ARTIKEL Hubungan Supervisi Kepala Sekolah dengan Kinerja Guru Sekolah Menengah Pertama Negeri se-Kecamatan Mataram Oleh Suharni , Nyoman Sridana2, Dadi Setiadi2 1) Mahasiswa Program Studi Magister Administrasi Pendidikan,
[email protected] 2) Dosen Program Studi Magister Administrasi Pendidikan Universitas Mataram 1
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan hubungan supervisi kepala sekolah dengan kinerja guru. Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri se Kecamatan Mataram. Populasi sebanyak 193 orang guru dengan sampel sebanyak 66 orang. Penentuan jumlah sampel menggunakan Proportional Random Sampling. Teknik analisis data menggunakan uji regresi linier. Pengujian hipotesis dilakukan pada taraf signifikan 0,05. Diperoleh hasil penelitian; terdapat hubungan positif dan signifikan antara supervisi kepala sekolah dengan kinerja guru. Persamaan regresinya Ŷ = 61,010 + 0,265X, P-Value atau nilai signifikansi sebesar 0,007 Kontribusi variabel supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru sebesar 10,9%. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kinerja guru dapat ditingkatkan dengan mengoptimalkan supervisi kepala sekolah. Kata kunci: Supervisi Kepala Sekolah, Motivasi Guru , Kinerja Guru ABSTRACT The aim of this research is to describe the correlation between the Principal’s Supervision with Teachers’ Performance. This research was conducted in several State Junior High School at Sub District of Mataram. The number of population covered is 193 teachers with randomly selected sample amount of 66 people. The sample is determined by using ‘Proportional Random Sampling’. Data analysis technique using the linier regression. The hypothesis test is conducted on ɑ 0,05 significant level. The result of analysis shows: there is positive and significant correlation between the principal’s supervision with the teachers’ performance. The regression equation of Ŷ = 61,010 +0,265X, P-Value or the significance value reached 0.007. The contribution of the principal’s supervision toward the teacher’ performance is 10,9%. Based on the results above, it can be concluded that the teachers’ performance can be improved by optimizing the principal’s supervision. Keywords: Principal Supervision, Teacher Motivation, Teacher Performance.
JURNAL PRAKTISI ADMINISTRASI PENDIDIKAN (JPAP) Volume 1 Number 1, Juli 2016
Page 16
PENDAHULUAN Dalam Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 1 ayat 1 diamanatkan bahwa, guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal serta pada jenjang pendidikan dasar dan menengah termasuk pendidikan anak usia dini. Jelaslah bahwa tugas guru bukan sekedar mengajar. Berdasarkan studi empirik, beberapa kelalaian guru dalam melaksanakan tugas dalam pembeljaran antara lain, 1) tidak menggunakan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan pem-belajaran, 2) tidak berusaha mengembangkan materi pembelajaran dan tidak menggunakan alat bantu mengajar, 3) tidak memperhatikan kemampuan awal peserta didik, 4) tidak melakukan evaluasi kegiatan pem-belajaran. Dengan demikian arahan, bimbingan, motivasi untuk perbaikan pembelajaran sangat perlu diberikan. Pidarta (2009:18) menjelaskan kepala sekolah dalam kedudukannya sebagai supervisor berkewajiban membina para guru agar menjadi pendidik yang baik. Halhal yang perlu diperhatikan dan dikembangkan pada diri setiap guru oleh kepala sekolah sebagai supervisor diantaranya; keperibadian guru, peningkatan profesi secara kontinu, proses pembelajaran, penguasaaan materi pembelajaran, keragaman kemampuan guru, keragaman daerah, dan kemampuan guru dalam bekerja sama dengan masyarakat. Secara umum untuk semua guru harus diupayakan agar senantiasa mengembangkan kemampuan,dan pengetahuannya serta keterampilannya secara terus menerus dan
ber-kesinambungan. Prasojo (2011:84) mengatakan bahwa supervisi yang dilakukan kepala sekolah harus meliputi pelaksanaan kurikulum, persiapan, pelaksanaan dan penilaian pembelajaran, pencapaian standar kompetensi lulusan, standar proses, standar isi, dan peraturan pelaksanaannya, serta peningkatan mutu pembelajaran. Maknanya adalah supervisi kepala sekolah bertujuan membantu guru dalam mengembangkan kemampuannya baik dalam penguasaan guru tentang kurikulum, materi pembelajaran, metode, strategi, maupun penilaian pembelajaran. Masaong (2013:3) mengatakan supervisi sebagai layanan yang bersifat membimbing, mem-fasilitasi, memotivasi serta menilai guru dalam pelaksanaan pembelajaran dan pengembangan profesinya secara efektif. Danim(2010:44) mengatakan tugas utama guru akan efektif jika guru memiliki derajat profesionalitas tertentu yang tercermin dari kompetensi, kemahiran, kecakapan, atau keterampilan yang memenuhi standar mutu atau norma etik tertentu. Dengan demikian tujuan supervisi yang dilakukan kepala sekolah kepada guru adalah sebagai pengawasan kualitas, penumbuhan motivasi yang pada akhirnya menjadi pengembangan profesionalisme guru. Hasil wawancara penulis dengan rekanrekan guru di sekolah penulis bertugas dan di kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran Kota Mataram (MGMP) tahun pelajaran 2014/2015, tentang supervisi oleh kepala sekolah maupun oleh pengawas, menunjukkan diantaranya 1) sekolah menyusun program supervisi kepala sekolah, tetapi tidak dilaksanakan. Supervisor hanya mengamati dan menandatangani perangkat pembelajaran guru 2) sekolah menyusun program supervisi dan melaksanakan tetapi tidak tuntas. Supervisor mengamati, menandatangani perangkat pem-belajaran yang dibuat
JURNAL PRAKTISI ADMINISTRASI PENDIDIKAN (JPAP) Volume 1 Number 1, Juli 2016
Page 17
guru, dan melakukan supervisi pada sebagian kecil guru, 3) sekolah menyusun , melaksanakan program supervisi sampai tuntas, tetapi tidak melakukan tindak lanjut hasil supervisi. Supervisor tidak menyampaikan hasil supervisi yang dilakukan dan kemudian membuat tindak lanjut dari kegiatan supervisi tersebut. Evaluasi dan tindak lanjut hasil supervisi diharapkan agar guru mengetahui kekurangan dan kelebihan yang dimilikinya dalam melaksanakan dan mengembangkan kegiatan pembelajaran. Kepala sekolah dapat memberikan penghargaan (reward) dan atau bila mana diperlukan diberikan hukuman atau teguran (punishment) guna meningkatkan kualitas pembelajaran dan kemampuan guru itu sendiri. Adapun tujuan dan manfaat dilaksanakan supervisi pendidikan menurut Sagala(2010:104) mengatakan tujuan supervisi pendidikan antara lain membantu guru-guru: a) Mengembangkan proses belajar mengajar, lebih memahami mutu, pertumbuhan dan peranan sekolah, b) Menerjemahkan kurikulum kedalam bahasa belajar mengajar, c) Melihat tujuan pendidikan, membimbing pengalaman belajar mengajar, menggunakan sumber dan metode mengajar, memenuhi kebutuhan belajar dan menilai kemajuan belajar murid, membina moral kerja, menyesuaikan diri dengan masyarakat, dan membina sekolah, d) Membantu mengembangkan professional guru dan staf sekolah. Kinerja adalah aktivitas seseorang dalam melaksanakan tugas pokok yang dibebankan. Kinerja menuntut adanya pengekspresian potensi seseorang, dan pengekspresian ini menuntut pengambilan tanggung jawab atau kepemilikan yang menyeluruh. Kinerja guru dapat dilihat melalui kriteria kompetensi yang harus
dimiliki oleh setiap guru. Luthans(2005:165) mengatakan bahwa menurut pendekatan perilaku dalam manajemen, kinerja adalah kuantitas atau kualitas sesuatu yang dihasilkan atau jasa yang diberikan oleh seseorang yang melakukan pekerjaan. Robbins (2006:260) Indikator untuk mengukur kinerja karyawan secara individu ada enam, yaitu: (a) Kualitas kerja,(b) Kuantitas. Merupakan jumlah yang dihasilkan; (c) Ketepatan waktu, (e) Efektivitas., (f) Kemandirian. Dalam hal ini Kinerja dipandang sebagai gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, visi serta organisasi. Sardiman(2012:163) mengatakan terdapat sepuluh tugas guru ber-kaitan dengan kegiatan proses pem-belajaran, yakni : 1) menguasai bahan /materi ajar, 2)mengelola kegiatan pembelajaran, 3) mengelola kelas, 4) menggunakan media/sumber, 5) menguasai landasan kependidikan, 6) mengelola interaksi belajar-mengajar, 7) menilai prestasi siswa untuk kepentingan pembelajaran berikutnya, 8) mengenal program dan fungsi bimbingan dan konseling untuk peserta didik, 9) mengenal dan melaksanakan administrasi sekolah, 10) memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil penelitian pendidikan guna kepentingan pembelajaran. Kompetensi guru dikembangkan berdasarkan analisa kebutuuhan dan tugas-tugas yang harus dilakukan. Pada akhirnya ke-sepuluh tugas atau kompetensi guru tersebut secara opersional akan menggambarkan fungsi dan peranan guru dalam pembelajaran. Oleh sebab itu penulis menganggap perlu dilakukan penelitian tentang “Hubungan Supervisi Kepala Sekolah dengan Kinerja
JURNAL PRAKTISI ADMINISTRASI PENDIDIKAN (JPAP) Volume 1 Number 1, Juli 2016
Page 18
Guru pada Sekolah Menengah Pertama Negeri se Kecamatan Mataram” METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri se-Kecamatan Mataram. Populasi 193 orang guru dengan 66 orang responden yang ditentukan melalui teknik random sampling. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah supervisi kepala sekolah (X) sedangkan variabel terikatnya adalah kinerja guru (Y). Hubungan antar variabel digambarkan sebagai berikut:
y
X
Rxy Desain Penelitian Supervisi Kepala Sekolah
Kinerja Guru
Skor maximal
96
94
Skor minimal
61
67
Mean
83.62
85.47
Median
84.5
89
Modus
85
94
Standar deviasi
7.51
9.37
Data dikumpulkan menggunakan angket, dokumentasi dan wawancara. Pengujian validitas data digunakan rumus Pearson Product Moment dengan kriteria pengambilan keputusan adalah Jika rhitung positif dan > rtabel, maka butir tersebut dikatakan valid. Sedangkan reliabilitas menggunakan koefisien alpha Cronbach yakni r > 0,70, Pengujian hipotesa menggunakan analisa regresi dan korelasi dengan terlebih dahulu dilakukan anlisa normalitas dan homogenitas data menggunakan analisa One Way Anova.
HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Data Hasil analisis deskriptif data tentang supervisi kepala sekolah, dan kinerja guru disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil Analisis Deskriptif Analisa regresi data untuk melihat pengaruh atau hubungan variabel supervisi kepala sekolah (X) terhadap variabel dependen kinerja guru (Y), diperoleh nilai R2 (R Square) 0,109. Nilai uji statistik Durbin-Waston 2,443 diasumsikan tidak terjadi autocorrelation. Tabel anova mengindikasikan bahwa regresi berganda secara statistik signifikan dengan uji statistik F = 3,868 dan derajat kebebasan k = 2 dan n – k – 1 = 66 – 2 – 1 = 63 serta P-value = 0,02 lebih kecil dari α = 0,05. Dari tabel coefficients juga terlihat bahwa nilai VIF = 1,163 sehingga masih dapat dianggap tidak terjadi multicollinearity. PENGUJIAN HIPOTESA Berdasarkan hasil analisis regresi, diperoleh koefisien arah regresi b sebesar 0,265, dan konstanta (intercept) a sebesar 61,01. Oleh karena itu, bentuk hubungan antara supervsi kepala sekolah (X) dengan kinerja guru (Y) adalah Ŷ = 61,01 + 0,265𝑋𝑋 . Hasil pengujian signifikansi untuk persamaan regresi supervisi kepala sekolah dengan kinerja guru diperoleh harga signifikansi ρ = 0,007 < 0,05, artinya persamaan Ŷ = 61,01 + 0,265𝑋𝑋1 adalah signifikan dan bersifat linier. Dari persamaan tersebut dapat diartikan bahwa perubahan satu unit peubah supervisi kepala sekolah (X1) akan diikuti oleh perubahan kinerja guru (Y) sebesar 0,265 unit pada arah yang sama dengan konstanta sebesar 61,01. Tabel 4.6.1 Uji Regresi Supervisi Kepala Sekolah
JURNAL PRAKTISI ADMINISTRASI PENDIDIKAN (JPAP) Volume 1 Number 1, Juli 2016
Page 19
PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa hipotesis statistik (Ho) dalam penelitian ini ditolak pada taraf signifikansi 0,05. Pembahasannya dapat diuraikan sebagai berikut: Hubungan Supervisi Kepala Sekolah (x) dengan Kinerja Guru. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, terdapat hubungan yang positif antara supervisi kepala sekolah dengan kinerja guru di sekolah-sekolah menengah pertama negeri se-Kecamatan Mataram. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang telah dilaporkan oleh Barinto (2012) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara supervisi kepala sekolah dengan kinerja guru. Stronge, dkk. (2013) menegaskan bahwa praktik-praktik harian kepala sekolah jauh lebih berpengaruh daripada memberikan aturan-aturan atau menetapkan kebijakan. Kepala sekolah yang efektif yang dapat berkontribusi positif terhadap kinerja guru tidak “begitu saja” dalam memberikan penilaian terhadap kegiatan pembelajaran guru, tapi kepala sekolah berpartisipasi aktif dalam program pelatihan yang dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menjalankan kinerja. Kuatnya konstribusi supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut : Pertama, jika dilihat dari komponen supervisi kepala sekolah yang dikaji dalam penelitian ini, yakni perencanaan, pelaksanaan, dan tindak lanjut supervisi kepala sekolah, terdapat 49,5% responden menyatakan bahwa kepala sekolah telah mebuat perencanaan supervisi, 58,4%
Sum of Mean Df Squares Square F Regression 1 399,679 399,679 7,842 Residual 64 3261,851 50,966 Total 65 3661,530 responden menyatakan kepala sekolah telah melaksanakan supervisi sesuai pedoman maupun perencanaan yang sudah
Sig. 0.007
ANOVAb Sum of Squares df
Model 1
Regressi 624.580 on
2
Residual 5085.859 63 Total
Mean Square
VIF F
Sig.
312.290 3.868 .026a 1.163 80.728
5710.439 65
a. Predictors: (Constant), Motivasi Guru, Supervisi Kepsek b. Dependent Variable: Kinerja Guru dibuat, serta 47,7% reponden menyatakan kepala sekolah telah melaksanakan tindak lanjut dari supervisi yang dilakukan.(Gambar 4.5.8). Sangat… Sesuai Cukup… Kurang… Tidak…
Perencanaa n Supervisi Pelaksanaa n Supervisi
0% 50% 100%
Gambar 4.5.8 Persentase Supervisi Kepala Sekolah Indikator pelaksanaan supervisi kepala sekolah yang paling dominan adalah (1) kepala sekolah melakukan kunjungan kelas atau classroom visit dalam rangka melakukan pembinaan pembelajaran, (2) kepala sekolah melakukan classroom observation untuk mengetahui keadaan kelas yang sebenarnya, dan (3) kepala
JURNAL PRAKTISI ADMINISTRASI PENDIDIKAN (JPAP) Volume 1 Number 1, Juli 2016
Page 20
sekolah mengadakan pertemuan individual dalam rangka pembinaan pasca supervisi pembelajaran. Fakta ini sesuai dengan kondisi di lapangan bahwa setiap guru yang akan disupervisi oleh kepala sekolah lebih maksimal dalam mempersiapkan semua perangkat pembelajarannya atau membuat perencanaan kegiatan pembelajaran yang sempurna, seperti menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa (LKS), menyiapkan media pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran, menyiapkan alat evaluasi proses maupun hasil pembelajaran seperti soal-soal yang akan diberikan kepada peserta didik ataupun tugas-tugas lainnya. Stronge (2013), guru ber-pengalaman dan efektif lebih mampu mengaplikasikan suatu keragaman strategi pembelajaran, dapat mendemonstrasikan aktivitasaktivitas belajar yang lebih mendalam dan terdefrensialkan, dan cenderung lebih mengetahui dan memahami kebutuhan belajar, gaya belajar, keterampilan prasyarat dan minat para peserta didiknya sehingga dapat meningkatkan prestasi atau hasil belajar peserta didik. Sejalan dengan Ketut Sandiasa (2014) melaporkan dalam hasil penelitiannya bahwa terdapat determinasi yang kuat antara supervisi kepala sekolah dengan manajemen pembelajaran guru. Kedua, dilihat dari 34 indikator supervisi kepala sekolah yang dikaji dalam penelitian, terdapat indikator yang mendapat skor rendah, diantaranya adalah (1) kepala sekolah menyajikan hasil supervisi sebelumnya sebelum melaksanakan supervisi, (2) kepala sekolah melakukan diskusi kelompok/diskusi dengan kelompok mata pelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, (3) kepala sekolah memberikan contoh atau melakukan demonstrasi pembelajaran yang diamati oleh guru, serta (4) kepala sekolah
melakukan pembinaan hasil supervisi melalui rapat guru. Peneliti melakukan wawancara dengan resonden untuk mengetahui jawaban-nya. Faktanya adalah (1) guru ingin disajikan hasil supervisi sebelumnya sebelum disupervisi, dengan tujuan guru dapat mengetahui aspek-aspek apa saja yang perlu penguatan maupun yang perlu diperbaiki agar kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dapat lebih berkualitas dari sebelum-nya; (2) guru ingin kepala sekolah hadir dalam kegiatan musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) untuk memberikan pencerahan ataupun arahan-arahan mengenai strategi pembelajaran, pendekatan-pendekatan atau metode-metode pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil belajar peserta didik; (3) guru ingin kepala sekolah memberikan contoh atau simulasi pembelajaran yang berkualitas yang dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik, serta (4) guru ingin kepala sekolah memberikan pem-binaan dalam pertemuan-pertemuan atau rapat rutin guru sebagai kesimpulan dari supervisi yang dilaksanakan kepala sekolah dengan memberikan hadiah (reward) atau mungkin teguran (punishment) sehingga guru senantiasa dapat memperbaiki kualitas kegiatan pembelajarannya. Berdasarkan temuan-temuan tersebut dapat disimpulkan mengapa supervisi dapat berpengaruh positif terhadap kinerja guru, karena setiap saat dari hari ke hari proses pembelajaran disekolah harus lebih baik. Guru harus distimulus atau diberikan rangsangan untuk mem-perbaiki kegiatan pembelajarannya, baik pada perencanaan, pelaksanaan, evaluasi pembelajaran, bahkan tindak lanjut pembelajaran. Arikunto (2008) mengatakan tujuan supervisi adalah mengembangkan situasi belajar mengajar yang baik melalui pembinaan dan peningkatan profesi belajar.
JURNAL PRAKTISI ADMINISTRASI PENDIDIKAN (JPAP) Volume 1 Number 1, Juli 2016
Page 21
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tentang Hubungan Supervisi Kepala Sekolah dan Motivasi Guru dengan Kinerja Guru pada SMP Negeri seKecamatan Mataram dengan responden 66 orang guru, diperoleh kesimpulan sebagai berikut : Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara supervisi kepala sekolah dengan kinerja guru pada SMPN se Kecamatan Mataram. Kontribusi nilai variabel supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru sebesar 10,9%. Nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 yakni sebesar 0,007. Hubungan fungsional antara supervisi kepala sekolah dengan kinerja guru ditunjukkan dengan persamaan regresi ỹ = 61,010 + 0,265x1 yang berarti setiap kenaikan satu satuan supervisi kepala sekolah dapat meningkatkan kinerja guru sebesar 0,265 satuan. Implikasi Berdasarkan simpulan di atas, maka beberapa implikasi baik secara teoritik maupun empirik untuk meningkatkan kinerja guru pada sekolah menengah pertama negeri se-Kecamatan Mataram dapat ditempuh melalui upaya-upaya perbaikan sebagai berikut: Meningkatkan supervisi kepala sekolah Dalam penelitian ini kontribusi supervisi terhadap kinerja guru lebih kuat daripada motivasi guru. Oleh sebab itu upaya-upaya yang dapat dilakukan kepala sekolah untuk meningkatkan kinerja guru diantaranya: a) Melakukan supervisi lebih awal dan lebih sering, yakni pada awal tahun pelajaran dimulai, dan pada awal paruh kedua tahun pelajaran b) Meningkatkan kualitas kegiatan supervisi dan diskusi-diskusi pem-belajaran dengan guru untuk menemukan solusi
terhadap masalah-masalah pembelajaran maupun pe-mecahan masalah peserta didik c) Memfasilitasi guru untuk me-lakukan kegiatan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran), workshop atau pelatihanpelatihan, seminar-seminar pembelajaran agar dapat mengembang-kan dan meningkatkan pengetahuan guru. d) Memberikan bimbingan secara berkala kepada guru terutama untuk perbaikan perencanaan pembelajaran, pengelolaan kelas, dan evaluasi hasil belajar peserta didik e) Memberikan bimbingan dan dukungan moril kepada guru agar guru selalu optimis dan semangat mengembangkan kompetensi yang dimiliki Saran Berdasarkan kesimpulan dan implikasi yang telah diuraikan, maka saran-saran yang dikemukakan ditujukan kepada pihak-pihak terkait antara lain: 1. Bagi kepala sekolah menengah pertama negeri se-Kecamatan Mataram agar: a) meningkatkan kegiatan supervisi dan pembinaan terhadap perncanaan, pelaksanaan, dan tindak lanjut kegiatan pembelajaran guru, b) menyediakan sarana prasarana yang dapat menunjang kegiatan pembelajaran guru, c) mengupayakan peningkatan kemampuan dan pengetahuan guru melalui workshop, pelatihan, MGMP atau study banding, d) memberikan penghargan (reward) terhadap prestasi yang dicapai oleh guru 2. Bagi guru di sekolah menengah pertama negeri se-Kecamatan Mataram agar: a) meningkatkan dan mengem-bangkan pengetahuannya terhadap perkembangan kurikulum maupun pendekatan/metode pembelajaran, b) meningkatkan kemampuan dan keterampilannya dalam menyusun perencanaan pembelajaran, pengelolaan kelas, dan evaluasi, c) aktif mengikuti diskusi-diskusi pembelajaran,
JURNAL PRAKTISI ADMINISTRASI PENDIDIKAN (JPAP) Volume 1 Number 1, Juli 2016
Page 22
MGMP, atau sejenisnya agar dapat menambah wawasan dalam melak-sanakan kegiatan pembelajaran 3. Bagi pemangku kebijakan agar dapat menggunakan hasil penelitian ini untuk merumuskan kebijakan terutama a) dukungan terhadap program-program supervisi kepala sekolah, b) menye-diakan sarana prasarana yang memadai bagi tumbuh dan berkembangnya pembelajaran peserta didik di sekolah, c) mengadakan pelatihan, workshop, seminar, ataupun beasiswa bagi guru DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi dan Yuliana, Lia. 2008. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: Aditya Media. Barinto.”Hubungan Kompetensi Guru dan Supervisi Akademik dengan Kinerja Guru SMPN se-Kecamatan Percut Sei Tuan, Desermber 2012” Jurnal Pendidikan Tabularasa PPS UNIMED Danim, Sudarwan dan Khairil. 2010. Profesi Kependidikan. Bandung: Alfabeta. Ketut Sandiasa.”Determinasi Supervisi Pembelajaran, Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah dan Kemampuan Kepala Sekolah Memotivasi Guru terhadap Kemampuan Manajemen Guru di SMPN Kecamatan Abang, 2014” Jurnal Administrasi Pendidikan Luthans, F. 2005. Organizational Behavior. New York: McGraw-hill.
Prasojo. L. Diat dan Sudiyono. 2011. Supervise pendidikan. Yogyakarta; Gava Media Riduwan. 2012. Skala Pengukuran Variabelvariabel Penelitian. Bandung: Alfabeta. Robbins, Stephen P. 2006. Perilaku Organisasi, PT Indeks, Jakarta: Kelompok Gramedia. Salinan Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Sagala,
Syaiful. 2010. Supervisi Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Sardiman. A.M. 2012. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada Stronge, James H; Richard, Holly B;Catano,Nancy;2013. Kualitas Kepala Sekolah yang Efektif. Jakarta: PT Indeks Sugiyono. 2013. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
Masaong,Abd. Kadim.2013.Supervisi Pembelajaran dan Pengembangan Kapasitas Guru. Bandung: Alfabeta Pidarta
Made.Prof.Dr.(2009) Supervisi Pendidikan Kontextual. Jakarta. Rineka Cipta
JURNAL PRAKTISI ADMINISTRASI PENDIDIKAN (JPAP) Volume 1 Number 1, Juli 2016
Page 23