IMPLEMENTASI PEMBELAJARAAN KONTEKSTUAL DENGAN STRATEGI PERCOBAAN SEDERHANA BERBASIS BAHAN ALAM LINGKUNGAN SISWA KELAS X
Skripsi Disajikan dalam rangka menyelesaikan Studi Strata 1 untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Lita Lilia 4301409039
JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013 i
ii
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN Motto : Kegagalan hanya terjadi bila kita menyerah ( Lessing ) Tugas atau pekerjaan itu jangan hanya dipikirkan atau dibayangkan tapi Harus Dikerjakan!. (Komting Eka Fitriani P) Apabila anda berbuat kebaikan kepada orang lain, maka anda telah berbuat baik terhadap diri sendiri. ( Benyamin Franklin ) Berangkat dengan penuh keyakinan, Berjalan dengan penuh Keikhlasan istiqomah dalam menghadapi cobaan (TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid)
Persembahan : Untuk
Bapak,
Mamah,
Kakak-kakak ku dan teman-temanku Prodi Pendidikan Kimia 2009.
iv
PRAKATA Puji syukur penulis haturkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang selalu tercurah sehingga tersusunlah skripsi yang berjudul “Implementasi pembelajaran kontekstual dengan percobaan sederhana berbasis alam lingkungan”. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini selesai berkat bantuan, petunjuk, saran, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat: 1. Rektor Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan studi S1 di UNNES. 2. Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahhuan Alam Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan izin penelitian dan membantu kelancaran skripsi. 3. Ketua Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan izin penelitian dan membantu kelancaran ujian skripsi. 4. Bapak Dr. A. Tri Widodo, dosen pembimbing 1, yang selalu mengarahkan, memotivasi dan membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini. 5. Bapak Prof. Dr. Kasmadi Imam S, M.S, dosen pembimbing 2, yang telah, mengarahkan, memotivasi dan membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini. 6. Ibu Dra. Sri Mantini Rahayu S, MS, dosen penguji, yang telah memberikan bantuan selama penyusunan skripsi ini. 7. Ibu Dr. Endang Susilaningsih, M.Si, yang telah memberikan bimbingan dan dorongan semangat dalam penyusunan skripsi ini. 8. Kepala SMA Ihsaniyah Tegal yang telah memberikan izin penelitian. 9. Ibu Sundari, S.Pd, guru kimia kelas X SMA Ihsaniyah Tegal yang telah banyak membantu dalam proses penelitian. 10. Bapak Muchammad Chiro dan Mamah Sri Vipi Harsih Reksowati, orang tua penulis yang telah memberikan doa, dukungan, nasehat, dan kasih sayang tiada henti kepada penulis. v
11. Elok Parasati, Estu Kinayung Dewi, Fajar Mahda Akhmad S, kakak penulis yang memberikan banyak semangat dan dorongan kepada penulis. 12. Komting seumur hidup untuk Eka Fitriani yang sudah menjadi tentor di semua perkuliahan, Erna, Nobi, Elga, Mujibatul (Emak/Iyu), Roro (Bos E). 13. Teman-teman “D’Kimoro” yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan semangat kebersamaan selama menempuh kuliah. 14. Siswa Kelas X2 dan X3 SMA Ihsaniyah tahun angkatan 2012/2013 atas partisipasinya dalam membantu penelitian penulis. Akhirnya penulis berharap, semoga penelitian ini bermanfaat bagi pembaca pada khususnya dan perkembangan pendidikan Indonesia pada umumnya.
Semarang, Juli 2013
Penulis
vi
ABSTRAK Lilia, Lita. 2013.Implementasi Pembelajaran Kontekstual dengan Strategi Percobaan Sederhana Berbasis Alam Lingkungan Siswa Kelas X. Skripsi, Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Dr. A. Tri Widodo, Pembimbing II: Prof. Dr. Kasmadi Imam S, M.S. Kata Kunci: Hasl belajar, konsep redoks, implementasi, pembelajaran kontekstual, percobaan sederhana. Ilmu kimia bersifat eksperimen oleh karena itu, saat pembelajaran di kelas sebaiknya guru menunjukkan manfaat kimia dalam lingkungan kehidupan seharihari. Pembelajaran kontekstual merupakan model pembelajaran yang menghubungkan isi pelajaran dengan situasi dunia nyata yang dialami siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui adanya perbedaan hasil belajar dan besarnya ketuntasan belajar materi pokok reaksi redoks di SMA Ihsaniyah Tegal. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X semester 2 SMA Ihsaniyah Tegal. Teknik sampling yang digunakan yaitu cluster random sampling, diperoleh sampel penelitian yaitu X-2 sebagai kelas eksperimen menggunakan implementasi pembelajaran kontekstual dengan strategi percobaan sederhana berbasis alam lingkungan dan X-3 sebagai kelas kontrol menggunakan metode ekspositori. Desain penelitian adalah postes only control group design. Setelah pembelajaran maka dilanjutkan dengan postes pada kelas eksperimen dan kontrol. Uji statistika yang digunakan adalah uji normalitas, kesamaan dua varians, uji perbedaan dua rata-rata dan ketuntasan belajar. Rata-rata nilai postes kelas eksperimen 80,86 dan kelas kontrol 73,70. Pada uji hipotesis thitung (3,501) > ttabel (1,993) yang berarti rata-rata hasil belajar kognitif kelas eksperimen lebih baik dari kontrol. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan implementasi pembelajaran kontekstual dengan strategi percobaan sederhana berbasis alam lingkungan siswa kelas X memberikan perbedaan yang positif terhadap hasil belajar kimia materi pokok redoks kelas X semester 2 siswa SMA Ihsaniyah Tegal.
vii
ABSTRAC Lilia, Lita. 2013.Implementasi Contextual Learning Experiments with Simple Strategies Based Natural Environment Class X.Thesis, Chemical Majors, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, State University of Semarang. Counselor I: Dr. A. Tri Widodo, Counselor II: Prof. Dr.. Kasmadi Imam S, M.S. Keywords: Concept of redoks, implementation, result of learning, simple attempt, study of contextual. The specific of chemistry is experiment can be, so the teacher shows process of chemistry in the daily live. Contextual learning is the model of learning process that connected of material learning and the daily live of the student.The goal of research is to know the existence of difference of result learning and mastery learning direct material reaction of redoks in SMA Ihsaniyah Tegal. The population of the research is totaly class of X semester 2 SMA Ihsaniyah Tegal. Technique Sampling used to cluster random sampling, It is obtained by research sample that is X-2 as experiment class use implementation study of contextual with simple attempt strategy based on natural environments and X-3 as control class used method of expository. Research Design use by post test only control group design. After the learning process, continued by post test at experiment class and control class. The statistical test used to normality, equality of two variants, test difference two mean and complete learn. Mean pos test of experiment class is 80,86 and class control is 73,70. The hypothesis test of thitung (3,501) > ttabel (1,993), its means the experiment class has better than control class. Based on to result of research can be concluded that the implementation study of contextual with simple attempt strategy based on class student environments of X give a difference which are positive to result learn direct material chemistry of redoks class of X semester 2 student of SMA Ihsaniyah Tegal.
viii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .................................................................................... i PERNYATAAN ........................................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ iv PRAKATA .................................................................................................... v ABSTRAK .................................................................................................. vii DAFTAR ISI ................................................................................................. ix DAFTAR TABEL ....................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR ..................................................................................xii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xiii BAB 1.
PENDAHULUAN .......................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................................1 1.2 Rumusan Masalah ................................................................................5 1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................................5 1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................6 1.5 Pembatasan Masalah .............................................................................7 1.6 Penegasan Istilah...................................................................................8
2.
TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………………….10 2.1 Teori Dasar ...........................................................................................10 2.2 Penelitian Terdahulu .............................................................................28 2.3 Materi Redoks .......................................................................................29 2.4 Kerangka Berpikir ................................................................................37 2.5 Hipotesis ..............................................................................................39
3.
METODE PENELITIAN ............................................................................40 3.1 Lokasi Penelitian ..................................................................................40 3.2 Objek Penelitian ....................................................................................40 3.3 Teknik Pengambilan Sampel Penelitian ..............................................41 3.4 Jenis, rancangan, desain penelitian ......................................................41 ix
3.5 Variabel Penelitian ...............................................................................44 3.6 Instrumen Penelitian ............................................................................45 3.7 Teknik Pengumpulan Data ...................................................................54 4.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..........................................67 4.1 Hasil Penelitian ....................................................................................67 4.2 Pembahasan .........................................................................................79
5.
PENUTUP ...................................................................................................88 5.1 Simpulan ..............................................................................................88 5.2 Saran ....................................................................................................88 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................90 LAMPIRAN .................................................................................................93
x
DAFTAR TABEL Tabel Halaman 2.1 Perbedaan Pendekatan Kontekstual dengan Pendekatan Ekspositori.......... 23 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8 4.1 4.2 4.3 4.4 4.5 4.6 4.7 4.8
Desain Penelitian ........................................................................................ 41 Klasifikasi Reliabilitas Soal ........................................................................ 52 Klasifikasi Indeks Kesukaran Soal .............................................................. 53 Klasifikasi Daya Pembeda Soal ................................................................... 54 Data awal populasi....................................................................................... 56 Hasil Uji Normalitas Populasi ..................................................................... 57 Hasil Uji Homogenitas Populasi.................................................................. 59 Sumber Varians Uji Anava .......................................................................... 60 Data Hasil Belajar Reaksi Redoks ............................................................... 67 Uji Normalitas Hasil Postes ......................................................................... 68 Hasil Uji Kesamaan Dua Varians Data Postes ............................................ 69 Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Hasil Belajar Kimia. .......................... 70 Hasil Uji secara Statistik Ketuntasan Belajar .............................................. 71 Rata-Rata Nilai Psikomotorik ...................................................................... 72 Rata-Rata Nilai Afektif ................................................................................ 74 Hasil Angket Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran ............................. 75
xi
DAFTAR GAMBAR 1. 2. 3. 4. 5.
Gambar Halaman Kerangka Berpikir ....................................................................................... 38 Grafik Hasil Belajar Reaksi Redoks ............................................................ 68 Perbandingan Skor Rata-rata Hasil Belajar Psikomotorik .......................... 73 Perbandingan Skor Rata-rata Hasil Belajar Afektif .................................... 74 Hasil Analisis Tanggapan Siswa ................................................................. 77
xii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman 1. Silabus Kelas Eksperimen.............................................................................. 93 2.
Rencana Pembelajaran Kelas Eksperimen .................................................... 95
3.
Silabus Kelas Kontrol ..................................................................................119
4.
Rencana Pembelajaran Kelas Kontrol .........................................................121
5.
Lembar Penilaian Psikomotor .....................................................................139
6.
Lembar Penilaian Afektif ............................................................................143
7.
Lembar Percobaan Eksperimen 1 ...............................................................147
8.
Lembar Percobaan Eksperimen 2 ................................................................148
9.
Kisi-kisi Soal Uji Coba ...............................................................................149
10. Soal Uji Coba ..............................................................................................150 11. Lembar Jawab Uji Coba Soal .....................................................................159 12. Angket ..........................................................................................................160 13. Kunci Jawaban Soal Uji Coba ....................................................................161 14. Lembar Soal Diskusi Siswa .........................................................................162 15. Analisis Uji Coba Soal ................................................................................163 16. Kisi-kisi Soal Postes ...................................................................................166 17. Rekapitulasi dan Transformasi Nomor Soal ...............................................167 18. Hasil Uji Coba Lembar Penilaian Afektif Pengamat 1 ...............................168 19. Hasil Uji Coba Lembar Penilaian Afektif Pengamat 2 ...............................168 20. Hasil Reliabilitas Uji Coba Lembar Penilaian Afektif ................................169 21. Hasil Uji Coba Lembar Penilaian Psikomotor Pengamat 1 .........................170 22. Hasil Uji Coba Lembar Penilaian Psikomotor Pengamat 2 .........................170 23. Hasil Reliabilitas Uji Coba Lembar Penilaian Psikomotor..........................171 24. Hasil Uji Coba Angket .................................................................................172 25. Hasil Reliabilitas Uji Coba Angket .............................................................172 26. Nilai Ulangan Akhir Semester 1 Kelas X ...................................................173 27. Uji Normalitas Nilai UAS Kelas X1 ............................................................174 28. Uji Normalitas Nilai UAS Kelas X2 ............................................................175 29. Uji Normalitas Nilai UAS Kelas X3 ............................................................176 xiii
30. Uji Homogenitas Nilai UAS .......................................................................177 31. Uji Analisis Varian .....................................................................................178 32. Soal Postes Reaksi Redoks .........................................................................179 33. Nilai Postes kelas Eksperimen dan Kontrol ................................................184 34. Uji Normalitas Nilai Postes Kelas Eksperimen ...........................................185 35. Uji Normalitas Nilai Postes Kelas Kontrol ..................................................186 36. Uji Homogenitas Populasi Hasil Postes.......................................................187 37. Uji Kesamaan Dua Varians Nilai Postes .....................................................188 38. Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Nilai Postes .................................................189 39. Daftar Ketuntasan Belajar Nilai Postes .......................................................190 40. Uji Ketuntasan Belajar Kelas Eksperimen ...................................................191 41. Uji Ketuntasan Belajar Kelas Kontrol .........................................................192 42. Hasil Penilaian Afektif Kelas Eksperimen Pengamat 1 ...............................193 43. Hasil Penilaian Afektif Kelas Kontrol Pengamat 1 .....................................194 44. Hasil Penilaian Afektif Kelas Eksperimen Pengamat 2 ...............................195 45. Hasil Penilaian Afektif Kelas Kontrol Pengamat 2 .....................................196 46. Hasil Penilaian Afektif Kelas Eksperimen Pengamat 3 ...............................197 47. Hasil Penilaian Afektif Kelas Kontrol Pengamat 3 .....................................198 48. Rekapitulasi Nilai Afektif Kelas Eksperimen ..............................................199 49. Rekapitulasi Nilai Afektif Kelas Kontrol ....................................................200 50. Grafik Hasil belajar Afektif .........................................................................201 51. Hasil Penilaian Psikomotor Kelas Eksperimen Pengamat 1 ........................202 52. Hasil Penilaian Psikomotor Kelas Kontrol Pengamat 1 ..............................203 53. Hasil Penilaian Psikomotor Kelas Eksperimen Pengamat 2 ........................204 54. Hasil Penilaian Psikomotor Kelas Kontrol Pengamat 2 ..............................205 55. Hasil Penilaian Psikomotor Kelas Eksperimen Pengamat 3 ........................206 56. Hasil Penilaian Psikomotor Kelas Kontrol Pengamat 3 ..............................207 57. Rekapitulasi Nilai Psikomotor Kelas Eksperimen .......................................208 58. Rekapitulasi Nilai Psikomotor Kelas Kontrol..............................................209 59. Grafik Hasil belajar Psikomotor ..................................................................210 60. Analisis Angket Tanggapan Siswa ..............................................................211 xiv
61. Grafik Hasil Angket Tanggapan ..................................................................212 62. Dokumentasi ................................................................................................213 63. Surat Izin Penelitian ....................................................................................215
xv
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan rangkaian kegiatan komunikasi antar manusia, sehingga manusia tumbuh dan berkembang sebagai manusia yang utuh. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia di masa yang akan datang. Proses pembelajaran yang terjadi di lingkungan sekolah (pendidikan formal) melibatkan berbagai komponen diantaranya tujuan, bahan, metode, alat dan penilaian (Sudjana, 2004). Jika salah satu komponen tidak ada maka proses pembelajaran kurang berhasil. Tujuan pendidikan selain untuk mencerdaskan bangsa, juga mengembangkan manusia seutuhnya. Dalam rangka mengembangkan manusia seutuhnya, maka tujuan pengajaran tidak terbatas hanya pada kawasan kognitif dan psikomotorik, tetapi juga meliputi kawasan afektif. Belajar adalah proses perubahan perilaku secara aktif, proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu, proses yang diarahkan pada suatu tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman, proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu yang dipelajari. Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara guru dengan siswa dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran tersebut tentu terjadi komunikasi antara guru sebagai pemberi pesan dengan siswa sebagai penerima pesan. Supaya pesan atau materi yang disampaikan guru dapat diterima oleh siswa dengan baik, maka perlu adanya model pembelajaran yang bervariasi
1
2
sebagai proses penyalur pesan. Pembelajaran kontekstual merupakan suatu model pembelajaran yang membantu guru menghubungkan isi pelajaran dengan situasi dunia nyata yang dialami siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Nurhadi (2002:31) mengemukakan bahwa ada tujuh komponen utama yang mendasari penerapan pembelajaran kontekstual di kelas. Ketujuh komponen utama itu adalah konstruktivisme (constructivism), bertanya (questioning), menemukan (inquiry), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling), refleksi (reflection), dan penilaian autentik (authentic assessment). Dengan ini maka di harapkan siswa dapat menyimpan lebih lama pengetahuan yang dipelajarinya karena mereka pengetahuan yang mereka pelajari akan bermanfaat dalam kehidupannya. Ilmu kimia tidak hanya membahas tentang zat-zat secara teoretis, tetapi juga membahas secara empiris. Hal ini disebabkan ilmu kimia merupakan ilmu yang diperoleh melalui kerja ilmiah, sehingga dalam mempelajari ilmu kimia ada dua hal yang harus
dipelajari, yaitu aspek produk (fakta, konsep, prinsip, teori,
hukum) dan aspek empiris. Oleh karena itu selain mempelajari produk-produk, ilmu kimia juga sangat perlu untuk mempelajari bagaimana proses penemuan produk ilmu kimia tersebut (proses penemuan konsep, prinsip, teori, atau hukum). Dalam pembelajaran kimia sangat memerlukan kegiatan penunjang berupa praktikum maupun eksperimen di laboratorium. Bagi peserta didik diadakannya praktikum selain dapat melatih bagaimana penggunaan alat dan bahan yang tepat,
3
juga membantu pemahaman mereka terhadap materi kimia yang diajarkan di kelas. Selain itu, bagi peserta didik yang memiliki rasa ingin tahu tinggi, maka melalui praktikum mereka dapat memperoleh jawaban dari rasa ingin tahunya secara nyata. Namun banyak sekolah yang tidak bisa melaksanakan praktikum. Hal ini terbentur karena alat dan bahan yang dibutuhkan sangat mahal sehingga memerlukan biaya yang banyak dalam pelaksanaan praktikum. Percobaan sederhana adalah serangkaian tindakan melakukan eksperimen dengan bahan-bahan dan alat yang mudah diperoleh di lingkungan alam sekitar siswa yang murah harganya. Dengan adanya percobaan ini dapat sebagai alternative yang baik mengenai masalah biaya pelaksanaan praktikum sehingga eksperimen dilaboratorium dapat dilaksanakan secara kontinyu. SMA Ihsaniyah Tegal merupakan sekolah Yayasan Islam yang dalam kurikulumnya banyak mengedepankan materi agama dan aqidah. Materi eksak umum seperti kimia dalam satu minggu hanya 1 kali pertemuan 2X45 menit. Praktikum kimia untuk kelas X juga belum pernah di lakukan. Dikarenakan alatbahan yang tersedia terbatas dan jam yang terlalu sedikit ini membuat guru susah dalam membagi waktu untuk penyampaian materi serta praktikum. Hal ini menyebabkan siswa kurang termotivasi sehingga pembelajaran cenderung pasif. Berdasarkan observasi awal dan diskusi dengan guru kimia kelas X SMA Ihsaniyah Tegal diperoleh bahwa hasil belajar kimia siswa kelas X selama ini sangat rendah (rata-rata 6,5), meskipun telah dilakukan berbagai upaya yang dilakukan oleh guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa, namun hasilnya masih jauh dari harapan. Dari pengamatan daftar hasil belajar siswa oleh guru
4
selama proses pembelajaran berlangsung selama ini nampak bahwa hanya sekitar 40% siswa kelas X yang mendapat nilai 7,5. Hal ini disebabkan pengalaman belajar yang diberikan guru lebih ditekankan pada kegiatan ceramah dan latihan soal. Kegiatan tersebut terkesan monoton dan belum menekankan pada kegiatan aktif siswa (student centered) dalam membangun konsep. Salah satu cara untuk mengatasi
permasalahan
tersebut
adalah
dengan
menggunakan
model
pembelajaran inovatif yang tepat dalam penerapannya di kelas. Hasil diskusi dengan guru kimia SMA Ihsaniyah Tegal disepakati bahwa salah
satu
diantara
beberapa
pembelajaran
yang
dapat
menjembatani
permasalahan tersebut adalah Pembelajaran kontekstual dengan strategi percobaan sederhana berbasis alam lingkungan. Secara substansial, hal yang ditawarkan dalam metode ini adalah suatu bentuk proses belajar mengajar dengan melibatkan siswa dalam menghubungkan materi yang di dapat dengan kebermanfaatan ilmu yang dipelajari. Pembelajaran kontekstual ini dilakukan melalui strategi percobaan sederhana sehingga siswa dapat untuk mengkonstruksi pengetahuannya sendiri, menyampaikan ide-ide kreatif yang didapatnya dari hasil pengamatan dan diskusi, sehingga dapat memahami konsep yang diajarkan. Dengan demikian ketuntasan hasil belajar dapat tercapai. Penelitian terdahulu yang mendukung rencana penelitian ini diantaranya: penelitian yang dilakukan Amy J. Phelps & Cherin Lee (2003) yang dilakukan dari tahun 1990 – 2000 terhadap guru-guru baru yang mengajar kimia menunjukkan bahwa semua guru tersebut setuju bahwa mengajar kimia tidak
5
dapat dilakukan tanpa laboratorium. Antonius Tri Widodo (2008) menganalisis mengenai pemaksimalan kompetensi kimia siswa SMA dengan pendekatan pembelajaran penerapan penelitian sederhana menunjukkan rerata aspek kognisi sebesar 76, 04 melebihi target 75. Aspek keterampilan sebesar 75 adalah sama dengan target, sementara aspek afeksi dengan rerata 53,74 termasuk kategori baik. Hal ini mendukung rencana penelitian tentang Implementasi Pembelajaran Kontekstual dengan Strategi Percobaan Sederhana Berbasis Alam Lingkungan Siswa Kelas X. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Adakah perbedaan hasil belajar siswa kelas eksperimen menggunakan pembelajaran kontekstual yang di implementasikan melalui strategi percobaan sederhana berbasis bahan alam lingkungan dengan kelas kontrol yang menggunakan metode ekspositori? 2. Apakah hasil belajar kognitif kelas eksperimen dengan pembelajaran kontekstual yang di implementasikan melalui strategi percobaan sederhana berbasis bahan alam lingkungan mencapai ketuntasan belajar? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Untuk mengetahui adanya perbedaan hasil belajar siswa kelas eksperimen menggunakan pembelajaran kontekstual yang di implementasikan melalui
6
strategi percobaan sederhana berbasis bahan alam lingkungan dengan kelas kontrol yang menggunakan metode ekspositori. 2.
Untuk mengetahui hasil belajar kognitif kelas eksperimen yang menggunakan pembelajaran kontekstual yang di implementasikan melalui strategi percobaan sederhana berbasis bahan alam lingkungan mencapai ketuntasan belajar.
1.4 Manfaat Penelitian Sesuai permasalahan, penelitian ini diharapkan memberikan informasi : a. Adanya perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen menggunakan pembelajaran kontekstual yang di implementasikan melalui strategi percobaan sederhana berbasis bahan alam lingkungan dengan kelas kontrol yang menggunakan metode ekspositori. b. Adanya pencapaian ketuntasan hasil belajar kognitif siswa kelas eksperimen yang menggunakan implementasi pembelajaran kontekstual dengan strategi percobaan sederhana berbasis bahan alam lingkungan. c. Manfaat lainnya adalah : 1.
Bagi siswa Siswa mendapatkan cara belajar yang menyenangkan untuk
meningkatkan hasil belajar dan menjadi lebih aktif dalam belajar baik dalam individu maupun kelompok.
7
2.
Bagi guru Memberikan cara mengajar yang lebih bervariasi sehingga
dihasilkan pembelajaran yang menyenangkan sekaligus mencapai hasil yang optimal. 3.
Bagi sekolah Dapat memberikan sumbangan dalam hal perbaikan sistem belajar
untuk meningkatkan hasil belajar kimia. 4.
Bagi Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menambah
pengetahuan dalam pengembangan penelitian berikutnya. 1.5 Pembatasan Masalah Agar penelitian ini mempunyai arah yang jelas, maka perlu adanya pembatasan masalah. Penelitian ini membatasi masalah sebagai berikut : 1. Materi pembelajaran yang dipilih dalam penelitian ini yaitu redoks. 2. Pembelajaran dilakukan dengan menggunakan pembelajaran kontekstual dengan strategi percobaan sederhana berbasis bahan alam lingkungan. 3. Target yang diharapkan adalah adanya perbedaan hasil belajar siswa dengan
implementasi
pembelajaran
kontekstual
dengan
percobaan sederhana berbasis bahan alam lingkungan. 4. Objek penelitian dibatasi pada siswa kelas X semester genap.
strategi
8
1.6 Penegasan Istilah 1. Implementasi Implementasi adalah menerapkan atau melaksanakan (Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2002). 2. Pembelajaran Kontekstual Pembelajaran
konstektual
adalah
konsep
belajar
dengan
menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong mahasiswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sebagai bekal mereka untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya sebagai anggota masyarakat (Nurhadi, dkk., 2003). 3. Strategi Menurut
Ensiklopedia,
strategi adalah
pendekatan
secara
keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu. Didalam strategi yang baik terdapat koordinasi tim kerja, memiliki tema, mengidentifikasi faktor pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip pelaksanaan gagasan secara rasional, efisien dalam pendanaan, dan memiliki taktik untuk mencapai tujuan secara efektif. 4. Percobaan Sederhana Percobaan atau disebut juga eksperimen (dari Bahasa Latin: experiri yang berarti menguji coba) adalah suatu set tindakan dan pengamatan,
yang
dilakukan
untuk
mengecek
hipotesis
atau
9
mengenali hubungan sebab akibat antara gejala. Sederhana adalah bersahaja, santun dan tidak menjadikan kisruh di kehidupan (Ensiklopedia). Percobaan sederhana adalah percobaan dengan alat-alat sederhana yang ada di laboratorium SMA, tidak rumit, tidak membahayakan dan alatnya tidak mahal. 5. Bahan Alam Lingkungan Menurut
Ensiklopedia,
bahan
alam
lingkungan
adalah
zat atau benda yang dari mana sesuatu dapat dibuat darinya, atau barang yang dibutuhkan untuk membuat sesuatu yang berasal dari lingkungan alam sekitar 6. Hasil Belajar Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar (Anni 2006:5). Dalam penelitian ini hasil belajar meliputi hasil belajar kognitif berupa intelektual akademik, psikomotorik berupa keterampilan dan bertindak serta afektif yang berkenaan dengan sikap siswa selama mengikuti pelajaran. 7. Reaksi Redoks Reaksi redoks adalah reaksi yang terjadi pada elektroda, yaitu pada anoda terjadi reaksi oksidasi dan pada katoda terjadi reaksi reduksi.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Dasar 2.1.1 Definisi Belajar Belajar pada umumnya dilakukan seseorang sejak mereka terlahir di dunia ini dan berakhir sampai akhir hayat. Belajar mempunyai pengertian sangat kompleks, sehingga banyak para ahli
yang mengemukakan
pendapatnya tentang belajar. Berikut ini diberikan beberapa pengertian belajar menurut beberapa ahli (dalam Syah, 2003) : a) Menurut Whittaker, belajar adalah proses tingkah laku yang ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. b) Menurut Kimble, belajar adalah perubahan relatif permanen dalam potensi bertindak, yang berlangsung sebagai akibat adanya latihan yang diperkuat. c) Menurut Winkel, belajar adlaah aktifitas mental atau psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan dengan
perubahan-perubahan
dalam
pengetahuan,
pemahaman,
ketrampilan, nilai dan sikap. Berdasarkan definisi diatas maka dapat dikatakan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru sebagai pengalaman individu itu sendiri (Baharuddin dan Wahyuni, 2008:15).
10
11
Perubahan yang terjadi setelah seseorang melakukan kegiatan belajar dapat berupa ketrampilan, sikap, pengertian, ataupun pengetahuan. Belajar merupakan peristiwa yang terjadi secara sadar dan sengaja, artinya seseorang yang terlibat dalam peristiwa belajar pada akhirnya menyadari bahwa ia mempelajari sesuatu, sehingga terjadi perubahan pada dirinya sebagai akibat dari kegiatan yang disadari dan sengaja dilakukannya tersebut (Baharuddin dan Wahyuni, 2008:15). Belajar merupakan suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu perubahan atau pembaruan dalam tingkah laku dan atau kecakapan. Berhasil tidaknya belajar tergantung dari faktor-faktor yang mempengaruhinya yaitu, faktor internal, eksternal dan pendekatan belajar. a)
Faktor internal, yaitu faktor dari dalam diri siswa, yaitu keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa, meliputi aspek fisiologis (kondisi tubuh dan panca indra) dan aspek psikologis (intelegensi, sikap, bakat, minat, dan motivasi).
b) Faktor eksternal, yaitu kondisi lingkungan disekitar siswa, terdiri atas faktor lingkungan sosial (guru, teman, masyarakat dan keluarga) dan faktor lingkungan sosial (gedung sekolah, tempat tinggal, alat belajar, cuaca dan waktu belajar). c)
Faktor pendekatan belajar, dapat dipahami segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran materi tertentu. Strategi dalam hal ini adalah seperangkat alat operasional yang direkayasa sedemikian rupa untuk memecahkan
12
masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu. Faktor pendekatan belajar juga berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses pembelajaran (Syah,2003:144-145). 2.1.2 Prinsip – Prinsip Belajar Dimyati dan Mudjiono (2002:42-50) menjelaskan ada tujuh prinsip dalam proses pembelajaran, yaitu: a.
Perhatian dan motivasi Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Perhatian terhadap pelajaranakan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa. Disamping perhatian, motivasi juga mempunyai peran yang penting, yaitu sebagai tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang.
b.
Keaktifan Kecenderungan psikologis
dewasa ini menganggap anak adalah
makhluk yang aktif. Suatu kegiatan belajar hanya mungkin terjadi apabila seorang anak aktif mengalaminya sendiri. Siswa selalu menampakkan keaktifan dalam setiap proses belajar. c.
Ketertiban langsung (pengalaman) Kegiatan belajar harus dilakukan sendiri oleh siswa. Belajar adalah pengalaman dan belajar tidak dapat dilimpahkan kepada orang lain. Belajar melalui pengalaman langsung, siswa tidak hanya sekedar mengamati secara langsung tetapi juga harus terlibat dalam perbuatan dan bertanggung jawab pada hasil belajarnya.
13
d.
Pengulangan Prinsip pengulangan merupakan prinsip yang paling tua dan sudah diperkenalkan. Tujuan dari dilakukannya pengulangan adalah agar melatih daya ingat siswa dan untuk membentuk respon yang benar serta membentuk respon yang benar serta membentuk suatu kebiasaan.
e.
Tantangan Tantangan yang dihadapi dalam bahan belajar akan membuat siwa bersemangat untuk mengatasinya. Bahan belajar yang baru dan mengandung maslaah yang perlu dipecahkan akan membuat siswa tertantang untuk mempelajarinya.
f.
Balikan dan penguatan Balikan yang diberikan guru kepada siswa bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam suatu hal, tentang kekuatan dan kelemahan siswa. Penguatan berfungsi agar siswa mengulangi perbuatan yang sudah baik.
g.
Perbedaan individual Siswa dalam suatu kelas tidak boleh kita perlakukan dengan cara yang sama karena masing-masing mempunyai karakteristik dan perbedaan kemampuan sehingga guru harus memperlakukan siswa sesuai kemampuannya
2.1.3 Hasil Belajar Belajar dan mengajar sebagai suatu proses mengandung tiga unsur yang dapat dibedakan, yakni tujuan pengajaran
(instruksional), pengalaman
14
(proses), belajar mengajar, dan hasil belajar. Hasil belajar adalah kemampuankemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Menurut (Baharuddin dan Wahyuni, 2008:15), perubahan perilaku yang merupakan hasil belajar dapat berbentuk: a. Informasi verbal; yaitu penguasaan informasi dalam bentuk verbal, baik secara tertulis maupun tulisan, misalnya pemberian nama-nama trhadap suatu benda, definisi dan sebagainya. b. Kecakapan intelektual; yaitu ketrampilan individu dalam melakukan interaksi dengan lingkungannya dengan menggunakan simbol-simbol, misalnya
penggunaan
simbol
metematika.
Termasuk
dalam
ketrampilan intelektual adalah kecakapan dalam membedakan, memahami konsep konkrit, konsep abstrak, aturan dan hukum. Ketrampilan ini sangat dibutuhkan dalam menghadapi pemecahan masalah. c. Strategi kognitif; kecakapan individu untuk melakukan pengedalian dan pengelolaan keseluruhan aktivitasnya. Dalam konteks proses pembelajaran, strategi kognitif yaitu kemampuan mengendalikan ingatan dan cara-cara berfikiragar terjadi aktivitas yang efektif. Kecakapan intelektual menitikberatkan pada hasil pembelajaran, sedangkan strategi kognitif lebih menekankan pada proses pemikiran. d. Sikap; yaitu hasil pembelajaran yang berupa kecakapan individu untuk memilih macam tindakan yang akan dilakukan. Dengan kata lain, sikap adalah keadaan dalam diri individu yang akan memberikan
15
kecenderungan bertindak dalam menghadapi suatu obyek atau peristiwa, didalamnya terdapat unsur pemikiran, perasaan yang menyertai pemikiran dan kesiapan untuk bertindak. e. Kecakapan motorik; ialah hasil belajar berupa kecakapan ketrampilan dan kemampuan bertindak. Sistem pendidikan nasional mengandung rumusan pendidikan nasional baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom. Menurut Bloom (dalam Anni, 2006: 6-7), hasil belajar diklasifikasikan menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah efektif, dan ranah psikomotorik. Aspek-aspek yang tercakup dalam tiga ranah tersebut adalah: 1) Ranah Kognitif Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahan, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi. 2) Ranah Afektif Berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. 3) Ranah Psikomotorik Berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotorik yakni gerakan reflek,
16
ketrampilan, gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan ketrampilan komplek serta gerakan ekspresif dan interpretatif. Ketiga ranah tersebut menjadi obyek penilaian hasil belajar. Diantara ketiga ranah ini, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran (Sudjana, 2002:22-23). Hasil belajar biasanya dapat diketahui melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan data pembuktian yang akan menunjukkan sampai dimana tingkat kemampuan dan keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. 2.1.4 Pembelajaran Kontekstual Menurut Johnson dalam Nurhadi, Pengertian CTL adalah sebagai berikut:“The CTL system is an educational process that aims to help students see meaning in the academic material they are studying by connecting academic subjects with the context of their daily lives, that is, with the context of their personal, social, and cultural circumstances”. Sistem CTL merupakan suatu proses pendidikan yang bertujuan untuk membantu siswa melihat makna dalam bahan pelajaran yang mereka pelajari dengan menghubungkannya dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari, yaitu dengan lingkungan pribadi, sosial, dan budayanya. Menurut Nurhadi (2002), Pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar dimana guru menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong
17
siswa membuat hubungan antar pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, sementara siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan dari konteks yang terbatas, sedikit-demi sedikit, dan dari proses mengkonstruksi sendiri, sebagai bekal untuk
memecahkan
masalah
dalam
kehidupannya
sebagai
anggota
masyarakat. Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kontekstual merupakan suatu model pembelajaran yang membantu guru menghubungkan isi pelajaran dengan situasi dunia nyata yang dialami siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Siswa diharapkan dapat menyimpan lebih lama pengetahuan yang dipelajarinya karena mereka pengetahuan yang mereka pelajari akan bermanfaat dalam kehidupannya. Beberapa karakteristik pembelajaran kontekstual yaitu: 1) Kerja Sama 2) Saling Menunjang 3) Menyenangkan dan tidak membosankan 4) Belajar degan bergairah 5) Pembelajaran terintegrasi 6) Menggunakan berbagai sumber 7) Siswa Aktif 8) Berbagi pengetahuan dengan teman 9) Siswa kritis, guru kreatif
18
10) Dinding kelas dan lorong-lorong penuh dengan hasil karya siswa, peta, gambar, artikel,humor dan lain-lain. (Sofyan dan Amiruddin,2007:16) Selanjutnya
menurut
Zahorik
dalam
Depdiknas
pembelajaran
kontekstual itu terdiri atas lima elemen yakni: 1. Pengaktifan pengetahuan yang sudah ada (activating knowledge) 2. Pemerolehan pengetahuan baru (aquiring knoowledge) dengan cara mempelajari secara keseluruhan dulu, kemudian memperhatikannya secara detail. 3. Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge), yaitu dengan cara
menyusun
1)
konsep
sementara
(hipotesis),
2)
Melakukan sharing kepada orang lain agar mendapat tanggapan itu, 3) konsep itu direvisi dan dikembangkan. 4. Mempraktekkan pengetahuan dan pengalaman (applying knowledge). 5. Melakukan
refleksi
(reflecting
knowledge)
terhadap
strategi
pengembangan pengetahuan tersebut. 2.1.4.1 Komponen Utama Dalam Pembelajaran kontekstual Nurhadi (2002:31) mengemukakan bahwa ada tujuh komponen utama yang mendasari penerapan pembelajaran kontekstual di kelas. Ketujuh komponen utama itu adalah konstruktivisme (constructivism), bertanya (questioning),
menemukan
(inquiry),
masyarakat
belajar
(learning
community), pemodelan (modeling), refleksi (reflection), dan penilaian autentik (authentic assessment).
19
1)
Konstruktivisme (constructivism) Menurut Sardiman (2007) konstruktivisme merupakan landasan berpikir
bagi pembelajaran kontekstual. Pengetahuan riil bagi siswa adalah sesuatu yang dibangun atau ditemukan oleh siswa itu sendiri. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta, konsep atau kaidah yang diingat siswa, tetapi siswa harus merekonstruksi
pengetahuan
itu
kemudian
memberi
makna
melalui
pengalaman nyata. Dalam proses pembelajaran siswa harus dilatih untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya, mengemukakan ide-ide dan kemudian mampu merekonstruksinya. Dalam Pandangan konstruktivis, strategi memperoleh lebih diutamakan dibandingkan
seberapa
banyak
siswa
memperoleh
dan
mengingat
pengetahuan. Untuk itu tugas guru adalah memfasilitasi proses tersebut dengan cara: a)
Menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa
b)
Memberi kesempatan siswa menemukan dan menerapkan idenya sendiri
c)
Menyadarkan siswa agar menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar
2)
Bertanya (Questioning) Bertanya merupakan strategi utama pembelajaran berbasis CTL.
Bertanya dalam pembelajaran dipandang sebagai kegiatan guru untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berfikir siswa. Bagi siswa kegiatan bertanya merupakan bagian terpenting dalam melaksanakan pembelajaran
yang
berbasis inquiry,
yaitu
menggali
informasi,
20
mengkonfirmasikan apa yang sudah diketahui dan mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahuinya. Menurut Sardiman (2007) kegiatan bertanya dalam proses pembelajaran berguna untuk: a) Menggali informasi b) Mengecek pemahaman siswa c) Membangkitkan respon siswa d) Mengetahui seberapa jauh keingintahuan siswa e) Mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa f) Memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang dikehendaki guru g) Menyegarkan kembali pengetahuan siswa 3)
Menemukan (Inquiry) Kegiatan menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran
kontekstual. Guru diharuskan selalu merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatan menemukan untuk setiap materi yang diajarkannya. Dalam Sardiman (2007) disebutkan, langkah-langkah kegiatan menemukan adalah: a) Merumuskan masalah b) Mengamati atau melakukan observasi, termasuk membaca buku, mengumpulkan informasi c) Menganalisis dan menyajikan hasil karya dalam tulisan, laporan, gambar, tabel dan sebagainya d) Menyajikan, mengkomunikasikan hasil karyanya didepan guru, teman sekelas atau audiens yang lain
21
4)
Masyarakat Belajar (Learning Community) Dalam kelas dengan pendekatan kontekstual guru disarankan selalu
melaksanakan pembelajaran secara kelompok. Siswa yang pandai mengajari yang lemah dan yang tahu memberi tahu temannya yang belum tahu. Menurut Nurhadi (2002), Masyarakat belajar bisa terjadi apabila ada proses komunikasi dua arah. Dalam masyarakat belajar, dua kelompok atau lebih terlibat dalam komunikasi pembelajaran saling belajar guru dan siswa. Seseorang terlibat dalam kegiatan masyarakat belajar memberi informasi yang diperlukan oleh teman bicaranya dan sekaligus juga meminta informasi yang diperlukan dari teman belajarnya. Perwujudan masyarakat belajar dikelas dapat dilakukan dengan cara pembentukan kelompok kecil, pembentukan kelompok besar, mendatangkan ”ahli” ke kelas, bekerja dengan kelas sederajat, bekerja kelompok dengan kelas diatasnya dan lain-lain. 5)
Pemodelan (modeling) Dalam pembelajaran kontekstual keterampilan atau pengetahuan tertentu
menghendaki
model
yang
bisa
ditiru.
Model
dapat
berupa
cara
mengoperasikan sesuatu, cara melakukan suatu percobaan kimia atau cara penyampaian materi lainnya oleh guru. Dengan demikin guru berperan sebagai model. Menurut Sardiman (2007) dalam pembelajaran kontekstual guru bukan satu-satunya model. Model dapat dirancang dengan melibatkan siswa. Siswa dapat ditunjuk untuk melakukan suatu percobaan di depan kelas karena siswa tersebut telah memahami percobaan itu melalui buku yang dia miliki. Siswa
22
itu dapat dikatakan sebagai model, dan siswa yang lain dapat menggunakan model sebagai standar kompetensi yang harus dicapai. 6)
Refleksi (Reflection) Refleksi merupakan bagian penting dalam pembelajaran dengan CTL.
Refleksi adalah cara berpikir atau perenungan tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir kebelakang tentang apa-apa yng sudah kita lakukan di masa lalu. Dalam refleksi ini siswa mengendapkan apa-apa yang baru saja dipelajari sebagai struktur pengetahuan yang baru dan merupakan pengayaan atau revisi dari pengetahuan sebelumnya. Dalam Nurhadi (2002) disebutkan bahwa guru perlu melaksanakan refleksi pada akhir program pengajaran. Pada akhir pembelajaran guru menyisakan waktu sejenak agar siswa melakukan refleksi, realisasinya berupa: a) Pernyataan langsung mengenai hal-hal yang diperolehnya hari itu b) Catatan atau jurnal siswa c) Kesan dan saran siswa mengenai pembelajaran hari itu d) Diskusi e) Hasil karya f) Cara-cara lain yang ditempuh guru untuk mengarahkan siswa kepada pemahaman mereka tentang materi yang dipelajari 7)
Penilaian Autentik (Authentic Assessment) Dalam Nurhadi (2002) disebutkan bahwa Assessment adalah proses
pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan siswa. Prinsip penilaian yang dipakai dalam penilaian serta ciri-ciri penilaian autentik adalah sebagai berikut:
23
a) Harus mengukur semua aspek pembelajaran: proses, kinerja dan produk b) Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung c) Menggunakan berbagai cara dan berbagai sumber d) Tes hanya salah satu alat pengumpul data penilaian e) Tugas-tugas yang diberikan kepada siswa harus mencerminkan bagian-bagian kehidupan siswa yang nyata setiap hari, mereka harus dapat menceritakan pengalaman atau kegiatan yang mereka lakukan setiap hari. 2.1.4.2 Perbedaan pendekatan kontekstual dengan pendekatan ekspositori terlihat pada Tabel 2.1 berikut. Tabel 2.1. Perbedaan Pendekatan Kontekstual dengan Pendekatan Ekspositori Ekspositori
Kontekstual
1.Menyandarkan kepada hafalan
1.Mendasarkan pada memori special
2.Pemilihan informasi ditentukan
2. Pemilihan informasi berdasarkan
oleh guru
pengalaman
3.Cenderung terfokus pada satu
3.Cenderung
bidang (disiplin) tertentu
beberapa bidang (disiplin)
4. Memberikan tumpukan informasi
4. Selalu mengaitkan informasi
kepada siswa sampai
dengan pengetahuan awal yang telah
pada saatnya diperlukan
dimiliki siswa
5. Penilaian hasil belajar hanya
5. Menerapkan penilaian autentik
melalui kegiatan berupa ujian /
melalui penerapan praktis dalam
ulangan.
pemecahan masalah.
mengintegrasikan
Sumber : Depdikbud, 2002
24
2.1.4.3 Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual Komponen pembelajaran kontekstual dapat dilaksanakan melalui beberapa
model
pembelajaran
diantaranya:
pembelajaran
langsung,
pembelajaran berdasarkan masalah dan pembelajaran kooperatif. 2.1.4.4 Contoh penerapan strategi CTL dengan percobaan untuk bab reaksi redoks a. Pendahuluan (Awal) 1. Sebagai kegiatan pembuka guru mengajukan pertanyaan kepada peserta: ”Apakah yang dimaksud dengan reaksi elektrolisis? Apakah kegunaan dari penyepuhan? Apakah ada diantara siswa yang pernah melakukan penyepuhan emas, tembaga, atau logam lainnya? 2. Dengan instruksi dari guru, siswa diminta membentuk 10 kelompok, masing-masing kelompok berjumlah 3 orang (jumlah anggota kelompok praktikum dibuat sedikit agar aktivitas peserta lebih intens). b. Kegiatan Inti 1. Dengan bimbingan guru, siswa diminta untuk menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk praktek penyepuhan tembaga dan emas di atas meja masing-masing. 2. Guru menjelaskan ”penyepuhan tembaga akan dilakukan oleh semua kelompok, sedangkan penyepuhan emas karena harga emas yang sangat mahal, maka cukup didemonstrasikan di depan kelas oleh salah satu kelompok. Cara penyepuhannya sama dengan penyepuhan tembaga”.
25
3. Guru membagikan lembar kerja praktikum dan menjelaskan cara kerja penyepuhan tembaga. Siswa diminta untuk menyimak, mencatat, dan bertanya. ”lempeng tembaga tipis kita potong kecil-kecil, lalu kita timbang seberat 0,2 gram. Taruh di cawan porselen, tambahkan air raja sedikit dan panaskan di atas api yang kecil. Tunggu hingga semua tembaga habis larut dan menjadi serbuk. Jika masih ada tembaga kecil-kecil, tambahkan lagi air raja sedikit hingga semua tembaga larut. Jangan menambah air raja berlebihan karena akan mengurangi keindahan hasil serbuk tembaga. Panaskan 300 gram air dalam beker gelas sampai suhu sekitar 500C lalu masukkan KCN atau NaCN (sebagai katalis). Masukkan sedikit air hangat tersebut ke cawan porselen yang berisi serbuk tembaga tadi hingga semua serbuk tembaga larut, kemudian masukkan kembali ke dalam beker gelas. Larutan tembaga tersebut siap digunakan untuk proses penyepuhan. Tahap ini merupakan tahap terakhir. Pertahankan suhu larutan sekitar 500C. Nyalakan trafo dan atur tegangan 10-12 volt DC. Ikat benda yang akan dilapisi tembaga ke kabel tembaga yang terhubung ke kutub negatif trafo dan celupkan ke dalam larutan tembaga selama 3 sampai 15 detik, tergantung besar kecilnya benda. Angkat benda tadi. Kutub positif bisa digunakan lempeng tembaga yang cukup besar atau kalau tidak ada, bisa digunakan sendok stainless steel. Untuk sepuh emas kutub positif sebaiknya digunakan lempeng platina(Pt), namun kalau tidak ada juga bisa digunakan sendok stainless steel.
26
4. Setelah semua siswa paham prosedur kerja praktikum penyepuhan, dengan
bimbingan
guru
semua
kelompok
dipersilakan
untuk
melaksanakan praktikum sendiri-sendiri. 5. Setelah selesai praktikum, masing-masing kelompok mengumpulkan lembar kerja praktikum. 6. Dengan bimbingan guru salah satu kelompok diminta mempresentasikan lembar kerja hasil praktikumnya dan menjelaskan kesulitan-kesulitan yang dialami selama praktikum. 7. Dengan bimbingan guru, kelompok lain diminta memberikan masukan. 8. Guru dan siswa memberikan aplaus pada kelompok yang mau tampil presentasi. 9. Kelompok
yang
mau
tampil
diberi
penghargaan
untuk
mendemonstrasikan proses penyepuhan emas dibimbing oleh guru. Siswa mengamati, mencatat dan bertanya. c.
Penutup Guru merefleksikan seluruh kegiatan dan membuat kesimpulan dari penyepuhan tembaga dan emas. Jika dicermati rencana pembelajaran yang ditempuh di atas, maka
beberapa prinsip Kontektual dapat dilihat dari kegiatan sebagai berikut : (1) Proses Inquiry muncul pada saat peserta mengidentifikasi kegunaan penyepuhan dalam kehidupan sehari-hari; menemukan perbedaan konsep penyepuhan di buku teks sekolah dengan praktikum sebenarnya; belajar mengambil kesimpulan dari data praktikum, (2) Questioning muncul ketika
27
guru membimbing siswa dengan pertanyaan ”apakah yang dimaksud dengan reaksi elektrolisis” dan ” apakah kegunaan dari penyepuhan”, bertanya tentang prosedur kerja yang belum jelas dan dalam diskusi dengan teman kelompoknya, (3) Learning community terjadi pada saat kerja kelompok, saling bertanya dan berdiskusi antar siswa dalam kelompok dan dalam diskusi kelas, (4) Modeling muncul ketika guru memperagakan cara-cara praktikum, (5) Authentic assesment dilakukan ketika peserta berdiskusi, presentasi, dan lembaran kerja praktikum yang dikumpulkan. Dari semua langkah tersebut peserta diberi kesempatan untuk membangun dan memperdalam konsep penyepuhan dengan cara membangun sendiri pengetahuan barunya berbasis pada pengetahuan atau pengalaman yang sudah dimiliki peserta, itulah makna constructivism(6) , kemudian pembelajaran diakhiri dengan refleksi(7) dari guru bersama siswa dan guru memberi penguatan. Sumber : Arief zainul, 2007 2.1.5 Percobaan Sederhana Berbasis Alam Lingkungan Dengan berlakunya KTSP saat ini, seorang guru dituntut untuk dapat menyajikan materi ajar dengan berbagai pendekatan dan strategi yang kesemuanya diharapkan mampu mengaktifkan peserta didik. Oleh karena itu, guru harus kreatif dan inovatif menciptakan berbagai kegiatan yang tidak hanya dilakukan di dalam kelas, tetapi di luar kelas dan laboratorium. Menurut John W. Hansen & Gerald G. Lovedahl (2004) ”belajar dengan melakukan” merupakan sarana belajar yang efektif, artinya seseorang akan belajar efektif bila ia melakukan. Hal ini sesuai dengan yang diharapkan KTSP, dimana guru
28
harus lebih banyak memberikan kegiatan aktif kepada peserta didik, sehingga pemahaman peserta didik terhadap materi ajar akan lebih efektif. Confucius menyatakan bahwa “what I do, I understand” (apa yang saya lakukan, saya paham (Mel Silberman, 2002 : 1), artinya ketika seorang guru banyak memberikan aktivitas yang bersifat keterampilan, maka peserta didik akan memahaminya secara lebih baik. Percobaan sederhana berbasis alam lingkungan ini merupakan percobaan sederhana dengan bahan-bahan yang mudah diperoleh di lingkungan alam sekitar siswa dan murah harganya, sehingga eksperimen dilaboratorium dapat dilaksanakan secara kontinyu. 2.2 Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan Amy J. Phelps & Cherin Lee (2003) yang dilakukan dari tahun 1990 – 2000 terhadap guru-guru baru yang mengajar kimia menunjukkan bahwa semua guru tersebut setuju bahwa mengajar kimia tidak dapat dilakukan tanpa laboratorium. Lebih lanjut dikatakan bahwa laboratorium adalah esensial untuk mengajar sains, termasuk kimia. Namun demikian, kompetensi kerja ilmiah seorang guru tidak hanya dapat diamati melalui cara mengajar atau cara guru mendemonstrasikan suatu percobaan di laboratorium, tetapi juga dapat ditinjau dari bagaimana seorang guru dapat berkomunikasi ilmiah, mencip-takan percobaan sederhana yang dapat dilakukan peserta didik di rumah sebagai bentuk kreativitasnya, dan juga sikap dan nilai ilmiah yang ditunjukkan dalam kesehariannya. Di Amerika Serikat sebuah institusi penghasil guru (semacam LPTK) menetapkan standar
29
persyaratan bagi mahasiswanya untuk lulus dalam pelatihan laboratorium sebagai bekal ketika mereka nanti mengajar (Aldrin E. Sweeney & Jeffrey A. Paradis, 2003). Menurut Sylvia Kerr & Olaf Runquist (2005) seorang guru sebaiknya selalu berusaha meningkatkan kualitas profesionalismenya. Selain memiliki bekal bagaimana mengajar sains yang baik, guru juga perlu memiliki keterampilan laboratorium sebagai penunjang pelaksanaan tugas di lapangan serta kemampuan pemecahan masalah, sehingga tidak mudah menyerah ketika menghadapi berbagai masalah yang berkaitan dengan tugas mengajarnya. Dengan keterampilan laboratorium yang baik, seorang guru senantiasa dapat berbuat dan berkreasi merancang kegiatan praktikum bagi peserta didiknya meskipun dalam kondisi sarana dan prasarana laboratorium yang serba kekurangan. 2.3 Materi Reaksi Reduksi dan Oksidasi (Redoks) Dalam penelitian ini digunakan materi reaksi redoks. Berikut ini adalah paparan materi reaksi redoks: 1) Perkembangan Konsep Reaksi Reduksi dan Oksidasi a) Konsep Reaksi Redoks Berdasarkan Pengikatan dan Pelepasan
Oksigen
a.1) Reaksi Oksidasi adalah reaksi pengikatan oksigen oleh suatu zat. Contoh: Pembakaran magnesium: 2Mg(s) + O2(g) 2MgO(s) Reaksi perkaratan besi: 4Fe(s) + 3O2(g) 2Fe2O3(s) Pembakaran metana: CH4(g) + 2O2(g) CO2(g) + 2H2O(g)
30
a.2) Reaksi reduksi adalah reaksi pelepasan oksigen oleh suatu zat. Contoh: Reaksi antara tembaga (II) oksida dengan gas hidrogen CuO(s) + H2(g) Cu(s) + H2O(g) Reduksi bijih besi oleh karbon monoksida Fe2O3(s) + 3CO(g) 2Fe(s) + 3CO2(g) Reduksi kromium (III) oksida oleh aluminium Cr2O3(s) + 2Al(s) Al2O3(s) + 2Cr(s) b) Konsep Reaksi Redoks Berdasarkan Pelepasan dan Penerimaan Elektron b.1) Reaksi Oksidasi adalah reaksi pelepasan elektron oleh suatu zat Contoh: Na(s) Na+(aq) + eCa(s) Ca2+(aq) + 2eFe(s) Fe3+(aq) + 3eb.2) Reaksi Reduksi adalah reaksi penangkapan elektron oleh suatu zat. Contoh: Ag+(aq) + e- Ag(s) S(s) + 2e- S2-(aq) Cl2(g) + 2e- 2Cl-(aq) Pada dasarnya, jika terdapat suatu zat yang melepas elektron maka secara otomatis terdapat zat lain yang menerima elektron tersebut. Jadi dalam hal ini reaksi oksidasi dan reduksi terjadi secara simultan atau bersamaan. Reaksi yang melibatkan reaksi reduksi dan oksidasi ini
31
selanjutnya disebut reaksi redoks. Reaksi reduksi atau oksidasi disebut sebagai setengah reaksi. Contoh reaksi antara atom Zn dengan ion Cu2+ : Oksidasi: Zn(s)
Zn2+(aq) + 2e-
Reduksi:
Cu2+(aq) + 2e- Cu(s)
Redoks:
Zn(s) + Cu2+(aq) Zn2+(aq) + Cu(s)
c) Konsep reaksi Redoks Berdasarkan Perubahan Bilangan Oksidasi Sebelum membahas konsep ini, terlebih dahulu perlu diperhatikan aturan-aturan yang telah ditentukan dalam penentuan bilangan oksidasi. Bilangan oksidasi suatu unsur adalah besarnya muatan yang diemban oleh suatu atom dalam suatu senyawa jika semua elektron ikatan didistribusikan kepada unsur yang lebih elektronegatif. Aturan penentuan bilangan oksidasi adalah sebagai berikut: c.1) Bilangan oksidasi unsur bebas adalah 0. Contoh: bilangan oksidasi H, N, dan Fe dalam H2, N2 dan Fe adalah 0. c.2) Bilangan oksidasi unsur logam selalu positif sesuai dengan nomor golongannya, kecuali atom transisi yang memiliki lebih dari satu biloks. Contoh: Golongan IA (logam alkali) = +1 Golongan IIA (logam alkali tanah) = +2 Biloks atom transisi Fe, Co, dan Ni adalah +2 dan +3; Cu adalah +1 dan +2; Mn adalah +2, +3, +4, +5, dan +7; Cr adalah +2, +3, dan +5.
32
c.3) Bilangan oksidasi suatu unsur dalam suatu ion tunggal = muatannya. Contoh: Bilangan oksidasi Fe dalam Fe3+ = +3 c.4) Bilangan oksidasi O umumnya = -2, kecuali dalam F2O (biloks O= +2), dalam peroksida (bilangan oksidasi O = -1), dan dalam superoksida (bilangan oksidasi O = -1/2). c.5) Bilangan oksidasi H umumnya = +1, kecuali bersenyawa dengan logam, maka bilangan oksidasinya H = -1. Contoh: Bilangan oksidasi H dalam HCl, H2O, dan NH3 = +1 Bilangan oksidasi H dalam NaH, BaH2 = -1 c.6) Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur dalam suatu senyawa = 0 Contoh: dalam H2SO4 = (2 x biloks H) + (1 x Biloks S) + (4 x biloks O) =0 c.7) Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur dalam suatu ion = muatannya Contoh: dalam S2O32- = (2 x biloks S) + (3 x biloks O) = -2 Berdasarkan perubahan bilangan oksidasi: c.8) Reaksi oksidasi adalah reaksi dimana suatu atom atau unsur mengalami pertambahan atau kenaikan bilangan oksidasi c.9) Reaksi reduksi adalah reaksi dimana suatu atom atau unsur mengalami penurunan bilangan oksidasi Contoh: reaksi Na dengan Cl Na(s) + Cl2(g) Biloks 0
Na+(aq)
Cl-(aq)
+
biloks 0 Biloks +1
Biloks -1
Oksidasi reduksi
33
Jadi natrium mengalami reaksi oksidasi sedangkan klorin mengalami reaksi reduksi. 2) Reduktor dan Oksidator a) Pengertian Oksidator dan Reduktor Pada dasarnya, reaksi reduksi dan oksidasi selalu berlangsung bersamaan sehingga disebut dengan reaksi redoks. Di dalam reaksi redoks tersebut terdapat zat-zat yang bertindak sebagai pereduksi dan pengoksidasi. a.1) Pereduksi atau reduktor adalah zat yang dapat menyebabkan zat lain mengalami reaksi reduksi atau zat yang mengalami reaksi oksidasi. a.2) Pengoksidasi atau oksidator adalah suatu zat yang dapat menyebabkan zat lain mengalami reaksi oksidasi atau zat yang mengalami reaksi reduksi. b) Cara Menentukan Oksidator dan Reduktor Untuk menentukan oksidator dan reduktor dalam suatu reaksi redoks, maka dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: b.1) Tentukan bilangan oksidasi masing-masing atom atau senyawa. b.2) Cermati atom-atom yang mengalami kenaikan atau penurunan bilangan oksidasi. b.3) Atom yang mengalami kenaikan bilangan oksidasi berarti mengalami reaksi oksidasi dan disebut reduktor, sedangkan atom yang mengalami penurunan bilangan oksidasi berarti mengalami reaksi reduksi dan disebut oksidator. Contoh: reaksi Ca dengan S Ca(s) + S(s)
Ca2+(aq) + S2-(aq)
34
Biloks 0 biloks 0
biloks +2
biloks -2
oksidasi reduksi
Setelah melepas 2 elektron bilangan oksidasi kalsium mengalami kenaikan dari 0 menjadi +2, jadi kalsium merupakan reduktor, sedangkan sulfur menangkap 2 elektron bilangan oksidasi sulfur mengalami penurunan dari 0 menjadi -2, jadi sulfur merupakan oksidator. 3) Reaksi Disproporsionasi dan Reaksi Konproporsionasi Reaksi disproporsionasi adalah reaksi redoks yang oksidator dan reduktornya merupakan zat yang sama. Jika sebagian zat tersebut mengalami reduksi, maka sebagian yang lain mengalami oksidasi (Purba, 2002:55). Reaksi Konproporsionasi merupakan kebalikan dari reaksi disproporsionasi, yaitu reaksi redoks yang hasil reduksi dan oksidasinya sama. 4) Tata Nama Senyawa a)
Tata Nama Senyawa Biner Senyawa biner adalah senyawa yang terdiri dari dua unsur. Unsur-unsur ini dapat berupa logam dan nonlogam atau nonlogam dengan nonlogam. a.1) Senyawa ionik yang terdiri atas atom logam dan nonlogam diberi nama dengan cara menyebutkan ion positifnya diikuti ion negatifnya dan diberi akhiran –ida. Contoh: KCl : Kalium Klorida
35
MgBr2 : Magnesium Bromida NaI : Natrium Iodida a.2)Senyawa biner yang terdiri atas atom-atom nonlogam diberi nama dengan menentukan atom yang bersifat lebih positif dan lebih negatif. Atom yang lebih positif diberi nama sesuai nama unsurnya diikuti nama atom yang lebih negatif, kemudian diberi akhiran –ida. Pada atom dengan biloks lebih dari satu, maka senyawanya diberi awalan yang menyatakan jumlah atom tersebut. Contoh: HCl : Hidrogen Klorida P4O7 : Tetrafosfor Heptaoksida N2O3 : Dinitrogen Trioksida b) Tatanama senyawa poliatomik Senyawa poliatomik terdiri atas lebih dari dua unsur. Pertama, identifikasi kation dan anionnya. Kedua, nama kation disebut dahulu, diikuti nama anion. Sebagian besar anion poliatomik berakhiran –it atau –at, hanya sebagian kecil yang berakhiran –ida. Contoh: K2SO4 : Kalium Sulfat NaNO3 : Natrium Nitrat 5) Penerapan Reaksi Redoks Dalam Kehidupan Sehari-hari a) Baterai a.1) Sel Kering
36
Baterai biasa atau sel kering dibuat dari wadah seng yang berfungsi sebagai anoda dan batang karbon sebagai katoda, sedangkan elektrolitnya digunakan campuran berupa pasta yang terdiri atas MnO2, NH4Cl, dan sedikit air. Reaksi yang berlangsung adalah sebagai berikut: Anoda : Zn(s) Zn+2(aq) + 2eKatoda : 2MnO2(s) + 2NH4+(aq) + 2e- Mn2O3(s) + 2NH3(aq) + H2O(l) a.2) Sel Aki Aki disebut juga sel timbal (Pb) karena terdiri atas rangkaian lempeng timbal. Lempeng Pb sebagai anoda dan lempeng PbO2 sebagai katoda, sedangkan elektrolitnya larutan H2SO4. Reaksi sel yang berlangsung adalah sebagai berikut: Anoda
: Pb(s) Pb2+(aq) + 2e-
Katoda
: PbO2(s) + 4H+(aq) + 2e- Pb2+(aq) + 2H2O(l)
Redoks
: Pb(s) + PbO2(s) + 4H+(aq) 2Pb2+(aq) + 2H2O(l)
Ion Pb2+ akan bergabung dengan ion SO42- dari larutan elektrolit membentuk PbSO4(aq). Pb(s) + PbO2(s) + H2SO4(aq) 2PbSO4(aq) + 2H2O(l) Adanya air dari reaksi ini membuat konsentrasi H2SO4 berkurang. Sel ini dapat disetrum kembali untuk mengembalikan konsentrasi asam sulfat. Reaksinya sebagai berikut: 2PbSO4(aq) + 2H2O(l) Pb(s) + PbO2(s) + 2H2SO4(aq)
37
2.4 Kerangka Berpikir Model
pembelajaran
yang
diimplementasikan
dalam
strategi
pembelajaran merupakan salah satu faktor yang menentukan hasil belajar siswa. Pemilihan model dan strategi pembelajaran diharapkan mengefektifkan ketercapaian tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, penting bagi guru untuk memilih model dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan, sehingga lebih mempermudah siswa dalam menerima pelajaran. Materi pokok redoks merupakan materi dasar untuk mempelajari materi selanjutnya. Kenyataan menunjukkan masih dijumpai beberapa kesulitan yang dihadapi peserta didik dalam memahami dan mendalami materi kimia, sehingga nilai rata-rata hasil belajar siswa masih rendah dan belum mencapai standar kelulusan kompetensi. Hal ini disebabkan kegiatan siswa dikelas belum menekankan pada kegiatan aktif dalam membangun konsep. Dari permasalahan ini, perlu adanya model pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam menemukan dan membangun konsep materi tersebut. Penelitian
ini
menggunakan
pembelajaran
kontekstual
yang
diimplementasikan dengan strategi percobaan sederhana bahan alam lingkungan pada kelas ekperimen dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol. Penilaian hasil belajar pada masing-masing kelas meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Oleh karena itu, pembelajaran yang dilakukan dalam kelas kontrol tidak hanya melalui kegiatan ceramah, tetapi diselingi kegiatan praktikum dan presentasi. Kegiatan pembelajaran yang
38
dilaksanakan dikelas eksperimen dan kelas kontrol diharapkan terjadi peningkatan pemahaman siswa terhadap materi redoks, sehingga yang diperoleh lebih baik. Hasil belajar di kedua kelas dibandingkan untuk mengetahui besarnya pengaruh penggunaan implementasi pembelajaran kontekstual dengan strategi percobaan sederhana bahan alam lingkungan terhadap hasil belajar kimia. Secara ringkas gambaran penelitian yang akan dilakukan terlihat pada Gambar 1 berikut. Siswa kesulitan memahami materi Reaksi Redoks Nilai rata-rata hasil belajar rendah
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
Pembelajaran kontekstual melalui percobaan sederhana berbasis alam lingkungan
Pembelajaran ekspositori
Diharapkan tercapai ketuntasan hasil belajar
Diharapkan tercapai ketuntasan hasil belajar
Dibandingkan
Uji hipotesis Gambar 1. Kerangka berpikir penelitian
39
Dengan dilakukannya implementasi pembelajaran kontekstual melalui strategi percobaan sederhana bahan alam lingkungan dapat memberikan kelebihan: 1.
Mengajarkan pada siswa untuk memantau dan mengarahkan cara serta aktivitas belajarnya sehingga menjadi pelajar yang aktif dan terkendali.
2.
Menekankan materi, proses dan hasil pembelajaran dalam konteks kehidupan siswa sehari-hari.
3.
Mendorong siswa dapat belajar tidak hanya sendirian tetapi dengan orang lain atau bersama-sama saling membantu dan berbagi.
2.5 Hipotesis Hipotesis yang diambil dalam penelitian ini adalah: 1.
Ha : Ada perbedaan
hasil belajar siswa kelas eksperimen dengan
menggunakan implementasi pembelajaran kontekstual dengan strategi percobaan sederhana bahan alam lingkungan. Ho : Tidak ada perbedaan
hasil belajar siswa kelas eksperimen dengan
menggunakan implementasi pembelajaran kontekstual dengan strategi percobaan sederhana bahan alam lingkungan. 2.
Ha : Hasil belajar kognitif kelas eksperimen yang menggunakan implementasi pembelajaran kontekstual dengan strategi percobaan sederhana bahan alam lingkungan mencapai ketuntasan belajar. Ho : Hasil belajar kognitif kelas eksperimen yang menggunakan implementasi pembelajaran kontekstual dengan strategi percobaan sederhana bahan alam lingkungan tidak mencapai ketuntasan belajar.
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Ihsaniyah Tegal dengan kelas X-3 sebagai kelas kontrol dan kelas X-2 sebagai kelas eksperimen. 3.2 Objek Penelitian 3.4.1
Populasi penelitian Populasi dalam penelitian ini yaitu semua siswa kelas X SMA Ihsaniyah.
Ciri-ciri populasi dalam penelitian ini adalah: 1) Siswa-siswa tersebut berada dalam tingkat kelas yang sama, yaitu kelas X SMA Ihsaniyah kota Tegal. 2) Siswa-siswa tersebut berada dalam semester yang sama yaitu semester 2. 3) Dalam pelaksanaan pengajarannya, siswa-siswa tersebut diajar dengan kurikulum, media, dan jumlah jam pelajaran yang sama. 3.4.2
Sampel Menurut Suharsimi (2006:131) sampel adalah sebagian atau wakil
populasi. Sampel yang diteliti tergantung setidak-tidaknya dari : a. Kemampuan penelitian dilihat dari segi waktu, keuangan, dan dana b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data c. Besar kecilnya resiko yang ditanggung peneliti (Rozaini Nasution,2003:1)
40
41
3.3 Teknik Pengambilan Sampel Penelitian Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik cluster random sampling, yaitu memilih secara acak dari populasi yang ada dengan mengambil dua kelas untuk dijadikan satu kelas eksperimen dan satu kelas kontrol. Teknik cluster random sampling dipilih karena analisis data awal menunjukkan populasi mempunyai homogenitas dan rata-rata sama. Hasil pengambilan sampel diperoleh kelas ekperimen yaitu kelas X2 mendapatkan pembelajaran kontekstual yang diimplementasikan melalui strategi percobaan sederhana berbasis alam lingkungan, sedangkan yang sebagai kelas kontrol yaitu kelas X3 mendapatkan pembelajaran ekspositori. 3.4 Jenis, rancangan, desain penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian quasi exsperiment design yaitu ada dua kelas sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol. Desain yang digunakan dalam penelitian ini post-test only control group design, yaitu penelitian dengan melihat nilai post-test antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Desain penelitian disajikan pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 Desain Penelitian E
X 01
K Y 02 Keterangan: E = Kelas eksperimen K = Kelas kontrol X = Model pembelajaran kontekstual yang di implementasikan dengan strategi percobaan sederhana berbasis bahan alam lingkungan
42
Y = model pembelajaran ekspositori 01 dan 02 = post test
(Sugiyono 2008:75)
Penelitian yang dilakukan terdiri dari dua tahap yaitu tahap persiapan dan tahap pelasksanaan. 1. Tahap Persiapan Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap persiapan adalah sebagai berikut: a.
Merancang instrumen penelitian (seperti: Silabus, RPP, soal tes, lembar observasi).
b.
Melakukan uji coba instrumen penelitian (tes kognitif, lembar observasi psikomotor dan afektif serta angket tanggapan siswa mengenai proses pembelajaran) dan dianalisis daya pembeda, tingkat kesukaran, validitas, dan reliabilitas instrumen tersebut.
c.
Uji coba soal untuk mengetahui validitas, reliabilitas, daya beda, dan tingkat kesukaran soal.
2. Tahap Pelaksanaan a.
Proses pembelajaran pada kelas eksperimen (pembelajaran kontekstual dengan strategi percobaan sederhana bahan alam lingkungan)
1. Pembentukan kelompok heterogen (comunity learning). Pembentukan kelompok dalam kelas ditentukan oleh guru yang lebih mengetahui siswa yang pandai dan siswa yang lemah. Siswa-siswa dalam kelompok merupakan campuran siswa dari tingkat kepandaian, jenis kelamin, dan suku. Kelas eksperimen yang berjumlah 36 siswa dibagi
43
menjadi 6 kelompok. Siswa yang terpandai dalam kelompoknya dipilih sebagai ketua kelompok karena harus bertanggung jawab atas keberhasilan kelompoknya dalam mengerjakan tugas. 2. Penjelasan materi, pemberian percobaan dan kegiatan kelompok (modelling). Guru memberikan informasi pada siswa berkenaan dengan kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa serta relevansi kegiatan dengan materi pelajaran. Kemudian, guru memberi lembar percobaan dan tiap kelompok memahami lembar percobaan. Percobaan yang diberikan guru adalah percobaan sederhana berbasis bahan alam lingkungan. Percobaan ini menghubungkan isi pelajaran dengan dunia nyata yang dialami siswa sehingga diharapkan siswa dapat menghubungkan pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. 3. Kelompok dipersilahkan untuk melakukan percobaan sederhana dengan bimbingan guru (inquiri). 4. Setelah
selesai,
masing-masing
kelompok
mengumpulkan
hasil
pengamatan. 5. Salah satu kelompok diminta mempresentasikan lembar pengamatan percobaan (authentic assessment). 6. Dengan bimbingan guru, kelompok lain diberikan kesempatan untuk memberikan saran atau komentar (contructivism). 7. Kelompok yang mau tampil di berikan aplaus oleh guru dan siswa. 8. Guru memberikan kesempatan bertanya untuk siswa (questioning)
44
9. Guru merefleksi seluruh kegiatan dan membuat kesimpulan atas percobaan yang telah di lakukan (reflection). b. Proses Pembelajaran pada Kelas Kontrol Pelaksanaan pembelajaran kelas kontrol menggunakan pembelajaran ekspositori. Kelas kontrol yang berjumlah 40 siswa dibagi menjadi 6 kelompok. 4 kelompok beranggotakan 7 siswa dan 2 kelompok 6 siswa. Rincian pelaksanaan pembelajaran di kelas kontrol adalah sebagai berikut: 1)
Guru menerangkan dan menyampaikan materi di kelas menggunakan
metode ceramah. 2)
Siswa mendengarkan dan mencatat materi dibuku catatan.
3)
Guru memberikan contoh soal dan latihan soal.
4)
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan
kegiatan praktikum dan mempresentasikan hasil praktikum. 5)
Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan dari proses
pembelajaran. 3. Melaksanakan postes untuk mengukur ketuntasan belajar, perbedaan hasil belajar setelah dilakukan perlakuan. 4. Pemberian angket kepada siswa untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran. 3.5 Variabel Penelitian 3.3.1
Variabel Bebas Variabel bebas dalam penelitian yang dilakukan adalah penggunaan
metode pembelajaran di kelas eksperimen dan kelas kontrol, yaitu metode
45
pembelajaran kontekstual dengan strategi percobaan sederhana berbasis alam lingkungan dan metode pembelajaran ekspositori. 3.3.2
Variabel Terikat Variabel terikat dalam penelitian yang dilakukan adalah hasil belajar siswa
kelas X semester genap materi pokok Redoks. 3.3.3
Variabel Kontrol Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah guru yang mengajar, jumlah
jam, sumber ajar, materi pelajaran, kurikulum yang digunakan, waktu tatap muka. 3.6 Instrumen Penelitian Instrumen dalam penelitian ini terdiri dari soal tes yaitu soal post tes, lembar pengamatan psikomotorik dan afektif serta angket tanggapan siswa tentang proses pembelajaran. Penysusunan perangkat pembelajaran meliputi silabus yang disesuaikan dengan sekolah, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), bahan ajar atau materi ajar, media berupa diktat praktikum sederhana, lembar kerja siswa. 3.6.1
Materi dan Bentuk Instrumen Materi yang digunakan yaitu materi mata pelajaran kimia kelas X semester II, materi redoks, dengan merujuk pada silabus dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang berlaku. Bentuk instrumen yang digunakan: lembar penilaian afektif dan psikomotor, soal postes dan angket tanggapan siswa. Soal postes berupa dua puluh lima soal pilihan
46
ganda dengan dengan lima pilihan jawaban dan hanya satu jawaban yang benar. 3.6.2
Metode Penyusunan Soal Postes Langkah-langkah penyusunan instrumen postes sebagai berikut: 1. Menetukan komposisi jenjang; Komposisi jenjang dari perangkat tes uji coba pada penelitian yang dilakukan terdiri atas 50 butir soal yaitu: Aspek pengetahuan (C1) terdiri dari 9 soal = 18 % Aspek pemahaman (C2) terdiri dari 16 soal = 32 % Aspek penerapan (C3) terdiri dari 16 soal = 32 % Aspek analisis (C4) terdiri dari 9 soal = 18 % 2. Menentukan tabel spesifikasi atau kisi-kisi soal; Kisi-kisi soal tes dilakukan berdasarkan indikator yang terdapat dalam silabus yang berlaku. 3. Menyusun butir-butir soal; Sebanyak 50 butir soal dibuat dengan lingkup dan jenjang yang disesuaikan dengan kisi-kisi soal. 4. Mengujicobakan soal; 5. Menganalisis soal uji coba, dalam hal validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda perangkat tes yang digunakan; 6. Menyusun soal postes.
47
3.6.3
Instrumen Instrumen yang telah disusun dikonsultasikan kepada dosen pembimbing dan guru pamong sebagai ahli/pakar (expert validity). Untuk soal post test, lembar penilaian afektif dan psikomotor serta angket tanggapan siswa perlu diuji cobakan terlebih dahulu.
3.6.4
Analisis Instrumen Penelitian a. Validitas Soal Instrumen dalam penelitian ini terdiri dari : 1. Rencana pelaksanaan pembelajaran; 2. Silabus; 3. Bahan ajar; 4. Lembar percobaan sederhana; 5. Lembar penilaian afektif siswa; 6. Lembar penilaian psikomotorik siswa; 7. Soal postes 8. Angket tanggapan siswa. Pengujian instrumen nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 dan 8 dengan expert validity, yaitu validitas yang disesuaikan dengan kurikulum dan dikonsultasikan kepada ahli; yaitu dosen pembimbing I, dosen pembimbing II, dan guru pamong. Validitas soal postes, lembar penilaian afektif dan psikomotor serta angket tanggapan siswa selain dikonsultasikan dengan ahli juga diujicobakan. Kegiatan ini untuk mencari realibilitas dari instrument soal
48
postes, lembar penilaian afektif dan psikomotor serta angket tanggapan siswa. Untuk mencari reliabilitas lembar observasi (psikomotorik dan afektif), digunakan rumus korelasi Spearman, yaitu: r = 1 - 6∑B2 / N (N2-1) Keterangan: r = Reliabilitas instrumen B = Beda peringkat antara pengamat I dengan pengamat II N= Jumlah siswa yang diamati (Suharsimi, 2006:196) Harga r yang diperoleh dikonsultasikan dengan harga critical value spearman dengan taraf signifikan 5% di mana suatu instrumen dikatakan reliabel apabila harga r lebih besar dari rcritical value Spearman. Berdasarkan uji coba soal yang telah dilaksanakan dengan N = 10 dan harga critical value spearman dengan taraf signifikan 5% sebesar 0,632 baik untuk lembar afektif dan psikomotor. Hasil analisis lembar uji coba psikomotor diperoleh rhitung sebesar 0,803 dan lembar uji coba afektif diperoleh rhitung sebesar 0,721. Nampak dari hasil peritungan bahwa harga rhitung > rcritical
value Spearman
maka instrument tersebut bisa
dikatakan reliabel. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran nomor 20 dan 23 halaman169 dan 171. Untuk mencari reliabilitas instrumen angket tanggapan sisiwa ini menggunakan rumus Alpha Cronbach yaitu: ( Suharsimi, 2006: 196)
49
Varians :
Keterangan: = reliabilitas instrument
= jumlah kuadrat skor butir
= banyak butir pertanyaan
= jumlah kuadrat skor total
= jumlah varians skor butir
= kuadrat jumlah skor butir
= varians total
= kuadrat jumlah skor total
= banyaknya subjek Kriteria :
> rtabel maka instrument dikatakan valid dengan
signifikansi 5%. Berdasarkan uji coba soal yang telah dilaksanakan dengan N = 10 dan harga rtabel dengan taraf signifikan 5% sebesar 0,632. Hasil analisis lembar angket tanggapan sisiwa diperoleh rhitung sebesar 0,694. Nampak dari hasil peritungan bahwa harga rhitung>rtabel maka instrument tersebut bisa dikatakan reliabel. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran nomor 25 halaman172. Penelitian ini menggunakan dua macam validitas soal yaitu validitas isi soal dan validitas butir soal. 1. Validitas isi soal Validitas isi soal dipenuhi dengan cara memerinci instrumen berdasarkan kurikulum yang berlaku, selanjutnya dikonsultasikan dengan dosen pembimbing dan guru pamong.
50
2. Validitas butir soal Validitas butir soal dihitung dengan menggunakan rumus korelasi point biserial. Teknik korelasi ini digunakan karena untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas yang bersifat dikotomi (alami) dan variabel terikat yang bersifat kontinyu. rpbis =
x
keterangan : rp bis= koefisien korelasi biserial Mp = rata-rata skor siswa yang menjawab benar Mt
= rata-rata skor seluruh siswa
p = proporsi skor siswa yang menjawab benar p= q = 1-p St = standar deviasi total
(Suharsimi, 2006:79)
rp bis yang diperoleh diuji dengan tarap signifikan (t n-2 dengan rumus : t hitung = keterangan : t hitung
= uji signifikansi
rp bis
= koefisien korelasi biserial
n = jumlah siswa yang mengerjakan soal Kriteria : jika t hitung > t tabel maka butir soal valid.
hitung)
5% dan dk =
51
Berdasarkan uji coba soal yang telah dilaksanakan dengan N = 28 dan standar deviasi = 8,432 kemudian dihitung harga rpbis. Harga rpbis dan thitung yang diperoleh dibandingkan dengan t hitung
tabel.
Kriterianya yaitu, jika t
> t tabel maka item tes yang diuji cobakan valid. Contoh perhitungan
validitas item soal nomor 1 dengan dk = 28-2 =26 diperoleh r
pbis
=
0,607, t hitung = 3,899 dan t tabel = 1,706 tampak dari perhitungan bahwa t hitung
> t
tabel
, maka item soal nomor 1 dinyatakan valid. Berdasarkan
hasil analisis uji coba validitas soal terdapat 35 soal valid dan 15 soal tidak valid. Soal yang valid yaitu 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 16, 17, 18, 22, 23, 24, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 33, 34, 35, 36, 37, 41, 43, 45,48 dan 49. b. Reliabilitas Seperangkat tes dikatakan reliabel apabila tes tersebut dapat memberikan hasil tes yang tetap, artinya apabila tes tersebut dikenakan pada sejumlah subyek yang sama pada waktu lain, maka hasilnya akan tetap sama atau relatif sama. Reliabilitas soal bentuk obyektif dihitung dengan menggunakan rumus Kuder Richardson, yaitu KR-21. r 11 = [
[1-
keterangan : r11 = reliabilitas instrumen k = banyaknya butir soal Vt = varians total M = skor rata-rata
(Suharsimi, 2006:189)
52
Klasifikasi reliabilitas soal yang digunakan dalam penelitian disajikan Tabel 3.2 Tabel 3.2 Klasifikasi Reliabilitas Soal Interval
Kriteria
0,80 ≤ r11 ≤ 1,00
Sangat tinggi
0,60 ≤ r11 < 0,80
Tinggi
0,40 ≤ r11 < 0,60
Cukup
0,20 ≤ r11 < 0,40
Rendah
r11 < 0,20
Sangat rendah
Berdasarkan hasil analisis pada lampiran, maka diperoleh r11 = 0,885 maka koefisien reliabilitas tersebut dalam kategori sangat tinggi. c. Tingkat Kesukaran Soal Kualitas soal yang baik, disamping memenuhi kriteria valitidas dan reliabilitas, perlu dianalisis tingkat kesukarannya. Soal yang baik yaitu soal yang tidak terlalu sulit dan tidak terlalu mudah. Tingkat kesukaran soal dapat diketahui dengan rumus: IK
JB A JS A
JB B JS B
Keterangan :
IK = Indeks kesukaran
JB A = jumlah siswa yang menjawab benar pada kelompok atas JBB = jumlah siswa yang menjawab benar pada kelompok bawah
JS A = banyak siswa pada kelompok atas JS B = banyak siswa pada kelompok bawah (Suharsimi, 2007:210)
53
Tolok ukur tingkat kesukaran butir soal disajikan Tabel 3.3. Tabel 3.3 Kalsifikasi Indeks Kesukaran Soal Interval
Kriteria
IK = 0,00
Sangat sukar
0,00 < IK ≤ 0,30
Sukar
0,30 < IK ≤ 0,70
Sedang
0,70 < IK ≤ 1,00
Mudah
IK = 1,00
Sangat mudah
Dari perhitungan tingkat kesukaran soal pada lampiran diperoleh soal yang termasuk kategori “sukar” yaitu 5, 6, 7, 9, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 25, 26, 32, 38, 39, 40, 42, 44, 46, 47 dan 50. Soal yang termasuk kategori “sedang” yaitu 2, 3, 4, 8, 10, 11, 12, 13, 14, 22, 23, 24, 27, 28, 29, 30, 31, 33, 36, 37, 41, 43, 45, 48 dan 49. Soal yang termasuk kategori “mudah” yaitu 1, 34 dan 35. d. Daya Pembeda Suharsimi (2006:211-213) menyatakan bahwa untuk mengetahui daya pembeda masing-masing soal, seluruh peserta tes dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok atas (upper group) dan kelompok bawah (lower group). Rumus yang digunakan dalam menghitung daya pembeda soal adalah: D= Keterangan : BA = jumlah siswa kelompok atas yang menjawab benar; BB = jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab benar; JA= jumlah siswa kelompok atas;
54
JB = jumlah siswa kelompok bawah
(Suharsimi, 2006: 213).
Klasifikasi daya pembeda soal yang digunakan dalam penelitian disajikan dalam tabel 3.4 Tabel 3.4 Klasifikasi Daya Pembeda Soal Interval
Kriteria
D ≤ 0,00
Sangat jelek
0,00 < D ≤ 0,20
Jelek
0,20 < D ≤ 0,40
Cukup
0,40 < D ≤ 0,70
Baik
0,70 < D ≤ 1,00
Sangat baik
Melalui hasil perhitungan daya pembeda soal maka diperoleh soal yang mempunyai daya beda “sangat jelek” yaitu nomor 21, 32, 38 dan 44. Soal yang mempunyai daya beda “jelek” 6, 16, 18, 39, 42, 47 dan 50. Soal yang mempunyai daya beda “cukup” yaitu 1, 5, 7, 9, 10, 13, 14, 15, 17, 19, 20, 23, 24, 25, 26, 31, 34, 35, 36, 40, 41, 45, 46 dan 48. Soal yang mempunyai daya beda “baik” yaitu 2, 3, 4, 8, 11, 12, 22, 27, 28, 29, 33, 37, 43 dan 49. Soal yang mempunyai daya beda “sangat baik” yaitu 30. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran nomor 15 halaman 163. 3.7 Teknik Pengumpulan Data 3.7.1
Metode Dokumentasi Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data mengenai nama-
nama anggota sampel, jumlah sampel, dan nilai ulangan akhir semester ganjil yang diambil dari daftar nilai SMA Ihsaniyah Tegal.
55
3.7.2
Metode Tes Metode tes digunakan untuk mengukur hasil belajar kimia (kognitif) siswa
kelas eksperimen dan kontrol. Tes yang digunakan dalam penelitian merupakan tes prestasi, yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu (Suharsimi 2006: 151). Tes yang digunakan adalah postes. 3.7.3
Metode Observasi Metode ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar afektif dan
psikomotor. Lembar pengamatan mencantumkan indikator yang dapat dijadikan acuan untuk mengukur kedua aspek belajar tersebut. Ada empat tipe karakteristik afektif yang penting, yaitu sikap, minat, konsep diri dan nilai. (Mardapi,2008:105). sedangkan untuk kemampuan psikomotorik ada enam aspek, yaitu gerakan refleks, gerakan dasar, kemampuan perseptual, kemampuan
fisik,
gerakan
terampil,
dan
komunikasi
nondiskursip
(Mardapi,2008 : 100). 3.7.4
Metode Angket Angket diberikan kepada siswa yang berasal dari kelas eksperimen pada
akhir pembelajaran yang bertujuan untuk mengetahui pendapat siswa tentang suasana pembelajaran kontekstual dengan strategi percobaan sederhana berbasis alam lingkungan.
56
3.8 Analisis Data Analisis data yang dilakukan setelah proses penelitian hingga data diperoleh. 3.8.1
Analisis Data Tahap Awal Analisis data tahap awal dilakukan untuk membuktikan bahwa antara
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berangkat dari kondisi awal yang sama. Data yang digunakan untuk analisis tahap awal diambil dari nilai UAS kimia kelas X SMA Ihsaniyah Tegal pada semester I. Paparan data awal populasi dapat dilihat pada Tabel 3.5. Tabel 3.5 Data awal populasi Kelas
n
Rata-rata
SD
Skor tertinggi
Skor terendah
X1
32
53,56
11,07
72
25
X2
37
48,92
12,85
75
22
X3
35
50,03
9,02
70
30
Analisis data tahap awal terdiri dari tiga uji, yaitu uji normalitas, uji homogenitas, dan uji kesamaan keadaan awal populasi. Paparan data nilai ulangan siswa kelas X SMA Ihsaniyah Tegal dapat dilihat pada lampiran nomor 26 halaman 173. 3.8.1.1 Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah dari kedua data kelompok berdistribusi normal atau tidak normal dan untuk menentukan uji selanjutnya apakah memakai statistik parametrik atau non parametrik. Kenormalam data dihitung dengan menggunakan uji Chi Kuadrat (χ2) dengan rumus:
57
k
(Oi
x2 i 1
Ei ) 2 Ei
Keterangan: χ2
: Chi Kuadrat
Ei
: frekuensi yang diharapkan
Oi
: frekuensi pengamatan
k
: banyaknya kelas perhitungan Hasil perhitungan χ2 hitung dikonsultasikan dengan nilai χ2 tabel dengan
derajat kebebasan dk = k - 3 (k adalah banyaknya kelas interval) dengan taraf signifikansi 5%. Jika χ2 hitung < χ2 tabel dengan derajat kebebasan dk = k-3 maka data berdistribusi normal. Ho yang menunjukkan data berdistribusi normal dan Ha merupakan data tidak berdistribusi normal. Hasil uji normalitas populasi dapat dilihat pada Tabel 3.6. Tabel 3.6 Hasil Uji Normalitas Populasi No.
Kelas
χ2 hitung
χ2 tabel
Kriteria
1
X1
0, 53
7, 81
Berdistribusi normal
2
X2
4, 32
9, 49
Berdistribusi normal
3
X3
3, 20
9, 49
Berdistribusi normal
Berdasarkan hasil analisis tersebut diperoleh χ2 hitung untuk setiap data kurang dari χ2 tabel dengan dk = k - 3, dan α = 5% maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima. Hal ini berarti bahwa data populasi tersebut berdistribusi normal, sehingga memenuhi syarat untuk dijadikan sampel dalam penelitian. Hasil analisis selengkapnya dimuat pada lampiran nomor 27 sampai 29 halaman 174 sampai 176.
58
3.8.1.2 Uji Homogenitas Syarat diizinkannya penggunaan teknik cluster random sampling adalah apabila semua kelas yang ada dalam populasi homogen. Oleh karena itu sebelum teknik cluster random sampling digunakan, perlu dilakukan uji homogenitas. Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mempunyai tingkat homogenitas yang sama atau tidak. Uji homogenitas dapat dihitung dengan menggunakan teknik Chi Kudrat, sebagai berikut : Ho : σ12 = σ22
Ha : σ12 ≠ σ22
Keterangan: σ12 = varians kelas eksperimen σ22= varians kelas kontrol Langkah-langkah perhitungan adalah sebagai berikut : 1. Menghitung S2 dari masing-masing kelas. 2. Menghitung varians gabungan dari semua kelas dengan rumus: S2
ni 1 Si 2 ni 1
3. Menghitung harga satuan B dengan rumus: log S
B
2
ni 1
4. Menghitung nilai statis chi-kuadrat χ2 dengan rumus: 2
ln 10 B
ni 1 log Si 2 (Sudjana, 2002: 263)
Keterangan:
59
si2 = variansi masing-masing kelompok s2 = variansi gabungan B = koefisien Bartlet ni = jumlah siswa dalam kelas Kriteria pengujian sebagai berikut : (1) Ho diterima jika χ2hitung < χ2(1-α)(k-1) (taraf signifikan 5%). Hal ini berarti varians dari populasi tidak berbeda satu dengan yang lain atau sama (homogen). (2) Ho ditolak jika χ2hitung ≥ χ2 (1-α)(k-1) (taraf signifikan 5%). Hal ini berarti salah satu varians dari populasi berbeda dengan yang lain atau tidak sama (tidak homogen). Hasil uji homogenitas populasi dapat dilihat pada Tabel 3.7. Tabel 3.7 Hasil Uji Homogenitas Populasi χ2
Data
χ2 tabel
Kriteria
hitung Nilai ujian semester 1
kimia 4, 2595
5, 9915
Populasi mempunyai nilai homogenitas yang sama Berdasarkan hasil analisis tersebut diperoleh χ2 hitung kurang dari
χ2 tabel dengan dk = 2 dan α = 5%, maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima. Hal ini berarti bahwa ketiga populasi mempunyai nilai homogenitas yang sama. Hasil analisis selengkapnya dimuat pada lampiran nomor 30 halaman 177.
60
3.8.1.3 Analisis Kesamaan Rata-rata Populasi Analisis kesamaan rata-rata populasi digunakan untuk menguji kesamaan keadaan awal (rata-rata kelas) dalam populasi. Pada analisis kesamaan rata-rata populasi digunakan Uji Analisis Varians dengan teknik statistik analisis varians 1 jalur. Hipotesis statistik yang di uji adalah: Ho
: tidak ada perbedaan rata-rata kondisi awal populasi
Ha
: ada perbedaan rata-rata kondisi awal populasi Perhitungan uji ini ada beberapa langkah yaitu: 1) Menentukan jumlah kuadrat rata-rata (RY)
2) Menentukan jumlah kuadrat antar kelompok (AY)
3) Menentukan jumlah kudrat total (JK total)
4) Menentukan jumlah kudrat dalam kelompok (DY)
Tabel 3.8 Sumber Varians Uji Anava Sumber Varians Dk JK KT Rata-rata
1
RY
Antar kelompok
k–1
AY
Dalam kelompok Total
DY
F
61
Kriteria pengujian: Ho diterima jika Fhitung < F
α (k-1)(n-k),
ini berarti
bahwa tidak ada perbedaan rata-rata keadaan awal populasi (Suharsimi, 2002: 294). Berdasarkan hasil analisis uji kesamaan rata-rata keadaan awal populasi, diperoleh Fhitung = 1,595 dan Ftabel = 3,086 dengan dk = 2 dan α = 5%. Karena Fhitung kurang dari Ftabel, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata dari ketujuh populasi. Hasil analisis selengkapnya dimuat pada lampiran nomor 31 halaman 178. Berdasarkan perhitungan hasil analisis uji normalitas dan uji homogenitas populasi, karena populasi berdistribusi normal dan memiliki homogenitas yang sama, maka syarat dalam pengambilan sampel cluster random sampling terpenuhi. Berdasarkan pengambilan sampel secara acak terlipih kelas X2 sebagai kelas eksperimen dan kelas X3 sebagai kontrol dalam penelitian ini. 3.8.2
Analisis Data Tahap Akhir Setelah kedua sampel diberi perlakuan yang berbeda, maka dilaksanakan
tes akhir. Dari hasil tes akhir ini akan diperoleh data yang digunakan sebagai dasar dalam menguji hipotesis dalam penelitian ini. 3.8.2.1 Uji Normalitas Uji ini digunakan untuk mengetahui normal tidaknya data yang akan dianalisis. Uji statistik yang digunakan adalah uji chi-kuadrat dengan rumus: k
x2 i 1
(Oi
Ei ) 2 Ei
(Suharsimi, 2006:286)
62
Keterangan : χ2= chi kuadrat Oi
= frekuensi pengamatan
Ei
= frekuensi yang diharapkan
K
= banyaknya kelas interval
Kriteria pengujian hipotesis sebagai berikut : (1) Ho diterima jika χ2hitung < χ2(1-α)(k-3) (taraf signifikan 5%) yang berarti distribusi data tidak berbeda dengan distribusi normal atau data berdistribusi normal. (2) Ho ditolak jika χ2hitung ≥ χ2(1-α)(k-3) (taraf signifikan 5%) yang berarti distribusi data berbeda dengan distribusi normal atau data tidak berdistribusi normal. 3.8.2.2 Uji Kesamaan Dua Varians Data Hasil Belajar Uji persamaan dua varians bertujuan untuk mengetahui apakah kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mempunyai tingkat varians yang sama atau tidak. Rumus yang digunakan adalah: F= Keterangan: Vb = variansi terbesar Vk = variansi terkecil Nilai F yang diperoleh dari perhitungan dikonsultasikan dengan F tabel yang mempunyai taraf signifikansi = 5%. Kedua kelompok mempunyai
63
varians yang sama atau homogen jika harga Fhitung < Ftabel maka kedua kelas mempunyai varians yang sama (Sudjana, 2002:250). 3.8.2.3 Uji Hipotesis 3.8.2.3.1
Uji Perbedaan Dua Rata-rata Hasil Belajar Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan
peningkatan hasil belajar antara kelompok eksperimen dengan kontrol. Karena hasil analisis data menunjukkan kedua kelompok mempunyai variansi yang sama, maka rumus yang digunakan adalah:
t
x1 x2 1 1 s n1 n2
dengan: 2 2 n1 1 s1 n2 1 s 2 s2 n1 n2 2 Keterangan:
x1 : nilai rata-rata kelompok 1
x 2 : nilai rata-rata kelompok 2 s1
2
s2
2
: varians data pada kelompok 1 : varians data pada kelompok 2
s 2 : varians gabungan
n1 : banyaknya subjek pada kelompok 1 n 2 : banyaknya subjek pada kelompok 2
64
Ho : rata-rata hasil belajar kimia kelompok eksperimen kurang dari atau sama dengan nilai rata-rata hasil belajar kimia kelompok kontrol. Dari thitung dikonsultasikan dengan tabel dengan dk = n1+n2-2 dan taraf signifikan 5%. Kriteria pengujian adalah terima Ho jika thitung < t(1α)(n1+n2-2),
dengan derajat kebebasan dk = n1 + n2 – 2, taraf signifikan
5%. Tolak Ho jika thitung ≥ t(1-α)(n1+n2-2), yang menyatakan bahwa rata-rata hasil belajar kimia kelompok eksperimen lebih baik dari pada rata-rata hasil belajar kimia kelompok kontrol. 3.8.2.3.2
Perhitungan Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar digunakan untuk memperkuat bahwa pembelajaran kontekstual yang diimplementasikan dengan strategi percobaan sederhana berbasis alam lingkungan dapat memaksimalkan hasil belajar siswa sehingga pendekatan ini efektif digunakan. Rumus untuk menguji ketuntasan adalah:
Keterangan: µ0
= rata-rata batas ketuntasan belajar
s
= standar deviasi
n
= banyaknya siswa = rata-rata nilai yang diperoleh Kriteria pengujian adalah tolak Ho jika thitung ≥ ttabel dengan taraf
signifikansi α=5%, dk = (n-1).
65
Keberhasilan kelas dapat dilihat dari sekurang-kurangnya 85% dari jumlah siswa yang ada di kelas tersebut telah mencapai ketuntasan individu. Persamaan yang digunakan untuk mengetahui ketuntasan klasikal : (%) =
x 100%
Dimana n adalah jumlah seluruh siswa, dan x adalah jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar. 3.8.2.4 Analisis Data Afektif dan Psikomotorik Nilai psikomotorik dan afektif diperoleh berdasarkan sikap siswa dalam mengikuti pelajaran. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui nilai psikomotorik dan afektif siswa baik kelas eksperimen atau kelas kontrol. Rumus yang digunakan : Nilai = Kriteria persentase skor yang digunakan adalah sebagai berikut: Sangat baik = 85% < %skor
100%
Baik
= 70% < %skor
85%
Cukup
= 55% < %skor
70%
Kurang
= 40% < %skor
55%
Sangat kurang= 25%
%skor
40%
(Sudjana, 2002:47).
66
3.8.2.5 Analisis Pendapat Siswa Terhadap Pembelajaran Pendapat siswa terhadap pembelajaran yang telah dilakukan dikelompok eksperimen dapat diukur dengan angket. Analisis yang dilakukan adalah analisis deskriptif dalam bentuk skala Likert, yaitu setiap pernyataan diikuti dengan respon yang menunjukkan tingkatan (Arikunto,2006:180). Persamaan perhitungan masing-masing tanggapan dalam persentase yaitu : Presentase skor =
x 100%
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1
Hasil Penelitian Dari hasil pengumpulan data dan hasil penelitian yang telah
dilakukan di SMA Ihsaniyah Tegal pada pelajaran kimia materi redoks pada kelas X tahun ajaran 2012/2013 diperoleh hasil sebagai berikut. 4.1.1
Analisis Data Tahap Akhir Analisis data tahap akhir dilakukan untuk menjawab hipotesis yang
telah dikemukakan. Analisis data tahap akhir ini meliputi uji normalitas, uji kesamaan dua varians, uji hipotesis meliputi uji perbedaan dua rata-rata, dan uji ketuntasan hasil belajar. Selanjutnya analisis deskriptif data hasil belajar afektif dan psikomotorik. 4.1.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian Hasil postes kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan pada Tabel 4.1 dan Gambar 2. Sedangkan hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran nomor 33 halaman 184. Tabel 4.1 Data Hasil Belajar Kelas
N
Rata-
SD
rata
Nilai
Nilai
tertinggi
terendah
Eksperimen (Kelas X2)
36
80,89
8,50
92
60
Kontrol (Kelas X3)
40
73,70
9,31
88
54
Sumber : Data Primer
67
68
100
Nilai
80 60
Eksperiment
40
Kontrol
20 0 Rata-rata
Nilai Tinggi Nilai Rendah
Gambar 2. Grafik Hasil Belajar Berdasarkan data hasil belajar, rata-rata nilai pada kelas eksperiman sebesar 80,89 dan kelas kontrol sebesar 73,70. Rata-rata nilai kelas kontrol lebih kecil dari rata-rata kelas eksperimen, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol. 1.
Uji Normalitas Hasil uji normalitas hasil ulangan akhir materi redoks dapat dilihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Uji Normalitas Hasil Belajar χ2hitung
dk
χ2tabel
kriteria
Eksperimen
6,40
4
9,49
Normal
Kontrol
4,83
4
9,49
Normal
Kelas
Sumber : Data Primer Berdasarkan data Tabel 4.2 kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh nilai χ2hitung < χ2tabel. Hal ini berarti data tersebut berdistribusi normal, sehingga uji selanjutnya memakai statistik parametrik. Hasil analisis selengkapnya dapat dilihat pada lampiran nomor 34 dan 35 halaman 185 dan 186.
69
2.
Hasil Uji Kesamaan Dua Varians Hasil uji kesamaan dua varians data postes dapat dilihat pada Tabel 4.3. Tabel 4.3 Hasil Uji Kesamaan Dua Varians
Data
Kelas
S2
dk
Fhitung
Ftabel
Kriteria
Postes
Eksperimen
72,33
35
1,20
1,72
Kedua kelompok
Kontrol
86,68
39
1,20
1,72
mempunyai varians yang sama
Sumber : Data Primer Berdasarkan hasil analisis data nilai Fhitung untuk postes kelas eksperimen dan kelas kontrol sebesar 1,20 sedangkan Ftabel yaitu 1,72. Harga Fhitung lebih kecil dari Ftabel, maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima yang berarti kedua kelas memiliki varians yang sama. Hasil analisis selengkapnya dapat dilihat pada lampiran nomor 37 halaman 188. 4.1.1.2 Uji Hipotesis Uji hipotesis ini digunakan untuk membuktikan kebenaran dari hipotesis yang diajukan. Uji ini dilakukan untuk mengetahui petbedaan hasil belajar melalui implementasi pembelajaran kontekstual dengan strategi percobaan sederhana berbasis alam lingkungan pada kelompok eksperimen dan model pembelajaran ekspositori pada kelompok kontrol. Data postes dianalisis dengan menggunakan analisis perbedaan dua ratarata hasil belajar untuk mengetahui bahwa ada perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen yang diberi treatment dan kelas kontrol yang tidak diberikan treatment. Uji ketuntasan untuk mengetahui ketuntasan belajar baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol.
70
1. Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Hasil Belajar Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah hasil belajar kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol atau tidak. Untuk menguji perbedaan dua rata-rata hasil belajar kimia digunakan uji satu pihak. Hasil uji perbedaan dua rata-rata hasil belajar kimia dimuat pada Tabel 4.4. Tabel 4.4. Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Hasil Belajar. Kelompok Kelas Eksperimen X2 Kontrol X3
Rata-rata 80,89 73,70
N 36 40
dk thitung ttabel Kriteria 74
3,501 1,993 Ho ditolak
Sumber : Data Primer Berdasarkan hasil analisis tersebut diperoleh nilai thitung lebih besar dari
t(1-α)(n1+n2-2) dengan dk = 74 dan taraf signifikan 5%, maka dapat
disimpulkan bahwa Ho ditolak yang berarti rata-rata hasil belajar kimia kelompok eksperimen lebih baik dari rata-rata hasil belajar kimia kelompok kontrol. Perhitungan uji satu pihak perbedaan dua rata-rata hasil belajar kimia dimuat pada lampiran nomor 38 halaman 189. 2. Uji Ketuntasan Belajar Uji ketuntasan belajar bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar kelas eksperimen dan kontrol dapat mencapai ketuntasan belajar atau tidak. Secara statistik siswa dikatakan tuntas apabila rata-rata hasil belajar kognitifnya lebih besar dari sama dengan 75. Kriteria pengujiannya jika thitung ≥ t(1-1/2α)(n-1) dengan taraf signifikan α = 5%, berarti kelompok mencapai ketuntasan hasil belajar. Hasil uji statistik ketuntasan belajar siswa dapat dilihat pada tabel 4.5
71
Tabel 4.5 Hasil Uji secara Statistik Ketuntasan Belajar Kelompok
T hitung T tabel
Ketuntasan(%) Kriteria
Eksperimen 4,16
2,03
86,11
Tuntas
Kontrol
2,03
57,50
Belum Tuntas
-0,88
Sumber : Data Primer Berdasarkan hasil analisis tersebut, kelas eksperimen telah mencapai ketuntasan belajar klasikal sedangkan kelas kontrol belum mencapai ketuntasan belajar secara klasikal. Siswa dikatakan tuntas apabila mereka telah mampu menyelesaikan, menguasai kompetensi atau mencapai tujuan pembelajaran minimal 75 dari seluruh pembelajaran dan ketuntasan klasikal dapat dilihat dari sekurang-kurangnya 85% dari jumlah siswa yang ada di kelas tersebut mendapatkan nilai 75 atau lebih. Hasil perhitungan ketuntasan belajar pada kelas eksperimen diketahui bahwa yang tidak tuntas 5 siswa dari 36 siswa, sedangkan pada kelas kontrol sebanyak 17 siswa dari 40 siswa. Persentase ketuntasan hasil belajar klasikal pada kelas eksperimen yaitu 86,11%, lebih dari 85% dari jumlah siswa yang ada dikelas tersebut telah mencapai ketuntasan individu. Sedangkan ketuntasan belajar pada kelompok kontrol sebesar 57,5% yang menunjukkan bahwa kelas kontrol belum mencapai ketuntasan belajar. Perhitungan ketuntasan belajar terdapat dalam lampiran nomor 40 halaman 191. 4.1.1.3 Analisis Data Observasi Psikomotorik Terdapat delapan aspek yang digunakan untuk menilai ranah psikomotorik siswa. Tiap aspek dianalisis secara deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui aspek mana yang dimiliki siswa untuk dibina lagi dan
72
dikembangkan. Kriterianya meliputi sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Untuk hasil rata-rata ranah psikomotorik ringkasannya dimuat pada Tabel 4.6 dan pada Gambar 3. Tabel 4.6. Rata-Rata Nilai Psikomotorik Eksperimen
Kontrol
Mean Kategori
Mean Kategori
No Aspek 1
Persiapan
2,44
Tinggi
2,92
Tinggi
2
Persiapan alat dan bahan
2,85
Tinggi
2,82
Tinggi
3
Ketrampilan memakai alat
3,06
Tinggi
2,85
Tinggi
4
Ketepatan prosedur praktikum
2,98
Tinggi
2,83
Tinggi
5
Kerjasama kelompok
3,07
Tinggi
2,78
Tinggi
3,2
Tinggi
2,87
Tinggi
2,79
Tinggi
2,55
Tinggi
3,80
Sangat Tinggi
3,10
Tinggi
6 7 8
Keterampilan melakukan pengamatan Pelaporan hasil percobaan sederhana Kebersihan dan kerapihan alat pasca praktikum
Rata-rata Skor
Hasil Observasi Ranah Psikomotorik 4.50 4.00 3.50 3.00 2.50 2.00 1.50 1.00 0.50 0.00
Eksperimen Kontrol
Aspek yang Dinilai
Gambar 3. Perbandingan Skor Rata-rata Hasil Belajar Psikomotorik
73
Dari hasil analisis tersebut dapat dikatakan kelompok eksperimen secara umum lebih tinggi daripada kelas kontrol. Aspek 1 (persiapan) kelas kontrol lebih tinggi dari kelas eksperimen karena kelas kontrol untuk alat dan bahan sudah tersedia tinggal pelaksanaan saja. Aspek nomor 2 nilai kelas eksperimen dan kontrol hampir sama karena sebelum dilakukan percobaan siswa melakukan piket alat dan bahan terlebih dahulu sehingga aspek persiapan alat dan bahan pada kedua kelas termasuk pada kategori tinggi. Aspek 3, 4, 6, 7 untuk kelas kontrol penilaian cenderung lebih rendah. Aspek nomor 5 (dinamika kelompok) kelas eksperimen lebih tinggi karena pada kelas eksperimen, percobaan yang dilakukan dengan menggunakan bahan lingkungan lebih menyenangkan sehingga siswa akan lebih aktif dalam dinamika kelompok. Aspek nomor 8 ( kebersihan dan kerapihan pasca praktikum) kelas eksperimen memperoleh kategori sangat tinggi dan kelas kontrol memperoleh kategori tinggi. Dengan percobaan yang lebih menyenangkan siswa pada kelas eksperimen sangat bersemangat sehingga
ketika
waktu
kebersihan
mereka
dengan
senang
hati
membersihkan alat setelah percobaan. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran nomor 57-58 halaman 208-209. 4.1.1.4 Analisis Data Observasi Afektif Pada ranah afektif yang digunakan untuk menilai siswa ada 6 aspek. Tiap aspek dianalisis secara deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui aspek mana yang dimiliki siswa dan aspek mana yang perlu
74
dibina dan dikembangkan lagi. Kriterianya meliputi sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Hasil belajar ranah afektif dimuat pada lampiran nomor 48-49 halaman 199-200 sedangkan ringkasannya dimuat pada Tabel 4.7 dan Gambar 4. Tabel 4.7. Rata-Rata Nilai Afektif Eksperimen No Aspek
Kategori
Mean Kategori
3,69
Sangat Tinggi
3,41
Sangat Tinggi
3,17
Tinggi
2,87
Tinggi
2,83
Tinggi
2,76
Tinggi
2,80
Tinggi
2,50
Tinggi
2,94
Tinggi
2,59
Tinggi
2,63
Tinggi
2,15
Tinggi
Mean 1 2 3 4 5 6
Kehadiran Keaktifan siswa dalam mengikuti PBM Keaktifan siswa dalam diskusi Keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan Keseriusan dan ketepatan waktu siswa menyerahkan tugas Keberanian siswa mengerjakan tugas di depan kelas
Kontrol
Rata-Rata Skor
75
4.00 3.50 3.00 2.50 2.00 1.50 1.00 0.50 0.00
Hasil Belajar Ranah Afektif
Eksperimen Kontrol
Aspek yang dinilai
Gambar 4. Perbandingan Skor Rata-rata Hasil Belajar Afektif Gambar 4 menunjukan bahwa nilai aspek afektif kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Skor aspek nomer 1 (kehadiran), 2 (keaktifan dalam mengikuti PBM), 3 (keaktifan siswa dalam diskusi), 4 (keaktifan dalam mengajukan perrtanyaan), 5 (ketepatan waktu pengumpulan tugas) dan 6 (keberanian siswa mengerjakan tugas di depan kelas) kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Aspek nomor 2, 3, 4, 5, 6 memperoleh kategori tinggi hanya aspek nomor 1 yang memperoleh kategori sangat tinggi. Hal ini dikarenakan bahwa aspek nomor 1 yaitu kehadiran siswa disekolah dan mengikuti pelajaran merupakan disiplin sekolah yang harus dipatuhi oleh setiap siswa. Perbedaan nilai aspek nomer 2, 3, 4, 5 dan 6 disebabkan pembelajaran yang diterapkan di kelas eksperimen menuntut dan merangsang siswa lebih aktif, disiplin serta perhatian pada saat kegiatan
76
belajar sedang berlangsung, mengerjakan tugas dan mengajukan atau menjawab pertanyaan, bekerja sama dalam kelompok baik diskusi atau pada saat melakukan percobaan. Sedangkan pada kelas kontrol kebanyakan siswa pasif dan kurang bersemangat dalam mengikuti PBM. Sehingga dari semua aspek penilaian afektif, kelas eksperimen mempunyai nilai lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. 4.1.2.4 Analisis Angket Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran Penyebaran
angket
dalam
penelitian
ini
bertujuan
untuk
mengetahui sejauh mana penerimaan siswa terhadap proses pembelajaran dengan implementasi pembelajaran kontekstual dengan strategi percobaan sederhana berbasis bahan alam lingkungan pada materi reaksi oksidasi dan reduksi. Hasil penyebaran angket dimuat pada Tabel 4.8. Tabel 4.8. Hasil Angket Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran No Pernyataan
Jawaban SS S
TS
STS
25,00
0,00
0,00
69,44
25,00
5,56
0,00
3
Saya memperhatikan setiap penjelasan yang 30,56 diberikan oleh guru
58,33
8,33
2,78
4
Saya bersemangat mengikuti pelajaran kimia 25,00 tentang redoks
50,00
25,00
0,00
5
Saya berani mengungkapkan gagasan/pendapat di 11,11 depan kelas
27,78
61,11
0,00
6
Saya sering memberikan jawaban atas pertanyaan 5,56 yang diberikan oleh guru
30,56
61,11
2,78
7
Saya mengerjakan setiap latihan yang diberikan 30,56 oleh guru
55,56
11,11
2,78
1 2
Saya selalu hadir di kelas selama pembelajaran 75,00 berlangsung Saya masuk kelas tepat waktu
77
9
Saya dapat memahami materi Redoks dengan lebih mudah setelah pembelajaran dengan 16,67 kontekstual dengan strategi percobaan sederhana berbasis alam lingkungan Saya tidak mengalami kesulitan selama 8,33 mempelajari Redoks
10
Saya dapat mengaitkan materi Redoks dengan kehidupan sehari-hari
25,00
44,44
25,00
5,56
11
Saya berbagi tugas dengan anggota kelompok lain dalam menyelesaikan tugas kelompok
47,22
44,44
8,33
0,00
12
Saya berdiskusi dengan teman dalam menyelesaikan tugas kelompok
44,44
47,22
8,33
0,00
13
Saya sering membantu teman satu kelompok 30,56 apabila mengalami kesulitan
50,00
16,67
2,78
8
58,33
25,00
0,00
41,67
33,33
16,67
Tabel 4.8. menunjukkan bahwa siswa setuju menggunakan model implementasi
pembelajaran
kontekstual
dengan
strategi
percobaan
sederhana berbasis bahan alam lingkungan pada materi redoks. Siswa menyukai pembelajaran yang menerapkan pembelajaran kontekstual dengan strategi percobaan sederhana berbasis bahan alam lingkungan karena lebih menyenangkan, menarik, dan dapat membuat siswa lebih mudah memahami materi, hal ini dapat dilihat dari pemahaman siswa yang meningkat dalam pembelajaran dan mereka lebih termotivasi untuk giat belajar. Hasil analisis tanggapan siswa terhadap pembelajaran juga dimuat pada Gambar 5. Perhitungan lebih lengkapnya dimuat pada lampiran nomor 61 halaman 212.
78
Jumlah Skor
Hasil Angket Tanggapan Siswa 80.00 70.00 60.00 50.00 40.00 30.00 20.00 10.00 0.00
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju 1
2
3
4
5
6
7
8
9 10 11 12 13
Pernyataan
Gambar 5. Hasil Analisis Tanggapan Siswa Gambar 5 menunjukkan siswa memberikan tanggapan sangat setuju pada pernyataan nomor 1, 2, 11 karena sebagian besar siswa datang tepat waktu saat pelajaran dimulai dan mereka saling bekerjasama apabila ada tugas ataupun pada saat melakukan percobaan. Pernyataan nomor 3, 4, 7, 8, 9, 10, 12, 13 siswa memberikan tanggapan setuju. Hal ini menunjukkan bahwa siswa sangat bersemangat dan merasa senang dengan pembelajaran yang diberikan. Siswa dengan aktif melakukan kerjasama, saling membantu bila ada teman yang kesulitan sehingga dapat memahami pelajaran lebih baik. Namun pada pernyataan nomor 5 dan 6 siswa memberikan tanggapan tidak setuju. Sebagian siswa masih merasa canggung untuk maju ke depan kelas atau mengungkapkan pendapat secara lisan. Ini disebabkan mereka sudah terbiasa dengan ceramah yang tidak menekankan pada keaktifan siswa.
79
4.2
Pembahasan Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui adanya perbedaan
hasil belajar dan besarnya ketuntasan belajar yang diperoleh dengan menggunakan implementasi pembelajaran kontekstual dengan strategi percobaan sederhana berbasis alam lingkungan terhadap hasil belajar pada materi reaksi oksidasi dan reduksi. Penelitian ini terdiri dari dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei – Juni 2013 di SMA Ihsaniyah Tegal pada kelas X tahun ajaran 2012/2013. Pada prinsipnya, kedua kelompok baik eksperimen maupun kontrol melalui dua tahap yang sama yaitu pembelajaran, dan post-test. Namun kedua kelompok diberikan perlakuan yang berbeda pada pembelajaran yang dilaksanakan. Pada kelas yang terpilih sebagai kelas eksperimen diberi pembelajaran kimia melalui implementasi pembelajaran kontekstual dengan strategi percobaan sederhana berbasis alam lingkungan. Sedangkan pada kelompok kontrol diberikan pembelajaran dengan metode ekspositori. Hasil analisis data aspek kognitif reaksi oksidasi dan reduksi diketahui rata-rata nilai postes kelas eksperimen yaitu 80,89 dengan nilai tertinggi 92 dan nilai terendah 60 sedangkan rata-rata nilai kelas kontrol yaitu 73,70 dengan nilai tertinggi 88 dan nilai terendah 54. Nilai terendah pada kelas eksperimen dan kontrol ada dua siswa. Siswa tersebut dalam proses pembelajaran kurang aktif, tidak mau bertanya atau menyampaikan pendapatnya, karena mereka hanya mengandalkan teman kelompok yang
80
pintar. Analisis data akhir menunjukkan kedua kelas berdistribusi normal. Hasil perhitungan uji normalitas dapat disimpulkan bahwa data nilai akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan nilai χ2hitung kelas eksperimen sebesar 6,40 dan nilai χ2hitung kelas kontrol sebesar 4,83 lebih kecil dari χ2tabel yaitu bernilai 9,49. Berdasarkan Tabel 4.1 terlihat rata-rata nilai postes kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Pada implementasi pembelajaran kontekstual dengan strategi percobaan sederhana berbasis alam lingkungan rata-rata hasil belajar kimia pada materi Redoks lebih baik dari pada pembelajaran ekspositori, karena pada implementasi pembelajaran kontekstual dengan strategi percobaan sederhana berbasis alam lingkungan memungkinkan siswa untuk lebih termotivasi dan membangkitkan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran kimia terutama redoks. Siswa dengan model belajar ini, dapat terlibat langsung dan mengetahui penerapan ilmu yang mereka miliki sehingga ilmu yang mereka dapat bisa bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari. Siswa secara berkelompok yang 1 kelompok terdiri dari 6 siswa, melakukan percobaan dengan bahan-bahan yang ada di lingkungan sekitar. Melalui percobaan ini siswa dapat mudah untuk menyerap ilmu yang diajarkan karena bahannya mudah dan sering dilihat di keseharian siswa. Selain itu, siswa menjadi lebih semangat untuk lebih banyak belajar karena mereka dapat melihat langsung manfaat dan contoh langsung dari peristiwa redoks melalui percobaan. Siswa pun dapat menggunakan sumber belajar
81
yang lebih bervariasi. Sedangkan pembelajaran ekspositori melaksanakan diskusi dengan jumlah 6 kelompok. 4 kelompok beranggotakan 7 siswa dan 2 kelompok 6 siswa Keadaan ini menjadikan suasana diskusi kurang kondusif siswa yang malas hanya bergantung pada siswa yang pintar. Selain itu, interaksi antar kelompok juga terbatas pada diskusi kelas. Hal ini tidak hanya pada saat diskusi, dalam kegiatan praktikum juga sama. Pada saat pelaksanaan kegiatan presentasi hasil praktikum, tidak semua siswa berpartisipasi, pembahasan kadang menyimpang dari materi. Penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh Widodo (2008) dengan
pembelajaran
yang menerapkan
penelitian
sederhana
menunjukkan rerata aspek kognisi sebesar 76, 04 melebihi target 75. Aspek keterampilan sebesar 75 adalah sama dengan target, sementara aspek afeksi dengan rearata 53,74 termasuk kategori baik. Berdasarkan hasil perhitungan uji perbedaan dua rata-rata antar kelas eksperimen dan kelas kontrol menggunakan uji t kanan diperoleh t hit = 3,501 dengan α = 5%, dk = (36+40-2) = 74, dan t(0,95)(74) = 1,993. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai thit> t(0,95)(74), sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil belajar antar kelompok eksperimen dan kontrol dimana hasil belajar kelompok eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Berdasarkan perhitungan uji ketuntasan belajar, kelas eksperimen sudah mencapai ketuntasan belajar dan kelas kontrol belum mencapai ketuntasan belajar. Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan uji ketuntasan hasil belajar kelas eksperimen, yaitu nilai thitung (4,16) > ttabel (2,03).
82
Hasil perhitungan uji ketuntasan pada kelas kontrol, yaitu nilai thitung (-0,88) > ttabel (2,03). Hasil perhitungan ketuntasan belajar pada kelas eksperimen diketahui bahwa yang tidak tuntas ada 5 siswa dari 36 siswa, sedangkan pada kelas kontrol yang tidak tuntas sebanyak 17 siswa dari 40 siswa. Ketuntasan belajar klasikal untuk kelas eksperimen sebesar 86,,11% dan pada kelas kontrol sebesar 57,50% yang artinya kelas eksperimen telah mencapai ketuntasan belajar klasikal sedangkan kelas kontrol belum mencapai ketuntasan belajar klasikal. Hasil ini menunjukkan metode implementasi
pembelajaran
kontekstual
dengan
strategi
percobaan
sederhana berbasis alam lingkungan lebih efektif digunakan. Ketuntasan belajar pada kelas eksperimen disebabkan karena siswa lebih bersemangat dalam belajar dan telah terlibat serta melihat langsung contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari sehingga terjadi peningkatan pemahaman (bukan ingatan). Pembelajaran kelas kontrol diberikan secara konvensional dengan metode ekspositori, kemandirian, motivasi dan daya berfikir siswa belum optimal. Oleh sebab itu, hasil belajar yang diperoleh lebih rendah daripada kelas eksperimen. Perbedaan hasil belajar dimungkinkan karena dalam pembelajaran kelas eksperimen guru merangsang meningkatnya motivasi belajar siswa. Kegiatan percobaan yang dilakukan siswa kelas eksperimen dituntut untuk lebih aktif agar dapat menemukan suatu pendapat dan dapat menghubungkan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
83
Percobaan sederhana dapat meningkatkan sistem kerja sama bagi siswa. Hal ini ditunjukkan dengan hasil nilai aspek psikomotorik Hasil belajar psikomotorik diukur dengan menggunakan lembar pengamatan. Terdapat 8 aspek dalam lembar observasi psikomotorik yaitu persiapan, persiapan alat dan bahan, keterampilan memakai alat, ketepatan prosedur, kerjasama
kelompok,
keterampilan
dalam
melakukan
pengamatan,
pelaporan hasil percobaan, kebersihan dan kerapihan alat serta tempat. Dari Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa hasil belajar psikomotorik kelas ekperimen dan kelas kontrol dalam kategori baik. Gambar 3 menunjukkan rata-rata nilai aspek psikomotorik kelas eksperimen secara umum lebih tinggi daripada kelas kontrol. hanya aspek 1 yaitu persiapan kelas kontrol lebih tinggi dari kelas eksperimen karena kelas kontrol untuk alat dan bahan sudah tersedia tinggal pelaksanaan saja. Sebelum praktikum pada kelas eksperimen, siswa mencari dahulu referensi percobaan di internet atau sumber lain tentang percobaan redoks yang akan dilakukan. Kemudian siswa mencari bahan dan alat di sekitar lingkungan yang sesuai dengan percobaan. Sedangkan pada kelas kontrol alat dan bahan sudah tersedia tanpa harus mencari disekitar alam lingkungan sehari-hari. Selain aspek nomor 1 semua aspek untuk kelas kontrol penilaian cenderung lebih rendah . Hal tersebut menunjukkan bahwa kelompok kelas kontrol kurang mandiri dalam melakukan praktikum. Kerjasama kelas eksperimen mempunyai rata-rata nilai aspek lebih tinggi karena model pembelajaran kelas eksperimen yang digunakan yaitu percobaan sederhana dengan
84
menggunakan bahan yang ada di lingkungan lebih menyenangkan sehingga siswa akan lebih aktif untuk melakukan kerjasama. Adanya kelas kontrol yang menyelesaikan praktikum tidak tepat pada waktunya menyebabkan terlambatnya
pengumpulan
laporan
sementara.
Lembar
observasi
psikomotorik ini diukur pada saat dilaksanakannya percobaan sederhana. Hasil belajar afektif diukur dengan menggunakan lembar observasi afektif. Terdapat 6 aspek dalam lembar observasi afektif yaitu kehadiran di kelas, keaktifan siswa dalam mengikuti PBM, keaktifan siswa dalam diskusi, keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan, keseriusan dan ketepatan waktu siswa menyerahkan tugas, keberanian siswa mengerjakan tugas di depan kelas dengan skor tertinggi tiap aspek 4 dan yang terendah adalah 1. Tiap aspek dinilai secara deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui aspek mana yang dimiliki siswa serta aspek mana yang perlu dikembangkan lagi. Dalam Tabel 4.7 dapat dilihat hasil belajar afektif kelas ekperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Hal ini disebabkan adanya percobaan sederhana yang melibatkan siswa secara langsung dalam melihat contoh reaksi redoks di lingkungan. Selain itu, dengan dilakukannya percobaan sederhana (dalam penelitian ini dilakukan percobaan perkaratan dan reaksi pencoklatan apel) guru menunjukkan manfaat kimia dalam lingkungan kehidupan sehari-hari sehingga dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam belajar di kelas. Dalam Gambar 4 ditunjukkan nilai aspek afektif kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Hal ini disebabkan pembelajaran yang
85
diterapkan di kelas eksperimen menuntut dan merangsang siswa lebih aktif. Sedangkan pada kelas kontrol kebanyakan siswa pasif. Pembelajaran dengan ceramah pada awalnya memang membuat siswa lebih tenang karena pembelajaran berlangsung dengan guru sebagai pusatnya. Hal ini ternyata menimbulkan kebosanan dan rasa jenuh pada siswa sehingga mereka kesulitan untuk memahami konsep atau materi yang sedang diajarkan. Dalam kelas dengan pendekatan kontekstual, guru disarankan selalu melaksanakan
pembelajaran
secara
kelompok
untuk
menciptakan
masyarakat belajar. Siswa yang pandai mengajari yang lemah dan yang tahu memberi tahu temannya yang belum tahu. Menurut Nurhadi (2002), Masyarakat belajar bisa terjadi apabila ada proses komunikasi dua arah yaitu interaksi antara guru-siswa, dan antara siswa-siswa. Selain itu juga dilaksanakan kegiatan percobaan yang menjadikan pengetahuan bukanlah seperangkat fakta, konsep atau kaidah yang hanya diingat siswa, tetapi siswa harus merekonstruksi pengetahuan itu kemudian memberi makna melalui pengalaman nyata. Pembelajaran
yang
dilaksanakan
pada
kelas
kontrol
yaitu
pembelajaran konvensional dengan metode ekspositori, kurang dapat memotivasi siswa untuk meningkatkan aktivitas dalam pembelajaran. Pembelajaran kelas kontrol tidak selalu dilaksanakan dengan kegiatan ceramah, kadang diselingi dengan kegiatan diskusi dan praktikum namun, siswa tetap tidak merasa tertarik dan cenderung pasif saat mengikuti pelajaran. Slameto (2003:17) menyatakan bahwa
pengajar harus dapat
86
menghadapi
tantangan
untuk
membangkitkan
motivasi
siswa,
membangkitkan minatnya, menarik dan mempertahankan perhatiannya, dan mengusahakan agar siswa mau mempelajari mater-materi yang diharapkan untuk dipelajari. Lembar observasi afektif ini diukur pada saat kegiatan belajar berlangsung. Hasil analisis angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran dapat disimpulkan bahwa siswa menyukai pembelajaran dengan implementasi pembelajaran kontekstual dengan percobaan sederhana berbasis alam lingkungan. Tanggapan-tanggapan siswa tersebut menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran ini dapat membuat siswa memahami materi redoks dengan lebih jelas, sehingga hasil belajarnya lebih baik. Siswa juga dapat mengaitkan materi redoks dengan contoh dalam kehidupan sehari-hari. Ada beberapa kekurangan yang dihadapi pada saat penelitian berlangsung, diantaranya guru kadang-kadang kesulitan mengendalikan siswa pada saat berdiskusi maupun saat dilakukan percobaan menggunakan model pembelajaran karena pada saat diskusi dan percobaan tersebut siswa ramai dan ketika mereka mempresentasikan hasil percobaan di depan kelas banyak dari mereka yang malu dan menjadi kurang antusias . Peneliti harus terus memotivasi siswa dengan cara menjanjikan akan memberikan nilai tambahan kepada siswa yang mau menyampaikan pendapatnya pada saat presentasi nanti. Selain dinilai secara kelompok, siswa juga akan dinilai secara individu sehingga siswa akan termotivasi dalam pembelajaran. Dengan itu siswa mau untuk menyampaikan
87
pendapatnya dan bertanya serta mengerjakan laporan hasil percobaan dengan sebaik mungkin. Meskipun terdapat kekurangan dan kendala saat pembelajaran berlangsung, tetapi hasil uji perbedaan rata-rata menunjukkan bahwa hasil belajar kelompok eksperimen lebih baik dari kelompok kontrol. Secara umum, hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi pembelajaran kontekstual dengan percobaan sederhana berbasis alam lingkungan memberikan perbedaan hasil belajar yang lebih baik pada materi pokok redoks, baik aspek kognitif, psikomotorik maupun afektif.
BAB 5 PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1. Pembelajaran melalui implementasi pembelajaran kontekstual dengan percobaan sederhana berbasis alam lingkungan memberikan perbedaan yang positif terhadap hasil belajar siswa dengan hasil perhitungan uji perbedaan dua rata-rata antar kelas eksperimen dan kelas kontrol menggunakan uji t kanan diperoleh nilai t hit = 3,501 lebih besar dari t(0,95)(74) = 1,993. 2. Ketuntasan
belajar
kelas
eksperimen
dengan
menggunakan
implementasi pembelajaran kontekstual dengan percobaan sederhana berbasis alam lingkungan sebesar 86,11% dan kelas kontrol sebesar 57,50%. B. Saran Saran yang diberikan terkait dengan penelitian ini adalah: 1. Implementasi pembelajaran kontekstual dengan strategi percobaan sederhana berbasis alam lingkungan dapat digunakan sebagai salah satu variasi dalam pembelajaran. 2. Perlu penelitian lebih lanjut agar bisa diketahui faktor-faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar siswa melalui model pembelajaran
88
89
kontekstual yang diimplementasikan dengan strategi percobaan sederhana berbasis alam lingkungan 3. Keaktifan siswa dalam pembelajaran menentukan hasil belajar siswa, oleh karena itu guru harus mempunyai cara-cara yang tepat untuk mengaktifkan
DAFTAR PUSTAKA Anton J. Hartomo & Tomijiro Kaneko. 2007. Mengenal Pelapisan Logam (Elektroplating). Yogyakarta : Andi Offset. Amy J. Phelps & Cherin Lee. 2003. The power of practice : what students learn from how we teach. Journal of Chemical Education, 80 (7), 829 – 832. Aldrin E. Sweeney & Jeffrey A. Paradis. 2003. Addressing the professional preparation of future science teachers to teach hands – on science : a pilot study of a laboratory model. 80 (2), 171 – 173. Anni, Catharina. 2006. Psikologi Belajar. Semarang : UPT MKK UNNES Arief Zainul. 2011. Contextual Teaching and Learning (CTL) Pada Diklat Guru Mata Pelajaran Kimia Madrasah Aliyah (MA). Jurnal Inovasi. 1 (V): 28 – 41 Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. . 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Baharudin, H dan Wahyuni, Esa Nur. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Pendekatan Kontektual (Contextual Teaching and Learning, CTL), Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan. Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Teknik Belajar dengan Modul. Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah. Dimyati dan Murdjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rieka Cipta. Howey, K. R. et al. 2001. Contextual Teaching and Learning: Preparing Teacher to Enhance Student Success in The Workplace and Beyond. America: American Association of Colleges for Teacher Education. http://tempebachemistry.blogspot.com/2012/11/pendekatan-kontekstualctl-sebagai.html. Diakses tanggal 28 April 2012. Ibrahim, M. & Nur, M. 2000. Pembelajaran Berdasarkan Masalah : Surabaya : Unesa-University Press ________, dkk. 2000. Pembelajaran Koperatif. Surabaya : Unesa-University Press.
90
91
John A.Zahorik. 2002. Constructivist Teaching, Indiana: Phi-Delta Kappa Education Foundation. Johnson, Elaine B. 2007. Contextual Teaching and Learning. Penerjemah Ibnu setiawan, Bandung: MLC. Kardi, S. & Nur, M. 2000. Pengajaran Langsung. Surabaya : Unesa-University Press. Mardapi,Djemari. 2008. Teknik Penyusunan Instrument Tes dan Nontes . Jogjakarta : Mitra Cendekia Mel Silberman. 2002. Active learning : 101 Strategi pembelajaran aktif. Yogyakarta : Yappendis. Nasution Rozaini. 2003. Teknik Sampling. Sumatera Utara : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Nurhadi, 2002. Pendekatam Kontekstual. Jakarta : Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama, Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional. Nitco, A.J., & Brookhart, S.M. 2001. Educational Assessment of Student (5thed), Upper Saddle River NJ: Pearson Education, Inc Purba, M. 2004. Kimia untuk SMA kelas X. Jakarta : Erlangga. . 2002. Kimia SMA 1B. Jakarta : Erlangga. . 2006. Kimia 2 untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga Purwa Yunita, Noralia. 2010. Efektivitas Pembelajaran SEM (Structure Exercise Methode) Berbantuan Mind Map pada Kemampuan Pemecahan Masalah Kimia Pokok Bahasan Reaksi redoks. Skripsi. Semarang : Jurusan Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Semarang. Ryan, D.C. 1980. Characteristics of teacher. A Research study: Their description,comparation, and appraisal. Washington, DC: American Council of Education. Slameto. 2003. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta. Jakarta: Rineka Cipta. Sofyan,Gusam dan Amiruddin.2007.Modul Diklat Profesi Guru Model-Model Pembelajaran 1. Kendari : Universitas Haluoleo.
92
Sudjana. 2002. Metode Statistika Edisi keenam. Bandung: Tarsito. . 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito Sugiyono. 2009. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta. Sukarta, I Nyoman,dkk.2010.Penerapan Pendekatan Kontekstual menggunakan Model Kooperatif pada Pembelajaran Kimia dan Pencemaran. Journal Pendidikan dan Pengajaran.43 [3] : 199-206. Susilaningsih, Endang. 2012. Model Evaluasi Praktikum Kimia di Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan:Jurnal Penilaian dan Evaluasi Pendidikan, 16 (1) : 234-248 Syah, M. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Sylvia Kerr & Olaf Runquist. 2005. Are we serious about preparing chemists for the 21st century workplace or are we just teaching chemistry ?. Journal of Chemical Education. 82 (2), 231 – 239. Tri Widodo, Antonius. 2008. Pemaksimalan Kompetensi Kimia Siswa SMA dengan Pendekatan Pembelajaran Penerapan Penelitian Sederhana: Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, 2 (1) : 173-181 Wiratini, Ni Made, dkk.2011. Pemanfaatan potensi Lingkugan Lokal dalam Membuat Prosedur Praktikum Kontekstual. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran. 44[1-3]:60-68 62
93
93
Lampiran 1
Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Standar Kompetensi Alokasi Waktu Kompetensi dasar 3.2. Menjelaskan perkembangan konsep reaksi oksidasireduksi dan hubungannya dengan tata nama senyawa serta penerapannya.
SILABUS KELAS EKSPERIMEN : SMA Ihsaniyah Tegal : KIMIA : X/2 : 3. Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi-reduksi : 10 jam (2 jam untuk UH )
Materi Pembelajaran Konsep oksidasi dan reduksi
Bilangan oksidasi unsur dalam senyawa atau
Kegiatan Pembelajaran
Indikator
Menjelaskan Membedakan konsep perkembangan konsep oksidasi reduksi ditinjau dari reaksi oksidasi reduksi penggabungan dan pelepasan tentang serah terima oksigen, pelepasan dan elektron dan penerimaan elektron, serta demonstrasi reaksi peningkatan dan penurunan pencoklatan bilangan oksidasi serta pengaruhnya bagi Penerapan lingkungan pembelajaran kontekstual dengan strategi percobaan sederhana bahan alam lingkungan untuk pendalaman materi redoks Menentukan bilangan oksidasi atom unsur dalam senyawa atau ion dalam diskusi kelas.
Mendeskripsikan aturan/ cara penentuan bilangan oksidasi atom unsur dalam senyawa ion dalam diskusi kelas
Alokasi Sumber/ Waktu bahan/alat Jenis tagihan 6 jam Sumber - tugas individu - buku (eksplorasi kimia latihan soal, - internet rangkuman Bahan materi) - lembar - tugas kerja kelompok (kajian praktikum pustaka dari - bahan internet alam berbentuk lingkungan, makalah) seperti : - kuis apel, jeruk - ulangan akhir nipis, paku bekas dan Bentuk instrumen seng bekas - tes tertulis - performans (kinerja dan sikap), - laporan tertulis Penilaian
Produk Belajar Peserta didik memiliki pemahaman informasi berkenaan dengan materi redoks dan penerapan redoks dalam bentuk teknologi serta implika sinya pada lingkungan dan masyarakat. Ringkasan hasil diskusi tentang konsep reaksi redoks.
94
Kompetensi dasar
Materi Pembelajaran ion
tata nama menurut IUPAC
Aplikasi redoks dalam memecahkan masalah lingkungan
Kegiatan Pembelajaran
Indikator
Berlatih menentukan Menemukan cara bilangan oksidasi, menentukan oksidator dan oksidator, reduktor, reduktor dalam reksi redoks. hasil oksidasi, dan hasil reduksi Penerapan pembelajaran kontekstual untuk pendalaman materi redoks Menentukan penamaan Mendiskusikan cara senyawa biner memberikan nama (senyawa ion) yang senyawa yang berkaitan terbentuk dari tabel dengan reaksi redoks kation dan anion serta menurut IUPAC. Siswa memberi namanya. dapat menemukan contoh senyawa untuk ditentukan Penerapan namanya menurut IUPAC pembelajaran kontekstual untuk pendalaman materi redoks Menemukan konsep Mendeskripsikan konsep redoks untuk redoks dalam memecahkan memecahkan masalah masalah lingkungan. lingkungan dalam diskusi kelompok
Penilaian
Alokasi Sumber/ Waktu bahan/alat
2 jam
2 jam
Produk Belajar
laporan praktikum yang akan dipresentasika n di depan kelas dan ringkasan hasil diskusi tentang pemberian nama senyawa dan hasil latihan soal makalah tentang informasi mengenai materi praktikum
95
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Eksperimen) Satuan Pendidikan
: Sekolah Menengah Atas
Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas/semester
: X/II
Tahun Pelajaran
: 2011/2012
Materi Pokok
: Konsep Redoks
Materi Pelajaran
: Konsep Biloks dan Tata Nama Senyawa
Pertemuan
:1
Alokasi waktu
: 2 x 45 menit
STANDAR KOMPETENSI 3. Memahami sifat-sifat
larutan non-elektrolit dan elektrolit, serta reaksi
oksidasi-reduksi KOMPETENSI DASAR 3.2.
Menjelaskan
perkembangan
konsep
reaksi
oksidasi-reduksi
dan
hubungannya dengan tata nama senyawa serta penerapannya. INDIKATOR 1.
Membedakan konsep oksidasi dan reduksi ditinjau dari penggabungan dan pelepasan oksigen, pelepasan dan penerimaan elektron serta peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi.
2.
Menentukan bilangan oksidasi atom unsur dalam senyawa atau ion.
3.
Menentukan oksidator dan reduktor dalam reaksi redoks.
TUJUAN 1.
Siswa dapat menentukan bilangan oksidasi unsur dalam senyawa atau ion
2.
Siswa dapat memberikan nama untuk senyawa dari kation monovalen atau polivalen dengan anion monoatomik atau poliatomik
MATERI AJAR 1.
Perkembangan Konsep Oksidasi Reduksi a. Oksidasi Reduksi Sebagai Reaksi Pengikatan dan Pelepasan Oksigen
96
Pada awalnya, pengertian oksidasi dan reduksi dikaitkan dengan oksigen, yaitu oksidasi adalah pengikatan oksigen oleh suatu zat. Sedangkan reduksi adalah pelepasan atau pengurangan oksigen dari suatu zat. Beberapa contoh oksidasi yaitu : (1)
Perkaratan logam, misalnya besi 4Fe(s) + 3O2(g) 2Fe2O3(s)
(2)
Oksidasi glukosa dalam tubuh C6H12O6(aq) + 6O2 CO2(g) + 2H2O(g)
(3)
Pembakaran gas alam CH4(g) + 2O2(g) CO2(g) + 2H2O(g)
(4)
Oksidasi belerang oleh KClO3 3S(s) + 2KClO3(s) 2KCl(s) + 3SO2(g) Sumber oksigen pada reaksi oksidasi disebut oksidator. Pada
contoh di atas pada contoh 1, 2, dan 3 oksidator yang digunakan adalah udara, sedangkan pada nomor 4 adalah KClO3 Beberapa contoh reduksi yaitu : (1)
Reduksi bijih besi oleh karbon monoksida Fe2O3(s) + 3CO(g) 2Fe(s) + 3CO2(g)
(2)
Reduksi kromium(III)oksida oleh aluminium Cr2O3(s) + 2Al(s) Al2O3(s) + 2Cr
(3)
Reduksi tembaga(II)oksida oleh gas hidrogen CuO(s) + H2(g) Cu(s) + H2O(g)
Reduksi banyak dilakukan pada pengolahan bijih logam b. Oksidasi Reduksi Sebagai Reaksi Pelepasan dan Penerimaan Elektron Menurut konsep ini oksidasi adalah pelepasan elektron, sedangkan reduksi adalah penyerapan elektron. Jadi oksidasi dan reduksi tidak harus melibatkan oksigen. Pelepasan dan penangkapan elektron terjadi secara simultan, artinya jika suatu spesi melepas elektron berarti ada spesi lain yang menerima elektron. Hal itu berarti dalam setiap reaksi oksidasi pasti dijumpai reaksi reduksi. Reaksi yang melibatkan reaksi reduksi dan
97
oksidasi ini selanjutnya disebut reaksi redoks. Reaksi reduksi atau oksidasi disebut sebagai setengah reaksi. Pemisahan reaksi reduksi dan oksidasi hanya ada dalam ide, karena dalam kenyataan tidak pernah dapat dijumpai. Contoh reaksi kalsium dengan belerang. Oksidasi
: Ca Ca2+ + 2e-
Reduksi
: S + 2e- S2-
Redoks : Ca + S Ca2+ + S2Pada contoh di atas, kalsium dioksidasi oleh belerang, oleh karena itu belerang disebut sebagai oksidator, dan kalsium adalah sebagai reduktor. 2e-
Ca
+
biloks 0
S
Ca2+
Biloks 0
reduktor
biloks +2
Oksidator
S2-
+
biloks -2
Hasil Oksidasi
Hasil Reduksi
c. Oksidasi Reduksi Sebagai Pertambahan dan Penurunan Bilangan Oksidasi Reaksi redoks kadang tidak mudah ditentukan atom
mana yang
melepas elektron dan mana yang menangkapnya, seperti contoh berikut ini KMnO4 + H2SO4 + H2C2O4 K2SO4 + MnSO4 + CO2 + H2O Reaksi redoks ini dapat diatasi dengan mengaitkan pengertian oksidasi reduksi dengan perubahan bilangan oksidasi. Oksidasi adalah pertambahan bilangan oksidasi, sedangkan reduksi adalah penurunan bilangan oksidasi. Sebagai contoh sederhana adalah reaksi Ca dengan S berikut ini. Ca
+
biloks 0
S
biloks 0
oksidasi
Ca2+
+
biloks +2
S2biloks -2
Reduksi
Setelah melepas 2 elektron bilangan oksidasi kalsium naik dari 0 menjadi +2 (oksidasi), di pihak lain, setelah menyerap 2 elektron bilangan oksidasi belerang turun dari 0 menjadi -2 (reduksi). 2.
Konsep Bilangan Oksidasi
98
a. Pengertian Bilangan Oksidasi Bilangan oksidasi suatu unsur adalah muatan yang diemban oleh atom unsur itu jika semua elektron ikatan didistribusikan kepada unsur yang elektronegatif. Contoh : Bilangan oksidasi Na dan Cl dalam NaCl, Na+[Cl]-, Na melepas 1 elektron kepada Cl, sehingga bilangan oksidasi Na adalah +1 dan Cl adalah -1. b. Aturan Menentukan Bilangan Oksidasi Berdasarkan keelektronegatifan unsur, dapat disimpulkan aturan penentuan bilangan oksidasi sebagai berikut : (1)
Unsur bebas mempunyai bilangan oksidasi = 0. Contoh bilngan oksidasi H, N, dan Fe dalam H2, N2, dan Fe = 0
(2)
Fluorin, atom yang paling elektronegatif mempunyai bilangan oksidasi -1 dalam senyawanya.
(3)
Bilangan oksidasi atom logam dalam senyawanya selalu bertanda positif. Contoh : Golongan IA (logam alkali) = +1 Golongan IIA (logam alkali tanah) = +2 Al = +3, Zn = +2 dan lainnya.
(4)
Bilangan oksidasi suatu ion sama dengam muatannya. Contoh bilangan oksidasi Fe dalam Fe3+ = +3
(5)
Bilangan oksidasi H umumnya = +1, kecuali senyawanya dengan logam, maka bilangan oksidasi H = -1. Contoh : Bilangan oksidasi H dalam HCl, H2O, dan NH3 = +1 Bilangan oksidasi H dalam NaH, BaH2 = -1
(6)
Bilangan oksidasi O umumnya = -2, kecuali dalam F2O (biloks O = +2), dalam peroksida (bilangan oksidasi O = -1), dan dalam superoksida (bilangan oksidasi O = -1/2).
(7)
Jumlah bilangan oksidasi atom-atom dalam suatu senyawanya = 0.
99
Contoh : dalam H2SO4 (2 x biloks H) + (biloks S) + (4 x biloks O) = 0 (8)
Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur dalam suatu ion = muatannya.
c. Persamaan reaksi redoks sederhana. 1.
Reduktor dan oksidator.
2.
Reaksi autoredoks
MODEL PEMBELAJARAN 1. Model Pembelajaran
: kooperatif
2. Metode
: kontekstual, diskusi dan ceramah
KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR Tahapan Kegiatan Belajar Mengajar Pendahuluan a. Guru memberi salam dengan wajah ramah dan penuh senyum b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. c. Guru memotivasi siswa Kegiatan Eksplorasi Pokok a. Memberi petanyaan untuk mengungkap pengetahuan siswa mengenai pengertian redoks dan apa contoh peristiwa redoks di lingkungan b. Mengaitkan fenomena lingkungan dengan materi Elaborasi a. Guru menjelaskan tentang materi b. Guru membagi siswa dalam kelompokkelompok yang terdiri dari 3-4 siswa c. Guru memberikan sebuah masalah untuk dikerjakan oleh siswa secara berkelompok d. Guru memberikan kesempatan kepada
Fase Kontekstual
Konstruktivisme (construktivisme)
Pemodelan (Modeling) Masyarakat belajar (comunity learning) Inkuiri (inquiri)
Waktu 10 menit
55 menit
100
kelompok untuk menyelesaikan masalah yang telah diberikan oleh kelompok dengan jujur dan penuh tanggungjawab e. Guru membimbing siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas dengan saling menghargai. f. Guru mengawasi jalannya diskusi dan menilai jawaban dari siswa dengan cermat dan teliti. Konfirmasi a. Guru membahas tentang permasalahan b. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya c. Guru mengumumkan kelompok mana mendapat score tertinggi d. Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan Penutup a. Guru memberikan penguatan tentang kesimpulan siswa b. Guru memberi tugas dan memberitahu materi yang akan datang c. Guru menanyakan kepada siswa tentang kesan-kesan mereka terhadap materi yang baru saja dipelajari. d. Mengucapkan salam penutup ALAT DAN BAHAN/SUMBER BELAJAR
Refleksi(reflection)
Penilaian autentik (authenticassessment)
Bertanya (questioning)
25 menit
Sumber belajar : 1. Purba,Michael. 2006. Kimia SMA kelas X. Jakarta : Erlangga. 2. Purba, Michael. 2003. Kimia SMU Kelas I Semester 2. Jakarta : Erlangga
101
3. Sunardi.2007.Kimia Bilingual kelas X. Bandung : Yrama Widya 4. Sutresna, Nana. 2004. Kimia SMA IB. Bandung : Grafindo Media Pratama Alat/Bahan
: media power point, Pop kuis, white board, board marker.
PENILAIAN a. Ranah Kognitif Prosedur
: Tes tertulis
Jenis tagihan
: Pop kuis
Bentuk Soal
: Uraian
Instrumen
: Lembar Soal Pop kuis
Kunci Jawaban
: Terlampir
b. Ranah Afektif dan Psikomotor Prosedur
: Observasi langsung
Instrumen
: Lembar Observasi
ALAT EVALUASI Soal Pop Kuis 1. Berilah nama senyawa berikut : a. Cl2O b. Al(OH)3 c. HgCl2 2. Tuliskan rumus molekul senyawa berikut : a. Litium fosfat b. Mangan (II) sulfat c. Kalium klorit + sulfide kalium klorida + sulfur dioksida d. Tembaga (II) sulfat + kalium iodida tembaga (I) iodida + iodin + kalium sulfat 3. Tentukan bilangan oksidasi atom unsur yang dicetak tebal ! a. SO42-
d. H5IO6
b. S2O72-
e. NH4NO2
c. H2C2O4
f. Ca(ClO3)2
Kunci jawaban : 1. a.
Dikloro Oksida
102
b. Alumunium Hidroksida c. Raksa (II) Klorida 2. a. Li3(PO4) b. MnSO4
c. KClO3 + S KCl + SO2 d. CuSO4 + KI CuI + I2 + K2SO4
3. a. S = +6 b. S = +6 c. C = +3 d. N = -3 dan +3 e. I = +7 f. Cl = +5 Semarang,
Maret 2012
Mengetahui, Guru Pamong
Praktikan
Sundari, S.Pd
Lita Lilia
NIP.
NIM. 4301409039
103
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Eksperimen)
Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas/semester
: X/II
Pertemuan
:2
Alokasi waktu
: 1 x 45 menit
STANDAR KOMPETENSI 3. Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasireduksi
KOMPETENSI DASAR 3.2. Menjelaskan perkembangan konsep reaksi oksidasi-reduksi dan hubungannya dengan tata nama senyawa serta penerapannya.
INDIKATOR Memahami contoh reaksi redoks melalui demonstrasi.
TUJUAN Siswa dapat memahami contoh reaksi redoks melalui praktikum.
MATERI AJAR Reaksi Pengikatan Oksigen ( Reaksi Pencoklatan)
MODEL PEMBELAJARAN Model : Demonstrasi percobaan sederhana bahan alam lingkungan Metode : Kontekstual
104
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN Tahapan Kegiatan belajar mengajar Pendahul a. Guru memberi salam dengan wajah ramah uan dan penuh senyum b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. c. Guru memotivasi siswa Kegiatan Eksplorasi a. Pertunjukan demonstrasi kepada siswa Inti tentang aplikasi redoks dalam kehidupan sehari-hari b. Guru mengkondisikan kelas menjadi 6 kelompok Elaborasi a. Siswa melakukan langkah praktikum dengan jujur b. Siswa melakukan pengamatan dengan cermat dan teliti. c. Siswa mengumpulkan hasil pengamatan tepat waktu. d. Salah satu kelompok mempresentasikan hasil pengamatan dengan penuh rasa percaya diri Konfirmasi a. Guru membimbing kelompok lain untuk memberikan saran b. Guru dan siswa bersama-sama memberikan aplaus untuk kelompok yang mau maju c. Guru memberikan kesempatan murid untuk bertanya d. Bersama siswa menyimpulkan hasil pengamatan. Penutup a. Guru dan siswa bersama-sama merefleksi dan membuat kesimpulan tentang pertemuan b. Guru menutup pelajaran c. Guru mengucapkan salam penutup
Fase Kontekstual Konstruktivisme (construktivisme)
Pemodelan (Modeling)
Inkuiri (inquiri)
Penilaian autentik (authenticassessment) Bertanya (questioning)
2. Purba, Michael. 2003. Kimia SMU Kelas I Semester 2. Jakarta : Erlangga
PENILAIAN
20 menit
5 menit
:
: Terlampir.
10 menit
Refleksi(reflection)
1. Purba,Michael. 2006. Kimia SMA kelas X. Jakarta : Erlangga.
Alat/Bahan
Menit
Masyarakat belajar (comunity learning)
ALAT DAN BAHAN/SUMBER BELAJAR Sumber belajar
Waktu 5
5 menit
105
a. Jenis tagihan
: Laporan data pengamatan percobaan.
b. Bentuk Instrumen
: Lembar data pengamatan seputar demonstrasi.
PRODUK BELAJAR a. Peserta didik memiliki pemahaman informasi berkenaan dengan contoh nyata reaksi oksidasi reduksi. b. Laporan hasil pengamatan. Semarang,
Maret 2012
Mengetahui, Guru Pamong
Praktikan
Sundari, S.Pd
Lita Lilia
NIP.
NIM. 4301409039
106
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Eksperimen) Satuan Pendidikan
: Sekolah Menengah Atas
Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas/semester
: X/II
Tahun Pelajaran
: 2011/2012
Materi Pokok
: Konsep Redoks
Materi Pelajaran
: Persamaan Redoks Sederhana
Pertemuan
:3
Alokasi waktu
: 2 x 45 menit
STANDAR KOMPETENSI 3. Memahami sifat-sifat
larutan non-elektrolit dan elektrolit, serta reaksi
oksidasi-reduksi KOMPETENSI DASAR 3.2.
Menjelaskan
perkembangan
konsep
reaksi
oksidasi-reduksi
dan
hubungannya dengan tata nama senyawa serta penerapannya. INDIKATOR 1.
Menentukan oksidator dan reduktor dalam reaksi redoks
2.
Membedakan reaksi redoks dan bukan redoks
3.
Menjelaskan pengertian reaksi autoredoks dan mengidentifikasi reaksi autoredoks
TUJUAN 1.
Siswa dapat menentukan oksidator dan reduktor dalam reaksi redoks
2.
Siswa dapat membedakan reaksi redoks dan bukan redoks
3.
Siswa dapat menjelaskan pengertian reaksi autoredoks dan mengidentifikasi reaksi autoredoks
MATERI AJAR Tata Nama Senyawa a. Tata Nama Senyawa Biner
107
Senyawa biner adalah senyawa yang terdiri dari dua unsur. Unsur-unsur ini dapat berupa logam dan nonlogam atau nonlogam dan nonlogam. (1)
Senyawa ionik yang terdiri atas atom logam dan nonlogam diberi nama dengan cara menyebutkan ion positifnya diikuti ion negatifnya dan diberi akhiran –ida. Contoh:
(2)
KCl
: kalium klorida
NaH
: natrium hidrida
Senyawa biner yang terdiri atas atom-atom nonlogam diberi nama dengan menentukan atom yang bersifat lebih elektronegatif. Atom yang lebih elektropositif diberi nama sesuai nama unsurnya diikuti nama atom yang lebih elektronegatif, kemudian ditambah akhiran – ida. Pada atom dengan biloks lebih dari satu, maka senyawanya diberi awalan yang menyatakan jumlah atom tersebut. Contoh: HF
: hidrogen fluorida
HCl
: hidrogen klorida
P4O7
: tetrafosfor heptaoksida
b. Tata Nama Senyawa Poliatomik Senyawa poliatomik terdiri atas lebih dari dua unsur. Tata namanya serupa dengan tata nama senyawa biner. Pertama, identifikasi kation dan anionnya. Kedua, nama kation disebut dahulu, diikuti nama anion. Sebagian besar anion poliatomik berakhiran –it atau –at, hanya sebagian kecil yang berakhiran –ida. Contoh : CaSO4
: kalsium sulfat
KClO2
: kalium klorit
Fe(OH)3
: besi (III) hidroksida
HCNS
: asam rodanida
108
MODEL PEMBELAJARAN 1. Model Pembelajaran : Kooperatif 2. Metode
: kontekstual, ceramah dan diskusi
KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR Tahapan Pendahuluan
Kegiatan Pokok
Kegiatan Belajar Mengajar a. Guru memberi salam dengan wajah ramah dan penuh senyum b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. c. Guru memotivasi siswa Eksplorasi Sebelum memulai proses pembelajaran guru memberikan soal untuk materi persamaan reaksi redoks sederhana Elaborasi a. Siswa bersama dengan guru membahas materi Reaksi oksidasi reduksi 1. Persamaan reaksi redoks sederhana 2. Reduktor dan oksidator 3. Reaksi autoredoks b. Guru mengkondisikan kelas menjadi 6 kelompok c. Siswa mengerjakan latihan soal dari buku ajar secara berkelompok d. Guru memberikan kesempatan pada perwakilan kelompok untuk maju mengerjakan e. Siswa bersama-sama dengan guru membahas latihan soal f. Guru memberikan latihan soal berupa Pop kuis materi persamaan reaksi redoks sederhana Konfirmasi a. Guru membahas tentang soal pop kuis b. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya c. Guru mengumumkan kelompok mana mendapat score tertinggi d. Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan
Fase Kontekstual
Waktu 5 menit
15 menit Konstruktivisme (construktivisme) 45 menit Pemodelan (Modeling)
Masyarakat belajar (comunity learnin g) Inkuiri (inquiri)
Refleksi(reflectio n)
Bertanya (questioning)
10 menit
109
Penilaian autentik (authenticassessm e) Penutup
a.
Guru memberikan penguatan tentang kesimpulan siswa b. Guru memberi tugas untuk mencari artikel tentang aplikasi redoks dalam kehidupan dan memberitahu materi yang akan datang c. Guru menanyakan kepada siswa tentang kesan-kesan mereka terhadap materi yang baru saja dipelajari. d. Mengucapkan salam penutup ALAT DAN BAHAN/SUMBER BELAJAR Sumber belajar
25 menit
:
1. Purba,Michael. 2006. Kimia SMA kelas X. Jakarta : Erlangga. 2. Purba, Michael. 2003. Kimia SMU Kelas I Semester 2. Jakarta : Erlangga 3. Sunardi.2007.Kimia Bilingual kelas X. Bandung : Yrama Widya 4. Sutresna, Nana. 2004. Kimia SMA IB. Bandung : Grafindo Media Pratama Alat/Bahan
: media Power point, Pop kuis, white board, board marker.
PENILAIAN a.
b.
Ranah Kognitif Prosedur
: Tes tertulis
Jenis tagihan
: Pop kuis
Bentuk Soal
: Uraian
Instrumen
: Lembar Soal Pop kuis
Kunci Jawaban
: Terlampir
Ranah Affektif dan Psikomotor Prosedur
: Observasi langsung
Instrumen
: Lembar Observasi
ALAT EVALUASI Soal Pop Kuis
110
1. Tentukan apakah reaksi dibawah adalah reaksi redoks, auto redoks atau non redoks! Tentukan pula reduktor dan oksidatornya ! a. KOH + HBr KBr + H2O b. 3NaClO 2NaCl + NaClO3 c. 2Al + 3H2SO4 Al2(SO4)3 + 3H2 2. Tentukan oksidator dan reduktor pada reaksi redoks di bawah : a.
2 KClO3 + 3S 2 KCl + 3SO2
b. 2 CuSO4 + 4 KI 2CuI + I2 + K2SO4 3. Tentukan apakah reaksi – reaksi berikut termasuk reaksi redoks, autoredoks atau bukan reaksi redoks a. KOH + HBr KBr + H2O b. 3NaClO 2NaCl + NaClO3 c. 2Al + 3H2SO4 Al2(SO4)3 + 3H2 Kunci Jawaban : 1. a. Reaksi non redoks b. Reaksi autoredoks c. Reaksi redoks 2.
a. Oksidator : KClO3
Reduktor : S
b. Oksidator dan reduktor : KI 3.
a. Reaksi bukan redoks b. Reaksi autoredoks c. Reaksi redoks Semarang,
Maret 2012
Mengetahui, Guru Pamong
Praktikan
Sundari, S.Pd
Lita Lilia
NIP.
NIM. 4301409039
111
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Eksperimen)
Satuan Pendidikan
: Sekolah Menengah Atas
Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas/semester
: X/II
Tahun Pelajaran
: 2011/2012
Materi Pokok
: Konsep Redoks
Materi Pelajaran
: Aplikasi Konsep Redoks
Pertemuan
:4
Alokasi waktu
: 2 x 45 menit
STANDAR KOMPETENSI 3. Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasireduksi KOMPETENSI DASAR 3.2.
Menjelaskan
perkembangan
konsep
reaksi
oksidasi-reduksi
dan
hubungannya dengan tata nama senyawa serta penerapannya. INDIKATOR 1. Menyebutkan kegunaan penggunaan reaksi redoks dalam kehidupan manusia 2. Menyebutkan kegunaan penggunaan reaksi redoks dalam industri TUJUAN 1. Siswa dapat menyebutkan kegunaan penggunaan reaksi redoks dalam kehidupan manusia 2. Siswa dapat menyebutkan kegunaan penggunaan reaksi redoks dalam industri MATERI AJAR 1. Aplikasi konsep redoks dalam memecahkan masalah lingkungan. 2. Aplikasi Bebas (Reaksi Fotosintesis) 3. Proses Lumpur Aktif Proses pengolahan limbah dengam lumpur aktif merupakan proses penguraian bahan-bahan organik dalam air limbah dengan bantuan
112
mikroorganisme dan mengubahnya menjadi produk akhir seperti CO2, H2O, NO3-, SO42-, dan PO43- dengan sistem oksidasi enzimatis. Mikroorganisme yang dapat digunakan antara lain : Bakteri : Alcaligenes, Flavobacterium, dan Pseudomonas. Jamur : Vorticella, Opercularia, dan Paramaecium. Proses pengolahan air limbah dengan lumpur aktif meliputi beberapa hal yaitu : a. Penambahan lumpur aktif dalam tangki aerasi b. Proses aerasi campuran lumpur aktif dan air limbah c. Pengadukan untuk membantu kontak antara mikroorganisme dari lumpur aktif dan bahan organik d. Proses sedimentasi (pengendapan) utnuk memisahkan lumpur aktif dan air bersih e. Diperoleh lumpur aktif yang dikembalikan ke proses awal. Lumpur aktif yang berlebih dapat dibuang atau digunakan lagi. MODEL PEMBELAJARAN 1. Model Pembelajaran : Kooperatif 2. Metode
: Kontekstual, ceramah dan diskusi
KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR Tahapan Pendahuluan
Kegiatan Inti
Kegiatan Belajar Mengajar
Fase Kontekstual
a. Guru memberi salam dengan wajah Konstruktivisme (construktivisme) ramah dan penuh senyum b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. c. Guru me-refresh pengetahun siswa dengan pertanyan-pertanyaan tentang materi reaksi redoks. d. Guru meminta siswa untuk mengumpulkan tugas menyusun artikel tentang penerapan konsep redoks dalam kehidupan Eksplorasi a. Siswa memahami artikel tentang kaitan Pemodelan konsep reaksi redoks dengan fenomena (Modeling) yang terjadi dalam kehidupan nyata untuk meyelesaikan permasalahan dalam kehidupan nyata.
Waktu 10 menit
20 menit
113
b. Siswa dengan tertib membentuk kelompok, Masyarakat belajar masing-masing kelompok beranggotakan 5 (comunity learning) siswa. Elaborasi Inkuiri (inquiri) a. Siswa berdiskusi dengan kelompoknya dengan saling menghargai untuk menemukan manfaat konsep redoks dalam kehidupan nyata. b. Siswa dalam kelompoknya dengan penuh Refleksi(reflection) percaya diri mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas tentang hipotesisnya mengenai konsep redoks dalam kehidupan nyata. c. Guru membuka diskusi kelas untuk membahas konsep redoks dalam kehidupan nyata.
35 menit
15 menit
Konfirmasi Bertanya a. Guru memberi kesempatan kepada siswa (questioning) untuk bertanya dan menjawab pertanyaan teman tentang materi yang belum dikuasai. b. Guru memberi petunjuk cara menyelesaikan masalah yang dialami siswa. c. Siswa bersama guru mengambil kesimpulan dari hasil diskusi. Penilaian autentik d. Guru memberi penghargaan pada kelompok (authenticassessme) terbaik. a. Guru memberi penguatan tentang materi yang telah dipelajari. b. Guru menanyakan kepada siswa tentang kesan-kesan mereka terhadap materi yang baru saja dipelajari. c. Guru menginformasikan kepada siswa bahwa pertemuan selanjutnya harap membawa paku dan potongan seng yang telah di amplas bersih untuk praktikum d. Mengucapkan salam penutup
Penutup
ALAT DAN BAHAN/SUMBER BELAJAR Sumber belajar
:
1. Purba,Michael. 2006. Kimia SMA kelas X. Jakarta : Erlangga.
10 menit
114
2. Purba, Michael. 2003. Kimia SMU Kelas I Semester 2. Jakarta : Erlangga 3. Sunardi.2007.Kimia Bilingual kelas X. Bandung : Yrama Widya 4. Sutresna, Nana. 2004. Kimia SMA IB. Bandung : Grafindo Media Pratama Alat/Bahan
: materi diskusi, Pop kuis, white board, board marker.
PENILAIAN a. Ranah Kognitif Prosedur
: Tes tertulis
Jenis tagihan
: Pop kuis dan LKS
Bentuk Soal
: Uraian
Instrumen
: Lembar Pop kuis dan LKS (Mengukur KBK)
Kunci Jawaban
: Terlampir
b. Ranah Affektif dan Psikomotor Prosedur
: Observasi langsung
Instrumen
: Lembar Observasi
ALAT EVALUASI Soal Pop kuis 1.
Jelaskan dengan menggunakan reaksi mengapa fotosintesis pada tumbuhan merupakan reaksi redoks ?
2.
Berdasarkan diskusi yang telah dilakukan, Sebut dan jelaskan aplikasi konsep redoks dalam memecahkan masalah lingkungan !
Jawab : 1.
Persamaan kimia untuk reaksi fotosintesis adalah sebagai berikut : 6CO2 + 6H2O C6H12O6 + 6O2 Sesuai dengan persamaan kimia diatas, maka fotosintesis merupakan reaksi redoks dimana atom karbon mengalami reduksi dan atom oksigen mengalami oksidasi
2.
Aplikasi reaksi redoks dalam memecahkan masalah lingkungan :
Pengolahan air kotor
115
Proses lumpur aktif menguraikan bahan – bahan organik dalam air limbah dengan bantuan mikroorganisme. Dengan bantuan mikroorganisme bahan organic (C,O,H,N,S, dan P) dioksidasi secara enzimatis menjadi CO2, H2O, NO3-, SO42-, PO43-. Mikroorgaisme yang dapat digunakan untuk membentuk lumpur aktif adalah : Bakteri : Alcaligenes, Falavobacterium, Pseudomonas Jamur : Vorticella, Opercularia, Paramaecium Proses pengolahan air limbah dengan lumpur aktif meliputi beberapa hal yaitu : a. Penambahan lumpur aktif dalam tangki aerasi b. Proses aerasi campuran lumpur aktif dan air limbah c. Pengadukan untuk membantu kontak antara mikroorganisme dari lumpur aktif dan bahan organic d. Proses sedimentasi (pengendapan) utnuk memisahkan lumpur aktif dan air bersih e. Diperoleh lumpur aktif yang dikembalikan ke proses awal. Lumpur aktif yang berlebih dapat dibuang atau digunakan lagi.
Semarang,
Maret 2012
Mengetahui, Guru Pamong
Praktikan
Sundari, S.Pd
Lita Lilia
NIP.
NIM. 4301409039
116
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Eksperimen)
Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas/semester
: X/II
Pertemuan
:5
Alokasi waktu
: 1 x 45 menit
STANDAR KOMPETENSI 3. Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasireduksi KOMPETENSI DASAR 3.2.
Menjelaskan
perkembangan
konsep
reaksi
oksidasi-reduksi
dan
hubungannya dengan tata nama senyawa serta penerapannya. INDIKATOR Memahami contoh reaksi redoks melalui percobaan sederhana berbasis bahan alam lingkungan. TUJUAN Siswa dapat memahami contoh reaksi redoks melalui percobaan. MATERI AJAR Reaksi oksidasi reduksi tentang perkaratan MODEL PEMBELAJARAN Model : Praktikum Percobaan Sederhana Bahan Alam Lingkungan Metode : Kontekstual
117
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN Tahapan
Kegiatan Belajar Mengajar
Fase Kontekstual
Pendahuluan
a. Guru memberi salam dengan Konstruktivisme wajah ramah dan penuh (construktivisme) senyum b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. c. Guru me-refresh pengetahun
Waktu 5 menit
siswa dengan pertanyanpertanyaan tentang macammacam aplikasi redoks dalam kehidupan. d. Guru meminta siswa untuk mengumpulkan tugas untuk membawa paku dan potongan seng yang telah diamplas bersih Kegiatan Inti
Eksplorasi a. Guru dengan adil membagi siswa menjadi 6 kelompok ( masingmasing kelompok terdiri dari 5 siswa) b. Guru menjelaskan secara singkat tentang materi percobaan c. Guru membagiakn lembar kerja percobaan Elaborasi a. Siswa dipersilahkan mempersiapkan alat dan bahan yang dipakai b. Siswa melakukan praktikum dengan cermat, hati-hati dan teliti c. Setelah selesai, masing-masing kelompok mengumpulkan lembar kerja hasil percobaan d. Guru membimbing siswa untuk mempresentasikan hasil kerja percobaannya e. Guru membimbing kelompok lain untuk memberikan saran Konfirmasi a. Guru dan siswa bersama-sama memberikan aplaus untuk kelompok yang mau maju b. Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya
10 Masyarakat belajar menit (comunity learning)
Pemodelan (Modeling)
Inkuiri (inquiri)
20 menit
Refleksi(reflection)
5 menit
Bertanya (questioning)
118
c. Bersama siswa menyimpulkan Penilaian autentik hasil pengamatan. (authenticassessme) a. Guru dan siswa bersama-sama merefleksi dan membuat kesimpulan tentang pertemuan b. Guru menutup pelajaran c. Guru mengucapkan salam penutup
Penutup
5 menit
ALAT DAN BAHAN/SUMBER BELAJAR Sumber belajar
:
1. Purba,Michael. 2006. Kimia SMA kelas X. Jakarta : Erlangga. 2. Purba, Michael. 2003. Kimia SMU Kelas I Semester 2. Jakarta : Erlangga Alat/Bahan
: Terlampir.
PENILAIAN a. Jenis tagihan
: Laporan percobaan sederhana.
b. Bentuk Instrumen
: Pertanyaan seputar percobaan sederhana.
PRODUK BELAJAR a. Peserta didik memiliki pemahaman informasi berkenaan dengan contoh nyata reaksi oksidasi reduksi yaitu perkaratan. b. Laporan hasil praktikum percobaan sederhana. Semarang,
Maret 2012
Mengetahui, Guru Pamong
Praktikan
Sundari, S.Pd
Lita Lilia
NIP.
NIM. 430140903
119
Lampiran 3
SILABUS KELAS KONTROL Nama Sekolah : SMA Ihsaniyah Tegal Mata Pelajaran : KIMIA Kelas/Semester : X/2 Standar Kompetensi : 3. Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi-reduksi Alokasi Waktu : 10 jam (2 jam untuk UH ) Kompetensi Materi Alokasi Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian dasar Pembelajaran Waktu Konsep Menjelaskan Jenis tagihan 6 jam Menemukan perbedaan 3.2. oksidasi dan perkembangan konsep konsep oksidasi reduksi - tugas individu Menjelaskan reduksi reaksi oksidasi reduksi ditinjau dari pelepasan (eksplorasi perkembangan tentang serah terima dan penerimaan oksigen, latihan soal) konsep reaksi elektron pelepasan dan penerimaan - tugas oksidasielektron, serta kelompok (kajian reduksi dan peningkatan dan pustaka dari hubungannya internet) penurunan bilangan dengan tata - kuis oksidasi nama senyawa Bilangan Menentukan bilangan Mendeskripsikan aturan/ - pretest serta oksidasi atom unsur cara penentuan bilangan - ulangan akhir penerapannya. oksidasi unsur dalam dalam senyawa atau ion oksidasi atom unsur senyawa atau dalam diskusi kelas. dalam senyawa ion dalam Bentuk instrumen ion - tes tertulis diskusi kelas Berlatih menentukan Menemukan cara - performans bilangan oksidasi, (kinerja dan menentukan oksidator dan oksidator, reduktor, sikap) reduktor dalam reksi hasil oksidasi, dan hasil redoks.
Sumber/ bahan/alat Sumber - buku kimia Bahan - lembar kerja
Produk Belajar Peserta didik memiliki pemahaman informasi berkenaan dengan materi redoks Ringkasan hasil diskusi tentang konsep reaksi redoks
Hasil diskusi
120
Kompetensi dasar
Materi Pembelajaran tata nama menurut IUPAC
Aplikasi redoks dalam memecahkan masalah lingkungan
Kegiatan Pembelajaran reduksi Menentukan penamaan senyawa biner (senyawa ion) yang terbentuk dari tabel kation dan anion serta memberi namanya.
Menemukan konsep redoks untuk memecahkan masalah lingkungan dalam diskusi kelompok di kelas
Indikator Mendiskusikan cara memberikan nama senyawa yang berkaitan dengan reaksi redoks menurut IUPAC dengan santun dan saling menghargai. Siswa dapat menemukan contoh senyawa untuk ditentukan namanya menurut IUPAC. Menemukan konsep redoks untuk memecahkan masalah lingkungan dalam diskusi kelompok di kelas
Penilaian
Alokasi Waktu 2 jam
2 jam
Sumber/ bahan/alat
Produk Belajar kelompok tentang penamaan senyawa
ringkasan materi tentang aplikasi redoks dalam kehidupan sehari-hari
121
Lampiran 4
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( Kelas Kontrol )
Satuan Pendidikan
: Sekolah Menengah Atas
Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas/semester
: X/II
Tahun Pelajaran
: 2011/2012
Materi Pokok
: Konsep Redoks
Materi Pelajaran
: Perkembangan Konsep Redoks dan konsep biloks
Pertemuan
:1
Alokasi waktu
: 2 x 45 menit
STANDAR KOMPETENSI 3. Memahami sifat-sifat
larutan non-elektrolit dan elektrolit, serta reaksi
oksidasi-reduksi KOMPETENSI DASAR 3.2.
Menjelaskan
perkembangan
konsep
reaksi
oksidasi-reduksi
dan
hubungannya dengan tata nama senyawa serta penerapannya. INDIKATOR 4. Membedakan konsep oksidasi reduksi ditinjau dari pengikatan dan pelepasan oksigen, pelepasan dan penerimaan elektron, serta peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi 5. Menentukan bilangan oksidasi unsur dalam senyawa atau ion TUJUAN 1. Siswa dapat membedakan konsep oksidasi reduksi ditinjau dari pengikatan dan pelepasan oksigen, pelepasan dan penerimaan elektron, serta peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi 2. Siswa dapat menentukan bilangan oksidasi unsur dalam senyawa atau ion
122
MATERI AJAR 3.
Perkembangan Konsep Oksidasi Reduksi d. Oksidasi Reduksi Sebagai Reaksi Pengikatan dan Pelepasan Oksigen Pada awalnya, pengertian oksidasi dan reduksi dikaitkan dengan oksigen, yaitu oksidasi adalah pengikatan oksigen oleh suatu zat. Sedangkan reduksi adalah pelepasan atau pengurangan oksigen dari suatu zat. Beberapa contoh oksidasi yaitu : (5)
Perkaratan logam, misalnya besi 4Fe(s) + 3O2(g) 2Fe2O3(s)
(6)
Oksidasi glukosa dalam tubuh C6H12O6(aq) + 6O2 CO2(g) + 2H2O(g)
(7)
Pembakaran gas alam CH4(g) + 2O2(g) CO2(g) + 2H2O(g)
(8)
Oksidasi belerang oleh KClO3 3S(s) + 2KClO3(s) 2KCl(s) + 3SO2(g) Sumber oksigen pada reaksi oksidasi disebut oksidator. Pada
contoh di atas pada contoh 1, 2, dan 3 oksidator yang digunakan adalah udara, sedangkan pada nomor 4 adalah KClO3 Beberapa contoh reduksi yaitu : (4)
Reduksi bijih besi oleh karbon monoksida Fe2O3(s) + 3CO(g) 2Fe(s) + 3CO2(g)
(5)
Reduksi kromium(III)oksida oleh aluminium Cr2O3(s) + 2Al(s) Al2O3(s) + 2Cr
(6)
Reduksi tembaga(II)oksida oleh gas hidrogen CuO(s) + H2(g) Cu(s) + H2O(g)
Reduksi banyak dilakukan pada pengolahan bijih logam e. Oksidasi Reduksi Sebagai Reaksi Pelepasan dan Penerimaan Elektron Menurut konsep ini oksidasi adalah pelepasan elektron, sedangkan reduksi adalah penyerapan elektron. Jadi oksidasi dan reduksi tidak harus melibatkan oksigen. Pelepasan dan penangkapan elektron terjadi secara
123
simultan, artinya jika suatu spesi melepas elektron berarti ada spesi lain yang menerima elektron. Hal itu berarti dalam setiap reaksi oksidasi pasti dijumpai reaksi reduksi. Reaksi yang melibatkan reaksi reduksi dan oksidasi ini selanjutnya disebut reaksi redoks. Reaksi reduksi atau oksidasi disebut sebagai setengah reaksi. Pemisahan reaksi reduksi dan oksidasi hanya ada dalam ide, karena dalam kenyataan tidak pernah dapat dijumpai. Contoh reaksi kalsium dengan belerang. Oksidasi
: Ca Ca2+ + 2e-
Reduksi
: S + 2e- S2-
Redoks : Ca + S Ca2+ + S2Pada contoh di atas, kalsium dioksidasi oleh belerang, oleh karena itu belerang disebut sebagai oksidator, dan kalsium adalah sebagai reduktor. 2e-
Ca
+
biloks 0
S
Ca2+
Biloks 0
reduktor
biloks +2
Oksidator
S2-
+
biloks -2
Hasil Oksidasi
Hasil Reduksi
f. Oksidasi Reduksi Sebagai Pertambahan dan Penurunan Bilangan Oksidasi Reaksi redoks kadang tidak mudah ditentukan atom
mana yang
melepas elektron dan mana yang menangkapnya, seperti contoh berikut ini KMnO4 + H2SO4 + H2C2O4 K2SO4 + MnSO4 + CO2 + H2O Reaksi redoks ini dapat diatasi dengan mengaitkan pengertian oksidasi reduksi dengan perubahan bilangan oksidasi. Oksidasi adalah pertambahan bilangan oksidasi, sedangkan reduksi adalah penurunan bilangan oksidasi. Sebagai contoh sederhana adalah reaksi Ca dengan S berikut ini. Ca
+
biloks 0
oksidasi
S biloks 0
Ca2+
+
biloks +2
Reduksi
S2biloks -2
124
Setelah melepas 2 elektron bilangan oksidasi kalsium naik dari 0 menjadi +2 (oksidasi), di pihak lain, setelah menyerap 2 elektron bilangan oksidasi belerang turun dari 0 menjadi -2 (reduksi). MODEL PEMBELAJARAN 3. Model Pembelajaran
: Ekspositori
4. Metode
: Ceramah dan latihan soal
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN Tahapan Kegiatan Belajar Mengajar Pendahuluan d. Guru memberi salam dengan wajah ramah dan penuh senyum e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. f. Guru memotivasi siswa Kegiatan Eksplorasi Pokok c. Memberi petanyaan untuk mengungkap pengetahuan siswa mengenai pengertian redoks dan apa contoh di lingkungan d. Mengaitkan fenomena lingkungan dengan materi Elaborasi a. Guru menyampaikan materi reaksi oksidasi reduksi yaitu Perkembangan reaksi oksidasi dan reduksi b. Siswa mengerjakan latihan soal dari buku ajar Konfirmasi a. Guru membahas latihan soal yang dikerjakan b. Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan Penutup e. Guru memberikan penguatan tentang kesimpulan siswa f. Guru memberi tugas dan memberitahu materi yang akan datang g. Mengucapkan salam penutup ALAT DAN BAHAN/SUMBER BELAJAR Sumber belajar
Waktu 10 menit
55 menit
25 menit
:
5. Purba Michael. 2002. Kimia SMA 1B. Jakarta : Erlangga. 6. Sutresna, Nana.2007. Cerdas Belajar Kimia untuk kelas X SMA/MA. Bandung : Grafindo Media Pratama. Alat/Bahan
: Media power point, lembar kerja, white board, board marker.
125
PENILAIAN a. Jenis tagihan
: Latihan soal
b. Bentuk Instrumen
: Tes tertulis
ALAT EVALUASI Tentukan jenis reaksi di bawah ini ! a. Ag+ + e Ag b. 2AgO 2Ag + O2 c. 2NiO + C 2Ni + CO2 d. K K+ + e e. 2 Al + 3 Zn2+ 2 Al 3+ + 3 Zn (berikan analisisnya) Kunci Jawaban : a. Reaksi Reduksi a. Reaksi Oksidasi b. Reaksi Redoks c. Reaksi Oksidasi d. Reaksi Redoks Semarang,
Maret 2012
Mengetahui, Guru Pamong
Praktikan
Sundari, S.Pd
Lita Lilia
NIP.
NIM. 4301409039
126
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( Kelas Kontrol )
Satuan Pendidikan
: Sekolah Menengah Atas
Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas/semester
: X/II
Tahun Pelajaran
: 2011/2012
Materi Pokok
: Konsep Redoks
Materi Pelajaran
: Perkembangan Konsep Redoks dan konsep biloks
Pertemuan
:2
Alokasi waktu
: 2 x 45 menit
STANDAR KOMPETENSI 3. Memahami sifat-sifat
larutan non-elektrolit dan elektrolit, serta reaksi
oksidasi-reduksi KOMPETENSI DASAR 3.2.
Menjelaskan
perkembangan
konsep
reaksi
oksidasi-reduksi
dan
hubungannya dengan tata nama senyawa serta penerapannya. INDIKATOR 1. Membedakan konsep oksidasi reduksi ditinjau dari pengikatan dan pelepasan oksigen, pelepasan dan penerimaan elektron, serta peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi 2. Menentukan bilangan oksidasi unsur dalam senyawa atau ion TUJUAN 1. Siswa dapat membedakan konsep oksidasi reduksi ditinjau dari pengikatan dan pelepasan oksigen, pelepasan dan penerimaan elektron, serta peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi 2. Siswa dapat menentukan bilangan oksidasi unsur dalam senyawa atau ion
127
MATERI AJAR Konsep Bilangan Oksidasi a. Pengertian Bilangan Oksidasi Bilangan oksidasi suatu unsur adalah muatan yang diemban oleh atom unsur itu jika semua elektron ikatan didistribusikan kepada unsur yang elektronegatif. Contoh : Bilangan oksidasi Na dan Cl dalam NaCl, Na+[Cl]-, Na melepas 1 elektron kepada Cl, sehingga bilangan oksidasi Na adalah +1 dan Cl adalah -1. b. Aturan Menentukan Bilangan Oksidasi Berdasarkan keelektronegatifan unsur, dapat disimpulkan aturan penentuan bilangan oksidasi sebagai berikut : (1) Unsur bebas mempunyai bilangan oksidasi = 0. Contoh bilngan oksidasi H, N, dan Fe dalam H2, N2, dan Fe = 0 (2) Fluorin, unsur yang paling elektronegatif mempunyai bilangan oksidasi -1 untuk semua senyawanya. (3) Bilangan oksidasi unsur logam selalu bertanda positif. Contoh : Golongan IA (logam alkali) = +1 Golongan IIA (logam alkali tanah) = +2 Al = +3, Zn = +2 dan lainnya. (4) Bilangan oksidasi suatu unsur dalam suatu ion tunggal sama dengam muatannya. Contoh bilangan oksidasi Fe dalam Fe3+ = +3 (5) Bilangan oksidasi H umumnya = +1, kecuali bersenyawa dengan logam, maka bilangan oksidasi H = -1. Contoh : Bilangan oksidasi H dalam HCl, H2O, dan NH3 = +1 Bilangan oksidasi H dalam NaH, BaH2 = -1
128
(6) Bilangan oksidasi O umumnya = -2, kecuali dalam F2O (biloks O = +2), dalam peroksida (bilangan oksidasi O = -1), dan dalam superoksida (bilangan oksidasi O = -1/2). (7) Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur dalam suatu senyawa = 0. Contoh : dalam H2SO4 (2 x biloks H) + (biloks S) + (4 x biloks O) = 0 (8) Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur dalam suatu ion = muatannya. MODEL PEMBELAJARAN 1. Model Pembelajaran
: Ekspositori
2. Metode
: Ceramah dan latihan soal
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN Tahapan Kegiatan Belajar Mengajar Pendahuluan a. Guru memberi salam dengan wajah ramah dan penuh senyum b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. c. Guru memotivasi siswa Kegiatan Eksplorasi Pokok a. Memberi petanyaan untuk mengungkap pengetahuan siswa mengenai pengertian redoks dan apa contoh di lingkungan b. Mengaitkan fenomena lingkungan dengan materi Elaborasi a. Guru menyampaikan materi reaksi oksidasi reduksi yaitu Konsep Biloks dan penentuan bilangan oksidasi b. Siswa mengerjakan latihan soal dari buku ajar Konfirmasi a. Guru membahas latihan soal yang dikerjakan b. Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan Penutup a. Guru memberikan penguatan tentang kesimpulan siswa b. Guru memberi tugas dan memberitahu materi yang akan datang c. Mengucapkan salam penutup
Waktu 10 menit
55 menit
25 menit
129
ALAT DAN BAHAN/SUMBER BELAJAR Sumber belajar : 1. Purba Michael. 2002. Kimia SMA 1B. Jakarta : Erlangga. 2. Sutresna, Nana.2007. Cerdas Belajar Kimia untuk kelas X SMA/MA. Bandung : Grafindo Media Pratama. Alat/Bahan
: Media power point, lembar kerja, white board, board marker.
PENILAIAN a. Jenis tagihan
: Latihan soal
b. Bentuk Instrumen
: Tes tertulis
ALAT EVALUASI Tentukanlah bilangan oksidasi untuk unsur yang dicetak miring berikut ini! a. S
d. C2O42-
b. O2
e. ClO4
c. VO2+
f. Bi2S3
g. Bi2S3
-
Kunci Jawaban : a. 0 b. 0 c. +4 d. +3 e. +7 f. +3 g. +1 Semarang,
Maret 2012
Mengetahui, Guru Pamong
Praktikan
Sundari, S.Pd
Lita Lilia
NIP.
NIM. 4301409039
130
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Kontrol) Satuan Pendidikan
: Sekolah Menengah Atas
Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas/semester
: X/II
Tahun Pelajaran
: 2011/2012
Materi Pokok
: Konsep Redoks
Materi Pelajaran
: Persamaan Redoks Sederhana
Pertemuan
:3
Alokasi waktu
: 2 x 45 menit
STANDAR KOMPETENSI 3. Memahami sifat-sifat
larutan non-elektrolit dan elektrolit, serta reaksi
oksidasi-reduksi KOMPETENSI DASAR 3.2.
Menjelaskan
perkembangan
konsep
reaksi
oksidasi-reduksi
dan
hubungannya dengan tata nama senyawa serta penerapannya. INDIKATOR 1.
Menentukan oksidator dan reduktor dalam reaksi redoks
2.
Membedakan reaksi redoks dan bukan redoks
3.
Menjelaskan pengertian reaksi autoredoks dan mengidentifikasi reaksi autoredoks
TUJUAN 4.
Siswa dapat menentukan oksidator dan reduktor dalam reaksi redoks
5.
Siswa dapat membedakan reaksi redoks dan bukan redoks
6.
Siswa dapat menjelaskan pengertian reaksi autoredoks dan mengidentifikasi reaksi autoredoks
131
MATERI AJAR Tata Nama Senyawa c. Tata Nama Senyawa Biner Senyawa biner adalah senyawa yang terdiri dari dua unsur. Unsur-unsur ini dapat berupa logam dan nonlogam atau nonlogam dan nonlogam. (1)
Senyawa ionik yang terdiri atas atom logam dan nonlogam diberi nama dengan cara menyebutkan ion positifnya diikuti ion negatifnya dan diberi akhiran –ida. Contoh:
(2)
KCl
: kalium klorida
NaH
: natrium hidrida
Senyawa biner yang terdiri atas atom-atom nonlogam diberi nama dengan menentukan atom yang bersifat lebih elektronegatif. Atom yang lebih elektropositif diberi nama sesuai nama unsurnya diikuti nama atom yang lebih elektronegatif, kemudian ditambah akhiran – ida. Pada atom dengan biloks lebih dari satu, maka senyawanya diberi awalan yang menyatakan jumlah atom tersebut. Contoh: HF
: hidrogen fluorida
HCl
: hidrogen klorida
P4O7
: tetrafosfor heptaoksida
d. Tata Nama Senyawa Poliatomik Senyawa poliatomik terdiri atas lebih dari dua unsur. Tata namanya serupa dengan tata nama senyawa biner. Pertama, identifikasi kation dan anionnya. Kedua, nama kation disebut dahulu, diikuti nama anion. Sebagian besar anion poliatomik berakhiran –it atau –at, hanya sebagian kecil yang berakhiran –ida. Contoh : CaSO4
: kalsium sulfat
KClO2
: kalium klorit
132
Fe(OH)3
: besi (III) hidroksida
HCNS
: asam rodanida
MODEL PEMBELAJARAN 3. Model Pembelajaran : Ekspositori 4. Metode
: Ceramah dan Latihan Soal
KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR Tahapan Kegiatan Belajar Mengajar Pendahuluan a. Guru memberi salam dengan wajah ramah dan penuh senyum b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. c. Guru memotivasi siswa Kegiatan Eksplorasi Pokok Sebelum memulai proses pembelajaran guru memberikan pengulangan materi yang lalu Elaborasi a. Siswa bersama dengan guru membahas materi Reaksi oksidasi reduksi 4. Persamaan reaksi redoks sederhana 5. Reduktor dan oksidator 6. Reaksi autoredoks b. Siswa mengerjakan latihan soal dari buku ajar c. Guru memberikan kesempatan pada perwakilan siswa untuk maju mengerjakan soal Konfirmasi d. Guru membahas latihan soal yang dikerjakan e. Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan Penutup a. Guru memberikan penguatan tentang kesimpulan siswa b. Guru memberi tugas dan memberitahu materi yang akan datang c. Mengucapkan salam penutup ALAT DAN BAHAN/SUMBER BELAJAR Sumber belajar
Waktu 10 menit
55 menit
25 menit
:
1. Purba,Michael. 2006. Kimia SMA kelas X. Jakarta : Erlangga. 2. Purba, Michael. 2003. Kimia SMU Kelas I Semester 2. Jakarta : Erlangga 3. Sunardi.2007.Kimia Bilingual kelas X. Bandung : Yrama Widya
133
4. Sutresna, Nana. 2004. Kimia SMA IB. Bandung : Grafindo Media Pratama Alat/Bahan
: media Power point, white board, board marker.
PENILAIAN a. Jenis tagihan
: Latihan soal
b. Bentuk Instrumen
: Tes tertulis
ALAT EVALUASI 4. Tentukan apakah reaksi dibawah adalah reaksi redoks, auto redoks atau non redoks! Tentukan pula reduktor dan oksidatornya ! d. KOH + HBr KBr + H2O e. 3NaClO 2NaCl + NaClO3 f. 2Al + 3H2SO4 Al2(SO4)3 + 3H2 5. Tentukan oksidator dan reduktor pada reaksi redoks di bawah : c.
2 KClO3 + 3S 2 KCl + 3SO2
d. 2 CuSO4 + 4 KI 2CuI + I2 + K2SO4 Kunci Jawaban : 1. a. Reaksi non redoks b. Reaksi autoredoks c. Reaksi redoks 2.
a. Oksidator : KClO3 Reduktor : S b. Oksidator dan reduktor : KI Semarang,
Maret 2012
Mengetahui, Guru Pamong
Praktikan
Sundari, S.Pd
Lita Lilia
NIP.
NIM. 4301409039
134
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( Kelas Kontrol ) Satuan Pendidikan
: Sekolah Menengah Atas
Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas/semester
: X/II
Tahun Pelajaran
: 2011/2012
Materi Pokok
: Larutan Elektrolit dan Konsep Redoks
Materi Pelajaran
: Aplikasi Konsep Redoks
Pertemuan
:4
Alokasi waktu
: 1 x 45 menit
STANDAR KOMPETENSI 3. Memahami sifat-sifat
larutan non-elektrolit dan elektrolit, serta reaksi
oksidasi-reduksi KOMPETENSI DASAR 3.2.
Menjelaskan
perkembangan
konsep
reaksi
oksidasi-reduksi
dan
hubungannya dengan tata nama senyawa serta penerapannya. INDIKATOR 1. Menyebutkan kegunaan penggunaan reaksi redoks dalam kehidupan manusia 2. Menyebutkan kegunaan penggunaan reaksi redoks dalam industri TUJUAN 1. Siswa dapat menyebutkan kegunaan penggunaan reaksi redoks dalam kehidupan manusia 2. Siswa dapat menyebutkan kegunaan penggunaan reaksi redoks dalam industri MATERI AJAR Aplikasi konsep redoks dalam memecahkan masalah lingkungan Proses Lumpur Aktif Proses pengolahan limbah dengam lumpur aktif merupakan proses penguraian
bahan-bahan
organik
dalam
air
limbah
dengan
bantuan
mikroorganisme dan mengubahnya menjadi produk akhir seperti CO2, H2O, NO3-,
135
SO42-, dan PO43- dengan sistem oksidasi enzimatis. Mikroorganisme yang dapat digunakan antara lain : Bakteri : Alcaligenes, Flavobacterium, dan Pseudomonas. Jamur : Vorticella, Opercularia, dan Paramaecium. Proses pengolahan air limbah dengan lumpur aktif meliputi beberapa hal yaitu : f. Penambahan lumpur aktif dalam tangki aerasi g. Proses aerasi campuran lumpur aktif dan air limbah h. Pengadukan untuk membantu kontak antara mikroorganisme dari lumpur aktif dan bahan organik i. Proses sedimentasi (pengendapan) utnuk memisahkan lumpur aktif dan air bersih j. Diperoleh lumpur aktif yang dikembalikan ke proses awal. Lumpur aktif yang berlebih dapat dibuang atau digunakan lagi. MODEL PEMBELAJARAN Model Pembelajaran : Ekspositori Metode
:Diskusi informasi
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN Tahapan Kegiatan Belajar Mengajar Pendahuluan a. Guru memberi salam dengan wajah ramah dan penuh senyum b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. c. Guru memotivasi siswa Kegiatan Eksplorasi Pokok Sebelum memulai proses pembelajaran guru memberikan review materi pada pertemuan sebelumnya Elaborasi a. Guru menyampaikan materi aplikasi redoks dalam kehidupan b. Siswa mengerjakan latihan soal dari buku ajar c. Guru memberikan kesempatan pada perwakilan siswa untuk maju mengerjakan soal Konfirmasi a. Guru membahas latihan soal yang dikerjakan
Waktu 10 menit
55 menit
136
b.
Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan Penutup a. Guru memberikan penguatan tentang kesimpulan siswa b. Guru memberi tugas dan memberitahu materi yang akan datang c. Mengucapkan salam penutup ALAT DAN BAHAN/SUMBER BELAJAR Sumber belajar
25 menit
:
1.
Purba Michael. 2002. Kimia SMA 1B. Jakarta : Erlangga.
2.
Sutresna, Nana.2007. Cerdas Belajar Kimia untuk kelas X SMA/MA. Bandung : Grafindo Media Pratama.
Alat/BAhan
: Media power point, white board, board marker
PENILAIAN c.
Ranah Kognitif 1. Laporan Hasil Diskusi 2. Latihan Soal (LKS)
d.
Ranah Affektif dan Psikomotor Prosedur
: Observasi langsung
Instrumen
: Lembar Pengamatan
Semarang,
Maret 2012
Mengetahui, Guru Pamong
Praktikan
Sundari, S.Pd
Lita Lilia
NIP.
NIM. 4301409039
137
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Kontrol)
Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas/semester
: X/II
Pertemuan
:5
Alokasi waktu
: 1 x 45 menit
STANDAR KOMPETENSI 3. Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi-reduksi KOMPETENSI DASAR 3.2. Menjelaskan perkembangan konsep reaksi oksidasi-reduksi dan hubungannya dengan tata nama senyawa serta penerapannya. INDIKATOR Memahami contoh reaksi redoks melalui praktikum. TUJUAN Siswa dapat memahami contoh reaksi redoks melalui praktikum. MATERI AJAR Reaksi Perkaratan MODEL PEMBELAJARAN Praktikum LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN Tahapan Pendahuluan
Kegiatan Inti
Kegiatan belajar mengajar Waktu d. Guru memberi salam dengan wajah ramah dan penuh 5 Menit senyum e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. f. Guru memotivasi siswa 10 menit Eksplorasi c. Pertunjukan demonstrasi kepada siswa tentang aplikasi redoks dalam kehidupan sehari-hari d. Guru mengkondisikan kelas menjadi 6 kelompok Elaborasi e. Siswa melakukan langkah praktikum dengan jujur f. Siswa melakukan pengamatan dengan cermat dan
138
teliti. g. Siswa mengumpulkan hasil pengamatan tepat waktu. 20 menit h. Salah satu kelompok mempresentasikan hasil pengamatan dengan penuh rasa percaya diri Konfirmasi e. Guru membimbing kelompok lain untuk memberikan 5 menit saran f. Guru dan siswa bersama-sama memberikan aplaus untuk kelompok yang mau maju g. Bersama siswa menyimpulkan hasil pengamatan. d. Guru dan siswa bersama-sama merefleksi dan 5 menit membuat kesimpulan tentang pertemuan e. Guru menutup pelajaran f. Guru mengucapkan salam penutup
Penutup
ALAT DAN BAHAN/SUMBER BELAJAR Sumber belajar
:
3. Purba,Michael. 2006. Kimia SMA kelas X. Jakarta : Erlangga. 4. Purba, Michael. 2003. Kimia SMU Kelas I Semester 2. Jakarta : Erlangga Alat/Bahan
: Terlampir.
PENILAIAN c. Jenis tagihan
: Laporan pengamatan.
d. Bentuk Instrumen : Lembar data pengamatan seputar praktikum. PRODUK BELAJAR c. Peserta didik memiliki pemahaman informasi berkenaan dengan contoh nyata reaksi oksidasi reduksi. d. Laporan hasil praktikum. Semarang,
Maret 2012
Mengetahui, Guru Pamong
Praktikan
Sundari, S.Pd
Lita Lilia
NIP.
NIM. 4301409039
139
Lampiran 5
PENILAIAN TERHADAP ASPEK PSIKOMOTORIK KELAS EKSPERIMEN
Nama : Absen : Rating 4 3 2 1
No
Aspek
1 2
Persiapan percobaan Kelengkapan persiapan alat dan bahan Ketrampilan menggunakan alat percobaan Kemampuan siswa dalam penguasaan prosedur kerja Kemampuan siswa melakukan kerjasama dalam kelompok Keterampilan siswa dalam melakukan pengamatan Hasil dan laporan Kebersihan alat dan tempat percobaan
3 4 5
6 7 8
Pedoman kategori : 4
: sangat tinggi
≥ 3 – 3,9
: tinggi
≥ 2 – 2,9
: sedang
≥ 1 – 1,9
: rendah
≤ 0,9
: sangat rendah
\
Jumlah Responden
Jumlah Nilai
Rata-rata Nilai
Kategori
140
PEDOMAN PENILAIAN PADA RANAH PSIKOMOTORIK a.
Aspek kemampuan siswa dalam persiapan percobaan
No
Skor
Indikator
1
4
Siswa datang tepat waktu, membawa kelengkapan percobaan, membawa lembar kerja percobaan, membuat lembar pengamatan hasil percobaan.
2
3
Siswa mampu memenuhi 3 kriteria diatas
3
2
Siswa mampu memenuhi 2 kriteria diatas
4
1
Siswa hanya mampu memenuhi 1 kriteria diatas
b.
Aspek kemampuan siswa dalam kelengkapan persiapan alat dan
bahan No
Skor
Indikator
1
4
Siswa mampu menyiapkan alat dan bahan dengan lengkap secara mandiri
2
3
Siswa mampu menyiapkan alat dan bahan dengan mandiri namun kurang lengkap
3
2
Siswa mampu menyiapkan alat dan bahan secara lengkap namun dengan bantuan guru
4
1
Siswa tidak mampu menyiapkan alat dan bahan dengan lengkap
c.
Aspek kemampuan siswa dalam ketrampilan menggunakan alat
percobaan No
Skor
Indikator
1
4
Siswa mampu menggunakan alat dan bahan dengan tepat tanpa bantuan guru
2
3
Siswa mampu menggunakan alat dan bahan dengan tepat dengan bantuan guru
3
2
Siswa mampu menggunakan alat dan bahan secara mandiri namun kurang sesuai dengan prosedur kerja
4
1
Siswa tidak mampu menggunakan alat dan bahan sama sekali
141
d.
Aspek kemampuan siswa dalam penguasaan prosedur kerja
No
Skor
1
4
Siswa mampu melakukan percobaan tanpa melihat lembar praktikum
2
3
Siswa mampu melakukan percobaan dengan melihat lembar praktikum
3
2
Siswa mampu melakukan percobaan dengan bantuan guru
4
1
Siswa tidak mampu melakukan percobaan
e.
Indikator
Aspek kemampuan siswa dalam melakukan kerjasama dalam
kelompok No
Skor
Indikator
1
4
Siswa mampu bekerjasama dengan baik antar semua anggota kelompok
2
3
Siswa hanya mampu bekerjasama dengan beberapa anggota kelompok
3
2
Siswa tidak mampu bekerjasama dalam anggota kelompok namun mampu bekerjasama diluar kelompok
4 f.
1
Siswa tidak mampu bekerjasama dalam anggota kelompok
Aspek kemampuan siswa dalam melakukan pengamatan No
Skor
Indikator
1
4
Siswa mampu mendeskripsikan hasil pengamatan dengan tepat
2
3
Siswa mampu mendeskripsikan hasil pengamatan namun kurang tepat
3
2
Siswa mampu mendeskripsikan hasil pengamatan dengan bantuan guru
4
1
Siswa tidak mampu mendeskripsikan hasil pengamatan
142
g.
Aspek kemampuan siswa dalam memaparkan hasil dan laporan
percobaan No
Skor
1
4
Hasil praktikum sempurna dan laporan percobaan lengkap
2
3
Hasil praktikum kurang sempurna dan laporan percobaan lengkap
3
2
Hasil praktikum kurang sempurna dan laporan percobaan tidak lengkap
4
1
Tidak mendapatkan hasil percobaan
h.
Indikator
Aspek kemampuan siswa dalam melakukan kebersihan tempat dan
alat percobaan No
Skor
1
4
Indikator Siswa
mampu
membersihkan
alat
dan
merapikan
tempat
serta
mengembalikan alat ketempat semula 2
3
Siswa mampu membersihkan alat dan merapikan tempat namun tidak mengembalikan alat ketempat semula
3
2
Siswa mampu membersihkan alat namun tidak merapikan tempat
4
1
Siswa tidak mampu membersihkan alat ataupun merapikan tempat.
143
Lampiran 6
PENILAIAN TERHADAP ASPEK AFFEKTIF KELAS EKSPERIMEN Nama : Absen : No
Aspek
1 2
Kehadiran di kelas Keaktifan siswa dalam mengikuti PBM Keaktifan siswa dalam diskusi Keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan Keseriusan dan ketepatan waktu siswa menyerahkan tugas Keberanian siswa mengerjakan tugas di depan kelas
3 4 5
6
4
Rating 3 2 1
Pedoman kategori : 4
: sangat tinggi
≥ 3 – 3,9
: tinggi
≥ 2 – 2,9
: sedang
≥ 1 – 1,9
: rendah
≤ 0,9
: sangat rendah
Jumlah Responden
Jumlah Nilai
Rata-rata Nilai
Kategori
144
PEDOMAN PENILAIAN PADA RANAH AFFEKTIF a. Aspek kehadiran siswa di kelas No
Skor
Indikator
1
4
Siswa tidak pernah absen untuk mengikuti PBM
2
3
Siswa absen 1-2 kali pada saat PBM berlangsung dengan ijin yang jelas
3
2
Siswa absen lebih dari 2 kali dengan ijin yang jelas atau siswa absen 1-2 kali tanpa ijin yang jelas pada saat PBM berlangsung
4
1
Siswa absen lebih dari 2 kali pada saat PBM berlangsung tanpa ijin yang jelas
b. Aspek Keaktifan siswa dalam mengikuti PBM No
Skor
Indikator
1
4
Siswa mampu memberikan tanggapan terhadap materi dalam setiap sub bab materi pokok 3 tanggapan atau lebih
2
3
Siswa mampu memberikan tanggapan terhadap materi dalam setiap sub bab materi pokok 1-2 tanggapan
3
2
Siswa mampu memberikan tanggapan terhadap materi dalam setiap sub bab materi pokok hanya 1 tanggapan
4
1
Siswa tidak mampu memberikan tanggapan terhadap materi dalam setiap sub bab materi pokok
145
c. Aspek Keaktifan siswa dalam diskusi No
Skor
Indikator
1
4
Siswa mampu memberikan pertanyaan atau jawaban terhadap masalah yang disuguhkan pada session diskusi, 3 atau lebih pertanyaan atau jawaban
2
3
Siswa mampu memberikan pertanyaan atau jawaban terhadap masalah yang disuguhkan pada session diskusi, 1-2 pertanyaan atau jawaban
3
2
Siswa mampu memberikan pertanyaan atau jawaban terhadap masalah yang disuguhkan pada session diskusi, hanya 1 pertanyaan atau jawaban
4
1
Siswa tidak mampu memberikan pertanyaan atau jawaban terhadap masalah yang disuguhkan pada session diskusi
d. Aspek keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan No
Skor
Indikator
1
4
Siswa mampu mengajukan 3 pertanyaan atau lebih selama proses PBM berlangsung
2
3
Siswa mampu mengajukan 1-2 pertanyaan selama proses PBM berlangsung
3
2
Siswa mampu mengajukan hanya 1 pertanyaan selama proses PBM berlangsung
4
1
Siswa tidak mengajukan pertanyaan sama sekali selama proses PBM berlangsung
146
e. Aspek keseriusan siswa dan ketepatan waktu siswa dalam menyerahkan tugas No
Skor
Indikator
1
4
Siswa mampu mengerjakan seluruh tugas yang diberikan guru dan menyerahkan tugas tepat waktu
2
3
Siswa mampu mengerjakan seluruh tugas yang diberikan guru namun dalam penyerahan tugas terlambat 1-2 hari
3
2
Siswa mampu mengerjakan seluruh tugas yang diberikan guru namun dalam penyerahan tugas terlambat 3-5 hari
4
1
Siswa mampu mengerjakan seluruh tugas yang diberikan guru namun dalam penyerahan tugas terlambat lebih dari 5 hari
f. Aspek keberanian siswa dalam mengerjakan tugas di depan kelas No
Skor
Indikator
1
4
Siswa berani mengerjakan tugas di depan kelas dengan benar tanpa bantuan dari guru
2
3
Siswa berani mengerjakan tugas di depan kelas dengan benar dan mendapat bantuan dari guru
3
2
Siswa berani mengerjakan tugas di depan kelas namun pekerjaannya masih kurang sempurna
4
1
Siswa tidak berani mengerjakan tugas di depan kelas
147
Lampiran 7
PERCOBAAN SEDERHANA REAKSI REDOKS Tujuan : Mengetahui reaksi redoks pada beberapa logam dengan larutan. Alat dan Bahan : 1. Gelas kimia 250 ml 2. Logam seng 3. Paku Besi 4. Larutan CuSO4 Cara kerja : 1. Siapkan alat dan bahan. 2. Masukkan larutan CuSO4 sebanyak 100 ml ke dalam gelas kimia 250 ml. 3. Siapkan sepotong logam seng berukuran ± 4×2 cm yang telah diamplas bersih. Kemudian masukkan ke dalam larutan CuSO4. 4. Amati perubahan yang terjadi. 5. Lakukan kembali percobaan seperti di atas dengan menggunakan logam besi. Data Pengamatan Bahan Seng Paku
Hasil Pengamatan
Analisis data / pertanyaan: 1. Tuliskan persamaan reaksi setara untuk reaksi antara Seng dan Paku dengan Asam CuSO4! 2. Nyatakan apakah reaksi pada pertanyaan 1 termasuk reduksi atau oksidasi ! 3. Zat mana yang berfungsi sebagai pengoksidasi dalam reaksi pada pertanyaan 1? 4. Dari 2 buah percobaan diatas, apa yang dapat saudara simpulkan?
148
Lampiran 8
PERCOBAAN SEDERHANA REAKSI REDOKS Tujuan Alat 1. Pisau
: Mengamati contoh reaksi oksidasi dan reduksi :
2. Gelas Bahan : 1. Jeruk nipis 2. Apel 3. Air Cara kerja : 6. Buatlah dua buah irisan buah apel 7. Segera setelah diperoleh 2buah irisan, lumuri irisan yang satu dengan perasan jeruk nipis, sedangkan yang lainnya tidak. 8. Biarkan kedua irisan tadi di udara terbuka selama 30 menit 9. Amati perubahan warna pada permukaan kedua irisan apel tiap 5 menit dan catatlah hasil pengamatan kalian dalam table pengamatan Data Pengamatan No Waktu (menit)
jeruk nipis
Perubahan Warna Tanpa jeruk nipis
1 5 ……………….. ……………….. 2 10 ……………….. ……………….. 3 15 ……………….. ……………….. 4 20 ……………….. ……………….. 5 25 …………………. …………………. Analisis data / pertanyaan: 5. Berdasarkan hasil percobaan, berapa lamakah waktu yang di butuhkan hingga waarna daging buah apel pada irisan yang diberi perasan jeruk nipis berubah warna cokelat? Bandingkan waktunya dengan yang lain? 6. Adakah buah lain selain apel yang mengalami proses serupa? 7. Dari percobaan diatas, apa yag dapat saudara simpulkan?
149
Lampiran 9
Kisi-kisi Soal Uji Coba Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas Semester Pokok Bahasan No
: Sekolah Menengah Atas (SMA) : Kimia :X : Genap : Reaksi Oksidasi Reduksi
Tujuan/Indikator
Sub Pokok Bahasan
1
Membedakan konsep oksidasi reduksi ditinjau konsep oksidasi dan reduksi dari penggabungan dan pelepasan oksigen, pelepasan dan penerimaan elektron, serta peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi
2
Menentukan bilangan oksidasi atom unsur Bilangan oksidasi unsur dalam senyawa atau ion. dalam senyawa atau ion
3
Menentukan oksidator dan reduktor dalam reaksi redoks
4 4
Memberi nama senyawa berdasarkan IUPAC Tata nama senyawa Mendeskripsikan pemanfaatan konsep redoks Aplikasi redoks dalam kehidupan kehidupan Jumlah % Soal
Pereduksi dan pengoksidasi
Jenjang C1 1,10,19,23, 49
11
32 dalam 2,15 9 18%
Jumlah Soal
C2 4,5,20,28
13
3,9, 12,14,29
6,17,24,38,39, 40,41
26,45,47
14
7,16,22,42
8,18,21,25,37, 50
27,44
13
34,35,36
30,33 31,43,46,48
6 7
9 18 %
50 100 %
16 32%
C3
16 32%
C4 10
150
Lampiran 10
SOAL ULANGAN REAKSI REDOKS Mata Pelajaran
: Kimia
Materi Pelajaran
: Reaksi Reduksi dan Oksidasi
Kelas / Semester
: X / II
Waktu
: 2 x 45 menit
Petunjuk Umum: 1.
Kerjakan soal pada lembar jawab yang telah disediakan
2.
Tulis nama, kelas dan nomor absen pada kolom yang tersedia
3.
Kerjakan soal yang dianggap paling mudah terlebih dahulu
4.
Bila anda menjawab salah dan ingin memperbaikinya, maka lakukan sebagai berikut : Jawaban semula
:a
b
c
d
e
Pembetulan
:a
b
c
d
e
Petunjuk khusus: Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, d, atau e pada jawaban yang tepat 1.
Menurut kaidah pengikatan dan pelepasan elektron, maka zat yang melepaskan elektron dinamakan ……….. A. Reduktor B. Oksidator C. Oksidasi D. Reduksi E. Redoks
2.
Berikut ini merupakan contoh proses oksidasi yang dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, kecuali . . . A. Menyalakan kompor B. Pembakaran bensin pada mesin motor C. Pembakaran solar pada mesin diesel D. Pelapisan logam besi agar tahan karat E. Perkaratan besi
3.
Senyawa KIO3 ditambahkan dalam pembuatan garam untuk memperkaya unsur iodin atau iodium. Biloks iodin dalam senyawa tersebut adalah.......... A. + 1 B. + 3 C. – 7
151
D. + 5 E. 0 4.
Pada reaksi MnO2 + H2SO4+KNO2 → MnSO4 + H2O + KNO3, atom yang bilangan oksidasinya bertambah adalah unsur . . . A. Mn B. O C. H D. S E. N
5.
Dari reaksi dibawah ini yang bukan merupakan reaksi redoks adalah ………… A. FeO + CO Fe + CO2 B. 2H2S+ SO2 3S + 2H2O C. CuO + H2 Cu + H2O D. CO2 + CaO CaCO3 E. Fe2O3 + 3CO 2Fe + 3CO2
6.
7.
Mangan yang tidak dapat dioksidasi lagi terdapat pada ion ……… A. MnO4B. MnO42C. Mn2+ D. Mn3+ E. Mn4+ Yang bertindak sebagai reduktor pada reaksi berikut : 3Cu + 8HNO3 Cu(NO3)2 + 2 NO adalah ……….. A. Cu B. HNO3 C. Cu(NO3)2 D. Cu(NO3)2 dan NO E. NO
8. Diketahui reaksi KClO3 + 3 S 2 KCl + 3 SO2 Pada reaksi diatas, KClO3 bertindak sebagai ………. A. Oksidator B. Reduktor C. Zat yang mengalami oksidasi D. Zat pereduksi E. Zat hasil oksidasi 9. Oksigen yang memiliki bilangan oksidasi +2 terdapat dalam. . . A. CaO B. BaO2 C. F2O D. Na2O2 E. P2O5 10. Di bawah ini yang dapat mencegah terjadinya pencoklatan pada buah apel adalah…
152
A. udara B. air C. air jeruk nipis D. air gula E. sirup 11. Perhatikan pernyataan berikut ini : 1. Oksidator adalah zat yang mengalami oksidasi 2. Oksidator adalah zat yang mengalami reduksi 3. Reduktor adalah zat yang mengalami reduksi 4. Reduktor adalah zat yang mengalami oksidasi Pernyataan yang benar adalah nomor ………. A. 1,2,3 B. 1,3 C. 2,4 D. 3,4 E. 1,2 12. Senyawa di bawah ini yang mempunyai tingkat oksidasi oksigen paling tinggi adalah ………. A. MgO B. O3 C. BaO2 D. F2O E. NaOH 13. Jika koefisien unsure Fe pada reaksi oksidasi Fe dengan CuSO4 adalah satu, maka koefisien Cu yang terbentuk adalah . . A. dua B. satu C. empat D. 0 E. setengah 14. Dalam reaksi I2 + 6 OH- I- + IO3- + 3 H2O Bilangan oksidasi atom I berubah dari ………. A. 0 menjadi -1 dan +5 B. 0 menjadi +4 dan -1 C. 0 menjadi +3 dan -1 D. 0 menjadi -1 dan -5 E. -1 menjadi +1 dan +5 15. Di bawah ini yang bukan merupakan contoh peristiwa reaksi oksidasi reduksi yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari adalah …………… A. Penyepuhan emas B. Korosi C. Pengisian aki D. Reaksi batu baterai E. Pematrian alumunium
153
16. Berikut ini merupakan reaksi oksidasi yang terjadi dalam alat pendeteksi alkohol. 3CH3CH2OH + 2K2Cr2O7 + 8H2SO4 3CH3COOH + 2Cr2(SO4)3 + 2K2SO4 + 11H2O Senyawa yang mengalami oksidasi menurut konsep biloks adalah…. A. CH3CH2OH B. K2Cr2O7 C. H2SO4 D. CH3COOH E. K2SO4 17. Klorin yang tidak dapat direduksi terdapat dalam senyawa…. A. KCl B. KClO C. KClO2 D. KClO3 E. KClO4 18. Diketahui reaksi CuSO4 + 4 KI 2 K2SO4 + I2 + CuI Zat yang merupakan hasil oksidasi adalah ……. A. CuSO4 B. KI C. K2SO4 D. I2 E. CuI 19. Bila logam besi mengalami perkaratan, berarti pada besi terjadi… . A. Peristiwa reduksi B. Peristiwa oksidasi dan reduksi C. Peristiwa oksidasi D. Tidak terjadi redoks E. Tidak terjadi reaksi pelepasan dan pengikatan electron 20. Logam-logam berikut yang paling mudah terjadi korosi adalah …. A. Cr B. Ni C. Pb D. Fe E. Al 21. Diantara spesi berikut ini yang tidak mungkin digunakan sebagai reduktor adalah ……. A. Na B. Fe2+ C. Na+ D. H2 E. Cl22. Pada reaksi Zn + CuSO4 ZnSO4+ Cu
154
Yang bertindak sebagai zat pengoksidasi adalah ………… A. ZnSO4 B. Zn C. CuSO4 D. Cu E. SO4 23. Reaksi di bawah ini yang tidak termasuk reaksi oksidasi adalah …………. A. Ca Ca2+ + 2e B. 2 Br - Br2 + 2e C. Cu2+ + 2e Cu D. Na Na+ + e E. 2 F- F2 + 2e 24. Sebagian dari daur nitrogen di alam adalah sebagai berikut
N2
NO
NO3
NO2
-
Sesuai anak panah dimulai dari N2 maka urutan bilangan oksidasi nitrogen adalah …… A. 3,0,+1,3 B. 0,+2,+4,+5 C. 0,+1,+3,+5 D. 0,+2,+3,+5 E. 0,+1,+5,+6 25. Pada reaksi: KMnO4 + H2SO4 + H2C2O4 → K2SO4 + MnSO4 + H2O + CO2
Pernyataan yang benar adalah…. A. B. C. D. E.
Oksidatornya adalah H2SO4 Bilangan oksidasi Mn sebelum reaksi 7 Bilangan oksidasi Mn naik Bilangan oksidasi O turun Bilangan oksidasi S naik
26. Bilangan oksidasi brom tertinggi pada senyawa dibawah…….. A. Asam perbromat B. Asam hipobromat C. Bromida D. Asam bromit E. Asam bromat 27. Pada perubahan ion klorat menjadi ion klorida, pernyataan dibawah ini yang benar adalah ……. A. Ion klorat bertindak sebagai reduktor dengan mengikat 6 elektron B. Ion klorat bertindak sebagai oksidator dengan melepas 6 elektron C. Ion klorat bertindak sebagai oksidator dengan mengikat 6 elektron
155
D. Ion klorat bertindak sebagai reduktor dengan melepas 6 elektron E. Ion klorat bertindak sebagai oksidator dengan mengikat 4 elektron 28. Reduksi 1 mol ion BrO3- menjadi ion Br- membutuhkan elektron sebanyak …………… A. 2 mol B. 3 mol C. 4 mol D. 5 mol E. 6 mol 29. Cangkang kerang merupakan sumber bahan pembentuk gunung kapur yaitu senyawa CaCO3 biloks karbon dalam senyawa tersebut adalah........ A. + 1 B. + 2 C. + 4 D. + 5 E. + 6 30. Besi banyak digunakan untuk membuat pagar rumah dan konstruksi bangunan. Jika tidak dicat, besi tersebut akan cepat berkarat karena teroksidasi menjadi senyawa besi(III) oksida. Rumus senyawa tersebut adalah…. A. Fe3O B. FeO3 C. Fe2O D. FeO E. Fe2O3 31. Diantara proses berikut : 1. Karbon organik CH4 2. Fosforus organik fosfat 3. Nitrogen organik nitrat 4. Belerang organik sulfat Perubahan yang terjadi dalam pengolahan air kotor dengan lumpur aktif adalah... A. Semua B. 1, 2, dan 3 C. 2, 3, dan 4 D. 1 dan 3 E. 2 dan 4 32. Senyawa yang terdiri atas dua unsur disebut.... A. Monoatomik B. Poliatomik C. Polimer D. Biner E. Terner 33. Jika seseorang memiliki pola makan tidak teratur dandisertai stres, pengeluaran asam lambung menjadi berlebih dikenal sebagai sakit maag. Untuk menetralisir kelebihan
156
asam lambung tersebut digunakan senyawa magnesium hidroksida. Rumus kimia senyawa tersebut adalah... A. Mg(OH)2 B. MgOH C. MgCl3 D. Mg2OH E. MgCO2 34. Nama yang tepat untuk senyawa P2O3 adalah…. A. fosfor oksida B. fosfor trioksida C. difosfor trioksida D. trifosfor dioksida E. trifosfor oksida 35. Senyawa dibromo heptaoksida memiliki rumus kimia…. A. Br2O7 B. Br2O5 C. Br2O3 D. Br2O E. BrO 36. Dalam lambung manusia terdapat asam klorida. Rumus kimia asam klorida adalah…. A. NH4Cl B. HOCl C. HCl D. HClO2 E. HClO3 37. Diantara spesi berikut yang mungkin digunakan sebagai oksidator adalah …
A. B. C. D. E.
Na Pb Fe H2 Cl-
38. Senyawa yang mempunyai bilangan oksidasi nitrogen = +3 adalah… A. Ammonium klorida B. Dinitrogen oksida C. Asam nitrit D. Kalium nitrat E. Asam Nitrat 39. Bilangan oksidasi oksigen tertinggi terdapat dalam …. A. Kalsium oksida B. Barium oksida C. Karbon monoksida D. Kalium oksida E. Oksigen difluorida
157
40. Fosforus dalam senyawa Ca2P2O7 anhidrat memiliki bilangan oksidasi... A. +3 B. -3 C. +7 D. -5 E. +5 Soal nomor 40-45 terdiri atas tiga bagian, yaitu Pernyataan, kata sebab, dan alasan yang disusun berurutan. Pilihlah : A. Jika pernyataan betul, alasan betul , dan keduanya menunjukkan hubungan sebab akibat; B. Jika pernyataan betul dan alasan betul, tetapi keduanya tidak menunjukkan hubungan sebab akibat; C. Jika pernyataan betul dan alasan salah; D. Jika pernyataan salah dan alasan betul; E. Jika pernyataan dan alasan, keduanya salah; 41. Reaksi Cl2 + 2KOH KCl + KClO + H2O termasuk reaksi autoredoks. SEBAB Pada reaksi Cl2 + 2KOH KCl + KClO + H2O, biloks klorin berubah dari 0 menjadi -1dan +1 JAWABAN : A 42. Pada reaksi MnO2 + H2SO4 + KNO2 → MnSO4 + H2O + KNO3, yang berfungsi sebagai oksidator adalah MnO2 SEBAB Bilok Mn pada reaksi MnO2 + H2SO4+KNO2 → MnSO4 + H2O + KNO3 turun JAWABAN : A 43. Pada peristiwa browning apel terjadi reaksi redoks SEBAB Dalam apel terdapat senyawa fenol yang teroksidasi menjadi melanin yang berwarna coklat JAWABAN : A 44. Reaksi O2 + O O3 tidak termasuk reaksi redoks SEBAB Pada reaksi O2 + O O3 tidak terjadi perubahan biloks JAWABAN : E Untuk nomor 46-50, pilihlah: A. Jika (1), (2), dan (3) yang betul; B. Jika (1), dan (3) yang betul; C. Jika (2) dan (4) yang betul ; D. Jika hanya (4) yang betul E. Jika semuanya betul.
45. Unsur berikut yang mempunyai bilangan oksidasi +1 adalah . . . (1) Cl dalam asam perkhlorat (2) Br dalam asam hipobromit
158
(3) Cl dalam HCl (4) H dalam HCl JAWABAN : D 46. Proses lumpur aktif dalam pengolahan air limbah 1. Proses penambahan nitrogen 2. Proses penambahan oksigen 3. Proses penekanan bakteri 4. Proses pertumbuhan bakteri Proses yang benar adalah …………… JAWABAN : C 47. Senyawa yang dapat bertindak sebagai reduktor adalah … 1) Zn dalam ZnSO4 2) Cu dalam Cupri Sulfat 3) Fe dalam FeSO4 4) Ca dalam CaCl2 JAWABAN : B 48. Dalam proses Browning Apel Pernyataan yang benar adalah …………. 1. Merupakan proses pembusukan 2. Terjadi perubahan oksidasi dengan oksigen 3. Udara mengandung banyak bakteri 4. Terjadi peristiwa reduksi JAWABAN : C 49. Diantara reaksi berikut yang termasuk reaksi redoks adalah … 1) 2MnO(s) 2Mn + 3O2 2) Mn+(aq) + e- Mn (s) 3) KMnO4 MnSO4 4) MnO2 MnO4JAWABAN : A 50. Zat X + KMnO4 + H2SO4 → Fe2(SO4)3 + MnSO4 + H2O Pernyataan berikut yang benar adalah …… (1) zat X mengandung Fe (2) KMnO4 = oksidator (3) Fe2(SO4)3 = feri sulfat (4) zat X = Fe(SO4)2 JAWABAN : A Keterangan : Tulisan yang bercetak miring merupakan kunci jawaban soal
159 Lampiran 11
Nama : Kelas : No. absen : 1. A
B
C
D
E
26. A
B
C
D
E
2. A
B
C
D
E
27. A
B
C
D
E
3. A
B
C
D
E
28. A
B
C
D
E
4. A
B
C
D
E
29. A
B
C
D
E
5. A
B
C
D
E
30. A
B
C
D
E
6. A
B
C
D
E
31. A
B
C
D
E
7. A
B
C
D
E
32. A
B
C
D
E
8. A
B
C
D
E
33. A
B
C
D
E
9. A
B
C
D
E
34. A
B
C
D
E
10. A
B
C
D
E
35. A
B
C
D
E
11. A
B
C
D
E
36. A
B
C
D
E
12. A
B
C
D
E
37. A
B
C
D
E
13. A
B
C
D
E
38. A
B
C
D
E
14. A
B
C
D
E
39. A
B
C
D
E
15. A
B
C
D
E
40. A
B
C
D
E
16. A
B
C
D
E
41. A
B
C
D
E
17. A
B
C
D
E
42. A
B
C
D
E
18. A
B
C
D
E
43. A
B
C
D
E
19. A
B
C
D
E
44. A
B
C
D
E
20. A
B
C
D
E
45. A
B
C
D
E
21. A
B
C
D
E
46. A
B
C
D
E
22. A
B
C
D
E
47. A
B
C
D
E
23. A
B
C
D
E
48. A
B
C
D
E
24. A
B
C
D
E
49. A
B
C
D
E
25. A
B
C
D
E
50. A
B
C
D
E
160 Lampiran 12
ANGKET TANGGAPAN SISWA
Indikator Keadaan siswa selama pembelajaran 1. Saya selalu hadir di kelas selama pembelajaran berlangsung 2. Saya masuk kelas tepat waktu 3. Saya memperhatikan setiap penjelasan yang diberikan oleh guru Partisipasi siswa dalam pembelajaran 1. Saya bersemangat mengikuti pelajaran kimia tentang Redoks 2. Saya berani mengungkapkan gagasan / pendapat di depan kelas 3. Saya sering memberikan jawaban atas pertanyaan yang diberikan oleh guru 4. Saya mengerjakan setiap latihan yang diberikan oleh guru Keadaan akademik 1. Saya dapat memahami materi Redoks dengan lebih mudah setelah pembelajaran dengan kontekstual dengan strategi percobaan sederhana berbasis alam lingkungan 2. Saya tidak mengalami kesulitan selama mempelajari Redoks 3. Saya dapat mengaitkan materi Redoks dengan kehidupan seharihari Keadaan sosial 1. Saya berbagi tugas dengan anggota kelompok lain dalam menyelesaikan tugas kelompok 2. Saya berdiskusi dengan teman dalam menyelesaikan tugas kelompok 3. Saya sering membantu teman satu kelompok apabila mengalami kesulitan Keterangan : SS : Sangat Setuju S : Setuju TS : Tidak Setuju STS : Sangat Tidak Setuju
SS
S
TS
STS
161 Lampiran 13 SMA Ihsaniyah Tegal Jl. Jalak Barat no 16 Tegal Kunci Jawaban Soal Uji Coba Materi Pokok Reaksi Oksidasi dan Reduksi 1. C
11. C
21. C
31. B
41. A
2. A
12. D
22. C
32. B
42. A
3. D
13. B
23. C
33. A
43. A
4. E
14. A
24. B
34. C
44. E
5. D
15. E
25. B
35. A
45. D
6. A
16. A
26. A
36. C
46. C
7. A
17. A
27. C
37. E
47. B
8. A
18. D
28. E
38. C
48. C
9. C
19. C
29. C
39. E
49. A
10. C
20. D
30. E
40. E
50. A
SMA Ihsaniyah Tegal Jl. Jalak Barat no 16 Tegal Kunci Jawaban Soal Postes Materi Pokok Reaksi Oksidasi dan Reduksi
1. A
11. C
21. A
2. D
12. C
22. A
3. E
13. B
23. D
4. A
14. C
24. C
5. C
15. E
25. A
6. C
16. C
7. C
17. B
8. D
18. A
9. B
19. C
10. A
20. E
162
Lampiran 14 SOAL DISKUSI 1. Tentukan bilangan oksidasi atom unsur yang dicetak tebal ! a. SO42-
d. H5IO6
b. S2O72-
e. NH4NO2
c. H2C2O4
f. Ca(ClO3)2
2. Tentukan apakah reaksi dibawah adalah reaksi redoks, auto redoks atau non redoks! Tentukan pula reduktor dan oksidatornya ! a. KOH + HBr KBr + H2O b. 3NaClO 2NaCl + NaClO3 c. 2Al + 3H2SO4 Al2(SO4)3 + 3H2 3. Tentukan oksidator dan reduktor pada reaksi redoks di bawah : a.
2 KClO3 + 3S 2 KCl + 3SO2
b.
2 CuSO4 + 4 KI 2CuI + I2 + K2SO4
SOAL DISKUSI 1.
Tentukan bilangan oksidasi atom unsur yang dicetak tebal ! a.
SO42-
d. H5IO6
b. S2O72-
e. NH4NO2
c. H2C2O4
f. Ca(ClO3)2
2. Tentukan apakah reaksi dibawah adalah reaksi redoks, auto redoks atau non redoks! Tentukan pula reduktor dan oksidatornya ! a. KOH + HBr KBr + H2O b. 3NaClO 2NaCl + NaClO3 c. 2Al + 3H2SO4 Al2(SO4)3 + 3H2 3. Tentukan oksidator dan reduktor pada reaksi redoks di bawah : a. 2 KClO3 + 3S 2 KCl + 3SO2 b. 2 CuSO4 + 4 KI 2CuI + I2 + K2SO4
163
Lampiran 15 HASIL ANALISIS UJI COBA SOAL No
KODE
Butir Soal
Butir Soal
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
27
Wulan Anjar Pangesti
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
12
Luthfiah Maghfiroh K
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
Amilk Reza PN
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
0
1
0
2
Annisa Putri AD
1
1
1
1
0
0
0
1
0
1
1
1
0
0
0
4
Arif Budi W
1
1
1
1
0
1
0
1
0
0
1
1
1
0
0
9
Hidayatul Oktaviani
1
1
0
0
0
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
10
Husna Hamalimah
1
1
0
0
0
0
0
1
1
1
0
0
1
0
0
28
Yanmar Gunawan
1
0
0
0
0
1
1
0
1
0
0
0
1
1
0
3
Ari Aryanto
1
1
1
1
0
0
1
0
0
0
1
0
1
0
0
5
Ayu Diah lestari
1
0
1
1
0
0
1
0
0
0
0
1
0
1
0
7
Dian Purwanti
1
0
1
1
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
1
8
Dyah Dwi Lestari
1
0
0
0
1
0
0
0
1
1
1
0
0
1
0
14
M Dzal Fathurohman L
1
0
0
0
1
0
0
1
0
0
1
1
0
0
1
22
Rini Gusti Ayu
1
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
11
Ilmi Nur Hafizah
1
0
0
1
0
0
0
0
1
1
1
0
0
1
0
18
Nizarrudin N
1
0
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
21
Nurhafani
1
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
25
Siti Rodiyah
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
1
0
15
Muh Trikambudi
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
24
Siti Nurjanah
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
1
0
13
M Bustomi Ichsan
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
1
0
19
Nur Afiratun
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
26
Vera Riska R
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
20
Nur Ariefah D
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
17
Nail Ghustaf
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
6
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
16
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
23
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
JUMLAH
25
Validitas
MP
10
7
2
7
9
6
14
12
11
9
0
13
3
17.32
24.4444444
22.8
23.3
20.4285714
23
21.2857143
24
23.3333333
19.1428571
21.6666667
22.0909091
21.2222222
19.2307692
19.3333333
15.4642857
15.4642857
15.4642857
15.4642857
15.4642857
15.4642857
15.4642857
15.4642857
15.4642857
15.4642857
15.4642857
15.4642857
15.4642857
15.4642857
15.4642857
p
0.89285714
0.32142857
0.35714286
0.35714286
0.25
0.07142857
0.25
0.32142857
0.21428571
0.5
0.42857143
0.39285714
0.32142857
0.46428571
0.10714286
q
0.10714286
0.67857143
0.64285714
0.64285714
0.75
0.92857143
0.75
0.67857143
0.78571429
0.5
0.57142857
0.60714286
0.67857143
0.53571429
0.89285714
pq
0.09566327
0.21811224
0.22959184
0.22959184
0.1875
0.06632653
0.1875
0.21811224
0.16836735
0.25
0.24489796
0.23852041
0.21811224
0.24872449
0.09566327
St
8.99000295
8.99000295
8.99000295
8.99000295
8.99000295
8.99000295
8.99000295
8.99000295
8.99000295
8.99000295
8.99000295
8.99000295
8.99000295
8.99000295
8.99000295
rpbis
0.59588253
0.68749356
0.60819987
0.64965458
0.31881321
0.23248392
0.37386009
0.65346825
0.45711621
0.40918467
0.59748807
0.59293124
0.44081005
0.39003384
0.14908531
T hitung
3.78349405
4.82730521
3.9068856
4.3573701
1.71513468
1.21883584
2.05536444
4.40191565
2.62067259
2.2866316
3.79933612
3.7545562
2.50411992
2.15984905
0.76878056
1.71
1.71
1.71
1.71
1.71
1.71
1.71
1.71
1.71
1.71
1.71
1.71
1.71
1.71
KRITERIA
Daya pembeda
10
Mt
Ttabel
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
1.71 Tidak
JBA
14
8
8
8
5
2
5
8
5
9
9
9
7
8
JBB
11
1
2
2
2
0
2
1
1
5
3
2
2
5
0
JSA
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
JSB DP KRITERIA
Tingkat kesukaran
9
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
0.214285714
0.5
0.428571429
0.428571429
0.214285714
0.142857143
0.214285714
0.5
0.285714286
0.285714286
0.428571429
0.5
0.357142857
0.214285714
0.214285714
cukup
JBA+JBB
baik
25
2JSA TK
3
baik
9
baik
10
cukup
10
jelek
7
cukup
2
baik
7
cukup
9
cukup
6
baik
14
baik
12
cukup
11
cukup
9
cukup
13
3
28
28
28
28
28
28
28
28
28
28
28
28
28
28
28
0.892857143
0.321428571
0.357142857
0.357142857
0.25
0.071428571
0.25
0.321428571
0.214285714
0.5
0.428571429
0.392857143
0.321428571
0.464285714
0.107142857
KRITERIA
Mudah
Sedang
Sedang
Sedang
Sukar
Sukar
Sukar
Sedang
Sukar
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
keterangan
Dibuang
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dibuang
Dibuang
Dibuang
Dipakai
Dibuang
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dipakai
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Sukar Dibuang
14
15
164 Butir Soal 16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
1
1
1
0
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
0
0
1
0
1
1
0
0
1
1
1
1
0
0
1
1
0
0
0
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
0
1
0
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
0
0
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
1
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
1
1
1
1
0
0
1
0
0
0
0
1
1
1
0
0
0
1
0
1
1
1
0
0
1
1
0
0
0
0
1
0
0
1
1
0
0
0
1
1
1
0
0
1
1
0
0
0
1
1
0
1
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
1
0
0
0
1
0
0
0
1
1
1
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
1
1
0
1
1
0
1
0
0
0
0
1
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
1
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
1
0
1
1
0
0
0
1
0
1
0
0
1
0
1
0
0
1
0
0
0
0
1
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
1
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
1
1
0
0
0
0
0
1
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
5
1
5
7
7
10
9
16
4
5
9
9
9
16
10
0
3
9
23
35
24.6
35
21
20
15
19.5
23.4444444
19.8125
18.25
25.4
23.4444444
24.4444444
25.3333333
21.375
20.6
8.66666667
24.7777778
17.7391304
15.4642857
15.4642857
15.4642857
15.4642857
15.4642857
15.4642857
15.4642857
15.4642857
15.4642857
15.4642857
15.4642857
15.4642857
15.4642857
15.4642857
15.4642857
15.4642857
15.4642857
15.4642857
15.4642857
0.03571429
0.17857143
0.03571429
0.17857143
0.25
0.25
0.35714286
0.32142857
0.57142857
0.14285714
0.17857143
0.32142857
0.32142857
0.32142857
0.57142857
0.35714286
0.10714286
0.32142857
0.82142857
0.96428571
0.82142857
0.96428571
0.82142857
0.75
0.75
0.64285714
0.67857143
0.42857143
0.85714286
0.82142857
0.67857143
0.67857143
0.67857143
0.42857143
0.64285714
0.89285714
0.67857143
0.17857143
0.03443878
0.14668367
0.03443878
0.14668367
0.1875
0.1875
0.22959184
0.21811224
0.24489796
0.12244898
0.14668367
0.21811224
0.21811224
0.21811224
0.24489796
0.22959184
0.09566327
0.21811224
0.14668367
8.99000295
8.99000295
8.99000295
8.99000295
8.99000295
8.99000295
8.99000295
8.99000295
8.99000295
8.99000295
8.99000295
8.99000295
8.99000295
8.99000295
8.99000295
8.99000295
8.99000295
8.99000295
8.99000295
0.41820342
0.47380949
0.41820342
0.28710114
0.29128977
-0.0298171
0.33459876
0.61093661
0.55849652
0.12650308
0.51530024
0.61093661
0.68749356
0.75554418
0.75918829
0.42579913
-0.2619314
0.71301254
0.54271377
2.34757462
2.74345761
2.34757462
1.52827424
1.55262186
-0.1521054
1.81048044
3.93489741
3.43310561
0.65026579
3.06592318
3.93489741
4.82730521
5.88085492
5.94759258
2.39955299
-1.3839106
5.1852788
3.29473714
1.71
1.71
1.71
1.71
1.71
1.71
1.71
1.71
1.71
1.71
1.71
1.71
1.71
1.71
1.71
1.71
1.71
1.71
Valid
Valid
Valid
Tidak
Tidak
Tidak
Valid
Valid
Valid
Tidak
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak
Valid
1.71 Valid
1
5
1
4
6
3
8
7
10
4
5
8
8
9
13
7
0
8
0
0
0
1
1
4
2
2
6
0
0
1
1
0
3
3
3
1
9
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
0.357142857 -0.071428571
0.428571429
0.357142857
0.285714286
0.285714286
0.357142857
0.5
0.5
0.642857143
0.714285714
0.285714286 -0.214285714
0.5
0.357142857
14
14
14
14
0.071428571
0.357142857
0.071428571
0.214285714
jelek
cukup
jelek
cukup
cukup
sangat jelek
baik
cukup
cukup
cukup
cukup
baik
baik
baik
sangat baik
cukup
sangat jelek
baik
14
cukup
1
5
1
5
7
7
10
9
16
4
5
9
9
9
16
10
3
9
28
28
28
28
28
28
28
28
28
28
28
28
28
28
28
28
28
28
23 28
0.035714286
0.178571429
0.035714286
0.178571429
0.25
0.25
0.357142857
0.321428571
0.571428571
0.142857143
0.178571429
0.321428571
0.321428571
0.321428571
0.571428571
0.357142857
0.107142857
0.321428571
0.821428571
Sukar
Sukar
Sukar
Sukar
Sukar
Sukar
Sedang
Sedang
Sedang
Sukar
Sukar
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sukar
Sedang
Mudah
Dibuang
Dibuang
Dibuang
Dibuang
Dibuang
Dibuang
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dibuang
Dibuang
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dibuang
Dipakai
Dibuang
165
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
KET
Nilai
50
1
1
1
0
0
0
1
0
1
0
1
0
1
1
0
0
35
1225
1
1
1
0
0
1
1
0
0
0
1
0
0
1
1
0
30
900
6
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
29
841
5.8
1
1
0
0
1
0
0
1
1
0
1
1
0
1
0
0
27
729
5.4
1
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
1
0
25
625
5
1
0
0
1
1
0
1
0
0
0
0
0
1
0
1
0
23
529
4.6
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
1
0
21
441
4.2
1
1
1
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
1
1
21
441
4.2
1
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
1
1
1
0
20
400
4
1
0
1
0
1
1
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
19
361
3.8
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
18
324
3.6
1
0
0
0
0
1
1
0
1
0
1
0
0
1
1
0
18
324
3.6
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
1
1
17
289
3.4
1
1
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
16
256
3.2
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
1
0
0
15
225
3
1
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
1
15
225
3
1
1
0
1
0
0
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
13
169
2.6
1
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
11
121
2.2
1
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
10
100
2
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
10
100
2
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
10
100
2
1
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
9
81
1.8
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
8
64
1.6
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
8
64
1.6
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
5
25
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
433
8959
24
15
9
5
4
3
9
5
9
3
9
4
6
11
9
3
18.8
23
15.4
19.75
22.3333333
21.4444444
21
21.5555556
18
22.2222222
20.75
20.1666667
19.4545455
21.5555556
17.6666667 VT
80.8201531
15.4642857
15.4642857
15.4642857
15.4642857
15.4642857
15.4642857
15.4642857
15.4642857
15.4642857
15.4642857
15.4642857
15.4642857
15.4642857
15.4642857
15.4642857
15.4642857 M
15.4642857
0.85714286
0.53571429
0.32142857
0.17857143
0.14285714
0.10714286
0.32142857
0.17857143
0.32142857
0.10714286
0.32142857
0.14285714
0.21428571
0.39285714
0.32142857
0.10714286
0.14285714
0.46428571
0.67857143
0.82142857
0.85714286
0.89285714
0.67857143
0.82142857
0.67857143
0.89285714
0.67857143
0.85714286
0.78571429
0.60714286
0.67857143
0.89285714
0.12244898
0.24872449
0.21811224
0.14668367
0.12244898
0.09566327
0.21811224
0.14668367
0.21811224
0.09566327
0.21811224
0.12244898
0.16836735
0.23852041
0.21811224
0.09566327
8.99000295
8.99000295
8.99000295
8.99000295
8.99000295
8.99000295
8.99000295
8.99000295
8.99000295
8.99000295
8.99000295
8.99000295
8.99000295
8.99000295
8.99000295
8.99000295
0.64549009
0.39856849
0.5769113
-0.0033341
0.19462013
0.26468377
0.45782271
0.28710114
0.46632904
0.09770822
0.517367
0.24003149
0.27316324
0.35703699
0.46632904
0.08486395
4.30937642
2.21592307
3.60144155
-0.0170006
1.01171719
1.39954202
2.62579604
1.52827424
2.68798369
0.5006115
3.08270224
1.26078416
1.44793294
1.94899646
2.68798369
0.4342896
1.71
1.71
1.71
1.71
1.71
1.71
1.71
1.71
1.71
1.71
1.71
1.71
1.71
1.71
1.71
Valid
Valid
Valid
Tidak
Tidak
Tidak
Valid
Tidak
Valid
Tidak
Valid
Tidak
Tidak
Valid
Valid
1.71 Tidak
14
9
8
2
3
3
6
3
8
1
7
4
4
7
9
10
6
1
3
1
0
3
2
1
2
2
0
2
4
0
1
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
0.5 -0.071428571
0.142857143
0.214285714
0.214285714
0.071428571
0.5 -0.071428571
0.357142857
0.285714286
0.142857143
0.214285714
0.642857143
0.071428571
14
14
0.285714286
0.214285714
cukup
cukup
baik
sangat jelek
jelek
cukup
cukup
jelek
baik
sangat jelek
cukup
cukup
jelek
cukup
baik
2
jelek
24
15
9
5
4
3
9
5
9
3
9
4
6
11
9
3
28
28
28
28
28
28
28
28
28
28
28
28
28
28
28
28
0.857142857
0.535714286
0.321428571
0.178571429
0.142857143
0.107142857
0.321428571
0.178571429
0.321428571
0.107142857
0.321428571
0.142857143
0.214285714
0.392857143
0.321428571
0.107142857
Mudah
Sedang
Sedang
Sukar
Sukar
Sukar
Sedang
Sukar
Sedang
Sukar
Sedang
Sukar
Sukar
Sedang
Sedang
Sukar
Dibuang
Dipakai
Dipakai
Dibuang
Dibuang
Dibuang
Dipakai
Dibuang
Dipakai
Dibuang
Dipakai
Dibuang
Dibuang
Dipakai
Dipakai
Dibuang
Reliabilitas
17.8333333
0.88554835
7
KELOMPOK ATAS
37
KELOMPOK BAWAH
36
Y2
Y
Butir Soal 35
166
Lampiran 16
Kisi-kisi Soal Post Tes Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas Semester Pokok Bahasan No
: Sekolah Menengah Atas (SMA) : Kimia :X : Genap : Reaksi Oksidasi Reduksi
Tujuan/Indikator
Sub Pokok Bahasan
1
Membedakan konsep oksidasi reduksi ditinjau konsep oksidasi dan reduksi dari penggabungan dan pelepasan oksigen, pelepasan dan penerimaan elektron, serta peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi
2
Menentukan bilangan oksidasi atom unsur Bilangan oksidasi unsur dalam senyawa atau ion. dalam senyawa atau ion
3
Menentukan oksidator dan reduktor dalam reaksi redoks
4 4
Memberi nama senyawa berdasarkan IUPAC Tata nama senyawa Mendeskripsikan pemanfaatan konsep redoks Aplikasi redoks dalam kehidupan kehidupan Jumlah % Soal
Pereduksi dan pengoksidasi
Jenjang C1 5,11,25
6
C2
C4
3,14
8
2,7,9,15
12,21
23
7
10
4,20
13
5
19
16,18 17,22,24
3 4
5 20%
25 100 %
dalam 1 5 20%
Jumlah Soal C3
8 32%
7 28%
6
167
Lampiran 17
Rekapitulasi Transformasi Nomor Soal No. Awal 2 3 4 8 10 11 12 13 14 22 23 24 27 28 29
No. Akhir 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
No. Awal 30 31 33 36 37 41 43 45 48 49
No. Akhir 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
168
Lampiran 18 DATA NILAI UJI COBA AFEKTIF R-1 NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
KODE UC-01 UC-02 UC-03 UC-04 UC-05 UC-06 UC-07 UC-08 UC-09 UC-10
ASPEK YANG DINILAI 1 2 3 4 2 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 4 2 2 4 2 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3
4 3 4 3 2 2 3 3 3 3 3
5 2 3 3 3 2 4 4 4 4 3
VARIANS TOTAL
SKOR
6 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2
16 20 18 17 15 2.76666667 18 19 19 20 17
Jumlah 36 27 31 29 32 24 Varians Butir 0.2667 0.233 0.5444 0.3222 0.6222 0.2667 2.255555556 ∑ Varians Butir 0.632 r11 (tabel) 10 n
Lampiran 19 DATA NILAI UJI COBA AFEKTIF R-2 NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
KODE UC-01 UC-02 UC-03 UC-04 UC-05 UC-06 UC-07 UC-08 UC-09 UC-10
ASPEK YANG DINILAI 1 2 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 2
Jumlah 36 Varians Butir 0.2667 ∑ Varians Butir r11 (tabel) n
32 0.4
3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 2
32 0.4
4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
5 2 3 3 3 2 4 3 4 4 3
6 2 3 4 3 3 4 3 4 3 2
29 31 31 0.1 0.54444 0.54444 2.255555556 0.632 10
SKOR
VARIANS TOTAL
17 20 20 18 17 4.98888889 22 20 21 21 15
169
Lampiran 20
170
Lampiran 21 DATA NILAI UJI COBA PSIKOMOTORIK R-1 NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
KODE UC-01 UC-02 UC-03 UC-04 UC-05 UC-06 UC-07 UC-08 UC-09 UC-10
ASPEK YANG DINILAI 1 2 3 3 3 3 2 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2
VARIAN S TOTAL
SKOR 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2
5 4 3 3 4 2 3 4 3 4 3
6 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3
8 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3
7 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3
26 25 24 25 23 26 28 24 27 21
4.1
Jumlah 27 28 29 29 33 33 32 38 Varians Butir 0.2333 0.178 0.3222 0.1 0.4556 0.2333 0.1778 0.178 1.877777778 ∑ Varians Butir 0.632 r11 (tabel) 10 n
Lampiran 22 DATA NILAI UJI COBA PSIKOMOTORIK R-2 NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
KODE UC-01 UC-02 UC-03 UC-04 UC-05 UC-06 UC-07 UC-08 UC-09 UC-10
ASPEK YANG DINILAI 1 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2
SKOR 3 3 4 3 3 2 4 3 4 3 2
4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 2
5 4 3 3 4 2 3 4 3 4 3
6 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3
7 3 3 3 3 3 4 4 3 3 2
8 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3
Jumlah 23 28 31 31 33 35 31 38 Varians Butir 0.2333 0.1778 0.544444 0.32222 0.45556 0.2778 0.32222 0.17778 2.511111111 ∑ Varians Butir 0.632 r11 (tabel) 10 n
VARIAN S TOTAL
25 26 26 24 22 7.333333 27 28 26 27 19
171
Lampiran 23
172
Lampiran 24 TABEL SKOR ANGKET TANGGAPAN SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN NO
Kode INDIKATOR SKOR SKOR Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 KUADRAT 1 UCA-1 4 3 3 3 2 4 3 2 3 3 2 3 2 37 1369 2 UCA-2 4 2 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 41 1681 3 UCA-3 4 4 3 3 2 3 3 1 1 3 3 3 2 35 1225 4 UCA-4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 39 1521 5 UCA-5 4 4 3 3 2 2 3 3 2 3 2 3 2 36 1296 6 UCA-6 4 3 4 2 2 2 3 2 1 2 3 3 3 34 1156 7 UCA-7 3 3 3 2 3 2 1 1 2 1 2 3 3 29 841 8 UCA-8 4 3 4 3 2 3 4 2 2 2 3 3 3 38 1444 9 UCA-9 4 4 4 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 42 1764 10 UCA-10 4 2 3 4 3 3 3 3 2 2 3 3 2 37 1369 JUMLAH 39 31 33 30 24 28 31 23 22 26 27 29 25 368 13666 JUMLAH KUADRAT 153 101 111 94 60 82 103 59 54 70 75 85 70 0.09 0.49 0.21 0.40 0.24 0.36 0.69 0.61 0.56 0.24 0.21 0.09 0.25 4.44 σ2 Varians Total Reliabilitas
Lampiran 25 Perhitungan Reliabilitas Angket Tanggapan Siswa
Rumus:
k k
r11 11
k k
σ bb
1 1
1
2 2
σ 22 tt
Keterangan: k : Banyaknya butir soal 2 σb : Jumlah varians butir σ
2 t
:
Varians total
Kriteria Apabila r11 > r
tabel,
maka instrumen tersebut reliabel.
Berdasarkan tabel pada analisis ujicoba diperoleh: σb 2
=
0.09 +
0.49 +
368 10
13666 σ2 t
r
=
= =
10
13 13
1
1
…+
0.25
=
4.44
2
=
12.36
4.44 12.360
0.694
Pada a = 5% dengan n = 10 diperoleh r tabel = 0.632 Karena r > rtabel, dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut reliabel
12.36 0.694
173
Lampiran 26 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
DAFTAR HASIL ULANGAN AKHIR SEMESTER I KELAS X SMA Ihsaniyah Tegal TP. 2011/2012 X1
X2
72 63 70 55 72 55 25 60 50 40 40 60 62 50 55 40 45 60 55 50 70 60 45 55 45 50 45 45 45 45 60 70
33 34 35 36 37 X ni ni - 1 Si2 (ni-1) Si2 Log Si2 (ni-1) Log Si2 Si Nilai Maks. Nilai Min. Rentang Log ni K hitung Banyak K Panjang K
1714 53.56 32 31 122.58 3799.88 2.09 64.74 11.07 72 25 47 1.51 5.97 6 7.83
X3
50 60 60 62 62 62 33 50 50 30 30 63 33 60 60 55 50 62 63 40 22 40 75 40 40 33 55 40 50 50 30 55 40 65 60 40 40 1810 48.92 37 36 165.19 5946.76 2.22 79.85 12.85 75 22 53 1.57 6.18 7 7.57
45 53 50 50 50 47 60 50 50 53 50 50 50 50 52 60 30 50 40 40 40 40 50 65 40 33 43 50 60 50 60 55 70 70 45
167 176 180 167 184 164 118 160 150 123 120 173 145 160 167 155 125 172 158 130 132 140 170 160 125 116 143 135 155 145 150 180 110 135 105 40
1751 50.03 35 34 81.44 2768.97 1.91 64.97 9.02 70 30 40 1.54 6.10 7 5.71
40 5275 143 38 37 1075.97 39811.06 3.03 112.18 32.80
174
Lampiran 27
175
Lampiran 28
176
Lampiran 29
177
Lampiran 30 UJI HOMOGENITAS POPULASI AWAL Hipotesis 2 H0 : = s2 2 s1 Ha : Tidak semua s2i sama, untuk i = 1, 2 Kriteria: Ho diterima jika
2 hitung
<
2 (1-a) (k-1)
Daerah penolakan Ho
Daerah penerimaan Ho 2 (1- )(k-1)
Pengujian Hipotesis Kelas
ni
dk = ni - 1
Si2
(dk) Si2
log Si2
(dk) log Si2
X1 X2 X3 Jumlah
32 37 35 104
31 36 34 101
122.5766 165.1900 81.4400 369.2066
3799.8750 5946.8400 2768.9600 12515.6750
2.0884 2.2180 1.9108 6.2172
64.7406 79.8474 64.9685 209.5565
Varians gabungan dari kelompok sampel adalah: 12515.6750 S(ni-1) Si2 = = S2 101 S(ni-1) 2 = 2.093133 Log S
=
123.9176
Harga satuan B = (Log S2 ) S (ni - 1) = 2.093133 x 101 = 211.4064
B
= (Ln 10) { B - S(ni-1) log Si2} 2.3026 211.4064 209.5565 = 4.2595 = Untuk a = 5% dengan dk = k-1 = 3-1 = 2 diperoleh 2tabel = 2
Daerah penerimaan Ho
4.2595 Karena
2
hitung <
2
(1- )(k-1)
5.9915
Daerah penolakan Ho
5.9915 maka populasi mempunyai homogenitas yang sama
178
Lampiran 31 ANALISIS VARIANS No
X n X
KELAS X.1
X.2
X.3
1714
1810
1751
32
37
35
53.56
48.92
50.03
Hipotesis H0 : = = 1 2 H1 : Tidak semua i sama, untuk i = 1, 2,3
Kriteria: Ho diterima apabila F
hitung
Daerah penerimaan Ho
(k-1)(n-k)
Daerah penolakan Ho
F
(k-1)(n-k)
Pengujian Hipotesis Jumlah Kuadrat 1. Jumlah Kuadrat rata-rata (RY) ( X)2 RY = n 1714 + 1810 = 32 + 37 5275.00 2 = 104 = 267554.09 2.
1751
2
35
Jumlah kuadrat antar kelompok (AY) ( Xi)2 AY = - RY ni 1714
=
2
1810
+
32
= = 3.
+ +
2
1751
+
37
267949.397 395.310
-
Jumlah kuadrat Total (JK tot) 2 + JK tot = 72 = 280465
2
-
35
267554
267554.09
2
63
+
. . .+
2
70
+
2
45
183 4.
Jumlah kuadrat dalam (DY) DY = JK tot - RY - AY = 280465.00 = 12515.603
-
267554.087
-
395.3103
Tabel Ringkasan Anava Sumber Variasi Rata-rata Antar Kelompok Dalam Kelompok Total
dk 1 k-1
(ni - 1) ni
Sumber Variasi Rata-rata Antar Kelompok Dalam Kelompok Total
dk
JK
KT k = RY : 1 A = AY : (k-1) D = DY: ( ni-1))
RY AY DY
X
JK
2
KT
1.5951 (0,05)(2:101),
F
267554
267554
395
197.66
101
12516
123.92
104
280465
Kesimpulan
Karena F< F
A D
2
1
Daerah penerimaan Ho
F
Daerah penolakan Ho
3.086
maka Ho diterima
Ini berarti bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan
F tabel
1.595
3.086
179
Lampiran 32
SOAL ULANGAN REAKSI REDOKS Mata Pelajaran
: Kimia
Materi Pelajaran : Reaksi Reduksi dan Oksidasi Kelas / Semester : X / II Waktu
: 1 x 45 menit
Petunjuk Umum: 1. Kerjakan soal pada lembar jawab yang telah disediakan 2. Tulis nama, kelas dan nomor absen pada kolom yang tersedia 3. Kerjakan soal yang dianggap paling mudah terlebih dahulu 4. Bila anda menjawab salah dan ingin memperbaikinya, maka lakukan sebagai berikut : Jawaban semula :a b c d e Pembetulan :a b c d e Petunjuk khusus: Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, d, atau e pada jawaban yang tepat Berikut ini merupakan contoh proses oksidasi yang dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, kecuali . . . A. Menyalakan kompor B. Pembakaran bensin pada mesin motor C. Pembakaran solar pada mesin diesel D. Pelapisan logam besi agar tahan karat E. Perkaratan besi 2. Senyawa KIO3 ditambahkan dalam pembuatan garam untuk memperkaya unsur iodin atau iodium. Biloks iodin dalam senyawa tersebut adalah.......... A. + 1 B. + 3 C. – 7 D. + 5 E. 0 3. Pada reaksi MnO2 + H2SO4+KNO2 → MnSO4 + H2O + KNO3, atom yang bilangan oksidasinya bertambah adalah unsur . . . A. Mn B. O C. H D. S E. N 4. Diketahui reaksi KClO3 + 3 S 2 KCl + 3 SO2 Pada reaksi diatas, KClO3 bertindak sebagai ………. A. Oksidator B. Reduktor 1.
180
C. Zat yang mengalami oksidasi D. Zat pereduksi E. Zat hasil oksidasi 5.
Di bawah ini yang dapat mencegah terjadinya pencoklatan pada buah apel adalah… A. udara B. air C. air jeruk nipis D. air gula E. sirup
6.
Perhatikan pernyataan berikut ini : 1. Oksidator adalah zat yang mengalami oksidasi 2. Oksidator adalah zat yang mengalami reduksi 3. Reduktor adalah zat yang mengalami reduksi 4. Reduktor adalah zat yang mengalami oksidasi Pernyataan yang benar adalah nomor ………. A. 1,2,3 B. 1,3 C. 2,4 D. 3,4 E. 1,2
7.
Senyawa di bawah ini yang mempunyai tingkat oksidasi oksigen paling tinggi adalah ………. A. MgO B. O3 C. BaO2 D. F2O E. NaOH
8.
Jika koefisien unsure Fe pada reaksi oksidasi Fe dengan CuSO4 adalah satu, maka koefisien Cu yang terbentuk adalah . . A. dua B. satu C. empat D. 0 E. setengah
9.
Dalam reaksi I2 + 6 OH- I- + IO3- + 3 H2O Bilangan oksidasi atom I berubah dari ………. A. 0 menjadi -1 dan +5 B. 0 menjadi +4 dan -1 C. 0 menjadi +3 dan -1 D. 0 menjadi -1 dan -5 E. -1 menjadi +1 dan +5
10. Pada reaksi
Zn + CuSO4 ZnSO4+ Cu
181
Yang bertindak sebagai zat pengoksidasi adalah ………… A. ZnSO4 B. Zn C. CuSO4 D. Cu E. SO4 11. Reaksi di bawah ini yang tidak termasuk reaksi oksidasi adalah …………. A. Ca Ca2+ + 2e B. 2 Br - Br2 + 2e C. Cu2+ + 2e Cu D. Na Na+ + e E. 2 F- F2 + 2e 12. Sebagian dari daur nitrogen di alam adalah sebagai berikut
N2
NO
NO3
NO2
-
Sesuai anak panah dimulai dari N2 maka urutan bilangan oksidasi nitrogen adalah …… A. 3,0,+1,3 B. 0,+2,+4,+5 C. 0,+1,+3,+5 D. 0,+2,+3,+5 E. 0,+1,+5,+6 13. Pada perubahan ion klorat menjadi ion klorida, pernyataan dibawah ini yang benar
adalah ……. A. Ion klorat bertindak sebagai reduktor dengan mengikat 6 elektron B. Ion klorat bertindak sebagai oksidator dengan melepas 6 elektron C. Ion klorat bertindak sebagai oksidator dengan mengikat 6 elektron D. Ion klorat bertindak sebagai reduktor dengan melepas 6 elektron E. Ion klorat bertindak sebagai oksidator dengan mengikat 4 elektron -
14. Reduksi 1 mol ion BrO3 menjadi ion Br- membutuhkan elektron sebanyak
…………… A. 2 mol B. 3 mol C. 4 mol D. 5 mol E. 6 mol
15. Cangkang kerang merupakan sumber bahan pembentuk gunung kapur yaitu senyawa
CaCO3 biloks karbon dalam senyawa tersebut adalah........ A. + 1 B. + 2 C. + 4 D. + 5
182
E. + 6 16. Besi banyak digunakan untuk membuat pagar rumah dan konstruksi bangunan. Jika
tidak dicat, besi tersebut akan cepat berkarat karena teroksidasi menjadi senyawa besi(III) oksida. Rumus senyawa tersebut adalah…. A. Fe3O B. FeO3 C. Fe2O D. FeO E. Fe2O3 17. Diantara proses berikut :
1. Karbon organik CH4 2. Fosforus organik fosfat 3. Nitrogen organik nitrat 4. Belerang organik sulfat Perubahan yang terjadi dalam pengolahan air kotor dengan lumpur aktif adalah... A. Semua B. 1, 2, dan 3 C. 2, 3, dan 4 D. 1 dan 3 E. 2 dan 4 18. Jika seseorang memiliki pola makan tidak teratur dandisertai stres, pengeluaran asam
lambung menjadi berlebih dikenal sebagai sakit maag. Untuk menetralisir kelebihan asam lambung tersebut digunakan senyawa magnesium hidroksida. Rumus kimia senyawa tersebut adalah... A. Mg(OH)2 B. MgOH C. MgCl3 D. Mg2OH E. MgCO2 19. Dalam lambung manusia terdapat asam klorida. Rumus kimia asam klorida
adalah…. A. NH4Cl B. HOCl C. HCl D. HClO2 E. HClO3 20. Diantara spesi berikut yang mungkin digunakan sebagai oksidator adalah …
A. B. C. D. E.
Na Pb Fe H2 Cl-
183
Soal nomor 21 dan 22 terdiri atas tiga bagian, yaitu Pernyataan, kata sebab, dan alasan yang disusun berurutan. Pilihlah : A. Jika pernyataan betul, alasan betul , dan keduanya menunjukkan hubungan sebab akibat; B. Jika pernyataan betul dan alasan betul, tetapi keduanya tidak menunjukkan hubungan sebab akibat; C. Jika pernyataan betul dan alasan salah; D. Jika pernyataan salah dan alasan betul; E. Jika pernyataan dan alasan, keduanya salah; 21. Reaksi Cl2 + 2KOH KCl + KClO + H2O termasuk reaksi autoredoks.
SEBAB Pada reaksi Cl2 + 2KOH KCl + KClO + H2O, biloks klorin berubah dari 0 menjadi -1dan +1 JAWABAN : A 22. Pada peristiwa browning apel terjadi reaksi redoks
SEBAB Dalam apel terdapat senyawa fenol yang teroksidasi menjadi melanin yang berwarna coklat JAWABAN : A Untuk nomor 23-25, pilihlah: A. Jika (1), (2), dan (3) yang betul; B. Jika (1), dan (3) yang betul; C. Jika (2) dan (4) yang betul ; D. Jika hanya (4) yang betul E. Jika semuanya betul. 23. Unsur berikut yang mempunyai bilangan oksidasi +1 adalah . . .
(1) Cl dalam asam perkhlorat (2) Br dalam asam hipobromit (3) Cl dalam HCl (4) H dalam HCl JAWABAN : D 24. Dalam proses Browning Apel
Pernyataan yang benar adalah …………. 1. Merupakan proses pembusukan 2. Terjadi perubahan oksidasi dengan oksigen 3. Udara mengandung banyak bakteri 4. Terjadi peristiwa reduksi JAWABAN : C 25. Diantara reaksi berikut yang termasuk reaksi redoks adalah …
1) 2MnO(s) 2Mn + 3O2 2) Mn+(aq) + e- Mn (s) 3) KMnO4 MnSO4 4) MnO2 MnO4JAWABAN : A
184
Lampiran 33 Nomor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
X ni ni - 1
Si2
(ni-1) Si2 Log Si2 (ni-1) Log Si2 Si Nilai Maks. Nilai Min. Rentang Log ni K hitung Banyak K Panjang K
DAFTAR NILAI POSTES X²
Kelas Eksperimen Kontrol
92 80 80 80 88 76 68 88 88 84 68 88 92 84 76 92 88 76 76 92 88 80 60 92 76 76 76 76 84 76 84 84 84 88 60 72
2912 80.89 36 35 72.33 2531.56 1.86 65.08 8.50 92 60 32 1.56 6.14 7 4.57
76 76 64 84 60 80 88 80 76 72 72 80 80 80 88 60 60 76 60 80 68 76 88 72 68 54 84 84 76 84 76 80 76 72 80 64 64 54 64 72 2948 73.70 40 39 86.68 3380.40 1.94 75.58 9.31 88 54 34 1.60 6.29 7 4.86
168 156 144 164 148 156 156 168 164 156 140 168 172 164 164 152 148 152 136 172 156 156 148 164 144 130 160 160 160 160 160 164 160 160 140 136 64 54 64 72 5724 150.63 76 75 586.83 44012.52 2.77 207.64 24.22 172 54 118 1.88 7.21 8 14.75
Eksperimen 8464 6400 6400 6400 7744 5776 4624 7744 7744 7056 4624 7744 8464 7056 5776 8464 7744 5776 5776 8464 7744 6400 3600 8464 5776 5776 5776 5776 7056 5776 7056 7056 7056 7744 3600 5184 0 0 0 0
Kontrol 5776 5776 4096 7056 3600 6400 7744 6400 5776 5184 5184 6400 6400 6400 7744 3600 3600 5776 3600 6400 4624 5776 7744 5184 4624 2916 7056 7056 5776 7056 5776 6400 5776 5184 6400 4096 4096 2916 4096 5184
238080
220648
185
Lampiran 34
186
Lampiran 35
187
Lampiran 36 UJI HOMOGENITAS POPULASI HASIL POSTES Hipotesis H0 : = s2 2 s2 1 Ha : Tidak semua s2i sama, untuk i = 1, 2 Kriteria: Ho diterima jika
2 hitung
<
2 (1- )(k-1)
Daerah penolakan Ho
Daerah penerimaan Ho 2 (1- )(k-1)
Pengujian Hipotesis Kelas
ni
dk = ni - 1
Si2
(dk) Si2
log Si2
(dk) log Si2
Eksperimen
36 40 76
35 39 74
72.3302 86.6800 159.0102
2531.5556 3380.5200 5912.0756
1.8593 1.9379 3.7972
65.0762 75.5788 140.6550
Kontrol Jumlah
Varians gabungan dari kelompok sampel adalah: 5912.0756 S(ni-1) Si2 = = S2 74 S(ni-1) 2 = 1.902508 Log S
= 79.8929
Harga satuan B = (Log S2 ) S (ni - 1) = 1.902508 x 74 = 140.7856
B
= (Ln 10) { B - S(ni-1) log Si2} 2.3026 140.7856 140.6550 = 0.3007 = Untuk a = 5% dengan dk = k-1 = 2-1 = 1 diperoleh 2tabel = 2
Daerah penerimaan Ho
0.3007 Karena
2
hitung <
2
3.8415
Daerah penolakan Ho
3.8415 (1- )(k-1)
maka populasi mempunyai homogenitas yang sama
188
Lampiran 37 UJI KESAMAAN DUA VARIANS DATA HASIL POSTES ANTARA KELOMPOK EKSPERIMEN DAN KONTROL ₀ Hipotesis H : Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mempunyai varian yang tidak berbeda Ha : Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mempunyai varian yang berbeda Uji Hipotesis untuk menguji hipotesis digunakan rumus: F
Varians terbesar Varians terkecil
Kriteria: Ho diterima apabila F (hitung) ≤ Fα(nb-1):(nk-1) Dari data diperoleh: Sumber Variasi Jumlah n Mean
Kelompok Eksperimen 2912 36 80.89 72.33 8.50
2
Varians (S ) Standar deviasi (S)
Kelompok
Kontrol 2948 40 73.70 86.68 9.31
Berdasarkan rumus di atas diperoleh: F:
86.68 72.33
=
1.20
Pada α = 5% dengan : dk pembilang : nb-1
=
35
dk penyebut : nk-1
=
39
Kesimpulan Daerah penolakan Ho
Daerah penerimaan Ho 1.20
1.72
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui F(hitung) ≤ F (0,05)(35:39), maka Ho diterima. Karena F berada pada daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok mempunyai varians yang tidak berbeda.
189
Lampiran 38 Uji Perbedaan Dua Rata-rata Nilai Postes Antara Kelompok Eksperimen dan Kontrol Hipotesis Ho :
m1
=
m2
Ha :
m1
≠
m2
Uji Hipotesis Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:
x
t s
1
x
1 n1
Dimana,
2
1 n2
n1
s
1 s12 n 2 1 s 22 n1 n 2 2
Ho ditolak apabila t > t(1-1/2a)(n1+n2-2) Daerah penerimaan Ho
Dari data diperoleh: Sumber variasi
Kelompok eksperimen
Kelompok kontrol
Jumlah n
2912 36 80.89
2948 40 73.70
72.33 8.50
86.68 9.31
x 2
Varians (s ) Standart deviasi (s) s
= =
t
=
36 -1
8.938 80.89 8.938
72.33 + 36 + 40
1 36
40 -1 2
73.70 1 + 40
86.68
=
Pada a = 5% dengan dk = 36 + 40 - 2 = 74 diperoleh t (0.95)(74)
3.501
=
1.993
Daerah penerimaan Ho
-3.077
-1.993
1.993
3.501
Karena t berada pada daerah penolakan Ho, maka dapat disimpulkan ada perbedaan rata-rata nilai post test antara kelompok eksperimen dengan kontrol
190
Lampiran 39
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
DAFTAR KETUNTASAN BELAJAR SISWA
Kelas Eksperimen (Kelas X2) Nilai Nama Kriteria Postes Agus 92 Tuntas Aini 80 Tuntas Andiyas 80 Tuntas Ayu 80 Tuntas Desi 88 Tuntas Diah 76 Tuntas Dian 68 Tidak Tuntas Divia 88 Tuntas Elva 88 Tuntas Evi 84 Tuntas Fitri 68 Tidak Tuntas Hikmatul 88 Tuntas Indah E 92 Tuntas Intan M 84 Tuntas Krisna 76 Tuntas Kurnia 92 Tuntas Laela 88 Tuntas Linda 76 Tuntas Maghfiroh 76 Tuntas Melisa 92 Tuntas Milhatun 88 Tuntas Novi 80 Tuntas Nur Afriani 60 Tidak Tuntas Nur Azizah 92 Tuntas Nur Diana 76 Tuntas Nurbaeti 76 Tuntas Nurul Huda 76 Tuntas Pradipta 76 Tuntas Restu 84 Tuntas Ridho 76 Tuntas Siti Aminah 84 Tuntas Tandanu 84 Tuntas Tri Handa 84 Tuntas Tri Wija 88 Tuntas Gilang 60 Tidak Tuntas Kartika R 72 Tidak Tuntas
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Jumlah Rata-rata Persentase
2912 80.89 Tuntas 86.84% Tidak 13.16%
Kelas Kontrol (Kelas X3) Nilai Nama Kriteria Postes Ana 76 Tuntas Anisah 76 Tuntas Dessy 64 Tidak Tuntas Devi 84 Tuntas Dimas 60 Tidak Tuntas Desi 80 Tuntas Elisa 88 Tuntas Elva 80 Tuntas Faizah 76 Tuntas Faris 72 Tidak Tuntas Hani 72 Tidak Tuntas Ilmy 80 Tuntas Intania 80 Tuntas Isti 80 Tuntas Lina 88 Tuntas Maula A 60 Tidak Tuntas Mayada 60 Tidak Tuntas M.Santoso 76 Tuntas M. Husni 60 Tidak Tuntas M.Afif 80 Tuntas Nabilah 68 Tidak Tuntas Novi 76 Tuntas Nur Azizah 88 Tuntas Nurhidayah 72 Tidak Tuntas Putri Dwi 68 Tidak Tuntas Rachmat A 54 Tidak Tuntas Restu 84 Tuntas Rian 84 Tuntas Satria 76 Tuntas Siti 84 Tuntas Sri Astuti 76 Tuntas Supriyatin 80 Tuntas Windi 76 Tuntas Yosie 72 Tidak Tuntas Nok Rizki 80 Tuntas M.Alimin 64 Tidak Tuntas Sudiro P 64 Tidak Tuntas M.Fikri 54 Tidak Tuntas Zakaria D 64 Tidak Tuntas Erik FR 72 Tidak Tuntas Jumlah Rata-rata Persentase
2948 73.70 Tuntas 57.5% Tidak 42.50%
191
Lampiran 40 UJI KETUNTASAN BELAJAR KELAS EKSPERIMEN (X2) ₀ Hipotesis μ < 75 (belum mencapai ketuntasan belajar) H : μ ≥ 75 (sudah mencapai ketuntasan belajar) Ha : Uji Hipotesis untuk menguji hipotesis digunakan rumus: x
t
0
S n
Kriteria: Ha diterima jika t > t(1-α)(n-1) Dari data diperoleh: Sumber Variasi Jumlah n Mean
Kelompok Eksperimen 2912 36 80.89 72.33 8.50
Varians (S2) Standar deviasi (S)
Berdasarkan rumus di atas diperoleh: t=
80.89
75 8.50
36 = 4.16 Untuk α = 5% dengan dk = 35 diperoleh t(0,95)(35) = Kesimpulan
Daerah penerimaan Ho
2.03
Daerah penolakan Ho
2.03 4.16 Karena t hitung > t tabel, maka H0 ditolak. Artinya sudah mencapai ketuntasan belajar. Persentase Ketuntasan Belajar Klasikal Tuntas jika % > 85%. Tidak Tuntas jika % < dari 85%. %
=
31 36
x 100%
=
86.11% (Tuntas)
Daerah
192
Lampiran 41 UJI KETUNTASAN BELAJAR KELAS KONTROL (X3) ₀ Hipotesis μ < 75 (belum mencapai ketuntasan belajar) H : μ ≥ 75 (sudah mencapai ketuntasan belajar) Ha : Uji Hipotesis untuk menguji hipotesis digunakan rumus: t
x
0
S n
Kriteria: Ha diterima jika t > t(1-α)(n-1) Dari data diperoleh: Sumber Variasi Jumlah n Mean
Kelompok Kontrol 2948 40 73.70 86.68 9.31
Varians (S2) Standar deviasi (S)
Berdasarkan rumus di atas diperoleh: t=
73.70
75 9.31
40 = -0.88 Untuk α = 5% dengan dk = 37 diperoleh t(0,95)(39) = Kesimpulan
Daerah penerimaan Ho
2.02
Daerah penolakan Ho
2.02 -0.88 Karena t hitung < t tabel, maka H0 diterima. Artinya belum mencapai ketuntasan belajar klasikal. Persentase Ketuntasan Belajar Klasikal Tuntas jika % > 85%. Tidak Tuntas jika % < dari 85%. %
=
23 40
x 100%
=
57.50% (Belum Tuntas)
193
Lampiran 42 SKOR PENILAIAN AFEKTIF KELAS EKSPERIMEN R-1 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Nama Siswa
Agus Susandi Aini Ana amantin Andiyas Fitriani Kusuma ayu Nurjanah Desi wijayanti Diah ayu Nur sofi Dian Saesaria Divia Syarah Elva Oktaviani Evi Vitriani Fitri Mau Liya Akhir R Hikmatul Churiyah Indah etika sari Intan Metasari Krisna Kurniawati Arfiansyah Laela Faizah Romadhanti Linda Ayu Rahmawati Maghfiroh Melisa Indri Saputri Milhatun Sahlekha Novi Nurhidayati Nur Afriani Nur Azizah Nur Diana Putri Nurbaeti Sobah Nurul Huda Ayu sukanti Pradipta Restu Rustianti Ridho gusti Maulana Siti Aminah Tandanu Andyanto Tri Handayani Tri Wijayanti Gilang Ivan Yanuar Kartika Ratih Dewi
Skor yang diperoleh tiap aspek 1 2 3 4 5
2 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4
2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 1 4 4 4 4 2 4
2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 4 3 3 3 2 4 3 4 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 4 4 2 3
2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 4 3 3 3 3 4 2 4 3 3 3 3 2 2 2 2 2 1 3 4 4 3 2 3
6
3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 4 3 2 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 1 3 4 3 3 1 3
Jumlah Nilai Skor 3 14 58.33 3 19 79.17 3 17 70.83 3 18 75.00 3 18 75.00 3 18 75.00 2 15 62.50 3 17 70.83 2 17 70.83 2 13 54.17 2 16 66.67 3 19 79.17 4 24 100.00 3 18 75.00 2 16 66.67 3 18 75.00 3 17 70.83 3 23 95.83 2 17 70.83 4 24 100.00 3 21 87.50 3 21 87.50 3 21 87.50 3 21 87.50 3 19 79.17 3 18 75.00 3 18 75.00 2 16 66.67 3 18 75.00 1 8 33.33 79.17 2 19 21 87.50 3 91.67 3 22 83.33 2 20 41.67 1 10 79.17 2 19 75.23 rata2
Kriteria Cukup Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Cukup Baik Baik Sangat Baik Baik Baik Baik Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Baik Baik Baik Baik Jelek Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Cukup Baik Baik
194
Lampiran 43 SKOR PENILAIAN AFEKTIF KELAS KONTROL R-1 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Nama Siswa
Ana Triyuniati Anisah Maryanti Dessy Widyaningsih Devi Ratna Sartika Dimas Destira Danuwijaya Desi Yulia Rusman Elisa Maryana Elva Fitriyani Faizah Faris Maulana Hani Septiya Anggareni Ilmy Nur Azkiya Intania Isti Fitri Hidayah Lina Setiawati Maula Ardhi Martariza Mayada Listiani Mohammad Santoso Muhammad Husni Mubarok Muhammad Afif Luthfi Nabilah Nurjihan Novi Rahmawati Nur Azizah Nurhidayah Wulandari Putri Dwi Cahyawati Rachmat Aprianto Restu Meidenti Rian Hardiansyah Satria Wibowo Siti Suwarsih Sri Astuti Supriyatin Windi astuti Yosie Septiandagie Brawiejies Nok Rizki Muhammad Alimin Fikri Sudiro Prakoso Syaiful Adi K Zakaria Dimas Firmansyah Erik FR
Skor yang diperoleh tiap aspek 1
2
4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 2 2 2 4 4 4 4 4 2 2 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 2 3
3
3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 2 3
4
3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3
5
6
2 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 4 4 3 2 3
3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 4 4 3 3 3
2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 4 2 2 2
2 2
2 2
2 2
2
2
2
2
2
2
Jumlah Skor 17 18 17 18 12 20 17 18 18 14 17 19 18 19 17 17 19 12 12 12 18 18 18 18 17 12 12 17 17 16 18 22 23 17 17 19 15 15 12 15 rata2
Nilai 70.83 75.00 70.83 75.00 50.00 83.33 70.83 75.00 75.00 58.33 70.83 79.17 75.00 79.17 70.83 70.83 79.17 50.00 50.00 50.00 75.00 75.00 75.00 75.00 70.83 50.00 50.00 70.83 70.83 66.67 75.00 91.67 95.83 70.83 70.83 79.17 62.50 62.50 50.00 62.50 69.48
Kriteria Baik Baik Baik Baik Cukup Sangat Baik Baik Baik Baik Cukup Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Cukup Cukup Cukup Baik Baik Baik Baik Baik Cukup Cukup Baik Baik Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Baik Baik Baik Baik Cukup Baik Baik
195
Lampiran 44 SKOR PENILAIAN AFEKTIF KELAS EKSPERIMEN R-2 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Nama Siswa
Agus Susandi Aini Ana amantin Andiyas Fitriani Kusuma ayu Nurjanah Desi wijayanti Diah ayu Nur sofi Dian Saesaria Divia Syarah Elva Oktaviani Evi Vitriani Fitri Mau Liya Akhir R Hikmatul Churiyah Indah etika sari Intan Metasari Krisna Kurniawati Arfiansyah Laela Faizah Romadhanti Linda Ayu Rahmawati Maghfiroh Melisa Indri Saputri Milhatun Sahlekha Novi Nurhidayati Nur Afriani Nur Azizah Nur Diana Putri Nurbaeti Sobah Nurul Huda Ayu sukanti Pradipta Restu Rustianti Ridho gusti Maulana Siti Aminah Tandanu Andyanto Tri Handayani Tri Wijayanti Gilang Ivan Yanuar Kartika Ratih Dewi
Skor yang diperoleh tiap aspek 1 2 3 4 5
2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4
2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 1 3 3 4 3 2 3
2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 4 3 4 4 2 4 3 4 4 4 3 3 3 3 2 2 3 1 3 2 3 4 2 3
2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 4 3 3 3 3 4 2 4 3 3 3 3 2 2 3 2 2 1 3 4 4 3 2 2
6
3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 2 3 3 1 3 4 3 3 1 3
Jumlah Nilai Skor 2 13 54.17 2 18 75.00 2 17 70.83 3 19 79.17 3 19 79.17 3 18 75.00 2 16 66.67 3 18 75.00 2 18 75.00 2 15 62.50 2 17 70.83 3 19 79.17 4 24 100.00 3 20 83.33 2 19 79.17 3 20 83.33 3 17 70.83 3 23 95.83 2 17 70.83 4 23 95.83 3 21 87.50 3 21 87.50 3 21 87.50 3 20 83.33 3 19 79.17 3 18 75.00 3 18 75.00 2 16 66.67 3 18 75.00 1 7 29.17 75.00 2 18 20 83.33 3 87.50 3 21 79.17 2 19 41.67 1 10 70.83 2 17 75.69 rata2
Kriteria Cukup Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Baik Baik Baik Baik Jelek Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Cukup Baik Baik
196
Lampiran 45 SKOR PENILAIAN AFEKTIF KELAS KONTROL R-2 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Nama Siswa
Ana Triyuniati Anisah Maryanti Dessy Widyaningsih Devi Ratna Sartika Dimas Destira Danuwijaya Desi Yulia Rusman Elisa Maryana Elva Fitriyani Faizah Faris Maulana Hani Septiya Anggareni Ilmy Nur Azkiya Intania Isti Fitri Hidayah Lina Setiawati Maula Ardhi Martariza Mayada Listiani Mohammad Santoso Muhammad Husni Mubarok Muhammad Afif Luthfi Nabilah Nurjihan Novi Rahmawati Nur Azizah Nurhidayah Wulandari Putri Dwi Cahyawati Rachmat Aprianto Restu Meidenti Rian Hardiansyah Satria Wibowo Siti Suwarsih Sri Astuti Supriyatin Windi astuti Yosie Septiandagie Brawiejies Nok Rizki Muhammad Alimin Fikri Sudiro Prakoso Syaiful Adi K Zakaria Dimas Firmansyah Erik FR
Skor yang diperoleh tiap aspek 1
2
4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 2 4 2 3 2 4 4 4 4 3 2 2 4 3 4 4 4 4 3 4 4 2 2 2 3
3
3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 2 3
4
3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3
5
6
2 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 4 4 3 2 3
3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 4 4 3 3 3
2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 4 2 2 2
2 2
2 2
2 2
2
2
2
2
2
2
Jumlah Skor 17 18 17 18 14 20 17 18 18 14 17 18 18 19 15 17 18 14 14 12 17 18 15 18 16 12 12 17 17 16 17 22 23 17 17 19 14 14 12 15 rata2
Nilai 70.83 75.00 70.83 75.00 58.33 83.33 70.83 75.00 75.00 58.33 70.83 75.00 75.00 79.17 62.50 70.83 75.00 58.33 58.33 50.00 70.83 75.00 62.50 75.00 66.67 50.00 50.00 70.83 70.83 66.67 70.83 91.67 95.83 70.83 70.83 79.17 58.33 58.33 50.00 62.50 68.85
Kriteria Baik Baik Baik Baik Cukup Sangat Baik Baik Baik Baik Cukup Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Cukup Cukup Cukup Baik Baik Baik Baik Baik Cukup Cukup Baik Baik Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Baik Baik Baik Baik Cukup Baik Baik
197
Lampiran 46 SKOR PENILAIAN AFEKTIF KELAS EKSPERIMEN R-3 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Nama Siswa
Agus Susandi Aini Ana amantin Andiyas Fitriani Kusuma ayu Nurjanah Desi wijayanti Diah ayu Nur sofi Dian Saesaria Divia Syarah Elva Oktaviani Evi Vitriani Fitri Mau Liya Akhir R Hikmatul Churiyah Indah etika sari Intan Metasari Krisna Kurniawati Arfiansyah Laela Faizah Romadhanti Linda Ayu Rahmawati Maghfiroh Melisa Indri Saputri Milhatun Sahlekha Novi Nurhidayati Nur Afriani Nur Azizah Nur Diana Putri Nurbaeti Sobah Nurul Huda Ayu sukanti Pradipta Restu Rustianti Ridho gusti Maulana Siti Aminah Tandanu Andyanto Tri Handayani Tri Wijayanti Gilang Ivan Yanuar Kartika Ratih Dewi
Skor yang diperoleh tiap aspek 1 2 3 4 5
3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 3
3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 1 4 3 4 3 2 3
2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 4 4 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 1 3 2 3 4 2 3
2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 4 4 3 2 2
6
2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 2 3 3 1 3 4 3 3 1 3
Jumlah Nilai Skor 2 14 58.33 2 17 70.83 2 17 70.83 3 18 75.00 3 18 75.00 3 18 75.00 2 17 70.83 3 18 75.00 2 17 70.83 2 15 62.50 2 17 70.83 3 19 79.17 2 17 70.83 3 20 83.33 2 19 79.17 3 20 83.33 3 17 70.83 3 19 79.17 3 21 87.50 4 23 95.83 3 18 75.00 3 20 83.33 3 21 87.50 3 20 83.33 3 19 79.17 3 19 79.17 3 18 75.00 2 16 66.67 3 18 75.00 2 9 37.50 79.17 2 19 20 83.33 3 87.50 3 21 79.17 2 19 41.67 1 10 66.67 2 16 74.54 rata2
Kriteria Cukup Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Baik Baik Baik Baik Jelek Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Cukup Baik Baik
198
Lampiran 47 SKOR PENILAIAN AFEKTIF KELAS KONTROL R-3 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Nama Siswa
Ana Triyuniati Anisah Maryanti Dessy Widyaningsih Devi Ratna Sartika Dimas Destira Danuwijaya Desi Yulia Rusman Elisa Maryana Elva Fitriyani Faizah Faris Maulana Hani Septiya Anggareni Ilmy Nur Azkiya Intania Isti Fitri Hidayah Lina Setiawati Maula Ardhi Martariza Mayada Listiani Mohammad Santoso Muhammad Husni Mubarok Muhammad Afif Luthfi Nabilah Nurjihan Novi Rahmawati Nur Azizah Nurhidayah Wulandari Putri Dwi Cahyawati Rachmat Aprianto Restu Meidenti Rian Hardiansyah Satria Wibowo Siti Suwarsih Sri Astuti Supriyatin Windi astuti Yosie Septiandagie Brawiejies Nok Rizki Muhammad Alimin Fikri Sudiro Prakoso Syaiful Adi K Zakaria Dimas Firmansyah Erik FR
Skor yang diperoleh tiap aspek 1
2
4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 2 2 2 4 4 4 4 4 2 2 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 2 3
3
3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 4 2 2 2 2
4
3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 1 1 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3
5
6
2 3 3 3 1 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 1 3 1 2 2 3 3 3 3 2 1 2 2 2 2 3 4 4 2 2 3
3 3 2 3 1 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 1 3 1 2 2 3 3 3 3 3 1 1 3 3 2 3 3 3 2 3 3
2 2 2 2 1 3 2 3 2 2 2 3 2 3 2 1 3 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 4 1 2 2
2 2
1 2
1 1
1
1
1
2
2
1
Jumlah Skor 17 18 17 18 9 20 17 18 18 14 17 19 18 19 17 10 19 9 12 12 18 18 18 18 17 8 10 17 15 16 18 20 21 12 17 19 11 12 9 13 rata2
Nilai 70.83 75.00 70.83 75.00 37.50 83.33 70.83 75.00 75.00 58.33 70.83 79.17 75.00 79.17 70.83 41.67 79.17 37.50 50.00 50.00 75.00 75.00 75.00 75.00 70.83 33.33 41.67 70.83 62.50 66.67 75.00 83.33 87.50 50.00 70.83 79.17 45.83 50.00 37.50 54.17 65.10
Kriteria Baik Baik Baik Baik Cukup Sangat Baik Baik Baik Baik Cukup Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Cukup Cukup Cukup Baik Baik Baik Baik Baik Cukup Cukup Baik Baik Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Baik Baik Baik Baik Cukup Baik Baik
199
Lampiran 48 REKAPITULASI NILAI ASPEK AFEKTIF KELAS EKSPERIMEN Skor yang diperoleh tiap aspek 1 2 RataI II III I II rata
Kriteria rata-rata skor tiap 3.40aspek < X ≤ 4.00 = Sangat tinggi (ST)
Kriteria % skor total afektif 85.00 < X ≤ 100.00
2.80 < X ≤ 3.40 2.20 < X ≤ 2.80
= =
Tinggi (T) Cukup (C)
70.00 < X ≤ 85.00 55.00 < X ≤ 70.00
1.60 < X ≤ 2.20
= =
Rendah (R)
40.00 < X ≤ 55.00
Sangat rendah (SR)
25.00 ≤ X ≤40.00
1.00 ≤ X ≤ 1.60
Kriteria
2.7 3.0 2.3 3.0 3.0 2.7 3.0 3.0 3.0 2.0 2.0 3.0 3.7 3.0 2.7 3.0 3.0 3.7 3.0 3.7 3.3 4.0 4.0 4.0 3.0 3.0 2.3 3.0 3.0 1.0 3.0 4.0 3.0 3.0 1.0 3.0
3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 4 3 2 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 1 2 3 3 2 1 2
2.943 2.886 2.943
2.69
2.6
2.6
2.629
Tinggi
= = =
Sangat baik
= =
Kurang
2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 2 3 3 1 3 4 3 3 1 3
Ratarata
III
Tinggi
3
3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 2 3 3 1 3 4 3 3 1 3
II
Tinggi
2.8
3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 4 3 2 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 1 3 4 3 3 1 3
I
Tinggi
2.83 2.771 2.771 2.857
2.0 3.0 3.0 3.0 2.7 2.7 2.3 2.0 3.0 2.0 3.0 3.0 3.7 3.0 3.0 3.0 3.0 3.7 2.7 4.0 3.0 3.0 3.0 3.0 2.0 2.3 2.7 2.0 2.0 1.3 3.0 4.0 4.0 3.0 2.0 2.3
Ratarata
III
Baik Cukup Sangat kurang
Tinggi
2.69
2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 4 4 3 2 2
II
Tinggi
2.94
2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 4 3 3 3 3 4 2 4 3 3 3 3 2 2 3 2 2 1 3 4 4 3 2 2
Nilai
6
Tinggi
2.86
2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 4 3 3 3 3 4 2 4 3 3 3 3 2 2 2 2 2 1 3 4 4 3 2 3
I
Tinggi
3.69 3.286 3.143 3.086 3.171
2.0 3.0 2.7 2.7 3.0 3.0 2.0 3.0 3.0 2.0 3.0 3.0 3.3 3.0 3.7 3.7 2.0 3.7 3.0 3.7 3.0 3.3 3.0 3.0 3.0 2.7 2.0 2.0 3.0 1.3 3.0 2.0 3.3 4.0 2.0 3.0
Ratarata
III
Tinggi
2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 4 4 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 1 3 2 3 4 2 3
II
Tinggi
2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 4 3 4 4 2 4 3 4 4 4 3 3 3 3 2 2 3 1 3 2 3 4 2 3
5
Tinggi
2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 4 3 3 3 2 4 3 4 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 4 4 2 3
I
Tinggi
Kriteria
2.3 2.7 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 2.7 3.0 3.0 3.0 3.7 3.7 3.0 3.0 3.0 3.7 3.3 4.0 3.7 3.3 4.0 3.3 4.0 3.3 4.0 3.0 3.0 1.0 3.7 3.3 4.0 3.3 2.0 3.3
Ratarata
Tinggi
3.8
3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 1 4 3 4 3 2 3
III
Tinggi
3.8
2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 1 3 3 4 3 2 3
II
Tinggi
3.4
2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 1 4 4 4 4 2 4
I
4
Tinggi
Rata-rata
2.3 4.0 3.7 3.7 3.7 3.7 3.7 3.7 3.7 3.3 3.7 4.0 4.0 3.7 3.7 3.7 3.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 2.0 4.0 4.0 4.0 4.0 2.0 3.7
Tinggi
3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 3
Ratarata
III
Tinggi
2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4
Jumlah 3
Tinggi
2 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4
Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi
E-01 E-02 E-03 E-04 E-05 E-06 E-07 E-08 E-09 E-10 E-11 E-12 E-13 E-14 E-15 E-16 E-17 E-18 E-19 E-20 E-21 E-22 E-23 E-24 E-25 E-26 E-27 E-28 E-29 E-30 E-31 E-32 E-33 E-34 E-35 E-36
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Tinggi
No Kode
2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 2 3 4 3 2 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 1 2 3 3 2 1 2
2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 1 2
2.3 2.3 2.3 3.0 3.0 3.0 2.0 3.0 2.0 2.0 2.0 3.0 3.3 3.0 2.0 3.0 3.0 3.0 2.3 4.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 2.0 3.0 1.3 2.0 3.0 3.0 2.0 1.0 2.0
13.7 18.0 17.0 18.3 18.3 18.0 16.0 17.7 17.3 14.3 16.7 19.0 21.7 19.3 18.0 19.3 17.0 21.7 18.3 23.3 20.0 20.7 21.0 20.3 19.0 18.3 18.0 16.0 18.0 8.0 18.7 20.3 21.3 19.3 10.0 17.3 18.06 3.01
56.94 75.00 70.83 76.39 76.39 75.00 66.67 73.61 72.22 59.72 69.44 79.17 90.28 80.56 75.00 80.56 70.83 90.28 76.39 97.22 83.33 86.11 87.50 84.72 79.17 76.39 75.00 66.67 75.00 33.33 77.78 84.72 88.89 80.56 41.67 72.22
Cukup Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Cukup Baik Baik Sangat Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Sangat Sangat Sangat Sangat Baik Baik Baik Baik Baik Jelek Baik Sangat Sangat Sangat Cukup Baik
76.772 Baik
Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik
Baik Baik Baik
200
Lampiran 49
REKAPITULASI NILAI ASPEK AFEKTIF KELAS KONTROL
Kriteria rata-rata skor tiap aspek 3.40 < X ≤ 4.00 = 2.80 < = X ≤ < X ≤ 2.80 2.20 = 1.60 < X ≤ 2.20 = 1.00 ≤ X ≤ 1.60 =
Sangat tinggi (ST) Tinggi (T) Cukup (C) Rendah (R) Sangat rendah (SR)
2 2.4
Tinggi
2 2.7
= = = = =
2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 4 2 2 2
2 2
2 2 2 2 1 3 2 3 2 2 2 3 2 3 2 1 3 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 4 1 2 2
2 2
2
1 1
2
1
2 2 1 2.25 2.225 1.975
Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang
RataRata 2 2 2 2 1.667 3 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2.333 2.667 1.667 2 2 2 2 2 2 2 1.667 2 2 2.667 2 2 3 4 1.667 2 2 1.667 1.667 1.667 1.667 2.15
Jumlah skor rata-rata
Nilai
17 18 17 18 11.667 20 17 18 18 14 17 18.667 18 19 16.333 14.667 18.667 11.667 12.667 12 17.667 18 17 18 16.667 10.667 11.333 17 16.333 16 17.667 21.333 22.333 15.333 17 19 13.333 13.667 11 14.333 2.7125
70.8333 75 70.8333 75 48.6111 83.3333 70.8333 75 75 58.3333 70.8333 77.7778 75 79.1667 68.0556 61.1111 77.7778 48.6111 52.7778 50 73.6111 75 70.8333 75 69.4444 44.4444 47.2222 70.8333 68.0556 66.6667 73.6111 88.8889 93.0556 63.8889 70.8333 79.1667 55.5556 56.9444 45.8333 59.7222 67.8125
Tinggi
1 2
1
2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 4 2 2 2
III
Tinggi
2 2
2
II
Tinggi
3 3 2 3 1 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 1 3 1 2 2 3 3 3 3 3 1 1 3 3 2 3 3 3 2 3 3
I
Tinggi
3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 4 4 3 3 3
Tinggi
III
Tinggi
Tinggi
Kriteria % skor total afektif 85.00 < X ≤ 100.00 70.00 < X ≤ 85.00 55.00 < X ≤ 70.00 40.00 < X ≤ 55.00 25.00 ≤ X ≤40.00
II
6 RataRata 3 3 2 3 1.667 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2.333 2.333 3 1.667 2 2 3 3 3 3 3 1.667 1.667 3 3 2 3 3.667 3.667 2.667 3 3 1.667 2 1.667 2 2.592
Tinggi
5 RataI Rata 3 2 3 3 2 3 3 3 2 1.667 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2.667 3 2.333 3 3 2 1.667 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2.667 3 3 3 2 2 1.667 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 4 4 4 4 3 2.667 3 2 3 3 2 2 2 2 2 1.667 2 2 2.5 2.675
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Skor yang diperoleh tiap aspek 3 4 RataII III I II III Rata 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2.667 3 2 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2.333 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2.667 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2.667 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 1 1.667 2 2 1 2 1 1.667 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2.667 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 2 2.667 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2.667 2 2 2 3 2 2.667 2 2 2 2 2 2 2 1 2 3 3 3 2 2 2 2.75 2.7 2.758 2.575 2.53 2.4
Tinggi
RataI Rata 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2.33 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2.67 3 2.67 3 3 2 2.33 2 2.33 2 2 3 3 3 3 3 2.67 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2.67 3 3 3 3 3 3.67 3 3.67 3 2.67 3 3 3 4 3 2.67 3 2.67 2 2 3 2.67 2.87 2.825
Tinggi
Tinggi
Sangat Tinggi
Tinggi
Kriteria
Sangat Tinggi
4 4 4 1 K-01 4 4 4 2 K-02 4 4 4 3 K-03 4 4 4 4 K-04 2 3 2 5 K-05 4 4 4 6 K-06 4 4 4 7 K-07 4 4 4 8 K-08 4 4 4 9 K-09 2 2 2 10 K-10 4 4 4 11 K-11 4 3 4 12 K-12 4 4 4 13 K-13 4 4 4 14 K-14 4 4 4 15 K-15 2 2 2 16 K-16 4 4 4 17 K-17 2 2 2 18 K-18 2 3 2 19 K-19 2 2 2 20 K-20 4 4 4 21 K-21 4 4 4 22 K-22 4 4 4 23 K-23 4 4 4 24 K-24 4 3 4 25 K-25 2 2 2 26 K-26 2 2 2 27 K-27 4 4 4 28 K-28 3 3 3 29 K-29 4 4 4 30 K-30 4 4 4 31 K-31 4 4 4 32 K-32 4 4 4 33 K-33 3 3 3 34 K-34 4 4 4 35 K-35 4 4 4 36 K-36 3 2 3 37 K-37 3 2 3 38 K-38 2 2 2 39 K-39 3 3 3 40 K-40 Rata-rata 3.43 3.375 3.425
Tinggi
III
Tinggi
II
RataI II III Rata 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 2 3 2 2.333 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3.667 3 3 3 4 3 3 3 4 3 2 3 4 3 3 2 2 3 3 3 4 2 3 2 2 2 3 2 2.333 2 2 2 2 3 3 3 4 3 3 3 4 3 2 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3.667 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 2 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 2 2.667 3 3 2 2.667 2 2 2 2 3 3 2 3 3.408 2.93 2.95 2.73
Sangat Tinggi
I
2
Tinggi
1
No Kode
Kriteria Baik Baik Baik Baik Baik Sangat Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik
201
Lampiran 50 Eksperimen Kontrol Kehadiran Keaktifan dalam PBM Keaktifan diskusi Keaktifan mengajukan pertanyaan Ketepatan mengumpulka n tugas
3.69 3.17
3.41 2.87
2.83
2.76
2.80
2.50
2.94
2.59
2.63
2.15
18.0571429
16.275
Keberanian
Rata-Rata Skor
Hasil Belajar Ranah Afektif 4.00 3.50 3.00 2.50 2.00 1.50 1.00 0.50 0.00
Eksperimen Kontrol
Aspek yang dinilai
202
Lampiran 51 HASIL SKOR PENILAIAN PSIKOMOTORIK KELAS EKSPERIMEN R-1
Nama Siswa
1
Agus Susandi Aini Ana amantin Andiyas Fitriani Kusuma ayu Nurjanah Desi wijayanti Diah ayu Nur sofi Dian Saesaria Divia Syarah Elva Oktaviani Evi Vitriani Fitri Mau Liya Akhir R Hikmatul Churiyah Indah etika sari Intan Metasari Krisna Kurniawati Arfiansyah Laela Faizah Romadhanti Linda Ayu Rahmawati Maghfiroh Melisa Indri Saputri Milhatun Sahlekha Novi Nurhidayati Nur Afriani Nur Azizah Nur Diana Putri Nurbaeti Sobah Nurul Huda Ayu sukanti Pradipta Restu Rustianti Ridho gusti Maulana Siti Aminah Tandanu Andyanto Tri Handayani Tri Wijayanti Gilang Ivan Yanuar Kartika Ratih Dewi
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Rata - rata
Skor yang diperoleh tiap aspek 1
2
2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2
3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3
2.47 2.92
4
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 4 4 3 3 2 3 1 4 2 4 4 2 3
5
2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 3 4 3 3 3 3 1 4 3 4 4 2 2
6
3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 2 4 3 4 4 3 2
7
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 1 4 3 4 4 2 2
8
3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3
Jumlah
No
Nilai
Kriteria
23
63.89
Baik
24
66.67
Baik
23
63.89
Baik
25
69.44
Baik
25
69.44
Baik
24
66.67
Baik
24
66.67
Baik
24
66.67
Baik
24
66.67
Baik
21
58.33
Cukup
24
66.67
Baik
24
66.67
Baik
26
72.22
Baik
25
69.44
Baik
24
66.67
Baik
25
69.44
Baik
23
63.89
Baik
25
69.44
Baik
24
66.67
Baik
31
86.11
Sangat Baik
25
69.44
Baik
29
80.56
Sangat Baik
24
66.67
Baik
28
77.78
Baik
27
75.00
Baik
23
63.89
Baik
23
63.89
Baik
21
58.33
Cukup
23
63.89
Baik
15
41.67
Cukup
27
75.00
Baik
21
58.33
Cukup
28
77.78
Baik
28
77.78
Baik
18
50.00
Cukup
20
55.56
Cukup
66.98
Baik
3 2.94 3.06 3.06 2.78 3.89 24.1
203
Lampiran 52 HASIL SKOR PENILAIAN PSIKOMOTORIK KELAS KONTROL R-1
Kode
1
Ana Triyuniati Anisah Maryanti Dessy Widyaningsih Devi Ratna Sartika Dimas Destira Danuwijaya Desi Yulia Rusman Elisa Maryana Elva Fitriyani Faizah Faris Maulana Hani Septiya Anggareni Ilmy Nur Azkiya Intania Isti Fitri Hidayah Lina Setiawati Maula Ardhi Martariza Mayada Listiani Mohammad Santoso Muhammad Husni Mubarok Muhammad Afif Luthfi Nabilah Nurjihan Novi Rahmawati Nur Azizah Nurhidayah Wulandari Putri Dwi Cahyawati Rachmat Aprianto Restu Meidenti Rian Hardiansyah Satria Wibowo Siti Suwarsih Sri Astuti Supriyatin Windi astuti Yosie Septiandagie Brawiejies Nok Rizki Muhammad Alimin Fikri Sudiro Prakoso Syaiful Adi K Zakaria Dimas Firmansyah Erik FR
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Rata-rata
Jumlah
No
Nilai
Kriteria
23
71.88
Baik
23
71.88
Baik
3
24
75.00
Baik
3
3
22
68.75
Baik
2
3
2
17
53.13
Baik
3
4
3
3
27
84.38
Sangat Baik
3
3
3
2
3
22
68.75
Baik
3
3
3
4
3
25
78.13
Baik
3
4
3
3
3
3
25
78.13
Baik
3
2
2
2
3
2
3
20
62.50
Baik
3
4
3
4
3
4
3
2
26
81.25
Sangat Baik
3
3
4
3
3
4
3
3
26
81.25
Sangat Baik
3
4
3
4
3
3
2
4
26
81.25
Sangat Baik
3
3
3
3
3
3
3
3
24
75.00
Baik
3
3
4
3
3
3
2
3
24
75.00
Baik
3
2
3
3
3
2
3
3
22
68.75
Baik
3
3
3
3
4
3
3
3
25
78.13
Baik
3
2
3
2
3
2
2
3
20
62.50
Baik
3
3
3
2
2
2
3
2
20
62.50
Baik
3
3
2
2
3
3
3
3
22
68.75
Baik
3
3
3
3
3
3
3
2
23
71.88
Baik
3
4
3
4
3
3
3
3
26
81.25
Sangat Baik
3
3
3
3
2
3
2
3
22
68.75
Baik
3
3
3
4
3
3
2
2
23
71.88
Baik
3
3
3
3
3
4
3
3
25
78.13
Baik
3
3
3
2
2
3
2
3
21
65.63
Baik
3
4
3
4
3
3
3
3
26
81.25
Sangat Baik
3
3
3
4
4
4
2
3
26
81.25
Sangat Baik
3
2
2
2
2
2
2
2
17
53.13
Cukup
3
3
3
3
3
2
3
3
23
71.88
Baik
3
3
2
2
3
3
3
3
22
68.75
Baik
3
3
3
3
4
4
4
4
28
87.50
Sangat Baik
3
4
4
3
4
4
4
4
30
93.75
Sangat Baik
3
2
3
2
2
2
2
3
19
59.38
Cukup
3
3
3
3
3
2
2
3
22
68.75
Baik
3
3
4
4
4
3
3
3
27
84.38
Sangat Baik
3
2
2
2
2
3
2
3
19
59.38
Cukup
3
2
2
2
3
3
3
3
21
65.63
Baik
3
2
2
2
2
2
2
2
17
53.13
Cukup
3
3
4
3
3
3
3
3
25
78.13
Baik
Skor yang diperoleh tiap aspek 1
2
3
4
5
6
7
8
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
2
2
2
2
2
2
3
3
4
4
3
2
3
3
3
3
3
3
3
2.98 2.88 2.95 2.90 2.88 2.93 2.73 2.90 23.1 72.26563
Baik
204
Lampiran 53 HASIL SKOR PENILAIAN PSIKOMOTORIK KELAS EKSPERIMEN R-2 Nama Siswa
Skor yang diperoleh tiap aspek 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Agus Susandi Aini Ana amantin Andiyas Fitriani Kusuma ayu Nurjanah Desi wijayanti Diah ayu Nur sofi Dian Saesaria Divia Syarah Elva Oktaviani Evi Vitriani Fitri Mau Liya Akhir R Hikmatul Churiyah Indah etika sari Intan Metasari Krisna Kurniawati Arfiansyah Laela Faizah Romadhanti Linda Ayu Rahmawati Maghfiroh Melisa Indri Saputri Milhatun Sahlekha Novi Nurhidayati Nur Afriani Nur Azizah Nur Diana Putri Nurbaeti Sobah Nurul Huda Ayu sukanti Pradipta Restu Rustianti Ridho gusti Maulana Siti Aminah Tandanu Andyanto Tri Handayani Tri Wijayanti Gilang Ivan Yanuar Kartika Ratih Dewi Rata - rata
2
2 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2
3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2
4
3 3 2 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 4 4 3 3 2 3 1 4 2 4 4 2 3
2.47 2.86 3.11
5
2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 4 4 2 3 3 4 1 4 3 4 4 2 3
6
3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 2 4 3 4 4 3 2
7
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 1 4 3 4 4 2 2
8
3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3
3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3
Jumlah
No
Nilai
Kriteria
22
61.11
Baik
24
66.67
Baik
23
63.89
Baik
25
69.44
Baik
25
69.44
Baik
24
66.67
Baik
25
69.44
Baik
25
69.44
Baik
24
66.67
Baik
22
61.11
Baik
25
69.44
Baik
24
66.67
Baik
26
72.22
Baik
26
72.22
Baik
25
69.44
Baik
26
72.22
Baik
25
69.44
Baik
26
72.22
Baik
25
69.44
Baik
30
83.33
Sangat Baik
26
72.22
Baik
29
80.56
Sangat Baik
24
66.67
Baik
30
83.33
Sangat Baik
27
75.00
Baik
22
61.11
Baik
24
66.67
Baik
21
58.33
Cukup
24
66.67
Baik
15
41.67
Cukup
27
75.00
Baik
21
58.33
Cukup
28
77.78
Baik
28
77.78
Baik
18
50.00
Cukup
20
55.56
Cukup
67.98
Baik
3 3.08 3.25 2.83 3.86 24.5
205
Lampiran 54 HASIL SKOR PENILAIAN PSIKOMOTORIK KELAS KONTROL R-2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Kode
Nilai
Kriteria
22
68.75
Baik
23
71.88
Baik
4
24
75.00
Baik
3
3
22
68.75
Baik
2
3
2
16
50.00
Cukup
3
4
3
3
26
81.25
Sangat Baik
2
3
2
3
20
62.50
Baik
2
3
2
3
4
23
71.88
Baik
3
4
3
3
3
4
26
81.25
Sangat Baik
3
2
2
2
3
2
4
21
65.63
Baik
3
3
3
3
3
3
3
24
75.00
Baik
3
3
3
3
3
3
4
25
78.13
Baik
4
3
4
3
3
2
4
26
81.25
Sangat Baik
3
3
3
3
3
3
4
25
78.13
Baik
4
4
3
3
3
2
3
25
78.13
Baik
2
2
2
3
2
3
3
20
62.50
Baik
3
3
3
2
3
3
4
24
75.00
Baik
2
3
2
3
2
1
2
18
56.25
Cukup
3
3
2
2
2
1
2
17
53.13
Cukup
3
2
2
3
3
2
3
20
62.50
Baik
3
3
2
3
3
3
4
24
75.00
Baik
4
3
4
3
3
3
3
26
81.25
Sangat Baik
3
2
3
2
3
2
4
22
68.75
Baik
3
3
4
3
3
2
2
23
71.88
Baik
3
3
3
3
3
3
4
25
78.13
Baik
3
2
2
2
3
2
1
18
56.25
Cukup
4
3
4
3
3
3
3
26
81.25
Sangat Baik
3
3
4
3
4
2
3
25
78.13
Baik
2
2
2
1
2
1
2
14
43.75
Cukup
3
3
3
3
2
3
3
23
71.88
Baik
3
2
3
3
3
3
4
24
75.00
Baik
3
3
3
4
4
4
4
28
87.50
Sangat Baik
4
4
3
4
4
4
4
30
93.75
Sangat Baik
2
3
2
1
2
1
2
16
50.00
Cukup
3
3
2
2
3
2
3
21
65.63
Baik
3
4
3
4
3
3
4
27
84.38
Sangat Baik
2
2
2
2
2
1
2
16
50.00
Cukup
2
2
2
3
3
2
4
21
65.63
Baik
2
2
2
2
2
2
1
16
50.00
Cukup
3
3
3
3
3
2
4
24
75.00
Baik
70
Baik
Skor yang diperoleh tiap aspek 1
3 Ana Triyuniati 3 Anisah Maryanti 3 Dessy Widyaningsih 3 Devi Ratna Sartika Dimas Destira Danuwijaya 2 3 Desi Yulia Rusman 3 Elisa Maryana 3 Elva Fitriyani 3 Faizah 3 Faris Maulana Hani Septiya Anggareni 3 3 Ilmy Nur Azkiya 3 Intania 3 Isti Fitri Hidayah 3 Lina Setiawati 3 Maula Ardhi Martariza 3 Mayada Listiani 3 Mohammad Santoso Muhammad Husni Mubarok2 2 Muhammad Afif Luthfi 3 Nabilah Nurjihan 3 Novi Rahmawati 3 Nur Azizah 3 Nurhidayah Wulandari 3 Putri Dwi Cahyawati 3 Rachmat Aprianto 3 Restu Meidenti 3 Rian Hardiansyah 2 Satria Wibowo 3 Siti Suwarsih 3 Sri Astuti 3 Supriyatin 3 Windi astuti 3 Yosie Septiandagie Brawiejies 3 Nok Rizki Muhammad Alimin Fikri 3 3 Sudiro Prakoso 3 Syaiful Adi K Zakaria Dimas Firmansyah 3 3 Erik FR Rata-rata
Jumlah
No
2
3
4
5
6
7
8
2
3
2
3
3
3
3
2
3
3
2
3
3
4
2
3
3
3
3
3
2
3
3
3
2
1
2
2
2
3
3
4
2
3
2
3
3
3
2.90 2.78 2.80 2.75 2.70 2.83 2.48 3.18 22.4
206
Lampiran 55 HASIL SKOR PENILAIAN PSIKOMOTORIK KELAS EKSPERIMEN R-3
Nama Siswa
1
Agus Susandi Aini Ana amantin Andiyas Fitriani Kusuma ayu Nurjanah Desi wijayanti Diah ayu Nur sofi Dian Saesaria Divia Syarah Elva Oktaviani Evi Vitriani Fitri Mau Liya Akhir R Hikmatul Churiyah Indah etika sari Intan Metasari Krisna Kurniawati Arfiansyah Laela Faizah Romadhanti Linda Ayu Rahmawati Maghfiroh Melisa Indri Saputri Milhatun Sahlekha Novi Nurhidayati Nur Afriani Nur Azizah Nur Diana Putri Nurbaeti Sobah Nurul Huda Ayu sukanti Pradipta Restu Rustianti Ridho gusti Maulana Siti Aminah Tandanu Andyanto Tri Handayani Tri Wijayanti Gilang Ivan Yanuar Kartika Ratih Dewi
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Rata - rata
Skor yang diperoleh tiap aspek 1
2
2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 4 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 1 2 2 1 2
3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2
4
3 3 2 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 4 4 3 3 2 3 1 4 2 4 4 2 2
2.39 2.78 3.08
5
2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 4 4 2 3 3 4 1 4 3 4 4 2 3
6
3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 2 4 3 4 4 3 2
7
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 1 4 3 4 4 2 3
8
3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3
3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 2
3 3.08 3.19 2.75 3.72
Jumlah
No
Nilai
Kriteria
22
61.11
Baik
24
66.67
Baik
22
61.11
Baik
23
63.89
Baik
23
63.89
Baik
23
63.89
Baik
25
69.44
Baik
25
69.44
Baik
24
66.67
Baik
22
61.11
Baik
25
69.44
Baik
24
66.67
Baik
25
69.44
Baik
25
69.44
Baik
23
63.89
Baik
24
66.67
Baik
23
63.89
Baik
26
72.22
Baik
25
69.44
Baik
30
83.33
Sangat Baik
25
69.44
Baik
28
77.78
Baik
23
63.89
Baik
29
80.56
Sangat Baik
27
75.00
Baik
22
61.11
Baik
24
66.67
Baik
22
61.11
Baik
25
69.44
Baik
15
41.67
Cukup
27
75.00
Baik
21
58.33
Cukup
28
77.78
Baik
28
77.78
Baik
18
50.00
Cukup
19
52.78
Cukup
24
66.66667
Baik
207
Lampiran 56 HASIL SKOR PENILAIAN PSIKOMOTORIK KELAS KONTROL R-3
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Kode
Jumlah
No
Nilai
Kriteria
23
71.88
Baik
22
68.75
Baik
4
22
68.75
Baik
3
3
21
65.63
Baik
1
1
1
13
40.63
Cukup
3
4
4
4
28
87.50
Sangat Baik
3
3
3
2
4
23
71.88
Baik
3
3
2
3
4
4
24
75.00
Baik
3
3
4
3
3
3
4
26
81.25
Sangat Baik
3
2
2
2
3
1
2
18
56.25
Cukup
3
3
4
3
3
2
4
25
78.13
Baik
3
3
3
3
3
3
4
25
78.13
Baik
4
3
3
3
3
2
4
25
78.13
Baik
3
3
3
3
3
2
3
23
71.88
Baik
3
4
3
3
3
2
3
24
75.00
Baik
2
2
3
3
2
2
1
18
56.25
Cukup
3
3
3
3
3
3
4
25
78.13
Baik
2
2
2
2
2
2
1
16
50.00
Cukup
2
3
2
2
2
2
1
17
53.13
Cukup
2
2
2
3
3
2
1
18
56.25
Cukup
3
3
3
3
3
3
4
25
78.13
Baik
4
3
4
3
3
3
4
27
84.38
Sangat Baik
3
3
3
2
3
2
4
23
71.88
Baik
3
3
4
3
3
2
3
24
75.00
Baik
3
3
3
3
4
3
3
25
78.13
Baik
3
3
2
2
3
3
4
23
71.88
Baik
4
3
4
3
3
3
4
27
84.38
Sangat Baik
3
3
4
4
4
2
4
27
84.38
Sangat Baik
2
2
2
2
2
2
1
16
50.00
Baik
3
3
3
3
2
3
4
24
75.00
Baik
3
2
2
3
3
3
4
23
71.88
Baik
3
3
3
4
4
3
4
27
84.38
Sangat Baik
4
4
3
4
4
3
4
29
90.63
Sangat Baik
2
3
2
2
2
2
2
18
56.25
Cukup
3
3
3
2
2
2
3
21
65.63
Baik
3
3
4
3
3
3
4
26
81.25
Sangat Baik
2
2
2
2
3
2
2
18
56.25
Cukup
2
2
2
3
3
2
2
19
59.38
Cukup
2
2
2
2
2
2
2
17
53.13
Cukup
3
4
3
3
3
3
4
26
81.25
Sangat Baik
Skor yang diperoleh tiap aspek 1
2
3
4
5
6
7
8
2 Ana Triyuniati 3 Anisah Maryanti 2 Dessy Widyaningsih 2 Devi Ratna Sartika Dimas Destira Danuwijaya 2 3 Desi Yulia Rusman 3 Elisa Maryana 2 Elva Fitriyani 3 Faizah 3 Faris Maulana 3 Hani Septiya Anggareni 3 Ilmy Nur Azkiya 3 Intania 3 Isti Fitri Hidayah 3 Lina Setiawati 3 Maula Ardhi Martariza 3 Mayada Listiani 3 Mohammad Santoso Muhammad Husni Mubarok 3 3 Muhammad Afif Luthfi 3 Nabilah Nurjihan 3 Novi Rahmawati 3 Nur Azizah 3 Nurhidayah Wulandari 3 Putri Dwi Cahyawati 3 Rachmat Aprianto 3 Restu Meidenti 3 Rian Hardiansyah 3 Satria Wibowo 3 Siti Suwarsih 3 Sri Astuti 3 Supriyatin 3 Windi astuti Yosie Septiandagie Brawiejies3 3 Nok Rizki 3 Muhammad Alimin Fikri 3 Sudiro Prakoso 3 Syaiful Adi K Zakaria Dimas Firmansyah 3 3 Erik FR
3
3
2
3
3
3
4
3
2
3
2
3
2
4
3
2
3
3
3
2
2
3
3
3
2
2
2
2
2
3
4
3
2
3
3
Rata-rata
2.88 2.80 2.80 2.85 2.75 2.85 2.45 3.15 22.5 70.39063
Baik
208
REKAPITULASI NILAI ASPEK PSIKOMOTOR KELAS EKSPERIMEN
Lampiran 57
Skor yang diperoleh tiap aspek
3
3
3.2
3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3
3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3
3
3
3
2.79
4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3
3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3
3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 2
Ratarata 3.33 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3.67 3.67 3.67 3.67 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 2.67
4
4
4
3.8
I
II
III
Jumlah skor
22.33 24.00 22.67 24.33 24.33 23.67 24.67 24.67 24.00 21.67 24.67 24.00 25.67 25.33 24.00 25.00 23.67 25.67 24.67 30.33 25.33 28.67 23.67 29.00 27.00 22.33 23.67 21.33 24.00 15.00 27.00 21.00 28.00 28.00 18.00 19.67 3.02 Tinggi
3
3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3
Kebersihan dan kerapihan alat serta tempat
Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi
3 3.07
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 1 4 3 4 4 2 3
III
Tinggi
3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 1 4 3 4 4 2 2
II
Tinggi
3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 1 4 3 4 4 2 2
Ratarata 3 3 3 2.667 2.667 2.667 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 4 4 3.667 4 4 3.667 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3
I
Tinggi
3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 2 4 3 4 4 3 2
III
Pelaporan hasil percobaan
Tinggi
3 2.98
3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 2 4 3 4 4 3 2
II
Tinggi
3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 2 4 3 4 4 3 2
Ratarata 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3.67 3.33 3.33 3 3.67 3.67 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 1 4 3 4 4 2 2.33
I
Tinggi
3
Ratarata 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3.67 3 3 2 4 3 4 4 3 2
Tinggi
2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 4 4 2 3 3 4 1 4 3 4 4 2 3
III
Tinggi
3 3.06
2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 4 4 2 3 3 4 1 4 3 4 4 2 3
II
Tinggi
3
2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 3 4 3 3 3 3 1 4 3 4 4 2 2
I
Tinggi
3
Ratarata 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 3.67 4 2.33 3 3 3.67 1 4 3 4 4 2 2.67
Tinggi
3 3 2 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 4 4 3 3 2 3 1 4 2 4 4 2 2
III
Tinggi
3 2.85
3 3 2 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 4 4 3 3 2 3 1 4 2 4 4 2 3
II
Keterampilan dalam Melakukan Pengamatan
Kerjasama kelompok
Tinggi
3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 4 4 3 3 2 3 1 4 2 4 4 2 3
I
Tinggi
3
Ratarata 3 3 2.33 3 3 3 3.67 3.67 3.67 3.67 3.67 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 4 4 3 3 2 3 1 4 2 4 4 2 2.67
Tinggi
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2
III
Ketepatan prosedur
Tinggi
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2
II
Tinggi
Sedang
Kriteria
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3
I
Tinggi
2.4
Ratarata 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2.67 2.67 2.67 3 3 3 2 3.33 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2.33
Tinggi
2
III
Ketrampilan memakai alat
Tinggi
2
II
Tinggi
2
Sedang
Rata-rata
I
Tinggi
2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 4 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 1 2 2 1 2
III
Tinggi
2 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2
Sedang
E-01 E-02 E-03 E-04 E-05 E-06 E-07 E-08 E-09 E-10 E-11 E-12 E-13 E-14 E-15 E-16 E-17 E-18 E-19 E-20 E-21 E-22 E-23 E-24 E-25 E-26 E-27 E-28 E-29 E-30 E-31 E-32 E-33 E-34 E-35 E-36
II
Tinggi
2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2
Ratarata 2 2 2.33 2.67 2.67 2 3 3 2.33 2 3 3 4 3 3 2.67 2.67 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2.33 2.33 2 2 1 2 2 1 2
I
Tinggi
No Kode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Persiapan alat dan bahan
Persiapan
Nilai
62.04 66.67 62.96 67.59 67.59 65.74 68.52 68.52 66.67 60.19 68.52 66.67 71.30 70.37 66.67 69.44 65.74 71.30 68.52 84.26 70.37 79.63 65.74 80.56 75.00 62.04 65.74 59.26 66.67 41.67 75.00 58.33 77.78 77.78 50.00 54.63
Kriteria
Baik Baik Baik Baik Baik
Baik Baik Baik Baik
Baik Baik Baik Baik
Baik Baik
Baik Baik Baik Baik Sangat Baik Baik Baik Baik Sangat Baik
Baik Baik Baik Cukup Baik
Cukup Baik
Cukup Baik
Baik Cukup
Cukup
68.42 Baik
209
REKAPITULASI NILAI ASPEK PSIKOMOTOR KELAS KONTROL
Lampiran 58
Skor yang diperoleh tiap aspek
Tinggi
Tinggi
Tinggi
RataI II III rata 3 3 4 3 4 4 2.67 3 4 4 2.67 3 3 3 3 3 2 1 2.33 2 3 4 3.33 3 3 3 4 2 4 4 3.67 3 3 4 4 3 4 2 1.67 3 3 4 2.67 2 3 4 4 3 4 4 4 2 4 3 2.67 3 3 3 3 2 3 1 2.67 3 3 4 4 3 2 1 1.67 3 2 2 1 2 3 1 2.33 3 2 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 2 2 2 3 2 3 4 3 3 1 4 2.33 3 3 3 4 3 3 3 4 2 2 1 1.67 2 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3.67 4 4 4 3.67 4 2 2 1.67 3 3 3 3 2 3 4 4 3 2 2 1.67 3 4 2 2.33 3 2 1 2 2 4 4 2.67 3 2.55 2.9 3.2 3.2 Tinggi
Sedang
Sedang
Tinggi
Kebersihan alat-alat praktikum Ratarata 3.333 3.667 3.667 3 1.667 3.333 3.333 3.667 3.667 3 3 3.667 4 3.333 3 2.333 3.667 2 1.667 2.333 3.333 3.333 3.667 2.333 3.333 2.667 3.333 3.333 1.667 3.333 3.667 4 4 2.333 3 3.667 2.333 3 1.667 3.667 3.1 Tinggi
Hasil dan laporan
RataI II III rata 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 1 1.67 3 3 3 4 4 2 2 2 3 3 4 2.67 4 3 3 3 3 2 2 1 3 3 2 3.33 3 3 3 3.33 3 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 1 2 2 3 1 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3.67 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 4 2 1 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 2 1 2 2 2 2 2.33 2 3 3 3 3 1 2 2.67 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3 3 2.87 2.7 2.5 2.5 Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
RataI II III rata 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 1 2 4 4 4 3 3 3 2.67 3 2 3 2.67 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2.67 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 3.67 4 2 2 1.67 2 2 2 2 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 1.67 2 3 2 2.33 2 3 3 3.67 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2.78 2.9 2.8 2.9 Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Kesungguhan dalam mengamati percobaan
Dinamika Kelompok
III
Tinggi
Tinggi
3 3 3 3 2 4 3 3 3 2 3 4 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 4 3 3 4 2 2 2 4
Kemampuan penguasaan prosedur Kerja
RataRataI II III I II III rata rata 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 2 2.67 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2.67 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 4 4 3 3.667 3 3 3 3.67 4 3 3 3 2 3 2.667 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2.667 3 3 2 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 4 3 4 3.667 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3.33 3 3 3 3 4 4 3 3.667 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 2 2 2 3 2.667 3 3 3 2.33 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2.67 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2.667 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 2 3 3 3 2 2 2 2.67 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2.67 2 2 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2.333 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 2 2 2 2 1 2 3 2 3 3 3 2 3 2.667 3 2 2 3 4 3 3 4 3.667 4 4 3 3.67 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 4 3 3 3 3 3 3.67 3 3 2.8 2.8 2.85 2.9 2.8 2.9 2.833 2.9 2.7 2.8 II
Tinggi
3
I
Tinggi
Ratarata 2.67 2.67 2.67 2 1.67 3 2 3 3 3 3.33 3 4 3 3.33 2 3 2 2.67 2.67 3 4 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 4 2 3 3 2 2 2 3 2.82 Tinggi
Tinggi
Kriteria
Tinggi
3
Tinggi
Rata-rata
III
Tinggi
3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 Tinggi
K-01 K-02 K-03 K-04 K-05 K-06 K-07 K-08 K-09 K-10 K-11 K-12 K-13 K-14 K-15 K-16 K-17 K-18 K-19 K-20 K-21 K-22 K-23 K-24 K-25 K-26 K-27 K-28 K-29 K-30 K-31 K-32 K-33 K-34 K-35 K-36 K-37 K-38 K-39 K-40
RataI II III rata 3 2 3 2 3 2.67 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2.67 3 3 2 2 2 2.67 2 2 2 2 1 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 2.67 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 2 2.67 3 2 3 3 2 2.67 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2.67 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2.9 2.9 2.92 2.9 2.8 2.8 II
Tinggi
I
Tinggi
No Kode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Ketrampilan dalam Ketrampilan dalam persiapan alat dan melaksanakan bahan percobaan
Persiapan
Jumlah skor
Nilai
22.66667 22.66667 23.33333 21.66667 15.33333 27 21.66667 24 25.66667 19.66667 25 25.33333 25.66667 24 24.33333 20 24.66667 18 18 20 24 26.33333 22.33333 23.33333 25 20.66667 26.33333 26 15.66667 23.33333 23 27.66667 29.66667 17.66667 21.33333 26.66667 17.66667 20.33333 16.66667 25 22.83951
62.96 62.96 64.81 60.19 42.59 75.00 60.19 66.67 71.30 54.63 69.44 70.37 71.30 66.67 67.59 55.56 68.52 50.00 50.00 55.56 66.67 73.15 62.04 64.81 69.44 57.41 73.15 72.22 43.52 64.81 63.89 76.85 82.41 49.07 59.26 74.07 49.07 56.48 46.30 69.44 63.76
2.84
Kriteria
Baik Baik Baik Baik Cukup Baik Baik Baik Baik Cukup Baik Baik Baik Baik Baik Cukup Baik Cukup Cukup Cukup Baik Baik Baik Baik Baik Cukup Baik Baik Cukup Baik Baik Baik Sangat Baik Cukup Cukup Baik Cukup Cukup Cukup Baik Baik
210
Lampiran 59 Eksperimen Persiapan Persiapan alat bahan Keterampilan kerja Penguasaan prosedur Dinamika Kelompok Pengamatan Hasil dan Laporan Kebersihan
Kontrol
2.44 2.85 3.06 2.98 3.07 3.17 2.79 3.82
2.92 2.82 2.85 2.83 2.78 2.87 2.55 3.10
24.19
22.70
Rata-rata Skor
Hasil Observasi Ranah Psikomotorik 4.50 4.00 3.50 3.00 2.50 2.00 1.50 1.00 0.50 0.00
Eksperimen Kontrol
Aspek yang Dinilai
211
Lampiran 60 SKOR ANGKET TANGGAPAN SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN
Keadaan saat No. pembelajaran Kode Responden 1 2 3 1 E-1 4 3 3 2 E-2 4 2 3 3 E-3 4 4 3 4 E-4 4 4 4 5 E-5 4 4 3 6 E-6 4 4 4 7 E-7 3 4 3 8 E-8 4 4 4 9 E-9 4 4 4 10 E - 10 4 2 3 11 E - 11 3 3 4 12 E - 12 4 4 3 13 E - 13 4 4 3 14 E - 14 4 4 4 15 E - 15 4 4 3 16 E - 16 4 4 4 17 E - 17 4 3 3 18 E - 18 4 4 4 19 E - 19 4 4 1 20 E - 20 4 4 4 21 E - 21 4 4 3 22 E - 22 3 3 3 23 E - 23 4 4 4 24 E - 24 4 4 3 25 E - 25 4 4 4 26 E - 26 4 4 3 27 E - 27 4 4 3 28 E - 28 3 3 3 29 E - 29 3 3 2 30 E - 30 3 3 3 31 E - 31 4 4 3 32 E - 32 3 4 2 33 E - 33 4 4 3 34 E - 34 4 4 3 35 E - 35 3 3 3 36 E - 36 3 3 2 Jumlah 132 128 112 rata nilai tiap aspek 3.7 3.6 3.1 Kriteria ST ST T
Indikator Partisipasi siswa Keadaan Keadaan Sosial Skor saat pembelajaran akademik 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 37 3 3 2 4 3 3 4 4 3 3 41 3 2 2 3 3 1 3 4 4 2 38 4 3 2 3 3 3 3 3 2 2 40 3 2 2 3 3 2 3 2 3 2 36 2 2 2 3 2 1 2 3 4 4 37 2 2 2 1 3 2 1 4 3 3 33 3 2 2 4 3 2 2 3 3 3 39 3 2 2 4 3 3 4 3 3 3 42 4 3 2 3 3 2 2 3 3 2 36 2 2 3 3 2 1 2 3 4 4 36 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 45 3 2 3 3 2 3 3 4 3 3 40 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 46 2 2 2 3 3 3 4 4 4 3 41 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 49 3 2 3 3 2 2 1 3 3 3 35 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 35 3 3 2 4 3 1 4 4 3 1 37 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 51 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 48 3 3 2 3 2 3 4 3 3 3 38 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 37 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 49 3 2 2 3 3 1 3 3 3 3 38 3 2 1 3 3 1 3 3 3 3 36 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 44 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 33 2 2 2 2 2 2 3 3 4 4 34 3 2 2 2 2 2 2 2 2 4 32 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 37 3 2 3 4 3 2 2 4 4 3 39 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 47 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 48 2 2 2 3 3 3 4 4 2 2 36 2 2 2 3 3 3 3 3 4 4 37 106 88 84 110 102 84 101 119 117 107 1390 2.9 2.4 2.3 3.1 2.8 2.3 2.8 3.3 3.3 3 T S S T T S S T T T
Presentase Skor 71.15 78.85 73.08 76.92 69.23 71.15 63.46 75.00 80.77 69.23 69.23 86.54 76.92 88.46 78.85 94.23 67.31 67.31 71.15 98.08 92.31 73.08 71.15 94.23 73.08 69.23 84.62 63.46 65.38 61.54 71.15 75.00 90.38 92.31 69.23 71.15 2673.08
212
Lampiran 61 ANALISIS DESKRIPTIF KELAS EKSPERIMEN (X 2) Responden Sangat Setuju
Responden Setuju
Responden Tidak Setuju
Responden Sangat Tidak Setuju
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Jumlah 27 25 11 9 4 2 11 6 3 9 17 16 11
% 75.00 69.44 30.56 25.00 11.11 5.56 30.56 16.67 8.33 25.00 47.22 44.44 30.56
Jumlah 9 9 21 18 10 11 20 21 15 16 16 17 18
% 25.00 25.00 58.33 50.00 27.78 30.56 55.56 58.33 41.67 44.44 44.44 47.22 50.00
Jumlah 0 2 3 9 22 22 4 9 12 9 3 3 6
% 0.00 5.56 8.33 25.00 61.11 61.11 11.11 25.00 33.33 25.00 8.33 8.33 16.67
Jumlah 0 0 1 0 0 1 1 0 6 2 0 0 1
% 0.00 0.00 2.78 0.00 0.00 2.78 2.78 0.00 16.67 5.56 0.00 0.00 2.78
Jumlah
151
32.26
201
42.95
104
22.22
12
2.56
No.
1 2
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
75.00 69.44 30.56 25.00 11.11 5.56 30.56 16.67 8.33 25.00 47.22 44.44 30.56
25.00 25.00 58.33 50.00 27.78 30.56 55.56 58.33 41.67 44.44 44.44 47.22 50.00
0.00 5.56 8.33 25.00 61.11 61.11 11.11 25.00 33.33 25.00 8.33 8.33 16.67
0.00 0.00 2.78 0.00 0.00 2.78 2.78 0.00 16.67 5.56 0.00 0.00 2.78
Jumlah Skor
Hasil Angket Tanggapan Siswa 80.00 70.00 60.00 50.00 40.00 30.00 20.00 10.00 0.00
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju 1
2
3
4
5
6
7
8
Pernyataan
9 10 11 12 13
213
Lampiran 62 DOKUMENTASI PENELITIAN
214
215
216