IMPLEMENTASI NILAI KEJUJURAN DALAM PENDIDIKAN ANTI KORUPSI PADA PEMBELAJARAN PKn DI SMPN 3 MALANG Rahma Titis Mahira, Edi Suhartono, Siti Awaliyah Universitas Negeri Malang E-mail:
[email protected] ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan implementasi nilai kejujuran dalam pendidikan anti korupsi pada pembelajaran PKn. Metode yang digunakan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian: (1) bentuk penanaman: kantin kejujuran, kas kelas, piket, slogan, pos kehilangan, yel-yel, mengoreksi, sholat dhuha, berkata jujur, tidak mencontek, dan disiplin; (2) pengintegrasian: (a) silabus: mengidentifikasi SK, KD, dan merelevankan dengan nilai kejujuran; (b) RPP: menyisipkan nilai kejujuran pada setiap poin; (3) pembelajaran tercapai dengan maksimal; (4) kendala: faktor guru, siswa, dan lingkungan; (5) solusi: faktor guru, siswa, dan lingkungan. Kata Kunci: nilai kejujuran, pendidikan anti korupsi, pembelajaran PKn ABSTRACT: This research aims to describe integrating valuess honesty through anti corruption education implemented in learning civics. The research uses qualitative descriptive method. The result shows: (1) the forms of investment: the honesty canteen, class cash, picket, slogans, postal procurement, yells, correcting, the dhuha pray, telling the truth, no cheating, and discipline; (2) the integration: (a) syllabus: identify standar of competition and basic of competences, relevanted value honesty; (b) RPP: integrated value honesty in every point; (3) the learning was achieved the maximum; (4) constraints: teacher’s factor, student, and environmental; (5) solutions: teacher’s factor, student, and environmental. Key words: values of honesty, education of anti corruption, Civics learning Kejujuran adalah dasar dari segalanya sekaligus kunci menuju tempat yang mulia di hadapan Allah dan terhormat di hadapan manusia. Konsep kejujuran yang harus ditanamkan sebagai kunci adalah dengan jujur kepada Allah SWT sebagai sang pencipta, jujur kepada diri sendiri serta jujur kepada
lingkungan dan masyarakat sosial. Masyarakat yang kering dari kejujuran akan hidup dalam kegersangan. Menanamkan nilai kejujuran, terutama di lingkungan pendidikan terasa semakin sulit, salah satu penyebabnya adalah krisis keteladanan. Sering menyaksikan secara terang tidak ada kesamaan antara kata-kata dan perbuatan yang semakin merambah hampir di setiap ranah kehidupan. Di lembaga pendidikan, perilaku tidak jujur banyak dilakukan oleh individu di sekolah, mulai dari siswa yang menyontek, alasan tidak masuk kelas, sering telat masuk kelas, alasan tidak memngerjakan PR dan lain-lain. Dari permasalahan tersebut, dapat menumbuhkan generasi bangsa yang korup dan dapat merembet ke faktor keamanan. Di Indonesia masih jauh dari kalimat bebas atau bersih dari korupsi. Berita terbaru ketika hari peringatan anti korupsi sedunia yang jatuh pada tanggal 9 Desember 2012 meluncurkan Corruption Perception Index (CPI) tahun 2012. Berdasarkan hasil CPI, Indonesia berada di peringkat 118 dari 176 negara yang diukur. Ketua Transparency International (TI) Indonesia Natalia Subagyo mengatakan lompatan skor Indonesia tahun 2011 sebesar 3,0 dan 3,2 tahun 2012 bukanlah pencapaian yang signifikan karena Indonesia sebelumnya telah menargetkan mendapatkan skor 5,0 dalam CPI 2014 mendatang. Jadi sungguh besar harapan masyarakat terhadap keberhasilan gerakan pemberantasan korupsi di negeri tercinta ini, agar indonesia kedepan tidak lagi terpuruk sebagai salah satu negara yang sangat korup di dunia (Soemodihardjo, 2012:16). Dari uraian di atas dapat ditarik benang merah bahwasanya negara Indonesia telah mengalami krisis kejujuran yang mengakibatkan korupsi. Sudah
sepatutnya kita merasa prihatin terhadap korupsi sebagai sebuah penyimpangan dari nilai kejujuran. Hal ini bukan hanya menjadi tugas pemerintah saja, tetapi juga menjadi tanggung jawab masyarakat secara umum. Di antaranya ialah tugas guru sebagai orang yang menyiapkan atau mendidik generasi masa depan yang bebas dari segala macam perbuatan buruk seperti halnya korupsi. Menyadari
hal
tersebut,
pemerintah
saat
ini
gencar
melakukan
pemberantasan dan pecegahan korupsi. Pemberantasan korupsi ditempuh dengan melakukan penegakkan hukum terhadap para koruptor sedangkan dalam hal pencegahan korupsi, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah melalui jalur pendidikan, dalam hal ini dengan mengintegrasikan nilai kejujuran melalui Pendidikan Anti Korupsi pada pembelajaran PKn, karena antara Pendidikan Anti Korupsi dan Pendidikan Kewarganegaraan memiliki keterkaitan baik dari sisi konsep, tujuan, karakteristik, sasaran, Standar Kelulusan (SKL), dan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD). PKn berisi pengetahuan, keterampilan, dan karakter kewarganegaraan sementara PAK membina karakter warga negara melalui penanaman nilai kejujuran sebagai ruh sikap dan perilaku antikorupsi. Kiranya guru perlu melakukan sebuah upaya atau merumuskan strategi khusus dalam mendidik para siswanya menjadi generasi masa depan yang bebas dari korupsi atau dengan kata lain berperilaku anti korupsi. Sehingga pendidikan yang ada di sekolah tidak hanya berfungsi sebagai transfer pengetahuan semata, tetapi juga mendidik perilaku siswa. Diharapkan bisa menunjukkan hasil positif yaitu penanaman pola pikir, sikap, dan perilaku anti korupsi melalui sekolah, karena sekolah adalah proses transformasi budaya.
SMPN 3 Malang sebagai lingkungan pendidikan serta lingkungan kedua bagi anak yang menjadi tempat untuk mengoptimalkan pembentukan karakter, watak dan mindset sehingga memberikan nuansa dan atmosfer yang mendukung upaya untuk menginternalisasikan nilai dan etika yang hendak ditanamkan, termasuk di dalamnya perilaku anti korupsi. Maka dari itu, peneliti berinisiatif untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai implementasi nilai kejujuran dalam pendidikan anti korupsi pada pembelajaran PKn. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mendeskripsikan (1) bentuk-bentuk penanaman nilai kejujuran di SMP Negeri 3 Malang pada pembelajaran PKn; (2) pengintegrasian nilai kejujuran dalam pembelajaran PKn; (3) pelaksanaan pembelajaran nilai kejujuran dalam pendidikan anti korupsi pada pembelajaran PKn; (4) kendala-kendala implementasi nilai kejujuran dalam pendidikan anti korupsi pada pembelajaran PKn;
dan (5) solusi dalam mengatasi kendala-kendala implementasi nilai
kejujuran dalam pendidikan anti korupsi pada pembelajaran PKn.
METODE Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2010:4) bahwa metode kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Metode ini digunakan untuk mendiskripsikan implementasi nilai kejujuran dalam pendidikan anti korupsi pada pembelajaran PKn. Sumber data penelitian ini adalah (1) informan: guru PKn, kepala SMPN 3 Malang, beberapa guru mata pelajaran lain dan siswa; (2) peristiwa: bentuk penanaman nilai kejujuran pada pembelajaran PKn dan aktivitas pembelajaran
nilai kejujuran dalam pendidikan anti korupsi pada pembelajaran PKn, dan; (3) dokumentasi: profil SMPN 3 Malang, RPP PKn, silabus PKn. Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah (1) analisis isi dokumen, untuk mendapatkan data berupa dokumen RPP, dokumen silabus serta dokumen bentuk-bentuk penanaman nilai kejujuran; (2) wawancara, wawancara yang digunakan adalah wawancara terstruktur. Subyek yang diwawancarai adalah kepala sekolah, guru PKn, guru bidang studi lainnya, dan perwakilan beberapa siswa; (3) observasi, hal ini dilakukan untuk mengetahui situasi dan kondisi bentuk-bentuk penanaman nilai kejujuran pada pembelajaran PKn serta peristiwa yang terjadi di dalam kelas pada saat proses belajar mengajar implementasi nilai kejujuran dalam pendidikan anti korupsi pada pembelajaran PKn, dan; (4) dokumentasi, untuk mendapatkan data tentang profil SMPN 3 Malang, RPP, silabus, foto bentuk-bentuk penanaman nilai kejujuran pada pembelajaran PKn serta foto kegiatan siswa pada saat pembelajaran nilai kejujuran dalam pendidikan anti korupsi pada pembelajaran PKn. Kegiatan analisis data dilakukan dengan menggunakan interactive model (Miles dan Huberman dalam sugiyono, 2009:247) dan
dilakukan melalui
beberapa tahapan, yaitu: (1) Reduksi data. Kegiatan ini dilakukan dengan mengumpulkan semua data yang diperoleh di lapangan (data mentah) berupa hasil wawancara para subjek penelitian dan pengamatan secara langsung di SMPN 3 Malang dalam memperoleh data. Data atau informasi tersebut dipilah, dirangkum dan disusun secara sistematis sehingga memudahkan peneliti dalam mencari data; (2) Penyajian data. Data disajikan dalam bentuk teks narasi atau uraian yang
menyerupai cerita. Bentuk narasi tersebut dimulai dari langkah awal penelitian sampai peneliti mengakhiri kegiatan penelitiannya; (3) Menarik kesimpulan.
HASIL DAN PEMBAHASAN Bentuk-bentuk Penanaman Nilai Kejujuran pada Pembelajaran PKn Anak-anak di jenjang pendidikan menjadi harapan untuk memperbaiki masa depan bangsa indonesia yang kini sedang diterpa krisis moral dan karakter terutama masalah kejujuran. Untuk memperbaiki karakter bangsa ini, sudah saatnya nilai kejujuran diintegrasikan dalam kehidupan serta pada jenjang pendidikan untuk mendukung efektifitas pendidikan anti korupsi sendiri. Hal ini sependapat
dengan
Yulita
T.S
(2010)
menyatakan
bahwa
dengan
mengintegrasikan nilai-nilai ini (sportif, tanggung jawab, disiplin, jujur, sederhana, kerja keras, mandiri, adil, berani, peduli) kedalam kehidupan/proses belajar siswa diharapkan siswa mampu berkembang menjadi pribadi yang lebih baik, dan akhirnya akan bersikap anti koruptif. Para guru harus mempunyai kompetensi sehingga mampu mengemban dan melaksanakan tanggungjawabnya khususnya dalam internalisasi nilai kejujuran sebagai upaya anti korupsi. Hal ini sependapat dengan pernyataan Hamalik (dalam Wibowo, 2013:126) menyatakan bahwa guru akan mampu mengemban dan melaksanakan tanggungjawabnya khususnya dalam internalisasi pendidikan anti korupsi jika memiliki berbagai kompetensi yang relevan. Bentuk-bentuk penanaman nilai kejujuran di SMP Negeri 3 Malang pada pembelajaran PKn diwujudkan dengan dua cara yaitu bentuk penanaman yang berupa kegiatan yang berisi tentang kantin kejujuran, piket kelas, slogan-slogan sekolah, pengadaan pos kehilangan dan benda tak bertuan dan yel-yel anti KKN,
mengoreksi hasil ulangan dan tugas serta sholat dhuha. Bentuk penanaman berupa pembiasaan yaitu berkata jujur, tidak mencontek, dan disiplin waktu. Bentuk penanaman yang berupa kegiatan dalam pembelajaran PKn yaitu, kantin kejujuran ini diselenggarakan untuk membiasakan dan menanamkan nilai kejujuran kepada siswa. Pengintegrasiannya dengan memberikan evaluasi penilaian sikap dengan memberikan pernyataan tentang kantin kejujuran. Integrasi piket kelas adalah dengan guru mengecek kebersihan kelas sebelum memulai proses pembelajaran. Kegiatan piket kelas secara jujur dan tanggung jawab akan membentuk pembiasan terhadap perilaku tersebut. Pengintegrasian slogan-slogan sekolah adalah dengan memberikan evaluasi kepada siswa. Pengintegrasian pengadaan pos kehilangan dan benda tak bertuan melalui evaluasi proses dengan memberikan pernyataan pada saat diskusi dan penilaian sikap. Yel-yel anti KKN pengintegrasiaanya pada saat sebelum atau sesudah pembelajaran guru bersama siswa mengucapkan yel-yel anti KKN. Mengoreksi hasil ulangan dan tugas, pengintegrasian dengan selalu jujur saat mengoreksi hasil ulangan atau tugas secara bersama-sama, serta sholat dhuha pengintegrasiannya melalui alat evaluasi. Bentuk
penanaman
yang
berupa
pembiasaan
yaitu,
berkata
jujur.
Pengintegrasiannya melalui penjelasan materi dengan memberikan contoh-contoh konkrit serta melalui evaluasi terkait nilai yang diintegrasikan. Tidak mencontek merupakan salah satu tindakan jujur. Pengintegrasian tidak mencontek dengan berlaku jujur dan tidak mencontek pada saat ada ulangan ataupun mengerjakan tugas. Pengintegrasian disiplin waktu
guru dan siswa tidak boleh datang
terlambat datang ke sekolah dan mengikuti pelajaran. Siswa juga harus disiplin
dalam mengumpulkan tugas dan hasil ulangan sesuai dengan waktu yang telah diberikan oleh guru.
Pengintegrasian Nilai Kejujuran dalam Pembelajaran PKn Berdasarkan temuan penelitian langkah yang dilakukan oleh guru mata pelajaran PKn di SMPN 3 Malang dalam mengimplementasikan nilai kejujuran dalam silabus yaitu, (1) mengidentifikasi SK dan KD yang akan menjadi materi pengintegrasian nilai kejujuran. Pengidentifikasian ini dikhususkan pada KD yang mengandung aspek afektik dan psikomotorik serta melihat SK dan KD yang sesuai dengan nilai-nilai kejujuran (2) menambahkan nilai kejujuran ke dalam kolom pendidikan karakter, (3) menambahkan indikator tentang nilai kejujuran pada kolom indikator, (4) menambahkan materi pokok tentang nilai kejujuran dalam pendidikan anti korupsi pada kolom materi pokok yang akan menjadi materi pengintegrasian nilai kejujuran sesuai dengan indikatornya, (5) pada kolom penilaian, ditambahkan atau disisipkan soal-soal yang berkaitan dengan nilai kejujuran dalam pendidikan anti korupsi sebagai bahan evaluasi bagi peserta didik, (6) menambahkan sumber belajar yang relevan mengenai nilai kejujuran dalam pendidikan anti korupsi. Temuan penelitian tersebut sesuai dengan pendapat Wibowo (2013:58) menyatakan bahwa panduan pengembangan nilai-nilai pendidikan anti korupsi dalam silabus pada setiap mata pelajaran ditempuh melalui cara-cara sebagai berikut, (1) mengidentifikasi SK dan KD, (2) menambahkan indikator tentang korupsi pada kolom indikator, (3) menambah materi pokok tentang korupsi pada kolom materi pokok sesuai dengan indikatornya, (4) menyisipkan instrumen yang berkaitan
dengan
korupsi
untuk
mengevaluasi
pelaksanaan
pendidikan
antikorupsi, dan (5) menambah sumber belajar (SB) tentang korupsi. Hanya saja disini perlu menambahkan nilai pendidikan anti korupsi pada kolom pendidikan karakter. Sedangkan RPP yang dikembangkan oleh guru pelajaran PKn untuk mengintegrasikan nilai kejujuran dilakukan dengan cara (1) menyisipkan nilai kejujuran
pada
poin
indikator
dan
pada
poin
pendidikan
karakter
pengintegrasiannya cukup mengacu dari silabus karena sebelumnya telah diintegrasikan nilai kejujuran, (2) menyisipkan nilai kejujuran pada tujuan pembelajaran yang mengacu pada indikator, (3) menguraikan indikator materi nilai kejujuran pada materi pembelajaran dengan jelas dan sistematis, (4) merencanakan pemberian materi nilai kejujuran ke dalam langkah-langkah pembelajaran, (5) menambahkan sumber belajar mengenai nilai kejujuran, (6) menyisipkan instrumen/soal-soal tentang materi nilai kejujuran sebagai bahan evaluasi. Hasil temuan penelitian tersebut juga sejalan dengan pendapat Wibowo (2013:58) yang menyatakan bahwa prosedur pengintegrasian pendidikan anti korupsi ke dalam RPP di antaranya adalah (1) menyisipkan indikator materi pendidikan antikorupsi, (2) menyisipkan materi pendidikan antikorupsi pada tujuan pembelajaran, (3) menguraikan indikator materi pendidikan anti korupsi pada materi pembelajaran, (4) merencanakan pembelajaran materi pendidikan antikorupsi dalam langkah-langkah pembelajaran, (5) menambahkan sumber belajar, dan (6) menyisipkan instrumen tentang materi pendidikan anti korupsi dalam penilaian pelajaran.
Pelaksanaan Pembelajaran Nilai Kejujuran dalam Pendidikan Anti Korupsi pada Pembelajaran PKn Pelaksanaan pembelajaran PKn yang memuat nilai kejujuran sebagai antisipasi tindakan korupsi di SMPN 3 Malang pada intinya sama dengan pembelajaran-pembelajaran mata pelajaran yang lain, hanya pada pembelajaran ini siswa di tuntut untuk aktif dan kritis dalam kegiatan pembelajaran sehingga potensi dalam dirinya dapat dikembangkan. Hal ini sependapat dengan Dikti (dalam Wibowo, 2013:54) ada beberapa model pembelajaran yang dapat mengaktifkan anak didik diantaranya adalah model pembelajaran berpusat pada siswa atau student centered learning (SCL). Pelaksanaan pembelajaran nilai kejujuran dalam pendidikan anti korupsi pada pembelajaran PKn kelas VIII.3 SMPN 3 Malang merupakan penjabaran dari rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Pembelajaran ini dilaksanakan di kelas VIII.3 pada hari selasa tanggal 5 dan 12 Februari 2013 jam ke 1-2 (pukul 06. 3007. 50) sesuai dengan SK (4. Memahami pelaksanaan demokrasi dalam berbagai aspek kehidupan) dan KD (4.3. Menunjukkan sikap positif terhadap pelaksanaan demokrasi dalam berbagai kehidupan). Kegiatan pendahuluan, terlihat interaksi guru dengan siswa dimulai ketika guru mengucapkan salam dan berdoa. Hal ini merupakan pembiasaan yang dilakukan oleh guru agar dalam diri siswa tertanam karakter yang religius (imtaq). Guru mengecek kebersihan kelas dan juga melakukan absensi untuk mengecek kehadiran siswa, kedua hal ini merupakan cerminan dari kejujuran dan disiplin waktu. Selanjutnya guru mengkondisikan kelas dan penyampaian kompetensi yang ingin dicapai. Kegiatan inti, terlihat guru menyampaikan materi disertai tanya jawab dengan siswa. Pada pertemuan minggu
pertama, guru memberikan tugas kelompok yang berhubungan dengan nilai kejujuran serta mempresentasikannya, hal ini akan menumbuhkan sikap jujur sekaligus tanggung jawab. Selanjutnya pada pertemuan minggu kedua, guru menampilkan gambar sesuai materi yang berkaitan dengan nilai kejujuran lalu guru memberikan tugas berbentuk check list untuk dikerjakan secara individu. Dengan adanya materi serta evaluasi tersebut peserta didik diharapkan tertanam nilai kejujuran dalam dirinya. Kegiatan penutup, terlihat guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah disampaikan. Guru juga memberikan post test. Diakhir pembelajaran guru bersama siswa secara bersama-sama menyucapkan yel-yel anti KKN hal ini mencerminkan penolakan terhadap perbuatan korupsi. Pelaksanaan pembelajaran PKn tersebut telah menggunakan apersepsi, materi, media, metode pembelajaran serta evaluasi untuk mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran khususnya internalisasi nilai kejujuran. Apersepsi dengan pemberian pertanyaan sebagai pemanasan agar siswa aktif. Materi yang relevan dengan indikator yang dengan menghubungkan dengan contoh konkrit dengan kehidupan sehari-hari. Media power poin dan gambar terkait materi untuk memudahkan guru dalam menjelaskan materi kepada siswa. Metode pembelajaran diskusi kelompok dengan model bertukar pasangan, dan evaluasi proses pada diskusi kelompok dan penilaian sikap pada soal check list. Pembelajaran PKn yang memuat nilai kejujuran tersebut telah diintegrasikan nilai kejujuran sebagai upaya mencegah tindak korupsi sedini mungkin pada peserta didik. Dikelas VIII.3 ini semua siswa patuh mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru sangat baik, hal ini bisa terlihat dari kondusifnya proses belajar mengajar siswa yang tidak ramai, tenang dan aktif.
Kendala-kendala Implementasi Nilai Kejujuran dalam Pendidikan Anti Korupsi pada Pembelajaran PKn Kendala-kendalanya terdiri dari: (a) faktor guru, guru mengalami kesulitan dalam menentukan materi yang sesuai dengan nilai kejujuran yang telah diintegrasikan, siswa terlihat bosan saat pembelajaran PKn dengan media power point yang diberikan oleh guru, dan keterbatasan waktu pembelajaran PKn; (b) faktor siswa, pemahaman siswa yang salah terhadap kebiasaan yang dianggap lumrah atau wajar yang merupakan bagian dari tindakan korupsi seperti mencontek dan tidak disiplin; (c) faktor lingkungan, pengaruh negatif dari lingkungan siswa. Lingkungan tempat tinggal siswa sangat mempengaruhi perilaku siswa. Teman yang baik akan membawa perilaku yang baik pada diri individu begitu juga sebaliknya.
Solusi dalam Mengatasi Kendala-kendala Implementasi Nilai Kejujuran dalam Pendidikan Anti Korupsi pada Pembelajaran PKn. Upaya untuk mengatasi kendala yaitu: (a) faktor guru, guru harus teliti, cermat, berkreativitas dalam menetukan materi sesuai dengan nilai kejujuran yang telah diintegrasikan. Guru juga harus menambah pengetahuan agar materi yang disampaikan bisa lebih luas, memberikan variasi media yang berbeda sesuai karakteristik siswa seperti film, video, gambar, lagu, dll, dan memberikan tugas individu maupun kelompok serta menambah jam belajar sendiri diluar jam pelajaran sekolah bisa dirumah atau diperpustakaan serta menambah sumber belajar sehingga bisa menambah pengetahuan siswa; (b) faktor siswa, guru dihimbau senanatiasa menanamkan, mendidik, dan mengingatkan siswa akan pentingnya nilai kejujuran dan selalu memberi contoh atau suri teladan yang baik
bagi siswa; (c) faktor lingkungan, peran orang tua untuk selalu mendidik dan mengawasi pergaulan putra anaknya di lingkungan rumah sehingga anak selalu dalam pengawasan orang tua.
PENUTUP Kesimpulan Bertolak dari temuan penelitian dan pembahasan, hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut (1) bentuk-bentuk penanaman nilai kejujuran pada pembelajaran PKn (a) berupa kegiatan: kantin kejujuran, piket kelas, sloganslogan sekolah, pengadaan pos kehilangan benda tak bertuan, yel-yel anti KKN, mengoreksi hasil ulangan dan tugas dan sholat dhuha; (b) berupa pembiasaan: berkata jujur, tidak mencontek, dan disiplin waktu; (2) pengintegrasian nilai kejujuran dalam pembelajaran PKn (a) pengintegrasian ke dalam silabus PKn: mengidentifikasi SK dan KD, menambahkan nilai kejujuran ke dalam kolom pendidikan karakter dan indikator, merelevankan antara materi pokok, evaluasi, serta sumber belajar. Penyusunan RPP PKn yang memuat nilai kejujuran: (a) menyisipkan nilai kejujuran pada poin indikator dan pada poin pendidikan karakter, (b) nilai kejujuran diintegrasikan dalam tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, sumber belajar, serta evaluasi; (3) Pelaksanaan pembelajaran PKn yang memuat nilai kejujuran ini terdiri dari tiga tahap yaitu kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup. Pelaksanaan pembelajaran tersebut telah menggunakan materi, media, metode pembelajaran serta evaluasi untuk mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran khususnya internalisasi nilai kejujuran. Pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru sangat baik, hal ini bisa terlihat dari kondusifnya proses belajar mengajar siswa yang tidak ramai,
tenang dan aktif; (4) kendala: faktor guru yaitu, (a) guru mengalami kesulitan dalam menentukan materi, (b) siswa terlihat bosan dengan media power point, serta, (c) keterbatasan waktu pembelajaran, faktor siswa yaitu pemahaman siswa yang salah dan faktor lingkungan yaitu pengaruh negatif lingkungan. (5) solusi: faktor guru, (a) guru harus teliti, cermat, berkreativitas dalam menetukan materi, (b) dengan memberikan variasi media yang berbeda, (c) memberikan tugas, faktor siswa, guru senanatiasa mendidik siswa dan faktor lingkungan, peran orang tua.
DAFTAR RUJUKAN Moleong, Lexi.J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Soemodihardjo, Dyatmiko, R. 2012. Memberantas Korupsi di Indonesia. Yogyakarta: Shira Media. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta. Wibowo, Agus. 2013. Pendidikan Anti Korupsi di Sekolah. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Yulita,T.S. 2010. Pendidikan Anti Korupsi Di Sekolah, perlukah?, (Online), (http://sintak.unika.ac.id/staff/blog/uploaded/5811988034/files/pendidikan _anti_korupsi_di_sekolah, perlukah.pdf), diakses 3 Februari 2013.