HUBUNGAN PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DENGAN KINERJA GURU DI MTs. ISLAMIYAH CIPUTAT SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh Muhammad Altof Fatoni NIM 108018200018
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015
ABSTRAK MUHAMMAD ALTHOF FATONI. NIM: 108018200018. Hubungan Pelaksanaan Supervisi Akademik Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru di MTs. Islamiyah Ciputat, Kota Tangerang Selatan. Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara supervisi akademik kepala sekolah antara kinerja guru, seberapa besar kontribusi yang diberikan, dan apakah hal tersebut memiliki signifikasi atau tidak. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Agustus-November 2014 di Madrasah Tsaniwiyah Islamiyah Ciputat Kota Tangerang Selatan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket dengan bentuk pilihan berganda. Sedangkan teknik korelasi yang digunakan adalah product moment. Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara supervisi akademik terhadap kinerja guru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh nilai thitung sebesar 0,811 sedangkan ttabel dengan N = 19 pada (0,05) sebesar 0,456. Dengan demikian thitung (0,811) > ttabel (0,456), sehingga jelas Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa supervisi akademik kepala sekolah mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja guru di MTs. Islamiyah Ciputat Kota Tangerang Selatan. Besarnya koefisien determinasi atau R Square sebesar 0,657 yang merupakan pengkuadratan dari koefisien korelasi. Hal ini menunjukkan 65,7 % variabel kinerja guru (variabel Y) ditentukan oleh faktor variabel supervisi akademik kepala sekolah, sedangkan sisanya 34,3 % ditentukan faktor-faktor lain, yang dalam penelitian ini tidak dapat diteliti. Dengan demikian terdapat hubungan yang sangat kuat dan signifikan antara supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru di MTs. Islamiyah Ciputat Kota Tangerang Selatan dan supervisi akademik kepala sekolah memberikan kontribusi yang besar dalam meningkatkan kinerja guru MTs. Islamiyah Ciputat Kota Tangerang Selatan. Kata Kunci: Supervisi Akademik, Kinerja Guru.
i
ABSTRACT MUHAMMAD ALTHOF FATONI. NIM: 108018200018. Relations Implementation Supervision Academic Performance Against Principal Teacher at MTs. Islamiyah Ciputat, South Of Tangerang City. Education Management Department, Faculty of Science and Teaching of MT, State Islamic University (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. This study aims to determine whether there is a relationship between the academic supervision of the school head between teacher performance, the contribution given, and whether it has significance or not. This study was conducted in August-November 2014 at Madrasah Islamiah Tsaniwiyah Ciputat South Tangerang City. The method used is survey method with quantitative approach. The sampling technique is purposive sampling. The research instrument used was a questionnaire with multiple choice form. While the correlation technique used is the product moment. The results found in this study that there is a significant relationship between the academic supervision of teacher performance. The results showed that based on calculations, the value thitung 0.811 while ttabel with N = 19 at (0.05) of 0.456. Thus thitung (0.811) > t table (0.456), so it is clear that Ho refused and Ha accepted. This shows that the academic supervision of the school head has a significant influence on the performance of teachers in MTs. Islamiyah Ciputat South Tangerang City. The magnitude of the coefficient of determination or R Square of 0.657 which is squaring the correlation coefficient. It shows 65.7% of teachers performance variable (Y) is determined by variable factors of the academic supervision of the school head, while the remaining 34.3% is determined other factors, which in this study can not be observed. Thus there is a very strong and significant correlation between supervision of principals on teacher performance in MTs. Islamiyah Ciputat South Tangerang City and academic supervision headmaster made a great contribution in improving teacher performance MTs. Islamiyah Ciputat South Tangerang City. Keywords: Academic Supervision, Teacher Performance.
ii
KATA PENGANTAR Assalaamuíalaikum Wr.Wb. Alhamdulillaahirabbilíaalamin. Puji serta syukur bagi Allah SWT Tuhan semesta alam, yang telah memberikan rahmat, taufiq, dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Hanya kepada-Nya kami memohom pertolongan dan kemudahan dalam segala urusan. Allahumma salli ‘ala Muhammad, shalawat serta salam semoga tetap dicurahkan kepada junjungan dan suri tauladan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing kita pada jalan yang diridhai Allah SWT. Selama penyusunan skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Jurusan Manajemen Pendidikan, penulis banyak mendapatkan
dukungan baik moral maupun material dari berbagai pihak. Oleh
karena
itu,
penulis ingin menyampaikan penghargaan dan
mengucapkan terima kasih kepada: 1.
Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd. Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas
Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. 3.
Dr. H. Fathi Ismail, MM selaku dosen pembimbing yang selalu membimbing
penulis
dengan
penuh
kebijaksanaan
dan
memberikan arahan-arahan dalam menyelesaikan skripsi ini. 4.
Dra. Manerah, dosen pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan akademik dan motivasi kepada
penulis selama proses
perkuliahan. 5.
Dr. Muarif Sam, Dosen terbaik dimata penulis.
6.
Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah
iii
memberikan segenap ilmu dan keahlian kepada penulis dan turut melancarkan usaha pembuatan skripsi ini. 7.
Segenap Karyawan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan perpustakaan-perpustakaan fakultas.
8.
Ibunda tercinta Dra. Tatu Uyainah dan ayahanda Drs. Abdul Manan yang telah memberikan dukungan moral, material, dan doa yang menyemangati penulis untuk tabah dalam menghadapi
kesulitan-
kesulitan selama proses pembuatan skripsi. 9.
Keluarga yang menjadi sumber inspirasi untuk berhasil dan sukses, Ahmad
Nu’man
(adik),
Mawaddah
Zahrotul
Amal
(kakak),
Abdatirrahmah (Adik), Urfia Salsabila (adik). 10. Bapak Ketua Yayasan Pendidikan Islamiyah Ciputat Kota Tangerang Selatan, semoga Allah memberi keberkahan dan kesehatan. 11. Drs. Aris Herdiana Kepala M.Ts Islamiyah Ciputat Kota Tangerang Selatan, semoga Allah memberi keberkahan dan kesehatan. 12. Semua dewan guru dan siswa/siswi M.Ts Islamiyah Ciputat, yang telah membantu penulis dalam proses pembuatan skripsi. 13. Teman-teman kelas A KI-MP angkatan 2008 yang menjadi partner selama proses perkuliahan, Keluarga besar IMMAN Jakarta, IKDAR, Keluarga Besar Kosan Potlot Semanggi 2: Dede Munandar, S.Pd., Ali Lukmanul Hakim, S.Pd., Khusni Zaini Harun, Abdul Kharis, S.Pd., Reghista, S.Pd., Raod Kamaluddin, S.Pd., Bangkit Erlangga, S.Sy., M. Andhy raihan, S.Sy., M. Rizky Ramadhan, Barry febriandi, Mulky Hayun, Galih Pribadi, Harianto, Muhammad Leonardo, S.Pd., Surotul Hidayat, S.Pd., S.Pd., Salman Al-Farisi, S.Pd., Rudi Hartono, S.Pd., Muhammad Labib, S.Pd., Muhammad Subki, S.Pd., Ade Irma Nurfatmalia, Kanda Dedi Chandra, S.Sos, Mengky Adi Budiman, S.Sos, Mengky Sandi Lasmana, Mengky Yadi Nueradiwisesa, dan Adul yang telah memberikan banyak dukungan dan inspirasi.
iv
Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, setiap saran dan kritik konstruktif selalu disambut dengan tangan terbuka. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat. Wassalaamuíalaikum Wr.Wb.
Jakarta, 14 april 2015.
Muhammad Altof Fathoni
v
DAFTAR ISI
COVER SKRIPSI LEMBAR PERNYATAAN LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI LEMBAR UJI REFERENSI
ABSTRAK ........................................................................................................i KATA PENGANTAR ......................................................................................iii DAFTAR ISI .....................................................................................................vi DAFTAR TABEL ............................................................................................ix DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................x
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar belakang .....................................................................1 B. Identifikasi masalah .............................................................6 C. Pembatasan Masalah ...........................................................6 D. Perumusan Masalah .............................................................6 E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................6
BAB II
KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teori .........................................................................8 1.
Kinerja Guru .................................................................8 a. Pengertian Kinerja Guru ..........................................8 b. Macam-macam Kinerja Guru ..................................10 c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Guru ...17 d. Pembinaan Kinerja Guru .........................................19
vi
2.
Supervisi Akademik Kepala Sekolah ...........................21 a. Pengertian Supervisi Akademik Kepala Sekolah ....21 b. Tujuan dan Sasaran Supervisi Akademik ................23 c. Prinsip Supervisi Akademik ....................................25 d. Dimensi Supervisi Akademik ..................................27 e. Pendekatan dan Teknik Supervisi Akademik ..........29 f. Objek Supervisi Pendidikan ....................................32 g. Hakikat Supervisi Akademik Kepala Sekolah .........33
B. Kerangka Berfikir ................................................................35 C. Kerangka Berfikir ................................................................37 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................38 B. Metode Penelitian ................................................................38 C. Populasi dan Sampel ...........................................................38 D. Teknik Pengumpulan Data ..................................................39 E. Instrumen Penelitian ............................................................40 F. Uji Instrumen .......................................................................42 G. Teknik Pengolahan Data dan Pengujian Hipotesis ..............44
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN INTERPRETASI DATA A. Gambaran Umum Sekolah ..................................................46 1. Sejarah Sekolah .............................................................46 2. Profil Sekolah ................................................................47 3. Visi dan Misi .................................................................47 4. Struktur Organisasi ........................................................49 5. Data Tenaga Kependidikan dan Pendidik .....................49 6. Data Peserta Didik .........................................................50 B. Deskripsi Hasil Data Penelitian ...........................................50 1. Variabel X (Peningkatan Supervisi Kepala Sekolah) ....51 2. Variabel Y (Kinerja Guru) ............................................52 C. Uji Prasyarat Analisis Data .................................................52 1. Pengujian Validitas Data Penelitian ..............................52
vii
2. Pengujian Realbilitas Data Penelitian ...........................55 3. Uji Hipotesis ..................................................................56 D. Interpretasi Data ..................................................................61 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ..........................................................................63 B. Saran ....................................................................................63
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................65 LAMPIRAN ......................................................................................................
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kompetensi Supervisi Akademik ................................................... 28 Tabel 2.2 Indikator Supervisi Akademik ....................................................... 35 Tabel 3.1 Grafik Penyusunan Skripsi ............................................................ 38 Tabel 3.2 Kisi – kisi Instrumen ....................................................................... 40 Tabel 3.3 Pedoman Interpretasi Koefesien Korelasi .................................... 45 Tabel 4.1 Data Tenaga Kependidikan dan Pendidik .................................... 49 Tabel 4.2 Data Peserta Didik .......................................................................... 50 Tabel 4.3 Nilai Peningkatan Supervisi Kepala Sekolah ............................... 51 Tabel 4.4 Nilai Peningkatan Kinerja Guru ................................................... 52 Tabel 4.5 Rekapitulasi Nilai r Untuk Uji Validitas Variabel X ................... 53 Tabel 4.6 Rekapitulasi Nilai r Untuk Uji Validitas Variabel Y ................... 54 Tabel 4.7 Koefesien Reabilitas Variabel X .................................................... 56 Tabel 4.8 Koefesien Reabilitas Variabel Y .................................................... 56 Tabel 4.9 Hasil Angket Variabel X dan Variabel Y ....................................... 57 Tabel 4.10 Tabel Perhitungan Variabel X dan Variabel Y ............................. 58 Tabel 4.11 Signifikansi Product Moment ......................................................... 61
ix
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
: STRUKTUR ORGANISASI MTs ISLAMIYAH CIPUTAT
Lampiran 2
: Instrumen Akreditasi SMP/MTs
Lampiran 3
: Instrumen Supervisi Manajemen Kepala Sekolah
Lampiran 4
: Instrumen Supervisi Kurikulum dan Pembelajaran Madrasah
Lampiran 5
: Format Perangkat Administrasi Guru
Lampiran 6
: Format Penilaian Kinerja Guru Penyusunan RPP
Lampiran 7
: Format Penilaian Kinerja Guru Dalam Pelaksanaan Pembelajaran
Lampiran 8
: Format Penilaian Kinerja Guru Dalam Pelaksanaan Membuka dan Menutup Pelajaran
Lampiran 9
: Format Penilaian Kinerja Guru Dalam Variasi Stimulus Pembelajaran
Lampiran 10 : Format Penilaian Kinerja Guru Dalam Keterampilan Bertanya Lampiran 11 : Format Penilaian Kinerja Guru Dalam Memberikan Penguatan Lampiran 12 : KUESIONER PENELITIAN Lampiran 13 : PEDOMAN WAWANCARA Lampiran 14 : SURAT BIMBINGAN SKRIPSI Lampiran 15 : SURAT KETERANGAN PENELITIAN Lampiran 16 : DAFTAR UJI REFERENSI
x
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah Mutu pendidikan sering diartikan sebagai karakteristik jasa pendidikan yang
sesuai dengan kriteria tertentu untuk memenuhi kepuasan pengguna pendidikan, yakni peserta didik, orang tua, serta pihak-pihak berkepentingan lainnya. Dalam menjaga proses tersebut, diperlukan adanya quality control yang mengawasai jalannya proses dalam mencapai tujuan pendidikan. Masyarakat telah menyadari bahwa pendidikan mampu merubah paradigma manusia baik secara mental, emosional, dan spritual. Pendidikan yang paling utama adalah membentuk manusia agar menjadi manusia yang seutuhnya. Sebagaimana tercantum dalam UU No.20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, bahwa tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, dan oleh sebab itu Warga Negara Indonesia tanpa memandang status sosial, ras, etnis, agama, dan jender berhak memperoleh pelayanan pendidikan yang bermutu. Dalam peraturan disebutkan bahwa pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1 Peraturan tersebut mempertegas bahwa tujuan pendidikan adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik yang sesuai dengan bakat dan minatnya. Oleh karena itu, sekolah sebagai penyelenggara pendidikan harus memiliki sumber daya manusia yang meliputi Kepala Sekolah dan Guru yang mampu melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai dengan kompetensi dan kualifikasi yang dimiliki. Sekolah adalah organisasi yang bersifat kompleks dan unik. Sehingga memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi. Oleh sebab itu kepala sekolah yang 1
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
1
2
berhasil adalah tercapainya tujuan sekolah serta tujuan dari para individu yang ada dalam lingkungan sekolah dan harus memahami dan menguasai peranan organisasi dan hubungan kerja sama antara individu. Seorang kepala sekolah yang ditugaskan untuk memimpin dan membawahi para pegawainya sangat dituntut kepiawaiannya dalam mengelola dan mengorganisir lembaga pendidikan yang dijalankannya. Menjadi seorang kepala sekolah tidaklah mudah karena tidak secara langsung seorang bisa menjadi kepala sekolah. Seperti yang di jelaskan tentang asal-usul kepemimpinan yang terbagi menjadi dua yang itu “pemimpin dilahirkan” (leaders is born) dan “pemimpin di bentuk dan di tempat” (leaders are made). Jika dilihat dari kedua pandangan tersebut jelas bahwa kepala sekolah adalah “pemimpin yang di bentuk dan di tempa” artinya untuk menjadi kepala sekolah diperlukan pendidikan yang khusus dan melalui pelatihan-pelatihan. Dengan di perolehnya pendidikan khusus dan pelatihan tersebut di harapkan seorang kepala sekolah dapat memiliki kompetensi-kompetensi yang harus ada dalam menjabat sebagai seorang pemimpin di sekolah. Kepala sekolah profesional dalam paradigma baru manajemen pendidikan akan memberikan dampak positif dan perubahan yang cukup mendasar dalam pembaruan sistem pendidikan di sekolah. Dampak tersebut antara lain: 1.
Efektifitas pendidikan.
2.
Kepemimpinan sekolah kuat.
3.
Pengelolaan tenaga kependidikan yang efektif.
4.
Budaya mutu.
5.
Teamwork yang kompak.2
Seperti yang telah di jelaskan ciri-ciri kepala sekolah tersebut tidak jauh berbeda dengan apa yang di uraikan dalam peraturan menteri pendidikan nasional nomor 13 Tahun 2007 Tanggal 17 April 2007 tentang kompetensi yang harus di miliki oleh kepala sekolah yaitu: 2
E.Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2011), Cet. Ke-11. h.110.
3
1.
Kepribadian.
2.
Manajerial.
3.
Kewirausahaan.
4.
Supervisi.
5.
Sosial.3
Ciri-ciri tersebut yang harus dimiliki oleh kepala sekolah diharapkan dengan dimilikinya ciri-ciri tersebut seorang kepala sekolah dapat menjalankan roda kepemimpinannya di sekolah sesuai dengan visi dan misi sekolah tersebut. Potret buram pendidikan Indonesia tak lepas dari pada peran serta pendidik dan masyarakat itu sendiri, namun di setiap satuan pendidikan tak ayal kepala sekolah yang memotivasi guru dalam menyemangati yang dicap gagal ketika masyarakat malah berpersepsi bahwa gurulah yang tidak cakap mengajar, kepala sekolah tidak hanya bertanggung jawab atas kelancaran jalannya sekolah secara teknis manajerial saja, tetapi juga memikirkan pertumbuhan dan perkembangan sekolahnya secara prestasi akademik. Dan juga mempunyai wewenang untuk memperbaiki kualitas pendidikan dan mutu para guru di sekolahnya melalui tugasnya sebagai supervisor. Salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia ialah melalui proses pembelajaran di sekolah. Dalam usaha meningkatkan kualitas sumber daya manusia, guru merupakan komponen yang harus terus dibina dan dikembangkan. Guru sebagai suatu profesi selalu tumbuh dan berkembang dan perkembangan itu sipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal diantaranya yaitu supervisi. Oleh karena itu supervisi pendidikan dianggap perlu. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Direktorat Tenaga Kependidikan bahwa tugas di bidang supervisi adalah tugas-tugas kepala sekolah yang berkaitan dengan pembinaan guru untuk perbaikan pengajaran. Supervisi merupakan suatu usaha memberikan bantuan kepada guru untuk memperbaiki atau meningkatkan proses dan situasi belajar mengajar. Sasaran akhir dari kegiatan supervisi adalah meningkatkan hasil belajar siswa. 3
Peraturan Menteri Pendidikn Nasional Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah dan Madrasah
4
Kegiatan
supervisi
dapat
dikatakan
efektif
apabila
supervisi
itu
menumbuhkan kesadaran yang mendalam kepada guru bahwa ia adalah seorang pendidik yang mempunyai peran sangat penting di dalam keberhasilan proses pembelajaran. Sehingga kegiatan supervisi akan mempengaruhi seorang guru untuk selalu berusaha meningkatkan kinerjannya sesuai dengan standar kompetensi seorang guru. Memang tidak dapat sepenuhnya pendidikan menjadi tanggungjawab guru. Perlu adanya koordinasi antara Pemerintahan, Dinas terkait, dan masyarakat juga harus meningkatkan peran serta dan dukungannya dalam dunia pendidikan. Adanya peraturan-peraturan dalam bidang pendidikan dan beberapa program kebijakan yang diselenggarakan pemerintah merupakan satu bukti bahwa pendidikan juga merupakan perhatian pemerintah. Keberhasilan pendidikan di sekolah sangat ditentukan oleh keberhasilan kepala sekolah dalam mensupervisi tenaga pendidik yang ada di sekolah. Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang sangat berpengaruh dalam meningkatkan kinerja guru. Kepala sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kerja, serta pemeliharaan sarana dan prasarana. Dalam fungsinya sebagai penggerak para guru, kepala sekolah juga harus mampu menggerakkan para guru agar kinerjanya menjadi meningkat karena guru merupakan ujung tombak dalam mewujudkan manusia yang berkualitas. Guru akan bekerja secara maksimum apabila di dukung oleh beberapa factor di antaranya adalah kemampuan kepala sekolah sebagai supervisor. Hal ini menunjukan betapa pentingnya peran kepala sekolah sebagai supervisor untuk melakukan supervisi akademik terhadap guru sebagai bentuk usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah. Atas dasar beberapa pertimbangan dan masalah di atas, berbagai upaya untuk meningkatkan kinerja guru dalam pembelajaran terus dilakukan. Upaya tersebut dilaksanakan melalui berbagai pelatihan: seperti pelatihan model pembelajaran, pelatihan pembuatan alat peraga, pelatihan pengembangan silabus dan lain-lain. Pelatihan-pelatihan tersebut diharapkan dapat membekali guru
5
dengan berbagai kompetensi yang baik. Kompetensi yang dimiliki tersebut dimaksudkan agar dapat berguna bagi guru dalam melaksanakan kegiatannya di sekolah. MTs Islamiyah Ciputat sebagai salah satu lembaga pendidikan formal selalu berupaya untuk meningkatkan kinerja guru melalui berbagai cara, misalnya pendidikan dan pelatihan guru. Pada dasarnya, kinerja guru di MTs Islamiyah Ciputat sudah baik. Hanya saja, bila dilihat dari sisi kemampuan guru secara akademik masih terdapat beberapa kesulitan yang mendasar seperti pembuatan RPP, penggunaan media pembelajaran, penggunaan teknologi dan informasi dan pengembangan kurikulum, apalagi dengan adanya kurikulum baru yaitu kurikulum 2013, guru merasa kesulitan dan menuntut guru berpikir keras untuk memahami apa yang menjadi tujuan dari kurik ulum tersebut. Kesulitan-kesulitan tersebut harus menjadi perhatian penting bagi kepala sekolah untuk memberikan pembekalan dan pembinaan terhadap kompetensi para guru. Selain itu permaslahan utamanya adalah kepala sekolah dalam menjalankan supervise akademik masih kurang maksimal, karena hasil observasi awal peneliti kepala sekolah sibuk dengan urusan external sekolah, kepala sekolah jarang menghadiri rapat rapat yang berkaitan dengan kegiatan akademik, seperti Rapat pembahasan tentang kegiatan akademik sekolah. Berdasarkan pada berbagai uraian di atas, diketahui bahwa bila kemampuan supervisi akademik kepala sekolah kurang baik, maka kegiatan supervisi tidak berpengaruh terhadap peningkatan kinerja guru. Padahal kegiatan supervisi yang baik diharapkan dapat meningkatkan kinerja guru. Kegiatan supervisi yang dilaksanakan bukan hanya untuk mencari-cari kesalahan, akan tetapi merupakan upaya perbaikan, maka harapan untuk meningkatkan kinerja guru tidak hanya sekedar harapan tapi menjadi sebuah tahapan yang harus terus dilaksanakan. Atas dasar pemikiran seperti yang telah diuraikan di atas, maka peneliti tertarik untuk mendalami "Hubungan Pelaksanaa Supervisi Akademik Kepala Sekolah Dengan Kinerja Guru di MTs Islamiyah Ciputat" sebagai judul dari penelitian ini.
6
B.
Identifikasi Masalah Berdasarkan
latar belakang di atas, maka penulis dapat mengidentifikasi
masalah sebagai berikut: 1.
Kurangnya intensitas pelaksanaan supervisi akademik oleh kepala sekolah.
2.
Kurangnya pembinaan dan pelatihan dalam bentuk supervisi akademik yang diberikan sekolah kepada guru di MTs Islamiyah Ciputat.
C.
Pembatasan Masalah Dari identifikasi masalah sebagaimana yang telah dipaparkan, diketahui
bahwa partisipasi kepala sekolah belum melaksanakan supervisi akademik secara maksimal dalam meningkatkan kinerja guru, maka penulis membatasi masalahnya pada “semakin sering intensitas supervisi akademik kepala sekola hmaka semakin meningkat kinerja guru”.
D.
Perumusan Masalah Berdasarkan pada pembatasan masalah di atas dan untuk memfokuskan
penelitian ini maka dibuat perumusan masalah, yaitu sebagai berikut: 1.
Bagaimana pelaksanaan kegiatan supervisi akademik kepala sekolah di MTs Islamiyah Ciputat?
2.
Adakah hubungan antara supervisi akademik kepala sekolah terhadap kinerja guru di MTs Islamiyah Ciputat berdasarkan bukti empiris?
E.
Tujuan dan Manfaat Hasil Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan antara
supervisi akademik kepala sekolah dengan kinerja guru. Di samping itu, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak terkait antara lain: 1.
Bagi penulis, sebagai media untuk memperluas wawasan dan menyumbangkan pemikiran bagi upaya yang tengah dan akan terus
7
dilakukan dalam pengembangan pendidikan, khususnya pengembangan kompetensi supervisi akademik kepala sekolah dan kinerja guru. 2.
Bagi sekolah, sebagai informasi dan masukan bagi MTs Islamiyah Ciputat dalam pengembangan kinerja guru melalui kegiatan supervisi akademik kepala sekolah.
3.
Bagi pemerintah, sebagai masukan dalam merumuskan kebijakan pendidikan untuk mengembangkan kompetensi guru dan kepala sekolah.
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A.
Kajian Teori 1.
Kinerja Guru a.
Pengertian Kinerja Guru Dalam proses pembelajaran guru sebagai tenaga pendidik
merupakan pemimpin dan orang yang bersentuhan langsung dengan peserta didik di kelas. Kepemimpinan seorang guru di kelas mencerminkan bagaimana guru melasanakan peran dan tugasnya sebagai pendidik. Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut kualitas kinerja guru sangat menentukan hasil pendidikan, oleh karena itu perlu dipahami makna dari kinerja guru. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kinerja diartikan sebagai sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, atau kemampuan kerja.1 Kinerja merupakan terjemahan dari kata performance (Job Performance). Secara etimologis performance berasal dari kata “to perform” yang berarti menampilkan atau melaksanakan. Jadi kinerja adalah tindakan menampilkan atau melaksanakan suatu kegiatan.2 Oleh karena itu kinerja dapat juga diartikan sebagai perilaku kerja yang ditunjukan oleh seseorang atas tugas dan tanggungjawab yang diberikan kepadanya. Anwar
Prabu
Mangkunegara
merumuskan
bahwa
kinerja
merupakan prestasi kerja atau hasil kerja secara kualitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
1
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002) Cet, 4, h. 570. 2 Uhar Suharsaputra, Administrasi Pendidikan, (Bandung: Refika Aditama, 2010), h. 144145.
8
9
tanggung jawab yang diberikan kepadanya.3
Sementara itu kinerja
dalam buku Manajemen Sumber Daya Manusia yang ditulis oleh Robert L. Mathis dan Jhon H. Jackson dijelaskan juga bahwa kiner pada dasarnya adalah apa yang telah dikerjakan juatau dilakukan oleh karyawan.4 Menurut hemat penulis, kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan yang kuat dengan tujuan strategi organisasi, kepuasan konsumen, dan memberikan kontribusi yang baik. Dengan demikian, kinerja adalah melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut. Sekolah sebagai suatu organisasi dibentuk untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Tujuan adalah sesuatu yang diharapkan organisasi untuk dicapai.
Tujuan
organisasi
dapat
berupa
perbaikan
pelayanan
pelanggan, pemenuhan permintaan pasar, peningkatan kualitas produk atau jasa, meningkatkan daya saing, dan meningkatkan kinerja organisasi. Setiap organisasi seperti sekolah, dapat menentukan tujuannya sendiri. Pencapaian tujuan organisasi menunjukkan hasil kerja atau prestasi kerja organisasi dan menunjukkan sebagai kinerja organisasi. Hasil kerja organisasi sekolah sebagai lembaga pendidikan diperoleh dari serangkaian aktivitas yang dijalankan oleh guru dan civitas akademik lainnya yang ada di dalam sekolah. Guru sebagai salah satu komponen penting dalam sebuah organisasi sekolah, diharuskan memiliki potensi mumpuni sesuai dengan profesinya sebagai guru, lalu ia juga harus mampu menyampaikan dengan baik semua potensi yang dimiliki dalam bentuk pembelajaran di kelas. Hal ini sejalan dengan pendapat Wirawan tentang konsep kinerja. Kinerja adalah keluaran yang dihasilkan oleh fungsi-fungsi atau indikator-indikator suatu pekerjaan atau suatu profesi
3
Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002), Cet. 4, h. 67. 4 Robert L. Mathis dan Jhon H. Jackson, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Salemba Empat, 2002), h. 178.
10
dalam waktu tertentu.5 Dalam proses pembelajaran guru sebagai tenaga pendidik merupakan pemimpin dan orang yang bersentuhan langsung dengan peserta didik di kelas. Kepemimpinan seorang guru di kelas mencerminkan bagaimana guru melaksanakan peran dan tugasnya sebagai pendidik. Untuk mencapai tujuan tersebut kualitas kinerja guru perlu ditingkatkan melalui aktivitas organisasi. Menurut pendapat Wibowo, aktivitas organisasi dapat berupa pengelolaan sumber daya organisasi maupun proses pelaksanaan kerja yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi. Untuk menjamin agar aktivitas tersebut dapat mencapai hasil yang diharapkan, diperlukan upaya manajemen dalam pelaksanaan aktivitasnya.6 Dengan demikian, menurut hemat penulis seberapa baik kita mengelola kinerja bawahan akan secara langsung memengaruhi tidak hanya kinerja masing-masing pekerja secara individu dan unit kerjanya, tetapi juga kinerja seluruh organisasi. Dari beberapa pengertian kinerja, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja guru dalam meningkatkan produktivitas sekolah bukan sematamata ditujukan untuk mendapatkan hasil kerja sebanyak-banyaknya, melainkan kualitas unjuk kerja juga penting diperhatikan. Yaitu produktivitas dengan tolok ukur berdasarkan tingkatannya; prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, hasil kerja, dan unjuk kerja.
b. Macam-macam Kinerja Guru Berkenaan dengan standar kinerja guru Piet A. Sahertian menyatakan bahwa, standar kinerja guru itu berhubungan dengan kualitas guru dalam menjalankan tugasnya seperti; bekerja dengan siswa secara individual, persiapan dan perencanaan pembelajaran, pendayagunaan media pembelajaran, melibatkan siswa dalam berbagai pengalaman belajar, dan kepemimpinan yang aktif dari guru. Kinerja 5
Wirawan, Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia; Teori, Aplikasi, dan Penelitian, ( Jakarta: Salemba Empat, 2009), h. 5. 6 Wibowo, Manajemen Kinerja, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 10.
11
guru dapat dilihat dan diukur berdasarkan kriteria kompetensi yang harus dimiliki setiap guru. Berkaitan dengan kinerja guru, wujud perilaku yang dimaksud adalah kegiatan guru dalam proses pembelajaran yaitu bagaimana seorang guru merencanakan pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran, dan menilai hasil belajar. Dalam hal ini ukuran kinerja guru adalah sesuai dengan yang dijelaskan dalam UU No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen pasal 35: 1) Ayat (1) Beban kerja guru mencakup kegiatan pokok yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik, serta melaksanakan tugas tambahan. 2) Ayat (2) Beban kerja guru sebagaimana dimaksud pada ayat 1 adalah sekurang-kurangnya 24 ( dua puluh empat ) jam tatap muka dan sebanyak-banyaknya 40 ( empat puluh ) jam tatap muka dalam 1 minggu tersebut merupakan bagian jam kerja dari jam kerja sebagai pegawai yang secara keseluruhan paling sedikit 37,5 ( tiga puluh tujuh koma lima ) jam kerja dalam 1 minggu. 3) Ayat (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai beban kerja guru sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2 diatur dengan Peraturan Pemerintah.7
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 30 Tahun
2011
tentang pemenuhan beban kerja guru dan pengawas satuan pendidikan: 1) Jam wajib mengajar guru minimal 24 jam per minggu. Maksimal 40 Jam per minggu. 2) Guru yang mendapat tugas tambahan : a) Kepala Madrasah ekuivalen dengan 18 jam, minimal wajib mengajar 6 jam. 7
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Pasal 35.
12
b) Wakil Kepala Madrasah ekuivalen dengan 12 jam, minimal wajib mengajar 12 jam (Khusus MTs dan MA). c) Kepala Perpustakaan ekuivalen dengan 12 jam, minimal wajib mengajar 12 jam. d) Kepala Laboratorium ekuivalen dengan 12 jam, sehingga minimal wajib mengajar 12 jam. 3) Pemenuhan jam bagi guru bersertifikat pendidik. a) Wajib mengajar sesuai dengan mata pelajaran pada sertifikat pendidik. Tidak dibenarkan mengajar mata pelajaran yang lain maupun serumpun. b) Guru yang mengajar pada Kejar Paket A, B, atau C tidak bisa diperhitungkan jam mengajarnya. c) Guru Mapel dengan jenis pelajaran umum pada MTs/ MA tidak diperkenankan mengajar pada RA/ MI. d) Penambahan jam pada struktur kurikulum paling banyak 4 jam per minggu berdasarkan standar isi KTSP. e) Program
pengayaan
atau
remedial
teaching
tidak
diperhitungkan jam mengajarnya. f)
Pembelajaran ekstrakurikuler tidak diperhitungkan jam mengajarnya, meskipun sesuai dengan sertifikasi mata pelajaran.
g) Pemecahan Rombel dari 1 kelas menjadi 2 kelas diperbolehkan, dengan syarat dalam 1 kelas jumlah siswa minimal adalah 20 siswa. h) Pembelajaran Team teaching tidak diperbolehkan. i)
Mata Pelajaran yang serumpun adalah IPA dan IPS. Dan hanya berlaku pada tingkat MTs.
j)
Guru yang bersertifikat pendidik dengan pelajaran Biologi, Fisika, Kimia, Sosiologi, Antropologi, Geografi dan sejarah hanya berlaku pada tingkat MA.
13
k) Pengembangan diri siswa tidak diperhitungkan jam mengajarnya. l)
Beban mengajar guru BK adalah membimbing minimal 150 siswa/ tahun. Dan tidak bisa ditambah dengan mengajar suatu mata pelajaran.
m) Mengajar di luar Satminkal tetap diperhitungkan dengan syarat
mengajar
sesesuai
keperuntukan
sertifikat
pendidiknya. n) Wajib melaksanakan kewajiban guru sebagaimana tertulis dalam Pedoman Pelaksanaan Tugas Guru dan Pengawas dari Dirjend PMPTK Kemendiknas tahun 2009.8
Berdasarkan penjelasan di atas penulis mengambil pendapat bahwa indikator penilaian terhadap kinerja guru dilakukan terhadap tiga kegiatan pembelajaran di kelas yaitu: 1) Perencanaan Program Kegiatan Pembelajaran. Tahap perencanaan dalam kegiatan pembelajaran adalah tahap yang berhubungan dengan kemampuan guru menguasai bahan ajar. Kemampuan guru dapat dilihat dari cara atau proses penyusunan program kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru, yaitu mengembangkan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). 2) Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Kegiatan pembelajaran di kelas adalah inti penyelenggaraan pendidikan yang ditandai oleh adanya kegiatan pengelolaan kelas, penggunaan media dan sumber belajar, dan penggunaan metode serta strategi pembelajaran:
8
Peraturaturan Menteri Pendidikan Nomor 30 Tahun 2011.
14
a) Pengelolaan kelas. Kemampuan menciptakan suasana kondusif di kelas guna mewujudkan proses pembelajaran yang menyenangkan adalah tuntutan bagi seorang guru dalam pengelolaan kelas. b) Penggunaan media dan sumber belajar. Kemampuan lainnya dalam pelaksanaan pembelajran yang perlu dikuasai guru di samping pengeloaan kelas adalah menggunakan media pembelajaran dan sumber belajar. c) Penggunaan metode pembelajaran. Kemampuan yang berikutnya adalah penggunaan metode pembelajaran. Guru diharapkan mampu memilih dan menggunakan metode pembelajaran sesuai dengan materi yang akan disampaikan. 3) Penilaian Pembelajaran Penilaian hasil belajar adalah kegiatan atau cara yang ditunjukkan untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan pemebelajaran dan juga proses pembelajaran yang telah dilakukan. Pada tahap ini seorang guru dituntut memiliki kemampuan dalam menentukan pendekatan dan cara-cara evaluasi, penyusunan alat-alat evaluasi, pengolahan, dan penggunaan hasil evaluasi.9
Selain pendapat di atas, penjelasan mengenai tugas pokok guru juga dikemukakan oleh Sukadi sebagai berikut: 1) Merencanakan Pembelajaran Perencanaan pembelajaran harus dilakukan oleh seorang guru sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran ini dimaksudkan sebagai pedoman bagi guru
9
Direktorat PMPTK, Penilaian Kinerja Guru, h. 22.
15
dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran sehingga proses pembelajaran dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Perencanan itu dapat berupa perencanaan jangka pendek, menengah dan jangka panjang berupa silabus dan RPP sebagai pedoman dalam pelaksanaan proses pembelajaran. 2) Melaksanakan Pembelajaran Untuk mengimplementasikan rencana pembelajaran yang telah dibuat, seorang guru dituntut untuk memiliki kemampuan yang baik
dalam
melaksanakan
proses
belajar
mengajar.
Kemampuan melaksanakan proses belajar mengajar ini meliputi:
kemampuan
dalam
membuka
pelajaran,
melaksanakan inti proses belajar mengajar, dan menutup pelajaran. Dalam melaksanakan proses belajar mengajar, guru harus mampu menyampaikan materi dengan baik, menggunakan metode dan media pembelajaran yang tepat, mengajukan pertanyaan dan memberikan penguatan. Hal tersebut harus dilaksanakan oleh guru dengan baik agar tercipta kegiatan pembelajaran yang baik. 3) Mengevaluasi Hasil Pembelajaran Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran, guru diharapkan untuk melaksanakan evaluasi/penilaian. Kemampuan guru dalam mengevaluasi pembelajaran ini meliputi: kemampuan dalam
melaksanakan
tes,
mengolah
hasil
penilaian,
melaporkan hasil penilaian, dan melaksanakan program remedial/perbaikan
pembelajaran.
Penilaian/evaluasi
ini
dimaksudkan untuk melihat kemajuan belajar peserta didik dalam hal penguasaan materi pelajaran yang telah ditetapkan. 4) Menindak lanjuti Hasil Evaluasi Pembelajaran Program remedial/perbaikan pembelajaran pada dasarnya merupakan tindak lanjut dari evaluasi yang telah dilakukan.
16
Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan, dapat ditentukan materi mana saja yang perlu untuk dilakukan pendalaman dan materi yang dianggap telah dikuasai oleh peserta didik sehingga tidak perlu dilakukan pendalaman materi. 5) Melakukan Bimbingan dan Konseling Berbagai
latar
belakang
siswa
yang
berbeda
akan
menimbulkan perbedaan dalam kegiatan belajarnya. Dari kondisi
seperti
membutuhkan
itu,
adakalanya
bantuan
guru
terdapat untuk
siswa
yang
menyelesaikan
permasalahannya, baik melalui bantuan secara akademis maupun secara psikologis. Guru harus mampu berperan sebagai seorang konselor bagi siswanya. Melalui bantuan dan bimbingan dari guru, diharapkan permasalahan yang dialami siswa dapat diatasi. 10
Pendapat selanjutnya menurut Hamzah B. Uno yang dikutip dari Uzer juga menjelaskan mengenai tugas guru
sebagai suatu profesi
meliputi mendidik dalam arti meneruskan dan mengembangkan nilai hidup, mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan IPTEK, sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan pada peserta didik. Tugas guru dalam bidang kemanusiaan meliputi bahwa guru di sekolah harus dapat menjadi orang tua kedua, dapat memahami peserta didik dengan tugas perkembangannya mulai dari sebagai makhluk bermain (homoludens), sebagai makhluk remaja/berkarya (homopither), dan sebagai makhluk berpikir/dewasa (homosapiens) dan membantu peserta didik dalam mentransformasikan drinya sebagai upaya pembentukan sikap dan membantu peserta dalam mengidentifikasi diri peserta itu sendiri.11 10
Sukadi, Guru Powerful, Guru Masa Depan, (Bandung: Kolbu, 2006), h.26 Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan,(Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 20-21
11
17
c.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru Kinerja merupakan penampilan kerja seseorang dalam menjalankan
tugas dan fungsinya dalam suatu lingkungan untuk mencapai tujuan. Dalam kenyataanya, banyak faktor yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang dalam bekerja. Abraham H. Maslow, mengemukakan bahwa ”man is waiting being -he always wants, and lie wants more. This process is unending. A satisfied needs is not motivator of behavior. Only unsatisfied need motive behaviour. Man’s need are arrange in a series of level (Orang adalah makhluk yang berkeinginan selalu ingin dan ingin lebih banyak. Proses ini tiada mengenal henti. Suatu kebutuhan yang telah memuaskan tidak menjadi motivator perilaku. Hanya kebutuhankebutuhan yang belum terpuaskan menjadi motivator perilaku. Kebutuhan manusia tersusun dan berjenjang).12 Maslow dalam teori hirarki kebutuhan, menurutnya motivasi dan kinerja seseorang akan dipengaruhi oleh lima kategori kebutuhan yaitu: kebutuhan fisiologis, rasa aman, kasih sayang, kebutuhan akan rasa harga diri, serta kebutuhan akan aktualisasi diri. Kebutuhan fisiologis (physiological needs). Kebutuhan ini paling rendah tingkatannya, dan memerlukan pemenuhan yang paling mendesak, misalnya kebutuhan akan makanan, minuman, air, dan udara. Kebutuhan ini juga dapat mempengaruhi kinerja guru. Jika guru sudah merasa aman akan kebutuhan yang sifatnya mendesak ini, maka guru tinggal memikirkan hal yang lain yang lebih bermanfaat bagi tugas dan tanggungjawabnya sebagai guru. Kebutuhan rasa aman (safety needs). Kebutuhan tingkat kedua ini adalah suatu kebutuhan yang mendorong individu untuk memperoleh ketentraman, kepastian, dan keteraturan dari keadaan lingkungannya, misalnya kebutuhan akan pakaian, tempat tinggal, dan perlindungan atas tindakan yang sewenang-wenang. Kebutuhan ini juga sangat 12
Hikmat, Manajemen Pendidikan,(Bandung : CV Pustaka Setia, 2009) Cet. I, h. 275
18
mempengaruhi kinerja guru, seorang guru yang merasa tidak tenang akan keterpenuhannya tempat tinggal dan perlindungan tindak sewenang-wenang, maka pikirannya tidak terfokus pada kerja dan profesionalnya, melainkan ia akan memikirkan keamanan dan kenyamanan di tempat ia bekerja. Kebutuhan kasih sayang (belongingnesss and love neeeds). Kebutuhan ini mendorong individu untuk mengadakan hubungan afektif atau ikatan emosional dengan individu lainnya, baik dengan sesama jenis maupun dengan yang berlainan jenis, di lingkungan keluarga ataupun di masyarakat, misalnya rasa disayangi, diterima, dan dibutuhkan oleh orang lain. Seorang guru harus mendapatkan perhatian dan kasih sayang yang cukup dari lingkungan di tempat ia bekerja, jika perhatian dan kasih sayang tersebut telah diberikan, maka ia akan berusaha melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik. Kebutuhan akan rasa harga diri (esteem needs). Kebutuhan ini terdiri dari dua bagian. Bagian pertama adalah penghormatan atau penghargaan dari diri sendiri, dan bagian yang kedua adalah penghargaan dari orang lain. Misalnya hasrat untuk memperoleh kekuatan pribadi dan mendapat penghargaaan atas apa-apa yang dilakukannya. Guru yang merasa dihargai akan hasil kerjanya, maka dia akan merasa nyaman dan lebih giat lagi untuk mendidik anak didiknya. Kebutuhan akan aktualisasi diri (need for self actualization). Kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang paling tinggi dan akan muncul apabila kebutuhan yang ada dibawahnya sudah terpenuhi dengan baik. Misalnya pemusik menciptakan komposisi musik atau seorang ilmuan menemukan suatu teori yang berguna bagi kehidupan. Seorang guru akan merasa bangga ketika pendapat dan masukannya serta karya seorang guru dapat diterima dan diindahkan oleh sekolah. 13 Kelima faktor tersebut juga sangat berpengaruh dalam peningkatan kinerja guru di sekolah. Kepala sekolah, sebagai pimpinan tertinggi 13
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, ...., h. 146
19
pada struktur organisasi sekolah seyogyanya dapat memenuhi kelima aspek kebutuhan tersebut, sehingga guru dapat meningkatkan produktifitas kerjanya dengan aman, nyaman, serta lebih giat lagi. d. Pembinaan Kinerja Guru Menurut Ali Imron, pembinaan guru secara terminologi diartikan sebagai serangkaian usaha bantuan kepada guru, terutama bantuan yang berwujud layanan profesional yang dilakukan oleh kepala sekolah, pemilik sekolah dan pengawas serta pembinaan lainnya untuk meningkatkan proses dan hasil belajar.14 Berbeda dengan pendapat Ali Imron, Suryo Subroto mengartikan pembinaan atau pengembangan guru sebagai usaha-usaha melalui keaktifan sendiri untuk meningkatkan pengetahuan dan kecakapan sehingga akan berguna dalam menjalankan kewajiban sebagai guru.15 Dari dua pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa kegiatan pembinan terhadap guru dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain melalui bantuan orang lain, baik itu kepala sekolah, pembina, ketua yayasan, pengawas dan instansi lain yang akan memberikan pembinaan. Selain itu juga kegiatan pembinaan guru dapat dilakukan sendiri oleh guru yang bersangkutan, yaitu dengan keaktifan dan kesadaran diri untuk mengembangkan potensi diri guru yang bersangkutan. Ali Imron mengelompokkan pembinaan guru menjadi tiga macam pembinaan. Pertama, pembinaan kemampuan guru dalam hal memelihara program pengajaran di kelas, Kedua, kemampuan guru dalam hal menilai dan memperbaiki faktor-faktor yang mempengaruhi belajar anak didik, Ketiga, memperbaiki situasi belajar anak didik.16
14
Ali Imron, Pembinaan Guru Di Indonesia, (Jakarta: Pustaka Jaya, 1993) h. 9. B. Surya Subroto, Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan Di Sekolah, (Jakarta Bina Aksara, 1984) h. 147. 16 Ali Imron, Pembinaan Guru Di Indonesia, … h. 13. 15
20
Dalam hal Pembinaan kemampuan guru dalam memelihara program pengajaran di kelas, kepala sekolah harus mengetahui dan memahami tahap-tahap proses pengajaran sehingga dapat membantu kepala sekolah untuk melaksanakan pembinaan program pengajaran kepada guru-guru. Selanjutnya kepala sekolah juga harus memahami faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi belajar anak didik, seperti faktor motivasi, kematangan, hubungan peserta didik dengan guru, kemampuan verbal, tingkat kebebasan, rasa aman, dan keterampilan guru dalam berkomunikasi. Jika kepala sekolah memahami faktor-faktor di atas, maka sangat mudah bagi kepala sekolah untuk melakukan pembinaan kepada guru dalam hal bagaimana evaluasi dan penilaian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi belajar anak didik di sekolah. Maka kepala sekolah juga hendaknya terbuka tetapi tetap menjaga jarak dengan para tenaga kependidikan,
agar
mereka
dapat
mengemukakan
berbagai
permasalahan yang dihadapi dalam melaksanakan tugasnya sebagai tenaga kependidikan. Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa peran-peran guru tersebut apabila dijalankan dengan penuh tanggung jawab dan komitmen, maka akan memajukan sekolah dengan keprofesionalannya dalam mendidik anak. Berdasarkan berbagai uraian di atas, maka yang dimaksud dengan kinerja guru dalam penelitian ini adalah hasil kerja yang dicapai dan diperlihatkan oleh guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya melalui kualitas kerja, ketepatan waktu, inisiatif dan kecakapan untuk mencapai tujuan pendidikan. Kinerja guru dalam penelitian ini dapat diukur berdasarkan 5 indikator,
yaitu
merencanakan
pembelajaran,
melaksanakan
pembelajaran, mengevalusi hasil pembelajaran, menindak lanjuti hasil pembelajaran, serta melakukan bimbingan dan konseling.
21
2.
Supervisi Akademik Kepala Sekolah a.
Pengertian Supervisi Akademik Kegiatan supervisi akademis merupakan suatu bentuk layanan
professional yang dikembangkan utnuk meningkatkan profesionalisme komponen sekolah khususnya guru dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik. Menurut Made Midarta pengertian “supervisi adalah suatu proses pembimbingan dari pihak atasan kepada guru-guru dan para personalia sekolah lainnya yang langsung menangani belajar para siswa, untuk memperbaiki situasi belajar mengajar, agar para siswa dapat meningkat”.17 Supervisi ini dilakukan dalam rangka mengetahui permasalahan dalam proses pembelajaran sehingga dapat dilakukan perbaikan. Menurut Ngalim Purwanto, supervisi adalah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif.18 Dari definisi tersebut terlihat bahwa kegiatan supervisi yang dimaksud bukan untuk mengawasi dalam pengertian mencari-cari kesalahan, melainkan untuk memberikan bantuan dan arahan. Sebagaimana dikutip Piet A. Sahertian, supervisi adalah suatu usaha menstimulus, mengkoordinasi, dan membimbing secara kontinu pertumbuhan guruguru di sekolah baik secara individu maupun kolektif, agar lebih baik mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran. Supervisi pada dasarnya diarahkan pada dua aspek, yakni: supervisi akademik dan supervisi manajerial. Supervisi akademik berupa bantuan pembelajaran baik di dalam maupun di luar kelas. Sedangkan supervisi manajerial menitikberatkan pengamatan pada aspek-aspek pengelolaan 17
Made Pidarta, Pemikiran tentang Supervisi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992),
h. 5. 18
Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1984) Cet. 10, h. 63
22
administrasi sekolah yang berfungsi sebagai pendukung terlaksananya pembelajaran. Supervisi akademik adalah pembinaan yang menitikberatkan pengamatan pada masa akademik yang langsung berada pada lingkup kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru untuk membantu siswa ketika sedang dalam proses belajar. Dalam peranannya supervisi akademik menjadi aspek kunci untuk memberikan dan memberdayakan para guru dalam mengembangkan secara maksimum belajar siswanya. 19
Menurut Spanbauer yang dikutip oleh Rohiat, ada 3 hal dalam melaksanakan supervisi, yaitu: 1) Libatkan guru dan semua staff dalam aktivitas penyelesaian masalah, gunakan metode saintifik dasar dan prinsip-prinsip mutu statistis, dan proses pengendaliannya. 2) Berbagilah tentang informasi manajemen sebanyak mungkin untuk membantu membentuk komitmen mereka. 3) Terapkan komunikasi yang sistematis dan terus menerus antar setiap orang yang terlibat dalam sekolah.20
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa supervisi akademik
adalah
serangkaian
kegiatan
membantu
guru
mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi pencapaian tujuan akademik. Dengan demikian, guru membutuhkan pengawasan dari seorang supervisor yang akan mengevaluasi dan meningkatkan kualitas kinerjanya. Menurut E. Mulyasa bahwasanya “pengawasan pendidikan ada dua yaitu pengawasan pendidikan internal yang dilakukan oleh kepala sekolah dan pengawasan pendidikan eksternal yang dituntuk oleh pemerintah. Salah satu tugas kepala sekolah adalah sebagai supervisor 19
Rohiat, Manajemen Sekolah, (Bandung: PT Refika Aditama, 2010), Cet. Ke-1, h. 36-37. Ibid,...,h. 38
20
23
yaitu
mensupervisi
kependidikan.”
pekerjaan
yang
dilakukan
oleh
tenaga
21
Selanjutnya, untuk dapat mendefinisikan supervisi akademik kepala sekolah, terlebih dahulu dirumuskan definisi kepala sekolah. Secara sederhana kepala sekolah dapat didefinisikan sebagai seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah di mana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat di mana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran. Peran kepala sekolah bukan hanya sebagai peminpin namun juga sebagai supervisor akademik bertindak sebagai stimulator, pembimbing dan konsultan bagi guru-guru dalam perbaikan pengajaran dan menciptakan situasi belajar mengajar yang baik. Dari berbagai uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa supervisi akademik kepala sekolah adalah kemampuan kepala sekolah dalam melaksanakan kegiatan pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah dalam mengembangkan kemam puannya agar terjadi peningkatan dalam kinerjanya.
b. Tujuan dan Sasaran Supervisi Akademik Diantara berbagai tujuan yang banyak dijelaskan oleh para ahli, tujuan dari supervisi yaitu “untuk mengetahui apakah program sekolah/madrasah berjalan sebagaimana yang direncanakan, apa hambatan yang terjadi dan bagaimana cara mengatasi masalah tersebut”.22 Menjelaskan bahwa tujuan umum supervisi adalah mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik melalui pembinaan dan peningkatan profesi mengajar. Selanjutnya menurut
21
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung; PT. Remaja Rosdakarya, 2011), h. 111. 22 Muhaimin, Suti’ah, Sugeng listyo Prabowo, Manajemen Pendidikan: Aplikasinya dan Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah/Madrasah, (Jakarta: Prenada Media Group, 2009) h. 373.
24
penulis bahwa tujuan supervisi adalah untuk membantu guru meningkatkan kemampuannya agar menjadi guru yang lebih baik dalam melaksanakan pengajaran. Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa kata kunci dari supervise akademik ialah memberikan layanan dan bantuan kepada guru-guru, maka tujuan supervisi adalah memberikan layanan dan bantuan
untuk
mengembangkan
dilakukan guru di kelas.
23
situasi
belajar-mengajar
yang
Kegiatan supervisi yang dilakukan oleh
kepala sekolah bertujuan untuk menghadapi situasi yang berkembang demi terciptanya perbaikan dan peningkatan atas proses yang telah berlangsung sehingga terjadi perubahan baik proses pembelajaran maupun kemampuan dari guru sebagai pelaksana pembelajaran. Supervisi bukan sekedar untuk memperbaiki kemampuan mengajar tetapi juga untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh guru. Hal ini senada dengan pendapat yang dikemukakan Olive bahwa sasaran (domain) supervisi pendidikan ialah24: 1) Mengembangkan kurikulum yang sedang dilaksanakan di sekolah. 2) Meningkatkan proses belajar mengajar di sekolah. 3) Mengembangkan seluruh staf di sekolah.
Berdasarkan ketiga sasaran tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
selain
guru
harus
dibekali
dengan
pengetahuan
dan
keterampilan, guru juga harus diberikan semangat kerja dari kepala sekolah sebagai pimpinan guna menambah gairah dalam melaksanakan proses pembelajaran.
23
Piet A. Sahertian, Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Jakarta; PT Rineka Cipta, 2000), h. 19. 24 Ibid, …, h. 19
25
c.
Prinsip Supervisi Akademik Pada masa lalu kegiatan supervisi dinilai lebih bersifat inspeksi,
yaitu lebih menekankan pada pengawasan, penilaian, dan mencari-cari kesalahan. Padahal yang sebenarnya supervisi haruslah merupakan kegiatan yang berlangsung secara terus-menerus dan sistematis kepada guru-guru agar mereka semakin berkembang dalam meningkatkan kualitas proses pembelajarannya di sekolah. Oleh karena itu, dalam melaksanakan kegiatan supervisi seorang kepala sekolah harus berpegangan pada prinsip-prinsip supervisi seperti yang dijelaskan di bawah ini: 1) Prinsip Demokratis Prinsip ini mengandung pengertian bahwa perbaikan tidak mungkin terjadi dengan paksaan dari atas terlepas dari kemauan dan keinginan guru-guru. Oleh karena itu sebelum pertolongan diberikan, kepala sekolah harus membangkitkan terlebih dahulu mativasi pada guru-guru sehingga mereka sadar sepenuhnya akan pentingnya perbaikan. 2) Prinsip Ilmiah Prinsip ini mengandung arti bahwa pelaksanaan supervisi harus bersifat realistis. Sebelum kepala sekolah melakukan kegiatan supervisi dia harus tahu terlbih dahulu sampai pada tingkat mana pengetahuan, keterampilan, serta sikap-sikap yang dimiliki oleh para guru yang disupervisinya, sehiingga kepala sekolah akan tahu pertolongan apa yang harus diberikan dan kegiatan supervisi menjadi realistis. 3) Prinsip Kerjasama Prinsip kerjasama yang mengandung pengertian bahwa upaya yang dilakukan adalah merupakan usaha bersama untuk memberikan dorongan dan kepada stimulus guru.
26
4) Prinsip Konstruktif Prinsip ini hanay dapat dicapai apabila kepala sekolah mamapu menunjukan segi-segi positif atau kekuatan-kekuatan yang dimiliki oleh para guru, sehingga mereka memperoleh kepuasan dalam bekerja. Kepuasan kerja akan memberikan semanagat kepada guru untuk terus-meneurus berusaha mengembangkan diri. 5) Prinsip Terpusat pada Guru Pelaksanaan supervisi yang terpusat pada guru merupakan sasarn pokok yang terdapat dalam kegiatan supervisi. 6) Prinsip Didasarkan atas Kebutuhan Guru Prinsip ini mengandung suatu penekanan bahwa kegiatan supervisi yang akan dilakukan didasarkan pada kebutuhan guru. Kebutuhan guru disini berkaitan erat dengan proses pembelajaran, misalnya guru mrngajar tanpa dilengkapi dengan alat peraga. Untuk itu supervisor bisa member bantuan kepada guru bagaimana cara membuat dan menggunakan alat peraga agar proses pembelajaran lebih efektif. 7) Prinsip Sebagai Umpan Balik Apabila pengawas atau kepala sekolah akan memberikan saran atau umpan balik, sebaiknya disampaikan sesegera mungkin agar tidak lupa. Umpan balik tersebut dimaksudkan agar guru yang disupervisi menyadari kesalahan yang ditunjukan dan menerima sepenuhnya serta dapat melakukan perbaikan atas kesakahan tersebut. 8) Prinsip Profesional Kata profesional menunjuk pada fungsi utama guru yang melaksanakan pengajaran secara professional. Karenanya, supervisi harus mengarahkan kepada hal-hal yang menyangkut tugas mengajar yang terdapat dalam bentuk praktik yang
27
disebut pula dengan pelaksanaan proses pembelajaran di kelas.25
Dari
beberapa
pendapat
yang
menjelaskan
prinsip-prinsip
supervisi, peneliti lebih setuju dengan pendapat yang telah dijelaskan oleh Umiarso dan Imam Gojali karena menurut peneliti pendapat ini lebih jelas. Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pelaksaan supervisi akan meningkatkan proses pembelajaran jika hal tersebut dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip supervisi yang berlaku.
d. Dimensi Supervisi Akademik Supervisi akademik bertujuan untuk meningkatkan kompetensi atau profesionalisme seorang guru dalam proses pembelajaran, sebagaimana yang tercantum dalam Undang-undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun 2005. Seorang kepala sekolah dituntut memiliki keterampilan dalam rangka melaksanakan perannya sebagai supervisor akademik yang baik. Peran atau tugas kepala sekolah sebagai evaluator tentunya menilai performa guru, oleh karena itu kepala sekolah harus memiliki keterampilan dalam menentukan teknik pengukuran, pengumpulan data, menganalisis data, serta menentukan standar keberhasilan seorang guru sehingga ketika terdapat kekurangan bisa langsung diperbaiki. Secara garis besar supervisi itu dapat dibedakan menjadi supervisi umum dan supervisi spesialis. Supervisor umum bertugas membina profesi guru dan personalia sekolah lainnya secara umum, sedangkan supervisor spesialis bertugas membina guru dalam bidang-bidang khusus dan atau spesialisasi-spesialisasi mereka.26 Dari garis besar di atas terdapat tiga keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang supervisor akademik. Pertama, keterampilan teknis, keterampilan ini 25
Umiarso dan Imam Gojali, Manajemen Mutu Sekolah di Era Otonomi Pendidikan,…, h. 293-298. 26 Made Pidarta, Pemikiran Tentang Supervisi Pendidikan,...h. 53.
28
berhubungan dengan pengetahuan khusus yang diperlukan untuk memformasikan tugas-tugas pokok yang berkenaan dengan posisi supervisor. Kedua, keterampilan human relation atau hubungan manusia, kemampuan bekerjasama dengan orang lain dan memotivasi dalam bekerja. Ketiga, kemampuan manajerial, yang brekenaan dengan kemampuan membuat keputusan dan melihat hubungan-hubungan prnting dalam mencapai tujuan. Sedangkan bila merujuk pada Permendiknas No. 12 Tahun 2007, standar kompetensi supervisi akademik yang harus dimiliki oleh Pengawas
Sekolah
Menengah
Pertama/Madrasah
Tsanawiyah
(SMP/MTs), dapat dilihat pada table berikut:27 Tabel 2.1 Kompetensi Supervisi Akademik No
Kompetensi
Sub Kompetensi Memahami landasan teoritik supervise akademik.
Merencanakan program 1
supervise akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru.
Memahami landasan hokum dan kebijakan pemerintah di bidang kurikulum dan pembelajaran. Menyusun rencana supervisi secara sistematis dengan landasan teori dan peraturan yang berlaku. Menerapkan supervise yang
2
27
Melaksanakan supervisi
kontinyu, obyektif, konstruktif,
akademik terhadap guru dengan
humanistic, dan kolaboratif.
menggunakan pendekatan dan
Menerapkan pendekatan dan
teknik supervisi yang tepat.
teknik supervisi yang tepat.
Permendiknas No. 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah
29
Menyusun kriteria keberhasilan supervisi akademik.
3
Menindaklanjuti hasil supervisi
Menyusun instrument supervisi
akademik terhadap guru dalam
akademik.
rangka peningkatan
Melaksanakan evaluasi hasil
profesionalisme guru.
supervisi. Menyusun program tindak lanjut.
Dengan demikian berdasarkan permendiknas di atas jelas bahwa kompetensi tersebut sangat penting bagi seorang supervisor dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya dalam meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan di sekolah.
e.
Pendekatan dan Teknik Supervisi Akademik Pendekatan
didasarkan
yang
pada
digunakan
dalam
prinsip-prinsip
pelaksanaan
psikologis.
supervisi
Pendekatan
ini
dimaksudkan agar kegiatan supervisi yang dilaksanakan tidak cenderung kepada mengemukakan beberapa pendekatan perilaku supervisor, yaitu pendekatan langsung (direktif), pendekatan tidak langsung (non-direktif), dan pendekatan kolaboratif.28 Adapun penjelasan atas pendekatan-pendekatan tersebut sebagai berikut: 1) Pendekatan Langsung (direktif) Pendekatan direktif adalah cara pendekatan terhadap masalah yang bersifat langsung. Supervisor memberikan arahan langsung, sudah tentu pengaruh perilaku supervisor lebih dominan. Pendekatan direktif ini berdasarkan pemahaman terhadap psikologi behavioristis. Prinsip behaviorisme ialah bahwa 28
Piet A. Sahertian, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan …, h. 21
30
segala perbuatan berasal dari refleks, yaitu respon terhadap rangsangan/stimulus.29 2) Pendekatan Tidak Langsung (non-direktif) Yang dimaksud dengan pendekatan tidak langsung (nondirektif) adalah cara pendekatan terhadap permasalahan yang sifatnya tidak langsung. Perilaku supervisor tidak secara langsung menunjukkan permasalahan, tapi ia terlebih dahulu mendengarkan secara aktif apa yang dikemukakan guru-guru. la memberi kesempatan sebanyak mungkin kepada guru untuk mengemukakan permasalahan yang mereka alami. Pendekatan ini berdasarkan pemahaman psikologi humanistik. Psikologi humanistik sangat menghargai orang yang akan dibantu.30 3) Pendekatan Kolaboratif Pendekatan
kolaboratif
adalah
cara
pendekatan
yang
memadukan cara pendekatan direktif dan non-direktif menjadi suatu cara pendekatan baru. Pendekatan ini didasarkan pada psikologi kognitif. Psikologi
kognitif
beranggapan
bahwa
belajar
adalah
perpaduan antara kegiatan individu dengan lingkungan yang pada gilirannya akan berpengaruh dalam pembentukan aktivitas individu.31
Dalam melaksanakan
supervisi
akademik
dapat
digunakan
beberapa teknik supervisi yaitu teknik yang bersifat individual adalah teknik yang dilakukan supervisor untuk seorang guru, misalnya observasi kelas dan percakapan pribadi. Adapun teknik yang bersifat kelompok adalah teknik yang dilakukan oleh supervisor untuk melayani lebih dari satu guru dalam satu kelompok. 29
Zaenal Aqib, Membangun Profesional Guru dan Pengawas Sekolah, (Bandung: Yrama Widya, 2008), h. 196 30 Piet A. Sahertian, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi pendidikan .., h. 48 31 Zaenal Aqib, Membangun Profesionalisme Guru dan Pengawas Sekoah, ..., h. 197
31
Teknik ini dapat dilakukan misalnya dalam bentuk rapat guru, diskusi panel, dan lain sebagainya. 1) Teknik individual a)
Kunjungan kelas Kepala sekolah atau supervisor datang ke kelas untuk melihat cara guru mengajar di kelas. Dengan begitu supervosir dapat melihat kesulitan yang dihadapi guru di kelas, dengan demikian dari data tersebut guru dapat didorong untuk memperbaiki kualitas mengajarnya.
b)
Observasi kelas Observasi dilakukan guna memperoleh data yang obyektif sehingga dapat dianalisa mengenai kesulitan-kesulitan yang dihadapi guru dalam usaha memperbaiki hal belajar mengajar.
c)
Percakapan pribadi Percakapn dilakukan empat mata antara supervisor dengan guru untuk mengetahui kesulitan guru dalam proses belajar mengajar dengan tujuan untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan dan kekurangan yang dialami oleh guru.
d)
Saling mengunjungi kelas Maksudnya adalah antara guru yang satu dengan yang lain saling mengunjungi yang sedang mengajar dengan maksud untuk bertukar pengalaman. Keuntungannya adalah bisa saling memotivasi bagaimana teknik dan metode dalam mengajar yang baik.
e)
Menilai diri sendiri Salah satu yang sulit adalah menilai diri sendiri, oleh karena itu perlu dilakukan guna memperbaiki kelemahan yang diri sendiri.
32
2) Teknik kelompok Yang dimaksud dengan teknik kelompok adalah supervisi yang dilaksanakan secara kelompok. Adapun kegiatan yang dapat dilakukan antara lain: 32 a) Rapat guru. b) Mengadakan diskusi. c) Mengadakan penataran.
Dalam melaksanakan supervisi seorang kepala sekolah dapat menggunakan teknik yang mana saja, karena belum tentu teknik yang digunakan cocok semua, oleh karena itu harus disesuaikan dengan karakteristik guru tersebut.
f.
Objek Supervisi Pendidikan Objek pengkajian supervisi ialah perbaikan situasi belajar-mengajar
dalam arti yang luas.33 Lebih lanjut Sahertian menulis bahwa objek supervisi di masa yang akan datang mencakup.34: 1) Pembinaan Kurikulum Guru-guru memerlukan bantuan dan penjelasan mengenai penerapan suatu kurikulum, terlebih kurikulum tersebut baru misalnya. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Untuk itu, seperti yang ditulis oleh Sahertian bahwa : “... supervisor bertugas untuk memberikan pengertiari tentang apa sebenarnya kurikulum itu, pendekatan yang digunakan dalam kurikulum. Kegiatan dan pengalaman belajar, model pengembangan kurikulum yang hendak diterapkan”.35
32
Ngalim Purwanto, Administrasi Pendidikan,(Jakarta: Mutiara, 1984), h. 122 Piet A. Sahertian, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi pendidikan ..., h. 26 34 Ibid,..., h. 27 35 Ibid,..., h. 28 33
33
2) Perbaikan Proses Pembelajaran Penerapan kurikulum di sekolah tidak lepas dari peran serta guru. Gurulah yang menerapkan kurikulum yang ada ke dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran tersebut, guru perlu untuk disupervisi. Supervisi
ini
dilakukan
untuk
meningkatkan
mutu
pembelajaran yang merupakan penerapan dari kurikulum. 3) Pengembangan Staf Supervisi yang dilakukan oleh supervisor sebaiknya bukan untuk
menakut-nakuti.
Supervisi
dilaksanakan
untuk
membantu guru dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya.
Seorang
supervisor
sebaiknya
mampu
memberikan solusi atau saran-saran atas permasalahan yang dihadapi. Dengan begitu, secara tidak langsung supervisor telah membantu guru untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya. 4) Pemeliharaan dan Perawatan Moral serta Semangat Kerja Guru-guru Supervisor dalam melaksanakan kegiatan supervisi harus tetap menghormati dan menghargai harga diri guru. Supervisor tidak boleh berkesan menggurui atau memaksakan kehendaknya. Supervisor sebaiknya memberikan motivasi bagi guru agar mereka dapat mengembangkan potensinya.
g.
Kepala Sekolah sebagai Supervisor Akademik Kegiatan utama pendidikan di sekolah dalam rangka mewujudkan
tujuannya adalah kegiatan pembelajaran, sehingga seluruh aktivitas organisasi sekolah bermuara pada pencapaian efisiensi dan efektivitas pembelajaran.36 Kepala sekolah sebagai manajer tertinggi di sekolah bertanggung
36
jawab
atas
penyelenggaraan
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, ... h. 111
kegiatan
pendidikan,
34
administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya, dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana. Berkaitan dengan kegiatan pembelajaran di kelas, kepala sekolah dapat
melakukan
supervisi
untuk
membantu
guru
dalam
mengembangkan kualitas kegiatan pembelajaran. Kegiatan supervisi yang berkaitan dengan hal tersebut lebih dikenal dengan sebutan supervisi akademik. Glickman (1981), mendefinisikan supervisi akademik
adalah
serangkaian
kegiatan
membantu
guru
mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi pencapaian tujuan pembelajaran.37 Supervisi akademik tersebut dimaksudkan untuk membantu guru dalam mengembangkan kemampuannya. Bantuan yang diberikan supervisor dapat berupa saran-saran untuk memperbaiki proses belajar mengajar, dapat juga berbentuk referensi agar dapat mengembangkan kreatifitas; guru dalam mengajar. Semakin baik bantuan yang diberikan tersebut diharapkan akan semakin mengembangkan kemampuan guru dalam
mengelola
pembelajaran.
Dengan
begitu
maka
tujuan
pembelajaran menjadi lebih mudah untuk dicapai. Hal seperti ini menuntut peran serta kepala sekolah agar dapat melaksanakan supervisi akademik dengan baik. Untuk mewujudkan hal tersebut di atas, kepala sekolah harus memiliki supervisi akademik yang baik agar dapat melaksanakan fungsinya sebagai supervisor dengan baik. Supervisi akademik kepala sekolah menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah seperti tercantum dalam tabel berikut:38
37
Bahan Diklat Pengawas MTs Angkatan 1 Tahun 2009, Metode Dan Teknik Supervisi, (Direktorat Tendik, Dirjen PMPTK Depdiknas: 2009,t.t), h. 9. 38 Peraturan Menteri pendidikan nasional Republik Indonesia Nomor 13 tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah, (Jakarta: BSNP, 2007), h. 12.
35
Tabel 2.2 Indikator Supervisi Akademik Dimensi Kompetensi
Indikator Supervisi Akademik Merencanakan
program
supervisi akademik
dalam rangka peningkatan profesionalisme guru.
Melaksanakan Supervisi
supervisi
akademik terhadap
guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat. Menindak lanjuti
hasil
supervisi akademik
terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru.
Pada indikator supervisi akademik kepala sekolah di atas, terlihat bahwa supervisi yang dilaksanakan oleh kepala sekolah adalah supervisi akademik. Kegiatan supervisi terbagi menjadi 2, yaitu supervisi administrasi (manajerial) dan supervisi akademik. Supervise akademik intinya adalah membina guru dalam meningkatkan mutu proses pembelajaran. Oleh sebab itu, sasaran supervisi akademik adalah guru dalam proses belajar mengajar (pembelajaran). Berdasarkan uraian di atas, maka yang dimaksud dengan supervisi akademik kepala sekolah adalah kemampuan kepala sekolah dalam melaksanakan kegiatan pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif.
B.
Kerangka Berfikir Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang mempunyai visi dan misi
tertentu. Visi dan misi tersebut menjadi cita-cita yang mesti diwujudkan melalui kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di sekolah. Untuk merealisasikan hal tersebut perlu didukung oleh kompetensi yang baik dari semua warga sekolah,
36
utamanya kepala sekolah dan guru. Dari sinilah, kompetensi kepala sekolah dan guru menjadi sangat berguna untuk mengembangkan sekolah. Kompetensi guru dan kepala sekolah yang baik akan berdampak pada baiknya kinerja yang ditunjukkan. Kepala sekolah harus mampu memimpin para guru dan semua karyawan untuk mencapai kinerja terbaiknya. Kepala sekolah yang berperan sebagai pemimpin tidak bisa lepas dari fungsinya sebagai supervisor. Hal ini karena kegiatan supervisi terhadap guru yang dilakukan kepala sekolah merupakan bagian dari peranannya sebagai pemimpin di sekolah untuk membina guru dalam meningkatkan kinerjanya. Untuk itu maka perlu didukung dengan kegiatan supervisi kepala sekolah yang baik untuk memastikan bahwa apa yang dikerjakan para guru telah sesuai dengan yang ditetapkan. Atas dasar itulah maka kegiatan supervisi menjadi penting dilaksanakan oleh kepala sekolah. Seperti ditulis oleh Moh. Uzer Usman bahwa dalam fungsinya sebagai penilai hasil belajar siswa, guru hendaknya mengikuti hasil belajar yang dicapai dari waktu ke waktu.39 Kegiatan ini idealnya mendapatkan supervisi yang baik dari kepala sekolah untuk mendapatkan kinerja guru yang baik. Hal-hal yang masih kurang dalam pelaksanaan kegiatan guru dapat menjadi dasar bagi kepala sekolah untuk memberikan saran yang baik. Karena dalam setiap pelaksanaan kegiatan di sekolah harus ada pengawasan terhadap setiap komponen sekolah, hal itu dimaksudkan agar kegiatan pembelajarn dapat berjalan dengan lancar sehingga menghasilkan output yang berprestasi dan bermoral. Disinilah peran kepala sekolah sebagai supervisor diharapkan dapat memberikan solusi terhadap segala permasalahan terutama dalam pengembangan kompetensi para guru. Saran kepala sekolah sangat diperlukan oleh para bawahan dalam melaksanakan tugas. Para guru, staf dan siswa suatu sekolah hendaknya selalu mendapatkan saran, anjuran dari kepala sekolah, sehingga dengan saran tersebut selalu dapat memelihara bahkan meningkatkan semangat, rela berkorban, rasa 39
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), cet. 26, h. 11.
37
kebersamaan dalam melaksanakan tugas masing-masing. Oleh karena itu, diharapkan dengan adanya supervisi akademik yang dilakukan kepala sekolah dapat meningkatkan kinerja guru. Secara teoritis hubungan antara supervisi kepala sekolah dengan kinerja guru sangatlah erat, lalu bagaimana sesungguhnya realita yang terjadi di sekolah. Jika kepala sekolah mampu melaksanakan supervisi akademik dengan baik maka, kinerja guru akan meningkat. Sebaliknya jika kepala sekolah belum mampu melaksanakan supervisi akademik dengan baik maka, kinerja guru tidak akan meningkat. Maka dengan demikian dapat diduga bahwa pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah berpengaruh terhadap kinerja guru.
C.
Pengajuan Hipotesis Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka pertanyaan yang menjadi
permasalahan dalam penelitian ini adalah “Apakah terdapat hubungan antara supervisi kepala sekolah dengan kinerja guru?” Dengan demikian, maka hipotesis yang akan diajukan dalam penelitian ini adalah: 1.
Ho : “Tidak ada hubungan antara supervisi akademik kepala sekolah dengan kinerja guru”.
2.
Ha : “Ada hubungan antara supervisi akademik kepala sekolah dengan kinerja guru”.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.
Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan Yayasan Islamiyah Ciputat, Sedangkan waktu
pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan, terhitung mulai Agustus sampai dengan Oktober 2014. Tabel 3.1 Grafik Penyusunan Skripsi No
B.
Bulan Pelaksanaan
Kegiatan
Agus
1
Penyusunan Proposal Penelitian
2
Izin Pelaksanaan
3
Pengumpulan Data
4
Analisa Data
5
Deskripsi Data
6
Penyusunan Data dan Kesimpulan
Sep
Okt
Nov
Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey
dengan pendekatan kuantitatif. Sedangkan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasional, yaitu mengetahui hubungan pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah terhadap kinerja guru.
C.
Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Berdasarkan batasan ini
maka dapat ditegaskan bahwa populasi dalam penelitian ini adalah kepala sekolah dan guru di Yayasan Islamiyah Ciputat yang berjumlah 120 orang. Dalam penelitian ini, yang menjadi sampel penelitian dari jumlah populasi di Yayasan Islamiyah Ciputat berjumlah 30 orang atau 25% dari jumlah populasi 38
39
dikarenakan jumlah subjek penelitian lebih dari 100 orang. Sebagaimana pendapat dari Suharsimi Arikunto yang menjelaskan tentang populasi sebagai subjek penelitian bahwa: “Apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi jika jumlahnya lebih besar, dapat diambil 10-15%, atau 20-25% atau lebih”.1
D.
Teknik Pengumpulan Data Data merupakan sumber pelengkap utama yang mutlak diperlukan, terutama
untuk menjelaskan dan mendukung terhadap pernyataan yang talah dirumuskan. Pengumpulan data dimaksudkan sebagai pencatatan peristiwa atau karakteristik dari sebagian atau seluruh elemen populasi. Untuk mendapatkan data objektif, maka dalam penelitian lapangan ini penulis menggunakan prosedur yang sistematis, sebagai berikut: 1.
Angket Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup. Dimana responden tinggal memilih jawaban yang telah disediakan dengan memilih jawaban yang paling tepat pada empat alternatif jawaban yang telah disediakan. Angket digunakan untuk memperoleh data dari guru tentang pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah.
2. Wawancara Wawancara digunakan untuk memperoleh data atau informasi dari kepala sekolah dan guru tentang bagaimana pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru. 3.
Dokumentasi Dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data tentang sejarah berdirinya MTs Islamiyah Ciputat, Silabus, RPP, data-data siswa, guru dan karyawan serta struktur organisasi sekolah.
1
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT. Rineke Cipta, 2002), cet. Ke- 12 (Edisi Revisi V), h. 112.
40
E.
Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan instrument atau alat peraga
berupa angket/kuesioner. Angket atau kuesioner adalah alat pengumpul data yang berupa daftar pertanyaan atau pernyataan yang disusun untuk memperoleh informasi atau data yang diperlukan dari responden. Jenis angket ini adalah angket tertutup, dimana responden tinggal memilih jawaban sesuai dengan alternatif jawaban yang telah disediakan untuk memberikan informasi yang sebenarnya. Untuk mengetahui pernyataan-pernyataan tersebut dapat dilihat dalam kisikisi instrument di bawah ini: Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Variabel
Dimensi
Indikator Menyusun program supervisi jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.
Merencanakan program
Melibatkan pihak lain dalam
supervisi akademik
menyusun rancangan
Supervisi
supervisi akademik.
Akademik
Menganalisis tugas dan
Kepala
tanggungjawab masing-
Sekolah
masing guru. Membantu guru dalam menyusun rencana Melaksanakan supervisi
pembelajaran
akademik
Membantu guru menyajikan pembelajaran Membantu guru
Butir Soal
41
mengevaluasi Membantu guru mengelola kelas Membantu guru mengembangkan kurikulum Membantu guru menyusun program pengajaran Membantu guru melakukan kerjasama Membantu guru mengevaluasi diri sendiri Memberikan penghargaan kepada guru yang kinerjanya baik. Menindak lanjuti hasil supervisi akademik.
Memberikan sanksi kepada guru yang kinerjanya tidak maksimal. Memberikan pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan kinerja guru. Mampu menyusun program tahunan dan semester.
Merencanakan pembelajaran.
Mampu menyusun Silabus. Mampu menyusun RPP.
Kinerja
Mengelola kelas dengan
Guru
kondisi yang efektif. Melaksanakan pembelajaran
Menguasai materi pembelajaran. Menggunakan metode yang bervariasi
42
Melaksanakan ulangan Mengevaluasi hasil
harian.
pembelajaran
Melaksanakan ujian semester. Memberikan tugas sekolah. Melakukan remedial atau
Menindak lanjuti hasil
perbaikan.
evaluasi pembelajaran.
Melaksanakan pengayaan. Memberikan motivasi belajar. Memberikan bimbingan terhadap siswa yang
Melaksanakan bimbingan konseling.
bermasalah. Memberikan penghargaan kepada siswa berprestasi. Meberikan sanksi terhadap siswa yang melanggar aturan.
Dalam instrument penelitian ini, penulis menggunakan skala Likert dalam mendeskripsikan hubungan kompetensi supervisi akademik kepala sekolah terhadap kinerja guru di MTs Islamiyah Ciputat. Untuk menentukan skor pilihan ada empat kemungkinan jawaban angket yaitu sebagai berikut:
F.
1.
Jawaban “ Selalu” mendapatkan skor 4.
2.
Jawaban “ Sering” mendapatkan skor 3.
3.
Jawaban “ Kadang-kadang” mendapatkan skor 2.
4.
Jawaban “ Tidak Pernah” mendapatkan skor 1.
Uji Instrumen 1.
Validitas Instrumen Uji validitas instrument dilakukan untuk mengetahui apakah butir-butir pertanyaan yang digunakan dalam instrument ini valid atau tidak valid (drop). Berikut adalah rumus product moment :
43
r xy =
( (
√*
)(
) +*
) (
) +
Keterangan: rxy
: Angka indeks “r” Product Moment
N
: Number Of Cases
∑XY
: Jumlah hasil perkalian antara X dan Y
∑X
: Jumlah hasil skor X
∑Y
: Jumlah hasil skor Y.2
Hasil perhitungan setiap butir tersebut akan dikonsultasikan dengan “r” table, dengan ketentuan jika “r” hitung lebih besar dari “r” table maka butir tersebut dinyatakan valid dan dapat digunakan untuk menjaring data yang dibutuhkan. Dan apabila “r” table lebih besar dari “r” hitung maka variabel tersebut tidak dapat digunakan untuk menjaring data karena tidak valid. 2.
Realibilitas Instrumen Realibilitas
instrument
digunakan
untuk
mengetahui
tingkat
kepercayaan suatu instrumen. Instrument dapat cukup dipercaya untuk digunakan sebagai alat mengumpulkan data karena dianggap sudah baik. Untuk menguji realibilitas instrument amaka dapat digunakan rumus Alpha:
r11 = [
][
]
Keterangan: R11
: reliabilitas
K
: banyaknya butir pertanyaan : Jumlah Varians butir : Varians total.3
2
Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan,(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006), h.206 3 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik,(Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), Cet. Ke-13, h. 196.
44
Dalam perhitungan uji realibilitas ini, item pertanyaan yang dihitung untuk menentukan jumlah total varian butir total adalah item yang valid saja sedangkan yang tidak valid tidak dihitung.
G. Teknik Pengolahan Data dan Pengujian Hipotesis Dalam penelitian ini, teknik pengolahan data akan dilakukan dengan cara sebagai berikut: memeriksa angket tentang kebenaran dan kelengkapannya lalu dikelompokkan sesuai isi, membuat tabel-tabel untuk memasukkan jawaban responden yang kemudian dicari potensinya untuk dianalisis, menganalisis data yang tealh diolah sehingga hasil penelitian mudah dipahami dan terakhir memberi kesimpulan dari hasil analisis dan interpretasi data. Teknik yang digunakan adalah teknik analisis statistik sebagai berikut: 1.
Pengujian Hipotesis Data yang diperoleh dalam penelitian ini selanjutanya akan diolah dengan menggunakan analisis statistik dengan menggunakan koefisien korelasi product moment (r
xy atau
rhitung), guna membandingkan hasil
pengukuran dua variabel yang berbeda agar dapat diketahui tingkat hubungan antara dua variabel tersebut dengan rumus:
r xy =
( √*
(
) +*
)(
) (
) +
Keterangan: rxy
: Angka indeks “r” Product Moment
N
: Number Of Cases
∑XY
: Jumlah hasil perkalian antara X dan Y
∑X
: Jumlah hasil skor X
∑Y
: Jumlah hasil skor Y.4
Selanjutnya untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi terhadap rxy digunakan pedoman sebagai berikut:
4
Anas Sudjiono, Pengantar Statistik,..., h. 206
45
Tabel 3.3 Pedoman Interpretasi Koefesien Korelasi5 Besarnya “r” Product Moment (rxy) 0,00 – 0,20
Interpretasi Antara variable X dan variable Y memang tidak terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau sanagat rendah sehingga korelasi itu dapat diabaikan (dianggap tidak ada korelasi antara variable X dan Y).
0,20 – 0,40
Antara variable X dan Y terdapat korelasi yang lemah atau rendah.
0,40 – 0,70
Antara variable X dan Y terdapat korelasi yang sedang dan cukup.
0,70 – 0,90
Antara variable X dan Y terdapat korelasi yang kuat atau tinggi.
0,90 – 1,00
Antara vriabel X dan Y terdapat korelasi yang sangat kuat atau tinggi.
2.
Interpretasi menggunakan table “r” yaitu
. Hasilnya
dikonsultasikan pada table “r” product moment dari pearson untuk pada taraf yang signifikan 1% dan 5%. 3.
Mencari kontribusi variabel X dan Y dengan rumus sebagai berikut :
5
Ibid., h. 193
KD =
.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN INTERPRETASI DATA
A.
Gambaran Umum Objek Penelitian 1.
Sejarah Sekolah MTs Islamiyah bernaung dibawah sebuah Yayasan Islamiyah Ciputat
(YIC). Berdirinya YIC ini bermula adanya keinginan dan semangat beberapa pemuda yang berada disekitar wilayah Ciputat antara lain: Drs. H. Zarkasih Nur, Drs. Saiful Millah, M.BA., H. M. Anwar Nur, S.Ag, Hj. Muniroh Nur dll. Mereka merasa terpanggil dan ikut bertanggung jawab terhadap pelestarian dan pengamalan syariah islam, dan akhirnya tercetuslah kesepakatan bersama untuk menegakkan dan mengembangkannya melalui bidang pendidikan. Hal ini didasarkan bahwa pendidikan tingkat menengah saat itu didaerah Ciputat tergolong masih langka, sehingga mereka yang mempunyai keinginan untuk melanjutkan studi ketingkat tersebut harus pergi ke Jakarta. Kondisi ini hanya terbatas bagi mereka yang mampu saja, sementara bagi mereka yang kurang mampu terpaksa menjadi pengangguran dan lebih jauh lagi dikhawatirkan mereka itu akan terpengaruh oleh lingkungan kurang baik yang bisa menjerumus kearah kejahatan. Dari keinginan dan semangat bersama di atas, maka pada tanggal 12 Mei 1965 didirikan suatu lembaga pendidikan yang bernama pendidikan guru agama islamiyah yang mendapatkan sambutan hangat dari tokoh-tokoh “ahlussunnah wal jamaah” wilayah Ciputat dan sekitarnya. Seiring berjalannya waktu dan sesuai ketentuan dari Departemen Agama bahwa seluruh sekolah PGA di Indonesia diganti dengan Madrasah Tsanawiyah . Dengan demikian sejak tahun 1978 PGA islamiyah pun berubah nama menjadi MTs Islamiyah Ciputat. Setelah mengalami pasang surut alhamdulillah sampai saat ini MTs Islamiyah Ciputat masih mampu melaksanakan kegiatan pendidikan dan
46
47
masih banyak diminati masyarakat, karena kami terus berusaha untuk melaksanakan pembinaan para siswa sesuai harapan masyarakat. MTs Islamiyah Ciputat telah memiliki banyak prestasi, baik akademik (melanjutkan kesekolah lanjutan) maupun prestasi non akademik (kegiatan ekskul). Pada saat ini jumlah rombongan belajar sebayak 9 rombel terdiri dari: kelas VII 3 Rombel, Kelas VIII 3 Rombel dan Kelas IX 3 Rombel, sampai saat ini MTS Islamiyah Ciputat pernah dipimpin 7 orang kepala madrasah hingga sekarang.
2.
Profil Sekolah Nama Sekolah
: Tsanawiyah Islamiyah Ciputat
NPSN
: 212280406045
Alamat
: Jl. Kihajar Dewantara No. 23 Kel. Ciputat Kec. Ciputat. Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten.
3.
No. Telp
: (021) 74716497
Kode Pos
: 15412
Status Sekolah
: Swasta
Nama Yayasan
: Yayasan Islamiyah Ciputat
Visi dan Misi Guna mencapai target-target pendidikan yang telah direncanakan, MTs
Islamiyah Ciputat membuat visi dan misi sebagai berikut: a.
Visi “Terbentuknya Manusia Unggul Dalam Iman, Ilmu, Dan Amal Yang Berhaluan Ahlussunah Wal Jamaah”. Indikator Visi : “Unggul dalam Ilmu Pengetahuan” 1) Prestasi akademik: a) Terampil dalam pelaksanaan ibadah. b) Terampil menggunakan alat praktikum IPA. c) Terampil Penguasaan Bahasa Inggris.
Indonesia, Arab dan
48
d) Terampil memanfaatkan Teknologi. e) Penguasaan multi media dengan benar. 2) Prestasi non akademik: a) Berprestasi dalam bidang olah raga. b) Berprestasi dalam bidang kesenian. c) Berprestasi dalam bidang ekstra kurikuler. 3) Berlandaskan Iman dan Taqwa: a) Beriman dan bertaqwa. b) Kedisiplinan. c) Kreasi seni budaya Islam. b.
Misi 1) Membentuk siswa yang berakhlakul karimah. 2) Meningkatkan
prestasi
siswa
baik
dalam
kegiatan
intrakurikuler maupun ekstrakurikuler. 3) Melatih dan membimbing siswa untuk selalu ikhlas dalam tindakan maupun perbuatan. 4) Menjunjung
tinggi
dan
melaksanakan
kaidah-kadiah
ASWAJA. c.
Program sekolah Untuk mencapai visi dan misi sekolah maka diperlukan program sekolah yang efektif dan efisien dengan keadaan di MTs. Islamiyah Ciputat. Dengan begitu tujuan sekolah dapat tercapai. Adapun program sekolah yang ada sebagai berikut: 1) Melahirkan generasi penerus bangsa yang unggul dalam bidang IPTEK dan IMTAQ yang berpedoman pada Al-Qur’an dan As-Sunnah. 2) Program Pembinaan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlaq mulia. 3) Kompetensi peserta didik dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki dasar-dasar
pengetahuan, kemampuan,
dan keterampilan untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. 4) Kegiatan pembelajaran pasrtisipatif, aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
49
5) Program
6K
Kebersihan,
(Keamanan,
Keindahan,
Ketertiban,
Kesehatan)
Kekeluargaan,
sehingga
madrasa
hmenjadi kondusif. Terlaksananya program 5S (Senyum, Sapa, Salam, Salim, Santun). 6) Peserta didik menjadi kreatif dan terampil dalam bekerja untuk dapat mengembangkan diri secara terus menerus. 7) Tingkat kelulusan 100% dengan rata-rata nilai Ujian Nasional dari 5,50 menjadi 6,00. 4.
Struktur Organisasi Pencapaian tujuan dapat terpenuhi perlu adanya suatu wadah dimana
didalamnya dipadukan beberapa kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada sebuah lembaga atau instansi. Kegiatan-kegiatan itu dipadukan dan ditata secara terorganisir dalam suatu bentuk yang disebut organisasi. Struktur organisasi MTs Islamiyah Ciputat sebagaimana terlampir. 5.
Data Tenaga Kependidikan dan Pendidik Untuk lebih meningkatkan efektifitas dalam proses belajar mengajar
(PBM) MTs Islamiyah Ciputat melakukan pelengkapan dalam sektor tenaga kependidikan dan pendidik, khususnya guru bidang studi. Ada pun jumlah tenaga kependidikan dan pendidik tertera dalam tabel berikut: Tabel 4.1 Data Tenaga Kependidikan dan Pendidik Tenaga Kependidikan
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
PNS Kemenag
-
-
-
PNS Non Kemenag
-
-
-
Non PNS
1
-
-
Jumlah
1
50
Tenaga Pendidik
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
PNS Kemenag
1
5
6
PNS Non Kemenag
-
-
-
Non PNS
8
5
13
Jumlah
6.
19
Data Peserta Didik Tabel 4.2 Kondisi Peserta Didik di MTs Islamiyah Ciputat Kelas
Rombongan
Putra
Putri
Jumlah
Belajar
B.
VII
2
43
44
87
VIII
2
41
39
80
IX
2
30
32
62
Jumlah
6
114
115
229
Deskripsi Hasil Data Penelitian Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan adalah satu variabel bebas
dan satu variabel terikat. Variabel bebas tersebut supervisi akademik kepala sekolah (X), variabel terikatnya adalah kinerja guru (Y). Data hasil penelitian yang disajikan mulai variabel terikat, kemudian dilanjutkan dengan variabel bebas. Jumlah sumber penelitian yang dianalisis berdasarkan kuesioner/angket yang dinyatakan valid dan reliabel sebanyak 40 butir pernyataan. Proses perhitungan skor yang telah divalidasi dilakukan dengan menggunakan alat bantu komputer. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari kesalahan dalam menghitung skor sehingga penelitian dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Teknik yang dilakukan dalam penelitian ini adalah melalui angket. Angket ini berjumlah 40 buah soal yang valid yang disebarkan pada 19 guru MTs.
51
Islamiyah Ciputat. Angket tersebut terdiri dari 40 item pernyataan (20 item untuk variabel X dan 20 item untuk variabel Y). Selanjutnya deskripsi data tiap varibel dapat dilihat pada uraian sebagi berikut: 1.
Variabel X (Peningkatan Supervisi Kepala Sekolah) Untuk mengetahui data tentang peningkatan supervisi kepala sekolah
adalah menggunakan angket sebanyak 20 pernyataan kemudian dilakukan pemberian skor/nilai. Setelah semua data terkumpul, kemudian dilakukan perhitungan dengan menggunakan product moment yang perhitungannya akan dijelaskan melalui analisis dan intrepretasi data sebagai berikut: Tabel 4.3 Nilai Peningkatan Supervisi Kepala Sekolah (Variabel X) No.
Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
No. Butir Soal Angket 9 10 11 12 13 14
15
16
17
18
19
20
1
Responden 1
4
4
4
4
4
4
2
4
4
4
4
4
4
2
4
4
4
4
2
4
2
Responden 2
1
1
1
3
3
1
1
3
3
3
1
3
1
2
1
2
2
2
2
2
3
Responden 3
2
2
3
2
2
3
2
2
2
2
1
3
3
3
2
2
2
2
2
2
4
Responden 4
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
1
1
2
2
3
2
2
2
2
1
5
Responden 5
2
2
2
2
2
2
1
2
2
1
2
2
2
2
3
3
2
1
2
2
6
Responden 6
2
2
1
2
2
2
1
3
2
1
2
1
2
1
3
2
2
2
1
1
7
Responden 7
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
1
1
2
2
2
1
2
8
Responden 8
1
4
1
2
2
1
1
2
2
2
2
2
1
3
3
3
2
2
2
2
9
Responden 9
3
3
3
3
4
3
1
2
3
3
3
1
3
3
2
2
3
1
2
3
10
Responden 10
2
2
3
3
3
4
4
4
4
4
2
3
3
3
4
4
3
3
4
3
11
Responden 11
4
3
4
3
3
2
3
3
2
3
3
3
4
3
4
4
3
2
3
2
12
Responden 12
2
2
2
2
3
2
1
2
2
2
1
2
1
2
2
1
2
2
1
2
13
Responden 13
4
4
3
2
3
4
3
3
2
3
2
3
3
3
4
4
3
3
3
4
14
Responden 14
2
2
2
4
3
3
4
4
4
2
2
4
2
4
4
4
2
3
3
2
15
Responden 15
2
2
2
3
3
3
4
4
3
2
1
3
3
4
3
4
4
4
1
3
16
Responden 16
1
1
2
2
2
2
1
1
4
4
4
2
3
3
4
2
2
2
4
2
17
Responden 17
3
3
3
3
4
3
4
4
2
2
2
4
3
2
2
1
2
3
2
1
18
Responden 18
2
1
1
3
3
3
2
2
2
3
1
3
1
1
3
4
4
2
1
3
19
Responden 19
4
3
2
1
2
4
2
3
3
2
3
1
2
3
3
4
4
2
2
4
52
2.
Variabel Y (Kineja Guru) Untuk mengetahui data tentang kinerja guru adalah menggunakan
angket sebanyak 20 pernyataan kemudian dilakukan pemberian skor/nilai. Setelah semua data terkumpul, kemudian dilakukan perhitungan dengan menggunakan product moment yang perhitungannya akan dijelaskan melalui analisis dan intrepretasi data sebagai berikut: Tabel 4.4 Nilai Peningkatan Kinerja Guru (Variabel Y) No.
Responden
1
Responden 1
2
Responden 2
3
Responden 3
4
Responden 4
5
Responden 5
6
Responden 6
7
Responden 7
8
Responden 8
9
Responden 9
10
Responden 10
11
Responden 11
12
Responden 12
13
Responden 13
14
Responden 14
15
Responden 15
16
Responden 16
17
Responden 17
18
Responden 18
19
Responden 19
C.
1
2
3
4
5
6
7
8
No. Butir Soal Angket 9 10 11 12 13 14
4 4 4 2 4 4 4 3 4 2 3 3 4 4 4 3 4 3 4
4 4 4 2 4 4 4 3 2 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4
4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4
4 4 4 2 4 4 4 3 4 2 3 3 4 4 4 3 4 3 4
4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 2 4 4 3 3 4 3 4
3 4 3 2 4 4 4 4 4 3 4 2 3 4 3 2 4 4 4
4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 2 4 4 3 3 4 3 4
4 3 4 2 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 2 4 4 3
3 3 4 3 4 4 4 4 2 3 3 2 3 3 4 3 4 3 4
4 4 4 2 4 4 4 3 4 2 3 3 4 4 4 3 4 3 4
4 4 4 2 4 4 4 3 4 2 3 3 4 4 4 3 4 3 4
4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 2 4 4 3 3 4 3 4
4 3 4 2 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 2 4 4 3
3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 2 3 3 4 3 3 4 4
15
16
17
18
19
20
4 3 4 2 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 2 4 4 3
4 3 4 3 3 4 4 4 2 3 3 2 4 3 4 3 3 3 4
4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 2 4 3 4 3 4 3 4
3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 2 3 3 4 3 3 3 4
3 3 4 3 4 4 4 4 2 3 3 2 3 3 4 3 4 3 4
3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 2 3 3 4 3 4 3 4
Uji Prasyarat Analisis 1.
Pengujian Validitas Data Penelitian Setelah dilakukan perhitungan dengan teknik korelasi “product
moment” diperoleh koefisien korelasi butir (r-hitung) untuk 20 butir instrumen (kuesioner) dengan sampel sebanyak 19 orang (n = 19 orang), dengan = 0.05 didapat r tabel 0.456, artinya bila r hitung < r tabel, maka
53
butir instrumen tersebut tidak valid dan apabila r hitung > r tabel, maka butir instrumen tersebut dapat digunakan (valid). Dari perhitungan statistik untuk masing-masing variabel, ternyata bahwa r hitung yang diperoleh lebih besar dari r tabel, sehingga dikatakan bahwa semua butir kuesioner berpredikat valid. Nilai-nilai koefisien korelasi untuk uji validitas instrumen setiap variabel, disajikan sebagai berikut: a.
Variabel Supervisi Kepala Sekolah (X) Nilai koefisien korelasi dari hasil uji validitas untuk variabel supervisi akademik dapat dilihat di bawah ini: Tabel 4.5 Rekapitulasi Nilai r Untuk Uji Validitas Instrumen Penelitian Variabel Supervisi Kepala Sekolah (X) Nomor Kuesioner 1
r-butir
r-tabel
Keterangan
0.628
0.456
Valid
2
0.479
0.456
Valid
3
0.716
0.456
Valid
4
0.562
0.456
Valid
5
0.590
0.456
Valid
6
0.758
0.456
Valid
7
0.650
0.456
Valid
8
0.671
0.456
Valid
9
0.587
0.456
Valid
10
0.622
0.456
Valid
11
0.500
0.456
Valid
12
0.620
0.456
Valid
13
0.731
0.456
Valid
54
14
0.534
0.456
Valid
15
0.654
0.456
Valid
16
0.680
0.456
Valid
17
0.627
0.456
Valid
18
0.686
0.456
Valid
19
0.511
0.456
Valid
20
0.647
0.456
Valid
Berdasarkan data yang tertera pada Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa nilai koefisien korelasi untuk uji validitas instrumen variabel supervisi akademik kepala sekolah yang diperoleh rata-rata lebih besar dari r-tabel dan seluruh instrumen sebanyak 20 butir dikatakan valid.
b. Variabel Kinerja Guru (Y) Nilai koefisien korelasi dari hasil uji validitas untuk variabel supervisi akademik dapat dilihat di bawah ini: Tabel 4.6 Rekapitulasi Nilai r Untuk Uji Validitas Instrumen Penilaian Variabel Kinerja Guru (Y) Nomor Kuesioner 1
r-butir
r-tabel
Keterangan
0.829
0.456
Valid
2
0.691
0.456
Valid
3
0.895
0.456
Valid
4
0.829
0.456
Valid
5
0.757
0.456
Valid
6
0.710
0.456
Valid
55
7
0.757
0.456
Valid
8
0.666
0.456
Valid
9
0.680
0.456
Valid
10
0.829
0.456
Valid
11
0.829
0.456
Valid
12
0.757
0.456
Valid
13
0.666
0.456
Valid
14
0.551
0.456
Valid
15
0.666
0.456
Valid
16
0.629
0.456
Valid
17
0.870
0.456
Valid
18
0.665
0.456
Valid
19
0.680
0.456
Valid
20
0.785
0.456
Valid
Berdasarkan data yang tertera pada Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa nilai koefisien korelasi untuk uji validitas instrumen variabel kinerja guru (Y) yang diperoleh rata-rata lebih besar dari r-tabel dan seluruh instrumen sebanyak 20 butir dikatakan valid.
2.
Pengujian Reliabilitas Data Penelitian Melalui penghitungan dengan bantuan komputer diperoleh nilai
Koefisien Reliabilitas Alpha Cronbach sebagai berikut:
56
Tabel 4.7 Koefisien Reliabilitas Variabel Supervisi Akademik Kepala Sekolah (X) si 2
0.96953
Σsi2
16.9695
st 2
130.953
Tabel 4.8 Koefisien Reliabilitas Variabel Kinerja Guru (Y) si 2
0.4598
Σsi2
8.2825
st 2
89.324
Hasil Koefisien Reliabilitas (Alpha) yang tertera pada Tabel 4.7 dan 4.8 dapat dikatakan bahwa instrumen yang digunakan handal artinya suatu instrumen yang dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data atau mengukur obyek yang telah ditetapkan karena instrumen tersebut sudah tergolong baik dimana koefisien reliabilitas alpha > dari alpha correctit alpha item correlation.
3.
Uji Hipotesis Untuk mengetahui ada atau tidak adanya hubungan antara supervisi
akademik kepala sekolah terhadap kinerja guru di MTs. Islamiyah Ciputat, maka akan dideskripsikan dengan menggunakan rumus product moment. Hipotesis yang diuji adalah: Ho = Tidak terdapat hubungan antara supervisi akademik kepala sekolah terhadap kinerja guru. Ha = Terdapat hubungan antara supervisi akademik kepala sekolah terhadap kinerja guru.
57
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai hubungan antara supervisi akademik kepala sekolah terhadap kinerja guru di MTs. Islamiyah Ciputat, maka tabel di bawah ini merupakan perolehan nilai hasil kuisioner/angket antara variabel X dengan perolehan hasil angket variabel Y. Tabel 4.9 Hasil Nilai Angket Variabel X Dengan Variabel Y Nilai Angket
Nilai Angket
Variabel X
Variabel Y
Responden 1
74
74
Responden 2
38
70
Responden 3
44
76
Responden 4
37
50
Responden 5
39
77
Responden 6
35
80
Responden 7
36
77
Responden 8
40
75
Responden 9
51
71
Responden 10
65
56
Responden 11
61
65
Responden 12
36
49
Responden 13
63
74
Responden 14
60
70
Responden 15
58
76
Responden 16
48
56
Responden 17
53
77
Responden 18
45
65
Responden 19
54
77
JUMLAH
937
1315
Responden
58
Setelah diketahui hasil angket tentang supervisi akademik kepala sekolah terhadap kinerja guru di sekolah yang telah disebarkan, dianalisa dan diintrepretasikan dalam bentuk per item. Agar dapat mengetahui hubungan supervisi akademik kepala sekolah terhadap kinerja guru di MTs. Islamiyah Ciputat, maka dilakukanlah proses perhitungan indeks korelasi antara variabel supervisi akademik kepala sekolah (X) dengan variabel kinerja guru (Y). Tabel 4.10 Perhitungan Variabel Supervisi Akademik Kepala Sekolah (X) dan Variabel Kinerja Guru (Y) Responden
X
Y
XY
X2
Y2
Responden 1
74
74
5476
5476
5476
Responden 2
38
70
2660
1444
4900
Responden 3
44
76
3344
1936
5776
Responden 4
37
50
1850
1369
2500
Responden 5
39
77
3003
1521
5929
Responden 6
35
80
2800
1225
6400
Responden 7
36
77
2772
1296
5929
Responden 8
40
75
3000
1600
5625
Responden 9
51
71
3621
2601
5041
Responden 10
65
56
3640
4225
3136
Responden 11
61
65
3965
3721
4225
Responden 12
36
49
1764
1296
2401
Responden 13
63
74
4662
3969
5476
Responden 14
60
70
4200
3600
4900
Responden 15
58
76
4408
3364
5776
Responden 16
48
56
2688
2304
3136
Responden 17
53
77
4081
2809
5929
Responden 18
45
65
2925
2025
4225
(N)
59
Responden 19 JUMLAH
54
77
∑X = 937
∑Y = 1315
4158
2916
5929
∑X Y =
∑X2 =
∑Y2 =
65017
48697
92709
Setelah diketahui N = 38, ∑X = 937, ∑Y = 1315, ∑XY = 65017, ∑X2 = 48697, ∑Y2 = 92709. Maka dapat dicari indeks korelasinya dengan menggunakan rumus Product Moment sebagai berikut: √
Dari data yang telah diperoleh, dapat diketahui: N
= 19
∑X
= 937
∑Y
= 1315
∑XY
= 65017
∑X2
= 48697
∑Y2
= 92709
Maka perhitungannya sebagai berikut: √
√
√
√
60
√
Untuk mengetahui besar kontribusi variabel X terhadap variabel Y, maka dari angka determinasi “r” yaitu dengan rumus sebagai berikut: r2 x 100 %
= 0,8112 x 100% = 0,657 x 100 % = 65,7 %
Hal ini berarti besarnya kontribusi supervisi akademik kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru sebesar 65,7%. Hasil dari perhitungan jumlah skor variabel X dan variabel Y, dimasukan
ke
dalam
rumus
korelasi
Product
Moment
untuk
menghubungkan dua skor tersebut, dari hasil hubungan dua skor variabel X dan variabel Y diperoleh rxy= 0,811. Besar kontribusi variabel X dan variabel Y dan besarnya angka koefisien determinasi “r”, sebesar yaitu 65,7%. Untuk mengetahui signifikan tidaknya korelasi, maka koefisien korelasi yang dapat dikonsultasikan pada tabel “r” Product Moment. Pada taraf kepercayaan 0,05 (5%) dan N = 19 diperoleh r tabel 0,456. Hal ini Ho ditolak dan Ha diterima, hal ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara supervisi akademik kepala sekolah dengan kinerja guru di MTs. Islamiyah Ciputat. Untuk lebih jelasnya lihat tabel berikut:
61
Tabel 4.11 Signifikansi Product Moment N
Taraf Signifikan
r
hitung
r
tabel
Keputusan
19
0,05 (5%)
0,811
0,456
Ha diterima
19
0,01 (1%)
0,811
0,549
Ha diterima
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh data r tabel
hitung
lebih besar dari r
(0,811 > 0,456).Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
positif antara pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah dengan kinerja guru di MTs. Islamiyah Ciputat. Sehingga dapat diintrepretasikan bahwa makin tinggi skor pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah akan diikuti dengan tingginya kinerja guru di MTs. Islamiyah Ciputat.
D.
Interpretasi Data Berdasarkan pengujian hipotesis penelitian di atas maka pengajuan hipotesis
diterima karena berdasarkan data sebagai berikut: 1.
Terdapat hubungan signifikan dari variabel supervisi akademik kepala sekolah (Variabel X) terhadap variabel kinerja guru (Y) sebesar 0,811 dan besar kontribusi variabel X terhadap variabel Y adalah sebesar 65,7%. Hasil analisis data diperoleh data r
hitung
lebih besar dari r tabel
(0,811 > 0,456). Ini membuktikan bahwa adanya hubungan yang positif antara kedua variabel tersebut. 2.
Hasil statistik tersebut menunjukkan bahwa supervisi akademik kepala sekolah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kinerja guru. Artinya makin tinggi pelaksanaan supervisi akademik maka semakin baik kinerja guru di MTs Islamiyah Ciputat Kota Tangerang Selatan.
3.
Adapun faktor-faktor pendorong dari kinerja guru di MTs Islamiyah Ciputat Kota Tangerang Selatan antara lain:
62
a.
Adanya supervisi akademik yang berkelanjutan oleh kepala sekolah MTs Islamiyah Ciputat Kota Tangerang Selatan.
b.
Terdapat komunikasi yang baik antara kepala sekolah dengan dewan guru di lingkungan MTs Islamiyah Ciputat Kota Tangerang Selatan.
4.
Hambatan atau kendala yang terjadi berdasarkan hasil observasi. Bahwa salah satu kendala yang dimiliki oleh MTs Islamiyah Ciputat Kota Tangerang Selatan adalah keterbatasan fasilitas dan sarana-prasarana media pembelajaran dalam pendidikan, seperti masih kekurangan in focus, fasilitas internet, dan komputer sekolah. Diharapkan dengan terpenuhinya sarana pendidikan yang memadai dapat meningkatkan kinerja guru dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan analisis tentang hubungan supervisi akademik kepala sekolah terhadap kinerja guru di MTs. Islamiyah Ciputat Kota Tangerang Selatan, maka pada bab penutup ini penulis memberikan kesimpulan dan saran-saran yang dapat bermanfaat bagi sekolah khususnya.
A.
Kesimpulan Dari hasil pembahasan diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1.
Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh nilai thitung sebesar 0,811 sedangkan ttabel dengan N = 19 pada (0,05) sebesar 0,456. Dengan demikian thitung (0,811) > ttabel (0,456), sehingga jelas Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa supervisi akademik kepala sekolah mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja guru di MTs. Islamiyah Ciputat Kota Tangerang Selatan.
2.
Besarnya koefisien determinasi atau R Square sebesar 0,657 yang merupakan pengkuadratan dari koefisien korelasi. Hal ini menunjukkan 65,7 % variabel kinerja guru (variabel Y) ditentukan oleh faktor variabel supervisi akademik kepala sekolah, sedangkan sisanya 34,3 % ditentukan faktor-faktor lain, yang dalam penelitian ini tidak dapat diteliti.
B.
Saran Untuk melengkapi penulisan skripsi ini penulis ingin menyampaikan
beberapa saran yang sekiranya dapat bermanfaat sebagai bahan pertimbangan bagi MTs.. Islamiyah Ciputat Kota Tangerang Selatan. Saran-saran tersebut adalah : 1.
Sekolah perlu menanamkan pemahaman yang baik mengenai tugas dan tanggung jawab sebagai guru, sehingga hal tersebut menumbuhkan pengertian yang mendalam atau kesadaran dalam menaati peraturan serta penerapan supervisi akademik yang baik dalam mendorong
63
64
semangat dan kinerja guru dalam mencapai tujuan pendidikan dan sekolah. 2.
Dengan meningkatkan kegiatan belajar peluang siswa dalam berprestasi akan labih besar serta membantu siswa dalam meningkatkan keterampilan/keahliannya dalam belajar yang dapat meningkatkan harapan siswa melalui pelaksanaan pelajaran yang semakin efektif dan efesien.
3.
Sekolah perlu menciptakan iklim kehidupan dimana adanya hubungan timbal balik antara kepala sekolah dan dewan guru sehingga menjamin kepastian pendidikan bagi siswa serta prestasi belajar siswa dapat memberikan suatu faedah yang sangat besar karena dapat mewujudkan keahlian yang dimiliki dari pendidikan formal maupun nonformal dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan sekolah.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT. Rineke Cipta, 2002), cet. Ke- 12 (Edisi Revisi V). ..............................., Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), Cet. Ke-13. Aqib, Zaenal, Membangun Profesional Guru dan Pengawas Sekolah, (Bandung: Yrama Widya, 2008). B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002). Gojali Imam dan Umiarso, Manajemen Mutu Sekolah di Era Otonomi Pendidikan, (Jogjakarta: IRCiSoD, 2010). Iskandar dan Muktar, Orientasi Baru Supervisi Pendidikan, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2009), Cet. Ke-1. Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. Manajemen Sumber Daya manusia, (Bandung: PT. Rosda Karya, 2000). Muhaimin, Suti’ah, Sugeng listyo Prabowo, Manajemen Pendidikan: Aplikasinya dan Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah/Madrasah, (Jakarta: Prenada Media Group, 2009). Mulyasa, E. Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung; PT. Remaja Rosdakarya, 2006) Cet. Ke-8. Pidarta Made, Pemikiran tentang Supervisi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992). Purwanto,
Ngalim, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2005). Rohiat, Manajemen Sekolah, (Bandung: PT Refika Aditama, 2010), Cet. Ke-1. Sagala, Syaiful, Administrasi Pendidikan Kontemporer, (Bandung: Alfabeta, 2008). Sahertian, Piet A, Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Jakarta; PT Rineka Cipta, 2000). Sudjana, Metode Statistika, (Bandung: PT. Tarsito, 2001), Cet. Ke-6.
65
66
Sudjiono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006). Suharsaputra Uhar, Administrasi Pendidikan, (Bandung: Refika Aditama, 2010). Sukadi, Guru Powerful, Guru Masa Depan, (Bandung: Kolbu, 2006). Tim Fokus Media, Undang-undang Guru dan Dosen, (Bandung: Fokus Media, 2006). Uno, Hamzah B. dan Nina Lamatenggo, Teori Kinerja dan Pengukurannya, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012). Usman Moh. Uzer, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011). Wahjosumidjo,
Kepemimpinan
Kepala
Sekolah,
Tinjauan
Teoritik
dan
Permasalahannya, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005). ......................
Kepemimpinan
Kepala
Sekolah,
Tinjauan
Teoritik
dan
Permasalahannya, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, Cet. Ke-4, 2011). Wibowo, Manajemen Kinerja, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007). ........... Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Tentang Standar Kepala Sekolah dan Madrasah, Nomor 13 Tahun 2007. ........... Permendiknas tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah No. 13 Tahun 2007 (Jakarta: BSNP,2007). ........... Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003. ........... Undang-undang tentang Guru dan Dosen No. 14 Tahun 2005.
LAMPIRAN KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU
Petunjuk Pengisian Angket: 1.
Angket ini dibuat hanya untuk kepentingan ilmiah dalam rangka menyusun skripsi tidak ada tujuan lain. Oleh karena itu jawaban para Guru akan dijamin kerahasiaannya.
2.
Mulailah dengan membaca Bismillah.
3.
Isilah data diri anda dengan lengkap.
4.
Jawablah setiap pertanyaan dengan jujur dan ikhlas.
5.
Berilah tanda (√) pada kolom yang telah disediakan sesuai dengan pengalaman anda selama menjadi guru di sekolah ini, dengan keterangan sebagai berikut: SL
: Selalu
SR
: Sering
KD
: Kadang-kadang
TP
: Tidak pernah
6.
Kerjakan setiap nomor dan jangan terlewatkan satu nomorpun.
7.
Akhirilah dengan membaca Alhamdulillah.
8.
Atas bantuan dan perhatian anda, saya ucapkan terimakasih.
Nama Guru
:
Bidang Study
:
Aspek Supervisi Akademik Kepala Sekolah No.
Pernyataan
1.
Kepala sekolah membimbing guru dalam menrumuskan rencana pembelajaran setiap semester atau awal tahun ajaran.
2.
Kepala sekolah memeriksa kelengkapan program pengajaran guru setiap awal dan tengah semester
3.
Kepala sekolah memberikan pelatihan tentang cara menyusunn RPP atau silabus yang baik.
4.
Kepala sekolah menilai kompetensi guru dalam merencanakan pengajaran
5.
Kepala sekolah memberikan arahan terhadap guru mengenai kegaiatan pembelajaran
6.
Kepala sekolah membantu guru dalam memilih atau menggunakan metode atau sumber belajar yang efektif.
7.
Kepala sekolah memberikan arahan cara menggunakan alat atau media belajar.
8.
Kepala sekolah memberikan bimbingan dalam proses evaluasi belajar.
9.
Kepala sekolah membantu guru dalam proses penilaian hasil belajar
10.
Kepala sekolah memeriksa hasil kerja guru pada tiap semester
11.
Kepala sekolah melakukan kunjungan kelas ketika guru sedang mengajar
12.
Kepala sekolah memberikan solusi kepada guru jika guru mengalami
Selalu Sering
Kadang-
Tidak
kadang
pernah
kesulitan dalam proses belajar mengajar 13.
Kepala sekolah memfasilitasi guru untuk mengikuti Diklat pembelajaran
14.
Kepala sekolah memberikan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi guru.
15.
Kepala sekolah membantu guru dalam pengembangan kurikulum.
16.
Kepala sekolah mengadakan pembinaan kepada guru dalam menyusun program pengajaran
17.
Kepala sekolah menerima saran-saran dari komite sekolah dalam menyusun program pengajaran.
18.
Kepala sekolah membangun kerjasama guru dengan lingkungan sekitar dalam proses belajar
19.
Kepala sekolah membangun kerjasama dengan guru dan masyarakat demi tercapainya tujuan pembelajaran
20.
Kepala sekolah mengadakan kegiatan supervisi akademik setiap awal semester
21.
Kepala sekolah menilai kompetensi pengajaran semua guru pada tiap semester
22.
Kepala sekolah menilai guru dalam penggunaan media pembelajaran
23.
Kepala sekolah menilai tingkat kehadiran guru di sekolah
24.
Kepala sekolah menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru yang bersangkutan
25.
Kepala sekolah memberikan penghargaan kepada guru yang professional dan disiplin.
Aspek Kinerja Guru No. 1.
Pernyataan Guru menyusun program tahunan dan semester
2.
Setiap semester guru menyusun silabus
3.
Setiap pengajaran/semester guru menyusun RPP
4.
Guru mengalami kesulitan dalam menyusun RPP
5.
Guru menguasai memahami dengan baik tujuan belajar mengajar
6.
Guru menguasai materi pelajaran yang akan dijarakan
7.
Guru menggunakan media yang relevan dengan materi
8.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum paham
9.
Guru mengalami kesulitan dalam memilih sumber belajar yang sesuai dengan kompetensi dasar
10.
Guru menggunakan metode yang bervariasi dalam kegiatan pembelajaran
11.
Guru mengalami kesulitan menggunakan metode yang bervariasi
12.
Guru melakukan evaluasi atau penilaian setelah satuan pokok bahasan sekesai
Selalu Sering
Kadang-
Tidak
kadang
pernah
dipelajari 13.
Guru memberikan PR yang sama setiap pelajaran selesai diajarkan
14.
Memberikan nilai kepada siswa secara objektif
15.
Membuat laporan hasil belajar untuk diberikan kepada orang tua siswa
16.
Guru menjelaskan materi kembali dan memberikan tugas tambahan pada siswa sebagai perbaikan
17.
Guru memberikan motivasi kepada siswa yang mempunyai kesulitan belajar
18.
Guru memberikan kritik dan saran kepada siswa guna meningkatkan kualitas hasil belajar
19.
Guru medengarkan keluhan siswa yang mempunyai masalah
20.
Guru membantu memberikan solusi untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi siswa
LAMPIRAN STRUKTUR ORGANISASI MTS ISLAMIYAH CIPUTAT
KOMITE MADRASAH
KEPALA MADRASAH
STAFF TATA USAHA
WAKAMAD. KURIKULUM
PEMBINA OSIS
WAKAMAD. KESISWAAN
DEWAN GURU
WALI KELAS
SISWA
BP/BK
T
PEDOMAN WAWANCARA
l0
Hari/ Tanggal
Rabu.
Tempat Wawancara
Ruang Kepg,l"a MTs. Islamiyah Ciputat
Responden
Drs. Aris Herdiana
Jabatan
Kepala MTs. Islamiyah Ciputat
Daftar Pertanyaan
1.
Septer.r.rber 2014
:
Bagaimana langkah yang Bapak/Ibu lakukan dalam melaksanakan kegiatan supervisi akademik?
-
Sebagai pemimpin, kepala sekolah mempunyai tugas dan pokok tanggung
jawab yang harus dilakukan, Pertama dalam supervisi yang harus kita amati dalam mengajar adalah kesiapan, baik kesiapan Guru maupun kesiapan siswa.
-
Selanjutnya adalah penguasaan materi guru, materi pembelajaran sesuai dengan bidang yang
di
ampunya, guru melakukan apersepsi atau tidak,
relevan atau tidak materinya
jika dikaitkan dengan pengetahuan yang lain,
karena menurut saya mendidik dengan mengajar itu berbeda, mengajar itu mentransfer ilmu, sedangkan mendidik, adalah memahami karakter dalam diri siswa dan membentuknya dan memberikan pengalaman guru kesiswa.
2.
Bagaimana respon guru terhadap pelaksanaan supervisi akademik yang anda jalankan?
-
saat pelaksanan supervisi kepala sekolah terhadap guru, respon guru itu berbeda
-
beda, sehingga ketika melakukan supervisi saya menilai guru dalam
tingkatannya dengan rangking,karena guru yang sesuai jurusannya pasti percaya diri dalam mengajar, lain hal kalau dia otodiak secara keilmuan akan berbeda
,,a I
:^ tl
-
Kedua, saat kita terjun ke guru pada dasarnya ada guru yang pede manakala kepala sekolah ingin supervisi, karena dia sudah menyiapkan RPP, silabus dan
materi dan dalam mengajamya baik, ada pula guru yang masih merasakan canggung ketika ada supervise, biasanya guru baru yang pengetahuannya itu
itu saja atau tingkat
pengetaluan yang relevan.dengan yang lain kurang,
otomatis masih merasakan demam panggung atau demam kelas. 3.
Factor apa saja yang menjadi kendala dalam pelaksanaan supervisi akademik?
-
Biasanya kalau guru baru meskipun materinya menguasai, akan tetapi tingkat pengalaman menguasai kelasnya yang kurang.
-
Kendala lainnya mungkin jadwal dalam pelaksanaan supervisi kepala sekolah terhadap guru perlu dilihat waktu yang tepat, tidak mungkin melaksanakan supervise saat MID semester, saat akhir semester. Seperti halnya tugas dinas kepala sekolah yang mendesak padahal jadwalnya supervise.
4.
Apa saja program yang Bapak/Ibu lakukan dalam meningkatkan kinerja guru di sekolah ini?
-
Dengan supervisi tersebut kita membuat program yang bemama guru teladan,
guru teladan tersebut dilihat dari kesiapan, absen dan tertib administrasi dari mulai perangkat pembelajaran dan lain
-
Ada juga
uji kompetensi guru itu
-
lain.
adalah hasil supervisi juga, guru itu layak
atau tidak. 5.
Apakah Bapak/Ibu selalu melakukan pengawasan terhadap guru dalam proses kegi atan pembelaj aran?
-
iya saya tidak jarang juga masuk kelas melaksanakan supervise bersama waka kurikulum, untuk melihat aktifitas guru mengajar demi tercapainya kegiatan belajar mengajar yang baik.
6.
Apakah Bapak/Ibu memberikan bantuan atau pembinaan terhadap guru yang memi
-
liki kesulitan dalam kegiatan
pembelaj aran?
Fungsi dari pimpinan itukan mengarahkan, tetapi mengarahkan dengan menyalahkan
itu
berbeda, memang pimpinan
itu
bolehlah memberikan
penilaian tetapi tidak dengan menjustifikasi bahwa dia itu salah.
[*
rir
7.
Jika iya, apa saja bentuk tindakan yang Bapak/Ibu lakukan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut?
-
saya kurang setuju,
jika menjustifikasi,
karena apa.. mungkin ilmu dalam
dirinya hanya itu yang dia tahu, maka perlu ada penilaian teman sejawat, jadi ada masukan dari teman sejavltrt, makanya kepala sekolah mengarahkannya lewat teman 8.
sej
awatnya.
Apakah Bapak/Ibu melibatkan pihak lain seperti komite sekolah atau dinas terkait dalam melaksanakan kegiatan supervisi akademik?
-
Jelas.. saya dibantu waka kurikulum dan biasanya ada penilaian juga dari pengawas kemenag Tangsel untuk guru, biasanya ada angket
juga untuk
sertifikasi guru yang jabatan. 9.
Menurut Bapak/lbu, apakah kinerja guru-guru
di
sekolah
ini mengalami
peningkatan sesuai standar yang diaharapakan sekolah?
-
Dengan adannya supervisi akademik oleh kepala sekolah tentu tingkat tanggung jawabnya sudah lebih meningkat, tetapi harus didukung dengan
tingkat kehadiran, dengan menggunakan finger scan absen, insya ALLAH bulan depan.
Ciputat, 25 Septemb er 2014.
70625200604
.*t
,,
,l
I
010
I.
ISI
STANDAR
1.
sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KfSp).
EI e.
Melaksanakan kurikulum berdasarkan g muatan KTSP
D B. f] C.
Melaksanakan kurikrilum berdasarkan'7 muatan KTSP Melaksanakan kurikulum berdasarkan 6 muatan KTSP
D D. H!Tt"""kan kurikutum berdasarkan 5 atau kurang muatan D E. Tidak melaksanakan KTSP 2.
sekclati/Madrasah mengembangka n kuritur u rn uersa ma-sama pihak terkait berpedoman pada panduan penyusunan kurikulum ans disusun oleh BSNP. Mengembangkan kurikurum bersama seruruh guru mata M n. pelajaran, konselor, dan komite sekolah/inadrasah atau penyelenggara lembaga pendidikan
D a.
Mengembangkan kurikulum.bersama perwakilan guru mata pelajaran, konselor, dan komite sekolah/madrasah atau penyelenggara lembaga pendidikan
D C.
Mengembangkan kurikulum bersama perwakilan guru mata pelajaran dan komite sekolah/madrasah atau penyelenggara lembaga pendidikan
\-J h tr'
Mengembangkan kurikulum bersama perwakilan guru mata pelajaran tanpa melibatkan komite sekolah/madrasah atau penyelenggara lembaga. pendidikan
D E. Tidak mengembangkan kurikulum
lnstrumen Akreditasi SMP/ MTs
"-.8
I
,.s
-
Hak Cipta
@ 2009
BAN-M,
3.
sekolah/Madrasah mengembangkan kurikulum dengan menggunakan prinsip pengembangan KTSp.
M
a.
f""ff"T##Sn
kurikulum densan menseunakan 7 prinsip
D B. r."#.'#rti,i;#?.l3;ln.1'',m densan menssunakan 5 - 6 prinsip D c. XL:f.tftT;rtfn kuiikulum densan menssunakan 3 - 4 prinsip kurikurum dengan menggunakan 1 D D. y^"I_g:ybungkan pengembangan KTSp D E. Tidak mengembangkan kurikulum 4.
2 prinsip
sekolah/Madrasah melaksanakan pengembangan kurikulum metalui mekanisme penyusunan KTSp.
M n.
Mekanisme penyusunan kurikulum ditakukan melalui 7 kegiatan
D B. l1"$:ijsn1:ffilrr'rnun
kurikulum dilakukan metalui s
D D. XL"$:ij.,s"penvusunan
kurikulum ditakukan metalui L
-6 D c. XL"#:Utfi:penyusunan kurikulum ditakukan metatui 3-4 f] E. 5.
Tidak mengembangkan kurikulum
sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum dalam bentuk pengajaran berdasarkan prinsip pelaksanaan kurikulum.
M e.
Melaksanakan kurikurum berdasarkan 7 prinsip peraksanaan
D B. f;fffJ#;n kurikulum berdasarkan 5 D c. XL:|$HH;n kurikulum berdasarkan 3 D D. f;f[Tffn Ii
-z
C E.
kurikulum berdasarkan 1
-
6 prinsip
4 prinsip 2 prinsip
Tidak melaksanakan kurikulum berdasarkan prinsip dimaksud
,I :l
lnstrumen Akreditasi SMpt MTs
"-.) .
-
Hak
Apb
@ ZOO} BAN_S/M
-
H
i{
i;a i!
6.
7.
sekolah/Madrasah menyusun silabus mata pelajaran muatan tokat dengan rnelibatkan plhak: (1) kepala sekolah/madrasah, (2) guru, (3) komite sekolah/madrasah atau penyelenggara lembaga pendidikan, (4) dinas pendidikan kabupaten/kota atau Kand€F?g, dan (5).instansi terkait di daerah.
EI e.
melibatkan 4
f] O D D
melibatkan 3 pihak melibatkan 2 plhak melibatkan 1 pihak
Tidak menyusun silabus mata pelajaran
A. B. C. D. E.
Melaksanakan 4 Jenis atau lebih program ekstrakurikuler Melaksanakan 3 jenis program ekstrakurikuler Melaksanakan 2 jenis program ekstrakurikuler
Melaksanakan
1
.'
,e
l
jenis program ekstrakurikuler
Tidak melaksanakan program ekstrakurikuler
e. B. C. D. E.
Melaksanakan 4 jenis kegiatan tayanan konseling Melaksanakan 3 jenis kegiatan layanan konseling Melaksanakan 2 jenis kegiatan layanan konseling
Melaksanakan
l
jenis kegiatan layanan konseling
Tidak melaksanakan kegiatan layanan konseling
,nstrumen Akrcditasi SMP| MTs
"'i)
_.'
sekolah/Madrasah melaksanakan program pengembangan diri dalam bentuk kegiatan layanan konseling.
M f] f] D C
?
.
Sekolah/Madrasah melaksanakan program pengembangan diri dalam bentuk kegiata n ekstrakurikuler.
M f] D D D 8.
B. C. D. E.
5 pihak
-
-
Hak Cipta @
2OOg BAN-S/M
9.
10.
Sekolah/Madrasah menjabarkan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) ke dalam indikator-lndikator untuk setiap mata pelajaran.
l:V
a,
Sebanyak 10 mata pelajaran telah sesuai antara SK, KD, dan i ndl kator-i nd i katornya
n L--J
R Lr'
Sebanyak 7 9 mata pelajaran telah sesuai antara SK, KD, danindikator-indikatornya
[-l rv'
Sebanyak 4 -G rnata pelal'aran telah sesuai antara SK, KD, danindikator-indikatornya
n n
Sebanyak 1 3 mata pelajaran telah sesuai antara SK, KD, - ndikatornya dan i ndikator-i
n G L'
Tidak ada mata pelajaran yang sesuai antara SK, KD, dan indikator-indikatornya
Sekolah/Madrasah menerapkan kegiatan pembelajaran sesuai dengan ketentuan beban belajar yang tertuang pada lampiran permendiknis Nomor 22 Tahun 2006.
lV d
Menerapkan 3 ketentuan beban belajar sesuai dengan Permendiknas dan menyelenggarakan program pengayaan
[l B. iLffiXtff"3 T--.,
ketentuan beban belajar sesuai densan
c
Menerapkan 2 ketentuan beban belajar sesuai dengan. Permendiknas
n
Menerapkan 1 ketentuan beban belajar sesuai dengan Permendiknas
menerapkan ketentuan - Tidak L-J E' Permendiknas 11.
beban belajar sesuai dengan
Guru mata pelajaran memberikan penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur untuk mencapai kompetensi yang diberikan kepada siswa maksimal 50o/o dari alokasi waktu tiap mata pelaJaran.
lv A
Sebanyak 760/o guru mata pelajaran memberikan - 100o/odan kegiatan penugasan terstruktur mandiri tidak terstruktur
T-] R
sebanyak 51o/o 75olo guru mata pelajaran memberikan penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur sebanyak 260/o 50o/o guru mata pelajaran memberikan penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur Sebanyak Lo/o guru mata pelajaran memberikan - 25olo dan kegiatan penugasan terstruktur mandiri tidak terstruktur Tidak ada guru mata pelajaran memberikan penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur
[l c Tl D Tl tr
lnstrumen Akreditasl SIttPl MTs
"-:}
L
-
Hak Cipta @
Z0O9
BAMVM
L2. Pengembangan KTSp telah disahkan oleh Dinas pendidikan yang bersangkutan atau Kanwil Depag/Kandepag.
M n. f]
13.
B.
telah dlsahkan oleh Dinas pendidikan atau Kanwil Depag/ Kandepag dan sebanv.t rb atau lebih silabui mata pelajaran telah dikembangkan KTSp-nya KTSP
telah disahkan oleh Dinas pendidikan atau Kanwil Depag/ g silauus miia pela5aran Kandepag dan sebqnyak tetah dikembangkan KTSP-nya KTSP
7-
D c.
KTsp telah disahkan oleh Dinas pendidikan atau Kanwil Depag/ Kandepag dan sebanyak 4 6 silabumitu b"laJaran tetah dikembangkan KTSp-nya -
f] D.
telah disahkan oleh Dinas pendidikan atau Kanwil Depag/ Kandepag dan sebanyak 1- 3 silabumitu p"lajaran telah dikembangkan KTSp-nya
l-J E',
KTsp tidak disahkan oleh Dinas pendidikan atau Kanwil Depag/ Kandepag
KTSP
sekolah/Madrasah mengembangkan sitabus mata pelajaran dengan menggunakan 7 langkah pengembangan silabus.
EI n.
o
B.
100o/o silabus mata pelajaran dikembangkan febanvak 760/o crengan menggunakan 7 langkah pengembangan silabus
-
?:!?J,vur Sto/o 75olo sirabus mata perajaran dikembangkan crengan menggunakan 7 rangkah pengembangan sirabus
260/o _ 50o/o silabus mata petajaran dikembangkan D C. ?:!:ly"k dengan menggunakan 7 rangkah pengembangan sirabus
fl D.
Lo/o mata peraiaran dikembangkan febanvak - 25olo sirabus crengan menggunakan 7 rangkah pengembangan sirabui
ada sitabus. mata petajaran dikembangkan dengan D E. I9:! menggunakan 7 langkah pengembangan
silibus
14.
Dalam mengembangkan KTSP, guru menyusun silabus sendiri. D a. sebanyak 760/o 1000/o guru menyusun sitabus sendiri
g B. fl c. fl D. D E.
sebanyak 5t% - 750/o guru menyusun silabus sendiri sebanyak 260/o - 50o/o guru menyusun silabus sendiri sebanyak !o/o - 2570 guru menyusun sirabus sendiri Tidak ada guru menyusun silabus sendiri
lnstrumen Akreditasi SMpt MTs
-.}
I
'f
.
-
Hak Apta
@ 2OO9 BAfV_S41,
r ,. s
pz a!
,:'
j
15.
il
ii ii
Sekorah/Madrasa.h menetapkan Kriteria Ketuntasan ' rrrr'rrrvr (KKM) \r\r\r'r/, setlap mata pelajar,an melalui rapat dewan g;il:-'r Minimar
V D D D D
ft
( d
$ :: ili .1
*
! I I i, !:: Y:.
e.
i"ff;rr"n
B.
u;t I
4 atau lebih mata petajaran densan KKM 75,00 atau
sebanyak 3 mata pelajaran dengan KKM 75,00 atau lebih sebanyak 2 mata pelajaran dengan KKM 7s,oo atau
c.
tebih
i
D. E.
sebanyak 1 mata pelajaran dengan KKM 75,00 atau lebih Tidak ada mata perajaran dengan KKM 75,00 atau rebih
ll
*
i i.:
16.
il
t ;'
sekolah/Madrasah menentukan KKM setiap mata petajaran dengan memerhatikan: (1) karakteristik siswa, taridi"ii'.iir. til mata pelajaran, dan (3) kondisi sekolah/maarasin.
V e.
Y::::1.1"n oewan guru
KKM densan
memerhatikan 3 unsur metatui rapat
KKM densan memerhatikan 2 unsur D B. Y::::,:.n.n metalui rapat oewan guru
63 C. Y::::t:.k.n oewan guru
KKM dengan'memerhatikan 1 unsur metatui rapar
D D. fff:HfJ KKM tanpa memerhatikan 3 unsur melatui rapat tanpa memerhatikan 3 unsur dan tidak D E. []l-:,111!1!.KTM melalui rapat dewan guru L7,
Sekolah/Madrasah menjadwarkan awar jul rl pera5aran, minggu efektif, erektir, dan hari ribur pada k;iilJ;;"iioidikun yuns 5;#lffl:r"ran
v e. L",i#;:" f] B.
kalender pendidikan sekolah/madrasah secara rinci
D c.
Menyusun karender pendidikan sekorah/madrasah secara rinci pendidikan sekorah/madrasah secara Xl,eflHtlllcalender
D D.
Menyusun kalender pendidikan sekolah/madrasah secara tidak
f] E.
Tidak menyusun kalender pendidikan sekorah/madrasah
lnstrumen Akreditasi SMp/ MTs _ Hak Cipta @ 2OW BAN_S/M
"+. *
SUPERVISI MANAJEMEN KEPALA MADMSAH
1. 3. 4,
2..
lS MTs
Nama Madrasah
Tdk (tdk 3da)
ASPi:K KEGIATAN / KONDIST
NO
Skor 2
1
3
{
Z
Visi dan mlsi dipahami oteh warga madrasah
t/
B
PROGRAM KERJA DAN PELAKSANAAN
Renstra/RIPM/Program Jangka penclek ( satu tahun), program
t/
Program kerja madrasah tahunan, termasuk tujuan, target dan oentahaoannva Program kerja Kepata Madrasah, metiputi peran Kepata Madrasah sebagai EMSLIM (Educator, Manajer, Administrator, SuDervisor, Leader, lnovator dan Motivator)
t/
jangka menengah (empat tahunan) dan program jangka panjang (detapan tahunan).
3
5
Rencana pembiayaan (RAPBM) Evatuasi program yang sedang berjatan dan tindak tanjutnya
c
SUPERVISI AKADEMIK DAN MANAJERIAL
4
z 3
4 D 1
2 3
4 5
6
7
I
9
10 E 1
2 3
4
Jadwat supervise ketas, supervise administrasi dan kegiatan tain (ekstra kurikuter, BK, perpustakaan, laboratorium, dsb) iuoervisi metibatkhn wakil Kamad / euru vane berkuatitas Catatan hasil supervisi Tindak tanjut hasiI supervisi
V V
PEMBINAAN DAN PARTISIPASI PERSONEL
Pertemuan rutin Pertemuan rutin Pertemuan rutin
/ berkata dengan guru / berkata denean wakil dan staf / berkata denqan orangtua siswa
V
V V
Tertemuan rutin MGMP Madrasah untuk mengevatuasi pengembanean 6roeram oembetaiaran Mencikutsertakan suru datam oetatihan /Denataran/seminar Menqikutsertakan pegawai datam petatihan/penataran & peqawai untuk metanjutkan studi ffiu Mensikutsertakan euru datam oemitihan guru berprestasi Metaksanakan studi bandine datam upaya peningkatan mutu Ketertibatan warga madrasah datam pengambitan keputusan Yang terkait dengan perkembangan madrasah KELENGKAPAN ADMI
N
v l/"
w'
w
ISTRASI
l./ V l/
Catatan/aqenda keqiatan Kepata Madrasah Catatan kineria quru dan pegawai Tuku tarnu umum, buku tamu khusus (tamu dinas), dan buku oembinaan/suoervisi. terisi denean baik Buku notuten rapat terisi dengan baik
JUMLAH SKOR/NILAI PENGOLAHAN SKOR (NlLAl)
MASALAH
/
k
'-t( P /
00)
x
100
KENDALA
SARAN PEMBINAAN
Kepata Madrasah
86-100 =
A
71 -
55-
<60
85=B 70=C
Pengawas
_D
Dra. Hj. lzzi Farhani Noor "-;}
a
4.
VISI DAN MISI SEKOLAH Memitiki visi dan misi Madrasah
2
06
Ya (ada)
A
1
-
NOP
Kecamatan Kotamadya Hari, tanggat
NrP. 1 9650531
1
991032003
KETERA NGAN
Trrt^
1r,r4*.,*^ a.i,^,
SUPERVISI KURIKULUM DAN PEMBELA'AMN
1. 2. 3. 4.
lS MTs - 03
Nama lrlaraqah
SEPT
Kecamatan Kotamadya Hari, tanggat
ASPEK / KONDISI
KEGIATAN
Muatan Lokal dan
program Pengayaan bagi siswa Yang
JUMLAH SKOR/NILAI PENGOLAHAN SKOR (NlLAt)
+(
p
I
100)
x
100
SARAN PEMBINMN
Kepata Madrasah
86
- 100
,1-
85
56-
<60
=[
Pengawas
=$ 70=C
= D
Dra. Hj. lzzi Farhani Noor NrP. 1 9650531 1 991 032003
tt
C
PERANGKAT AI,MINISTRASI GI'RU
Perhituagan minggu Pemetaan SIL
fO
efelrif dan anatGisE;ffif
dan indikator
.
Program semester/pro gr-m a6kasi
waffi--
Program ke.ja pembagian tugas aan jaawal
menffi
Standar kompetensi lulusan
Rencana Pelaksanaan Pembelaj aran (RPP)
Analisis hasil ulanganAlj ian Program perbaikan dan pengayaan
Buku sumber pegangan guru
Kepala Madrasah,
NIP
ft1 'l
Guru Yang Disupervisi
NIP.
,: .
( -.-.4"
y't" Format Penilaian Kinerja Guru penyusunan Rpp Petmjuk pengisian Instmmen
1. 2.
Isilah pada kolom skor dengan skala
4 3 skor 2 skor I skor skor
jika jika
1 sampai dengau 4 a deskriptor yang tampak 3 deskriptor yarrg tampak
jika 2 deskriptor yang tampak jika I deskriptor yang tamRik
Kelasy'Semester
:
No
I
2
Rencana Pelaksanaan Pembelaiaran (RPP)
skor
Tr{uan Pembelajaran
a. Standar KompEtensi dan Kompetensi b. Indikator c. Ranah Tujuan (komprehenship) d. Sesuai deirgan Stande! Isi
Dasar
Bahan Belajarfivlateri Pelaj aran
a. MenggUnalcan bahan belajar sesuai dengan Standar Isi b. Baban belajar mengacr:/sesuai dengan nrjuan c. Bahan bclajar disusun secara sistematis d- Memberi
3
4
5
Peagavaan materi uembelaiaran Stratcgi/Iv'ctode Pembelaj aran a- Pemilihan metode disesuaikan dengan materi b. Penentuan langkahJangkah proses pembelajaran berdasarkau metode y"ng digunakan c. Penataan alolcasi waktu proses pembelajaran sesuai dengan pro-porsi. d. Penetapan metode berdasarkau pertimbangan kemampuan siswa. dia Pembelajaran a. lvledia sesuai dengan tujuan pembelajaran b. Media sesuai dengan materi pembelajaran c. Media sesuai dengan kondisi kelas d. Media sesuai dengan teknik oenilaian Pcnilaian a, Penilaian mengacu pada tujuan b. lvfencantumkan tekn-ik penilaian c. Mencantumkan bentuk peni laian d. Penilaian sesuai densan kaidah or skor Nilai RPP (A
{
Jumlah skor
= ----------------
x
100
20
Penilai
.a ,I
?.
r,
(: _/
--f'"
a Fonnat Penilaian Kinerja Guru dalam pelaksanaan Fembelajaran Pea4iuk pengisian Instrumen Isilah pada kolom skor dengan skala I sarnpai dengan 4 jiy,a 4 deskriptor yaug tampak skor 4 jika skor3 3 deskriptoryangtampak
l. 2.
2. jika 2 deskriptor yang tampak skor 1 jika I deskriptor yang tampak skor
Nama Guru Mata Pelajaran
Pokok Materi KelaJSemester
Kemampuan Membuka Pelajaran
a. Memberikan motivasi awal b. Memberikan apersepsi (kaitan
materi yang sebelumnya dengan materi yang akan
disampaikan) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan cliberikan d. Memberikan acuan bahan belaiar yano akan diberikan Sikap Guru dalam Proses a. Kejelasan artikulasi suara b. Variasi Gerakan badan tidak mengganggu perhatian siswa c. Antusisme dalam penampilan
c.
d. Mobilitasooslsimenqai
Penguasaan Bahan Belajar (Materi Pelajaran) a. Bahan belajardisajikan sesuai dengan langkahJangkah yang direnca-nakan dalam RPP b. Kejelasan dalam menjelaskan bahan belajar (materi) Kejelasan dalam memberikan contoh d. Menrilikiwawasan vang luas lglai Kegiatan Belajar Mengajar (Proses Pembelaiaran) a. Kesesuaian mehde dengan bahan belaiai yang disar,rpaikan b. Penyajian bahan betalaran sgsuai dengan tu,irraruindikator yang telah ditetapkan Memiliki keterampilan dalam menanggapi dan merespon pertanyaan siswa. alokasi waktu yanq disediakan d. Ketepatan dalam Kemampuan Menggunakan a. Mempefialikan prinsipprinsip penggunaan media b. Ketepatanftesesuain penggunaan media dengarr rnateri yang disampai'kan Memiliki keterampilan dalam penggunaan medta pernbelajaran d. Membantu Leerta931_gsw:_qahm_Lefl q!e!-Pggbel3!I3l
c.
dala
c.
c.
Penilaian
Penilaian relevan dengan tujuarr yang telah ditetapkan i Menggunakan teknik penilaian Menggunakanbentuk Penilaian d. Penilaian yano diberikan sesuai dengan RPP Kemampuan Menutup a. Memtrerikan refleksi kegiatan penrbelajaran b. Momberi kesempatan untr:k bertanya dan mettjawab perianyaan. c. Menyimpulkan maleri yang telah diberikan materihahan belaiar yanq akan d.
a. b.
c.
Nilai Pelaksanaan
Penilai, Jumlah skor
B--------------x 28
"n. ,l
100
a-4/r'
t
l' --r...
f,'omat Penilaiau Kinerja Guru dalam pelaksanaan membukt dan menutup pelajaran
t
I
Pettmjuk pengisian Instrumen
I
I Isilahpadakolomskordengan 2 skor4 jika sangatbaik jika baik skor 3 skor2 jika cukup skor 1 jika kurang
skala 1 sampai dengarr 4
j.
Nama
Guru
:
MataPelqiamn
:
Materi
:
Kelasr'Semester
:
Pokok
Aktivitas Gunr Kegiatan Membuka Pembelajaran dan menutup pelajaran
setelah siswa siap untuk belajar
Menjelaskan pentingnya
yang akan dipelajari
Appersepsi (mengkaitkan materiyang tlisajikan dengan materiyang telah dipelajari sehingga tedadi kesinambungan) Keielasan hubungan antara pendahuiuan dengat inii pelalaran dilakukan semenarik mungkin menyimpulkan Kegiatan Pembelajaran dengan tepat Kemampuan memberikan pujian /penghargaan
d'Txffi
arrra rnen'ueixan pen gavaan,
oan
rnembuka dan menutup pelajaran (C)
Penilai, Jumlah skor
C-----.--------x 36
,*, 'l
i00
I'ormat Penilaian Kinerja Guru dalam variasi stimulus pembelajaran Pehrnjuk pengisian Instrumen
1. 2.
I
Isilahpadakolom skor dengan skala skor 4 jika sangat baik skor 3 jika baik
2 jika skor 1 jika skor
1 sampai. dengan 4
culmp kurang
I I
Nama Gurn N{ata Pelajaralr
Pokok Materi Kela.s/Semester Aktivitas Guru
No
Skors
Kegiatan Variasi Pembelajaran 1
Gerak bebas guru
1
2
3
4
2.
lsyarat guru (tangan, badan, wajah)
1
2
3
4
3.
Suara guru (variasi kecepatan/besar kecil/intonasi)
2
2
4
4.
Pomusatan perhatian pada murid (penekanan pada hal yang penting-penting dengan
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
verbaUgestural) Pola inieraksi (guru-kelompoUguru-murid/muriC-murid) 6.
FausmEm sejenik (untuk memberi
kesempatan pada murid untuk berpikir, memberi
penekanan, memberi perhatian)
peqqg,ntailindGri penglihaUpendengar (datam menggunakan media pembelajaran) Jumlah Skors Nilai variasi stimulus
(D)
Penilai, Jumlah skor
D
- ---------------- x 28
,ai ,l
100
F tr'ormat Penilaian Kinerja Guru dalam ketrampilan bertirnya Petunjuk pengisian Instnrmen
1. 2.
Isilah pada kolom skor dengan skala
jika sangat baik jika baik jika cukup ; skor I jika kurang
skor 4 skor 3 skor 2
I
sampai dcngan 4
'
;.
Nama Guru
MataPelajaran Pokok Materi Kelasy'Semester
*"1
Aktvitas
I
Guru
Skors
Keterampilan B*tanya 1.
Kejelasan pertanyaan yang disampaikan guru.
2.
Gdasan pertanfan
3.
guru dengan masalah yang dihicarakan'
-FeffinyaafilfimanTaseluruh siswa
lebih dahulu, baru menunjuk salah satu siswa.
4.
tta,ffi5eri@anmenjawab
5.
ffiAffi5uaikan
pertanyaan secara merata di antara para siswa.
erikan bimbingan:')
6. o.
Pertanyaan dengan cara lain.
b.
Pertanyaan lain yang lebih sederhana.
c.
Mengulangi penjelasan-penjelasan sebelumnya.
') Amati salah satu cara yang
.
muncul. Jumlah
Penilai, Jumlah skor
E--------------x 24
"{r
?"
,l
:
100
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
J
4
1
2
3
4
1
2
3
4
a!
.
f,'ormat Penilaian Kinerja G.ur,. dalam memberikan penguatan
Petunjuk pengisian Instmmen
1. 2.
Isilah pada kolom skor dengan skala skor 4 jika sangat baik skor 3 jika baik
skor2 jika skor I jika
I
sampai ,Jengan 4
cukup kurang
Nama Gurr.
MataPelajaran Pokok Materi KelaVSemester
No
Aktivitas Gunr
Skors
Penguatan Verbal dan non verbal 1
Mengucapkan kata-kata benar, bagus, tepat,
dan bagus sekali bila
murid
1
2
3
4
2
3
4
menjawab/mengajukan pertanyaan. Z.
Mengucapkan kalimat pekeiaanmu baik seka/i saya senang dengan pekeriaanmu, pekerjaanmu makin lama makin baik, pi4ir dulu, dan lihat
/agi untuk membesarkan hati dan
memberikan dorongan. Penguatan berupa senyuman, anggukan, pandangan Yang ramah, atau gerakan badan.
1
2
3
4
4
Penguatan dengan cara mendekati.
1
2
3
4
5
Penguatan dengan sentuhan.
1
2
3
4
6
Penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan.
,|
2
3
4
7
Penguatan dengan memberikan hadiah yang relevan dan rasional
2
3
4
3.
Jumlah Skors Nilai guru memberikan penguatan (F)
Peniiai, Jumlah skor
f = -----------'--- x 28
:*1 ta
100
-
DATTAR REFERENSI
No Footnote
Ifalaman Skripsi
Referensi
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2
3
E.Mulyasa, Menjadi Kepola Sekoloh Profesionol, (Bandung PT Remaja Rosdakarya, 2011), Cet. Ke-11.
J
ll0
3
221
8
144-r45
9
s9-60
9
145
10
i
!0
26
l2
150-151
t2
67
Referensi
BAB I
2.
Halaman
I
h.110.
.3.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah dan Madrasah
BAB
II
Uhar Suharsaputra, Administrasi Pendidikan, 1
)
3.
4. 5.
6.
(Bandung: Refika Aditama, 20 I 0)
Hamzah B. Uno dan Nina Lamatenggo, Teori Kinerja dan Penguhtrannya, (Jakarta: PT Bumi Aksar1 2012), cet. I Uhar Suharsaputrq Administrasi Pendidikan, (Bandung: Refika Aditam4 20 I 0)
Pasal
I
ayat
I
UU RI No. 14 Tahun
Sukadi, Guru Powerftil, Guru Masa Depan, (Bandung: Kolbu,2006) Uhar Suharsaputra, Administrasi Pendidikan, (Bandung: Refika Aditama, 2010)
A. A. Anwar Prabu 7.
8.
*, 'l
1
2005
tentang Guru dan Dosen
I
ayat
4 $ $
s s
5
+
#
q
Mangkunegara,
Manajemen Sumber Daya manusiu, (Bandung: PT. RosdaKarya 2000) Pasal
Paraf
l0 UU RI No. 14 Tahun 2005
l3
K -tFl
t
!
T
tentang Guru dan Dosen
9.
Pasal 8 UU RI Guru dan Dosen
10.
Pasal 10 ayat I UU RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
13
11.
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesiona!,...., h. 69
13
t2.
Penjelasan Pasal 10 ayat UU RI Tahun 2005 tentang Guru dan Dose,n
13.
No. 14 Tahun 2005'tentang
I
No.
14
ayat I UU RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
Pasal
l0
+
13
69
\j
l3 t4
\r,
15.
Made Pidarta, Pemikiran tentang Supervisi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksar4 1992)
15
5
16.
Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendiclikan,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
15
63
t7.
Rohiat, Manajemen Sekolah, (Bandung: PT Refika Aditama, 2010), Cet. Ke-I, h. 36-37 .
16
36-37
18.
Ibid
l6
38
19.
E. Mulyas4 Menjadi Kepala Profesional, (Bandung; PT.
t6
111
t7
373
t7
19
1984) Cet. 10
20.
Sekolah
Remaja Rosdakary4 2011) Muhaimin, Suti'ah, Sugeng listyo Prabowo, Manaj emen P endidikan : Aplikas inya don P enyunman Renc ana Pengembangan Sekolah/Madrasah, (Jakarta: Prenada Media Group,2009) h.373.
A. Sahertian, Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia, Piet
21.
(Jakarta; PT Rineka Cipt4 2000)
I '*
-'.
/
s \R
22.
Ibid
l8
19
23.
Umiarso dan Imam Gojali, Manajemen Mutu
18
29J-298
g
s
s
s{
v
s rt \
a-
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
Sekolah di Era Otonomi Pendidiknn,..., h. 293-298 Made Pidarta, Pemikiran tentang Supervisi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksala" 1992) Permendiknas No. 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolatr/\4adrasah
Piet A. Sahertian, Kowep Dasar dan Telmik &tpervisi Pendidkan ..., h. 2l Zaenal Aqib, Membangun Profesional Guru dan Pengawas Sekolah, (Bandung: Yrama Widya,2008) Piet A. Sahertian, Konsep Dasar dan Teknik &tpervisi Pendidknn ..., h. 48 Zaenal Aqib, Membangun Profesional Gunt dan Pengawas Sekolah, (Bandung: Yrama Widya,2008) Ngalim Purwanto, Administrasi Pendidikan (Jakarta: Mutiara, 1984), h.lZ2
2l
53
2t
tr1
22
2t
23
196
* 23
48
23
t97
25
122
g,
6
25
26
32.
Ibid
25
27
25
28
26
lll
Y
27
9
(
35.
E. Mulyas4 Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung; PT. Remaja Bahan Diklat Pengawas MTs Angkatan I Tahun 2009, Metode Dan Tehik Supervisi, (Direktorat Tendik, Dirjen pMpTK Depdiknas: 2009,t.1)
36.
\1
Ibid
Rosdakarya, 2011)
Peraturan Menteri pendidikan nasional Republik Indonesia Nomor 13 tahun 2007 tentang Standar Kepala SekolaMMadrasah, (Jakarta: BSNP, 2007)
,,
s
Piet A. Sahertian, Konsep Dasar dan Teknik &tpervisi pendidikan .., h. 26
34.
,JI
d
31.
33.
I
#
( 27
t2
I I
I
70 Persen kepala Sekolah
37.
Taklampeten,
diakses dari http//www.tempointeraktiT.com, Edisi Selas4 12 Agustus 20131 I 1:.19 WIB pada Rabu, l0 Septemb er 2}l4,pirkul
29
l4:56:Mwib.
38.
Moh. UzerUsman, Menjadi Gunt Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 201 l), cet. 26
BAB
1
30
ll
33
rt2
36
115
36
196
ItI
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praheh (Jakarta: PT. Rineke Crpta, 2002), cet. Ke- 12 (Edisi Revisi
v) 2.
J.
Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan.(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persad4 2006)
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendelectan Praktik,(Iakarta: PT. Rineka Cipt4 2006), Cet. Ke-13
4.
Sudjana, Metode Statistilm,(Bandung: PT. Tarsito, 2001), Cet. Ke-6
37
466
5.
Anas Sudj i ono, P engantqr Statistik,..., h. 206
38
206
38
193
6.
Ibid.,h. tg3
Jakarta, 20 Desemb er 201 4
Mrclgetahui, Dosen Pembimbing Skripsi
Dr.II. Fathi Ismail. MM
.
,n1 ,I
$ $
F1P.15018310900
{I $'
u ( (\
.-
trtllr
KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA FITK ,.il.
tt
H.
Juet*
: Terbit : No. Revisi: :
01
Hal
111
No.
FORM (FR)
No 95 Cipud 15112 tttdona*,,
Dokumen
Tgl.
FITK-FR-AKD0BI 1 Maret 2010
SURAT BIMBINGAN SKRIPSI Nomor : Un.0 1/F. l/I(M.o r.rLlfly.F..l5 Lamp. :..1.......... Hal : Bimbingan Skripsi
Jakarta 07 november 2013
;
Yth.
Kepada Dr. Fathi Ismail M.Pd.
Pembimbing Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dm Keguruan IJIN Syarif Hidnyatullalt
Jakrta Assalatmt' alaihtm wr.wb.
Dengan ini diharapkm kesediaan Saudara untuk meirjadi pembimbing UII (materilteknis) penulisan skripsi mahasiswa: Nama
M. AltofFatoni
NIM
10801820001s
Jurusan
Manajemen Pendidikan
Semester
1l
Judul Skripsi
Hubungan Pelaksanaan Supervisi AJ
(Sebelas)
Terhadap Kinerja Guru Di MTS Islamiyah Ciputat Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 3[ ottobq 2013 absraksi/outline terlmpir. Saudra dapat melakukan perubahm redaksional pada
judul teriebut. Apabila perubahan substansial dimggap perlrf mohon pembimbing menghubungi Jurusan terlebih dahulu
Bimbingan slaipsi
ini
diharapkan selesai
dalm waktu 6 (€nm) bulaq dan dqat
diperpaqjang selama 6 (enam) bulan berikutryatanpa surat perpanjangan.
Atas perhatim dan kerja sama Sandrq Wass alamu' al aihtm wr.w b.
ka-i
ucapkm terima kaqih.
an. Dekan Kajur Managemen Pendidikan
Dr.r,,H,'ai.MPd NrP 1%61009199303 1004
Tembusan:
l.
2.
DekanE[m( lvlahasiswaybs.
v-)t
t, :.-'-t-'
YAYASAN ISLAIT{IYAH C IP U TAT Akta Nomor
16,
Tanggal
1'1
Agustus 1 978, Diperbaharui
Akta Nomor 02, Tanggal 07 Februara 2012, Bank : Syariah Mandiri Rek. 701 5231 372
MADRASAFI TSAT{AWTYAFI ISIAMTYAI-I STATUS : TEMKREDITASI A Jl. Kihajar Dewantara No.23 Ciputat, Telp; (021) 7409814Fax.74716496
suRAr'k-ErsB+s-Gs!'l4 N"*"il2
5lB- I /Ks.02.
00 I 05
lD{lz0l
Yang bertanda tangan dibawahiniKepalaMTslslamiyahCiputatTangerangBanten menerangkan bahwa:
Nama Mahasiswa
Muharnmad Althof Fathoni
Tempat/Tgl. Lahir
Tangerang, 27 Oktober 1990
NIM
108018200018
JurusanlProdi
Manajemen Pendidikan
Jenjang Pendidikan
Strata Satu (S1)
di MTs Islarriyah Mahasiswa tersebut diatas adalah benar telah rnelaksanakan P'enelitian dalam rangka Ciputat Kota Tangerang Selatan pada tanggal 5 20 September 2014
-
penyisunan Skxip$t sehggi $alah sahr syarat penyelesaian program Strata Satu judul : [.lniversitas Islam Negeri Syarif Eirtnyatullah Jakarta dengan HUBT]NGAN PELAXSANAAN SUPERWSI AKADEN'fiX. KEPADA SEKOLAH TANGERANG TERHADAP KINERJA GARU DI MTS ISI}IMIYAH CIPATAT KOTA
"
SEI,,ITAN
*
Dernikian surat keterangan ini kami buat, agar dapat digunakan sebagaimana mestinya.
{tr
, 25 September 2014
MTs Islamiyah Ciputat
I "Jt
'8
010