IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM BAHASA SASAK DI DESA LAJUT KECAMATAN PRAYA TENGAH
JURNAL SKRIPSI DiajukanuntukMemenuhiPersyaratanMenyelesaikan Program Strata Satu (S-1) Pendidikan Bahasa , Sastra Indonesia dan Daerah
Oleh DENI ASTUTI E1C 012 016
UNIVERSITAS MATARAMFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN BAHASA DAN SENI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA DAN DAERAH 2016
IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM BAHASA SASAK DI DESA LAJUT KECAMATAN PRAYA TENGAH
Deni Astuti, I Nyoman Sudika, M. Hum., Mochammad Asyha, M. Pd. Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah FKIP UNIVERSITAS MATARAM
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk dan makna implikatur dalam bahasa Sasak di Desa Lajut Kecamatan Praya Tengah. Data dikumpulkan dengan metode introspeksi dan metode simak. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode padan intralingual dan metode padan ekstralingual yang dijabarkan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Berdasarkan analisis data diperoleh temuan sebagai berikut. Pertama, implikatur dalam bahasa Sasak di Desa Lajut berbentuk representatif, direktif, komisif, dan ekspresif. Kedua, makna implikatur dalam bahasa Sasak berupa ujaran representatif melaporkan atau mendeklarasikan, menyuruh, menginformasikan, menolak, dan memberitahukan. Makna ujaran direktif memebritahukan, menolak, menyarankan, melarang, dan mengingatkan. Makna ujaran komisif bertekad, dan makna ujaran ekspresif mengolok dan memuji.
Kata kunci : Implikatur Percakapan, Tindak Ujaran, Pragmatik.
THE CONVERSATION IMPLICATURE IN SASAK LANGUAGE Of LAJUT VILLAGE In CENTRAL PRAYA DISTRICT
Deni Astuti, I Nyoman Sudika, M. Hum., Mochammad Asyha, M. Pd. Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah FKIP UNIVERSITAS MATARAM
ABSTRAK This study aims to describe the kind and meaning of implicature in Sasak language of Lajut village in Central Praya district. The data collected by introspection method and method of check out. Data analysis in this study uses the method and the method of indeterminate intralingual and ekstralingual which spelled out using qualitative descriptive method. Based on the analysis of the data obtained following the findings. First, the implicature in the language of the Sasak village Lajut shaped representative, directive, komisif, and expressive. Second, the meaning of the Sasak language implicature in the form of speech or report the representative declared, sent, informing, refused, and told. The meaning of the utterance mentioned directive, refuse, suggest, banning, and remind. The meaning of the utterance komisif determined, and the meaning of expressive speech and praised the poke. Keywords: Implicature conversation, Pragmatics, Speech Acts.
1.
PENDAHULUAN
Masyarakat
memiliki
Desa Lajut Kecamatan Praya tengah
cara
dapat dilihat di bawah ini.
yang
berbeda-beda
dalam
bertutur
menggunakan
bahasa.
Cara-cara
Epi
bertutur tersebut diungkapkan secara langsung maupun tidak langsung sebagai
sebuah
tuturan.
Dalam
bertutur terkadang ada percakapan yang tidak lurus atau
disebut
Anti
percakapan tidak langsung. Tuturan yang tidak langsung ini disebut implikatur percakapan. Tuturan yang berbunyi “Bapak datang,
jangan
menangis!” tidak dimaksudkan untuk memberitahukan bahwa sang ayah datang dari tempat
tertentu.
: “Bibiq cobaq sereoq Saskia tengaq langan laiqn bekedek!” Bibi coba lihat Saskia tengah jalan lewat dia bermain! „Bibik coba lihat, Saskia bermain ke tengah jalan!‟ : Melihat saskia dan langsung berteriak “Bee Saskia pendaqm kandoq kangkung?” Hey Saskia bosan kamu lauk kangkung? „Hey Saskia, kamu sudah bosan makan kangkung?‟
Si
penutur bermaksud mengingatkan
Tuturan
tersebut
mitra tutur bahwa sang ayah yang
dilatarbelakangi oleh konteks tuturan
bersikap keras dan sangat kejam
yaitu dituturkan oleh seorang ibu
akan melakukan sesuatu terhadapnya
kepada
apabila Ia masih terus menangis.
bermain di tengah jalan bersama Nida
Di dalam bahasa Sasak juga terdapat
implikatur
memperingatkan
diberitahu
oleh
anaknya
untuk
mengatakan tuturan tersebut. Tuturan yang
penduduk di Desa Lajut Kecamatan
berbunyi
Saskia
pendaqm
kandoq kangkung tidak semata-mata
Praya Tengah. Contoh percakapan menunjukkan
sedang
tidak bermain di tengah jalan dengan
Kecamatan Praya Tengah.
Inilah yang banyak dilakukan oleh
yang
yang
yang
keponakannya yaitu Epi. Si ibu
percakapan,
khususnya bahasa Sasak di Desa Lajut
anaknya
dimaksudkan untuk menanyakan Si
implikatur
Saskia apakah dia sudah bosan
percakapan dalam bahasa Sasak di
1
mengkonsumsi makanan kangkung
tentang
sebagai lauk pauknya. Si penutur
bahasa Sasak di Desa Lajut.
(Anti) bermaksud menyindir mitra
implikatur
Permasalahan
tutur (Saskia) untuk tidak bermain di
bentuk implikatur percakapan dalam
bahaya, misalnya tertabrak sepeda
bahasa
atau motor.
Sasak
Kecamatan tuturan
dalam
penelitian ini adalah bagaimanakah
tengah jalan raya agar terhindar dari
Digunakan
percakapan
yang
Di
Desa
Praya
bagaimanakah
Lajut
Tengah makna
yang
berbunyi Pendaqm kandoq kangkung
terkandung
karena pada dasarnya
percakapan bahasa Sasak Di Desa
merupakan
sayuran
kangkung yang
bisa
Lajut
dalam
.
implikatur
Kecamatan Praya Tengah.
dikonsumsi oleh semua kalangan
Selanjutnya, tujuan penelitian ini
masyarakat di Desa Lajut Kecamatan
adalah
Praya Tengah. Judul tersebut dipilih
implikatur percakapan dalam bahasa
karena
berimplikatur
Sasak di Desa Lajut Kecamatan
menarik dikaji untuk mengungkap
Praya Tengah dan mendeskripsikan
maksud-maksud
makna
percakapan
tersirat
dalam
mendeskripsikan
yang
bentuk
terkandung
dalam
pertuturan yang tidak jarang sulit
implikatur percakapan bahasa Sasak
dipahami.
di Desa Lajut Kecamtan Praya
Selain
itu,
implikatur
percakapan bahasa Sasak di Desa
Tengah.
Lajut
Tengah
adalah menambah dan memperkaya
merupakan implikatur percakapan
wawasan mengenai ilmu pragmatik
yang unik. Hal terebut dibuktikan
khususnya
dengan banyaknya data implikatur
percakapan bahasa daerah,
yang bermakna sindiran atau secara
diharapkan
tidak langsung setiap
implikatur
sumbangan pemikiran yang ada di
percakapannya
menyindir
Desa Lajut sebagai pengembangan
Kecamatan
Praya
selalu
Manfaat
bahasa
penelitian
kajian
dapat
implikatur serta
memberikan
mitra tutur. Oleh karena itu, peneliti
ilmu
tertarik untuk melakukan penelitian
bahasa sasak, khususnya di pulau Lombok.
2
untuk
ini
melestarikan
2.
LANDASAN TEORI
yang
mengimplikasikannya,
hubungan kedua preposisi itu bukan
Teori-teori yang digunakan
merupakan
konsekuensi
mutlak.
dalam penelitian ini adalah teori
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pragmatik
pada contoh berikut.
khususnya
implikatur
tentang
percakapan
(+) Ali sekarang memelihara kucing
dan
pelaksanaan tindak ujaran. a.
(-) Hati-hati menyimpan daging Tuturan (-) bukan merupakan
Implikatur Percakapan
bagian dari tuturan (+).Tuturan (-) Dalam
setiap
tindakan
muncul akibat penarikan kesimpulan
percakapan, setiap bentuk tuturan pada
dasarnya
(inferensi) yang didasari oleh latar
mengimplikasikan
belakang
sesuatu. Implikasi tersebut adalah
tentang
maksud atau preposisi yang biasanya
pengetahuan kucing
bersama
dengan
segala
sifatnya.Adapun salah satunya adalah
tersembunyi di balik tuturan yang
senang makan daging.
diucapkan. Jika terjadi suatu gejala yaitu ketika suatu tuturan berbeda
Dari pengertian implikatur
dengan apa yang diimplikasikan
yang dikemukakan Grice (dalam
maka
Wijana dan Rohmadi, 2009: 38)
terdapat
implikatur
dalam
dapat disimpulkan bahwa implikatur
tuturan.
adalah Grice (dalam Wijana dan
sebuah
mengimplikasikan
tuturan
dapat
preposisi
yang
secara
tersirat.
dimengerti
Maksud
tuturan
jika
terdapat
latar
belakang pengetahuan yang sama
yang bersangkutan. Preposisi yang
antara
diimplikasikan itu disebut implikatur Karena
yang
tersebut akan dapat diduga dan
bukan merupakan bagian dari tuturan
(Implikature).
tuturan
penyampaian maksudnya dilakukan
Rohmadi, 2009: 38) mengemukakan bahwa
suatu
partisipan
peristiwa tutur.
implikatur
bukan merupakan bagian tuturan
3
dalam
suatu
b.
Pelaksanaan Tindak Ujaran
2. Tindak Ujaran Direktif Rohmadi
Dalam kehidupan sehari- hari
menyebutkan Tindak tutur direktif
manusia tidak pernah terlepas dari
adalah
bahasa ketika berkomunikasi. Di
tutur
yang
tutur melakukan tindakan sesuai apa
menggunakan bahasa dalam bentuk
yang disebutkan di dalam tuturannya,
ujaran. Searle dalam Dardjowidjojo
misalnya
(2005: 95-96) menyatakan bahwa
tuturan
meminta,
mengajak, memaksa, menyarankan,
tindak ujaran memiliki lima kategori.
mendesak,
Lima kategori tindak ujaran tersebut
menyuruh,
menagih,
memerintah, mendesak, memohon,
yaitu representatif, direktif, komisif,
menantang, dan memberi aba-aba.
ekspresif, dan deklarasi. Berikut akan kategori
tindak
dimaksudkan penuturnya agar mitra
dalam berkomunikasi inilah manusia
dipaparkan
(2004:32)
3.
pelaksanan
Tindak Ujaran Komisif Dardjowidjojo
tindak ujaran tersebut.
(2005:106)
menyebutkan tindak ujaran komisif 1.
Tindak Ujaran Representatif
adalah tindak ujaran yang fokus pada
Dardjowidjojo
pembicara atau dengan kata lain
menyebutkan
(2005:99)
Tindak
ujaran
mengikat
penuturnya
representatif merupakan pernyataan
melaksanakan
mengenai sesuatu yang benar-benar
disebutkan
dalam
terjadi. Rohmadi (2004:32)
Rohmadi
(2004:32)
juga
segala
untuk hal
yang
ujarannya. juga
menyebutkan bahwa jenis tuturan
menyebutkan bahwa tuturan yang
yang termasuk di dalam tindak ujran
termasuk di dalam tindak ujaran ini
ini
tuturan
adalah tuturan yang berupa sumpah,
menyatakan, menuntut, mengakui,
janji, dan tekad. bersumpah, berjanji,
menunjukkan,
mengancam,
adalah
memberikan menyebutkan,
adalah
melaporkan, kesaksian,
menyatakan
kesanggupan, bertekad.
berspekulasi,
4. Tindak Ujaran Ekspresif
menyarankan, dan mengeluh.
Dardjowidjojo menyebutkan
Tindak
(2005:107) ujaran
ekspresif adalah tindak ujaran yang
4
menyatakan
keadaan
psikologis
mengutamaman pada angka-angka,
seseorang. Dari pengertian tersebut
tetapi
dapat
bahwa
kedalaman
berupa
interaksi
disimpulkan
pelaksanaannya
bukan
mengutamakan
pada
penghayatan
terhadap
antar konsep yang dikaji
perbuatan. Pendengar hanya diam
secara
Namun, pendengar tidak hanya diam,
Dengan
demikian,
melainkan dapat merespon dengan
kualitatif
lebih
ucapan terimakasih, atau ungkapan
bentuk proses atau prosedur yang
lain.
digunakan
Rohmadi
(2004:32)
juga
empiris
(Semi,
2012:28). penelitian
mengutamakan
pada
saat
penelitian.
menyebutkan bahwa tuturan yang
Metode deskriptif kualitatif berarti
termasuk di dalam tindak ujaran ini
memusatkan diri pada pemecahan
adalah tuturan yang mengucapkan
masalah actual dan data yang telah
terima
dikumpulkan
kasih,
mengeluh,
kemudian
disusun,
mengucapkan selamat, menyanjung,
dijelaskan, dan dianalisi. Sesuai yang
memuji,
dikemukakan
meyalahkan,
dan
mengkritik.
Arikunto
(2013:20)
yang menyatakan bahwa penelitian
5. Tindak Ujaran Deklarasi
deskriptif tidak dimaksudkan untuk
Tindak
menguji suatu variabel, gejala atau
ujaran
merupakan
tindak
deklarasi ujaran
yang
keadaan.
Dengan
demikian,
menimbulkan kejadian baru. Faktor
penelitian menganalisis
terjadinya tindak ujaran ini adalah
percakapan dalam bahasa Sasak di
wewenang.
Desa Lajut Kecamtan Praya Tengah
Tindak
memerlukan
syarat
ujaran
ini
kelayakan
menggunakan
(Dardjowidjojo, 2005: 107). 3.
penelitian
Metode
berbentuk
yaitu,
penelitian
deskripsi.
yang
digunakan
dalam metode analisis data yang
ini,
bersifat deskriptif ini adalah metode
digunakan pendekatan yang bersifat kualitatif,
penelitian
deskriptif kualitatif.
METODE PENELITIAN Dalam
jenis
implikatur
padan intralingual dan metode padan
yang
ekstralingual.
Penelitian
metode
padan
intralingual adalah metode analisis
kualitatif dilakukan dengan tidak
5
dengan
cara
bandingkan
menghubung
unsur-unsur
Desa Lajut Kecamatan Praya Tengah
yang
sesuai dengan tindak ujaran Searle.
bersifat lingual, baik yang terdapat
a)
Tindak Ujaran Representatif
dalam satu bahasa maupun dalam beberapa
bahasa
yang
(Mahsun:
2014:118).
Tindak ujaran representatif
berbeda
merupakan
pernyataan
mengenai
Sedangkan
suatu keadaan atau fakta tentang
metode padan ekstralingual adalah
suatu kebenaran yang dituturkan oleh
metode
untuk
penutur. Jenis tuturan yang termasuk
yang
di dalam tindak ujran ini adalah
yang
digunakan
menganalisis unsur bahasa
bersifat ekstralingual, seperti yang
tuturan
menyangkut
mengakui,
konteks
makna,
tuturan,
informasi,
dan
lain-lain
menuntut,
menunjukkan,
melaporkan, memberikan kesaksian,
(Mahsun: 2014:120). 4.
menyatakan,
menyebutkan,
berspekulasi,
menyarankan, dan mengeluh. Berikut
PEMBAHASAN
akan dipaparkankan analisis bentuk
Bab ini berisi bentuk dan makna
implikatur percakapan dalam bahasa
implikatur
dalam
kalimat-kalimat
Sasak di Desa Lajut Kecamatan
bahasa
Sasak
berdasarkan
Praya Tengah sesuai dengan tindak
pelaksanaan tindak ujaran menurut
ujaran representatif.
Searle dalam Dardjowidjojo (2014: 95-96) yang tergolong dalam lima kategori.
(1)
Ibu
Lima kategori tersebut
adalah tindak ujaran representatif, direktif,
komisif,
ekspresif,
dan
tindak ujaran deklarasi. A.
Bentuk
implikatur
Anak
bahasa
Sasak Berikut akan dipaparkankan analisis
bentuk
implikatur Ibu
percakapan dalam bahasa Sasak di
6
: “Angkakm endek lalo roah onek?” [aƞka?m ənde? lalo roah onE?] „Kenapa kamu tidak pergi ke acara zikiran tadi?‟ : “Lasingan endekq tepesilaq” [lasiŋan ənde? təpəsila?] „Karena saya tidak diundang‟ : “Dakaqm endeq tepesilaq dateng bae, aku kan
Anak
endah leq to” [daka?m ənde? təpəsila? datəŋ bae, aku kan endah le? to] „Walaupun kamu tidak diundang, seharusnya kamu datang, karena saya ada disana‟. : “Ite wah toaq nani” [itə wah toa? nani] „saya sudah dewasa sekarang‟.
Tuturan representatif tersebut juga dapat diamati secara jelas pada kata ite wah toaq „ saya sudah dewasa‟
yang
bermaksud
mendeklarasikan atau melaporkan kepada mitra tutur bahwa apa yang dikatakan penutur merupakan suatu kebenaran. Suatu kebenaran dalam tuturan
tersebut
dapat
dimaknai
bahwa sekarang penutur bukan lagi seorang
anak-anak
tetapi
sudah
tumbuh
dewasa
dan
sudah
(kata ite pada kalimat di atas
mengetahui mana yang baik dan
merupakan kata ganti orang ketiga
yang buruk. Jadi, tuturan tersebut
tunggal. Namun, dalam bahasa sasak
dikatakan
kata ite biasanya digunakan untuk
penutur menyatakan suatu kebenaran
kata ganti orang pertama)
bahwa penutur bukan lagi anak-anak
representatif
karena
Pada data yang berbunyi ite
melainkan sudah tumbuh dewasa,
wah toak nani „Saya sudah dewasa
sehingga jika tidak ada orang yang
sekarang‟ jika dilihat dari maknanya,
mengundangnya maka penutur tidak
tuturan tersebut merupakan tindak
akan
ujaran yang representatif. Dikatakan
mengundang
tindak ujaran representatif karena
terdekat.
tuturan
tersebut
mendeklarasikan
b)
kebenaran atas apa yang dituturkan. Hal tersebut dapat dilihat dari kata
datang
merupakan
keterangan waktu saat ini bahwa
melakukan
penutur bukan lagi seperti dulu,
adalah
yang keluarga
Tindak Ujaran Direktif
Tindak
nani „sekarang‟ yang menunjukkan
meskipun
ujaran
direktif
perintah
untuk
sesuatu,
pembicara
melakukan tindak ujaran dengan
melainkan sudah memiliki karakter
tujuan agar pendengar melakukan
baru.
7
sesuatu. Jenis tuturan yang termasuk
tindak ujaran direktif karena kata ne
dalam tindak ujaran direktif adalah
jual
tuturan
perintah.
bertanya,
meminta,
„Juallah‟
merupakan
Kata
perintah
kata
tersebut
memerintah, memohon mengajak,
bertujuan untuk menyuruh mitra
menyarankan.
Berikut
akan
tutur
dipaparkankan
analisis
bentuk
untuk
melakukan
sesuatu.
Secara ortografi terdapat pula tanda
implikatur percakapan dalam bahasa
seru
(!)
diakhir
kalimat
suruhan.
Jadi,
yang
Sasak di Desa Lajut Kecamatan
bernakna
Praya Tengah sesuai dengan tindak
„juallah motor saya ini’ termasuk
ujaran direktif.
kedalam tindak ujaran direktif karena
kalimat
menuntut mitra tutur melakukan Lehum : “Arun endeng kepeng lime ribu maeh siq beli pentol!” [Arun endeŋ kEpEŋ limə ribu maeh si? bəli pəntɔl] „Arun minta uang lima ribu buat beli bakso!‟ Arun : Ne jual montork mah! [ne jual montɔrk mah] „Juallah motor saya ini!‟
(2)
suatu
perintah
berdasarkan
tuturannya. c)
Tindak Ujaran Komisif
Tindak merupakan
ujaran
tindak
komisif
ujaran
yang
berfungsi untuk mendorong penutur untuk
melakukan
sesuatu.
Jenis
tuturan yang termasuk dalam tindak ujaran
ini
adalah
menjanjikan,
bertekad,
bersumpah
mengancam.
Berikut
paparkan
analisis
dan akan
tindak
di
ujaran
Tuturan pada data tersebut
komisif yang terdapat dalam bahasa
yang menyatakan ne jual montork
Sasak Desa Lajut Kecamatan Praya
mah! „Juallah motor saya ini’, jika
Tengah.
dilihat tersebut
dari
kalimatnya,
tuturan
(3) Anam
dikategorikan ke dalam
tindak ujaran direktif. Dikatakan
8
: “Ulat tas tie maraq entank ajahm baruq no!”
[ulat tas tiə mara? əntank ajahm baru? no] „Sulam tas itu seperti yang saya ajarkan tadi!‟ Karido : “Aoq bang, laguq aku lupaq ntan tepiaq maleq, endeq engetn” [ao? Baŋ, lagu? Aku lupa? Ntan təpia? Male?, ənde? eŋətn] „Iya kak, tapi saya lupa cara membuatnya lagi‟ Anam : “Sepale kanaq ne, hareqank saq ajah kao ngijiq” [səpalə kana? ne, hare?ank sa? ajah kao ŋIjI?] Segitunya anak ini, lebih baik saya yang ajar kerbau goyang „Lebih baik saya mengajar kerbau bergoyang‟
kerbau bergoyang dari pada harus mengajarkan manusia yang susah mengerti. Dari paparan diatas sudah sangat jelas bahwa tuturan yang bercetak miring tebal pada data tersebut ujaran
termasuk komisif
dari
tindak
d)
karena
terdapat
berupa
Tindak Ujaran Ekspresif Tindak
merupakan
seseorang.
ujaran
tindak
menyatakan
ujaran
keadaan Jeenis
ekspresif yang
psikologis
tindak
ujaran
ekspresif ini adalah berterimakasih, meminta maaf, mengolok memuji dll. Berikut akan di paparkan data berupa tindak ujaran ekspresif yang terdapat dalam bahasa Sasak di Desa Lajut Kecamatan Praya Tengah. (4)
ujaran
Uyun
Iq. Mur
komisif. Dikatakan tindak ujaran komisif
karena
tindak
keinginan yang kuat dari penutur.
Tuturan tersebut merupakan pelaksanaan
dalam
kata
hareqank „Lebih baik‟ yang berarti bahwa penutur lebih baik mengajar
9
: “Keengesn Saskia endih inak?” [kəeŋəsn Saskia əndih ina?] „Saskia cantik ya bu?‟ : “Ye jari pemaseq dese lajut lemaq” [iyə jari pəmasə? desə lajUt lema?] „Besok Sakia
akan menjadi bunga desa lajut‟
dipaparkan dalam bentuk implikatur bahasa Sasak di Desa Lajut.
Tuturan pada data di atas
a)
yang menyatakan Ye jari pemasek
Makna Ujaran Representatif
Mendeklarasikan/ melaporkan
dese lajut lemak besok „Sakia akan jadi bunga desa Lajut‟ jika dianalisis
Tuturan bercetak miring tebal
dari kalimatnya, tuturan tersebut
pada data (1) termasuk tindak tutur
dapat dikategorikan ke dalam tindak
lokusi yang ditandai dengan tuturan
ujaran ekspersif. Dikatakan tindak
anak, yaitu Ite wah toak nani
ujaran ekspresif karena terdapat kata
memiliki maksud memberitahukan
pemaseq Dese Lajut „Bunga desa‟
kepada mitra tutur (Ibu) bahwa
yang merupakan kata sanjungan yang
penutur
bermakna
dewasa. Bagian tersebut merupakan
ketika
bahwasanya
nanti Saskia
sekarang
sudah
akan
pelaksanaan tindak tutur ilokusi yang
menjadi bunga desa Lajut karena
memiliki maksud mendeklarasikan
kecantikannya. Jadi, tuturan yang
atau melaporkan kepada mitra tutur
bercetak miring tebal dalam data
bahwa
tersebut termasuk ke dalam tindak
dewasa. Jadi, ketika penutur tidak
ujaran
tuturan
diundang, penutur tidak akan datang.
tersebut bermaksud memuji atau
Tuturan yang bercetak miring tebal
menyanjung kecantikan seseorang
pada data (1) merupakan kalimat
anak desa yaitu Saskia.
yang
B.
besar
bermakna
(Anak)
ekspresif
karena
sekarang
penutur
berimplikatur.
sudah
Dikatakan
kalimat yang berimplikatur karena di
Makna implikatur dalam
dalam
bahasa Sasak di Desa Lajut.
tuturan
tersebut
terdapat
makna tambahan. Dalam hal ini, Berikut makna-makna
akan
dipaparkan
implikatur
penutur
yang
prinsip
melakukan kualitas,
pelanggaran
karena
penutur
terdapat bahasa Sasak di Desa Lajut
menuturkan
berdasarkan konsep ujaran yang telah
semestinya. Namun karena adanya
hal
yang
tidak
konteks epistemis yaitu pemahaman
10
bersama yang dimiliki oleh penutur
acara syukuran keluarganya. Sudi
dan
mitra
tersebut
tutur,
maka
tuturan
langsung menjawab dirinya tidak
dan
dapat
diundang, jadi dia tidak akan datang
berterima
dipahami.
karena sekarang dia sudah dewasa.
Makna sebenarnya dalam tuturan
b)
(penutur) sudah dewasa sekarang.
dalam
itu,
tersebut
menyatakan Ne jual montork mah
adalah
„Juallah motor saya ini‟ merupakan
penutur memberitahu mitra tutur bahwa
penutur
sudah
tindak tutur lokusi yang memiliki arti
dewasa.
menyuruh mitra tutur (Lehum) untuk
Dewasa dalam hal ini maksudnya
menjual motor yang ditunggangi
bahwa seseorang yang telah beranjak
Arun untuk membeli bakso yang
dewasa sudah mengerti dan paham apa
itu
malu
tatakrama.
dan
Tidak
diinginkannya.
mempunyai
tanpa
diundang
dipersilakan,
sekalipun
terdekat.
Konteks
melatarbelakangi
Bagian
tersebut
merupakan tindak tutur ilokusi yang
sembarangan
memiliki maksud memberitahukan
datang atau keluar masuk ke rumah orang
Direktif
Tuturan pada data (2) yang
makna tambahan
tuturan
Ujaran
Memberitahukan.
Ite wah toak nani adalah kita
Sementara
Makna
Lehum
atau
bahwa
Arun
tidak
mempunyai uang untuk diberikan
keluarga
kepadanya saat ini.
yang
tuturan
Tuturan yang bercetak mirik
tersebut
adalah terjadinya percakapan antara
tebal
seorang ibu yang bernama Inak Rumi
merupakan
dan anaknya yang bernama Sudi.
berimplikatur.
Percakapan
berlangsung
berimplikatur karena di dalamnya
ketika ibu Rumi pulang dari tempat
terdapat makna tambahan. Dalam hal
acara syukuran keluarga dan melihat
ini, penutur melakukan pelanggaran
anaknya sedang menonton televisi.
prinsip
Sang ibupun langsung menanyakan
menuturkan
perihal ketidakhadiran Sudi dalam
semestinya. Namun karena adanya
tersebut
11
pada
data
(2)
tersebut
tuturan
yang Dikatakan
kualitas, hal
karena yang
penutur tidak
konteks epistemis yaitu pemahaman
motornya di pinggir jalan, tiba-tiba
bersama yang dimiliki oleh penutur
Lehum
dan
mitra
maka
tuturan
kejauhan dengan maksud meminta
dan
dapat
uang untuk membeli bakso. Arun
dipahami. Makna sebenarnya dalam
pun langsung mengatakan “Ne jual
tuturan
penutur
montork mah!” yang artinya juallah
menyuruh mitra tutur untuk menjual
motor saya ini‟ sambil menunjuk
motor
motornya.
tersebut
tutur,
memanggilnya dari arah
berterima
tersebut
adalah
yang sedang didudukinya
untuk membeli bakso. Sementara itu, makna
tambahan
dalam
c)
tuturan
pada data (3) tersebut mengandung
pada saat tuturan itu dituturkan.
tindak
Dikatakan tuturan „juallah motor
lokusi
yang
bermaksud
memberitahukan mitra tutur bahwa
saya ini‟ karena tidak mungkin
penutur lebih baik mengajar kerbau
seseorang akan menjual motor hanya
dari pada mengajar manusia yang
untuk membeli bakso yang harganya
sulit
hanya lima ribu. Tuturan tersebut
mengerti.
merupakan
diungkapkan dengan sindiran yang
Bagian
tersebut
pelaksanaan
tindak
ilokusi yang bermaksud tekad untuk
berupa perintah karena memang pada
mengajar kerbau bergoyang daripada
saat itu Arun tidak mempunyai uang kepada
Komisif
Tuturan yang bercetak miring
uang untuk diberikan kepada lehum
diberikan
Ujaran
Bertekad
tersebut adalah Arun tidak memiliki
untuk
Makna
harus mengajarkan manusia yang
lehum
sulit mengerti.
walaupun hanya lima ribu dan hanya Tuturan
motor yang ditungganginyalah yang
mengajar
dimilikinya.
berimplikatur
percakapan antara Arun dan Lehum. tersebut
tuturan
berlangsung
saya
bergoyang‟
kalimat
berimplikatur.
tuturan tersebut adalah terjadinya
baik
kerbau
merupakan
Konteks yang melatarbelakangi
Percakapan
„Lebih
yang Dikatakan
karena
tersebut
di
dalam
terdapat
makna
tambahan. Dalam hal ini, penutur
pada saat Arun akan memarkir
menuturkan
12
hal
yang
tidak
semestinya, namun karena adanya
Tuturan „Besok Sakia akan jadi
konteks epitemis yaitu pemahaman
bunga desa Lajut‟ pada data (4) yang
bersama yang dimiliki oleh penutur
bergaris
dan
merupakan
mitra
tersebut
tutur,
maka
tuturan
dan
dapat
berterima
bermakna
dipahami.
tebal
tindak
tersebut
lokusi
yang
memberitahukan
Uyun
bahwa Saskia akan menjadi bunga desa setelah Ia besar. Bagian tersebut
Makna tambahan pada kalimat
merupakan pelaksanaan tindaak tutur
„Keterlaluan anak ini, lebih baik saya
ilokusi yang
mengajar kerbau bergoyang‟ Anam
bisa
bergoyang,
bermaksud memuji
kecantikan yang dimiliki oleh Saskia.
lebih memilih mengajar hewan yang hanya
miring
daripada
Tuturan Ye jari pemasek dese
harus mengajarkan Karido yang sulit
Lajut lemak merupakan tuturan yang
mengingat. Makna tambahan tersebut
mengandung implikatur. Dikatakan
didasarkan
berimplikatur
pada
konteks
yang
karena
dalam
terdapat
makna
melatarbelakangi tuturan tersebut.
tuturan
konteks tuturan pada data (3) terjadi
tambahan . Dalam hal ini, penutur
antara Anam dan Karido. Percakapan
melakukan
tersebut terjadi pada siang hari ketika
kualitas, karena penutur menuturkan
Anam
Karido
hal yang tidak semestinya. Namun
menyulam tas dari plastik. Ketika
karena adanya konteks epistemis
akan disuruh menyulam sendiri,
yaitu pemahaman bersama
karido
cara
dimiliki oleh penutur dan mitra tutur,
membuat sulaman tas yang telah
maka tuturan tersebut berterima dan
diajarkan,
dapat dipahami.
mengajarkan
tidak
mengingat
Anam
pun
langsung
mengatakan lebih baik saya mengajar
Makna
Ujaran
pelanggaran
prinsip
yang
Makna sebenarnya dalam tuturan
kerbau bergoyang. d)
tersebut
di
tambahan dalam tuturan Ye jari Ekspresif
pemasek dese lajut lemak yakni
Memuji.
Saskia akan menjadi bunga desa Lajut
ketika
Sementara
13
itu,
sudah
dewasa.
makna tambahan
dalam tuturan tersebut adalah Saskia
representatif, tindak ujaran direktif,
merupakan aset desa Lajut yang akan
tindak ujaran komisif, dan tindak
direbutkan oleh para lelaki yang ada
ujaran ekspresif. Makna implikatur
di
karena
dalam bahasa sasak ditemukan pula
yang
dalam empat bentuk tindak ujaran
Desa
tersebut
kecantikannya.
Konteks
melatarbelakangi
tuturan
tersebut
yaitu
makna
representatif
adalah terjadinya percakapan antara
melaporkan atau mendeklarasikan,
Uyun dan Inaq Mur. Percakapan
menyuruh,
tersebut berlangsung ketika Inaq Mur
menolak,
sedang duduk-duduk dengan Uyun
Makna
yang saat itu melihat Sakia bermain.
menolak, menyarankan, melarang,
Inaq Mur mengatakan bahwa ketika
dan mengingatkan. Makna komisif
besar nanti saskia akan menjadi
bertekad
bunga desa karena kecantikannya.
mengolok dan memuji.
5.
SIMPULAN dan SARAN Berdasarkan
hasil
Sasak
Kecamatan
di
Praya
Lajut
Tengah,
data
pula
makna
yang
terkandung
dalam
setiap
tindak
ujaran
tersebut.
Data
sebagai
berharap
pragmatik
kajian
khususnya
merupakan
topik
yang
usaha
untuk
memahami
Selain itu, dengan melakukan kajian dalam bidang pragmatik khususnya implikatur
dalam
dalam
bahasa
Sasak,
maka kita akan lebih mengetahui makna-makna
implisit
di
dalam
sebuah tuturan.
pelaksanaan tindak ujaran Searle. Empat pelaksanaan tindak ujaran tindak
ekspresif
bahasa Sasak dengan lebih baik lagi.
penelitian terbentuk dalam empat
adalah
makna
sangat menarik untuk diperdalam
bahasa sasak di Desa Lajut selama
tersebut
dan
tersebut
implikatur
implikatur yang ditemukan
memberitahukan,
lebih dalam lagi. Mengingat hal
Selain itu,
ditemukan
direktif
implikatur percakapan dapat digali
implikatur ditemukan dalam empat bentuk tindak ujaran.
memberitahukan.
tentang
analisis
Desa
dan
Peneliti
data mengenai implikatur dalam bahasa
menginformasikan,
Peneliti
ujaran
berharap
untuk
penelitian selanjutnya pembahasan
14
tentang
kajian
pragmatik
dalam
ranah implikatur percakapan tidak hanya dilakukan di Desa Lajut Kecamatan Praya Tengah saja, tetapi di daerah Lombok yang lain dengan dialek
yang
menyadari
bervariasi.
dalam
Peneliti
penelitian
ini
terdapat banyak kekurangan. Untuk itu,
peneliti
penelitian
menyarankan selanjutnya
menyempurnakan
penelitian
agar dapat ini
sehingga ditemukan hasil penelitian yang maksimal pada fenomena unik dari bahasa Sasak.
15
DAFTAR PUSTAKA BUKU Arikunto, Suharsimi. 2014. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Chaer, abdul. Dan Agustina, leoni. 1995. Sosiolinguistik Suatu Pengantar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Chaer, Abdul. 2009. Pengantar Semantik Bahasa Imdonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta. Dardjowidjojo, Soenjono. 2005. Psikolinguistik: Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia Mahsun. 2014. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Moeliono, Anton M. 1989. KBBI. Jakarta: Balai Pustaka. Muhammad. 2001. Paradigm Kualitatif Penelitian Bahasa. Yogyakarta: Liebe Book. Nadar, Fx. 2009. Pragmatik dan Penelitian Pragmatik. Yogyakarta: Liebe Book Press. Rahardi, R. Kunjana. 2000. Imperatif dalam Bahasa Indonesia.Yogyakarta: Duta Wacana university Press. Rahardi, Kunjana. 2005. Pragmatik Kesatuan Imperatif Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Erlangga. Rohmadi, muhammad. 2004.Pragmatik: Teori dan Analisis.Yogyakarta: Lingkar Media. Rustono. 1999. Pokok-Pokok Pragmatik. Semarang: IKIP Semarang Press. Sugiyono. 2013.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Pateda, Mansoer. 2001. Semantik Leksikal. Jakarta: PT Rineka Cipta. Wijana, Dewa Putu. 1996. Dasar-Dasar Pragmatik. Yogyakarta: ANDI. Wijana, I Putu dan Muhammad Rohmadi, 2009. Analisis Wacana Pragmatik Kajian Teori dan Analisis. Surakarta: Yuma Pustaka.
Yule, George. 2006. Pragmatik. Terjemahan. Indah Fajar Wahyuni dan Rombe Mustajab. Yogyakarta: pustaka pelajar
SKRIPSI Hendri. 2013. Implikatur Percakapan dalam Novel Negeri Lima Menara Karya Ahmad Fuad dan Hubungannya dengan Pembelajaran Sastra di SMA. Skripsi. FKIP Universitas Mataram. Husnia WT,Nely. 2014. Implikatur Kalembo Ade dalam Bahasa Bima. Skripsi. FKIP Universitas Mataram. Nurul Hidayati. 2014. Implikatur Percakapan pada Film Laskar Pelangi dan Kaitannya dengan Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas VII SMP. Skripsi. FKIP Universitas Mataram.