HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KONSUMEN DENGAN INTENSITAS PENGGUNAAN KARTU PRABAYAR
Mayreyna Nurwardani Program Studi Psikologi Fakultas Ilmu Sosial Humaniora Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Sumaryono Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
ABSTRACT This research aimed to find out the relationship between customer satisfaction and the intensity of using prepaid cards such as Simpati,Mentari,Pro XL and Im3.The subject of this research are 40 students of Faculty Y State Universities in Yogyakarta, the range of the age between 18-26 years old, assuming they have gadget. Data collected by using consumer satisfaction scale, the intensity using demographic, and interviews. Unfortunately the result show there is no relationship between customer satisfaction and the intensity of use of prepaid cards. Key words: consumer satisfaction, the intensity of the use of prepaid cards
Jurnal Spirits, Vol. 3 No. 2, Mei 2013 ISSN: 2087‐7641 1
INTISARI Penelitan ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kepuasan konsumen dengan intensitas penggunaan kartu prabayar.Subjek penelitian adalah mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Y Perguruan Tinggi Negeri Yogyakarta sebanyak 40 orang, usia antara 18-26 tahun, mempunyai telepon seluler dimana kartu yang digunakan jenis kartu prabayar seperti Simpati, Mentari, Pro XL dan IM3. Alat pengumpul data menggunakan skala kepuasan konsumen, intensitas penggunaan menggunakan demografi, dan wawancara. Hasilnya tidak ada hubungan antara kepuasan konsumen dengan intensitas penggunaan kartu prabayar. Kata kunci : kepuasan konsumen, intensitas penggunaan kartu prabayar
PENGANTAR Industri telekomunikasi sepanjang tahun 2003 sesungguhnya menimbulkan optimisme, hal ini disebabkan pertumbuhan pembangunan infrastruktur telekomunikasi yang tinggi dengan jangkauan luas. Sektor komunikasi menjadi salah satu andalan untuk menyerap investasi ditengah situasi yang relatif sulit sejak
diberlakukannya
kompetisi
dalam
menghadapi
tantangan,
akan
dimanfaatkan secara optimal untuk meningkatkan kerja. Optimisme pertumbuhan industri yang cukup tinggi tersebut digunakan oleh operator mulai berkompetisi, yaitu dengan dilakukan perubahan tarif (Point Of Charging / PoC) yang dibedakan
atas dasar waktu dan wilayah. Kondisi tersebut tentunya akan
menguntungkan pelanggan dan menstimulasi dalam penggunaan, seperti yang tterdapat dalam Teknotel 7 Aril, 2003. Melihat profil pengguna seluler di Indonesia yang masih didominasi percakapan local, strategi ini merupakan antisipasi dari situasi industri seluler yang sedang berkembang. Kondisi yang mendorong perubahan strategi tersebut, antara lain karena tingginya tingkat kompetisi pasar seluler, teknologi, dan fasilitas lebih besar yang menyebabkan kompetisi pelayanan antar operator. Menurut hasil penelitian yang dilakukan Teknotel, daya beli pelanggan seluler di Indonesia tergolong rendah, tetapi keinginan untuk membayarnya tinggi. Indikasi
Jurnal Spirits, Vol. 3 No. 2, Mei 2013 ISSN: 2087‐7641 2
hal tersebut bisa dilihat dari rasio jumlah pelanggan prabayar (85%) dan pascabayar (15%) yang ditunjang dengan jumlah penduduk yang besar dan tingkat emosional konsumen, menjadikan Indonesia sebagai pasar seluler yang potensial. Menurut hasil wawancara yang dilakukan di tujuh tempat, dapat diketahui bahwa kartu perdana yang paling laris dipasaran yaitu Simpati. Simpati diminati karena harga paket perdana murah dan ditambah bonus pulsa, jangkauan luas, jumlah pelanggan banyak, bisa MMS, nomor yang ditawarkan cantik, jarang terjadi blankspot (tidak ada sinyal) dan Simpati merupakan kartu prabayar yang diluncurkan pertama kali di Indonesia sehingga ingatan masyarakat melekat pada merek Simpati. Harga murah ternyata belum tentu menjamin pelayanan menjadi baik, seperti yang dikeluhkan W sebagai pedagang telepon seluler dan paket perdana di Jalan S Yogyakarta yaitu pada waktu Mentari mengalami gangguan pada bulan Juni dimana sering terjadi kesalahan pada pihak operator (Satelindo) ketika memasukkan pulsa isi ulang pada konsumen. Kesalahan tersebut bukan sepenuhnya menjadi kesalahan toko tersebut, sehingga harus melapor kepada pihak operator untuk konfirmasi. Proses tersebut jangan sampai merugikan konsumen sehingga oleh toko tersebut diganti pulsa isi ulangnya tetapi dengan konsekuensi kalau isi ulang yang lama bisa didapatkan kemabali maka konsumen harus mnengembalikan isi ulang yang diganti tersebut. Fenomena diatas tersebut menarik untuk diteliti karena dengan semakin banyaknya fasilitas yang tersedia pada kartu prabayar, akan mendorong konsumen untuk melakukan proses evaluasi baik sebelum pembelian dan setelah pembelian. Proses evaluasi yang dilakukan akan menentukan apakah konsumen merasa puas atau tidak atas keputusan pembeliannya, apabila konsumen meras puas kemungkinan akan melakukan pembelian kembali dan konsumen akan mencari kembali informasi tentang produk yang dibutuhkan apabila tidak puas. Keputusan dipengaruhi oleh banyak faktor seperti harga, merek dan penampilan produk dengan harapan bagaiman baik atau buruk suatu produk akan berfugnsi. Proses evaluasi terus dilakukan berulang sampaikonsumen merasa terpuaskan atas keputusan pembelian suatu produk. Hasil evaluasi paska pembelian akan
Jurnal Spirits, Vol. 3 No. 2, Mei 2013 ISSN: 2087‐7641 3
dijadikan sebagai umpan balik bagi konsumen untuk tindakan selanjutnya. Tindakan yang akan dilakukan oleh konsumen yaitu, konsumen akan mengeluarkan uang untuk membeli pulsa pada setiap bulannya. Konsumen akan melakukan pembelian ulang terhadap pulsa isi ulang, karena merasa puas pada fasilitas yang disediakan oleh kartu prabayar yang digunakan. Konsumen yang melakukan pembelian secara berulang-ulang menunjukkan adanya peningkatan didalam intensitas penggunaan. Semakin tinggi pulsa yang dibeli, semakin tinggi intensitas penggunaan dan semakin rendah pulsa yang dibeli, semakin rendah intensitas penggunaan. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka dapat disimpulkan bahwa semakin banyak fasilitas yang tersedia pada kartu prabayar akan mendorong konsumen untuk melakukan evaluasi, baik sebelum maupun setelah pembelian. Proses evaluasi yang dilakukan konsumen akan menentukan apakah konsumen merasa puas atau tidak. Konsumen yang merasa puas pada fasilitas yang disediakan oleh kartu prabayar akan melakukan pembelian ulang pulsa isi ulang. Konsumen yang melakukan pembelian secara berulang-ulang menunjukkan adanya peningkatan didalam intensitas penggunaan, apabila dilihat dari segi pengeluaran uang pembelian pulsa pada setiap bulannya. Semakin tinggi pulsa yang dibeli, maka semakin tinggi pula intensitas penggunaan dan semakin rendah pulsa yang dibeli, semakin rednah intensitas penggunaan. Menurut, Howard-Sheth (1969) menjelaskan bahwa didalam kepuasan konsumen, disebabkan karena faktor : 1. Membeli, adalah hasil keputusan dan pemilihan konsumen terhadap suatu produk. 2. Tujuan, adalah kecendrungan konsumen untuk membeli merek yang paling disenangi. 3. Sikap, adalah penilaian konsumen tentang kemampuan merek tertentu dari suatu produk didalam memuaskan keinginan. 4. Pemahaman merek, adalah sejumlan informasi yang dimiliki konsumen tentang suatu produk.
Jurnal Spirits, Vol. 3 No. 2, Mei 2013 ISSN: 2087‐7641 4
5. Perhatian, adalah tanggapan terhadap informasi yang masuk tentang suatu produk.
Berdasakan uraian yang telah dikemukakan, maka dapat disimpulan bahwa faktor yang digunakan didalam penelitian ini yaitu menurut Howard-Sheth (1969). Faktor-faktor tersebut adalah membeli, tujuan, sikap, pemahaman merek, dan perhatian. Total kepuasan pelanggan tergantung pada evaluasi yang dilakukan oleh konsumen terhadap faktor-faktor menurut Howard-Seth (1969) yang menerangkan bahwa terdapat suatu hubungan antara perilaku konsumen, sikap konsumen terhadap perusahaan, dan pengalaman atas pelayanan yang diberikan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Informasi dari mulut ke mulut yang nilainya positif tinggi menunjukkan bahwa perusahaan menghasilakan kepuasan pelanggan yang tinggi. Kunci bagi retensi pelanggan adalah kepuasan pelanggan. Adapun aspek-aspek kepuasan konsumen meliputi: 1. Tetap setia lebih lama 2. Membeli lebih banyak ketika perusahaan memperkenalkan produk baru dan memperbarui produk yang ada. 3. Membicatakan hal-hal yang baik tentang perusahaaan dan produk-produknya. 4. Member perhatian yang lebih sedikit kepada merek dan iklan pesaing, serta kurang peka terhadap harga.
Sebuah perusahaan lebih bijaksana apabila dapat mengukur kepuasan pelanggan secara teratur, yaitu bisa dengan menelepon pembeli terbaru dan menyelidiki berapa banyak pelanggan yang sangat puas, puas, cukup puas, tidak puas, dan sangat tidak puas. Perusahaan mungkin kehilangan sebesar 80% dari pelanggan yang sangat tidak puas, 40% pelanggan yang tidak puas, 20% dari pelanggan yang cukup puas, dan mungkin hanya kehilangan 1 atau 2% dari pelanggan yang sangat puas. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka dapat disimpulkan bahwa didalam kepuasan konsumen terdapat beberapa macam aspek yang bisa
Jurnal Spirits, Vol. 3 No. 2, Mei 2013 ISSN: 2087‐7641 5
digunakan untuk mengetahui seberapa besar kepuaswan yang akan bisa digunakan untuk menegathui seberapa besar kepuasan yang akan diperoleh oleh konsumen. Aspek-aspek tersebut yaitu tetap setia lebih lama, membeli lebih banyak ketika perusahaan memperkenalkan produk baru dan mempengaruhi produk yang ada, membicarakan hal-hal baik tentang perusahaan dan produk-produknya, memberi perhatian yang lebih sedikit kepada merek dan iklan pesaing serta kurang peka terhdapa harga. Keempat aspek itulah yang akan digunakkan didalam penelitian ini. Cara mengukur Intensitas dapat dilihat dari seberapa besar cara pembelanjaan pulsa setiap bulan, sehingga dari pembelanjaan pulsa tersebut bisa dibagi menjadi beberapa bagian yaitu : 1. Semakin tinggi pembelanjaan pulsa setiap bulan, maka semakin tinggi intensitas. Semakin tinggi intensitas penggunaan apabila pengeluaran antara seratus sampai dengan duaratus ribu rupiah dan lebih dari seratus ribu rupiah. 2. Semakin rendah pembelanjaan pulsa setiap bulan, maka semakin rendah intensitas penggunaan. Semakin rendah intensitas penggunaan apabila pengeluaran kurang dari seratus ribu rupiah.
Adanya kebutuhan dan keinginan yang terdapat pada diri konsumen, menyebabkan terjadi suatu pencarian informasi mengenai prosuk yang diinginkan. Berbagai informasi yang diperoleh konsumen, akan digunakan untuk memilih dan melakukan pembelian terhadap suatu produk. Pembelian yang dilakukan, menyebabkan konsumen menggunakan fasilitas yang telah disediakan suatu produk kartu prabayar. Fasilitas yang tersedia pada kartu prabayar, secaa lambat laun bisa meningkatkan intensitas di dalam penggunaannya baik untuk akses internet, SMS, MMS, EMS, informasi tentang film maupun untuk melihat keberuntungan pada rasi bintang (horoskop). Fasilitas tersebut, pada saat ini didukung oleh penurunan tarif yang dilakukan oleh para operator sehingga bisa menyebabkan terjadinya peningkatan penggunaan telepon seluler. Penurunan tarif yang dilakukan oleh para operator sehingga bisa menyebabkan terjadinya peningkatan penggunaan
Jurnal Spirits, Vol. 3 No. 2, Mei 2013 ISSN: 2087‐7641 6
telepon seluler. Penurunan tarif yang dilakukan oleh operator tentu saja berdampak pada sikap konsumen. Konsumen yang pada walnya jarang berkomunikasi, dengan adanya penurunan tarif akan menggunakan kesempatan baik tersebut. Kesempatan tersebut digunakan karena lebih hemat, sehingga konsumen akan merasa puas dengan adanya penurunan tarif pemberlakuan tarif dilaur jam sibuk (off speak). Konsumen yang meraskan fasilitas yang disediakan sudah dapat untuk memenuhi kebutuhannya, akan memperoleh kepuasan. Konsumen yang masih merasa kurang dengan fasilitas yang tersedia bisa beralih ke merek lain, sehingga didalam satu telepon terdapat dua macam kartu prabayar yang berbeda merek. Menurut Oliver (1980) bahwa keputusan dan kualitas saling berkaitan, dimana dalam suatu kualitas memberikan suatu dorongan kepada konsumen untuk bisa menjalin ikatan dalam perusahaan. Menurut Kotler (1994) mengemukakan bahwa kepuasan konsumen adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi atau kesan terhadap kinerja suatu produk untuk jangka waktu yang lama apabila telah memperoleh kepuasan dari produk sama yang telah di konsumsi. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka dapat disimpulkan bahwa kepuasan yang diperoleh konsumen akan menimbulkan peningkatan didalam intensitas penggunaan apabila dilihat dari pembelanjaan uang yang digunakan untuk pembelian pulsa isi ulang pada setiap bulan. Semakin besar uang yang dikeluarkan untuk pembelian pulsa, maka semakin tinggi intensitas penggunaan.
METODE Subjek Subyek penilitan yang akan digunakan didalam penelitian ini adalah para mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Y Perguruan Tinggi Negeri Yogyakarta sebanyak 40 orang, usia antara 18-26 tahun, mempunyai telepon seluler dimana kartu yang digunakan jenis kartu prabayar seperti SImpati, Mentari, ProXL, dan IM3. Ujicoba dilakukan pada mahasiswa-mahasiswi Fakultas X Perguruan Tinggi
Jurnal Spirits, Vol. 3 No. 2, Mei 2013 ISSN: 2087‐7641 7
Negeri Yogyakartat sebanyak 40 orang yang mempunyai syarat yaitu mempunyai telepon seluler dimana kartu yang digunakan jenis kartu prabayar dan berusia antara 18-26 tahun.
Alat Skala Kepuasan Konsumen Skala kepuasan ini berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Howard dan Sheth (1969), yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar kepuasan yang diperoleh konsumen. Penyusunan skala ini berdasarkan pada beberapa aspek yaitu pembelian, tujuan pembelian, sikap, pemahaman merek, dan perhatian. Faktorfaktor tersebut dijabarkan kedalam 30 pertanyaan yang terdiri dari 15 pertanyaan yang mendukung konsep (favourable) dan 15 pertanyaan yang tidak mendukung konsep (unfavourable). Skor jawaban skala kepuasan konsumen adalah 1 sampai dengan 4. Pernyataan-pernyataan favourable, jawaban Sangat Tidak Sesuai (STS) mempunyai skor 1, Tidak Sesuai (TS) memunyai skor 2, Sesuai (S) mempunyai skor 3 dan Sangat Sesuai (SS) memunyai skor 4. Sebaliknya untuk penyataanpernyataan unfavourable jawaban Sangat Tidak Sesuai (STS) mempunyai skor 4, Tidak Sesuai (TS) mempunyai skor 3, Sesuai (S) memunyai skor 2 dan Sangat Sesuai (SS) mempunyai skor 1.
Intensitas penggunaan Pengukuran Intensitas direncanakan akan diukur dengan menggunakan demografi yang terdiri dari : Nama, Jenis Kelamin, Usia, Pendidikan, Pekerjaan, Pengeluaran uang untuk pembelian pulsa setiap bulan, Merek yang digunakan oleh konsumen, Sejak kapan konsumen menggunakan kartu prabayar dan Pernahkah konsumen berganti merek kartu prabyar. Dari demografi tersebut kemudian akan dilakukan perhitungan intensitas penggunaan apabila dilihat dari segi pengeluaran uang untuk pembelian pulsa setiap bulan. Intensitas penggunaan tinggi apabila pembelian pulsa tinggi, intensitas penggunaan rendah apabila pembelian pulsa rendah.
Jurnal Spirits, Vol. 3 No. 2, Mei 2013 ISSN: 2087‐7641 8
Metode wawancara Wawancara dilakukan menambah informasi yang berkaitan dengan kartu prabayar.
HASIL Skala Kepuasan Konsumen Seperti pada skala intensitas penggunaan, estimasi reliabilitas alat ukur juga dilakukan dengan pendekatan konsistensi internal dengan menggunakan formula Alpha. Proses analisis dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS for Windows Release 11.0. Koefisien reliabilitas Alpha sebesar 0,9847. Best corrected item-total correlation bergerak antara 0,8541 hingga 0,9138.
Pengukuran intensitas penggunaan Intensitas penggunaan dapat dilihat melalui demografi yang terdiri dari nama, jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan, pengeluaran uang untuk pembelian pulsa, merek yang digunakan, sejak kapan konsumen menggunakan kartu prabayar dan pernahkah konsumen berganti merek kartu prabayar. Pengukuran intensitas penggunaan akan dilihat dari segi pengeluaran uang untuk pembelian pulsa setiap bulannya, dengan memperhatikan juga faktor jenis kelamin, usia, dan merek kartu prabyar yang digunakan. Berikut ini adalah tabel yang menerangkan tentang faktor-faktor tersebut diatas.
Tabel : Deskripsi Demografi Faktor
Keterangan
Jumlah
Jenis kelamin
Laki-laki
23
Perempuan
17
18-19
7
17,5%
20-21
18
45%
22-23
11
27,5%
24-25
4
Usia
Total
Persentase
Total
57,5% 40
40
42,5%
10%
100%
100%
Jurnal Spirits, Vol. 3 No. 2, Mei 2013 ISSN: 2087‐7641 9
Pengeluaran
Merek
<100 ribu
5
12,5%
100-200 rb
30
75%
>200 ribu
5
Simpati
15
37,5%
Mentari
10
25%
Pro XL
8
20%
IM3
7
40
40
12,5%
17,5%
100%
100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa 40 subyek yang diteliti, terdapat 23 subyek laki-laki dan 17 orang perempuan dengan mayoritas usia 20 sampai 21 tahun yaitu sebesar 45% dimana merek yang palin banyak digunakan yaitu Simpati sebesar 37%. Intensitas penggunaan kartu prabayar yang dilihat dari segi pengeluaran uang untuk pembelian pulsa setiap bulan yang kurang dari seratus ribu rupiah dilakukan 5 subyek yaitu sebesar 12,5%, seratus ribu sampai dengan duratue ribu rupiah dilakukan 30 subyek yaitu sebsar 75% dan diatas duaratus ribu rupiah dilakukan 5 subyek yaitu sebsar 12,5%. Dengan demikian, subyek yang membelanjakan uang untuk membeli pulsa sebesar seratus ribu sampai dengan duaratus ribu rupiah bisa dikatakan mempunyai intensitas penggunaan yang tinggi karena membelanjakan uang lebih banyak dibandingkan dengan subyek yang membelanjakan uang kurang dari seratus ribu rupiah dan diatas duaratus ribu rupiah.
PEMBAHASAN Hasil penelitian yang diperoleh dengan menggunakan analisis korelasi Product Moment antar kepuasan konsumen dengan intensitas penggunaan menghasilkan koefisieb korelasi sebesar 0,229 dengan p>0,05. Hasil koefisien korelasi menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara kepuasan konsumen dengan intensitas kartu prabayar. Tidak ada korelasi pada hasil yang diperoleh disebabkana karena bebarapa hal seperti variabel kepuasan konsumen bukan merupakan faktor yang mempengaruhi intensitas penggunaan, subyek penelitian didalam pengisisan skala Jurnal Spirits, Vol. 3 No. 2, Mei 2013 ISSN: 2087‐7641 10
tidak serius sehingga hasil yang diperoleh tidak baik. Menurut J.Paul dan Olson (1994), konsumen yang merasa puas terhadap produk mereka cenderung akan terus membeli, menggunajan dan memberitauhu orang lain tentang pengalaman mereka yang menyenangkan dengan produk tersebut. Konsumen yang merasa tidak puas akan beralih pada merek lain serta mengajukan keberatan pada produsen, pengecer dan menceritakan kepada konsumen lainnya. Dari hasil wawancara yang dilakukan penulis dengan agen penjualan telepon seluler dan kartu perdana, menunjukkan bahwa pada saat ini merek kartu prabayar yang paling banyak dicari oleh konsumen yaitu Simpati. Konsumen sebagian besar mencari Simpati karena selain tarif murah, bisa memuat 200 nomor telepon dan MMS, konsumen juga merasa puas adanya penambahan jaringan sehingga memudahkan seseorang bila berada diluar wilayah asal. Selain itu, Mentari dipilih konsumen karena bebas roaming namun sayangnya sering terjadi gangguan. Pendapat tersebut didukung dari hasil wawancara yang menunjukkan bahwa ada konsumen yang dirugikan karena gangguan ketika memasukkan isi ulang, sehingga konsumen tersebut mengeluh. ProXL dipilih karena harga pulsa isi ulangnya murah dan IM3 dipilih karena fasilitasnya canggih namun sayangnya tidak didukung dengan penambahan jaringan. Konsumen pada umumnya adalah pelajar dan mahasiswa yang membeli pulsa isi ulang sebesar 10 ribu rupiah samapai dengan duaratus ribu rupiah sebesar 75%, kurang dari seratus ribu rupiah sebesar 12,5% dan lebih dari duaratus ribu rupiah sebesar 12,5% dengan merek yang paling banyak digunakan yaitu Simpati sebesar 37,5%, Mentari 25%, Pro XL 20% dan IM3 17,5%. Peningkatan penjualan paket kartu perdana disebabkan karena harga jual kartu perdana yang mengalami penurunan, sehingga konsumen tertarik untuk membeli karena adanya paket perdana dengan harga murah. Iklan di media, akan membantu terhadap minat beli konsumen karena bisa membawa daya beli masyarakat yang kurang mengerti tentang fasilitas-fasilitas yang diberikan oleh operator GSM di Indonesia sehingga masyarakat menjadi ingin lebih membeli atau memilikinya.
Jurnal Spirits, Vol. 3 No. 2, Mei 2013 ISSN: 2087‐7641 11
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka dapat disimpulkan bahwa dari hasil uji hipotetik dan wawaancara menunjukkan bahwa dengan adanya penambahan fasilitas yang disediakan didalam kartu prabayar belum tentu menyebabkan konsumen menjadi puas. Penambahan fasilitas justru membuat konsumen tidak puas, hal itu disebabkan karena penggunaan fasilitas pada saat ini belum digunakan sebagai kebutuhan sehari-hari namun hanya sebagai sarana untuk tren, hobi, dan hiburan. Penggunaan fasilitas yang tidak dimanfaatkan secara optimal bisa menyebabkan peningkatan didalam intensitas penggunaan, apabila dilihat dari pembelanjaan uang namun hal tersebut tidak bisa menyebabkan kepuasan pada diri konsumen karena tidak adanya proses evaluasi yang dilakukan konsumen baik sebelum maupun setelah pembelian terhadap kinerja dan harapan dari kartu prabayar. Konsumen yang merasa puas pada fasilitas yang disebabkan oleh kartu prabayar akan melakukan pembelian ulang pulsa isi ulang. Konsumen melakukan pembelian ulang pulsa pada umumnya adalah pelajar dan mahasiswa. Penelitian ini menggunakan subyek penelitian mahasiswa dan mahasiswi. Subyek penelitian laki-laki berjumlah 23 orang ( 57,5% ) dan perempuan berjumlah 17 orang ( 42,5% ). Subyek penelitian pada umumnya mengeluarkan uang untuk membeli pulsa setiap bulan antara seratus sampai duaratus ribu rupiah yaitu sebanyak 30 subyek ( 75% ). Subyek yang berjumlah 5 orang ( 12,5 % ) mengeluarkan uang untuk membeli pulsa setiap bulan kurang dari seratus ribu rupiah dan diatas duaratus ribu rupiah. Data dari subyek penelitian tersebut kemusian dianalisis dengan menggunakan t-test independent sample yang memperoleh hasil t sebesar 0,843 dengan p>0,05. Hasil uji tersebut menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan intensitas penggunaan kartu prabayar antara laki-laki dan perempuan apabila dilihat dari segi pengeluaran uang untuk membeli pulsa. Tidak adanya perbedaan intensitas penggunaan kartu prabayar antara laki-laki dan perempuan disebabkan karena pada umunya mahasiswa dan mahasiswi kurang peka terhadap uang yang mereka keluarkan untuk membeli pulsa.
Jurnal Spirits, Vol. 3 No. 2, Mei 2013 ISSN: 2087‐7641 12
SIMPULAN DAN SARAN Skala yang digunakan adalah kepuasan konsumen dan demografi sebagai alat pengumpul data. Analisis statistik yang digunakan adalah teknik korelasi Product Moment memperoleh hasil sebesar 0,229 dengan p > 0,05 antara kepuasan konsumen dengan intensitas penggunaan kartu prabayar. Dari koefisien tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara kepuasan konsumen dengan intensitas penggunaan kartu prabayar, sehingga hipotesis yang diajukan yaitu ada hubungan antara kepuasan konsumen dengan intensitas penggunaan kartu prabayar ditolak. Analisis tambahan menggunakan t-test Independent Samples untuk mengetahui intensitas penggunaan laki-laki maupun perempuan. Hasil dari analisis tambahan menunjukkan t sebesar 0,843 dengan p > 0,05. Hasil koefisien tersebut menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan intensitas penggunaan kartu prabayar antara laki-laki dan perempuan, apabila dilihat dari segi pengeluaran uang untuk pembelian pulsa setiap bulan. Konsumen sebaiknya melakukan evaluasi terhadap harapan dan kinerja dari produk kartu prabayar sehingga pada akhirnya dapat diperoleh suatu kepuasan dan pada akhirnya bisa meningkatkan intensitas penggunaan. Penelitian ini hanya menggunakan faktor kepuasan konsumen saja untuk mengetahui apakah ada hubungan dengan intensitas penggunaan kartu prabayar, oleh sebab itu untuk penelitian yang akan dating disarankan untuk memperhatikan faktor-faktor lain yang diharapkan bisa mempengaruhi intensitas penggunaan.
DAFTAR PUSTAKA Assael, H. 1992. Consumer Behaviour and Marketing Action. Boston: PWS Kent Publishing Company. Azwar, S. 1988. Sikap Manusia:Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Penerbit Liberty ------------2000. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Jurnal Spirits, Vol. 3 No. 2, Mei 2013 ISSN: 2087‐7641 13
------------2000. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Dharmmesta, Basu Swastha. 1994. Perilaku Konsumen Indonesia Tahun 2000. Jurnal Kelola, 6, 83-94 Dharmmesta, Bayu Swastha. & Handoko, T.H. 1982. Manajemen Pemasaran: Analisa Perilaku Konsumen. (Edisi pertama). Yogyakarta: BPFE Engel, J. Blackwell, R.G. Minkari, P.W. 1992. Consumer Behaviour. Holt, Rinehard and Wilson, Inc. Hadi, Sutrisno. 2000. Statistik, (Jilid Dua). Yogyakarta : Andi Offset Handoko,
Hani.T.
1984.
Manajemen.
Yogyakarta
:
BPFE
dan
LMP2MAMP_YKPN ------------1994. Marketing Management : Analysis, Planning, Implementation and Control. (8th edition). New Jersey : Prentice Hall, Inc. Peter, paul. J & Olson, C. Jerry. Consumer Behaviour. (4th edition). Erlangga. Soekanto, Winahyo. Tren Perkembangan Industri Telekomuikasi pada 2003. Dalam Koran Tempo, 6 Januari 2003. Jakarta. Solomon, Michael. R. Consumer Behaviour. (3rd edition). Prentice Hall, Inc. Sugiyono. 2003. Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta. Sutisna. 2001. Perilaku konsumen dan Komunikasi Pemasaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. --------- (2002). Telekomunikasi tetap pilihan utama investor. Dalam Bisnis Indonesia. 28 Oktober 2002. Jakarta. --------- (2003). Operator harus gali layanan nilai tambah. Dalam Bisnis Indonesia. 15 Januari 2003. Jakarta. --------- (2003). Persaingan Infrastruktur vs Persaingan Pelayanan. Dalam Bisnis Indonesia. 7 Februari 2003. Jakarta. --------- (2003). Kartu Prabayar ramai-ramai roaming Internasional. Dalam Tren Digital. Edisi Maret. Jakarta. --------- (2003). Perang Industri Seluler merebut Pasar Lewat Citra. Dalam Teknotel. 7 April 2003. Jakarta --------- (2003). Mengharapkan tarif ponsel turun lagi. Dalam Tren Digital. Edisi April. Jakarta.
Jurnal Spirits, Vol. 3 No. 2, Mei 2013 ISSN: 2087‐7641 14
--------- (2003). AMI-Customer Satisfaction Measurement and Management. Dalam www.geocities.com/yazma_2000ami.html ---------
(2003).
Refleksi
Kepuasan.
Dalam
www.globalteleshop.com/
enambintang.php. ---------
(2003).
Kualitas
Pelayanan
dan
Kepuasan
Pelanggan.
Dalam
www.ut.ac/ol-suppADBI 4433 hal5.htm
Jurnal Spirits, Vol. 3 No. 2, Mei 2013 ISSN: 2087‐7641 15