Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.2 Tahun 2016
SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH, MOTIVASI BERPRESTASI GURU DAN KINERJA MENGAJAR GURU Oleh: Wiwin Kodariah1 Endang Herawan2 Cicih Sutrasih3 Universitas Pendidikan Indonesia Email:
[email protected]
Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh supervisi akademik kepala sekolah dan motivasi berprestasi guru terhadap kinerja mengajar guru sekolah dasar negeri di Kabupaten Sumedang. Penelitian ini merupakan penelitian expos facto. Data dikumpulkan dengan menggunakan instrumen kuisioner yang dikembangkan sendiri oleh peneliti. Keseluruhan data dianalisis dengan menggunakan analisis regresi. Penentuan responden menggunakan proporsional random sampling yaitu pengambilan data secara acak dari seluruh anggota populasi menjadi responden penelitian yakni berjumlah 110 orang guru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Terdapat pengaruh positif dan signifikan supervisi akademik kepala sekolah terhadap kinerja mengajar guru sebesar 24,8%. Ini mengandung arti bahwa semakin baik supervisi akademik kepala sekolah maka akan semakin baik pula kinerja mengajar guru (2) Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara motivasi berprestasi guru terhadap kinerja mengajar guru sebesar 45,5%. Ini mengandung arti bahwa semakin tinggi motivasi berpresasi guru maka akan semakin baik pula kinerja mengajarnya (3) Terdapat pengaruh positif dan signifikan secara bersama-sama antara supervisi akademik kepala sekolah, motivasi berprestasi guru terhadap kinerja mengajar guru SD Negeri di Kabupaten Sumedang sebesar 52,2%. Mengandung arti bahwa semakin baik supervisi akademik kepala sekolah dan semakin tinggi motivasi berpresatasi guru maka semakin baik kinerja mengajar guru. Kata kunci: supervisi akadenik kepala sekolah, motivasi berprestasi dan kinerja mengajar guru. Abstract The purpose of this study was to investigate the influence of the academic supervision of school principals and achievement motivation of teachers to teach the performance of public primary school teachers in Sumedang. This research is expos facto. Data were collected using a questionnaire instruments developed by researcher. Overall the data were analyzed using regression analysis. Determination of respondents using proportional random sampling random data retrieval from all members of the population were respondents in the study were 110 teachers. The results showed that: (1) There is a positive and significant impact on the academic supervision of the school head teacher's teaching performance by 24.8%. This implies that the better the academic supervision of the school head then it will be better the teacher's teaching performance (2) There is a positive and significant influence between achievement motivation of teachers to the teacher's teaching performance of 45.5%. This implies that the higher the motivation of teachers berpresasi it will be better the performance of teaching (3) There is a positive and significant effect jointly between the academic supervision of the school head, the performance achievement motivation of teachers to teach elementary school teacher in Sumedang 52.2 %. Implies that the better the academic supervision of school principals and the higher the motivation berpresatasi the better performance of teachers teaching teachers. Keywords: academic supervision principals, achievement motivation and performance of teachers to teach
PENDAHULUAN Pendidikan merupakan salah satu pilar
pendidikan
tidak
dapat
langsung
seketika
bangsa yang mempunyai peran strategis untuk
dirasakan, tetapi membutuhkan waktu yang
membangun
karakter
yang
panjang, sepanjang hayat, dan menyentuh semua
bermartabat
dalam
mencerdaskan
sendi kehidupan di masyarakat, hingga menjadi jati
suatu rangka
bangsa
kehidupan bangsa. Diperlukan proses pendidikan
diri
yang memadai untuk menunjang terwujudnya
kemakmuran bangsa.
harapan mulia tersebut. Namun hasil dari proses
123
untuk
kemajuan,
keadilan
dan
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.2 Tahun 2016
Permasalahan mutu pendidikan di Indonesia sampai
saat
ini
masih
ketinggalan
sebagai
tingkat
keberhasilan
guru
dalam
jauh
melaksanakan tugas pendidikan sesuai dengan
dibandingkan negara-negara maju dan negara-
tanggung jawab dan wewenangnya berdasarkan
negara berkembang lainnya. Rendahnya mutu
standar kinerja yang telah ditetapkan selama
pendidikan berpengaruhbesar terhadap rendahnya
periode tertentu dalam kerangka mencapai tujuan
sumber daya manusia. Rendahnya sumber daya
pendidikan.
manusia bermuara pada kurang kompetitifnya
Sedangkan
kinerja
mengajar
guru
bangsa ini dalam menghadapi persaingan di era
merupakan suatu prestasi yang dicapai oleh
global.
seorang guru dalam melaksanakan tugasnya
Dalam pendidikan, guru memegang peranan
selama periode tertentu yang diukur berdasarkan
penting yang tidak bisa digantikan dengan apapun.
tiga indikator
Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 14
kemampuan
tahun 2005 tentan Guru dan Dosen Pasal 1 yang
komitmen menjalankan tugas. (Suhayati, 2013)
menyatakan
guru
dengan
tugas
adalah
mengelola
pembelajaran
dan
pendidik
Kepala sekolah memiliki tugas pokok
mendidik,
sebagai penanggung jawab kegiatan sekolah,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
memimpin sekolah dan melakukan supervisi bagi
menilai dan mengevaluasi peserta didik pada
guru dan stafnya. Sebagaimana Daryanto (2011,
pendidikan usia dini jalur pendidikan formal,
hlm. 84) mengungkapkan “supervisi adalah salah
pendidikan dasar dan pendidikan menengah yang
satu tugas pokok dalam administrasi pendidikan
diangkat sesuai dengan peraturan perundang-
bukan hanya merupakan tugas pekerjaan para
undangan.
pengawas saja melainkan tugas pekerjaan kepala
profesional
bahwa
yaitu penguasaan bahan ajar,
utama
proses
sekolah terhadap pegawai-pegawai sekolahnya”.
pendidikan memiliki peranan yang sangat strategis
Dalam hal ini supervisi kepala sekolah akan
dalam membimbing peserta didik ke arah
mampu mewujudkan pengembangan kemampuan
kedewasaan, kematangan menuju kemandirian.
guru
Hal itu disebabkan guru berperan bukan hanya
berkesinambungan dan berkelanjutan.
Profesionalitas
mengajar,
guru
upaya
pembinaan
secara
Djaman Satori (dalam Suhardan, 2010 hlm.
pertanggungjawaban
28) mengemukakan bahwa supervisi pendidikan
pembelajaran, melainkan guru juga harus bertindak
dipandang sebagai kegiatan yang ditujukan untuk
sebagai pendidik.
memperbaiki dan meningkatkan mutu proses dan
dalam
rangka
sejumlah
melalui
materi
pelajaran
menyampaikan
dalam
Brown dalam Sardiman (2000, hlm. 142)
hasil
pembelajaran.
Dalam
konteks
profesi
menjelaskan tugas dan peran guru, antara lain yaitu
pendidikan, khususnya profesi mengajar, mutu
menguasai
pembelajaran merupakan refleksi dari kemampuan
dan
mengembangkan
materi
pembelajaran, merencanakan dan mempersiapkan
profesional
pelajaran, mengontrol dan mengevaluasi kegiatan
berkepentingan
belajar siswa.
kemampuan
Barnawi dan Arifin (2014, hlm. 14)
guru.
Supervisi
pendidikan
dengan
upaya
peningkatan
profesional
guru,
yang
pada
gilirannya akan berdampak terhadap peningkatan
mengemukakan bahwa kinerja guru diartikan
mutu proses dan hasil pembelajaran. 124
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.2 Tahun 2016
Misi utama supervisi pendidikan adalah memberi
palayanan
untuk
untuk mencapai hasil yang memuaskan dalam
pembelajaran,
suatu pekerjaan. Ia akan bahagia atas keberhasilan
memfasilitasi guru agar dapat mengajar dengan
yang diperolehnya. Perasaan bahagia itu akan
efektif, Melakukan kerja sama dengan guru atau
mendorong dirinya untuk bekerja lebih giat, tekun
anggota staf lainnya untuk meningkatkan mutu
dan penuh tanggung jawab serta bersemangat
pembelajaran dan
mengembangkan kurikulum
dalam mengerjakan pekerjaan yang ditugaskan
serta meningkatkan pertumbuhan profesionalisasi
padanya. Sebaliknya, orang yang mempunyai
semua anggotanya.
motivasi berprestasi rendah lebih suka memiliki
mengembangkan
kepada mutu
guru
motivasi berprestasi tinggi akan berusaha keras
Selain supervisi kepala sekolah, kinerja guru
pekerjaan yang mudah dan menghindari pekerjaan
ditentukan pula oleh motivasi berprestasi dari guru
yang sulit. Hal ini menunjukkan adanya rasa
itu sendiri. Motivasi berprestasi harus ada dalam
kurang bertanggungjawab terhadap tugas yang
jiwa guru. Motivasi berprestasi adalah sesuatu
diberikan.
yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja.
Winardi (2001, hlm. 207) yang menyatakan
Oleh sebab itu, motivasi berprestasi dalam
motivasi merupakan suatu kekuatan potensial yang
psikologi sebagai pendorong semangat kerja. Bila
ada
tidak punya motivasi, maka ia tidak akan berhasil
dikembangkannya sendiri, atau dikembangkan
untuk mendidik.
oleh sejumlah kekuatan luar yang pada intinya
pada
diri
seseorang,
yang
dapat
Sesuai pendapat wainer (1985, hlm. 76) guru
sekitar imbalan moneter dan imbalan non-moneter,
yang dalam melakukan pekerjaan mempunyai
yang dapat mempengaruhi hasil kinerjanya secara
motivasi berprestasi, senantiasa akan melakukan
positif atau negatif tergantung situasi dan kondisi
pekerjaan
yang dihadapi oleh orang yang bersangkutan.
dengan
sungguh-sungguh
untuk
mencapai keberhasilan. Orang yang mempunyai
METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini
individu
adalah metode deskripitif. Metode ini bertujuan
atau
kelompok.
Pendekatan
yang
digunakan adalah pendekatan kuantitatif.
untuk memberikan gambaran secara sistematis,
Tujuan dari penelitian ini untuk menguji
faktual, dan akurat mengenai faktor, fakta, dan
besarnya
pengaruh
sifat-sifat serta hubungan antara fenomena-
koefisien
korelasi
fenomena yang diselidiki. Metode ini juga
Akademik
ditujukan untuk memecahkan masalah yang sedang
Berprestasi Guru (X2) terhadap Kinerja Mengajar
terjadi saat ini. Seperti yang diuraikan oleh
Guru (Y) Dengan objek dan lokasi penelitian
Suharsaputra (2012, hlm. 42) bahwa metode
adalah SD Negeri di Kabupaten Sumedang.
deskriptif adalah metode penelitian yang secara
Sedangkan
sederhana menjelaskan fenomena yang ada dengan
menggunakan angket dengan skala likert.
menggunakan angka untuk mengelompokkan
Kepala
teknik
yang antar
ditunjukkan variabel
Sekolah
oleh
Supervisi
(X1),
pengumpulan
Motivasi
data
Populasi dalam penelitian ini adalah semua guru dan kepala sekolah SD 125
di Kabupaten
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.2 Tahun 2016
Sumedang yang berjumlah 6.738 orang. Teknik
Teknik analisis data yang digunakan yaitu
sampling yang digunakan dalam penelitian ini
analisis deskriptif, uji persyaratan dan pengujian
termasuk kedalam teknik Stratified Random
hipotesis. Analisis deskriptif digunakan dalam
Sampling. Teknik ini adalah cara mengambil
penyajian data meliputi ukuran data, ukuran
sample dengan memperhatikan strata (tingkatan)
sentral, dan ukuran penyebaran. Penyajian data
di dalam populasi. Dari penarikan sampel
meliputi daftar distribusi dan histogram. Ukuran
diperoleh sampel kepala sekolah dan guru
sentral meliputi mean, median, modus. Ukuran
berprestasi tingkat SD di Kabupaten Sumedang
penyebaran berupa varians dan standar deviasi atau
yang berjumlah 110 orang.
simpangan baku. Ukuran data dilakukan terlebih
Sebelum
instrument
digunakan
untuk
dahulu dengan menghitung banyak kelas dan
mencari data pada sampel yang telah ditentukan,
panjang kelas interval. Persyaratan uji analisis data
maka intrumen tersebut harus diujicobakan. Uji
penelitian ini menggunakan tiga analisis, yaitu
coba dilakukan pada guru sebanyak 15 orang pada
normalitas, uji linieritas dan uji homogenitas.
populasi diluar sampel penelitian. Pengujian
Pengujian
keabsahan data dalam penelitian ini yaitu uji
menggunakan
Validitas dan uji Reliabilitas.
korelasi berganda.
hipotesis
pada
korelasi
penelitian
ini
product-moment
dan
HASIL PENELTIAN DAN PEMBAHASAN Kinerja mengajar guru secara umum belum
Kinerja Mengajar Guru Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Sumedang. Dalam penelitian ini ditemukan kinerja
bisa dikatakan dilaksanakan dengan baik apabila salah satu dimensi yang melingkupinya belum
mengajar guruSDNegeridi Kabupaten Sumedang
dilaksanakan dengan baik. Dari keenam dimensi
berada pada kategori sangat tinggi dengan skor
tersebut,
kecenderungan rata-rata seluruh indikator sebesar 4,32,
artinya
guru-guru
telah
terendah
yaitu
dimensi
kemampuan melaksanakan program remedial.
mampu
Program remedial merupakan bentuk pembelajaran
melaksanakan kinerja mengajarnya dengan sangat
khusus yang diberikan guru kepada seseorang atau
baik.
sekelompok peserta didik yang memiliki masalah
Kinerja mengajar guru meliputi enam
dan kelambanan dalam belajar. Disebut pengajaran
dimensi yaitu menyusun rencana pembelajaran, melaksanakan
pembelajaran,
khusus karena peserta didik yang dilayani adalah
melaksanakan
peserta didik yang memilki masalah dalam belajar,
hubungan antar pribadi, melaksanakan penilaian hasil
tingkatan
belajar, melaksanakan
sehingga memerlukan strategi, metode dan media
pengayaan dan
pembelajaran yang khusus disesuaikan dengan
melaksanakan program remedial.
permasalahan belajar yang dialami peserta didik
Kegiatan pembelajaran di kelas adalah inti
(Supardi, 2014, hlm. 68)
penyelenggaraan pendidikan yang ditandai oleh
Remedial Teaching merupakan salah satu
adanya pengelolaan kelas, penggunaan media dan
metodepembelajaran dalam upaya meningkatkan
sumber belajar, dan penggunaan metode serta
hasil belajar siswa terutamabagi siswa yang belum
strategi pembelajaran.
126
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.2 Tahun 2016
berhasil
dalam
hal
pencapaian
menaruh
kompetensi(Depdiknas, 2003
perhatian
yang
sungguh-sungguh
terhadap aspek-aspek yang terkait dengan proses
Program remedial jarang dilaksanakan oleh
belajar mengajar yang efektif. Dalam hal ini tugas
guru karena banyaknya beban kerja guru yaitu
seorang
dalam melaksanakan pembelajaran, sehingga guru-
akademik adalah mempelajari secara obyektif dan
guru hanya fokus kepada perencanaan dan
berkelanjutan masalah proses belajar mengajar dan
pelaksanaannya
kurangnya
atas dasar itu ia memberikan bantuan atau
pemahaman akan esensi dari program remedial
pelayanan professional yang diperlukan kepada
yang dilakukan oleh guru-guru mengakibatkan
guru.
saja.
Selain
itu,
kepala
sekolah
sebagai
supervisor
program remedial jarang dilakukan, padahal
Dengan demikian kepala sekolah sebagai
program remedial tersebut sangat dibutuhkan oleh
supervisor akademik dikatakan efektif apabila ia
peserta
memahami persoalan-persoalan belajar mengajar
didik
untuk
memperbaiki
proses
pembelajaran.
yang
dihadapi
oleh
guru
dan
selanjutnya
Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian dari
memberikan bantuan atau pelayanan yang sesuai
Andespa (2013) yang mengungkapkan “kenyataan
dengan kebutuhan dan masalah yang dihadapi
yang terjadi dilapangan mengindikasikan bahwa
guru-guru, baik secara individu maupun kelompok.
pelaksanaan pembelajaran remedial di sekolah
Lebih dari itu, kepala sekolah akan memberikan
tidak
mestinya.
kesempatan kepada guru untuk mengembangkan
Pembelajaran remedial yang dilakukan guru
kreativitas mereka dan mendorongnya untuk
kepada siswa peserta remedial tidak seperti yang
menerapkan gagasan-gagasan yang baik bagi
telah diatur oleh pemerintah. Kebanyakan proses
pengajaran. Ini berarti bahwa seorang kepala
remedial yang dilakukan guru di sekolah tanpa
sekolah sebagai supervisi akademik dituntut untuk
dibarengi dengan proses remedial teaching dan
selalu berhubungan baik dengan guru dan
remedial test.
menempatkan dirinya sebagai bagian dari sistem
terlaksana
sebagaimana
Untuk meyakinkan bahwa seiap guru telah
pengajaran.
melaksanakan kinerjanya, maka penilaian kinerja
Dalam penelitian ini ditemukan kemampuan
guru harus dilakukan terhadap semua guru.
kepala
sekolah
dalam
melakukan
supervisi
Penilaian kinerja guru merupakan acuan badi
akademik di SDNegeridi Kabupaten Sumedang
sekolah untuk menetapkan pemngembangan karir
berada pada kategori sangat tinggi dengan skor
dan promosi guru. Bagi guru, penilaian kinerja
kecenderungan rata-rata seluruh indikator sebesar
guru merupakan pedoman untuk mengetahui
4,20.
unsur-unsur kinerja yang dinilai sebagai sarana
Hasil temuan di lapangan secara umum guru
untuk mengkaji kekuatan dan kelemahan individu
belum memperoleh bantuan profesional yang
dalam rangka memperbaiki kualitas kinerjanya.
semestinya dalam mewujudkan keinginannya agar dapat mengajar dengan lebih baik, karena supervisi yang dilaksanakan masih bersifat adminstratif dan
Supervisi Akademik Kepala Sekolah Dasar negeri di Kabupaten Sumedang. Kepala sekolah sebagai supervisor akademik dalam usahanya
memberikan
bantuan
belum menjadi supervisi profesional.
akan 127
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.2 Tahun 2016
Hal ini senada dengan temuan penelitian
supervisor
Djam’an Satori (1995) yang dilakukan di kota Bandung
berkaitan
pada
upaya
Motivasi Berprestasi Guru Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Sumedang. Motivasi berprestasi (achievement
pembinaan
motivation) adalah dorongan diri orang-orang
terbatas pada perhatian segi fisik dan administrasi
untuk mengatasi segala tantangan dan hambatan
formal, belum memperhatikan secara sungguh-
dalam upaya mencapai tujuan. Orang yang
sungguh pada pengawasan penyelenggaraan proses
memiliki tujuan ingin berkembang dan tumbuh,
belajar mengajar. Namun sekalipun pelaksanaan sebagai
supervisor
akademik
serta ingin maju menelusuri tangga keberhasilan.
belum
Penyelesaian sesuatu merupakan hal yang penting
dilaksanakan secara efektif oleh kepala sekolah
demi penyelesaian masalah itu sendiri, tidak untuk
dan pengawas sekolah, akan tetapi mereka
imbalan yang menyertainya.
menunjukkan tingkat kepedulian yang cukup
Motivasi berprestasi harus ada dalam jiwa
tinggi terhadap masalah-masalah pengajaran, mereka
selalu
menyediakan
peluang
guru. Motivasi berprestasi adalah sesuatu yang
untuk
menimbulkan semangat atau dorongan kerja.
berdialog dan membantu guru memahami dan
keberhasilan guru dalam mengajar karena motivasi
memecahkan masalah pengajaran yang dihadapi.
ini sebagai pertanda apa yang telah dilakukan oleh
Tindak lanjut yang bisa dilakukan oleh
guru telah menyentuh kebutuhannya. Kebutuhan
kepala sekolah setelah melaksanakan supervisi
guru dalam bekerja seperti kurikulum, sarana dan
akademik yaitu berupa pembinaan terhadap guru
prasarana sekolah, kepala sekolah, lingkungan
baik itu dengan memberikan motivasi untuk
pembelajaran di kelas (Rahmania, dkk, 2013 hlm.
mengikuti diklat, seminar, workshop, ataupun
3)
memfasilitasi dalam kegiatan KKG dengan
Dengan adanya motivasi berprestasi dalam
mendatangkan guru berprestasi untuk menjadi
diri guru akan menumbuhkan jiwa kompetisi yang
narasumber. Dengan begitu, diharapkan para guru mampu
memperbaiki
kinerja
sehat,
mengajarnya
dan
dengan
yang
motivasi
Motivasi berprestasi sangat berpengaruh
di sekolah dianggap berhasil apabila dapat
terhadap kompetensi paedagogik guru. Bila guru
meningkatkan kinerja guru melalui berbagai pembinaan
terhadap
guru
dalam melakukan pekerjaan mempunyai motivasi
dalam
berprestasi, ia akan melakukan pekerjaan dengan
melaksanakan pembelajaran di sekolah. Oleh kepala
sekolah
harus
sungguh-sungguh untuk mencapai keberhasilan.
mampu
Guru yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi
menjalankan peran dan tanggung jawabnya sebagai manager
jawab
guru-guru
menjadi pribadi yang kreatif.
Kepala sekolah sebagai pimpinan tertinggi
itu
menumbuhkan
berprestasi yang tinggi juga akan membentuk guru
dengan baik.
karena
akan
bertanggung
sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai
kegiatan
administrator
terhadap sistem supervisi di sekolah
profesional guru-guru. Pelaksanaan supervisi baru
peran
dan
pendidikan.
dasar khususnya belum berjalan secara efektif terutama
pendidikan
pendidikan,
pemimpin
akan sangat senang kalau ia berhasil memenangkan
pendidikan,
suatu persaingan. Ia berani menanggung segala
128
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.2 Tahun 2016
resiko sebagai konsekwensi dari usahanya untuk
0,498. Hal ini berarti adanya pengaruh sedang
mencapai tujuan.
antara kedua variabel tersebut sebesar 24,8%,
Sebagaimana pendapat dari Uno (2010: 47)
sementara sisanya dipengaruhi oleh variabel
bahwa guru menjadi seorang pendidik karena
lain.Supervisi akademik kepala sekolah bukan
adanya motivasi untuk mendidik. Bila tidak punya
menjadi
motivasi, maka ia tidak akan berhasil untuk
terhadap
mendidik atau jika ia mengajar karena hanya
Kabupaten Sumedang.
terpaksa saja dan tidak ada kemauan yang berasal
Program
dari dalam diri guru tersebut.
sejumlah
faktor
dominan
kinerja
mengajar
supervisi
kegiatan
yang
yang
berpengaruh
guruSDNegeridi
merupakan merupakan
urutan suatu
Dalam penelitian ini ditemukan motivasi
kebulatan tindakan yang harus dilakukan untuk
berprestasi guru berada pada kategori sangat tinggi
membina situasi pembelajaran di sekolah. Kepala
dengan skor kecenderungan rata-rata seluruh
sekolah diharapkan dapat menyusun suatu program
dimensi sebesar 4,20. Artinya bahwa tiga dimensi
supervisi yang mampu memberikan bantuan
motivasi berprestasi guru yaitu kerja keras, hasrat
kepada guru-guru agar mereka memperbaiki
untuk sukses dan tanggung jawab guru secara
dirinya sendiri secara maksimal.
prosedur sudah terpenuhi dan sudah dilakukan
Mulyasa (Usman, dkk, 2013, hlm. 3)
walaupun dalam pelaksanaannya masih harus terus
mengungkapkan bahwa untuk mengetahui sejauh
adanya motivasi yang lebih terutama pada aspek
mana guru mampu melaksanakan pembelajaran,
hasrat untuk sukses.
secara berkala kepala sekolah perlu melaksanakan
Dari hasil tersebut dapat dikategorikan
kegiatan supervisi, yang dapat dilakukan melalui
bahwa indikator dari motivasi berprestasi guru
kegiatan kunjungan kelas untuk mengamati proses
SDNegeridi Kabupaten Sumedang telah terpenuhi
pembelajaran secara langsung, terutama dalam
yaitu guru mempunyai motivasi berprestasi yang
pemilihan dan penggunaan metode, media yang
sangat tinggi. Hal ini terlihat dari kerja keras guru
digunakan dan keterlibatan siswa dalam proses
yang tinggi dalam menjalankan tugasnya yaitu
pembelajaran.
mengajar, memiliki hasrat yang tinggi untuk mendapatkan
kesuksesan
dan
Dari hasil supervisi ini, dapat diketahui
dapat
kelemahan sekaligus keunggulan guru dalam
mengembangkan tangung jawab profesionalnya
melaksanakan pembelajaran, tingkat penguasaan
dengan baik.
kompetensi guru yang bersangkutan, selanjutnya
Seorang guru yang memiliki motivasi
diupayakan solusi, pembinaan tindak lanjut
berprestasi yang tinggi akan terdorong untuk
tertentu
sehingga
guru
melaksanakan tugasnya sebaik mungkin hingga
kekurangan yang ada sekaligus mempertahankan
mendapatkan hasil yang sangat memuaskan.
keunggulannya
dalam
dapat
memperbaiki
melaksanakan
pembelajaran. Sesuai dengan kenyataan di lapangan dilihat
Supervisi Akademik Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru. Hasil pengolahan data menunjukan adanya
dari perhitungan WMS mengenai pelaksanaan supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala
korelasi antara Supervisi akademik kepala sekolah
sekolah secara prosedur memang sudah terpenuhi
(X1) terhadap Kinerja mengajar guru (Y) sebesar 129
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.2 Tahun 2016
hanya
saja
dampaknya
belum
sepenuhnya
yang penting dalam memberikan bantuan kepada
dirasakan oleh guru.
guru.
Hasil tindak lanjut yang dilakukan kepala
Pelaksanaan supervisi akademik sebagai alat
sekolah menjadi feedback tidak hanya bagi guru
organisasi dalam mengembangkan kemampuan
tetapi juga bagi kepala sekolah terhadap program
profesional (profesional development) diharapkan
yang telah disusun. Feedback bagi guru dalam
tidak sampai hanya pada membantu guru dalam
bentuk masukan, saran, dan instruksi langsung dari
mengelola pembelajaran tetapi harus mampu
kepala sekolah dalam kapasitasnya sebagai control
mengantarkan guru untuk memahami secara utuh
teaching
terhadap
apa yang menjadi tanggungjawabnya dalam
kekurangan, dorongan untuk mencapai performa
mendidik dan mengembangkan potensi peserta
terbaik, serta dukungan dalam bentuk penyediaan
didik yang menuntut adanya peningkatan dan
fasilitas
pembaharuan kapasitas diri secara terus-menerus.
adalah
dan
diperlukan.
bentuk
kegiatan Pada
perbaikan
pengembangan
kondisi
ini,
yang
kemampuan
professional guru akan mengalami perubahan
Motivasi Berprestasi Guru terhadap Kinerja Mengajar Guru. Pada hasil uji korelasi, ditemukan korelasi
menjadi lebih baik Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan
antara motivasi berprestasi guru (X2)terhadap
oleh Suarman (1999, hlm. 50) bahwa supervisi akademik perlu
diarahkan
kinerja mengajar guru (Y) sebesar 0,675 atau
untuk membidik
sebesar
peningkatan kemampuan professional guru dalam
Sebagaimana
direkomendasikan
merupakan
meningkatkan
dan
memanfaatkan
waktu
salah
satu
faktor
yang
turut
pengaruh motivasi pada kinerja mengajar guru
kemampuan
tergantung pada seberapa banyak intensitas
professional guru dalam mengelola proses belajar mengajar
54,5%
menentukan kinerja mengajar guru. Besar kecilnya
perhatian layanan pembinaan perlu ditujukan usaha
sisanya
memberi makna bahwa motivasi berprestasi guru
untuk
pemberdayaan guru dan tenaga kependidikan
kepada
Sementara
dipengaruhi oleh variabel yang lain. Hal ini
mewujudkan proses dan hasil belajar yang lebih baik.
45,5%.
motivasi yang diberikan. Perbedaan motivasi
belajar
kinerja mengajar guru biasanya tercermin dalam
sehingga benar-benar efektif.
berbagai kegiatan dan prestasi yang dicapainya.
Selain itu, usaha meningkatkan kemampuan
Motivasi erat hubungannya dengan perilaku
professional dapat dilakukan dengan memberikan
dan prestasi kerja. Hal ini memberi arti bahwa
bantuan professional kepada guru dalam bentuk
makin baik motivasi seseorang dalam melakukan
penyegaran, konsultasi, bimbingan, dan kegiatan
pekerjaannya maka makin baik pula prestasi
yang mungkin dilakukan. Sebelumnya antara
kerjanya atau sebaliknya (Uno, 2015, hlm. 67)
kepala sekolah membangun kesepakatan kualitas
Ibid
mengajar diinginkan, sehingga layanan belajar
(dalam
Uno,
2015,
hlm.
69)
mengemukakan ciri-ciri sesorang yang memiliki
dapat lebih baik dan ada peningkatan terus
motivasi sebagai berikut: 1) kinerjanya tergantung
menerus. Untuk menjamin kualitas layanan belajar
pada usaha dan kemampuan yang dimilikinya
tetap terjaga, maka supervisi akademik menjadi hal
dibanding dengan kinerja melalui kelompok, 2) memiliki kemampuan dalam menyelesaikan tugas130
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.2 Tahun 2016
tugas yang sulit, 3) seringkali terdapat umpan balik
kuatnya pengaruh dari kedua variabel tersebut,
yang konkret tentang bagaimana seharusnya ia
maka
melaksanakan tugas secara optimal, efektif dan
dipertimbangkan oleh kepala sekolah dan guru
efisien.
untuk ditingkatkan, sehingga akan berdampak pada
Motivasi berprestasi berhubungan dengan
hasil
pola tindakan dan perasaan yang terkait dengan
sepantasnya
pembelajaran
dan
dua
variabel
mutu
ini
pembelajaran
sekolah.
kerja keras dan perjuangan tidak kenal menyerah dalam
sudah
Sasaran dari supervisi akademik adalah
mencapai prestasi yang tinggi. Guru
meningkatkan
proses
pembelajaran
untuk
menjadi seorang pendidik karena adanya motivasi
meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran
untuk mendidik. Bila tidak punya motivasi, maka
(Djaman Satori, 1997). Kepala sekolah melalui
ia tidak akan berhasil untuk mendidik atau jika ia
kegiatan supervisi akademiknya akan mampu
mengajar karena hanya terpaksa saja dan tidak ada
menciptakan kualitas pembelajaran yang efektif,
kemauan yang berasal dari dalam diri guru
karena pada hakekatnya supervisi akademik
tersebut.
merupakan bantuan dan bimbingan professional
Motivasi berprestasi berpengaruh besar
bagi guru dalam melaksanakan tugas instruksional
pada kinerja guru, hal ini disebabkan karena
guna memperbaiki hasil belajar dan mengajar
motivasi berprestasi dapat membangkitkan motif
dengan melakukan stimulus, koordinasi, dan
yang menyebabkan seorang guru dapat bekerja
bimbingan secara kontinyu untuk meningkatkan
dengan
pertumbuhan jabatan guru secara individual
lebih
baik,
antusias
dan
memberi
keuntungan.
maupun kelompok. Hal ini memberikan gambaran bahwa supervisi
Supervisi Akademik Kepala Sekolah dan Motivasi Berprestasi Guru terhadap Kinerja Mengajar Guru. Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis
akademik
sebagai
bantuan
dan
bimbingan atau tuntutan kearah situasi pendidikan yang
lebih
baik
kepada
guru-guru
dalam
data menunjukan bahwa korelasi antara supervisi
melaksanakan tugas profesionalnya di bidang
akademik kepala sekolah dan motivasi berprestasi
instruksional sebagai bagian dari peningkatan mutu
guru terhadap kinerja mengajar guru sebesar 0,722.
proses pembelajaran. Sehingga guru tersebut dapat
Hal ini berarti bahwa adanya pengaruh yang kuat
membantu memecahkan kesulitan belajar siswa
diantara ketiga variabel tersebut sebesar 52,2%,
mengacu pada kurikulum yang berlaku.
sementara sisanya dipengaruhi oleh variabel yang
Oleh
karena
hal
mempengaruhi
supervisi akademik kepala sekolah dan motivasi
supervisi harus ditujukan untuk memperbaiki dan
berprestasi guru maka semakin meningkat pula
meningkatkan situasi belajar mengajar. Pada
kinerja mengajar guru SD Negeri di Kabupaten
situasi yang baik, pembelajaran akan tumbuh dan
Sumedang.
berkembang dengan subur. Situasi dan lingkungan
perhitungan
yang
pengaruhyangsignifikan.
maka
merupakan tempat, fasilitas, kultur atau budaya
menunjukkan Sehubungan
pembelajaran,
yang
lain. Dari data tersebut menyatakan semakin tinggi
Temuan di lapangan berdasarkan hasil
proses
banyaknya
sekolah, maupun iklim kepemimpinannya, yang
dengan
dapat menumbuhkembangkan pembelajaran. Pada 131
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.2 Tahun 2016
situasi yang kondusif, guru dapat mengembangkan profesionalitasnya, menangani
sehingga
dan
guru
Ketika
sanggup
mengakomodasikan
guru
medapatkan
bimbingan,
arahan dan dorongan dari kepala sekolah dengan
semua
baik,
maka
guru
kemudian
dan
akan
diarahkan
merasa
persoalan yang difokuskan pada peristiwa belajar
diperhatikankan
kemudian
secara efektif.
direalisasikan dalam kinerja yang baik dalam
Seperti halnya peran kepala sekolah dalam
proses pembelajaran. Tapi, jika guru tidak atau
meningkatkan kinerja guru, faktor lain yang dapat
kurang mendapat bimbingan dan dorongan dari
mempengaruhi kinerja guru di sekolah adalah
kepala sekolah, maka guru pun merasa tidak
motivasi berprestasi yang ada dalam jiwa guru.
diperhatikan dan diarahkan yang mengakibatkan
Bila guru dalam melakukan pekerjaan mempunyai
kinerjanya kurang baik tidak terarah. Dengan
motivasi berprestasi, ia akan melakukan pekerjaan
demikian, supervisi dan motivasi berprestasi guru
dengan
secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja
sungguh-sungguh
untuk
mencapai
keberhasilan.
mengajar guru. SIMPULAN DAN SARAN
besarnya motivasi guru dalam melaksanakan
SIMPULAN Supervisi
akademik
kepala
sekolah
pekerjaannya yaitu mengajar. Besarnya pengaruh
berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja
motivasi berprestasi ini menimbulkan dampak
mengajar guru SDNegeridi Kabupaten Sumedang
positif terhadap proses pembelajaran sehingga
dan berada pada kategori sedang. Secara praktis,
dapat meningkatkan mutu pembelajaran.
salah satu faktor yang menyebabkan sedangnya
Secara bersama-sama supervisi akademik
pengaruh supervisi akademik kepala sekolah
kepala sekolah dan motivasi berprestasi guru
terhadap kinerja mengajar guru adalah belum
berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja
optimalnya
sebagai
mengajar guru SD Negeri di Kabupaten Sumedang
supervisor. Supervisi akademik kepala sekolah
dan berada pada kategori kuat.Hal ini menunjukan
masih dilakukan
mengetahui
bahwa secara bersama-sama kedua variabel
kesulitan yang dihadapi oleh guru saja, dan belum
tersebut mampu meningkatkan kinerja mengajar
menjadi unsur utama bagi kepala sekolah dalam
guru sehingga akan memberikan dampak positif
mensukseskan penyelenggaraan pendidikan di
pada mutu pembelajaran.
sekolah khususnya dalam perbaikan pembelajaran.
SARAN
peran
kepala
hanya
sekolah
sebatas
Kondisi ini terjadi karena banyaknya tugas yang
Dari
hasil
penelitian,
beberapa
diemban kepala sekolah di luar supervisi akademik
rekomendasi yang dapat diberikan peneliti untuk
yaitu
meningkatkan kinerja mengajar guru adalah
dari
segi
manajerial
maupun
tugas
administrasi lainnya.
sebagai berikut:
Selain itu motivasi berprestasi gurujuga
1.
Kinerja Mengajar Guru
berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja
Kepala sekolah dan guru secara bersama-sama
mengajar guru SDNegeridi Kabupaten Sumedang
meningkatkan kinerja mengajar guru melalui
dan berada pada kategori kuat. Hal ini menunjukan
berbagai kegiatan pembinaan pemberdayaan 132
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.2 Tahun 2016
KKG dan pengembangan profesionalisme
perencanaan supervisi dan menggunakan
guru. Kegiatannya berupa In- service training
pendekatan kekeluargaan.
yaitu diklat, workshop dan seminar tentang
3. Motivasi Berprestasi Guru
hal-hal
yang
berkaitan
dengan
kinerja
Kepala sekolah memberikan motivasi kepada guru melalui kepemimpinanannya dan berusaha menciptakan iklim kerja yang kondusif baik antara guru dan kepala sekolah, antara guru dan guru dan antara semua pihak yang terkait dengan sekolah.
mengajar guru mulai dari perencanaan, pelaksanaan,
penialaian,
pengayaan
dan
program remedial dengan mendatangkan narasumber berkelanjutan
dan
dilaksanakan
dengan
jangka
secara
pertemuan
4. Peneliti
minimal satu kali dalam sebulan. 2.
sekolah
hendaknya
diharapkan
dapat
mengembangkan dan memperluas penelitian dengan memperdalam variabel yang sudah
Supervisi Akademik Kepala Sekolah Kepala
lain
diteliti
melakukan
ditambah
dengan
variabel
lain
sehingga dapat memberikan informasi yang
supervisi secara teratur dan berkala dengan
lebih komprehensif dalam meningkatkan
mengagendakan jadwalnya dalam program
kinerja mengajar guru. DAFTAR PUSTAKA Barnawi dan Mohammad Arifin. (2014). Kinerja Guru Profesional. Jogjakarta: Ar-ruzz Media.
Suhayati, Iis Yeti.(2013). Supervisi Akademik Kepala Sekolah, Budaya Sekolah Dan Kinerja Mengajar Guru. Dalam Jurnal Administrasi Pendidikan UPI, Vol. XIII No. 1 Oktober 2013
Daryanto. (2011) . Administrasi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta
Supardi. (2014). Kinerja Guru. Jakarta: RajaGrafindo Persada
Rahmania, Irawan Suntoro, Supomo Kandar. (2014). Pengaruh Konsep Diri, Motivasi Berprestasi Dan Supervisi Akademik Kepala Sekolah Terhadap Kompetensi Paedagogik Guru Smp Di Kecamatan Tanjung Raya Mesuji. Dalam Jurnal Manajemen Mutu Pendidikan Vol 2 No 2 Tahun 2014
Uno,
B. (2015). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara
Usman, Sowiyah, Sumadi. (2013). Pengaruh Kompetensi Manajerial dan Kompetensi Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru Sekolah Menengah Pertama Negeri Se-Kabupaten Tanggamus. Dalam Jurnal Manajemen Mutu Pendidikan Vol 1 No 2 Tahun 2013
Sardiman, A.M. (2005). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Satori, Djam’an. dan Komariah, A. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Suhardan, Dadang. (2010). Supervisi Propesional (Layanan Dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran di Era Otonomi Daerah). Bandung: Alfabeta Suharsaputra, U. (2010). Administrasi Pendidikan. Bandung: Refika Aditama.
133