No. 63/10/19/Th.XIV, 3 Oktober 2016
PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA PANGKALPINANG SEPTEMBER 2016 INFLASI 0,64 PERSEN
Pada September 2016 Kota Pangkalpinang mengalami inflasi sebesar 0,64 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 130,56 setelah sebelumnya Agustus 2016 mengalami inflasi yang lebih tinggi yakni sebesar 0,93 persen dengan IHK 129,73.
Inflasi terjadi karena adanya peningkatan harga yang ditunjukkan oleh naikknya indeks di seluruh kelompok pengeluaran yakni kelompok bahan makanan sebesar 0,61 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 1,37 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,29 persen; kelompok sandang sebesar 0,37 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,28 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,15 persen; serta kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,73 persen. Tingkat inflasi tahun kalender September 2016 adalah inflasi sebesar 5,49 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (September 2016 terhadap September 2015) sebesar 5,82 persen. Sumbangan masing-masing komponen terhadap inflasi pada bulan ini adalah komponen yang harganya diatur oleh pemerintah 0,15 persen dan komponen inti sebesar 0,52 persen. Sedangkan komponen bergejolak deflasi sebesar 0,03 persen. Tingkat inflasi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung September 2016 adalah sebesar 0,17 persen dengan IHK 130,96. Berdasarkan pantauan harga selama September 2016, pada 82 kota IHK di Indonesia menunjukkan bahwa 58 kota mengalami inflasi dan 24 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi
terjadi di Kota Sibolga sebesar 1,85 persen dengan IHK 129,12 dan deflasi tertinggi di Kota Pontianak sebesar 1,06 persen dengan IHK 133,94.
Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No.63/10/19/Th.XIV, 3 Oktober 2016
1
Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan salah satu indikator ekonomi yang digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga (inflasi/deflasi) di tingkat konsumen, khususnya di daerah perkotaan. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari suatu paket komoditas yang dikonsumsi oleh rumah tangga. Di Indonesia, tingkat inflasi diukur dari persentase perubahan IHK dan diumumkan ke publik setiap awal bulan (hari kerja pertama) oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Berdasarkan hasil pemantauan BPS di pasar tradisional maupun modern pada September 2016, di Kota Pangkalpinang terjadi inflasi sebesar 0,64 persen, atau terjadi peningkatan IHK dari 129,73 pada Agustus 2016 menjadi 130,56 pada September 2016. Tingkat inflasi tahun kalender bulan ini adalah sebesar 5,49 persen dan dengan tingkat inflasi tahun ke tahun (September 2016 terhadap September 2015) adalah sebesar 5,82 persen. Inflasi terjadi karena adanya peningkatan harga yang ditunjukkan oleh naikknya indeks di seluruh kelompok pengeluaran yakni kelompok bahan makanan sebesar 0,61 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 1,37 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,29 persen; kelompok sandang sebesar 0,37 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,28 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,15 persen; serta kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,73 persen. Beberapa komoditas yang mengalami peningkatan harga pada September 2016 diantaranya adalah tarif pulsa ponsel, rokok kretek filter, ikan tenggiri, udang basah, daging babi, apel, ikan hapau, rokok putih, kontrak rumah, tarif listrik, ikan kerisi, ikan kembung, ikan selar, ikan bakar, dan cabai merah. Sementara beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga adalah bawang merah, daging ayam ras, angkutan udara, sawi hijau, ikan dencis, jeruk, mobil, beras, sosis daging ayam, buah pir, ikan tongkol, kayu balokan, cabai rawit, wortel, dan pisang.
Tabel 1 IHK dan Tingkat Inflasi Kota Pangkalpinang September 2016, Tahun Kalender 2016, dan Tahun ke Tahun Menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100)
Kelompok Pengeluaran (1)
1 2 3 4 5 6 7 1) 2) 3)
2
Laju Inflasi IHK IHK Inflasi Tahun Agustus September September Kalender 1) 2016 2016 2016 20162)
Inflasi Tahun ke Tahun 3)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
U m u m (Headline)
129,73
130,56
0,64
5,49
5,82
Bahan Makanan Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan bakar Sandang Kesehatan Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan
135,50
136,32
0,61
9,87
7,55
132,78 125,24 125,44 123,47 130,98 126,26
134,60 125,60 125,91 123,81 131,18 127,18
1,37 0,29 0,37 0,28 0,15 0,73
3,93 1,53 8,04 1,82 3,96 7,42
5,27 3,09 7,97 2,93 4,00 8,94
Persentase perubahan IHK September 2016 terhadap IHK bulan sebelumnya Persentase perubahan IHK September 2016 terhadap IHK Desember 2015 Persentase perubahan IHK September 2016 terhadap IHK September 2015
Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No.63/10/19/Th.XIV, 3 Oktober 2016
Seluruh kelompok pengeluaran memberikan andil/sumbangan inflasi pada September 2016, yaitu kelompok bahan makanan sebesar 0,16 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,26 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,07 persen; kelompok sandang sebesar 0,02 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,01 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,01 persen; serta kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 0,11 persen. Tabel 2 Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kota Pangkalpinang (2012=100) September 2016 Kelompok Pengeluaran
Sumbangan Inflasi (%)
(1)
(2)
UMUM
0,64
1.
Bahan Makanan
2. 3. 4.
Makanan Jadi, Minuman, Rokok,dan Tembakau Perumahan, Air, Listrik, Gas,dan Bahan Bakar Sandang
5. 6. 7.
Kesehatan Pendidikan, Rekreasi,dan Olahraga Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan
0,16 0,26 0,07 0,02 0,01 0,01 0,11
Gambar 1 Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kota Pangkalpinang September 2016 0,70
0,60 Umum
Andil (%)
0,50
1. Bahan Makanan
2. Makanan Jadi
0,40
3. Perumahan 0,30
4. Sandang 5. Kesehatan
0,20
6. Pendidikan 0,10
7. Transpor
0,00 Kelompok Pengeluaran
Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No.63/10/19/Th.XIV, 3 Oktober 2016
3
Tabel 3 Sumbangan Komoditi Terbesar Terhadap Inflasi/Deflasi Kota Pangkalpinang September 2016
Komoditi (1)
Persentase Perubahan Harga (2)
Sumbangan Inflasi (%)
Komoditi
(3)
(1)
Persentase Perubahan Harga (2)
Sumbangan Deflasi (%) (3)
1.
Tarif Pulsa Ponsel
12,0497
0,2247
1.
Bawang Merah
-10,7075
-0,1299
2.
Rokok Kretek Filter
3,7669
0,1317
2.
Daging Ayam Ras
-6,3835
-0,1108
3.
Ikan Tenggiri
26,6650
0,1087
3.
Angkutan Udara
-2,7916
-0,0723
4.
Udang Basah
17,8455
0,0593
4.
Sawi Hijau
-12,1134
-0,0580
5.
Daging Babi
14,6457
0,0574
5.
Ikan Dencis
-15,8320
-0,0492
6.
Apel
10,1707
0,0529
6.
Jeruk
-3,5932
-0,0406
7.
Ikan Hapau
18,5976
0,0486
7.
Mobil
-1,4500
-0,0383
8.
Rokok Putih
3,8650
0,0456
8.
Beras
-0,8204
-0,0364
9.
Kontrak Rumah
0,8900
0,0442
9.
Sosis Daging Ayam
-5,8345
-0,0250
10.
Tarif Listrik
1,0467
0,0417
10.
Pir
-10,9144
-0,0224
11.
Ikan Kerisi
4,1961
0,0410
11.
Ikan Tongkol
-7,0515
-0,0198
12.
Ikan Kembung
5,6156
0,0394
12.
Kayu Balokan
-7,8905
-0,0140
13.
Ikan Selar
4,4327
0,0394
13.
Cabai Rawit
-6,9692
-0,0139
14.
Ikan Bakar
18,3355
0,0277
14.
Wortel
-9,9974
-0,0134
15.
Cabai Merah
15,5185
0,0246
15.
Pisang
-3,2675
-0,0106
4
Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No.63/10/19/Th.XIV, 3 Oktober 2016
URAIAN MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN 1.
Bahan Makanan
Kelompok bahan makanan pada September 2016 mengalami inflasi 0,61 persen atau terjadi peningkatan indeks dari 135,50 pada Agustus 2016 menjadi 136,32 pada September 2016. Dari 11 subkelompok dalam kelompok bahan makanan, 4 subkelompok mengalami inflasi dan 7 subkelompok mengalami deflasi. Subkelompok yang mengalami inflasi tertinggi adalah subkelompok ikan segar sebesar 7,17 persen dan terrendah di subkelompok ikan diawetkan sebesar 0,70 persen. Sedangkan subkelompok yang mengalami deflasi tertinggi adalah subkelompok bumbu-bumbuan sebesar 3,98 persen; dan terrendah di subkelompok telur, susu, dan hasil-hasilnya 0,03 persen. Kelompok ini pada September 2016 memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,16 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi antara lain bawang merah, daging ayam ras, sawi hijau, ikan dencis, ikan tongkol, jeruk, beras, sosis daging ayam, pir, cabai rawit, wortel, dan pisang. 2.
Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau
Kelompok ini pada September 2016 mengalami inflasi 1,37 persen atau terjadi peningkatan indeks dari 132,78 pada Agustus 2016 menjadi 134,60 pada September 2016. Ketiga subkelompok pada kelompok ini mengalami inflasi yakni subkelompok makanan jadi sebesar 0,50 persen; subkelompok minuman yang tidak beralkohol sebesar 0,59 persen; dan subkelompok tembakau dan minuman beralkohol sebesar 3,52 persen. Kelompok ini pada September 2016 secara keseluruhan memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,26 persen. Komoditas yang memberikan sumbangan inflasi adalah rokok kretek filter, rokok putih, rokok kretek, ikan bakar, kerupuk ikan, air kemasan, dan teh. 3.
Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar
Kelompok ini pada September 2016 mengalami inflasi sebesar 0,42 persen atau terjadi peningkatan indeks dari 125,24 pada Agustus 2016 menjadi 125,60 pada September 2016. Subkelompok mengalami inflasi yakni; subkelompok biaya tempat tinggal sebesar 0,29 persen; subkelompok bahan bakar, penerangan dan air sebesar 1,00 persen; dan subkelompok perlengkapan rumah tangga 0,13 persen. Sementara subkelompok penyelenggaraan rumah tangga deflasi sebesar 0,10 persen. Pada September 2016 kelompok ini secara umum memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,07 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi adalah komoditas tarif listrik, kontrak rumah, kayu lapis, mesin cuci, dan sabun cair/cuci piring. 4.
Sandang
Kelompok sandang pada September 2016 mengalami inflasi 0,37 persen atau terjadi peningkatan indeks dari 125,44 pada Agustus 2016 menjadi 125,91 pada September 2016. Subkelompok yang mengalami inflasi hanyalah subkelompok sandang laki-laki sebesar 1,16 persen, sedangkan subkelompok lainnya stabil yakni subkelompok sandang wanita; subkelompok sandang anak-anak; dan subkelompok barang pribadi dan sandang lainnya. Kelompok ini pada September 2016 secara keseluruhan memberikan sumbangan/andil inflasi sebesar 0,02 persen. Komoditas yang memberikan sumbangan inflasi adalah celana panjang jeans pria, celana panjang katun pria, dan kemeja pendek katun pria. Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No.63/10/19/Th.XIV, 3 Oktober 2016
5
5.
Kesehatan
Kelompok kesehatan pada September 2016 mengalami inflasi sebesar 0,28 persen atau terjadi peningkatan indeks dari 123,47 Agustus 2016 menjadi 123,81 di September 2016. Subkelompok perawatan jasmani dan kosmetika inflasi sebesar 0,49 persen dan subkelompok obat-obatan inflasi sebesar 0,41 persen. Sementara subkelompok jasa kesehatan dan subkelompok perawatan jasmani stabil. Secara keseluruhan kelompok ini pada September 2016 memberikan sumbangan inflasi 0,01 persen. Komoditas yang memberikan sumbangan/andil inflasi yaitu obat sakit kepala, obat gosok, obat luka, dan deodorant.
6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga Kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga pada bulan ini mengalami inflasi sebesar 0,15 persen atau terjadi peningkatan indeks dari 130,98 baik pada Agustus 2016 menjadi 131,18 pada September 2016. Subkelompok yang mengalami inflasi yakni subkelompok pendidikan sebesar 0,36 persen serta subkelompok perlengkapan/peralatan pendidikan sebesar 0,82 persen. Sementara subkelompok rekreasi deflasi sebesar 0,86 persen. Sedangkan subkelompok kursus-kursus/pelatihan dan subkelompok olahraga stabil. Secara keseluruhan kelompok ini pada September 2016 memberikan sumbangan inflasi 0,01 persen. Komoditas yang memberikan sumbangan/andil inflasi yaitu tarif sekolah SD, SMP, dan SMA serta buku tulis bergaris.
7.
Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan
Kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan pada September 2016 mengalami inflasi 0,73 persen atau terjadi peningkatan indeks dari 126,26 pada Agustus 2016 menjadi 127,18 pada September 2016. Subkelompok yang mengalami inflasi adalah subkelompok komunikasi dan pengiriman inflasi sebesar 7,69 persen serta subkelompok sarana dan penunjang transpor sebesar 0,31 persen. Sementara subkelompok transpor deflasi sebesar 1,06 persen sedangkan subkelompok jasa keuangan stabil. Secara keseluruhan kelompok ini pada September 2016 memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,11 persen. Komoditas yang memberikan sumbangan/andil inflasi yaitu komoditas tarif pulsa ponsel dan accu.
6
Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No.63/10/19/Th.XIV, 3 Oktober 2016
PERBANDINGAN INFLASI TAHUNAN Tingkat inflasi tahun kalender September 2016 maupun tahun ke tahun (September 2016 terhadap September 2015) pada empat kota pantauan IHK menunjukkan arah yang sejalan. Inflasi tahun kalender Pangkalpinang adalah yang tertinggi sebesar 5,49 persen; diikuti Tanjung Pandan sebesar 2,94 persen; serta Palembang dan DKI Jakarta masing-masing sebesar 2,29 persen dan 1,60 persen. Sementara untuk inflasi tahun ke tahun Kota Pangkalpinang sebesar 5,82 persen; sementara Tanjung Pandan sebesar 1,53 persen; Palembang dengan 4,54 persen; dan DKI Jakarta 2,40 persen. (Lihat Tabel 4).
Tabel 4 Inflasi September 2016, Tahun Kalender 2016, dan Tahun ke Tahun Kota Pangkalpinang, Tanjung Pandan, Palembang, dan DKI Jakarta Inflasi
Pangkalpinang
Tanjung Pandan
Palembang
DKI Jakarta
(2)
(3)
(4)
(5)
September 2016
0,64
-0,68
0,24
0,18
2. Tahun Kalender 2016
5,49
2,94
2,49
1,60
3.
5,82
1,53
4,54
2,40
(1)
1.
September 2016 terhadap September 2015 (year on year)
Gambar 2 Inflasi September 2016, Tahun Kalender 2016, dan Tahun ke Tahun Kota Pangkalpinang, Tanjung Pandan, Palembang, dan DKI Jakarta
8.00 7.00 6.00 5.00 4.00 3.00 2.00 1.00 0.00 -1.00
INFLASI SEPTEMBER 2016
INFLASI TAHUN KALENDER SEPTEMBER 2016
-2.00
INFLASI YEAR ON YEAR SEPTEMBER 2016 TERHADAP SEPTEMBER 2015
-3.00 Pangkalpinang
Tanjung Pandan
Palembang
Jakarta
Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No.63/10/19/Th.XIV, 3 Oktober 2016
7
PERBANDINGAN ANTARKOTA Pada September 2016 di 82 kota pantauan IHK tercatat 58 kota mengalami inflasi dan 24 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Sibolga 1,85 persen dengan IHK 129,12 dan deflasi tertinggi di Pontianak dengan deflasi 1,06 persen dan IHK 133,94. Inflasi/Deflasi sangat dipengaruhi oleh kelancaran distribusi dan ketersediaan berbagai kebutuhan rumahtangga yang tentu saja berimbas langsung terhadap tingkat harga, serta kebijakan pemerintah akan sektor strategis, seperti bahan bakar minyak, tarif listrik dan bahan bakar rumahtangga. Tingkat permintaan dari konsumen yang dipengaruhi faktor musiman seperti hari keagamaan dan tahun ajaran baru serta kondisi cuaca memberikan dampak yang cukup signifikan pula.
Perbandingan Antarkota di Pulau Sumatera Kota-kota IHK di wilayah Pulau Sumatera yang berjumlah 23 kota, pada September 2016 tercatat hanya 4 kota yang mengalami deflasi. Inflasi tertinggi di Sibolga 1,85 persen dengan IHK 129,12. Deflasi tertinggi terjadi di Tanjung Pandan sebesar 0,68 persen dengan IHK 131,70. (Lihat Tabel 5). Tabel 5 Perbandingan Indeks dan Inflasi/Deflasi September 2016 Kota-Kota di Pulau Sumatera, (2012=100) KOTA (1)
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23.
8
Meulaboh Banda Aceh Lhokseumawe Sibolga Pematang Siantar Medan Padang Sidempuan Padang Bukit Tinggi Tembilahan Pekanbaru Dumai Bungo Jambi Palembang Lubuklinggau Bengkulu Bandar Lampung Metro Tanjung Pandan Pangkalpinang Batam Tanjung Pinang BANGKA BELITUNG
IHK
September 2016 Inflasi/Deflasi (%)
(2)
(3)
124,85 118,94 121,52 129,12 129,51 130,29 123,75 131,16 125,20 129,02 125,12 125,91 123,02 124,65 123,53 122,72 134,05 125,16 133,06 131,70 130,56 125,34 125,04 130,96
0,83 0,78 1,44 1,85 0,29 1,32 0,83 0,58 1,11 -0,22 0,94 0,64 -0,06 -0,17 0,24 0,79 0,07 0,30 0,15 -0,68 0,64 0,35 0,13 0,17
Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No.63/10/19/Th.XIV, 3 Oktober 2016
Perbandingan Antarkota di Pulau Jawa Pada September 2016 dari kota-kota IHK di wilayah Pulau Jawa yang berjumlah 26 kota, tercatat hanya 3 kota yang mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Serang sebesar 0,51 persen dengan IHK 132,21 dan terrendah terjadi di Banyuwangi sebesar 0,02 persen dengan IHK 121,84. Deflasi hanya terjadi di 3 kota dan tertinggi di kota Yogyakarta yakni sebesar 0,16 persen dengan IHK 122,33. (Lihat Tabel 6). Tabel 6 Perbandingan Indeks dan Inflasi/Deflasi September 2016 Kota-Kota di Pulau Jawa, (2012=100) September 2016
KOTA (1)
IHK
Inflasi/Deflasi (%)
(2)
(3)
1.
DKI Jakarta
125,32
0,18
2.
Bogor
124,37
0,09
3.
Sukabumi
123,99
0,10
4.
Bandung
123,67
0,14
5.
Cirebon
120,61
0,28
6.
Bekasi
121,86
0,26
7.
Depok
123,64
0,37
8.
Tasikmalaya
123,44
0,12
9.
Cilacap
126,96
0,05
10.
Purwokerto
121,81
0,02
11.
Kudus
129,70
0,04
12.
Surakarta
121,43
0,06
13.
Semarang
123,60
0,13
14.
Tegal
121,91
0,07
15.
Yogyakarta
122,33
-0,16
16.
Jember
121,37
0,22
17.
Banyuwangi
121,84
0,02
18.
Sumenep
121,78
0,04
19.
Kediri
121,58
0,21
20.
Malang
125,31
0,17
21.
Probolinggo
122,31
-0,14
22.
Madiun
121,65
0,16
23.
Surabaya
124,88
0,18
24.
Tangerang
131,90
0,40
25.
Cilegon
129,06
-0,12
26.
Serang
132,21
0,51
BANGKA BELITUNG
130,96
0,17
Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No.63/10/19/Th.XIV, 3 Oktober 2016
9
Perbandingan Antarkota di Luar Pulau Jawa dan Sumatera Pada September 2016 dari kota-kota IHK di wilayah luar Pulau Jawa dan Sumatera yang berjumlah 33 kota, tercatat 16 kota mengalami inflasi dan 17 kota yang mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Maumere sebesar 1,20 persen dengan IHK 118,61 dan terrendah di Palopo 0,05 persen dengan IHK 123,02. Deflasi tertinggi terjadi di Pontianak sebesar 1,06 persen dengan IHK 133,94 dan terendah di Kendari 0,01 persen dengan IHK 121,65. Tabel 7 Perbandingan Indeks dan Inflasi/Deflasi September 2016 Kota-Kota di Luar Pulau Jawa dan Sumatera (2012=100) KOTA (1)
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33.
IHK
September 2016 Inflasi/Deflasi (%)
(2)
(3)
Singaraja Denpasar Mataram Bima Maumere Kupang Pontianak Singkawang Sampit Palangkaraya Tanjung Banjarmasin Balikpapan Samarinda Tarakan Manado Palu Bulukumba Watampone Makassar Pare-Pare Palopo Kendari Bau-Bau Gorontalo Mamuju Ambon Tual Ternate Manokwari Sorong Merauke Jayapura
133,64 122,15 122,64 129,12 118,41 125,41 133,94 124,95 125,32 121,98 125,24 125,44 129,88 127,49 135,10 124,02 126,24 129,02 120,08 125,50 120,52 123,02 121,65 129,58 120,98 123,94 123,93 137,15 129,78 120,79 127,35 130,76 126,84
0,07 0,26 -0,66 -0,45 1,20 -0,37 -1,06 -0,75 -0,46 0,11 -0,45 0,11 0,21 -0,20 -0,44 -0,68 0,59 0,60 0,30 0,41 -0,50 0,05 -0,01 0,27 -0,40 0,32 -0,11 -0,71 0,09 -0,67 -0,02 0,27 0,55
BANGKA BELITUNG
130,96
0,17
10 Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No.63/10/19/Th.XIV, 3 Oktober 2016
INFLASI KOMPONEN INTI, HARGA DIATUR PEMERINTAH, DAN BERGEJOLAK Komponen yang harganya diatur pemerintah pada bulan ini memberikan andil inflasi sebesar 0,15 persen dan sejalan dengan bulan sebelumnya yang memberikan andil inflasi juga sebesar 0,18 persen. Komoditas rokok kretek, rokok putih, rokok kretek filter, dan tarif listrik memberikan andil inflasi di komponen ini. Sementara komponen bergejolak memberikan andil deflasi sebesar 0,03 persen setelah Agustus 2016 memberikan andil inflasi sebesar 0,45 persen. Andil deflasi di bulan ini dipicu oleh turunnya harga beberapa komoditas diantaranya beras, daging ayam ras, ikan segar (ikan dencis, ikan lele, dan ikan tongkol); sayur-sayuran (bayam, buncis, kangkung, kentang, ketimun, kol, nangka muda, sawi hijau, tomat sayur, wortel, dan terong panjang); tahu mentah; serta bumbu-bumbuan (bawang merah dan cabe rawit). Komponen inti pada September 2016 memberikan andil inflasi sebesar 0,52 persen dan sejalan dengan Agustus 2016 yang memberikan andil inflasi sebesar 0,30 persen. Andil inflasi ini dipicu oleh naiknya harga di beberapa komoditas diantaranya ikan segar (ikan mayung, ikan merah, ikan pari, dan ikan hapau) serta bumbubumbuan (asam, jahe, kunyit, dan lengkuas). (Lihat Tabel 8). Tabel 8 Dekomposisi Laju dan Andil Inflasi/Deflasi Agustus-September 2016 Menurut Kelompok Komponen, (2012=100)
Agustus 2016 Komponen
September 2016
IHK
Laju Inflasi/Deflasi
Andil Inflasi/Deflasi
IHK
Laju Inflasi/Deflasi
Andil Inflasi/Deflasi
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Umum
129,73
0,93
0,93
130,56
0,64
0,64
Harga Diatur Pemerintah
147,58
0,95
0,18
148,75
0,79
0,15
Bergejolak
138,31
2,06
0,45
138,12
-0,14
-0,03
Inti
122,17
0,50
0,30
123,24
0,88
0,52
(1)
Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No.63/10/19/Th.XIV, 3 Oktober 2016
11
IHK DAN INFLASI PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG Berdasarkan angka inflasi dua Kota yakni Pangkalpinang dan Tanjung Pandan (Belitung) yang pada September ini Pangkalpinang mengalami inflasi sebesar 0,64 persen sedangkan Tanjung Pandan mengalami deflasi sebesar 0,68 persen, didapatkan angka inflasi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebesar 0,17 persen dengan IHK 130,96. Inflasi pada bulan ini terjadi karena adanya peningkatan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks di 5 kelompok pengeluaran yakni; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,96 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,17 persen; kelompok sandang sebesar 0,12 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,31 persen; serta kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,14 persen. Sementara kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan serta kelompok bahan makanan deflasi masing-masing sebesar 0,50 persen dan 0,11 persen Tabel 9 IHK, Laju dan Andil Inflasi/Deflasi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Agustus-September 2016 Menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100)
Agustus 2016 Komponen
(1)
September 2016
IHK
Laju Inflasi/Deflasi
Andil Inflasi/Deflasi
IHK
Laju Inflasi/Deflasi
Andil Inflasi/Deflasi
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
U m u m (Headline)
130,74
0,38
0,38
130,96
0,17
0,17
Bahan Makanan
136,87
0,89
0,24
136,72
-0,11
-0,03
Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau
133,94
0,37
0,07
135,22
0,96
0,19
Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan bakar
125,62
0,33
0,08
125,83
0,17
0,04
Sandang
124,75
0,00
0,00
124,90
0,12
0,01
Kesehatan
124,87
-0,02
-0,001
125,26
0,31
0,02
Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga
133,26
2,55
0,16
133,44
0,14
0,01
Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan
127,09
-1,36
-0,19
126,45
-0,50
-0,07
12 Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No.63/10/19/Th.XIV, 3 Oktober 2016
BPS PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG Informasi lebih lanjut hubungi: Darwis Sitorus, S.Si., M.Si Kepala BPS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Telepon: 0717-439422 Fax: 0717-439425 Email:
[email protected]
Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No.63/10/19/Th.XIV, 3 Oktober 2016
13