HUBUNGAN PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU (Studi Kasus di MTs Imadun Najah Jakarta Utara)
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh: Tsuwaibatul Aslamiah 105011000038
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011
ABSTRAKSI Nama NIM Fakultas Jurusan Judul
: Tsuwaibatul Aslamiah : 105011000038 : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan : Pendidikan Agama Islam : Hubungan Pelaksanaan Supervisi Akademik Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru (Studi Kasun di MTs Imadun Najah Jakarta Utara)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah terhadap kinerja guru di MTs Imadun Najah Jakarta Utara. Dengan meggunakan metode library research, yaitu penelitian kepustakaan yang dilakukan dengan jalan membaca dan menelaah buku-buku serta bacaan lainnya, kemudian diambil intisarinya sebagai bahan penulisan yang ada hubungannya dengan masalah yang akan dibahas. Dan metode field research, yaitu metode yang digunakan untuk mengumpulkan data-data secara langsung di lapangan. Pengumpulan data yang dilakukan melalui observasi, wawancara dan angket. Dari penelitian yang dilakukan, peneliti memperoleh data mengenai pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah (variabel X) terhadap kinerja guru (variabel Y). Terdapat hubungan positif antara variabel X (peningkatan supervisi kepala sekolah) dan variabel Y (kinerja guru), dengan perolehan nilai koefisien korelasi sebesar 0,596. Dengan perolehan nilai tersebut, hubungan antara kedua variabel dikategorikan sebagai hubungan positif signifikan dengan kategori yang cukup/sedang. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa korelasi antara variabel X dengan variabel Y ialah korelasi yang tergolong sedang atau cukup. Kata kunci : pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah dan kinerja guru.
ii
KATA PENGANTAR Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayahnya sehingga dengan seizin-Nyalah Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat-sahabat serta seluruh umatnya yang setia hingga akhir zaman. Salah satu syarat untuk menyelesaikan studi dan mendapat gelar sarjana Strata Satu (S1) dalam bentuk skripsi. Dalam rangka itulah penulis membuat skripsi ini dengan judul “HUBUNGAN PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU (Studi Kasus di MTs Imadun Najah Jakarta Utara)”. Melalui segenap usaha, doa dan penantian panjang, Alhamdulillah Penulis telah dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang sederhana ini berkat bantuan dari berbagai pihak baik moril maupun materil. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebanyakbanyaknya dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada: 1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta seluruh stafnya. 2. Ketua dan Sekertaris Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan seluruh stafstafnya. 3. Prof. Dr. H . Ahmad Syafi’ie Noor yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 4. Ibu Hj. Siti Khadijah, MA, dosen penasihat akdemik. 5. Ayahanda Mat Yasin dan Ibunda tercinta Mardiyah dengan semangat dan pengorbanannya yang senantiasa mendorong dan mendoakan penulis untuk selalu bejuang dalam menyelesaikan skripsi ini. Serta adik-adikku tersayang, Sri Maulidah dan Yassir Khadafi yang selalu memotivasi penulis hingga dapat menyelesaikan skripsi ini. 6. Devrian Ali Putra, S.S.I yang telah sabar dan setia mendampingi Penulis serta selalu membantu dan memotivasi penulis.
7. Sahabat-sahabat terbaikku: Lin Farida, Afifah, Hajar, Ari Zakiyah, Alisah, Hamroh dan lain-lain yang selalu ada untuk memberikan semangat, dorongan dan masukan yang sangat berarti. Semoga persahabatan yang terbina selama ini akan menjadi kenangan yang takkan terlupakan. 8. Untuk teman-teman senasib dan seperjuangan mahasiswa PAI “A” angkatan 2005, khususnya Iyank, Dije, Teh Iim, Aal, Piqoh, Siti, Firman, Wisna dan kawan-kawan yang lainnya. Terima kasih telah menjadi teman-teman yang baik. 9. Serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu pesatu. Akhirnya penulis berharap semoga amal baik dari semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini mendapatkan balasan pahala dan rahmat dari Allah SWT. Semoga apa yang telah ditulis dalam skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Amin ya rabbal ‘alamin
Jakarta, 10 Maret 2011
Tsuwaibatul Aslamiah
iv
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI …………………………….... i ABSTRAKSI…………………………………………………………………….. ii KATA PENGANTAR ………………………………………………………….. iii DAFTAR ISI ……………………………………………………………………. v DAFTAR TABEL……………………………………………………………….. vii
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah …………………………………….... 1 B. Identifikasi Masalah …………………………………………. 6 C. Pembatasan dan perumusan Masalah ………………………… 6 D. Tujuan Penelitian …………………………………………….. 7 E. Manfaat Penelitian …………………………………………… 8
BAB II
KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR A. Kinerja Guru 1. Pengertian Kinerja Guru...………………………………... 9 2. Macam-macam Kinerja Guru………………..…………… 13 3. Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru……..………… 15 B. Supervisi Akademik Kepala Sekolah 1. Pengertian Supervisi Akademik…………...…………..…. 16 2. Tujuan, Fungsi dan Prinsip Supervisi Akademik................ 18 3. Tanggung Jawab Kepala Sekolah Sebagai Supervisor Akademik….....................................................................… 22 4. Langkah-langkah Supervisi Akademik…...……...……….. 24 C. Penelitian yang Relevan............................................................. 25 D. Kerangka Berfikir...……………………………………........... 26
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian……………………………………………… 28 B. Tempat dan Waktu Penelitian………………………………… 28 C. Metode Penelitian…………………………………………….. 29
v
D. Populasi dan Sampel………………………………...………... 29 E. Variabel Penelitian………………………………...………….. 29 F. Teknik Pengumpulan Data…………………………...……….. 30 G. Teknik Analisa Data………………………...……………….... 36 BAB IV
HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Sekolah…………………………………… 40 B. Deskripsi Data……………………………………………….. 41 C. Analisis data…………………………………..……………… 45 D. Interpretasi Data……………………………………………... 49
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan………………………………………………….. 51 B. Saran………………………………………………………… 52
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL No
Keterangan
Bab
Hal
Tabel 1
Kisi-kisi Instrument Penelitian
3
31
Tabel 2
Kisi-kisi Instrument Penelitian Setelah Divalidasi
3
34
Tabel 3
Penetapan Skor Untuk Skala Supervisi Kepala Sekolah
3
37
Tabel 4
Penetapan Skor Untuk Skala Kinerja Guru
3
37
Tabel 5
Indeks Korelasi Product Moment
3
39
Tabel 6
Nilai Peningkatan Supervisi Kepala Sekolah
4
43
Tabel 7
Deskripsi Data Peningkatan Supervisi Kepala Sekolah
4
44
Tabel 8
Nilai Kinerja Guru
4
45
Tabel 9
Deskripsi Data Kinerja Guru
4
46
Tabel 10
Hasil Nilai Angket Variabel X dengan Variabel Y
4
47
Tabel 11
Tabel Perhitungan Variabel X (Peningkatan Supervisi Kepala
4
48
Sekolah) dan Variabel Y (Kinerja Guru)
vii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jumlah lembaga pendidikan dewasa ini semakin menjamur seiring dengan laju pertumbuhan penduduk dan perkembangan dunia serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun kebanyakan lembaga pendidikan yang ada sekarang ini kurang memperhatikan mutu pendidikan dan kualitas lulusan yang dihasilkannya, melainkan hanya memikirkan bagaimana suatu lembaga pendidikan tertentu baik formal maupun nonformal itu dapat menjaring siswa di lembaganya sebanyak-banyaknya dengan penawaran fasilitas yang baik. Pendidikan
pada
hakikatnya
merupakan
usaha
sadar
untuk
mengembangkan kepribadian dan kemampuan manusia dengan maksud membantu peserta didik mencapai kedewasaan. Pendidikan adalah suatu upaya menuju kearah perbaikan hidup dan kehidupan manusia yang lebih baik. Untuk itu pendidikan berlangsung tanpa awal dan akhir, atau tanpa ada batas ruang dan waktu tertentu sepanjang hayat. Istilah lain disebut long life education (pendidikan seumur hidup). Pendidikan juga merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia yang selalu ingin berkembang dan berubah. Dalam pasal 1 ayat 1 UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan
1
2
bahwa “pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki nkekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1 Oleh karena itu, pendidikan mutlak ada dan selalu diperlukan selama ada kehidupan. Hal ini senada dengan batasan resmi mengenai pendidikan, yaitu usaha yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud merngubah tingkah laku manusia kearah yang diinginkan sebagai suatu usaha yang dilakukan dengan sengaja, teratur dan berencana. Sudah barang tentu apa yang namanya pendidikan tidak dapat dilakukan secara sambil atau serampangan. Sebuah Sekolah adalah organisasi yang bersifat komlpeks dan unik. Sehingga memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi. Oleh sebab itu kepala sekolah yang berhasil, yaitu tercapainya tujuan sekolah, serta tujuan dari para individu yang ada dalam lingkungan sekolah, harus memahami dan menguasai peranan organisasi dan hubungan kerja sama antara individu. Kepala sekolah yang berhasil apabila mereka memahami keberadan sekolah sebagai organisasi yang kompleks dan unik, serta mampu melaksanakan peranan kepala sekolah sebagai seseorang yang diberi tanggung jawab untuk memimpin sekolah. Seorang kepala sekolah yang ditugaskan untuk memimpin dan membawahi para
pegawainya
sangat
dituntut
kepiawaiannya
dalam
mengelola
dan
mengorganisir lembaga pendidikan yang dijalankannya sehingga apa yang menjadi tujuan pendidikan itu dapat tercapai secara optimal. Karena itulah kepala sekolah berkewajiban untuk memberikan bimbingan dan pembinaan terhadap staf-stafnya khususnya guru dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan. Kepala sekolah tidak hanya bertanggung jawab atas kelancaran jalannya sekolah secara teknis akademis saja, tetapi juga memikirkan pertumbuhan dan perkembangan sekolahnya, memikirkan hubungan sekolah dengan masyarakat, 1
UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
3
hubungan guru dengan wali murid, dan juga mempunyai wewenang untuk memperbaiki kualitas pendidikan dan mutu para guru di sekolahnya melalui tugasnya sebagai supervisor. Kegiatan supervisor dapat dikatakan efektif apabila supervisi itu menumbuhkan kesadaran yang mendalam sebagai seorang guru bahwa Ia adalah seorang pendidik yang mempunyai peran sangat penting di dalam kelas. Sehingga seorang guru harus selalu berusaha untuk meningkatkan kinerjanya yang sangat di pengaruhi sekali oleh kegiatan supervisi kepala sekolah. Kompetensi guru berhubungan dengan kegiatan supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah. E. Mulyasa menulis bahwa “salah satu tugas kepala sekolah adalah supervisor, yaitu mensupervisi pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga kependidikan.”2mengenai pentingnya supervisi ini, Yaslis Ilyas juga menyatakan bahwa “pada negara-negara berkembang, seperti Indonesia variabel supervisi dan kontrol masih sangat penting pengaruhnya dengan kinerja individu.”3 Kinerja adalah penampilan hasil karya personel baik kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi. Kinerja dapat merupakan penampilan individu maupun kelompok kerja personel. Penampilan hasil karya tidak terbatas kepada personel yang mengaku jabatan fungsional maupun struktural, tetapi juga kepada keseluruhan jajaran personel didalam organisasi. Keberhasilan kinerja akan tampak apabila terdapat motivasi kepala sekolah, lingkungan sekitar juga dapat menentukan keberhasilan kinerja seseorang. Oleh karena itu, selain guru itu sendiri yang harus meningkatkan kualitas kinerjanya, pihak sekolah juga perlu mengupayakan pemberdayaan guru agar memiliki kinerja yang baik dan professional dalam melaksanakan tugasnya.
2
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003), cetakan ke-9, h. 111 3 Yaslis Ilyas, Kinerja, Teori, Penilaian Dan Penelitian, (Depok: Pusat Kajian Ekonomi dan Kesehatan FKMUI, 2002), cetakan ke-3, h. 68
4
Guru benar-benar dituntut untuk memiliki kinerja yang tinggi. Dengan kinerja yang tinggi maka sumber daya manusia di Indonesia akan mulai sedikit demi sedikit meningkat, terutama para generasi muda. Dengan demikian bangsa yang cerdas dan mampu menghadapi tantangan-tantangan masa depan akan sangat mudah tercipta. Madrasah Tsanawiyah Imadun Najah merupakan lembaga pendidikan yang sangat diharapkan oleh masyarakat sekitarnya. Madrasah Tsanawiyah Imadun ini adalah sebuah yayasan dimana ada Madrasah Ibtidaiyahnya pula. MTs. Imadun Najah ini dilihat dari segi manajemennya kurang terorganisir dengan baik, dari segi Sumber Daya Manusianya juga kurang bermutu, ini bisa diliihat dari ketidaksesuaian keahlian yang dimiliki guru dengan bidang pelajaran yang diajarkan. Dari segi sarana dan prasarana yang ada di MTs. Imadun Najah ini juga sangat kurang membantu pelaksanaan proses pembelajaran, selain itu juga kegiatan ekstrakurikuler yang ada di MTs. Imadun Najah ini kurang lengkap. Hal ini disebabkan karena kurangnya dana yang ada di MTs. Imadun Najah ini4. Sekolah yang bermutu adalah sekolah yang memilki kualitas pendidikan yang baik dan juga memiliki sarana dan prasarana yang lengkap sehingga dapat membantu proses pembelajaran. Dalam hal kualitas atau mutu sangat dibutuhkan oleh setiap sekolah yang dimana mutu pendidikan itu akan menjadi sudut pandang oleh setiap masyarakat, dimana masyarakat menginginkan sekolah yang memiliki mutu pendidikan yang baik. Adapun visi Madrasah Tsanawiyah Imadun Najah adalah “Mewujudkan generasi berpendidikan, bededikasi tinggi, dan berwibawa guna memberdayakan semua masyarakat agar berkembang menjadi insan yang berkualitas sehingga mampu menjawab perkembangan zaman”. Misi MTs Imadun Najah yaitu: 1)
Mengupayakan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu bagi masyarakat.
4
Hasil observasi ke MTs Imadun Najah pada Tanggal 7 April 2010
5
2)
Meningkatkan pembelajaran efektif yang holistik.
3)
Membantu pengembangan potensi anak secara utuh dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar.
4)
Mendorong peran serta masyarakat dalam pelaksanaan semangat belajar, berdisiplin tinggi dan bersikap menghargai waktu.
5)
Membudayakan dan memberdayakan masyarakat belajar sepanjang hayat sehingga tertanam akhlak mulia.
6)
Menumbuhkan sikap istiqamah dan tawakkal dalam menunaikan kewajiban.
7)
Menumbuhkan semangat penghayatan ajaran agama dan budaya bangsa sehingga menjadi sumber kearifan dalam bertindak.
8)
Menumbuhkan sikap moral dan budi pekerti yang luhur terhadap sesama.
9)
Menumbuhkan semangat berkorban beramal, berinfak dan berzakat sebagai wujud kepedulian sosial terhadap sesama. Kepala sekolah pada dasarnya mempunyai tanggung jawab untuk
mengelola, merencanakan, mengawasi, dan melaksanakan program yang ada di sekolah tersebut, Setiap lembaga pendidikan memiliki perencanaan program pendidikan yang sudah dibuat dan untuk dilaksanakan, pada lembaga Pendidikan MTs. Imadun Najah ini memiliki perencanaan program pendidikan yang harus dilakukan oleh kepala sekolah akan tetapi ada dari salah satu program tersebut yang belum maksimal, yaitu kepala sekolah mempunyai program untuk merekrut Sumber Daya Manusia (SDM) atau guru-guru yang sesuai dengan latar belakang pendidikannya, akan tetapi dilihat dari fenomena yang ada dilapangan, masih ada guru-guru yang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya dan Sumber Daya Manusia yang kurang memadai. Penelitian ini berangkat dari permasalahan tentang belum berfungsinya supervisi kepala sekolah sebagai upaya peningkatan kinerja guru di MTs Imadun Najah. Berdasar kepada permasalahan tersebut, maka penelitian ini bertujuan
6
untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang efektifitas pelaksanaan supervisi kepala
sekolah
terhadap
guru-guru
dalam
upaya
meningkatkan
dan
mengembangkan kemampuan mengajar , dengan fokus kajian dan pola pelaksanaan dan respon guru terhadap kegiatan supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala sekolah. Berdasarkan pada permasalahan di atas, maka penulis berusaha mengulas dan memecahkan permasalahan tersebut melalui skripsi
yang berjudul
“Hubungan pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah terhadap kinerja guru di MTs Imadun Najah Jakarta Utara”.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis mengidentifikasi masalah yang akan diteliti sebagai berikut: 1) Kurangnya pelaksanaan supervisi akademik yang dilakukan kepala sekolah terhadap kinerja guru. 2) Kurangnya tanggung jawab kepala sekolah dalam tugasnya sebagai supervisor. 3) Rendahnya kinerja guru terhadap kegiatan pembelajaran. 4) Kurangnya profesionalitas guru terhadap pelaksanaan pekerjaannya di sekolah.
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Mengingat begitu luas permasalahan yang akan dibahas dan berdasarkan latar belakang yang ada, agar penulisan skripsi ini lebih terarah dan tidak terlalu lebar pembahasannya, maka penulis membatasi masalah sebagai berikut:
7
a) Supervisi kepala sekolah yang dimaksud adalah mengenai tujuan pelaksananaan supervisi akademik, fungsi dan prinsip supervisi dan tanggung jawab supervisor terhadap kinerja guru di MTs Imadun Najah b) Kinerja guru yang dimaksud yaitu macam-macam kinerja dan faktor yang mempengaruhi kinerja guru tersebut. 2. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah
di
atas,
yang menjadi
pokok
permasalahan adalah “Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara pelaksanaan supervisi akademik yang dilakukan kepala sekolah terhadap kinerja guru?” Selanjutnya permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut : a. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah terhadap kinerja guru di MTs Imadun Najah? b. Seberapa besar pengaruh pelaksanaan supervisi akademik oleh kepala sekolah terhadap kinerja guru di MTs Imadun Najah?
D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang signifikan antara pelaksanaan supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala sekolah terhadap kinerja guru. Secara spesifik, tujuannya adalah sebagai berikut : a. Untuk mengetahui hubungan pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah terhadap kinerja guru MTs Imadun Najah. b. Untuk mengetahui seberapa besar hubungan pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah terhadap kinerja guru di MTs Imadun Najah.
8
E. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1) Bagi kepala sekolah penelitian ini adalah diharapkan dapat menjadi salah satu acuan dalam pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru agar tujuan pendidikan dapat terlaksana dengan baik. 2) Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan untuk lebih meningkatkan
kinerja
dan
kemampuannya
dalam
melaksanakan
pembelajaran yang lebih optimal. 3) Bagi penulis diharapkan dapat menjadi
bekal pengetahuan mengenai
pengawasan, pembinaan dan kepemimpinan kepala sekolah, serta dapat menambah pengetahuan tentang kinerja guru dalam rangka meningkatkan proses belajar mengajar yang baik.
BAB II KAJIAN TEORI A. Kinerja Guru 1. Pengertian Kinerja Guru Istilah kinerja guru berasal dari ‟kata job performance/actual performance’ (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Jadi menurut bahasa kinerja bisa diartikan sebagai prestasi yang nampak sebagai bentuk keberhasilan kerja pada diri seseorang. Keberhasilan kinerja juga ditentukan dengan pekerjaan serta kemampuan seseorang pada bidang tersebut. Keberhasilan kerja juga berkaitan dengan kepuasan kerja seseorang.1 Prestasi bukan berarti banyaknya kejuaraan yang diperoleh guru tetapi suatu keberhasilan yang salah satunya nampak dari suatu proses belajar mengajar. Untuk mencapai kinerja maksimal, guru harus berusaha mengambangkan seluruh kompetensi yang dimilikinya dan juga memanfaatkan serta menciptakan situasi yang ada di lingkungan sekolah sesuai dengan aturan yang berlaku.
1
A. A. Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Bandung: PT. Rosda Karya, 2000), h. 67
9
10
Dalam kamus bahasa Indonesia kinerja diartikan sebagai sesuatu yang dicapai, prestasi diperlihatkan, kemampuan kerja.2 Ivor K. Davis seorang mempunyai empat fungsi umum yang merupakan ciri pekerja seorang guru adalah sebagai berikut: a. b.
c.
d.
Merencanakan Yaitu pekerjaan seorang guru untuk menyusun tujuan belajar. Mengorganisasikan Yaitu pekerjaan seorang guru untuk mengatur dan menghubungkan sumber-sumber belajar sehingga dapat mewujudkan tujuan belajar dengan cara yang paling efektif, efisien dan ekonomis. Memimpin Yaitu pekerjaan seorang guru untuk memberi motivasi dan menstimulasikan murid-muridnya, sehingga mereka siap mewujudkan tujuan belajar. Mengawasi Yaitu pekerjaan seorang guru untuk menentukan apakah fungsinya dalam mengorganisasikan dan memimpin telah berhasil dapat mewujudkan tujuan yang telah dirumuskan. Jika tujuan belum dapat diwujudkan, maka guru harus menilai dan mengatur kembali situasinya dan bukunya mengubah tujuan.3
Dengan demikian, penulis menyimpulkan dari uraian di atas bahwa kinerja adalah kemampuan seseorang untuk melaksanakan tugasnya yang menghasilkan hasil yang memuaskan, guna tercapainya tujuan organisasi kelompok dalam suatu unit kerja. Di samping itu, motivasi juga sangat berpengaruh terhadap kinerja seseorang, tidak terkecuali seorang guru. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.4 Hendra Hermain menulis bahwa kinerja guru adalah kemampuan seorang guru untuk melakukan suatu perbuatan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, yang mencakup aspek perencanaan program mengajar, pelaksanaan proses belajar mengajar, penciptaan dan pemeliharaan kelas yang optimal, serta penilaian kondisi
2
Daryanto S.S, Kamus Bahasa Indonesia Lengkap, (Surabaya: Apollo) Ivor K. Devies, Pengelolaan Belajar, (Jakarta: PT. Rajawali Press, 1987), h. 35-36 4 Pasal 1 ayat 1 UU RI No. 14 Tahun 2005 tenatng Guru dan Dosen 3
11
belajar yang optimal, serta penilaian hasil belajar.5 Kinerja guru yang baik dihasilkan oleh guru yang profesional dab berkualitas. Guru yang profesional dan berkualitas mampu melaksanakan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Jadi, kinerja guru dalam hal ini yaitu kemampuan seorang guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang pengajar yang memiliki keahlian mendidik dalam rangka pembinaan peserta didik untuk tercapainya tujuan pendidikan yang baik. Islam sangat menghargai dan menghormati orang-orang yang berilmu pengetahuan dan bertugas sebagai pendidik. Islam mengangkat derajat dan memuliakan orang-orang yang berilmu melebihi muslim lainnya yang tidak mempunyai ilmu pengetahuan sebagaimana firman Allah SWT:
.....
Artinya : ”…Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (AlMujadalah: 11)6 Dalam dimensi dunia pendidikan guru, sosok manusia mulia yang mempunyai tanggung jawab berat dan besar yaitu membawa siswanya dalam satu taraf kematangan tertentu. Guru merupakan salah satu faktor pendidikan yang sangat berperan, karena itulah yang akan bertanggung jawab dalam upaya membina dan membimbing 5
Hendra Harmain, Kaitan antara Motivasi dan Kinerja Guru, (Analytica Islamica, vol. 7, No. 1, Tahun 2005), h. 20 6
Departemen agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya…, h. 544
12
perilaku anak didik guna pembentukan pribadinya terlebih guru agama, karena mempunyai tanggung jawab yang lebih berat. Selain kepada membina siswanya bersikap sesuai ajaran agama Islam, juga bertanggung jawab kepada Allah SWT. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.7 Pendidikan agama terdiri atas dua kata yaitu „pendidikan‟ dan „agama‟. Kata pendidikan secara ethimologi berasal dari kata didik yang berarti “pusat perubahan
tingkah
laku
sesorang
atau
kelompok
orang
dalam
usaha
mendewasakan manusia melalui pendidikan dan latihan”.8 Dalam pengertian terminologi, John Dewey mengatakan “pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan yang fundamental secara intelektual dan emosional ke arah alam dan sesama manusia.9 Menurut Prof. Dr. Zakiyah Darajat bahwa Pendidikan Agama Islam adalah “usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar kelak pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam serta menjadikannya sebagai pandangan hidup (way of life).10 Drs. Ahmad D. Marimba memberikan pengertian “pendidikan agama Islam adalah suatu bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran dalam Islam”.11 Dapat disimpulkan bahwa guru pendidikan agama Islam adalah orang yang telah mengkhususkan dirinya atau menspesialisasikan diri untuk melakukan
7
Tim Fokus Media, Undang-Undang Guru dan Dosen, (Bandung: Fokus Media, 2006), h. 58 Abdul Rahman Shaleh, Pendidikan Agama dan Pengembangan Watak Bangsa, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), cet ke-1, h. 1-2 9 Abdul Rahman Shaleh, Pendidikan Agama…, h. 2 10 Zakiyah Darajat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2001), Cet ke-2, h. 59 11 Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Al-ma‟arif, 1980), h. 6 8
13
kegiatan menyampaikan ajaran-ajaran agama Islam kepada siswanya sebagai pelaksanaan dari sistem pendidikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tugas guru mempunyai arti yang sangat luas, guru bertugas untuk memberikan ilmu, memberikan nasihat, juga membimbing dan mendidik siswanya. Seseorang yang mempunyai ilmu walaupun sedikit wajib disampaikan kepada orang lain, sebagaimana Allah berfirman:
Artinya : “sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah kami menerangkannya kepada manusia dalam al-kitab, mereka itu dilaknati Allah dan dilaknati (pula) oleh semua (makhluk) yang dapat melaknati.” (Al-Baqarah:159)12 Jadi, dapat penulis simpulkan bahwa tugas guru pendidikan agama Islam diantaranya adalah: a. Mengajarkan ilmu pengetahuan agama Islam b. Menanamkan keimanan dalam jiwa anak c. Mendidik anak agar taat menjalankan agama d. Mendidik anak agar berbudi pekerti mulia 2. Macam-macam Kinerja Guru Untuk mencapai keberhasilan, guru harus mempunyai kemampuan dasar dalam melaksanakan tugasnya. Dalam penjelasan pasal 10 ayat 1 Undang-undang RI No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, kemampuan dasar guru tersebut mencakup tiga macam, yaitu: 12
Departemen agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya…, h. 25
14
a. Kemampuan Pribadi Kemampuan pribadi adalah kemampuan pribadi guru dalam proses belajar mengajar Drs. Cece Wijaya dan Drs. Tabrani Rusyan merinci kemampuan pribadi guru meliputi: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Kemampuan dan integrasi pribadi. Peka terhadap perubahan dan pembaharuan. Berfikir alternative. Adil, jujur dan obyektif. Disiplin dalam melaksanakan tugas. Ulet dan tekun bekerja. Berusaha memperoleh hasil kerja sebaik-baiknya. Simpatik dan menarik, luwes, bijaksana dan sederhana dalam bertindak. 9. Berwibawa.13 b. Kemampuan Professional Kemampuan professional adalah kemampuan dalam penguasaan akademik (mata pelajaran) yang diajarkan dan terpadu dengan kemampuan mengajarnya sekaligus, sehingga seorang guru memiliki wibawa akademis. Kemampuan professional meliputi: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Kemampuan menguasai bahan pelajaran. Kemampuan mengolah program belajar mengajar. Kemampuan mengelola kelas. Kemampuan menggunakan media. Kemampuan menguasai landasan-landasan pendidikan. Kemampuan menilai prestasi siswa untuk pendidikan dan pengajaran. Kemampuan mengenai fungsi dan program pelajaran dan penyuluhan. 8. Kemampuan mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah. 9. Kemampuan memahami prinsip-prinsip guna keperluan pengajaran.14 c. Kemampuan Sosial15
13
Cece Wijaya, A. Tabrani Rusyan, Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1991), h. 21 14 Cece Wijaya, A. Tabrani Rusyan, Kemampuan Dasar Guru..., h. 25-30 15 Penjelasan Pasal 10 Ayat 1 Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen .
15
Kemampuan sosial adalah kemampuan yang berhubungan dengan bentuk partisipasi social seorang guru dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat tempat ia bekerja baik secara formal maupun informal. Kemampuan sosial berkaitan dengan kemampuan diri dalam menghadapi orang lain. Dalam Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dijelaskan kemampuan sosial adalah kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif denagn peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua peserta pendidikan, dan masyarakat sekitar16. Kemampuan sosial yang dimiliki seorang guru adalah sebagai berikut: 1. Terampil berkomunikasi 2. Bersikap simpatik 3. Dapat bekerja sama dengan staf-staf lainnya 4. Pandai bergaul dengan kawan sejawat dan mitra pendidikan.17
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru Menurut Anwar Prabu Mangkunegara ”faktor yang mempengaruhi kinerja guru adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivision).18 a. Faktor Kemampuan Secara psikologi, kemampuan guru terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge dan skill). Artinya seorang guru yang memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi dan sesuai dengan bidangnya serta terampil dalam mengrjakan pekerjaan sehari-hari, maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan.
16
Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Cece Wijaya, A. Tabrani Rusyan, Kemampuan Dasar Guru…, h. 181 18 A. A. Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2004), h. 67 17
16
b. Faktor Motivasi Motivasi terbentuk dari sikap seorang guru dalam menghadapi situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan seseorang yang terarah untuk mencapai tujuan pendidikan.
B. Supervisi Akademik Kepala Sekolah 1. Pengertian Supervisi Akademik Istilah supervisi diambil dalam perkataan bahasa Inggris “ Supervision” artinya pengawasan di bidang pendidikan. Orang yang melakukan supervisi disebut supervisor. Supervisi akademik adalah bantuan dalam pengembangan situasi belajarmengajar agar memperoleh kondisi yang lebih baik. Meskipun tujuan akhirnya tertuju pada hasil belajar siswa, namun yang diutamakan dalam supervisi akademik adalah bantuan kepada guru. Dalam kamus besar bahasa Indonesia kata “supervisi” diartikan sebagai penglihatan dari atas.19 Supervisi berarti melihat atau meninjau dari atas atau melihat dari atas yang dilakukan oleh pihak atasan (orang yang memiliki kelebihan) terhadap perwujudan kegiatan dan hasil kerja bawahan.20 Neagley mengemukakan bahwa setiap layanan kepada guru-guru yang bertujuan menghasilkan perbaikan instruksional, belajar, dan kurikulum dikatakan supervisi.21 Dilihat dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud supervisi adalah melihat, menillik, dan mengawasi dari atas. Pengertian tersebut merupakan analogi yang mendeskripsikan suatu posisi dimana penglihat lebih 19
Is Badudu, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1999), Cet ke-1, h.
20
Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, (Jakarta. PT. Gunung Agung, 1997) Cet ke-4, h. 104 Made Pidarta, Pemikiran Tentang Supervisi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), Cet ke-1, h.
1380 21
2
17
tinggi dari objek yang dilihat. Dan untuk melakukan supervisi akademik diperlukan kelebihan yang dapat melihat dengan tajam terhadap permasalahan peningkatan mutu pendidikan, menggunakan kepekaan untuk memahaminya dan tidak hanya sekedar menggunakan penglihatan mata biasa. Ia membina peningkatan mutu akademik melalui penciptaan situasi belajar yang lebih baik. Untuk memahami lebih jelas pengertian supervisi akademik, dapat dilihat melalui pengertian-pengertian menurut terminologi yang dikemukakan oleh para ahli di bidang pendidikan. Sergiovani mengemukakan pernyataan yang berhubungan dengan supervisi sebagai berikut: supervisi lebih bersifat proses yang digunakan oleh personalia sekolah yang bertanggung jawab terhadap aspek-aspek tujuan sekolah dan yang tergantung secara langsung kepada para personalia yang lain, untuk menolong mereka menyelesaikan tugas sekolah itu.22 Dalam dictionary of education, Good Carter memberi pengertian bahwa sipervisi adalah usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru-guru dan petugas lainnya dalam memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulasi, menyeleksi pertumbuhan jabatan dan perkembangan guruguru serta merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan pengajaran dan metode serta evaluasi pengajaran.23 Rumusan di atas menjelaskan bahwa sasaran supervisi akademik bukan hanya guru-guru tetapi petugas sekolah lainnya. Namun gurulah yang menjadi prioritas utama, karena dalam hal pendidikan dan pengajaran di sekolah, guru yang paling berperan dalam pembentukan kecerdasan siswa. Hal ini bukan berarti menimbulkan kesalahan atas guru atau guru masih rendah dalam pengajaran. Akan tetapi mengarah kepada pembinaan dan bimbingan agar tujuan pendidikan akan terlaksana dengan baik. Dari beberapa pengertian yang dilakukan oleh para ahli tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa supervisi akademik dilakukan oleh pejabat atasan 22
Made Pidarta, Pemikiran Tentang Supervisi Pendidikan,…….h. 2 Piet A Sahertian, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT Rineka Cipta), cet ke-1, h. 17 23
18
atau pimpinan terhadap bawahannya di suatu lembaga pendidikan. Supervisi akademik diarahkan kepada meningkatkan aktifitas mengajar guru melalui kegiatan bimbingan, dorongan, arahan dan bantuan dalam upaya perbaikan serta perkembangan mutu kualitas pembelajaran agar guru dapat mengajar siswa dengan baik dan dapat mencapai tujuan yang telah di tetapkan. Supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala sekolah bukan hanya sekedar kontrol atau melihat apakah kegiatan yang ada telah berlangsung sesuai dengan skenario yang telah ditetapkan. Tetapi lebih dari pada itu, pengawasan dalam bidang pendidikan mencakup visi dan misi serta kondisi atau syarat personel maupun material yang diperlukan dalam mencipatakan lahirnya siatuasi belajar mengajar yang kondusif dan tepat guna. Pelaksanaan supervisi akademik bukan hanya mengawasi apakah guru dan pegawai yang ada di sekolah menjalankan tugas sesuai dengan instruksi, tetapi juga berusaha membina hubungan yang baik dengan guru dan secara bersama-sama antara guru dan kepala sekolah melakukan dan menyusun strategi kerja yang lebih efektif. Dalam pelaksanaan supervisi dalam lingkungan pendidikan, guru bukanlah dianggap sebagai bawahan yang tidak memiliki daya tawar, tetapi guru harus ditempatkan sebagai sosok partner kerja yang mampu saling memberi sehingga tercipta suasana kerja yang saling melengakapi di antara guru dan kepala sekolah. 2. Tujuan, Fungsi dan Prinsip Supervisi Akademik a. Tujuan supervisi akademik Tujuan dari kegiatan supervisi akademik adalah mengembangkan situasi dan kodisi proses belajar dan mengajar yang lebih baik. Usaha perbaikan belajar dan mengajar ditujukan kepada pencapaian tujuan akhir dari pendidikan yaitu pembentukan pribadi anak secara maksimal. Untuk menciptakan situasi dan kondisi tersebut diperlukan kepandaian atau kemahiran kepala sekolah dalam merekrut tenaga pengajarnya yaitu menyeleksi tenaga pengajar yang berkompeten di bidangnya. Secara nasional tujuan konkrit dari supervisi pendidikan adalah:
19
a. Membantu guru melihat dengan jelas tujuan-tujuan pendidikan. b. Membantu guru dalam membimbing pengalaman belajar murid. c. Membantu guru dalam menggunakan alat pelajaran modern, metodemetode dan sumber pengalaman belajar. d. Membantu guru dalam nilai kemajuan murud-murid dan hasil pekerjaan guru itu sendiri. e. Membantu guru-guru baru di sekolah sehingga mereka merasa gembira dengan tugas yang diperolehnya. f. Membantu guru-guru agar waktu dan tenaganya tercurahkan sepenuhnya dalam pembinaan sekolah.24 Tujuan supervisi menurut Sergiovani adalah: 1) Tujuan akhir adalah untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan para siswa yang bersifat komprehensif dengan demikian sekaligus akan memperbaiki masyarakat. 2) Tujuan kedua adalah membantu kepala sekolah dalam menyelesaikan program pendidikan dari waktu ke waktu secara kontinyu. 3) Tujuan dekat ialah bekerjasama dengan mengembangkan proses belajar mengajar. 4) Tujuan perantara adalah membina guru-guru agar dapat mendidik para siswa dengan baik atau menegakkan disiplin kerja secara manusiawi.25 Dari beberapa tujuan supervisi akademik yang telah dikemukakan di atas maka dapat disimpulakan bahwa tujuan supervisi akademik adalah untuk memajukan dan mengembangkan proses kegiatan belajar mengajar secara komprehensif, tidak hanya berkisar pada sistem penyeleksian dan penerimaan yang ketat akan tetapi pembinaan terhadap potensi guru-guru yang sudah ada dalam arti luas, termasuk di dalamnya pengadaan fasilitas yang menunjang kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu, tujuan supervisi akademik bisa dicapai pelaksanaannya jika dilandasi dengan asas kebersamaan, demokratis dan terbuka. b. Fungsi supervisi akademik Fungsi dan tujuan mempunyai kesamaan arti karena fungsi dan tujuan dapat berupa satu objek. Tetapi di sini fungsi diartikan sebagai sesuatu yang berhubungan dengan sistim, sedangkan tujuan berhubungan dengan apa yang
24
Hendiyat Soetopo, Wasty Soemanto, Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan, (Jakarta:Bina Aksara, 1988) cet ke-2, h. 40-41 25 Made Pidarta, Pemikiran Tentang Supervisi Pendidikan,….h.20
20
hendak dicapai oleh sub-sub sistemnya, sehingga jelas kiranya supervisi dipandang sebagai bagian dari organisasi. Ada bermacam-macam tanggapan tentang fungsi supervisi akademik sesuai dengan definisi yang telah dikemukakan, namun ada satu general agreement (kesepakatan umum), bahwa fungsi utama dari kegiatan supervisi akademik adalah ditujukan kepada “perbaikan pengajaran”. Demikian juga Ayer Fred E menganggap “fungsi supervisi untuk memelihara program yang ada sebaikbaiknya sehingga ada perbaikan”.26 Pendapat di atas menunjukkan bahwa fungsi supervisi akademik adalah memperbaiki proses pembelajaran, yang berdampak pada peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Oleh karena itu, usaha untuk memperbaiki proses pembelajaran hendaknya dilakukan secara kontinyu oleh kepala sekolah. Menurut Swearingen dalam bukunya Super Vision of Intruction – Foundation and Dimension . Ia mengemukakan 8 fungi supervisi akademik: 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7)
Mengkoordinasikan semua usaha sekolah Memperlengkapi kepemimpinan sekolah Memperluas pengalaman guru-guru Menstimulasi usaha-usaha yang kreatif Memberi fasilitas dan penilaian yang terus-menerus Menganalisis situasi belajar-mengajar Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada setiap anggota staf 8) Memberi wawasan yang lebih luas dan terintegrasi dalam merumuskan tujuan-tujuan pendidikan dan menigkatkan kemampuan mengajar guru-guru.27
Dari beberapa fungsi supervisi akademik yang telah dikemukakan di atas dapat kita simpulkan bahwa supervisi akademik mempunyai beberapa fungsi yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya yaitu pelayanan, penelitian, kepemimpinan, manajemen, evaluasi, bimbingan terhadap tenaga pengajar
26
Piet A. Sahertian dan Frans Mataheru, Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1981), h. 25 27 Piet A. Sahertian, Konsep Dasar…, hal. 21
21
kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan baik dan untuk tercapainya tujuan pendidikan yang lebih baik. c. Prinsip supervisi akademik Seorang supervisor dalam tugas supervisinya akan berhadapan dengan masalah-masalah yang cukup beragam, dengan gejala-gejala yang berbeda dengan faktor-faktor yang berlainan. Landasan pokok yang mendasari semua tindakan dan sikap supervisi adalah pancasila. Karena pancasila adalah prinsip dasar dan falsafah yang menjiwai seluruh kehidupan bangsa dan dengan sendirinya supervisi akademik di Indonesia berdasarkan pancasila. Masalah yang dihadapi dalam melaksanakan supervisi di lingkungan pendidikan ialah bagaimana cara mengubah pola pikir yang bersifat otokrat dan korektif menjadi sikap yang konstruktif dan kreatif. Untuk itu supervisi harus dilaksanakan berdasarkan data, dan fakta yang objektif. Maka prinsip supervisi akademik yang dilaksanakan adalah: 1) Prinsip Ilmiah (scientific) 2) Prinsip Demokratis 3) Prinsip Kerjasama (kooperatif) 4) Prinsip Konstruktif dan Kreatif.28 Ilmiah di sini berarti supervisi dilakukan secara teratur, dibuat programprogram dengan sistematis, dilakukan dengan berkelanjutan, dirumuskan masalahmasalah yang akan disupervisi dan menggunakan media yang informatif. Demokratis berarti mengutamakan azas musyawarah dan kerjasama yang baik, menerima ide orang lain sera menghindari sikap egois dan pemaksaan kehendak. Kalau ditinjau dalam literatur keislaman, prinsip ini memang diperintahkan bahkan ditetapkan sebagai salah satu ciri orang yang beriman. Hal tersebut dapat terlihat dalam potongan ayat di bawah ini: 28
Piet A. Sahertian dan Frans Mataheru, Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan ….h. 30-31
22
:
…
…
Artinya : “…dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam segala urusan…” (Ali Imran: 159)29 Kooperatif adalah usaha kerja sama seluruh personil sekolah untuk mengembangkan proses intruksional yang efektif. Sedangkan konstruktif dimaksudkan bahwa supervisi dilihat sebagai bagian integral dari program pendidikan yang merupakan bantuan untuk semua guru yang disesuaikan dengan semua kebutuhan personil sekolah. Para kepala sekolah baik suka maupun tidak suka harus siap menghadapi problema
dan
kendala
dalam
melaksanakan
supervisi
akademik.
Adanya problema dan kendala tersebut sedikit banyak bisa diatasi apabila dalam pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah menerapkan prinsip-prinsip supervisi akademik. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prinsip supervisi akademik dilakukan dengan tujuan untuk mengembangkan sikap dan perilaku guru dengan selalu berprinsip kepada usaha-usaha perbaikan dan bukan mencari kesalahan guru. Prinsip supervisi akademik harus dilaksanakan secara cermat dan tepat sehingga ketepatan sasaran pada obyek permasalahan yang dihadapi dapat dilihat secara jelas oleh kepala sekolah. Dengan demikian guru ataupun staf sekolah yang sedang diawasi tidak merasakan tekanan ataupun beban, melainkan sebagai suatu wahana untuk mengatasi permasalahan yang akan dihadapi. 3. Tanggung Jawab Kepala Sekolah Sebagai Supervisor Akademik Jika kita menerima asumsi bahwa maksud utama sekolah ialah tercapainya lingkungan yang kreatif dimana proses belajar bisa dicapai dengan efektif, maka kita harus menarik kesimpulan bahwa peranan pokok kepala sekolah terdapat dalam kesanggupannya untuk mempengaruhi lingkunagan serupa itu melalui
29
h.72
Departemen agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: CV. Penerbit J-ART, 2005),
23
kepemimpinan yang dinamis. Para kepala sekolah dilihat oleh masyarakat sebagai orang kunci di dalam pemeliharaan dan pengembangan pengajaran, maka mereka sendiri pada umumnya memang ingin mementingkan peranan mereka dalam perbaikan pengajaran. Akan tetapi, kurangnya waktu keterlibatannya dalam pelbagai macam kewajiban lainnya yang tak terbilang jumlahnya, dan perasaan ketidakmampuan dirinya telah menghambat pencapaian maksud tersebut. Walaupun demikian, ada tersisa maksud pokok yang kebanyakan kepala sekolah berusaha mengejar pengembangan profesional mereka selaku pemimpin intruksional yang dinamis, kreatif dan efektif. Kepala sekolah tidak hanya sebagai manager, tetapi juga melaksanakan supervisi baik terhadap guru, pegawai tata usaha dan perlengkapan sekolah maupun yang lainnya. Dengan demikian, kepala sekolah mengamban tugas sebagai administrator pendidikan sekaligus sebagai supervisor akademik di sekolah yang dipimpinnya. Selain itu, peran kepala sekolah dan tanggung jawab utamanya yaitu memperbaiki dan mengembangkan mutu program pengajaran di sekolahnya melalui pembinaan dan bantuan yang diberikannya kepada guru-guru sehingga mereka dapat meningkatkan kinerjanya sebagai guru khususnya, dan secara otomatis dapat mengefektifkan proses belajar mengajar yang mereka lakukan. Kepala sekolah sebagai supervisor juga bertanggung jawab atas pengawasan terhadap semua tugas dan kewajiban yang dibebankan kepada seluruh bawahan (guru) di sekolah. Kepala sekolah juga bertanggung jawab atau berkewajiban menjalankan sekolahnya. Ia harus mampu berusaha agar segala sesuatunya di sekolahnya berjalan dengan lancar. Dengan kata lain kepala sekolah harus berusaha agar semua potensi yang ada di sekolahnya, baik potensi yang ada pada manusia atau alat, perlengkapan, keuangan dan sebagainya dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya agar tujuan sekolah dapat tercapai dengan baik pula. Rasa tanggung jawab inilah yang diperlukan sebagai penggerak dan penghasil
potensi
yang
maksimal.
Karena
itu,
mengikutsertakan
dan
24
memanfaatkan anggota kelompok hendaknya dilakukan atas dasar; respek terhadap sesama manusia, saling menghargai dan mengakui kesempatan masingmasing. Kedudukan sebagai supervisor akademik menetapkan kepala sekolah pada posisi penting dalam kegiatan pembelajaran. Ia adalah pengembang sekaligus sebagai pemelihara nilai-nilai budaya sekolah sebagai suatu masyarakat yang memiliki keunikan. 4. Langkah-langkah supervisi akademik Selain tanggung jawab sebagai supervisor akademik, kepala sekolah juga mempunyai peranan dan langkah-langkah supervisi akademik sebagai berikut: a. Membimbing guru agar dapat memahami lebih jelas masalah atau persoalan-persoalan dan kebutuhan murid, serta membantu guru dalam mengatasi persoalan. b. Membantu guru dalam menghadapi kesukaran dalam mengajar. c. Memberi bimbingan yang bijaksana terhadap guru baru dengan orientasi. d. Membantu guru dengan memperoleh kecakapan mengajar yang lebih baik dengan menggunakan berbagai metode mengajar yang sesuai dengan sifat materinya. e. Membantu guru memperkaya pengalaman belajar, sehingga suasana pengajaran bisa menggembirakan anak didik. f. Membantu guru mengerti makna dari alat-alat pelayanan. g. Membina moral kelompok, menumbuhkan moral yang tinggi dalam pelaksanaan tugas sekolah pada seluruh staf. h. Memberi pelayanan kepada guru agar dapat menggunakan seluruh kemampuannya dalam pelaksanaan tugas. i. Memberikan pimpinan yang efektif dan demokrasi. 30 Dari pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa tugas kepala sekolah sebagai supervisor akademik adalah memberikan segala bimbingan dan segala bantuan kepada para guru guna memajukan pendidikan di sekolah.
30
Hendiyat Soetopo, Wasty Soemanto, Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan…, h. 55
25
Dengan demikian jelas bahwa tugas kepala sekolah selain seorang pemimpin administrator, juga seorang supervisor akademik yang berfungsi untuk meningkatkan kinerja para bawahannya terutama para guru. C. Hasil Penelitian yang Relevan 1. Hasil penelitian Diirektorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2008 menemukan bahwa kepala sekolah masih lemah dalam kompetensi manajerial dan supervisi. Hal ini seperti dilansir dalam Tempo Interaktif.com bahwa: ”hampir semua kepala sekolah lemah di bidang kompetensi manajerial dan supervisi. Padahal dua kompetensi itu merupakan kekuatan kepala sekolah untuk mengelola sekolah dengan baik.”31 2. Kegiatan manajerial dan supervisi pada hakikatnya merupakan tugas pokok dan fungsi yang melekat pada kepala sekolah. Kepala sekolah tidak dapat memisahkan diri dari kegiatan manajerial dan supervisi. Untuk itu, maka sudah sepatutnya kepala sekolah memiliki kemampuan manajerial yang baik sekaligus kemampuan supervisi yang juga baik. Sehubungan dengan variabel supervisi ini, Yaslis Ilyas menyatakan bahwa ”sejumlah penelitian yang dilakukan penulis maupun penelitian lain, ditemukan hubungan yang bermakna antara variabel kontrol dan supervisi dengan kinerja individu”.32 Dari uraian di atas terlihat bahwa pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah merupakan hal yang sangat penting. Pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah akan mempengaruhi bagaimana kepala sekolah melakukan supervisi terhadap para guru. Baik tidaknya kegiatan supervisi akademik yang dilakukan sangat bergantung pada kemampuan supervisi kepala sekolah. Selanjutnya kegiatan supervisi akademik yang baik diharapkan dapat membantu
31
70 Persen Kepala Sekolah Tak Kompeten, diakses dari http://www.tempointeraktif.com, edisi selasa, 12 Agustus 2008 32 Yaslis Ilyas, Kinerja, Teori, penilaian dan Penelitian, (Depok: Pusat kajian Ekonomi Kesehatan FKMUI, 2002).
26
guru dalam meningkatkan kinerjanya dengan perbaikan-perbaikan atas masalah yang ditemukan dalam kegiatan supervisi akademik.
D. Kerangka Berpikir Sebagai supervisor akademik, kepala sekolah mensupervisi kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Sergiovani dan Starrat menyatakan bahwa supervisi merupakan suatu proses yang dirancang secara khusus untuk membantu para guru dan supervisor mempelajari tugas sehari-hari di sekolah, agar dapat menggunakan pengetahuan dan kemampuannya untuk memberikan layanan yang lebih baik pada orang tua peserta didik dan sekolah, serta berupaya menjadikan sekolah sebagai komunitas belajar yang lebih efektif. Kepala sekolah sebagai supervisor akademik harus mampu melakukan berbagai pengawasan dan pengendalian untuk meningkatkan kinerja tenaga kependidikan. Pengawasan dan penggendalian ini merupakan kontrol agar kegiatan pendidikan disekolah terarah pada tujuan yang telah ditetapkan. Pengawasan dan pengendalian ini merupakan tindakan preventif agar para tenaga kependidikan tidak melakukan penyimpangan dan lebih berhati-hati dalam melaksanakan pekerjaannya Kinerja adalah penampilan hasil karya personel baik kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi. Kinerja dapat merupakan penampilan individu maupun kelompok kerja personel.penampilan hasil karya tidak terbatas kepada personel yang mengaku jabatan fungsional maupun struktural, tetapi juga kepada keseluruhan jajaran personel didalam organisasi. Guru benar-benar dituntut untuk memiliki kinerja yang tinggi. Dengan kinerja yang tinggi maka sumber daya manusia di Indonesia akan mulai sedikit demi sedikit meningkat, terutama para generasi muda. Dengan demikian bangsa yang cerdas dan mampu menghadapi tantangan-tantangan masa depan akan sangat mudah tercipta.
27
Jadi, dapat disimpulakan bahwa pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah akan mempengaruhi bagaimana kepala sekolah melakukan supervisi terhadap para guru. Baik tidaknya kegiatan supervisi yang dilakukan sangat bergantung pada kemampuan supervisi kepala sekolah. Selanjutnya kegiatan supervisi yang baik diharapkan dapat membantu guru dalam meningkatkan kinerjanya dengan perbaikan-perbaikan atas masalah yang ditemukan dalam kegiatan supervisi.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Adapun hasil dari penelitian ini penulis berharap: 1. Untuk mengetahui peningkatan supervisi kepala sekolah di MTs Imadun Najah Jakarta Utara. 2. Untuk mengetahui kinerja guru dalam proses belajar mengajar di MTs Imadun Najah Jakarta Utara. 3. Untuk mengetahui hubungan antara peningkatan supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru di MTs Imadun Najah Jakarta Utara.
B. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei tahun 2010 hingga selesai. Sedangkan tempat yang dijadikan obyek penelitian adalah Madrasah Tsanawiyah Imadun Najah Jakarta Utara, Jl. Malaka HB. RT. 007/06 Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara.
28
29
C. Metode Penelitian Metode yang digunakan adalah penelitian deskriptif analisis, yaitu menganalisa keterkaitan antara variabel-variabel dalam suatu fenomena yang diteliti dan menguraikan data-data yang ada untuk disimpulkan, adapun sifat penelitiannya adalah Field Reseach (penelitian lapangan). Yaitu dengan cara meneliti langsung ke obyeknya, metode ini menggunakan fenomena yang ada dilapangan tanpa membuat manipulasi terhadap variabel yang akan dilihat atau diukur.
D. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru MTs Imadun Najah Jakarta Utara yang berjumlah 20 orang guru. Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi terjangkau yang memiliki sifat yang sama dengan populasi. 1 Untuk menyederhanakan
proses
pengumpulan
dan
pengolahan
data,
penulis
menggunakan teknik sampling, dengan mengacu kepada pendapat Suharsimi Arikunto yaitu apabila subyeknya kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya lebih besar dapat diambil 10-15%, atau 20-25% atau lebih. Dalam penelitian ini peneliti mengambil semua jumlah populasi yang ada yaitu guru yang berjumlah 20 orang atau disebut sampel total.
E. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah obyek yang menjadi pusat perhatian penelitian. Variabel dapat didefinisikan sebagai suatu sifat yang memiliki berbagai macam nilai mengenai segala sesuatu yang menjadi obyek penelitian.2 Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang saling berkaitan, yakni:
1 2
h. 18
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), Cet. 11, h, 117 Aminul Hadi dan Haryono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2005),
30
1)
Variabel bebas atau independen (X) yaitu: peningkatan supervisi kepala sekolah.
2)
Variabel terkait atau dependen (Y) yaitu: kinerja guru.
F. Teknik Pengumpulan Data 1) Metode Pengumpulan data Untuk menggali data-data pokok dan data penunjang di atas, maka penelitian ini menggunakan teknik-teknik pengumpulan data seperti yang tersebut di bawah ini: a) Angket Angket ini disebarkan kepada responden yaitu semua gurunyang ada di MTs Imadun Najah Jakarta Utara untuk mendapatkan data dan informasi yang berhubungan dengan masalah pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah dan kinerja guru. b) Observasi Observasi adalah proses penngumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung dan pencatatan secara sistematis terhadap gejalagejala yang diteliti di lokasi penelitian dengan mengamati langsung keadaan sekolah, guru, sarana dan prasrana dan data-data yang mendukung lainnya. c) Wawancara Wawancara dilakukan untuk mendapatkan keterangan yang dapat menguatkan informasi data yang diperoleh sebagai bahan penulisan skripsi. Dalam penelitian ini penulis mengadakan wawancara langsung dengan kepala sekolah untuk mengetahui langkah supervisi apa saja yang dilakukan kepala sekolah untuk meningkatkan kinerja guru.
31
2) Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan variabel seningkatan supervisi kepala sekolah dengan kinerja guru. Adapun kisi-kisi instrumennya sebagai berikut: Tabel 1 Kisi-kisi instrument penelitian Variabel
Dimensi variabel
Supervisi
Pelaksanaan
akademik
supervisi
kepala sekolah
akademik
Item
∑
1, 2
2
dalam
3, 4
2
kepala
5, 6
2
Arahan kepala sekolah terhadap
7, 8
2
9, 10
2
11
1
sekolah
12, 13
2
Membantu permasalahan yang
14, 15
2
Indikator variabel 1)
Sikap kepala sekolah sebagai supervisor
2)
Sikap kepala sekolah meningkatkan kinerja guru
3)
Pelaksanaan
supervisi
sekolah 4)
kinerja guru 5)
Kepala
sekolah
meningkatkan
dalam
keterampilan
mengajar guru 6)
Menyediakan
media
pembelajaran kepada guru 7)
Hubungan
kepala
dengan para guru 8)
dihadapi guru
32
Kinerja guru
1) Kemampuan pribadi
a) Kemampuan menguasai bahan dan
1, 2
2
3, (-4)
2
tujuan pembelajaran. b) Kemampuan
mengelola
kelas.
Menggunakan media, dan sumber belajar dengan baik.
5, (-6)
c) Kemampuan menggunakan media 2
dan sumber belajar.
2) Kemampuan Professional
7
1
8 (-9)
1
a) Menguasai bahan pelajaran. b) Mampu mengelola kelas. 1 c) Mampu menggunakan media.
3) Kemampuan
2
a) Terampil berkomunikasi.
Sosial 10, (-11)
2
c) Dapat bekerja sama dengan staf- 12, (-13)
2
b) Bersikap simpatik.
staf lainnya.
14, (-15)
3) Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen a. Validitas instrumen Suatu instrumen dikatakan valid apabila instrument tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya di ukur. Untuk mengetahui valid atau tidaknya butir soal, maka r hitung dibandingkan dengan r tabel product moment dengan α = 0,05. jika r hitung ≤ r tabel, maka soal tersebut dinyatakan tidak valid. Dan jika r hitung ≥ r tabel maka soal tersebut dinyatakan valid, dan tetap dipertahankan
33
dalam instrument yang selanjutnya digunakan untuk proses pengolahan data dalam penelitian yang sebanarnya. Berdasarkan data hasil uji coba validitas butir angket peningkatan supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru terdiri dari 15 item juga untuk angket kinerja guru, yang disebarkan kepada responden sebanyak 20 orang guru diketahui terdapat pertanyaan dan pernyataan yang valid yaitu: Untuk variabel peningkatan supervisi kepala sekolah item yang valid adalah 1, 2, 3, 4, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 14, 15. sisanya terdapat 3 butir pertanyaan yang tidak valid. Sedangkan untuk variabel kinerja guru yang valid adalah 1, 2, 3, 5, 6, 8, 9, 10,11, 13, 14, 15. sisanya sebanyak 3 butir yang tidak valid. Selanjutnya penulis menyusun kemnali instrument yang digunakan, sehingga kisi-kisi instrument sesudah divalidasi adalah sebagai berikut:
34
Tabel 2 Kisi-kisi Instrument Penelitian (Setelah Uji Validasi) Variabel
Item
∑
sebagai
1, 2
2
dalam
3, 4
2
kepengawasan
6
1
4) Arahan kepala sekolah terhadap
7
1
Dimensi variabel
Supervisi
Pelaksanaan
kepala sekolah
supervisi
Indikator variabel 1) Sikap
kepala
sekolah
supervisor 2) Sikap
kepala
sekolah
meningkatkan kinerja guru 3) Pelaksanaan pembelajaran
kinerja guru 5) Kepala
sekolah
meningkatkan
dalam 9, 10
2
keterampilan
mengajar guru 6) Menyediakan media pembelajaran
11
1
12
1
14, 15
2
kepada guru 7) Hubungan kepala sekolah dengan para guru 8) Membantu
permasalahan
dihadapi guru `
yang
35
Kinerja guru
1)
Kemampuan a) Kemampuan menguasai bahan dan pribadi
1, 2
2
3,
1
5, (-6)
2
tujuan pembelajaran. b) Kemampuan
mengelola
kelas.
Menggunakan media, dan sumber belajar dengan baik. c) Kemampuan menggunakan media dan sumber belajar.
1 2)
Kemampuan a) Menguasai bahan pelajaran. Professional
1 b) Mampu mengelola kelas. 8 (-9)
1
a) Terampil berkomunikasi.
10, (-11)
2
b) Bersikap simpatik.
(-13)
1
c) Mampu menggunakan media.
3)
Kemampuan Sosial
c) Dapat bekerja sama dengan staf- 14, (-15) staf lainnya.
b. Reliabilitas Instrumen Suatu instrument penelitian dikatakan reliable apabila instrument tersebut konsisten dalam memberikan penilaian atas apa yang diukur. Dalam instrument penelitian ini, penulis menggunakan rumus alpha cronbach, sebagai berikut: α= keterangan: α
= koefisien alpha
k
= banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
1
36
∑σ b² = jumlah varians butir σ t²
= varian total
Selanjutnya dalam pemberian interpretasi terhadap koefisien reliabilitas pada umumnya digunakan patokan sebagai berikut: 1. Apabila α sama dengan atau lebih besar dari pada 0,70 berarti instrument yang sedang diuji kredibilitasnya dinyatakan telah memiliki reliabilitas yang tinggi (reliable). 2. Apabila α lebih kecil dari pada 0,70 berarti instrument yang sedang diuji dinyatakan belum memiliki reliabilitas yang tinggi (unreliable).1
G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data 1) Teknik Pengolahan Data Setelah data selesai dikumpulkan dengan lengkap dari lapangan, tahap berikutnya adalah tahap analisis data. Untuk mengolah data, penulis menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: a. Editing, yaitu memeriksa kelengkapan dan pengisian angket yang berhasil dikumpulkan. b. Skoring, yaitu memberikan nilai kepada setiap jawaban angket. Untuk mengetahui hubungan peningkatan supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru di MTs Imadun Najah Jakarta Utara, penulis mendapatkan data dengan menggunakan angket berbentuk skala yang berisi 30 butir pertanyaan dengan 4 alternatif jawaban. Selanjutnya pertanyaan pada angket tersebut diberi skor sebagai berikut:
3
Suharsismi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, h. 196
37
Tabel 3 Penetapan Skor Untuk Skala Supervisi Kepala Sekolah Pilihan Jawaban
SS
SR
KD
TP
Skor
4
3
2
1
Ket:
SS = Selalu
KD = Kadang-kadang
SR = Sering
TP = Tidak Pernah Tabel 4
Penetapan Skor Untuk Skala Kinerja Guru Pilihan Jawaban Pernyataan
Ket:
SS
SR
KD
TP
Positif
4
3
2
1
Negatif
1
2
3
4
SS = Selalu
KD = Kadang-kadang
SR = Sering
TP = Tidak Pernah
2) Teknik Analisis Data a. Untuk mengetahui usaha-usaha supervisi yang dilakukan kepala sekolah untuk meningkatkan kinerja guru dalam rangka meningkatkan kualitas belajar mengajar. Teknik yang dipakai dalah teknik analisis korelasi dengan rumus Poduct Moment yaitu:
38
Ν∑XY – (∑X)(∑Y)
rxy =
√{Ν∑X²- (∑X)²}{Ν∑Y²-(∑Y)²} Keterangan:
rxy
: Angka indeks korelasi “r” product moment
N
: Banyaknya Subjek
∑XY : Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y ∑X : Jumlah seluruh skor X ∑Y : Jumlah seluruh skor Y ∑X² : Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran X ∑Y² : Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran Y b. Memberikan interpretasi rxy Memberikan interpretasi sederhana dengan cara mencocokkan hasil perhitungan dengan indeks korelasi “r” product moment seperti di bawah ini:
39
Tabel 5 Indeks Korelasi Product Moment Besarnya “r” Product
Interpretasi
Moment (r x y) 0,00-0,20
Antara variabel X dan variabel Y memang terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau
rendah sehingga korelasi
itu
diabaikan (dianggap tidak ada korelasi antara variabel X dan variabel Y)
0,20-0,40
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi korelasi yang lemah atau rendah
0,40-0,70
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sedang atau cukup
0,70-0,90
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang kuat atau tinggi
0,90-1,00
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang kuat atau sangat tinggi
Setelah diberikan interpretasi terhadap angka korelasi “r” indeks product moment maka prosedur selanjutnya yaitu merumuskan atau membuat hipotesa alternative (Ha) dan hipotesa nihil atau hipotesa nol (Ho).
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Sekolah 1. Profil Sekolah Nama
: MTs. Imadun Najah
N.S.S
: 212317420004
NSPN
: 20100855
Alamat
: Jl. Malaka HB. RT. 007/006 Rorotan
Kecamatan
: Cilincing
Kabupaten/kota
: Jakarta Utara
Propinsi
: DKI Jakarta
Kode Pos
: 14140
Telp/Faksimil
: 021-44851436
Status Sekolah
: Swasta
KBM
: Pagi
Nama Yayasan
: Yayasan Pendidikan Islam Imadun Najah
Nomor Akte Pendirian
: 50 tanggal 15 Mei 1978
Tahun Berdiri
: 1978
Luas Tanah/Bangunan
: 3.500 m2/392 m2
Status Tanah/Kepemilikan
: Yayasan
Status Bangunan
: Yayasan
Nomor Sertifikat Tanah
: Girik C. No. 1275
Status Akreditasi/Tahun
: “B” / Tahun 2005
40
41
2. Visi dan Misi MTs Imadun Najah Visi MTs Imadun Najah yaitu: “Mewujudkan generasi berpendidikan, bededikasi tinggi, dan berwibawa guna memberdayakan semua masyarakat agar berkembang menjadi insan yang berkualitas sehingga mampu menjawab perkembangan zaman” Adapun misi MTs Imadun Najah yaitu: a) mengupayakan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu bagi masyarakat. b) Meningkatkan pembelajaran efektif yang holistik. c) Membantu pengembangan potensi anak secara utuh dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar. d) Mendorong peran serta masyarakat dalam pelaksanaan semangat belajar, berdisiplin tinggi dan bersikap menghargai waktu. e) Membudayakan dan memberdayakan masyarakat belajar sepanjang hayat sehingga tertanam akhlak mulia. f) Menumbuhkan sikap istiqamah dan tawakkal dalam menunaikan kewajiban. g) Menumbuhkan semangat penghayatan ajaran agama dan budaya bangsa sehingga menjadi sumber kearifan dalam bertindak. h) Menumbuhkan sikap moral dan budi pekerti yang luhur terhadap sesama. i) Menumbuhkan semangat berkorban beramal, berinfak dan berzakat sebagai wujud kepedulian sosial terhadap sesama. B. Deskripsi Data Hasil Penelitian Teknik yang dilakukan dalam penelitian ini adalah melalui angket. Angket ini berjumlah 30 buah soal yang valid yang disebarkan pada 20 guru Mts Imadun Najah Jakarta Utara. Angket tersebut terdiri dari 30 item pertanyaan (15 item untuk variabel X dan 15 item untuk Variabel Y). selanjutnya deskripsi data tiap variabel dapat dilihat pada uraian berikut: a. Variabel X (Peningkatan Supervisi Kepala sekolah) Untuk mengetahui data tentang peningkatan supervisi kepala sekolah adalah menggunakan angket sebanyak 15 pertanyaan kemudian dilakukan pertanyaan-pertanyaan berupa skor-skor. Setelah semua data terkumpul,
42
kemudian dilakukan perhitungan dengan menggunakan “product moment” yang perhitungannya akan dijelaskan melalui analisis dan interpretasi data sebagai berikut:
Tabel 6 Nilai Peningkatan Supervisi Kepala Sekolah (X) No Responden
NO BUTIR ANGKET 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 11 12 13 14 15
1
A
2
3
4
4
3
3
4
4
4
3
4
4
2
2
4
2
B
2
3
4
1
3
1
4
3
2
1
3
2
3
2
1
3
C
4
1
2
2
4
2
4
3
1
4
4
4
4
2
3
4
D
2
3
4
4
4
2
2
2
1
1
1
2
3
2
2
5
E
3
1
3
1
4
2
3
4
1
2
1
3
2
4
2
6
F
2
1
3
1
2
2
3
2
2
2
2
2
3
3
2
7
G
4
1
2
2
3
2
3
2
1
3
3
2
2
2
2
8
H
4
4
4
4
3
4
1
2
2
3
2
3
2
1
2
9
I
3
2
2
2
2
3
4
3
2
1
3
3
4
4
4
10
J
3
1
2
2
3
3
3
2
2
2
2
2
2
3
2
11
K
3
2
4
4
4
4
2
4
3
3
1
2
4
2
4
12
L
3
1
2
2
4
3
3
2
2
1
2
2
3
4
3
13
M
3
1
2
2
3
2
2
3
1
4
3
4
2
3
2
14
N
3
1
4
2
3
2
3
4
2
2
4
2
4
3
4
15
O
4
3
2
2
3
2
2
3
2
1
3
4
1
1
2
16
P
4
3
4
2
3
2
3
4
3
2
4
2
4
3
4
17
Q
4
4
4
3
3
4
3
4
4
2
3
4
2
4
4
18
R
3
2
1
1
4
3
2
4
4
2
3
2
4
3
3
19
S
4
3
3
4
4
3
4
3
1
2
4
1
3
2
1
20
T
4
4
1
1
4
3
2
2
4
3
2
2
3
2
3
43
Untuk variabel X peningkatan supervisi kepala sekolah dapat diketahui mean (nilai rata-rata), median (nilai tengah), modus (standar deviasi, varians, range, skor minimum, dan skor maksimum) dapat diketahui pada tabel di bawah ini: Tabel 7 Deskripsi data peningkatan supervisi kepala sekolah (X) No
Keterangan
Hasil
1
Mean (nilai rata-rata)
37, 5
2
Median (nilai tengah)
38, 18
3
Modus
39, 14
4
Standar deviasi
7, 44
5
Range
20
6
Skor minimum
32
7
Skor maksimum
52
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata (mean) untuk skor variabel peningkatan supervisi kepala sekolah adalah 37, 15 median =38, 18, modus =39,14, standar deviasi =, range =20, skor minimum =32, dan skor maksimum =52. b. variabel Y (Kinerja Guru) Untuk mengetahui data tentang kinerja guru sama dengan penghitungan data variabel Y yaitu menggunakan angket sebanyak 15 pertanyaan kemudian dilakukan pertanyaan-pertanyaan berupa skor-skor. Setelah semua data terkumpul, kemudian dilakukan perhitungan dengan menggunakan “product moment” yang perhitungannya akan dijelaskan melalui analisis dan interpretasi data sebagai berikut:
44
Tabel 8 Nilai Kinerja Guru No Responden
NO BUTIR ANGKET 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 11 12 13 14 15
1
A
4
2
1
2
3
4
3
3
2
3
4
4
2
3
3
2
B
4
3
3
4
1
4
3
2
3
4
3
4
2
3
4
3
C
3
1
2
1
4
2
3
3
3
1
3
1
4
2
4
4
D
3
2
4
1
4
3
2
3
4
2
3
3
3
2
4
5
E
4
3
1
2
3
3
2
1
3
1
4
4
2
2
3
6
F
4
2
3
3
3
4
4
2
2
3
4
2
1
4
3
7
G
3
4
4
2
3
3
4
3
3
3
3
1
3
2
3
8
H
3
1
3
1
2
4
2
2
3
2
3
1
2
2
4
9
I
3
2
3
2
1
3
3
2
3
3
2
4
2
4
3
10
J
3
3
2
3
1
3
4
3
2
1
4
2
3
3
2
11
K
2
2
3
2
1
3
4
3
1
1
3
2
1
3
2
12
L
2
3
1
3
2
3
4
2
2
3
3
4
1
2
3
13
M
4
1
3
3
2
4
3
2
3
3
2
2
3
2
2
14
N
4
1
2
2
3
4
2
1
3
2
2
4
1
3
3
15
O
4
1
2
1
1
4
3
3
3
1
4
1
2
2
1
16
P
4
2
1
2
3
2
2
2
3
2
3
2
2
4
2
17
Q
2
2
3
1
3
4
2
3
3
3
4
2
2
3
2
18
R
2
3
2
2
2
3
3
2
2
2
3
3
1
3
3
19
S
3
2
4
3
1
3
2
2
2
2
4
3
2
3
3
20
T
4
2
1
3
2
3
4
2
3
3
4
3
2
2
4
45
Untuk variabel Y kinerja guru dapat diketahui mean (nilai rata-rata), median (nilai tengah), modus (standar deviasi, varians, range, skor minimum, dan skor maksimum) dapat diketahui pada tabel di bawah ini: Tabel 9 Deskripsi Data Kinerja Guru No Keterangan
Hasil
1
Mean (nilai rata-rata)
67,7
2
Median(nilai tengah)
81,17
3
Modus
82,17
4
Standar deviasi
5,26
5
Range
19
6
Skor minimum
39
7
Skor maksimum
90
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata (mean) untuk skor variabel kinerja guru adalah. median =67,7, modus =81,17, standar deviasi = 5,26, range = 19, skor minimum =39, dan skor maksimum = 90
C. Uji Persyaratan Analisis 1) Uji Linieritas Data Untuk mengolah data dalam kaitan upaya tujuan penelitian yakni dengan menentukan model hubungan antara variabel X dan Y, model yang digunakan adalah persamaan regresi linier sederhana yaitu memperkirakan satu variabel terkait (Y) berdasarkan satu variabel bebas (X). Dengan rumus sebagai berikut: Y= a + b X. regresi linier sederhana. Berdasarkan hasil perhitungan sebagai berikut: a = 36, 64 dan b 0, 243, dengan demikian model persamaan regresi liniernya adalah Y = 36, 64 + 0, 243 X. dengan hasil persamaan ini dapat diinterpretasikan bahwa setiap kenaikan variabel X satu satuan akan diikuti oleh kenaikan variabel Y 36, 883 atau jika
46
berkurang atau bertambahnya nilai variabel X satu poin maka nilai Y akan berkurang atau bertambah sebesar 36, 883.1 2) Uji Hipotesis Untuk mengetahui ada atau tidak adanya hubungan antara peningkatan supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru, maka akan dideskripsikan dengan menggunakan rumus product moment. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai hubungan antara peningkatan supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru, maka tabel di bawah ini merupakan perolehan nilai hasil angket antara variabel X dengan perolehan hasil angket variabel Y. Tabel 10 Hasil nilai angket variabel X dengan variabel Y Responden
Nilai angket variabel X
Nilai angket variabel Y
A
43
50
B
47
35
C
37
44
D
43
35
E
38
36
F
44
32
G
44
34
H
35
41
I
40
42
J
39
34
K
33
46
L
38
37
M
39
37
N
37
43
O
33
35
P
36
47
1
Subana, Statistik Pendidikan, (Bandung: Pustaka setia, 2005), h. 161
47
Q
39
52
R
36
41
S
39
42
T
42
40
JML= 20
782
803
Setelah diketahui hasil angket tentang peningkatan supervisi kepala sekolah yang telah disebarkan, dianalisa dan diinterpretasikan dalam bentuk per item. Agar dapat mengetahui peningkatan supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru, maka dilakukanlah proses perhitungan indeks korelasi antara variabel (X) peningkatan supervisi kepala sekolah dengan variabel (Y) kinerja guru.
Tabel 11 Tabel perhitungan variabel X (peningkatan supervisi kepala sekolah) Dan variabel Y (kinerja guru) Responden
X
Y
XY
X2
Y2
1
50
43
2150
2500
1849
2
35
47
1645
1225
2209
3
44
37
1628
1936
1369
4
35
43
1505
1849
1849
5
36
38
1368
1296
1444
6
32
44
1408
1024
1936
7
34
44
1496
1156
1936
8
41
35
1435
1681
1225
9
42
40
1680
1764
1600
10
34
39
1326
1156
1521
11
46
33
1518
2116
1089
12
37
38
1406
1369
1444
13
37
39
1443
1369
1521
14
43
37
1591
1849
1369
(N)
48
15
35
33
1155
1225
1089
16
47
36
1332
2209
1296
17
52
39
2028
2704
1521
18
41
36
1476
1681
1296
19
42
39
1638
1764
1521
20
40
42
1680
1600
1764
Jumlah
∑Y=803
∑X=782
∑XY=30908
∑X2
∑Y2 =
=33473
30848
Setelah diketahui N = 40, X = 803, Y = 782, XY = 30908, X² = 33473, X² = 30848. maka dapat dicari indeks korelasinya dengan menggunakan rumus product moment sebagai berikut:
rxy =
Ν∑XY – (∑X)(∑Y) √{Ν∑X² (∑X)²}{Ν∑Y²(∑Y)²}
Dari data yang telah diperoleh, dapat diketahui: N = 40 ∑X = 803 ∑Y = 782 ∑XY = 30908 ∑X² = 33473 ∑X² = 30848 Maka perhitungannya sebagai berikut:
rxy =
Ν∑XY – (∑X)(∑Y) √{Ν∑X² (∑X)²}{Ν∑Y²(∑Y)²} 20x30908- (803)(782) √{20x33473- (803)²}{20x30848- (782)²} 627946 - 618160 √{669460 - 33473}{619690 -30848} 9786 √{635987}{588842} √
9786 37449585
49
36517 6119606 = 0,596 Dari perhitungan di atas diperoleh nilai koefisien korelasi antara variabel X (peningkatan supervisi kepala sekolah) dan variabel Y (kinerja guru) sebesar 0,596 dengan perolehan nilai tersebut maka hubungan
antara kedua variabel
dikategorikan sebagai kategori sedang D. Interpretasi Data Berdasarkan pengujian hipotesis dapat diketahui bahwa Ho yang menyatakan tidak terdapat hubungan antara peningkatan supervisi kepala sekolah terhadap
kinerja guru di Madrasah Tsanawiyan Imadun Najah (ditolak) dan
hipotesis alternative (Ha) diterima. Jadi terdapat hubungan yang signifikan antara peningkatan supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru di Madrasah Tsanawiyah Imadun Najah Jakarta Utara. Hasil sinifikan ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh terhadap perhitungan nilai jumlah “r” (hitung) yang lebih besar dari pada “r” (tabel). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari penjelasan interpretasi terhadap rxy sebagai berikut: Jika dilihat interpretasi secara kasar dari perhitungan di atas ternyata angka korelasi antara variabel X dan variabel Y tidak terdapat tanda negative, berarti diantara kedua variabel tersebut terdapat korelasi/ hubungan yang positif, dengan memperhatikan besarnya rxy = 0,596 yang besarnya berkisar antara 0,40- 0,70 berarti korelasi positif antara variabel X dengan variabel Y adalah termasuk korelasi positif yang sedang/cukup.
BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan data hasil penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat disimpulkan secara garis besar bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pelaksanaan supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala sekolah terhadap kinerja guru. Secara spesifik dapat dikemukakan temuan dari hasil penelitian sebagai berikut: 1) Bahwa terdapat hubungan antara pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah terhadap kinerja guru di MTs Imadun Najah. Pelaksanaan supervisi akademik sangat penting dilakukan oleh kepala sekolah, karena salah satu faktor yang menjadikan sekolah baik dan berkualitas itu adalah sumber daya manusia yang ada di sekolah tersebut terutama guru. Guru adalah faktor penentu dalam kegiatan belajar mengajar. Sekolah yang baik memerlukan kinerja guru yang baik pula. Kinerja guru dapat berjalan dengan baik melalui pelaksanaan supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala sekolah. Semakin baik pelaksanaan supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala sekolah, maka semakin baik pula kinerja yang dilakukan oleh guru.
2) Terdapat hubungan positif antara variabel X (pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah) dan variabel Y (kinerja guru), dengan perolehan
50
51
nilai koefisien korelasi sebesar 0,596. Dengan perolehan nilai tersebut, hubungan antara kedua variabel dikategorikan sebagai hubungan positif signifikan dengan kategori yang cukup/sedang. Selanjutnya berdasarkan uraian temuan di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah terhadap kinerja guru di MTs Imadun Najah Jakarta Utara. Semakin baik pelaksanaan supervisi kepala sekolah maka semakin baik pula pelaksanaan kinerja guru. Sebaliknya, bila pelaksanaan supervisi kepala sekolah kurang baik maka berpengaruh terhadap kurang baiknya kinerja guru.
B. SARAN Dengan memperhatikan kesimpulan di atas, maka ada beberapa saran yang dapat dikemukakan antara lain: 1) Saran yang ditujukan untuk kepala sekolah; sebaiknya kepala sekolah secara intensif melakukan kegiatan supervisi, seperti mengawasi kegiatan belajar mengajar, memberikan motivasi kepada guru, membantu guru dalam setiap permasalahan yang berkaitan dengan belajar mengajar. 2) Saran yang ditujukan untuk guru; dalam rangka menghasilkan kinerja yang baik, maka guru harus lebih memiliki beberapa kemampuan diantaranya kemampuan pribadi seperti mampu mengelola kelas, menggunakan media maupun metode pembelajaran. Juga mempunyai kemampuan professional seperti dapat bekerja sama dengan baik kepada rekan sejawat, berakhlak baik dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA Al-Qur’an dan Terjemahannya, Bandung: CV. Penerbit J-ART, 2005 Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 1998, Cet. 11 Badudu, Is, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1999 Cet ke-1 Darajat, Zakiyah, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2001, Cet ke-2 Devies, Ivor K., Pengelolaan Belajar, Jakarta: PT. Rajawali Press, 1987 Hadi, Aminul dan Haryono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung: CV. Pustaka Setia, 2005 Mangkunegara, A. A. Anwar Prabu, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bandung: PT. Rosda Karya, 2000 _______, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2004 Marimba, Ahmad D., Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: Al-ma’arif, 1980 Mulyasa, E, Menjadi Kepala Sekolah Professional, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005, Cet ke-6 Nawawi, Hadari, Administrasi Pendidikan, Jakarta. PT. Gunung Agung, 1997 Cet ke-4 Pidarta, Made, Pemikiran Tentang Supervisi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 1992, Cet ke-1. S, Daryanto, Kamus Bahasa Indonesia Lengkap, Surabaya: Apollo, 2003 Sahertian, Piet A, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia, Jakarta: PT Rineka Cipta, Cet ke-1 Sahertian, Piet A. dan Mataheru, Frans, Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional, 1981 Shaleh, Abdul Rahman, Pendidikan Agama dan Pengembangan Watak Bangsa, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005, cet ke-1
52
Soetopo, Hendiyat, dan Soemanto, Wasty, Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan, Jakarta:Bina Aksara, 1988, Cet ke-2 Subana, Statistik Pendidikan, Bandung: Pustaka setia, 2005 Tim Fokus Media, Undang-Undang Guru dan Dosen, Bandung: Fokus Media, 2006 Wijaya, Cece, dan Rusyan,A. Tabrani, Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1991 Wohjosumidjo,” Kepemimpinan kepala sekolah Tinjauan Teoritik Permasalahannya “Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2007
52
Dan
Struktur Organisasi MTs Imadun Najah Tahun Ajaran 2009/2010
Kepala Sekolah Rohali, S. Pd, M. Pd Dewan Komite Drs. H. Rahmatullah
Wk. Ur. Kurikulum Kholisoh, S. Ag
Tata Usaha Jamal
Wk. Ur. Kesiswaan Dra. Nunung Z.
Wk. Ur. Sarana Prasarana Drs. A. Turmuzi
WALI KELAS
GURU
SISWA
Wk. Ur. Humas Sanadi, S. Pd.I
ANGKET PENELITIAN A. Identitas Responden a. Nama
: …………………………
b. Guru Bidang Studi
: …………………………
c. Hari/Tanggal
: …………………………
B. Petunjuk Pengisisan Angket a. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi guru tentang “peningkatan kinerja guru”. b. Jawablah angket di bawah ini secara jujur sesuai dengan kenyataan yang ada di sekolah. c. Kerahasiaan jawaban dapat dipertanggungjawabkan oleh peneliti. d. Berilah tanda checklist (√) pada jawaban Bapak/Ibu guru kehendaki dengan keterangan sebagai berikut: SS
: Selalu
SR
: Sering
KD
: Kadang-kadang
TP
: Tidak Pernah
Atas kesediaan bapak/ibu guru menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam angket ini, saya ucapkan terima kasih.
Angket kinerja guru No
Pertanyaan
Alternatif Jawaban S
1
Guru selalu datang tepat waktu
2
Guru memahami dengan baik tujuan belajar mengajar
3
Guru menguasai bahan pelajaran dan materi yang akan diajarkan
4
Guru membuat tindakan-tindakan perbaikan terhadap suatu kesalahan yang dibuat atau terhadap suatu program yang tidak berjalan
5
Guru mengembangkan sifat-sifat terpuji yang dipersyaratkan bagi jabatan guru
6
Guru selalu menmberikan motivasi kepada siswa agar semangat dalam belajar
7
Guru berinteraksi dengan guru lainnya untuk meningkatkan kinerjanya
8
Guru saliang bertukar pengalaman masingmasing
sehingga
dapat
mengetahui
kekurangan-kekurangan kinerjanya 9
Guru mampu berfikir alternatif dalam setiap kesulitan yang dialami dalam kegiatan belajar mengajar
10
Guru selalu berusaha memperoleh hasil kerja sebaik-baiknya
11
Guru mampu mengolah program belajar mengajar dengan baik
12
Guru mampu membuat kelas selalu kondusif untuk melaksanakan proses belajar mengajar
13
Guru menguasai landasan-landasan pendidikan
SR
KK
TP
dengan baik 14
Guru selalu bekerja sama dengan kepala sekolah untuk meningkatkan kinerjanya
15
Guru selalu terampil berkomunikasi dan bersikap simpatik di dalam maupun luar sekolah
ANGKET PENELITIAN A. Identitas Responden a. Nama
: …………………………
b. Guru Bidang Studi
: …………………………
c. Hari/Tanggal
: …………………………
B. Petunjuk Pengisisan Angket a. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi guru tentang “Peningkatan Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru”. b. Jawablah angket di bawah ini secara jujur sesuai dengan kenyataan yang ada di sekolah. c. Kerahasiaan jawaban dapat dipertanggungjawabkan oleh peneliti. d. Berilah tanda checklist (√) pada jawaban Bapak/Ibu guru kehendaki dengan keterangan sebagai berikut: SS
: Selalu
SR
: Sering
KD
: Kadang-kadang
TP
: Tidak Pernah
Atas kesediaan bapak/ibu guru menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam angket ini, saya ucapkan terima kasih.
Angket supervisi akademik kepala sekolah No
Pertanyaan
Alternatif Jawaban S
1
Kepala sekolah selalu membantu guru dalam memilih dan menggunakan metode, sumber dan alat pelajaran yang efektif
2
Kepala sekolah selalu menerima pendapat dari bawahannya atau memberi kesempatan bagi bawahan dalam mengambil keputusan
3
Kepala skolah selalu memberikan motivasi untuk meningkatkan rasa percaya diri guru
4
Kepala sekolah memeriksa hasil kerja guru pada tiap semester
5
Kepala sekolah melaksanakan pengawasan terhadap jalannya proses pembelajaran yang dilakukan oleh para guru
6
Kepala sekolah melakukan kunjungan kelas ketika guru mengajar
7
Kepala
sekolah
memberikan
pengarahan
terhadap guru mengenai kegiatan pembelajaran 8
Kepala sekolah membina guru agar saling bertukar
pengalaman
mengajar
secara
berkelompok 9
Kepala sekolah mengadakan pelatihan untuk profesionalitas kompetensi guru
10
Kepala sekolah memberikan pelatihan tentang sikap dan perilaku mengajar yang baik
11
Kepala sekolah menyediakan media untuk membantu bapak/ibu dalam menyampaikan materi pembelajaran.
SR
KK
TP
12
Kepala sekolah mengadakan rapat guru setiap bulan untuk memecahkan problem sekolah
13
Ketika
jam
istirahat
kepala
sekolah
menyediakan waktunya untuk berinteraksi kepada guru 14
Kepala sekolah mampu memberikan solusi kepada guru jika guru mengalami kesulitan dalam proses belajar mengajar
15
Apakah kepala sekolah selalu terbuka untuk mendiskusikan masalah yang dihadapi sekolah (siswa, guru, orang tua, dan masyarakat)
PEDOMAN WAWANCARA Hari/tanggal
: Rabu, 23 Juni 2010
Tempat Wawancara : MTs Imadun Najah Jakarta Utara Responden
: Rohali, S.Pd.I, M.MPd
Jabatan
: Kepala MTs Imadun Najah Jakarta Utara
Daftar Pertanyaan: 1. Berapa lama bapak menjadi kepala sekolah di sekolah ini? 2. Menurut bapak, apakah hubungan yang terjalin antara sesama guru sudah berjalan dengan baik? 3. Bagaimana cara atau langkah bapak dalam meningkatkan supervisi? 4. Bagaimana respon guru terhadap pelaksanaan supervisi yang anda jalankan? 5. Apa saja langkah-langkah kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di sekolah ini? 6. Faktor apa saja yang menjadi kendala terhadap pelaksanaan supervisi? 7. Apakah bapak selalu mengawasi guru-guru dalam pelaksanaan belajar mengajar? 8. Apakah bapak selalu membantu para guru jika mereka memiliki masalah dalam proses belajar mengajar? 9. Tindakan apa saja yang bapak lakukan untuk mengatasi masalah-masalah yang ada pada guru dalam proses belajar mengajar? 10. Apa saran bapak untuk para guru dalam meningkatkan kinerja?
Hasil wawancara Responden
: Rohali, S.Pd.I, M.MPd
Jabatan
: Kepala MTs Imadun Najah
Jawaban hasil wawancara: 1. Saya menjadi kepala sekolah di MTs Imadun Najah ini hampir 5 tahun, sebelumnya saya menjadi wakil kepala sekolah, setelah menjadi guru bidang studi matematika dan ekonomi selama kurang lebih 8 tahun. 2. Menurut saya, hubungan yang terjalin antara sesama guru sangat baik bahkan terhadap staf-staf lainnya yang non-guru seperti staf bagian administrasi, keamanan, kebersihan dan lain sebagainya. Karena dalam hal ini saya menerapkan system silaturrahmi dan menganggap semuanya adalah saudara. Jadi, tidak ada perbedaan perlakuan antara guru yang satu dengnan yang lainnya karena semuanya saling menghormati dan menghargai. 3. Supervisi merupakan peran yang strategis bagi Kepala Sekolah dalam melakukan fungsi manajemen dalam pengawasan, pembinaan dan pengembangan terhadap para guru. Misalnya dalam hal pengawasan, saya bertanggung jawab penuh dalam terciptanya proses belajar mengajar yang nyaman dan tentram. Jadi, saya sebagai kepala sekolah selalu datang setiap hari ke sekolah kecuali pada hari libur. Supervisi merupakan kegiatan penting yang dilakukan oleh Kepala Sekolah, karena untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan kinerja guru yang berkaitan dengan proses belajar mengajar. Untuk itu untuk meningkatkan supervisi saya lebih mengawasi dan membina para guru bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan terhadap masyarakat terhadap mutu pendidikan yang ada di sekolah ini. 4. Para guru MTs Imadun Najah dalam pelaksanaan supervisi yang saya jalankan merespon dengan baik dan positif, karena pada dasarnya pelaksanaan supervisi merupakan pacuan bagi guru untuk lebih meningkatkan kinerjanya. 5. Dalam hal meningkatkan kinerja guru, saya selalu memotivasi para guru untuk melaksanakan tugasnya dengan baik. Saya juga sering menyarankan kepada sesam guru untuk berbagi pengalaman mengajar dan selau berdiskusi mengenai metode, sumber, maupun alat pelajaran.
6. Pelaksanaan supervisi memang selalu mempunyai kendala dalam pelaksanaanya. Seperti halnya tugas dinas kepala sekolah yang sangat mendesak padahal program supervisi sudah direncanakan dengan matang. 7. Seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya, saya selalu mengawasi kegiatan para guru di sekolah setiap hari demi tercapainya kegiatan belajar mengajar yang baik. Tidak jarang saya juga masuk kelas untuk melihat aktifitas guru mengajar. 8. Saya selalu membantu para guru dalam memecahkan setiap permasalahan yang dihadapi di sekolah. Dan saya juga tidak segan untuk bertanya terlebih dahulu kepada para guru mengenai kendala-kendala yang mereka hadapi dalam proses belajar mengajar. 9. Tindakan yang saya lakukan untuk memecahkan masalah yang ada pada para guru tersebut misalnya melalui diskusi dan mendengarkan pendapat-pendapat dari staf guru lainnya. Membantu para guru megenai metode yang digunakan maupun menyediakan alat-alat pelajaran. Meningkatkan sarana dan prasarana sekolah dan lain sebagainya. 10. Saran saya untuk para guru di sekolah khususnya staf guru di MTs Imadun Najah Jakarta Utara ini yaitu agar lebih disiplin lagi bekerja baik dalam hal tepat waktu dalam mengajar dan harus menjadi panutan seluruh peserta didik. Berakhlak mulia, saling menghargai dan menghormati sesama. Karena guru merupakan factor yang paling penting untuk membawa peserta didik kea rah yang lebih baik.
Jakarta, 23 Juni 2010