HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DIPUSKESMAS CAWAS Wiwin Hindriyawati1, Rosalina2 ,Wahyuni2
INTISARI Latar Belakang: Prevalensi anak meninggal karena penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi 3,5 juta setiap tahun. Dari studi pendahuluan di Puskesmas Cawas terhadap 17 responden didapatkan data bahwa 7 bayi (41,17%) diimunisasi tepat sesuai jadwal, 10 bayi (58,82%) yang terlambat mendapat imunisasi. Salah satu upaya untuk meningkatkan kekebalan tubuh anak adalah dengan pemberian imunisasi. Pada program imunisasi peran ibulah yang terpenting, pengetahuan ibu tentang imunisasi mempengaruhi pelaksanaan imunisasi. Untuk memaksimalkan hasil imunisasi tersebut, imunisasi harus diberikan secara teratur. Tujuan: Penelitian ini untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dengan kepatuhan ibu dalam pemberian imunisasi dasar pada bayi di Puskesmas Cawas Tahun 2006. Metode: Penelitian ini menggunakan desain deskripsi korelatif dengan pendekatan cross sectional. Data dikumpulkan dengan kuesioner dan observasi kepada ibu-ibu yang memiliki bayi di Puskesmas Cawas. Sampel penelitian ini adalah ibu yang mempunyai bayi (di bawah 1 tahun) dan mengimunisasikan bayinya di Puskesmas Cawas, didapatkan
50 orang yang
dijadikan sebagai responden penelitian. Analisis data menggunakan chi square dengan taraf kepercayaan 95% (α=0,05) Hasil: Penelitian ini didapatkan dari 36 responden yang berpengetahuan tinggi yang patuh dalam pemberian imunisasi dasar 28 responden (77,8%), dan yang berpengetahuan rendah yang patuh ada 5 responden (35,7%) dari 14 responden, berdasarkan uji statistik chi square x²=7,948 dan ρ value =0,005 Kesimpulan: ada hubungan tingkat pengetahuan dengan kepatuhan ibu dalan pemberian imunisasi dasar pada bayi di Puskesmas Cawas.
Kata kunci: Pengetahuan, Kepatuhan, Imunisasi, Bayi ______________________________________________ 1. Akademi Kebidanan Yogyakarta 2. STIKES Ngudi Waluyo
PENDAHULUAN
Fakta dunia saat ini khususnya
Pemberian imunisasi sebelum
di negara sedang berkembang, setiap
waktunya tidak dibenarkan karena bayi
tahun 14,5 juta anak balita meninggal
masih
karena berbagai penyakit yang dapat
ibunya. Apabila pemberian imunisasi
dicegah, kurang gizi, dehidrasi karena
berikutnya kurang dari jarak yang
muntaber dan setiap tahunnya 3,5 juta
ditentukan akan menyebabkan reaksi
anak balita meninggal karena penyakit
vaksin
1)
mendapat
kurang
kekebalan
maksimal
dari
karena
yang dapat dicegah dengan imunisasi .
konsentrasi vaksin dalam tubuh masih
Program
Indonesia
tinggi demikian juga bila pemberian
memegang peranan sangat penting
imunisasi mundur konsentrasi vaksin
karena
masih
sudah dibawah ambang batas bahkan
merupakan masalah kesehatan utama,
memungkinkan kuman sudah masuk
yang
sehingga pada saat diberikan imunisasi
imunisasi
penyakit
beberapa
di
menular
diantaranya
dapat
dicegah dengan imunisasi2).
berikutnya reaksi
Pada program imunisasi bayi,
tidak
maksimal.
Dengan demikian walaupun bayi telah
peran ibulah yang terpenting. Ibu
mendapat
biasanya mengambil keputusan dalam
lengkap tetapi bila pemberian tidak
pengasuhan anak selama 24 jam,
sesuai jadual maka kekebalan yang
meskipun peran bapak tidak boleh
diperoleh kurang memuaskan sehingga
disampingkan.
ibu
bayi akan mudah terserang penyakit
mempengaruhi
yang dapat dicegah imunisasi atau bila
tentang
Pengetahuan
imunisasi
terhadap pelaksanaan imunisasi, bila
imunisasi
dasar
secara
terserang penyakit lebih berat3)4).
pengetahuan ibu tentang imunisasi
Dalam Satgas imunisasi-IDAI
kurang, tidak merasa butuh, tidak tahu
(2001) saat ini lebih dari 80% bayi di
manfaat pemberian atau sekedar ikut-
Indonesia mendapat imunisasi dasar
ikutan tentunya pemberian imunisasi
lengkap
pada bayinya tidak sesuai jadual baik
pertama dan pencapaian Universal
waktu
Apabila
Child Immunization (UCI) di tingkat
pengetahuan ibu tentang pemberian
nasional tersebut hendak dicapai pula
imunisasi baik, diharapkan pemberian
untuk
imunisasi bisa sesuai jadual, sehingga
kabupaten,
program imunisasi memenuhi kuantitas
akhirnya setiap desa pada tahun 20005).
maupun
jaraknya.
dan kualitas kesehatan bayi, akhirnya
sebelum
setiap setiap
ulang
tahunnya
propinsi, kecamatan,
Ketidakpatuhan
setiap dan
pemberian
berdampak pada peningkatan status
imunisasi untuk pemberian vaksin
kesehatan dan sumber daya masyarakat
yang diberikan hanya satu kali saja
di masa depan2)3).
atau vaksin yang perlindungannya panjang seperti vaksin BCG maka
keterlambatan dari jadual imunisasi
sampai
yang
responden sebanyak 50 orang.
sudah
disepakati
akan
meningkatnya risiko tertular penyakit yang ingin dihindari. Anak sakit atau penyakit
pada
anak
hendaknya
dipertimbangkan sebagai suatu indikasi kontra untuk pemberian imunisasi yang layak, terkecuali dalam keadaan tertentu,
anak
yang
belum
mendapatkan imunisasi yang sesuai dengan dosis yang disarankan tetap menjadi masalah besar dan hendaknya dilakukan
upaya
tertentu
untuk
melengkapi tiap seri imunisasi dalam kurun usia yang disarankan6)7).
METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif korelatif yang menggambarkan ada tidaknya hubungan
antara
variabel
dengan
dua
atau
lebih
pendekatan
cross
sectional8)9). Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Cawas yang mempunyai 10 desa
binaan
yang
meliputi
Desa
Karangasem,
Desa
Burikan,
Desa
Nanggulan, Desa Bendungan, Desa Tugu,
Desa
Kedungampel,
Desa
Barepan, Desa Bawak, Desa Cawas, Desa Plosowangi. Pengambilan sampel pada
penelitian
ini
menggunakan
teknik non random yaitu dengan cara accidental responden
sampling10) adalah
ibu-ibu
adapun yang
mempunyai bayi dan berkunjung ke Puskesmas Cawas pada tanggal 16 Juni
11
Juli
2006
diperoleh
HASIL PENELITIAN a. Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Di Puskesmas Cawas Tahun 2006
Pengetahuan
Frekuensi
Tinggi Rendah Jumlah
Persentase (%) 72,0 28,0 100,0
36 14 50
Dari tabel 1 menunjukkan bahwa berdasarkan tingkat pengetahuan, persentase terbanyak didapatkan pada responden dengan pengetahuan tinggi yaitu 36 responden (72,0%). b. Kepatuhan Ibu Dalam Pemberian Imunisasi Dasar Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Kepatuhan Pemberian Imunisasi Dasar Di Puskesmas Cawas Tahun 2006 Kepatuhan
Frekuensi
Patuh Tidak patuh Jumlah Dari tabel 2
33 17 50 menunjukkan bahwa
sebagian besar responden patuh dalam
Persentase (%) 66,0 34,0 100,0 pemberian imunisasi dasar sejumlah 33 responden (66,0%) dari 50 responden.
c. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dengan Kepatuhan Ibu Dalam Pemberian Imunisasi Dasar Pada Bayi. Untuk
mengetahui
hubungan
antara
pengetahuan ibu tentang imunisasi dengan kepatuhan ibu dalam pemberian imunisasi
4 | J u r n a l K e b i d a n a n A R I M B I ,Volume V No. 4 April 2012
dasar pada bayi dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu Dan Kepatuhan Ibu Dalam Pemberian Imunisasi Dasar Pada Bayi Di Puskesmas Cawas Tahun 2006 Kepatuhan imunisasi dasar
Pengetahuan
Patuh (%)
Total
Tidak Patuh (%)
ρ
(%)
Tinggi Rendah
28 (77,8) 5 (35,7)
8 (22,2) 9 (64,3)
36 (100,0) 14 (100,0)
Total
33 (66,0)
17 (34,0)
50 (100,0)
0, 0 0 5
Tabel 5.6 menunjukkan, bahwa dari 36
persentase kepatuhan dalam pemberian
responden yang berpengetahuan tinggi
imunisasi dasar juga tinggi. Berdasarkan
terdapat 28 responden (77,8%) yang patuh
uji Chi Square didapatkan hasil ρ value
dalam
5
sebesar 0,005 dengan alpha 0,05. Dari
responden (35,7%) mempunyai tingkat
data tersebut didapatkan bahwa ρ value <
pengetahuan rendah yang patuh dalam
α
pemberian
antara pengetahuan ibu dengan kepatuhan
pemberian
imunisasi
imunisasi
dasar
dan
dari
14
responden. Hal tersebut menunjukkan
sehingga dikatakan ada hubungan
ibu dalam pemberian imunisasi dasar.
bahwa tingkat pengetahuan yang tinggi
PEMBAHASAN Pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar pada bayi
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa
sebagian
berpengetahuan
tinggi
responden
lingkungan3)11). Faktor ekonomi yang
36
rendah tidak memungkinkan ibu-ibu dapat
(72,0%) responden. Pengetahuan yang
menempuh pendidikan secara maksimal,
baik
faktor
dipengaruhi
oleh
sejumlah
terjadi karena status ekonomi dan faktor
pendidikan,
lingkungan
juga
dapat
pendidikan yang tinggi akan lebih dapat
mempengaruhi
menyerap
baru
seseorang untuk mencapai pendidikan
daripada ibu yang berpendidikan rendah,
yang lebih tinggi ataupun kemauan dan
informasi-informasi
timbulnya
kemauan
pendidikan yang rendah kemungkinan kerelaan orang tua untuk memasukkan 5 | J u r n a l K e b i d a n a n A R I M B I ,Volume V No. 4 April 2012
anaknya ke jenjang pendidikan yang lebih
semakin
tinggi.
diperkirakan semakin besar waktu yang Tingkat pendidikan ibu secara
langsung
mempengaruhi
kelangsungan
sedikit
digunakan karena
untuk pada
pekerjaan
mencari penelitian
ibu,
informasi, ini
ibu
hidup bayinya, misalnya dengan tingkat
berpengetahuan
pendidikan yang baik, ibu dapat dengan
Pengetahuan juga bisa didapatkan secara
mudah
ketrampilannya
informal yaitu pengetahuan yang didapat
dalam melakukan perawatan kesehatan
dari luar lingkup pendidikan antara lain
bagi
melalui media massa, media elektronik,
meningkatkan
bayinya.
Seseorang
yang
telah
menerima pendidikan yang baik atau
cenderung
tinggi.
dan dari orang lain disekitarnya11).
tinggi biasanya akan mampu berfikir
Dari hasil penelitian, ibu-ibu yang
secara lebih objektif dan rasional serta
mempunyai bayi di Puskesmas Cawas
lebih mudah menerima hal-hal yang baru
memiliki pengetahuan yang cenderung
yang dianggap lebih menguntungkan.
tinggi tentang imunisasi dasar, pada
Dengan demikian diperkirakan akan lebih
umumnya pengetahuan tinggi dipengaruhi
mudah menerima dan memahami pesan-
oleh pendidikan formal yang relatif tinggi.
pesan imunisasi yang disampaikan melalui
Selain
penyuluhan atau berbagai media sehingga
dibidang media massa baik kualitas
jumlah bayi yang mendapat imunisasi
maupun kuantitas sangat berpengaruh
lebih besar3).
terhadap semakin tingginya pengetahuan
hal
tersebut
maka
kemajuan
Pada penelitian ini sebagian besar
ibu tentang imunisasi dasar pada bayi.
responden sebagai ibu rumah tangga,
Media massa elektronik (radio Sangkal
dimana ibu akan mempunyai waktu yang
Buntung Klaten acara mengenai Info
lebih banyak. Produksi seorang anak yang
Sehat) yang semakin berkembang pesat
sehat tidak hanya membutuhkan kesehatan
baik kuantitas maupun kualitas telah
ibu dan ketrampilan menjadi ibu tetapi
menyediakan cukup informasi bagi ibu
juga waktu yang diperlukan oleh seorang
tentang imunisasi dasar pada bayi melalui
ibu untuk dapat melakukan pemeriksaan
acara penyuluhan serta iklan-iklan layanan
serta merawat bayinya. Waktu yang
masyarakat berkenaan dengan hal tersebut.
dimiliki ibu secara langsung atau tidak
Hal tersebut bermanfaat sebagai sumber
langsung
informasi bagi ibu tentang imunisasi dan
akan
berhubungan
dengan
kesehatan anaknya. Dengan demikian
Kepatuhan
ibu
dalam
meningkatkan pengetahuannya.
pemberian
imunisasi dasar pada bayi Hasil
penelitian
menunjukkan
pemberian imunisasi dasar pada bayi
bahwa responden yang patuh dalam
sejumlah 33 responden (66,0), dan yang
6 | J u r n a l K e b i d a n a n A R I M B I ,Volume V No. 4 April 2012
tidak patuh dalam pemberian imunisasi
untuk meningkatkan kepatuhan adalah
dasar 17 responden (34,0%). Adanya
menjalin
kepatuhan dalam pemberian imunisasi
kesehatan dengan klien. Tenaga kesehatan
menunjukkan
adalah orang yang berstatus tinggi bagi
masyarakat kesehatan
bahwa untuk
kesadaran memperhatikan
sudah relatif tinggi, yang
komunikasi
kebanyakan
antara
pasien
dan
petugas
apa
yang
dikatakan secara umum diterima sebagai
didukung dengan kesadaran masyarakat
sesuatu
dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan,
dukungan
sehingga sumber informasi mengenai
merupakan bagian faktor ekstrinsik lain
manfaat imunisasi dasar bagi bayi semakin
yang mempengaruhi kepatuhan adalah
luas.
faktor
dukungan sosial dari hasil penelitian di
instrinsik yang mempengaruhi kepatuhan
Puskesmas Cawas didapatkan ibu yang
antara lain pengetahuan, motivasi, sikap,
membawa
Hal
ini
sesuai
dengan
12).
keyakinan, dan sebagainya
yang
sah.
Selain
tenaga
bayinya
mengenai
kesehatan
untuk
juga
mendapat
Faktor yang
imunisasi diantar oleh keluarga atau
lain adalah faktor ekstrinsik dari hasil
kerabat. Dukungan sosial dalam bentuk
penelitian di Puskesmas Cawas didapatkan
dukungan
adanya kualitas interaksi antara tenaga
keluarga yang lain, teman, waktu, dan
kesehatan dan pasien yang relatif tinggi.
uang merupakan faktor-faktor penting
Hal ini sesuai bahwa kualitas interaksi
dalam kepatuhan. Keluarga dapat menjadi
antara
dengan
faktor yang sangat berpengaruh dalam
pasien merupakan bagian yang penting
menentukan keyakinan serta memberikan
dalam menentukan kepatuhan. Konsultasi
dukungan dengan membantu perawatan
pendek
bayi12).
profesional
bisa
kesehatan
menjadi
produktif
jika
emosional
dari
anggota
diberikan perhatian12), salah satu strategi
Hubungan tingkat pengetahuan tentang
responden. Keluarga yang mempunyai
imunisasi
ibu
pengetahuan akan menyadari pentingnya
terhadap pemberian imunisasi dasar
imunisasi bagi kesehatan bayi sehingga
pada bayi
lebih patuh dalam memberikan imunisasi
dengan
Dari
kepatuhan
keseluruhan
jumlah
responden, dapat dilihat bahwa responden
kepada bayinya. Dari
hasil
didapatkan
dalam pemberian imunisasi dasar pada
disimpulkan
bayi sejumlah 28 responden (77,8%) dari
merupakan faktor yang mempengaruhi
36
yang
kepatuhan ibu dalam pemberian imunisasi
patuh
dasar pada bayi di Puskesmas Cawas
berpengetahuan
dan
responden
rendah
yang
sejumlah 5 responden (35,7%) dari 14 7 | J u r n a l K e b i d a n a n A R I M B I ,Volume V No. 4 April 2012
Kabupaten
bahwa
Klaten
sehingga
ini
dengan pengetahuan tinggi yang patuh
responden,
ρ<0,05
penelitian
dapat
pengetahuan
tahun
2006.
Pengetahuan adalah hasil dari tahu setelah
Pengetahuan ibu yang tinggi akan
orang melakukan penginderaan terhadap
lebih mudah memahami, apa itu imunisasi,
suatu obyek tertentu, pengetahuan juga
jenisnya apa saja, kepada siapa dan kapan
dapat
pendidikan,
imunisasi diberikan, apa manfaatnya, apa
pengalaman diri sendiri maupun orang
akibatnya bila anak tidak diimunisasi,
diperoleh
dari
3)11)
lain, media massa maupun lingkungan
.
bagaimana reaksinya, dan sebagainya.
Pengetahuan diperlukan sebagai dorongan
Pengetahuan ibu tentang hal tersebut akan
psikis dalam menumbuhkan kepercayaan
berpengaruh terhadap kepatuhannya dalam
diri ibu untuk mengimunisasikan bayi
pemberian imunisasi dasar pada bayi.
dengan yakin dan percaya.
Notoatmodjo
Adanya
hubungan
antara
menyatakan
bahwa
pengetahuan merupakan domain yang
pengetahuan ibu tentang imunisasi dengan
sangat
kepatuhan ibu dalam pemberian imunisasi
tindakan
dasar pada bayi juga sesuai teori perilaku.
dengan memiliki pengetahuan, ibu mampu
Pengertian perilaku itu dapat dibatasi
memutuskan bahwa imunisasi penting
sebagai
(berpendapat,
untuk bayi, sehingga kesadaran ini akan
berfikir, bersikap, dsb) untuk memberikan
menyebabkan ibu melaksanakan imunisasi
respon terhadap situasi diluar subjek
dengan patuh dan tepat3). Perilaku yang
tersebut. Respon ini dapat bersikap pasif
didasari oleh pengetahuan akan lebih
(tanpa tindakan) dan dapat pula bersikap
langgeng, dari pada perilaku yang tidak
aktif (dengan tindakan atau action) respon
didasari
perilaku
akan
Pengetahuan ibu tentang imunisasi akan
menimbulkan kepatuhan. Menurut Green
mendorong seorang ibu akan mengambil
bahwa perilaku seseorang dalam bidang
keputusan untuk berupaya mendapatkan
kesehatan ditentukan oleh tiga faktor,
imunisasi
diantaranya
predisposisi,
Berkenaan dengan pengetahuan tentang
pendukung, pendorong. Termasuk dalam
instruksi pemberian imunisasi dasar pada
faktor predisposisi adalah pengetahuan.
bayi, tak seorangpun dapat mematuhi
Adanya pengetahuan yang cenderung baik
instruksi jika ia salah paham tentang
tentang imunisasi akan menyebabkan ibu
instruksi yang diberikan kepadanya12).
menyadari dan bersikap positif terhadap
Maka pengetahuan yang cenderung baik
pentingnya
imunisasi bagi masa depan
mengenai
instruksi
bayinya
sehingga
imunisasi
dasar
keadaan
yang
jiwa
bersikap
Faktor
melaksanakannya
dengan
aktif
ibu sadar
akan dan
benar3)11).
8 | J u r n a l K e b i d a n a n A R I M B I ,Volume V No. 4 April 2012
penting
untuk
seseorang
(over
menyebabkan
behavior)
pengetahuan3)11).
oleh
atau
terbentuknya
tidak
sama
dalam pada
kepatuhan
pemberian imunisasi12).
sekali.
pemberian bayi,
akan
ibu
dalam
KESIMPULAN Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
2. Responden yang patuh dalam pemberian
pembahasan yang dilakukan peneliti di
imunisasi dasar sejumlah 33 responden
Puskesmas Cawas, maka dapat ditarik
(66,0%), dan responden yang tidak patuh
kesimpulan adalah sebagai berikut:
dalam
1. Tingkat pengetahuan responden tentang imunisasi
di
Puskesmas
didapatkan
sejumlah
imunisasi
dasar
sejumlah 17 responden (34,0%) dari 50
Cawas
responden.
responden
3. Ada hubungan antara tingkat ibu tentang
(72,0%) yang berpengetahuan tinggi,
imunisasi dengan kepatuhan ibu dalam
sejumlah
(28,0%)
pemberian imunisasi dasar pada bayi di
berpengetahuan rendah dari 50 responden.
Puskesmas Cawas Tahun 2006 didapatkan
14
36
pemberian
responden
ρ value 0,005 dan X²=7,948.
c.
SARAN
Dapat meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa pemberian
1. Bagi Instansi Kesehatan Hendaknya dapat memberi informasi
imunisasi itu lebih murah dari
tentang imunisasi, manfaat, jadwal,
pada pengobatan anak yang
serta efek samping dari imunisasi
sakit.
dasar, tidak hanya pada ibu yang
3. Keilmuan
mempunyai bayi tetapi juga pada
Diharapkan ada penelitian sejenis
keluarga dan masyarakat
dengan melibatkan variabel yang lain sehingga dapat diketahui faktor-
2. Bagi masyarkat a.
Bagi ibu yang mempunyai bayi
faktor
hendaknya
hubungan
dapat
menentukan dengan
adanya
kepatuhan
bayinya
pemberian imunisasi dan penelitian
secara teratur, sehingga bayi
ini dapat lebih dikembangkan lagi,
mendapatkan imunisasi yang
misalnya faktor sikap, keyakinan,
optimal. Dapat memanfaatkan
persepsi pasien terhadap keparahan
fasilitas posyandu dengan baik
penyakit, keadaan fisik penderita,
terutama
kualitas interaksi .
mengimunisasikan
untuk
mengimunisasikan anaknya. b.
yang
Aktif mencari informasi untuk meningkatkan
pengetahuan
tentang imunisasi dalam upaya mencegah timbulnya penyakit.
9 | J u r n a l K e b i d a n a n A R I M B I ,Volume V No. 4 April 2012
DAFTAR PUSTAKA 1. Markum, A. H. (2000). Imunisasi. Edisi II Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Kedokteran Indonesia. 2. Departemen Kesehatan RI. (2001). Program Imunisasi. Jakrata: Pusdiknakes. 3. Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. 4. Departemen Kesehatan RI. (1998). Petunjuk Pelaksanaan Imunisasi. Jakarta: Dep.kes RI Dir.jen Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman. 5. Ranuh. I. G. N. (2001). Buku Imunisasi Di Indonesia. Jakarta: Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia 6. Departemen Kesehatan RI. (1992). Petunjuk Pelaksanaan Imunisasi Di Unit Pelayanan Swasta. Jakarta: dep.kes. RI Sub Direktorat Imunisasi Dir.jen Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman. Norlaila Hamima Jamaluddin. (2006). Resiko Alpa Imunisasi Anak. Diambil 5 Februari 2006. http://www.bharian.com 7. Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta, Jakarta. 8. Soegiono. (2002). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeth. 9. Nursalam. (2000). Pendekatan praktik metodologi penelitian riset keperawatan. Surabaya: UNAIR Press 10. Notoatmodjo, S. (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta. 11. Niver, Neil. (2002). Psikologi Kesehatan. Guasindo. Jakarta.
10 | J u r n a l K e b i d a n a n A R I M B I ,Volume V No. 4 April 2012