No. 24/04/19/Th.XIII, 1 April 2015
PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA PANGKALPINANG MARET 2015 DEFLASI 0,46 PERSEN Pada Maret 2015 Kota Pangkalpinang mengalami deflasi sebesar 0,46 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 117,77 setelah sebelumnya Februari 2014 juga mengalami deflasi yakni sebesar 0,89 persen dengan IHK 118,32. Deflasi terjadi karena adanya penuruan harga yang ditunjukkan oleh turunnya indeks di dua kelompok pengeluaran yakni kelompok bahan makanan sebesar 4,65 persen dan kelompok kesehatan 0,51 persen. Sementara empat kelompok pengeluaran mengalami inflasi yakni kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 2,31 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,63 persen; kelompok sandang sebesar 0,05 persen; serta kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 1,33 persen. Sedangkan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga stabil. Tingkat inflasi tahun kalender Maret 2015 adalah deflasi sebesar 0,41 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Maret 2015 terhadap Maret 2014) sebesar 6,56 persen. Komponen inti pada Maret 2015 memberikan andil inflasi sebesar 0,32 persen dan komponen bergejolak inflasi sebesar 1,48 persen. Sementara komponen yang harganya diatur oleh pemerintah memberikan andil deflasi sebesar 0,85 persen. . Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan salah satu indikator ekonomi yang digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga (inflasi/deflasi) di tingkat konsumen, khususnya di daerah perkotaan.Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket komoditas yang dikonsumsi oleh rumah tangga. Di Indonesia, tingkat inflasi diukur dari persentase perubahan IHK dan diumumkan ke publik setiap awal bulan (hari kerja pertama) oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Berdasarkan hasil pemantauan BPS di pasar tradisional maupun modern pada Maret 2015 di Kota Pangkalpinang terjadi deflasi 0,46 persen, atau terjadi penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 118,32 pada Februari 2014 menjadi 117,77 pada Maret 2015. Tingkat inflasi tahun kalender Maret 2015 adalah sebesar deflasi 0,41 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Maret 2015 terhadap Maret 2014) sebesar 6,56 persen.
Deflasi terjadi karena adanya penuruan harga yang ditunjukkan oleh turunnya indeks di di dua kelompok pengeluaran yakni kelompok bahan makanan sebesar 4,65 persen dan kelompok kesehatan 0,51 persen. Sementara empat kelompok pengeluaran mengalami inflasi yakni kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 2,31 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,63 persen; kelompok sandang sebesar 0,05 persen; serta kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 1,33 persen; Sedangkan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga stabil. Beberapa komoditas yang mengalami peningkatan harga pada Maret 2015 antara lain beras, bensin, rokok kretek filter, batu, bawang merah, bahan bakar rumah tangga, pisang, makanan ringan/snack, jeruk, dan nasi dengan lauk. Sementara komoditas yang mengalami penurunan harga adalah ayam hidup, ikan tongkol, ikan singkur, udang basah, ikan kembung, daging ayam ras, ikan tenggiri, ikan selar, ikan kerisi, dan ikan merah. Kelompok pengeluaran yang memberikan andil/sumbangan inflasi pada Maret 2015, yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,43 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,16 persen; kelompok sandang 0,002 persen; serta kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 0,20 persen. Kelompok pengeluaran yang memberikan andil/sumbangan deflasi yakni kelompok bahan makanan 1,23 persen dan kelompok kesehatan 0,02 persen. Sementara kelompok kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga stabil.
Tabel 1 IHK dan Tingkat Inflasi Kota Pangkalpinang Maret 2015, Tahun Kalender 2015, dan Tahun ke Tahun Menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100)
Kelompok Pengeluaran (1)
1 2 3 4 5 6 7 1) 2) 3)
IHK IHK Maret Februari 2015 2015
Inflasi Maret 20151)
Laju Inflasi Inflasi Tahun Tahun ke Kalender Tahun 3) 20152)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
U m u m (Headline)
118,32
117,77
-0,46
-0,41
6,56
Bahan Makanan Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan bakar Sandang Kesehatan Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan
121,00
115,37
-4,65
-0,85
6,90
119,60 120,35 114,49 116,61 116,52 111,47
122,36 121,11 114,55 116,01 116,52 112,95
2,31 0,63 0,05 -0,51 0,00 1,33
1,97 1,56 0,85 0,65 0,30 -6,54
7,61 9,54 7,16 7,32 6,20 -0,15
Persentase perubahan IHK Maret 2015 terhadap IHK bulan sebelumnya Persentase perubahan IHK Maret 2015 terhadap IHK Desember 2014 Persentase perubahan IHK Maret 2015 terhadap IHK Maret 2014
Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No.24/04/19/Th.XIII, 1 April 2015
Tabel 2 Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kota Pangkalpinang (2012=100) Maret 2015
UMUM 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Kelompok Pengeluaran
Sumbangan Inflasi (%)
(1)
(2)
Bahan Makanan Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar Sandang Kesehatan Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan
-0,46 -1,23 0,43 0,16 0,002 -0,02 0,00 0,20
Gambar 1 Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kota Pangkalpinang Maret 2015
0,60
Andil (%)
0,40 0,20
Umum
0,00
1. Bhn.makanan
-0,20
2. Makanan jadi
-0,40
3. Perumahan
-0,60
4. Sandang
-0,80
5. Kesehatan
-1,00
6. Pendidikan
-1,20
7. Transpor
-1,40 Kelompok Pengeluaran
Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No.24/04/19/Th.XIII, 1 April 2015
Tabel 3 Sumbangan Komoditi Terbesar Terhadap Inflasi/Deflasi Kota Pangkalpinang Maret 2015
Komoditi
Persentase Perubahan Harga
Sumbangan Inflasi/Deflasi (%)
(1)
(2)
(3)
1.
Beras
4,09
0,18
2.
Bensin
4,09
0,16
3.
Rokok Kretek Filter
3,77
0,12
4.
Batu
15,38
0,10
5.
Bawang Merah
13,79
0,09
6.
Bahan Bakar Rumahtangga
3,54
0,06
7.
Pisang
17,50
0,05
8.
Makanan Ringan/Snack
13,85
0,05
9.
Jeruk
7,38
0,05
10.
Nasi Dengan Lauk
1,70
0,04
11.
Ayam Hidup
-13,36
-0,06
12.
Ikan Tongkol
-19,04
-0,06
13.
Ikan Singkur
-21,54
-0,07
14.
Udang Basah
-18,99
-0,09
15.
Ikan Kembung
-11,76
-0,10
16.
Daging Ayam Ras
-7,41
-0,11
17.
Ikan Tenggiri
-26,93
-0,15
18.
Ikan Selar
-19,67
-0,23
19.
Ikan Kerisi
-30,57
-0,36
20.
Ikan Merah
-48,44
-0,05
Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No.24/04/19/Th.XIII, 1 April 2015
URAIAN MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN 1.
Bahan Makanan
Kelompok bahan makanan pada Maret 2015 mengalami deflasi 4,65 persen atau terjadi penurunan indeks dari 121,00 pada Februari 2015 menjadi 115,37 pada Maret 2015. Dari 11 subkelompok dalam kelompok bahan makanan, pada bulan ini 4 subkelompok mengalami inflasi, 5 subkelompok mengalami deflasi, dan 2 subkelompok stabil. Subkelompok yang mengalami inflasi tertinggi adalah subkelompok bumbu-bumbuan 5,54 persen dan inflasi terendah terjadi pada subkelompok buah-buahan 0,66 persen. Subkelompok yang mengalami deflasi tertinggi adalah subkelompok ikan segar 18,14 persen dan deflasi terrenah di subkelompok lemak dan minyak 0,14 persen. Sementara subkelompok kacang-kacangan dan subkelompok bahan makanan lainnya stabil. Kelompok ini pada Maret 2015 memberikan sumbangan deflasi sebesar 1,23 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan deflasi antara lain daging ayam ras, ikan tenggiri, ikan selar, dan udang basah.
2.
Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau
Kelompok ini pada Maret 2015 mengalami inflasi 2,31 persen atau terjadi peningkatan indeks dari 119,60 pada Februari 2015 menjadi 122,36 pada Maret 2015. Seluruh subkelompok mengalami inflasi yaitu subkelompok makanan jadi 2,28 persen; subkelompok minuman yang tidak beralkohol dengan 1,62 persen; dan subkelompok tembakau dan minuman beralkohol 2,81 persen. Kelompok ini pada Maret 2015 secara keseluruhan memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,43 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi adalah makanan ringan/snack dan nasi dengan lauk.
3.
Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar
Kelompok ini pada Maret 2015 mengalami inflasi sebesar 0,63 persen atau terjadi peningkatan indeks dari 120,35 pada Februari 2015 menjadi 121,11 pada Maret 2015. Seluruh subkelompok pada kelompok ini mengalami inflasi, yaitu: subkelompok biaya tempat tinggal 0,65 persen; subkelompok bahan bakar, penerangan dan air 0,79 persen; subkelompok perlengkapan rumah tangga 0,01 persen; serta subkelompok penyelenggaraan rumah tangga 0,51 persen. Pada Maret 2015 kelompok ini secara umum memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,16 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi diantaranya batu dan bahan bakar rumahtangga.
4.
Sandang
Kelompok sandang pada Maret 2015 mengalami inflasi 0,05 persen, atau terjadi peningkatan indeks dari 114,49 pada Februari 2015 menjadi 114,55 pada Maret 2015. Hanya satu subkelompok yang mengalami inflasi pada Maret 2015 yaitu subkelompok sandang wanita 0,39 persen. Sedangkan subkelompok yang mengalami deflasi adlah subkelompok sandang anak-anak deflasi 0,04 persen dan subkelompok barang pribadi dan sandang lain 0,27 persen. Sementara subkelompok sandang laki-laki stabil. Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No.24/04/19/Th.XIII, 1 April 2015
Kelompok ini pada Maret 2015 secara keseluruhan memberikan sumbangan/andil inflasi sebesar 0,002 persen. Komoditas yang memberikan sumbangan inflasi adalah pembalut wanita.
5.
Kesehatan
Kelompok kesehatan pada Maret 2015 mengalami penurunan indeks dari 116,61 pada Februari 2015 menjadi 116,01 atau terjadi deflasi 0,51 persen. Pada Maret 2015, tiga subkelompok dalam kelompok ini tidak mengalami perubahan indeks atau stabil, yaitu subkelompok jasa kesehatan; subkelompok obat-obatan; serta subkelompok jasa perawatan jasmani. Sementara subkelompok yang mengalami deflasi adalah subkelompok perawatan jasmani dan kosmetika 1,32 persen. Kelompok ini pada Maret 2015 secara keseluruhan memberikan memberikan sumbangan/andil deflasi 0,02 persen. Andil deflasi terbesar adalah pasta gigi, hand body lotion, dan alas bedak.
6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga Kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga pada bulan ini tidak mengalami perubahan indeks atau stabil dengan IHK 116,52 baik pada Februari 2015 maupun Maret 2015. Subkelompok yang mengalami peningkatan indeks adalah subkelompok pendidikan 0,47 persen. Sementara subkelompok perlengkapan/peralatan pendidikan deflasi 0,57 persen; demikian juga subkelompok rekreasi yang deflasi sebesar 0,07 persen. Dua subkelompok lainnya stabil yakni subkelompok kursus-kursus/pelatihan dan subkelompok olahraga.
7.
Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan
Kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan pada Maret 2015 mengalami inflasi 1,33 persen atau terjadi peningkatan indeks dari 111,47 pada Februari 2015 menjadi 112,95 pada Maret 2015. Subkelompok yang mengalami inflasi hanya subkelompok transpor sebesar 1,96 persen; sementara subkelompok komunikasi dan pengiriman; subkelompok sarana dan penunjang transpor; serta subkelompok jasa keuangan stabil atau tidak mengalami perubahan indeks. Secara keseluruhan kelompok ini pada Maret 2015 memberikan sumbangan inflasi 0,20 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan/andil inflasi yaitu bensin, solar, dan tarif angkutan udara.
Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No.24/04/19/Th.XIII, 1 April 2015
PERBANDINGAN INFLASI TAHUNAN Tingkat inflasi tahun kalender Maret 2015 pada empat kota pantauan IHK menunjukkan adanya perbedaan arah. Inflasi tahun kalender Pangkalpinang deflasi sebesar 0,41 persen dan sejalan dengan dua kota lainnya yakni Tanjung Pandan deflasi 2,55 persen; Palembang deflasi 1,33 persen. Sedangkan DKI Jakarta inflasi 0,02 persen. Pada inflasi tahun ke tahun (Maret 2015 terhadap Maret 2014) semuanya mengalami inflasi yakni Pangkalpinang 6,56 persen; Tanjung Pandan yang mencapai 7,07 persen; Palembang 6,28 persen; dan DKI Jakarta 7,10 persen. (Lihat Tabel 4).
Tabel 4 Inflasi Maret 2015, Tahun Kalender 2015, dan Tahun ke Tahun Kota Pangkalpinang, Tanjung Pandan, Palembang, dan DKI Jakarta Inflasi (1)
1. 2. 3.
Maret 2015 Tahun Kalender 2015 Maret 2015 terhadap Maret 2014 year on year)
Pangkalpinang
Tanjung Pandan
Palembang
DKI Jakarta
(2)
(3)
(4)
(5)
-0,46 -0,41 6,56
-1,97 -2,55 7,07
0,31 -1,33 6,28
0,19 0,02 7,10
Gambar 2 Inflasi Maret 2015, Tahun Kalender 2015, dan Tahun ke Tahun Kota Pangkalpinang, Tanjung Pandan, Palembang, dan DKI Jakarta
8 7 6 5 4 3 2 1 0 -1
INFLASI MARET 2015
INFLASI TAHUN KALENDER JANUARI-MARET 2015
INFLASI YEAR ON YEAR MARET 2015 THD MARET 2014
-2 -3 Pangkalpinang
Tanjung Pandan
Palembang
Jakarta
PERBANDINGAN ANTARKOTA Pada Maret 2015 di 82 kota IHK, tercatat 54 kota mengalami inflasi dan 28 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Manokwari 0,84 persen dengan IHK 113,44 dan terendah terjadi di Cilacap 0,01 persen dengan IHK 120,74. Deflasi tertinggi terjadi di Tanjung Pandan 1,97 persen dengan IHK 123,59 dan terrendah di Medan 0,01 persen dengan IHK 118,63. Inflasi maupun deflasi ini dipengaruhi oleh kelancaran distribusi dan ketersediaan berbagai kebutuhan rumahtangga yang tentu saja berimbas langsung terhadap tingkat harga, serta kebijakan pemerintah akan sektor strategis, seperti bahan bakar minyak, tarif listrik dan bahan bakar rumahtangga. Untuk beberapa komoditas, faktor musim dan cuaca juga memberi dampak yang cukup signifikan pada tingkat harga.
Perbandingan Antarkota di Pulau Sumatera Kota-kota IHK diwilayah Pulau Sumatera yang berjumlah 23 kota (sebelumnya 16 kota), pada Maret 2015 tercatat 9 kota mengalami inflasi dan 14 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi di Bandar Lampung 0,48 persen dengan IHK 117,87. Deflasi tertinggi terjadi di Tanjung Pandan 1,97 persen dengan IHK 123,59 dan terendah terjadi di Medan sebesar 0,01 persen dengan IHK 118,63. (Lihat Tabel 5). Tabel 5 Perbandingan Indeks dan Inflasi/Deflasi Maret 2015 Kota-Kota di Pulau Sumatera, (2012=100) KOTA (1)
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23.
IHK
Maret 2015 Inflasi/Deflasi (%)
(2)
(3)
Meulaboh Banda Aceh Lhokseumawe Sibolga Pematang Siantar Medan Padang Sidempuan Padang Bukit Tinggi Tembilahan Pekanbaru Dumai Bungo Jambi Palembang Lubuklinggau Bengkulu Bandar Lampung Metro Tanjung Pandan Pangkalpinang Batam Tanjung Pinang
118,48 113,22 113,03 117,30 119,76 118,63 116,24 120,99 114,79 122,58 117,98 118,50 116,06 116,95 115,41 113,91 121,96 117,87 125,76 123,59 117,77 116,23 118,79
-0,64 -0,61 -0,50 -0,32 0,17 -0,01 -0,01 0,01 -0,17 -0,06 -0,03 0,13 -0,68 -0,20 0,31 0,03 0,19 0,48 0,25 -1,97 -0,46 0,25 -0,21
PANGKALPINANG
117,77
-0,46
Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No.24/04/19/Th.XIII, 1 April 2015
Perbandingan Antarkota di Pulau Jawa Pada Maret 2015 dari kota-kota IHK di wilayah Pulau Jawa yang berjumlah 26 kota (sebelumnya 23 kota), tercatat 20 kota mengalami inflasi dan 3 kota deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Bogor 0,75 persen dengan IHK 118,09 dan terrendah di Cilacap 0,01 persen dengan IHK 120,74. Deflasi tertinggi terjadi di Cirebon 0,39 persen dengan IHK 116,00 dan terrendah di Kudus 0,02 persen dengan IHK 123,21. (Lihat Tabel 6). Tabel 6 Perbandingan Indeks dan Inflasi/Deflasi Maret 2015 Kota-Kota di Pulau Jawa, (2012=100) Maret 2015
KOTA (1)
IHK
Inflasi/Deflasi (%)
(2)
(3)
1.
DKI Jakarta
119,43
0,19
2.
Bogor
118,09
0,75
3.
Sukabumi
119,09
0,11
4.
Bandung
117,33
0,61
5.
Cirebon
116,00
-0,39
6.
Bekasi
116,79
-0,37
7.
Depok
117,80
0,26
8.
Tasikmalaya
116,74
0,30
9.
Cilacap
120,74
0,01
10.
Purwokerto
116,48
0,05
11.
Kudus
123,21
-0,02
12.
Surakarta
115,69
0,12
13.
Semarang
117,66
0,25
14.
Tegal
114,42
0,18
15.
Yogyakarta
116,69
0,15
16.
Jember
116,79
0,15
17.
Banyuwangi
116,68
0,09
18.
Sumenep
116,72
0,34
19.
Kediri
118,08
0,28
20.
Malang
118,93
0,34
21.
Probolinggo
118,00
0,02
22.
Madiun
116,49
0,27
23.
Surabaya
118,21
0,36
24.
Tangerang
124,09
0,30
25.
Cilegon
120,63
0,58
26.
Serang
122,16
0,44
PANGKALPINANG
117,77
-0,46
Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No.24/04/19/Th.XIII, 1 April 2015
Perbandingan Antarkota di Luar Pulau Jawa dan Sumatera Pada Maret 2015 dari kota-kota IHK di wilayah luar Pulau Jawa dan Sumatera yang berjumlah 33 (sebelumnya 27 kota) tercatat 22 kota mengalami inflasi dan 11 kota deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Manokwari 0,84 persen dengan IHK 113,44 dan terendah terjadi di Denpasar 0,14 persen dengan IHK 116,35. Deflasi tertinggi terjadi di Merauke sebesar 1,03 persen dengan IHK 123,59 dan 115,86 dan terrendah di Tarakan 0,01 persen dengan IHK 126,43. (Lihat Tabel 7). Tabel 7 Perbandingan Indeks dan Inflasi/Deflasi Maret 2015 Kota-Kota di Luar Pulau Jawa dan Sumatera (2012=100) KOTA (1)
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33.
IHK
Maret 2015 Inflasi/Deflasi (%)
(2)
(3)
Singaraja Denpasar Mataram Bima Maumere Kupang Pontianak Singkawang Sampit Palangkaraya Tanjung Banjarmasin Balikpapan Samarinda Tarakan Manado Palu Bulukumba Watampone Makassar Pare-Pare Palopo Kendari Bau-Bau Gorontalo Mamuju Ambon Tual Ternate Manokwari Sorong Merauke Jayapura
125,66 116,35 117,87 119,74 112,81 119,47 124,43 119,16 117,43 115,97 116,93 115,82 120,93 120,41 126,43 118,13 117,34 124,49 116,02 116,94 115,36 116,40 114,65 121,39 113,96 116,20 119,50 130,83 121,04 113,44 116,85 123,59 120,49
0,34 0,14 0,43 -0,22 -0,09 0,25 0,19 0,17 0,27 -0,25 0,38 -0,34 -0,71 -0,24 -0,01 0,50 -0,68 0,20 0,83 0,63 -1,01 0,36 0,57 -0,39 0,75 0,44 0,44 0,15 0,35 0,84 0,27 -1,03 0,71
PANGKALPINANG
117,77
-0,46
Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No.24/04/19/Th.XIII, 1 April 2015
INFLASI KOMPONEN INTI, HARGA DIATUR PEMERINTAH, DAN BERGEJOLAK
Komponen yang harganya diatur pemerintah pada bulan ini memberikan andil inflasi 0,36 persen dan tidak sejalan dengan bulan sebelumnya yang memberikan andil deflasi yakni sebesar 0,41 persen. Komoditas bensin, solar, bahan bakar rumahtangga, serta angkutan udara memberikan andil inflasi cukup tinggi. Sementara komponen bergejolak memberikan andil deflasi 0,62 persen yang sejalan dengan Februari 2015 dengan andil deflasi sebesar 0,63 persen. Andil deflasi di bulan ini dipicu oleh turunnya harga komoditas diantarnya daging ayam ras, ayam hidup, ikan selar, dan ikan tenggiri. Komponen inti pada Maret 2015 memberikan andil deflasi sebesar 0,20 persen yang tidak sejalan dengan Februari 2014 yang memberikan andil inflasi sebesar 0,15 persen. Andil deflasi ini dipicu oleh turunnya harga komoditas ikan kerisi, ikan singkur, dan ikan merah. (Lihat Tabel 8). Tabel 8 Dekomposisi Laju dan Andil Inflasi/Deflasi Februari-Maret 2015 Menurut Kelompok Komponen, (2012=100) Februari 2015
Maret 2015
Komponen
IHK Februari 2015
Laju Inflasi/Deflasi Februari 2015
Andil Inflasi/Deflasi Februari 2015
IHK Maret 2015
Laju Inflasi/Deflasi Maret 2015
Andil Inflasi/Deflasi Maret 2015
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Umum
118,32
-0,89
-0,89
117,77
-0,46
-0,46
Harga Diatur Pemerintah
127,43
-2,23
-0,41
129,96
1,99
0,36
Bergejolak
119,69
-2,97
-0,63
116,11
-2,99
-0,62
Inti
115,45
0,25
0,15
115,07
-0,33
-0,20
Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No.24/04/19/Th.XIII, 1 April 2015
BPS PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG Informasi lebih lanjut hubungi: Ir. Herum Fajarwati, MM Kepala BPS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Telepon: 0717-439422 Fax: 0717-439425 Email:
[email protected]
Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No.24/04/19/Th.XIII, 1 April 2015