1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pasar modal adalah salah satu proses bisnis yang paling kompleks. Pengertian pasar modal menurut Undang-undang Pasar Modal no.8 tahun 1995 yaitu pasar modal sebagai suatu kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Kegiatan perdagangan di bursa saham seperti jual-beli efek, adalah bagian dari aktivitas ekonomi. Saham merupakan surat bukti bahwa kepemilikan atau asetaset perusahaan yang menerbitkan saham. Dalam memiliki saham suatu perusahaan, maka investor mempunyai hak terhadap pendapatan dan kekayaan perusahaan. Saham merupakan salah satu jenis sekuritas yang cukup popular yang diperjualbelikan di pasar modal. (Tandellin, 2001) Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham dapat dibagi menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam dan dapat dikendalikan oleh perusahaan. Faktor
2
eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar dan tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan. Faktor eksternal antara lain: pengumuman dari pemerintah seperti perubahan suku bunga tabungan, pengumuman hukum, pengumuman industri sekuritas seperti volume atau harga saham perdagangan, dan gejolak politik dalam negeri. Seiring dengan perkembangan pasar modal di Indonesia, pasar modal sebagai suatu instrumen ekonomi akan mudah dipengaruhi oleh lingkungan, salah satunya lingkungan politik. Kondisi lingkungan politik seperti adanya pergantian pemerintahan, kerusuhan politik, peperangan, atau peristiwa lain yang berkaitan dengan kestabilan perekonomian negara dapat menjadi faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan pasar modal. Peristiwa politik yang terjadi di sebuah negara merupakan suatu hal menarik untuk diamati karena mempunyai pengaruh terhadap berbagai macam aspek, diantaranya adalah terhadap kondisi perekonomian negara. Kondisi politik dan ekonomi yang kondusif merupakan salah satu faktor penunjang keberhasilan pasar modal. Keamanan serta stabilitas politik yang baik akan menciptakan ruang bagi pemulihan ekonomi dan investasi di Indonesia. Penelitian event study mengamati pengaruh sebuah peristiwa terhadap aktivitas saham. Event study merupakan sebuah study yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa yang informasinya dipublikasikan sebagai pengumuman. Event study dapat digunakan untuk menguji kandungan infomasi (information content) dari suatu pengumuman dan dapat juga untuk menguji efesiensi pasar berbentuk setengah kuat. (Jogiyanto, 2000)
3
Banyak kejadian yang dapat mempengaruhi harga saham di pasar saat peristiwa tersebut terjadi. Peristiwa-peristiwa tersebut memiliki karakteristik yang berbedabeda. Ada peristiwa yang dapat berpengaruh lamban terhadap harga saham, yang biasanya disebut Corporate Action . Tetapi ada juga peristiwa yang berdampak drastis dan seketika terhadap harga saham di pasar. Peristiwa ini tidak terjadi secara berulang setiap tahun akan tetapi dapat terjadi sewaktu-waktu, dan peristiwa ini disebut insidentil. (Mohammad Samsul, 2006) Peristiwa pemilihan Presiden merupakan salah satu peristiwa insidentil yang tidak terjadi secara berulang setiap tahunnya akan tetapi dapat terjadi sewaktu-waktu. Pemilihan Presiden dan wakil presiden tahun 2014 merupakan salah satu peristiwa politik yang diduga mempunyai kandungan informasi yang dapat mempengaruhi pasar saham. Pemilihan presiden dan wakil presiden Republik Indonesia tahun 2014 (bisa disingkat pilpres 2014) diselenggarakan untuk memilih presiden dan wakil presiden Indonesia periode 2014 – 2019 yang diikuti oleh dua kandidat calon presiden dan wakil presiden. Dua kandidat tersebut adalah pasangan Prabowo-Hatta dan Jokowi-Jusuf Kalla. Pemungutan suara diselenggarakan pada 9 Juli 2014. Seiring berkembangnya waktu, hasil dari pemungutan suara pemilu dapat diperoleh dengan cepat. Model pengumpulan data dengan perhitungan cepat (quick count) untuk mengetahui hasil dari pemilu terus berkembang. Quick count merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan setelah pemilihan. Quick count telah diterapkan di Indonesia sejak 1997 oleh LP3EI (Lembaga pelatihan, penelitian, penerangan, ekonomi, dan sosial),kemudian pada saat
4
pemilu di tahun 1999, 2004, dan 2009. Quick count dapat memprediksi hasil pemilu dengan persentase mendekati dengan hasil real count yang di umumkan oleh lembaga pemilihan umum. Quick count pilpres 2014 memang tidak mengintervensi pasar modal secara langsung, namun peristiwa tersebut merupakan salah satu informasi yang beredar dan digunakan oleh pelaku pasar modal untuk memprediksi ekonomi ke depan yang akan menentukan return yang diharapkan. Informasi tentang quick count pilpres 2014 mempengaruhi pengambilan keputusan investor di pasar modal. Hitung cepat (quick count) dilakukan untuk mengetahui hasil pilpres 2014. Hasilnya dapat diketahui beberapa jam setelah pemungutan suara berakhir. Tabel 1. Hasil Quick Count Pilpres Tahun 2014 Pasangan Cawapres
Capres
dan Prabowo-Hatta Rajasa
Lembaga Survei Quick Count Indikator Politik Indonesia
Jokowi-Jusuf Kalla
47,20 %
52,47%
Litbang Kompas
47,66 %
52,34 %
RRI
47,29 %
52,71 %
LSI
46.43 %
53,37 %
Cyrus-CSIS
47,9 %
52,1 %
SMRC
47,09 %
52,91 %
Populi Center
49,03 %
50,95 %
Puskaptis
52,05 %
47,94 %
JSI
50,14 %
49,86 %
LSN
50,56 %
49,44 %
IRC
51,11 %
48,89 %
Sumber: Detik.com
5
Berdasarkan Tabel 1 dapat disimpulkan terdapat empat (Puskaptis, JSI, LSN, IRC) lembaga survey yang memenangkan Prabowo - Hatta Rajasa sedangkan tujuh (Populi Center, SMRC, Cyrus-CSIS, LSI, RRI, Litbang Kompas, Indikator Politik Indonesia) memenangkan pasangan Jokowi - Jusuf Kalla. Munculnya perbedaan tersebut membuat kebingungan di masyarakat karena berdasarkan pemilu tahun 2005 dan 2009 belum pernah terjadi perbedaan hasil quick count. Dan peran media sebagai wadah informasi untuk menyebarluaskan hasil quick count turut membantu mempercepat tersebarnya berita tersebut. Berbeda dengan pemilu-pemilu sebelumnya peran serta media pada pemilu 2014 kali ini memiliki peranan penting sebagai wadah untuk berkampanye oleh masingmasing calon presiden dan wakil presiden. Melalui media, masyarakat dapat dengan mudah mengakses informasi mengenai pilpres 2014. Informasi yang berkembang melalui jaringan telekomonikasi seperti internet, surat kabar, majalah dan televisi bergerak sangat cepat. Hasil perhitungan cepat (quick count) yang disiarkan melalui media memberi kontribusi besar pada Pilpres 2014. Perusahaan media yang terjun dalam pertelevisian dan surat kabar serta majalah, bekerja sama dengan lembaga-lembaga survey yang ada di Indonesia untuk ikut berpartisipasi melihat siapakah pemenang dalam pilpres 2014 melalui hasil quick count yang dilaksanakan tanggal 9 Juli 2014.
6
Tabel 2. Perusahaan Media yang Terdaftar Dalam Bursa Efek Indonesia No
Kode
Nama Emiten
Keterangan Sektor di BEI
1.
MDIA
PT Intermedia Capital Tbk
Perdagangan, Jasa, dan Investasi
2.
SCMA
PT Surya Citra Media Tbk
Perdagangan, Jasa, dan Investasi
3.
TMPO
PT Tempo Inti Media Tbk
Perdagangan, Jasa, dan Investasi
4.
VIVA
PT Visi Media Asia Tbk
Perdagangan, Jasa, dan Investasi
5.
MNCN
PT Media Nusantara Citra Tbk
Perdagangan, Jasa, dan Investasi
Sumber : www.sahamok.com , www.finance.yahoo.com Media pertelevisian yang ikut andil dalam penyiaran quick count Pilpres 2014 adalah TVRI, KOMPAS TV, MNC TV, RCTI, GLOBAL TV, METRO TV, TRANS TV, SCTV dan TV ONE. TVRI, KOMPAS TV, dan METRO TV bekerja sama dengan lembaga survey seperti Indikator Politik Indonesia, RRI, Litbang Kompas, LSI, Cyrus-CSIS, SMRC, dan Populi Center. Sedangkan MNC TV, RCTI, GLOBAL TV, dan TV ONE bekerja sama dengan Puskaptis, JSI, LSN, dan IRC. Berdasar Tabel 1 dapat terlihat bahwa terbentuk dua kubu media. Dimana lima media (TVRI, KOMPAS TV,METRO TV, TRANS TV, SCTV) yang bekerja sama denga tujuh lembaga survey memenangkan pasangan presiden dan wakil presiden Jokowi - Jusuf Kalla, sedangkan empat media lain (MNC TV, RCTI, GLOBAL TV, TV ONE) yang bekerja sama dengan 4 lembaga survey
7
memenangkan pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo - Hatta Rajasa. Setelah hasil pengumuman quick count pada tanggal 9 Juli 2014 sebagian saham perusahaan media yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) mengalami penurunan. Apakah penurunan tersebut terjadi disebabkan oleh peristiwa pengumuman quick count. Dimana media pertelevisian seperti MNC TV, RCTI, GLOBAL TV dimiliki oleh PT Media Nusantara Citra Tbk, media TV ONE dimiliki oleh PT Visi Media Asia Tbk dan media SCTV, Indosiar dimiliki oleh PT Surya Citra Media Tbk dan majalah politik TEMPO yang dimiliki oleh PT Tempo Inti Media Tbk
Gambar 1. Pergerakan Harian Harga Saham Perusahan Media yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia April –July 2014
8
Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh perbedaan hasil quick count terhadap abnormal return dan trading volume activity saham perusahaam media yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada saat pemilu presiden 2014. Oleh karena itu, Penelitian ini berjudul “PENGARUH PERBEDAAN HASIL QUICK COUNT PILPRES 2014 TERHADAP ABNORMAL RETURN DAN TRADING VOLUME ACTIVITY SAHAM PERUSAHAN MEDIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA “ (Event Study)
1.2.
Perumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang ada, maka permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini adalah : 1.
Apakah terdapat perbedaan abnormal return pada saham perusahan media yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebelum dan sesudah perbedaan hasil quick count Pilpres 2014 ?
2.
Apakah terdapat perbedaan trading volume activity pada saham perusahan media yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebelum dan sesudah perbedaan hasil quick count Pilpres 2014 ?
9
1.3.
Pembatasan Masalah
Agar permasalahan yang diteliti tidak meluas, maka penulis membatasi penulisan ini pada :
Saham yang diteliti adalah saham perusahaan media yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Harga saham yang digunakan adalah data harga saham harian pada saat penutupan bursa saham.
1.4.
Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.4.1. Tujuan Penelitian Dari perumusan masalah di atas maka tujuan penelitian yaitu : 1.
Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh perbedaan hasil quick count terhadap abnormal return saham perusahaan media yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada saat Pilpres 2014.
2.
Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh perbedaan hasil quick count terhadap trading volume activity saham perusahaan media yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada saat Pilpres 2014.
10
1.4.2. Kegunaan Penelitian
Kegunaan yang diharapkan dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah : 1.
Bahan refrensi atau bukti empiris yang memperkuat penelitian-penelitian sebelumnya mengenai studi peristiwa, sehingga dapat menjadi salah satu acuan bagi pengembangan penelitian maupun pemikiran-pemikiran di bidang pasar modal.
2.
Bahan pertimbangan bagi para investor dalam melakukan transaksi perdagangan di pasar modal Indonesia, khususnya apabila terjadi peristiwaperistiwa politik yang diperkirakan mempengaruhi pasar. Dalam hal ini peristiwa quick count pada pilpres 2014
1.5.
Kerangka Pikir
Event study merupakan sebuah teknik penelitian yang memungkinkan untuk menilai dan mempelajari pengaruh dari suatu peristiwa terhadap harga saham di pasar modal. Event study juga dapat digunakan sebagai alat analisis dalam mengetahui adakah reaksi signifikan dalam pasar modal terhadap kejadian yang diperkirakan dapat mempengaruhi harga saham suatu perusahaan di pasar modal. Seperti permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini yakni untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh perbedaan hasil quick count pilpres 2014 terhadap abnormal return dan trading volume activity saham perusahaan media yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia diteliti dengan menggunakan event study.
11
Dalam penelitian ini, untuk mencari nilai beta (β) sebagai pengukur risiko, peneliti menggunakan model CAPM (Capital Assets Pricing Model). Jangka waktu pengamatan yang dilakukan dalam penelitian ini antara 30 April -23 Juli 2014. Jangka waktu pengamatan ini menggunakan periode estimasi dan event window. Periode estimasi dimanfaatkan untuk menghitung return saham dari sampel dalam keadaan normal. Keadaan normal disini adalah keadaan dimana tidak terjadi suatu peristiwa tertentu, yang berpengaruh terhadap sampel saham hal ini dimanfaatkan untuk menghitung abnormal return dari sampel pada saat peristiwa berlangsung. Event window merupakan periode di dekat peristiwa itu terjadi. Jangka waktu yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 20 hari dengan periode jendela 10 hari sebelum pengumuman hasil quick count pilpres 2014 dan 10 hari sesudah pengumuman hasil quick count pilpres 2014. Dalam event study, reaksi pasar diukur dengan menggunakan abnormal return. Besarnya pengaruh sebuah peristiwa terhadap harga saham juga diteliti dengan melihat dari perubahan trading volume activity. Perubahan volume perdagangan saham diukur dengan Trading Volume Activity (TVA) dengan membandingkan jumlah saham yang diperdagangkan periode tertentu, setelah itu rata-rata Trading Volume Activity (TVA) dalam kasus ini adalah sebelum pengumuman hasil quick count dibandingkan dengan Trading Volume Activity (TVA) sesudah pengumuman hasil quick count. Bila terdapat perbedaan yang signifikan berarti peristiwa perbedaan hasil quick count pilpres 2014 berpengaruh terhadap volume perdagangan saham.
12
Berdasarkan latar belakang permasalahan dan tujuan yang telah dikemukakan penulis pada bagian sebelumnya, maka dapat dibuat kerangka pemikiran sebagai berikut : Perusahaan media yang terdaftar di BEI
Pengumuman hasil Quick Count Pilpres 2014
Daftar Harga Saham Harian
Abnormal Return
Sebelum Quick Count
Sesudah Quick Count
Uji Beda Dua Rata-Rata
Trading Volume Activity
Sebelum Quick Count
Sesudah Quick Count
Uji Beda Dua Rata-Rata
Gambar 2. Kerangka Pemikiran
1.6.
Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan agar dapat mengetahui apakah perbedaan hasil quick count pilpres 2014 memberikan pengaruh terhadap abnormal return dan trading volume activity saham perusahaan media yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dengan demikian, berdasarkan penjelasan latar belakang dan
13
permasalahan yang telah dirumuskan, maka hipotesis yang akan diteliti adalah sebagai berikut : Hipotesis : H1: Diduga terdapat perbedaan yang signifikan pada abnormal return saham perusahaan media yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebelum dan sesudah perbedaan pengumuman hasil quick count Pilpres 2014. H2: Diduga terdapat perbedaan yang signifikan pada trading volume activity saham perusahaan media yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebelum dan sesudah perbedaan pengumuman hasil quick count Pilpres 2014.