HUBUNGAN PERENCANAAN DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DENGAN KEBERHASILAN PEMBANGUNAN DI DESA LOMPAD KECAMATAN RANOYAPO
Rilia Lita Rantung Johnny Hanny Posumah Martha Ogotan Abstract: Basically national development is an effort to improve all aspects of society , the nation and the state , which constitute the overall development process of the organization of the state system to achieve national goals. The problems in question in this research is how the relationship of planning and community participation with the successful development in the village of the District Lompad Ranoyapo. The method used in this research is quantitative method . The study subjects were community Lompad village . The study sample was taken as many as 38 people . Data collection is done by using a questionnaire . Data analysis technique used is the Multiple Regression Analysis with Multiple Correlation Analysis. Data analysis showed that the regression coefficient of variable plan (X1) and participation (X2) with the successful development of (Y) is positive and real and multiple correlation coefficients and determination at the high category. Based on these results we can conclude that planning and community participation in rural development sufficient to show significant results, and there is a real relationship between community participation with the successful development of the District Ranoyapo Lompad In the village. Based on these conclusions then suggest: (1) The village government should involve all elements of society in implementing the Rural Development Planning function. (2) The government should encourage the participation of village communities to be involved in the implementation process of development of all aspects of the planning and to the evaluation and maintenance of rural development. Keyword : Planning , Participation Society, success of Development
hidup
PENDAHULUAN
manusia
atau
masyarakat
suatu
merupakan
negara
bangsa. Ini berarti bahwa pembangunan
penduduknya
sebagian
senantiasa beranjak dari suatu keadaan atau
besar berdiam di pedesaan, sangat penting
kondisi kehidupan yang kurang baik menuju
perannya dalam keberhasilan pembangunan
suatu kehidupan yang lebih baik dalam
yang
rangka mencapai tujuan nasional suatu
Indonesia kepulauan
yang
dicerminkan
oleh
peningkatan
pendapatan perkapita dan kesejahteraan masyarakat. Karena itu dapat dikatakan
bangsa. Pada
dasarnya
pembangunan
bahwa efektivitas perencanaan merupakan
nasional adalah upaya untuk meningkatkan
kunci dari keberhasilan pencapaian tujuan-
seluruh aspek kehidupan masyarakat, bangsa
tujuan
dan negara yang sekaligus merupakan proses
pembangunan.
Pembangunan
merupakan suatu proses perubahan yang
pengembangan
berlangsung secara sadar, terencana dan
penyelengaraan Negara untuk mewujudkan
berkelanjutan dengan sasaran utamanya
tujuan nasional. Dalam pengertian lain,
adalah untuk meningkatkan kesejahteraan
pembangunan
JAP NO.31 VOL III 2015
keseluruhan
nasional
system
merupakan Page 1
rangkaian
upaya
pembangunan
yang
pembangunan nasional maupun daerah,
berkesinambungan dan meliputi seluruh
beberapa
kehidupan masyarakat, bangsa dan Negara
perencanaan pembangunan lebih merupakan
untuk
nasional.
suatu dokumen keinginan dan harapan,
Pembangunan dilakasanakan bersama oleh
bahkan hanya berupa rumusan tentang cita-
masyarakat dan pemerintah. Masyarakat
cita
adalah pelaku utama pembangunan dan
memungkinkan
pemerintah
(Tjokroamidjojo, 1999). Berbagai upaya
mewujudkan
berkewajiban
mengarahkan,
untuk
membimbing,
menciptakan Kegiatan
tujuan
suasana masyarakat
yang
serta
menunjang.
dan
kegiatan
penulis
berpendapat
sehingga
bahwa
demikian
kurang
pelaksanaannya
penyempurnaan
mekanisme
pembangunan
telah
perencanaan
ditempuh
oleh
pemerintah baik sebelum maupun setelah
pemerintah saling mendukung dan saling
otonomi
melengkapi dalam satu kesatuan langkah
pembangunan
menuju
Prioritas
Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun
kegiatan pembangunan untuk mengatasi
1981.Setelah otonomi daerah terdapat tiga
permasalahan di kecamatan pada umumnya
undang-undang yang mengatur scenario
berasal dari kelurahan/desa. Keberhasilan
perencanaan pembangunan di daerah, yaitu :
pembangunan nasional seperti itu sangat
1) Undang-Undang Nomor 17 Tahun
tercapainya
tujuan.
ditentukan oleh keberhasilan pembangunan daerah
dalam
hal
ini
keberhasilan
pembangunan desa.
yang
masyarakat
Skenario
diatur
perencanaan
dalam
Instruksi
2003 tentang Keuangan Negara, 2) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan masyarakat
daerah.
yang
berbasis
menempatkan
sebagai
posisi
aktor/manajer
Pembangunan Nasional 3) Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
pembangunan dan hanya sedikit melibatkan
Ketiga
undang-undang
intervensi pihak lain seperti LSM maupun
diatas,
pemerintah (http//en.wikipedia.org). Dalam
pemerintah daerah untuk menyusun Rencana
konteks
Pembangunan
ini
Dwidjowijoto
(2003)
ditegaskan
mengenai
tersebut
Jangka
kewajiban
Panjang
(RPJP),
berpendapat bahwa perencanaan yang baik
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
dapat diidentikkan dengan sebuah perjalanan
(RPJM), dan Rencana Kerja Pemerintah
yang sudah melewati sebagian jalan, karena
Daerah (RKPD) sebagai rencana tahunan.
sisanya ditempuh oleh pemerintah, tinggal
Setiap proses penyusunan dokumen rencana
pelaksanaan
pembangunan
dan
pengendaliannya.
tersebut
memerlukan
Kelemahan perencanaan telah lama disadari
koordinasi antar instansi pemerintah dan
sebagai
partisipasi seluruh pelaku pembangunan,
salah
optimalnya
satu
pencapaian
JAP NO.31 VOL III 2015
penyebab arah
kurang kebijakan
melalui
suatu
forum
yang
disebut Page 2
Musyawarah
Perencanaan
Pembangunan
atau Musrenbang.
kegiatan produktif mereka melalui perluasan kesempatan-kesempatan
Sztompka (2007, h.65) menyatakan
tertentu
seperti
dan
yang
diungkapkan
bahwa manusia ada setiap saat dari masa
Tjokroamidjojo
lalu ke masa mendatang. Masyarakat bukan
(2001, h.19) menyatakan bahwa partisipasi
sebuah
tetapi
dapat dilihat dalam berbagai pandangan.
seperangkat proses yang saling terkait
Pertama, kontribusi nyata secara sukarela
bertingkat
justru
dari komunitas terhadap suatu program
melaui fase antara apa yang telah terjadi dan
untuk masyarakat, keterlibatan masyarakat
apa yang akan terjadi. Dalam masyarakat
dalam proses pembuatan kepu-tusan dan
kini
dalam
kesatuan
fisik
ganda.
terkandung
(entity),
Kehadirannya
pengaruh,
bekas, dan
(1995,
pembinaan
h.207).
implementasi
Siregar
program
serta
jiplakan masa lalu serta bibit dan potensi
menikmati bersama keuntungan-keuntungan
untuk masa depan. Sifat berprosesnya
dari program pembangunan. Keterlibatan
masyarakat secara tersirat berarti bahwa fase
masyarakat dalam mengevaluasi program,
sebelumnya
suatu proses aktif, dimana rakyat dari suatu
berhubungan
sebab-akibat
dengan fase kini dan fase kini merupakan
komunitas
persyaratan sebab-akibat yang menentukan
menyatakan dengan tegas otonomi mereka.
fase berikutnya. Keterlibatan aktif atau
Kedua,
meningkatkan
partisipasi masyarakat tersebut dapat berarti
sumber
daya
keterlibatan dalam proses penentuan arah,
lembaga dalam situasi sosial yang ada.
strategi dan kebijaksanaan pembangunan
Untuk meningkatkan partisipasi masyarakat,
yang dilakukan pemerintah. Hal ini terutama
maka
berlangsung dalam proses politik tetapi juga
berbagai
dalam
proses
hubungan
kelompok-kelompok
mengambil
dan
keterlibatan program
inisiatif
dan
kontrol
terhadap
mengatur
lembaga-
masyarakat dalam
sosial
antara
terutama
menyangkut
kepentingan
dalam
keputusan
pembangunan
dalam
pembangunan pengambilan dalam
tingkat
masyarakat. Hal ini dapat berupa sumbangan
komunitas sangat penting. Sementara Cohen
mobilisasi
dan Uphof dalam Ndraha (1990, h.4)
sumber-sumber
pembangunan
kegiatan
pembiayaan
produktif
yang
serasi, pengawasan sosial atas jalannya pembangunan dan lain-lain. Pada pokoknya kegiatan
masyarakat
yang
mendukung
peningkatan tabungan dan investasi, dan dengan
demikian
pembentukan
modal.
Bagian-bagian daerah ataupun golongangolongan
masya-rakat
tertentu
dapat
menguraikan bentuk-bentuk partisipasi yang terbagi dalam empat bentuk, yaitu: a. Partisipasi dalam pembuatan keputusan (participation in decision making) b. Partisipasi dalam pelaksanaan (participation in implementation) c. Partisipasi dalam menerima manfaat (participation in benefits)
ditingkatkan keterlibatannya dalam bentuk JAP NO.31 VOL III 2015
Page 3
d. Partisipasi dalam evaluasi (participation in evaluation)
pekerjaan lainnya. Permasalahan lainnya adalah
masih
rendahnya
partisipasi
Lebih rinci Cohen dan Uphoff dalam
masyarakat dalam kegiatan dan program-
Dwiningrum (2011, h.61) membedakan
program desa. Hal tersebut disebabkan
partisipasi
karena
menjadi
empat
jenis
yaitu
kurang
adanya
peranan
dari
pertama, partisipasi dalam pengambilan
pemerintah dalam menciptakan komunikasi
keputusan.
Kedua,
pelaksanaan.
Ketiga,
pengambilan
manfaat.
partisipasi
dalam
yang baik antara pemerintah desa kepada
partisipasi
dalam
masyarakat,
Dan
keempat,
partisipasi dalam evaluasi. Pertama, pengambilan terutama
menyebabkan
masyarakat
menjadi
tingkat rendah.
Dengan kondisi tersebut, masyarakat tidak
partisipasi
keputusan.
berkaitan
partisipasi
dan
dalam
Partisipasi
dengan
ini
penentuan
mengetahui perencanaan yang dibuat oleh pemerintah
karena
dilibatkan
dalam
masyarakat proses
kurang
pengambilan
alternatif dengan masyarakat yang berkaitan
keputusan kebijakan pembangunan sehingga
dengan gagasan atau ide yang menyangkut
masyarakat
kepentingan bersama. Dalam partisipasi ini
aspirasinya. Pemerintah desa harus berupaya
masyarakat
agar
menuntut
menentukan
arah
untuk dan
ikut
tidak
dapat
perencanaan
menyalurkan
untuk
keberhasilan
orientasi
pembangunan desa ini menjadi strategis
pembangunan. Wujud dari partisipasi ini
dalam usaha untuk memenuhi sarana dan
antara lain seperti kehadiran rapat, diskusi,
prasarana di desa yang masih kurang, baik
sumbangan
atau
fisik maupun nonfisik. Menurut W. H.
penolakan terhadap program yang dita-
Newman Planning is desiding in advance
warkan.
dalam
what is to be done (perencanaan adalah
meliputi:
penetuan terlebih dahulu apa yang akan
pemikiran,
Kedua,
pelaksanaan
suatu
tanggapan
partisipasi program
menggerakkan sumber daya, dana, kegiatan
dikerjakan).
administrasi, koordinasi dan penjabaran
Planning is the determination of a course of
program.
action
Ketiga,
partisipasi
dalam
to
Menurut
achieve
Louis
a
A.
desired
Allen
result
pengambilan manfaat. Partisipasi ini tidak
(perencanaan adalah penentuan serangkaian
lepas dari hasil pelaksanaan.
tindakan
Desa
Lompad
sebagai
lokasi
untuk
diinginkan).
mencapai
H Koontz
dan
hasil
yang
O’Donnel
penelitian ini merupakan salah satu desa di
mengatakan Planning is the function of a
Kecamatan Ranoyapo Kabupaten Minahasa
manager which involves the selection from
Selatan. Desa Lompad adalah salah satu
among alternatives of objective, policies,
desa yang mata pencaharian penduduknya
procedures, and programs (perencanaan
sebagian besar dari petani dan diikuti
adalah
bekerja wiraswasta, pegawai negeri sipil dan
berhubungan dengan pemilihan berbagai
JAP NO.31 VOL III 2015
fungsi
seorang
manajer
yang
Page 4
alternatif tujuan, kebijakan, prosedur, dan
itu dilandasi oleh metode keilmuan. Menurut
program).
Sastroepoetro,
Jujun S. Suriasumantri (1978) metode
1988:33) mengatakan, bahwa “Partisipasi
keilmuan ini merupakan gabungan antara
komunitas
karena
pendekatan rasional dan empiris. Pendekatan
keterlibatan penduduk stempat secara aktif
rasional memberikan kerangka berpikir yang
dalam
yang
koheren dan logis, sedangkan pemdekatan
berhubungan dengan pembangunan proyek
empiris memberikan kerangka pengujian
atau
dalam memastikan suatu kebenaran.
White
(dalam
harus
diperhatikan
pengambilan
keputusan
pelaksanaannya”.
(dalam
Pendapat
Sastroepoetro,
Davis
1988:13-14)
Dalam penelitian ini menggunakan
partisipasi didefinisikan sebagai ketertiban
metode
mental atau pikiran dan emosi atau perasaan
Dimana metode deskriptif dapat diartikan
seseorang dalam situasi kelompok yang
sebagai penelitian yang dilakukan terhadap
mendorongnya
variabel mandiri, yaitu tanpa membuat
sumbangan
untuk
kelompok
Deskriptif-Kuantitatif.
usaha
perbandingan atau menghubungkan dengan
mencapai tujuan serta turut sertanggung
variabel lain. Metode deskriptif berfungsi
jawab terhadap usaha yang bersangkutan.
untuk
Menurut Bryan dan White (1987), bahwa
mengenai gejala-gejala yang terdapat di
pembangunan
dalam masalah penelitian. Representase
suatu
kepada
memberikan
penelitian
(development)
fenomena
objek
disini dilakukan dengan mendeskripsikan
(multificad). Menurut Beratha (1982:72)
gejala-gejala sebagai data atau fakta sebagai
bahwa pembangunan itu tidak lain adalah
mana adanya. Menurut Sugiyono, metode
suatu
penelitian
perubahan
bermuka
representase
jamak
usaha
yang
merupakan
melukiskan
untuk
menuju
kuantitatif
sebagai
metode
keadaan yang lebih baik berdasarkan kepada
penelitian yang berdasarkan pada filsafat
norma-norma tertentu. Perubahan tersebut
positivisme, digunakan untuk meneliti pada
direncanakan
populasi atau
dengan
mendayagunakan
sampel tertentu. Teknik
potensi alam, manusia dan sosial budaya.
pengambilan
Kemudian oleh Tjokroamidjojo (1978:222)
dilakukan secara random, pengumpulan data
merumuskan
pembangunan
menggunakan instrumen penelitian, analisis
merupakan suatu proses yang kontinu dan
data bersifat kuantitatif/statistik dengan
terus menerus dari suatu keadaan tertentu
tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
kepada suatu keadaan yang lebih baik.
ditetapkan (Sugiyono 2012).
bahwa
sampel
Berdasarkan METODE PENELITIAN
dan
hipotesis
pada
umumnya
perumusan
penelitian
masalah
yang
telah
Metode penelitian merupakan cara
dikemukakan pada bab-bab sebelumnya,
ilmiah untuk mendapatkan data dengan
maka desain variabel penelitian adalah
tujuan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan
sebagai berikut :
JAP NO.31 VOL III 2015
Page 5
1. Perencanaan dan partisipasi masyarakat
situasi
dan
kondisi
desa, Tingkat
adalah sebagai variabel independent
kesesuaian
(bebas) yang diberi simbol (X1 dan
dibuat dengan potensi sumber daya
X2).
alam di desa dan sumber daya manusia
2. Keberhasilan pembangunan desa adalah
atau
rencana/program
kompetensi
yang
(kemampuan)
sebagai variabel dependen (terikat)
masyarakat desa, Tingkat keterpaduan
yang diberi simbol Y
rencana/program pembangunan desa
Untuk keperluan pengumpulan data
yang ditetapkan (bottom up planning)
setiap variabel penelitian maka berdasarkan
dengan program-program yang datang
definisi
telah
dari pemerintah (top down planning),
dikemukakan pada kerangka teori kemudian
Tingkat kejelasan rincian kegiatan,
disusun definisi operasional dari masing-
serta
masing variabel sebagai berikut:
program yang ditetapkan.
konsepsional
1. Perencanaan
yang
pembangunan
desa
sebagai variabel bebas satu ( Menurut
Sjafrizal
),
waktu, dana, dan pelaksana
2. Partisipasi masyarakat sebagai variabel bebas dua (
) Menurut Aprillia
(2014)
Theresia, (2014) didefinisikan sebagai
proses
keterlibatan, tenaga, pikiran, materi dan
pembuatan atau penetapaan rencana-
finansial dalam proses pelaksanaan
rencana
pembangunan desa.
dikonsespsikan
sebagai
pembangunan
berwujud
desa
yang
program-program
atau
3. Keberhasilan
pembangunan
desa
proyek-proyek yang dibuat ditingkat
sebagai variabel terikat (Y) Menurut
desa oleh pemerintah desa bersama-
Betten,
sama masyarakat setempat melalui
sebagai suatu keadaan atau kondisi
BPD/LPMD
lainnya
prestasi yang dicapai secara bersama-
Rencana
sama antara pemerintah dan masyarakat
berdasarkan
dalam wujud peningkatan kondisi dan
ketentuan perundang-undangan yang
taraf hidup, peningkatan partisipasi dan
berlaku:
peningkatan kemandirian masyarakat
Variabel ini diukur melalui beberapa
berupa realisasi program-program atau
indikator yaitu : Tingkat kejelasan
proyek-proyek pembangunan desa yang
tujuan atau sasaran dari program yang
ditetapkan baik yang berasal dari
direncanakan,
kesesuaian
program/proyek pemerintah maupun
aspirasi
program yang ditetapkan ditingkat desa
keinginan
dalam forum Musyawarah Rencana
dalam
atau
musyawarah
Pembangunan
rencana/program ataupun
lembaga
Desa
Tingkat dengan
kebutuhan
dan
masyarakat desa, Tingkat kesesuaian
T.R.
(1979)
didefinisikan
Pembangunan Desa (Musrembangdes).
rencana/program yang dibuat dengan JAP NO.31 VOL III 2015
Page 6
Indikator
pengkuruannya
sebagai
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
berikut: Peningkatan kondisi dan taraf
dipelajari kemudian di tarik kesimpulannya
hidup masyarakat, diukur dari hal-hal
(Sugiyono, :2014:115). Dalam penelitian ini
seperti:
peningkatan
yang menjadi populasi adalah masyarakat
keluarga,
peningkatan
pendapatan taraf
hidup
keluarga, peningkatan kesehatan gizi keluarga,
peningkatan
penelitian di desa ini adalah sebanyak 889.
dalam
Sampel adalah bagian dari jumlah
pemenuhan kebutuhan sekunder seperti
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
transportasi
dan
sebagainya,
tersebut
Peningkatan
partisipasi
masyarakat
pengambilan sampel menggunakan teknik
dalam
dan
yang ada di Desa Lompad. Populasi dalam
pembangunan,
diukur
dari
(Sugiyono
2014:116).
Accidendal Sampling
Teknik
dimana sampelnya
peningkatan kesadaran dan kemampuan
dilakukan terhadap orang atau benda yang
ikut
kegiatan-kegiatan
kebetulan dijumpai yang cocok dijadikan
pembangunan desa seperti : memberi
sumber. Dengan menggunakan tabel Isaac
informasi,
sumbangan
dan Michel untuk jumlah populasi 889 maka
pemikiran, memberi sumbangan tenaga,
jumlah sampel berdasarkan tabel dengan
memberi
tingkat
serta
dalam
memberi
sumbangan
material baik
kesalahan
1%
menjadi
382
berupa uang, bahan, perlatan kerja yang
responden. Sedangkan menurut Arikunto
bermanfaat
kepentingan
(2008:116) penentuan pengambilan sampel
Peningkatan
sebagai berikut:
bagi
pembangunan
desa,
kemampuan mandiri,
berkembang
diukur
dari
secara
memenuhi kebutuhan keluarga secara mandiri
atau
atas
usaha
sendiri,
kemampuan mengembangkan usaha, kemampuan menabung dan sebagainya, Tingkat tercapainya tujuan, sasaran, ataupun
target-target
dari
program/proyek
yang
dilaksanakan,
baik
dari
aspek
fisik
dari
aspek
dilihat
pembangunan,
maupun
Apabila kurang dari 100 lebih baik
kemampuan
manfaatnya bagi masyarakat setempat untuk perbaikan kehidupan mereka.
diambil
semua
penelitiannya
merupakan penelitian populasi. Jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10% 55% atau lebih tergantung sedikit banyaknya dari: 1) Kemampuan
peneliti
dilihat
dari
waktu, tenaga dan dana 2) Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya dana. 3) Besar
kecilnya
ditanggung Populasi adalah wilayah generalisasi
hingga
oleh
resiko
yang
peneliti
untuk
peneliti yang resikonya besar, tentu
yang terdiri atas subyek dan obyek yang mempunyai
kualitas
JAP NO.31 VOL III 2015
dan
karakteristik Page 7
saja jika samplenya besar hasilnya
3. Observasi
akan lebih baik. Dengan
Observasi
beberapa
pertimbangan
dilaksanakan
dengan
melakukan pengamatan secara langsung
seperti pada pernyataan Arikunto
terhadap
objek
penelitian
(2008:116), maka peneliti mengambil
maksud memperoleh gambaran empiris
sampel 10% dari 382 responden
pada hasil temuan. Hasil observasi ini
menjadi 38 responden.
dapat
mempermudah
dengan
dalam
menjelaskan keterkaitan dari fenomenaDalam penelitian ini jenis data yang
fenomena yang ada.
akan dikumpulkan adalah data primer dan
Untuk pengujian hipotesis yang
data sekunder yang bersifat kualitatif dan
diajukan, maka data responden dianalisis
kuantitatif. Data primer merupakan data
menggunakan
yang diperoleh langsung dari responden
sederhana sebagai berikut:
melalui
instrumen
statistik
yang
1. Analisis regresi linier berganda adalah
disebarkan, sedangkan untuk data sekunder
hubungan secara linear antara dua atau
diperoleh melalui data yang telah diteliti dan
lebih variabel independen (X1 dan X2)
dikumpulkan oleh pihak lain yang berkaitan
dengan variabel dependen (Y). Analisis
dengan permasalahan ini.
ini untuk mengetahui arah hubungan
Teknik
kuesioner
rumus-rumus
pengumpulan data yang
antara variabel independen dengan
digunakan ialah :
variabel
1. Kuesioner (Daftar Pertanyaaan) Kuesioner
atau
masing
variabel
masing-
independen
pertanyaan
berhubungan positif atau negatif dan
digunakan dalam penelitian kuantitatif
untuk memprediksi nilai dari variabel
untuk menjaring data primer, dan
dependen
dibantu dengan pedoman wawancara
independen mengalami kenaikan atau
(interview guide) kuesioner disusun
penurunan.
untuk
biasanya berskala interval atau rasio.
membantu
daftar
dependen apakah
peneliti
dalam
menjaring data yang lolos melalui teknik wawancara dan observasi.
digunakan
Y’ = a + b1X1+ b2X2+…..+ bnXn dilakukan
terhadap
substansi permasalahan yang diteliti dalam
pengungkapan
permasalahan, peneliti memiliki data dan informasi yang cukup. JAP NO.31 VOL III 2015
yang
variabel
sebagai berikut:
Keterangan: Y’ =
responden yang dianggap mengetahui
sehingga
Data
nilai
Persamaan regresi linear berganda
2. Wawancara Wawancara
apabila
Variabel dependen (nilai
yang diprediksikan) X1 dan X2
=
Variabel
independen Page 8
a = Konstanta (nilai Y’ apabila X1,
= 0,01 atau pada tingkat kepercayaan
X2….Xn= 0)
99%
b = Koefisien
regresi
(nilai
hipotesis
peningkatan ataupun penurunan)
ini
digunakan
variabel
untuk
independen
(X1,
X2,…Xn) terhadap variabel dependen (Y) secara serentak. Koefisien ini menunjukkan seberapa besar hubungan yang terjadi antara variabel independen (X1,
X2,……Xn)
secara
serentak
terhadap variabel dependen (Y). nilai R berkisar antara 0 sampai 1, nilai semakin mendekati 1 berarti hubungan yang terjadi semakin kuat, sebaliknya nilai
semakin
teruji/diterima.
PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis regresi
mengetahui hubungan antara dua atau lebih
dinyatakan
bahwa
(Hadi, 2000).
2. Analisis Korelasi Ganda (R) Analisis
yang dapat diartikan
mendekati
0
maka
hubungan yang terjadi semakin lemah.
linier berganda dan korelasi berganda memperlihatkan
bahwa
ternyata
Perencanaan dan Partisipasi Masyarakat memiliki hubungan dengan Keberhasilan Pembangunan Di Desa Lompad Kecamatan Ranoyapo.
Hasil
ini
memberikan
kesimpulan bahwa hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu “Perencanaan dan Partisipasi Masyarakat memiliki hubungan secara
positif
Keberhasilan Lompad
dan
signifikan
Pembangunan
Kecamatan
dengan
Di
Desa
Ranoyapo”
dapat
diterima dengan data empiris. Hasil ( √
√
)
(
)
memberikan
interpretasi
koefisien korelasi sebagai berikut: 0,00
- 0,199
=
sangat
0,20
- 0,399
= rendah
0,40
- 0,599
= sedang
0,60
- 0,799
= kuat
0,80
- 1,000
=
rendah
sangat
kuat 3. Taraf Signifikan Pengujian Hipotesis Taraf signifikan yang digunakan untuk menguji hipotesis diterapkan 1% atau α JAP NO.31 VOL III 2015
pola
berganda
hubungan
untuk variabel
Perencaanaan dan Partisipasi Masyarakat
Menurut Sugiyono (2007) pedoman untuk
mengetahui
analisis
dengan Keberhasilan Pembangunan Di Desa Lompad Kecamatan Ranoyapo didapat Y= 15,49 + 1,2
+ 3,7
. Koefisien arah
regresi (b1), (b2) = 1,2 dan 3,7 mempunyai makna
bahwa
hubungan
variabel
Perencanaan dan Partisipasi Masyarakat (
)
(
)
dengan Keberhasilan
Pembangunan Di Desa Lompad Kecamatan Ranoyapo ialah positif artinya perubahan pada Perencanaan sebesar 1 skala akan menyebabkan perubahan pada Perencanaan dan Partisipasi Masyarakat di Desa Lompad Kecamatan Ranoyapo sebesar 1,2 dan
Page 9
Partisipasi
Masyarakat
sebesar
3,7.
maka
dapatlah
dinyatakan
bahwa
Selanjutnya koefisien konstan (a) = -15,49
Perencanaan dan Partisipasi Masyarakat
mempunyai makna jika Perencanaan dan
Dengan
partisipasi masyarakat tidak bertambah dari
memiliki hubungan positif dan signifikan.
kondisi
sekarang
maka
Keberhasilan
Pembangunan
Keberhasilan PENUTUP
Pembangunan akan sebesar -15,49 skala. Dari hasil analisis data ini maka
Kesimpulan
persamaan regresi berganda analisis data penelitian ini yaitu Y= -15,49 + 1,2
Mengacu pada hasil-hasil penelitian
+ 3,7
sebagaimana yang telah dikemukakan pada
dapat digunakan untuk memprediksi
bab sebelumnya, maka dapatlah ditarik
perkembangan yang akan terjadi pada variabel terikat apabila nilai variabel bebas
kesimpulan sebagai berikut: 1.
Perencanaan
Di
Desa
Lompad
diketahui, dan apabila dengan metode
Kecamatan Ranoyapo cukup efektif
interpolasi dengan memasukkan nilai skor
dilaksanakan. Perencanaan memiliki
maksimum hasil pengamatan variabel
hubungan
sebesar 27 dan
Keberhasilan Pembangunan
Keberhasilan
sebesar 20 maka
Pembangunan
(Y)
akan
2.
Partisipasi
signifikan
Masyarakat
pembangunan
diperoleh :
dengan
dalam
desa
cukup
memperlihatkan hasil yang signifikan,
Y= -15,49 + 1,2 (27) + 3,7 (20) =
namun terdapat hubungan yang nyata
90,91. Hasil perhitungan ini mempunyai
antara partisipasi masyarakat dengan
pengertian jika Perencanaan dan Partisipasi
Keberhasilan Pembangunan Di Desa
Masyarakat
Lompad Kecamatan Ranoyapo.
variabel
ditingkatkan
(X1), (X2)
nilai
hasil
rata-rata
pengamatan
Saran
(27),(20), maka diharapkan Keberhasilan
Berdasarkan hasil temuan dalam
Pembangunan akan menjadi sebesar 90,91
penelitian ini, maka dipandang perlu untuk
skala.
memberikan saran yaitu : Hasil-hasil
1.
Pemerintah
Desa
sebaiknya
analisis
secara
menunjukkan
bahwa
melibatkan masyarakat dari semua
Perencanaan dan Partisipasi Masyarakat
unsur dalam melaksanakan fungsi
memiliki
Perencanaan Pembangunan Desa.
keseluruhan
signifikan
hubungan
yang
dengan
positif
dan
Keberhasilan
2.
Pemerintah Desa perlu mendorong
Pembangunan Di Desa Lompad Kecamatan
semangat partisipasi masyarakat agar
Ranoyapo.
terlibat dalam proses pelaksanaan
Sebagaimana hasil penelitian ini
pembangunan dari semua aspek mulai
serta pendapat teoritis pada bab sebelumnya
dari perencanaan dan sampai pada
JAP NO.31 VOL III 2015
Page 10
evaluasi
dan
pemeliharaan
pembangunan desa.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto,
Suharsimi.
2006.
Metodelogi
Penelitian. Yogyakarta: Bina Aksara Beratha Nyoman, I. 1982, Desa, Masyarakat Desa
Dan
Pembangunan
Desa,
Jakarta Ghalia Indonesia Betten,
T.R.
1979,
Pembangunan
Masyarakat Desa, Bandung: Mandar Maju. dr. Aprillia Theresia, NTP., M.Si., Krisnha S. Andini, S.Pd., M.Si., Dwiningrum,
Siti
Desentralisasi Masyarakat
Irene
Astuti
2011.
dan
Partisipasi
dalam
Pendidikan.
Yogyakarta, Pustaka Pelajar Ndraha, Taliziduhu, 1987, Pembangunan Masyarakat, Bina Aksara, Jakarta Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, 2014. Bandung, Penerbit: Alfabeta Sjafrizal 2014. Perencanaan Pembangunan Daerah Dalam Era Otonomi, Jakarta: Rajawali Pers Tjokroamidjojo,
Bintoro
(1995).
Perencanaan Pembangunan. Jakarta: Toko Gunung Agung.
JAP NO.31 VOL III 2015
Page 11