HUBUNGAN EMOSIONAL QUOTIENT DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PAI DI SMP TAMAN ISLAM BOGOR (Studi Penelitian Di Kelas VIII SMP Taman Islam Bogor)
Skipsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I)
Disusun Oleh: NURLAELATUL ATFALIYAH NIM:809011000151
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2012
HUBUNGAN EMOSIONAL QUOTIENT DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PAI DI SMP TAMAN ISLAM BOGOR (Studi Penelitian Di Kelas
VIII
SMP Taman Islam Bogor)
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.D
OIeh
NURLAELATUL ATFALIYAII NIM:809011000151
DIJAH M.A NIP : 197007 27 1997 03200 4
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF
HIDAYATULLAH JAKART A2OI2
ai-
LEMBAR PENGESAHAN PBMBIMBING SKRIPSI
Skipsi berjudul "Hubungan Emosional Quotient Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI di SMP Taman Islam Bogor disusun oleh Nurlaelatul
Atfaliyah NIM :809011000151, Jurusan Pendidikan Agama Islam, fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah
melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasyah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh Fakultas.
Jakafta, 13 Mei 2012
Yang Mengesahkan Dosen Perybimbing
NIP: i 97007 27 1997 032004
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi Berjudul "Hubungan Emosional Quotient Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pai Di.Smp Taman Islam Bogor" (Studi penelitian di kelas VIII SMP Taman Islam Bogor) diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam ujian Munaqasyah pada tanggal l9 Oktober 2012 dihadapan penguji. Karena itu penulis berhak memperoleh gelar Sarjana sI (s.pd.I) pada Jurusan pendidikan Agama Islam.
Jakarta,
2012
Panitia Ujian Munaqasyah Ketua Panitia (Ketua
Jurusan/PAl)
Bahri ssalim, M.Ag NIP: 1968 0307 1998 031002
Tanggal
L-fi1htz
Sekretaris (Sekretaris Jurusan/PAI)
I
Drs. Sapiudin Shidik M. Ag NIP: 1967 0328 2000 031001
Punguji I Drs. Abdul Haris, M.Ag Nip: 1966 0901 1995 031001 Penguji II Marhamah Saleh, Lc. M.A Nip :1972 0313 2008 012010
"
/to''
.l'/tt:.?.?'"
1952 0520 1981 031001
Tanda,Tangan
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
Saya yang bertanda tangan dibawah ini,
Nama
Nurlaelatul Atfaliyah
TempatiTgl. Lahir
Bogor, 15 Nopember 7969
NIM
80901 1000151
Jurusan/Prodi
PAI
Judul Skripsi
"Hubungan Emosional Quotient dengan Motivasi belajar
siswa pada mata pelajaran PAI di SMP Taman Islam Bogor". Dosen Pembimbing
Siti Khadijah. M.A.
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar karya sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis. Pemyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menembuh ujian Munaqasah
Jakarta, 20 Mei 2012
^fiffiiliari"trr/t' NIM:
809011000151
ABSTRAK Nurlaelatul Atfaliyah Hubungan emosional quotient terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SMP Taman Islam Bogor ( studi penelitian di kelas VIII SMP Taman Islam Bogor) Kata kunci : emosional quotient, motivasi belajar Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jawaban mengenai hubungan emosional quotient terhadap motivasi belajar siswa,dan bagaimana hubunganya dengan mata pelajaran PAI, metode yang dilakukan menggunakan metode penelitian korelasional. Subjek dalam penelitian ini adalah 30 orang yang diambil secara random sampling dari seluruh siswa kelas VIII SMP Taman Islam Bogor tahun ajaran 20112012. Emosional quotient diukur dengan menggunakan skala Rasio yang di kembangkan oleh Daniel Goleman dan Ari Ginanjar Agustian, skala emosional quotient meliputi: mengenali emosi diri, memotivasi diri, mengelola emosi orang lain dan membina hubungan. Begitu juga dengan motivasi belajar meliputi: sungguhsungguh dalam belajar, menunjukan minat mempunyai perhatian memiliki rasa inggin tahu yang kuat dan tekun dalam melaksanakan tugas. Dalam pengumpulan data digunakan beberapa teknik diantaranya dengan melakukan observasi, interview, Studi dekumentasi dan pemberian angket, kepada pihak yang terkait. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara emosional quotient terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajara PAI di SMP Taman Islam Bogor . Hal ini dibuktikan dari hasil korelasi antara emosional quotient terhadap motivasi belajar siswa, yang di peroleh perhitungan r hit > r tabel,0,946 > 0,361 Untuk meningkatkan motivasi belajar siswa SMP Taman Islam di harapkan guru dapat mengembangkan emosional quotient ( kecerdasan emosi ) siswa baik kesadaran diri, pengaturan diri, empati, keterampilan sosial serta motivasi. Kepada orang tua agar bisa membantu anaknya dalam upaya mengembangkan emosional quotient ( kecerdasan emosional) agar siswa lebih mandiri, memiliki motivasi untuk mendapatkan prestasi belajar dan berakhlak mulia. Kepada siswa agar mengembangkan kecerdasan emosional dengan motivasi belajar serta mampu mengsinergikannya dalam proses belajar dan pembelajaran terutama pada mata pelajaran Agama Islam.
i
KATA PENGANTAR
Tiada untaian kata yang paling indah dan penuh makna seraya memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan berbagai anugrah dan kenikmatan yang tidak terhingga. Kami Memuji, memohon pertolongan, dan memohon ampunan. Kami berlindung kepada Allah dari kejahatan-kejahatan diri kami dan keburukan keburukan perbuatan kami. Aku bersaksi tiada tuhan yang pantas di sembah kecuali Allah yang maha Esa dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan, aku bersaksi bahwa Muhamad Adalah Hamba dan utusan-Nya. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada baginda revolusioner Islam Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabatnya dan semua umatnya semoga kelak di hari yang telah ditentukan semua umatnya mendapatkan safa’at darinya. Penulis menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini tidak sedikit hambatan rintangan serta kesulitan yang di hadapi. Namun berkat bantuan dan motivasi serta bimbingan yang tidak ternilai dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada: 1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2. Ketua dan Sekertaris jurusan Pendidikan Agama Islam fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 3. Ibu Siti Khadijah.M.A, Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu , pikiran, dan tenaganya untuk memberikan bimbingan, pengarahan dan petunjuknya kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.
i
4. Bapak dan Ibu dosen fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang tidak bisa disebutkan satu persatu namanya, yang telah mendidik dan memberi bekal Ilmu Pengetahuan kepada penulis 5. Pimpinan dan Staf Karyawan Perpustakaan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan
Keguruan, dan Pepustakaan Universitas Terbuka yang telah memberikan keleluasaan dalam peminjam buku-buku yang di butuhkan. 6. Ibu Kepala Sekolah SMP Taman Islam Bogor. Ir Junita Lasmono dan kepala bagian tata usaha bapak Dicky Hendarsyah juga kepada bapak guru PAI SMP taman Islam yang telah banyak membantu dan memberi
kan
informasi dalam proses penelitian 7. Ayahanda tercintaa yang telah tiada dari alam fana ini, mudah-mudahan Allah SWT memberikan ampunan atas segala dosanya dan memberikan belas kasihnya dengan menjadikan kuburannya sebagai salah satu taman surga, dan melimpahkan setiap amal kedalam pundi-pundi amal kebaikanmu 8. Keluagaku tercinta, Suami dan anak-anakku tersayang yang telah memberikan motivasi dan do’a serta perjuangannya 9. Teman-teman PAI Angkatan 2009 kelas B, dan teman-teman satu kelompok bimbingan khususnya: Ibu Komariah.Ibu Siti Rohmah, Ibu Tursina, bapak Damanhuru dan bapak Cece yang selalu memberikan dorongan dan motivasi dan mengingatkan dikala khilaf 10. Pihak-pihak lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu, namun atas jasa mereka penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini. Penulis sangat sadar akan segalabantuan dan dorongan yang telah diberikan semua pihak. Semoga amal kebaikannya mendapat imbalan yang setimpal disisi Allah SWT. Dengan penuh kesadaran diri dan denga segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa hanya Allah-lah yang memiliki segala kesempurnaan, sehingga tentu masih banyak lagi rahasia-Nya yang belum tergali dan belum diketahui. Oleh
ii
karena itu penilis senantiasa mengharapkan kritikan dan saran membangun dari semua pihak sehingga terjadi satu sinergi yang pada akhirnya akan membuat pemikiran ini bisa lebih sempurna lagi dimasa yang akan datang Penulis berharap skripsi ini bisa bermanfaat bagi penulis khisusnya dan bagi pembaca pada umumnya. Amin. Jakarta,
2012 Penulis
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH ABSTRAK..................................................................................................................i KATA PENGANTAR ................................................................................................iii DAFTAR ISI ..............................................................................................................iv BAB I : PENDAHULUAN A. B. C. D. E.
Latar belakang Masalah ........................................................................1 Identifikasi Masalah ..............................................................................4 Pembatasan Masalah. ............................................................................4 Perumusan Masalah ..............................................................................5 Tujuan dan kegunaan Masalah..............................................................5
BAB II : KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi teoritik...................................................................................6 1. Motivasi belajar pendidikan agama Islam .......................................6 a..Pengertian motivasi belajar .........................................................6 b Ciri-ciri motivasi belajar .............................................................7 c. Jenis-jenis motivasi belajar.........................................................9 d..Fungsi motivasi belajar ...............................................................10 2. Kecerdasan emosi( Emotional Quotient) .........................................13 a..Pengertian Kecerdasan Emosi .....................................................13 b. Ciri-ciri kecerdasan emosi ...........................................................16 c. Perkembangan kecerdasan emosi. ..............................................23 d..Manfaat kecerdasan emosi ..........................................................26
iv
3. Pendidikan agama Islam .................................................................28 a. Pengertian Penndidikan agama islam .........................................28 b..Tujuan dan fungsi pendidikan agama islam ...............................30 c. Ruang lingkup pendidikan agama islam.....................................34 B. Hasil penelitian yang rel.evan ...............................................................37 C. Kerangka berpikir .................................................................................37 D. Hipotesis penelitian ...............................................................................40 BAB III : METODOLOGI PENELITIAN A Tempat dan waktu penelitian...............................................................41 B Metoda penelitian .................................................................................41 C Populasi dan sample penelitian.............................................................42 D Teknik pengumpuan data dan instrumen penelitian. ............................42 E Teknik Analisia dan pengolahan data ...................................................44 F Variabel dan hipotesis statistik ............................................................47 BAB IV : HASIL PENELITIAN A Gambaran Lokasi Penelitian.................................................................48 B Deskripsi Analisis dan Interprestasi data ..............................................56 C Pembahasan hasil penelitian .................................................................71 BAB V : KESIMPULAN A Kesimpulan .............................................................................................72 B Saran .......................................................................................................72 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................74 Lampiran-lampiran.....................................................................................................
v
1
BAB 1 PANDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Selama ini Intellegcnce Quotion (IQ) diyakini sebagai factor utama yang menentukan keberhasilan masa depan anak. Karena jika IQ seseorang tinggi dan angka rata-ratanya baik untuk Iulus dari semua jenis ujian dengan gemilang dan bukan kebetulan dapat maraih nilai yang baik dalam ujian IQ. Semua itu sah-sah saja, namun dapat diketahui bahwa orang bisa mendapat hasil ujian IQ yang tinggi tetapi mereka tidak berhasil dalam kehidupan pribadi maupun pekarjaan sedangkan orang yang IQ-nya rata - rata atau normal justru Iebih berhasil dan dapat hidup sukses, ini di sebabkan karena mereka yang ber IQ tinggi kurang memiliki kecerdasan emosi (EQ). Para ahli menjalaskan; bahwa kesuksesan hidup seseorang tidak hanya dipengaruhi oleh tingginya IQ sebaliknya justru factor EQ memegang peran Iebih besar, dengan perbandingan EQ dengan IQ sebesar 80:20. Anak- anak yang menunjukan gejala ketidak matangan emosional, ketidak mampu menghadapi dirinya sendiri dalam bahasa ilmiyahnya anak-anak ini memiliki kapasitas EQ yang rendah walau pun nilai IQ mereka sangat bagus, tidak ada hubungannya sama sekali dengan kapasitas EQnya 1. Larwrence E. Shapiro dan seiumlah ahli terapi anak di seluruh Amerika serikat, melakukan penelitian dan ber bagai kegiatan telah dilakukannya dalam upaya menerapkan atau menanamkan kecerdasan emosi pada anak, dan dari hasil penelitian tersebut manunjukan bahwa: “ Anakanak dengan keterampilannya emosional yang Iebih bahagia, Iebih percaya diri dan Iebih sukses di sekolah yang juga penting keterampilan ini menjadi pondasi bagi anak untuk menjadi orang bertanggung jawab, peduli pada orang lain dan produktif “2. Dengan adanya keterampilan emosional pada diri anak, maka dengan sendirinya mereka akan memiliki keterampilan membawa diri dalam 1 2
Irawati Istiadi, Istimewakan setiap anak, (Bekasi: Pustaka Inti, 2007), h.164 Lawrence E. Shapiro, Mengajarkan Emitional Intellegence pad anak,(Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2001), h. 10
1
2
berbagai situasi atau kondisi dimana saja mereka berada. Salah satunya lingkungan sekolah, khususnya usia Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau usia remaja. "Masa remaja dianggap sebagai periode badai dan tekanan", suatu masa dimana ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik dan kelenjar"3. Meskipun emosi remaja sering sangat kuat, tidak terkendali dan tampaknya irasional, tetapi pada umumnya dan tahun ke tahun terjadi perubahan perilaku emosional. Karena para remaja mulai mengenali warnawarna emosi yang ada pada dirinya. Begitu pula dalam proses pembelajaran, siswa harus mampu mengendalikan emosi yang muncul pada dirinya dan memusatkan fikiran mereka, agar lebih mudah memotivasi diri setiap mengikuti materi pelajaran yang disampaikan olch guru .”Motivasi yang berdasarkan sifatnya bisa datang dari dalam diri siswa (motivasi intrinsik) , maupun dari luar diri siswa (motivasi Ekstrinsik)"4. Motivasi intrinsik biasanya lebih kuat dan lebih tahan lama. Karena melalui motivasi intrinsik, siswa memulai belajar berdasarkan dorongan dari dalam diri sehingga siswa belajar atas kesadaran diri. Hingga akhirnya siswa merasakan akan adanya kebutuhan dari arti belajar itu sendiri, dan menjadi daya penggerak perubahan hidup serta arah pencapaian tujuan cita-cita mereka. Menurut Walker yang dikutip oleh ahmad Rohani, mengatakan perubahan-perubahan yang dipelajari biasanya member hasil yang baik bilamana orang/individu mempunyai motivasi untuk melakukannya, dan latihan kadang-kadang menghasilkan perubahan-perubahan dalam motivasi yang mengakibatkan perubahan-perubahan
3
4
dalam prestasi. Akan tetapi
Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan spanjang Rentang Kehidupan,Edisi kelima, (Jakarta: Erlangga, 1980), h.212 Muhammad Izzudin Taufiq, Panduan Lengkap & Praktis Psikologi Islam,(Jakarta: GEMA INSANI, 2006), h.657
3
perubahan-perubahan yang demikian menurut walker bukan hasil belajar, perubahan itu adalah akibat pengalaman, yang di sebabkan motivasi5. Dengan demikian begitu pentingnya motivasi bagi individu terutama siswa sebagai pelajar, di harapkan mereka dapat mengembangkan aktivitas dan kreatifitasnya yang mengarah pada ketekunan belajar dan keberhasilan belajar. Salah satu materi yang dipelajari siswa di sekolah yaitu materi pendidikan Agama Islam "Materi pendidikan Islam yaitu bahan-bahan atau pengalaman-pengalaman belajar ilmu agama Islam yang disusun sedemikian rupa (dengan susunan yang lazim tetapi legis) untuk disajikan atau disampaikan kepada anak didik.6 Materi Pendidikan Agama Islam yang tidak kalah penting dengan mata pelajaran lain yaitu dapat memberikan siswa pengetahuan akan pengalam ibadah, muamalah, dan yang terpenting penguatan akan akidah yang mereka miliki. Dengan begitu siswa akan i
termotivasi untuk menjadi diri yang lebih baik sebagai hamba Allah dan
insan yang bermanfaat serta bahagia dunia dan akhirat. Hal itu sejalan dengan proses kedewasaan yang mereka lalui. Allah SWT berfirman:
Artinya: "Dan carilah pada apa yang telah di anugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat dan janganlah kamu melupakan kebahagiaanmu dari (keni’matan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka)
5 6
Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran (Jakarta: PT. Rineka Cipta : 2003). h. 10 Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam (IPI), (Bandung: Pustaka Setia, 1998), h.15.
4
bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan".(QS. Al-Qashass:77). Mangingat begitu pentingnya peranan kecerdasan emosional siswa sebagai upaya pembentukan kepribadian siswa dalam meningkatkan prestasi belajar, maka penulis tertarik melakukan penelitian dan menuangkannya dalam sebuah karya ilmiah berupa Skripsi yang berjudul “HUBUNGAN EMOSIONAL QUOTIENT TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PAI DI SMP TAMAN ISLAM BOGOR.”
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan sebelumnya, beberapa masalah diidentfikasikan, sebagai berikut: 1. Kesadaran diri siswa dalam proses belajar dan pembelajaran masih kurang 2. Pengaturan diri dalam proses belajar dan pembelajaran terutama pengaturan emosional masih lemah, sehingga banyak menimbulkan masalah seperti” tauran, bolos sekolah, berteriak-teriak, mondarmandir. 3. Masih rendahnya motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI dari fakta-fakta yang terkait dengan emosional. 4. Masih adanya siswa yang egois.
C. Pembatasan Masalah 1. Pembatasan Masa1ah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis membatasi masalah yang akan di teliti sebagai berikut: a. kecerdasan emosi di sini yaitu kecerdasan emosi siswa SMP Taman Islam b. Motivasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu motivasi belajar pada mata Pelajaran PAI.
5
c. Responden yang diteliti adalah siswa kelas VIII SMP Taman Islam tahun ajaran 2011 – 2012. 2. Perumusan Masalah Adapun perumusan masalah dalam penilitian ini sebagai berikut : a. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosional dengan Motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SMP Taman Islam. b. Bagaimana hubungan kecerdasan emosional dengan motivasi belajar pada mata pelajaran PAI pada siswa SMP Taman Islam?
D. Tujuan dan KegunaanPenelitian 1. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah : a. Untuk mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosional dengan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SMP Taman Islam. b. Untuk mengetahui bagaimana hubungan kecerdasan emosional siswa SMP Taman Islam dengan motivasi belajar pada mata pelajaran PAI. 2. Kegunaan Penelitian a. Sebagai masukan dan pengetahuan bagi para siswa untuk mengenali dan mengembangkan kecerdasan emosi yang mereka miliki, sebagai upaya memotivasi diri dalam mengikuti materi pelajaran yang di sampaikan oleh guru. b. Sebagai masukan bagi para orang tua dan praktisi terutama para guru khususnya guru pendidikan agama Islam, sebagai upaya meningkatkan kualitas kecerdasan emosi diri dan siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar dan pendewasaan diri siswa.
6
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritik 1. Motivasi Belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) a. Pengetian Motivasi Belajar Motivasi berasal dari kata "motif". Dalam kamus lengkap psikologi kata "motif" atau dalam bahasa inggris motive adalah "satu keadaan ketegangan di dalam individu, yang membangkitkan, memelihara dan mengarahkan tingkah laku menuju pada satu tujuan atau sasaran”.7 Sedangkan dalam kamus lengkap Bahasa Indonesia motivasi adalah “kecenderungan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar melakukan tindakan dengan tujuan tertentu: usahausaha yang menyebabkan seseorang atau kelompok orang tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendaki”.8 Thomas M. Risk yang dikutip oleh Drs. Ahmad Rohani, memberikan pengertian motivasi sebagai berikut: We may definen motivation, in a pedagogical sense, as the concious effort on the part of the teacher to establish in student motives leading to sustained activity toward the learning goals. (motivasi adalah usaha yang disadari oleh pihak guru untuk menimbulkan motif-motif pada diri peserta didik/pelajar yang menunjang kegiatan kearah tujuan-tujuan belajar).9 Kemudian menurut Prof S. Nasution mengemukakan : "To motive a child to arrange eondition so that the wants to do what he is capable doing “(motivasi anak/peserta didik adalah menciptakan kondisi sedemikian rupa sehingga anak itu mau melakukan apa yang dapat di lakukannya)”.10 Sardiman AM, mengemukakan pengertian motivasi sebagai berikut: “Da1am kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan 7
J.P. Chaplin, Kamus Lengkap Psikolog Terjemahan Kartini Kartono(Jakarta ,PT Grapindo Persada. h. 18-19. 8 EM Zul Fajri, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Difa Publiser h. 575-576. 9 Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003), h.11 10 Ahmad Rohani Pengelolaan pengajaran (Jakarta PT Rineka Cipta 2003), h. 11
6
7
kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan dan yang membedakan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang di kehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai”.11 Sedangkan pengertian belajar menurut James O. Wittaker yang di kutip oleh Drs. Wasty Soemanto adalah sebagai proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau
ubah melalui latihan atau pengalaman.
"Learning may be defined as the process by whieh behavior originates or is altered training or experience"(Wittaker, 1970: 15).12 Dan menurut Witherington, dalam buku Educational Psycology yang di kutip oleh M. Ngalim Purwanto mengemukakan, “be1ajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian”.13 Dari beberapa devinisi di atas tentang motivasi belajar, maka dapat penulis simpulkan, bahwa motivasi belajar adalah suatu tenaga atau kekuatan yang dapat mendorong seoraug siswa dalam kegiatan belajarnya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang hendak dicapai melalui latihan atau pengalaman. b. Ciri-ciri Motivasi Belajar Siswa Untuk menentukan ada tidaknya motivasi belajar pada diri siswa, harus di ketahui terlebih dahulu ciri-ciri (tanda-tanda) motivasi belajar yang ada pada diri siswa. Seperti ciri-ciri motivasi yang di ungkapkan oleh Sardiman A. M.sebagai berikut: a. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai) b. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa), tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya)
11
Sardirman, Interaksi dan Motivasi mengajar (Jakarta, Rajawali Pres)h. 75 Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1998), h. 84 13 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2000), h. 84. 12
8
c. Menunjukan minat terhadap bermacam-macam masalah, untuk orang dewasa (misalnya masalah pembangunan agama, politik, ekonomi, keadilan, pemberantasan korupsi, penentangan terhadap setiap tindak an kriminal, amoral, dan sebaginya) d. Lebih senang bekerja mandiri e. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif) f. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu) g. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu h. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal i.
Senang meneari dan memecahkan masalah soal-soal.14
Apabila seseorang memiliki ciri-ciri di atas, berarti orang itu selalu memiliki motivasi yang cukup kuat. Ciri-ciri motivasi itu sangat penting dalam kegiatan belajar-mengajar. Dalam kegiatan belajar-mengajar akan berhasil baik, kalau siswa tekun mengerjakan tugas, ulet dalam memecahkan berbagai masalah dan hambatan secara mandiri. Siswa yang belajar dengan baik tidak akan terjebak pada sesuatu yang rutinitas dan
mekanis.
Siswa
harus
mampu
mampu
mempertahankan
pendapatnya ketika berdiskusi atau tukar pendapat, kalau ia sudah merasa yakin dan di pandang cukup irasional, dengan begitu siswa akan mudah meraih cita-citanya. Dengan beberapa ciri-ciri di atas kiranya bagi penulis, cukup untuk menjadi patokan dalam menentukan ada tidaknya motivasi belajar siswa. Serta meneliti sejauh mana motivasi belajar siswa SMP taman Islam pada mata pelajaran pendidikan agama Islam. c. Jenis-jenis Motivasi Belajar Menurut Woodworth dan Marquis yang di kutip oleh Sumadi Suryabrata, motivasi di bedakan menjadi : 14
Sardiman AM, Interaksi dan Motivasi Mengajar (Jakarta, Rajawali Pres 2005), h. 83
9
a. Motif yang berhubungan dengan kebutuhan-kebutuhan organik yang mencakup: kebutuhan untuk minum, kebutuhan untuk makan, kebutuhan untuk bernafas, kebutuhan seksual, kebutuhan untuk berbuat, dan kebutuhan untuk beristirahat. b. Motif darurat, yang mencakup: dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, dorongan untuk berusaha, dan dorongan untuk memburu, Dorongan ini timbul karena perangsang dari luar. Pada dasamya dorongan-dorongan ini telah ada sejak lahir, tetapi bontuk-bentuknya tertentu yang sesuai dengan perangsang tertentu berkembang karena di pelajari. c. Motif obyektif yang mencakup: kebutuhan-kebutuhan untuk melakukan eksplorasi, kebutuban untuk melakukan manipulasi, dan kebutuhan untuk
memhami minat. Motif ini timbul karena
dorongan untuk dapat menghadapi dunia luas (sosail dan nonsosial) secara efektik.15
Adapun jenis-jenis motif menurut Muhammad Izzuddin taufiq terbagi dua yaitu: a. Naluriah Adalah motivasi yang muncul dari suatu kekurangan atau ketidakseimbangan fisiologis. Hal ini disertai dengan kekhawatiran dalam diri hingga mampu menggerakan semua daya dalam diri untuk
menutupi
kekueangan
tersebut
dan
menghilangkan
kekhawatiran yang timbul dengan aktivitas-aktivitas yang bertujuan untuk pemuasannya. Motif
naluriah
ini
disebut
juga
motivasi
menjaga
kelangsungan hidup. Cotoh dari motiv ini seperti motif lapar, motif haus, motif sekresi, motif tidur dan istirahat, motif bernafas dan motif menjaga keturunan.
15
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan (Jakarta, PT. Raja Grapindo Persada 1995), h. 70-71.
10
b. Kognitif "Motif kognitif ini tidak berkaitan dengan dasar-dasar biologis dalam diri manusia, ia adalah kebutuhan yang dipelajari manusia dari lingkungan dan sosial masyarakatnya. Contoh dari motif ini yaitu motif psikis, motif sosial, dan motif spiritual”.16 Adapun motivasi berdasarkan Sifatnya yaitu: 1. Motivasi instrinsik: “ada1ah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu”.17 Motivasi instrinsik juga dapat dikatakan sebagai bentuk motivasi yang sebenarnya yang timbul dalam diri siswa sendiri. Motivasi yang hidup dalam diri siswa dan berguna dalam situasi belajar yang fungsional. 2. Motivasi Ekstrinsik, “adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar”. 18 Dalam kegiatan belajar motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas belajar di mulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dan luar yang secara tidak mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.
d. Fungsi Motivasi Belajar PAI Perilaku yang penting bagi manusia dalam hidup secara umum adalah belajar dan bekerja. Dengan belajar menimbulkan perubahan mental pada diri siswa, sedangkan bekerja
sesuatu yang bermanfaat
bagi diri pelaku dan orang lain. Dan dari keduanya harus ada motivasi sebagai penggerak kemajuan diri dan orang-orang disekitarnya. Karena begitu pentingnya motivasi bagi individu yang akan membawa individu/orang dalam suatu perubahan. 16
Muhammad Izzuddin Taufiq, Panduan Lengkap & Praktis Psikologi Islam, (Jakarta: Gema INSASI, 2006), h. 657-686. 17 Syaiful Bahri Djamaroh, Psikologi Belajar,(Jakarta Rineka Cipta 2008 h. 149 18 Syaiful Bahri Djamaroh, Psikologi Belajar,(Jakarta Rineka Cipta 2008 h. 151
11
Walker dalam bukunya Conditioning and Instrumental Learning mengatakan: “Perubahan-perubahan yang dipelajari biasanya memberi hasil yang baik bilamana orang/individu mempunyai motivasi untuk melakukannya; dan latihan kadang-kadang menghasilkan perubahanperubahan dalam motivasi yang mengakibatkan perubahan-pembahan dalam prestasi”. Akan tetapi perubahan-perubahan demikian menurut Walker bukan hasil belajar, perubahan itu adalah akibat pengalaman, yang disebabkan motivasi.19 Sehubungan begitu pentingnya motivasi dalam hidup seseorang untuk mencapai tujuan, Sardiman AM, membagi tiga fungsi motivasi yaitu: a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan di kerjakan. b. Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak di capai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.20 Sadangkan motivasi dalam belajar bagi siswa menurut Dr. Dimyati dan Drs. Mudjiono adalah sebagai berikut: a. Menyadarkan kedudukan pada awal belaJar, proses, dan Hasil akhir. b. Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar, yang dibandingkan dengan teman sebaya; c. Mengarahkan kegiatan balajar d. Membesarkan semangat belajar; e. Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar.21 19
Ahmad Rohani, Pewngelolaan pengajaran (Jakarta , PT Rineka Cipta 2003), h. 10. Sadirman AM, Interaksi dan Motivasi Mengajar ( Jakarta Rajawali Pres, 2005), h. 85. 21 Dimyati, Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2002), h. 85. 20
12
Fungsi motivasi dalam pendorongan usaha dan pencapaian prestasi pada siswa akan menunjukan hasil yang baik. Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan terutama di dasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang siswa akan menentukan tingkat prestasi belajar. Begitu pula dalam intensitas motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI, akan sangat menentukan prestasi mereka pada mata pelajaran PAI terutama akan menumbuhkan motivasi beragama pada diri siswa. “Karena motivasi berfungsi sebagai penguji sikap manusia dalam beramal, benar atau salah, sehingga bisa di lihat kebenaran atau kesalahan yang bersifat emosional yang subyektif "kehadiran Tuhan".22 Sehingga siswa akan mampu merealisasikan diri, menampilkan diri sebagai pribadi muslim yang utuh (insan kamil). Mata pelajaran PAI berfungsi untuk memberikan bekal pengetahuan bagi siswa mengenai bagaimana hakikat kita sebagai hamba Allah yang menjadi khalifah fi Al-ardh, yang mampu memakmurkan bumi dan melestarikarnnya lebih jauh lagi, untuk memperoleh kesejahteraan, yang selalu menjadikan Al-quran dan Assunnah sebagai podoman hidupnya demi kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Firman Allah SWT:
Artinya: “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat 22
Ramayulis, Pengantar Psikologis Agama, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), h. 74.
13
baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”. (QS. Al-Qashas: 77)
Dari ayat di atas menjelaskan bahwa, Allah menciptakan kenikmatan dunia ini untuk di nikmati oleh manusia. Juga agar mereka berusaha di muka bumi ini untuk menyimpan dan menghasilkannya. Dengan mewujudkan keseimbangan dan keserasian dalam kahidupan manusia, memberikannya kemampuan untuk meningkatkan ruhaninya secara
terus-menerus
melalui
kehidupannya
yang
alami
dan
berkesinambungan, salah satunya dengan selalu berbuat baik dan tidak membuat kerusakan di muka bumi.23 Begitu pula dalam menuntut ilmu, seorang
siswa
terus
giat
mencari
ilmu
dunia
tanpa
harus
menyampingkan ilmu akhirat. Dengan cara yang positif melalui proses kematangan dan kecerdasan emosi siswa. Dengan demikian fungsi motivasi dalam proses belajar pada mata pelajaran PAI, memberikan siswa dua keuntungan yaitu kesejahteraan hidup di dunia karena prestasi yang di dapatnya, dan kebahagiaan hidup di akhirat tentunya dengan amal yang shaleh dan senantiasa berbuat baik terhadap sesama manusia 2. Kecerdasan Emosi (Emotional Quotion) Siswa a. Pengertian Kecerdasan Emosi Kecerdasan emosi (Emotional Quotion) terdiri dari dua kata, yaitu Emotional (emosi) dan Quotion (keeerdasan). Dengan demikian penulis akan menjelaskan satu persatu. 1. Emotional Kata pertama adalah emotional. Asal kata emotional adalah emotion (emosi) yang dalam kamus lengkap psikologi berarti 23
Sayyid Quthb, Tafsir Fi Zhilalil Qur’an, Dibawah Naungan Al-Qur’an Jilid 17, (Jakarta: Gema Insani, 2004), h. 105-106.
14
"suatu keadaan
yangterangsang dan
organisme, mencakup
perubahan-perubahan yang disadari, yang mendalam sifatnya, dan perubahan prilaku"24. Emosi mempunyai arti yang agak berbeda dengan perasaan. Didalam pengertian emosi sudah terkandung unsur perasaan yang mendalam (intense), sedangkan perasaan merupakan bagian dan emosi. Sedangkan menurut kamus lengkap bahasa Indonesia, "emosi adalah keadaan perasaan yang meluap dan berkembang lalu surut dalam waktu singkat". 25 Menurut Daniel Goleman emosi merujuk pada "suatu perasaan dan pikiran-pikiran khasnya, suatu keadaan biologis, serangkaian
kecenderungan
untuk
bertindak".26
Sedangkan
menurut Crow & Crow yang telah dikutip oleh E. Usman Effendi dan Juhaya S. Praja menyatakan bahwa emosi merupakan " suatu keadaan
yang
bergejolak
pada
diri
individu
yang
berfungsi/berperan sebagai inner adjusment (penyesuaian dari dalam) terhadap lingkungan untuk mencapai kesejahteraan dan keselamatan individu”27. Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa emosi adalah suatu keadaan atau luapan perasaan yang mendalam dan bergejolak yang terjadi pada diri manusia. 2. Quotiont (kecerdasan) Sedangkan
kata
kedua
adalah
quotion
(kecerdasan).
Kecerdasan atau intellegence dalam kamus lengkap psikologi adalah "kemampuan menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru secara cepat dan efektif‟.28 Sedangkan menurut kamus
24
J.P.Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi, Tejemahan. Kartini Karton, (Jakarta: PT. Grafindo Persada; 1999), h. 163 25 EM Zul Fajri & Ratu Aprilia Senja, Kamus Lengkap Bahasa Indoneis, Difa Publiser, h. 280 26 Daniel Goleman, Emotional Intelligent, Kecerdasan Emosional, (Jakarta:Gramedia Pustaka Utama, 1998), h.411 27 E. Usman Effendi, Juhaya S. Praja S. Praja, Pengantar Psikologi,(Bandung Angkasa 1989), h.81 28 EM Zul Fajri & Ratu Aprilia Senja, Kamus Lengkap Bahasa Indoneis, Difa Publiser, h.253.
15
bahasa Indonesia “kecerdasan adalah kesempurnaan perkembangan akal (kepandaian)”. Menumt pendapat William Stem yang dikutip oleh E. Usman Effendi dan Juhaya S. Praja, menyatakan bahwa "intellegence merupakan kapasitas atau kecakapan umum pada individu yang secara sadar untuk menyesuaikan fikirannya pada situasi yang dihadapinya. 29 Dari
beberapa
pengertian
intellegensi
diatas
menunjukan
bagaimana cara individu bertingkah laku dan bertindak, yaitu cepat atau lambatnya individu didalam menyelesaikan dan memecahkan suatu masalah yang dihadapinya. Intellegensi berkenaan dengan fungsi mental yang kompleks yang dimanifestasikan atau dircalisasikan dalam tingkah laku. 3. Emotional Quotient (EQ) Menurut Daniel Goleman kecerdasan emosi adalah "kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustasi; mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan; mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stress tidak melumpuhkan kemampuan berfikir, berempati dan berdoa”30. Dan menurut Ary Gimmjar Agustian menyatakan bahwa "kecerdasan emosi adalah kemampuan merasakan, memahami dan secara efektif menerapkan daya kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi, koneksi dan pengaruh manusia"31. Sedangkan menurut Dr. Makmun Mubayidh kecerdasan emosi adalah
"kemampuan
untuk
menyikapi
pengetahuan-pengetahuan
emosional dalam bentuk menerima, memahami dan mengelola". Menurut definisi ini, EQ mempunyai empat dimensi sebagai berikut: 1. Mengenali, menerima, mengekspresikan emosi (kefasihan emosi)
29
E. Usman Effendi, Juhaya S. Praja S. Praja, Pengantar Psikologi,(Bandung Angkasa 1989), h.88 Daniel Goleman, Emotional Intelligent, Kecerdasan Emosional, (Jakarta:Gramedia Pustaka Utama, 1998),, h.45 31 Ary Ginanjar Agustian, ESQ, Berdasarkan 6 rukun Iman dan 5 Rukun Islam, (Jakarta: Arga, 2001), h 199 30
16
2. Menyertakan emosi dalam kerja-karja intelektual 3. Memahami dan mengenali emosi 4. Mengelola emosi32 Jadi kemampuan
dapat
disimpulkan
untuk
memahami
bahwa
kecerdasan
emosi,
mengatur
emosi emosi
adalah dan
mengekspresikan emosi seeara tepat sehingga mampu menyesuaikan diri seeara mantap terhadap lingkungan yang dihadapi serta mampu merespon positif terhadap setiap kondisi yang merangsang munculnya emosi-emosi tersebut.
b. Ciri-ciri Kecerdasan Emosi Tokoh pencipta istilah "kecerdasan emosi" adalah Peter Salovey dan Jack Mayer. Salovey menetapkan kecerdasan pribadi Gardner dalam definisi dasar tentang kecerdasan emosional yang dicetuskannya, serta memperluas kemampuan ini menjadi lima wilayah utama sekaligus merupakan ciri-ciri dari kecerdasan emotional (EQ), antara lain: 1. Mengenali Emosi Mengenali emosi adalah kesadaran diri untuk mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi dan ini merupakan dasar kecerdasan emosional. Kemampuan untuk mengenal dan memilih-milih perasaan, memahami hal yang kita rasakan dan mengapa hal tersebut kita rasakan, serta untuk mengetahui penyebab munculnya perasaan tersebut. Terdapat ratusan emosi yang ada dalam diri kita, bersama dengan campuran, variasi, mutasi, dan nuansanya. Emosi yang bermacammacam tersebut sering membuat kita tidak dapat membedakan antara yang satu dengan yang lain. Adapun manusia dalam golongan emosional (emosionalitasnya tinggi) yaitu mempunyai sifat-sifat antara lain; impulsif, mudah marah, suka tertawa, perhatian tidak 32
Makmun Mubayidh, Kecerdasan & Kesehatan Emotional Anak, Referensi Penting Bagi para pendidik & Orang Tua, Tejemahan. Muhammad Muchson Anasy, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar
17
mendalam, tidak suka tenggang-merenggang, tidak praktis, tetap didalam pendapat, ingin berkuasa, tidak percaya dalam keuangan. Sedangkan manusia dalam golongan yang tidak emosional, yaitu golongan yang emosionalitasnya tumpul atau rendah. Yaitu mempunyai sifat-sifat antara lain: berhati dingin, “zakelijk", berhatihati
dalam
menentukan
pendapat,
praktis,
suka
tenggang-
merenggang, jujur dalam batas-batas hukum, pandai menahan nafsu birahi, memberi kebebasan kepada orang lain.33 Dan
sejumlah
teoritikus
mengelompokkan
emosi
dalam
golongan-golongan besar, meskipun tidak semua sepakat tentang golongan itu, menurut Daniel Geleman antara lain: a. Amarah: beringas, mengamuk, benci, marah besar, jengkel, kesal hati terganggu, rasa pahit, berang, tersingguug, bermusuhan, dan barangkali yang paling hebat, tindak kekerasan dan kebencian patologis. b. Kesedihan: pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihani diri, kesepian, ditolak, putus asa, dan kalo menjadi patologis, depresi berat. c. Rasa takut: cemas, takut, gugup, khawatir, waswas, perasaan takut sekali, waspada, sedih, tidak senang, ngeri, takut sekali, kecut, sebagai patologi, fobia dan panik. d. Kenikmatan: bahagia, gembira, ringan, puas, riang, senang, terhibur, bangga, kenikmatan indrawi, takjub, rasa terpesona, rasa puas, rasa terpenuhi, kegirangan luar biasa, senang, senang sekali, dan batas ujungnya mania. e. Cinta: penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat, bakti, hormat, kasmaran, kasih. f. Terkejut: terkejut, terkesiap, takjub, terpana. g. Jengkel: hina, jijik, muak, mual,benci, tidak suka, mau muntah. h. Malu: rasa salah, malu hati, kesal hati, sesal, hina, aib, dan hati hancur lebur.34 Menurut J,B Watson yang dikutip oleh Drs. E. Usman Effendi dan Drs. Juhaya S. Praja, menyatakan bahwa manusia (pada anak kecil) mempunyai 3 (tiga) emosi dasar, yaitu: 33
Daniel Goleman, Emosional Entelegent, Kecerdasan Emosional, (Jakarta Gramedia Pustaka Utama 1998), h. 411- 412 34 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1995), h. 97-98.
18
1. Fear (takut), yang dalam perkembangan selanjutnya bisa menjadi anxiety (cemas). 2. Rage (kemarahan), yang akan berkembang menjadi anger (marah). 3. Love (cinta), yang akan berubah menjadi simpati. Selanjumya R. Deseartes juga rnengemukakan emosi-emosi dasar sebanyak enam macam, yaitu: 1. Desire (keinginan) 2. Hate (benci) 3. Wonder (kagum) 4. Sorrow (kesedihan) 5. Love (cinta) 6. Joy (kegembiraan)35
Mengenali emosi yang muncul dalam diri, dapat dikenali dari perubahan-perubahan fisik pada saat terjadi emosi, terutama pada emosi yang kuat, antara lain: 1. Reaksi elektris pada kulit : meningkat bila terpesona 2. Peredam darah : bertambah cepat bila marah. 3. Denyut jantung : bertambah cepat jika terkejut. 4. Pernafasan : bernafas panjang kalau kecewa. 5. Pupil mata : membesar bila sakit atau marah. 6. Liur : mengering kalau takut atau tegang. 7. Buluroma : berdiri kalau takut. 8. Pencernaan : mencret-mencret kalau tegang. 9. Otot : ketegangan dan ketakutan menyebabkan otot menegang atau bergetar (tremor). 10. Komposisi darah 1 kompesisi darah akan ikut berubah dalam keadaan emosional karena kelenjar-kelenjar lebih aktif`36
35 36
E.Usman Effendi, Juhaya S. Praja Pengantar Psikologi (Bandung Angkasa 1998), h. 81-82 Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta : Bulan Bintang, 1976), h.53
19
Tergambar jelas sudah dari berbagai emosi yang dikemukakan oleh para teoritikus diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam diri kita ada emosi positif dan emosi negatif Untuk emosi positif yaitu kenikmatan cinta, tentu akan berdampak baik bagi diri kita. Namun tidak untuk emosi negatif seperti amarah, kesedihan, rasa takut dan lainnya. Akan memberikan dampak buruk bagi diri sendiri dan orang lain apabila kita tidak pandai mengendalikannya. Oleh karena itu kemampuan untuk mengenali emosi merupakan hal yang Sangat penting di dalam kecerdasan emosional, karna kemampuan seseorang untuk menyikapi, mengenali, dan memahami perasaan emosi serta mengetahui timbulnya perasaan emosi tersebut, maka dia akan mampu untuk dapat mengendalikan emosinya dan dapat terhindar dari hal yang negatif yang dapat merugikan orang .lain. 2. Mengelela emosi "Kemampuan untuk mengelola emosi yang melanda bukanlah hal yang mudah. Menangani perasaan agar perasaan dapat terungkap dengan pas adalah kecakapan yang bergantung pada kesadaran diri.37 Eara terbaik mengatur emosi adalah mengetahui jati diri kita dan ambang keterampilan kita untuk bertahan. Jadi manusia yang mempunyai kemampuan dalam mengelola emosinya, maka dia akan mampu untuk dapat menguasai serta mengntrol perasaan marah, takut, sedih, dan 1ain-1ain. Sedangkan manusia yang tidak memiliki kemampuan dalam mengelola emosinya maka akan mengalami pertarungan batin dalam kehidupannya. Dalam menyikapi emosi yang ada, menurut Dr. Makmum Mubayidh antara lain: 1. Memahami apa yang ada dibalik perasaan anda. 2. Memberikan nilai dan fungsi yang tepat bagi perasaan anda. 3. Merasa mampu mengendalikan jiwa.
37
Daniel Goleman, Emosional Entelegent, Kecerdasan Emosional, (Jakarta Gramedia Pustaka Utama 1998), h. 58.
20
4. Mampu memperkecil perasaan gelisah yang kadang terjadi pada jiwa anda. 5. Mampu beradaptasi saat gelisah dan menghadapi kesulitan. 6. Mampu menghadapi kegagalan.38
Sedangkan menurut Daniel Goleman mengelola emosi adalah "menjaga agar yang merisaukan tetap terkendali merupakan kunci untuk menuju kesejahteraan emosi - emosi yang berlebihan yang meningkat dengan intensitas terlampau tinggi atau untuk waktu yang terlampau lama akan menggoyahkan kestabilan kita”.39 Oleh karena itu agar mampu mengontrol emosi dan menjaga agar tindakannya tidak dikendalikan o1eh emosi semata, maka seseorang harus dapat memahami dan mengetahui setiap tindakan yang dia perbuat. Karena setiap tindakan akan membawa dampak positif atau negatif baik pada diri sendiri ataupun orang lain. 3. Memotivusi Diri Sendiri Memotivasi diri sendiri sangatlah penting didalam kepribadian seseorang, karena itu akan membuat seseorang bergairah untuk melakukan sesuatu. Dilihat dari fungsi motivasi itu sendiripun adalah "untuk mendorong manusia untuk berbuat, menentukan arah perbuatan, untuk mencapai tujuan dan menyeleksi perbuatan yakni perbuatan mana yang akan dikerjakan".40 Dalam memotivasi diri haruslah diperhatikan secara mendalam, karena motivasi bisa berdampak kepada hal-hal yang negatif walaupun keinginan itu bertentangan dengan hati nurani. Oleh karenanya harus ada kendali emosi, sebagaimana pendapat Daniel Goleman bahwa:"Kendali diri emosional menahan diri terhadap kepuasan dan mengendalikan
38
Makmun Mubayidh, Kecerdasan dan kesehatan emosional anak, reperensi penting bagi para pendidik dan orang tua, terjemahan Muchsyin anasy (Jakarta Pustaka Al Kautsar) h. 22 39 Daniel Goleman, Emosional Entelegent, Kecerdasan Emosional, (Jakarta Gramedia Pustaka Utama 1998), h. 77-78 40 Sardiman A. M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pres, 2005), h. 102
21
dorongan hati adalah landasan keberhasilan dalam berbagai bidang Dan, mampu menyesuaikan diri dalam “flow" memungkinkan terwujudnya kinerja yang tinggi dalam segala bidang”.41 4. Mengenali Emosi Orang Lain Mengenali emosi orang lain salah satunya dalam bentuk empati. "Empati adalah suatu kecenderungan untuk merasakan sesuatu yang dilakukan orang lain andaikata ia dalam situasi tersebut. Karena empati, orang mengguuakan perasaannya dengan efektif di dalam situasi orang lain, di dorong oleh emosinya seolah-olah ia ikut ambil bagian di dalamnya”.42 Empati dapat di definisikan sebagai, “kemampuan seseorang untuk merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain”.43 Kemampuan yang juga bergantung pada kesadaran diri emosional, merupakan keterampilan dasar dalam bergaul. “Orang yang berempati lebih mampu menangkap sinyal-sinyal sosial yang tersembunyi yang terisyaratkan apaapa yang dibutuhkan atau dikehendaki orang lain”.44 Empati dibangun berdasarkan kesadaran diri, semakin terbuka kita pada diri sendiri, semakin terampil kita membaca perasaan orang lain. Orang yang tidak tahu apa yang dirasakannya, akan sulit pula untuk memahami perasaan orang-lain, maka tidak akan sulit mengabaikan seseorang yang sedang dalam masalah atau mendapat musibah. Dengan demikian, hal yang paling penting dalam mengenali emosi orang lain adalah, bahwa seseorang harus dapat mengenali dan memahami perasaan sendiri, Dengan begitu ia akan mudah untuk mengenali dan menghargai orang lain.
41
Daniel Goleman, Emosional Entelegent, Kecerdasan Emosional, (Jakarta Gramedia Pustaka Utama 1998), h. 58. 42 Abu Ahmadi, Psikologi Umum, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), h.110. 43 Makmun Mubayidh, Kecerdasan dan kesehatan emosional anak, reperensi penting bagi para pendidik dan orang tua, terjemahan Muchsyin anasy (Jakarta Pustaka Al Kautsar), h. 19. 44 Daniel Goleman, Emosional Entelegent, Kecerdasan Emosional, (Jakarta Gramedia Pustaka Utama 1998), h. 59
22
Allah SWT berfirman:
Artinya : “Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri. (QS. An-nisa:36)
Ayat tersebut menjelaskan bahwa sebagai manusia kita tidak boleh menyombong kan diri dan membangga-banggakan diri atas kelebihan atau kebahagiaan yang kita rasakan. Allah juga menyuruh manusia agar saling membantu dan berbuat baik terhadap sesama, dengan sesuatu yang tepat memenuhi kebutuhan dan menghilangkan kemudharatannya. Selalu berbuat baik kepada orang tua, kerabat karib, dan selalu menyantuni dan mengurusi orang-orang miskin dan anak yatim.45
Oleh karenanya kita harus lebih menghargai dan menjaga perasaan orang-orang yang berada disekitar kita, dan orang-orang memiliki kekurangan atau sedang dalam masalah. Justru disinilah tugas kita sebagai sesama untuk saling tolong-menolong dan berbagi. 5. Membina Hubungan Seni membina hubungan sebagian besar merupakan keterampilan mengelola emosi orang lain. Ini merupakan keterampilan yang menunjang popularitas, kepemimpinan dan keberhasilan antar pribadi. Orang-orang yang hebat dalam keterampilan ini akan sukses dalam bidang apapun yang mengandalkan pergaulan yang mulus dengan orang 1ain. “Orang-orang yang terampil dalam kecerdasan sosial dapat menjalin hubungan dengan orang lain cukup lancar, peka membaca
45
Muhammad Nasir Ar-rifa‟I, Kemudahan Dari Allah, Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1, (Jakarta: Gema Insani, 1999) h. 708.
23
reaksi dan perasaan mereka, mampu memimpin dan mengorganisir, dan pintar menangani perselisihan yang muncul dalam kegiatan manusia”.46 Salah satu tanda orang yang memiliki tingkat emosi yang baik apabila
ia
bisa
memperlakukan
orang
lain
sebagaimana
ia
memperlakukan dirinya sendiri. Karena setiap orang ingin dirinya diperlakukan dengan baik, dipahami, dan tidak dizhalimi. Dan hanya orang yang memiliki kecerdasan emosi (EQ) yang baik saja, yang bisa memperlakukan orang lain sebagaimana dirinya ingin diperlakukan.47 Oleh karena itu, kecerdasan sosial sangatlah penting karena manusia mampu menjalin dan membina hubungan yang baik dengan orang lain yang seagama maupun yang berbeda agama. Dan keterampilan ini juga dapat mempererat tali silaturahmi antara sesama manusia sehingga tercapailah kerukunan hidup umat beragama. Allah SWT berfirman : Artinya:“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purbasangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain”.(QS.Al-hujarat: 12)
c. Perkembangan Kecerdasan Emosi Siswa “Perkembangan merupakan perubahan kualitatif dari pada setiap fungsi kepribadian akibat dari pertumbuhan dan belajar”.48 Perubahan sesuatu fungsi adalah disebabkan oleh adanya proses 46
Daniel Goleman, Emosional Entelegent, Kecerdasan Emosional, (Jakarta Gramedia Pustaka Utama 1998), h. 167. 47 Mas Udik Abdullah, Meledakan IESQ Dengan Langkah Takwa & Tawakal, (Jakarta: Zikrul, 1976), h. 158-159 48 Abu Ahmadi, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1991), h. 6.
24
pertumbuhan material yang memungkinkan adanya fungsi itu, dan disamping itu disebabkan oleh karena perubahan tingkah laku hasil belajar. Menurut Elizabet B. Hurlock “istilah perkembangan berarti serangkaian perubahan yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman”.49 Ini berarti bahwa perkembangan adalah perubahan yang terjadi secara terus-menerus yang merupakan suatu akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Oleh karena itu pengetahuan mengenai perkembangan manusia sangat penting, karena dengan pengetahuan tersebut setiap siswa dapat mengetahui tingkat kecerdasan yang terjadi pada tiap fasenya dan dapat mengetahui perkembangan mental atau emosi yang terjadi pada dirinya. Dengan begitu setiap siswa mampu mempersiapkan dirinya ke arah tujuan atau cita-cita yang diinginkannya, demi mencapai keberhasilan kehidupan yang akan datang. Adapun masa perkembangan jiwa pada diri manusia secara global, menurut pendapat Robert J. Havighurst yang dikutip oleh Abu Ahmadi yakni: “masa kanak-kanak childhood (2-12 tahun), masa remaja/adolescence (l2-21tahun), dan masa dewasa/adulthood (21-60 tahun)”.50 Namun dalam pembahasan perkembangan emosi ini, penulis hanya membahas mengenai perkembangan emosi siswa (masa remaja) saja. Karena penelitian yang dilakukan penulis di Sekolah Menengah Pertama
yang
para
siswanya
telah
dikategorikan
sebagai
remaja/adolesnce yang berusia antara 12-21 tahun. Masa remaja sering juga disebut masa transisi dari perjalanan perkembangan manusia. Masa remaja terbagi menjadi tiga fase yaitu: masa pra pubertas (pueral) terjadi pada usia 12-14 tahun, masa pubertas terjadi pada usia 14-18 tahun, dan masa Adolesen terjadi pada usia 18-21 tahun. 49
Elizabeth B. Hurlock, Psikologi perkembangan suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan, edisi ke 5 (Jakarta Airlangga 1980), h. 2. 50 Abu Ahmadi, Psikologi Umum, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), h. 43.
25
Menurut Abu Ahmadi perbedaan karakteristik di antara tiga fase di atas ialah sebagai berikut: a. Masa Pra Pubertas (masa negatif verneinung, Trotzalter kedua), anak sering merasakan: bingung, cemas, takut, gelisah, gelap hati, bimbang ragu, risau, sedih hati, rasa-rasa minder, dan anak tidak tahu
sebab
musabab
dan
macam-macam
perasaan
yang
menimbulkan kerisuan hatinya. b. Pada masa Pubertas: anak muda menginginkan/mendambakan sesuatu ` dan mencari sesuatu. Namun apa sebenarnya "sesuatu" yang diharapkan dan dicari itu, dia sendiri tidak tahu. Anak muda sunyi di hati, dan merasa tidak bisa mengerti dan tidak dimengerti. c. Pada masa Adolesen: anak muda mulai merasa mantap stabil. Dia mulai mengenal AKU-nya, dan dia ingin hidup dengan itikad keberanian. Dia mulai memahami arah hidangan itikad keberanian. Dia mulai memahami arah hidupnya, dan tujuan hidupnya. Ia mempunyai pendirian tertentu berdasarkan pola hidup yang jelas.51
Masa remaja adalah masa yang penuh emosi. Salah satu ciri periode "topan dan badai" dalam perkembangan jiwa manusia ini adalah adanya emosi yang meledak-ledak, sulit untk dikenda1ikan. “Emosi yang tak terkendali itu antara lain disebabkan juga oleh konflik peran yang sedang di alami remaja. Ia ingin bebas, tetapi ia masih bergantung pada orang tua. Ia ingin di anggap dewasa, sementara ia masih diperlakukan seperti anak kecil”.52 Pula emosi dalam remaja adalah sama dengan emosi masa kanak-kanak, yaitu: amarah, takut, cemburu, ingin tahu, iri hati, gembira, sedih dan kasih sayang. Akan tetapi perbedaannya terletak pada rangsangan yang mengakibatkan emosi dan derajat, dan khususnya pada pengendalian latihan individu terhadap ungkapan 51 52
Abu Ahmadi Psikologi Umum, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), h. 91-92. Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi Remaja, ( Jakarta: Rajawali Pers, 2004), h. 83.
26
emosi mereka. Pada akhirnya remaja yang emosinya matang memberikan reaksi emosional yang stabil, tidak berubah-ubah dari satu emosi atau suasana hati yang lain, seperti pada periode sebelumnya. Untuk mencapai kematangan emosi remaja harus memperoloh gambaran tentaug situasi-situasi yang dapat menimbulkan reaksi emosional.53 Adapun caranya adalah dengan membicarakan berbagai masalah pribadinya dengan orang lain. Sebab dengan mengutarakan kesulitan serta permasalahannya kepada orang lain dengan penuh keterbukaan, maka ia akan lebih mengenali emosi yang ada pada dirinya untuk memecahkan yang dihadapinya, sebagai cara mencapai kematangan emosional. Begitu pula kehidupan remaja dilingkungan sekolah, sebagai seorang siswa mereka dituntut menjadi manusia yang lebih baik dibarengi dengan kesadaran diri akan kebutuhan belajar. Ketika mereka menghadapi kesulitan dalam belajar atau kesulitan menghadapi masalah, mereka harus mampu menyelesaikannya dengan di bantu oleh orang-orang dekat sekitarnya. Salah satunya dengan cara mengekspresikan atau memyalurkan emosi yang ia rasakan saat itu. Dengan begitu ia akan lebih mengenali warna-wama emosi yang ia miliki.
d. Manfaat Keeerdasan Emosi Kecerdasan emosi sangatlah bermanfaat dan merupakan bagian yang sangat penting di dalam kehidupan setiap manusia, begitu juga dalam kehidupan siswa. Karena ketika siswa memiliki kecerdasan emosi, maka dia akan mampu mengenal dan mengetahui emosinya sendiri serta mampu memahami emosi teman-teman atau guru-gurunya
53
Elizabeth B. Hurlock, Psikologi perkembangan suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan, edisi ke 5 (Jakarta Airlangga 1980), h. 213.
27
di sekolah. Sebagaimana yang telah di ungkapkan pada ciri-ciri kecerdasan emosi sebenarnya. “Emosi yang menggebu bermanfaat untuk remaja terus mencari identitas dirinya. Dengan adanya emosi-emosi itu remaja secara bertahap mencari jalannya menuju kedewasaan, karena reaksi orangorang disekitarnya terhadap emosinya akan menyebabkau si remaja belajar dari pengalaman untuk mengambil langkah-langkah yang terbaik”.54 Emosi adalah bahan bakar yang tidak dapat tergantikan bagi otak agar mampu melakukan penalaran yang tinggi. Emosi menyulut kreativitas, kolaborasi, inisiatif dan transformasi. Emosi pun ternyata salah satu kekuatan penggerak : Bukti-bukti menunjukan bahwa nilainilai dan watak dasar seseorang dalam hidup ini tidak berakar pada IQ tetapi pada kemampuan emosional. Kecerdasan emosi akan mempermudah siswa mengelola pengalaman-pengalaman emosi yang timbul pada dirinya. Baik pada saat proses belajar mengajar berlangsung atau di lingkungan ia tinggal. Di lingkungan sekolah, ketika siswa memiliki masalah dalam belajar karena malas, jenuh, bosan, atau ada masalah yang membuatnya sedih, suram, marah atau yang lainnya, siswa akan mampu mengelola dan mengendalikan warna-warna emosi yang tibul pada dirinya, sehingga proses belajarnya tidak akan terganggu. Menurut Dr. Makmun Mubayidh, manfaat EQ antara lain: “membantu manusia untuk menentukan kapan dan di mana ia bisa mengungkapkan perasaan dan emosinya, kanena perasaan dan emosi yang baik akan melahirkan solidaritas dan keejasama antar anggota”. 55
54
Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi Remaja, ( Jakarta: Rajawali Pers, 2004) h. 85 Makmun Mubayidh, Kecerdasan dan kesehatan emosional anak, reperensi penting bagi para pendidik dan orang tua, terjemahan Muchsyin anasy (Jakarta Pustaka Al Kautsar), h. 19. 55 Daniel Goleman, Emosional Entelegent, Kecerdasan Emosional, (Jakarta Gramedia Pustaka Utama 1998). h. 18-19 55
28
Adapnm peran kecerdasan emosi dalam pembentukan pribadi siswa adalah dapat membentuk kepribadian yang utama, yang telah mampu mengenal emosinya, mampu memahami dan mengenali perasan orang lain. Sehingga timbul pada diri siswa rasa empati atau peduli terhadap masalah atau penderitaan yang di rasakan temanteman, para guru, maupun orang-orang yang ada disekitamya. Karena siswa sebagai harapan orang tua, masyarakat, dan bangsa, harus selalu giat belajar, mencari dan menuntut ilmu pengetahuan, dengan kerendahan hati dan kecerdasan emosi yang ia miliki.
3. Pendidikan Agama Islam a. Pengertian Pendidikan Agama Islam Sebelum membahas tentang pengertian Pendidikan Agama Islam, terlebih dahulu penulis akan kemukakan pengertian pendidikan. Menurut Alisuf Sabri yang mengutip dari Dictionary of Educatin “pendidikan
diartikan
sebagai
serangkaian
proses
dengannya
seorang/anak mengembangkan kemampaun, sikap dan bentuk-bentuk tingkah laku lainnya yang bernilai/berguna di masyarakat.”56 Sementara Lengevals,
mendefinisikan
“pendidikan
adalah
usaha
untuk
mempengaruhi anak dalam usaha membimbing supaya menjadi dewasa. Usaha membimbing adalah usaha yang disadari dan dilaksanakan dengan sengaja.”57 Ki Hajar Dewantara mengartikan pendidikan adalah “menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tinginya."58 Berdasarkan pengertian pendidikan di atas yang dikemukakan para ahli dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dari 56
M. Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan, (Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya. 1999), Cet 1, h.4 M. Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan, (Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya. 1999), Cet 1, h.4 58 M. Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan, (Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya. 1999), Cet 1, h.4 57
29
orang dewasa umuk membantu atau membimbing pertumbuhan dan perkembangan anak ke arah kedewasaan. Pendidikan Agama Islam adalah sebuah proses yang dilakukan untuk menciptakan manusia-manusia yang seutuhnya yaitu beriman dan bertakwa kepada Tuhan serta mampu mewujudkan eksistensinya sebagai khalifah Allah di muka bumi, yang berdasarkan kepada ajamn Al-Qur‟-an dan sunnah.59 Menurut Abuddin Nata, mengutip dari Arilin, rumusan dari hasil seminar Pendidikan Islam se-Indonesia di Cipayung Bogor tanggal 7-ll Mei 1960, menyatakan bahwa "Pendidikan Agama Islam adalah bimbingan terhadap pertumbuhan rohani dan jasmani menurut ajaran Islam dengan hikmah mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh, dan mengawasi berlakunya semua ajaran Islam.”60 Istilah bimbingan, mengarahkan
dan
mengasuh
serta
mengajarkan
dan
melatih,
mengandung pengertian usaha mempengaruhi jiwa anak didik melalui proses setingkat demi setingkat menuju tujuan yang diterapkan, yaitu menanamkan takwa dan akhlak serta menegakan kebenaran, sehingga terbentuklah manusia yang berpribadi dan berbudi luhur sesuai ajaran Islam. Ramayulis mengutip dari Al-Abrasyi memberikan pengertian Pendidikan Agama Islam adalah: Usaha mempersiapkan manusia supaya hidup dengan sempurna dan bahagia, mencintai tanah air, tegap jasmaninya, sempurna budi pekertinya (akhlaknya), teratur pikirannya, halus perasaannya. Mahir dalam pekerjaannya, manis tutur katanya baik dengan lisan maupun dengan tulisan.61 Sedangkan menurut Ahmad D. Marimba "pendidikan Islam adalah bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum
59
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta : Ciputat Pers, 2002, h.16 60 Abuddin Nata, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Bandung: Angkasa, 2003), h.12 61 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Kalam Mulia, 2002), h.3
30
agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran ls1am."62 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar dan terencana dalam membina, menanamkan, dan membiasakan peserta didik agar berperilaku sesuai dengan ajaranajaran agama Islam agar kelak mendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat. b. Tujuan dan Fungsi Pendidikan Agama Islam 1) Tujuan Pendidikan Agama Islam "Tujuan artinya sesuatu yang dituju, yaitu yang akan dicapai dengan
kegiatan atau usaha."63 Sesuatu akan berakhir bila
tujuannya sudah tercapai. Kalau tujuan itu bukan tujuan akhir, kegiatan berikutnya akan langsung dimulai untuk mencapai tujuan selanjutnya dan terus begitu sampai kepada tujuan akhir. Tujuan Pendidikan Agama Islam adalah "kepribadian muslim, yaitu suatu kepribadian yang seluruh aspeknya dijiwai oleh ajaran Islam."64 Orang yang berkepribadian muslim disebut "Muttaqin". Karena itu Pcndidikan Agama Islam berarti juga pmbentukan manusia yang bertakwa, Hal ini sesuai dengan tujaun pendidikan nasional yang akan membentuk manusia Pancasila yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan siswa tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan
62
Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: PT. Al-Ma‟arif, 1980), Cet. Iv h.23. 63 Zakiah Daradjat dkk, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1996), h. 72 64 M. Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan, (Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya. 1999), Cet 1, .h.75.
31
bertakwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.65 Dengan tercantumnya kata beriman dan bertakwa kepada Allah SWT dan berbudi pekerti yang luhur, menunjukkan bahwa pendidikan agama sangat diharapkan berperan langsung dalam upaya pencapaian tujuan pendidikan itu sendiri, karena tanpa melalui pendidikan agama, tidak mungkin diwujudkan, karena pendidikan agama termasuk Pendidikan Agama Islam mempunyai peran dan kedudukan yang sangat penting. Sementara Abdul Fatah Jalal (dalam Hamdani Ihsan) mengelompokkan tujuan Pendidikan Agama Islam kedalam tujuan umum dan tujuan khusus. "Tujuan umum yaitu menjadikan manusia sebagai
hamba
Allah
SWT
yang
senantiasa
mengagungkan dan membesarkan asma Allah.”
beribadah,
66
Firman Allah dalam surat Adz Dzariyat ayat 56 :
"Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku, " (Q.S. Adz Dzariyat : 56) Pada intinya tujuan umum Pendidikan Agama Islam ini adalah membina peserta didik agar selalu beribadah kepada Allah. Ibadah yang tidak hanya terbatas pada menunaikan shalat, puasa, mengeluarkan zakat ataupun beribadah haji, tetapi mencakup segala amal. pikiran atau perasaan manusia. serta seluruh aspek kehidupan manusia
berupa
perkataan.
Perbuatan,
bahkan
apapun dari
perilakunya dalam mengabdikan diri kepada Allah SWT. Sedangkan tujuan khususnya adalah mampu melaksanakan rukun Islam, selalu belajar untuk meningkatkan ibadah, dan berusaha 65
M. Ali Sub Sabri, Ilmu Pendidikan(Jakarta, Pedoman Ilmu Jaya 1999), h.75. Hamdani Ihsan dan A. Fuad, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: CV Pustaka Setian, 1998), h.74. 66
32
untuk mencari rizki yang halal untuk memenuhi kebutuhan pangan bagi diri sendiri dan keluarga.67 Sedangkan menurut Armai Arief, mengutip dari Abdurrahman Saleh Abdullah dalam bukunya Educational Theory al-Qur ‟anie Outlook, bahwa "Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk membentuk kepribadian sebagai khalifah Allah SWT. Atau sekurang-kurangnya mempersiapkan ke jalan yang mengacu kepada tujuan akhir."68 Tujuan utama khalifah Allah adalah beriman kepada Allah dan tunduk serta patuh secara total kepada-Nya. Sedangkan Hasan Langgulung dalam bukunya Asas-asas Pendidikan Islam, menjelaskan, hahwa "pendidikan Islam harus dikaitkan dengan tujuan hidup manusia, atau lebih tegasnya, tujuan pendidikan adalah untuk menjawab persoalan untuk apa kita hidup."69 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan Pendidikan Agama Islam adalah meningkatkan dan membentuk pribadi yang beriman dan bertakwa kepada Allah. serta berakhlak mulia, dengan meningkatnya keimanan dan ketaqwaan kepada Allah diharapkan akan tercapainya kebahagian hudup di dunia dan di akhirat serta berbudi pakerti yang luhur dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 2) Fungsi Pendidikan Agama Islam Proses belajar dan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah berbangsa sebagai berikut : 70 a) Penanaman nilai ajaran Islam sebagai pedoman untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat dengan melaksanakan ajaran agama Islam seutuhnya.
67
Hamdani Ihsan, dan A. Puad FilsafatPendidikan Islam.h.74 Arif, Pengantar Ilmu……h.19 69 Arif, Pengantar Ilmu……h.18-24 70 Departemen Pendidikan Nasional, Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah, (jakarta : Kepala Badan penelitian dan Pengembangan, 2003), h.8-9. 68
33
b) Pengembangan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, serta akhlak mulia peserta didik seoptimal mungkin, yang telah ditanamkan lebih dahulu dalam lingkungan keluarga. Sekolah berfungsi untuk menumbuh kembangkan lebih lanjut dalam diri anak melalui bimbingan, pengajaran dan pelatihan agar keimanan dan ketakwaan tersebut dapat berkembang optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya. c) Penyesuaian
yaitu
untuk
menyesuaikan
diri
dengan
lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama Islam. d) Perbaikan berfungsi untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan, kelemahan-kelemahan
peserta
didik
dalam
keyakinan,
pengalaman ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari. e) Pencegahan berfungsi untuk menangkal hal-hal negatif dan Lingkungannya
atau
dan
budaya
lain
yang
dapat
membahayakan dirinya dan menghambat perkembangan menuju manusia Indonesia seutuhnya. f) Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum (alam nyata dan non nyata/ghaib), sistem dan fungsionalnya. g) Penyaluran yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat khusus di bidang agama Islam agar bakat tersebut dapat berkembang secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan bagi orang lain. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi Pendidikan Agama Islam di sekolah yakni untuk mengembangkan pemahaman siswa mengenai ajaran agama Islam yang telah mereka dapatkan dalam lingkungan kelurga dan sekolah serta memperbaiki dan mencegah dari kesalahan pemahaman dan hal-hal yang bertentangan dengan ajaran agama Islam.
34
c. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam mencakup keseluruhan ajaran agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Ajaran yang berisi pedoman pokok yang mengatur berbagai aspek kehidupan untuk kesejahteraan hidup manusia di dunia dan di akhirat nanti, dalam hal ini, ruang lingkup pendidikan agama Islam meliputi keserasian, keselarasan dan keseimbangan yang meliputi : 1) Hubungan Manusia dengan Allah SWT Hubungan manusia dengan Allah merupakan hubungan yang vertikal antara manusia dengan Khalik, menempati prioritas utama dalam pendidikan agama Islam, isi ajarannya meliputi segi iman, Islam dan ihsan. 2) Hubungan Manusia dengan Dirinya Hubungan manusia dengan dirinya merupakan sesuatu hal yang sangat penting, yaitu dengan memiliki rasa tanggung jawab, menjaga dan memelihara yang terdapat dalam diri agar manusia nantinya dapat menjaga diri dan hal-hal yang sifatnya dapat menjerumuskan ke dalam suatu kehancuran. 3) Hubungan Manusia dengan Sesama Manusia Merupakan hubungan yang bersifat horizontal, yaitu antara manusia dengan manusia dalam kehidupan. Ruang lingkup pengajarannya berkisar pada pengaturan hak dan kewajiban antara manusia dengan manusia dalam kehidupan bermasyarakat. 4) Hubungan Manusia dengan Makhluk Lain dan Lingkungan Hubungan manusia dengan alam juga merupakan hal yang penting, yaitu manusia dituntut untuk mengenal, memanfaatkan dan menjaga serta mengembangkan kelestarian alam.71 Adapun ruang lingkup bahan pelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah meliputi tujuh unsur pokok. yaitu:
71
Yunus Namsa, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta : Pustaka Firdaus, 2000).
35
1) Keimanan Pengajaran dan pendidikan keimanan berani proses belajar dan pembelajaran tentang berbagai aspek kepercayaan. Dalam pelajaran keimanan, pusat atau ini pembicaraan/pembahasan ialah tenang keesaan Allah. Karena itu, ilmu tentang keimanan ini disebut juga Tauhid. Ruang lingkup pengajaran keimanan itu meliputi rukun iman yang enam, yaitu percaya kepada Allah, kepada para Rasul Allah, kepada para Malaikat, kepada kitab-kitab suci yang diturunkan kepada para Rasul Allah, kepada hari kiamat, dan kepada qada dan qadar. 2) lbadah Dalam pengertian yang luas, ibadah itu ialah segala bentuk pengabdian yang ditujukkan kepada Allah semata yang diawali oleh niat. Materi pelajaran ibadah ini seluruhnya dimuat dalam ilmu Fiqih, selain membicarakan ibadah, juga membicarakan kehidupan sosial, seperti perdagangan (jual-beli), perkawinan, kekeluargaan, warisan,
pelanggaran,
hukuman,.
perjuangan
(jihad),
politik/pemerimahan, makanan, minuman, pakaian, dan lain-lain. 3) Al- Qur‟an Membaca Al-Qur‟an tidak sama dengan membaca buku atau membaca kitab suci lain. Membaca Al-Qur‟an adalah ibadah, membaca Al-Qu.r‟an juga merupakan seni suatu ilmu yang mengandung seni yakni seni membaca Al-Qur‟an, lsi pengajaran AlQur‟an
diantaranya
pengenalan
hurur-huruf
hijaiyah,
cara
menyebutkannya, bentuk dan fungsi tanda baca, tanda berhenti, dan tanda lainya. Ruang lingkup pengajaran Al-Qur`an ini lebih banyak berisi pengajaran yang memerlukan latihan dan pembiasaan. 4) Akhlak Akhlak merupakan bentuk batin dari seseorang. Pengajaran akhlak berarti pengajaran tentang batin seseorang yang kelihatan pada tingkah lakunya. Pembentukkan akhlak dapat dilakukan dengan
36
memberikan pengertian tentang baik buruk dan kepentingannya dalam kehidupan, memberikan ukuran baik dan buruk, melatih dan membiasakan berbuat, mendorong dan memberi sugesti agar mau dan senang berbuat kebaikan. Dasar pelaksanaan pengajaran ini berarti proses kegiatan belajar mengajar dalam mencapai tujuan I supaya yang diajar berakhlak baik. 5) Mu‟amalah Muamalah merupakan sebagian perincian dari ilmu fiqih, ilmu ini lebih membahas tentang hubungan sosial manusia, yakni muamalat madaniyat dan muamalat maliyat. Muamalat madaniyat membahas masalah-masalah yang dikelompokan ke dalam kelompok persoalan hana kekayaan, harta milik, harta kebutuhan, dan cara menggunakan dan mendapatkannya. Sedangkan muamalat maliyat membahas masalah-masa1ah yang dikelompokan kedalam kelompok persoalan harta kekayaan milik bersama baik masyarakat kecil atau besar seperti negara (perbendaharaan negara). 6) Syari‟ah Syari‟ah
merupakan
ilmu
yang
mempelajari
tentang
syariat/hukum Islam. Ayat pertama yang berbunyi ”iqra” merupakan pensyariatan pertama hukum Islam. Perintah membaca, merupakan syariat yang pertama dalam ajaran Islam. Ilmu ini membicarakan hukum-hukum dalam kehidupan umat manusia. 7) Tarikh Tarikh Islam disebut juga sejarah Islam.72 Pengajaran tarikh Islam
sebenarnya
pengajaran
sejarah,
yaitu
sejarah
yang
berhubungan dengan pertumbuhan dan pekembangan umat Islam, seperti kerajaan yang berkuasa di luar tanah Arab sebelum datangnya agama Islam maupun sesudah datangnya agama Islam. Peperangan yang dilakukan Nabi Muhammad SAW dan para sahabat melawan 72
Zakiyah Darajat dkk, Metodik pengajaran Agama Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1995), cet. 1 h.112
37
orang kafir. pemerintahan pada zaman Nabi Muhammad SAW. riwayat hidup Nabi Muhammad SAW, dan lain-lain.
B. Hasil Penelitian yang Relevan Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Hubungan antara keeerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama islam di SMA PGRI 109 Tangerang oleh : Dedi Setiadi menggunakan metode kuantitatif dengan sistematika penelitian korelasi. Hasilnya : terdapat hubungan positif yang signifikan antara keeerdasan emosional dengan belajar pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. 2. Hubungan atara keeerdasan emosional dengan peningkatan prestasi belajar siswa bidang study akidah akhlaq di MTs. Daarul Mustaqiem oleh Siti Lindayani. Hasilnya : terdapat pengaruh antara keeerdasan emosional dengan peningkatan prestasi belajar siswa bidang study akidah akhlak a. Persamaan penelitian diatas dengan penelitian ini adalah : semuanya mengkaji penelitian tentang hubungankeeerdasan emosional pada mata pelajaran pendidikan agama islan. b. Perbedaanya penelitian diatas dengan penelitian ini adalah : kalau penelitian di atas mengkaji hubungan keeerdasan emosional dengan prestasi belajar sedangakan dalam penelitian ini merngkaji tentang hubungan keeerdasan emosional dengan motivasi belajar.
C. Krangka Berpikir Daniel
Goleman,
seorang
tokoh
psikologi
yang
terkenal
mengembangkan teori Emotional Quation (EQ), melalui buknmya berjudul “Emotional lntelligent” terdapat hasil penelitiannya yang menunjukan bahwa: "Setinggi-tingginya IQ menyumbang kira-kira 20 persen bagi faktor-faktor yang menentukan sukses dalam hidup, maka yang 80 persen di isi oleh
38
kekuatan-kekuatan lain. Kekuatan- kekuatan yang lain yang di maksud adalah keeerdasan emosi (EQ)”.73 EQ adalah "kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustasi, mengendalikan dorongan hati dan tidak melebihIebihkan kesenangan; mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stress tidak melumpuhkan kemampuan berfikir, berempati dan berdo‟a"74. EQ
berorientasi
pada
kecerdasan mengelola
emosi
manusia.
Didalamya terdapat unsur kemampuan akan kepercayaan diri sendiri, ketahanan, ketekunan, dan menjalin hubungan sosial. Jika seorang siswa memiliki kecerdasan rata-rata, sebenamya ia dapat meraih prestasi belajar yang tinggi jika adanya kepercayaan terhadap diri sendiri, tidak terlalu tergantung pada orang lain, ketekunan dalam belajar dan menjalin hubungan dengan teman di sekolah, akan mengubah posisi seseorang yang semula berprestasi rata-rata menuju tingkat prestasi yang lebih baik. Namun untuk meraih semua itu diperlukan adanya peran kecerdasan emosi dalam menumbuhkan motivasi belajarnya, dalam hal ini motivasi belajar siswa. "Motivasi belajar dapat dikatakan sebagai kesaluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menajamin kelangsungan dari kegiatan dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belaiar itu dapat tercapai" 75. Untuk menentukan ada tidaknya motivasi belajar pada diri siswa, harus di ketahui terlebih dahulu ciri-ciri (tanda-tauda) motivasi belajar yang ada pada diri siswa. Adapun ciri-ciri motivasi pamar adalah sebagai berikut: a. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam waktu yang lama, tidak peerah berhenti sebelum selesai)
73
Daniel Goleman, Emosional Entelegent, Kecerdasan Emosional, (Jakarta Gramedia Pustaka Utama 1998)., h.44 74 Sardiman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pres, 2005), h45 75 Sardiman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pres, 2005),, h 75
39
b. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak memerlukan dorongan dati luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang telah di eapai) c. Menunjukan minat terhadap bermaeam-maeam masalah
untuk orang
dewasa (misalnya masalah pembangunan agama, politik, ekonomi, keadilan, pemberantasan korupsi, penentangan terhadap setiap tindak kriminal, amoral, dan sebagainya) d. Lebih senang bekerja mandiri e. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif) f. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu) g. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu h. Senang meneari dan memeeahkan masalah soa1-soa1. Apabila seseorang memiliki ciri-ciri seperti di atas, berarti orang itu selalu memiliki motivasi yang eukup kuat. ciri-ciri motivasi itu sangat penting dalam kegiatan belajar-mengajar. Dalam kegiatan belajar-mengajar akan berhasil baik, kalau siswa tekun meugerjakan tugas, ulet dalam memecahkan berbagai masalah dan hambatan secara mandiri, dengan begitu siswa akan mudah berprestasi di sekolah dan meraih cita-citanya mutunya dengan kecerdasan emosi yang mereka miliki. Maka jelaslah begitu pentingnya peran kecerdasan emosi siswa terhadap motivasi belajar. Karena dengan kecerdasan emosilah seseorang dapat membentuk kepribadian yang utama, yang telah mampu mengenal emosinya, mampu memahami dan mengenali perasaan orang lain, sehingga timbul rasa empati atau peduli terhadap masalah atau penderitaan yang dirasakan orang-orang disekitarnya. Keceradasan emosi dapat mempermudah siswa mengelola pengalaman emosi yang timbul pada dirinya, baik pada proses belajar mengajar berlangsung atau dilingkungannya ia tinggal. Di sekolah ketika siswa memiliki masalah dalam belajar karena malas, jenuh, bosan, atau ada masalah yang membuatnya sedih, muram, marah atau yang lainnya, siswa akan mampu mengelola dan mengendalikan warna-warna
40
emosi yang timbul pada dirinya, sehingga proses belajarnya tidak akan terganggu. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa jika siswa beremosional quistiennya tinggi maka otomatis motivasi belajarnya pun akan tinggi pula dengan alas an bahwa adanya korelasi antara kecerdasan emosional dengan motivasi belajar.
D. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka teoritis dan kerangka berpikir diatas, maka dalam penelitian dapat diajukan hipotesis sebagai berikut: 1. Hipotesis Alternatif (Ha) Ada hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosional dengan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama islam di SMP Taman Islam. 2. Hipotesis Nol (Ho) Tidak ada hubungan yang signifikan antara kecerdasan emososional dengan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama islam di SMP Taman Islam
41
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi
penelitian
adalah
strategi
yang
di
gunakan
untuk
mengumpulkan dan menganalisa data, untuk menjawab dan memecahkan masalah yang dihadapi. Hal ini sesuai dengan definisi yang persoalan yang dihadapi, Ini adalah reneana pemceahan persoalan dikemukakan oleh Arif Furehan,” metodologi penelitian adalah strategi umum yang dianut dalam mengumpulkan dan menganalisa data yang diperlukan guna menjawab yang sedang diselidiki.”76
A. Tempat Dan Waktu Penelitian a. Tempat Penelitian · Penelitian dilaksanakan di SMP Taman Islam, yang beralamat di jalan KH. Abdul Hamid Km. O4. Kec.Cibungbulang Kab. Bogor. b. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama kurang lebih 3 bulan, mulai tanggal 3 Januari sampai dengan 31 Maret 2012. dalam waktu kurang lebih tiga bulan tersebut, penulis berupaya menggunakan waktu seefektif mungkin untuk melakukan penelitian dengan cara membagi ke dalam beberapa tahapan persiapan, tahap pengumpulan data, pengolahan data, dan tahap penulisan laporan.
B. Metoda Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian korelasi.”Yaitu penelitian yang melihat hubungan dua variabel atau lebih. variabel diteliti untuk melihat hubungan yang terjadi diantara mereka tanpa coba untuk merubah atau mengadakan perlakuan terhadap variabel-variabel tersebut.”77
76
Arif Furchan, Pengantar penelitian dalam pendidikan,(surabaya:usaha nasional,1982),h.50 Ronny Kountur, Merode penelitian untuk penulisan skipsi dan tesis,(jakarta:PPM,2005)Cet. III.h.137. 41 77
42
Sedangkan teknik penulisan skipsi ini perpedoman pada buku penulisan skripsi yang diterbitkan oleh UIN Syarif Hidayatullah jakarta press tahun 2011.
C. Populasi Dan Sample Penelitian 1. Populasi Penelitian "Populasi adalah himpunan yang lengkap dari satuan-satuan atau individu-individu yang karakterstiknya ingin kita ketahui"78. populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Taman Islam yang berjumlah keseluruhan 200 orang siswa. 2. Sample Penelitian "Sampile adalah sebagian dari populasi yang dapat mewakili keadaan populasi. adapun sample dalam penelitian ini di ambil sebanyak 15% dari jumlah populasi yang ada dengan mengambil siswa kelas viii smp taman islam yang berjumlah 200 „siswa"79. Karena respondennya banyak maka dalam pengambilan data penulis menggunakan sample sebanyak 30 orang siswa.
D.Teknik Pengumpulan Dan Instrumen Pengolahau Data 1. Teknik pengumpulan data Untuk memperoleh data yang akurat, sehingga memenuhi persyaratan hasil penelitian, maka pada pelaksanaan penelitian penulis melakukan langkah-langkah sebagai berikut: a. Melakukan observasi ; yaitu dengan melakukan pengamatan langsung terhadap siswa SMP Taman Islam khususnya kelas VIII b. Melakukan Interview ; yaitu dengan melakukan wawaneara atau tanya jawab seeara langsung dengan kepala sekolah SMP Taman Islam yaitu Ibu Ir Junita Lasmono dan Bapak Dieki Hendarsyah bagian Kepegawaian/TU. 78 79
M. Toha Angoro, dkk, Metode Penelitian, (Jakarta: Universitas Terbuka. 2007)h.4.2-4.3. Anas Sudidjono Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta PT Grafindo Persada) h, 280
43
c. Melakukan studi dokumentasi; yaitu meminta dan meneatat berbagai dokumen, yang dibutuhkan dalam penelitian ini dari semua orang yang terkait pada Yayasan Pendidika Taman Islam d. Memberikan Angket ; yaitu pertanyaan tertulis yang digunakan untuk· memperoleh informasi dari responden siswa kelas VIII 2. Instrumen Pengolahan Data Instrumen adalah alat untuk mengumpulkan data, dalam penelitian ini penulis mengunakan angket yang berdasarkan pada permasalahan penelitian dengan variabel-variabel yang dianggap paling penting atau dengan indikator-indikator yang dianggap penting, kemudian dijadikan pernyataan dalam angket. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel x (hubungan keeerdasan emosi siswa) sebagai variabel bebas dan variabel y (motivasi belejar) sebagi variabel terikat. Adapun pengisian angket ini setiap responden di minta untuk memberikan tanda eek1is(√ ) pada kolom yang telah disediakan, dengan beberapa altematif jawaban dengan skala rasio pada kuisioner variabel hubungan keeerdasan emosi siswa dengan motivasi belajar, dengan pertimbangan setiap sample atau responden akan memiliki intensitas jawaban yang berbeda pada setiap item (butir soal). Untuk membuat butir soal penelitian menggunakan skala rasio. skala rasio digunakan untuk mengukur hubungan keeerdasan emosi siswa dengan motivasi belajar. jawaban setiap item instrument dengan menggunakan skala rasio mempunyai graduasi dari sangat positif sampai sangat negatif dengan rentang skor tertinggi 4 sampai terendah 180.
80
Anas Sudidjono, h. 240-242
44
Tabel 2 Skor Nilai Pengujuran Jawaban Item Soal Angket Nilai No
Jawaban Positif
Negatif
1
Selalu
4
1
2
Kadang-Kadang
3
2
3
Pernah
2
3
4
Tidak Pernah
1
4
E. Teknik Analisis Dan Pengolahan Data Setelah data terkumpul. dan di klasifikasikan antara jawaban kemudian diolah dan di analisa. hal ini di maksudkan untuk memudahkan penulis dalam memahami dan menafsirkan makna yang terungkap dalam permasalahan penelitian. Untuk menganalisa data di tempuh melalui langkah-1angkah sebagai berikut: a. Memeriksa kelengkapan jawaban-jawaban yang diberikan pada responden dalam daftar isian (Kuisioner). b. Mengklasifikasikan jawaban-jawaban tersebut untuk dapat dijadikan data yang mudah dianalisa dan disimpulkan. c. Penulis memberikan skor terhadap butir-butir pernyataan yang terdapat dalam angket. Untuk pengolahan data, penulis menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Editing: adalah penelitian kembali eatatan-eatatan dari lapangan. sebelum data yang terkandung di dalam kuisioner itu di olah, kuisioner itu sendiri
45
harus di edit terlebih dahulu agar dapat meningkatkan mum data yang akan di olah dan dianalisis. 2. Koding : adalah usaha mengklasifikasikan jawaban para responden menurut maeam-maeamnya. koding bertujuan menetapkan kategori mana yang sebenarnya tepat bagi suatu jawaban tertentu. 3. Tabulasi; (dalam arti menyusun data ke dalam bentuk-bentuk). merupakan tahap lanjutan dalam rangkaian proses analisis data. lewat tabulasi data lapangan akan tampak ringkas dan tersusun ke dalam suatu tabel yang baik sehingga dapat mudah di pahami. 4. Korelasi; dengan menggunakan teknik korelasi produet moment tabulasi yang berupa penyusunan data ke dalam tabel merupakan suatu langkah awal dari penemuan hasil. penemuan hasil dapat berupa ada tidaknya hubungan antara dua variabel atau derajat besarnya hubungan antara variabel.81 korelasi produet mement dimaksudkan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang signifikan. hubungan keeerdasan emosi siswa (X) dengan motivasi belajar (Y)·
Uutuk Itu Penulis Melakukan Langkah-Laugkah Sebagai Berikut: a. Meneari angka indeks korelasi "R" produet moment dengan mendasarkan pada skor aslinya atau angka kasarnya dengan rumus: Rxy =
2
2
2
2
Keterangan Rxy
= Angka Indeks Korelasi “R” Produet Moment
N
= Number Of Eases = Jumlah Hasil Perkalian Antara Skor X Dan Y = Jumlah Skor X = Jumlah Skor Y
81
Op cit, h 234-238
46
b. Memberikan interpretasi (taifsiran) terhadap angka indeks korelasi "R" produet moment, terhadap angka indeks korelasi yang telah diperoleh dari perhitungan dapat diberikan interpretasi atau penafsiran tertentu. dalam hubungan ada dua maeam eara penulis tempuh yaitu: - Interpretasi terhadap angka indeks korelasi "R" produet moment dilakukan dengan eara yang sederhana, dan - Interpretasi dengan terlebih dahulu berkonsultasi pada tabel nilai "R” produet moment. c. Memberikan interpretasi terhadap angka indeks kore1asi "r" produet moment seeara kasar (sederhana). dalam memberikan interpretasi terhadap
angka
indeks
korelasi
produet
moment,
mempergunakan sebagai berikut:
Tabel 3 Pengukuran Produet Moment Besar “R‟ Produet Moment (Rxy)
Interprestasi Data
0,000-0,199
Sangat Rendah
0,200-0,399
Rendah
0,400-0,599
Agak Rendah
0,600-0,799
cukup
0,800-1,000
Tinggi
penulis
47
F. Variabel Dan Hipotesis Statistik 1. Variabel 2. "Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian".82 dalam penelitian ini terdapat dua variabel sebagai barikut: a. Variabel bebas (X) = keeerdasan emosi siswa b. Variabel tergantung(Y) =motivasi belajar
Tabel 1 Kisi-kisi instrumen variabel penelitian No
Variabel
Indikator
No. Soal
Jml.Soal
1, 2, 11 & 15
4
d. Mengelola emosi
3, 4, 5 & 12
4
e. Memotivasi diri
6 & 10
2
f. Mengelola emosi
7, 9 & 14
3
8 & 13
2
Keeerdasan emosi c. Mengenali emosi iswa
(Varial X)
diri
orang lain g. Membina hubungan 2
Motivasi Belajar (Variabel Y)
a. Sungguh-sungguh
1 , 6 & 15
dalam belajar b. Menunjukan
2, 7 & 11
Minat c. Mempunyai
3 & 13
Perhatian
82
Suharsimi Arikanto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT/ RINEKA CIPTA, 2006), 118
48
d. Memiliki Rasa
4, 9 & 10
Ingin Tahu Yang Kuat 5, 8 & 14 e. Tekun Dalam Melaksanakan Tugas
3. Hipotesis “ Hipotesis adalah sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul “.83 Hipotesa yang akan digunakan adalah sebagai berikut: jika “R”hitung lebih keeil dari “T” tabel maka hasilnya ho diterima, sedangkan ha ditolak, dan apabila “R” hitung lebih besar dari “T”tabel maka hasilnya Ho di tolak, sedangkan ha diterima. hipotesisnya adalah: a.
Hi : terdapat hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosional siswa dengan motivasi belajar pada mata pelajaran PAI di SMP Taman Islam
b.
Ho: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara keeerdasan emosional siswa dengan motivasi belajar pada mata pelajaran PAI di SMP Taman Islam.
83
Suharsimi Arikunto, Prosedur penelitian Praktek,(jakarta: PT/RINEKA CIPTA, 2006),h.118
49
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Lokasi Penelitian 1. Sajarah Berdirinya Sekolah SMP Taman Islam SMP Taman Islam didirikan pada tahun 1974 di bawah naungan Yayasan Pendidikan Taman Islam. Dengan akta Notaris Sujud Ranu No. 4 tanggal 17 Agustus 1976, Dengan Nomor Data Sekolah (NDS) 200205003 dengan
memperoleh
status
sekarang
"Terakreditasi"
SK
:No
018/C/Kep/I.83 tanggal 23 Februari 1983. Sekolah Menengah Pertama (SMP) Taman Islam berlokasi di jalan KH. Abdul Hamid Km.04, Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor provinsi
Jawa
Barat, dengan ketua
yayasan
yaitu Bpk Cecep
Farhurrahman. Badan pendiri Yayasan Taman Islam Cibungbulang terdiri dari beberapa tokoh masyarakat yang sangat konsen terhadap pendidikan, khususnya di Desa Situ Udik Cibungbulang Bogor, yaitu: H. Didin Hapidudin, Ishak Jawiha, H. Rohim Umboh, H. Jama Sari, Supendi Edi, dan Drs. H. Muhibudin, M.Pd.I.84 Sekolah yang berdiri di atas tanah seluas 2,062m2, memiliki luas bangunan 896m2 dengan status bangunan milik yayasan, dan saat itu dipimpin oleh Ibu Ir Junita Lasmono. Jumlah siswa pada tahun ajaran berjumlah 507 siswa, dengan jumlah belajar 12 rombongan. 2. Visi dan Misi Sekolah SMP Taman Islam Visi SMP Taman Islam Terwujudnya lingkungan pendidikan yang kondusif nyaman, dan asri serta menghasilkan lulusan yang berkualitas secara akademis maupun akhlak. Misi SMP Taman Islam - Terwujudnya lingkungan sekolah yang kondusif bagi pelaksanaan kegiatan pembelajaran. 84
Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah Taman Islam
49
50
- Terwujudnya fasilitas pendidikan yang relevan, mutakhir, dan memadai. - Mengembangkan kinerja tenaga pengajar dan karyawan yang berkualitas, disiplin, dan profesional. - Mendidik siswa agar memiliki sikap beramal ilmiah dan berilmu amaliah, berakhlakul kanmah dan mandiri. 3. Keadaan Siswa dan Guru SMP Taman Islam a. Keadaan Guru SMP Taman Islam SMP Taman Islam yang beralamatkan di jalan KH. Abdul Hamid ini, memiliki sejumlah guru atau pengajar beserta para stafnya. Adapun jumlah keseluruhan guru atau pengajar beserta stafnya berjumlah 31 orang. Dengan data sebagai berikut :
Table 2 Data Guru SMP Taman Islam85 No
Nama guru
Jabatan
Mata pelajaran
1
Ir. Junita Lasmono
Kep. Sekolah
Matematika
2
Wawan Darmawan, S.Pd
Guru
Matematika
3
Cece Abdul Kohar
Guru
B. Sunda
4
H.U. Hidayatullah
Guru
PAI
5
H. Ma‟mun
Guru
B. Arab
6
Faizah, BA
Guru
B. Indonesia
7
Ir. Novi Idaladiatni
Guru
Biologi, Tataboga
8
Sunarti
Wakasek Ur.
PKN
Kurikulum 9
Cecep Kusnaedi, Am pd
10
H. Mustofa Al-Badri, BA
11
Leni Muniroh, SE
Guru
IPS Terpadu, IPS Tek
12
R. Deden Lhaksmana, S.Pd
Guru
Seni Budaya
85
Hasil Wawancara dengan Kepala Administrasi
Guru
PENJASKES B. Inggris
51
13
Imron Rosyadi, S.Pd
Guru
IPS Terpadu, Geografi, Sjr
14
Nina Aenatul Wardah, S.Ag
Guru
B. Indonesia
15
Yanti Nasyatul Ulfah
Guru
PAI, BTQ
16
Asep Suharto, S.Pd
Guru
B. Indonesia
17
Badru Muhidin, Am. Pd
Guru
Matematika
18
Ea Rohimatusyamsiah, S.Pd.I
Guru
B. Inggris
19
Hendri Budiman, S.Si
Guru
IPA Terpadu
20
Asep Nurhidayat, S. Ag
Guru
BTQ
21
Beben Baenuri, S.Pt
Guru
IPA Terpadu, Fisika
22
Ida Rosita, S. Pt
Guru
MTK,PKLH
23
Nurul Amalia
Guru
Teknologi, Informasi
24
Isriyah Mardiani, SE
Guru
IPS Terpadu
25
Dewi Astuti
Guru
PKN, PKLH
26
Iswahyudi
Guru
T.J, Komputer
Table 3 Daftar Guru yang Menjadi Wali Kelas No
Nama Wali Kelas
Kelas
1
Beben Baenuri, S. Pt
VII.1
2
H. Ma‟mun
VII.2
3
Yanti Nasyatul Ulfah
VII.3
4
Nurul Amaliah
VII.4
5
Cecep Kusnaedi, Am. Pd
VIII.1
6
Cece Abdul Kohar
VIII.2
52
7
Nina Aenatul Wardah, S.Ag
VIII.3
8
Ir. Novi Idaladiatni
VIII.4
9
Imron Rosyadi, S.Pd
IX.1
10
H. Mustofa Al-Badri, BA
IX.2
11
Sunarti
IX.3
12
Faizah, BA
IX.4
b. Keadaan siswa SMP Taman Islam Jumlah siswa SMP Taman Islam dari tahun ke tahun selalu mengalami kenaikan, hal ini dapat terlihat pada data siswa empat tahun terakhir, sebagai berikut :
Table 4 Data Siswa Dalam Empat Tahun Terakhir Jumlah siswa
Thn. Ajaran KLS. VII
KLS. VIII
Total jumlah siswa
KLS. IX
2008/2009
207
182
164
553
2008/2009
157
177
173
507
2010/2011
188
172
165
525
2011/2012
198
200
168
566
Table 5 Data Siswa Kelas VIII Tahun Ajaran 2011/2012 No
Kelas
L
P
Jml. Siswa
1
VIII-1
56
-
56
2
VIII-2
54
-
54
3
VIII-3
-
45
45
4
VIII-4
-
45
45
53
4. Sarana dan Prasarana SMP Taman Islam Sarana dan prasarana di SMP Taman Islam cukup memadai walaupun masih ada kekurangan fasilitas yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar disekolah ini, namun pihak sekolah selalu berusaha memenuhi kenutuhan siswa untuk belajar. Adapun sarana prasarana yang tersedia di SMP Taman Islam anatra lain : -
Kantor (1)
- Lap. Olah raga (1)
-
Kelas (12)
- Lap. Upacara (1)
-
Meja (252)
- Ibadah (1)
-
Kursi (296)
- PMR/Pramuka (1)
-
Papan tulis (23)
- UKS (1)
-
Perpustakaan (1)
- KM/Wc guru (2)
-
Lab. Computer(1)
- KM/Wc siswa (3)
-
Lab. IPA (1)
- Dapur (1)
-
Tata usaha (1)
- Gudang (1)
5. Kurikulum SMP Taman Islam Struktur kurikulum yang digunakan di SMP Taman Islam berpedoman pada SI dan SKL serta Standar Kompetensi Mata Pelajaran yang sudah ditetapkan oleh BSNP memuat jenis mata pelajaran dan alokasi waktunya. Struktur kurikulum SMP Taman Islam memuat 10 maka pelajaran, 3 muatan local yang pelaksanaannya menggunakan system blok seperti tertera pada table di bawah ini :
54
Table 6 Struktur Kurikulum SMP Taman Islam Komponen
Kelas dan lokasi waktu VII
VIII
IX
1. Pendidikan Islam
2
2
2
2. Pen. Kewarganegaraan
2
2
2
3. B. Indonesia
4
4
4
4. B. Inggris
4
4
4
5. Matematika
4
4
4
6. IPA
4
4
4
7. IPS
4
4
4
8. Seni Budaya
2
2
2
9. Tekn. Infrmsi & Kmnks
2
2
2
10. Pen. Jasmani, OR, KES
2
2
2
1. B. Sunda
2
2
2
2. B. Arab
2
2
2
3. Pen. Lingkngan hidup
2
2
2
C. PENGEMBANGAN DIRI
2
2
2
Jumlah
36
36
36
A. MATA PELAJARAN
B. MUATAN LOKAL
6. Komite Sekolah SMP Taman Islam Komite Sekolah Drs. Lukmanul Hakim.
55
7. Struktur Organisasi Dinas Pendidikan
Yayasan Kpl. Sekolah : Ir. Junita Lasmono Wakasek I Wakasek II Faizah, BA H. Mustofa Al-badri, BA
Perpustakaan Dadin Paridudin
TU/Pegawai Dicky Hendarsyah
Laboran Hendri Budiman, S.Si
Lab. Tik Iswahyudin
Guru-guru Wali Kelas
W. Kelas 7.1 Beben
W. Kelas 7.2 H. Ma‟mun
W. Kelas 7.3 Yati Nasyatul
W. Kelas 7.4 Nurul Amalia
W. Kelas 8.1 Cecep Kusnea di
W. Kelas 8.2 Cece Kohar
W. Kelas 8.3 Nina Aenatul
W. Kelas 8.4 Ir. Novi Idaladia tn
Siswa-siswi SMP Taman Islam
W. Kelas 9.1 Imron Rosyad i
W. Kelas 9.2 H. Mustoa fa
W. Kelas 9.3 Sunarti
W. Kelas 9.4 Nurul Amalia
56
B. Deskripsi Analisis dan Interprestasi Data 1. Deskripsi Analisis Table 7 Data Hasilpenelitian Kecerdasan Emosi Siswa (Variabel X) Total
Item pernyataan
responden
X
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 11 12 13 14 15
1
4
2
2
1
3
4
4
2
3
4
4
3
4
3
4
47
2
4
3
4
1
2
4
4
3
4
2
3
3
3
4
3
48
3
4
4
4
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
58
4
4
4
4
4
3
4
4
4
3
4
4
4
3
4
4
58
5
4
4
4
3
3
4
4
3
4
4
3
4
2
4
3
53
6
4
2
4
3
3
2
4
4
2
3
4
3
4
2
3
47
7
3
3
4
2
4
4
3
3
1
4
4
2
2
3
2
45
8
4
3
4
2
3
3
2
3
2
2
2
4
3
4
3
44
9
4
4
3
2
2
4
3
3
1
3
4
3
1
2
3
42
10
3
4
2
4
3
4
3
3
3
2
3
3
2
4
2
45
11
3
4
2
1
4
3
4
4
4
3
1
4
3
4
2
46
12
3
4
2
3
2
3
3
2
4
3
4
4
3
4
1
45
13
4
3
3
2
2
4
3
3
2
3
2
1
4
3
3
42
14
4
4
3
4
4
3
3
3
3
3
1
3
3
4
4
49
15
3
3
3
3
3
3
3
2
1
3
1
3
3
3
3
40
16
3
3
2
3
2
4
3
2
1
3
3
4
2
3
3
41
17
3
3
2
1
4
4
3
3
3
2
1
2
3
3
3
40
18
4
3
4
3
2
3
3
3
4
2
3
3
3
4
4
48
19
4
2
4
3
4
2
4
3
4
2
4
3
4
3
3
47
20
4
4
2
4
2
3
4
4
1
3
4
3
4
3
2
47
21
2
4
3
4
4
2
4
3
4
2
4
3
2
4
3
49
22
4
2
3
3
3
4
2
3
3
3
3
2
2
2
3
41
23
4
3
4
3
4
3
2
4
3
1
2
3
3
1
4
44
57
24
4
2
4
3
3
2
4
4
3
4
3
3
2
3
2
47
25
4
4
3
4
4
4
4
3
2
3
4
3
1
4
4
51
26
4
4
3
4
3
4
2
3
2
4
3
4
4
3
3
50
27
4
4
4
1
3
4
4
3
3
4
4
1
4
4
3
50
28
4
4
2
3
4
4
4
1
3
4
3
4
2
4
2
48
29
4
3
4
2
2
4
2
3
4
4
2
3
3
4
3
47
30
4
4
3
4
4
4
1
4
3
3
4
3
4
4
2
51
jml
111
100
95
84
93
103
96
92
84
97
91
175
87
101
88
1410
Table 8 Data Hasil Penelitian Motivasi Belajar (Variabel Y) Total
Item pernyataan
responden
X
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 11 12 13 14 15
1
4
4
4
2
2
4
3
3
2
2
4
4
2
3
4
47
2
4
4
4
3
4
4
2
2
3
4
4
4
3
3
3
51
3
4
4
4
4
4
4
4
3
3
4
4
4
4
4
4
62
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
63
5
4
4
4
4
4
4
4
3
2
2
4
4
4
2
4
57
6
4
4
4
3
4
4
3
1
3
3
4
4
3
2
1
47
7
4
4
3
3
4
4
3
1
3
3
3
4
3
2
3
47
8
2
4
2
3
2
3
4
2
3
3
2
4
4
2
4
44
9
3
2
3
2
4
4
4
2
3
3
4
4
3
3
3
47
10
3
3
3
2
4
4
3
3
2
3
3
4
3
3
4
47
11
3
4
3
2
3
3
4
2
3
3
4
4
4
3
3
48
12
4
4
3
4
2
3
3
4
4
3
4
4
3
1
2
48
13
4
3
3
2
3
4
4
2
2
3
4
4
2
1
3
44
14
4
4
4
3
3
4
2
3
2
3
4
4
3
4
2
50
15
2
2
4
2
2
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
41
58
16
2
4
2
1
2
4
2
2
4
1
4
4
3
4
4
43
17
4
4
3
1
3
3
2
3
2
3
4
4
3
1
3
44
18
4
4
4
3
4
4
4
3
3
3
4
4
4
4
4
52
19
4
4
4
3
4
4
4
3
3
3
4
4
4
1
4
53
20
4
4
4
4
4
4
3
3
4
2
4
4
2
1
2
49
21
4
3
4
3
4
3
3
3
3
3
4
4
4
2
3
50
22
1
4
2
1
2
4
2
1
3
3
4
4
4
3
3
41
23
4
3
2
3
4
4
2
3
3
3
2
4
2
3
2
44
24
4
4
4
3
4
4
4
3
3
3
4
4
3
1
2
50
25
4
4
4
3
4
4
4
3
3
3
3
4
3
3
4
52
26
4
4
4
4
4
4
3
2
2
3
4
4
4
3
2
51
27
4
2
4
2
4
4
4
2
4
4
4
4
2
3
4
50
28
3
4
4
3
4
4
3
2
3
2
4
4
4
3
3
50
29
4
4
4
2
2
4
4
3
2
3
4
4
4
3
4
51
30
4
4
4
3
3
4
3
1
4
4
3
4
4
3
4
52
jml
102
113
135
126
128
113
104
71
116
89
110
153
98
114
96
1475
2. Analisis Data Yang di maksud analisis data adalah menginterpretasikan dari pembahasan Hubungan Kecerdasan Emosi Siswa Dengan Motivasi Belajar di SMP Taman Islam Cibungbulang Bogor. Adapun analisis kualitatif yang menunjukan bahwa adanya hubungan antara kecerdasan emosi siswa dengan motivasi belajar di SMP Taman Islam, namun pembuktian secara kualitatif saja tidak cukup untuk itu penulis akan membuktikan secara kuantitatif agar pembuktiannya lebih akurat. Adapun analisis yang penulis gunakan dalam penulisan ini adalah analisis korelasi product moment dengan rumus: rxy =
𝑁.∑XY −(∑X)(∑Y) 𝑁∑X 2 −(∑X)2 𝑥𝑁∑Y 2 −(∑Y)2
59
Data yang di peroleh dalam penelitian ini, merupakan data yang masih mentah sehingga membutuhkan penganalisaan lebih lanjut. Oleh karena itu setelah peneliti mengetahui skor angket variabel X dan variabel Y yang terdapat dalam tabel terlampir, maka dilanjutkan dengan menghitung yang menggunakan rumus tertulis di atas dan berikut analisis item soal: Deskripsi Data Variabel X Item Soal
Selalu
Tidak Pernah
Jumlah
1
33.3
40
26.6
0
99.9
2
33.3
40
20
6.66
99.96
3
6.66
43.3
46.6
3.33
99.89
4
10
46.6
20
23.3
99.9
5
10
20
60
10
100
6
50
13.3
33.3
3.33
99.93
7
33.3
40
20
6.66
99.96
8
30
56.6
0
13.3
99.9
9
10
16.6
43.3
30
99.9
10
13.3
30
53.3
3.33
99.93
11
13.3
43.3
26.6
16.6
99.8
12
6.66
50
36.6
6.66
99.92
13
16.6
36.6
30
16.6
99.8
14
20
33.3
43.3
3.33
99.93
15
0
56.6
16.6
26.6
99.8
286.42
566.2
476.2
169.7
Jumlah
Kadang-Kadang
Pernah
a. Analisis Item Soal Variabel X 1. Mengetahui karakter atau cirri-ciri perasaan (bahagia, senang, marah, sedih, gundah, dll) secara pasti saat saya merasakannya. Pada item pertanyaan no l di atas jawaban di peroleh adalah 33,3% menjawab selalu, 40% menjawab kadang-kadang, 26,6% menjawab
60
pernah, dan 0,0% menjawab tidak pernah. Dari jawaban tersebut, persentase tertinggi terletak pada jawaban kadang-kadang sebesar 40%. 2. Saya menggunakan perasaan dalam memutuskan masalah-masalah yang hadir dalam hidup saya. Pada item pertanyaan no 2 di atas jawaban di peroleh adalah 33,3% menjawab selalu, 40% menjawab kadang-kadang, 20% menjawab pernah, dan 6,66% menjawab tidak pernah. Dari jawaban tersebut, persentase tertinggi terletak pada jawaban kadang-kadang sebesar 40%. 3. Saya sangat terpengaruh oleh perasaan dan emosi negatif (marah, sedih, benci, putus asa, gundah, dll) yang muncul dalam diri saya. Pada item pertanyaan no 3 di atas jawaban di peroleh adalah 6,66% menjawab
selalu,
43,3%
menjawab
kadang-kadang,
46,6%
menjawab pernah, dan 3,33% menjawab tidak pernah. Dari jawaban tersebut, persentase tertinggi terletak pada jawaban pernah sebesar 46,6%. 4. Di saat marah atau kesal, saya meluapkan perasaan tersebut keluar. Pada item pertanyaan no 4 di atas jawaban di peroleh adalah 10% menjawab selalu, 46,6% menjawab kadang-kadang, 20% menjawab pernah, dan 23,3% menajawab tidak pernah. Dari jawaban tersebut, persentase tertinggi terletak pada jawaban kadang-kadang sebesar 46,6%. 5. Disaat gelisah menghadapi suatu tantangan, seperti bicara di hadapan orang
banyak,
atau
menyiapkan
ujian,
maka
saya
sulit
mempersiapkan diri dengan baik. Pada item pertanyaan no 5 di atas, jawaban yang di peroleh adalah 10% menjawab selalu, 20% menjawab kadang-kadang, 60% menjawab pernah, dan 10% menjawab tidak pernah, Dari jawaban tersebut persentase tertinggi terletak pada jawaban pernah sebesar 60%.
61
6. Saat gagal, saya tidak merasa putus asa tetapi merasa optimis akan keberhasilan di masa depan. Pada item pertanyaan no 6 di atas, jawaban di peroleh adalah 50% menjawab
selalu,
13,3%
menjawab
kadang-kadang,
33,3%
menjawab pernah, dan 3,33% menjawab tidak pernah. Dari jawaban tersebut persentase tertinggi terletak pada jawaban selalu sebesar 50%. 7. Kemampuan saya untuk merasakan perasaan orang lain membuat simpati dan empati kepada mereka. Pada item pertanyaan no 7 di atas, jawaban di peroleh adalah 33,3% menjawab selalu, 40% menjawab kadang-kadang, 20% menjawab pernah, dan 6,66% menjawab tidak pernah. Dari jawaban tersebut persentase tertinggi terletak pada jawaban kadang-kadang sebesar 40%. 8. Di saat muncul rasa kesal, bosan, marah, dll, saya merasa kesulitan menyikapi rasa itu di saat berhubungan dengan orang lain. Panda item pertanyaan no 8 di atas, jawaban di peroleh 30% menjawab selalu, 56,6% menjawab kadang-kadang, 0,0% menjawab pernah, dan 13,3% menjawab tidak pernah. Dan jawaban tersebut persentase paling tinggi terletak pada jawaban kadang-kadang sebesar 56.6%. 9. Saya mampu membaca perasaan orang lain, meski mereka tidak menampakannya. Pada item pertanyaan no 9 di atas, jawaban di peroleh 10% menjawab
selalu,
16,6%
menjawab
kadang-kadang,
43,3%
menjawab pernah, dan 30% menjawab tidak pernah. Dari jawaban tersebut persentase paling tertinggi terletak pada jawaban pernah sebesar 43,3%. 10. Saya mampu mengerjakan tugas-tugas sekolah, meskipun kondisi perasaan saya pada saat itu sedamg ada masalah.
62
Pada item pertanyaan no 10 di atas, jawaban di peroleh adalah 13,3% menjawab selalu, 30% menjawab kadang-kadang, 53,3% menjawab pernah, dan 3,33%
menjawab tidak pernah. Dan
jawaban tersebut persentase tertinggi terletak pada jawaban pernah sebesar 53,3 %. 11. Saya dapat merasakan isyarat-isyarat amarah saya dalam tubuh saya Pada item pertanyaan no 11 di atas, jawaban di peroleh adalah 13,3% menjawab selalu, 43,3% menjawab kadang-kadang, 26,6% menjawab pernah, dan 16,6 % menjawab tidak pernah. Dari jawaban tersebut persentase tertinggi terletak pada jawaban kadang-kadang sebesar 43,3% . 12. Di saat saya merasa kesedihan merasa tak berdaya dan atau putus asa. Pada item pertanyaan no 12 di atas, jawaban di peroleh adalah 6,66% menjawab selalu, 50% menjawab kadang-kadang, 36,6% menjawab pernah, dan 6,66% menjawab tidak pernah. Dari jawaban di atas persentase tertinggi terletak pada jawaban kadangkadang sebesar 50%. 13. Saya mampu bersikap baik terhadap orang lain di saat saya merasa kesal, bosan, marah, dll. Pada item pertanyaan no 13 di atas, jawaban di peroleh adalah 16,6% menjawab selalu, 36,6% menjawab kadang-kadang, 30% menjawab pernah, dan 16,6% menjawab tidak pernah. Dari jawaban di atas persentase tertinggi terletak pada jawaban kadangkadang sebesar 36,6%. 14. Saya mampu membantu teman meskipun kondisi perasaan saya sedang ada masalah. Pada item pertanyaan di atas, jawaban di peroleh adalah 20% menjawab selalu, 33,3% menjawab kadang-kadang, 43,3 menjawab pernah, dan 3,33% menjawab tidak pernah. Dari jawaban tersebut persentase tertinggi terletak pada jawaban pernah sebesar 43,3%.
63
15. Saya merasa di saat saya emosional terhadap orang lainsaya bias lepas kendali dan melakukan kekerasan. Pada item pertanyaan no 15 di atas, jawaban yang di peroleh adalah 0,0% menjawab selalu, 56,6% menjawab kadang-kadang, 16,6% menjawab pernah, dan 26,6% menjawab tidak pernah. Dari jawaban tersebut persentase tertinggi terletak pada jawaban kadang-kadang sebesar 56,6%.
b. Analisis Item Soal Va1iabel Y Deskripsi Data Variabel Y Item Soal
Selalu
Tidak Pernah
Jumlah
1
70
16.6
10
3.33
99.93
2
73
13.3
10
0
96.3
3
63.4
23.3
13.3
0
100
4
16.6
46.6
26.6
10
99.8
5
60
16.6
23.3
0
99.9
6
80
16.6
3.33
0
99.93
7
46.6
33.3
16.6
0
96.5
8
3.33
50
33.3
13.3
99.93
9
13.3
56.6
26.6
0.0
96.5
10
16.6
66.6
13.3
3.33
99.83
11
76.6
13.3
10
0
99.9
12
93.3
3.33
3.33
0
99.96
13
43.3
40
16.6
0
99.9
14
16.6
46.6
16.6
20
98.8
15
43.3
36.6
16.6
3.33
99.83
716.13
479.33
239.46
53.29
Jumlah
Kadang-Kadang
Pernah
64
1.
Saya bersikap serius ketika mendengatkan penjelasan guru agama di kelas. Pada item pertanyaan no 1 di atas, jawaban yang di peroleh adalah 70% menjawab selalu, 16,6% menjawab kadang-kadang, 10% menjawab pernah, dan 3,33% menjawab tidak pernah. Dari jawaban tersebut, persentase tertinggi terletak pada jawaban selalu sebesar 70%.
2.
Saya merasa senang mengikuti pelajaran agama. Pada item pertanyaan no 2 di atas, jawaban di peroleh adalah 73,3% menjawab selalu, 13,3% menjawab kadang-kadang, 10% menjawab pernah, dan 0,0% menjawab tidak pernah. Dari jawaban tersebut, persentase tertinggi terletak pada jawaban selalu sebesar 73,3%.
3.
Saya selalu memperhatikan apa-apa yang di terangkan guru agama. Pada item pertanyaan no 3 di atas, jawaban di peroleh adalah 63,6% menjawab selalu, 23,3% menjawab kadang-kadang, 13,3% menjawab pernah, dan 0,0% menjawab tidak pernah. Dari jawaban tersebut, persentase tertinggi terletak pada jawaban selalu sebesar 63,6%.
4.
Saya berkeinginan untuk bertanya bila ada penjelasan guru agama yang belum saya mengerti. Pada item pertanyaan no 4 di atas, jawaban di peroleh 16,6% menjawab selalu, 46,6% menjawab kadang-kadang, 26,6% menjawab pernah, dan 10% menjawab tidak pernah. Dari jawaban tersebut, persentase tertinggi terletak pada jawaban kadang·kadang yaitu sebesar 46,6%.
5.
Saya menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru agama. Pada item pertanyaan di atas, jawaban di peroleh adalah 60% menjawab se1a1u, 16,6% menjawab kadang-kadang, 23,3% menjawab pernah, dan 0,0% menjawab tidak pernah. Dari jawaban
65
tersebut, persentase terbesar terletak pada jawaban selalu yaitu sebesar 60%. 6.
Saya selalu berusaha mendapat nilai baik dalam pelejaran agama. Pada item pertanyaan no 6 di atas, jawaban diperoleh adalah 80% menjawab selalu, 16,6% menjawab kadang-kadang, 3,33% menjawab pernah, dan 0,0% menjawab tidak pernah. Dari jawaban tersebut persentase tertinggi terletak pada jawaban selalu sebesar 80%.
7.
Saya berusaha masuk lebih awal pada saat jam pelajaran agama. Pada item pertanyaan no 7 di atas, jawaban diperoleh adalah 46,6% menjawab selalu, 33,3% menjawab kadang-kadang, 16,6% menjawab pernah, dan 0,0% menjawab tidak pernah. Dan jawaban tersebut, persentase teetinggi terletak pada jawaban selalu yaitu sebesar 46,6%.
8.
saya membantu teman untuk menyelesaikan tugas pelajaran agama. Pada item pertanyaan di atas, jawaban di peroleh adalah 3,33% menjawab
selalu,
50%
menjawab
kadang-kadang,
33,3%
menjawab pernah, dan 13,3% menjawab tidak pernah. Dari jawaban tersebut, persentase terbesar terletak pada jawaban kadang-kadang sebesar 50%. 9.
Saya se1a1u mengeluarkan pendapat saya saat diskusi pelajaran agama di kelas. Pada item pertanyaan di atas, jawaban di peroleh adalah 13,3% menjawab selalu, 56,6% menjawab kadang-kadang, 26,6% menjawab pernah, dan 0,0% menjawab tidak pernah. Dan jawaban tersebut, persentase terbesar terletak pada jawaban kadang-kadang yaitu sebesar 56,6%.
10. Saya menyediakan waktu lebih banyak membaca pelajaran agama melalui berbagai sumber. Pada item pertanyaan no 10 di atas, jawaban di peroleh adalah 16,6% menjawab selalu, 66,6% menjawab kadang-kadang, 13,3%
66
menjawab pernah, dan 3,33% menjawab tidak pernah. Dan jawaban tersebut, persentase terbesar terletak pada jawaban kadang-kadang yaitu sebesar 66,6%. 11. Saya selalu hadir dalam setiap pelajaran agama. Pada item pertanyaan no 11 di atas, jawaban di peroleh adalah 76,6% menjawab se1a1u, 13,3% menjawab kadang-kadang, 10% menjawab pernah, dan 0,0% menjawab tidak pernah. Dari jawaban tersebut, persentase terbesar terletak pada jawaban selalu yaitu sebesar 76,6%. 12. Saya merasa belajar agama sangat bermanfaat bagi saya. Pada item pertanyaan no 12 di atas, jawaban di peroleh adalah 93,3% menjawab selalu, 3,33% menjawab kadang-kadang, 3,33% menjawab pernah, dan 0,0% menjawab tidak pernah. Dari jawaban tersebut, persentase terbesar terletak pada jawaban selalu yaitu sebesar 93,3%. 13. Saya merasa lingkungan sekolah saya mendukung terhadap suasana belajar saya. Pada item pertanyaan no 13 di atas, jawaban di peroleh adalah 43,3% menjawab selalu, 40% menjawab kadang-kadang, 16,6% menjawab pernah, dan 0,0% menjawab tidak pernah. Dari jawaban tersebut, persentase terbesar terletak pada jawaban selalu yaitu sebesar 43,3%. 14. Saya selalu belajar dengan sistem kebut semalam. Pada item pertanyaan no 14, jawaban di peroleh adalah 16,6% menjawab selalu, 46,6% menjawab kadang-kadang, 16,6% menjawab pernah, dan 20% menjawab tidak pernah. Dari jawaban tersebut, persentase terbesar terletak pada jawaban kadang-kadang sebesar 46,6%. 15. Saya selalu mempersiapkan belajar jauh hari untuk menghadapi ulangan ujian semester.
67
Pada item pertanyaan no 15, jawaban di peroleh adalah 43,3% menjawab selalu, 36,6% menjawab kadang-kadang, 16,6% menjawab pernah, dan 3,33% menjawab tidak pernah. Dari jawaban tersebut, persentase terbesar terletak pada jawaban selalu yaitu sebesar 43,3%. 1Table 9 Uji korelasi antara variable X dan Variable Y No
X
Y
X2
Y2
XY
1
47
47
2290
2209
2209
2
48
51
2304
2601
2448
3
58
62
3364
3844
3596
4
57
63
3249
3969
3591
5
53
57
2809
3249
3021
6
47
47
2209
2209
2209
7
45
47
2025
2209
2115
8
44
44
1936
1936
1936
9
43
47
1849
2209
2021
10
45
47
2025
2309
2115
11
46
48
2116
2304
2208
12
45
48
2025
2304
2160
13
42
44
1764
1936
1846
responden
68
14
49
50
2401
2500
2450
15
40
41
1600
1681
1640
16
41
43
1681
1849
1736
17
40
44
1600
1936
1760
18
48
52
2304
2704
2496
19
47
53
2209
2809
2491
20
47
49
2209
2401
2303
21
49
50
2401
2500
2450
22
41
41
1681
1681
1681
23
44
44
1936
1936
1936
24
47
50
2209
2500
2350
25
51
52
2601
2704
2652
26
50
51
2500
2601
2550
27
50
50
2500
2500
2500
28
48
50
2304
2500
2400
29
47
51
2209
2601
2397
30
51
52
2601
2704
2652
Jumlah
∑X
∑X
∑X2
∑Y2
∑XY
=1410
=1475
=66830
=73295
=69948
Dari data diatas maka dapat di cari nilai koefisien korelasi sebagai berikut : rxy =
𝑁.∑XY −(∑X)(∑Y) 𝑁∑X 2 −(∑X)2 𝑥𝑁∑Y 2 −(∑Y)2
69
rxy = rxy = rxy = rxy = rxy = rxy =
30.69948− 1410 (1475) 30.66830−(1410)2 x30.73295−(1475)2 30.69948− 1410 (1475) 30.66830−(1410)2 x30.73295−(1475)2 2098440 −2079750 2004900−1988100𝑥2198850−2175625 18690 16800𝑥23225 18690 390180000 18690 197529745
rxy = 0,946 Dari hasil uji korelasi antara variable X dengan variable Y hasil hitungan sebesar 0,946 atau 946% artinya hubungan yang terjadi antara Kecerdasan Emosi Siswa Dengan Motivasi Belajar termasuk kategori tinggi atau berkolerasi. Koefisien Determinasi (KD) KD = rxy2 x 100% KD = 0,9462 x 100% KD = 0,8949 x 100% KD = 89,49% Berdasarkan perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa hubungan antara kecerdasan emosi siswa dengan motivasi belajar sebesar 89,49% atau 0,08949 artinya 1,51% atau 0,1051 di pengaruhi oleh factor lain yang tidak disebutkan. 3. Interprestasi Data a. Interprestasi Secara Kasar / Sederhana Untuk menginterprestasikan nilai koefisien korelasi maka dapat dilihat criteria koefisien korelasi yaitu :
70
Table 10 Interprestasi Nilai “r” Besarnya “r” Product Moment
Interprestasi Data
0,800-1.000
Tinggi
0,600-0,799
Cukup
0,400-0,599
Agak rendah
0,200-0,399
Rendah
0,000-0,199
Sangat rendah
Dengan memperhatikan besar rxy yaitu 0,946 yang besarnya berkisar antara 0,800-0,1000 berarti korelasi positif antara variable X dan variable Y termasuk korelasi yang tinggi atau sangat kuat. b. Interprestasi Dengan Menggunakan Tabel Nilai “r” Product Moment. Dalam pemberian interprestasi nilai rxy terlebih dahulu di rumuskan Hipotesis alternatif (Ha) dan Hipotesis Nol (Ho), sebagai berikut : Ha : Terdapat hubungan yang signifikan antara variable X dengan Variabel Y. Jadi dapat dinyatakan bila : r hit > r table maka Ho ditolak dan Ha diterima r hit < r table maka Ha di tolak dan Ho diterima. Untuk mengetahui hipotesis ini diterima atau ditolak terlebih dahulu mengetahui Degree of Freedom (derajat kebebasan) yaitu dengan cara : DF = Derajat Kebebasan DF = N- Jumlah variable = 30-2 = 28 Dengan DF sebesar 28 pada taraf signifikan 5% di peroleh nilai rtabel = 0,361. Dengan demikian karena r hit lebih besar dari r table 0,946 > 0,361 maka Ho ditolak dan Ha di terima. Berarti terdapat
71
korelasi positif yang signifikan antara kecerdasan Emosi siswa (variable X) dengan Motivasi Belajar (variable Y) di SMP Taman Islam Bogor
C. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan bab 1 dan bab III penelitian ini membatasi masalah hanya tiga, maka hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Kecerdasan Emosi Siswa SMP Taman Islam Berdasarkan hasil penelitian yang menggunakan angket, setelah di analisis maka dapat ditarik kesimpulan bahwa SMP Taman Islam telah mampu mengenali emosi yang ada pada dirinya walaupun masih ada beberapa cirri kecerdasan emosi yang belum difahami dan dikelola dengan baik oleh siswa. 2. Motivasi Belajar Siswa SMP Taman Islam Berdasarkan hasil penelitian melalui angket yang disebar kepada responden, memperoleh hasil yang cukup baik. Hal ini membuktikan bahwa siswa SMP Taman Islam memiliki motivasi belajar yang cukup baik dalam mengikuti materi Agama Islam. Hal ini dapat dilihat dari seluruh sample yang digunakan, siswa member jawaban yang positif pada setiap item pertanyaan. 3. Hubungan Kecerdasan Emosi Siswa Dengan Motivasi belajar pada mata pelajaran PAI. Melihat hasil perhitungan uji korelasi menggunakan rumus product moment, diperoleh angka 0,946 yang artinya bahwa hubunganantara kecerdasan emosi siswa dengan motivasi belajar di SMP Taman Islam tinggi
72
BAB V KESIMPULAN Dalam Bab terakhir ini akan disajikan kesimpulan hasil penelitian berdasarkan hasil analisis data, dan saran yang berkaitan dengan hasil penelitian. A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Hubungan Emotional Quotient terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI Di SMP Taman Islam menunjukan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan, terbukti dengan hasil analisis yang diperoleh. Hasil penelitian menunjukan bahwa kecerdasan emosional ( Emotional Quotient) sangat berperan dan memberikan sumbangan yang besar terhadap motivasi belajar siswa SMP Taman Islam Bogor. Dapat disimpulkan semakin tinggi Kecerdasan Emosional Siswa maka semakin tinggi pula motivasi belajarnya. 2. Hubungan Kecerdan Emosional siswa terhadap motivasi belajar pada mata pelajaran PAI DI SMP Taman Islam menunjukan adanya hubungan yang sangat erat sekali terutama pada mata pelajaran PAI, , terbukti dari hasik uji korelasi antara kecerdasan emosional ter hadap motivasi belajar, yang diperoleh perhitunhan r hit >_ r tabel yaitu: 0,946 >_ 0,361. B. Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka untuk meningkatkan motivasi belajar siswa agar lebih optimal, ada beberapa saran yang dapat dikemukakan, yaitu: 1. Kepada para siswa untuk lebih meningkatkan pengetahuannya tentang cara bagaina mengenali dan mengembangkan kecerdasan Emosional siswa yang mereka miliki, sehingga siswa mampu menyikapi dan mengelola emosinya dalam berbagai situasi apapun. Begitu pula dalam proses pembelajaran, khuausnya Pendidikan Agama Islam harus mampu mengendalikan Emosionalnya dan memusatkan pikirannya agar lebih mudah memotivasi diri dalam belajar. 2. Kepada Para guru khususnya guru pendidikan Agama Islam, untuk selalu dapat meningkatkan kecerdasan emosional diri, sehingga dapat membantu dan mendampingi para siswa untuk meningkatkan kualitas kecerdasan emosional mereka.Karena kecerdasan emosional sebagai bekal para siswa untuk menjadi orang yang dewasa yang memiliki kepekaan emosional yang seimbang dan sukses baik disekolah maupun diluar sekolah. 72
73
3. Kepada orang tua agar selalu mendampingi dan mengawasi anak. Karena orang tua berperan dalam kecerdasan emosional anaknya yang diasuhnya yang dijadikan bekal untuk menjadi orang yang dewasa yang nantinya akan menjadi kebanggaan orang tua apabila telah sukses dalam kehidupannya baik di dinia maupun diakhiratnya. 4. Bagi para peneliti untuk lebih mengembangkan penelitian hubungan kecerdasan emosional terhadap motivasi belajar siswa, dan ditambah dengan variabel yang terkait seperti kreatipitas belajar dan konsep diri.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Mas Udik, Meledakan IESQ dengan langkah Takwa & Tawakal, (jakarta: Zikrul,1976 Ahmadi, Abu, Psikologi Perkembangan, ( Jakarta : Rineka Cipta, 1991) Agustian, Ari Ginanjar, ESQ Berdasarkan 6 Rukun Iman & 5 Rukun Islam, (Jakarta: Arga,1982) A.M, Sardiman, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta:Rajawali Press,2005) Anggoro, M.Toha, dkk, Metode Penelitian, ( Jakarta: Unuversitas Terbuka, 2007) Prosedur penelitian, suatu Pendekatan Arikunto, Suharsimi, Dr,Prof, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi V,(jakarta : Rineka Cipta, 2002 ) B. Hurlock, Elizabeth, Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan Edisi Kelima, ( Jakarta: Erlangga, 1980) Chaplin, J.P, Kamus Lengkap Psikologi, Terjemahan Kartini kartono, ( Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1999) Darajat, Zakiah dkk, Metodologi Pengajaran Agama Islam, ( Jakarta: Bumi Aksara, 1996) Djamaroh, Syaeful Bahri, Psikologi Belajar, ( Jakarta : PT Rindu Cipta, 2008) Effendiy E. Usman, Drs, Juhaya s. Praja, Dr, Pengantar Psikologi, ( Bandung: angkasa, 1989) E. Shapiro Lawrence, Mengajarkan Emotional Intellegence Pada Anak, ( Jakarta : PT Gramedia Pustaka utama, 2001) Goleman, Daniel, Emotional Intellegent, kecerdasan emosional, ( Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1998) Istadi irawati, Istimewakan setiap anak, ( Bekasi : Pustaka Inti,2007) Ihsan, hamdani dan A. Fuad, Filsafat Pendidikan Islam, ( Bandung, CV Pustaka Setia, 1998) Kountur, Ronny, Metode untuk menulis Skripsi Dan Tesis, ( Jakarta: PPM , 2005)
Mubayidh, Makmun, Dr, Kecerdasan & kesehatan Emotional Anak, Referensi Penting Bagi Para pendidik & orang tua, Terjemehan muhammad Muchason Anasy, ( jakarta : Pustaka Al Kautsar, 2006) Mudjiono, Drs, Dimyati, Dr, Belajar & Pembelajaran, ( jakarta : PT Rineka Cipta,2002) Nasir, Ar Rifai, muhammad, Kemudahan dari Allah, ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, Jilid 1, ,( Jakarta: Gema Insani,1999) Nata, Abudin,Kapita selekta Pendidikan Islam, ( bandung: Angkasa,2003) Purwanto, Ngalim, Drs, Psikologi Pendidikan,( Bandung : PT Remaja Rosda Karya,2000) Quthb, Sayyid, tafsir, fil zhilalil Qur’an, Dibawah naungan Al Qur’an, Jilid 17,( Jakarta: Geme insani, 2004) Ramayulis, Drs, Ilmu Pendidikan Islam, ( jakarta : Kalam mulia, 2004) Rohani, ahmad, Drs, HM,Mpd, Pengelolaan pengajaran, ( jakarta ; PT Rineka Cipta, 2003 ) Sabri, Alisuf, M, Ilmu Pendidikan, ( Jakarta : Pedoman ilmu Jaya , 1999 ) Sarwono, Sarlito wirawan, Pengantar Umum Psikologi,( jakarta : PT Bulan Bintang, 1976 ) Suryabrata, sumadi, Drs, Psikologi Pendidikan, ( Jakarta : PT raja grafindo Persada, 1995 0 Sudidjojo. Anas, Pengantar Statistik pendidikan, ( Jakarta pT Grafindo Perkasa ) Soemanto, wasty, Drs, Psikologi Pendidikan, ( Jakarta : PT Rineka Cipta, 1998 ) Taifiq, Izzudin muhammad, Panduan Lengkap & praktis islam, ( jakarta ; Gema Insani, 2006 ) Uhbiyati, Hj NUr, Ilmu Pendidikan islam ( IPI ) 1, ( bandung : Pustaka setia, 1998) Zul fazri E.m & Ratu Aprilia senja, kamus Lengkap bahasa Indonesia, Difa Publiser.
r-\
ANGKET HUBUNGAN KECERDASA]\ EMOSI SISWA DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PAI DI SMP TAMAN ISLAM
Nama: Kelas: Petunjuk
:
Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai dengan karakter emosi yang adapada diri kamu.
A.
KECERDASAN EMOSI SISWA
1.
Saya mengetahui karakter atau
marah, sedih, gundah,
dll)
selalu b. Kadang-kadang a.
2.
cirri-ciri perasaan (bahagia,
senang,
secara pasti saat saya merasakannya.
c. Pernah
d. Tidak Pernah
Saya menggunakan prasarana dalam memutuskan masalah-masalah yang
hadir dalam hidup saya.
selalu b. Kadang-kadang a.
3.
c. Pemah
d. Tidak Pemah
Saya sangat terpengaruh oleh perasaan dan emosi negative (marah, sedih,
benci , putus asa, gundah, dll) yang muncul dalam diri saya
selalu b. Kadang-kadang a.
4.
d. Tidak Pernah
Disaat marah atau kesal, saya meluapkan perasaan tersebut keluar.
selalu b. Kadang-kadang a.
5.
c. Pernah
c. Pernah
d. Tidak Pernah
Disaat saya gelisah menghadapi suatu tantangan, seperti bicara di hadapan orang banyak, atau menyiapkan ujian, maka saya sulit mempersiapkan
dirl dengan baik.
selalu b. Kadang-kadang a.
c. Pernah
d. Tidak Pernah
6.
Saat gagal, saya tidak merasa putus asa, tetapi tetap merasa optimis akan
keberhasilan di masa depan.
selalu b. Kadang-kadang a.
7. Kemampuan
c. Pernah
d. Tidak Pernah
saya untuk merasakan perasaan orang lain membuat saya
simpati dan empati kepada mereka.
selalu b. Kadang-kadang a.
c. Pernah
d. Tidak Pemah
8. Disaat muncul rasa kesal, bosan, marah, dan lainJain,
saya merasa
kesulitan menyikapi rasa itu di saat berhubungan dengan orang lain.
selalu b. Kadang-kadang a.
9.
c. Pernah
d. Tidak Pernah
Saya mampu membaca peraszum orang lain, meski mereka tidak
menampakannya. 10.
Saya mampu mengerjakan tugas-tugas sekolah, meskipun kondisi perasaan saya pada itu sedang ada masalah.
selalu b. Kadang-kadang a.
1
c. Pernah
d. Tidak Pernah
1. Saya dapat merasakan isyarat-isyarat amarah saya dalam tubuh saya.
selalu b. Kadang-kadang a.
c. Pernah
d. Tidak Pernah
12.Disaat saya merasa kesedihan saya merasa tak berdaya dan atau pufus asa.
selalu b. Kadang-kadang a.
c. Pernah
d. Tidak Pernah
13. Saya mampu bersikap baik terhadap orang lain
di saat saya merasa
kesal,
bosan, marah, dan lain-lain.
selalu b. Kadang-kadang a.
c. Pernah
d. Tidak Pernah
14. SaJra mampu membantu teman meskipun kondisi perasan saya sedang ada masalah. a.
selalu
c. Pernah
b.
Kadang-kadang
d. Tidak Pemah
15. Saya merasa disaat saya emosional terhadap orang
lain, saya bias lepas
kendali dan melakukan kekerasan.
selalu b. Kadang-kadang a.
B.
c. Pernah d. Tidak Pernah
MOTIVASI BELAJAR SISWA
1.
Saya bersikap serius ketika mendengarkan penjelasan guru agama di kelas.
selalu b. Kadang-kadang a.
2.
selalu b. Kadang-kadang
c. Pernah d. Tidak Pernah
Saya selalu memperhatikan apa-apa yang diterangkan guru agama.
selalu b. Kadang-kadang a.
4.
d. Tidak Pernah
Saya merasa senang mengikuti pelajaran agama.
a.
3.
c. Pernah
c. Pernah
d. Tidak Pemah
Saya berkeinginan untuk bertanya bila ada penjelasan guru agama yang
belum anda mengerti.
selalu b. Kadang-kadang a.
5.
selalu b. Kadang-kadang selalu b. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah
c. Pernah d. Tidak Pernah
Saya berusaha masuk lebih awal pada saat
Selalu b. Kadang-kadang a.
8.
c. Pernah
Saya selalu berusaha mendapat nilai baik dalam pelajaran agama. a.
7.
d. Tidak Pernah
Saya menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru agama.
a.
6.
c. Pernah
jam pelajaran agama.
c. Pernah
d. Tidak Pemah
Saya membantu ternan untuk menyelesaikan tugas pelajaran agaff:m'.
selalu b. Kadang-kadang a.
9.
c. Pernah
d. Tidak Pemah
Saya selalu mengeluarkan pendapat anda saat diskusi pelajaran agama di kelas.
selalu b. Kadang-kadang a.
c. Pernah
d. Tidak Pernah
10. Saya menyediakan waktu lebih banyak membaca pelajaran agamamelalui
berbagai sumber.
selalu b. Kadang-kadang a.
c. Pernah
d. Tidak Pernah
11. Saya selalu berusaha hadir dalam setiap pelajaran agama.
selalu b. Kadang-kadang a.
c. Pernah d. Tidak Pernah
12. Saya merasa belajar agarm sangat bermanfaat bagi saya.
selalu b. Kadang-kadang a.
13. Saya merasa
c. Pernah
d. Tidak Pemah
lingkungan sekolah saya mendukung terhadap
suasana
belajar saya.
selalu b. Kadang-kadang a.
c. Pernah
d. Tidak Pernah
14. Saya selalu belajar dengan sistim kebut semalam.
selalu b. Kadang-kadang a.
15.
c. Pernah
d. Tidak Pemah
Saya selalu mempersiapkan belajar jauh hari untuk menghadapi ulangan/uj ian semester.
selalu b. Kadang-kadang a.
c. Pernah
d. Tidak Pernah
SMP TAMAI{ ISLAM
NSS : 20
sK Kanwir Depdikbud propinsi Jawa Barat No. r42rc.4r74 Tgl.7-r-1974 2 02 02 16 220, NDS : 2002050031 Terakreditasi ,,B,, No. Oz,OiAqzlBAp-SM/X/2009
Aramat : Jr. K.H. Abcrur Hamid
o1ffi3,1;",lJi.t"tnaten ",n 0251-8647597 Kode pos 16630
Bogor rerp. 0251-64 75e7 Fax.
SURAT KETERANGAN Nomor :4201 167ISMP-TI Yang bertanda tangan di bawah ini, Kepala SMP Swasta Taman Islam, menerangkan, bahwa Nama
NIM ' 1i
:
NURLAELATUL A. .
Stblus ri
80901 1000151
Mahasiswa S-1 Fakultas Tarbiyah Jurusan pAI
uIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
,i I
Program Studi
Dual Mode System.
Yang bersangkutan telah melaksanakan Penelitian di sMP Swasta Taman Islam berdasarkan surat izinrPenelitian dari UIN Syarif Hidayatullah Jakartadenga' judul :
l "'t ''HUBUNGAN EMOTIONAL QUOTIENT TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PAI DI SMP TAMAN ISLAM BOGOR."
::
Demikian surat keterangan ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya. l
Bogor,
3l Maret2012
A LASMONO l
BERITA ACARA WAWANCARA DENGAN KEPAI.A SMP TAMAN ISI"AM
1.
Nama
:
lr Junita Lasmono
Jabatan
:
Kepala Sekolah
Hari/tanggal
:
Senin, 27 Pebruara 2OL2
Bagaimana Sejarah/latar belakang berdirinya sekolah ini ?
:
Jawab
Sekolah Smp Taman lslam ini didirikan pada tahun 1974 dibawah naungan pendidikan Yayasan Taman lslam {YPTI} dengan angka notaris Sujud Ranu No.4 pada tanggal 17 agustus L976, dengan Nomor Data Sekolah (NDS) 200205003 dan sekarang
telah memperoleh status "terakreditasi" dengan sK no:01$/clKeph.g3 pada tanggal 23 pebruari 1983. Ketua Yayasannya Bernama: Prof. Dr. DIDIN HAPtDUDtN.M.sc. yang juga sebagai Tokoh Masyarakat yang sangat konsen terhadap Pendidikan, serta dibantu oleh
beberapa tokoh lainnya yang turut serta berdirinya sekolah ini yaitu: lsak Jawiha, H. Jamasari, H. Rohim Umboh, Supendi Edi, dan Drs. H.Muhibudin,M.pd. Apa Visidan Misi darisekolah yang tbu pimpin?
Jawab
:
Visi Sekolah ini adalah "Terwujudnya lingkungan pendidikan yang kondusif, nyaman, dan asri, serta menghasilkan lulusan yang berkualitas secara akademis maupun
akhlak " sedangkan misisekolah iniadalah
1.
:
Terwujudnya lingkungan sekolah yang kondusip bagi pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
2. Terwujudnya fasilitas pendidikan yang relevan, mutakhir, dan memadai. 3. Mengembangkan kinerja tenaga pengajar dan karyawan yang berlcualitaas, disiplin, dan profesional.
4.
Mendidik siswa agar memiliki sikap beramal ilmiah dan berilmu amaliah, berakhlakul karimah dan mandiri.
Apa langkah konkrit pihak sekolah untuk merealisasikan visi dan Misi? Jawab Untuk merealisasikan Visi dan Misi memerlukan jangka waku yang sangat lamal tetapi langkah yang pertama melaksanakan disiplin waktu dengan mulai belajar
:
jam 07.00, selaniutnya pada waktu istirahat dlharuskan melaksanakan shalat duha bersama, dan setiap seminggu dua kali melaksanakan MABIT ( malam bimbingan ilmu
dan taqwa) yaitu pada malam kamis dan minggu, dan bagi para gurunya diadakan pengajian bulanan setiap sebula sekali. Bagaimana keadaan siswa sMP Taman lslam ini dari tahun ketahunnya? Jawab Melihat data siswa dari 4 tahun terakhir ini bisa dibilang mengatami kenaikan karena sebelumnya jumlah siswa hanya mencapai 480 .
:
5.
Bagaimana keadaan-gurunya apakah setiap tahunnya menerima guru honorer untuk mengajar di sekolah yang ibu pimpin? Jawab ,: Setiap tahun pasti banyak guru yang melamar kesini,adapun diterima tidaknya tergantung dari kualipikasi pendidikannya, jumlah guru pada tahun ini berjumlah 26
grang yang Semuanya itq Sedang meningkatkan kualipikasi, termaguk 5aya Sedang meneruskan ke 52, dan itu semua saya dorong terus untuk melanjutkan bagi yang belum mencapaiSl, bahkan ada yang sudah melanjutkan ke 53. Bagaimana Motivasi belajar yang dimiliki oleh siswa ? Jawab Motivasi belajar siswa SMP Taman lslam Cukup BailgHanya masih adanya slswe yang suka lkut-lkutan tauran diluar jam sekolah, rnungkln karena pihak lingkungan
:
luar yang membuatnya turut serta dalam hal itu, tapi pihak guru cepat tanggap memangil siswa, kemudian memanggil orang tuanya, dan adapun kalau sudah tidak bisa ditolelir maka dikeluarkan dari sekolah ini. 7. Apa usaha usaha yang dilakukan oleh pihak sekolah untuk terus menerus memacu motivasi belajar siswa ?
-
:
Jawab
Sebelum Dana BOS ada , Pihak sekolah membebaskan seluruh biaya sekolah, bagi siswa yang berprestasi s€lama siswa itu masih rfiempeftehankan prestasiflya, dan
apabila siswa itu menurun maka digantikan dengan siswa berprestasi lainnya, dalam hal KBM Siswa didorqng terus agar memili minat dalam belajar, juga diadakannya bgrbagai kegiatan skskulseperti : Dramband, pramuka, pasus, badminton dan footsal Bagaimana kompetensiyang dimilikiguru pAl ? Jawab Kebetulan Guru PAI Adalah Seorang Kiai, yang mempunyai pondok pesantren dalam hal mengajar pendidikan agama lslam Beliau cakap dan menguasai pelajaran
:
9. Apakah guru PAI mengikuti penlngkatan kuallfikasl guru selain beliau membuka pondok
pesantren?
:
Jawab Karena melihat beberapa hal, beliau hanya sampai D2,dan melihat dana yang harus dikeluarkan, karen a jumlah anaknya 7 orang, jadi dana tersebut dipakai untuk kuliah anak-anaknya, tetapi pihak sekola terus mendorong agar meneruskan lagi sampai 51. Beliau bilang nanti kalau anak-anaknya sudah beres semua baru mau melanjutkan, walaupun sebentar lagi pensiun.
Atfaliyah
1000ls1
( Kepala Sekolah SMP
Taman lslam)
KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA FITK
tffi \w*g
&
Jl Ir
FORM (FR)
H. Juanda Na 95 Ctputat 15+12 indanesa
No. Dokumen Tgl. Terbit
FITK-FR-AKD-081
l
Maret 2010
No Revisi: Hal
SURAT BIMBINGAN SKRIPSI Nomor : Un.0l/F. l/KM.01.31..........1201 Hal : Bimbingan Skripsi
Jakarta.0l Maret 201 l
I
Kepada Yth.
Siti Khadijah ,M.A Ferrbimbing Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiy'ah dan Keguruan U IN Syarif Hidayatullah Jakarla. As
sal amu' ulaikt rm
Derrgan
v,
r. w b.
ini
diharapkan kesediaan Saudara untuk rnenjadi pernbimbing
Illl
(materi/teknis) penulisan skripsi mahasiswa: Nama
: Nurlaelatr-rl Atfaliyah
NIM
:80901 1000151
J
:PAI
urusan
:
Semester
Judui
VIll ( Delapan )
Skripsi : "
Hubungan Emotiorral Quotient dengan Motivasi belajar siswa pada
mata pelajaran PAI di SMP Tanan Islam
Judul tersebut telah disetujLri olelr Jurusan yang bersangkutan pada tangeal 0l nraret 2012. abstraksi/oatline terlampir. Saudara dapat melakukarr perubahan redaksiolral pada jLrclul tersebut. Apabila perubaharr substansial dianggap perlu, mohon pernbimbirrg menghubungi Jurusan terlebih dahulu. Bimbingan skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bLrlan. dan dapat diperpanjang selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan. Atas perhatian dan kerja sama Saudara, karni ucapkarr terima kasih. 14/ a s s a I a rn
u'
a I a i ku
m
vr,
r. v, b.
)PAr IM. fvl.Ag 80t07r998031002 Tembusan:
l.r 2.
Dekan FITK Mahasiswa yb(.
KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA FITK l
FITK-FR-AKD.OB2
l
FORM (FR)
Maret 2010
Jl. lr. H. Juanda No 95 eiputat 15412 tndonesia
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN Nomor: Un.Ol/F.l/KM.O1.3/ 12012 Lamp. :llal : Perrnohonan lzin Fenelitian
.lakar1a,
Maret
201 2
Kepada Yth.
Kepala Sekolah sMP TAMAN ISLAM DI KECAMATAN CIBUNC BULANC KABUPATEN BOCOR Ass
alamu' al ai kum
w r.u, b.
Dengan honnat kami sampaikan bahwa
)
Nama
NUR LAELATUL ATFALIYAH
NIM
80901 1000rsr
Jurusan
PAI Dual Mode
Semester
VIII(Delapan)
Judul Skripsi
Hubungan Emosional Quotion terhadap rnotivasi belaiar siswa pada rnata pela.jaran PAI
Di SMP Tarnan lslarn
adalah benar mahasiswa/i Fal
n
stans i/sel
Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasisrva nrelaksanakan penel itian
d
irrraksud.
Atas perhatian dan l<erja sama Saudara. kami ucapkan terirna kasih. Iilas s al amu'
alaikunt
w
r.y, b.
,:r
Tata
/'?:"t;lv """!- -1.'..:"NIP.
96 rtr805 1989032001
tersebLrt