Detik demi detik telah ku lalui dengan sunyi dan sepi, aku hanya lah seseorang yang tak berarti, seperti debu yang tak berguna, seperti pakaian yang tlah usang yang tak berarti apa-apa, seperti sampah yang dibuang begitu saja, seperti batu yang terus menerus di injak-injak, dan seperti daun yang gugur yang di buarkan begitu saja.
“ Tuhan, mengapa perjalanan hidup hamba harus seperti ini?, apa belum puas kau ambil kedua orang tua hamba?, dan juga Kau telah menjauhkan hamba dari semua sanak dan family hamba?, mengapa kau masih menghukum hamba dengan kesunyian ini?”. Entah kemana semua insan, tak ada yang memperdulikanku, mereka seakan tak melihat ku ada di antara mereka semua. Aku hanyalah seseorang yang tak berguna, aku hanya seperti sesosok mayat hidup tak ada yang bisa aku lakukuan, kehidupanku sirna, tak ada hal apapun yang bisa ku lakukan,
dan tiada seseorang pun yang
menemani ku di sini. Sudah lama ku lalui hidup seperti ini, hanya menjalani hidup dengan kesunyi sepian. Hari ini kesunyian ku bertambah parah, tiada lagi yang bisa ku lakukan, tak ada lagi yang bisa ku harapkan,
karena jiwa dan hati ku telah tertutup dengan kesunyian. Entah kapan hal itu kan berakhir, walau pun aku berada di lingkungan yang bising karena aktifitas warga, namun aku merasa seperti berada di sebuah lingkungan yang tak berpenghuni dan sedang tertidur sendiri, ini semua mungkin karena diriku, hatiku, dan jiwa ku mulai tertutup dengan kegelapan dan sunyi sepi, telah buta dan tertutup arwahnya, aku pun tak bisa merasakan apapun, tiada seseorang teman yang mampu menemani ku dikala aku seperti ini, sunyi dalam kegelapan. Aku merasa aku memang orang yang tidak berguna, mereka hanya sibuk dengan pekerjaan dan dunia mereka di luar sana tanpa melirik orang-orang yang berada di antara mereka, andai tuhan mengirim kan malaikatnya untuk menemani ku dalam kesunyian ini, aku pasti bisa lebih baik.
“ Tuhan….. hamba mohon kebesaran mu kau turunkan pada hamba… hamba ingin sekali bisa seperti dulu lagi?, lantas sekarang apa yang harus hamba lakukan?”.
Hari-demi hari ku lalui dengan berjalannya waktu, namun keberadaan ku di desa itu masih sama, tak ternggap, dan terabaikan, tapi kini aku mulai sadar dan mengetahui apa 2
yang harus ku lakukan untuk hidupku sendiri, aku harus membuka hati ku yang tertutup sunyi, hingga aku tekad kan dalam hati ku untuk meninggalkan kampung yang tak menghiraukan ku ini, demi mengejar harapan ku yang besar, demi orang tua ku yang tlah lama tidak ada, dan membuktikan pada kampungku bahwa aku bisa.
“ Mungkin lebih baik aku pergi dari rumah ini, dan mungkin di desa lain, aku akan dapatkan kehidupan yang lain, yang bisa merubah ku menjadi lebih baik”.
Di kampung sebelah desa ku sana memang terbilang kampung
yang
ramai,
aku
yakin
aku
akan
bisa
mengadaptasikan diriku di sana dan bergabung dengan masyarakatnya lantas meninggalkan semua kenangan yang ada, melupakan semua derita ku yang merapuhkan ku karena kepergian orang yang aku sayangi. Dalam hati ku yakin kan akan menjadi sesosok orang yang berguna bagi masyarakat di sana juga bisa bersosialisasi dengan orang-orang di desa itu, dan siap menjalani hidup yang baru.
3
“ Semoga di kampung ini, aku bisa mendapatkan kebahagiaan ya Allah!”.
[ Beberapa Bulan kemudian ]
“ Ya Allah… Di kampung ini, hamba tak kunjung mendapatkan pekerjaan yang layak, lantas apa lagi yang harus hamba lakukan?, sedangkan uang hamba menjual rumah telah habis untuk makan selama beberapa bulan ini, dan sekarang, hamba harus kemana ya Allah?”.
Sudah Lima bulan ku lalui di kampung ini, menelusuri kampung-kampung dengan memintaminta belas kasihan orang lain yanjg semua itu membuatku tak percaya dan menyadari bahwa ternyata semuanya tak seperti yang ku bayangkan, parah dan hinanya diriku di kampung itu, aku hanya lah seseorang yang menjadi peminta-minta di sana dan aku sudah tak mempunyai tempat tinggal. Di setiap harinya hanyalah mengandalkan pemberian orang lain, dan aku sudah begitu nistanya sampai-sampai aku hanya bisa bertahan dari pemberian orang lain, sedangkan aku hanya
4
makan dari sisa dari orang lain, hal ini sudah lama ku jalani, aku tak tahu lagi harus bagaimana untuk menjalani hidup ku dengan baik, tapi hanya ini yang bisa ku lakukan demi menjalani dan bertahan hidup.
5