halo
PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
NTERNIS Edisi XXIV, Agustus 2016
WELCOMING
WCIM 2016 BALI
SALAM REDAKSI Kepala Divisi Metabolik Endokrinologi, Departemen Penyakit Dalam Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Dr. dr. EM Yunir, SpPD, K-EMD, FINASIM menjelaskan dasar penolakan tersebut secara runut dan jelas. Informasi ini akan sangat membantu memberi pemahaman kepada orang-orang yang mempertanyakan sikap kontra kalangan medis.
Sejawat nan terhormat,
P
elaksanaan The 33rd World Congress of Internal Medicine (WCIM) 2016 Bali sudah di depan mata. Karenanya, Redaksi mengangkat topik “Welcoming WCIM 2016 Bali” sebagai sajian Fokus Utama. Di antaranya memuat perbincangan Redaksi dengan Ketua Panitia WCIM, Prof. Dr. dr. Aru W. Sudoyo, SpPD, K-HOM, FINASIM, FACP tentang isu besar yang dibahas dalam kongres. Ada ulasan flash back tentang perjuangan dan srategi PAPDI merebut posisi tuan rumah WCIM 2016, dan mempertahankan agar lokasi event tetap berada di Bali. Karena ternyata ada beberapa pihak dari luar negeri yang mempersoalkan Bali sebagai lokasi event. Pada edisi ini, Redaksi juga membahas sikap IDI yang menyatakan menolak menjadi pelaksana hukuman tambahan kebiri untuk pelaku kejahatan seksual.
Selain itu, Redaksi menginformasikan Safety Alert dari Badan Pengawas Obat dan Makanan RI terkait penggunaan obat batuk ambroksol dan bromheksin yang berisiko menimbulkan alergi dan reaksi kulit yang hebat, bahkan bisa menimbukan akibat fatal. Dalam Rubrik Sorot dibahas tentang transplantasi ginjal, penyakit pasca lebaran, dan gangguan pencernaan yang menghinggapi 1/3 penduduk dunia. Informasi ini dapat di-sharing-kan sebagai bahan edukasi di lapangan. Sejawat dapat mengetahui kegiatan PB PAPDI terkini melalui Rubrik Kabar PAPDI, dan peristiwa di daerah-daerah pada Rubrik Berita Cabang. Di antaranya berita duka tentang berpulangnya dua tokoh penyakit dalam, Prof. dr. Eddy Soewandojo, SpPD, K-PTI, FINASIM di Surabaya dan Prof. Dr. dr. Syamsu, SpPD, K-AI, FINASIM di Makassar. Redaksi memberikan nuansa baru pada edisi ini dengan menghadirkan Rubrik Jeda. Memuat informasi ringan tentang hobi dan lokasi wisata yang diharapkan dapat merelaksasi pikiran, walau sejenak. Semoga bermanfaat adanya. Akhir kata, selamat membaca!
Redaksi menerima masukan dari sejawat, baik berupa kritik, saran, kiriman naskah/artikel dan fotofoto kegiatan PAPDI di cabang, yang dapat dikirimkan ke: REDAKSI HALO INTERNIS d/a PB PAPDI, Jl. Salemba I No.22-D, Kel. Kenari, Kec. Senen, Jakarta Pusat 10430 Telp. 021-31928025, 31928026, 31928027; Fax: 021-31928028, 31928027 SMS: 085695785909 Email:
[email protected] Website: www.pbpapdi.org
halo
PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
INTERNIS SUSUNAN REDAKSI Penanggung Jawab: Prof. Dr. dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV, FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP Pemimpin Redaksi: dr. Nadia A. Mulansari, SpPD, K-HOM, FINASIM
Bidang Materi dan Editing: dr. Wismandari, SpPD, K-EMD, FINASIM dr. Arif Mansjoer, SpPD, FINASIM, KIC, MEpid dr. Elizabeth Merry Wintery, SpPD, FINASIM Tim Pendukung: Faizah Fauzan El.M, SPi, MSi, Ari Utari, S. Kom, M. Nawawi, SE, M, Giavani Budianto Koresponden PAPDI: Cabang Jakarta Raya, Cabang Jawa Barat, Cabang Surabaya, Cabang Yogyakarta, Cabang Sumatera Utara, Cabang Semarang, Cabang Sumatera Barat, Cabang Sulawesi Utara, Cabang Sumatera Selatan, Cabang Makassar, Cabang Bali, Cabang Malang, Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara, Cabang Kalimantan Barat, Cabang Provinsi Aceh, Cabang Kalimantan Selatan Tengah, Cabang Sulawesi Tengah, Cabang Banten, Cabang Bogor, Cabang Purwokerto, Cabang Lampung, Cabang Kupang, Cabang Jambi, Cabang Kepulauan Riau, Cabang Gorontalo, Cabang Cirebon, Cabang Maluku, Cabang Tanah Papua, Cabang Maluku Utara, Cabang Nusa Tenggara Barat, Cabang Depok, Cabang Bengkulu, Cabang Sulawesi Tenggara Sekretariat PB PAPDI: Muhammad Muchtar, Husni Amri, Oke Fitia, Dilla Fitria, Normalita Sari, Yunus, Supandi Alamat: PB PAPDI Jl. Salemba I No.22-D, Kel. Kenari, Kec. Senen, Jakarta Pusat 10430 Telp. 021-31928025, 31928026, 31928027; Fax: 021-31928028, SMS: 085695785909 Email:
[email protected] Website: www.pbpapdi.org
Edisi 24, Agustus 2016 // HALO INTERNIS
3
DAFTAR ISI
WELCOMING Hal. 8 WCIM 2016 BALI Hal. 10-15 FOKUS UTAMA • •
Welcoming WCIM 2016 Bali Jalan Berliku Menuju Bali
Hal 16-18 SOSOK •
Prof. Dr. dr. Aru W. Sudoyo, SpPD, K-HOM, FINASIM, FACP, Internis Kebanggaan Indonesia
Hal. 19-38 SOROT
Menolak
Hal. 22 Kebiri
• • • • • • •
Menolak Kebiri Sesuai Sumpah, Kami Tidak Ingin Merusak Kontraindikasi Baru Penggunaan Kodein, Bromheksin Dan Ambroksol Cermati Jemaah Haji Risti Aspek Medik Transplantasi Ginjal Sepertiga Penduduk Dunia Mengalami Gangguan Pencernaan Habis Lebaran Kok Sakit?
Hal. 39-50 KABAR PAPDI • • •
Habis Lebaran
Hal. 36 Kok Sakit
4
HALO INTERNIS // Edisi 24, Agustus 2016
• •
Pelantikan Pengurus PB PAPDI dan BPH KIPD Periode 2015 - 2018 RAKERNAS PB PAPDI & Semua Cabang PAPDI 2016 PAPDI Forum Meraih Kesempurnaan Berpuasa Dengan Tetap Sehat Jasmani PAPDI FORUM “Waspada Hepatitis” Rapat Pleno PB PAPDI
DAFTAR ISI
Hal. 16 SOSOK Hal. 51-57 INFO CABANG • • • •
PAPDI JAYA Siap Berikan Layanan Profesional PAPDI Cabang Bogor Pengurus Baru Plus Kantor Baru Pelantikan Pengurus Baru PAPDI Cabang Daerah PAPDI Cabang Riau Gelar Simposum Perkembangan Terkini Ilmu Penyakit Dalam
Hal. 58-61 OBITUARI • •
Mengenang Prof. dr. Eddy Soewandojo, SpPD, K-PTI, FINASIM, Pakar PenyakitTropik dan Infeksi ituTelah Pergi In Memoriam Prof. Dr. dr. Syamsu, SpPD, K-AI, FINASIM, Dokter Senior yang Bersahaja dan Rendah Hati
Hal. 63 JEDA
Hal. 66-73 JEDA • • •
Yuk, Jalan-Jalan ke Karimunjawa Mengenal Filosofi Batik Indonesia Resensi Buku dan Film Sabtu Bersama Bapak
Hal. 72 INFO • • • •
Daftar Cabang PAPDI di Seluruh Indonesia Agenda Program Proteksi Dokter Indonesia Lowongan Kerja
Jalan - Jalan Hal. 64
Edisi 24, Agustus 2016 // HALO INTERNIS
5
TATA NILAI PAPDI Profesional Amanah Peduli Dedikasi Integritas
SEKRETARIAT PB PAPDI
Jl. Salemba I No.22-D, Kel. Kenari, Kec. Senen, Jakarta Pusat 10430 Telp. 021-31928025, 31928026, 31928027; Fax Direct: 021-31928028, 31928027 SMS: 085695785909 Email:
[email protected] Website: www.pbpapdi.org
fokus utama
foto istimewa
Edisi 24, Agustus 2016 // HALO INTERNIS
7
FOKUS UTAMA
WELCOMING WCIM 2016 BALI
Ribuan “jawara-jawara” internis dari berbagai negara di seluruh benua akan berkumpul di Nusa Dua Bali untuk berbagi ilmu, wawasan dan pengalaman dengan para sejawat. Di sinilah perkembangan terkini seputar bidang penyakit dalam akan dibahas tuntas, termasuk mencari solusi atas keresahan yang ditimbulkan oleh menguatnya fragmentasi bidang ilmu penyakit dalam. Sebuah kesempatan meng-upgrade diri yang langka bagi kalangan internis Indonesia. Entah kapan akan terulang kembali. Sungguh, teramat sayang bila dilewatkan. foto istimewa
WELCOMING The 33rd
WCIM 2016 BALI
P
elaksanaan The 33rd World Congress of Internal Medicine (WCIM) 2016 yang dicanangkan tanggal 22- 25 Agustus 2016 di Bali tinggal menghitung hari. Terbayang para sejawat akan disambut dengan ungkapan ‘Welcoming WCIM 2016 Bali’. Selamat datang di perhelatan akbar dokter spesialis penyakit dalam (internis) sedunia. Para internis Indonesia sangat beruntung, karena event penting yang rutin digelar setiap dua tahun sekali ini berlangsung di tanah air, tepatnya di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Bali. Lokasi yang berada di dalam negeri sendiri, tentunya akan memudahkan sejawat internis Indonesia di berbagai daerah untuk mengikuti WCIM 2016. Paling tidak, dari
8
segi pengaturan waktu dan biaya jauh lebih memungkinkan ketimbang menghadiri event serupa di negara lain. Ketua WCIM 2016 Prof. Dr. dr. Aru W. Sudoyo, SpPD, K-HOM, FINASIM, FACP menekankan kongres ini membawa manfaat besar bagi dunia kesehatan, khususnya bagi dokter penyakit dalam di Indonesia. Sebagian besar sejawat dokter yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) akan hadir meramaikannya. WCIM 2016 akan banyak membahas tematema ilmiah seputar perkembangan ilmu penyakit dalam. Sekretaris Jenderal PB PAPDI dan juga menjabat Sekretaris WCIM 2016, dr. Sally Aman Nasution, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP menyampaikan
HALO INTERNIS // Edisi 24, Agustus 2016
perihal konten ilmiah ini kepada Executive Committee (EC) International Society of Internal Medicine (ISIM) pada acara WCIM 2014 di Seoul, Korea Selatan. Pada waktu itu Sally mewakili Indonesia mempresentasikan perkembangan persiapan WCIM 2016. “Ketika presentasi kami lebih menitikberatkan kepada tema-tema ilmiah. Karena kami tahu mereka (EC ISIM) sangat ketat soal konten acara,” ungkap Sally. FRAGMENTASI ILMU PENYAKIT DALAM Selain soal kajian ilmiah keilmuan, menurut Aru, hal utama yang juga diangkat dalam kongres ini adalah mengenai perkembangan perubahan ilmu penyakit dalam. Bahwa di masa sekarang ini ilmu penyakit dalam mengalami perubahan kondisi. Sekarang
FOKUS UTAMA
WELCOMING WCIM 2016 BALI
Mencuatnya fragmentasi bidang ilmu penyakit dalam sebagai isu global di bidang kedokteran, tak lain karena kondisi ini sudah merebak di banyak negara, terutama negaranegara maju.
banyak bermunculan subspesialissubspesialis dalam bidang ilmu penyakit dalam yang membuat ilmu penyakit dalam umum menjadi “terpinggirkan” dibanding keilmuan subspesialis. Disadari atau tidak, ini telah mengakibatkan terjadinya fragmentasi atau perpecahan keilmuan di bidang penyakit dalam. Bagi kalangan dokter maupun PAPDI sebagai himpunan profesi, fregmentasi keilmuan ini tidak begitu menjadi persoalan. Dampak justru dirasakan oleh pasien di lapangan. Pasien terpaksa berobat ke banyak dokter, tergantung pada keluhan yang dirasakan. Misalkan, bila merasakan sakit pinggang, pasien berobat ke dokter ginjal, dan kalau dirasa perut yang sakit pilihannya ke dokter ahli bidang gastroenterologi. “Trend perubahan adanya spesialisasi pemeriksaan bermacam-macam dari displin ilmu, tidak merugikan PAPDI dari segi profesi. Tapi pasiennya kalau Anda sakit pinggang harus ke ginjal dan berpindah-pindah dokter tentu akan sangat banyak biaya yang dikeluarkan,” ujar Aru yang juga menjabat sebagai Dewan Pertimbangan dalam jajaran Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PB PAPDI). Senada dengan hal itu, Ketua Bidang Humas, Publikasi dan Pengabdian Masyarakat PB PAPDI, dr. Nadia A. Mulansari, SpPD, K-HOM, FINASIM mengutarakan, secara global isu tentang peran dokter penyakit dalam adalah terkotak-kotak, sehingga keinternisannya menjadi sedikit tertinggal. Menurut Nadia pula subspesialis baik dalam satu sisi, tapi perlu pula dihidupkan lagi peran seorang internis, yakni dokter yang bertanggungjawab untuk penyakit seorang dewasa. “Seorang internis nantinya
Ketua WCIM ke 33 Bali, Prof. Dr. dr. Aru W. Sudoyo, SpPD, K-HOM, FINASIM
yang akan membagikan tugas ke dokter lainnya dalam menangani pasien, bila mana diperlukan,” kata Nadia yang juga menjabat Deputi Sekretaris WCIM 2016.
hal yang membuat para pimpinan organisasi dunia respect sama kita. Kita masih bisa mempertahankan keutuhan (bidang ilmu penyakit dalam),” kata Aru.
Mencuatnya fragmentasi bidang ilmu penyakit dalam sebagai isu global di bidang kedokteran, tak lain karena kondisi ini sudah merebak di banyak negara, terutama negara-negara maju. Dan ini menimbulkan persoalan yang mengkhawatirkan di tataran pelayanan kesehatan masyarakat. Kabar baiknya, hal tersebut belum terjadi di Indonesia. Menurut Aru, di Indonesia ilmu penyakit dalam umum masih eksis dan berkibar. Di bawah payung Perhimpunan Dokter Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) kesatuan profesional dan keutuhan ilmu internis masih terus terjaga. “(Indonesia) berbeda dengan negara lain, dan ini merupakan
Masih terjaganya ilmu penyakit dalam umum ini menjadi salah satu faktor kuat yang yang mendukung terpilihnya Indonesia menjadi tuan rumah WCIM 2016. Sepertinya, Indonesia akan menjadi acuan negara-negara lain yang mulai resah dengan fragmentasi bidang ilmu penyakit dalam yang membawa dampak tidak menggembirakan di negaranya. “Negara maju mulai kembali lagi ke internis umum dan semoga negara maju ini bisa meniru INTERNIS Indonesia,”tandas Aru.halo
Edisi 24, Agustus 2016 // HALO INTERNIS
9
FOKUS UTAMA
WELCOMING WCIM 2016 BALI
INFO WORKSHOP & COURSE
WCIM 2016 BALI
Sejawat Internis berkesempatan menambah pengetahuan dan meningkatkan keahlian dengan mengikuti Workshop & Course yang digelar dalam event WCIM 2016 Bali. Berikut ragam topik dan judul “Workshop & Course” yang tersedia dalam WCIM 2016 Bali.
Pre-Conference Workshops & Courses Topic
Workshops
CARDIOVASCULAR
Diagnosis Approach and Management of Stable Angina Pectoris
HEPATOLOGY
Post Graduate Course: The Role of Fibroscan as a Non-Invasive Method in Assessing Liver Fibrosis
TROPIC INFECTION
Sepsis for The Internist
HYPERTENTION (KIDNEY)
Electrolyte Imbalance and Acid Base Disorder Management ESRD with CAPD and HD, Renal Transplantation
ENDOCRINE
Holistic and Comprehensive Approach of Diabetic Food Ulcar Multidiciplinary Approach for Thyroid Disease: Focus on Thyroid Nodule Workshop & Thyroid Ultrasound
PULMONOLOGY
Interventional Pulmonology Managing Drug Resistant Tuberculosis
ALLERGY & IMMUNOLOGY
Adult Immunization
HEMATOLOGY & ONCOLOGY
Cancer Pain: Focusing on Chronic Pain Management in Cancer Patient
TROPICAL AND INFECTIOUS DISEASE
Antimicrobial Stewardship
RHEUMATOLOGY
Intra Articular Injection
Sumber: diolah dari www.wcimbali2016.org
10
HALO INTERNIS // Edisi 24, Agustus 2016
FOKUS UTAMA
WELCOMING WCIM 2016 BALI
Info Simposium WCIM 2016 Agenda simposium digelar pada hari kedua kongres sampai hari keempat. Berikut topik-topik simposium yang dibahas dalam WCIM 2016 Bali.
Topic CARDIOVASCULAR
Symposium Update in the Management of Heart Failure Current Managements of Acute Coronary Syndrom (ACS) Stable Coronary Artery Disease (SCAD) Update on Thermbahas aphy for Atrial for Fibrillation Peripheral Artery Disease
HEPATOLOGY
What’s New in The Management of Chronic Viral Hepatitis? Management Complications of Liver Cirrhosis Current Management of Hepatocellular Carcinoma
RHEUMATOLOGY
Fighting Fractures Recent Development in Osteoporosis Management Management of of Gout: Old Desease with a Big Problem. Advanced Management of Systemic Lupus Erythematosus
TROPIC INFECTION
Sepsis for The Internist
HYPERTENTION (KIDNEY)
Transplantation Management ESRD with CAPD and HD, Renal Transplantation Hypertension in Specific Population Treatment of CKD Patient
ENDOCRINE
Current Update and Management of Diabetes as a Global Epidemic Udate on Management of Diabetic Complications (Neprophaty, Neurophaty, and Retinophaty Current Understanding of Thyroid Disease and It’s Management What’s New in The Treatment of Obesity? Regenerative Medicine in DM
PULMONOLOGY
Managing Drug Resistant Tuberculosis in Osteo Facing COPD as a Systemic Disease Managing Pneumonia in The Era of Antibiotics Resistance
ALLERGY & IMMUNOLOGY
Challenging Cases in Allergy/Anaphylaxis: What Internists Should Know
TROPICAL AND INFECTIOUS DISEASE
TB and HIV Infection Update in Malaria Invasive Fungal Infection Antimicrobial resistance Travel Medicine
HEMATOLOGY & ONCOLOGY
The Multidisciplinary Approach and Colorectal Cancer Resectability Bleeding and Coagulation Disorder How to Prolonged Survival in Thalassemia β Major: The Role of Internist in The Trantition Period Thrombosis in Women
GERIATRI
Update of Comprehensive Management for The Elderly Frailty Syndrome and Sarcopenia in The Elderly
GASTROENTEROLOGY
Diversity of Helicobacter Pylori Current Management of Gastrointestinal Bleeding
Psychosomatic
Treatment for Anxiety & Depressive Disorder in Chronic Disease Depresion and Anxiety in Cancer Patients
Sumber: diolah dari www.wcimbali2016.org
Edisi 24, Agustus 2016 // HALO INTERNIS
11
FOKUS UTAMA
WELCOMING WCIM 2016 BALI
WCIM 2016 BALI
JALAN BERLIKU
MENUJU BALI
Bali Toll Road, menuju Nusa Dua
Terpilihnya Indonesia sebagai penyelenggara WCIM 2016 adalah buah dari perjuangan panjang PB PAPDI yang dimulai sepuluh tahun lalu.
12
HALO INTERNIS // Edisi 24, Agustus 2016
A
da latar belakang cerita menarik terkait dengan penetapan Indonesia, khususnya Bali sebagai lokasi perhelatan WCIM 2016. Keputusan menjadikan Indonesia sebagai tuan rumah WCIM 2016 diperoleh tahun 2010 di Melbourne, Australia melalui sebuah perjuangan yang tidak ringan. Yang menentukan negara pelaksana WCIM adalah Executive Committee (EC) dari International Society of Internal Medicine (ISIM).
FOKUS UTAMA
WELCOMING WCIM 2016 BALI
Sekretaris Jenderal PB PAPDI dan menjabat Sekretaris WCIM 2016, dr. Sally Aman Nasution, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP
Tahun 2006, di bawah kepemimpinan Prof. Dr. dr. Aru W. Sudoyo, SpPD, K-HOM, FINASIM, FACP, PAPDI mulai memperlihatkan eksistensi di ISIM dengan membawa 10 orang delegasi ke acara WCIM 2006 di Taipei, Taiwan. Dalam pertemuan General Asembly, delegasi Indonesia memperkenalkan diri, dan mengajukan diri untuk menjadi tuan rumah pada world congress yang akan datang.
Sekretaris Jenderal PB PAPDI dan juga menjabat Sekretaris WCIM 2016, dr. Sally Aman Nasution, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP menceritakan bahwa upaya untuk menjadikan Indonesia sebagai tuan rumah WCIM sudah dimulai sejak tahun 2006, sekitar 10 tahun lalu. Sally menuturkan sebetulnya PAPDI sudah menjadi anggota ISIM sejak tahun 1985. Namun tidak aktif, seperti mati suri. “Setiap tahun bayar iyuran tapi tidak pernah datang ke pertemuan mereka,” ungkapnya.
Pada WCIM 2008 di Buenos Aires, Argentina, delegasi Indonesia untuk pertama kalinya mempresentasikan kesiapan untuk menjadi tuan rumah Kongres Internis Dunia ini, namun kalah bersaing dengan Korea Selatan. Tidak putus asa. Kegagalan ini dijadikan pelajaran. Pada WCIM 2010 di Melbourne, Australia, Indonesia kembali mengajukan diri dengan persiapan yang lebih matang. Waktu itu ada empat negara yang memperebutkan posisi tuan rumah WCIM 2016 ini, yakni Rusia, Meksiko, Afrika Selatan, dan Indonesia. Keempat negara ini memiliki keunggulan-keunggulan tersendiri. Rusia, misalnya, merupakan
negara besar yang ternama di dunia. Meksiko pernah tercatat sebagai tuan rumah WCIM, sehingga pengalamannya tidak diragukan lagi. Sementara Afrika Selatan terkenal sebagai negara yang memiliki keindahan alam mempesona. Siapapun yang pernah menginjakkan kaki ke negara ini, pasti berdecak kagum. Di tahun 2010 itu menjadi tuan rumah Piala Dunia. Ini menunjukkan negara Afrika Selatan mampu mengelola event besar berskala internasional. Kelebihan negara-negara pesaing tidak membuat delegasi Indonesia ciut. Mewakili Indonesia, Dr. dr. Czeresna Heriawan Soejono, SpPD, K-Ger, FINASIM, FACP, MEpid mempresentasikan poin-poin penting yang akan di dapat bilamana WCIM 2016 dilangsungkan di Indonesia. Usai perwakilan-perwakilan negara kandidat melakukan presentasi, para anggota komite melakukan sidang. Beberapa suara menjagokan Afrika Selatan. Beruntung Indonesia memiliki wakil yang duduk di Board Executive ISIM. Dia adalah Prof. Dr. dr. Aru W. Sudoyo, SpPD, K-HOM, FINASIM, FACP yang saat
Edisi 24, Agustus 2016 // HALO INTERNIS
13
FOKUS UTAMA
Bali Nusa Dua Convention Center, lokasi berlangsungnya WCIM 2016
itu juga menjabat sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Spesalis Penyakit Dalam Indonesia (PB PAPDI). Aru tidak tinggal diam melihat perkembangan situasi di ruang sidang komite. Ia berstrategi agar para anggota EC ISIM terbuka pandangan dan hatinya untuk memilih Indonesia. Saat berdiskusi dengan anggota EC ISIM, Aru mengungkapkan betapa penting dan vitalnya peran dokter spesialis penyakit dalam umum dalam pelayanan kesehatan di negara ASEAN, seperti di Malaysia,
WELCOMING WCIM 2016 BALI Thailand, Laos, Kamboja, Filipina, Brunei, terlebih Indonesia yang memiliki jumlah penduduk terbesar keempat di dunia. Andai WCIM dilaksanakan di Indonesia, maka para internis yang bertugas di negara-negara ASEAN berpeluang besar untuk bisa datang. Sejatinya mereka butuh untuk hadir di kongres untuk memperkaya wawasan dan keilmuan yang dibutuhkan masyarakat di negaranya. Ini salah satu poin besar mengapa Indonesia layak menjadi lokasi penyelenggaraan WCIM 2016.
Indonesia, melalui PAPDI, merupakan negara yang aktif menyukseskan programprogram ISIM. Pada kongres 2010 di Melbourne, Indonesia menjadi negara yang membawa kontingen terbanyak, yakni 100 delegasi.
Perjuangan Indonesia tidak sia-sia. Keputusan sebagai tuan rumah WCIM 2016 pun akhirnya diberikan kepada Indonesia. Hal lain yang membuat EC ISIM berpihak ke Indonesia karena EC ISIM melihat pemerintah Indonesia mendukung perjuangan PB PAPDI ini yang ditunjukkan dengan adanya restu dari Menteri Kesehatan, Konsulat Jenderal Indonesia di Australia, dan Gubernur Bali yang terkait dengan lokasi kongres. Di samping itu,
Pada WCIM 2012 Santiago (Chile) dan WCIM 2014 Seoul (Korea Selatan), delegasi Indonesia yang diwakili Sekjen PB PAPDI, dr. Sally Aman Nasution, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP, memaparkan perkembangan persiapan WCIM 2016 di Bali ke hadapan EC ISIM. Sekarang, persiapan WCIM 2016 sudah rampung. Tinggal menunggu pelaksanaannya pada tanggal 22-25 Agustus 2016. Mari bersama INTERNIS sukseskan WCIM 2016 Bali!halo
Pada WCIM 2008 di Buenos Aires, Argentina, delegasi Indonesia untuk pertama kalinya mempresentasikan kesiapan untuk menjadi tuan rumah Kongres Internis Dunia ini, namun kalah bersaing dengan Korea Selatan.
BALI,
ANTARA KONGRES DAN WISATA
M
enjadikan Bali sebagai lokasi World Congress Internal Medicine (WCIM) 2016 rupanya ada positif maupun negatifnya. Positifnya, Bali sudah terkenal sebagai tujuan wisata yang ramai dikunjungi wisatawan domestik dan mancanegara. Nama Bali akan membuat banyak orang tergerak untuk menghadiri kongres. Dalam satu momen, dua kesempatan didapat. Pertama mendapatkan ilmu. Kedua, bila ada waktu luang dan dana di kantong berlebih, peserta secara pribadi berkesempatan mengunjungi objek-objek wisata di Bali yang tersohor hingga ke luar negeri. Namun, kelebihan Bali ini jugalah yang sekaligus membawa efek negatif yang sempat membuahkan kendala. Prof. Dr. dr. Aru W. Sudoyo, SpPD, K-HOM, FINASIM, FACP, Ketua Panitia WCIM 2016 menuturkan. Pada awalnya, panitia menghadapi berbagai kendala, terutama terkait dengan pendanaan acara. Beberapa calon sponsor, terutama dari Amerika Serikat, tidak berkenan acara diselenggarakan di Bali. Pasalnya, mereka beranggapan
14
HALO INTERNIS // Edisi 24, Agustus 2016
Bali adalah tempat berlibur, jadi tidak mau jika kongres dibarengi dengan kegiatan berlibur. Kendala ini teratasi setelah panitia memberikan penjelasan secara rinci, bahwa WCIM 2016 adalah acara yang murni ilmiah. Di Indonesia sendiri Bali dikenal sebagai lokasi ideal pergelaran besar. Fasilitas akomodasinya sangat memadai untuk menampung ribuan peserta. Dan akhirnya, satu persatu sponsor pun didapatkan. “Dengan penjelasan bahwa ini acara ilmiah murni dan ada beberapa persyaratan, maka sedikit demi sedikit beban kami diringankan,” kata Aru. Penyelenggaraan WCIM 2016 Bali bukanlah pekerjaan orang per orang, melainkan pekerjaan bersama melibatkan banyak pihak dengan mengusung nama baik bangsa dan negara Indonesia. “Saya berterima kasih kepada semua pihak terutama kepada panitia yang sudah kerja keras. Kali ini kita semua menjadi satu. Indonesia yang harus mempertanggubjawabkan ini semua, dan bakal dilihat seluruh dunia,” tandas Aru.
WAWANCARA
WELCOMING WCIM 2016 BALI
KETUA WCIM BALI 2016 Prof. Dr. dr. Aru W. Sudoyo, SpPD, K-HOM, FINASIM, FACP
OPTIMIS
TARGET WCIM 2016 TERCAPAI Redaksi Halo Internis berkesempatan berbincangbincang dengan Ketua WCIM 2016, Prof. Dr. dr. Aru W. Sudoyo, SpPD, K-HOM, FINASIM, FACP seputar penyelenggaraan Kongres Internis Seduna di Bali. Berikut petikannya. Bagaimana dengan persiapan event WCIM 2016 yang bakal digelar di Bali nanti? WCIM seperti kita ketahui merupakan pertemuan dunia untuk dokter-dokter penyakit dalam. Walau acaranya international society, namun tugas penyelenggaraannya dibebankan, sebenarnya bukan beban ya, tapi kehormatan yang diberikan kepada PAPDI untuk
menggelarnya. Ada panitia pusat dan panitia lokal, nanti orang Bali yang kerja keras untuk penyelenggaraannya. Apakah ada kendala yang dihadapi? Awalnya penuh kendala karena (dadakan) di Bali. Beberapa perusahaan farmasi terutama (dari) Amerika tidak suka acara dilakukan di Bali, karena Bali dianggap tempat berlibur. Tapi dengan penjelasan bahwa ini acara ilmiah murni dan ada beberapa persyaratan, maka sedikit demi sedikit beban kami diringankan. Dalam hal ini saya berterima kasih kepada semua pihak terutama kepada panitia yang sudah kerja keras. Kali ini kita semua menjadi satu, Indonesia yang harus mempertanggubjawabkan ini semua dan bakal dilihat seluruh dunia. Berapa banyak peserta yang akan hadir pada WCIM 2016 ini? Melihat ekonomi global sekarang, untuk sebuah pendaftaran 2.000 – 2.500 peserta saja sudah bagus, terutama peserta dari Indonesia. Peserta asing mulai kelihatan jumlahnya. Seperti biasa pendaftaran (akan banyak) di menit-menit terakhir. Insya Allah bisa melebihi target. Sebenarnya bukan target, tapi perkiraan peserta saja sudah bagus karena keadaan ekonomi global yang saat ini tidak begitu bagus. Pembahasan khusus apa nantinya yang akan diangkat di WCIM Bali? Yang akan diangkat tentu (seputar) ilmu penyakit dalam yang sedang mengalami perubahan. Tentunya selalu mengalami perubahan sesuai kondisi zaman dan kondisi zaman ini yang harus kita sikapi dengan adanya ancaman fragmentasi atau perpecahan keilmuan. Seperti adanya tantangan kemajuan teknologi, adanya tantangan jumlah dan distribusi. Nantinya akan diperlihatkan dan dibahas sebagai satu kesatuan. Pada akhirnya kita harus menunjukkan,
PAPDI sebagai spesialis penyakit dalam dan Indonesia adalah bagian dari masyarakat atau komunitas penyakit dalam dunia. Kedua, bahwa spesialis ilmu penyakit dalam umum masih hidup, masih berkibar di Indonesia. Berbeda dengan negara lain dan ini merupakan hal yang membuat para pimpinan organisasi dunia respect sama kita. Kita masih bisa mempertahankan keutuhan, pada akhirnya yang kita bicarakan pasien. Kalau semua dipecah-pecah dan tidak ada penyakit dalam umum akan sangat mahal sekali dan kita masih bisa mempertahankan (ilmu penyakit dalam umum). Apa dampak buruk yang timbul dengan fragmentasi ilmu penyakit dalam? Merugikan PAPDI dari segi profesinya sih mungkin tidak, tapi pasiennya (yang menanggung dampak). Kalau Anda sakit pinggang harus ke ginjal dan berpindahpindah dokter, tentu akan sangat banyak biaya yang dikeluarkan. Negara maju mengembangkan lagi penyakit dalam umum dan menaikkan remunisasi dan gaji, karena sistem asuransinya jadi anjlok. Jadi dikit-dikit harus ke dokter khusus (spesialis). Apa faktor penyebab fragmentasi ini? Faktornya mungkin jadi sesuatu yang umum, berat, lalu mungkin gengsi atau peringkat jadi naik. Alasannya macammacam, atau dari hati berkeinginan senang pada satu bidang. Tidak salah memang, seperti saya sebagai staf pengajar subspesialis dibutuhkan untuk mengajar internis umum, tapi di masyarakat mulai banyak internis umum yang menyebabkan fragmentasi semacam ini. Negara maju mulai kembali lagi ke internis umum dan semoga negara maju ini bisa meniru Indonesia. Apakah seluruh anggota Papdi akan hadir dalam WCIM Bali? Anggota Papdi akan ikut, tapi tetap saja harus ada yang jaga rumah sakit. Harus ada INTERNIS yang “jaga rumah” tentunya.halo
Edisi 24, Agustus 2016 // HALO INTERNIS
15
SOSOK
WELCOMING WCIM 2016 BALI
Prof. Dr. dr. Aru W. Sudoyo, SpPD, K-HOM, FINASIM, FACP
INTERNIS KEBANGGAAN
INDONESIA Mantan Ketua Umum PB PAPDI dua periode (2006 - 2009 dan 2009 2012) ini telah mengharumkan nama PAPDI di kancah internasional dan menjadikan PAPDI menjadi panutan perhimpunan internis dunia.
T
erpilihnya Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan Kongres Internis Sedunia ke 33 (WCIM 2016) tidak terlepas dari peran Prof. Dr. dr. Aru W. Sudoyo, SpPD, K-HOM, FINASIM, FACP. Cerita ini terjadi sekitar empat tahun lalu di Melbourne Australia. Aru berdiskusi dengan 10 anggota Executive Committee (EC) Internasional Society of Internal Medicine (ISIM), menguatkan presentasi delegasi Indonesia tentang pentingnya event WCIM 016 dilaksanakan di tanah air. Pemaparan Aru berhasilkan meyakinkan anggora EC ISIM, yang kemudian secara resmi menetapkan Indonesia, khususnya Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), sebagai pelaksana WCIM 2016. Posisi Aru waktu itu menguntungkan Indonesia. Aru merupakan wakil Indonesia yang duduk di jajaran Board Executive International Society Internal Medicine (ISIM), sehingga berkesempatan menjelaskan hal-hal positif dan betapa strategisnya posisi Indonesia sebagai lokasi pelaksanaan WCIM 2016. Palu diketuk, Indonesia sah menjadi tuan rumah WCIM 2016. Dan, Aru pun dipercaya menjadi Ketua Kongres tersebut. Posisi Aru di forum Board Executive ISIM cukup diperhitungkan. Ia memiliki pandangan luas tentang berbagai persoalan yang meliputi bidang penyakit. Pemikiranpemikirannya untuk kebaikan dan kemajuan profesional maupun organisasi internis ke depan dapat diterima kalangan Board Executive International Society Internal Medicine (ISIM). Tak heran bila mereka memposisi Aru selangkah di depan. Dua tahun lalu, dalam forum ISIM 2012 di Seoul, Korea Selatan, Aru dipilih dan dinobatkan sebagai President Elect ISIM
16
HALO INTERNIS // Edisi 24, Agustus 2016
SOSOK
WELCOMING WCIM 2016 BALI
Bernyanyi, menjadi hobi sang profesor sejak lama. Di tengah kesibukannya masih menyempatkan untuk bermain musik bersama teman-teman.
untuk periode 2014 – 2016. Kepercayaan ini merupakan sebuah bentuk penghargaan yang tinggi untuk sang profesor, sekaligus membawa kebanggaan bagi bangsa dan negara Indonesia. Sebagai President Elect ISIM, Prof. Aru kerap melakukan roadshow ke negara-negara anggota ISIM, untuk mempromosikan dan membantu memperkuat perhimpunan ahli penyakit dalam yang ada di negara-negara tersebut. Tak bisa dielak, demi menjalankan tugasnya ini, waktu yang tersedia untuk praktik berkurang banyak. Namun Prof. Aru rela melakukannya karena dari awal sudah memiliki komitmen kuat untuk membantu memajukan perhimpunan ahli penyakit dalam, terutama di negara-negara berkembang. KAGUM DENGAN INTERNIS UMUM Mantan Ketua Umum PB PAPDI periode 2006 - 2009 dan 2009 - 2012 ini telah
mengharumkan nama PAPDI di kancah internasional. PAPDI menjadi panutan masyarakat internis dunia karena dianggap mampu mempertahankan keutuhan dan kesatuan bidang ilmu penyakit dalam. Di Indonesia, di bawah payung PAPDI, bidang ilmu penyakit dalam umum masih terus eksis sekalipun bidang subspesialis-subspesial penyakit dalam terus tumbuh dan berkembang. Sementara di negara-negara lain, perpecahan bidang ilmu penyakit dalam bentuk subspesialis-subspesialis telah mengakibatkan ilmu penyakit dalam umum terpinggirkan. Padahal eksistensi internis umum masih sangat diperlukan.
umum bukan hal yang mudah. Ini pula yang membuat menekuni subspesialis bidang hematologi onkologi medik. “Karena itu saya mengambil subspesialis ini, karena bagi saya saat itu, akan lebih mudah untuk mempelajarinya daripada mendalami spesialis penyakit dalam secara umum,” ujar Aru.
Ada beberapa hal yang membuat para dokter internis umum beralih menekuni bidang subspesialis. Aru sendiri punya alasan yang unik. Menurutnya menjadi dokter spesialis penyakit dalam secara
“Saya sangat menghargai dan kagum bagi mereka yang memutuskan untuk terus meniti karier sebagai spesialis penyakit dalam umum, karena itulah yang paling banyak dibutuhkan oleh rakyat Indonesia
Edisi 24, Agustus 2016 // HALO INTERNIS
17
SOSOK
WELCOMING WCIM 2016 BALI
Pengalaman bertugas di tempat dengan situasi yang terbatas, membuat Aru tergerak untuk mendalami ilmu spesialisasi penyakit dalam.
saat ini. Bukan sub spesialis,” imbuh lelaki ramah dan suka tersenyum ini. Aru menyimpan sebuah keinginan yang dalam. Ia sangat ingin melihat bahwa spesialis penyakit dalam ini dihormati dan dihargai oleh masyarakat. “Yang artinya, ini merupakan sebuah tanggung jawab dari saya maupun teman-teman di organisasi untuk meningkatkan kemampuan dan kualitas dari pelayanan medis kami. Pada akhirnya, semua yang kami lakukan ini adalah untuk rakyat Indonesia,” tegasnya.
SEJAK KECIL
operasi dengan peralatan seadanya.
Kecintaan Aru pada bidang ilmu penyakit bidang penyakit dalam dilatarbelakangi oleh ketertarikannya dengan hal-hal yang berkaitan dengan alam kehidupan semenjak masih kanak-kanak. Di sekolah, pria kelahiran Washington DC, 29 Juni 1951 ini sangat menyukai pelajaran biologi. Ini pula yang mendorongnya untuk memilih bidang life science ketika SMA dan melanjutkan studi di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Pengalaman bertugas di tempat dengan situasi yang terbatas, membuat Aru tergerak untuk mendalami ilmu spesialisasi penyakit dalam, selesai tahun 1986 , dan kemudian mempertajam keahlian di bidang sub spesialis hematologi onkologi medik (selesai 1995). Pada akhirnya, suami dari Prof. dr. Herawati Sudoyo, PhD ini berhasil meraih gelar Guru Besar pada Januari 2016.
Usai menjalani pendidikan dokter umum tahun 1975, Aru ditugaskan ke Pulau Buru, di Kepulauan Maluku. Pulau Buru merupakan tempat para tahanan politik PKI menjalani hukuman. Pasien tidak diperkenankan keluar dari area pulau. Kondisi ini membuat Aru dan temantemannya yang bertugas disana harus pandai memutar otak memanfaatkan semaksimal mungkin bahan-bahan yang ada. Mereka harus bisa melakukan apapun yang diperlukan, termasuk melakukan
Aru aktif mengajar di Divisi Hematologi Onkologi Medik, Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM. Sudah menerbitkan puluhan karya ilmiah pada jurnal-jurnal di dalam negeri maupun internasional dan membimbing banyak mahasiswa menyelesaikan tugas akhir. Berbagai prestasi dan penghargaan sudah pula diraih, di antaranya sebagai peneliti terbaik pada Asian Clinical Oncology Society Meeting (tahun 2000) dan memperoleh predikat poster terbaik pada ajang Roche Asia Pacific Oncology Forum INTERNIS (2005).halo
TELADAN BAGI KELUARGA
i) ponakan (paling kir ling kanan) dan ke Bersama kakak (pa
Prof. Aru bersama isteri, anak, menantu, dan cucu
P
rof. Dr. dr. Aru W. Sudoyo, SpPD, K-HOM, FINASIM, FAC merupakan sosok yang gigih dalam menimba ilmu dan memiliki dedikasi yang tinggi sebagai dokter. Apa yang dilakukannya menjadi teladan bagi lingkungan sejawat dan keluarga. “Passion dan komitmen beliau terhadap dunia kesehatan dan ilmu penyakit dalam, terlihat dari waktu yang beliau berikan untuk beraktivitas dan buku-buku atau jurnal yang beliau baca di rumah. Walau anak-anaknya tidak ada yang mengikuti jejak Prof. Aru ke arah kedokteran, tapi kami diajarkan untuk melakukan yang terbaik yang kami bisa dalam bidang apapun,” tutur Ruby Gautama Sudoyo, puteri Prof. Aru. “Dari kecil, kami diberi contoh bahwa belajar itu tidak pernah selesai, dan dibangun kecintaan membaca buku, melahap ilmu pengetahuan dari banyak bidang,” imbuhnya.
18
HALO INTERNIS // Edisi 24, Agustus 2016
Kebanggaan terhadap lelaki yang humoris serta hobi n membaca, main musik, dan fotografi ini bukan hanya dimiliki oleh anak-anaknya, Ruby Gautama Sudoyo dan Panji Nindyaputra Sudoyo. Keponakannya turut merasakan hal yang sama. Penyanyi dan artis peran Dimas Kahlil Sudoyo Beck alias Dimas Beck, yang tak lain adalah keponakan Prof. Aru, mengungkapkan dalam akun Instagram tanggal 26 Januari 2016 tentang kebanggaannya terhadap sang paman. “Pagi tadi menghadiri pengukuhan Oom saya, Prof. Aru Sudoyo sebagai Guru Besar Ilmu penyakit dalam FKUI, setelah istrinya, Prof. Hera Sudoyo yang beberapa tahun sebelumnya sudah menjadi Profesor duluan. Mereka merupakan inspirasi yang sangat hebat dalam hidup saya. Dan menjadi salah satu faktor pendorong saya untuk meneruskan pendidikan saya di tingkat akademis yang lebih tinggi. Selamat! Saya adalah keponakan yang sangat berbangga dan berbahagia. INTERNIS Alhamdulillah.”.halo
SOROT
foto istimewa
Edisi 24, Agustus 2016 // HALO INTERNIS
19
SOROT
MENOLAK KEBIRI
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) disorot publik lantaran menolak menjadi pelaksana hukuman kebiri bagi pelaku kejahatan seksual, meski pelaksanaan hukuman tersebut dilindungi oleh payung hukum yang kuat. Pasalnya, hukuman kebiri bertentangan dengan Kode Etik Kedokteran. Ketika undang-undang “beradu” dengan Kode Etik Kedokteran, apa boleh buat pilihan kedua wajib didahulukan. Dalam hal ini PAPDI bersikap tegas sejalan dengan IDI, tunduk pada Kode Etik Kedokteran dan setia pada Sumpah Dokter yang diucapkan dulu.
20
HALO INTERNIS // Edisi 24, Agustus 2016
SOROT
T
anggal 25 Mei 2016, Presiden Joko Widodo mengumumkan kepada publik Indonesia bahwa Pemerintah telah mengesahkan dan menerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 1 Tahun 2016, dimana salah satu pasalnya membahas tentang pemberlakuan hukuman kebiri sebagai sanksi tambahan di luar hukuman pidana penjara bagi pelaku kejahatan seksual terhadap anak. Sekitar lima belas hari setelah pengumuman tersebut, tepatnya tanggal 9 Juni 2016 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengadakan konferensi pers di kantor Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) di jalan Sam Ratulangi Jakarta Pusat. Ketua Umum PB IDI Prof. Dr. Ilham Oetama Marsis, SpOG (K) langsung berbicara kepada wartawan. Ada beberapa poin penting yang disampaikan. Pertama, sejatinya IDI mendukung kebijakan pemerintah untuk memberikan hukuman seberat-beratnya kepada pelaku kekerasan seksual terhadap anak. Namun, dan ini menjadi poin kedua, berkenaan dengan adanya sanksi tambahan terhadap pelaku kejahatan seksual berupa kebiri kimia yang mengarahkan dokter sebagai eksekutor, maka IDI menyatakan menolak terlibat menjadi eksekutor dalam pelaksanaan hukuman tersebut. “Kami setuju hukuman pokok yang seberatberatnya (kepada pelaku kejahatan seksual anak) . Tapi dalam pelaksanaan kebiri, jangan libatkan kami (dokter) sebagai eksekutor,” ujar Ilham. Alasannya, hukuman kebiri dapat mengubah atau merusak struktur tubuh seseorang. Secara etika, tindakan perusakan ini menyalahi Kode Etik Kedokteran Indonesia yang menjadi panduan para dokter dalam menjalankan profesinya. Selain itu, juga bertentangan dengan Sumpah Dokter yang diucapkan kalangan medis kala dilantik menjadi dokter. Sumpah adalah janji yang dipertanggungjawabkan dunia dan akhirat.
foto istimewa
Poin ketiga, sebaliknya IDI mendorong keterlibatan dokter dalam upaya rehabilitasi korban dan pelaku. Rehabilitasi korban, menurut Ilham, menjadi prioritas utama guna mencegah dampak buruk dari trauma fisik dan psikis yang dialaminya. Sementara rehabilitasi pelaku diperlukan untuk mencegah kejadian serupa dilakukan kembali oleh bersangkutan yang mengakibatkan bertambahnya korban.
Prof. dr. Ilham Oetama Marsis, SpOG (K)
Rehabilitasi membutuhkan penanganan komprehensif melibatkan berbagai disiplin ilmu. Poin keempat, IDI mengusulkan agar pemerintah mencari bentuk hukuman lain sebagai sanksi tambahan karena dari sisi medis kebiri kimia tidak menjamin berkurangnya hasrat dan potensi perilaku kekerasan seksual pelaku. Lantas, bagaimana sikap Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) terkait hukuman kebiri ini? Dewan Pertimbangan Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PB PAPDI) Prof. Dr. dr. Aru W. Sudoyo, SpPD, K-HOM, FINASIM, FACP menegaskan PAPDI bersikap sama dengan IDI. “PAPDI adalah anggota dari IDI dan kami mengikuti sikap dari IDI. Kami tidak hanya mengekor tapi kami menyetujui sikap IDI. Bukan (karena) kami anggota IDI, tapi kami setuju dengan apa yang disampaikan Ketua PB IDI ke media dan masyarakat,” tegas Aru. Penolakan ini menunjukkan bahwa IDI dan PAPDI berusaha menjaga profesionalisme para dokter agar selalu berjalan pada garis yang ditetapkan. “Dokter punya sumpah Socrates yang kami junjung tinggi dari mahasiswa. Sumpah (yang sudah diucapkan) sejak ribuan tahun lalu untuk mempertahankan nafas atau hakekat dari INTERNIS profesinya,” tutur Aru. halo
“Kami setuju hukuman pokok yang seberatberatnya (kepada pelaku kejahatan seksual anak) . Tapi dalam pelaksanaan kebiri, jangan libatkan kami (dokter) sebagai eksekutor,”
Edisi 24, Agustus 2016 // HALO INTERNIS
21
SOROT
foto istimewa
Sesuai Sumpah,
Kami Tidak Ingin Merusak
B
enarkah hukuman kebiri efektif memberikan efek jera bagi pelaku kejahatan seksual? Kepala Divisi Metabolik Endokrinologi Departemen Penyakit Dalam Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Dr. dr. EM Yunir, SpPD, K-EMD, FINASIM menjelaskan soal suntikan kebiri yang masih belum sepenuhnya dimengerti oleh banyak pihak. Suntikan kebiri adalah memberikan sesuatu kepada orang yang sebenarnya normal, sehingga dapat menekan hormon testosteron sebagai hormon ciri khas lelaki. Dengan pemberian hormon anti testosteron atau anti androgen menyebabkan kadar hormon testosteron di dalam tubuh turun sampai rendah. Secara terminologi medis, kondisi ini dinamakan hipogonadisme. Hipo berarti turun dan gonad berarti kelamin. Dengan turunnya kadar hormon testosteron,
22
HALO INTERNIS // Edisi 24, Agustus 2016
SOROT
“Kami dari PAPDI atau IDI bersikap, persoalan psikis dari pelaku lah yang melatarbelakangi ia nekad berbuat kekerasan seksual. Yang perlu ditangani psikisnya, bukan menurunkan kadar testosteronnya,” semua sifat laki-laki yang tadinya agresif jadi berkurang. “Secara normal hormon testosteron diperlukan untuk aktivitas kita, namun dengan makin menurunnya hormon testosteron akan terjadi yang namanya hipogonadisme. Secara berangsur akan timbul keluhan yang dirasakan. Pertanda ada perubahan di dalam darahnya. Ini yang akan muncul setelah pemberian obat,” jelasnya. Menurut Yunir, upaya melemahkan hormon testosteron juga dilakukan dengan cara operasi kastrasi atau pengangkatan testis. Dengan kata lain, kedua testis dibuang. Testis sumber penghasil hormon testosteron. Otomatis kalau sudah pabriknya sudah tidak ada, testosteron akan drop secara permanen, akan mengendurkan nafsu. Baik suntikan maupun operasi, dua-duanya memiliki dampak yang sama, menurunkan nafsu. Kastrasi dapat dilakukan pada kasuskasus tertentu seperti pada pasien kanker testis atau kanker prostat. Hasilnya akan permanen, tidak bisa dikembalikan lagi. Pada mekanisme yang normal, produksi hormon testosteron dikendalikan oleh hormon hipofisis dan kelenjar hipotalamus yang akan menghasilkan hormon gonadotropin. Keluarlah hormon LH (Luteinizing) dan hormon FollicleStimulating Hormone (FSH). Secara normal, FSH merangsang kebutuhan polikel sel-sel sperma dan LH merangsang pembentukan testosteron. Pada orang normal, kadar testosteron terjaga normal. Secara alamiah di dalam tubuh ada feedback mechanism yang menekan supaya level testosteron tidak terlalu tinggi. PEMAHAMAN YANG KELIRU Selama ini masyarakat cenderung beranggapan bahwa pelaku penyimpangan
seks memiliki kadar hormon testosteron yang tinggi. Padahal, pada diri pedofil yang berkelakuan menyimpang tidak selalu testosteronnya tinggi. Bisa saja normal. Proses yang terjadi sebenarnya adalah dari dampak dari pembentukan lingkungan, psikologi, pendidikan, agama dan sebagainya. Kesemuanya ini yang akan membentuk karakter.
dan beberapa kasus ada yang bunuh diri. Dampak lainnya bisa berakibat mengalami kurang darah, keropos tulang, kumis tipis, rambut kembali seperti anak-anak lagi. Kemudian sperma tidak akan terbentuk yang mengakibatkan infertil, tidak subur. Bulu ketiak menipis, payudara membesar. Semua ini prosesnya berlangsung dalam jangka tahunan.
Secara psikologis manusia memiliki kebutuhan dasar, seperti makan dan sebagainya. Ada pula kebutuhan lainnya yang menakar apakah keinginan tu wajar atau tidak. Jika muncul hasrat untuk berbuat sesuatu yang tidak wajar, ada yang rem yang membatasi. Dalam pikiran muncul pertanyaan, layakkah seseorang bertindak seperti ini?
Bagaimanapun, suntikan kebiri dapat mengubah atau merusak kenormalan testosteron. Inilah yang menjadi dasar penolakan IDI terhadap pelaksanaan hukuman kebiri. “Ada kesan (dengan dikeluarkannya Perppu Nomor 1 Tahun 2016), Pemerintah ingin menenangkan masyarakat. Namun kami dokter memikirkan dampak setelah pemberian suntikan. Sebab kami tidak ingin merusak, INTERNIS sesuai sumpah dokter,” ucap Yunir. halo
Pada beberapa orang, akibat pengaruh lingkungan atau trauma psikis yang tidak disembuhkan, tidak terbentuk sistem yang menghambat perilaku menyimpang. Ketika dia melakukan kesalahan, dirinya menganggap itu sebagai hal yang wajar atau normal. Bukan kesalahan. Penjelasan ini menegaskan bahwa sebetulnya tidak ada hubungan kadar testosteron tinggi dengan perbuatan penyimpangan seks pada pelaku. Bisa saja pelaku memiliki kadar testosteron normal atau biasa saja, namun ia diasuh oleh lingkungan yang buruk. Pelaku kekerasan seksual biasanya berasal dari lingkungan yang tidak memiliki pendidikan yang baik. Fakta-fakta ini memicu kontroversi terkait peraturan hukuman kebiri. “Kami dari PAPDI atau IDI bersikap, persoalan psikis dari pelaku lah yang melatarbelakangi ia nekad berbuat kekerasan seksual. Yang perlu ditangani psikisnya, bukan menurunkan kadar testosteronnya,” ujar Yunir. Kembali pada teknis pelaksanaan kebiri, Yunir mengatakan ada beberapa pilihan, apakah prosesnya satu minggu sekali atau sebulan sekali. Tergantung pilihannya. Biasanya dampak penurunan hormon dari yang dilaporkan berlangsung pelanpelan, dalam rentang waktu 3 bulan terjadi penurunan hingga 70 persen. Namun itu tergantung jenis obat yang digunakan. Setelah suntik kebiri, akan muncul keluhan dan gejala fisik. Di antaranya libido turun, fungsi ereksi turun, kekuatan otot jadi lembek, gemuk, stamina cepat turun, mudah capek, depresi, jadi sensitif
Dr. dr. EM Yunir, SpPD, K-EMD, FINASIM
Edisi 24, Agustus 2016 // HALO INTERNIS
23
SOROT
Safety Alert dari Badan POM RI
KONTRAINDIKASI BARU Penggunaan Kodein, Bromheksin dan Ambroksol Terdapat kontraindikasi tambahan dalam pemberian kodein, bromheksin dan ambroksol, yang bisa berakibat fatal bagi pasien. Para dokter pun diharapkan aktif mengedukasi masyarakat untuk lebih cermat dan berhati-hati dalam memilih obat batuk.
T
ertanggal 17 Mei 2016, Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) menerima pemberitahuan Safety Alert (Informasi untuk Dokter) dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia (Badan POM RI). Pihak Badan POM RI mengharapkan informasi ini dapat disebarluaskan ke seluruh anggota PAPDI. Safety Alert ini terkait dengan informasi ini tentang aspek keamanan obat yang mengandung kodein, bromheksin, dan ambroksol. Pada Kodein terdapat kontraindikasi baru terkait risiko depresi pernafasan. Khusus untuk penggunaan ekspektoran ambroksol dan bromheksin, terdapat risiko reaksi alergi dan reaksi kulit yang berat. KODEIN DAN RISIKO DEPRESI PERNAPASAN Kodein merupakan analgesik agonis opiod. Efek farmakologis terjadi apabila kodein berikatan secara agonis dengan reseptor opioid di berbagai tempat di susunan saraf pusat. Kodein merupakan antitutif yang bekerja pada susunan sarat pusat dengan cara menekan pusat batuk. Di Indonesia, awalnya kodein disetujui sebagai analgesik dan atitutif untuk dewasa dan anak-anak.
foto istimewa
24
HALO INTERNIS // Edisi 24, Agustus 2016
Bahwa terdapat informasi keamanan berupa risiko efek samping depresi pernapasan yang (respiratory depression) yang berisiko fatal atau menyebabkan kematian pada penggunaan kodein sebagai penghilang rasa nyeri (analgesik) pasca operasi tonsillectomy atau adenoidectoy pada anak-anak dengan obstructive sleep apnoea. Sehubungan dengan informasi tersebut Badan regulatori seperti United State Food and Drug Administration (US FDA) - Amerika, European Medicines Agency (EMA) – Uni Eropa, dan Medicine
SOROT
foto istimewa
and Healtcare Product Regulatory Agency (MHRA) – Inggris mengambil tindaklanjut regulatori berupa mengubah penandaan dengan menambahkan kontraindikasi sebagai analgesik pada anak-anak (usia di bawah 18 tahun) dengan obsrtuctive sleep apnoea yang menjalani tonsillectomy atau adenoidectomy, atau keduanya. Setahun lalu, tepatnya 1 Juli 2015 US FDA kembali menyampaikan informasi keamanan terkait risiko depresi pernapasan pada penggunaan kodein sebagai antitutif pada anak-anak. Dan, saat ini US FDA terus mengevaluasi semua informasi yang tersedia terkait kodein dan berkonsultasi dengan tim ahli untuk membahas masalah keamanan penggunaan Kodein sebagai antitutif terebut. Sementara itu, EMA dan MHRA telah mengambil tindak lanjut regulatori berupa perubahan penandaan dengan menambahkan kontraindikasi pada anak-anak di bawah 12 tahun terkait dengan menggunaan antitutif pada anak-anak. Badan POM RI pun melakukan langkah yang sama. Untuk meningkatkan keamaman penggunaan obat dalam rangka keselamatan pasien, Badan POM RI
bersama Komite Nasional Penilai Obat Jadi (Komnas POJ), Tim Ahli Monitoring Efek Samping Obat (MESO), Klinisi Terkait, Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) pada tanggal 11 Desember 2015 telah melakukan kajian aspek keamanan obat Kodein sebagai analgesik maupun antitutif. Kajian dilakukan secara komprehensif terkait risiko depresi pernapasan. Hasilnya menetapkan tindak lanjut regulatori berupa perubahan penandaan untuk semua produk obat yang mengandung kodein yang beredar di Indonesia, dengan menambahkan kontraindikasi sebagai berikut: 1.
Anak di bawah usia 12 tahun
2.
Ibu menyusui
3.
Ibu hamil aterm
4.
Pasien dengan masalah pernapasan akut atau kronik, tanpa adanya alat resusitasi
5.
Pasien usia 12-18 tahun untuk indikasi analgesik
Menanggapi safet alert tentang kodein ini, dr. Ceva Wicaksono Pitoyo, SpPD, K-P, FINASIM, KIC dari Divisi Respirologi dan Penyakit Kritis, Departemen Penyakit
Dalam, RSUPN Cipto Mangunkusumo/ Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia mengungkapkan bahwa sebetulnya informasi tentang efek samping kodein yang mempengaruhi pernapasan sudah lama diinformasikan kekalangan sejawat dokter Indonesia, bahkan sudah dimulai sejak di masa pendidikan dulu alias di bangku kuliah. “Kodein memang dikenal sebagai obat yang bisa menekan efek batuk. Tetapi batuk itu kan pusatnya sama dengan pusat napas. Maka ketika menekan reflek batuk dia (kodein) menekan pula reflek napas. Maka sedari dulu sudah selalu diingat kepada semua dokter ketika masa pendidikan, pemberikan kodein harus diawasi napasnya. Jangan-jangan (karena penggunaan kodein) pasien jadi makin tidak bernapas lamalama,” kata Ceva. Menurut Ceva, penerbitan safety alert terkait Kodein oleh Badan POM RI ini dikarenakan ada catatan baru tentang efek samping penggunaan kodein yang membuat perlu dilakukan penegasan ulang agar dokter lebih berhati-hati dalam memberikan kodein kepada pasien, terutama pada anak-
Edisi 24, Agustus 2016 // HALO INTERNIS
25
SOROT
Penerbitan safety alert terkait Kodein oleh Badan POM RI ini dikarenakan ada catatan baru tentang efek samping penggunaan kodein yang membuat perlu dilakukan penegasan ulang agar dokter lebih berhati-hati dalam memberikan kodein kepada pasien, terutama pada anak-anak yang ternyata lebih hebat depresi napasnya dibanding orang dewasa.
anak yang ternyata lebih hebat depresi napasnya dibanding orang dewasa. Sebetulnya pula, larangan pemberikan Kodein pada anak-anak juga sudah diingatkan sejak masa kuliah. Tetapi dalam praktiknya ada saja kalangan medis yang melakukannya dengan alasan tersendiri. “Tanpa safety alert, dalam ilmu kedokteran sudah diingatkan agar pada anak jangan dipakai. Namun mungkin pada pengalaman sehari-hari penggunaan pada dewasa tidak ada masalah orang, jadi (ada dokter) yang lebih berani memberikannya kepada anak. Safety alert terakhir menyebutkan kontraindikasi pada anak dengan obctructive sleep apnoea. Seperti orang dewasa gemuk yang sering ngorok. Kadang napasnya hilang. Anak kecil kadang-kadang juga mengalami hal demikian, terutama yang memliki amandel besar,” ulas ceva. REAKSI ALERGI DAN KULIT KARENA AMBROKSOL Lain halnya dengan saftey alert tentang bromheksin dan ambroksol. Menurut Ceva ada informasi baru terkait keamanan penggunaan jenis obat ini di lapangan yang perlu disebarluaskan ke kalangan dokter, terutama mengenai efek samping yang ditimbulkannya. Ambroksol dan bromheksin adalah obat batuk ekspektoran yang dapat mempermudah pengeluaran sekret yang kental dan lengket di saluran pernapasan.
26
Obat-obatan mengandung ambroksol dan bromheksin beredar dengan berbagai merek dagang dan generik dalam bentuk tunggal maupun kombinasi. Dalam lampiran surat Badan Pom RI yang ditujukan kepada Ketua mum PB PAPDI, disebutkan European Medicien Agency (EMA) pada tanggal 25 Februari 2015 mengeluarkan informasi ada risiko reaksi alergi berat (severe allergic reactions) dan efek samping kulit berat (severe cutaneous adverse reaction/SCARs) pada penggunaan ambrokson dan bromheksin. EMA menyampaikan informasi kepada profesional kesehatan sebagai berikut: Dilaporkan telah terjadi rekasi hipersensitivitas yang meliputi reaksi anafilaksis dan SCARs termasuk erythema multiforme, stevens jhonson syndrome, toxic epidermal necroloyis, dan acute generalized exanthematous pustulosis pada pesien yang menerima ambroksol. Ambroksol merupakan metabolite dari bromheksin, sehingga risiko anafilaksis dan severe cutaneous dipertimbangkan juga terjadi pada bromheksin. Risiko rekasi anafilaksis dan SCARs pada penggunaan ambroksol dan bromheksin redah dan frekuensi efek sampingnya belum diketahui. Pasien disarankan agar segera menghentikan pengobatan jika terjadi gejala rash pada kulit.
HALO INTERNIS // Edisi 24, Agustus 2016
Badan POM RI sendiri mencatat sejak tahun 2008 hingga 2014 telah menerima 13 laporan efek samping berupa alergi kulit pada penggunaan produk obat mengandung ambroksol atau bromheksin yang diberikan bersama dengan obat lain, yaitu berupa steven jhonson syndrome (1 kasus), toxic epidermal necrolysis (1 kasus), makula eritema (4 kasus), urtikaria dan oedema mulut (1 kasus), rash maculopapular (5 kasus), vesikel (1 kasus), dan kemerahan pada tubuh, mulut bengkak, berdarah (1 kasus). Tanggal 11 Desember 2015, Badan POM RI mengadakan rapat mengkaji aspek keamanan obat ambroksol dan bromheksin secara komprehensif. Hasil rapat ini menetapkan tindak lanjut regulatori berupa perbaikan penandaan pada bagian “Warning and Precaution dan Adverse Events dengan menambahkan informasi berikut: 1.
Warning and Precautions: There have been reports of severe skin reaction such as erythema multiforme, Steven Jhonson Syndrome (SJS) / toxic epidermal neclorysis (TEN) and acute generalized exanthematous pustolisis (AGEP) associated with athe administration of
treatment should be discountinued immediately and medical adivice should be sought.
SOROT 2.
Adverse events: Immune system disorder Rare: hypersensitivity reactions Not known: anaphylactic reactions including anaphylactic shock angioedema adan pruritus Skin and subcutaneous tissue disorder Rare: rash, urticaria Not known: Severe cutaneous adverse reaction (including erythema multiforme, stevens-jhonson syndrome/ toxic epidermal necrolysis anda acute generalized exanthematous pustolisis).
Ceva mengutarakan dengan dikeluarkan safety alert ini diharapkan rekan sejawat medis lebih mencermati dan mewaspadai efek samping dari pemakaian ambroksol dan bromheksin. Pasien pun perlu diedukasi untuk mencermati gejala-gejala yang muncul ketika dan sesudah penggunakan ambroksol dan bromheksin. Jika ada keluhan alergi kulit atau kulit megelupas, maka jangan dianggap itu penyakit lain. Perlu dicurigai bahwa itu merupakan efek samping ambroksol, dan pemakaianya harus dihentikan. Dengan adanya safety alert ini kecurigaan terjadinya kontraindikasi perlu didahulukan agar tidak terjadi dampak fatal akibat penggunaan ambroksol yang tidak dihentikan. “Kalau ada pasien yang mendapatkan ambroksol atau bromheksi mengeluhkan alergi kulit atau kulitnya mengelupas, jangan dianggap itu penyakit lain. Curigailah itu efek ambroksol sehingga ambroksol distop dulu. Buka kita tidak menggunakan, untuk indikasi gunakan. Tapi sebelum digunakan tanyakan kepada pasien apakah ada riwayat alergi ambroksol, bromheksin, atau penyakit kulit hebat. Kalau tidak ada, (ambroksol bisa) diberikan,” kata Ceva. Bentuk-bentuk reaksi alergi terhadap ambroksol dan bromheksin bisa berupa bercak merah atau ruam pada kulit yang kemudian melepuh atau bertambah berat. Efek samping ini bisa langsung muncul, bisa juga setelah penggunaan ambroksol beberapa kali. Bisa saja pada kali pertama penggunaan ambroksol pasien tidak mengeluhkan apa-apa. Namun setelah penggunaan kedua kali atau ke tiga lainya, muncul reaksi alergi yang perlu diduga sebagai efek samping ambroksol.
dr. Ceva Wicaksono Pitoyo, SpPD, K-P, FINASIM, KIC
Untuk menghindari efek samping ambroksol, obat alternatif apa yang dapat dijadikan sebagai pengganti? Ceva mengatakan alternatif obat sebetulnya tidak perlu karena pada dasarnya batuk tidak membahayakan. “Batuk tidak perlu diobati. Yang diobati penyakitnya. Batuk kan gejala jadi sabar sendikit. Sebetulnya bisa dilihat kalau kasusnya. Kalau reaknya banyak, kasih antireak saja. Kalau kasusnya batuk kering, lihat pencetusnya apa. Kalau karena udara dingin, jaga jangan sampai kena udara dingin. Kalau tenggorokan berasa gatal, mungkin antihistamin bisa membantu,” papar Ceva. Intinya, pengobatan batuk kembali ke ke gejala.
“Kalau tidak berat, tidak usah diberi antitutif,” tandasnya. Pemahaman tentang “bersabar menghadapi batuk” sangat perlu disosialisasikan kepada khalayak masyarakat. Pasalnya, di Indonesia banyak masyarakat membeli obat batuk langsung ke apotek tanpa terlebih dulu berkonsultasi dengan dokter. Seandainya obat tersebut mengandung zat yang kontraindikasi dengan riwayat INTERNIS kesehatan pasien, bisa fatal akibatnya. halo
Edisi 24, Agustus 2016 // HALO INTERNIS
27
SOROT
Catatan Untuk Petugas Kesehatan Haji Indonesia
CERMATI
JEMAAH HAJI RISTI
M
enjelang pelaksanaan ibadah haji, Kementerian Kesehatan RI memberikan informasi kepada Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH), termasuk Tim Medis yang akan bertugas di tanah suci. Bahwa kondisi jemaah haji reguler yang akan dihadapi tahun ini tidak jauh berbeda dengan tahun lalu, dimana hampir separo jemaah haji yang akan diberangkatkan merupakan kelompok risiko tinggi alias “risti” dengan rata-rata usia di atas 60 tahun dan mengidap suatu penyakit.
Mengutip data Sistem Informasi Kesehatan Haji Indonesia (SISKOHATKES) per 7 Juni 2016 dengan cakupan 125.050 jemaah (81,47%), jumlah jemaah haji risiko tinggi diketahui sebanyak 58.739 jemaah (46,97%). Calon jemaah yang berusia di
28
atas 60 tahun mencapai 34,88%. Angka ini lebih tinggi dibanding tahun 2015 yang mencatatkan jemaah berusia di atas 60 tahun sebanyak 26%. Diketahui jemaah haji risti dengan Esensial Primary Hypertension tercatat sebanyak 42,18%; diikuti dengan kasus Hypercolesterolemia (15,30%); Diabetes Mellitus Type 2 (12,7%); Hyperlipidemia (9,19%); dan Cardiomegali (6,21%). Menteri Kesehatan RI Prof. Dr. Nila Djuwita F Moeloek, Sp.M (K) dalam sambutannya secara tertulis yang dibacakan oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI, dr. Untung Suseno Sutarjo, M.Kes pada acara pembekalan yang terintegrasi Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) yang dibuka oleh Menteri Agama RI di Asrama Haji Pondok Gede,
HALO INTERNIS // Edisi 24, Agustus 2016
Jakarta Timur tanggal 14 Juni2016, mengingatkan para petugas haji, terutama tim medis, agar lebih mencermati jemaah haji yang memiliki gangguan hipertensi, kolesterol, jantung, metabolik endokrin, dan kencing manis. Jumlah penyandang penyakit ini cukup dominan di kalangan jemaah. karena jumlah mereka cukup dominan. “Perlu dicermati, persentase jemaah risiko tinggi yang memiliki gangguan hipertensi, kolesterol, jantung, metabolik endokrin, kencing manis masih dominan,” demikian tutur Menkes. Pada kesempatan tersebut, Menkes juga mengungkapkan penyelenggaraan kesehatan haji tahun 2016, terdiri dari empat rangkaian, yakni
SOROT REKRUITMEN TRANSPARAN Menkes juga mengikatkan agar para petugas PPIH memegang teguh prinsip SHARI, yang merupakan akronim dari Sigap, Handal, Amanah, Responsible dan Inisiatif. “Prinsip SHARI, Sigap, Handal, Amanah, Responsible dan Inisiatif merupakan prinsip yang harus dipegang teguh dan dilaksanakan petugas PPIH,” tandas Menkes. Adapun formasi Petugas Kesehatan Haji 2016 ini terdiri dari dokter umum, dokter spesialis jantung, dokter spesialis penyakit dalam, & pembuluh darah, dokter spesialis syaraf, dokter bedah & dokter anestesi, serta perawat TKHI PPIH, Analisis
Kesehatan, Rekam Medik, Radiografer, Tehnik Elektromedik, Nutrisionis & Dietisian, Apoteker & asisten apoteker, Sanitasi Surveilans. Untuk menjamin rekrutmen Petugas Kesehatan Haji 2016 berlangsung secara transparan dan akuntabel, penyelenggaraanya dilakukan secara online dengan parameter yang diberlakukan secara sama atau equal-treatment. Seluruh peminat diberlakukan aturan yang sama dan mendapatkan perlakuan yang sama selama proses rekrutmen. Setiap prosesnya diumumkan melalui website yang terbuka dan dapat diketahui oleh masyarakat luas. Peluang bertatap-muka antara peminat dan INTERNIS tim seleksi ditutup.halo
Tips Sehat Berhaji
dari PAPDI
C
uaca di Tanah Suci berbeda dengan cuaca di Indonesia. Kelembaban udara di Tanah Suci rendah dengan karakteristik udara yang kering dan panas. Kondisi ini dapat mencetuskan terjadinya iritasi pada saluran pernafasan atas. Terlebih jemaah banyak melakukan zikir dan berdoa yang kadang-kadang dilafazkan sehingga bisa membuat tenggorokan bertambah kering. Akibatnya, selain memicu batuk, juga bisa membuat pita suara mengalami peradangan sehingga suara menjadi serak. Faktor makanan di Saudi Arabia yang banyak menganduk lemak dan minyak, serta istirahat yang kurang dapat memperburuk kesehatan. Tidak jarang, batuk dan radang tenggorokan ini berlanjut sampai jemaah kembali ke tanah air.
foto istimewa
1.
Pembentukan Tim PromotifPreventif sebanyak 18 orang yang berkedudukan di Jeddah.
2.
Mobilisasi Petugas PPIH sesuai situasi dan kondisi dengan memperhatikan pola pergerakkan jemaah haji.
3.
4.
Penguatan penyelenggaraan kesehatan di setiap daerah kerja (daker) dan Armina dengan Pembentukan Tim Gerak Cepat di setiap daker. Penguatan sistem komunikasi dan informasi antar daker serta integrasi kerja antara PPIH, tim asistensi serta tim pendukung lainnya.
Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PB PAPDI) cq. Bidang Humas, Publikasi dan Media melalui kegiatan PAPDI Forum senantiasa memberikasi edukasi kepada masyarakat tentang bagaimana menjaga kesehatan tubuh selama menjalankan ibadah haji hingga tetap bugar setelah kembali ke tanah air.
Berikut Tips Sehat Selama Berhaji Dan Sekembalinya Ke Tanah Air 1. Istirahat yang cukup. 2. Perbanyak minum air putih, terutama air hangat. 3. Hindari mengonsumsi makanan berminyak, terlalu panas, dan terlalu dingin. 4. Segera periksaan kesehatan ke Posko Pelayanan Kesehatan Jemaah Haji. 5. Sekembalinya ke Tanah Air, jika batuk masih berlanjut dan telah diobati selama dua minggu, sebaiknya lakukan pemeriksaan foto thoraks (foto dada) untuk menilai kondisi paru apakah batuk yang dialami saat ini disebabkan oleh infeksi atau hanya alergi atau karena asam lambung berlebih. Pengobatan yang diberikan tentu disesuaikan dengan penyebab dari kondisi batuk tersebut. Jika batuk karena infeksi perlu antibiotika, jika karena ada unsur alergi perlu obat anti alergi, jika batuk karena sakit kronis (seperti bronchitis, sinusitis, asma bronkiale) yang kambuh maka penyakit dasarnya harus diobati dan jika karena asam lambung yang berlebih perlu INTERNIS obat-obat penekan asam lambung. halo
Edisi 24, Agustus 2016 // HALO INTERNIS
29
SOROT
Aspek Medik
Transplantasi Ginjal Don’t take your organs to heaven. Heaven knows we need them here.
Maraknya kasus jual beli ginjal belakangan ini telah menimbulkan polemik di masyarakat. Muncul berbagai tanggapan di media massa yang membuat pembahasan soal transplantasi ginjal melebar ke aspek sosial dan ekonomi, sementara aspek mediknya tersamarkan oleh berbagai opini. Pengurus Besar PAPDI (PB PAPDI) merasa terpanggil untuk meluruskan pemahaman yang benar tentang transplantasi ginjal. Maka tanggal 3 Februari 2016 Bidang Humas, Publikasi dan Pengabdian Masyarakat PB PAPDI menerbitkan press release terkait Aspek Medik Transplantasi Ginjal. Informasi yang dipaparkan berguna untuk mengedukasi publik, sekaligus membantu rekan sejawat menjelaskan soal transplantasi ginjal secara gamblang kepada masyarakat awam.
30
HALO INTERNIS // Edisi 24, Agustus 2016
SOROT
D
alam press release tersebut dijelaskan ginjal merupakan salah satu organ vital tubuh sebagaimana hati, jantung, paru dan organ lainnya. Manusia memiliki dua ginjal, masing2 sebesar kepalan tinju dengan ukuran besar sekitar 11 x 6 x 3 cm, berat 120 -170 g (kira-kira 150 g), berbentuk pipih dan lonjong seperti buah. Ginjal terletak di pinggang sehingga disebut buah pinggang. Fungsi ginjal sangat kompleks, utamanya sebagai pembersih darah dari racunracun hasil metabolisme tubuh dengan cara “filtrasi” (penyaringan) dan mengeluarkannya melalui urine. Ginjal juga bertanggung jawab untuk memelihara keseimbangan dan keasaman cairan tubuh, keseimbangan elektrolit, menghasilkan hormon untuk proses pembentukan sel-sel darah merah dan pengaturan tekanan darah dan metabolisme tulang. Karena itu orang yang sudah terganggu fungsi ginjalnya akan menunjukkan tanda dan gejala antara lain tidak nafsu makan, mual-mual sampai muntah-muntah, gatal-gatal, dan sebagainya. Kemudian badan jadi bengkakbengkak, pucat, cepat lelah dan sesak dengan nafas yang berbau pesing. Pada keadaan lebih parah bahkan bisa menjadi tak sadar dan koma. Penyakit Ginjal Kronik (PGK) merupakan “silent killer” karena umumnya tidak bergejala pada tahap awal sehingga ditemukannya selalu sudah terlambat sudah Gagal Ginjal Tahap Akhir (GGTA). Padahal dengan mengetahui dan mengobati penyebabnya (utamanya adalah diabetes, hipertensi dan infeksi) dan mengendalikan faktor risiko yang dihadapi, sebagian besar PGK bisa dihindari atau setidaknya bila sudah terkena bisa diperlambat untuk tidak sampai GGTA. Memelihara dan menjaga fungsi ginjal sebenarnya dapat dilakukan dengan prilaku hidup sehat. Bagi yang mengalami gangguan fungsi ginjal sedang, dianjurkan melakukan diet rendah protein dan mengendalian tekanan darah maupun gula darah sampai target yang ditentukan. Ini merupakan hal yang mutlak untuk dicapai. Penggunaan obat-obatan atau apapun zat-zat yang sifatnya menganggu ginjal (nephrotox) harus dihindari. Monitor fungsi ginjal secara berkala membutuhkan kerjasama dokter dan pasiennya. Namun bila sudah terlanjur, Gagal Ginjal
foto istimewa
Tahap Akhir bukan berarti hidupnya harus gagal karena masih bisa diatasi dengan Terapi Pengganti Ginjal (TPG). Pilihannya ada dua, berupa DIALISIS (cuci darah) atau TRANSPLANTASI (cangkok ginjal). Dialisis bisa dilakukan dengan dua cara. Pertama, melalui mesin (Hemodialysis = HD). Kedua, melalui perut (Peritoneal dialysis = PD). Sementara untuk transplantasi, memerlukan pendonor ginjal sukarela. Ketiga pilihan ini satu sama lainnya terintegrasi dan saling melengkapi sesuai kebutuhan. Di Indonesia data yang pasti jumlah PGK maupun GGTA belum tersedia. Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI) sedang menyusun Indonesian Renal Registry (IRR). Di perkiraan sebanyak 25.000 pasien baru (100/pmp)/ tahun dan 120.000 (400/pmp) pasien GGTA yang membutuhkan TPG. Data IRR melaporkan bahwa baru sekitar 12.000 -an (10%) pasien yang mendapat dialisis. Jumlah tersebut saat ini melonjak cepat karena dibiayai oleh BPJS sehingga beban pemerintah untuk biaya dialisis sudah menempati urutan ke-2 terbesar dari 3 jenis penyakit (kanker, ginjal, jantung) yang membutuhkan dana terbesar BPJS. DARI MITOS MENJADI REALITAS Sebagai terapi pengganti, dialisis harusnya menjadi sarana antara untuk mencapai transplantasi. Transplantasi adalah kemajuan ilmu kedokteran dari tadinya
diangap mitos kini telah berubah menjadi realitas. Transplantasi ginjal adalah pilihan paling ideal karena dapat menggantikan seluruh fungsi ginjal sehingga kualitas hidup sangat prima seperti sebelum sakit. Ini merupakan pilihan tepat dan utama dari segi biaya. Transplantasi ginjal yang pertama berhasil di dunia terjadi pada Desember 1954 dari donor kakak adik di Boston. Sedangkan di Indonesia, terjadi pada 1977 diprakarsai almarhum Prof. dr. RP Sidabutar. Sayangnya tidak semua pasien gagal ginjal layak untuk Tx (menjalani transplantasi ginjal). Dan, tidak semua orang “sehat” layak pula untuk menjadi pendonor ginjal. Diperlukan seleksi yang cermat dan teliti, baik untuk pemberi (donor) maupun si penerima (resipien). Karena itu proses Tx itu tidak sederhana dan dikerjakan oleh Tim Ahli meliputi multi disiplin ilmu kedokteran, antara lain Penyakit Dalam, Bedah, Anaesthesi , Immunologi, Radiologi, dan Laboratorium Klinik, dan lain-lain. Para ahli dari multi disiplin ilmu kedokteran ini terhimpum dalam suatu Tim Tx yang solid dan terkoordinasi. Perkembangan Tx ginjal di Indonesia sangatlah lambat. Jumlah Transplantasi ginjal yang dilakukan di Indonesia masih dibawah 900-an, sementara sudah ada 15 pusat transplantasi yang mampu melaksanakannya. Semua donor ginjal adalah donor hidup. Sebagian besar dari keluarga kandung (living related donor
Edisi 24, Agustus 2016 // HALO INTERNIS
31
SOROT
Transplantasi ginjal adalah pilihan paling ideal karena dapat menggantikan seluruh fungsi ginjal sehingga kualitas hidup sangat prima seperti sebelum sakit. Ini merupakan pilihan tepat dan utama dari segi biaya. = LRD). Sebagian kecil “donor bukan keluarga” (Non Related Donor = LNRD). Untuk mencegah kemungkinan adanya jual beli organ ginjal maupun unsur paksaan dalam pendonoran ginjal, maka rekrutmen untuk “donor bukan keluarga” ditapis oleh TIM Khusus yang terpisah dari Tim Transplantasi. Kendala Tx ginjal cukup kompleks meliputi aspek medik dan aspek non medik. Aspek medik berupa rangkaian reaksi immunologis yang terjadi, berujung pada penolakan (rejeksi) jaringan/organ ginjal. Selain itu ada pula faktor teknis bedah yang membutuhkan pengalaman dan keterampilan. Kendala aspek medis ini sudah dapat diatasi dengan tersedianya obat-obatan anti rejeksi. Adapun faktor bedah terjawab sudah dengan fakta lapangan, bahwa keterampilan ahli bedah Indonesia cukup mumpuni. Saat ini ahli bedah hanya memerlukan waktu sekitar 3 jam operasi untuk transplantasi ginjal. Bahkan, dilakukan dengan teknik laparoscopie (tanpa membuka perut). Dari segi aspek non medik, kendala utama yang dihadapi adalah kurangnya jumlah donor dibandingkan jumlah kebutuhan, biaya yang tinggi, aspek etik, moral, religi dan legal issue (hukum). Keterbatasan donor ginjal yang menghambat transplantasi tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga di seluruh dunia. Karena itu di Amerika Serikat dibentuk lembaga “organ rekruitmen” yang disebut United State Network Organ Sharing (UNOS). Di Eropa rekruitmen donor ginjal melalui The European Renal Association – European Dialysis and Transplant Association (ERAEDTA). Yang cukup menarik adalah cara rekrutmen
32
foto istimewa
donor ginjal di Iran. Di negara ini dikenal istilah “Iran model” dimana pendonor ginjal dianggap sebagai wujud nyata dari niat dan perilaku terpuji, sehingga mereka diperlakukan sebagai ”pahlawan” dan suatu perbuatan ”amal” yang patut di hargai oleh negara. Upaya ini meningkatkan jumlah transplantasi ginjal donor hidup di Iran dan berhasil menolong banyak orang. Mengenai apakah langkah Iran ini bisa dimodifikasi di Indonesia dalam bentuk ”Indonesian model” mungkin perlu pendalaman lebih lanjut, dan tentunya itu bukanlah ranah medik. Yang jelas, kesenjangan jumlah donor dan besarnya kebutuhan terhadap organ ginjal akan menimbulkan upaya penjualan organ oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Namun apapun alasannya komersialisasi organ tubuh merupakan pelanggaran etika, moral, profesi bahkan pelanggaran undangundang pidana, dan mencederai nilai luhur kedokteran serta kemajuan perkembangan pelayanan transplantasi ginjal. HIDUP SEHAT DENGAN SATU GINJAL Fakta dan data menunjukkan bahwa hidup dengan satu ginjal yang berfungsi baik, kualitas hidupnya tidak jauh berbeda dengan orang yang memiliki dua ginjal. Hal ini perlu disosialisasikan sehingga orang sehat tidak perlu takut menjadi donor ginjal sukarela, apalagi untuk keluarga sendiri. Namun di lain pihak juga ada persoalan yang mengganggu para pendonor.
HALO INTERNIS // Edisi 24, Agustus 2016
Kerelaan mereka mendonorkan ginjalnya bagi yang memerlukan tidak serta merta dapat terlaksana karena “takut” dianggap melakuan tindakan komersial. Karena itu, pemerintah perlu menyiapkan sistem dan regulasi terkait tranplantasi organ, khususnya ginjal, yang dipayungi oleh perundang-undangan yang jelas, sehingga perbuatan mulia para pendonor tidak dibayang-bayangi oleh persoalan hukum di kemudian hari. Selamat menjadi donor ginjal! Sesungguhnya, ginjal dibutuhkan di bumi INTERNIS bukan di surga!halo Sumber: Bidang Humas, Publikasi dan Pengabdian Masyarakat Pengurus Besar PAPDI Press Release, Jakarta, 3 Februari 2016
SOROT
BREAKING NEWS ACTA MEDICA INDONESIANA (The Indonesian Journal of Internal Medicine) Memperoleh Penghargaan
Kekayaan Intelektual Tahun 2016
dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Penyerahan Tropi Penghargaan Kekayaan Intelektual 2016 bertepatan dengan Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (HARTEKNAS) XXI, dilaksanakan pada Rabu, 10 Agustus 2016 di Auditorium Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam hal ini, Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD, K-GEH, FINASIM, MMB, FACP mewakili ACTA MEDIKA INDONESIANA menerima penghargaan.
SELAMAT KEPADA
ACTA MEDICA INDONESIANA
Semoga semakin maju dan terus berkarya!
SUMPAH DOKTER Demi Allah saya bersumpah, bahwa : 1. Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan perikemanusiaan. 2. Saya akan menjalankan tugas dengan cara yang terhormat dan bersusila sesuai dengan martabat pekerjaan saya sebagai dokter. 3. Saya akan memelihara dengan sekuat tenaga martabat dan tradisi luhur profesi kedokteran. 4. Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena keprofesian saya. 5. Saya tidak akan menggunakan pengetahuan saya untuk sesuatu yang bertentangan dengan perikemanusiaan, sekalipun diancam. 6. Saya akan menghormati setiap hidup insani mulai saat pembuahan. 7. Saya akan senantiasa mengutamakan kesehatan pasien, dengan memperhatikan kepentingan masyarakat. 8. Saya akan berikhtiar dengan sungguh-sungguh supaya saya tidak terpengaruh oleh pertimbangan keagamaan, kebangsaan, kesukuan, gender, politik, kedudukan sosial dan jenis penyakit dalam menunaikan kewajiban terhadap pasien. 9. Saya akan memberi kepada guru-guru saya penghormatan dan pernyataan terima kasih yang selayaknya. 10. Saya akan perlakukan teman sejawat saya seperti saudara kandung. 11. Saya akan mentaati dan mengamalkan Kode Etik Kedokteran Indonesia. 12. Saya ikrarkan sumpah ini dengan sungguh-sungguh dan dengan mempertaruhkan kehormatan diri saya. Edisi 24, Agustus 2016 // HALO INTERNIS
33
SOROT
SEPERTIGA PENDUDUK DUNIA
Mengalami Gangguan Pencernaan 34
HALO INTERNIS // Edisi 24, Agustus 2016
foto istimewa
SOROT
G
angguan pencernaan termasuk masalah kesehatan yang sering dikeluhan pasien di ruang praktik di berbagai belahan dunia. Bahkan prevalensinya cukup mengejutkan. Organisasi Gastroenterologi Dunia (World Gastroenterology Organisation WGO) dalam worldgastroenterology.org menyebutkan sepertiga penduduk dunia mengalami beberapa gejala gangguan pencernaan, seperti kembung dan konstipasi (sembelit). Masalah pencernaan berkait erat dengan makanan yang dikonsumsi seharihari, baik jenis makanan maupun cara memakannya. Maka, pada peringatan Hari Kesehatan Pencernaan Dunia (World Digestive Health Day - WDHD) tanggal 29 Mei 2016, dengan tema “Your Diet and Gut Health” WGO mengajak dan mengedukasi masyarakat dunia untuk lebih memperhatikan pola makan dan kesehatan usus. Di sisi lain, WGO juga menfasilitasi kalangan medis meng-update informasi, pengetahuan, dan wawasan mengenai masalah pencernaan, dengan menggelar berbagai kegiatan berupa simposium maupun pelatihan yang khusu untuk kalangan dokter.
Melalui worldgastroenterology.org WGO menyampaikan 10 tips dan fakta berkenaan dengan kesehatan pencernaan yang disebarluaskan ke seluruh masyarakat dunia. 1.
Sepertiga dari penduduk dunia mempunyai masalah dengan pencernaan, terutama kembung dan sembelit. Gejala bisa muncul bahkan tanpa kelainan fungsi dan struktur dalam saluran pencernaan.
2.
Konsumsi serat yang adekuat akan merangsang untuk melancarkan kotoran keluar melalui sistem pencernaan, hal ini akan membentuk feses dengan konsistensi mudah untuk keluar. Secara ideal konsumsi serat 30-40 gram per hari.
3.
Yakinkan bahwa kita sudah mengonsumsi air dengan cukup, serat membutuhkan air untuk membentuk feses. Sedikitnya 2 liter air dikonsumsi setiap hari. Sebaiknya memang air putih yang dikonsumsi, tetapi teh, kopi, dan
susu juga baik untuk dikonsumsi dan bukan cairan yang mengandung alkohol. Alkohol memang sangat berbahaya untuk pencernaan dari mulai menyebabkan perlukaan sampai penciutan hati dan kanker hati. 4.
Makanan olahan mungkin kurang bergizi atau kurang mengandung serat dan sering mengandung lemak jenuh, garam yang berlebihan, dan pengawet yang dapat berbahaya untuk tubuh sehingga sebaiknya dihindari.
5.
Coba untuk makan tidak terburu-buru, proses pencernaan sudah mulai dari mulut. Luangkan waktu saat makan dan makan secara perlahan-lahan, lakukan kunyahan sebelum menelan makanan. Fakta ini memang sebenarnya untuk menjaga kesehatan pencernaan mengonsumsi fast food.
6.
Coba untuk berolahraga dengan derajat sedang sedikitnya 30 menit setiap hari.
7.
Berhenti merokok. Rokok akan menyebabkan melemahkan klep antara lambung dan esofagus, meningkatkan aliran balik isi lambung kembali ke kerongkongan (refluks) yang dapat menyebabkan panas dada seperti terbakar dan komplikasi lainnya. Rokok juga menyebabkan berbagai penyakit yang berhubungan dengan meningkatnya risiko terhadap berbagai kanker. Pernyataan ini jelas dan gamblang bahwa rokok sangat berbahaya untuk pencernaan kita.
8.
9.
Beberapa makanan dapat menyebabkan alergi. Penyebab makanan yang bisa menyebabkan alergi antara lain seafood, terigu, kacang-kacangan, susu, dan telur. Gluten, protein yang terdapat pada terigu dapat menyebabkan penyakit Celiac. Penyakit ini dipengaruhi oleh faktor genetik. Penyakit Celiac ini terjadi pada 1% penduduk dunia.
10. Diet tertentu (FODMAP: Fermentable-OligosaccharidaDissacharida-MonosacahridaPolyol/sugar alcohol) dapat menyebabkan kembung, nyeri perut, dan perubahan pola buang air besar. Anjuran diet menggunakan diet rendah FODMAP atau bebas gluten dapat menolong mengurangi gejala-gejala yang menyebabkan dispepsia fungsional dan Irritable Bowel Syndrome (IBS). Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD, K-GEH, FINASIM, MMB, FACP dari Divisi Gastroenterologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI RSCM sekaligus Wakil Ketua I Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PB PAPDI), dalam artikelnya berjudul “Sepertiga Penduduk Dunia Mengalami Kembung dan Sembelit” yang dimuat pada kompasiana.com, menjelaskan dispepsia fungsional adalah gangguan pada lambung berupa rasa tidak nyaman dan perih di ulu hati disertai keluhan kembung, begah, cepat kenyang atau rasa panas di ulu hati. Keluhan ini sudah berlangsung dalam 3 bulan terakhir dan keluhan pertama muncul 6 bulan yang lalu. Sedang IBS sendiri adalah suatu keadaan di mana terdapat keluhan nyeri perut disertai perubahan frekuensi dan bentuk buang air besar. FODMAP sendiri sebagai penyebab gangguan pencernaan adalah sekelompok makanan yang tinggi fruktosa atau oligosakarida atau disakarida atau monosakarida atau poliol. Sebaiknya menghindari makanan yang tinggi FODMAP antara lain bawang merah, bawang putih, singkong, kembang kol, apel, alpukat, kismis, sosis, daging olahan, biskuit coklat, mie, mie telor, mie udon, acar, selai, berbagai pemanis seperti inulin, mannitol sorbitol, xylitol, sport drink, bir, wine, black tea, mentega, es krim, kefir, susu kambing, susu sapi, susu INTERNIS domba dan keju. halo Sumber: http://www.worldgastroenterology.org http://www.kompasiana.com/ doktorari/sepertiga-penduduk-duniamengalami-kembung-dan-sembelit
Edisi 24, Agustus 2016 // HALO INTERNIS
35
SOROT
HABIS LEBARAN
KOK SAKIT ?
S Oleh Dr. dr. H. Ari Fahrial Syam, SpPD, K-GEH, MMB, FINASIM, FACP *)
36
eperti biasa 1-2 hari setelah lebaran, poliklinik-poliklinik rumah sakit-rumah sakit umum daerah akan dibanjiri oleh para pemudik yang sakit. Sedangkan instalasi gawat darurat di rumah sakit-rumah sakit besar berisi pasien-pasien berat seperti stroke, serangan jantung, kegawatdaruratan karena gula darah dan infeksi paru. Secara teori setelah puasa Ramadhan, seseorang yang berpuasa seharusnya memiliki kesehatan prima karena pada saat puasa tubuh sudah melakukan proses detoksifikasi, pengontrolan gula darah dan kolesterol dan tercapainya ketenangan jiwa yang optimal sehingga manusia yang berpuasa akan dilahirkan sebagai seorang bayi dengan kondisi yang prima. Tapi faktanya banyak juga masyarakat yang mendapatkan sebaliknya setelah puasa terjadi gangguan kesehatan bahkan sampai mengalami
HALO INTERNIS // Edisi 24, Agustus 2016
kecacatan dan kematian. Kenapa hal ini bisa terjadi? Saya coba mengupasnya berdasarkan pengalaman klinis dan memadukan budaya lebaran masyarakat kita. Ada tiga kelompok penyakit yang akan terjadi dimasa lebaran ini yaitu penyakit akibat kelelahan, penyakit Kronik yang kambuh saat Lebaran, dan penyakit akibat ketiadaan pembantu. PENYAKIT AKIBAT KELELAHAN Penyakit yang biasanya terjadi segera setelah lebaran setelah seseorang menjalankan mudik yang melelahkan adalah penyakit infeksi pernapasan atas dan diare. Sebagaimana kita ketahui untuk sampai di kampung halaman saat mudik lebaran seseorang harus melakukan perjalanan yang melelahkan
SOROT penyakitnya dapat mengalami kekambuhan. Pasien dengan penyakit kencing manis akan cenderung gula darahnya menjadi tidak terkontrol. Pasien dengan penyakit darah tinggi tekanan darahnya menjadi tidak terkontrol. Pasien dengan hiperkolesterol atau asam urat tinggi maka keadaan kolesterol dan asam urat tingginya menjadi bertambah parah. Kalau pasien yang sudah obesitas dan jika saat berpuasa sudah mengalami penurunan berat badan sehabis lebaran cenderung berat badannya kembali seperti sebelum puasa dan jika makannya tidak terkontrol selama lebaran bahkan berat badannya akan bertambah melonjak. Sakit maag yang sudah sembuh akan kembali kambuh karena makan tidak teratur dan mengkonsumsi makanan yang berlemak, coklat dan keju berlebihan. PENYAKIT AKIBAT KETIADAAN PEMBANTU
Menjelang lebaran dan 1 minggu setelah lebaran biasanya pembantu rumah tangga juga ikut pulang kampung sehingga cenderung rumah kurang dibersihkan tidak seperti biasanya. Di sisi lain petugas pembuang sampah juga ikut libur sehingga banyak sampah yang bertumpuk dan belum terangkat. Keadaaan ini biasanya menyebabkan lebih banyak lalat pada sampah yang bertumpuk tersebut, tikustikus akan lebih banyak berkeliaran karena begitu banyak sampah yang menumpuk selain itu juga nyamuk akan lebih banyak. Tentunya binatang-binatang yang membawa bibit penyakit ini jika tidak diperhatikan dan tidak dicegah keberadaannya akan membawa dampak juga bagi kesehatan kita. Lalat jelas membawa berbagai penyakit infeksi usus baik yang hanya diare sampai yang berat seperti demam thypoid. Tikus merupakan vector yang penting untuk terjadi penyakit demam kuning
foto istimewa
Menu lebaran banyak mengandung minyak dan santan.
baik dengan kendaraan sendiri ataupun dengan kendaraan umum baik bus atau kereta api. Selain itu saat berbuka serta sahur selama dalam perjalanan cenderung untuk mengonsumsi makanan yang tidak cukup dan seadanya saja. Sebagian besar pemudik bahkan hanya mengonsumsi makanan dan minuman yang didapat selama perjalanan atau dibawa selama perjalanan. Sehingga keadaan ini akan menyebabkan daya tahan tubuh mereka menjadi menurun. Jika hal ini terjadi maka para pemudik mudah sekali mengalami penyakit flu atau infeksi saluran napas atas. Selain itu selama diperjalanan kecenderungan untuk membeli makanan atau minum baik yang home made atau dalam bentuk kemasan selama perjalanan dimana keamanan dan kebersihan dari makanan tersebut perlu dipertanyakan. Sehingga seseorang itu juga mudah
mengalami penyakit diare. Kedua penyakit ini baik infeksi saluran napas atas dan diare sangat mendominasi bagi para pemudik yang baru saja sampai di kampung halaman. Hal ini pun harus diantisipasi oleh Puskesmas dan Rumah Sakit Umum Daerah. Selain itu karena umumnya para pemudik ini kurang istirahat dan kurang bergerak saat diatas kendaraan biasanya para pemudik mengalami sakit kepala dan mengalami pegal-pegal sesampainya di kampung. Biasanya keadaan ini dapat diatasi dengan cukup tidur. Masalahnya setelah sampai di kampung mereka cenderung tidak beristirahat karena keinginan untuk bersilahturahmi dengan keluarga dan kerabat di kampung. Sehingga keadaan kelelahan ini akan semakin bertambah parah dimana pada awalnya kurang diperhatikan dan tentunya keadaan ini akan memperparah daya tahan tubuh seseorang sehingga dia akan mudah
mengalami berbagai penyakit terutama karena penyakit infeksi akibat virus baik berupa flu atau diare. PENYAKIT KRONIK YANG KAMBUH Berbagai penyakit kronik umumnya cenderung akan mengalami kekambuhan setelah lebaran. Sebagai mana diketahui budaya lebaran adalah budaya silahturahmi berkunjung kerumah sanak keluarga dan kerabat. Selama berkunjung ini biasanya mengkonsumsi berbagai makanan dan minuman. Makanan dan minuman yang disediakan ini biasanya akan lebih banyak dan bervariasi. Umumnya makanan dan minuman tersebut tinggi lemak, manis dan asin. Berbagai minuman kaleng yang bersoda juga disediakan selama lebaran. Tentunya bisa saja makanan-minuman ini juga dikonsumsi oleh seseorang yang sudah mempunyai penyakit kronik,
Edisi 24, Agustus 2016 // HALO INTERNIS
37
SOROT
foto istimewa
Kemacetan saat mudik dan balik ke kota asal, mengakibatkan kelelahan.
atau leptospirosis. Nyamuk terutama yang berada sekitar rumah tentu akan menjadi sumber penyakit jika nyamuk tersebut merupakan nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus Dengue Haemorrhagic Fever (DHF). Oleh karena itu tetap harus diperhatikan kebersihan di dalam dan sekitar rumah, hindari air-air tergenang yang potensial tempat hidupnya jentik nyamuk pembawa virus maut tersebut. Ketidakadaan pembantu termasuk liburnya jasa katering umumnya menjadi masalah bagi para ibu rumah tangga yang kebetulan tidak pulang kampung. Mereka cenderung menyimpan makanan sebanyak-banyaknya di kulkas. Selain itu juga ada kecenderungan untuk menyimpan makanan di meja makan atau pada suhu kamar dalam waktu yang lama. Sehingga pada saat dikomsumsi selanjutnya, lupa untuk dipanaskan kembali. Pada saat
38
penyimpanan harus tetap diperhatikan makanan yang matang jangan berdekatan dengan makanan yang mentah sehingga makanan yang matang tidak terkonsumsi dengan bakteri yang kebetulan hidup pada makanan yang mentah tersebut. Makanan yang terlalu lama terletak di suhu kamar juga cenderung kontaminasi. Yang menjadi masalah kadang kala tidak semua kuman yang mencemari makanan tersebut menyebabkan perubahan bau dan bentuk dari makanan tersebut. Oleh karena itu proses pemanasan makanan tersebut baik secara langsung atau melalui microwave harus tetap dilakukan pada saat makanan tersebut dikonsumsi kembali. Sehingga kejadian keracunan makanan yang kerap terjadi selama seputar lebaran tidak terjadi. Pada akhirnya antisipasi terhadap berbagai penyakit seputar lebaran merupakan hal yang penting. Kita harus selalu ingat bahwa rangkaian lebaran dengan berbagai aktivitas
HALO INTERNIS // Edisi 24, Agustus 2016
akan membawa dampak yang kurang baik bagi kesehatan. Sehingga tentunya masyarakat harus waspada dan tetap melakukan upaya pencegahan terhadap penyakit seputar lebaran. Sehingga pada saat harus beraktivitas kembali pasca lebaran tetap berada dalam keadaan sehat walafiat. Minal Aidin Wal Faidzin Mohon Maaf lahir INTERNIS bathin.... halo *) - Dokter Spesialis Penyakit Dalam pada Departemen Ilmu Penyakit Dalam RSUPN Cipto Mangunkusumo - Ketua PAPDI Jaya
KABAR PAPDI
foto istimewa
Edisi 24, Agustus 2016 // HALO INTERNIS
39
KABAR PAPDI
Pelantikan Pengurus
PB PAPDI dan BPH Periode 2015 - 2018
40
HALO INTERNIS // Edisi 24, Agustus 2016
KABAR PAPDI
KIPD Edisi 24, Agustus 2016 // HALO INTERNIS
41
KABAR PAPDI
M
inggu, 15 November 2016 merupakan hari yang bersejarah bagi PB PAPDI. Pada hari tersebut Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) secara resmi melantik dan mengukuhkan Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PB PAPDI) dan Badan Pengurus Harian Kolegium Ilmu Penyakit Dalam (BPH KIPD) Periode 2015 - 2018. Pelantikan dan pengukuhan ini berlangsung di Hotel Shangri La Jakarta dan dilakukan oleh Ketua Umum PB IDI, Prof. dr. Ilham Oetama Marsis, SpOG (K). PB PAPDI Periode 2015 - 2018 dinahkodai oleh Prof. Dr. dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV, FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP
42
HALO INTERNIS // Edisi 24, Agustus 2016
selaku Ketua Umum. Posisi Sekretaris Jenderal dipercayakan kembali pada dr. Sally A. Nasution, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP. Mantan Ketua Umum PB PAPDI Prof. Dr. dr. Aru W. Sudoyo, SpPD, K-HOM, FINASIM, FACP didaulat sebagai Dewan Pertimbangan PB PAPDI. Adapun Ketua KIPD periode 2015 – 2018 diamanahkan kepada Prof. Dr. dr. Siti Setiati, SpPD, K-Ger, FINASIM, MEpid dengan Sekretaris Jenderal KIPD, dr. Irsan Hasan, SpPD, K-GEH, FINASIM. Selamat bekerja dan berkarya PB PAPDI dan BPH KIPD!
KABAR PAPDI
Susunan Personalia Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PB PAPDI) Periode Kepengurusan : 2015 - 2018 Dewan Pertimbangan : Prof. Dr. dr. Aru W. Sudoyo, SpPD, K-HOM, FINASIM, FACP Prof. dr. Ali Ghanie, SpPD, K-KV, FINASIM dr. Pranawa, SpPD, K-GH, FINASIM Dr. dr. Andi Fachruddin Benyamin, SpPD, K-HOM, FINASIM dr. Chairul R. Nasution, SpPD, K-GEH, FINASIM, MKes, FACP Ketua Umum : Prof. Dr. dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV, FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP Wakil Ketua I : Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD, K-GEH, FINASIM, MMB, FACP Wakil Ketua II : dr. Ika Prasetya Wijaya, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP, FICA Sekretaris Jenderal : dr. Sally Aman Nasution, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP Wakil Sekretaris Jenderal : Dr. dr. Sukamto Koesnoe, SpPD, K-AI, FINASIM Bendahara : Dr. dr. Iris Rengganis, SpPD, K-AI, FINASIM Wakil Bendahara : dr. Rahmah Safitri Meutia, SpPD Bidang Organisasi Ketua : dr. Edy Rizal Wahyudi, SpPD, K-Ger, FINASIM Anggota : Dr. dr. Arto Yuwono Soeroto, SpPD, K-P, FINASIM, FCCP dr. Eka Ginanjar, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP, FICA Bidang Advokasi Ketua : dr. Prasetyo Widhi Buwono, SpPD, FINASIM Anggota : dr. Tjahjadi Robert Tedjasaputra, SpPD, K-GEH, FINASIM dr. Muhadi, SpPD, K-KV, FINASIM dr. Arnadi Taslim, SpPD, FINASIM Bidang Kerjasama dan Kemitraan Ketua : dr. Taolin Agustinus, SpPD, K-GEH, FINASIM Anggota : Dr. med. Benny Santosa, SpPD, K-EMD, FINASIM dr. Juferdy Kurniawan, SpPD, K-GEH Bidang Pengembangan Profesi Ketua : Dr. dr. Lugyanti Sukrisman, SpPD, K-HOM, FINASIM Anggota : Dr. dr. Andhika Rachman, SpPD, K-HOM, FINASIM dr. Ceva Wicaksono Pitoyo, SpPD, K-P, FINASIM, KIC dr. Rudy Hidayat, SpPD, K-R, FINASIM dr. Simon Salim, SpPD, K-KV, FINASIM, M.Kes, AIFO, FACP, FICA Bidang Humas, Publikasi dan Pengabdian Masyarakat Ketua : dr. Nadia A. Mulansari, SpPD, K-HOM, FINASIM Anggota : dr. Arif Mansjoer, SpPD, FINASIM, KIC, MEpid dr. Wismandari, SpPD, K-EMD, FINASIM dr. Elizabeth Merry Wintery, SpPD, FINASIM
Bidang Etik dan Medikolegal Subbidang Etik : dr. Bambang Subagyo, SpPD, FINASIM, SE, MM Subbidang Medikolegal : Dr. dr. Lucky Aziza Bawazier, SpPD, K-GH, FINASIM, MH, FACP Bidang Penelitian dan Pengembangan Ketua : dr. Tunggul D. Situmorang, SpPD, K-GH, FINASIM Anggota : dr. Adityo Susilo, SpPD BADAN KHUSUS : Emergency in Internal Medicine (EIMED) Ketua : dr. Bambang Setyohadi, SpPD, K-R, FINASIM Satgas Imunisasi Dewasa Ketua
: Prof. Dr. dr. Samsuridjal Djauzi, SpPD, K-AI, FINASIM, FACP
Perwakilan Perhimpunan Seminat Ketua : Prof. dr. Djoko Widodo, DTM&H, SpPD, K-PTI, FINASIM Edisi 24, Agustus 2016 // HALO INTERNIS
43
KABAR PAPDI
44
HALO INTERNIS // Edisi 24, Agustus 2016
KABAR PAPDI
SUSUNAN PENGURUS HARIAN KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM (KIPD) PERIODE 2015 – 2018
Penasehat : Prof. dr. Wiguno Prodjosudjadi, PhD, SpPD, K-GH, FINASIM Prof. dr. Zubairi Djoerban, SpPD, K-HOM, FINASIM Prof. Dr. dr. Samsuridjal Djauzi, SpPD, K-AI, FINASIM, FACP Prof. Dr. dr. Achmad Rudijanto, SpPD, K-EMD, FINASIM Ketua Umum : Prof. Dr. dr. Siti Setiati, SpPD, K-Ger, FINASIM, MEpid Wakil Ketua Umum : Dr. dr. Imam Subekti, SpPD, K-EMD, FINASIM Sekretaris Jenderal : dr. Irsan Hasan, SpPD, K-GEH, FINASIM Wakil Sekretaris Jenderal : Dr. dr. Kuntjoro Harimurti, SpPD, K-Ger, FINASIM, MSc Bendahara : dr. Erni Juwita Nelwan, SpPD, K-PTI, FINASIM Bidang Pendidikan Spesialis Ketua
: Dr. dr. Ria Bandiara, SpPD, K-GH, FINASIM
Koordinator Penjaminan Mutu dan Standarisasi Ketua : dr. IGP Suka Aryana, SpPD, K-Ger, FINASIM Anggota : dr. Aulia Rizka, SpPD, MPdKed dr. Robert Sinto, SpPD Koordinator Evaluasi dan Ujian Kompetensi Ketua : dr. Purwita Wijaya Laksmi, SpPD, K-Ger, FINASIM Anggota : dr. Rudy Hidayat, SpPD, K-R, FINASIM dr. Rachmat Hamonangan, SpPD, K-KV, FINASIM Bidang Pendidikan Subspesialis Ketua : dr. E. Mudjaddid, SpPD, K-Psi, FINASIM Koordinator Penjaminan Mutu dan Standarisasi Ketua : Prof. Dr. dr. Parlindungan Siregar, SpPD, K-GH, FINASIM Anggota : Prof. Dr. dr. Harry Isbagio, SpPD, K-R, FINASIM Dr. dr. Em Yunir, SpPD, K-EMD, FINASIM dr. Sudirman Katu, SpPD, K-PTI, FINASIM Koordinator Evaluasi dan Ujian Kompetensi Ketua : Dr. dr. Cosphiadi Irawan, SpPD, K-HOM, FINASIM Anggota : dr. Wismandari, SpPD, K-EMD, FINASIM Bidang Publikasi dan Teknologi Ketua : dr. Arif Mansjoer, SpPD, FINASIM, KIC, MEpid Anggota : dr. Ika Prasetya Wijaya, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP dr. Hayatun Nufus, SpPD Bidang P2KB dan Sertifikasi Tambahan Ketua : dr. Ida Ayu Made Kshanti D.P., SpPD, K-EMD, FINASIM Anggota : Dr. dr. Lugyanti Sukrisman, SpPD, K-HOM, FINASIM dr. R.M. Suryo Anggoro Kusumo Wibowo, SpPD Bidang Advokasi dan Kerjasama Ketua : Dr. dr. Zulkifli Amin, SpPD, K-P, FINASIM, FCCP Anggota : Dr. dr. Cosphiadi Irawan, SpPD, K-HOM, FINASIM dr. Pranawa, SpPD, K-GH, FINASIM dr. Eka Ginanjar, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP dr. Tri Juli Edi Tarigan, SpPD, K-EMD, FINASIM Dr. dr. Hery Djagat Purnomo, SpPD, K-GEH, FINASIM
Edisi 24, Agustus 2016 // HALO INTERNIS
45
KABAR PAPDI
RAKERNAS PB PAPDI & SEMUA CABANG PAPDI 2016
MEMBAHAS GRATIFIKASI DI BIDANG KEDOKTERAN DAN RENSTRA PAPDI Pengurus besar Perhimpungan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PB PAPDI) menilai isu tentang gratifikasi di bidang kedokteran yang sempat “heboh” dan menarik perhatian publik merupakan persoalan yang serius untuk dibahas dan perlu didudukan dengan terang benderang aspek benar dan salahnya. Karenanya, PB PAPDI menjadikan topik “Pandangan terhadap Gratifikasi di Bidang Profesi Kedokteran” sebagai bahasan utama dan ditempatkan pada sesi pertama Rapat Kerja Nasional (Rakernas)
46
HALO INTERNIS // Edisi 24, Agustus 2016
PB PAPDI dengan Semua Cabang PAPDI yang digelar tanggal 5 – 6 Maret 2016 di Hotel Harris, Kelapa Gading, Jakarta.
A
da tiga narasumber yang dihadirkan dalam pembahasan ini. Mereka adalah orang-orang yang kompeten di bidangnya dan memahami persoalan gratifikasi di bidang kedokteran di lapangan, yakni Prof. dr. Ilham Oetama Marsis, SpOG (Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia), Drg. Sri Rahayu Mustikowati, MKes (Sekretaris Inspektorat Jenderal Kemenkes) dan Andi Purwana (Fungsional Gratifikasi Komisi Pemberatasan Korupsi). Kehadiran
KABAR PAPDI
perwakilan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sangat membantu meluruskan persepsi dan pandangan tentang gratifikasi yang semestinya dihindarkan. Bertindak sebagai moderator Wakil Ketua Umum PB PAPDI, dr. Ika Prasetya Wijaya, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP, FICA. Diskusi soal gratifikasi berjalan dinamis. Cukup banyak pertanyaan dari peserta Rakernas yang mengajukan pertanyaan. Pada sesi kedua, dibahas Rencana Strategis (RENSTRA) PB PAPDI yang dipaparkan oleh Ketua Umum PB PAPDI, Prof. Dr. dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV, FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP dengan moderator adalah Sekretaris Jenderal PB PAPDI, dr. Sally A. Nasution, SpPD, K-KV, FINASIM FACP, dan dilanjutkan dengan
pemaparan RENSTRA dari Kolegium IPD (KIPD) yang disampaikan oleh Dr. dr. Imam Subekti, SpPD, K-EMD, FINASIM dengan moderator adalah Sekretaris Jenderal KIPD, dr. Irsan Hasan, SpPD, K-GEH, FINASIM. Setelah pemaparan RENSTRA dari PB PAPDI dan KIPD acara dilanjutkan dengan penyampaian presentasi dari semua bidang kerja PB PAPDI oleh masing-masing ketua bidang kerja PB PAPDI yang mengacu kepada Visi Misi PAPDI dan RENSTRA PAPDI.
Prasetya Wijaya, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP. Diikuti dengan presentasi Persiapan WCIM 2016 Bali oleh Prof. Dr. dr. Aru W. Sudoyo, SpPD, K-HOM, FINASIM, FACP. Kemudian acara dilanjutkan dengan presentasi program kerja Badan Khusus PAPDI dan Laporan tim Adoc PAPDI oleh pengurus yang mengemban tugas. Di penghujung acara, Sekjen PB PAPDI membacakan rangkuman hasil Rakernas PB PAPDI dan Semua Cabang PAPDI 2016. Dan, akhirnya acara ditutup secara resmi INTERNIS oleh Ketua Umum PB PAPDI.halo
Sesi ketiga yang berlangsung pada Rakernas hari kedua membahas Persiapan Pertemuan Ilmiah Nasional (PIN) XIV PB PAPDI di Jakarta, disampaikan oleh dr. Ika
Edisi 24, Agustus 2016 // HALO INTERNIS
47
KABAR PAPDI
RAPAT PLENO DAN HALALBIHALAL
PB PAPDI 2016
L
agi-lagi soal gratifikasi. Topik ini menjadi pembahasan hangat dalam Rapat Pleno Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PB PAPDI) 2016 yang berlangsung pada Hari Minggu, 31 Juli 2016 di Ballroom Sheraton Hotel Gandaria City Jakarta. Rupanya masih banyak sejawat dokter yang bingung dengan regulasi terkait gratifikasi. Utamanya, menyangkut pemberian sponsorship oleh farmasi yang selama ini kerap diterima dokter untuk keperluan menghadiri seminar-seminar ilmiah, baik di dalam maupun luar negeri. Kalangan dokter, khususnya sejawat internis memahami bahwa individu dokter tidak diperkenankan menerima sponsorship langsung secara pribadi dari farmasi. Karena hal itu termasuk dalam kategori gratifikasi yang berpotensi mengandung unsur suap. Namun bukan berarti dokter tidak boleh menerima sponsorship sama sekali. Sponsorship diperbolehkan sepanjang mengikuti ketentuan yang berlaku, yakni diberikan kepada instansi yang menaungi profesional dokter, lalu kepala instansi yang bersangkutan
48
memberikan sponsorship tersebut kepada dokter yang ditujuk untuk mengikuti seminar. Pasalnya, aturan tentang sponsorship ini belum tersosialisasi ke seluruh kalangan dokter, termasuk petinggi-petinggi instansi. Akibatnya, muncul persoalan-persoalan teknis di lapangan yang berdampak menghambat gerak dokter dalam mengikuti seminar. Sekretaris Jenderal PB PAPDI, dr. Sally A. Nasution, SpPD, K-KV, FINASIM FACP, yang memimpin Rapat Pleno ini, memberikan contoh. Sebelum Rapat Pleno dimulai, Sally bertemu dengan beberapa sejawat internis dari daerah yang mengeluhkan pimpinan instansi tempat mereka bekerja tidak bersedia menandatangi surat penugasan mengikuti seminar yang didanai oleh sponsorship farmasi, dengan alasan takut menanggung risiko gratifisikasi. “Dalam satu hari ini saja, ada lima orang yang mengadukan hal ini kepada saya,” kata Sally. Bukan tidak mungkin, persoalan sponsorship ini menjadi kendala yang menyebabkan sejumlah sejawat tidak dapat hadir ke acara World Congress of Internal Medicine (WCIM) 2016 di Bali.
HALO INTERNIS // Edisi 24, Agustus 2016
Forum Rapat Pleno mengharapkan Perhimpunan, dalam hal ini PAPDI Pusat, turun tangan untuk menguraikan masalah sponsorship ini. Ketua Umum PB PAPDI, Prof. Dr. dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV, FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP menjelaskan, bahwa PB PAPDI sedang menyiapkan skema “Alur Pelaporan Sponsorship” untuk disosialiasasikan ke seluruh anggota PAPDI dengan melibatkan PAPDI Cabang di seluruh Indonesia. Alur Pelaporan Sponsorship ini ibarat “pagar” yang melindungi anggota PAPDI dari risiko gratifikasi. Sepanjang mengikuti aturan yang disosialisasikan oleh PB PAPDI, maka profesonal internis akan aman dari hal-hal yang merugikan di belakang hari. Selain soal gratifikasi, banyak topik lain yang dibahas dalam Rapat Pleno ini. Di antaranya soal Program Wajib Kerja Dokter Spesialis yang dicanangkan oleh Kementerian Kesehatan, serta dibahas pula tentang perkembangan persiapan WCIM 2016 di Nusa Dua Bali. Rapat Pleno ini dibarengi dengan acara Halalbihalal PB PAPDI. Di penghujung acara, para peserta berfoto bersama, dan INTERNIS kemudian saling bersalam-salaman.halo
KABAR PAPDI
Alur Pelaporan Sponsorship
Penjelasan Alur : 1.
PB PAPDI, melalui Bidang LitBangKes, melakukan fungsi koordinatif dan pengelolaan teknis terkait masalah sponsorship kegiatan ilmiah anggota PAPDI. Informasi dan tatacara sponsorship disebarluaskan kepada seluruh PAPDI Cabang dengan membentuk sistem kerja sama yang baik dan efektif.
2.
PAPDI cabang menyebarluaskan informasi dan tatacara sponsorship kepada seluruh anggota PAPDI yang terdaftar di tiap-tiap cabang masing-masing.
3.
Anggota PAPDI yang hendak mendapatkan sponsorship dari mitra farmasi, menyampaikan permohonan persetujuan kepada PAPDI Cabang dan membuat surat permohonan kegiatan ilmiah dengan format yang telah ditentukan.
4.
PAPDI Cabang menjawab surat tersebut dalam bentuk surat persetujuan dengan format yang telah ditentukan, dan mengirimkannya kepada anggota PAPDI sekaligus membuat dokumentasi (berkas surat permohonan dan surat persetujuan, dan nomor surat).
5.
Mitra farmasi bekerja-sama dengan mitra kerja (eg. agen travel) dan panitia kegiatan ilmiah, melakukan registrasi, mem-bookingkan transportasi dan akomodasi (dengan persetujuan anggota). Setelah semua proses dijalankan, mitra farmasi melakukan konfirmasi kepada anggota PAPDI (bukti registrasi, transportasi, akomodasi) dan panitia kegiatan ilmiah (bukti regristasi).
6.
Secara berkala (tiap 6 bulan atau tiap tahun, sesuai kesepakatan) PAPDI Cabang melaporkan kegiatan ilmiah anggotanya secara kumulatif kepada PB PAPDI untuk selanjutnya didokumentasikan.
Edisi 24, Agustus 2016 // HALO INTERNIS
49
KABAR PAPDI
PAPDI FORUM
MERAIH KESEMPURNAAN BERPUASA DENGAN TETAP SEHAT JASMANI Penyandang diabetes, penderita maag, maupun lansia dapat menjalankan ibadah puasa, asalkan memenuhi kriteria ‘aman’ dari sudut pandang medis.
M
enyambut Bulan Suci Ramadhan, Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PB PAPDI) cq. Bidang Humas, Publikasi dan Pengabdian Masyarakat menyelenggarakan simposium umum PAPDI Forum yang bertemakan
50
HALO INTERNIS // Edisi 24, Agustus 2016
“Meraih Kesempurnaan Ibadah Puasa Dengan Tetap Sehat Jasmani.” Kegiatan yang dilaksanakan pada hari Rabu 25 Mei 2016 di Ruang Kuliah Ilmu Penyakit Dalam (RKPD) RS Cipto Mangunkusumo Jakarta ini ditujukan untuk awam atau masyarakat umum dan tenaga kesehatan di Puskesmas dan lainnya dalam rangka memberikan edukasi dan pemahaman yang baik dan benar kepada masyarakat dalam menjaga Kesehatan jasmani selaman menjalankan ibadah puasa. Peserta yang hadir lebih dari 65 orang. Antara lain berasal dari Sundikes (Dinkes) DKI di 5 wilayah DKI Jakarta,
KABAR PAPDI
PAPDI FORUM beberapa Puskesmas di wilayah DKI, Klub Jantung Terpadu (KJK), Dokter Umum, Mahasiswa FKUI dan Mahasiswa Akademi Keperawatan, dan tentunya dari Masyarakat umum serta beberapa karyawan dan keluarga pasien di RSUPN Cipto Mangunkusumo (Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo - RSCM), serta dari media cetak dan elektronik. PAPDI Forum kali ini menghadirkan tiga pembicara yang membawaka tiga topik berbeda. Materi pertama “Tips Berpuasa Aman Bagi Pasien Diabetes” disampaikan oleh dr. Wismandari, SpPD, K-EMD, FINASIM. Pembicara kedua dr. Noto Dwimartutie, SpPD, K-Ger, FINASIM membahas tema “Kiat Menjalankan Ibadah Puasa Bagi Lanjut Usia.” Tema terakhir “Ibadah Puasa Bagi Penderita Sakit Maag serta Gangguan Pencernaan”
disampaikan oleh Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD, K-GEH, FINASIM, MMB, FACP. Berperan sebagai moderator dr. Nadia Ayu Mulansari, SpPD, K-HOM, FINASIM . Interaksi yang terjalin antara pembicara dengan peserta cukup baik. Di antara peserta terdapat para lansia, pasier kanker, juga penyandang diabetes. Mereka silih ganti mengajukan pertanyaan kepada ketiga narasumber. Ruang kuliah tempat simposium berlangsung pun seakan berubah menjadi ruang konsultasi. Salah satu bahasan yang banyak dipertanyakan adalah pengaturan waktu minum obat minum selama berpuasa, karena akan berbeda dengan hari-hari biasa. Ada pertanyaan menarik dari salah seorang peserta yang mengaku tercatat sebagai pasien dari beberapa poliklinik di RSCM.
Sehari-hari ia minum sekitar 20 jenis obat. Yang bersangkutan meminta saran kepada para pembicara tentang pengaturan minum obat yang harus dilakukannya karena biasanya ia mengatur sendiri minum obat setiap satu jam. Para pembicara menyarankan laki-laki yang sudah lansia tersebut untuk berkonsultasi ke Poliklinik Geriatri Terpadu RSCM, agar mendapatkan arahan pengobatan yang efektif dan tidak terjadi tumpang tindih dalam mengonsumsi obat. Acara ini mendapat tanggapan positif dari para peserta. Mereka berharap agar ke depan PB PAPDI terus mengadakan simposium untuk masyarakat awam ini sebagai sarana informasi dan edukasi bagi masyarakat umum dan tenaga kesehatan di INTERNIS Puskesmas dan Dinkes. halo
Waspada Sindrom Syok Dengue dan Emerging Virus Zika!
W
abah virus Zika yang merebak di Brazil tahun lalu telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat dunia. Tak kecuali Indonesia. Berbagai mitos pun beredar seputar virus ini. Melihat perkembangan situasi, Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PB PAPDI) cq. Bidang Humas, Publikasi dan Pengabdian Masyarakat merasa perlu menyampaikan informasi yang benar dan up to date tentang Zika. Infeksi Virus Zika memberikan gejala yang mirip dengan gejala demam berdarah dengue (DBD), sehingga masyarakat perlu mendapatkan informasi yang valid tentang keduanya. Terlebih kasus DBD banyak terjadi di Indonesia.
Untuk itu, pada Kamis, 18 Februari 2016 digelar PAPDI Forum dengan tema “Waspada Ancaman Sindroma Syok Dengue dan Emerging Virus Zika.” Acara bertempat di Ruang Kuliah Ilmu Penyakit Dalam (RKPD) RSCM RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat, dibuka oleh Ketua Umum PB PAPDI, Prof. Dr. dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV, FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP. Turut hadir Sekretaris Jenderal PB PAPDI, dr. Sally A. Nasution, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP. PAPDI Forum ini menghadirkan dua pembicara, yakni dr. Erni Juwita Nelwa, SpPD, K-PTI, FINASIM, FACP membawakan tema “Waspada Virus Zika di Indonesia: Mitos dan Fakta”, dan Dr. dr. Leonard Nainggolan, SpPD, K-PTI
membahas tema “Demam Berdarah Dengue dan Komplikasinya” dengan moderator dr. Wismandari, SpPD, K-EMD, FINASIM. Dalam kata sambutan, Ketua Umum PB PAPDI berharap acara ini dapat memberikan edukasi dan informasi serta penanganan dan pencegahan yang baik dan benar terhadap bahaya Demam DBD dan virus Zika dan upaya pencegahan serta edukasi bagi masyarakat umum, dan PAPDI diharapkan akan selalu memberikan informasi up to date terkait informasi INTERNIS kesehatan bagi masyarakat luas.halo
Edisi 24, Agustus 2016 // HALO INTERNIS
51
KABAR PAPDI
PAPDI FORUM
SpPD, K-HOM, FINASIM dr. Nadia A. Mulansari,
“WASPADA HEPATITIS”
T
Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD, K-GEH, FINASIM, MMB, FACP
dr. Sally Aman Nasution, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP
ingginya angka kejadikan hepatitis A di kalangan masyarakat khususnya mahasiswa, terutama di daerah Bogor, Jawa Barat beberapa waktu lalu telah menimbulkan kekhawatiran banyak pihak. Apalagi ketika Institut Pertanian Bogor (IPB) pada Desember 2015 menyatakan wilayahnya mengalami Kejadian luar Biasa (KLB) atas infeksi Hepatitis a. Jumlah kasus terus meningkat, dan jika tidak dilakukan upaya pencegahan maka KLB ini bisa menjadi wabah. Hepatitis A merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh virus yang dapat ditularkan dari konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi partikel tinja yang mengandung virus Hepatitis A. Jika tidak ditangani dengan baik dapat berujung pada gagal hati. Tingginya kejadian Hepatitis A di suatu wilayah tak lain karena penularan yang sangat mudah dari konsumsi makanan dan minuman dari sumber yang sama. PB PAPDI tergerak untuk melakukan edukasi kepada masyarakt terkait penyakit Hepatitis A ini, agar masyakarat dapat melakukan antisipasi dan pencegahan. Untuk itulah pada tanggal 22 Desember 2015 PB PAPDI cq. Bidang Humas, Publikasi dan Pengabdian Masyarakat menyelenggarakan simposium awam PAPDI Forum dengan tema “Waspada
52
Hepatitis” di Ruang Kuliah dr. Soekarjo Gedung A Medical Building RSCM RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat. Acara dibuka oleh Sekretaris Jenderal PB PAPDI, dr. Sally A. Nasution, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP dengan moderator dr. Nadia Ayu Mulansari, SpPD, K-HOM, FINASIM. Forum ini menghadirkan tiga narasumber. Pertama Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD, K-GEH, FINASIM, MMB FACP membahas mengenai Keracunan Makanan Penyebab Berbagai Penyakit. Kedua, dr. Irsan Hasan, SpPD, K-GEH, FINASIM membahas secara khusus mengenai virus Hepatitis. Ketiga Ibu Dra. Dewi Prawitasari, Apt, M.Kes dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Indonesia, membahas materi Keamanan Pangan dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Cegah Hepatitis A. Peserta dikenalkan dengan gejala hepatitis A yang timbul 2-7 minggu setelah infeksi virus, mulai gejala ringan yang biasanya ditandai dengan kelelahan, sampai gejala lain berupa demam, hilang nafsu makan, mual, muntah, sakit kepala, seperti layak nya gejala virus pada umumnya. Adapun Pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan vaksinasi, selain dengan selalu mengolah makanan secara higienis. Peserta yang hadir sekitar 85 orang dengan
HALO INTERNIS // Edisi 24, Agustus 2016
Dra. Dewi Prawitasari, Apt, M.Kes
K-GEH, FINASIM dr. Irsan Hasan, SpPD,
latar belakang beragam. Di antaranya, utusan dari Sundikes DKI di 5 wilayah DKI Jakarta, Puskesmas di DKI, Klub Jantung Terpadu (KJK), Dokter Umum, Jemaah KBIH Haji, Mahasiswa FKUI dan Mahasiswa Akademi Keperawatan, dan tentunya dari Masyarakat umum serta beberapa karyawan dan keluarga pasien di RSCM Cipto Mangunkusumo serta dari INTERNIS media cetak dan elektronik. halo
BA NG BA CA
NG
JA BA R
CAB
AN G
LI
JAT IM
info cabang info cabang CA
BA
AU I R
G
N BA
CA
SEL
UM NG S
CABA
foto istimewa
Edisi 24, Agustus 2016 // HALO INTERNIS
53
INFO CABANG
PAPDI JAYA SIAP BERIKAN LAYANAN PROFESIONAL
P
APDI Jaya bertekad akan memberikan layanan secara profesional terhadap anggotanya yang saat ini berjumlah 604 anggota, baik dalam hal perpanjangan Surat Tanda Registrasi (STR), Surat Ijin Praktik (SIP), Advokasi dan Continuing Professional Development (CPD). Hal ini ditegaskan oleh Ketua PAPDI Jaya, Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD, K-GEH, FINASIM, MMB, FACP saat memberikan sambutan dalam acara pelantikan dan pengukuhan pengurusan baru PAPDI Cabang Jakarta Raya (PAPDI JAYA) periode 2015 - 2018 di Hotel Sheraton Gandaria City Jakarta Selatan pada Sabtu 16 April 2016 lalu. Ari Fahrial juga menyampaikan PAPDI Jaya akan selalu meng-update ilmu kedokteran yang berkembang sangat pesat baik nasional maupun internasional. Yang tak kalah penting, PAPDI Jaya berupaya agar masyarakat dapat merasakan keberadaan PAPDI, terutama dalam meluruskan isu-isu tentang kesehatan yang banyak beredar dan menyesatkan.
54
HALO INTERNIS // Edisi 24, Agustus 2016
Pengurus PAPDI JAYA Periode 2015 – 2018 dilantik langsung oleh Ketua Umum PB PAPDI, Prof. Dr. dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV, FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP dan disaksikan oleh Ketua IDI Wilayah DKI Jakarta yang diwakili oleh dr. Candra Svaras, SpB, KBD yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua MKEK IDI Wilayah DKI Jakarta. Idrus Alwi mengingatkan bahwa PAPDI Jaya perlu melakukan upaya-upaya antisipatif untuk menghadapi kasus-kasus medikolegal saat ini semakin banyak dialami pada profesi kedokteran. Perlu disadari, PAPDI Jaya merupakan barometer bagi PAPDI Cabang lain, sebab sekitar 1/5 dari seluruh anggota PAPDI berada di Jakarta dan mereka setiap saat bisa bersinggungan dengan masalah hukum. “Intinya, jika kita mentaati Sumpah Dokter dan Kode Etik Kedokteran tidak akan sampai ke ranah hukum,” demikian pesan Idrus Alwi saat memberi sambutan dalam INTERNIS acara pelantikan ini.halo
INFO CABANG
PAPDI CABANG BOGOR
Pengurus Baru Plus Kantor Baru
P
B PAPDI telah melantik dan mengukuhkan kepengurusan PAPDI Cabang Bogor Periode 2015-1908 pada Minggu 13 Desember 2015 di Hotel Golden Flower Savero Bogor, Jawa Barat. Pelantikan ini dilakukan langsung oleh Ketua PB PAPDI, Prof. Dr. dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV, FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP. Usai pelantikan, acara berlanjut dengan penandatanganan secara simbolis prasasti kantor baru milik Pengurus PAPDI Cabang Bogor oleh Ketua Umum PB PAPDI dan Ketua terpilih PAPDI Cabang Bogor Erwanto Budi Winulyo, SpPD, K-AI, FINASIM disaksikan oleh Sekretaris Jenderal PB PAPDI dr. Sally A. Nasution, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP dan semua pengurus dan anggota PAPDI Cabang Bogor.
Ketua PAPDI Cabang Bogor dr. Erwanto Budi Winulyo, SpPD, K-AI, FINASIM menyatakan siap melanjutkan segala pekerjaan rumah yang diserahkan dari ketua sebelumnya Dr. Taolin Agustinus, SpPD, K-GEH, FINASIM. Diantaranya seperti meningkatkan kualitas ilmu kedokteran (continue profesional developments) untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat, PAPDI juga nampaknya akan konsen pada fasilitas pelayanan sertifikasi anggotanya, dan memperbanyak melakukan simposium alam dan tema pengobatan pada masyarakat. “PAPDI Bogor sendiri sudah berdiri selama 12 tahun, dan saya generasi ketiga. Anggota PAPDI saat ini sudah ada sekitar 42 orang se Kota dan Kabupaten Bogor. Yang paling utama soal continue profesional developments, bagaimana bisa memberikan
pelayanan pada masyarakat jika continue profesional developments tidak ditingkatkan kualitasnya. Saya juga sangat mengapresiasi para pengurus PAPDI sebelumnya, karena kami sekarang sudah memiliki kantor sekretariat PAPDI yang baru, dengan sarana yang lebih baik dari sebelumnya,” urai Erwanto dikuti dari bogor-today.com. Pengurus PAPDI Cabang Bogor bertekad akan terus melakukan pengembangan pengetahuan dan memberikan informasi terbaru kepada semua dokter yang ada di Bogor. Menghadapi era baru pembiayaan administrasi yang akan beralih pada asuransi dengan pengelolaan oleh pemerintah, maka PAPDI Cabang Bogor siap mendukung pelaksanaannya di lapangan dalam bentuk memberikan bimbingan kepada dokter pelayanan primer INTERNIS yang dirancang pemerintah.halo
Edisi 24, Agustus 2016 // HALO INTERNIS
55
INFO CABANG
Pelantikan
Ketua Umum PB PAPDI PB PAPDI, Prof. Dr. dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV, FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP. melantik para pengurus cabang PAPDI
Pengurus Baru PAPDI Cabang Daerah
P
engurus Besar Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PB PAPDI) telah melantik dan mengukuhkan pengurus baru sejumlah Cabang PAPDI di daerah-daerah. Selamat bekerja dan berkarya bagi pengurus baru yang dilantik, semoga gerak langkah PAPDI di daerah-dearah semakin maju dan jaya! PELANTIKAN PENGURUS PAPDI CABANG SURABAYA Akhirnya Cabang PAPDI Surabaya, yang memiliki anggota sebanyak anggota 294 orang, resmi memiliki pengurus baru.
56
HALO INTERNIS // Edisi 24, Agustus 2016
Pelantikan dan pengukuhan Pengurus Cabang PAPDI Surabaya Periode 2015 2018 ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 21 Mei 2016 di Hotel Shangri-La Surabaya, Jawa Timur. Terpilih sebagai Ketua Cabang PAPDI Surabaya adalah dr. Soebagijo Adi Soelistijo, SpPD, K-EMD, FINASIM. Hadir sekaligus melantik adalah Ketua Umum PB PAPDI PB PAPDI, Prof. Dr. dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV, FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP. Acara ini juga dihadiri oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang diwakili oleh Dr. dr. Hendrian D. Soebagijo, SpM-K Wakil Ketua IDI Wilayah Jawa Timur.
INFO CABANG PELANTIKAN PENGURUS PAPDI CABANG LAMPUNG Pengurus PAPDI Cabang Lampung Periode 2015-2018 telah resmi dilantik tanggal 23 April 2016 di Hotel Novotel Lampung. Yang melantik adalah Ketua Umum PB PAPDI dalam hal ini diwakili oleh Sekretaris Jenderal PB PAPDI dr. Sally A. Nasution, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP. Terpilih sebagai Ketua dr. Tehar Karo Karo, SpPD, FINASIM. Adapun anggota PAPDI di Lampung berjumlah 46 orang. PELANTIKAN PENGURUS PAPDI CABANG BENGKULU
PELANTIKAN PENGURUS PAPDI CABANG DEPOK
Bertempat di Hotel Grage Bengkulu, tanggal 17 April 2016, Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PB PAPDI) resmi melantik dan mengukuhkan kepengurusan baru PAPDI Cabang Bengkulu periode 2015 -2018, dengan Ketua terpilih dr. Salius Silih, SpPD, K-GEH, FINASIM. Pelantikan ini dilakukan Ketua Umum PB PAPDI yang diwakili oleh Wakil Ketua II PB PAPDI, dr. Ika Prasetya Wijaya, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP. Pembacaan SK Susunan Pengurus PAPDI Cabang Bengkulu periode 2015 - 2018 dibacakan oleh Sekretaris Jenderal (Sekjend) PB PAPDI, dr. Sally A. Nasution, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP. Jumlah internis yang terdapat di Bengkulu berjumlah 20 orang.
PELANTIKAN PENGURUS PAPDI CABANG SURABAYA
PELANTIKAN PENGURUS PAPDI CABANG SEMARANG
PELANTIKAN PENGURUS PAPDI CABANG SUMSEL
PELANTIKAN PENGURUS PAPDI CABANG SUMSEL Ketua Umum PB PAPDI PB PAPDI, Prof. Dr. dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV, FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP, disaksikan oleh perwakilan dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) telah melantik dan mengukuhkan kepengurusan baru PAPDI
Cabang Sumatera Selatan (PAPDI Cabang Sumsel) periode 2015 - 2018 pada hari Minggu, 1 Mei 2016 di Hotel Novotel Palembang, Sumatera Selatan. Dengan pelantikan ini, Ketua terpilih dr. Erwin Sukandi, SpPD, K-KV, FINASIM, resmi memimpin 132 anggota internis di wilayah kerjanya.
Ketua Umum PB PAPDI PB PAPDI, Prof. Dr. dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV, FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP telah melantik Pengurus PAPDI Cabang Semarang periode 2015 – 2018. Acara pelantikan berlangsung tanggal 9 April 2016 di Hotel Grand Candi Semarang. Dalam acara ini, Sekretaris Jenderal PB PAPDI, dr. Sally A. Nasution, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP membacakan Surat Keputusan Susunan Pengurus PAPDI Cabang Semarang periode 2015 – 2018, dengan Ketua Dr. dr. Lestariningsih, SpPD, K-GH, FINASIM. PAPDI Semarang tercatat memiliki 224 anggota Internis. PELANTIKAN PENGURUS PAPDI CABANG DEPOK Pengurusan PAPDI Cabang Depok Periode 2015 – 2018 dilantik tanggal 27 Februari
Edisi 24, Agustus 2016 // HALO INTERNIS
57
INFO CABANG
PELANTIKAN PENGURUS PAPDI CABANG LAMPUNG
2016, di Margo Hotel Depok, Jawa Barat oleh Ketua Umum PB PAPDI PB PAPDI, Prof. Dr. dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV, FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP, pelantikan ini disaksikan oleh Ketua IDI Kota Depok dr. Sukwanto Gamalyono, MARS dan Walikota Kota Depok, Bapak KH. Dr. Idris Abdul Shomad, MA.
PELANTIKAN PENGURUS PAPDI CABANG SEMARANG
Dalam rangkaian acara pelantikan ini juga dilaksanakan rapat antara Pengurus PAPDI Cabang Depok dengan PB PAPDI, untuk membahas isu dan info terkini keorganisasian dan juga untuk mengetahui berbagai asupan, pertanyaan dan permasalahan yang dihadapi PAPDI Cabang Depok serta mencarikan solusinya bersama-sama. PELANTIKAN PENGURUS PAPDI CABANG SUMATERA UTARA
PELANTIKAN PENGURUS PAPDI CABANG SUMATERA UTARA
Kepengurusan PAPDI Cabang Sumatera Utara Periode 2015-2018 telah terbentuk dengan Ketua dr. Mardianto, SpPD, K-EMD, FINASIM. Pelantikan pengurus baru ini dilaksanakan pada Sabtu 23 Januari 2016, di Hotel Arya Duta Medan, Sumatera Utara. Yang melantik adalah Sekjen PB PAPDI Dr. Sally Aman Nasution, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP mewakili Ketua Umum PB PAPDI Prof. Dr. dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV, FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP yang berhalangan hadir. halo
INTERNIS
58
HALO INTERNIS // Edisi 24, Agustus 2016
INFO CABANG
PAPDI Cabang Riau Gelar Simposum
Perkembangan Terkini Ilmu Penyakit Dalam
P
ada tanggal 28-29 Mei 2016 lalu PAPDI Cabang Riau menggelar Simposium dan Workshop bertema “Update in Clinical Management of Internal Medicine in Daily Practice.” Kegiatan yang berlangsung di Aryaduta Hotel Pekanbaru ini dihadiri lebih dari 350 peserta yang berprofesi sebagai dokter. Materi yang dibahas dalam dua hari tersebut diantaranya mengenai aspek medikolegal, penyakit anorexia, endokrin, permasalahan kesehatan terkait hipertensi dan lain sebagainya. Panitia menghadirkan 12 orang dokter spesialis di bidang penyakit dalam berasal dari Provinsi Riau dan luar provinsi memberikan berbagai materi kepada para peserta. Ketua Panitia Simposium dan Workshop ini dr Mukhyar Jon SpPD, mengatakan acara simposium dan workshop seperti ini merupakan agenda rutin yang digelar tiap tahunnya PAPDI Cabang Riau. Melalui kegiatan ini, PAPDI Riau ingin memberikan wadah edukasi bagi rekan sejawat, khususnya kalangan dokter
dokter umum dengan tujuan mereka dapat menambah wawasan dan menerapkan berbagai pembaruan ilmu di tempat bekerja serta mampu menangani penyakit sedini mungkin. Selain itu simposium ini juga bertujuan meningkatkan kompetensi para dokter yang menjadi pesertanya.
Keterangan foto: Ketua IDI Riau, dr. Nuzelly Husnedi potong pita sebagai tanda peresmian Simposium dan Workshop yang digelar Papdi Riau
Kegiatan ini didukung oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Riau, dan dibuka langsung oleh Ketua IDI Wilayah Riau, dr. INTERNIS Nuzelly Husnedi.halo
Edisi 24, Agustus 2016 // HALO INTERNIS
59
OBITUARI
Mengenang Prof. dr. Eddy Soewandojo, SpPD, K-PTI, FINASIM
Pakar Penyakit Tropik dan Infeksi itu Telah Pergi
D
unia Kedokteran Indonesia telah kehilangan salah satu putera terbaiknya. Guru Besar bidang Ilmu Penyakit Dalam Sub Tropik dan Infeksi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Prof. dr. Eddy Soewandojo, SpPD, K-PTI, FINASIM meninggal dunia pada Kamis 2 Juni 2016. Almarhum kelahiran Jakarta, 25 November 1940 itu berpulang pada usia 76 tahun. Almarhum dikebumikan di TPU Keputif Surabaya pada Hari Jumat 3 Juni 2016. Sebelum prosesi pemakaman, jenazah disemayamkan terlebih dulu di Aula Fakultas Kedokteran UNAIR, memberi kesempatan kepada sanak keluarga, kerabat, teman sejawat dan para guru besar memberikan penghormatan terakhir.
60
Pada kesempatan ini, ungkapan duka dan rasa kehilangan mengalir dari karib kerabat dan sejawat. Direktur RS UNAIR, Prof. Dr. dr. Nasronuddin, SpPD, K-PTI, FINASIM mengungkapkan keteladanan yang dapat ditiru dari almarhum Prof. Eddy semasa hidup. Almarhum dikenal sebagai sosok yang ulet dan seorang guru yang baik dan jujur. Dari sisi keilmuan, beliau menjadi panutan karena memiliki perhatian yang besar terhadap bidang penyakit tropik dan infeksi, khususnya pada permasalahan penyakit demam berdarah dengue (DBD) maupun demam typoid. Almarhum juga banyak menghasilkan karya penelitian yang di antaranya ditujukan untuk menghasilkan upaya-upaya menanggulangi permasalahan DBD di Indonesia. Bahkan, semasa hidupnya sang
HALO INTERNIS // Edisi 24, Agustus 2016
profesor diketahui banyak berkontribusi dalam melakukan inovasi uji klinis obat-obatan penyakit demam berdarah. Namun dari sekian rangkaian pengobatan DBD, almarhum mengajak untuk lebih mengutamakan pencegahan. “Yang selalu beliau tekankan adalah pentingnya upaya pencegahan DBD ketimbang mengobatinya,” ungkap Prof. Nasron. Selain menaruh perhatian besar pada permasalahan penyakit DBD, Prof. Eddy juga dikenal menonjol dalam penanggulangan demam tifoid atau dikenal awam dengan sebutan penyakit tifus. Prof. Eddy adalah salah satu tokoh kunci dalam pengembangan riset pengobatan tifus pada tahun 2002 yang dilakukan bersama
OBITUARI Eddy dikenal sebagai pribadi yang pintar, bersahaja, ‘lurus’ dan tidak suka neko-neko. Prof. dr. Troeboes Poerwadi, Sp.S yang merupakan kawan satu angkatan di Fakultas Kedokteran Airlangga dan juga merupakan teman sepermainan sejak bangku SMA menuturkan kenangan yang diwarnai suka dan duka bersama almarhum. “Prof. Eddy adalah teman dekat saya sejak sama-sama sekolah di SMA 2 Surabaya. Dulu dia ketua kelas. Terkenal pendiam, tekun tapi gampang diakali. Karena saya dengan teman lainnya yang nakal, dia tidak. Kalau saya bolos sekolah, dia yang saya suruh jaga kelas bersama murid perempuan lainnya,” kenang Prof. Troboes yang bersama-sama dengan almarhum melanjutkan pendidikan ke Fakultas Kedokteran Universita Airlangga, Surabaya. Sebagai anak dari pejabat tinggi di kota Surabaya di masa itu, almarhum rendah hati dan berbaur dengan teman-temannya yang berasal dari berbagai kalangan.
Menjadi kebanggaan Universitas Airlangga Surabaya.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lembaga kesehatan dari Hongkong dan tujuh perguruan tinggi lainnya di Indonesia. Dari riset bersama ini dihasilkan sebuah terobosan obat anti-demam tifus bernama Levofloxacin. Antibiotik ini dinilai lebih unggul dibandingkan jenis antibiotik lainnya seperti kelompok Fluoroquinolone, yakni Ciprofloxacin. Selain itu, efek samping seperti mual, muntah dan gangguan fungsi hati yang ditimbulkannya lebih ringan daripada Ciprofloxacin. Levofloxacin ini cukup diberikan selama tujuh hari, dengan dosis cukup sekali sehari. Sehingga, lebih efektif dalam mencegah komplikasi dan memperpendek
masa pengobatan. Dalam kesempatan yang sama, Wakil Rektor III UNAIR periode 2009 – 2014 Prof. dr. Soetjipto, MS, PhD turut mengisahkan kenangan bersama almarhum. Dalam pandangan, Prof. Eddy bukan hanya pakar penyakit tropik dan infeksi, juga sosok pendidik yang menaruh perhatian besar pada perkembangan kurikulum pendidikan kedokteran. Almarhum gemar berdiskusi, mengutarakan pemikiranpemikiran kolektif dan berbagai inovasi perkembangan modul, demi meningkatkan kualitas pendidikan kedokteran ke depan.
“Salah satu yang berkesan adalah kami dulu punya grup namanya ‘Kaipang’. Ini kumpulan mahasiswa konyol dan ndak berduit. Jadinya, kami kalau belajar di selasar kampus. Setiap ada perayaan Dies Natalis UNAIR, kami selalu sibuk jadi tukang. Tukang menata meja kursi untuk acara. Seru pokoknya,” kenang Pro. Troboes. “Prof. Eddy kala itu anak seorang pejabat gubernur. Setiap kali habis ada acara kunjungan tamu dari luar negeri yang disambut di rumah dinas, beliau selalu telepon saya dan kawan lainnya. Dia meminta kami untuk ke rumahnya. Mreneo, ana panganan neng kene. Tamune wis mulih (Kesinilah, ada banyak makanan disini, karena tamu sudah ndak ada),” imbuhnya meniru ucapan Prof. Eddy kala muda. Kepergian Prof. Eddy menyisakan kesedihan mendalam, bukan saja bagi keluarga dan sanak famili, juga bagi rekan sejawat serta sahabat-sahabat seperjuangannya dalam menuntut ilmu kedokteran di masa muda dulu. Tidak terkecuali para mahasiswa dan Civitas Akademika Airlangga. Sebuah kehilangan INTERNIS yang tak tergantikan. halo
PRIBADI YANG LURUS Begitu pula di mata teman-temannya, Prof.
Edisi 24, Agustus 2016 // HALO INTERNIS
61
OBITUARI
Karangan bunga berjejer di Jl. Mapala Makassar melepas kepergian Prof. Dr. dr. Syamsu, SpPD, K-AI, FINASIM.
In Memoriam Prof. Dr. dr. Syamsu, SpPD, K-AI, FINASIM
Dokter Senior yang
Bersahaja dan Rendah Hati
D
pertama almarhum, dr. Salman Ardi, SpB. Sang putera menjelaskan almarhum telah lama sakit, sejak Desember 2014 dirawat di ICU RSUP Dr. Wahidin Sudiro Husodo karena menderita stroke. “Bapak dirawat di ruang ICU RS Wahidin, sejak Desember 2014,” katanya.
Kabar duka ini terlebih dulu beredar di media sosial, dan dibenarkan oleh putera
Tanggal 4 Juli 2016, ratusan orang mengantarkan kepergian Prof. Syamsu ke tempat peristirahatan terakhir di pemakaman keluarga Komplek Masjid Katangka. Sebelumnya, jenazah beliau dishalatkan di Masjid Baitul Mu’minin, Jl. Komplek Pemda, Makassar, Sulawesi
unia Kedokteran dan Pendidikan Indonesia kembali dihentakkan oleh kabar duka. Dari Makassar tersiar berita bahwa Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Prof. Dr. dr. Syamsu, SpPD, FINASIM tutup usia pada Minggu 3 Juli 2016. Almarhum menghembuskan nafas terakhir di RSUP Dr. Wahidin Sudiro Husodo, Kota Makassar, Sulawesi Selatan dalam usia 69 tahun.
62
HALO INTERNIS // Edisi 24, Agustus 2016
Selatan, tak jauh dari rumah duka. Prof. Syamsu meninggalkan tiga orang anak yang semuanya berprofesi sebagai dokter dan ketiganya sudah pula menyandang status dokter spesialis. Mereka adalah dr. Salman Ardi, SpB, dr. Satriawan Abadi, SpPD, dan dr Surya wirawan, SpAN. Selain itu almarhum juga meninggalkan seorang menantu dan tiga cucu. Sementara isterinya, sudah lebih dulu berpulang ke rahmatullah sekitar setahun yang lalu. Prof. Syamsu merupakan salah seorang ahli alergi dan imunologi yang telah banyak
OBITUARI berjasa menangani kasus-kasus sulit, khusus yang dirujuk dari kawasan Indonesia timur ke RSUP Wahidin Sudiro Husodo Makassar. Gelar dokter umum diraihnya dari Fakultas Kedokteran Universitas Hanasudin (FKUH) Makassar pada 7 Januari 1978. Pendidikan Spesialis Penyakit Dalam juga diselesaikannya di FKUH pada 1 Januari 1987. Sub Spesialis K-AI PB PAPDI/Kolegium diperoleh tanggal 24 April 2006. Keahlian sebagai Doktor dari Universitas Hasanudin diperolehnya tanggal 1 Januari 1999. Prof Syamsu menjadi Fellow PAPDI FINASIM PB PAPDI sejak 12 November 2009. Perjalanan karirnya cukup gemilang. Prof. Syamsu pernah menjabat sebagai Pembantu Dekan 1 Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin (FKUH), dan sempat memangku jabatan Direktur Utama RS Universitas Hasanuddin (RS UNHAS). Pada bulan April 2014, manajemen RS UNHAS disatukan dengan manajemen RSUP Wahidin Sudirohusodo (WH) dengan tampuk pimpinan dipegang oleh Prof. Syamsu. Masa tugas Prof. Syamsu sebagai Direktur RSU Wahidin dan Rumah Sakit Pendidikan (RSP) UNHAS berakhir pada bulan September 2014 dan dilanjutkan oleh Prof. Dr. dr. M. Alimin Maidin, MPH. Prof. Syamsu dikenal dekat dengan mahasiswa dan memahami jiwa mahasiswa. Mungkin karena dulu semasa menjadi mahasiswa, beliau juga seorang aktivis kampus. Pernah menjadi Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin (FKUH) yang sekarang disebut Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). Syamsu muda juga aktif dalam organisasi Himpunan Pelajar Mahasiswa Islam (HMI). Karir organisasi di HMI terus menanjak. Usai menduduki posisi Koordinator Komisariat (Korkom) HMI area Kampus Universitas Hasanuddin, Syamsu diangkat menjadi Sekretaris Umum HMI Kota Makassar. Puncaknya, terpilih menjadi Ketua HMI Cabang Kota Makassar. MENJAGA IDEALISME Dalam kesehariannya, Prof. Syamsu dikenal sangat bersahaja, rendah hati, dan senantiasa menjaga idealisme sebagai dokter. Mantan mahasiswanya, dr. Joko Hendarto, DPA & E menuliskan dalam blog jokohendarto.blogspot.com tentang pengalaman yang tidak terlupakan dengan sang profesor.
“Suatu ketika kami mengundang beliau jadi pembicara di acara kemahasiswaan. Saat itu beliau datang diantar istrinya, saat hendak pulang kami menawarkan untuk mengantarnya dengan salah satu mobil panitia. Tapi beliau bilang tidak usah, tidak ingin merepotkan, nanti saya pulang naik pete-pete (angkota) saja. Padahal saat itu beliau sudah wakil dekan satu di Fakultas,” tulisnya. Di mata anak-anaknya, Prof. Syamsu adalah sosok yang sabar dan tabah, serta tak suka membeda-bedakan orang. “Beliau itu orangnya sabar dan tabah serta tak suka membeda-bedakan orang lain. Kehidupan sehari-harinya juga ia sederhana dan tak suka berperilaku berlebihan,” kata Salman. “Beliau juga tidak suka hidup bermewahmewahan, dan sifatnya itu diwariskan ke anak-anaknya,” imbuhnya.
“Beliau itu orangnya sabar dan tabah serta tak suka membedabedakan orang lain. Kehidupan sehariharinya juga ia sederhana dan tak suka berperilaku berlebihan,”. kedokteran UNHAS. Mereka sedang belajar bersama. “Nah, ternyata ada jam belajar dimana mereka ditemani oleh Prof. Ah keren sekali,” tuturnya. Dalam mendidik, sebagai orang tua maupun dosen, Prof. Syamsu tidak tebang pilih baik kepada mahasiswa maupun keluarganya. Salman bercerita, waktu kuliah dulu dirinya sempat diuji oleh ayahnya sendiri, dan mendapat nilai B. “Padahal kita berpikir, pasti dapat nilai A. Apalagi kan waktu itu bapak sebagai penguji saya,” terangnya. Prof. Syamsu tidak senang dengan sikap dan perilaku yang berlebihan. Beliau termasuk dosen yang apa adanya saat menjalankan tugasnya sebagai dosen, meski berstatus Profesor. “Bapak tidak suka mewah. Bapak juga begitu sabar dan tidak suka bercerita banyak. Tapi perhatian sama keluarganya,” tutur Salman.
Prof. Dr. dr. Syamsu, SpPD, K-AI, FINASIM.
Salman menceritakan, ayahnya sangat tegas dan disiplin dalam mendidik anak-anaknya. “Bahkan kami dulu waktu masih sekolah itu dilarang menonton TV. Memang juga tidak ada TV di rumah. Kami disuruh lebih banyak belajar,” ungkapnya. Prof. Syamsu tidak segan menemani anakanaknya belajar walaupun mereka bukan anak kecil lagi. Ini disaksikan sendiri oleh Joko Hendarto sewaktu masih mahasiswa, yang waktu itu tengah bertamu ke rumah Prof. Syamsu guna meminta sumbangan untuk kegiatan Basic Training HMI. “Untuk urusan satu ini beliau selalu membuka tangan, membantu mahasiswa, tidak pernah menolak,” tutur Joko.
Satu kisah lagi tentang almarhum. Prof. Syamsu pernah ditawarkan iming-iming jabatan di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sulawesi Selatan. Namun tawaran ini ditolaknya. Menurut beliau, aktivitas politik cenderung memiliki pendirian yang tak menentu. Beliau memilih tetap mempertahankan idealismenya sebagai dokter dan rela hidup miskin sekalipun, asalkan tetap bisa mengabdi pada almamaternya dan leluasa menolong masyarakat yang membutuhkan uluran tangannya. Sungguh, suatu fenomena sosok yang di masa sekarang sulit dijumpai. Selamat INTERNIS jalan Prof!halo
Saat itulah Joko melihat Prof. Syamsu berkumpul di sebuah meja bersama istri dan ketiga anaknya yang juga mahasiswa
Edisi 24, Agustus 2016 // HALO INTERNIS
63
AGENDA
AGENDA KEGIATAN ILMIAH
BIDANG ILMU PENYAKIT DALAM 2016 No
64
Tanggal
Kegiatan
1.
13 – 14 JACIN 2016 Agustus 16 2016 Jakarta Allergy and Clinical Immunologi Network
2.
22 – 25 Agustus 2016
3.
Tempat
Sekretariat/Pendaftaran
Holiday Inn Hotel Kemayoran Jakarta
Divisi Alergi Imunologi Klinik d/a Dept. Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM Jl. Salemba Raya No. 6 Telp.: 021- 31902822/3141160 Fax : 021- 3904546 E-mail : [email protected] Website : www.jacinetwork.org CP : Enah
WCIM 2016 The 33rd World Congress of Internal Medicine 2016
Bali, Nusa Dua Conventon Center
PB PAPDI JL. Salemba I No. 22 D Kel. Kenari, Kec. Senen, Jakarta Pusat Telp. 021-31928025, 31928026 Fax. 021-31928028, 31928027 Sms: 08569578909 Email: [email protected] Website: www.pbpapdi.org
17 – 18 September 2016
KONGRES NASIONAL PERPARI 2016 Bandung Integrated Respiratory Care (BRC) IV 2016
Hotel Papandayan Bandung
Divisi Respirologi & Penyakit Kritis Respirasi Departemen Ilmu Penyakit Dalam RS. Dr. Hasan Sadikin/FK.UNPAD Jl. Pasirkaliki 190, Bandung 40161 Telp./fax. 022 2035281 CP: Siti/Lina MP: 081395443564/085294887789 Email: [email protected]
4.
1-2 Oktober 2016
TIG 2016 Temu Ilmiah Geriatri
Le Grandeur Mangga Dua Jakarta
Divisi Geriatri d/a Dept. Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM Jl. Salemba Raya No. 6 Telp.: 021-31900275 Fax : 021-3146633 E-mail : [email protected] [email protected] CP : Cici / Rahmi
5.
28 - 30 Oktober 2016
PERTEMUAN ILMIAH NASIONAL (PIN) XIV PB PAPDI 2016
Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta
PB PAPDI JL. Salemba I No. 22 D Kel. Kenari, Kec. Senen, Jakarta Pusat Telp. 021-31928025, 31928026 Fax. 021-31928028, 31928027 Sms: 08569578909 Email: [email protected] Website: www.pbpapdi.org
6.
12 - 13 November 2016
The 25th Jakarta Diabetes Meeting
Hotel Shangri-La Jakarta
Divisi Metabolik Endokrinologi d/a Dept. Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM Jl. Salemba Raya No. 6 Telp.: 021- 3907703 Fax : 021- 3103729 E-mail : [email protected] CP : Ola & Anna
HALO INTERNIS // Edisi 24, Agustus 2016
Jeda Setiap orang perlu melakukan jeda dalam hidupnya. Beralih sejenak dari rutinitas, untuk me-refresh diri. Jeda yang paling simple adalah melakukan hobi. Bila tersedia waktu yang cukup panjang, jalan-jalan dan berlibur boleh dilakoni.
foto istimewa
Edisi 24, Agustus 2016 // HALO INTERNIS
65
Jeda
JALAN JALAN
Meski tak pandai berenang, tetap bisa melihat ‘Nemo’ dan ‘Dory’ bercengrama di terumbu karang. Serunya berlibur ke Krimunjawa!
foto istimewa
Yuk, Jalan-Jalan Ke
B
agi penggemar wisata pantai, diving dan snorkeling, Indonesia adalah surganya. Begitu banyak destinasi yang bisa dikunjungi. Salah satunya adalah Karimunjawa, sebuah lokasi wisata yang berada di sebelah utara pulau Jawa. Tepatnya berjarak sekitar 87 km sebelah utara Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Karimunjawa menyimpan keindahan alam yang eksotik. Di lokasi ini terdapat 27 pulau, namun baru lima pulau saja yang berpenghuni. Pulau-pulau lainnya masih ‘perawan’ belum dikelola dan dijadikan pemukiman. Pada dasarnya, semua perairan di wilayah Kepulauan Karimunjawa adalah surga bagi terumbu karang, ikan, dan biota
66
laut lainnya. Jadi kalau mau menikmati keindahan keindahan dalam laut di Karimunjawa bisa dimana saja. Namun yang terkenal sebagai lokasi snorkeling yang ‘wajib’ dikunjungi wisatawan adalah Pulau Menjangan Kecil, Cemara Besar, Gosong dan pantai Tanjung Gelam. Snorkeling menjadi kegiatan favorit di tempat ini karena mudah dilakukan dan aman bagi semua orang, termasuk para pemula dan bahkan yang tidak bisa berenang sekalipun. Apalagi kondisi Laut Jawa memiliki arus tenang. Terbayang, asyiknya melihat langsung ikan-ikan karang seperti ‘nemo’ dan ‘dory’ berenang-renang kesana kemari. Ikan-ikan ini dilindungi, tidak boleh ditangkap. Beberapa wilayah di Karimunjawa termasuk kawasan dalam kategori Taman Nasional yang dijaga kelestrian alamnya oleh negara.
HALO INTERNIS // Edisi 24, Agustus 2016
Enaknya lagi, jalan-jalan ke Karimunjawa tidak perlu repot-repot membawa perlengkapan wisata air. Home stay maupun hotel tempat menginap menyediakannya dengan lengkap dan dapat disewa, seperti masker selam, snorkel, kaki katak atau fin, dan juga life jacket. Pemilik perahu sewaan yang biasanya merangkap sebagai guide yang memandu wisatawan ke lokasi snorkeling biasanya juga menyewakan snorkel gear. Namun bila ingin menggunakan perlengkapan milik sendiri, tentu lebih baik lagi. Bagaimana dengan mereka yang tidak bisa berenang? Apakah hanya akan menjadi penonton saja di atas perahu? Jelas tidak. Wisatawan yang tidak bisa berenang tidak akan rugi ke Karimunjawa. Mereka tetap bisa menikmati keindahan biota laut dengan
Jeda
JALAN JALAN
ASAL USUL KARIMUNJAWA
M foto istimewa
menggunakan life jacket alias pelampung. Tinggal ikuti saja pentunjuk dari guide, semuanya akan terasa mudah. UJI NYALI Di Karimunjawa, wisatawan juga bisa menguji nyali, berenang bersama ikan hiu. Berani menerima tantangan ini? Jangan ciut dulu. Hiu-hiu ini berada di area penakaran khusus yang dijaga secara ekstra. Mereka sudah dijinakkan, sehingga tidak berbahaya bagi manusia. Namun, bagaimanapun juga berenang bersama ikan hiu yang hidup dan
liburan ke Karimunjawa dengan memanfaatkan paket tour yang tersedia. Berbagi tour agency Karimunjawa siap melayani paket liburan perorangan, keluarga, dan kelompok wisatawan yang lebih besar, seperti karyawan perusahaan atau anak-anak sekolah. Namun bagi yang ingin ber-backpakcer ria dapat melakukan perjalanan secara mandiri alias mengurus segala sesuatunya sendiri. Rute yang paling mudah menuju Karimunjawa adalah melalui Jepara. Ada banyak pilihan speed boat yang siap
Karimunjawa! bergerak dengan lincah, tentu menegangkan juga. Butuh nyali besar untuk menekan rasa takut yang menggelitik perut. Lokasi penakaran hiu terletak di dekat wisma rumah apung yang menjadi tempat menginap bagi wisawatan. Kolam penakaran berukuran sekitar 3 x 7 meter persegi. Di dalamnya terdapat puluhan ikan hiu, termasuk hiu putih dan ikan barakuda yang tergolong ganas. Ikan-ikan ini senantiasa diberi makanan yang cukup dan teratur, sehingga tidak akan menyerang orang yang berenang di kolam tersebut. PILIH PAKET TOUR ATAU BACKPACKER
engetahui asal usul nama suatu daerah, juga menarik bagi wisatawan. Nah, mengapa lokasi wiasata di seberang utara Pulau Jawa itu dinamakan Karimunjawa? Kisahnya mengalir dari zaman Wali Songo. Menurut cerita masyarakat setempat, asal muasal Karimunjawa bermula dari kisah Syekh Amir Hasan. Dia adalah putra Sunan Muria yang bandel yang dititipkan kepada Sunan Kudus agar menjadi orang yang pandai ilmu agama. Dalam asuhan pamannya tersebut, Amir Hasan sudah mulai menunjukkan perubahan menjadi pemuda yang baik dan sangat taat melaksanakan ajaran/perintah Sunan Kudus. Melihat perkembangan yang sudah menggembirakan ini, Sunan Kudus merasa sudah cukup membimbing dan mengajari Amir Hasan berbagai ilmu, khususnya mendalami ajaran agama Islam. Lalu, Sunan Kudus megembalikan Amir Hasan kepada ayahandanya. Sang ayah, Sunan Muri, sangat bahagia melihat anaknya sudah berubah menjadi anak yang baik. Untuk melatih dan menguji sang anak, Sunan Muria memerintahkan Amir Hasan agar pergi ke salah satu pulau yang kelihatan “kerimun-kerimun” atau samar-samar dari puncak gunung Muria. Ditemani 2 orang abdi, Amir Hasan pergi menuju ke pulau tersebut dan akhirnya menetap disana, Lama-lama kelamaan nama Karimunjawa melekat menjadi nama pulau tersebut.
mengantarkan wisatawan ke sana. Rata-rata tarifnya Rp 110.000. Kondisi speed boad cukup bagus, dilengkapi pul dengan layar televisi. Lumayan buat mengusir rasa jenuh selama perjalanan 3 jam. Tips berwisata ke Karimunjawa, rencanakan waktu keberangkatan dengan matang. Sebaiknya pilih waktu periode Maret – Oktober. Pada bulan-bulan ini biasanya cuaca cerah. Air laut bening, pemandangan bawah laut terlihat jelas. Jika ke Karimunjawa pada musim penghujan, yakni sepanjang November –Februari, dikhawatirkan pemandangan laut tidak bisa dinikmati secara maksimal, INTERNIS karena terhalang oleh rintik hujan. halo
Bagaimana, tertarik ke Karimunjawa? Bila ingin, wisatawan dapat merencanakan
Edisi 24 Agustus 2016 // HALO INTERNIS
67
HOBI
Jeda
Mengenal Filosofi
Batik Indonesia foto istimewa
68
HALO INTERNIS // Edisi 24, Agustus 2016
Jeda
HOBI
Bukan hanya karena corak dan warnanya, batik banyak disukai orang karena menyimpan filosofi yang kaya makna.
S
epuluh sampai lima belas tahun lalu tahun lalu batik hanya dipakai pada momen-momen tertentu, misalnya menghadiri undangan pernikahan atau acara resmi lainnya. Yang memakainya pun biasanya orang-orang tua. Anak muda tidak begitu suka mengenakan baju batik karena merasa tidak cocok dengan jiwa mereka yang lebih suka nyantai¸ Batik dianggap kurang trendi dan out of date.
Batik Keraton
Surut lagi jauh ke belakang, ke dekadedekade sebelumnya, batik bahkan lebih ekslusif lagi pemakaiannya. Di zaman Kerajaan Mataram, yang boleh memakainya hanyalah kalangan istana, raja keluarga dan kerabatnya. Orang umum yang di luar kraton “haram” mengenakan batik. Maklum, batik awalnya memang dibuat dan didesain oleh kalangan istana sendiri. Maka kemudian muncul motif batik yang dinamai Larangan. Atau jenis batik yang terlarang dipakai orang luar istana. Tetapi kini semua sudah berubah. Tidak hanya orang umum, anak remaja lelaki atau perempuan, tua atau muda, semuanya sudah dengan bebas memakai batik. Itu tak lain berkat motif dan desainnya yang semakin menarik. Kini batik tidak hanya digemari di dalam negeri, tetapi belahan dunia lain. Maka tidak berlebihan rasanya kalau kemudian UNESCO mengakui batik sebagai Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity pada tahun 2009 lalu. Berbeda dengan pakaian kebanyakan, yang teristimewa dari batik adalah bahwa setiap motifnya ternyata memiliki filosofi dan makna sendiri-sendiri. Ketika mendesain batik, para seniman kita jaman dulu tidak semata-mata melihatnya dari sisi kreatif saja, tetapi ada nilai dan tujuannya. Penasaran? Berikut kita akan membahas beberapa jenis dan filosofi batik secara satu per satu. Ya, hanya beberapa. Tidak semuanya. Sebab do Indonesia ini terdapat lebih dari 30 batik, kalau diulas semuanya, dibutuhkan kertas dan waktu yang panjang.
Batik Pekalongan
BATIK KRATON Batik Kraton adalah asosiasi dari batik Yogyakarta. Maksudnya adalah batik yang dulunya diciptakan dan menjadi busana resmi di lingkungan istana Kerajaan Mataram Islam (Yogyakarta). Raja pertama Mataram Islam, Panembahan Senopati, selain tentunya menguasai ilmu ketatanegaraan ternyata juga seorang seniman. Kesukaannya merenung, bertapa dan mentadaburi alam menjadi inspirasi dalam karya seninya, khususnya seni batik. Misalnya motif Parang, terinspirasi dari tebing-tebing Pengunungan Seribu.
Seni batik ini kemudian diteruskan oleh raja-raja Yogyakarta selanjutnya. Maka tidak heran kalau kemudian di lingkungan istana muncul berbagai corak batik. Misalnya, Parang Rusak Barong, Parang Rusak Gendreh, Parang Klithik, Semen Gedhe Sawat Gurdha, Semen Gedhe Sawat lar, Udan liris, Rujak Senthe, serta motif parangparangan yang ukurannya sama dengan parang rusak. Motif baik ini sering disebut motif Larangan. Disebut “Larangan” karena pada awalnya motif ini dilarang dikenakan kecuali oleh raja, keluarga dan kerabatnya saja. Kini, zaman sudah berubah, siapa saja boleh memakainya.
Edisi 24, Agustus 2016 // HALO INTERNIS
69
Jeda
HOBI
Secara filosofis motif Mega Mendung mengandung arti bahwa setiap manusia harus mampu menahan amarah atau emosinya dalam situasi dan kondisi apapun. BATIK MEGA MENDUNG Selain terkenal dengan sebutan Kota Udang, Cirebon juga dikenal karena produksi batiknya. Salah satu motif batik yang paling terkenal dari kota udang ini adalah Mega Mendung. Mega artinya awan, dan mendung adalah keadaan awan yang menghitam sebagai tanda akan turunnya hujan.
Batik Mega Mendung
Menarik untuk diketahui, tiap motif batik memiliki latar belakang sejarah. Misalnya motif Udan Liris. Motif batik ini tercipta saat Raja Pakubuwono III (pertengahan abad XVIII) menjalani Laku Teteki, atau ibadah mati raga yang ritualnya dengan cara berendam di sungai Premulung. Di tengah ritual tersebut tiba-tiba hujan gerimis dan angin bertiup. Suasana inilah yang mengilhami Pakubuwono menciptakan batik motif Udan Liris. Secara filosofis motif Udan Liris mengandung makna, bahwa manusia harus tahan menjalani hidup walau dilanda hujan dan panas. Orang yang berumah tangga, apalagi pengantin baru, harus berani dan mau hidup prihatin ketika banyak halangan dan cobaan. Tidak boleh mengeluh ketika cobaan datang. Segala halangan dan rintangan itu harus bisa dihadapi dan diselesaikan bersama-sama. BATIK PEKALONGAN Batik dan Pekalongan bagaikan dua sisi mata uang, tidak bisa dipisahkan. Seakan-akan batik adalah Pekalongan dan Pekalongan adalah batik. Maka bukan Solo atau Yogyakarta yang mendapatkan gelar Kota Batik—padahal kedua kota tersebut juga terkenal dengan karya batiknya— melainkan Pekalongan. Ya, dimana-mana, bahkan di seluruh dunia, yang populer dengan julukan “Kota Batik” adalah Pekalongan. Ditilik dari sisi sejarah, sebenarnya batik
70
Pekalongan masih ada hubungan dengan Kraton Yogyakarta. Saat terjadi perang Diponegoro (1825-1830) banyak dari kerabat istana Kraton Yogyakarta yang berpencar ke berbagai daerah. Salah satunya ke daerah Pekalongan ini dan di sini mereka terus mengembangkan seni batiknya. Nah, berbaurnya dengan masyarakat pekalongan yang heterogen, seperti Cina, Belanda, Arab, India, Melayu dan Jepang, membuat motif batik pun semakin dinamis dan kaya dinamika. Salah satu yang terkenal misalnya motif Jlamprang. Motif ini sangat dipengaruhi oleh India dan Arab. Selain itu ada juga motif-motif lain seperti batik Encim dan Klengenan yang dipengaruhi oleh budaya Cina. Ada juga batik Belanda, batik Pagi Sore, dan batik Hokokai yang tumbuh pesat sejak pendudukan Jepang di Indonesia. S.K Sewan Santoso, S.Teks dalam bukunya “Seni Kerajinan Batik Indonesia” (1973) mengatakan bahwa motif Jlamprang di Pekalongan dipengaruhi oleh Islam. Motif ini lahir dari perajin batik keturunan Arab yang beragama Islam, dan umumnya menggunakan 7-8 unsur warna dengan kombinasi motif yang alami dan menarik. Motif Jlamprang merupakan sebuah motif semacam nitik (titik) yang tergolong motif yang geometris. Karena biasanya keturunan arab tidak memakai motif benda hidup, sehingga motif batik Jlamprang hanya memakai gambar berupa ceceg/dot (titik) dan sawut/line ( garis ) yang di gambar secara geometris.
HALO INTERNIS // Edisi 24, Agustus 2016
Menurut sejarah Cirebon, pemandangan eksotis awan-awan ketika akan turun hujan inilah yang menjadi inspirasi terbentuknya motif Mega Mendung. Ceritanya, perajin yang sedang duduk-duduk begitu terpesona menyaksikan pemandangan gulungan gelombang awan mendung melalui genangan air. Lukisan alam yang indah ini kemudian diaplikasikan pada kain dan terciptalah motif Mega Mendung. Biasanya motif ini dibuat dengan warna dasar merah dan awan yang berwarna biru dengan tujuh gradasi warna. Secara filosofis motif Mega Mendung mengandung arti bahwa setiap manusia harus mampu menahan amarah atau emosinya dalam situasi dan kondisi apapun. Ketika nafsu amarah tengah merasuk dalam jiwa, segera dinginkan dengan hati tenang. Seperti awan mendung yang menyejukkan cuaca panas. Motif Mega Mendung juga melambangkan sifat seorang pemimpin yang harus bisa mengayomi seluruh masyarakat yang dipimpinnya. BATIK TASIK Tidak berbeda dengan Pekalongan, batik Tasikmalaya (Jawa Barat) juga masih mempunyai hubungan erat dengan Kraton Mataran (Yogyakarta). Para kerabat istana yang berpencar-pencar ke berbagai daerah akibat dari perang Diponegoro, juga sampai ke daerah Tasikmalaya. Sama dengan pengungsi dari Kraton Yogyakarta di Pekalongan, yang di Tasik juga mengembangkan keahlian membatiknya di daerah ini. Yang menarik dalam mengembangkan seni batiknya, mereka tidak kaku dengan metode maupun
Jeda
HOBI
desain dari derah asal, tetapi berkembang sesuai dengan adat dan istiadat masyarakat lokal. Di Tasik ini mereka juga mulai pembuatan kain hitam yang direndam dalam busukan daun Tarum (Indigofera). Gara-gara hal itu, sampai sekarang di Tasikmalaya ada daerah yang disebut “Tarum “. Air buangan bekas celup dari daun Tarum itu menimbulkan aliran air berwarna hitam di sekitar daerah tersebut. Ini menyebabkan daerah pembuat kain hitam itu disebut “Cihideung” yang berarti air hitam. Dari semula berbentuk kain hitam, kemudian berkembang menjadi kain batik. Mula-mula batik dibuat dengan gaya dan corak seperti asal daerah mereka, namun kemudian berkembang sesuai dengan selera masyarakat setempat. Maka terciptalah motif batik dengan nuansa Parahyangan yang sangat kental dengan kondisi masyarakat Tasik. Misalnya, motif Guci Latar Batu, Lancah Sawat Ungu, Merak Ngibing, Sisit Naga, Rereng Sintung, Calaculu, Merak Latar Haremis, Manuk Latar Sisik, Lamban Samping, Rereng Orlet, Rereng Sintung dan lainnya.
Batik Sidomukti Magetan
Filosofi dari motif batik ini adalah manusia hendaknya menjaga kelestarian alam sekitar agar terus terjaga dan seimbang. Selain menghasilkan motif dengan warna klasik dan kalem, di beberapa wilayah Tasikmalaya terdapat penghasil batik lain yang membuat corak dengan warna lebih berani. Umumnya warna yang diambil adalah kuning, ungu, merah, biru,soga, orange dan hijau. Hingga kini, warna cerah dan terang tersebut menjadi salah satu ciri khas dari batik Tasikmalaya. BATIK SIDOMUKTI MAGETAN Salah satu motif batik yang banyak dicari orang adalah motif Sidomukti dari Kota Magetan (Jawa Timur). Batik Sidomukti juga dikenal dengan sebutan Batik Pring. Disebut demikian karena motif batik ini menggunakan bambu (pring dalam Bahasa Jawa berarti bambu) sebagai ide dasar desainnya. Ada beberapa jenis motif Sidomukti yang cukup dikenal, seperti Cucak Rowo, Pring Temu Rose atau Parang Rusak. Yang paling menonjol adalah motif Pring Sedapur. Motif batik ini terinspirasi dari banyaknya tanaman bambu yang mengelilingi Dusun Papringan di Desa Sidomukti. Salah satu yang menjadi ciri dari motif batik Pring adalah berupa gambar rumpun bambu dengan bulan purnama di atasnya. Akan tetapi ada juga yang motifnya tanpa
Batik Tasikmalaya
ada bulan di atas gambar rumpun bambu. Motif Pring Magetan ini memiliki karakter kuat yang dicirikan oleh bebas dengan warna yang berani. Pembuatannya cukup rumit, biasanya untuk menyelesaikan sebuah motif saja dibutuhkan waktu sekitar 3 sampai 7 hari. Batik Sidomukti memang dikenal jenis motif batik yang sakral, dan umumnya digunakan dalam acara pernikahan. Kesakralannya berkaitan dengan proses pembuatannya, yakni selama proses pembuatan para perajin melakukan
puasa dan berdoa. Tujuannya adalah agar pengantin yang memakai batik ini bisa berbahagia selama mengarungi bahtera pernikahan. Secara umum, filosofi Pring atau bambu merupakan pohon yang selalu tumbuh atau hidup bersama (bergerombol). Pelajarannya, kita (manusia) tidak bisa hidup sendiri. Karenanya kita meski menjaga kerukunan dan kebersamaan. Dalam perkawinan, kebahagiaan hanya akan bisa dicapai kalau kedua mempelai selalu bekerja sama dan INTERNIS saling menghormati satu sama lain.halo
Edisi 24, Agustus 2016 // HALO INTERNIS
71
Jeda
RESENSI
Resensi Novel & Film
SABTU BERSAMA BAPAK Ketika penyakit dan kematian tak bisa memutus cinta kasih seorang ayah.
K
ata “Bapak” pada judulnya, sudah membuat novel ini menarik untuk dibaca. Novel ini berkisah tentang bagaimana sosok laki-laki menjalankan perannya sebagai ayah, suami, dan anak. Juga sebagai seorang kekasih yang menyiapkan dirinya membangun mahligai rumah tangga. Pada setiap peran, ada tanggung jawab yang harus dijalankan. Dalam tanggung jawab tersebut, ada cinta yang dibangun dan diberikan kepada orangorang terkasih. Tokoh utama cerita “Sabtu Bersama Bapak” adalah seorang lelaki bernama Gunawan Garnida. Ia memiliki seorang istri bernama
72
foto istimewa
Itje, dan dua anak laki-laki bernama Satya dan Cakra. Dokter memvonis Gunawan mengidap kanker stadium lanjut. Harapan untuk sembuh sangat kecil. Waktu yang tersisa baginya hanya hitungan bulan.
dan Cakra. Video itu tidak mengumbar kata-kata sedih yang mengumbar haru biru perpisahan. Tetapi, berisi petuah-petuah yang bisa membantu Satya dan Cakra menghadapi berbagai persoalan hidup.
Sedih, sudah pasti. Gunawan sangat merisaukan nasib anak-anaknya. Mereka perlu bimbingan dari dirinya, ayah mereka, untuk menjadi lelaki tangguh yang siap mengarungi kehidupan dewasa yang penuh dengan onak duri persoalan hidup. Di hati kecilnya, Gunawan tak rela pula bila Satya dan Cakra tumbuh menjadi dewasa tanpa kasih sayang darinya.
Luar biasanya, video itu bukan satu, dua. Dalam sisa waktu yang dimiliknya, Gunawan berhasil membuat ratusan rekaman video. Memang, masing-masing rekaman durasinya tidak panjang. Namun cukup untuk menyampaikan pesan-pesan penting yang dibutuhkan anak-anaknya.
Kecintaan kepada Satya dan Cakra membuat Gunawan mencari cara agar anak-anaknya tidak kehilangan sosok ayah sepeninggalnya kelak. Ia lantas melakukan hal-hal yang tak terpikirkan oleh orang banyak. Gunawan membuat rekaman video monolog dirinya yang seakan-akan berbicara dan ngorol dengan Itje, Satya,
HALO INTERNIS // Edisi 24, Agustus 2016
Gunawan membuat aturan main jam tayang video rekamannya. Video itu hanya boleh diputar pada setiap Hari Sabtu sepulang Satya dan Cakra dari sekolah. Dan, pada hari Sabtu tersebut, hanya boleh diputar satu video saja. Dengan begitu, masa untuk menonton rekaman video akan panjang. Anak-anak pun merasa ayah mereka terus “hidup” bersama mereka.
Jeda Maka, setelah Gunawan berpulang ke haribaan yang Maha Kuasa, Hari Sabtu menjadi hari favorit Satya dan Cakra. Begitu bel sekolah berbunyi, pertanda pelajaran telah usai, mereka bergegas pulang ke rumah untuk menonton video Bapak, panggilan sayang mereka untuk sang ayah. Dari sinilah terlihat benang merah mengapa novel ini diberi judul “Sabtu Bersama Bapak.” Frase “Sabtu Bersama Bapak” begitu bermakna dan memuat emosi yang kuat, karena hanya pada hari Sabtulah Satya dan Cakra bisa “bertemu” dan “bertatap muka” dengan Bapak mereka yang sudah tiada.
RESENSI bawa hingga dewasa. Yang kemudian, mempengaruhi cara pandang mereka dalam menghadapi persoalanpersoalan kehidupan.
Kata-kata di atas adalah petikan sapaan Gunawan kepada Sayta dan Cakra pada tayangan video pertama.
Novel “Sabtu Bersama Bapak” ini begitu menyentuh. Membacanya mengadukaduk emosi dan menguras air mata. Banyak pelajaran yang diuraikan di sini, terutama pelajaran tentang bagaimana membangun dan mengisi sebuah keluarga. Bahwa sosok Bapak, sama kedudukannya dengan Ibu, adalah segala-galanya bagi anak-anak. Juga, Bapak, seperti halnya dengan Ibu, punya tanggung jawab yang sama dalam mengasuh dan membesarkan anak-anak. Bapak bukan “mesin” pencari uang semata, namun juga adalah sumber telaga kasih sayang yang diperlukan untuk menyirami jiwa anak-anak agar tumbuh kuat, tangguh, dan kokoh sebagai manusia.
****
LAYAR LEBAR
Mungkin Bapak tidak dapat duduk dan bermain di samping kalian.
Tak heran, bila novel karya Adhitya Mulya ini menjadi best seller dan kemudian diadopsi menjadi film layar lebar dengan judul yang sama. Film ini disutradarai oleh Monty Tiwa dan diperankan oleh artisartis kawakan. Ada Abimana Aryasatya (Gunawan), Ira Wibowo (Itje), Deva Mahendra (Cakra), Arifin utra (Satya) dan Acha Septriasa (Risa, isteri Satya) yang begitu apik membawakan peran masingmasing sehingga kisah Keluarga Gunawan Garnida menjadi hidup, seakan benar-benar nyata. Adegan-adegan haru, dramatis, dan lucu mengalir dalam alur cerita yang mengaduk emosi dan air mata.
Ingin tahu seperti apa isi rekaman video itu? “Hai, Satya! Hai, Cakra!” Sang Bapak melambaikan tangan. “Ini Bapak., Iya, benar kok, ini Bapak. Bapak cuma pindah ke tempat lain. Gak sakit. Alhamdulillah, berkat doa Satya dan Cakra.
Tapi, Bapak tetap ingin kalian tumbuh dengan Bapak di samping kalian. Ingin tetap dapat bercerita kepada kalian. Ingin tetap dapat mengajarkan kalian. Bapak sudah siapkan. Ketika punya pertanyaan, kalian tidak pernah perlu bingung ke mana harus mencari jawaban. I don’t let death take these, away from us. I don’t give death, a chance. Bapak ada di sini. Di samping kalian. Bapak sayang kalian. **** Setiap kali menyaksikan video Bapak, Satya dan Cakra membuat catatancatatan di bukunya. Catatan itu mereka
Pengamatan perfilman menyebutkan “Sabtu Bersama Bapak” merupakan film keluarga yang layak ditonton, terutama oleh kaum Bapak dan lelaki yang sudah atau akan menjadi suami. Bagi yang masih jomblo, tetap perlu menonton atau membaca bukunya karena di sini juga digambarkan bagaimana eratnya hubungan anak laki-laki-laki dengan ibunda yang ternyata diam-diam juga mengidap penyakit berat. Bagi kaum perempuan, novel dan film ini menginspirasi bagaimana hidup
berdampingan dengan lelaki yang mungkin memiliki cara pandang berbeda dalam menghadapi persoalan dalam rumah tangga. Film berkualitas tidak hanya menghibur, juga memberi inspirasi dan nilai tambah pada penontonnya. “Sabtu Bersama Bapak” INTERNIS memenuhi kriteria tersebut. halo
NOVEL SABTU BERSAMA BAPAK Penulis : Adhitya Mulya Penerbit : GagasMedia Tahun terbit : Juni 2014 Cetakan : Pertama Tebal : 278 hlm FILM SABTU BERSAMA BAPAK Sutradara : Monty Tiwa Penulis Skenario : Adhitya Mulya Produser : Ody Mulya Hidayat Pemain : Abimana Aryasatya, Ira Wibowo, Deva Mahendra, Arifin Putra, Acha Septriasa Tayang : Juni 2016
Edisi 24, Agustus 2016 // HALO INTERNIS
73
INFO
DAFTAR CABANG PAPDI SELURUH INDONESIA
Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) memilki 36 cabang yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Berikut data alamat serta Nama Ketua Cabang PAPDI
74
HALO INTERNIS // Edisi 24, Agustus 2016
INFO 1. PAPDI CABANG JAKARTA RAYA Ketua : DR. Dr. Ari Fahrial Syam, SpPD, K-GEH, FINASIM, MMB, FACP d/a. Gedung Cimandiri One (1) Lt.3 Jl. Cimandiri No.1 Cikini, Menteng Jakarta Pusat, DKI Jakarta (10350) Telp: 021-31923499 Hp Center : 0812-88723886 Pin BB: 5B2A10B9 Email: [email protected] Website : www.papdijaya.org 2. PAPDI CABANG JAWA BARAT Ketua : DR. Dr. Rudi Supriadi, SpPD, K-GH, FINASIM, M.Kes d/a. Bagian Ilmu Penyakit Dalam Gedung Baru Lt.5 RS. Hasan Sadikin Jl. Pasir Kaliki No.190 Bandung, Jawa Barat Telp: 022-2041135 Hp Center : 0852 9488 7789 Email: [email protected] 3. PAPDI CABANG SURABAYA Ketua : Dr. Soebagijo Adi Soelistijo, SpPD, K-EMD, FINASIM Dept. SMF Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK. UNAIR/RSUD Dr. Soetomo Surabaya Jl. Mayjend Prof. Moestopo 6-8 Surabaya, Jawa Timur (60286) Telp: 031-5018436 Email: [email protected] 4. PAPDI CABANG YOGYAKARTA Ketua : Dr. R. Bowo Pramono, SpPD, K-EMD, FINASIM d/a. Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK UGM/ RSUP Dr. Sardjito Jl. Kesehatan No.1 Sekip, Yogyakarta Telp: 0274-587333 Ext.485, 0274-553119 Email: [email protected] 5. PAPDI CABANG SUMATERA UTARA Ketua : Dr. Mardianto, SpPD, K-EMD, FINASIM d/a. Ruko Citra Setiabudi No.1, Jl. Setiabudi Simpang Selayang, Medan Tuntungan, Sumatera Utara (20135) Telp: 061-8369646 Mobile Phone: 0813 61537122 Email: [email protected]
6. PAPDI CABANG SEMARANG Ketua : DR. Dr. Lestariningsih, SpPD, K-GH, FINASIM d/a. Bagian SMF Ilmu Penyakit Dalam FK UNDIP/ RS. Dr. Kariadi; Jl. Dr. Sutomo No.16 Semarang - Jawa Tengah. Telp: 024-8456155 (no. telpon baru) Email: [email protected]
11. PAPDI CABANG BALI Ketua : DR. Dr. Ketut Suega, SpPD, K-HOM, FINASIM d/a. Bagian SMF Ilmu Penyakit Dalam FK.UNUD RSUP Sanglah, Gd. Angkosa Lt.IV, Denpasar, Bali (80114) Telp: 0361-246274, 227911 Ext.152 Email: [email protected]
7. PAPDI CABANG SUMATERA BARAT Ketua : Dr. Akmal Mufriady Hanif, MARS , SpPD, K-KV, FINASIM d/a. Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUA / RSUP Dr. M. Djamil, Jl. Perintis Kemerdekaan, Padang, Sumatera Barat Telp: 0751-37771, Email: [email protected] [email protected]
12. PAPDI CABANG MALANG Ketua : Dr. Atma Gunawan, SpPD, K-GH, FINASIM d/a. Lab. Bagian Ilmu Penyakit Dalam (IPD) Univ. Brawijaya/RSUD Dr. Saiful Anwar Jl. Jaksa Agung Suprapto No.2 Malang Telp: 0341-357663 (sdr. Darmawan) Email: [email protected] [email protected]
8. PAPDI CABANG SULAWESI UTARA Ketua : Dr. Harlinda Kumaat Haroen, SpPD, K-HOM, FINASIM d/a. Bagian IPD FK Unsrat/BLU-RSUP. Prof. Dr. R.D. Kandou Jl. Raya Tanawangko No. 65, Manado, Sulawesi Utara Telp: 0431-838285 Fax: 838286 Email: [email protected]
13. PAPDI CABANG SURAKARTA Ketua : Prof. DR. Dr. HM. Bambang Purwanto, SpPD, K-GH, FINASIM d/a. Lab/SMF Bagian Ilmu Penyakit Dalam RSUD Dr. Moewardi Jl. Kol. Soetarto 132 Jebres Surakarta - Jawa Tengah Telp: 0271-654513 Email: [email protected]
9. PAPDI CABANG SUMATERA SELATAN Ketua : Dr. Erwin Sukandi, SpPD, K-KV, FINASIM d/a. Bagian Ilmu Penyakit Dalam RSUP Dr. Moh. Hoesin Jl. Jend Sudirman KM.3.5 Palembang Sumatera Selatan (30126) Telp: 0711-378011 Email: [email protected], [email protected] [email protected] 10. PAPDI CABANG MAKASSAR Ketua : DR. Dr. H. Hasyim Kasim, SpPD, K-GH, FINASIM d/a. Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK. UNHAS RS Pendidikan UNHAS Gedung A Lt.5 Jl. Perintis kemerdekaan KM.11, Tamalanrea Makassar - Sulawesi Selatan (90245) Telp: 0411-586533 (Sdri.Ita) Email: [email protected]
14. PAPDI CABANG RIAU Ketua : Dr. Wisman Tanjung, SpPD, FINASIM d/a. SMF Bagian Ilmu Penyakit Dalam RSUD Arifin Achmad (ruang murai 2), Jl. Diponegoro No.2 Pekanbaru, Riau Telp: 0761-23418, 21657, 856797 Mobile: 0853 5552 7888 Email: [email protected] 15. PAPDI CABANG KALIMANTAN TIMUR dan KALIMANTAN UTARA Ketua : Dr. Martina Yulianti, SpPD, FINASIM d/a. Lab. / SMF Ilmu Penyakit Dalam PKUNMUL (Ruang Flamboyan) RSUD A. W. Sjahranie Samarinda Jl. Palang Merah Indonesia, Samarinda, Kalimantan Timur (75123) Telp.0541-742055/56 ext. 348 Fax.0541-765890 Email: [email protected] [email protected]
Edisi 24 Agustus 2016 // HALO INTERNIS
75
INFO 16. PAPDI CABANG KALIMANTAN BARAT Ketua : Dr. Willy Brodus Uwan, SpPD, FINASIM, MARS d/a. RSU Santo Antonius (Ruang Endoscopy), Jl. K. H. Wahid Hasyim No.249 Pontianak Kalimantan Barat Telp: 0561-733623, 732101 Email: [email protected] [email protected] [email protected] 17. PAPDI CABANG PROVINSI ACEH Ketua : Dr. Fauzi Yusuf, SpPD, K-GEH, FINASIM d/a. Bagian Ilmu Penyakit Dalam RSU Dr. Zainoel Abidin Jl. T. Daud Beureueh No.108 Banda Aceh Telp: 0651-26090 Email: [email protected]
22. PAPDI CABANG PURWOKERTO Ketua : DR. Dr. Pugud Samodro, SpPD, FINASIM d/a. Bagian SMF Penyakit Dalam FKIK Unsoed RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Jl. Dr. Gumbreg No. 1 Purwokerto - 53146 Telp.0281-7607877, 632708 Ext.2417 Fax: 0281-796133 Email: [email protected]
18. PAPDI CABANG KALIMANTAN SELATAN TENGAH Ketua : DR. Dr. Muh. Darwin Prenggono, SpPD, K-HOM, FINASIM d/a. RSUD Ulin Bagian Penyakit Dalam/ FK - UNLAM Jl. Achmad Yani 43, Banjarmasin Kalimantan Selatan Telp: 0511-3272932 Email: [email protected]
23. PAPDI CABANG LAMPUNG Ketua : Dr. Tehar Karo-Karo, SpPD, FINASIM d/a. SMF Ilmu Penyakit Dalam RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Jl. Dr. Rivai No.6 Bandar Lampung (35112) Telp: 0721-789594, Fax: 0721-789594 Email: [email protected] [email protected]
19. PAPDI CABANG SULAWESI TENGAH Ketua : Dr. I Komang Adi Sujendra, SpPD, FINASIM d/a. Jl. Dr. Suharso No. 14 Palu, Sulawesi Tengah Telp: 0451- 421270 / 421470 d/a. Jl. Trans Sulawesi No. Kelurahan Tondo, Palu Sulawesi Tengah Telp: 0451-4700877 Email: [email protected] [email protected]
24. PAPDI CABANG KUPANG Ketua : Dr. Prijander L.B. Funay, SpPD, FINASIM d/a. SMF Ilmu Penyakit Dalam RSUD Prof. Dr. W Z Yohannes Jl. Moch Hatta No.19 Kupang Nusa Tenggara Timur (NTT) Telp: 0380-832892, 823041 Email: [email protected]
20. PAPDI CABANG BANTEN Ketua : Dr. Arnadi Taslim, SpPD, FINASIM d/a. SMF Bagian Ilmu Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Tangerang Jl. Jenderal Ahmad Yani No.9 Tangerang, Banten Telp: 021-5512946-48 Ext.158 Email: [email protected]
76
21. PAPDI CABANG BOGOR Ketua : Dr. Erwanto Budi Winulyo, SpPD, K-AI, FINASIM d/a. Ruko Bangbarung Grande Jl. Pandu Raya K.3A No.27 Rt.006 Rw.014 Kel. Tegal Gundil, Kec. Bogor Utara, Kota Bogor, Jawa Barat Hp. 082110092001, 089601020299 (Sdr. Januar) Email: [email protected]
25. PAPDI CABANG JAMBI Ketua : Dr. M. Jufri Makmur, SpPD, FINASIM d/a. Jl. IR. H. Juanda No. 23 Kota Baru – Jambi 36126 Telp: 0741- 7111318 Email: [email protected]
HALO INTERNIS // Edisi 24, Agustus 2016
26. PAPDI CABANG KEPULAUAN RIAU Ketua : Dr. Dindin Hardiono Hadim, SpPD, FINASIM d/a. Bagian Ilmu Penyakit Dalam RS Budi Kemuliaan, Batam Jl. Budi Kemulyaan No.1 Seraya, Batam, KEPRI Telp: 0778-454044 Ext.114 Fax: 0778-454055 Email: [email protected] 27. PAPDI CABANG GORONTALO Ketua : Dr. Alexander Welliangan, SpPD, FINASIM d/a. Laboraturium Klinik Biolab Jl. Diponegoro Kel. Limba B Kota Gorontalo (96115) Telp. 0435 - 823523 Email: [email protected] 28. PAPDI CABANG CIREBON Ketua : Dr. I Made Astawa, SpPD, FINASIM, MARS d/a. SMF Ilmu Penyakit Dalam RSUD Gunung Jati Cirebon Jl. Kesambi No.56 Cirebon 45134 Telp: 0231-206766, 202544 ext 1088 Fax: 0231-203336 Email: [email protected] [email protected] 29. PAPDI CABANG MALUKU Ketua : Dr. Denny Jolanda, SpPD, FINASIM d/a. Apotik Surya Bahagia; JL. W R. Supratman No.16 Tanah Tinggi, Ambon - Maluku d/a. Bagian Ilmu Penyakit Dalam RSUD Dr. M. Haulussy Ambon, Jl. Dr. M Kayadoe, Kudamati, Ambon, Telp: 0911-344871, HP. 081343018774 Email: [email protected] [email protected] 30. PAPDI CABANG TANAH PAPUA Ketua : Dr. Samuel Maripadang Baso, SpPD, FINASIM d/a. Jl. Kesehatan I (No.3) Komp. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jayapura Dok II/IV - Jayapura Hp. 081574955899, Telp. 0967-523305 Email: [email protected] [email protected]
INFO 31. PAPDI CABANG MALUKU UTARA Ketua : Dr. Eko Sudarmo Dahad Prihanto, SpPD, FINASIM d/a. Medistra Health Center, Jl. Mononutu 141 B, Ternate Maluku Utara Telp. 0921-3111167 Fax. 0921-3111168 Email: [email protected] [email protected] 32. PAPDI CABANG BEKASI Ketua : Dr. Herman Kusbiantoro, SpPD, FINASIM d/a. SMF Ilmu Penyakit Dalam Global Awal Bros Hospital Jl. KH Noer Ali Kav 17-18 Bekasi - Jawa Barat Telp: 021-88855333 ext.124 021-68868165 Email: [email protected]
35. PAPDI CABANG BENGKULU Ketua : Dr. Salius Silih, SpPD, K-GEH, FINASIM, MM d/a. (rumah dr. Zaini Dahlan) Jl. Belibis No. 16 A Perumnas Cempaka Permai Kota Bengkulu, Bengkulu (38229) Telp: 0736- 53281, 52744 Email: [email protected] [email protected] 36. PAPDI CABANG SULAWESI TENGGARA Ketua : Dr. M. Yusuf Hamra, MSc, SpPD d/a. RSU Bahteramas Prov. Sulawesi Tenggara Jl. Kapten Piere Tendean No. 50 Kendari Sulawesi Tenggara Telp: 0401-31321733 Email: [email protected] Cp: Sdr. La Ode Surah (Staf Sekretariat)
33. PAPDI CABANG NUSA TENGGARA BARAT Ketua : Dr. Haris Widita, SpPD, K-GEH, FINASIM d/a. PAPDI Cabang Nusa Tengara Barat (NTB) Unit Riset Biomedik, Gedung Diagnostik Lt. II RSU Provinsi NTB Jl. Praburangkasari, Dasan Cermen Cakranegara Nusa Tenggara Timur Telp/Fax: Faksmile 0370-638329 Email: [email protected] [email protected] 34. PAPDI CABANG DEPOK Ketua : Dr. Muslich Ayub, SpPD, FINASIM d/a. Jl. Duta Wenang H.2 No.3 Komplek Pondok Duta 1 Tugu, Cimanggis Depok - Jawa Barat. Telp. 021-98857973 Email: [email protected]
Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Spesiali Penyakit Dalam Indonesia (PB PAPDI) Ketua Umum Prof. Dr. dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV, FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, FACP SEKRETARIAT Jl. Salemba I No.22-D Kel. Kenari, Kec. Senen Jakarta Pusat 10430 Telp : 021-31928025, 31928026, Fax : 021-31928028, 31928027 SMS PB PAPDI : 0856 95785909 Email : [email protected] Website : www.pbpapdi.org
Edisi 24, Agustus 2016 // HALO INTERNIS
77
INFO
Program Proteksi Dokter Indonesia dapat menjalankan profesinya dengan nyaman. Oleh karena itu untuk memberikan perlindungan yang lebih maka PB IDI telah membuat suatu program yang disebut “PROGRAM PROTEKSI DOKTER INDONESIA”. Program ini memiliki manfaat antara lain proteksi terhadap sengketa medik, santunan kematian dan mendapat nilai tunai saat tidak lagi mengikuti program sehingga nilai yang diproteksikan tidak hilang.
D
okter merupakan salah stau bagian penting dari perawatan medis di seluruh dunia. Namun seiring dengan perkembangan zaman maka tuntutan terhadap dokter terkait sangkaan kelalaian medik juga semakin besar.
Sehubungan dengan hal itu, PB IDI sebagai wadah organisasi berhimpunnya profesi dokter di Indonesia memiliki kewajiban untuk memberikan perlindungan PROTEKSI agar para dokter
Untuk mendapat informasi lebih lanjut, dapat menghubungi: cp. dr. Ferry Rahman (08128281576) atau Pak Osep (081311512259).
LOWONGAN INTERNIST di RSU Tipe D di Jakarta
Dinas Kesehatan DKI Jakarta membutuhkan segera Dokter Spesialis Penyakit Dalam untuk ditempatkan di RSU Tipe D di Jakarta, sebagai berikut : 1. RSU Kec. Koja 2. RSU Kec. Pesanggrahan 3. RSU Kec. Jagakarsa 4. RSU Kec. Tanah Abang 5. RSU Kec. Taman Sari 6. RSU Kec. Tanjung Priok Untuk informasi lebih lanjut, hubungi sekretariat PAPDI Jaya Telp. 021-31923499 - 081288723886
78
HALO INTERNIS // Edisi 24, Agustus 2016