I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Bakteri Salmonella sp merupakan mikrobia patogen penyebab sakit perut yang dapat menyebabkan kematian, yang disebut sebagai salmonellosis. Habitat alami Salmonella sp adalah di usus manusia dan hewan, sedangkan air dan makanan merupakan media perantara penyebaran Salmonella sp (Cliver and Doyle, 1990). Salmonella sp dapat menginfeksi manusia melalui makanan yang terkontaminasi yang kemudian dikonsumsi oleh manusia. Salmonella sp telah menimbulkan berbagai macam penyakit berkaitan dengan bahan pangan. Bahan pangan, seperti daging, ungas, telur dan susu diidentifikasikan sebagai media penyebaran penyakit yang disebabkan Salmonella sp. Salmonella sp dapat menyebabkan kontaminasi pada telur, terutama telur yang mentah atau dimasak setengah matang dimana kasus ini terjadi berulangulang kali dan merupakan faktor utama dari kasus dan wabah yang disebabkan oleh telur. Salmonella enteritidis merupakan serotip utama yang menyebabkan wabah yang berasal dari telur dan produk telur (Tirado et al., 2000). Hasil pengujian Salmonella sp pada produk pangan asal hewan (daging dan telur) di laboratorium pengujian mutu produk peternakan, Direktorat Jendral Bina Produksi Peternakan pada tahun 2002 sebanyak 564 sampel dengan hasil negatif. Pada tahun 2003 sebanyak 1735 sampel hasil positif 6 sampel atau 0,34%. Pada tahun 2004 pengujian sebanyak 407 sampel yang positif Salmonella sp 11 sampel atau 2,7% (Hermawati dan Awalludin, 2005).
1
Di negara maju seperti Amerika Serikat setiap tahun terdapat kurang lebih 40.000 kasus salmonellosis. Jumlah kasus salmonellosis yang sebenarnya jauh lebih besar sebab banyak kasus salmonellosis yang tidak didiagnosa dan tidak dilaporkan. Setiap tahunnya diperkirakan sekitar 1000 orang meninggal akibat salmonellosis (Anonim, 2003). Biasanya Salmonella sp masuk ke tubuh manusia melalui makanan yang terkontaminasi oleh feses hewan. Makanan yang terkontaminasi oleh Salmonella sp biasanya terlihat normal dan menunjukkan gejala kerusakan. Produk hewani (terutama yang mentah) seperti telur lebih sering dan mudah terkontaminasi Salmonella sp. Kontaminasi Salmonella sp dimulai dari masuknya sejumlah sel Salmonella sp ke dalam saluran pencernaan dan masuk ke dalam saluran usus. Bakteri ini kemudian menyebar menuju aliran darah, selanjutnya ke bagian tubuh yang lain dan dapat berkembangbiak dengan baik (Anonim, 2003). Pembentukan telur selama berada dalam perut ayam sangat memungkinkan terjadinya kontak antara bakal telur dengan berbagai bakteri yang terdapat di dalam perut ayam tersebut, diantaranya adalah Salmonella sp. Selain itu, pengeluaran telur melalui lubang kloaka, yang juga merupakan tempat pengeluaran kotoran atau feses ayam sangat memungkinkan terjadinya kontak antara telur dan bakteri Salmonella sp. Selain itu, faktor makanan yang dikonsumsi oleh ayam menjadi faktor pemicu terdapatnya Salmonella sp pada telur ayam tersebut. Ayam yang mengkonsumsi makanan yang telah mengalami kontak dengan tanah seperti beras kotor, cacing kecil, sampai pada batuan kecil atau kerikil maupun kotoran
2
memungkinkan terdapatnya Salmonella sp yang dapat terbawa oleh ayam pada saluran pencernaannya. Gejala salmonellosis tidak dapat dicegah dengan vaksin. Namun bakteri Salmonella sp dapat mati melalui proses pemanasan. Oleh karena itu upaya untuk mencegah salmonellosis adalah tidak mengkonsumsi makanan atau telur yang mentah atau yang belum masak secara sempurna (Anonim, 2003). Oleh karena itu, keamanan telur harus semakin diperhatikan karena telur banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Banyaknya masyarakat yang mengkonsumsi telur mengakibatkan semakin besar pula resiko kontaminasi penyakit terhadap manusia yang disebabkan oleh Salmonella sp. Salmonella sp yang terdapat pada bahan pangan seperti pada telur ayam, apabila dikonsumsi oleh manusia dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh manusia. WHO melaporkan bahwa masalah kesehatan masyarakat yang utama di semua negara, termasuk Indonesia merupakan gejala penyakit akibat pangan yang terkontaminasi suatu organisme invasif seperti demam tifoid. Penyakit demam tifoid yang disebabkan oleh Salmonella thypii merupakan salah satu penyebab utama penyakit yang ditularkan oleh bahan pangan yang dapat menyebabkan diare (Anonim, 2004).
3
B. Perumusan Masalah Telur ayam kampung sangat memungkinkan terkontaminasi bakteri Salmonella sp. Kontak antara feses ayam dengan cangkang telur sebelum dikeluarkan melalui lubang kloaka maupun faktor kebersihan lingkungan peternakan telur sangat memungkinkan telur ayam kampung
terkontaminasi
Salmonella sp.
C. Batasan masalah Yang dimaksud dengan tingkat cemaran dalam penelitian ini adalah tingkat cemaran Salmonella sp berdasarkan jumlah sampel yang diuji dalam penelitian dan berdasarkan jumlah atau persentase koloni biru terang adalah positif Salmonella sp. Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini berasal dari 5 lokasi yaitu Km.7 Jl. Jurugsari. Km.9 Jl. Kapten Haryani, Km.11 Jl. Kompleks Bias, Km.13 Jl. Besi Mulia, dan Km.15 Dusun Kledokan yang mewakili keseluruhan sampel telur ayam kampung yang ada.
D. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi dan mengetahui tingkat cemaran bakteri Salmonella sp pada telur ayam kampung yang berasal dari peternakan di daerah Kaliurang, Yogyakarta.
4
E. Manfaat Penelitian Dengan penelitian ini dapat memberikan manfaat tentang gambaran besarnya cemaran Salmonella sp pada telur ayam kampung yang terdapat di daerah Kaliurang khususnya dan di daerah Yogyakarta pada umumnya. Penelitian ini juga dapat digunakan sebagai masukan dalam bidang perkembangan ilmu khususnya yang berhubungan dengan informasi tentang keamanan pangan di daerah Yogyakarta dan dapat pula dimanfaatkan oleh peternak untuk lebih memperhatikan sanitasi kebersihan lingkungan sekitar yang merupakan habitat alami dari ayam tersebut sehingga dapat mengurangi resiko kontaminasi bakteri Salmonella sp pada telur ayam kampung.
5