + H2O(g) +2
0
0
+1
Reduksi Oksidasi Reduktor : H2 Oksidator : CuO
Hasil oksidasi : H2O Hasil reduksi : Cu
Kuis : Tentukan oksidator, reduktor, hasil reduksi dan hasil oksidasi pada reaksi di bawah ini: 1) 2KClO3 + 3S à 2KCl
+
3SO2
............ ...............
Reduktor Oksidator
: :
Hasil oksidasi : Hasil reduksi :
2) 2CuSO4 + 4KI à CuI + I2 + 2K2SO4 ............. ..............
Reduktor Oksidator
: :
Hasil oksidasi : Hasil reduksi :
3) 2KMnO4 + 5H2C2O4 + 3H2SO4 à K2SO4 + 2MnSO4 + 10CO2 + .................... 8H2O
.........................
Reduktor Oksidator
: :
Hasil oksidasi : Hasil reduksi :
2. Tata Nama Senyawa Reaksi Redok. a. Senyawa Biner Logam dan Non logam 1) Logam yang hanya memiliki satu bilangan oksidasi (IA, IIA, dan IIIA), penamaannya dengan menyebutkan nama logam dan nonlogam yang diberi akhiran ida. Contoh:
KCl : Kalium klorida
CaO : Kalsium oksida 2) Logam yang mempunyai beberapa bilangan oksidasi penamaannya adalah dengan menyebutkan nama ion logam disertai penulisan bilangan oksidasi dengan angka Romawi dalam tanda kurung dab nama nonlogam yang berakhiran ida. Contoh : FeCl2 = besi (II) klorida. FeCl3 = besi (III) klorida. b. Senyawa Biner Non Logam dan Non logam. Untuk memberi nama senyawa yang mengandung dua komponen yang terdiri dari dua non logam(binary compound), maka dipakai sistem ketiga dari nomenklatur. Sistem ini menggunakan awalan dalam bahasa Yunani untuk menunjukkan jumlah atom setiap macam unsur dalam satu molekul zat. Awalan ini menurut artinya adalah: di-
dua
penta-
lima
okta-
delapan
tri-
tiga
heksa-
enam
nona-
sembilan
tetra-
empat
hepta-
tujuh
deka-
sepuluh
dalam memberi nama suatu senyawa, unsur pertama dalam formula (rumus kimia) diberi nama dalam bahasa Indonesia(Inggris). Unsur kedua ditunjukkan dengan menambahkan akhiran –ida(ide) pada nama asal dari unsur tersebut. Contoh:
P4O10 adalah tetrafosforus dekaoksida. N2O5 adalah dinitrogen pentaoksida.
c. Senyawa yang mengandung ion yang terdiri dari atom yang banyak. Diketahui bahwa banyak ion yang mengandung lebih dari satu atom dan oleh sebab itu, senyawa ini adalah ion yang mempunyai atom banyak(polyatomic ion). Senyawa ini menjadi tergabung ke dalam senyawa ionik. Tetapi merupakan unit yang tersendiri dan pada umumnya tetap utuh dalam kebanyakan reaksi kimia. Sebagai senyawa yang mengandung dua komponen(binary compound), zat-zat yang mengandung ion ini selalu diberi nama yang dimulai dengan ion yang bermuatan positif. Contoh: Na2CO3 : natrium karbonat BaOH2
: barium hidroksida
Kuis 1.
Tulislah nama IUPAC senyawa-senyawa (ion) berikut: SnO
2.
: ...............
Cu2O : ...............
Tulislah nama IUPAC senyawa-senyawa (kovalen) berikut: Cl2O3 : ................
3.
N2O
: .................
Tulislah rumus kimia senyawa berikut: Besi(II) sulfat : ..................
Fosforus(III) oksida : .........
3. Penerapan Konsep Redoks a. Reaksi redoks pada pengolahan lgam. Contoh reaksi elektrolisis logam aluminium. 3C(s)
+ 4Al3+ (l) + 6O2-(l) à 4Al(l) + 3CO2(g)
b. Reaksi redoks pada penyambungan besi. Reaksi: 2Al(s) + Fe2O3(s) à 2Fe(s) + Al2O3(s) c. Reaksi redoks pada sel AKI. Pb(s) + PbO2(aq) + 2H2SO4
(aq)
+ 2H+ (aq) à 2PbSO4(s) + 2H2O(l)
d. Reaksi redoks pada Baterai( Sel Leclanche). Zn(s) +2NH4+(aq) + 2MnO2(s) à Zn2+(aq) Mn2O3(s) +2NH3(aq) + H2O(l) e. Reaksi redoks pada pengolahan air limbah. Pengolahan air limbah dengan proses lumpur aktif yang merupakan suatu proses oksidasi yang menggunakan bantuan oksigen dan berlangsung dalam bak limbah yang berisi partikel-partikel lumpur. Lumpur aktif merupakan lumpur yang banyak mengandung bakteri aerob. Bakteri ini berfungsi sebagai oksidator bahan organik dalam partikel lumpur aktif, tanpa menggunakan oksigen yang terlarut dalam air, sehingga harga BOD dapat dikurangi. Kuis 1. Sebutkan dan jelaskan 3 tahap pengolahan air limbah! 2. Apa peran bakteri aerob dalam lumpur aktif? 3. Sebutkan 3 senyawa yang dihasilkan dari proses oksidasi limbah organik!
Lampiran 10 JAWABAN LEMBAR KERJA KELOMPOK SIKLUS 1 A. Perkembangan Konsep Reaksi Oksidasi Reduksi 1.
C + O2 à CO2 à Reaksi redoks 2+ Mg à Mg + 2e à oksidasi
A. B.
2. Persamaan reaksi
Redoks/bukan redoks
A. Fe + O2 à Fe2O3
Redoks
B. Cl2O7 + H2O à HClO4
Bukan redoks
C. Al + NaOH + H2O àNaAl(OH) 4 +
Redoks Redoks
H2 D. NO2 + O2 à H2O + HNO3 E. NaOH + H2SO4 à Na2SO4 + H2O
B. Konsep Bilangan Oksidasi a. BaO2 : Bilangan oksidasi Ba = +2 (+2) + (2 x b.o O) = 0 2 x b.o O = -2 Maka b.o O = -1 b. Cr2O c. SF6
: Bilangan oksidasi O = -2 (2 x b.o Cr) + (7 x (-2) = -2 2 x b.o Cr = +12 Maka b.o Cr = +6 : Bilangan oksidasi F = -1 b.o S + (6 x (-1)) = 0 maka b.o S = +6
Bukan redoks
Lampiran 11 JAWABAN LEMBAR KERJA KELOMPOK SIKLUS II 1. Oksidator dan Reduktor dalam Reaksi Redoks Kuis : Menentukan oksidator, reduktor, hasil reduksi dan hasil oksidasi pada reaksi di bawah ini: 1) 2KClO3 + 3S à 2KCl + +5 0 -1 Reduksi Oksidasi
Reduktor Oksidator
:S : KClO3
3SO2 +4
Hasil oksidasi : SO2 Hasil reduksi : KCl
2) 2CuSO4 + 4KI à CuI + I2 + 2K2SO4 +2 -1 +1 0 Reduksi Oksidasi
Reduktor Oksidator
: KI : CuSO4
Hasil oksidasi : I2 Hasil reduksi : CuI
3) 2KMnO4 + 5H2C2O4+ 3H2SO4 à K2SO4 + 2MnSO4 + 10CO2 + +7 +3 +2 +4 reduksi oksidasi 8H2O Reduktor Oksidator
: H2C2O4 : KMnO4
Hasil oksidasi : CO2 Hasil reduksi : MnSO4
2. Tata Nama Senyawa Reaksi Redok. Kuis 1.
Tulislah nama IUPAC senyawa-senyawa (ion) berikut: SnO
: Timah (II) oksida
Cu2O :
Tembaga(I)
oksida
2.
Tulislah nama IUPAC senyawa-senyawa (kovalen) berikut: Cl2O3 : dikloro trioksida
N2O
:
dinitrogen
monoksida 3.
Tulislah rumus kimia senyawa berikut: Besi(II) sulfat : FeSO4
Fosforus(III) oksida :
P2O3 3. Penerapan Konsep Redoks Kuis 1. Tahap-tahap pengolahan air limbah: a. Tahap primer yaitu untuk memisahkan sampah yang tidak larut air. b. Tahap sekunder yaitu untuk menghilangkan BOD , yaitu dengan cara mengoksidasinya. c. Tahap tersier untuk menghilangkan sampah lain yang masih ada, seperti limbah organik beracun dan bakteri. 2. Peran bakteri aerob dalam lumpur aktif adalah berfungsi sebagai oksidator bahan organik dalam partikel lumpur aktif yang dapat mengurangi BOD air limbah. 3. Senyawa yang dihasilkan dari proses oksidasi limbah organik antara lain: CO2,
, dan
.
Lampiran 12
Daftar Nilai Peserta Didik Kelas XPi 4 Tahun Pelajaran 2008-2009 MA Salafiyah Simbangkulon Pekalongan No.
Nama peserta didik
Nilai
Keterangan
1.
Achla Ainus Salamah
65
TUNTAS
2.
Adilatul Ismah
40
TIDAK TUNTAS
3.
Amiroh
35
TIDAK TUNTAS
4.
Dzati Ismah
40
TIDAK TUNTAS
5.
Fakhrun Nisa'
70
TUNTAS
6.
Faroh Maulida
40
TIDAK TUNTAS
7.
Fatimah
50
TIDAK TUNTAS
8.
Finalia
60
TUNTAS
9.
Hana helmina
75
TUNTAS
10.
Hilyatul Ulya
60
TUNTAS
11.
Indah Kharis Septian
45
TIDAK TUNTAS
12.
Istighotsah
30
TIDAK TUNTAS
13.
Ita Rohmatina
90
TUNTAS
14.
Khairotun Nisa'
75
TUNTAS
15.
Kholisna
30
TIDAK TUNTAS
16.
Lia Mufarokhah
65
TUNTAS
17.
Luklu'ul Maknun
50
TIDAK TUNTAS
18.
Lulu Malaysi
65
TUNTAS
19.
Maesaroh
40
TIDAK TUNTAS
20.
Maghfiroh
75
TUNTAS
21.
Maghfiroh
70
TUNTAS
22.
Marisya Khazimah
80
TUNTAS
23.
Maslahatul Faridah
35
TIDAK TUNTAS
24.
Minkhatul Maula
60
TUNTAS
25.
Mus'aliyah
50
TIDAK TUNTAS
26.
Muslihati
85
TUNTAS
27.
Muzamilah
65
TUNTAS
28.
Nilatul Izzah
70
TUNTAS
29.
Nais Stanaul Athiyah
40
TIDAK TUNTAS
30.
Nila Azmilah
55
TIDAK TUNTAS
31.
Nila Salsabila
50
TIDAK TUNTAS
32.
Nunuk Fatmawati
75
TUNTAS
33.
Nur Izzatul Usbah
50
TIDAK TUNTAS
34.
Nurul Qurrotul Aini
80
TUNTAS
35
Qoidatul Khasanah
65
TUNTAS
36
Qonita Furoida
75
TUNTAS
37
Rizqi Amalia
35
TIDAK TUNTAS
38
Roikhatul Jannah
50
TIDAK TUNTAS
39
Rokhima Indana
40
TIDAK TUNTAS
40
Sakinah
70
TUNTAS
41
Siti Maisaroh
55
TIDAK TUNTAS
42
Siti Nurhayati
35
TIDAK TUNTAS
43
Umriyah Fatimatuzzahro
50
TIDAK TUNTAS
44
Vina Rohmatul Ummah
75
TUNTAS
45
Wahyuningsih
35
TIDAK TUNTAS
46.
Zahrul Fitriyah
40
TIDAK TUNTAS
47.
Zulfa Amalia
70
TUNTAS
48.
Nur Hayati
65
TUNTAS
Jumlah Skor
2655
Rata-rata
55,31
Ketuntasan Klasikal
50%
Kesimpulan: Rata-rata nilai peserta didik pada materi reaksi redoks pada tahun pelajaran 2008/ 2009 adalah 55,31. Nilai ini belum mencapai KKM yang ditetapkan yaitu 60. Peserta didik yang mencapai kategori tuntas hanya 50% dari seluruh peserta didik.
Lampiran 13
Daftar Nilai Peserta Didik Kelas XPi 4 Tahun Pelajaran 2009-2010 MA Salafiyah Simbangkulon Pekalongan
No.
Nama peserta didik
Nilai
Keterangan
1.
Anik Maghfiroh
60
TUNTAS
2.
Anisatul Mukaromah
75
TUNTAS
3.
Arofah
50
TIDAK TUNTAS
4.
Azimatul Makarimah
40
TIDAK TUNTAS
5.
Dewi Fatimah
30
TIDAK TUNTAS
6.
Eka Kharisma Putri
85
TUNTAS
7.
Eva Yuliana
70
TUNTAS
8.
Farroh Aulia Rahma
30
TIDAK TUNTAS
9.
Faridah
65
TUNTAS
10.
Fatiyatul Munifah
70
TUNTAS
11.
Fina Khafidhoh
35
TIDAK TUNTAS
12.
Ike Tifany Novita
40
TIDAK TUNTAS
13.
Ikhda Millatina
70
TUNTAS
14.
Isna Rosyidah
65
TUNTAS
15.
Izza Khamidah
40
TIDAK TUNTAS
16.
Karunia Utami
70
TUNTAS
17.
Lailatul Badriyah
55
TIDAK TUNTAS
18.
Lailatul Machfudhoh
35
TIDAK TUNTAS
19.
Lela Fiky Anggraini
50
TIDAK TUNTAS
20.
Maghfiroh
90
TUNTAS
21.
Milata Aliyata
70
TUNTAS
22.
Miskiyah
85
TUNTAS
23.
Nailal Izzati
50
TIDAK TUNTAS
24.
Nila Kamilah
80
TUNTAS
25.
Nila Karimah
65
TUNTAS
26.
Nilnal Muna
75
TUNTAS
27.
Nisa' Mustofiyah
35
TIDAK TUNTAS
28.
Nur Hidayah
50
TIDAK TUNTAS
29.
Nur Hidayah
75
TUNTAS
30.
Nur Kumila
50
TIDAK TUNTAS
31.
Nurul Anisah
80
TUNTAS
32.
Nurul Maghfiroh
40
TIDAK TUNTAS
33.
Rahmawati Dewi
70
TUNTAS
34.
Riska Nur kholilah
40
TIDAK TUNTAS
50
TIDAK TUNTAS
45
TIDAK TUNTAS
30
TIDAK TUNTAS
90
TUNTAS
35 36 37 38
Rofiqoh Roudloh Muna Lia Saidah Nafisah Sailatun Ilmiyah
39
Siti Royanah
75
TUNTAS
40
Trinila Kamala
30
TIDAK TUNTAS
65
TUNTAS
50
TIDAK TUNTAS
65
TUNTAS
40
TIDAK TUNTAS
41 42 43 44
Umi Marlina Via Sabila Wahyuningrum Yuniatun Inayah
Jumlah Skor
2580
Rata-rata
58,63
Ketuntasan Klasikal
50%
Kesimpulan: Rata-rata nilai peserta didik pada materi reaksi redoks pada tahun pelajaran 2009/ 2010 adalah 58,63%. Nilai ini belum mencapai KKM yang ditetapkan yaitu 60. Peserta didik yang mencapai kategori tuntas hanya 50% dari seluruh peserta didik.
Rata-rata nilai peserta didik pada pra siklus adalah: Rata-rata =
/
/
= 55,31 + 58,63 2 = 56,97 Rata-rata persentase keaktifan peserta didik: Rata-rata =
%
= 50%
%
Lampiran 14 DAFTAR NILAI SISWA KELAS XPi4 SIKLUS I No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
Nama Afiyatus Tsaniyah Ahrotun Alin Alaina Choiri Annisa Dewi Fitrotunnisa Dewi Khusnul Khotimah Dewi Syarifah Dianingsih Dzannur Ida Miladia Elia Alfiana Elliza Rizqiana Erni Wijayanti Fifin Nurus Syifa’ Fitrotul ‘Ain Hayatur Rifqoh Ida Ma’rifah Izzanatul Wahidah Khayatul Karimah Khusniyatul Khikmah Khusnul Khotimah Laili Nazilatul R Lulu’ Alfiyatul K Lulu’ Fu’adah Maghfirotul Hasanah Miftahurrohmah Mila Minhatul Maula Mu’sodah Nadhea Maudy Naely Sunnatul Kh Nailul Farih Nanik Khuriyatul L Nazilatun Nisa’ Nur Khamidah Nur Kholisah Nur Laila L Nur Mila Anjania Nurul Karomah Rizqiyah
Nilai siklus I 74,5 67,5 65 86 90 81 89 56 58 92 50 78,5 60,5 87 58 71 45 62 50 42,5 96 75,5 90 71 71 76 73,5 40 61 66 86 81 73,5 78,5 47 46 50 95
Keterangan TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS
39 40 41 42 43 44 45
Rofiqoh Shella Karimah Viccy Elsachiyyah Widi Setiawati Wita Amalia Yusti Fathana Zulfa Faradina Jumlah Skor Rata-rata Ketuntasan klasikal
78 47 87 63,5 41 60 82 3058,5
TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TUNTAS
67,96 71,11%
Kesimpulan: Rata-rata yang diperoleh yaitu 67,96. Nilai ini telah mencapai KKM yang ditetapkan yaitu 60. Tetapi, ketuntasan klasikalnya belum terpenuhi yaitu 71,11%, sedang indikator keberhasilan yang ditetapkan adalah 75%. Karena siklus I belum mencapai indikator yang ditetapkan, maka perlu adanya siklus II sebagai perbaikan.
Lampiran 15 DAFTAR NILAI SISWA KELAS XPi4 SIKLUS II No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
Nama Afiyatus Tsaniyah Ahrotun Alin Alaina Choiri Annisa Dewi Fitrotunnisa Dewi Khusnul Khotimah Dewi Syarifah Dianingsih Dzannur Ida Miladia Elia Alfiana Elliza Rizqiana Erni Wijayanti Fifin Nurus Syifa’ Fitrotul ‘Ain Hayatur Rifqoh Ida Ma’rifah Izzanatul Wahidah Khayatul Karimah Khusniyatul Khikmah Khusnul Khotimah Laili Nazilatul R Lulu’ Alfiyatul K Lulu’ Fu’adah Maghfirotul Hasanah Miftahurrohmah Mila Minhatul Maula Mu’sodah Nadhea Maudy Naely Sunnatul Kh Nailul Farih Nanik Khuriyatul L Nazilatun Nisa’ Nur Khamidah Nur Kholisah Nur Laila L Nur Mila Anjania Nurul Karomah
Nilai siklus II 75 95 55 75 60 80 60 70 65 70 85 60 50 95 85 60 60 70 70 50 60 95 55 80 70 75 75 90 45 70 75 65 60 85 60 70 90
Keterangan TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS
38 39 40 41 42 43 44 45
Rizqiyah Rofiqoh Shella Karimah Viccy Elsachiyyah Widi Setiawati Wita Amalia Yusti Fathana Zulfa Faradina Jumlah Skor
80 90 75 45 60 60 70 60
TUNTAS TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS 3150
Rata-rata
70
Ketuntasan klasikal
86,67%
Kesimpulan: Rata-rata hasil belajar yang diperoleh adalah 70 dengan ketuntasan klasikal 86,67%. Pada siklus II hasil belajar
peserta didik telah mencapai indikator
keberhasilan yaitu ada 75% peserta didik yang mencapai kriteria aktif dan ketuntasan klasikal peserta didik yang memenuhi KKM ada 75% maka tidak perlu diadakan siklus berikutnya.
Lampiran 16
SOAL EVALUASI SIKLUS I Jawablah pertanyaan berikut ini dengan benar! 1. Jelaskan pengertian oksidasi dan reduksi berdasarkan kaitannya dengan oksigen, dan berikan masing-masing satu contoh reaksinya! 2. Jelaskan pengertian oksidasi dan reduksi berdasarkan kaitannya dengan elektron berikan masing-masing satu contoh reaksinya! 3. Jelaskan pengertian oksidasi dan reduksi menurut perubahan bilangan oksidasi! 4. Perhatikan reaksi berikut ini:
Mg
+ 2HCl
è MgCl2
+ H2
Berapakah bilangan oksidasi unsur-unsur Mg, Cl dan H di atas? 5. Berapakah bilangan oksidasi kalium, Iodin , dan oksigen dalam senyawa ? 6. Berapakah bilangan oksidasi unsur-unsur alkali dan alkali tanah? 7. Apa yang dimaksud reaksi autoredoks? 8. Berapakah bilangan oksidasi Fe dan C dari masing-masing zat pada reaksi di bawah ini: Fe2O3 + 3CO à 2Fe + 3CO2. 9. Perhatikan reaksi di bawah ini: MnO2 + 4HCl à MnCl2 + H2O + Cl2. Tentukan zat yang mengalami reduksi dan zat yang mengalami oksidasi dan kemukakan alasannya! 10. Tentukanlah jenis reaksi di bawah ini: Persamaan reaksi 1) Fe + O2 à Fe2O3
Redoks/bukan redoks
2) Cl2O7 + H2O à HClO4 3) Al + NaOH + H2O àNaAl(OH) 4 + H2 4) NO2 + O2 à H2O + HNO3 5) NaOH + H2SO4 à Na2SO4 + H2O
Lampiran 17
SOAL EVALUASI SIKLUS II Jawablah pertanyaan berikut ini dengan benar!
1. 2CuSO4 + 4KI à CuI + I2 + 2K2SO4 ............. ..............
Reduktor Oksidator
: :
Hasil oksidasi : Hasil reduksi :
2. Diketahui reaksi redoks: MnO2 + 4HCl à MnCl2 + H2O + Cl2. Tentukan oksidator dan reduktornya! 3. Manakah zat yang menjadi reduktor dan hasil reduksi pada reaksi berikut ini? MnO2(s) + 2NaCl(aq) + 2H2SO4(aq) à MnSO4(aq) + Na2SO4(aq) + 2H2O(l) + Cl2(g) 4. Apa nama senyawa Cu2S? 5. Apa rumus kimia dari besi(III) klorida? 6. Apa nama senyawa dari Fe2(SO4)3? 7. Tuliskan rumus kimia dari difosfor trioksida! 8. Sebutkan 3 senyawa yang dihasilkan dari proses oksidasi limbah organik! 9. Berikan 3 contoh penerapan reaksi redoks yang kamu ketahui! 10. Jelaskan 3 tahap pengolahan air limbah!
Lampiran 18 KUNCI JAWABAN SOAL SIKLUS I 1. Pengertian oksidasi dan reduksi berdasarkan kaitannya dengan oksigen adalah: -
Oksidasi adalah peristiwa penggabungan oksigen oleh suatu zat. Contoh : 2Cu + O2 à 2CuO
-
Reduksi adalah peristiwa pelepasan atau pengurangan oksigen oleh suatu
zat.
Contoh : 2SO3 à 2SO2 + O2 2. Pengertian oksidasi dan reduksi berdasarkan kaitannya dengan elektron adalah: -
Oksidasi yaitu peristiwa pelepasan elektron. Contoh : Ba à Ba2+ + 2e-
-
Reduksi yaitu peristiwa penerimaan elektron. Contoh : Fe3+ + 3e- à Fe
3.
Oksidasi adalah peristiwa kenaikan bilangan oksidasi suatu unsur. Reduksi adalah peristiwa penurunan bilangan oksidasi.
4. Mg
+ 2HCl
è MgCl2
+ H2
Bilangan oksidasi Mg = 0, bilangan oksidasi Mg = +2 pada MgCl2. Bilangan oksidasi H = +1 pada HCl, bilangan oksidasi H = 0 pada H2. Bilangan oksidasi Cl = -1 pada HCl dan MgCl2. 5. Bilangan oksidasi kalium, Iodin , dan oksigen dalam senyawa adalah: Bilangan oksidasi K = +1,
Bilangan oksidasi I = +5 dan bilangan
oksidasi O = -2 6. Bilangan oksidasi unsur-unsur alkali = +1 dan alkali tanah = +2 7. Reaksi aotoredok adalah reaksi redoks dimana salah satu spesinya mengalami oksidasi sekaligus reduksi. 8. Bilangan oksidasi Fe pada Fe2O3 = +3 dan C = +2 pada CO dan C = +4 pada CO2.
9. MnO2 + 4HCl à MnCl2 + H2O + Cl2. Unsur Cl mengalami oksidasi karena bilangan oksidasi Cl naik dari -1 ke 0. Unsur Mn mengalami reduksi karena bilangan oksidasi Mn turun dari +4 memjadi +2. 10. Tentukanlah jenis reaksi di bawah ini: Persamaan reaksi
Redoks/bukan redoks
1) Fe + O2 à Fe2O3
Redoks
2) Cl2O7 + H2O à HClO4
Bukan redoks
3) Al + NaOH + H2O àNaAl(OH)4
Redoks
+ H2 4) NO2 + O2 à H2O + HNO3
Redoks
5) NaOH + H2SO4 à Na2SO4 + H2O
Bukan redoks
Lampiran 19
KUNCI JAWABAN SOAL SIKLUS II 1. 2CuSO4 + 4KI à CuI + I2 + 2K2SO4 +2 -1 +1 0 reduksi oksidasi Reduktor Oksidator
: KI : CuSO4
Hasil oksidasi : I2 Hasil reduksi : CuI
2. Diketahui reaksi redoks: MnO2 + 4HCl à MnCl2 + H2O + Cl2. +4
-1 Reduksi
+2
0
Oksidasi Oksidator : MnO2
Reduktor : HCl
3. MnO2(s) + 2NaCl(aq) + 2H2SO4(aq) à MnSO4(aq) + Na2SO4(aq) + 2H2O(l) + Cl2(g) +4
-1
+2
0 Reduksi Oksidasi Redukor : NaCl 4. 5. 6. 7. 8.
Hasil oksidasi: Cl2
Nama senyawa Cu2S adalah Tembaga (I) Sulfida Rumus kimia dari besi(III) klorida adalah FeCl3. Nama senyawa dari Fe2(SO4)3 adalah besi (III) Sulfat. Rumus kimia dari difosfor trioksida adalah P2O3. 3 senyawa yang dihasilkan dari proses oksidasi limbah organik . , dan adalah CO2, 9. 3 contoh penerapan reaksi redoks adalah - Reaksi redoks pada pengolahan lgam. - Reaksi redoks pada penyambungan besi. - Reaksi redoks pada sel AKI. 10. 3 tahap pengolahan air limbah yaitu:
a) Tahap primer yaitu untuk memisahkan sampah yang tidak larut air. b) Tahap sekunder yaitu untuk menghilangkan BOD , yaitu dengan cara mengoksidasinya. c) Tahap tersier untuk menghilangkan sampah lain yang masih ada, seperti limbah organik beracun dan bakteri.
Lampiran 20 PR SIKLUS I 1. Reaksi di bawah ini yang merupakan reaksi redoks adalah....... A. HCl + NaOH à NaCl + H2O B. KOH à K+ + OHC. CH3COOH + NH4OH àCH3COONH4 + H2O D. Ca2+ + O2- à CaO E. Zn + FeCl2 à ZnCl2 + Fe 2. Reaksi dimana spesies dapat langsung mengalami oksidasi sekaligus reduksi disebut ............... A. Reduksi B. Autoredoks C. Oksidasi D. Oksidator E. Reduktor 3. Di bawah ini yang termasuk reaksi autoredoks adalah ......... A. Fe2O3 + 3CO à 2Fe + 3CO2 B. Zn + 2HCl à ZnCl2 + H2 C. Cl2 + 2KOH à KCl + KClO + H2O D. 2Na + 2H2O à 2NaOH + H2 E. Zn + 2KOH à K2ZnO2 + H2 4. Diketahui 3 macam pengertian oksidasi sebagai berikut: 1) Pengikatan oksigen 2) Pertambahan bilangan oksidasi 3) Pelepasan elektron Urutan perkembangan pengertian oksidasi tersebut adalah ............ A. 1 -2 -3 D. 1 -3 -2 B. 2 -3 -1 E. 3 -1 -2 C. 2 -1 -3 5. Bilangan oksidasi atom N paling kecil terdapat pada senyawa....... A. N2O D. NO2 B. NO E. N2O5 C. N2O3 6. Dalam senyawa HClO2, HClO3, dan HClO4, klor secara berurutan mempunyai bilangan oksidasi..... A. -1, +1, +1 . D. -3, -4, -7 B. +2, +3, +4 E. +3, +5, +7 C. -1, +3, +5
7. Reaksi : Cu(s) + HNO3(aq) à Cu(NO3)2(aq) + NO(g) + H2O(l) Perubahan bilangan oksidasi N adalah......... A. +5 à 0 D. +5 à +2 B. +2 à 5 E. 0 à +2 C. 0 à +5 8. Pada reaksi : Cl2 + 2KOH à KCl + KClO + H2O. Bilangan oksidasi klorin berubah dari ........... A. -1 à +1 dan 0 D. -2à 0 dan +1 B. +1 à -1 dan 0 E. 0 à -1 dan +1 C. 0 à -4 d1n -2 9. Bilangan oksidasi C pada CH4 adalah ......... A. 0 D. +4 B. -1 E. +1 C. -4 10. Berapakah biloks Br dalam NaBr? A. 0 D. +2 B. +1 E. -2 C. -1
Lampiran 21 PR SIKLUS II +8H+ à 3Cu2+ + 3S + 4H2O 1. Hasil oksidasi pada reaksi 3CuS + 2 + 2NO adalah............ A. Cu2+ D. S B. NO E. S dan NO C. H2O 2. Pada reaksi Ca + S à Ca2+ + S2-, hasil oksidasinya adalah .......... A. S2D. Ca B. S E. K 2+ C. Ca 3. Reaksi CuO(S) + H2(g) à Cu(s) + H2O(l) Senyawa yang bertindak sebagai pereduksi adalah ........... A. Cu2+ D. H2 B. H2O E. CuO C. Cu 4. Rumus kimia dari timah (IV) sulfat adalah ......... A. SnS4 D. SnSO4 B. SnS2 E. Sn(SO4)2 C. Sn2(SO4)4 5. Rumus yang menyatakan dinitrogen monoksida adalah ......... A. N2O D. NO B. N2O3 E. N2O5 C. NO2 6. Rumus kimia besi (III) sulfat adalah ........... A. Fe2(SO4)4 D. Fe3SO4 B. Fe2(SO4)3 E. Fe(SO4)2 C. Fe3(SO4)4 7. Reaksi redoks yang benar pada sel aki adalah ........... A. MnO2 + 4HCl à MnCl2 + 2H2O + Cl2 B. MnO2 + HCl à 2MnCl2 + 2H2O + Cl2 C. 2MnO2 + HCl à MnCl2 + 2H2O + 2Cl2 D. MnO2 + 4HCl à MnCl2 + 2H2O + 2Cl2 E. MnO2 + 4HCl à 2MnCl2 + 2H2O + Cl2 8. Reaksi oksidasi pada sel aki terjadi pada senyawa ............ A. Pb D. H2O B. PbSO4 E. H2SO4 C. PbO2
9. Zat yang menjadi reduktor dan hasil reduksi pada reaksi berikut adalah ......... MnO2(s) + 2NaCl(aq) + 2H2SO4(aq) à MnSO4(aq) + Na2SO4(aq) + 2H2O(l) + Cl2(g) A. MnO2 dan MnSO4 D. NaCl dan MnSO4 B. NaCl2 dan Cl2 E. MnO2 dan NaCl C. NaCl dan NaSO4 10. Diantara reaksi berikut yang tergolong reaksi disproporsionasi adalah...... A. 2SO2 + O2 à 2SO3 B. 2FeCl3 + H2S à 2FeCl2 + 2HCl + S C. 3I2 + 6KOH à 5KI + KIO3 + 3 H2O D. SO2 + 3H2S à 3S + 2H2O E. 2CuSO4 + 4KI à 2CuI + I2 + 2K2SO4
Lampiran 22 KUNCI JAWABAN PR SIKLUS I 1. 2. 3. 4.
E B C D
5. A 6. E 7. D 8. E
9. C 10. C
KUNCI JAWABAN PR SIKLUS II 1. 2. 3. 4.
D C D C
5. A 6. B 7. C 8. A
9. D 10. C
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Mailal Kirom
Tempat / Tanggal Lahir
: Pekalongan, 26 Mei 1988
Alamat Asal
: Banyuurip Ageng RT 03 RW 03 Pekalongan
Alamat Sekarang
: Jl. Margoyoso No. 07 RT 04 RW 04 Kelurahan Tambakaji Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang
Jenjang Pendidikan : 1. MI Banyurip Ageng
Lulus Tahun 2001
2. MTs IN Banyurip Ageng
Lulus Tahun 2004
3. MA Salafiyah Simbangkulon Pekalongan
Lulus Tahun 2007
4. IAIN Walisongo Semarang
Angkatan
2007
Semarang, Juli 2011 Penulis,
Mailal Kirom 073711003