*
menandai bentuk yang·/idak ber berterima / /~
kamaq *ia - - 7 kamaqna
I I
merriisahkan pfiilian
lambiq/angga
melambangkan jeda pendek
I Badu I mengaraik
-
menandai letak unsur dalam kata
iang
+
menandai batas morfem
janno + ang
menandai arah proses pe
latus
nurunan kata
mappaoro +-- mappa + oro
D
melambangkan bentuk dasar
mappe-D-i
;)
melam bangkan bunyi e pepet
tidak ditemukan
£
melambangkan bunyi e
[m£k£]
1j
melambangkan nasal velar
[ond09)
melambangkan bunyi nasal palatal
[mana9)
/:
-
--7
,...,
.'1l.
7
melambangkan bunyi hambat glotal [7] q
xiii
--7
mellutus
,
:
.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Befakang Bahasa Mandar dalam kedudukannya sebagai salah satu bahasa daer&h di ?ropinsi Sulawesi Selatan digunakan di kahupaten Polewali-Mamasa, kabupaten Majene, da~kabupaten Mamuju. Di samping itu; di desaUjung Lero ~l?upatenPinrang ditemukan pula pemakai bahasa Mandai, yang·· sampai sekarang masili menggunakannya dalam kehidupan Il1ereka sehari~ hari. . . .. Kelompok bahasaMa~dar, 'yang .olen ,Esser (1938 :9) disebut "Mandar- . sehe. Dialeeten",. wilayah pemitkaiannya bermula. dart "Biiluang oi sebelah tenggara Polew.alikaoupaten Polewali"':.Mamasa" sampai mendekati Karbssa eli sebelah utara Mamuju. . . . .. ,
KataMandu:r selama ini digilnakan dalam berbagai pengertian, antara lain, a. .. wilayah, yaitu'bekas afoeling Mandai yang kemudiandisebut "kabupaten Mandar", sejak tahun 1959 dipecah menjadi tiga kabupatendaerah tingkatlI, yaitukabupatenMajerte, Polewali-Mamasa (Polmas), dan Mam~u; . . b. manu"sio,· yaitu. orarig Mandar atau suku bangsa Mandar,kata.· "to Menrek"oleh orang Bugis berarti "orang Mandar"; c. bahasa, yaitu bahasa~bahasa Mandar,. yang disebutkan dalam Encyclo paedie van Nedwianl/sch Indie metieakup bahasa Mandar dan bahasa. Mamuju (de Graff; 19.18:665)..
Hasil penelitian bahasaMatldar sebeIumnya nienggambarkan beberapa dWek Sendana. Dialek·· Balanipa berpusat di keeamatan Tinamhung kabupaten. Polmas dengan varian'-varian, seperti tapeo, Pl1ll'l:busuang, Karama, .Napo,·.
Tandung, Toda-todang, yang' berlokasi disebelah selatanWilayah sub kelompok Pitu Ulunna Salu dati aliran hilir sungai Mandar ke tiffiur sampai ke dekat Polewali. Di Polewali dan wilay.ah dialek Tallumpanuae atau Campalagian terdapat pula pemukiman penutur dialek Balanipadan sub kelompok Pitu Ulunna SaIu.• Penyebaran dialek Balanipa terdapat pula, di desa Ujung Lero kabupaten 'Pinrang Sulawesi Selatan, serta di beberapa pulau di Liukang Tuppabiring kabupaten Pangkajene-Kepulauan. Pada. umumnya pemakai bahasa Mandar dapat memahami dialek, Balanipa. Hal ini disebabkan peranan diaIek Balanipa pada masa kerajaan-kerajaan di wilayah Mandar dahulu yang meriempatkan kerajaan Balanipa sebagai "ayah" atau yang dituakan. Dal!hnpertemuan-pertemuan mereka mengguna kannya sebagai alat komunikasi. Dialek Pamboang terdapat di kecamatan ,Pamboang; kabupaten Majene, dengan varian-variannya Luwaor-Babbabulo, Adoiang, datI' Tinambung Galunggalung, DihlekSendana t~:i:dapat di Lkecamatan Sendana dan pe&sir kecamatan Malunda, kabupaten Majene deng~ varian-varian yang seba~anbesar dapat dikelompokkaninenjadi Mosso,! Somba, Palip~ Peia,ttoang, Tammeroqdo, dan Malunda pesisir. " Sebagian besar kecamatan Malunda dan sektor tiffiur kecamatan Sendana mengguuakan dialek Ulufuailda9' dati subkelompokbahasa Pitu' Ulunna Salu. DiSampingitu, terdapat pula sejenis tutur yang diSebut dialek Awoq Sumakuyu (pelimkahu, 1974:25) yang terdapat di CJesa Onang danpada perbatasan Malunda dengan Varian dialeknya di desa Tubo yang kemungkin annya termasuk dialek .Ulumandaq atau' dialek Mambi-Mehalaan. Beberapa perbedaan tata bunyi dan kosalpita .di antara dialek~dialek di atassebagai ~rikut. . ,
Bahasa Indonesia
Dialek Balanipa
beras
}Jarras
Dialek ,Majene
beras
Dialek Pam!'?oang ,
Dialek Sendana
beaq
beaq
.,
minyak pisang
minnaq 'loka
v
lomoq
lomoq
lomoq
1dka
lujo
loju
I
..
jagung
bataq
b,taq
pussuq
bille
mangga
tomissang
kl!.cci
pao
pao
.c 3
Bahasa Indonesia
Dialek Balanipa ,
.,
, " ci
aku, saya
prefJks di~
Dialek Sendana .
Dialek Pamboang
Dialek Majene '..
.;rau,
yau
yakuq
yakuq
di
ni-.
ni
ni-
Pengucapan bunyi kbnsonan 'teba} khusus' dalam varian iuwaor~Babbabtilu, rnisalnya bunyi [mb, no] menjadi [bb, dd] 'seperti dalamkata/pamboangl diucapkan [pabboan], landel diucapkan [addel, Dalam varian Toda-todang dialekBalanipa terjadi telosasi'atau uvul~isasi . bunyi [r], misalnya: barras [bahhasJ 'beras'; anjaro [anjoho]'kelapa'; kaqdaro [kaqdaho] 'tempurung', . . . .
.
Tingkat kesamaan keempat dialek di atas cukup tiriggi, yaltu Balanipa dengan Sendana ~banyak 184buah kata(dari 200 kata daftarSwadesh),. Balanipa dengan Pamboang 190 buah, Balanipa dimgan Majelle 196 buah; dialek . Majene denganSendana 182 buah, Majenedengan Pamboang 189 buah; dan Pamboang denganSendana sebanyak 18'5 buah. .' . , Kalau tingkat kesarnaan dan perbedaan itu diprosentasekan maka tingkat kesamaannya rata-rata 90% Iceatas, sedang tingkat petbedaantlya di bawah 10%. Hal ini sesuai dengan kenyataan bahasa peilggunaan diatek-dialek tersebut dapat dipahami secara' baik oleh mereka. Terjadi saling mengerti yang tinggi dalam penggunaan dialek-dialek itu. . Jumlah penutur bahasa Mandar sarnpaidewasaini di Sulawesi Selatan berkisar 500.000 jiwa(Muthalib, 1986:1) yang terbesar di kabupaten Polmas, Majene, dan Mamuju, Diper kirikan penutur pada ketiga kabupaten itu berkisar 470.000 jiwa dan di Ujung Lero (kabupaten Pinrang) sekitar 10.000' jiwa serta di Liukang Tuppabiring (kabupatenPangkep) sekiti\f 20.000 jiwa Di kelima. daerahkabupaten tersebut, di siunping bahasa Mandardipakal juga bahasa daerah .lam, yaitu bahasaBugis (bahasa penduduk yang mayoritas di kabupaten Pinrang dan' :£langkep), Di kota Polewali (Polrrlas) sebagian penduduknya menggunakan bahasa Bugis. Penduduk di kabupaten P~gkep menggunakan bahasa Makasar dansebagian penrluduk kecamatan WonOI:nulyo di kabupaten Polmas menggunakan juga bahasa Jawa . ' '.. Bahasa Mandar, dalam kedudukannyasebagaf bahasa daerah' dipakai sebagai b3hasa pertama (bahasa ibu) oleh para penduktingnya, sedangbahasa Indonesia pada umumnya digun~an sebagai bahasakedua. Bahasa'Mandar
4
juga dipakai sebag;li bahasa pengantar pada kelas-kelas perrnulaan di sekolah dasar dalam wilayahpenuturnya. 1.2 Masalah, Tujuan, danRuan~ ,Lingkup
Sampai dewasa ini bahasa Mandar belum memiliki buku ileuan sebagai sarana pengajaran. Sejak tahun: 1976 penelitian terhadap bahasa Mandar telah dilakukan melalui kegiatan 'Pusat Pembinaan dan PengembanganBahasa dan Balai PeneIitian Bahasa, Ujung Pandang. Berbagai aspek' bahasa .telah diteliti dan dideskripsikan, baik rr.enyangkutstruktur, sastra, dan pengajaran. Dalam Buku Tata Bahasa Mand~r ini dikemukakan beberapa aspek tersebut dari segi strukturnya yaitu (1) bunyibahasa dan tata bunyi, (2) morfologi verba, (3) morfologi nomina, pronoinina dan numeralia, (4) morfologi adjektiva, (5) morfologi adverbia, (6)morfologi kata tugas, dan (7) kalimat dansebagainya. , Penyusunan tata bahasa ini ,bertujuan memperoleh Buku Tata Bahasa Mandar sebagai sarana tulis dalam pembinaan dan pengembangannya terutarna melalui', bidang pengaJilnm di sekolah-sekolah,Ruang lingkup dan tekllik penulisan' mengacukepada Buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia yang diterbitkan' olehDepartemen Pendidikandan Kebudayaan, '. , 1988 sebagai berilait. a. Fono[ogi," membahas rnasalah bunyi bahasa dan tata: bunyi bahasa Mandaf;Fon~m konsonan s'ebanyak 19 buah, yaitli korisonan letup atau stop tujuh buah Ip/; fbi, /t/; Id/, /k/, Ig/,' dan /q/; konsorian afrikat dan buah /el dan /j/;konsonan geseran duabuah lsi dan Ih/; konsonan. nasal empat buah] Im/, /n/, /n/, dan /9/; konsonan lateral satu bUah /1/; konsonan trill l(getar) satu buah (r); semikonsonan dua buah)w/, dan /y/: Fonem voikalterdiri atas limabuah, yang dibeda~an atas vokal, atas duabuah /i/ dan /uh vokal tengah dua buah leI dan 10/; dan vokal··:bawah satu'buah, yaitu /a/. Distribusi fonem bahasa. ':"Mandar,.khususnyapada posisi akhir memiliki keistimewaan apabila dibandingkandengan posisi akhir bahasa Bugis, Makassar, atauballasa Toraja di Sulawesi' Selatan. Ketiga bahasa yang disebut terakhir hahya ,memiliki dua buah fonem konsonan pacta, posisiakhir, yaitu /hg/ dan /k/,sedang bah.asaMandar~memiliki enambuah,yaitu Ing/, In/, Is/, 11/, lr/~ da:n Iq/. Bebe~apa contoh sebagai perbandingan: ' Mandar: 'Bugis: ,
/bulawang/, Itongan/, /alus/, /botol/, lliterl
'emas' 'l;>enar'. 'halus' 'botol' 'liter'
/ulaweng/, /tongeng/, /alusuk/, /botolok/,/litereq/
5 Secara garis besar dalam pembahasan tentang "bunyi bahasa dart tata bunyi" dikemukakan masalah bunyi ujaran, alat ucap, fonetik dan fonemik, fonem vokal, fonem konsonan, distribusi fonem, tekanan, dan persukuan. Sebagai catatan tambahan digambarkan empat buah fonem bahasa Mandar yang bervariasi dengan bunyi frikatif (geseran) dan afrikat (paduan). Keempat bun,yi itu. adalah Ib/, {d/, Ig/;<;lan Ij/. Terjadinya variasi . bunyi itu disebabkan pengaruh bunyi vokal yang mengapitnya danmengakibatkan keempat bunyi itu menjadi Ib/, Id/, Ig/, dan III. .. b. Morf%gi, membahaskategori dan fungsi verba; nomina, pronomina, dan numetalia; adjektiva; adverbia; dan kata tugas. Dalam pembahasan kategori verba dikemukakan ciri-ciri verba bahasa Mandar, verba asal, dan verba turunan. Dalam verba turunart dijelaskan proses penurunan verba, penggabungan preftks dan suflks, .dan morfofonetnik. Morfologi verba beserta semantiknya membahas verba transitif, verba taktransitif, dan verba majemuk. Perilaku sintaksis· verba membahas pengertian frasa verbal, jenis frasa verbal, funggi verba dan frasa verbal, jenlsverba menurut perilaku sintaksisnya. Dalam bab nomiria, pronomina, dan numeraIla dibahas batasan dan ciri nomina, bentuk dan makna, nomina dasar~ nomina turunan: pronomina persona, pronomina penunjuk, dan pronomina penanya. Selanjutnya mengenai numeralia dibabas numeralia pokok, numeralia tingkat," dan numeraliapecahan. Berikutnya dijelaskan mengenai penggolong nomina, frasa nominal, dan frasapronominal. Morfologi adjektiva membahas batasan dan ciri adjektiva, bentuk adjektiva, tingkat perbandingan (ekuatif, komparatif, . dan superlatif); fungsi adjektiva, frasa adjektival, penurunankata dari adjektiva; adjektiva sebagai dasar nomina, sebagai dasar verba, dan sebagai dasar adverbia dan frasa adverbial. Pada pembahasan." adverbia berturut-turut dibicatakan· batasan dan . ciri, bentuk adverbia,struktur sintaksis adverbia, makna relasional pada satuan frasa dan pada satuan klausa. Dan dalam pembicaraan kata tugas, berturut-turut dibahas batasan dan ciri, klasiflkasi kata tugas yang menyangkut preposisi, konjungsi. Selanjutnya dibahas mengenai interjeksi, artikel, dan partikel. c. Kalimat dan Bagian-bQgtannya Ruang lingkup pem bahasan kalimat meliputi batasan kalimat, yang mencakup pengenalan kalimat, bagian-bagian kalitpat,.bagjan inti be~rta konstituennya. St)lanju~nya dibahas pembagian kaJimat yang mellputi
6 kalimat tunggal, perluasan kalimat tunggal, dan kalimat majemuk.
Kalimat tunggal diperinci menjadi kalimat tunggal yang berpredikat
nomina, berpredikat adjektiva, berpredikat numeralia, dan berpr'edikat
. verba. Kalimat· berpredikat verba dapat berupa kalimat intransitif,
kilimat ekatransitif, kali.m~t dwitransitif, dan kalimat semi transitif.
Selanjutnya dibahas pula 'mengenai kalimat pasif dengan beberapa
contoh proses terjadinya,· yakni dati kalimat aktif transitif. Pada
perluasan kalimat tunggaldijelaskan mengenai (1) keterangan temp at),
(2) keterangan waktu, (3) keterangan penyebab, dan (4) keterangan cara. Kemudian dilanjutkandengan pembahasan antar kalimat majemuk setara dan beitingkat. Dilii}at daTi segi maknanya kalimat dibagi atas' (a) kalimat cerita, (b) kalimat perintah, (c) kalimat tanya, (d) kalimat seru, dan (e) kalimat menJatik. Semua jenis kalimat di atas diberi contohnya dalam bahasa Mandar. .
1.3 Ejaan Ragam mlis bahasa Mandk ditemukan dalam berbagai jenis lomar berbahasa Mandar dengan menggunakan "aksara Lontarak" yang bersifat silabik. Sarna halnya dengan bahasa Bugis. dan bahasa Makassar, bahasa Mandar pun dapat ditulis dengan aksara lontarak tersebut. Kita perhatikan kutipan sebagian naskah lontar Mandar berikut. .,
.
.:
.
~ ........ '"' \""'=' ""::'~~ ...) "'!'::
'
. \
~""....... ~,,\oC\"\ ~ ~":Io;"':'."".":"
Iyamo diqe uppau paili pattodioloang uru-uruna 'IniIah yang· mengisahkan •masa lalu, yakni mula pertama
'...' I
.:,,~ ~.. ~
~ '" ~..
....~'" l'"\ ~ .~... ttJt ...~ ~~ '- ,-,,,, '='~'''''''~
diang puang di Mandar. UluSaqdammo naoroi pottana. ada "puang" di Mandar.. Hulu sungaiSaqdan tempatnya daratan.
iyamo napoIei todipaturung di langiq, iyamo bisseditallang. Di situlan menjelma "tomanurung" dari langit, keluar dati barnbu.
iyamo uppebainei Tokombong di Bura. Mappadiamrru anaq. dialah yang memperistrikan Tokombong di Bura. Lahirlahanak
iyamo disangka Tobanua POsiq. yang bernarna Tohiiriua POsiq. '
Iyamo uppe bainei Dialah yang memperistrikan
7
I Lando Beluaq. I Lando Beluaq.
I Lando Beluaqmo tappa di Maqasar. I Lando Beluaqlah yang mendarllt di Makassar.
Aksara Lontarak memiliki dua puluh tiga buah huruf, yang bupyi dasar nya adalah [a]. Keduapuluh tiga hurufitu ialah sebagai berikut. L ~/,,(ka)
2. ~ . (ga)
5.~
(pa)
9. " - (ta)
,.
6.
"
t:;
(ba)
10~
V
(da)
3. )... (nga)
4. ~ (ngka)
7. V
8. ~ (mpa)
(rna)
11. 1:'\ (na)
12. ~ (nra)
(ca)
14. ~ . (ja)
15.
~(nya)
16. qt.., (nca)
17. t') (ya)
18. "'"' (ra)
19.
~
20. I¥'\ (wa)
21. ~ (sa)
22.
13.
~
(la)
23. C¢..(ha)
(a)
Huruf-huruf di atas djnamakan "induk huruf'; yang daiam bahasa Bugis disebut ina sure. Untuk mendapatkan berbagai jenis bunyi yang lain, seperti bunyi vokal [£], [;l], [oJ, [i], dan [u] digunakan penanda tertentu, yang dinamakan "anak huruf' atau anak sure. Anak sure itu menempati posisi setiap huruf yang diperlukan sebagai berikut.
<..)
a. Penanda bunyi [£), dilambangkan dengan tanda .( . misalnya: ~ II (ke), ~~. (pe), (,"\. (te).
.
ill depan ina sure, '.
. b. Penanda buriyi [~] dilambangkan dengan tanda ( ). ) di atas ina sure, misalnya: ~. (Ie),;)) (be),)~ (se). .' . c. Penanda bunyi [0] dilambangkan dengan tanda ("') ill belakang ina sure, misalnya: ..;., '" (dO), -."" (no), 't-:- "" (yo); d. Penanda bunyi [i)dilambangkan dengan tanda (.) di atas ina sure, misalnya: ~(ri), .;.... (ngi), V (mi). e. Penanda bunyi [u) dilambangkan dengan tanda (.) di bawah ina sure, misalnya: ~ (ju), ~ (nyu), t::;. (hu).
'"
.
.".
f.. Tanda baca titik ( .) dilambangkan dengan tanda titik tiga bersusun ( ~) mengakhiri setiap kalimat. .. .
Sistem penulisan dengan aksara lontarak ini tidak mampu menggam bar
k3n bunyi·bunyi konsonan yang terdapat dalam bahasa Mandar. Hal ini dialarni pula oleh bahasa Bugis dan bahasa Makassar ill Sulawesi Selatan. Karena sifat aksara ini yang silabi,.k, maka untuk dapat membaca dengan
8
tepat sebuah kata dalam bahasa MandaI melalui aksaIa lontarakperlu dilihat melalui konteks kalimat atau frasa. Contoh:
Rangkaian tiga huruf Lontaiak di 'atas dapat dibaea dengan tiga kemungkinan .. Pertama, dengankata mandar'Mandar'.· Kedua, dengan kata mandarra 'menyiksa', dan ketiga, dengan ~kata mandarra 'tersiksa'. Penentuan jenis kata itu dapat dilihat dalam hub\ingannya dengan kata lain di dalam sebuah kaiimat atau frasa. PerhatikaIi cpntohberikut: 1) ~~~ .. ~.<..~
. y '-'L?-~ ~"\ ... ~,,, ~ ......
Iipaq silqbe mandar naologi, 'Sarung sutra Mandar yang disenanginya.'
()<, ~~ ~ .....
2) ..v... "',.. 1""...)", "'''''''''' I Kaeoq mandarra Saeyy~a: 'Kaeoq menyiksa kudanya.· 3) V
~ (. ~ ""
y
\ j ~ ""',;..;.. ?-:-~ ....~ ~ Q
).. ........
Masaemaq inadftrra n1attinroq paqissangang.· 'Sudah lama saya terSiksa mel1\mtut ilmu.' Ejiian bahasa Mandar dengart huruf Latin pertama kali disusun oleh R.A. Pelenkahu dan Abdul Muthalib dengan judul "Bahasa Daerah MandaI da1am Penulisan Latin". Tulisan ini merupakan kertas kerja yang disajikan· dalam "Seminar Pembakuan Ejaan Latin Bahasa-bahasa Daerah di. Sulawesi Selatan pada tanggal 28 dan 29 Maret 1975 di Aula Benteng Ujung Pandang. Loka Karya Pembakuari Ejaan Latin Bahasa-bahasa Daerah di Sulawesi Selatan pada tanggal 25-27 Agustus 1975 diUjung Pandang merupakan lanjutan pembahasan hasil serrrlilar terdahulu yang diprakarsai oleh Bal31 Penelitian Bahasa dengan bekerjasama parapakar ballasa dan budayawan di Sulawesi Selatan. Loka Karya. terse but berhasil membakukan Pedoman Ejaan Latin bahasa bahasa daerah Bugis, Makassar, Mandar, Toraja, dan Massenrempulu. Seeara garis besar Pedoman Ejaan' Latin Bahasa Mandaryang disusun oleh Abdul Muthalib dan RA. Palen~u memuat. '.
1.' Pemakaian Buruf, berisi (1) abjad, (2) vokal, (3) konsonan, (4) konsonan tebal, dan (5) penulisan huruf. ,~
9
2.
Tanda Baca, berisi (1) titik, (2) koma, (3) titik koma, (4) titik dua,. (5) tanda kurung, (6) tanda pisah, (7) tanda elipsis, (8) tanda tanya, (9) tanda seru, (10) tanda kurung, (11) tanda kurung siku, (12) tanda petik, (13) tanda petik tunggal, (14). apostrof, (15) Ianda ulang, dan (I 6) tanda garis miring.
3.
Penulisan Kata, berisi (1) kata dasar, (2) kata jadian, (3) kata depan, (4) kata ulang, (5) kata majemuk, (6) kata-kata pinjaman, dan (7) nama dirl.
Upaya penyempurnaan ejaan bahasa Mandar terns dilakukan oleh Balai Penelitian Bahasa di Ujung Pandang. Pada tahun 1984 Pedoman Ejaan Bahasa bahasa Daerah di Sulawesi Selatan yang Disempurnakan" berhasil diterbitkan, dan· salah satu di antaranya adalah untuk bahasa Mandar. Penyempurnaan itu dilakukan setelah meneliti kembali penerapan konsep ejaan hasH Loka Karya tahun 1975, yang ternyata masih mengandung beberapa kelemahan. Kelemahan itu antara lain menyangkut kata, klitika, kata tugas, dan pelambangan bunyi-hunyi khusus, yang tidak ditemukan dalam bahasa bahasa daerah di Sulawesi Selatan lainnya. Bahasa Mandar mengenal abjad yang tetdiri atas 24 huruf beserta namanya sebagai berikut: H u ru f
Nama
Huruf
. Nama
A a
a
N n
en
B b
be
NG ng
nga
Cc
ce
NY ny
nya
D d
de
o
0
E e
e
P p
pe
G g
ge
Q q
ki
.H h
ha
R
t
er
[
i
S s
es
je
T t
te
i
J j
0
Uu
L I
ka el ..
u
Ww
we
Mm
em
Yy
ye
Kk
PERPUSTl\!(4AN
PUSH
PEMiiWU.~1>l
0'\'\1
PENGEMIUNSAri IP IH;;;·~
10
DI:\P/HTEMEi~ tlE(~I]\Ji·
oA r~
I{ ~IIDUJ\ibj!d ;ilH atas. tidak ditemukan humf e (pepet), f, v, x, dlill Z . yang metambangkan [<JJ, If], Iv], [x], dan [zL karen a bunyi·bunyi terse but tidak .ditemukan dalam bahasaMandar.
. Distribusi fonem vokaJ dapat menduduki semua posisi (depan, tengah, dan belakang), sedang konsonan tidak semuanya.
/
Fonem ,-vokal
/"
Contoh di depan
di tengah
di belakang
lame
upa
1
a
ala I
e
elong.
lemo
pole
j
inrang
pilis
bongi
0
ondong,
botol
aHa
u
ular
bunging
ulu
didepan
di tengah
di belakang
b
binga
lumbang
c
coloq
bocoq
-
d
daiq
ande
-
g
galung
Ionggar
-
h
haraq
sahab~q
-
j
jonga
tinjaq
-
k
kasor
bokaq
-
I
laliq
bulang
kaqba/
m
manuq
uma
-
n
namoq
anaq
tongan
ng
nganga
sanga
bolong
manyang
-
ipar
-
teqeng
ateq
I
Fonem konsonan
ny p q +)
nyamang . pare -
11
r
rarung
urang
bot or
s
~~~iq
base
apas
t
tau
ate
w
wase
nyawa
y
yau
sayang
+) huruf q melambangkan bunyi glotal atau Qunyi harnzall.
Beberapa hal yang menyangkut penulisan kata memerlukan penjeleasan tambahan. Dalam pembicaraan "penulisan kata" dijelaskan: 1. Kata Dasar. Kata yang berupa kata dasar ditulissebagai satu satuan.
Misalnya: . Inai pole dionging'?
. Tallu tau mate.
.,
Kata Turunan a. 1mbuhan (awalan, sisipan, dan akhiran) ditulis serangkai dengan kilta dasarnya. Misalnya: me- + cal ana ma- + tliriu -el- + kekeq -ang + bemmeq a -- ang + sugiq
-----
.~
. mecalana
mattuhu
kalekeq
bemmeang
asugiang
b. Awalan ditulis serangkai dengan kata dasar yang berupa ke19mpok kata.' Misalnya: me- + lipaq saqbe - - . melipaq saqbe ma- + kaca mata -makkaca mata C.
Kalau bentuk dasarnya. berupa kelompok kata dan· mendapilt kombinasi awalan dan akhiran, . maka kata,kata ituditlilis seringkaL· Misalnya:. pe-:-i + turuq ajeq ----'? peturuqajeqi pe--i + sokkoq lotong ~ . pesokkoqlotongngi
Pada contoh 2a. di atas perludiberi penjelasan bahwa untuk kata dasar yang berakhir dengan fonem /q/luluh, apabila mendapat a.khiran .• ~arig, atau kombinasi awalan dan akhiran (a--ang). ..
12 3.
Kata Ganti Orang Kata ganti orang ekasuku yang berposisi di depan, seperti u, mu-, di-, na-,· termasuk golongan· k1it~ ,yaitu bentllk yang secara. fonologis sarna kedudukannya dengan imbuhan. Penulisannyadirangkaikan dengan kata yang mengikutinya. . Misalnya: Vitami anaqna. Inai mualliangibaju? Masaemoqo dieppeL·. Nabaluarigi bQyanna. Demikian juga kata ganti ;orang ekasuku yang berposisi di belakang seperti aq, 0, dan i, ditulis serangkai dengan kata yang diikutin:ya. . Misalnya: Meloao ummande. . Meloqo ummande. Meloqi UlJlmande..
Penetapan di atas tidak sepe,nuhnya dii;kuti dalarn penulisan tata bahasa . Mandar ini. Bentuk-bentuk klitika di atas (baikyang proklitik maupun yang enklitik) disarankan untuk ditu~s terpisah dati katayang diiringinya. Hal ini berdasarkan pertimbangan pengenalan bentuk-bentuk klitika Uu dari· kata dasar, terutarna mengenai klitika i dan akhlntn -i perlu dibedakan penulisannya. Misalnya: Da mututtuqi kandiqmu! (i - - klitika) 'Jangan qu pukul adikmu!'
(i~ akhi£an)
Da mututtuqi kandiqmu! 'Jangan kau pukuli adikmu!'
1.4 Sumber Data ,
"
.
Sebagian besar stllIlber data·. penyusunan tata bahasa ini diangkat. dari basil ptlDelitian olehpara ahli bahasa baik yang ada di Balai Penelitian Bahasa, Universitas Hasanuddin, IKlP Ujuhg Pandang,maupun yang ada di lembaga lembaga lainnya. . . ..
1.4.1
Suatu Studi Komparatif Mengenai ~kTjampalagiaJi dan Dialek dialek Mandar oleh Muthalib .
Naskah ini merupakan hasil penelitian berupa skripsi tirituk meinperoleh gelar sarjaria jurusan Bahasa dan Sastra Indonesiapada FKSS-:IKlP Makassar, tabun 1970. Isinya mencakup komparasi fonemikkedua dia1ek, komparasi morfemik, dan komparasi sintaksis. Fonem diperoleh m.elalui daftar kontras (pasangan minimal).· Dalarn komparasi morfemik dijelaskan klasiflkasi kata,
13
proses morfologis, dan ciri distribusi morfem kedua dialek.. Selanjutnya dalam komparasi sintaksis dianalisis pola-pola kalimat dasar dan transformasi kalimat. Seluruh naskah terdiri atas 133 halaman.
1.4.2
Tinjauan Puisi Mandar (Kalinda'da)dan Sumbangannya Puisi di Indonesia oleh Ny. Arfah Adnan Djubaer
t~rhadap
Naskah ini merupakan skripsi hasil penelitian di daerah Mandar. Skripsi ini diajukan untuk memperoleh gelarsaIjana (Sl) pada FKSS-IKlP Ujung Pandang, yang seluruhnya terdiri at as 169 halaman .. Kalinda'da merupakan puisi Mandar yang disenangi dan komunikatif di daerah Mandar. Kalinda'da terdiri atas bait-bait. Setiap bait terdiri atas empat baris dengan pola-pola suku kata 8, 7, 5, 7. Artinya, baris pertama terdiri atas 8suku kata; baris kedua 7 suku kata; baris ketiga 5 suku kata; !;ian baris keempat 7 suku kata. Contoh satu bait kalinda'da Mandar : Lamung batumaq iyau, Tanamlah daku bagaikan batu, Di naunna endeqmu, Di bawah naungan tangga rumahmu, Jappoq i batu, Hatu boleh hancur, Tanjappoq paqmaiqu. Namun, kasih sayangku tetap. terpatri. Secara garis besar isinya menggambarkan bentuk, fungsi, dan klasiftkasi kalinda'da.. Ada kalinda'da nanaeke (anak-anak); kalinda'da naemu.we/ naibaipe (orang muda), kalinda'da tomabuweng (orang tua), dan kalinda~da totuna (masyarakat umum). Kalinda'da lahir secara spontan oleh para pemuda, orang tua, dan masyarakat awam pada umurimya sesuai dengan situasi yang dialaminya masing-masing. .
1.4.3
Kamus Bahasa Mandar - Indonesia oleh Abdul Muthalib
Naskah kamus ini semula merupakan hasil kerja lapangan dari rangkaian Penataran Leksikografi yang diselenggarakan Lembaga Bahasa Nasional (Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, DepartemenPendidikan dan Kebudayaan) pada tanggal 9 Juni - 4 Agustus 1974 di Tugu, Bogor. Naskah aslinya terdiri atas dua jilid. Jilid pertama terdiri atas abjad A - 0 dan jilid kedua, terdiri atas abjad P - Y. Pada tahun 1977 Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depar, temen Pendidikan dan Kebudayaanmenerbitkan kamus ini daIam satl!. jilid setebal 205 halaman. lsinya terdiri atas kosa kata umum· bahasa Mandar . yang digunakan dalam wilayah pemakaian bahasa Mandar (dialek Balanipa, Majene, Pamboang, dan Sendana). Kamus ini dilengkapi dengan Petunjuk Pemokaian, yang berisi (1) fonologi dan (2) morfologi. Dalam fonologi
14 dijelaskan mengenai fonem bahasa Mandar; ejaan, bunyi danucapan, tekanan kata. Selanjutnya morfologi berisi bentuk kanonik, afiksasi (prefiksasi, infiksasi, dan sufiksasi), kata tugas, kata-kata pinjaman, kata ganti persona, urutan kata turunan, simbol penjelasan, dan daft;lr singkatan. Kamus ini merupakan kamus pertama berbahasa daerah Mandar yang diterbitkan oleh Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1.4.4
Struktur Bahasa Manda! oleh R.A. Pelenkahu, Abdul Muthalib, dan M. Zain Sangi .
Naskah buku ini semula merupakan hasH Proyek Penelitian Bahasa dan 3astra Indonesia dan Daerah Sulawesi Selatan tahun 1977, disunting dan
diterbitkan oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen
Pendidikan dan· Kebudayaan tahun 1983 di Jakarta. Garis besar isiriya
meliputi: 1) fonologi: fonem, klasiftkasi fonem, distribusi fonem, tata fonem,
dan fonem suprasegmental; 2)' morfologi: afiksasi, proses morfofonemik,
distribusi afiks, fungsi afiks,arti afiks, reduplikasi, dan pemajemukan~; 3)
. sintaksis: frasa, struktur frasa, . arti frasa, kalimat dasar, proses sintaksis,
kalimat turunan (transformasi), kalimat tanya, kalimat perintah, kalimat
menyangkal, kalimat pasif, dan kalimat transfonnasi bertingkat. Tebal buku
106 halaman. 1.4.5
Sastra Usan Mandar oleh H.D. Mangemba, Abdul Muthalib, Suradi Yasil, Salahuddin Mahmud·
Naskah ini berisi 36 buah c~rita rakyatyang dapat dikelompokkan ke dalam tiga golongan, y.aitu (l) cerita hiburan, (2) cerita pendidikan, dan (3) cerita asal mula. Ketiga puluh enam cerita di atas hanya delapan belas di antaranya yang diolah (ditranskripsi, diterjemahkan, dan dianalisis). Wilayah pengumpulan cerita iahih di kabupaten Majene, pada kecamatan Banggae, Pamboang, dan Sendana. Sedangkan di kabupaten Polewali-Mamasa . dipusatkari di kecarnatan Tinarnbung. Para penutur cerita pada umumnya berumur di atas 40 tahuri.. Naskah ini diterbitkan oleh Proyek Penelitiari Bahasa dan· Sastra Indonesia dan Daerah Sulawesi Selatan pada tahun 1979 dengan tebal 228 halarnan. 1.4.6
Morfologi dan Sintaksis Bahasa Mandar . oleh Abd. Muis H. St. Hadarah.
Ba'dulu, Abdul Muthalib, Abd. Rajab Johari,
Garis besar isinya roenggarnbarkan morfologi bahasa Mandar mengenai morfero bebas, morfem terikat, k~ta, penggolongan kata yang menyangkut
15 kata minor dan kata mayor. Analisis. morfologis menyangkut .afiks, yang membahas bentukdan rnakna awalan, sisipan, akltiran, pengulangan;dan pemajemtikan. Dalamanalisis sinta~ dibahas masalah frasa, yang mencakup . .. I . '. .'. ." pengertian frasa, pengelompokan frasa, peIperian' struktur frasa, arti frasa (frasa benda, frasakerja, frasasifat, frasa depan). Selanjutnya dibahasmasalah kalimat yang mencakup kalimat inti, tipe-tipe kalimatinti, pemerian sti1l!ctur· kaIimat inti. Kalimat turunan atau transformasi, membahas proses trans formasi, permutasi, substitusi, penambahan, pengbilangan, penggabungan. Pemerian struktur kalimat turunanmembahas· kalimat imperatif, kaIimat negatif,kalimat tanya; kalimatpasif, kalimat serial, kalimat kontras, kaIilnat kondisional, kalimat komparatif, dan kalimatatrlbptif. Diterbitkanoleh Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Diierah Sulawesi Selatan pada tahun 1980 dengan rebal 165 halainan. '"I' 1.4.7
Sistem Morf~logi Kata Kerja Bahasa Manchlr oleh Abd. Mills Ba'dulu, MuStafa Abdunah,AM~ Yimus, Salahuddin Mahmud, Hady Abd. Hakim, Abdul Muthalib
Naskah buku ini ~mula merupakan hasil Proyek Penelitian. Bahasa dan SastraIndonesia dan Daerah Sulawesi Selatan tahun 198J, disunting dan diterbitkan bleh Pusa! Pembinaan dan Pengembangan 'Bahasa Oepartemen' Pendidikan dan Kebudayaan tahun 1985, Jakarta. lsi buku ini dalam garis besamya sebag:rl berikut .. Pertama, ciii.-cirikati:/. kerja' yang mencakul' ciri morfologis (aftksasi, klitisasi); cirisintaksis, yang mencakup tugaskata kerja d!llam kalimat, posisi dan distribusi kata kerja, valensi sintaksis kata . kerja; ciri semantis mencakup kata kerja intransitif, kata kerja transitu. Kedua, membahas bentuk kata kerja, yang meliputi kata kerja' dasar, kata kerja turunan, kata kerja infleksional, kata kerja derivasional, kata kerja berulang, dan kata kerja majemuk. Ketiga, makna kata kerja yang meliputi kata kerja turunan,' kata kerja beru1ang, dan kata kerja rnajem.uk. Tebal buku ini 127 halaman. 1.4.8 Sistem Perulangan Bahasa Mandar oleh Abdul Muthalib, Abd. Mills Ba'dulu, Aburaerah Arief, Djohan Budiman Salengke Naskah buku inisemulamerupakan hasilProyek PenelitianBahasa dan Sastra Indonesia' dan Daerah Sulawesi Selatan tahun 1982. Naskah ini kemudian disunting dan diterbitkan oleh Pusat Pembfuaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan di Jakarta tahun 1984. Buku ini mengarialisis aspek perulangan bahasa Mandar yang meliputi 1) bentuk perulangan: perulangan palsu, perulangan sempUIIla, perulangan
16
sebagiail,perulangansederhana, perulangankoropleks;' bentuk kata sifat berulang, kata bilangan berulang, dan kata ganti berulang; 2) segi-segi morfofonemis perulangan:penainbahan [onem, penghllanganfonem,. perubahan fonem, penghilangaqsukukata; 3)segi-segi sintaksis perulangan: kata'benda berulang + (mertgW subyek, mengisi predikat, mimgisi obyek), 'kata kerja berulang, kata sifatberulang (mengisi predikat, mengisiketerang an),kilta 'keterangan berulang; kata ganti berulang;.4) segi-segi semantis, perulangan: maknaperulanganasal kata ~erja, kata benda, kata sifat, kata bilangan, dan kata gantt Tebal buku 44 halaman.
1.4.9
Kata Tugas BahasaMan:dar olehMuhammad Sikld, Abdul Muthalib, Abdul Kadir Mulya, Muhammad Nairn Haddade
Naskah buku ini yang sernula merupakanhasil ProyekPenelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daer~ Sulawesi Selatan tahun 1985, diedit dan dan Pengembangan Bahasa di Jakarta diterbitkan oleh Pusat Pembin ttiliun, 1987. Isinya mencakup H ciri gramatikal kata tugas: ciri morfologis, ciri sintaksis, dan ciri semantik;!2) distribusi kata tugas:kata tugas berposisi . depan, tengah, belakang,dan bebas; 3) fungsi kata tugas: atrlbutif, direktif, korek:tif, dan koherensif; dan' 5) makna kata tugas: hubimgan' penjumlahan, penyeru, penentu modalitas, perlawanan, penegas, persyaratan, tak bersyarat, penjelas kuantitas, penjelas" kualitas, perigandaian, waktu, pengecualian, pembanding, harapan, dan penyebab. Tebal,buku 174 halaman.
aan '
BAsn· BUNYI BAHASA DAN TATA BUNYI 2:1 Pengantar Bunyibahasa dan lata buuyimenyangkut apa yang lazim disebut fonologiFonologi ialah .cabang ilmu bahasa yang membicarakan bunyi bahasayang mampumembedakan makna dalam suatukata. llmubahasa yang mernbicarakan.bunyi bahasa tanpa memperhatikan. makna, disebut fonetik. Da1arn halini. unt~k mengenal bahasa Mandat lebih dekat maka peranan makna merupakan. faktor yang perlu diperhatikan apabila kita membicarakan fonem-fonem dalam bahasa Mandar. Kata /bau/ dan /pau/, /lago/ dan /lajo/ jelas tnempunyai makna yang berbed! karena adanya [b], [p], dan [g]. [j] yang berbeda secara fungsional. :';
.'
. ,
.
"
Sehubungan dengan contohyang telah dikernu,kakand,i. atas maka ada unsur bahasa yang tidak dapat dipecah-pecahkilrLlagi yaitu [b] ; [p] , [g], dan [j]. Satuan bahasa yang tidak dapat dipecah lagi menjadi'satu:an bunyi yang terkecil dan mampu membedakan makna diriarnakan fonem. Jadi bunyi-bunyi bahasa yang merupakan satuan ter:Kecil memiliki fungsi tersendiri dalarn membedakan arti dengan bunyi iainnya dapat dinamakan buriyi .. bahasa .yang fungsional.. Bunyi-bunyi tersebut. mempunyai kaidah· tersendiri dalammembentuk susunan kata yang tidak dapat dipertukarkan tanpa mengubah maknanya. Untuk lebih jelasnya beberapasusunan bentuk kata dalam bahasa Mandaryang menjadi berbeda maknanya karena perbedaan salah satu foneroriya seperti terlihat pada pasangan kata berikut ini: . /bue/
ftuel
'kacang ijo' 'menyala' .17
18 Fonemyang.. berbeda adalah Ibl dan It/. 'cemar' /sewa/ 'sewa' Fonem yang berbeda adalah Id/ danJw/.
jsedal
ladaq/ 'adat'
lahaq/ 'ahad'
Fonem yang membedakim adalah
/dl dan /hI.
Jadi· berdasarkan penjelasan yang telah dikemukakan di atas maka dapatlah dikatakan bahwa fonem adalah satuan bunyi bahasa yang terkecil yang dapat membedakan arti. 2.1.1
. Bunyi Ujaran
Bunyi yang dihasilkan alat :ucap manusia jika dipenggal dalam bentuk segmen-segmen dan segmen-semien itu dipotong lagi akhirnya sampailah pada bagian atau unsur yang paling keeil yang dinamakan bunyi ujaran. Bunyi-bunyi ujaran ini diha$Ukan organ tubuh manusia sebagai akibat dati tekanan sekat rongga badan (diapragma). Uda!:a yang mengalir dati paru-paru melalui eabangbatang tenggor6kan terus melalui batang tenggorok, pangkal tenggorok dan akhimya keluar melalui rongga mulut dan rongga hidung atau kedua-duanya. Bunyi~bunyi yang telah dihasilkanitu dalam proses perjalanannya biasanya mendapat:halangan atau dihambat. Arus udara yang' mengalir keluar melalui ronggamulut atau rongga hidung biasanya ber.uball-ubah dalam setiap bentuk ruang yang dilaluinya. Proses ini membuktikanbahwa Kesatua:ri~kesatuan yang terkeeil yang terjadi dati bunyi ujaran 'sangat berperan karen a berkenaan dengan organ pada tu buh manusia. . . 2.1.2
Alat Ucap .
. Alat ueap merupakan organ pada. tubuh manusia yang berkaitan erat dengan bunyi-bunyi ujaran. SegaIa maeam bunyi ujaran tidak akan kita pahami .dengan . baik . bila kita tidak mengetahui sebaik-baiknya alat,alat ueap yang menghasilkan bunyi-bunyi itu. Dalam hal ini bunyi-bunyi ujaran dlhasilkanolehberbagaimaeam kombinasi darialat-alat ueap yang terdapat dalam tubuh pada manusia.·Oleh karena itu, ruang lingkup fonologi membahas juga bagian-bagian tubuh yang .berkaitanerat dengan proses pembentukan bunyi"bunyi ujaran.. Sehubungan dengan hal tersebut maka ada tiga maeam alat ueap yang pedu diperhatikan dalam menghasilkan suatu bunyi ujaran yaitu: a. Paru-paru, yaitu sumber aliran udara.
19 b.
Artikulator, yahualat ucap pada tubuh manusia yang dapatdigenikkan . ataudigeserkan untuk menimbulkan bunyi-bunyitertentu. c. ·Titik artikulasi yaitu daerah-daerah tertentu (yang terletak dalam wilayah salah satuartikulator) yang dapat disentuh dan didekati oleh ala:i~alat artikulator (yang lain). Ketiga macarn alat ucap di atas dapat bekerja sarna dan menimbulkanbunyi bunyi ujaran. Bunyi-bunyi tersebut misalnya /d/ pada kata-kata /daiqJ 'naik', /tindaq/ 'tegak', Idottong/ 'terkabul', /dada/ 'dada'. . Udara mula-mula mengalir dariparu~pani. Sementara ttu ujung lidah digerakkan ke atas serta merapat ke· ujung gigi atas dan gigi ba'wah.A1iran udara ini akibatnya terhalang. Dalarn hubungan ini ujung Udah merupakan artikulatoinya karena dapat digerakkan ke atas dan· ke depan dan dengan adanya gerakan-gerakan Udah tersebut dapat dihasilkan bunyiseperti /d!; langit4angit keras dan gigi bawah merupakan titik artikulasinyakarena menjadi· tempat tujuan atau tempat .yang dapat didekati dan disentuh oleh . . . ujung !idah.. Alat-alat ucap y~ng. terdapat. pada organ tubuh manusia antaralain, paru-pam (sumber wan udara), batang tenggorok, ujung atas batang tenggorokan tempat. melekatnya pita suar~. Ruang di atasselaput guara· hingga ke perbatasan ronggahidung yang di~ebut.hulu kerongkongan... SelanjutnyaaIat-alat ucap yang· terdapatdalarn rongga muM antara lain: bibir (labium), gigi (dental), lengkung kakigigi (aveolum), langit-langit kenls (palatum), langit=~angif lembut (velum), anak tekak (uvula), dan liClah. Udah terbagi atas beberapa b~an yaitu ujung Udah, daun Udah, lidah bagian belpkang serta akar Udah. Di sampingrongga batang tenggorok, hulu kerongkongan dan rongga mulut maka rongga hidungjugamemegang peranan penting dalain menghasilkanatau membentuk bunyi-bunyi suatu bahasa. Keterangan gambar: I. Bibir (lab'ial) 2. Gigi (dental) 3. Ujunglidah (apex) 4. Daun Udah
5_ Depan Udah ..
6. Tengah Udah.. 7. Belakang Udah 8. Akar Udah 9. Pangkalgigi (alveolar) 10. Langit-Iangit keras (palatum) 11. Langit.larigitlunak (velum)
.,!OI1• . ~. ~
20
12. Hulukerongkongan 13. Hulu kerongkongan 14. Pita"guara 15. Batang tenggorok
16.Pabgkal tenggorok
17. Pam-paru 18. Diafragma 2.1.3
Fonetik dan Fonemik
Sebagaimana yang telah dikemukakan pada bagian sebelumnya bahwa bidangyang memp~lajari bUfiyl-bunyi bahasa . pada umumnya dalam tata bahasa dinamak~ fonologi~ Dalam ruang lingkup fonologi mencakup bidang fonetik danbidang fontlmik. Kita perlu mengetahuiilnlu bunyi apabila inginmengenalsuatu bahasa dellgan sebaik-baiknya kar~na, tanpa pengetahu anmengenai ilmu bunyiitu ti~k akan meQ1peroleh hasil yang memuaskan. bieh karena itu sebeluril mempelllJari tata bahasaMandar lebih 4ahulu perlu mengenali bun)li-bunyiballasa Mandar yang dihasilkan oleh alai-alat ucap sipembieara. Jadi,dalam bidang fonetik kita mempelajari bunyi-bunyi ujaran·.yang dipakai dalam tutuiserta mempelajari 1:>agaimanamenghasilkan bunyi-bunyi tersebutdengan kombinasi alat-alat neap manusia. Dalam bidang fonemik kita· mempelajari dan. menyelidiki,berbagai-bagal bunyi ujaran dalam fungsinya sebagai alat untuk membedakBn arti. Jadi dapatlah disimpulkan b,ahwa fonetik bersifat mengumpulkan data· data mentah sedangkan fonemik mematangkan data-data itu; Bidang fonetik menganaJisis; menulis, dan melambangkansemua bunyi dalam satu bahasa, Sedimgkan fonemik memproses data-data fonetik itu supaya menemukan satuan-satuan yang pokok dalam bahasa tersebut. Contoh: [dai?] [kal?] [cal?] [sai?] [rai?] [pal?]
'naik' 'kait' 'marah' 'robek' 'jahit'
'pahit'
/dalq,/ /kaiq/. /caiq/ /salq/ /raiq/ /paiqI
Ben:warkan contoh-eontoh yang telah dikemukakan dalarn bahasa Mandar itu maka bunyi-bunyi Seperti Cd], [k], [el, [s], [rl, dan [p] merupakan bunyi-bunyi yani fungsional yang seeara fonemik merupakan unsur bahasa yang keeil sebagai alat pembeda arti.
21
2.2 Fonem Kata dalam bahasa Mandar seperti /gara/ ,'retak' dan /~ra/ 'susah' mem perlihatkan makna yang berbeda karena kehadiran bunyi yang fuIigsional yaitu fonem /g/ dan lsi. Fonem-fonem itu dalam membentuk strukturkata kelihatannya seperti ada ruas-ruas. Ruas-ruas tersebut yang terdengardalam ujaran dilambangkan dengan huruf da1am bentuk tertulis. Dalam bahasa Mandar seperti kata /laga/ 'siaga' kedengaran ,ruas-ruasnya berupa bunyi /1/, /a/, /g/, /a/ dengan pelambangan huruf berupa ortografi '''/, a, g, an dinamakan fonem-fonem segmental. Kalau kita mengamati kata-kata /keke/ 'gali', lmeke/'batuk', /beso/ 'tarik', /poaq/ 'pecah', /saka/ 'tangkap', dan /tappu/ 'sebut' malci ternyata setiap kata itu dibangun oleh beberapa fonem dan fonem-fonem itu adalah fouem vokal dan fonem konsonan. Fonem-fonem yang pada waktu pembentukan atau pengucapannya secara relatif tidak mendapat rintangan atau hambatan dinamakan fonem vokal, sedangkan fonem-fonem yang pacta waktu perilbentukan atau pengo ucapannya mendapat hambatan mulai dari paru-paru sampai keluarmelalui rongga hidung atau mulut disebut konsonan.
2.2.1
Fonem Vokal '
FOI1em vokal bahasa Mandar ada beberapa macam, yang berbedasat!1 'deilgan yang lain. Perbedaan antara vokal-vokal itu tidak berpengamh kepada keras atau lembutnyasuara, tetapi disebabkan oleh perubahan yang terjadi dillam wilayah rongga mulut. Cara penibentukan fonem-fonem vokal bahasa . Mandar seluruhnya bersifat eksklusif artinya udara yang menyebabkan terbentuknya fonem vokal itu semuanya dihembuskan keluar dari paru-pam. Jadi udara itu bukan diisap masuk ke paru-paru tetapi dihembuskan keluar. OJ samping itu, udara yang keluar itu disertai pula denganperubahan rongga dan ruang dalam saluran·saluran suara di sepanjang perjalanannya. Gerakan gerakan alat ucap dalam pembentukan berbagai fonem voka! bahasa Mandar. Berbeda-beda, secara garis besamya perbedaan itu disebabkan karena tinggi rendahnya posisi lidah dalam rongga mulut, berdasarkan membundar tidak nya bentuk bibir ketika menghasilkan bunyi-bunyi vokal dan berdasarkan lama tidaknya hembusan udara yang keluar. Fonem vokal bahasa Mandar ada lima buah, yaitu /i/, lui: lei, 10/, dan tal sebagaimana dikemukakan dalam penelitian-penelitian yang sudah dilaksanakan misalnya, Struktur Bahasa Mandor (RA. Pelenkahu, et al~ 1977).
22
2.1.1.1 Pembentukan Fonem Vokal , Berdasarkan pada gerakan-gerakan alat ucap, maka pembentukan fonem vokal bahasa Mandar dapat dibedakan sebagai beriknt.
a. Berdasarkan naik turunnyagerakan lidah, fonem vokal bahasa" Mandar '" , dibedakan sebagai beriknt. vokal atas ' i, ,u;
vokal tengah : e,i 0;
vokal bawah : a.
b. Berdasarkan maju mundumya gerakan-gerakan lidah dalam rongga mulut , fonem vokal dalam bahasa ~andar dapat dibedakan seperti di bawah ini. vokal depan i, ~; vokal pusat (tengah) : a;l vokal belakang : u, '0. c. Berdasarkan membundar tidaknya bentuk bibir fonem vokal bahasa Mandar dapat dibedakan seperti beriknt. vokal, bundar 0, ti, a; vokal tak bundar : i, e.
2.2.1.2 Klasifikasi Fonem Vokal' Klasifikasi fonem vokal dalam bahasa Mandar bertujuan untuk memberi gamj;)aran mengenai ,posisi atau tempat seti~p fonem vokal di daerah alat ucap pada waktu pembentukan fonem"fonem tersebut. Dalam hal ini akan diperoleh bagian mana alat-alat! ucap yang aktif pada proses terjadinya ,hunyi-bunyi vokal.itu pada saat ',udara itu mengalir daTi paru-paru. Selain itu dengan kia.sifikasiiniakan me,mperlihatkan pUla dengan jdas pembagian daerah artikUlasi fonem vokal dalarn bahasa Mandar., Dalam hal ini perlu pula dik~tahui bahwa' semua vokal bahasa Mandar merupakan bunyi yang berSu.ara, artinya dalam proses pengucapannya selaput suara selalu bergetar., Berct:asarkan deskripsi itu maka bahasa Mandar memiliki fonem vokal sebanyakIiba buah yang semuanya berwujud vokal yang tunggal. Kelima vokal bahasa Mandaritu dapat diklasifIkasi dalarn bentuk bagan berikut ini.
23 Depan
Pusat
Belakang
Atas
i
u
Tengah
e
0
Bawah
a
.Keterangan:
(1) Fonem vokal Iii berkedudukan sebagai fonem vokal depan atas tak bWldar dan simetris kedudukannya dengan jul. berkedudukan sebagai fonem vokal depan tengah tak bundar dan simetris kedudukannya dengan fonem vokal 10/. (3) Fonem vokal lal berkedudukan sebagaifonem vokal pusat bawah tak bundar. (4) Fonem vokal luI berkedudukan sebagai fonem vokal belakang atas, bimdar,dan simetriskedudukannya dengan fonem vokal IiI. (5) Fonem vokal 101 berkedudukan sebagai fonem vokal belakang sedang, bundar, dan mempunyai kedudukan simetris dengan fon~m vokal le/.
P) Fonem vokal leI
Bahasa Mandar. dalam wujudnya sehari~hari belum ditemukan diftong atau gugusan vokal .. Yang ditemukan hanyalah deretan fonem vokal yang cenderung berbunyi diftQng tetapi bukan diftong misalnya: /boe/ 'babi', /tue/ 'nyala', 'menyala', /saiq/ 'robek', /yau/ 'saya', Ilaiq/ 'sana', /sauq/ 'timba'.
2.2.1.3 Distribusi Fonem Vokal Dalam setiap bahasa terdapat aturan tersendiri yang dapat mengatur masing-masing fonemnya. Ada fonem-fonem tertentu dalam satu bahasanya fonem· itli menempati posisi awal kata, posisi tengah kata, danposisi akhir kata. Selain daripada itu, ada pula fonem .tertentu yang hanya dapat menempati posisi awal kata dan posisi tengali tetapi tidak pernah menempati . posisi aklrir. Fonem-fonem vokal bahasa Mandar semuanya dapat menempati baik posisi awal kata, posisi tengah kata maupun posisi akhir kata. Posisi Fonem Vokal bahasa Mandar Fonem vokal /a/ 'adat' . Posisi awal: /adaqj lapaqj 'sebab' 'atap'· lateqj
24
lapil laliel
'api' 'gusi'
/sandal Irnala/ /bulang/ lcambangl /taraq/
'cukup' 'dapat' . 'bulan' 'janggut' 'dubur'
/tara/ /sara/ /bala/ /jonga/ /beta/
'susuh' 'susah' . 'kandang' 'ru,sa' 'kalah'
lindtik/ /iqo/ lindo/ !indang/ /issang/
'tuak' 'engkau' 'ibu' . 'pinjam' 'tahu'
Posisitengah;
/daiq/ /raiq/ /saiq/ /masi?g/ /paliq/
'naik' 'jahit' 'robek' 'asin' 'hukuman buangan'
Posisi akhir:
/jati/ /wai/ /jari/ !sai/· /mai/
'kayu jati' 'air' 'jadi' 'sampan' 'kernari'
Posisi tengah:
. Posisi akhir:
Fonern vokal /i/ Posisi awal:
Fonern vokal /u/ Posisi awal:
Posisi tengah:
/uriq! judung! juliq/ . jumbang/ /upaqj
'urut' 'cium' 'kulit' 'tebal' 'untung'
/undungj . /luttus/ jdaung! jgumbangj /keruqj
'dupa' . 'terbang' 'daun' 'tempayati.' 'mencong'
25
Posisi akhir:
Fonem vokal /0/
Posisi awal:
Posisi tengah:
Posisi akhir:
/undu/ '/tau/· Ilappu/ . /benu/ /tunu/ '
'e,mbun' 'orang' 'lampu' 'sabut' 'bakar'
/ojo/ /010/ /orrong/ /ondo/ /orong/
'iris'
'depan' 'roboh' 'ayun' 'renang'
/boe/ /jolloqj /polongj /dottong/ '/mottong/
'babi' ' 'tunjuk' 'potong' 'terkabu1' 'tinggal"
/beso/ /dodorl {mole/ /bocoqj
Ibonoq/ Fonem vokal/e/
Posisi a}Val:
/ebangang/ . /e10ng/ lema/ /eme/, /essung/
'tank' 'dodo!' 'sembuh' 'ke1ambu' 'patuh' 'bedil'
'nyanyi' 'kunyah' 'rendam' '1esung'
PosiSi tengah:
/keke/ /meke/ /gereq/ /areq/ /tekeq/
'gall' 'batuk' 'sembelih' . 'perut' 'panjat'
Posisi akhir:
Idee/ . /beke/ /taqe/ /paIe/
'tombak' 'kambing' 'dahan' 'padi' ;tangkai'
/t~el
26
2.2.2
Fonero Ko~
Udara yang mengalir dari paru-pam bila mendapat harnbatan dari organ tubuh manusia maka terjadilahbunyi yang disebut ujaran. Hiunbatan itu dapat bersifat seluruhnya atau hariya sebagian saja. Fonem konsonan adalah bunyi-bunyi yang pada waktu pembentukannya sebagian atau sepenuhnya mengalarni harnbatan. Hambatan aliran u,dara inilah yang merupakan dasar pembagian fonem konsonan dalarn bahasa Mandar.
2.2.2.1 Perobentukim Fonero Konsonan Konsonan bahasa Mandar dapat dibedakan berdasarkan eara pembentuk annya seperti berikut. '1) Berdasarkan artikulator dan daerah artiktilasinya. 2) Berdasarkan terharnbat tidaknya udara pada waktu mengalir dari paru paru. ' . 3) Berdasarkan b~rgetar tidaknya selaptitsuara. 4) Berdasiukan wilayah ueap yang dilaluiudara ketika keluar dati paru-pam. a. Pembentukan Fonem Konsonan Berdasarkan Artikulator dan Titik Artikulasinya I) , Konsonan bilabial yaitu pembentukan konsonan karena dihalangi oleh pertemuan bibir bawah dan bibir atas. Dasar ueapannya adalah ' bibir bawah dan bibir iltassehingga menghasilkan fonem Ibl, /p/, Im/, [wi. ' 2) Konsonanapiko dental yaitu pethbentukan konsonan karena udara mendapat hambatan ujung lidah dengan lenglrung gigi atas. Konso nan terse but adalahfonem ItI dan Id/. 3) Konsonan palatal yaitu pembentukan konsonan karena kerja sarna antara daun lidah dengan langit.langit keras. Konsonan yang dihasil kan adalah Inl dan Iy/. 4) Konsonan lamina alveolar yititu pembentukan konsonan yang mendapat hai:ribatan,dengan kerja sarna antara daun lidah dengan gusi di belakang gigi atas. Adanya keija sarna organ ini mengasilkan fonem /s/,M, /11, In/, lei, dan/j/. 5) Konsonan "elar yaitu pembentukan konsonan karena udara men· dapat 'rintangan' dengani bekerja sarna antara belakang lidah. dan langit·langit lembut. Kon;sonan yang dihasilkan dari basil kerja sarna ' . terse but adalah fonem /k/, /g/, In/. ," 6) Konsonan glotal yaitu pembentukan konsonan karena eelah suara atau pita suara (glottis) tertutup rapat. atau terbuka lebar sehingga ,
27
'. udara .itu terha1ang.. seluruhnya oleh selaput suara ataukeluar dengan leluasa. Konsonan yang terjadi pada saat selaput suara tertutup adalah fonem /q/ dan kalau selapu~ suara terbukaadalah fonem /h/. b. Pembentukan Fonem Konsonan Berdasarkan Hambatan Aliran Udara Pada Waktu Keluar Dari Paru-paru ·1) Konsonan letupan (stop) adalah konsonan yang terjadi karen a udara . yang keluar dari paru-pam ditutup samasekali kemudian dilepaskan dengan tiba.tibasehingga menghasilkan bunyi letupan. Yang ter inasuk dalam konsonan letupan dalam bahasa Mandar yaitu Ip/, /tl, Ik/, /q/, Ib/, jd/, dan Ig/. . 2) Konsonan paduan (affrikat) adalah konsonan yang terjadi karena udara yang keluar dad paru-paru dirintangi sehingga menghasilkan bunyi yang kedengarannya seperti gElsekan rnisalnya fonem lei, hi. ·3) Konsonan geseran. adalah konsonan yang terjadi karena udara yang keluar dari paru-paru seperti geseran. Konsonan yang terjadi adalah /sl dan Ih/. 4) Konsonan sengau(nasal) adalah konsonan yang terjadi karena aliran udara tertutup rapat pada rongga mulut sehingga udara keluar melalui rongga hldung. Konsonan terse but dalam bahasa Mandar adalah/m/, jn/, Inl, 1!)1. 5) Konsonan sampingan (lateral) adalah konsonan yang terjadi karena aliran udara yang keluar melalui samping lidah. Konsonan itu adalah
11/· .. 6) Konsonan getar adalah konsonan yang terjadi karena jalan udara keluar tertutup dan terbuka seeara bergantian dan berulang-ulang dengan menggetarkan alat ucap lidatt. Dernikianlah seterusnya secara teratur dan berulang-ulang sehingga menyebabkan udara yang keluar bergetar. Getaran tersebut menghasilkan fonem konsonan/r/. 7) Konsonan hampiran (semi konsonan) adalah bila udarayang meng alir keluar itu mendapat rintangan yang tidak sepenuhnya sehingga bunyi· yang dihasilkan menyerupai bunyi hampiran atau semi konsonan. Bunyi yang terjadi adalah semi konsonan Iwl dan Iy/. e.Pembentukan Fonem KonsonanBerdasarkan Bergetar Tidaknya Selaput Suara Alat ucap berupa selaput suara yang terdapat pada pangkal teng gorokan.harus dilalui oleh udara pada saat keluardari paru-pam. Dalam posisi tertentu ada kalanya selaput suara tersebut bergetar dan kadang kadang tidak bergetar. Jika selaput suara itu bergetar mimjadikan
2.8
kbii§'iinan 'yang dihasilkan itu menjadi bersuara nllsainya fbI, /d/, /g/, M~~~~~W~M
,"
Apabila'selapui suara itu tidal( bergetar maka terjadililh konsonan yang tidak bersuaraseperti /p/. /t/, /k/, Iq/. /e/, /s/, dan Ih/. "
"
'I,
..
d. Pembentukan Fonem Konsonan Berdasarkan Rongga Ujaran Berdasarkari rongga ujaran yang dilalui arus udara pada waktu keluar dariparu-paru mal5:a, konsqnan bahasa Mandar dapat dibedakan seperti ~eriku,t... 1) Konsonan oral yaitu kop.sonan yang terbentuk karena udara keluar melalui rongga mulut. Konsonan oral dalambahas~ Mandar adalah /p/, It/, fbi, /d/, /k/, /g/, /q/,/e/, Ij!, lsI, /h/, /r/, /1/, /w/, Iy/. 2) Konsonan . nasal. yaitu konsonan yang terbent,uk karena keluar melalui rongga hi dung, miSaInya /m/, /n/,./ii/, /9/'" 2.2.2.2 Klasiflkasi Fonem Ko~an Cara pembagian konsonan bahasa Mandar yang telahdikemukakan didepan dikombinasi dalam bagan konsonanberikut; sebinggaserriakin jelas. Berdasarkan pembagian 'tersebut dapatlah disimpulkan bahwa fonem konsonan itu memiliki nllnimal empat.eiri pembentukan. Hal tersebut akan terlihat lebihjelas dalam bagan konsonan berikut ini.
29
. BAGAN FONEM
Tempat Artikulasi . Labial
.,...
Letup (Stop)
ts s
Paduan (Afrikat)
ts
. Apiko Lamino Dental . Alveolar
p b
Palatal
Velar
t
k
d
g.
s
c j
Geseran (Frikatif)
ts
s
Sengau (Nasal)
s
Sampingan (Lateral)
s
1
.s
r
.Glottal q
h
til
. ..$ ::l
~.
t::
< t'!
~
U
Getar (Trell) Hampiran <Semi Kon sonan) KETERANGAN:
n
in
w
s
ii
1)
y
ts = tidak bersuara S
= bersuara
Fonern Inl secara fonernik dilarnbangkan dengan Inl secara ortografls di1arnbangkan dengan ny . dernikianpula I .' I secara fonernik Inl secara ortografls ng. . . Berdasarkan hagan fonernik yang telah dikemukakan di atas,. dalarn . bahasa. Mandar ditemukan 19 fonern konsonan. Kesernbilan belas fonern konsonan ini dapat diperinci sebagai berikut:
Ip/; fbI, It/, . (2) Fonern.konsonan paduan (afrikat) sebanyak2 buah yaitu leI. Ij/. (3) Fonemkonsonan geseransebanyak2 buah yaitu fonem lsI, /hI. . (4) Fonern konsonan sengau (nasal)sebanyak 4 buah yaitu Im/, In/, tnt, IIJ/. (5) Fonern konsonan sarnpingan (lateral) sebanyak situ buah yaitu Ill. (6) Fonern konsonangetar (trill) sebanyak: satu buah yaitu Ir/. (7) Fonern konsonan sebanyak dua bum yaitu Iw/, Iy/.
(1) Fonem konsonan letup atau (stop) sebanyak 7 buah yaitu
Id/, Ik/, Ig/, Iq/.
. .
"
30
Berdasarkan dasar ueapan, fonem-fonem bahasa Mandar dapat diklasi fikasisebagai berikUt: . . . .... . .' '. '. (1) Konsonan bilabial'sebanyakempat buah, y:titu /p/, /bl, Im/, Iw/. (2) Konsonan dental alveolarsebanyak duabuah yaitu It/, Id/. (3) Konsonan lamino alveolar sebanyak enambuah, yaitu lei; Ij/, Is/, /n/,
/1;: Ir/.
........ ...... . . '..' P, .
...,
(4) K~Ilsonan palatal sebanyak dua buah, yaitu /ii/,/y/.·· ".. . (5) Konsonan velar sebanyak tigabuah, yaitu /k/, Igl, 19 /. (6) Kcinsonan glotaI sebailYilk dua buah, ya:itu fh1; /q/. Be\dasarkan; bagan fonem yang telah dikemukakan ill atas dapat pu~ dilihatidentitas setiapfonemkonsonanbahasa Mandardengan penjelasan ; berikut. . " •. . (1) Fonelll /p/ ad,alah konsonan letup (hambat), tak bersuara dan bilabial. (2) Fonem /bl adalah konsonanletupan (hiuUbat), bersuara dan bilabial. (3). Fonem /m/ adalah' kOllsonan nasal (sengau), betsuara dan bilabial (4) Fonem' /w/adalahfonem .semi konsonan yang ber~uara, bilabnl:l dan oral. ,(5) Fonem kOIl~onan.ltl adala.hkonsonan letup, tak bersuara,apiko dental, dan oral.. . ... , . ' .. , . , (6) Fonem korisonan /d/ adalah konsonan letup, bersuara apiko dental,' dim oral; , (7) Fohem konsonan leI adalah konsonan paduan (affrikat) lamino alveolar, talC bersuanl dan oral. ; . .' ". ~" (8) F onem konsonan Ij/ adalah fonsonan paduan (aJrikat) bersuara, 'lamin~ alveolar, bersuara, dan oral. . . (9) Fonem konsonan· lsI adalah konsonang'eS'eian (frikatif) tak bersuara", , lamino alveolar,danora.t , . . . , . . .' " '. .. (lO}. Fone:in; konsonan Inl adalah kon~ot).;tD" sengau" bersuar;t,lamU1oalveola.r, dan nasal. . " , ' . ' .' ," .'. ," " ,',., .' . ,
.
.•
..
r'
,
..
"
._ ' .
, _... _
,
_
'
__
_
'
.
(ll)' Fonem:konsbnimM,;adalah konsonaI). ~pingan la.mino alve61ar;dan orllL, ' '. '., '. . .
'•
.•
.
.
(l;!.t~ran
bersuara, ....,'.' "
(12) Fonem konsonan /r/ adalah.k()nsonan getar(tiill), bersllara,:liiililito '.. ", . '. ' ,'" '.\',' alveolar, dan oral. .. , . (13) Fonem konsonan /ri/~da1ah konsonan sengau(naial)' bersllata,' dan palatal. . ' (14) Fonem /y/ adillalueririkonsonan, hampiran bersuara,danoral~ (15) Fonem/w/ adalahsemikonsonan,bilabial; haniprra.n,dan oraE (16) . F on~m kOnSOnan' I¥./·· a'da1ah 1:ciriso'lian letupan(st6p) tal<: ' bersuara, velar: dan oral:' ... , , , .. i.'
.
.
'.
.
.'..
• .
.'
"
(17) Fonem konsonan /gj ~dhlahkonsonanlatupim (stop)bersuara, veiar, dan oral.
31
(18) Fonem konsonan /IJ/ adalah konsonan nasal, bersuara, velar, dan nasal. (19) Fonem konsonan /q/ adalah konsonan letupan (stop) tak bersuara, glotal, dan oral. (20) Fonem konsonan /h/ adalah konsonan geseran (frikatif) tak bersuara, glotal, dan oral. 2.2.2.3 Distribusi Fonem Konsonan Distribusi fonem dalam bahasa Mandar perlu diperhatikan dalam tiga kemungkinan, yititu apakah berada pada posisi awal kata, posisi tengah kata, atau posisi akhir kata. Dalam eontoh berikut dikemukakan distribusi kortsonan seeara berurut mulai dari' fonem konsonan letupan, konsonan paduan, konsonan geseran, konsonan sengau, konsonan sampingan, konsonan getar, dan semi konsonan atau semi vokal. a.
Fonem Konsonan Letupan 1)
Fonem konsonan /b/
/baine/ Posisi awal /baecij Ibala/ /bakke/ /balleq/ Posisi tengah
/abang/ /abas/ label
i:ibeq/ Ilabal
'istri'
'kapak'
'kandang'
'bangkai' r 'kaleng' 'dedak'
'ingus
'tarik' 'lembah' 'bibir'
Posisi akhir: tidak ada . 2)
Fonem konsonan /p/ '
Posisi awal '. /paiq/ /pare/ . /paliq/ /poaq/ /pau/ Posis~
tengah
" /apaq/ (lopi/ /silpeda/ /apas/ /upaj
'pahit'
'pad!'
'hukum buangan' 'peeah' 'bieara'
'sebab' 'perahu' 'sepeda' 'kapas' 'Paha'
32
3f'\Fonem ItI Posisi awal
: Itajal /tajau/ /talloqJ /ta1.irlga/
Posisi tengah
/atang/
lateq/ .late/
/butol
/beta/
Posisi akhir
5) Fonem konsonan /k/ Posisi awal
Posisi tengah
'pukUl' 'atap' 'hati' 'zakar' 'kalah'
: tidak ada
4)· Fonem konsonan Id/ : Jdalleq/ fosisi awal idalaq/ Jdappa/ /donggo/ Jdeqdeq/ Posisi tengah
'sema' 'abu' 'telul 'telinga'
'rezeki' 'kilat' 'depan' 'pegang' 'pukul'
. /bandera/ /bandikeq/ /dodorl ';indaqJ !/kandoqJ
'bendera' 'buah' 'dodo!' 'injak' 'jelek'
Ikawaq/ /kaccang/ /karepus/ /kalepaq/ jkalliq/
'kawat' 'kencang' 'jelek' 'ketiak' 'pagar'
/kaka/
'kakak' 'keranjang' 'tembakau' 'cangkir' 'jaket'
/bakal /bakal/ /caker/ '!jekeq/
6) Fonem konsonan /g/ Posisi awal
/gusi/
/gulang/ . /goliq/
'tempayan' 'tali' 'kelereng'
33 /gauq/ /gajangJ : /magabuq/· /angga/ /geqges/ /cinggaq/ /danggang/
Posisi tengah
. 'sikap' . 'keris'
'biro' 's
'posok'
'kesumba'
'dagang'
7) Fonem konsonan /q/
b.
Posisi awal
:tidak ditemukan
Posisi tengah
/baqdaq/
/eqjal/
/kareqbaq/
/areqloji/
/kaqbal/
'bedak' 'ajal' . 'cacat' 'arloji' 'kebal'
Posisi akhir
/bojoqf
/bokaq/
/boeq/
/bocoq/
/bisaq/
'labu'
'kopra'
'Iuar'
'kelambu'
'b~lah'·
Fonem KonsonanPaduan (Afrikat)
1) Fonem konsonan
Ic/
Posisi awal
/caiq/ Icarobal /caniq/ /cappuq/ /colliq/
Posisi tengah.
: lacar! /cacar/ /cocor/ /dacing/ /cocoq/ /macangf
Posisi akhir
: tidakilda
'merah'
'asaro'
'rnadu'
'habis'
'daunmuda'
'acai' . 'cacar' 'tali ayunan' 'timbangan ( dacing)' 'cocok' . 'macaIi'
2) Fonem konsonan /j/ Posisi awal
: /janno/ /jolloqf .
'goreng' 'tunjuk'
35
d. Fonem Konsonan Sengau 1) Fonem konsonan Posisi awal .
Im/
Posisi tengah
Posisi akhir . 2) Fonem konsonan Posisi awal
/muaq/ /mongeq/ /masseq/ /mambal Imaiolo/
'kala:u'
'sakit'
'kuat'
'pergi'
'cantlk'
/rriamea/ /namok/ /pa.r:pbe/ Irnamanoa/ /mamata/
'merah' 'nyamuk' 'tebu' 'sementara' 'mentah'
. : tidakada
In/ /nasang/ /naung/
Inanal /nawang/ lniaq/ Posisi tengah
/niniq/'
/ondol /pandengl
/ondongl /kaneneq/
'semua'
'bawah'
'nanah'
'cuaca'
'niat'
'teliti'
'ayun'
. 'nenas' 'lompat' 'buaya'
: tidak ada Posisi akhir . 3) . Fonem kons~nau liil Fonem konsonan lii/ in! dilambangkan dengan huruf ny_ Posisi awal
Posisi tengah .
/nyamang/ Inyata/ Inyenya/ /nyawa/ . Inyara/
/manyal /manyang/ /nyenya/ /nyonynyoq!
Posisiakhlr
tidakada
'nikmat'
'jelas'
'encer'
'nyawa'
'memberanikan diri'
'pelan'
'tuak'
'encer'
'memakan'
36
4) Fonem konsonan /1)/ , .' ' Fonem ini dilambangkan denganhuruf no. Posisi awal , '
: /nganga/ /ngarrog/ /ngoa/
'mulut'
'tenggorokan'
'lob a'
Posisi tengah ,
/engeang/ , / danggang/ /conggaj , jingarangj /benggol/
'tempat' 'dagang' , . 'bolong' ' 'ingat' 'nama mata uang (benggol)'
Posisi akhir
/dlidungj '/dottongj jcollongj /coqdong/ ',/bundangf
'junjung' 'terkabul' 'tersembul' 'muncul' , 'bisul'
1) Fonem konsonan Ir/
Fonem inidapat menempatl posisi awal, posisi tengah, dan posisi
akhir kata. ' .
38 Berdasarkan disttibusi Yang telah dikemukakan dalam eontoh-contoh di atas maka dapatlah disimpulkan beberapa hal berikut: 1) . Fonem konsonan seperti. lsI, In/, 1f)11 11/, dan Irl memilikidisttibusi yang lengkap, artinya fonem-fonem konsonan tersebut dapat menempati . semua posisi, baikposisi awal, posisi tengah maupun posisi pada akhir kata. 2) Fonem-fonem konsonan yang lain .hanya dapat menempati dua posisi, . apakah posisi awal dan tengah kata atau posisi tengah dan akhir kata. Fonem yang dapat menempati posisi awal dan tengah kata adalah Ip/, Ib/, Itl, Id/,· Ik/, leI, IJ/, Ig/, Ih/, Iml, dan kedua fonem semua konsonan yaitu /y/,IViiI. 3) Fonem Iql hanya dapat mehempati posisi tengah dan akhit kata. 2.3
Tekanan
Tekanan dimaksudkan adal~h tekanan keras lembutnya suara atas fonem atau puneak silabik pada kata tertentu. Tekanan dalam bahasa Mandar selalu jatuh pada suku kedua dati akhir. Bila tekanan dinamik jatuh pada .suku akhir, maka fonern awal suku terakhir mengalarni penebalan. Dalam bahasa Mandar tekanan dinamik suku kata dapatmengakibatkan glotalisasi, labialisasi, alveolarisasi, palatali sasi, dan velarisasi. Hal ini terjadi karena udara yang keluar dari paru-paru ineridapat rintangan dari organ tubuh yang lain berupaalat-al~t ueap .. Btinyi-bunyi yangmengalami penebalan akibat glotalisasikarena udara dati paru-pam ditahan· pita still.ra yang tertutup rapat menutup tenggorok tiba-tiba dilepaskan dengan tekBnan keras oleh alat ueap sebingga menyebab kan penebalan dengan bunyi ujaran yang panjang.
H~ itu dapat dUihat dalam contohbahasa Mandar berikut ini. 1) Fonem/ppl
loppoql
2)
llippaq/
'tutup' 'meletus'
Fooem Ibbl +) . Ilebbongl /labbang/
'ombak' 'menyeberang'
3) Fonem Ittl
Ituttuql Ibuttul .
'pukur 'gunung'
--.
/lembongl /lambangl
39 4) Fonem /dd/ +) /adde/ jpoddangj
---
'makan 'nenas'
jande/ /pondangj
+) subdialek Babbabulo Pamboang. 5) Fonem /kk/
/akkeq/ /bokko/ .
'angkat'
'gigif
6) Fonem jec/
/kaecangj /keceuq/
'keneang'
'kedl'
7) Fonem /hh./
'heras' .
/bahhas/
Penebalan buriyi konsonan nasal /m/ akibat libialisasi sehingga menjadi fonem /mm/. Contoh: /arnmeq/ 'teran' /marnmar/ 'memar'
/1/, Irl akibat alveolarisasi. Penebalan
Penebalan bunyi konsonan ./s/, In/, itu dapat dilihat pada eontoh berikut: 8) Fonem Iss/
Ibasse/ lessung/
'. 'ikat'
'lesung'
9) Fonem /nn/
/t ann ang/ /annaql 10) Fonem /Il/ /alleq/ /sallang/
11) Fonem Irr/ Itarrang/ /garriq/
'tenang'
'lalu'
. 'atltara' 'salam' 'terang' . 'jera' . ,.
.
-
Penebalan bunyi kbnsonan /n/ d~ ·/y/ akibat palaialisasi sehingga menjadi IM/ dan Iyy/; Khusus fouem In/ dilambangkari dengan huruf ny.
40 'ranum'
'memakan atau mencotok'
Contoh: /nyonynyor/ !nyonynyoq/ 12) Fonem /yy/ /saeyyang/
'kuda'
Penebalan bunyi konsonan '/r;/ akibat velarisasi sehingga menjadi /1)I)/. Bunyi konsonan /r;/ dilambangkal1 dengan huruf rig. 'tengah'
Contoh: /tangnga /cangngo/
',boboh~
CATATAN: Dalam bahasa. Mandar terdapat empat fonem yang bervarian dengan bunyi frikatif (geseran) dan afrikat (paduan). TeIjadinya variasi itu sebagai pengaruh bunyi yang ada disekitarnya yaitu pengaruh bunyi vokal yang ada sebelum dan sesudah fonem itu. Keempat bunyi itu yaitu fbI, /d/, Ig/, dan /j/ menjadi / tJ /, I d'/, I g I, dan I JI apabUa terdapat di antara dua vokal, dan tetap apabUa terdapatdi tihnpat lain. Hal terse but dapat dijelaskan dengan cara berikut: fonem .
/bl
<
. .
< < .<
fonem Id/ .. .
fonem
fonem .
.
.
[b
1 apabila posisinya berada di antara dua vokal
[b
1 terdapat pada po~si yang lain
[if'] apabil~ posisinya berada di antara dua vokal
.. [ d] terdapat padaposisi yang lain
[og-] apabila posisinya berada di antara dua vokal
Igl
[g] terdapat pada posisi yang lain ~
(j] apabila posisinya berada di antara dua vokal
Ijl
.
[j
J
terdapat pada posisi yang lain .
.,
Jadi kontoid [tJ J. [ ;! ], [ g ], dan [ j] adalah alofon dari fonem Ib/, Idf, Ig/, dan /j/. Kita memilih fonem fbi, Id/, Ig/, dan !j/ karena lebih luas distribusinya, artinya bunyi-bunyi terse but muncul dalam semua posisi.
[a'l'la,r;J
)
/abangJ
'dedak'
41
[bu!la] [da<1a/ [to!!iqJ
~
..
----.-., ~
[po~uq]
~
[suru~a]
~
[taji]
----...+
[bila]
~
-I
/buba/ /dada/ /todiq/ .
/pogauq/ /suruga/ /taji/ /bija/
'kerat' 'dada'
'kasman' .
'perbuat'
'surga'
'taji'
. 'keturunan'
2.4 Persukuan Bahasa Mandar mempunyai pola suku kata yang sederhana. Setiap suku kata ditandai dengan sebuah vokal yang merupakan puncak kenyaringan suku kata atau bagian inti suku kata. Sedangkan konsonan merupakan unsur yang dapat mengisi bagian ancang-ancang (pengawal) dan kode (pengakbir) suku kata. Vokal-vokal dalam struktur suku kata bahasa Mandar dapat didahului atau diakhiri oleh konsonan, tetapi kadang-kadang pula dapat berdiri sendiri. Secara umum bahasa Mandar mempunyai empat pola suku kata, yaitu:
1) V . a- teq a- req bo- e do - e a-daq 2)
'atap'
'perut'
'babi'
'tombak'
'adat'
KV
be- ke ba- u be"':' ta la- oa be- so 3) VK
bo- so da- iq sa- ur sa - iq
sa- ung
'kambing'
'ikan' 'kalab' 'siaga' 'tarik' 'belakang'
'naik' 'lebih ku,at' 'robek' 'lindung'
42 4)
KVK au lang bung
ae --yeq aum
ke
bang
kuq
Singkatan:
-'tali pintar 'ubun-ubun' 'sembelih'
'tempayan' 'kumbang'
v = Vokal K = Konso-¥n
BAB HI VERBA
3.1
Ciri-ciri Verba
Ciri-ciri verba dapat diketahui dengan mengamati(1) bentuk moxfologis, (2) perilaku sintaktik, dan (3) perilaku semantiknya secara menyeluruh dalam kalimat. Namun, secara umum verba dapat diidentifikasikan dan dibedakan dad kelas kata yang la:in karena ciri yang berikut. a.
Verba berfungsi utama sebagai predikat atau sebagai :inti predikat dalam kalimat walaupundapat juga mempunyai fungsi lain.
b.
Verba mengandung makna dasar perbuatan(aksi), proses, atau keadaan yang bukan suat atau kualitasi Perhatikan contoh yang berikut. (1) I Ali membuni 'Si Ali bersembunyi.' Ali bersembunyi.
(2) Mamanyai kandidna magouru. 'Sedang ia adiknya belajar.' Adiknya sedang belajar. (3) Andiang; migosa coloq wai matanna. 'Tldak ia berhenti mengalir air matanya.' Air matanya tidak berhenti mengalir: Verba membuni 'bersembunyi', meggurn 'belajar', dan colog'mengalir' pada kalimat di atas adalah predikat, yaitu bagian yang menjadi pengikat 43
44 bagian inti lain dari kalimat itu dan yang membawa makna pokok. Verba membuni 'bersembunyi' dan megguru 'belajar' mengandung makna perbuatan. Verba seperti itu biasanya dapat menjadi jawaban pertanyaan "Apa yang dilakukan oleh subjek?" Verba membuni 'bersem· bunyi',misalnya, dapat menjadi jawaban pertanyaan "Apa yang dilakukan oleh i Ali itu?" Verba coloq 'mengalir' mengandung makna proses. Verba yang mengan dung makna itu biasanya dapat menjawab pertanyaan "Apa yang teIjadi pada. subjek?" Pada contoh di atas, kita dapa~ bertanya, "Apa yang terjadi pada waimatanna 'air matanya'?" Semua verba perbuatan· dapat dipakai dalam kalimat perintah, tetapi tidak semua verba proses dapat dipakaidalam kalimat seperti ini. Perbedaan antara kedua verba itu penting diketahui karena yang satu tidak dapat menjadi jawaban terhadap yang lain. Kita tidak dapat, rnisalnya, bertanya "Apa yang teIjadi pada i Ali itu?" dengan jawaban"(Dia) membuni 'bersembunyi' ". Demikian pula kita tidak dapat bertanya "Apa yangdilaku· kan oleh waimatanna 'air matanya;?" dengan gawaban "Waimatanna colog 'Air matanya mengalir' ". 3.2
Verba Dilihat daiiSegi Bentuk:iJ.ya
Dalam bahasa Mandar ada dua macamdasar yang dipakai· sebagai dasar pembentukan verba: (1) dasar yang tanpa afiks apa pun sudah termasuk kategori sintakfik dan me.miliki makna yang independen, dan (2) dasar yang kategori sintaktik maupun maknanya ditentukan oleh penambahan afiks. Berdasarkan kedua macam dasar di atas, bahasa Mandarpada dasamya mempunyai dua macam bentuk verba, yakni (1) verba asal: verba yang dapat berdiri sendiri tanpa aftks dalam konteks sintaktis, dan (2) verba turunan: verba yang harus atau dapat memakai aftks, bergantung pada posisLsintaktis-. nya. Di samping itu verba turunan dapat juga berupa bentuk reduplikasi atau paduano
3.3
Verba Asal
Seperti telah dinyatakan seb~lumnya, verba asal dapat berdiri sendiri tanpa aftks. Hal itu berarti bahwa dalarn tatanan yangJebih tinggi seperti klausa atau pun kalimat, verba semacam itu dapat dipakai. Perhatikan contoh berikut.
(4) Mizsae duai·
imna mane pole.
'Lama masih ia akan baru datang.' Masih lama baru ia
45 Makna leksikal, yakni makna yang melekat pada· kata· telahdapat pula diketaliui dad verba semacam itu, Dalam bahasaMandar jurnlah verba asal tidak terlalu banyak. Yang berikut adalah beberapa contohnya.
ala baluq calla coko dundu landur ondong pole saraq saka 3.4
'ambil' 'jual' 'eela' 'johgkok' 'minum' 'lewat' 'lompat' 'datang' 'cerai' 'tangkap'
gereq giling ita keqdeq kulissiq tai'rus tekeq timbe tinroq udung
'sembellh' ;putar'
'liha,t' 'berdiri' 'cubit' 'terus' 'panjat' 'lempar' 'buru' 'dum'
Verba Tunman dan Proses Penurunannya
Verba turunan adalah verba yang dibentuk dengan menambahkan afiks pada dasar kata atau kelompok kata. Ada tiga macam afiks (imbuhan) yang dipakai untuk menurunkan verba,yakni pre!iks, suftks, dan in/iks. Prefiks, yang juga dinamakan awalan, adalah afJ.ks yang diletakkan di muka dasar. SufJ.ks, yang sering juga dinamakan akhiran, diletakkan di belakang dasar. Infiks, yang juga dinamakan sisipan, adalah bentuk afiks yang ditempatkan di tengah dasar kata. Di samping itu verba turunan dapat juga dibent1.lk dengan menambahkan a/iks apit, yakni gabungan prefl,ks dan sufiks yang mengapit dasar kata, tetapi gabungan itu tidak membentuk satu kesatuan (konftks). Afiks apit me- dan -ang pada verba turunan, misalnya, melluttusong 'terbang bersama· an' tidak secara. serentakditempelkan pada verba dasar luttus 'terbang', tetapi me- dahulu kemudian -ang. Secara diagramtis verba melluttusang dapatdilihat proses penurunannya . sebagai berikut.
46
DarL. uraian diatas jelaslah. bahwa melluttusang tidak mengandung konflks.~jruena dipisahkannya -ang dari melluttusang, menjadi melluttus.
bermakna 'terbang'. Dalam bahasa Mandar terdapat prefiks verbal: maG-j maN-, me-jmeG-jmeN-, pa-jpaG-, peG-jpeN-,' ti-,di-,si-, po-, mo-. Jumlah sufiks hanya dua, yakni -ang dan -i; sedangkan inflks (tidak produktif) adalah -um-, -al-,-ar-, dan -in-. Verba turunan dibentuk dari verba dasar atau kategorikata yang lain seperti nOmina, adjektiva, dan numeralia. Pada umumnya verba turunan dibentuk dengan meriambahkan' preflks, sufiks, dan infiks pada bentuk dasar seperti pada contoh (a), perulangan bentuk dasar dengan penambahan aflks atau tanpa disertai afiks seperti pada contoh (b), pemajemukan dengan· penambahan afiks atau tanpa disertai afiks seperti pada contoh ( c). a.
kalliq 'pagar'
-makalliq 'memagar'
gandeng 'bonceng'
-
menggandeng 'membonceng'
rau 'minta'
-
merau 'memLl1t8'
luttus 'terbang'
-
melluttus 'terbang' ..
bueo 'bangun'
-
membueq 'bangun'
pole 'datang'
-
papole 'mendatangkan'
annang 'enam'
-
pagannang 'jadikan enam (imperatif)'
lamba 'pergi'
pelamba 'berjalan' (imperatif) .
giling 'berpaling'
penggiling 'berpaling' (imperatif)
beso 'tarik'
tibeso 'tertarik'
saka 't;mgkap'
disaka 'ditangkap'
bokko
-
sibokko
47 ~gigit'
'saling manggigit'
siriq
posiriq
'malu'
'merasa malu'
gora
mogora
'teriak'
'berteriak'
b. arraq 'menangis'
arra-arraq
'menangis meraung-raung'
seppaq
masseppa-seppaq
'tendang'
'menendang berkali-kali'
oro
mego-megoro .
'duduk'
,duduk-duduk'
tama
patama-tama
'masuk'
'masukkan sedikit' (imperatif)
akkeq
qakke-akkeq
'angkat'
'te:tangkat.angkat' .
riba
diriba-riba
'pangku'
'dipangku·pangku'
sengaq
sisenga-sengaq
'ke,nang'
'saling kenang'
c. meke maraqe 'batuk kering' mecawa magumming
~
'tidur
~
medita tiburereng
mecawa
magumming
'tersenyum simpul' ~
raja'
'melihat penuh bend'
maraqe
'batuk kering'
'tertawa mengulum' matindo maraqdia
meke
matindo maraqdia
'tidur ~
tenang'
medita tiburerreng
'memandang penuh benci'·
Dalam proses peJiurunan verba perlu diperhatikan hierarki (urut·urutan) penurunannya. Sebagaimana telah disebutkan terdahulu bahwa ada afiks yang secara wajib· diperlukan untuk mem.inmkan verba. Jika hal itu terjadi, maka tentu saja prefiks itu patut' mendapat prioritas pertama. Kaidahnya. , adalah sebagai berikut. 1. Jika prefiks tertentu mutlak diperlukan untuk mengubah kelas kata
48
dad dasar tertentumenjadi verba, maka prefiks itu tinggi letaknya
dalam hierarki penurunan kata.
Contoh:
kacaping
(nomina)
'kecapi'
silcola
(nomina)
'sekolah'
sioa
(adjektiva)
'cepat'
lotong
(adjektiva)
'hitam'
appea
(numeralia)
'em pat' "
-
-
"--'----;.
i
makkacaping
(verba)
'bermaln kecapi'
massikola
(verba)
'bersekolah'
pamasioa
(verba)
'percepat'
pamalotong
(verba)
'perhitam'
paqeppeq
(verba)
'jadikan empat'
Jika sufiks tertentu terdapat pada verba dengan dasar yang berprefiks
tertentu, maka prefiks itu lebih tinggi letaknya daripada sufiks dalam
hierarki penurunan kata.
Contoh:
membawa
mambawaang
'membawa'
'm~mbawakan'
maqalli 'membeli'
---
mdqalliang 'membelikan'
maditai .
madita
. 'mencari' "
'melihat' .
mattanang
mattanangngi
'menanam'
'menanami'
manjanno
-
manjannoang '!l1~nggorengkan '
'menggoreng'
3, Jikaprefiks tertentu terdapat bersama dengan suf:tks tertentu, hubungan
antara prefiks dan dasar telah menumbuhkan makna tersendiri, dan penambahan sunks tidak.men:gubah makna leksikal, maka tempat preftks dalam hierarki penurunan kata Iebih tinggidaripada sufiks. Contoh:
mattuttuq 'memukul'
-
.. mattuttuq{
'memukuli'
49 mepauang
. mepau
.'membicarakan (kepada kami)'
'membi~arakan'
mebali
meba/ia.ng
'memusuhi'
'memusuhi (kami)'
massauq
massauang
'menimba'
'menimbakan'
4. Jika prefiks tertentu terdapat bersama . dengan sufiks tertentu, dan kedua-duanya meneniukan makna leksikal tanpa menjadi konftks, maka maknalah yang kita anggap menentukan hierarki pembentukan. Dasar verba melluttusang 'terbang bersamaan', misalnya kita anggap diturunkan dari melluttus 'terbang', bukan dari luttusang'terbangkan', karena maknanya: mellitttusang 'terbang bersamaan" bukan 'ditandai oleh luttusang(terbangkan)' . . Dari keempat kaidah di ata&tampak bahwa yang menjadi patokan utama adalah wajib-tidaknya afiks. Jika wajib, maka hierarkinyatinggi.
3.4.1
Penggabungan Preftks dan Sufiks
Pada dasarnya preftks dapat bergabung dengan sufiks. Namun, dalam kenyataari tidak sembarang prefiks dapat bergabung dengan sembarang sufiks. Bagan di bawah ini menunjukkan semua kemungkinan penggabungan antara kedua aftks itu. . . Preftks ma~
Sufiks
-ang
me-
disi-
L -________~~-i
···pa:..... pe
po
mo ti-'
50
Dari bagan di atas dapat diketahui bahwa dalam pembentukan verba, prefiks ma-, me-, di-, dan si- masing-masing dapat bergabung dengan sufiks -ang dan sufiks -i yang menghasilkan bentuk ma-D-ang, ma-D-i; me-D-ang, me-D-i; di-D-ang, di-D-i; dan si-D-ang, si-D-i. Prefiks pa-, pe-, po-, mo-, dan ti- tidak dapat bergabung dengan sufiks. Berikut ini diberikan contoh secara berurutan. 'memburukan '
tinroq
'buru'
-
' mattinroang
gayang
'tikam'
-
,maggayangang , 'menikamkan'
ala
'ambil'
-
magalangang
ondong
'lompat'
-
'magondongngi
boyang
'rumah'
bokkar
'bongkar'
kauq
'garuk'
-
ondong
'lompat'
-
meqondongang
'berlompatan' '
lamba
'jalan'
-
mellambang
'serentak berjalan'
landur,
'lewat'
-
ondong
, 'lampat'
-
meondongngi
'melompati'
-
mamboyangngi '. mambokkarri mekkauang
'mallanduri
'mengambilkan' 'melompati' 'menyimpan di rumah' 'membongkari' :menggarukkan'
'melewati'
talloq
'telur'
..,------+
mettalloang
'serentak bertelur'
janno
'goreng'
----+
dijannoang
,digorengkan'
ala
'ambil'
-
'diambilkan'
ator
'atur'
----+
dialang diatorang
sanger
'asah'
-
disangerri
'diasah serentak'
lating lima andar sorong
.'angkut' 'lima' 'antar' 'sorong'
----'--" -
'dilalingngi dilimai siandarang $isorongang
'~turkan'
'diangkuti' 'berlima menyelesaikan' 'saling mengantarkan' 'saling menyorongkan'
karo
'gall'
----+
sikaroang
'saling menggallkan'
bokkar
'bongkar'
-
sibokkarri
,'membongkari'
kiring
'kirim'
-
sikiringngi
'saling mengirimi'
okkos
'ongkas'
-
siokkossi
'saling mengongkosi'
3.4.2
Urutan Afiks
Di atas telahdisajikan pergabungan antara prefiks dan sufiks. Di antara
51
preflks itu sendiri terdapat pulaurutan yang harus dipatuhi jika dua preflks atau lebih terdapat pada satudasar yang sarna. Bagan di bawah ini rnenunjuk kan ur,Utan afiksasi dalam ballasa MandaI.
~ Prefiks Verb
Suflks
Prefikspa
pa
pe
+
.+
-
-
+
+
+
pe
si -
-ang
.-i
+
+
+
+
+
+
+
-
-
.
+
+
+
+
-
+
+
ma 1
me
-
I
+
-
+
+
+
+
-
+
+
+
+
di -
-
+
-
-
-
+
si
ti
+
pa
-
-
po
-
-
+
-
-
+
+
-
-
-
-
-
-
-
+ -
-
-
-
-
~-
mo
-
-
-
-
-
Bagan di atas menggambarkan urutan prefiks rangkap yang bergabung dengan sufIks. Kaidahnya _adalah sebagai berikut. 1.
Prefiks verbal ma dapat bergabung dengat). beberapa prefIks tertentu dan bersama-sama membentuk preflks rangkap seperti yang berikut.
mappa...:. .
-: mappaoro 'mendudukkan'
~
mappa+oro 'duduk'
I I
52 mappasi-
. : mappasiatang 'membuat saling memukul'
mappapa-
: mappapaqjama 'mempeke!jakan'
mappe-
: mappebaine 'memperistrikan'
mappepe-
:. mappepegoro . 'mendudukkan'
-
. -
mapnasi + atang 'pukul' mappapa. + nama :ke!ja' mappe + baine 'istri' mappepe + oro 'duduk'
Preflks rangkap itu juga dapat bergabung dengan sunks -ang dan -i dan menghasilkan anks apit yang berikut. mappa-D-ang
: mappaindongang 'melarikan'
+--
mappa + indong + ang 'lari'
mappasi-D-ang :. mappasioloang + - - mappasi + 010 + ang 'memperhadapkan' 'muka' inappe-D-ang
.' mappedatangang 'memukulkan'
-
mappe + atang + ang 'pukul'
mappepe-D"-ang : mappepepereang 'menyuruh sembelih'
mappepe + pereo + ang 'sembelih'
mappa-D-i
.' mappaitai 'memperlihatkan'
mappa + ita + i 'lihat'
mappasi- D- i
.' mappasiakkeci 'mengangkati ber . sama-sarna'
. mappe-D-i
+--
mappasi + akkeq + i 'angkat'
: mapaesokkoqi + - mappe + sokkoq + i 'memakaikan kopiah' 'kopiah'
2. Preflks verbal me- dapat bergabung dengan beberapa preftks tertentu dan bersama-sama membentuk preftks rangkap seperti yang berikut. mepa-
mepatibikkeq 'mfmbuat terkejut'
mepa + tibikkeq 'terkejut'
mepapa-
mJpapaondong 'mbmbuatmelompat'
mepana + ondong 'lompat'
mepepe-
mepepe/lambe -mepepe + lo:mba 'm¢mbuatberjalan' 'jalan'
53
Prefiks me- dapatjuga bergabung dengan sufiks ,-ang dan - i dan menghasilkan afiks apit sebagai berikut.
me-D-ang
medoroang 'duduk bersamaan'
me+oro+ang 'duduk'
melipaqi - m e + /ipaq + i 'se1a1u memakai sarung' 'sarung' 3. Preflks verbal di- dapat bergabung. dengan beberapa preflks tertentu dan bersama·sama. membentuk preflks rangkap seperti yang berikut.
dipa-
dipamalkka ~ dipa + malakka 'dibuat menjadi panjang' 'panjang'
dipe-
dipelipaq ,dipakai sebagai sarung'
dipe + lipaq
'sarung'
dipepe-
dipepeanaq 'dibantu bersalin'
dipepe + anaq 'anak'
dipasi-
dipasisaka + - - dipasi + saka 'tangkap , 'ditangkap bersama·sama'
+--
Preflks di- dapat juga bergabung dengan suflks -ang dan ~ isehingga menghasilkan afiks apit sebagai berikut.
di-D-ang
diandarang 'diantarkan'
- - di+ andar+ ang
'antar'
di-D-i
diUmai . 'dikerjakan berlima'
+--
di+ lima + i
'lima'
dipa-D-ang
diparraiang 'dipakai sebagai alat menjahit'
+--
dipa + raiq + ang 'jahit'
dipa-D-i
dipandundui 'dipakai sebagai alai minum'
--
dipa + dundu + i 'minum'
4. Preflks verbal si- dapat bergabung dengan pieflks tertentu dan bersama saina membentuk preflks rangkap .yang dapat muncul bersama-sama dengan sufiks membentuk aflks apit. Preflks rangkap dan aflks apit yang dimaksud adalah. sebagai berikut.
sipa-
sinatuo - - sipa+ tuo
'hidup'
'saling menghidupi'
54 sipe-
. sipe + kandiq
.sipektindiq 'saling menyapa dengan sebutan '~adik" ,
sipo-
sipriq 'sarna-sarna merasa gembira' ,
sipa-D-ang
sipaitaiartg 'saling menunjuki'
sipa-p-i
sipaindangngi
-.
sipo +riq
-
sipa + itai + ang
-
'saling meminjamkan'
sipe-D-ang
sipellambang
'adik'
+--"--
'berjalan bersarna-sarna'
'ge.mbira'
'cari'
sipa + idang + i 'pinjam'
sipe + lamba + ang 'jalan'
S. Prefl.ks verbal ti.e.. ·dapat bergabungdengan pa- dan bersama-sama membentuk prefIks rangkap tipa-:-, seperti pada verba turunan tipa lendus'tergelincir: tilJfJ + lendus 'liein', '.
"
6. PrefIks verbal pa- dapat bergabung dengan si- dan bersama·sama· membentuk prefiks rangkap pasi-, seperti pada verba turunan dalam' bentuk perintah yang berikut ini.
pasiakkeq 'angkat serentak'
- - - pasi + akkeq . 'angkat'
7. Prefiks verbal PO-, pe-, dan mo- tidak dapat menjadi pangkal dalarri pembentukan prefIks rangkap.
Perlu kiranya dicatat di sini bahwa pergabimgan prefIks verbal ma dengan pa- dan pe- merumbulkan perubiman bentuk (morfofonemis) pada ma- menjadi map-. seperti terlihat pada nomor (.1) di atas.
3.5 3.5.1
Morfologi Verba dan Semantiknya Morfologi Verba Transitif
Setiap .verba transitif men genal sejumlah bentuk yang berbeda-beda maknanya dan cirt semantiknya. Dari segi maknanya, verba transitif ineng ungkapkan peristiwa yang melibatkan dna atau tiga maujud, rna sing-rna sing sumber peristiwa (pelaku, pengalam, peneral), maujud yang'secara langsung dikenaioleh peristiwa itu (sasaran at!lu tujnan/penderita) dan untuk verba
55 dwitransitif maujud yang· dialatkan untuk mengadakan peristiwa. tersebut (pelengkap). Peristiwa itu dapat dipe~n dari dua sudut, yaitu dari sudut sumbemya atau dari sudut saSarannya .. Kedua sudut pandangan itu meinerlu kan bentuk verba tersendiri, masing-masing bentuk aktif dan bentuk pasif. Di samping bentuk aktif dan pasif itu, terdapat bentuk khususuntukperintah (imperatif). Titik tolak pemerian peristiwa· menempati gatra (posisi fungsi onal) subjek dalam kalimat.· Subjek bentuk aktif adalah pelaku/pengalam/ peneral, sedangk~n subjek bentuk pasif adalah tujuan/penderita, yang dalam bentuk aktif menempati gatra objek. Sasaran peristiwa dalam bentuk aktif dapat berbentuk klitika pronomina persona tunggal (-aq, -0, dan -i) yang berpadu dengan bentukaktif verba. Begitu pula sumber peristiwa dalarn bentukpasif (u-;mu-, dan -na-). ,1.
2. 3. 4. 5.
Pola susunan berittik verba transitif adalah sebagai berikut. Yang terdiriatas partgkal dengan klitika; Yang terdiri atas pangkal dengan ptefiks; Yang terdiri atas pangkal dengan prefiks dan klitika; Yang terdiri atas pangkal dengan suflks -ang atau -i; .dan Yang terdiriatas pangkal dengan aflks apit~
L Verba Transitifyang Terdiri atasrangkal dengan Klitika Klitika yang menyertai verba pangkal berbentuk proklitik dan enklitik benipa pronomina ataupartikel a. Verba pangkal dengan proklitik dan enklitik muneul dalam bentuk . deklaratif. Contoh: . tinroq 'buru'
(u)tinroq(bandi)
did-a manudo
'(ku)buruGuga dia) itu ayam' kuburu juga ayam itu ala 'ambil'
(na)ala{mi
digo doigo
'(dia)l:\mbil(sudah.) . itu nang' sudah diimbil/disimpan uang itu b. Verba pangkal dengan enklitik muneul dalam bentuk imperatif. Contoh: . akkeq 'angkat'
akkeq(mi)
barammu .
'angkat(1ah) barangmu'
angkatlah barangmu
56 ukkir 'tuBs'
2.
ukir(mil sangamu
'tulls(l3h) narnamu'
tullslah narnamu,
Verba Transitifyang Terdiri atas Pangkaldengan Prefiks Contoh: '
a. ma+asa
:magasa magasa kobiq 'mengasah' 'mengasah pa.rang' . mengasah parang
~
b. me + ita
---'>-
c.
-
si +/otteng
..
'megita· megjta pakkacaping 'menonton' 'menonton, pemain kecapi', menontonpemain kecapi silotteng silotteng digQmanugo 'bedaga'· . 'bedaga itu ayarn' berlaga ayarn itu
,'.
.
.
,.
.
.
3. Verba Transitif yang Terdiri atas Pangkal· den~ Prefiks dan Klitika Contoh: ----.:..;. .
a. di+ondo'
di ondo idigo
. ' diayundfa itu
diondo .'diayuri'
nanaqekep anak itu' diayun anak itt! pepegoro i
pepegoro 'dudukkan' 'dudukkan dla
b. pe+ pegoro
kandiqmu ' ' adikmu'
dudukkan adikmu .
"
c. po+ pauq .
-
popauq "ia.kuk3.n' (,....
popauq i apa
'lakukan itu apa
muppe/oq kau keheridaki' lakukan apa yang kau . kehendaki
4. Verba Transitif yangTerdiri~tas Pangkaldengan Sufiks -ang dan -I. Verba transitif dengan rofiks :':'ang keinunculannya selalu diikuti klitika
57.
yang berupa pronomina persona dengan makna benefaktif dalam bentuk imperatif. Contoh: a. tinroq + ang ~ tinroang tinroang(uq) dlgo 'burukan(saya) itu . 'blirukan'
manuqo ayam itu' burukan saya ayam itu
b. janno + ang
-
jannoang 'gorengkan'
janndang(aq) dkle 'gorengkan(saya)iiu
lokae pisang'
gorengkan saya pisang ini
c.
alii +ang
-
alliang
alliang i
'belikan!
'belikan(dia) baju baru baru'
(belikan dia baju barn)
baju
Verba transit if bersufiks -i muncul dalam bentuk imperatif. Contoh: a. ',ala + I -:---+ alai alai dioe doiqe 'simpan' 'simpan ini uang' (simpan uang ini)
b.
c.
pereq+i
saka+i
_ ..
-
pereqi
pereqi diting manuqo
'seinbelih'
'sembelih itu ayam' (sembelih ayam itu)
sakai
sakai diqo manudo
'tangkapi'
'tangkapi itu ayam' (tangkapi ayam itu)
Verba yang terdiri atas pangkal dengan sufiks rangkap -iang kemuncul annya selalu diikuti klitika berupa pronomfna persona dengan makna benefaktif dalam bentuk imperatif. Contoh:
a. cora + iang
-
goraiang
goraiang(aq)
'panggilkan'
'panggilkaI)(saya)
58
i Kacoq si Kaco' .' (panggllkan saya Kaco)
b.
eppe + iang
-eppeiang 'tunggukan'
eppeiang(aq) 'tunggukan(saya) baluq-baluqu jualanku' (tunggui jualaIiku)
c.
ala + lang
-
alafang(i) 'simpankan(dia) diqe loqdianna ini cincinnya' (simpankan cincinnya)
alaiang 'simpankan'
5.. Verba Trimsitif yang Terdiri atas Pangkal dan Afiks Apit a. Pangkal dan afIks apit ma- . .. -ang Pangkal dan afiks apit ma- ... -ang selalu diikuti klitikaprono rriina dengan makna benefaktif dalam bentuk aktif. Contoh:
tekeq + ma- ... -ang , - mattekeang 'memanjatkan'; ina! mattekeang(oqo) 'siapa memanjatkan(kau) anjoro? kelapa? ..
(siapa yang memanjatkan engkau
kelapa?)
oro + ma- ... -ang
-
maqoroang 'menunggui': anaqna madoroang(i) balu-balugna jualannya'
(anaknya menunggui jualannya)
b. Pangkal dan aftks apit ma-:- . '.' - i Verba yang terdiri atas pangkal dan aflks apit ma- ... -I mengan dung makna interatif. Contoh:
tinroq +
ma- ... ..:..i
---'--). mattinroqi mattinroqi
'selalu memburu': manuq
59.
'selalu memburu ayam' (selalu memburu ayain)
bokkar + ma~ ... - i
-'-----" mambokkarri 'selalu membongkar':
mambokkam anu mappa 'selalu membongkar barang baik' • (selalu membongkar barang baik) c. Pangkal dan aflks apit di- ... -ang Verba transitif yang terdiri atas PaIlgkal dan aftks apit benefaktif. Contoh: sanger + di- ... -ang --+ disangerang 'diasah untuk (so)': disangerang(aq) dioe kobioe 'diasahkan(saya) ini parang' (saya diasahkan parang ini)
laUng + di- ... -ang . --+ dilalihgang 'diangkut untuk (so)': dilalingang(i) baunna
'diangkutkan(dia) ikannya' (diangkutkan ikannya) d. Pangkal dan afiks apit di- , .. -i Verba yang terdiriatas' pangkal dan aftks apit di- ... -i mengan dung maknaiteratif. Contoh: _ dijannoi 'sebihi.digoreng': jannQ +dt . .' . ~i dijdnnoi dlgo lokao 'selalu digoreng itu pisang' (selalu digoreng pisang itu) . - - + . ditapai
'selalu dipanggang': ditapai bauo 'selalu dipanggang ikan itu' (selalu dipanggang ikan itu)
tapa + di-., . -i
e. Pangkal dan aftks apit si- ... -ang Verba yang terdiri atas pangkal dan aftks apit. si- , . , ang mengan dung makna .saling (dWipihak),beneaktif, Contoh.: " + . k znng Sl- ...
-
ang
--+
sikiringang 'saling menalrinrl': e sikiringang suraq
60 'saling mengirimi surat' (saling mengirimi surat)
gereq + si- ... -ang .
f.
- - sigereang'saling memotongkan': sigereang manuo . 'saling memotongkan ayam' (saling memotongkan ayam)
Pangkal danaflks apit sf.;.] ..• ~i Verba yang terdiri atas pangkal dan afiks apit si- , . . -i mengan dung makna iteratif. . ..
Contoh:
baca + si- , .. -i
~
sibacai 'membaca berulang-ulang': ·sibacai 'membaca berulang-ulang' peqgurU'onna
pelajara,mya'
(selalu membaca pelajarannya)
karo + si- ... -i
- - sikaroi ;selalu menggali':
sikaroi kaloboq
'selalu menggali lubang' (selalu menggali lubang)
Semua bentuk inti verba transitif mempunyai padanan yang. beredu plikasi pangkalnya. Bentuk yang ibereduplikasi itu mempunyai makna yang sarna seperti padanannya tanpa re~uplikasi dengan tambahan bahwa kegiatan: nya berulang-ulang/terus-menerus dan bervariasi. Perhatikan contoh dalam bagan berikut.
61
Sentuk:
Tanpa Reduplikasi
Dengan Reduplikasi
mqgita.
magitaq
magi-magita
magi-magi~aq
'melihat'
'saya melihat'
'mellhat lihat'
'saya melihat·llhat'
Aktif
mqgitao
magi-maitaq
'kau mellhat'
'kau melihat-lihat'
magitai
magi-magitai
'dia mellhat'
Pasif
. 'dia mellhat-llhat'
naita
naitaq
naita-ita
'dillhat'
'saya dillhat'
'dllihat-llhat' 'saya dillhat-lihat' (dud) (dliri)
naitaq , • 'kau dllihat'
. nairai 'dia dilihat'
naita-itaq
naita-itaq 'kau dillhat-lihat' .Cdliri)
naita-itai 'dia dilihat-lihat' Cdliri)
3.5.2
Morfologi V~rba Taktransitif
Dillhat dati segi morfologinya verba semitransitif dan taktransitifhampir tidak berbeda. Karenatidak ada oposisi aktif-pasif, dan karena tidak ada bentuk khusus untuk perintah, rnaka paradigma inti verba yang taktransitif itu terdiri atas satu bentuk saja. Bentuk itu juga' dapat direduplikasi dengan kendala dan hasil semantis yang' pada Uffiunmya sarna seperti yang 'berlaku untuk verba transitif.Walaupun paradigmainti taktransitif itu terdiri atas satu bentuk: saja, perlu ditekankan bahwa wujud bentuk itu cukup beragam Berikut ini didaftarkan pola susunan bentuk verba taktransitif. . 1. Yang terdiri atas pangkaltunggal saja,
2. Yang terdiri atas pangkalmajemuk, 3. Yang terdiri ataspangkal (tunggal dan majemuk) dengan preflks, 4. Yang terdiri ataspangkal verba dan nomina dengan preflks pe-, mo-, dattsiS. Yang terdiri atas pangkal dengansuflks '--ang, dan 6. Yang terdiri ataspangkal dengan aflks:apit.
62. .
.
. Berikut ini verba yang termasuksubkelompok 1-6 itu masing-masing docontohkan dandibicarakan pola penurunannya:
3.S.2.1 . Verba T8ktr;msitifAsal Berikut ini didaftarkan beberapa contoh verb~ taktransitif yang terdiri atas pangkal saja. diang
·'ada'
lamba
'pergi'
pole
'datang'
.bemmeq
'jatuh'
tadaq
'tiba'
anu
'pun9,a'
malai
'pulang'
indong
'lari'
mate tuwo
. 'IQati' 'hidup'
lao
·'pergi'
mottong
. 'tinggal'
i.
dirumah landur
..
'lewat'
'tidur'
tindo
Verba yang terdiri atas pangkal majemuk terbatas jumlahnya. Contoh: tettema keqdeq-keqdeq .
'kencing berdiri'
ummandelamba,.{amba·
'makanberjalari' .
matindo oro-oro
'tidur duduk'
ummewa tiporoq
'melawan (siinlbll) tllUndur'
meke.sapPUiq-puiq·...
. 'batuk terkentut'
./;, ,
Sebagiandariverba taktransitif yang terdiri. atas dasar yang .d.idahului oleh preflks ma~/me..,. Jidak dlturunkan dart kata lain; artinya, pangkalnya ap,alab dasar terikat, yangmempunyai makna potensial, tetapi mak;na persis nya bam dapat dinyataklin setelah ditambahi aflks. Dasar terikllt )ndog misalnya, mengandung makna potensial 'sesuatu yangberkaitandenganlari'. Setelah
----'--+-
matindo.
'tidur'
(bueq)
.~
membueq
'bangun'
(oro)
----'--+-
(aOOe)
----'--+-
.. megoro ummande
'duduk' 'malan'
63
----
(buni) (cawa) (keqdek) (il/ong) (roal
membuni
'bersemhunyi'
mecawa
'tertawa'
mekkeqdeq
'berdiri'
megiilong
'berteriak'
meroa
'mengundang'
3.5.2.2 Verba Taktransitif Berawalan maKebanyakan verba turunan yang taktransitif dan berawalan ma ditemukim dari nomina. (frasa nominal) dan adjektiva (frasa adjektival). Hubungan semantis antara verba taktransitif yang diturunkan dari verba nominal (frasa nominal) itu dengan ·pangkalnya beragam jenisnya. Contoh: 'memakai <pangka1>:. . sapatu
'sepatu'
kacamata
'kacamata'
sandal
. 'sendal'
'naik <pangkal>'
lopi
'perahu'
sapeda
'sepeda'
kappal
'kapal' .
'bermain <pangkal>;
kacaping
'kecapi'
daga
'raga'.
gal
'bola kaki'
--
--
massapatu
'memakai sepatu'
makkacamata
'memakai kacamata'
massandal
'memakai sendal'
maqlopi
'naik perahu'
massapeda
· 'naik sepeda'
makkappal
'naik kapal'
makkacaping
'bermain kecapi'
,.---.+
maqdaga
'bermain raga'
~
. manggoZ·
'bermaln bola'
'banyak <pangkal>'
'banyak bicara'
pau
'bicara'
tuttuq
'pukul'
~
i1'Ultuttuq
· 'banyak menerinl:a
pukulan'
pake
'pakai' .
~
mapake
· 'banyak dipakai'
mapau
Verba subkelompok yang diturunkan dan adjektiva mempunyai hubung an dengan pangkalnya antara lain sebagai berikut ..
64
'menjadi <pangkal>'
pute
'putih' .
riri
'kuning'
. loppaq
'panas'
--
mappute
'menjadi putih'
marriri
'menjadi kuning'
malloppaq
'menjadi panas'
Verba taktransitlfdengan preflks ma- yang diturunkan dati kelas kata lain terbatas jumlahnya. Dati numeralia terdapat:
mesa
'satu'
lessor
'ribu'
dua
'dua'
--
mammesa
'menjadi satu'
mallessor
'menjadi ribuan'
maqdua
'menjadi dua'
3.5.2.3 Verba Taktransitif berawalan meVerbataktransitif turunan dengan preflks me- dibentuk terutaina dad nomina dan adjektiva. Dengan pangkal nomina makna umum yang dihasilkan adalah ditandaioleh<pangkal>.. Dalam pemakaian, makna itu dikhususkan menjadi 'mempunyai <pangkal>', 'memakai <pangkaI>', 'mengeluarkan <pangkal>', kurang lebih tergantung dati makna leksikal pangkalnya. Berikut ini beberapa eontoh. . 'mempunyai <pangkal>.'
anaq
'anak'
baine muane gariggiq
'istri' 'suami' 'gerigi'
--
--.-
meanaq
'mempunyai anak'
mebaine memuane menggariqgiq
'mempunyai istri'
mesapeda
'memakai sepeda'
mekappa/
'memakai kapal'
mesokkoq
'memakai kopiah'
me/oqdillng
'memakai cincin'
meiullung mega/lang
'memakai kudung' 'memakai gelang'
meratte
'memakai kalung'
'mempunyai suami' 'mempunyai gerigi'
'memakai/menggun;tkan < pangkql>'
sapeda
'sepeda' .
kappal
'kapal'
sokkoq
'k,opiah'·
ioqdillng
'einein'
lullung
'kudung'
ga/lang . ratte
'gelang' 'kalung'·
'mengeluarkan <pangkal>'
--+
65 talloq
'telur'
------+
metalloq
'bertelur'
anaq
'anak'
------+
meanaq
. 'beranak'
pau
'bicara'
------+ mepau
'berbicara'
Dari contoh di atas kelihatan bahwa ada pangkal (seperti anaq 'anak) 'merilUngkinkan tafsiran gailda, yakni makna 'mempunyai anak' dan 'menge luarkan anak'. Terdapat juga verba taktransitif berprefiks me- yang tidak dapat digo longkan ke dalam salah satu tipe di atas. Misalnya: sikola
'sekolah'
------+ mesikola
'bersekolah'
jama
'kerja'
------+ maqjama
'bekerja'
coko
'jongkok'
lamba
'pergi'
--
meqcoko
------+ . mellamba
'berjongkok' 'berjalan'
3.5.2.4 Verba Taktrailsitif Berawalati pe-
Verba taktransitif berawalan pe- diturunkan dan dasar verba. Makna yang ditimbulkan adalah menyatakan imperatif 'menyuruh (seseorang) <pangkal>'. . ' . .
Contoh:
megoro
'duduk'
------+ pegoro
'menyuruh (so) duduk'
mekkeqdeq
'menyuruh (so) berdin'
'berdiri'
------+ pekkeqdeq
mellamba
'berjalan'
------+ . pel/amba
'menyuruh (so) berjalan'
megakkeq
'berangkat'
------+ pegakkeq
'menyuruh (so) berang kat'
menggtling
'berpaling'
------+ panggiling
'menyuruh (so) berpa ling'
Dari contoh di atas kelihatan berprefiks m~- yang berpangkal bentuk prak tegorial (meq)- oro, (meq)keqdeq, (mel)lamba, (meq)akkeq, (meng)giling 3.5.2.5 Verba Taktransitif berawaIan me-
Verba taktransitif berawalan me- diturunkan dari nomina. Jurnlahnya sangat terbatas, sedangkan maknanya adalah tempat kegiatan <pangkal> dan sasarankegiatan <pangkaI>'. Makna itu muncul dalam contoh yang berikut.
66
sasio
'laut'
-
mosasio
'rnencari ,rezeki di laut'
bau
'ikan'
-
mobau
'mencati ikan'
3.5.2.6 Verba Taktransitif berawalan siJ.: Verba taktransitif ber.awalansi~ diturunkan dari dasar verba. Makna' yang ditimbulkan adalah ketirnbalbalikan antara dua pihak atau baku (saling) <pangkal>'. '
---
Contoh:
gayang
'tikam'
janggur
,'tinju'
atang
'pukul'
bokko
'gigit'
sipayang
'baku tikam'
sijanggur
'baku tinju'
szatang
'baku pukul'
sibokko
'baku gigit'
Perludicatat bahwa bentuk si"':'Dasar (verba) tidak dapat disamakim dengan bentuk si-Dasar (adjektiva) karena fungsinya berbeda. Kata turunan seperti sillinggap 'setinggi', bukan verba, melamkan adjekt~vayangrnenyata. kan perbandingan ekuatif. 3.5.2.7 Verba Taktransitu berawalan tiVerba taktransitif berawalan ti- diturunkan dari verba asal; jumlahnya tidak banyak dan prosesnya pun tidak produktif karena kendala sernantis. Contoh: tibueq
'terbangun'
- - ti + bueq
'bangun'
tililiq
'terbang di bawa angin'
- - ti + liliq
'terbang'
Makna umum verba turunan itu adalah 'rnenjadi dalam keadaan <pangkaI>'. Kebanyakan verba' asal tidak rnernungkinkan bentuk turunan seperti itu: *tioro'tertunduk', *titio 'terhidup' Udak terdapat dalam bahasa Mandar. 3.5.2.8 Verba Taktran~tif berakhiran -ang Verba taktransitif berakhlran -ang diturunkan dati verba asal. Makna yang dihasilkan adalah 'melakukan kegiatan <pangkal>, dengan jurnlah pelaku yang banyak pada waktu bersamaan'. Contcih:
malat
'pulang'
-
ma/tJiang
'(banyak) pulang bersamaan'
landur
'lewat'
-
landurang
'(banyak) lewat bersamaan'
67 leppang
'singgah'
~
leppangang '(banyak) singgah bersamaan'
geger
'tibut'
~
gegerang·
'(banyak) ribut bersamaan'
3.5.2.9 Verba Taktransitif berafiks apit me- dan -ang Verba taktransitif berafiks apit (bukan konfiks) me-D-ang diturunkan dati dasar verba dan nomina. Dengan dasar verba dihasilkan makna 'melaku kan kegiatan < pangkal>, dengan jumlah pelaku yang banyakpada waktu bersamaan. Makna itu sarna dengan makna yang dimunculkari sufiks -ang pada 3.5~2.8 di atas. Contoh:
oro
'duduk'
~
meoroang
luttus
'terbang'
~
melluttusang '(banyak) terbang bersamaan'
bai
'kembali'
~
membaiang
'(banyak) kembali bersamaan.'
dai
'naik'
~
mendaiang
'(banyak) naik bersamaan'
rabung
'turun'
~
merrabungang '(banyak) turun bersamaan'
'(banyak) duduk bersamaan'
Dengan pangkal noItlina dihasilkan makna 'memakai <pangkal>', menge luarkan <pangkal>', dengan pelaku yang banyak pada waktu bersamaan. Perhatikan contoh yang berikut. 'banyak memakai <pangkal> bersamaan'
/ipag
'sarung'
--."
melipang
'(banyak) mekakai sarung bilrsamaan'
dali
'subang'
~
medaliang
'(banyak memakai subang bersamaan' . .
baju
'baju'
~
·mebajuang
sokkoq
'kopiah'
~
'(banyak) memakaibaju bersamaan'
mesokkoang '(banyak) memakai kopiah bersamaan'
sapatu
'sepatu'
~.
mesapatwng '(banyak) memakai sepatu bersamaan'
'banyak mengeluarkan <pangkal> bersamaan'
talloq
'telur'
~
mattalloang
'(banyak) bertelur bersamaan'
anaq
'anak'
~
meanang
'(banyak) bersamaan'
loiloi
'siul'
~
meloiJoisang '(banyak) bersiul bersamaan'
Terdapat juga verba berafiks apit me-D-ang yang tidak dapat digolong· kan ke dalam salah satu tipe· di atas; ..
68 . Misalnya: " guru
'guru'
meqguruang
api
'api'
meapiang
'banyak belajar bersamaan' . 'banyakmemasak ber,samaan'
Proses penurunan verba meqguruang.dan meapiang dari dasar nomina dapat dilihat di bawah inL guru
'guru'
~
'belajar'
meqguru
---+ menqgilruang
'ban yak belajar bersarna an' api
'api'
---+
. 'memasak'
meapi
---+ meapiang
'banyak memasak ber
samaan'
, 3.S.2JOVerba TaktransitifberafIks'apit me~ .
.
dan-I .
Verba taktransitif turunan dengan afiks apit me- dan -i dibentuk terutama dari verba, nomfua;dan adjektiva. Makna umumyang dihasilkan adalah 'mengalarni perlakuan <pangkal>, dengan pengalam personapertama jamak'. Dalam· pemakaian,' dikhususkan menjadi :menerima <pangkal>, kena <pangkal>. Hal itu kurang lebih tergantung dari makna leksikalnya. Berikut ini beberapa eontohnya. 'menerima <pangkai>', mesulakkai 'menerima sedekah' .. metamboi 'menerima hadiah'
~
megalla'ngngi 'menerima gelang'
me + tambo + i 'hadiah' me.+ 'talipong + i 'telepon'
metalipongngi 'menerima telepon'. mebulawangngi 'menerima ernas'
me + sulakka + 'sedekah'
~
+-
+-
me + bulawang+i 'ernas' me + gallang + i 'gelang'
+
'kena <pangkal>' mebattai 'kena baeok'
+-
meratui 'kena tombak'
+-:--
me + batta + ' 'baeok'
i
i
·me + 1'(ltu + 'tombak'
i
--
m.ecaiqi 'kena marah'
--
mesussai 'kena susah'
,+--=
meattangngi 'kenapulrur
69
. me + . caig + 'marah'.
i
me + sussa + • 'susah' .
i
.
me + attang 4'. 'pukui'
i
3.5.2.1 1 Verba Taktransitifbersisipan -um-, -al-, -in-, -ar hrba taktransitif b~~infiks -um-, -al-c-,--:in::-, dan -ar- diturunkan dari dasar verba dan nomina. Verba tutunan macarnini terbatasjumlahnya . dan prosesnya pun tidak pro dukti f. Maknanya sulit diamati karena pada umumnya pangkal berupa dasar terika( ~ta:ubentUK prakategorial. Dasar terikat adalah dasar yang rriempunyai makna potensia( tetapi makna persis , nya baru dapat dinyatakan setelah' ditambahi infiks.. • .
Contoh:
<. 'merayap; lumeneq +'um 'rayap' leneq' ~
-. :-',
biwar
'lempar'
tande
'tadah'
kaqus
'cakar'
+ al + in + ar
----"".
baliwar
'lempar' .
"',---l"
tinande
'tadah'
kizraqus
'cakar'
~
Penuruna,n verba taktransitu dengan memakai infiks pada contoh di atas f!1enunjukkan bahwa selain.infiks -um-, infiks itu kurang jelas fungsinya karena dalam proses' penurunannya tidak mengubah makna pangkalnya. Berbeda dengan infiks lainnya., infiks ~um- mempunyai fungsi yang sama: dengan prefiks me-. Perhiltikanlah contoh yang berikUt. leneq'rayap'
rtmellaneq lumeneq } tume.tteq ~ { menetteq tumekeq } { mettekeq .
'merayap'
tetteq
'tenun'
tekeq
.'panjat'
lamba
'pergi'
r(mellamba) lumamba 4
'berangkat'
luttus
'terbang' .
rIU'!luttuS}.. lmelluttus
'terbang
. 3.S.3
'menenun' 'memanjat'
VerbaMajemuk .,
.
~.
.
Verba majemuk i~,:v,erba yang dasamya. t~rbentuk melalui proses
70
pemajemukan dua morfem asal atau lebih, atau verba yang terikat sampai menjadi satu satuanmakna. Morfem asal yang dimaksud pada umumhya . adalah morfem leksikal bebassepelti pada tuo batu 'hidup batu' (hidup abadi), mata reso 'mati kerja' (bekerja sia-sia), dan mottong manug'bermalam ayam' (bermalam tanpa diberi makan). Namun, ada juga yang terdiriatas morfem berafiks seperti' pada dipario diparannu 'disenangi diharapkan' (diharap dengan penuh gembira) dan matindo maraqdia 'tidur raja' (tidur tidak terganggu). Di samping proses pembentukan. di at~s, verba majemuk juga memiliki ciri lain. yang membedakannya 'dad konstruksi sintaktis' seperti frasa. Ciri yang di.maksud adalah sebagai berikUt. a. Komponen majem/.lk mengandung satu makna. Dengan kata lain, makna . Hap·tiap komponan tidak diperhitungkan lagi. Misalnya, makna makeccuq ate 'berkecil hati' ialah 'kecewa'; jadi, tidak ditafsirkan . lagi sebagai gabungan makeccuq 'kecil' dan ate 'hati'. b. Salah satu. konsekuensi dap. keutuhan makna tersebut di atas ialah bahwa jika verba rria]~muk! diberi keterangan, maka yang diterangkan adalah keseluruhan verba terse but, . dan bukan komponennya, misalnya .lulu tnadumming lawe 'selalu membungkam'. Kata keterangan tulu 'selalu' adalah untuk memberi keterangan terhadap madumming !awe ('membungkam'), dan bukan terhadap madumming 'menutug' dan [awe'mulut'. . c.' Komponen verba majemuk. tidak dapat diperluaslagi. Misalnya, verba majefnuk makeccuq ate buklCur 'berkecil hati tekukur'; d. Susunan komponen verba majemuk cenderung tidak dapat dibalikkan. Misalnya, matindo maraodie 'tidur raja' ('tidur tidak terganggu') tidak dapat diubahmenjadi maraqdia matindo 'raja tidur'. Dengan pembalikan itu, konstruksi itu sudaltmenjadi frasa nominal. e. Komponen verba majemuk cenderung tidak lagi dipisahkan dengan menyisipkan suatu morfem. Verba majemuk matindo mate 'tidur mati', misalnya, tidak lagi dapa! dipisahkan dengan menyisipkan tappa 'tiba· tiba'. Berdasarkan bentuk morfoiogisriya, . verba majemuk terbati atas (a) verba majemuk dasar dan (b) verba majemuk berimbuhan. 3.5.3.1 Verba Majemuk Dasar . Yang di.maksud dengan-.lIerba majemuk dasar ialah verba majemuk yang tidak berafiks dantidak mengandung komponenbj:lrulang, seperti contoh .
yang berikut.
tuo 'hidup
batu batu'
~
tuo batu 'hidup abadi'
kado bukkur 'mengangguk tekukur'
~
kado bukkur 'berpura-pura setuju'
mata akkalang 'mati akaI'
~
mate akkalang 'mati akal'
mate reso 'mati kerja' mottong manuq 'bermalamayain' '
~
mate reso 'bekerja sia-sia' motong manuq 'bermalam tidilk diberi makan'
~
3.5.3.2 Verba MajemukBerafIks Verba majemuk berafiks ialah verba majemuk yang inengandung afiks tertentu, seperti contoh yang berikut.
a. diporio diporannu 'disenangi diharapkart'
. --,--..+
diporio diparannu 'diharapkan dertgan sangat gembira'
. matindo mammoroq 'tidur mendengkur' .
~
matindo mammdroq 'tidur nyeriyak'
ummewa tippalai 'melawan munclur' .
~
umrnewa tippalai 'melawan sainbil mundur'
memburaq melloloq' 'berbunga berpucuk'
~
memburaq melloloq 'lengkap dengan empbel-embelnya (pinangan)'
mecawa milqumming "tertawa mengulum'
~
mecaWa maqumming 'tersenyum'
~
malligai janji 'menyalahi janji'
massappa dada 'menepuk dada'
~
massappa dada 'membanggakan diri'
massaro mase . 'mencari belas.ka keuntungan siban' .
~
massaro mase 'menan am budi'
maqjalloq 'kapitang 'mengamuk kapten'
-
magjalloq kapitang 'mengamuk sejadi-jadinya"
b. malligai janji 'melangkahi janji'
72
c. meke maraqe 'batuk kering'
~
meke maraqe 'batuk kering'
tipuiq kaimbang 'kentut besar'
-----+ tipuiq kaimbang 'kentutbesar'
sumangiq maraqe 'menangis kering'
~
ummande kaiyyang 'makan besar'
d. mallulung.
',,-----+
sumangiq maraqe' , .' , 'tangis yang dipllksakan' . ummande kaiyyting 'mendapat rezeki besar'
'
buta-buta,~. mallulung buta-buta
'maju mendesak buta"buta'
main.t:J.ong salarombu 'lari tak tentu arah'
~
meaita tiburerreng 'melihat sangat bener.
-
mangande wali-wali 'makan sebelah}nenyebelah' ummondong .lomeang 'melompat kian_kernari,
~,
'melabrak senibarangan' .
maindong salarombu 'lad terbirit-birit' meqita'tiburerreng'" .c':memandfl;ng p~nuh bend' ummande 'Wali-wali 'mengambil keuntung~ pada dua belah pihak'. ummondong(omeang . 'melompat kian~kemari'
Sebagaimana dapat dilihat pada eontoh di atas, ada empat pola verba majemuk berafiks' yang' iJinum, yaitu: (a) kedua komponen ber-upa verba, " seperti matindo mammorroq'ddut nyenyak' dan. mecawa maqumming . 'tertawa mengulum' ('tersenyum'); (b) komponen pertama verba dan komponen kedua berupa ;nomm;a; ; seperti malligai janji 'menyalahl janji' dan massaro mase 'meIlanampud,i'.;, (c)kompon~n·pertama berupa verba dan komponen kedua bempa adjektiva, seperti meke marage 'batuk kering' dan kipuiq kaimbang 'kentut besar'; dan (d) komponen pertama verba dati komponen kedua berupa'adverbia;misalriya megita tiburerreng' 'nielihat penuh benei' dan maind011g siliarofnbu 'lad terbirit-birit'.
3.6 Perilaku Sintaktis Verb~ Yang dimaksud denganperilakU verba ililah sifat verba dalam hubungan nya dengan kata lain dalariltataran gramatika yang lebih tinggi, khususnya dalam frasa, klausa, dan kalimat. Perilaku yang dimaksud dapatdiketahui dengan.mengamati frasa verbal, fungsi verba, danjenis verba tnenufut perilaku .. sintaktisnya. .
73
3.6;1
Peng¢1tian Frasa Verbal' ,
'-':.
.'
'.'
,
.
Frasa verbal ialahsatuan bahasa yang terbentuk dari dua -kata atau lebih dengan verba sebagai intinya dan tidak merupakan klausa. Dengan demikian, frasa verbal mempunyai inti dan katalain yang menda:rnpinginya. Posisi kata pen damping ini, tegar sebingga tidak dapat dipindahkan secara bebas ke p.osisiyang lain. Mari kitaamati frasa verbld dalam kalimat berikut. (I) Diammo anaqna pura mebaine. 'Ada sudah anaknya sudah beristri.'
Sudah ada anaknya yang sudah beristri
(2) Maiqdi tau na maqjama. 'Banyak orang a](m,. bekerja.'
Banyak orang akan bekerja.
(3)
musti lumamba mambawa diqe suraqe. 'Kamu mesti pergi membawa, ini surat ini.'
Engkau mesti pergimembawa suratini.
100
(4) I PuqajiAmir biasa uita maqallianna maqbaluo motor. 'Si Haji Amir biasa kulihatmembeli dan menjualmotor.'
Haji Amir biasa saya lihat membeli dan menjual motor. ,
(5) Diteqe malamoqo riu.tqoto atau makkappaL 'Sekarang bisa sudah kamu beroto atau berkapal'.
Sekarang engkau sudah boleh naik oto atau naik kapal.
Konstruksi pura mebaine 'sudah beristri', namaqjama 'akan bekerja', musti lumamba 'mesti pergi', maqalli anna maqbaluq 'menibeli dan.menjual', maqoto ataumakkappal 'naik.oto atal,J naikkapal' adalah frasa verbal. Yang menjadi verba pada kelima, contoh diatasadalah mebaine 'benstri', magjama 'bekerja', lumamba 'pergi'. Pada kalimat (4) dan (5) verba pada masiIig masing kalimat menjadi inti dengan anna 'dan' serta atau 'atau', sebagai penghubungnya. 3.6.2
Jenis-jenis Frasa Verbal
Dilihat dari konstruksinya; frasa verbal dapat terdiri atas verba iIiti dengan kata ,lain yang bertindak sebagai penambah arti verba tersebut. Konstruksi seperti pura mebaine 'sudah beristif,na maqjama 'akanbekerja', . musti lumamba 'mestipergi'pada contoh di atasmerupakan jenis frasa verbal yang berbentuk endosentrik atributif. Frasa, verbalseperti maqalli anna maqbaluq 'membeli dan menjual' serta. maqoto atau makkappa/ 'naik
74
oto atau naik kapal' masing-masing mempunyai dua verba intiyangdihubung kan dengan kata anna 'dan' dan atau 'atau'. Frasa seperti itu disebut frasa endosentrik koordinatif . 3.6.2.1 Fiasa Endosentrik Atributif Seperti dikatakan di atas, frasa ve:rbal yang endosentrik atributif terdiri atas inti verba dan pewatas (modifier) yang ditempatkan di muka ahiu di belakang verba inti. Yang dimuka dinamakan pewatas depan dan yang di belakangriya dinamakan pewatas belakang. Ti
.
.
.
(6) Kamaqmu musti polei madondong dini. 'Bapakmu mesti datang ia besok· di sini.'
Bapakmu h4rus datang besok di sini.
(7) I Puqaji Amirpa mala massitangi Paq Lura. 'Si Haji Amir hanya boleh menemui Pak Lurah.'
Hanya Haji Amirlah yang dap(lt menemui P!tk Lurah.
(8) Makurang duapai· tau meioq mambayar sima. 'Kurang masihia orang m;:iU mympayar pajak.'
Masih kurang orang mtl/.{ melflbq),ar paj\lk.
(9) Amanaureu meioq maqalliboyang. 'Pamanku . mau membeli rumah.'
Paman saya mau membeli rumah.
Kemungkinan dua jenis itudipakai bersama-sama juga ada seperti terlihat pada contoh nomor (10), (11),(12) yang berikut ini. Dilihat dati segi urutan nya, mustr'mesti' selalu mendahului yang lain.
(10)
Musti meloqi pole Paq Camaq muaq diperoai 'M~sti mau ia datang Pak Camat kalau dipanggil ia.'
Pak Camat mesti mau datang kalau iadipanggil.
(11)
Muaq· dipapiai musti malai jalang diqe otoe. 'KalaJJ diperbaiki mesti bisa ia jalan ini oto ini.' .
~ia" diperbaiki. oto illi mesti bisa berjalan.
(12)
Muaq kaiyyammi musti meioci mibaine anaqmu.. 'Kalau besar sudah .ia mesti mau ia beristri anakmu.' .. Ka.lauanakmli sudah besar, ia pasti mau betistri.
75 Ada kelompok kata lain yang· dinamakan aspek yang dapat pula ber Hndak sebagai pewatas depan verba. Kelompok aspek itu terdiri dart dua. kata, yakni pura 'sudah' dan mamanya 'sedang'; Aspek pura 'sudah' selalu muncul bersama-sama dengan partikel mo 'lah', sedangkan aspek mamanya tidak. Perhatikan contah yang berikut.
(13)
To puramo maqjama mupande mandiolo. 'Orang sudah bekerja .mau berikan makan lebih dahulu: Orang yang sudah bekerja kamu beri makanlebih dahulu.
(14)' Diano duapa solamu mamanya ummande.. 'Ada masih temarunu sedang makan.' Masih ada temanmu yang sedang makan.
Di samping verba bantu dan aspek, ada; kelompok ketiga yang dapat pula bertindak sebagai pewatas depan verba. Kelompok itu dinamakan' . kelompok pengingkar yang terdiri dari kata andfang '{idak' dan andiappa 'belum'. Pengingkar i1;u ,selalu muncul bersama-sama dengan pronomina . . persona (-aq 'saya', -i 'ia', dan o· 'kamu). Pe,rhatikan contoh andiano 'tidak' pada nomor (15) - (17) dan andiappa 'belum'pada nomor (18) (20) yang berikut. (IS)
(16)
. (I 7)
a.
Yau andiangaq na pole. 'Saya tidak saya. akan datang.' Saya tidak akan datang.
b.
Andiangaq (yau) no pole. 'Tidak saya (saya) akan datang.' Saya tidak akan datang.
a.
loa andiangoq no pole. 'Engkau tidakkamu akan datang,' Engkau tidak akan datang.
b.
Andiangoq (iqo) no pole. 'Tidak kamu (kamu) akan datang.' Engkau tidak akan diJtang.
a.
fa andiangi na pole. 'Ia tidak i,a akaD. datang.' Ia tidak akan. datang.
b.
Andiangi (ia) 1ia pole. 'Tidak ia (ia)akan,datang.' Ia tidak akan datang.
76
(18)
(I 9)
.(20)
a.
Yau andiappaq na pole, 'Saya belum saya akan datang.' Saya belum akan datang.
b.
Andiappaq (yau) na pole. 'Belum saya (saya) akan datang.' Saya belurn akan datang.
a.
100
b.
Andiappao (ioo) na pole. 'Belum kamu (kamu) akan datang.' Engkau belum akan datang.
a.
b.
andiappao na pole. 'Kamu belumkarnu llkan datang.' Engkau belurn akan datang.
Ia andiappai na pole. . 'la belum ia akandatang.' Ia belum akan datang. Andiappai (ia) na pole. 'Belum ia (ia) akan datang.' Ia belum akan datang.
Berbeda dengan pewatas depan, pewatas beIakang verba sangat terbatas macam dan kemungkinannya. Pada umumnya pewatas belakang verba terdiri atas kata seperti poleq (dalarnarti 'lagi', bukan 'juga') atau partikel dua 1agi'. Perhatikan contoh yang berikut. (21)
Arnanaureu meloqi mibaine poleq. 'Parnan saya mau ia beristri kembali.' Parnan saya mau beristri kembali
(22)
Kandiou me/oqi- tama poleo medourn. 'Adik saya mau ia masuk kembali beIajar.' Adik saya mau masuk kembali beIajar.
(23)
Yau na membaliq duapaq madondong. .'Say~ a.kan kembali lagi masih saya besok.' Saya masih akan kembali lagi beso~.
Partikel dua 'lagi', selain dapat menjadi pewatas belakang verba, dapat juga menjadi pewatas depan jika bersarna-sarna dengan verba bantu seperti me/oq 'mau, ingin' dan mala 'dapat, boleh' .. Berikut adalahbeberapa contoh nya.
77
(24) I Puqaji Amir mala duai mappesitai Paq Camaq. 'Si Haji Amir dapat lagi ia bertemu ia Pak Camat.' Haji Amir dapat lag; bertemu Pak Camat.
(25) Kandiou meloq duai
tama massikola.· 'Adikku mau lagi ia masuk bersekolah.' Adik saya mau lag; masuk bersekolah.
(26) I Kudding meloq duai miba,ine. 'Si Kudding mau lagi ia beristri.' Kudding mau lag; beristri. Contoh (21), (22), dan (23) menunjukkan kemungkinan adanya pewatas depan dan pewatas belakang pada frasa verba yang sarna.
3.6.2.2 F~ Endosentrik Koordinatif Wujud frasa endosentrik koordinatif sangatlah sederhana, yakni dua verba yang digabungkan dengan memakai kata penghubung anna 'dati' atau atau 'atau'. Berikut adalah beberapa contohnya.
(27)
Diteqe diqe setanonoa matemi paogaluno mamiqung anna mandaala. 'Sekarang ini setengah mati ia petani mencangkul dan membajak.' .Pada saat ini pet ani bekerja keras mencangkul dan membajak.
(28) Andiappa diang tau urnppaq meloq massewa atau magalli boyang. 'Belum ada orang kutemukan mau menyewa atau membeli. rumah.' Saya belum menemukan orang yang mau menyewa atau membeli rumdh
(29) Malai tau .magalai atau manginrang doiq dio di bang. 'Boleh ia orang menyimpan atau meminjam uang di situ di bank.' Orang boleh menyimpan atau meminjam uang di bank.
3.6.3
Fungsi Verba dan Frasa Verbal
lika ditinjau dari segi fungsinya, verba (frasa verbal) terutama menduduki fungsi predikat. Meskipun demikian, verba (frasa verbal) dapat pula men duduki fungsi lain seperti subjek, objek, dan keterangan (dengan perluasannya berupa objek, pelengkap, dan keterangan). .
3.6.3:1 Verba dan Frasa VerbalsebagaiPredikat Pada bagian 3.6.3 telah dikemukakan bahwav:erba berfungsiutama sebagai predikat atau sebagai intipredikat kallmat. Maruah kita amati fungsi itu Ie bih lanjut.
78
(30)' /taq na megakkeq mendiolo. 'Kita akan berangkat lebih dahulu.'
Kita akan berangkat lebih dahulu.'
(31) Meloqmi ummande kandiqmu. 'Mau sudah ia makan . adikmu.'
Adikmu sudah mau makan.
(32) Marici kindoqu maqita appona. 'Gembira ia ibuku melihat cucunya.'
lbuku gembira melihat cucunya.
Dalam kalimat(30) frasa verbal nameqakkeq 'akan berangkat' berfungsi' predikat yang diikuti keterangan mendiolo 'lebih dahulu'. Predikat kalimat (31) adalah fnisa verbal meloqmi ummande 'sudah mau makan' yang men dahului subjekkandiqmu 'adikmu'. Pada (32) pelengkap appona 'cucunya' mengikuti predikat maqita 'melihat'. 3.63.2 Verba dan Fma Verbal sebagai Subjek Dalam kalimat di bawah ini dapat druhat bahwa frasa verbal (verba dengan perluasannya berupa keterangan, dan/atau pelengkap) dapat berfungsi sebagai subjek. Unsur lain itu bersama"sama dengan. verba menjadi bagian darisubjek. lihatlah contoh yang berikut. (33) Magdanggang anna malampuo membawai barakkaq. 'Berdagang dengan jujur membawa ia berkah.'· Berdagang dengan jujur mendatangkan berkah. (34) Mappopauq pappesartgkai;lg mappolei abalaq lao dialabeta. 'Mengerjakan larangan mendatangkan bahayakepada di did kita.' Mengerjakan larangan mendatangkan bahaya pada did sendiri. . Dalam ka1imat (33) dan (34), subjeknya ialah magdanggang anna malampuq 'berdagang dengan jujur' dan mappogauq pappesangkang 'me ngerjakan larangan'. . ... 3.6.3.3 Verba dan FrasaVerbal sebagai Objek· . .Dalam ka1imat yang· berikut verba dan frasa verbal dengan perluasannya berfungsi sebagai objek. .
(35) .. Paq Lura mapparen.taang marronilo. 'Pak Lurahmemerintahkan meronda.' Pak Lurah memerintahkan meronda (berpatroli).
79
(36) ,Pulisi manposara botor.
'Polusi melarang berjudi.'
Polisi melarang berjudi.
(37) Paq Camaq mappesipang manguma lao di pak/fappung.
'Pak Carnat melllerintahbn berkebun kepada di penduduk:
Pak Camat memerlntahkanberkebun kep~da penduduk. .
Dalam kalimat(35) dan' (36) verba marronda 'meronda' dan botor 'berjuri' adalah objek dilri pred:ikat map'parentaang. 'memerintahkan' dan mapposara 'melarang'. Dala:mk.alimat (37), yang berfungsi sebagai objek ialahmanguma 'berkebun\ yang diikuti oleh keterangan lao dipakkappung , 'kepada penduduk'; . . . 3.6.3.4 Verba dan Frasa Verbal sebagai Pe1engkap Verba dan frasa verbal beserta perluasannya dapa.tjuga berfungsi sebagai . pelengkap dalam kalimat; sepertipada contoh yang berikut. (38) Masaemi i Hadara megosa mappaqguru.' 'Lama sudah si Hadara berhenti mengajar;'
Hadara sudah lama berhenti mengajar. .
(39) . Andiappa diang tau mappammula manguma dio, di buttu,
'Belum ada orang memulai berkebun ,eli situ di gunung;'
Belum ada orang memuW berkebun eli gunung itu.
(40) Diqe i PWUl Katie kio mattaraWe. '!ni si Tuan Kadi pergi bersembahyang ta.rawih:
Tuan Kadi pergi bersembahyang tarawih.
Verba mappaqguru "mengajar', manguma 'berkebun', dan mattarawe 'bersembahyang tarawih' dalam kalimat (38), (39), dan (40), masing·masing berfungsi sebagai pelengkap dati preelikat megosa 'berhenti,mappamula 'memulai', dan lao 'pergi'. Masing-masing predikat itu tidak lengkap, dan 'dengan demikian pred:ikat yang bersangkutan tidakl;>erterima jika tidak diikuti oleh pelengkap. . . . 3.6,3.5 Verba danFrasa Verbal sebagai Keterangan
.
Dalam kalimat yang berikut verba 'dah frasa verbal berfungsi>sebagai . predikat dan keterangari:. . (41) I Mumi pole mottongi dio di boyammu.
'Si Mumi datang bermalam ia di situ eli rumahmu:
Murni datang bermalam eli rumahmu.
80
(42)
I Umar mane malai massikola. 'Si Umar baru pulang b.ersekolah.' Umat baru pulang bersekolah.
Dari contoh di atas tampak bahwa ada dua verba yang letakilya ber urutan; yang pertama merupakan predikatdan yang kedua bertindak sebagai keterangan. Pada kalimat (41) terse1ip pengertian 'maksud' atau 'tujuan' dati perbuatan yang dinyatakan predikat. Karena itu perkataan na 'untuk' dapat disisipkan: pole na mottong 'datang untuk bermalam'; sedangkan pada kaliInat (42) terselip pengertiail 'asal' dan olehsebab itu dapat disisipkan kata pole 'dati': malai pole mtlssikOIll 'pulang dati })ersekolah'; dalam hal ini frasa verbal (dengan perluaWrnya) menjadi bagian darifrasa preposisional.
3.6.3.6 Verba yang Bersifat Atributif Verba (bukah [rasa) juga: dapat bersifat atributifuntuk memberikan keterangan tambahan· paq.a nomina. Dengan dentikian sifat itu ada pada tataran frasa. Perhatikan contoh yang berikut. (43) Wai lolong ia . naenpai tittai. ,Air mengalir· ia ia tempati berak' . Air mengalit yang dia tempati bera;!<. (44) To sibalelo nasaka hansip. 'Orang berkelahiditangkap hansip.' (Orang (yang) berkelahi ditangk.ap o1eh hansip.) (45) Asu mate naurrung lalro. 'Anjing mati dikerumuni 1alat.' Anjing (yang) mati d~erumuni o1eh 1alat.
Verba lolong 'mengalir', sibalelo 'berkelahi', mate 'mati' bersifat atri butif dalam frasa nominal wai lolong 'air mengalir', to sibalelo 'orang ber kelahi', dan asu mate 'anjing mati'. Setiap verba tersebut menerangkan nomina inti wai 'air', to (tauj'orang', dan asu 'anjing'. Fungsi atnbutif ferba. seperti itu. merupakan .bentuk kependekan dan bentuk lain· yang me m3kai ia 'yang'. Dengan dentikian, bentuk panjangnya ada1ah (wai) fa lolong '(air) yang mengalir', (tau)ia sibalelo '(orang) yang berkelahi', dan (asu) ia· mate '(anjing) yang mati' ..
81
3.6.3.7 Verba dan Frasa Verbal yang BeJ'sifat Apositif Verba dan frasa verbal (dengan perluasannya) dapaf juga brsifat apositlf yaitu sebagai keterangan yang ditambahkan atau diselipkan, seperti yang terdapat dalam kalimat berikut. (46)
Panggauang sala, bator anna maJu:lundu' manyang ,
"Perbuata1lsalah, berjudi dan meminum nira paiq, natobaammi
pahit ditobatkan sudah ia.'
Perbuatan yang buruk, berjudi dan meminum tuak, sudah ia tobatkan.
'" (47) Jama-jamanna i Muis, mappaqguru, andiommi napaduli. 'Pekerjaannya si Muis mengajar tidak sudah ia ia, perdulikan: ' Pekerjaan Muis, mengajar, sudah tidak diperdulikan lagi. Verba dan frasa verbal (dengan perluasannya) bator anna mandundu manyang paiq 'berjudi dan meminum tuak' dan mappaqguru 'mengajar' dalam kalimat di atas berfungsi sebagai aposisi. Konstruksi tersebut masing masing menambah keterangan pada frasa nominal panggauang sala 'perbuatan , buruk' dan jama-jamanna i Muts 'pekerjaan Muis'., Sebagaimana dapat dilihat, verba dan frasa verbal (dengan perluasannya) yang berfungsisecara apositif tersebut terletak di antara koma.' Dalam membaca keterangan yang ditambahkan seperti itu, intonasi biasanya direndahkan. Dari uraian yang dinyatakan pada bagian 3.6.3.1 sampai ke bagian 3.6.3.7 di atas dapat dlsimpulkan bahwa verba atau frasa verbal dengan perluasannya dapat berfungsi sebagai' predikat, subjek, objek, pe1engkap, keterangan, dan aposisi, s.eaangkan verba saja dapat menjadi atribut. Perlu ,dijelaskan bahwa kategori sintaktisnya tetap verbal,tetapf fungsinya dapat bermacam-macam. ' 3.6.4
Jenis Verba Menurut Perilaku Sintaktisnya
Dad pembicaraan tentang fungsi verba dan frasa verbal pada bagian 3.0.3 sedikit banyaktelah dapat dilihat bahwa terdapat berbagai jenis verba menurut perilaku sintaktisnya. Jenis yang dimaksud itu dapat diidentifikasi dengan mengamati keterkaitan kata lain yang mengemban (ungsi tertentu ,dengan verba yang bersangkutan. Tentu saja, keterkaitan itu tidak terlepas dari perilaku sema,ntis verba tersebut. Sehubungan dengan itu, masalah yang perIn dijelaskan adalah ketransitifan verba. Dari segi sintaktis ketransitifan verba ditentukan oleh dua faktor: (1)' adanya nomina yang berdiri di beJakang verba yang berfungsi sebagai objek dalam kalimat aktif, , dan (2) kemurtgkinan objek itu berfungsi seba~ai subjek dalam kaliniat pasif.
82
Dengan demikian maka pada dasarnya verba terdiri atas verba tramiti! dim verga taktransiti[. .
3.6.4.1 Verba Transitif Verba transitif adalah' verba yangmemerlukan nomina sebagai objek dalam ka1imat aktif, dan objek itu dapat berfungsi sebagai subjek dalam kalimat pasif. Perhatikan contoh yang berikut. (48) Mamanyai iMina mappaccinongi songi 'Sedang ia si Mina membersihkan kamar.' .
Mina sedang membersih~an kamar.
(49) Diteq'e masussami tau f:maqita jama-jamaang.. 'SekaraiJ.g suSah sudahotangmencari pekerjaan.'
Qrang sudahsuSah mencari pekerjaan sekarang.
Verba inappaccingngi 'membersihkan' pada (48) dan maqita 'mencari' pada (49) adalah verba tr'ansitif. Masing-masing diikutioleh nomina song; 'kirinar' dan jilma-janiaang 'pekerjaan' dan .nomina itu bertindaksebagai objek yang tentu dapat dijadikan subjekpada kalimatpasif.
(48a) Song; mamanyainaj}(iccingngi i MUla. 'Kamarsedang. ia dibersihkan 8i Mina.' Kamar Sedang dibersihkan (oleh) Mina.' (49a) Jama-jamaang masussami naitai tauditeqe.
,'Pekerjaan sudah susah dicario~angsekarang.' .
Pekerjaan sudah susah dicari orang sekarang.
Kelompok tran-sitif sebenarnya terdiri atas 'subkelompokkecil: (1) verba ekatransitif, (2) verba dwitransitif, dan (3) verba transitif·taktransitif.
3.6.4.1.1
VerbaEkatransitif
Verba elaitransitif adalah verba yang diikutiobjek dalam bentqk aktif. Perhatikan contoh yang berikut; . (50) Ka'ndiqu na rnaqitai jama-jamaang .' 'Adikku akari mericari pekerjaari.' Adik saya akanmencari pekerjaan. (51) Purami i Kindoq 1]1.apalli baju' baru. . 'Sudah iasi Ibu. membeli baju bam.'
'. Ibu sudaJ.t membeli baju
?aru.
83
Maqitai 'mencari' daiJ. mapalli 'membeli' pada kalimat (SO) dan (51) adalah verba transitif karena verba itu tidak memerlukan pelengkapdi samping objeknya, yakni masing-masing jama-jamaang 'pekerjaan' dan baju bam:
3.6.4.1.2
Verba Dwitransitif
Verba dwitransitif adalah verba transitif yang dalam bentuk aktif diikuti objek dan pelengkap. P-erhatikan contoh yang berikut. (52) Masaemaq meloq maqitaiafi'gl kandiqu jama-jamaang. 'Lama suqahsi;lya mau"ll1encarikan ja .adUdm pekerjaan/' . Sudah laTIn saya rriau niencarikan adikkll pekerjaan.' (53) Kindoqu na. magalliangi ia Mumi loqdiano baralliang. 'Ibuku akan membelikan si Murni cincin berlian.'
Ibulq! akanmel'flbelikan Murnicincinberlian.. '
Maqitaianii ''mentariIciil' dan milgalliimgi' 'membellkan' pada kalUnaf (52) dan (53) terrriastik' verba dwitransitif' kaiena masing-masing mehiiliki obJekserta pelengkap, Kandiqu 'adikSaya'·fdarr jama-jamaang 'pektirjaan' ulltukkallmat(52) dan ' i Mumi 'siMurni' 'dan loqi;liang baralliang'ciilcln bedian' tintukkalin'lat (53). Objek dapatsaja' tidak dfuyatilkari ~ecar.i eksplisit, tetapi yang tersirat di dalam kedua kalimat itu tetap menunjhk.'ciri; . adanya objek tadi. ladi,. kalirnat ma~emaq meloqmaqitaiangi jama-jan'Ulang . 'sudah lama saya mau mencarikan,peke.ja;lll', mengandung arti bahwa pekerjaan itu bukan untuk saya, tetapi untuk orang lain.
3.6.4.1.3
Verba Transitif-Taktransitif
Verba transitif-taktransitif adalah verba transitif yang objeknya boleh ada dan bo!tjh tidak. Perhatikan.contoh yangberikut,. l54) Mamanyai i Puqaji:Amir mambacasuraq kabar. 'Sedang ia· si Haji Amir membaca sunil. kabar.' Haji Amir s~dan~ m,ernbaca sur at kabar, (55) j)tJamanY{1i i Puqai i A mir mambaca.
." 'Sedang ia si Haji·:' Amir membaca'
Haji Amir sedang membaca.
Kalimat (54) dan (55) menimjukkanbahwa verba mambaca 'membaca' adalah verba transitif-taktransitif karena verba itu boleh memiliki objek seperti pada contoh, (54), tetapi juga boleh berdiri tanpa objek seperti pada contoh (55). ladi, objek untuk verba ttansitif-taktransitif b!mifatmanasuka.
. BAB IV . NOMINA, PRONOMINA,DANNUMERALIA . ,
.
I
.
4.1 Batasan dan eiri
Nomina, yang sering juga disebuf bta benda, dapatdilihat dati dua . sew, yakni segi, s~ma.ntis dan se~i sintaksis.. ~oarisegi. semantjs kita.dapat mengatakan bahwa nomina ,adalah kata yang mengacu pada manusia, binatang, benda, d.an konsep atau pengertian. Dengim demiIqan, kata seperti pagde.nggog ;pejoget,penari', boe 'babr: tarring 'bambu',dan agassingang 'kekuatan" adalah nomina. Dati. segi sintaksis, nominam~mplunyai ciri-ciri tertentu: . . . . L· DaIamkalimat yang predibtnyaverba;. nomina cenderung menduduki fungsi subjek, objek, ataupelengkap ..... ' Contoh: .
(]) I kamagmappiara manug,
'Si ayah menieliharaayam:
Ayah memelihara.ayatn.
(2) I Hadera maitaia/ig i f Ali Jamclng. 'Si Hadera mencarikan dia.si Ali,pekerjaan.' ..
. Hadera mencarikan Alipekerjaan.
Baik kata karnag 'ayah', miInuq'ayam' yang masing-rriai;ingmehduduki fungsi subjek dan objek pada .kalimat (1) maupun kata jarnang 'pekeIja~ . an' yang menduduki fungSi pelengkap pacta kalimat (2) masing-masing adalah nomina . . 2.
Nomina ctapatdijadikan bentuk ingkar dengan andiang 'tidak' dan
84
85
tanto 'bukan'.
Contah:
Bat nalli kindogmu. 'Ika~diabeliibumu.' Ikan yang dibeli ibumu. .
Untuk mengingkarkankalimat· (3). di at perhatikaii contoh. kalimat
(4a) dan (4b) di bawa.h ini.
as,
(4a) Tania bau nalli kindogmu.
'Bukan ikan dia beli ibumu.!
Bukan ikan yang dibeli ibumu.
(4b) Andiang bau nalli kindogmu.
'Tidak ikan dia, beli ibumu.'
Tidak ikan yangdibeli ibumu.
3. Nomina laZirnnya dapat. diikuti oleh adjektiva. Adjektiva barn' 'baru' dapat bergabungdengan nominabaju 'baju' menjadi baju barn ?baju baru', Demikian juga adjektivaloppag 'panas' dapat mengikuti nomina waf 'air' menjadi waUoppag'air panas', . 4.2 . Bentuk dan Makna
Apabila . dilihat daTi segi bentuk morfologisnya, nomina terdiTi atas dua macam, yaitu (1) nomina yang berbentuk kata dasar dan (2) nomina yang diturunkan dad kata atau bentuk lain. Di samping itu, nomina dapat pula mengalami proSes lain seperti proses reduplikasi atau proses pemajemuk
an. 4.2.1'
Nomina Dasar .
. Dahim. bahasa Mandarada nomina yang terdiri at as kata dasar. Karena sifat tersebut, maka nomina seperti itu berbentuk monomorfemik, Yakni terdiri atas morfemsaja;s¢pertikindoq 'ibu', daung 'daun', bongi'malam'.
Dilihat dari segi' persukuan, nomina· dasar ba.hasa Mandar ada' yang bersuku satu, bersuku dlla, bersuku tiga,. dan bersuku empat, inisalnya: a..
Yang bersuku. satu
(5)' da ---- Da mll'embas i kandigmu.·
'jangan'.· 'Jangan kamu pukul ia adiknlU.'
.Jangan kamu,pukul adikmu.
(6) a (seruan)
A, mate. tofigandi? ' Apakah mati b~narka.h?' .' . Benarbh iameningga1?
86
b.
Yang bersuku dua (7) loka -..:. Pagallio loka janno. 'Belilah pisang goreng.' 'pi sang' . Belilah pisang goreng. (8) beke --'kambi,ng'
e.
Mappiarabeke i i kanneq. 'Memelihara kambing ia si nenek.' Nenek memeliharakambing.
Yang bersuku tiga (9) logdidng -- Logdiartg nali 'Cinein dill beli.'
'eincin' . Cinein yang dia belL .
(10) tarald -- 'laku'
Tarald nasainmubaluq-balugna. 'Laku se'mtia sudahjualannya.'
. Jualannya sudah laku semua.
d. .Yang bersuk.u empat (II) kcllindoro .,--- Mangingngiraq massaka kalindoro. . 'eacing tailah' . 'Ngeri saya menangkap cadng tanah.' . Ngeri isayamenangkap cacing tanah. . (2) garagaji . --,- Aldngi garagajina. 'gergaji' 'Ambilkan gergajinya.'
Ambilkan gergajinya;
, i .','. 4.2~2
Nomina Tui'unan . .
.
<.
,, i
.
."
.'
.
Di samping nomina dasar yang bersifatmonomorfamis, bahasa Mandar juga mengenal nonuna turunan' yang bersifatpolimorfemis, yalCniyang terdiri atas dua morfem atau Iebih. Nomina turunan dibentllk dari nomina' dasar atall. kategori kata yang lain, khususnya verba dan adjektiva . .Pada umumnya nomina tllrunan bahasa Mandar dibentuk dengan menambahkan prefiks, sllftks, atau konfiks pada bentukdasar. Dengan demikian kita me~peroleh nomina tutunan seperti paUudaq 'penanam', posasiq 'pelaut;, orpang 'tempat duduk', bulleang 'pikulan', atupang 'kehidllpan', amonoeang 'penyakit'. .
ifka' dilihat sepintas lalu memang benar bahwa nomina turunan itu ada yang berbentuk afiks dankata dasar·nomina. Akan tetapi, jika kita telilrusi lebih jauh, akan tampak bahwa nomina turunan sering diturunkan dari verba atau verba turunan. Jadi, bentuk pattunuang 'tempat membakar' tidak diturunkan dari kata dasar tunu 'bakar' melainkan dan verba mattunu 'membakar'. Demikian pula ptmggaragajiang 'p€mggergajian' dan ammesang 'persatuan' masing-masing dhurunkan dari"verba manggaragaji 'menggergaji" dan mammesa 'bersatu' dan tidakdarikata gafagajl 'gergaji' daD mesa 'satu'.
87 Pernyataan di atas tidak berarti bahwa tidak ada nomina turunan yang dengan afiks dan kata dasar. Jika ada verba, yang berwujud kata dasar, maka tentu saja nomina turunan dapat dibimtuk. Nomina turunan seperti andeang 'tempat.· makan, piring' dan pattudaq .'penanam' masing masing diturunkan daTi kata dasarverba ande 'makan'dan tudaq'tanam' dan mattudaq 'menanani',. Demikian pula, nomina tuqman atugang 'kehidup an' atau asugiang 'kekayaan' masing-masing dibentuk oleh afiks dan kata ' ' dasar adjektiva tuo 'hldup' dan sugiq 'kaya',
~dibentuk
Hal yang perlu dlperhatikail dalam penurunim nomina Uu latah Jika kita temukan nomina turunan dengan dua kata asalatau lebih, maka kita' harus berhati-hatL Misalnya, kata nomina turunan pattunuang 'tempat membakar', Jika tidak berhati-hati kita akan tergesa-gesamengatakanbahwa nomina itu diturunk;an. dati . kata dasartunu .'bakar' yangditambahi afiks, pa-ang. Simpulan seperti Uu tidaklah benar karen a untuk menentukan kata asal bentuIC turunan kita harus memperhatikan pula keterkaitan antara makna kata yang diturunkiln dengan kata asalnya. lika ditinjau darisegi makna,maka' pattunuang 'tempat, membakar' berkaitan makria dengan verba mattunu 'membakar' atautunuang 'bakaran' dan tidak dengan verba tunu'bakar'. Menurut pro~esnya, penurunan itu adalah sebagai berikut.
{
mattlinu
'mel]1bakar~
tunu 'bakar'
}
tunuang
'bakaran'
. pattunuang
. 'te'mpat membaka1'
.
Setdah memperhatikari l;>erbagai segi, mengenai penurunan kata pada umumnya, marilah kita bahas proses penurtmaI1 nomina itu sendiri. Proses penurunan nominadapat dikelompokkansebagai berikut. 1. ' Nomina dengan aflkspe--. dan pe-ang; 2. Nomina dengan afiks pa'- dan pa-ang,' 3. . Nomina dengan afiks po- dan po-ang; 4. Nomina dengan konfiks a:"'ang; , ' 5. Nomina dengan sufiks -ang.
Marllah kita bahaskelompok nomina itu satu persatu.
4.2.2.1
.
Kelompok Nomina dengan Preftks pe ..
Nomina yangditurunkan dengan penambahan prefikS pe- hanya berupa. dasar verba dengan makria 'alat' yang dinyatakan dalambentukdasar. Perhati kanlah contoh di bawah ini.
petuyuk
'pengikat'+-- pe- + tuyuk
'ikat'
88
pekaiq
;p.engait'
pebull({
'petllikuI' .
. pesauq pegriru 4.2.2.2
pe-
+--
pe- + bulle pe..:.. . + sauq
'timba'
pe- + gam
'menyera:k-nyerak'
... + -
'tirhba' 'penggaru'
+
+--
+--
kaiq
'kaH' 'pikl.ll'
KeiompokNomina ciengan AiIks pe-ang
Notllinli! tur.unan dengan pe-:-ang dapat berupa verba atau nOIl}ina makna 'Iok!J,siatau' ~empat'. b~lampeinberitukannomina tumnan dengan afiks pe..,...ang ini. terdapattiga proSes fonologis, yaitu gerninasi, nasalisasi, dan penghilangan fonem.. . . Untuk geminasi dan nasalisasi terjadi pacta fonem awal bentukdasar. Ketentuannya sarna seperti yang berlakupadaprefiks pa-(4;2.23}: Sedang kan pelepasan' fonem terjildi padaposisi akhir bentu:kdasar.Fonem yang dihilangkan itu ialah fonem:konsonan glotal/q/. Perhatikan eontoh di bawah ini.
toying 'ayun'
tekeq 'panjat': .
daiq 'naik'
4.2:2.3
{ Jl
metoQyang } 'berayun' .
toyangang 'ayunkan'
~ftwq
'memanjat'
fekeang. .
{
'panja~kan'
menddiq 'naik' pendaiq 'naiklah'
t
.
pettoyangang 'tempat berayun' ,
.
.
.
jJettekeang 'temPi:ltmemanjat'. '
'.
_
}
:~. ".'
pendaiang . 'temp at naik' .
KelompokNomioa dengan Prefikspa-
Dasar yang dipakai untuk membentuknomina dengan afiks pa- dapat berupa verba atau nomina dengan makna'pelaku atau pemeran'. Nomina turunan ini dapat terjadi dua proses asimilasi yang dilarnbangkan dengan paG- dan nasalisasi yang dilambangkan dengan paN-. Korisonan nasal/N/ memjmnyai aJofon:~alofon [it, m, 9" dan ~] bergan,tung pada Eonem asal kata dasar. Dengan fonem awal/d/ muneul alofon [n],derigan fonem awal [b 1 ,muneul alofon [m] dengl;ln fonem awal /g/ muneul alofon [lJ], .dan
89
dengan fonem awal/j(munculru.ofon [ii] ... Untuk dasar kata yang berawal fonem selain fonem Id/, Ib/, Ig/, dan Ijl terjadi proses geminasi.Perhatikan contoh berikut. a. paccorok 'pencuri'
pettudaq ~penanam'
pakkaro.
'penggali'
passaZle
'pengganti'
pakkacaping
'pemain kecapi' b. pambeso 'penarik'
panggaragaji
'penggergaji'
panjanno
'penggoreng'
+:-- paG-
-
+ coroq
'curi'
.paG- + tudaq
~
..
paG~
'tanam'
+ karo
'gall'
paG- + salle
'ganti'
paG- + kacaping·.
:kecapi'
paN- + beso
'tarik'
paG- + garagaji
'gergaji'
paN- + janno
'goreng'
Daiam bahasa Man.dar juga dikenal prefiks rangkap atau penggabungan beberapa buah prefiks, yaitu prefiks pa- dengan pe- menjadi pappe- dan prefiks pa:-. dengan. pa~. menjadi pappa-. Kedua prefiks rangkap terse but berfungsi sebagai pembentuknoII)jna. Perhatikancontoh berikut. a. Pappe pappebengang pappe- + benangang 'pemberian' 'heri' pappeba/i
'jawaban' papperannu
'pengharapan'
-
pappe-
+ bali 'jawab'
pappe-
+ rannu 'harapan'
b. pappa pappaiambiq pappa- + Zambiq 'penyampaian, undangan' 'sampai' pappasannang
'penghibur'
pappa~
+ sannang 'senang'
90
papparapeq
pappa-
-
+ rapeq " "
'pelapor' 4.2.2.4
'tapat'
Kelompok Nomina dengan Aftks pa-ang
Das~ yang dipakai untuk membentuk nO~1l dengan atll<.s pa-ang dapat berupa nomina atau verba dengan makna 'tempat atau lokasi'. Seperti halnya aflks pe-ang, pada aflks pa-ang ini juga terjadi proses fonologis berupa geminasi, nasalisasi dan penghilangan fonem vokal lal dan fonem konsonan glotal/q/ yang terdap~t,pada posisi akhirbentuk dasar.Perhatikan contoh berikUt.
~::ar'" ;::~;:kar' ,{',','
tunuang"
'bakaran' janno
'{
pattunuang
•
'tempat membakar'
}
~.m~::~rerig,'
'g,oreng', """,,lannoa~gi 'gorengiciri'
}
panjMmoang
,
'tempat/alat untuk menggoreng' '"
",' ' { ' mattapa , } ;apa, ," 'm,emangg , ang' panggang tapang ,
pattapang
'tempat memanggang'
'panggangkan' . "
,Di sani.ping itu dalaril bahasa" Mandardikenalpulabentukrangkap', yaitu pappa-arigdanpappasi.:...ang yang memiliki fungsiseperti anks pa-ang. Contoh: ~ , pappa-.:.ang + gannaq pappagannang 'cukup, genap' 'alat untuk menggenapIcan' , pappasigayangang
~pappasi-ang + gayang
'keris'
'tempat bertikaman' 4.2.2.5 ,Kelompok Norilina dengan Preftks po-
Nomina yang ditutunkan dengan penambahan aflks po- dapat, berupa verba atau nomina; dengan ma:\qJ.a 'alatatau pelaku (pemeran)'."Perhatikan contoh berikut. ' pojala
'penjala (ibn)'
~,pP-
+ jala
'jala'
91
'. ~ pi}-;' ",' sasiq 1aut'
posasiq 'pelaut' . pobau 'penangkap ikan'.·
~':-
4.2.2.6
pO + ball. 'ikan'
.',
KelompokNomina dengm Afiks po'-ang
Nomina yang' ditllrUnkan dengan· afiks·· po-a"g dapat berupa nOlmna atau verba,. Penghilangan fonem konsonan glotal /q/ yang terdapat· pada posisi akhlr bentllk dasar juga terjadi dalarn nomina turunan inL Mti yang dikandungnya ialah menyatakan 'bahan. atall sesuatll yang akan liibuat' . . --,.
Perhatikan contoh berikut ini.
dogayu 'sayur'
gereq 'sernbelih'
{ { .
4.2.2.7
. medogayu 'bersayUr' '. dogayuang . 'beri bersayur' manggereq 'menyembelih' gereang 'sembelikan' .
.
}
}
~.
podogayuang 'bahan untuk sayur' '.
pogereang 'hewan potong' .
KelompokNominadengan KonfJksa-ang
Nomina turunan dengan afiks a-ang hanya dapat dibentllkmelalui penggabungan dengan bentuk dasar adjektiva, sedang makna yangdikandung. nya menyatakan 'suatu bentuk yang abstrak'. Penghilangan fonem konsona;n glotal /q/ yang menempati posisi akhir pada bentuk dasar juga terjadi ~~ peJ;lllrunan nomina dengan.a-ang. Perhatikan contoh yang berlkllt. . '" .'
amateang 'kematian' abaraniang 'keberanilin ! amongeang 'penyakit' atupang 'kehidllpan' . asugjang .. 'kekayaan' .
-
-
-
-
-
a-ang + mate 'mati' a:"'ang + barani ·'berani' a-am: + mongeq 'sakit' a-ang + tuo 'hidup' . a-ang +sugiq . . 'kaya'
92
4.2.2.8 Kelompok No~ d,engan Ailks.,..ang Nomina dengan afiks ......anglazimnya dihubungkan dengan verba. Dillam . pembentukan nomina turunan jni ~erjadi suatu proses fonologis, yaitu pengo hllangan vokal tal pada, aldlir bentuk dasar apabila mendapat_.afiks :-:-ang. Arti umum yang dinyatakan oleh nomina turunan dengan aflks -ang menyatakan; (1) tempatatau lokasi, (2)hasil >tindakan"atau proses fang, dinyat~ oleh bentuk dasamy~. Perha,t:ilqm C()I,lto~ berikut~
..timbang + -ang ·.'titJ1bang'" ." ~ , oro + --aiig' 'duduk' .
timbangane :tirnbangail': .
~
'oroang 'tempat duduk' dunduang 'tempat rninum' , jamang 'pekerjaan'
"1·
pakeang 'pakaian' 4.2.3
-
dundu + -ang 'minum'
-
jama" + -.ang 'kerja'
-
pake +cang 'pakai'
Reduplikasi Nomina
Reduplikasi adalah proses perulangan kata, baik seeara utuh maupun secara sebagian. ' ".' : BerikUt'ini akan: digarnbarkatJ.(a) reduplikasipalsu, (b) bentuk·bentuk reduplikasi,;dan (c) makna reduplikilsi. 4.2.3.1 Reduplikasi PaJsu . RedupJikasipalsulawr'bentuk kata" ulang yang tidak sebenamya atau yang lazim dinarnakan· redupllkasi semu: Sesungguhnya, bentuk kata-kata seperti itu tidak layak digolongkan ke dalam kata uIang karena tidakmelalui proses morfologis. Kata-lcata ulang yang dernikian pada hakikatnya}),"\ll\.~ bentuk uIang, melainl~an bentl.lk biasa saja yang statusnya sarna dengan bentuk dasar yang belum. mengalami proses pembentukan. Namun, bentuk, kata ulang palsu itu perlu clibtcarakan IGuena sering terjadi batas 'yang kabUl antara kata ulang palsu dan bentuk perulangan. Dalam bahasa Mandai' diteIllukari'-'contoh-contoh kata ulangpalsu, seperti pam-pam 'kelelawar' kapaq.kapaq 'pelipis', ceiq-ceiq 'kainCita', ..dan barung-barung 'ba1ai~balai' .Contoh-cohfoh ini tidak akan menitnbulkan kekaburan antara bentukpalsu dan yang tidak palsu katena tidak ditemukan
93 bentuk dasar pam, kapaq, caiq, dan baruno. Akan tetapi, bentuk ulang yang dapat menimbulkan masalah· dan kekaburan ialah bentuk ulang homonim, yaitu dua kata yang sarna bentuknya, tetapi mempunyai arti yang berbeda, misalnya, dalarn bahasa Indonesia kata cocok. Kata cocok yang pertarna berarti 'sesuai', sedangkan kata cocok yang kedua berarti 'tusuk'. Bentuk hom:onim seperti ini pun ditemukan dalainbahasa Mandar yang dapat mengakibatkan lahirnya dua macarn bentuk kata ulang palsu dan kata ulang sebenamya. Bentuk·bentuk kata seperti gallang 'gelang', sawi 'awak, anak buah', ulaq 'ikut', panno 'penuh', kuiq 'buang', kanji 'kanji, tajin', dan balleq 'kallmg' dapatmelahirkan dua macarn bentuk per ulangan yang berbeda, sebagai beri,kut. Bentuk Kata Ulang Palsu
BentukKata Ulang Sebenarnya
galla-gallang
gallfi'-gallang
'gelang-gelang'
'gelang-gelang'
sawi-sawi
sawi-sawi
'sawi-sawi (sayuran)'
'awak-awak perahu'
ule-uleq
ule-uleq
'bubur'
'ikut.lkut'
panna-panno
panno-panno
'kupu-kupu !Cecil'
'agak penuh'
kuiq-kuiq
kuiq-kuiq
'nama kue'
'mengait-ngait'
kanji-kanjiang
kanji-kanjiang 'genit'
.
'to long kanjikan'
balle-balleq
.balle-balleq
'dalarn keadaan telentang'
'kaleng keeil'
Kalau diperhatikan dengan saksarna, penyebaran kata ulang palsu bahasa Mandar itu tarnpak bahwa hal iiu ditemukan pada berbagai lingkup kehidup· an manusia, seperti (a) nama anggota tubuh, (b) nama penyakit~ (c) nama rnakanan atau penganan, (d) nama alat perlengkapan, (e) nama. hewan, (t) nama tumbuhan, dan (g) nama lain-.lain. a.
Nama.anggota tubuh
kapaq-kapaq
'pelipis'
paliq-paling
'bahu'
94
ronM-rottaq
'tulang belikat'
gafl4.-gallang
'usus'
tomba-tomba
'tulang persendian lutuf
uwwe-uwweq
'urat-urat pembuluh darah'
langiq-langiq
'langit-1angiQba!iian atas rongga mulut)'
b. Nama penyakit dade-dade
. 'kudis'
kaje-kaje
'kurap di telapak kab'
c. Nama makartan/pengan.!l.I1 kande-kande
'kue'
jawu-jawuq
'nama lauk-pauk'
lana-lana
'riama kue' .
tuppi-tuppi (pupuq)
'nama lauk-pauk'
peoda-peodaq
'nama lauk-pauk dati belacan' .
agar-agar
'agar-agar (kue)'
sakkoq-sakkoq
'nama penganan daTi tepung yang digaru
bersa:ma kelapa parut dan dicampur gula pasir'
toqdo-toqdoq
'te.1ur rebusberkuah'
karaq-karas
'telur rebus berkuah'
buqu-buqus
'nama penganan (dari tepung ketan berisi
kelapa parut bercampur gula aren, ber santan, dan dibungkus daun pisang)'
onde-onde
, onde-onde,'
. taqlYa-taqhaq
'nama penganan"
kuiq-kuiq
'nama penganan'
ule-uleq
'bubut'
berre-berres
'namapenganan(dari tepung terigu digoreng bercampur kelapa parut yang diberi gula pasir)'
lappaq-lappaq
'nama penganan (lapat)'
95 d.
Nama alat (perlengkapan) . 'sampan' lepa-lepa bate-bate
. 'para-para' .
langiq-langiq
'langit-langit (tenda kelambu)'
sare-sare (care· care)
'pakaian (pakaian tua)'
buli-buli
'botol keeil'
menyaq-minyaq
'minyak wangi'
kondo-kondo
'belau'
lindo-lindo
'bedak basah (biasanya berwama kUning)'
ceiq-ceiq'
'kain cita'
kattoq-kattoq
'tong-tong' .
lapi-Iapi
'tikar (anyaman daun kelapa)'
lego-Iel5,0
'beranda depan' .
rappo-rappo .
;selot'
sayo-sayo
'sapu tangan'
barung-barung (paruqc
'balai-balai'
parung)
e.
palu-palu
'tukul (pemukul) keeil'
giting-giting
'giring-giring, genta'
atti-atting
,anting-anting'
Namahewan/ikan bara-bara
'lebah'
panno-panno
'kupu-kupu kecil'
b'elung-belung
'kunang-kunang'
dassi-dassi
'burung pipit'
pam-pam
'kelelawar'
barra-barras
'bubuk'
gall(}:ogallang
'eaeing' .
olo-olog
'binatang'
umbu-umbung
'sejenis burung punai'
gala-gala
'gala-gala (Iebah keell)'
lawaq-lawaq
'sarang laba~laba'
jangang-jangang
'burung Iherpati' 'namaikanlaut, pipih kecil'
bece-bece' cumi-cumiq f.
g.
",:
'ilcin cumik-ciunik'
Nama tumbuhan
bern-bernq
'meIati'
lobe-lobe
'lobi-lobi'
summe-summeq
'nama: tumbuhan rumput'
sawi-sawi
'sawi~sawi
cabe-cabe
'lombok'
lumiq-lumiq
'lumut'
kawu-kawu
'kapuk'
(sayuran)'
Lain-lain
nawa-nawa
'pikiran, angan-angan'
kalo-kalo
'selokan'
kosiq-kosing
'tahi hidtmg (inguskering dalam hidung)'
bali-ba/iq mata
'permainan sulap'
Contoh-contoh nomina yang tertera di atas sebagian besar tidak dapat dibentuk menjadi tmit kata yang lebih besar melalui afiksasi, kecuaIi untuk beberapa kata yang dapat dibentuk dengan sufiks -ang.
dade-dade
- - dade-dadeang 'menderita penyakit kudis'
'kudis'
kaje-kaje lumiq-lumiq 'lumut'
-- kaje-kajeang 'menderita penyakit kurap di telapak kaki' ..- lumiq-lumiang 'ditumbuhi lumut'
lawaq-Iawaq 'satang laba-1aba'
- lawaq-/tnvangang 'dihuni sarang laba-laba'
'kurap di telapak kaki'
4.2.3.1.1
Bentuk-bentuk Redllplikasi
Bentuk reduplikasi nomina terdiri atas:
97
1.
D + Ulangan
Bentuk perulangan D + Ulangan. terdiri dati kata war dan ulangan. Pada bentuk ini ruas pertama terdiri atas kata war, baik seluruhnya maupun sebagian, tergantung pada fonem akhir dan jumlahsuku kata dati bta war itu, sedangkan ruas kedua terdiri atas seluruh kata war. Apabibl kata war berakhir dengan vokal,kata dasar itu diulangi selutuhnya. Akan tetapi, apabilakata dasarberakhltdengankonsonan, kata dasar itu hanyadiulangi sebagiari '. dan kOIlSonan itu luluh pada .ruas pertrurta. Hal 4ti terjadi pu~ apabila kata dasar' terditi dati' tiga suku bta atau lebih, yang iuas pertamanya . . . hanya terdiri atas sUku btl peitama dan kedua.· Contoh:
-
tarri- tarring 'bambu keeil'
kowi-kowiq 'pisau'
Tinge-Tinge 'gigi palsu' atau 'gigi buatan'
.-.
gala-galla 'gula-gula'
lopi-lopi
+-'-'--
."
kowiq + Ulangan '}>isau'
ringe + lJlangan 'gigi'
goila + tnaDgan
'gula' ., .
.
lopi +. . Ulangan 'perahu'
'perahu keeil (maman)' 2.
tarring + Ulangan 'bambu'
pe-D + Ulangan Bentuk peruhingan' pe- + D ( Ulangan terdiriatas prefiks pe~. kata
daSar, ~dan Ulangan.Pada bentUk lni rUss pertama terdiri atas prefiks pe dan seb~ankata' dasar, sedahgkari ruailkeduartyatetdiriatas preflkspe:.
dan kata dasar seluruhhya.·· ". "7 ',. CoritOh.: ... :1' . pela-pelappis 'sekedar pemukul'
pesa-pesauq·. ..
-
..,
....... .
.
f!~;::+ lappis +
.
Ulangan .
'pukul' ·,.,;.~."pe"",
.+ sauq + Ulangan
'sekedar t i m b a " t i m b a '
pebu-pebulle 'sekedar pemikul'
pe'kll-pe'klliq 'sekedar pengait'
.. -.pe.,.,. + bulle + Ulangan 'pikul'
.
.. ~,pe",.. + kaiq + Ulangan 'kait'
.
..
98
pesa~pesambo
+ - - pe-
+ sambo + Ulangan
. :'tutup'
'sekedat pimutup'
..
:., .
3. pe- + D + -'-ang + Ulangan ,Bentuk perulangan pe~ + D + ~ang + ,Ulangan terdiri atasprefiks pe(G)-. kata dasitr, sufiks -ang, dan lIlangan. Pada bentuk ini ruaspertama riya terditi atas preflks pe(G)-, dan sebagian kata dasar, sedangkan keduanya terdiri atas prefiks pe(G)- kata dasar, dan s~fiks -ang,Preflks pe...:.. menjadi pe(G)- apabila [onem awal b~ntukdasarnya terdirlataS {on em vokal. . , , .
mas
Contoh: pe- +orp + -ang + Ulangan 'dudule'
pego-pegoroang 'sekedar tempat duduk'
pettu-pettullungang - - pe- + tullung + -ang + UlangaIi ,'sekedar tempat berlindung' . 'lindung' pello-pello/iang - - pe- .;. iolio + -ang + Ulang~ 'baring' 'sekedar tempat melompat' petto-pettoyangang 'sekedar tempat berayun'
- - pe-: + toyang + -.ang + Ulangan 'ayun'
pera-peraung 'sekedar tempat meminta'
+-
pe- + ,rau + -ang + Ulangan ·'minta', '
4. pa- + D + Ulangan
Ben,tuk perulangan pa- + p + Ulangan terdiri atas preflks pa--, kata dasar, dan ulangan. Bentuk ini mempun~ dua varian. Pada varian pertama, mas pertamanya terdiri. atas prefiks pa- . dan kata dasar, baik seluruhnya maupun' sebagian terganturig kepada' fonem' akhir kata dasar itu; sedangkan mas keduanya' hanya terdiri dari kata dasar. Pada varian kedua, mas pertama· nya terdiri atas preftks pa'- dan sebagian kata dasar, sedangkan ruas ked.uanya ' terdiri atas prefiks pa- dan seluruh kata dasar. Contoh: :
(a) paobalu·baiuq 'pedagang kedI' panggade-gagde 'penjual makanan ringan' patteke·tekeq ,orang yang pekerjaannya
--
---
--
pa- +' baluq + Ulangan 'jual' pa-' + gagde + Ulangan 'makanan nngan' pa- + tekeq + Ulangan 'mua(
99 mengangkut barang dengan .rilenggunakan kuda'
pattimbe-tim be
~
pa- +tfmbe + Ulangan 'lempar'
'orang yang pekerjaannya" melempar-lempar (st)'
(b) pangu-pimguma . . 'orang yang pekerjaannya sekedar bertani'
panda-pandagala
-Eo--
pa- + uma + Ulangan . 'kebun'
«--
pa- + dngala + Ulan~ 'bajak' .
. ~orang yang pekerjaannya sekedar sebagal pembajak , ' (sawah)' ,
5. pa~ + D + -ang +Ulan~ Bentuk perulangari pa- + D + -ang + Ulangan terdiri atas pniflkSpth kata dasar,sufiksc:..ang, dan ulan~.Bentuk ini rriempunyaidua varian. Pada varian pertama;mas.pertamanya terdiri atas prefiks pa-: dan,kata dasar, baik seluruhnya maupun sebagian dan. bergantung pada, fonem,akhir . kata dasar. itu; sedangkan ruas keduanya terdiri aias kata dasar dan sufiks -ang.·· Padavariari' kedua' rlias peitamanya teruiri;' atas prefiks, pit.:... dan sebag;,rlnya kata 4asai'," sedangkan keduanya terdiri atas prefiks pa'-, klita dasar, dan stifiks ':"'ang.· '. . " '
mas
Contoh: (a) paqbalu~babng 'temp at menjUal' panggade~gagdeang
'tempat menjual makanan,' ringan'
pacobe-CObeang 'alatatau te~pai niembuat
+-- po--
+ ba.luq + -ang +·tThm~·" 'jUal'
- - pa- + ,gagde + -ang + Ulangan 'makananrin~an'
,
pa- + cobeq + -ang +iJ:Iangan .
'sambal'
'
sambal (cobekan)'
, (b) passa,p(issauang . , 'sumur keeil'
pambu-pambulleang 'alat,w~nu"kul atauhal,
pikul-memikul'
pa- + sauq +-ang+ t;lliIngan 'funba'
pa- + bulle + -ang + UlliIigan '•. , 'pikul'
100
6.
po-
+ D + Ulangan
Bentuk perulangan po- + D + Ulangan terdiri atas pr.eflkspe-" kata dasar, darl ulaJ;tgan. ; Pada bllntuk ini ruas pertamanya terdiri at~ prefiks po- dansebagian ,¥atadasar, sedangkan ruaskeduanya terdiri atasprefiks po- dan seluruh katadasar. . Contoh: posa-posasiq
+-
po- + sasiq + Ulangan
'laut'
'sekedar pelaut' ~
poba-pobau
po- + bau + Ulangan .
'ikan'
'sekedarpena.tJ&Ppibii' . poja-pojala
po-
+jala + Ulangllll 'jala'
. '. ~sekedar penjala ikan' ' . poja-pojaliq
+-
.
po- + jaliq + Ulangan
'bubu'
'sekedar penangkap ikan (dengan bubu)' pora-porangngang
+-
po- + rangngang + Ulangan .
. 'bum'"
'sekedar pemburu'
7. po- +D+-ang+ Ulangan
Bentuk peruiangatl po- .;. P + -(Ing + Ulangan teidirl atas prefiks po 'kata .dasu, suf'lks -ang,' dan u1angan; PaM bentuk iIrl mas. pertamanya terdiri atas prefiks po- dan sebagian kata dasar, sediui~n' ;uas kediJanya terdiri atas preflks pO-, kata dasar, dan suflks -ang. ' .... Contoh: posa-posasi'(lg
+-
po- + sasiq + -ang+ Ulangan
'laut' . .' .
~
po- + bau + -ang + Ulangan'
'pektlrjaan sekedar sebagai
. pelaut' .
poba-pobauang
'. ' .
'ikan' .
'pekerjaan sekedaf sebagai penangkap lkan' .
po/ti~pojaliang
po- + jaliq + -ang + Ulangan
'bubu'
. 'pekerjaan sekedar sebagai penangkap ikan dengan bubu' pora-poraitzng' 'pekerj~
+-
peralcit','
I
.
podo-pwogayung
'sekedar bahan untuk sayur'
po- + raiq + -ang +- Ulangan"
'rakit'
sekedar.sebagai +-
po- + dogayu+
'sayur' .
.
~ang + Ulangan
10,1
8. tosi- + D + Ulangan
"
Sentuk, perulangan tosi- + D + Ulangan terdiri atas prefiks rangkap tosh kata dasar; dan ulangan. Pada bentuk ini ruas pertaimmya terdiri, atas prefiks rangkap, tosi- dan kata dasar, haik seluruhnya ,atausebagian dan bergantung kepada fonem akhir kata dan jumlah ,suku katariya kata ' dasar itu; sedangkan ruas,kedU;atlya t~rdiriatas kata dasar saja. Contoh:
tosipipa-pipal,
..,'
+-
'orllIlg yang saling tempeleng'
tosigaya-gayang
+-
tosi- + pipal + Ulangan 'tempeleng'
,tosi":" + gayang + Ulangan , keris!tikarn'
'orang yang saling tikarn'
tosiraqi-raqitti '
or-
'orang yang ~aling peluk'
, tosi:'::" + raqitti + Ulangan
,'peluk'
tosi- + bara + Ulangan,
tosibaro-baro , 'orang yang salin:giengkar'
tosielle-elle 'orang yang salingejek'
'
;leher' . +--
tosi- + elle-elle + Ulangan ' 'ejek' '
9, D + -ang + Ularigan
Bentuk ,redtiplikilsi 'norriina dengan' D' + ~iJng' + Ulangan terdhl atas, pertama bentukinitetdiri atas kata dasar, sufiks -ang; dan ulangan. kata dasar seluruhnya atau sebagian, dan rtias keduanya terdiriitasselUnih kata dasar ditarnbah dengan sufiks -ang. .
Rtias
Contoh:
lete-Ieteang 'alat atau temp at untuk
meniti'
oro-orongang
Tete + -ang + Ulangan , 'meniti' orong+ -ang+U1angan'
'alat untuk berenang'
're!utng'
ondo-ondongang
and()ng'+ -ang + Ulangan
'alat atau tempat untuk
melompat'
timba-timbangang
'
'lompat' ,
timbang + -ani .;. Ulangan '
'alat untukmenimbang'
'timbang'
onde-ondeang
ondeang + -ang + Ulangan
'alat atau temp at untuk'
makan'
'makan (an)'
102
4.2.3.1.2 .~ ~dupJikasi No'mina .Makna reduplikasi nomina blmasa Mandar adalah sebagai berikut. :
a. Kuantitatif, dalam artiberrh~cam-macam..
Contoh:
.
.
barang-barang
'bermacam-macam barang'
bunga-bunga
'bprmacam-macam bunga'
elo-elong
'bermacam-macam nyanyian'
kedo-kedQ
'bermacam-macam tingkah blku' Mesa gudang panno barang-baranna 'Satu gudang penuh barang-barangnya.' Barang-barangnya penuh satu gudang. Mappamu/ai bung(J,bunga i Hadara dio diolo boyanna. 'Menanam bunga-bunga si· Hadara di muka rumahnya.'· . (Hadara menanam kembang di depan rumahnya.)· Macoai dirranono~ eJo..elono . kecapinna i Tag;. 'Enak didengar nyanyian·ny~nyian . kecapinya si Tagi.' Nyanyian,.nyanyian kec~i Tagi enak didengar. Andiang sannagi m(.lcoa. ked~kedona digo Yzanaqekeq. ·'Tidak sf)kali . b¥k . '1:ingIqth lakunya itu enak.'
Tingkah lakuanak itu jelek!sekali. .
.
",
.!
'
.'
.
b. Kumpulan, semuanya, atau seluruh
Contoh:
bija-bija . 'turun-temurun' janji-janji .'semua janji'
pulo-pula 'pulau-pulau'
Bija-bijanna menjarl tau . nasang. .
'Keturunannya menjadl matlu~ia semua.'
(Semua keturunannya menjadi!manusiayang baik.)
. ,
Naiupei janji..janjinna. 'Dia lupa janji-janjinya.'
(Dia lupa semua janjinya.)
c. Menyerupai atau kecll Contoh: lopi-[opi
'per4hu keeil' .
kobi-kobiq
'pisau kecil'
103
boya-boyang
'rumahkecil'
oto-oto sape-sapeda .
'mobil-mobilan (maimin)'
Napapiangangi lapf.lapi
'menyerupai sepeda(ma~an):
. anagna.. .
'Dia buatkan perahu-perahu anaknya.'
Diamembuatkan anaknya perahu keen.
Maqalli kobi-kabiq . kindogna dio di pa..sar.
'Membeli pisau keeil Ibunya di Ibunyil membeli pisaukeeil di pasar.
pasar.'
Napakeqdeangi boya-bayang anaqna.. 'Dia dirikan rumah-rumah anaknya.'
Dia mendirikanrumahkecil untuk anaknya.
d. Menyatakan arii tiap-tiap (setiap) Contoh:· .
alia:-alIa.
bangt.:.bangi
, setiap han'
bulan-bulang
.' setiap-bulim'
taut-taung . pasa-pasar·
~setiap
malam' .
'setiap tahun' 'setiap hatipasar'
Allo-Ollo
lambamagjama i Ali
'Setiap han pergi bekerja . si Ali.'
Ali pergi beketja setiap hari.
Bangi-bongi lamba .maqlabang diga nagimuanea.
'Setiap malam pergi· bertandan itu pemuda.'
Pemuda itu pergi bertandan setiap.malam .
.Bulang;.bulang nakiringangi doiq tamabuwenna.. 'Setiap bulan dia kiriinkan uang orang tuanya.'
Dia mengirimkanuang kepada orang tuanya setiap bulan..
Pasar-pasar lamba 1naqbaluq minnaq i Baqdu. 'Setiap pasar pergitnenjual niinyak si Baqdu.'··
Badu pergi menjual'minyak setiap pasar;
4.2.4
Kata Majemuk . ;
Kata majemuk adaIah gabungan morfem dengan kata,. atau kata dengan kata yang menimbulkan 'pengertian baru dan khusus. Kata bayang 'rumah',
104
kaiyyang 'besar', dapat menjadi bp;yangkaiyyang 'rumah besar', tetapi penggabungan seperti itn tidak menimbulkan pengertian bam. Hal itu akan berbeda dengan periggabungan tappere passambayangang'tikar sefubahyang', tetapi tappere .'tikar' yangmempunyai fungsi khusus; yaknidipakai ber-. sembahyang. Ciri lain kata majemuk adalah .bahwa penggabungan itu begitu erat sehingga· kedua unsumya tidak dapat diberi keterangan secara berasingan. Jika kata majemuk /ipaq sagbe- 'sarung sutra' akan diberi keterangan,maka keterangan itu harus mengenai seluruh konstruksinya, rnisalnya lipaqsagbe Mandar 'sarung sutra Mandar'.Kata mandar memberi keterangan bukan saja kepada lipaq ~sarung' atau s(lqbe'sutr~' semata,akantetapi keterimgan . itu mengenai seluruh konstruksiriya. Jadi, mandar tetap menerangkail lipaq saqbe secara keseluruhan. Antara 'komponen kata majemuk ada yang bersifat koordinatif dan ada pula yang subordinatif. Di dalarn gabungan yang koordinatif koinponennya berke'dudukan setara; di dalam gabungan sub ordinatif terdapat komponen y\mg menjadi induk dan komponen yang menjadi pewatasnya. Di antara kata majemuk itll ada yangbersifat idiomatis· dan yang tidak. Kata majemuk :yang idiomatis merupakan gabungan yang . makna keseluruharmya tidak dapat dijabark,an dari makna. komponennya masing-masing, sedangkan yang· tidak idiomatis maknanya masih dapat dikaitkan dengan setiap kata yang membentuk kata majemuk itu sendiri. Perhatikanlah contoh berlkut beserta pola-pola pembentukannya.
4.2.4.1
Nomina + Nomina
Bentuk nomina majemuk . unsur-unsumya ..
im
terdiri atas nominasemuanya sebagai
Contoh: lipaq saqbe 'sarung sutra' manuq kappung 'ayaIri kampung
+--
..
lipaq + saqbe 'sarung' 'sutra'
+--
manuq + kappung
'ayam' 'kampung'
lemo susu 'jeruk susu'·
~.
lemo 'jeruk'
manuq alas 'ayam hutan'
+--
manuq + alas . 'ayam' 'hutan'
/ipaq· saqbe 'sarting· sutra'
+--
lipaq + saqbe . 'sarung' 'sutra'
+ susu 'susu'
105
4.2.4.2' Nomina + Adjek.iva . Bentuk nomina majeflluk im terdirl atas nomina sebagai unsur pertama dan adjektiva sebagai unsur kedua. . Contoh: anioro marage
.....-
'kelapa kering' loka
ressuq
..-,
.....-
marage
+--
"ikmi kering' sokkoq
(ma) [otong
bau
'ikan' +----
+ ressuq 'masak' + buriq
·'bintik-bintik'
+ marage 'kering' .
.sakkoq + (rna) [otong 'kopiah~
'koplah . hitam'
4.2.4:3
rnanuq ~ayam
'ayam bintik·bintik' bau
·laka
'pisang' .
'pisang masak' manuq buriq
+. marage 'kelapa' . 'kedng'
anjara
'hitam' .
Nomina + Verba'
Bentuk nomina majemuk ini terdiri atas nomina sebagai unsliT pertama dan verba sebagaiunsur keduanya. Contoh: .' . bataq
bataq. + tunu
tunu
'jagung~
'jagung bakar' bau
paiS.
+--
loka . piapi
bau
'ikan' :
'ikan pepes' +----
loka
'bakar' + pais ,!pepes" . +" plapi' 'masak'
'pisangmasak'
'pisang' .
manuq ianno
manuq + janno
'ayam goreng'
'ayain~
4.3
'goreng'
Pronomina
.'. Jib ditinjau dari segimakna,nya,' pronqmina adalahkat~yang dipakai . u.ntukrpengacu ke nomina,lain. Jik;a dilihatdarisegifungsinya dapat dikata kim bahwa pronomimi menduduki posisiyang umumnya diduduki oleh. nomina,seperti subje,\<: dan objek. CiIi lIDn yangdimiliki pronomina ialah .' acuannya dapat berpindah·pindah karena bergantungpada siapa yang menjadi pembicara/penulis, yang menjadi pendengar/pembaca: atau siapaiapa yang . dibacakan. '. .
106
Ada tiga macam pronomina dalam bahaSa Mllnda,r",yaknk(l}proIlo$a per~ona" (2)pronominapenunjukd, dan (3),pronqmW-a penanya. ."
4.3.1
'
. : : . ; * . . ._ .
,':
.~
-
:, '
.. 1
~~,... "
Pronomina Persona
Pronomina perspnaadalah ,ptpnominaYang . dipakai ul1tuJ.c.mengacu ke orang. Pronominadizpat mengaeu 'pada diri sendiri. PrOn01nilfa persona pertama mengaeu pada orang yang diOjak bieara; Pronomina perldnakedua~, 'atau mengaeu pada drang yang dibieilrakan pronomina persona ketiga. Urituk selanjutnya akan dipakai istilah!persona pertama, kedua, dan ketiga.· Di antara pronomina itu,ada yangmengacu ke jumlah satu, dan adayapg jumlah lebihdari satu. ,Berikut i~Laqalah pronomina persona yang disajikan dalam bentuk bagan. ,
.. ~' .
Persona
Seri II ,..•. Seri I BentukBebas . Bentuk Bentuk Pelaku Pemilik ;
tunggal Ke·l
.'
yau
'
jamak
yamiq
tunggal
iqo, 'itaq
jamak
iqo nasang iqo mieq itaq;nasang
tunggal
ia
jamak
seqia '
Ke·2
-:
u
,
-u '-ta
mu mu-i , mi~q na-:-,
.:
!i na-c-i
, (seqia)
-aq, -maq
,,' ,.
-mang -moqo·
""'mu
-0,
-mu-mieq (ineq)
-nasangoqo -nasangmoqo -nasangmitau
-na
-i, ~di
""':'naseqia
-i seqia. -diseqia
,
Ke·3
Seri III BentukInversi· ,
'
'~
, ,.
.
;".
4.3.1.1, 'Persona Pertama Personapertama tunggal baliasa Mandar adalah yau, U-, -U, -ag, dan -maq. Yau terinasukpronorriin~ bentuk bebas, tetapi dalam trituran sopan kurang lazim dfgunakan,jika ti4akdimaksudkan untuk menekankanatau menjawab pertanyaaninai'silipa?' . Perhatikanlah contohherikut.
(13) Yau pole "dionging; 'Saya. datang kem~rin.' Saya yang datang kemarin,
, 107
, . Proo()Il1iiia pers(ma u~dail -u a4alah varilisibentu)cdari yau 'saya'. Bentuk klitika u- dipakai' da]am kOllstniksi yang menyatakan pelaku atau pemeran yang selalu beIiIingan dengan verba, seperti: utimbe 'kupukul' +-- u + timbe 'pukur, uande 'kumakan' + - it + antle, uiuttuq 'kupukUl' .,~ . u +:.tutuq. Sedangkan bentuk:klltika -u,dipakaidalani konstruksi yang menyatakan pemilikan atau pose~iif yang selalu beriIingan dengan nomina, seperti: boyagu 'rumahku' + - boyang 'rumah +u,lopiqu'perahu ku' + - lop~ 'perahu'+u,anjorou'k~lapa,ku' . - . anjQro.'kelapa + u. Pronomina persona -ag dan -maq dipakai sebagaibentuk inversi untuk menonjolkan sesuatu peIistiwa, baik untuk berita biasa, pemastian, penyangkalan, atau pertanyaan. Perhatikan contoh yang be.rikut. .
(14)
-aq----t Malaiaq . mendiolo. 'Pulang saya lebih9:ahulu.' '.' '. . 'Sayapulli,ngleblh dal1Ulu~' .
(15) -mao
--
Mokamao . sibalelo. ,'T,idak mau sudah saya berkelahi.? Saya sudah tidak mau berkelahi.
Di samping pronomina persona pertama tunggal, bahasa Mandar juga mengenal persona pertama jamak. Ada empai: bentuk persona jamak dalam bahasa Mandar, yaitu: yamiq, -ta;,":";, dan mang.· Contoh: ".
(16)
yam;q
--I;'·
(17) -ta
(18) -i
(19)
marzg
--'
--
Yamiq na peroa. , 'Kami. dia dipanggilnya.' Kami'yang dipanggilnya. . naperau..
LOKaia 'Pisang kami di diminta.'
Pisang kami yang. :diminta.
anuqi na 610qi 'Kepunyaan kami diasukai.' Kepunyaan kami yang disukainya. Meloq mang '. megakkeq. 'Mau sudah.·kami berangkat.' Kami sudahmau berangkat.
Baik pronomina persona yamiq; -ta; -t,dan mangsemuanya berSifat eksklusif; artinya, pronomina itu mengacu pada pembicara/penulis dan orang lain di pihaknya, tetapi tidak mencuk;upi orang lain di pihak pendengar/ pembaca. Akan tetapi, ti\iak tertutup.kemungkinan pronomina persona
108
- ta dapat. bermat inklusif; artinya, pronomina itu mencakupi pembicara/ penulls, pendengar!pembaca, dan mungkin pula pibak lain. ';-:.'
4.3.1 j~
Persona Kedua
.Persona kedua tunggal mempunyai beberapa wujud,· yakni iqa, itaq, mu:-! - a, moqa, dan - tau. a. Pronomina kedua iqa dan: itaq Pronomina kedua iqa dipakaioleh (1) orang tua terhadap orang muda dan (2) orang yang sebaya. (20)
loa 11Il sio. ·'Kamu dia sunut'
Kamu yang disuruh.
Sedangkan pronominaitaq dipakai dalam pola sapa sopan oleh orang muda terhadap orang tua/yang dituakan atau terhadap orang yang berada dalam strata sosial yang lebih: tinggi. Di sarnping itu pronomina itaq· juga dipakai oleh orang yang mempunyai status yang sarna sebagai ungkapan honnat. • . Contoh: (21) itaq
-
itaq; 11Il paralluang. 'Kita dia perlukan.' And~ yang diperlukan.
b. Pronomina kedua muPronomina kedua mu- dipakai da.1amkonstruksi yang menyatakan pelaku atau pemeran yang mempunyai hubungan akrab antara penyapa dan pesapa, atau orang tuaterhadap orang muda. Contoh: (22)
mu-
-
.Muit~
i; 'Kamu lihat dia.' Kam~ melihatnya.
c. Pronomina kedua -mu dan:-ta Pronoriuna kedua -mu dipakai dalarn konstruksi yang niEmyatakan pemilikan atau posesif, dipakai dalambentuk tuturan yang kurang hormat, . sedangkan pronomina ....:ta dipakai dalarn bentuk tuturan yang sopan dan hormat.Perhatikancontoh di bawah. .
(23) ~ -mu
---'--+
na ita~ 'Rumahmu dia cari.' Rumilitntiiacari.
•Boyammu
1Q9,
(24)
-ta
~
Ana0t.a , , hIl(lioqi. .
•ADakJdta .diasukat' 'Aitak.Anda,yang disukai.
d. Pronomina kedua -:-0,' moqo, tau Pronomina kedua "':'0, danmoqo juga'dipakai dalam tu'turany8rtjt kurang hormat,sedangkan pronomina tau dipal,dlidalam ragam bahasa yang,tingkat tuturannya sOpan dan hormat. Pei:hatikari6bntoh berikut. . . .' . ,'/'
(25)
-0
(26)
moqo
~
~
.
Andeo po/eq!
.' .''Makan k.afuu;lli~!'
Makan lagi kamu!
Pa/ai,,',
moqo! ' 'PUlangsudah kamu{' , Pulanglah kamu!, .
Bandingkanden&an (27)
-tau
~
Mandundui' tau kandiqj· 'Minum orang adik!' Silakan adik minum!
Pronomina persona kedua memptinyai pula bentuk jamak, yaitu kata nasang atau mieq yang ditar'nb3.hkaI't pula kata yang menunjukkan pronomina persona kedua tunggal. Perhatikan contoh yang berikut. ' nasang (28) nasang!mieq ,---+ lqo inieq niaala' wai~ .'Kami semua mengambilair: Kamu semuayang mengamoil afro (29)
mieq
~
(30)
mieq
~,
Mu kottaq i mieq. 'Kamu cinta dia semua.' Kamusemua mencintainya. Kaderamumteq me/oq ~ indan& 'Kursimu semua mau dia pmjam.' , , Kursi kamu semua yang ingin dia pili.jam.
4.3.1.3 Persona Ketiga PerSona ketiga ,tunggal; Inempunyai beberapa wujud, yaituiiarna.:;..,'na, -i atau -di Persona ketiga ia 'ia' termasuk bentukbebasyling dapat menduduki fungsi subjek," tetapi tidak·'dapat' benungsi sebagai'objek,~tau' terletak di sebelah kanandariyang diterangkari, hanya ben'tuk -na yang dapat muncul. Uhatlah cop.toh di bawah ini. ' "
.110
(3I).ia
~
la pole dionging.
'Ia datang;,kemarfu.'
fa yang.,datartgkemann.
Bandingkan dengan
(32)
Anjoro. nallt . kamaq\I ·*ia . . -na 'Kt\lapa dia be'libapak nya."
Kelapa yang dibell bapakiiya..
Pronornfna na- selalu men4ahului· vt\rllaqengan menyatakan pelaku atau pemeran, misalilya:
(33) na-
-
Natuttuq i kandiqna. 'Dia iPvku1adilaiya.' Dia memukill adinya. ., .
Sedang prronomina -na selalu berkedudukan di belakang nominadengan
menyatakan pemi1ikanatau.pos~sif. . .
Contoh:
(34)
-na
-
Atena 'mongeq. 'I:Iattllya. soot.' ijatii:lya sakit:
Pronomina -i dan ;;;'di' tnengirihgiverbaatauadjektive. Meskipun -i dan -di mempunyai fungsi yang sama,akan tetapi masing-masing mem punyai perbedaan.. Pronomi1ia l_i dipakai dalam kalimat benta, sedangkan' -didipakai dalam kalimat imperktif. Perhatikail t?ontoh berikut. '_1
(35)
-i
(36) -di
','
'"
,"
'."
MeJoq i ummande. 'Mau 'ia makan.' I~' maurnakan. ~ '. MeJoqdi ummande. 'Maulah' nl~kan:' ., 'Ma:uklullainakan? -
"",: f.':" "
Untuk membentuk pronomina persona ketiga janiak cukup dengan menambahkan kata seqia 'mereka' sesudah persona pertama~tunggal. Kecuali bentuLbebasia 'ia'.. . .Perhatika,n coritoh di baw!lh ini.. pronomina,tunggal . ,. .' . . . . '.' " 0 ' . ." .'.. ..... ...• ~
(37)seqia
.~..
. '.' (38)
na-i seqia -
,Seqia,maqim.
. '''·~'MerekaDerkiita.' Mereka.mengatakan.
Na ita iseqia memburii
111 'Dia lihat ia semuasembunyi.' 'Mereka melihat ia bersembunyi.
(39)
-na seqia
~
. Mandoeq i seqia. 'Ma~di ia nierek~:' . Mereka mandi.
(40).
..
(41)
4.3.2
Lasseqna. seqia maseppo. 'langsatnya·. inereka murah.' LangSat' mereka murah. .
-di seqia
~
"
Moka di seqia magbaluqparena? 'Tidak maukah mereka menjual padinya?' .Tidak maukah mereka. menjual padinya?
Pronomina Penunjuk
Pronomina penunjuk dalam bahasa Mandar ada tiga macam, yaitu (1) . pronomina penunjuk umum, (2) pronomina penunjuk temp at, dan (3) pronomina penunjuk ihwaL Pronomina penunjuk umum Wah diqe 'ini', diqo 'itu', dan anu 'anu'. Kata diqe 'ini' mengacuke acuanyang dekat dengall pembicara/penulis, ke masa yang akan datang, at au' ke informasi yang akan disampaikan. Kata diqo mengacu ke acuan yang agak ja1.lh dagpe,mbicara/penulis, ke masa yang lampau, atau ke informasi yangsudah disampaikan. Kata anu 'anu' mengacu ke acuan yang ttdak dapat disebutkan (karena tidak ingat atau lupa), atau karena tidak diingfukan disebutkan: Pronomina penunjuk dapat mandiri sebagai nomina sepenuhnya atau sebagai pewatas yang menerangkan nomina lain. Sebagai nomina, pronomina penunjuk itu dapat berfung~ subjek atau objek 'kaliinat; dan'bahkan kalimat yartg berpredikat·nomina, dapat pula berfungsi sebagai predikat. Perhatikan.contoh berikut.
(42)
diqe/diqo b~yangu.: . 'Ini/itu rumahku.'
Ini/itu rumahsaya..
(43)
fa kamaq maalli diqe/diqo. 'Si ayah membeli ini/itu kemarin.'
Ayah membeli ini/itu kemarin. .
(44)
..
..
Boyangu dige/digo. 'Rumahku ini!itu.'.
Rumah sayaini/itlk
Dalam bahasa lisan,jikadiqe 'ini' diqo 'itu', dan anll 'anti~. dipakai sebagai subjek pada posisf awal kalimat, 'maka kataitu diikuti jeda.Perhati•.
112
kan, misalnya jeda paCta kalimat (42). Demikian pula apabila pronomina penunjuk dipakai sebagai objek.pada posisi akhir, seperti pada kalimat (43). Padakalimat (44) pronornina penunjuk dipakai sebagai predikat. Baik sebagai objek (43) ataupun seb~gai predikat (44) hams adajeda sebelumnya. Pronomina yang bersifat fltributif' diletakkan sesudah kata atau frasa yang diterangkan. Fungsi utam~pemakaian seperti itu adalah untuk menutup konstruksi frasa salah satu fimgsi dalain kalimaL Karena itu, jika frasa iiU inendapat keterangan lain, maka diqe 'ini'/fliqo 'itu seialu mundur dan berada di ujuIig kanan. Contoh: .
.,
.
(45)
Boyang diqe napakeddeqi i Ali. 'Rumah ini dibangun ia si Ali.'
Rumah ini dibangun oleh Ali.
(46)
Boyang kayyang diqe napakeddeqi i A Ii 'Rumah besar ini dibangun ia si Ali.'
Rumah besar ini dibangun oleh si Ali.
(47)
Boyang (ia) kaminang kayyang diqe napakeddeqi i Ali 'Rumah yang paling besar ini dibangun ia siAli.~ Rumah yang sangat besar; ini dibangun oleh Ali.
(48)
1
Boyang (ia) kaminang kayyang dini di kappung dige . '~umah yangpiling besar di sini di kampung ini napakeddeci i Ali dibangun ia si Ali.'
(Rumah yang sangat besar di kota
mi dibangun oleh si Ali.)
Pronomina penunjuk tempat ialah dini'di sini' dan dio 'di situ'. Titik pangkal perbedaan di antara keduanya ada jeda pembicara pro nomina .dini 'df sini' untuk menunjuk temp at yang dekat, sedangkandio 'di situ; dipakai untuk menunjuk tempat yang agak jauh. Perhatikan contoh berikut. (49)
Diang lulluareou dini maqjama. 'Ada saudaraku di sini bekerja'.
Ada saudaraku yang bekerja di sirii.
(50)
Pole dio i dt masiqiq massambajang. 'Datang di situ dia di mesjid bersembayang.'
Ia datang dari mesjid bersembahyang.
'Pronbmina penunjuk ihwal dalam bahasa Mandar jugaqipakai pronomina diqe'begini'dan diqo'begitu'. Perhatikan contoh berikut.
113 (5J)
Maquwang
i bassa diqe/
, 'Berkata ia deinikian' iirl!'. Dia berkafa begin,i. (52)
Da
paguwa bassa
0
diqo!
'Jangan kamu berkiita 4~kian ltu!'
, Jangan Qer~ta b~gitu!' . .
karou '\-:.
\ . , ; :',;, • • : '
•
j",
Pronomhut~e.~ya
4.3.3
Pronomina penanjlaadalah pronomina yang dipakais~bagai pewarkah pertanyaan. Darisegimamanya;' yang ditanyakan itu dapat mengenai (a) orang, (b) barang, atau (c) pilihan. Jika yang ditanyakan orang atau nama orang, pronomina siapa 'siapa' yang dipakai. Jika, yang ditanyakan barang, pronomina apa 'apa' yang dipakai. Jika yang ditanyakansuatu pilihan tentang orang atau .barang,:pronomina·jnna :mana' yangdipakai. Disamping itu, ada katapenanya l{Jin, yangm~sk,ipun bukan pronomina, akan dibahas pada bagianjnijuga. ·,Katf!:kata itumempertanyq~n, (d) sebab, (eJ waktui (f) te1Jlpat, (g) cqra, (h)alat",dan(i) pertanyaar:z." Berikutlniadalahkata
penanyaseslJaidengan maknaIlYJl.·di atas.
a;
d.
mangapa
';mari~< 'di ihina;' dan 'ke nUtria' , :.,,;: .' i~ ~ i
, .,
' - . "!.
-.
: ':;' •
,~inerigap!1'
;kapan:; 'h,ilamarta'
e. , pirang f.
:""
"apa;;'dengari apa'
b. apa inria
.
~siapa' ~ 'dengailslapa'
inai
c.
.
~bagairi:iana'
megapa'
4.3.3.1 Apa 'apa'
::PronOrninap~Il~nya a'Pa;apa' melltpunya,i ,dua.p~ran yarig o~J:beda. Pertama, kata. itn. semata~mata "m~ngu~ahkalimat .berlta mtmjadi kallmat tanya. Dalam pemakaian sepertfl.tu, kata apa 'lJpa' ditempat~palia_a,wal kalimat. Dalam bahasa yang formal dapat ditambiiikan partikel":'di ' Perliati· kan contoh yang berikilt. (53)
Purami
Apa purami . umman.de?
ummande
'Apa selesai ia ,makan'r' Apa dia sudah makan?
'Selesai ia makan.' Dia sudah makan. (54)
Kacoq na mamba. ,
'Kacoq akan pergi' Kacuq akan pergi.
-
,
Apadi i kacoq na ·mamba?
'Apakah'Kacoq akanpergi.?' Apakah~coq akanpetgi.?
114 .
'Kedua, kata apa'apa' jug~ dapat menggantikan barangatau hal yang ditanyakan. Jika kata itu diletakkan di tempat barang atau hal yang diganti kannya,-maka struktur urutan katanya masih tetap sania. Perhatikan kalimat. berikut. ' (55) Amina mealli baju. 'Aminah membeli baju.' Aminah membeli baju.
~
(56) I kamaq mappiara ,Ayah memelihara
' " - I kamaq mappillra. apa? 'Ayah memelihara apa?' Ayah memelihara pa?
1hIlnuq.
Amina ';"a11i apa?
Aminah membeli apa?'
Aminah membeli apa?
ayam: Ayah memelihara ayam. Pada kedua contoh di atas posisiyang dit~pati kata apa 'apa',sama qengan baju 'b~ju" dan manuq 'ayam' karena" itu urutan· katanya tidak berubah. Dengan kata lairi.;. promina tanya apa 'apa'dapat menempati posisi nomina baju 'baju'dan manuq 'ayam'seperti daIam kaIimat (55) dan (56). Akan tetapi, dalam tuturan yang lazim dipakai ialahpronomina tanya apa 'apa' menempati posisi awaI dengan menimbulkan perubahan struktur kalimat,'seperti pada contoh ~at (57) dan (58) di bawah ini.
- - Ami~ maalli baiu. 'Apa dibeli Aminah?"Aminab membeli baju: Apa yang dibeli Aminah? • Aminah membeli baju.
(57) Apa naalli Amina?
(58) Apa napiara 1 kamaq ~ lkamaq mappiara manuq; ,Apa dipelihara ayah.' ' 'Ayah memeliham ayam.' . Apa yang dipelihara ayah? Ayah memeliham ayam.
Partikel -di dapat ditambahkan sesudah pronomina tanya apa 'apa' menjadi apa di Kemunculan partikel -di sifatnya manasuka (59)dan (60) dan dapat pilla men.dudukiposisi akhir' daIam tuturan seperti yang terlihat . pada contbH'(6la) dan (61 b)~
(59) Apa(di) nalli? 'ApaKah dibeli?; Apakahyangdibeli? ". (60) Apa(di) napiara? 'Apakah dipelihara?" Apakah yangdiapeliham?
1
115 (61a) Maalli apadi? 'Membeli apakah?' Membeli apakah? (61b) Mappiara apadi? 'Memelihara apakah?' Memelihara apakah? 4.3.3.2 . lnai 'Sia~a'
.. ' ~....
Pronomina inai 'siapihanya duduki posisi awal kaijmat. • . Contoh: ..
~eng~ukepada manusia dan .
selalu Il1en .
.: ,-,
(62) I kamaq mappiarama!J,uq.
,. ~lnai mappiara manuq?
'Si ayah memeliharaayam: Ayah memelihara ayam. (63) lAmina maalli oto 'Si Aminah inembeli. oto,' Aminah membeli mobil
'Siapamemelihara ayam?' Siapa yang meme1ihara ayam? .
-
Inai malli .oto? 'Siapa membeli oto1' . Siapa yang rnenibeli mobil?
inai 'siapa' di samping maknanya mengenaiorang yang telah digambar. kan pada kalimat'(62) dan (63), clllpat juga mengungkapkan makna '.pemyata an' seperti pada kaJimat (64) dan.(65.). ,Perhatikan contoh be,rikut.' ' (64) lnai muso!angang
pole?
'Siapa kamu berteman datangT
Dengan siapa engkau datang?'
(65) lnai
nasiaiang?
'Siapa dia saling ambil?' .
Dengan siapa dia kawin?
4.303.3
Inna
'nUma'
Pronomina inna'pJana1 .pa4a umwnnya digunakan ,untuk menanyakan suatu pilihan ten tang orang atau barang. Contoh:
(66) Inna· anaqmu? 'Mana anakmu?' Mana anakmu?
(67) Inna kanneqmu? 'Mana nenekmu?'
Mana nenekmu?
lle
(68) lnna boyangmu? 'Mana rumahmu?'
Mana rumahmu?
(69) lnna pong anjoromu? 'Mana pokok kelapamu?'
Mana pohon kelapumu?
Selain itu pronomina inna 'mana' dapat pu1a dipakai untuk menanyakan tempat berada, tempat, yang dituju, dan tempat atau tempat yang ditinggal kan. Perhatikan contoh di bawah ini. (70a) Diteqe diqe i Amina mottong i dt Campalapiang.
'Sekarang ini si AIDmah tinggal dia di Campalagian.'
Sekarang ini Aminah tinggal di Campalagian.
, (70b) lnna naingei i Amina mottong diteqe.
'Mana tempatnya ~i Aminah tinggal sekarang.'
OJ mana A:rnlliah tinggal sekarang.
(71a) Madondong i leameo nanaung di Majene.
'Besok 'si ayah akan turun di Majene.'
Besok ayah akan pergi ke Majene.
(71 b) Madondong i kamaq inha nanaoia?
'Besok ' si ay'ah keman;aakan pergi?'
Besok ayah akan pergi kerttana?
(72a) I kamaq pole mai di Polewalt
'Si ayah datang dati di Polewali.'
Ayah datang dari Polewali.
4.3.3.4 Mangapa 'mengapa' Pronomina mangapa 'mengapa' digunakan· untuk menanyakan sebab terjadinya sesuatu. Pronomina ttu diletakkan pada awal' kalimat yang meng. ikuti uIiltan kalimat berita; Perliatikanlah coritohtersebut. ' (73a) Tuanggziru andiang i pole nasabag urangi. 'Pak guru tidak ia datang 'sebab hujan itu.' Pak guru tidak datang sebab hujan. (73b) Mangapa i tuangguru na andiang i pole? 'Mengapa si pak, guru tidak ia datang?' Mengapa pak guru tidakdatang? '
(74a) lAmina andiangi ummande nasabakmonpeq i. 'Si Aminah tidak ia makan sebab sakit ia.' Aminah tidak makan sebab sakit. (74b) Mangapa i Amina na andiang i ummande? 'Mengapa si Aminah tidak ia makan?' MengapaAminah tidak makan? Pronotnina penanya mengapa 'mengapa' btikrudlanya dapat bergabung dengiur partikel -~, seperti pada kalima'H73) dan (74), tetapi dapat pula muncul bersama dengan partikellain, yaitu -d~ -0, "-dao atau ao.Perhati kan contoh berikut. (75) mangapadi
"~Mangapadi
i Alina andiang i matindo?
'Mengapakahsi Alitidak ia Mengapa Ali tidak tidur? (76) mengapa
----"-+ Mengapa 0
0
mu andiang
tidur?' pole?"
: , 'Mengapa ehgkau kamu tidak datang? na iyau musti pole? nwng~{:-}~ Mangapadao 'Mengapakah sehingga saya harus dataI1g?'
(77)
Mtlngapakah sehiilgga sayaharus datang? 4.3.3.5
Pirang 'kapan'
Pronomina pirang 'kapan' menanyakan waktu terjadinya suatu peristiwa. Kata pirang 'kapan' ditempatkan pada' awal kallinat dan biasanyamuncul bersama dengan partikel pa~ pao, dan paq;' Parhatikan contohberikut. "
(78)
pirang + pal
-
,
a. Madondong pai pole. 'Besok nanti ia datang.' fa akan datang besok. b.Pipa pal
pole?
"
'Kapan nanti ia daiang?' Ka,pan ia akan datang? (79)
pirang + pao
--'-I '
a.: Madondongpao
, pole.
~Besok nantikamu datang.'
Kapan Anda datang.
, b. Pirang pao pole? 'Kapan nanti saya datang?' Kapan saya akan datang?
118
(SOa) Madondong paq pole.; 'Besok nanti saya datang.' '. Saya akan datang besok. (SOb) Pirang paq pole? 'Kapan nanti saya datang?' Kapan saya akan datang?
4.3.3.6. Mengapa
'ba~'
Pronominamegapa'bagaiJ::tlana' digunakan untuk menanyakan sesuatu atau eara untukmelakukan perb;uatan," Contoh: "
(SI a) . Megapai ".. afuo-tuoanna to mabubanna? 'Bagaimana kehidup-hidupannya orang tuanya?' Bagaimana kehldupan"or1Ulg tuanya? (81b) Megapai .(belena) mappault to .mongeo dio? '.8a:gaimana earanya mengobati orang sakit itu?' Bagaimana eara mengobati .Orang sakit itu?
I..azimnyak~ta .megapa ;b~gaimaria'. mun~ul pada aWal kiilirriat seperti pada (81 a) dan (81b). Akan tetapi megapa 'bagaimana' dapat pula muneul . pada posisi akhir. .. . '. Contoh: (82)
Polemeq diq~, .megapa? 'Datang sudah sayaini, mengapa?'
Ini saya suqah". datang, .mengapa? .
Pr.On.Omina megapa 'bag¢mana' dapat pula muneul dengan partikel.
-d~ seperti pada coritoh berikut.
(83) Megapadi atuo-:tupq:rpw. to mabubenna? 'Bagaimanakah kehidup-hldupannya .Orang tuanya?'
Bagaimanakah ~ehidup$ orang tUanya?
,,:
4.3.3.7
j;.'.
GabunganPreposisi d~gail Kata Tanya
Di samping kata tanya yang telahdigambarkan di atas, ada pula frasa tanya lain yang terdiri atas preposisi tertentu· dengan apa 'apa', megapa 'bagaima~a', daD: piran,i·'kapart'. Dengan demikian kita dapati [rasa na apa 'diapakan' na megapa'akan bagaimana' dan di pirang 'kapan'. Pemakaian frasa tanya seperti ituditentukan oleh artinya masing-masing, dan tempatnya dalam kalimat mengikuti kaidah yapg telah digambarkan di atas. Perhatikan~ lah contoh di bawah. .. "
119
(84) naapao
- - Napa
a
bainemu?
'Diapakah kamu istrimur
Engkau diapakan istrirlt1i?
(85)nameqapao - - Na megapao
muaq malai' bainemu?
'Akan bagaimana e;qgkau kalau pulang istrimu T
Akan bagaimanakah engkau apabila istrimu ' ,
pulang?
(86) dipirang
- - Dipirang na paleo? 'Kapan datang kamu?' Kapan Anda datang?
Di antara pronomina penanya ada yang dapat direduplikasiurttuk me nyatakan ketidaktentuan' dalam kalimat berita yang negatif. ,Perhatikan contoh berikut.
'(87)
apa
(88) inai
(89) inna
--
--
Andiang apa-apa nalliangi kindoqna. 'Tidak ada apa-apa dibelikan ibunya.' Tidak ada apa-apa yangdibelikan ibunya.
'Inai-inai namanao na nasakai pulisi. 'Siapa-siapa mencuri akan ditangkap polisi.' Siapa-siapa yang mencuri akan ditangkiiP poUst
----+ Inna-inna
muoloqi,
alami!
'Mana~mana
kamu sukai, ambillah!' Mana'saja yangkainu sukai, ambillah!' , '
(90)
megapa
--
Megapa-mi!gapa
diassamatuntqi.
'Bagaimana~bagliiri1ana yang diSepakati.' Bagaimanasaja yang disepakati.
4.4
Numeralia
Numeralia atau katabilangan adalahkata yang dipakaiuntukmenghitung banyaknya maujud (orang, binatang, atau barang) dan k()Usep. ,Frasa seperti lima( ng) alla 'lima harti ,' tallu(tJtaUng 'tiga tahun\setaJ'/l7lgabulang 'setengah bulan', tau madaqduanna,' orang: kedua', mengandting numeralia; yakrif masing-masing lima 'lirpa', tallu 'Uga', setangnga ,'setengah', dan madag dUanna 'kedtia';" 'Ada dua ~acam numeralia dalam bahasa Mandar: (1) numeralia pokak yang memberi jawab atas' pertanyaan sangapa' 'berapa; dan (2) numeralia tingkat yang memberi jawab atas pertanyaan sangapana 'yang ke berapa'. Hap-nap kelompokitu dapat dibagi lagi menjadi subbagiari yang lebi!t keen seperti y~g terlihatpadn h""';~n-ba~j)erikut.
120
4.4.1
Numeralia Pokok. '
Numeralia pokok da~amb~a Mandar dapat dibagi atas beberapa bagian seperti berikut
4.4. tl NumeraJia P<>kokTerteJ,lt~(' . Numeralia pokok mengacu ke bilangan. Bilangan pokok adalah sebagai berikut.' .
0
.nol
1
= mesa
2
daqdua
3
= tailu
4
= appaq
5 6
= lima = annang
7
= pitu
8
= arrua = amessa
9
Di samping numeralia tunggal litu ada pl,lla numeralia lain yang merupa kan gugus.Untuk bilangan di an tara saPP1J.1o 'sepuluh' dan amessa pulane amessa 'sembilan puluh sembilari" dipakai gugus yang berkomponen pula 'puluh'. Dengan de1rrlkilm kita mengenal: ' . 15
---+
sappulo lima dua(p)pulo
'dua puluh'
tallu(p)pulo
'tiga puluh'
30
-
SO
---+ lima( P)puZO
74
---+
20
---+
~limabelas'
1limapuluh'
pitu(p)pulo appe .;tujuh Pil1uhempat'
-
amessa puiona amessa ',sembilan puluhsembilan'
11
---+
sappulo mesa·
12
---+
sappulo daq{iua
99
.
.
Untuk angka 10 (sepu1$) sampai ciengan angka 19 (Sembilan belas) dipakai
bentuk sa untuk me I11ulai suatu gugUs.
Contoh:
•'sebelas: 'pua belas'
121
13 14 15
16 17
18 19
-----------
sappulo tallu
'tiga belas'
sappulo appeq
'empat belas'
sappulo lima
' b belas'
sappulo.annang
'enam belas'
sappulo pitu
'tujuh belas'
sappulo ilrn,la .
,delapanbelas'
sappulo amessa
'sembilan belas'
Dalam bahasa Mandar, numeralia pokok ditempatioln di muka nomina dan dapat diselingi kata penggolong seperti orang, ekor, dan buah. Urutannya [numeralia - penggolongan - nomina] .. Akan tetapi, orang sering tidak memakai penggolongan; sebingga numeralia pokok langsungditempatkan di muka nomina. Perhatikanlah beberapa contoh berikut. .tallu lombar lipaq.
(91) Paallimoo 'Belilah engkau tiga lembar sarung.'
Belilahtiga lembar. sarung.
talle /ipaq..
(92) Paallimoo 'Belilah engkau tiga sarung.'
Belilah tiga sarung.
. daodua tau pangnguma. (93) Paralluaq 'PerIu saya dua • orang petani.' Saya perlu duaorang petani. daodua pangnguma. (94) . Paralluaq 'PerIu saya .dua petani.' Saya perlu dua petani.
(95) I kamaq maala daqdua manuq. 'Si ayah membeli dua ayam.' Ayah menibeli dua ekor ayam... Jika numeralia ditempatka'n dibelakang 'nomina, dalam bahasa Mandar, penggolong dapat saja ditanggalkan. Perhatikan contoh berikut. (96) Paralluaq pangnguma daqdua. 'Perlu saya petani· dua.'·
Saya perlu petiutidua orang.
(97) faallimoo lipaqtallu.. :'Belilah engkau saIung tiga.' .
(Belililh sarung tigalembar.) .
122
(98) Maandeaq kacci sappulo. 'Makan saya mangga seplllj.th/
Saya makan mangga sepuhIh buah.
4.4.1.2 Gabungan Numerallitdengan,Losing, Kodi,Liter, Meter, Harang,
dan Ropia
Bahasa Mandar mengenal p~la beberapa gabungan nl!Il1eralia dengan nomina yang mengacu kepada Jumlah. dan maujud tertentu. Berikut ini adalah contoh. . , . (99)lkamaqmaalli ktieng sappulo meter. "Si ayah membeli kain sepullIh meler;"
Ayah mernbeli kaln sepUluh meter.
(100) Maalli kannequbuklwang sappuloqarang; 'Membeli nenekku, emas' sepuluh grain: Nenek saya membeli emas;sepUluh gram. "
(10 1) Panginrangngiaq doiqmu tallullessorang ropia.' 'Pinjamkan saya uangmu , tiga ribu rupiah.' (Pinjarnkan saya uangmutiga ribu rupiah.) 4.4.1.3 Numeralia Pokok Taktentu
Numeralia pokok taktentu, mengacu ke jurnlah yang tidak tentu' dan pada umurnnya tidak dapat menjadi jawaban atas pertanyaan yangmemakai kata tanya sangapa 'berapa'. !,/umeralia itu adalah:maeddi ~ban:yak',ianasang 'semtia' ~ inggannana 'seluruh', magrupa-rupa 'b~rb.agai', §iccoq'sedikit'. Numeralia pokok taktentu itu ditempatkan di muka nomina yang diterang kannya. Contoh: (102) maeqdi
~
(103) ianasang
- - Ianasang topole sangnging manc!. 'Semua orangkembali semua gembka dia: Semua orang yang datang bergembira.
Maeqdi loka dibaluang diodi pasar. 'Banyak pisangdijual di 's~a di' pasar.' Banya,kpisang dijual dipasar.
(104) inggannana' - - Inggannana tonaperoa pole nasangi. 'Semua orang dia panggjl datangsemuanya: Orang yang dipanggilsemuanya datang;
123
(105) magrupa-rupa - - Magrupa-rupa
;amang
mala
najama.
'Bermaca,m..macam pekerjaan dapat dia kerjakan: Berbagai pekerjaan yang dapat dia kerjakan. (106) Sioooo
- - Panginrangngiao sioook doiomu. . 'PinjaIhi
saya
sedikit uangmu:
Pinjami saya uangmu sedikit.
4.4.2
Numeralia Tingkat
Numeralia pokok dapat diu bah mertjadi numeralia tingkat yang menyata kan tingkat. Cara mengubahtlya adalah dengan menambah rna di muka dan na di belakang bUangan. yang bersangku tan. . Khusus untuk bilangan satu dipa~ istilah mesami 'pertama'.
Contoh:
mesami madaqdUanna
• 'pertama'
'kedua'
matallunna mapitunna
'ketiga'
maamessana
'kesembilan'
4.4.3
'ketujuh'
Numeralia Pecahan
Setiap bilangan pokok dapat djpeC,ah menjadi bagian, yang lebih keeil yang dinamakan numeralia peeahan. Cara membentuk numeralia itu ialah dengan memakai kata bare dan parapaq di antara bilangan pemba!5idan (seperdua) dipakai setangnga. Dalam bentuk penyebut, kecua1i bilangan tulisan dipakai garis miring yang memisahkan kedua bilangan itu. Uhatlah eontoh berikut.
*
1/2 - 1/3
--
1/4 - -
setangnga sarnbare tallunna
'seperdua'
siparapaq
'seperempat'
Bilangan pecahan seperti ikuti bilangan pokok. Contoh:
'sepertiga'
*(setangnga) dan 7:4 (siparapaq) dapat meng
2* --
dagdua setangnga
'dua seperdua'
3* --
tallu setangnga
'tiga seperdua'
57:4
lima siparapaq
'lima seperempat
--
124
7*
~
pitu siparapaq· "
'ttijuh'seperempat'
,"'
:"".
;1:.
"
Bilangan .CaJl)puran sepertiqi.at!lSjuga dapat ditulis dengan cara deseimal seoagai berikut.." ' . .
2,5
.daqdua,setangnga
5,5
lima setangnga.
3,25 ---+
tallu riparapaq
'tiga sepertempat'
7,25 ---+
pitUsiparapaq
'tujuh seperempaJ' .
4.5 ..'
, dua setengah'
! ,l,ima setengah' :.,',
Penggolon~ N.d$~ .
Bahasa'Mandar memilild sekelompok "kata yang membagi·bagi·maujud dalam kategori tertentu menurut henhik rupanya; Manusia; rmsalnya, disertili penggolongan tau, surat atau sarung oleh penggolong lambar, dan petaq untuk sawah. Penggolongan seperti itusemata-mata berdasarkan konve)1si niasyarakat yang memakai omasa itu. Berikut ini ada beberapa aktapeng. golong dalam ..bahasa Mandar. tau untuk manusia Contoh: "f
(107) Diang lima tall. ,Ada lima orang.'
Ada lima orang.
bUll untukl::itiah·bu8:h:in
at~ti hal~hallain yan'g ada diluar golongan manusia
dartbinataDg; . ' Cohtoh:" .
(1 (8)
"
SambuatOmai~sang.·
buah' ma~ggit" ..
.'Saiu
Sebuah mangga.
. petaq untuk tanah, sawah, atau 6ararig;ia:in yang luas dan datar. Contoh: . (109) Limappetaq galung. 'lima petak sawah.' Lima . petak sawah. .sigiq untuk mata, telinga, ataubenta lain yang berpasangan.
Contoh: .
(110) Sassigiqmatanna. 'Sebelah matanya.'
. Sebelah matanya.
/
125
lambar untuk kertas,surat, rambut, kain ataubenda lain yang berpasangan. Contoh: (111) Tallullamba lipaq. 'Tiga lembar sarung;'
Tiga lembar sarung.
liountuk benang, tali, ata).lbendalain Yang keeil panjang.
Contoh:
(I 12) Salliq tuluq. 'Satu utas tali.'
Seutas tali.
takka untuk bun a, pena, litau benda lain yang bertangkai.
Contoh:
(113) Patattakke bunga. 'Em pat tangkai bunga.'
Erhpattangkai bunga.
oroang untuk padi, bambu, atau tembakau lain yang berkelompok. Contoh: (114) Lima oroang tarring. 'Lima rumpun bambu.'
Lima rumpun bam bu.
pong untuk tumbuh·tumbuhan. Contoh: (115) Duappong anjoro. 'Dua pohon kelapa.'
Dua pohon kelapa.
tulang untuk biji-bijian, seperti jagung kaeang, padL Contoh: (116) Amessa tulanna bataq. 'Sembilan bijinya jagung.'
Sembilan biji jagung.
Toleq untuk ikatan yang berpasai:i.gan, sepertikelapa dan jagting. Contoh: (117) Sattoleq anjoro; 'Satu pasang kelapa..'
Sepasang (seikat) kelapa.
f26 lappang untuk kata.
Contoh:
(118) Duo. lappang pau. 'Dua patah kata.'
Dua patah kata.
Dalam bahasa Mandar tidak ditemukan kata penggolong ,khususuntuk binatang, seperti kata ekor dalaJTl bahasa Indonesia. Oleh karena itu inti frasa langsung diikuti dengan angki, tnisalnya: (119) Maalliaq tallu manuq.' 'Membeli saya tiga ayam.'
Saya membeli tiga ekor ay~. (120) Maita i daqdua beke. 'Melihat dia dua kambing.'
Dia melihat dua ekor kambing~
Antara' kata tallu 'tiga' dan manuq 'ayam' serta antara kata daqduo. 'dua' dan beke 'kambing', tidak muneul ](a.ta penggolong khusus karena' nomina yang menunju.kkan jenis hewan seeara implio itu sudah mengandung pengo , golong. Di· samping itu, kata penggolong tertentu dapat saja ditanggalkan, misal· nya: kata lambar 'lembar', buo. 'buah', dan tau 'orang'. ' Perhatikan eontoh berikut. (121) Paqallio lipaq daqdua. 'Bell engkau sarung dua.'
Belilah sarung dua lembar. '
(122) Paqallio tomissang lima. 'Beli engkim mangga lima.' .
Belilah mangga lima buah~'
(123) Paralluo.q daqdua panguma. 'Perlu saya dua petani.'
Saya perlu dua orang petani.
4.6 Fraia Nominal, hODO,minal, dan Numel'alia , . Nomina, pronomina, numetalia, dan penggolong dapat diperluas untuk menjadi' frasa. Namun, unsur yang merupakan pewatas .berbeda-beda. Nomina, misalnya, dapat diwatasi dengan adjektiva seperti pada frasa boyang kayyang 'rumah besar\ sedangkan pronornma perSona dapat diperluas
1'27 dengan diqe atau tu sehingga terciptalah.frasa proriominal yau diqe 'saya . ini' atau iqo nasang tu 'kamu semua itu'.
4.6.1 Frasa Nominal
.
.
.
. Sebuah nomina seperti manuq 'ayam'diipatdipeduas ke ldri dan ke kanan. Perluasan ke kiri dilakukan dengan meletakkan kata penggolongnya tepat. di deprumya, dan. kemudian didilhului lagi oleh numeralia. Berikut ini adalah beberapacontoh., .
(24) a.
Sattaqe. .;;bunga.
'Satu tangkai:. bunga..
SetaI}gkai bunga.
b. .
I.Jma lumbar garattas;
'lima lembar kertas.'
lima lembar kertas.
c. Ammessa bua' iomissang. .
'Sembilan buah mangga.'
Sembilan buah kunqi.
d. Patanpetaq galung.
'Empat petak sawah.'
Empat petak sawah.
Pada frasa seperti diatas itu, yang menjadi inti adalah nominabunga 'bunga', garattas 'kertas', tomaissang'mangga,dan galung 'sawah'. Letak pewatasnya tetap; artinya, urutanIiya tidak dapat diubah, yaitiI. humeralia dahulu kemudian penggolong. Pewatas yang terletak sebelum inti dinamakan pewatas depan. Jadi,settage 'setangkai', ·limallambar :limalembar', ammessa buana ;sembilan b~ah', dan pata(p)petaq 'empat petak' .adalah pewatas depan. Jika tidak ada pewatas lain .sesudah. inti, pewatas depan .s~f}ringpula ditempatkan sesudah inti. .' Contoh:
(125)· a..'. Bunga .sattqq,e.,. . 'Bunga:satu tangkai.' Bungasetangkai; . b. •. Garattas limallambor.
'Kertas ,limalembar.'
Kertas lima lembar.
128:
c. To,mais~ sa'!lbUfl;
'Mangga satu' buah.'
(Mangga sebuah.)
d. Galung pata(p )petaq. '. 'Sawah empat petak.'
.. Sawah~mpatpetak. i
Inti dapat pula diperluas ke :kanaIl. Perluasan kekanan itumempunyai bermacam be~tuk dengan mengikuti kaidah berikuC' , '1. Suatu inti dapatdiikuti olehsebuah nommalain, atau lebih. Rangbian itu .kemudian ditutup dengah salah satu 'pronomina persona. Namun, setiap nomina yang di belakang hanya meilg3cu kepadanomina yang .. langsung di mukanya dan bukan nomina, lain yang,terdahul1j. Perhatikan
;:::h::~::~. ::::::_ [:~:} Pengertian frasa itu dapat dn:unut.melalui pertanyaan dan jawaban yang berikut. Apa digo? 'Apa itu?'
Apa itu?
'. Buku apa?
-
'. -
buku
" 'buku'
. buku kamus
'buku kamus;
'Buku. apa l'
Bukuapa?
Kamus apa? 'Kamos apa1',' Kamos apa?
BaSIl apa Bahasa apa?
kamus baSIl'
'kamus bahasa:
. !
·balla Mandar-Indonesia 'bahasa , Mandar-Indonesia' .
Bahasaapa? Dengan demikian, jelaslah bahwa kamus hanya menerangkan' nomina yang di mukanya, yakni buku, ,basa hanya menerangkan' kamus; Mandar hanya menerangkan basa; dan Indbnesla menerangkanMandar. 2. Suatu inti dapat diikuti oleh adjektiva, pronomina, atau frasa pemilikan, . dan kemudian ditutup dengan pronomina penunjuk diqe 'ioi" atau diqo 'itu'.
129 Contoh: (127) a. b.
C.
colona
'celana'
Calana pute. . . '~elana putih.'
Ce1ana putih.
Celana· puteu.
. 'Celarut putihku.'
Celana putihku .
.Celana . putena kandiqu.
'Celana putihnya adikku:
Celana putih adik saya.
d. Celana puteu· diqe..
'Celana putihku ini.'
Celana putih saya ini.
Calana puteu diqo. 'Celana putihku itu.'
Celana putihsaya itu.
Celana putena kandiqu diqe. 'Celana putihnya adikku ini'
Celana putih adik sayaini.
Calana putena kandiqu diqo. 'Celana putihnya adikku itu.'· Celana putih adik saya itu~ . Urutan seperti yang dinyatakan di aias adalah tetap; . Pernbalikan urutan • akan rnenimbulkan perubahan ai-ti. Perhatikanlah frasa (127c) di a1as yang dibalik urutannya (di samping perubahan bentuk).
Calana puteu. 'Celana putihku.' Celana putih saya. Calana pl,ttena kondiqu 'Ce1ana putihnyaadikku:. . Celana putih adik saya.··
Calanau .mapute. 'Calanaku putih.' Celana saya putih. . .
.
Calana kandiqu .mapute. . 'Celananya.adikku p~tih.' Celana adik saya putih.
3. Suatu inti dapat pti~ diper1~as d~ng~aposisi, y8.kni. fraSanominal yang rnernpunyai acuan yang sarna dengan nomina yang diterangkannya. Perhatikancontoh yang dibawah~,
130
(128) a.
A miruddin, gubernur Sulawesi Saiatang. 'Amiruddin, gubernur Sulawesi Selatan.' Amiruddin, gubemur Sulawesi Selatan .•.
b.
Pasar Sentral, uengei magbaianja. 'Pasar Sentral, kutempati berbelanja.' Pasar Sentral, tempat saya berbelanja.
c.
Amina; sambainau kaminang mqlolo; , Aminah, sahabat perempuan saya palingcantik.' Aminah, ternan saya yang paling cantik. .
4. Suatu ini dapat diperluas dengan frasa berpreposisi. Frasa berpreposisi atau frasa preposisional yang menjadi pewatas" nomina itu merupakan bagian dari frasa nominal dan karena itu tidak dapat dipindahkan ke temp at lain seperti frasa berpreposisi pada J,lmumnya. Contoh: (129) a.
Pa'nguma diong di Mamuju. 'Petani di Mamuju.' Petani di Mamuju.
b. Passtkola diaja di Maasar. 'Pelajar di¥akassar.' Pelajar dari Makassar.
... -,-'
c. Tangalang naung diWonomulyo. 'Jalanan turundi. Won,oIllulyo.' Jalanan menuju, ke Wonomulyo. d. Panguma diong di Mamuju na' mattaqbangi pona aju. ':P~tani '. .. di Mamuju akan menebang ia pohonnya kayu.' . Petanf di;Mamtiju akanmenebangphon. . ,-" -., '-.
e. Panguma na mattaqbangi ponnaaju diong di Mamuju.· . 'Petani akan menebang ia pohonnya kaYu diMamuju.' Petani akan menebang pohon di Mamuju.
Pada dua contoh yang terakhir kita temukan frasa berpreposisi di Mamuju yang tempattlyabeI"lainan. Pada c6ntcih (129d) di Mamujumerupa kan bagian daripangumadlJll kedua·duanya membentuk frasa·nominal. Pada contoh (12ge) diMamuju menerangkan letak panna aju. . Dengan demiidan, kedua ,k;aUmatitu mempunyai arti yang berlainan .. . . :. . Pada. kalimat (129d)jelaslahbahwa panguma yang dimaksudkan itu berada di Mamuju, sedangkan ponna aju yang akan ditebang mungkin saja
131
di Iuar Mamuju. Sebaliknya, pada kalimat (12ge) ponna aju yang akan ditebang jelas berada di Mamuju, tetapi panguma yang akan menebangnya mungkin saja tidak di Mamuju. 4.6.2 Frasa Pronominal PronomiI1a juga dapat dijadikan Crasa dengan mengikuti kaidah berikut.
1. Penambahan numeralia ko1ektif Contoh: (130) 100 nasang. 'Kamu semua.' Kamusemua. Itaq nasang. 'Kita semua.' Kita semua.
2. Penambahan kata penunjuk Contoh: (131) Yau diqe. 'Saya ini.' Saya ini.
Itaq diqe. . 'Kita ini.'
Kita mi.
3. Penambahan frasa nomirial yang berfungsi apositif. Contoh: (132) Itaq, bassa Indonesia. 'Kita, bangsa Indonesia.~
Kita, bangsa Indonesia.
4. Penambahan kata bandi Contoh: (133) Yau band! 'Saya juga.' Saya juga. Seqia bandL . 'Mereka juga.'
Mereka juga.
132
ltaqbandi. , 'kif~juga' . Kita juga. 4.6.3
'.;
Frasa Nurneralia
.',
'UmuInn ya [rad numeialia dibemuk den~an menambahkan kata peng golong, Contoh: (134) Lima(pJpetaq (galung), 'Lima petak (sawah),~' lima petak (sawah).
Tallu( Olambar (garattasJ.
'Tiga lembar
(kertas).·
Tiga lembar (kertas).
Daqdua ponna (tarring). aiau Dua(p)pong(tarring).
'Dua pohon (bambu).'
Dua pohon (bambu).
"
BAB V ADJEKTIVA' 5.1. Batasan dan Ci~i Adjektiva Adjektiva, yang juga disebut kata sifat atau kata keadaan, adalah kata yang dipakai untuk mengungkapkan sifat atau keadaan orang, benda, atau binatang dan mempunyai ciri sebagai berikut.
1. Adjektiva dapat didahului oleh kata keterangan seperti lagbi 'lebih', kurang 'kurang', kaminang 'paling', Contoh:
lagbi ma,!:arang _ kurang mammis kaminang cangngo
'lebih pintar' 'kurang manis' 'paling bodoh'
2. Adjektiva dapat diikuti oleh kata keterangan sepeni sa/mag, bega yang bermakna'sangat'. Contoh:
mapattang sannaq 'gelap sangat' sangat gelap matadang beqa 'tajam terlalu' terlalu tajam 5.2. Bentuk Adjektiva Bentuk adjektiva ada' yang monomorfernis, artinya. terdiri ata~),satu morfem dan ada pula yang polimorfemis, yaitu adjektiva yang lebih dati satu morfem. Berikut adalah beberapa conto\l adjektiva yang monomorfemis. 133
134 (1) luppeng 'loyo' loqbeq 'hangus' lendas 'Iepas, binga 'tuli' 'bodoh' bilo
. jera'
aja kandoq 'jelek'
piode 'padam'
'manis'
mammis cappuq 'habis'
Adjektiva yang polimorfemiS dibentuk dengan tiga cara: (1) peng- . afIksan, (2) pengulangan, dan (3) pemaduan dengan kata lain. Adjektiva turunan yang dibentuk dengan memakai prefiksma-terasa sudah sangat padu dengan kata dasar sehingga terbentuk.dasar kedua. Perhatikan contoh yang berikut.
ma- + lotong
'hitam'
mapoociq +ma- + poociq . 'pendek' 'pemdek' matadang +ma-+ tadaI7g 'tajam' 'tajam' mao, + narang manarang +'pandai' .pandai' malinggao +ma- + linggao 'tinggi' 'tinggi' Selain prefIks mao, adjektiva turunan dapat juga dibentuk dengan prefiks si- yang bermakna 'sarna', Berikut adalah beberapa contohnya. (2) malotong 'hitam:
+-
siC- + linggao
'tinggi'
sikkasiasi siC- + kasiasi 'sarna miskin' 'miskin' sikkaiyang siC- + kaiyang 'sarna besar' 'hesar' simmalolo sigG- + malo10 'sarna cantik' 'cantik' Adjektiva berprefiks si- menyatakan dua hal yang dibandingkan itu sarna, misalnya: (3) sillinggatJ 'sarna tinggi'
silinggao 'sednggi' sikkasiasi 'semiskin'
(4)
I Patima sillinggaoi I Halima. 'si Patima setinggi ia si Halirna' Patima setinggi Halima. (5) . Kamaqu sikkas;asi kamaqmu.· 'ayahku semikis ayahmu' Ayahku semiskin ayahmu.
135
sikkaiyang
,(6)
~sebesar'
Sikkaiyangjrakkettaiao 'c di Puang,
'sebesar.ia takut kita k~pada dLTuhan
PerasaanJakutkita kepada :Tuhansamabesarnya.
.
sirnmalolo 'secantik'
(7)
'
Slmmaloloil Mumi annii>ammtiqna.
'secantik ia si Murni dengan ibunya'
, Murni sama ~antiknya dengan ibunya.
.. Cara kedua untuk, menurunkan adjektiva adalah dengan pengulangan, tetapi kata yang diulang itu pun telah memiliki, status adjektiva. Bentuk . perulangannya ada dua macam, yaitu (1) perulangan yangberafIks, dan (2) perulangan yang tidak berafiks. Lihatlah formula berikut. ' ,
a.l,adjektiva + ulangan' Bentuk perulangan ini" terdiri atas adjektiva dan ulangan. Pada bentuk ini ruas pertamanya terdiri atas kata dasar, baik sebagian maupun seluruhnya, bergantung pada fonem akhirdan jumlah suku kata dan kata dasar itu; sedangkan ruaskeduanya terdiri atas selutuh kata dasar. Contoh: , +-, mongeq 'sakit' + Ulangan
(8) monge 'agak sakit '
meke-meke +"'meke 'baiuk' + Ulangaf)..,
'agak batuk' ,
buta-buta +-buta 'buta' + Ulangan
'agak buta'
'tull' binga-binga +- binga + Ulangan
'agak tuli'
+- koni koni-koni 'keriting' + Ulangan'
'agak keriting'
'rindu' + Ulangan
9I.lli- salili +- salili 'agak rindu'
kai-kaiyyang '+- kaiyyang 'besar' + Ulangan ' '
'agak besar'
'dekat , +'U1angan
kade-kadeppeq-+-kadeppeq 'agak dekat'
h.I'ma- +adjektiva + ulangan
f.;;,
:Bentukperulangan initerdiria~as prefiks rna-,adjektiva, dan uiangan.
Bent~k ini 'mempunyai,' ~1fa:v~rian.•,Pada varian periama ruas pertjun~~a , terdiri atas prefiks ma- dan kata dasar. baik sebagian maupun selurulijlya;
136
tergantung pada fanem akhiri dan jumlah sUku kata dari katadasar itu; sedangkan mas keduai:lya ter~iri atas kata dasar. seluiuhnya. Pada· varian kedua,~ruas pertamanya terdi~i atas ptefIks ma- dan sebagian kata dasar, sedangkan ruas keauanya terdiri atas prefiks ma- d.an seluruh kata dasar. Contoh: (9)
(1 0)
+:-··ma'mariri-riri. 'kuning: + Ulangan -+ firi , 'agak laming' .....
mabto-lotong '~ . .-i- ma- + rirf 'kuning. + Ulangan
'agakkuning'
magarri-giirring . +-ma + garring 'sakit'; + Ularigan
,.
'agak hitam' mara-maranniq 'agak kecil' mara"marappt . . 'agak rapi" .'.' inala-malanjmying . 'agak mulus"
+-
ma- +: ranniq
'kecil-'
+ Ula;ngan
+-.
ma-
.'rapi'
+ Ulangan
+-
ma-" + lanynying 'mulus' + Ulangart··
t
rappi
Cara ketiga untuk membentuk adjektiva adalah dengan memadukan adjektiva dengankl).ta lain, Kata itu dapa! berupa nomIDa.atau adjektiva. Jika adjektiva dipadukan dengan nomina dengan urutan. adjektiva terlebih di belakangnya, malIlomina " dengan arti yang khusus. Arti khusus itu umumnya, tidak dapat digariskan dari perpaduan kedua kata tersebut meSkipun di·sana sini ada pula yang masih berkaitan. Contoh: (11) kaiyangulu_
makaqdoate malakka lima · mate akkalang makasarpau (12) kurassiriq masoa tangngar malosso pau kadaeq sipak n'l(l()oa nyawa
'; 'besar kepala' .
'keras hati'
'panjang tangan'
'mati aka!'
'kasar muluC ..
'kurang malu'
'baik pertirnbangan'
'lancang bicara'
'buruk sifat'
'baik hati'
Sentuk paduan. yang 'lainadalah .paduan antara adjektiva dan adjektiva yang lain. Paduan~emacam irii U~llnmya memberikan arti yangmemperkuat unstit pertarna.
137
'miskin papa' 'riang ge~bira' 'luas lebar' (sangat luas) 'geJap gulita' 'kayaraya' 'putih bersih' 'tinggi semampai'
(13) . kasiasi puppus
mario marannu maloang ma:iakkaq. manantang kapaq. sugiq kaiyyang mapute latlas tipa layo 5.3 Tingkat Perbandingan
Salah satu ciri utama adjektiva adalah bahwa kelas kata itu dapat me miliki tingkat perbandingan yang menyatakan apakah maujud yang satu 'sarna', 'lebih', 'kurang', atau 'paling' jika dibandingkan dengan. maujud lainnya. Dengan demikian, ada tiga macam tingkat perbandingan, yakni tingkat (l) ekuatif, (2) komparatif, dan (30 superlatif. 5.3.1. Tingkat Perbandingan Ekuatif Tingkat perbandinganekuatif adalah tingkat yang menyatakan banwa dua hal yang dibandingkan itu sarna. Ada.dua macam bentuk untuk menyata kan perbamdingan ekuatif, yakni (1) pemakaian si-, dan (2) pemakaian sitteng 'sarna '. Perhatikan formula pemakaian si:- yang berikut. a. lSi. + adjektiva + ·aq
]
Formula (a) dipakai jika perbandingan Uu mengacu pada diri sendiri. Bentuk klitika yang dipakai adalah -ClL[ '·ku' yang dilekatkan pada adjektiva yang di depannya. Contoh:
linggao 'tinggi'
(14) I Mumi
sillinggaoaq
'si Mumi
setinggku'
Murni setinggi aku.
b.1 si- + adjektiva + -0 Formula (b) dipakai jika perbandingan itu mengacu pada orang yang diajak bicara. Bentilk klitika yang dipakai adalah -0 '-mu' yang dilekatkan . padaadjpktiva yang di depannya.· Contoh:
manarang 'pintar'
(15) I. Subbi simmanarangoq.
's1. Subbi sepintarmu'
Subbi sepintar kamu.
138
I
c. si- + adjektiva
+ -i + .. ·1
Formula (c) dipakai jika perbandingan itu mengacu pada orang lain, benda, atau binatang yang dibicarakan. Bentuk klitika yang dipakai adalah -i '"nya' yang dilekatkan pad a adjektiva yang di depannya. Contoh: poeciLj 'pendek'
(16) J Hadara sippocciLj i k indoq na. 'si Hadar-asependeknya ibunya. '. Hadara sepcndekibunya:
Cara kedua' untu'kmehlbimtuk perbandingan ekuatif adalah dellgan merriakaisittcng + adjek tiva + -114 + anna. Contoh: karepus . lelek ~
(17) Ruppanna siueng karepusn,a anna 'mukanya sarna jeleknya dengan . rupanna lesang .. 11mkanya monyet" Ntukanya sarna jeleknya dengan muka monYet.
.cangngo 'bodoh'
(18) Anaqna sitteng
doko 'rakus'
(19)
matamba 'lebat'
cangngiJna anna anaqmu. 'imaknya sarna bbdohnya dengan anakmu' Anaknya sarna bodohnyadengan ana!<mu.
i
,Kaco
sitteng dokona, anna I Supu. sarna rakusnya dengan si Yusuf Kaco sarna rakusnya dengan YusuL 'si Kaco
sittelig matar:nbakna (20) Urang diongin 'hujan kemarin sarna lebatnya anna urang diLjenaq. dengan hujan tadi'
Hujan kemarin sarna lebatnya dengan hujan tadi.
5.3.2 Tingkat Perbandingan Komparatif: Tingkat' perbandingan koniparatif menyatakan ba.hwa satu daTi dua maujud yang dibandingkan itu lebih atau kuiang dari yang lain. Tingkat itu dinyatakan dengan formula sebagai berikut.
a.
, {-a-?
laobi + adjektiva +
q ,}
-)
.,
:
t
anna
139 Berikut ini beberapacontohnya.
marnmbo 'gemuk'
(21) boobi .man~mboaq. yau anna 'lebih 'gemukku saya daripada Saya lebih gemuk daripada Lama.
gengge )ahat'
(22) Laobi genggeo iqo anna . tobiwo.· . 'lebih . jahatmu kamu daripada pencuri' Kamu lebihjahat daripada pencuri.
macoa 'baik'
madondo1]g. (23) Laqbi macoai diqe alloe aTma 'lebih .biliknya ill! '. ··had daripada besok' Hari ini lebih baik iiadpadabesok.
magassing 'kuat'
(24) Laqbi ." magassingi tedon/anna saping. 'lebih kuatnya kerbau daripada sapi' Keibau lebih kuat daripada.saPC ....... ' ..
baran.J
(25) Laqbi barani kandiona anna kakanna 'lebih berani adiknya darip;lda. kakanya' Adiknya lebih berani daripada kakaknya.
'berani'
I. Lama. ". si Lama.
Pembentukan tingkat perbandUigan komparati}: dapat juga dinyatakan dengan formula yang berikut.
lebih
1
~.'i
+ adjektiva
b.
kurang .....
. .. masiriq
(26) . Yau . laqbi masiTiaq anna kamaqrnu. 'saya lebih maluku daripada. ayahlnu' Saya lebih malu dadpada ayahmu.
madokkor 'kurus'
(27)' iqo iaqbimadokkoroo anna kdndiqu 'kamu lebih kurusmu ·daiipada adikku" Kamu lebih kurus daripada.adikku.
masarri 'hamm'
(28) jl-finnaq l'vlandar laqbi. masarri (t ia) anna daripada 'minyak .Mandar lebih harumnya minnaijpllbareq. min,yak pabrik'. . Millyak Mandar itu lebihharum. daripada minyak pabrik.
kadeppeq 'dekat'
(29) Polewali 'Polewali
laqbi lebih
kadeppeqi (tia) anna lvlajene. dekatnya daripada Majene'
140· Pole\vali (jtu) lebih dekat daripada Majene.
, masrikl
Tingkat Perband'ing~Superlatif'
Ti~gkat'Perbanding~ .~perlatif ID;enyatflkan bahwa d~f sekian ,hal yang dibandingkan satu melebihjyang: lain; Tingkat itu,dinyatakan dengan dua car a, yaitu (1) bentuk kanii/tang + adjektiva, dan (2) bentuk kaminang + adjektiva + -n4~ .." ',. '" "'. '. . . . a.
I
kaminang
+
'~jektiva'
Perhatikan contoh yfuiKl:lei'ikut,
b
i'; >,
kaminang (31) Benganaq kowiq ia' matadang.
'beriku parang yang paling tajam'
, Beri saya parang yang p~lingtaj~m.
(32) lamo diqe oroang kaminang maqbahaya. 'ialah . ini~·..: tempa!; paling·,,· berbahaya' Inilah tempat. ya~g ~a1in,g berb~aya. " (33) I Pugaji · K~ir kbminan,g ,,'sugiq dini ' di kapp~ng. 'si Haji :'Kadir, p~lirig~.ka:ya di.sini di kampung' Haji Kadir yang paling!kaya-di kampung ini.
b.1 kaminarig'
+ adjektva + '. -I¥l. oc I'
Cara kedua.untuk membentuk perbandcngan superlatif ialah dengan memakai karninang + adjektiv~+ .. :-na. , "'
~
,~
Contohnya adalah sebagai beriku1, (34) lama kaninang malolona talZu sappilulluareang. 'dialah paling cantiknya tiga bersaudara' Dialah yang paling cantik dari tiga bersaudara.
duambuIang' kindokmu ibumu' lamanya dua bulan laiq di Jakarta. di sana di Jakarta'
(35) Kaminarig saena 'paling mottong . tinggal
141
Paling lama dua;bulan ibumu.tinggal di Jakarta
" (36) /qomo kaminang' malutta dini dt boyang
'kamulah paling malas di sini di rumah'
Kamulah yang paling malas di rumahini.
5.4. Fungsi Adjektiva
Adjektiva dapat berfungsi sebagai predikat dalam kalimat atau sebagai keterangan pada frasa nominal., Pada contoh yang berikut kit!l temukan adjektiva yang berfungsi seb~gai berikut. saHli (37) Salili ,sannaqi / Daali lao di ana,qnlL
'rindu' 'rindu sangatnya si Daali pada di anaknya'
",Daali sangat rindu padaanaknya.
, bara~i (38) fa kaminarig barani dio dldi kappunna.
"{a paling '. be rani ' di situ di kampungnya'
Dia paling berani di kampungnya.
, ,mario (39) Mario kindoqmu tennaq muktringani doio. "gemblia' 'gembira ibumu seandainya kau kirimi uang' , "lbumu gembira seandainy3.kamu kirimi uang, macaiq (40) Sanggaqmacaiqi I Hadara muaq mambai 'mar~h:" 'selalu marahnya si Hadarakalau perginya Hadara'selalu marah kalau suaminya pergi.
muanena. suaminya'
.mapute(411 Mapute bandi" janggoqna Pukkali janggutnya' Tuan Kadi'
, ,'putih' , 'putih juga' Janggut Tuan Kadi putihjuga.
,Pada contohdi atas, salili 'rindu', barani 'berani', mario 'gembira', , macaiq 'marah, dan mapute 'putih' adalah predikat. Dalam posisi ituadjektiva '.
dapat memiliki pewatas seperti sannaq 'sangat', kaminang 'paling', sanggaq ','selalu', dan bandl 'juga'. " ,," ' Pad a frasa nominal, adjektiva mempunyai , l1erangkan nomina yang didepannya. (42) to 'kasiasi puppus 'oramg , rriiskin' 'papa orang miskin papa bongi mapattang kapaq ,'malam gelap gulita' ,malam gelap gulita' '
fung~i ;atributif,
yakni me
142
manuk mapu te lallas 'ayam putih bersih'
ayam putih bersih
kappung keccuq. 'kampung ked!' .
kampung kecil .
buttu malinggao 'gunung tinggi'
gunung tinggi
5.5. Frasa Adjektival Dilihat dari konstruksinya, frasa adjektival dapat terdiri atas adjektival sebagai inti dengan kata lain yang bertindak seagai penambah arti adjektiva tersebut. Konstruksi seperti kadaeq sannaq )elek amat', kitminang masiga 'paling cepat', tappa mapattang 'tiba-tiba gelap' adalah frasa adjektival yang berbentuk endosentrik atributil. Frasa adjektival seperti ma:rnea anna mapute 'merall dan putih' serta mapia yaqarega kadaeq'baik atau buruk' masihg' masing mempunyai dua adjektival inti yang dihubungkan dengan kata anna 'dan' dan yaqarega 'atau'. Frasa i seperti Uu disebut frasa endosentrik ko· ordinatil. 5.5.1
Frasa Endosentrik Atributif'
Seperti dikatakan di atas, frasa adjektival yang endosentrik· atributif terdiri atas inti adjektivadan pewatas (modifier) yang ditempatkan di muka atau di belakang adjektiva inti. Yang di muka dinamakan pewatas depan dan yang di belakangnya dinamakan pewatas belakang. Berikut adalah be berapa contoh frasa adjektival dengan pewatas depan (43), frasa djektival dengan pewatas belakang (44), dan frasa adjektivaJ dengan pewatas depan dan· pewatas belakang (45),
(43) paleq rnalannying 'makin halus'
tpakin halus
saq mapia 'sangat baik'
sangat baik
kaminang kaiyyang 'paling besar'
paling besar
laq bi mammis 'lebih manis
lebih manis
143 (44)
rnasuliq sannaq 'mahal sangat' sangat mahal rnaloang rnemang 'luas . menang' memang luas rnacoa tepa 'bagus juga' bagusjuga sarupuqrni 'kotor sudah' sudah kotor rnarnea ami 'merah mungkin sudah'
mungkinsudah merah
(45)
saq cangngo sannaq 'arnat bodoh sangat' sangat bodoh sekali saq mapia sannaq 'amat baik sangat'
sangat baik sekali
5.5.2 Frasa Endosentrik Koordmatif Wujud frasa endosentrik koordinatif sangatlah sederhana, yakni dua adjektiva--yang digabungkan dengan memakai kata penghubung anna 'dan' atauyaoarega 'atau'. Perhatikan contoh yang berikut. allna (46) rnaluna anna doko 'dan' 'malas dan rakus' malas dan rakus saqbar anna malappuq 'sa bar dan jujur'
sabar dan jujur
kadaeqanna malingenduq 'buruk dan licin. buruk dan liein
144
mamea anna mapute 'merah danputih'
merah dan putih
atau
(47) kaiyyang -atau i keccuq
'atau'
'besar atau keeil' besar atau keeil
mapute atau mann 'putih atau laming
putih atau kuning
madinging atau loppaq 'dingin atau' panas'
dingin atau panas
mana
atau macaiq
'gembiIaatau .JIlarah'
gembira atau marah
mapia
atau kadaeq
'baik' atau -'buruk'
baik atau15uruk
5.6 Penurunan Kata dati Adjektiva Seperti halnya dengan kelas kata yang lain, adjektiva dapat pula ber tindak sebagai dasar bagi kelas kata yang lain. Dati dasarkata.adjektiva kita dapat memperoleh nOmina,verba, dan adverbial. 5.6.1 Adjektiva sebagai Dasar Nomina Dad adjektiva dapat dibentuk nomina dengan tiga eara: (l) dengan me nambahkan aftks, (2) dengan menambahkan partikel -na '-nya', dan (3) dengan menambahkan artikel i + la pada adjektiva. Cara pertama, yaitu dengan memakai aftks pa-, a-ang,' atau pa-ang. Perhatikan proses pembentukannya yang berikut ini.
(48} mannassa jelas'
madoro
-+-
pannassa
~
jelaskan'
-+-
pamadoro
-+-
pamapute
-+-
pamamea
'lurus'
mapute 'merah'
pappannassa
-+-
pappamadoro
-+-
pappamapute
-+-
pappumamea
'penjelas'
'luruskan'
'putih'
mamea
-+-
'yang meluruskan'
'putihkan' 'merahkan'
'pemutih' 'pemerah~
145
alus :balus'
paalus -"" 'perhalus'
pappaalus
'penghalus'
Nomina dengan pa- seperti eontoh di atas umumnya bertalian dengan pelaku atau alat, misalnya: pappannassa dapat bermakna 'yang menjelaskan' atau 'alat menjelaskan'. Selanjutnya, perhatikanlah adjektiva yang niemakai konfIks a-ang yang berikut. (49) a + mongeq. + 'sakit' a + losong + 'qohong' a + narang + lpandai' a + lutta + 'malas' (50) pa
pa
ang
-""
ang
-""
ang
-+
ang
-""
caiq + ang 'marah' siriq + ang 'malu'
-+
pa+ rakkeq + ang 'taktit' . pa + mongeq·.+ ang 'sakii' pa+ losong + ang 'bohong'
amongeang
'penyakit'
alosongang
. 'kebohongan'
anarangang .
'kepandahln'
aluttang
'kemalasaIi '
paccaiang
. 'pemarah'
-+
-+
-""
-+
passiriang·
'pemalu'
pa"akkeang
'penakut'
pammongeang
'penyakitan'
. pallosongang
'pembohong'
Ca,ra kedua adalah dengan penambahan -na 'nya' pada adjektiva yang memiliki keanggotaan gand\! kelas kata. (51) linIJIJao 'tinggi'
balleq 'lebar' keceuq 'keeil'. kaiyyang 'besar' coa 'balk'
+ na
-+
+ na
-+
+ na
-+
+ ria
-+
+ na
-+
linggaona 'tingginya . bdlleqna . 'lebarnya'
keccuqna
. 'kecilnya'
kaiyyamza
'besarnya'
.coana
'baiknya'
146 Cara ketiga adalah dengan menarnbahkan artikel i + fa pad a adjektiva. Perhatikan contoh yang berikut. .
(52-) Matindo boi i fa gengge. 'tidur lagi si nakaI' Si nakalitu tidur lagi:
gengge
'nakaI'
boi i fa buta merau passulakka. (5J) fole 'datang lagi si, buta minta sedekah' , Si buta datang lagi meminta sedekah.
buta
buta' buta
'buta' keppaq
·(54) Purami 'sudahlah
'pincang' binga.
'tull'
i
ubaca
curitana
kubaca ceritanya
fa keppaq,annai
la buta.
si buta
fa binga.
si pincang dan si tull'
Saya sudah membaca kisah si buta, si pincang:, dan si tull.
rammoq
:ompong'
5.62
(55) Mecawa hoi i fa rammos. 'tertawa bagisi ompong' Si ompong tertawa lagi.
Adjektiva sebagai Dasar Verba
Ada beberapa macarn verba yang dibentuk dati adjektiv1i!. Padaumum nya pembentukan ini memakai prefiks ma- dan si-. Perhatikan proses pem· bentukannya Y'lllg berikut. (56)
rapeq
~
'rapat' rakkeq
~
parakkeq
~
pizrtita
~
pamafannying
'halus' i:57)
'naraya ""tesar'
;nario ';embira"
~
mapparakkeq
-+
mapparata
~
mappamafannying
~
palus
~
mappaalus
~
sipakaraya
'merapatkan' 'mempertakuti'
'ratakan:
'mulus' alus
mapparapeq
'pertakut'
'rata' mafannying
~
'rapaikan'
'taleut' rata
parapeq
'meratakan'
'muluskan'
..,.
'memuluskan'
'haluskan' pakaraya
'inenghaluskan '
'besarkan' ~
pakario
'gembirakan'
,
'saling membesarkan (saling menghormati) ~
sipakario
'saling meriggembirakan'
147
mattma 'hiua' ~ maingaq 'sadar' malaqbiq 'mulia'
~
~
~
pakatuna 'hiuakan' pakaingaq 'sadarkan' pakalaqbiq 'muliakan'
~
~
~
sipakatuna 'saling menghinakan' sipakaingaq 'saling menyadarkan' ¥i,pakalaqbiq 'saling memuliakan'
5.6.3- Adjektiva sebagai Dasar Adverbia
Pada umumnya adjektiva dapat dipakai sebagai dasar untuk membentuk adverbia dengan mengulang adjektiva. Pengulangan kata itu dapat pula didahului oleh sa- dan dUkliti oleh -na dengan arti 'selalu'. Perhatikan contoh yang berikut-. (58)Mongeq-mongeqi nasaqdingareqna. 'sakit-sakit ia ia rasa' perutnya' Perutnya ia rasakan agak sakit. (59)
(60)
(61)
(62)
Kade-kadeppeqi boyanna lao di pasar. 'dekat-dekat ia rumahnya pergi di pasar' Rnmahnya agak dekdt ke pasar. Inggaqna binga-binga diqe iutnaekee. 'agaknya tuli-tuli ffil anak ini' Rupanya anak ini agak tuli. Samonge-mongeona muanena 'selalu sakit-sakitnya suaminya' Suaminya selalu sakit. Samaco-macoana atena massulakka. 'selalu baik-baiknya hatinya bersdekah' Hatinya selalu senang bersedekah.
BAB VI
ADVERBIA
6.1 Batasandan Ciri-ciri . Adverbia adalah kata yangmemberi' keteranganp~da verba,' adjektiva, •.' . atau kalimat. Perhatikanlah kalirnat yang berikuL. . . (1) Maigdtmi to me/og megasiga-siga malai. 'banyak sudah orang mau lekas-Iekas pulang'
Sudah banyakorangyimginginbergegas-gegas Plllall,g.
Dalam kalimat (1), kata megasiga-siga 'bergegas-ftegas' adalah adverbia yang menerangkan. verba malai 'pulang'. . . . (2) Mapute sannag i Murni 'putih sangat si Murni' .
Murilis~gat putih.
Dalarn kalhnat (2), kata sannaq 'sangat' adalah adverbiayangmenerang kan adjektiva mapute 'putih' (3)
Macoaaitia pole bainemu masso/anganoqo.•·· 'se baiknya datang i strimu menemanimu'
Sebaiknya istrimu datang untuk menemanimu.
.
.
Dalam kalimat (3), kata macoaaitia 'sebaiknya' adalah adverbia yang menerangkan kalimat pole bainemu masso/anganoqo 'istrirnu datang untuk menemanirnu' secara keseluruhan. 148
149
Adverbia sebagai kategori harus dibedakan dari keterangan sebagai fungsi kalimat. Perhatikan kalimat (4) dan (5) di bawahini. (4)
(5)
J Kindoq deqnapole madondong.. '8i ibu konon alGm datang besok'
Kabarnya Ibu akan datang besok.
Nanaqeke diqe kaminang manarang. 'anak IIll paling pandai'
Anak ini yang paling pandaL
Dillam kalimat (4), kata mOdondong 'besok' berkategorinomin;:t (bukan adverbia), tetapi fungsinya adalah keterangan waktu. I)alam Jealimat (5), kata kaminang 'paling' berfungsi sebagai keterangandan keoetulan juga kategorinya adalah adverbia. Adverbia dapat diklasifJ.kasi dengan mempertimbartgkan (i) berituk, (li) struktur sintaksi8, dan (iii) maknanya. 6.2 Bentuk Adverbia Adverbia \dapat terdiri atas satu morfem (monomorfemis) dan dapat pula terdiri atas dua morfem atau lebih (polimorfemis). Kata sannao 'sangat' adalah polimorfemis (siiongang-na). Liliat contoh berikut untukadverbia yang monomorfemis. (6)
',".
laqbi . kaminang kurang sannaq bega
'lebih ' 'paling' 'kurang'
'sangat'
'amat'
.. i.
Adverbia yang polimorfemis contohnya adalahsebagai berikut. (7)
inggaona'agaknya' biasanya·'bfusanya' . sitongganna:'ses~rigguhny:C
meqasiga-siga'bersegera'
meqautu-utuq berlambat-Iamhat'
6.3 Struktur Sintaksis Aclverbia Struktur sintaksis adverbia dapat dilihat melalui dua segi (i) letak struk tur dan (n) lingkiJp strukturnya. Dari segi letak Strukturnya dapat diamati perilaku adverbia yang (a) senantiasa mendahului kata yang diterangkan, (b) senantiasa mengikuti katayangditerangkanj dan (c) dapatmendahului atau
150 mengikuti kata yang diterangkan. Perhatikan contoh (8) - -(10) di bawah ini.
(8)
(9)
laqbi manarang 'lebih pintar' kurang malolo 'kurang can til<' kaminang cangngv 'paling bodoh' · pa/eq karambo 'makin jauh' tappa mapute 'tiba-tiba putih' mapattang sannaq 'gelap sangaf sangat gelap mataddng bega 'tajam terlalu' terlalu ta,jam loppaq kapang · 'panas mungkin ~ mungkjn panas macaiq palakang 'marah agaknya' · agaknya marah mario manini 'gembira nanti' nanti gembira Da peqasiga-siga palai 'jangan bergegas-gegaspulang' Jangan, cepat-<;epat p,uiang
(10)
meqasiga-siga bergegas-gegas'
Da palai· meqasiga-siga 'Jangan pulang .bergegas-gegas' (Jangan Plllang cepat-cepat)
~
lrfewasiga-siga mulai 'Betgegas-gegas ia pulang' Ja cepat-cepat pulling
.Dari segi lingkupstrukturnya dapat ditinJaume9anjangkauan adverbia yang terbatas pada·satuan frasa dan yang mencapai satuan kalimat. Adyerbia
"
151
yang jangkauannya terbatas pada frasa terdapat pada [rasa adjektival (II), frasa verbal (12) Irasa adverbial (13), dan [rasa nominal predikatif (14). (11 )
maUnggao
-+
(I2)
'meqasiga-siga'
-+
,'tappa mala
-+
-di
'hanya'
meqasiga-siga
tappa malo..
'terus boleh' terus boleh
'terus boleh' (14)
malai,
:pulangbergegas-gegaS' pulang bergegas~gegas
'bergegas-gegas' (13)
malinggao sannaq
tinggi sekali tinggisekali '
'tinggi'
-+
pangumadi
'petani hanya' hanya petani
Adverbia jenis (11), (13), dan (14) Iebih tetap letak strukturnya, tidak memiliki keleluasan berpindah tempat, sedangkan adverbia jenis (12) me miliki peluang untuk berada di awal atau di belakang konstituen intinya. Adverbia yang seperti itll dayajangkauannya hanya sebatas fingkup frasa saja. 6.4. Makna Adveroia Makna adverbia dapat ditinjau dalam kaitannya dengan unsur lain pada suatu struktur (kaitan relasional). Maka relasional adverbia dapat diamati pada (i) ~atuan frasa, dan (li) satuan kluasa. 6.4.1 Makna Relasional pada Satuan Frasa Ada adverbia yangsecara semantis bergantung pada satuan leksikal; keberadaannya di dalam suatu satuan frasa berkaitan dengan konstituan lain. Keterkaitan itu merupakan hubungan anatara: pewatas dan inti. Sebaga:i misal, pada [rasa malinggao san.naq 'tinggi sekali', kata malinggao 'tinggi' adalah inti dan sannaq 'sangat' menjadi pewatasnya. Adverbia yang jangkauannya meliputi seluruh kalimat atau kluasa tidak terikat padabatas frasa. Adverbia jenis itu biasanya dapat berpindah temp at di daIam kaIimat, seperti padacontoh yang berikut.
152
(15)
biasanna 'biasanya'
Biasanna pukullima polemf kindoqu 'Biasanya. pukullima datang sudah ibuku' Biasanya puktillima sudah datang ibuku. Fukui lima biasanna polemmi kindoqu 'Pukul lima biasanya datang sudah ibuku' Pukullima biasanya sudah datang ibuku Pukul lima pole kfndoqu biasanna 'Pukul lima datang sudah ibuku biasanya' Pukullima sudah datang ibuku biasanya.
BAB
vn
KATA TUGAS
7.1 Batasan dan Ciri - Dalam bab-bab yang terdahulu kita telah membicarakan etnpat kefas kata dalam oahaSaMandar, yakni'verba, nomina, \ldjektiva, dan adverbia. Di samping empat ;kelas itu,masih ada ,kelaskata lain yang mempunyaiciri khusus. J-enis khusus itu'dmamakan kata tugas.Kata seperti anna 'dan:; di 'di', karana 'karen a' terrnasuk dalam kelas kata .tugas.. Berbeda dengankata da:la~ ketiga kelasyang telahdibicatak:an,kata tugas hanya rnerrip~nyai f~1:i gramatikal, teiapi tidak :memiliki arti lekSikal. lni berarti bahwa arti suatu kata tugas ditentukanbukan oleh kata itusecaia 1epas, tetapi oleh kaitanriya dengan kata lain dalarn frasa atau kalimat. Jika untuknornina ~eperti boyang 'rumah' kita dapat memberikan arti berdasar kan kodrat kata itusendiri -- bangunan untuk ternpat tinggal, dan sebaga:i nya--, untuk kata tugas kita tidak dapat berbuat yang sarna. Kata tugas seperti anna 'dan' di'di' baru akan mernpunyai arti apabila dir~ngkai dengan kata lain untuk menjitdi, mislilnya, Yau anna ito 'saya dan engKau', di boyang 'di rurnah'. . Cirilain dart kata tugas~adalah bahwa hampir sernua kata tugas Udak dapat mengalarru perubaj1an ~entuk. Jikadariadjektiva rakkeq'takut'kita dapat rnengubitlInya m.enjadi parakkeq 'pertakut' mapparakkeq'mernper takuti', dari kata tugas~eperti anna 'dan'dandl 'di' kita tidakdapat nurunkan kata'lain. Beberapapengecualianadalah untuk beberapa kata-tugas seperti sabaq 'sebab',dan 'dengan' yang dapat berubah menjadi kata Jain: passabang 'penyebab' mapp{fsioZa 'menyatukan'.
me
siola
Seperti halnya daiam bahasa-bahasa lain,kat~ tugas dalam bahasa Mandar 153
154 Udak niudah terpengaruh oleh unsur asing. Dalam kelompok u tama kita mudah menerima kata asing seb~gai kata baru, misalnya telepisi 'televisi', dengan penyesuaian kaidah atau aturan bahasa Mandar. Dalam hal kata tugas, hal seperti itu jarang terjadi. Dengan kata lain, kata atugas adalah kelas kata yang tertutup. . Dengan ciri-ciri di atas dapatlah disirnpulkan bahwa kata tugas adalah kata atau gabungan kata yang tugasnya semata-mata memungkinkan kata lain berperanan dalam kalimat. 7.2 Klasifikasi Kata Tugas Berdasarkan peranannya,dal~ frasa atau kalimat, kata tugas dibagi . menjadi lima kelompok: (l)preposisi,(2) konjungsi, (3) interjeksi, (4) artikel, dan (5) partikel.
7 .2.1
Preposisi
Preposisi atau kata depan adalah kata tugas yang berfl1ngsi sebagai unsurpembentuk frasa preposisional. Preposisi terletak: di bagian awal frasa dan unsur yang mengikutinya dapat berupa nomina, adjektiva, atau verba. Dengan dernikian, dari nomina boyang 'rumah' dan adjektiva manarang 'pandai'dapat kita bentuk frasa p(eposisional di bOY{lng 'di ru,mah' dan angga manar,ang 'sampai pa~dai'. B¢rik~t adalah preposisi daliunbahasa. Manqar . I . beserta beberapa fungsinya. . .~: . ~.
siola 'dengan, bersama' di 'di, ke;' karana . .'karena.' }..
sabaq
'sebab'
menandaj hubungan kesertaan menandai hubungan tempat berada/ arah menuju suatu tempat.
men~daihubungan sebab
.
apaq 'sebab'
alma 'daripada' ang/Jamia 'sanipai dengan'
. menandai hubungan perbaridmgan
menandaihubungan batl!:s waktu.
Cofltoh preposisi rnasing:ri1asingdapat dilihatdi bawah ini.
(1) a. sioia .'dengau'
Yau Siola! i·" kamaq' maq~ppel boyaizg.. . 'sayadengan bap~k menlmggul rutflah' Saya derigan .:bap~menunggu rurnah . . . . ~
b. stoia 'bersama'
......
~:
,
Na. naungi 'akan turun ia
stoia
Jnando~q
rnandi
.. i Cabullung
iHadara
si Hadara
'bersarna si Cabullung' Hadara berslJ4l1a Cabullung akan turun mandi
155
di boyaqu. (2) a. Tallumbongimi i Sitti mottQng dill 'tiga malam sudah si Sitti bermalam di situ di rumahku' Sudah tiga malam Sitti bermalam di rurnahku. b. Paleq 'kadeppei boyanna mat' dt maslgL
'makin dekatnya !UIpalmya. dari di mesjid'
Rumahnya semakin dekat dati mesjid ..
c. I Hadara stoIa i tuanggurn mindulubomi lao
, 'si Hadara dengan si pak guru pulang lagi kepada
, dt bayanna. di rumahnya'
Hadani denganPak Guru pulang lagi ke rumahnya.,
. '
.
-
Perlu kirany~ diketahui bahwa preposisi di tidak pernah berdiri sendiri ,dan maknanya ditentukan, bukan oleh kata itu secara lepas, tetapi oleh kaitannya ,dengan kata lain yang mendahuluinya. Pada kalirnat (2a), dt bergabung dengan dio menjadi dio di yang bermakna 'di'; kalimat. (2b), dibergabung dengan mai menjadi mai di yang bermakna 'dari'; kalimat (2a), di bergabung dengan lao menjadi lao dt yang bermakna 'ke'. ' (3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Kasiasi i Kudding karana abotorang, 'miskin si Kudding karena perjudian' Kudding jatuh miskin karena perjudian. Andiangpai pole sabaq urangi. sabaq belum lagi ia datang sebab hujan'
'sebab' Ia belum datang sebab hujan. Apaq makikkima, mokai maqaW.
apaq 'sebab kikirnya tidak mau ia membelF
'sebab' Sebab kikirnya, ia tidak mau membeli. Matqdi doiqna anna doiqmu. anna ' 'banyak uangnya daripada uangmu' 'daripada~ . Lebih banyak uangnya daripada uangmu. angganna - Ueppea i diteqe angganna' madondong. 'sampai dengan' 'kutunggu ia Sekarang sampainya besok'
l:a kutunggu sekarang sarnpai .besok.
karana ---- 'karena'
--
7.2.2 Ko..yungsi , Konjungsi atau kata sambung adalah kata tugas yang menghubungkan dua klauasa atau lebih. Kata seperti anna 'dan', atau 'atau', dan muaq 'kalau' ' 'adalah konjungsi. Perhatik~ contoh kalimatyang berikut.
(8)
I Kacoq anna I Ciciqmasaemi sikottaq. 'si Kacoqdan si Ciciq lama sudah, berpacaran' Kacoq dan Clciq sudah'fuma berpacaran; ,
156
(9)
Mala
lainba diteqe
0
atau 'madoruiong.
'boleh kanlU pergi sekarang ataubesok'
Kamu boleh pergi sekarang atau besok.
(10) Japa
nameJoq maqelong muaq ditambai·
'ia hanya mau menyanyi kalau diu pah ia'
la mau menyanyi kalau diberi upah.
i
..
.
Daricontoh di atas tampak. bahwa yang dihubungkan oleh konjungsi adalah klauasa. Meskipun demikian, kita ketahui pula bahwa ada kongjungsi yag dapat menghubungkan dua •kata atau frasa. Kongjungsi seperti anna 'dan' serta atau 'atau' .di atas dapat pula membentuk frasa seperti anjoro anna loka 'kelapa dan pisang', tedong atau saping 'k,erbau atau sapi'. Jika sekarang 'kita kembaU padakelompok preposisi, makaakall kita dapati bahwa sebagian dari preposisi ada pula yang dapat b,ertindak sebagai konjungsi. Preposisi· seperti sabaq'sebab' dan karana 'karena' dapat menghubungkan kata maupun klauasa. Pada contoh (lIb) Qi bawah ini kita temukan preposisi karana . yang dapai pula bertilldak sebagai konjungsi. (11)' a.Kasiasi i:Kudding karana abo to rang. 'miskin si· Kudding karena perjudian'
Kudtiing jatuh miskin karena perjudian.
b. Kasiasi i Kudding karang maJuttiJi mequjaq.
'miskin si Kudding karena malas ia bekerja'
Kudding jatuh miskin karena ia malas bekerja.
Dari uraian di atas jelaslah bah'.Va ada kata yang mempunyai keanggotaan ganda, yakni sel5agai preposisi maupun sebagai konjungsi. Jika kata itu dipakai sebagai pembentuk frasa, maka statusnya adaIah preposisi. Jika yang dihubungkan adaIah klausa, maka statusnya berubah menjadi konjungsi. DiUhat dari perilaku sintaksis, konjungsi dibagi menjadi kelompok;, (1} konjungsi koordinatif, (2) konjuI!gsi subord~natif, (3) konjngsi korelatif dan (4) !
anna atau rapiq natatia
'dan' 'atau. 'tetapi' } 'tetapl'
->''4>
......
menandai hubungan penambahan menandai hubungan pernilihan menandai hubungari perlawanan
157
Konjungsi koordinatif agak berbeda derigan konjungsi lain'karena kon· jungsi itu. di samping menghubungkan klausa. juga dapat.menghubungkan kala. Meskipun demikian, frasa yangdihasilkan bukanlah frasa preposisisi· onal. Perha.likan yang berikut. . comoh . ".'
'-+biasai mamanaD annab}Il,Siltoi ,·'b'iasanyai:t'-inencuri dan' biasa juga ia 4itarokkung , dipenjarakan', , , 4, biasa Il!encuri, dania biasa jugadipendajarakan. anna, ~ ',rommoana (lnna tobJ~z~ n.zdqiama'nasaizgi. '" . 'kki.1aki, dan perempuanbekeIja semua ia' 'dari. , Laki·laki d,Clnperempuan bekeIja' ~~uanya. -+Tedong atau saring napake mandaqala ga/Yng.. atau 'kerbau atau sapi dipakai membajak sawah' 'atau' 'kerbauatau sapi dip3ka(membaj~k sa~ah. . -+ Jqo ndmambayari atau yau ·namambayari atau " 'ka:n~u akan. membayarnya aiau saya'akan metnbayanlya. 'atau' Karim yang membayarnya atau saya yang 'me:inbayarnya, tapiq ,-+ . ,Pabotor ,tongani I Kacoq, tripiq andiang i maccoroq. " 'penjudi ,betul ia si Kacoq ,tetapi, tidal< ia m~ncuri' 'tetap.!' ,.~e~ulKacoqpenjudi, tetaptia tidak pernah menGuri., -+Mfiioangi diqe boyange, tapiq sarupuq i tapiq 'luasia mi' rumah tetapi kotor ia'
'tetapi' Runiah im luas, tetapi kotor.
.fqierntmai .di Makka,naitia andiangpai massambayang, naitiq -+ ;datang sudah ia di Mekahtetapf belum ia bersembahyang' 'tetapi' . Ia ,sudahdatang dad Mekah, tetapi ia belum melaksanakan , sembahyang." " ' " " Malolo~diqeiiiiaqe naltia masuliq i. naitia 'bagus ia ini sarung tetapi mahalia'
'tetapi'" Saruilg inibagus, tetapi mahal..
';. ;.: }-'.
(12) anna 'dan'
C'
(13)
(14)
(15)
(l6)
(l7)
(18)
(19)
'.,
~",;'
7.2.2.2 Konjungsi Subordinatii· Konjungsi subordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan· dua klausa atau lebih dan klausa itu tidakmen:riliki status sintektisyang sarna. Salah satu dari' klausa itu merupakan anak kalimat dari kalimat induknya, Jika dilihat dari perilakusintaktls d~n sernantisnya, konjungsi subordinatif dapat dibagi menjadi delapan kelompok kecil.Berikutadalah;kelompok· kelompok konjungsi subordinatif.
158
:. sukaq 'sejak' tappana . 'sesudah,setelah' .(ambiq!angga 'sampai, hingga' watunna '(cetika, sewaktu' mananya 'sementara" 'kalau,jika' mWiq . 2. Konjungsi Subordi.ruitif Syarat
.'asal (kan)'
.:assal
1.
Kongjungsi SubordinatifWaktu . "
.
.
3. Konjungsi Subordinatif Pengandaian .
.tennaq."seandainya' cabanna 'sekiranya' .
4. Konj ungsi SuborcIiInatif TujU,aft. •. baraq
anna
'supaya, agar' 'agarsupaya'
S. Konjungsi Subordinatif, ' . Nonsesif .
mau
'walaupun, biarpun'
6.' Konjungsi Subord~atif Pemh;ipan: rarang
silteng
7. KOnj)lngsi Subordinatif Penyehil!:lan
karana
i (sabaq!nasabaq '.' aqak anna na
8. Konjungsi Subordinatif Pengakibatan
9. Konjungsi SuborOinatif
, 'seperti', sebagai'
'laksana'
'karena' 'sebab;
'karena'
'sehingga, mw'
'sehingga'
sangadinna'kecuali'
Pengecualian
'Sepetti haIn),a' derigankelompok konjungsi kodrdiIiatif,dalam kelompok . subordinatifada pula anggota'yang tennasuk dalam kelompok preposisi. Kata seperti tappana'setelah' dapatdiikuti oIeh klausa tetapi dapat pula diikuti oleh kata. Dalam hal yang pertama kata itil bertindak sebagai kon jungsi, daIam hal yang kedua sebagai preposisi. 'Bandingkan kalimat (20) dan • . ' . (21) yang berikut.
pole dim 'tidak lagipemah datangdi sini
(20) Andiammi rna
i Kaeoq si Kac.ok ,
tappana karambo boyanna.
.' '.
.
setelah jauh " rumahnya' , '.
Kacok tidak pemah lagi datang ke sini setelah rumahnya Huh.
(21) Tappana bassu, 'rneqesami . umma.n,ie; 'setelah kenyangbethentilahia makan , Setelah kenyang, berhentilah ~a makan.
159
Berikut adalah contoh keloVlpok k9njl!ngsi subordinp.tif 4engancqn tohnya masing-masing. ,
Sukaq polena mekkara narru~i. 'sejak datangnya duduk terns la'
Sejak datang, ia duduk terus.
(23) tappana 'setelah'
~
Tappana mate kinddqna ttndiammi dissang 'setelah meninggal ibunya tidak lagi diketahui lambana, 'I Kacoq. perginyasi Kacok'
~telah ibunya meninggal, tidak diketahui lagi ke mana
KaQok pergi.
(24) angga 'hingga'
~
Ueppei , diteqe lambiq madondong.
'kutunggu dia sekarang hingga besok'
Ia kutunggu sekaiangsampai besok.
(25) wattunna ~ 'ketika'
Wattuna' keccuq duana diqa nanaekea, yau 'ketika kecil masih itu anak itu saya , mappiarai. .,' memeliharanya' , ,', ' ,Ketika anak itu masm kecil, saya yang memeliharanya.
'marrau, tappasumangiq bainena. (26) mamanyai ~ Mamanyai 'sementara' :~mentl!Ia ia berbicara, tiba-tib;;tmenangis istrinya'
Serpentara ia berbicara, tiba-tiba istrinya menangis.
(27) muaq 'kalau' (28) assaI 'asal'
~
~
(29) tennaq :seandainya'
~
Piasai ,mongeq muaq missung bongi. 'biasa ia sakit "kalau keluarmalam'
Ia biasatlyasakit kalau keluar malam.
Mesama' mubenganaq assai maeoa. 'satusaja kau" berikan saya asalbagus' , Sa,t).l saja kamu becikansayaasalbagus. Masaem~q
daiq dt Mekka tennaq sugiqdaq. 'sudallliuna saya naik di Mekah seandainya kaya saya' , Sudah lama saya naik haji ke Mekah sekiranya saya kaya.
bandi cobanna ',' mupinoalii.
(30) cobanna ~ Pole 'sekiranya' , 'datang, juga ia seandainya kaupanggi! ia'
la datangjugasekiranya engkau memanggilnya.
(31) baraq 'supaya'
~
Pasiaqo peqruru baraq 'mararangoq. 'rajfu ka,mu belajarsupaya pinterkarnu'
Rajin1ah:engkau belajar supayapandaL
160
(32) anna 'supaya'
Passikola , tonganoqo anna malaq minjari
'bersekolah betul engkau supaya bisa engkau menjadi
tongguru. tuanguni'i Bersunggun-sungguhlah engkilU bersekolah supaya bisa menjadj-f\uru. . .
-+
.,
(33) mau -+ 'walaupun'
Andiangi mOloq· maqjama mau mallessor gajinna. gajinya' 'tidak ia mau bekerja walaupun ribuan Ia tidak mau bekerja walaupun ribuan gajinya.
(34) riIrang
-+
Matei .anakna anna rarammo to ·'meninggal ia anaknya sehUigga sepertilah orang .tatarrang ,gila' Anaknya meninggal, sehingga ia seperti orang gila.
-+ .
Mamorroqi matindo sitteng tedong digereq. 'mengorok ia tidur laksana kerbau disembelih' Ia tidur mengorok laksana kerbaudisembelih.
-+
Meosami. marrokoq kdrana naposarai dottor. 'berhenti lintuk ia 'merok6k' karen a dilarang dokter' Ia sudah berhenti merokok karena dilarang dokter.
'seperti'
'(35) sitteng·
'laksana' (36) karana
'karena' . (37) nasabaq
-+
'sehab' (38) apaq
-+
'sebab' . (39) anna 'supaya'
-+
-+ (40) na 'sehingga'
(41)sangadinna 'kecuali'
-+
MOflgeq sannaqi nyawananasabaq matei kindoqna. 'sakit sekali ia 'nyaw~y; s~bab mati ia ibunya' Hatinyasangat sedih sebab ibunya.meninggal. Masiga{ miinbueqapaq namaqjamai malimang-malimang 'cepat iabangun sebab' akan bekerja ia .pagi-pagi' Ia cepat bangun sebab akan bekerja pagi. Masigaq lao matindo anna membueaq malimang· . 'cepat siiya pergi tidut sehinggil bangun saya pagi inalimang pagi.
Saya cepat pergi tidur supaya bangun pagi had.
Macoai jamanna na natappaiqi punggawana. 'bagus ia pekerjaannya sehingga dipercaya ia majikannya' Pekerjaannya baik sehingga iadipercaya oleh majikannya. Maqjama nasangi . paqbanua 1angadinnaPukkali.
. 'bekerja semuanya penduduk kecuali Tuan Kadi'
Semuapend~duk bekerjakecuali Tuan Kadi.
161
7.2.2.3 Konjungsi Korelatif Konjungsi korelatif adalah konjungsiyang menghubungkan dua kata, frasa, atau klausa; dan kedua unsur itu memiliki statils sintaktisyang sarna, Konjungsikorelatif terdiri atas dua bagian yang dipisahkan oleh salahsatu kata, frasa, atau klausa yangdihubungkan. Benkut adalah contohnya:
mau .. " mau .. , 'biar' 'biar'
mau , .. , mau . .. , nauatopa
'biar' 'biar. ' demikian juga'
tania sanggaq . .. , tapiq.:. ,to'aq/toi/toqo
'tidak hanya' 'tetapi; 'juga saya/juga dia/juga kamu'
• .. atau"" must;. : . 'mesti' 'atau' damo ... , ,., duapa ... 'jangankan' 'sedangkan' .' Perhatikan contoh-contoh di bawah int
(42) 1v[au iqo, mciu bainemu, lao nasangoc 'biar kamu biar istrimu pergi semua kamu madondong di kantor. besok di kantor
Biar kamu. biar istrimu. kamu sekalian pergi besok ke kantor.
(43) Mau tomabuwemmu, mau lulluareqmu. 'nauatopa poleq ingganriana
'biar orang tuamu biar saudaramu demikian juga semuanya pallulluareammu. sio nasangi massambayang.. keluargamu sUruh.semuanya bersembahyang' . Biar oranE tuamu, biar saudararim,ctemikiqp juga semua kelyargamu, surull semuanya bersembahyang. .. . .
tapimau yau manarang toaq. (44) Tania sanggaq iqo manarang, 'tidak hanya kamu pandai. tetapibiar saya' pintar Juga saya' Tidak hanya engkau yang pandai, tetapisaya pun pandai juga. atau makao,. musti utallaqo. (45) Meloqo 'mau kamu atau tidak mau kamu mesti kutalakkamu' . Kamu mau atau kam4 tidak maU pash saya'menalak engkau. (45) Dama nakanambo. kadeooaq duara andiammi nalambiq. 'jangankan jauh dekat sedangkan' tidak sudah ia capai.' Jangankan yangjauh;sedangkan yangdekatpun sudah tidak dapat dijang kau'
162
7.2.2.4 Konjungsi Antaikalimat B~,rbeda dengan konjungsi i:Jj atas, konjungsi antarkalimat menghubung kan s,atp kalimat dengan kalimat yang lain. Karena itu, konjungsi macam itu selalu,In.emulai satu kalimat yang baru dan tentu saja huruf pertamanya ditulis dengan huruf kapital. Berikut adalah konjungsi antarkalimat.
1. mau nauna diqa 'meskipun demikian
menyatakan kesediaan untuk melakukan . , sesuatu yang berbeda atau pun bertentangan dengan yang dinyatakan pada kalimat sebelumnya.
2. purlii" diqo 'sesudah itu'
: : menyatakan kelanjutan. dan peristiwa atau : keadaan pada kalimat sebelumnya.
3. dilaenna poleq 'selain itu'
menyatakan adanya hal, peristiwa atau keadaan lain di luardari yang dinyatakan sebelumnya .
4. lyakkepa
'malahan, bahkan' 5, sitongang-to nganna 'sesungguhnya'
6. tapiq 'tetapi, akan tetapi'
. menguatkan keadaan yang dinyatakan se· . belumnya. menyatakan keadaan yang sebenarnya : menyatakan pertentangan dengan keadaan 'sebelumnya.
Berikut ini adalah contohpernakaian konjungsi di atas. (47) a. 1. Andiangaq mesanganaq i Ali.
'tidak saya berfarnili si. Ali' Saya tidak berfamili dengan Ali. 2. Andiangaq namappagenggei. . 'tidak saya akan menipunya'
Saya tidak akan meriipunya.
b. L Andumgaq mesanganaq iAli. 'tidak saya berfarnili .si Ali'
Saya tidak berfarnili ;dengan Ali..
2. Mau ' nauwa diqo. andiangaq namappagenggei. 'meskipundemikian itu tidak saya akan menipunya' Meskipun demikian, sayatidak akan menipunya. (48) a. L Meraui deiqlao di kamaqna. 'memin ta ia uang kepada di bapaknya'
. Ia meminta uang pada bapaknya.
163.
2. Laomi di toko maobalanja. 'pergilah iii ke tokoberbe1anja' Pergi1ah ia ke toko berbe1anja. b. 1. Meraui doiq lao di kamaqna. 'memintaia uang kepada di bapaknya' Ia meminta uang pada bapaknya. 2. Puiai diqo, laomi di toko maqbalanja. 'sudah itu pergilah ia ke toko berbelanja' SesJ,ldah itu, ia pergi berbelanja ke toko; -- (49)a. 1. Maiqdi ponna anjorona' i Kacoq. 'banyak 'pohon ke1apanya si Kacok' Kacok banyak pohon kelapanya. 2. Maqappinnai}oi kaiobang maioang. 'mempunyai ia juga ia einpang 1uas' Ia juga mempuilyai empang yang 1uas. b. 1. Maiqdi ponna anjorona i Kacoq.
'banyak pohonnya ke1apanya si Kacok'
Kacok banyak pohon ke1apanya;
2. Dilainnae poieq, miiwappunnai toi kaiobang maiong. 'di 1ainnya juga mempunyai ia juga ia empang 1uas' Selain itu, iajuga mempunyai empang yang luas. (50) a. 1. Andiangi me/oq i Kudding mappeqirrangi
'tidak ia mau si Kudding mendengarkan
pappatudunna tomabuwenna. nasihatnya orangtuanya'
Kudding tidak mau memdengarkan nasihat orang tuanya.
2. Meioqi nebali-bali tomabuwenna. 'mau ia ailawan orang tuanya' Ia mau melawan orang tuanYa. b. 1. Andiangi meioq i Kudding mappeqirrangi 'tidak ia mau si Kudding men~engarkan pappatudunna tomabuwenna. nasihatnya orang tuanya'
Kudding tidak nlau mendengarkan nasihat orang tuanya .
.2.1yakkepa, meioqi nabali-bali tomabuwenl'!'l' 'bahkan mauia dilawan orang tuanya' Bahkan, ia mau me1awan orang tuanya.
·, 64
waUunna
(51) a. 1. Maeqdi sallneqi sussa naoloi 'banyak sekali ia susah dihadapinya Waktimya
napessarang bainena. menceraikan isuinya'
Sangat banyak kesulitan yang dihadapinya' pada waktu ia men·
cerajkan istrinya,
2. Sussa diqo' pura memammi napiktrri laqhi dioZo. 'sudah itu sudahmemanglah ia pikirkan lebih dahulu' Kesulitan itu sudah dipikirkarmya lebih dahulu. b. 1. Maeqdi san1U1lji sussa naoioi wattunna napessarang 'banyak sekali ia susah dihadapinya waktunya'menceraikan
bainena. istrinya' . Sangat banyak kesulitan yang dihadapinya pada waktU ia mencerai kan istrinya.
2. Sitongang-tonganna, sussa diqo pura
memammi 'sebenar-benarnya, susah itu sudah memanglah napikirri laqbi dialo. ia pikirkan lebih dallulu'
Sesungguhnya, kesulitan itu sudall dipikirkannya lebih dahulu.
(52) a. 1. Mammulami amang banua. 'sudah mulai aman kampung' Kampung sudah mulai aman.· 2. Parallui tau simata' majaga. 'perlu kita se1a1u waspada'
Kita perlu se1a1u waspada.'
b. 1. Mammulami amang banua.
'sudah mu1ai aman kilmpung'
Kampung sudah mulai aman.
2. Tapi parallui tau simata majaga. 'tetapi perlu kita se1alu waspada'
Akan tetapi, kita pe:-lu selalu waspada.
Dari uraian mengenai pelbagai konjungsi di atas dapat kita simpulkan hal yang berikut. 1. Konjungsi koordinatif menggabungkan kata atall klausa yang setara. Kalimat yang dibentuk dengan cara itu dinamakan kalimat majemuk setara.
165 2. Konjungsi subordin~tif l11embentuk anak kalimat. Dengan penggabungan klausa itu denganklaiisa induk menghasilkan kalimat majemuk ber tingkat. . .'. , . , ' ,
,
".
3. Konjungsi korelatif dapat membentukfrasa' dan kiili~at. Unsur frasa yang dibentuk dengan konjungsi itu memiliki status sintaktis yang sarna'. Apabila konjungsi itu membentuk kalimat, maka kalimatriya agakrumit dan bervariasi wujudnya. Ada kalanya terbentuk kalimatmajeinuk'setara, a.da pula yang bertingkat. Bahkan, dapat terbentuk pula kalimat yang mempunyai dua subjek dengan satu predikat. 4. Konjungsi antarkalimat merangkaikanduakaliniat, tetapi masing-masing merupakan kalimat sendiri-gendiri. 7.3. Interjdtsi Interjeksi atau kata seI¥ adalah kata tugas yang mengungkapkan rasa hati manusia. Untuk memperktiat rasa, hati, sedili, he ran , jijik, orang memakai kata tertentu di samping kalimat yang'rnerigai:ldung makna pokok yang dimaksud. Untuk menyatakan:betapa saldtnyaike'palakita,misaInya, kita tidak hanya berkata, "Mongeqi u/uqu':'Sakitkepalaku',tetapi kita awali' dengan kalimat seru adede 'aduh' yang mei1gungkapkanperasaankita; Dengan demikian kalimat Adede; mongeq sannaqi uluqu, 'Aduh,sakit sekali kepalaku " tidak hanya menyatakan fakta, tetapi juga rasa hati pembicara. interjeksi yang biasa dipakai dalam bahasa Mandar adalah pueq, ah, astaga, adede, insaqalla, todiq, 0, [aqila, wa,jllgao, yaaia..Berikut iniadalah contoh· contoh pemakaiannya masing·masing. (53) Pueq,inggana tappaq oloq-eloq pappogauammu. 'cis, persis macam binatang perbuatanmu' Cis, perbuatanmu sepertibinatang..
(54) Ah, pole' .bodami mirtiU· barras. 'ah, datang lag! ia . merninta beras'
Ah, datang lag! ia merninta beras.
palakangiqo" malai.. (55) Astaga, andiang topao 'astaga, belum juga engkau rupanya engkau pulang' Astaga, engkau rupanya juga belum pulang. . , (56) Adede, mongeq sannaqi u/uqu. 'aduh, sakit sekali kepalaku' Aduh, sakit sekali kepalaku. (57) Insa Alla, uhaderi undangammu lu/luareq. 'insya Allah, kuhadiriundanganmu saudara' Insya Allah, .akansaya hadin undangan: Saudiua.
166
keccuq dlJ(J mfuyaq makarras dami. (58) '{ogiq. 'kasihan, keeil masih bekerja keras sudah ia' Kasihan, masih keeil sudah bekerja keras. _,,1
(59) ().
Aacoq. maio
,diofoq.
Kacoq. keinari ellgkau dahulu' IlaiKaco« ketiiari dahuJu': lilal'
(60) LaqiJa, inggananqurang. 'wah, rupanya akan, hujan' Wah, ruPllnya hari akan hujan, (61) Wa, manarang tonganoqo manetteq. :wah, pandai benar engkau menenun' Wah, sungguh pandai engkau menenun.
Hadara,
(62) Jagao mupamOngeq poleq nyawau.· 'awas kau Hadara, kau sakiti lag! jiwaku' Awas kau ,Hadara, hatiku, t~lah kausakiti. (63) Ya, AlIa, aqdappanga71J.todiq dpsau. 'ya Allah,. ampunilahkasihandosaku' Ya Allah. ampunilah dosa saya. 7.4 Artikel . , Artikel adalah kata tugas hng dipakai di depan kata nama non1ina: (1) nama orang, (2) nama yang :berkaitan dengan p.ekeIjru,m dan kedudukan, dan (3) nama manusia dan binatang unik. 7.4.1 Nama Orang Artikel yang dipakai di depan nama brang adalah artikeJ i. Artikel i dipakai di depan nama orang, baik laki-Iaki maupun perempuan." Contoh:
(64) a. laki-laki
i i .i i i
Kuddi.r).g Subbiq
Kaco ' Lama Haji Amir
b. perempuan: i Hadara
iMurni
i Cicciq
i'Saleha
i Patima.
167 7.4 2 Nama yang Berkaitan dengan PekeIjaan Artikel yang iiipakai di depan nama ~ang berkaitan dengan pekerjaan . adalah artikel puaq. Contohnya adalah yang berikut ini. (65) Puakkali
.;,-
kali 'kadi' (hakim, terutama yangmengadili per
kara yang Puangimang
+-
bersangJ....lIt~paut
dengan agama ,Islam).
. imang 'imam' (pemimpin •~a1am tirusan' yang
bersangkut-paut dengan agamaIs]am)... Puakkatteq
+-
Puabbilal
+
katteq' 'khatib' (pegawai masjid yangmempunyai . ; ;tugaspokokmembacakhotbah) bilal 'bila1' (pegawai masjid yang mempunyai
tugas pokok melakukanazan) Puassando >1'
.+-.
Puanggunl
+
,sa~ldQ
'd,ulqm' (o.rang Yang mengobati~t,au memo . .' .' .
',heri jampJ-]ampi./ .
. '
".'
.'1'
.
""..
.:
'."
'Iebai' (pegawai masjid yang men gurus suaiu pekerjaan yang bertalian agama Islam)
. guru
7.4.3 Nama Manusia dan Binatang Unik Artikel yang dipakii'di depannamamanusia danbinatang Unik adalah . . ,.' . artikel puq dan la puq. B~in;:lIt adaIah'c6Iitol'lli'Ya. .... ." (66) a. manusia cangngo gengge kasiasi tau
'dungu' >.: puccafJgngo . -+ 'nakaI' '. punggengge, , -+ " pukkasjasi 'miskin' ~IJ -+ 'orang' puttau
la puccang1J.lto .. fa punggengge fa pukkasiasi lqputtau
b, binatang '.... '.' . kafapung 'kura-kura'; pukkafap~ng-+ la pukkaZapung pulandoq 'pelanduk': pullandoq -+ fa pulfandoq jonga'rusa' : : pujjonga. .:... .. lapujjonga posa"kucing'; puppdsa . -+ la pupposa
Berikut adalah bebenipa cort toh dad keloinpok masing·masing. i Kudding dionging. 'tenggelam ia si Ku dding kemarin' Kudding tehggelam kemariri.
(67) Talfangi
(68) Nanaungi. mfJ!zdoeq i ·Hadara.. · . 'akan turunia mandi.si Hadara' . Hadara akan turon mandi.
168 (69) 31adondongdiang tolikka dio di boyanna , 'besok ada orang nikah di situ di rumahnya Pukkali Tuan Kadi' Besok ada orang kawin di rumah tuan kadi. (70) Meqapao Puccangngo, lambao yaqarega 'bagaimana engkau Puccangngo pergi kamu atau
. mottongoqd? i tinggal kam u ' . . ... .. . . Bagaimana Puccangngo, apakah engkau pergi atau tinggal?
7.5 Partikel: -di, -da. ·1119 KeloI11pok katatllgas yangterakhir sebenarnyaberupa klitika,karena selalu dilekatkan pada kata yang mendahiiluinya. Ada lima partikel, yakni ·di, -da, ·mo. 7.5.1 Partikel
·di
Partikel ·di adlilah partikel yang dipakai dalam 4limat tanya. Bentuknya tidak berubah dalarri pemakaiiln, baik untuk pmona pertama maupun untuk persona kedua dan persona ketiga. ; persona pertama
persona kedua
persona ketiga
(71) Yaudi
i lli1peroa Paq Camaq? 'sayakah ; dipanggil Pak Carnat' · Sayakah)fang dipanggil pak Camat.
I
. (72) [qodi maqeppei boyang? 'kamukiilii menunggui rumah' · Kamukah'menunggui rumah?
(73) [adi nananu Pulle? · 'diakah akan dipukul siPulle' · Diakah yang akan dipkul si Pulle? .
7.5.2 Partikel -da Partikel-da adalah partikei yang dipakai dalam kalimat tanya yang ber makna sudah. Dalam kaitannya dengan pelaku (pronomina persona), partikel ;;fa mengalami peru bahan, yaitm -damaq untuk persona pertama; -damoqo untuk persona kedua; -dami untuk persona ketiga. Perhatikan contoh yang berikut.
169
(74) -damaq
-+Puratiamaq ummande anna mane pole Umar? 'sudahkah saya makan dan baru datang si Vmar?' Sudah makankah saya baru Umar datang?
(75) -damoqo -+
(76) -dami
-+
PoZedamoqo maqjama? 'datangkah sudah kamu bekerja' Sudah datangkah kamu bekerja? Cappuqdami doiqmu anna andiang mualli 'habis sudahkah ia uangn1u sehingga tidak kamu beli diqo galungo? ·itii ·sawah' Sudah habiskah uangmu sehingga sawah itu tidak kamu be
ll? 7.5.3 Part.ikel ·mo Partikel ~modipakai dalam kalimatberita. Bentuknya tidak berubah, baik untuk per$Onapertlima, maupun untuk per$ona kedua atau persona ketiga: Mama partikel· -rno· adalah untuk memberi .. tegasan yang· sedikit keras. Contoh: persona pertama
(77) Yaumo kandiqna i Puaq Kacoq 'sayalah adiknya si Puak Kacok' Sayalah adiknya Puak Kacok ..
persona kedua.
(78) iqomo barrisna· Haji Sanusi. :kamulah warisnya Haji Sanusi' KamuJa:h ahli waris Haji Sanusi.
persona ketiga
(79) lama kamaqna i Bahar. 'dialah bapaknya siBahat.' . DiaIah bapaknyaBahar.
BAD VIIi
KALIMAT DAN BAGIAN-BAGIANNYA
8.1 BatllSanKalimat Batasan atau pengertian mengenai kalimat sudah banyak .dikemukakan oleh para ~, terutama ahlibaltasa. Ada yang mengemukakari,.kalimat adalah untaian (rap.~an} kaci.ka,taatau kelompokkatayang tidak me ~~ki~h\lbunglUl. dengan. kata laih' atau kelompok kata lain .di hiar dan mem· punyai kesatuan iritonasi yang ber¢.ulat. Setiap. untaian kata atliiikelOInpok kata yang mempunyai hubungan dengan kata atau' kelompok kata di luarnya yang udak memiliki kesatuan int~>na:si yang berdaulattidak termasuk kategori kalimat. BentukSl'pel'ti, '
(l)Apag
mongeq i.'karena saKit ia'
.Karena ia sakit,
Jika dilihat dan segi keterikataimya atau kebebasannya maka jelas bentuk . ini(dalam bahasa Manchu) masih roempunyai hubllngan keterikatan erat dengan unsur ·lairi (If luarnya. Di samping' itu,bentuk tidak memiliki kesatuan intonasiyang berdaulat. J)engan demikianbentuk tersebut belum (mayor). . . . . . . dapatberkedudukan Sl'bagaisuatu
mi
kallmal
Bentukapaqmongeq i dapat bersubordiriasi padabentuk kalimat seperti: Andiang i /amba massikola. 'tidak ia pergi bersekolah'
Ia tidak pergi bersekolah.
menjadi kalimat,
(2)
. (2a) Andiang i /ambo ma$sikola apaq mongeq i. 'tidak iii pergi bersekolah karena sakit hi' Ja tidak pergi bersekolah brena ia sakit.· .
170
171 Bentuk apug mongeg i hanya merupakan ba:hagian kalimat (2a) dan tidak dapat berdiri sendii'i sebagai suatu kelimat. Ada pula yang mengemukakan bahwa kalimat adalah u~tai berstruktur dati kata·kata (Samsuri, 1982:54). Untai kata atau kelompok kata ber· struktur yang bermakna yang dapat diterima baik oleh pemabn bahasa tertentu. Mengingat adakalanya terdapat untai kata atau kelompok kata yang tidak bermakna; . Bentuk seperti,
(3) 1 Badu mangaraiq .baju. 'si Bagu menJahitbaju', . ,
Badu menjahit baju, memiliki untai kata berstruktur (tertentu) yaitu: 1 Badu I mangaraig I baju .
.Selain itu, bentuk ini mempunyai makna gramatfkaJ.. Akan tetapi, untaian kata:'kata atau kelompok kita seperti: i baju mangaraiq. (3a) Badu 'Badu. si baju menjahit.' (3b) Bayu mangaraiq Badu i 'Baju menjahit Badu si';
tidak memiliki untaian kata atau kelompok kata yang' berstruktur dan tidak mengandung makna gramatikal.Oleh sebab itu, berituk (3a) dan (3b) tidak . termasuk kategori ka:1imaL .' . ' . SelanjutIiya, ada yang mengemtikakan bahwa ka:1imat adaJ.3h bagian terkecU ujaran at.au teks(wacana) yang mengungkapkan pikiran yang utuh secara ketatabahasaan (Anton M. Moeliono at. al. 1988). Ka:1imat dalam bentuk lisan diiringi· oleh alunan titik nada, disela oleh jeda, diakhiri oleh intonasi selesai, dan diikuti oleh kesenyapan yang memustahUkan adanya perpaduan atau asimilasibunyi. Akan tetapi, kalimat dalam bentuk tulisan yang menggunakan huruf Latin dimulai denganhuruf besar atau huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik, tanda tanya, atau tanda seru; dan sementara itu diSertakan puladi dalartmya berbagai'tanda bacli yang berupa spasi, koma, titik koma, atau titik dua. ." .
8.1.1 Pengenaian Ka:1imat Kalimat sebagai bagian terkecil ujaran dapatberstatus sebagai satuah dasar suatu wac ana atau paragraf. Wacana atau paragraf (hanya:) dapat ter· bentuk apabila ada kalimat tersusun berurutan berdasarkan kaidah kewacaan. Dengan demikian, pengenalan ka:1ima:t secara saksama seyogianya bertolak dati awal setiap wacana atau paragraf. Oleh karena pada perinSipnya, bagian
172 awal suatu wacana at au paragraf merupakan satu satuan kebahasaan. Satuan kebahasaari itu dapat-dikategorikan sebagai kalimat karena dapat memenuhi kriteria suatu kalimat. . Misalnya wacana: (cli bawah
fui)..
Diang mesa tommuane tallu bainena. Digo wattup na "mamba i sumombal. /'fapatuleq nasammi bainena, ''Apa na diallianogo muaq diang dalleq "di lambatta?"· " Dilihat dari segi hal pemenggalan dapat dinyatakan bahwa pernyataan: Diang mesa tommuane tallu bainena adalah kalimat karena meI"Upakan bagian anak alinea yang diakhirj oleh intonasi selesai dan diikuti oleh ke· senyapan. 8.1.2 Bagian·Bagian Kalimat ApabiJa kita mengamati kalimat akan tampak bagian·bagiannya yang berbeda. Ada bagian yang biasa muncul yang tidak dapat dihilarigkan, ada bagian yang dapat dihilangkan dengan menghasilkan konstruksi yang tetap berupa kalimat dan tidak mengubah hubungansemantis antara bagiannya, dan ada yang tidak pernah muncul pada jenis kaIjmat tertentu. 8.1.2.1 Bagian Inti dan Bukan Inti .Apabila dilihat dari segi bentuk smtaksisnya, kalimat terdiri atas bagian inti dan bagian bukan inti. Pembagian ini didasarkan padastatusnya sebagai unsur pembentuk l
(4) Mappakeqdeg i boyang diang di Tinambung. 'Mendirikania rumah di'bawah eli Tinambung' fa mendirikan mmah di Tinambung,' terdiri atas empat bagiari yaitu mappakeqdeg, i, boyang, dan diong di Tinambzmg.Bagian yangtidaJ( dap"at dihilangkan adalahmappakeqdeg, i. 'qan boyang, sedangkan diang di Tinam· bungdapatdihilangkan: Oleh sebab itu, kalimat (4) dapat merijadi, (5)
i boyang. ':\lendirikan ia rumah.' la mendirikan rumah.
~YIappakeqdeg
A.kan tetapi, kalimat (4) tidak dapat m!)njadi; t6) JIf1jJpakeqdeg boyang diong di Tinarnbung. 'Mendirikan ruman di Tinambung7 '
(7) Mappakeqdeg i· didng di Tinambung. . 'Mencllrikan ia di ." . Tinambung.' Ia mendirikan di Tinamhung. Jadi, bagian yang merupakan inti kalimat(4) adalahmappakeqdeg i boyang, sed.angkan bagian yang bukan inti ildaJah. cliongdlTinambung.
8.1.2.2 Bagian Inti dan Konstituen Apabila kita perhatikan kalimat,
(8) I Ali mappiara manuq dio di uma 'Si Ali memelihara ayam di kebun' Ali meinelihara.ayam di kebun, tampakadadua bagian yangrnem· bentuknya. Kedua bagian itu adalah:i Allmappiara miznuq dan dio diuma. Bagian i Ali mttppiara' manuq termasuk b~gian inti, dan' bagian dio di uma terrnasuk bagian bukan inti. Bagili.u uiti kafunaOni (8) merupakan satu kesatuan yang.terdiri atas kata atau kelompok kata. Kata atau kelompo~ l
r
I
I
Ali
,mappiara'i
manuq
konstituen
konstituen
i
konstituen
~
Bagian buka.nillti o·
• dio dL .• uma,
!
.. konstituert
Kalimat seperti, (9) I Baqu merzarang i Si Badu' . pintar ia
'Badu pintar', terdiriatas satu bagian intL Bagian inti itu terdiri pula. atas dua kesatuan yang menipakan konstituen. Oleh sebab itu,kalimat {'9) dapat didiagramkan sebagai berikut. .. . Bagian inti Ali lkonstituen l
menarang · !konstitu~n
S.2 Ragian Inti Beserta Konstituennya Konstituen·konstituen yang membentuk kalimat inti (bahsa :\landar) adalah salah. satu di antaranya yang memeg~g peranan yang lebih hesar .
.174 daripada yang lain. Konstituen yang memegang peranan lebih besar itu seolah olah menentukan kemunculan konstituen-konstituen lain dalam kalimat bersangkutan. Konstituen yang memiliki· peranan lebih itu disebut pusat dan konstituen lain yang wajib hadir dalam kalirnat disebut pendamping. Kalimilt .memakaiverba rnaka yang menjadi pusat adalah verba, sedangkan konstituen lainnya sebagai pendilmping. Konstituen pendamping dapat berupa nomina. kalimat seperti,
(10) Diqo tauq maqalli boyang. , 'Itu orang membeli rumah' (Orang itu membeli rumah), terdiri atas tiga konstituen yaitu dioq tauq, maqalli, clan boyang, Konstituen yang menjadi pusat kalimat ini adalah· maqalli. Konstituen pu~atmaqalli menuntut kehadiran dua konstituen . pendaIDping yaitu fjiqo tauq.dan boyang. 8.2.1 Fungsi . . .. Kata atau frasa dalamkalirnatmemiliki fungsi yang mengaitkannya dengan kata atau frasa lain. F~ngsi yang ditniliki oleh kata atau frasa itu secara sintaksis berkaitan dengan kata atau frasa lain dalam kalimat. Frasa nomina seperti i Ali 'Si Ali' dapat berfungsi sebagai subjek atau objek dalam kalimat. Halitubergantung pada pemakaiannya dalam :kalimat. Misalnya da.lam..kaJimat (11) dapat.berfungsung seba~berikut.
(11) I Ali masSaka manuq. 'Si Ali menangkap ayam' Ali menangkap ayam. Konstituen i Ali terrnasuk kategori frasa nominal yang berfungsi sebagai subjek.Akan tetapi, frasa nominal i Ali dalam kalimat (12) berfungsi sebagai objek.
(12) I kanneq maqatang ( i Ali. 'Si nenek memukul ia si Ali' Nenek memukul Ali. Konstituen i Ali berfungsi sebagai objek. Di samping kata atau frasa berfungsi sebagai subjek dan objek, juga dapat berfungsi sebagai predikat.· Selanjutnya, konstituen massaka 'mernangkap' pada kalimat (11) dan konstituen maqatang i pada kalimat (12) tennasuk kategori frasa verbal yang berupa verba massaka dan frasa verbalmaqatang i. Verba massaka (11) dan frasa verbal rnaqatang (12) masing-rnasing berfungsi sebagai pre dikat, .
170
.
'Di samping kata ataufrasa berfungsisebagai subjek. predikat,dan objek; juga ada yang dapat berfungsi sebagai pelengkap dan keterangan. .. . Misalnya kalirnat: (13). I kinggo mawalliangi i Bizdu 'suraq' pegguruangdionging• . 'Si Ibumembe1ib.n siBadu bukupel~aran kemarin" Ibu niembelikan Badu buku baeaan kemarin.
Ka.linUI.t (13) terdiri a~as konstituen i.kindo, mawalliangi, .i Badu, suraq peggUruang, dan .dionging, konstituan i kindogternlllsuk kategorl [rasa no~ mina yang berfungsi sebagaisJJbjek~ konstitU4n magalliangi termasuk kategori frasa verbal yang berfungsi sebagaipredikat, konstituan i Badu iermasuk . kaiegori frasa nominal Yang berfungsisebagai objek, kOnsitilensuraq peg guruang termasuk kaiegort frasa nominal yang berfungsi sebagm peieilgkap~ dan konstituen diongingtermasuk kategori' frasa noniinal(berupa yang' nomina) berfungsi sebagai keterangan; .
.
.
,
Kata atau' frasa selain dapat berfungsi sebagai su bjek, predikat, objek,
pelengkap, ·dlll1 keterangan, juga dapat. berfungsi sebagai koordinat'or, subor~
dinator, dan atribu tif. Kata yang dapatberfungsi sebag;:ti koordinator, baik
dalam tataran frasa, maupun daIam tataran kalimat seperti anna 'dan',yareka
'atau', tapiq 'tetapi'. " .
Misalnya: . (14a) Anjoro nabaluang' i Ali.
'Kempa dijual si Ali.
Kelapa dijual AlL
(l4b) Loka nabalUang i Ali.
'Pisang dijual si Ali'
Pisang dijualAli.
Kalimat (14a) dan (14b)dapat digabung menjadi sebua.h kalimat muk dengan meriggunakankataanna sebagaikoordinator. Misalnya:
. , .
maje~
~
(14) Anjoro anna loka ; rtabaluang i Ali.
'Kelapadan pisa.ng dijulll . si Ali'
Kelapa danpisang,dijual Ali.
Kata.kata yang dapat berfimgsi sebllgai subordinator. dillam ta:taran . kalimat seperti muaq 'kalau',karana'karena',sabaq 'sebab\ danapaq:'sebab'. Misa.{nya: (15a) Anditing i pole. madondong.
'Tidak ia' datang besok'
fa tidak datang beSok.
176
(15b) Kadakeq i otona. Rusak ia otonya' Otonya rusak. Kalimat (15a) dan (15b) dapat digabung menjadisebuah kalimat maje~ muk bertingkat dengan· menggunakan kata karana 'karena' sebagai subor dinator sebagai beriKu t . (15c) Andiang i . pole· rnadoridong karana kadakeq i otona. . , Tidak . ia daiang besok : karena rusak ia otonya' la tidakdatang besok kanina citonya rusak.
Selanjut~ya,. dalam. tatarani frasa endosen!riksepert~ (16) rnakU:k~ sannaq :kikir sekali', kata makik.kir 'kikir' berfungsi sebagal pusat atau mtl, sedangkan kata Sarmaq 'sekali' berfungsi sebagai atributif. Contoh lain:
(17) diga· rnalolo
'ini cantik'
cantik ini.
(16) bau basi 'ikan busuk'
ikan busuk.
(19) rnasiaq toi 'raj in juga'
raj in juga
(20) rnapia sanrnaq toi. 'baik sekali juga'
baik sekali juga.
8.3 Pembagian Kalimat· Kalimat dalam bahasa Mandar dapat dibagi menurut bentuk dan makna nya. Dilihat dari segi bentuknya kalimat dibedakan atas kalimat tunggal dan kalimat majemuk. Apabila berdasarkan pada jenis unsur fungsi pembentuk predikatnya, kalimat tunggal dapat dibagi atas kalimat tunggal berpredikat nomina ataU_ frasa nominal, verba atau [rasa verbal, adjektiva atau {rasa adjektival, numeralia atau frasa nl,lmenil, dan frasa preposisional .. Kalimat majemuk dapat dibagi· atas kalimat majemuk setara dan kalimatmajemuk beningkat. Apabila kalimat dilihat dari segi maknanya, kaimat dapat dibagi atas kalimat berita, kalimat perintah, kalimat tanya, kalimat seru, dan kalimat emfatik. . .
177
8.3.1 Kalimat Tunggal Kalimat tunggal adaIah kalimat yang terdiri atas satu klausa. Konstituen untuk setiap kalimat seperti subjek dan predikat hanya satu sebagai inti: Akan tetapi, dalam jalimat tunggal tertentu adal<:alanya semua Unsur inti diperlukan. Di sam ping unsur inti, juga dalam kaUmat tunggal dapat muncul unsur bukan inti seperti keterangan waktu, tempat, dan sebagainya. Kali:rnat tunggal yang terdiri atas unsur inti sebagai berikut ..'
(21) I Ali matindo i. 'Si Ali tidur ia' Ali tidur. (22) I kindo mangaraiq i baju. 'Si ibu menjahit ia baju' Ibu menjahit baju. (23) [Saling magaiangang kandiona. Iipaq. 'Si Salim mengambilkan adiknya sarung ,
Salim mengambiIkan adiknya sarung.. .'
(24) Mappakeqdeq i boyang diong . di Tinambung. 'Mendirikan ia rumal1 di di Tinambung' Ia mendirikan rumah' di Tinambung. Kalimat (21) terdiri alas konstituen i Ali dan matindoi; kalimat (22) terdiri atas konstituen i kindo, maqalliangi, dan baju; kalimat (23) terdiri atas konstituen i Saling, maqalangang, kandiqna, dan lipaq. Konstituen i Ali dan matindoi: kalirnat (11) masing-masing berfungsisebagaisubjek dan predikat; konstituen i kindo, mangaraiqj"dan baju padakalimat (22) masing masing berfungsi sebagai subjek, predikat, dan objek; dan konstituen i Salirlg, magaiangang,' kandiq1j.a, dan lipaq pada kalimat (13) masing-masing berfungsi sebagai subjek~ predikat, objek, dan pelengkap. Kesemua konstituen yang membentuk kalirnat (21), (22), dan (23) termasuk unsur inti kalimat. Sebab itu, kehadirannya .dalam. kalimat itu bersifat wajib. Berbedahalnya konstituen yang membentuk: 'kaUmat(24), Yang terdiri atas ko.nstituen mappakegdeg, i; boYflng, dan diongdi Tinambung.. Konstituen.konstituennya masing·masing berfungsi sebal5lri predikat: subjek, objek, dan keterangan. Kalimat (24) terdiri atas unsur inti yaitu predikat, subjek, objek, dan unsur bukan inti yaitu keterangan (yang menyatakan tempat). Contoh lain:
(25) lv/aqa'nda i bau i Badu. 'Makan ia ikan si Badu' Badu rnakan ikan.
178
(26) Kapaia sikola mattuttuq drop nanaqeke o.
'Kepala sekolah memukul itu. anak jtu'
K,epala sekolah memukul an~k itu ..
(17) Pellamba.o naung di Til1(1mbung. 'Beljalan engkau turuIl k~ Tinambung' Berangkatlahengkauke ,Tinambung. Kalimat tunggal dalam bahasa M;mdar berdasarkall J-.ategori unsur yang berfungsi sebagai predika:tdapat dibedakan atas kallmat 'tunggal berpredikat nomina atau frasa nominal, verba atau frasa verbal, adjektiva.atau frasa adjek tival, numeralia atau frasa numeral, dan frasa preposisionaI Halitu· diurai kan sebagai berikut. i.
KaUmat tunggal berpredikat nomina
.
~
. .' ~
Kalimat tunggal (dalam bahasa Mandar) ada yang ptedikatnyadibentllk oleh nomina atau frasa nominal. Kotrlbiilasi antararioirilnaatau-frasa,nominiU kedua dapat menghasilkan seb'uah kalimattunggaldengan ketent'lian syarat untuk subjek dan predikat terpem.\ru. ' MisaJnya:
(28) Anaq drop padanggang i. 'Anak itu pedagang ia'
Ariak itli pedagang.
(29) Muanena·· tomakikkirsannaq. 'Suamiriya orangkikir sekali' Suamin ya ';orang yangSanga t' kikir. .' . Subjek kalimat (26) idim (29)rnasmg-masing aiiaq 4igo dan muanella. Konstituim yang beifungsi predikit . adalah padanggang dan tomakikkir
satmag: 'PenJa'jm-an-nomiria ata:u fnisa nomma! dengan nomiiiaatau frasa nominal lainnya tidak·selalu· dapatinembentukkalimat. Urutan nomina atau fraSa ribmfual dalam konstrukSiberiktittidak membentuk sebiJah kali:rnat. (30)' Anaq
. pctdcinggang digo. pedagang itu. Urutan nomina anaq dan padanggang digo tidak merupakan sebuah kalimat karena tidak terdapat' suatu pemisah yang wajar di antara bagian-. bagiannya. Dengan demikian urutan nomina itu hanya dapat membentuk sebuah frasa nominal dengan konstituen ana£['padanggal1g dan digo. Anak
1.79 Contoh lain: (31) Muanena posasiq i 'Suamianya nelayan dia'
Suamianya nelayan.
(32) I Ali diqo kandiona i Kaco.· 'Si Ali itu adiknya 5i Kaco'
Ali adik Kaco.
(33) Tau diqo anaqna daqdua. :Orang : ituanaknya dua' .
Orang itu duaanakilya.
b.
Kalimat tunggal berpredikat adjektiva
Adjektiva atau frasa adjektival dapat berfung5i sebagai predikat dalam kalimat. Kalimat yang berpredikat adjektiva atau frasa adjektival biasadisebut kalimat statif. Misalnya: (34) I Nurmi malolo i. 'Si Nurmi cantik dia'
Nurmi cantik.
Kalimat (34) ·terdiri atas konstituen i Nurmi dan maioloi. Konstituen . i Nurmi termasuk kategori frasa nominal dan konstituen maioloi termasuk kategori frasa adjektivaL Konstituen i Nurmi berfungsi sebagai subjek disusul olehkonstituen inaloloi berfungsi sebagai predikat. Contoh lain: (35) Buiu diqo serupuq i.
'Baju itu kotoria'
Baju itu kotor.
(36) I Badu manarangsannaq i. 'SiBadu pintar . se.kali ia'
Badu sangat piniar.
Kalimat stat if dapat diingkarkan dengan kata pengingkar andiang 'tidak'. Kata ingkar andiong dikingi klitik i atau aq dalam kalimat terletak: di depan adjek1:iva yang diingkarkan .. Misalnya: (37) Buiu diqo andiong i sarnpuq. 'Baju itu tidak ia kotor'
Baju itu tidak kotor.
180 (;38) I ROB andiang i melalo. 'Si Ros tidak ia cantik' Ros tidak cantik. , (39) Yau andiangaq manatang· sannaq. 'Saya tidaksaya pintari sekali' Saya tidak pintar sekali. .
Klitik i dalam kalimat (37) mengacu pada baju, sedangkan klitikt dalam kalimat (38) mengacu kepada i ~os. Dengan demikian, klitik i ternyata dapat mengacu kepada persona ketiga, dan dapatpulamengacu pada benda atau barang. Selanjutnya, klitik aqdalam kalimat: (39) mengacu kepada yau. Klitik ini (aq) tidak dapat mengacu pada benda atau persona lain. Jadi, tidak dapat membentuk kalimat sepertl, (40)* I·· Ros andiengaq . malolo. 'Si .Ros tidak.saya_ cantik' Ros tidak saya cantik. (41)* Bt:;u diqo andiangaq saruruq. 'Baju itu tidak saya kotor' B:gu itu tidak saya kotor. ,
. .
Kalimat (40)* dan (41)* termasuk kalimat tidak gra~atikal dalam bahasa Mandar. • c;·· Ka1imat tunggal berpredikatnwneralia Numeralia atau frasa numeral dapat berfungsi'sebagai predikat dalarri kalimat. Numeralia atau frasa numeral itu dapat berupanumeralia tentu dan, numeralia tak tentu seperti tallu 'tiga' dan maiqdi 'banyak'.KaJimat seperti, (42) Anaqna daqdua. ,Anaknyadua' Anaknya dua, terdir.i atas konstituenanaqna dan daqdua: KonS1:ituen anaq~a termasuk kategori frasa nominal dart k6nstituen frasa numeral berupa numeralia daqdua. Frasa nominal anaqna berfungsi sebagal subjek dan.nume ralia daqdua sebagai predikat.
Contoh laih; (43) Galluna
kannequ lima hatto. 'Sawahnya nenekku lima hektoare' Sawah neneku lima hektoare.
(44) Lopinno;
i· Puqaji maiqdi. 'Perahunyasi Pak Haji banyak' Perahu.~ak:,Haji banyak.
181
(45) Rekena kamatl'ia sappulo. 'K.ambmgnya· ayabnya sepuluh' Kambing ayahnya sepullih ekor. d.
Kalimat tunggal berpredikat verba
Verba sebagai un sur pengisi slot predikat dapat digolonglan atas verba transitif, verba intransitif, dan verbasemitransitif. Verba transitif dibedakah atasverba ekatransitif dan verba dwitransitif. Dengan demikian kalimat yang berpredikat verba yang bukan bentuk pasif terdiri atas kallinat intransitif, kalimat ekatransitif, kalirnat dWitransitif, dan kalimat setnitransitif. . . 1) Kalimat intransitif Kalimat tunggal berpredikat verba intransitif memiliki dua unsur fungsi inti. Unsur fungsi intiitu adalafi subjek dan predikat. Kalirnatintransitif tidak mewajibkan kehadiran unsur objek dim pe1engkap sebagai peridaming nya. Kalimat seperti,
(46) 1 Ali matindo i. 'Si Ali tidur ia' . ..
.
,
Ali tidur, terdiri atas konstituen i Ali dan matmdoi.Konstituen i Ali termasukkategori frasa nominal. berfungsi sebagai subjek dan konstituen matindoi termasuk kategori frasa;verbal berfungsi sebagai predikat. Contoh lain: (47) 1 Badu pole. 'Si Badu datang' Badu datang. (48) Maindong i i Kali. 'Lari ia si Kadi'
Kadi lari.
(49) Ummondongi- i Nurding. 'Melompat ia si Nurdin' Nurdin melompat. . Kalirnat tunggal tak berobjek dan beipelerlgk~p da:(!at diperluas derigan . unsur fungsi bukan inti, seperti keterangan tempat atau dengan keterangan waktu. Misalnya kalimat, (50) 1 Saling meqoro i diq di 'Si· Salm duduk ia di Salim duduk di l~ursi.
kaqdera.. kursi'
182
Kalimat (50) terdiri atas konstituen i Saling, meqoroi, 4an.dio di kaqdera. K()nstituen i Saling dan meqoroi merupakan konstituen yang. menjadi bagian inti dan dio di kaqdera sebagai bagian bukan intL Bagian ini (dio di kaqdera) berfungsi sebagai keterangan tempat. Contoh lain:
(51) I Ali mikke.qdeq i. diq dibaqba. 'SiAll berdiri ia di pintu'.·
Ali berdiri di pintu. .
(51) I kindoq matindo.i digenaq. 'Siibu tidur ia tadl'
Ibu tidur tadi.
(53) Melluttusangi manuq. karaq bimgi. 'Beterbangan itu ayam jauh malam'
Ayam itu beterbangan tengah malam.
(54) I kamaq na malai .madondong. 'Si Ayah akan pulang besok' Ayah akan pulang besok. 2) Kalimat ekatransitif Kalimat tunggalekatransitif memilikiunsur fungsi iritisubjek, predikat, dan objek. Verba ekatransitif mengandung makna dasar suatu perbuatan. Dengan demikian verba itu mewajibkan kehadiran nomina atau frasa nominal, atau klausa sebagaLpendamping yang berfungsi subjek dan objek. Misalnya kalimat,
(55) I Rosi massaka manuq. 'Si Rosi menangkap ayam'
Ros! menangkap ayam.
Kalimat (55) teridir atas konstituen i Rosi. massaka, dan manuq. Kons tituen i Rosi termasuk kategori frasa nOminal, massaka tennasuk kategori frasa verbal berupa verba dan manuq termasuk kategori frasa nominalberupa nomina. Frasa nomimal i Rosi berfungsi sebagai subjek,verba massaka ber fungsi sebagai predikat,dan nomina manuq berfungsi sebagai objek. Contohlain: .
(56) I Pupposa lamba mamanaqmanuq. 'Si kucing pergi mencuri ayam'
Si kucing pergi mencuri ayam.
(57) I Puttalaqbo mallaggaq bagba. 'Si Kerang menutup pintu'
'Si Kerang menutup pintu.
183
(56) Karnaqnamaqbalu b¢:ke. , Ayahnya menjual kambing' Ayahnya menjual kambing. Kalimat ekatransitif da,pat dilengkapi dengan unsur bukan inti. Vnsur bukan inti yang biasa terdapat dalam· ka1imat ekatransitif seperti keterangan tempat, keterangan waktu, atau keterangan lainnya. Misalnya: (59) Mappakedeq i boyang diong di Tim;imbung. 'Mendirikan ia rumah di bawah. di Tinambung' la mendirikan rumah di Tinambung. (60) I kanneq maqalli manuq dionging. 'Si nenek membeli ayam kemarin' Nenek membeli ayam kemarin. Vnsur fungsi bukan inti dalam kalimat (59) dan (60) adalah diong di Tinarnbung dan dionging. Konstituen diong di TinambulIg dalam kalimat (59) berfungsi sebagai keterangan tempat dan konstituen diongingdalam kalimat (60) berfungsi sebagai keterangan waktu. Nomina atal,l frasa nominal yang mengungkapkan fungsi objek dalanl kaliinat ekatransitif dapat dij adikan subjek dalam kalimat pasif. Oleh sebab itu, unsur inti yang berfu'ngsi objek seperti dalam kalimat (60) yaitu manuq 'ayam' clapat berfungsi· sebagai . subjek sehingga kalimat itu menjadi sebagai berikut.
(60a)Manuq nalli i kanneq dionging.' .ayam dibeli si rienek kemarin' Ayam dibeli oleh nenek kemarin. PrefIks maq- dalam kalimat (60) sebagai bentuk aktif berubah menjadi na dalam kalimat (60a) sebagai bentukpasifnya. Contoh lain:
(61a)I Patima marrimba manuq. 'Si Fatimah mengusir ayam' Fatimah mengusir ayam. ,(61b)Manuq narimba ( Patima. 'ayam diusir si Fatimah. ' Ayam diusir bleh Fathna. (62a) I kanneq maqala bau. 'Si nenek mengambil ikan' Nenek mengambil ikan. (62b) Bau nala i kanneq. 'Ikan diambil si nenek' Ikan diiunbil oleh'nenek;
184
(63a) I
Saling manggereg i·. beke.. 'Si Salim memotong ia kambing' Salim memo tong kambing. (63b) Beke nagereq i Saling. . 'l(,ambing dipotong oleh si Salim' Kambing dipotong oleh Salim.
3) Kalimat dWitansitif Kalimat dwitransitif memiliki unsur fungsi inti berupa subjek, predikat, objek, dan pelengkap. Verba dwitransitif dalam bahasa Mandar daliun bentuk aktif secara semantis mengungkaplcanhubungan subjek,objek, dan pe· lengkap. Misalnya: (64) I Ali magalangang kandiona lipaq. 'Si . Ali mengambilkan adik.nya. sarung' Ali mengambilan adiknya sarung. Kalimat ini (64) terdiri atas konstituen'iAlf,magalangan, kandigna, dan Upaq, Konstituen i Ali termasuk kategori frasa nominal,ntagalangang termasuk frasa verbal berupa verba, kandigna termasuk kategori frasa nomi~ nal. dan lipaq termasuk kategori fraSa nominal berupa nomina. Frasa nominal kandiqna dan nomina Upaq dalam konstruksi kalimat (64) mengikuti verba magalangimg.· Verba magalangang dalam kalimat ini berfungsi sebagai predikat. Frasa nominal (kandigna) dan nomina (lipaq/ dalam hal ini masing·masing berfungsi seb~gai objek dan pele~lgk~p, sedang· kan frasa nominal i Ali yang mendahului predikat·berfungsi sebagai subjek. Contoh lain; (65) [ kanneq maqkiringanaq doiq tuttuq bulang. 'Si nenek mengirimi saya liang tiap bulan' Nenek mengirimi saya uang setiap bulan. (66) [kindoq magalliang i nanaqeke ditingo surqq 'Si ibu membelikan ia anak itu buku. [bu membelikan anak itu buku pelajaran .. (67) [ kakaq lnaqalangang i i kanneq.pameraqdio 'Si kakak mengambilkan ia si nenek sirih di Kakak mengambilkan nenek . sirih di kebun, 4)
peqquntang pelajaran' diuma.. kebun;
Kalimat semiuansitif.
Kalimat semitransitif dapat memiliki unsur fungs! inti berupa subjek, predikat, dan pelengkap. Nomina atau frasa nominal yang.mengikuti verba
185
semitransitif secara semantis berpadu erat tanpa menghasilkan verba. maje muk.Dengan demikian nomlha atau frasa nominal yang bersangkutanhanya berfungsi sebagai pelengkap, dalam kalimat. Misalnya:
(68) Dioe maraodiae membueg i massambayang subu. 'lni raja bangun ia bersembahyangsubuh' Raja ini bangun bersembahyang subuh.
Kalimq.t (66) terdiri ataskonstituen dioe maraodiae,membueg i massam bayang, dan subu. Konstituen dioe maraodiae termasukkategorf frasa nomi nal, membueg i masambdyang termasuk frasa verbal dan subu termasuk frasa nominal berupanomina. Frasa nominaldioe mariIOdiae berfungsi sebagai subjekdan frasa verbal ·membuegi massambayang berfungsi sebagai predikat. Nomina subu yang mengiringi predikat berfuilgsi sebagai pelengkap. Hal ini dimungkinkan . oleh perilaku verba semitransitif tidak mempuilyai unsur fungsi inti objek. Selanjutnya, pelengkap dalam kalimat semitransitif tidak dapat berfungsi sebagai subjek dalam kalimat bentuk pasif. Oleh sebab itu, kalimat (68) tidak dapat berbentuk sebagai beriku t. (66a) Subu l1abueq i massambayang diqe.mataqdia ..
'Subuh dibangun ia bersembahyang ini raja'
Pada waktua subuh ia dibangunkan bersembahyang oleh raja.
Contoh lain:
(69) Digo boyang 0 meateq rumbia i. :ltu rumah itu beratap rumbia ia' Rumah itu beratap rumbia. (70) Amanaure u menjari guru i diong di Tinambung. 'Paman ku menjadi guru ia di bawah, di TinambuIlg' Pamanku menjadi guru di Tinambung' (71) Boyang diqo merinding papang i 'Rumah itu berdinding papan ia' Rumah itu berdinding papan. (72) Sisamna mottong diqe i Kalie. 'Sendirian tinggal ini si Kadi' Kadi itu tinggal sendirian. e. )(alimat pasif Subjek dalam kalimat pasif dikenal suatu perbuatan yang dinyatakan oleh verba atau frasa verbal yang berfungsi predikat. Verba atau frasa verbal
186
yang berfungsi predikat berupa verba transitif. Dengan demikian, kalimat yang dapat dipasifkanadalah kalirnat aktif transitu. Kalimat yang memiliki unsur fungsi inti subjek, predikat, dan objek serta pelengkap kalau ada. Misalnya kalimat aktif transitu; (73) I kanneq manggereq manuq. 'Si nenek menyembelih ayam' Nenek menyembelih ayam.'
Kalimat (73) terdiri atas konstituen i kanneq, manggere, dan manuq. Konstituen i kanneq·termasuk frasa nominal berfungsi subjek, manggereq' termasuk frasa verbal berupa. verba berfungsi predikat; dan manuq termasuk frasa nominal berupa nomina berfungsc objek. Subjek dalam kalimat ini melakukan suatu perbuatan yang dinyatakan oleh verba transitif manggereq. Verba numggereq merupakan verba aktif transitif berafIks mango. Apabila ~alimat (73) dipasifkan maka afiks mang- diubah menjadi ames na- sebagai, afIks penanda pasif. J adi, kalimat (73) menjadi kalirnat pasif sebagai berikut. (73a) Manuq nogereq . i .kanizeq. 'Ayam disembelih si nenek' Ayam disembelih oleh nenek. Objek (manuq) padakalirnat (73) berubah statusnya dalam kalimat (73a). Nomina manuq dalam kalirnat (73a) berfungsi sebagai subjek> Subjek . dalam hal inimenjadi sasaran perbuatan yang dinyatakan oleh predikat (nagereq). Contoh lain; (74) Diting tau a nandei payanna. . 'ltu orang itu dirnakan kerisnya' Orang itu tertikam kedsnya. atau . Orang ituditimpa bahaya akibat perbuatannya sendiri.' (75) Loka nala i Badu' 'Pisang . diambil si Badu' Pisang diambil oleh Badu .. (76) Badu natinggo i kamaq. 'Kambingdiburu si ayah' Kambing diburu oleh ayah.
f.
Kalimat tunggal berpredikat frasa preposisional
Kalirnat tunggal berpredikat· frasa preposisional merniliki unsur fungsi:' inti berupa subjek dan predikaLUnsur pengisi slot predikat kalimat tipe ini . dapat diisioleh semua frasa prepo~isional. .
187
Misa!nya: (77) I kanneq diq dt uma. 'Si . nenek di kebun'
Nenek berada di kebun.
Kalimat (77) terdiri ata.s konstituent kanneq dan diq dt uma. Kons tituen i kanneq termasuk kategori frasa preposisional dan konstUuen diq di uma termasuk kategori frasa preposisional. Frasa preposisional (diq di uma) dalam kalirnat ini (77) berfungsi sebagai predikat, sedangkan frasa nominal (i kanneq) yang mendahuluinya berfungsi sebagai subjek. Contoh lain: (7S) Boyanna diqi di seqdena boyanna i Badu. Rumalmya di . sampingnya rumahnya si Badu' Rumalmya di samping rumah Badu. (79) I Rost diq di pondoqna i Halima. 'Si Rosi dibelakangnya si Halirnah Rosi berada di belakang Halirnah. (SO) Diqo bau 0 dt lalangi dt lamarz: '!tu ikan di dalam di lemari' . lkan itu' ada di d~am le~ari. 8.3.2 Perluasan Kaliniat Tunggal . Kalirnat dapat terclid atas unsur fungsi inti dan unsur bukan inti. Unsur fungsi inti suatu kalimat dapat berupa subjek, predikat, objek, dan pelengkap, sed;mgkan unsur fungsi bukaninti dapat berupa keterangan seperti keterang an temp at, keterangan waktu, atau keterangan penyebab; KeteEangan sebagai unSllr fungsi bukan inti dalam kaJ..imat dapat di hUangkan tanpa merusak makna gramatikal kalirnat yang dilengkapinya. Maksudnya, tanpa keluidiran keterangan suatu kalirnat masih r'nemp\lnyai makna gramatikal yang u tuh. Misalnya:
(81a)Meggum i t Kaco. 'Belajar ia si Kaco'
Kaco belajar ..
(SIb) Megguru i i· Kaco diq dt Renggeang.. 'Belajar ia siKaco di Renggeang' Kac.obelafardi Renggeang. Kalimat (81a) hanya terdiri. atas unsur fungsi inti meggurui sebagai predikat'dan i Kacosebagai. subjek. Jikadilihatdarisegi:maknanya, kalimat (81a) dapat memhetikan makria yang utuh. Kalirnat inLmenyatakan bahwa ..
188 ada seseorang yang bernama Kaco melakukan suatu perbuatan belajar. Pada kalimat (81 b) ditambahkan keterangan mengenai tempat perbuatan itu terjadi yaitu diq di Renggeang 'di Renggeimg'. Kalimat (81b) terdiri atas unsur fungsi inti yakni menggUrui dan i Kaco,serta unsurfungsi bukan inti diq di Renggeang. sedangkan kalimat t81a) hanya terdiriatas unsur fungsi inti. UnsuL fungsibuk
Keterangari tempat. '
Keterangan tempat sebagai unsur fungsi bukan inti dalamkonstruksi kalimat menunjukkan tempat terjadinya suatu perbuatan atau keadaan. Keterangan temp at dapat dinyatakan dengan frasapreposisionaldan kata lain yang mempunyai diri tempat. Misalnya: (82) Deqdua tatallui tau pole diq di pesta. 'Oua tiga itu orang hadir di pesta., Oua tiga orang hadir di p~sta itu. ,
Frasa preposisional diq di' pesta berfungsi sebagai keterangan tempat, Frasa nominal daqdua tatallui tau dan frasa verbal pole diqmasing-ri1asing berfungsi sebagai subjek dan preldikat. ' Contoh lain: '
(83) 1
AminairzO kaminang malolona diq di ktonpungo. 'SiAminilliih pilling , cantiknya di kampung itu' Aminalah yang palillgcantik dl kampung itu. (84) Diqo naqibaine malolo: omattualo-alloi diq 'Hil' •gadis ,cantik itu berjemur ia di situ' ,di uma. di kebun'
Gadis yang cantik itu berjemur diridi kebun.
(85) You mikkepdeaq diq di baqba. 'Saya berdiri saya di Saya berdiri di pintu. b.
pintu'
Keterangan waktu.
Keterangan waktu memberikan inforrnasi mengenai teIjadinya suatu perbuatanata,u, peristiwa·,Reteranganwaktu' dapat dinyatakan dengan kata kata seperti .r.nadondong :'besok'; digenap 'tadi', diteqe 'sekarang', dankata lain yangmemilikiciri waktu.
189
Misalnya: (86) I kanneq maqalli bau dfqnging. 'Si nenek membeli ikan kemarin' Nenek membeli ikan kemarin. ,
Nomina diqrigmg dalam kalimat iniberfungsi sebagaiketeraI).gan waktu. Frasa nominal i kannaq, frasa verbal berupa verba'maqalli, dan frasa nominal berupa nomina bau masing·masing berfungsi sebagai subjek, predikat, dan objek. Contoh lain: (87) Andiang i na pole madondong. . 'tidak ia akan datang begok' Ia tidak akan datartg bes6k. (88) I kindoq matindo i digenaq. '8i ibu tidur ia tadi' . fuu tidui tadL (89) I kaqo na massaka manuq o. . '8i Kaco nanti merian~ap ayainitu' Nanti Kaco yang menangkap ayam itu.
c. Keterangan penyebab Keterangan penyebab menyatakan sebab atau alasan terjadinya sJ..Iat.u perbuatan atau keadaan. Keterangan penyebab dapat dinyatakandengan kata· kata seperti apaq 'karena', sabaq' sehab' , atau karana'karena'. Misalnya: (90) Andiang i laq
diumanna sabaq mamanya i mammuru. Tidak ia pergi ke : kebunnya sebab sedang ia belajar' Ia tidak pergi ke kebU11nya sebab ia sedang belajar. (91) Pole i apaq dini kmdona. 'Datang ia karenadhini ibunya' Ia datang karena ibunya ada di sini. (92) Nanui tau kdrana gauona. 'Dipukul ia orang karena perbuatanmya' Ia dipukul orang kaiena perbuatannya.
d. Keterangan cara Keterangan cara menyatakan cara sesuatu perbuatan atau penstlwa terjadi. Keterangan cara dapat dinyatakan dengan kata sepertisanggaq 'hanya' dan tult. -tulu 'selalu'.
190
Contoh: (93) Sanggaq tindo napogauq kandiqmu. 'Hanya tidur diperbuat, adikrnu' Hanya tidur saja pekerjaan adikinu. (94) Sallggaq sumangzql kandiqna. 'Hanya menangis ia adiknya' Adiknya selau menangis. (95) . Tuli' maSigai malai appona.
'Selalu cepat pulang cucunya'
Cucunya selalu cepat pulang.
8.4 Kalimat Majemuk Setara dan Bertingkat Pada bagian ini kita membicarakan kalimat yang disebut kalimat maje muk setara dan kalimat majemuk bertingkat. Hal ini berarti bahwa kita mem bicarakan kalimat yang rnengandung dua klausa atau lebih yang saling ber hubungan. Hubungan antar klausa yang dimaksudkan ini ditandai dengan terdapatnya konjungsi pada awal salah satu klausa. Terdapat dua cara untukmenghubungkan klausa dalam sebuah kalimat . majemuk, yaitu koordinasi dan subordinasi. Melalui koordinasi digabungkan dua kluasa atau lebih yang masing-masing merniliki kedudukan yang setara dalam struktur konstituen kalimat dengan menghasilkan satuan yang sarna juga kedudukannya, sedangkan subordinasi menghubungkan dua klausa yang tidak mempunyai kedudukan yang sarna dalarri struktur konstituennya . . Dengari kata lain, jika sebuah klausa berfungsi sebagai konstituen klausa lain, rnaka hubungan yang terdapat di antara kedua klausa itu disebut subordinasi menghasilkan kalimat majemuk bertingkat. Hubungan subordinasi dapat bersifat melengkapi, mewatasi atau menerangkan. Jika hubungan antara klausa tidak menyangkut satuan,satuan yang mernbentuk hierarki, maka hubungan itu disebut koordinasi dan menghasilkan kalirnat majemuk setara. Selanjutnya, baik konjungsi subordinatif maupun konjungsi koordinatif akan dianggap bagian dan klausa yang diawalinya. Dan, sebagai keterangan perlu ditambahkan bahwa klauSa subordinatif yang menjadi bagian frasa atau klausa lain disebut klausa sematan. Dengan dernikian, kedua jenis hubungan koordinasi dan subordinasi dapat menghasilkan kalimat koordinatif dan subordinatif. Kalimat seperti: (96) . .
dan
(96) I Badu irianande laka tapi i Kaco mattunu lama aju. '8i Badu makan pisang, tetapi si' Kaco membakarubi kayu.' . Badu makanpisang, tetapi Kaco membakar ubi kayu. Kalimat (96) terditi atas dua klausa utama yaitu iBadu manande loka dan i Kaco mattunu lame aju. Kedua klausa itu ditangkai oleh konjungsi ko·
191
ordinatif tapi. Konstituen i Badu dan i Kaca berfungsi sebagai subje~, maqande dan mattunu berfungsi sebagaipredikat, dan laka ~n. lame (ljU berfungsi sebagai objek. Dengan demikian, kalimat (96) dapat dldtagramkan sebagai berikut. . Diagramkan 1: Kalimat koordiriatif'
(97) Mana naissangi i ' Ali maql,lakandiqna maqalli bayang diang di 'Barn diketahuiia si Ali bahwa adiknya membeli rnmah di Tinambung. Tinambung' Ali baru mettgetahuL bahwa .adiknya membeli rumah di' Tinambung. Kalimat (57) terdiri atas satu klausa utama mane naissangUAli dan sebuah klausa sematan kandiqna nraqalli bayang diongdi Tinambung. Kedua kluasa itu dirangkai oleh konjungsi subQrdinatif maqua. Konstituen mane naissangi berfungsi sebagai predikat dan i Ali berfungsi .sebagai subjek, sedangkan klausa sematan berfungsi sebagai objek. Klausasematan kalimat (97) terdid atas konstitlien krindiqna berfungsi sebagai subjek. Maqa/li sebagaipredikat, bayang sebagai objek, dan diong di Tinambung sebagai keterangall. Jadi, kalimat (97) berpola' SO (S, P, 0, Ket). Oleh sebab itu,kalimatitu dapat di·. diagramkan se bagai berikuL Diagram 2: Kalimat Subordinatif
192
Pada dia~am i kalirriat koordinafif keduaklausa utama itu' setara: artinya, klausa yang satu bukanlah bagian dati klausa yang lain. Keduartya mempunyai kedudukan' yang sarna. Diagram k,alimat subordinatif tidak demikian halnya. Kedua kiausa itu Hd~k setara karena 'klausa yang satu (klausa sematan) berasal sebagian klauSa utama (objek) yang berkembang menjadi klausa baru. Klausa sematan dapat terjadi daribagian klausasubjek, predikat, objek, dan keterangan. . . Dalam hubungan subordinasi; klausayang mengikuti· subordinator memuat informasi atau pernyataan yang dianggap skunder oleh pemakai bahasa, sedangkan klausa. yang lain memuat pesan pokok kalimat terse but. . Klausa yangdihubungkan olehkoordinator tidak menyatakan perbedaan tingkat;pesan yangdikampung oleh kedua klausa tei'sebut. 8.4.1 Kalimat Majemuk Setara Dalamkalimat majemuk setara klausariya dihubungkan oleh koordinator .tapi 'tetapi'. Dalam bagianini akan kita bicarakan hubungan t>emantis antar klausa yang mempergunakan ketiga' koordinator yang disebut di atas. Jika dua buah klausa yang tidak mempunyai hubungan semantis dihubungkan oleh sebuah koordinator maka kalimat itudalam kebanyakan konteks kurang apik.
anna 'dan', yagarega 'atail', dan
Hubungan semantis antarklausa dalam kalimat majemuk setara jika dilihat dati segi arti koordinatornya, ada tiga jenis: (a) hubungan penjumlah. an, (b) h~bungan perlawanan, (c) hubungan pemilihan. Tiap·tiap hubungan itu berkaitan erat dengan koordinator yang menghubungkannya.
193
a. Hubungan .penjumlaban . Yang dimaksud dengan hubungan penjumlahan ialah hubungan yang menyatakan penjumlahan atau gabungan kegiatan, keadaan, peristiwa, dan proses. Jika kita perha~ikan konteksinya maka hubungan penjumlahan dapat . dibagi atas: . . . .. . 1) Hubungan penjumlahah yw.g menyatakan akibat ditandai· dengan ko ordinator anna,.sio/a,idtoqo Contoh: sikottaq: (98) 1 Kacoq IDciq masaemi 'I Kacoq dan ' I Ciciq lama. sudah betpacaran.' I Kacoq dan· lCiciq sudah lama berpacaran. (99)
J Kamaq siola IKuldoq na
pole. madondong. •Ayah bersama Ibu akan datang besok.' Ayah bersama lbuakan datangbesok.
iatoqo motoma pura nasangi .ualli. (100) Otona 'Mobilnya dan juga motornya Slldah semuanya kUbeli.' Mobil dan motornya· sudah kubeli. 2)
Hubungan penjumlahan yang memyatakan urutan waktu. terja
(102) Napatamai do.iona di fai:nari 1ru:i!te nakoqci 'Dimasukkan .uangnya di lemari haru.dikunci. . 'Uangnya dimasukkan,kedaiam lemari kemudian dikunci. (103) Umande mlilimangi ddloq, anna !amba laoditigas. 'Makan pagi.ia . . dahuiu, kemudian pergi kepada di sawah.' Ia mak.an pagi:dah:ulu.l<emudian pergi kesawah.. b. Hubungan p~rlawanan . Yang dimaksud dengan hubunganperlawanan ialahhubungafl yang dmyatakan ,dalam klausa pertama heriawanan.• ' 3tau tidak sarna dengatiper
194
nyataan dalam 'klausa kedua. Hubungan perlawanan secara jelas'dinyatakan dengan .koordinator tapi, padahal.llaiatia .. Conto11: (104) Maiolo tongani rupanna tapiq adae sipaq i .. 'Cantik memang ia mukanya tetapi jahat sifat ia.' Ia berparas cantik fetapi berperingai jahat. . (I05) Meloq bendami disanga manarang, padahal oangngodi.
'Mau juga dia dikatakam pandai, padahaJ bodoh ia.'
la juga mau dikatakan pandai, padahaI i;1 bodoh ..
(106) Meloomi lnambaya,; inranna, naiotia andiappa diallg
'Mau sudah ia membayar utangnya, tetapi, belumlah ada doiqna.
uangnya.
la sudah mall membayar utangnya, tetapi uangnya belum ada.
c.
Hubunganpemilihan.
'Yang dimaksud .. dengan hubungari pemilihan ialah hubungan yang me· nyatakan pilihan di antara dua, ~emungkinan yang dinyatakan oIeh kedua klausa yang dihubungkan. Koor,.dinatoI yang dipakai untuk menyatakan hubungan pemilihan itu ia1ahyaq'arega,atau. Contoh:
. (107) Madondong yaqaTepa duambonoi tattu sitai tau poleq. 'Besok atau lusa pasti bertemu kita orang lagi.' Besok a tau lusa pastikita 'berternu lagi. (108) Maraqdia atau pukkali
na pole madondong
'Raja atau tuan Kadi akan datang besok.'
Raja atau tuan Kadi akan datang besok.
8.4.2 Kalimat Majemuk Bertingkat Dalam kalimat··· majemuk bertingkat konstruksi kalimatnya rneiniliki klausa yang tidak memiliki kedudukan yang sarna. Klausa yang satu (klausa sematan) metupakan pengembangan dari bagian klausa utarna. Posisi klausa itu (klausa sematan) dapat mendahului klausa utama atau sebaliknya.. Kalirnat majemuk bertingkat m'emperlihatkan berbagai jenis hubungan sernantis antaraklausa yang ~embentuknya. Berikut ini kita bicarakan hubungan tersebut.
a.
Hubungan waktti Klausasematan rnenyatakan hubungan waktu terja?inyasuatu hal atat!
195 peristiwa yang dinyatakan dalam klausa lltama. Hubungan subordinatomya:~ . ditandai dengan kata sukaq, duapa. Contoh: (l09) Sukaq polena meqoro tarrusi 'Sejak datangnya duduk terns ia.' Sejak datang ia duduk terus: (110) Wattunna keccuq duaita diqo nanaqekep. 'Ketlka keeil masih Uu anak itu.'
Ketika anak Uu masih kecil.
b. Hubungan syarat Hubungan syarat terjadi dalam kalimat yang klausa sematannya me nyatakan syarat terlaksananya apa yang disebutkan dalam klausa utama. Subordinator yang lazim dipakai ad.aIah assai, muaq. ' Contoh:
(111) Na mambaboaq assai diang oto I,I.pendaiqi. 'akan pergi lagi saya asalkan ada: .ot6 kutumpangi.'
Saya akan pergi lagiasal ada mobil saya tumpangi.
(112) Yaupa maqallimuaq andiangimueloqi. 'Saya biarlah mengambil kalau tidak'ia engkau sllkai.' Biarlah saya mengambilnya kalau engkau tidak menyukainya. c. Hubungan tujuan
Hubungan tujuan terdapat dalam kalimat yang· klausa semata:nnya
menyatakan suatu tujuan atau harapan yang disebut dalam klausa utama.
Subordinator yang biasa dipakai untuk menyatakan hubungan itu adalah
anna. Contoh; (113) Passikola tonganoqo anna malao merqan guru. 'Bersekolah betul engkau supaya biasaengkau menjadi guru.' Bersekolah engkaudengan sungguh-sungguh supaya engkau dapat menjadi guru. ' d. Hubungan konsesif Hubungan konsensif terdapat dalam sebuah kalimat yang klausa se
matannya memuat pemyataan yang tidak akan mengubahapa yang dinyata
kan dalam klausa utama. Subordinator .yang biasa dipakai adalah mau.
, 1
196 Contoh:
(114) Andiangi meqosa botor mau cappuq nasammo
'Tidak ia berhenti betjudi walaupun habis semua sudah
berambaranna. hartanya.' "1a tidak mau beIhenti berjudi walaupun habis semua hartanya. (115) Lumambai maqjama mau ,namaqarriJzna. 'Pergi ia bekerja walaupun sakit ia.'
1a pergi beketja walaupun sakit.
e.
Hubungan pengandaian
Hubungan pengandaian terdapat dalam sebuahkalimat yang klausa sematannya menurut pernyataan tidak mungkin terlaksana apa yang dinyata kan dalam klausa utama. Subordinator yang biasa dipakai adalah tennaq, cobanna. Contoh:
" daiq di Mokka tennaq sugiqdaq. (116) Masaemaq 'Sudah lama saya naik di Mekkah seandainya kaya saya.' Sudah lama saya naik hajilke MekB:h seandainya saya kaya. 'b(l11di cobanna. mupiroodi. ',' (117) Pole 'Datang juga ia seandainya kau panggil ia.' 1a datangjuga seandaulya engkau memanggifuya.
f.
Hubungan penyebaban
Hubungan penyebaban terdapat dalam kaliwat yang klausa sematannya menyatakan sebab ataualasan terjadinya sesuatu yang dinyatakan dalam klausa utama. Subordinator yang biasa dipakai adalahkarana, nasabaq, apaq,
~-
.
Contoh:
(118) Meqosami ' marrokoq karana naposarai dottor. ,'Berhen ti sudah ia merokok karen a dilarang ia dokter.' 1a sudah berhenti merokok karen a dilarang oleh dokter. ' (I19) Mongeq sannagi nyauana nasabaq napelei kindoqna. 'Sakit sekali ia hatinya sebab ditinggal ia ibunya.' Hatinya sangat sedih sebab ia ditinggalkan oleh -ibunya. (120) inggai masiga malai apaq na golei i ammaq. 'Mari segera pulang karena akan datang ia ibu.'
Mari segera pulang sebab. ibu akan datang.
(121) Maooai jamanna na natappapi punggawana.
197 'Bail< pekeljaannya . sehingga dipereaya iamajikannya.~ . Pekeljaannya bail< sej:lingga ia djpercaya <>-leh mjljikannya, '.:-.
g.
Hubungan tak bersyarat
Hubungan tak bersyarat terdapat dalam kalimat yang klallsa seiJ!~tannya menyatakan bahwa dalam keadaan bagaimana.pun juga.mesti terlaR'-sana apa Y
(22) Mau keccuq.· utarim,a toL 'Biar keeil kuterirlia juga.' . Biar kecil kuterimajuga.'· (123) Mau indioqo membuni kaissangang toqo .. 'Biar di situ kamu bersembunyi ketahuan jllg~ '...~afl111.~ Biar kamu bersembunyi di situ kamu ketahuanjuga:.' (124) Andiangi meloq maqjama mau mallessor gajinntJ.; 'Tidak ia mauoeketja biar ribuan gajinya.' 1a tidak mau bekerja walaupun gajinya rUman. )
'
,
.
8.5 K~at Dilihat dariSe,gi Maknanya
Dilihat darisegi maknanya, kalimat dapat dibedakan atas kalimat berita, kalimat perJntah, kalimattanya,kalimat Seru, dan kallinatempat&. Urmik jelasnya kalimat-kalirnat itu diuraikan sebagai berikut: '.
8.5.1 KaIimat Berita Kalimatberita .atau kalimat deklaratif adalah kalimat' yang 'isinyan{em beritakan. sesuatu hal kepada orang tanpa' mengharapkan .respbhsi. tertentu. ' Dj samping itu, kalimat beritatidakmemfliki kata-katatanya seperti iiuii 'siapa' dan sejenisn,ya; kata l?Iangan' seperti' da 'j'angarr'; ataukata ,. ajakan seperti irzggai 'mari'o Contoh:
(125) I Rosma maqalli boyang. 'Si Rosma membeli rumah.' Rosma membeli rumah.. (126) TisoJcami pdsa .dio-q.:. 'Tertangkap sudah. k'ucing itu.' Kucing 1m sudah. tenangkap. (1:27) Diqo posa 0 tisakami. '1tu kucingitu tertang.!(ap sudall.' Kucing itu sudaht£:rtangkap.
'\,-: ~
19B
(128) . Tania . tia anaqna i Badu· i .Ahmad.
'Bukananakmya si' Badusi Ahmad.'
Ahmad bukan anaknya Badu.
(129) Andiangi mendaiq .kalas i Rahman. 'Tidak ia naik keJas si Rahman.' . 'Rahmantidak naikkelas •.. •
•
f
• •
.. Kalimat.blimat di atas dillhai dan segi komunikatifnya kesemuan)'a termasuk kategori kalimat benta. lika dilihat dari segi strukturnya ada yang berpola SF yaitU kalimat (125) dan (127) dan ada berpola PS yaitli kalimat (126), (128), dan (129). Apabila dilihat dari segi bentuknya ada yang ber bentuk aktif, yakni kalimat (125), (128), (129), dan ada yangberbentuk pasif, yakni kalimat (126) dan (I 27). Dengan demikian, kalimat berita bah~ Mandar berpola SPatau PS dan dapat berbentuk aktif ataupun pasif: 8.5.2 Kalimat Perintab Kalimat perintah yang biasa jugadisebut kalimat imperatif adalah kali . mat yang maknanya memberikan suatu perintah. Kalimatperintah dibentuk untuk memancing suatu responsi yang berupa tindakan dari orang diperintah. Umumnya kalimat yang berpredikat verba, baik verba transitif maupun verba intransitif dapat memiliki bentuk perintah. Dalarn bentuk tulis 'kalimat perintah dapat diakhiri dengan tanda seru atau titik dandalaril bentuk lisan nadanya biaSanya agak n~ sedikit. Kalimat perintah bahasa Mandar sebagai berikut. . 1) Kalimat perintah trallsitif aktif Kalimat perinta,h transitif akUr dapat dibentUk dengan cara mengguna 'kan. verba transitif. Verba transitif dalam hal ini tidak berimbuhan prefiks maN-, m"G atau paN-. VerQa transitiLpangka1:dapat diiringi imbuhan· sufiks -ang, -j atau ·iang.Verba itu dapat ditambah.dengan partikel mi atau ina. Contoh:
(I3Q) Alai dipe doiqe paqdai manfni!
'Simpan ini uang hilang nanti.
Sirnpan uang ini nanti hilang!
(I 31) Alaiang i diqe Ioqdianna anaqmue!
'Simpankan ia ini cmcmnya anakmu.'
Sirnpankan anakmu cincinini!
(132) Baqami suraqditingo! 'Bacalah ia surat itu!' Baca1ah surat jtu!
19S
(133) Jannpangaq diqe lokae! . 'Gorengkan saya fui pisang ini!'
Gotengkan .saya pisang ini!
(134) Alliangi i KactJ bafu barn! 'Belikan ia si Kaco baju bam!'
Belikan Kaco baju baru!
(135) Palambiq leqbaqi diting suraq 01 'Sampaikan betul ia itu surat itu!'
Sampaikanlah surat itu!
(136) Tuttumaq diteqe! . 'Pukullah saya sekarang!'
Pukullah saya sekarang!
Partikel mi 'lah' yling diiringi oleh klitik i 'ia', 'ilia blasanya terjadi asimilasi vokal i (pada partikel mi dan klitik· i)tnenjadi satu i. Demikian juga halnya, apabil;l Partike1 ma 'lah' yapg duringi oleh klitik aq 'saya' terjadi asimilasi dua vokal a menjadi ~tll. vokal a. Ol~b sebab itu, kalimat (132) d&1l (136) tidak berbentuk sebagai berikut, walall.pun dililJ4t d~# segi makna tetap logis. (132a) Bapamii suraq ditir!go/
. 'Bacalah ia surat itll.!'
Bacalah surat itu!
diteqe
(136a) Tuttuqmaaq 'Pukullah saya sekarang!'
ToIong1al1 saya sekarang!
2) .
Kalimat perintah intransitif Kalimat perintah intransitif dapat dibentuk dengan menggtinakan verba
intransitif bail< berupa verba bentuk dasar maupun verba bentuk turunan.
Verba itu dapat ditambah dengan partikel mi atau mo. Contoh:
(137) Pellambamoqo naung di Tinqmbung! 'Berjalanlah kamu turon ke Tinambung!'
Pergilah kamu ke Tjnambung!
(138) Peqoroqo di aje di kaqdera! 'Duduk kamu di atas di kursi!'
Dudukkamu dikursi!
(139) Pembaliqo . masipaabaq ueppeioJ
'Kembali kamu cepat sebab . saya menunggukamti!'
Kembali kamu cepat sebab saya ~nunggumu!
200 (140) Padaiomi! 'Naikkanlah !'
-Naikkanlah !
. (141) Tamarnoqo! 'Masuklah kamu!' Masuklah kamu! (142) Palaimoqo! 'Pulanglah kamu !'
Pulanglah kamu !
3)
Kalimat perintah bentuk pasif
Kalimat perintah bentuk pasif dapat dibentuk dengan verba bentuk pasif. Kalimat jertis ini dalam bentuk tulis diberi tanda seru (!) dan dalam bentuk lisan nadanyanaik~edikit. Contoh: (143) Dipamalakkai
diqe curitae! ia IDl . cerita ini!'
Diperpanjang cerita ini!
(144) Dipatuduitia diqo na1Ulqekeq! 'Diajar saja itu anak itu!'
Diajarsaja anakitu!
(145) Diqe boyange dibaluammi masiga! 'Ini rumah ini dijualkan cepat !'
Rumah ini juallah cepat!
(146) Disakami dige manuqe! 'Ditangkap saja ini ayam ini!'
Ditangkap saja ayam ini!'·
~Diperpanjang
4)
Bentuk irigkar pada kalimat perintah
Kalimat perintah dapat dijadikan bentuk ingkar dengan menggunakan kata da 'jangan'. Kata da (biasanya) menempati posisi awal kalimat dan mendahului verba atau frasaverbal. Contoh:
((47) DtJ.
mualai barang ditingo! . 'Dfmgan kamu ambil ia barang itu !' Jangan kamu ambil barang itu! (148) Da tuli dipasituttuqi . diting gallas 01 . 'Jangan seialu dibuat bersentuhan ia. : gelas Jangan selalu dipersent~an gelas itu !
itu!'
201 (149) Da
paggo/ inditingo! ']angan bermain boia di situ!'
]angan bermain bola di situ!
(150) Da mubawai suraq diqo! ']angan kamubawa ia surat itu!'
Jangan kamu bawa surat itu!
(151) Da katimbe- tim be diang manini tau nama! ']angan suka meleqlpar ada nariti orang dikena!'
Jangan suka melempar nanti ada orang yang dikena! .
5) Penghalusan kalimat perintah Kata yang sering digunakan untuk menghaluskan perintah adalah kata tulung 'to long', coba 'coba', inggai 'mari' , 'silallkan', dan macoa 'baik kira· nya.' Kata-kata itu dapat ditambah dengan partikel mi. Contoh: (152). Tulungaq palaimbiang suraqu laq di tuang guru! 'To long saya sampaikan suratku kepada pak guru!' Tolong sampaikan surat saya kepada pak guru! (153) Tulummi dibawa diqo nanaqekeq laq di poyannaJ 'Tolonglah dibawa itu anak itu pergi ke rumahnya!' Tolonglah dibawa anak itu ke rurilahnya! (154) Cobami sassai masiga digo baju 01 • 'Cobalah cuci . cepat itu baju itu l'
. Cobalah cud cepat baju itu!
(155) Inggai meqoro diq di kaura! 'Mari duduk. di situ di kursi!'
Mari kita duduk di kursi itu! atau
Silahkah duduk di kursi itu!
(156) Maggai tau ineqoro diq di kaqdera/ 'Baiklah orang duduk: di situ di kursi I'. Baiklah kiranya duduk dikursi itu! 8;S ,3 Kalimat Tanya
Kalimat tanya atau kalimat interogatif adalahkalimat yang isinya me nanyakan sesuatu atau· seseorang. Pertanyaan dapat muncul apabila orang ingin mengetahui jawaban terhadap sesuatu hal atau keadaan yang ditanya· kan. Kalimat tanya dapat dibentuk dengan menggunakan kata tanya seperti apa 'mengapa', 'apa'; inai· 'siapa', sangapa 'berapa'; megapa 'bagaimana', mangapa 'mengapa', pirang 'kapan', inna 'Iflana.', poleminna 'dari mana', dan umbolominna'kearah mana',
202 Contoh:
(157) Apa anna sanggaq ema-emaq? 'Apa dan selalu menguriyah kamu?:
Mengapa kamu selalu mengunya1!.?
(I58) Inai mappambatta-battang digekobiqe anna mdkundu? 'Siapa memakai ini pararig ini sehingga tumpul?' Siapa memakaiparang ini :sehingga tumpul'? (I59) Sanpanami . anaqna. i ·Rosi? 'Berapa sudah anaknya si :.. Rosi?' Sudah berapa anaknya Ro'si? (160) Pirappai kamaqmupole? 'Kapan nanti ia ayahmu datang?'
Kapan ayahmu akan datang?
boyanna kanneqmu? (I61.) Inna 'Mana rumahnya nenekmu?' Mana rumah nenekmu? (162) Umbolomirznai, manuq digenaq maindong? 'Ke arah mana ia ayam tadi lai?~
Lari ke arah mana ayam tadi?·
(163) [nna naola i. .kanneq dionging? 'Kemana pergi si nenek kemarin?'
Kemana nenek pergi kemariri?
.(164) Pole minnai nanaqeke diqQ dionging marriwiang? 'Dad mana ia anak: Uu kemarin sore?' Darimana anak itu kemarin sore? (165) Megapami . boyanna i amanaure ditepe? 'Bagaimana sudah rumahnya si paman sekarang?' Bagaimana rurnah paman sekarang?' Kalimat tanya dapat juga dibentuk denganmenambahkail partikel di 'kah' pada sesuatu yang ditanyakim. Contoh:
(I 66) Bajudi muraiq? . 'Bajukah kamu jahit?' Bajukah kamu jahit? 8.5.4 Killi>nat Scm Kalimat . seru atau dengan kata lain kalimat interjektif adalab kalimat yang mengungkapkan rasa kagum. Kalimatseru dapat dibentuk dan kalimat berita yang berpredikat adjektiva. Hal itu disebabkan karena rasa kagum itu
203 berkaitan dengan sifat. kalimat seru biasanya menggunakan kata·kata tugas seperti edede 'alangkah', ce 'wah', wa 'wah' atau baroq 'semoga', 'rnudah· mudahan'. Contoh:
(167) Edede, malo-malopa; nanaqeke dfqe. 'Alangkah cantiknya anal< inL'
Alangkah cantiknya anal< ini.
kamoqna. (168) Ce, poleadam; 'Wah, datang jangan.jangan ayahnya.'
Wah, jangan·jangan ayahnya datang. .
(169) Wa, manarang tonoan i mittekeq. 'Wah, pandai' beriar ia . memanjat.'
Wah, pandai benar ia memanjat. .
(170) Wa, kaiyyattong(mi boyang dlgo. 'Wah, besar sllngguh iarumah ttu.'
Bukan main besarnya rumah itu.
(171) Ce,ce, ce,' mali-mallnggaopai panna al1jdro dlgo . . 'Wah, tinggi·tinggi ia pohon kelapa itu;'
'Wah, tingginya pohon kelapa itu.
(172) Baraq masigu i massau amongeanna. 'Semoga cepat la setnbuhpenyakitnya.'
Mudah-mudahan ia cepat sembuh dari penyakitnya.
8.5 $ Kalimat Emfatik .Kalimat emfatik' adalah kalimat yang memberikan penekanan khilsus . kepada subjek (Anton M. etaLI988). Penekanan itu dilak1:lkandengan menambah partikel di 'lab', rno 'lah', tuqu 'itu" ata'll tia 'itu', 'yang'. Contoh:
(173) ladi tiamappaqdiolo. aSsisalang diqo. 'Dialah itu memulai .' perkelabian itu.'
Dialah yang memulai perkelabian itu. .
(174) lqomo patteqi,anloro diqo. 'Kamulah memanjatkelapa itu.'
Kamulah yang memanjatkelapa itu.
(175) Kandiqmumo tuqumambawa lokfIna kamaqu. 'Adikmulah itu membawa pisangnya ayahku.'
Adikmulah yang membawa pisang ayahku'.
(176) Yaumo tuqu maqalli umanna i Ali. 'Sayalah itu' membeli kebun si Ali.'
Sayalah yang membeli kebun Ali.
DAF1AR ," . FUSTAKA . . '"
:
,
,"
,"'.
. '
'".
.
Ali~ahbana, S. Takdir. 1981. rata Bahasa Bqrn. Bahasa Indonesia 1, 2. Jakarta: Dian Rakyat.
.
.
,...
Ba'dulu, Abd. Muis et al. 1980. i"Morfologidan,Sintaksis Bahasa Mandar'\ Uj ung Pandang: Proyek Penelitian~ahasa dan ~astra Indonesia dan Daerah Sulawesi Selatan. . . '.' ...,' '. '.. ~-- 1980. "Interferemsi.Grarnatikal Bahasa Mandar dalam Bahasa Indonesia Murid Sekolah Dasar d( Sulawesi Selatan".. l~ung. Pandarig: Proyek ," Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Direktorat Pembinaan Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat Direktorat J enderal Pen~ didikanTinggi Departemen Pendidikan dan Keb'udayaan. . . " ---,- 1985. Sistem'Mor/ologiK,ata Kerja Bahasa Mandar. iiliQrrta: Pusat Pembinaan dan Peng'embangah .BahaSa .Depaiterheri 'Pendidikan dan Kebudayaan. Dardj0\yidj9jo, Sunjon() (Penwnting). 1987. Ling-uistik: Teori& Tr;rapan Emsiding dan Simposium LingT,listik 1985 LustrUm Unika Atmiz J/lya. , Jakarta: Le~baga Bal;1as~ Universitas Atma Jaya. . de Graff, S.D.G. Stibbe (Editor). 1918. "Encyc!opedie van Nederlandsch Studie", 2c dell (H-m). Djubbar, Ny. Arfah Adnan. 1974; "TinjauanPuisi Mandar (Kalindanda) ,jan Sumbangannya terhadap Puisi di Indonesia (Skripsi). Ujung Pandang: FKSS-1KIP. Esser, S.J. 1938. "Talen" dalam: Atlas van Tropisch Nederland. Geneots~ dlap, Kon. Ned. Aards. 'S·Gravenhage: Martinus Nijhoff. Fokker, Prof. Dr. A.A. 1979. PengantarSliuakszs Indonesia. Diindonesiakan "eh: Djonhar. Jakarta: Pradnya Paraminta. ' Grim::~. Cl13.rles E. and Barbara p, Grimes. 1987. Languages 'ofSouth Sula 'S:. Cambera: ?:lsific Linguisties: .
204
205 Hockett, Charles F.. 1958. A Course in Modem Linguisties. New York: The Macmillan Compal1Y. Ketaf, Gorys. 1984. TataBflhasaIndonesia. Ende: Nusa Indah. Kridalaksana, Harimurti. 1983. Kamus Linguistik. Jakarta: PT. Gramedia. ---- 1985. Tata Bahasa Deskripti/ Bahasa Indonesia: Sintaksis. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan ... Mahmud et al. 1986. "Ungkapan dan Peribahasa Manar". Ujung Pandang: Balai Penelitian Bahasa. Mahmud, Masyruk M. 1980. "Suatu Pembinaan tentang I PuraParaqbueq Ditinjau dari Segi Sastra." Ujung Pandang: FKSS-IKIP. Mangemba, RD. et al. 1979. "Sastra Lisan Mandar." Ujung Pandang: Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah. Moeliono, Anton M. dan Soenjono Dardjowidjojo (Penyunting penyeIia). 1988. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pen didikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. MuthaIib, Abdul. 1970. "Suatu Studi Komparatif mengenai Dialek Dampa lap ian dan Dialek Mandar'. Makassar: FKSS-IKIP. --- 1977. Kamus Bahasa Mandar-Indonesia. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan B
an.
Nida, Eugene A 1963. Morphology. the DescriptiVe Analysis 0/ Wonts. Ann Arbor: The University of Michigan Press. Palenkahu, RA et al. 1974. Peta Bahasa Sulawesi Selatan (Buku Petunjuk). . Ujung Pandang: Lembaga Bahasa NasionalCabang III. . Pelenkahu, RA. et al. 1977. Struktur Bahasa Mandar. Jakarta: Pusat Pem binaan dan Pengembangan Bahasa. Pelenkahu, RA 1976. "Garnbaran Sepintas Lalu tentang Dialek·Dialek
Mandirr." Makassar: FKSS-IKIP (Skripsi). .
Rusyana, Yus dan Samsuri (Ed.). 1983. Pedoman Penulisan Tata Bahasa
IndOn!3sia. Jakarta: Pusa! Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Saharuddin, H. 1985. Mengenal Pitu Babana Binanga (Mandar) dalam Lintas an Sejarah PemerintiJhan Daerah di Suiawesi Selatan. Ujung Pandang: V.V. Mallomo Karya.
206 Samsuri. 1985. Tata Kalimat Bahasa Indonesia. Jakarta: Sastra Hudaya. Sikki, Muhammad et al. 1988. "Tata Bahasa Bugis." Ujung Pilndailg: Proyek
Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Sulawesi Selatan.
Sudaryanto. 1983. Predlktlt-Objekdtllam Bahasa Indonesia. Jambatan:
~ambatan.
<
rarigan, Henri Gtintur. 1985c. Pengajaran Morfologi Bandung: Angkasa. Tarigan, Henri Guntur. 1985d. Pengajaran Sintaksis. Bandung: Angkasa.
207
LAMPlRAN 1 PET A BAH;\SA DIALEK-mALEK. M~~DAR " . " .,
."
,'. "
'.
.Padarig:Marnu)·1'"
,,
r
I'
,
;
I
Skala
1 •
:
. '.' 14.000.000
/4 . '.
U\S ~pao . r I
Makalit_
.Tinambung .
Skala 1 : 1.000.000
Keterangan
. B
Dialek Balanipa
M. DialekMajene (Banggae) . P DialekPamboang 'S. Dialek Sendana
20~
LAMPlRAN2 DAFTAR lWSA KATA DAS,'\R DIALEK-DIA'LEK BAHASA MANDAR ,. ,.'" . "" ,.~
. Nomor Urut
- " . " , ~-,'.
--~
,
j
BaMsa Indonesia
"
Dia1e\} Baianipa
Dia1ek Banggae
Dialek Pamboang
Dia1ek Sendana
(Maje~e) '"
ianasang, ianasang, ianasang, ianasang, inggannana inggannana ili.nggannana inggannana dan anna,'si?la ' anna,sio1a ' ,anna,'sio1a anna, sio1a 002 .. olo-oloq " 010-016q , 010-010q olo-oloq billatang 003 tayau' , dapurang tayau abu tayau 004 di, diodi 'di,diQdi di,diodi di, diodj di, pada 005 'pondoq! pondoq pondoq 006·, belakang pndoq gengge gengge gengge gengge 007 jahat , 'uliqaju, uliq aju aju' ,uliq uliq aju Rulit kayu 008 sabaq, sabaq, sabaq, sabaq, sebab, 009 '" karena karana 'karana karana katana ,I' areq perut " areq areq areq 010 ' kaiyyarig kaiyyang kaiyyang,' kaiyyang hesar ' 011 manu' , manu manu burung, ' manu~ .' 012 ,mlinuq , ,manuq manuq manuq ma10tong malotong malotong hitam " malotorig 013 ceraq teraq ceraq' darah "ceraq 014 mangiriq, tiwurrus mairiq bertlup .mairiq 015 I buku buku buku buRu tulang !, 016 menawa menawa menawa rnenawa bernafas 017 mattuliu ' mattunu mattunu membakar ,mattunu 018 anaq anaq anaq anaq ariak 019 tai anging , tai anging tai anging 020,; awan ,,' tai angin dingin, ' niadingiti ' madinging, madinging, m~dinging 02L pole, pole pole datang, ' pole 022 menghitung niarrekeng, marrekeng, ,marrekeng, " marrekeng, 023 mambilang mambilang mambilang, mambilang memotong mappolong mappolong mappolong mappolong 024 alIo aHo' paqdis alIo hari 025 mate mate mate mate mati 026 makkaroi makkaro makkor9(i) makkaroi menggali 027 sarupuq sarupuq carupuq 'sarupuq kotor 028
001
semua
"
209
029 030 031 032 033 034 035 036. 037 038 039
anjing minum keriilg majal debu telinga tanah makan telur rnata jatuh
040 041
jauh gemuk, lemak bapak, ayah takut sedikit berkelahi api ikan
042 043 044 045 046 047 048 049 050 051
asu , asu pinaka piriika mandundu mandundu mandundu mandundu . :maraqe . maraqe maraqe mar~qe makundu makundu makundu . makundu kareaqmus kareaqmus kareaqmus . . kareaqmus asupping talinga talinga talinga litaq' litaq litaq litaq • umrnande ummande·' umrnande ummimde talloq talloq talloq .talloq rnata . mata ' .mata' 'mata bemrneq simbiq, beInm:eq bemrneq bemrneq karaQ
karao
karao karao'
loppo
loppo
loppo
loppo 'karnaq, pua; ama marakkeq saiccoq sialla ' ,api bau
' lima lima mengapung toyang bunga bunga mellayang, terbang melluttus 052
kabut gaung 'letteq 053
kaki appeq 054
empat 055
bua buah 056
membei, memberi membe ngang ,057, , baik, macoa 058 rumput roppong. 059 hijau kurarraq 060 .', isi perut issiarq beluaq rambut 061 tangan, . 062 lima'
kamaq
ama
marakke saiccoq sialla api bau
marakkeq saiccoq sialla api bau
lima toyang bunga mellayang
lima toyang bunga lumayang
ama, pua, marakke saiccoq sialla api pandeang ang, lima, toyang bunga -,umoloq
gaung letteq appeq bua mappewe ngang
gaung letteq appeq bua mappewe .ngang
gaung letteq appeq bua mappewe ngang
macoa roppong kuraqraq issareq beluaq
lima
. rnacoa " roppong kurarraq issiareq belliaq, lima.'
maCOa roppong kurarraq issiareq beluaq lima
210
063 064 065 066 067 068 069 070 071 072 073 074 075 076 077 078 079 080 081 082 083 084 085 .086 087 088 089 090 091 092 093 094 095 096 097 098 099
ia, seqia ia ' ,:',ulu ulu mappeir mappetJ.ir rangi' tangi bua bua bua jantuilg mabeqi ,maweqi mabeqi berat indini' indini indini di sini mattuttuq mattuttuq mattuttuq memukul mattaqe mattaqe memegang mattaqe meapai meapai bagaimana meapai marran marran marran berburu ngang ngang ngang muane muane muane suami iau iau iau saya moaq mua mua kalau .dilalang dilalang dilalitn di dalam mappatei mappatei membunuh mappatei issang , issang issang ,,' tahu pengappang liqbo danau: rura mecawa mecawa mecawa tertawa daung daung daun daun kaeri kaeri kaeri kiri letteq letteq letteq kaki losong losong berbohong losong tuo tuo tuo ' hidup
ate ate are hati
malakka malakka ,malaI<;ka , panjang
utu utu utu kutu
tomrnuane tommuane tonunuane laki-laki
mlliqdi maiqdi maiqdi banyak
issi issi daging
issi indoq, kindoq kindiq, ibu
anunaq indo, ammaq buttu buttu buttu gunung nganga' nganga nganga mulut sanga sanga 'sanga nama sippiq sippiq sippiq sempit kadeppeq kadeppeq kadepPeq dekat baro baro baro leher bam, bam baru ' barn ia dia ulu kepala mendengar mairrangi
ja. ulu mairran ngi' bua rriatimmi ·indini mattuttuq mattaqe meapai marran ngang muane iau moaq dilalang mappatei issang tapparang mecawa daung kaeri letteq losong tuo ate malakka' utu tonunuane maiqdi' issi kindoq
buttu nganga sanga sippiq kadeppeq baro baru
. 211
100 101 102 103 104
105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116
117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135
bongi pudung andiang, iqaa matua tua mesa satu lamg la.in tau orang mangino bermam beso tarik sorong dorong urang hujan mamea merah parua betul kanang kanan lembang, sungai benanga tanga jalanan lalang' gulang tali bosi busuk menggosok marroros sia garam bunging pasir mappau, berkata maua menggaruk mekkauq sasiq laut maqita melihat banne biji mangaraiq menjahit matadang tajam bernyanyi rnaqelong meqoro duduk uliq kulit matindo tidur . keeil keeeuq bIni, rasa, bau sarombong rumbu asap malanngoq lanear
·malam hi dung tidak
bongi pudung andiang, iqda. matua mesa laing tau mangino beso sorong urang mamea parua kanang lembang
ongi pudung 'gda
bongi puudng iqda
matua mesa laeng tau mangino beso sorong urang mamea parua kakang lembang
matua mesa laeng tau mangino beso sorong urang mamea . parua kanang lembang
tanga· lalang gulang bosi marroros sia bondeq mappau
tanga· lalang gulang hosi marroros sia bondeq mappau
tanga· . lalang gulang bosi marroros sia bondeq mappau
mekkauq .sasiq ,maqita . banne mangaraiq matadang maqelong meqoro uliq matindo keceuq buang
mekkauq leqboq maqita banne mangaraiq matadang m8;qelong meqesung wiq matindo keeeuq bauang
mekkauq leqboq maqita banne marraiq matadang maqelbng meqesung uliq matindo keeeuq bau
rumbu malanngoq
rumbu rumbu rna1anngoq jatta
212
136 ' 137
ulai. beberapa
138 139 140
meludah membelah memeras
141 142 143 144 145 146
menusuk . berdiri bintang tongkat hatu lurus
147 148 149 150 151 152 153
menyusu matahari bengkak berenang ekor itu di situ, di sana mereka tebal tipis berpikir
154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168
war
sangapa sangapa
tiqudu
·mambisaq mapparra" 'mapperreq massusuq, mekkeqde;q bittoeng teqeng batU maroro, . madoro ·sumusu mataallo kambang 1immorong ·lelbq diqo indo
seqia • maumbang manipis mappikkir diqe ini iqo etigkau tallu tiga mattimbe melempar mattuyuq mengikat lila, Iidah .pallepaq
ringe
gigi
:'putar, putar
puleleq dua, dua daqdua tUua muntah meUamba berjalan
ular . · sangapa sangapa: tiqudu mambisaq map parra
ular war ' saapa saapa- . saapa saapa metthidu tiqudu mam,bisaq mambisaq mapparra. mapparra
massusuq mekkeqdeq · bittoeng teqeng batu maroro,
massususq mekkeqdeq bittoeng teqeng batu maroro
massusuq mekkeqdeq bittoeng teqeng baru maroro
· sumusu mataallo kambang umoorong leloq diqo indio
sumusu matapaqris kambang ummorong leloq diqo indio
mappaemu mataaUo kambang ummorong leloq diqo indio
seqia maumbang manipis mappikkir diqe iqo tallu mattirnbe mattuyuq lila
seqia maumbang manipis mappikkir diqe iqo. tallu mattirnbe mattuyuq lila
seqia maunibang manipis mappikkir diqe iqo tallu mattirnbe mattuyuq lila
ringe
putar
ringe putar
ringe putar
daqdua
daqdua
daqdua
tUua mellamba
tilua mellamba
tUua . meUamba
213
panas, -"'" rroppaq hangat mambasei 170' mencuci massassa uwai 171 air kita, kami itaq, yamiq 172 base basab 173 apa apa 174 pirang kapan 175 inna, di mana 176 naoroi mapute putih 177 inai siapa 178 baJleq, lebar 179 maba11eq baine instri 180 iriq, angin 181 anging paniq sayap 182 makkaerri menyapu 183 anna, siola dengan 184 perempuan tobaine 185 pangale hutan 186 ulliq ulat, 187 cacing iqo na kamu se 188 sang
kalian taung
tabun 189
mariri kuning 190
191 ' bulu bulu
lolong
192 . mengalir uwakeq 193
akar mapocciq pendek 194 langiq pendek 195 ponna pohon 196 es
es 197, salju 198
messoqol membeku 199
169
.
loppaq
loppaq
loppaq
mambasei massassa uwai itaq, yamiq base apa pirang inna, naoroi mapute inai balleq
mafribiiseL massassa uwai itaq, yamiq base apa pirang inna, naoroi mapute inai maluar
mamb,asei, massassa uwai iamiq base apa pirang inna, naoroi mapute inai masaqar
baine anging
baine anging
baine anging
paniq makkaerri anna, siola tobaine pangale ulliq
paniq makkaerri anna, siola tobaine pangale ulliq,
paniq makkaerri anna, siola tobaine pangale ulliq
iqo na sang taung mariri bulu Iolong uwakeq mappocciq langiq ponna es
iqo na· iqo na· sang sang taung taung mariri mariri bulu bulu lolong lolong uwakeq uwakeq mappocciq mappociq .langiq langiq poong ponna ei; es '-'
messoqol
me~~oqol
c,
;
messoqo!.
:~AA:-~
. . ../ . ., . . . -------------1--_.. PER P !J S T <\ '{ /t..'1 II PUS.H . P E M :1J 'I ~. '\ \.1 il:'\ iIJ
~ PE.&EM8A~6An I~HAIA .; .D A PA Ii TE MEN f f II! 0 f D i ;{ It N DAJII KEBUDAYAI~I~i
URUTAN VO!G4