Jurnal PSYCHE 165 Fakultas Psikologi, Vol. 10, No. 1, Januari 2017, Hal. 13-18 Copyright©2017 by LPPM UPI YPTK Padang
e-ISSN : 2502-8766
HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN KENAKALAN REMAJA PADA SISWA KELAS VIII DI SMP N 29 PADANG Ria Okfrima , Fadhlul Hadi T Universitas Putra Indonesia YPTK Padang E-mail:
[email protected]
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat hubungan antara konformitas dengan kenakalan remaja pada siswa kelas viii di SMP N 29 Padang.Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP N 29 Padang yang berjumlah 297 orang. Teknik pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling. Simple random sampling adalah teknik sampling yang digunakan karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi, jumlah sampel pada penelitian ini adalah siswa SMP N 29 Padang yang berjumlah 168 orang.Adapun rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis korelasional yaitu salah satu analisis kuantitatif atau salah satu teknik analisis statistik yang dapat dipergunakan untuk menguji hipotesis mengenai ada atau tidaknya hubungan antara variabel yang sedang diteliti.Hipotesis penelitian yang diajukan adalah terdapat hubungan antara konformitas dengan kenakalan remaja pada siswa kelas viii SMP N 29 Padang. Hasil uji coba menunjukkan koefisien validitas pada skala konformitasbergerak dari 0,312 sampai 0,878 dengan nilai koefisien reliabilitanya sebesar 0,968. Validitas pada skala kenakalan remaja bergerak dari 0,329 sampai 0,719 dengan nilai koefisien reliabilitasnya sebesar 0,883.Alat ukur yang digunakan adalah skala konformitas berdasarkan teori Baron dan Bayne (2014), dan skala kenakalan remaja berdasarkan teori Sunarwiyati (2011). Metode analisis data yang digunakan untuk pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan korelasi product moment (person), yang menunjukkan bahwa r = 0,351 dengan nilai p = 0,000 (<0,01), artinya terdapat hubungan antara konformitas dengan kenakalan remaja, berarti hipotesis penelitian diterima.
Kata kunci: Konformitas, Kenakalan Remaja
1. PENDAHULUAN Masa remaja mempunyai arti yang khusus karena didalam proses perkembangannya menempati fase yang tidak jelas. Remaja bukan termasuk golongan anak maupun golongan dewasa.Masa remaja berada diantara masa anak-anak dan masa dewasa sehingga masa remaja disebut juga masa peralihan. Masa remaja berlangsung dari usia 12 tahun hingga usia 21 tahun. Secara labil rinci masa remaja dibagi ke dalam tiga tahap yaitu usia 12 – 15 tahun adalah masa remaja awal, 15 – 18 tahun adalah masa remaja tengah, dan usia 18 – 21 tahun adalah masa remaja akhir (Monks dkk, dalam Saputro dan Soeharto, 2012)[1]. Masa remaja awal merupakan perkembangan otak yang belum matang dapat membuat perasaan atau emosi menghalalkan akal sehat alasan yang memungkinkan remaja untuk membuat pilihan yang tidak bijaksana, seperti penyalahgunaan alkohol atau narkoba dan melakukan aktifitas seksual berisiko (Baird dan Yurgelon dalam Papalia dkk, 2009) [2]. Ketidakmatangan otak dapat membuat beberapa remaja mengabaikan peringatan yang logis sehingga mereka cenderung bertindak diluar kontrol serta melepaskan diri dari ikatan orang tua. Setiap individu pada masa remaja yang berusaha untuk melepaskan diri dari ikatan orang tua bertujuan untuk menemukan jati dirinya. Proses memisahkan diri dari orang tua diikuti dengan
13
Jurnal PSYCHE 165 Fakultas Psikologi, Vol. 10, No. 1, Januari 2017, Hal. 13-18 Copyright©2017 by LPPM UPI YPTK Padang
e-ISSN : 2502-8766
proses untuk mencari dan bergabung dengan teman-teman sebaya karena merasa senasib (Monks dkk dalam Saputro dan Soeharto, 2012)[1]. Kehidupan sosial dari remaja lebih banyak dengan teman sebayanya seperti teman sekolah atau teman dilingkungan rumah yang cenderung dapat mempengaruhi pola prilaku seorang remaja tersebut. Santrock (dalam Saputro dan Soeharto, 2012)[1] menerangkan bahwa pengaruh teman sebaya maupun kelompok bisa membentuk perilaku remaja menjadi nakal karena disebabkan remaja mendapatkan tekanan-tekanan yang kuat dari teman sebaya agar remaja bersikap konform terhadap tingkah laku sosial yang ada didalam kelompok tersebut. Salah satu bentuk tingkah laku sosial yang sering terjadi pada masa remaja adalah kenakalan remaja. Kenakalan remaja terjadi akibat terlalu mengikuti kemauan teman sebaya untuk menghindari penolakan sosial dan ketakutan akan pengabaian pada teman sebaya atau kelompok. Pandangan terhadap kenakalan remaja lebih luas cakupannya dan lebih dalam bobot isinya. Kenakalan remaja tersebut meliputi perbuatan-perbuatan yang sering menimbulkan keresahan di lingkungan masyarkat sekolah maupun keluarga (Sudarsono, 2012)[3]. Kenakalan remaja yang terjadi di lingkungan sekolah umumnya berdampak kepada kelancaran proses belajar mengajar yang efektif, beberapa contoh kenakalan remaja di sekolah seperti cabut, merokok, mengompas teman dan lain-lain cenderung meresahkan dan membuat pihak sekolah kesulitan menanganinya. Kehidupan remaja dalam pertemanan dengan teman sebayanya sangat memiliki arti yang dalam dikarenakan mereka cenderung lebih banyak menghabiskan waktu untuk bermain bersama temannya baik di sekolah maupun di lingkungan rumah.Kelompok memegang peranan yang cukup besar dalam proses berkembanganya prilaku kenakalan pada remaja, karena itulah mereka berusaha untuk merubah atau menyesuaikan perilaku supaya sesuai atau cocok dengan aturan dalam suatu kelompok agar dapat diterima dalam kelompok tersebut dan terjadilah suatu konformitas. Konformitas merupakan suatu tuntutan yang tidak tertulis dari kelompok terhadap anggotanya namun memiliki pengaruh yang kuat dan dapat menyebabkan munculnya perilaku tertentu pada remaja anggota kelompok tersebut (Zebua dan Nurdjayanti dalam Hartati, 2013)[4].Sikap konformitas selalu dipertahankan di dalam kelompok seperti menjalankan nilainilai baru dan aturan yang berlaku, apapun akan dilakukan para remaja asalkan diterima oleh kelompok tersebut. Remaja cenderung mengikuti aturan-aturan yang dibuat oleh kelompoknya, banyak tujuan yang ingin didapat oleh remaja dengan bersikap konformis, antara lain adanya penerimaan kelompok terhadap dirinya, diakui sebagai anggota kelompok, mempunyai ketergantungan dengan kelompok dan untuk menghindari dari sanksi kelompok (Mulyasri, 2010)[5].
2. TINJAUAN LITERATUR 2.1
Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja atau Juvenile deliquency adalah perilaku jahat, atau kejahatan/kenakalan anak-anak muda merupakan gejala sakit secara sosial pada anak-anak dan remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabian sosial, sehingga mereka itu mengembangkan bentuk tingkah laku yang menyimpang.Juvenile berasal dari bahas latin yaitu juvenilis, artinya anakanak, anak muda, ciri karakteristik pada masa muda, sifat-sifat khas pada periode remaja. Sedangkan Deliquent berasal dari kata latin “delinquere” yang berarti terabaikan, mengabaikan yang kemudian diperluas artinya menjadi jahat , anti sosial, kriminal, pelanggaran aturan, pembuat ribut, pengacu, penteror, tidak dapat diperbaiki lagi, durjana, dursila, dan lain-lain (Kartono, 2014)[6]. Menurut bentuknya, Sunarwiyati S. (Sarwirini, 2011)[7], membagi kenakalan anak dan remaja ke dalam tiga tingkatan a. Kenakalan biasa, seperti suka berkelahi, suka keluyuran, membolos sekolah, pergi dari rumah tanpa pamit.
14
Jurnal PSYCHE 165 Fakultas Psikologi, Vol. 10, No. 1, Januari 2017, Hal. 13-18 Copyright©2017 by LPPM UPI YPTK Padang
b. c.
2.2
e-ISSN : 2502-8766
Kenakalan yang menjurus pada pelanggaran dan kejahatan seperti mengendarai mobil tanpa SIM, mengambil barang orangtua tanpa izin. Kenakalan khusus seperti penyalahgunaan narkotika, hubungan seks di luar nikah, pemerkosaan dan lainlain.
Konformitas
Konformitas menurut Baron dan Byrne (dalam Saputro dan Soeharto, 2012)[1] adalah suatu jenis pengaruh sosial dimana individu mengubah sikap dan tingkah laku individu agar sesuai dengan norma sosial yang ada. Menurut Chaplin (dalam Prihardani, 2013)[8] konformitas adalah kecenderungan untuk dipengaruhi oleh tekanan kelompok dan tidak menentang norma-norma yang telah digariskan oleh kelompok. Prayinto (dalam Hartati, 2013)[4] menyebutkan konformitas adalah pengaruh sosial dalam bentuk penyamaan pendapat atau pola tingkah laku seorang terhadap orang lain yang memepengaruhinya. Konformitas adalah suatu bentuk pengaruh sosial di mana individu mengubah sikap dan tingkah lakunya agar sesuai dengan norma sosial (Baron dkk dalam Sarwono dan Meinarno, 2009)[9]. Menurut Baron dan Bayne (dalam Sugianto, 2014)[10] aspek konformitas di bagi menjadi 2 yaitu : a. Aspek Normatif Aspek ini disebut juga pengaruh sosial normatif aspek ini mengungkapkan adanya perbedaan atau penyesuaian presepsi, keyakinan, maupun tindakan individu sebagai akibat dari pemenuhan penghargaan positif kelompok agar memperoleh persetujuan, di sukai dan terhindar dari penolakan. b. Aspek Informatif Aspek ini disebut juga pengaruh sosial informatif, aspek ini mengungkap adanya perubahan atau penyesuaian presepsi, keyakinan maupun perilaku individu sebagai akibat adanya kepercayaan terhadap informasi yang dianggap bermanfaat yang berasal dari kelompok. Konformitas sebuah kelompok acuan dapat mudah terlihat dengan adanya ciri-ciri yang khas.
3. METODOLOGI Metode pada penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Variabel independen : Konformitas 2) Variabel dependen : Kenakalan Remaja Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMPN 29 Padang yang berjumlah 297 siswa.Teknik pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling. Simple random sampling adalah teknik sampling yang digunakan karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen (Sugiyono, 2014)[11].Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 169 orang. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa skala konformitasdan skalaKenakalan Remaja dengan menggunakan skala model likert. Pengujian daya diskriminasi aitem dilakukan dengan cara menghitung koefisien korelasi antara distribusi skor aitem dengan distribusi skor skala itu sendiri. Formula korelasi yang tepat bagi skala-skala yang setiap aitemnya diberi skor pada level interval adalah menggunakan formula koefisien korelasi product-moment Pearson.Teknik analisis data menggunakan korelasi product-moment dari Pearson yang dilakukan dengan menggunakan bantuan program komputer IBM SPSS 21.0
15
Jurnal PSYCHE 165 Fakultas Psikologi, Vol. 10, No. 1, Januari 2017, Hal. 13-18 Copyright©2017 by LPPM UPI YPTK Padang
e-ISSN : 2502-8766
4. HASIL DAN DISKUSI Berdasarkan uji validitas dan reliabilitas pada penelitian ini menggunakan teknik product moment dan Alpha Cronbach. Diperoleh nilai indeks daya beda item skala konformitas bergerak dari rix=0,312 sampai dengan rix=0,878 dengan koefisien reliabilitas α= 0,968. Berdasarkan hasil uji coba tersebut, maka dari 40 item diperoleh 31 item yang valid dan 9item yang gugur sedangkan untuk skala kenakalan remaja diperoleh nilai indeks daya beda item bergerak dari rix=0,329 sampai dengan rix=0,719 dengan koefisien reliabilitas α= 0,883. Berdasarkan hasil uji coba tersebut, maka dari 30 item diperoleh 21 item yang valid dan 9item yang gugur. 4.1 Uji Normalitas Tabel 1: Uji Normalitas Sebaran Skala Harga Diridan Prokrastinasi Akademik Variabel N KSZ p Sebaran Konformitas 168 0,845 0,472 Normal Kenakalan Remaja 168 1,170 0,130 Normal Berdasarkan tabel di atas, maka diperoleh nilai signifikansi pada skala konformitas sebesar p = 0,472 dengan KSZ = 0,845 hasil tersebut menunjukan bahwa nilai p>0,05, artinya sebaran skala konformitasterdistribusi secara normal, sedangkan untuk kenakalan remaja diperoleh nilai signifikansi sebesar p= 0,130 dengan KSZ = 1,170 hasil tersebut menunjukan bahwa nilai p>0,05, artinya sebaran skala kenakalan remaja terdistribusi secara normal.
4.2 Uji Linieritas
N 168
Df 1
Tabel 2: Uji Linieritas Mean Square F 3964,313 23,351
Sig 0,000
Berdasarkan tabel 4.6 di atas, karena α= 0,01 > sig=0,000 artinya terdapat hubungan yang linier antara konformitas terhadap kenakalan remaja Siswa (Pramesti, 2013)[12].
4.3 Uji Hipotesis Tabel 3:Uji Korelasi Pearson Antara Harga Diridan Prokrastinasi Akademik P (α) Nilai Korelasi ( r ) R square Kesimpulan 0,000 0.01 0,351 0,123 sig (2-tailed) 0,000 < 0,01level of significant (α), berarti hipotesis diterima Berdasarkan tabel di atas, maka diperoleh nilai signifikansi antara variabel konformitas dengan kenakalan remaja = 0,000 < taraf signifikansi = 0,01 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara konformitas dengan kenakalan remaja pada Siswa kelas VIII di SMP N 29 Padang. Untuk mengetahui gambaran konformitasdengan kenakalan remaja pada siswa kelas VIII di SMP N 29 padang mengklasifikasi skor jawaban penelitian mengunakan 3 kategori yaitu : tinggi, sedang dan rendah. Berdasarkan penghitungan dengan rumus klasifikasi tersebut dapat digambarkan bahwa ada 17% Siswa yang memiliki konformitas dengan kategori rendah, 67% Siswa yang memiliki konformitas dengan kategori sedang dan 16% siswa memiliki konformitas
16
Jurnal PSYCHE 165 Fakultas Psikologi, Vol. 10, No. 1, Januari 2017, Hal. 13-18 Copyright©2017 by LPPM UPI YPTK Padang
e-ISSN : 2502-8766
dengan kategori tinggi. Sementara itu ada 19% Siswa yang memiliki kenakalan remaja dengan kategori rendah, 64% Siswa yang memiliki kenakalan remaja dengan kategori sedang dan 17%Siswa yang memiliki Kenakalan remaja pada kategori tinggi. Besar sumbangan variabel konformitasterhadap variabel kenakalan remaja dapat ditentukan dengan menggunakan rumus koefisien determinan. Koefisien determinan adalah kuadrat dari koefisien korelasi yang dikali dengan 100% (Nugroho dalam Wahyuni, 2015)[13]. Berdasarkan rumus tersebut maka dapat ditentukan besarnya sumbangan konformitasterhadap kenakalan remajaadalah sebesar 12% dan 88% lagi dipengaruhi oleh faktor lainyang tidak diuji secara empiris dalam penelitian.
5. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengumpulan data dan analisis data yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan yang sekaligus merupakan jawaban dari tujuan penelitian sebagai berikut: 1. Hasil uji korelasi antara variabel konformitas dan kenakalan remaja didapatkan hasil bahwa hipotesis diterima, artinya terdapat hubungan antara konformitas dengan kenakalan remaja Siswa kelas VIII SMP N 29 Padang. 2. Sumbangan efektif dari variabel konformitasterhadap kenakalan remaja siswa kelas VIII SMP N 29 Padang sebesar 12%. sedangkan88% sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Faktor lain yang dapat mempengaruhi kenakalan remaja adalah pola asuh orang tua, urutan kelahiran dan broken home. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti memberikan beberapa saran yang dapat dijadikan sebagai pertimbangan yang dapat bermanfaat, diantaranya: 1. Bagi subjek penelitian Disarankan bagi siswa/siswi kelas VIII SMP N 29 Padang mampu mengontrol diri dari teman-teman yang menimbulkan perilaku atau kegiatan yang tidak baik, serta mampu mengontrol diri dari tindakan yang melanggar aturan. 2. Bagi orang tua Diharapkan bagi orang tua selalu memberikan bimbingan, arahan, dukungan yang positif terhadap anak dan selalu mengawasi dan mendampingi serta memperhatikan pergaulan dan kegiatan anak. 3. Bagi pihak sekolah Diharapkan dapat membimbing anak didik dengan memberikan arahan dan pengajaran yang positif terhadap siswa dan memberikan hukuman bagi siswa yang melanggar aturan yang ada di sekolah. 4. Bagi peneliti selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya yang berminat mengadakan penelitian dengan topik yang sama, diharapkan mempertimbangkan variabel-variabel lain yang lebih berkaitan dengan faktor kenakalan remaja agar dapat dikaitkan dengan variabel-variabel lain diantaranya pola asuh orang tua dan brocken home.
DAFTAR PUSTAKA [1] Saputro, Bayu Mardi, Triana Noor Edwina Dewani Soeharto. 2012.Hubungan Antara Konformitas Terhadap Teman Sebaya Dengan Kecenderungan Kenakalan Pada Remaja. Jurnal. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Mercubuana Yogyakarta. [2] Papalia, E. Diana dkk. 2009. Human Development: Perkembangan Manusia, edisi 10. buku 2. Jakarta : Salemba Humanika. [3] Sudarsono. 2012. Kenakalan Remaja Prevensi, Rehabilitasi, Resosialisasi. Jakarta : Rineka Cipta.
17
Jurnal PSYCHE 165 Fakultas Psikologi, Vol. 10, No. 1, Januari 2017, Hal. 13-18 Copyright©2017 by LPPM UPI YPTK Padang
e-ISSN : 2502-8766
[4] Hartati, Sri Utami Sih. 2013. Hubungan Bentuk Konformitas Dengan Teman Sebaya Terhada Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki Usia Pertengahan di SMAN 97 Jakarta. Skripsi. Jakarta. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. [5] Mulyasri, Dian. 2010. Kenakalan Remaja Ditinjau Dari Persepsi Remaja Terhadap Keharmonisan Keluarga Dan Konformitas Teman Sebaya. Skripsi. Surakarta: Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. [6] Kartono, Kartini. 2014. Patologi sosial 2 Kenakalan Remaja. Jakarta : Raja Grafindo Persada [7] Sarwirini. 2011. Kenakalan Anak (Juvenile Deliquency): Kausalitas Dan Penanggulangannya. Jurnal.Surabaya. Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya.
Upaya
[8] Prihardani, Indar. 2012. Hubungan Anatara Konformitas Geng Denagan Kenakalan Remaja. Naskah Publikasi. Surakarta. Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta [9] Sarwono, S.W dan Eko A. M. 2009. Psikologi Sosial.Jakarta : Salemba Humanika. [10] Sugianto, Reny. 2014. “Hubungan Antara Konformitas Negatif Teman sebaya dengan Kenakalan Remaja Siswa kelas VIII SMP Negeri 07 Salatiga Tahun Pelajaran 2013/2014”.Skripsi. Salatiga: Program Studi Bimbingan dan Konseling, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,Universitas Kristen Satwa Wacana, Salatiga. [11] Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. [12] Pramesti, Getut. 2013. Smart Olah Data Penelitian Dengan SPSS 21. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada [13]Wahyuni, A.H. 2015. Hubungan antara Adversity Quotient dengan Prestasi Belajar pada Mahasiswa Psikologi yang Ikut Organisasi di Perguruan Tinggi Sumatera Barat.Skripsi.Fakultas Psikologi UPI “YPTK” Padang.
18