HUBUNGAN PENILAIAN SISWA TERHADAP KOMPETENSI GURU IPS DENGAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI DI MTs AL-KHAIRAAT KWANDANG Indra K.Suleman*,_Prof.Dr.Enos Taruh, M.Pd**,_Dr.Sunarti S.Eraku, M.Pd***
Email :
[email protected] ABSTRAK Indra K.Suleman, NIM.451 410 140. Judul Penelitian “Hubungan Penilaian Siswa Terhadap Kompetensi Guru IPS Dengan Hasil Belajar Geografi Di MTs AlKhairaat Kwandang” Dibawah bimbingan: Bapak Prof. Dr. Enos Taruh, M.Pd selaku Pembimbing I dan Ibu Dr.Sunarti S. Eraku, M.Pd selaku Pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan signifikan positif antara penilaian siswa terhadap kompetensi guru IPS dengan hasil belajar Geografi di MTs Al-Khairaat Kwandang. Pelaksanaan penelitian berlangsung selama 3 bulan, terhitung dari bulan April sampai dengan bulan Juni 2014, yang mencangkup semua langkah-langkah penelitian mulai dari persiapan sampai pelaksanaan penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian korelasi dengan dua variabel yang diteliti, yaitu variabel bebas (penilaian siswa terhadap kompetensi guru IPS) dan variabel terikat (hasil belajar geografi). Teknik sampling diambil 20% dari seluruh jumlah populasi, sehingga responden yang terpilih berjumlah 30 siswa. Pengambilan sample dengan cara menggunakan metode proportionate stratified random sampling. Pengumpulan data diambil menggunakan metode kuesioner dan dokumentasi. Dari hasil pengujian hipotesis diperoleh koefisien korelasinya thitung sebesar 1.539 dan tdaftar diperoleh 2.462 dan 1.699 ternyata thitung lebih besar dari tdaftar (1.539 > 2.462 dan 1.699), sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak. Maka hipotesis dalam penelitian ini adalah “Terdapat Hubungan Signifikan Positif Antara Penilaian Siswa Terhadap Kompetensi Guru IPS Dengan Hasil Belajar Geografi di MTs Al-Khairaat Kwandang” dapat diterima. Kata Kunci : Penilaian Siswa, Kompetensi Guru IPS, Hasil Belajar Geografi
1
Indra Suleman. Mahasiswa.Jurusan Ilmu Dan Teknologi Kebumian.Universitas Negeri Gorontalo. Prof.Dr.Enos Taruh, M.Pd. Dosen Geografi, Fakultas MIPA. Universitas Negeri Gorontalo. 3 Dr.Sunarti S.Eraku, S.Pd,M.Pd. Dosen Geografi, Fakultas MIPA. Universitas Negeri Gorontalo. 2
PENDAHULUAN Profesi sebagai seorang guru banyak diperbincangkan, hampir setiap hari di media massa baik elektronik maupun media cetak membahas tentang guru namun demikian media-media tersebut tidak hanya membahas tentang betapa mulianya profesi guru, tidak jarang media massa juga membahas kontrofersi pada profesi guru dan segala kejelakan guru. Banyak kalangan yang tidak menghargai profesi guru, terkadang guru menjadi seseorang yang dipersalahkan jika ada anakanak mereka yang tidak lulus ujian ataupun anak mereka tidak mencapai apa yang mereka inginkan. Citra guru dalam pandangan masyarakat semakin hari semakin menurun saja, berbeda dengan apresiasi yang diberikan masyarakat dulu terhadap eksistensi dari seorang guru. Pandangan umum masyarakat terhadap guru yang ada sekarang menurut Usman (2009:2) dalam (Yulianti 2012:109) “bahwa siapa pun dapat menjadi guru asalkan ia berpengetahuan”. Pandangan tersebut telah mengusik dan seolah meniadakan pengakuan bahwa guru merupakan pekerja profesi, selayaknya dokter, pilot, arsitektur dan lainnya. Padahal dalam pendidikan, gurulah pemegang kunci yang menjamin kualitas dari pendidikan, disamping faktor lainnya seperti, sarana-prasarana, biaya, kurikulum yang baik, sistem pengelolaan dan pastinya peserta didiknya sendiri. Maka upaya pemerintah dalam mewujudkan kualitas dan eksistensi guru sebagai pekerja profesional, mengaturnya dalam penetapan ketentuan berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2005 pasal 10 ayat 1 tentang Guru dan Dosen, yang dihimpun oleh Guza (2009:7) dalam (Yulianti 2012:110) yaitu “kompetensi guru sebagaimana dalam pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Berkaitan dengan hal itu, maka guru IPS harus mempunyai kompetensi tersebut, namun dalam kompetensi tersebut peneliti hanya meneliti 3 aspek kompetensi saja yang dimiliki guru IPS MTs Al-Khairaat Kwandang, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial, karena dengan memiliki kompetensi tersebut maka guru IPS termasuk guru yang berprofesional. Akan tetapi, kenyataan di lapangan kompetensi guru IPS masih di pertanyakan karena dilihat dari nilai smester hasil belajar siswa masih terdapat sebagian siswa mendapatkan nilai di bawah KKM (kelas VII standar KKM=75, kelas VIII standar KKM=80, kelas IX standar KKM=85) yang berarti tidak tuntas. Sehingga muncul berbagai pemikiran, apakah karena guru tidak menguasai dengan baik materi yang diajarkan sehingga proses belajar mengajarnya tidak maksimal, atau gurunya yang kurang disiplin dan bertanggung jawab dalam mengajar sehingga kurang terjalin interaksi antara guru dan siswa, ataukah dipengaruhi oleh daya serap siswa itu sendiri dalam menerima pelajaran yang diajarkan. Padahal guru IPS di MTs Al-Khairaat Kwandang adalah guru yang telah tersertifikasi yang memiliki semua kompetensi yang dimaksudkan. Berdasarkan latar belakang masalah, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Hubungan Antara Penilaian Siswa Terhadap Kompetensi Guru IPS dengan Hasil Belajar Geografi di MTs Al-Khairaat Kwandang”.
KAJIAN TEORI Hasil Belajar Menurut Hamilk (dalam Kidamu 2010:6), hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Menurut Soedjono (dalam Supartini 2008 :15) hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh belajar dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Dari pendapat tersebut, dapat di simpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan keterampilan, sikap dan keterampilan yang di peroleh siswa setelah ia menerima perlakuan yang di berikan oleh guru sehingga dapat mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian hasil belajar harus di dukung dengan kondisi lingkungan yang kondusif baik itu lingkungan fisik atau yang menyangkut lingkungan sosial. Misalnya dalam lingkungan belajar di kelas, guru berupaya atau menciptakan proses pembelajaran kondusif yang tidak membuat siswa bosan dan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang semestinya. PENGERTIAN PENILAIAN Penilaian berasal dari bahasa Inggris „assessment”. Penilaian merupakan istilah umum dan mencakup semua metode yang biasa dipakai untuk mengetahui keberhasilan belajar siswa dengan cara menilai unjuk kerja baik individu atau kelompok. Atau dengan kata lain, penilaian berarti proses, cara atau perbuatan menilai. Apabila ditinjau dari sudut bahasa, penilaian diartikan sebagai proses menentukan nilai suatu objek. Black dan William (1998) dalam (Rasyid dan Mansur,2007:7) mendefinisikan penilaian sebagai semua aktivitas yang dilakukan oleh guru dan siswa untuk menilai diri mereka sendiri, yang memberikan informasi untuk digunakan sebagai umpan balik untuk memodifikasi aktivitas belajar dan mengajar. Ign Masidjo (dalam Masikah 2012:12) mengartikan penilaian ialah kegiatan memperbandingkan hasil pengukuran (skor) sifat suatu objek dengan acuan yang relevan sedemikian rupa sehingga diperoleh suatu kualitas yang bersifat kuantitatif. Yang dimaksud dengan kuantitatif disini ialah penilaian sifat suatu objek beruapa kualitas yang diberi simbol agar lebih dipahami, simbol yang dipakai dalam penilaian untuk menyatakan nilai tersebut dapat berupa angka dan huruf. KOMPETENSI GURU kompetensi guru menurut Usman (2005:14) (dalam Inayah 2011:4) adalah kemampuan dan kewenangan guru dalam melaksanakan profesi keguruannya. Kompetensi guru sebagaimana yang dimaksud dalam UU Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005, meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.
1. Kompetensi Pedagogik Menurut peraturan pemerintah tentang Guru No.18 Tahun 2007, bahwa kompetensi pedagogik guru merupakan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya meliputi: a) Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan b) Pemahaman terhadap peserta didik c) Perencanaan pembelajaran d) Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis e) Pemanfaatan teknologi f) Evaluasi hasil belajar g) Pengembangan peserta didik untuk mengkualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya 2. Kompetensi Kepribadian Kepribadian menurut Theodore M. Newcomb (dalam Sarce 2010:25) diartikan sebagai organisasi sikap-sikap (prodisposotion) yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang terhadap perilaku. Menurut Sudrajat (dalam Sarce 2010:25) kompetensi kepribadian harus mendapatkan perhatian yang lebih. Sebab ini berkaitan dengan idealisme dan kemampuan untuk dapat menahan diri sendiri dalam kapasitas sebagai pendidik. Mengacu kepada standar standar nasional pendidikan, kompetensi kepribadian guru meliputi: a) Memiliki kepribadian yang mantap dan stabil yang indikatornya bertindak sesuai dengan norma hukum, norma sosial, bangga sebagai pendidik, dan memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma. b) Memiliki kepribadian dewasa dengan ciri-ciri, menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik yang memiliki ciri etos kerja. c) Memiliki kepribadian yang arif dengan tindakan yang bermanfaat bagi peserta didik, Sekolah, dan masyarakat serta menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak. d) Memiliki kepribadian yang berwibawa, yaitu perilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta didik dan memiliki perilaku yang disegani. e) Memiliki akhlak mulia dan menjadi teladan dengan menampilkan tindakan yang sesuai dengan norma religius (iman dan taqwa, jujur, ikhlas, suka menolong), dan memiliki perilaku yang diteladani peserta didik. 3. Kompetensi Profesional Menurut Endang Komara (dalam Sarce 2010:27) “kompetensi profesional adalah kemampuan yang berhubungan dengan penyesuaian tugas-tugas keguruan”. Kompetensi ini sangat penting. Sebab langsung berhubungan dengan kinerja yang ditampilkan. Oleh sebab itu, tingkat profesionalitas seorang guru dapat dilhat dari kompetensi sebagai berikut: a) Kemampuan untuk mengetahui landasan kependidikan. b) Pemahaman dalam bidang psikologi pendidikan.
c) Kemampuan dalam penguasaan materi pelajaran sesuai dengan bidang studi yang diajarkan. d) Kemampuan merancang dan memanfaatkan berbagai media dan sumber belajar. e) Kemampuan merancang dan memanfaatkan berbagai media dan sumber belajar. f) Kemampuan dalam melakukan evaluasi belajar. g) Kemampuan dalam melaksanakan unsur penunjang misalnya administrasi sekolah, bimbingan dan penyuluhan. h) Kemampuan dalam melaksanakan penelitian dan berpikir ilmiah untuk meningkatkan kinerja. 4. Kompetensi Sosial menurut Aristoteles (dalam Sarce 2010: 28) adalah makhluk yang senantiasa ingin hidup berkelompok. Pendapat senada menyatakan bahwa manusia adalah homo politicus. Manusia tidak dapat menyelesaikan permasalahannya sendiri. Dia membutuhkan orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya maupun untuk menjalankan perannya selaku makhluk hidup. Kompetensi sosial dalam kegiatan belajar mengajar berkaitan dengan kemampuan guru dalam berkomunikasi dengan masyarakat di sekitar sekolah dan masyarakat tempat guru tinggal sehingga peranan dan cara guru berkomunikasi dimasyarakat diharapkan memiliki karakteristik tersendiri yang sedikit banyak berbeda dengan orang yang diluar profesi pengajar. Kompetensi sosial guru merupakan kemampuan guru untuk memahami dirinya sebagai bagian tidak terpisahkan dari masyarakat dan mampu mengembangkan tugas sebagai anggota masyarakat dan warga negara. Lebih dalam lagi kemampuan sosial ini mencangkup kemampuan untuk menyesuaikan diri kepada tuntutan kerja dan lingkungan sekitar pada waktu tugasnya sebagai guru. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kompetensi sosial adalah kemampuan seseorang berkomunikasi, bergaul, bekerjasama dan memberi kepada orang lain. Dalam standar nasional pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat 3 butir (d) dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik dan mayarakat sekitar. Secara lebih detail kompetensi sosial guru adalah sebagai berikut: a) Berkomunikasi secara lisan, tulisan dan isyarat. b) Menggunakan teknologi komunikasi dan informarsi secara fungsional. c) Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga pendidik, dan orang tua/wali. d) Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar
HASIL PENELITIAN Deskripsi Data Dalam penelitian ini data yang dideskripsikan terdiri dari 2 variabel yaitu data penilaian siswa terhadap kompetensi guru IPS (X) dan hasil belajar geografi (Y). Skor masing-masing data ini dideskripsikan dalam bentuk rata-rata atau (mean), median (Me), modus (Mo), standar deviasi (SD), distribusi frekuensi, dan histogram. Data Penilaian Siswa Terhadap Kompetensi Guru IPS Data penilaian kompetensi guru IPS yang dijaring melalui angket dengan 30 butir pertanyaan, diperoleh skor minimum yaitu 79 dan skor maksimum yaitu 116. Jadi, berdasarkan rentang skor maksimum dan skor minimum diperoleh ratarata teoritik sebesar 102.29. Hasil angket yang diperoleh dari 31 responden secara empirik skor terendah sebesar 79, skor tertinggi sebesar 118, rata-rata skor penilaian siswa terhadap kompetensi guru IPS sebesar 102.29, median sebesar 108.75, modus sebesar 94 dan standar deviasi sebesar 10.02. Selanjutnya, dari skor maksimum dikurangi skor minimum diperoleh range yaitu 41, panjang kelas interval 7 dan banyaknya kelas interval 6. Data Hasil Belajar Geografi MTs Al-Khairaat Kwandang Data hasil belajar siswa MTs Al-Khairaat Kwandang diperoleh melalui dokumentasi yaitu dari hasil ulangan semester ganjil. Secara teoritik skor minimum yang dicapai adalah 71 dan skor maksimum adalah 94. Berdasarkan hasil dokumentasi dari 31 siswa diperoleh rata-rata skor hasil belajar siswa yaitu 81.661, median 81.591, modus 81.409 dan standar deviasi 5.386. Selanjutnya, dari skor maksimum dikurangi skor minimum diperoleh range sebesar 23, panjang kelas yaitu 4 dan banyaknya kelas yaitu 6. Uji Normalitas Data Kriteria pengujiannya adalah data di terima jika L0 Ltabel dan tolak jika
L0 Ltabel pada taraf nyata α yang dipilih, sehingga untuk n = 31 dan Ltabel = 0.159. Dari hasil pengolahan data (uji normalitas) pada variabel X (penilaian siswa terhadap kompetensi guru IPS) diperoleh nilai Lhitung = 0.137 pada taraf nyata α = 0.05 dan diperoleh Ltabel = 0.159. Dengan demikian data tersebut berdistribusi normal. Karena Lhitung < Ltabel (0.137 < 0.159) maka dapat dikatakan data hasil penelitian untuk variabel X berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Sedangkan hasil uji normalitas data pada variabel Y (hasil belajar geografi MTs Al-Khairaat Kwandang) untuk n = 31, diperoleh nilai Lhitung = 0.115 pada taraf nyata α 0.05, maka diperoleh Ltabel = 0.159. Oleh karena Lhitung < Ltabel (0.115 < 0.159) maka data hasil penelitian untuk variabel Y berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Data dari kedua variabel menunjukkan bahwa L hitung < L tabel , maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal dengan α = 0,05.
HASIL PENGUJIAN HIPOTESIS 1. Mencari Persamaan Regresi Mencari persamaan regresi digunakan rumus Ŷ = a + bX, sehingga dari hasil penelitian ( pada lampiran 8) diperoleh persamaan regresi adalah: Ŷ = 82.04 + 30.133X. Hal ini berarti setiap terjadi perubahan sebesar 1 (satu) unit pada variabel X akan diikuti oleh perubahan rata-rata pada variabel Y sebesar 30.133 pada konstanta 82.04. Maksudnya bahwa, setiap unit variabel X (penilaian siswa terhadap kompetensi guru IPS) akan memberikan hubungan setiap indikator yang ada pada variabel Y (hasil belajar geografi) sebesar 30.133, ini berarti setiap terjadi perubahan pada indikator penilaian kompetensi guru IPS, maka akan diikuti oleh perubahan rata-rata pada hasil belajar siswa sebesar 30.133 pada konstanta 82.04. 2. Uji Lineritas dan Keberartian Persamaan Regresi Tabel . ANAVA Sumber Varians Dk JK RJK Fhitung Ftabel (0.05) Total 31 209853.00 Regresi (a) 1 208936.29 208936.29 Regresi (b/a) 1 58.32 58.32 1.9704 1.4756 Residu 29 858.39 27.704 Tuna Cucok 20 609.1 30.453 1.10 1.3643 Kekeliruan 9 665654632.710 29.60 Berdasarkan tabel tersebut diperoleh linieritas persamaan regresi, harga Fhitung = 1.10 pada taraf nyata α = 0.05 dan dk pembilang = 20, dk penyebut = 31 diperoleh F (0,99) (20, 9) = 1.3643. Kriteria pengujian yaitu Fhitung< Fdaftar, sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa regresi linear Y atas X dengan persamaan Ŷ = 82.04 + 30.133X dapat diterima pada taraf nyata α = 0,05. Persamaan regresi tersebut bermakna bahwa setiap terjadi perubahan (peningkatan atau penurunan) pada penilaian kompetensi guru IPS sebesar 82.04 akan diikuti perubahan ratarata sebesar 30.133 hasil belajar geografi. Selanjutnya, pengujian keberartian regresi diperoleh harga Fhitung = 1.9704 pada taraf nyata α = 0.05 dengan dk pembilang = 1 dan dk penyebut = 29, didapat F(0,99) (1.29) = 1.4756. Kriteria pengujian ternyata Fhitung > Fdaftar, sehingga dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi adalah berarti dan dapat diterima. 3. Analisis Korelasional Dari hasil perhitungan diperoleh koefisien korelasi sebesar = 0.3010 dan dari hasil tersebut, maka koefisien determinasinya adalah 0.0906 atau 9.6 %, yang berarti bahwa pengaruh yang ditimbulkan oleh kompetensi guru IPS terhadap hasil belajar geografi di MTs Al-Khairaat Kwandang yaitu sebesar 9.6% sedangkan sisanya sebesar 90.4% hasil belajar geografi di MTs Al-Khairaat Kwandang dipengaruhi oleh faktor lain. Kemudian untuk melakukan pengujian hipotesis, berdasarkan hasil perhitungan diperoleh bahwa thitung sebesar 2.539
sedangkan daftar distribusi tdaftar pada taraf nyata α= 0.01 diperoleh kriteria pengujian t(1-½α) (n-2), maka t(1-0.995) (29) = 2.462. Dari hasil perhitungan, thitung lebih besar dari ttabel, yaitu (2.539>2.462). Selanjutnya pada daftar distribusi t taraf nyata α= 0.05 diperoleh kriteria pengujian t(1-½α) (n-2), maka t(0 ,975) (29) = 1.699. Hal ini dinyatakan sama, bahwa harga thitung lebih besar dari tdaftar (2.539 > 2.462 dan 1.699), sehingga koefisien korelasinya benar-benar signifikan. PEMBAHASAN Kompetensi guru merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diwujudkan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya. Ditampilkan melalui unjuk kerjanya dalam menguasai kompetensi pedagogik, kepribadian dan sosial. Guru merupakan komponen yang paling berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil pendidikan yang berkualitas. Oleh karena itu, upaya perbaikan apapun yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan memberikan sumbangan yang signifikan tanpa didukung oleh guru yang berprofesional dan berkualitas. Sedangkan hasil belajar adalah kemampuan keterampilan, sikap dan keterampilan yang di peroleh siswa setelah ia menerima perlakuan yang di berikan oleh guru sehingga dapat mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari. Dari hasil penelitian, dengan memperhatikan pengujian hipotesis menunjukkan adanya kesimpulan bahwa koefisien korelasinya benar-benar signifikan. Dengan demikian, hipotesis penelitian yang berbunyi “Terdapat hubungan yang signifikan antara penilaian siswa terhadap kompetensi guru IPS dengan hasil belajar geografi di Mts Al-Khairaat Kwandang” dapat diterima. Untuk melakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu peneliti menggunakan pengujian normalitas data. Pengujian normalitas data dimaksudkan yaitu apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak, sehingga dapat digunakan ke tahap selanjutnya. Dari hasil pengujian normalitas data disimpulkan bahwa kedua variabel menunjukkan bahwa data benar-benar berdistribusi normal dan dapat diterima dengan α 0.05, dilihat dari Lhitung < L tabel yaitu untuk variabel X diperoleh 0.137 < 0.159 dan untuk variabel Y diperoleh 0.115 < 0.159. Selanjutnya, melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi dan korelasi, persamaan regresi Ŷ = 82.04 + 30.133X. ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu skor penilaian siswa terhadap kompetensi guru IPS akan diikuti oleh naiknya skor hasil belajar geografi sebesar 30.133 unit pada kostanta 82.04 (perhitungan disajikan pada lampiran 8) dengan kata lain makin tinggi kompetensi guru IPS, maka makin tinggi pula hasil belajar geografi. Selanjutnya, mengukur derajat hubungan antara variabel X (penilaian siswa terhadap kompetensi guru IPS) dan variabel Y (hasil belajar geografi) yaitu menghitung koefesien korelasi. diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0.3010 dengan korelasi determinasi r2 = 0.0906 atau 9.6%, yang berarti bahwa kontribusi yang diberikan oleh kompetensi guru IPS terhadap hasil belajar siswa di MTs AlKhairaat Kwandang yaitu sebesar 9.6% sedangkan sisanya sebesar 90.4% hasil belajar siswa di MTs Al-Khairaat Kwandang ditentukan oleh faktor lain, misalnya faktor keluarga, lingkungan, dan lain-lain. Pada dasarnya guru merupakan
komponen yang paling berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil pendidikan yang berkualitas. Oleh karena itu, upaya perbaikan apapun yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan memberikan sumbangan yang signifikan tanpa didukung oleh guru yang berprofesional dan berkualitas. Kelebihan dalam penelitian ini adalah melihat kemampuan kompetensi yang ada pada guru IPS (kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial) setelah dilihat melalui data maka terdapat hubungan yang signifikan antara kompetensi guru dengan hasil belajar, ini menunjukkan bahwa guru IPS adalah seorang guru yang berprofesional. Sedangkan kekurangan dalam penelitian ini adalah guru yang tidak dapat menguasai kompetensi guru (kompetensi profesional, pedagogik, kepribadian, dan sosial) dapat menyebabkan kegiatan pembelajaran tidak efektif dan hasil belajar siswa yang tidak memuaskan dan terjadi penurunan pada hasil belajar siswa. Namun dengan melihat hasil ulangan smester siswa/siswi MTs Al-Khairaat Kwandang masih terdapat beberapa siswa yang menunjukkan nilai smesternya di bawah standar, ini dikarenakan adanya faktor lain yang menyebabkan nilai dari siswa itu tidak mencapai standar yang telah ditentukan, karena hasil temuan dari penelitian ini mengenai kompotensi guru dan hubungannya dengan hasil belajar geografi dimana responden menilai bahwa semua indikator didominasi oleh jawaban sangat sering dan sering untuk pertanyaan positif dan jawaban sangat jarang dan tidak pernah untuk pertanyaan negatif. Jadi, dari kuesioner tersebut bisa mengungkapakan instrumen yang baik. Karena selain faktor guru yang mempengaruhi hasil belajar siswa, ada faktor lainnya yang turut mempengaruhinya antara lain faktor keluarga, lingkungan, dan lain-lain seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Selain itu masih minimnya fasilitas yang tersedia di MTs Al-Khairaat Kwandang. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara penilaian siswa terhadap kompetensi guru IPS dengan hasil belajar Geografi di MTs Al-Khairaat Kwandang, dengan hasil uji ( ). Artinya, setiap kenaikan satu skor penilaian regresi ̂ siswa terhadap kompetensi guru IPS akan diikuti oleh kenaikan hasil belajar geografi sebesar 30.133 pada konstanta 82.04, dengan kata lain makin tinggi penilaian siswa terhadap kompetensi guru IPS maka makin tinggi pula hasil belajar geografi. Demikian pula dari hasil pengujian hipotesis penelitian diperoleh nilai koefisien korelasi r sebesar 0.3010 dengan korelasi determinasi r2 = 0.0906 atau 9.6%. Sedangkan hasil uji signifikan penilaian kompetensi guru IPS dan hasil belajar geografi yang di hubungkan dengan kriteria pengujian statistik t bahwa thitung = 2.539 dan tdaftar pada taraf nyata α = 0,05 diperoleh 1.699 sehingga thitung lebih besar dari tdaftar. Maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis penulisan yang berbunyi “Terdapat hubungan yang signifikan antara penilaian siswa terhadap kompetensi guru IPS dengan hasil belajar geogrfi di MTs Al-Khairaat Kwandang” dapat diterima.
DAFTAR PUSTAKA Inayah, Ridaul dkk. 2011/2012. Pengaruh Kompetensi Guru, Motivasi Belajar Siswa, dan Fasilitas Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas XII IPS SMA Negeri 1 Lasem Jawa Tengah. Program Studi Pendidikan Ekonomi. Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. Kidamu, Fatmah Ali. 2010. Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Hubungan Antar Makhluk Hidup. Gorontalo. Fakultas Matematika Dan IPA. Universitas Negeri Gorontalo. Masikah, Iis .2012. Korelasi Antara Penilaian Siswa Terhadap Kinerja Guru Fiqih Dengan Prestasi Belajar Siswa Man Pakem Sleman Yogyakarta. Fakultas Tarbiyah. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Rasyid, Harun dan Mansyur. 2007. Penilaian Hasil Belajar. Cv Wacana Prima. Bandung. Sarce, Wuri Sylvia. 2010. Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Terhadap Prestasi Siswa dalam Mata Pelajaran IPS Terpadu di SMP Negeri 01 Suboh-Situbondo. Jawa. Fakultas Tarbiyah Universitas Negeri Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Supartini.2008. Hubungan Motivasi Belajar Dengan Hasil Belajar Siswa Di Smk Al – Hidayah I Jakarta Selatan. Jakarta. Sekolah Tinggi Keguruan & Ilmu Pendidikan ( STKIP ) Purnama Jakarta.