HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL REKAN KERJA DENGAN STRES KERJA PADA ANGGOTA POLISI DI POLRESTA SURAKARTA
Naskah Publikasi Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Derajat Sarjana S-1 Psikologi
Diajukan oleh: INTAN OKTAVIA F.100100191
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL REKAN KERJA DENGAN STRES KERJA PADA ANGGOTA POLISI DI POLRESTA SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Derajat Sarjana S-1 Psikologi
Diajukan Oleh: INTAN OKTAVIA F 100 100 191
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014
ii
ABSTRAKSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL REKAN KERJA DENGAN STRES KERJA PADA ANGGOTA POLISI DI POLRESTA SURAKARTA Intan Oktavia Partini
[email protected] Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Aparat kepolisian sebagai abdi negara harus menjunjung tinggi, nilai-nilai kemanusiaan dan menjadi contoh masyarakat. Tidak demikian dengan kenyataan yang terjadi di lapangan. Beberapa kasus kriminal yang pernah dilakukan oleh oknum polisi seperti kasus pelecehan seksual dan bunuh diri, oknum anggota polisi bunuh diri menggunakan senjata yang dimilikinya. Fenomena tersebut merupakan lembaran hitam kepolisian yang bertolak belakang dengan tugas yang dipikul. Tantangan dan tekanan yang dihadapi seorang polisi dalam melaksanakan tugas pekerjaannya dapat memicu timbulnya stres. Dukungan rekan kerja sangat efektif dalam menangani berbagai macam masalah stres yang dialami polisi dalam pekerjaannya seperti kelekatan antar kelompok, kepercayaan antar pribadi dan rasa senang dengan atasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan sosial rekan kerja dengan stres kerja pada anggota polisi di Polresta Surakarta. Hipotesis yang diajukan yaitu ada hubungan negatif antara dukungan sosial rekan kerja dengan stres kerja pada anggota polisi. Sampel dalam penelitian ini adalah anggota polisi di Polresta Surakarta sebanyak 120 responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah quota sampling. Metode pengumpulan data menggunakan angket dengan alat ukur skala yaitu skala dukungan sosial rekan kerja dan skala stres kerja. Metode analisis data menggunakan teknik analisis product moment. Tingkat dukungan sosial rekan kerja pada subjek tergolong sedang, dan tingkat stres kerja polisi di Polresta Surakarta tergolong sedang. Peranan atau sumbangan efektif (SE) variabel dukungan sosial rekan kerja dengan stres kerja pada anggota polisi sebesar 10,3%. Kesimpulan penelitian ini adalah ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara dukungan sosial rekan kerja dengan stres kerja pada anggota polisi dipolresta surakarta. Semakin tinggi dukungan sosial rekan kerja maka semakin rendah stres kerja dan sebaliknya semakin rendah dukungan sosial rekan kerja maka semakin tinggi stres kerja anggota polisi. Dengan adanya dukungan sosial dapat membantu individu dalam menghadapi dan menanggulangi suatu penyebab terjadinya stres kerja Kata Kunci: Dukungan Sosial, Stres Kerja
keamanan, ketertiban, dan tegaknya
PENGANTAR Polisi adalah suatu perantara
hukum,
serta
terbinanya
ke-
umum sipil yang mengatur tata tertib
tenteraman, yang mengandung ke-
dan hukum. Aparat kepolisian se-
mampuan membina serta mengem-
bagai abdi negara harus menjunjung
bangkan
tinggi, nilai-nilai kemanusiaan dan
masyarakat
menjadi contoh masyarakat. Seperti
mencegah,
yang tercantum dalam sumpah dan
segala bentuk pelanggaran hukum
janji anggota Polri. Hal tersebut
dan bentuk-bentuk gangguan lainnya
tertuang dalam pembukaan kode etik
yang dapat meresahkan masyarakat
profesi anggota Polri.
(http://m.hukumonline.com/).
Menurut
potensi
dan
dalam dan
kekuatan menangkal,
menanggulangi
undang-undang
Tidak demikian dengan kenyataan
kepolisian No. 2 Th.2002 pasal 2.
yang terjadi di lapangan. Selama
Fungsi kepolisian adalah salah satu
tahun 2013 terdapat beberapa kasus
fungsi
di
kriminal yang dilakukan oleh oknum
bidang pemeliharaan keamanan dan
polisi di antaranya adalah beberapa
ketertiban masyarakat, penegakan
kasus pelecehan seksualdan bunuh
hukum, perlindungan, pengayoman,
diri,
dan pelayanan kepada masyarakat.
anggota polisi bunuh diri meng-
Kepolisian Republik Indonesia juga
gunakan senjata yang dimilikinya.
mempunyai fungsi kamtibnas yaitu
Kasus lain, yang menyita perhatian
menjaga keamanan dan ketertiban
masyarakat
masyarakat. Dalam pasal 1 ayat 5
anggota
undang-undang
perdagangan narkotika dan kejadian
pemerintahan
negara
kepolisian
No.2
tercatat
beberapa
adalah
polisi
dalam
keterlibatan peredaran
Th.2002, Keamanan dan ketertiban
polisi
masyarakat adalah suatu kondisi
lainnya belakangan ini marak terjadi.
dinamis masyarakat sebagai salah
Hal tersebut di karenakan bawahan
satu
terselenggaranya
yang tersinggung dengan teguran
proses pembangunan nasional dalam
dari atasan saat bertugas. Disamping
rangka tercapainya tujuan nasional
itu terdapat pula sesama angota polisi
yang
yang terlibat baku tembak karena
prasyarat
ditandai
oleh
terjaminnya
1
menembak
oknum
anggota
polisi
salah oknum
paham.
anggota
melakukan
tindakan
Kebanyakan polri
yang
ini
adalah
penyebab stres kerja yang ketiga yaitu shift kerja dengan prosentase 18,47%,
kemudian
mereka yang rata-rata berpangkat
mimpinan
dan bergaji rendah. Tekanan kerja
16,30%.
yang tinggi mempengaruhi aparat kepolisian
di
level
dengan
Hubungan
kepe-
prosentase
sosial
seperti
dan
kelekatan antar kelompok, keper-
menengah rentan mengalami stres
cayaan antar pribadi dan rasa senang
(http://daerah.sindonews .com).
dengan atasan, berhubungan dengan
Fenomena
bawah
gaya
tersebut
meru-
penurunan dari stres pekerjaan dan
pakan lembaran hitam kepolisian
kesehatan yang lebih baik. Hubungan
yang bertolak belakang dengan tugas
yang baik antar anggota dari satu
yang dipikul. Kondisi stres yang
kelompok kerja dianggap sebagai
berlarut-larut
pada
faktor
menimbulkan
dua
polisi hal.
kerap
Pertama,
utama
dalam
kesehatan
individu dan organisasi (Argyris,
pengambilan keputusan buruk pada
Cooper, dalam Ashar, 2001)
individu, dibuktikan dengan adanya
Dukungan sosial bisa datang dari
fenomena bunuh diripada anggota
dalam organisasi polisi atau dari
polisi meningkat. Kedua, individu
sumber eksternal seperti teman dan
menjadi mudah marah dan ter-
keluarga. Bagaimanapun juga ada
singgung sehingga tidak mampu
bermacam-macam pandangan ten-
untuk
tang pentingnya peran dukungan
berpikir
jernih,
termasuk
kepada rekannya atau atasannya. Hasil
survei
sosial bagi stres polisi. Sebagai
mengungkap
contoh,
Kirkcaldy
dkk
(dalam
informasi mengenai faktor stresor
Anderson, 2002) menemukan bahwa
yang dialami oleh polisi. Beban kerja
petugas polisi terbukti cenderung
merupakan penyebab stres terbesar
lebih mengandalkan dukungan sosial
pada
dalam pemecahan masalah mereka.
anggota
polisi
dengan
prosentase 26,08%, kedua adalah
Sementara
konflik dengan rekan kerja dan
berfikir
atasan dengan prosentase 20,65%,
dukungan sosial sangat penting
2
secara bahwa
intuitif
orang
meningkatkan
dalam
stres.
sehingga mereka juga harus tetap
(dalam
mengontrol emosi mereka sekalipun
Anderson, 2002) mengatakan bahwa
pada kondisi di bawah tekanan
hal
(Waters, 2007).
Coyne
dan
itu
peran
menurunkan Downey
bukan
permasalahannya,
dukungan
sosial
dalam
Menurut Winuubst, dkk (dalam
mengurangi hal-hal penyebab stres
Darmasaputra,
ditentukan oleh kondisi stres dimana
sosial lebih cenderung dianggap
seseorang
sebagai
Grover
bekerja.
Brown
dan
2013)
kognisi
dukungan
individual
yang
(dalam Anderson, 2002)
berawal dari segi gejala lingkungan
mengatakan bahwa peran dukungan
yang obyektif dan dukungan sosial
sosial
merupakan
berbeda-beda,
tergantung
persepsi
perseorangan
tinggi atau rendahnya tingkat stres
terhadap dukungan potensial atau
yang dialami dan jenis kelamin.
sebagai perceived helpfulness and
Bagi petugas polisi tidak ada
supportivenes. Dukungan sosial me-
orang lain, selain rekan kerja yang
nurut Corsini (dalam Darmasaputra,
siap membantu dalam memahami
2013)
tekanan yang dialami dari pekerjaan.
didapat individu melalui hubungan
Dukungan rekan kerja sangat efektif
dengan orang lain. Individu yang
dalam menangani berbagai macam
mempunyai hubungan dekat dengan
masalah stres yang dialami polisi
orang lain seperti keluarga atau
dalam pekerjaannya. Faktor utama
teman akan meningkatkan kemam-
yang penting bagi petugas kepolisian
puannya dalam dalam mengelola
untuk mengurangi stres kerja adalah
masalah-masalah
ketergantungan
setiap
kepada
kelompok
adalah
hari.
keuntungan
yang
yang
dihadapi
Lingkungan
kerja
pendukung atau rekan kerja yang
merupakan salah satu penyebab dari
dapat diandalkan. Dengan harapan
keberhasilan dalam me-laksanakan
rekan kerja mampu memberikan
suatu pekerjaan tetapi juga dapat
nasihat dan jalan keluar. Seorang
menyebabkan suatu kegagalan dalam
polisi juga harus tetap berhati–hati
pelaksanaan suatu pekerjaan.
akan kemungkinan yang mengancam
Berdasarkan uraian di atas, maka
kesalamatan
muncul permasalahan yaitu
diri
mereka
sendiri
3
“Apakah
ada
hubungan
korelasi (r) sebesar -0,322; p = 0,000
antara dukungan sosial rekan kerja
(p <0,01). Artinya bahwa semakin
dengan stres kerja pada anggota
tinggi dukungan sosial rekan kerja
polisi?”. Sehingga dari permasalahan
maka semakin rendah stres kerja dan
tersebut penulis ingin memahami
sebaliknya semakin rendah dukungan
lebih
sosial rekan kerja maka semakin
lanjut
mengenai
melalui
penelitian
“Hubungan
antara
tinggi stres kerja anggota polisi.
dukungan sosial rekan kerja dengan
Terbuktinya hipotesis yang diajukan
stres kerja pada anggota polisi”.
sejalan
dengan
teori
yang
dikemukakan oleh Cohen dan Wills (Wibowo, 2004), bahwa fungsi dari
METODE Sampel dalam penelitian ini
dukungan sosial yaitu untuk mem-
adalah anggota polisi di Polresta
bantu individu dalam menghadapi
Surakarta sebanyak 120 responden.
dan menanggulangi suatu penyebab
Metode pengumpulan data meng-
terjadinya
gunakan angket dengan alat ukur
Collins
skala yaitu skala dukungan sosial
bahwa dukungan sosial merupakan
rekan kerja dan skala stres kerja.
salah satu strategi penting dalam
Teknik pengambilan sampel yang
menghadapi tuntutan stres. Salah
digunakan
satunya yaitu mencari dukungan
adalah
dalam
quota
penelitian
sampling.
ini
Metode
untuk
stres
kerja.
(2007)
alasan
Selainitu
jugamenjelaskan
instrumental,
analisis data menggunakan teknik
berupa
mencari
saran
analisis product moment.
bantuan
atau
informasi
yaitu praktis, yang
merupakan bagian dari masalah dan mencari
HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil analisis data dapat diketahui negatif
bahwa yang
ada
emosional,
hubungan
signifikan
dukungan
dukungan
antara
seperti moral,
untuk
alasan
mendapatkan simpati
atau
pemahaman yang merupakan bagian
dukungan sosial rekan kerja denfan
dari
stres kerja pada anggota polisi di
mengatasi stres. Oleh karena itu, hal
Polresta
seperti ini menunjukkan bahwa
Surakarta,
dengan
nilai
4
emosi
yang
fokus
dalam
dukungan sosial rekan kerja memang
sangat
penting
menjelaskan bahwa dukungan sosial
untuk
rekan
kerja
berhubungan
secara
diperhatikan oleh pihak instansi yang
langsung dengan integrasi seseorang
bersangkutan karena dengan adanya
pada lingkungan sosial di tempat
dukungan sosial rekan kerja tersebut
kerjanya.
dapat
polisi
mendukung akan menciptakan situasi
merasakan dorongan dan perhatian
tolong menolong, bersahabat dan
yang
bekerja sama untuk menciptakan
membuat
diberikan
anggota
oleh
lingkungan
Rekan
kerja
kerja
tempat mereka bekerja, sehingga
lingkungan
dapat menekan timbulnya stres kerja.
nangkan serta menimbulkan kepu-
Bila dukungan sosial dari rekan kerja
asan dalam bekerja. Sehingga dengan
yang diterima anggota polisi tinggi
adanya dukungan sosial rekan kerja
maka stres kerja yang terjadi akan
akan meminimalisir atau mengurangi
rendah, begitu juga sebaliknya jika
terjadinya stres kerja (Hadipranata,
dukungan sosial dari rekan kerja
1999).
rendah maka stres kerjanya akan
Berdasarkan
tinggi.
hasilnya dapat dicocokan dengan
uraian
yang
yang
diatas
menye-
maka
Hal ini sejalan dengan teori
hasil penelitian yang dilakukan di
yang dikemukakan oleh Manuba
Polresta Surakarta. Yakni diketahui
(2005), yang menyatakankan bahwa
variabel dukungan sosial rekan kerja
stres
mempunyai
yang
berkaitan
dengan
rerata
empirik (RE)
pekerjaan, salah satunya disebabkan
sebesar 45,266 dan rerata hipotetik
oleh kurangnya dukungan sosial dari
(RH) sebesar 47,5 yang berarti
menajemen
kerja,
dukungan sosial rekan kerja pada
sehingga dalam hal ini dukungan
subjek tergolong sedang. Kondisi ini
sosial dalam kenyataannya meme-
dapat diinterpretasikan bahwa subjek
gang peran penting dalam interkasi
penelitian pada dasarnya memilki
seseorang dengan orang lain untuk
sikap yang terbentuk dari aspek
mengurangi terjadinya stres kerja
dukungan
dilingkungan
dikemukakan oleh Hause (Smet,
Fusilier,
dan
dan
rekan
pekerjaan.
Ganster,
Mayes
(1986)
sosial
1994) yaitu aspek
5
seperti
yang
emosional
yang
melibatkan
interpersonal
kekuatan jasmani dan keinginan untuk
percaya
pada
individu
dalam
pekerjaannya (Lenny dkk, 2006).
orang lain
Berdasarkan kategorisasi skala
sehingga individu yang bersangkutan
dukungan
menjadi yakin bahwa orang lain
diketahui bahwa terdapat 0,83% (1
tersebut mampu memberikan cinta
orang)
dan
kepadanya,
3,33% (4 orang) tergolong tinggi,
selanjutnya aspek Instrumental yang
40,83% (49 orang) tergolong sedang,
meliputi penye-diaan sarana untuk
33,33% (40 orang) tergolong rendah
mempermudah atau menolong orang
dan 21,67% (26 orang) tergolong
lain, aspek informatif yang berupa
sangat rendah. Jumlah dan prosen-
pemberian
tase terbanyak menempati kategori
kasih
sayang
informasi
untuk
sosial
tergolong
mengatasi masalah pribadi seperti
sedang
pemberian nasihat, dan pengarahan
kerjanya.
rekan
sangat
dukungan
sosilal
kerja
tinggi,
rekan
yang dibutuhkan oleh individu yang
Hal ini dapat diartikan rekan
bersangkutan, dan aspek penilaian
kerja yang mendukung menciptakan
yang terdiri dari dukungan peran
situasi tolong menolong, bersahabat
sosial yang meliputi umpan balik,
dan bekerja sama yang akan mencip-
perbandingan sosial dan afirmasi
takan lingkungan kerja yang menye-
atau persetujuan.
nangkan serta menimbulkan kepu-
Variabel stres kerja diketahui
asan dalam bekerja (Hadipranata,
memiliki rerata empirik (RE) sebesar
1999).
68,225 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 70 yang berarti stres kerja
Dapat
subjek tergolong sedang. Kondisi ini
Dibawah ini
Dilihat
Pada
Grafik
dapat diinterpretasikan bahwa stres 40,83
50,0
kerja yang sedang dikrenakan subjek mengalami kondisi
suatu
ketegangan
33.3
40,0
keadaan
atau
30,0
baik
fisik
10,0
21,67
20,0 3,33
0,83
0,0
maupun psikologis, yang mempengaruhi
emosi,
intelektual,
Sangat Rendah Sedang Tinggi Sangat Rendah Tinggi
dan
6
Berdasarkan kategorisasi skala
lain yang mempengaruhi stres kerja
stres kerja diketahui bahwa terdapat
diluar variabel dukungan sosial rekan
0,83% (1 orang) tergolong sangat
kerja
tinggi, 15% (18 orang) tergolong
kepemimpinan transformasional dan
tinggi, 63,33%(76 orang) tergolong
beban kerja.
tersebut
misalnya,
gaya
sedang, 18,33% (22 orang) tergolong
Hasil penelitian ini menun-
rendah dan 2,5% (3 orang) tergolong
jukkan bahwa dukungan sosial rekan
sangat rendah. Jumlah prosentase
kerja dengan segala aspek yang
terbanyak
terkandung
didalamnya
memang
sedang setres kerjanya. Subjek dalam
memberikan
kontribusi
terhadap
kategori ini dapat di artikan bahwa
stres kerja meskipun stres kerja tidak
stres
merupakan
hanya dipengaruhi oleh variabel
perilaku negatif, namun sebagian
tersebut. Dalam hal ini, dukungan
subjek ternyata mampu mengalola
sosial rekan kerja memilki kontribusi
atau mengatasi stres kerja tersebut
yang positif terhadap stres kerja pada
sehingga setres kerja yang dialami
anggota polisi di Polresta Surakarta,
berada pada kategorisasi sedang.
sehingga semakin tinggi dukungan
Dapat
sosial rekan kerja maka semakin
menempati
kerja
tentunya
Dilihat
kategori
Pada
Grafik
rendah stres kerjanya, sebaliknya
Dibawah Ini
semakin rendah dukungan sosial 80,00
63,33
rekan kerja maka semakin tinggi
60,00
stres kerjanya. Sehingga hal ini
40,00 20,00
18,33 2,50
15,00
mencerminkan
0,83
0,00
efektif
memilki
dukungan sosial rekan kerja menjadi
Sangat Rendah Sedang Tinggi Sangat Rendah Tinggi
Sumbangan
bahwa
salah (SE)
satu
mengatasi
cara atau
untuk
dapat
meminimalisir
variabel dukungan sosial rekan kerja
terjadinya stres kerja.
terhadap stres kerja sebesar 10,3 %
Berdasarkan
ditunjukkan oleh koefisien deter-
diambil kesimpulan bahwa dukungan
minan (r²) sebesar
sosial rekan kerja dapat digunakan
0,103. Berarti
masih terdapat 89,7 % faktor-faktor
uraian
sebagai prediktor stres
7
diatas
dapat
kerja pada anggota polisi di
1. Ada
Polresta Surakarta.
hubungan
sangat
negatif
signifikan
yang
antara
du-
Dalam sebuah penelitian ten-
kungan sosial rekan kerja dengan
tunya terdapat kelemahan, adapun
stres kerja pada anggota polisi si
kelemahan
Polresta Surakarta.
dalam
penelitian
ini
instrumen untuk mengumpulkan data
2. Tingkat dukungan sosial rekan
yaitu skala, dimana keterbatasan dari
kerja
peneliti menjadi kurang mendalam
sedang. Hal ini ditunjukkan oleh
mengungkap variabel–variabel yang
rerata empirik sebesar 45,266
diukur. Penelitian hanya melihat dari
sedangkan
1 varibel sehingga kurang kompre-
sebesar 47,5.
hensif. Bagi peneliti lain yang akan
pada
subjek
rerata
tergolong
hipotetik
3. Tingkat stres kerja polisi di
melakukan penelitian dengan tema
Polresta
yang berkaitan dengan stres kerja,
sedang.
Surakartater
golong
dalam pengambilan data sebaiknya
4. Peranan atau sumbangan efektif
menggunakan teknik yang lebih tepat
(SE) variabel dukungan sosial
mengingat subjek penelitian sering
rekan kerja dengan stres kerja
berbenturan
pada
tugasnya.
dengan Selain
dan
anggota
polisi
sebesar
diharapkan
10,3%. Hal ini berarti masih
memperhatikan dan menambahkan
terdapat 89,7% variabel lain yang
variabel lebih banyak dengan model-
dapat mempengaruhi stres kerja
model yang lebih memperlihatkan
diluar variabel dukungan sosial
realita sesungguhanya agar mampu
rekan kerja.
memperkirakan kebenaran
itu
fungsi
atau
variabel
mendekati apa
yang
Saran
menyebankan stes keraja di Polresta
Bagi Peneliti selanjutnya
semoga
Surakarta.
dari penelitian ini dapat bermanfaat, masukan dan sebagai pengayaan atau
KESIMPULAN DAN SARAN
sumbangan
Kesimpulan
selanjutnya, serta kekurangan yang terdapat pada
8
teori
bagi
peneliti
penelitian ini dapat dijadikan pelajaran
sehingga dapat
diopti-
malkan pada penelitian selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA Pekanbaru. Jurnal Psikologi. Vol. 2 No. 1 . Hal 11-18. Manuaba, A. 2005. Ergonomi Dalam Industri. Denpasar : Universitas Udayana. Mundar Sunyoto Ashar. 2001. Psikologi Industri Dan Organisasi. Jakarta: Universitas indonesia. Smet, B. 1994. Psikologi Kesehatan. Jakarta: Grasindo Gramedia. Waters A.Judith, William Ussery. 2007. Police Stress: History, Contributing Factors, Symtoms, And Interventions. An international journal of police strategies and management.Vol. 30. No. 2. Hal 176-180.
Anderson, Gregory S;Litzenberger, Robin;Plecas, Darryl. 2002. Psychal Evidence Of Police Officer Stress. Vol 25. No. 2. Hal 406407. Collins, Stewart. 2007. Statutory Social Workers: Stres, Job Satisfaction, Coping, Sosial Support and Individual Differencees. British Journal of Social Work. 38. Pg 1173-1193. Darmasaputra Alan, Satiningsih. 2013. Hubungan Antara Dukungan Sosial Teman Kerja Dengan Kinerja Pegawai Di Kantor Kecamatan Jombang. Vol. 01. No. 02. Hal 1-2. Ganster, D. R., Fusilier, M. R., & Mayes, B. T. 1986. Role of social support in the experient of stress at work. Journal of Applied Psychology, 69 (2), 102110. Hadipranata, F. A. 1999. Mikeo bukan MBO. Buletin Psikologi, Tahun IV, No. 1, Agustus 1996, 1-5. Lenny, Irma dan Bahar, Abu dan Elfida, Diana. 2006. Hubungan antara Beban Kerja dengan Stres Kerja pada Perawat di Rumah Sakit Umum Daerah
9