Nama : RIFQI MIZAN AULAWI Nim : 11.11. 4964 KELAS : S1-TI05
I.
JUDUL Prospek Budidaya Burung Puyuh
II.
ABSTRAKS
Persaingan dunia bisnis semakin merajalela, mulai dari sektor peternakan, material, bahkan hingga teknologi. Indonesia adalah salah satu negara yang menjadikan sektor peternakan sebagai tumpuan perekonomian masyarakat. Salah satu peternakan unggas yang banyak diminati salah satunya yaitu burung puyuh. Selain dagingnya yang dapat dikonsumsi, telurnya pun banyak digemari dan produksi telurnya cepat dan tinggi. Daging berperan penting dalam memenuhi kebutuhan nutrisi dalam tubuh. Kandungan daging burung puyuh yaitu berbagai vitamin termasuk folat, B kompleks dan vitamin E dan K. Kandungan telur dan daging puyuh mempunyai kadar kolesterol yang sangat rendah. Bahkan dibandingkan dengan telur unggas lainnya, seperti ayam, bebek dan angsa, ternyata telur puyuh mengandung beberapa komposisi yang cocok bagi perkembangan otak dan tulang bagi balita. Di mana, selain protein yang memuat 13%, lemak 11% dan zat lainnya 1,3%juga, komposisi ini dilengkapi semua jenis vitamin dibandingkan telur unggas lainnya. Tidak kalah pentingnya telur yang dihasilkan dari burung puyuh, selain banyak diminati oleh masyarakat, murah harganya, kandungan yang dimiliki oleh telur pun penting bagi tubuh manusia. Zat yang terkandung dalam telur adalah protein yang berkualitas tinggi. Protein telur terdiri atas asam-asam amino esensial yang lengkap dalam jumlah yang sama atau di atas pola asam amio esensial yang dianjurkan FAO. Protein telur terdapat pada bagian putih telurnya, dan lebih banyak lagi terdapat pada bagian kuning telurnya. Kandungan lemak dan protein yang terkandung dalam telur paling banyak terdapat pada kuning telurnya, dan sudah dalam keadaan emulsi sehingga mudah untuk dicerna oleh tubuh. Zat mineral yang terkandung dalam telur yaitu kalsium, zat besi, magnesium, fosfor, potasium (kalium), sodium (natrium), zinc, dan aneka vitamin, khususnya vitamin A, B1, B2, B3, B6, B12, biotin, dan vitamin D. Kebutuhan daging dan telur di Indonesia terus meningkat. Permintaan daging puyuh juga masih belum bisa terpenuhi. Permintaan yang berasal dari satu orang pelanggan di wilayah Jakarta saja mencapai 4.000 ekor per hari. Sementara
1
Nama : RIFQI MIZAN AULAWI Nim : 11.11. 4964 KELAS : S1-TI05
itu, pasokan yang baru bisa dipenuhi hanya sebanyak 1.500 ekor per minggu. Sedangkan permintaan telur puyuh di wilayah Jabodetabek kurang lebih mencapai 8 juta butir per minggu. Dari jumlah tersebut baru bisa dipenuhi sebanyak 2,1 juta butir per minggu. Sehingga, masih kekurangan pemasukkan telur puyuh sebesar 5,9 juta butir per minggu. Kebutuhan telur puyuh di daerah masih sangat besar. Hal ini dapat dilihat dari kebutuhan telur puyuh untuk pasar tradisional di daerah Bogor mencapai 480 ribu butir per minggu. Kebutuhan di daerah sekitar pantura jauh lebih tinggi lagi, yaitu mencapai 600 ribu butir per minggu. Stok telur puyuh untuk wilayah di luar Jawa seperti Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi masih kekurangan serta masih mengharapkan suplai dari peternak di Jawa. Saat ini, peternak di Jawa Barat baru bisa memasok sekitar 20% permintaan telur puyuh yang ada di wilayah Jabodetabek.
III.
ISI
1. Burung Puyuh Burung Puyuh dalam bahasa Jawa Indonesia disebut juga Burung Gemak dan dalam Bahasa asingnnya disebut “Quail”. Di Indonesia puyuh mulai dikenal dan diternakkan sejak akhir 1979 dan terus berkembang hingga sekarang. Sentral Peternakan burung puyuh di Indonesia banyak terdapat di Sumatra, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Burung puyuh merupakan jenis burung yang tidak dapat terbang, ukuran tubuhnya relatif kecil, berkaki pendek, memiliki bulu loreng, lubang hidung berada di pangkal paruh dan dapat diadu. Burung puyuh termasuk kedalam hewan pemakan biji-bijian.
2. Manfaat Beternak Burung Puyuh Berternak adalah hal yang paling menyenangkan, Nilai jual puyuh setiap tahunnya cukup tinggi, baik daging, telur, bibit burung puyuh, burung puyuh apkir, bulu, bahkan kotorannya pun masih memberi nilai manfaat dan nilai ekonomi. a. Telur Telur puyuh dimata masyarakat sudah tidak asing lagi. Fakta tersebut dilihat dari mudahnya ditemukan penjual telur puyuh, baik di warung
2
Nama : RIFQI MIZAN AULAWI Nim : 11.11. 4964 KELAS : S1-TI05
angkringan (warung di Yogyakarta), warung HEK (warung di Surakarta) , toko, supermarket, serta penjual asongan yang ada di terminal, stasiun dan sebagainya. Burung Puyuh sangatlah potensial dikembangkan untuk diambil telur dan dagingnya. Diantara semua jenis unggas petelur, burung puyuh termasuk unggas penghasil telur terbesar kedua setelah ayam petelur. Hal tersebut dapat diamati dalam tabel perbandingan jumlah telur yang dihasilkan dibandingkan dengan unggas lainnya. Burung Puyuh mulai bertelur pada usia 45 hari dan akan terus menghasilkan telur sekitar 18 bulan.
Jenis Unggas
Produksi Telur (butir/tahun)
Ayam petelur
300-360
Burung Puyuh
250-300
Itik
200-270
Aya Broiler
190-200
Kalkun
220
Angsa
100
Merpati
50
b. Daging Daging burung puyuh terkenal gurih, enak dan mempunyai gizi yang tinggi. Daging puyuh mengandung 21.10% protein, sedangkan lemaknya hanya 0,7% oleh sebab itu, daging puyuh sangatlah diperlukan bagi masyarakat khususnya bagi penderita penyakit tekanan darah tinggi untuk mengurangi konsumsi lemak. Kandungan zat makanan pada daging burung puyuh dapat dilihat pada Tabel dibawah ini : Zat Makanan
Jumlah per 100 g
Jumlah per 100 g
Mentah
Matang
Air
70.50g
54.90g
Lemak
7.70g
8.30g
Protein
21.10g
19.40g
3
Nama : RIFQI MIZAN AULAWI Nim : 11.11. 4964 KELAS : S1-TI05
Abu
1.00g
1.40g
Kalsium
129.00g
66.00g
Fosfor
189.00g
169.00g
Besi
1.50g
1.00g
Thiamin
0.05g
0.05g
Riboflavin
0.27g
0.27g
Niasin
5.20g
5.20g
1636.00 IU
971.00 IU
Vitamin A
Sumber : Siregar dan Samosir, 1981 dalam Listiyowati dan Roospitasari (2007)
c. Kotoran Kotoran burung puyuh lebih menyengat dibanding dengan kotoran ayam atau unggas lainnya. Kotoran burung puyuh akan lebih menyengat lagi jika burung puyuh diberi pakan dengan kadar protein tinggi. Kotoran burung puyuh mash mempunyai sedikit protein sehingga bisa dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman dan sebagai campuran makanan ternak. Kotoran burung puyuh bisa dijadikan makanan ikan. Kotoran bururng puyuh langsung dimasukkan kedalam kolam yang berfungsi untuk menghasilkan plangton. Jadi yang dimakan bukan kotorannya akan tetapi plangton yang dihasilkan dari kotoran burung puyuh tersebut.
d. Siklus Dari berternak burung puyuh peternak dapat memperoleh telur, bibit, dan apkiran. Bibit puyuh banyak dicari oleh peternakan burung puyuh pemula untuk memulai bisnisnya. Sementara puyuh apkir dapat dijual sebagai ternak potong bila sudah tidak produktif lagi. Hal tersebut merupakan salah satu bentuk siklus karena puyuh dapat dimanfaatkan mulai dari bibit hingga puyuh apkir.
3. Skala Usaha a. Skala Usaha Besar
4
Nama : RIFQI MIZAN AULAWI Nim : 11.11. 4964 KELAS : S1-TI05
Skala Usaha Besar adalah jika jumlah puyuh yang dipelihara lebih dari 8000 ekor. Menurut Abidin (2002) semakin besar skala usaha maka akan semakin beragam produk yang dihasilkan dan bisa dijual. Pengusaha ternak puyuh dalam skala besar biasanya melakukan hampir seluruh kegiatan pemeliharaan, dari penetasan, pemeliharan puyuh anakan (DOQ), pemeliharaan puyuh pembibit, dan petelur atau pedaging.
b. Skala Usaha Menengah Peternak skala menengah biasanya memelihara jumlah ternak sebanyak 2400 – 8000 ekor. Bagi peternak skala menengah terdapat beberapa pilihan yaitu melakukan seluruh kegiatan pemeliharaan dari penetasan sampai pemeliharaan puyuh dewasa dengan populasi kecil atau hanya melakukan usaha pemeliharaan dari stater atau grower sampai dewasa. Pada skala usaha ini, usaha yang dapat dilakukan yaitu menghasilkan puyuh pembibit, petelur, atau pedaging. Namun, peternak di Indonesia umumnya lebih memilih beternak puyuh petelur, sedangkan puyuh apkiran dimanfaatkan sebagai puyuh pedaging/potong. Walaupun ada juga yang merangkap sebagai peternak puyuh pembibit.
c. Skala Usaha Kecil / Sampingan Peternak skala kecil atau sampingan biasanya hanya memelihara puyuh dari starter atau grower sampai apkir yaitu dari puyuh petelur menjadi puyuh pedaging. Kandang yang diperlukan hanya kandang untuk puyuh petelur.
4. Penyiapan Bibit Sebelum memulai usahanya peternak harus memahami tiga unsur produksi usaha perternakan yaitu bibit/pembibitan, pakan (ransum) dan pengelolaan usaha peternakan. Pemilihan bibit burung puyuh disesuaikan dengan tujuan pemeliharaan, ada tiga macam tujuan pemeliharaan yaitu untuk : a. Produksi telur konsumsi, dipilih bibit puyuh jenis ketam betina yang sehat atau bebas dari kerier penyakit.
5
Nama : RIFQI MIZAN AULAWI Nim : 11.11. 4964 KELAS : S1-TI05
b. Produksi daging puyuh, dipilih bibit puyuh jantan dan puyuh petelur afkiran. c. Pembibitan atau produksi telur tetas, dipilih bibit puyuh betina yang baik produksi telurnya dan puyuh jantan yang sehat yang siap membuahi puyuh betina agar dapat menjamin telur tetas yang baik.
5. Pemeliharaan Ternak Puyuh a. Sanitasi dan Tindakan Preventif Untuk menjaga timbulnya penyakit pada pemeliharaan puyuh kebersihan lingkungan kandang dan vaksinasi terhadap puyuh perlu dilakukan sedini mungkin.
b. Pengontrolan Penyakit Pengontrolan penyakit dilakukan setiap saat dan apabila ada tanda-tanda yang kurang sehat terhadap puyuh harus segera dilakukan pengobatan sesuai dengan petunjuk dokter hewan, dinas peternakan setempat atau petunjuk dari Poultry Shoup.
c. Pemberian Pakan Ransum (pakan) yang dapat diberikan untuk puyuh terdiri dari beberapa bentuk, yaitu: bentuk pallet, remah-remah dan tepung. Pemberian ransum puyuh anakan diberikan dua kali sehari pagi dan siang. Sedangkan puyuh remaja/dewasa diberikan ransum hanya satu kali sehari yaitu di pagi hari. Untuk pemberian minum pada anak puyuh dan pada bibitan terus-menerus.
d. Pemberian Vaksinasi dan Obat Pada umur 4-7 hari puyuh di vaksinasi dengan dosis sebagian dari dosis untuk ayam. Vaksin dapat diberikan melalui tetes mata (intra okuler) atau air minum (peroral). Pemberian obat segera dilakukan apabila puyuh terlihat gejala-gejala sakit dengan meminta bantuan petunjuk dari PPL setempat ataupun dari toko peternakan (Poultry Shoup).
6
Nama : RIFQI MIZAN AULAWI Nim : 11.11. 4964 KELAS : S1-TI05
IV.
REFRENSI
Abidin, Zainal.2002. Meningkatkan Produktivitas Puyuh Si Kecil yang Penuh Potensi. Jakarta : Agromedia Pustaka.
Listiyowati E dan Roospitasari K. 2007. Puyuh Tata Laksana Budi Daya Secara Komersial. Edisi Revisi. Jakarta : Penebar Swadaya.
Sari, marlinda. 2009. Analisis strategi pemasaran Peternakan puyuh bintang tiga Situ ilir Departemen agribisnis Fakultas ekonomi dan manajemen Institut pertanian bogor Telur puyuh pada (ppbt) di Kecamatan cibungbulang Kabupaten bogor. [Skripsi]. Bogor : Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
7