KORELASI ANTARA INTENSITAS PERGAULAN DENGAN TEMAN SEBAYA YANG MENYIMPANG DENGAN KENAKALAN REMAJA PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH SALATIGA SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh Miftahul Anwar NIM 11108149
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2013
MOTTO
”Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa.” (QS Az-Zukhruf: 67).
PERSEMBAHAN
Dengan penuh rasa syukur dan terima kasih, skripsi ini penulis persembahkan kepada: 1. Kepada bapak dan ibu tercinta ( bapak sumeri dan ibu watini), yang selalu mendukung baik moril maupun materi dengan penuh kasih sayangnya. 2. Kepada para masayikh dan guru-guru pembimbing spiritual (abah) yang selalu mendoa‟akan sepanjang waktu. Berkat barokah doa beliau menjadikan penulis mampu menghadapi semua tantangan dan rintangan hidup. 3. Kepada keluarga yang tercinta kakak (mas wawan, mas yanto, mbak ida, mbak maeda), yang selalu memberikan motivasi 4. Kepada semua teman seperjuangan (khusus PAI E 2008) yang memberikan pahit manis pelajaran kehidupan. 5. Teruntuk seseorang yang mengisi kehidupanku, yang insaallah kelak juga menjadi pendamping dalam kehidupanku.
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan pada Allah SWT, yang tanpa lelahnya melimpahkan rahmat kasih sayangya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan ini. Sholawat serta salam penulis haturkan kepada junjungan Nabi Agung Muhammad SAW, yang telah berjuang agar umatnya mendapat kemuliaan di dunia dan akhirat. Dalam penulisan ini banyak pihak yang penulis libatkan, oleh karena itu penulis mengucapkan banyak-banyak terima kasih, khususnya kepada: 1. Bapak Dr. Imam sutomo, M.Ag selaku ketua STAIN yang telah menyetujui penelitian skripsi ini. 2. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku ketua jurusan Tarbiyah yang telah memberikan kemudahan bagi penulis dalam perijinan penelitian. 3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si, selaku ketua program studi Pendidikan Agama Islam 4. Ibu Muna Erawati M.Si selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dengan penuh keikhlasan dan sabar mencurahkan pikiran dan tenaganya, serta pengorbanan waktunya dalam membimbing penyelesaian penulisan skripsi ini. 5. Bapak H. Yudi Haryono selaku kepala SMP Muhammadiyah salatiga, yang telah memberikan ijin guna mendukung penelitian ini. 6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah membantu baik secara moril maupun materi, guna selesainya skripsi ini
Semoga amal baik mereka dicatat oleh Allah SWT serta mendapatkan balasan yang berlipat ganda. Amin. Penulis menyadari dan mengakui bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari harapan, semua itu dikarenakan kefaqiran penulis, keterbatasan waktu, biaya dan tenaga. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan dalam memperbaiki skripsi ini. Dan akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan umumnya bagi semua pihak yang membutuhkanny.
Salatiga, 17 February 2013
Penulis
ABSTRAK Anwar, Miftahul. (2013). Korelasi Antara Intensitas Pergaulan dengan Teman Sebaya yang Menyimpang dengan Kenakalan Remaja pada Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah Salatiga. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing :Muna Erawati, M.Si Kata Kunci: Pergaulan dengan Teman Sebaya dan Kenakalan Remaja Latar belakang penelitian ini bertolak pada makin maraknya kenakalan remaja, yang dalam kehidupan kenakalan remaja dipicu berbagai faktor. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII di SMP Muhammadiyah Salatiga tahun 2013. Rumusan masalah yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) bagaimana intensitas pergaulan dengan teman sebaya yang memyimpang pada siswa kelas VIII di SMP Muhammadiyah Salatiga Tahun 2013? (2) bagaimana kenakalan remaja pada siswa kelas VIII di SMP Muhammadiyah Salatiga Tahun 2013?, dan (3) apakah ada korelasi antara intensitas pergaulan dengan teman sebaya yang menyimpang dengan kenakalan remaja pada siswa kelas VIII di SMP Muhammadiyah Salatiga Tahun 2013?. Jenis penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada korelasi antara intensitas pergaulan dengan teman sebaya yang menyimpang dengan kenakalan remaja pada siswa kelas VIII di SMP Muhammadiyah Salatiga Tahun 2013. Penelitian ini menggunakan metode angket. Subyek penelitian sebanyak 47 responden, responden diambil dengan teknik sampling purposif. Pengumpulan data menggunakan instrument, dokumentasi, dan angket. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik. Pengujian hipotesis penelitian menggunakan formula product moment. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa intensitas pergaulan dengan tema sebaya yang menyimpang pada siswa kelas VIII di SMP Muhammadiyah Salatiga Tahun 2013 berada pada kategori tinggi sebanyak 14 dengan presentase 29,80%, pergaulan sedang sebanyak 26 dengan presentase 55,30%, intensitas pergaulan dengan kategori rendah 14,90% dengan jumlah 7. Sedangkan kenakalan remaja pada siswa kelas VIII di SMP Muhammadiyah Salatiga Tahun 2013, pada kategori tinggi sebanyak 6 dengan presentase 12,80 %, kenakalan remaja termasuk kategori sedang sebanyak 24 siswa dengan presentase 51,00 %, kenakalan remaja dengan kategori rendah 36,20 % dengan jumlah 17 siswa. Uji hipotesis menunjukan ada korelasi antara intensitas pergaulan dengan teman sebaya yang menyimpang dengan kenakalan remaja pada siswa kelas VIII di SMP Muhammadiyah Salatiga Tahun 2013, hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien korelasi (rhitung) sebesar (0,628) lebih besar dari pada rtabel pada taraf signifikan 1% (0,372). Dari penelitian yang dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa ada hubungan antara intensitas pergaulan dengan teman sebaya yang menyimpang dengan kenakalan remaja pada siswa kelas VIII di SMP Muhammadiyah Salatiga Tahun 2013.
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN SAMPUL .........................................................................
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................
ii
SUSUNAN PANITIA PENGUJI ........................................................
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ...........................................
iv
MOTTO ................................................................................................
v
PERSEMBAHAN .................................................................................
vi
KATA PENGANTAR ..........................................................................
vii
ABSTRAK ............................................................................................
ix
DAFTAR ISI .........................................................................................
x
DAFTAR TABEL .................................................................................
xiii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................
xiv
BAB I. PENDAHULUAN ....................................................................
1
A. Latar belakang Masalah .......................................................
1
B. Rumusan Masalah ................................................................
4
C. Tujuan Penelitian ..................................................................
5
D. Manfaat Penelitian ................................................................
5
E. Penjelasan Istilah...................................................................
6
F. Metode Penelitian..................................................................
8
G. Sistematikan Penulisan ........................................................
13
BAB II. KAJIAN PUSTAKA ..............................................................
15
A. Pergaulan dengan Teman Sebaya yang Menyimpang ........
15
1.
Pengertian Pergaulan dengan Teman Sebaya yang Menyimpang ......................................................
15
2.
Latar Belakang Terbentuknya Teman Sebaya ............
16
3.
Ciri-ciri Pergaulan Teman Sebaya .............................
17
4.
Fungsi Pergaulan Teman Sebaya ...............................
18
B. Kenakalan Remaja ...............................................................
20
1.
Pengertian Kenakalan Remaja ...................................
20
2.
Faktor Timbulnya Kenakalan Remaja .......................
22
3.
Bentuk Kenakalan Remaja ........................................
25
4.
Usaha Mengatasi Kenakalan Remaja ........................
29
C. Penelitian Terdahulu ............................................................
32
D. Kerangka Pemikiran Korelasi Pergaulan dengan Teman Sebaya yang Menyimpang dengan Kenakalan Remaja .......
33
E. Hipotesis ...............................................................................
34
BAB III. HASIL PENELITIAN .........................................................
35
A. Gambaran Umum Lokasi dan Subyek Penelitian ................
35
1.
Gambaran umum SLTP Muhammadiyah Salatiga ....
35
2.
Sejarah Berdirinya SMP Muhammadiyah Salatiga ...
35
3.
Tujuan SLTP Muhammadiyah Salatiga ....................
37
4.
Lokasi SLTP Muhammadiyah Salatiga .....................
38
5.
Visi dan Misi SLTP Muhammadiyah Salatiga ..........
39
B. Penyajian Data ..................................................................... 1.
Data Responden .........................................................
2.
Jawaban Responden tetang Intensitas Pergaulan dengan
40 40
Teman Sebaya yang Menyimpang .............................
43
Jawaban Responden tetang Kenakalan Remaja .........
46
BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN .........................
49
A. Analisis Pendahuluan ...........................................................
49
B. Analisis Uji Hipotesis ..........................................................
58
C. Pembahasan ..........................................................................
63
BAB V. PENUTUP ...............................................................................
65
A. Kesimpulan ...........................................................................
65
B. Saran .....................................................................................
66
3.
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR TABEL Halaman TABEL 1.1 Instrument Penelitian .........................................................
10
TABEL 1.2 Indikator Penelitian ...........................................................
12
TABEL 3.1 Data Responden .................................................................
41
TABEL 3.2 Jawaban Angket Intensitas Pergaulan dengan Teman Sebaya yang Menyimpang .............................................................
43
TABEL 3.3 Jawaban Angket tentang Kenakalan Remaja ....................
46
TABEL 4.1 Data Nilai Angket Intensitas Pergaulan dengan Teman Sebaya yang Menyimpang .................................................
50
TABEL 4.2 Interval Intensitas Pergaulan dengan Teman Sebaya yang Menyimpang .......................................................................
52
TABEL 4.3 Distribusi Frekuensi Intensitas Pergaulan dengan Teman Sebaya yang Menyimpang..................................................
53
TABEL 4.4 Data Nilai Angket Kenakalan Remaja ..............................
54
TABEL 4.5 Interval Kenakalan Remaja ...............................................
56
TABEL 4.6 Distribusi Frekuensi Kenakalan Remaja ...........................
57
TABEL 4.7 Distribusi Intensitas Pergaulan dengan Teman Sebaya yang Menyimpang dengan Kenakalan Remaja ..........................
60
DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1.1 Daftar Riwayat Hidup ......................................................................
70
1.2 Nilai SKK ........................................................................................
71
1.3 Lembar Konsultasi Skripsi ..............................................................
74
1.4 Nota Pembimbing ............................................................................
75
1.5 Permohonan Ijin Penelitian .............................................................
76
1.6 Gambar Situasi Tanah SMP Muhammadiyah Salatiga ...................
77
1.7 Denah Tanah dan Bangunan Gedung SMP Muhammadiyah Salatiga ............................................................................................
78
1.8 Pembagian Tugas Tambahan Guru (Wali Kelas) SMP Muhammadiyah Salatiga ............................................................................................
79
1.9 Pembagian Tugas Tambahan Guru SMP Muhammadiyah Salatiga
80
1.10 Pembagian Tugas Membimbing SMP Muhammadiyah Salatiga .
81
1.11 Pembagian Tugas Mengajar Guru SMP Muhammadiyah Salatiga
82
1.12 Instrument Angket .........................................................................
84
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak ke masa dewasa, meliputi semua perkembangan yang dialami sebagai persiapan memasuki masa dewasa (Singgih, 2007:3). Pada masa itu seseorang mengalami gejolak jiwa yang belum menemukan titiknya. Sering kali remaja mencari jati diri di luar diri mereka, tanpa pengawasan orang tua. Bisa terjadi mereka terjerumus pada hal-hal yang menyimpang atau disebut kenakalan remaja. Seperti pada contoh kasus berikut: Belasan pemuda tanggung yang menggelar pesta miras di berbagai tempat umum di kota Solo, ditangkap polisi. Usia mereka rata-rata masih belasan tahun dan masih tercatat sebagai murid SMP serta SMA (Pesta miras belasan pemuda ditangkap, 21-5-2012:30). Lain lagi di Sragen, karena bingung dan takut dimarahi orang tua menjadi alasan seorang siswa salah satu SMP di Gondang, ini mencoba gantung diri. Alasannya uang yang diberikan untuk piknik dipakai taruhan sepak bola dan kalah. Untungnya, nyawa bocah itu dapat diselamatkan (Selewengkan uang piknik, siswa SMP mencoba bunuh diri, 9-5-2012: 1 dan 8). Berita di atas hanyalah sebagaian kecil dari problema remaja di indonesia, mulai dari kenakalan yang bersifat biasa, seperti, berkelahi, membolos sekolah, kabur dari rumah, berbohong, menyontek, keluyuran
tanpa tujuan, kebut-kebutan, membaca buku porno, merokok di sekolah. Sampai pada kenakalan yang bersifat khusus seperti, minum-minuman keras,
berjudi,
melakukan
sex
bebas,
mencuri
dan
lain-lain
(Kartono, 2003:107-109). Menurut basri (2004:15), “Kenakalan remaja timbul salah satunya karena adanya faktor yang terdapat di luar diri individu. Lingkungan pergaulan yang kurang baik, kondisi keluarga yang tidak mendukung terciptanya perkembangan kepribadian anak yang baik, pengaruh media massa, kurangnya kasih sayang yang dialami anak-anak, karena kecemburuan sosial atau frustasi terhadap keadaan sekitar”. Jadi bukan tanpa alasan kenakalan remaja marak terjadi di masyarakat. Ada beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya kenakalan remaja, yaitu faktor individu, masyarakat atau teman bergaul, dan keluarganya. Dari faktor di atas, keluarga merupakan lingkungan yang terdekat untuk membesarkan, mendewasakan dan di dalamnya anak mendapatkan pendidikan yang pertama kali. Keluarga merupakan kelompok masyarakat terkecil,
akan
tetapi
merupakan
lingkungan
paling
kuat
dalam
membesarkan anak dan terutama bagi anak yang belum sekolah. Oleh karena itu, keluarga memiliki peranan yang penting dalam perkembangan anak, sedangkan keluarga yang baik akan berpengaruh positif bagi perkembangan anak, dan sebaliknya keluarga yang jelek akan berpengaruh negatif. Oleh karena sejak kecil anak dibesarkan oleh keluarga dan untuk seterusya. Meskipun keluarga menjadi pembentukan karakter anak. Tetapi keluarga tidak akan bisa terus menerus mengawasi sebagaimana ketika anak masih kecil. Pada usia remaja, anak akan jauh dari rumah, karena
dirasa kehidupan remaja akan berkembang. Penelitian yang dilakukan Buhrmester (Santrock, 2004:414) menunjukkan bahwa pada masa remaja kedekatan hubungan dengan teman sebaya meningkat secara drastis, dan pada saat yang bersamaan kedekatan hubungan remaja dengan orang tua menurun secara drastis. Maka dari itu pencarian akan jati diri remaja banyak dihabiskan dengan teman-teman yang seusia dengan mereka. Inilah yang menjadi kekhawatiran sebagian orang tua, yang memiliki anak menginjak remaja. Mereka khawatir anak akan salah pilih teman dalam bergaul. Padahal dalam surat Luqman ayat 17 sudah jelas, bagaimana orang tua menasihati anaknya, sebagai berikut:
“Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu, sesungguhnya yang demikian itu halhal yang diwajibkan (oleh Allah).”(Q.S. Luqman: 17)
Meskipun nasihat orang tua sudah jelas tetapi pola pikir anak dengan orang tua tentunya berbeda, maka kembali lagi dengan keinginan remaja yang ingin mengikuti temannya. Dengan demikian teman dan lingkungan tempat tinggal juga ikut membentuk perilaku remaja. Oleh sebab itu remaja dituntut untuk selektif dalam memilih teman, sebagaimana harapan orang tua yang tidak mampu mengawasi anaknya
seperti waktu masa kanak-kanak. Dengan harapan remaja bergaul dengan teman yang baik, maka orang tua akan lebih mudah mengawasi perkembangan remaja. Tetapi keinginan remaja dengan orang tua yang berbeda sering kali remaja terbawa arus perkembangan jaman, sehingga konformitas yang terjadi dengan teman sebaya menimbulkan efek negatif. Dari pemaparan di atas tentang kenakalan remaja dan pergaulan remaja, maka menimbulkan kesenjangan antara teori dan kenyataan di lapangan. Dengan permasalahan tersebut maka peneliti tertarik untuk mengambil judul ”Korelasi Intensitas Pergaulan dengan Teman Sebaya yang Menyimpang dengan Kenakalan Remaja pada Siswa Kelas VIII di SMP Muhmmadiyah Salatiga Tahun 2013” B. Rumusan Masalah Bertolak dari latar belakang penelitian, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian yaitu “ seberapa besar hubungan intensitas pergaulan dengan teman sebaya terhadap kenakalan remaja?” 1. Bagaimana
intensitas
pergaulan
dengan
teman
sebaya
yang
memyimpang pada siswa kelas VIII di SMP Muhammadiyah Salatiga Tahun 2013? 2. Bagaimana kenakalan remaja pada siswa kelas VIII di SMP Muhammadiyah Salatiga Tahun 2013? 3. Apakah ada korelasi antara intensitas pergaulan dengan teman sebaya yang menyimpang dengan kenakalan remaja pada siswa kelas VIII di SMP Muhammadiyah Salatiga Tahun 2013?
C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar hubungan intensitas pergaulan dengan teman sebaya yang menyimpang terhadap kenakalan remaja. 1. Untuk mengetahui bagaimana intensitas pergaulan dengan teman sebaya
yang menyimpang pada
siswa kelas VIII di
SMP
Muhammadiyah Salatiga Tahun 2013 2. Untuk mengetahui bagaimana kenakalan remaja pada siswa kelas VIII di SMP Muhammadiyah Salatiga Tahun 2013 3. Untuk mengetahui apakah ada korelasi antara intensitas pergaulan dengan teman sebaya yang menyimpang dengan kenakalan remaja pada siswa kelas VIII di SMP Muhammadiyah Salatiga Tahun 2013 D. Manfaat Manfaat penelitian terdiri dari manfaat teoritis yang berdasarkan pertimbangan
kontekstual
dan
konseptual.
Dan
manfaat
praktis
berdasarkan realitas di lapangan. Adapun manfaat penelitian secara rinci dijelaskan sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmiah bagi wahana perkembangan ilmu
pendidikan, terutama
yang
berhubungan dengan masalah perilaku siswa terhadap kenakalan remaja, dan selain itu penelitian ini dapat dijadikan sebagai landasan bagi penelitian lanjutan.
2. Manfaat Praktis Hasil penilitian ini dapat dijadikan bahan pijakan pembenahan pergaulan remaja dan juga diharapkan bisa menanggulangi kenakalan remaja di SMP Muhammadiyah Salatiga. Manfaat penelitian secara rinci diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: Memberikan masukan bagi pendidik dan lembaga pendidikan guna menanggulangi kenakalan remaja, melalui kerjasama dengan orang tua dan masyarakat. E. Penjelasan Istilah Untuk menghindari adanya kemungkinan penafsiran yang salah tentang istilah- istilah yang digunakan dalam judul skripsi, maka perlu diberi batasan dan penjelasan sebagai berikut : 1. Pergaulan dengan teman sebaya yang menyimpang Pergaulan masa muda di luar keluarga dapat disebut persahabatan atau pertemanan (Brower, 1982:63). Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, teman sebaya diartikan sebagai kawan, sahabat atau orang yang sama-sama bekerja atau berbuat (Poerwadarminta, 2007 : 1164). Sedangkan penyimpangan atau deviasi dapat diartikan sebagai tingkah laku yang menyimpang dari tendensi sentral atau ciriciri karakteristik rata-rata dari rakyat kebanyakan atau populasi. (Kartono, 1983:10-11)
Adapun indikator pergaulan dengan teman sebaya yang menyimpang: a. Sering berkata kotor tidak senonoh dan cabul. b. Berani menentang orang dewasa. c. Sering melanggar aturan di sekolah. d. Sering bekerja sama dalam kejelekan. e. Tidak fokus dengan sekolah. (Kartono, 1983:15-16). 2. Kenakalan remaja kenakalan remaja (Juvenile delinquency) adalah perilaku jahat atau kenakalan anak-anak muda, merupakan gejala sakit (patologis) secara sosial pada remaja Istilah kenakalan remaja mengacu pada suatu rentang yang luas, dari tingkah laku yang tidak dapat diterima sosial sampai pelanggaran status hingga tindak kriminal (Kartono, 2006:73). Adapun indikator kenakalan remaja: a. Melakukan tindakan bolos sekolah b. Melakukan upaya pencurian dan pemerasan c. Mengakses pornografi d. Melakukan tindakan kekerasan dan tawuran e. Melakukan tindakan perjudian f. Mengkonsumsi NAPZA. (Sudarsono,2004:32)
F. Metode Penelitian Adapun metode penelitian yang penulis gunakan dalam peneltian ini adalah : 1. lokasi dan waktu penelitian Lokasi penelitian di SMP Muhammadiyah Salatiga. Waktu pelaksanaan bulan Januari 2013 2. populasi dan sampel a. Populasi dan sampel Populasi
diartikan
sebagai
keseluruhan
subyek
(Arikunto,1998:15), sedangkan sampel (Arikunto,1998:117) adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Berkaitan dengan persoalan teknis dan tujuan penelitian maka populasi dipersempit, dari siswa SMP Muhammadiyah yang berjumlah 344 siswa, maka dipersempit menjadi siswa kelas VIII yang berjumlah 117 siswa. Penarikan sampel pada penelitian ini mengacu pada pendapat Arikunto(1998 : 120) yang mengatakan bahwa jika jumlah subjek kurang dari 100 maka sebaiknya diambil semuanya, dan jika jumlah subjeknya lebih dari 100, maka sampel penelitian diambil 10 – 15 % atau 20 – 25% atau lebih. Berdasarkan teori ini maka peneliti mengambil 40% dari jumlah populasi sebanyak 117 siswa. Penentuan pengambilan sampel dengan presentase 40% adalah atas pertimbangan peneliti berkenaan dengan kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga, dana, sempit luasnya wilayah pengamatan dari
setiap subjek yang menyangkut banyak sedikitnya data, serta besar kecilnya resiko yang ditanggung peneliti. Berdasarkan pernyataan tersebut maka jumlah sampel penelitian ini ditentukan sebesar 40% atau 40% x 110 = 47. Jadi sampel pada penenlitian ini sebanyak 47 siswa. b. Teknik Sampling dan Sebaran Kelas Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling
purposif,
yaitu
teknik
penentuan
sampel
dengan
pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2010: 68). Dalam penelitian ini, subjek yang dilibatkan memiliki syarat duduk dibangku SMP kelas VIII, dan yang diijinkan oleh sekolah untuk berpartisipasi. Adapun sampel yang dapat diambil adalah kelas A yang berjumlah 29, dengan rincian siswa putra 11 dan siswa putri 18. Selain kelas A melibatkan pula kelas B dengan jumlah 29, dengan rincian siswa putra 13, dan siswa putri 16. Meskipun siswa kelas A dan B yang berjumlah 58 sebagai sampel, tetapi peneliti tetap mengikuti pada pendapat arikunto, dengan mengambil 40%. Pengambilan di dua kelas dapat digunakan untuk menghindari kesalahan dalam pengambilan data. 3. Metode Pengumpulan Data a. Angket Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden tentang pribadinya atau
hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2006: 151). Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang intensitas pergaulan dengan teman sebaya yang menyimpang dengan kenakalan yang dilakukan oleh para remaja pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Salatiga. b. Dokumentasi Dokumentasi adalah cara pengumpulan data mengenai halhal atau variabel yang berupa catatan-catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, agenda, dan lain sebagainya (Arikunto, 1998: 234). Metode dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh data tentang; gambaran umum SMP Muhammadiyah Salatiga yang meliputi letak geografis, struktur organisasi, keadaan sekolah, keadaan siwa, keadaan sosial lingkungan disekitar sekolah, pendidiknya. 4. Instrument Penelitian Data penelitian akan diungkap dengan dua instrument, yaitu angket yang berisi tentang intensitas pergaulan dengan teman sebaya yang menyimpang, dan angket tentang kenakalan remaja. Berikut instrument penelitian: TABEL 1.1 Instrument Penelitian No 1
Variabel
Alat ukur
Hasil ukur
Intensitas pergaulan
Angket berisi item
Dengan ketentuan jawaban
dengan teman sebaya
pernyataan sebanyak 15
sering= nilai 3, jawaban
yang menyimpang
item
jarang= nilai 2, jawaban tidak pernah= nilai 1
2
Kenakalan remaja
Angket berisi pertanyaan Dengan ketentuan jawaban Kuisioner sebanyak 15 A = nilai 3, jawaban B = item pertanyaan
nilai 2, jawaban C = nilai 1
Berdasarkan tabel 1.1 di atas, masing-masing angket berisi 15 item pernyataan dan pertanyaan, dengan 3 alternatif jawaban. Tiap alternatif jawaban mendapatkan skor, dimulai dari skor 3, untuk alternatif jawaban sering, skor 2 untuk alternatif jawaban jarang, dan untuk skor 1 untuk alternatif jawaban tidak pernah. Angket ke dua juga berisi 3 alternatif jawaban, yaitu jawaban A dengan skor 3, jawaban B dengan skor 2, dan jawaban C dengan skor 1. Dan untuk mempermudah dalam penyusunan angket, maka penulis membuat daftar indikator beserta no item pertanyaan yang akan diajukan. Susunannya dapat dilihat pada tabel 1.2 sebagai berikut:
TABEL 1.2 Indikator Penelitian No
Variabel
Indikator
No Item Pertanyaan
1
2
Pergaulan
a.
Sering berkata kotor tidak senonoh dan cabul.
1, 2, 3
dengan
b.
Berani menentang orang dewasa.
4, 5, 6
teman sebaya
c.
Sering melanggar aturan di sekolah.
7, 8, 9
yang
d.
Sering bekerja sama dalam kejelekan.
10, 11, 12
menyimpang
e.
Tidak fokus dengan sekolah.
13, 14, 15
Kenakalan
a.
Melakukan tindakan bolos sekolah
1, 2
remaja
b.
Melakukan upaya pencurian dan pemerasan
3, 4, 5
c.
Menonton film-film pornografi
6, 7, 8
d.
Melakukan tindakan kekerasan dan tawuran
9, 10
e.
Melakukan tindakan perjudian
11, 12
f.
Mengkonsumsi NAPZA
13, 14, 15
5. Analisis Data ∑
rxy = √
∑
–∑ ∑
∑ ∑
∑
Keterangan: rxy = Koefisien korelasi product moment
X = Variabel X (Intensitas pergaulan dengan teman sebaya yang menyimpang) Y = Variabel Y (Kenakalan remaja) Xy = Perkalian variabel x dan y
N = Jumlah sampel. (Sugiyono, 2010: 318) 6. Sistematika Penulisan 1. Bagian awal Bagian awal ini meliputi :halaman judul, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, dan daftar lampiran. 2. Bagian inti Bab I Pendahuluan, terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, penegasan istilah, metode penelitian (pendekatan dan rancangan penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi dan sampel, metode pengumpulan data, instrument penelitian, analisis data), dan sistematika penulisan. Bab II Kajian Pustaka, korelasi intensitas pergaulan dengan teman sebaya yang menyimpang dengan Kenakalan Remaja, pengertian pergaulan dengan teman sebaya yang menyimpangan, latar belakang terbentuknya teman sebaya, cirri-ciri pergaulan teman sebaya, fungsi pergaulan teman sebaya; pengertian kenakalan remaja, faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya kenakalan remaja,
bentuk-bentuk kenakalan remaja, usaha untuk mengatasi kenakalan remaja; penelitian terdahulu; kerangka pemikiran; hipotesis Bab III Hasil Penelitian; Gambaran umum lokasi dan subjek penelitian; Penyajian Data. Gambaran umum SLTP Muhammadiyah salatiga, sejarah berdirinya SMP Muhammadiyah Salatiga, tujuan SLTP Muhammadiyah Salatiga, lokasi SLTP Muhammadiyah Salatiga, visi dan misi SLTP Muhammadiyah Salatiga; temuan data dari hasil penelitian, data responden, jawaban responden tetang intensitas pergaulan dengan teman sebaya yang menyimpang, jawaban responden tetang kenakalan remaja Bab IV Analisis Data dan Pembahasan, Analisis pendahuluan, Analisis Uji Hipotesisi, pembahasan. Bab V Penutup, berisi tentang kesimpulan, dan saran 3. Bagian akhir Bagian akhir ini terdiri dari daftar pustaka, lampiran-lampiran dan riwayat hidup
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pergaulan dengan teman sebaya yang menyimpang 1. Pengertian pergaulan dengan teman sebaya yang menyimpang Pergaulan masa muda di luar keluarga dapat disebut persahabatan atau pertemanan (Brower, 1982:63). Teman sebaya atau peer group adalah kelompok sebaya yang sukses ketika anggotanya dapat berinteraksi, hal-hal yang dialami oleh anak-anak tersebut adalah halhal yang menyenangkan saja. (Santoso, 2004:79). Sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia, teman sebaya diartikan sebagai kawan, sahabat
atau
orang
yang
sama-sama
bekerja
atau
berbuat
(Poerwadarminta, 2007: 1164). Sedangkan penyimpangan atau deviasi dapat diartikan sebagai tingkah laku yang menyimpang dari tendensi sentral atau cirri-ciri karakteristik rata-rata dari rakyat kebanyakan atau populasi.(Kartono, 1983:10-11). Definisi teman sebaya lebih ditekankan pada kesamaan tingkah laku atau psikologis, maka penulis mendefinisikan pergaulan dengan teman sebaya yang meyimpang sebagai interaksi individu pada anak-anak atau remaja dengan tingkat usia yang sama serta melibatkan keakraban yang relatif besar diantara kelompoknya dan hal-hal yang dikerjakan dalam kelompoknya keluar dari aturan-aturan atau rata-rata dari masyarakat umum.
2. Latar belakang terbentuknya teman sebaya Menurut Santoso (2004: 78) latar belakang terbentuknya teman sebaya adalah sebagai berikut: a. Adanya perkembangan proses sosialisasi. Pada usia remaja (usia anak SMP dan SMA), individu mengalami proses sosialisasi dimana mereka sedang belajar memperoleh kemantapan sosial dalam mempersiapkan diri untuk menjadi orang dewasa baru. b. Kebutuhan untuk menerima penghargaan. Secara psikologis, individu butuh penghargaan dari orang lain, agar mendapat kepuasan dari apa yang telah dicapainya. c. Perlu perhatian dari orang tua. Individu perlu perhatian dari orang lain terutama yang merasa senasib dengan dirinya. Hal ini dapat ditemui dalam kelompok sebayanya. Dimana individu merasa sama satu dengan yang lainnya. d. Ingin menemukan dunianya. Didalam
pertemanan
yang
sebaya
individu
dapat
menemukan dunianya, dimana berbeda dengan dunia orang dewasa. Mereka mempunyai persamaan pembicaraan disegala bidang. Misalnya pembicaraan tentang hobi, permainan dan yang lainnya.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa latar belakang terbentuknya pertemanan sebaya didasari oleh beberapa hal yaitu adanya perkembangan proses sosialisasi, adanya kebutuhan individu untuk dihargai orang lain, keinginan individu untuk mendapatkan perhatian orang tua, dan untuk menemukan dunianya. Karena anak sekolah yang tergabung dalam kelompok teman sebaya mempunyai sikap ingin terlihat menonjol dari pada anak-anak sekolah yang lainya. Karena dengan begitu anak berharap dia akan disegani dan tidak dipandang sebelah mata. 3. Ciri-ciri pergaulan teman sebaya Adapun ciri-ciri kelompok teman sebaya menurut santoso (2004: 81) adalah tidak mempunyai struktur organisasi yang jelas, bersifat sementara,
mengajarkan
tentang
kebudayaan
yag
luas,
serta
anggotanya adalah individu sebaya. Secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Tidak mempunyai struktur organisasi yang jelas Kelompok sebaya terbentuk secara spontan. Diantara mereka mempunyai kedudukan yang sama, tetapi ada satu di antara anggota kelompok yang dianggap sebagai pemimpin. b. Bersifat sementara Karena tidak ada struktur yang jelas, kelompok ini tidak bias bertahan lama. Lebih-lebih jika keinginan masing-masing
anggota kelompok tidak tercapai. Atau karena keadaan yang memisahkan mereka,seperti pada teman sebaya di sekolah. c. Mengajarkan individu tentag kebudayaan yang luas Misalnya teman sebaya di sekolah, mereka umumnya terdiri dari individu yang berbeda-beda. Lingkungannya, yang mempunyai aturan atau kebiasaan yang berbeda pula. d. Anggotanya adalah individu yang sebaya Contoh konkretnya pada anak-anak SMP atau SMA yang mempunyai keinginan, tujuan, dan kebutuhan yang sama. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam kelompok teman sebaya mempunyai ciri-ciri sendiri yang khas, karena kelompok teman sebaya bisa terbentuk di dalam lingkup sekolahan. Apabila siswa naik kelas maka kemungkinan kelompok teman sebaya bubar sangat besar, dan akhirnya terbentuk kelompok teman sebaya yang baru dengan teman sekelas yang baru. 4. Fungsi pergaulan teman sebaya. Menurut Kelly dan Hansen, dalam bukunya desmita (2008: 220221) menyebutkan fungsi positif pergaulan teman sebaya, yaitu: a. Memperoleh dorongan emosional dan sosial. Teman dan kelompok teman sebaya memberikan dorongan bagi remaja untuk mengambil peran dan tanggung jawab baru
mereka.
Dorongan
yang
diperoleh
remaja
menyebabkan
berkurangnya ketergantungan pada keluarga mereka. b. Meningkatkan keterampilan-keterampilan sosial. Melalui percakapan dan perdebatan dengan teman sebaya, remaja belajar mengekspresikan ide-ide dan perasaan-perasaan serta mengembangkan kemampuan mereka memecahkan masalah. c. Mengembangkan sikap seksualitas dan tingkah laku peran jenis kelamin. Remaja belajar mengenai tingkah laku dan sikap-sikap yang mereka asosiasikan dengan menjadi laki-laki dan perempuan muda. d. Memperkuat penyesuaian moral dan nilai-nilai. Dalam mengambil
kelompok
keputusan
teman
atas
diri
sebaya, mereka
remaja sendiri.
mencoba Remaja
mengevaluasi nilai-nilai yang dimilikinya dan yang dimiliki teman sebayanya, serta memutuskan mana yang benar menurut mereka. e. Meningkatkan harga diri. Menjadi orang yang disukai oleh sejumlah besar temanteman sebayanya membuat remaja semakin nyaman tentang dirinya. Meskipun pergaulan teman sebaya mempunyai fungsi yang positif, tetapi tanpa pengawasan orang dewasa disekitarnya fungsi pergaulan remaja dengan teman sebaya yang positif dapat menjadi hal-hal yang negatif. Menurut santrock, masih dalam buku
deswita (2008: 221) telah menjelaskan budaya teman sebaya remaja merupakan suatu bentuk kejahatan yang merusak nilai-nilai dan kontrol orang tua, lebih dari itu, teman sebaya dapat memperkenalkan remaja pada alkohol, obat-obatan, kenakalan, dan berbagai bentuk perilaku yang dipandang orang dewasa sebagai penyimpangan. B. Kenakalan Remaja 1. Pengertian Kenakalan Remaja Pengertian kenakalan remaja mempunyai arti yang khusus dan terbatas pada suatu masa tertentu, yaitu masa remaja sekitar umur 1315 tahun sampai dengan sekitar umur 21 tahun. Kenakalan biasa disebut juga dengan istilah juvenile berasal dari bahasa latin juvenilis, yang artinya anak-anak, anak muda, ciri karakteristik pada masa muda, sifat-sifat khas pada periode remaja, sedangkan deliquent berasal dari bahasa latin deliquere yang berarti terabaikan, mengabaikan, yang kemudian diperluas artinya menjadi jahat, nakal, anti sosial, kriminal, pelanggar aturan, pembuat ribut, pengacau peneror, dan lain sebagainya. (Mulyono, 1984:20). Masih dalam pengertian kenakalan remaja, para ahli seperti Paul Lapan, dalam bukunya (Atmasasmita, 1983:20), mendefinisikan bahwa kenakalan remaja adalah seseorang yang telah divonis oleh pengadilan kepantasan hukum yang melalui hukum remaja dapat dijatuhi sanksi. Senada dengan Paul, William G.Kvaraceus, masih
dalam bukunya (Mulyono, 1984: 22), mendifinisikan bahwa kenakalan remaja merupakan perilaku menyimpang yang dilakukan oleh anak muda di bawah umur tertentu, dan pelanggaran tersebut merupakan sebuah pelanggaran terhadap hukum atau tatanan pemerintahan kota. Berbeda dengan pengertian di atas, Benyamin Fine dalam bukunya (Mulyono, 1984: 21) mendefinisikan bahwa kenakalan remaja adalah sebuah teladan atau contoh tingkah laku dilakukan oleh seorag anak muda di bawah umur 18 tahun yang berlawanan dengan hukum negeri dan masih bisa diterima, dan ini merupakan antisosial dalam karakter. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Maud A.Merril dalam bukunya (Atmasasmita, 1983:21), Seorang anak diklasifikasikan sebagai anak nakal ketika anti sosialnya kepada seseorang cenderung terlihat serius, yang mana ia harus menjadi subyek tindakan yang resmi. Dari pendapat-pendapat di atas maka dapat ditarik kesimpulan, bahwa kenakalan remaja mempunyai sifat yang dapat dikelompokkan menjadi 2 bagian besar, yaitu kenakalan remaja yang bersifat a-moral dan anti sosial yang dikemukakan oleh Maud A.Merril, Benyamin Fine. Kenakalan ini tidak diatur dalam undang-undang sehingga tidak dapat digolongkan sebagai pelanggaran hukum. Sedangkan definisi menurut William G.Kvaraceus dan Paul Lapan Kenakalan remaja yang bersifat melanggar hukum, dan pelaku dapat dijerat oleh hukum yang berlaku.
2. Faktor Timbulnya Kenakalan Remaja Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya kenakalan remaja menurut pendapat (Singgih, 1980: 34) dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Faktor kontrol diri Di jelaskan dalam Al-Qur‟an surat As-syam 8 bahwa setiap manusia telah mempunyai potensi dalam berbuat baik dan buruk, tinggal bagaimana kemampuan manusia dalam memaksimalkan potensi tersebut.
“Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.” (Q.S. As-syam 8) Kenakalan remaja juga digambarkan sebagai kegagalan untuk mengembangkan kontrol diri yang cukup dalam hal tingkah laku. Beberapa anak yang gagal dalam mengembangkan kontrol diri yang esensial yang sudah dimiliki orang lain selama proses pertumbuhan biasanya akan mengalami pemberontakan dan bentuknya bisa berupa kenakalan remaja. b. Faktor harapan terhadap pendidikan dan nilai-nilai di sekolah.
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Q.S.AnNahl:125). Remaja yang menjadi pelaku kenakalan seringkali memiliki harapan yang rendah terhadap pendidikan di sekolah. Mereka merasa dan memandang bahwa sekolah itu tidak begitu bermanfaat bagi kehidupannya, selain itu juga biasanya nilai-nilai mereka pada pelajaran sekolah cenderung rendah. Mereka pada umumnya tidak termotivasi untuk sekolah. c. Faktor keluarga. Kurang adanya dukungan keluarga seperti kurangnya perhatian orang tua terhadap aktivitas anak. Kurangnya penerapan disiplin yang efektif dan kurangnya kasih sayang orang tua terhadap anaknya dapat menjadi pemicu timbulnya kenakalan remaja. Maka penting sekali perhatian keluarga bagi anak-anaknya, karena hal tersebut juga diperintahkan ALLAH melalui Al-Qur‟an
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya
kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (At Tahrim: 6) d. Faktor teman sebaya. Memiliki teman-teman sebaya yang melakukan kenakalan meningkatkan resiko remaja untuk menjadi nakal juga. Maka di dalam Al-Qur‟an di perintahkan untuk berkumpul dengan orangorang yang baik
“Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.” (At Taubah:119) e. Faktor lingkungan tempat tinggal. Masyarakat memungkinkan melakukan
dengan
remaja
aktifitas
tingkat
mengamati
kriminal
dan
kriminalitas berbagai
model
memperoleh
hasil
tinggi yang atau
penghargaan atas aktifitas kriminal mereka. Masyarakat seperti ini sering ditandai dengan kemiskinan, pengangguran, dan perasaan tersisih dari kaum kelasa menengah. Kualitas sekolah, pendanaan pendidikan, dan aktifitas lingkungan yang terorganisir adalah faktor-faktor lain dalam masyarakat yang juga berhubungan dengan kenakalan remaja. Dari paparan di atas maka penulis mengambil kesimpulan bahwa faktor penentu penyebab kenakalan remaja adalah faktor lingkungan tempat tinggal, terutama teman sebaya yang kurang baik, karena pada masa ini remaja mulai bergerak meninggalkan
rumah dan menuju teman sebaya, sehingga minat, nilai, dan norma yang ditanamkan oleh kelompok pergaulannya lebih menentukan perilaku remaja itu sendiri dibandingkan dengan nilai, norma yang ada dalam keluarga dan masyarakat. 3. Bentuk Kenakalan Remaja Dalam menentukan bentuk kenakalan remaja banyak ahli yang berbeda pendapat, diantaranya menurut pendapat (kartini 2003: 107-109), secara garis besar bentuk kenakalan remaja dapat dibagi menjadi 2 yaitu: a. Kenakalan remaja yang bersifat biasa Kenakalan remaja biasa adalah kenakalan yang dilakukan remaja secara khusus tidak terdapat dan tidak diatur dalam udangundang dan hukum, karena kenakalan yang tidak diatur dalam undang-undang atau suatu hukum tidak dapat atau sulit digolongkan
sebagai
pelanggaran
hukum.
Apabila
remaja
melakukan pelanggaran yang msuk kategori ini pada umumnya tidak ada sangsi yang tegas dan biasanya remaja hanya mendapat sangsi moral dari orang lain serta masyarakat. Sehingga kenakalan remaja pada tingkat ini lebih sering frekuensinya, karena tidak adanya pihak yang secara langsung menanganinya, dan biasanya remaja tidak pernah jera untuk melakukan secara berulang-ulang perilaku tersebut.
Adapun yang termasuk dalam kategori kenakalan ini berupa berkelahi, membolos sekolah, kabur dari rumah, berbohong, berani pada orang yang lebih tua, menyontek, keluyuran tanpa tujuan, kebut-kebutan,
mengkonsumsi
hal-hal
yang
berbau
porno,
merokok di dalam sekolah, yang mana hal ini hanya diatur dalam tata tertib sekolah bukan dalam hukum resmi atau undang-undang. Meskipun dalam undang-undang tidak mendapat sanksi, namun kenakalan tersebut berakibat fatal. Berikut beberapa contoh kenakalan yang bersifat ringan di dalam Al- Qur‟an, dalam surat QS. Al-An‟am : 144, dan Al Israa‟: 23 dan 32
“Maka siapakah yang lebih zalim dari pada orang-orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah untuk menyesatkan manusia tanpa pengetahuan Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.”( QS. Al-An‟am : 144)
Dan Tuhanmu Telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.”(Q.S. Al-Israa‟:23)
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk,” (al-Israa‟: 32) b. Kenakalan remaja yang bersifat khusus. Kenakalan remaja yang bersifat khusus merupakan jenis kenakalan yang melanggar norma-norma, hukum serta undangundang yang berlaku. Kenakalan yang termasuk dalam kategori ini pada umumnya telah menjerumus pada salah satu kenakalan yang menetap, sebagai contoh misalnya remaja yang terjerat judi, narkotik, ganja, melakukan seks bebas, mencuri, membunuh dan lain sebagainya, yang mana dilarang dan diatur baik dalam aturan sekolah maupun undang-undang dan hukum negara serta mendapat sangsi yang tegas setiap pelakunya. Pada kenakalan remaja dalam tingkat ini termasuk kenakalan remaja yang berat, sehingga memerlukan penanganan yang yang serius dan hati-hati. Kenakalan remaja yang bersifat khusus dipertegas lagi dalam Al- Qur‟an, diantaranya surat AL-Maidah ayat 90 dan AL-Maidah ayat 38
“Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.” ( AL-Maidah: 90)
“Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (AL-Maidah: 38) Dari pendapat kartini kartono di atas maka penulis dapat mengambil inti bahwa bentuk kenakalan remaja secara umum di bagi menjadi dua, yaitu: -
Kenakalan yang ringan (yang tidak termasuk dalam tindak kriminal tetapi berdampak negatif), seperti merokok, membolos sekolah, main kebut-kebutan, membawa senjata tajam, berkelahi, membawa buku atau vcd porn, minumminuman keras, bergabung dengan gang nakal, dan lain sebagainya, juga termasuk dalam hal ini larangan-larangan yang diatur dalam tata tertib di sekolah juga bisa dikatakan bentuk kenakalan remaja bila pelakunya pelajar.
-
Kenakalan yang berat (termasuk dalam tindak kriminal yang dapat menyebabkan kerugian bagi dirinya dan juga masyarakat dan diatur dalam undang-undang), seperti berjudi, memakai narkoba, ganja, sex bebas, merampok, memperkosa, membunuh orang dan lain sebagainya.
4. Usaha Mengatasi Kenakalan Remaja Sudah menjadi tanggung jawab semua pihak, baik keluarga, masyarakat, dan pihak sekolah dalam hal mengatasi kenakalan remaja usia sekolah ini, diantaranya adalah dengan: a. Penanaman Akhlaq atau Agama di Keluarga. Dalam pendidikan anak perlu diperhatikan perlakukan orangtua yang diterima oleh si anak misalnya, kasih sayang, perhatian yang memadai, adil dan tempat berbagi cerita. Pendidikan agama dalam keluarga sebagai pendidikan pertama dan utama yang memiliki peran sentral dalam pembentukan anak shaleh. Peran ayah dan ibu dalam pendidikan agama dalam keluarga adalah sebagai guru yang wajib membawa anak mereka ke jalan Islami dengan penuh perhatian dan rasa kasih sayang. Pentingnya pendidikan dalam keluarga juga ditekankan pada AlQur‟an surat At Tahrim 6 dan As-Syuraa 214 yang berbunyi:
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (At Tahrim: 6)
“Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat.” (As-Syuraa: 214) b. Penanaman Akhlak atau Agama di Sekolah dan di masyarakat. Sekolah dan masyarakat merupakan tempat kedua setelah di rumah tangga. Seluruh aparat sekolah baik kepala sekolah, tenaga administrasi, pembantu sekolah dan guru, bekerja sama dengan masyarakat, sangat menentukan dalam pembentukan kepribadian anak remaja. peran guru dan masyarakat sangat banyak dituntut untuk dapat mensosialisasikan dan menginternalisasikan pada diri remaja. Usaha pembentukan akhlak atau keagamaan remaja tidak saja dilakukan dalam proses pembelajaran (kognitif) namun juga dalam wujud prilaku nyata "keteladanan" sehingga penanaman akhlak atau agama lewat afektif dan psikomotor bersinergi. Dalam kaitan ini guru harus memahami perkembangan kejiwaan anak. Hal serupa juga ditekankan pada Al-Qur‟an pada surah An-Nahl ayat 125.
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Q.S.AnNahl:125).
c. Meningkatkan kesalehan Kualitas keshalehan pribadi memegang peranan yang penting. Sekalipun keluarga, masyarakat dan sekolah sudah memberikan penanaman akhlak, kembali lagi ke remaja itu sendiri. Ditegaskan oleh Allah swt dalam surah Al-Hujurat ayat 6
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu”(Q.S. Al-Hujurat:6) Dengan keterengan surat tersebut remaja dituntut untuk selektif dalam memilih teman, sekalipun remaja mempunyai penanaman agama yang kuat dari keluarga, sekolah dan masyarakat. Tetapi jika remaja salah dalam memilih teman bisa jadi remaja ikut apa yang dilakukan temannya, hal tersebut juga sudah dijelaskan dalam hadis agar jangan berteman dengan orangorang yang dapat merusak agama maupun dunia kita. Dan hadits ini juga menunjukkan dorongan agar bergaul dengan orang-orang yang dapat memberikan manfaat dalam agama dan dunia. Dijelaskan pula pada hadis berikut:
ِ اْلد ِ ِ ِ ِ اح ِ السوِء َكمثَ ِل ص ِ ِاْلَل ِ ِاْلَل الصالِ ِح َو ج م ََثَ ُل ج َّ يس َ ال، َّاد َ َ يس َّ ج َ َوك ِري ج، ب الجم جسك ِ وكِري ج، أَو ََِت ُد ِرحيه، ك إِ َّما تَ جش َِت ِيه ِ ك ِمن ص ِ ب الج ِمس ِ اح ك َ َاْلَدَّاد ُجحي ِر ُق بَ َدن َ َ يَ جع َد ُم َ ج ج ج ُ َ َُ ك أ جَو ََِت ُد ِمجنهُ ِرحيًا َخبِيثَة َ َأ جَو ثَ جوب
“Seseorang yang duduk (berteman) dengan orang sholih dan orang yang jelek adalah bagaikan berteman dengan pemilik minyak misk dan pandai besi. Jika engkau tidak dihadiahkan minyak misk olehnya, engkau bisa membeli darinya atau minimal dapat baunya. Adapun berteman dengan pandai besi, jika engkau tidak mendapati badan atau pakaianmu hangus terbakar, minimal engkau dapat baunya yang tidak enak.” (HR. Bukhari no. 2101, dari Abu Musa) C. Penelitian Terdahulu Beberapa studi yang sejenis dengan penelitian ini menunjukkan hasil bahwa ada hubungan antara aktivitas keagamaan siswa kelas XI SMA Assalafi Payudan Kenteng Susukan Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010, dengan tingkat kenakalan remaja (Kurniawan, 2010). Berdasarkan hasil penelitiannya bahwa aktivitas keagamaan pada taraf cukup 19 siswa (63%) dan tidak berkorelasi pada tingkat kenakalan remaja yang berada pada level rendah yang berjumlah 17 siswa (57%) dengan rxy 0,35648 yang tidak signifikan dengan r tabel 1% yang menunjukan angka 0,361. Berlawanan dengan penelitian kurniawan yang negatif, penelitian (Rohisoh, 2011) menunjukan adanya hubungan yang positif dan signifikan antara perhatian orang tua terhadap kenakalan remaja di MTS Walisongo Sidowangi Kajoran Magelang, temuan ini menunjukan perhatian orang tua di MTS Walisongo Sidowangi Kajoran Magelang dalam kategori tinggi dengan jumlah 90%, data tersebut berpengaruh terhadap hasil data dari kenakalan remaja yang berjumlah 76,6%, berada pada kategori rendah. Dengan rxy 0,728 dari r tabel 1% adalah 0,325.
Penelitian di atas menunjukan bahwa perhatian orang tua lebih penting dalam menangani kenakalan remaja dari pada aktivitas keagamaan. Hal ini diperkuat dengan penelitiannya (Sholikhin, 2003), hampir sama dengan penelitian rohisoh, tetapi pada penelitian ini hubungan
orang
tua
dan
anak
pengaruhnya
terhadap
perilaku
menyimpang. Dengan hasilnya kesenjangan hubungan orang tua dan anak di SMP Muhammadiyah Salatiga Tahun 2003/2004, tidak ada kesenjangan antara orang tua dan anak. Hal ini berpengaruh dengan tidak adanya perilaku menyimpang di SMP Muhammadiyah Salatiga. Dalam
paparan
penelitian
yang
sudah
dilakukan
peneliti
sebelumnnya, penelitian tentang pergaulan dengan teman sebaya yang menyimpang, hubungannya dengan kenakalan remaja, belum banyak diungkap. Padahal pengaruh pergaulan dengan teman sebaya makin lama makin penting fungsinya, jadi pengaruh keluarga makin kecil (Santoso, 2004:78). Berangkat dari penelitian sebelumnya dan pendapat dari santoso, maka penelitian ini peneliti fokuskan pada korelasi pergaulan dengan teman sebaya yang menyimpang dengan kenakalan remaja. D. Kerangka pemikiran Korelasi Pergaulan dengan Teman Sebaya yang Menyimpang dengan Kenakalan Remaja Berdasarkan pemaparan di atas penulis mempunyai kerangka berpikir bahwa, pergaulan dengan teman sebaya dapat mempengaruhi perilaku, dalam bergaul akan memahami kebutuhan rekan-rekan dan dirinya sendiri dalam timbal baliknya hubungan antara teman sebaya
(Gerungan,1988: 126). Timbal balik tersebut
dapat berupa pengaruh
positif maupun negatif. Pengaruh positif yang dimaksud adalah ketika individu dan bersama teman-teman sebayanya melakukan aktifitas yang bermanfaat seperti membentuk kelompok teman belajar dan patuh pada aturan-aturan yang ada. Dan apabila seseorang bergaul dengan teman sebaya yang menyimpang maka akan berpengaruh negatif, yang dimaksudkan dapat berupa pelanggaran terhadap norma-norma sosial, dan pada lingkungan sekolah berupa pelanggaran terhadap aturan sekolah. Hal tersebut senada dengan pendapat Tarde dalam bukunya(Gerungan, 1996: 32), bertiitik tumpu pada proses imitasi sebagai dasar dari pergaulan sosial antar manusia. Imitasi tak lain contoh-mencontoh, tiru-meniru, ikutmengikuti apa yang setiap harinya dekat dengan dirinya. Jika seseorang mencontoh apa yang baik maka akan jadi baik, begitu sebaliknya apabila yang dicontoh buruk maka akan ikut menjadi buruk. E. Hipotesis. Dari arti katanya, hipotesis memang berasal dari 2 penggalan kata “hypo” yang artinya “di bawah” dan “thesa” yang artinya “kebenaran”. Jadi hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. (Arikunto, 2010:110). Dari pemaparan di atas maka hipotesis yang muncul adalah”adanya korelasi antara pergaulan dengan teman sebaya yang menyimpang
terhadap kenakalan remaja pada siswa kelas VIII di SMP Muhammadiyah Salatiga.
BAB III HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi dan Subyek Penelitian 1. Gambaran umum SLTP Muhammadiyah salatiga a. Identitas sekolah -
Nama sekolah
: SLTP Muhammadiyah Salatiga
-
Alamat
: Jl. Cempaka 5-7 RT. 04 RW III Jetis Timur Kel. Sidorejo Kec. Sidorejo Salatiga
-
Tanggal pendirian : 2 Mei 1974
b. Yayasan penyelenggara -
Nama
: Majlis Pendidikan dan Menengah
-
Induk Organisasi : Muhammadiyah
-
Status tanah
: Milik Yayasan
-
Luas Tanah
: 1012 m2
-
Sifat Gedung
: Permanen
2. Sejarah Berdirinya SMP Muhammadiyah Salatiga Persyarikatan Muhammadiyah Kota Salatiga berdiri untuk masyarakat dengan mengemban visi dan misi berperan serta memajukan dan meningkatkan sumber daya manusia melalui bidang pendidikan, dengan berdirinya SMP Muhammadiyah di Jalan Cempaka 5-7 Salatiga 50714.
Dalam mewujudkan sebagian dari bukti nyata amal usaha persyarikatan Muhammadiyah berupa sarana pendidikan ini, pemimpin Muhammadiyah daerah Salatiga dan kabupaten Semarang pada waktu ini bekerja sama dengan instansi terkait dan tokoh-tokoh agama Islam di Salatiga dan kabupaten dengan GKBI (Gabungan Koperasi Batik Indonesia) sebagai penyandang dana, maka berdirilah bangunan gedung sebagai sarana pendidikan tingkat menengah yang sekarang menjadi SMP Muhammadiyah Salatiga pada tanggal 5 Janiari 1974. Gedung
SMP
Muhammadiyah
Salatiga
ini
diresmikan
penggunaannya pada hari sabtu tanggal 12 Juli 1975 M dan bertepatan dengan tanggal 3 Rajab 1395 H, yang pada waktu itu bertepatan dengan hari koperasi ke XXIII. Dengan demikian sarana pendidikan ini sudah digunakan sebagai tempat proses belajar mengajar sejak tahun 1974 dengan membuka pendaftaran siswa baru kelas I. Tujuan pendirian SMP Muhammadiyah Salatiga merupakan suatu lembaga pendidikan islam, maka dasarnya adalah dari dasar organisasi Muhammadiyah yaitu islam. Sedangkan dasar pendidikan agama di SMP Muhammadiyah Salatiga adalah pancasila dan UUD 1945. Adapun
ajaran
umum
Muhammadiyah
salatiga
Muhammadiyah
yaitu
pendidikan
adalah
mewujudkan
seperti
islam tujuan
masyarakat
di
SMP
pendidikan
muslim
yang
berakhlak mulia, cakap, percaya pada diri sendiri serta berguna bagi masyarakat dan Negara. Sedangkan tujuan khusus dari yayasan Muhammadiyah yang diberikan guru untuk siswa SMP Muhammadiyah Salatiga adalah membawa dan mengembangkan pendidikan di Muhammadiyah mulai dari tingkat dasar sampai dengan perguruan tinggi di daerah tingkat kota Salatiga. 3. Tujuan SLTP Muhammadiyah Salatiga Mengemban
amanah
dalam
pengembangan
ketaqwaan,
intelektual, kemandirian, kepeloporan, semangat amar ma‟ruf nahi munkar berpedoman Al-Qur‟an dan As-Sunnah. Pada setiap tahun pelajaran memberikan pelayanan pendidikan peserta didik sesuai standar minimal pendidikan yang ditetapkan Departemen Pendidikan Nasional dengan tata usaha tingkat pendidikan (KTSP) ditambah dengan tata usaha ciri khusus pada mata pelajaran pendidikan agama dan pendidikan ke Muhammadiyahan. Tuntutan masyarakat bagi peserta didik dengan kebutuhan khusus atau lebih disesuaikan tingkat kecakapan dan daya dukung masyarakat, maka disetiap tahun pelajaran juga membuka kelas khusus dimaksudkan untuk mempertegas arah ke depan menjadi sekolah yang berkualitas namun dari sisi pendanaan terjangkau oleh masyarakat. Mengingat visi merupakan tujuan jangka panjang, maka tujuan yang akan dicapai selama 5 tahun mendatang adalah:
a. Menanamkan bahwa ibadah itu bermanfaat bagi dirinya untuk keselamatan fidunya wal akhirat sesuai dengan tuntuna Al-Qur‟an dan As-Sunnah (Target 90%). b. Meningkatkan minat dan hasil belajar serta prestasi sekolah dengan indikator kenaikan rata-rata nilai kumulatif kenaikan kelas dan ujian menjadi 7,00 c.
Memiliki etos kerja, motivasi belajar yang tinggi dan mampu berkompetensi, percaya diri dalamberbagai aktifitas.
d. Memiliki prestasi dan ketrampilan yang dapat diandalkan seperti kepramukaan, olah raga, MTQ, dan bidang kesenian lainnya (target tiga besar). e. Menumbuhkembangkan rasa ukhuwah, cinta tanah air, dan rasa kebersamaan. f. Menyiapkan ketersediaan luas lahan atau tanah sekolah, gedung atau ruang kelas, ruang penunjang, alat peraga atau media pembelajaran dan sarana prasarana sesuai ukuran minimal yang dipersyaratkan. 4. Lokasi SLTP Muhammadiyah Salatiga SMP Muhammadiyah Salatiga lokasinya berada di jalan Cempaka No. 5-7 Salatiga. SMP Muhammadiyah mempunyai ruang kelas sebanyak 14 ruang kelas, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang tata usaha, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang BP, 1 ruang UKS, 1 ruang pertemuan, 2 buah kamar mandi guru, 10 buah kamar mandi siswa, 1
ruang gudang,1 Lab. Komputer, 1 Lab. Bahasa, 1 Lab. IPA, 1 ruang guru dan 1buah rumah penjaga. Sarana penunjang berupa sarana komunikasi (telepon, intercom antara ruang kepala sekolah- ruang TU- ruang guru dan perpus), alat bantu proses belajar mengajar (peraga matematika, peralatan olah raga, over head projector, peta Indonesia dan dunia, peralatan praktik elektronika, peralatan praktik tata boga), alat musik (organ, guitar, tape recorder, maracas, tipung, drumband) 5. Visi dan Misi SLTP Muhammadiyah Salatiga a. Visi Meningkatkan ketaqwaan terhadap ALLAH SWT. Meningkatkan kecerdasan siswa dalamberfikir dan bertindak. Menanamkan norma dan tata nilai dalam meningkatkan sikap akhlakul karimah atau budi pekerti luhur dan keteladanan. Meningkatkan daya fikir kreatif, terampil, berdedikasi selaras intelektual dan emosional dalam situasi yang kondusif serta cinta tanah air. Meningkatkan
semangat
untuk
berprestasi,
kinerja,
kebersamaan, berpijak pada nilai-nilai ukhuwah dan jalinan silaturahmi. Meningkatkan terpenuhinya kelengkapan fasilitas sarana prasarana penunjang belajar mengajar sesuai dengan standar pelayanan minimal yang dipersyaratkan.
b. Misi Menggiatkan dan memotivasi dalam beribadah (maghdah maupun ghaoiru maghdah). Membentuk generasi yang tangguh, cerdas, dan cinta tanah air. Mewujudkan sikap akhlakul karimah atau berbudi luhur dalam kehidupan sehari-hari. Membentuk generasi yang cerdas, terampil, kreatif, dan berdedikasi yang tinggi. Menciptakan keselarasan, keseimbangan emosi, intelektual untuk menumbuhkan jalinan ukhuwah, silaturohmi, dan keteladanan.Secara bertahap memenuhi kelengkapan sarana prasarana kegiatan belajar mengajar sesuai standar pelayanan minimal yang dipersyaratkan. B. Penyajian Data 1. Data Responden Dari 2 kelas A dan B yang berjumlah 58, peneliti membagi sebanyak 55 angket. Dikarenakan pada waktu pembagian angket 3 siswa tidak berada di kelas. Sebanyak 7 angket datanya tidak lengkap, oleh karena itu data akhir yang digunakan peneliti sebanyak 47 responden. Berikut data responden yang dijadikan informan.
TABEL 3.1 Data Responden No
Inisial Responden
Kode Responden
Jenis Kelamin
Usia
1
Arf
1
Laki-laki
13
2
Afq bhy
2
Laki-laki
14
3
Ad bg
3
Laki-laki
13
4
Ek ss
4
Laki-laki
14
5
Sd im
5
Laki-laki
14
6
Ab rh
6
Laki-laki
15
7
M. aj
7
Laki-laki
14
8
Prg
8
Laki-laki
12
9
Ln dw
9
Laki-laki
16
10
Nd cy
10
Laki-laki
15
11
Whd arv. S
11
Laki-laki
14
12
Fdh ahd. M
12
Laki-laki
14
13
Vrg. N. Prtw
13
Perempuan
13
14
Mhd Rfq
14
Laki-laki
13
No
Inisial Responden
Kode Responden
Jenis Kelamin
Usia
15
Sdg Sst
15
Laki-laki
12
16
M. Ibl Spt
16
Laki-laki
15
17
Abd Rhm
17
Laki-laki
14
18
M. Amd Ghz
18
Laki-laki
14
19
Bdt Wdn
19
Laki-laki
13
20
Ady Hdy
20
Perempuan
13
21
Lf Agn
21
Perempuan
14
22
Ant Sr
22
Perempuan
14
23
Ang Agn
23
Perempuan
13
24
Ags. H
24
Laki-laki
13
25
And Irv Frm
25
Laki-laki
13
26
M. Az Ak
26
Laki-laki
15
27
Adt Glh
27
Laki-laki
13
28
Dt Ptr P
28
Perempuan
14
29
Slv Tts
29
Perempuan
14
No
Inisial Responden
Kode Responden
Jenis Kelamin
Usia
30
M. Rft
30
Laki-laki
15
31
Why Ad C.U
31
Laki-laki
15
32
Tr Hnd P
32
Laki-laki
16
33
Hnf Cnr Prn
33
Laki-laki
14
34
Spt
34
Perempuan
14
35
Agt Agn Y.T.P
35
Perempuan
13
36
Rz Dw.U
36
Perempuan
13
37
Dw Ln Bty
37
Perempuan
13
38
Chy Idh Rmd
38
Perempuan
15
39
Rgl Mnt Sr
39
Perempuan
14
40
Arfk Azk Prtm
40
Laki-laki
13
41
Wnd Ay Alf
41
Perempuan
14
42
Ptr Stngsh
42
Perempuan
14
43
Hnf. A
43
Perempuan
13
44
Prstn Ek Arn
44
Perempuan
13
No
Inisial Responden
Kode Responden
Jenis Kelamin
Usia
45
Mfth Jnh
45
Perempuan
13
46
Nr Azh
46
Perempuan
14
47
Mns Sgynt
47
Perempuan
14
2. Jawaban Responden tetang Intensitas Pergaulan dengan Teman Sebaya yang Menyimpang TABEL 3.2 Jawaban Angket Intensitas Pergaulan dengan Teman Sebaya yang Menyimpang Kode Responden
Jawaban Responden 1 2 3 4 5
6 7 8
9
10
11
12
13
14
15
1
J S J J T T T J
T
T
T
J
J
J
J
2
J S J J J
T J T T
J
T
J
S
S
J
3
S S S J J
T J J
T
S
T
J
J
J
S
4
S S S T T T T S T
J
T
T
T
S
T
5
S S J J J
J
J T T
J
T
J
S
S
J
6
J S J T J
T J T J
T
T
-
S
T
S
Kode Responden
Jawaban Responden 1 2 3 4 5
6 7 8
9
10
11
12
13
14
15
7
J J J T T T T S T
T
T
J
J
J
J
8
J S J J T T T J
T
J
T
J
T
J
T
9
J S J S S S J T T
J
T
J
J
S
J
10
J S S J J
J
T
J
T
J
S
S
J
11
J J J T J
T J S T
J
T
S
S
J
J
12
S S J J T T J J
T
J
T
J
J
J
J
13
J J J T T T J T T
J
T
J
T
T
T
14
J J J S T J
T T T
J
T
J
T
T
T
15
J S T T T T T T T
J
T
T
T
T
J
16
T T T T J
T T T J
T
T
T
J
T
T
17
J S T T J
T T T T
T
T
T
T
T
T
18
J S J T J
T J T T
J
T
J
J
J
S
19
J S J S T J
T
J
T
S
S
J
S
20
J S J J J
T J T T
J
T
T
T
T
T
S J
J J
Kode Responden
Jawaban Responden 1 2 3 4 5
6 7 8
9
10
11
12
13
14
15
21
J J J J T T T T T
J
T
J
J
J
J
22
J J J J T T T T T
J
T
T
J
J
J
23
J J T T J
T T T T
J
T
T
T
T
T
24
J J J T T T T T T
J
T
J
T
T
J
25
T S J T T
T T J
J
T
J
S
T
S
26
J J J T T T T S T
J
T
J
J
J
J
27
J J J S T T T T J
J
T
T
J
J
T
28
J S J T T T T J
T
J
T
J
J
J
J
29
T T T T T T T T T
T
T
T
T
T
T
30
J S J S T J
T
J
T
S
S
J
S
31
S S J J J
T J T T
J
T
S
S
J
J
32
S S S J T T T J
T
J
T
J
J
J
J
33
S S S J J
T
S
T
J
J
J
J
34
T J T J T T T T T
T
T
T
J
T
J
-
J J
T J J
Kode Responden
Jawaban Responden 6 7 8
9
10
11
12
13
14
15
35
J S J T T T J J
T
S
T
T
T
J
T
36
J J T J T T T T T
S
T
T
T
J
T
37
J J J J T T J T T
J
T
S
J
T
J
38
J S S J J
T T T T
J
T
J
T
T
T
39
S J S S J
J
J T T
J
T
S
J
J
T
40
S J J J T T J T T
J
T
T
T
T
J
41
J S J J T T T T T
T
T
T
T
J
T
42
J J J J J
T J T T
J
T
J
T
J
J
43
T S J J T T T T T
J
T
T
T
J
J
44
J J T S J
T T T T
J
T
T
T
T
T
45
J S J T J
T T J
T
J
T
J
J
T
J
46
J S J S J
T T T T
J
T
T
T
J
T
47
T J T J T T T T T
J
T
J
T
T
J
Keterangan : S = Sering
1 2 3 4 5
J = Jarang
T = Tidak Pernah
3. Jawaban Responden tetang Kenakalan Remaja
TABEL 3.3 Jawaban Angket tentang Kenakalan Remaja Kode Responden
Nomor Item Soal 1 2 3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
1
C C C C B B C C B
C
C
C
C
C
A
2
C B B C A B C C B
B
C
B
C
C
C
3
C B B B A B C C A
A
C
B
B
C
B
4
C B C B C B B C A
A
C
A
C
C
C
5
B B A C B B C C C
B
C
C
C
C
B
6
C C C C B B C C C
C
C
B
C
C
C
7
C C C B B B C C C
C
B
C
C
C
A
8
A B B B C B B B C
C
C
B
-
-
-
9
C B B C A B C C A
C
B
A
C
C
B
10
C B B A A B C C A
A
C
B
B
C
A
11
A B B C C B C C C
C
B
C
C
C
B
12
C B C A B B C C C
C
C
B
C
C
C
13
C B C B B B C C B
C
B
B
C
C
C
Kode Responden
Nomor Item Soal 1 2 3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
14
C B C C B B C C A
C
C
B
-
-
-
15
C C C C B B B C B
B
C
B
-
-
-
16
B B C C B C C C C
C
C
C
-
-
-
17
C C C C B B C C C
C
B
B
C
C
C
18
C C C C B B B B A
C
C
C
-
-
-
19
C C B C C B A C C
C
C
B
-
-
-
20
C B C B B B C C B
C
B
B
C
C
C
21
C C C C B C C C A
C
C
C
-
-
-
22
C B C C B C C C A
C
C
B
-
-
-
23
C B C C B C C -
A
C
C
C
-
-
-
24
C C C C B B C C C
C
C
C
C
C
A
25
B C C C B C C C C
C
B
C
C
C
B
26
C B B C C B C C C
C
B
C
C
C
A
27
C B C A B B C C A
C
C
B
-
-
-
Kode Responden
Nomor Item Soal 1 2 3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
28
C C C C B B C C A
C
B
C
C
C
C
29
C C C C B C C -
C
C
C
C
C
C
C
30
C C B C C B C C A
B
C
B
C
C
A
31
A - C A A B C C C
C
C
B
-
-
-
32
B B B C B B B C B
A
C
B
C
C
C
33
C B C B A B C C C
A
C
B
C
C
B
34
C C C C B B C C B
C
C
C
-
-
-
35
C C C C B B C C C
C
C
C
C
C
C
36
C C C B B B C C A
C
C
B
C
C
C
37
C B B B B B C C B
C
C
B
C
C
C
38
C B C C C B C C A
B
C
C
C
C
C
39
C B B C B B C C C
C
C
C
-
-
-
40
C C B B B B C C C
C
C
B
-
-
-
41
C B C C B B C C C
C
C
C
-
-
-
Kode Responden
Nomor Item Soal 1 2 3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
42
C C C B B C C C B
C
C
C
-
-
-
43
C C C B B B C C A
C
C
C
-
-
-
44
C B C C B B C C A
C
C
C
-
-
-
45
C B C C C C C C B
C
C
C
-
-
-
46
C C C C B C C C B
C
C
C
-
-
-
47
C C C C B C C -
C
C
C
-
-
-
C
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Setelah data terkumpul, maka langkah berikutnya adalah membuktikan ada tidaknya korelasi antara intensitas pergaulan dengan teman sebaya yang menyimpang dengan kenakalan remaja pada siswa kelas VIII di SMP Muhammadiyah salatiga tahun 2013. Dengan kata lain semakin tinggi intensitas pergaulan dengan teman sebaya yang menyimpang, maka semakin tinggi pula kenakalan remaja melalui analisis data, karena data lapangan dan landasan teori belum dapat membuktikan sendiri suatu kebenaran hipotesis. A. Analisis pendahuluan Dalam
analisis
ini
didiskripsikan
tentang
Intensitas
Pergaulan dengan Teman Sebaya yang Menyimpang pada kelas VIII di SMP Muhammadiyah Salatiga yang datanya di peroleh dari responden. 1. Intensitas Pergaulan dengan Teman Sebaya yang Menyimpang Untuk mengetahui tingkat Intensitas Pergaulan dengan Teman Sebaya yang Menyimpang berdasarkan data yang diperoleh dari hasil angket yag terdiri dari 15 soal, masing-masing soal berbobot nilai 3 untuk jawaban item yang berkode “S” , nilai 2 untuk jawaban “J” , dan nilai 1 untuk jawaban “T” TABEL 4.1
Data Nilai Angket Intensitas Pergaulan dengan Teman Sebaya yang Menyimpang (X) Kode
Nomor Item Soal
Jumlah
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 1
2
3
2
2
1
1
1
2
1
1
1
2
2
2
2
25
2
2
3
2
2
2
1
2
1
1
2
1
2
3
3
2
29
3
3
3
3
2
2
1
2
2
1
3
1
2
2
2
3
32
4
3
3
3
1
1
1
1
3
1
2
1
1
1
3
1
26
5
3
3
2
2
2
2
2
1
1
2
1
2
3
3
2
31
6
2
3
2
1
2
1
2
1
2
1
1
-
3
1
3
25
7
2
2
2
1
1
1
1
3
1
1
1
2
2
2
2
24
8
2
3
2
2
1
1
1
2
1
2
1
2
1
2
1
24
9
2
3
2
3
3
3
2
1
1
2
1
2
2
3
2
32
10
2
3
3
2
2
2
3
2
1
2
1
2
3
3
2
33
11
2
2
2
1
2
1
2
3
1
2
1
2
2
2
2
27
12
3
3
2
2
1
1
2
2
1
2
1
2
2
2
2
28
13
2
2
2
1
1
1
2
1
1
2
1
2
1
1
1
21
14
2
2
2
3
1
2
1
1
1
2
1
2
1
1
1
23
15
2
3
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
2
20
16
1
1
1
1
2
1
1
1
2
1
1
1
2
1
1
18
17
2
3
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
19
18
2
3
2
1
2
1
2
1
1
2
1
2
2
2
3
27
19
2
3
2
3
1
2
2
2
1
2
1
3
3
2
3
32
20
2
3
2
2
2
1
2
1
1
2
1
1
1
1
1
23
Kode
Nomor Item Soal
Jumlah
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 21
2
2
2
2
1
1
1
1
1
2
1
2
2
2
2
24
22
2
2
2
2
1
1
1
1
1
2
1
1
2
2
2
23
23
2
2
1
1
2
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
19
24
2
2
2
1
1
1
1
1
1
2
1
2
1
1
2
21
25
1
3
2
1
1
-
1
1
2
2
1
2
3
1
3
24
26
2
2
2
1
1
1
1
3
1
2
1
2
2
2
2
25
27
2
2
2
3
1
1
1
1
2
2
1
1
2
2
1
24
28
2
3
2
1
1
1
1
2
1
2
1
2
2
2
2
25
29
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
15
30
2
3
2
3
1
2
2
2
1
2
1
3
3
2
3
32
31
3
3
2
2
2
1
2
1
1
2
1
3
3
2
2
30
32
3
3
3
2
1
1
1
2
1
2
1
2
2
2
2
28
33
3
3
3
2
2
1
2
2
1
3
1
2
2
2
2
31
34
1
2
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
2
19
35
2
3
2
1
1
1
2
2
1
3
1
1
1
2
1
24
36
2
2
1
2
1
1
1
1
1
3
1
1
1
2
1
21
37
2
2
2
2
1
1
2
1
1
2
1
3
2
1
2
25
38
2
3
3
2
2
1
1
1
1
2
1
2
1
1
1
24
39
3
2
3
3
2
2
2
1
1
2
1
3
2
2
1
30
40
3
2
2
2
1
1
2
1
1
2
1
1
1
1
2
23
41
2
3
2
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
21
42
2
2
2
2
2
1
2
1
1
2
1
2
1
2
2
25
Kode
Nomor Item Soal
Jumlah
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 43
1
3
2
2
1
1
1
1
1
2
1
1
1
2
2
22
44
2
2
1
3
2
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
21
45
2
3
2
1
2
1
1
2
1
2
1
2
2
1
2
25
46
2
3
2
3
2
1
1
1
1
2
1
1
1
2
1
24
47
1
2
1
2
1
1
1
1
1
2
1
2
1
1
2
20
Selanjutnya menentukan interval nilai melalui tahapan, mencari batas atas (nilai tertinggi), yaitu 33, mencari batas bawah (nilai terendah), yaitu 15, menentukan jumlah kelas, yaitu 3 kelas interval (tinggi, sedang, rendah). Setelah mengetahui Ba dan Bb, juga jumlah kelas interval, maka langkah selanjutnya adalah memasukkan dalam rumus untuk mencari interval, dengan rumus I=
+ 1 = I=
+ 1=
+ 1=
= 6, 33 di
bulatkan menjadi 6 ,sebelum memasukkan data dalam tebel sudah selayaknya mengklasifikasikan nilai intensitas pergaulan dengan teman sebaya yang menyimpang pada lembar interval kategori dengan berpedoman pada jumlah interval adalah, 15 - 20 masuk kategori (C) = rendah, nilai 21 – 26 masuk kategori (B) = sedang, nilai 27 - 33 masuk kategori (A) = tinggi.
TABEL 4.2 Interval Intensitas Pergaulan dengan Teman Sebaya yang Menyimpang (X) Interval nilai
Frekuensi
Nilai nominasi
Keterangan
27 – 33
14
A
Tinggi
21 – 26
26
B
Sedang
15 – 20
7
C
Rendah
Setelah diketahui berapa banyak siswa yang mempunyai intensitas dalam bergaul dengan teman sebaya yang menyimpang tinggi, sedang, rendah kemudian dipresentasekan sebagaiberikut: P=
X 100%
a. Untuk intensitas pergaulan dengan teman sebaya yang menyimpang, yang memperoleh nilai tinggi mendapat nilai A sebanyak 14 P=
X 100%
P=
X 100%
P=
= 29,78 %
b. Untuk intensitas pergaulan dengan teman sebaya yang menyimpang, yang memperoleh nilai sedang mendapat nilai B sebanyak 26 P=
X 100%
P=
X 100%
P=
= 55,31 %
c. Untuk intensitas pergaulan dengan teman sebaya yang menyimpang, yang memperoleh nilai rendah mendapat nilai C sebanyak 7 P=
X 100%
P=
X 100%
P=
= 14,89 %
TABEL 4.3 Distribusi Frekuensi Intensitas Pergaulan dengan Teman Sebaya yang Menyimpang (X) No
Kategori
Interval
Frekuensi
%
Nilai
Nilai
1
Tinggi (A)
27 – 33
14
29,80 %
2
Sedang (B)
21 – 26
26
55,30 %
3
Rendah (C)
15 – 20
7
14,90 %
47
100 %
Jumlah
Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa intensitas pergaulan yang termasuk dalam kategori tinggi sebanyak 14
dengan presentase 29,80%, pergaulan sedang sebanyak 26 dengan presentase 55,30%, intensitas pergaulan dengan kategori rendah 14,90% dengan jumlah 7. Dengan demikian intensitas pergaulan dengan teman sebaya yang menyimpang termasuk dalam kategori sedang 2. Kenakalan Remaja Data tentang kenakalan remaja diperoleh dari angket yang penulis bagikan kepada responden. Terdiri dari 15 pertanyaan, masing-masing pertanyaan terdiri dari tiga opsi jawaban, dengan bobot nilai 3 untuk jawaban A, bobot 2 untuk jawaban B, dan jawaban C dengan nilai 1. TABEL 4.4 Data Nilai Angket Kenakalan Remaja (Y) Kode
Nomor Item Soal
Jumlah
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 1
1 1 1 1 2 2 1 1 2
1
1
1
1
1
3
20
2
1 2 2 1 3 2 1 1 2
2
1
2
1
1
1
23
3
1 2 2 2 3 2 1 1 3
3
1
2
2
1
2
28
4
1 2 1 2 1 2 2 1 3
3
1
3
1
1
1
25
5
2 2 3 1 2 2 1 1 1
2
1
1
1
1
2
23
6
1 1 1 1 2 2 1 1 1
1
1
2
1
1
1
18
7
1 1 1 2 2 2 1 1 1
1
2
1
1
1
3
21
8
3 2 2 2 1 2 2 2 1
1
1
2
0
0
0
21
Kode
Nomor Item Soal
Jumlah
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 9
1 2 2 1 3 2 1 1 3
1
2
3
1
1
2
26
10
1 2 2 3 3 2 1 1 3
3
1
2
2
1
3
30
11
3 2 2 1 1 2 1 1 1
1
2
1
1
1
2
22
12
1 2 1 3 2 2 1 1 1
1
1
2
1
1
1
21
13
1 2 1 2 2 2 1 1 2
1
2
2
1
1
1
22
14
1 2 1 1 2 2 1 1 3
1
1
2
0
0
0
18
15
1 1 1 1 2 2 2 1 2
2
1
2
0
0
0
18
16
2 2 1 1 2 1 1 1 1
1
1
1
0
0
0
15
17
1 1 1 1 2 2 1 1 1
1
2
2
1
1
1
19
18
1 1 1 1 2 2 2 2 3
1
1
1
0
0
0
18
19
1 1 2 1 1 2 3 1 1
1
1
2
0
0
0
17
20
1 2 1 2 2 2 1 1 2
1
2
2
1
1
1
22
21
1 1 1 1 2 1 1 1 3
1
1
1
0
0
0
15
22
1 2 1 1 2 1 1 1 3
1
1
2
0
0
0
17
23
1 2 1 1 2 1 1 0 3
1
1
1
0
0
0
15
24
1 1 1 1 2 2 1 1 1
1
1
1
1
1
3
19
25
2 1 1 1 2 1 1 1 1
1
2
1
1
1
2
19
26
1 2 2 1 1 2 1 1 1
1
2
1
1
1
3
21
27
1 2 1 3 2 2 1 1 3
1
1
2
0
0
0
20
28
1 1 1 1 2 2 1 1 3
1
2
1
1
1
1
20
29
1 1 1 1 2 1 1 0 1
1
1
1
1
1
1
15
30
1 1 2 1 1 2 1 1 3
2
1
2
1
1
3
23
Kode
Nomor Item Soal
Jumlah
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 31
3 0 1 3 3 2 1 1 1
1
1
2
0
0
0
19
32
2 2 2 1 2 2 2 1 2
3
1
2
1
1
1
25
33
1 2 1 2 3 2 1 1 1
3
1
2
1
1
2
24
34
1 1 1 1 2 2 1 1 2
1
1
1
0
0
0
15
35
1 1 1 1 2 2 1 1 1
1
1
1
1
1
1
17
36
1 1 1 2 2 2 1 1 3
1
1
2
1
1
1
21
37
1 2 2 2 2 2 1 1 2
1
1
2
1
1
1
22
38
1 2 1 1 1 2 1 1 3
2
1
1
1
1
1
20
39
1 2 2 1 2 2 1 1 1
1
1
1
0
0
0
16
40
1 1 2 2 2 2 1 1 1
1
1
2
0
0
0
17
41
1 2 1 1 2 2 1 1 1
1
1
1
0
0
0
15
42
1 1 1 2 2 1 1 1 2
1
1
1
0
0
0
15
43
1 1 1 2 2 2 1 1 3
1
1
1
0
0
0
17
44
1 2 1 1 2 2 1 1 3
1
1
1
0
0
0
17
45
1
2
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
0
0
0
14
46
1
1
1
1
2
1
1
1
2
1
1
1
0
0
0
14
47
1
1
1
1
2
1
1
0
1
1
1
1
0
0
0
12
Selanjutnya menentukan interval nilai melalui tahapan, mencari batas atas (nilai tertinggi), yaitu 30, mencari batas bawah (nilai terendah), yaitu 12,menentukan jumlah kelas, yaitu 3 kelas interval (tinggi, sedang, rendah). Setelah mengetahui Ba dan Bb,
juga jumlah kelas interval, maka langkah selanjutnya adalah memasukkan dalam rumus untuk mencari interval, dengan rumus I=
+ 1 = I=
+ 1=
+ 1=
= 6, 33 di
bulatkan menjadi 6 Kemudian dimasukkan dalam tabel untuk mengetahui berapa banyak kenakalan remaja masuk kategori (A) = tinggi, masuk kategori (B) = sedang, masuk kategori (C) = rendah.
TABEL 4.5 Interval Kenakalan Remaja (Y) Lebar Interval
Jumlah siswa
Nilai Nominasi
Keterangan
24 – 30
6
A
Tinggi
18 – 23
24
B
Sedang
12 – 17
17
C
Rendah
Setelah diketahui berapa banyak siswa yang masuk dalam kategori kenakalan remaja tinggi, sedang, rendah kemudian dipresentasekan sebagaiberikut: P=
X 100%
a. Untuk kenakalan remaja yang memperoleh nilai tinggi mendapat nilai A sebanyak 6. P=
X 100%
P=
X 100%
P=
= 12,76 %
b. Untuk kenakalan remaja yang memperoleh nilai sedang mendapat nilai B sebanyak 24 P=
X 100%
P=
X 100%
P=
= 51,06 %
c. Untuk kenakalan remaja yang memperoleh nilai rendah mendapat nilai C sebanyak 17 P=
X 100%
P=
X 100%
P=
= 36,17 % TABEL 4.6 Distribusi Frekuensi Kenakalan Remaja (Y)
No
Kategori
Interval
Frekuensi
%
Nilai
Nilai
1
Tinggi (A)
24 – 30
6
12,80 %
2
Sedang (B)
18 – 23
24
51,00 %
3
Rendah (C)
12 – 17
17
36, 20 %
Jumlah
47
100 %
Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa kenakalan remaja yang termasuk dalam kategori tinggi sebanyak 6 dengan presentase 12,80 %, kenakalan remaja termasuk kategori sedang sebanyak 24 siswa dengan presentase 51,00 %, kenakalan remaja dengan kategori rendah 36,20 % dengan jumlah 17 siswa, dengan demikian kenakaln remaja pada kelas VIII di SMP Muhammadiyah Salatiga termasuk dalam kategori sedang
B. Analisis Uji Hipotesis Analisis pengolahan data ini untuk data yang terkumpul dari nilai variabel pergaulan dengan teman sebaya yang menyimpang dengan
kenakalan
remaja,
untuk
mencari
korelasi
dengan
menggunakan rumus product moment. Hasil korelasi perhitungan menghasilkan nilai korelasi r yang menunjukan kuat lemahnya hubungan antara variabel. Nilai koefisien korelasi (r) hasil perhitungan kemudian dikonsultasikan dengan r tabel. Nilai r tabel untuk sampel 44 dengan taraf signifikan 1% yaitu 0,297 dan r tabel dengan taraf signifikan 5% yaitu 0,384. Jika r hitung > dari r tabel maka ada korelasi antara X dan Y. jika r hitung < r tabel maka tidak terdapat korelasi antara variabel X dan Y. Sedangkan perhitungan dengan rumus sebagai berikut:
∑
rxy = √
∑
–∑ ∑
∑ ∑
∑
Keterangan: rxy = koefisien korelasi product moment X = variabel X (pergaulan dengan teman sebaya yang menyimpang) Y = Variabel Y (Kenakalan remaja) Xy = perkalian variabel x dan y
N = jumlah sampel Analisis ini untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara intensitas pergaulan dengan teman sebaya yang menyimpang dengan kenakalan remaja. Nilai dari ke dua variabel tersebut selanjutnya, untuk variabel intensitas pergaulan dengan teman sebaya yang menyimpang diberi nama variabel X dan kenakalan remaja diberi nama Y. Selanjutnya
kedua
variabel
tersebut
didistribusikan
kedalam koefisiensi dan perkalian antara nilai-nilai variabel x dan nilai-nilai variabel y agar memudahkan dalam memasukkan ke dalam rumus product moment dengan skor angka kasar. Maka sebelum melakukan perhitungan, penulis terlebih dahulu melakukan langkahlangkah sebagai berikut: 1) Membuat tabel untuk mencari hubungan antara intensitas pergaulan dengan teman sebaya yang menyimpang dengan
kenakalan remaja pada siswa kelas VIII di SMP Muhammadiyah Salatiga 2) Mencari X,Y, X2, Y2 dan XY dengan cara mengalikannya 3) Memasukkan nilai X dan Y yang sudah ada ke dalam rumus korelasi product moment angka kasar TABEL 4.7 Distribusi Intensitas Pergaulan dengan Teman Sebaya yang Menyimpang dengan Kenakalan Remaja No
X
Y
X2
Y2
XY
1
25
20
625
400
500
2
29
23
841
529
667
3
32
28
1024
784
896
4
26
25
676
625
650
5
31
23
961
529
713
6
25
18
625
324
450
7
24
21
576
441
504
8
24
21
576
441
504
9
32
26
1024
676
832
10
33
30
1089
900
990
11
27
22
729
484
594
12
28
21
784
441
588
13
21
22
441
484
462
No
X
Y
X2
Y2
XY
14
23
18
529
324
414
No
X
Y
X2
Y2
XY
15
20
18
400
324
360
16
18
15
324
225
270
17
19
19
361
361
361
18
27
18
729
324
486
19
32
17
1024
289
544
20
23
22
529
484
506
21
24
15
576
225
360
22
23
17
529
289
391
23
19
15
361
225
285
24
21
19
441
361
399
25
24
19
576
361
456
26
25
21
625
441
525
27
24
20
576
400
480
28
25
20
625
400
500
29
15
15
225
225
225
30
32
23
1024
529
736
31
30
19
900
361
570
32
28
25
784
625
700
No
X
Y
X2
Y2
XY
33
31
24
961
576
744
34
19
15
361
225
285
35
24
17
576
289
408
36
21
21
441
441
441
37
25
22
625
484
550
38
24
20
576
400
480
39
30
16
900
256
480
40
23
17
529
289
391
41
21
15
441
225
315
42
25
15
625
225
375
43
22
17
484
289
374
44
21
19
441
361
399
45
25
14
625
196
350
46
24
14
576
196
336
47
20
12
400
144
240
JML
1164
911
29670
18355
23044
Dari tabel di atas diketahui N
= 47
X
= 1164
Y
= 911
X2
= 29670
Y2
= 18355
XY
= 23044
Data- data yang telah diketahui kemudian dimasukkan dalam rumus product moment ∑
rxy = √
rxy =
∑
∑ ∑
∑
√
rxy =
rxy =
∑
–∑
√
√
rxy =
√
rxy = rxy = 0,628 Setelah
data
dianalisis,
kemudian
hasil
tersebut
dikonsultasikan dengan r, dengan jumlah responden 44 dengan taraf signifikan 1% diperoleh nilai sebesar 0,372, dan taraf signifikan 5% sebesar 0,288, maka jika dibandiingkan dengan rxy hitung (0,628) lebih besar dari nilai r tabel. Maka hipotesis nihil (Ho) ditolak atau tidak diterima dan hipotesis kerja atau hipotesis alternative (Ha) yang penulis ajukan diterima.
Dengan demikian berdasarkan perhitungan product moment terdapat hasil yang cukup signifikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang kuat antara intensitas pergaulan dengan teman sebaya yang menyimpang dengan kenakalan remaja pada siswa kelas VIII di SMP Muhammadiyah Salatiga. C. Pembahasan Berdasar analisis statistik di atas, diketahui bahwa ada hubungan yang signifikan antara intensitas pergaulan dengan teman sebaya yang menyimpang dengan kenakalan remaja. Temuan ini sejalan dengan hadis yang menyatakan bahwa orang yang bergaul dengan orang yang tidak baik pasti akan terpengaruh tidak baik, sebaliknya orang yang bergaul dengan orang baik akan menjadi baik, sebagaimana hadis berikut:
ير ِ ص َّ يس ال ِ اح ِ ح َو ْال َج ِل ِ َمثَ ُل ْال َج ِل َ يس السَّ ْو ِء َك َمث َ ِل ِ َو ِك، ب ْال ِم ْس ِك ِ صا ِل ، ُ أ َ ْو ت َِجد ُ ِري َحه، ب ْال ِم ْس ِك ِإ َّما ت َ ْشت َِري ِه ِ ص ِ اح َ الَ َي ْعدَ ُم َك ِم ْن، ْال َحد َّا ِد ير ْال َحد َّا ِد يُ ْح ِر ُق َبدَن ََك أ َ ْو ث َ ْو َب َك أ َ ْو ت َِجد ُ ِم ْنه ُ ِري ًحا َخ ِبيثَة ُ َو ِك “Seseorang yang duduk (berteman) dengan orang sholih dan orang yang jelek adalah bagaikan berteman dengan pemilik minyak misk dan pandai besi. Jika engkau tidak dihadiahkan minyak misk olehnya, engkau bisa membeli darinya atau minimal dapat baunya. Adapun berteman dengan pandai besi, jika engkau tidak mendapati badan atau pakaianmu hangus terbakar, minimal engkau dapat baunya yang tidak enak.” (Zaki, 2002:1032) Hal tersebut juga diperkuat dengan pendapat Tarde dalam bukunya (Gerungan, 1996: 32), bertiitik tumpu pada proses imitasi sebagai dasar dari pergaulan sosial antar manusia. Imitasi tak lain
contoh-mencontoh, tiru-meniru, ikut-mengikuti apa yang setiap harinya dekat dengan dirinya. Dengan demikian, hasil penelitian ini mengkonfirmasi bahwa secara teoritik dan empirik, perilaku kenakalan remaja berhubungan dengan intensitas pergaulan remaja dengan teman sebaya, khususnya yang menyimpang.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan melalui tahapan pengumpulan data, pengolahan data serta analisis data. Maka penulis selanjutnya dapat menarik kesimpulan dari penelitian berjudul “Korelasi Pergaulan dengan Teman Sebaya yang Menyimpang dengan Kenakalan Remaja pada Siswa Kelas VIII di SMP Muhammadiyah Salatiga Tahun 2013”, sebagai berikut: 1. Intensitas Pergaulan dengan Teman Sebaya yang Menyimpang. Pada variabel X menunjukan pada kategori tinggi sebanyak 14 dengan presentase 29,80%, pergaulan sedang sebanyak 26 dengan presentase 55,30%, intensitas pergaulan dengan kategori rendah 14,90% dengan jumlah 7,dengan demikian intensitas pergaulan dengan teman sebaya yang menyimpang termasuk dalam kategori sedang. 2. Kenakalan Remaja Pada variabel Y menunjukan pada kategori tinggi sebanyak 6 dengan presentase 12,80 %, kenakalan remaja termasuk kategori sedang sebanyak 24 siswa dengan presentase 51,00 %, kenakalan remaja dengan kategori rendah 36,20 % dengan jumlah 17 siswa,
dengan demikian kenakaln remaja pada kelas VIII di SMP Muhammadiyah Salatiga termasuk dalam kategori sedang. 3. Korelasi Intensitas Pergaulan dengan Teman Sebaya yang Menyimpang dengan Kenakalan Remaja Hasil analisis data menunjukan bahwa hipotesis yang penulis ajukan, yaitu ada korelasi antara intensitas pergaulan dengan teman sebaya yang menyimpang dengan kenakalan remaja,dapat diterima. Hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien korelasi (rhitung) sebesar (0,628) lebih besar dari pada rtabel pada taraf signifikan 1% (0,372) B. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka penulis memberikan beberapa saran, sebagai berikut: 1. Bagi orang tua, harus lebih memperhatikan dan mengarahkan pergaulan anaknya, khususnya bagi anak yang memasuki usia remaja. Dengan siapa remaja bergaul, seperti apa pergaulan anaknya. Jadikan anak sebagai teman pada usia remaja, karena hal tersebut anak akan terbuka dengan orang tua tentang masalahmasalah yang sedang dihadapi. Dengan begitu remaja tidak salah dalam mengaktualisasikan dirinya. 2. Bagi lembaga, sebagai lembaga pendidikan berlandaskan islam di Salatiga, SMP Muhammadiyah merupakan dambaan masyarakat dalam membentuk perilaku insane yang baik. Mengacu pada hal
tersebut, penulis mengharapkan kepada lembaga untuk lebih memperhatikan dan membimbing pergaulan siswa-siswinya di sekolah, agar para siswa dapat terjauh dengan teman-teman yang dapat merusak akhlak siswa. dengan keaktifan pendidiknya, maka bimbingan dan pengawasan dapat mencegah kenakalan remaja di sekolah. 3. Bagi peneliti selanjutnya agar dapat lebih mendalam dalam penelitian tentang pergaulan remaja yang menyimpang dan kenakalan remaja. Peneliti merasa masih banyak kekurangan dalam melakukan penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. ------------------------. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. ------------------------. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi 2010 Jakarta: Rineka Cipta. Atmasasmita, Romli. (1983). Problema Kenakalan Anak-anak atau Remaja. Bandung: CV. ARMICO Basri, Hasan.(2004). Remaja Berkualitas Problematika Remaja dan Solusinya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset. Desmita. (2008). Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Gerungan. W. A. (1988). Psikologi Sosial. Bandung: Eresco Gunarsa. Singgih D. (2007).Psikologi Remaja. Jakarta:BPK Gunung Mulia. Zaki Al-Hafiz Al-Din „Abd Al-„Azhim Al-Mundziri. (2002). Ringkasan Shahih Muslim. Beirut: Al-Maktab Al-Islami Kartono, Kartini. (1983). Patologi Sosial 1. Jakarta: C.V. Rajawali. --------------------. (2006). Patologi Sosial 2 Kenakalan Remaja. Jakarta:PT.Rajagrafindo Persada --------------------. (2003). Kenakalan Remaja. Jakarta:PT.Rajagrafindo Kurniawan, Adi, (2010), Studi Korelasi Antara Aktivitas Keagamaan Dengan Tingkat Kenakalan Remaja Di Sekolah Siswa Kelas XI SMA Assalafi Payudan Kenteng Susukan Semarang. Tahun Pelajaran 2009/2010. Skripsi (Tidak diterbitkan). Salatiga: Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga. M.A. W. Brouwer (1982). Pergaulan, Jakarta: PT Gramedia. Mulyono, Y. Bambang. (1984). Pendekatan Analisis Kenakalan Remaja dan penanggulangannya. Yogyakarta: Yayasan Kanisius. Poerwadarminta. (2007). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Rohisoh, siti, 2011. Pengaruh Perhatian Orang Tua Terhadap kenakalan Remaja di MTS Walisongo Sidowangi Kajoran Magelang. Skripsi (Tidak diterbitkan) Salatiga: Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga.
Santrock, J.W. (2004). Life-Span Development. Ninth Edition. Boston : McGrawHill Companies. Santoso, Slamet. (2004). Dinamika Kelompok. Jakarta: PT Bumi Aksara. Sholikhin, 2003. Pengaruh Kesenjangan Hubungan Orang Tua Dengan Anak Terhadap Perilaku Menyimpang di Sekolah (Studi Kasus di SLTP Muhammadiyah Salatiga Tahun Ajaran 2003/2004). Skripsi (Tidak diterbitkan). Salatiga: Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga. Solo Pos, Rabu, 9 Mei 2012. Selewengkan uang piknik, siswa SMP mencoba bunuh diri, hlm 1dan 8. Suara Merdeka, Senin,21 Mei 2012. Pesta Miras Belasan Pemuda Ditangkap, hlm 30. Sudarsono.(2004). Kenakalan Remaja. Jakarta:Rineka Cipta. Sugiyono. (2010). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Yayasan Penyelenggara Pentafsir Al Qur‟an. (1994). Al Qur’an dan Terjemahannya. Semarang:PT Kumudasmoro Grafido Semarang. Zulfa (2005), Intensitas Pendidikan Seks Keluarga Muslim Pengaruhnya Terhadap Pergaulan Remaja (Desa Tambakharjo Pati Tahun 2005). Skripsi (tidak diterbitkan). Salatiga: Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Miftahul Anwar anak ke tiga bersaudara dari pasangan seorang ayah bernama sumeri dan ibu bernama watini, lahir pada hari senin tanggal 10 Juli 1989, di kota Salatiga. Tumbuh besar di kota Salatiga tepatnya di Desa Canden Rt 04, Rw 07 Kelurahan Kutowinangun Kecamatan Tingkir Kota Salatiga. Memiliki kakak bernama Moch Ikhwani dan juga Farida Widayanti. Memulai jenjang pendidikan pada usia 6 tahun, masuk di SD Kutowinangun 08, lulus dari sekolah dasar pada tahun 2001 kemudian langsung melanjutkan jenjang pendidikan menengah pertama di SMPN 9 Salatiga, yang dituntaskannya dalam 3 tahun. Setelah dari SMP melanjutkan ke sekolah menengah atas pada tahun 2004, di MAN 1 Salatiga, tidak jauh berbeda dengan SMP waktu yang ditempuh saat SMA juga berhasil ditempuh dengan 3 tahun pendidikan. Yang pada waktu itu pada tahun 2007 lulus. Sempat bekerja selama 1 tahun, sebelum akhirnya masuk perguruan tinggi di STAIN masuk Tahun 2008. Dan di sela-sela pendidikannya pernah mengaji di pondok pesantren meskipun di daerahnya, selama 6 tahun dari tahun 1998 sampai 2004. Setelah tidak aktif lagi di pondok lebih banyak mengisi waktu dengan bekerja dan kuliah. Meskipun rencana kuliah hanya ditempuh dengan 4 tahun tapi kenyataanya lebih dari 4 tahun lulus kuliah pada tahun 2013. Rencana dari kuliah menekuni bidang pendidikan yang sudah diambil selama kuliah sambil melanjutkan pekerjaan yang sudah ada.