9
II.
METODE PENELITIAN
A.
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober 2015 sampai bulan Desember 2015 yang bertempat di di Pusat Penelitian dan Pengembangan Lahan Kering Universitas Sebelas Maret Surakarta di Desa Sukosari, Kecamatan Jumantono, Kabupaten Karanganyar. Penelitian laboratorium dilaksanakan di Laboratorium Kimia Tanah, Laboratorium Ekologi dan Manajemen Produksi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. B.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih kacang hijau varietas VIMA-1, tanah alfisol, pupuk organik, dan pupuk NPK. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah pisau atau silet, polybag, gelas ukur, gembor, kertas label, timbangan analitik, kertas hvs, oven, alat tulis dan penggaris. C. Perancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan satu faktor perlakuan yaitu kadar lengas tanah dengan tingkat pemberian air (C) terdiri atas 5 taraf, yaitu: C0 : 100 persen kapasitas lapangan (% KL) C1 : 80 persen kapasitas lapangan (% KL) C2 : 60 persen kapasitas lapangan (% KL) C3 : 40 persen kapasitas lapangan (% KL) C4 : 20 persen kapasitas lapangan (% KL) Berdasarkan faktor tersebut diperoleh 5 perlakuan dengan ulangan sebanyak 5 kali sehingga diperoleh 25 petak percobaan. Masing-masing petak percobaan terdiri dari 4 tanaman sehingga diperoleh 100 tanaman (25 tanaman sampai panen dan 75 tanaman diperlakukan destruktif sebelum panen). 9
10
D. Pelaksanaan Penelitian 1. Persiapan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Pusat Penelitian dan Pengembangan Lahan Kering Universitas Sebelas Maret Surakarta di Desa Sukosari, Kecamatan Jumantono, Kabupaten Karanganyar. Persiapan yang dilakukan dengan membersihkan area tempat penelitian yang akan digunakan. 2. Persiapan Media Tanam Tanah
yang
sebelumnya
sudah
dikeringanginkan
kemudian
dihaluskan untuk menyeragamkan ukuran tanah. Kapasitas lapangan (field capacity) adalah kemampuan partikel tanah untuk menahan sejumlah air sebanyak mungkin terhadap adanya gaya tarik bumi (grafitasi) (Heriawan 2013). Metode yang digunakan yaitu tanah dicampur dengan pupuk dengan perbandingan 2:1. Penentuan kapasitas lapangan (KL) dilakukan untuk mengetahui volume penyiraman yaitu dengan metode gravimetric. Mengisi tanah sebanyak 9 kg ke dalam polybag ukuran 40x45 cm, kemudian disiram dengan air hingga jenuh (volume awal), dibawah polybag disiapkan tempat untuk menampung tetesan air. Setelah tanah jenuh air, lalu dibiarkan selama 24 jam atau hingga air tidak menetes, kemudian dihitung jumlah air yang menetes pada tempat penampung air (volume akhir). Selisih antara volume awal dengan volume akhir merupakan jumlah air yang diberikan pada tanaman dengan kapasitas lapangan 100%. Dengan cara yang sama dihitung kapasitas lapangan 80%, 60%, 40% dan 20% (Lampiran 3). 3. Analisis Tanah Analisis tanah awal ini dilakukan pada tanah yang telah dicampur dengan pupuk. Analisis tanah ini bertujuan untuk mengetahui kandungan unsur hara yang ada pada tanah seperti N, P, K, pH tanah, dan bahan organik tanah. 4.
Penanaman Media tanam dengan perbandingan tanah dan pupuk adalah 2:1, dimasukkan kedalam polibag dengan ukuran 45x40 cm. Media tanam disiram
11
sampai kapasitas lapangan, kemudian benih kacang hijau yang sudah disiapkan ditanam pada polibag yang berisi media tanam dengan 1 benih setiap polybag. 5.
Pemeliharaan Pemeliharaan tanaman meliputi pengairan, penyulaman, penyiangan, dan pengendalian hama penyakit tanaman. Pengairan tanaman dilakukan dua hari sekali sesuai dengan perlakuan. Penyiangan dilakukan secara berkala yaitu setiap satu minggu sekali atau saat sudah tumbuh banyak gulma disekitar pertanaman. Pengendalian OPT dilakukan dengan cara mekanik dan menyemprot tanaman dengan pestisida kimia.
6.
Pemanenan Pemanenan dilakukan ketika tanaman kacang hijau berumur ± 57 - 65 HST dengan cara memetik tangkai buahya. Ciri-ciri warna polong telah berubah dari hijau menjadi hitam atau coklat serta polongnya telah kering. E.
Peubah Pengamatan
Pengamatan terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau dilakukan setiap satu minggu dan pada saat panen. Variabel yang diamati antara lain: 1. Pertumbuhan a. Tinggi Tanaman (cm) Pengukuran tinggi tanaman dilakukan tiap minggu, menggunakan penggaris atau meteran dengan satuan centimeter (cm). Tinggi tanaman dihitung dari pangkal daun sampai ke titik tumbuh kacang hijau. b. Jumlah Daun Jumlah daun tanaman kacang hijau dihitung setiap minggunya. c. Luas Daun (LD) Luas Daun digunakan untuk menghitung Indeks Luas Daun. Indeks Luas Daun (ILD) didefinisikan sebagai nisbah antara luas daun dengan luas lahan tegakan yang diproyeksikan tegak lurus terhadap penutupan tajuk. Langkah awal perhitungan indeks luas daun dengan menghitung luas daun terlebih dahulu. Perhitungan luas daun dilakukan dengan metode gravimetri. Daun tanaman diambil kemudian dibuat replika.
12
Replika daun kemudian digunting dari kertas yang bobot dan luasnya sudah diketahui. Luas daun ditaksir berdasarkan perbandingan bobot replika daun dan bobot kertas total. Pengukuran luas daun (LD) berdasarkan rumus: LD satu daun
=
LD satu tanaman
= LD satu daun x Ʃ daun
ILD
=
d. Volume Akar (ml) Akar tanaman kacang hijau dibersihkan dari tanah yang menempel kemudian akar dimasukkan kedalam gelas ukur yang berisi air, pertambahan air yang ditunjukkan adalah hasil volume akar tanaman kacang hijau. e. Nisbah Akar Tajuk(g) Nisbah akar tajuk merupakan suatu perbandingan antara berat kering bagian atas tanaman (daun dan batang) dengan bagian bawah tanaman yaitu akar dengan satuan gram. Hasil dari perhitungan nisbah akar tajuk dapat digunakan untuk menggambarkan salah satu tipe toleransi terhadap kekeringan. f. Waktu Berbunga (HST) Pengamatan
terhadap
waktu
berbunga
dilakukan
dengan
menghitung hari keberapa tanaman telah mulai mengeluarkan bunga, satuan yang digunakan yaitu Hari Setelah Tanam (HST). g. Berat Segar Tanaman (g) Berat segar tanaman diukur dengan menimbang seluruh bagian tanaman yang telah dibersihkan. h. Berat kering tanaman(g) Berat kering tanaman diukur dengan menimbang seluruh bagian tanaman yang telah dibersihkan dan dioven pada suhu 70oC.
13
i. Laju Pertumbuhan Relatif (LPR)/ Relative Growth Rate Laju Pertumbuhan Relatif merupakan peningkatan berat kering tanaman dalam suatu interval waktu. Perhitungan Laju Pertumbuhan Relatif berdasarkan rumus: LPR = Keterangan: LPR = laju pertumbuhan relatif (g/hari) W1
= berat kering tanaman pada saat t1 (g)
W2
= berat kering tanaman pada saat t2 (g)
t1
= pengukuran waktu ke-1 (hari)
t2
= pengukuran waktu ke-2 (hari)
2. Hasil Panen a. Jumlah Polong Per Tanaman Pengamatan jumlah polong pertanaman dilakukan pada akhir penelitian yaitu dengan menghitung semua jumlah polong pada tanaman sampel, mulai dari panen pertama sampai panen terakhir baik polong yang bernas maupun polong yang hampa. b. Jumlah Biji Per Polong Pengamatan jumlah biji per polong akhir penelitian yaitu dengan menghitung semua jumlah biji per polong pada tanaman sampel, mulai dari panen pertama sampai panen terakhir. c. Berat Biji per Tanaman (g) Penghitungan berat biji per tanaman dilakukan dengan cara menimbang seluruh biji per tanaman untuk mengetahui berat biji per tanaman. F. Analisis Data Data dianalisis dengan menggunakan analisis ragam berdasarkan uji F pada taraf 5%. Apabila hasil uji F menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh nyata terhadap peubah yang diukur maka analisis data dilanjutkan dengan uji
14
Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5% untuk membandingkan rerata masing-masing perlakuan.