HUBUNGAN PARITAS DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANTENATAL CARE DI RB WIJAYA KUSUMA KARANGANYAR. Ana Wigunantiningsih Dosen AKBID Mitra Husada Karanganyar Jl Achmad Yani No.167. Papahan, Tasikmadu, Karanganyar
Email :
[email protected] ABSTRAK Pemeriksaan kehamilan yang tidak teratur menyebabkan kurangnya deteksi dini tanda bahaya kehamilan, hal ini menyebabkan meningkatnya mobiditas dan mortalitas ibu. Hasil survey di RB Wijaya Kusuma Karanganyar pada bulan Januari-Desember 2007 jumlah seluruh ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya mencapai 301 orang, sedangkan untuk K1 sebanyak 36 orang (10,94%) dan K4 sebanyak 265 orang (86,01%). Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan paritas dengan tingkat pengetahuan ibu tentang ANC di RB Wijaya Kusuma Karanganyar. Metode penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik sampling yang digunakan adalah acsidental sampling. Metode pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner tertutup yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya dan sebagai subjek peneliti yaitu ibu hamil sejumlah 42 responden. Penelitian dilakukan pada bulan oktober 2008 dengan teknik analisa data menggunakan chi-square. Hasil penelitian didapatkan 23 responden (54,8%) ibu hamil multigravida dan 19 responden (45,2%) primigravida. Sedangkan yang mempunyai tingkat pengetahuan kurang sebanyak 12 responden (28,6%) dan yang mempunyai tingkat pengetahuan baik sebanyak 30 responden (71,4%). Harga X2hitung lebih besar dari X2tabel (6,007 > 3,841) dengan ρ lebih kecil dari taraf kesalahan α (0,014 < 0,05). Simpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan signifikan antara paritas dengan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang ANC.
Kata Kunci : Hubungan, Tingkat Pengetahuan, Antenatal Care
MATERNAL VOLUME 6 EDISI APRIL 2012
133
PENDAHULUAN Latar Belakang Kehamilan adalah suatu proses ovulasi sampai kelahiran yang berumur 280 hari atau 40 minggu dan tidak lebih dari 300 hari atau 43 minggu. Kehamilan adalah proses alamiah (normal) dan bukan proses patologis tetapi kondisi normal dapat berubah menjadi patologi / abnormal (Prawiroharjo, 2006; Kusmiyati, 2008) Umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan kelahiran bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir, namun kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Sulit sekali diketahui sebelumnya bahwa kehamilan akan menjadi masalah. Oleh karena itu, pelayanan antenatal atau asuhan antenatal merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi Ibu dengan kehamilan abnormal. (Kusmiyati, 2008) Pemeriksaan kehamilan yang tidak teratur menyebabkan kurangnya deteksi dini tanda bahaya kehamilan, hal ini menyebabkan meningkatnya mobiditas dan mortalitas ibu. Survey perhitungan di Indonesia diperoleh Angka Kematian Ibu (AKI) tahun 2007 sebesar 248/100.000 Kelahiran Hidup (KH). Sementara untuk Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 26,9/1000 kelahiran hidup. Sementara Survey Demografi dan kesehatan Indonesia (SKDI) tahun 2007, AKI di Jawa Tengah sebesar 226 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB sebesar 26 per 1000 kelahiran hidup. (Dinkes, 2008; Dinkes Jateng, 2008). Tahun 2007 AKI kabupaten Karanganyar sebesar 46,9/100.000 KH, lebih baik dibanding tahun 2006
MATERNAL VOLUME 6 EDISI APRIL 2012
dimana AKI mencapai 76,54/100.000 KH. Dan AKB tahun 2007 sebesar 8,43/1.000 KH. (Dinkes Kabupaten Karanganyar, 2008.) Pengetahuan ibu hamil diperlukan supaya ibu dapat selalu menjaga dan memelihara kesehatannya selama kehamilan. Dengan melakukan ANC ibu hamil akan mendapatkan berbagai pengetahuan tentang perawatan kehamilan. Bidan mempunyai tugas untuk memberi bimbingan dalam upaya pemeliharaaan kesehatan ibu hamil, hal ini dilakukan saat ibu hamil melakukan kunjungan ANC (Prawirohardjo, 2006). Bidan juga harus memberi pengetahuan akan pentingnya melakukan ANC pada setiap ibu hamil melalui konseling. Berdasarkan hasil survey di RB Wijaya Kusuma Karanganyar pada bulan Januari – Desember 2007 jumlah seluruh ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya mencapai 301 orang, sedangkan untuk K1 sebanyak 36 orang (10,94%) dan K4 sebanyak 265 orang (86,01%). Berdasarkan data diatas maka Penulis tertarik mengambil penelitian dengan judul “HUBUNGAN PARITAS DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANTENATAL CARE DI RB WIJAYA KUSUMA KARANGANYAR.” BAHAN DAN METODE A. Tijauan Teori 1. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap sesuatu obyek tertentu, pengindraan terjadi melalui panca indra manusia
134
yaitu indra penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa dan peraba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan telinga. (Notoatmodjo, 2007) b. Cara Memperoleh Pengetahuan Cara memperoleh pengetahuan ada 2, yaitu: 1) Tradisional Terdiri dari coba salah (trial dan error), kekuasaan atau otoritas, berdasarkan pengalaman pribadi, melalui jalan pikiran. Cara coba salah dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Cara kekuasaan atau otoritas yaitu orang lain menerima pendapat yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa terlebih dahulu menguji atau membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan fakta empiris maupun berdasarkan penalaran sendiri. Berdasarkan pengalaman pribadi dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi pada masa yang lalu, melalui jalan pikiran dilakukan dengan cara penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya. (Notoatmodjo, 2007) 2) Modern c. Tingkatan Pengetahuan Pengetahuan yang mencangkup dalam dominan kognitif mempunyai 6 tingkatan. 1) . Tahu (know) Diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah
MATERNAL VOLUME 1EDISI OKTOBER 2009
mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. 2) Memahami (comprehension) Yaitu suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui, dan dapat menginterprestasi materi tersebut secara benar. Orang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap obyek yang akan diteliti. 3) Aplikasi (application) Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riel (sebenarnya). Aplikasi disini data diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukumhukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. 4) Analisa (analisis) Merupakan suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek kedalam komponenkomponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain. 5) Sintesis (syntesis) Yaitu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada. 6) Evaluasi (evaluation) Berkaitan dengan kemampuan melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian ini
135
didasarkan pada suatu kinerja yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. (Notoatmodjo, 2007) d. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang yaitu : 1) Pendidikan Pendidikan merupakan usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media masa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat. 2) Media Masa/Informasi Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. 3) Sosial Budaya dan Ekonomi Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan, yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang. 4) Lingkungan Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu,
MATERNAL VOLUME 1EDISI OKTOBER 2009
baik lingkungan fisik, biologis maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan kedalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan setiap individu. 5) Pengalaman Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu. Dalam penelitian ini pengalaman yang dapat mempengaruhi pengetahuan ibu tentang ANC adalah jumlah kehamilan. Dimana ibu yang hamil lebih dari satu kali dimungkinkan telah memiliki pengalaman dari kehamilan yang terdahulu. 6) Usia Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia kaan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Dua sikap tradisional mengenal jalannya perkembangan selama hidup. a) Semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang dijumpai dan semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga menambah pengetahuan. b) Tidak dapat mengajarkan kepandaian baru kepada orang yang sudah tua karena
136
mengalami kemunduran baik fisik maupun mental. e. Pengukuran tingkat pengetahuan Mengenai penilaian pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian dari responden. Dalam penelitian ini tingkat pengetahuan dikategorikan menjadi 2 yaitu baik dan kurang, dengan menggunakan nilai rentang. Rumus yang digunakan yaitu: R = Xt – Xr Keterangan : R : Rentang Xt : Data terbesar dalam kelompok Xr : Data terkecil dalam kelompok (Riwidikdo, 2008) 2. GRAVIDA Gravida adalah merupakan istilah medis untuk wanita yang sedang hamil, dapat dibagi menjadi 2, yaitu : a. Primigravida Primigravida adalah wanita yang hamil untuk pertama kali (Maimunah, 2005). b. Multigravida Multipara adalah wanita yang hamil ke dua kali atau lebih (Maimunah, 2005). 3. ANC a. Pengertian ANC merupakan prosedur rutin yang dilakukan oleh petugas (dokter/bidan/perawat) dalam membina suatu hubungan dalam proses pelayanan pada ibu hamil untuk persiapan persalinannya (Kusmiyati, 2008). ANC adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. b. Tujuan ANC
MATERNAL VOLUME 1EDISI OKTOBER 2009
Mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik dan mental ibu dan bayi dengan pendidikan nutrisi, kebersihan diri, dan proses kelahiran bayi, mendeteksi dan menatalaksanakan komplikasi medis, bedah atau obstetri selama kehamilan, mengembangkan persiapan persalinan serta kesiapan menghadapi komplikasi, membantu menyiapkan ibu untuk menyusui dengan sukses, menjalankan nifas normal dan merawat anak secara fisik, psikologis dan social. (Mufdlilah, 2008) ANC akan efektif bila meliputi hal-hal sebagai berikut : 1) Asuhan diberikan oleh petugas yang terampil dan berkesinambungan. 2) Persiapan menghadapi persalinan yang baik 3) Mempromosikan kesehatan dan pencegahan penyakit 4) Mendeteksi dini komplikasi serta perawatan penyakit medis lain yang diderita. (Kusmiyati, 2008) c. Jadwal Kunjungan Pemeriksaan ANC 1) Kunjungan Pertama (sebelum 14 minggu) Pada waktu kunjungan pertama pelayanan yang harus diberikan meliputi anamnesa dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan berlangsung normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan resiko tinggi atau adanya kelainan, khususnya anemia, kurang gizi, hepertensi, penyakit menular seksual (PMS) dan infeksi HIV/AIDS, memberikan pelayanan imunisasi, konseling dan penyuluhan kesehatan. Pelayanan antenatal
137
yang berkualitas dimulai dari anamnesa, pelayanan fisik maupun laboratorium. Penyuluhan perorangan atau konseling sampai dengan pelayanan obat dan atau rujukan. a) Anamnesa Anamnesa riwayat pasien meliputi umur pendidikan, pekerjaan, suku/bangsa, budaya, agama, identitas suami dan alamat. Riwayat kesehatan sekarang, riwayat obstetric, kebutuhan dasar sehari-hari, persepsi diri dan konsep diri, kepercayaan dan kebiasaan yang merugikan. (Prawirohardjo, 2006) Satu kali kunjungan pada trimester pertama (sebelum 14 minggu), satu kali kunjungan pada trimester kedua (antara 14-28 minggu) dan dua kali kunjungan pada trimester ketiga (antara 28-36 minggu dan sesudah 36 minggu. (Saifuddin, 2002) b) Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik dilakukan setelah anamnesa. Sebelum bidan melakukan pengkajian perlu menjelaskan pada klien dan keluarga tindakan yang akan dilakukan dan diberikan kesempatan pada klien dan keluarga untuk bertanya sehingga mereka memahami tentang apa yang akan dilakukan. Langkah-langkah pemeriksaan yaitu perhatikan tanda-tanda tubuh yang sehat, pengukuran tinggi badan dan berat badan, mengukur tandatanda vital, pemeriksaan dada dan payudara, abdomen,
MATERNAL VOLUME 1EDISI OKTOBER 2009
genetalia dan panggul. (Prawirohardjo, 2006) Pada kunjungan pertama pemeriksaan dada dan payudara diperiksa adanya kemungkinan benjolan yang tidak normal. Perhatikan ukuran payudara simetris/tidak, putting payudara (menonjol, diatas/masuk keluarnya kolostrom/ cairan lain, hiperpigmentasi areola mammae dan kebersihannya. Perhatikan retraksi dada, dan adanya kemungkinan masssa pada aksila). Tujuan dari perawatan payudara selama kehamilan untuk memelihara kebersihan payudara, melenturkan dan menguatkan putting susu, mengeluarkan putting susu yang tertarik kedalam dan mempersiapkan produksi ASI. Pada pemeriksaan abdomen dilakukan untuk menentukan letak dan presentasi janin, turunnya bagian janin yang terbawah, tinggi fundus uteri, dan denyut jantung janin. Hal yang penting dilakukan sebelum pemeriksaan yaitu minta ibu untuk mengosongkan kandung kemih. Bantu ibu dalam posisi santai, cuci tangan sebelum pemeriksaan. (Prawirohardjo, 2006) 2) Kunjungan Kedua ( antara 14 – 28 minggu) Pada kunjungan kedua informasi penting yang harus dilakukan yaitu mendeteksi masalah dan menanganinya, memulai kesiapan untuk menghadapi komplikasi, mendorong perilaku yang sehat (gizi, latihan dan kebersihan,
138
istirahat dan sebagainya) dan kewaspadaan khusus mengenai pre eklamsi (tanya ibu tentang gejalagejala pre eklamsia, pantau tekanan darah, evaluasi oedema, proteinuria. (Saifudin, 2002) 3) Kunjungan Ketiga (antara 2836 minggu dan setelah 36 minggu) Antara minggu 28 -36 yang harus diperhatikan oleh ibu hamil adalah tanda-tanda pre eklamsi, pemeriksaan palpasi abdominal untuk mengetahui apakah ada kehamilan ganda. Setelah 36 minggu dilakukan palpasi abdominal apakah ada kehamilan ganda, deteksi letak bayi yang tidak normal atau kondisi lain yang memerlukan kelahiran di rumah sakit. (Saifudin, 2002) B. METODE Penelitian ini menggunakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Tempat penelitian di RB Wijaya Kusuma Karanganyar pada tanggal bulan Oktober 2008. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang melakukan ANC ke RB Harapan Bunda karanganyar pada bulan Oktober 2008 sebanyak 42 orang. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian adalah Sampling Aksidental dengan sampel semua ibu hamil yang melakukan ANC ke RB Wijaya Kusuma Karanganyar pada bulan Oktober sebanyak 42 responden Variabel bebas dalam penelitian ini adalah paritas. Dinilai dengan melihat jumlah kehamilan yang pernah dialami oleh ibu. Skala pengukuran pengukuran yang digunakan adalah nominal.
MATERNAL VOLUME 1EDISI OKTOBER 2009
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan ibu tentang ANC. Pengukuran dengan menggunakan kuesioner tertutup. Cara memberikan penilaianya yaitu dengan pertanyaan positif bila memilih jawaban benar maka diberi skor 1 dan bila memilih jawaban salah diberi skor 0. Sedangkan pada pertanyaan negatif bila memilih jawabannya benar, maka diberi skor 0 dan bila memilih jawaban salah maka skornya 1. (Arikunto, 2006) Sebelum digunakan untuk penelitian kuesioner terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Uji validitas menggunakan Product moment dengan program computer SPSS dengan rumus : Nx x. y r xy
Nx x Ny y 2
2
2
2
Hasil perhitungan diperoleh bahwa dari 30 item pertanyaan instrumen terdapat 3 item soal yang tidak valid (memiliki rxy lebih kecil dari rtabel, adapun rtabel untuk pengujian dengan taraf signifikan 5% dan jumlah sampel 30 adalah sebesar 0,361). Sehingga jumlah kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 27 item. Pengujian reabilitas instrumen dengan rumus Spearman-Brown adalah : r11 =
1 1 2 2 1 1 1 r 2 2 2r
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai reliabilitas SpearmanBrown sebesar 0,777. Adapun nilai rtabel untuk pengujian dengan taraf signifikan 5% dan jumlah sampel 30 adalah sebesar 0,361. Karena nilai reliabilitas lebih besar dari rtabel maka disimpulkan bahwa instrumen reliabel. 139
Teknik analisa data menggunakan rumus chi kuadrat (chisquare) dengan bantuan program SPSS for windows dengan ketentuan yaitu jika X2 hitung < X2 tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak ada hubungan antara paritas dengan tingkat pengetahuan ibu tentang teknik menyusui yang benar dan jika jika X2 2 hitung > X tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada hubungan antara paritas dengan tingkat pengetahuan ibu tentang teknik menyusui yang benar (Sugiyono, 2006). HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian dilakukan pada Oktober 2008 di Rumah Bersalin Wijaya Kusuma Karanganyar dengan jumlah sampel 42 orang. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 27 item soal mengenai tingkat pengetahuan ibu tentang ANC. A. Paritas Responden ibu hamil yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua kategori yaitu primigravida dan multigravida, diperoleh hasil: Tabel 4 Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Kehamilan No 1. 2.
Paritas Frekuensi Primigravida 19 Multigravida 23 Jumlah 42 Sumber : Data primer, 2008.
Persentase 45, 2 54, 8 100
Data diatas dapat disimpulkan bahwa paritas pada ibu menyusui sebagian besar adalah multipara yaitu sebanyak 23 responden (54,8%). B. Tingkat Pengetahuan tentang ANC Pengetahuan ibu tentang ANC dibedakan menjadi dua kategori yaitu baik dan kurang ditentukan dengan menggunakan nilai rentang dengan
MATERNAL VOLUME 1EDISI OKTOBER 2009
perhitungan nilai tertinggi-nilai terendah dibagi 2, yaitu 26-16 = 10/2= 5 sehingga dapat ditentukan pengetahuan baik jika nilai 16-21, kurang nilai 22-26. Didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel 5 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu tentang ANC. No
Pengetahu an Kurang Baik
Frekuen si 12 30 42
1. 2. Juml ah Sumber : Data primer, 2008.
Persent ase 28,6 71,4 100
Data diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan tentang teknik menyusui yang benar sebagian besar adalah baik dengan 30 responden (71,4%). C. Hubungan Gravida dengan tingkat pengetahuan tentang ANC Tabel 6.Tabel Silang antara Paritas Terhadap Tingkat Pengetahuan Ibu tentang ANC. Pengetahuan Paritas
Kurang Jumlah
Primigravida 8 Multigravida 4 Jumlah 12 Sumber : Data primer, 2008
Baik Jumlah
Jumlah Total
11 19 30
19 23 42
Hasil pengujian chi – square dengan SPSS for windows seri 13 diatas diperoleh X2 hitung lebih besar dari X2 tabel (6,007 > 3,841) dengan harga ρ lebih kecil dari tingkat kesalahan α (0,014 < 0,05), maka artinya Ha diterima dan Ho ditolak. Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara paritas dengan tingkat pengetahuan ibu tentang teknik menyusui yang benar. Pembahasan
140
Hasil analisa data diperoleh harga X2 hitung = 6,007 untuk jumlah sampel sebanyak 42 orang, sedangkan untuk X2 tabel = 3,841 untuk taraf kesalahan 5%. Setelah dibandingkan, X2 hitung > X2 tabel (6,007 > 3,841) dan nilai ρ lebih kecil dari tingkat kesalahan α (0,014 < 0,05). Dengan demikian maka Ha diterima dan Ho ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara paritas dengan tingkat pengetahuan ibu tentang ANC di RB Wijaya Kusuma Karanganyar. Dalam hal ini paritas dilihat dari jumlah kehamilan ibu (gravida), gravida adalah merupakan jumlah kehamilan yang pernah dialami oleh seorang wanita. Hal ini berkaitan dengan pengalaman sehingga diharapkan semakin sering seorang wanita hamil maka pengetahuan akan ANC semakin baik, sehingga diharapkan tingkah lakunya juga semakin baik. Orang yang mempunyai pengetahuan lebih baik akan melakukan sesuatu dengan lebih baik dari orang yang tingkat pengetahuannya kurang, hubungannya dengan ANC diharapkan jika ibu hamil mengetahui tentang ANC maka akan memiliki perilaku yang baik dalam ANC yang ditunjukkan dengan melakukan ANC secara teratur dengan kesadaran sendiri bukan karena dorongan orang lain ataupun tenaga kesehatan. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu, pengindraan terjadi melalui panca indra manusia yaitu indra penglihatan, pendengaran, penciuman, perasaan dan perasa. Sebagian besar pengetahuan manusia
MATERNAL VOLUME 1EDISI OKTOBER 2009
diperoleh dari mata dan telinga. (Notoatmodjo, 2007) Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu pendidikan, media masa/informasi, sosial budaya dan ekonomi, lingkungan, pengalaman, dan usia. Berdasarkan hasil survey tingkat pengetahuan dipengaruhi oleh faktor pengalaman dimana dalam teori disebutkan bahwa pengalaman mempengaruhi pengetahuan seseorang yaitu dengan cara mengulang kembali cara yang diperolehnya dalam memecahkan masalah dimasa lalu, selain itu pendidikan juga berpengaruh karena semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin bertambah pengetahuan seseorang. (Notoatmodjo, 2007) Hasil penelitian yang telah dilakukan di RB Wijaya Kusuma Karanganyar, didapatkan 19 responden (45,2%) multigravida yang mempunyai tingkat pengetahuan baik hal ini kemungkinan dipengaruhi karena responden mempunyai pengalaman pribadi dari kehamilan yang terdahulu, maupun adanya sumber informasi berupa KIE yang pernah diberikan oleh bidan. Sedangkan 11 responden (26,2%) primigravida mempunyai tingkat pengetahuan baik, hal ini kemungkinan dipengaruhi karena responden mempunyai pengalaman banyak, tingkat pendidikan tinggi dan telah mendapatkan informasi melalui baik secara formal yaitu dari penyuluhan maupun secara informal dari media, maupun media massa yang lain. Selain hal tersebut tingkat pengetahuan seseorang juga dipengaruhi oleh budaya serta sosial ekonomi termasuk pergaulan seseorang dan juga adanya minat dan motivasi dari dalam diri seseorang untuk
141
mencari informasi secara mandiri dengan bertanya pada orag lain maupun membaca dari media massa. Berdasarkan dari hasil penelitian dan berbagai teori pendukung maka peneliti berpendapat bahwa pengalaman, tingkat pendidikan dan informasi berpengaruh terhadap pengetahuan seseorang. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Hasil analisa data diperoleh nilai ρ lebih kecil dari tingkat kesalahan α (0,014 < 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara paritas dengan tingkat pengetahuan ibu tentang ANC di RB Wijaya Kusuma Karanganyar. Artinya semakin banyak jumlah kehamilan maka akan semakin baik pula tingkat pengetahuan ibu B. Saran 1. Bagi ibu hamil Diharapkan agar semakin meningkatkan pengetahuan dengan cara mencari informasi tentang Antenatal Care sehingga dapat termotivasi untuk selalu memeriksakan kehamilannya. 2. Bagi tenaga kesehatan Sebaiknya semakin melakukan pendekatan kepada ibu hamil untuk selalu memeriksakan kehamilannya dengan melakukan konseling. DAFTAR PUSTAKA
: 5 &lang=en (diakses tanggal 16 Januari 2010) Dinkes, 2007. http://www.depkes.go.id/iNDEX. pHP? Option = News & task = Vlewarticle & Sid : 448 & itemid = 2 (diakses tanggal 16 Januari 2010) Kusmiyati, dkk.2008. Perawatan Ibu Hamil. Fitramaya : Yogyakarta. Hal 6-7 Notoatmodjo, 2007. Metodologi Penelitian Kesehatan. PT. Rineka Cipta: Jakarta. Hal 88-9. Nursalam, 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Salemba Medika : Jakarta. Hal 92, 101. Prawirohardjo, H. 2006. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiro Hardjo : Jakarta. Riwidikdo, 2008. Statistik Kesehatan. Mitra Cendikia Press, Jogjakarta. Hal 43. Saifudin, 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiro Hardjo : Jakarta. Hal 4-2 Sugiyono, 2005. Statistika Untuk Penelitian. ALFABETA. Bandung. Taufiqurahman, M.A. 2004. Pengantar Penelitian untuk Ilmu Kesehatan. Surakarta: LPP dan UPT Penerbitan dan Pencetakan UNS.
Arikunto, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. PT. Rineka Cipta. Jakarta. Hal 278 Dinkes Jateng, 2007. http://www.dinkesJateng Prov.go.id/index.php? Limit start
MATERNAL VOLUME 1EDISI OKTOBER 2009
142