Penentuan Prioritas Pembangunan Pariwisata di Pulau Lombok Dengan Menggunakan Metode Spasial Geografi dan Analytic Network Process (ANP) Disusun Oleh : Febryanto Rakhmat Hanafi 2506.100.138 Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Udisubakti Ciptomulyono, M.Eng. Sc NIK.1959.0318.1987.011001
Latar Belakang Dengan rata-rata menginap selama 4 hari dengan pengeluaran US$ 80 /hari maka total penerimaan devisa sebesar Rp.1.015.779.600.00/ tahun
Potensi Lombok Pariwisata Apakah sudah berjalan dengan baik????
Visit Lombok Sumbawa 2012
Latar Belakang Belum adanya Klaster untuk sektor pariwisata
10 Zona Pariwisata
Pemerintah masih belum menentukan zona dan unit usaha yang menjadi prioritas pembangunan pariwisata
Permasalahan • Bagaimana mengelompokkan pariwisata Lombok secara parsial untuk menentukan prioritas pengembangan/pembangunan pariwisata Lombok.
Tujuan Penelitian • Menggambarkan pola ruang Pulau Lombok. • Menentukan klaster sektor pariwisata Pulau Lombok yang potensial. • Menentukan urutan prioritas pembangunan zona pariwisata dan urutan prioritas investasi unit usaha pulau Lombok yang potensial untuk dikembangkan.
Manfaat Penelitian • Membantu pemerintah daerah untuk menentukan klaster sektor pariwisata Pulau Lombok. • Membantu pemerintah daerah untuk menentukan klaster sektor pariwisata yang potensial sehingga dapat memperkuat daya saing pariwisata Pulau Lombok • Membantu pemerintah daerah di Pulau Lombok dalam menentukan urutan prioritas klaster unit usaha dalam zona pariwisata dan zona pariwisata yang potensial untuk dikembangkan.
Ruang Lingkup Penelitian Asumsi : Batasan : 1.
Kajian dilakukan dalam lingkup klaster pariwisata wilayah pulau Lombok
1.
2. 3.
Kondisi sektor pariwisata dalam jangka waktu penelitian relatif stabil Menggunakan batas zona pariwisata sebagai batas klaster. Hasil GIS tidak dapat dijadikan dasar untuk pengambilan keputusan, melainkan hanya untuk gambaran kondisi spasial Pulau Lombok secara umum.
Tinjauan Pustaka Spasial Geografi
Analitic Network Process
Pariwisata
Pariwisata Lombok
Klaster
Geographic Information System
Pariwisata • Menurut Undang-Undang No.9 Tahun 1990, Kepariwisataan merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan dan pengusahaan objek dan daya tarik wisata, usaha sarana wisata, usaha jasa pariwisata, serta usaha-usaha lain yang terkait.
• Pembagian Jenis Pariwisata – Wisata Alam • • • • •
Wisata Pantai Wisata Etnik Wisata Cagar Alam Wisata Buru Wisata Agro
– Wisata Budaya • Peninggalan sejarah kepurbakalaan dan monumen • Museum dan fasilitas budaya lainnya
Konsep Klaster Pengertian mengenai klaster industri telah banyak dirumuskan oleh berbagai pakar dan institusi baik itu berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Antara lain : Rosenfeld (1997), Feser (1998), Munnich Jr et al (1999), Roelandt dan Hertag (1999), Porter (2000), Kaibori (2001), Van der Berg et al (2001), dll. Berdasarkan beberapa pemaparan mengenai konsep klaster tersebut maka klaster industri dapat dikatakan sebagai : “Suatu sistem yang terdiri dari sekelompok perusahaan atau institusi yang secara sinergis saling terkait dan bergantung satu sama lain yang bertujuan memperkuat daya saing industri maupun produk karena faktor geografis ”.
Keuntungan Klaster Industri untuk pembangunan daerah •
•
•
•
Memperkuat keterkaitan yang saling menguntungkan antar stakeholder di daerah dan antara stakeholder suatu daerah dengan daerah lain, tingkat nasional dan internasional Memberikan kerangka kerja yang lebih jelas dan terarah, termasuk penyediaan infrastruktur, yang lebih sesuai dengan kebutuhan dunia usaha di daerah; Memungkinkan investasi infrastruktur informasi yang terakseskan dan mempunyai daya ungkit (leverage effect) signifikan untuk meningkatkan kinerja klaster industri daerah; Memfasilitasi penyesuaian sistem administratif untuk mendorong peningkatan produktivitas klaster industri spesifik daerah.
Geographic Information System • GIS (Sistem Informasi Geografi) – Suatu metoda penyimpanan informasi berupa penggabungan peta dengan data-data lapangan agar penyajiannya dapat mudah dipahami dan dianalisa.
• Manfaat GIS – Mendukung pengambilan keputusan dalam mengelola penggunaan lahan, sumber daya, transportasi, penjualan, kelautan,dll – Pengendalian dan pengawasan tata ruang
Konsentrasi Spasial Geografi • LQ merupakan sebuah cara kuantitatif bagaimana potensi suatu industri pada suatu daerah dibandingkan dengan daerah lain yang lebih besar. Kegunaan LQ • Untuk menentukan unit usaha pariwisata mana yang menjadi basis di daerah tersebut • Untuk mengidentifikasi unit pariwisata mana yang paling potensial untuk dijual keluar • Untuk mengidentifikasi unit usaha pariwisata yang sedang tumbuh dan mampu mendatangkan nilai tambah bagi pariwisata • Mengidentifikasi industri yang mengalami penurunan yang dapat menyebabkan pengurangan nilai pada daerah tersebut.
Analitic Network Process • Suatu cara untuk menilai dan mengukur skala rasio prioritas untuk distribusi pengaruh antara faktor dan grup dari faktor dalam keputusan Metode ANP mampu memperbaiki kelemahan AHP berupa kemampuan mengakomodasi keterkaitan antar kriteria atau alternatif. ANP mengijinkan adanya interaksi dan umpan balik dari elemen-elemen dalam cluster (inner dependence) dan antar cluster (outer dependence)
Konsep Dasar ANP • Pembobotan dengan ANP membutuhkan model yang merepresentasikan saling keterkaitan antar kriteria dan sub-kriteria yang dimilikinya.
Metodologi Penelitian
Metodologi Penelitian
Metode Analitis • Geographic Information System (GIS) • Konsentrasi Spasial Geografi • Analitic Network Process
Data Sekunder • Data Persebaran Sektor Usaha Pariwisata dan Persebaran Kabupaten • Data Rencana Penggunaan Lahan Saat ini dan Mendatang • Data Jumlah Tenaga kerja • Data Zonasi Pariwisata
Pemilihan Pakar • Pakar yang dipilih antara lain: – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Barat – Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Nusa tenggara Barat
Data Primer • Data hasil kuisioner 1 Untuk menghitung nilai bobot kriteria zona pariwisata. • Data hasil kuisioner 2 Untuk menghitung nilai bobot kriteria investasi unit usaha pariwisata
Kriteria Zona Pariwisata • Berdasarkan I Made Suradnya (2007) : – – – – – – – –
Budaya Citra Harga Keindahan Alam Keamanan Pantai Penduduk Sadar Pariwisata Relaksasi
Kriteria Investasi Unit Usaha • Berdasarkan brainstorming para ahli dan Vibiz Regional Reaserch (2010) : – – – – – –
Daya Tarik Objek Pariwisata Infrastruktur Keamanan (*) Peraturan dan Kebijakan daerah Prilaku Masyarakat (*) Resiko (*)
(*) hasil Brainstorming dengan para ahli
Pengumpulan dan Pengolahan Data Data yang dibutuhkan : • Data Kualitatif – Narasumber
• Data Kuantitatif – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Barat – Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Nusa tenggara Barat
Menggambar Pola Ruang Pulau Lombok •Menggunakan Software ArcGIS 9.3
Menggambar Pola Ruang Pulau Lombok
Penentuan Klaster - Menggunakan Metode Konsentrasi Spasial Geografi - Uji Location Quotient (LQ) - Location Quotient digunakan dalam menentukan apakah suatu lokasi tertentu dapat digunakan sebagai sektor basis di zona tersebut.. - Berbasis jumlah tenaga kerja suatu daerah. - Rumusan mengenai location quotient terdapat pada persamaan 2.1.
Hasil LQ • LQ > 1 Terdapat 15 klaster yang terbentuk No
Sektor/i
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Pondok Wisata Rumah Makan Biro Perjalanan Hiburan Penunjang Pondok Wisata Biro Perjalanan Guide Hotel Melati Rumah Makan Hotel Melati Hotel Hotel Melati Diving Kerajinan Pondok Wisata
Zona/Wilayah Analisis Suranadi Suranadi Suranadi Senggigi Gunung Rinjani Gunung Rinjani Gunung Rinjani Gili Gede Gili Gede Silong Belanak Kute Kute Kute Dusun Sade Gili Sulat
LQ 3,91 1,39 2,07 1,10 2,68 1,23 11,02 5,81 1,56 17,43 1,52 1,97 2,31 3,19 36,08
Model ANP Zona Pariwisata Penentuan Prioritas Pembangunan Zona Pariwisata Lombok Kriteria Keindahan Alam Keamanan
Level Kriteria Keindahan Alam
Level Kriteria Relaksasi
Kelestarian Ekositem Alam
Suasana Tenang
Keanekaragaman Flora dan Fauna
Udara Segar
Level Kriteria Keamanan
Level Kriteria Pantai
Pantai
Harga
Gunung Rinjani
Kerajinan
Keramahan Penduduk
Sewa Peralatan Makanan
Senggigi
ALTERNATIF
Kute
Gili Indah
Suranadi
Peninggalan Bersejarah
Level Kriteria Penduduk Sadar Pariwisata
Akomodasi
Silong Belanak
Dusun sade
Kesenian
Level Kriteria Harga
Pasir Putih
Gili Gede
Level Kriteria Budaya
Menjaga Kualitas Pariwisata
Ombak Tinggi
Benang Setokel
Penduduk Sadar Pariwisata
Level Kritea Citra
Fasilitas Permainan Pantai
Penjaga Pantai (Pariwisata)
Budaya
Citra
Relaksasi
Gili Sulat
Hasil Prioritas ANP Zona Pariwisata • Hasil Pembobotan Alternatif Zona Pariwisata menggunakan software super decision Nama Zona Kute Senggigi Gunung Rinjani Gili Sulat Suranadi Dusun Sade Gili Indah Silong Belanak Gili Gede Benang Setokel
Bobot 0,1625 0,1453 0,1367 0,1274 0,0960 0,0827 0,0799 0,0695 0,0691 0,0310
Prioritas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Model ANP Investasi Unit Usaha Pariwisata Prioritas Investasi Unit Usaha Pariwisata Lombok
Kriteria Daya Tarik Objek Infrastruktur
Level Kriteria Prilaku Masyarakat Masyarakat yang Sadar Akan Pariwisata Tersedianya Sumber Daya Manusia
Level Kriteria Daya Tarik Objek
Resiko Perilaku Masyarakat
Keamanan
Peraturan dan Kebijakan Daerah
Level Kriteria Resiko
Level Kriteria Keamanan
Sepi Pengunjung
Lembaga Pariwisata
Ancaman Terorisme
Polisi Pariwisata
Level Kriteria Infrastruktur
Keunikan Objek Wisata
Akses Jalan
Kunjungan Wisatawan
Listrik dan Air
Level Kriteria Peraturan dan Kebijakan Daerah Kemudahan Investasi Pajak Daerah
Alternative
Hotel
Hotel Melati
Biro Perjalanan
Pondok Wisata
Guide
Diving
Rumah Makan
Hiburan Penunjang
Kerajinan
Hasil Prioritas ANP Investasi Unit Usaha Pariwisata • Hasil Pembobotan Alternatif Infestasi Unit Usaha Pariwisata menggunakan software super decision Unit Usaha Hotel Guide Hotel Melati Diving Biro Perjalanan Rumah Makan Hiburan Penunjang Pondok Wisata Kerajinan
Bobot 0,1968 0,1684 0,1278 0,1170 0,1098 0,0931 0,0795 0,0618 0,0459
Priority 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Rekomendasi Klaster Potensial Sektor/i Hotel Guide Hotel Melati Diving Biro Perjalanan Hiburan Penunjang Biro Perjalanan Rumah Makan Hotel Melati Hotel Melati Pondok Wisata Pondok Wisata Rumah Makan Pondok Wisata Kerajinan
Zona/Wilayah Analisis Kute Gunung Rinjani Kute Kute Gunung Rinjani Senggigi Suranadi Suranadi Silong Belanak Gili Gede Gunung Rinjani Gili Sulat Gili Gede Suranadi Dusun Sade
Bobot
Priority
0,03197 0,02301 0,02077 0,01901 0,01500 0,01155 0,01054 0,00894 0,00888 0,00883 0,00845 0,00787 0,00643 0,00593 0,00377
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Analisa Sensitivitas • Zona Pariwisata No
Kriteria
1 2 3 4 5 6 7 8
Budaya Citra Harga Keamanan Keindahan Alam Pantai Penduduk Sadar Wisata Relaksasi
Min Bobot 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00%
Bobot Perubahan 76,04% 19,47% 56,05% 34,21% 17,11% Infinity 10,08% 24,21%
Max Bobot 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Perubahan Prioritas Dusun Sade Senggigi Senggigi Senggigi Gunung Rinjani Kuta Senggigi Gili Sulat
Analisa Sensitivitas • Investasi Unit Usaha No
Kriteria
Min Bobot
Bobot Perubahan
Max Bobot
Perubahan Prioritas
1
Daya Tarik Objek Wisata
0,00%
53,94%
100%
Guide
2
Infrastruktur
0,00%
Infinity
100%
Hotel
3
Keamanan
0,00%
71,83%
100%
Guide
4
Peraturan dan Kebijakan Daerah
0,00%
Infinity
100%
Hotel
5
Prilaku Masyarakat
0,00%
Infinity
100%
Hotel
6
Resiko
0,00%
Infinity
100%
Hotel
Kesimpulan • Berdasarkan hasil GIS zona ruang yang diperoleh, perkebunan, hutan lindung, dan cagar alam sebagai zona yang dominan pada Pulau Lombok. Hal tersebut mengindikasikan bahwa Pulau Lombok yang masih begitu alami sangat cocok untuk dikembangkan untuk sektor agrowisata dan pariwisata. • Berdasarkan LQ, dari 161 klaster untuk investasi unit usaha pariwisata diperoleh 15 klaster potensial yang menjadi alternatif. Alternatif yang memiliki nilai LQ tertinggi adalah pondok wisata pada zona Gili sulat yakni sebesar 36,08 pada zona. Sedangkan untuk nilai LQ terkecil sebesar 1,10 adalah hiburan penunjang pada zona Senggigi.
Con’t • Hasil dari perhitungan ANP pada zona pariwisata didapatkan Kute memiliki nilai bobot yang paling besar,dimana nilai ini menunjukan zona Kute merupakan prioritas pembangunan zona pariwisata yang utama dengan besar bobot 0,1652. Sedangkan untuk hasil perhitungan ANP untuk investasi unit usaha pariwisata didapatkan hotel memiliki nilai bobot terbesar dengan nilai 0,1968, dimana nilai ini menunjukkan bahwa untuk investasi unit usaha hotel merupakan prioritas untuk dikembangkan.
Saran • Melakukan penelitian dengan topik serupa namun menggunakan pendekatan metode MCDM yang lain sehingga dapat dibandingkan hasilnya. • Penyelesaian pemilihan zona pariwisata dan investasi unit usaha pariwisata ini masih perlu dikembangkan untuk melihat permasalahan secara utuh.
Daftar Pustaka •
•
• • •
•
•
Afandi, Ahmad. (2008). Penerapan Metode Konsentrasi Spasial Geografi dan Fuzzy MCDM (Multi Criteria Decision Making) Untuk Menentukan Klaster Industri Jawa Timur. Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri ITS. Agustino, Erlangga (2002). Konsentrasi Spasial Industri Manufaktur tinjauan Empiris Kota Surabaya ; Laporan Tugas Akhir Fakultas Ekonomi, Universitas Airlangga BAPPEDA, (2009) ; Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2009 – 2029 Badan Pusat Statistik NTB (2009), Nusa Tenggara Barat Dalam Angka Handayani, Yani. (2010), Penentuan Lokasi Cabang Baru Klinik X Dengan Menggunakan Metode ANP dan Kelayakan Investasi. Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri ITS. Hendayana R. (2003). Aplikasi Metode Location Quetient (LQ) dalam Penentuan Komoditas Unggulan Nasional. Informatika Pertanian. Laporan Tugas Akhir Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Diponegoro http://lomboknews.com/2010/12/27/sampai-nopember-2010-wisatawan-ke-ntbsebanyak 662717-orang, diunduh pada tanggal 15 April 2010
Daftar Pustaka •
•
• •
• • •
I Gusti Ngurah Bagus, Hubungan Pariwisata dengan Budaya di Indonesia, Prospek, dan Masalahnya dalam Kumpulan Makalah Kongres Kebudayaan 1991 (Depdikbud 1992/1993), hlm. 123. I Made Suradnya, Analisis Faktor-Faktor Daya Tarik Wisata Bali dan Implikasinya Terhadap Perencanaan Pariwisata Daerah Bali. Laporan Tugas Akhir Sekolah Tinggi Pariwisata Bali Jordanian National Competitiveness Team / Ministry of Planning , Hashemite Kingdom of Jordan: The Tourism Cluster Kohar M Abdul, Suherman Agus, (2004) Analisis Location Quotient (LQ) Dalam Penentuan Komoditas Ikan Unggulan Perikalvan Tangkap Kabupaten Cilacap. Semarang: Universitas Diponegoro, Jurnal Ilmiah, hlm. 372 Mandia, Nyoman. (2008), Pembangunan Pariwisata Budaya (Study Kasus : Pariwisata Bali) Laporan Tugas Akhir Program Studi Pariwisata, Universitas Udayana Muriawan, Agus, Putra (2004) , Sosialisasi Konsep Pariwisata Berkelanjutan. Laporan Tugas Akhir Program Studi Pariwisata, Universitas Udayana Muriyawan, Agus Putra (2009). Sosialisasi Konsep Pariwisata Berkelanjutan Dalam Pengelolaan Objek Wisata Pantai Yeh Gangga Kabupaten Tabanan; Universitas Udayana
Daftar Pustaka •
• •
• •
• •
Nurtrihansyah, Indar. (2011), Penentuan Jalur Transmisi SUTET (Saluran Udara Transmisi Tinggi) Menggunakan Metode ANP dan Promenthee (study kasus : Gardu Induk Pamalang Dirancang) Porter, M. E (2001). Cluster of innovation initiate : Regional Foundation of US Competiveness ; Washinton, DC : Councul of Competivness Pitana, I Gede. (2002). “Kebijakan dan Strategi Pemerintah Daerah Bali dalam Pembangunan Pariwisata. Pada Seminar Nasional Pariwisata Bali the last or the lost Paradise”. Pembangunan Pariwisata yang berkelanjutan. Denpasar. Universitas Udayana. Rai Utama, I Gusti Bagus.(2009), Konsep Pariwisata Kajian Sosoilogi dan Ekonomi. Laporan Tugas Akhir Program Studi Pariwisata, Universitas Udayana Ratri, Agustina (2002), Arahan Pengembangan Kawasan Taman Hutan Raya Ngargoyoso Sebagai Obyek Wisata Alam Berdasarkan Potensi dan PrioritasPengembangannya; Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang Saaty, Thomas L , (1996). Decision Making with Feedback ; The Analytic Network Process Salah Wahab, Manajemen Kepariwisataan Terjemahan Frans Gromang (Jakarta: PT Pradnya Paramita, 1976), hlm. 5.
Daftar Pustaka • •
• •
Spillane, James.(1985). Ekonomi Pariwisata, Sejarah dan prospeknya.Yogyakarta: Kanisius. Syamsu, Yoharman. (2001). “Penerapan Etika Perencanaan pada kawasan wisata, studi kasus di kawasan Agrowisata Salak Pondoh, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta”. Jakarta: LP3M STP Tri Sakti, Jurnal Ilmiah, Vol 5. No. 3 Maret 2001. Taufan, Naniek (2009), Langkah Pariwisata NTB : Menerobos Pasar Dunia Vibiz Regional Research Center . (2010), Analisa Pariwisata Lombok Tengah Weber, A, (1990). Theory of Location of Industries Chicago; The University of Chicago Process
TERIMAKASIH
Penelitian Terdahulu Penulis
Tahun
Ahmad Affandi
2008
Objek
Metodologi
Kategori
Industri Manufactur Jawa Timur
Konsentrasi Spasial Geografi dan Fuzzy MCDM
Tugas Akhir
2002
Konsentrasi Spasial Industri Manufaktur Tinjauan Empiris Kota Surabaya
Industri Manufactur Jawa Timur
Konsentrasi Spasial Geografi
Tugas Akhir
Indar Nurtrihansyah
2011
Penentuan Jalur Transmisi SUTET (Saluran Udara Transmisi Tinggi) Menggunakan Metode ANP dan Promenthee (study kasus : Gardu Induk Pamalang Dirancang)
SUTET
ANP dan Promenthee
Tugas Akhir
Jordanian National Competitiveness Team / Ministry of Planning
1999
Hashemite Kingdom of Jordan: The Tourism Cluster
Pariwisata Jordania
Klaster
Penlitian Internasional
M.A. Sharifi, L. Boerboom, K. B. Shamsudin, Loga Veeramuthu
2006
Spatial Multiple Criteria Decision Analysis in Integrated Planning for Public Transport and Land Use Development Study in Klang Valley, Malaysia
Lembah Klang
Spatial Multiple Criteria Decision Analysis
Jurnal Internasional
Vibiz Regional Research Center
2010
Analisa Pariwisata Lombok Tengah
Pariwisata Lombok Tengah
2010
Penentuan Lokasi Cabang Baru Laboraturium Klinik X Dengan Menggunakan Metode ANP dan Kelayakan Investasi
Labraturium X
Erlangga Agustino
Yani Handayani
Topik/Judul Penerapan Metode Spasial Geografi dan Fuzzy MCDM untuk menentukan Jlaster Industri Jawa Timur
Jurnal Nasional
ANP, P-Median
Tugas Akhir