Sub-
merni1iKi ciri sebagai suatu KelompoK.
sebut ialah:
Clri ter-
( i ) adanya individu-individu yang
mengadakan
hubungan secara berkesinambungan clan tatap muka.
(2)
nya tujuan atau minat bersarna,
(4) ada-
( 3 ) adanya norma,
ada-
nya status dan peranan yang sesuai dengan struKturnya, (5)
adanya rasa Ketergantungan antar individu.
dan
Disamping
ciri ini, subak sebagai suatu Kelompok memiliki ciri dasar yang
lebih Kolcoh dari ciri-ciri ini yaitu, sub*
memiliki
faktor pengikat kelompoK yang sangat Kuat.
Faktor pengiKat
tersebut
terhadap
yang (3)
ialah:
ketergantungan petani
(1)
mengatur air,
(2) adat dan upacara keagamaan
KeteriKatan pada pura.
(4) sifat otonomi
sub& sub&,
sub&,
( 5 ) Konsep hidup Tri Hita Karana yang telah menjadi
hidup petani. karakter puas
Disamping itu, sub*
sixap
rnemiliki anggota dengan
sangat m e n d w u n g kelcukuhan KelompoK
dan bangga sebagai petani,
dan
yaitu
siKap mental positif
rasa dan
motivasi tinggi berusahatani. UntuK
mencapai
tujuan secara ef isien
dan
ef ektif,
maKa Kelompok subak harus dinamis. Dinamika Kelompok lah
Kekuatan-lcekuatan
prilaKu capainya
didalam kelompok
yang
rnenentuKan
kelompok dan prilaku anggota kelompok untuk tu juan
Kelompok sub& an anggota, dan
ke lompoK.
ialah:
Kekuatan-KeKuatan
( 1 ) pengelolaan subaK,
ada-
ter-
didal am
( 2 ) keltompak-
( 3 ) swadaya mernelihara sarana irigasi
dan
membagi
air. Pengelolaan subak merupakan ciri
terpenting
yang menentultan kedinamisan subak. Dinamika subak sangat ditentukan oleh petani anggotanya.
Petani yang tergabung dalam kelompoK sub*
dapat
me-
ngejar tujuan dan sasaran secara lebih efisien dan efektif dengan t i n d e a n yang di 1altuKan secara brsama-sama. Manf aat usahatani berkelompok seperti sub&
ialah unt*
melibatkan
petani kecil dalam kegiatan pembangunan, karena kelompok mendorong lebih baik.
usahatani
pernanf aatan sumber daya yang ada secara
Namun itu mencapai
sasaran tersebut,
kelompok
harus memiliki dinamika yang tinggi. Kelompok yang dinamis adalah kelompok yang efektif mencapai tujuan. Jika
mutu hidup petani merupakan tujuan
aIchir
yang
ingin dicapai oleh program-program pembangunan
pertanian,
m&a
untuk
dinamika
sub&
merupaltan syarat penting
penuhi khususnya dalam dinamika pengelolaannya.
Ini sesuai
dengan hasil penelitian, bahwa dinarniKa pengelolaan merupakan butuhan sub& tanarn
faktor yang paling penting untult
sangat penting dan
sub&,
subak
Dalam
hampir tidak ada falctor yang
melemman
pertanian dinamika
pengelolaan
didukung oleh karakteristik petani, yaitu rasa sebagai
motivasi
tinggi
ke-
penge lo1 aan
sistem
subak ini. MeningKatnya dinamika
banggaan
sub*
artinya dalarn meningkatkan intensitas
produktivitas petani.
pengelolaan
memenuhi
i tu dinamika
dasar pe tani. Disamping
di-
petani
atau siXap
berusahatani.
mental
Karakteristik
ke-
positif
dan
petani
ini
merupaKan
dasar
ningkatan
mutu
penting dalam mendorong hidup
dan
terjadinya
keterbuKaan
petani
pe-
menerima
inovasi-iovasi baru. Sub* proses
sebagai suatu sistem sosial tidak
pembangunan.
Pembangunan merupakan
lepas
proses
dari dimana
masyarakat
bergerak
untuk mendapatkan
kernampuannya
ningkatkan
Kualitas
hidupnya
terutama
pemecahan
masalah-masalah
sendiri
yang ada.
me-
rnelalui
Keberhasilan
suatu
pembangunan tergantung pada kernampuan memanfaatkan
sumber
daya alam, agar menguntunglian bagi sebagian besar rnanusia. Hal
ini
dapat dicapai
tersebut.
efelitivitas
penggeraK
berarti menempatkan rnanusja
pembangunan,
hakekatnya kualitas
manusia
Pembangunan yang berdasarkan pendekatan
manusia
tepat
meningkatkan
daya rnanusia melalui peningkatan Rualitas
sumber
daya
dengan
mengubah tinggi.
dilakukan
sumber
sebagai
motor
sehingga sasaran pembangunan
rnanusia menjadi
manusia
Konsep pembangunan seperti melalui
pendekatan
yang ini
kelompok
pada bersangat
seperti
Re 1 ompok subak. Oleh karena itu, sub& dimanfaatkan programnya. an
rnutu
oleh
berbagai
instansi
sebagai
sasaran
Semua program memiliki tujuan alchir peningkat-
hidup
sejahteraan
mutu
yang
petani.
komponen-komponen sasaran
sebagai kelompok petani banyak
sering
diistilahkan
sebagai
Subak sebagai suatu sistem,
atau
subsistem.
hidup petani,
semua
Sebelum
Ke-
memiliki
tercapainya
program-program
pem-
bangunan ini
akan menyentuh sistern subak.
Keberadaan
diabaikan atau dilupakan,
sering
sistem
sehingga
program-
program pembangunan sering menjadikan subak sebagai
obyek
pembangunan, bukan sebagai subyek pembangunan. Dalam
penelitian- ini ada tiga
program
pembangunan
dilihat rnemanfaatkan sistern kelompolc subak. Pro
yang kontra
sering
program
timbul
pembangunan
dalam yang
cara
masuk
pelaksanaan
kedalam
dan
berbagai
sistem
sub&.
Misalnya, ProyeK Irigasi Bali tidalc melibatkan partisipasi subak dalam membantu mernperbailci
anggota sub-.
sarana
Pembangunan dan perbaikan sarana irigasi
bermanfaat bagi sub&
irigasi dianggap
dalam mengatur pembagian air
secara
efisien, sehingga tidak perlu rnenyentuh sistem yang ciimilixi
subak,
irigasinya, budaya
karena
yang
disentuh
bukan kelompok sosialnya.
dengan
me l ibatxan
petani
adalah
sarana
PendeKatan
tidalc
telah
sosial
di 1 akukan
0 1 eh
Proyek Irigasi Bali. OleK karena itu, kritik datang dari berbagai peneliti terhadap card p e l a s a n d a n Proyelc Irigasi Bali, yang
hanya
menekankan segi teknis saja. Bantuan terhadap subak
tetap
diperlukan,
namun cara membantu yang kurang tepat
sering
menjadi sasaran perdebatan. Cara membantu yang tidaK tepat dianggap
dapat
merusak sistem yang telah
berjalan
pada subs. Misalnya cara membangun dan memperbaiki irigasi anggap
sub&
baiK sarana
dengan menggunakan pemborong. Cara ini
rnembunuh partisipasi masyarakat
petani,
di-
sehingga
tidak
membangkitKan swadaya petani dan tidak
menumbman
rasa memiliki dari Kalangan anggota subak. Akibatnya subak tidak
memiliKi
rasa
tanggung
jawab
memelihara
sarana
irigasi. Dengan demikian Icedinamisan subak dapat menurun. Sebenarnya sentralisasi
tidak
program-program Dan
tidak
semua
berhasil.
yang
Banyak
pembangunan yang
banyak pula contoh-contoh
pembangunan
pembangunan
yang
kasus
bersifat
kegagalan
bersifat
keberhasilan sentralisasi.
program-program
bersifat desentralisasi.
Yang
adalah menarik partisipasi masyaraliat desa dan
penting
memanfaat-
kan sepenuhnya struktur masyarakat yang telah add. kata lain, sistem sosial budaya masyarakat
Dengan
sangat
penting
diperhat ikan. Manfaat dan
melibatkan sub&
dalam
program
perencanaan
pelaksanaan perbaikan sarana irigasi ialah:
rencanaan
akan
lebih aKurat, karena
hanya
petani
paling mengetahui situasi dan kondisi daerahnya; gunaan
biaya lebih efisien dan efeRtif,
kekurangan rasa
&an
memiliki dan tanggung jawan petani,
pemeliharaan
karena
dibantu dari swadaya petani;
(I)
peyang
(2) Peng-
berbagai
(3)
sehingga
Timbul biaya
dan supervisi dapat ditekan; dan (4) Keter-
libatan petani dapat mengawasi secara langsung
Kebocoran,
pemborosan, dan penyimpangan rencana bangunan. Ditinjau dari segi petani sebagai subyeli misalnya yang
emb ban gun an,
pada aspek berkurangnya pengerahan tenaga
digunakan
oleh
sub&
untuk
memelihara
kerja saluran
~rigasi,rn&a
dampax positif Proyek Irigasi Bali Icellhatan
manfaatnya. sarana
Bantuan ProyeK Irigai Bali
irigasi
permanen,
jelas
rnembuatkan
menuruman
subak
pengerahan
tenaga kerja subak untuk pemeliharaan sarana irigasi. tani
&an
lebih b a n y a memiliki waktu mengerjalCan
nya.
atau
dialihXan untuk meningKatXan
ngelolaan sub-. mampu
Bali
sawah-
Redinamisan
pe1a)tsanaan berbagai program
memiliki kelebihan dan kekurangan.
meningkatkan dukung
usaha
Proyek ProyeK
berhasil
dinamika pengelolaan subak yang sangat untuk meningKatkan mutu
hldup
men-
petani
meningkatkan intensitas tanam, malahan
ke-
Irigasi
produktivitas petani, tetapi proyek tidaK berhasll langsung
pe-
Dari segi ini, ProyeK Irigasi Bali diakui
meningkatKan dinamiLa pengelolaan subak. Dalam
nyataannya,
Pe-
dan
secara menurun-
kannya. Alasannya, Karena sebelum dan se telah proyek,
air
yang
di-
diterima petani tidak mengalami perubahan.
sebabKan
kcarena kesalahan bent-
bangunan
dan
Ini
penentuan
lokasi bantuan. BanyaR lokasi ditempatkan pada subak-sub& yang t e l a h mernilixi sarana irigasi permanen yang secara
swadaya. Bent-
seragamkan sesuai air
bangunan pembagi air
untuk semua subali sehingga banyaR
dengan kondisi sub&.
Disarnping
itu,
dibangun
tersier yang
tidalc
tersedianya
dan bentuk bangunan irigasi yang permanen tid-
jamin
terjadinya peningkatan intensitas tanam. Dalam
ini peraturan pola tanam yang ditetapkan sub*
di-
lebih
menha1 ber-
pengaruh. Hal ini menyebabkan peningxatan intensitas tanam
tidak
nyata
pengaruhnya pada
peningkatan
produKtivitas
tenaga Perja dan pemenuhan kebutuhan dasar petanl.
Walau-
pun Proyek Irigasi Bali t i d e berpengaruh secara
intensitas tanam, namun pengaruh yang
meningkatkan
dari ProyeK Irigasi Bali
bermanfaat dinamika
pengelolaan
ngelolaan sub&
subak.
adalah
Peningkatan
lebih
rneningkatkan dinamika
ternyata membawa manfaat c a u p luas
meningkatkan intensitas tanam, meningKatkan tenaga
langsung
kerja dan yang terpenting ialah
pe-
yaitu
produKtivitas
meningkatkan
pe-
menuhan Pebutuhan dasar petani. Walaupun cara Proyek Irigasi Bali dan program-program pembangunan pertanian yang berbagai
kelemahan,
lain rnembantu subak
tetapi
subak
&an
tetap
anggOta dengan kerja sama ke1ompoIc yang kuat. Kan
karena
Ini disebabsehingga
tetap bertahan hidup berabad-abad lamanya. Subak
memi1iKi
yang
aspek
memiliki
penting
faktor
subak memiliki satu
mengandung
pengikat kelompok yang kuat. Faktor
menyebablcan
KelompoK
selama
teknologi
sub-
tetap
bertahan
lebih dari sembilan
pertanian
pengiIcat sebagai
&ad.
yang disangka orang
ini suatu
Perkembangan akan
menghapus
subak dan menghancurkan semua nilai-nilai
Ketradisionalan
subak,
Selama
ternyata
tidak sepenuhnya benar.
faktor pengikat ini masih ada, -a dapat
diredam.
KaraKteristiR siKap
Keadaan
petani,
ini
faktor-
pengaruh negatif diperkcuat
yaitu kebanggaan
mental positif dan motivasi yang
lagi
sebagai tinggi.
&an oleh
petani, Program-
program pembangunan t i d e mempengaruhi karalcteristik Ini
disebabkan
Reyakinan
karena karalcteristik ini
yang
dalam
terhadap
ini.
bersumber
konsep
hidup
dari
Tri Hita
Karana. Dengan
dernikian,
pelaksanaannya
program-program
pembangunan
yang
kurang tepat. hanya akan rnenimbulkan
rialc
saja pada p e r m u d a n subak yang pada aJchirnya fal€tor ikat
sub-
sub-
&an
terhadap
menenangkannya kembali.
Sifat
teknologi pertanian yang
peng-
toleransi
baru,
menonjol
dalam ha1 ini. Pengaruh negatif program-program pembangunan
yang bersifat sentralistis atau Topdown
diKemuKakan sepenuhnya struktur
seperti
oleh berbagai a h l i pembangunan, pada
sosial
kelompok subak.
Ini
tidalc
Karena
terbuKa
dengan
budaya masyaralcat sub*
sentralisasi
ini, karena
tepat
disebabkan
teknologi baru, tetapi tidak mudah terkena dampalc sistem
yang
sub*
negatif
memiliki
faktor
pengikat Kuat. Salah terpengaruh subak.
sehingga
yang
paling
mengalami perubahan
ialah
Yang dirnaksud dengan otonomi dalam hal
kernandirian keluar.
satu faktor pengikat sub*
sub&
dalam segala hal, baik
rnudah otonomi
ini
Redalam
ialah rnaupun
Kedal am, misalnya dalam menetapkan peraturan
pengambilan keputusan pengaturan irigasi maupun
dan
pertanam-
an. Keluar, misalnya tidak ada kaitan dengan instansi atau kelembagaan rnanfaat
diluar subak. Sifat otonomi ini
sangat
dari segi proses pengambilan keputusan,
ber-
sehingga
segala
masalah
a
sub&
n
dapat
dlpecahkan
secara
demokratis melalui rapat anggota subak sehlngga dapat' memuaskan
semua
hilang,
berarti keputusan-keputusan
aturan Dalam
subak
anggota
subak.
Jlka
sifat atau
akan banyaK dipengaruhi
ini
peraturan-per-
oleh
pihak
luar.
banyaX kasus, program-program bantuan kepada
subak
sering diikuti oleh berbagai persyaratan. melem-an
dapat
OtOnOmi
Persyaratan
otonomi subak, sehingga dapat
ini
mengancam
kedinamisan subak. Pola
partisipasi
petani
rnerupakan
Insus dan PenyulUhan Sistern Laku.
program
sasaran Kedua
dari
program
ini rnemanfaatkan struktur masyarakat yang telah ada kelompok manfaatkan wilayah tani
sub&, baru
untuk
sasaran
memiliki faktor
sistern Laku akan lebih berhasil.
PPL
tani baru dengan jadwal
dapat
penyuluhannya. pengikat.
memanfaatkan sepenuhnya sistern
Laku
Kelompok
Konsisten
memanfaatkan
me-
adalah
tetapi sistem Laku rnembentuk kelompok
ini tid&
Kelompok
tidak
struKtur subak. Wilayah yang digunakan
yang
sistem
Namun sistem Laku
subak.
yaitu
pe-
Ternyata Seandainya
subak,
maka
PPL tidak perlu membentuk pertemuan
sepenuhnya
KelompoRnya.
Itelompok
subak
dan
jadwal pertemua subak. Dalarn program Insus, pola penyuluhan melibatkan berbagai yang Insus
lebih
instansi dan memberikan partisipasi
besar pada kelompok subak,
lebih
berhasil
meningkatKan
sehingga
program
intensitas
tanam,
produktivitas tenaga kerja dan pemenuhan dasar petani.
Kelornpok
yang disyaratkan oleh Program Znsus
kelompolc yang anggotanya m e n u n j w a n partisipasi yaitu
partisipasi
yang muncul dari
dalam
anggota-
Dengan demikian Insus tinggal memanfaatkan
Eelompok
kondisi
kelembagaan yang memiliki
ideal bagi keberhasilan program
Insus.
dinamika kelompoK sangat penting artinya dalarn potensi sarana produlcsi pertanian yang
potensi
sarana produEcsi pertanian seperti
dan obat-obatan tid*
&an
Ternyata
memanfaat-
baru.
cara perorangan, atau tanpa adanya Kelompok yang
pup-
itu
dan
yang sudah jadi, dengan str-tur
Pan
internal
KelornpoK
sendiri. Sifat ini telah dimiliki oleh sub* nya.
adalah
Dengan dinamis,
bibit
unggul,
muncul rnaksimal.
Ketradisionalan sering menimbulkan dilema dalam
pem-
bangunan di Bali. Berbagai pihak sering terlalu biasa nyebutkan
slogan agar nilai-nilai
dipe 1 ihara,
tanpa
memahami
ketradisionalan
arti
dan
isi
hidup
yang
di Bali mengandung
tingg i, yang mampu
nilai-nilai
menberi
tetap
dari
tradisionalan itu. Ketradisionalan dianggap perlu, ketradisionalan
me-
Ke-
Karena falsafah
kepuasan
batin.
Namun sebqnarnya pemikiran seperti ini hanya mengacu nilai-nilai
ketradisionalan positif. Ketradisionalan
benarnya
juga mengandung nilai-nilai negatif
mend-ung
mutu hidup.
Pro
pada
clan
tradisionalan
kontra
tentang
manfaat
dalam program-program
yang
tidak
nilai-nilai
pembangunan
dilcalangan banyaR ahli. Disatu pihaR ada yang
se-
ke-
terjadi
berpendapat
bahwa
cara
berpikir
dan
berperilaku
tradisional
akan
cenderung menolak pembaruan, dengan alasan tradisi merupakan warisan turun temurun. Padahal pembangunan mernbutuhlcan perubahan. Kasus, suatu
Tetapi, ada pula pendapat bahwa
norma tradisional itulah yang
dalam
rnenjaga
banyaK
kestabilan
sistem sosial. Sebaliknya, norma modern yang
hasilkan sering
perubahan yang cepat dalam suatu
meng-
sistem
sosial
mengaKibatkan perpecafran yang membahayakan
SiStem
sosial tersebut. Suyatna tradisional
(
1982 : 152)
me 1 aporkan
bahwa
di Bali, K u s u s n y a banjar dan sub*
efektif rnenunjang pelaksanaan program-program walaupun
kelompok
tersebut dibentulc dan
k e 1 ompok
ternyata pembangunan
berfungsi
ber-
daSarKan pada aturan-aturan yang telah dianut secara turun temurun. yang
Ini merupaKan salah satu bulcti penolalcan pendapat
mengataKan bahwa sifat tradisional
hambat pembangunan. Nilai
Hasil
ketradisionalan
tradisionalan dalam ha1 Yang
sepenuhnya
meng-
temuan ini mengandung Kelemahan.
tidak
diukur
secara
nyata.
Ke-
ini dilekatKan dengan kedinarnisan.
d i W u r ialah tingkat-Kedinamisan subak.
yang dinamikanya tinggi dianggap subax-sub-
Sub&-subak yang memiliPi
ketradisionalan yang tinggi pula.
Namun
apabila kedinamisan dan ketradisionalan
sub*
diukur secara terpisah, maka hasilnya berbeda dengan temuan diatas. Ternyata tidak sernua nilai ketradisionalan bermanfaat.
Ketradisionalan pengelolaan subaK tidak mendukung
usaha meningkatkan pemenuhan kebutuhan dasar petani. mendulcung tid-
usaha
mendukung
meningxatkan intensitas tanam produktivitas
tenaga kerja.
contoh ketradisionalan mengelola sub&
sering
mengalami
sempurna.
kerusaKan sehingga air
Dengan
demikian,
dan
juga
Salah
satu
ialah bentuK sarana
yang dibuat dari kayu, tanah dan
tradisional
tidalc
batu,
tidalc
intensitas
yang
mengalir
tanam
Ban
produktivitas tenaga kerja rnenurun sehingga dapat menurunRan
mutu
nilai
hidup petani.
ketradisionalan
Pengikisan
Ini merupakan salah tidaX
yang
perlu
satu
contoh
dipertahankan. sub*
nilai-nilai Ketradisionalan pengelolaan
ini hanya dipengaruhi oleh karakteristik petani yang buka
dengan
sub&
terbadap teknologi batu.
dipercepat
ide-ide baru.
Ini
rnembuktikan
keterbukaan
Proses perubahan ini
karena adanya keputusan kolektif
ter-
lebih
dalarn
sub&
yang mengikat semua anggota. dengan ketradisionalan rnengelola sub&,
Berbeda tradisionalan penting Oleh
untuk
upacara keagamaan subak
mempunyai
meningkatkan dinamika
pengelolaan
karena itu, nilai Ketradisionalan
ini
peranan
perlu
tahankan. Dalam kenyataannya, sistem pertanian sub& ada
pada saat ini melemahKan nilai-nilai
upacara
keagamaan
sub&.
Melernahnya
ke-
subak. diperyang
ketradisionalan nilai-nilai
Ke-
tradisionalan ini terutama disebabkan oleh program-program pembangunan.
Namun
dari
mental
sikap
KaralCteristiK petani Ban
rnotivasi
yang
yang
bersumber
tingei
dalarn
berusahatani melihara sub&.
dapat
menjadi
ketradisionalan
Dari
segi
pelesanaan
eltonomi,
upacara keagamaan sub& petani. Padahal damp*
dasar yang
tid&
kuat
untuli
upacara
ketradisionalan
Keagamaan
pelaksanaan
terlalu merugikan pendapatan
rasa kepuasan batin yang
dirasakan
petani dengan penyelenggaraan upacara ini tid& dengan
biaya
me-
yang dikeluarkan.
Petani
sebanding
menggunaan
2,7
persen dari total pendapatannya untuK melaksanakan upacara Beagamaan bagi
subak. Kepuasan batin &an
petani
dan
memberi
ini merupaan suatu
yang
Kebahagiaan langka
pada
negara-negara maju. AspeK
lain
tradisionalan
yang menjadi alasan
mempertahankan
upacara keagamaan sub&
dapat meningkatkar~dinamika sub*
ini, selain
ke-
Karena
dan menimbulkan kepuasan
batin, nilai-nilai ini diperluKan untuk tetap terpeliharanya
kebudayaan Bali yang bersumber dari Keagamaan
Terpeliharanya kebudayaan Bali ini &an positif
memberi
bagi pengembangan kepariwisataan.
wisataan
bukan tujuan utarna sehingga
masyarakat
sumbangan
Namun
harus
Hindu.
kepari-
mengorbankan
menjadi obyek tontonan atau monurnen hidup
pariwisataan.
UntuK itu, pengKajian terhadap
ke-
nilai-nilai
pelasanaan keagamaan subak rnasih tetap perlu dirinci lagi untuk
memilih
yang rnana merugikan dan
yang
mana
meng-
un tungkan. Jika adalah
sasaran program-program
pembangunan
peningkatan mutu hidup petani, maKa sub&
pertanian sebagai
suatu sistem pertanian &an rnutu
hidup
dinamika sub&
dasar petani.
mampu berkembang Hal
pengelolaan sub*.
ini
sangat
sistem
K e b u t m a n dasar petani
sub&
mutu hidup petani.
oleh
pengelolaan
Karena kedinamisan dan
sangat
yang ada pada saat ini
peningkatan
didWung
Kedinamisan cara
rnenunjdkan arah peningkatan.
pemenuhan
rneningkatkan
berkaitan,
rnembantu
Keadaan ini
maka
terjadinya
terutama
di-
tunjang oleh adanya fator-falctor pengikat yang Ruat dalam kelornpok sub&
dan RaralcteristiK petani.
Berdasarkan analisis data yang telah dil&uRan,
maka
hasil pengujian hipotesis secara terinci dapat diKemukaKan sebagai berikut: 1.
Hipotesis I Semakin
sering
program-program
sub&-sub&
pembangunan,
tingkat kedinamisan sub& Kesirnpulan: dalarn
Bali &an
terlibat
dengan
semakin
tinggi
tersebut.
(a) Karena antar strata subak berbeda nyata
ha1 kedinamisan pengelolaan subak (pc0,05) m
hipotesis I diterima. libat
di
Berarti m a i n sering subak
dengan program-program pembangunan maka
tinggi
tingkat
kedinarnisan
Karena
antar strata sub-
pengelolaan
ter-
semaRin
sub&.
tidak menunjukkan
a
(b)
perbedaan
yang nyata dalam ha1 kexompakkan anggota ( p > 0 , 0 5 ) maka berarti bangunan Karena
keterlibatan subak dalam program-program tidak mernpengaruhi kekompakkan anggota. subak
Strata XI1 berbeda
nyata
dengan
pem( C1
sub&
Strata I 1
nyata dengan sub* berbeda sub*
tinggi
Strata I 1 1 dan sub*
nyata dengan sub*
yang
program
Strata I tid&
(p<0,05), tetapi sub&
dalam
Strata I 1 tidaK
Strata 1 1 1 , berarti
tidaK terlibat
pembangunan
berbeda
dengan
merniliki
berbagai
Kemampuan
sub&-
program-
yang
swadaya memelihara saluran
lebih
irigasi
dan
membagi air. 2. Hipotesis I f
Semakin tinggi kedinarnisan Icelornpok sub*
di Bali, akan
sernakin tinggi pula mutu hidup petani anggota sub&
dan
semaltin efisien pemanfaatan sumber daya sub=. Kesimpulan:
dari
pengaruh
dinamiKa pengelolaan subak terhadap ( i ) mutu
pemenuhan
Kebutuhan
Karena
dasar
intensitas
koefisien
petani
tanam
adalah 0.97
adalah
jejak
1 , 26
(ptO,0 1 )
(p=0.02),
,
(2)
dan
(3)
produKtivitas tenaga kerja adaIah 0,40 (p.0, 007),
ber-
arti semalcin tinggi tingKat kedinamisan KelompoR
subalc
maKa akan semakin tinggi pula tingkat mutu hidup petani dan
semakin tinggi pula tingkat efisiensi
pemanfaatan
sumber daya subak. 3. Hipotesis I 1 1
Sernakin sering sub&-subak bagai
di Bali terlibat dengan ber-
program pembangunan pertanian, &am
semalzin
me-
luntur nilai-nilai lcetradisionalan subak. Kesimpulan: daIam
ha1
(a)
Karena subak Strata I
Ketradisionalan
pengeIolaan
berbeda
nyata
dengan
subak
Strata I 1 dan I 1 1
( p < O , O i ) sedangkan antar sub&
I 1 dan 1 1 1 tidak berbeda nyata
sub*
Strata
( p > 0 , 0 5 )berarti
yang telibat dengan berbagai program
subak-
pembangunan
pertanian maKa Retradisionalan pengelolaan subaK alami
penurullan.
nyata
dalam
adat
sub&
antar
(b) Karena subax Strata I 1 1
ha1 ketradisionalan
dan
Strata I dengan I 1 tidak
sub&
terlibat
berarti
sub&-sub&
yang
program
pembangunan
pertanian,
berbeda
pelasanaan
Strata I
dengan sub*
penyelenggaraan upacara adat sub&
upacara sedangEan
11,
berbeda
dengan
m&a
meng-
nyata, berbagai
ketradisionaan
mengalami penurunan.
4. Hipotesis IV SemaKin tinggi tingkat Retradisionalan subak, maKa &an sernakin tinggi pula tingkat Redinamisan keIompoK sub-, efisiensi pemanfaatan sumber daya sub&
dan mutu
hidup
petani anggota sub-. Kesimpulan:
(a)
Karena
Roefisien
jej&
bahwa ketradisionalan pengelolaan sub& Kan
rnenunjWan
tid*
menunjulc-
hubungan nyata dengan dinamika pengelolaan
tetapi
berpengaruh
prod-tivitas dasar
petani,
ngelolaan sub& sumber' daya terhadap
tenaga berarti
kerja
pemenuhan
dan
tingkat
intensitas
sub*
dan mutu
hidup
pengelolaan
tanam,
kebutuhan
Ketradisionalan
dapat menurunkan efisiensi
dinamixa
pengaruhnya.
negatif dengan
subak,
pe-faatan
petani,
sub*
(b) Karena koefisien jej*
pe-
sedangRan
tidak
nyata
Retradisionalan
peldsanaan upacara
keagamaan
dinamika pengelolaan sub&, an pel.&sanaan
sub&
positif
terhadap
maka berarti ketradisional-
upacara keagamaan sub&
dapat meningkat-
Kan dinamika penge 1 o 1 aan sub&. 5.
Hipotesis V SemaKin
sering
sub&-sub&
program-program
di
Bali
terlibat
dengan
sernakin
tinggi
pembangunan, maKa &an
pula tingkat efisiensi pemanfaatan sumber daya sub-. Kesimpulan:
Karena intensitas tanam, nilai tambah
produlctivitas
tenaga
Kerja sub&
Strata
111
an kerja antar strata subaK tidaK rnenunj-an yang nyata, maKa berarti sern&in
nilai
&an
tambah
sedangKan
di
pembanguan
per-
semakin tinggi pula intensitas
dan produktivitas
dengan
(lcesempatan
perbedaan
sering sub&-sub&
terlibat dengan program-program
tanian, -a
berbeda
Strata I dan 11, sedangkan Kesempat-
nyata dengan sub&
Bali
dan
tenaga
fumlah tenaga Kerja
Rerja)
tidaK
Rerja
yang
menwjulcIcan
tanam subaK,
digmaan
pengaruh
yang
nyata. 6. Hipotesis V I
SemaKin sub&,
tinggi maka
tradisionalan
tingkat KaraKteristiK
&an
semakin
sub&,
tinggi
Xedinamisan
petani
pula
anggota
tingKat
KeIompoK
Re-
subaK,
efisiensi usahatani subak dan mutu hidup petani anggota
Kesimpulan: analisis
Berdasarkan
jejak,
m
Eoefisien
jejak
dari
a karakteristik petani
dapat
lunturlan letradisionalan mengelola sub&; pertahahXan dan
ketradisionalan upacara
tidak
berpengaruh
nyata
puas
dan
bangga
dalam
sebagai
dinamiXa pengelolaan sub*, petani
dapat
tetapi
keagamaan
efisiensi pemanfaatan sumber daya sub*. rasa
hasil
memsub*;
meningKatKan KaraKteristik
petani
meningkatkan
sedangKan beban
meningKatkan pemenul-ian
me-
tanggungan
kebutuhan
dasar
petani. 7. Hipotesis VII
SemaKin
tinggi
tingKat
keberhasilan
Proyek
Irigasi
Insus penyuluhan sistem L e u , malca semaKin tinggi
Bali.
tinglat
pula
Kelompok sub&,
KetradisionaIan
subalc,
Redinamisan
efisiensi p e w f a a t a n sumber daya sub&
dan mutu hidup petani anggota sub*. Kesimpulan: analisis
Berdasarkan
jejals, -a
ber i ~ u :t
Ketiga
Koefisien
program
dapat
tetapi pengaruh
meninglatlcan dinamika
Insus nyata
dan Penyuluhan Sistem
terhadap dinamika
ProyeK Irigasi Bali tic¶& &an
tide
hasil sebagai
mempengaruhi
tidak
dan dapat
nilai-nilai ketradisionalan sub&.
Bali
dari
dapat diambil kesimpulan
KaraKteristiK petani anggota sub-, Kan
je,j&
menurun-
Proyek
pengelolaan
LaRu
tid&
pengelolaan
Irigasi sub&, bersub*.
meningkatkan intensitas tanam
ada kaitan dengan
peningkatan
mutu
hidup
petani.
Program Insus berpengaruh positif
meningkatkan
tanam, produlitivitas tenaga kerja
intensitas
menuhan kebutuhan dasar petani.
dan
Penyuluhan sistem
peLaku
berpengaruh negatif terhadap produKtivitas tenaga kerja
dan pemenuhan Kebutuhan dasar petani. Dengan telah dipaparlc-ya penelitian
ini,
ideal dari .sub& 1.
Subak
maka dapatlah digambarkan
pengelolaan yang
dinamis dalam ha1
tujuan. Unsur-unsur sub& pembagian
suatu
bent*
sebagai berikut:
harus memiliki
dimaKsud
berbagai masalah dan hasil
ini ialah efektif
sumber
daya,
Yang
mencapai
yang dikelola dinarnis
mobi l i sasi
air,
dinarnis.
ialah:
pertikaian.
upacara Keagamaan, kepimpinan, rapat anggota, peraturan dan Keanggotaan. 2. Sub&
harus tetap memiliki faktor pengikat yaitu:
a. Petani tetap merasa terikat pada sub&,
karena sub*
marnpu mengatur air seadil-adilnya bagi petani. itu
sub&
dengan
perlu memililsi sarana
bentuk
bangunan
sesuai
irigasi
Unt-
permanen
dengan
kebutuhan
anggota sub&. b.
Setiap
subak
setid&-tid-nya
memiliki
satu
Pura
Bedugul sebagai tempat persembahyangan bersama.
c. Ketradisionalan tata upacara keagamaan subberKelompoX sesuai
maupun perseorangan,
tetap
dengan falsafah Dharma, yaitu
secara
terlaKsana
Dharma
berimbang dengan pendapatan yang diperoleh.
harus
d. Subak
tetap memiliki otonomi.
baik
kedalam
maupun
Keluar. Untuk itu berbagai program pembangunan tanian yang membantu dan memanfaatkan subak nya tidak mengikat
sub&
dengan berbagai
per-
hendaK-
persyarat-
an. hidup
e. Konsep hidup
Tri Hita Karana tetap
menjadi
petani yaitu serasi dengan Tuhan,
sikap
lingkungan
dan masyarakatnya. 3.
Petani a g g o t a subak tetap memiliki karaKteristik
rasa
puas
oleh
dan bangga sebagai petani,
motivasi
yang
berusahatani.
yang ditunjukkan
tinggi dan sikap mental Petani
tetap
terbulca
positif dengan
dalam
berbagai
inovasi atau teknologi baru dibidang pertanian. 4. Subak terbuka dengan berbagai program pembangunan
tanian program
dan terlibat sebanyak mungKin pembangunan
nya
upacara
dengan
program-
tetap
memiliki
pertanian, namun
ciri-ciri ketradisionalan positif,
per-
seperti terpelihara-
adat dan keagamaan subak
serta
memiliki
sifat modern dalam pengelolaan sub&. Pengaruh kebijaksanaan
ini ialah dalam h a l meningkatItan
nelitian butuhan subak
(Implication policy) dari
dasar dan
ningkatkan
petani.
dalam
memelihara
pemenuhan
dinamika
ha1 ketradisionalan
sub*.
peke-
pengelolaan Untuk
pemenuhan Kebutuhan &asax- petani. peubah
meyang
paling mudah dilakuKan ialah pelaKsanaan program Insus dan memelihara agar sub&
tetap memiliKi dinamika yang tinggi.
Agar
sub*
tetap dinamis rnaKa peubah yang
paling
rnudah
dirnanipulir ialah peldksanaan ProyeK Irigasi Bali dan
me-
rnelihara faktor-faKtor pengiltat yang dirniliki sub&. Jika ingin mernelihara dinamilta
arti. maKa
Ber-
pengelolaan
subalc,
sarana irigasi subalc perlu dibuat permanen
sehingga
mengurangi beban petani memelihara sarana
irigasi-
dapat nya.
Unt-
meme 1 ihara sarana irigasi
dari
pih&
luar sangat diperlultan,
permanen. rnengingat
bantuan Kemampuan
petani yang sangat terbatas. Faktor-faktor pengikat yang
perlu
dipelihara ialah:
(I)
keterikatan petani pada pura sub&, konsep hidup Tri Hita Karana.
tradisionalan pelihara, sub-
petani
(2) adat dan upacara keagamaan sub&,
terhadap subak,
(5)
Retergantungan
sub&
upacara
(4) otonorni sub&,
Oleh Rarena
Keagamaan sub&
perlu
karena dapat meningkatkan dinamika
disamping
rnemelihara
citra
(3)
Bali
itu,
Re-
tetap
di-
pengelolaan
sebagai
pariwisata budaya. Penyuluhan sistem LaKu perlu
daerah
diaraNcan
pada pemenfataan sepenuhnya terhadap Kelompolt s u b s . temuan
rutin KelompoK sub&
maupun
program-program
bagai inovasi baru.
dapat dimanfaatkan
lain dalam
dan
oleh
menginformasixan
PerPPL ber-