1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Belakangan ini perkembangan bisnis property cukup berkembang pesat di beberapa negara. Industri properti menjadi salah satu bisnis yang paling diminati setelah industri manufaktur. Indonesia menjadi salah satu negara yang tengah giat melakukan pembangunan khususnya di bidang industri properti. Hal ini dapat dibuktikan dengan pasar properti di Indonesia yang mengalami pertumbuhan signifikan yakni sekitar 20% di tahun 2011. Pertumbuhan bisnis properti di Indonesia juga didukung oleh likuiditas perbankan dalam penyediaan KPR yang semakin tinggi. Menurut Ali Tranghanda, Direktur Indonesia Propery Watch (IPW) menguraikan tentang pasar properti yang akan mengalam booming property tiga tahun setelah terjadi percepatan pertumbuhan. Melihat hal tersebut, booming properti diperkirakan akan terjadi pada tahun 2012-2014. Dengan demikian trend naiknya pasar properti 2011 dimungkinkan terjadi pada tahun 2012-2013. Menurut Artadinata Djangkar, direktur PT. Ciputra Property, Tbk, didasarkan pada kestabilan suku bunga kredit selama semester pertama tahun 2012, pertumbuhan sektor properti dalam negri masih sangat besar dengan terjadi backlod (kekurangan) terutama di sub residensial yang diperkirakan mencapai 13,6 juta unit.
2
Menurut Thaib (2010), investor asing berlomba menjadikan Indonesia tujuan investasi, khususnya di bidang properti karena harga properti di Indonesia juga masih tergolong cukup murah apabila dibandingkan dengan negara lain serta imbal hasil yang tinggi dari investasi properti di Indonesia. Dalam penelitian Grahandaka (2010) diketahui rata-rata harga properti per meter persegi di Indonesia adalah US$ 1.287 sedangkan harga di Malaysia US$ 1.424, dan Singapura US$ 11.324. Selain negara Indonesia, terdapat negara Singapura yang memiliki peningkatan dalam pasar propertinya. Peningkatan permintaan tentunya mendorong industri properti untuk menyajikan dan mengungkapkan laporan keuangannya secara memadai agar laporan keuangan semakin relevan dan reliable. Dalam praktek akuntansi formal di Indonesia, PSAK 13 ( Revisi 2011) merupakan standard yang mengatur mengenai perlakuan akuntansi untuk properti investasi dan pengungkapan yang terkait. Pengungkapan properti investasi menjadi bagian yang sangat penting dalam pelaporan keuangan perusahaan. Metode yang digunakan dalam pengukuran
berpengaruh pada angka-angka yang muncul dalam laporan
keuangan. Hal ini mengharuskan perusahaan melakukan pengukuran terhadap nilai properti investasi agar laporan keuangan dapat menggambarkan kondisi keuangan dan kinerja yang sesungguhnya sehingga informasi laporan keuangan lebih relevan dan dapat dibandingkan dengan periode sebelumnya atau dengan perusahaan lain dalam industry yang sejenis.
3
Peneliti melihat pentingnya pembahasan mengenai PSAK 13 (revisi 2011) tentang properti invetasi dikarenakan pengukuran nilai properti investasi sangat penting dalam industri properti, karena nilai properti investasi memiliki pengaruh yang signifikan untuk hasil laporan keuangan pada periode berjalan. Laporan keuangan harus disajikan secara wajar dan memberikan informasi yang mencerminkan keadaaan perusahaan yang sebenarnya. Laporan keuangan harus terhindar dari salah saji material, khususnya yang mungkin dapat terjadi akibat pengukuran dari nilai properti investasi tersebut. Oleh karena itu peneliti menganalisis mengenai properti investasi pada perusahaan terkait PSAK 13 ( Revisi 2011) Dalam menentukan objek penelitian, peneliti telah menemukan beberapa temuan menarik yang menjadi latar belakang masalah yaitu pengklasifikasian, dan pengukuran
dan
pengungkapan
properti
investasi
pada
PT
BANGUN
CILEUNGSI INDAH sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di bidang realestate. Oleh sebab itu, peneliti ingin mengetahui bagaimana perlakuan akuntansi properti investasi apabila peneliti mencoba untuk menerapkan PSAK 13 tentang Properi Investasi ( Revisi 2011 ) pada laporan keuangan perusahaan PT. Bangun Cileungsi Indah. Selain itu, peneliti ingin mengetahui bagaimana potensi penerapan tersebut apabila terjadi rekonstruksi laporan keuangan setelah mecoba untuk melakukan penerapan PSAK 13 (revisi 2011). Dari masalah yang telah dijabarkan diatas, peneliti menganalisis dimulai dari bagaimana suatu perusahaan menentukan aset yang termasuk dalam properti investasi yang tepat dan sesuai dengan definisi dari properti investasi sesuai dengan indikator yang dijabarkan
4
pada PSAK 13 ( Revisi 2011), serta bagaimana pencatatan nilai properti investasi yang terdapat pada perusahaan sesuai dengan PSAK 13 (revisi 2011) dan bagaimana potensi dampak terhadap laporan keuangan perusahaan. Dengan melihat pentingnya perlakuan akuntansi dan pengukuran nilai properti investasi terhadap laporan keuangan, sehingga peneliti merumuskan judul penelitian ini dengan : “Analisis Potensi Penerapan PSAK 13 (revisi 2011) Tentang Properti Investasi Studi Kasus pada PT BANGUN CILEUNGSI INDAH”
B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang penelitian tersebut di atas, maka penulis mencoba untuk mengidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana potensi penerapan PSAK 13 Properti Investasi ( Revisi 2011) terhadap laporan keuangan perusahaan PT. Bangun Cileungsi Indah yang dimulai dari proses pengklasifikasian properti investasi, pengukuran nilai properti investasi, serta pengungkapan laporan keuangan. 2. Bagaimana pengaruhnya akun properti investasi terhadap potensi penerapan PSAK 13 : Properti Investasi ( Revisi 2011) terhadap laporan keuangan apabila proses pengklasifikasian, pengukuran, serta pengungkapan diubah dan direkonstruksi ke dalam PSAK 13 : Properti Investasi (Revisi 2011)
5
C. Batasan Masalah Pembatasan penelitian ini dititikberatkan pada bagaimana potensi penerapan PSAK 13 (revisi 2011) mengenai properti investasi pada PT BANGUN CILEUNGSI INDAH dalam menyajikan laporan keuangan yang sejalan dengan perkembangan standar internasional. Agar penelitian lebih terfokus dan mendalam, peneliti membatasi penelitiannya dengan melihat pengklasifikasian, pengukuran dan pengungkapan properti investasi pada pencatatan laporan keuangan (neraca dan laba rugi).
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dari penelitian yaitu : a. Untuk memberikan gambaran mengenai potensi penerapan PSAK13 (revisi 2011) terhadap pengklasifikasian, pengakuan dan pengungkapan properti investasi terhadap laporan keuangan perusahaan, b. Menganalisa potensi penerapan PSAK 13 : Properti Investasi ( Revisi 2011) pada laporan keuangan perusahaan dan dampak apabila terjadi rekonstruksi laporan keuangan tersebut.
Manfaat penelitian sebagai berikut : 1) Bagi Peneliti Sebagai bahan masukan yang dapat memberikan kontribusi pemikiran dan memperdalam pemahaman terhadap properti investasi dalam perusahaan properti.
6
2) Bagi perusahaan, a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan menjadi sumber masukan bagi manajemen perusahaan dalam memecahkan masalah mengenai pengklasifikasian, pengukuran dan pengungkapan properti investasi b. Memberikan pemahaman bagi perusahaan mengenai pengaruh dari pengukuran dan pengungkapan properti investasi dan sebagai acuan dalam menerapkan standar akuntansi. c. Perusahaan dapat mengetahui kebijakan yang sesuai dan mengambil tindakan untuk menyesuaikan dengan standar akuntansi PSAK 13 (Revisi 2011) tentang properti investasi sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat. 3) Bagi kalangan akademik a. Penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi para peneliti untuk memperoleh pemahaman lebih mendalam. b. Memberikan kontribusi terhadap ilmu akuntansi mengenai bagaimana penerapan dan dampak dari penerapan yang berkaitan dengan PSAK13 (revisi 201) tentang Properti Investasi.