HUBUNGAN ANTARA SELF-CONTROL DENGAN INTENSITAS PENGGUNAAN INTERNET REMAJA AKHIR SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Disusun Oleh: YUNIAR RACHDIANTI NIM: 205070000521
FAKULTAS PSIKOLOGI NON REGULER UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H / 2011
i
Hubungan Antara Self-Control Dengan Intensitas Penggunaan Internet Remaja Akhir
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syarat-syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi
Oleh : YUNIAR RACHDIANTI NIM : 205070000521
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I
Pembimbing II
Dra. Zahrotun Nihayah, M.Si NIP. 19620724198902001
Solicha, M.Si NIP. 197204151999032001
FAKULTAS PSIKOLOGI NON REGULER UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H / 2011 ii
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul “Hubungan Antara Self-Control Dengan Intensitas Penggunaan Internet Remaja Akhir” telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Psikologi Non-Reguler Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 4 November 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Fakultas Psikologi.
Jakarta, Juni 2011
Sidang Munaqasyah
Dekan/Ketua
Pembantu Dekan/ Sekretaris merangkap anggota
Jahja Umar, Ph.D NIP. 130 885 522
Dra. Fadhilah Suralaga, M.Si NIP. 1956 1223 198303 2001
Anggota:
Miftahuddin, M.Si NIP. 197303172006041001
Dra. Zahrotun Nihayah, M.Si NIP. 19620724198902001
Solicha, M.Si NIP. 197204151999032001 iii
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Yuniar Rachdianti NIM : 205070000521
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Hubungan Antara Self-Control Dengan Intensitas Penggunaan Remaja Akhir” adalah benar merupakan karya saya sendiri dan tidak melakukan tindakan plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun kutipan-kutipan yang ada dalam penyusunan skripsi ini telah saya cantumkan sumber pengutipannya dalam daftar pustaka.
Saya bersedia untuk melakukan proses yang semestinya sesuai dengan Undang-Undang jika ternyata skripsi ini secara prinsip merupakan plagiat atau jiplakan dari karya orang lain.
Demikian pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebaik-baiknya.
Jakarta,
Juni 2011
Yuniar Rachdianti NIM : 205070000521
iv
ABSTRAK (A) (B) (C) (D)
Fakultas Psikologi 2011 Yuniar Rachdianti Hubungan Antara Self-Control Dengan Intensitas Penggunaan Internet Remaja Akhir (E) 78 halaman + lampiran (F) Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi yang terus berkembang mengikuti kebutuhan pasar dimana semua orang membutuhkan satu teknologi yang serba praktis, cepat dan hemat telah memunculkan satu teknologi yang disebut internet. Teknologi internet ini telah banyak digunakan oleh banyak kalangan, dari anak-anak sampai orang tua. Banyak pelajar dan mahasiswa menggunakan internet untuk berbagai keperluan. Berbagai informasi pun dapat diperoleh dari internet tersebut, mulai dari informasi mengenai pendidikan dan ilmu pengetahuan, kesehatan, olahraga, hiburan perdagangan, berita dan lain sebagainya. Setiap individu memiliki suatu mekanisme yang dapat membantu mengatur dan mengarahkan perilaku yaitu kontrol diri. Sebagai salah satu sifat kepribadian kontrol diri pada satu individu dengan individu yang lain tidaklah sama. Ada yang memiliki kontrol diri yang tinggi dan ada individu yang memiliki kontrol diri yang rendah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan antara self-control dengan intensitas penggunaan internet pada remaja akhir. Internet dapat didefinisikan sebagai suatu jaringan yang menghubungkan antara komputer-komputer dan jaringan komputer di seluruh dunia untuk saling berbagi data dan informasi. Adapun tipe-tipe pengguna internet berdasarkan lama waktu yang digunakan adalah sbb; pengguna berat (heavy users), yaitu individu yang menggunakan internet selama lebih dari 40 jam/bulan, pengguna sedang (medium users), yaitu individu yang menggunakan internet 10-40 jam per/bulan, dan pengguna ringan (light users), yaitu individu yang menggunakan internet tidak lebih dari 10 jam/bulan. Self-control adalah kemampuan untuk membimbing tingkah laku sendiri, kemampuan untuk menekan atau merintangi impuls-impuls atau tingkah laku impulsif. Adapun aspek-aspek self-control yaitu behavioral control, cognitive control, decisional control, informational control, dan retrospective control. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif korelasional teknik pengumpulan data yang digunakan adalah purposive sampling. Jumlah item yang valid untuk skala self-control adalah 31 item dengan reliabilitas sebesar 0,7959, sedangkan jumlah item untuk skala intensitas penggunaan internet adalah 6 item dengan reliabilitas sebesar 0,6822. v
Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan analisis statistic korelasi product moment. Didapatkan hasil r hitung -0.465, hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan negatif yang signifikan antara self-control dengan intensitas penggunaan internet. Hasil analisis data yang dilakukan menunjukkan bahwa semakin tinggi self-control maka semakin rendah intensitas penggunaan internetnya. Self-control memberikan sumbangan efektif sebesar 35% terhadap intensitas penggunaan internet. Untuk penelitian selanjutnya, disarankan untuk dapat menghubungkan faktor atau aspek-aspek psikologis lainnya yang lebih berpengaruh terhadap intensitas penggunaan internet seperti self-regulation, kebutuhan berafiliasi, relasi atau hubungan dengan teman sebaya dan lain-lain. Kata kunci : self-control, intensitas penggunaan internet, remaja akhir (G) Daftar bacaan: 34 bacaan (1973-2009)
vi
KATA PENGANTAR Assalamu`alaikum Wr. Wb Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya setiap saat, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Antara Self-Control Dengan Intensitas Penggunaan Internet Remaja Akhir”. Salawat serta salam semoga tetap Allah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, atas segala perjuangannya sehingga kita dapat merasakan indahnya hidup di bawah naungan Islam. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak dapat terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, perkenankanlah penulis untuk mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada : 1. Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah, Bapak Jahja Umar, Ph.D, seluruh dosen dan seluruh staf karyawan fakultas yang telah banyak membantu dalam menuntut ilmu di Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah. 2. Ibu Dra. Zahrotun Nihayah, M.Si, pembimbing akademik sekaligus sebagai dosen pembimbing I yang telah memberikan arahan dan bimbingan yang sangat berarti dengan segenap kesabarannya, sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan maksimal. 3. Ibu Solicha, M.Si, dosen pembimbing II yang telah banyak memberikan arahan, bimbingan, dan masukan yang teramat bermanfaat dalam penyelesaian penelitian ini. 4. Kedua orangtuaku Bapak Suyadi dan Ibu Sri Yuliati serta kedua adikku Yudhi Lestari dan Triyo Saputro, terima kasih atas semua dukungan, sumber inspirasi dan semangat yang telah kalian berikan kepada peneliti untuk selalu meneruskan perjuangan ini agar mencapai yang terbaik. 5. Para mahasiswa-mahasiswi Fakultas Psikologi yang telah memberikan bantuan bagi peneliti dalam memperoleh data-data penelitian. 6. Pak Chaidir dan Pak Badawi pengurus perpustakaan Fakultas Psikologi atas segala bantuan selama penulis menuntut ilmu. 7. Teman-teman Fakultas Psikologi Non-Reguler Angkatan 2005, terima kasih atas dukungan dan semangat yang kalian berikan kepada peneliti.
vii
8. Ady Waskito, S.Psi, yang telah menyediakan waktunya untuk sharing dengan peneliti, serta teman-temanku (Retno, Nida, Desi, Dita, Loli, mbak Dimar, Dimas, Teguh, Isni, Fahri, Bayu, Eka, Topik) yang telah memberikan dukungan dan saran kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini. Peneliti menyadari dengan segala semua kemampuan dan keterbatasan yang dimiliki dalam penyusunan skripsi ini terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu peneliti mengucapkan maaf yang sebesar-besarnya. Mudah-mudahan penelitian skripsi ini dapat bermanfaat sebagai mana mestinya, terutama untuk peneliti sendiri. Akhirnya peneliti ucapkan terima kasih sekali lagi untuk semua pihak yang sudah membantu penyelesaian skripsi. Wassalam.
Jakarta, Juni 2011
Peneliti
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. ii HALAMAN PERNYATAAN............................................................................... iii MOTTO ................................................................................................................ iv ABSTRAKSI ........................................................................................................ v KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii DAFTAR ISI......................................................................................................... ix DAFTAR TABEL................................................................................................. xii
BAB 1
PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
1.2
Masalah.................................................................................. 8 1.2.1 Pembatasan Masalah ................................................... 8 1.2.2 Perumusan Masalah ..................................................... 8
1.3
Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................... 9 1.3.1 Tujuan Penelitian ......................................................... 9 1.3.2 Manfaat Penelitian ....................................................... 9
1.4
BAB 2
Sistematika Penulisan ............................................................ 10
KAJIAN TEORI ............................................................................. 12 2.1
Intensitas Penggunaan Internet ............................................... 12 2.1.1 Definisi Intensitas Penggunaan Internet........................ 12 2.1.2 Sejarah Internet ........................................................... 14 2.1.3 Jenis-jenis Fasilitas Internet ......................................... 15 2.1.4 Waktu Penggunaan Internet ........................................ 16 2.1.5 Intensitas Penggunaan Internet Pada Remaja ............... 18
2.2
Self-Control............................................................................ 19 2.2.1 Pengertian Self-Control ................................................ 19 2.2.2 Aspek-aspek Self-Control............................................. 20 2.2.3 Fungsi Self-Control …………………………………. .. 22 2.2.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Self-Control .......... 23 ix
2.2.5 Self-control Pada Remaja ............................................. 25 2.2.6 Tugas Perkembangan Remaja .......................................29
BAB 3
2.3
Kerangka Berpikir .................................................................. 32
2.4
Perumusan Hipotesis .............................................................. 36
METODE PENELITIAN ............................................................... 38 3.1 Pendekatan Penelitian .............................................................. 38 3.2
Variabel Penelitian ................................................................. 39 3.2.1 Identifikasi Variabel..................................................... 39 3.2.2 Definisi Konseptual Variabel ………………………… 39 3.2.3 Definisi Operasional Variabel .....................................40
3.3
Populasi dan Sampel............................................................... 40 3.3.1 Populasi ........................................................................ 40 3.3.2 Sampel..........................................................................41 3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel ........................................41
3.4
Pengumpulan Data ................................................................. 42 3.4.1 Alat Ukur Penelitian ..................................................... 42
3.5
Uji Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur Penelitian ................. 47 3.5.1 Uji Validitas..................................................................47 3.5.2 Uji Reliabilitas ............................................................. 47 3.5.3 Hasil Uji Coba Alat Ukur............................................. 47
3.6 Teknik Analisis Data ………………………………………….. 49 3.7 Prosedur Penelitian ……………………………………………. 50
BAB 4
HASIL PENELITIAN .................................................................... 51 4.1 Gambaran Umum Responden penelitian .................................. 51 4.1.1 Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ....... 51 4.1.2 Gambaran Responden Berdasarkan Usia ..................... 51 4.2
Deskripsi Data ........................................................................ 52 4.2.1 Kategorisasi Self-Control ............................................... 52 4.2.2 Kategorisasi Intensitas Penggunaan Internet .................. 52
x
4.3 Hasil Uji Statistik ..................................................................... 54 4.3.1 Hasil Uji t ...................................................................... 54 4.3.2 Hasil Uji Anova .............................................................. 55 4.4 Hasil Uji Hipotesis ................................................................... 56 4.5 Hasil Uji Regresi ...................................................................... 58
BAB 5
KESIMPULAN, DISKUSI & SARAN ……………………………. 69 5.1 Kesimpulan ............................................................................. 69 5.2 Diskusi .................................................................................... 71 5.3 Saran ....................................................................................... 74 5.3.1 Saran Teoritis ................................................................ 74 5.3.2 Saran Praktis .................................................................. 75
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 76
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 : Skor Untuk Pernyataan ........................................................................ 42 Tabel 3.2 : Blue Print Skala Self-control ................................................................ 43 Tabel 3.3 : Penskoran Skala Intensitas Penggunaan Internet .................................. 45 Tabel 3.4 : Blue Print Skala Intensitas Penggunaan Internet ................................... 45 Tabel 3.5 : Klasifikasi Koefisien Reliabilitas .......................................................... 46 Tabel 3.6 : Blue Print Setelah Try Out Skala Self-control ...................................... 47 Tabel 4.1 : Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .................................. 51 Tabel 4.2 : Gambaran Responden Berdasarkan Usia ................................................. 51 Tabel 4.3 : Descriptive Statistics ............................................................................ 52 Tabel 4.4 : Tabel Kategori Self-control ..................................................................... 52 Tabel 4.5 : Norma Skor Intensitas Penggunaan Internet ........................................... 53 Tabel 4.6 : Group Statistics ....................................................................................54 Tabel 4.7 : Independent Samples Test .................................................................... 54 Tabel 4.8 : Anova Intensitas Penggunaan Internet .................................................... 55 Tabel 4.9 : Correlations ......................................................................................... 57 Tabel 4.10 : Hasil Uji Regresi Model Summary...................................................... 58 Tabel 4.11 : Hasil Uji Regresi Anova (b)................................................................... 59 Tabel 4.12 : Hasil Uji Regresi Coefficients (a) .......................................................60 Tabel 4.13 : Proporsi Varian Pada Aspek-aspek Self-control ..................................60 Tabel 4.14 : Model Summary Behavioral control....................................................... 61 Tabel 4.15 : Model Summary Cognitive control......................................................... 62 Tabel 4.16 : Model Summary Decisional control........................................................ 63
xii
Tabel 4.17 : Model Summary Informational control................................................... 63 Tabel 4.18 : Model Summary Retrospective control................................................... 64 Tabel 4.19 : Model Summary Jenis Kelamin.............................................................. 65 Tabel 4.20 : Model Summary Usia............................................................................... 66 Tabel 4.21 : Proporsi Varian Pada Demografi Variabel Self-Control........................... 66
xiii
xiv
1
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi yang terus berkembang mengikuti kebutuhan pasar dimana semua orang membutuhkan satu teknologi yang serba praktis, cepat dan hemat telah memunculkan satu teknologi yang disebut internet. Teknologi internet ini telah banyak digunakan oleh banyak kalangan, dari anak-anak sampai orang tua. Banyak pelajar dan mahasiswa menggunakan internet untuk berbagai keperluan. Berbagai informasi pun dapat diperoleh dari internet tersebut, mulai dari informasi mengenai pendidikan dan ilmu pengetahuan, kesehatan, olahraga, hiburan perdagangan, berita dan lain sebagainya. Menurut Catur (2009), rata-rata pengguna internet di perkotaan 60% adalah di bawah 30 tahun. Artinya, sebagian dari mereka adalah dari kalangan anak sekolah, yang masih muda, yang mungkin saja masih belum terlalu bisa memilah informasi yang ada. Di kalangan remaja, mereka tidak asing lagi dengan istilah-istilah seperti: e-mail, browsing, chatting, website, blog, dan sebagainya. Data lain menunjukkan hampir 30 persen pengguna Internet di Tanah Air berasal dari kalangan remaja berusia 15-24 tahun. Memang kebanyakan penggunaan internet oleh remaja, baru sebatas penerimaan/pengiriman e-mail dan chatting. Karena itu, internet sudah bukan lagi barang yang asing. Dengan bermunculannya warnet (warung internet) yang menyediakan jasa pelayaran akses internet, atau dengan perangkat bergerak semacam PDA, Blackberry, atau Smartphone mereka dapat mengakses internet dengan mudah. Hal ini merupakan perkembangan yang menggembirakan karena mereka dapat memperoleh informasi untuk memperluas wawasan dalam berbagai bidang.
1 1
2 Para pengguna internet khususnya remaja menggunakan internet untuk berbagai macam hal, misalnya saja untuk keperluan proses belajar mengajar, bermain gameonline, chatting, atau yang sekarang lagi trend adalah membuka facebook. Menurut Dj (2008), hasil survey yang dikeluarkan oleh Pew Internet dan American Life Project yang bermarkas di Washington Pew Research Center, menemukan delapan puluh satu persen warga Amerika yang berumur 18 dan 29 tahun bermain video games. Kecenderungan bermain video games lebih dimiliki oleh laki-laki dibanding perempuan, hasil survey Pew menemukan perbandingan 55% berbanding 50%. Pengguna internet secara signifikan lebih cenderung untuk bermain games jika dibandingkan dengan mereka yang tidak menggunakan internet, penelitian ini juga menemukan bahwa 64% dari pengguna internet bermain games sedangkan mereka yang tidak hanya 20%. Pew melaporkan bahwa data yang diperoleh tentang remaja didasari dari hasil survey dari 1.102 remaja yang dilakukan antara November 2007 dan Februari 2008. Menurut Christin (2008), di bidang pendidikan, penggunaan internet dapat membawa perubahan. Sebelum adanya internet, masyarakat Indonesia terutama kalangan akademisi tidak mudah mencari sumber informasi. Walaupun berbagai buku maupun jurnal banyak terdapat di perpustakaan namun belum tentu hal tersebut sesuai dengan kebutuhan. Kehadiran internet telah mempermudah seseorang untuk mengakses berbagai informasi yang dibutuhkan, dimana pun orang tersebut berada (nasional dan mancanegara). Sedangkan menurut Chaplin (2008), dalam perkembangannya internet memiliki peranan penting dalam dunia pendidikan. Komputer dapat digunakan sebagai media tutorial. Alat peraga dan alat uji yang dapat sangat membantu dalam proses belajarmengajar. Bahkan dengan adanya media internet semua terasa lebih mudah.
3 Kemudian menurut Checep (2008), dalam proses belajar mengajar menggunakan internet itu disebut dengan E-Learning. E-Learning secara harfiah merupakan akronim dari E and Learning. E = electronic sedang Learning = proses belajar, jadi E-Learning adalah sistem pembelajaran secara elektronik, menggunakan media elektronik, internet, komputer dan file multimedia (suara, gambar, animasi dan video). Sejak internet ditemukan, kehidupan berubah. Sistem komunikasi hingga hubungan sosial ikut bergeser. Bila dulu komunikasi tatap muka (face to face), kini orang bergaul melalui jejaring dunia maya. Terakhir melalui Facebook (FB), yang menawarkan pertemanan gaya baru. Dari keseluruhan situs di dunia, Facebook (FB) menempati peringkat kelima yang paling sering diakses setelah Yahoo, Google, Youtube, dan Windows Live. Data ComScore, Mei, 2008, menyebutkan bahwa situs ini telah digunakan oleh 123,9 juta orang dari seluruh jagad ini. Sejak resmi ditemukan dan diluncurkan oleh remaja bernama Mark Zuckerberg tahun 2004 lalu, FB terus menebar “virus” jejaring sosial virtual di seluruh penjuru dunia, termasuk Indonesia. Akhirnya jutaan orang merasa menemukan bentuk sosialisasi baru yang terkesan nyata (Pocket CBN, 2009). Internet juga semakin banyak digunakan di tempat umum, selain di rumah maupun di sekolah. Beberapa tempat umum yang menyediakan layanan internet termasuk perpustakaan, dan internet cafe/warnet (warung internet). Terdapat juga toko-toko yang menyediakan akses wi-fi, seperti Wifi-cafe. Pengguna hanya perlu membawa laptop (notebook), atau PDA, yang mempunyai kemampuan wifi untuk mendapatkan akses internet. Lewat internet inilah kita bisa mendapatkan berbagai kemudahan untuk berbagai kebutuhan, seperti mengirim pesan dengan mudah, cepat dan gratis lewat email, berkomunikasi dengan orang-orang yang jaraknya jauh lewat chatting, bisa
4 mendapatkan berbagai macam informasi yang bisa kita cari hanya lewat mesin pencari seperti google, ataupun yahoo (Team Cyber, 2008). Menurut Shafirashastrispasa (2008), keberadaan internet memberi dampak positif bagi seluruh masyarakat pengguna internet termasuk remaja. Dengan menggunakan internet, mereka bisa dengan cepat mendapatkan informasi/referensi, mencari tugastugas kuliah atau tugas sekolah, mengirim email, menambah wawasan, sebagai media komunikasi jarak jauh, memperluas pergaulan, dan juga sebagai tempat penjualan barang dan jasa. Selain dampak positif, internet juga bisa memberi dampak negatif bagi kalangan masyarakat khususnya remaja. Misalnya para remaja membuka situssitus porno di internet. Ini merupakan salah satu perilaku menyimpang yang dilakukan oleh para remaja. Disana mereka bisa melihat gambar-gambar porno, adegan-adegan yang bisa menggoyahkan iman manusia, dan itu semua dapat merusak moral para remaja yang merupakan generasi penerus bangsa. Selain itu juga ada situs-situs yang memunculkan
tindakan-tindakan
kekerasan,
dan
kecenderungan
munculnya
kecanduan pada internet. Oleh sebab itu, internet bisa berdampak positif dan juga negatif tergantung bagaimana cara kita menggunakannya. Hasil penelitian dari Latifah (2004) tentang pengguna internet ,mengungkapkan bahwa perilaku individu yang berinternet; 1. Log-on lebih dari lima kali sebulan, antara pukul 12-18 WIB selama 91-120 menit, menghabiskan Rp. 5000,- hingga Rp. 10.000,- untuk tiap kali on-line. Logon lebih sering seorang diri untuk mencari informasi atau hiburan, rela tidak makan / minum manakala log-on. 2. Fasilitas searching (dimanfaatkan untuk mencari tugas sekolah/kuliah) dan browsing paling sering digunakan. Menggunakan e-mail tiga sampai enam (3-6) kali per bulan dengan kurang dari 10 buah surat masuk tiap harinya. Chatting
5 dengan lawan jenis 30-60 menit dengan topik humor atau hobi tertentu. Ungkapan jujur dan data diri asli masih dilakukan para chatter. 3. Di kehidupan sehari-hari meluangkan waktu untuk sahabat dan lingkungan kampusnya. Memiliki dua sampai empat orang teman akrab untuk tertawa bersama atau mencurahkan isi hati satu sampai dua jam per harinya. Netters (pengguna internet) datang ke pesta satu kali dalam tiap bulan dan terakhir kali menghadiri pesta rata-rata sudah lebih dari satu bulan yang lalu.
Penelitian tersebut juga menyebutkan bahwa:
Perilaku individu yang derajat kecanduan internetnya tinggi; 1. Log-on selalu lebih dari lima kali per bulan, pukul 15-18 WIB selama lebih dari 180 menit, dapat menghabiskan uang lebih dari Rp. 25.000,- tiap on-line di warnet yang memiliki fasilitas komputer canggih dan mengutamakan kenyamanan. Logon dapat dilakukan seorang diri ataupun bersama sahabat untuk mencari hiburan (dapat berupa situs erotik) atau informasi (pendidikan, olahraga) dan sering menggunakan waktu tidur. 2. Fasilitas browsing (situs hiburan, erotik) dan chatting paling digemari, sedangkan fasilitas searching digunakan untuk mencari tugas sekolah/kuliah. E-mail digunakan sekitar tiga sampai enam (3-6) kali per bulan, bahkan dapat lebih dari 15 kali per bulan dengan jumlah surat yang masuk bervariasi (terkadang kurang dari 10, tapi dapat juga lebih dari 100 per harinya). Chatting dengan lawan jenis selama sekitar satu sampai lima (1-5) jam atau bahkan lebih dari lima jam dengan topik hobi tertentu, humor dan erotik. Sering memalsukan identitas diri dan berbohong di chat-room adalah hal yang lumrah dilakukan.
6 3. Dalam kehidupan sehari-hari meluangkan waktu untuk sahabat dan lingkungan kampus dengan jumlah waktu yang bervariasi, sering tertawa bersama dan curhat namun kurang dapat mengungkapkan ekspresi negatif. Datang ke pesta satu atau dua kali sebulan dan terakhir ke pesta rata-rata sudah satu bulan yang lalu.
Beberapa fenomena di lapangan menunjukkan banyaknya para remaja yang sering menggunakan fasilitas internet untuk mendapatkan informasi apa pun, bermain game-online ataupun sekedar untuk chatting. Para remaja tersebut bisa berlama-lama untuk menghabiskan waktunya untuk bermain internet. Remaja tersebut rela menghabiskan uang mereka demi kepuasan untuk bermain internet. Mereka tidak bisa mengendalikan atau mengontrol dirinya dengan baik, padahal mereka sadar apa yang mereka lakukan adalah sebuah kesalahan. Sebagian individu juga menggunakan internet hanya untuk mencari tugas, mencari referensi untuk bahan skripsi, mengirim email, dan lain-lain, mereka biasanya mempunyai budget khusus untuk menggunakan internet.
Menurut Cheekychicks (2007), dalam menggunakan internet, individu seharusnya mampu mengontrol dirinya agar tidak berlebihan. Kepuasan yang didapat oleh khalayak (para remaja) ketika menggunakan internet adalah pemenuhan kepuasan pengetahuan, kegunaan, kesenangan. Intensitas penggunaan berhubungan sangat nyata dengan pemenuhan kebutuhan akan pengetahuan dan kegunaan, hubungan bermakna tersebut bersifat positif artinya semakin tinggi intensitas penggunaan internet maka pemenuhan kepuasan akan pengetahuan, kesenangan, kegunaan pribadi semakin terpenuhi. Semakin tinggi pula pemenuhan akan pengetahuan dan kepuasan. Menurut Ghufron (2004), setiap individu memiliki suatu mekanisme yang dapat membantu mengatur dan mengarahkan perilaku yaitu kontrol diri. Sebagai salah satu
7 sifat kepribadian kontrol diri pada satu individu dengan individu yang lain tidaklah sama. Ada yang memiliki kontrol diri yang tinggi dan ada individu yang memiliki kontrol diri yang rendah. Kontrol diri dapat diartikan sebagai suatu aktivitas pengendalian tingkah laku, pengendalian tingkah laku mengandung makna yaitu melakukan pertimbangan-pertimbangan terlebih dahulu sebelum memutuskan sesuatu untuk bertindak. Semakin intens, pengendalian tingkah laku, semakin tinggi pula kontrol diri seseorang. Program Meditasi Indonesia (2009) mengatakan, bahwa kontrol diri merupakan salah satu aspek psikologi yang selalu berkembang sejak kanak-kanak hingga dewasa. Seorang anak pada umumnya masih belum mempunyai kontrol diri yang baik, sehingga apa saja yang diinginkan, apa saja yang dipikirkan, dan apa saja yang di dalam hati, semuanya diekspresikan keluar secara spontan. Ketika menginjak masa remaja, kemampuan mengontrol diri ini sangat diperlukan, karena dorongan-dorongan dan nafsu-nafsu keinginannya semakin menggejolak. Terutama dorongan seksual dan dorongan agresif, jika seorang remaja tidak mempunyai kontrol diri yang baik, maka dia akan dikuasai oleh dorongan-dorongan ini, sehingga akibatnya timbullah beraneka ragam macam bentuk kenakalan remaja, misalnya perkelahian, hamil sebelum nikah dan sebagainya. Kontrol diri ini kalau tidak berkembang dengan baik akan menghambat proses pendewasaan seseorang, karena salah satu indikasi dari taraf kedewasaan seseorang adalah sejauh mana kemampuannya mengontrol diri sendiri. Semakin bertambah dewasa seseorang, maka seharusnya semakin pandai dia menguasai dan mengendalikan dirinya sendiri. Dari penjelasan tersebut dapat dikatakan, bahwa kemampuan mengontrol diri memungkinkan seseorang untuk berperilaku lebih terarah dan dapat menyalurkan dorongan dari dalam dirinya secara benar dan tidak menyimpang dari norma dan
8 aturan yang berlaku di masyarakat. Dalam kaitan dengan remaja, kemampuan mengontrol diri dapat membantu remaja mengendalikan diri dan mengatur perilakunya sehingga mencegah mereka dari perbuatan menyimpang. Jadi, untuk dapat mengatasi masalahnya, salah satu kunci pokoknya adalah remaja harus belajar mengontrol diri terhadap perilaku yang dapat mengarah pada konsekuensi negatif serta harus belajar mengendalikan emosi dalam dirinya. Bila mengacu penjelasan sebelumnya, self-control dapat mempengaruhi tindakan seseorang baik dalam tingkah laku ataupun kondisi emosi. Berdasarkan fenomena tersebut, membuat penulis tertarik ingin meneliti apakah ada hubungan antara selfcontrol dengan intensitas penggunaan internet pada remaja akhir.
1.2 Pembatasan Masalah Pembatasan masalah dalam penelitian ini, yaitu permasalahan hanya dibatasi pada: 1. Self-control yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan untuk membimbing tingkah laku sendiri, kemampuan untuk menekan atau merintangi impuls-impuls atau tingkah laku impulsif. Self-control ini meliputi behavioral control, cognitive control, decisional control, informational control dan retrospective control. 2. Intensitas penggunaan internet dalam penelitian ini adalah frekuensi dan durasi penggunaan internet yang dilakukan dalam kurun waktu 1 (satu) minggu oleh remaja. Penggunaan internet ini meliputi kegiatan fun (bersenang-senang) dan kegiatan yang bersifat knowledge (pendidikan). 3. Remaja yang dijadikan objek penelitian adalah remaja akhir yang berumur 18 sampai 22 tahun.
9 1.3 Perumusan Masalah Perumusan masalah pada penelitian ini berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan yaitu: 1.
Apakah ada hubungan yang signifikan antara self-control terhadap intensitas penggunaan internet remaja akhir?
2.
Apakah ada hubungan yang signifikan antara behavioral control terhadap intensitas penggunaan internet remaja akhir?
3.
Apakah ada hubungan
yang signifikan antara cognitive control terhadap
intensitas penggunaan internet remaja akhir? 4.
Apakah ada hubungan
yang signifikan antara decisional control terhadap
intensitas penggunaan internet remaja akhir? 5.
Apakah ada hubungan yang signifikan antara informational control terhadap intensitas penggunaan internet remaja akhir?
6.
Apakah ada hubungan yang signifikan antara retrospective control terhadap intensitas penggunaan internet remaja akhir?
7.
Apakah ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin terhadap intensitas penggunaan internet remaja akhir?
8.
Apakah ada hubungan yang signifikan antara usia terhadap intensitas penggunaan internet remaja akhir?
1.4 Tujuan Penelitian Setiap penelitian tentu mempunyai tujuan tertentu, demikian juga dengan penelitian yang dilakukan ini. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara self-control dan aspeknya yaitu behavioral control, cognitive control, decisional control, informational control, dan retrospective control,
10 jenis kelamin, usia dengan intensitas penggunaan internet, serta melihat seberapa besar pengaruh self-control dan aspeknya (behavioral control, cognitive control, decisional control, informational control, retrospective control, jenis kelamin, usia) dengan intensitas penggunaan internet remaja akhir.
1.5 Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis Menjadi masukan dalam pengembangan teori mengenai self-control dan intensitas penggunaan internet sehingga khazanah psikologi menjadi lebih berkembang, dan dapat menjadi bahan acuan dalam penelitian mengenai pengguna internet.
2. Manfaat praktis Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
bagi
masyarakat mengenai gambaran individu pengguna internet serta mengetahui sisi lain dari penggunaan internet sebagai hasil kemajuan teknologi.
1.6 Sistematika Penulisan Adapun penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab, dengan sistematika sebagai berikut: BAB 1
Pendahuluan Berisi uraian mengenai latar belakang masalah, pembatasan masalah dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB 2
Kajian Teori Berisi uraian mengenai teori-teori intensitas penggunaan internet, self-control dan remaja akhir, kerangka berpikir, dan
11 hipotesis. Teori intensitas penggunaan internet terdiri dari pengertian intensitas penggunaan internet, sejarah internet, jenis-jenis fasilitas internet, waktu penggunaan internet, dan intensitas penggunaan internet pada remaja. Teori self-control mencakup pengertian self-control, aspek-aspek self-control, fungsi self-control, faktor yang mempengaruhi pengendalian diri (self-control), self-control pada remaja, dan tugas perkembangan remaja. BAB 3
Metode Penelitian Berisi uraian mengenai pendekatan penelitian,
variabel
penelitian, definisi konseptual dan definisi operasional, populasi dan sampel, teknik pengambilan sample, pengumpulan data, uji validitas dan reliabilitas alat ukur penelitian, teknik analisa data, dan prosedur penelitian. BAB 4
Hasil Penelitian Berisi uraian mengenai gambaran umum responden penelitian, deskripsi data, uji persyaratan, kategorisasi, serta pengujian hipotesis, dan hasil uji regresi.
BAB 5
Kesimpulan, diskusi dan saran.
12 12
BAB 2 KAJIAN TEORI Pada bab II ini dibahas pengertian internet, intensitas penggunaan internet yang dilanjutkan dengan pembahasan tentang self-control. Bab ini juga menjelaskan kerangka berpikir dan hipotesis.
2.1
Intensitas penggunaan internet
Dalam intensitas penggunaan internet ini dibahas tentang definisi intensitas penggunaan internet, sejarah internet, jenis-jenis fasilitas internet, waktu penggunaan internet, dan intensitas penggunaan internet pada remaja.
2.1.1 Definisi intensitas penggunaan internet Intensitas penggunaan internet terdiri atas tiga kata, yaitu intensitas, penggunaan, dan internet yang akan dijelaskan satu persatu. Menurut Chaplin (2006), dikatakan bahwa intensitas adalah kekuatan yang mendukung suatu pendapat atau suatu sikap. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007), intensitas merupakan keadaan tingkatan atau ukuran intensnya. Menurut Kamus Bahasa Indonesia Lengkap (Daryanto, 1997), penggunaan adalah proses atau perbuatan cara mempergunakan sesuatu.
Sedangkan Internet (Interconnected Network) adalah kumpulan jaringan komputer di seluruh dunia yang saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya. Internet juga dapat didefinisikan sebagai suatu jaringan yang menghubungkan antara komputer-komputer dan jaringan komputer di seluruh dunia untuk saling berbagi data dan informasi (Priyatno, 2009). Menurut Team Cyber (2008), definisi internet adalah
13 kumpulan dari berbagai macam jaringan komputer dan bersama-sama membentuk suatu jaringan besar.
Sedangkan definisi internet menurut MADCOMS (2008), adalah hubungan antara satu komputer dengan komputer yang lain dalam jumlah banyak. Kemudian menurut Marietta Tretter (1995), bahwa internet adalah kumpulan yang luas dari jaringan komputer besar dan kecil yang saling bersambungan menggunakan jaringan komunikasi yang ada di seluruh dunia. Menurut Mac Bride (1995), internet adalah jaringan komunikasi global yang terbuka dan menghubungkan ribuan jaringan komputer, melalui sambungan telepon umum maupun pribadi (pemerintah maupun swasta). Secara individual, jaringan komponennya dikelola oleh agen-agen pemerintah, universitas, organisasi komersial, maupun sukarelawan.
Menurut Ellsworth dan Ellsworth (dalam Abrar, 2003), internet adalah jaringan besar yang dibentuk oleh interkoneksi jaringan komputer di seluruh dunia melalui saluran telepon, satelit dan sistem telekomunikasi lainnya. Kalau individu mengakses internet, maka sesungguhnya dia mengakses sebuah jaringan besar yang dibentuk oleh interkoneksi jaringan komputer di seluruh dunia. Tidak heran bila dia bisa memperoleh banyak informasi dalam waktu yang singkat.
Jadi dapat disimpulkan bahwa definisi intensitas penggunaan internet adalah seberapa sering (tingkatannya) dan seberapa lama dalam menggunakan atau mengakses sebuah jaringan yang menghubungkan antara komputer-komputer dan jaringan komputer di seluruh dunia untuk saling berbagi data dan informasi.
14 2.1.2 Sejarah Internet Internet bukanlah satu fenomena baru. Jaringan ini dikembangkan oleh beberapa komputer mainframe yang dihubungkan bersama-sama dalam tahun 1960an sebagai proyek Agensi Projek Penyelidikan Termaju (ARPA) oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat. Tujuan awal dari pembentukan jaringan ini adalah untuk menghasilkan satu jaringan yang membolehkan proses pemindahan, pengambilan data yang terhubung diantara komputer satu dengan komputer lain yang terletak ditempattempat yang berbeda melalui beberapa jalur komunikasi yang berlainan. Karena itu, fungsi komputer dibuat bentuk dalam kondisi tidak terpusat supaya tidak ada satu bagian atau kawasan khusus yang dimusnahkan ketika keadaan sedang perang, sehingga apabila salah satu pusat pengendali komputer hancur tidak akan menghancurkan system komputer yang lain. Dalam tahun-tahun berikutnya berbagai macam jaringan komputer dihubungkan kepada ARPANET dan keseluruhan jaringan tersebut membentuk internet.
Lewat internet inilah kita bisa mendapatkan berbagai kemudahan untuk berbagai kebutuhan, seperti mengirim pesan dengan mudah, cepat dan gratis lewat email, berkomunikasi dengan orang-orang yang jaraknya jauh lewat chating ataupun blog, bisa mendapatkan berbagai macam informasi yang bisa dicari hanya lewat mesin pencari seperti google, ataupun yahoo.
2.1.3 Jenis-jenis fasilitas internet Internet mempunyai beberapa fasilitas-fasilitas yang menarik, diantaranya: a. World Wibe Web (www)
15 World Wibe Web adalah layanan untuk menjelajah dan melihat-lihat halaman web (browsing). Dengan adanya layanan ini memungkinkan kita untuk mencari informasi, data, pengetahuan, mencari situs, download dan lain-lain (Priyatno, 2009). Sedangkan menurut Team Cyber (2008), www adalah layanan yang paling sering digunakan dan memiliki perkembangan yang sangat cepat karena dengan layanan ini kita bisa menerima informasi dalam berbagai format (multimedia). b. Email (electronic mail) Email adalah sarana kirim mengirim surat melalui jalur internet. E-mail atau surat elektronik adalah surat melalui media elektronik. Melalui surat elektronik kita dapat mengirim surat elektronik, baik berupa teks maupun gabungan dengan gambar, yang dikirimkan dari satu alamat surat elektronik ke alamat lain di jaringan internet (MADCOMS, 2008). Menurut Team Cyber (2008), email adalah surat elektronik yang memungkinkan kita untuk mengirim dan menerima pesan secara elektronik ke segala penjuru dunia yang memiliki jaringan internet. Dengan email maka kita dapat mengirim pesan dan orang yang menerima email kita dapat menerima email kita dalam waktu yang hampir bersamaan. Dengan demikian email lebih efisien daripada berkirim pesan dengan metode konvensional seperti berkirim surat melalui pos atau kurir yang membutuhkan waktu mulai dari beberapa jam hingga berminggu-minggu atau bahkan hingga berbulan-bulan. c. Chat Chat adalah komunikasi dengan orang lain secara realtime atau tanpa waktu jeda dengan mengetikkan kata-kata, menyisipkan simbol, atau gambar. Dengan adanya layanan chat memungkinkan kita untuk dapat berkenalan dan berkomunikasi melalui internet dengan orang-orang yang berada di seluruh dunia (Priyatno, 2009).
16 Chatting dapat dilakukan apabila komputer tersebut sudah terinstal software/program untuk chatting. Singkatnya, definisi chatting menurut Team Cyber (2008) adalah suatu fasilitas dalam internet untuk berkomunikasi sesame pemakai internet yang sedang on-line. Komunikasi dapat berupa teks atau suara (chatting voice). d. Search Engine (Mesin Pencari) Search Engine adalah website yang menyediakan layanan untuk mencari situs, gambar, foto dan sebagainya dengan cepat. Terdapat banyak website pencari di internet antara lain Google, Yahoo, MSN Search dan sebagainya (Priyatno, 2009). Menurut MADCOMS (2008), mesin pencari atau search engine adalah sebuah situs yang mampu mencari data web dengan kata kunci / tag dengan query tertentu. e. Facebook Facebook merupakan website yang berbasis jaringan sosial yang biasa digunakan untuk mencari teman dan berkomunikasi melalui internet. Dengan Facebook kita bisa saling berkirim pesan, menyimpan foto, dan sebagainya (Priyatno, 2009).
2.1.4 Waktu Penggunaan Internet
Mengenai waktu penggunaan internet ini, SWA-Mark Plus & Co (dalam Abrar, 2003) berdasarkan temuannya pada 1.100 orang pengguna internet, menggolongkan tipe-tipe pengguna internet berdasarkan lama waktu yang digunakan, ialah sebagai berikut: a) Pengguna berat (heavy users), yaitu individu yang menggunakan internet selama lebih dari 40 jam per bulan. b) Pengguna sedang (medium users), yaitu individu yang menggunakan internet 1040 jam per bulan. c)
Pengguna ringan (light users), yaitu individu yang menggunakan internet tidak lebih dari 10 jam perbulan.
17 Intensitas
Minggu
Bulan
Keterangan
Pengguna Berat
>10 jam
40 jam
Tinggi
Pengguna Sedang
2,5 jam – 10 jam
10 – 40 jam
Sedang
Pengguna Ringan
<2,5 jam
<10 jam
Rendah
Penggunaan Internet
Menurut Horrigan (2000), terdapat dua hal mendasar yang harus diamati untuk mengetahui intensitas penggunaan internet seseorang, yakni frekuensi internet yang sering digunakan dan lama menggunakan tiap kali mengakses internet yang dilakukan oleh pengguna internet. Menurut Mac Bride (1995), yang dapat dilakukan dengan menggunakan internet adalah dapat dengan mudah untuk: a. Mengirimkan surat kepada teman-teman b. Ikut serta dalam diskusi kelompok komputer c. Mencari kesenangan khusus (hobi atau obsesi) d. Men-download file e. Mencari informasi f. Mencari di perpustakaan elektronik dengan kata-kata kunci g. Menonton video klip h. Mendapatkan berita nasional maupun internasional yang terbaru i.
Ikut main game dengan banyak pemain
2.1.5 Intensitas Penggunaan Internet Pada Remaja Dalam koran Kompas (Jumat, 20 Maret 2009) terdapat hasil survey tentang penggunaan internet, yaitu pengguna internet di Indonesia ternyata sebagian besar cenderung berusia muda. Hasil penelitian Yahoo dan Taylor Nelson Sofres (TNS )
18 Indonesia menunjukkan pengakses terbesar di Indonesia adalah mereka yang berusia antara 15-19 tahun. Menurut Subramanian (Kompas, 20 Maret 2009), menyatakan bahwa "dari 2.000 responden yang mengikuti survei tentang penggunaan internet, didapat hasil sebanyak 64 persen
adalah anak muda”. Sementara pada peringkat dua ditempati oleh
pengguna berusia 20-24 tahun dengan prosentase 42 persen dan urutan terakhir ditempati usia 45-50 tahun. Tidak hanya itu, masih dari hasil penelitian yang sama, 53 persen dari anak usia 15-19 tersebut ternyata menggunakan mengakses internet dari warnet.
Menurut Subramanian, hal itu disebabkan oleh mereka mempunyai waktu luang yang lebih banyak dibanding para pekerja. Dan warnet menjadi pilihan karena belum banyak
masyarakat
yang
mempunyai
internet
di
rumah.
Yang
menarik adalah handphone ataupun PDA manjadi sumber akses internet terbesar kedua setelah warnet bagi anak usia 15-19 tahun yakni sebesar 19 persen, sedangkan mengakses di rumah hanya sebesar persen. Mengakses internet di sekolah sebesar 10 persen
dan
sisanya
adalah
mengakses
menggunakan
WiFi
dari
laptop.
Menurut Subramanian, sementara itu sebesar 83 persen, secara keseluruhan masyarakat Indonesia masih mengandalkan akses internet melalui warnet. Lalu, sebanyak 22 persen masyarakat Indonesia menggunakan internet melalui handphone atau PDA dan baru 19 persen mengakses internet dari kantor. Sedangkan yang mengakses internet dari rumah hanya sebesar 16 persen.
19 2.2
Self Control
Dalam self-control ini dibahas tentang pengertian self-control, aspek-aspek dari selfcontrol, fungsi self-control, faktor yang mempengaruhi self-control, self-control pada remaja, dan tugas perkembangan remaja.
2.2.1 Pengertian self control Dalam Chaplin (2006), dikatakan bahwa self-control adalah kemampuan untuk membimbing tingkah laku sendiri, kemampuan untuk menekan atau merintangi impuls-impuls atau tingkah laku impulsif. Dalam Kartini Kartono (2000). Self-control atau kontrol diri adalah mengatur sendiri tingkah laku yang dimiliki.
Menurut Calhoun dan Acocella (1990), kontrol diri atau kendali diri adalah pengaruh seseorang terhadap, dan peraturan tentang fisiknya, tingkah laku. Dan proses-proses psikologisnya – dengan kata lain sekelompok proses yang mengikat dirinya. Dalam Goldfried dan Merbaum (1973), self-control adalah proses dimana seorang individu menjadi pihak utama membentuk, mengarahkan dan mengatur perilaku yang akhirnya diarahkan pada konsekuensi positif.
Messina & Messina (dalam Singgih D. Gunarsa, 2009), menyatakan bahwa pengendalian diri adalah seperangkat tingkah laku yang berfokus pada keberhasilan mengubah diri pribadi, keberhasilan menangkal pengrusakan diri (self-destructive), perasaan mampu pada diri sendiri, perasaan mandiri (autonomy) atau bebas dari pengaruh orang lain, kebebasan menentukan tujuan, kemampuan untuk memisahkan perasaan dan pikiran rasional, serta seperangkat tingkah laku yang terfokus pada tanggung jawab atas diri pribadi. Menurut Berk (dalam Singgih D. Gunarsa, 2009), pengendalian diri adalah kemampuan individu untuk menahan keinginan atau
20 dorongan sesaat yang bertentangan dengan tingkah laku yang tidak sesuai dengan norma sosial.
Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa self-control (pengendalian diri) adalah kemampuan individu untuk menggunakan kehendak atau keinginannya dalam membimbing tingkah laku sendiri dan menekan atau merintangi impuls-impuls atau tingkah laku impulsif yang dapat diarahkan pada konsekuensi positif.
2.2.2 Aspek-aspek Self-Control Menurut Averill (dalam Sarafino, 1994), terdapat lima jenis tipe mengontrol diri, yaitu : a) Behavioral control Berkaitan dengan kemampuan untuk mengambil tindakan yang konkret untuk mengurangi dampak stressor. Tindakan tersebut mungkin dapat mengurangi intensitas peristiwa yang penuh dengan tekanan atau memperpendek jangka waktu. Dalam Averill (1973), behavioral control ini diperinci menjadi 2 komponen, yaitu mengatur pelaksanaan (regulated administration) dan kemampuan memodifikasi stimulus (stimulus modification). Kemampuan mengatur pelaksanaan merupakan kemampuan individu untuk menentukan siapa yang mengendalikan situasi atau keadaan, dirinya sendiri atau sesuatu di luar dirinya. Individu yang kemampuan mengontrol dirinya baik akan mampu mengatur perilaku dengan menggunakan kemampuan dirinya dan bila tidak mampu individu akan menggunakan sumber eksternal.
21 Kemampuan memodifikasi stimulus merupakan kemampuan untuk mengetahui bagaimana dan kapan suatu stimulus yang tidak dikehendaki dihadapi. Ada beberapa cara yang dapat digunakan, yaitu mencegah atau menjauhi stimulus, menempatkan tenggang waktu diantara rangkaian stimulus yang sedang berlangsung, menghentikan stimulus sebelum waktunya berakhir, dan membatasi intensitasnya. b) Cognitive control Merupakan kemampuan untuk menggunakan proses dan strategi yang sudah dipikirkan untuk mengubah pengaruh stressor. Ini untuk memodifikasi akibat dari tekanan-tekanan. Strategi tersebut termasuk dalam hal yang berbeda atau fokus pada kesenangan atau pemikiran yang netral atau membuat sensasi. Dalam Averill (1973), cognitive control terdiri atas 2 komponen, yaitu memperoleh informasi (information gain) dan melakukan penilaian (appraisal). Dengan informasi yang dimiliki oleh individu mengenai suatu keadaan yang tidak menyenangkan individu dapat mengantisipasi keadaan tersebut dengan berbagai pertimbangan. Melakukan penilaian berarti individu berusaha menilai dan menafsirkan suatu keadaan atau peristiwa dengan cara memperhatikan segi-segi positif secara subjektif. c) Decisional control Merupakan kesempatan untuk memilih antara prosedur alternatif atau cara bertindak. Dalam Averill (1973), decisional control merupakan kemampuan seseorang untuk memilih hasil atau suatu tindakan berdasarkan pada sesuatu yang diyakini atau disetujuinya. Self-control dalam menentukan pilihan akan berfungsi baik dengan adanya suatu kesempatan, kebebasan, atau kemungkinan pada diri individu untuk memilih berbagai kemungkinan.
22 d) Informational Control Merupakan waktu yang tepat untuk mengetahui lebih banyak tentang tekanantekanan, apa saja yang terjadi, mengapa, dan apa konsekuensi selanjutnya. Informasi kontrol diri dapat mengurangi tekanan dengan meningkatkan kemampuan individu untuk memprediksikan dan mempersiapkan atas apa yang akan terjadi dengan mengurangi ketakutan-ketakutan yang sering dimiliki seseorang yang tidak terduga. e)
Retrospective Control Bertujuan untuk meyakinkan tentang apa dan siapa yang mengakibatkan tekanan-tekanan setelah ini terjadi.
Kelima aspek ini yang digunakan untuk menyusun instrumen self-control.
2.2.3 Fungsi Self-Control (Pengendalian Diri) Messina dan Messina (dalam Singgih D. Gunarsa, 2009), menyatakan bahwa pengendalian diri memiliki beberapa fungsi: a) Membatasi perhatian individu kepada orang lain. Dengan adanya pengendalian diri, individu akan memberikan perhatian pada kebutuhan pribadinya pula, tidak sekedar berfokus pada kebutuhan, kepentingan, atau keinginan orang lain di lingkungannya. Perhatian yang terlalu banyak pada kebutuhan, kepentingan, atau keinginan orang lain akan menyebabkan individu mengabaikan bahkan melupakan kebutuhan pribadinya. b) Membatasi keinginan individu untuk mengendalikan orang lain di lingkungannya. Dengan adanya pengendalian diri, individu akan membatasi ruang bagi aspirasi dirinya dan memberikan ruang bagi aspirasi orang lain supaya terakomodasi secara bersama-sama.
23 c)
Membatasi individu untuk bertingkah laku negatif. Individu yang memiliki pengendalian diri akan terhindar dari berbagai tingkah laku negatif. Pengendalian diri memiliki arti sebagai kemampuan individu untuk menahan dorongan atau keinginan untuk bertingkah laku (negative) yang tidak sesuai dengan norma sosial.
d)
Membantu individu untuk memenuhi kebutuhan hidup secara seimbang. Individu yang memiliki pengendalian diri yang baik, akan berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya dalam takaran yang sesuai dengan kebutuhan yang ingin dipenuhinya. Dalam hal ini, pengendalian diri membantu individu untuk menyeimbangkan pemenuhan kebutuhan hidup.
2.2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Pengendalian Diri (Self-Control) Menurut Gilliom et al (dalam Singgih D. Gunarsa, 2009), ada beberapa sub-faktor yang mempengaruhi proses pembentukan pengendalian diri (self-control) dalam diri individu. Keseluruhan sub-faktor tersebut termasuk dalam faktor emotion regulation (terdiri dari active distraction, passive waiting, information gathering, comfort seeking, focus on delay object/task, serta peak anger).
Dijelaskan oleh Gilliom bahwa semakin anak (pada usia 3½ tahun) mengalihkan hal-hal yang menyebabkan perasaan frustrasi yang dialaminya dengan cara active distraction (terdiri dari: anak diajak bermain khayal, mengeksplorasi ruang bermain, menyalakan-mematikan lampu, diajak bernyanyi, diajak menari, dan sebagainya) serta dengan cara passive waiting (anak diinstruksikan untuk berdiri ataupun duduk dengan tenang), maka semakin anak (pada saat nanti usianya 6 tahun-yaitu usia sekolah) tidak mampu mengendalikan atau menahan tingkah laku yang bersifat menyakiti, merugikan atau menimbulkan kekesalan bagi orang lain (externalizing).
24
Namun, pada saat yang bersamaan, bila anak (pada usia 3½ tahun) mampu mengalihkan hal-hal yang menyebabkan perasaan frustrasi yang dialaminya dengan cara passive waiting (menuruti instruksi untuk berdiri atau duduk dengan tenang), maka semakin anak (pada saat nanti usianya 6 tahun-yaitu usia sekolah) mampu bekerja sama dengan orang lain dan mematuhi aturan yang ada.
Sementara itu, bila anak (pada usia 3½ tahun) mengalihkan hal-hal yang menyebabkan perasaan frustrasi yang dialaminya dengan cara membicarakan atau mendiskusikan sumber perasaan frustrasi, memandang sumber perasaan frustrasi, dan menyatakan bahwa ia ingin berusaha mengakhiri sumber frustrasinya, maka semakin anak (pada saat nanti usianya 6 tahun-yaitu usia sekolah) mampu mengendalikan tingkah laku yang bersifat menyakiti atau merugikan orang lain (externalizing).
Cara focus on delay object/task yang dilakukan oleh anak, apda sisi lain, dapat menimbulkan efek negatif pada kemampuan pengendalian diri, khususnya pada aspek cooperation. Artinya, semakin anak (pada usia 3½ tahun) mengalihkan hal-hal yang menyebabkan perasaan frustrasi yang dialaminya dengan cara focus on delay object/task (misalnya, dengan membicarakan sumber perasaan frustrasi, memandang sumber perasaan frustrasi, dan menyatakan bahwa ia ingin berusaha mengakhiri sumber frustrasinya), maka semakin anak (pada saat nanti usianya 6 tahun-yaitu usia sekolah), kurang mau bekerja sama dan kurang menuruti aturan atau instruksi yang diberikan kepadanya. Untuk sub faktor information gathering, Gilliom et al (dalam Singgih D. Gunarsa, 2009), menyatakan bahwa semakin anak (pada usia 3½ tahun) mengalihkan hal-hal yang menyebabkan perasaan frustrasi yang dialaminya dengan cara information
25 gathering (mencari tahu dengan menanyakan hal-hal yang berhubungan dengan sumber perasaan frustrasinya tanpa menyatakan bahwa ia ingin mengakhiri sumber frustrasinya), maka semakin anak (pada saat nanti usianya 6 tahun-yaitu usia sekolah) mampu menunjukkan assertiveness-nya kepada orang lain. Dengan kata lain, anak semakin mampu mengungkapkan keinginan atau perasaan kepada orang lain tanpa menyakiti atau menyinggung perasaan orang lain tersebut.
Di samping kelima faktor tersebut di atas, ada faktor-faktor lain yang turut mempengaruhi pengendalian diri (self-control) individu. Oleh karena pengendalian diri merupakan pengembangan self-regulation pada masa kanak-kanak, dapat dikatakan bahwa pengendalian diri juga akan dipengaruhi oleh faktor-faktor yang membentuk self-regulation. Menurut Papalia et al (dalam Singgih D. Gunarsa, 2009), faktor-faktor yang turut mempengaruhi pembentukan self-regulation adalah faktor proses perhatian dan faktor kesadaran terhadap emosi-emosi negatif. Semakin anak mampu menyadari emosi negatif yang muncul dalam dirinya dan semakin anak mampu mengendalikan perhatiannya pada sesuatu (attentional process), maka anak semakin mampu menahan dorongan-dorongan dan mengendalikan tingkah lakunya.
2.2.5 Self-Control Pada Remaja Menurut Rice (dalam Singgih D. Gunarsa, 2009), masa remaja adalah masa peralihan, ketika individu tumbuh dari masa anak-anak menjadi individu yang memiliki kematangan. Pada masa tersebut, ada dua hal penting menyebabkan remaja melakukan pengendalian diri. Dua hal tersebut adalah: 1. Hal yang bersifat eksternal, yaitu adanya perubahan lingkungan. Menurut Rice (1999), ada enam aspek yang sedang mengalami perubahan yang memiliki pengaruh bagi kehidupan masa remaja. Adapun enam aspek tersebut
26 adalah: perubahan dalam penggunaan komputer (computer revolution), perubahan dalam kehidupan materi (materialistic revolution), perubahan dalam aspek pendidikan (education revolution), perubahan dalam aspek kehidupan berkeluarga (family revolution), perubahan dalam aspek kehidupan seks (sexual revolution), dan peunahan dalam aspek kejahatan atau tindak kriminal yang terjadi (violence revolution). Dari enam aspek tersebut, aspek-aspek yang perlu dicermati sehubungan dengan pengendalian diri pada remaja adalah computer revolution, materialistic revolution, education revolution, sexual revolution, dan violence revolution. Perubahan dalam penggunaan komputer (computer revolution), ditandai dengan adanya fasilitas internet yang tersedia 24 jam sehari, 365 setahun. Dengan tersedianya fasilitas tersebut remaja sangat diuntungkan. Remaja dapat
memperoleh
berbagai
pengetahuan
dibutuhkannya. Namun demikian,
atau
informasi
yang
bersamaan dengan itu, remaja
mendapatkan dampak negatif dari tersedianya fasilitas internet tersebut. Menurut McManus (dalam Rice, 1999), ada beberapa efek negatif yang dialami para remaja akibat cepatnya perubahan dan perkembangan teknologi internet, yaitu meningkatnya agresivitas dalam kehidupan seks remaja dan tersitanya sebagian besar waktu remaja untuk bermain komputer dan menjelajahi internet, sehingga mengakibatkan terisolasinya hubungan interpersonal remaja dengan lingkungan bahkan dengan orangorang terdekat dirumahnya. Perubahan dalam kehidupan materi (materialistic revolution). Menurut Rice (1999), kemampuan remaja dalam menghadapi tuntutan kehidupan materi ini akan mempengaruhi identitas dirinya, yaitu ketika remaja yang
27 merasa kurang mampu menghadapi tuntutan ini akan merasa ditolak oleh lingkungan sosialnya. Oleh karena itu, untuk menghadapi kondisi perubahan kehidupan materi ini, remaja perlu mengendalikan diri dlam bentuk menunda keinginan sesaat untuk membeli atau mengkonsumsi berbagai macam barang yang ada disekelilingnya. Perubahan dalam aspek pendidikan (education revolution). Kemajuan teknologi
dan
menyebabkan
kehidupan kebutuhan
sosial akan
yang
semakin
pendidikan
kompleks
semakin
penting
telah dan
membutuhkan waktu yang relatif lebih lama untuk menyelesaikan studi dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya. Lamanya masa pendidikan yang harus dijalaninya menjadikan pengendalian diri pada masa remaja sebagai unsur yang penting. Dengan pengendalian diri yang baik, remaja diharapkan mampu mengendalikan godaan-godaan yang datang selama masa studi agar mereka dapat berkonsentrasi penuh pada bidang studinya. Perubahan dalam kehidupan seks (sexual revolution). Dalam menghadapi sexual revolution, remaja memerlukan mekanisme pengendalian diri yang baik. Dalam hal ini, pengendalian diri yang baik, berarti remaja mampu mengendalikan hasrat seksual dan dorongan biologisnya yang sedang timbul. Perubahan dalam bidang kekerasan (violence revolution). Rice (dalam Singgih D. Gunarsa, 2009), mengemukakan bahwa hal-hal yang termasuk dalam bidang kekerasan yang dilakukan remaja antara lain adalah perkosaan, perampokan, pemukulan, pembunuhan, dan perilaku kriminal seperti penggunaan obat terlarang. Untuk mencegah agar remaja tidak masuk ke dalam arus perubahan dalam bidang kriminal ini, remaja
28 perlu memiliki kemampuan pengendalian diri yang memadai. Dengan kemampuan pengendalian diri yang baik, remaja diharapkan mampu mengendalikan dan menahan tingkah laku yang bersifat menyakiti dan merugikan orang lain atau mampu mengendalikan serta menahan tingkah laku yang bertentangan dengan norma-norma sosial berlaku.
2. Masa Badai dan Tekanan bagi Remaja (Storm & Stress) Menurut Arnett (dalam Singgih D. Gunarsa, 2009), pentingnya pengendalian diri bagi remaja, juga didasari oleh fenomena bahwa masa remaja sering kali dikenal sebagai masa badai dan tekanan. Ada tiga elemen kunci yang termasuk dalam konsep masa badai dan tekanan ini adalah: Konflik dengan orangtua, sering sekali diisi dengan permasalahan seputar larangan-larangan yang berasal dari orangtua kepada remaja. Gangguan suasana hati, remaja lebih sering mengalami gangguan suasana hati dibandingkan pada saat masa anak-anak. Menuru Larson & Richards, remaja memang mengalami suasana hati yang positif. Namun demikian, bila ditinjau dari frekuensi suasana hati yang timbul, remaja cenderung lebih sering mengalami suasana hati yang negatif. Kecenderungan remaja untuk melakukan tingkah laku yang berisiko. Tingkah laku berisiko didefinisikan sebagai tingkah laku yang secara potensial dapat menyebabkan celaka atau kesulitan pada orang lain maupun pada diri sendiri.
29 2.2.6 Tugas Perkembangan Remaja Istilah adolescence, mempunyai arti yang lebih luas, mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik. Pandangan ini diungkapkan oleh Piaget, bahwa secara psikologis, masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak (Hurlock, 1980).
Menurut Andi Mappiare (1982), rentangan usia yang biasanya terjadi dalam masa ini (untuk remaja Indonesia) adalah antara 17 sampai 21 tahun bagi wanita, dan 18 sampai 22 tahun bagi pria. Dalam rentangan masa itu terjadi proses penyempurnaan pertumbuhan fisik dan perkembagan aspek-aspek psikis yang telah dimulai sejak masa-masa sebelumnya.
Menurut Hurlock (1980), ciri-ciri masa remaja: 1. Masa remaja sebagai periode yang penting 2. Masa remaja sebagai periode peralihan 3. Masa remaja sebagai periode perubahan 4. Masa remaja sebagai usia bermasalah 5. Masa remaja sebagai masa mencari identitas 6. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan 7. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik 8. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa
Dalam Yulia Singgih D. Gunarsa (2008), harapan masyarakat terhadap remaja dapat dipenuhi melalui suatu proses bersinambung dalam menjalankan tugas-tugas
30 perkembangan. Sebagai hasil dari kerja timbale balik yang majemuk antara pertumbuhan dari dalam dan perangsangan dari lingkungan akan bermunculan serangkaian perilaku baru menuju tercapainya masa dewasa. Tergantung dari reaksi lingkungan dan pemahaman lingkungan terhadap munculnya perubahan-perubahan itulah, akan timbul atau tidak masalah bagi remaja. Beberapa tugas perkembangan bagi remaja: 1. Memperoleh kebebasan emosional Agar menjadi seorang dewasa yang dapat mengambil keputusan dengan bijaksana, remaja harus memperoleh latihan dalam mengambil keputusan secara bertahap. Perlu menghadapi pilihan-pilihan dari yang ringan sampai yang berat, dengan jangkauan jauh ke masa depan. Remaja perlu merenggangkan ikatan emosional dengan orangtua, supaya belajar memilih sendiri dan mengambil keputusan sendiri. Usaha memperoleh kebebasan emosional ini sering disertai perilaku “pemberontakan” dan melawan keinginan orangtua. Tugas perkembangan ini sering menimbulkan pertentangan-pertentangan dalam keluarga. Dengan bekal “kebebasan emosional” berlandaskan kemampuan membedakan mana yang baik, mana yang tidak baik, apa yang patut dipilih, apa yang harus dihindari, tujuan maan yang harus dikejar dan tindakan atau keputusan mana sebaiknya diambil, remaja dapat bergaul dan menjalankan tugas perkembangan selanjutnya. 2. Mampu bergaul Dalam mempersiapkan diri untuk masa dewasa, remaja harus belajar beraul dengan teman sebaya dan tidak sebaya, sejenis maupun tidak sejenis. Dalam usaha memperluas pergaulan, remaja sering menghadapi berbagai macam keadaan,
31 mengalami pengaruh lingkungan baik yang mengarahkan maupun yang mengombang-ambingkannya. 3. Menemukan model untuk identifikasi Remaja pada masa ini sedang merenggangkan diri dari ikatan emosional dengan orangtuanya. Menurut Erikson (dalam Yulia Singgih D. Gunarsa, 2008), pada masa ini remaja harus menemukan identitas diri. Ia harus memiliki gaya hidup sendiri, yang bisa dikenal dan ajek walaupun mengalami berbagai macam perubahan. Secara bertahap remaja memilih dan memenuhi kewajiban dan persyaratan berhubung dengna ikatan-ikatan pribadi berkaitan dengan keyakinan hidup yang telah dipilihnya dan pekerjaanya. Dengan demikian gaya hidup yang khas baginya akan jelas terlihat dari terbentuknya “identitas diri” dalam menduduki tempatnya di masyarakat. Ikatan pribadi pada masa ini sangat penting untuk pembentukan identitas diri. 4. Memperkuat penguasaan diri atas dasar skala nilai dan norma Remaja sangat mudah terpengaruh oleh lingkungan luar dan dalam. Lingkungan luar dan pengaruhnya kadang-kadang perlu dihambat dan dicegah, supaya tidak terlalu besar perangsangannya terutama bila bersifat negatif. Demikian pula dengan lingkungan dalam diri yang mempengaruhi munculnya perilaku yang tidak bisa ditoleransikan oleh umum, oleh masyarakat harus dikendalikan dan dicegah pemunculannya. Lingkungan dalam remaja penuh gejolak perasaan, keinginan dan dorongan yang bisa tersalur dalam perilakunya. Landasan dan petunjuk perilaku yang baru dibentuk kembali. Perlu skala nilai baru dan sistem norma yang mengarahkan perilaku dan mengendalikan bahkan mencegah keinginan-keinginan yang tidak
32 bisa diterima umum. Skala nilai dan norma yang baru bisa diperolehnya melalui proses identifikasi dengan orang yang dikaguminya. Tokoh masyarakat yang dianggapnya berhasil dalam kehidupannya. 5. Meninggalkan reaksi dan cara penyesuaian kekanak-kanakan Seorang anak masih bersifat egosentris. Segala hal dipandang dari sudut pandangnya sendiri, terpusat pada keinginan dan kebutuhan sendiri. Reaksi dan tingkah lakunya sangat dipengaruhi oleh emosi dan kebutuhannya, sehingga sulit menangguhkan terpenuhinya suatu kebutuhan tertentu. Sebaiknya seorang remaja diharapkan bisa meninggalkan kecenderungan, keinginan untuk menang sendiri. Sepanjang masa peralihan ini, remaja harus belajar melihat dari sudut pandang orang lain. Egosentrisme harus dikikis, supaya perhatian dan tujuan hidupnya lebih diarahkan kepada tanggung jawab atas kesejahteraan orang lain.
2.3
Kerangka Berpikir
Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi yang terus berkembang mengikuti kebutuhan pasar dimana semua orang membutuhkan satu teknologi yang serba praktis, cepat dan hemat telah memunculkan satu teknologi yang disebut internet. Teknologi internet ini telah banyak digunakan oleh banyak kalangan, dari anak-anak sampai orang tua. Banyak pelajar dan mahasiswa menggunakan internet untuk berbagai keperluan. Berbagai informasi pun dapat diperoleh dari internet tersebut, mulai dari informasi mengenai pendidikan dan ilmu pengetahuan, kesehatan, olahraga, hiburan perdagangan, berita dan lain sebagainya.
Kepuasan yang didapat oleh khalayak (para remaja) ketika menggunakan internet adalah pemenuhan kepuasan pengetahuan, kegunaan, kesenangan. Intensitas penggunaan berhubungan sangat nyata dengan pemenuhan kebutuhan akan
33 pengetahuan dan kegunaan, hubungan bermakna tersebut bersifat positif artinya semakin tinggi intensitas penggunaan internet maka pemenuhan kepuasan akan pengetahuan, kesenangan, kegunaan pribadi semakin terpenuhi. Semakin tinggi pula pemenuhan akan pengetahuan dan kepuasan. Para pengguna internet khususnya remaja menggunakan internet untuk berbagai macam hal, misalnya saja untuk keperluan proses belajar mengajar, bermain game-online, chatting, atau yang sekarang lagi trend adalah membuka facebook.
Rata-rata pengguna internet di perkotaan 60% adalah di bawah 30 tahun. Artinya, sebagian dari mereka adalah dari kalangan anak sekolah, yang masih muda, yang mungkin saja masih belum terlalu bisa memilah informasi yang ada. Di kalangan remaja, mereka tidak asing lagi dengan istilah-istilah seperti:
e-mail, browsing,
chatting, website, blog, dan sebagainya. Data lain menunjukkan hampir 30 persen pengguna Internet di Tanah Air berasal dari kalangan remaja berusia 15-24 tahun. Pengguna internet secara signifikan lebih cenderung untuk bermain games jika dibandingkan dengan mereka yang tidak menggunakan internet, penelitian ini juga menemukan bahwa 64% dari pengguna internet bermain games sedangkan mereka yang tidak hanya 20%.
Dalam menggunakan internet, individu seharusnya mampu mengontrol dirinya agar tidak berlebihan. Setiap individu memiliki suatu mekanisme yang dapat membantu mengatur dan mengarahkan perilaku yaitu kontrol diri. Kontrol diri (selfcontrol) adalah kemampuan untuk membimbing tingkah laku sendiri, kemampuan untuk menekan atau merintangi impuls-impuls atau tingkah laku impulsif. Self-control ini meliputi behavioral control, cognitive control, decisional control, informational
34 control dan retrospective control. Kontrol diri pada suatu individu dengan individu yang lain tidaklah sama. Ada yang memiliki kontrol diri yang tinggi dan ada individu yang memiliki kontrol diri yang rendah. Dalam menggunakan internet, individu seharusnya mampu mengontrol dirinya agar tidak berlebihan.
Behavioral
control,
berkaitan
dengan
kemampuan
seseorang
dalam
mengontrol dirinya dan mengendalikan situasi atau keadaan ketika sedang menggunakan internet. Cognitive control, berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam menilai dan menafsirkan suatu keadaan dengan cara memperhatikan segi-segi positif secara subjektif. Decisional control, berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk memilih hasil atau suatu tindakan berdasarkan pada sesuatu yang diyakini atau disetujuinya. Informational control, berkaitan dengan kemampuan individu untuk memprediksi dan mempersiapkan atas apa yang akan terjadi dengan mengurangi ketakutan-ketakutan yang sering dimiliki seseorang yang tidak terduga. Retrospective control, bertujuan untuk meyakinkan tentang apa dan siapa yang mengakibatkan tekanan-tekanan yang telah terjadi.
35 Kerangka pemikiran pada penelitian ini yaitu :
Self-control
Behavioral control
Cognitive control
Decisional control
Informatinal control
Retrospective control
Jenis kelamin
Usia
Intensitas penggunaan internet
36 2.4
Perumusan Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah : Ha1 : Ada hubungan yang signifikan antara self-control terhadap intensitas penggunaan internet remaja akhir Ho1 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara self-control terhadap intensitas penggunaan internet remaja akhir Ha2 : Ada hubungan yang signifikan antara behavioral control terhadap intensitas penggunaan internet remaja akhir Ho2 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara behavioral control terhadap intensitas penggunaan internet remaja akhir Ha3 : Ada hubungan yang signifikan antara cognitive control terhadap intensitas penggunaan internet remaja akhir Ho3 : Tidak ada hubungan
yang signifikan antara cognitive control terhadap
intensitas penggunaan internet remaja akhir Ha4 : Ada hubungan yang signifikan antara decisional control terhadap intensitas penggunaan internet remaja akhir Ho4 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara decisional control terhadap intensitas penggunaan internet remaja akhir Ha5 : Ada hubungan yang signifikan antara informational control terhadap intensitas penggunaan internet remaja akhir Ho5 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara informational control terhadap intensitas penggunaan internet remaja akhir Ha6 : Ada hubungan yang signifikan antara retrospective control terhadap intensitas penggunaan internet remaja akhir
37 Ho6 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara retrospective control terhadap intensitas penggunaan internet remaja akhir Ha7 : Ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin terhadap intensitas penggunaan internet remaja akhir Ho7 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin terhadap intensitas penggunaan internet remaja akhir Ha8 : Ada hubungan yang signifikan antara usia terhadap intensitas penggunaan internet remaja akhir Ho8 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara usia terhadap intensitas penggunaan internet remaja akhir
38
BAB 3 METODE PENELITIAN
Pada bab ini dibahas mengenai metode dan pendekatan penelitian, variabel penelitian, definisi konseptual dan definisi operasional, populasi dan sampel, sampel dan teknik pengambilan sampel, instrumen pengumpulan data, teknik analisis data, prosedur penelitian.
3.1 Pendekatan Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Gay (dalam Sevilla, 1993) metode deskriptif adalah kegiatan yang meliputi pengumpulan data dalam rangka menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan yang menyangkut keadaan pada waktu yang sedang berjalan dari pokok suatu penelitian. Tujuan utama dalam menggunakan metode ini menurut Travers (dalam Sevilla, 1993) adalah untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara berjalan pada saat penelitian dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu.
Sedangkan jenis penelitian deskriptif yang digunakan adalah penelitian korelasional. Penelitian Korelasional (dalam Sevilla,1993) adalah metode yang dirancang untuk menentukan tingkat hubungan variabel-variabel yang berbeda dalam suatu populasi. Melalui penelitian ini kita dapat memastikan berapa besar yang disebabkan oleh satu variabel dalam hubungannya dengan variasi yang disebabkan oleh variabel lain.
39 3.2 Variabel Penelitian 3.2.1 Identifikasi Variabel Menurut Kerlinger (2006), variabel adalah simbol atau lambang yang padanya kita melekatkan bilangan atau nilai. Penelitian ini melibatkan dua jenis variabel yaitu variabel bebas (independent variabel) dan variabel terikat (dependent variabel)
1. Variabel Bebas (Independent Variabel), yaitu self-control 2. Variabel Terikat (Dependent Variabel), yaitu intensitas penggunaan internet
3.2.2 Definisi Konseptual Variabel Definisi Konseptual (dalam Kerlinger, 2006) adalah
mendefinisikan suatu
konstruk atau variabel dengan menggunakan konstruk-konstruk lain. a. Self-Control Self-control (pengendalian diri) adalah kemampuan individu untuk menggunakan kehendak atau keinginannya dalam membimbing tingkah laku sendiri dan menekan atau merintangi impuls-impuls atau tingkah laku impulsif yang dapat diarahkan pada konsekuensi positif. b. Intensitas Penggunaan Internet Intensitas penggunaan internet adalah seberapa sering (tingkatannya) dan seberapa lama dalam menggunakan atau mengakses sebuah jaringan yang menghubungkan antara komputer-komputer dan jaringan komputer di seluruh dunia untuk saling berbagi data dan informasi. Frekuensi penggunaan internet yang dilakukan dalam kurun waktu satu minggu.
40 3.2.3 Definisi Operasional Variabel Menurut Kerlinger (2006), definisi operasional adalah melekatkan arti pada suatu konstruk atau variabel dengan cara menetapkan kegiatan-kegiatan atau tindakantindakan yang perlu untuk mengukur konstruk atau variabel tersebut.
a. Self-Control Definisi operasional self -control adalah skor yang diperoleh dari skala self control. Aspek-aspek
self- control dalam penelitian ini didasarkan pada konsep
Averill, (dalam Sarafino, 1990)
yaitu:
behavioral control, cognitive control,
decisional control, informational control, dan retrospective control.
b. Intensitas penggunaan internet Definisi operasional intensitas penggunaan internet adalah skor yang diperoleh dari skala intensitas penggunaan internet. Intensitas penggunaan internet dalam penelitian ini adalah frekuensi dan durasi.
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi Kerlinger (dalam Sevilla, 1993) mendefinisikan populasi sebagai “keseluruhan anggota, kejadian atau objek-objek yang telah ditetapkan dengan baik”. Sedangkan Gay (dalam Sevilla dkk, 1993) mendefinisikan populasi sebagai kelompok di mana peneliti akan menggeneralisasikan hasil penelitiannya. Populasi dalam penelitian ini adalah remaja berusia sekitar 18 sampai 22 tahun dengan jumlah sebanyak 400 orang.
41 3.3.2 Sampel Menurut Ferguson (dalam Sevilla dkk, 1993) sampel adalah “beberapa bagian kecil atau cuplikan yang ditarik dari populasi”. Untuk jumlah sampel, peneliti menggunakan ukuran minimum yang ditawarkan oleh Gay, bahwa untuk penelitian korelasi diambil 30 subjek atau lebih (Sevilla, 1993). Menurut Gay (dalam Sevilla, 1993) ukuran sampel dalam penelitian deskriptif korelasional adalah 30 subjek. Peneliti mengambil sampel sebanyak 70 subjek karena untuk menganalisa data penetapan sampel yang besar lebih mengurangi bias yang timbul dibandingkan dengan menggunakan sampel dalam jumlah sedikit. Selain itu distribusi frekuensi dari data dengan jumlah sampel besar dan tidak kurang dari 30 subjek akan mendekati penyebaran sampel.
3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel Menurut Ary, Jacob dan Razavieh (dalam Sevilla,1993) teknik pengambilan sampel adalah suatu proses yang meliputi pengambilan sebagian dari populasi, melakukan pengamatan pada populasi secara keseluruhan. Dalam penelitian ini, tekhnik yang digunakan adalah purposive sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan individu yang sesuai dengan kriteria sampel yang telah ditentukan peneliti (Sugiyono, 2009). Adapun yang menjadi karateristik sampel dalam penelitian ini, sebagai berikut : 1. Remaja laki-laki atau perempuan 2. Berusia 18-22 tahun 3. Dapat menggunakan internet
42 3.4
Pengumpulan Data
3.4.1 Alat Ukur Penelitian Alat ukur penelitian yang digunakan dalam mengumpulkan data berupa angket yang terdiri dari dua bagian, yaitu: 1. Bagian pertama berisi skala Self-control yang diambil berdasarkan aspek-aspek self-control (dalam Sarafino, 1990) yaitu: behavioral control, cognitive control, decisional control, informational control, dan retrospective control. Dalam penelitian ini alat pengumpul data yang digunakan peneliti adalah skala Likert. Untuk variabel self-control, peneliti menggunakan skala Likert yang berupa pernyataan pendapat disajikan kepada responden yang memberikan indikasi pernyataan setuju atau tidak setuju. Biasanya responden memberi tanda pada skala 1 sampai 4 sebagai alternatif jawaban, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). Untuk alternatif jawaban raguragu atau netral (R) tidak digunakan agar mengurangi pengaruh “kecenderungan sentral” dan mendorong responden untuk memutuskan sendiri apakah positif atau negatif (dalam Sevilla, 1993). Adapun skor pada alternatif jawaban yang telah disediakan adalah: Tabel 3.1 Skor Untuk Pernyataan Favorable
Skor
Unfavorable
Skor
Sangat Setuju (SS)
4
Sangat Setuju (SS)
1
Setuju (S)
3
Setuju (S)
2
Tidak Setuju (TS)
2
Tidak Setuju (TS)
3
Sangat Tidak Setuju
1
Sangat Tidak Setuju
4
(STS)
(STS)
43 Skala Self-control digunakan untuk mengukur sejauh mana seorang remaja dapat mengontrol dirinya dalam menggunakan internet. Adapun jumlah item yang digunakan dalam skala ini adalah sebanyak 60 item.
Berikut ini adalah tabel skoring pernyataan dan tabel blue print skala self-control. Tabel 3.2 blue print skala self-control No 1.
Variabel Self-Control
Sub Variabel 1.1 Behavioral Control
Indikator a. tindakan konkrit untuk mengurangi dampak stressor b. mengatur pelaksanaan untuk mengendalikan situasi/keadaan dirinya sendiri/sesuatu di luar dirinya c. memodifikasi stimulus dengan cara mencegah/menjau hi stimulus, serta membatasi intensitasnya
Fav (F) 1, 3, 5, 7,9, 11, 13, 15
Unfav (UF) 2, 4, 6, 8, 10,12, 14, 16
1.2 Cognitive Control
a. menggunakan strategi untuk mengubah pengaruh stressor b. mengalihkan pikiran negatif ke hal-hal yang positif/menyenan gkan c. memperoleh informasi untuk mengantisipasi suatu keadaan yang tidak menyenangkan d. menilai dan menafsirkan suatu
17, 19, 21, 23, 24, 25, 26, 28, 30, 31
18, 20, 22, 27, 29
44 keadaan/peristiwa yang terjadi dari segi positif 1.3 Decisional Control
a. Mampu mengambil keputusan yang tepat
32, 35, 36, 38, 39
33, 34, 37, 40, 41
1.4 Informational Control
a. Dapat memprediksi & mempersiapkan hal-hal yang akan terjadi b. Dapat mengurangi ketakutanketakutan yang tidak terduga
42, 43, 45, 46, 47, 50, 51, 52
44, 48, 49
1.5 Retrospective Control
a. Individu 54, 55, menyalahkan diri 56, 57, sendiri & orang 58 lain untuk dapat mengurangi kekhawatiran b. Mengambil makna dari setiap kejadian
53, 59, 60
Jumlah
36
24
2. Bagian kedua berisi skala intensitas penggunaan internet. Bentuk alat ukur berupa skala likert yang terdiri dari 12 item yang keseluruhannya berbentuk pernyataan favorable. Tidak ada item yang berbentuk unfavorable, sehingga tidak ada item yang diberi penilaian secara terbalik. Subjek diminta untuk memilih salah satu kategori dari 3 kategori jawaban yang mewakili dirinya yaitu, dengan cara meng check list., Pengkategorian pada batas tertinggi untuk skor jawaban tertinggi yaitu 3. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.3 sebagai berikut:
45 Tabel 3.3 Penskoran Skala Intensitas Penggunaan Internet Jawaban
A
B
C
Favorable
3
2
1
Untuk mengukur variabel intensitas penggunaan internet digunakan skala yang peneliti buat sendiri berdasarkan sumber-sumber intensitas yaitu dari frekuensi dan durasi menggunakan internet yang peneliti buat sendiri, berdasarkan aspek frekuensi dan durasi remaja dalam menggunakan internet. Adapun skala intensitas penggunaan internet adalah sebagai berikut: Tabel 3.4 Blue print skala intensitas penggunaan internet No Variabel
Sub
Indikator
Variabel 1
Intensitas
Frekuensi
a. > 10 kali
Penggunaan
b. 3-10 kali
Internet
c.
< 3 kali
a.
> 10 jam
Durasi
b. 2,5 jam-10 jam c. < 2,5 jam
46 3.4.2 Teknik Uji Instrument Penelitian Sebelum penelitian ini dilaksanakan, terlebih dahulu akan dilakukan uji instrument (try out) pada 60 mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah yang kemudian tidak akan diikutsertakan dalam penelitian yang sesungguhnya. Uji coba (try out) akan dilaksanakan pada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah dengan karakteristik usia 1822 tahun. Ada dua konsep untuk mengukur kualitas data, yaitu:
Reliabilitas Reliabilitas adalah derajat ketepatan dan ketelitian atau akurasi yang ditunjukkan oleh instrument pengukuran (dalam Sevilla, 1993). Pada penelitian ini, peneliti menggunakan SPSS versi 11,5 untuk menguji reliabilitas data. Tabel 3.5 Klasifikasi Koefisien Reliabilitas Kriteria Sangat Reliabel
Koefisien Reliabilitas 0.9
Reliabel
0,7-0,9
Cukup Reliabel
0,4-0,7
Kurang Reliabel
0,2-0,4
Tidak Reliabel
0,2
47
Validitas Menurut Sevilla (1993) validitas adalah derajat ketepatan suatu alat ukur tentang pokok isi atau arti sebenarnya yang diukur. Pada penelitian ini uji validitas menggunakan SPSS versi 11,5.
3.4.3 Hasil Uji Instrumen Penelitian Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti melakukan uji instrumen dengan jumlah total keseluruhan item sebanyak 72 item dari dua skala yaitu skala self-control yang berjumlah 60 item dan skala intensitas penggunaan internet yang berjumlah 12 item. a. Uji Validitas Instrumen Uji validitas instrument dilakukan pada dua jenis skala yang digunakan dalam penelitian, yaitu uji validitas skala self-control dan uji validitas skala intensitas penggunaan internet. Pada skala perilaku konsumtif, dari 60 item yang di uji cobakan, terdapat 31 item yang valid dan sisanya 29 item yang tidak valid. Tabel 3.6 blue print setelah try out skala self-control No
Variabel
1.
SelfControl
Sub Variabel 1.1 Behavioral Control
Indikator a. tindakan konkrit untuk mengurangi dampak stressor b. mengatur pelaksanaan untuk mengendalikan situasi/keadaan dirinya sendiri/sesuatu di luar dirinya c. memodifikasi stimulus dengan cara
Fav (F)
Unfav (UF)
1, *3, *2, 4, *6, 8, *5, *10,*12, 14, *7,9, 16 11, *13, 15
48 mencegah/menja uhi stimulus, serta membatasi intensitasnya 1.2 Cognitive Control
a. menggunakan strategi untuk mengubah pengaruh stressor b. mengalihkan pikiran negatif ke hal-hal yang positif/menyena ngkan c. memperoleh informasi untuk mengantisipasi suatu keadaan yang tidak menyenangkan d. menilai dan menafsirkan suatu keadaan/peristiw a yang terjadi dari segi positif
*17, *18, 20, 19, 21, *22, 27, *29 *23, *24, 25, 26, *28, *30, 31
1.3 Decisional Control
a. Mampu mengambil keputusan yang tepat
*32, *33, 34, 37, 35, *40, 41 *36, *38, 39
1.4
c. Dapat memprediksi & mempersiapkan hal-hal yang akan terjadi d. Dapat mengurangi ketakutanketakutan yang tidak terduga
42, *43, *45, 46, *47, 50, 51, *52
*44,*48, *49
c. Individu menyalahkan diri sendiri & orang lain untuk dapat mengurangi kekhawatiran
*54, 55, *56, 57, 58
53, *59, 60
Informati onal Control
1.5 Retrospe ctive Control
49 d. Mengambil makna dari setiap kejadian Jumlah
36
24
Keterangan : *item yang valid
3.5 Teknik Analisis Data Dalam penelitian deskriptif korelasional, besar atau tingginya hubungan antar variabel dinyatakan dengan koefisien korelasi. Untuk mengukur keeratan hubungan antara hasil-hasil pengamatan dari populasi yang mempunyai dua variabel, maka dalam penelitian ini menggunakan korelasi Product Moment Pearson, dengan penghitungannya menggunakan program SPSS versi 11,5. Adapun rumus korelasi Product Moment Pearson adalah :
r xy
xy ( x 2 ) ( y 2 )
Keterangan :
rxy
= Korelasi antara skor subjek pada item dan skor total subjek
∑ xy
= Jumlah hasil perkalian antara skor x dan y
∑y
= Jumlah seluruh skor total
∑x
= Jumlah skor item
3.6
Prosedur Penelitian
1. Tahap penelitian Tahap persiapan dimulai dengan perumusan masalah, menentukan variabel penelitian, melakukan studi kepustakaan untuk mendapatkan gambaran dan landasan teoritis yang tepat, menentukan, menyusun, dan menyiapkan alat ukur
50 yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu skala self-control dan intensitas penggunaan internet. 2. Tahap uji coba Peneliti menyebarkan angket ke responden uji coba. Uji coba dilaksanakan di Fakultas UIN Syarif Hidayatullah. Setelah data terkumpul, peneliti mengolah data yang sudah terkumpul sehingga di peroleh item-item yang reliabel dan valid untuk digunakan pada penelitian. 3. Pengambilan data Menentukan sampel penelitian, memberikan penjelasan mengenai tujuan penelitian dan meminta kesediaan subjek untuk mengisi kuesioner penelitian serta melakukan pengambilan data dengan memberikan alat ukur yang telah disiapkan. 4. Pengolahan data Melakukan skoring untuk setiap hasil skala yang telah di isi oleh responden penelitian.
51
BAB 4 HASIL PENELITIAN Pada bab ini dibahas mengenai gambaran umum responden penelitian, deskripsi data, uji persyaratan, pengujian hipotesis, dan uji regresi.
4.1 Gambaran Umum Responden Penelitian Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa/i Fakultas Psikologi Non regular dengan sampel sebanyak 50 orang. 4.1.1 Gambaran responden berdasarkan jenis kelamin Tabel 4.1 Gambaran responden berdasarkan jenis kelamin Jenis Kelamin
Frekuensi
Persentase (%)
Laki-laki
29
41.43%
Perempuan
41
58.57%
Jumlah
70
100%
Jumlah
responden dalam penelitian ini adalah 70 orang, 29 orang berjenis
kelamin laki-laki (41.43%) dan 41 orang yang berjenis kelamin perempuan (58.57%).
4.1.2 Gambaran responden berdasarkan usia
Usia
Tabel 4.2 Gambaran responden berdasarkan usia Frekuensi Persentase (%)
18
9
13%
19
30
43%
20
23
33%
21
5
7%
22
3
4%
Jumlah
70
100%
52 Dari 70 responden yang diteliti berdasarkan usia pada penelitian ini, diketahui bahwa responden berasal dari usia yang berbeda, mulai dari usia 18 tahun sampai dengan 22 tahun. Dan yang paling banyak menggunakan internet adalah responden yang berusia 19 tahun dengan persentase sebesar 43%.
4.2 Deskripsi data Pada skala self-control diketahui nilai mean adalah 98.5000 dan standar deviasinya adalah sebesar 7.13585. Sedangkan pada skala intensitas penggunaan internet diketahui nilai mean adalah 25.3429 dan standar deviasinya adalah sebesar 2.72873. Berikut ini adalah tabel descriptive statistics:
Tabel 4.3 Descriptive Statistics Mean Std. Deviation 98.5000 7.13585
Self-control Intensitas penggunaan internet
4.2.1
25.3429
2.72873
Kategorisasi Self-control
Untuk mengetahui tingkat self-control pada responden, peneliti menggunakan kategorisasi rentang untuk setiap responden. Rentang dibagi menjadi tiga interval dengan kategori tinggi, sedang, dan rendah. Adapun tingkat self-control pada responden, dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.4 Tabel kategori self-control Kategori
Nilai
Angka
Frekuensi
%
Tinggi
X > M + 1 SD
> 106
10
14%
53 Sedang
M – 1 SD > X > M + 1 SD
92-105
48
69%
Rendah
X < M – 1 SD
< 91
12
17%
70
100%
Jumlah
Dari tabel di atas dapat disimpulkan lebih dari separuh responden memiliki selfcontrol yang sedang dengan skor self-control berkisar antara 92-105, artinya perilaku self-control pada sebagian besar responden tidak begitu tinggi namun juga tidak begitu rendah.
4.2.2 Kategorisasi intensitas penggunaan internet Untuk mendapatkan rentang skor pertama diari nilai terkecil dan terbesar yang paling mungkin didapat responden. Karena jumlah item yang ada berjumlah 8 dengan pilihan jawaban terentang antara 1-3, maka nilai terkecil yang bisa didapat responden adalah sebesar 18 dan nilai tertinggi sebesar 29. Jarak ini kemudian dibagi 3 sesuai dengan jumlah kategori yang peneliti kehendaki yang hasilnya sebesar 3,7. Setelah itu peneliti membuat norma skor untuk intensitas penggunaan internet. Untuk lebih jelasnya Tabel 4.5 dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 4.5 Norma Skor Intensitas Penggunaan Internet Interpretasi
Interval Skor
Frekuensi
Persentase
Tinggi
25,4-29
37
53%
Sedang
21,7-25,3
26
37%
Rendah
18-21,5
7
10%
70
100%
Jumlah
54 Berdasarkan penggolongan kategori di atas, diketahui bahwa sebagian besar (53%) memiliki tingkat intensitas penggunaan internet yang tinggi sebesar 37 orang, tingkat intensitas penggunaan internet yang sedang berjumlah 26 orang dengan persentase 37%. Sedangkan untuk kategori yang termasuk rendah dalam menggunakan internet berjumlah 7 orang dengan persentase 10%.
4.3
Hasil Uji Statistik
4.3.1
Hasil Uji t Uji t ini digunakan untuk mengetahui perbedaan pada dua kelompok antara
jenis kelamin yaitu laki-laki dan perempuan. Dalam uji t ini peneliti menggunakan uji Indenpendent Sample Test dan perhitungannya menggunakan sistem komputerisasi SPSS versi 11.5. Hasil uji t ini, didapatkan hasil : Tabel 4.6 Group Statistics jenis kelamin Laki-laki Perempuan
intensitas penggunaan internet
N 29
Mean 24.7241
41
25.7805
Std. Std. Error Deviation Mean 2.83973 .52732 2.59338
.40502
Tabel 4.7 Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
F
Sig.
T
Df
t-test for Equality of Means Std. Error Sig. Mean (2Differen Differen tailed) ce ce
95% Confidence Interval of the Difference Lower
Intensitas pengguna an internet
Equal variance s assumed
.377
.541
-1.614
68
.111
-1.0563
.65452
-2.36243
Upper .24973
55 Equal variance s not assumed
-1.589 56.915
.118
-1.0563
.66491
-2.38786
Dari hasil perhitungan diketahui tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada mean skor variabel intensitas penggunaan internet antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan dengan taraf signifikansi 0,118 > 0,05. Dengan demikin dapat dikatakan tidak terdapat perbedaan intensitas penggunaan internet yang signifikan antara responden yang berjenis kelamin laki-laki dan responden berjenis kelamin perempuan. Artinya baik responden yang berjenis kelamin laki-laki dan responden yang berjenis kelamin perempuan memiliki tingkat intensitas penggunaan internet yang sama.
4.3.2 Hasil Uji Anova Uji anova yang digunakan yaitu menggunakan One Way Anova dan perhitungannya menggunakan sistem komputerisasi SPSS versi 11.5. Hasil uji t ini, didapatkan hasil : Tabel 4.8 ANOVA Intensitas penggunaan internet Sum of Squares Between Groups
df
Mean Square
32.069
4
8.017
Within Groups
481.703
65
7.411
Total
513.771
69
F 1.082
Sig. .373
.27516
56 Dari hasil perhitungan pada tabel diatas diketahui F hitung sebesar 1.082 dengan taraf signifikansi 0.373 > 0.05, maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada mean skor variabel intensitas penggunaan internet antara usia. Dengan demikin dapat dikatakan tidak terdapat perbedaan intensitas penggunaan internet yang signifikan antara responden yang berusia 18 tahun, 19 tahun, 20 tahun, 21 tahun, dan 22 tahun. Artinya baik responden yang berusia 18 tahun, 19 tahun, 20 tahun, 21 tahun, dan 22 tahun memiliki tingkat intensitas penggunaan internet yang sama.
4.4
Hasil Uji Hipotesis
Selanjutnya peneliti melakukan uji hipotesis. Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut ; Ha:
ada hubungan yang signifikann antara self-control dengan intensitas penggunaan internet remaja akhir.
Ho:
tidak ada hubungan yang signifikan antara self-control dengan intensitas penggunaan internet remaja akhir.
Untuk menguji apakah terdapat hubungan yang signifikan antara self-control dengan intensitas penggunaan internet remaja akhir, peneliti menggunakan rumus Correlate bivariate dengan jenis korelasi pearson product moment. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan software (SPSS versi 11.5) dan berikut ini adalah hasil pengolahan data yang dimaksud;
57 Tabel 4.9 Correlations
Self-control 1 . 70
Intensitas Penggunaan Internet -.465(**) .000 70
-.465(**)
1
Sig. (2-tailed) .000 N 70 ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
. 70
Self-control
Intensitas Penggunaan Internet
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
Pengujian hipotesis perlu dilakukan untuk mengetahui apakah koefisien korelasi yang di dapatkan signifikan pada taraf signifikant yang ditentukan atau tidak. Ho diterima jika rhitung < los 0,05
Berdasarkan hasil di atas, diketahui bahwa taraf signifikansi yang didapatkan adalah sebesar 0,000, dimana 0,000 < los 0,05. Dengan demikian, Ha (hipotesis alternatif) yang menyatakan ada hubungan yang signifikan antara self-control dengan intensitas penggunaan internet remaja akhir diterima dan Ho (hipotesis nol) yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara self-control dengan intensitas penggunaan internet remaja akhir ditolak. Dengan diterimanya Ha, berarti dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara self-control dengan intensitas penggunaan internet remaja akhir.
Selain itu, penelitian ini mendapatkan koefisien korelasi (r) hitung sebesar -0,465. Hasan (2002) mengungkapkan bahwa koefisien korelasi menunjukkan jenis/arah korelasi dan kuat atau tidaknya hubungan dari dua variabel atau lebih kuat atau tidaknya hubungan variabel dapat dilihat dari nilai atau besaran koefisien korelasi
58 yang didapatkan. Besaran korelasi antara self-control dan intensitas penggunaan internet yang diperoleh yaitu sebesar 0,465. Sedangkan r yang bernilai negatif, menunjukkan bahwa arah variabel-variabel berkorelasi negatif, yaitu jika variabel yang satu meningkat, maka variabel lainnya cenderung menurun, atau sebaliknya jika variabel yang satu turun, maka variabel lainnya cenderung meningkat (Hasan, 2002). Hal ini berarti bahwa semakin tinggi self-control remaja, maka semakin rendah intensitas penggunaan internetnya. Sebaliknya, semakin rendah self-control pada remaja , maka semakin tinggi intensitas penggunaan internetnya.
4.5
Hasil Uji Regresi
4.4.5.1 Hasil Uji Regresi Aspek Self-control Peneliti menggunakan analisis regresi untuk mengetahui lebih jauh hubungan antar variabel dengan cara mencari nilai koefisien determinasi. Koefisien determinasi (R square) merupakan suatu nilai yang menggambarkan seberapa besar sumbangsih aspek-aspek self-control terhadap intensitas penggunaan internet pada remaja akhir. Hasil perhitungannya akan ditampilkan pada tabel di bawah ini : Tabel 4.10 Model Summary
Model
R
Std. Adjust Error of ed R the R Square Square Estimate
Change Statistics
R Square F Change Change df1 df2 Sig. F Change 1 .591(a) .350 .299 2.28483 .350 6.883 5 64 .000 a Predictors: (Constant), retrospetive control, behavioral control, decisional control, cognitive control, informational control
59 Berdasarkan tabel di atas diketahui nilai koefisien determinasi (R square) yang didapat adalah sebesar 0.350. Hal ini berarti bahwa kelima aspek dari selfcontrol memberikan sumbangsih sebesar 35% bagi perubahan variabel intensitas penggunaan internet. Dengan demikian 65% dipengaruhi oleh aspek lain selain kelima aspek dari variabel self-control yang tidak terukur dalam penelitian ini yang dapat memberikan perubahan terhadap variabel intensitas penggunaan internet. Setelah dilakukan perhitungan nilai R square maka diketahui sumbangsih dari aspek-aspek self-control terhadap intensitas penggunaan internet, kemudian dilakukan penghitungan Anova untuk mengetahui aspek-aspek pada model persamaan regresi ini. Hasilnya disajikan pada tabel Anova (b) berikut : Tabel 4.11 ANOVA(b)
Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
Regressi 179.662 5 35.932 6.883 .000(a) on Residual 334.110 64 5.220 Total 513.771 69 a Predictors: (Constant), retrospetive control, behavioral control, decisional control, cognitive control, informational control b Dependent Variable: intensitas penggunaan internet
Hasil penghitungan menunjukkan bahwa nilai F hitung yang didapat adalah sebesar 6.883 sementara nilai F tabel dengan df 5 dan 64 adalah sebesar 2.37, maka nilai F hitung yang di dapat > F tabel dan dapat disimpulkan bahwa model persamaan regresi yang dipergunakan dalam penelitian ini dapat diterapkan. Sementara nilai probabilitas hitung atau taraf signifikansi yang didapat adalah sebesar 0.000. Karena taraf signifikansi < 0.05, maka persamaan regresi yang dipergunakan dapat diterapkan dalam analisis data. Hal ini berarti ada pengaruh yang signifikan antara self-control dengan intensitas penggunaan internet remaja akhir.
60
Setelah diketahui nilai F hitung untuk menguji persamaan regresi, kemudian dilakukan penghitungan uji signifikansi konstanta dari aspek-aspek variabel independen yang diukur. Hasilnya disajikan pada tabel Coefficients (a) berikut: Tabel 4.12 Coefficients(a) Unstandardized Coefficients Model
Standardized Coefficients
B Std. Error 11.719 4.037
1
t
Beta
(Constant) behavioral .108 .100 control cognitive -.119 .122 control decisional .245 .116 control informationa .376 .093 l control retrospetive .218 .223 control a Dependent Variable: intensitas penggunaan internet
Sig.
2.903
.005
.116
1.074
.287
-.103
-.973
.334
.226
2.107
.039
.436
4.033
.000
.107
.980
.331
Tabel 4.13 Proporsi Varian Pada Aspek-Aspek Variabel Self-Control IV
R2
R2 Change
Fhitung
df
Ftabel
Signifikansi
X1
0.028
0.028
2
1,68
4.00
Tidak Signifikan
X12
0.030
0.002
0.14
1,68
4.00
Tidak Signifikan
X123
0.127
0.097
7.35
1,68
4.00
Signifikan
X1234
0.340
0.213
21
1,68
4.00
Signifikan
X12345
0.350
0.01
1
1,68
4.00
Tidak Signifikan
Total
0.350
61 Keterangan: X1
= Behavioral control
X12
= Cognitive control
X123
= Decisional control
X1234
= Informational control
X12345 = Retrospective control
Dari tabel di atas dapat di lihat besarnya kontribusi masing-masing aspek selfcontrol, sebagai berikut: 1.
Aspek behavioral control dari variabel self-control dengan intensitas penggunaan internet diperoleh nilai F hitung sebesar 2 pada signifikansi 0.170 lebih kecil dengan F tabel 4.00, sehingga antara aspek behavioral control dengan intensitas penggunaan internet
terdapat hubungan yang
tidak
signifikan. Hasil pada aspek behavioral control dapat dilihat dibawah ini : Tabel 4.14 Model Summary
Model
R
R Adjust Squar ed R e Square
Std. Error of the Estimate
1 .166(a) .028 .013 2.71064 a Predictors: (Constant), behavioral control
R Square Change .028
Change Statistics F Change df1 df2 1.924 1 68
Rumus F hitung : F=
R21 : k1 0.028 : 1 = = 2 (1 – R21) : n - k1 -1 ( 1 - 0.028) : 70 - 1 - 1
Sig. F Change .170
62 2.
Aspek cognitive control dari variabel self-control dengan intensitas penggunaan internet diperoleh nilai F hitung sebesar 0.12 pada signifikansi 0.363 lebih kecil dengan F tabel 4.00, sehingga antara aspek cognitive control dengan intensitas penggunaan internet terdapat hubungan yang tidak signifikan. Tabel 4.15 Model Summary
Model
R
R Square
Adjust ed R Std. Error Squar of the e Estimate
Change Statistics R Square F Change Change df1 df2 1 .173(a) .030 .001 2.72754 .030 1.030 2 67 a Predictors: (Constant), cognitive control, behavioral control
Sig. F Change .363
Rumus F hitung : F=
3.
R212- R21 : k12 – k1 0.030 - 0.028 : 1 = (1 – R212) : n - k12 - 1 (1 - 0.030) : 70 - 2 - 1 = 0.14
Aspek decisional control dari variabel self-control dengan intensitas penggunaan internet diperoleh nilai F hitung sebesar 7.35 pada signifikansi 0.029 lebih besar dengan F tabel 4.00, sehingga dapat di simpulkan antara aspek decisional control dari variabel self-control dengan intensitas penggunaan internet terdapat hubungan yang signifikan.
63 Tabel 4.16 Model Summary
Model
R
R Squa re
Adjuste dR Square
Std. Error of the Estimate
Change Statistics
R F Square Chang Change e df1 df2 Sig. F Change 1 .357(a) .127 .088 2.60652 .127 3.207 3 66 .029 a Predictors: (Constant), decisional control, cognitive control, behavioral control
Rumus F hitung : F=
4.
R2123- R212 : k123 - k12 0.127 - 0.030 : 1 = (1 – R2123) : n - k123 - 1 (1 - 0.127) : 70 - 3 - 1 = 7.35
Aspek informational control dari variabel self-control dengan intensitas penggunaan internet diperoleh nilai F hitung sebesar 21 pada signifikansi 0.000 lebih besar dengan F tabel 4.00, sehingga dapat disimpulkan antara aspek informational control dari variabel self-control dengan intensitas penggunaan internet terdapat hubungan yang signifikan. Tabel 4.17 Model Summary
Model
R
Adju sted Std. R R Error of the Squar Squar e e Estimate
Change Statistics R Square F Change Change df1 df2 Sig. F Change 1 .583(a) .340 .299 2.28415 .340 8.368 4 65 .000 a Predictors: (Constant), informational control, cognitive control, decisional control, behavioral control
Rumus F hitung : F=
2 R1234 - R2123: k1234 - k123 0.340 - 0.127 : 1 = 2 (1 – R 1234) : n - k1234 - 1 (1 - 0.340) : 70 - 4 - 1 =
21
64 5.
Aspek retrospective control dari variabel self-control dengan intensitas penggunaan internet diperoleh nilai F hitung sebesar 1 pada signifikansi 0.000 lebih kecil dengan F tabel yaitu 4.00, sehingga dapat disimpulkan antara aspek informational control dari variabel self-control dengan intensitas penggunaan internet terdapat hubungan yang tidak signifikan. Tabel 4.18 Model Summary
Model
R
R Adjust Squar ed R e Square
Std. Error of the Estimate
Change Statistics R Square F Chang Chan df e ge 1 df2 Sig. F Change 1 .591(a) .350 .299 2.28483 .350 6.883 5 64 .000 a Predictors: (Constant), retrospective control, behavioral control, decisional control, cognitive control, informational control
Rumus F hitung : F=
2 R12345 - R21234 : k12345 - k1234 (1 – R212345 ) : n - k12345 - 1
=
0.350 - 0.340 : 1 (1 - 0.350) : 70 - 5 - 1
=
1
Dari hasil regresi yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa dari kelima aspek variabel self-control dengan intensitas penggunaan internet dihasilkan yang memberikan sumbangsih signifikan adalah decisional control dan informational control. Sedangkan yang memberikan sumbangsih secara tidak signifikan yaitu behavioral control, cognitive control dan retrospective control.
65 Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa sumbangsih masing-masing aspek self-control adalah sebagai berikut : 1.
F hitung sebesar 2 pada aspek Behavioral control
2.
F hitung sebesar 0.14 pada aspek Cognitive control
3.
F hitung sebesar 7.35 pada aspek Decisional control
4.
F hitung sebesar 21 pada aspek Informational control
5.
F hitung sebesar 1 pada aspek Retrospective control
4.4.5.2 Hasil Uji Regresi Demografi Self-control Dalam hasil uji regresi pada penelitian ini, selain aspek-aspek dari self-control, intensitas penggunaan internet diukur juga berdasarkan demografi yaitu di lihat berdasarkan jenis kelamin, dan usia. Berikut adalah hasil penelitian berdasarkan jenis kelamin yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 4.19 Model Summary Berdasarkan Jenis Kelamin
Model
1
R
R Square
Adjust ed R Square
Std. Error of the Estimate
R Square Chang e .192(a) .037 .023 2.69754 .037 a Predictors: (Constant), jenis kelamin
Change Statistics F Chang e 2.605
df1 1
df2 68
Sig. F Change .111
Berdasarkan tabel di atas diketahui nilai koefisien determinasi (R square) yang didapat adalah sebesar 0.037. Hal ini berarti bahwa jenis kelamin dari self-control memberikan
sumbangsih sebesar 3.7% bagi perubahan variabel intensitas
penggunaan internet. Di bawah hasil uji regresi demografi berdasarkan usia, yaitu :
66 Tabel 4.20 Model Summary Berdasarkan Usia
Model
R Square
R
1
.020(a)
Adjust ed R Square
.000
-.014
Std. Error of the Estimate
Change Statistics R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change 2.74815 .001 .028 1 68 .867
a Predictors: (Constant), usia
Berdasarkan tabel di atas diketahui nilai koefisien determinasi (R square) yang didapat adalah sebesar 0.001. Hal ini berarti bahwa memberikan sumbangsih sebesar 1% bagi perubahan variabel intensitas penggunaan internet. Tabel 4.21 Proporsi Varian Pada Demografi Variabel Self-control IV
R2
R2 Change
Fhitung
Df
Ftabel
Signifikansi
X1
0.0037
0.0037
2.6
1,68
4.00
Tidak Signifikan
X12
0.001
-0.0027
-2.42
1,68
4.00
Tidak Signifikan
Total
0.001
Keterangan: X1
= Jenis kelamin
X12
= Usia
Dari tabel di atas dapat di lihat besarnya kontribusi masing-masing demografi self-control, sebagai berikut: 1.
Demografi berdasarkan jenis kelamin dari variabel self-control dengan intensitas penggunaan internet diperoleh nilai F hitung sebesar 2.6 pada
67 signifikansi 0.111 lebih kecil dengan F tabel 4.00, sehingga antara demografi berdasarkan jenis kelamin dengan intensitas penggunaan internet terdapat hubungan yang tidak signifikan. Tabel 4.22 Model Summary Berdasarkan Jenis Kelamin
Model
1
R Square
R
Adjust ed R Square
Std. Error of the Estimate
Change Statistics
R Square Chang e .192(a) .037 .023 2.69754 .037 a Predictors: (Constant), jenis kelamin
F Chang e 2.605
df1
df2 68
1
Sig. F Change .111
Rumus F hitung : F=
2.
R21 : k1 0.037 : 1 = (1 – R21) : n - k1 - 1 (1 - 0.037) : 70 - 1 - 1 = 2.6
Demografi berdasarkan
usia dari variabel self-control dengan intensitas
penggunaan internet diperoleh nilai F hitung sebesar -2.42 pada signifikansi 0.867 lebih kecil dengan F tabel 4.00, sehingga antara demografi berdasarkan usia dengan intensitas penggunaan internet terdapat hubungan yang tidak signifikan. Tabel 4.23 Model Summary Berdasarkan Usia
Model
1
R
R Square
Adjust ed R Square
.020(a) .000 -.014 a Predictors: (Constant), usia
Std. Error of the Estimate
Change Statistics
R Square Change F Change 2.74815 .001 .028
df1 1
df2 68
Sig. F Change .867
68 Rumus F hitung : F=
R212- R21 : k12 – k1 0.001 - 0.037 : 1 = 2 (1 – R 12) : n - k12 - 1 (1 - 0.001) : 70 - 2 - 1 = -2.42
Dari hasil regresi yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa dari dua demografi yaitu jenis kelamin dan usia dari variabel self-control di dapatkan bahwa keduanya tidak memberikan sumbangsih yang tidak signifikan terhadap intensitas penggunaan internet.
69
BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN
Pada bab terakhir ini peneliti mencoba menyimpulkan dari semua hasil penelitian serta mendiskusikan hasil penelitian ini yang berkaitan dan juga dengan saran untuk penelitian yang sejenis dengan apa yang penulis teliti agar lebih berkembang dan tentu saja lebih baik dari penelitian yang sudah ada.
5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa data serta pengujian hipotesis yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini berdasarkan hasil yang diperoleh adalah : 1.
Dari hasil uji hipotesis yang telah dilakukan melalui analisis regresi, menunjukan nilai Fhitung pada aspek behavioral control dari variabel selfcontrol dengan intensitas penggunaan internet menunjukan angka sebesar 2 pada signifikansi 0.170 sedangkan Ftabel sebesar 4.00 dan dapat disimpulkan Ho1 ditolak, maka tidak terdapat hubungan yang signifikan antara aspek behavioral control dari variabel self-control dengan variabel intensitas penggunaan internet.
2.
Dari hasil uji hipotesis yang telah dilakukan melalui analisis regresi, menunjukan nilai Fhitung pada aspek cognitive control dari variabel self-control dengan intensitas penggunaan internet menunjukan angka sebesar 0.14 pada signifikansi 0.363 sedangkan Ftabel sebesar 4.00 dan dapat disimpulkan Ho2 ditolak, maka tidak terdapat hubungan yang sangat signifikan antara aspek cognitive conrol dari variabel selfcontrol dengan intensitas penggunaan internet.
70 3.
Dari hasil uji hipotesis yang telah dilakukan melalui analisis regresi, menunjukan nilai Fhitung pada aspek decisional control dari variabel selfcontrol dengan intensitas penggunaan internet menunjukkan angka sebesar 7.35 pada signifikansi 0.029 sedangkan Ftabel sebesar 4.00 dan dapat disimpulkan Ho3 diterima, maka terdapat hubungan yang signifikan antara aspek decisional control dari variabel self-control dengan intensitas penggunaan internet.
4.
Dari hasil uji hipotesis yang telah dilakukan melalui analisis regresi, menunjukan nilai Fhitung pada aspek informational control dari variabel selfcontrol dengan intensitas penggunaan internet menunjukkan angka sebesar 21 pada signifikansi 0.000 sedangkan Ftabel sebesar 4.00 dan dapat disimpulkan Ho4 diterima, maka terdapat hubungan yang signifikan antara aspek informational control dari variabel self-control dengan intensitas penggunan internet .
5.
Dari hasil uji hipotesis yang telah dilakukan melalui analisis regresi, menunjukan nilai Fhitung pada aspek retrospective control dari variabel selfcontrol dengan intensitas penggunaan internet menunjukkan angka sebesar 1 pada signifikansi 0.000 sedangkan Ftabel 4.00 dan dapat disimpulkan Ho5 ditolak, maka tidak terdapat hubungan yang signifikan antara aspek retrospective control dari variabel self-control dengan intensitas penggunaan internet.
6.
Dari hasil uji hipotesis yang telah dilakukan melalui analisis regresi, menunjukan nilai Fhitung
pada demografi berdasarkan jenis kelamin dari
variabel self-control dengan intensitas penggunaan internet menunjukkan angka sebesar 2.6 pada signifikansi 0.111 sedangkan Ftabel 4.00 dan dapat
71 disimpulkan Ho6 ditolak, maka tidak terdapat hubungan yang signifikan antara demografi berdasarkan jenis kelamin dari variabel self-control dengan intensitas penggunaan internet. 7.
Dari hasil uji hipotesis yang telah dilakukan melalui analisis regresi, menunjukan nilai Fhitung pada demografi berdasarkan usia dari variabel selfcontrol dengan intensitas penggunaan internet menunjukkan angka sebesar -2.42 pada signifikansi 0.867 sedangkan Ftabel 4.00 dan dapat disimpulkan Ho7 ditolak, maka tidak terdapat hubungan yang signifikan antara demografi berdasarkan usia dari variabel self-control dengan intensitas penggunaan internet.
5.2. Diskusi Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara self-control dengan intensitas penggunaan internet pada remaja akhir. Karena kesimpulan dari hasil penelitian ini menyatakan bahwa self-control memiliki hubungan negatif dengan intensitas penggunaan internet dan memberikan sumbangan dalam mempengaruhi penggunaan internet, maka hal ini seharusnya dapat dijadikan tolak ukur terhadap upaya dalam mengendalikan diri agar terhindar dari penggunaan internet yang berlebihan.
Dari gambaran umum responden berdasarkan usia 18-22 tahun, terlihat bahwa yang paling banyak menggunakan internet adalah responden yang berusia 19 tahun. Hal ini sesuai dengan hasil survey tentang penggunaan internet, yaitu pengguna internet di Indonesia ternyata sebagian besar cenderung berusia muda. Hasil penelitian Yahoo dan Taylor Nelson Sofres Indonesia menunjukkan pengakses terbesar di Indonesia adalah mereka yang berusia antara 15-19 tahun. Menurut Subramanian (Kompas, 20
72 Maret 2009), menyatakan bahwa "dari 2.000 responden yang mengikuti survei tentang penggunaan internet, didapat hasil sebanyak 64 persen adalah anak muda”. Hal ini sesuai dengan gambaran umum responden berdasarkan usia antara 18-22 tahun, yang paling banyak menggunakan internet adalah usia 19 tahun dengan persentase 43%.
Dalam kategorisasi intensitas penggunaan internet, remaja dalam penelitian ini memiliki tingkat intensitas penggunaan internet yang tinggi, karena masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Selain itu pada periode ini rasa ingin tahu dan kebutuhan akan informasi mengenai diri sendiri, masyarakat dan lingkungan mulai meningkat. Masa remaja juga dikenal sebagai masa peralihan dalam mencari identitas diri dan perkembangan kehidupan sosialnya juga ditandai dengan gejala meningkatnya pengaruh teman sebaya dalam kehidupan mereka. Dalam usaha untuk memperluas pergaulannya dengan teman sebayanya, remaja menggunakan internet untuk berbagai macam hal, misalnya saja untuk bermain game-online dengan teman-temannya, atau yang lagi trend sekarang adalah membuka facebook serta twitter. Tetapi ada juga remaja yang menggunakan internet untuk keperluan dalam mencari tugas-tugas online yang diberikan oleh dosen mereka, seperti mendownload jurnal, membuka situs tentang pendidikan dan lain sebagainya.
Menurut Suller (dalam Erdi, 2004), pengguna internet dibedakan menjadi 2, yaitu: pengguna internet yang sehat dan pengguna internet yang tidak sehat. Pengguna internet yang sehat yaitu orang yang menggunakan internet secara wajar untuk berhubungan dengan teman melalui komunikasi elektronik atau menggunakan internet sebagai sarana mencari informasi yang dibutuhkan artinya golongan ini mampu memadukan kehidupan nyata dengan dunia cyberspace. Sedangkan pada pengguna
73 internet yang tidak sehat yaitu pada golongan ini individu-individu memisahkan antara kehidupan nyata dengan dunia cyberspace, artinya aktivitas cyberspace menjadi dunia tersendiri, tidak dibicarakan dengan orang lain dalam kehidupannya.
Menurut Ghufron (2004), setiap individu memiliki suatu mekanisme yang dapat membantu mengatur dan mengarahkan perilaku yaitu kontrol diri. Kontrol diri pada satu individu dengan individu lain tidaklah sama, ada yang memiliki kontrol diri yang tinggi dan ada individu yang memiliki kontrol diri yang rendah.
Dalam penelitian ini self-control hanya memberikan sumbangan sebesar 35%, itu artinya masih ada 65% faktor-faktor psikologi lain yang lebih berpengaruh terhadap penggunaan internet, seperti aspek kebutuhan berafiliasi, relasi atau hubungan dengan teman sebaya, dan aspek lainya. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Widiana dkk, Fakultas Psikologi UAD dan UGM (2004) tentang Kontrol Diri dan Kecenderungan Kecanduan Internet. Dari penelitian tersebut mengemukakan bahwa hasil analisis menunjukkan koefisien korelasi (r ) sebesar –0,2030 xy(p=0,046). Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan negatif yang signifikan antara kontrol diri dengan kecenderungan kecanduan internet. Hasil analisis data yang dilakukan menunjukkan bahwa semakin tinggi kontrol diri maka semakin rendah kecenderungan kecanduan internet. Kontrol diri memberikan sumbangan efektif sebesar 4.12% terhadap kecenderungan kecanduan internet ( skripsi psikologi indonesia, 2010). Selain itu terdapat juga hasil penelitian ilmiah yang dilakukan Novefri (2009) mengenai Perbedaan kebutuhan berafiliasi ditinjau dari tipe kepribadian pada remaja pecandu internet. Hasilnya terdapat perbedaan, perbedaan dilihat dari tipe kepribadiannya, remaja introvert lebih suka menutup diri dan juga
74 hanya berinteraksi menggunakan fasilitas di dalam internet itu sendiri seperti chatting, games dan lain-lain. Berbeda dengan remaja ekstrovert pemakaian internetnya normal karena mereka tipe membuka diri baik di dalam dunia nyata ataupun dunia maya tidak sulit bagi remaja ekstrovert berkomunikasi dengan teman sebayanya. Kebutuhan akan teman sebaya ini merupakan kebutuhan yang sedang meningkat pada masa remaja. Seperti yang diungkapkan oleh Desmita (2005) bahwa perkembangan kehidupan sosial remaja juga di tandai dengan gejala meningkatnya pengaruh teman sebaya dalam kehidupan mereka. Semua aspek-aspek tersebut dapat menjadi pertimbangan untuk penelitian-penelitian selanjutnya untuk lebih dikaji kembali.
5.3
Saran
5.3.1 Saran Teoritis Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, ada beberapa saran yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam melakukan penelitian berikutnya, antara lain adalah : 1.
Untuk penelitian selanjutnya, disarankan untuk dapat menghubungkan faktor atau aspek-aspek psikologis lainnya yang lebih berpengaruh terhadap intensitas penggunaan internet seperti self-regulating, kebutuhan berafiliasi, relasi atau hubungan dengan teman sebaya dan lain-lain.
2.
Disarankan untuk penelitian selanjutnya, selain menggunakan metode kuantitatif juga dilengkapi menggunakan observasi dan wawancara dengan pengguna internet, untuk lebih memperdalam hasil penelitian.
75 5.3.2 Saran Praktis 1. Untuk remaja disarankan agar melatih self-control sehingga menjadi lebih baik lagi. Remaja dapat membuat jadwal kegiatan untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang positif. 2. Untuk orang tua disarankan agar meningkatkan pengawasan, pendampingan serta pengarahan kepada para remaja untuk selalu melakukan aktivitas/kegiatan yang positif 3. Untuk masyarakat dapat memberikan kontrol sosial yang baik bagi para remaja, kemudian bagi pemilik warnet untuk dapat mengawasi pengguna internet dalam menggunakan internet
76
DAFTAR PUSTAKA Abrar (2003). Teknologi komunikasi perspektif ilmu komunikasi. Yogyakarta: LESFI. Averill (1973). Personal control over aversive stimuli and its relationship to stress. Psychological Bulletin. Vol. 80, No. 4, 286-303 Calhoun, J.F & Acocella, J.R (1990). Psychology of adjustment and human relationship. Psikologi tentang penyesuaian dan hubungan kemanusiaan. R.S. Satmoko (terjemahan). Edisi ketiga. Semarang: IKIP Semarang Press. Chaplin, J.P (2006). Kamus lengkap psikologi. Jakarta: PT Raja Grafindo Chaplin (2008). Peran internet dalam dunia pendidikan. Diambil tanggal 10 Agustus 2009
dari
http://chaplin.blogdetik.com/2008/08/02/peran-internet-dalam-
dunia-pendidikan/ Checep (2008). Internet sebagai alternatif media pembelajaran. Diambil tanggal 11 Agustus 2009 dari http://mgmpkimia.wordpress.com/2008/04/02/internetsebagai-alternatif-media-pembelajaran/ Cheekychicks (2007). Motif khalayak ketika menggunakan internet. Diambil tanggal 12Agustus 2009 dari http://cheekychicks.blog.friendster.com/2007/10/041007/ Christin (2008). Dampak internet terhadap bidang pendidikan. Diambil tanggal 10 Agustus 2009 dari http://dampakinternetterhadappendidikan.blogspot.com/ Dj (2008). Video games tidak hanya untuk anak-anak. Diambil tanggal 10 Agustus 2009 dari http://lifestyle.id.finroll.com/hobbies/7-hobbies/122-dj.html Erdi (2004). Kontrol diri dengan kecanduan internet. Indonesian Psychological Journal. Diambil tanggal 31 Agustus 2010 dari http://id.shvoong.com/medicine-and-health/1900333-kontrol-diri-dengankecanduan-internet/ Gunarsa, SD dan Gunarsa, YSD (2008). Psikologi perkembangan anak dan remaja. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
77 Gunarsa, SD (2009). Dari anak sampai usia lanjut. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Ghufron (2004). Hubungan kontrol diri dan persepsi remaja terhadap penerapan disiplin orang tua dengan prokrastinasi akademik. Tabula Rasa. Nomor 1, Volume 2, April 2004. Golfried, M.R & Merbaum, M (1973). Behavior change through self-control. New York: Holt, Rinehart and Winston, Inc. Hurlock, EB (1980). Developmental psychology a life-span approach. Psikologi perkembangan suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Istiwidayanti dan Soedjarwo, M.Sc (terjemahan). Edisi kelima. Jakarta: Penerbit Erlangga. Kartono, DR. Kartini (2000). Kamus psikologi. Bandung: CV. Pionir Jaya. Kerlinger, FN (2006). Foundation of behavioral research. Asas-asas penelitian behavioral. Landung. R. Simatupang (terjemahan). Edisi ketiga. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Kompas.com (2009). Pengguna internet Indonesia didominasi remaja. Diambil tanggal 14 September 2009
dari
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/xml/2009/03/20/2028042/pengguna.in ternet.indonesia.didominasi.remaja Kuncono, (2004). Aplikasi Komputer Psikologi Diktat Kuliah dan Panduan Praktikum. Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Persada Indonesia. Latifa, R (2004). Hubungan antara kecanduan berkomunikasi melalui internet dengan hubungan interpersonal. Skripsi. Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah. Madcoms (2008). Panduan menggunakan internet untuk pemula. Yogyakarta: Penerbit Andi Mappiare (1982). Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional. Mac Bride (1995). The Internet. Internet. Sugeng Panut (terjemahan). Cetakan ketiga. Bekasi: Kesain Blanc – Anggota IKAPI.
78 Pocket CBN (2009). Dari face to face ke facebook. Diambil tanggal 10 Agustus 2009 dari http://cybermed.cbn.net.id/cbprtl/cybermed/pda/detail.aspx?x=Hot+Topic&y= cybermed%7C0%7C0%7C5%7C190 Priyatno (2009). Belajar mudah internet. Yogyakarta: MediaKom. Program Meditasi Indonesia (2009). Pemecahan masalah. Diambil tanggal 12 Agustus 2009 dari http://www.asianprogram.net/2009/07/dimensi-dimensipsikologis-meditasi-nsr.html Sarafino, E.P (1994). Health psychology : Biopsychosocial interactions. Second edition. New York: John Willey & Sons, Inc. Sevilla, CG (1993). An introduction to research methods. Pengantar metode penelitian. Alimuddin Tuwu (terjemahan). Universitas Indonesia: UI-Press. Shafirashastrispasa (2008). Dampak positif dan negatif internet. Diambil tanggal 11 Agustus 2009 dari BERITA - shafirashastrispasa.blogspot.com. S.S, Daryanto (1997). Kamus bahasa indonesia lengkap. Surabaya: Apollo. Sugiyono (2009). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta Team Cyber (2008). 60 menit mahir berinternet. Jakarta: HP Tretter, M (1995). How to use internet. Bagaimana menggunakan internet. Suhartono (terjemahan). Cetakan ketiga. Jakarta: PT ELEX Media Komputindo Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa (2007). Kamus besar bahasa indonesia. Edisi ketiga, cetakan keempat. Jakarta: Balai Pustaka.
Cognitive Control subjek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70
17 4 3 3 4 2 4 2 4 2 2 2 4 3 2 2 3 3 4 4 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 2 2 3 4 4 3 3 3 3 2 4 4 3 4 4 2 4 2
18 4 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 4 2 4 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 4 2 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 4 4 2 2 3 4 4 2 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3
22 3 3 3 2 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 2 2 2 3 4 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 2 4 3 3 3 3 2 2 4 4 2 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3
23 3 3 3 2 3 2 2 4 3 2 2 4 3 4 2 1 3 4 3 3 2 3 3 2 3 4 2 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 2 3 3 3 3 4 3 3 3 2 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 2
24 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 2 2 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3
Decisional Control 28 2 3 4 3 4 3 2 4 3 2 4 2 2 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 2 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 2 3 4 2 3 4 3 4 4 2 4 4 4 3 3 1 3 4 4
29 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 2 3 4 4 2 4
30 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 1 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 2 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 4 4 3 1 4 2 4 4 4 3 3 4 4 3 4 2 3 2 4 3 3 4 3 4 4 3
JUMLAH 26 25 27 22 25 28 22 30 24 22 25 28 23 28 25 21 26 29 25 27 28 25 26 23 25 29 23 27 27 24 27 27 28 30 26 27 25 25 29 25 28 26 26 28 25 26 27 24 29 22 31 27 22 27 25 28 31 22 28 26 24 24 29 29 24 29 27 26 29 24
subjek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70
32 3 3 4 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 2 1 2 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 1 2 3 3 4 3 3 4 1 3 4 3 3 3 2 4 4 2 4 4 4 4 2 4 3 4 3 4 3
33 3 2 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 2 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 4 4 3 2 1 3 3 4 3 3 2 3 3 2 4 3 2 3 2 3 4 3 4 3 3 3 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3
36 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 2 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 2 3 4 4 3 3 3 3 2 3 4 3 2 3 3 4 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 4 2 2 4 4 2 4 3 3 4 3 3 3
38 3 3 3 3 3 2 3 4 1 3 3 3 1 3 3 3 2 4 2 4 3 2 2 3 3 3 4 4 2 2 2 3 4 4 2 3 2 3 4 3 4 2 2 3 3 3 3 1 3 2 4 3 2 2 4 1 3 4 2 2 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4
40 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 2 4 3 3 4 3 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 2 4 4 4 3 2 2 3 3 2 3 2 2 4 3 4 3 4 4 3 2 4 3
JUMLAH 16 14 19 17 16 15 16 20 15 17 14 15 10 17 15 16 14 17 13 19 16 17 15 17 16 16 20 19 14 12 13 17 20 18 13 11 14 16 16 16 18 12 13 16 14 19 15 10 17 12 17 16 12 13 15 12 14 19 10 14 19 17 18 17 19 17 19 15 18 16
Informational Control subjek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70
43 4 1 4 4 3 3 2 4 3 3 4 3 2 3 3 3 4 3 4 4 3 2 3 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 1 4 4 4 4 4 1 4 3 2 3 4 4 3 3 3 2 3 4 3 2 2 3 4 3 3 2 2 2 2 2 4
44 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 4 2 4 2 4 2 2 2 4 3 2 2 3 3 4 4 4
45 3 2 4 3 3 3 3 1 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 2 3 3 3 3 4 3 4 3 2 4 3 2 3 3 4 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3
47 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 2 3 3 3 4 1 4 4 3 2 4 3 3 3 4 3 3 3 2 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 2 2 2 3 4
48 3 2 4 3 3 2 2 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 4 2 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 1 3 4 3 2 4 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 1 4 4 2 3 2 1 2 2 2 2
Retrospective control 49 3 1 4 4 2 3 4 4 3 3 4 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 1 4 4 4 4 2 3 4 3 3 2 3 4 4 4 3 1 4 3 2 3 4 3 3 2 3 1 4 2 3 4 3 3 3 3 3 1 4 3 3 4 3
52 3 3 2 3 1 3 4 4 3 1 3 3 2 4 3 4 3 3 4 3 2 4 3 3 3 3 4 2 4 3 4 3 4 2 3 2 3 3 1 3 1 3 4 3 3 2 3 2 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 2 4 4 4 4 4
JUMLAH 22 14 25 24 19 21 22 24 23 20 24 21 15 22 21 23 23 24 25 23 19 23 21 22 26 21 28 20 25 24 28 23 28 23 22 21 21 21 16 23 19 24 28 22 14 25 21 15 22 24 25 22 20 21 16 24 21 21 20 18 21 25 21 20 16 18 19 20 21 24
SUBJEK 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70
54 3 2 3 3 3 4 2 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 2 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 2 3 3 2 4 4 4 4 3 2 3 3 3 3 4 3 3 2 3 2 1 3 1 2 3 1 2 2 2 2 1 2 3 1 3
56 3 2 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 2 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 2 4 3 4 4 3 4 3 3 2 1 4 2 4 3 2 3 3 3 4 2 2 3 3 3 4 4 2 3 2 2 3 3 2 2 3 4 4 3 3 2
59 2 1 3 3 2 4 4 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 1 2 3 1 2 2 3 2 2 3 1 3 1 3 4 2 2 3 2 3 4 2 4 3 1 2 1 3 3 3 2 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 2 4 2 4 4 2
JUMLAH 8 5 9 9 8 12 10 11 10 10 9 9 9 9 9 10 8 10 8 8 9 7 8 8 11 8 10 11 9 9 9 9 12 10 8 9 8 9 8 7 12 9 9 8 5 9 9 9 9 9 9 9 8 9 10 8 9 7 8 9 7 8 8 7 7 9 8 10 8 7
Angket Try Out Assalamualaikum Wr Wb. Saya adalah mahasisiwi Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang mengadakan penelitian dalam rangka menyelesaikan skripsi untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi. Skala ini merupakan instrumen yang digunakan untuk dapat mengungkap tema yang sesuai dengan judul penelitian tersebut. Oleh karenanya, saya sangat mengharapkan jawaban anda yang sejujurjujurnya dan sesuai dengan yang anda alami dan anda rasakan. Dalam hal ini tidak ada jawaban yang benar atau salah, semua jawaban adalah benar sejauh jawaban tersebut benar-benar mencerminkan pribadi anda. Skala ini hanya untuk tujuan ilmiah, setiap jawaban yang anda berikan akan terjamin kerahasiaannya. Baca dengan seksama petunjuk pengisian yang ada agar tidak terjadi kesalahan pengisian. Setelah selesai, teliti sekali lagi jawaban anda agar tidak terdapat pernyataan yang terlewat/tidak diisi. Saya sangat mengharapkan kesungguhan anda dalam mengisi skala ini, karena data yang anda berikan sangat penting artinya bagi penelitian ini. Sebelum dan sesudahnya saya ucapkan terima kasih atas kerjasama dan waktu yang anda berikan untuk membantu saya dalam menyelesaikan penelitian ini.
Salam
Yuniar Rachdianti
Petunjuk Pengisian Anda diminta untuk memberi tanda () pada kolom huruf yang anda rasa paling sesuai dengan keadaan anda. Alternative jawaban yang disediakan untuk bagian pertama adalah : SS : Sangat Setuju TS
: Tidak Setuju
S
: Sangat Tidak Setuju
: Setuju
Usia
STS
:
Jenis Kelamin : Bagian I No.
Pernyataan
1.
Saya selalu menyisihkan uang jajan untuk bermain game-online.
2.
Sebelum mengerjakan tugas, yang terlebih dahulu saya lakukan adalah membuka internet untuk on-line.
3.
Sebelum saya bermain game-online, saya akan mengerjakan tugas terlebih dahulu agar tidak dimarahi oleh orang tua.
4.
Saya tidak pernah menyisihkan uang untuk bermain internet di warnet.
5.
Saya menyediakan waktu khusus untuk bermain internet.
6.
Tidak ada waktu khusus untuk penggunaan internet.
7.
Jika ada masalah di kampus, saya tidak akan langsung melampiaskannya dengan cara on-line.
8.
Sesibuk apapun, saya pasti menyempatkan diri untuk on-line.
9.
Saya tidak akan memaksakan diri untuk on-line meskipun kondisi badan saya kurang sehat.
10.
Ketika ada masalah di kampus, saya akan langsung melampiaskannya dengan cara on-line.
11.
Saya tidak akan meninggalkan kuliah hanya untuk bermain gameonline.
12.
Saya akan memaksakan diri untuk on-line meskipun kondisi badan saya kurang sehat.
13.
Saya membatasi intensitas waktu dalam bermain internet.
14.
Saya tidak bisa menahan diri apabila hasrat berinternet saya muncul.
15.
Saya membatasi waktu jika pergi ke warnet ataupun ketika berada di
SS
S
TS
STS
depan komputer. 16.
Saya bisa lupa waktu, ketika sedang bermain game-online bersama teman-teman.
17.
Menurut saya, bermain game-online dapat menghilangkan stress.
18.
Saya tidak dapat menahan diri ketika teman-teman saya mengajak untuk pergi ke warnet.
19.
Saya bisa menahan diri, jika teman-teman saya mengajak untuk bermain game-online.
20.
Saya sulit untuk berhenti atau mengurangi intensitas dalam menggunakan internet.
21.
Kalau saya merasa tertekan, saya mencoba memikirkan kejadiankejadian yang menyenangkan.
22.
Jika saya merasa tertekan , saya malas untuk memikirkan hal-hal yang menyenangkan.
23.
Apabila ada pikiran yang tidak menyenangkan mengganggu saya, saya berusaha memikirkan sesuatu yang menyenangkan .
24.
Ketika tubuh saya terasa sakit, saya berusaha mengalihkan pemikiran saya dari rasa sakit itu .
25.
Apabila tekanan dalam diri saya muncul, saya cepat-cepat untuk mengalihkan pikiran saya kepada kegiatan yang bermanfaat.
26.
Saya masih perlu banyak belajar untuk mengurangi kesalahan dalam menyelesaikan tugas-tugas.
27.
Saya memikirkan game-online, ketika saya sedang tidak on-line
28.
Saya suka menggunakan internet untuk menambah wawasan yang positif yang tidak berbau pornografi.
29.
Saya terus memikirkan internet, manakala sedang off-line (tidak terhubung dengan internet.
30.
Apabila saya berada pada suasana hati yang tidak cerah, saya berusaha untuk bergembira sehingga suasana hatipun akan berubah.
31.
Biasanya kegiatan saya ketika on-line adalah searching untuk mencari jurnal-jurnal yang saya butuhkan.
32.
Sebelum
saya
melangkah
kemanapun,
saya
akan
membuat
pertimbangan yang matang terlebih dahulu . 33.
Saya sering menyesal akibat terburu-buru dalam mengambil sebuah keputusan.
34.
Saya rela mengorbankan waktu tidur demi dapat ber-internetan.
35.
Lebih baik tidak on-line daripada telat masuk kuliah akibat penggunaan internet.
36.
Jika harus membuat keputusan, saya biasanya mencari alternatif jawaban dengan cepat dan spontan.
37.
Daripada mengerjakan tugas kuliah, saya lebih senang on-line.
38.
Saya akan bertanggung jawab apabila saya melakukan kesalahan.
39.
Lebih baik saya tidur daripada berlama-lama di depan layar komputer.
40.
Saya lebih memilih menahan lapar daripada harus meninggalkan layar komputer.
41.
Saya rela membohongi orangtua untuk dapat bermain game-online.
42.
Saya akan lebih berhati-hati dalam melakukan aktivitas apapun .
43.
Saya tidak akan menyerah sebelum berusaha semaksimal mungkin.
44.
Saya tidak peduli dengan kejadian hari esok.
45.
Saya harus cepat menyelesaikan satu tugas agar tugas lain tak terbengkalai.
46.
Sebelum saya bermain internet, biasanya saya terlebih dahulu mengerjakan tugas .
47.
Bila saya merencanakan sesuatu, saya cukup yakin dapat melaksanakannya.
48.
Saya tidak peduli dengan adanya hari esok.
49.
Saya hanya belajar pada saat UAS berlangsung.
50.
Saya selalu mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik.
51.
Saya suka mengatur pengeluaran saya agar tidak boros.
52.
Saya selalu menyediakan pulsa untuk on-line di handphone.
53.
Saya tidak pernah menyadari bahwa bermain game-online bisa merugikan diri saya sendiri.
54.
Saya pernah menyalurkan kemarahan saya kepada orangtua karena dilarang bermain game-online.
55.
Saya selalu menyalahkan diri saya jika saya tidak dapat membagi waktu.
56.
Akibat penggunaan internet yang berlebihan, saya dimarahi oleh orangtua.
57.
Jika saya mendapatkan nilai UAS jelek, saya akan menyalahkan diri sendiri karena terlalu sering on-line.
58.
Saya selalu menyalahkan diri saya sendiri apabila saya terlambat datang ke kampus.
59.
Saya merasa menyesal akibat menggunakan internet yang berlebihan.
60.
Saya tidak bisa menerima apapun alasannya, jika orang tua melarang saya bermain game-online.
Bagian II 1. Dalam 1 minggu, saya bermain facebook & twitter sebanyak…. a. > 10 kali b. 3-10 kali c. < 3 kali
2.
Dalam 1 minggu, waktu yang saya gunakan untuk bemain facebook &twitter…
a. > 10 jam b. 2,5 jam- 10 jam c. < 2,5 jam
3.
Dalam 1 minggu, saya bermain game-online sebanyak….. a. > 10 kali b. 3-10 kali c. < 3 kali
4. Dalam 1 minggu, waktu yang saya gunakan untuk bermain game-online… a. > 10 jam b. 2,5 jam- 10 jam c. < 2,5 jam
5. Dalam 1 minggu, saya chatting di internet sebanyak…. a. > 10 kali b. 3-10 kali a. < 3 kali
6. Dalam 1 minggu, waktu yang saya gunakan ketika chatting di internet…. a. > 10 jam b. 2,5 jam- 10 jam c. < 2,5 jam
7. Dalam 1 minggu, saya menggunakan internet untuk mencari berbagai informasi sebanyak…. a. > 10 kali b. 3-10 kali c. < 3 kali
8.
Dalam 1 minggu, waktu yang saya gunakan untuk mencari berbagai informasi….
a. > 10 jam b. 2,5 jam-10 jam c. < 2,5 jam
9.
Dalam 1 minggu, saya menggunakan internet untuk mendownload jurnal sebanyak….. a. > 10 kali b. 3-10 kali c. < 3 kali
10. Dalam 1 minggu, waktu yang saya gunakan untuk mendownload jurnal….. a. > 10 jam b. 2,5 jam-10 jam c. <2,5 jam jam
11. Dalam 1 minggu, saya menggunakan internet untuk membaca artikel sebanyak…. a. > 10 kali b. 3-10 kali b. < 3 kali
12.
Dalam 1 minggu, waktu yang saya gunakan untuk membaca artikel….
a. > 10 jam b. 2,5 jam-10 jam c. 2,5 jam
Angket Field Test Assalamualaikum Wr Wb. Saya adalah mahasisiwi Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang mengadakan penelitian dalam rangka menyelesaikan skripsi untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi. Skala ini merupakan instrumen yang digunakan untuk dapat mengungkap tema yang sesuai dengan judul penelitian tersebut. Oleh karenanya, saya sangat mengharapkan jawaban anda yang sejujurjujurnya dan sesuai dengan yang anda alami dan anda rasakan. Dalam hal ini tidak ada jawaban yang benar atau salah, semua jawaban adalah benar sejauh jawaban tersebut benar-benar mencerminkan pribadi anda. Skala ini hanya untuk tujuan ilmiah, setiap jawaban yang anda berikan akan terjamin kerahasiaannya. Baca dengan seksama petunjuk pengisian yang ada agar tidak terjadi kesalahan pengisian. Setelah selesai, teliti sekali lagi jawaban anda agar tidak terdapat pernyataan yang terlewat/tidak diisi. Saya sangat mengharapkan kesungguhan anda dalam mengisi skala ini, karena data yang anda berikan sangat penting artinya bagi penelitian ini. Sebelum dan sesudahnya saya ucapkan terima kasih atas kerjasama dan waktu yang anda berikan untuk membantu saya dalam menyelesaikan penelitian ini.
Salam
Yuniar Rachdianti
Petunjuk Pengisian Anda diminta untuk memberi tanda () pada kolom huruf yang anda rasa paling sesuai dengan keadaan anda. Alternative jawaban yang disediakan untuk bagian pertama adalah : SS : Sangat Setuju TS
: Tidak Setuju
S
: Sangat Tidak Setuju
: Setuju
Usia
STS
:
Jenis Kelamin : Bagian I No. 1.
Pernyataan Sebelum mengerjakan tugas, yang terlebih dahulu saya lakukan adalah membuka internet untuk on-line.
2.
Sebelum saya bermain game-online, saya akan mengerjakan tugas terlebih dahulu agar tidak dimarahi oleh orang tua.
3.
Saya menyediakan waktu khusus untuk bermain internet.
4.
Tidak ada waktu khusus untuk penggunaan internet.
5.
Ketika ada masalah di kampus, saya akan langsung melampiaskannya dengan cara on-line.
6.
Saya akan memaksakan diri untuk on-line meskipun kondisi badan saya kurang sehat.
7.
Jika ada masalah di kampus, saya tidak akan langsung melampiaskannya dengan cara on-line.
8.
Saya membatasi intensitas waktu dalam bermain internet.
9.
Apabila ada pikiran yang tidak menyenangkan mengganggu saya, saya berusaha memikirkan sesuatu yang menyenangkan .
10.
Saya tidak dapat menahan diri ketika teman-teman saya mengajak untuk pergi ke warnet.
11.
Saya terus memikirkan internet, manakala sedang off-line (tidak terhubung dengan internet.
12.
Menurut saya, bermain game-online dapat menghilangkan stress.
13.
Ketika tubuh saya terasa sakit, saya berusaha mengalihkan pemikiran
SS
S
TS
STS
saya dari rasa sakit itu . 14.
Saya suka menggunakan internet untuk menambah wawasan yang positif yang tidak berbau pornografi.
15.
Apabila saya berada pada suasana hati yang tidak cerah, saya berusaha untuk bergembira sehingga suasana hatipun akan berubah.
16.
Jika saya merasa tertekan , saya malas untuk memikirkan hal-hal yang menyenangkan.
17.
Saya sering menyesal akibat terburu-buru dalam mengambil sebuah keputusan.
18.
Sebelum
saya
melangkah
kemanapun,
saya
akan
membuat
pertimbangan yang matang terlebih dahulu . 19.
Saya lebih memilih menahan lapar daripada harus meninggalkan layar komputer.
20.
Saya akan bertanggung jawab apabila saya melakukan kesalahan.
21.
Jika harus membuat keputusan, saya biasanya mencari alternatif jawaban dengan cepat dan spontan.
22.
Saya harus cepat menyelesaikan satu tugas agar tugas lain tak terbengkalai.
23.
Saya tidak peduli dengan kejadian hari esok.
24.
Saya tidak akan menyerah sebelum berusaha semaksimal mungkin.
25.
Saya tidak peduli dengan adanya hari esok.
26.
Bila saya merencanakan sesuatu, saya cukup yakin dapat melaksanakannya.
27.
Saya hanya belajar pada saat UAS berlangsung.
28.
Saya selalu menyediakan pulsa untuk on-line di handphone.
29.
Akibat penggunaan internet yang berlebihan, saya dimarahi oleh orangtua.
30.
Saya pernah menyalurkan kemarahan saya kepada orangtua karena dilarang bermain game-online.
31.
Saya merasa menyesal akibat menggunakan internet yang berlebihan.
Bagian II
1. Dalam 1 minggu, saya bermain facebook & twitter sebanyak…. a. > 10 kali b. 3-10 kali c. < 3 kali
2. Dalam 1 minggu, waktu yang saya gunakan untuk bemain facebook &twitter… a. > 10 jam b. 2,5 jam- 10 jam c. < 2,5 jam
3.Dalam 1 minggu, saya bermain game-online sebanyak….. a. > 10 kali b. 3-10 kali c. < 3 kali
4. Dalam 1 minggu, waktu yang saya gunakan untuk bermain game-online… a. > 10 jam b. 2,5 jam- 10 jam c. < 2,5 jam
5. Dalam 1 minggu, saya menggunakan internet untuk mencari berbagai informasi sebanyak…. a. > 10 kali b. 3-10 kali c. < 3 kali
6. Dalam 1 minggu, waktu yang saya gunakan untuk mencari berbagai informasi…. a. > 10 jam b. 2,5 jam-10 jam c. < 2,5 jam
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Reliabilitas Self-Control ****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ****** _
R E L I A B I L I T Y
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46.
VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012 VAR00013 VAR00014 VAR00015 VAR00016 VAR00017 VAR00018 VAR00019 VAR00020 VAR00021 VAR00022 VAR00023 VAR00024 VAR00025 VAR00026 VAR00027 VAR00028 VAR00029 VAR00030 VAR00031 VAR00032 VAR00033 VAR00034 VAR00035 VAR00036 VAR00037 VAR00038 VAR00039 VAR00040 VAR00041 VAR00042 VAR00043 VAR00044 VAR00045 VAR00046
A N A L Y S I S
-
S C A L E
(A L P H A)
Mean
Std Dev
Cases
3.6667 3.2000 3.0500 3.5500 3.1833 3.5333 3.0333 3.1667 3.0000 3.3333 3.3500 3.2000 3.3167 3.2333 3.3167 3.4333 3.3167 3.1000 3.4500 3.2500 3.4333 2.8500 3.2000 3.0833 3.1833 3.0167 3.4667 3.0333 3.4000 3.4000 3.2500 3.3500 3.1833 3.4000 3.5333 3.6667 3.0000 2.9833 3.1833 2.9667 2.8000 2.4833 3.4000 3.0500 3.2667 3.0167
.4754 .6840 .5945 .6746 .8129 .5031 .6369 .8268 .8437 .5420 .6594 .6325 .8129 .6979 .7477 .6731 .7247 .7962 .7462 .6796 .6207 .7089 .7546 .7431 .7700 .9112 .7471 .8018 .7410 .5584 .7041 .6594 .6507 .6938 .5957 .6553 .5523 .6763 .7700 .9013 .5462 .7700 .5272 .7903 .7334 .7917
60.0 60.0 60.0 60.0 60.0 60.0 60.0 60.0 60.0 60.0 60.0 60.0 60.0 60.0 60.0 60.0 60.0 60.0 60.0 60.0 60.0 60.0 60.0 60.0 60.0 60.0 60.0 60.0 60.0 60.0 60.0 60.0 60.0 60.0 60.0 60.0 60.0 60.0 60.0 60.0 60.0 60.0 60.0 60.0 60.0 60.0
47. 48. _
VAR00047 VAR00048
R E L I A B I L I T Y
49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60.
VAR00049 VAR00050 VAR00051 VAR00052 VAR00053 VAR00054 VAR00055 VAR00056 VAR00057 VAR00058 VAR00059 VAR00060
Statistics for SCALE _
Mean 190.9833
R E L I A B I L I T Y
3.4500 2.7667
.6490 .6979
A N A L Y S I S
-
60.0 60.0
S C A L E
(A L P H A)
Mean
Std Dev
Cases
3.1500 2.8833 2.9167 2.8500 2.9167 3.4167 2.7167 3.2500 3.1000 3.0000 3.1833 3.1000
.6331 .6402 .7656 .7324 .6712 .6187 .7386 .6796 .5734 .6638 .7477 .7524
60.0 60.0 60.0 60.0 60.0 60.0 60.0 60.0 60.0 60.0 60.0 60.0
Variance 156.9997
Std Dev 12.5300
A N A L Y S I S
-
N of Variables 60
S C A L E
(A L P H A)
Item-total Statistics
VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012 VAR00013 VAR00014 VAR00015 VAR00016 VAR00017 VAR00018 VAR00019 VAR00020 VAR00021 VAR00022 VAR00023
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected ItemTotal Correlation
Alpha if Item Deleted
187.3167 187.7833 187.9333 187.4333 187.8000 187.4500 187.9500 187.8167 187.9833 187.6500 187.6333 187.7833 187.6667 187.7500 187.6667 187.5500 187.6667 187.8833 187.5333 187.7333 187.5500 188.1333 187.7833
153.8133 151.4268 151.6904 151.7412 153.9593 152.2178 150.6585 151.2709 152.9658 150.7737 161.3887 151.6980 150.9718 151.4788 153.8192 151.9805 148.5989 152.2743 151.3379 153.6565 152.8958 155.2023 149.6302
.2511 .3033 .3284 .2890 .3180 .3148 .3096 .2481 .1592 .3457 -.2879 .3146 .3287 .2930 .1413 .2751 .3058 .3082 .2781 .1710 .2422 .3033 .3383
.8236 .8222 .8218 .8225 .8267 .8218 .8208 .8235 .8258 .8202 .8340 .8221 .8229 .8224 .8258 .8228 .8189 .8244 .8227 .8250 .8235 .8272 .8206
VAR00024 VAR00025 VAR00026 VAR00027 VAR00028 VAR00029 VAR00030 VAR00031 VAR00032 VAR00033 VAR00034 VAR00035 VAR00036 VAR00037 VAR00038 VAR00039 VAR00040 VAR00041 _
187.9000 187.8000 187.9667 187.5167 187.9500 187.5833 187.5833 187.7333 187.6333 187.8000 187.5833 187.4500 187.3167 187.9833 188.0000 187.8000 188.0167 188.1833
R E L I A B I L I T Y
149.8881 151.6203 151.8972 152.7624 150.1500 148.9251 152.2811 152.3684 149.5921 151.5186 151.8065 153.8788 150.0167 158.2879 152.2373 150.9424 154.9997 155.6438
.3105 .2524 .1902 .1992 .3159 .4061 .3197 .2379 .3323 .3157 .2756 .1872 .4083 -.1146 .3380 .2888 .3029 .0776
A N A L Y S I S
-
S C A L E
.8208 .8233 .8252 .8245 .8217 .8195 .8223 .8236 .8196 .8220 .8228 .8246 .8201 .8296 .8232 .8224 .8290 .8264
(A L P H A)
Item-total Statistics
VAR00042 VAR00043 VAR00044 VAR00045 VAR00046 VAR00047 VAR00048 VAR00049 VAR00050 VAR00051 VAR00052 VAR00053 VAR00054 VAR00055 VAR00056 VAR00057 VAR00058 VAR00059 VAR00060
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected ItemTotal Correlation
Alpha if Item Deleted
188.5000 187.5833 187.9333 187.7167 187.9667 187.5333 188.2167 187.8333 188.1000 188.0667 188.1333 188.0667 187.5667 188.2667 187.7333 187.8833 187.9833 187.8000 187.8833
157.7797 153.6031 149.3853 148.7489 152.8802 151.9819 150.5794 149.7345 154.7017 153.6565 148.0158 153.9277 150.2497 157.1141 150.8768 156.1726 152.2201 148.2644 151.3251
-.0710 .3386 .3318 .3212 .1784 .3173 .3164 .3230 .1186 .1453 .3240 .1574 .3198 -.0356 .3391 .0348 .2649 .3090 .2760
.8309 .8237 .8206 .8192 .8251 .8226 .8212 .8195 .8260 .8258 .8182 .8253 .8201 .8298 .8215 .8272 .8230 .8187 .8227
Reliability Coefficients N of Cases = Alpha =
.7959
60.0
N of Items = 60
Reliabilitas Intensitas Penggunaan Internet ****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ****** _
R E L I A B I L I T Y
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012
Statistics for SCALE
Mean 25.9167
A N A L Y S I S
-
S C A L E
(A L P H A)
Mean
Std Dev
Cases
2.5667 2.6333 2.4500 2.4167 2.3667 2.2333 2.0667 2.0000 1.9000 1.7667 1.7500 1.7667
.6207 .5513 .6490 .7200 .5813 .6979 .6342 .6638 .5109 .5635 .5712 .6475
60.0 60.0 60.0 60.0 60.0 60.0 60.0 60.0 60.0 60.0 60.0 60.0 N of Variables 12
Variance 8.2811
Std Dev 2.8777
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected ItemTotal Correlation
23.3500 23.2833 23.4667 23.5000 23.5500 23.6833 23.8500 23.9167 24.0167 24.1500 24.1667 24.1500
7.0788 7.1556 7.3718 6.5932 7.2347 6.8302 7.8246 7.5692 7.8472 7.2822 7.3955 7.2483
Item-total Statistics
VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012
.3473 .3785 .3385 .3163 .2266 .2642 .3153 .3042 .2604 .2240 .1800 .1760
Reliability Coefficients N of Cases = Alpha =
.6822
60.0
N of Items = 12
Alpha if Item Deleted .4419 .4364 .4734 .4156 .4488 .4343 .5070 .4925 .4889 .4500 .4613 .4624
Hasil Uji Korelasi Correlations Descriptive Statistics Mean Self-control Intensitas Penggunaan Internet
Std. Deviation
N
98.5000
7.13585
70
25.3429
2.72873
70
Correlations Intensitas Penggunaan Internet -.465(**) .000 70 1 . 70
Self-control Pearson Correlation 1 Sig. (2-tailed) . N 70 Intensitas Penggunaan Pearson Correlation -.465(**) Internet Sig. (2-tailed) .000 N 70 ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Self-control
T-Test Group Statistics
intensitas penggunaan internet
jenis kelamin Laki-laki Perempuan
29
Mean 24.7241
Std. Deviation 2.83973
Std. Error Mean .52732
41
25.7805
2.59338
.40502
N
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances F
Sig.
t
df
Sig. (2tailed)
t-test for Equality of Means Mean Std. Error 95% Confidence Interval Difference Difference of the Difference Lower
inten Equal sitas variances peng assumed guna an inter
.377
.541
-1.614
68
.111
-1.0563
.65452
-2.36243
Upper
.24973
net Equal variances not assumed
-1.589
56.9 15
.118
-1.0563
.66491
-2.38786
.27516
Oneway ANOVA intensitas penggunaan internet Sum of Squares Between Groups 32.069 Within Groups 481.703 Total 513.771
df 4 65 69
Mean Square 8.017 7.411
F 1.082
Sig. .373
Hasil Uji Regresi Model Summary
Mode l
R
R Square
Adjuste Std. Error dR of the Square Estimate
Change Statistics R Square Change
1
F Chang e
df1 df2 Sig. F Change .59 1(a .350 .299 2.28483 .350 6.883 5 64 ) a Predictors: (Constant), retrospetive control, behavioral control, decisional control, cognitive control, informational control ANOVA(b)
Model 1
Sum of Squares
df Mean Square F Sig. Regressio 179.662 5 35.932 6.883 .000(a) n Residual 334.110 64 5.220 Total 513.771 69 a Predictors: (Constant), retrospetive control, behavioral control, decisional control, cognitive control, informational control b Dependent Variable: intensitas penggunaan internet
.000
Coefficients(a) Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
Model 1
B Std. Error (Constant) 11.719 4.037 behavioral .108 .100 control cognitive -.119 .122 control decisional .245 .116 control informational .376 .093 control retrospetive .218 .223 control a Dependent Variable: intensitas penggunaan internet
t
Beta
Sig.
2.903
.005
.116
1.074
.287
-.103
-.973
.334
.226
2.107
.039
.436
4.033
.000
.107
.980
.331
Model Summary
Mode l
R
R Squ are
Adjuste dR Square
Std. Error of the Estimate R Square Change .028
1 .166(a) .028 .013 2.71064 a Predictors: (Constant), behavioral control
Change Statistics F Chang e df1 df2 1.924 1 68
Sig. F Change .170
Model Summary
Model
R
R Squ are
Adjuste dR Square
Std. Error of the Estimat e
Change Statistics F R Square Chang e Change df1 df2 Sig. F Change 1 .173(a) .030 .001 2.72754 .030 1.030 2 67 .363 a Predictors: (Constant), cognitive control, behavioral control
Model Summary
Mo del
R
R Squar e
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Change Statistics R Square F Change Change df1 df2 1 .357(a) .127 .088 2.60652 .127 3.207 3 66 a Predictors: (Constant), decisional control, cognitive control, behavioral control
Sig. F Change .029
Model Summary
Mo del
R
R Squar e
Adjus ted R Squar e
Std. Error of the Estimate
Change Statistics R Square Chang F e Change df1 df2 Sig. F Change 1 .583(a) .340 .299 2.28415 .340 8.368 4 65 .000 a Predictors: (Constant), informational control, cognitive control, decisional control, behavioral control
Model Summary
M od el
R
R Squar e
Adjusted R Square
Std. Error of the Estima te
Change Statistics R Square Chang e
F Chang e
df1 df2 Sig. F Change .591 2.2848 .350 .299 .350 6.883 5 64 .000 (a) 3 a Predictors: (Constant), retrospective control, behavioral control, decisional control, cognitive control, informational control 1
Model Summary
Mo del
R
R Square
Adjuste dR Square
Std. Error of the Estimate
Change Statistics R Square Change
1
.192(a .037 .023 2.69754 ) a Predictors: (Constant), jenis kelamin
F Change
.037
2.605
df1
df2
1
Sig. F Change
68
.111
Model Summary
Model
1
R
R Square
Adjuste dR Square
.020(a .000 -.014 ) a Predictors: (Constant), usia
Std. Error of the Estimate
2.74815
Change Statistics R Square Change
F Change
.001
.028
df1
df2 1
Sig. F Change 68
.867