IMPLEMENTASI MODEL INPUT OUTPUT DAN FUZZY-ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) DALAM PENENTUAN PRIORITAS PENGEMBANGAN INDUSTRI KREATIF DI JAWA TIMUR Jessica Nina Pratiwi, Moses L. Singgih Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Kampus ITS Keputih Sukolilo Surabaya 60111 Email:
[email protected] ;
[email protected]
Abstrak Indonesia memiliki modal dasar dan potensi besar yang tersebar di seluruh wilayahnya dalam pengembangan industri kreatif, termasuk diantaranya propinsi Jawa Timur. Dalam mengembangkan industri kreatif di Jawa Timur, Pemerintah daerah diharapkan dapat memahami pentingnya industri kreatif yang salah satunya dapat dilakukan dengan mengukur kontribusi industri kreatif terhadap perekonomian daerah, serta melakukan identifikasi potensi industri kreatif di daerah agar rencana pengembangannya dapat lebih fokus dan terarah Penelitian ini menggunakan pendekatan model Analisa Input Output dengan menggunakan tabel Input Output jawa Timur 2006 untuk menentukan subsektor industri kreatif yang potensial untuk dikembangkan di Jawa Timur. Selain itu juga dilakukan pembobotan dengan metode Fuzzy-ANP untuk menentukan prioritas faktor pengembangan industri kreatif di Jawa Timur. Dari penelitian ini didapatkan bahwa Industri kerajinan merupakan subsektor industri kreatif potensial dengan nilai Total Backward Linkages dan Total Forward Linkages terbesar masing-masing sebesar 0,9275 dan 0,6673. Dengan nilai keterkaitan yang tinggi terhadap sektor-sektor lain tersebut, industri kerajinan merupakan subsektor industri kreatif yang potensial untuk dikembangkan di Jawa Timur. Dari perhitungan bobot dengan metode Fuzzy-ANP didapatkan bahwa Pengembangan SDM memiliki bobot tertinggi maka dalam pengembangan industri kreatif di Jawa Timur pengembangan faktor SDM perlu diprioritaskan. Kata kunci : Industri Kreatif, Model Input Output, Fuzzy-ANP (Analytic Network Process)
ABSTRACT Indonesia has authorized capital and big potencies which are spread out all over the country, including East Java Province. Developing the creative industry in East Java, the local government is hoped to be able to understand the importance of that creative industry. It can be done by measuring the contribution of creative industry to local economy, and identifying the potencies of creative industry in the region, so the development planning can be focused and directed. This research use the model approach of Input Output Analysis, by using the table of 2006 East Java Input-Output. These are used to determine what are the subsector of creative industry which are potential to be developed in East Java. Besides that, it also uses the method of Fuzzy-ANP to decided development factor priority of creative industry in East Java. From this research, we got handicraft industry is potential creative industry in East Java, at the point of Total Backward Linkages and Total Forward Linkages we got each point is 0,9275 and 0,6673 so handicraft industry is a creative industry which potencial to develop in East Java. Human resources get the highest point with Fuzzy-ANP so that it is to be on the priority in creatuve industry development in East Java. Keywords: Creative Industry, Input Output Model, Fuzzy-ANP (Analytic Network Process)
1. Pendahuluan Indonesia mempunyai modal dasar dan potensi besar berupa keanekaragaman budaya serta sumber daya dalam pengembangan Industri Kreatif yang tersebar di seluruh wilayahnya, termasuk diantaranya propinsi Jawa Timur. Pemerintah daerah diharapkan dapat memahami pentingnya Industri Kreatif
yang salah satunya dapat dilakukan dengan melakukan identifikasi potensi Industri Kreatif di daerah. Identifikasi potensi ini dapat didekatkan dengan menggunakan model Input Output. Model Input Output yang didukung dengan Tabel Input Output Jawa Timur tahun 2006 dapat digunakan untuk mengidentifikasi subsektor Industri Kreatif yang potensial di 1
Jawa Timur berdasarkan nilai keterkaitan antarsektor industri (Interindustrial Linkages). Selain itu dalam Rencana pengembangan industri kreatif dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor Sumber Daya Manusia, teknologi, resources, Institusi, pemasaran dan finansial. Namun tentunya diantara keenam faktor tersebut, terdapat faktor yang memiliki pengaruh paling penting terhadap pengembangan Industri Kreatif di Jawa Timur sehingga perlu diprioritaskan. Untuk dapat memecahkan masalah penentuan faktor pengembangan Industri Kreatif yang sangat kompleks penelitian kali ini akan digunakan metode ANP yang dapat mengevaluasi kriteria-kriteria yang ada. Selain itu pada kondisi real terkadang pengambil keputusan mengalami keraguan atau imprecise dalam pengambilan keputusan untuk mengatasi hal tersebut penelitian ini menggunakan metode Fuzzy untuk dapat mengatasi ketidakpastian didalam kriteriakriteria kualitatif. 2. Penelaahan Studi 2.1 Definisi Industri Kreatif British governement’s Departement of culture, Media and Sports (DCMS) mendefinisikan Industri Kreatif sebagai “Industri yang berasal dari pemanfaatan kreatifitas, ketrampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan mengeksploitasi daya kreasi dan daya cipta individu.(www.culture.gov.uk/creative/creativ e_industries.html). Definisi lain menyebutkan bahwa Industri Kreatif merupakan industri barang dan jasa dengan nilai utama yang berasal dari atribut estetis yang dimiliki (Banks et al,2000 dalam Drake,2003), sedangkan menurut Lash and Urry’s (1994) dalam Drake (2003), Industri Kreatif memproduksi lebih dari sekedar material selain itu barang dan jasa yang dihasilkan menjadi lebih estetis dengan atribut simbolis yang membentuk proporsi nilai tambah yang lebih besar. Departemen Perdagangan Republik Indonesia membagi sektor Industri Kreatif ke dalam 14 subsektor, yakni sebagai berikut : Periklanan: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi dan produksi iklan, antara lain: riset pasar, perencanaan komunikasi iklan, iklan luar ruang, produksi material iklan,
promosi, kampanye relasi publik, tampilan iklan di media cetak dan elektronik. Arsitektur: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan blueprint bangunan dan informasi produksi antara lain: arsitektur taman, perencanaan kota, perencanaan biaya konstruksi, konservasi bangunan warisan, dokumentasi lelang, dll. Pasar seni dan barang antik: kegiatan kreatif dan yang berkaitan dengan kreasi perdagangan, pekerjaan, produk antik dan hiasan melalui lelang, galeri, toko, pasar swalayan, dan internet. Kerajinan: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi dan distribusi produk kerajinan antara lain barang kerajinan yang terbuat dari: batu berharga, aksesoris, pandai emas, perak, kayu, kaca, porselin, kain, marmer, kapur, dan besi. Desain: kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain grafis, interior, produk, industri, pengemasan, dan konsultasi identitas perusahaan. Desain Fashion: kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain pakaian, desain alas kaki, dan desain aksesoris mode lainnya, produksi pakaian mode dan aksesorisnya, konsultansi lini produk fashion, serta distribusi produk fashion. Video, Film dan Fotografi: kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi produksi Video, film, dan jasa fotografi, serta distribusi rekaman video, film. Termasuk didalamnya penulisan skrip, dubbing film, sinematografi, sinetron, dan eksibisi film. Permainan interaktif: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi, dan distribusi permainan komputer dan video yang bersifat hiburan, ketangkasan, dan edukasi. Musik: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi, distribusi, dan ritel rekaman suara, hak cipta rekaman, promosi musik, penulis lirik, pencipta lagu atau musik, pertunjukan musik, penyanyi, dan komposisi musik. Seni Pertunjukan: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha yang berkaitan dengan pengembangan konten, produksi pertunjukan, pertunjukan balet, tarian tradisional, tarian kontemporer, drama, musik tradisional, musik teater, opera, termasuk tur musik etnik, desain dan pembuatan busana pertunjukan, tata panggung, dan tata pencahayaan. Penerbitan & Percetakan : kegiatan kreatif yang terkait dengan penulisan konten dan 2
penerbitan buku, jurnal, koran, majalah, tabloid, dan konten digital serta kegiatan kantor berita. Layanan Komputer dan piranti lunak: kegiatan kreatif yang terkait dengan pengembangan teknologi informasi termasuk jasa layanan komputer, pengembangan piranti lunak, integrasi sistem, desain dan analisis sistem, desain arsitektur piranti lunak, desain prasarana piranti lunak & piranti keras, serta desain portal. Televisi & radio: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha kreasi, produksi dan pengemasan, penyiaran, dan transmisi televisi dan radio. Riset dan Pengembangan: kegiatan kreatif yang terkait dengan usaha inovatif yang menawarkan penemuan ilmu dan teknologi dan penerapan ilmu dan pengetahuan tersebut untuk perbaikan produk dan kreasi produk baru, proses baru, material baru, alat baru, metode baru, dan teknologi baru yang dapat memenuhi kebutuhan pasar. 2.2 Analisa Input-Output Analisa Input-Output dikembangkan pertama kali oleh Wassily W. Leontief pada tahun 1930an, analisa ini mampu melihat hubungan antarsektor dalam suatu perekonomian serta adanya aliran barang maupun jasa antarsektor (Miller, 1985). 2.2.1 Analisis Angka Pengganda (Multiplier Analysis) Analisis angka pengganda pada dasarnya mencoba melihat apa yang terjadi terhadap variabel-variabel endogen tertentu apabila terjadi perubahan variabel-variabel eksogen, seperti permintaan akhir, dalam perekonomian. Angka pengganda yang sering dibahas adalah angka pengganda output dan angka pengganda pendapatan rumah tangga (household income). 2.2.2 Analisis Keterkaitan Antar-Industri (Interindustrial Linkage Analysis) Analisis mengenai keterkaitan antarindustri (interindustrial linkage analysis) pada dasarnya melihat dampak terhadap output dan kenyataan bahwa pada dasarnya sektorsektor industri dalam perekonomian tersebut saling mempengaruhi . 2.3 Fuzzy Logic
Konsep fuzzy digunakan karena adanya ketidaktepatan dalam mendefinisikan suatu makna. Umumnya mengarah pada situasi dimana tidak ada batas dari aktivitas dan penilaian yang dapat didefinisikan secara tepat (Ross, 2004). Menurut Ayag˘ dan Özdemir (2008), tingkat kepentingan yang dinilai dengan skala 1-9 oleh Saaty (2001) dapat direpresentasikan menjadi fuzzy set M1=’mendekati satu’ sampai dengan M 9 =’mendekati sembilan’, sebagai berikut :
Gambar 1 Fuzzy set Sumber : Ayag˘ dan Özdemir (2008)
2.4 Analytic Network Process ANP merupakan metodologi yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan Multi Kriteria Decision Making (MCDM) yang tidak dapat distrukturkan, sebab melibatkan interaksi dan ketergantungan elemen atas pada elemen bawah. Serta terdapatnya hubungan saling mempengaruhi antar tiap-tiap kriterianya.
Gambar 2 Model Network
3 Metodologi Penelitian 3.1 Penentuan Industri Kreatif Potensial a.Agregasi Sektor
3
Cara pengagregasian dilakukan dengan menjumlahkan masing-masing input dan output sektor yang diagregasi kemudian sektor-sektor yang telah diagregasi tersebut digabung menjadi satu sektor dengan nama tersendiri yang mencakup sektor usaha yang diagregasi. Pada penelitian ini jumlah sektor yang akan digunakan adalah sebanyak 110 sektor b. Pemilihan subsektor industri potensial 1. Tingkat Keterkaitan Kebelakang Tingkat pengaruh keterkaitan ke belakang (backward linkage effect ratio) dihitung dengan persamaan :
pengembangan dengan metode Fuzzy-ANP. Permodelan network yang telah dibentuk digunakan sebagai acuan pada pembuatan kuesioner. Hasil kuisioner selanjutnya diolah dengan metode Fuzzy-ANP dengan langkah sebagai berikut : 1. Merubah variabel linguistik menjadi bilangan fuzzy 2 Menghitung rata-rata geometris dari kuesioner (3) (4) (5)
n
∑b
TBL. j = 1
ij
i =1 n
n
n∑ i =1
∑b j =1
(1)
a
2. Tingkat Keterkaitan Kedepan Tingkat pengaruh keterkaitan ke depan (forward linkage effect ratio) dihitung dengan persamaan:
1
n∑ i =1
COG :=
⌠ ( x − c) ⎮ ⋅ x dx + ⎮ ( a − c) ⌡c a
⌠ ( x − c) ⎮ dx + ⎮ ( a − c) ⌡c
4
5
6
n
∑b j =1 n
Defuzzifikasi
ij
Dimana: TBL.j = Total Backward Linkage sektor j bij = elemen matriks kebalikan Leontief baris ke i, kolom ke j n = jumlah sektor
TFLi. =
3
b
⌠ (x − b) ⎮ ⋅ x dx ⎮ (a − b) ⌡a b
⌠ (x − b) ⎮ dx ⎮ (a − b) ⌡a
(6)
Perhitungan bobot prioritas local dengan menggunakan software Super Decision 1.6. Pembuatan supermatriks dengan menggunakan software Super Decision 1.6. Penentuan ranking Alternatif
ij
(2)
n
∑b j =1
ij
Dimana: TFLi.. bij n
= Total Forward Linkage sektor i = elemen matriks kebalikan Leontief baris ke i, kolom ke j = jumlah sektor
3.2 Penentuan Prioritas Faktor Pengembangan Pada tahap ini akan dikumpulkan data primer yang diperoleh dari wawancara dan penyebaran kuesioner. Wawancara untuk menentukan kriteria evaluasi yang digunakan dari literatur adalah beberapa sasaran yang ada pada Roadmap Pengembangan Ekonomi kreatif 2009-2015 (industrikreatifdepdag.blogspot.com) Data kuesioner dibutuhkan dalam proses pembobotan alternatif rencana 4
Subsektor Industri Kreatif yang memiliki nilai keterkaitan antarindustri terbesar adalah industri kerajinan dengan nilai Total backward Linkages sebesar 0.92875 dan Total Forward Linkages sebesar 0.6673. Dengan demikian industri kerajinan dapat dikatakan sebagai subsektor industri kreatif yang potensial untuk dikembangkan di propinsi Jawa Timur. 4.2 Penentuan Kriteria Kriteria yang digunakan untuk prioritas rencana pengembangan subsektor Industri Kreatif diperoleh melalui wawancara atau brainstorming dengan para ahli di bidang Industri Kreatif dan industri kerajinan khususnya, serta melalui studi literatur. Beberapa kriteria diantaranya diperoleh dari Roadmap Pengembangan Ekonomi Kreatif 2009-2015. (industrikreatifdepdag.blogspot.com) Tabel 2 Kriteria pemilihan Alternatif
Gambar 3 Langkah-langkah dalam penelitian
4.Hasil dan Analisa 4.1 Subsektor Industri Kreatif Potensial Tabel 1 Nilai linkages masing-masing sektor Sektor Pertanian Pertambangan Industri Fashion Kerajinan Penerbitan dan Percetakan Listrik, Gas Air Bersih Konstruksi Perdagangan, hotel dan Restoran Pengangkutan dan komunikasi Keuangan, Persewaan dan jasa perusahaan Jasa-jasa
TBLj 0.78297 0.75864 1.05684 0.90847 0.92875
TFLi 1.31851 1.09574 2.27733 0.57646 0.66763
0.74479
0.65286
1.29669
0.81856
0.98934
0.68276
0.85284
1.40665
0.68220
0.96885
1.11007
1.16609
1.04028
0.86404
4.3 Perhitungan dengan Metode Fuzzy Data yang telah diperoleh dari penyebaran kuesioner yang berupa variabel linguistik diterjemahkan terlebih dahulu kedalam bilangan Fuzzy. Selanjutnya adalah menggabungkan masing-masing batas bawah (c), nilai tengah (b), dan batas atas (a) dari ketiga kuesioner menjadi masing-masing satu nilai batas bawah (c), satu nilai tengah (b), dan satu nilai batas atas (a) untuk tiap perbandingan berpasangan. Setelah itu nilai tersebut di defuzifikasi untuk mendapatkan satu nilai yang crisp dengan persamaan center of gravitation. Contoh hasil perhitungan akhir Fuzzy dapat dilihat pada Tabel 3.
5
Tabel 3 Rekap Matriks PerbandinganBerpasangan Pengaruh Kriteria Fasilitasi insan kreatif Fasilitasi insan kreatif
kualitas SDM
Inovasi bermuatan lokal
Creative mindset
kualitas SDM
1
5.587
0.561
Inovasi bermuatan lokal
0.179
1
0.406
Creative mindset
1.783
2.465
1
memperhitungkan adanya perbandingan antar klaster, sedangkan weighted supermatrik memperhitungkan adanya perbandingan antar klaster. 4.6 Penentuan alternatif ranking
4.4 Bobot Prioritas Lokal Setelah dilakukan defuzifikasi, nilai crisp yang didapatkan digunakan untuk pembobotan prioritas lokal dengan menggunakan superdecision 1.6
Gambar 6 Rangking Alternatif software Super Decision 1.6
Gambar 4 Perbandingan berpasangan pengaruh Industri Kreatif terhadap Klaster SDM
Setiap dilakukan bobot prioritas lokal, konsistensi harus diperhatikan. Nilai inkonsistensi tidak boleh lebih dari 0.1. Sebagai contoh pada Gambar 4.2 dibawah ini dapat dilihat nilai inkonsistensi dari perbandingan berpasangan antara finansial terhadap alternatif yakni sebesar 0.00 yang berarti konsisten
Gambar 5 Perbandingan berpasangan antar klaster
4.5 Pembuatan supermatrik Supermatrik yang akan disusun di sini adalah unweighted supermatrik, weighted supermatrik dan limiting supermatrik. Unweighted super matrik merupakan bobot nilai prioritas lokal yang tidak
Berdasarkan output software Super Decision 1.6 pada Gambar 6 diatas diketahui bahwa alternatif rencana pengembangan industri kerajinan yang perlu diprioritaskan adalah rencana pengembangan Sumber Daya Manusia. 4.7 Perhitungan Angka Pengganda Output n
O j = ∑ α ij
(7)
i =1
Tabel 4 Nilai Pengganda Output 1 1.0530 0.0058 0.1415 0.0010 0.0010 0.0035 (I - A)-1 0.0054 0.0081 0.0571 0.0191 0.0251 0.0094 Angka pengganda 1.3299 output
2 0.0131 1.0283 0.0894 0.0019 0.0039 0.0033 0.0041 0.0380 0.0523 0.0191 0.0362 0.0266
3 0.1368 0.0508 1.2998 0.0027 0.0027 0.0228 0.0266 0.0076 0.1161 0.0552 0.0621 0.0248
4 0.0416 0.0072 0.1590 1.1539 0.0011 0.0066 0.0219 0.0052 0.1073 0.0457 0.0422 0.0153
5 0.3583 0.0102 0.2328 0.0077 1.1760 0.0092 0.0291 0.0096 0.2553 0.1124 0.0915 0.0378
6 0.0701 0.0249 0.6263 0.0035 0.0018 1.0296 0.0387 0.0069 0.1496 0.0822 0.0678 0.0397
7 0.0596 0.0349 0.4840 0.0027 0.0016 0.0147 1.2118 0.0217 0.2606 0.0647 0.1116 0.0236
8 0.0459 0.0363 0.3054 0.0022 0.0168 0.0090 0.0103 1.0071 0.1350 0.0431 0.0597 0.0773
9 0.0566 0.0065 0.1509 0.0067 0.0017 0.0129 0.0197 0.0138 1.0777 0.0494 0.0890 0.0219
10 0.0092 0.0030 0.0742 0.0007 0.0003 0.0031 0.0045 0.0037 0.0328 1.0287 0.0227 0.0226
11 0.0230 0.0079 0.1648 0.0033 0.0012 0.0278 0.0327 0.0424 0.1023 0.1109 1.3360 0.1093
1.3161
1.8081
1.6070 2.3298 2.1410 2.2913 1.7482 1.5070 1.2055 1.9615 1.7105
Berdasarakan Tabel 4 diketahui bahwa nilai angka pengganda output untuk industri fashion, sebesar 1.6070 , industri kerajinan sebesar 2.3298 serta industri penerbitan dan percetakan 2.1410. Industri kerajinan memiliki 6
12 0.0463 0.0118 0.2489 0.0072 0.0014 0.0236 0.0246 0.0282 0.1104 0.0615 0.0924 1.0541
Hal ini dapat terjadi karena meningkatnya output industri kerajinan akan berdampak pada meningkatnya permintaan bahan baku, salah satunya berasal dari sektor pertanian, dengan adanya peningkatan output tersebut tentunya akan meningkatkan permintaan tenaga kerja, karena balas jasa tenaga kerja tersebut merupakan sumber pendapatan rumah tangga maka perubahan permintaan tenaga kerja pada sektor pertanian tingginya angka pendapatan rumah tangga dengan penambahan satu rupiah permintaan akhir pada sektor pertanian ini dapat pula disebabkan oleh nilai upah dan gaji yang relatif kecil dibanding jumlah output di sektor pertanian.
angka pengganda output yang paling besar dibanding industri fashion dan industri penerbitan & Percetakan. Pada Tabel 4 dapat diamati bahwa dengan adanya peningkatan satu rupiah peningkatan permintaan akhir pada sektor kerajinan akan berdampak pada peningkatan output sektor pertanian sebesar 0,3583, sektor pertambangan sebesar 0.012 dan seterusnya, sehingga keseluruhan total output yang tercipta pada perekonomian karena penambahan tersebut adalah sebesar 2.1410. Dampak peningkatan output paling besar dari adanya permintaan akhir pada sektor kerajinan adalah terhadap sektor Pertanian. Hal tersebut dapat terjadi karena industri kerajinan biasanya membutuhkan bahan baku yang dapat diperoleh dari sektor pertanian, itu sebabnya peningkatan input sektor kerajinan akan berdampak pada peningkatan output sektor pertanian yang cukup besar.
4.9 Analisa koefisien nilai ekspor Pengukuran nilai ekspor yang dihasilkan bertujuan untuk mendapatkan koefisien nilai ekspor yang merupakan perbandingan antara nilai ekspor dengan output pada masingmasing sektor.
4.8 Analisa Household income multiplier Angka pengganda pendapatan rumah tangga merupakan ukuran untuk mengetahui perubahan pendapatan langsung (upah dan gaji) akibat perubahan satu unit permintaan akhir pada sektor-sektor dalam perekonomian.
H
j
=
n
∑
i =1
a n + 1 , j α ij
Ei =
Li Xi
(9)
Dimana : Ei = Koefisien nilai ekspor Li = Nilai ekspor sektor i Xi = Total Output sektor i
(8)
Tabel 6 Koefisien Nilai Ekspor tiap Sektor
Tabel 5 Household income multiplier 1 0.2411 0.0014 0.0122 0.0002 0.0001 (I - A)-1*Koefisien 0.0004 upah & gaji 0.0006 0.0019 0.0117 0.0009 0.0019 0.0022 Income Effect 0.2745
2 0.0859 0.2479 0.0077 0.0004 0.0004 0.0004 0.0004 0.0087 0.0107 0.0009 0.0027 0.0062 0.3724
3 0.1988 0.0123 0.1117 0.0005 0.0003 0.0030 0.0028 0.0017 0.0237 0.0027 0.0047 0.0058 0.3678
4 0.1024 0.0017 0.0137 0.2293 0.0001 0.0009 0.0023 0.0012 0.0219 0.0023 0.0032 0.0036 0.3825
5 0.1296 0.0025 0.0200 0.0015 0.1204 0.0012 0.0031 0.0022 0.0521 0.0056 0.0069 0.0088 0.3538
6 0.1051 0.0060 0.0538 0.0007 0.0002 0.1335 0.0041 0.0016 0.0305 0.0041 0.0051 0.0092 0.3539
7 0.2292 0.0084 0.0416 0.0005 0.0002 0.0019 0.1274 0.0050 0.0532 0.0032 0.0084 0.0055 0.4844
8 0.2042 0.0088 0.0262 0.0004 0.0017 0.0012 0.0011 0.2308 0.0276 0.0021 0.0045 0.0180 0.5266
9 0.0494 0.0016 0.0130 0.0013 0.0002 0.0017 0.0021 0.0032 0.2201 0.0024 0.0067 0.0051 0.3066
10 0.0749 0.0007 0.0064 0.0001 0.0000 0.0004 0.0005 0.0009 0.0067 0.0508 0.0017 0.0053 0.1484
11 0.2328 0.0019 0.0142 0.0007 0.0001 0.0036 0.0034 0.0097 0.0209 0.0055 0.1001 0.0254 0.4183
Angka pengganda pendapatan rumah tangga menunjukkan jumlah pendapatan rumah tangga total yang tercipta akibat adanya tambahan satu unit uang permintaan akhir pada sektor-sektor dalam perekonomian. Dari Tabel 5 tersebut dapat diketahui bahwa dengan adanya peningkatan output pada sektor kerajinan akan berdampak pada peningkatan pendapatan rumah tangga paling besar terhadap sektor pertanian yaitu sebesar 0.1296.
12 0.0062 0.0029 0.0214 0.0014 0.0001 0.0031 0.0026 0.0065 0.0225 0.0030 0.0069 0.2454 0.3220
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Li 148354 946223.8 27003173 2609626 6025215 0 0 0 13080036 1312995 30419.3 7638890
Xi 102244553 12024326 250451502 8551039.2 13634536 4561919.3 25952336 26335151 188595065 50171963 46719327 65393425
Ei 0.00145 0.07869 0.10782 0.30518 0.44191 0 0 0 0.06936 0.02617 0.00065 0.11681
Subsektor Industri Kreatif yaitu industri fashion, industri kerajinan dan industri penerbitan masing-masing memiliki nilai koefisien ekspor sebesar 0,30518, 0.44191, dan 0. Dari hasil tersebut diketahui bahwa industri penerbitan tidak memiliki nilai koefisien ekspor, hal tersebut terjadi karena pada Industri penerbitan mayoritas tidak melakukan kegiatan ekspor, berbeda dengan industri kerajinan yang memiliki nilai koefisien ekspor cukup tinggi, hal ini dapat disebabkan karena 7
tingginya permintaan barang kerajinan dari luar wilayah Jawa Timur. Pertumbuhan ekspor kerajinan ini cukup positif, namun jika dibandingkan dengan kekayaan kreasi seni budaya dan keragaman bahan yang tersedia, pengembangan industri kerajinan sebenarnya dapat lebih dioptimalkan. 4.10 Analisa kriteria-kriteria pemilihan Alternatif Dalam perangkingan alternatif telah ditentukan prioritas alternatif rencana pengembangan subsektor Industri Kreatif yang perlu diprioritaskan. Dalam usaha pengembangan tersebut harus dilakukan berdasarkan kriteria yang berpengaruh pada pemilihan alternatif tersebut. Dengan demikian perencanaan dapat memberikan hasil yang signifikan. Analisa kriteria dalam Klaster Sumber Daya Manusia Pada klaster fisik & sumber daya alam terdapat tiga kriteria yang diperhitungkan untuk memilih alternatif. Kriteria tersebut adalah Fasilitasi insan kreatif, Creative Mindset dan kualitas SDM. Dari Tabel limiting supermatrix dapat dilihat bahwa kriteria fasilitasi insan kreatif memiliki bobot tertinggi jika dibandingkan dengan kedua kriteria lain yang sama-sama berada pada klaster Sumber Daya Manusia yakni sebesar 0,894. Hal ini menggambarkan bahwa didalam klaster Sumber Daya Manusia yang paling berpengaruh pada pemilihan alternatif adalah kriteria Fasilitasi insan kreatif, Sehingga dalam memilih alternatif rencana pengembangan pemberian kemudahan dalam berkreatifitas maupun berusaha perlu didahulukan. Analisa kriteria dalam klaster Resources Pada klaster resources terdapat dua kriteria yang diperhitungkan untuk memilih alternatif. Kriteria tersebut adalah Fasilitasi insan kreatif, Creative Mindset dan kualitas SDM. Dari Tabel limiting supermatrix dapat dilihat bahwa kriteria pemanfaatan bahan baku alam memiliki bobot tertinggi jika dibandingkan dengan kriteria apresiasi dan sadar lingkungan yakni sebesar 0,68625. Hal ini menggambarkan bahwa didalam klaster resources yang paling berpengaruh pada pemilihan alternatif adalah kriteria pemanfaatan bahan baku alam, Sehingga dalam memilih alternatif rencana
pengembangan pemanfaatan bahan baku alam perlu didahulukan. Analisa kriteria dalam klaster finansial Pada klaster finansial terdapat dua kriteria yang diperhitungkan untuk memilih alternatif. Kriteria tersebut adalah penguatan hubungan industri dengan lembaga keuangan dan skema pendanaan. Dari Tabel limiting supermatrix dapat dilihat bahwa kriteria nilai investasi memiliki bobot tertinggi jika dibandingkan dengan kriteria sumber pendanaan yang sama-sama berada pada klaster fisik & sumber daya alam, yaitu sebesar 0.87497.Hal ini menggambarkan bahwa didalam klaster finansial, yang paling berpengaruh pada pemilihan alternatif adalah kriteria penguatan hubungan industri dengan lembaga keuangan. Sehingga dalam memilih alternatif rencana pengembangan, penguatan hubungan Industri Kreatif dengan lembaga keuangan harus menjadi salah satu kriteria utama yang diperhatikan. Penguatan hubungan industri dengan lembaga keuangan berperan dalam kemudahan memperoleh modal bantuan usaha, sehingga industri kreatif dapat lebih berkembang. Analisa kriteria dalam klaster Industri Pada klaster Industri terdapat empat kriteria yang diperhitungkan untuk memilih alternatif. Kriteria tersebut adalah standarisasi produk, Efisiensi, SektorIndustry attractiveness, Inovasi bermuatan lokal. Dari Tabel limiting supermatrix dapat dilihat bahwa kriteria efisiensi memiliki bobot tertinggi jika dibandingkan dengan kriteria lain yang sama-sama berada pada klaster fisik & sumber daya alam, yaitu sebesar 0.48789. Hal ini menggambarkan bahwa didalam klaster industri, yang paling berpengaruh pada pemilihan alternatif adalah kriteria Efisiensi. Sehingga dalam memilih alternatif rencana pengembangan, Efisiensi harus menjadi salah satu kriteria utama yang diperhatikan. Analisa kriteria dalam klaster Teknologi Pada klaster Teknologi terdapat dua kriteria yang diperhitungkan untuk memilih alternatif. Kriteria tersebut basis-basis teknologi dan kapasitas penguasaan teknologi. Dari Tabel limiting supermatrix dapat dilihat bahwa kriteria basis teknologi memiliki bobot tertinggi jika dibandingkan 8
dengan kriteria kapasitas penguasaan teknologi yang sama-sama berada pada klaster teknologi yaitu sebesar 0.91005. Hal ini menggambarkan bahwa didalam klaster teknologi, yang paling berpengaruh pada pemilihan alternatif adalah kriteria basisbasis teknologi. Sehingga dalam memilih alternatif rencana pengembangan, basis-basis teknologi harus menjadi salah satu kriteria utama yang diperhatikan. Tekonologi yang handal dibutuhkan kaitannya dengan peningkatan mutu produk serta peningkatan efisiensi. Selain itu jaringan sistem informasi yang dibangun akan memberikan akses bagi pelaku industri kreatif dalam medapatkan informasi bisnis dan pemasaran yang selama ini dibutuhkan. Analisa kriteria dalam klaster Pemasaran Pada klaster pemasaran terdapat dua kriteria yang diperhitungkan untuk memilih alternatif. Kriteria tersebut adalah informasi pemasaran jelas dan promosi ke dalam dan luar negeri. Dari Tabel limiting supermatrix dapat dilihat bahwa kriteria nilai informasi pemasaran jelas memiliki bobot tertinggi jika dibandingkan dengan promosi ke dalam dan keluar negeri yang sama-sama berada pada klaster pemasaran, yaitu sebesar 0.6593. Hal ini menggambarkan bahwa didalam klaster pemasaran, yang paling berpengaruh pada pemilihan alternatif adalah kriteria informasi pemasaran jelas Sehingga dalam memilih alternatif rencana pengembangan, informasi pemasaran jelas harus menjadi salah satu kriteria utama yang diperhatikan. Informasi pemasaran yang jelas dibutuhkan oleh pelaku industri kreatif dalam pegembangan jaringan pemasaran, informasi tersebut dapat berupa Informasi yang memuat peta industri, peta daya saing, peta pasar, jaringan pasar serta karakteristik kebutuhan pasar.
Analisa kriteria dalam Klaster Institusi Pada klaster Institusi terdapat dua kriteria yang diperhitungkan untuk memilih alternatif. Kriteria tersebut adalah pelayanan prima dan Apresiasi insan kreatif. Dari Tabel limiting supermatrix dapat dilihat bahwa kriteria nilai informasi pelayanan prima memiliki bobot tertinggi jika dibandingkan dengan kriteria apresiasi insan kreatif yang sama-sama berada pada klaster institusi, yaitu sebesar 1.000. Hal ini menggambarkan bahwa
didalam klaster institusi, yang paling berpengaruh pada pemilihan alternatif adalah kriteria pelayanan prima Sehingga dalam memilih alternatif rencana pengembangan, pelayanan prima jelas harus menjadi salah satu kriteria utama yang diperhatikan. Peran pemerintah terutama adalah memfasilitasi dan mengatasi kendala yang dihadapi para pelaku industri. Termasuk perizinan, pembiayaan, dan perlindungan terhadap hak kekayaan intelektual 5 Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan Kesimpulan dari keseluruhan penyelesaian permasalahan pada tugas akhir ini adalah : 1. Subsektor Industri Kreatif yang potensial untuk dikembangkan di Jawa Timur berdasarkan nilai keterkaitan antarsektor industri adalah sektor kerajinan. 2. Berdasarkan nilai angka pengganda Output dan pengganda pendapatan rumah tangga perubahan permintaan akhir pada industri kerajinan akan berdampak pada pengganda output dan pengganda rumah tangga masingmasing sebesar 2,3298 dan 0,3538. Artinya dengan adanya satu rupiah permintaan akhir pada industri kerajinan akan berdampak sebesar 2,3298 rupiah terhadap total output dan 0,3538 rupiah terhadap total pendapatan rumaha tangga. alternatif faktor 3. Dari keenam pengembangan subsektor Industri Kreatif yang potensial di Jawa Timur, yang terpilih sebagai prioritas utama adalah pengembangan terhadap Sumber Daya Manusia. 4. Kriteria yang dipentingkan dalam pemilihan faktor pengembangan subsektor Industri Kreatif yang potensial di Jawa Timur adalah Fasilitasi Insan Kreatif, Basis Teknologi, Pemanfaatan Bahan Baku Alam, Penguatan hubungan industri dengan lembaga keuangan dan informasi pemasaran yang jelas. 5.2 Saran Berikut ini adalah beberapa saran yang terkait dengan penelitian selanjutnya : 9
1. Saran terhadap penelitian selanjutnya adalah agar penelitian tentang industri kreatif di Jawa Timur dapat dilakukan terhadap aspek-aspek lain selain aspek ekonomi dan dalam penentuan subsektor industri kreatif potensial di Jawa Timur dapat ditentukan dengan menggunakan data-data lain selain menggunakan Tabel Input Output mengingat adanya keterbatasan pada subsektor industri kreatif yang dapat diamati. 2. Untuk pengambilan keputusan dengan menggunakan Fuzzy-ANP, kriteria yang digunakan pada ANP sebaiknya merupakan kriteria yang satu sama lain saling bertentangan (conflictual).
Tabel Input Output Jawa Timur 2006, Badan Pengawasan Statistika
DAFTAR PUSTAKA Ayag˘ Z, . Özdemir R.G (2008) A hybrid approach to concept selection through fuzzy analytic network process, Computers & Industrial Engineering (2008)
Creative Industry Definition <www.culture.gov.uk/creative/creative_ industries.html> industrikreatif-depdag.blogspot.com Drake, Graham (2003) This Place gives me space :Place and Creativity in the creative industries ,Geoforum 34 (2003) 511-524. Miller, R.E, P.D Miller 1985, Input Output Analysis :Foundation and Extension , PrenticeHall. Nazara, Suahasil (1997), Analisis Input Output, Lembaga penerbit FEUI.
Ross, Timothy J, 2004, Fuzzy Logic With Engineering Applications, Second Edition, John Wiley & Sons Ltd. Saaty, Thomas. 2001. Decision Making With Dependence And Feedback : The Analitic Network Process. RWS Publication, Pittsburgh, USA.
10