Jurnal Ilmiah Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Volume 1 Nomor 2 Tahun 2016 Hal 66 – 72 Periode Wisuda November 2016 HUBUNGAN EFIKASI DIRI DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR PADA SISWA (Suatu Studi Penelitian Pada MAN Darussalam) Safraturrina, Said Nurdin, Martunis Program Studi Bimbingan Dan Konseling Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala
[email protected] ABSTRACT This study entitled "The correlation between students’s self efficacy and student’s self-reliance in learning (A Study on students of MAN Darussalam)". This study is aimed to figure out the description of self-efficacy and students’ autonomous learning as well as to describe the relationship between self-efficacy and the independence learning of students. This descriptive correlational research used a quantitative approach to determine the relationship between both of issues. It took place in MAN Darussalam (Islamic senior high school of Darussalam) Aceh Besar. The population of research was students grade X and XI with 436 members in total. Meanwhile, the research sample was gathered by using simple random sampling technique through Slovin formula and it came out with 186 samples in total. The data collection of study involved a questionnaire with 1-4 of scale and a technique of descriptive percentage analysis. Based on the data analysis, the result bears out that there are no respondents in the variable of self-efficacy in low category. While the medium category only has 70 respondents (37.6%) and 116 respondents (62.4%) in the high category. Accordingly, the students’ self-efficacy mostly stands on the high category. Besides, the autonomous learning variable shows no respondents in the low category. Then in the medium category there are only 78 respondents (41.93%) and 108 respondents (58%) are in the high category. By means that more than half students of MAN Darussalam have a high category of independence learning. To make the correlation between both variables clear, the data were analyzed by using the correlation test; Product moment. The study resulted that the value of correlation between self-efficacy and students’ autonomous learning stands at r (xy) = 0.729 with a significant level of P <0.05 (0.000 <0.05). Thus, the hypothesis is received and it can be concluded that there is a strong and significant correlation between self-efficacy and students’ autonomous learning. Therefore, the positive correlation value indicates that the higher and better self-efficacy, the higher and better autonomous learning it will be. Keywords: Students’ self efficacy, Students’ autonomous learning ABSTRAK Penelitian ini berjudul “Hubungan Efikasi Diri dengan Kemandirian Belajar pada Siswa (Suatu Studi Penelitian Pada Siswa MAN Darussalam)”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran efikasi diri dan kemandirian belajar pada siswa, serta hubungan antara efikasi diri dengan kemandirian belajar pada siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Lokasi penelitian bertempat di MAN Darussalam Aceh Besar dengan populasi kelas X dan kelas XI yang berjumlah 436 siswa. Sampel penelitian menggunakan simple random sampling dengan menggunakan rumus Slovin, sampel sebanyak 186 siswa. Pengumpulan data menggunakan metode kuesioner dengan skala 1-4, dan untuk mengetahui gambaran data dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif persentase. Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan efikasi diri dengan kemandirian belajar pada siswa MAN Darussalam diketahui gambaran variabel efikasi diri menunjukkan bahwa pada skala katagori rendah tidak memiliki responden, untuk katagori sedang terdapat 70 66
Safraturrina, Said Nurdin, Martunis Hubungan efikasi diri dengan kemandirian belajar pada siswa ...
responden (37,6%), dan untuk katagori tinggi memiliki 116 responden (62,4%), artinya efikasi diri siswa MAN Darussalam sebagian besar berada pada katagori tinggi. Sedangkan pada gambaran variabel kemandirian belajar menunjukkan bahwa pada katagori rendah tidak terdapat responden, katagori sedang memiliki 78 responden (41,93%), dan untuk katagori tinggi memiliki 108 responden (58%) yang berarti lebih setengah dari siswa MAN Darussalam memiliki kemandirian belajar pada katagori tinggi. Dalam mengetahui korelasi, data dianalisis menggunakan uji korelasi Product Moment. Hasilnya menunjukkan bahwa nilai korelasi antara efikasi diri dengan kemandirian belajar pada siswa MAN Darussalam dengan r(xy) = 0.729 dengan tingkat signifikan p < 0.05 (0.000 < 0.05). Dengan demikian hipotesis didalam penelitian ini diterima, artinya terdapat korelasi yang kuat dan signifikan antara efikasi diri dengan kemandirian belajar, nilai korelasi yang positif menunjukkan semakin tinggi dan baik efikasi diri siswa maka akan semakin tinggi dan baik juga kemandirian belajarnya. Kata kunci: Efikasi diri Siswa, kemandirian belajar PENDAHULUAN Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia, karena dengan pendidikan akan menjadikan manusia lebih berkembang. Oleh karena itu semua orang berhak mendapatkan pendidikan. Pendidikan akan membantu mempersiapkan seseorang untuk memasuki dunia kerja, apalagi dengan keadaan perkembangan dunia yang semakin kompleks. Dalam kompasiana yang berjudul “5 Alasan Pentingnya Pendidikan” di publikasikan pada tanggal 20 Januari 2014 dikatakan bahwa pentingnya pendidikan yaitu: 1. Memberikan pengetahuan, 2. Untuk karir/ pekerjaan, 3. Membangun karakter, 4. Memberikan pencerahan, 5. Membantu kemajuan bangsa. Pendidikan bertujuan menciptakan generasi bangsa yang mandiri, bermartabat dan memiliki segudang prestasi. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan pendidikan maka ada banyak hal yang harus dilakukan, seperti meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga akan terbentuknya siswa yang mandiri dalam proses pembelajaran. Pendidikan Indonesia sedang berada pada kondisi yang gawat darurat, sebagaimana yang diungkapkan oleh Anies Baswedan dalam Kompas.com yang di publikasikan pada 01 Desember 2014. Anies mengungkapkan beberapa data mengenai hasil buruk yang dicapai dunia pendidikan Indonesia pada beberapa tahun terakhir: (1) Sebanyak 75 persen sekolah di Indonesia tidak memenuhi standar layanan minimal pendidikan, (2) Nilai rata-rata kompetensi guru di Indonesia hanya 44,5. Padahal, nilai standar kompetensi guru adalah 75, (3) Indonesia masuk dalam peringkat 40 dari 40 negara, pada pemetaan kualitas pendidikan, menurut lembaga The Learning Curve, (4) Dalam pemetaan di bidang pendidikan tinggi, Indonesia berada di peringkat 49, dari 50 negara yang diteliti, (5) Pendidikan Indonesia masuk dalam peringkat 64, dari 65 negara yang dikeluarkan oleh lembaga Programme for International Study Assessment (PISA), pada tahun 2012. Anies mengatakan, tren kinerja pendidikan Indonesia pada pemetaan PISA pada tahun 2000, 2003, 2006, 2009, dan 2012, cenderung stagnan, (6). Indonesia menjadi peringkat 103 dunia, negara yang dunia pendidikannya diwarnai aksi suap- menyuap dan pungutan liar. Selain itu, Anies mengatakan, dalam dua bulan terakhir, yaitu pada Oktober hingga November, angka kekerasan yang melibatkan siswa di dalam dan luar sekolah di Indonesia mencapai 230 kasus”. Begitu juga dengan kondisi pendidikan Aceh, masih banyak siswa yang membolos sekolah dan terlibat perkelahian pelajar, kondisi pendidikan aceh juga dapat dilihat dari Harian Serambi Indonesia dengan judul rapor “merah” pendidikan Aceh yang dipubikasikan pada tanggal 26 Mei 2016 menyatakan bahwa “para aktivis melabelkan Aceh sedang dalam kondisi darurat pendidikan. Hal yang memilukan ini justru terjadi di tengah sekian banyak dana yang digelontorkan, tapi pendidikan Aceh jatuh di peringkat terbelakang”. 67
Safraturrina, Said Nurdin, Martunis Hubungan efikasi diri dengan kemandirian belajar pada siswa ...
Kondisi pendidikan dapat ditingkatkan dengan membentuk siswa yang mandiri dalam belajar, yaitu mampu menciptakan inovasi-inovasi baru yang membanggakan. Siswa yang mandiri harus mampu menghadapi rintangan-rintangan yang akan muncul di masa depan, agar mampu bertahan dalam berbagai kondisi. Tilaar (Ali dan Asrori, 2012: 107) menyatakan bahwa “tantangan kompleksitas masa depan memberikan dua alternatif yaitu pasrah kepada nasib atau mempersiapkan diri sebaik mungkin”. Pentingnya mempersiapkan diri bagi siswa karena siswa harus mampu mengahadapi masa depan yang penuh tantangan, salah satunya dengan membentuk kemandirian belajar. Kemandirian belajar merupakan keadaan dimana seseorang mampu mengambil keputusan atau bertanggung jawab dalam proses belajarmya, serta tidak bergantung kepada orang lain, namun bukan berarti memisahkan diri. Hal ini juga sesuai dengan yang diungkapkan oleh Rambe (Wattini, 2014: 10) “kemandirian belajar adalah belajar mandiri, tidak menggantungkan diri kepada orang lain, siswa dituntut untuk memiliki keaktifan dan inisiatif sendiri dalam belajar, bersikap berbangsa maupun bernegara”. Siswa yang memiliki tingkat kemandirian yang rendah akan mempengaruhi perilaku yang akan ditimbulkan sebagaimana yang diungkapkan oleh Ali dan Asrori (2012: 107) “gejala negatif dari kurangnya kemandirian dalam belajar akan berakibat pada gangguan mental ketika sudah memasuki pergurun tinggi, serta kebiasaan belajar yang kurang baik seperti tidak tahan lama dan baru belajar ketika menjelang ujian, membolos, menyontek, dan mencuri bocoran soal ujian”. Salah satu faktor yang mempengaruhi kemandirian belajar adalah efikasi diri, efikasi diri adalah keyakinan seseorang terhadap kemampuan yang dimilikinya sehingga mampu menentukan tindakan yang akan diambil dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Myers (Jannah, 2013: 280) mengatakan bahwa “individu dengan tingkat efikasi diri yang tinggi akan memperlihatkan sikap yang lebih gigih, tidak cemas dan tidak mengalami tekanan dalam menghadapi suatu hal”. Melihat pendapat Myers di atas maka bisa disimpulkan bahwa efikasi adalah salah satu faktor yang akan membantu siswa dalam melalui proses belajar. Karena dengan adanya efikasi diri siswa lebih mampu bertahan dalam berbagai situasi yang akan terjadi. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Bandura (Masraroh, 2012) yang mengatakan bahwa “efikasi diri merupakan salah satu potensi yang ada pada faktor kognitif manusia, efikasi diri ini berpengaruh besar terhadap perilaku manusia”. Sesuai dengan pembahasan di atas peneliti melihat kesusuaian gejala yang ditunjukkan oleh siswa MAN Darussalam, seperti siswa menyontek ketika mengerjakan tugas dikelas, tugas rumah, serta ketika ujian, bahkan ada siswa yang melihat handphone dan buku catatan ketika ujian sedang berlangsung, kemudian juga masih banyak siswa belum berani untuk berbicara di depan umum untuk memberi pendapat, dan merasa gugup apabila disuruh untuk mempresentasikan pendapat atau tugasnya di depan kelas. Melalui wawancara non formal dengan beberapa siswa MAN Darussalam diketahui bahwa mereka sangat jarang mengulang pelajaran ketika berada di luar jam sekolah. Berdasarkan fenomena-fenomena yang terjadi peneliti menduga bahwa efikasi diri memiliki hubungan dengan kemandirian belajar pada siswa, untuk mengetahui kebenaran maka akan dilakukan penelitian lebih lanjut. Oleh karena itu penelitian ini mengkaji tentang hubungan efikasi diri dengan kemandirian belajar pada siswa. Mengacu pada latar belakang masalah di atas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini, bagaimana gambaran efikasi diri siswa, bagaimana gambaran kemandirian belajar siswa, serta bagaimana hubungan efikasi diri dengan kemandirian belajar pada siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran kemandirian belajar siswa, serta bagaimana hubungan efikasi diri dengan kemandirian belajar pada siswa. METODOLOGI Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, pendekatan kuantitatif merupakan metode yang digunakan untuk menguji teori-teori dengan 68
Safraturrina, Said Nurdin, Martunis Hubungan efikasi diri dengan kemandirian belajar pada siswa ...
cara meneliti hubungan antar variabel. Variabel ini biasanya diukur menggunakan instrument penelitian sehingga data yang terdiri dari angka-angka dapat diolah berdasarkan prosedur statistik. Sedangkan jenis penelitiannya deskriptif korelasional, yaitu mendeskripsikan hubungan antara Variabel efikasi diri sebagai dan variabel kemandirian belajar. Penelitian ini dilakukan di MAN Darussalam, yang terletak di Tungkop Kabupaten Aceh Besar. Adapun jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 346 siswa, adapun pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik random sampling, yaitu pengambilan sampel secara acak tanpa memperdulikan strata yang ada di dalamnya. Sehingga dalam penelitian ini diperoleh sampel sebanyak 186 siswa. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket skala likert yang sudah dimodifikasi menjadi skala 1-4. Skala likert dapat di modifikasi dengan alasan responden cenderung akan memilih jawaban tengah. Sehingga data yang di dapatkan menjadi kurang informatif (Azwar, 2004: 46-47). Sebelum penelitian dilakukan maka akan terlebih dahulu dilakukan uji coba alat ukur untuk mengetahui tingkat kesahihan (validitas) dan kepercayaan (reliabilitas) alat ukur yang akan digunakan. Sedangkan untuk analisis data untuk melihat gambaran efikasi diri dan kemandirian belajar menggunakan deskriptif persentase dan untuk melihat hubungan efikasi diri dengan kemadirian belajar menggunakan korelasi product moment. HASIL PENELITIAN Hasil penelitian diperoleh setelah melakukan alisis skor angket untuk melihat gambaran efikasi diri dan kemandirian belajar serta hubungan efikasi diri dengan kemandirian belajar. Hasil penelitian dihitung berdasarkan aspek-aspek yang dibahas pada definisi operasional variabel. Data hipotetik varibel efikasi diri yang terdiri dari 26 item valid dengan X max: 104, X min: 26, Mean: 65 dan SD: 13. Sedangkan untuk data empirik diperoleh hasil sebagai berikut: X Max:100, X min: 57, Mean: 81,2 dan SD: 8,81. Data akan digunakan untuk batasan katagori subjek yang terdiri dari rendah, sedang dan tinggi. berikut adalah tabel normatif untuk mengkatagorikan subjek: Tabel 1 Kategorisasi Efikasi Diri Interval Skor Kategori X < 52 Rendah 52 < X ≤ 78 Sedang 78< X Tinggi Jumlah
Frekuensi 0 70 116 186
Persentase 0% 37,6% 62,4% 100%
Hasil penelitan diatas menunjukkan bahwa efikasi diri siswa berkisar pada katagori sedang dengan jumlah responden 70 siswa (37,6%) dan pada katagori tinggi dengan jumlah responden sebanyak 116 siswa (62,4%). Dari katagori tersebut dapat ditafsirkan bahwa kurang dari setengah siswa MAN Darussalam memeliki efikasi diri sedang, dan sebagian besar siswa MAN Darussalam memilki efikasi diri tinggi. Secara lebih detail hasil penelitian juga dideskripsikan dengan cara menganalisis berdasarkan aspek pada variabel efikasi diri, dengan menghitung data hipotetik dan data empirik serta melihat mean dan standar defiasi pada setiap aspek. Pada aspek generality (keyakinan mengerjakan tugas) menunjukkan 0,53% pada katagori rendah, 60,7% pada katagori sedang dan 38,7% pada katagori tinggi. aspek streng (kekuatan atau keyakinan yang dimiliki dalam melakukan tugas) menunjukkan 0,53% pada katagori rendah, 38,2% pada katagori sedang dan 61,2% pada katagori tinggi. aspek level (keyakinan dalam tingkat kesulitan tugas) menunjukkan hasil 38,7% pada katagori sedang dan 61,29% pada katagori tinggi.
69
Safraturrina, Said Nurdin, Martunis Hubungan efikasi diri dengan kemandirian belajar pada siswa ...
Data hipotetik varibel kemandirian belajar dengan 28 item pernyataan valid dapat diperoleh hasil X max: 112, Xmin: 28, Mean: 70, SD: 14. Sedangkan untuk data empirik dapat diperoleh X max: 110, X min: 58, Mean: 87,7, SD: 10,5. Data akan digunakan untuk batasan katagori subjek yang terdiri dari rendah, sedang dan tinggi. berikut adalah tabel normatif untuk mengkatagorikan subjek: Tabel 2 Kategorisasi Variabel Kemandirian Belajar Interval Skor Kategori Frekuensi X < 56 Rendah 0 56 < X ≤ 84 Sedang 78 84< X Tinggi 108 Jumlah 186
Persentase 0% 41,93% 58% 100%
Hasil penelitan diatas menunjukkan kemandirian belajar siswa berkisar pada katagori sedang dengan jumlah responden 78 siswa (41,93%) dan pada katagori tinggi dengan jumlah responden sebanyak 108 siswa (58%). Dari katagori tersebut dapat ditafsirkan bahwa kurang dari setengah siswa MAN Darussalam memeliki kemandirian belajar sedang, dan lebih dari setengah siswa MAN Darussalam memilki kemandirian belajar tinggi. Secara lebih detail hasil penelitian juga dideskripsikan dengan cara menganalisis berdasarkan aspek pada variabel kemandirian belajar, dengan menghitung data hipotetik dan data empirik serta melihat mean dan standar defiasi pada setiap aspek. Pada aspek atribut personal (kemampuan/ strategi yang dimilki) menunjukkan 0,53% pada katagori rendah, % 43% pada katagori sedang dan 56,4% pada katagori tinggi. aspek proses (cara yang digunakan) menunjukkan 45,7% pada katagori sedang dan 54,3% pada katagori tinggi. Aspek konteks (faktor lingkungan yang mempengaruhi) menunjukkan hasil 0,53% pada katagori rendah, 42,4% pada katagori sedang dan 56,9% pada katagori tinggi. Sebelum menganalis tentang korelasi antara efikasi diri dengan kemandirian belajar pada siswa maka terlebih dahulu dilakukan uji asumsi statistik diantaranya uji normalitas dan uji linear. Uji normalitas apabila data berdistribusi normal maka akan digunakan statistik parametrik dan apabila data tidak berdistribusi normal maka akan digunakan statistik non parametrik. Data dikatakan normal jika nilai signifikansi > 0,05 (lebih besar dari 0,05). Apabila signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka data berdistribusi tidak normal. Uji normalitas dianalisis menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test. Hasil uji normalitas pada 186 responden menunjukkan bahwa data berdistribusi normal dengan Asymp. sig. 0.542 yang lebih besar dari 0.05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua variable tersebut berdistribusi normal dengan taraf signifikan p > 0.05.. Sementara untuk uji linieritas menunjukkan bahwa nilai signifikansi pada linearitas sebesar 0,000. Sehingga signifikansi kurang dari 0.05 yaitu 0.000 < 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa antara kedua variabel pada penelitian ini terdapat hubungan yang linear. Berdasarkan uji-uji asumsi yang dijelaskan di atas dapat diketahui bahwa data penelitian berdistribusi normal dan terdapat hubungan yang linear antara kedua variabel. Oleh karena itu untuk selanjutnya dapat dilakukan analisis menggunakan uji korelasi Product Moment. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Terdapat Hubungan Antara Efikasi Diri Dengan Kemandirian Belajar Pada Siswa”. Dalam menguji hipotesis ini menggunakan korelasi product moment. Perhitungan korelasi dengan menggunakan rumus product moment menghasilkan koefisien korelasi sebesar 0.729 dengan nilai signifikansi 0.000. Artinya terdapat hubungan yang positif antara efikasi diri dengan kemandirian belajar pada siswa di MANDarussalam. Sedangkan untuk taraf signifikansinya sebesar 0,000, artinya 0.000 < 0.05 yang berarti hubungan antara efikasi diri dengan kemandirian belajar pada siswa MAN Darussalam signifikan. Maka hipotesis di dala penelitian ini diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif, kuat dan signifikan antara efikasi diri dengan kemandirian belajar pada siswa MAN Darussalam Kabupaten Aceh Besar. Jadi dapat 70
Safraturrina, Said Nurdin, Martunis Hubungan efikasi diri dengan kemandirian belajar pada siswa ...
dikatakan bahwa semakin bagus efikasi diri siswa maka akan semakin bagus pula kemandirian belajarnya. PEMBAHASAN Setelah melakukan penelitian dengan judul gambaran efikasi diri dan kemandirian belajar siswa, dapat diketahui bahwa efikasi diri dan kemandirian belajar siswa MAN Darussalam lebih dominan pada katagori tinggi, hal ini bertolak belakang dengan fenomena yang dibahas dilatar belakang, ini dilatarbelakangi oleh banyak kemungkinan yang terjadi seperti kemungkinan skala yang digunakan dalam penelitian kurang sesuai dengan pernyataan yang digunakan, kemudian juga memiliki kemungkinan siswa menjawab pernyataan kurang jujur atau tidak sesuai dengan kenyataan yang di alaminya, dan masih ada kemungkinan lainnya yang membuat fenomena tidak sesuai dengan data lapangan yang didapatkan. Efikasi diri yang tinggi, akan sangat membantu siswa dalam belajarnya karena siswa akan mampu bertahan dari tugas yang sulit dan juga tidak mudah putus asa, seperti yang dikatakan oleh Cervone & Lawrence (2012: 231) yaitu: Manusia dengan efikasi diri yang lebih tinggi cenderung memilih untuk berupaya mengerjakan tugas yang sulit, gigih dalam upaya mereka, tetap tenang dan tidak cemas ketika menghadapi tugas, dan mengelola pemikiran mereka secara analitis. Namun sebaliknya manusia yang mempertanyakan kapabilitas mereka terhadap pencapaian dapat gagal bahkan dalam upaya menjalankan aktifitas yang berharga, mudah menyerah ketika menghadapi situasi sulit, cenderung cemas pada pelaksanaan tugas, seringkali terganggu serta gagal berpikir dan berperilaku secara tenang dan analitis”. Dari hasil penelitian juga bisa dilihat kemandirian belajar siswa lebih dominan berada pada katagori tinggi, hal ini sangat membantu siswa agar mampu belajar mandiri tanpa harus bergantung kepada orang lain, dengan kemandirian yang tinggi akan membantu siswa memiliki inisiatif yang berguna dalam melakukan proses belajar sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai dengan maksimal. Siswa yang memilki kemandirian belajar yang tinggi akan memiliki kepribadian yang kreatif dan inovatif sehingga dapat menemukan hal-hal baru yang akan diterapkan dalam proses belajar, hal ini akan menyebabkan siswa lebih mudah dalam melakukan proses belajar. Monks, dkk (Jannah: 2013) menjelaskan bahwa “orang yang mandiri akan memperlihatkan perilaku yang eksploratif, mampu mengambil keputusan, percaya diri, dan kreatif”. Kemandirian belajar dipengaruhi oleh efikasi diri, karena dengan adanya keyakinan terhadap kemampuan yang dimilkinya akan menjadikan seseorang mampu memilih tindakan atau perilaku yang sesuai agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Hal ini juga didukung oleh Cervine & Lawrence (2012:230) yang menyatakan “persepsi efikasi diri mempengaruhi sejumlah tipe perilaku yang berbeda yang pada gilirannya penting bagi pencapaian manusia. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian ini dapat dilihat bahwa gambaran efikasi diri siswa MAN Darussalam lebih banyak berada pada katagori tinggi dengan responden 116 siswa (62,4%) dan begitu juga dengan kemandirian belajar, lebih banyak berada pada katagori tinggi dengan responden 108 siswa (58%). Dengan adanya efikasi diri dan kemandirian siswa yang tinggi maka akan membantu siswa dalam menjalani proses pendidikan. Dalam penelitian ini juga dapat dilihat bahwa efikasi diri dengan kemandirian belajar memiliki hubungan yang kuat, yang artinya semakin bagus efikasi diri maka akan semakin bagus pula kemandirian belajar seseorang. Kepada siswa MAN Darussalam diharapkan mampu mempertahankan efikasi diri dan kemandirian belajar yang baik. Bagi pihak sekolah MAN Darussalam diharapkan dapat 71
Safraturrina, Said Nurdin, Martunis Hubungan efikasi diri dengan kemandirian belajar pada siswa ...
meningkatkan/ membimbing siswa untuk membentuk sikap efikasi diri dan kemandirian belajar. Bagi peneliti selanjutnya penelitian ini hanya meneliti satu faktor yang berhubungan dengan kemandirian belajar yaitu faktor efikasi diri. Namun pada dasarnya masih banyak faktor-faktor lain yang menyebabkan seseorang mempunyai kemandirian belajar seperti faktor bimbingan orang tua, ekonomi, dan pengaturan diri,. Oleh karena itu diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk dapat meneliti faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi perilaku kemandirian belajar siswa. DAFTAR PUSTAKA Ali, Muhammad dan Asrori Muhammad. 2012. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. Bumi Aksara: Jakarta. Azwar, Saifudddin. 2004. Penyusunan skala Psikologi, Edisi 2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Bakri.
2014. Rapor ‘Merah’ Pendidikan Aceh, (Online). Serambi Indonesia. http://aceh.tribunnews.com/2014/07/08/rapor-merah-pendidikan-aceh, diakses 16 Maret 2016. Cervone, Daniel & Lawrence A. Pervin. 2012. Kepribadian: Teori dan Penelitian. Jakarta: Salemba Humanika. Gabrillin, Abba. 2014. Anies Baswedan Sebut Pendidikan Indonesia Gawat Darurat, (Online), Kompas.com. http://edukasi.kompas.com/read/2014/12/01/13455441/anies.baswedan.sebut.pendi dikan.indonesia.gawat.darurat, diakses16 Mei 2016 Haryati, Henny. 2014. 5 Alasan Pentingnya Pendidikan. Kompasiana, (Online), http://www.kompasiana.com/henyharyati/5-alasan-pentingnyapendidikan_552e374c6ea834cb238b457d, diakses 29 September 2016. Jannah, Emma Uzlifatul. 2013. Hubungan Antara Self Efficacy Dan Kecerdasan Emosional Dengan Kemandirian Pada Remaja. Jurnal Psikologi (Online).Vol 2 No. 2 Hal 278-287. Masruroh, Latipun. 2012. Efektivitas Bimbingan Teknik Modeling Untuk Meningkatkan Self Efficacy Akademik Siswa (Studi Eksperimen Kuasi di Kelas X Sepuluh Menengah Atas Laboratorium Universitas Pendidikan Indonesia Bandung). Tesis tidak diterbitkan (Onlne). Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. http://repository.upi.edu/8660/4/t_bp_10047890_chapter2.pdf, diakses 2 Oktober 2015. Wattini. 2014. “Pengaruh Prokastinasi Terhadap Kemandirian Belajar Siswa”. Skripsi Tidak Diterbitkan. Darussalam: Universitas Syiah Kuala.
72