NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN ASUPAN LEMAK TOTAL DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TEKANAN DARAH PADA WANITA MENOPAUSE DI DESA KUWIRAN KECAMATAN BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI
Disusun Oleh : WINA IRIANI J 310 100 082
PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014
1
HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Judul Penelitian
: Hubungan Asupan Lemak Total dan Aktivitas Fisik dengan Tekanan Darah Pada Wanita Menopause di Desa Kuwiran Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali
Nama Mahasiswa
: Wina Iriani
Nomor Induk Mahasiswa
: J310 100 082
Telah Disetujui oleh Pembimbing Skripsi Program Studi Ilmu Gizi Fakuktas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta pada tanggal, Desember 2014 dan layak untuk dipublikasikan Surakarta, Desember 2014
Menyetujui Pembimbing I
Pembimbing II
Siti Zulaekah, A., M.Si
Rusjiyanto, SKM., M.Si
NIK. 751
NIP. 196702171989021002
NIDN. 06-0612-7501 Mengetahui Ketua Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta
Setyaningrum Rahmawaty, A., M.Kes, PhD NIK. 744 NIDN. 06-2312-7301
2
HUBUNGAN ASUPAN LEMAK TOTAL DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TEKANAN DARAH PADA WANITA MENOPAUSE DI DESA KUWIRAN KECAMATAN BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI Wina Iriani * *Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammmadiyah Surakarta; Email :
[email protected]
ABSTRACT Introduction: The risk of factors can increase the blood pressure of menopause woman is decrease of estrogen hormone, high total fat intake and less of physic activities. Based on the data of health centers health profile of Banyudono II prevalence of the high blood pressure in Kuwiran is 35.6%. Objective: to know the relation between total fat intake and physical activity with blood pressure in menopause woman at Kuwiran. Research Method: This type of research is observational with cross sectional design. The research sample are 73 menopause woman at the age of 50 – 65 year. Simple random sampling was used take the sample. The total fat intake got from food recall of 24 hours food consuming and physical activity got from interview and 1x24 hours physical activity in 7 days. The blood pressure got by using tension meter tool. Pearson Product Moment was used to analyze the data. Research Result: almost two-third (61,6%) samples comsumed high fat intake. 94,5% have low physical activity and 72,0% have high systolic blood pressure while 65,8% have normal diastolic blood pressure. The correlation test result between total fat intake with systolic blood pressure is p = 0,019 and the correlation test result between total fat intake with diastolic is p = 0,194. The correlation between physical activity and systolic blood pressure is p = 0,304 and the correlation between physical activity and diastolic blood pressure is p = 0,693. Conclusion: There is significant relationship between total fat intakes and systolic blood pressure in menopause woman. There is not relationship between total fat intakes and diastolic blood pressure in menopause woman. There is not relationship between physical activity and systolic blood pressure in menopause woman. There is not relationship between physical activity and diastolic blood pressure in menopause woman. Keywords: Menopause, Total Fat Intake, Physical Activity, Blood Pressure Bibliography: 67: 1999-2014 PENDAHULUAN Menopause merupakan suatu proses alamiah yang dihadapi dalam kehidupan wanita seiring dengan bertambahnya usia. Kejadian menopause ini dapat mempengaruhi kesehatan wanita. Berhentinya fungsi hormon tersebut dapat menyebabkan
penyempitan pembuluh darah yang berakibat meningkatkan tekanan darah (Sase, 2013). Tekanan darah tinggi merupakan “Public Health Problem” yang terjadi di negara berkembang. Adapun berbagai faktor risiko terjadinya tekanan darah tinggi yang
1
dapat dikontrol yaitu pola makan dan gaya hidup. Perubahan pola makan tersebut adalah perubahan pola makan modern yang mengandung tinggi lemak (seperti fast food dan junk food) dan perubahan gaya hidup yang serba otomatis sehingga menyebabkan kurangnya aktivitas fisik (Andarini, 2012). Penelitian yang dilakukan oleh Fathina (2007), menunjukan adanya hubungan asupan lemak total dengan tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik. Hasil penelitian Khomsan (2003), juga menunjukan bahwa mekanisme terjadinya tekanan darah tinggi ada kaitannya dengan konsumsi zat gizi salah satunya adalah asupan lemak yang tinggi dalam menu sehari-hari. Asupan lemak yang tinggi dapat meningkatkan kadar lemak di dalam darah dan mengakibatkan terbentuknya plak. Plak tersebut akan berkembang menjadi arterosklerosis yang mengakibatkan tidak elastisitas pembuluh darah sehingga terjadinya penyempitan pada tahanan aliran darah koroner yang menyebabkan naiknya tekanan darah (Widyaningrum, 2012). Penelitian yang dilakukan oleh Muliyati (2011), menunjukan adanya hubungan antara aktivitas fisik dengan tekanan darah. Kurangnya aktivitas fisik dapat meningkatkan frekuensi denyut jantung, sehingga menyebabkan jantung bekerja lebih keras dalam memompa darah yang pada akhirnya mengakibatkan naiknya tekanan darah (Anggara dan Prayitno, 2012). Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, prevalensi penyakit tidak menular terutama tekanan darah tinggi terjadi penurunan dari 31,7%
pada tahun 2007 menjadi 25,8% pada tahun 2013 (Kemenkes, 2013). Pada tingkat provinsi Jawa Tengah (2012), bahwa prevalensi tekanan darah tinggi cukup tinggi sebesar 26,4%. Data profil Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali 2012, kasus penyakit tidak menular yang tertinggi adalah penyakit tekanan darah tinggi dengan prosentase 50,8%. Data profil Puskesmas Banyudono II tahun 2013, mempunyai 131 kasus tekanan darah tinggi essensial dan desa kuwiran mempunyai prevalensi kasus tekanan darah tinggi sebesar 35,6%. Hasil survei pendahuluan, pada wanita menopause di Desa Kuwiran bulan maret 2014 dari 31 wanita menopause yang datang ke posyandu ditemukan 15 wanita menopause mengalami tekanan darah tinggi, 5 wanita menopause mengalami pre-hipertensi dan 11 wanita menopause mempuyai tekanan darah normal. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti ingin mengetahui hubungan asupan lemak total dan aktivitas fisik dengan tekanan darah pada wanita menopause di Desa Kuwiran Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan metode pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling, dengan jumlah sampel adalah 73 wanita menopause usia 50-65 tahun. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus-September 2014. Data asupan lemak total diperoleh dengan recall konsumsi makanan 24 jam selama 3 hari tidak berturut-turut dan
2
data aktivitas fisik diperoleh dari hasil wawancara dan pencatatan aktivitas fisik selama 7 hari berturut-turut. Hasil uji kenormalan data menggunakan uji kolmogorof smirnov, menujukan semua data berdistribusi normal, maka digunakan uji statistik pearson product moment. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Desa Kuwiran merupakan salah satu desa yang berada di wilayah Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali. Luas wilayah Desa Kuwiran yaitu 1.920.900 Ha dan jumlah penduduk desa kuwiran tercatat pada tahun 2010 adalah 4685 jiwa, terdiri dari laki-laki 2048 jiwa dan perempuan 2637 jiwa, dengan jumlah kepala keluarga 1304 KK (Profil Desa Kuwiran, 2010). B. Karakteristik Subjek Penelitian 1. Karakteristik Subjek berdasarkan Usia Subjek dalam penelitian ini adalah wanita menopause di Desa Kuwiran Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali yang memenuhi kriteria inklusi. Jumlah subjek penelitian ini adalah 73 orang. Karakteristik subjek berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7 Distribusi karakteristik subjek menurut usia/umur Kategori Usia Lansia usia pertengahan (45-59) Lansia (60-74) Jumlah
Frekuensi (n) 44
Persentase (%) 60,3
29 73
39,7 100
Tabel 7 menunjukkan usia wanita menopause yang terbayak dalam penelitian ini yaitu kategori lasia usia pertengahan sebesar 60,3%. Rata-rata usia wanita menopause dalam penelitian ini adalah 57,79 tahun ± 4,969, sedangkan usia minimal subjek penelitian yaitu 50 tahun dan usia maksimal 65 tahun. 2. Tingkat Pendidikan Distribusi karakteristik subjek berdasarkan tingkat pendidikan, dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8 Distribusi Karateristik Subjek menurut Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan Tidak Tamat SD SD SMP SMA PT Jumlah
Frekuensi (n) 26
Persentase (%) 35,6
27 11 7 2 73
37,0 15,1 9,6 2,7 100
Tabel 8 menunjukkan tingkat pendidikan subjek yang terbanyak yaitu pendidikan SD (37,0%). 3. Jenis Pekerjaan Distribusi karakteristik subjek berdasarkan jenis pekerjaan, dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9 Distribusi Karakteristik Subjek menurut Jenis Pekerjaan Jenis Pekerjaan IRT Buruh Petani Wiraswasta PNS Jumlah
Frekuensi (n) 44 10 6 12 1 73
Persentase (%) 60,3 13,7 8,2 16,4 1,4 100
3
Tabel 9 menunjukkan jenis pekerjaan subjek yang terbanyak adalah IRT (Ibu Rumah Tangga) dengan presentase sebesar 60,3%, sedangkan jenis pekerjaan wiraswasta 16,4%, jenis pekerjaan buruh 13,7%, petani 8,2% dan jumlah pekerjaan responden terkecil adalah PNS (Pegawai Negeri Sipil) 1,4%. 4. Status Gizi Distribusi karakteristik subjek berdasarkan status gizi dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10 Distribusi Status Gizi Subjek Status Gizi Normal Overweight Obesitas Jumlah
Frekuensi (n) 17 14 42 73
Persentase (%) 23,3 19,2 57,5 100
Tabel 10 menunjukkan distribusi status gizi subjek yang terbanyak adalah kategori status gizi obesitas sebesar 57,5%. C. Asupan Lemak Total Subjek Distribusi frekuensi subjek penelitian menurut asupan lemak total dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11 Distribusi Asupan Lemak Total Subjek Kategori Asupan Lemak Total Baik Tinggi Jumlah
Frekuensi (n)
Persentase (%)
28 45 73
38,4 61,6 100
Tabel 11 menunjukkan distribusi asupan lemak total subjek, sebagian besar subjek mempunyai asupan lemak total yang tinggi yaitu 61,6%. Rata-rata asupan lemak total
subjek yaitu 31,27% dari total kebutuhan energi ± 4,647, sedangkan asupan lemak total minimal subjek yaitu 19% dari total kebutuhan energi dan asupan lemak total maksimal subjek yaitu 39% dari total kebutuhan energi. Pada penelitian ini subjek yang mempunyai asupan lemak yang tinggi lebih sering mengkonsumsi makanan yang bersantan, makanan instan dan makanan yang digoreng setiap harinya, selain itu subjek juga lebih sering mengkonsumsi makanan bersantan yang dipanasi berkali-kali dan makanan tersebut dikonsumsi lebih dari 1 hari (seperti : gudeg, sambal goreng dan tumpang). D. Aktivitas Fisik Subjek Distribusi frekuensi subjek penelitian menurut aktivitas fisik dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12 Distribusi Aktivitas Fisik Subjek Kategori Aktivitas Fisik
Frekuensi (n)
Persentase (%)
Ringan Sedang Jumlah
69 4 73
95,5 5,5 100
Berdasarkan tabel 12 distribusi aktivitas fisik subjek menunjukkan bahwa sebagian besar subjek memiliki aktivitas fisik ringan sebesar 94,5% dan subjek yang memiliki aktivitas fisik sedang sebesar 5,5%. Pada penelitian ini rata-rata nilai PAL aktivitas fisiK yaitu 1,598 ± 0,067, sedangkan nilai PAL aktivitas fisik minimal 1,44 dan nilai PAL aktivitas fisik maksimun 1,75. Sebagian besar subjek memiliki aktivitas fisik ringan meniliki kegiatan yang tidak beragam, seperti duduk, menonton tv, tiduran dan mengasuh cucu. Subjek yang memiliki aktivitas
4
fisik ringan dalam penelitiaan ini memiliki status pekerjaan sebagai IRT (Ibu Rumah Tangga) dan untuk subjek yaang memiliki aktivitas fisik sedang memiliki pekerjaan atau status pekerjaan yang setiap hari rutin dilakukan, seperti berdagang, menjahit, berkebun dan rutin olahraga setiap harinya. E. Tekanan Darah Subjek Berdasarkan hasil pengumpulan data yang telah dilakukan maka diperoleh distribusi tekanan darah pada wanita menopause di Desa Kuwiran, dapat dilihat pada Tabel 13 dan 14. Tekanan darah pada penelitian ini dibagi menjadi 2 yaitu tekanan darah sistolik dan diastolik. Tabel 13 Distribusi Tekanan Darah Sistolik Subjek Kategori Tekanan Darah Sistolik Normal Tinggi Jumlah
Frekuensi (n)
Persentase (%)
20 53 73
27,4 72,6 100
Tabel 13 menunjukkan distribusi tekanan darah sistolik subjek yang terbanyak yaitu kategori tekanan darah sistolik tinggi sebesar 72,6%. Rata-rata tekanan darah sistolik pada penelitian ini yaitu 156,9 mmHg ± 29,323, sedangkan tekanan darah sistolik minimal adalah 103 mmHg dan F.
tekanan darah sistolik adalah 231 mmHg.
maksimal
Tabel 14 Distribusi Tekanan Darah Diastolik Subjek Kategori Tekanan Darah Diastolik Normal Tinggi Jumlah
Frekuensi (n)
Persentase (%)
48 25 73
65,8 34,2 100
Tabel 14 menunjukkan distribusi tekanan darah diastolik subjek yang terbanyak yaitu kategori tekanan darah diastolik normal sebesar 65,8%. Rata-rata tekanan darah diastolik pada penelitian ini adalah 82,49 mmHg ± 14,246, sedangkan tekanan darah diastolik minimal adalah 49 mmHg dan tekanan darah diastolik maksimal adalah 107 mmHg. Tekanan darah merupakan faktor yang berperan penting di dalam sistem sirkulasi tubuh. Naik atau turunnya tekanan darah dapat mempengaruhi keseimbangan di dalam tubuh. Tekanan darah sangat bervariasi sesuai pembuluh darah terkait dan denyut jantung. Tekanan darah tinggi yang terus menerus dapat menyebabkan terjadinya kerusakan pada pembuluh darah ginjal, jantung, otak dan mata. Penyakit tekanan darah tinggi juga menjadi penyebab umum terjadinya stroke dan serangan jantung (Herlambang, 2013).
Hubungan Asupan Lemak Total dengan Tekanan Darah Distribusi silang hubungan asupan lemak total subjek penelitian dengan tekanan darah dapat dilihat pada Tabel 15 dan 16.
5
Tabel 15 Hubungan Asupan Lemak Total dengan Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah Sistolik Normal Tinggi
Asupan Lemak Total Baik Tinggi n % n % 12 60 8 40 16 30,2 37 69,8
Jumlah n 20 53
% 100 100
P
0,019
* Uji Korelasi Pearson Product Moment sering dipanaskan berkali-kali Tabel 15 menunjukkan bahwa dikonsumsi lebih dari 1 hari, subjek dari 20 subjek yang mempunyai sering mengkonsumsi makanan yang tekanan darah sistolik normal digoreng dan subjek juga sering sebagian besar subjek memiliki mengkonsumsi makanan siap saji. asupan lemak total baik sebesar 60%, Pada penelitian ini adanya hubungan selebihnya subjek memiliki asupan juga dikarenakan posisi desa Kuwiran lemak total tinggi sebesar 40%, dekat dengan pasar ngancar dan sedangkan dari 53 subjek yang kondisi geografis desa Kuwiran mempunyai tekanan darah sistolik sebelah timur yang berbatasan tinggi sebagian besar subjek memiliki dengan kertonatan/Kab.Sukoharjo asupan lemak total tinggi sebesar yang tidak jauh dari pusat pertokoan 69,8%, selebihnya subjek memiliki atau swalayan yang ada di wilayah asupan lemak total baik sebesar Kartasura Kabupaten Sukoharjo. 30,2%. Pada penelitian ini adanya Berdasarkan hasil uji statistik hubungan juga dikarenakan sebagian analisis kenormalan data, data asupan besar subjek memiliki status gizi lemak total berdistribusi normal p = obesitas. Masa tubuh yang meningkat 0,696 (p≥0,05) dan data tekanan berarti semakin banyak darah yang darah sistolik berdistribusi normal p = dibutuhkan untuk memasok oksigen 0,239 (p≥0,05), maka uji korelasi dan zat gizi ke jaringan tubuh, ini bivariat menggunakan uji korelasi berarti volume darah yang beredar di product moment,mhasil uji pembuluh darah akan meningkat menunjukkan nilai p value sebesar sehingga memberikan tekanan yang 0,019 (p≤0,05) Ho ditolak, berarti lebih besar pada dinding arteri yang menunjukkan adanya hubungan menyebabkan naiknya tekanan darah. antara asupan lemak total dengan Selain itu adanya hubungan juga tekanan darah sitolik pada wanita dikarenakan mengingat subjek menopause. penelitian ini adalah wanita Pada penelitian ini adanya menopause. Pada saat menopause hubungan antara asupan lemak total terjadi penurunan hormon estrogen dengan tekanan darah sistolik pada yang dapat mempengaruhi status wanita menopause di desa Kuwiran, kesehatan wanita, dimana hormon dikarenakan sebagian besar subjek estrogen sebelum menopause memiliki asupan lemak yang tinggi berfungsi sebagai penangkal penyakit yaitu sering mengkonsumsi makanan degeneratif dan sebagai antioksidan yang bersantan dan makanan tersebut untuk mencegah proses oksidasi LDL, sehingga kemampuan LDL untuk 6
menembus plak berkurang (Khomsan, 2003). Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Fathina (2007), menunjukkan adanya hubungan asupan lemak total dengan tekanan darah. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Inggita (2008), juga
menunjukkan adanya hubungan antara asupan lemak dengan tekanan darah dan hasil penelitian khomsan (2003), juga menunjukkan bahwa mekanisme terjadinya tekanan darah tinggi ada kaitannya dengan konsumsi zat gizi salah satunya adalah asupan lemak yang tinggi dalam menu seharihari.
Tabel 16 Distribusi Tekanan Darah Diastolik menurut Asupan Lemak Total Pada Wanita Menopause Tekanan Darah Diastolik Normal Tinggi
Asupan Lemak Total Baik Tinggi n % n % 21 43,8 27 56,3 7 28,0 18 72,0
Jumlah n 48 25
% 100 100
P
0,194
* Uji Korelasi Pearson Product Moment Tabel 16 menunjukkan bahwa dari 48 subjek yang mempunyai tekanan darah diastolik normal sebagian besar subjek memiliki asupan lemak total tinggi sebesar 56,3%, selebihnya subjek memiliki asupan lemak total baik sebesar 43,8%, sedangkan dari 25 subjek yang mempunyai tekanan darah diastolik tinggi sebagian besar subjek memiliki asupan lemak total tinggi sebesar 72,0%, selebihnya subjek memiliki asupan lemak total baik sebesar 28,0%. Berdasarkan analisis kenormalan data, data asupan lemak total berdistribusi normal p = 0,696 (p≥0,05) dan tekanan darah diastolik berdistribusi data normal p = 0,896 (p≥0,05), maka uji korelasi bivariat menggunakan uji korelasi product moment, hasil uji menunjukkan nilai p sebesar 0,194 (p≥0,05) Ho diterima, berarti menunjukkan tidak ada hubungan asupan lemak total dengan
tekanan darah diastolik pada wanita menopause. Pada penelitian ini tidak adanya hubungan antara asupan lemak total dengan tekanan darah diastolik, dikarenakan adanya perbedaan selisih tekanan sistolik dan diastolik yang sering disebut dengan tekanan denyut (pulse pressure) sekitar 40-50 mmHg, mengingat subjek dalam penelitian ini adalah wanita menopause yang sudah berusia lanjut 50-65 tahun, dimana tekanan darah sistolik pada usia lanjut lebih sering mengalami peningkatan dari pada tekanan darah diastolik. Tekanan darah tinggi yang dialami usia lanjut sebagian besar merupakan hipertensi sistolik terisolasi (HST) disebabkan oleh pengerasan dan tidak elastisitasnya pembuluh darah yang mengakibatkan tekanan darah sistolik menjadi naik, sehingga volume darah aorta berkurang yang pada akhirnya menyebabkan tekanan diastolik menurun (Kuswardhani, 7
2007). Selain itu tidak adanya hubungan ini mungkin dikarenakan adanya faktor lain yang secara langsung mempengaruhi tekanan darah, seperti kekuatan jantung saat memompa darah, kepekatan (viskositas) darah, elastisitas pembuluh darah, tahanan tepi dan banyaknya darah (Marvyn, 2009). Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitiaan yang
dilakukan oleh fathina (2007) dan Inggita (2008), yang menunjukkan adanya keterkaitan asupan lemak dengan tekanan darah. Tingginya asupan lemak dapat meningkatkan kadar lemak darah dalam lipoprotein (kolesterol dan trigleserida) yang menyebabkan naiknya tekanan darah sistolik dan diastolik.
G. Hubungan Aktivitas Fisik dengan Tekanan Darah Hasil penelitian aktivitas fisik subjek dengan tekanan darah dapat dilihat pada Tabel 17 dan 18. Tabel 17 Distribusi Tekanan Darah Sistolik menurut aktivitas fisik Pada Wanita Menopause Tekanan Darah Sistolik Normal Tinggi
Aktivitas Fisik Ringan Sedang n % n % 18 90,0 2 10,0 51 96,2 2 3,8
Jumlah n 20 53
% 100 100
p
0,304
* Uji Korelasi Pearson Product Moment Tabel 17 menunjukkan bahwa dari 20 subjek yang mempunyai tekanan darah sistolik normal sebagian besar subjek memiliki aktivitas fisik ringan sebesar 90,0%, selebihnya subjek memiliki aktivitas fisik sedang sebesar 10,0%, sedangkan dari 53 subjek yang mempunyai tekanan darah sistolik tinggi sebagian besar subjek memiliki aktivitas fisik sebesar 96,2%, selebihnya subjek memiliki aktivitas fisik sedang sebesar 3,8%.
Berdasarkan analisis kenormalan data, data aktivitas fisik berdistribusi normal p = 0,760 (p≥0,05) dan tekanan darah sistolik berdistribusi data normal p = 0,239 (p≥0,05), maka uji korelasi bivariat menggunakan uji korelasi product moment, hasil uji menunjukkan nilai p sebesar 0,304 (p≥0,05) Ho diterima, berarti menunjukkan tidak ada hubungan aktivitas fisik dengan tekanan darah sistolik pada wanita menopause.
8
Tabel 18 Distribusi Tekanan Darah Diastolik menurut aktivitas fisik Pada Wanita Menopause Tekanan Darah Diatolik Normal Tinggi
Aktivitas Fisik Ringan Sedang n % n % 45 93,8 3 6,3 24 96,0 1 4,0
Jumlah N 48 25
% 100 100
p
0,693
* Uji Korelasi Pearson Product Moment Tabel 18 menunjukkan bahwa dari 48 subjek yang mempunyai tekanan darah diastolik normal sebagian besar subjek memiliki aktivitas fisik ringan sebesar 93,8%, selebihnya subjek memiliki aktivitas fisik sedang sebesar 6,3%, sedangkan dari 25 subjek yang mempunyai tekanan darah diastolik tinggi sebagian besar subjek memiliki aktivitas fisik ringan sebesar 96,0%, selebihnya subjek memiliki aktivitas fisik sedang sebesar 4,0%. Berdasarkan analisis kenormalan data, data aktivitas fisik berdistribusi data normal p = 0,760 (p≥0,05) dan data tekanan darah diastolik berdistribusi data normal p = 0,896 (p≥0,05), maka uji korelasi bivariat menggunakan uji korelsi pearson product moment, hasil uji menunjukkan p sebesar 0,693 (p≥0,05) Ho diterima, berarti menunjukkan tidak ada hubungan antara aktivitas fisik dengan tekanan darah diastolik pada wanita menopause. Pada penelitian ini tidak adanya hubungan aktivitas fisik dengan tekanan darah pada wanita menopause di desa Kuwiran, dikarenakan dari hasil wawancara aktivitas fisik masih ada sebagian subjek yang tidak terbuka jujur waktu diwawancarai, adanya perbedaan jumlah sampel, tempat penelitian dan karakteristik sampel dengan penelitian
lainnya. Selain itu juga dikarenakan adanya faktor-faktor lain yang mempengaruhi tekanan darah, seperti status gizi dan menurunnya hormon estrogen pada wanita menopause yang dapat menyebabkan menurunnya sensitifitas hormon leptin dan meningkatnya asupan makan, dimana hormon leptin dapat mempengaruhi tekanan darah melalui aktivitas syaraf simpatetik di hipotalamus (Pramono, 2013). Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Muliyati (2011), yang menunjukan adanya hubungan antara aktivitas fisik dengan tekanan darah. Hasil penelitian Ridjab (2007), juga menunjukkan bahwa aktivitas fisik selama 30-60 menit dapat menurunkan tekanan darah sistolik maupun diastolik pada penderita tekanan darah tinggi stadium I. Penurunan tekanan darah sistolik lebih nyata pada kelompok dengan durasi aktivitas fisik 61-90 menit per minggu. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis statistik, maka peneliti dapat merumuskan kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan kategori asupan lemak total sebagian besar subjek memiliki asupan lemak total tinggi yaitu 61,6% 9
2. Berdasarkan kategori aktivitas fisik sebagian subjek memiliki aktivitas fisik ringan yaitu 94,5%. 3. Berdasarkan kategori tekanan darah sistolik sebagian besar subjek memiliki tekanan darah sistolik tinggi yaitu 72,6%, berdasarkan kategori tekanan darah diastolik sebagian besar subjek memiliki tekanan darah diastolik normal yaitu 65,8%. 4. Ada hubungan antara asupan lemak total dengan tekanan darah sistolik pada wanita menopause di Desa Kuwiran Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali. 5. Tidak ada hubungan antara asupan lemak total dengan tekanan darah diastolik pada wanita menopause di Desa Kuwiran Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali. 6. Tidak ada hubungan antara aktivitas fisik dengan tekanan darah sistolik dan diastolik pada wanita menopause di Desa Kuwiran Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali. B. Saran 1. Bagi Puskesmas Banyudono Pihak puskesmas diharapkan lebih intensif lagi dalam memberikan informasi atau edukasi tentang tekanan darah pada wanita menopause, misalnya dengan rutin memberikan penyuluhan tentang menjaga pola asupan makan dengan baik, aktivitas fisik yang dapat mempengaruhi tekanan darah dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi tekanan darah pada wanita menopause. 2. Bagi Penelitian Selanjutnya Peneliti yang akan datang hendaknya menambah jumlah variabel bebas yang dapat
mempengaruhi tekanan darah pada wanita menopause, sehingga dapat diketahui faktor-faktir risiko yang lain, seperti tingkat stres, umur, genetik, jenis kelamin, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, lamanya menopause, penggunaan obat, riwayat penyakit, obesitas dan zat gizi mikro maupun zat gizi makro (karbohidrat dan protein). DAFTAR PUSTAKA 1. Abikusno, N. 2010. Pedoman Promosi Kesehatan dan Rasa Sehat Bagi Lanjut Usia. Komisi Nasional Lanjut Usia Republik Indonesia. Jakarta. 2. Almatsier, S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 3. Anggraini, AD., Waren, A., Situmorang, E., Asputra, H., Siahaan, SS. 2009. Faktor-Faktor Yang berhubungan dengan Kejadian Hipertensi Pada Pasien yang Berobat di Poliklinik Dewasa Puskesmas Bekinang. Artikel Penelitian. Fakultas Kedokteran Universitas Riau. 4. Andarini. 2012. Terapi Nutrisi Pasien Usia Lanjut yang Dirawat di Rumah Sakit. Di dalam: Harjodisastro D, Syam AF, Sukrisman L, editor. Dukungan Nutrisi pada Kasus Penyakit Dalam. Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran UI. 5. Anggara dan Prayitno. 2012. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Tekanan Darah Di Puskesmas Telaga Murni Cikarang Barat. Jurnal Ilmiah Kesehatan. 5(1) : 20-25 6. Apriany, R.E.A. 2012. Hubungan Asupan Protein, Lemak Jenuh,
10
Natrium, Serat dan IMT dengan Tekanan Darah Pasien Hipertensi di RSUD Tugurejo Semarang. Skripsi. Progam Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang. 7. Ariny, R. 2013. Hubungan Asupan Kalium dan Konseling Gizi dengan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Rawat Jalan RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Skripsi. Program Studi S1 Gizi Universitas Muhammadiyah Surakarta. 8. Arisman. 2009. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Kedokteran EGC. Jakarta. 9. Astawan. 2005. Gizi dan kesehatan manula (manusia lanjut usia). Mediyatama Sarana Perkasa. Jakarta. 10. Baliwati, Khomsan dan Dwiriani. 2004. Pengantar Pangan dan Gizi. Penebar Swadaya. Jakarta. 11. Baziad. 2003. Menopause dan Andropause. Terjemahan oleh Sarwono Prawirodiharjo. Yayasan Bina Pustaka. Jakarta. 12. Dahlan, MS. 2008. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan. Salemba Medika. Jakarta. 13. Darmojo dan Martono. 2006. Geriatri. Yudistira. Jakarta. 14. Depkes, RI. 2006. Kebijakan dan Strategi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tidak Menular. Jakarta. 15. Desa Kuwiran. 2010. Profil Desa Kuwiran. Boyolali. 16. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 2008. Laporan Hasil Pemeriksaan Penyakit Tidak Menular Di Puskesmas. Semarang 17. Dinas Kesehatan Boyolali. 2012. Profil Kesehatan 2012. Boyolali.
18. Dharmeizer. 2012. Hypertension. Scientific Journal of Pharnaceutical Development and Medical Application. Vol 25, No. 1. 19. Fathina, UA. 2007. Hubungan Asupan Sumber Lemak Dan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi. Artikel Penelitian. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Semarang. 20. Fatmah. 2010. Gizi Usia Lanjut. Erlangga. Jakarta. 21. Fauziah, NY. 2013. Hubungan Asupan Bahan Makanan Sumber Serat, Asupan Natrium, Asupan Lemak dan IMT dengan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Rawat Jalan di RSUD Tugurejo Semarang. Skripsi. Progam Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang. 22. FAO/WHO/UNO. 2001. Human Energy Requirement Report of a Joint FAO/WHO/UNO Expert Consultation. Food and Nutrionist Technical Report Series. 23. Gunawan, L. 2005. Hipertensi. Kansius. Jakarta. 24. Gibney, Margetts, Kearney dan Arab. 2009. Gizi Kesehatan Masyarakat. Terjemahan oleh Andry, Erita, Palupi dan Hardiyanti. EGC. Jakarta. 25. Herlambang. 2013. Menaklukkan Hipertensi dan Diabetes. Tugu Publisher: Yogyakarta. 26. Hull, A. 2001. Penyakit Jantung Hipertensi dan Nutrisi. Bumi Aksara: Jakarta. 27. Inggita. 2008. Hubungan antara Asupan Serat dan Kolesterol Pada Pasien Hipertensi
11
Rawat Jalan Poli Penyakit Dalam RSUD. Prof. DR. Margono Soekardjo Purwokerto. Artikel Penelitian. Program Studi Ilmu Gizi FKUB. 28. Kementerian Kesehatan RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. 29. Khomsan, A. 2003. Pangan dan Gizi Untuk Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta. 30. Kokkinos, PF., Giannelou, A., Manolis, A and Pittaras, A. 2009. Physical Activity in The Prevention and Management of High Blood Pressure. Hellenic J Cardiol. 50 : 52-59. 31. Kowalski, R. 2010. Terapi Hipertensi. Terjemahan oleh Rani S. Qanita. Bandung. 32. Krummel, DA. 2004. Medical Nutrition Therapy in Hypertention. Di dlm : Mahan UK dan Escott – Stump S.Editor. 2004. Food, Nutrition and Diet Therapy. USA : Saunders co. hlm.900 – 918. 33. Kuswardhani. 2007. Penatalaksanaan Hipertensi Pada Usia Lanjut. Jurnal Penyakit Dalam. Vol 7, No 2. 34. Lestary, D. 2010. Seluk Beluk Menopause. Gara Ilmu . Yogyakarta. 35. Manampiring, AE. 2008. Hubungan Status Gizi dan Tekanan Darah Pada Penduduk Usia 45 Tahun ke atas di Kelurahan Pakowa Kecamatan Wanea Kota Manado. Laporan Penelitian. Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado. 36. Manuaba. 1999. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita.
37.
38.
39.
40.
41. 42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
Jakarta : Arcan. Mangoenprasodjo, SA dan Hidayanti, NS. 2005. Mengisi Hari Tua dengan Bahagia. Pradipta Publishing. Jakarta. Mansjoer, A. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. Media Aesculapius FKUI. Jakarta. Muchtadi, D. 2009. Gizi Anti Penuaan Dini. ALFABETA. Bandung : 79-81. Marvyn, L. 2009. Hipertensi. Terjemahan oleh Budiyanto. Arcan. Jakarta. Morrel. 2005. Kolesterol. Erlangga. Jakarta. Murti, B. 2010. Desain dan Ukuran Sampel untuk Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif di Bidang Kesehatan. Gajah Mada University Press. Jakarta. Muliyati, H. 2011. Hubungan Pola Konsumsi Natrium dan Kalium Serta Aktivitas Fisik Dengan Kejadian Hipertensi Pada Pasien Rawat Jalan di RSUP DR. Wahidin Sudiro Husodo. Artikel Penelitian. Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanudin Makasar. Notoatmodjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. PT.Rineka Cipta. Jakarta. Nurkhalida. 2003. Warta Kesehatan Masyarakat. Jakarta. Depkes RI : 19. Nugroho, H.W. 2009. Keperawatan Gerontik dan Geriatrik. Kedokteran EGC. Jakarta. Nurmalina, R. 2011. Pencegahan dan Management Obesitas. PT. Gramedia. Jakarta. Oenzil, F. 2012. Gizi Meningkatkan Kualitas Manula.
12
49.
50. 51.
52.
53.
54.
55.
EGC. Jakarta : 75-111 Pramono, A. 2013. Hubungan Asupan Monosakarida, PUFA, Arginin, Asam Glutamat dan Massa Lemak Tubuh Pada Wanita Post Menopause. Artikel Penelitian. Progam Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Proverawati, A. 2011. Ilmu Gizi. Nuha Medika. Yogyakarta. Ridjab DA. 2007. Pengaruh Aktifitas Fisik Terhadap Tekanan Darah. Majalah Kedokteran Atmajaya, Volume 4, Nomor 2. hal.73. Santosa, AP. 2013. Hubungan Antara Aktivitas Fisik dan Asupan Magnesium dengan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Rawat Jalan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Skripsi. Program Studi S1 Gizi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Saraswati, NM. 2008. FaktorFaktor yang Berhubungan Dengan kejadian Hipertensi pada Masyarakat Kelompok Usia 30 Tahun Keatas di Kelurahan Grogol Kecamatan Limo Kodya Depok. Skripsi. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas pembangunan “Veteran” Jakarta. Sase, FA. 2013. Hubungan Durasi Aktivitas Fisik dan Asupan Natrium dengan Tekanan Darah Pada Wanita Menopause. Skripsi. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Semarang. Sheps, SG. 2005. Mayo Clinic Hipertensi, Mengatasi Tekanan Darah Tinggi. PT Intisari Mediatama. Jakarta : 26,158.
56. Spencer and Brown. 2007. Menopause. Terjemahan oleh Juwalita dan Anna. Erlangga. Jakarta. 57. Sugiarto, A. 2007. Faktor-Faktor Risiko Hipertensi Pada Masyarakat. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Semarang. 58. Suparto. 2010. Sehat Menjelang Usia Senja. PT.Remaja Resdakarya. Jakarta. 59. Sutanto. 2010. Penyakit Modern Hipertensi, Stroke, Jantung, Kolesterol dan Diabetes. CV. Andi. Yogyakarta. 60. Sutomo, B. 2009. Menu Sehat Penakluk Hipertensi. Demedia Pustaka. Jakarta. 61. Suyono, S. 2001. Buku Ajar Penyakit Dalam Jilid II. Balai Pustaka. Jakarta. 62. Sutrasni. 2004. Hipertensi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 63. Vita Health. 2004. Hipertensi. PT Gramedia Pustaka. Jakarta. 64. Widyaningrum, S. 2012. Hubungan antara Konsumsi Makanan dengan Kejadian Hipertensi Pada Lansia. Skripsi. Progam Studi Gizi Masyarakat Universitas Jember. 65. Yatim, F. 2001. Haid Tidak Wajar dan Menopause. Pustaka Populer Obor. Jakarta : 51-54. 66. Yogiantoro, M. 2009. Hipertensi Esensial. In: Sudoyo dkk (ed). Buku Ajar Ilmu Peyakit Dalam Jilid I Edisi IV. Jakarta : FKUI, pp: 610-14. 67. Yuniastuti, A. 2007. Gizi dan Kesehatan. Graha Ilmu. Semarang.
13