507 2
S'+
i I
H
PUoM
A
D
I
A
H
OAW f£l';GE
-
■'
-
•
TIDAK DIPERDAGANGKAN UNTUK UMUM
Sastra Lisan Sambas:
Teks, Struktur, dan Lingkungan Penceritaan Ahadi Sulissusiawan,
Chairil Effendy Paternus Hanye Albert Rufinus
PErtGEMBftNGAN I
I
00005100
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta 1993
'srpujitaksan Pusai PambinaandanPengerabanganBabasa' Klasiflkasi
?fly
Induk:
TgJ.
:
Ttd.
.
m s
ISBN 979-459-291-9
Hak cipta dilindungi oleh undang-undang
Sebagian atau selurah isi buku ini dilarang diperbanyak dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis daripenerbit, kecuali dalam hal
penguiipan untuk keperluan penulisan artikel aiau karangan ilmiah.
StafProyek Penelitian dan Pembinaan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Jakarta: Dr. Hans Lapoliwa, M.Phil(Pemimpin
Proyek), Drs. K. Biskoyo (Sekretaris), A.Rachman Idris (Bendaharawan), Drs. M.Syafei Zein, Dede Supriadi, Hartatik, dan Yusna (Staf).
Pewajah Kulit: Drs. K. Biskoyo. IV
/ ; ,
'v.ihr\on -■ i..; . . .
KATA PENGANTAR
Masalah bahasa dan sastra di Indonesia berkenaan dengan tiga masalah pokok, yaitu masalah bahasa nasional, bahasa daerah, dan ba
hasa asing. Ketiga masalah pokok itu perlu digarap dengan sungguhsungguh dan berencana dalam rangka pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia. Pembinaan Bahasa ditujukan kepada peningkatan mutu pemakaian bahasa Indonesia dengan baik dan pengembangan bahasa di tujukan pada pemenuhan fungsi bahasa Indonesia sebagai sarana komunikasi nasional dan sebagai wahana pengungkap berbagai aspek kehidupan sesuai dengan perkembangan zaman.
Upaya pencapaian tujuan itu dilakukan, antara lain, melalui penelitian bahasa dan sastra dalam berbagai aspeknya, baik aspek bahasa Indo nesia, bahasa daerah maupun bahasa asing. Adapun pembinaan bahasa dilakukan melalui penyuluhan tentang penggunaan bahasa Indonesia
yang baik dan benar dalam masyarakat serta penyebarluasan berbagai buku pedoman dan hasil penelitian. Hal ini berarti bahwa berbagai kegiatan yang berkaitan dengan usaha pengembangan bahasa dilakukan di
bawah koordinasi proyek yang tugas utamanya ialah melaksanakan penelitian bahasa. sastra Indonesia daerah, termasuk menerbitkan hasil penelitiannya.
Sejak tahun 1974 penelitian bahasa dan sastra, baik Indonesia daerah maupun asing ditangani oleh Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indo-
nesia dan Daerah, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, yang bericedudukan di Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Pada tahun 1976 penanganan penelitian bahasa dan sastra telah diperluas ke sepuluh Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra yang bericedudukan di (1) Daerah Istimewa Aceh,(2) Sumatra Barat,(3) Sumatra Selatan,(4) Jawa Barat,(5) Daerah Istimewa Yogyakarta,(6) Jawa Timur,(7) Kalimantan Selatan, (8) Sulawesi Utara, (9) Sulawesi Selatan, dan (10) Bali. Pada tahun 1979 penanganan penelitian bahasa dan sastra diperluas lagi dengan 2Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra yang berkedudukan di(11) Sumatra Utara,(12) Kalimantan Barat, dan tahun 1980 diperluas ke tiga propinsi, yaitu (13) Riau,(14) Sulawesi Tengah, dan (15) Maluku. Tiga tahun kemudian (1983), penanganan penelitian bahasa dan sastra diper luas lagi ke lima Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra yang bericeduduk an di (16) lampung, (17) JaWa Tengah,(18) Kalimantan Tengah,(19) Nusa Tenggara Timur, dan (20) Irian Jaya. Dengan demikian, ada 21 Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra, tennasuk proyek penelitian yang bericedudukan di DKI Jakarta. Tahun 1990/1991 pengelolaan proyek ini hanya terdapat di (1) DKI Jakarta, (2) Sumatra Barat, (3) Daerah
Istimewa Yogy^arta,(4) Bali,(5) Sulawesi Selatan, dan (6) Kalimantan Selatan.
Pada tahun anggaran 1992/1993 nama Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah diganti dengan Proyek Penelitian dan Pembinaan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah.
Buku Sastra Lisan Sambas : Teks, Struktur, Dan Lingkungan Penceritaan ini mempakan salah satu hasil Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Kalimantan Barat tahun 1989 yang pela-
ksanaannya dipercayakan kepada tim peneliti dari Daerah Tingkat II Sambas. Untuk itu, kami ingin menyatakan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada Pemimpin Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indo nesia dan Daerah Kalimantan Barat beserta stafiiya, dan para peneliti,
yaitu Tim Peneliti Ahadi Sulissusiawan, Chairil Effendy, Patemus Hanye, Albert Rufimus.
Penghargaan dan ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada para pengelola Proyek Penelitian dan Pembinaan Bahasa dan Sastra Indo nesia dan Daerah Jakarta Tahun 1992/1993, yaitu Dr. Hans Lapoliwa,
M. Phil. (Pemimpin Proyek), Drs. K Biskoyo (Sekretaris Proyek), Sdr. A. Rachman Idris (Bendaharawan Proyek), Drs. M. Syafei Zein, Sdr.
VI
Dede Supriadi, Sdr. Hartatik, serta Sdr.Yusna (Staf Proyek) yang telah mengelola penerbitan buku ini. Pemyataan terima kasih juga kami sampaikan kepada Drs. M. Djasmin Nasution penyunting naskah ini. Jakarta, Desember 1992
Kepala Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Hasan Alwi
.
.'rj n,;0
uu fffijfiq /•
■
.
•. .
ii ifiion-T rn, ^ ': ; ■ n:)isqedf;>'" d-uv • -
. i v-t-- ■ .
ib j::o
^
■
fiiuq nfiiisquiii; .i , jni nsijlbfTSq
Vll
,
■ b ■: .. .s < ' ,-
'
.. ...•nri^C ' .-'i-' ■ ■ w,'
'
UCAPAN TERIMA KASIH
Dalam anggaran pembangunan tahun 1989/1990 Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Kalimantan Barat melaksanakan
satu penelitian yang beijudul Sastra Lisan Sambas: Teks, Struktur, dan
Lingicungan Penceritaan.Penelitian ini dilaksanakan di daerah Kalimantan Barat oleh Universitas Tanjungpura.
Dalam pengumpulan data para peneliti telah menerima bantuan dari berbagai pihak sehingga pengumpulan data dapat berjalan dengan lancar. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini sewajamyalah ucapan terima kasih disampaikan kepada: 1) Bupati Kepala Daerah Tingkat II Sambas, 2) Camat dalam wUayah Kabupaten Daerah Tingkat II Sambas,
3) Pemuka-pemuka adat di wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Sambas.
Terima kasih disampaikan pula kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian penelitian ini. Pontianak, 5 Desember 1989
Penyusun
vm
DAFTARISI
Halaman
KATA PENGANTAR
v
UCAPAN TERIMA KASIH
^
DAFTAR ISL. PETA KABUPATEN SAMBAS BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Masalah 1.3 Tujuan dan Hasil 1.4 Kerangka Teoii 1.5 Metode dan Teknik 1.6 Sumber Data.
viii x 1 1 3 3 4 5 5
BAB n
LATAR BELAKANG BUDAYA MASYARAKAT
SAMBAS
7
2.1 Wilayah dan Penduduk.
7
2.2 Budaya Masyarakat Sambas BAB in KEDUDUKAN,FUNGSI, NILAI DAN MANFAAT.... 3.1 Kedudukan 3.2 Fungsi 3.3 Nilai dan ManfaaL BAB IV ANALISIS STRUKTUR 4.1 Tema 4.2 Alur. IX
8 14 14 16 19 27 27 31
4.3 Latar.
34
4.4 Tokoh dan Penokohan 4.5 Bahasa dan Gaya Bahasa. BAB V LINGKUNGAN PENCERITAAN 5.1 Penutur. 5.2 Kesempatan Penuturan. 5.3 Tujuan Penuturan BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan. 6.2 Saian
36 3g 40 40 41 41 42 42 43
DAFTAR BACAAN.
44
LAMPIRAN-LAMPIRAN
LAMPIRAN
I
TUNTUNAN
WAWANCARA
UNTUK
INFORMASI
46
LAMPIRAN II TUNTUNAN WAWANCARA UNTUK PE
NUTUR LAMPIRAN in TEKS GERTTA
48 50
PETA KABUPATEN SAMBAS
SERAWAK
(MALAYSIA TIMUR)
KABUPATEN PONTIANAK
Keterangan: 01. Kec. Tujuh Belas
07.
02. 03. 04. 05.
08.
Kec. Sambas Kec. Tel. Keramat Kec.Jawai Kec. Tebas
06. Kec.Pemangkat
Kec.Sejangkung Kec.Sungai Raya
09. Kec.Samalantan 10. Kec. Ledo 11.
Kec. Bengkayang
12. Kec.Selakat
XI
13. Kec.Seluas 14. Kec. Paloh 15. Kec. Sanggau Lado
71. Kec. Pasiran 72. Kec. Rohan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di antara bangsa-bangsa di Asia Tenggara, bangsa Indonesia sungguh beruntung karena mewarisi khazanah sastra lama dalam jumlah yang besar sekali. Hal ini terlihat dari kenyataan yang ada bahwa di setiap daerah di kawasan Nusantara ini teidapat sastra lama yang tersimpan Halam tradisi lisan ataupun tulisan.
Pertiatian tertiadap sastra lisan sesungguhnya sudah dimulai pada abad ke-19 oleh para misionaris Belanda. Van der Tuuk, H. Scharer, W.L.
Steinhart, P. Middlekoop, dan P. Donatus Dunselman adalah beberapa orang yang telah melakukan penelitian terhadap sastra lisan itu (Teeuw 1984:285—286).
Sebagai salah satu propinsi di Indonesia, Kalimantan Barat, sebagaimana habiya propinsi-propinsi lainnya, banyak menyimpan sastra lisan.
Sayangnya, sastra lisan yang tersebar di Kalimantan Barat belum banyak yang dikumpulkan dan diteliti.
Salah satu kabupaten di Kalimantan Barat yang masih banyak menyim pan sastra lisan adalah Kabupaten Sambas. Untuk sastra lisan daerah ini, memang telah ada usaha untuk mengumpulkannya, tetapi penelitian ter hadap sastra lisan yang telah teikumpul itu belum pemah dilakukan.
Hingga kini, usaha mengumpulkan sastra lisan tersebut telah dapat dilihat
dalam bentuk buku bacaan anak-anak, yaitu Salai Tak Perekan Nak Dare Haji Madun yang dikiimpulkan dan diceritakan kembali oleh H.Mawaidi Rival Karena cerita itu telah diceritakan kembali sedemikian rupa, bahasanya sudah diolah kembali dan penuturannya sudah dicampuikan dengan sudut pandangan penulis, mengakibatkan cerita itu tidak dapatlagi digunakan sebagai bahan dalam penelitian ini. Sementara itu, sebuah penelitian pemah dUakukan oleh tim peneliti yang didanai oleh Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah Kalimantan Barat. Hanya, peneli tian tersebut merupakan inventarisasi yang tidak disertai analisis. Di sam-
pingitu, penelitian tersebut tidak pula disertai dengan transkripsibahasa daerah, dan tidak pula disertai catatan keterangan siapa penutumya, di mana penuturan dilakukan,Ma penuturan dilakukiui dan direkam sehingga hasil inventarisasi itu juga tidak di^at digunakan sebagai bahan dalam penelitian ini. Satu-satunya penelitian yang pemah dilakukan terhadap sastra lisan Sambas adalah penelitian yang dilakukan oleh Chairil Effendy pada tahun 1986. Penelitian tersebut merapakan latihan lapangan dari kelanjutan Penataran Sastra 11 yang diseloiggarakan oleh PusatPembinaan dan Pengembangan Bahasa dengan bantuan Proyek Pendidikan dan Pembinaan Tenaga Keija Teknis Kebudayaan,Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Judul p^elitian tersebut adalah Sastra Lisan Sambas: Teks, Struktur, dan Ungkungan Penceritaan. Mengingat penelitian tersebut merupakan la tihan dalam rangka penataran, maka analisis yang dilakukan tidak begitu mendalam. Di sinilah letak petbedaan dengan penelitian yang dilakukan ini.
Pengumpulan, teilebih lagi penelitian sastra lisan Sambas peilu di lakukan. Pengumpulan sastra lisan mendatangkan beberapa manfaat Terlebih lagi bila diingat bahwa kecenderungan masyarakat sekarang, yang hidup di zaman perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sonakin canggih, semakin moiinggalkan waiisan budaya nenek moyang itu. Padahal dari hasil poielitian terhadap sastra lisan d^at diketahui berbagai aspek kebudayaan daerah Sambas di masa lalu, yang pada giliran selanjutnya nilai-nilai kebudayaan itu dapat merupakan sumber yang tidak temilai harganya bagi pengertian terhadap berbagai aspek kebudayaan masyarakat Sambas masa kini, yang pada hakikatnya bersumber pada aspek kebudayaan tradisional (Ikram, 1983:10).
Penelitian sastra lisan Sambasjuga akan dapat membeiikan sumbangan peranan yang cukup penting bagi apcesiasi sastra Indonesia mndp.m,
sebagai dasar penciptaan sastra Indonesia modem, sebagai dasar komunikasi, dan jika mungkin, membeiikan sumbangan bagi pftngemhangan ilmu sastra Indonesia modem(Rusyana, 1975:22—24). 1.2 Masalah
Sebagaimana teilihat darijudul, penelitian ini mengarahkan peihatiannya pada penyajian serta analisis teks, termasuk teijemahannya, stniktur, dan lin^cungan perceritaan. Namun, tekanan utamanj^ diifttaifkan p^a pembahasan struktur dan nilai serta manfaatnya. Teks sastra patut diper-
lebih mudah dipahami. Sementara itu, lingjcungan penceiitaan diangg^ cukup teitiad^ lingkungan penceiitaan,maka latar belakang sosial budaya masyarakat Sambas dapat dipahami IJ Tiyuan dan Hasil
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendt^atkan gambaran yang lengkap tentang teks, latar belakang sosial budaya, kedudukan dan fimgsi, struktur, nilai, serta manfaat sastra lisan Sambas.
Latar beMang sosial budaya yang melahirkan sastralisan Sambas peiiu
dikei^ui kaiena dari situlah akan diketahui fungsi dan kftdndnkan cerita. Demikian pula, nilai dan manfaat sastra lisan dapat diketahui dengan baik bila latar belakang sosial budaya masyarakat yang melahiikannya diiffttahyi dengan pasti.
Di dalam analisis, apa yang dikatakan di atas terbukti kebenarannya. Pemahaman yang cukup terhadap latar belakang sosial budaya masyarakat Sambas sangat banyak membantu lancamya analisis yang Hiiainiiran ter hadap fungsi dan kedudukan cerita, nilai serta manfaaf cerita.
Hasil yang telah dici^ai dalam penelitian ini diharapkan dapat mem beiikan gambaran yang semestinya mengenai segala sesuatu yang menyangkut sastra lisan Sambas. Selain itu, mudah-mudahan hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh pihak yang beikepaitingan, khususnya Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, yang bermaksud mengadakan penulisan "Nilai dan manfaat Susastra Nusantara", yang akan diteibitkan pada Kongres Bahasa Indonesia VI tahun 1993 mendatang.
I^sadari sepenuhnya bahwa hasil penelitian ini belum sebagaimana yang rtiharapkan. Penutur cerita yang diharapkan sebanyak sejniluh orang temyata hanya tujuh orang. Begitu prin jumlah cerita yang diharapkan dapat dikiimpiilkan dalam jumlah yang cukup besar tidak dt^at dipenuhi.' Hal itu karena daerah yang akan dijangkau oleh tim peneliti terMu luas, sementara transportasi,khususnya transportasi air yang menuju ke daerahdaerah pedalaman sangat terbatas. 1.4 Kerangka Teorl
Pendekatan ini menggunakan pendekatan struktural. Pendekatan ini lyipmaTwiang karya sastra sebagai suatu kesatuan dan bukaimya merupakan bagian yang terpecah-pecah(Fokkema, 1977:21). hii sejalan dengan pen-
dj()at Piaget(Hawkes, 1978:16) yang memandang struktur sastra sebagai kesatuan oiganis yang disusun atas tiga ide dasar,yaitu ide keseluruhan,ide transfonnasi, dan ide pengaturan diri sendiri.
Dalam kenyataaimya, pendekatan struktural yang diterapkan tidak sepenuhnya membuahkan hasil yang memuaskan. Hal ini karena pendekatan struktural lebih tepat diterafdcan untuk
menganalisis sastra modem; sastra yang dihasilkan atas kesadaran penuh dari poigarangnya sebagai bahan bacaan yang memiliki nilai sastra. Wa-
laupun demikian, analisis struktural tidak ^tinggalkan sama sekali. Analisis struktural diterapkan
a. manusia dengan Sang Pendpta, b. manusia dengan alam semesta,
c. manusia dengan manusia sekitamya(masyarakat), d. manusia dengan manusia laiimya (ratio 1:1), dan e. manusia dengan dirinya sendiri. Pendekatan a—e tersebut di atas, masih mencakup pendekatan lain, yaitu
pendekatan ekspiesi budaya melalui hubungan: 1) manusia dengan keiiklahan, 2) manusia dengan cinta kasih.
3) manusia dengan kegelisahan, 4) manusia dengan harapan, 5) manusia dengan penderitaan,
6) manusia dengan tanggung jawab dan pengabdian, 7) manusia dengan keadilan, dan
8) manusia dengan pandangan hidup. Metode dan Teknik
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif di sini diseitai dengan teknik-teknik pengamatan langsung, peiekaman, dan wawancara, baik dengan penutur cerita manpyn dengan anggota masyarakat pendukung cerita teisebut,
Sebelum dilakukan perekaman terfiadap sastra lisan yang akan diteliti, teriebih dahulu dilakukan observasilapangan.Setelah observasi rfiiainikan
disusun daftar peitanyaan dan mengadakan peisiapan perekaman. Rekaman yang telah dilakukan kemudian ditranskripsikan ke dalam huruf Latin sesuai dengan tuturan yang dilakukan oleh penutumya, Dari transkripsi itulah kemudian dilakukan peneqemahan cerita ke dalam ba-
hasa Indonesia. Analisis dilakukan setelah peneijemahan dapat dilakukan. Periu ditegaskan di sini bahwa transkripsi ditulis sesuai dengan bunyi bahasa Sambas itu sendiri. Hal ini ditasa periu dilainikan agar pembaca yang bukan berasal dari daerah Sambas dapat melihat secara jelas bagaimana sebenamya bahasa Sambas bila ditinjau dari aspek fonologinya. Keputusan yang diambil teisebut membawa konsekuensi, yaitu inenempatkan tanda-tanda baca tertentu pada setiap kata yang memiliki bunyi khas. Sebagai contoh, bunyi e pada ekor dalam bahasa Indonesia ditulis
dengan i. Bun3d hamzah, yang di dalam bahasa Indonesia dilambangkan dengan huruf k. dalam transkripsi ditulis dengan lambang trema ('). Penanda ini teipaksa dilakukan karena tidak semua kata yang berakhir dengan huruf k dapat dibaca dengan bunyi hamzah
Di samping itu, terdapat kekhususan pula dalam sistem bunyi, yaitu dominannya bunyi sengau. Kata pokoknya, misalnya, dapat Hitiimrifan
deng^ bunyi-bunyi yang bervariasi, seperti pokok' ong, poko' ng, atau poko'ne. Variasi ng dan ong,sejauh pengamatan peneliti tidak tunduk pada hukum-hukum tetap. Kemungkinan saja variasi teisebut merupakan idiolek atau kebiasaan yang dimiliki seorang penutur. Walaupun demikian.
dalam transkripsi kedua vaiiasi itu tetap dituliskan apa adanya. Sementaia itu, bunyi ne agak jarang digunakan walaupun ada dalam tuturan seharihari.
1.6 Sumber Data
Sumber data sastra lisan Sambas dalam penelitian ini diperoleh dari
tujuh pxang penutur sastra lisan Sambas.Semula diharapkan sepuluh orang penutiiir, tetapi karena daerah yang akan dijangkau terlalu jauh, sedangkan transportasi air yang akan digunakan menuju daerah-daerah tersebut sulit dicari, maka hanya tujuh penuturiah yang didapat Sebenamya, dari masing-masing penutur dihan^kan banyak cerita yang dapat direkam. Namun, penutur ceiita yang lupa sedikit saja jalan cerita yang akan ditutuikannya, tidak mau mencetitakan ceritanya. Di samping itu, ada seorang penutur cerita yang sudah tua sedang moiderita sakit ketika cerita direkam. Terakhir, ketika penelitian ini berada dalam taluq) analisis, tim peneliti meneiima kabar bahwa yang bersangkutan
sudah meninggal dunia. Kenyataan ini sangat disayan^an sebab semakin hari semakin sedikit orang yang dapat menutuikan sastra lisan Sambas.Ke nyataan ini, akan menyulitkan penelitian —^setidaknya demikian— lebih lanjut teihadt^ sastra lisan Sambas, yang barangkali akan dilanjutkan di konudian hail.
Sumber data untuk penelitian ini tidak hanya teibatas pada penutur cerita, tetapi juga kepada orang-orang yang dianggap sebagai pendukung aktif sastra lisan Sambas. Kepada mereka diajukan beibagai pertanyaan yang beikaitan dengan kedudukan dan fimgsi sastra lisan Sambas. Informasi yang didapat dari mereka sangat berguna dalam menganalisis lingkungan penceiitaan. Peilu diketahui, baik penutur sastra lisan maupun mereka yang diwawancarai, rata-rata telah berusia lanjut. Hal ini disengaja agar cerita yang
direkam dipeikirakan sebagai cerita yang belum begitu banyak tersentuh oleh unsur-unsur luar, terutama unsur bahasa Indonesia. Pemilihan ini
bukannya tidak moigandung konsekuensi. Dalam perekam temyata ba nyak bunyi yang tidak jelas. Akan tetapi, kendala ini dt^at diatasi setelah transkripsi yang dibuat dicocokkan kembali kepada penutumya.
BAB n
LATAR BELAKANG BUDAYA MASYARAKAT SAMBAS
2.1 Wilayah dan Penduduk
Kabupaten Sambas adalah salah satu dari enam kabupaten yang ada di Propinsi Kalimantan Barat. Kabupaten-kabupaten lainhya adalah Pontianak, Sanggau, Sintang, Kapuas Hulu, Ketapang. Kabupaten Sambas tedetak di antara 108®—110® bujur timur dan 0,33®—^2,8® lintang utara. Kaiena letak kabupaten ini di sebelah utara dan menyisir paittai Laut Natuna, maka orang-orang yang berdomisili di ka bupaten laiimya menyebut orang-orang Kabupaten Sambas sebagai orangorang Pantai Utara.
Luas wilayah ini sebesar 1,214.000 ha atau 12.140 km^. Wilayah yang luas tersebut berbatasan dengan Serawak, Malaysia Timur, di sebelah utara; berbatasan dengan Laut Natuna di sebelah barat; berbatas dengan Kabupaten Pontianak di sebelah selatan; dan berbatasan dengan Kabupaten Pontianak dan Kabupaten Sanggau di sebelah Timur.
Beidasaikan data tahun 19i84 (Effendy, 1986:14), jumlah penduduk Kabupaten Sambas sebesar 655.946 jiwa. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, data tersebut pastilah tidak akurat lagi. Perbandingan antara pria-wanita dalam masyarakat kabupaten ini cukup besar. Jumlah pria sebanyak 125.655 orang, sedangkan jumlah wanita sebanyak 342.055 orang,tidaklah terlalu penting untuk diuraikan di sini apa yang menyebabkan perbandingan yang begitu mencolok antara pria dan wanita dalam masyarakat kabupaten ini.
8
Masyarakat Sambas percaya bahwa nama kabupaten mereka diambil dari bahasa Cina,scan berarti 'tiga' dan bas beraiti liangsa'. Kenyataannya, di wilayah ini teidapat tiga suku bangsa yang dominan, yaitu suku bangsa Melayu,suku bangsa Dayak, dan suku bangsa Gna(13,93%). Sedangkan suku-suku bangsa lain tidaklah terlalu besar, yaitu Eropah (0,02%) dan suku bangsa Iain-lain —tennasuk Madura dan Bugis yang relatif lebih banyak— beijumlah 22,85%. Sebagian besar penduduk Kabupaten Sambas bekeija sebagai petani, yaitu sebanyak 63,23%. Sisanya teibagi ke dalam beibagai jenis pekerjaan, antara lain, pegawai negeri, pedagang, dan buruh. Dari segi penggunaan bahasa, mengingatjumlah penduduk suku bang sa Melayu lebih besar,maka bahasa Melayu,terlihatlebih dominan.Hal ini sangat terasa sekali apabila kita berada di desa-desa kecamatan. Jumlah kecamatan ada tujuh belas. Bahasa Dayak hanya digunakan di Samalantan, Ledo,Dayak,dan sebagian Selakau, sedangkan bahasa Cina digunakan di kota-kota seperti Pemangkat dan Singkawang. Namun, ini pun teibatas hanya di tempat-t^npat seperti pasar, tempat menjadi transaksi jual beli perekonomian yang pada umumnya dikuasai oleh orang-orang dari suku Cina.
2.2 Budaya Masyarakat Sambas daerah-daerah budaya Melayu lainnya, budaya masyarakat Sambas sangat kental diwamai oleh budaya Islam. Oleh karena itu, bila kita ingin melihat lebih jauh budaya masyarakat daerah mi, maka nilai-nilai Islam yang mendasari budaya tersebut tidak diabaikan. Ajaran Islam menekankan keselarasan kehidupan dunia dan akhirat. Ajaran itu terceimih dalam hadis nabi yang beibunyi, "Beribadahlah sebanyak-banyaknya seolah-olah engkau akan mati besok pagi, dan beker-
jalah sekeras-kerasnya seolah-olah engkau akan hidup selama-lamanya." Ajaran ini melahitkau keyakinan penuh umat kepada Tuhan di satu pihak dan melahitkan etos keija yang besar di lain pihak. Keyakinan yang penuh teihadap Tuhan yang menciptakan alam semesta ini tetcermin dengan jelas dalam berbagai nilai budaya, baik yang berhubrmgan dengan pandangan hidup bermasyarakat, kehidupan indivi dual, hubungan manusia dengan alam,sampai kepada berbagai bentuk dan jenis kesenian.
Dalam sejarah peradaban Islam, mesjid merupakan sentral segala macam kegiatan. Ketika htjrah ke Madinah, mesjid pulalah yang pertama kali didirikan oleh Nabi Muhammad.
Dari segala sesuatu yang menyangkut kegiatan keagamaan, politik, sampai ekonomi, diatur dan digerakkan. Hal yang sama pun terlihat di tengah masyaiakat Kabupaten Sanibas, khususnya di daerah-daerah yang
masih lelatifmumi dan ti^sional, yaitu di desa-desa yang berada di dalam lingkungan Kecamatan Teluk Kerama^ Jawai,Tebas,Sejangkung, Paloh, dan Seluas.
Di desa-desa yang teiinasuk ke dalam beben^a kecamatan seperti disebut di atas, mesjid mendapat kedudukan yang istimewa. Penduduk boleh saja hidup dan tinggal di nimah-nimah yang sedeihana, tetap tidak dengan mesjid. Mesjid selalu ditampilkan dalam sosok bangunan yang besar dan indah. Dana yang didapat untuk membiayai kebutuhan mesjid biasanya didi^at dari zakat waiga desa yang sebagian besar hidup dari pertanian.Tidak seperti di kota-kota,pengurus mesjid di desa-desa tersebut secara khusus dibiayai oleh masyarakat dengan zakat itu. Dengan demikian,kebersihan dan kelancaran kegiatan di mesjid tetap teijaga dengan baik. Peihatian yang besar teihadap mesjid bukan saja secara fisik, tetapi juga menyentuh jiwa mesjid itu sendiri sebagai rumah Allah. Dengan demikian,akidah dan syariat dijalankan secara maksimal. Salah satu usaha untuk menunjang pemahaman nilai-nilai Islam secara mendalam adalah dengan mempelajari A1 Quran.Perhatian yang sangat besar teihadap kitab suci melahiikan banyak guru mengaji.Pada gilinm selanjumya,dari daerah Kabupaten Sambas ini banyidc lahir qari dan qariah yang memiliki standar nasional ataupun intemasional. Karena peihatian terhadap masjid dan mengaji AI Quran sangat besar, tidaklah terlalu mengherankan apabila dari daerah ini lahir beibagai bentuk kesenian yang bemapaskan Islam. Zikir Maulud, Radat, Musik Gambus adalah beterapa jenis kesenian yang teidapat di daerah-daerah Sambas, tentu saja contoh-contoh tersebut tidak bermaksud mengabaikan bentukbentuk atau jenis-jenis lainnya yang ada di daerah tersebut Sebagai bukti betapa berkembang subumya bentuk kesenian Zikir Maulud,misalnya, di Teluk Keramat teidapat kurang lebih delapan puluh grup yang terdiri dari
anak-anak muda.Begitu pun dengan musik Tanjidor,di seluruh Kabupaten Sambas hingga kini, menuiut informasi pengumsnya, Bapak Nadjidi H. Abbas, terdapat kurang lebih dua ratus grup, yang siap pakai apabila
P K P P il S T M< A fi N
PUS 61
i-'CMdir.iA A!V
DAW
P£i'JG£P<1SA(vti;/ ('j S^HASA OEPPRItMEM PtA'O.UIKAN OAW K£BuOAVAAN
10
diperiukan, baik untuk keperluan memeriahkan pesta-pesta peikawinan maupun untuk mengisi acara-acara Iain. Sastra lisan, yang umumya mestinya lebih tua daripada bentuk dan jenis-jenis kesenian lainnya,juga memiliki napas keislaman yang kental.
Sebagaimana dapat dilihat daiam bagian analisis mengenai nilai dan amanat sastra lisan itu sendiri,nafas keislaman itu teilihat daii tema dan amanat
yang teikandung di dalamnya. Begitu pun dengan nama-nama tokoh serta pandangan hidup para tokobnya mempeilihatkan secarajelas wama keisla man yang menjadi dasar nilai budaya masyarakat Sambas. Apa yang mrajrdi ahgan-angan, pandangan hidup, dw tingkah laku para tokoh cerita, tercermin pula dalam angan-angan, pandangan hidup, dan tingkah laku masyarakatSambas pada umumnya,dan masyarakat yang tinggal di pedesaan khususnya. Angan-angan untuk hidup lebih baik dariptula t^a yang telah dijalani sebelumnya dengan cara menempuh hidup merantau merupakan nilai budaya yang paling menonjol; sampai kini masih terasa kuat teidapat dalam masyarakat Sambas. Kota Sambas dan kota-kota kecil di sekitamya semakin hari semakin kosong, dan yang
tinggal hanyalah sebagian kecil anak-anak muda, selebihnya orang tua karena ditinggal merantau oleh warganya. Hanya pada bail tertentu, khu susnya hari Raya Idul fitii, kota Sambas dan kota-kota kecil di sekitamya ramai kembali. Pengarang cerpen kelahiran Sambas —^Yusakh Ananda,
yang oleh H.B. Jassin digolon^can ke dalam Angkatan 66— dengan tepat telah menggambarkan keadaan kotanya im,beserta adat-istiadamya dalam sebuah cerpennya yang beijudul Kampmgku yang Sunyi (Jassin, 1981). Merantau, meninggalkan kampimg, untuk meningkatkan ilmu pengetahuan membuahkan hasil nyata. Pegawai negerl, baik yang bekeija sebagai tenaga administratif maupun gura kedua bidang ini tampaknya
menjadi minat utama masyarakat Sambas masa kini, yang tersebar di berfoagai instansi di kota-kota Pontianak dan sekitamya. Kuatnya motivasi untuk merantau dan memintut ilmu di kota-kota besar,baik yang berada di lingkungan Kalimantan seiMliri maupun di Pulau Jawa,semakin mendapatkan sosok yang utuh karena didukung oleh orangorang tua dan masyarakat Sambas sendiri. An^-anak muda Sambas,baik
yang berasal dari l^angan berada maupun tidak berada,selalu dipacu oleh orang tua ataupun masyarakatnya untuk mencari pendidikan yang tinggi. Pengamatan sementara dari tim peneliti teihadap kehidupan maha-
11
siswa yang berasal dari desa-desa di Kabupaten Sambas menjdmpulkan bahwa lebih banyak mahasiswa tersebut yang datang ke Pontianak hanya berbekalkan tekad dan semangat,
Dari sudut pandangan hidup,masyarakat Sambas memiliki pandangan hidup Islami; pandangan hidup yang berdasaikan nilai-nilai keislaman,
yaitu pandangan hidup yang seMu mengacu pada akidah dan pandangan syariat Islam. Bagi mereka, hidup yang beiguna dan bemilai tinggi adalah hidup yang penuh bakti kepada Tuhan Yang Maha Esa. Tmplementasi dari pandangan hidup yang demikian adalah menjalani hidup apa adanya,tetapi bukan beraiti tanpa usaha. Mereka yang telah mendapatkan harta yang cukup banyak didorong untuk membayar zakat dan menunaikan haji. Dalam hal haji, jika pemyataan beiikut ini benar, barangkali masyarakat Dari sejak dulu, predikat haji memang sudah mendapat kedudukan
istimewa dalam masyarakat Sambas. Bukan saja karena cukup banyak orang-orang Sambas yang menuntut ilmu di'kota suci Mekkah,dan hahVati
beberapa di antaranya mempunyai nama harum sebagai guru di Mekkah maupun di Indonesia, melainkan masyarakat Sambas sendiri memberikan
tempat yang istimewa bagi mereka yang telah menunaikan ibadah haji.
Dalam pesta-pesta peikawinan, para haji didudukkan atau ditempatkan pada bagian "atas" dari suatu jajaran undangan, yang biasanya duduk di tikar. Lauk-pauk imtuk makan beserta peralatan untuk makannya,biasanya sedikit berbeda dengan undangan lainnya. Suasana semacam ini tidak
menimbulkan iri, tetapi sebaliknya malah menimbulkan rasa hormat yang begitu mendalam. Suasana itu pula yang merangsang anggota masyarakat lainnya bemiat menunaikan ibadah haji.
Nilai-nilai dan budaya Islam memang dijaga kuat oleh masyarakat Sambas walaupun sedikit-banyak nilai-nilai dan budaya itu semakin hari
semakin mencair. Tiga puluh tahun atau dua puluh tahun terakhir, masya rakat Sambas masih dengan ketat mengawasi pergaulan pria wanita. Sepasaiig mempelai yang duduk di pelaminan, acapkali tidak melewati proses saling kenal satu sama lainnya. Laki-laki atau peijaka, dalam banyak pengakuan para orang tua yang berhasil diwawancarai, mendapat istrinya
hanya karena perantaraan oiang kietiga atau ketika bertemu sepintas di tempat saudara atau kerabatnya. Ketika duduk di pelaminan,seorang lakilaki atau pengantin laki-laki tidak pula secara langsung dapat mengenali wajah istrinya. Begitu pula dalam pergaulan suami^stri hams lebih dahulu
12
melewati suatu fase yang cukup panjang. yaitu empat puluh hari, baiu mereka boleh bergaul intim satu dengan laiimya. Adat yang cukup ketat ini memang mulai mencair, tetq)i di sana-sini masih teidengar sisa-sisa nilai kebudayaan masalalu itu. Namun,secara keseluruhan adat peigaulan pria wanita^chuaisnya di desa-desa— masih mendapat peihatian yang cukup ketat atau keras dari para orang tua. Sebagaunana jamaknya masyarakat pedesaan, masyarakat Sambas memiliki ikatan yang kuat dengan tanah asal. Ikatan yang kuat kepada tanah asal tidak saja teijabaikan ke dalam bentuk pulang sekali setahun
ketika hari raya Idul fitti, yang lebih-lebih tampak dalam rasa persaudaraan yang dijalin ketika beiada di rantau. Hal ini beiktdtan eratjuga dengan rasa kekerabatan yang begitu mendalam dalam hati setiap orang Sambas. Bila seorang anggota masyarakat tahu atau dibeii tahu bahwa ia memiliki anggota keluaiga lain di suatu tempat, maka salah satu dari kedua belah pihak itu akan berusaha untukmencaii yang lainnya. Silaturahmi atau tali peersaudaraan memang kental dalam budaya masyarakat Sambas. Tidak mengherankan apabila orang-orang tua atau sebagian anak-anak mudanya mengetahui dengan persis seluk-beluk ke kerabatan seseorang. Dengan kuatnya tali persaudaraan di antara mereka, maka tidaklah mengherankan pula bahwa organisasi sosial Pantai Utara— organisasi atau perkumpulan persaudaraan masyarakat Sambas di kota Pontianak— merupakan organisasi yang paling besar dan paling sukses
dibandingkan dengan organisasi-organisa^ seropa yang ada di kota yang sama. Melihat kenyataan inilah, barangkali —seperti telah dikatakan di atas— sering timbul isu yang salah bahwa masyarakat Sambas mementingkan sukunya atau sukuistis. Penjabaran lebihjauh dari sikap kekerabatan yang begitu dalam adalah kuamya kesadaran untuk saling menolong dan bergotong-royong. Seorang informan, Pak Ramli, menutuikan bahwa ia, ketika akan mengawirkan salah seorang putranya, memerlukan waktu khusus untuk memberi tahu sanak keluarganya yang berada di desa-desa yang cukup jauh daii kota Sambas. Peihelatan itu sendiri baru akan diselen^arakan sekitar sebulan kemudian.Pada waktu pe±elatan itu dilaksanakan,Pak Ramli tidak perlu memikiikan terlalu jauh biaya yang akan dikeluarkannya sebab sailak
keluarga yang datang,dari desa-desa yangjauh itu,dengan sendirinya akan memenuhi kepeiiuannya. Beras, ayam, dan beibagai keperluan lainnya
13
yang dibawa oleh para anggota kerabat bahkan tidak habis dalam acara perhelatan tersebut.
Apa yang dialami Pak Ramli adalah suatu kenyataan yang teqadi di kota Sambas; kota yang sesungguhnya telah mengalami transformasi
budaya. Dengan melihat apa yang masih teqadi di kota,secara umum dapat ditarik kesimpulan bahwa di desa-desa nilai tolong-menolong dan gotong royong masih dijaga dengan kuat keberadaannya.
Dalam masyarakat komunal seperti itu, maka bentuk budaya — khususnya yang terekspiesikan ke dalam berbagai keseniannya— yang lahir adalah budaya komunal; budaya yang mementingkan hadimya rasa kebersamaan di antara sesama anggota masyarakat pendukungnya. Oleh karena itu, penilaian yang tepat teihadap berbagai bentuk dan jenis kesenian yang lahir dari masyarakatseperti itu haruslah ditempalkan Haiam rangka komunalisme itu.
Salah satu usaha untuk menempatkan sastra lisan dalam kerangka komunalisme itu adalah diseitakannya analisis teihadap lingicnngan cerita, yang sedikit-banyak memberikan informasi mengenai kedudukan,fimgsi, nilai, dan amanat cerita yang teikandung di dalamnya. Di samping itu, untuk memperoleh gambaran yang len^kq) mengenai keseluruhan aspek sastra lisan Sambas, maka latar belakang budaya Sambas yang diuraikan dalam bab ini menjadi patting.
BAB m
KEDUDUKAN,FUNGSI,NILAI,DAN MANFAAT 3.1. Kedudukan
Sastra lisan mempunyai kedudukan yang penting dalam masyarakat pendukungnya.Dikatakan demikian karena sastra lisan adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat pendukungnya. Se-
bagaimana lazimnya bentuk-bentuk dan jenis-jenis kesenian laitmya seperti tari, musik, dan permainan rakyat, sastra lisan pun merupakan basil ekspresi budaya masyarakat yang melahiilcaimya. Lahimya sastra lisan ddak semata-mata untuk hiburan, tetapi —^pada
hakekatnya— kaiena adanya kebutuhan untuk berkomunikasi atau me-
ngomunikasikan apa yang ada dalam pikiran penceritanya. Namun,tidak seperti sastra modem yang memiliki kecenderungan untuk menikmati secara individual, sastra lisan. memiliki sifat komimikatif; sifat teibuka
bukan saja pada proses penuturan atau penceritanya, tetapi juga pada proses penyebarannya. Oleh karena itu, siapa pun dipeikenankan untuk menutur atau menceritakan kembali cerita yang pemah didengamya
kepada orang lain,sejauh cerita-cerita tersebuttidak menuntut persyaratanpersyaratan tertentu.
Dengan sifat yang terbuka seperti itu,sastra lisan akrab dengan masya rakat pendukungnya. Keakraban itu, pada giliran selanjumya membuat masyarakat pendukungnya merasa ikut memiliki dan bemsaha terns untuk menjaga sastra Usan tersebut. Salah satu usaha yang dapat dilakukan oleh masyarakat pendukungnya teihadap sastra lisan yang meieka miliki adalah 14
15
dengan selalu menceritakan kembali sastra Usan teisebut pada beibagai kesempatan.
Mengingat isi sastra lisan —sebagaimana dapat dilihat daiam uraian
mengenai nilai dan manfaat— begitu penting bagi masyarakat pendukungnya, maka sastra lisan merailiki kedudukan yang cnkup pftniing
Hal in! dapat dilihat daii tanggapan masyarakat pendtdomgnya tarhadyp sastra lisan itu sendin. Di dalam masyarakat Sambas, cciita dianggap benar-benar pemah tegadi sehingga sampai sdtarang mereka masih percaya teihadap cerita teisebut Sebagai contoh adalah cerita "Tan Unggal". Cerita ini sebenamya beiedar luas di kalangan masyarakat Sambas. Namun, dalam penelitian ini, cerita itu tidak dapat diseitakan kaiena penutur cerita yang di^at dihubungi tidak beisedia menceritakan cerita
teisebut dmigan beibagai alasan tertoitu. Begitu pula dengan cerita "Buniilan Gimung Senujuh", para penutur cerita yang dihnhimgi pun tidak bersedia menceritakan cerita ini kaiena takut akan sesuatu yang berada di luar kekuasaan meieka. Atau, dengan bahasa Sambas, meieka takut "tulah".
Kedua cerita teisebut di atas,oleh masyarakat Sambas dianggap benarbenar pemah tegadi sehingga meieka percaya bahwa di daerah Sebedang beberapa kilometer dari kota Sambas,teidapat kuburan Bujang Nadi dan Dare Nandang —dua bersaudara— yang dikubur hidup-hidup oleh ayahnya. Tan Unggal, dalam cerita "Tang Unggal". Begitu pun tftrhadap cerita "Bantilan Gunung Senujuh" meieka percaya bahwa untuk masuk ke daerah yang meieka percayai tempat teijadinya cerita tersebut, hams memoiuhi beben^a syarat yang tidak ringan. Selain faktor kepercayaan yang menyebabkan kedudukan sastra lisan Sambas menjadi penting, faktor lain adalah kesadaran untuk teius men-
jaganya. Dalam acara-acara teitentu, khususnya pada acara peikawinan, sastra lisan Sambas masih terus diceritakan sampai kini. Khususnya cerita teisebut diceritakan di hadapan orang-orang yang bekeija mempeisiiq)kan perhelatan yang diadakan. Begitu pun sebagian orang-orang tua yang bukan penutur cerita, tetapi mengerti dan hafal sebagian cerita, menceri takan sastra lisai}kepada anak-anak dan cucunyapada waktu malam.Sastra
lisan SambasJuga masih diceritakan di gubuk-gubuk kecil di tengah sawah ketika para petam beristirahat setelah bekeija seharian penuh menggarap tanah perawahan meieka.
Tentu saja kedudukan sastra lisan yang begitu penting di tengah
16
teu^i teiletnh-lebih —^sqieiti telah dikatakan di muka— kaiena fungsi yang riikandung oleh sastra lisan itu sradiri sangat penting bagi usaha meieka menjalani kehidupan di dunia. Menjalani kebidupan, balk yang betbubungan antara meieka dengan Tuhannya, hubungan meieka dengan atam semesta, hubungan antara mereka dengan sesama manusia di
sekitamya,hubungan antar manusia dan antar individu, maupun hubungan manusia atau meieka doigan diiinya sendiii. 32 Fungsi
Sastra lisan adalah bagian dmfoUdore. Sebagai bagian dm folklore, maka fanga fnUdnre pada umunmya juga merapakan fungsi sastra lisaa Menurat Bascom(1965*^97—8),teidapat empat
folklore, yaitu(1)
sebagai suatu sistem pioyeksi,(2) sebagai alat pengesahan budaya,(3) sebagai alat pendidikan, dan(4)sebagid alat pemaksa berlakunya noimanoima dalam masyarakat dan sebagai alat peng^dalian masyarakat. Sebagai sistem pioyeksi, pioyeksi tentang angan-angan yang teipen-
dam dan ingin dinyatalum secara tersembunyi lewat pesan-pesan simbolik, beben^a contoh ceiita dapat diajukan di sini. Dalam cerita "Si Miskin", diceiitakan kringinan seorang pemuda —Tengku Leban— yang buruk mpa nnmk kawin dengan putri raja. Untukmendukung angan-angan terse-
but,si Tungkur Leban digambai^ memiliki kesaktian menyediakan apa saja yang diminta raja, yaitu barang-barang yang digunakan untuk antar pinang. Dari cerita ini,secara tersirat dapat disimpulkan bahwa keinginan untuk hidup bersama dragan seseorang yang cantik, yang memiliki stams dan deiajat yang tinggidimata masyarakat
Fungsi yang sama terlihat di dalam ceiita-cerita "Pak Sawah","Mimpi Bulan Dipan^an", "Putii Tujuh", "Putri Enam", dan "Pak Sulai Jadi Menantu Raja". Di dalam ceiita-cerita tersebut walaupun dengan tekanan yang beibeda satu dengan lainnya,dapat ddihat bahwa sastra lisan tersebut m«»ngandung pioyeksi keinginan untuk hidup dengan orang-orang yang berderajat lebih tinggi.
Fungsi sastra lisan semacam ini dapat teijadi, barangkali, dalam kehidupan yang nyata dalam masyarakattradisional keinginan yang sepeiti itu tidak pemah teijadi dalam kenyataan. Oleh karaia itu, untuk mengkompensasikan keinginan yang tidak mungkin dicapai atau berada di luar jangkauan itu, akhimya lahii sastra lisan yang memiliki fimgsi tersebut.
17
Sebagai alat pengesahan budaya, beberapa sastra lisan Sambas pun dapat diajukan sebagai contph. Ceiita "Datuk Kulub", yang menceritakan seseorang manusia yang tidak dapat disunat O^emaluannya)adalah contoh yang paling tegas menyatakan fimgsi ini. Tokoh ini sadar bahwa sunat atau khitan mempakan tradisi yang hams dilaksanakan. Hal ini beikaitan de-
ngan ajaian agama Islam, bahkan kini telah menjadi kebutuhan setiap lakilaki kaiena sunat atau khitanan membawa kesehatan bagi tubuh. Dalam masyarakat Islam seperti di Sambas,prang yang tidak sunat akan menjadi bahan atau pbjek pipk-plpk prang Iain. Oleh kaiena itu,ketika tpkph ini lari dan diam di bukit Piantus, dan mendengar burang beifoimyi kulup,kulup, dan kulup, Datuk Kulub menjadi marah kaiena ia merasa -bukan saja manusia yang mengplpk-plpkan dirinya melainkanjuga binatang. Sebagai alat pradidikan dapat dilihat pada ceiita "Putri Enam".Dalam ceiita ini digambaikan sifat-sifat iri hati; iii hati yang giliian selanjutnya malah membawa celaka bagi diri sendiii. Isi ceiita sejenis tedihatjuga di dalam cerita "Si hfiskin". Dalam cerita "Si Miskin", enam prang gadis menplak ketika dilamar pleh Tungkur Leban disebabkan wajah Tungkur Leban sangat buruk atau jelek. Namun, setelah Tungkur Leban kawin dengan gadis yang ketujuh dan mereka tahu bahwa wajah Tungkur Leban yang sesungguhnya sangat tampan, maka meieka pun menyesal. Sesungguhnya sastra lisan Sambas yang berfimgsi sebagai alat pendidikan tidak hanya beibatas pada kedua cerita tersebut. Ceiita-cerita yang terdqiat dalam Anak Mayang Susun Delapan Susun Sembilan di
K(^anganAnak Cucu si GentarAlam yang terbagi ke dalam empatei»spde juga menduduki fungsi sebagai alat pmididikan. Fungsi alat pendidikan di sini tampak jelas ketika anak cucu si Gantar Alam berasaha sekuat
untuk menjaga nama bak keluaiga meieka. Begitu pula dalam cerita "AIu
Galing Lesung Tembaga". Cerita ini di^at dikatakan sebagai cerita yang berfimgsi edukatif kaiena menggambaikan tpkphnya yang selalu beibuat kebaikan untuk sesama manusia, dan juga beifouat baik sesama anggpta keluarganya sendiii.
Selanjutnya, sebagai alat pengesahan budaya dapat dilihat cerita-ceiita "Batu Belah" dan "Datuk Kulup". Cerita "Batu Belah" menceritakan seorang ibu yang membunuh dirinya sendiii dengan cara memasukkan
tubuhnya ke dalam batu yang dapat memakan manusia. Tindakan yang dilakukan pleh ibu itu kaiena merasa dikhianati pleh kedua anaknya. Akan tetapi,sesungguhnya bukan kaiena dikhianati pleh kedua anaknyalah yang menjadi sebab utama tindakan ibu tersebut. Di dalam masyarakat Sambas,
18
seseorang yang ingin makan sesuatu,tetapi tidak sampai disebut"kemponan". Kemponan yang dialami seseorang bisa berupa kecelakaan atau musibah lainnya. Dengan demikian, musibah yang teijadi katena kempo nan bukanlah musibah yang disengaja atau dikehendaki, tetain teijadi di luar kehendak manusia itu sendiii.
n^iam masyaiakat Sambas,dan mun^dnjuga dalam masyarakatlain nya,kemponan masih dibeilaukan dan dipercayai walaupun nilai-nilai atau ajaran flgama (islam) tidak membenaikannya. Praktik hidup sehari-haii mtnnpftriihatkan kepada kita, kalau crang-orang disuguhkan makanan, tetip tidak dimakannya atau tidak sempat untuk memakannya kaiena teigesa-gesa akan pergi, maka orang yang menyiapkan makanan tersebut menyuruh orang yang tidakjadi makan tadi mencici(n sedikit atau bahkan sAfdar memegang makanan tersebut Tindakan itu diharapkan agar di^at orang yang bersangkutan tidak ken^>onan atau mend^at musibah dijalan ata" di dalam peijalanannya.
Sementara itu, di dalam cerita "Datuk Kulup" diceritakan seseorang
yang tidak bisa disunat atau dikhitan kemaluannya kaiena kulit kemaluannya terlalu keras. Dalam ajaran Mam,sunat atau khutan mempakan suatu perlHiatan yang (hanjurican untuk dlaksanakan. Dengan sunat atau khitan seseorang d'hampkan menjadi sehat jasmaninya. Oleh kaiena im, nilainilai yang hidup di masyarakat men^ndaki orang disunat atau dikhitan, tetiq>i rfaiam kenyataannya konaluan Datuk Kulup tidak dipd^sunat atau rtikhitan, maka ia merasa malu. Rasa malu itu semakin bertambah setelah
didoigamya bahwa burung-burung yang ditemuinya di Inikit Piantus, tftmpat ia tinggal,juga mengolok-oloknya. Dari dua cerita tersebut di^at dilihat bahwa masyarakat Sambas
monggiinflkan kedua cetita itu untuk memaksa beilakunya noima-norma
yang harus diikuti oleh anggota masyarakamya.Khusus untuk cerita"Bam Belah",hingga sekarang para anak akan merasa takut diancam oleh orang ma meieka bahwa meieka akan menemui bam belah jika anak-anaknya
yang tidak menaati perintah para orang tua meieka. Dalam kenyataannya,keseluruhan cerita yang dt^at diiekam tidaklah dapat dipisah-pisahkan secara tegas sesuai dengan fungsinya masingmasing. Sebab, suam cerita dapat saja menduduki dua fungsi atau lebih. Bam Belah, misalnya selain dapat berfungsi sebagai alat pemaksa berlakunya norma-nonna di dalam masyarakat juga dapat berfungsi sebagai alat pendidikan bagi anak-anak agar tetap menghormati para orang ma
19
mereka. Begitu juga dengan cerita "si Miskin" yang menduduki fungsi proyeksi keinginan teipendam juga dapat sekaligus beiiimgsi sebagai alat tetapi yang lebih penting meUhat moralnya. 3J Nilai dan Manfaat
Sebagaimana kaiya sen! lainnya, sastra inm lahir dan bennula dari keinginan untuk beikomunikasi,yaitu komunikasi antara pengarang di satu pihak dan realitas di lain pihak (Muhamad, 1972:25—33). Dengan demikian,komunikasi di sini tidak teibatas pada komunikasi antannanusia sesamanya,tetapijuga dapat berapa komunikasi dengan diii soidiri,komu nikasi seorang manusia dengan masyarakatnya, komimikasi manusia de ngan alam semesta, dan komunikasi manusia dengan Tuhannya.
Keseluruhan komunikasi teisebut meropakan basil dorongan okspfasifitas budaya, baik yang beihubungan dengan keindahan, cinta kasih, kegelisahan, harapan, poideritaan, tanggung jawab dan pengabdian, keadilan, maupun pandangan hidup.
Ketika menjelaskanbagaimana lahimya seni dalam masyarakat puiba yang hidup 60.000—10.000 tahun Mu, manusia-manusia purba yang hidup dalam gua-gua di Perancis Selatan, Spanyol, atau Maioko, Dick Haitoko (1984:21) berpendapat bahwa seni yang lahir itu bennula dari kegiatan untuk meniru alam dan sekaligus memberikan penilaiannya. Lukisan-lukisan tehq)ak tangan atau kaki atau binatang-binatang tertentu di dinding-dinding gua yang diberi berbagai wama mengisyaratkan kepada kita bahwa pada manusia purba itu sudah tercermin rasa keindahan yang luar biasa besamya. Walaupun lukisan-lukisan di dinding-dinding giia itu bukan ditujukan untuk pameran di antara mereka atau kelompok minusia puiba lainnya,lukisan itu berfungsi sebagai isyarat bahwa mereka f^mah tinggal dan hidup di tempat itu, maka dari situ setidaknya telah terlihat keinginan manusia untuk mengkespresikan rasa keseniannya dalam bentuk yang seindah-indahnya.
Berdasaikan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sejak semula manusia sudah akrab dengan seni karena seni merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari hidup dan kehidupan manusia itu sendiri. Seni lahir dan menjadi bagian dari kebudayaan manusia karena seni memang dibutuhkan kehadirannya oleh manusia.Dengan kata lain, kehadiran seni dalam
hidup dan kehidupan manusia telah merupakan kodrat yang digariskan
20
oleh Tuban yang menciptakan manusia. Sastra lisan, yang menipakan bagian kesoiian secara keselunihan, yang bennediakan bahasa sebagai alat pengucapaimya, peitama sekali adalah basil dari keinginan untuk maiyatakan keindsAian alam semesta. Cerita-cerita tentang keindahan alam yang dilukiskan para pengarang pada zaman dulu menipakan bukti yang tidak dapat dibantah. Sebab, pemujaan kepada alam adalab sekaligusjuga pemujaanteibadi^ Tuban yang mencip takan alam semesta.
Sastra lisan Sambas dilabiikan kaiena keingii^ untuk menyatakan keindahan juga. Untuk mengkonkretkan rasa keindaban itu diciptakan tokob-tokoh wanita cantik,laki-laki tampan atau benda-benda tertentu. Di samiwg itu,agar sastralisan tersebut tidak banya memiliki nilai keindaban dari segi isinya, tetapi juga dari segi poiyampaiannya, maka digunakan pula babasa yang indab.Pantun,syair,dan lagu-lagu yang diseitakan dalam penuturan sastra lisan Sambas adalab usaba-usaba yang selalu dilakukan penutur cerita agar cerita yang ditutuikannya selalu terdengar indah. Se bagai contob untuk membuktikan kebenaran pemyataan di atas dapat dilibat pada kutipan yang diambil dari cerita Raja Sinadin. Rupenye tade'dipandang di belah utaie memang dah bukan age'bagusnye.lye tade' Tuan Putri ye be. Jadi, panau di kening bintang tujuan, panau d tige' bintang tinainbur,panau di belakang nage b^wang,panau di langan semut boiling. Mate siliik menakan-nakan. Jari alus moijulur kumpai. Betis kecil memunting padi. Taiang dalam nagri ye tade',di setelah utare.
Kutipan di atas mempeilibatkan kepada kita bagaimana penutur cerita menutuikan tentang kecantiktm seseorang putri. Kecantikan yang begitu sempuma, beicabaya sebingga dalam babasa yang begitu bombastis pe nutur mftngafakan babwa negeil sebelab utara itu menjadi terang kaiena kecantikan pitiinya. Keindahan yang beikaitan dengan fisik seseorang, terotama wanita,
banyak ditemul^ dalam sastra lisan Sambas. Akan tetapi, bukan banya keindahan fisik saja yang terdapat dalam sastra Sambas itu. Keindahan fisik hanyalah mempakan keindahan dalam pengertian teibatas. Sementara keindahan dalam pengertian luas mencakup keindahan seni, keindahan alam, keindahan moral, dan keindaan intelektual (Suyadi, 1985:58). Keindahan dalam arti luas ini pun terdapat dalam sastra lisan Sambas. Untuk keindahan seni, misalnya, dapat dilihat pada cerita Batu Belah. Dalam cerita ini dikisahkan tentang bunga-bunga dan tenunan kain yang
21
cantik dan indah yang dihasilkan oleh kakak beradik yang bemama Kuntum Melur dan Kuntum Melad. Untuk kdndahan alam, walaupun tidak dinyatakan secara eksplisit, sastra lisan Sambas selalu mengandimg pernyataan keindatum moral d£^at dilihat pada cerita-cerita "Putri Enain", "Tujuh Putri", "si Miskin", "Raja Sinadin", atmpm "Kucing Putih Berganti Buhl", sedangkan keindahan intelektual dilihat dari cerita-cerita
"Raja Sinadin" —terutama ketika ia beipesan kepada Putri Seganda agar kapal dan rakyatnya dijaga baik-baik, "Batu Belah"— khususnya yang menyangkut tokoh Raden Mantri, dan Alu Guling Lesung Tembaga. Ekspiesifitas budaya masyarakat Sambas yang melahirkan sastra lisan tidak semata-mata karena dorongan keindahan,tetapi juga karena dorongan cinta kasih, baik cinta kasih kepada dirinya sendiri, cinta kasih kepada
orang lain, cinta kasih kepada masyar^t luas, cinta kasih kepada alam siesta,dan teilebih-lebih cinta kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini terlihat di dalam cerita-cerita sastra lisan Sambasitu soidiri katmia cinta
kasih,juga kasih sayang, kemesraan, pemujaan dan belas kaaUian merupakan bagian dari hidup dan kehidupan manusia (Suyudi, 1985:1). Itu berarti pada sedi^ diii manusia akan terdapat perasaan cinta kasih se-
bagaimana telah ^papaikan di atas. Cinta kepada diii sendiri tidak berarti egois, sejauh cinta diri soidiii menjelma kedalam hubungan cinta kasih antara sesama manuda dan pada perasaan cinta kasih antara sesama mmiusia dan kq>ada Tuhan merupakan bukti nyata bahwa seseorang mencintai dirinya sendiri. Dalam bahasa Leahy (1984:48) "cinta akan dirinya sendiri, cinta dan pengertian akan dirinya sendiri, tak terpisahkan dari hormat, dnta dan pengertian akan orang laia Cinta akan diri saya sendiri beigabung cinta akan yang lain." Berdasaikan kata-kata Leahy di atas, sebenamya sulit memisahkan
dnta akan diri sendiri dan dnta kepada orang lain dalam waktu yang bersamaan. Sebab, kata Leahy pula (1984:85), dengan mencintai orangorang lain, saya mencintai apa yang ada pada saya sebagai yang paling mendalam yaitu keakuan saya yang mampu untuk mencintai. Kesediaan manusia untuk mencintai diri sendiri dan sesama manusia,
pada giliran selanjumya, membawa manusia kepada kecintaannya kepada Tuhan. Menurut Leahy (1984:85), makin saya meiKlekati yang lain, atau makin saya berusaha kuat untuk meneiima yang benar dan yang baik, makin saya mendekati Tuhan. Itu berarti, cinta manusia kepada dirinya
22
sendiii berada pada sata jalur dengan cinta manusia kepada orang lain dan cinta manusia kepada Tuhannya. Di dalam ceiita "Raja Sinadin", teilihat dmgan jelas bagaimana Raja sinadin mendntai dirinya sendiri karena ia monbutuhkan orang untuk moijsali istrinya, dan juga moidntai ndcyat yang dipimpinnya. Bukti
cintanya yang besar kepada calon istri dan i^yat dibuktikan dengan sikq) arifiiya meminta peitolongan kepada Putri Seganda untuk menjaga dan
menyelamatkan r^atnya yang berada di dalam kapal yang teibuat dari kayu jadpuaka. Cinta akan diii smidiii yang moijelma ke dalam bentuk cinta akan sesama manusia teilihat juga didam cerita "Batu Belah". Hal ini tampak jelas dalam hubungan yang hannonis antara i^ndc Kebayan dengan Kuntum Melur dan Kuntum Melati. Teilihatjup dalam hubungan dnta kasih antara Raden Mantri kepada kedua kakak-beradik teisebut sehingga noiek
Kebayan imn yang teliA beijasa mmnpeitonukan Radmi Mantri dengan Kuntum Melati dibawa ke Jawa.
Di samping keindahan dan dnta kasih, ekspiesiftas budaya yang melahiikan sastra lisan Sambas juga didorong oleh adanya rasa kegelisahaiL Kegelisahan itu sendiri tidak bisa dilepaskan dari rasa keterasingan,
keseinan, dan ketidalqiastian(Suy^,1984:123). Dalam berbagai cerita sastra lisan Sambas, teilihat adanya unsur
kegelisahan ini. Kegelisahan raja sinadin dalam mencari istri, yang diharapkan di^at memberikannya anak untuk meneiuskan takhta kerajaannya; ifftiakntan putri di kayangan ketika mdihat Pak Sawah beihasil mencapi kayangan dan hendak mengambilnya sebspi istri; kecemasan si Miskin ketika anaknya —Tungkur Leban— moiyatakan kehendaknya untuk mengawini anak raja adalah beberapa contoh adanya unsur kegelisahan dalam sastra lisan Sambas.
Kegelisahan itu smliri biasanya tidak di^at dilepaskan dari adanya harapan-haiapan tertentu. Harapan di sini di^at berupa hai^an untuk mptndapatkan sesuatu yang diidam-idamkan. dalam cerita "Batu Belah", misalnya,ibu si Kuntum Melur6m Kuntum Melati mengalami kemponm karena han^annya untuk memakan telur tembakul tidak teipenuhi. Dalam cerita "Adik Bungsu Pinang Berilmt", tokoh adik bungsu Pinang Beribut merasa cemas bahwa negeri Selengkong Minangkabau Minangkasar akan maijach padang tekukur dan tidak beipenghuni. Atau, dengan kata lain, negeriitu akan dihancuikan oleh musuh. Oldikaiena itu,ia menuntutilmu
23
kepada Datuk si gantar alam dan beiiiaiap ilmu yang dituntutnya dari Datuk itu dapat dipeigunakan untuk mempeitahankan negeii Seloigkong Minang^cabau Minan^casar. Untuk moiempuh dta-dta dan mewujudkan har^)an yang dimiliki
tidak jarang manusia mengalami poideiitaan. Sebab, bagaimanapun joga. mulus. Peijuangan Mat Cale Cerebun dan Raden Sulung yang hendak mmpeisunting Putri Intan Kemala dalam ceiita "Meidnit Negeii Miantu Alang", ditandai dengan penderitaan. Penderitaan itu berwujud dibuangnya Mat Cale Cerebun dan Raden Sulung oleh Panglima bangkar kale Menglcuang ke dalam gunung berapi. Masalah poideritaan banyak mewamai sastra lisan Sambas. Boleh dikatakan hampir selalu muncul peisoalan penderitaan ini. Cerita "Raden Sandhi", "Raden Yang Nata", "Datuk Kulub", "Putri &iam", "Burung rawai","Raja Tunggal","Pak Sawah","Alu Gilirig Lesung Tembaga",dan
"d Miskin" adalah beberapa contoh cerita yang mengandung masalahmasalah penderitaan manusia. Terdi^at begitu banyaknya masalah poideritaan di dalam sastra lisan
Sambas tentu saja Inikan karena penderitaan itu dibuat-buat agar setiap cerita mengandung unsur penderitaan. akan tetapi, penderitaan itu sendiri memang merupakan bagian yang tidak dapat dipisah-pisatikan dari kesejahteraan hidup manusia. Hal yang sama teriihat juga pada tanggung jawab dan pengabdian,keadilan, dan pandangan hidup. Tanggung jawab dan pengabdian merupakan dua unsur dalam kehidupan manusia yang saling beikaitan satu dengan yang lainnya. Apabila seseorang melakukan sesuatu itu, pada hakekatnya ia pun telah melaksanakan pengabdian kepada dirinya sendiri, tanggung jawab dan peng abdian kepada masyarakat, dan akhimya tanggung jawab dan pengabdian kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Di dalam cerita "Raja Sinadin", misalnya,ketika Putri Seganda menerima tanggung jawab yang diberikan calon suaminya —sebelum meninggal dunia— untuk menjaga rakyat yang berada di dalam kapal kayu Jati Puaka, maka pada saat ia menerima tanggung jawab sekaligus berarti bahwa ia pun telah melakukan pengabdian kepada calon suaminya. Tanggung jawab dan pengabdian yang diberikan oleh Putri Segande, sesungguhnya merupakan pencenninan tanggung jawab dan pengabdian
kepada dirinya sendiri, kepada masyarakat, ataupun kepada Tuhan Yang Maha Esa.
24
Bila ada manusia yang meneiima tang^g jawab dan menjabaikan tanggiing jawab itu dalam bentuk pengabdian yang tulus, maka ada pula manusia yang tidak bertanggung jawab dan tidak man membeiikan pengabdiannya. Manusia yang semacam ini sebenamya menipakan tipe manusia yang tidak mendntai dirinya sendiri. Contoh yang dapat diajukan dalam sastia lisan Sambas adalah cerita "Raden Yang Nata". IH dalam cerita itu diceritakan tingkah laku Raden Yang Nata yang pekeijaannya sehari-hari hanya beijudi dan melupakan istiinya. Begitu juga sakap dan
peiHaku tokoh ibu yang teidi^at dalam cerita "Batu Belah". Hanya karena tidak kebagian telur tembakul, si ibu memutuskan untuk membunuh diri nya sendiri dengan cara memasukkan tubuhnya ke dalam batu belah yang dapat memangsa manusia. Jika di atas telah dijelaskan dan dicontoMcan bagaimana sebenamya perihal tanggungjawab dan pengabdian yang selalu hadir dalam setiap diri manusia. maka tanggungjawab dan pengabdian pada dasamya ddak dt^at
dilepaskan pula dari persoalan keadilan. Sebab,tanggungjawab dan peng abdian menipakan dasar bagi terciptanya keadilan. Manusia yang man menerima tanggung jawab dan pengabdian pada hakikamya adalah seoiang manusia yang adik Dengan kata lain, orang yang tidak mau
menerima tanggung jawab dan pengabdian atau memberikan tanggung jawab dan pengabdian dirinyakepadabc^glain,tmkanlah orang yang adil. Tokoh-totoh yang terdqiat dalam ceiita "si Miskin",khususnya enam orang putri yang selalu menyakiti adiknya ywg bungsu adalah contoh manusia-manuria yang tidak memfliki rasa tanggung jawab dan sektdigus tidak man mmberikan pdigabdiannya kepada orang laiii. Begitu pula
datgan tokoh-tokoh putri yang tei^at dtdam cerita "Purii Enam" dan "mjuh Putri" adalah contoh tokoh-tokoh yang tidak bertanggung jawab, dan tidak moniliki rasa poigabdian kepada sesama manusia, apalagi teriiadig)Tuhan yang mendptakan meteka. Seseorang manusia atau sekelompok manusia yang menyadari adanya keindahan,cinta kasih,kegelisahan,harapan,penderitaan,tanggungjawab
. dan pengabdian, dan keadilan adalah seorang manusia yang secara sadar atau tidak yang memiliki[Kuidangan hidup yang baik. Dikatakan demikian sebabjika ia memiliki kesadaran yang penuh teihadap segala unsur di atas, maka ia akan lahir sebagai sosok manusia yang arif dan pastilah memiliki
pandangan hidup yang arif pula. Hanya, tentu saja sulit mencari manusia semacam itu.
25
Jika kita dapat menyepakati bahwa pandangan hidup yang teidapat pada tokoh-tokoh cerita menipakan cerminan dari pandangan hidup masyaiakat Sambas,maka kita dt^at menyatakan bahwa pandangan hidup moralitas yang tinggi. Dikatakan demikian karena setiap cerita ditemui konsep pandangan hidup bahwa yang baik akan selalu mendiq)at ganjaran yang baik pula. Penjabaran daii ganjaran yang baik itu beibagaibagai nipa, bisa berapa teikabulnyakeinginan yang diidam-idamkan, bisa pula benipa kemenangan didam suatu pertarungan. Lahimya sastra lisan Sambas karena didasari pula oleh pandangan
hidup tertentu. Bahwa di dalam cerita sastra lisan Sambas terdapat keseluruhan aspek ekspiesi budaya seperti keindahan, cinta kasih dan aspek laiimya, itu menandakan bahwa masyarakat Sambas memiliki pan dangan yang utuh. Pandangan hidup yang tidak hanya menekankan pada satu aspek dari sekian asnek vane ada dalam keseiahteraan hidui> manysia,
dalam bentuk-bentuk selalu beijuang demi kebaikan seperti teiiihat dari empat episode cerita "Anak Mayang Susun Delapan Susun Sembilan di
Kayangan Anak Cucu si Gantar Alam" dan cerita "Alu Oiling Lesung Tanbaga",memberikan hukuman kepada yang beibuat salah(Putri Enam), memberikan kepada mereka yang sabar menjalani cobaan ("Batu Belah",
"Burung Ruwai", "si Miskin"). Tentu saja pandangan hidup yang dapat diuraikan di atas hanya merupakan bagian kecil dari pandangan hidup secara keseluruhan yang dimiliki orang-orang Sambas.Namun,yangjelas, yang perlu ditambahkan di sini adalah masyarakat Sambas —^walaupun tidak dinyatakan secara eksplisit di dalam cerita— percaya sepenuhnya akan adanya suatu kekuatan yang berada di atas mereka,yaitu Tuhan Yang Maha Pencipta.
Dalam kerangka yang lebih luas, cerita-cerita yang terdapat Haiam sastra lisan Sambas sesungguhnya telah memberikan gambaran yang cukup jelas tentang hubungan manusia dengan Sang Pencipta, hnhnngan maniisia dengan alam semesta, hubungan manusia dengan masyarakat sekitamya, hubungan manusia dengan manusia lainnya, dan hubungan manusia dengan dirinya sendiri. Keseluruhan hubungan tersebut teriihat
jelas dalam kedelapan bentuk ekspresifitas budaya yang telah dijelaskan di atas.
Berdasatkan nilai-nilai yang terkandung di dalam sastra lisan Sambas
26
teisebut, kita dapat melihat bagaimana manfaat sastra lisan Sambas bagi masyarakat Sambas itu sendiri. Jika kita dapat menerima pandangan bahwa sastra sebagai layar proyeksi; layar yang memantulkan kembali nilai-nilai kebidupan asyaiakat pembacanya (Hasan, 1985:4), maka masyarakat
Sambas dapat merasal^ nilai-nilai yang teikandung di dalam khazanah sastra mereka sendiri.
Nilai-nilai sastra yang teikandung di dalam sastra lisan Sambas, yang bennanfaat bagi masyarakatSambas itu,dapat mempeikaya batin manusia yang menikmatinya. Kayanya pengalaman batin seseorang akan nilai-nilai kebidupan yang luhur dan agung dengan sendirinya akan memberikan nilai tambah dalam hubungannya dengan manusia lain, dengan masyarakat sekitamya,dengan alam semesta,dan akhimya akan mempeikaya hubungan manusia dengan sang penciptanya.
BAB IV
ANAUSIS STRUKTUR
Di dalam Bab IV ini akan dibicarakan struktur sastra lisan Sambas. Namun, tidak semua unsur stniktur sastra lisan Sambas teisebut dibahas
secara terinci dan mendalam. Tema, misalnya, tidak akan dibicarakan secara terinci dan mendalam karena secara tidak langsung tema sudah dibahas dalam Bab HI mengenai nilai dan manfaamya. Selain itu, teori stniktural yang digunakan untuk menganalisis stniktur sastra lisan Sambas ini tidak sepenuhnya dapat ditera{dcan secara tuntas. Sebagai contoh adalah unsur tokoh atau perwatakan yang terdapat di dalam sastra lisan Sambas cenderung hitam-putih, wataknya sudah dibentuk dari awal, dan tidak mengalami pericembangan. Agaknya ini merupakan haldkat sastra lisan
Sambas di mana pun juga. Bahkan perwatakan tipologis semacam ini terlihatjelas dalam banyak karya sastra IndoiKsia modem.
Hal yang sama pun terlihatjuga dalam alur atau plot cerita. Alur cerita sastra lisan Sambas bergerak lums dan sangat sedeihana. Oleh karena itu,
dari sudut pandangan teori sastra modem,tidak terdapat kejutan-kejutan yang berarti. Hal ini berakibat, secara keselumhan, seringkali tidak ter dapat relevansi antara satu unsur dengan unsur lainnya. Padahal menurat teori struktural, setiap unsur karya sastra membentuk satu kesatuan yang utuh dan saling mendukung satu sama lain. 4.1. Tema
Tema mempakan salah satu unsur penting karya sastra. la merupakan tujuan cerita (Tasrif, tt:14), persoalan yang berhasil menduduki tempat utama dalam cerita (Hutagalung, 1967:77), masalah-masalah yang men27
28
duduki tempat khas dalam pikiran pengarang (Oemaijati, 1962:54). atau ide yang mengawali cerita rckaan(Ahmad, 1978:13). Dari berbagai-bagai pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa tema adalah dasar sebuah cerita dan berfimgsi sebagai pemberi arah serta tujuan sebuah cerita.
Beidasaikan analisis teihadap keselumhan sastra lisan Sambas yang
beihasil dikumpulkan, dapat dilihat beibagai tema menarik, antara lain, tema kepahlawanan, tema kemenangan yang balk atas yang jahat, tema usaha yang keras akan mendatangkan basil yang memuaskan,tema ketabahan akan membawa kebahagiaan, dan tema angan-angan yang terlalu sendiii.
Tema kepahlawanan secara khusns terdapat pada cerita"Anak Mayang Susun Delapan Susun Sembilan di Kayangan Anak(Tucu si Gantar Alam". Pada einsode cerita pertama, yaitu "Raja Sinadin", tema kepahlawanan memang belum muncul ke pennukaan. Oleh sebab itu, masalah yang akan rtiifftmiikakan dalam cerita ini beridsar kepada usaha Raja Sinadin mencari
istri untuk melangsungkan takhta kerajaannya di kemudian hari. Tema
yang terasa dominan di dalam cerita ini adalah seoiang pemimpin yang biuk akan selalu dicintai rakyatnya. Ini memang terasa kuat mewamai
cerita "Raja Sinadin". Kaiena rajanya sudah memikiikan calon istrinya, rakyat pun ikut merasa susah dan sedih pula. Di sini lain, ketika Raja Sinadin membutuhkan kt^al dari kayu jati puaka untuk menemui Putri Segande,tak satu makhluk pun dapat menolak keinginan tersebut. Tema kepahlawanan barn muncul secara tajam pada cerita kedua, ketiga, dan keonpat. Dalam cerita kedua, misalnya,"Adik Bungsu Knan Beribut" terpaksa menerima kenyataan harus mengawini Putri Segande sebagai syarat untuk meminjam kapal Jati Puake yang telah diberikan raja Sinadin kepada Putri Segande sebelum Raja Sinadin meninggal dunia. Padahal, kapal Jati Puake adalah kapal yang satu-satunya bisa dipakai untuk menyerang negeri Menghambing Besi yang diperintahkan oleh Datuk Raja Manggarai. Kepahlawanan di sini adalah kepahlawanan untuk meninggalkan kepentingan pribadi demi kepentingan orang lain, yaitu Pak Tengah Limau Dindin yang kehilangan calon istrinya —Putri si Rantai Fmas— yang diculik oleh Datuk Raja Manggarai.
Selanjumya, dalam cerita "Mimpi Bulan di Pangkuan", tema kepahla wanan pun timbul secara pekat. Tema kepahlawanan di sini teriihat dari
29
peijuangan Mat Cale Ceiebun, Raden Sulung, Ahmad, dan Muhammad beijuang melawan Datuk Bandar Mengkalis yang telah membunuh ayah mereka, yaitu Pak Tengah Limau Dindin dan Adik Bungsu Pinang Beribut, sedangkan pada cerita "Merebut Negeri Miantu Alang", tema kepahlawanan yang muncul dapat dilihat ketika Mat Cale Cerebun,Raden Stilung, Ahmad,dan Muhammad,beguang mengalahkan Panglima Bangkar Kale Mengkuang,
Tema peijuangan yang muncul dalam keempat episode cerita Anak Mayang Susun Delapan Susun SembUan di Kayangan Anak Cucu si Gantar Alam dilandasi motivasi mempeijuangkan nama baik keturunan Datuk si Gantar Alam. Dengan kata lain, tema peijuangan itu dilandasi oleh moti vasi menjaga harga diri yang tidak boleh diinjak-injak, terlebih lagi haiga diri keturunan Datuk si Gantar Alam yang mempakan keturunan teihormat Motif menjaga harga diri di dalam keempat episode tersebut juga
menjadi menarik kaiena dilandasi oleh perebutan putri-putri cantik. Di dalam cerita"Adik Bungsu Knang Beribut", yang menjadi pangkal persoalan adalah karena Putri si Rantai Emas diculik oleh Panglima Raja Manggarai; di dalam cerita "Mimpi Bulan di Pangkuan" yang menjadi persoalan adalah karena Putri Cahaya Bulan dan Putri Sinaran Bulan
direbut oleh Adik Bungsu Pinang Beribut dan Pak Tengah Limau Dindin. sedangkan dalam cerita Merebut Negeri Miantu Alang yang menjadi persoalan adalah karena Putri Cahaya Intan Kemala minta dikawini oleh salah seorang dua beradik Mat Cale Cerebun dan Raden Sulung, padahal Putri Cahaya Intan Kemala sudah punya tunangan,yaitu Panglima Bangkar Kale Mengkuang.
Pada cerita"Alu Geling Lesung Tembaga",tema yang dapat ditangkap dari cerita ini adalahjika seseorang berbuat baik akan diganj^ pula dengan perbuatan baik. Hal ini terlihat ketika Muhammad menolong seseorang
putri yang tinggal di dalam sebuah tiang istana karena takut dengan burung garuda yang telah memusnahkan seluruh isi kerajaan. Setelah beriiasil membunuh sejumlah besar burung garuda Muhammad Mati karena ditimpa seekor bmung garuda. Abangnya, Ahmad, yang merasa bahwa
adiknya tertimpa musibah menyusul Muhammad dan menghidupkannya kembali. Tema dalam cerita ini didukung oleh motif persaudaraan yang kuat, yang ada dalam diri dua beradik Ahmad dan Muhammad.
Suatu tema yang cukup dominan yang terdapat dalam cerita-cerita sastra lisan Sambas adalah tema tentang ketabahan akan membawa
30
manusia pada kebahagiaan. Tema ini terlihat jelas dalam cerita-cerita "si Miskin," "Tujuh Orang Putri","Putri Enam", "Batu Belah", dan "Buning Ruwai". Dalam cerita-cerita ini masalah yang ditimbulkan adalah keirihatian yang teijadi di antara kakak beradik. Di dalam cerita si Miskin, misalnya, Tungkur Leban meminang putri raja, tett^i keenam putri yang ada menolak semua. Namun, putri ketujuh menerima lamaran Tunglw Leban walaupun wajah Tungkur Leban tidak tampan dan gagah sebagaimana yang dikehoidaki oleh keenam kakaknya. Setelah mereka tahu bahwa Tungkur Leban adalah seorang pemuda yang tampan dan gagah, maka moiyesallah keenam putri yang lainnya. Oleh karena tidak mendapadcan t^a yang dikehendakinya,keenam putri lainnya itu berusaha menyakiti adiknya. Persoalan yang sama dapat dilihat pula di dalam cerita "Tujuh Orang Putri".Putri ketujuh dibunuh oleh keenam kakaknya.Perlniatan itu mereka lakukan karena mereka merasa ill dengan kebahagiaan adiknya. Setelah mereka membunuh adiknya yang Bungsu, kedua anak adiknya itu pun hendak dicelakakaimya. Namun,semua peibuatan jahat tersebut diketahui pula oleh seekor burung nuri. Cerita "Burung Ruwai" juga menampilkan tema yang kurang lebih sama, yaitu penyiksaan yang dilakukan oleh enam orang kakak beradik
teihadtq) adiknya yang Wgsu. Melihat kebahagiaan yang dirasakan si bungsu,maka kakttoya yang bequmlah enam orang itu menyiksa adiknya dengan jalan memotong jari-jari tangan adiknya. Merasa tersiksa adiknya menjelma menjadi burung rawai dan akhimya kawin dengan seorang ponuda, dan si bungsu motjelma kembali menjtuli seorang putri yang cantik.
Sementara itu, dalam cerita Batu Belah, ketabahan hati kedua perempuan menempuh hidup dan k^dupan yang keras bersama nenek Kebayan, membuahkan hasil berupa kebahagiaan kedua perempuan atau putri terse butkarena dipersunting oleh Raden Mantri.Kedua putri itu,Kuntum Melur dan Kuntum Melati,semula ditinggal mati oleh orang tuanya yang kemponan telur tembakuL Setelah ditinggal mati oleh orang tuanya, mereka tinggal di rumah nenek Kebayan dan hidup dalam kemiskinan. Untuk menghidupi diri mereka sehari-hari Kuntum Melur dan Kuntum Melati membuat bunga-bungaan dan menemm kain yang kemudian dijual nenek Kebayan kepada Raden Mantri. Karena kerajinan mereka sangat halus, Raden Mantri pun tertarik kepada kedua putri itu dan membawanya pulang ke Jawa.
31
Di luar beberapa tema yang telah disebutkan di atas masih teidapat beberapa tema Iain, khususnya pada cerita Raden Sandhi", "Raden Yang Nata", dan "Kucing Putih Melungsung Bulu". Pada cerita "Raden Sandi",
tema cerita yang dapat dilihat adalah ketidakpatuhan anak kepada orang tua membawa celaka. Hal tersebut terlihatjelas darijalan cerita. Raden Sandhi tidak menghiraukan larangan orang tuanya untuk pergi berburu ke hutan, padahal ia sudah mempunyai istri yang sangat mencintainya. Karena dilarang oleh ayahnya,ia hanya beipamitan kepada istrinya untuk beiburu dan berpesan kepada istrinya jika ayah dan ibu beitanya jangan diberitahukan bahwa ia pergi berburu ke hutan. Namun,sepulang dari hutan ia merasakan bahwa badannya tidak enak dan jatuh sakit, dan pada akhimya mati.
Sementara itu, dalam cerita Raden Yang Nata, tema yang mimctil adalah kejadian yang membawa kehancuran rumah tangga. Tema ini agaknya merapakan tema khusus yang terdapat dalam sastra lisan Sambas
sebab pada cerita-cerita lainnya tema yang terdapat masih bersinggungan satu dengan lainnya. Tema peijudian ini hanya kelihatan pada cerita "Raden Yang Nata".
Pada cerita "Pak Sawah", tema yang muncul idalah tema tentang angan-angan terialu tinggi, yang tidak dapat dijangkau, hanya membawa
kehancuran bagi diri sendiri. hal ini terlihat dari tekad Pak Sawah yang hendak mempersimting seorang dewi yang tinggal di kayangan. Cerita ini menggambaikan perbedaan dua dunia, yaitu dunia nyata dan dunia para dewa.Perbedaan yang terialu jauh inilah yang hendak direbutPak Sawah. Usahanya gagal dan berakhir dengan kematian dirinya sendiri. Berdasarkan uraian sin^cat di atas,dapatlah ditarik kesimpulan nmntn bahwa tema cerita-cerita sastra lisan Sambas cukup beragam. Ini membuktikan bahwa sastra lisan Sambas kaya akan tema cerita. 42 Alur
Alur merupakan ran^aian kejadian yang disusun berdasarkan hubungan sebab-akibat atau berdasarkan hukum kausalitas (Forester, 1953:82). Sementara Hudson (1960:130) mengatakan bahwa alur mera pakan rangkaian kejadian dan perbuatan, hal-hal yang dialami dan diker-
jakan pelaku di sepanjang cerita, sedan^an Wellek (1956:206) berpendapat bahwa alur adalah struktur penceritaan.
Hukum kausalitas yang mendasari teori tentang alur di atas, yang tiada
32
lain didasari oleh estetika Barat,seiingkali tidak dapat secara sepenuhnya
diterapkan pada alur cerita sastra lisan Sambas karena banyak kejadian yang muncul dan menggerakkan cerita beidasaikan hukum kausalitas teisebit. Sebagai contoh adalah kejadian yang terdapat dalam cerita Raja Timggal.Tidak teids^at sebab yang menjadi dasar mengapaorang tuaRaja Tunggal begitu bend dan sakit hati kepada menantunya sendiri. Dengan if^ta lain, di sini terdapat unsur kejutan yang tiba-tiba saja mencuat ke peimukaan tanpa ada sebab yang jelas. Hal yang sama pun teriihat pula dfliam beberapa cerita, khususnya yang terdt^t tokoh-tokoh yang begitu mudahnya dt^t menyediakan segala barang yang diminta orang lain,raja, misalnya. Hal ini tentu bukan sesuatu yang mengejutkan, sebab dalam sejarah teater moderrt— kehadiran deus ex machina dalam menyelesaikan persoalan yang tidak dapat diselesaikan manusia adalah hal yang lumrah. Menurat hemat peneliti, apa yang teriihat dalam sastra lisan Sambas dapat disejajarkan dengan adanya ex mocAina itu. Walaupun teriihat adanya kejutan yang tiba-tiba, yang tidak mempunyai hubi'ngan kausalitas antara satu kejadian dengan kejadian lairmya, bukan beraiti sastra lisan Sambas tidak memiliki alur sama sekali; atau beraiti alur sastra lisan Sambasjelek.Pada beberapa cerita hubungan
kausalitas yang menggerakkan satu kejadian ke kejadian lain bahkan teriihat sangatbaik.
Dalam cerita Anak Mayang Susun Delapan Susun Sembilan di Ka-
yangan anak Cucu si Gantar Alam,hubungan kausalitas yang menggerak kan cerita teriihat jelas. Raja Sinadin cemas mengenai dirinya sendm dan kerajaannya karena ia belum beristri. Dengan demikian,ia belum mempu-
nyai anak yang kelak dapat mengganrikannya sebagai raja. Oleh karena itu, ia pergi mencari putri Segande dan melamamya. Akan tetapi, belum resmi menjadi suami istri, Raja Sinadin mati karena melanggar pantangan yang dilarang oleh Datuk si Gantar Alam. . Jika(jianaiisis beidasarican susunan unsur alur, yang terdiri dari penge-
rialan,kejadiaii satu dengan kejadian lainnya mulai beikaitan,cerita mulai memuncak, puncak cerita, dan akhimya penyelesaian, penggambaran tokoh Raja Sinadin yang cemas meihikiikan calon istri atau permaisuri
dapat dikatagorikan sebagai unsur pengenalan. Usahanya memaiiggil Mak We si Terus Mate untuk melihat di negeri mana terdapat putri yang panms
imnik menjadi permaisuri kerajaannya dan kesedian orang-orang Cina untuk menebang pohon Jati Puaka serta bersedia para jin untuk merelakan
33
pohon Jati Puaka ditebang oleh Raja Sinadin, dapat dimasukkan ke dalam unsur kedua, yaitu kejadian yang satu dengan kejadian yang lain mulai jalin-menjalin di dalain cerita. Rising Action atau cerita mulai memuncak teijadi ketika seluruh rakyat Raja Sinadin disuruh naik di atas kapal dan kapal digerakkan dengan kecepatan yang sangat cepat. Sementara klimaks cerita teijadi ketika Raja Sinadin melamar Putii Segande dan kemudian mati kaiena melanggar tuah Datuk si Gantar Alam. Akan tettq)i, penyelesaian teilihat ketika Raja Sinadin beramanah atau berpesan kepada Putri
Segande agar kapal Jati Puaka dan rakyat yang ada di dalamnya dipelihara oleh Putii Segande.
Meninggalnya Raja Sinadin mmyebabkan rakyat yang ada di dalam ki^ Jati Puaka beralih pimpinan di bawah Putii Segande. Sementara itu, Adik bungsu Pinang Beiibut,salah seorang raky^ Raja Sinadin beipirasat bahwa negeii Selengkong Minangkabau Minangkasar akan diserang musuh sdiingga ia berusaha menuntutilmu yanglebih tinggi daiipikia yang telah dimilikinya. Bagian ini sebenamya telah merupakan bagian pendahuluan atau pemaparan cerita episode kedua yang beijudul "Adik Bungsu Pinang Beiibut", sedangkan bagian beiikutnya —^kejadian mulai saling beikaitan— teilihat ketika pacar abang AdikBungsuPinang Beiibut, Putri si Rantai Emas, diculik oleh I^glima Raja Manggaiai dari negeri Menghamping Besi. Cerita menuju klimaks ketika Adik Bungsu Pinang Beiibuthendak meminjam kapal Jati Puaka kepada Putri Segande.Namun, syarat yang diajukan Putri Segande adalah bahwa Adik bungsu Pinang
Beiibut haras kawin dengannya. Adik Bungsu Pinang Beribut menjadi seiba salah. Ia dihadapkan kepada dua pilihan yang sulit, yaitu mengawini Putri Segande yang tidak ia dntai ataukah menolong Pak Tengah Limau Dindin, abangnya, yang kehilangan calon istrinya. Padahal untuk dapat sampai ke negeri Menghamping Besi, kendaraan yang dapat dipakai
hanyalah kapal Jati Puaka. Al^mya,karena kasihan dengan abangnya,ia mengoibankan kepentingan pribadinya sendiri dan kawin dengan Putri Segande.
Dalam dua cerita beiikutnya, yaitu "Mimpi Bulan di Pangkuan" dan "Merebut Negeri Miantu Aleng", alur cerita beigerak sebagaimana teilihat dalam kedua cerita sebelumnya. Cerita bergerak dengan alur lurus, yaitu satu kejadian menimbulkan kejadian lainnya dari permulaan sampai kepada klimaks. Alur lurus ini memang terdapat pada seluruh cerita sastra lisan Sambas. Hal tersebut dapat dibuktikan dalam analisis lingkas berikut ini.
34
Pada cerita"Alu Giling Lesung Tembaga"ceiita dimulai ketika Ahmad dan Muhammad ditinggal mad oleh orang tuanya. Sebelum meninggal, orang tuanya memberikan sebuah cincin sakti dan sebuah kens sakd. Dengan kens sakd itu pulalah,kedua adik-beradik itu dapat membebaskan seorang Putri dari cengkeraman seekor naga beikepala tujuh, dan pada akhimya putri tersebut kawin dengan Ahmad. Selanjutnya, setelah aban^ya kawin, Muhammad petgi merantau ke sebuah negeri dan menolong seorang putri. Namun, pada akhimya Muhammad mad didmpa bunmg garuda. Ahmad,yang mempunyai firasat bahwa adiknya ditimpa kesusahan, kemudian langsung menyusul atau mencari adiknya.la dapat mencari adiknya kaiena adiknya selalu memberi tanda di sepanjang jalan yang dilewad dengan menanam batang pinang. Setelah menemui mayat Muhammad, maka Ahmad menghidupkan adiknya dengan cincin sakd yang dipunyainya. Dari lingkasan cerita tersebut dapat dilihat bahwa kejadian-kejadian yang teidapat dalam cerita tersebut bergerak dengan hukum sebab akibat. Hanya, apa yang menjadi sebab burung garuda menyerang negeri yang didatangi Muhammad memang ddak diketahui. Dalam cerita "si Miskin" alur cerita yang bergerak secara lurus. Si Miskin setelah minum air yang terdapat di atas daun simpur,lalu hanul dan setelah sembilan bulan melahiikan si Tungkur Leban. Karena, kelahiran-
nya yang tanpa suami(anak muzizat) maka Tungkur Leban hadir sebagai seorang yang sakd. Oleh sebab itu, ia beikali-kali dibuang ke laut dalam peijalanan ke Mesir, ia tak mad-mad seperd yang diharapkan oleh awak kapfll yang membawanya. Begitu pun, ia selalu saja dapat memenuhi
peimintaan raja ketika tungkur Leban beikeinginan menyunting putri raja. Mengingat secara keseluruhan sastra lisan Sambas menunjukkan alur yang sama satu dengan lainnya, maka analisis terhadap teberapa cerita di
atas kiranya cukup memberikan gambaran mengenai ^ur cerita lainnya. 43 Latar
Menurut Sumaijo (1977:12) latar adalah suatu yang menerangkan di mana sebuah kejadian berlangsung. Menumt Hutagalung(1976:102)latar adalah tempat atau waktu segala situasi di tempat teijadinya perstiwa. Sementara itu, Pradopo beipendapat,latar adalah suatu yang menyangkut adat isdadat, norma-norma serta pandangan hidup suatu masyarakat. Jika dilihat dari ketiga pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
35
latar tidak hanya benipa sesuatu yang menyangkut fisik, teup juga yang menyangkut nonflsik dan juga yang bukan bersifat materi. Latar dalam sastra lisan Sambas, secara fisik ada yang secara jelas
disebutkan dan dikenali namanya,tetapi banyakjuga yang tidak dideskiipsikan secara jelas atau dikenaU namanya. Latar fisik di sini adalah yang menyangkut tempat teijadinya peristiwa. Beberapa cerita yang jelas menyebutkan latar fisik kota adalah cerita "si Miskin". Dalam cerita ini
disebutkan bahwa Tungkur Leban pergi ke Mesir. Cerita lainnya adalah cerita"Raden Sandhi", yang menyebut-nyebut daerah Paloh —kotakecil
sebelah utara kota Sambas, berbatasan dengan Malaysia Timur— sebagai latar ceritanya. Sementara itu, cerita "Datuk Kulup" menyebut-nyebut daerah atau desa Piantus yang terd^at di Kecamatan Teluk Keramat
Latar fisik lairmya yang teidapat di dalam sastra lisan Sambas agaknya benar-benar merupakan latar fisik khayalan. Misalnya, dalam cerita "Raja Sinadin" disebut-sebut negeri Selengkong Minangkabau Minangkasar, negeri Pagar Gading; di dalam cerita "Adik Bungsu Pinang Beribut" disebut-sebut latar tempat seperti gunung si Gantak Gantang dan negeri Menghamping Besi. Di dalam cerita "Mimpi Bulan di Pangkuan dan Merebut Negeri Miantu Alang" terdapat latar fisik berapa tempat-tempat yang namanya tidak teidapat dalam perbendaharaan ilmu pengetahuan kita tentang muna-nama daerah, tempat atau kota. Misalnya, pada cerita
"Mimpi Bulan di Pangkuan" latar flsiknya adalah kayangan. Akan tetapi, dalam cerita "Merebut Negari Miantu Alang" disebut-sebut nama sebuah negari, yaitu negari Miantu Alang.
Penyebutan nama-nama tempat yang jelas maupun yang tidak jelas diketahui oleh manusia sekarang, barangkali menyangkut tua-mudanya umur cerita selain memang disesuaikan dengan keperluan jenis cerita.
Mite, yang beicerita tentang makhluk hidup yang tinggal di kayangan, membutuhkan nama-nama tempat yang khususnya dalam ceritanya. Den gan demikian,latar mite karena tema,tempat,dan tokoh-tokohnya mencerminkan hal itu.
Bila dilihat dari segi nonfisiknya, latar sastra lisan Sambas banyak memberikan pengetahuan kepada kita tentang adat-istiadat dan alam
pikiran masyarakat Sambas pada zaman dahulu, setidaknya demikianlah yang tercermin dari dalam ceritanya. Sebab,bagaimanapunjuga dari giirap dan tingkah laku serta pandangan hidup itu merupakan bagian yang dd?^if dapat dipisah-pisahkan dari latar sastra lisan Sambas.
36
Adat menghonnati pemimpin, menjalankan segala perintah yang digariskan dan sekaligus memberikan tempat yang teihonnat kepada pe mimpin itu, terlihat jelas dalam beberapa cerita sastra lisan Sambas. Bahkan, untuk membuktikan kepatuhan kepada pemimpin itu, para jin digambaikan patuh kepada Raja Sinadin. Namun, beti^tq)un hormatnya seoiang raja di mata rakyatnya, ia tidak dapat bertindak yang berlawanan dengan pantangan-pantangan tertentu. Itu terlihat ketika Raja Sinadin, entah karena apa,tiba-tiba mendapat musibah menyebabkan ia meninggal dunia di depan calon istri dan calon meituanya. Adat atau nilai-nilai kebudayaan lain yang terlihat sebagai latar dalam cerita-cerita sastra lisan sambas adalah kuatnya para tokoh cerita menjaga hubungan kdcerabatan antar-keluaiga. Dalam hal ini, cerita-ceiita yang terdapat dalam "Anak Mayang Susim Delapan Susun Sembilan di Kayangan Anak Cucu si Gantar Alam" adalah contoh yang p^ding baik. Sementara itu di dalam cerita-cerita "si Miskin","Tujuh Orang Putri",
"Putri enam", dan "Bunmg Ruwai" dipeilihatkan latar yang benipa sifatsifat buruk yang pada akhimya menghancuikan diri mereka sendiri. Secara keseluruhan, latar yang terdapat di dalam cerita sastra lisan Sambas dapat dikatakan mendukung cerita secara keseluruhan. Dalam hal ini, kita tidak perlu lagi mengatakan bahwa latar tersebut memberikan wamalokalterhadt^ cerita karena keseluruhan latar,tema,alur,tokoh,dan bahasa,sudah dengan seiuUiinya menunjukkan kelokalan itu. 4.4 Tokoh dan Penokohan
Sebagaimana telah disinggung pada bagian terdahulu, tokoh-tokoh dalam sastra lisan Sambas —mungkin sastra lisan di mana pun— adalah tokoh-tokoh secara tipologis adalah hitam-putih. Dengan kata lain, tokohtokoh yang ada adalah tokoh-tokoh yang sudah jadi, tidak mengalami perkembangan perwatakan. Itu berarti, tokoh yang baik atau jahat akan selalu baik dan jahat sepanjang cerita. Atau,tokoh yang dilukiskan bodoh akan tett^ bodoh.
Sebagai contoh adalah cerita "Pak Sulai Jadi Menantu Raja". Tokoh Pak Sulai —^tokoh ini memang dikenal sebagai tokoh yang bodoh—
digambaikan sebagai seorang yang bodoh dalam cerita ini. Akibat kebodohannya itu, ia merasakan akibat yang tidak disenanginya. Itu dapat dilihat ketika Raja mengetahui bahwa yang kawin dengan anaknya bukanlah orang yang dari kayangan,tetapi Pak Sulai, Raja mengupas kulit
37
kepala Pak Sulai sehingga berdarah. Ketika ia pulang ke rumahnya, anaknya beiteriak kegirangan sebab dikita anaknya, Bapaknya pulang memcdcai topi merah.
Walaupun di atas dikatakan bahwa tokoh-tokoh cerita sastra lisan
Sambas adalah tokoh-tokoh yang secara tipologis hitam-putih, tetapi bukannya tidak ada yang menarik yang dapat dilihat daii tokoh cerita teisebut. Putri Segande, misalnya, mempunyai sikap yang —dari ukuran orang-orang zaman dahulu— mengejutkan. Ketika adik Bungsu Pinang Beribut akan meminjam kapai Jati Puaka, Putri Segande mengajukan syarat yang tidak ringan. Kapal Jati Puaka bisa dipakai asalkan Adik Bungsu Pinang Beribut mau kawin dengan dirinya. Bagi Adik bungsu Pinang Beribut sendiri, pennintaan itu sangat berat karena ia merasa tidak mencintainya. Namun,karena Pak Tengah Limau Dindin hams ditolong, maka ia pun menerima syarat yang berat itu. Di dalam cerita "Raja Tunggal" digambarican pula tokoh ibu yang mempunyai sifatjahat la selalu menagih minyak makan(minyak kelapa) yang pemah dipinjam menantunya. Ibu tersebut tidak henti-hentinya
mena^,sampai-sampai anak tangga menjadi patah-patah karena sering diinjak Selamat dan Beikat yang selalu menagih minyak. Karena tidak tahan terns menerus ditagih, maka menantunya itu memasak anaknya sendiri untuk dijadikan minyak sebagai pengganti minyak kelapa yang dipinjamnya dari ibu mertuanya sendiri. Pada cerita yang lain, yaitu cerita "Raden Yang Nyata", tokoh Tujuh Duri Naga diluidskan sebagai seorang tokoh wanita yang tidak senang dengan suaminya. Ketidaksenangan si istri teihadap suami memang beralasan karena si suami sering beijudi. Namun, kata-kata makian atau caci
maki yang keluar dari mulut tokoh wanita itu —^yang memaki orang Jawa Barat, karena Raden Yang Nata yang berasal dari Jawa Barat, kata-kata
yang kotor— sungguh mengejutkan pendengar cerita. Tentu saja tokoh wanita ini digambarkan sebagai alat imtuk menyadaikan masyarakat pendukung sastra hsan sambas agar tidak beibuat yang seperti itu. Sisi lain yang menarik untuk diamati dalam hal tokoh dan penokohan dalam sastra lisan Sambas ini adalah penamaan para tokoh cerita. Dalam cerita-cerita yang terkumpul kita dapat melihat sejumlah nama tokoh yang terasa asing bagi telinga orang masa kini. Nama-nama tokoh tersebut,
antara lain. Kuntum Melur, Kuntum Melati, Tanjuk Duri Nanga, Putri Segande, Putri si Rantai emas,Putri Cahaya Bulan, Putri Sinaran Bulan,
38
dan Putii Cahaya Intan Kemala.Untuk tokoh laki-laki teidapat nama-nama seperti RajaTunggal,Raden Yang Nata, Raden Sandhi, Tungkur Leban, Datuk Kulub,Raja Sinadin, Adik Bimgsu Pinang Beribut,Datuk si Gantar Alam,Pak Tengah Limau E>indin,Panglima Raja Manggarai,Adik Bujang
si Tandai Kajni Merah,Kicau-kicau si Elang Laut, Malim Itam,Raja Api, Datuk Bandar Mangkalis, Mat Cale Cerebun, Raden Sulung, Cik Ngalim Menguai, dan Nakhoda Mangidin. Digunakannya nama-nama yang terdengar asing bagi orang masa kini.
tentu saja adal^ sesuatu yang wajar. Kewajaran yang timbul karena perbedaan dunia, dunia masa lalu dan dunia masa kini. Bagi masyarakat masa lampau, nama-nama sepeiti itu tentu tidak asing karena nama-nama tersebut adalah nama-nama yang berkaitan erat dengan angan-angan
mereka yang menghendaki kehidupan yang lebih baik. Tokoh-tokoh wanita diberi nama-nama yang bagus dan indah-indah. Nama-nama yang
seringkali dikaitkan dan megah bagi para pendengamya. Misalnya, Putri Cahaya Bulan dan Putri Sinaran Bulan. Dengan nama tersebut masyarakat pendengar cerita dapat membayangkan betapa cantiknya putri yang memiliki nama seperti itu. Be^tu pula bagi tokoh-tokoh wanita lainnya seperti putri si Rantai Emas. Jika tokoh-tokoh wanita diberi nama yang mencerminkan keindahan dan keleinbutan,nama-nama laki-laki adalah yang sebaliknya. Tokoh laki-
laki dil»ri nama yang mengesankan atau menyeramkan sesuai dengan tabiat dan derajat mereka. Tokoh yang memiliki derajat yang tinggi dan sakti mendapat nama Datuk si Gantar Alam,yang barangkali berarti orang
yang dapat mengantarkan alam. Tokoh yang pandai terbang karena memiliki ilmu yang tinggi diberi nama Kicau-kicau si Elang Laut,
gpiHangkan tokoh-tokoh yang berwatak jahat diberi nama Malim Itam dan Raja Api.
Sisi tain yang menarik untuk dikaji dalam hal penamaan ini adalah seringnya digunakan nama tokoh Selamat dan Berkat. Tokoh ini selalu hj^rtir dengan profesi sebagai pengawal atau pembantu. Penamaan tokohtokoh ini sekaligus menggambaikan keinginan masyarakat Sambas yang
ttifnghffnrtaifi agar putra-putra mereka selalu hidup dalam keselamatan dan penuh beikat. 4,5 Bahasa dan Gaya Bahasa
Dalam hal bahasa dan gaya bahasa yang digunakan dalam sastra lisan
39
Sambas, kiranya tidak ada sesuatu yang benar-benar menonjol. Bahwa bahasa dan gaya bahasa yang digunakan benilang-ulang adalah sesuatu yang jamak teijadi dalam penuturan sastra lisan di mana pun juga. Perulangan ini pun bergantung kepada siapa yang menceritakan sastra lisan
tersebut Peneliti dapat mengatakan demikian karena dalam kenyataannya memang terlihat bahwa ada penutur yang senang berulang-ulang bahasa dan gaya bahasanya, tetapi ada pula yang lancar dan tidak mraigulangulang apa yang telah ditutuikan.
Suatu hal yang perlu meiKlapat peihatian di sini adalah bahwa sastra lisan Sambas banyak mengandung unsur syair dan pantun. Sebagai masyarakat Melayu, yang sampai kini. pun masih senang bersyair dan beipantun, kehadiran unsur ini bukanlah sesuatu yang mengejutkan. contoh yang membuktikan adanya syair dan pantun adalah sebagai berikut: Menganyam ketupat sebakul bam Dilabuh di laut Siam
Putii Sinaran Bulan dan Cahaya Bulan sudah dapat suami yang bara Malim Itam dan Raja Api dibuang ke dalam diam.
BAB V LINGKUNGAN PENCERITAAN 5.1 Penutur
Pada bagian sumber data telah disebutkan bahwa penutur cerita yang beibasil ditemui dan dimintai kesediaannya untuk menutuikan cerita sebanyak delapan orang. Kedelapan penutur tersebut tinggai beijauhan satu sama lainnya. Namun yang lebih penting adalah soal tempattinggai kaiena jumlah penutur sastra lisan Sambas semakin hari semakin sedikit jumlahnya. Hasil penelitian ini disusun dalam bentuk laporan, tim peneliti menerima kabar bahwa salah seorang penutur, yaitu Pak Nani yang menceritakan cerita "Kucing Putih Beiganti Bulu",telah meninggal dunia. Sewaktu cerita tersebut direkam,Pak Nani memang sudah sakit-sakitan. Penutur sastra lisan Sambas adalah orang-orang tua yang pekeijaannya sebagai petani. Salah seorang di antaranya, yaitu Pak Abdullah Dcram adalah seorang gura mengaji di kampungnya.la sendiii pandai mengaji dan pemah masuk final dalam Musabaqah Tilawatil Quran tingkat propinsi dan menjadi Juara n. Penutur-penutur sastra lisan Sambas sebenamya masih menghafal banyak cerita, selain yang telah beihasil direkam. Namun, sebagaimana kita tabu bahwa masyarakat desa adalah masyarakat yang sangat lugu dan polos. Begitu pula para penutur cerita sastra lisan Sambas. Oleh karena itu, mereka tidak mau sembarangan menceritakan cerita yang sudah diingamya secara persis. Padahal menumt tim peneliti, kelupaan tersebut mestinya bisa ditutupi pada waktu penuturan dilakukan. Namun,para penutur teise40
41
but merasa berdosa dan tidak oiak had kalau ceiita yang ditutuikannya
tidak sftiangkap seperti yang didengamya daii orang lain ketika meieka masih muda.
S2 Kesempatan Penuturan Sastra lisan Sambas secaia umum tidak mmgenal kesempatan khusus
dalam penutuiaimya. Doigan kata lain, sastra lisan Sambas biasa dituturkan di mana saja dan kapan saja. Di dalam proses penutuiannya pun,pada umumnya tidak dituntut persyaratan tertentu, baik dalam benhik sajian maupun dalam bentuk-boituk laiimya.
dengan tidak memperlihatkan tempat Pada waktu penditianini dilakukan. Tempat penuturan sastra lisan Sambasjuga tidak teibatas pada tempat-
tempat tertentu. la bisa ditutuikan di gubuk-gubuk di tengtA ladang, di rumah-rumah pada waktu malam,atau di tempat-tempat orang yang akan mengadakan peihelatan peikawinan atau sunataiL Walaupun secara umum sastra lisan Sambas tidak memmtut syarat-
syarat tertentu jika hendak menutuikannya, tettq)i semua penutur cerita mau menceritakan sastra lisan yang diketahuinya. Beifoagai alasan mereka ajukan sehubungan dengan keberatan tersebuL Ada yang mengatakan mereka takut "tulah" atau 'kualat sebab cerita yang bersangkutan me-
ngandung nilai-nilai misteii, dan menyangkut "orang-orang kebenaran" atau orang-orang suci yang tidak semua orang dapat mengenal dan menemuinya. Kenyataan ini sebenamya merapakan suatu bukti bahwa sastra lisan Sambas masih mendapat kedudukan yang istimewa dalam masyarakat Sambas.
S3 Tiutian Penuturan
Sejauh yang dapat ditangks^ oleh para peneliti,tujuan penuturan sastra lisan Sambas tidak lain adalah untuk hiburan. Hiburan yang diarahkan untuk menghibur anak-anak kecil yang akan tidur atau hiburan bagi orangorang yang bekeija semalaman menyiapkan suatu perlnlatan. Berdasaikan pengamatan dan pertanyaan yang diajukan kepada sejumlah responden yang menjadi pendukung aktif sastra lisan Sambas, tidak dapat ditaiik kesimpulan bahwa sastra lisan Sambas diceritakan untuk tujuan ritual ataupun upacara-upacaia lainnya yang dikaitkan dengan penanaman padi atau yang beikaitan dengan hari-haii atau peristiwa tertentu.
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Beidasaikan uraian pada bab-bab terdahulu, di^adah ditarik beberapa
kesimpulan sebagai bei^t Sastra lisan Sambas mempunyai fimgsi dan kedudukan yang penting di dalam masyarakat Sambas.Funpi dan kedudukan yang penting itu karena nilai dan manfaat yang teikandung di dalamnya bukan saja penting bagi masyarakat Sambas masa lalu,tetapijuga relevan bagi masyarakat Sambas masa kini dan masyarakat Indonesia pada umumnya. Oleh karena itu, usaha pelestaiian sastra lisan Sambas yang dilakukan dengan usaha memberikan suasana yang baik bagi kelangsungan penuturannya sangadah penting dilakukan.
Pelestarian teibadap sastra lisan Sambas akan mendatangkan beber^a
keuntungan. Pertama, dapat diketahui latar belakang budaya masyarakat Sambas di masa lalu. Kedua,memberikan pemahaman yang memadai bagi
usaha siapa saja yang berusaha menggali nilai-nilai budaya yang teikan
dung di dalam sastra lisan Sambas. Ketiga, dapat menjadi dasar bagi penyusunan strategi, kebudayaan Indonesia di masa kini dan datang. Penyusunan strategi kebudayaan ini menjadi penting karena pada Pelita keenam bangsa Indonesia bertekat memasuki era tinggal landas; era mem-
bangun bangsa dan negara dengan kekuatan sendiri.Pada waktu itu pema haman yang lebih mendalam teihadap kebudayaan daerah yang terkandung di dalam sastra lisan(Sambas) menjadi sangat relevan.
42
43
Beidasaikan analisis struktiiral yang dilakukan teifaadap sastra lisan Sambas disimpulkan bahwa tema sastra lisan Sambas banyak yang beikaitan dragan pequangan dan kepahlawanan, perbuatan-perbuatan,
balk yang sehdu membawa konenangan dan hidup dengan sabar dalam mptnghadapi tantangan dan cobaan maupun yang akan selalu membawa kehahagiaan. Tema yang menarik tersebut didukung oleh alur, latar, dan penokohan serta bahasa dan gaya bahasa yang cukup mendukung. Hal yang beikaitan doigan lingkungan tidak terdapat kekhususan pernyataan untuk menceritakan sastra lisan Sambas. Dengan kata lain, sastra lisan Sambas dapat diceiitakan di mana dan kapan saja. Hal itu dapat dilakukan karena sifat sastra lisan itu seiKiiri yang menghibur dan tidak beikaitan dengan upacara atau kegiatan teitentu.
62 Saran
Mengingat betapa pentingnya pelestarian teibad^ sastra daerah, yang merupakan khazanah kebudayaan nasional, maka sastra lisan Sambas masih perlu dilestaiikan. Usaha pelestarian itu dalam bentuk meiekam cerita-cerita yang belum sempat direkam dalam penelitian ini. Usaha pelestarian teihadap sastra lisan dapat juga dilakukan dengan menciptakan suasana yang memungkinkan agar sastra lisan itu dapat dituturkaa Oleh karena itu, disarankan agar universitas-universitas yang ada di daerah Kalimantan Barat mau menyelenggarakan pementasan atau
mengundang penutur-penutur cerita untuk bercerita di kampus-kampus agar generasi muda atau mahasiswa tahu bahwa mereka memiliki khazanah kebudayaan yang luhur dan bemilai tinggi. Kepada seniman-seniman daerah Kalimantan Barat disarankan agar memanfaatkan sastra lisan Sambas sebagai dasar penciptaan karya seni mereka, bak karya seni lukis, tari, maupun penulisan kreatif seperti cerita pendek, novel, atau penulisan drama. Selain itu, disarankan kepada para guru bahasa Indonesia mau mendengarkan atau merekam sendiri sastra lisan Sambas untuk kepentingan pengajaran di sekolahnya masing-masing. Usaha ini dapat mendukung tekad pemerintah untuk memberikan muatan lokal yang telah direncanakan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan bebenqia tahun belakangan ini.
DAFTARBACAAN
Ahmad, Ali. 1978. Asas MenganaUsa Cereka. Kuala Lumpun Dewan Bahasa dan Pustaka.
Danandjaya,James. 1984.Folklore Indonesia:Ilmu Gosip,Dongeng.dan Lain-kUn. Jakarta: Grafiti Pers.
Effendy, Chairil. 1986. "Sastra Lisan Sambas: Teks, Stniktur, dan T inginmgan Pcncciitaan". Laporan PeneUtian Penataan Sastra Tahap n.
. .
Fokkeme,D.W.and Elrud Kunne-Ibsch.1977.Theories ofUterature in the Twentieth Century. Ltaidon: C. Hurst & Company.
Forster, E.M. 1953. Aspects of the Novel. Londrni: Edward Arnold and Company.
Hartoko, dick. 1985. Manusia dan Seni. Yogyakarta: Kanisius.
Hassan,Fuad.1985."SastrasebagaiL(^arProyeksi".Nl3ksi3iip&^Temtaran Sastra Angkatan II. Bogor.
Hawkes, Terence. 1977. Strukturalisme andSemiotic. London: Mathuen and Co.Ltd.
Hudson, W.H. 1960. An Introduction to die Smdy ofLiterature. London: George G.Harrap & Co.Ltd.
Hutagalung, M.S. 1967. Tanggapan Dunia Asrul Sam. Jakarta Gunung Agung.
Ikram, A.Editor 1983. Tenelitian Sastra Lama dalam Masyarakat M^a Kini". Dalam Bdterapa Masalah Perkanbangan Filologi Dewasa int. Jakarta: FSUI. 44
45
Jassin, H.B. 1981.Angkatan 66:Drama dan Seni. Jakarta; Gunung Agung. Leahy,Louis. 1984. Mamsia Sebuah Misteri. Jakaita: Gramedia.
Moh^ad, Gunawan. 1972. Potret Seorang Penyair Muda sebagai si Maiin Kundang. Jakaita: Pustaka Jaya. Oemaqati, Been S. 1962. Suatu Pembicaraan Roman Atheis. Jakaita: Gunung Agung.
Pradopo, Rachmat Djoko. dkL 1978. "Memahami Sajak-sajak Subagio Sastiowaidojo". Yogyakaita: U^ian Penelitian. Rusyana, Yus. 1975. "Peianan dan Kedudukan Sastra Lisan rfaiam Pengonbangan Sastra Indonesia". Dakan Bahasa dan Sastra. Jakaita: Pusat P^binaan dan Peng^bangan Bahasa.
Sumaidjo. Jakob. 1977."Peikembangan Setting dalam Novel Indonesia". Dalam ri/ii Sosira. Th. VI. No. 36. Jakarta: FSUI.
Suyadi. 1985. Ilmu Budaya Dasar. Jakaita: Peneibit Karinika. Tasiif, S. Tanpa Tahun "Beberapa Hal tentang Cerita Pendek". l>alam Mochtar
Lubis(Ed.). Teknik Mengarang. Tanpa Kota:PT Nunang Jaya Teeuw,A. 1984. Sastra dan Ilmu Sastra. Jakaita: Pustaka Jaya. WeUek, Rene dan Austin Warren. 1956. Theory of Literature. Third Edition. New York: S. Harvest Book. Brace & Woild Inc.
LAMPIRANI
TUNTUNAN WAWANCARA UNTUKINFORMASI A. Data Informasi 1. Nama
2. Tmpatlahir 3. Tanggallahir 4. Pendidikan
5. Pekegaan 6. Alamat
B. Daftar Pertanyaan:
1. Apakah Bapak pemah mendengar sastra lisan atau cerita rakyat Sambas
2. Bda pemah,dari siapakah bapak mendengamya?
3. Apakah Bapak seiing mendengar cerita rakyat daerah ini? 4. Berapa banyakkah cerita yang sudah pemah Bapak dengar? 5. Setelah mendaigar apakah Bapak juga menceritakannya kepada nrang lain atau anggota keluaiga Bapak sendiri?
6. Setahu Bapak,banyakkah orang-orang di sini yang dapat menceritakan cerita rakyat Sambas?
7. Dapatkah Bapak menyebutkan siapa saja yang biasa menceritakan cerita rakyat Sambas?
8. Jenis cerita apa sajakah yang taasa Bapak dengar (mite, legende, dongeng)?
46
47
9. Bagaimanakah tanggapan Bapak teiiiadap cerita rakyat Sambas? 10. Sebagian besar masyarakat percaya bahwa beberapa cerita teitentu dianggap pemah teijadi bahkan ada yang menganggap suci dan keramat. Apakah Bapak juga sependapat dengan pandangan tersebut.
11. Kalau ya atau tidak, apa yang menyebabkan Bapak betpendapat demikian?
12. Adakah cerita-cerita rakyat sambas memerlukan waktu-waktu khusus atau persyaratan khusus waktu ditutuikan? 13. Bagaimana tanggapan Bapak terhadap pertanyaan No. 12? 14. Berkaitan dengan pertanyaan No. 12 dan 13, untuk tujuan apakah cerita tersebut ditutuikan?
15. Bagaimana tanggapan Bapak teihadapfungsidankedudukancerta rakyat di tengah masyarakat Sambas?
16. Bagaimana tanggapan Bapak teriiadap sikap generasi muda yang sudah jarang mendengaikan cerita rakyat, khususnya cerita rakyat Sambas?
17. Setujukah Bapak jika cerita rakyat Sambas direkam dan kemudian diterbitkan.
LAMPIRANn
TUNTUNAN WAWANCARA UNTUKPENUTUR A. Data Sastra Lisan: 1. Judul Sastra Lisan 2. Genre
3. Daerah asal
4. Suku pemilik B. DataPenutur: 1. Nama
2. Tempat lahir/Tahvin 3. Kelamin
Pria/Wanita
4. Jenis penutur
Juni cerita/pendukung aktif: bukan
jura cerita^ndukung pasif. 5. Pekeijaan 6. Keahlian di samping
pekeijaan tetap 7. Suku bangsa
8. Bahasa yang dikuasai 9. Tempat perekaman 10. Tanggal perekaman
48
49
C. Keterangan tentang Lingkungan Penutur: 1. Daii siapakah Bapak menerima sastra lisan yang akan diceritakap/ sudah diceritakan? Kapan?
2. Apakah Bapak mendapat sastra lisan itu dengan jalan beiguni/ belajar atau mendengar dan orang lain dalam suatu kesempatan yang tidak khusus untuk mempelajari sastra lisan? 3. Di mana biasanya Bj^ak menutuikan sastra lisan tersebut? 4. Dalam kesempatan apakah sastra lisan itu ditutuikan? 5. Apakah sastra lisan itu masih ditutuikan juga sekarang? 6. Apakah maksud penuturan sastra lisan itu? 7. Biasanya, kepada siapakah Bapak menutuikan sastra lisan itu?
8. Apakah ada syarat-syarat teitentu, baik tempat, waktu, maupun yang laiimya dalam menutuikan sastra lisan tersebut?
9. Bagaimanakah tanggapan Bapak teihadi^ sastra lisan yang baru saja Bs^ak tutuikan?
10. Mengapa Bt^ak berpendapat donikian(No.9)? 11. Berapa ceritakah yang masih Bapak hafal sampai sekarang?
LAMPIRANin
TEKSCERTTA
I. Anak Mayang Susun Delapan Susun Seinbilan di Kayangan Anak Cucu si Gantar Alam
Dalam judul teisebut di atas teidapat empat buah judul cerita masingmasing adalah sebagai beiikut 1.1 R^a Sinadin
Jadi, lalu, nam^ny^ tad6' yd Rajd Sinadin. Jadi, Raja Sinadin dia, di sebuah nagri namdnyd yd nagri Pagar Gading. Jadi, Rajd Sinadin maseh dalam keadaan bujangan atau jejakd. Kemudian, rakyat di seluruh Pagar
Gading iyd mdmang dah cintd kasdh kepadd Rajd Sinadin iyd tadd. Kemu dian did merintah memang sangat adil. A,Jadi,Cumd did tadd to',did hdran.
"Kan ape",jinnye,"Aku to'tang balum bisd mencaid pennaisuri atau istii." Jadi, lalu, did pun "kalaulah kala' aku dah meninggal dunid tamatlah kerajaanku",uji katd Rajd Sinadia Did ngomong seorang tadd'ye.Lalu did pun tadd manggdl Peidana Mantrinyd. A, yang dikatdkan Perdana Mantri
yd tadd', waktu iyd, yd' Silamat dangan si Baikat "A,idi," katdnyd. "Hai Silamat dan Baikat peigilah kau menghadap. "Ka' iyd, "Apd hambd Tuanku?" "Jadi sayd to' mintalah kumpulkan ra'yat di nagri Pagar Gading to' karend aku to'nakncaidjodoh.Mudah-mudahan add nang benafsu aku to'," katd Rajd Sinadin.
Kemudian dikerakanlah, dituku' yd tadd' agung kebasaran. Jadi, ujang
nagri dari pungka' nagri ke ujung nagri yd tadd. Ratinyd bahwd Rajd Sinadin to' ratinye nyunih bekumpul di istand. Jadi, kemudian seluruh 50
51
ra'yat nang ad^ tad6'di Pagar Gading y6 kumpul. Jadi,setalah dati^kum-
pul,jadi Raj6 Sinadin tadd'pun meliadah diman6 mesd nang addji^obnyd. Kemudian,rapdnyd disd* nang cocoklah dangan Rajd Sinadin to' bl karand mdmang dah bagus nyan Rajd Sinadin to'. Jadi,did pun mangkin susahlah.
Gimane musti ing to' aku kala'na' ncard jodoh: A,jadi pakat dangan pakat tadd yd'"Sdamat Si Barkat bagus kitd panggil ajd Ma' Wd si Tarus Matd. Karend satu-satunyd Ma' We si Taras Matdlah nang dt^at mandang ke Utard ke Selatan, dari Barat ke Timtu". Mungkin-mnngkin add jud jodoh ong yd."A,jadi, dipanggdllah tadd Ma'Wd Si Tarus Matd yd. Kemudian,Ma'Wd si Tarus matd pun rati ing datanglah ke rumah,ao' ke istand, rajd yd. Lalu,"Apd hambd Tuanku manggil sayd.""A,to di Ma' Wd,sayd to' rati ing minta' pandangkaidah di mand musti ing jodoh sayd to'." "A, baiklah, hambd Tuanku." Jadi sayd to rati ing mandanglah. Rupdnyd tadd' dipandang di belah Utard mdmang udah bukan agd' bagusnyd. lyd tadd Tuan Putri yd bd. Jadi, panau di kaning bintang tujuan, panau di tigd bintang tinambur, panau di belakang nagd bergiwang,panau
di langan samut beriring. Matd siluk menakan-nakaa Jari alus menjulur kumpai. Betis kecil memunting padi. Tarang di dalam nagri yd tadd' di Sinadin."Mun ddh gdyd paduan dng,biarlah! Bagi kemand payah",jinnyd "Na' ano' ong to'." Kerand jati puakd to', ampat persegi to', ditunggu oleh puakd-puakd. Jadi, yang di sebelah Utare ditunggu leh puake Nagd Pala' Tujuh, di sebelah Selatan yd ditunggu oleh Rajd Tadung, nang di sebelah Timur yd ditunggu leh dah Intuk,Puakd Intuk. Jadi dah susaWah yd tadd' Rajd Sinadin. Bagi kdmand musti ngutu'na'ngano'ong ye,na'ngdrajdkannyd mangkd kalau nda' pakai jati puakd ye, dipolah k^al yd, nda' kan bisdlah datang ke tadd namd Seldngkong Minangkabau Minangkasar yd,ke turun Anak Mayang Susun Delapan Susun Sembilan di Kayangan Anak cucu'si Gantar Alam, yd tadd'. Tapi,jadi, Raje to' dah mangkin, mangkin garingjah, mangkin susah. Lalu timbul yd tadd ye mufakat di nagii Pagar Ruyungyd."Mun gdyd kitd to',"nyd,"Rajd kitd to'kala'lalu mati.Mun mati
Rajd kitd to' jadi kitd to' entah kemand mesti pegi ing. Mustahil nda' sanggup to'nabang jati puakd.
Jadi, lalu, nyembahlah tadd' yd, add tukang Cine urang ampat. Namd tukang Cine tadd' yd nyambah ke rajd. "Harap diampun hamW Tuanku. Jadi usah dah na' disusahkan masalah iyd. Kamd to lah sanggup untuk
nabangnyd.Pokok ong kamd'to'lah sanggup untuk nabangnyd.P^k ong kamd'retinyd dibakald'secukup dng." A,yd na'pagi nabangjati puWd tadd! "Baiklah", katd rajd."Mun dah kitd' nang sanggup leti dng na'ndbang yd."
52
Jadi pekakas dicukupkanlah. Jadi, "sabab geitu'," nyd, "Hambd Tuanku. Bad hambd Tuanku kald'lalu umpamd dng mangkat kamd'to* sebuah nagri
natig nyusahkannyd. T^i kalau kamd* nang mad rang ampat to', palingpaling samut dangan langau nang mberikannyd." A,jadi, ceritd tukang Cine tade'yd bd.
Na, baiklah, lalu poke' ong ambd' pdnddk kdsah ceritd lalu did pun
berangkadah dibakald secukupnyd ke nabang jad puakd tadd'. Setalah iyd riatangiah,nalklah,mandaratiahdi,pdnddkkdsah,puakdjad puakd yd.Lalu die pun naik. Naik yd,baru naik batul-batul ngeletakkan kaki yd,baru dua' langVah dgclangkah yd dah keciuman Idh Nd'Gergasi."Di mand nang bau manis-manis, di mand nang bau nasd' pulut, nasd, lamak," a gdyd katd nd
Gergasi tddd!"A,to'lah," nyd."Kamd'tolah nang nasd,lamak,nang nasd pulut. Ya' makan kamd to' tang makanlah. A, kerand kamd' to', "nyd "Menjalankan perintah Rajd Sinadin na' nabang jad iniakd to," uji kdtd tiiVang Ona tadd. Oleh kdrand rupd dng Rajd Sinadin to* segald binatanghinatang to' memarig dah taluk dangan did."Mun gdyd," nyd,"Kamd* to; nda' boleh na' melawan kita* kerane kita' menjalankan perintah Raje
Sinadin. Na'ang," nyd,"^Dntalah aku to'sapi seko'," a uji kate Ne'Gergasi
ye. Jadi,"poko'ong apelahn kita', barelah aku sapi seko'to; 6, aku larilah daii sito'.""A,baiklah." A,jadi disemaWah rad ing ye seko'sapi ye die pun dah lari.
Jadi,apd yang disabut datd' ye,ambd pendek kdsah cdritd dad Selatan, Utaid, Timur, Barat yd bdgeydlah rupd dng. Samd sdkalilah tadd' dah disdmah tukang Qnd, lalu meninggalkan tampadah di sid. Kemudian
tiikang Cind pun muMah nabang kayu agd*.Penddk ceritd,ajad puakd lalu ditabang, ditabang, ditabang yd tadd' sibenqjd banyak tadd'nang dibakald" yd,tadd' ano' yd pdkakas sdiingge habis samd sekali. Isa'-isa' nang ngdlopak ifniiif eng, mangkin bertambah sempumd. Habis. Jadi di die pun menangislah ta«le'tukai^ Cine tade'."Ape daye kite to'. A,Jadi karene tade' nHangar tangis t^e'.Rajc Ajjin pun turuidah dari atas nun taje', dari pucuk ano' nun, pucul^ pucuk jati puake nun. A lalu turun. "Ngjqpd kita' to' kepailuan kita'" "Idi," nyd,Kamd'to'bd,"nyd,"Boleh katekan perintah dari Raje Sinadin to' untu'nabang jati puakd to!""O,begdye ke,katd Rajd Jin. "Sibanamye,jati puake to', sibanamye nda' bise na' ditabang. Kerand to' dah turun-emurun dah kamd' jmsake'. Tapi tqpd boleh buat karene Raje Sinadin to' rati ing dah behajjad dangan ano'kame'to\ Poko'ong kamelah
tapi upahlah." Ajadi diupahjua'ye,disembah. A di sielah timbul add k&ah semah-semah to' e. Nang zaman besemah-semah tade' ye.
53
Lalu disemahlah. Ambe pendSc ceiite,kemudian ye lalu Raje^^jjin lah tad6' luoig nabang ye jati puake. Lalu,jadi, Raj6 Ajjin to' tade',"Aku tau asidmu jati puake, bumi bam na'ngerumbu', lautan bani na' ngenunbung buluhjatipuak^to dah bedaunan dua' elai. Seelai ke Meruhum, seelai ke
Selengkong Minangkabau Minangkasar, LSlu kulikmu menjadi temiang galuh,tatalmu menjadi ikan paus di lautan,akarmu menjadi ular giwang di lautan,bung€mu menjadi bintang tinambur,rangtingmu menjadi tengga'an tiung." Baru' ditabanglah leh. Tade, lehi Raj6 Ajjin y6. Sam^ jua' dangan nabang batang pisang. Kelabihan puai. Ambe'pendek k^ah tade 'ye,jati puakd pun dah tumbang. Poke'ong Rajd Ajjinlah beritw-ribu ye tade molah kapal dangan sekajt^jadi. A,jadi teibuat dari beimacam-macam ye' barang nang mahal. Jambrut, sagal6 mutu ma'nikam,intan beilian ye'tade'be,kapal ye date'. Maklum kekayaan
Ajjin dah sama sekali ke sie. A,jadi poke ong kapal ye dah jadilah. Udah jadi lalu tukang One pun,tade pun pulanglah ke pidang nagri Pagar Gading
yei padahkan kapal ye dahjadi. A jadi merase dahjadi kapal,lalu lUge pun meientahkanlah supaye kite to' reti ing pindahlah ke pulau ye. Kapal ye
akan na' diberangkatkan ke Selengkong Minangkabau i^nangkasar menuju tujuan y€ tade anak Mayang Susun Delapan Susun Sembelan di
Kayangan Anak Qtcu'si Gantar Alam,luunekan ^tri Segande. Kemudian,udah anolah tade di dalam,mas6h balum ano' ye,maseh di daratan,maseh di daratan. A lalu kate Raje Ajjin,"Masuk ajalah ke dalam kapal to'." A,geye be ye. Jadi masuklah. Lalu tukang One disuruh ye tade' nimang raje ano' ye name eng ye,e,jati puake,nang dah jadi lo^al ye. Jadi bangkitkan. Jadi, "Aku tau usulmu mule menjadi, bumi baru na' ngerumbu'lautan baru na'ngenunbung buluh jadi puake udah bedaun tige elai. A,seelai ke Selengkong Minangkabau Minangkasar, seelai ke simeruhiun ye tade, di nagri Anak Mayang Susun Delapaii Susun Sembilan di Kayangan Anak Qicu' si Gaiitar Alam. ditapak aluan, ditapak buritan, melancarlah ke tangah laut. A,kemudian udah datang ke tangah laut ye, lalu dibakar manyan putih. A, manggil ye angin topan ye. Bukan maing gelap gulite ye tade'. Turun angin topan ye, meniup tali-gemali bagai kumbang menyair bunge. Poko' ong ye ladu jalanan nang tige taim ye dipolah dangan tige bulan. Datanglag die ke Anak Mayang SusunDelapan Susun Sembelan di Kayangan Anak Qicu'si Gantar Alam ye t^e! Lalu datang ke sie, lalu dipasanglah meriam ye tade' oleh e Raje Sinadin. Jadi kedengaranlah bahwe sape yang ade di e pangkalan kite nun.
54
"Silamat Muhamad, cobe liatkan." Lalu diliat oleh SUamat dangan si
Baikat yt tade, rupb eng ade sebuah kapal ye tade' teibuat dari jad puake. Kemudian,lalu die pun,leti ing dibalas dangan bendei€ ano' to', dangan bendere putih. A,dikuaikanlah bend^ie putih lalu bendere putih jua' nai^ di ano'kan ye, nang dikuakan jua' oleh Raje Sinadia Sehingge amb8'
pendek cerite, Raje'Sinadin dapadah mendarat Die pun dah mendarat lalu disambiitlah dangan meriah ang ye tade'oleh datu' y6 tadS, si Gantar Alam ye tade, dinagri Nfinangk^au hfinangkasar. Kemudian setalah naik, die pun tade' nye',"die to' ape hajat A,rad ing fijitang ke kame' to'." "lye", jinnye, "Kamfe' to' red ing hajat to' kerane moiurut ketarangan Ma' We si Taius Mate to', red ing Datu' to' ade menanih ayam putih.Kam6'to'red ing na',ao',na'minta'ang dangan secare
bagus"."Baiklah,anak,Rad ing mun dah sanggup,a red ing kam6'pun red ing menerima'lah". P^ek o^iite, ao', diterimalah ye tade' Raje Sinadin. Setalah dah diteiima Raje Sinadin sebagai peitunangan, di6 pun red ing caradah na' makan poisirehan tunang ye tade', Putii Segande. Dipa-
pahkanlah inang-inang."A,polahkanlah sii^h, tunangmu Raj6Sinadin ye carat na' makan siieh polahanmu."Baiklah, nak."
A, poko' ong ye tade' dianolah, dipolahkan leh tunang tade' to' Putri Segande, Kemudian dimakan oleh Raje Sinadin. Laka' sekapur, sekt^ur ag^'.t-aka'sekapur,sekapur age'tade'kerane anak Mayang Susun Delapan Susun Semb6lan to' be tennasuk, mun kite to ya urang keramat. A, mun
tesalah-salah be lalu tulah. Poko' ong lalu tuMilah tad6' ye Raj€ Sinadin
jSfthingge muntahlah darah. Dangan sekajap die ye pun sampat beamanah ada'sampat red ing die na'ape,na'ao', na'beamanah bahwe,"Red ing aku to'nda'biselah red ing kite na'jadi taman sepenghidupan,sehingge red ing
rfangan itpiah peitemuan kite ataupun jodoh kite. Cume na' ang aku beamanah dangan kau Putri Segand6, kapal ye red ing peliarekanlah dan ra'yat nang sM di dalam ye dan diselamatkanlah.
A begeyelah. Jtufi Raj€ Sinadin pun dah nutup mate. Red ing dah man^at
Tojemahan Bebas
Ada seorang raja yang bemama Raja Sinadin yang tinggal di sebuah negeri. Negeiinya bemamaPagar Gading.Raja Sinadin itu masih bujangan atau jejaka. Rakyat di seluruh negeri Pagar Gading itu sangat mendntai Raja Sinadin karena dia memerintah dengan sangat adilnya. Hanya, Raja
55
Sinadin heran dan katanya,"Mengapa aku ini belum bisa mencaii
atau
pennaisuri."
Kata Raja Sinadin pula, "Kalau aku nanti sudah meninggal dunia tamadah kerajaanku." Kata itu diucapkannya dalam hati. Kemudian dia
memanggil Peid^ Maitrinya, yang waktu itu adalah Selamat dan si Bericat. Kata Raja Sinadin, "Hai Selamat dan si Beikat, datanglah kan mengh^ap.""Ada apa hamba Tuanku" tanya Selamat dan si Beikat. Kata Raja Sinadin,"Saya minta tolong kumpulkan rakyat iwgeri Pagar Gading karena saya akan mencari jodoh. Mudah-mudahan ada yang cocok untuk saya."
Kemudian dipukullah gong kebesaran dan rakyat pun dilfftrahiran daii
ujung negeri ke ujung negeri sebagaimana yang disunih Raja Sinadia Jadi, mendengar perintah itu semua rakyat yang ada di PagarGading beikumpul. Setelah lakyamya beikumpul. Raja Sinadin pun melihat-lihat rakyamya untuk mencari calon istrinya. Namun,setelah dilihat tidak satu pun yang <^ok.Jangankan untuk jadi istrinya yang sepadan dengan ibujarinya pun tidak ada karena Raja Sinadin memang sangat tampan. Karena jodohnya ymg ^ehendakinya tidak ada, dia pun semakin susah. Kemudian Raja Sinadin bermupakat dengan Selamat dan si Beikat,lalu katanya,"Selamat dan si Beikat,sebaiknya kita panggil Mak We si Terns Mata karena dialah satu-satunya orang yang d^at memandang ke utara, ke selatan, daii barat
ke timur. Mungkin di situ teiiihatjodohku." Jadi, dipanggillah Mak We si Terns Mata itu.
Setelah Mak Wesi Terns Mata datangkeistana,maka dia pun beitanya, "Ada apa hamba Tuanku memanggU saya." Kata Raja Sinadin,"A inilah
Mak We, saya ini mohon pertolongan untuk melihat di mana mestinya jodoh saya itu." "Baiklah, hamba Tuanku,"jawab Mak We si Tenis Mata. Jadi, Mak We si Terus Mata pun memandang ke sebelah utara. Di sana
teiiihat seorang putii yang cantik. "Panau di kening bintang tujuan, panau
di leher bintang tinambur, panau di belakang naga beigiwang, pan^^f (ji
tangm semut beriiing. Mata sipit (sUuk) menekan-nekan (mengeijap-
ngerjap).Jm halus menjulur kumpai.Betis kecil bagai padi sedang bunting (membwting padi). Karena kecantikan putri itu menjadi teranglah di negeri itu. Kiranya sesuailah dengan Raja Sinadin," kata Mak We si Terus Mata.
Karena Mak We si Tems Mata kurang teliti, maka setelah diteliti lebih
lanjut temyata k^nya pincang sehingga Raja Sinadin tidak mau dengan putri itu. Kemudian Mak We si Terus Mata memandang lagi ke arah barat.
56
Ringkas cerita, di sebelah barat dan di sebelah selatan tidak ada putri yang cocok. Kemudian dipandang di sebelah timur,temyata di sebelahlimur ada seorang putri cantik yang bemama Segande.
Putti Segande adalah turunan Anak Mayang Susun Delapan Susun Sembilan di Kayangan Anak Cueu si Gantar Alam.Putri Segande memang
cocok dengan Raja Sinadin karena kecantikannya sehingga di dalam negeri itu menjadi terang. Tett^i sayangnya,tempat tinggal Putri Segande sanpt
jauh. Kalau beriayar akan menempuh waktu tiga tahun dan tidak bisa nienggunakan senibarangan kendaraan. Kata Mah We si Tenis Mata, "Kendaraannya hanya satu, tetapi kendaraan itu belum ada (belum jadi)." Raja Sinadin pun bertanya,"Kendaraan apa Mak We si Teras Mata?" Kata Mak We si Teras Mata, "Kendaraannya adalah jati puaka. Padahal jati
p^iaira itu teibentuk ketika bumi bara mulai terbentuk, ketika lautan bara
mulai membuat sungai dan cabang-cabangnya,jati puaka itu sudah ber-
Haiin dua hdai.Daun yang satu ke Selengkong Minangkabau Maningkas^ dan daun yang lainnya ke si Mawar Kiri dan si Mawar Kanan.' Kata Raja Sinadin, "Biariah. Kalau memang sudah begitu, biariah, Bagaimana pun
payahnya akan kucari." Jadi,jati puaka itu beibentuk empat persegi yang ditunggu oleh puaka-puaka. Di sebelah utara ditunggu oleh puaka Naga Berkepala Tujuh,di sebelah selatan ditunggu oleh Raja Tedung,di sebelah timur ditunggu oleh ular Intuk. Mengetahui keadaan itu menjadi susahlah Raja Sinadin.Pikimya,bagaimana caranya untuk mengatasi hal ini karena kalau jati puaka itu tidak dibuat kapal tidak akan bisa pergi ke negeri
Selengkong Minangkabau Minangkasar, tempat keturunan Anak Mayang Susun Delapan Susun Sembilan di Kayangan Anak Cucu si Gantar Alam. Karena Raja Sinadin bertambah murung maka orang-orang di negeriPagar Gading mongarfakan mufakaL Kata mereka,"Kalau raja kita mati kita ini akan pergi entah ke mana. Mustahillah kita tidak sanggup menebang jati puaka itu."
Kemudian datanglah empat orang tukang Cina dan menyembah kepada
raja. "Harap diampun hamba Tuanku. Masalah itu janganlah dirisaukan. Kami sanggup menebangnya asalkan kami diberi bekal secukupnya," kata tukang Qna yang akan menebang jati puaka itu. Kata Raja, "Baiklah. Kalau kalian memang merasa sanggup untuk menebangnya." Kemudian tukang Gna itu pun beikata lagi."Sebab begini hamba Tuanku.Bila hamba Tuanku nanti mangkat, kami diserang sebuah nejeri. Ini yang akan
menyusahkan,tetapi kalau kami yang mati,orang empat ini, paling-paling hanya semut dan langau Galat) yang memakannya.
57
Pendek cerita,tukang Qna pun berangkat menebang jati puaka dengan persediaan bekal yang cukup. Setelah sampai di tempat yang dituju, maka
tukang Cina pun mendaratlah(melewatij^ari air dengan sampan)^ Ketika menjejakkan kaki dua atau tiga langkah Nek Gergasi pun telah mencium adanya bau manusia, lalu katanya, "Di mana yang bau manis-manis, di mana yang bau nasi pulut, nasi iemak." Jawab tukang Cina,"Kami inilah yang nasi lemak,nasi pulut dan kalau mau makan kami makanlah.Kami iiii
menjalankan perintah Raja Sinadin untuk menebang jati puaka." Kata Nek Gergasi, "Kalau begitu kami tidak boleh melawmi kalian karena kalian menjalankan perintah Raja Sinadin. Hanya mintalah aku sapi seekor. Terserahlah apa yang kalian akan keijakan. Beri aku sapi seekor dan aku akan laii daii tempat ini.""Baiklah,kata tukang Cina.Kemudian tempatitu disembah dengan sapi satu ekor sehingga Nek Gergasi lari dari tempat tersebut
Ringkas cerita, di sebelah utara, selatan, tunur dan barat s^uanya disembah tukang Cina. Setelah itu tukang Cina pun mulai meneb^g kayu jati puaka. Namun,jati puaka itu sangat kuat sehingga tidak bisa ditebang. Jangankan tumbang kulimya saja tidak teikelupas. Karena seluruh peralatan yang dibawa sudah habis,sedangkan jati puaka tidak bisa ditebang, maka menangislah tukang Cina. Kata mereka. "Apa daya kita ini." Rupanya tangis tukang Cina didengar den Raja Jin "Kalau ini mengapa dan apa keperluan kalian?" Tukang Cina menjawab "Kami ini diperintah Raja Sinadin untuk menebang Jati Puaka ini." Kata Raja Jin,"O, begitukah. Sebenamya jati puaka ini tidak bisa (tidak boleh) ditebang karena sudah menjadi puaka kami secara turun-temurun. Tapi karena Raja Sinadin
menginginkannya apa boleh buat. Jati puaka ini^an kami terikan, tetapi kami minta up^." Jadi, disembah lagi Raja Jin oleh tukang Cina. Dari sinilah timbul cerita tentang sembah-menyembah pada zaman dahulu itu.
Ringkas cerita, setelah disembah Raja Jin menebang jati puaka itu. Sebelum ditebang Raja Jin membaca mantera, "Aku tahu asalmu jati puaka, bumi bara akan teibentuk, lautan bara akan membuat cabangcabangnya (sungai), jati puaka sudah berdaun dua helai, sehelai ke Meruhum dan sehelai ke Selengkong Minangkabau Minangkasar. Lalu kulitmu menjadi temiang galuh, tatalmu menjadi ikan paus lautan, akarmu menjadi ular giwang di lautan, bungamu menjadi binttitg tinambur, rantingmu menjadi tenggeran tiung." Setelah dibaca mehteira pohon
58
jati p'aifa itu ditebang oleh Raja Jin. Karena sudah dibacakan mantera ttmtarig asal-usulnya maka ketika ditebang jati puaka itu sangat lembut Ringkas ceiita, jati puaka pun tumbang. Raja Jin beserta ribuan jin itu. Ktpd itu dihiasi dengan beibagai macam peimata yang mahal-mtdial,
seperti zambrut, mutu manikam, dan intan-beilian selunih kekayaan jin Hikerahkan untuk mcmuat kapal jati puaka itu. Setelah kapal jadi, tukang Cina konbali ke negeri Pagar Gading untuk monbeiitahukan Raja Sinadin bahwa kapal sudadi sii^. Setelah mendengar berita itu, Raja Sinadin memerintahkan lakyamya untuk pindah semuanya ke negeri Selengkang Minangkabau Minangkasar menuju Anak Cucu si Gantar Alam, yang bemama Putri Segande.
Setdah berioimpul s^uanya,kata Raja Jin,"Masuk sajalah ke dalam kapal." Setelah masuk semuanya raja Cina disuruh menimang dan membacakan mantera untuk menggerakkan kaiMd jati puaka itu. Katanya."Aku t^hii asal-usulmu,bumi akan teibentuk,lautan bam akan membuatcabang-
cabangnyajati puaka sudah beidaun dua helai. Sehelai ke Simeruhum dan sehelai ke Selangkong Minangkabau Minangkasar di negeri Anak Mayang
Susun Delapan Susun Sembiian di Kayangan Anak Cucu si Gantar Alam." Kemudian dipukul haluan kt^al, maka meiuncurlah kapal jati puaka ke tengah lautan. Sesampainya di tengah lautan,kemudian dibakar kemenyan
putih untuk memang^l angin topam Maka langit pun menjadi gelap-gulita dan angin topan pun datang meniup tali-temali bagai kumbang menyair bunga.Ringkas cerita,jalan yang seharasnya ditempuh tiga tahun akhimya dapat ditempuh dalam tiga bulan sehingga sampai di negeri Anak Mayang Susun Delapan Susun Sembiian di Kayangan Anak Cucu si Gantar Alam. Setelah sampai Raja Sinadin memasang dan menembakkan meriam. Meriam itu terdengar oleh orang yang ada di pelabuhan negeri Selengkong
Minangkabau Minangkasar.Mendengar meriam itu,Datuk si Gantar Alam berkata,"Selamatdan Bericat,cobajihatsiapa yang datang." Setelah dilihat oleh Selamatdan si Beikatmaka nampaklah sebuah kapal yang teibuat dari
jati puaka. Selamat dan si Beikat mengibaikan bendera putih. Setelah melihat bendera putih. Raja Sinadin pun mengibaikan bendera putih juga.
Ringkas ceritanya, mendaratlah Raja Sinadin di negeri Selengkong Mi nangkabau Minangkasar dan disambut oleh si Gantar Alam. gftftiah sampai di daiat, Datuk si Gantar Alam bertanya. "Ada hajat
59
apakah datang kepada kami." Jawab Raja Sinadin, "Menurut Mal^Ve,si Teras Mata bahwa Datuk ada menyimpan ayam putih, maka ha^kami datang ke man adalah untuk meminta secara baik-baik." Kata Datuk si
Gantar Alam,"Kami sudah sanggup,baiklah.Kami pun akan membeiikannya.Pendek cerita,Raja Sinadin diterima menjadi tunangan Putri Segande. Setelah bertunangan maka Raja Sinadin beikeinginan untuk memakan sirih buatan Putri Segande. Inang-inang pun membeii tabu kepada putri Segande,"Buatlah," kata Putri Segande.
Ringkasnya,Putri Segande pun membuat siiih dan dimakan oleh Raja Sinadin. Setelah dimakan seki^ur ditambah lagi, sampai beberapa kali. Tetapi karcna Anak Mayang Susun Delapan Susun Sembilan itu termasuk
orang keiamat maka kalau tidak hati-hati bisa kualat. Entah bagaimana. Raja Sinadin pun kualat sehingga memuntahkan darah. Dalmn sekejq> dia sempat beramanah kepada Putri Segande. Katanya,"Kita tidak bisa men
jadi teman seprai^dupan.suami-istri,sampai di sinilahjodoh kita.Hanya, Begitulah, maka Raja Sinadin pun mati. Keterangan
Cerita "Raja Sinadin" idalah bagian peitama dari delapan cerita"Anak Mayang Susun Delapan Susun Sembilan di Kayangan Anak Cucu si Gantar Alam".
Menurut Abdullah bin Ikram, yang menutuikan cerita ini pada tanggal 31 Juli 1989, di Tebing Jaya, Pimpinan, Kecamatan Teluk Keramat pada pukul22.30 wib bahwa cerita ini termasuk ke dalam jenis dongeng.Penulis pun berpendapat demikian pula.
Abdullah bin Ikram yang sekarang berumur 53 tahun mendapat cerita tersebut kedka berumur 10 tahun. Pada umur itu pulalah ia sudah dapat bercerita kepada teman-teman sepennainannya. Banyak cerita yang masih diingatnya, tett^ banyak pula yang sudah dilupakannya karena tidak pemah lagi diceritakan kepada orang lain. Kaimia umur yang cukup tua adalah salah satu faktor yang menyebabkannya dan kf-inpaan im juga dalam cerita ini.
60
\2 Adik Biingsu Pinang Beribut
Timbul ilang k6sah Raj6 Sinadin,timbul Putri Segandd dah kerisauan. Jadi di dalam tadd' bahtera yd, kapal yd, add namdkan Add' Bungsu
Pinang Beribut. Add' Bungsu Pinang Beribut to' tadd' tennasuk urang masdh muda'. Ajadi masidimuda'waktu iyd.Jadi rupd dng,d lalu dah lama' kelama'an tadd', di nagri Selengkong Minangkabau Minangkasar lalu did pun dapatlah alamat bahwd nagri Seldngkong Minangkabau Minangkasar to' akan dijadikan padang tdkukur apabila disd' nang untu' mempertahanktmnyd. Disd pan^imdnyd. Jadi terpaksd did pun tadd' mintalah Hangan nin^.'si Gantar Alamyd wpayd did dibaid'nuntut ilmu. A poko'ong zd nnntiit ilmulah tadd' yd Add'Bungsu Pinang Beritmt. dah nuntut ilmu Add' Bangsu I^nang Beribut,"Apd", uji katd
pngiimd 6Datu'si Gantar Alam "agd'na'kau tuntut. Add Bangsu".Kau to' dah disd' a^'tindih tandingnyd kerand kau to' dah jago." Jinnyk,"Masdh balum jago kerand sayd to'nang na'sayd card'ihnu hanza mati to'melawan urang," a katd Add' Bangsu Pinang Beribut tadd' yd bd. A dah mati bd melawan urang to'. A yd. A, iyd di. Poko' ong. "O, mun gdyd," nyd,"A pagilah nuntut" Jadi did pun ambd pdnddk kdstdi did pun leti ing pagi betapd.
Jadi betapi yd di Gunung Siganta' Gantang tampat Angin si Turun Dayang,tampat Miantu Alang Begantung Sunsang,tampat Miantu Alang pun masimbun tulang, di sid. Poko' ong betapdlah di Gunung Siganta' Gantang yd selamd tigd taun.
Kemudian di dalam tigd tahun yd, timbul kdsah yd tadd' abang dng,
Abang Pa'Tangah si Limau Dindin to' tadd' yd betunangan dangan putri, dangan Putri si Rantai Amas. Jadi, add', add' Idh Bujang si Tandai Kazu Mdiah di si Mawar Kanan. Jadi rupd dng, sebalum tamat betapa'an Add'
Bangsu Pinang Beribut yd udah dirabut petunangan abang ang tadd yd.Pa' Tangah Limau Dindin yd bd,oldh PangUmd Datu'Maighamping Basi,eh, Panglimd Datu'Rajd Manggerai. Nagrinyd yd di Menghamping Basi. Jadi, belawanlah yd tadd' dangan Add Bujang si Tandai Kayu mdrah sehinggd leti mg pulau si Mawar Kanah yd hancurjadi padang tdkukur.
Jadi rupd dng yd Pa'Tangah Limau Dindin pun dah meranalah kerand petummgannyd to'udah diambd'oleh Panglimd Datu'Rajd Manggerai.Tapi Add'Bujang si Tandai Mdrah yd,ao',belawan.Caid belawanlah did dangan Panglimd Datu' Rajd Manggerai sehinggd sampai matilah tadd', kaltdi yd tadd' Add'Bujang si Taraiai Kayu Mdrah yd. Jadi Putri si Rantai Amas lalu
61
masuk ke dalam botol. A cumd d^at 6ng tadd' yd a Panglimd Datu' Rajd Manggerai yd dapat magang dalam botoUah na'ang, did to' masdh dalam botol. A jadi merasd gdyd dibawalah[Nilang ke nagari MenghampingB^i.
Jadi setalah tadd' iWiwd Putri si Rantai Amas yd udah dibawa' Pan glimd Rajd Manggarai kd Men^iamping Basi, lalu timbullah kdsah Pa' TangahLimau Dindin to'dab rasd kecdwalah kerand tunang dah dirabutldh Panglimd Datu'Rajd Manggarai atau dah diambd'."Jadi bagikemand akal,"
uji katd Pa'Tangah si Limau Dindin tadd'. SKerand satu'satu dng yang dapat untuk mengambd' Putri si Rantai Amas yd adalah Add Bangsu Pinang Beribut. Sadangkan Add Bangsu IKnang Baiibut to' masdh di dalam keada'an betapd. Memang pett^a' an to' udah cukup tigd taun tapi did to' balum pulang kd kota kitd to'," uji katd Pa' Tangah si Limau Dindin, lalu diambd oleh Kicau Kicau si Alang Laut to' tadd. "Biailah aku aja' yang manggil eng nun di Gunung Siganta' Gantang, tampat Angin si Turun Daztmg, tampat Miantu Alang moiimbun tulang, tampat ajjin begantung sunsang," uji katd Kicau si Alang Laut yd tadd'. Poko' ong ambd' kdsah terabanglah Kicau Kicau si Alang Laut yd tadd ke pert^a'an Add'Bangsu Pinang Baribut yd. Kemudian, lalu, "E, Add' Bangsu Pinang Beribut temgun udd ari to' udahsiang.Kau dah cukup tapa'anmu to',dah tigd taua" A lalu did pun lalu did pun tadd yd masdh nda'dilddd dng.Jadi sampai yd tadd diambd puputan. Dipuput mate dng tadd menyald-nyald, menyald-nyald' padam. Dipuput tadd'telingdnyd to'Idh Kicau Alang Laut to'menyald'nyald,menyald-nyald' padam. Dipuput agd', diharau lubang idung yd barn' did pun tekanjat. Jiimyd,"Ranggas mand nang menimpa aku,ranting mank'nangnimpa'aJoi, sapd nang berani ngeiikkd' aku. Jinnyd, "Aku tolah," nyd, "Abang penunggalanmu nang datang mengaduhkan hal dengan kau kerand nagri kitd di si Mawar Kanan udah dirabut oleh Panglimd Datu' Rajd Manggarai sedangkan Add Bangsu si Tandai Kazu Mdrah yd dah mati dan Putri si Rantai amas tunangan abangmu Pa'Tangah Limau Dindin udah dibawa'ke nagri Menghamping Besi." A gdyd tadd! Jadi merasd gdyd,"Baiklah, mun gdyd padua dng pulanglah dolo'. E,Kicau, kau ke kampung atau kd nagri bersihkan dole' nagri. Poko' ong datanglah kirii-kird tigd ari agd'." A jadi ambd' pdnddk kdsah, tadd' datanglah di dalam tigd ari yd Add' Bangsu Hnang Beribut yd. Lalu diliat keada'an istana to', ao kotor, bersihkarL Jadi,Pa' Tangah Limau Dindin to'nda'sabar agd'kerand barang did dah rasd kecdwd inyan,dah na'ngajak beperang aja'. hmyd,"Sabar dolo'. A
62
sadangkan nagri Menghamping Basi y6 b6 peijalanan tigd taun jua'to'dari Seldn^ong Minangkabau Minangkasar. Gaikemand," ny6 "musti ing kiti* na' magi'6ng." A jinnyd,"Ka^al kitd kan add,kapal jati puakd." Jadi merasd gdyd, baiklah. Jadi rapd dng Add'Bangsu IHnang Beribut yd pun dab datang dari bctap6 sadangkan jati puakd to'tadd yd'kepunzaan
ano' yd Putri Segandd. A uji Putri Segandd,"kalau kita' na' pakai kapal to' mustriah seijinku,"a uji katd Putri Segandd."Baiklah. Gaikemand.""Boleh
kita'makaijati puakd dangan syarat""Apd syaiat dng." Jinnyd;"syarat kng Adk^Bangsu IHnang Beribut musti kawin dolo'dangan aku," uji katd Putri SegsBidd yd. "A, kerand gaid-gaid aku balum sampai aitinza na' besuami istri dangan Rajd Sinadia Rajd Sinadin hanza meninggalkan amanah tolah kapal A,jadi kalau kita' behajat na' makai kapalku to'kawinlah dolo' ano' to' Add'Bangsu Pinang Beribut dangan aku," katd Putri Segandd. A,sebanar iUig Add' Bangsu Pinang Beribut lalu to' nda' mao'kerand
did' masdh muda'sadangkan Putri Segandd to' dah tud. A jadi merasd gdyd lalu Pa'Tangah Limau Dindin pun led ing lalu dibujuklah agd yd."Kalau soal kitd bebini biarpun dua' tigd nda' apd, poko' ong aku to' reti ing disampaikanlah,Dd'.a A kitd gaikemand ngambd'tunang nang udah dirabut Idh Panglimd Datu' Rajd Manggerai." Jadi Idh kerand tadd' taat setid dng dangan abai^ sehinggd dikawinkanlah yd tadd Aded'Bangsu Pinang Ber ibut dangan Putri Segandd yd.
Samlah yd,laka'kawin,did ambd'pdikldk kdsah berangkatlah pakaijati puakd yd tsM ke nagri hfengbamping Basi.Peijalanan nang tigd taun tadd' a poko'singkat gdydlah di hanyd dangan tiga bulan datang. Satalah iydlalu satalah datang ke nagri Menghamping Basi, a jadi cincing yd tadd' yd pertunangan masdh add di Pa' Tangtdi Limau Dindin yd. Sadan^can nag cindQg Pa'Tangah Limau Dindin add di Putri si Rantai Amas.Sadangkan Putri si Rantai Amas masdh di dalam botol Jadi bagaikemand yd did na' keluar nda' bisd. A na' dibunoh Idh Panglimd Datu' Rajd Manggarai yd sazang. A jadi poko'ong szarat ang uji katd Putri Segandd "Aku baru' bisd
keluar di dalam botol ito' rabuslah batu sehinggd jadi bigd'keladi buah ang atau bigd' ubi. Kemudian, poko'nza, batu mangkin dirabus mangkin karas sehinggd taded' yd Add' Bangsu Pmang Beribut pun datang nyarang.
Nyarang dangan card palan-palan. Muld-muld di mand musti ing putri yd nogo'nyd. Lalu did pun tadd''molah tud separti urang dah tud, gigi pun dah betanggalan, rambut pun dah d tud. A jadi tapi nang cincing to' taded dipagang, dimasukkanlah di dalam jmi.
63
Jadi, lalu did pun bejajd sazur, sayur-menyayur yd tadd di kpta Menghamping Basi. A kemudian nampakliA bahwd Idh Putri si Rantai Amas yd tadd rapd dng yd Add' Bangsu Pinang Beribut Lalu tadd padahal menurut jagaan memang nda' bisd keluar. Tapi dangan card poUdk a jadi did to' caiatiah na' mdiat."Nang," nyd,"Ambdlah urang tud nun tang udah tud
inyan sayur-sayur nun. A supaya aku didakatkanlah dakat aku to'." A jadi poko'ong dakatlah tadd yd ano'yd urang tud.Satalah ndakat yd urang tud yd namdkan Add' Bangsu Pinang Beribut lalu did pun, ao', mhalilah sayurmenyayur. Jadi dangan hikmah tadd Putri si Rantai Amas yd bisd masuk di
dalam laga' tadd' ano' yd Add' Bangsu Pinang Beribut sehingjgd lapaslah keluarlah did dari dalam botoL Nang Add Bangsu Pinang Beribut pun dah dq>atlah ngambd'Putri si Rantai amas yd. Jadi kemudian,lalu dibawalah pidang. Bawa pulang yd dimasiiHran ke
dalam kapal jati puakd sehinggd betemulah tadd' yd dangan tunangannyd
Pa'Tang^ si Limau Dindin. Kemudian ilang kdsah iyd timbul kdsah Panglimd I^tu'Rajd Manggarai yd keilangan tuan putri di dalam botol yd. Bang lanzt^ sadangkan idta' to'tang nda'dijagd. Bild waktu did lanzap,did ilang.Poko'ong kecdwdlah. Jadi becard tadd. Add nang ke laut, add nang kd darat, add kemacammacamlah,kd gunong. Jadi rapd dng diliat di sid add kapaL Lalu poko'ong,ambd'pdnddk kdsah berperanglah. Jadi beparang. Oleh kerand kegagahan Add'Bangsu Pinang Beributsehinggd nagri Menghamp-
ing Besi yd dijadikan padang tdkukur. Habis musnah samd sekali,sdko'pun disd' urang di sid.Poko'ong ilanglah kdsah ceritd iyd. A jadi kemudian did pun dah pulanglah tadd' yd kd Anak Mazang Susun Delapan Susun Sembilan di Kazangan Anak Cucu' si Gantar Alam. A Begdydlah ceritdnyd.
Terjemahan Bebas
Hilang kisah tentang Raja Sinadin dan Putri Segande yang risau karena ditinggalkan mati suaminya, maka timbuUah cerita tentang Anak bungsu Pinang Beribut
Di dalam kapal jati puaka terdapat orang muda yang bemama Adik
64
Bungsu Pinang Beribut Jadi, setelah lama tinggal di negeri Seloiglcong Minangkahaii Minangkasar,Adik Bungsu Pinang Beribut mendi^atfirasat bahwa negeri Selengkong Minangkabau Minangkasar akan menjadi pflrtang tftkiikiir apablla tidak ada panglima yang dapat mempertahankan-
nya.Oleh karena itu,doigan teipaksa dia meminta denganrienek si Gantar Alam agar mau mengajaikannya ilmu. Nah, beigurulah Adik Bungsu Pinang Beribut kepada nenek si Gantar Alam itu. Setdah selesai menuntutilmu dengan nenek si Gantar Alam, rapanya
Adik bungsu Pinang Beribut masih mau menuntut ilmu lain lagi. Kata Datuk si Gantar Alam,"Apali^ yang akan kau tuntut, Adik Bungsu? Kau ini sudah tidak ada lagi bandingannya kaimia kau sudah jago." Kata Adik Bungsu I^nang Beribut, "Masih belum jago kar»ia yang akan saya cari ilmu jika mail dapat melawan orang." Datuk si Gantar alam pun befk^tfa, "Kalau begitu peigilah menuntut ilmu itu." Pemlek cerita, Adik Bungsu Rnang Beribut pim pergi bertapa.
rtantang, yaitu tempat angin si Turun Dayang, tempat Miantu Alang ber^tung sungsang, tempat Miantu Alang menimbun tulang. Pokoknya bertapalah Adik Bungsu Pinang Beribut di Gunung Sigantak Gantang sdama tiga tahun.
Sotama Adik Bungsu I^nang Beribut bertspi, timbul kisah tentang
abangnya, yaitu Pak Tengah Limau Etodin, bertunangan dengan Putri si Rantai Qnas.Putri si Rantai Emas itu adalah adik Bujang sa Tandai Kayu
Moah yang tinggal di si Mawar Kanan. Jadi nqmya, sebelum Adik Bungsu Pinang Beribut menyelesaikan tapanya,tunangan abangnya direbutoleh Panglima Raja Manggarai dari negeri Men^iamiring Besi.Kaiena
tunangannya sudah diambil,Pak Tragah Umaun ^ndin pun meranalah. Namun, sebelumnya, Adik Bujang si TaiKlai Kayu Merah memberikan perlawanan dan berkelahi dragan Panglima Raja Manggarai. Dalam peikelahian itu Adik Bujang si Tandai Kayu Merah mati dan negeri si Mawar Kanan menjadi padang tekukur. Kemudian, putri si Rantai Emas masuk ke dalam botol sehingga Datuk Panglima Raja Manggarai tidak
dapat menyentuhnya. akan tettp, putri yang berada di dalam botol itu dibawa oleh Pangjima Datuk Raja Manggarai pulang ke negeiinya di Menghamping Besi. Setelah Putri si Rantai Emas ^bawa ke negeri Men^iamping Besi
maVa Pak Tengah Limau Dindin merasa kesusahan dan merana. Katanya,
65
"Bagaimana caranya untuk mengambil Putri si Rantai emas. Satu-satunya yang dapat mengambil Putri si Rantai Emas adalah Adik Bungsu Pinang Beribut, tetapi Adik Bungsu Pinang Beribut masih bertapa. Memang pertapaannya sudah cukup tiga tahrm,tetapi dia belum pulahg ke kota ini." Kemudian kata Kicau-Kicau si Elang Laut, "Biarlah aku saja yang memanggilnya di Gunung Sigantak Gantang,tempat angin si Tunm Dayang, tempat Miantu Alang menimbun tulang, dan tempat jin bergantung sungsang." Pendek cerita,teibanglah Kicau-Kicau si Elang Laut ke tempat pertapaan Adik Bungsu Knang Beribut itu. Setelah samptd di Gunung Sigantak Gantang, Kicau-Kicau si Elang Laut pun beikata,"Hai,Adik Bungsu Pinang Beribut bangunlah,hari sudah siang.Pertapaanmu sudah cukup tiga tahun." Kaiena Adik Bungsu Pinang Beribut belum sadar dari tapanya, Kicau-Kicau si Elang Laut mengambil puputan. Dipuput mata Adik Bungsu Pinang Beribut, menyala-nyala, menyala-nyala padam. Dipuput telinganya, menyala-nyala, menyala-
nyala, padam. Akhimya,dipuput lubang hidtmgnya barult^ Adik Bungsu Pinang Beribut teikejuL Katanya, "Ranggas(pdion ranggas) mana yang menimpa aku, ranting mana yang menimpa aim, siapa yang mengganggu aku." Kata Kicau-Kicau si Elang Luat,"Inilah aku,abang sepupumu yang datang mengadukan persoalan dengan kau. Negeii kita di si Mawar Krman sudah direbut oleh Datuk Raja Manggarai, sedangkan Adik Bungsu si Tangkai Kayu Merah sudah mati dan Putri si Pantai Emas tunangan abangmu,Pak Tengah Limau Dindin, sudah dibawa ke negeri Menghamping Besi." Setelah mendengar berita itu lalu kata Adik Bungsu Pinang Beribut, "Kalau begitu persoalarmya, baiklah. Kicau Elang Laut, kau pulang dululah ke kampung atau negeri, bersihkan dulu negeri. Pokoknya aku akan datang kira-kira tiga hari lagi. Ringkas cerita, setelah tiga hari datanglah Adik Bungsu Pinang Ber ibut Lalu dilihat keadaan istana yang kotorkemudian dibersihkan.Semen-
tara itu,Pak Tengah Limau Din^n sudah tidak sabar lagi. Karena perasaan kecewa, ia langsung mengajak adiknya untuk berperang melawan Panglima Datu Raja Manggarai. Kata Adik Bungsu Pinang Beribut, "Sabar dulu. Petjalanan dari negeri Selengkong Minangkabau Minangkasar ke negeri Menghamping Besi juga tiga tahun, bagaimana kita akan menda-
tanginya." KataPak Tengah Limau Dindin,"Kapalj^imakakitakanada." Kemudian mereka mendatangi Putri Segande untuk meminjam kapal karena ktqpal itu sudah menjadi milik Putri Segande. Kata Putri Segande,
66
"Kalau kalian akan menggunakan kapal itu mesti seianku." "Baiklah.
Bagaimana?" Kata Pak Tengah Limau Dindin dan Adik Bungsu Pinang Beribut KatanyaiHila,"Apa syaratnya?" Jawab Putri Segande. Syaramya, Adik Bungsu Pinang Beribit haras kawin dulu dengan aku. Ini gara-gara kau aku tidak jadi beisuami-istri dengan Raja Sinadin. Raja Sinadin cuma meninggalkan amanah untuk menjaga kapal jaii jwaka. Jadi, kalau kalian beihajat (beikeinginan) memakai lu^al jati puaka, maka Adik Bungsu l^ang Beribut haras kawin dulu dengan aku."
Sebenarnya Adik Bungsu Pinang Beribut tidak mau kawin rt<*ngan Putri Segande kaienaAdik BungsuPinang Beribut masih muda,sftHangVan Putri Segande sudah tua. Oleh Pak Tengah Limau Dindin, Adik Bungsu Pinang Beribut lalu dibujuk. Katanya, "Kalau seal beristri (berbini), dua atau tiga tidak apa, yang penting keinginan untuk mengambil tunangan yang sudah diiebut Pangjima Datuk Raja Manggarai dapat teriaksana." Kaiena taat dan setia kepada abangnya,Adik Bimgsu Pinang Beributkawin dengan putri Segande.
Ringkas cerita, setelah kawin berangkatlah Adik Bungsu Pinang Be ribut dan Pak Tengah Limau Dindin ke negeri Menghamping Besi menggunakan k^al jati puaka. Peijalanan yang sehanisnya ditempuh selama tiga tahun dapat dijalani hanya dalam waktu tiga bulan. Sementara im, dndn peitunangan masih ada. Oncin Putri si Rantai Emas ada pada Pak Tengah Limau Dindin dan cincin PakTengah Limau Dindin ada pada Putri si Rantai Emas,sedangkan Putri si Rantai Emas sekarang berada di dalam botol. Jadi,Putri si Rantai Emas tidak bisa dikelnarkan oleh Datuk
Raja Manggarai dan akan dibunuh rasanya sayang. Untuk keluar dari
dalam botol, Putri si Rantai Emas mengajukan syarat kepada Panglima Datuk Raja Manggarai. Katanya,"Rebuslah batu sehingga menjadi buah keladi atau ubi bara aku Usa keluar dari dalam botol." Batu makin diiebus
semakin keras, sampai kemudian Adik Bungsu Pinang Beribut Hatang menyerang. Adik Bungsu Pinang Beribut menyerang secara sembunjdsembunyi, yaim menyamar sebagai orang tua yang giginya sudah bertanggalan, rambumya sudah ubanan. Kemudian cincin peitunangan si Rantai Emas dimasukkan ke dalam jari.
Kemudian Adik Bungsu Pinang Beribut menyamar sebagai penjual sayur-mayur di kota Menghamping Besi. Kemudian terlihatlah Adik
Bungsu Pinang Beribut tadi oleh, Putri si Rantai Emas. Menurat aturan,
Putri si Rantai Emas sebenarnya tidak bisa keluar dari istana, tetapi secara
67
politis dia dapat keluar istana untuk melihat dan bertemu dengan Adik Bungsu Pinang Beribut. Katanya kepada para inang,"Nang,coba panggil orang tua yang beijualan sayur-mayur itu. Kelihatannya banyak sayurmayur yang dijualnya. Dekadcanlah aku deng^ penjual sayur itu," Jadi, didekatkanlah Putri si Rantai Emas kepada Adik Bungsu Pinang Beribut. Setelah dekat,Putri si Rantai Emas pun membeli sayur-mayur yang dijual Adik Bungsu Pinang Beribut Dengan hikmah (kepandaian, ilmu) yang ada, kemudian Putii si Rantai Emas dapat masuk ke dalam raga (bakul) sehingga lepaslah dia dari dalam botol dan Adik Bungsu Pinang Beribut dapat mengambil Putri si Rantai Emas.
Kemudian Putri si Rantai Emas dibawa pulang ke kapal jati puaka. Di dalam kapal jati puaka itu bertemulah Putri si Rantai Emas dengan Pak Tengah Limau Dindin.
Seperginya Putri Rantai Emas, Panglima Datuk Raja Manggarai merasa kehilangan Putri si Rantai Emas. Hilang lenyap dan tidak tahu kapan hilangnya. Akhimya, Panglima Datuk Raja Manggarai merasa kecewa. Disuruhnya pengawalnya mencari. Ada yang ke laut, ke gunung, ke darat dan tempat-tempat lain. Rupanya yang mencari ke lautlah yang menemukannya kaiena di laut dilihatnya ada kapal jati puaka. Ringkas cerita beiperanglah Adik Bungsu Pinang Beribut dengan Panglima Datuk Raja Manggarai. Karena kegagahan Adik Bungsu Pinang Beribut Panglima Datuk Raja Manggarai dapat dibunuh dan negeri Menghamping Besi dijadikan padang tekukur. Pokoknya, hilanglah cerita itu. Kemudian mereka pun pulang kembali ke negeri Selengkong Minangkabau Minangkasar, negeri Anak Mayang Susun Delapan Susim Sembilan di Kayangan Anak Cucu si Gantar Alam. Beginilah ceritanya. Keterangan
Cerita "Adik Bungsu Hnang Beribut" adalah bagian kedua dari cerita "Anak Mayang Susun Delapan Susun Sembilan di Kayangan Anak Cucu si Gantar Alam". Cerita ini diceritakan oleh AbduUah bin Ikram pada tanggal 31 Juli 1989 di Sekura, Kabupaten Sambas. 13 Mimpi Bulan di Pangkuan
Kemudian Pa' Tangah Limau Dindin Yd dangan Add Bangsu I*inang Beributjadi udah dapatlah istri kedua'-dua'^g taded' yd. Kemudian waktu
68
malam beliau beidua' mendapat mimpi. Lalu di dalam mimpinyd yd tadd' did to' diluruhd oleh bulan di pangicu'annyd masing-masing. Satalah iyd bukan maing did sukd' dng. Malumlah dab bulan jatuh di pangku'an. Satalah did udah sadar atau meledd daripada tidu', rupdnyd did to' ya' mimpi. Jadi did merasd hdranlah dangan mimpi ing yd. Apd musti, alamat apd zang akan datang. Jadi kerand did to' na' mdliat bagi kemand musti ing yd tadd' mimpi did lalu dipanggilkanlah ahli nujum. Ambd'pdnddk kdsah tadd' ahli nujum pun datanglah ke istand yd tadd' bd. Lalu katd ahli nujum,jinnyd,"mdmang mimpi to' sebanar ^g.Kerand dikatdkan bulan yd mdmang Putii Cahayd Bulan dangan Sinaran Bulan yd mdmang add bedua'.Duduk ung yd di negeri Kazangan.Sadangkan yd tadd'
Putri Cahayd Bulan dangan Sinaran Bulan tunang oleh anak Datu' Bandar Mangkalis yang gagah peikasd di Kazangan yd, sadang betapd yd namd dng,d namd dng yd Malim Itam dangan Rajd Api.Lalu to'," katd ahli nujum, did memang nda' sukd dangan tingkah-laku iyd tadd' anak Datu' Bandar Mangkalis,yd namdkan Malim Itam dangan Rajd Api.Did sabab iyd yd,rati ing minta' ambdlah, minta' rabutlah kepadd Add' Bungsu Pinang Beribut dangan Pa'Tangah Limau Dindin. Sadangkan zang na' dipagid' to' di atas Kazangaa" A dikatdkanlah mun musim kini to' dah diplandt, di bintang Mars nun dah kelebihan tinggi. Sabab dangan hikmat, dangan ilmu zang add,add tadd yd,jadi "Kiid-kiid bildlah," nyd,"Kitd berangkat untuk megid' Putri Cahayd Bulan dangan Sinaran Bulan to'." Jadi, poko' ong beTundinglah antaid dua miadd',sadangkan yd kebgerangkatan did to' kedua isteii ing yd dah ngandung, dah ngandung anam bulan, ra^-ratd samd ja'. Jadi poko'ong bepadalah dangan Putri si Rantai Amas,Pa'Tangah Limau Dindin.Nang Add Bangsu I^nang Beribut pun bepadahjua'dangan istiinyd tadd' namd Putri Segandd. Ambd' pdnddk kdsah, berangkadah pagi ke Kazangan nun. Jadibacd tadd'ilmu penderas 40 kali lintas. Dibacd agd' yd ilmu terbang yd 40 kali lintas seperti kilat menzambar amang. Datanglah ke istand Putri Cahayd Bulang dangan Sinaran Bulan yd tadd. Kemudian bukan mainglah gembirdnyd yd tadd' Putri Sinaran Bulan dangan Putri Cahayd Bulan yd kerand dah mdmang na' dihajjatkannya yd lelaki yd, nang bemamd Add' Bangsu Pinang Beribut dangan Pa' Tangah Limau Dindin yd tadd. Jadi lalu disuruh naik. Disuruh naik yd diuliudlah
69
tangga. Mangk6 tangga' ang y6 teibuat daripad6 padang nang seagd"agd tajam lalat inggap pun putus. Apalagi red ing na' dinaikd' dangan kaki kelebihan tajam y6 tangga' be6. A tapi dangan ilmu nang add di Add' Bangsu Pinang Beribut did nda' hdran sehinggd bisdlah dinaikd' dangan pakai jalan kaki. A iyd tadd datan^ah ke mabligai Putri Cahayd Btilan dangan Putri Sinaran Bulan dangan Putri Sinaran Bulan. "Add mdmang
batul-batuUah," uji Putri Sinar Bulan dangan Cahayd Bulan yd,"Yang akan nantd'jadi suamiku to' mdmang urang nang dah gagah peikasd inyan." A
sadan^an Malim Itam dangan Rajd Api inda' tinaikkd' tangga iyd tadd. Jadi mac' nda' mac' betangguh, betapd dole'. A mungkin kala' dari betapdlah kalu bam bisd naikkd'tangga iyd. Apabild kerand udah tadd'Pa' Tangah Limah dindin dangan Add'Bangsu Pinang Beribut bisd naikkd'iyd a ternzatd bahwd iyd retinyd luluslah. Retinyd jadi ujian dari Putri Sinaran Bulan yd tadd dangan Cahayd Bulan. Lalu timbul kdsah yd Putri Sinaran Bulan dangan Cahayd Bidan lalu
ngirimkan suratke Malim Itam dangan Rajd Api sadang bets^.Jadi molah surat yd tadd', lalu dikirim dangan burung nuri. "Burung nuri," katd Putri Sinaran Bulan dangan Cahayd Bulan, "kiiimlah surat to' ke Malim Itam dangan Rajd Api zang sadang beiu^."
Lalu burung nuri pun kiiimkanli^surat Setalah iyd datanglah suratang tadd' yd kd Malim Itam dangan Rajd Api. Dibacd. Jadi bacaaimyd, dalam katd-katd surat yd si Putri Sinaran Bulan dangan Cahayd Bulan. "Ngyam ketupat sebakul bom, dilabuh di laut Siam. Putri Sinaran Bulan dangan Cahayd Bulan udah dapat suami nang bam^ Malim Itam dangan Rajd Api dibuang kd dalam diam." Jadi lalu surat zang kedua,"Rasa' diayam ttq>is, tapis diayam uyung klili. Bang Rajd Api dangan Rajd Malim Itam jangan menangis, sayd to' udah kana' Ambd'." Apalagi yd tadd', Malim Itam dangan Rajd Api yd, bangkit dari pertapaan sehinggd bukan maing marah ang. Ditapak dadd menyald-nyald, disiram langan bei^i-api. "Sapd kird deng nang berani mengambd' pertunangan kitd to', langkah dolo' mayatmayat kitd to' bam urang iyd bisd mengambd'Putri Sinaran Bulan dangan Cahayd Bulan," katd Malim Itam dangan Rajd Api. "Jadi bagkemand kitd to' card' img?" Uji katd Malim Itam dangan Rajd Api tadd. Pungkas tapd. Sigung kerd' tadd' sigung kanan, tampat betapd, gunong yd beruntuhan macam gagap-gepitd dunid oldh kerand kekuatan gagah peikasd tadd' yd bd. Jadi did pun menantang di panas tangah padang."Nah," uji katd Malim Itam dangan Rajd Api,"Sapd-sapd nang berani mengambd'tunangan sayd
70
yang bemam^ Putri Cahay6 Bulan dangan Sinaran Biilan to'langkah dole' mayat kamd'to'ataupun tetaninglah dolo'." A jadi kadangaianlah suaid yd tadd' did di tangah padang. Jadi Putri Sinaran Bulan dangan Cahayd Bulan pun a," bagaikemand mun batul-batul kita' letinya gagah peikasd tantanglah tunangan yd." "Baiklah," katd Add' Bangsu I^ang Beribut "Kalau urang dah bejual, kamd' pun na' beli," a uji katd Add' Bangsu Pinang Beribut yd tadd'. Kemudian beitarunglah tadd di antaid kedua telah pihak yd, di antaid Pa' Malim Itam dangjn Rajd Api. Jadi, Add' Bangsu Pinang Beribut dangan Pa' Tangah Limau Dindin to'ja' nda' pandai terabang. Ja' kerand,ja' beidasaikan ilmu urung di sinun memang dah tarabang urang kayangan. Jadi, poko'ong 40 ari 40 malam yd did tadd beparang sehinggd
padang yd buka' 100 panjang 1000 depa'l^u sehinggd menjadi danau. Kerand apd? Kerand loncatan Add' Bangsu Hnang Beribut dangan Pa' Tangah Limau IMndin to' tadd teloncat nda' kana' batang batis barang yd' jadi danau. A jadi sungai. Jadi ambd' pdnddk katd, "Kalau gdto," uji katd Putri Sinaran Bulan dangan Cahayd Bulan," to' nda' tamat to' ceritd dng to'." Lalu did pun tarabang Putri Sinaran Bulan dangan Cahayd Bulan. Jadi purd-puid' kasdhlah dangan did. A did pun kesuka'anlah tetapi kekasdhan did adalah sebagai polidk. Jadi untuk menetas sayap yd tadd kedua' balah pihak yd, namdkan Rajd Api dangan Malim Itam. Satalah dah didekatd' tadd lalu dibocoid'6ig tadd' yd baju layang angin yd. A lalujatuhlah did,kedua'-dua' ang yd ke tangan Add' Bangsu Pinang Beribut dangan Pa' Tangah Limau l^din sehinggd,ao',matilah kedua'-dua'ang yd dibunoh oldh Add'Bangsu Pinang Beritmt dangan Pa'Tangah Limau Dindin. Jadi merasd gdyd did pun pulanglah kd tampat kd tampat asal dng tadd' yd di rumah Putri Sinaran Bulan dangan Cahayd Bulan. Jadi dapat kabar yd tadd' Datu' Bandar Mangkalis nang gagah perkasd yd tadd' dangan Pa' Tangah Limau I^diiL "Anak Mazang Susun Delapan Susun Sembilan di Kazangan Anak Cucu'si Datu'Gantar alam mdmang pazah urang iyd,"uji katd Datu' Bandar Mangkalis. "Mun batul-batul did kala' gagah peikasd, aku tolah bara mencabut riwayamyd yd.Pa'Tangah Limau Dindin dangan Add'Bangsu Pinang Beribut, siapd Datu' Bandar Mangkalis to'd." Jadi suard iyd dah dilaung-laungkan oleh Datu' Bandar Mangkalis dangan Ad^'Bangsu Pinang Beribut dangan Pa'Tangah Limau Dindin yd tadd. Kedoigaran Idh Putri Segandd, Idh Putri Sinaran Bulan dangan Cahayd Bulan."A," uji katd dng,"Ito' mun batul'batul kita'jago lawanlah Datu' Mangkald Mangkuang.
71
A tad6' dah, dah jadi dua' laki-binila did yd. Jadi mao' nda' mao' belawanlah. Ambd'pdnddk kdsah, dilawan. Rupd dng setalah dah dilawan nda' tahan nza Add' Bangsu Pinang Beribut. Lain Add' Bangsu Pinang Beribut dangan Pa' Tangah Limau Dindin matilah dipanah oleh Datu' Mangkald' Mangkuang yd tadd' urang gagah peikasd di kayangan.
Jadi timbul kdsah yd tadd' bini nang ditinggalkan tadd' yd, Putii si Rantai Amas dangan Putri Segandd. Jadi anak yd dah basar agd. Jadi'dah basarlah.Lain,jadi did to'asal siang an to'ya'maing ano',maing buah gadd, sen^akan, maing sodar, a yd tadd'. A rupd dng malar manang did dua mdadd to',malar manang.Jadi di antaid kawan to'bd add nanglancar mulut. Nyd,"Mdmang bd," yd, "Anak urang nda' bdayah to'd. Payah inyan na' melawan." Jadi kedangaranlah lah tadd', Idh Mat Cald Cerebtm dangan Raddn Sulung yd. Mat Cald Cerebun to' anak Add'Bangsu Hnang Beribut, Raddn Sulung to' anak Pa'Tangah Limau Dindia
Jadi setalah maing yd tadd' add dangar suard gdyd lalu did nda'sanang. Lalu ngomonglah did dangan uma'ang yd tadd."Nda'ngapd,ma',kamd to 'mdmang nda'bedayah kd inyan.""Eh,ngapd kau tang gdyd,Nak?" Ujikatd
si uma'tadd' yd. "Mustahih!^ nda' bdayah. Mim nda'bdayah mand na'add kau.""A,tapi to' kenzata'an tang disd' nyan ayah to', Nak?" A gdydlah katd Mat Cald Ceiebim dangan Raddn Sulung.
Jadi rasd na'dirahasidkan kanda'ang tadd yd,did bedua'tuan Putri tadd anak ang yd bd. Tapi kerand desakan anak to' mao' nda' mao' lalu di-
padahkanlah yd tadd'bahwd "mdmang ayahmu to'saja'kau dolo'kau masdh kukandung anam bulan did to'pagi bdparang di kazangan kerand melawan Malim Itam dangan Rajd Api. Antah idup antah mati yd, balum dapat tau kerand kau sampai kin to' dah basar. Udah ambalasan taun." Jadi betanyd' anak, "Disd' kd kabartcabar ang, Nak?" Tmnyd. "Nda add." "Mun gdtu', kamd to na' ncard' dng sehinggd reti ing kamd to' bejumpd. Walaupun reti
ing nda' bejumpd dangan batang tubuh ung, mun dah bejumpd Hangan kuraan dng pun dah pakai. Ajadi kamd'taulah bahwd red ing dangan bapap kamd nang sejati," uji katd Raddn Sulung dangan Mat Cald Cerebun. Jadi, uji katd uma'ang yd tadd, "agaikemandlah musti ing kita' na' berangkat kd kazangan? A sandangkan antah di mand-mand yd tadd' di Pa' Tua' ang yd, namdkan Kicau Kicau si Alang Laut yd, "Jadi nda' apd," uji katd Kicau Alang Laut "Poko' ong ijinkanlah oldh Putri Segandd dan si
72
Putri Rantai Amas anakmu to' na'ncar^'ayang ang nun," uji kat6 Kicau si Alang Laut tad6'. "Baildah," uji katd Putri Segandd dangan Putri si Rantai Amas."Sebelum kau menemukan Add'Bangsu Pinang Beribut dan Pa'Tangah Limau Dindin,Kicau Laut," uji katd kedua putri yd tadd',"Kau nda' boleh bepisah dangan Mat Cald Cerebun dangan Raddn Sulung to'. A katdkanlah dangan anakku, kedua ong to'," a uji katd tuan putri tadd'. "Baiklah," Poko' ong ambd' pdnddk kdsah yd tadd' berangkatlah. Berangkat Terabang did tadd' kd Kazangan nun. Riq)ddnganaknangdi sinunbddahbesarjua'.Dahbesar.Ajadikurang labih tingkatan yd tadd. A tud dangan muda' gdydlah. Anak ang di sinn
namdnyd si Midiamad dan Ahmad. Laid jua' k^ua' ang to', anak putri Sinaran Bulan Cahayd Bulan. Waktu iyd anak yd sadang na'jagd batang jainbu. Jadi jambu to' bdbuah. Jambu tol yd tadd' yd, bukan maing kan? Kemudian lalu stulang jua' haus ung tadd' datang dari ano', to' daii boroh angin kayangan,lalu did na minta'nyd anak tadd' bd. Adid bedua' yd. Ndad tau did dangan add' beradd'dng. A jadi, Mmtalah," nyd,"Aku.""Eh," nyd, "Nda'mao'"jadi kerand tadd' rasd haus ung lalu dirampaslah yd tadd' buah
jambu yd. IMrampas buah jambu. Akhir dng lalu betanmg,b^ekak di sid tadd'did dua'mdadd yd. Jadi sid'kalah disd'nang manang.Tsp did ndad tau leti add' beidd' dng sdiinggd besar-besaranlah. Jadi Kicau si Alang Laut pun kewalahan na'melera'ang to'Lalu kadangaranlah suaid beteriakan tadd yd, kadangaian oldh Putri Sinaran Bulan dangan Putri Cahayd Bulan yd
tadd'bahwd anak ang to'begaduh.Jadi did pagi."Yo," nyd,"Ngapd kita'to' tang begaduh? "Idi," nyd,"Sayd to' bd, Bu, agd na' minta'jambu bol Ibu sigd' to'. Nda' mao' lalu mberd. Sayd to' haus. "Mandlah," nyd, "Sayd
baluman,siuiang bepikir," nyd,"Dan dirampas dari tangan sayd," nyd."Jadi sayd ano', beraiti anak ito' mdmang dah jago nyd. Berani merampas." A jadi poko' ong diamankahlah oldh Putri Sinaran Bulan dangan Cahayd Bulan yd tadd'. Jadi did pun tadmlah tadd betanmg ataupun becakak yd tadd' bd,bekelai. Jadi lalu Putri Sinaran Bulan dangan Ctdiayd Bulan to' tadd pun benisul. "Kita' to' datang dari mand? Lalu menjawab si Kicau Alang Laut, "Sabanamza kamd to' datang dari nagari Seldngkong Minangkabau Minangkasar tunman Anak Mayang Susim Delapan Susun Sembilan di Kazangan anak Cucu si Gantar Alam. Jadi tujuan kamd'sito' adalah na' ncaid' bapa' kamd'," katd Raddn Sulung dangan Mat Cald CereNm. Nyd "Siapa baba' kita'?" "Bt^a kamd' adalah," uji katd Raddn
Sulung, Pa' Tangah Limau Dindin, dan babak yd to'," uji katd Mat Cald
73
Cerelwn adalah Ad6' Bangsu Pinang BeribuL" "O, mun g€yi kita' to' add beradd'. A kerand Add* Bangsu Pinang Beribut dan Pa' Tangah Limau Dindin adalah suamiku. Dan did to' udah dibunuh oldh Dato' Bandar Mangkalis dalam keada'an aku masdh mengandung to' di mai^ si Ahmad dangan Muhamad to'."
A jadi betambah panaslah di antard kedua mdadd' tadd' yd. Jadi anak
kazangan dangan anak boioh angin.Sehinggd "Di mand mustiing namA-an tampat Datu' Mengkald' Mengkuang terani bunoh bapa' kitd to'," uji katd Mat Cald Cerebun yd tadd yd dangan ano'yd,dangan Raddn Sulung.Jinnyd, Nda berapd jauh dari nagri kitd to'. Kird-kiid pegalanan satu aiilah."
"Baikl^. Jadi mun gdyd kitd to' kitd apuskan." A gdyd tadd'. Jadi di samping balum datang tadd' Mat Cald Ceretam dangan Raddn Sulung dangan Ahmad Muhamad yd, Datu' Bandar Man^alis to' dah kewalahan. Kewalahan na'melayah buntu'an ano'to'. Nda',dah dari mulai
mati dah berapd taun to' bd nda'pandai bisd dilazah. Nang melayah ang to' panglimd-panglimd matijua'. Kerand tapa'an tadd'to'barang mtui melawan urang. Burung tarabang kd lapangan yd mati. Poko'ong sapd nang datang Sid sehinggd mati. Jadi akhir dng ra'yat di seluruh nagri iyd, Datu'^^Bandar Mangkalis yd jadi padang tdkukur. Tinggal seoranglah na' ang agd'. Mdmang, uji katd Datu' Bandar Mangkalis, "Anak Mazang Susun Mapan Susun Sembilan di kayangan to' diidupd' salah dibunoh salah," a uji katd Datu'Mangkilas. Waktu did tadd ngomong sorang gdyd. Lalu Mat
Celd Cerebun dangan Raddn Sulimg pun datangan, Muhamad Hang^n Ahmad pun datang. A did pun ada'jua'kanal."Hei," nyd,"ngapd urang tud, tang rupd susah banar," katd urung tud tadd', namdkan Datu' Bandar
Mangkalis, "to' di, Cu'. Sayd to' merasd nyasallah." Apd nyd, "Sayd to' bunoh Anak Mayang Susun Delt^an Susun SembUan di Kayangan anak Cucu'si Gantar Alam to' bemamd Pa'Tangah Limau Dindin dangari Add' Bangsu Pinang Beribut. Tagal did dibunuh sorang to'," uji katd Mat Cald
Cerebun dangan Raddn Sulung. "Gard-gard na' melayah mayat mig to' balum s^pai,balum sampat na'magang mayat d to'dah mati. Agd burung, segald binatang-binatang asal mampir kd sid mati. Jadi tinggal sorang tolah nad ang.""A idi, mun gdyd red ing to'," nyd,"Kamd to mdmang na'nuntut
jua. Datu to lah reti ing nang beram bunoh. Sebanar ang,kamd'to'di nang anak,an^ mayang,d anak Add'Bangsu Pinang Beributdangan Pa'Tangah Limau dindin, tennasuk to' di yd," uji katd ano', uji katd Ahmad dangan Muhamad.'To', sayd to' anak ang di kayangan to'.
74
A ppko'ong amW cerit6 yi, nzarahlah,"Tinggal suka' ati kitalah aku to," Poke'ong ditamatkanlah riwazat Datu'Bandar Mangkalis yd anak, A sehinggd riwayat iyd pun dah selesai.
Nang Putri Ikgandd Putri si Rantai amas yd nunggulah kedatangan yd tadd' madu' dart kazangan nun. Jadi Putri Sinaran Bulan dangan Cahayd Bulan bawa' anak yd tadd, dangan Muhamad dan Ahmad, lalu Kicau si
Alang Laut pun mbawa' ang agd' dati kazangan nun sampailah kd nagri Seldngkong Minangkabau Minangkasar sehinggd betemulah did yd add ampat mdadd',dan tnni dng yd rati ing dua' dko'. A begdydlah ceritdnyd. Teijemahan Bebas
Pak Tengah Limau DiiKlin dan Adik bungsu Hnang Beribut masingmaRing telah mempunyai istri. Kemudian pada suatu malam mereka bermimpi. Di dalam mimpinya itu meieka merasa bahwa bulan telah jatuh di panglniannya. Mercka sangat bersuka cita maklumlah bulan jatuh di pangkuannya. Setelah bangun dari tidtir barulah dia tabu bahwa semuanya itu hanyalah mimpi. Mereka berdua beipikir, apakah yang akan teijadi dan firasat apakah itu. Karena ingin tahu maka dipanggilnyalah ahli nujum. Ringkas cerita, datanglah ahli nujum ke istana. Kata ahli nujum, "Mimpi itu memang benar kaiena yang dikatakan Putri Cahaya Bulan dan Putri Sinaran Bulan memang benar-benar ada. Tempat dnggal Putri itu di
kayangan. Putri Cahaya Bulan dan Putri Sinaran Bulan adalah tunangan Malim Itam dan Raja Api,anak Datuk Bandar Mangkalis orang yang gagah
peikasa di kayangan. Kata ahli nujum pula, "Kedua Putri itu tidak suka dengan tingkah laku kedua anak Datuk Bandar Mangkalis. Oleh sebab itu, mereka minta direbut, minta diambil oleh Adik Bimgsu Pinang Beribut dan
Pak Totgah Limau Dindin." Nah,tempat yang akan didatangi itu adalah di kayangan. Kalau pada zaman sekarang tempat itu berada di planet Mars, sangat jauh dan tinggi. Kata Muhamad dan Ahmad,"Kapankah kira-kira kita berangkat untuk mendatangi Putri Cahaya Bulan dan Sinaran Bulan itu?"
Berundinglah kedua beradik itu. Sementara itu kedua istrinya telah mengandung kurang lebih enam bulan. Singkamya, mereka berpamitan dengan kedua istrinya. Pak Tengah Limau dindin terpamitan dengan Putri Rantai Emas,sedangkan Adik bungsu Pinang beribut berpamitan dengan Putri Segai^e.
75
Ringkas ceritanya, mereka pun berangkat ke kayangan. Jadi, dibaca
ilmu penderas (mempercepat) dengan kecepatan 40 kali dan dibaca pula ilmu teibang dengan kecepatan 40 kali juga sehinggajalannya laju seperti kilat menyambar emang. Kemudian sampailah mereka ke istana Putri Cahaya Bulan dan Sinaran Bulan.
Melihat kedatangan Adik Bungsu Pinang Beribut dan Pak Tengah Limau Dindin, gembiralah hati Putri Cahaya Bulan dan Sinaran Bulan karena kedatangan itu memang sudah dihajatkannya. Kemudian Pak Te ngah Limau Dindin dan Adik Btmgsu Pinang Beribut disuruh naik dan
diuluri tangga. Tangga itu teiimat dari pedang yang sangat tajam. Dengan ilmu yang Adik Bungsu Pinang Beribut dan Pak Tengah Limau Dindin menaiki tangga tajam itu. Kata Putri Cahaya Bulan dan Sinaran Bulan, "Memang benar-benar perkasa orang yang akan menjadi suamiku nanti." Padahal Malim Itam dan Raja Api tidak bisa menaiki tan^pa itu sehingga mereka harus bertapa terlebih dahulu. Barangkali setelah bertapa baru mereka bisa menaiki tangga itu. Karena Pak Tengah Limau Dindin dan Adik Bungsu Pinang Beribut dapat menaiki tangga dari pedang, maka mereka lulus menghadapi ujian yang diberikan oleh Putri Cahaya Bulan dan Sinaran Bulan.
Kemudian Putri Cahaya Bulan dan Sinaran Bulan mengirim surat
kepada Malim Itam dan Raja Api yang sedang bertt^a. Surat yang dibuamya itu lalu dikirim dengan burung merpati. Kata Putri Cahaya Bulan dan Sinaran Bulan,"Burung nuri,kirimkanlah surat ini kepada Malim itam dan Raja Api yang sedang bertapa!"
Lalu burung nuri pun mengirim surat kepada Malim Ttam dan Raja Api yang sedang bertapa.Isi surat itu "Ngayam ketupat sebakul baru,dilabuh di
laut Siam. Putri Sinaran Bulan dan Cahaya Bulan sudah dapat suami yang baru, Malim Itam dan Raja Api dibuang ke dalam diam." Kemudian suramya yang kedua berbunyi,"Resak diayam tapis, tapis diayam uyung klili. Bang Malim Itam dan Raja Api jangan menangis, saya ini sudah diambil." Membaca surat itu marahlah Malim Itam dan Raja Api sehingga
dia bangun dari tapanya. Dipukulnya dadanya sehingga menyala-nyala, disiram lengaimya sehingga terapi-api. Lalu katanya,"Siapa kiranya yang berani mengambil tunangan kita itu, langkahi dulu mayat kita ini baru orang itu boleh mengambil Putri Cahaya Bulan dan Sinaran Bulan." Lalu,
"Bagaimana kita mencarinya?" kata Malim Itam dan Raja Api. Akhimya, mereka menghentikan tapanya. Sikut ke kiri dan sikut ke kanan sehingga
76
gunung tempat mereka bertapa nintidi dan gegap-gempitalah dunia kaiena
kegapt^^asaan Malim Itam dan Raja Api. Ringkas cerita, Putri Cahaya Bulan dan Sinatan Bulan pun beikata, "Kalau begini tidak tamat ceritanya mereka berperang." Kemudian Putri Cahaya Bdan danSinaran Bulan terbang mendekati Malim Itam dan Raja Api. Mereka betpura-pura mencintai Malim Itam dan Raja Api, maka Malim Itam dan Raja Api pun menjadi kesukaan. Namun,tindalmn kedua putii itu hanyalah sebagai taktik belaka untuk mengalahkan Malim Itam dan Raja Api.Setelah dekat,baju layangan angin Malim Itam dan Raja Api diboQOii oleh Putii Cahaya Bulan dan Siharan Bulan sehingga keduanya jatuh ke tangan Adik Bungsu Pinang Beribut dan Pak Tengah Limau Dindin.
Akhimya, mereka berdua mati dibunuh Adik Bimgsu Pinang Beribut dan Pak Tengah Limau Dindin.
Setelah itu, mereka pulang kembali ke tempat kediaman Putri Cahaya
Rillan dan Sinaran Bul^ Sementara itu, Dat^ Bandar Mengkalis menriftngar bahwa anaknya telah mati dibunuh oleh Adik Bungsu Pinang Beribut dan Pak Tengah Limau Dindin. Katanya,"Memang payah Anak
Mayang Susun DelJ^an Susun Sembilan di Kayangan Anak Cucu si Gantar Alam itu. Kalau memang benar dia gagah perkasa aku inilah yang akan
mencabut nyawanya,biar mereka tahu sit^ Datuk Bandar Mengkalis ini." Jadi, suara tadi didengung-dengungkan oleh Datuk Bandar Mengkalis
sehingga kedengaran oleh Putri Cahaya Bulan dan SinaranBulan.Lalu kata kedua putri itu, "Kalau kalian benar-benar jago lawanlah Datuk Bandar Mengkalis."
Pak Tengah Limau Dindin dan Adik Bungsu Rnang Beribut waktu itu sudah kawin dengan kedua putri itu. Ringkas cerita, berperanglah Adik Bungsu Pinang Beribut dan Pak Tengah Limau Dindin melawan Datuk Mengkalis.Temyata Adik Bungsu Rnang Beribut dan Pak Tengah Limau Dindin tidak sanggup melawan Datuk Bandar Mengkalis sehingga Pak
Tengah t iman Dindin dan Adik Bungsu Rnang Beribut mati dipanah oleh Datuk Mengkalis, orang gagah perkasa di kayangaa Sementara itu, timbul kisah Putri si Rantai Emas dan Putri Segande
yang telah ditinggalkan oleh Adik Bungsu Rnang Beribut dan Pak Tengah Limau Dindin. Mereka sudah mempunyai anak yang sudah besar. Kalau
hari siang kedua anak itu bermain ganda(daun kelapa yang dijadikan bola kasti),main sudar(bermain kejar-kejaran di dalam lingkaran dan pemaian-
nya tidak boleh keluar dari lingkaran), dan bermain senepakan (bermain
77
kasti).Rupanya kedua adik beradik itu selalu menang sehingga ada kawannya yang beibicara sembarangan, katanya,"Memang anak tidak mempunyai ayah itu sulit benar untuk melawannya." Kata-kata itu teidengar oleh Mat Cale Cerebun adalah Anak Adik Bungsu Pinang Beribut, sedangkan Raden Sulung anak Pak Tengah Limau Dindin. Setelah mendengar kata-kata itu, mereka pun pulang dan bertanya kepadaibunya,"Mak,apakah memang benar bahwakami ini tidak mempunyai ayah." Kata ibunya,"IJto,mengapa kau bertanya begitu,Nak? Mustahillah tidak punya ayah. Kalau tidak punya ayah mana mungkin ada kau." Kata Mat Cale Cerebun dan Raden Sulung,'Tetapi kenyataannya Ayah tidak ada, Mak."
ceiita suaminya, tetapi karena desakan kedua anaknya, maka dia pun
berceiita. "Memang ayahmu, sejak kau kukandung enam bulan, pergi beiperang di kayangan melawan Malim Itam dan Raja.Api. Hdak tahu apakah masih hidup atau sudah mati kaiena sudah belasan tahun dan kau
sudah besar sepeiti sekarang ini," kata ibunya. Mendengar ceiita itu dia
bertanya,"Tidak adakabar-kabamyakah,Mak?"jawab siIbu,"Tidak ada." "Kalau tidak beijumpa dengan orangnya (batang tutnihnya), beijumpa dengan kubumya pun tidak apalah sehingga kami tahu dengan bapak kami
yang sesunggi^ya." "Bagaimana kalian akan berangkat ke kayangan, sedangkan tempat dan jaraknya sangatjauh." Namun,dengan kepandaian yang dimiliki Kicau Kicau si Elang Laut pun beikata kepada putri itu, "Tidak apalah, yang penting Putii Segande dan Putri si Rantai Emas menginginkan Mat Cale Cerebun dan Raden Sulung mencari ayahnya." Kata Putri si Rantai Emas dan Putri Segande,"Baiklah,tetapi sebelum kau menemukan Adik Btmgsu Pinang Beribut dan Pak Tengah Limau Dindin, kau tidak boleh berpisah dengan Mat Cale Cerebim dan Raden Sulimg." Kicau Kicau si Elang Laut pim menjawab, "Baiklah." Ringkas ceiita, berangkatlah Mat Cale Cerebun dan Raden Sulimg ke kayangan, diantar oleh Kicau Kicau si Elang Laut.
Rupanya anak Adik Bungsu Hnang Beribut dan Tengah Limau Dindin
yang di kayangan sudah besarjua.Besamya kurang lebih sama,sepantaran. Anaknya itu bemama Ahmad dan Muhamad. Keduanya laki-laki, anaif Cahaya Bulan dan Sinaran Bulan. Waktu itu, kedua anak tadi sedang menjaga pohon jambu bol yang sedang berbuah. Lantas datanglah Mat Cale Cerebim dan Raden Sulung, dan karena sedang haus, maklum baru
78
H^tang dari bawah angin, lalu Mat Cale Cfercbun dan Raden Sulung dan Mat Cale Cercbun tidak tabu bahwa Ahmad dan Muhamad adalah adiknya. "Mmtalah aku," kata Mat Cale Cerebun dan Raden Sulung. Jawab adiknya
itu,"Tidak man." Karena merasa sangat haus maka Mat Cale Cerebun dan
Raden Sulung merampas buah jambu yang dijaga itu sehingga akhimya meieka beikelahi di situ.Dalam perkelahian itu tidak ada yang menang dan
tidak ada yang kalah. Karena tidak tahu merdca adalah adik-beradik maka perkelahian itu menjadi pe±elahian yang besar-besaran sehingga Kicau Kicau siElahg Lautkewalahan untuk meleiainya.Lalu Putii Cahaya Bulan dan Sinaran Bulan datang karena mendengar suara-suara teriakan yang
sangat ribut. Katanya,"Lho, mengapa kalian beikelahi?" Jawab Mat Cale Cerelnm dan Raden Sulung,"Inilah, Bu. Saya ini minta jambu bol karena
saya ini haus,tetapi tidak diberi." Jawab Ahmad dan Muhamad,"Manalah, Bu. Saya belum ap?i-apa, sedang berjMkir dia sudah merampasjambu dari tangan saya. Jadi, saya pkir, anak ini memahg jagoan karena berani merampas.
Singkatnya, Mat Cale Cerebun dan Raden Sulung serta Ahmad dan Muhamad diamankan oleh Putri Cahaya Bulan dan Sinaran Bulan. Kemu-
dian Putri Cahaya Bulrni dan Sinaran Bulan tertanya kepada Mat Cale Cerebun dan Raden Sulung,"Kalian ini datang dari mana?" Jawab Kicau Kicau si Elang Laut, "Sebenamya kami datang dari negeri Selenj^ong
Minangkahaii Minangkasar, yaitu turunan anak Mayang Susun Delrtpan Susun Sembilan di Kayangan Anak Cucu si Gantar Alam." Ditambah oleh
Raden Sulung dan Mat Cale Cerebun,"Tujuan kaini datang ke sini adalah untuk mencari bapak kami." Kedua putri ito bertanya, "Siapa bapak ka lian?" Kata Mat Cale Cerebun dan Raden Sulung, "Bapak kami adalah
Adik Bungsu Pinang Beribut dan PakTengah Limau Dindin." Jawab kedua putri itu,"O,kalau begitu kalian adik-beradik karena Adik Bungsu Pinang Beribut dan Pak Tengah Limau Dindin adalah suamiku. Dia itu sudah dibunuh oleh Datuk Bandar Mengkalis ketika aku sedang mengandung si Ahmad dan Muhamad ini."
Mendengar cerita itu bcrtambah panaslah had Mat Cale Cerebun, Raden Sulung, Ahmad, dan Muhamad. Anak kayangan dan anak bawah angin. Kemudian katanya,"Di mana seharusnya kita mencari orang yang bernama Datuk Bandar Mengkalis yang telah berani membunuh bapak kita itu." Kata Putri Cahaya Bulan dan Sinaran BulaiL "Sebenamya tidak jauh, kira-kira satu hari peijalananlah." Kata Mat Cale Cerebun dan Raden
79
Sulung,"Baiklah. Jadi, peimusuhan kita tiadi kita hapuskan." Begitu kata Raden Sulung dan Mat Cale Cerebun kepada Ahmad dan Muhamad. Ketika Mat Cale Cerebun, Raden Sulung, Ahmad, dan Muhamad belum datang Datuk Bandar Mengkalis sedang kewalahan untuk membuang mayat Adik Bungsu Pinang Beribut. Dari sejak mati sampai sudah beberapa tahun mayat itu tidak bisa dibuang karena Adik Bungsu Pinang Beribut mempunyai ilmu kalau mati bisa melawan orang. Panglima-panglima yang akan membuangnya mati. Burung yang terbang di lapangan itu pun mati. Pokoknya, si^a saja yang datang ke tempat itu bermatian semuanya. Akhimya, rakyat di seluruh negeri itu habis dan negeri itu
menjadi padang tekukur,sepi,yang tinggalhanya Datuk Bandar Mengkalis soidiriaa
"Memanglah Anak Mayang Susun Delapan Susun Sembilan ini, dihidupi salah dibtmuh pun salah," Kata Datuk Bandar Mengkalis bicara sendirian. Kemudian datang Mat Cale Cerebun, Raden Sulung, Ahmad, dan Muhamad. Mereka tidak mengenali Datuk Bandar Mengkalis. Kata Mereka,"Hai orang tua, mengapa kelihatannya susah benaf?" Kata Datuk Bandar Mengkalis, "Inilah, Cu. Saya ini merasa sangat menyesal telah membunuh Anak Mayang Susun Delapan Susun Sembilan di Kayangan Anak Cucu si Gantar Alam yang bemama Pak Tengah Limau Dindin dan Adik Bungsu Pinang Beribut. Karena dia dibunuh, maka habis orang satu aegeri ini." "Gara-gara apa?" tanya Mat Cale Cerebun dan Raden Sulung. Jawab Datuk Bandar Mengkalis, "Gara-gara akan membuang mayatnya ini. Belum sempat memegang mayatnya orang-orang sudah mati. Jadi, tinggal aku sendiri lagi." Kata Mat Cale Cerebun dan Raden Sulung,"Kami datang ini akan menuntut balas karena Datuklah yang telah berani membunuh ayah kami. Kami ini adalah anak Adik Bungsu Pinang Beribut dan
Pak Tengah Limau dindin." Kata Ahmad dan Muhamad,"Termasuk saya ini. Saya ini anaknya yang di kayangan." Pendek cerita, menyerahlah Datuk Bandar Mengkalis. Katanya,"Mau
diapakan aku ini terserah kalianlah." Maka riwayat Datuk Bandar Mengka lis pim dihabiskan oleh keempat adik-beradik.
Setelah itu, Putri Segande dan Putri si Rantai Emas menunggu kedatangan madunya dari kay^gan yang bemama Putri Cahaya Bulan dan Sinaran Bulan bersama kedua anaknya yang bemama Ahmad dan Muha mad. Sementara itu, Kicau Kicau si ElangLaut pun membawa pulang Mat
Cale Cerebun dan Raden Sulung. Akhimya mereka berkumpul semuanya di riegeri Selengkong Minangkabau Minangkasar.
80
Keterangan
Cerita Mimpi Bulan di Pangkuan adalah bagian ketiga dari cerita anak Mayang Susun Delapan Susun Sembilan di Kayangan Anak Cucu si Gantar Alam.Cerita ini diiekam pada tanggal 31 Juli 1989 dari penutur yang sama dan di tempat yang sama.
1.4 Merebut Negeri Mlantu Alang Jadi ilang yd datd' kdsah bahwd Mat Cald Ceiebun dangan Raddn Sulung besertk Ahmad, Muhamad yd tadd' anak dadi Kayangan udah datanglah ke negeri Seldngkong Minangkabau Minangkasar yd tadd. Kemudian Mat Cald dangan Raddn Sulung bderpadahlah did dangan uma' ang yd tadd' Putri SegaiKld dangan Putri si Rantai Amas kerand add di sebuah nagri tadd namakan Miantu Alang iyd tuan putri bemamd Cahyd Intan Kemald. Jadi Putri Cahayd Intan Kemald yd tadd' adalah petunang Datu' Panglimd Bangkar Kald Mangkuang yang gagah peikasd di nagri Miantu Alang tadd.
Jadi pegilah did tadd' dua mdadd' yd, Mat Cald Ceiebun dangan Radln Sulung yd, untuk meliat letinyd kegagahannyd di nagri Miantu Alang. Poko' ong ambd' ceritd pdnddk, datanglah di nagri Miantu Alang yd. Jadi did to' tujuannyd, did na' ngambd'Putri Cahayd Intan Kemald. Katd putri Intan Kemald,"Boldh terinyd Anak Mayang Susun Delapan Susun Sembi lan to' na' ambd sayd sebagai istri ts^i labih dolo' rabut, idi, bunohlah tunangan sayd to' yang bemamd Panglimd Bato' Bandar Mangkald' Mengkuang yang sadang beti^ yd tadd'." "Jadi Bagaimand katd Mat Cald Ceiebun dangan Raddn Sulung. "Begito' ajalah,S katd Putri Cahyd Intan Kemald yd."Aku ngirimd'nyd surat" Jadi poko'nyd langsunglah dikirimd' surat dikirimkan dangan burung nuri. Jadi burung nuri pun tarabang langsunglah membawa'surat yd tadd'. Apd katd suratnyd nganyzm ketupat sebakul bom dilabuh di laut Siam, Dato' Panglimd Bandar Mangkald Mengkuang asa', jadi bahwd sayd to' udah mendapat tunangan bam. Jadi bukan maing panasnyd tadd Datu' Bandar Mengkald Mengkuang bahwd tunangannyd udah dirabut Idh Mat Cald Cerebun dangan Raddn Sultmg. Lalu did pun bangkit dari betapd. Setelah bangkit dari betapd, "Siapd nang berani merebut tunanganku to', langkah dolo'lah mayatku to'. Kalaulah aku balum dilangkah mayatku sehinggd tunanganku to'nda'akan kulepaskan." A begdydlah katd Datu' Bandar Mengkald Mengkuang yd
81
tadd*.Poko'nyd lalu Datu'BaiKiar Mengkald Mengkuang pun udah nantd'di tangah padang. Bukan maing yd tadd* kaing kuning sekayuh, bayarigkah aja' untuk jadi balongan kepala'ang, bayangkan kalabihan basar. Padangknya sepeiti daun keladi birah kelabihan basar.
Jadi ambd* p^iddk katd, yd tadd' bdtarunglah Add* bangsu Pinang Beribut dangan Pa- Tangah Limau Dindin yd dangan Panglima Datu' Bandar Mengkald Mengkuang yd di nagii Miantu Alang yd tadd', na' merabut tuan Putri Oihyd Intan Kemald yd. Kemudian sampai 40 aii 40 malam, memaingkan yd tadd' kesaktian-kesaktian bemactm-macarn. Add
nang pakai jadi alang, add nang pakai jadi nagd pala' tujuh. Bdgdydlah kesaktian-kesaktian tadd'. Kemudian dangan hikmah tadd'perttqpa'an Datu' B^dar Mengkald Mengkuang yd jadi lalu diangkat sebuah gunohg jp. Disungkupnyd yd tadd'Pa'Tangah Limau Dindin dangan Mat Cald Cerebun, masuklah kd dalam gunong api yd, jadi anbd' pdnddk kdsah ab' mananglah tadd'yd Datu Bandar Mengkald Menglniang yfi.kftran<^ nft^' agd' telepas yd tadd' Mat Cald Cerebun di dtdam gud api yd, di dalam gunong api.
Jadi lalu did pun udah meraj^dld. Did pun udiah melaung-laun^cahlah kegagahan peikasdnyd yd tadd'. Karend "Satu-satu ung," uji katd Datu' Bandar Mengkald Mengkuang, yd.''Akulah nang bisd mmgaiahlfan Anak Mayahg Susun Delj5)an Susun Sembilan di Kayangan," uji katd Pan^d Datu'Mengkald Mengkuang,melaung-laungkan yd tadd'kesombongmi did yd.
Jadi lama' kelaman kedangaran oleh tadd' keturunan nayang, d keturunan Anak Mayang Susun Delapan Susun Sembilan di Kayangan yd tadd' oldh anak istri yang kedua' yd tadd', yd anak dari kayangM yd nymdkan Ahmad dangan Muhamad."Mun gito' kitd jangan tinggai diam," uji katd Ahmad dangan Muhamad,"kerand abang kitd to' uadah ditawan oleh Panglimd Datu'Mengkald Mengkuang.Lalu did lancang mengatakan didlah satu-satu ung yang bisd untuk mengalahkan arti dng Anak Mayang Susun Delapan Susun Sembilan di Kayangan. Apabild," uji katd Muhamad dangan Ahmad "Kitd to' nda'nuntot bdld did to'memang dah seluruh alam nang add'to'dikuasd'dng.Kerand kita to'amanah dari Datu'si Gantar Alam sapd pun kitd to'reti ing nda'bisd dikalahkan."
A ambd'dnddk kdsah yd tadd' pagilah Ahmad dangan Muhamad yd kd nagri Miantu Alang. Bagaimand keadaan-keadaan yd tadd yd abangnyd tadd'nang sudah disungkup dangan gunong api yd.Rupd dng setalah datang
82
k6 nagri Miantu Alang y6 m^mang h6bst betul. Poko' ong ol6h keran^ ifocaiftian Rad6n Sulung dangan Mat Cald Cerebun yd, api pun nda' agd'
membakar did. Tapi did nda' bisd telepas dari mand pun did lapas hinggd dikejar oldh api. Jadi did nda'dapat melepaskan dird' dari gunong api. Jadi rupd dng Ahmad dangan Muhamad pun kewalahan. Dari mand musti ing na'masuk kerand abang kitad to' di dalam api. Jadi mao'iwia' mao pulang agd'dari nagri Miantu Alang yd berunding dangan Pa'Tua' ang yd HinamAfln Kicau-ldcau si Alang Laut "Baiklah," uji katd si Alang LauL
"Mau ifaia'i gito' kitd to' secaid politik. Biariah aku nantd' bagaikemand vpgaiftian yang add kepadfloi to' akan aku jalankan supayd dapat rasid dng kitd mengambd'abangmu nang disungkiq)dangan gunung api to'." Jadi ambd'pdnddk kdsah yd tadd'pagilah tigd mdanak yd tadd',Ahmada dan Muhamad besertd yd tadd Kicau Kicau si Alang Laut. Diliat mdmang dahbukanmaingkeadaan Raddn Sulung dangan Matcald Cerebun yd nyng diki^ung dangan gunong ^i yd.
Jadi dangan tipu muslihat Kicau Kicau si Alang Laut to' lalu did mampir ke istand Putri Cahyd Intan Kemald.Lalu did molah kadk. Molah kacik yd seperti bayi yd kird.kird umur, d beranggung gdydah, kird-kird meranggung merangka'. Menangislah di tampat kediaman Putri Cahayd Intan Kemald. Lalu did pun hdran kenapd tang add bide kacik di sito'. A Lalu bide kacik yd tadd' pun diambd' dngjah ditipang dan sebagd. kemudian ao' kerand kwaktian yd belomba reti ing beganti minggu, minggu beganti bulan, bulan baganti taun, sehinggad anak yd dah bisa ngomong. Setdah dah ngomong Idu did pun bebaslah retinyd yd tadd' Kicau Kicau
yd nang saktian tadd' ap6 uma' lah tadd dangan Purt Cahyd Intan Kemdd yd retinyd. Bagaikdmand to'. Ma'Inang hdbat bananr apd nun d nang malar menyda'-nyda' nun." Laka' iyd di kdau menurut ano' yd mdmang yd did sebanar dolo' urang iyd adalah tuiuna dari Anak Cucu si Gantar Alam. Sebanamyd betunangan dangan Panglimd Datu' Bandar
Mengkald Mengkuang. Lalu aku kirimd suratlah," uji katd Putri Cahayd Intan Kemald to tadd,"Tunanganku yang bemame PangJimd Datu'Bandar
Mengkald Mengkuang sehinggd a Data'Bandar Mengkald Mengkuang yd merasd nda' puas langkah dolo'lah mayatku baru did bisd ngambd' aku. Temyatd teijadilah pertarungan yd tadd' di antard Mat Cald Cecebun dangan Raddn Sulung.Jadi sampai ito' retinyd antah mati antah hidup yd di dalam gud api yd,balum dapat diketahud'." Did beceritd tadd' dangan anak ang nang oleh tadd' diano' yd. A padahal yd Kicau Kicau si Alang Laut.
83
Jadi did lalu,"Bagaikemandlah king 6ng to', Ma'," katdnyd,"Untu' na'
bunch Datu' Bandar Mangkald' Mengkuang?" "Eh, ngapd dd' kau tang gdyd?" "hida'-inda' mun kind 6ig ..." "Yd payah," katd Putii Cahyd hitan Kemald."Kerand dd senjatd apd pun nda' bisd untuk na' mbunoh Panglimd yd,lelang hanyd satu.""Apd yd,ma?"katd si bulattadd' yd.jinnyd,Bamban batu nang tumbuh di atas gunong nang nampak di site'," a uji katd Putri Cahyd Intan Kemald. "A jadi apabild bamban batu yd kala' ratinyd ditikamkan kd did sehinggd baru'bisdlah did mati." A jadi rahasid dab iyd dah dapat oleh Kicau si Alang Laut yd tadd nang molah biak kacik yd. Kemudian lalu did pun,setalah did dah dapat rahasid iyd did pim tadd' ngomongiah dangan Muhamad dangan Ahmad yd tadd'jinnyd, "Bdgito' Mat. Ambdlah Idh kita' yo nang nampak bamban batu add di bukit nun.
Kala' kita cucukkan," nyd, "Kedadd Panglimd Datu' Bandar Mengkald' engkuang yd." "A baiklah." A lalu did molah kacik agd'. Molah kacik macam biasd. Kemudian tau nda' tau setalah iyd lalu did pun ngambd bamban batu yd tadd'! Dah dapatlah tadd' bamban batu.
Poke'nyd did pun tarns menghadap Panglimd Dam'Bandar Mengkald' Mengkuang yd."Hai Panglimd Dam'Bandar Mangkald' Mengkuang. Jadi kamd to'dsatang artinyd dangan Panglimd Dam'Mangkald'Mengkuang to' na menumt bahwd abang kamd to' dah sekian lama' kau ano' Vaii tawan."
Lalu Dam'Bandar Mengkald Mengkuang to' nda' gantar kerand diliat dng labih dnteng agd' daiipadd abang ang nang ditawan tadd' yd. Jadi maksud daripadd mjuan tadd" Ahmad dangan Muhamad yd jinnyd, "keluaikan abang kamd' yd dari ano'." Jinnyd,"Nda' bisd, nda' bisd." "Kalau nda' bisd
jangan nda'tau Dam' Bandar Mengkald' Mengkuang Nang Dam'Bandar Mengkald'Mengkuang takutkan dah add di kamd'." A,jinnyd,"Apd?"Lalu diliatlah Idh tadd' bamban bam.Kerand dah nampak tadd'bamban bam dah diganggam oldh Ahmad dangan Muhamad did pun nyerah. "A jadi ambd'lah dole'abang kamd'di sinun,di dalam gunong api mm Mun nda'iydjam ito'jua'liwayatmu akan kamd apuskan." Ajadi Idh keiand
takut dng tadd' Dam'Bandar Mengkald' Mengkuang yd na' mati sehinggd diambd'lah yd tadd', Jadi did pun menghilangkan kesaktian yd,jadi api pun padam. Setalah api pun padam a lalu Mat Cald Cerebun dangan Raddn Sulung pun dah keluarlah daripada hukuman yd tadd' Datu' bandar
Mengkald'Mengkuang yd. Tapi Idh karend tadd'add suaid nang nda'bagus yd lalu dipulangkanlah, "Mdmang baml kd?" A diulang kembali agdlah oldh Ahmad Muhamad yd, "Sam-satu ung Dam Bandar Mengkald'
84
Mengkuanglah nang bisd menawan Anak Mayang Susun Delapan Susun Sembilan di Kayangan Anak Cucu si Gantar Alam. A tap! kain6' to' nda'
sanang.A bagaikeman6 reti ing omongan iyd sehinggd kamd'pulanglah arti 6ng kamd* cabutlah nyawa Datu bandar Mangkal6' Mengkuang to'." Dangan, poko' ong ambd' p^nddk kdsah y€ ao', dibvinohlah Datu' Bandar Mangkald Mengkuang to'." Dangan,poko'ong amb6'pdnd6k k&ah yd ao', dibunohlah Datu' Bandar Kald Mengkuang yd sehinggad tamat riwayat
Datu' Bandar Kald' Mengkuang,dan Mat Cald Cerebun pun dab dapadah merebut yd tadd'Putri Cahayd Intan Kemald. A begdydlah ceritd eng.
85
Terjemahan Bebas
Setelah kisah Mat Cale Cerebun,Raden Sulung,Mohamad dan Ahmad
selesai karena mereka telah pulang kembali ke negeri Selengkong Mnangkabau Minangkasar, kemudian timbul cerita lain
Kemudian Mat Cale Cerebun dengan Raden Sulung berpamintan dengan ibunya,Putri Segande dan Putri Si Rantai Emas, untuk pergi ke se-
buah negeri yang bemama Maitu Alang, Dinegeri itu ada seorang putri ymg temama Putri Cahaya Intan Kemala. Putri Cahaya Intan Kemala itu
adalah tunangan Datuk Panglima Bangka Mengkale Mengkuang, oran^ yang gagah perkasa dinegeri Miatu Alang itu.
Pergilah dia dua beradik. Mat Cale Cbrebon dengan Raden Sulung imtuk memperiihatkan kegagahannya di negeri Miantu Alang itu. Jadi tujuannya datang di negeri Miantu itu adalah untuk mengambil Putri Cahaya Intan Kemala sebagai istri. "Kata Putri Cahaya intan Kemala," Anak Mayang Delapan Susun Sembilan di Kayangan boleh mengambil saya sebagai istri, Tetapi terlebih dahulu bunuhlah tunangan saya yang
bemama Panglima Datuk Bandar Mengkale Mengkuang yang sekarang sedang bett^a."Jadi,bagaimana caranya?"kata Mat Cale Cer«bun dengan Raden Sulung. "Begini sajalah aku akan mengirimnya surat," Kata putri Cahaya Intan Kemala.
Panglima Datuk Bandar Mengkale Menkuang pun dikirimi surat melalui perantaraan burung nuri. Jadi, burung nuri pun terbangkah membawa surat tersebut kepada Panglima Datuk Bandar Mengkale Mengkuang. Isi surat tersebut adalah menganyam ketupat sebakul bara ^buang kelaut Siam,Datuk Panglima Bandar Mengkale Mengkuang tidak jadi mend^at itu karena saya ini sudah mendr^at tunangan baru." Bukan main panasnya hati Datuk Bandar Mengkale Mengkuang sete lah mendengar bahwa tunangannya sudah direlwt oleh Mat Cale Calebun
dan Raden Sulung.Lalu dia pun bangun dari pertapaannya. Setelah bangun dari pertapaannya ia berkata, siapa yang berani merebut tunangannya itu, langkahi dulu mayatku ini. Kalau mayatku belum dilangWahi aku tidak akan melepaskan tunanganku." Begitulah kata Datuk Mengkale
Mengkuang menentang di tengah Padang. Dia, mengikat kepalanya de ngan kain berwama kumng yang berukuran besar dan panjang, Wain yang
berukuran sekayuh sampan. Pedangnya pun besar seperti daun keladi birah.
86
Pendek kata, bertamnglah Mat Cale Cerebun dan Raden Sulung dan
Panglima Datuk Bandar Mengkale Mengkuang di negeri Miantu Alang memperebutkan putri Cahaya Intan Kemala itu. Pertarungan itu berlangsung selama 40 hari 40 malam. Mereka saling memperlihatkan kesaktian-kesaktiannya. Ada yang berubah menjadi elang, ada yang ber-
ubah menjadi naga kepala tujuh. Begitulah kedua belah pihak saling memperlihatkan kesaktian-kesaktiannya. Kemudian, dengan kepandaianya yang di miliki Panglima Datuk Bandar Men^ale Menkuang,dia pun mengangkat sebuah gunung api. Setelah menang berperang,Panglima Datuk Mengkale Mengkuang semakin merajalela. Dia selalu mendengung-dengungkan keperkasaannya.
Kata Panglima Datuk Bandar Mengkale Mengkuang terdengar oleh Ahmad dan Muhamad,anak Pak Tengah Limau Dindin dan Adik Bungsu
Pinang Beribut,ketuTunan anak Mayang Susun Delapan Susun Sembilan di Kayangan. "Kalau begitu kita tidak boleh tinggal diamkata Ahmad dan Muhamad,"Karena Abang kita sudah ditawan oleh Panglima Datuk Ban
dar Men^ale Menkuang. Kemudian dia pun telah berani mengatakan bahwa dialah satu-satunya yang dapat matgalahkan keturunan Anak
Mayang Susun Delapan Susun Sembilan di Kayangaa Apabila kita tidak mcnuntut balas, seluruh alam yang ada ini akan dikuasainya. Selain itu,
kitapun hams ingat bahwa menumt amanah Datuk si Gantar Alam siapapun tidak dapat mengalahkan kita."
Singkat cerita peigilah Ahmad dan Muhamad ke negeri Miatu Alang untuk melihat keadaan abangnya yang telah disangkup dengan gunung api.
Setelah sampai di negeri Miantu Alang mereka pun melihat bukan main hebamya karena dengan kesaktian yang ada pada diri Mat Cale Carebun dan Raden Sulung, tubuh mereka tidak teibakar. Namun, mereka tidak
dapat melepaskan diri dari gunung api itu. Kemanapun mereka hendak lari dan melepaskan diri selalu dikepimg ap.
Rupanya Ahmad dan Muhamad pun kewalahan. "Darimana se-
harusnya kita masuk karena abang kita terasa di dalam api," kata Ahmad dan Muhamad. Karena tidak dapat menolong abangnya, mereka pun pu-
lang kembali ke negerinya untuk berunding dengan pamannya yang bernama Kicau Kicau si Elang Laut. Kata si Elang Laut, "Baiklah. Kalau
begitu kita hams menggunakan taktik. Biariah nanti dengan kesaktian yang ada aku mencarijalan untuk mengetahui rahasianya,untuk mengambil abangmu yang disungkup di dalam gunung ^i im."
Ringkas cerita, pergilah mereka tiga beranak, yaim Ahmad,Muhamad
87
dan Kicau Kieau si Bang Uut Setelah sampai di negeri Miatu Alang mereka pun melihat bukan main kejamnya Panglima Datuk Bandar Mengkale Mengkuang karena telah mengurung Mat Cale Gaiebun dan Raden Sulung dengan gunung api.
Dengan berbagai tipu muslihat Kicau BQcau si Hang Laut masuk ke
dalam istana Putri Cahaya Intan Kemala. Lain dia mengubah dirinya menjadi kwfl seperti bayi yang bam bisa merangkak. Kemudian dia
menangis di tempatkediamanPutri CahayaIntan Kemala itu.Putri Cahaya pim diambilnya. ditimang dan dibelai-belainya. Kemudian hari berganti mm^,minggu berganti bulam, dan bulan berganti tahun, akhirya anak
Intan Kemala pun heran mengapa ada anak kecil di sini.Lalu anak kecU itu
kwU Itu sampai sudah besar, sudah bisa beibicara. Anak kecil tadi yang
hdak lain adalah Kicau Kicau si Elang Laut,menyebutPutri Cahaya Intan
Kcraala dengan sebutan mamak.Kemudian dia pun bertanya kepada Putri Cahaya Intan Kemala."Apa itu.Mak? Kokberat benarapa itu yang sering menyala-nyala di sana."Piitri Cahaya Intan Kemdapun menjawab."Kalau menumt certianya dulu ada keturunannya Anak Mayang Susun Delapan Susun Sembilan di Kayangan Anak Cucu si Gantar Alam.Sebenamya dia mau mengambU aku sebagai istrinya. tetapi aku sendiri masih bertunangan
dengan Panglrma Datuk Bandar Mengkale Mengkuang. Kemudian Panglima Datuk Bandar Mengkale Mengkuang kukirinp surat sehingga PangIma Datuk BandarMengkale Mengkuang marah. Panglima Datu Bandar Men^e mengatakan langkahi dulu mayatku bam bisa mengambU tunang^ Kemudian terjadUah perkelahian antara Mat Cale Carebun dan R^en Sulung melawan Panglima Datuk Bandar Mengkuang. Jadi sampai sdca^g trdak diketahui apakah Mat Cale Calebun masih hidup atau mati. Demrtaan centa Putri Cahaya Intan Kemala kepada anaknya yang tidak lam adalah Kicau Kicau si Hang LauL J- e Kemudim an^ im pun bertanya lagi."Bagaimanakah caranya untuk membunuh Panglima Datuk Bandara Men^ale Mengkuang,Mak?""Eh
m^pa kau kok begini?""TOak, sekiianya..." "Itu payah," Kata Putri ahaya Intan Kemala. Maka si bulat itu tadi pun bertanya"Apa im Mak'" Kata Putn Cahaya Intan Kemala. "Bamban bam yang tumbuh di atas gunung ywg tampak dari sini. ApabUa bamban bam im dirikflmVati jte
Mghma Datuk Bantar Mengkale Mengkuang akan matUah dia." Jadi Pantarigan Panglima Dam Bandar Mengkale Mengkuang telah diketahui oleh Kicau Kicau si Elang Laut
88
Setelah mendapatkan rahasia Panglima Datuk Bantar Mengkale
Mengkuang,Kicau Kicau si Hang Laut pun memberitahukan Ahmad dan Muhamad. Katanya, "Begini, Mat Kalian ambilah bamban batu yang
nampak di bukit sana. Nanti kalian cucukkan ke dada Panglima Datuk Bandar Mengkale Mengkuang." "Baiklah," kata Ahmad dan Muh^ad. Kemudian Kicau Kicau si Elang Laut pun berubah menjadi kecil lagi
seperti biasa. Kemudian entah bagasimana sudah dapatkan bambu batu tersebut.
Kemudian Ahmad dan Muhamad pun teras menghadap Panglima
Datuk Bamiar Mengkale Mengkuang. Kemudian mereka berkata, "Hei,
Panglima Datuk Bandar Mengkale Mengkuang. Kami datang untuk
menutut abang kami yang telah sekian lama kau tawan," Tapi Panglima Datuk Bandar Mengkale Maigkuang tidak gentar kar^a dilihamya bahwa
Ahmad da"Mohamad lebih enteng daripadaMat CaleCarebund^ Raden Sulung yang sudah ditawannya.Katanya, Tidak bisa,tidak bisa. Ahmad dan Muhamad pun moijawab," Kalau tidak bisa Panglima Datuk Bandar Mengkale Mengkuang jangan menyesal karena barang yang Panglima Datuk Bandar Mengkale Men^cuang takutkan ada pada kami." "Apa," kata Panglima Datuk Bandar Maigkale Menkuang. Lalu dilihatkan bam"Jadi ambillah dulu abang kami di sana, di dalam gunung api sana.
Kalau
sekarang juga liwayatmu akan kami habiskan," Karena takut
akan mati maka Pan^ima Datuk Bandar Mengkale Mengkuang men^langkan kesaktiaannya sehingga api pun menjadi padam. Setelah api padam. Mat Cale Carebun dan Raden Sulung keluar dari hukuman yang telah dijalaninya. Akan tetapi, karena Ahmad dan Muhammad pemah mendengar pemyataan yang tidak bagus dari Panglima Datuk Bandar
Mengkale Men^ang,maka meieka tidak bertanya apakah memang betul Panglima Datuk Mengkale Mengkuang merupakan satu-satunya orang
yang dapat m^ngaiahkan ketunman anak Mayang Susun I^lapan Susun Sembilan di Kayangan Anak Cucu si Gantar Alam. Kami tid^ senang
mendengarkannya sehingga akan kami pulangkan kepada Panglima Datuk Bandar Mengkale Mengkuang. Artinya, kami cabut nyawa P^glima Datuk Bandar Mengkale Mengkuang. Pokoknya, ringkas cerita, dibunuhlah Panglima Datuk Bandar Mengkale Mengkuang itu sehingga tamatlah riwayatnya dan kemuadian Mat Cale Carebun pun dapat memperistri Putri Cahaya Intan Kemala. Begitulah ceritanya.
89
Keterangan
Cerita merebut Negeii Miatu Alang adidah episode atau bagian keempat dari cerita Anak Mayang Susun Delapan Susun Sembilan di Kayangan Anak Cucu si Gantar /dam. Cerita ini sudah lama tidak diceritakan oleh
orang yang sama, Abdullah bin Ikram, yang berumur 53 tahun, Menu-
mtnya, cerita ini sudah lama tidak diceritakan kepada orang lain. Karena penyebutan nama tokoh dan tempat sehingga teriihat ada kerancuan antara cerita yang satu dengan yang lain.
90
n.Alu Galing Lesung Tembaga
Jadi tadd suatu kdsah y€ tadd' atau ceritd urang di sebuah nagri yd add
tigd mdanaif Jadi anak yang tud yd tadd' namd Muhamad dan anak yang kedua' yd tadd* namd Ahmad. Kemudian satu-satu ung ditinggalkan oldh bapa' ang to' tadd add hartd bebantuk karis saktian dan cingcing saktian. kemndian setalah beber^a ari tadd' yd diam di ujung nagri tigd mdanak yd,
lain uma'ang pun tadd' moiinggal dunia yd tadd' uma'nyd yd lalu did' to' ringgai kesapianlah,tinggal dua' mdade' agd. Tibd-tibd waktamalam tadd' kiid-kiid tangah malam Mu angin pun datang ataupun topan.Poko'nyd did tadd' dua' mdadd yd nang rumah-nimah ang habislaJi betepelantingan diambus angin topan yd tsdd'. Jadi tinggal did tadd' yd melarat,rumah nda' add agd'. Di mand agd, dan ai mand musti agd' ma'Iumlah tangah malam tadd' i ditampuh Idh angin yd. Jadi tau nda' tau did tadd' bam tesadar ataupun aii dah siang yd. Jadi antah di mand-mand perasaan yd, nda' agd'
tau^ mand kamping di mand nagiinyd yd. Poko'ong did to' dah di tangah udasiah atau di tangah utan.
Poko'ong did lalu bejalahlah. Bejalan naik padang tunm padang, naik miinggn'langkah muggu'.Retinyd did bejalan yd,nampaklah sebuah nagri yd lalu did sasat di nagri yd. Nagri tuan putrinyd tadd' dirampas oldh nagd. Anak rajd tadd' di nagri yd bd. Lalu did pun sasat kd nagri yd tadd'. "Ngapd,"jiimyd,"Nagri ito' tang lalu kuat banar sapi", uji katd Ahmad dan Muhamad yd nyabutNd'Kebayannang add di ujung nagri yd tadd'. Jinnyd, "Kamd'sito' rajd udahlama'sakit"jinnyd,"Gdkemand saWtdng?"jinnyd, "Sakit kerand anaknyd to' tadd' dibaca'kan atau diambd' oldh puakd nagd
pala'tujuh.jadi satu pun urang nda'bisd na'ngambd'dng kd nagd iyd."Jadi mpd dng Ahmad dangan Muhamad yd betanyd dangan Nd' Kabayan yd tadd',"Di mand tampat puakd nagd yd nang bawa' man putii yd?" uji katd Nd'Kebayan,"Yd nang nampak gunongnyd yo yd nang ijau di darat yd. Di sidlah did tampat melarikan man putri yd tadd'.""Jadi bagaimana kind dng Nd',mun kamd' umpamd dng...,"jadi amran gurau-guraulah tadd' Ahmad
dangan Mul^ad dangan nind' yd."Mun sekird dng kamd'bisd ngambd' nyd bagaimand kala' upah ang.""Ydh mun nang inyan gdyd kd, Cu," katd Nd'Kebayan yd,"Sapd nang bisd ngambd' man putri yd sehinggd didnyd yd dikawikamah dangan anak rajd iyd." A gdyd.'Tapi usah na* cobd-cobd, Cu',"katd Nd'Kebayan tadd'."Mun kadangaran sesuai Cucu'gdyd,a kala''
ujung-ujungan lalu bunoh diid'. A kaiend yd tatap dilaksandkan."A tapi alhamdulillah tadd' Ahmad dangan Muhamad yd mdmang did daripadd did
91
SOTgsarg retiny^ idup katdkanlah udah dua'mdadd na'ang agd'tujuan nda' laing ad^ nda'laing reti ing menulung manusid yang ifftsngahan Jadi, baiklah," katd Ahmad dangan Muhamad,'TSfantd' kamd' Nd'
sanggup untu' mengambd tuan putri yd.""A banar kd,Cu',kau sanggup?"
banar, kala kam6* malamlah ngab^* 6ng. Kam6'to' usah na' dilaporkan atau dipadahkan ke rajd. Kamd' kala' dua' mdadd' pagi dah tau dangan tempatnyd yd. Kamd' pagilah kala' malam,"
Jadi ambd' pdnddk kdsah yd tadd' malamlah ari. Lalu kird-kird jam sepuluh malam, Ahmad dangan Muhamad to* tadd' bejalanlah tadd' kd
^patiyd tadd'puakd nagd pala' mjuh yd yang ngabd'tuan putri iyd tadd'. Rupd dng bukan mainlah nagd yd meliat manusid agd'kiid beiani reti ing tadd'na'ngambd'tuan putri yd.Poko'ong betanmglah ringkasnyd yd tadd'. Jadi ambd pdnddk kdsah yd tadd' jadi mananglah Ahmad rfangan Muhamad yd dangan add karis saktian dangan dngdng saktian yd tadd' sehinggd puakd pala' tujuh yd dapatlah dibunoh dan tuan putri yd ^ambd'.A bdgdyaah tadd'ceritdnyd.Lalu tuan putri iyd pun mengucpkan banyak-banyak terima kasdh kepada kedua' pemuda iyd. A jadi did minta pulangjah kd tampat ayah ang semuld atau kd istand rajd. Lalu samdsamdlah pulang padd malam yd tadd',kird4did dikatdkan yd ni ari, tangah malam,ataupun di antaidjam dangan jam tigd.Lalu satalah datang yd tadd' supayd dikanalkan dangan ramdnyd yd tadd'."Jadi maaflah aja'Tuan Putri, "katd Ahmad dangan Muhamad,"Cumd anggan ito' aja lah kamd' antarCumd sarat dng to' karis to', pagangjah Idh Tuan Putri. Nantd'Tuan
^tri boldh ngomong retinyd kalau ditanyakan oldh ramd kala sapd nang bunoh ular,nmg bunoh ano'to'bunoh nagd pala'tujuh to'lah yang bunoh ong.Barang siapd nantd'retinyd nang cocok sanmg dng to'." A begitu kata pesan dari pada Ahmad dangan Muhamad."Mun gdyd, baiklah."
Ambd' pdnddk katd Atunad dangan Miihamad pun pulanglah agd' kd nimahNd'kebayan.Lalu tuan putri to'tadd ngetuk pintulah dalam tangah malam. Jadi lalu rajd to' pun hdran. "Sapd berani ngetuk pintu malamrn^am gito'." A jadi,"Apd antu, apd pdnyamun apd," a katd rajd. Setalah 1 at nipd dng tadd' dibuka rapd dng anak nang laina dicintd yd tadd'
d^g.Kd pun bukan maing gembiid dng. Bepaluk, beeium tadd' kerand dah lama'ang kurang labih ampatpuluh ari ampatpuluh malam tadd' yd bd nang ditawan Idh puakd nagd yd tadd'.
Kemudian seralah dah sadar tadd', ramd dng,jinnyd, "Bagaikemand
kau tang bisd pulang kd istand kitd to'." Uji katd tuan putri tadd',"Bagito',
92
Ram6.Ito'lahnangnyuruh say6 pulang."Y6kaiis tad^' yd a kans daripadd Ahmad dangan Muhamad."Yo bagaimana tang add karisnyd to',"katd rajd tadd' nybut anak ang to',"A mustahil lalu urang dng disd'." A begdydlah maksud na' manjangkan ceritd tadd'.Lalu maksud daripadd urang nang m bunoh ito', a kumpulkan rakyat, artinyd sebuah nagri to'."Sapd nang bisd
kala' nyandai^kan ratinyd karis to', sarung dng cocok artinyd panjang-
pdnddk dng a ataupun dangan bantuk a iydlah sarunglah i a urang iydlah nang bunoh tadung a puakd iydlah nagd pala' tujuh yd." Ajadi rajd pun disebaikanlah tadd' ydanangdicanangratiingkdujung
nagri yd tadd', nyabaikan yd. Dipameikan,rati ing barang sapd yang Wsd cocok karis ito' dangan sarung ong sehinggd urang iyd al^ dikawinkan riarigah ano' dangan tuan putri yd tadd'. A poko' ong masing-masing,1^ kerand caramyd na' kawin dangan tuan putri yd, jadi molahlah, molah
caning Aiyd(U.Rupd eng karand barang ya'nujum daiijauhjadi payahna|
cocok. Nang kebasamlah, kekacikanlah. Walaupun sadang a t^ nda' cocok rupd pdsdnan dng.
A jadi mpd dng timbuUah kdsah yd tadd' Ahmad Muhamad yd pura'pura' did pun pura'-pura' nda'taulah. Jadi lebih dolo' did mohon. Jinnyd, "Ampun hambd Tuanku, kerand hambd Tuanku to' ratinyd udah menyebarluaskan bahwd barang siq)d karis ito' ratinyd dabard sarung cocok
dangan sarung, ajadi kamd to'ingin jua'lah na' menyampaikan hajat""A sUdkanlah," katd rajd yd tadd'. A jadi mdmang dah mdmang karis ing. Jadi
pdnddk kdsah yd tadd' dikawhikalah dangan anknyd tuan putri tadd'. Tan Putri yd. Jadi yang dikawinkan yd tadd' abang,a namdkan Ahmad.Ahmad jadi, nang Muhamad to' balumiah. Jadi katd Muhamad dangan abang ang tadd'. A yd,"UdaWah,Bang," nyd."Abang to' tadd' rati ing udah kawin
dan udahjadi rajd.Nang macamsayd to' mysdhbalumkawia Jadi saydto'^ mbawa'diid'lah kd mand-mand." Jadi abang ang to jadi ano'lah jadi nda'
senang. Jinnyd,"Biariah aku caraija' biniku to'.""ji,"Usah kerand to' dah ano' mdmang janji kitd. Apd agd' abang kan udah jadi rajd. A jadi abang
usah agd' na' dirisaukan. Cumd dng na' ang,keberangkatanku to' retinyd aku minta' rati ing dangan abang supayd nanamlah pohon selasdh atupun
batang selasdh. ApabUd nantd' selasdh iyd layu',"jinnyd,"Retinyd^to' mendapat ciderd ataupun mati. A apabild mati turuslah kal' aku,jinnyd tadd' riangan abangnyd yd. Jadi cingcing saktian to' tadd' dibawa'lah radd' Idh ano' yd Idh Muhamad yd agd'.jadi keberangkatan did to' tadd' dipestairaniah I6h abaug tadd' yd tujuh ari tujuh malam di sid bd.
93
Di6 pun berangkat. jadi did berangkat pun diambd' yd tadd' pinang setandan. Diambd' pinang setandan yd, pinang masak, a dibawa* bejalan. Jadi gdto* kala', Bang," nyd, "Bild na' nunis aku kala' yd pinang peiiiatikaa Pinang yd sebagaijalan. A jadi kala' i," nyd,"Pinang sedangsedang jauh ung yd kutanam. Sadang jauh yd kutanam." A,"baiklah," jinnyd.
Bdgdydlah ambd' pdnddk kdsah did pun bejalan lah i. A kiid-kiid
s^ang gdyd tanam pinang, kiid-kiid ssdang tanam pinang. Sampai abis pinang setandan dan yd lalu did punlalu bejumpd sebuah nagri.lyd add'dng tadd' yd namdkan Muhamad yd. Bukan maing nagri bagusnyd yd. Tapi orang sdko' pun disd' A diniasukd' dari seiambd' tanis kd suyuk disd' urang. "kan apd," nyd "Nagri to' tang lalu nda' bduiang. Rumah ang to' bukan maing bagus ung. Lalu did pun hdian. Akhir did masuk ke istand.
Mun^dn di istand to'nda'rajd. Diliat dng disd'jua urang.Lalu bekelilingkelilinglah di dalam istand to'. Rupd dng di sid add alu' gating lasung tmnbagd.
A,"O," nyd,'Tang add alu' galing lasung tembagd to'. Cubdkan aku numbuknyd to'." A did ngomong seorang tadd' yd. Jadi diambd'lah lasung, ano'alu'to'tadd'. Diambd'alu'na'numbuk gdyd lalu,"Usah,ji suaid.jadi cukup ketigd kali dng tuan putri iyd add masuk di dalam tiang.Molah rumah di dalam tiang. A did molah rumah di dalam tiang. Jadi,"Yo ngapd dd'kau to' tang add di sito' nang laing-laing tang disd'." A jadi beceritdlah tadd' tuan putri. Jinnyd,"gard-gard alu' galing lasung tembagd to' lah," nyd "Kamd'jadi padang tdkukur di sito'.""Ka' yd gdkimand rati ing kedangaranldh burung gdrdd.Jadi ra'yatsamd sekali to'aku seorang to'di nang add di sito' abis di talan Idh burung gurdd." A gdydlah tadd' ceritd dng yd.jadi kemudiaiL"Mun gdto' biaiiah aku tumbuk,"a uji sanggup kitd nanggimg
dng resiko dng, tatap datang.""Biaiiah," nyd."Biar datang. Iyd mi^mang kumaksud supayd did datang."
Poko'ong ambd' kdsah yd tadd' dituku' lah alu' galing yd, ditumbuk alu'galing yd menggawang-gawanglah suardnyd yd.Jadi burung guidd pun tarus nyarang. Nyarang. A did tarus nantanglah. A yd. Poko' ong beperanglah did dangan,a tadd' yd,d dangan burung gurdd yd tadd. Ahmad. Jadi
tadd' siberapd banyak yd tadd' abis yd bd. Mati samd sekali. Jadi lalu rajd Idh burung gurdd yd pun datang jua'. Poko'ong abislah rajd burung gurdd yd pun mati jua', burung gurdd tadd'. Lalu kematian burung rajd gurdd yd tang lalu nimpa',a nimpa' Ahmad,d Muhamad tadd' yd. A jadi Muhamad
94
pun mati jua'. A jadi kesusahanlah tuan putii. A jadi ilang kdsah dah mad Ahmad Muhamad to\jadi timbul kdsah
janji dangan abangnyd nun tad6'.Jadi diliat to'janji-janji dangan abangnyd huntadd'. A rapd toglayu'selasdh tadd'to'dah layu'. A,"Mun gdyd,"nyd, *'Aku to',"jiimyd,"Kuturuslah," nyd "muhamad to' kerand Muhamad to' musti dapat bahayd." A jadi merasd gdyd bq)adahlah did dangan ano'tadd' dangan rajd, dangan istri ing tadd' supayd did berangkat ncaid' add' dng tadd' iiamd Muhamad tadd' yd. Rupd dng did ingat bahwd setiap reti ing
pejtd^an to' add pinang. Rupd tog jauh-jauh diliatnyd add pinang. Tunis agd', add agd' pinang. Bayangkan pinang sampai dah bebuah. A yd. A lama'-lama' add pinang. Sampai abislah poko'ong pejalanan yd setandan. Jauh bd setandan yd ybis ditanam sigd'-sigd' yd ntah berapd kayu yd. A begdydlah. Lalu datanglahkd nagri."Mimgkin sito'lah,"jinnyd,"Muhamad to' yd ilang." A poko'ong did pun ano'lah dicard'. Diliat burung gurdd. burung guidd to' dah ano' lah yd dah ap6 namd dng yd dah bebuntu'an. Dah bebuntu'an. Dah ancur. Tulang belulang agd' yd. Diliat dng, diliat dng, diperiksd di sid mdmamg add inyan yd tadd' yd Muhamad masdh bagus, balum bunik, balmn ancur, masdh bagus. Jadi poko' ong yd dangan kesaktian tadd' nang add yd, cingcing saktian yd tadd' yd disiramlah yd dngcing saktian tadd' kd ano' to' ke add' dng yd namdkan d Muhamad sehingd Muhamad yd lalu sadar kembalilah. Idup seperti biasd. Setalah dah idup a lalu did pun rati ing dah menemud' tadd' tuan putri yd. A jadi rupd dng to'dangan tuan putri to'dah bejanji a bahwd reti ing aku to'rati ing kuambdlah sebagai istri dan tuan putri pun reti ing menyerahkan
diid'jua',dangan sit^ agd'. A poko'ong tadd' yd sampaidiidupkanlahtulangrtulang ano'to'nang di dalam pamt burung gurdd to'nang nagri yd bd. Ambd' urang to', idup kembali agd' bagai sedid kald. A jadi Ahmad dah jadi rajd dan Muhamad pun jadi rajd. Begdydlah ceritd Alu' Galing Lasung Tembagd.
95
Terjemahan Bebas
Ada satu kisah atau ceiita di sebuah negeii yang mengisahkan tiga orang anak. Anak yang teitua bennama Ahmad dan anak yang kedua bemama Muhamad. Satu-satunya yang ditinggalkan bapaknya harta kekayaan adalah barang yang berbentuk kens sakti dan cindn sakti.
Setelah beberapa hari tinggal di ujung negeii, lalu mamaknya pun meninggaldunia. Setelah mamaknya meninggaldunia, kesepianlah kedua beradik itu. Tiba-tiba pada waktu tengah malam dataiig angin topan,maira kedua adik-beradik itu pun beserta nimah-nimahnya teipelanting ditiup angin topan. Kemudian dia pm melarat kaiena tidak mempunyai rumah lagi. Setelah ditiup angin topan kedua adik-beradik tidak tahu entah berada
di mana.Ketika tersadar kaiena hari telah siang mereka mengfttahni bahwa meieka berada di tengah hutan.
Kemudian dia beijalanlah. Beijalan menebus padang dan bukit Sete lah beqalan meieka sampai di sebuiah negeri, sebuah negeii yang tuan
putrinya telah dirampas oleh seeker naga. Tuan putii im adalah anak raja Kemudian meieka pun sampai ke negeii im. "Mengapa negeri im sepi benar?"tanya Ahmad dan Muhamad kepada Nek Kebayan yang tinggat di ujung negeii im. Kata Nek Kebayan,"Raja kami di sini sudah lama saldt
kaiena anaknya dibawa laii oleh puaka naga beikepala mjuh. Tidak sairang prn yapg dtqiat mengambil putii raja im." Kemudian Ahmad dan
Muhamad beitanya lagi. "di mana tempat naga beikq>ala mjuh yang membawa man putii im?""Im,di gunung yang tampak hijau di san?i, Di sanalah tempat naga im melaiikan putri raja."Kemudian,secaara beigurau Ahmad dan Muhamad pun beitanya lagi dengan Nek Kebayan "Kalau kami dapat mengambilnya upah apa yang akan kami terima." Kata Nek
Kebayan,"Kalau benar begim, Cu,siapa yang bisa mengambilnya akan dikawinkan dengan anak raja im. Akan tetapi, hal ini jangan sampai kedengaran oleh raja, nantinya bunuh diri karena niat im hams dilaksana-
kan." Akan tetapi, Ahmad dan Muhamad,karena tinggal dua beradik lagi, maka mjuan hidupnya tidak lain adalah unmk menolong orang yang kesusahan.
"Jadi, baiklah. Nanti kami sanggup unmk mengambil man putii im," Kata Ahmad dan Muhamad. "Benaikah ceritanya Nek Kabayan kepada
Ahmad dan Muhamad."Benar, Nek. Nanti malam kami akan mengam bilnya.Hdak usah dibeiitahukan kepada raja. Pokoknya nanti malam kami akan pergi ketempat naga im."
96
Ringkas cerita, haii pun malam. Kira-kira pukul sepuluh Ahmad dan m^ihatada manusia yang hendak mengambil tuan putri. Kemudian berta" lunglah Ahmad dan Muhamad dengan naga beikepala tujuh itu untuk mengambil tuan putri.
Ringkas cerita, berkat kesaktian cincin dan keris yang ada maka Ahmad dan Muhammad pun menang. Naga kepala tujuh dibunuh dan tuan pubi itu diambil oleh Ahmad dan Muhamad. Lalu tuan putri itu pun mmigucapkan terima Imsih. Kemudian tuan putri meminta Ahmad dan Muhamad untuk mengantaricannya pulang ke istana raja. Kemudian meieka pulang sama-sama kira-kira pukul tiga subuh, dini hail, setelah
sampai di istana, tuan initri im menyuruh Ahmad dan Muhamad masuk ke istana untuk dipeikenalkan kepada raja tetapi Ahmad dan Muhamad menolak. Katanya, "Maaf sajalah Tuan Putri, kami antatkan sampai disini sajalah. Hanya syaramya, peganglahkeris ini. Kalau rajabertanya sia-
pakah yang membunuh naga itu adalah keris im. Untuk mengetahui siapa pemilik keris ini buatlah sebuah sayembara. Barang siapa yang dapat membuat sanmg keris sehingga cocok dengan keris ini maka dialah yang punya keris itu."Kalau begitu, baiklah," kata tuan putri im. Sini^tat cerita, Ahmad dan Muhamad pun pulang kembali ke rumah Ndc Kebayan. Kemudian, man putri im pim mengetuk pinm istana. Raja moijadi heran,"Sit^a yang berani mengetuk pinm malam-malam begini. tmakah hanm atau apakah penyamun," demikia kata raja. Setelah dilihat mpanyaanaknya yangdidntainyaim datang.Bukan maingembiranya hati raja dan anaknya im pun dipdluk dan diciumnya kaiena sudah empat puluh hail empat puluh malam dibawa oleh naga berkepala mjuh itu. Kemudian, setelah bapaknya sadar maka dia pun bertanya, "Bagaimana kau bisa pulang ke istana ini." Tuan Putri pun menjawab, "Keris inilah yang membuat saya dapat pulang." Kemudian raja pirn ber tanya lagi,"Mustahilah ada kerisnya, tetapi orangnya tidak ada."Lalu man Muhamad." Maklumlah kepada rakyat di negeri ini, barang siapa yang dapat membuat sarung keris im,cocok panjang-pendeknya dan bentuknya, maka yang telahmembunuh naga berkepala mjuh im.Jadi,rajapun menyebaikan rencana im sampai ke ujung negeri. Keris im dipameikan kepada rakyat dan diumumkan barang siapa yang dapat membuatkan sarung keris tersebut sehingga benar-benar cocok akan dikawinkan dengan putri raja.
97
Karena masing-masing orang beikeinginan untuk kawin dengan putri raja, merekapunmembuat saningkeris. Kaienamengira-ngira darijauh, jadi sulit untuk cocok dan sesuai. Ada yang kebesaranlah. Ada juga yang sedang, tett^i modelnya tidak sesuai, dan lain-laia
Kemudian muncuUah Ahmad dan Muhamad.Dia pura-pura ddaif tahu. L^u dia memohon kepada raja,"Ampun hamba tuanku ifarRna Tuanku
sudah menyebarluaskan sayembara tentang sarung kens yang telah membunuh naga beikepala tujuh itu, maka kiuni pun mencoba untuk mftngad^i nasib (menyampaikan hajat)." Kata Raja, "SUakanlah." Karena memang kerisnya sendiii, maka sanmg yang dibawa Ahmad dan Muhamad pun cocok. Ringkas ceiita dikawinkanlah Ahmad dengan putri raja itu. Jadi, yang kawin adalah si abang yang benuuna Ahmad,sedangkan Muhamad belum kawin. Kemudian Muhamad pun beikata kepada abangnya,"Sudahlah Bang. Abang ini sekarang sudah kawin dan sudah menjadi raja. Sementara saya ini belum kawin. Oleh karena itu, saya akan pergi membawa dill saya entah kemanalah." Mendengar ucapan adiknya maira Ahmad pun menjadi tidak senang. Katanya,"Biar kucerai sajalah istriku." "Jangan," kata adiknya, karena ini sudah takdir kita masing-masing Abang sudah jadi raja dan abang tidak usah merisaukan saya. Hanya keberangkatan saya ini tolonglah ditanamkan pohon selasih. Apabila pohon selasih itu nanti layu itu artinya saya mendapat cedera atau mati. Apabila saya mati susuUah saya."Lalu cincin sakd dibawa oleh Muhamad.
Jadi keberan^tan Muhamad dipestakan oleh abangnya sampai tujuh hari tujuh malam.
Kemudian Muhamad berangkat Sebelum berangkat diambilnya pinang masak setandan. Kepada abangnya dia beikata, "Jadi, begini Bang apabila nanti akan menyusul aku, peihadkanlah pinang ini. Pinang ini sebagai petunjuk jalan. Jadi nanti, pinang ini sebagai petunjuk jalan. Jadi nanti, pinang ini akan kutanam. Sedang-sedangjauhnya kmanam,sedangsedang jauhnya kutanam."
Ringkas cerita beijalanlah Muhamad. Sambil beijalan pun menanam pinang sampai habis setandan. Setelah beijalan maka Muhamad beijumpa dengan sebuah negeri yang sangat bagus. akan tetapi, di negeri itu tidak ada orangnya satu pun. la masuki sebuah ramah, dari depan sampai ke dtqiur tidak menemui seseorahg. Lalu dia bericeliling di dalam istana dan akhimya menemukan sebuah alu galing lesung tembaga. "Lho,kok ada alu galing lesung tembaga," pikimya. Kemudian diam-
98
bUnya alu itu dan akan menumtmkkannya ke dalam lesung. tiba-tiba ada suara yang mengatakan "Jangan." Dia heian. "Mengapa ada suara," katanya dalam had."Cobalah lagi tumbuk saja,"katanya mengulang dalam had."Jangan," kata suara itu mengulang. Kejsdian itu berturat-turot dga kali.Kemudian dia melihat ada seorang putri di dalam dang.Tuan putri itu membuatrumah di dalam dang."Mengapa kau ada di situ dan orang-orang yang lain moigapa ddak ada,"Kemudian tuan putri itupun bercerita," garagara alu galing lesung tembaga inilah kami jadi sepi di sini." "Habis hagaimana maksudnya," tanya Muhamad. Putri itu pun menjawab," Apabila lesung itu ditumbuk maka suaranya akan kedengaran oleh burung garuda. Kemudian burung gamda memakan semua orang yang ada di sini.
Tinggal aku sendiii sajalah yang masih hidup.'Maka tuan putri," Jangan.
jangan ditumbuk. nand dds^ sangup kita menanggung resikonya kaiena burung garuda itu pasd datang.""Biarlah. Biar datang. Memang itu yang kumaui(kumaksudkan)," kata Muhamad.
Singkat cerita lesung tembaga itupun ditumbuk dengan alu galing oleh Muhamad.Suaranya mengaung-ngaung(beigema). Kemudian mendengar suara itu,burung garuda berdatangan untuk menyerang. Muhamad pun menentang. Sin^mya beiperanglah Muhamad dengan burung-burung garuda itu. Jadi, benpi pun banyaknya burung garuda yang menyerang tadi semuanya mad.Setelah itu raja burung gamda pun pada akhimya mad dibunuh Muhamad. Namun, raja burung gamda yang mad itu jatuh dan menimpa Muhamad sehingga Muhamad pun mad juga. Setelah muhamad mad, dmbul kisah tentang janji Muhamad dengan abangnya yang bemama Ahmad. Jadi dilihat oleh Ahmad bahwa tandatanda kecelakaan adiknya itu sudah ada, yaitu pohon selasih yang ditanam layu.Kata Ahmad,"Kalau begitu aku ini hams menyusul Muhamad karena Muhamad pasd mendapat bahaya." Kemudian dia memberitahu raja dan istrinya sendiri tentang maksudnya untuk menyusul Muhamad. Rupanya Ahmad pun ingat bahwa sedap peijalanan yang ditempuhi Muhamad (dtanam pinang. Maka dia pun mengikud pinang sebagai petunjuk jalan. Jadi Ahmad beijalan sampai jalan itu habis. Setelah sampai di sebuah negeri, Ahmad pun beikata, "Mungkin di sinilah Muhamad hilang." Kemudian Ahmad pergi mencari adiknya. Sambii mencari dilihatnya banyak bangkai burung gamda.Setelah melihat
dan dipetiksa maka dia menemukan tubuh Muhamad.Tubuh Muhamad itu masih bagus, masih segar, dan belum hancur. Kemudian dengan kesakdan
99
yang ada Ahmad pun menyiramkan air yang dimasukkan cincin sakti sehinga Muhamad hidup kembali. Setelah hidup kembali Muhamad pun menemui tuan putri. Rupanya Muhamad dan tuan putri itu sudah membuatjanji bahwa tuan putri itu akan diambilnya sebagai istri. Tuan putri itu pun akhimya menyerahkan dirinya kepada Muhamad karena dia sendiri memang sudah tidak mempunyai siapa-siapa lagi. Kemudian, Ahmad dengan Muhamad menghidupkan kembali orang-orang yang sudah mati sehingga ringkas cerita negeri itu hidup seperti sedia kala. Akhimya, Ahmad sudah menjadi raja dan Muha mad pun menjadi raja pula. Begitulah cerita Alu Galing Lesung Tembaga. Keterangan Cerita ini diceritakan oleh Abdullah bin Bcram, 53 tahun, di Sekura
pada tanggal 31 Juli 1989.la mengetahui cerita ini sejak kecil, yaitu ketika berumur 10 tahun. Pada umur 10 tahun itu pula ia sudah pandai bercerita. Menurut pengakuannya banyak cerita yang masih dihafalnya hingga sekarang, tetapi sudah sangat jarang diceritakan kepada orang lain. Menumt Abdullah bin Ikram, cerita ini teimasuk ke dalam jenis cerita dogeng dan tidak terikat pada waktu menceritakannya. Dengan kata lain, boleh diceritakan disembarang waktu dan sembarang tempat, sedangkan tujuan cerita ini tidak lain sebagai hiburan semata.
100
m.Si Miskln
Ad6 suatu ceritd iy6 tad6' a' Miskin tiap ari miding bejualan tadd' ke rajd. A sampai lama' dangan lama' tadd', udah tadd' tang lalu radam minum ad' di daun simpur. Aus yd, minum. A sampai cukup tadd' dua' bul^tang lalu lamah latih tadd' Ma'Miskin. Nda'agd datang agd' ke rajd mbawa miding, mbawa simpur. "Hdi," nyd, "Silamat si Barkat, jumpd'lah,"nya Ma' Miskin nun, tang disd' agd' did mbawa'kan kitd miding. Sakit kd apd did nun." Jadi becaca'-caca' tadd' Silamat si baikat pagd magid' dng."E,Ma' Miskin, padd aku ngapd ma' Miskin tang nda' agd' mbawa' miding.""O,aku to' lamah. Ya' sakit nda'.""Makan malar nda' Miskin?""Add masdh baras."
Jadi tadd' sampai sebulan dua' bulan tadd' parut tang basar. Makd yd' laki disd'. Tadd'tagal minum. A cukup kali sembilan bulan tadd' tang lalu beranak. Beianak tadd' tang lalu bagai tungkur laban anak. A jadi sampai laka' bemak tadd' yd pagilah agd'tadd' miding balik malam.Samapi tibdtibd tadd' dab sampai dua' taunan, anak pun dab tau ngomong. Tau ngomong tadd' yd tang lalu add kapal tadd' yd dari apd daii Masir. A pelabuban tadd' yd di zaman rajd. "E,ma',"nyd,"datang add kapal dari Masir,Mak,"nyd,"baguslab aku. Aku carat na' pagi pelesdr." Makd yd'tungkur."Adub,"kata Ma'Miskin,
"kau tang lalu add niatan na' pagi bdlayar. Mao'kd kapal numpangd' kau yang nang gitu'."
"Cobd bd. Ma'. Carat aku to'." jadi gdyd setiap ari pagilah uma' ang mangid' kapal."A," k jinnyd,"Maskapai""Apd Miskin. Apd bajat Miskin sito'." "Addlab aku bajak anakku to' carat na' kd Masir. Mao' kd," nyd, "kita' mawa'ang"."Apd dd' nda' mao'ong.""Yd di tapi anakku nda' gai nak urang. Ya'tungkur.""O,sa'lab tungkur selipaL Lipat ao'kala'to' bd," nyd,"taru' atas anak tong kamd' pun pakai." A "Ao'lab," nyd."Mun isuk kau, poko'ong ari Abad Kamd' tau berangkat Antaikanlab Tungkur Laban."
Jadi sampai isuk tadd' diantaikan. Disilipatkanlab tadd' nun di dakat atung, seUpkan. Taruslab berangkat kapal. A dab tibd tadd' gunong, tang lalu tadd "car"kilat."Nda', yak,"nyd katd Maskapai nyabutjuragan,"kilat apdlab iyd.""Intanlab. Makd kamd'nda'tau'" Bunyi tadd' Tungkur Laban. A tab atau Pulau Tambelan kd gdyd bd." Iyd di," nyd,"Juragan kitd tarus. Kitd pagi ngambd'."A singgalab.Singgab tadd'kd Pulau Pdrak. Naik.Naik dapat tadd' nyan pdrak. Pdrak. A tarus tadd' bdlayar. Bdlayar. Bdlayar
101
A nand:"Kitd to nda'pakai dibawa'TungkurLaban to'ngaduhd' wtd. Jadi gdyd diambd* Tungkur Laban Idh juragan. Dilemparkan Tungkurlaban kd lautan. A tarus tadd' mbuka' masin agd'. Jadi tadd' nda' lalu agd'bdgarak kapaL Laka'buangkan Tungkurlabaa Jadi gdyd,to'ano'
^d' Maskapai tido'. "Hdi," nyd, «pa'. nyd, "kapal kitd to' nda' mard. Rusak." Jadi gdyd,dibetuld' siyd, betul siyd disd' rusaknyd."Baya'," nyd k^^ maskapai,"Tungkur Laban to' mand, yak. Kamd' nda' tau dangan kita'n^ung.Mun gitu'kita' buangkan antah.""Nda'."jadi ditat^tadd' yd buritan, haluan, rupdnyd add di buritan. Tungkur Laban bd ndmpdl. Naikkan. Baru agd gaimand kapal tarus agd' begarak. A berangkat agd'. Jadi lama'dangan lama'tadd' datang agd'tadd' kd pulau antah. Pulau &rasan iyd i,tadd'Pulau Tambdan.Jadi"car"agd'kilat mdrah tadd'kilat. "A, yak. Kilat apd yd," nyambut juragannyd. "Entah bd kamd nda' tau.''
Bunyi agd Tungkur Leban:"A iyd di namd sp6 pulau tampat amas.""Baya kitd to' singgah mun gdtu'. Yak. Kitd kerajd ngambd', ngambd' agd', bdlayar agd'," Tido' agd' maskapai. Apd kata juragan: "Nda' tdpakai Tun^ Laban yd. Kitd tabakkan jauh-jauh agd' biar did nda' dapat did magid kapal. A bam'tidu' ambd' agd' bdlayar. Lama'-lama' dah gd' apd disdtop agd' diserapd tadd' di buritaa Dah di alun agd' didnyd. Naikkan agd'. A tamslah agd' dilancarkan agd' kapal.
A sadang agd'lama'nya gdyd bd,la'-iama'"car"nyd agd'. Dah aturan
dah rapd kemalam i. Kilat. A di pulau. "Apd, Yak," nyd "to' kilat apd." "Kamd nda'tau,Saudagar,apdnyd TungkurLeban."E,iyd,"jinnyd,"pulau totan yd.""A, nun gitu' kitd singgah di. Yak, agd'." Jadi singgah agd'f Card'lah Tungkur Laban,kawannyd to'card'dng.Dapatlah agd',dah dapat tuku' intan. Dah makin kayd lah i.
A sampai lama'-lama' dah tarns pulang, tarns bdlayar. Bam langsung kd Masir,datang nda'agd'bdtaim. A datang kd Masir dah tamslahjuragan, datang tadd' dah bdmakai, dah apd dah na' pagi pelasdr. Apd yd katd Maskapai,"Kau to'," nyd,"na' pelasdr, berangkatlah," nyd,"dah seretd ki^ naik." "O, poko'nyd" katd Tungkur Laban. "Maskapai, kita naiknaiklah. Aku nantd dudi naik." Abis naik urang kapal, baur' did bdkamas, bam did pagi naik. Apd pakai baju dabal sarbd itam pakaian,sepdgdl,kaus itam. Tams naik, disd' agd' urang nang kanal. Seagd'lah urang Masir,nag apal pun nda agd kanal dangan ddid, sehabisan bagus tadd' agd' daii kampung nd'nag dipagid', paras tadd'.
Ha, begdydlah. bagus. Laka' iyd, dah lama' tadd' dah lama' pelasdr
102
taras di6 ndolo6' daii kapal balik. Tares ag6' did masuk kd timgkur yd,kd
sareng. Jadi datang tadd' tares add urang kapal."Yo, yd Tungkur laban. Kau nda'ankd pagi pdasdi?"A nyd,"aku bare datang.""Mand kamd'tang nda' bejumpd.""Antahlah,tadd* pun nda'jua' bejumpd kita'." A nang did tadd' bd ngomong bd apd dab bdpadahkannyd nda'tau.
Satnpai tadd'dah seminggu,^d dahpulang,baiklah.Baliklangsunglah
i agd' kd remah uma'ang. Jadi langsung kd remah uma'ang tareslah tadd' kapal, urang kapal bdpasanlah sureh ngambd dng. Udah datang Tungkur Laban. Aturan disapd pun dah pakailah uma'ang. Datang kd remah ang.
Sampai tadd' cukup sebulan udah datang,"0, Ma'. Aku tang rasd na' bebini.""Baya'," nyd uma'ang,"siapd urang nang mao'ngan kau. Hdh ta' tawa'kan macam iyd, nda' gai urang." 'Tap nang kau ambd' sapd?" "Poko'ong nak rajd. Rajd nang tujuh dko' anaknyd nang busu na' ku ambd'." "Aduh," uma'ang. "Imla' nyan, Nak. E, ano', Nak, d aku na'
Hatangifannyd. Tantu utang nda' mj^'.""Cobd bd. Ma',cobd." Jadi gdyd, "Ao'lah.
Pagilah tadd' uma'ang minta' anak rajd. Jadi bare' tadd' minta', uma' to' tadd' minta' muld dari ketud, ditunda' tadd', ditanya'. "O," nyd katd
ayah ang. Aku to' sebagai J?)d," nyd,"menaruh anak kalau did mao' aku terima." Jadi dipanggil tadd' si Ka' Along. "A mao' nda' kau dangan
Tungkur Laban. A ito'lah uma' nyd dagi melamar." "Aeh, sapd mao' dangan Tungkur Laban. Tawa'-tawa' kan iirang." Sampai tadd' ketigd. "Nah, anaV a ito' rati Ma' Miskin melamaikan anaknyd mao' nda' kita'
ngan Tungkur Laban?""Inda', Yah.Kana'linga'kan."Sampai tadd' udah keanam,tanya'."O ito' nang busulah kitd tanya' nang busu." A,Su. To' Ma' Miskin addlah did melamar, mao' kau dangan Tungkur Laban
anaknyd." "O, Ayah kalau dah situju sayd mraigikutd." A udaldah dah mao'." A dah Ma'Miskin,did to' ratinyd mao'.Sikadar gdtu' Ma'Miskin,
kuterima'fairapan Ma'Miskin.Kitd arijum'attau kitd rati bdnikahan.Kitd ly^^t^matan Kitd ngawinkamiyd a baiklah. Datanglah kita' ke istand to' agd'.
Jadi sampai tadd' ari Kamis, datanglah agd' did nyusul rajd minta' geratak dari remah Ma Miskin datang kd rumahnyd. Molah geratak inda' turen kd tanah Minta' antaran. Minta' selabih agd' dari nang laia Minta
antaran pdcakasnyd. Dah kesusahan agd' Ma' Miskin."Gdmandlah, kitd
jua misic'm lydlah minta'an Rajd. kau ri Tungkur berani nyabumyd." "Baya'Ma',gampang.Soaliyd.Ma',antaran.Poko'ong kita ari Kamistau datang. Ma'." A udaldah.
103
Sampai tad6'^tang ari kamis,udah tadd'."Ya Allah, ya Tuhanku.Datanglah barang siadd, sigald-galdnyd, amas dan intan, pekakas tidu'an, dangan gerataknyd." A tadd* bani' dah slang, malam Jum'at dab besiar
datang kd rumah rajd,dah sampai tadd' pekakas. Apd rupd benddid cukup ^d'udah. nyd rajd,"baya' Ma'Mskin to' na' benanar to'i," nyd. Cukup permint'an kitd to'," nyd. Sampai tadd' ari Jum'at udah bdantarantar pun malam, udah na' kawin.
J^i sampai bdaraklah i, kana' bawa'lah Tungkur Laban. Nang penonton to' bukanlah nawa'kan Tungkur Labaa Baru'didudukan tadd'dangan bini, nggan ito' (penutur menunjukkan punggung) bini. A, dah kawankawan inga'lah. E sampai laka' did kawia Sampai udah tadd' "dah na'
tidu k^ua'-dua'malam,mplorlimgsimg sarung. Cukup dua' malam ^ bpi bini. Diambd sarung.Dibakar. Sang laki sampai takajut did na' magnirifan "O,ano',"nyd,"Tuan Putri,mand sarungku?""Antah bd,"nyd,"nda'an tau aku. Bang.""Kau bakar. Poko'ong mau kau buangkan,"nyd,"Padahkan buangkan nda'jadijua'kanarahanku.""Oh,kubakar. Bang,tadd',nyd. A dahlah.
Simpd sampai dah tinggi ari tadd' kd luar dari dalam kdlambu. Kaka'
nang anam bdtangisan. Meliat add', laki add'. Baru' nyasal. Seagd'-agd' bagus.
lydlah. Jadi gdyd akhimyd tangisan tadd',"kamd' mun na'bdlaki. Yah, mun nda' gai add' nda' mao'." Mand agd' na' ncaid'. Nah, addlah rang bagus jadi laid.
Abis. Abis ceritdnyd.
104
Terjemahan Bebas
Ada suatu cerita, yakni Mak Miskin membawa dan beijualan midingke
tempat raja. Suatu hari, ketika mengambil miding, dia merasa haus dan tninrnn ait yang teidapat di daun simpur. Setelah dua bulan badannya menjadi lemah. Oleh kaiena itu, dia tidak lagi pergi ke tempat raja untuk beijualan miding dan daun simpur. Kata raja,"Hai, Selamat dan Beikat, temuilah Mak Miskin. Mengapa dia tidak lagi membawakan kita miding.
Apafeah dia sakit?" Kemudian beiiaii-larilah Selamat dan Beikat menemui Mak Miskin. Katanya,"E, Mak Miskin, mengapa kau tidak lagi mem bawakan kami miding." Jawab Mak Miskin,"O, Aku ini sedang lemah, siddtsih tidak."Lalu kata Selamatdan Beikat,"Sering makan tidak,hfiskin sailakin ras masih ada,"jawab Mak Miskin.
Setelah sebulan dua bulan, perut Mak Miskin semakin besar, padahal fidak mempunyai suami. Hanya gara-gara minum air di daun simpur. semhiian bulan Mak Miskin lalu beranak dan anaknya seperti leban. Selesai beranak maka Mak Miskin pun beijualan miding
iVgi kadang kala pulang sampai malam hari. Setelah dua tahun,anak Mak Mkkin pun sudah pandai beibicara. Kebetulan ada kapal dari Mesir yang sih^ah di pelabuhan raja.
Kemudian,kata TungkufLeban,"E,Mak,ada kapal datang dari Mesir.
Baiknya saya ini akan peigi akan peigi menumpang. Maukah Mamak memirnpangkan saya. Saya ingin peigi pelesir." Kata Mak Miskin,"Aduh. M^gapa kau ada niat untuk peigi beiiayar." Maukah kapal menumpangkan kau yang seperti itu. Kata Tungkur Leban," Setelah itu pergilah Mak Miskin mendatangi kapal. Katanya,"Maskapai!""Apa Mak Miskin. Ada kepeiluan apakah Mak hfiskin datang ke sini," kata Maskapai. Kata Mak Miskin," Hajatku adalah menyampaikan hajat anakku yang ingin per^ ke Mesir. Maukah kalian membawanya." Sahut Maskapai," Mengapa tidak mau." Jawab Mak Miskin,'Tapi anakku tidak seperti orang. dia hanyalah
tiinginir""O,jangankan Tungtor yang kecil. Selipkan saja nanti, simpan di atas tong pun bisa," kata Maskapai."lalah,"jawab Mak Miskia Kata Maskapai,"hari Minggu kami pasti berangkat Antaikanlah Tungkur Le ban ke sini."
Kemudian diantaikanlah Tungkur Leban. Oleh Maskapai,la ditaruh di
dekat tong dan kapal pun terus berangkat Setelah berangkat dan dekat sebuah pulau, barangkali Pulau Tembelan, "car" kilat memancar. "Eh, anak-anak,kilat apa itu," begitu kata maskapai menegur(bertanya)kepada
105
juragan."Entahlah,kami tidak tahu,"jawabjuragan dan anak-anak kapal. Lantas menyahut Tungkur Leban,"A,itulah. Itu namanya Pulau Perak." Kata Maskapai," A,kalau begitujuragan,kita pergi mengambilnya."Lalu kapal pun singgah di Pulau Perak itu. Setelah naik ke darat, mereka memang benar-benar mendapatkan perak.Setelah mendapat perak,mereka
berangkat lagi. Sampai di tengah lautan, makajuragan pun beikata kepada kawan-kawannya,anak buahnya. Katanya,'Tidak usahlah kita membawa
Tungkur Leban, merepoikan kita saja." Kemudian juragan mengambU Tungkur Leb^ dan melemparkannya ke laut Kemudian mereka mengludupkan mesin lagi. Akan tetapi, kapal tidak beigerak sama sekali, mesin
tidak mau hidup. Ketika itu Maskapai sedang tidur. Kemudian Juragan membangunkan Maskapai dan katanya,"Pak. pak,kapal kita rasak, tidak maujalM."Kemudian dibetulkanlah kapal. Dibetulkan di sana,dibetulkan
di situ,tidak ada yang rus^.Lantaskata Maskapai,"Aduh!TungkurLeban
mana? saya tidak tahu di mana kalian menaruhnya. Mimgirin kalian bu-
ang.""Tidak,"jawab Juragan. Kemudian dilihat di buritan dan dilihat pula di haluan. Rupanya Tungkur Leban berada di buritan. Lantas dinaiifVan ke
atas kapal. Setelah itu barulah kapal bisa beigerak lagi dan terus berangkat Jadi, lama-kelamaan, sampai di sebuah pulau lagi. Ya, kataifaniah
Pulau Ser^aa Kemudian "car" kilat berwama merah menyambar. Kata Juragan,kilat apa itu?" Jawab anak buahnya."Entahlah, kami tidgk tahu."
Kemudian Tungkur Leban menjawab lagi, "Itulah pulau tempat emas." Setelah mendengar jawaban Tungkur Leban kapal pun beiheriti lagi dan mereka mendapatkan emas dari pulau itu. Juragan dan anak kapal pim semakin senang, semakin kaya. Setelah naik ke kapal Juragan kembali
berkat^ 'Tidak beigima Tungkur Leban im." Kita lempaikan saja jauhjauh bi^ dia tidak bisa lagi mendatangi kjqial. Sementara itu Maskapai sudah tidur lagi. Kemudian, oleh Juragan Tungkur Leban diambU dan
dUempaikan rejauh-jauhnya. Akan tetapi, setelah melempaikan Tungkur Leban,kapal tidak bisa beijalan lagi,tidak bisa maju-maju.Kemudian ribut
lagilah mereka di dalam kapal.Kemudian,Maskapai yang sedang tidur pun diteriaki dan dibangunkan,"Pak,Pak,kapal kita rasak lagi," kata Juragan. Mendengar itu Maskapai sudah tahu, Itotas beikata, "Ini pasti karena Tungkur Leban diambil dan dinaikkan ke dalam kapal,barulah kapal dapat berlayarlagi."
Belum begitu l^a berlayar, tiba-tiba "car", sebuah kilat menyambar lagi. Waktu itu hari sudah hampir mali^. Lantas Juragan pun bertanya
106
kepada anak buabnya,"Kilat apa itu." Kami tidak tidiu, Saudagar,"kata anak bualinya menjawab. Tungkur Leban lantas mmjawab." Itu Pulau Intan." Lantas kata Juragan,"Kalau begitu kita singgah." Jadi, singgahlah
lag! ke pulau untuk mencari intan. S^telah dicari, mereka mendt^atkan bonj^cah intan sehingga makin kayalah'meieka. Setelah mend^atkan intan, kapal terosbetlayarke Mesir tanpa istirahat Sesampai di Mesir, Juragan dan anak buabnya langsung bersiap-siap untuk peigi pelesir.Lantas kata Maskapaikepada TungkurLeban,"Kau ini kan akan pergi pelesir. Berangkatlah. Ayo Idta sama-sama naik ke darat" Kata Tun^cur Leban,"Maski^ai naik sajalah dulu. Aku nanti belakangan saja."Setelah semua orang kspil peigi pelesir,TengkurLeban pun bersia^)si^ untuk peigi pelesir juga. Dia memakai jas berwama seiba hitam,
mengenakan topi, dan kaus hitam. Kemudian ^a naik dan tidak satu pun orang yang mengoudinya. Jangankan orang Mesir, orang-orang yang sekapal dengan dia pun tidak lagi mengenalnya kaiena wajahnya sangat
bagus,tampan dan leMi bagus daii pada orang-orang yang ada di Mesir. Setelah lama berpelesir,Tungkur Leban mendahului kawan-kawannya pulang ke kapal.Setelah sampai|Hm dia langsung masuk ke dalam sarungnya, masuk ke dalam tungkur (seperti kulit kayu). Tidak lama kemudian mereka bertanya kepada Tungkur Leban,"Lho,Tungkur Leban, mengapa kau tidak pergi pelesir. Kata Tungkur Leban, "Aku baru saja datang." "Mengapa kami tidak beijumpa dengan kau," tanya teman-temannya.
Lantasjawabnya,"Entahlah. A^tadi pun tidak beijumpa dengan kalian." Padahal tadi mereka sempat bebicaia di darat,tetapi Tungkur Leban puiapura menyatakan tidak tiAu. Setelah seminggu, mereka pim pulang kembali ke negerinya. Kemu
dian orang-orang kapal pun datang ke rumah Mak Miskin dan membeiitahukan bahwa Tungkur Leban sudah datang. Tungkur Leban, akhimya
sampai lagi ke rumah mamaknya. Setelah sebulan pulang dari Mesir, Tungkur Leban beikata kepada mamaknya,"O,Mak. Aku ini ingin beristri." Jawab mamaknya,"Aduh. Mana ada orang yang mau dengan kau. Heh,akan ditertawakannya saja sebab kau tidak seperti orang lain."Aduh, Mak. Barangkali ada orang yang mau," kata Tungkur Leban. Tanya mamaknya, "Tapi orang yang akan kuambil sebagai istri siapa?" Jawab Tunglw Leban,"Pokoknya anak raja. Anak yang paling bungsu dari tujuh bersauditra akan aku ambil sebagai istri." Jawab mamaknya,"Aduh, Nak,
aku tidt^ mau mendatanginya. Orang tentu tidak mau dengan kau." "Co-
107
balah, Mak, coba," kata Tungkur Leban. Setelah mendengar ucapan anaknya, mamaknya pun bilang. "lalah kalau sudah begitu."
Kemudian pergilah Mak Miskin ke tempat raja untuk menyampaikan hajat anaknya. Kata raja,"O, aku ini sebagai orang tua. Kalau anaknya mau,lamaranmu akan kuterima."Lalu raja men^yai anaknya satu peraatu. Mula-mula raja menanyai anaknya yang paling tua(Kak Alung). Kata raja, Mau tidak kau dengan Tungkur Leban. Ini mamaknya darang melamar." Jawab anak yang ma im,"Aeh, siapa yang mau dengan Tungkur Leban nanti hanya ditertawai kawan-kawan, yah, yah." Setelah yang pertama ti dak mau ditanyai lagi,anak yang kedua,"Maukah kau,Ngah(Kak Angah) dengan Tungkur Leban. Iralah mamaknya datang melamar." Jawab anak yang kedua itu. Eh, tidak mau, yah. Hanya Tungkur, ditertawakan orang." Kemudian raja menanyai anaknya yang ketiga,'TSTak,nak.Ini M^ Miskin datang melamarkan anaknya, Tungkur Leban. Mau tidak kau de
ngan dia."Jawab an^yangketiga,'Tidak,Yah.KenaTawakan."Begimlah seterusnya sampai anak yang keenam. Semuanya menyatakan keti-
daksediaannya menjadi istri Tungkur Leban. Kemudian raja bertanya kepada anaknya yang bungsu. "Su, ini Mak Miskin datang melamarican anaknya.Mau tidak kau kawin dengan anaknya,Tungkur Leban." Jawab si
Bungsu,"Kalau Ayah sud^semju saya mengikuti saja." Denganjawaban
im, maka maulah aitinya si bungsu kawin dengan tungkur Leban. Kemu(han kata raja kepada Mak Miskin,"Mak Miskin,lamaranmu sudah kute
rima. Hari Jumat kita akan mengadakan pemikahan dan selamatan peikawinaa Jadi, nanti datanglah kalian ke istana ini lagi." Pada hari Kamis, raja datang ke rumah Mak Miskia Raja meminta antaran segala macam peikakas peikawinan dan minta geitak (jembatan)
yang menghulmngkan rumah Mak Miskin dengan istana raja, dan dengan syarat geitak im tidak boleh menyentuh tanah (tanpa tiang). Mendttigar permintaan raja yang sangat berat im maka susahlah hati Mak Miskin.
Katanya kepada Tungkur Leban,"Bagaimanalah, kita ini hanyalah orang miskin,sedangkan im permintaan raja. Itulah tungkur,kau berani melamar
anak raja. Jawab Tungkur Leban."Aduh,Mak.Soal antman im gampang. POkoknya hari Jumat kita pasti datang dengan hantaran yang diminta raja."
Pada hari Kamis,siang TungkurLeban berdoa,"Ya Allah, ya Tuhanku. Datanglah segala bamg yang diminta raja, emas dan intan, tempat tidur, dan geitak. Kemudian, pada malam Jumat, segala macam barang yang
108
rfiminta raja tclah tersedia, termasuk geitak (jembatan) sudah teipasang dengan berbagai ragam benderanya. Mdihat semuanya itu raja berkata, "Mak Nfiskin kelihatannya beisungguh-sungguh segala pennintaan kita
lengkap."Pada haii Jumat Mak Mskin pun mragantar baiang pennintaan raja. Barang-barang serta Tung^oir Leban diantar ke istana raja diiringi dctngan arakan musik.K^udian p^a malam harinya dilangsungkan upacara peikawinaa
Ketika Tungkur Leban diatak doigan musik.Penonton menertawakan diiiiiya. Apalagi ketika didudukan di samimg istrinya tinggi Tungkur Le ban hanya sebstas punggung istiinya itu. Setelah selesai acara peikawinan dan ketika meieka akan tidur,TungkurLeban melepaskan sarungnya yang
berupa timglmr itu. Setelah dua malam berturut-turat, kemudian, ketika gqng suami mau masuk ke dalam sarungnya itu dia pun teikejut kaiena dilihatnya sarungnya sudah tidak ada lagi. Lalu dia bertanya kepada is tiinya,"Tuan Putri,mana sanmgku?"Jawab istiinya,"Entaldah. Aku tidak tahu. Bang."Menyahut Tungkur Leban,pasti kau bakar. Pokoknya,kalau kau buang tnlang buangjran, kubakar. Bang." Mendengar jawaban itu, Tungkur Leban pun diam dan tidak marah. Setelah hari siang meieka keluar dari dalam kelambu. Kemudian,
kakaknya yang beienam,kaiena melihat wajah adik ipamya sangat bagus, tampan, meidca beitangisan dan merasa menyesal. Akhimya, meieka nn^gfltairan kepada ayahnya, "Kami tidak akan bersuami kalau suami kami tidak sepeiti suami slik."
mana lagi akan mencari suami yang
rupanya bagus sepeiti itu. Demikiahlah cerita Tungkur Leban, K^o^ngan
Cerita Tungkur Leban diceritakan oldi Nek Wan Mariah pada tanggal 31 Juli 1989, di desa Koianai^ Kecamatan Sejangkung, Kabupaten Sam bas. Nek Wan Maiish, yang berumur sekitar 60 tahun mendapat cerita
teisebut sejak kecil. Banyak cerita yang masih dihafidnya yang ki^an^ala masihdiceritakan kepada cucunya.
Pada waktu mudanya,seiingkali ia beitanding beicerita dengan teman-
nya yang juga seoiang wanita. Kedua wanita itu sampai sekarang merupakan penutur cerita yang aktif. Hanya kawan Nek Wan Mariah beipendi^at bahwa cerita Tungkur Leban adalah dogeng yang berisi pelajaran atau pendidikan kepada anak-anak mudajika mau mencari pasangan hidup
109
janganlah memandang dari kulit luamya saja atau janganlah memandang remeh orang lain,khususnya mereka yang miskin.
Bagi pengumpul cerita, ceiita Tungkur Leban juga tennasuk ke dalam jenis dongeng. Kesimpulan ini dikemukakan setelah melihat is! daii cerita
tersebut dan membandingkannya dengan teoii yang ada di dalam beibagai sumberbacaan.
110
IV.TiuuhPutri
Ad€ tad6'suatu ceritd iyd tadd'anak rajd tujuh peiempuan.Jadi yd tadd'
Rajd tunggal angambd' dng sdko* anak dng yang busu, anak. Jadi dah ngambd'nang busu,tibd-tibd tadd' anak udah aturan laka' nikah apd tadd', ao' dah betidu'an. Sampai lama'dangan lama'buntinglah dua'bulan. Apd katd did,"E,Bang Rajd tunggal," nyd,"Saya to' tang caradah," nyd "Na' makan apd kelt^a'muda'.""Uh,"nyd,"boleh.""poko'nyd yd ngambd'iyd
kelapa' naik sungsang turun sungsang." Hukuman. A makan yd boleh ngambd'nyd pakai purik dangan kakL A jadi gdyd, rajd tadd' dikumpulkan ra'yat Tuku' agong kdbasaran, mengolu-mengdld'. A bddatangan tadd' sebuah kampung. Add bawa' kt^ak, add bawa'liung, add bawa'tongkat, cangkul. EMnnyd,"mand yang ift^iannflr anak, mand nang runtuh. A parik mand nang kumpar.""O,bukan aku mftmanggflkan parik kumpar, bukan aku memanggdlkan lantai patah, d d atap pesuL Aku melainkan manggdl ito'," nyd,"Anak buahku naik kelapa'lah aiuikku na' makannyd.Turun sungsang naik sungsang.""Bdkabur," katd ra'yat tadd'. Naik. Baru na' selama taun dah ngdluh, na nyungsang da' dt^at.
Sampai tadd' kelama'-lama'an, bdpuluh-puluh urang yd nda' dapat Datang yd urang tud tadd' bungkaikan sabut melusur tali tadd' yd. "A, ng{^ kita' beramai-ramai to'?" "A, to'lah," nyd," ati Datu' anaknyd ngidam minta' naikkan kdlt(>a turun sungsang naik sungsang. Muld Id dangan kaki.""O,gdyd. A bolehlah aku ncobd."Kalau dt^at udah nind', kalau anaknyd pennpuan kala' baid'kan nind' ngawdnd'dng.""Eh, gampang aku nah".
E,jadi dapat naik. Datang nyan kd puncak dng. Jadi puriklah dangan kaifi Luruh sigd'.Dapat Luruh,did pun turun datangkd tanah mati.Barang dah tud, dah tmngkuk. Mati. A datang Rajd Tunggal lah mbawa' ang lah tadd'ke balik ke rumah ang."nah,to' di,Su,dapat.""Ao'lah," dinnyd,jadi
gdyd tarns dipgang, dibilai-bilai. Apd katd kaka' enam,"Su,kau to' malar ngajd kelt^a'. Na' bdlaki urai nda' ingat Lakimu nda kd lapar.jadi gdyd, "Pagilah," nyd,"Kau ngicah baras. Aku jarangkan kdncdng." Jadi ao'lah Su. A dah takarakan ktica'. Dah kaka'i tadd' si Busu,barat.
Bard baras celing, antah celing tarns di buriknyd. Na' nyd-nyd add'. Jadi
gdyd pagi nang kaka',add' pagi kd jamban.Baro'tadd' dUdcah-kicah tadd' baras, antah dicampur gaul. Dipilih, sampai jam tigd baro' datang. Ad' kdncdng pun karing, datang tadd. Nang kaka' di rumah to' bekeidnah
Ill
makan kelapa'ang. Kidit-kulit dilayah," nyd. A lama' datang si busu. "Lama' banar,Su kau nyuci 6 ano' ngicati baras, sampai di malam."kita' mdmang sagal ad, ka'. yo liadah," nyd,"Antah dangan baras samd yo banyaknyd.""Baya*. Yo,kamd' tadd' talang baras tul^ mynd add padi." 'Wa',kita* nyid-nyid aku." Jadi giydsanyt^.Pagi did dahnyandangna* ncard' kelapa',na' maknd. Dicaid' to' kelapa' to' sd' agd'."o. Ma', mand kelapa'ku sito'." "kamd' nda'tau.""mdmanglah sagal ad aku dd' na' makannyd." Jadi dicaid-caid' tadd' di lantai disd'. Lain bekeidsak, tang addlah di batu jail kuliknyd, di bawah gelagar ayam ct^atd dalum. Kulik kelapa* daun, Nah,iydlah nang kemponan. Kelapa' ang tadd' dah kaka' ang layah,dah kaka' ang makan. Did na* nyid-nyid add' dng. Nang bdanam yd. A jadi a udahlah. Jadi sampai lama' dangtm lama* t^d' apd kata Raja
Tunggal,"udahlah," nyd,"si Busu,kau dah sampai makan kelapa*. Ka to' bdlayarjua*. A,sayd to' na* bdlayar.Poko'ong ka* Alung.Ka'Angah,Ka* Uning, Ka' Aci', si Busu kala' udah sampai na' melahiikan siid'-kanlah bidan.""O,"jinnyd,"nda da* tdbidan. Kamd'to'lah anam.""Baiklah,Ka*. dah gdyd Kaka' mao'." Jadi sampai isuk Rajd Tunggal pun bdlayar. Sampai tadd' udah sembilan bulan sepuluh an pun did dah nyakitkan parut. Si Busu."Apd,Su,kau.""Aku to'dah sakit pamt,Ka'."Tanis kaka' anam tadd' ngambd'lading,tarus ngansah lading. Na nang add'to' makin kuat"nah,dah lah.Did*. Ayo kitd kd lubang."Pagilah.Tarus dibalah parut add',diambd'tadd'anak.Sdko laki sdko'perempuan. AnaL Kaka*.Si busu pun tadd' pun mati. Mati digulung dangan biai, dibawa'kd laut,kd bawah jamban. Disusukkanlah di bawjhjamban.Gulung dangan bidai. A datang tadd' kd rumah. katd Ka' Alung,+E,gimand ka' Ngah, kitd to'. Ka'Ning,Ka'Dd',Ka'ci, si Busu sudah mati. Nang anaknyd dua'to' gimand kitd. Ito bagus kitd layah anaknyd."e ka'iyd dilayah. dilayah tadd' di kabon tadd' Maskapai aturan udah beranak. A ao' urang iyd tadd' Maskiq)ai nda' beranak, apd tadd' kabonnyd. Sampai cukup tadd' udah malam lakinyd sembayang,bininyd nganmg ayam. a dicaid' ayam,diitung. Hang dua'eko' ayam.Sdko'bini sdko'laki ayam. Laka' laki dng sembayang."Oi,"jinnyd,"Apd ayam kitd to' ilang dua' dko'. Bagus kitd to' ncare' dng. A kemand kitd to*. Caidd tadd' to' dakat rumah. Disaru-saru' ayam to' bdhuhyi, "Kok ... kok ... kok." Simpdnyd suluhd' ayam,liat makap, a urang laki makap laki, perempuan makap nang permpuan. "Baya' oi, anak apd to', ayam kitd pakap. Anak
112
antu k6 anak manusia." poko'ongny^,kat6 laki 6ng "Kitd ainb6' kit^ bawa' balik." Diamb6' bawa' balik tad6'. A dikasai6' 6, dilanger6' tad6' anak dibersihkan, bukanlah suk£ny6 d£^at anak dua' dua'.
Jadi lama' pun anak pun dah basar. Namd anaknyd si Rancah Bulan, nang laid si Rancah Matahari,nam6 anak. Bagus.Bukan maing bagusnyd. Na' lama dangan lama', anak pun udah basar,"A, to' Nong. Kita' dah basar,tinggal dua' m^add'.Aku to' baguslah ag6'k6 kabun kam6'i.""Ao' b^. Ma'." Nang perempuan labih,"Kamd'berani." Jadi tibd-tib6 kadangaran tad6' ma'tu6nyd anam."Baya," ny^,"nda' lama' to' kala' to' datang Raj^ TunggaL Ked^atan kitf to'. Pagi kitd magid' 6ig." A datang tad6' bianam."O biyak kacik.""Oi 66 man6 ma'ayahmu?""Ma' ayah," ny6, "Pagi ano'6 kaboiL" ka' y6,"Kas6h kd ma' ayah kitad dangan kita?""E kas^hbanar ma'ayah. Ap6macam kam^'to' dibalikannyd, rod,pakaiaiL" "Oh y6 ayahmu balum kasdh." "Bagaiman^ tand6 ayah kasdh angan kamd'?" Tandd kas^ ayahmu, diamb6'kannyd burung nori tau b^katd. A sayapkan amas, melunan^can intan. Tau berkatd."
Jadi gdyd balik nang anam,ma'tua' yd. Anaktadd'dahmdnangis,nang busu. Datang ayah ang daii kabun. "Nda' yd ngapd tang add'mu kau tangisd'?" "Bukan aku. Yah, nangisd'dng. Urang tadd' addlah," nyd, "Datang kd rumah urang anam.""Ka' iyd gimand katd did?""Katd did."
nyd,"Ayahmu masdh kd dangan kita'? katd add'kasdh. Ka' yd,kasdh ayah kita'. Kalau did kasdh kita' diambd'kannyd burung nori nyayapkan amas
melunangkan intan.""Haduh,"nyd,"Siaj^ nang berani na' magid burung nori," katd ayah ang. Sisa'kan kitd, burung lintas burung pun mati. IMamnyd yd di buluh peiindu, gimand kitd na' ngambd' dng." A jadi nda' tediainkan tadd' uma' ayah tadd' dtdi landdr tadd' badan anak. "Na, dah. Ma'. Add' to' nda' diam. Sikadar aku to' polahkanlah
ketupat tujuh agd', ad' tujuh garung. Aku tersarah pagi tujuh ari tujuh malam aku bejalan. Poko'ong," jinnyd,"Dalam tujuh ari kalau aku nda' datang, aku mati. Jadi tarus tadd' polahkan ad' tujuh garung, kdtupat tujuh igd'. Nah tt^angmawardiujamkan ke ad',kalau layu' mati tanddnyd. Jadi gdyd tarus bejalan. Bejalan tadd',dah tigd ari tigd malam dah datang tadd' nyan bd kd ano, burung yd, kd tampat bunmg tadd' kd buluh perindu. A apdnyd katd burung."E,"nyd,"si Rancah Matahari datang did na' pagi ngambd' aku," nyd,"Dinyanyd Tua' Anam. Lihadah dolo'," nyd,"Aku, ano', si Rancah Matahari. Aliskumdlambarbanang,daddku sepertilddang,jaiikumenjulur
113
kumpai."T^n^'-t6ngo'lah malar si mata,bejalan,balum dit6ngo'. Cukup dua' kaldh,"Eh,"nyd,"si Rancah Matahaii,liat dolo' aku. Alisku melambar banang, jariku menjulur kumpai, daddku seperti Iddang." Nda'jua' ngaldh. Tumbang. Mati tadd*. Cukup tadd' tujuh an,daun pun layu'."Oh,Ma',"nyd,"Abang mati," katd si add'bd."Mungdto',akulah agd'pagimagid Abang. Akunurusnyd." Dah kesusahan agd' uma'."A,pblahkanlah aku ad' tujuh ganmg,kdtupat tujuh igd' aku pagi. Aku poko'ong lima' ari lima' malam tau datang. Jadi pagi tadd'.Polahkan. A dah dua'ari bd dah datang kd ano'nun,kd buluh perindu, anak. Nah datang. "E," si Rancah Bulan did agd'," nyd, "Datang na'magid aku,"nyd,"Na'ngambd'aku.""Ao',"nang peiempuan agd'."Kau dinyid-nyid Tua' mu anam.Lihatlah," nyd,"Aku awas-awasd', "Alisku melabar banang,jariku menjulur kumpai, daddku sepeil Iddang. Awas." Nda' lalu nyanyar. Tarns datang tadd' kd burung. Tangks^ tigd' burung."Nah," nyd,"Kau sirapd bunoh abangku. Kalau nda'kau idupkan abangku, kau musti kubunoh, burung." "Nda'," nyd "Idup nantd', abangku," nyd,Poko', nyd, ku sah kau bunoh." Dipurik ito' tigd' burung dah si add' tadd', si Rancah Bulan. Ac', Jadi gdyd taras jalan dibawa' kd abangnyd. Nah dibawa'lah."A,pokp'dng akujalankanlah," nyd,"Kepadd abangmu." Jadi tigd' kali lintas didnyd, ny^dngkannyd kd abangnyd, abangnyd pun idup. Idup simulang. "Bang," nyd "Abatmg mati." nyd, "Da'an bd aku mati. Aku tidu' serasd mati na'ang."'Tapi peringgatahku add. Nda'," nyd,"Abang musti mati. Cobd abang kasd'," kasd' abangnyd dua' kali, rajah keluar cacing. cukup kdtigd-tigd dko'. Nah, nyan aku." "Nah, Bang," nyd,"Abang to' bisd da' balik, kitd to' balik." "O," nyd,
"Rabah aku baliL A iydlah kitd balik."Burung dah tarus dibawa'.Da'agd' dilapaskan. Bawa' balik. A tarus dibawa' balik. Datang tadd' lima' ari lima' malam, datang nyan dah kd rumah ang. Datang bukanlah agd sukdnyd tadd' uma' ayah, dah datang kedua' mdadd' dng. Jadi giyd, ayidi taras tadd' manggil bayat tujuh dko' antu' molah kurungan basi tampat burung. A sampai tigd ari tigd malam pu laka' molah kurungan, taras masukkan dalam kurungan burung. Bukanlah bu rung tadd' dah ngericau ngomong dangan urang, dah bantat dah siang malam urang nonton, dangar burung tau bekatd. Jadi lama'-lama' gdyd, dah sampai sebulan burung dengan diam nori diyd, ayah pun kd kebon agd'. Kadangaran agd' dah Tua' Anam,"Udah," nyd, "Dapat. Bagikemand agd' ngakald' dng to'. Kala' nda' lama' tentu
114
datang ayah ang.Kitd kedapatan."KAdi gdyd tarus tadd' pagi agd'anam.A bejauh-jauh an tadd' dah bekicau dah bunmg."E," nyd,"Biak kaclk, si Rancah Bulan jangan si Rancah Matahari. Yo," nyd,"Tua'mu anam ayo datang yo agd' yo magid'kita'. Ntah apd,"nyd,"Apd'did na'nyid-nyid kita yd. Ki^arat,jahanam!"Katd burung bd."A,did na' nyid-nyid kita yd. Sah na' kita' sautd' kala' i," nyd,"Mun did bdseni'.""Ao'lah." Jadi dah datang tadd' nyan kd mmah."O, biyak kacik." "Oi," Nang perempuan tadd'bd malar menyaut. Ka' yd,"mand ma'ayahmu?""O ma' ayah kd kabon." Ka' yd, "Kasdh kd kita'd ma' ayahmu dangan kita'." "Kasdh,"nyd,"amd'disd' bunmg dah diambd'kannyd burung. Yo,lihatlah burung yd."Burung dah cerdcdh to' ngomong."A,lihatlah,"nyd,'To'liat burung.""Oh," nyd "Balum kasdh," nyd "Ayahmu." Ka' yd,"Bagaimand tandd ayah kasdh ngan kamd'."'Tandd ayahmu kasdh kita' diambd'kannyd kambang gantar di kayangan. A jadi tadd' menangis agd' kdsah si add'. "Udah dd' kau," nyd,"Usah na' ketulud'kanlah," nyd,"Ma' Tua' nang gdyd madahkan kitd."
Agd' datang agd' ayang ang dari kabon."Ngapd add'mu mdnangis?'' "Urang tadd'. Yah," nyd,"Urang anam datang." "Ka' yd, gaimand katd urang tadd'?" "Jinnyd, ayahmu kasdh kd angan kita* katd add' kasdh. Kamd'disd' burung diambd'kannyd burung.O dinnyd balum kasdh.Tandd
diyd kasdh kita' diambd'kannyd kambang gantar di Kayangan." "Baya* st^ nang berani terabang kd mand kitd na' ngambd' dng.""A,mun gdtu' gdtu' dah. Yah. Add cumd dikan mdnangis, akulahpagi. Poko' ong aku pagi dua' ari dua' malam datang."
Jadi gdyd tarus,"Yah,polatdcan aku ad'tujuhgarungkdtupattujuhigd'. Aku pagi."Pagi tadd' dipolahkan.Pagi dua' aii dua'malam datang. Dapat did ngambd^g.lyd tadd'dah burung saktian bawa'ang dapat dapat tadd' dah beramm agd' urang nontoit Kadangaran agd' dah ao' agd' Ma'Tua' Anam tadd'."Udah," nyd "Kemand agd' kitd rra' nyad' dng, nda' dapat" Timbul merdnahlah agd' ma' inang. Nang kambing tadd' dipotong tigd dko'. Sdko'kacik sdko' indu', di tanam yd kala' kuburan anaknyd. Jadi gdyd,lama'pun lama' datang bang Rajd Tunggal bdlayar. Turunlah tadd'kanmamd nurunkan barang dng.Dah ka'singo',ka'singo', ambd' bawang, bard bawang matd tu' dah mdnangislah i. A datang kd rumah. Ditanyd'kait "Apd," nyd, "Kaka'," nyd, "E tang bdtangisan." "E, kemandlah aku nda'saddh.Bang Rajd Tunggal.E,iydlah kuburan si Busu," nyd,"E tigd mianak. Nda' pilu' siang ari, mdnangislah kamd' tilas kd
115
kuburanny^, tig6 mianak.""O,na* diap^an dah sampai ajalnyd. Kitd pun nda' dapat Did melahiikan dab mati." Jadi gdyd dah merdmA bang Rajd Tunggal.Tibd-tibd tadd' kelama'-lama'kadangaran tadd' urang madabkan anaknyd add di Saudagar.
"Eb,kemand to' aku na'jumpad' anakku," katd Rajd Tunggal. Laka' iyd dijagdnyd dab anam'diikut bdra'tadd'Rajd Tunggal,dab nang anam yd takutkan datangd' anaknyd. Jadi lama'gdyd dapat akal. Did molab saUt parut ncabik pagi kd pagi bdra'. bida'taban,Inda'jua'ngikut Selayanglab did dab lenyap. A magid' anaknyd. Jaub-jaub ari ap6 nyd katd burung noii,"E," nyd,"si Rancab Bulan si Rancab Matabari. Liat yo, dab datang dari bdlayar, magid kita'. A iydlab ayabmu sejati. Ito' Bapa'tumpang." A jadi gdyd tanislab dinaik ayab ang, disurub naik. Diliat tadd' paras ayab dangan anak cocok. Bunmglab beceritd tadd'. "Ito'," jinnyd, "si Rancab Bulan Rancab Matabari ibumu," jinnyd, "Kematian digulung dangan bidai disusukan di bawab jamban. Kalau gdtu'kau mun na'masdb ambd'lab di bawabjamban.""Amun gitu," nyd,"Aku na' meliat wajab umaTab masdb.jadi pagilab did tadd' lima' mdanak tadd' pagi ngambd' dng. Did tadd', saudagar, lakinyd, did dua' mdadd'.Diambd'Diambd'bawabjamban.Idup.Idup agd',bagus gai biasd. A iydlab tadd', sampai idup semuld uma*. jadi gdyd si anak pun sdladikan uma', disiksd Ma' Tua*, Ma' Alung, Ma' Angab, Ma' Uning, Ma' Aci', akan kubunob, kupancang bddiri nda' gund sampai menyiksd kamd'serapd-rupd. Jadi katd Ma'Alung, Ma'Angab,"Usablab kamd'na' disiksd, usablab na' dibunob si Rancab Matabari si Rancab Bulan. Poko'
ong kamd' polab babulab. Apd surub kamd' ikutd', poko' kamd ikutd'." Jadi diiupd' tadd' yd, polab babu. A baru' laka' iyd udab tamat iyd bara' tadd' saudagar silamatkan semuld uma' ayab, baru' dibasaikan. Motong kambing tujub, motong angsd tujub, ayam tadd'nyd,semudnyd tujub tadd' kerabau. A bm' dikawinkan agd' uma' dipengatdnkanlab agd' uma' ayab yd tadd, bam' basaikan.
116
Terjemahan Bebas
Ada suatu cerita seorang raja mempunyai tujuh orang putii. Anak raja yang bvmgsu kawin dengan Raja Tunggal. Setelah dua bulan, hamillah
Putri Bungsu itu. Katanya kepada Raja Tunggal,"Bang Raja Tunggal,saya ini ingin makan kels^a muda.Akan tetapi,syaratnya,kelapa muda itu hams diambil dengan kaki, naik sungsang turun sungsang." Kata Raja Tunggal, "Uh,boleh."
Kemudian raja pun mengumpulkan rakyat. Dipukul gong kebesaran ke Sana ke mari.Setelah mendengar bunyi gong,beidatanganlah semua orang yang ada kampung itu. Ada yang membawalu^ak,membawa liung(kapak besar), membawa ton^at,membawa cangkul. Kata mereka,'Tanah mana
yang runtuh, parit mana yang msak,tanah mana yang longsor." Kata raja, "Aku bukan memanggil kalian karena parit msak, lantai patah, atau atap bocor. Aku memanggil kalian untuk memanjat kelapa naik sungsang turun sungsang kaiena anakku ingin memakannya.""Bubar," kata rakyat yang beikumpul itu. Kemudian mereka mencoba untuk mamanjat kelapa dengan cara kaki ke atas kepala ke bawah. Namun tidak seorang pun yang dapat memanjat kelapa dengan cara sungsang itu.
Setelah beipuluh-puluh orang tidak dapat memanjat kelapa secara
sungsang, maka datanglah seorang tua. Setelah memasuki tempat yang dilingkari dengan tali sabut itu, maka orang tua itu bertanya,"Mengapa ka lian ramai-ramai di sini?" Kemudian ada yang menjawab,Inilah, Nek. anak raja kami mengidam dan la ingin makan kelapa muda yang diambU dengan cara naik sungsang tumnnya pun sungsang. Mulainya dengan kaki." Nenek itu menjawab, "Kalau begitu aku mencoba."
"Kalau Nenek dapat mengambilnya, nanti jika anaknya perempuan Nenek akan mengawinkannya," kata orang-orang. "Eh, gampang," jawab si Nenek.
Rupanya nenek tadi dapat memanjat kelapa itu dengan cara sungsang. Sampai ke puncak kel^a. Kemudian kelapa itu diambilnya dengan Vairi danjatuh satu. Setelah itu dia turun,setelah sampai ke tanah nenek itu mati karena nenek itu sudah tua, sudah bungkuk. Setelah itu. Raja Tunggal membawa kelapa yang sudah berhasil diambil oleh si Nenek. Katanya kepada istrinya, "Nah, inilah Su. sudah dapat kelapanya dan yang me manjat tadi seorang nenek, sedangkan orang-orang muda tidak dapat mengambilnya." Kelapa itu langsung dipegang dan dibelai-belai oleh si Bungsu. Lantas kakaknya yang berenam bericata, "Su, kau ini selalu memegang kelapa sampai lupa dengan suamimu. Bukankah dia lapar.
117
Peiplah meiunici betas aku menjeiangjcan peiiuk." Kemudian kakaknya mengambil betas dan dimasiiifkan ke daiam se-
buah tempat Karena mau menyiksa adiknya,kakaknya memasukkan padi satu takaran dan betas satu takaiaiL Padi diletakkan pada bagian bawah dan betas pada bagian atas. Setelah itu, pergilah adiknya ke jamban imirV tnencuci betas. Ketika dicuci betas dan padi betcamput-baut sehingga si
Bungsu haras memisahkan padi dan b^as. Di pilih satu petsatu sehingga pukul tiga sore bara selesai. Sementara si Bungsu mencuci betas,kakaknya di tumah memakan kel^a milik si Bungsu dan kulit kelapanya dibuang jauh-jauh. Tidak lama kemudian si Bungsu datang dan kata kakaknya, "Lama benat,Su,mencuci betas sampai malam,"Jawab si Bungsu,"kalian memang sampai hati,kak.Ini,lihatlah.Padi dengan betas sama banyaknya? Kata kakaknya," Astaga! Tapi yang tadi kami masukkan hanya betas tidak ada padinya. Tidak, kalian memang mau menyiksa (menyia-nyiakan) aku,"jawab Si Bungsu.
Setelah diam, peigilah si Bungsu untuk mengambil kelapanya Han ak^ memakaimya. Dicatinya kelapa itu ke sana ke mati sudah tidak ada lagi di tempatnya.Kemudian dia bettanya kepada kakaknya,"O,kak,mana kelapaku yang kuletakkan di sini tadi." Kata kakaknya,kami tidak tahu." Jawab si Bungsu."Memang sampai hatilah kaliaiL Aku ini akan memakannya. Lantas dicaii-catilah kelapa yang sudah tidak ada di situ. Setelah
dicati ke sana ke maii hanya kulit kel^a yang ditemukanya, sedangkan isinya sudah dimakan kakaknya. Kakaknya memang sragaja mau menyianyiakan atau menjdksa adiknya.
Setelah cetita itu habis, maka tidak lama kemudian Raja Tunggal betkata kepada isttinya."Bungsu,kelapa muda yang kau minta sudah kan
dapatdan sudah kau makan.Oleh katena itu,saya akan peigi betlayatdulu. Pokoknya kak Alung, Kak Angah, Kak Uning, Kak Acik, bila si Bungsu sudah waktunya melahiikan panggilah bidan."Jawab kakaknya yang betenam itu,"O,tidak ada gunanya kami betenam ini kalau si Bungsu saja tidak teibidani.Kami berenam inilah yang akan menjadi bidannya." Baiklah, kak. Kalau itu yang menjadi kemauan kakak," kata Raja Tunggal. Besoknya Raja Tunggal pun berangkat betlayat.
Kemudian, setelah sembilan bulan, si Bungsu metasakan penitnya sakit. Melihat si Bungsu kesakitan kakaknya bettanya, "Mengapa, Su, kau."Jawab si Bungsu,"Peratku ini sudah sakit,kak."Mendengatjawaban
itu kakaknya yang betenam langsung mengambil pisau dan mengasahnya
118
sampai t3jani,seinentara itu,si Bungsu tcius kesakitan. Ayolah,Dik pcrgi ke lubang, "ajak kakaknya. Kemudian perut si Bungsu dibelah dan di dalani pcnitnya diambil dua orang anak,satu laki-laki dan satu perenipuan, si Bungsu mati. Kemudian mayat si Bungsu dibungkus dengan tikar dan dimasukkan ke bawah jamban.
Setelah pulang ke ramah,kakak yang paling tua, Kak Alung (berasal dari kata sulung), beikata"Kak Angah(berasal dari anak tengah, maksudnya anak yang ada diunitan nomor dua)i Kak Uning(sapaan yang berdasarkan wama kulit yang kuning), Kak Ude (anak nomor tiga), Kak Acik (sapaan beidasaikan besar kecilnya badan.,Kak Acik kakak yang beibadm kecil). si Bungsu sudah matilantas anaknya yang dua ini bagaimana,Lebih baik kita buang saja."Kemudian kedua anak kecU itu pun dibuang di kebun seorang Maskapai yang tidak mempunyai anak. Ketika hari sudah malam dan ketika suaminya sedang sembayang,istri
si Maskapai mengurung ayam. Setelah dihitung temyata dua ekor ayamnya Miang,satu jantan dan satu betina. Seusai suaminya sembayang sang
istri pun berseru,"Oi, mengapa ayam kita hilang dua ekor, Ayolah kita cari." Kemudian suami istri itu mencari ayamnya di dekat rumah. Setelah diseru di sana-sini terdengariah bunyi ayam Kok... kok... kok. Setelah
diterangi dengtm lampu teriihat ada dua orang anak kedl mendekap ayam.
puan mendekap ayam betina. Melihat kedua anak itu istri Maskapai bersera,"Astaga anak apa itu ayam kita didekapnya. Anak hantu ataukah a^ manusia." Kata suaminya,"Heh. Pokoknya kia ambillah kedua anak itu.
Sesampainya di rumah dibersihkan badan kedua anak tersebut. Diberi langir dan kasai agar wangi.Bukan main gembiranya keduasuami istri itu. Setelah lama, kedua anak itu menjadi besar, yang laki-laki bemama Rancah Matahari, sedangkan yang percmpuan bemama Rancah Bulan. Kedua anak itu bukan main bagusnya. Setelah keduanya besar maka
ayahnya beikata,"Nong, kalian sudah besar. Tinggalah dua beradik di rumah.Bapak dan Ibu akan peigi lagi ke kebun."lalah,Mak.Kami berani tinggal di rumah beidua,"jawab si Rancah Bulan. Kemudian, Mak Tu^ (uwak perempuan)yang enam mulai ketakutan karena tidaklamalagi Raja Tunggal pasti datang,kata mereka,"Astaga!Tidak lama lagi Raja Tunggal pasti datang. Nanti kita pasti ketahuan. Ayolah kita menyiksanya." Kemu dian perghah mereka berenam mendatangi si Rancah Bulan dan si Rancah Matahari. Katanya. "O, anak kecil." Si Rancah Bulan menjawab.
119
"Oi.""Kemana Ibu bapakmu?" Tanya Mak Tuaknya. "Ibu bapak kami pergi ke kebun," jawab si Rancak Bulan. Mak Tuaknya bertanya, "Sayangjcah ibu bapakmu dengan kalian?" Jawab si Rancah Bulan," "Ibu
bapak sangat sayang kepada kami.Kami dibelikannya segala macam barang, roti, pakaian.""Oh, ayabmu belum sayang dengan kalian," jawab Mak Tuaknya.Si Rancah Bulan bertanya," Bagaimana tandanyajika Ayah
sayang dengan kalian akan diambilkannya burung nuri yang^u beikatakata."
Setelah pulang Mak Tuaknya, Si Rancah Bulan menangis. Kemudian
bapaknya datang daii kebun dan kepada Si Rancah Matahaii,"Kau apakan adikmu sehii^a dia menangis?" Jawab Si Rancah Matahari,"Bukan aku,
Pak, yang membuat dia menangis. tadi ada enam orang datang ke sini." "Apa kata orang itu," tanya bapaknya. Jawab Si Rancah Matahaii, "Sa-
yangkah bapakmu dengan kalian. Kata Adik sayang. Setelah itu, katanya, belum sayang bapakmu dengan kalian. Kalau sayang dengan kalian, maVa diambilkannya burung nuri y^g pandai beikata-kata,. burang nuri bersayap emas beikalungkan intan." "Aduh," kata bapaknya, "Siapa yang berani mendatwgi buiung nuri itu. Jangankan kita, burung lintas burung pun mati. Diamnya di buluh perindu. Bagaimana kita akan mengambilnya."
Sementara itu. Si Rancah Bulan teras menangis tidak bisa didiamkan sampai badaimya berlendir. Kemudian kata Si Rancah Matahari
Su-
dahlahMak.Adik tidak bisa didiamkan.Buatkanlahketupattujuh buah dan air tujuh garung. Aku akan pergi beijalan selama tujuh bail tujuh malam untuk mengambil burung nuri itu. Kalau sudah tujuh hari aku tidak pulang berarti aku mati."
Kemudian dibuatlah ketupat tujuh buah dan air tujuh garung. Sftiain itu. Si Rancah Matahari menebang pohon bunga mawar dan dihujamkan ke dalam air,kalau pohon itu layu tandanya dia mati.Setelah itu beijalanlah Si Rancah Matahari. Setelah tiga hari tiga malam beijalan sampailah Si Rancah Matahaii ke buluh perindu tempat burung nuri yang pandai beikata itu tinggal. Setelah burung nuri itu melihat si Rancah Matahari, maka dia pun beikata,"E, Si Rancah Matahari datang mau mengambil aku karena disakiti Kak Tuaknya.Lihatllah aku dulu Si Rancah Matahari,alisku lentik,
dadaku bidang, jariku panjang." Si Rancah Matahari beijalan terus dan tidak melihat ke arah burung nuri. Si burung nuri teius beceloteh, "Si Rancah Matahari, lihatlah aku. Alisku lentik, jariku panjang, dadaku
120
bidang."Si Rancah Matahari tidak menoleh dan kemudian dia jatuh lantas mati."
Setelah tujuh hari daun-daun pohon mawar yang ditanam si Ranc^ Matahari layu. Kata adiknya,"Oh, Mak, Abang mati. Kalau begitu aku ^iran mcncafi abang. Aku akan menyusulnya." Mendengar kata-kata Si Rancah Bulan ibunya pun menjadi susah.Kemudian kata Si Rancah Bulan, "Buatkanlah aku air tujuh garung dan ketupat tujuh buah, aku akan pergi.
Pokoknya dalam lima hari lima malam aku sudah datang lagi." Setelah dibuatkan ibunya airtujuh garung dan ketupattujuh buah maka Si Rancah Bulan sampai ke buluh perindu maka burung nuti beikata,"E,Si
Rancah Bulan datang mau mengambil aku." Jawab Si Rancah Bulan,"Ya" Kemudian kata burung nuri,"Lihat dan perahatikanlah aku. Alisku lentik,
jaiiku panjang, dadaku bidang. Awas." Mendengar kata-kata burung nuri. Si Rancah Bulan tidak merasa gentar sedikit pun. Dia terns beijalan dan
moiuju ke arah burung nuri. Setelah sampai, ditangki^nya leter Imrung nuri itu. Kata Si Rancah bulan,"Nah,kau pasti telah membunuh abangku.
Kau hams mwighidnpkan abangku. Kalau tidak kau kubunuh." Jawab
burung nuri,"Abangmiinanti hidup kembali,tapiakujangankaubunuh." T^hpir burung nuri itu dipelintir oleh si Rancah Bulaa Kemudian Si Rancah Bulan dibawa ke tempat abangnya. Setelah itu, dengan kesaktian
yang ada pada burung nuri. Si Rancah Matahari hidup kembali. Lantas, kata Si Rancah bulan,"Bang, abang tadi mati." Jawab abangnya," Tidak. Aku tidak mati. Aku hanya tidur seperti mati." Kata si Rancah Bulan,
"Abang pasti sudah mati kaiena tanda-tandanya ada. sekarang coba abang bersin dua kali dan dari lubang hidungnya keluar cacing sebanyak tiga ekor. Kata abangnya,"Oh, boiar aku tadi mati. "Lantas kata Si Rancah Bulan,"Nah,bang.Sekarang bisakah abang pulang."Kata abangnya,"Aku
sanggup pulang. Nah sekarang marilah kita pulang." Akhimya, mereka pulang dan burung nuri terus dibawa, tidak lagi dilepaskan. Setelah lima harilima malam,sampailah ia ke rumahnya.
Melihat kedua anaknya telah pulang gembiralah bapak dan ibunya.
Kemudian bj^iaknya memanggil tukang untuk membuat kurungan dari besi. Setelah tiga hari tiga malam,kurungan besi itu pun jadi dan Imrung nuri terns rtimasukkan ke dalam sangkar besi itu. Setelah masuk ke dalam
ifiiningan, buiung nuii yang pandai berkata im terus beibicara sehingga slang malam rumah Si Rancah Bulan dan Si Rancah Matahari penuh sesak karena orang menyaksikan burung nuri yang pandai beikata-kata itu.
121
Setels^ sebulan Si Rancah Matahari Si Rancah Bulan menan^ap burung nuri,bapaknyaberangkat ke kebunlagi.Lalu kedengaran lagi olbh Mak Tuaknya yang enam orang itu. Kata mereka. "Aduh, si Rancah
Matahari dan Si Rmcah Bulan sudah mendapatkan bunmg nuii Apdagi yang hamskitalakukan.Tidaklamalagi btpiknyadatang daii bedayar dan kita nanti akan ketahuan bapaknya." Kemudian Mak Tuaknya menriatangi Si Rancah Matahari dan Si Rancah Bulan lagi. Ketika Mak Tuaknya yang beienam itu masih jauh, bunmg nuri Sudah melihatnya dan beikata," Si Rancah Bulan dan Si Rancah Matahari, Mak Tuamu oiang ftnam datang lagi. Apalagi yang akan dipeibuatnya dengan kalian. Kalau nanti dia memanggiljangan disahuti ya?""lyalah,"jawab keduanya. Tidak lama kemudian datang Mak Tuaknya dan katanya, anaif
kecil.""Oi,"kata Si Rancah Bulan,"Ibu bt^>ak ke kebun."Sayangkah ibu b^akmu dengan kalian," tanya Mak Tuaknya. Jawab Si Rancah Bulan, "Sayang. Kami tidak ada burung diambilkaimya bunmg. Im, lihatiah burung Itu." Sementara itu burung sudah ribut ngcnnong." Kata Mak Tuaknya,"Oh, belum sayang ayahmu." Tanya Si Rancah Bulan,"Bagai^ mana tandanya Ayah sayang dengan kami."Jawab Mak Tuaknya,*Tanda ayahmu sayang kalian diambilkannya kembang gentar di kayangan. "Mendengar itu menangis lagi Si Rancah Bulan. Kata abangnya, "Sudahlah, Dik. Jangan ditumtkan Mak Tuak yang beikata begitu dengan kita."
Tidak lama kemudian ayah ibunya pulang dari kebun dan mriihat Si
Rancah Bulan menangis meieka bertanya,"Mengj^ta adikmu menangis?" Jawab Si Rancah Matahari,'Tadi ada enam orang datang. Yah." Tanya ayahnya, "Lantas, apa kata orang itu?" Jawab Si Rancah Matahari, "Sa
yangkah bapakmu dengan kalian.Kata Adik sayang.Kamitidak ada burung diambilkannya biuung. Kata orang itu belum sayang bapakmu. Kalau dia sayang akan diambilkannya kembang gentar di kayangan.""Aduh, siapa yang berani terbang, bagaimana kita mengambilkannya,"jawab si Ayah. Jawab si Rancah Matahari, "Begini sajalah. Yah. Adik menangis tems, biarlah saya yang akan peigi. Dua hari dua malam aku sudah pulang." Kemudian, kata si Rancah Matahari, "Pak, buatkan aim air tujuh garung dan ketupat tujuh tniah aku akan pergi."Setelah dibuatkan air tujuh garung dan ketupat tujuh buah peigilah si Rancah Matahari ke kayangan bersama burung nuri yang sakti itu. Setelah dua hari dua malam,si Rancah
Matahari pulang kembali ke rumah membawa kembang gentar.Setelah itu.
122
orang ramai pun kembali menonton bunga tersebuL Mengetahui bahwa si Rancah Matahari beihasil mengambU kembang gentar di kayangan, Mak
Tuaknya gelisah,katanya,"Aduh,apa lagi cara kita untuk menyakitinya." Akhimya meteka mendq)at akal. Diambilnya tiga ekor kambing, satu besar, sedangkan yang dua kwil. Ketiga ekor kambingitu dipotong dan ditanamkannya. Kalau Raja Tunggal datang akan dikabaikan bahwa tiga kuburan itu alah kubuian istri dan kedua anaknya.
Tidak lama konudian datang Raja Tunggal dari beilayar. Setelah
menuninkan barang dan naik ke nunah Raja Tunggal mendnigar kakak-
if?ifak ipamya menangis,"Kak Singok... kak Singok..." Mereka membuat tangis dengan caia memberi mata mereka dengan bawang. Melihat kakak ipamya menangis.Raja Tunggal pun bertanya,"Mengapa kakak bertangisan." Jawab kakak-kakaknya, "Bagaimana kami tidak sedih. Bang Raja
Tunggal.Ttiiiflh kubuian si Bungsu dengan kedua anaknya."Sungguh sedih hati kami bila ziarah ke kubuiannya." Jawab Raja Tunggal, "O, mau
rfiapaifan icaiflii memang sudah ajalnya. Kita tidak bisa menolaknya. Dia mf.ninggai ketika mdahiikan."Setelah itu. Raja Tunggal diam.Tidak lama ifftmndian, terdengar olehnya orang-orang mengatakan bahwa anaknya bertula di rumah Saudagar.
Mendengar beiita itu maka kata Raja Tunggal,"Bagaimana caianya aku akan menjumpm anakku." saat itu, kakak- kakak ipamya sdalu moi-
jaga Raja Timggal supaya tidak peigi ke mana-mana. Ke mana Raja Tunggal peigi selalu diikuti, bahkan ketika peigi beiak pun diikuti oleh kakak-kakak ipamya itu. Su^ ketika dia mendapat akal, yaitu beibuat seolah-olahpemtnyasakitdandengantergesa-gesapeigi ke kakus.Melihat dirap Raja TiinggaT ipar-ipamya tidak moigikutinya. Setdah keluar dari nunah.Raja Tunggallangsung lari majdatan^ anaknya.
Ketika Raja Tim^al belum lagi sampai ke nunah Saudagar, burumg nuri sudah beikata,"Si Rancah Bulan dan Si Rancah Matahari,lihatlah itu,
ayahmu yang sebenamya sudah datang dari beriayar. Bapak yang ada sekarang adalah bapsk angjcat" Jadi, setelah Raja Tunggal datang, dia disuruh naik ke nunah. Setelah naik, dipeihatikan wajah anak dengan
bapaknya mempunyai kemiripan(cocok). Sementara itu, bunmg nuri pun teras berceloteh (beicerita), "si Rancah Bulan dan si Rancah Matahari, ibumu dibunuh dan mayamya kemudian dimasukkan ke bawah jamban."
Mendengar cerita btuung nuri kedua adik-beiadik itu beikata, "Kalau begitu aku ingin melihat wajah ibuku." Kemudian pergilah dia tiga beranak
123
beseita Saudagar dan istrinya. Setelah sampai dijamban,mayatibunya pun diambil dengan kesaktian yang ada pada buning nuri, si ibu yang sudah mati hidup kembali.
Setelah ibunya hidup kembali si anak melapor kepada ibunya bahwa dia disiksa oleh Mak Tuaknya yang berenam itu. Kata mereka, "Akan
kubtmuh Mak Alung,Mak Angah,Mak Uning,Mak Acik. Akan kupacung betdiri dia karena telah sampai hati menyikasa kami dengan semau-mau-
nya." I^tas kata M^ Tuaknya,"Si Rancah Bulan dan si Rancah Matahari,janganlah kami disiksa dan dibunuh. Jadikanlah kami babu.Pokok-
nya segala peiintahmu akan kami turati." Jadi Mak Tuaknya itupun dijadikan babu. Setelah ibu si Rancah Bulan dan si Rancah Matahari yang sebenamya hidup kembali,saudagar memotong kambing tujuh ekor,angsa tujuh ekor, ayam tujuh ekor, kerbau tujuh ekor, daii segala maram tp.mak semuanya beijumlah tujiih ekor. Meieka mengadakan pesta besar merayakan kehidupan kembali ibu mereka yang telah hidup lagi, seolah-olah merayakan peikawinan ibu bapak mereka. Keterangan
Ceiita "Tujuh Orang Putri" diceritakan oleh Nek Wan Mariah pada tanggal 30 Juli 1989, di Desa Kenanai,Kecamatan Sekanjung, Kabupaten Sambas. Ketika cerita ini ditutuikan banyak tetangga-tetangga Nek Wan Mariah yang turut mendengaikaiL Mereka memberikan komentar tentang jalanya cerita, Khususnya mengenai nasib si Bungsu yang selalu disiifga kakak-kakaknya.
Moiurut Nek Wan Mariah, cerita ini teimasuk dongeng. Pengumpul ceiita, setelah membandingkannya dengan pendt^at para ahli tentang dongeng juga beikesimpulan bahwa cerita terselnit teimasuk jenis do ngeng.
124
V.Raja Tunggal
Ad6 suatu ceritd iyd tadd'Rajd Tunggal addlah anak datu'. Did tadd' yd na' nyumpik. Jadi si Selamat dan si Beikat,"Pagid'lah ibu rarndku. Aku pjiriahicanlah na' pagi nyuBttpik." "A, baiklah." Jadi bdcaca'lah tadd' magid'ibu ramdnyd tadd'si Selamat dan si Beikat."Han^ diampun,"nyd, "Bukan sayd menyembahkan jari sepuluh alai, sayd menyembah anak Datu' na' madahkan menyumpik.""Baya'," nyd, Pagi ngapd na'nyumpik
pagi kd utan. Apd nafsu na' dimakannya sapi add potong, ayam, kerbau, itik, angsd, ai6 aja', potong.Poko' ong did na' nyumpik nda' kubaid'kan. Apakahkan, pagi kd Bang Rajd Tunggal, nda' kubaid'kan. "Jadi tadd' caca"caca' agd' si Selamat dan si Beikat
"Hdi,"nyd,"Bang Rajd Tunggal""Apd.Kemand katd bapa'ibu.""O," jinnyd "Bang Rajd Tunggal nda' dibdre'kannyd na' pagi nyumpik. Poko'nyd apd na' naftu Bang Rajd Tunggal na' dimakan angsd, karabau, itik,sapi add." Ajinnyd,"Aku nda'bdnafsu na'makannyd,masih carat na' nyumpik. Padahkan," nyd agd',"Kd ibu ramdku, kalau nda' dikabarican mun ifaiaii nda' dibaid'kannyd leh ibu ramdku, aku mandd' selalu mati
timpa'rambut salai pun mati aku." Ajadi caca"caca'agd'pagi magid'ibu ramdnyd."Han^ diampm to' aku bukan menyembahkanjail sepuluh alai, aku moiyambahkan Bang Rajd Tunggal. Did masdh kuat na' nyumpik. Kalau inda' Datu'bard'kan tanis agd'did mandd'silalu mati timpa' rambut
salai pun mati.""Baya',"jinnyd."Mun Dah gdtu' pagilah. Poko' ong kau
dah pagi Selamat ngiiigd'^yd." A caca' agd."A^ kabar Selamat?""O dibaid'ka Idh ibu ramd.""Kitd pagilah. A, yo'lah kitd pegi."
Jadi pagilah did tadd'. Langkah kadang langkah hdran atas tadd'. Bebajdr sd'dah kelamahan.Jadi geyd did lamah,"A,kau Selamat baguslah balik. Akii ringgalkan dolo' di silo', aku to' balum dapat burung." Jadi did sampai tidu'tadd' di bai^r.Lama' pim datang nasd' dari atas.
Takejut tidu', dekat didiah tade' aturan. Buka', tarns, "Yo, nasd add to' makan di bd to' aku nasd' sapdkd." Makan, makan. Laka' iyd guring agd'
tidu'. Tekejut tidu' yd seagd' add urang tadd' sampai agd bolah bahari, molah tidu' agd.Tidu' yd bitang nda' meledd i. Lalu datang agd' adiran. A liat agd'lah add, did,"Makan di dah," nyd,'To'd." Sampai tadd' tigd ari aturan dah diano' be ape dijagd urang i, turun yd dari mahligainyd yd. Diliat tadd dah mawa' nasd' agd yd. Jadi gdyd sapai tidah dilapaskannyd, diamlah; Laka' did dah sampai naik did pun lumpat makan Makan. Udah laka' did malan,tudunggd, gurung agd'. Turan agd'
125
nun putri daii kayangan nun agd' ngambd'dng agd. Jadi baru did na' ngangkat ladd' Mu did lumpat. Dayang ditangkapnyd. "Saya," nyd, "Ngapd Bmig Rajd Tunggal nangkap aku:lydlah sungguh ung dah ngadird' Bang Bajd Tunggal.""O mdmang kau sungguh dengan aku." Aku tapi labih agd' sungguh dengan kau. A ito'lifli" nyd,"Nang na' kucaid', na' kuambd'.""O, mun dah sungguh Bang Rajd Tunggal, aku mao' ngikat" "Ydlah,"jinnyd,"Kitd pulang." Bawa'bahk did tadd' yd,tu^ putri. A dibawa'balik tadd'.Kadangaran tadd' dah ibu bapa'nyd. "Wa, Rajd Tunggal, sdmpd-rupdnyd ngambd' urang udas. Aku nda' terima' samd sekali na' ngambd'dng mdnantu. Did na' dibard' urang sekampung serupdnyd did nda' mao'.Didlah dikuatd'dng nyumpik."Jadi marahlah tadd'ibu ramdnyd,nda'mac'.Dahiyd punmasdh jadi nda' mao'ibu ramd dng. A iydlah tadd', lalu bunting tadd', ngidam, dah jadi. Tang lalu carat tadd' na' makan binyak lala'. Jadi iyd tadd dicard'kanlah binyak lala'. Ujung pasar, dua' nda' dapat binyak lala'."A", bagaimand kitd to'," nyd,
"Barangkali to'aku pagi kd rum^ uma'." Jadi betanyd' tadd' kd rumah uma'. Dinnyd,"Add." Ayd binyak lala'. "Aku gantilah. Ma'."
"A kau na' ngapd.""Poko'nyd aku adalah na' makainyd."
Diranci' secan^r binyak lala'. Dah datang kd rumah ang. Taruslah diminum tadd' leh si bini. Habis secangkir. Jadi,"A,to'. Ma'inang. Si Busu dah sampai makan binyak lala'. Aku to' pun na' bdlayar. Kitd molah pakaian anak nang kala' laki, card laki
pakaian. Perempuan card perempuan. Aku to' pagilah bett^a' kd Banjarmasia""A,baiklah," nyd, yno'tadd' Ma'Inang. Lalu dah gdyd kan."Jadi
isuklah aku to' musti beran^at.Ma'Inang;"Jadi sampai isuk berangkatlah did.
■
.
A jadi lama' dengan lama' tadd',dah sembilan bulan sepuluh ari tadd' pun terpancar anak,laki-laki anak Jadi setahun dua'taun anak pun dah tau bekatd. Nah,Selamat dan Berkat to' bd malarlah nagdh binyak lala', nda' lalu barai tadd'. Apd katd Ma'Inang,"Tunggu si Rajd Tunggal lah dolo'
datang dari bdlayar.""Nda'," nyd,"Kamd"'nda'agd' na' nunggu apd Bang Rajd Tunggal datang. Kar^d nun," nyd.'%u ramdmu udah na' makanyd kelam'an gila'na'd berutang." Jadi sampai semulang ari patahlah anak tangga'. Berbulan-bulan tadd'
bdsundang,jadi dah nda'taha,"A pagilah d Ma'Inang,"katd si Tuan Putri
126
Busu. "Ito' ]dt6," jiimyd, "Iduidah api, jatangkan kuali." Jinnyd, "Na' ngap6 kau?""Poko'ong sah na' tanydkan." Canning kuyut lydlah digantung tadd* kuyut nga tangan kuali di dapur. Anak pun tido', masukkan dalam kuyut Jadilah tidu* anaki di, disampaikanlah kaki dng ngan ito', a dijuntaikan dari kuyut Taka'an lah dakat cup!"Add* Ma*.add* Ma*,** nyd, "Buat Ma* buat angat Ma* angat aku,** nyd.A Tarns dangkat"Alah,Nong. Kau nda* an^at aku labih agd ngkat Mdman^ah Wanmu sagal ati dengan kitd. Sanyap agd* didnyd mdnangis. Susud* agd*, tidu* agd* yd. baro*lah agd' anggan banea'an to*. Ular agd* dari kaing yd, pagatlah. Taruslah dimasukkan dalam kuali. Kuali yang taka'an ngalagak yd, ao* tadd* di bawah api. Calupkan agd* anggan band'an. Pas tearing ad* simakai secangkdr binyak. Kejadiannyd so*.ano* tadd* yd. Jadi,"A ito'lah Ma* Inang, antaikanlah kd uma* mentudku, binyak. Padahkan kitd ncarc* di pasar.** Jadi dicaid'lah, pulangkaa "Dapat kd kita* binyak?""A. dapat** A datang tadd* Ma* Inang dari rumah ang. "A, Ma* Inang. Aku ambd'kanlah sirdh tujuh alai.""Untu* apd,Su?""Poko'ong ambd'kan aja* Ma* Inang. Jangan Ma* Inang tanya'kan." Jadi diambd'kan tujuh alai. Tulis. Tulislah kata'an uma nagdh. Abis did nulis, cabut rambut tujuh alai, ambd'lading sebilah tanih bawah seduni."A to* Ma* Inang, aku anak dah mati. Aku to* barangkali antah kd mand kd mand aku to*. Larilah dari rumah. Nda* gund jua* aku idup aku to*, bdlari.""Ao'lah ano*, Su," nyd, "Kau dah sagal ati dah ninggalkan aku.""Da* apd Ma* hiang." Jadi tarns did bejalan,langkah panjang susuk riba* tadd*. a lama* dangan lama'tadd* tambus rumah Nd* Kebayan.
Jadi tadd* bekatoklah i ayam Nd Kebayan. A apdlah Nd* Kebayan."E, ayam itam, aym oy^,ayam Sirik bidu kapuh, bulu apd, Nilu otdk, bulu itam, kau na* talur talurlah kau. Seraga* dua* tigd ka'ati pilih." Bebunyi tadd Tuan Putri,"Bukan Nd* ayam," nyd,"Ngaduhkan did na* betalur, die ngaduhkan sayd datang^ 'Tamdah tadd* keluar Nd' Kebayan ndangar suard." Baya-baya*, kau bd,Su i datang. ... laka* d melala* anakmu."" Da'an bd,Nd*.""Bi,....,** nyd,"Aku disd* anak dapat anak,sd* cucu* dapat cucu,""Eh,naik inyan nd* aku." Jadi naik. A iydlah baru* si Busu tadd* nyeritdkan hal did nyan dah lalu apd melala* anaknyd."A,ito* isuk datang Bang Rajd Tunggal dari bdlayar, Su." Ka* yd*, Nd*. Mun datang Bang Rajd Tunggal aku to* na* balik." "Usah kau ma* balik, tahan. Kala* did datang mesti kd sito'." Jadi lama'-
127
lama' datang nyan Rajd Tunggal. Betanya'lah Ma'Inang."Ma'lhang ke mand si Busu?" Nda' tdka Ma' Inang, dah mdnangis toldn. A iydlah tadd', nydlangkar bd tadd' Rajd Tunggal dapaflah tadd' siidt dibawah
seduni, Diliat bd tadd' dibacd, sambil mdnangis tadd' Idh Rajd Tunggal bacd surat. Jadi diambd' rambut tujuh alai, diikat tadd' lading. Tanihlah diikat di ano', dialang, ditanislah did nunggunyd, guring did, tdlentang yd tadd' nunggu natangan lading tiup anginkan putus. A putus. Tujuh kali tiup abis, tanis did nikam ulu ati. Mati Rajd Tunggal. A,apd nyd Nd'Kebayan iyd agd'."Su,ka' yd Rajd Tunggal dah mati."
"Ka' yd gimand tang lalu mati, Nd'?""lydlah," nyd,"Nang kau tinggald' rambut tadd,lading, sirdh. Didldh di tadd' katd-katd dng diid' dng."" Mim ..., Nd' aku na' balik.""Kau sah balik. Poko'ong kala' did musti datang kd sito' Rajd Tunggal." "Yo, yo, dah mati gimand Nd' Tang datang?""Gampang."Lama'-lama'datang nyan lalat."Yo lalat dah datang yo madahkannyd, Su kd kitd to'. Kalau datang dudi tangkap Su i lalat." "Ao'lah Nd'."Sampai tadd' nda'lama'datang agd'lalat. Urang udah tadd' na' nydlawat, dah d na' mandd'kan. 'Tangkap," nyd. "Yo, Ne'. Lalat dapat"'To' lah. A, hdi lalat, kala' urang manddkan Rajd Tunggal kau masuk dari mulutnyd kd luar dari burimyd terus kau terabang agd' kd sito'. Rajd Tunggal kala'ngalau kau."
Jadi gdyd urang udah na' mandd'kan. Buka'.lalat to' tarus nyan masuk dari mulut keluar dari buiiL Tarns idup Rajd Tunggal bacaca'lah tadd ngajar lalat. Datanglah kd rumah Nd kebayan. A lama dangan lama' bekatuklah tadd' i, katok ... katok ... katok ...
katok ... "Eh kau na' betalur dua' tigd raga' betalurlah ayam itam, ayam oydk, ayam kelabu.E,ka' ati kau pilihlah." Bebunyi Rajd Tungal,"Bukan Nd',"nyd,"Ayam na'nga-duhkan did betalur,did ngaduhkan sayd datang." Nang si Busu dah tapur atas para' nun disuruh ung. Jadi,"Yo,nyan kd kau mati, Nggal?""Da'an Nd' aku mati." "A naiklah. Se' anak to* aku dapat anak." "Naik inyan, Ne'."
A naiklah tade' dah ngomong dangan Ne' Kebayan. "Sebenamye, Nggal," nye,"Kau to' mati ke inyan." "Da'an be Ne'.""Cobdlah kau kasd',
tigd kali kau kasd'." Bekasd tadd' Rajd Tunggal,keluarlah tadd' yd cacing. "O, mati nyan Nd', aku. Kerand iydlah, Nd'." nyd. "Ito'," nye,"Tinggalan Tuan Putri adelah surat di dalam sireh, rambut tujuh alai,lading satu. Saye bace," nye,"lyelah," nye,"Urang tue saye menageh binyak lala'. Akhimye sayd lalu iyelah," nye,"Lading saye gantung. lydlah,"nyd," Menikam sayd
128
lalu mati.""A banaiiah kau."
Jadi giyi dah lama' dah minum bard* ad' Idh Nd' kebayan. Lama' punyd lama'tang lalu bini tadd' maras susu dari tas para'. Eh,ndntdngkan laki,tatt^sajuk."Nda',Nd! Ad apd to',sajuk kd kepala'to'."E,ma'lumlah, ya' nimah ntod' to' i," nyd ya' dah berdmb^-rdmbdsan, ad' sudah yd, Nong," nyd."Anggan teruang atap," nyd, "Bocor." did bdtadah, ka' iyd dictum. 'Tspi tang bau ampis, Nd', ad'. Mun gdtu' addlah ndnd' naruh urang to'd," a katd Rajd Tunggal. Lama' banar Tuan Putri. Tunm."Yo," nyd,"Kau sito' kd Su?"'To'lah aku Bang Rajd Tunggal." Lama' banar Tuan Putri Busu. Cobd nind' suruh tunm. Jadi sunih ung turun tadd' tuan putri. Tunm "Yo," nydm "Kau sito' kd Su?" 'To'lah aku Bang Rajd Tunggal.""A, syukuilah kitd bertemu agd'.'Tapi nang kitd bagaimand. Bang Rajd Tunggal? Dah mati." "Oh, gampang," katd Nd' kebayan. Poko'ong kitd ayo' magid' eng. Kite ngambd' eng antau kau nanamnyd. Ydlah tadd' di pungku' pohon pisang,taruh poko' pisang. Pagi dangan Nd Kebayan. Udah tadd' dipungkaikan agd', biyak dah tecdged, ketawa'. idup semuld agd'. A iydlah satian Ne' Kebayan tadd' mengidupkan segald-galdnye.
129
Terjemahan Bebas
Ada suatu cerita, yaitu Raja Tunggal,anak dari seorang Datuk.Dia mau pergi menyiunpit,lalu katanya,"Si Selamat dan Si Beikat temuilah bapak ibuku. Beritahukan kepadanya aku akan peigi menjoimpit" "Baiklah," kata si Selamat dan si Beika^ kemudian beilarilah si Selamat dan si Beikat
menemui ibu bapak Raja Tunggal. Kata mereka,"Hanq)diampuni. Bukan saya menyembah jari sepuluh helai, saya menyembah anak Datuk,
mengabarkan bahwa dia akan pergi menyumpit," Kata bapaknya, "Aduh,
mengapa dia mau pegi men}mmpit ke hutan. Apa yang mau dimakannya ada,potong sapi,keibau,itik,angsa,apa saja silakan potong.Pokoknya dia tidak aku perbolehkan peigi menyumpit" Beilarilah lagi si Beikat dan si Selamat.
Setelah sampai,"Hei, Bang Raja Tunggal." kata Selamat dan Beikat. Jawab Raja Tunggal,"Apa. Bagaimana kata ibu bapakku." Kata Sekunat
dan Berkat, "O, Bang Raja Tunggal tidak diperbolehkannya per^ menyumpit. Apa saja yang Bang Raja Tunggal ingin makan semuanya sudah ada, angsa, keibau, itik, sapi semuanya ada." Kata Raja tunggal, "Aim tidak bemafsu memakannya, aku ma^ ingin peigi menyumpit. Beritahukan kepada bapak ibuku. Kalau aku tidak diirinkgn pegi menyumpit aku akan mandi dan langsung mati, ditimpa rambut sehelai pun aku akan mati."Jadi, beilarilah lagi si Selamat dan si Beikat menemui
bapak Raja Tunggal. Katanya,"Ampun Datuk,saya bukan menyembahan sepuluhjari sepuluh helai,tetapi saya menyembahkan Bang Raja Tunggal. Dia masih beikeinginan untuk peigi menyumpit Kalau tidak Datuk iyiniran dia akan mandi dan langsung mati,ditimpa rambut sehelai pun akan mati. Kata bapaknya,"Astaga! kalau sudali begitukeinginannyapergilah.Pokoknya kau. Selamat dan Beikat, hams mendampinginya." Setelah itu berlari
lagi Selamat dan Beikat menemui Raja Tunggal. Setelah bertemu Raja Tunggal pun bertanya,"Bagaimana kabamya Selamat?"Jawab si Selamat,
O,diizinkan oleh bapak dan ibu.""Ayolah kita peigi,"ajak Raja Tunggal. Kemudian pergilah meieka bertiga dengan langkah yang tergesa-gesa memasuki hutan. Tidak lama kemudian bequmpalah mereka dengan se-
buah pohon yang rindang. Raja Tunggal bersandar di pohon yang rindang itu karena keletihan. Kemudian katanya, "Selamat kau pulang sajalah. Aku akan tinggal dulu di sini karena aku belum dapat burung. Kemudian pulanglah si Selamatdan si Beikat,sedangkan Raja Tunggal di hutan. Setelah sampai di rumah, bapak Raja Tunggal beitanya,"Mana
130
Bang RajaTunggal."Kata Selamatdan Beikat,"0,dia tingggal.Dia belum mau pulang kaiena belum di^at burung. Aku ini disuruhnya pulang." Sementara itu, Raja Tunggal teitidur di bawah pohon yang rindang itu. Tidak lama kemudian datang makanan dari atas. Raja Tunggal terkejut karena didekamya sudah ada makanan.Setelah dibukanya tutup makanan
itu,dia pun berkata,"Lho ada nasi.Aku makan sajalah"Kemudian nasi yang ada itu dimakannya. Setelah makan Raja Tunggalberbaring dan tidur lagi. Ketika teibangun dia teikejut kaiena hari sudah wre. Kemudian dia tidur
lagi,tidak sadar.Ketika dia tidurdatang lagi kirimanmakanan.Setelah Raja Tunggal bangun dan dilihatnya ada makanan,ia pun berkata,"Makan sajalah ini."
Sampai tiga hari beiturut-turut orang itu tumn dari mahligainya mengantarkan nasi untuk Raja Tunggal. Suatu hari ketika kiriman nasi diturunkan dari atas, Raja Tunggal pura-pura tidur. Setelah orang itu mengantarkan makanan. Raja Tunggal bangun dan langsung memakan yang telah tersedia. Selesai makan dan setelah menutup pericakas makan,Raja
Tunggal beifoaring lagi moiunggu kedatangan putri dari kayangan yang selalu meniberikannya makanan. Tidak lama kemudian turun putri dari kayangan akan moigambil tempat nasi dan peralatan lainnya. Ketika dayang itu akan mengamM barang-barangnya. Raja Tunggal pun melompat dan menangktq> dayang itu. "Aduh, mengapa Bang Raja Tunggal menangkapku,"Kata putri itu. Jawab Raja tunggal,"Memang kau mencintai aku,tetapi aku lebih lagi mencintaimu.Inilah yang kucari untuk kujadikan istri." Jawab putri itu,"Kalau Bang Raja Tunggal sungguh-sungguh mencintaiku, aku mau ikut" Kata Raja Tunggal,"Ayolah kita pulang." Kemudian tuan putri tadi dibawa pulang. Melihat RajaTunggal membawa tuan putri itu bi^ak dan ibunya marah,"Wah,Raja Tunggal mpanya
mengambil orang dari hutan. Aku tidak sudi mengambilnya untuk menjadi menantuku. Dia dibeii orang sekampung tidak mau,malah dipaksakannya
pergi menyumpit." Kedua orang tua Raja Tunggal marah dan tidak mau mengambil tuan putri dari hutan itu sebagai menantunya. Setelah kawin,tidak lama kemudian hamillah tuan putri. Hamil lantas
ngidam mau makan minyak kelapa. Kemiidian dicarikan minyak kelapa dari ujung pasar ke ujung pasar,tetapi tidak ada.minyak kelapa. Kata Raja Tunggal,"bagaimana Uta ini. Bai^gkali aku haius peigi ke rumah Ma^ Kemudian ia bertanya kepada ibunya- Kata ibunya, "Ada minyak
131
kelapa," Kata Raja Tunggal, "Nanti aku ganti, Mak." Tanya ibunya, "Untuk apa.""Pokoknya aku mau memakainya,"jawab Raja Tunggal. Raja Tunggal diberi secangkir minyak kelapa oleh ibunya. Setelah dibawa pulang dan sampai ke rumah terus diminum oleh istrinya. Habis minyak secangkir.
Setelah itu, kata Raja Tunggal,"Mak Inang, si Bungsu sudah minum
minyak kelapa yang diinginkannya. I^ekarang saya akan peigi beilayar, pergi bemsaha ke BanjannasiiL Nanti buatkan pakaian anak-anak. Kalau
anaknya laki-laki buadah pakaian laki-laki dan kalau pereminian buadah
pakaian peiempuan." Baiklah,"Kata Mak hiang.""Besok aku berangkat, Mak hiang," Kata Raja Tunggal. Besok haiinya berangkat Raja Tunggal beiiayar.
I^akdamaM,setelah sanbilan bulan sepuluh hari,lahirlah bayi tuan putri,seorang laki-laki. Setelah satu atau dua tahun,anak itu sudah pandai beikata-kata. Sementara itu, Selamat dan si Beikat selalu datang mfnagiii minyak kelapa yang dipinjam Raja Tunggal Tidak pemah beihenti Sela
matdM Beikat menagih. Kata Mak Inang kepada mereka,tunggu dniniah sampai Raja Tunggal pulang beilayar." Kata Selamat dan Beikat,'Tidak!
kami tidak mau menunggu Raja Tunggal datang kaiena ibu bapaknya sudah memakannya. Teilalu lama beihutang." Suatu haii patahlah anak tangga rumah tuan putri karena dinaiki terus-
menerus,beibulan-bulan,oleh Selamat dan Berkat yang menangih hutang. Setelah itu, kata tuan putri, "Pergilah Mak Inang, hidupkan api dan jarangkan Imali." "Untuk apa Tuan Putri," kata Mak Inang.'Tidak usah kau
tanyakaa"Gantungkan kuyut(ayunan). Kuyut itu digantungkan sampai di tengah kuali di dapur. Setelah tidur, lalu anaknya dimasnicifan ke Haiam
kuyut dau ayunan,sedangkan kaki anaknya dijulurkan dari Haiam ayunan sampai lututnya. Ketika sampai di atas kuali yang panas itu, cup! "Sakit Mak,,sakit Mak," kata anakriya. "Angkat aku Mak. Angkat, aku panas Mak, katanya lagi. Mendengar kata-kata anaknya itu, lalu diangkatnya.
Lalu katanya,"Alah, Nak. Kau tidak panas,ibulah yang lebih panas lagi! Memang nenelonu sampai hati dengan kita. Setelah diberi susu,kemudian
hilanglah tangis anaknya dan tertidur lagi. Setelah itu, HimflsnHfan lagi anaknya ke dalam ayunan dan badannya dijulurican dari ayunan sampai pusamya. Lalu putuslah ayunan tadi, dan anak itu pun dimasi.ifVan ke dalam kuali yang sedang meiKiidih.
Setelah air kuali kering, maka terdapatlah minyak kelapa pas satu
132
cangkir. "M Mak Inang, ant^an minyak ini kepada ibu mertuaku." Beritahukan bahwa kita mendapat minyak ini di pasar. Kemudian pergilah Mak Inang mengantaikan minyak tersebut Setelah datang, Mak biang moigantaikan minyak daii rumah mertua tuan putri."Mak Inang, ambilkan daun sirih tujuh helai," kata tuan putri. "Untuk apa Su?"tanya Mak Liang."Pokoknya ambil saja," kata tuan putri.
Jadi, amt^ah oleh Mak Inang daun siiih tujuh helai. Kemudian tuan putri menulis di daun sirih itu,katanya,"Ibu mertuanya menagih minyak."Sete lah menulis lalu dicabumya rambut tujuh helai dan diambilnya sebilah pisau. Kesemua barang itu ditaruhnya di bawah seduni (tempat tidur). Kemudian kata tuan putii,"Mak Liang, anakku sudah mati. Aim ini akan pergi entah kemana,lari dari rumah. tidak juga ada gunanya aku hidup." "lyalah, Su. Kau sudah sampai hati meninggaikan aku," kata Mak Liang. Jawab si Bungsu, "Tidak apa Mak Liang." Kemudian man putri pergi. Beijalan melintasi padang memasuki limba. Lama-kelamaan beijumpa dia dengan rumah Nek Kebayaa Tiba-tiba beiketoklah ayam Nek Kebayan. Kata Nek Kebayan, "£« ayam hitam, ayam belang-belang, ayam abu-abu, ayam bulu hitam, bulu putih. Kau mau beitelur, beitelurlah dua tiga bakul. Terserah mau pilih bakul yang mana." beikata man putri." Ayam bukan meributkan dia mau bertelur. Nek. Dia meributkan saya datang." Mendengar ada suara, keluar Nek Kebayan,"Aduh-aduh,kau rupanya yang datang, Su. Kau bam melelak anakmu."'Tidak,Nek,"jawab man putri.Jawab nek Kebayan,"benar. Aku tidak ada anak dapat ansk,tidak ada cucu dapat cucu."Naik benar aku. Nek,"jawab man putri. Setelah naik ke rumah Nek Kebayan, man putri menceritakan kepada Nek Kebayan bahwa memang benar dia telah melalak anaknya. Kemudian kata Nek Kabayan, "Besok datang Bang Raja Tunggal dari berlayar." JaWab man putri, "Kalau Bang Raja Tunggal datang saya mau pulang." "Kau jangan pulang tunggu saja disini. Kalau dia pulang pasti datang kesini.
Tidak lama kemudian datang Raja Tunggal dari berlayar. Kemudian
bertanya kepada Mak Liang,"Mak Liang,ke mana si Bungsu?"Mak Liang tidak dapat menjawab kaiena menangis teras-menems. Kemudian, Raja tunggal membongkar tempat tidur dan menemukan sirih. Setelah dilihat maka sambil menangis Raja Tunggal membaca surat im. Kemudian diambilnya rambut mjuh helai dan diikamya pada pisau. Setelah im pisau
133
tadi digsntungiiya di tengah pintu rumah dan dia beibaiii^ di bawahnya, terient^g menunggu pisau itu jatuliditii^ angin. Setelah tujuh kali didup anginrainbut jHin putus sehingga pisau yang teigantimg tadi menikam ulu hatinya. Akhimya mati Raja TunggaL
Sementara itu, kata Ndc Kebayan, "Su, Bang Raja Tdnggal giirfab mati." Bagaimana bisa mati.Nek,"tanya tuan putri. Jawab Nek Kebayan, pisau, sirih, ramlmt, yang kau tinggalkan itulah sebagtd tanda dia imtuk bunuh diri." "Kalau begitu aka mau pulang. Nek," kata tuan putri. Kata Nek Kebayan,"Kau jangan pulang. Pokoknya, Raja Tunggal nanri pasti datang ke sini." "Sudah mati bagaimana mau datang. Nek?" tanya man putri."Gampang," kata Nek Kebayan. tidak lama kemudian rfamng taiat Kata Mak Kebayan,"lalat itu datang memberitahukan kepada kit^ Su." "lyalah. Nek,"sahuttuan pitii. Tidak lama kemudian datang lalat Semen tara itu orang-oiang sudah datang melayat dan memandikan mayat Raja Tunggal. Kemudian kata tuan putri,'Tangkap. Nah ini. Nek,lalat sudah
ketangkap," Setelah diambil Ndc Kabayan maka beikatalah Nek Kabayan
kepada h^t"Heil^t!Nanti,kalau orangmemandikan Raja Tunggal,kau masuk dari mulutnya dan keluar dari pantatnya. Kemudian kau terus teibai% lagi ke sini. Nanti.Raja Tunggal akan mengejaimu."
Keidka orang akan memandikan mayat Raja Tunggal,maka kain penu-
tupnya pun dibuka. Kemudian lalat yang disuruh Nek Kebayan langsnng masuk ke dalam mulut Raja Tunggal dan keluar melalui pantat Setelah itu
Raja Tunggal hidup kembali dan langsung mengejarlalat hingga sampm ke rumah Nek Kebayan.
Tidak lama beiketoklah ayam, katok... katok... katok... katok. Kaita
Nek Kebayan,"Eh,kalau kau mau bertelur bertelurlah dua tiga bakul,ayam hitam, ayam belang-belang, ayam kelabu. Terserah kau mau pilih bakul yang mana. Menyahut Raja Tunggal, "Bukan, Nek. Ayam bukan meri-
butkan dia mau bertelur. Dia meributkan saya datang. Sementara itu, tuau putri sudah bersembunyi di atas loteng,disuruh Nek Kebayan."Kemudian
Kata Nek Kebayan"Lho,benaikah kau mati,Nggal?"Jawab Raja Tunggal, "Aku tidak mati, Nek" Kata Nek Kebayan,"Naiklah. Tidak ada anak aku dapat anak.""Naik benar. Nek"jawab Raja Tunggal.
Setelah naik ke rumah Nek Kabayan,makaNek Kabayan bertanya lagi, "Sebenamya, Nggal, kau ini mati atau tidak."'Tidak, Nek,"jawab Raja TimggM. Kata Nek Kebayan lagi, cobalah kau bersin, tiga kali beisin." Kemudian bersin Raja Tunggal dan keluarlah cacing dari lubang hidung-
134
nya. Kata Raja T^inggal, "O, benar Nek, akii mati. Tuail pufri mofiinggalkansurat di dalam sirih,ramlwt tujuh helai,dan sata bdah pisau. Kemudian sa)^ baca surataya yai^ mengatokan bahwa orang tua saya
moiagih minyak kelapa. aktdmya saj^i^iabtui^pisan dehgM^^i^ dan kdittttdiari'pisau
"A,
bePailahkau;^*kai^ildciCe^^
'""'l
. :1
- Semannua Raja liiinttmari'bleh Nek Kabayan,man putii yang bersembunyi di atasloteng memeras susunyadim
air susu ymi^ sejuk im jamh inenunpa^
I^gg^.kata Raja Tun^ai,
"Ebo,Ndt. Air apa ini kok sejiik diiB^aii'^'Jawab
lunilcafaia nrafcahiienekini sudah boct^bbror;Ra'^^^^jtej^an
begiPi'Netiek ada tttoij^pah(inen^
ora^ La^ bdnir tu^
putnBuni^u/cobaNenek suruh^tiiruiL''kaniddiM man pu^ olelrNek kabayatf/Setdab^mPjm
bertemu ia^.
-{uiak kita bagaMaPi^ Bang^
mati;^'kata tuan piibii Jawab Nbk kaba^^GitojF^/i^ kitgnn^a^ tanginya dan mehgaihbibiya dari teinjiar kau M nya dibbngkaii'mudt ketai im
sepem sbmtda. indaht kesakdan Nek K^erattjgaii
deiimRa
Jidi 1989, di dasa kahanai,keqamatan Setojmig.:
en Sambas.
Nek Wmi Manah ada^juru'^dta yang^ centa^Htoya^ kiiususnjra kep^adu^y^^
hat!ketika tmc^ya akan tidiir. Bapyak cerita yang masib dihaf^ya.^^^^K sehdM peman #daidr kei^ada M rita-cerita yang lainnya^'i^towl^ ling imfttginiarf tinmk mitiguidp Madahbeium tedaisana. ' ' Madah me^
mlEetigarM dad'
atas d^gt^'jaian
^ahkan ida pifla yang didapainya
135
dari orang tuannya sendiri. Kfenunitnya, cerita-cerita diatas dapat diceritakan dl sawah ketika istirahat,setelaH menanam padi atau memotong padi. Pendengamya ada jaga yang datang dari kalangan muda.
CeiitaTang Unggul,memuutpenutur,masukke dalam jenis dogeng.la tak menjelaskan apa alasannya. Bagi pengumpul ceiita, cerita Raja Tunggal memang masuk ke dalam jenis dogeng. Kesimpulan itu ditaiik setelah
membanding-bandingkan dengan ceiita lain yai^ tennasuk ke dtdam jenis dogeng.
Sementara itu, menurut Nek wan Mariah, tujuan cerita Raja Tunggal selain untuk memberikan pendidikan kepada anak-anak juga sebagai alat untuk menghibur.
136
VI. Kudng Putih Berganti Bulu Dimuld cerit6 Q6' Ngal6m Menguai anak Raj6 Angkat di Kanjung
Ngibung.
Ngaldm Menguai iyd add mempunyad' Silamat dan si
Beikat Dimulai Cd'Ngaldm Menguai ngomong denganNakhoda Silamat, " Kitd baiklah berangkat kd Pulau Kundur." "Ngapdlah kitd kd Pulau Kunduf?" katd Silamat "Kalau ta* salah di situVadd tuan putii bemad Siti
Rumbiya. Siti Rumbiya iyd katd ibu mmdku addlah tunangan agd' kacik.". Katd Silamat "Baiklah."
Lalu dikamaskanlah bakal-bakal akan pagi kd pulau Kundur. Sesudah
iye berangkatlah did kd Pulau Kundur. Samapi lama' lah did bdlayar
"Sapd migang keraja'an di Pulau ito'?" Katd urang'urang sito', Nakhoda Mangidin," katd Silamat dan si Baikat yd. Baiklah. Cd' Ngaldm Menguai pun meluas menghubungi Nakhoda Mangidin.
Baiklah. Cd' Ngaldm Manguai iyd sangat rapat dolo' ong. Dengan sudilah dan sukdlah, meriahlah nafsu Cd' Ngaldm Menguai dangan Nakhoda Mangidin. Bejumpd urang lama'lah. Jadi diliat Idh Nakhoda Mangidin, Cd' Ngaldm Menguai di Pulau
Kundur yd merajeldld. Akhimyd, Nakhoda Mangidin yd, meninggalkan
pulau iyd, iKia' tau menau Cd' Ngaldm Menguai iyd dangan Nakhoda Mangidin meninggalkan pulau. Lalu Nakhoda Mangidin lari kd Tanjung Pandan tempat Siti Rumbiya asli. Jadi lalu datanglah. Sat^ah lari kd Tanjung Pandan iyd diliat Idh Putri
Rumbiya anak mudd baguslah udah. Sukar dibanding dicaid nda' add manusid semacam to' bagusnyd.
Lalu Siti Rumbiya salah pikiran, "Nakhoda dari mand datang to'." "Jawab NaklKHia Mangidin,"Sayd datang dari Pulau Kundur."'Terasnyd
gimand?""Kd rumah Ma' Wd si Tarus Matd.""Add apd gerangan Ma' Wd si Tarns Matd?""Meliatjodo dan janjiku kesampdlah anggaran." Baiklah. Dibard' Idh Siti Rumbiya Nakhoda Mangidin pagi kd rumah Ma'Wd si Tarns Matd.Lalu Ma' Wd si Tarns Matd pun betanyd',"Urang muda'dari mand to', Nak." Dijawab Idh Nakhoda Mangidin,! Sayd datang
dari Pulau Kundur." "Garangan ngapd pagi kd sito'?" *Tak liatkah jodo
137
say6 kepadd Siti Rumbiya,add atau disd'."Lalu Ma'Wd si Tarns Matd pun mandang kd Idld* atau kd ulu,kd kdrd' atau ke kanan,sepanjang.penau Ma' Wd si Tarns Matd meliat jodo beliau iyd. Jawab Ma' Wd, "Batul add.
Agd'nyd sulit bejodo dangan Siti Rumbiya lalu banyaklah beitumpah darah. Bertarung sekuat-kuatnyd." Jawab Nakhoda Mangidin,"Nda' apdlah. Kalau add jodonya lama laun beijumpd masdh." *Tapi Nakhoda Mangidin nda' mampu melawan jodp iyd," katd Ma' Wd. "Apd sebab dng?""Cd' Ngaldm Menguai namd Cd* Ngaldm Menguai iyd mdmang urang gagah peikasd. Tida' siapd dapat mengatasd dng." Jawab Nakhoda Mangidin,"nda' dapat dipandang matd," katd Nakhoda Mangidin."Baik-
lah." Akhimyd Nai^oda Mangidin iyd balilah kd rumah Siti Rumbiya, berdiamlah di sid.
Dang kisah Nakhoda Mangidin yd, bangunlah kdsah Cd' Ngaldm Menguai. "Mand Nakhoda Mangidin. Did lataknyd to' di mand." Jadi dijawablah urang-urang di sid. "Nakhoda Mangidin lari kd Tanjung Pandan, kd nunah Siti Rumbiya."Alang angkamya Cd' Ngaldm Menguai, panas ati. Langsunglah jua' menulus magid'dng Nakhoda Mangidin, Lalu sampailah, sampai kd nunah Siti Rumbiya. Rupdnyd Nakhoda Mangidin add bedampingan dangan Siti Rumbiya. Alang angatnyd Cd' Ngalim Menguai to'.
Jadi, baiklah."Kan apd Nakhoda Mangidin berani ndekatd' Siti Rum
biya,addlah iyd tunang larangan ku selagd kacik. Apdkd Siti Rumbiyalupa' dangan janji-janji mu kepadd ku." Jawab Siti Rumbiya,'Tak add utang bdtunang bedemikian bepuluh taim ta' behampiran kepadd ku."Lalu Nga ldm Menguai kepanasanlah di masa iyd mengadakan sikaras-karasan. Tapi Nakhoda Mangidin tenang aja'. "Aku nda' hdran kepadd kuatan Cd'
Ngaldm Menguai. Aku hdran kepadd jodoku kenapd add di Siti Rumbiya." A Mulah mengaddkan petarungan.
Dibaid'kanlah Siti Rumbiya dua pihak. Betanmglah. Mand yang manang iydlah nangjodonyd. Akhimyd betanmglah did. Di dalam pertanmgan iyd yang berapd manang anak Nakhoda Mangidin,kerand bantuan dari luar
ta' dapat dipandang matd, dari Nd' Akung Gayur dan Nd' Akung Naning, nang membantunyd. Dangan addnyd iydlah Nakhoda Mangidin yd mendapat kemenangan.
138
Terjemahan Bebas Cik Ngalim Manguai adalah anak raja Angat,di Kanjung Ngibung.Cik Ngalim Manguai itu mempunyai dua orang pengasuh yang bemama Selamat dan Beilcat. Kemudian Gk Ngalim Manguai beikata kepada Nakhoda Selamat,"Baiklah kita berangkat ke Pulau Kundur.""Mengapalah kita ke
Pulau Kundur?"tanya Selamat. Jawab Cik Ngalim Manguai,"Kalau tidak salah di sana ada seorang putri bemama Siti Rumlnya. Kata ibu bapakku, Siti Rumbiya itu adalah tunanganku selagi kecil.""Baiklah,"kata Selamat. Kemudian dikemaskan bekal-bekal untuk peigi ke Pulau Kundur. Setelah itu berangkatlah mereka ke Pulau Kundur. Setelah lama beilayar sampai ke Pulau Kundur. Kemudian meieka memberi tanda kepada orangorang di Pulau Kundur dengan menambahkan bedil. Jadi, orang-orang di Pulau Kundur bersiap-siap menuggu kedatangan Cik Ngalim Manguai dari Kanjung Ngibung. Baiklah! Setelah sampai di Pulau Kundur, Cik Ngalim Manguai ber-
tanya kepada orang-orang yang ada di situ."Siapa yang memegang kerajaan di pulau ini." Jawab Selamat dan si Beikat,"Kata orang-orang di sini yang memegang kerajaan adalah Nakhoda Mangidin." Baiklah. Cik Ngalim Manguai pun langsung menghubungi Nakhoda Mangidin."
Baiklah. Gk Ngalim Manguai dulunya sangat akrab dengan Nakhoda
Mangidin. Jadi, dengan perasaan suka-ria, meriah, Nakhoda Mangidin menerima Cik Ngalim Manguai karena ia beijumpa dengan teman lamanya.
Kemudian, dilihat oleh Nakhoda Mangidin bahwa Cik Ngalim Ma
nguai merajalela di Pulau Kimdur. Akhimya,Nakhoda Mangidin meninggaikan pulau itu. Sementara itu, Gk Ngalim Manguai tidak tahu-menahu kalau Nakhoda Mangidin meninggalkan pulau itu.
Nakhoda Mangidin lari ke Tanjung Pandan tempat Siti Rumbiya yang
sebenamya. Setelah sampai ke Tanjung Pandan maka teilihat oleh Siti Rumbiya seorang anak muda yang sangat bagus(tampan). Kaiena tampannya dicaii bandingannya. Tidak ada manusia yang sebagus im. Melihat Nakhoda Mangidin yang sangat tampan itu, Siti Rumbiya
berabah pikiran. Kemudian bertanyalah dia,"Nakhoda datang daii mana?" Jawab Nakhoda Mangidin,"Saya datang dari Pulau Kundur." Tanya Siti Rumbiya lagi,"Seterasnya bagaimana?"Jawab Nakhoda Mangidin,"Saya akari ke rumah Mak We si Teras Mata.""Ada apa gerangan ke rumah Mak
139
We si Teras mata," tanya Siti Rumbiya. Jawab Nakhoda Mangidin,"Mau melihat siapa yang akw menjadi jodohku dan akan melihat bagaimana takdiiku (janji).
Baiklah! Kemudian Siti Rumbiya mengizinkan Nakhoda peigi ke rumah Mak We si Tenis Mata. Lalu Mak We si Tenis Mata pun bertanya, "Orang muda datang dari mana,Nak." Dijawab oleh Nakhoda Mangidin, "Saya datang dari Pulau Kundur." Kata Mak We si Tenis mata,"Ada apa gerangan datang ke sini?" Kata Nakhoda Mangidin,"Saya minta diperlihafkan apakah ada atau tidak jodoh saya dengan Siti Rumbiya." Mak We si Tenis Mata memandang ke hilir ke hulu, ke kiri ke kanan, sepanjang kemampuannya untuk melihatkan jodoh Nakhoda Mangidin. Kemudian kata Mak We si Tenis Mata,"Betul ada, tetapi agaknya sulit untuk beijodoh dengan Siti nimbiya kaiena akan ada pertumpahan darah. Akan teijadi pertarungan yang sehebat-hebatnya." Jawab Nakhoda Mangi din, 'Tidak apalah. Kalau memang ada jodoh lambat laun pasti masih beijumpa." Kata Mak We si Tenis Mata,'Tapi Nakhoda Mangidin tidak akan mampu melawan tunangan Siti Rumbiya itu.""Apa sebabnya,"tanya Nakhoda Mangidin. Kata Mak We si Tenis Mata," sebab yang namanya Cik Ngalim Manguai itu adalah orang yang gagah peikasa. Tidak ada seorang pun yang dapat menandinginya." Jawab Nakhoda Mangidin,"ti
dak apa sebab saudara saya yang gagah peikasa ada.""Siapa orangnya?" tanya Mak We si Terns Mata.KataNaJchoda Mangidin,"Nek Akung Gayur dan Nek Akung Naning, orang yang tidak bisa dilihat dengan mata." Kata Mak We si Terns Mata,"Baiklah!"Akhimya Nakhoda Mangidin pulangke rumah Siti Rumbiya dan tinggal di situ.
Hilang kisah Nakhoda Mangidin, muncuUah kisah Cik Ngalim Ma nguai yang kehilangan Nakhoda mangidin. Kata Cik Ngalim Manguai, "Mana Nakhoda Mangidin. di mana dia berada." Kemudian dijawab bleh orang-orang yang ada disitu, Nakhoda Mangidin lari ke Tanjung Pahdan,
ke rumah Siti Rumbiya." Mendengar itu bukan main panasnya hati Cik Ngalim Manguai kaiena Siti Rumbiya adalah tunangannya yang tidak boleh diganggu-ganggu lagi oleh siapa pun kaiena sudah dijodohkan sejak kecil. Kaiena merasa malu dan panas hatinya yang tidak tertahankan, Cik Ngalim Manguai lansung menyusul Nakhoda Mangidin ke Tanjung Pandan. Kemudian sampailah Cik Ngalim Manguai ke rumah Siti Rumbiya.
Temyataj di rumah itu, dilihamya Nakhoda Mangidin duduk berdampingan dengan Siti Rumbiya. Melihat hal itu, bukan main panasnya hatj Cik Ngalim Manguai.
140
Jadi. Baiklah. Kata cik Ngalim Manguai,"Mengj^a Nakhoda Mangidin berani mendekati Siti Rumbiya kaiena dia adalah tunanganku sedan
kecil. Siti Rumbiya, apakah kau lupa dengan janjimu kepadaku." Jawab Siti Rumbiya,"tidak ada orang beitunangan sedemikian lama, beipuluh tahuu,tetapi tidak bertemu denganku." Lalu Cik Ngalim Manguai meiasa
panas hatinya dan mengajak Nakhoda Mangidin untuk beikelabi. Tetapi Nakhoda Mangidin tenang saja. Katanya,"Aku tidak heian dengan keiniatan Qk Ngalim Manguai,tett^i aku heran mengt^ajodohkujustru ada pada Siti Rumbiya." Kemudian mereka, Cik Ngalim Manguai dan Nakhoda Mangidin beitarung.
Pertanmgan kedua belah pihak itu diizinkan oleh Siti Rumbiya. Mana yang Tnenang itulah yang akan menjadi jodoh Siti Rumbiya. Setelah bertarung, akhimya yang menang adalah Nakhoda Mangidin kaiena dia mendapat bantuan dari Nek Akung Gayur dan Nek Akung Naning yang tidak dapat dilihat dengan mata. Dengan adanya bantuan itulah Nakhoda Mangidin mendapatkan kemenangannya. Keterangan
Cerita"Kudng Putih Melungsung"atau"Kucing Putih Berganti Bulu" diceritakan oleh Pak Mani, orang yang telah berumur 75 tahun. Cerita
tersebut diceritakan kqiada penutur dalam suatu kesempatan yang istimewa.IMkatakan istimewa kaiena Pak Mani menceritakan cerita tersebut
di tengah keramian orang-orang desa Tebing Jaya yang sebelumnya telah menyaksikan acara "Mulang-Memulangkan". yaitu suatu upacara adat pericawinan masyarakat Sambas, dan acara "Pacuan", yaitu suatu acara yang disRienggarakan anak-anak muda untuk memberi sumbangan kepada para pmgantin baru.Sumbangan tersebut sejenis arisan atau iuran, aitinya suatu hari nanti si pemberi sumbangan akan mraerima sumbangan sejenis apabila ia memasuki jenjang pericawinan. Semula,Pak Mani menceritakan cerita"Kucing Putih Beiganti Bulu" dengan iringan alat musik. Menurut meieka,orang-orang atau masyarakat di Tebing Jaya dan sekitamya, penuturan suatu cerita yang diiring alat musik beiupa gendang, gong,dan beberapa alat musik lainnya,juga yang diekspiesikan secara totalitas, disebut kesenian "Bedande",sebagaimana yang telah diuraikan pada bagian terdahulu. Pak Mani, yang sehari-hari bekeija sebagai pengrajin —^membuat alat
141
musik yang berupa gitar dan beberapa jenis ukiran dari kayu— mengaku mendi^atkan ceiita tersebut sejak dari muda. la mengaku bahwa kepandaian bercerita dipeiolehnya dari Nek Akinya (nenek laki-laki). Dulu,ia sering bercerita terutama untuk mengbibur orang yang bekeija di dt^ur, memasak masakan untuk suatu pesta peikawinan. Akan tetapi, sekaiwg cerita tersebut jarang diceritakannya. Beidasaikan keterangan Pak Mani,pun keterangan dari beberapa informan yang selalu mengikuti kegiatan Pak Mani, cerita "Kucing Putih Beiganti Bulu" dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Apabila orang memintanya bercerita sampai dini hari, ia pun akan memanjangkan ceritanya. Ketika menutuikan ceritanya kq)ada pengumpul,penutur sudah dalam kondisi lelah di samping waktu yang sudah larut malam sehingga cerita yang terekam tidak begitu panjang. Menurut Pak Mani, cerita "Kucing Putih Beiganti Bulu" tennasuk ke dalam dogeng. Pengumpul cerita pun beikesimpulan bahwa cerita ini hanyalah dogeng semata, yang menurat Pak Mani beifimgsi sebagai alat menghibur bagi orang-orang yang sedang bekeija.
142
vn.Patuk Kulup Jadi add suatu ceritd yd tade*. Ceiitd Yd tadd', Rajd Sambas jadi beranakkan yd bemamd Datu' Kulup. lyd apd nyebabnyd did dikatd Datu'
Kulup yd. Jadi kelahiran Datu' K^up tadd' kd dunid to' seperti buah kundur. Buah kundur seperti buah peranggi, nang putih yd. Jadi, inda'an bdkaki tangan, bulat. Jadi,lalu bapa'ang to' tadd," Kan apd,""anak nang gito' yd. bagaimand musti na' miaidkan dng. Diguling-gulingkan to' ja' batultolim," A,ja seperti buah yd.Jadi,tapi nangisnyd add. Asal sadang dah nangis. Diliatja' bulat. Jadi kerusing-rusingan tadd yd si bapa' ang to'tadd lalu ambd' parang. Diambd' parang to' tadd' na' dibalah. Rupd dng lalu disatang oldh Datu' Sanggd Parang. Jinnyd,"Usah na' dibalah. Did balum sampai d waktu did kalad na'dilahiikan kd dunid to'.""Jadi,bild agd' masd eng'"uji katd bapa' ang yd."Kerand dah lama'inyan nunggu to' bd," nyd."Kappa'jua' nang getd', diguling-gulingkan na' ang gdto'." A yd. Jadi rupd dng.... Jadi rupd dng lalu datanglah bidan to' tadd' dari kayangan nun. Datang bidan dari kayangan, "Gito' aja'lah," nyd. "Ambd'kan yd paritan." Jadi diambdkan iyd buah paritan. lyd tadd'lalu,lalu digordskanlah yd kd saparti buah kundur yd tadd'. Sudah yd digoreskan yd tadd' bd di dalaih buah kimdur baru'lah merupdkan anak yd tadd, yang disabut Datu' Kulup. Kemudian satalah iyd di dalam,did di dalam kuld tadd' iyd ya'kuld to' nang bulat separti buah kimdur.Jadi add Idld ataupun meiiam kacik yd. Add meriam. Masdh add yd di Sambas yd. iyd kemudian lalu dangan tumbak, add tumbak. Tumbak ladd. Pandak tumbak ladd. Add sejanggkal iydlah. Lalu begdydlah tadd' yd. Lama' punyd lama' tadd' dipiaidkan, sampailah did.sadang bdsunat Dah sadang na' bdsunat to' tadd' nda' lalu dimakan basi, a iyd tadd' kemalian to* nda' bisd dimakan basi. Jadi bepuluh-puluh iyd tadd' tukang sunat ataupun, ya'dolo' kan ya' bilal.jadi bilal na' nyunat to' nda' bisd sehinggd basi-basi iydpun nyambak dangan apd yd kemaluan. A yd. Lalu lama'-kelama'an did to' supanlah. Dah makin lama' makin basar, supan. Jadi sampai diragd-ragd kawan to'd secaid jauh kan, dah yd,"Pa*. Kulup...,Pa' Kulup.... A,begdydlah. Lalu did to' malulah. Sampai did diambd' dng pahat, pahat to' kan ngapak tiang.sampai diantaikanyd Idh dng kd tapi bandul gdyd. Dipahatto'
kemaluan to' na'l^sunat tadd'to'bd.Tapi bukan kemaluannyd yang putus malah bantul yang putus, landasan yang putus, sampai putus. Sampai
143
tambus. Jadi poko'ong ceritd 6ng yd datu' yd nda' bisdlah ndk* Usd bdsunat. A,lalu kuluplah did yd. K^udian,lalu did to' tadd' ngasingkan dird. A ngasing^an diid*, rati ing kd tampat iyd di, yang dikatdkan dadiah Piantus, yd. Sebalum jadi
Pinantus. J^i laiilah did kd tampat, Kota Lama'. Di sid ngasingkaii diid'. Jadi lalu did to' bdayaman ayam,bdayaman asu', yd di sid. Bekebonlah dan Jadi,udah lama',udahbdayaman dan sebagaiyd,tang add tadd'ayaman dng bekukuk yd waktu subuh,na'siang. Bekukuk ayam dng,ayaman d yd. "U..., u..., u..., u...lup."A gdyd ujng,ujung ayam bekukuk. Lalu did {Hin marah."Bukan-bukanlah,"ji katd datu'iyd tadd'."Apalagi,"nyd."Urang. Sedangkan ayamku sendiri' ppun berani ngatdkan aku kulup. Mun gdyd nda'tepakai na'diidupd' yd."poko'ong ditangkaplah,tangkappotong.Jadi potong. Dah matilah ayamnyd,lalu digulailah. Digulai. Satalah dah digulai yd lalu mendidih to'tang,"lup...,lup...,lup..., agd yd,ndidihan gulai yd. A,"baya'-baya',"jinnyd."Udah digulai to' pun masdh did na' ngalar aku kulup." A gdyd yd ceritdnyd.
Lalu, nda' jadi na' makannyd to', nda' agd' tdkanang. Bond. A iydi Lalu ditumpahkan dng kd ano to' kd tanah. Ma'lum bawah rumah urang agd' mard' ya' tinggi. Lalu nimpa' asu'. Iyd tadd' gulai nang angat yd. Nimpa asu'. Apd agd' asu'. Nimpa' asu'. Jadi asu' to' pun,"Kaaaiiing... klup."A gdyd asu'to'. Makin did makin bdtampah sasaran agd dangan ano' to'dangan penasaran dangan ap6 dangan asu'to'. Lalu klup agd'ujung to'. A jadi dikejartadd'to' asu', masuk kd dalam utan. A setelah masuk kd
dalam utan,lalu banyaklah agd' yd burung kubuk yd.Burung kubuk macam na' kalak yd. "Klup ..., klup ..., klup ..., klup ..., klup ..., A iydlah di sid
mangkin tidtambah rasd sakit dng perasd dng. Udah tadd' asu' dikajar dng dah dapat lalu nang bunmg to' nyusul kembali ngatdkan kulup, kulup, kulup, kulup. Jadi iydlah tadd' lalu did to' dipantus, dipantus tadd' to' sambdlan bejalan to',ngajar bunmg. Ao'lah burung nang na' dikajar. Akhir dng did lalu disiramlah, katd dng tisirampah, a di IHantus yd. Jadi sampai sekaran-
glah masdh add tandd-tandd bukti yd. Bakas pala' tut to' masdh cakung, yd batu di Piantus yd. A, begdydlah ceritdnyd.
144
Terjemahan Bebas
Ada suatu cerita, yaitu cerita Raja Sambas mempimyai anak yang bemama Datuk Kulup. Apa sebabnya disebut Datuk Kulup? Kelahiran Datuk Kulup ke dunia ini sepeiti buah kundur(sepeiti buah perenggi yang putih). Tidak beikaki dan bertangan, bulat. Lalu kata bapaknya,"Buat apa anak yang begin! ini. Bagaimana haras memeliharanya. Diguling-gulingkan bisa saja." Karena seperti buah,kata bapaknya,"Tap!tangisnya ada pada waktunyamenangis," Jadi, yang tedihat hanya bulat, Karena bt^ak tadi kepusing-pusingan, diambilnya parang dan Datuk
Kulup akan dibelahnya. Ketika ^an dibelah Datuk Kulup lalu ditangisi oleh Datuk Sangge Parang.Katanya,"Jangan dibelah,dia belum waktunya untuklahirke dunia ini." Tanya bapaknya,"Jadi,bila lag! waktunya karena lahir sudah lama sekali menunggunya. Letih juga menunggunya (menjaganya)hanya dapat berguling-gulingkan saja. Kemudian datanglah bidan dari kayangan. Kata bidan dari kayangan itu, "Begini sajalah! Ambilah buah paritan." Kemudian diambilkan buah paritan. Lalu buah paritan itu digoreskan pada benda bulat seperti buah kundur itu. Setelah digoreskan barulah teilihat anak di dalamnya, anak yang kemudian disebut Datuk Kulup. Rupanya dia tadi berada di dalam kule(sarung,bugkus,kulit). Bersama dia juga ada metiam kecil yang sampai sekarang masih ada di Sambas (maksudnya Keraton Sambas). Setelah itu, terdapat juga tombak lada, tombak yang pendek, yang berukuran hanya sejengkal. Kemudian, dipeliharalah Datuk Kulup itu sampai ia sudah waktunya untuk disunat. Ketika akan disunat temyata kemaluannya tidak dipotong, kulit kemaluannya terlalu keras sehingga besi yang tajam pun tidak dapat memotongnya. Beipuluh-puluh tukang sunat,zaman dahulu disebut bilal,
yang dipanggil tidak bisa menyunatnya. Bahkan besi-besi yang digunakan untuk menyunat menjadi tumpul. Lama-kelamaan dia menjadi malu karana semakin besar. Akhimya
sampai diolok-olokkan oleh kawan-kawannya. Dari jauh dia diolok-olokkan oleh kawannya,"Pak Kulup...,Pak Kulup..." Kemudian dia pun menjadi malu. sampai pada akhimya diambilnya
pahat, kemaluaimya disandaikan pada sebuah bantul dan kemudian dipahamya. Akan tetapi, bukan kemaluan yang putus malah bantul yang putus. Jadi, ceritanya, datuk itu tidak bisa bersunat sehingga kuluplah dia selamanya.
145
Setelah itu dia mengasinglcan diri ke tempat yang disebuj^Jiai^s.
Waktu im namanya Piantus. I^lah Datuk Kplup ke yang tedet^ di daerah Kota Lama. Di tempat pengasingannya dia bertemak 4yam, bbd^inak anjing dan juga beiksln^
Setelah Ipia betemak dan beikebim, maka pada suatu siibuh ayam peliharaannya beikokok dan bebunyi,"U ... u u .... u ... lup." Akhir bunyi kokok ayam itu beibunyi lup atau kulup. Mendengv suara kokok ayamnya itu, marahlah Datuk Kulup. Katanya,"Bukan-bulcanlah. Apalagi orang, ayamku sendiri pun berani mengatakan aku kulup. Kalau begitu ayam ini tidak betguna untuk dihidupi (dipelihara)." K»nudian ayam itu ditangkapnya dan dipotongnya. Setelah dipotong dibuatnya gulai. Ketika digulai, air gulai yang sedang mendidih itu beibunyi,"lup...,lup...,lup..., lup..." Mendengar bunyi mr yang mendidih itu,kata Datuk Kidup,"Aduh,
aduh, sudah digulai pun masih pandai (bisa) dia menggelari aku kulup." Begitulah ceritanya.
Lalu ia tidakjadi memakmigulai itu,tid^lagi bemafsu,bend.Kemudian ditumpahkannya gulai yang tengah dimasaknya itu ke tanah. M^umlah rumah orang zaman dahulu itu tingi'^^ggi. Ketika dibuang ke tanah maka gulai yang masih panas itu menimpa anjingnya. Karena kena air panas, maka anjing itu pun, Kaaaiiing ... klup." Mendengar suma tpjing yang beibunyi lup atau kulup, semakin panaslah hati Datuk Kulup. Kemudian anjing itu dikejamya. Ketika dikejar, anjing itu masuk ke dalam hutan yang di dalamnya banyak beidiam burung kubuk (sejenis
burung kalak). Lalu burung-burung itu bebunyi, klup..., klup ..., klup..., klup ...," Mendengar suara burung kubuk itu makin sakidah perasaan hatinya. Anjing yang dikejar sudah dapat, kini muncul lagi burung kubuk yang mengatakan kulup,kulup,kulup. Kemudian sambil beijalan ditebasnya pohQn..pohon kecil atau %makseindc untuk mengejar burung. Maklundah mengejar burung, pada akturnya dia teijatuh di daerah Piantus itu. Sampd sekarang masih ada tandatanda atau bukti bekas kepala lutut Datdc Kuliip itu. Bukti itu berupabatu yang cekung persisi bekas lutut orang.
Begitulah ceritanya. Keterangan Cerita Datuk Kulup diceritakan oleh Abdullah bin Bcrim pada tanggal 30 Juli 1989 di Sekura, Kabupaten sambas. Menurut penutur, cerita ini
146
berasal did masyarakatdi pesa Piantus,Kecamatan Sekanjung,Kabupaten Sambas.Desa Piantus tidakjauh dan desa Kenanai,tempatbeberai^ cerita lainnya direkam. Abdullah bin Dcram mengatakan bahwa cerita ini tennasuk ke dalam jenis legende. Pengumpul cerita iHin, setelah membandin^an cerita terse-
but dengan teori-tebri yang ada, beikesimpulan bahwa cerita tersebut meriipakan legende. Menumt masyarakat Sambas, khusunya yang berada di daerah Sekura, cerita Datuk Kulup benar-benar pemah tegadi. Meieka percaya bahwa di daerah yang disebut Piantus itu teidapat kuburan Datuk Kulup. Mereka percaya pula bahwa batu yang cekung di daerah Piantus adalah bekas lutut Datuk Kulup. Cerita Datuk Kulup yang dituturic^ oleh Abdullah bin Ikram kepada oiang-orang ymig berada di dua desa di Sekura,khususnya Desa Kenanai, tidak sama dengan cerita di Sekura mengatakan bahwa cerita tersebut
merupakan verri lain dari cerita Datuk Kulup.
Siesungguhnya, menurut hemat pen^mpul, setelah mendengarkan ketefangan yang diberikan beberapa anggota masyarakat di Sekura,secara umum cerita Datuk Kulup yang dicerit^can Abdullah bin Ikram tidak mempuhyai peibedaan yang fimdamental atau hakiki. Mungkin tidak perlu dicatat dari keterangan anggota masyarakat Sekura adalah bahwa teijadinya nama Piantus itu berasal dari kata Piantus(menebang seiiiak belukar yang dilalui Datuk Kulup ketika mengejar burung kubuk). Setelah itu,
sungai yang terdapat di daerah Piantus, menurut anggota masyarakat sekura adalah sungai yang tadinya merupakan jalan yang dilewati Datuk Kulup ketika mengejar burung kubuk. Tentang Datuk Kulup itu sendiri, agaknya sebagian besar masyarakat di kota Sambas pun mempercayai tentang kebenarannya sebagai salah
seorang putra Raja Sambas. Begitu juga halnya dengan Datuk Sangge Barang. Karena kepercayaan itu, maka pada waktu-waktu tertentu daerah
kan ramai dikunjugi orang,khususnya pada hari raya Idul Fitri.
147 Vn.Raden SandKi
Nah, kitd kepalang dah tadoimi^, sa;^ na' nceitdkan
kimatian Raden iSandhi. Meoimt kfi^i^yai^ ura^ den Sandtii to' M ja'nda' mati,
dibavi^a' drang kkbaiii^
urang alus, urang Polah. Sabalutt sa^d ha'^ li^riti^^
labih baik sayd nc^iitdkan tantaAg htd di MoK,ya'ni tantang kdan^|^nyd. S^pid kini to' n^ungkin urang^^dndi Sambas yd bd pecays^' d^ga4 ,s5^-soal
tamd kitd bdfi' txddh baten^-^nM'a^u n^i^^,.ny£'iu]^^ utiui nda'boldk kedua'bdsi01ua^ d££u^
bolem Kdtigd'baldtdnwg
nda*^^k,Nw,bdydydlah ceritdjum
seiuirang sayd na*^ h^Htdkaii^t^g J(em
K^auiiaiibabura bii^did.dda^ iyi^a^, sik^-sik^i urang tudnyd mbaif' ta^iplah7gdy
kddk^ did^iSuni'plehbapa'i^^'Sam^^ m^dd'm|iiiv aja' Mu babUid rieain buiwg,ncan kij^g/m^^i^^
ku^ labihbmk kau bd dianiJi'ram
hanis
^^d'^ m
Jfna^b s^l^P roban''nyd^
mi^^,iapi ykau^^bag^
ndi(Uk,;n^|'mbi^'inyd pl^^iuraii,'Bmk ke|pa(^!'an^ binimu^'yd ta^^ng'jawabmnl''Rj^en S^ dad tibdignyd yd nda'^d nk' McakapJ^^
kepadd ui^g tu^
bai^imdpun urang bidn^dbdld'J^
did di^ aja'.' Tapi dalam atinyd, kei^d1yd;d||i kebiasi^iiaiydiukd na' babimii jadi padd satu,^^. Dicaid'nyd siimpikan,iydlah sehj^ did na'iaC
kdpagianku ito' jangan kau ceritdkan d^g^
yd^
mm^'^supay^ d^imgan'^
usi'," katd bininyd," aku bdlaka' dimarahi dhg/disa^iap^imyd pa^^^
buid,pad^M hatiku to' kdmaiar aja' na' pagi ke utwif b^,kd suiUng-sdrungkah ati to' bd na' pagi babum/Jadi kei^d si blHiji^d^^ua'^^ iydiah," nyd,"Cuihd jangan lama'4ama' paling-paiiing dila'ad^ ^'^aiklM^; katd bitiinyd." Kala' kalau add ayah bdtatiyd, kabaikan tlikl^^lbd-^^ nang;di^at!'idaind kala' diri na* pagi 6i, ba#a'lah kawahfl^lh'iBl^'pdgi sorang; ihia'iiiinlah daiaih utan. binatang banyak, uiar, bdniahg.
148
ap6 iy6 kan nyusahkan kitd. "Au'lah, aku na' mbawa' kawan, sap6ki6 kawan".
Jadi barangkat R^len Sandhi tiald'. Dibawa'nydlah kawiuinyd uiang cddua*. did bddgd ipagi bsgalan,bajalan tadd.Lama'-kelama'an masuk
utan kdbiar utan tadd*, ma^ juiang kdluar juiang, nda' jua* babunu dangan binatangnang dicaid*. Apd agd rasa, palnduk,burang bd punnda' bajumpd.Lalu oleh keiand Raden Sandhi udahbajalan tadd' b,udah sifat Rsuien Sandhi laihg agd* kalau balum dapat baium puas. Lupa' did na' makan,lupa' did nad minum. Akhimyd sampailah didaerah Paloh,sampai
di Paloh tadd'd. Didangamyd biirang babunyi, dit, dit, ciit" Apd katd kawannyd,"Dan,yd add bunyi burang.Den.""Mand?""Iyd,bd andh banar. Laing daropadd burang biasd. Inda' jua' basar, biasdlah burang biasd. Bunyinyd bagus, canti' banar burangiyd. Wamanyd macdn-macam, add ijau,add merah,kakinyd kekuning-kuningan.Penddk katd menaiiklah,rasd narik ati." Kusumpik did aja' to'. Kalau kusumpik, mudah-mudahan did nda' mati,kitd piaid. Burang ito' bagus,"katd Raden Sandhi tadd',Penddk
katd lalu disumpiknyd,kaka', bukan di badannyd, bukan di kakinyd,kana' kdpala'ilyd. Tantulah, kerand kana kdpala', binatang apdpun matilah did, ihati burang tadd'. Diliat Radeii Sandhi nang disumpiknyd mati. Sadih atinyd," Sayangnyd burang ito', kalau nda' mati tadd' kupiaid, Apd boleh buat, mati-matipun kubawa' balik. Aku sayang," katdnyd dangan kawan
nyd." Wa', wa',kitd baiik dab. Udah ampir dua' ari kitd pagi to' disd jua* boleh apd-apd. Cumd burang sdko' to', na' kusalai, supayd bulu.bulunyd jangan rasak kubungkus na' kusimpan.""Au'bd, katd kawan-kawanyd. Baiklah Raden Sandhi sampai di ramah tadd' kdsah ang Raden Sandhi nda'nyamanbadannyd."Yo,katdnyd,"ngapd badanku to'sar... sar... bulu to*. Damam kd, aku to'. Muld-muld nda' dipdriksdkannyd.Sampai bdrapd ati tadd' Raden Sandhi makin nda nyaman badan. "Aku to' barangkali
dainam,bakas pagi ke Paloh to'.Pa^ did ncaid' bininyd,"Akti to' bd,ooi, damam ke aku to'. Udah tigd ari h^anku dingin angat, sar-sar buluku to' Tang nda' nyaman bd perasdku. Apd obatnyd, ooi?""Nda' taulah, nyd bininyd," card' dukun aja*. Kalau add dakat-dakat sito'. Dicard'kanlah dukun Idh bininyd. Card'-caid' dukun dt^atlah dukun tadd'. "Sakit apd
Den?'' nyd dukua "Ntahlah, badan sayd to' bd, makin sari tang makin l^ah,sar-sar Inilu, rasd na' damam add jua',tapi badan to' rasd sakitlah. "Yo,dolo'Raden pagi kd mand,sampai damam?""Yo,aku kan sukd pagi
bsdMuni.i»dang dari babura diPaloh d tang malar sar-sar rasdnyd btilu."Yo,
149
kalau giyi,Raden to'rasdna'takana* urang alusbarangkali/'Udahlahdisd jua' salah-salahnyd aku pagi kd simin. Lalu diobati'lah Raden Sandhi.
Udah diobati' dangan obat urang kampung tade'daiigan tanik-tanik kayu, dibacd-bacdkanjua'sOdt-siki^ ^tawaid gdyd bd.Lalu balUdah dukun,tapi pdnyakit Raden Sandhi iyd bukan makin balk, mangkin bdtambah barat, akhimyd did nda'agd makan.
Padd suatu kdtikd, kird-kiid dah mbalasan aii sakit, dah banyak jua' dukun disuru'Idh ayahnyd,nda'jua'maihpan. Akhimyd did ninggal duhid. Bagai biasd tantulah urang dah mati, dikapankan, dimandikan,lalu ditanamlah bagai urang kdbanyakan. Tapi sdtalah ditanam tadd' dapat mimpi bininyd. Apd katd bininyd? Sibanamyd bd lakimu,Raden Sandhi nda'mati,
did kami ambd' kami bawa'ke Paloh,na' kamd'jadikan rajd kamd'.Rajd kamd' udah tud, Raden Sandhi to' na' dijadikan menantunyd kala' na' digalar di Paloh. Nang kita' makamkan, kita' kuburkan oyd bd ja' bukan Raden Sandhi. Idi, aku to' mbari' tau, supayd kaubari' taukan kdpadd bapaknyd, uma'nyd,kepadd kdluargd di sito'. Raden Sandhi kamd'bawa'
ke Paloh dan akan kamd' nikahkan dangan anak rajd kamd'."Bdgdydlah dangan ayahnyd, uma'nyd, kdluargdnyd. Jadi gamparlah urang, bahwd Raden Sandhi tadd' mati, bukan mati, mdlaingkan diambd' urang Paloh. Apd katd ayahnyd,"Idi, aku dah karap,dah kapa' mdlarang si Sandhi,usah na' babum apd agd ke Paloh. Kitd kan dah tau, bahwd Paloh iyd tampat urang kdbanaran. Apd agd'kePaloh,mtnmoh burung, yd bd daun kayu pun nda' baik na' diambd'. Apd agd' dan binatangnyd, ito' mbunoh agd'. Udahlah, kalau udah macam iyd suratnnyd, apd boldh buadah," katd ayahnyd tadd'.
Kitd taraskan cdritdnyd dolo'. Jadi satalahnyd Raden Sandhi dibawa'
ke Paloh tadd' apd menumt mimpi dari bininyd tadd', banar-banailah iyd Raden Sandhi tadd'dinikahkan dangan anak rajd Paloh. Jadi dimasd iydlah Raden Sandhi jadi rajd di Paloh, dikuasd di daerah Paloh. Malah sampai jaman kini to' bukan aja' agd' dolo' urang masdh pdcaya' manurut cdritd, bahwd urang na' pagi ke Paloh yd bd, slalu nyabut-nyabut namd Raden Sandhi. "Yo, Den, kamd' to' datang ke Paloh, daerah Datu', kamd to'
maseh masuk keluargd dari Sambas, janganlah kamd' diganggu,jangan kamd' dikacau." Bdgdydlah ucapan urang, dangan sarat, add saratnyd, pertamd kalau na' masuk ke Paloh tadd', yang udah sayd cdritdkan tadd';
jangan sekali barani na' kdrauk-kdrauk, bdtariak; kddua' basiul pantang sekali. Kerigd mbunoh binatang yang add gunanyd, burung, apd aja'lah
150
nang nang nda' add paddahnyd. Urang nang kdmasukan, kdsuropan apd sebabnyd? Dari katd-katdnyd, apd katdnyd.'"Idi, kau, bdrani-bdrani datang kd t^pat kamd' ito', ngomong kotor kamd' nda' sukd bdsiul. Dari sabab iyd kamd' datang mbaid' tau kan kalau malar gdyd, tau sendiri'lah akibatnyd, tanggung jawabnyd," bdgdydlah. Jadi kdpercayaan iyo' dari padd bukti-bukti urang nang paranah kdmasukan sampai sakarang. Urang na' masuk daerah Paloh nda' bdrani sdmbarangan, Dadrah iyd dijagd oleh Raden Sandhi. Banar nda'nyd cdritd to', wallahualam. Sabab sayd pun ndangar dari urang tud-tud.
151
Terjemahan Bebas
Kepalang tanggung kita bericumpul,saya akan beicerita tentangkematian Raden Sandhi. Menurut kepeicayaan orang daerah Sambas, Raden Sandhi tidak pemah mad,hanya saja mayatnya menurut keterangan orang yang percaya dibawa ke sebuah kota yang bemama Paloh oleh orang halus atau biasa disebut orang kebenaran. Kota Paloh tedetak jauh di sebelah utara di Kabupaten Sambas. Kota ini teikenal dengan kean^erannya. Sampai sekarang pun orang-orang di daerah Sambas ini masih sangat percaya akan keangkeran kota Paloh tersetmt. Menurut kepeicayaan orang di Sana tnla kita memasuki wUayah kota Paloh ini ada beberapa hal yang tidak boldi dilakukan misalnya berteiiak-teiiak, bersiul, dan beikata yang tidak senonoh.
Sekarang saya akan meneruskan ceiita tentang konatian Raden San
dhi.Raden Sani^ sebenamya adalah orang baik-baik, berasal dari kalangan keluaiga bangsawan. Hanya saja ia mempunyai kebiasaan yang lain dari saudara-saudaranya. Kebiasaan itu ialah kesukaan meng^bara ke dalam hutanbeiburo binatang.Kalau sudah asyikbeibura,lupalahdia akan segala-galanya; biasa sampai dua tiga hari banilah ia pulang ke rumah. Sekali-sekali adajuga orang tuanya menegumya,"Sandhi,kau kulihat lain dari saudara-saudaramu. Setdah kau pergi beifouru ke daerah Paloh mencari segala burung, kijang, pelanduk, hasilnya apa? Kurasa lebih baiklah kau teti^ tinggal di rumah memperhatikan keluaigamu.Si^a yang mengu-
rusi meieka? Memang kami masih sanggup memberi mere^ makan,tetapi kau sebagai suaminya kan beitanggungjawab atas pendidikan dan keselamatan meieka. Raden Sandhi orangnya tidak banyak beibicara, pendiam dan tidak suka beibicara yang tidak-tidak. Teilebih-lebih kepada orang tuanya,ia lebih banyak diam meskipun dimarahi. Akan tetapi, mungkin di dalam hatinya ia agak sebal sebab berburu sudah menjadi kedsaan yang sukar ditinggalkannya lagi. Begitulah pada suatu hari seperti biasa dia pergi beibura. Dikumpulkannya perlengkapan beiburunya, sumpitan. Didatanginya istrinya, "Dik, aku akan pergi beibum. Entah sehari, entah dua hari aku tidak tahu. Hanya satu pesanku, jangan beiitahu Bapak dan Ibu."Mengigia ddak boleh?" kata istrinya. "Begini, aku bara saja dimarahi bapak. Aku dila-
rangnya pergi beiburu. Teti^i bag^ana aku akan menghentil^ kebi^ asaan ini? Hadku rasanya didorong^orong untuk: tetap
152
takannya selain mengiakan saja."Baildah,Kak,hanyajangan tedalu lama. Maklum di dalam hutan banyak bahayanya." "Tidak, Dik, paling-paling dua haii"kata Raden Sandhi. "Baiklah, nanti kalau ayah bertanya akan Dinda beritahukan peigi sebentar ke suatu tempat yang dekat. Hanya saja jangan lupa membawa teman sebab banyak binatang buas, ular, beraang dan bennacam-macam lagi."Yalah, Dik,aku akan mengajak teman entah siapalah nanti." Demikianlah, maka berangkatlah Raden Sandhi. Ada dua oiang temannya yang menyertainya,Bertiga mereka beijalan masuk hutan. Berapa lama keluar-masuk hutan, tidak seekor binatang pun yang di-
jumpainya,apalagi rasa, kijang, pelanduk, burang pun tak bersua. Karena
sudah menjadi sifat Radoi Sandhi,la tidak akan beihenti bila yang dicari belum beijiunpa, maka lupalah ia akan makan dan minum. Akhimya,sampailahmereka ke daerah Paloh. Didengamya ada bunyi burang,"Cit,ciit... ciit..."Beikata kawannya, "Itu, Den, ada bunyi burang!" "Di mana." "Itulah di batang kayu itu," balas temannya. Raden Sandhi melihat ke atas dan benailah tampak seekor burang. Tetapi burang itu agak aneh. Tidak besar seperti burung-burung biasa,tetapi bunyinya bagus benar. Wamanya beraneka, ada hijau, ada merah. Kakinya kektming-kuningan. Singkatnya menarik."Apakah baik bila kusumpit, bUa disumpit tentulah mati, hanya semoga tidak sampai mati, biar dapat kupelihara. Burang itu bagus benar, demikianlah kata hati Raden Sandhi. Akhimya disumpimya. Tepat kena, bukan badan atau kakinya,tetapi kepalanya. Karena tepat mengenai kepa-
lanya, maka sudah tidak luput lagi dari kematian. Setelah dilihat Raden Sandhi Inirung itu mati, bila hidup tentu dtqjat kupelihara. Apa hendak dikata, mati pun akan kubawa pulang. Aku sayang akan burang ini," begitulah kata Raden Sandhi meratapinya. "Marilah, kawan kita pulang. Sudah hampir dua hari kita beibura tidak ada yang kita dapat. Hanya burang seekor yang mati ini. Akan kukeringkan, agar bulu-bulunya tidak rasak, kubungkus dan kusimpan."Baiklah, Den," kata teman-temannya. Raden Sandhi pun pulanglah ke kampungnya. Sesampai di rumah, menurat cerita, badannya terasa tidak enak."Ho,mengapa badanku terasa tidak enak, demamkah aku?" Mula-mula hdak diacuhkaimya. Namun, setelah beberapa hari badannya semakin kurang enak,maka diteritahukannya istrinya," Dik,sudah beberapa hari ini sejak pulang dari Paloh badanku terasa kurang sehat. Mungkin aku demam. Aptdah obamya,"Dik?""Ku rang tahulah. Bang," kata istrinya. Kita tanya dukun yang ada di sekitar sini. Peigilidi istrinya mencari dukua Kebetulan ada seorang."Sakit apa.
153
Den?" tanya dukun."Entahlah, badan sehari-hari terasa tidak enak, terasa
demam dan semakin lemah saja. kata Raden Sandhi sedih." Raden pniang dari mana sampai demam begini?" "Begini, aku kan suka beburo. Nah, sepulangnya dari Paloh badanku tidak enak.""Nah, kalau begitu, Raden
tentulah diganggu oleh oning halus,"kata dukun."Entahlah,tetapi rasanya tidak ada apa-^a selama aku di sana, jawalmya. Namun, dukun pun mraiberikan obat, daun-daun kayu muda yang lalu dibacakan mantera seperti biasanya dukun-dukun kampung melayani orang sakiL Lalu dtto pulang. Tetafn sakit Raden Sandhi bukan beikurang, malah bertambah parah dan akhimya nafsu makan pun hilang.
Demikianlah setelah beberapa belas hari la sakit dan pertolongan dukun pun tidak dapat membantu,Raden Sandhi meninggal. Seperti biasa nya memperlakukan orang meninggal, maka mayatnya pun dimandikan,
dikafankan,lalu dikebumikan secara adat orang-orang kebanyakan, Akan tetapi, malamnya setelah mayat di kebumikan,istrinya bennimpi. Rasanya ada orang datang dan berkata,"Aku ini datang memberi tahu, sesungguhnya suamimu tidak mati. Dia kami bawa ke Paloh akan kamijadikan raja. Raja kami sudah tua. Raden Sandhi akan dijadikan menantu raja, lain diangkat menjadi raja. Yang kalian tanam itu bukanjasadnya,sudah kami ganti dengan batang pisang. Batang pisanglah yang kalian tanam itu. aku datang memberi tahu, diberitahukan kepada keluargamu bahwa Raden
Sandhi kami bawa ke Paloh dan akan kami nikahkan denga putri raja kami, Begitulah pesan mimpi istrinya. Dan, ia pun menceritakan mimpinya itu kepada ayah-ibunya dan keluaiganya. Gemparlah seluruh kota menriftng^^r berita itu,"Itulah,sudah berapa kali kukatakan kepada Sandhi,jangan pergi berimru, apalagi sampai ke Paloh. Kitakan sudah tahu akan orang kebenaran (orang halus). Apa lagi membunuh burung! Daun saja pun tidak boleh diainbil. Juga binatang tidak boleh diganggu. Sudahlah,kaian orang sudah begitu nasib dan surataimya,^a yang akan kita buat?"
Kita terus bencerita tentang Raden Sandhi yang dibawa orang hains ke Paloh. Menumt cerita, Raden Sandhi dinikahkan dengan anak raja Paloh. Kemudian dia naik tahta dan berkuasa di daeiah Paloh, sampai sekarang pim masih banyak yang peicaya tentang kekuasaan orang halus yang disebut orang kebenaran di kota Paloh itu. Misalnya orang yang datang ke situ selalu berkata,"Kami yang datang mohon perlindungan dari Datuk, jangm diganggu sebab kami ini pun termasuk keluarga Datuk dari Sam bas."Pennohonan itu masih diikuti syarat-syarat, yang pertama bilia telah
154
masuk daerah Paloh tidak boleh berteriak; kedua tidak boleh bersiul, dan
yang ketiga ialah tidak boleh membunuh binatang tanpa faedah, burung, dan sebagainya.
Bukti lain orang yang kemastikan atau kesurupan bila diteliti katakatanya, menyatakan, he, begitu berani kau datang ke tempat ini (tempat kami)dan berbicara kotor. Kami begini, terserah itu tanggung jawabmu." Demikian menurut kepercayaan berdasaikan bukti-bukti orang yang pemah mengalami keangkeran kota Paloh, yang menurut cerita dikuasai oleh orang halus di bawah naungan Raden Sandhi. Benar tidak cerita ini wallahualam sebab cerita ini pim saya dengar dari orang-orang tua. Keterangan
Cerita "Raden Sandhi" diceritakan oleh Uray Pii, 70 tahun, di Pontianak.Penutur mendapatkan cerita ini dari orang tua-tua dan dari kalangan keluarga sendiri. Menurut penutur Raden Sandhi masih ada hubungan darah dengan penutur. Jadi Raden Sandhi memang pemah hidup. Hanya saja paiutur kurang pasti sejak kapan cerita tentang Raden Sandhi beikembang menjadi sedemikian mpa sehingga dianggap sebagai tokoh legendaris. Memang pada umumnya sebagian penduduk daerah kota Sambas dan sekitamya, temtama mereka yang tinggal di sekitar kota kecil Paloh, percaya akan kebenaran cerita ini. Raden Sandhi dianggap gaib dan kemudian menjadi "penguasa" orang-orang halus, yang disebut orang kebe naran. Orang kebenaran menumt kepercayaan ialah makhluk halus yang menyamar menjadi manusia dan terkenal karena kesucian, kejujuran, dan keluhuran budi pekertinya. Wilayah orang halus ini ialah kota Paloh dan sekitamya. Penutur dengan penuh kepercayaan pemah berkenalan dengan salah seorang penduduk desa Piantus(penutur pemah menjadi gum di situ) yang mengaku pemah"hilang"dari kampungnya untuk beberapa lama dan hidup selama teberapa tahun dalam kalangan orang halus di kota Paloh. Menurut kepercayaan, kota orang halus di daerah Paloh ini mempakan
sebuah kerajaan yang lengkap dalam arti ada raja, ada menteri, dan hulubalangnya Hanya karena menyalahi sunipah, orang tersebut tidak dapat kembali lagi ke kota orang halus dan kembali ke kampung asalnya sebagai manusia biasa. Penulis mendengar cerita tentang Raden Sandhi dalam
hubungan dengan kota Paloh dan orang kebenaran bukan hanya dari penutur Uray Pii di atas, tetapi masih banyak lagi cerita yang ineskipun agak berbeda,intinya ialah anggapan Raden Sandhi tidak mati,tetapi gaib.
155
Penulis pemah mendengar ceiita bahwa akibat perbuatan Raden Sandhi membunuh burung (rapanya anak raja orang halus), teijadilah semacam tuntutan "ganti rugi" ialah jiwa dan jasad Raden Sandhi. Oleh
karena itukah,jasad Raden Sandhi diangkat ke dunia halus.Penulis sendiri
berkesimpulan bahwa cerita ini sudah dibumbui sedemikian rupa sehingga menjadi cerita yang merupakan "santapan anak untuk beikumpul, bercengkerama sesama teman,keluaiga,seperti lazunnya orang-orang ^aman dahulu."
Tentang keangkeran kota Paloh , karena dihuni oleh orang halus, penulis berkesimpulan seperti kata pepatah, "gagak lalu ranting patah". Maksudnya ialah mungkin ada orang yang kebetulan mempunyai peijalanan kurang balk (terserang sakit) waktu beikunjung ke daerah sekltar Paloh, lalu dihubungkan dengan kepercayaan tersebut di atas. Namun, itulah satu daii sekian banyak cerita yang hidup di kalangan rakyat banyak. Bila hendak dicaii sesuatu yang ada hubungan dengan kehidupan seharihari, mungkin kita dapat melihatnya dari segi pendidikan kemasyarakatan, yaitu tentang keharusan kita bersifat tenggang rasa bila datang ke daerah orang lain,jangan bersikap angkuh,jangan sombong,jangan takabur, dan sebagainya.
Cerita ini menurut penulis dapat digolongkanjenis mitologi dan legende. cerita ini beredar di daerah Sambas.
156
K.Raden Yang Nata
Ad6 satu c6rit6 tad6' putri Duri Nanga' dari nagri Jawa, did udah
ngandung diam dangan Ma' Inang. Ibu-bapa'ang udah disd' agd', sabab nagri dng disarang gdrdd. Laka' yd tadd' narig laki dng sari pagl bdjudi, malam pagi bdjudi. Namdkan laki dng namdkan Yang Nata. Malar bdjudi tadd'. Diaddkan nasi' pagi sajuk, diaddkan nasi' buah ari basi."Oi, alah, Ma' Tnar.g, sayd tang banci' dangan Raden Yang Nata. Disddidkan nasi'
pagi nda' datang, siang nda' datang. Cobd panggilkan sayd Ma' Inang si
Bujang anak Pangeran Cakrd."Oi,alah,nga^jadi tuan purti ta'panggilkan si Bujang anak Pangeran Cakrd? Nda' ke liat raden Yang Nata jahat?" jinnyd."Eh,jahat baik,tdwas siang-malam bdjudi!"jinnyd. Did na'nyakiti ati laki dng tadd'.
Jadi dipanggil tadd'olehMa'Inang."Jang,jang!"jinnyd."Ngapd,Ma' hiang" nyd. "Putri mangil", jinnyd tadd'. "Ngapd, Ma' Inang" jinnyd. "Nda'taulah, did nyuruh kau datang ke rumah dng," nyd Ma'hiang. Nda' man'tadd' si Bujang. Did ja' takut Lama'-lama' tadd' datang si Bujang. "Ngapd tuan putri? "Aku ke ta' panjatkan bungd kdnangd dangan kau, jinnyd."Nda' ke marah Raden Yang Natd dangan kold?""Eh, marakkan
apd do'ja' aku ta'ambdkan,ta'panjatkan!"nyd. Jadi manjat tadd' si Bujang. Laka' manjat tadd' dibaringkannyd bungd kdnangd tadd'. Udah id bdpadah balik si Bujang tadd'."Sayd na'balik to'd,den putri,"jinnyd."Eh,kau nda' usah balik, jang; to'kan kugutu,"jinnyd. "Sabab bd tuan putri alun na' digutu." "Situ'lah kau kugutu." Jadi digutunyd tadd' rambut si Bujang tadd'. Si Bujang kdtakutan ngan Raden Yang Natd. Jadi digutu dng tadd. Laka'yd tadd' datang Raden Yang Natd tadd'. "Ma' Inang, Ma' Inang, mand den putri Ma'Inang?"."Disd'an den putri!"jirmyd."Den putri, den
putii, den yang Natd datang. Bdrantilah den putri bdgutu dangan si Bu jang!"jinnyd."Eh,suka ati dng!"jinnyd.jadi malar bdgutu tadd', Nda'an didulikannyd. Laka'id tadd'.
"Add',add',Tanju'Putri Duri Nanga',pagi sito'lah dolo',makanlah si rantan,Abang bdjumpd yang si rantan","Nda'kau tobat bukan nabi aku,ja' asu'jawd,ja' si babi jawd, did ngatdkan laki dng. Laki dng ja' dari Jawd. "Ja'jawd bdrdk kancing bddiri,ja'jawd bdrdk mdmakan tuma',ja'jawd bdidk bdra' tatungging! nyd tadd' malar gdyd. "Jadi tadd'" Idi, Ma'Inang d, sayd na' balik ke nagri sayd,"nyd."de'
putri nda' harus dipdlihaidkan, nda' bdtrima' syukur dangan sayd to'. Padahkan dangan dd' putri. Ma'Inang. Biar disd' urang ngantar sayd ke
157
sinun,"jinnyd lakak 16 tad6'.
Add , add', Tanju' Duri Nanga', bdjumpdUdi dangan sayd baiang sdbantar, Abang na'pulang ke nagri jawd,"nyd tadd'
"Nda'kau tobat kananglah aku,Ja' asu'Jawd,ja'si babijawd,ja'jawd bdrdt mdniakan tuma',ja'jawd bdrdt kancing bddiri,ja'jawd bdfdt tatung-
ging," jinnyd tadd'. Dipanggil dng tadd' Idh Yang Natd tadd'. Diliat si
Bujang. Diretak dng si Bujang. Si Bujang pun menangis,ditandangkannyd si Bujang tadd'. Laka'id marah dangan tiian putri tadd'. Macam-macamlah ngatd i' laki dng tadd'.
Pakald' sayd kdtupat lapat. Ma' inang!"nyd tadd'. Dibakali kdtupat I^at tadd' Raden Yang Natd na' balik ke nagrinyd. Baliklah did tadd'. Ma' InMg sayd minta' trima kasih, sayd na' balik. Capat Slamat, Beikat kitd
bajalan!jiimyd tadd. Bajalan,bajalan,tadd.Pagi ke nagrinydja'bajalan,ke nagri Jawd.
Laka'id tadd'tuan putri tadd'udah ditinggalkan laki dng tadd'tang lalu na' ngikut "Ma' Inang,"nyd. "Ambd'kap bajuku!" Raden Yang Natd padahal udah jauh bajalan. Dambd' dng baju, diambd' dng kain, lading sdbUah bakal dng tadd'."Nda'tau malu,nda'tau sopan,"nyd Ma'Inang," ngikutkan urang balik ke nagri dng. Macam-macam ngati i' urang, bdra' tatungging, madahkan makan tuma', udah ito' ngikutkan udi'nyd tadd'. Laka' id malar bajalan, bajalan... suruk utan langkah utan, suruk padang langkah padang tadd', rambut sangkut rambut diiris. Bajalan, bajalan tuan putri tadd'. Tuan putri ja' bunting,laka' id kdlamahan.
"Kakang, kakang, Raden Yang Natd. Tantilah kami barang sabantar. tubuh kami sakit dikait runak. Kaki kami sakit dorodok tunggulnyd tadd'. "Oi, alah, gusti!"nyd si Salamat dan si Beikat "Tanti bd, gusti! Tanti putri,sanggalnyd gusti bd.Idlah macamnyd dangan kandung baratnyd."Eh, kau nda' tau malu, nda' tau sopan. Kitd kan dikatdkannyd asu' jawd kancing badiri,jawd bdrdt makan tuma'. Nda' kd malu na' ditunggu udi' did dng,"nyd. "Ja' urang perempuan bd, gusti. Tunggu dah bd, kasihan maliat tuan putri,tunggu dah bd. Idlah dangan'kandungan barat ngikutkan' kitd balik."Eh,kita' nunggu dng,aku nda' na' nunggu dng,"nyd tadd'. Bajalan, bajalan agd' tadd'. Bdsaru agd' tadd' kdkapa'an. "Kakang, kakang, Raden Yang Natd, tantilah kami' dulu barang sdbdntar. Tubuh kami sakit dikait runak, kaki kami sakit dirodok tunggulnyd, tuan putri tadd'.'Tanti'lah bd,gusti,sanggal dng gusti, si Salamat dan si Berkat tadd'.
"Udahlah!"nyd, ditanti'jua'. Laka'id ditanti' dng tuan putri tadd'. Bajalan
158
tad6', tar6mpah-r6mpah bajalan ted6'."Ngap6 tang diikutkan adi', kamd' na' balik. Idi udah dikatdi' urang ngd! Sungguh kd na' ngikut 6?"
"Sungguhnyd. Nda' kd putri na' minum?""Minum jua',"nyd. Laka'id tadd',kitd ringkaskan cdritd dng tadd',Radoi Yang Natd pun sampailah ke nagrinyd. Cdritdnydpun abis.
159
Terjemahan Bebas
Inilah cerita "Putri Tanjuk Duri Nanga"tinggal di rumah seorang pengasuhnya dan dia sedang mengandung besar. Alkisah negerinya dulu telah dimasukkan oleh bunmg ganida.Ibu-bapaknya pun telah teibunuh.Suami-
nya bemama Raden Yang Nata mempunyai tabiat tercela, suka beijudi. Pagi, siang, dan maiant disitulah dia sehingga nasi yang disajikan oleh istraya lidak pemah dijamah,disediakan pagijadi dingin, disediakan sore jadi basi."Ya, Allah, Mak Inang, saya jadi bend teihadt^ Kanda Raden Yang Nata. Disediakan nasi pagi,siang tak pemah pulang.coba panggilkan aku si Bujang (panggilan sayang kepada anak tanggung) anak Pangeran
Cakra,"Katanya menyuruh Mak hiangnya. Ya,Allah,tuan putri, mptngapa sampai memanggU si Bujang? Apakah tidak ketahuan nanti oleh Raden
Yang Nata,sahut pengasuhnya."Biariah, mengapa siang-malam beijudi!" katanya. Rupanya dia sengaja membuat sakit hati suaminya. Lalu dipanggillah si Bujang oleh Mak Inangnya."Dik,Dik,"kata Mak Inangnya. ada, apa, Mak Inang?""Tuan Putri memanggilmu ke luinah! Mengapa si Bujang tidak mau datang adalah sebab ia takut kepada Raden
Yang Nata. Setelah lama didesak,ia pun datangjuga," Mengapa tuan putri memanggil hamba?" tanyanya. "Apakah Raden Ytmg Nata tidak marah
nanti kepada hamba?"tanya si Bujang."Ah,marah kepada siapa, kan aku
hanya minta tolong panjatkan bunga kenanga kepadamu?"Si Bujang pun memanjatlah. Setelah dapat, maka diserahkannya kepada tuan putri Duri Nanga.Dan ia pun minta diri pulang."Hamba peimisi pulang,tii^n putri," katanya."Tak usahlah kau pulang dulu, Dik,"kata tuan putri."Marilah ke sini, kucan kutumu. "Tidak, tuan putri, jangan tuan putri mencari initu hamba." "Ke sinilah kau, mari kucari kutumu". Lalu Hirariifani^h kutu lamlMJtnya oleh putri. Tidak lama datanglah Raden Yang Nata."Mak Inang, mana tuan jHitri?" katanya."Tuan putri, hamba tak tahu ke mana?"
jawab Mak hiang gugup."Raden putri, itu Raden Yang Nata datang. Ayo, berhentilah mencari kutu si Bujang," kata Mak Inang ketakutan. "Ah, sesuka hatinyalah!" sahutnya. Dan tuan putri terns saja mencari kutu si Bujang. Raden Yang Nata tidak dipeidulikannya.
Maka Raden Yang Nata pun bersera,"Adik,Adik,Tanjuk Duri Nanga, mari ke sini dulu, makanlah si Rantan. Abang beijumpa dengan si Rantan. Aku tobat, aku bukan babi. Itulah kau anjing Jawa, babi Jawa," kata tuan
putri mengata-ngatai suaminya. Raden Yang Nata memang berasal dari Jawa.
160
Drang Jawa Baiatkencing berdiri,orang Jawa Barat makan kutu,orang Jawa Barat buang air nongkrong," kata tuan putri terns menghina suaminya.
Maka tersinggunglah Raden Yang Nata,"Beginilah, Mak Inang,biark^aku pulang saja ke negeiiku,"katanya menyesal."Tuan putri tidak tabu berterima kasih, tuan putri tak tabu diii. beginilab lakuannya kepadaku. Beiitabukan kepadanya aku pergi,biar tidak ada yang mengantar ke sana katanya sedib. lalu dipang^ya lagi putri.
i^dik, Adik, putri Tanji^ Duri Nanga, marilab sebentar bertemu Abto^,Abang bendak pulang ke negeri Jawa," katanya. Tetap putri tetap beikata,'Takkan kau tobat,kenangkanlab aku, anjing Jawa,si babi Jawa, si Jawab Barat makan kutu, si Jawa Barat kencing berdiri, si Jawa Barat
buang air nongkrong," katanya lagi. Lalu Raden Yang Nata pergi ke tuan putri. Tampak olebnya si Bujang, direnggut dan ditendangnya si Bujang sampai menangis kesakitan. Alangkab marabnya putri kepada suaminya. Habis Raden Yang Nata dikata-katainya.
"Siapkan ketupat,lempar sebagai bekalku, Mak Inang," katanya. Mak Inang pun membekaU Raden Yang Nata ketupat, lempar sebab ia akan pulang ke negennya. Ia akan pulang. "Mari Selamat, Berkat, kita cepat berangkat!" katanya, kepada kedua orang pelayannya. Demikianlab, mereka pun mulai berjiflan, beijalan. Mereka pulang beijalan kaki menuju Jawa.
Setelab itu, tuan putri sepeninggalan suaminya pergi,lalu bendak ikut
menyusubiya."Mak biang," katanya. Aku bendak menyusul Raden Yang Nata, siapkan kain bajuku. "Padabal suaminya sudab jaub dalam perjalanan. Dibawanya kain-baju, sebilab pisau sebagai bekal. 'Tidak .tabu malu,tidak sopan,"kata Mak Inang,"kini bendak menyusul orang pulang. Habis Raden dikata-katai,babi Jawa,anjing Jawa,buang air berdiri,makan
kutu segala macam,sekarang lalu mau menyusul," katanya. Demikianlab
Tuan putri jmn pergi bejalan, beijalan menyusul. Masuk butan keluW butan,masuk padang keluar padang,ia terus beijalan. Baju tersangkut baju diiris, rambut tersangkut rambut dipotomg,demikianlab lakunya beijalan. Padabal ia dalam keadaan bamil besar.
Karena lelab ia pun berseru, "Kakang, kakang, Raden Yang Nata,
nmggiiiah Adik barang sebentar, tubub Adik sakit dikait dun, kaki Adik sakit ditusuk tunggul," katanya sedib."Oi, Allab, Gusti!" kata si Selamat dan si Berkat "Putri minta ditunggu, kasibanilab putri, gusti". Tambaban
161
pula kandungannya sudah besar. "Ah, kalian tidak main kita Hiiratairan
anjing Jawa, babi Jawa, kencing beidiii, makan kutu, tidak kalian main!"
kata Raden Yang Nata."Sekarang minta ditunggu, menyusul kita!" katanya."Maklumlah onmg perempuan, Gusti.Tak salah kita tunggu,kasihan hamba melihatnya. Lagi kandungannya sudah berat dan ia menyusul kita pulang ke Jawa, bukan?" kata pelayannya "Ah, kalianlah yang menunggimya, aku tidak sudi," katanya.
Mereka pun beijalan lagi,"Kanda,kanda,Raden Yang Nata,tiinggiiiah Dinda banmg sebentar, tubuh Dinda sakit diktat duri, kaki Dinda sakit
ditusuk tunggul, kata tuan putri. "Tunggu sajalah Gusti. Sampai hati Gusti," kata si Selamat,si Betkat kepada rajanya."Baiklah!" kata Raden Yang Nata. Maka ditunggulah oleh mereka Tuan Putri Duri Nanga. Beijalanlah tuan putri cepat-cepat, sambil terpincang-pincang. "Nah, mengapa Rusa!" kata putri. Lalu berceiitalah Pak Rusa.
katai. Betul mau ikut?"kata Raden Yang Nata pura-pura marah."Sungguh, Dinda mau ikut!"jawab tuan putri.'Tidakkah Dinda haus?"tanyanya."Ya haus mau minum,"jawab tuan putri.
Bcgitulah ringkas cerita ini, mereka pun sampailah ke negeri Raden Yang Nata.
Keterangan
Cerita Raden Yang Nata diceritakan oleh Uray Kolam, berusia 81 tahun,di desa Sungai Rasau,Kecamatan Singkawang, Kabupaten Sambas. Penutur yang suku Melayu dengan dialek MelajTi Sambas mengaku masih banyak cerita yang dihafalnya. Cerita-cerita itu didengar penutur dari orang tua-tua di kampungnya. Khusus tema cerita raja-raja dan putri-putri rupanya sangat digemari. Mungkin karena yang bersangkutan berasal juga
dari kalangan bangsawan di Kabupaten Sambas. Tokoh-tokoh seperti Raden Mantri,Raden Yang Nata adalah tokoh-tokoh yang sangat digemari dan berulang kali muncul dalam cerita-cerita yang beitema raja-raja. Demikian juga pelayan setia yang bemama si Selamat dan si Beikat.
Disebutnya negeri jawa,ini dapat diartikan tempat yangjauh sekali sebab sama sekali tidak ada unsur-imsur Jawanya.
Penuturjuga mengatkan cerita "Raden Yang Nata"teimasuk jenis dongeng, dapat diceritakan kapan saja dan sebagai hiburan.
Penulis mengklasifikasikan tokoh-tokoh legendaris meskipun diyakini tak pemah hidup. Tokoh-tokoh ini begitu teikenal dalam cerita-cerita
162
rakyat, sepeiti juga tokoh-tokoh keluaiga Pjmdawa dalam mitologi Jawa. Keindahan cerita-ceiita begin!ialah lukisan-lukisan tertentu dalam boituk
lirik yang indah. Apalagi yang menutiukan suaranya meidu. Sepanjang pengetahuan penulis, cerita-cerita begin!hanya beredar di daerah Sambas, Kabupaten Sambas.
163
X.PutriAiuim
Ito' cerit6 putri dangan pa' rusa'. Putri Busu malayangkan kapas ke mmah pa' rusa'. Kapas tadd' sangkut di rumah pa' rusa'. Jadi putrf tadd'
pagi ke rumah pa' rusa'. "Putii, putii bubuikan aku i", nyd."Baiklah pa' rusa'"nyd. Dibuburkannyd. "Mun dab luruh salang d tati dng dah sajuk,"nyd.Luruh salang."Udah sajuk bubur,pa'rusa'!"nyd. Dimakannyd Idh pa'rusa'tadd'."Ari malam kala' kitd bdcdritd putri! nyd."Baiklah pa' rusa'!"nyd putri. Jadi bdcdritd pa* rusa':
"Apd nang gadah-gaduh,tuan putri?"nyd. "Urang numbuk amping ditangan ari, pa' rusa'!". "Apd nang kdpas-kdpas, tuan putri?"nyd. "Urang bdsapu ditangan ari, pa'rusa'!"nyd. "Apd nang corong-corong,tuan putri?"nyd. "Bintang timur ari na' siang, pa' raasa'!"nyd. "Apd nang kdpdk-kdpdk,tuan putri?"nyd. "Daun simpur ditiup angin, pa' rasa'!"nyd. "Apd nang mdrdngds-rdngds, tuan putri?"nyd. "Anyut bangkar dari ulu, pa' rusa'!"nyd.
"Bubuikan agd' aku putri?"nyd."Ngan dah luruh salang d,udah sajuknyd."Udah sajuk bubur pa' rusa'!"nyd. Dimakannyd bubur Idh pa' rusa'. "Kalau kau na'balik,ambd'labu siyd,"nyd."Nang ampul putri!"nyd,kala' datang ke rumahmu, tutup lawang, sumbat lubang, labuhkan kdlambu, balah buah labu iyd."Balik tuan putri ke rumah dng." Ditutup dng lawang, disumbat dng lobang, balabuh kdlambu, dibalah dng tadd' labu d. Panuh amas intan di dalanmyd.Jadi kdcaratan putri anam tadd'."Di mand dd'busu
kau boleh?" nyd. "Dari pa' rusa',"nyd, Aku mbuburkan pa' rusa', did beceritd. Kapasku sangkut di batang limau pa' rusa',"nyd. Laka'iyd dUayangkan putri anam kapas ke rumah pa'msa'.Sampai did
di rumah pa' rusa. "Putri, putri, buburkanlah aku!"nyd. Dibuburkannyd, "kala'kalau dah luluh salang dah sajuk."nyd."Ye!"nyd.Balum luruh salan udah dipadahkannyd dah sajuk.Dimakannyd Idh pa' rusa'. Batu'mulut pa' rasa'."Utang,kau!"nyd pa' rasa'."Kitd malam to' bdcdritd putri,"nyd. "Apd nang gadak-gaduk,tuan putri?"nyd. "Kaki pa' rasa'!".
"Apd nang kdpdk-kdpdk,tuan putri?"nyd. 'Tanduk pa' rasa'!".
"Apd nang corong-corong, tuan putri?"nyd.
164
'Teling6 pa'nisa'!".
"ap6 nang in6B&ig6s-r6ng6s,tum i»itri!*'ny6. 'Tanduk pa'nisa'!".
"bubuikan agd' a^ putri!"ny6. Mun dah lunih salang 6, ratinyd dah
sajuk", nyd. balum luruh salang dipadahkannyd udah sajuk. Laka' iy6 dimakan pa' rasa' bubur angat."
"Utang,kau'"ny6."Mun kau na' balik putri ambd buahlabu di bawah dapur. Suka atimu milihny6."Nang ampul kd,"nyd."Q,milih nang barat aja',"nyd, banyak isi'dng"."Kala' kau datang ke ramahmu tutup lawang, sumbat lubang,labuh kdlambunyd.""Baiklah, pa' rasa',"nyd. Datang ke ramah dng. Tutup lawang, sumbat lawang, sumbat lubang, labuh kdlambu did tadd'. IMbalah dng labunyd tadd. Keluar ular, kalajdngking, kald dan matilah putri anam digigitnyd. Bdgdydlah cdritdnyd.
165
Terjemahan Bebas
Ini cerita Putri dengan rasa sakti. Ada putri anam beradik. Yang lima tabiatnya tidak balk, yang bungsu berbudi luhur, Suatu haii putri yang bungsu menjemur kapas dan kapas itu melayang dan tersangkut di ramah seekor rasa. Putri Bungsu datang ke sana, tetapi rasa minta, maukah putri tinggal semalam di rumahnya."Putri, putri, maukah putri membuat bubur untuk saya?" kata rasa."BaiMah Pak Rusa!" kata putri bungsu. Lalu dia pun membuat bubur imtuk rasa "Bila sudahjatuh salang(debu asap yang menggumpal)artinya bubur itu telah dingin," kata rasa. Lalu rasa itu pun makan bubur."Nanti malam kita bercerita putri," kata rasa "Baiklah,Pak Rusa!" kata putri. Lalu berceiitalah Pak Rusa.
"Apa yang beibunyi gaduh,tuan putri?" katanya. "Orang sedang menumbuk emping di tengah hari, Pak Rusa," kata putri.
"Apa yang berisik, tuan putri?" katanya
"Orang yang sedang menyera di tengah haii,Pak Rusa," katanya. "Apa yang berkilat-kilat, tuan putri?" katanya "Bintang timur tanda hari akan siang,Pak Rusa," katanya
"Apa yang beigerak-gerak, tuan putri?" katanya. "Daun simpur ditiup angin,Pak Rusa" katanya. "Apa yang meranggas-ranggas,tuan putri?" katanya "Kumpulan kayu hanyut dari hulu,Pak Rusa," katanya.
Keesokan harinya kata rasa "Buatkan aku lagi, ya tuan putri," ingat bila telah jatuh selang, bubur itu telah dingin! Setelah masak bubur dan jatuh selang,Pak Rusa buburmu sudah dingin," kata tuan putri. Dimakan rusa butnir itu. "Bila tuan putri mau pulang, ambillah buah labu sebuah di rumah,tutuplah pintu,sumbat lubang-lubang,tutup kelambu,lalubelahlah buah labu itu, kata Pak Rusa mengajari tuan putri. Sampai di ramah,tuan
putri pun menutup semua pintu jendela, menyumbat semua lubang, masuk ia ke dalam kelambu tertutup. Buah labu dibelahnya...terdapat emas intan pe-nuh di dalamnya.
Cerita ini kedengaran oleh kakak-kakaknya.TimbuUah dengkinya."Di mana kau dapatkan emas itu, Dik Putri?" tanyanya."Dari Pak Rusa, Kak Putri,aku membuatkannya bubur. Malam-malam dia bercerita. Aku ke situ mencari kapasku, tersangkut di pohon jeruk Pak rasa.
Lalu dilayan^can oleh kakak-kakaknya kapas,terangkut ke ramah Pak
Rusa.Disusulnya oleh kakak-kakaknya ke rumah Pak Rusa.Sampai mereka ke rumah Pak Rusa."Putri-putri, buatkan aku bubur ya?"icata pak rasa.
166
Dibuatlah bubur oleh putri-putri itu."BUa sudahjatuh selang,tel^ dingin ardnya bubur itu," kata Pak Rusa. Belum sempat jatuh selang itu, telah ditefikannya bubur itu walau masih panas. Dimakan oleh Pak Rusa. Ter-
bakarlah mulut Pak rusa. "Ingat, nanti kau!" kata Pak Rusa d^am had. Nantimalam kita bercerita,kata Pak Rusa.Sampaimalain,berceritalah Pak Rusa.
"Apa yang betbunyi gaduh,tuan Putri?" katanya. "Kaki Pak rusa," katanya.
"Apa yang bergerak-gerak, Putri?" katanya. 'Tanduk Pak rusa!" katanya.
"Apa yang bekilat-kilat, Putri?" katanya. "Mata Pak rusa!" katanya.
"Apa yang bergerak-gerak, Putri?" katanya. 'Telinga Pak Rusa!" katanya.
"Apa yang merangas-rangas, Putri?" katanya. 'Tanduk Pak Rusa," katanya.
"Bubuikan lagi aku, ya Putri, katanya. "Bila selang jatuh artinya bubur itu telah dingin."Belum lagi dingin bubur itu telah diberikannya kepada THk. Rusa. Lalu dimakan oleh Pak rusa bubur yang masih hangat itu.
"Tungu kau nanti," kata Pak Rusa dalam had. "Bila besok pUtri pulang ambil buah labu di bawah dapur. Boleh pilih yang ringan atau apa saja," kata Pak Rusa.'Tentu yang berat banyak isinya," pikir putri-putri itu. "Kalau sudah sampai putri di rumah, mituplah pintu,. sumbat lubang-
lubang, masuk ke dalam kelambu, bam belahlah buah labu itu," kata Pak Rusa."Baiklah,Pak Rusa," kata putri-putri itu.
Sesampainya di rumah, maka ditutupnya pintu, disumbatnya lubanglubemg, dan masalclah mereka ke dalam kelambu. Segera mereka membelah buah labu itu, tetapi yang keluar ialah ular, kalajengking, dan matilah putii-'putri itu digigitnya. Keterangan
Cerita Putri Anam diperoleh penutur dari orang-orang tua pada masa kanak-kanaknya. Penutur Amanah yang bemsia 45 tahun menuturkan cerita ini di desa Sedau(kampungnya),Kecamatan singkawang,Kabupaten Sambas.
Menurat penutur cerita ini bersifat mendidik, khususnya pada anakanak. Cerita putri anam beradik yang mempunyai tabiat yang beibeda sangat populer. Lima orang yang tua biasanya pendengki dan kejam.
167
sedangkan yang bungsu menggambaikan kejujuran dan kebaikan. Sebagai penengah muncul seekor binatang (nisa, ular dan sebagainya) sebagai penjelmaan dewa-dewa penyelamat.
Menumt penulis, cerita ini tennasuk dongeng. Hal itu berdasaikan pada teori yang penulis pelajari.
168
XI.Pak Salui Jadi Manantu Rsya
Ad6 satu c6rit6, pak Saiui,"Pak Salui,Pak Salui!"kat6 bininy6."Fakai kita' diam-diam gdyd dis6' kdiajd,ntah apd kd,ngano'burung kd,njabakd,
ngapd kd!""Bagaimand Ma* Salui njabakd?""Gdyd bd kala'd, mun dapat kala'd, mun ditahan di pungkak kel^qpa' mun dapat burung d, kitd sambal
goreng, kitd samor, kitd acar, kitd goidng," katd bininyd. "Auklah ma' Salui. Kala' barapi kau subuh-subuh, Lui! Kala' aku bakal nasi sibakak sanggau.""Ya, Allah banyaknyd yah, sampai sibakak sanggau!""Si
bakak sanggau kd,Lui, nda' kanyang ngan nda' gdyd. Kau mun nyamb^^ banyak-banyak, Lui, balacannyd bagi na' batis, Lui, nyambalkan aku." "Auklah,yah!"katd tadd Salui tadd'.Subuh-subuh udah bangun Salui tadd' merapikan ayahnyd sibakak sanggau bakalannyd.Tadd'na' makan burung. Laka' iyd,"Udah kd,Lui,kau barapi?""Udah, yah, d!""Udah bdrangkat aku to' Mak Salui! Mudahan aja' aku dapat rdydki,"jnnyd."Auk bd, pak Salui. Kala' kitd sambal gordng, kitd acar mun dapat" "Auklah, Ma' Salui!"
Bajalan, bajalan tadd' pak Salui. Datang tadd' pak Salui. Pagilah did ngano' burung tadd'. Sebantar ngano' burung tadd' panuh kurungannyd tadd'Idh burung tadd' pak Salui."Udah-udah!"jinnyd."Batul niat Salui to' d. Na'nyambal gordng,na'nyamor,na' ngacar to'd!" Anbd'sdko burung. T ^ipafiifan "Kau minta sambal gordng ngan Ma' Salui," katdnyd tadd'. Ambd' sdko' agd'. Lapaskan."Kau minta acar ngan Ma' Salui!" Ambd' agd' sdko'," kau minta gordng ngan Ma' Salui. Ambd' sdko' agd',"kau minta samor ngan Ma'Salui!" Abislah burung dilapaskannyd."Kanyang kala' aku datang makan, makan burung!"
Laka' iyd nasi' sebakak sanggau d udah abis dimakannyd. Udah abis nasi' tadd', tabdrak-bdrak tadd'. "Kdrapdk, kdrapdk, kdrobos, kdrapdk,
kdrapdk, kdrobos!" nyd tai'dng. "Boros, bros!" katd tai'dng, Maklum sdbakak sanggau! Bukan sikit sdbakak sanggau d.
Laka'iyd datang tadd'. Tetawa-tawa oi datang d."Ma',ayah datang!" katd anaknyd."Ma'ayang datang!""Huh,Lui!Lui!Pura'-pura'kau,ayang d. Kita' udah kanyang makan burung yd bd!" katdnyd tadd'."Bu
rung apd bd, yah!"'Tadd'nang kusurah sambal gordng d, acar,samor d!" "Yo ke sape ayang ngirumkaimyd?""Ke burunglah!" gdyd jinnyd. "Ke burung nang mand jinnyd ayah?""Kulapaskan Idhku sdko'. Nah! Kau ta' sambal goidng dangan Ma' Salui. Kuambd' agd' sdko'. Nah! Kau ta' sambal goidng kd Ma'Salui,"jiku."pak Salui bogong,pak Alui tamput".
169
kat6 bininy6. Ad6 k.6 burung g6y€, buning dUapaskan,sukd d6 bd did dng!" "Yo, bagaimand add' Mak Salui, mun isuk-isuk mun dapat d?" katdnyd tadd'. "Laka' diikat kakinyd bani kitd ... dipanggang dianu' add*, Mdab diikat! Nda' agd* lapas," katd bininyd tadd*. Auklah, Ma* Salui. Isuk mudahan aku agd* dapat barapi agd* kau, Lui! Kala* subuh-subuh, Lui! Bakali aku nasi' agd' sdbakak sanggau," katdnyd tadd'. Malar sdbakak sanggau did bakal d Pak Salui.
Laka' iyd barapi agd anaknyd subuh-subuh. sampai sdbakak agd* did bakal nasi* Pak salui.Pagi agd* did tadd*."Lama*-lama* d{^)aa agd* bunmg. Tdbanyak did dapat burung. Diikat di tangan ito* dua* dko*. Diikat di
panggang,diikat di gigi, diikata di kaki. Diikatlah burung samud-mudhyd. Lalu ditarabangkan burung tadd* did di pungkak maram.Ditarabangkan burung di pungkak maram tadd*.Laka* iyd,** bagaimand aku nad nyirik Ma* Salui to'd. Aku dah ditarabangkan burung to'. Awas kau ninggallcan aku to'!" bacakap sorang.Laka'iyd tang datangurang bdramu di siyd bd rtairat did bdramu. Kalantang, kelantunglah urang tadd' bdramu dakat didnyd tadd'. Hang kdsah iyd timbul cdritd raja tadd'."O,dik Maisuri,dik hfaisuri!
Anak kitd to'd inak ang sdko'si putri. Mun dakMaisuri na'bdnantu bangsd apdlah na'di' Maisuri pilaih?""Oi, Allah ka' Maharajd.Klod'na'benantu
kd carat dangan mambang keindaraan.""Yo,ap6 dik Maharajd,mamFtang keindaraan ja' basarung, dik Maisuri. Basarung mamhang ifftindraai^Ti Abang pun gdyd jua'. Sukd jua' carat jua' na' bdmdnantukan mamF>ang keinderaan.
Jadi Uang kdsahnyd tadd', timbul cdritd pak Salui tadd*. Uiang tadd mdramu. Klantang, klantung tadd* mdramu. Lama*-lama* tadd* mdnyanyi aja' pak Salui."Klantang,klantung kdtuban tasik, urang berumd di padang lantung, aku ditarabangkan burung di pungkata beiduri. Bagaimand aku na' ran?" "Udah-udah" katd urang. "Dangaikan, apd banddnyd, dangarkan!" katd urang. Laka'iyd didangaikan Idh urang. Makin dakat Mdnyayi
agd did. "Klantang, klantung kdtuban tasik, urang bdrumd di padang lantung. Aku ditarabangkan burung di pimgkak duri. Bagaimand aku rari?" "Dah, kitd maginyd, ddh!" katd urang tadd'. Dipagi urang did tadd. "Ngapd ke kau diam di sito'di pungkak ano'di pungkak duri?""Aku to'ja' dari rindaan!" Pindangaran urang to' bd ja' dari kindaraa Disangkd dari kindaran. Kdbatulan rajd na' bdmanantukan urang, rajd kindaran Laka' iyd, "Oi, kitd sukd," katdnyd."Rajd kan carat na' bdmantukan
ano',bdmanatukan rajd dari kindaran.Kdbstulan ito',kitd sabutto'! Baiang
170
mustahillah di6 tang adl di{wngkak maram?"katdnyd."Ratinyd did to'ja'
bdaarung. Mangkin did tahan kana duri," katd uiang yang b^ua' tadd". "Dah kitd balik, madahkannyd ke rajd!" katdnyd tadd*. bajalan, bajalan bidd'. Pagi nyambahkannyd ke lajd tadd'. datang tadd. Laka' tadd, datang Ma' Inang,"Yo,to' datang dari mand?"'To' di, Ma' Inang, add lajd?"
"add!" katdnyd tadd'. "o, masuklah dalam istand, to'!" katd rajd. Pagi menyambah tadd'. Tigd kali muridur, tigd kali maid tadd'. Laka' iyd, "Ampun, ampun benibu ampun, sambah patik harap diampun," ktodnyd tadd'."Ito'add'pacal dalam ano',dalam pungkak ano',dalam duri maram. Did madatdcan dari kindaraan," katdnyd."Syukur alhamdulilah,"katd rajd. "iyd yang dicintd ilam yang datang," katd rajd tadd'! "Idi, aku memrnig carat na' bdmanantukan rajd kindaraan. Pagilah ambd' inang dayang-
dayang!" katd tadd'. "Mantri> kd, Slamat, si Baricat, pagilah singgahil" katdnyd tadd\ "memang udah kucintd iyd pucuk yang datang," katd rajd tadd'.
Kesukaanlah rajd tiuld'. Disumhkannydah bawakan, bawakan pikai-
an, bawakan songkok, bawakan baju. Cukuplah did mbawakan t^-apd tadd'. Laka' iyd pagi nyinnggahinyd tadd'. Sagald mantri, ramailah ny^
inggahinyd tadd'. Datang tadd'. Laka'iyd,Ito' bd dari mand?"katdnyd."ito' di!Sayd to' dari rindaan,^' katdnyd tadd'. "Oh, katd' tadd. "Besalinlah!""0, to' apd ito'?""Ito' di namdkan songkok!"""rongkok-rongkok," katdnydtadd'. Ja' pak Salui! Gasak ja' gdyd. "Ito' apd?" "Ito' baju!" "raju-raju!" katdnyd tadd. "Ito' apd?""Ito' kaing!""Raing-mng!" katdnyd tadd. Nyabut ano' tadd' nyabut urang tadd'. Ja' nda' suah! Pak Salui ja' nda' suah maliat pakaian gdyd. "Apd letinyd aku dipuat-puat, lalu dipramaii gito' d?" katdnyd tadd."Yo,ito' disurah rajd!" katdnyd."Apd retinyd rajd?" katdnyd tadd'.
Laka'iyd tacK' pagi kana bawa'ke istana tadd'. Datang tadd'."Ito' di! Sibanamyd kau to' dari mand nya kau to'?" katd rajd."ito' di dari rindaan! katdnyd tsuld'. Dari rimbaan makdudnyd gdyd.ja' bukan salah did. Ja' did nyabutnyd nda' an iambus. "Sdbanamyd kau to' dari mand?" katd rajd. "Dari rindaan!"Malardidangarrajd dari kindraan.Malar,"oh,mun gito'dd Maisuri!" katd rajd,"ito' kitd pandankan dangan si putri did to', katd rajd. "ito' di nang kitd cintd, pucuk dicintd ulam nang datang," katd rajd tadd'. Jadi laka' iyd tadd', dipadahilah sdgald mantri, hulubalang rajd tadd'. Dipadahi semud-mudnyd.Laksamand,Temanggung tadd' dipadahi sdmud-
171
mu6ny6.'To' kit6 madahkan ano', k^batulan pucuk dicintd ulam nang datang. Nang kit6 sabut dangan dd' Maisuri," kat^nyd tadd'. "Kdbatulan kame nyabut mambang ano'!" kat^nyd. "K^ndraan tang datang inyan!" kat6ny6."Ja' nipdnyd nang g6y€. Ja' b6sarung."
Laka' \'y€, dibawanyd ke nimah xa\€ tad6'. Ramailah tadd'. Ampat puluh ari, ampat puluh malam mestanyd ano'd, mest^kan pak Salui L Laka' iy6 motong kerabau, motong sapi, motong kamhing. Maklum putri tad6' anakny^ s^ko'. Na' nikahkan putri. RamaUah tadd'l Raj6 dah pestalah tad^'. Maramailakan pak Salui €. Laka' \y6 tadd digelati tadd' nam6ny6 tad6' Raden Kusumawati galamyd tadd'. Galaran pak Salui tadd' laki si putri. Laka' iyd tadd' dipestakan, dibasaikanlah tadd'. Gi' mas6h
ano' lab, icak-icak ang g6yd di. Gi "turun tanah" ... turun apd, barapun nyaruk urang,sari dua' ari. Nam^kan s6apar,sdapar nasi', ayam,abis tadd'. "Ap6 \36 sababny^?" kat6 urang dalam nagri tadd'.'Tang malar aWs nasi' b6apar-apar. Nasi'6ng, ayam'dng,lauk^mg malalr abis. Kasal sebuah ano'
6, sebuah nagri. Maklum maliat s6apar, s6apar abis malar laukdng. Kasal di€b6!
Laka' iyd dinikahkan. Diliat, b6tanyd dangan urang didapati 6ng b6majang tad6'. "iy6 apd iyd," "iy6 di nam^kan tabir!" "Oh, abir, abir!" "Iy6?""iyd sdjadah!""Radah,radah!""iyd apd?""Kdlambu!""oh,rambu, rambu!" Ditanyakan semu6-semud 6ng. Lama'-lama' iyd laka' kawin dangan putri tad6'. Udah laka' kawin dangan putri. Ltana'-lama bd, lalu
b6padah na' b6ra' did dng pak Salui."Den piri, den piri, sayd bd rasd na' bdra'l"'Tak ulukkan dangan Salamat,si baikat bd!"katd putri d."Salamat, Baikat! ulukkan yo,Raden Kusumawati na' bdra'l" katd Ma'Inang. Laka' bdra' tadd', tang anyut tampurung bdbumbuk daun kdladi."Oh,
Allah! Udah makan Salui dangan ma'Salui! Udah anyut tampurung dng!" Didangamyd oleh Salamat ngan si Barkat. "kitd ndangaricannyd!" "Zo, barangkali ja' Pak Salui. Kitd nyambahkannyd ke rajd!" katdnyd. Disambahkannyd ke rajd. "0, To', ampim, ampun, harap patik bdrubu ampun. Gasaknyd Pak Salui!""Nyan kd?" katd rajd."Inyan to'!"
Mandkan rajd manas! Nang Raden Putri? Abis kdlambu, tabimyd segald-galdnyd dibakamyd oldh Tuan Putri. Apd-apdnyd abis dibakamyd. "Apd din piri, sorbd dirunu serbd dirunu!" katd pak Salui. "Ano' den piri tang nda' dirinu? Ja' bakas ulun jua'?" gdyd. Laka' iyd, "Sito' kau, pak Salui, kurang ajar, binatang!" katd rajd. Kepala' dng dikusak Idh rajd. Merahlah kepala' dng, dikusak Idh rajd tadd'. "Pagi incit kau, nyah dari
172
sito'!"kat6 raj6,laka* dikusak kepala'6ng.Laka'iy6,did pun lari. Bajalan, bajalan, sambil menangis pak Salui bajalan tadd*."O, Ma', ayah datang kopiah mdrah! Dari mand?"tanyd anak dng."Pakai kopiah mdrah? Kopiah mdrah kepala' kau! Kdpala'ku dikusak rajd to'!"
Datang aja' bininyd.Ditimbusnyd dangan ai' angat. Jadi kdranggd. Jadi kdranggd did nyd. Cdritdnydpim abis.
173
Teijemahan Bebas
Adalah sebuah cerita, yaitu cerita Pak Salui. "Pak Salui, Pak Salui!"
kata istrinya."Lebih baiklah,kau,daripada diam-diam tidak bekeija seperti itu, entah apakah, meng-"anu" bunmg (menangkap), menjerat, atau apa sajalah!" "bagaimana menjerat bunmg itu, Mak Salui?" "Beginil Nanti, kalau kau dapat bila ditempatkan di pimcuk kelapa,bunmg yang kau dapat itu kita sambal goreng, kita buat semur, kita acar, kita goieng," kata is trinya. "Baiklah, Mak Salui. Subuh-subuh nanti kau masak nasi. Lui! Aku
nanti hendak bekal sebakok sanggau. "Ya, Allah begitu banyak, yah, sampai sebakok sanggau, Lui, tidak akan kenyang bila tidak demikian. Kalau menyambal,kau buat banyak-banyak,terasinya sebesar betis,Lui!" "Baiklah, Yah!" kata Salui.
Subuh-subuh bangunlah Salui, menanak nasi tmtuk bekal ayahnya,se bakok sanggau. Dia kan hendak makan burung. "Sudahlah kau masak nasi, Lui?" katanya setelah itu. "Sudah, Yah!"
kata Salui. "Aku siap hendak berangkat, Mak Salui! semoga aku dapat rezeki!" katanya."Baiklah,Pak Salui. Nanti kita buat sambal goreng, kita acar, bila dapat." "Baiklah, Mak Salui. Berjalanlah Pak Salui. la pun sampailah. Peigilah ia meng-"anu' (menjerat) burung. Baru sebentar ia menjerat, penuhlah kunmgannya oleh burung. "Aduh, aduh!" katanya. "Benarlahniat Salui.Ia kan mau membuatsambal goreng,membuatsemur, membuat acar." Diambilnya burung seekor. Dilepaskannya. "Kau minta supaya disambal goreng oleh Mak Salui!" katanya. Diambilnya seekor lagi. Dilepaskannya. "Kau minta supaya diacar oleh Mak Salui!" Diam
bilnya seekor lagi. dUepaskanya."Kau minta supaya digbreng oleh Mak Salui." Diambilnya seekor lagi. "Kau minta supaya disemur oleh Mak Salui!" Habislah burung dilepaskannya.
"Kenyanglah aku nanti makan burung!" dan nasi yang sebakok Sanggau itupuh habis dimakannya. Sehabis makan, rasa mau buang air
besar." Krapet, krapet, krabas,l^pek, krapek, krabas!" Begitulah bunyi taiknya. "Bros, bros!" lagi bunyinya. Maklumlah sebakok sangau! Sedikitkah sebanyak sebakok sanggau itu!
Sesudah itu pulanglah ia.Tersenyum-senyum ia datang."Bu,Ayah datang!" kata anaknya."Bu, Ayah datang!""He, Lui! Lui! Pura-pura kau memanggU Ayah datang! Kaliankan sudah kenyang makan lMirung,tentu!"
174
katanya."Bunmg apa. Yah?" "Bunmg yang tadi kusuruh buatkan sambal goreng, ac^, semur, bukan?" "Lo, kepada siapa Ayah memesankannya?" "Kepada si burunglah!" katanya."Kepada bunmg yang mana kata Ayah?"
"Kulepaskan bunmg seekor. Nah! Mintalah kau disambal goreng oleh Mak Salui!" kuambillagi seekor.Nah!Mintalah kau disambal goreng olch Mak Salui!" kataku."Pak Salui bodoh,Pak Salui bengal",kata bininya." Masakan demikian, bunmg dilepaskan tentulah suka!" "Lo, bag^ana
pula, Mak Salui bila nanti aku dapat bunmg lagi?" katanya."Nanti kalau
dapat bunmg, ikat!" kata Mak Salui. "Setelah diikat kakinya, barulah kitadipegangbarulahdi-"anu"...diikat!katabininyalagi.Yalah,MakSalui! Mudah-mudahan aku dapat lagi beck. Masak nasi lagikah kau,Lm!Nanti
subuh-subuh,ya,Lui!Bekali aku nasi sebakok sanggau!" katanya.Tetaplah sebakok sanggau bekalnya.
Kemudian masak nasi pula Salui subuh hauinya. Sebakok sanggau
bekal Pak Salui. Peigi lagi Pak Salui. Tidak lama dapat lagi ia bunmg.
Banyak ia dapat bunmg,diikat di sikunya dua ekor. Diikat di lengan dua ekor. Diikat di tanggan dua ekor.Diikat di pinggang,diikat di leher,diikat di kaki. Semua burung diikamya.
Lalu dia pun diterban^an burung ke puncak pohon maram. "Bagaimana caranya aku dapat menjumpai Mak Salui. Aku dibawa terbang oleh burung. Awaskautinggalkan aku!":katanya sendirian. Kemudian tiba-
tiba datang orang mengambtt kayu-kayuan dekat tempat itu. Kelantang, kfiantiing bunyi mereka mengumpulkan kayu-kayuan dekat situ.
Hilang cerita itu, maka timbul pulalah ceiita raja."O,alah, dinda permaisuri! Anak kita putri hanya seorang. Bila Dinda ingin punya menantu,
orang manak^ pilihan Dinda?""Oh,alah, Kanda Maharaja. Dinda ingin punya menantu mambang... mambang keinderaan. Hilang cerita itu, maka kembaU lagi kecerita Pak Salui. Orang-orang
mengambil kayu, kelentang-kelantung bunyinya. Lalu menyayilah Pak salui."Kelentang,ketuban tasik. Orang berladang di padang totog. Aku dibawa terbang burung di puncak duri. Bagaimana kan lari?"'He, he! kata orang peramu kayu.
"Dengarlah, gerangan apakah itu?" kata mereka. Kemudian mereka memasang telinga. Mereka mendekak Menyayi lagi Pak Salui,"Kelantang,kelantung ketuban tasik.Orang berladang di padang
lantiing Aku diterbangkan binmg di pucuk duri.Bagaimana aku kan lari?"
175
"Man kita datangi dial"kata orang-orang itu. Mereka pundatang ke tempat Salui."He,mengapa kau^ggal di situ,di pucuk anu...di pucuk duri." "Aku. ini dari inderaan. Menunit pendengajan mereka dari keinderaan.
IMidra daii keinderaiui raja in^ bennenaiitukan raja dari Iminder^.
Laltt kaia mereka,"Adrdi,^ta ikut gembira.""Raja kan ingin punya menaiitu raja dari anu... raja dari keinderaan. Kebetulan orang yang kita sebrit ini. Mustahil dia ada di pimcak maram?"kata mereka."Tentulah dia
itu menyamar, maka dia tahan akan duri," kata kedua orang tadi. "Ayo, mari kita pulang dan lapor kepada raja!" katanya. Berjalaniah mereka pulang,serayaberkata,"Lo,kalian dari mana?"BeginiMaklnang,adaraja? "Ada!" "Kami ini ingin berjumpa raja!" kata mereka, "Ya, masuklah ke
dalam istana.Berdatangan sembah mereka.Tiga kali mundur,tiga kali maju mereka menyembah.
"Ampun, beribu ampm,sembah patik harrm diampun," kata mereka. Ada orang dalam anu ... dalam duri maram. Dia mehgatakan dari kein
deraan,"kata mereka."Syukur aihamdulillah!"kata raja."Itu yang diminta ulam yang datang," kata raja."Memmrg, riku ingin bermenantu kan raja dari keihderaan. Jempudah,hai inang dayahg^ayang!"kata raja.
"Mantri, atauk^ Selamat, si Berkat pergilah kau jemput dia!" kata raja. "Memang itu kuminta pucuk yarig datang!" katanya lagi Alangkah gembiranya rajai! Msuruhnya antar pakaian, kopiah, baju, cukup barang yang diantamya.
Kemudian pergilah mereka menjemput Pak Salui. Segala menteri, banyak yang menjemput Sampailah mereka. Setelah itu beitanya mereka. "Kau ini dari mana?" "Inilah, saya ini dari rindraan," katanya. "O, ya!
Bersalinlah!""Oh,ini apa?""hri baju!""Raju-rajU!" katanya. "Ini apa?" "Ini kain!" "Raing-raing!" katanya mengulangi kata orang-orang itu. la memang tidak pemah tahu.Pak Salui tak pemah melihat pakaian semacam itu."Apa maksudnya aku diperbuat,dikeliling beramai-ramai seperti ini?" tanyanya. "Ini kan perintah raja!" kata mereka."Apa itu raja?" tanyanya Pak Salui.
Kemudian pergilah mereka membawa Pak Salui itu ke istana. Sam
pailah mereka."Begini! Sebenamya kau ird dari mana?"tanya raja."Saya ini dari rindraan!" katanya. Maksudnya dari rimbaan. Bukan salah Pak
Salui. Itu karena dia pelat."Sebenamya kamu ini dari mana?" ifata raja. "Dari rindraan!" Setelah terdengar keinderaan oleh raja."Ya,kalau begini, Dik Permaisuri! kata raja. "Dia kita padankan dengan anak kita putri!"
176
katanya."Inilah yang kita inginkan,pucuk dicinta idam yang datang," kata. ^^%etelah itu, maka diberi tahu segala menteri, hulubalang raja. Semua diberi tahu. Laksamana,Tumenggung pun diberi tahu. Kita ini akan men-
jodohkan anu...kebetulan pucuk dicinta ulam yang datang. Apa yang disebut-sebut oleh Dik Permaisuri," katanya."Kebetulan kami menyebut nama
mambang anu!" katanya. "Mambang keinderaan temyata datang betul!" katanya."Hanya rupanya saja demikian.Temyata dia menyamar". Setelah itu dibawalah Pak Salui ke istana. Alangkah ramainya! Empat puluh ban
enipat puluh nialani pesta untuk Pak Salui. Dipotonglah kerbau, sapi, kambing, dan ayam. Maklumlah putri anak satu-satunya. Mercka mengawinkan tuan putri. Ramailah suasana. Raja mengadakan pesta. Pesta buat Pak Salui.
Kemudian dibeiilah Pak Salui gelar. Namanya Raden Kusumawati.
Pak Salui bergelar Raden Kusumawati,suami putri. Lalu ada pesta besarbesaran. Masih belum acara sungguh-sungguh. Masih acara "turun tanab" ... bukan! Bam acara mengumpulkan orang satu dua hari. Bukan inain,
Seapar nasi Iseserta ayam selalu habis dimakan Pak Salui."Apa konon sebabnya?" kata orang dalam negeri. Maklum! Menyaksikan orang menghabiskan nasi seapar dengan lauknya,
ya?" "Itu namanya tabir!" "Oh, Tabir-Tabir!" "Itu apa?" Itu sajadah!" "Padah-radah!" "Itu ap&V "Kelambu!" "Oh,rambu-rambu!" Ditanyakan-
nya semua apa yang ada, la kan tidak pemah melihat yang demikian. Ditanyakannya s^ua.
Tidak lama kemudian habislah acara perkawinannya dengan putn.
Acara perkawinan sudah selesai. Tidak lama kemudian ia pamit kepada
putii mau ke belakang buar^ air."Raden Putri, saya ingin ke be^^g!" "Minta tolong kepada si Selamat dan si Beikat itulah!" kata putri. Selamat dan berkat!Tunjukkan tempat Raden Kusumawati mau ke belakang!" kataMaklnang.
^
Setelah ia buang air, hanyutlah tempurung bertump daun keladi. Oi, Allah! Tentu sudah makan Mak Salui dengan Salui! Itu tempurungnya sudah hanyut!" "He,barangkali
"Kita laporkan kepada raja", kata mereka. Mereka pun melapoikan kepada raja. "O, Datuk, ampun, ampun, harap patik beribu ampun. Ru
panya orang itu Pak Salui!" "Apa benar?" tanya raja. "Benar, tuanku!" Bukan main marah raja! Dan Raden Putri? Habis kelambu, tabir, dan ba-
177
rang lainnya dibakamya. Barang-barangnya habis dibakamya. "Mengapa tuan putii ini,semua dibakar!" kata Pak Sdui."Itunya DenPutri mengapa tak dibakar, padabal bekas aku juga!" begitulah omelannya.
Kemudian berkata raja, "Sini kau, Pak Salui, kurang ajar, binatang!" Kepalanya dikupas raja. Merah berlumuran darah kepalanya. "Enyah kau dari istana irri!" kata raja setelah teikupas kepala Pak Salui. Larilah Pak Salui. Beijalanlah dia sambil menangis. Beijalanlah ia. "O, Mak, Ayah datang berkopiah merah! Dari mana?" kata anaknya. "Pakai kopiah merah? Kopiah merah kepalamu! Kepalaku dikupas raja!" Datanglah bininya. Diambilnya air hangat,lalu disiramkan kepala Pak Salui. Jadilah ia semut merah.
Keterangan
Cerita"Pak Salui Jadi Menantu Raja"diceritakan oleh Uray Kolam,di desa Sungai Rasu, Kecamatan Singkawang, Kabupaten Sambas. Penutur Umar Kolam yang berumur sekitar80tahun mendapat cerita tersebut sejak kecil, yang didengamya dari orang-orang tua. Termasuk orang tuanya sendiri.
Menurut penutur, cerita ini beredar luas di daerah Kabupaten Sambas. Cerita ini sangat digemari oleh orang tua, muda dan anak-anak. Cerita ini dt^at memberikan hiburan kepada mereka.Pak Salui terkenal karena lugu dan bodoh,tetapi jujur.
Cerita Pak Salui merupakan cerita bersambung,tetapi tidak merupakan
cerita yang utuh;tidak ada klimaknya. Karena itu tidak rican pemah selesai. Rupanya sangat bergantung kepada khayal si pembawa cerita. Tokoh Pak Salui dalam serial ini,rupanya sejajar dengan tokoh-tokoh serupa di daerah
lainnya. Kita mengenal beberapa nama orang bodoh dan jenaka rtalam cerita-cerita rakyat, misalnya Pak Pandir, Pak Kadak,Pak Belalang, Pak Lucung dan sebagainya.
Cerita Pak Salui ini temyata dikenal di mana-mana saja di daerah Ka limantan Barat,baik dalam kalangan suku Melayu maupun dalam kalangan suku Dayak. Ada kecenderungan menyesuaikan diri dengan situasi setempat
Penulis mengklasifikasikan cerita ini sebagai dongeng orang bodoh danjenaka. Mungkin adaunsur pendidikan di dalamnya,yaitu memberikan
178
semacam peringatan kepada anak-anak agarjangan menjadi orang bodoh. Demikian juga menurut penutur, bahwa cerita ini bersifat pendidikaa Dalam cerita Pak Salui, cara beibicara dan bertingkah laku Pak Salui
mempunyai ciri-ciii yang khas. Bicaranya atau omongaimya pelat dan sengau.
179
Xn.PakSawak
Ad6 satu c6nt£ pak sawak.Pak Sawak iyd tadd'6 maliat bidddari merah tadd* giginyd kdtawa*. Kdcaratanlah dangan gigi bidddari tadd' pak Salui d. Laka' gdyd tadd', "Bagaimand aksdlu na' naik ke atas kayangan na' ngambd bidddari. Oh, pakai aku nanam batang kalapa'/' Dapat did tadd' batang kadapa*.'Tinggir,tinggir batang kalapa*. Kau tinggir nyapu awan, aku na' nyirik bidddari!" Laka* iyd tadd tang tinggi nyan batang kalapa*. Tinggi jajak ke awan."udah, udah, bagaimandkd, ka' Mambang Diawan! Batang kalapa' pak Sawak udah tinggi jajak ke awan." Laka' iyyd tadd' datang tadd' disaruknyd. "Ano' bd dd' putil bidddari, sanikkan burung pdlatuk." "0, bdlatuk, burung bdlatuk. Patukkan aku batang klapa' pak Sawak, mangkin sari mangkin tinggi.2 Datang aja' burung bdlatuk tadd'. "Tuk, gar, gar! TUk, gar, gar!" Laka' iyd tumbang batang kalapa' pak Sawak tadd'. "Udah, udah!" jiimyd tadd'. Pagi did tadd' siang-siang ari datang pak Sawak. Barik diliatnyd tang tumbang batang kalapa' dng. "Pagar nyan burung bdlatuk," katd pak Sawak."Sampai tumbang batang kalapa'ku Idh burung bdlatuk. Nanam apd aku to'd. Oh,pakai aku nanam ano'... nanam batang sagu'... batang sagu'." Pagi agd' did ncard'batang sagu' tadd'. Laka' iyd ditanam nyt^u awan! Aku nyirik bidddari." Laka' tang tinggi batang sagu'. Laka' iyd, "Oi, Allah, ka' Mambang Diawan. Udah jajak di awan yd... batang sagu' pak Sawak.""Sarukan agd' burung
bdlati^ bd, dd' putri bidddari,"jiimyd. Disarukkanyd burung bdlatuk."O, bdlatuk,burung bdlatuk. PAtuldcan aku batang sagu' pak Sawak. Mangkin sari mangkin tinggi." Laka'iyd diliatnyd datang."Tuk, gar, gar! Tuk,gar, gar!Tumbang batang sagu'.Laka'iyd,"Bagaikemand agd' akalku to'. Dab malar tumbang. Pakai aku nanam batang pinang. Dicarinyd agd'. Dapat batang pinang.'Tinggir, tinggir, batang pinang! Kau tinggi nyapu awan! Aku na' nyirik bidddari."Tang"pirr" nyd batang pinang tadd'. Tinggi agd' jajak ke awan. Laka'iyd,"Oi, Allah, ka' Mambang Diawan. Jajak agd' batang pinang pak Sawak."Oh,pakai sarukan agd' burung bdlatuk."O, bdlatuk, burung bdlatuk! Patukkan aku batang pinang pak Sawak!" Laka' iyd,'Tuk, gar, gar! Tuk, gar, gar!" Tumbang agd'. Laka' iyd pagi agd' pak Sawak."Udah, udah tumbang agd' batang pinangku. Memang kaparat burung bdlatuk iyd," jinnyd. "Pakai aku ncare' batang gatah,"jinnyd. Dicard'nyd agd' batang gdtah. Laka' iyd.'Tinggir,
tinggir batang gdtJ^! Aku na' nyirik bidddari!" "Pirr" nyd batang gdtah.
180
Tinggi agd' batang g^tah. Sarukan ag6* ke bdlatuk oleh putri. Laka' iyd: "Oh, b61atuk, burung b6Iatuk! Patukkan aku batang gatah pak Sawak!" "Bagaiman61ah kit6 to', kat6 b^latuk."Mangkin ano'... iy6 batang gatah. Bagaiman^ kit6 na' matuknyd "Eh,biar dah bd, kitd dah..., tuan putri yd minta'tolong,nda'apd udah. Kitd patuk udah,katd burung tadd'.PAgi aja' burung tadd'. Baru matuk sedko, "Gar, gar!" Lakat Matuk lagi sedko' laicat Jadi bdlumutlah tadd' di batang gatah, nda'an tumbang batang gatah dng. Burung bdlatuknyd dah bdlumut di batang gatah. Laka' iyd, berai tuan putri Mambang Diawan, bidddari tadd'. Berai. "01, Allah, ka' Mambang Diawaa Nda'an tumbang batang gatah. Yd isinyd. Tabanyak burung bdlatuk mati." Laka' iyd,"Bagaimand kala' akalnyd to', ka' Mambang Diawan. Di-
pangiinyd aku Idh pak Sawak to'd."Laka'diliamyd,pagi did pagi ari tadd'. Baru' pagi diliamyd batang gatah ang nda'tumbang. Kdsukaan did bd pak Sawak. Kdsukaan. Datang aja', manjat aja' pak Sawak. Kanyang did
makan burung bdlatuk. Pak Sawak. Laka'iyd manjat. Datang tadd. Maliat putri kdtawa', dah makin sukd did maliat tuan putri kdtawa'. Mancar gigi putri bidddari tadd'. Laka'iyd naik did ke atas."O,pak Sawak,pak Sawak! Pak Sawak carat ke Na' bdgigi amas. "Carat dd' putri sayd na' begigi
amas," katdnyd."Mun pak Sawak carat," katdnyd."Ngangakkanlah mulut pak Siyd." Mangaga. Dibakaricannyd batu. Laka' iyd,"Mangangalah pak Sawak siyd." Mangangalah pak Sawak tadd'. Laka' manganga, dimasukkanyd batu tadd. Kam'di bd pak Sawak.Namd angat Batu tadd' dimasukkaimyd ke dalam pamt pak Sawak.Pak Sawak pun dah mati. Jadi cdritdnydpun abis.
181
Terjemahan Bebas
Ada sebuah cerita ialah Pak Sawak(ular sawah). Pak Sawak melihat
gigi bidadari merah waktu ketawa. Tei^a-gilalah Pak Sawak akian gigi bidadaiiitu.
Kemudian katanya,"Apa akalku untuk naik ke kayangan mengi^bil
bidadaii. Oh, ya, lebih baik aka menanam kelapa." Dapatlah ia pohbh kalapa.Tinggi,tinggilah kau pohon kelapa.Tinggi sampai menyapu awan.
"Aduh,bagaimanakah, hai Kak Mambkng Diawan! Itu pohon kel^a Pak nya. "Begini... Dik Putii Bidadari. G)balah panggil..., panggil buhihg belatuk "Hai, belatuk, Inirung belatuk, patukkan aku pohon kelq)a Pak Sawak. Semakin hari semakin tinggi!" Segeralah datang biinmg belatuk itu. "Tuk, gar, gar. Tuk, gar, gar. Lalu tumbanglah pohon kelapa Pak Sawak."Aduh!" katanya.Per:^ah dia pada siang hari. Datang Pak Sawak. Maka dilihatnya pohon kels^anya tumbahg."Keparatlah kau,burung bela
tuk," kata Pak Sawak."Hingga tumbahg pohon kelt^aku oleh burung bela tuk. Akan menanam apakah kiranya lagi aku ini? O, ya, baiklah aku me nanam ...menanam sagu.,
Pergilah dia mencari pohon sagu. Kemudian ditanami\ya pohon sagu itu. "Sagu, sagu tingilah kau, tinggilah kau menyapu awan, aku akan menjumpai bidadari." Sebentar kemudian menjadi tinggilah pohon sagu itu."0,Allah,Kak Mambang Diawiui! Sudah sampai ke awan itu... pohon sagu Pak Sawak!""Panggilah burung belatuk, ESk Putri," kata Mambang Diawan. Dipanggilnyalah burimg belatuk oleh tuan putri. "Hai, belatuk, burung belatuk, patukkan aku batang sagu Pak Sawak. Semakin hari se
makin tinggi." Lalu dilihatnya datang belatuk. "Tuk, gar, gar. Tuk, gar, gar!"Tumbang pohon sagu. Kemudian beikata Pak Sawak," apakah kira nya akalku lagi? Semua tumbang! Baiklah aku menanam batang pinang. Dicarinya lagi batang pinang. D^atlah olehnya batang pinang.'Tinggi, tinggilah batang pinang,tinggilah kau menyapu awan, aku akan menjum pai bidadari." Lalu "pir" kedengaran bunyi batang pinang. Dan sampaiiah ia mencapai awan.
"Ya,Allah,Kak Mambang IMawan.Telahjejak pula pohon pinang Pak Sawak ke awan!""Ah,baiklah panggil burung belatuk lagi!"Dipanggilnya lagi bunmg belatuk. "Hai, belatuk, burung belatuk. "Patukkan aku batang pinang Pak Sawak.Lalu,"Tuk,gar, gar. Tuk,gar,gar! Tumbanglah pohon pinang itu. Kemudian datang Pak Sawak. "Aduh, aduh, tumbang lagi pohon pinangku. Memang keparat burung pelatuk itu!' katanya. Baiklah
182
aku mencaii pohon getah." Dicarinya pohon getah. Tinggi, tinggi, kau pohon getah." Aku akan menjumpai bidadari." katanya kemudian. "Pir" bunyi pohon getah. Moijiilang tinggi pohon getah itu. DipanggUkannya
lagi belatuk oleh putri."Hai,belatuk,burung bdlatuk. Patukkan aku pohon. getah Pak Sawak!"Beikatalah belatuk,"Bagaimanalah kita ini,se4angkan ... itu kan pohon getah. Bagaimaiia kita dapat m^atuknya?""Ah, biar sajalah, kitakan sudah... itu tuan putii minta h>long. Biar saja. Kita|»tuk saja!" kata burung belatuk. Peigilah burung belatuk itu. Bant seekor mematuk," gir, gir! melekat! mematuk seekor lagi. Juga melekat. Bertumpuklah belatuk dipolutn getah. Tidak tumbang pohon getah itu. Burung belatuk beitumpukanlah di pohon getah itu. Maka sedihlah hati Putri Mambang Diawan, bidadari itu. Sedih hati-
nya."Ya,Allah, Kak Mambang Diawan! Tidak tumbang pohon getah itu. Itulah isinya! Beitumpuk burung belatuk mati! Maka katanya," apakah kiranya akal kita, Kak Mambang Diawan, akan didatanginyalah aku oleh Pak Sawak!" Kemudian datang dilihatnya pohon getahnya tidak tumbang. Alangkah gmbiranya hati Pak Sawak. Gembira sekali. Datangiah dia dan
tents menianjat. Sampailah iake atas, Melihat putri ketawa, ma^makin gembiralah hatinya. Gemeiit^ gigi bidadari itu. Maka teiuslah ia kO ataa. "O, Pak Sawak, Pak Sawak! Pak Sawak ingmkah beigigi emas?" higin
sekali, Dik Putri saya bergigi emas," katanya^ "Jika inghi," katanya, "Bukalah mulut Pak Sawak!" Pak Sawak pun mengangakan mulutnya»
Dibakaikannya batu. Panas batunya! Batu itu dibakar. Lalu katanya, "Riikaiah mulut Pak Sawak,Pak Sawak pun membuka mulutnya. Setelah
teibuka, dimasukkannyalah batu itu, kejanglah Pak Sawak. Panas, bukan? Batu itu dimasukkannya ke dalam perut Pak Sawak. Matilah Pak Sawak.
183
Xill. Burung Ruwai
Ad^ satu cdrit6. Tadd' putri tad6' anam 6ko', anam miad6'. Laka'iy6 tad^' oldh ibu-ram^nyd tadd' putri dipolahkan ruinah sdbuah sorwg. Sebuah-sebuab seoranglah putri tadd* dipolahkan nimah tadd'. Datang tadd' putri anam. Laka' dipolahkan nunah tadd', lama'-lama'
tadd' datang putri anam,kaka'nyd anam-anam tadd'."Baikldtd pa^ mtung ke nunah putri! Isa' dua' ke tigd, kdampat, kdlima, baik kitd maing ke nunah putri,dah,"katdnyd tadd'."Diliatnyd putri tadd'nyiiam bungd tadd'. "Ya, Allah, Su! katdnyd," bagusnyd Su, i bungdmu!" "Bagus di bd ka' Nam,bilang ari disiram!"katdnyd."Oi,Allah,bagusnyd!"tadd'."Sa,dua', kdtigd, pakai kitd masakkan ad' angat baiang sdkawah, kitd nyiram bungd dd' putri!" katdnnyd.
Diambd' aja' ad' sdkawah disiiamkannyd ad' angat tadd' ke tanaman
putri. Siang ari tang layu tanaman putri di bd, nang disiranyd dangan ad' angat d."O,Allah,ka'anam,"katdnyd,kana'ap6 tanaman kuld tang layu!" "Mand dik putri, Su!!" katdnyd. "Mand ja' malar disiram, njmnih layu," katdnyd. "Yo! katd ibu, mun disiram d gdyd did bagus, tang jadi layu," katdnyd."Dibulai ibu. Disiram nyuruh layu," katdnyd. Isuk ari agd',"Sa,dua'kdtigd,kitd niayd ayam si Busu,dah!"katdnyd. Ayam sebuah raban tadd' diracun. Abis ayam sdbuah raban tadd'!
Laka' iyd datang agd' si Busu siang ari tadd'. Diliamya ayamnyd balamparan tadd' bematian. "oi, Allah, Ma'Inang ngapd ayam kitd tang abis," katd tadd'. Laka' iyd. "Oi, kana' apd. Barangkali awar dng?" katd Ma'Inmig.
Laka' iyd diliamyd Idh kaka' ang. Lama'-lama' agd', "Hd, sa, dua'
kdtigd, pakai kitd ngaja' dd' putri pagi nangguk!" "Hd, Su, Su! Pagi
i^gguk, dah!" katdnyd. "Pagi nangguk kd mand, ka' Nam?" katdnyd. "Kitd nangguk ke sungai!" katdnyd. Laka' iyd, pagi nangguk."Bismillah aku nangguk, kdtangguk ke Jawd!" katd sdko'. "bismillah aku nangguk kdtangguk ke rajd Ambon!" Masing.masingjah anam dko' tadd'. "Bismil lah aku nangguk," katd addnyd. "Kdtangguk ke ano' ... ke buah bunut!" katdnyd."Eh, kau apd bd dd' putri, Su!" katdnyd,"buah bunut d na' kau
ambd nda' tapakai iyd, to' apd bd!" katdnyd. Dilempaikannyd."Nda', ka'
Nam d,kold sayang ngan buah bunutd!katdnyd."Usah,Su,d nda'tapakai, Su,d,buah bunut d!katdnyd,"nda'an baik,"katdnyd."Nda'kold!"ka^nyd, untuk maing, bd, ka' Nam," katdnyd. "Usah!" katdnyd. Disayangkannyd! Diambd'nyd Idh putri tadd' buah bunut d. "Su!" katdnyd. "Situ'lah kau
184
sabantar,Su!" kat6ny6."Ngap6,ka' Nam?"kat6ny6,"Situ'lah,kit6 batancUng jari, dah, Su! katdnyd.
Laka' iyd batanding jari tadd'. Laka' batanding jari tadd' tang ditataknyd tangan add'nyd tadd. Ditatak dng,dipapat tangan add'dng. Jadi menangislah tadd'. Na'balikkdsupaaa Namd tanganudah logottadd',dikarat kaka'dng. Jadi nda' mao' naik tadd' si Busu d. Jadi putri nang lima' dko' tadd'balik.
Pagi datang ibu ramdnyd masing-masing."0, putri, mand ke add'mu tang disd", katdnyd."Disd'an did, Bu, d!" katdnyd,"si putri tab ke mandmand, kamd' to' ja' nda'an tau. Kamd' to' ja' lima' meadd na' ang," katdnyd."Kamd',si Busu ja' ikla'an tau", katdnyd. Laka' iyd,"Ke mand udi' add'mu tang disd'?" "Kamd' ja'an lima' meadd'", katd tadd'. Laka' iyd bdrailah rajd tadd*. Bdraikan si Busu ilang
tadd'rajd.Sebuah nagri bdrai.Namdkan ayam,namdkan kambing disd'lalu bunyi-bunyi dng, ayam bdkoko' pun disd' lalu. Sapi bdraikan anak rajd tadd'. Bang lari. Lama'-lama' tadd', berambim, berambun, pasan lalu jadi bunmg ra-
wai,putri rajd d jadi bunmg rawai. Jadi lama'-lama'tadd':"Ruwai,rawai, si teinmg niwai, niwai, ruwai, tanganku dikarat kaka'ku nang anam, Ruwai, ruwai!" katd bunmg rawai tadd'. Makin jauh, makin jauh tadd'. Malariah: "Ruwai, rawai., si Imrung rawai,rawai, rawai. Ruwai, rawai
sdburung rawai. Aku menjadi si bunmg rawai, rawai, rawai. Tanganku inidnng dikarat kaka'ku nang anam,rawm,rawai. Malariah tdrawai-rawai tadd' did dng. Lama'-lama' tadd', tang timbuUah kdsah Raden Mantri na' pagi bdbura tadd'.
"Oi, Allah, ka' Mas,pakailah kitd pagi bdbura,pagi bdbura,ka' Yang Sari, ka' Yang Natd bebura! katdnyd tadd'.
Pagilah bebura tadd'. Bara pagi bebura tang tasampang ke bunmg rawai tadd'. Tab kdmand bagusnyd bunmg ruwai tadd'. "Bagaimandlah, ka' Mantri, kitd na' ngambd' burung rawai?" katdnyd. "Bukan agd' ba
gusnyd bunmg ruwai nyd ka' Mas,bukan agd,ka' Mas!" katdnyd."Bagai mandlah dd! Mantri kitd na' ngambd'nyd. Kitd na' dapat," katdnyd tadd. "Kitd bdburulah!"
Namdkan slang ari, isuk dng nda' jua' dapat Raden Mantri ngambd' bunmg rawai tadd'. Nga did tadd' malar tdrawai-rawai dd' bd. Malar burung rawao tadd'. Ngan Raden Mantri pulang ke rumah tadd',siang nda' dapat tidu', malam nda' tantu makan tadd beraikan burung rawai. Malar
185
b^raikan buning ruwai. Tidu' sampai tdmimpi-mimpi dangan buning mwaitad^'.
"Bagaimandlah kitd ka'Mas i,ka'Yang Sari,ka'Yang Natd nang taras matd,bagaimandlah munna'ngambd'rawai?"kat^nyd tadd'."O,gdydaja' bd, dd' Mantri," katdnyd."Kitd pagi bdburu malam W,diipukkan di mand did tidu"', katdnyd tadd'."Kitd ngipukkannyd tadd*. Jadi lama'-lama' tdruwai-iuwai, makin lama, makin jauh di gunung. Jauh dng dil tdmwai-rawai d. Jadi lama'-lama' bagaimand ke tadd' bd, bdrakat nang malar ditunggu tadd' bd, tang jadi dapat did ngambd'dng bdbum d burung tadd,Idh Raden Mantri. Jadi dt^at tadd'. Jadi diambd'iah tadd'. Dipolahkan kurungan. Kurungan kawat Laka'dipolahkan, dipolahkan kurungan kawat tadd' digantung di luar. Laka' iyd tadd' did; "Ruwai, ruwai, si burung ruwai. Aku nda' mao' kurungan kawat,ruwai-ruwai. Aku mao'kurungan tamagd,ruwai,ruwai." katdnyd tadd'. "Did to' bd ta' buatkan kurungan tamagd, ka' Yang Sari!"
katdnyd. "Bagaimand to'd!" "Polahkan dd' Mantri," katdnyd. "Bdrapd jua'lah banyaknyd kurungan tamagd," katdnyd tadd'. Ditampa'kan tadd' kurungan tamagd. Laka'iyd tadd':"Ruwai,ruwai,si burung ruwai, ruwai,
ruwai. Aku na' minta' kkambu kasd, ruwai,ruwai!" Laka' iyd, "Aduh, aduh, ka' Mas Yang Sari, dah na' minta' kdlambu kasd," katd Yang Sari, abang dng. Laka' iyd dipolahkan kdlambu kasd. Laka' iyd dah: "Ruwai, rawai,si burung ruwai,rawai,rawai. Aku nda'mao'kurungan besi, rawai, rawai, Aku mao' kurungan pdrak, rawai, rawai.""Udah, udah, ka' Mas! Udah minta kurungan pdrak agd'!" katdnyd. "Abo'! Tampa'kan bd dd' Mantri kurungan pdrak,"katdnyd.Tampa'kan agd'kurungan pdrak."Laka' iyd, dah bdbunyi agd: +Ruwai,rawai, si burung rawai, rawai, rawai. Aku nda' mao'kurungan pdrak,rawai,rawai. Aku mao'kurungan amas,rawai, rawai.""udah,ka' Mas,dah kurungan amas agd' katdnyd.'Tampa'kan bd dd' Mas!" katdnyd. Polahkan kurungan amas. Laka' iyd, udah iyd, nda' mao'tidu' di luar."Ruwai,rawai,si burung rawai,rawai,rawai. Aku nda' mao'tidu'di luar,rawai,rawai. Aku mao'tidu''lam kamar,rawai,rawai." "Udah, udah!" katdnyd."Nda' mao' tidu' di luar, did mao' tidu''lam kamar!"Masukkan agd' dalam kamar nda mao'dalam kelambu,masukkan agd' dalam kamar burung rawai iyd.
Lama'-lama' tadd', tang bagaimand ke burung rawai tadd', tang tagarak atinyd na mandi'. Mandi' tadd' burung rawai iyd. Laka' iyd diliatnyd Raden Mantri nyanyak nyan tidu'nyd. Mangkin ja' dakat tampatnyd man-
186
di' 6. Mandi' macam-macam tadd'. Dipakainyd kaing den Mantri, diba-
sahinyd. Pupur den Mantri diparang-parangk^yd, ditabur-tabuikannyd tadd'ldh buumg ruwai tadd'. Kdluar tadd' Ma' Inang. Ma* Inang, Ma' Inang! katdnyd."Oi, Allah urang bagus, urang cantik dari mand?" tanya Ma' Inang."O, Ma' Inang d, usah padahkan. Ma' Inang d, saya ti' ja' bunmg ruwai, Ma' Inang d!" katdnyd. "Kala' mun den Mantri betanya' sapd'nang makai kaingku, padahkan Ma'Inang ngaku'dng, Ma Inang i!" katdnyd. "lyd, ulun! katdnyd Ma' Inang tadd'. "Mun did batanya' madahkan pupur bdtaburan. Ma' hiang ngaku'dng, Mak Inang i!" katdnyd. "lyd, ulun!"jawab Ma'Inang tadd'. Laka' iyd masuk agd' dalam sarung dng. Lama'-lama' malam tadd' tang bangun den Mantri pagi ari tadd'. Diliatnyd kaing dng tang basa', diliatnyd pupur dng tang bdtaburan tadd'. "Nda', sapd nang dajal to'!" kat^iyd."Kaing basa' to'," katdnyd."Laka' did mandi'disimpaimyd di situ',"katdnyd.Pagi did nyirik Ma'Inang."Ma' Inang!" katdnyd."Ngapd den Mantri?" katdnyd tadd'."Sapdnang mandi' to'. Abis sampai dng kaing! Basa'!" katdnyd. "Ulun!" katd Ma' Inang. "Den Nfentri makai kaing!" katdnyd."Babang ke. Ma'hiang 61", mangkin
tud mangkin andak!"katdnyd."Kttog nda'susah-susah gdyd tang dibasahi! katdnyd. "SJ5)d to' makai ano'v Ma' Inang! Ya, Allah, pupur agd' to'," katdnyd, bdtaburan."Sapd Ma'Inang bepu(»ir to'?" katdnyd."Ulun tadd'
bepupur!"katdMa'Inangv"Na'nagpd,giIdkeMa'Inang,marangaike,apd kel," katdnyd."Nda' susah-susah bdpupur, bdpupur!" katdnyd tadd'! Maratdah den Mantri tadd'. Kalut tadd'Ma'Inang.
Laka'iyd,isuk gdyd agd'. Bilang ari aku ngipukkannyd,"katdnyd tadd'. Laka'iyd baru diipul^annyd,rupdnydja' burung ruwai kdluar dari sarung dng. EHliatnyd ja'bunmg ruwai. Jadi lama'-lama' burung ruwai tadd' kdluar dari sarung dng,
diambd'nyd sarung dng, dibakar dng oldh Raden Mantri. Laka' iyd udah ditemukaimyd, did na' mandi'. Udah ditaukannyd den Mantri mbakar sarungnyd tadd'.
Jadi kadap asp ang. Ngacung ke Kadah jadi kaing kadah. Ngacung ke
Ambon jadi kaing ambon. Ngacung ke Jod^jadi kaing Jodah tadd'. Jadi bdlonggok di bd kaing Jadah, kaing Ambon di siyd. Belonggok kaing. Didnyd pun maliat sarungnyd tadd'. Jadi kdsupananlah didnyd na' naok. "Gasaknyd ito'! Gasak ang iyd!". "Ngapd tang jadi burung mwai?" Dipadahkannydlah,dicdritdkannyd dikarat'Idh kaka' dng nang anam tangannyd.Mas^di bd tangan kutung d dikarat kaka' ang nang anam.Ja^lama'-
187
lama'dah batul lah tadd'. Datang aja' tadd' si putri, putri nang anam tadd', maing ke rumah add' dng."Dah,sa', dua',ke tigd kitd ke nunah si Busu!" katdnyd.P$igi maing ke nunah si Busu tadd'. Diliatnyd," ngapd?"katdnyd. "Bagusnyd laki si Busu i!" katdnyd, tang add laki si Busu, tang bagus,
jangan-jangan ja' ano', rajd Mantri!" katdnyd."Dah kitd ngajak si Busu dua' sd laki,tigd sdlaki," katdnyd tadd',katd kaka' dng d. Laka' iyd, "O, Su, Su!" katdnyd. 'To'lah kau sabantar," katdnyd. "Ngapd ka' nam?" katd tad'. "Mao' ke kau, Su! Kitd dua' selaki, tigd sdlaki!""Usah,ka' Nam d,nda' bol^,ka' Nam,"katdnyd."Padatikan bd ke lakimu, Su!"katdnyd."Dua'sselaki, tigd selaki," kat6iyd tadd'. Laka'iyd dipadahkannyd."Ka'Mantri,bang Mantri,ka'anam ngajakd dua'sSaki,tigd sdaki!"kat^yd.Nda'anboldhdd'putri gdyd!"katdRaden Mantri," padahkan ka' Anam ^ua' sdlaki, tigd sdaki nda' boldh gdyd," Laka'iyd isuk ari agd'."Su,Su,sayang ke,lakimu dangan kau?"katdnyd. "Sayangdibdka'anam,"katdnyd."Koldmaikli',bajudibajuinyd.Macammacamlah gdyd."Mun did sayang dangan kau,Su,i," katdnyd,"Kau nda' tidu', cucuk' jarum sd duni dng, Su, d!" katdnyd. "Kau mbali barang sdbatung," katdnyd tadd'."Mun did na'tidu'd, kautulakkan!" katdnyd. Jadi gdyd tadd', baru' na' tidu' den Mantri tadd', ditulakkannyd. "0, Mah!" katdnyd. "Sampai ati de' Busu dangan abang". "Apd udik bd? katdnyd.'Tang lalu gito' dd'putri!"katdnyd. Nda'an dipadahkannyd kaka' dng d. "Sampai ati dd' putri dangan abang. Cabutkan jarum di bdlakang
abang, katdnyd. Jadi dicabutkannyd, paku dibdlakang dng. Lama'-lama gdyd,ilang kdsah dng.Sdkali lagi lah ito'd.Su,Su,sayang kelakimu dangan kau,?"katdnyd."Sayang ka'Nam d.Mangkin sayang ka'
Nam d," katdnyd."Mun did sayang dangan kau d, parang d digantung ke lawan, Su, d. Mrm did na' kdluar, tulakkan did ke lawang. Sobak di bdsikunyd kana' parang. "Sampai ati dd' Busu dangan abang. Udahlah jarum,to' parang agd'. Ngan gdyd abang larilah dari sito'" katdnyd. Laka'
iyd nangislah did ndangar lakinyd na'lari. Bdpagang did ke baju laid dng. Lari dng,lari jua' did dng. Cdritdpun udah abis.
188
Terjemahan Bebas
Ada suatu ccrita. Putri Enain bcrsaudara dan cnam bcradik. Nlaka dibuatkanlah oleh ibu-bapaknya masing-masing sebuah rumah. dibuatkan
rumah masing-masing sebuah. Tersebudah putri yang keenain. s^udah dibuatkan nimah, putri yang ke anam bersama-sama dengan putri enam lainnya.
.
..
.j
••Lebih baik kita bertamu ke nimah adik putri! Putn kesatu, kedua,
ketiga, keempat, kelima, ayo kita bertamu ke rumah dik putri, katanya. Dilihatnya adiknya sedang menyiram bunga. "Ya, alah, Su katanya, "Alangkahbagusnyabungamu,Su?""TentulahbagusKakNam,setiaphari disiram," katanya. "Oi, alah, bagusnya!" katanya. "Kesatu, kedua,ketig^ baiklah kita rebus air panas barang sekawah, kita siramkaii ke bunga Dik
Putri," katanya iMambilnya air hangat sekawah, lalu disiramkaimya ke tanaman putri.
•
Pada «ang harinya layulah tanaman fHitri yang disiram mereka dengan
air hangat "Oi, Jdah, Kak Nam,"katanya. "Mengapa tanamanku layu?" katanya."Yang mana,dik putri, Su?" katanya."Itulah! sebab disiram,jath layu," katanya. "Mengapa? Kata ibu. Tanaman disiram tentu layu," katanya.
Keesokan harinya lagi,"Kesaitu, kedua, ketiga,baik kit^ aniaya ayam
si Rungsu!" katanya. Habislah ayam sekandang diracun ipereka. Kemu-
dian teikejutlah si Bungsu pada pagi harinya. Dilihatnya ayamnya pada mati beigelipangaa "Oi, alah, Mak Inang, mengapa? Barangkali sudah musimnya?" kata Mak Inang. Kakaknya-kakaknya pun melihat ayam-
ayam itu mati. Setelah itu beikata pulalah loJtaknya, "Kesatu, kedua, ketiga, baik kita mengajak Dik Putri menangguk!""0,Dik Bungsu! M^ pergi menangguk!" katanya."Menagguk ke mana, Kak Nam?"katanya. Kita pergi menangguk ke sungai," katanya. Pergi menangguk, semoga tertangguk raja kedah!"kata seorang,"Bismillah aku menangguk,semoga
dapat raja Ambon." Masing-masinglah dengan polanya putri-putri tersebut. "Bismillah aku menangguk," kata adiknya."Semoga dapat... dapat
buah bunut," katanya."Eh, untuk apa Dik Putri?" katanya."Buah bunut kau ambil itu tidak ada gunanya!" kata kakaknya. "Untuk apakah Dik Putri?" katanya. Dilemparicannya buah itu. "Jangan, Kak Nam, saya sa-
yang akan buah itu!" katanya. "Tidak usah, Dik, tidak ada gunanya buah bunutitu!"katanya.'Tidak baik,"katanya.Tidak!"katanya."Untuk mainmain,Kak Nam!"katanya pula. Jangan!"Dilarangnya. Masih diambil oleh putri buah bunut itu. "Dik!" katanya. "Ke sini kau sebentar!" katanya.
189
"Mengapa?" katanya, "Ke sinilah, coba bertanding jari, katanya. Mereka pun bertanding jari. Setelah bertanding jaii. maka ditetak tangan adiknya. Ditetak dan dipotongnya tangan adiknya. Menangislah adiknya, malu dia pulang.Tangannya telah buntung dipotong kakaknya.Si bungsu tidak mau pulang ke rumah.
Kemudian datanglah ayah-ibunya masing-masing."He,kemana pergi adikmu?" katanya.'Tidak ada, Bu!" katanya. "Dia entah ke mana, kami
tidak tahu. Kami cuma berlima," katanya. "Kami tidak tahu tentang si Bungsu," kata mereka."Lalu ke mana adikmu,tidak tampak?" kata ayahibunya."Kami tidak tahu ke mana pergi si Bungsu," katanya."Dia pergi seorang diri," katanya."Kami hanya beiiima katanya lagi."
Maka bersedihlah hati raja. Raja bersedih hati karena lenyapnya si Bungsu. Sebuah negeri orang bersedih hati. Apalagi ayam, kambing, semuanya diam berdiri. Tidak ada ayam beikokok. Sepi semata, berduka cita karena hilangnya putii raja.
Karena terlalu lama kena embun,akhimya putri punjadi bunmg mwai.
Jadilah ia burung rawai. Tidak lama kemudian,"Ruwai,ruwai, si burung mwai, mwai, mwai. Tanganku dikerat kakakku yang anam, mwai, mwai.
Tanganku kudung dikerat kakakku yang Miam, mwai, mwai,kata burung mwai itu. Makin lama makin jauh perginya. Tems-temsan ia berbunyi. "Ruwai, mwai,si burung mwai,mwai.Tanganku kudung dikerat kakakku yang anam, mwai, mwai. Ruwai, mwai,si burung rawai. Aku menjadi si burung mwai,mwai,mwai.Tanganku kudung dikeratkakakku yang anam, mwai, mwai." Tems-temsan ia melagukan "mwai, mwai." Tersebut pulalah kisah Raden Mantri hendak pergi berbum."Oi, alah,
Kak Mas, baiklah kita pergi berbum! Pergi berbum, Kak Yang Sari, Kak Yang Nata,marilah kita berbum!"katanya.Pergilah mereka berbum.Bam sebentar mereka pergi berbum, berjumpa mereka dengan bumng ruwai.
Alangkah bagusnya burung mwai itu."Bagaimana caranya kita mengambilnya, Kak Mas?" katanya.'Tiada kepalang bagusnya burung itu, Kak Mas, bagus sekali, Kak Mas," katanya, "Bagaimana cara menangkapnya Dik Mantri? Kita tidak mungkin mendapatkannya,"katanya."Kita berbum sajalah!"
Siang hari keesokannya juga tidak dapat Raden Mantri menangkap burung mwai itu. Burung mwai itu tems saja melagukan "mwai,rawai".
Akan Raden Mantri bahwa burung itu pulang ke rum^, siang tak dapat tidur,malam tak tentu makan,berahikan burung itu. Berahi kepada burung mwai. Tidur selalu bermimpi akan burung mwai itu."Bagaimanakah kita
190
ini, Kak Mas, Kak Yang Sari, Kak Yang Nata yang tenis mata (dapat
melihatjauh),apa akal menangMp bunmg niwai itu?""Begin!sajalah,Dik Mantri," katanya. "Kita peigi beibura malam hari, kita intip di mana tidumya," katanya lag!."Kita mata-matai dia!" Bunmg itu sambil beriagu "rawai, niwai" semakin jauh, akhimya
sampai ke gunung. Jauh sampai ke gunung ia bersera "niwai, niwai!" Akhimya entah bagaimana,kaiena sering ditunggu,dapatlah Raden Mantri m^nangkap bufung mwai itu. Dapatlah ia bunmg mwai itu. Lalu diambil, dibawa pulang. Dibuatlah kurungan kawat Kurungan kawat? Kemudian bunmg itu bemyanyi Ruwai, rawai, si bunmg rawai. Aku tidak mau ku rungan kawat, rawai, rawai. Aku mau kurungan tembaga, rawai, rawai" katanya.
"Kak Yang Sari, dia minta buatkan kurungan tembaga," kata Den Mantri. "Bagaimana, ya?" "Buatkan sajalah, Dik Tri!" kata kakaknya.
"Berapalah harga kurungan tembaga," katanya lagi. Ditempatkanlah ifiiningan tembaga untuk kurungan bunmg itu. Kemudian lagi,"Ruwai, rawai, si bunmg rawai, rawai, rawai. Aku mau kelambu kasa, rawai, ru wai.""Aduh,aduh,Kak Yang Sari, ridak akan iqia-apa,'kan hanya minta
kelambu kasa pula bunmg itu," kata Den Mantri."Aneh Dik Mantri,tidak akan apa-apa, kan hanya minta kelambu kasa. Buatkan sajalah kelamtni kasa. Sesudah itu,lalu "Ruwai,rawai,si bunmg rawai, rawai, ruwai. Aku
ti
Mantri. "Heran! Tampakkan sajalah Dik Mantri kurungan perak," kata kakaknya.'Tampak sajalah kurungan perak itu!" Kemudian lalu beriagu lagi,"Ruwai,rawai,si bunmg rawai,rawai,rawai. Aku tidak mau kurung an perak,rawai,rawai. Aku mau kurungan emas,ruwai, rawai." "Aduh, Kak Mas!" kakaknya. Dibuatlah kurungan. Kemudian dia tidak mau tidur di daiam kamar, rawai, rawai." "Aduh, aduh!" kata Den Mantri. •Tidak mau tidur di luar, maunya tidur di dalam kamar!" Dimasukkan
tnm'nga" iui ke dalam kamar. Tidak mau dalam kelamlm, maka dimasukkaniah ke dalam kamar kurungan rawai itu.
Setelah beben^a lama, entah bagaimanakah, bunmg rawai itu,
tergerak hatinya untuk mandi. Mandilah burung rawai itu. EHlihamya Raden Mantri sedang tidur nyenyak. Padahal sangat dekat tempat mandi, (iffkat kamar Raden Mantri. Keluarlah Raden Putri dari selubungnya bu
rung rawai itu. Mandi serta macam-macam ulahnya. Dipakainya kain
191
Raden Mantri, dibasahinya. Pupur Raden Mantri diserak-serakkannya, ditabuikannya oleh buning rawai itu.
Tiba-tiba keluar Mak Inang."Mak In^g, Mak Inang!" katanya."01, Allah, orang bagus, orang cantik, darimana gerangan?" kata Mak Inang. "O, Mak Inang,jangan beii tahukan, ya, Mak hiang! Saya inilah burung ruwai, Mak Inang!" katanya."Nanti kalau Den Mantri bertanya siapa yang memakai kainku, beiitahu dan akuilah oleh Mak Inang, ya Mak Inang!" "Ya, tuanku!" kata Mak Inang." "Jika ia bertanya dan memberitahu pupumya beitaburan, Mak Inang moigaku saja, Mak Inang!" katanya. "Ya,tuanku!" kata Mak Inang. Kemudian masuklah kembali ke dalam selubungnya. Setelah malam
itu, pagi hari bangunlah Raden Mantri. Dillhatnya kainnya basah, dilihatnya pupumya bertatMuan. "Duh, sitqpa yang nakal ini!" katanya. "Kain basah," katanya. Peigilah ia mencari Mak Inang. "Mak Iniang!" katanya. "Mengapa den Mantri?" katanya." Siapa yang mandi? Habis basah kain itu!" katanya. "Patik!* kata Mak Inang. "Patik yang memaktu kain itu," katanya,"Semakin tua semakin tidak beies!" katanya."Ktdn' kan tidak pemah dibasahi!"katanya."Siapa yang memakai...,Mak Inang! Ya,Allah,pupur itu! katanya.Pupur itu beitaburan,"katanya."Siapa yang berpupur, Mak Inang?" katanya. "Patik tadi beipupur," kata Mak bang. "Apa-apaan, Mak Inang, iq>a sudah siriting, atau dekat ajal baiangkali,"
katanya."Apakah kau pemah berinipui?" katanya. Marahlah Raden Man tri. Bingung Mak Inang.
Kemudian sudah baiklah keadaan putri dengan Raden Mantri. Terse-
butlah putri yang enam hendak pergi bertamu ke rumah adiknya."Aye, kesatu,kedua,ketiga kita bertamu ke rumah si Bungsu!"katanya.Pergilah mereka bertamu ke mmah adiknya yang bungsu. Serta datang, "Me ngapa?" katanya."Bagusnya suami si Bungsu, ya?""Mengapa ada suaminya, begitu bagus,jangan-jangan Raden Mantri!" kata mereka."Aye,kita mengajak si Bungsu bersuami bersama, kita beidua atau bertiga," kata kakaknya. setelah itu,"Su,Su!" kata kakanya."Ke sinilah kau sebentar!" katanya."Mengapa Kak Nam?" katanya."Maukah kau, kita berdua, ber
tiga bersuami bersama!"'Tidak, Kak Nam! Tidak boIeh!"katanya."Beii tahu suamimu, Su!" katanya, kita beidua, bertiga bersuami bersama," katanya.
Setelah itu disampaikannya kepada suaminya. "Kak Mantri, Bang Mantri, Kak anam mengajak kita beidua, bertiga senunah!" katanya.
192
"Tidak boleh dik Putri yang demikian itu!" kata Raden Mantri. "Beri tahu kak Anam itu bahwa tidak boleh."
Setelah itu, keesokan harinya lagi, "Su, Su, sayangkah kau kepada suamimu?"katanya."Tentulah sayang,Kak Nam!"katanya."Kalau mandi
ditolongnya mengenakan baju. Bennacamlah yang lain," katanya. "Bila dia sayang denganmu,Su,"katanya."Bila hendak peigi tidur, kau tusukan janim di kasumya,Su," katanya."Bell janim barang setabung," katanya. "BUa dia hendak pergi tidur, kau tolak dia," katanya. Demikianlah ketika suaminya hendak pergi tidur, ditolaknya suaminya. "0, Allah," katanya. "Sampai hati IMk Bungsu kepada Abang!""Mengapa pula. Bang?" kata nya. "Mengtqpa jadi demikian Dik?" katanya. Tidak diberitahukannya pftrbiiatan kakaknya."Sampai hati Adik teifaadt^ Abang. Cabutkanjanim di belakang Abang!" katanya. dicabutnya janim di belakang. Setelah itu teriupalah kejadian itu. Sekali lagi diulanginya. "Su, Su, sayangkah Adik kepadasuamimu?"katanya."Sayang,Kak Nam.Makin sayang KakNam,"
katanya. "Bila dia sayang kepada kau, gantung parang di pintu. Bila dia mau keluar, dorong dia ke pintu," katanya. Begitulah, digantungnya parang di pintu. Kemudian bam saja suami nya mau naik ke nunah, didorongnya suaminya ke pintu. Robek sikunya
kena parang."Sampai hati Dik Bungsu deiigan Ab^g". Sesudah janim, kini parang pula. Bila begitu, Abang pergi sajalah dari sini," katanya. Sesudah itu menangislah putri mendengar suaminya mau pergi. Beipe-
g^ngiah dia ke baju suaminya. Bila lari suaminya,laii jualah dia.
193
XIV.Batu Belah
Ad6 satu cdritd Batu Ballah, Anak dua'dko',dua' mdadd'.Namdnyd si Kuntum Malur dangan si Kuntum Mdlati.Laka'iyd tadd' si Kuntum Malur
dangan si Kuntum Mdlati tadd malarlah dtinggalkan uma' dng ke ladang tadd'. Malar, bilang ari, saban ari pagi ke ladMig. Laka' iyd si Kuntum Malur tadd' na' nunda'tadd',dng si Kuntum Malur,add si Kuntum Melati
tadd'."Kau usah na' nunda' nong, kala' uma' nangguk, Nong!" katanyd. "Nanggukkan kita' ikan," katdnyd. Au' bd!" katdnyd. "Kita' usah na' nunda', nong, kala' uma' nangguk," katdnyd. Laka' iyd, malar saban ari. Isuk gdyd agd' did dng. Uma' nda'an nangguk. Laka' iyd malariah menangis. "Uma' bd, tang mbulai' kamd'," katdnyd. "madahkan nangguk-, malar nda' nangguk," katdnyd. O, inyan isuk kita' kutanggukkan," ifat<^ uma'dng.
Laka' iyd datang dari ladang. Malar menangislah anak dng, malar. Disd'ngambd'ikan d.Laka'iyd cukup kdtigd ari tadd',pagi inyan uma'dng nangguk. "Aku to' na' nangguk, Nong!" katdnyd. Laka' iyd naiiggtik. Dapat tdmakul. Basar tdmakulnyd. Laka' iyd,"Kuntum Malur, Kuntum
Melati!" katdnyd. Kala' tdmakul to* disiangi. Mun bdtalur kala' tinggali jua' aku!" katdnyd."Kala' aku na' ke umd," masakd, kala' tinggali aku," katdnyd."Au'bd,ma'!" katdnyd.
Laka'iyd pagi iyd ke uma.Laka'iyd disiangi talur tdmakul. Basar talur tdmakul tadd'. Laka' iyd, dimasakinyd talur tdmakul d. Makan tadd' add
dng. "Ka', minta' talur tdmakul!" katdnyd."0, usah, bd nong! Ninggali uma'!"katdnyd."Uma'ke umd,nong,"katdnyd."Kala'kemponana uma',
nong!", katdnyd."Kala' disambar batu balah," katdnyd. "Inda'!" katdnyd "Aku minta'!" katdnyd."Usah! Ninggali uma'," katdnyd."Uma'bd kada' kdmponan," katdnyd. "Nda'!" katdnyd. "Kala' ditangkap batu balah." Malar menangis si Kuntum Malur tadd'. Laka'iyd si Kuntum Melati, mun menangis add' dng, did pun menangis jua'. Laka' iyd malar minta' talur tadd'. Dibaiikkannyd. "Nah! suka atimula!" katdnyd. "Kala' uma' di tangkap batu balah," katdnyd. Dibdrikkannyd, abis tadd' talur tdmakul. Laka' iyd, lama'-lama' uma' dng pun datang dari ladang tadd'. Laka'
iyd datang tadd'."0,Kuntum Melati," katdnyd."Ambdkanlah kaing uma' siyd!" katdnyd. Laka' iyd diambdkannyd kaing, diambdkannyd baju Idh Kuntim Melati. "O, Kuntum Melati;" katdnyd. "Ambdkan aku kaing!" Mandi' tadd'. Macam-macamlah laka' mandi' tadd*. Laka' iyd. "Udah makan ke kita'," katdnyd."Udahan, ma'd,kamd' makan," katdnyd."Apd
194
lau' kita'," kat6ny6. "Iy6 d6 bd, ma', apd polahan uma' nangguk 6" katdnyd. "Add nda' kita' ninggali aku talui?" katdnyd. Disd'an ma'd," katdnyd."Abis dimakan si Kuntum Malur, ma'd," katdnyd."Yo,kan udah
kupadahkan tadd'," katdnyd.'Tinggali aku," katdnyd. "Ngapd tang kita' abisi," katdnyd. "Bagaimandlah ma' nda' diabisi, did malar menangis, malar minta'. Jadi kubaiikkan semudnyd.""Sampai ati kita' dangan aku," katdnyd."Mun gdyd aku na' nyirik batu ballah" katd tuna' dng. Laka' iyd," Sanggal dng tuna' na' ninggalkan add', tangkap batu ballah," katdnyd. ""'Tewas kita' nda' ninggali aku talur tdmakul d," katdnyd.Laka'iyd pagi did. Bajalan,bajalan tadd'. Laka'iyd,batu besaruk did batu balah d.
"Batu balah, batu bdtangkup. Tangkupkan aku dangan kakimu. Aku kdmponan talur tdmakul." katdnyd.tadd'. Ditangkupnyd leh batu ballah ngan kaki dng. Laka' iyd menangislah anak dng, si Kimtum Malur tadd'. Menangis."Idi, kau" katdnyd."Nda'an kau tinggali uma' talur temakul," katdnyd."Uma' ditangkap batu ballah," katdnyd tadd'. Mengis malar did.
Na'nyusu si Ktmtum M^ur tadd'. Laka'iyd disani'nyd uma'dng leh si Kuntum Melati tadd'. "Uma', uma'. Tanti' kamd'. Kamd' ditanti' di tangah jalan. Si Ktmtum Malur kdlaparan susu," katdnyd. "idi kita'," katdnyd sampai ati dangan aku," katdnyd."Nda'an kita' tinggali aku talur tdmakul," katdnyd tadd."Bawa' sito' add'mu." Pagi agd' disusui dng. Laka' iyd, "Gi, balik dah kita'!" katdnyd. Laka'iyd bajalan agd' bajalan, bajalan. Bdsam agd' batu balah."Batu balah, batu betangkup.Tangkupkan aku ngan punggungku.Aku kdmponan talur temakul." katdnyd tadd'. "Kop!" katd batu ballah angan punggung dng. Laka' iyd menangis agd' anak dng, tadd'. Menangislah tadd'. Nda' tdiburkan si Kuntum Melati tadd'. Menangis add' dng, menangis jua' did tadd'. "idi, dd', kau! Udah kupadahkan, uma' tak tinggali talur tdmakul, malar kau makan," katdnyd."Idi, uma' ditangkap batu balalh," katdnyd. Laka' iyd menangislah. Malar nda' terbuikan dangan add' dng tadd'. Laka'iyd tesaru'agd'."uma',uma'.Tanti'kamd'.Kamd'ditanti di tangah
jalan. Si Kuntum Malur kelaparan nda' ditinggali talur tdmakul," katdnyd tadd'. Laka' iyd,"Aku kdmponan, aku nyirik batu ballah," katdnyd. Laka' iyd nda'an uma' ang dulikan. Malar besani' tadd'."Batu ballah, batu tangkup. Tangkupkan aku ngan pinggangku," katdnyd. "kop," katd batu balah tadd' angan inggang dng. Laka' iyd malarlah anank dng me-
195
nangis tad^',si Kuntum Malur tadd*. Laka'iyd,sampai atilah uina'dangan kitd, d6'. Kau kelaparan susu," katdnyd tadd'! "Idi, kau!" katdnyd."Uma* taVtinggali taiur tdmakul, nda* kau tinggali," katdnyd tadd'. Malar tadd' bdsaru'; bdsaru' agd'si Kuntum Melati d. Si Kuntum Melati malar bdsaru'.
Uma', uma*. Tanti* kamd*. Kamd' ditanti' di tangah jalan. Si Kuntum Malur kelaparan susu," katdnyd tadd'.
Laka'iyd tadd', tang ditanti'nyd jua' anak dng tadd'. Disusuinyd anak dng tadd'. Disiuuhnyd balik agd' anak dng. Laka'iyd tadd' bdsaru' agd' di batu ballah tadd'. "Batu ballah, batu bdtangkup. Tangkupkan aku anggan susuku," katdnyd tadd'."Kop,katd Batu balah anggan susu dng. Abis susu dng. Laka' iyd, lama'-lama' tadd', menangislah anak dng. Apd agd' na' disusui dng. Udah abis susu dng d.Laka'iyd bdsaru'agd'anak dng."Uma', uma'. Tanti' kamd'. Kamd' ditanti' di tangah jalan. Si Kuntum Malur kdlaparan susu," katdnyd. "Eh, apd agd' na' disusui!" katdnyd. "Susuku udah ditangkup batu balah," katdnyd. Bdsam' agd' did dng."Batu ballah, batu tangkup. Tangkupkan aku anggan pala'ku. Aku kdmponan talur tdmakul," katdnyd. Abis anggan kepala dng. "Idi, kau, Kuntum Malur," katdnyd. Malar menangis." Unaa' dah abis ditangkup batu ballah," katdnyd. "Kdmandlah agd' acung kitd to' d," katdnyd. Laka' iyd bajalan, bajalan turun utan langkah utan; turun rimha
langkah rimbaan di di bd bdjalan dua' mdadd'tadd, menan^s tadd'. Tang disalak asu' nek Kabayan. Disalak asu' Ndk Kabayan.Laka'iyd, "Apd nang kausalak asu'" katdnyd."Apd baddnyd kau liat, antu ke, setan
ke,ibliske,Jin kd?"katdnyd tadd'.Laka'iyd malariahnyalakasu'nyd tadd'. Bakatok agd' ayam dng tadd'. Add nang bdkatok, add nang bdkukuk, macam-macam ayam dng tadd'. Laka'iyd tadd',"Apd nang kau kukukkan,
apd nang kaukatokkan," katdnyd. Si bulu bayas, si bulu putih, si bulu kuning," katdnyd tadd'. "Antu kd, setan ke, kautanguikan?" katdnyd. "E, na' bdtalui tang bdtalui, usah taguikan," katdnyd tadd'."Oi, AUah,ndk d,"
katdnyd."kamd'dikatakkan ayam,"katdnyd."Oi,AUah d,"kui semangat," katdnyd tadd. "Disd' anak dapat anak, disd' cucu' dapat cucu'," katd ndk Kabayan tadd'. Kdsukaanlah ndk Kabayan tadd'. Diambd', dimandi'kan tadd'.
"Dole',cu'i nindk na'nyangkul tai' ayam dolo'i,"katdnyd. Dicangkul aja' tai' ayam Idh ndk Kabayan tadd'. Pakai cangkul tadd'."Kui semangat, to' dari ntand? Disd' anak.dapat anak, disd' ucu' dapat ucu'," katdnyd. Kesukaan ndk Kabayan tadd'. Digendong tadd'. Disd'. anak dapat anak
196
tad6'. Udah iyd, laka' makan tadd'. Apd ke cuk tang lalu sito', sasat dua* mdadd'?"katdnyd."Oi,ADah ndk d,uma'ditangkap batu ballah," katdnyd. "Yo, bagaimand tanggalnyd cu', ditangkap batu ballah?" katdnyd. "Idi, adik si Kuntum Malur bd, uma' disuruhinyd nangguk," katdnyd. "Dapat ano', dapat tdmakul. basar ndk tdmakulnyd. Laka' iyd bd, ndk," katd uma' tinggali kal' aku talur tdmakul. Jinnyd kala' muh nda' kita' tinggali di tangkap batu ballah,katdnyd.Laka'iyd tang pagi uma'bd,ndk. Si Kuntum Malur malar menangis, ndk, minta' talur tdmakul. Jadi sayd bari'kan ke si Kimtum Malur. Dimakan Idh si Kuntum Malur. Abis uma' ditangkup batu ballah. Add' si Kuntum malur jadi kdlaparan susu," katdnyd. "Kasihan!" katdnyd. "Sanggal dng luna'ku, kan apd tanggal talur tdmakul sampai nyirik batu ballah," katdnyd. Ja' bodo bd, uma'mu d," katd ndk Kabayan. "Oi, AUah,diamlah kita' dangan aku," katdnyd."Aku disd' beanak, disdd' bdcuGu'," katdnyd.
Laka' iyd diam dangan ndk Kabayan tadd', si Kuntum Malur, si Kuntum Melati tadd'. Laka' iyd udah basar tadd' si Kuntum Melati tang tukang si Kuntum Melati tadd'.Pandai nggobah bungd,macam-macamlah, pandai nyulam saputangan tadd' si Kuntum Melati. Laka'iyd lama'-lama' tadd', Ndk Kabayan ja' bilang ari bdjual sdgald
pdagd, miding, paku' ke rumah rajd. Radoi Mantii. Laka' did tang disd' agd' datang. Mand Idmd Idh cucu', Idnd Idh cucu'. "Ngapd do' i. Ma' Inang," katdnyd, add ke Ma'Inang bdjtimpd ndk Kabayan bdjualan paku', miding," katd Raden Mantii. "Nda'an suah bd, Gusti den Mantri, agd' maliat ndk Kabayan dua',tigd ari to'. Ngapd ke tang disd' did nyual paku' miding," katdnyd."Kdmand i, ndk Kabayan tang disd'," katd den Mantri. "Kd mand udi' did dng tang disd'.""Ntah di kd mand tang disd'," katdnyd. Laka'iyd addlah satangah bulan tadd'udah Idnd Idh cucu dng dua'dko' d dapat cucu'd. Laka' iyd, "Cucu', cu' molah saputangan, pandai cucu'
mol^ saputangan i," katdnyd."Pandai nd d," katdnyd. Laka'iyd,"Pandai cu' molah gobah bimgd?" katdnyd tadd'. "Gobah btmgd dangan ano'd, gobah bungd,saputangan,"katdnyd.Laka'iyd,"Nindk na'pagi bajualan ke rumah Raden Mantri,"katdnyd."Jauh ke rumah rajd,ndk?"katdnyd."Jauh, cu d, jauh nindk bdjajd," katdnyd tadd'. "O, Ma' Inang, tang rupd ndk Kabayan," katdnyd tadd'."O,inyan di bd nun; apd dibawa' ang i,tang rupd dibawa' dng, dibungkus dng. Apd bdndd dng," katdnyd tadd'. Laka'iyd tadd' naik Ndk kabayan tadd'."Assalamualaikum," katdnyd. "Walaikumsalam, ndk," katdnyd. "Naiklah ndk, lama ang nindk baru'
197
timbul.""Maklumiah cu',hal idup"katdnyd fadd'."Macam-macam,disd' iyd, disd' iyd, maklumiah udah hal idup," katdnyd. "Apd ndk dibawa* nindk," katdnyd. "Ito' bd, cu'," katdnyd. "Mambawa bayang-bayangnyd ngingatkan gi' mayi," katdnyd.
Laka' iyd disarukkan agd',"O, Gusti, Gusti Raden Mantri, to' yd ndk Kabayan datang." katdnyd. Bacacak aja' Raden Mantri tadd'. "Yo, ndk, lama' ang nindk nda datang," katdnyd. "Lama' bd, cu' ulun udah Idnd,"
katdnyd. "Apd nang ndk Kabayan Idndkan?" katdnyd. "Maklumiah, cu, itulah peibuatan nindk," katdnyd."Molah gobah bungd, nyulam saputangan," katdnyd."Yo, masdh nampak kd inindk nyulam saputangan,2 katd nyd."Masdhnampak,ja' gi' doyo, bd," katdnyd."Ngapd biasdnyd,nggobbah nda' suah," katdnyd. "Yo, diingat-ingatkan bd, dayam tidu', cu'," katdnyd.'Tang miydkd-ydkd asdnyd, bd cu' asdnyd gi' dolo'd tang ingat. Idi, tang dicobakan tang tau," katdnyd. Ngobah bungd tang tau, nyulam tang tau," katdnyd."Ngapd udi' naik d. Udah tud tang tau," katdnyd tadd'. "Gi, Allah, tang bagus inyan to' i. Tukanglah nindk ngan gdyd!" katdnyd. Tukangja'sikitlah cu',d,Gusti,"katdnyd tadd'."Bukan agd'bagusnyd to' bd,ndk!"katdnyd."Nda'suah,ndk,sayd dari gi' kacik sampai ke basar
nda' suah sayd maliat ito'," katdnyd."A^ damdnyd, ndk, to'?" katdnyd. •To'dinamdnyd gobah bungd,cu',"katdnyd."Ya, Allah,bagus inyan itu',
ndk. Sayd mbali dng sdmud-mud dng ndk, i," katdnyd tadd'. EHbotongdng Idh ddn Mantri ano' saputangan tadd'. Disukakanlah den Mantri rfangan gobah bungd tadd'. Laka' iyd tadd' dibari' den mantri duit, dibari'nyd, dibalikannyd guld,kopi,cukuplah Idh den Mantri dibAri'nyd balanjd tadd'. Did puun bdpadahbalik tadd',"Cu',na'balik to'd,"katdnyd."O,ndk,isukisuk molah agd' ndk," katdnyd. "Nindk ja' tukang," katd Raden Mantri.
'Tdntulah cu', molah di bd nindk. Bagidmand ke bdguyu d tang miydkdydkd rasdnyd bd dangan gi' dolo'd,rasd bayang-bayangan," gdyd."Gasa' ang dicoba tang tau inyan," gdyd. "Di mai^, ndk, nindk boldh bungd kdnangd?" katdnyd. "Ya, Allah, tanaman nindk dakat nimah tabanyak," gdyd. Laka'iyd pun bdpadah balik."Balik dah,cu'!" katdnyd."Au'ndk," katdnyd. Balik did tadd'. Laka'iyd didpun datang ke nimah. Kesukaan si Kuntum Malur dangan si Kuntum Melati tadd', maliat nindk dng datang tadd'. Kesukaan. Dibalik kaing, dibalikan baju cucu' tadd'. Maklumiah
dudt banyak boldhlaan bdlanjd. Dibalikan {nipur si Kuntum Malur dangan si Kuntum Melati tadd'. Kesukaan si Kuntum Malur dangan si Kuntum Melati dibalikan nindk dng pupur tadd',kaing baju tadd'. Kdsukaan."Ndk,
198
berapd n6k, nin^k njual 6ng?" kat6ny6."Ucu, diam-diam," kat6ny6. "Ja* nin6k bulai* did den Gusd, den Mantii to'," katdnyd. "Apd udi', ndk?" katdnyd. "Nda* indk padahkan ucu'd," katdnyd, "Molah ano'd, molah gobah bungd d. Ja' nindk aku nindk molah dng,"katdnyd."Yo,ndk,nda'ke nindk ditanydnyd gdyd," katdnyd."Ditanyd dng di bd. Ja' nindk madahkan miydkd-ydkd gi' dolo', nyd tadd', did nyabut si Kuntum Malur. Udah iyd isuk, laka' iyd molah agd' si Kuntum Malur dangan si Kimtum Melati gobah bungd tadd'. bagus-bagus bungd karangaimyd tadd'. Bdtanan, bdapd, maklum ja' tukang si Kuntum Melati d. Laka' iyd dijual tadd'. Udah lama', dua' tigd ari mun udah jadi barulah pagi gdyd bd. Dua' tigd ari barulah pagi gdyd. Jadikan pdcayd den Mantri, pdcayd dangan did. Laka' iyd dua'^ari tigd ari datang agd' did."Yo, mun bd,tang bagai nindk agd' datang, nindk Kabayan!" katdnyd,"O, datang agd' bd did nun d," katdnyd. Datang agd' ndk Kabayan. Mambawa' kaing tanaun agd', saputangan tadd'. Laka' iyd lalu datang agd' siyd. "0, datang," katd ndk
Kabayan."Yo, makin basar bungkusan nindk to', katdnyd."Basar,cu' to' jual kaing agd' cu'," katdnyd."Yo,di mand bd nindk boldh kaing tang tau, nindk,"katdnyd."Ya,Allah,gi' dolo' bd'tang ingat yaman gi' dolo' nindk balajar bdtanun," katdnyd. Dah iyd,"Padan nindk tang nda' datang,lama'!" katdnyd."Bdrapdlah ndk,bam jadi nindk betanun i," katdnyd."Seminggu,cu',d," katdnyd barn jadi."Pantasnyd bd,nindk,seminggu,makinja'jauh tud,"katdnyd,tang tau jadi bdtanun,tau apd!"katdnyd."Ya,Allah,tau di bd,cu'! Balajar-jalar,gi' dolo'ja' dah tau,Yaman gi mayi'd,ja'lupa'!"katdnyd."Itu' bayu'ingat," katdnyd."O,mun gdyd sayd tang carat na'maing ke rumah nindk,"katd den Mantri. "Sodah, cu', na' pagi ke rumah nindk, ya, Allah, tangah jalan anggan ito' yo! Tapoyo',cu'd,Idcdt, cu'd," katdnyd tadd. Biar ddh ndk," katdnyd."Biar Idcdt,sayd to' na pagi rumah nindk," katdnyd."Sudah! Tai' ayam nindk bdcangkul, Yuman nindk ja' jahat," gdyd. "Bdcangkul sayd masdh carat na' ke rumah nindk," katdnyd tadd'. "Sudah, cu'. Bukan
nyayangkan ucu',ndk pagi ke rumahnindk d. Sudah! Rumah nindk bukan agd', bdcangkul, maca-macam," katdnyd tadd'. Macam-macamlah did madahkan rumah
na' nyayangkan den Mantri ke mmah dng d. Disay-
angkan.
Laka'iyd malar bajual kaing tadd'.Rasd nda' masukkd akal den Mantri tadd'. Kaing tang bagus. Kaing, bungd gobah tang bagus. Tang rasd nda' masuk diakal dng.Laka'iyd,did pun bdpadah balik. Bdpadah balik. Dibari'
199
ag^' den Mantri dudt tadd'. Did balanjd agd'. Laka' iyd datang ke rumahnyd."Ndk,laku kaing, ndk, i?" katdnyd."Laku di M," katdnyd. "Ja' disd'an laing, Kuntum Melati, mbali dng," katdnyd. "ja' Raden Mantri sdmud-sdmud dng mbmbali dng," katdnyd tadd*. Laka' iyd,"Bagaimandlah,cu'," katdnyd."Mangkin den Mantri bd na'kd sito'!" katdnyd."Mangkin nindk ano' ... cucu' bdtapui na' ang! katdnyd tadd'. "Bdtapui nda' dikdtahuinyd," gdyd,"Cucu' bdtapui nda ang, did maing," katdnyd.'Tapi bd, na'! Ja' nda'an did bemaing bild-bild, bagaimand na' bdtapui," katd si Kuntum Melati.
Laka' iyd,"ka' Yang Sari, nda' masuk ke akal kold, mustahil tang tau jadi batanun, tang jadi tau nggobah bungd," katdnyd."Mangkin ja' gi' dolo', ndk Kabayan iyd, bd," katdnyd. "Sa' udi' na' batanun, sa' udi' namdkan na' nggobah bungd, didnyd bd, kitd liat datang site' apdpun nda'an tau di rumah dng," katdnyd. "Barangkali ja' parsatu dng, kold ja' nda' pdcayd," katd den Mantri. Laka' iyd,"Ka' Yang Natd! Ka' Yang Natd ngan tarus matd, bagaimandlah ndk Kabayan?" "Huh!" katdnyd tadd'. Katd Yang Natd," add urang di dalam rumah dng yd bd! katdnyd."Pakailah na'disd',tatap add bd, dd' Mantri. Mun disd, tadd'lahsapd nang tau batanun d", katdnyd. "Nda' kitd asik dd batanun d,"katdnyd."Ano'bd,dd' Mantri," katdnyd."Ipukkan
pura-pura kitd maing, ipukkan!" katdnyd Yang Natd," kitd dangan si Barkat,"katdnyd. Diam did tadd'. Lama'-lama',gitu'lah jam ampat,"Salamat! Baikat," katdnyd."Pakai kitd pagi ke rumah ndk Kabayan,"katdnyd. "Bagaimand bd Gusti, na' bajalan tanah,jalan Idcdt, kaki rabu'-mdrabu' to', macam mand na' bajalan. Kala' dicucuk kacd, dicucuk tunggul," add aja'i. Namdkan Salamat si Baikat, nda' suah namdkan batil," katd den Mantri.
Laka' iyd,"Ulun nda'an sanggup inyan,jalan yo, angan punggungnyd ndk Kabayan madahkannyd,"katdnyd."Ja' bula'-bula'ang yd bd;ja' nyay-
angkan kitd ke rumah dng," katenyi "huh, mun ulun nda' ngaku' bajalan kaki to' yo! Kaki sakit, rabu'," katdnyd, "dicucuk tungul dah mangkin nyakiti.""Kurang ajar d kau! Mun kau nda' pagi kau kupancung bddiri!" katd Raden Mantri. Laka' iyd, "Bagaimandlah, Lamat, kaulah 'Lamat!" katdnyd."Nda' diapdkm to'd, udah pardntah rajd," katd Salamat."Rabu'rabu' dd bd jadankan," katd Salamat."Aku ja' gdyd jua'," katd si Baikat. Mau nda' mau pagi, tdjingkat-jingkat pagi jua'. Laka iyd ndk Kabayan ngdidcah. "Idi, Raden mantri d," katdnyd. "Did sorang, Melati d, mali
200
bung6 6. Disd'an laingny6.
Didangaikanny^ den Mantri. Diipukkan."Did sorang,Eh,bdtanya' did dangan nindk. Ndk, sapd ndk, molah ang ito* ndk, saputangannyd. "Ulun!""Ito' ndk, ndk, molah ano'to', ndk,gobah bungd?""Ulun!" "Ngapd bd nindk gi'dolo'tang ikla'tau,kini to'tang tau,"katdnyd."Yo,ja' menyangkd-nyangkd cu', Gusti, u)mn. Idi, nindk cobdkan tang tau inyan. "Kasal den Mantri dangan hfindk kabayan.Laka'iyd pagi nindk sekali agd' bd,jual kaing agd nindk. Laka' iyd, ngapd bd nindk tang tukang jinnyd.
Tang pandai udi' nindk molah a^, katdnyd. Yo, gi' dolo' suah ke udi* nindk molah kaing. Suah ddh den Gusti gi dolo',ja'ito' bayu'ingat, bayu' na' bdtanun."
"Ehdm!"katd den Mantri datang."Yo,cu',cu'katdnyd tadd'.Dah,dah, dah tau! Bacacak apd agd'! Udah ngomong!"Bacacak cu'!"katdnyd.Laka' iyd becacak si Kuntum Melati. Bacacak. Laka' iyd datang. Assalamualaikum!""Waalaikumsalam! Ya,iyah-iyah"katdnyd."Pagijua'cu',cucu'to' be! Tai' ayam nindk baluman bacanggul. DolO', cu' i, duduk siyd, cu'! Nindk nyangkul tai' ayam dolo', cu'."
Laka'iyd, cangkul tai' ayam,cangkul tadd'. Laka' bdcangkul tadd, dicucikan, dibersihkanlah rumah. Laka'iyd byru' disdlakan duduk.
Laka' iyd,"Yo, mai^,ndk," sandaian ano' tanunan nindk?" katdnyd. Laka'iyd,"Iyd bd cu',tanunan nindk siyd!"katdnyd."Ya,Allah sayd carat maliat nindk batanun," katd den Mantri, "carat ndk sayd maliat nindk batanun. Olok-olok jua' cucu' datang tang nindk na' batanun," katdnyd. "Nda'an, ndk. Sayd carat inyan, ndk d. Bagikdmand ndk urang batanun, ndk, sayd carat inyan ndk."
Laka'iyd,"Udah,sorbd salahto'!'kdmand akal to'?"katdnyd. Sabab d ja'nda* suah batanun,tapi malah ngabarican diri' batanun.Kan sorbd salah,
payah d. Laka' iyd," bagaikdmand ndk, kala' ndk. Sayd carat inyan ndk, maliat nindk batanun," katdnyd. "Nindk duduk aja' siyd ndk," katdnyd. "Sayd maliat nindk ngano'dng bd ndk, sekali ano'kan aja' bd ndk, sekali lintas aja',"katdnyd."Ya,Allah,cu'! Bukan add gdyd,cu* d,nindk to bd ja' datang cu'," katdnyd."Mun datang. mun ingat d, diam gito'd, bayu'lah naik batanun,"katdnyd. Mun lupa d nindkja'nda'an batanun,ja' nindk...." "Ngapd tang lalu gdyd,ndk!Tang lalu ingat,ingat baru' batanun; nda'ingat tang nda'an batanun," katdnyd."Bagaimand nindk gdyd," katdnyd. "Sayd nda'an, ndk! Mun nindk nda' batanun, sayd nda' na' balik," katdnyd den Mantri tadd'.
201
"Bagaiman^ akalku to'? kat^nyd tad^'. "Mangkin Gusti to' 6, nda'an batanun, nda' na' balik. Bagaikdmand akalku to'? Padahkan kdusah,to'?"
Merdkd.rdkd atinyd, paddahkan kd? "Ndk sayd nda'an pdcayd, ndk d, dangan nindk batanun," katdnyd."Barangkali add, ndk, ndndk... kalu ang batanun?" Disd'an, cu'! Sapdlah cu', add ngan nindk. Nindk bukan add becucu', bukan add bdanak," katdnyd gdyd."nda'! Sayd nda'an pdcayd.0, ndk! baju sapd ndk ngan basai banyak d?"katdnyd. Mand bd,cu'?""lyd bd, ndk ?" "oh, mmangkali anak uyang maing simari', cu' iyd!" katdnyd. "Tinggal baju dng," katdnyd."Nda'ndk,nda' pdcayd sayd," katdnyd tadd'. "Laka'iyd,"O,ndk!To'tampattidu'sapd to'ndk?"katdnyd."Tampattidu' nindk," katdnyd tadd'."Yo,nda'an susah nindk tidu' gitu' ndk?"katdnyd. 'Tampat nindk ja' nda'an gitu'?" katdnyd. "Yo, tang add agd' bantal to' ndk?" katdnyd."Cucu' nda' t^cayd ke dangan nindk," katdnyd. "Nda' pdcayd ndk,"katdnyd."Idi,cu'd!ja' sorbd salah cu'd. Cucu'pun udah tau. PAdahkan salah, nda' padahkan salah," katdnyd."Add inyan cucu' nindk, liatkan ke poldhkan dapat," katdnyd tadd'. "Idi nindk d, na' basangkal," katdnyd"Uatkan ndk,liatkan ke sayd," katdnyd. Laka' iyd, "Nda'an mao', cu'd," katdnyd. "O, nda' ndL Mun nda' nindk liatkan, sayd nda' na' balik," katdnyd biarlah ndk, sayd nda' na'
balik," katdnyd tadd'."Nindk sayd ukum mun nda' nindk liatkannyd. Pagi did tadd',"Cu',bagaimand? kala' ucu' na' kdluar,sayd na'diukunmyd Idh den Mantri,"gdyd."Bagaimand udi'na'kdluar kala'd,cucu'diri'dng baju, dibari' dng kaing," katdnyd mbujuk cucu' dng. Mangkin ja' did nyuruh bdtapur. Did jua' nyuruh kdluar.
Laka' iyd seibd salahlah si Kuntum Melsti. Laka' iyd diliat na'. "Di
mand ndk rumah nindk?"Kaliling-kaliling tasampang tdsdrapik ditapur dng bd. Ditapur dng."Yo,ndk,pakai nitang add inyan ndk to'd,tapuran nint^k O, ndk, pakai nikahan dangan sayd ndk. Ingin jua' sayd dangan cucu' nindk," katdnyd."Yo, uji nindk ja' nda' bdranak," katdnyd, nda' bdcucu', tang add cucu' nindk to'," katdnyd.
Diceritdkannyd, diceritdkan batu ballah dicdritdkan. "Idi anak urang sasat,"katdnyd ano'bd malam mayi'na'soyd gdydlah,sasat dua' mdadd',"
katdnyd,"Si Kuntum Malur dangan si Kuntum Melati namdnyd tadd'. Did dng bd uma' dng ditangkap batu ballah," katdnyd den Mantri.'Tagal dng, cdritdkan apd tagal dng uma'mu ditangkap batu ballah d," katdnyd agd'd, nyabut si Kuntum Melati. Lama'si Kuntum Melati d."Yo,padahkan bd," katd den Mantri.'Tagal dng bd,kamd'dua' mdadd'. Uma'bd dng nangguk.
202
nangguk ikan," kat6ny6. Jadi dipandakd 6ng." Dapat tdmakul. Datangnyd uma', mun kita' dapat talur tdmakul, masakd Kuntum Melati, kat6nyd. Kala' tinggali aku talur t6makulny6. Mun nda' kita' tinggali aku ditangkap batu ballah," kat6ny6. Laka' iy6 si Kuntum Malur malar menangis, malar menangis. Jadi sayd bari' kan ke did dng si Kuntum Malur. Abis oldh dng. Jadi uma'bd,datang dari umd.Udah ke kita masaki talur tdmakul? katdnyd. Udahan,ma'd.Add kita'tinggali aku talur? Disd'an ma'd.Sampai ati kita' dangan aku,nda kita' tinggali aku talur tdmakul. Mun gdyd aku nyirik batu
baUah," katd uma'. JAdi disiriklah Idh uma' 6&tu ballah d. Laka' iyd si Kuntum Malur menangislah na' nyusu. Uma' ditangkap batu ballah." "Sampai abislah iyd?" katd den Mantri."Sampai abis bd, sampai kdpala'pala' dng uma' ditangkap batu ballah," katdnyd. "Ja' rasd na' bodo bd uma'mu d," katdnyd."Ngapdlah tagal talur tdmakul sampai ditangkap batu ballah. Nda' kdbodo ratinyd," katdnyd. "Sampai tiggal anak i," katdnyd. "Dua' mdadd'lah kau ditinggalkannyd?" "Dua' mdadd' di bd," katdnyd. "Passan bajalan,bajalan lalu sasat ke rumah nindk," katdnyd."Nyalak asu' nindk. Apd disalak d, katd nindk nyabut asu'. Laka' iyd ayam dng lagi bdkdloh."
Laka'iyd, si bulu rintik, si bulu kordk, macam-macamlah dipadahkannyd ke den Mantri. "Huh, sampai ati uma'mu dangan kau mun gdyd," katdnyd,mao'ke kau bdlakikan aku,"katdnyd. Nda'bunyi did tadd'."Mao' ke kau bdlakikan aku," katdnyd. "Mun kau mac' bdlakikan aku, kau kubawa'ke nagriku,ke Nagri Jawd," katdnyd tadd'."Mao'ke kau?""Ah, payah! Sayd add add'," katdnyd tadd'."Add' sayd si Kuntum Malur."Biar kau bddua' mdadd' dng bd kubawa' sinun," katd den Mantri."Poko' diig kau mao',"katd den Mantri tadd'."Bagaimand,ndk?""Idi,kanda'ang uyun sapu',sayang den Mantri d," katd, dangan cuoi' uyun,ja' polahan dapat,"
katdnyd."Yo,ndk,kala' sayd bawa'ke Nagri Jawd,"katdnyd."Nindk usah na' tinggal sito'; ngikuti cucu' nindk situn jua'. Laka' iyd bdpikir tadd ndk Kabayan tadd'. "O, Allah, sayd ja' takut
diam ruinah rajd," katdnyd. "Eh, tal^tkan apd bd ndk," katdnyd. "kala' nindk mun nda' mao'diam dangan sayd,nindk sayd buatkan pondok,"katd den Mantri. "Bagaimand ndk, apd kabar?" katdnyd. Laka iyd tadd', me
nangis ndk Kebayan bd,"Bagaimandlah nindk na' pagi dangan cucu' ... ayam add',asu'add,"katdnyd.Laka'iyd,"Ndk,usah na'nindk ribdkan ndk, ja' ayam, itik d," katdnyd. "Jual ndk, Idlang," katdnyd. "Poko' dng nindk pindah sinun.""Sodah kalu dng,gusti/'katdnyd, na'diam sinun,"katdnyd.
203
Nda' mao'lalu n^k Kabayan,nda'an raao*."Mun den Gusti...tanyai dolo' cucu'," kat6ny6 tadd. "Bagaimand kau? katdnyd. Mangkin yd bd, si Kuntum Malur,si Kuntum Melati nda' mao'lalu bancar dangan ndk Kabayan. Di mand did dng di siyd disuruh dng ikut. Laka' iyd jadi jua'lah ndk Kabayan. Ngan ayam,itik tadd' dijual Idh ndk Kabayan. Jadi ingikut. Jadi did pagi. Did pun pagi ke ano'...
Jadi bekirim surat did dangan uma'dng d. Ja'jauh bd kalu dng. Bdkirim surat. Padahkan tadd', gasa'dng add did dng urang di rumah ndk Kabayan, dalam surat dng, cukuplah gdyd. Dibacd.
Laka'iyd datanglah urangnyinggahi dng tadd'. Sdgald dayang-dayang, si Kambang nyinggahi si Kuntum Melati. Disinggahi, dibawa' ke Nagri jawd.Laka'iyd datang ke Nagri Jawd tadd'. Kdsuka'an di bd ibu ramd dng sukd ibu ramd dng. Laka' iyd,"Bagaimandlah ka' Maharajd to', si Mantri to' add dapat cucu' ndk Kabayan. Mangkin did to' na' ngawini cucu' ndk Kabayan," katdnyd."Abo,sukd di bd kitd," katd Maharajd tadd'."Padah kan, nikahkan udah," katdnyd tadd'. "Urang nda' bduma'-bdayah, bagaimand kita' na' nda meliardkannyd. Si Mantri pun udah myo' na' meliardkannyd," katdnyd rajd tadd'. Laka'iyd sukd tadd'."Kitd nikahifan did
to'," katdnyd.Laka'iyd dipadahi sigald wazir, mantri,tdmanggung,laksamand. Padahi semud-mudnyd. Laka' iyd tadd'. Dinikahkan udah tadd',
dibasarkari. Jadi apd namdnyd motong sapi, motong kdrabau,nikahkannyd tadd'. F^stdjua'40 ari,40 malam nikahkannyd tadd'. Laka'dinikahkannyd tadd',si Kuntum Melati tadd'batuUah udahnikah dangan den Mantri tadd'.
Seg^d si buta', si bangal,si timpang semudnyd add tadd', pagi pangdlan tadd'. Datangnyd si Timpang tadd',rumah rajd tang tinggi idndah. Da-
l^gnyd si buta', bunyinyd add,rapdnyd tang disd'."Bula',"katd si bangal, "Rupdnyd nang add,bunyinyd nang disd'."Oh,bula'!"katdnyd. Bdtangkar si bangal dangan si buta' di istand rajd. Katd si buta'd bunyinyd ngan add. "Bula',"katd si bangal."Bunyinyd disd',katdnyd."Rupd dng bagus,kauja' nda maliat na," katdnyd. "Bula', aku sukd' andangar bunyi dng," kat^ si buta'. Bdtangkar-tangkar tadd'. "Hdh!" katd Maharajd," kita' bdtangkartangkar to'; urang minikahan to', kita bdtangkar,"katdnyd."Nda'sdtimpal rumah rajd. Kanda' ang rumah dng bagus, tapi rumah dng to' singgit," katdnyd. Mand ja' did timpang.
Laka'die minikahan, dah abislah cerite eng.
204
Terjemahan Bebas Ada cerita "Batu Belah". Ada pula anak dua beradik. Namanya si Kuntum Melur dan si Kuntum Melati. Kedua anak itu, si Kuntum Melur
dan si Kuntum Melati selalu saja ditinggalkan ibunya pergi ke ladang. Hampir setiap hari ibunya pergi ke ladang. Pada suatu waktu si Kuntum Melur, adik si Kuntum Melati ingin ikut
ibunya."Kau tak usah ikut, Sayang," kata kakaknya. "Nanti Ibu menangguk," katanya. Nanggukkan kita ikan.""Benar, Nak," kata ibunya."Kalian tak usah ikut, Ibu akan pergi menangguk ikan." Begitulah berulang setiap hari. Besok begitu juga. Hampir setiap harin dibohongi ibunya. Ibunya tidak menangguk. Selalulah anaknya menangis."Ibu ini selalu berbohong kepada kami," kata anaknya. "katakan pergi menangguk, tetapi selalu ti dak." "Begihi, besok benar-benar kalian tanggukkan," kata ibunya. Kemudian datang pula ibunya dari ladang. Lagi menangis anaknya, menangis lagi karena tidak menangguk ikan ibunya. Begitulah cukup tiga hari demikian terns, maka pergi benar-benarlah ibunya menangguk ikan. "Aku hendak pergi menangguk, Sayang," kata ibunya. Pergilah ibunya menangguk ikan. Dapat ia ikan temakul. Besar temakul itu. Lalu katanya, "kuntum Melur, Kuntum Melati, temakul itu nanti siangi! Bila ada
telumya,tinggalkanjugaimtuk Ibu.Ibu akan keladang. Masak temakul itu, sedikit tinggalkan untuk Ibu." "Yalah, Bu," kata mereka.
Kemudian pergilah ibunya ke ladang. Lalu disiangilah telur temakul itu. Kemudian dimasaknyalah telur itu. Adiknya pun makanlah. "Kak, minta telur temakul," katanya. "Oh, tak usah, sayang! Untuk Ibu!" kata
kakaknya."Ibu ke ladang,nanti ia kemponan,Sayang,nanti ditan^tap batu belah," katanya. "Tidak!" kata adiknya."Aku minta," katanya. "Jangan! Untuk Ibu!" katanya. "Nanti Ibu kemponan," katanya. Teruslah adiknya
menangis,si Kimtum Melur. Si Ktmtum Melati apabila adiknya menangis, dia pun menangis. Adiknya terus minta telur temakul itu. Lalu diberikannyalah. "Nah! Sesuka hatimulah!" kata kakaknya. "Biar Ibu nanti ditangkap batu belah," katanya. Dibeiikannya. Habislah telur itu. Lalu ibunya pun datang dari ladang."O, Kuntum Melati!" katanya. "Ambilkan aku kain itu!" katanya.Lalu diambilkan oleh anaknya kainnya,
bajunya."0,Kuntum Melati ambilkan aku kain!" katanya. Ia pun mandi. Setelah mandi macam-macamlah lagi keijanya. "Sudah kalian makan?"
katanya."Sudah Bu! Kami sudah makan," kata anaknya."Apa lauknya?"
205
kata ibunya. "Itulah Bu, yang ibu dapat nangguk," katanya."Ada kalian tinggalkan telur untuk Ibu?" katanya. 'Tidak ada, Bu katanya. "Habis dimakan si Kuntum Melur Bu,"katanya."Lo,*kan sudah kupesankan tadi? Mengapa dihabiskan?" katanya. "Bagaimanalah, Bu," katanya. 'Tidak dihabiskan, adik terus-terasan menangis. Jadi kuberikan," katanya. "Bila demikian, aku akan mendatangi batu belah," katanya. "Teganya Ibu meninggalkan adik, per^ ke batu belah," katanya."Mengapa kalian tidak meninggalkan telur temakul untukku!" katanya. Pergilah dia. Beijalan, beijalan. Lalu ia memanggil batu belah. "Batu belah batu bertangkup. Tangkupkan aku hingga kakiku. Aku kemponan telur temakul," katanya. Datang batu belah sebab selalu dipanggilnya. ditangkap batu belah kakinya.
Lalu menangislah anaknya si Kuntum Melur. Menangis."Itulah,kau!" kata kakaknya."Tidak kau tinggali telur temakul.Ibu telah ditangkap batu
belah." Menangislah adiknya, terus menangis. la hendak menyusu. Lalu dipanggilnya ibunya oleh si Kuntum Melati. "Ibu, ibu, tunggulah kami. Kami ditunggu di tengahjalan. Si Kuntum Melur kelaparan susu,"katanya. "Itulah kalian," katanya. "Sampai hati kalian dengan aku. Tidak kalian tinggali aku telur temakul," kata ibunya. "Bawa ke sini adikmu itu!"
katanya.Disusuinya anaknya.Sesudahitu,"Pergi pulangjah kalian!"katanya. Lalu beqalan lagi ia,teijalan,dipanggilnyalagi batu belah."Batu belah batu tertangkup. Tangkupkan aku hingga punggungku. Aku kemponan telur temangkul, katanya"Kop"bunyi batu belahmemaguthingga punggungnya. Lalu anaknya menangis,terus menangis.Tidak dapatsi Kuntum men^bur adiknya. Adiknya menangis dia pun menangis. "Itulah, dik, kau! Sudah
kuberi tabu Ibu minta ditinggali telur temakul,tetap kau makan," katanya. "Nah itai ditangkap batu belah," katanya. Terus menangis adiknya. Si Kuntum Melati tidak dapat menghibur adiknya. Lalu dia pun bereeru lagi. "Ibu,ibu,tunggulah kami.Kami ditunggu di tengahjalan.Si Kuntum Melur
kelaparan susu," katanya."Eh,untuk apa aku menunggu kalian. Mengapa aku tidak kalian tinggali telurtemakul,"katanya."Aku kemponen,aku pergi
ke batu belah," katanya. Kemudian mereka tidak diperdulikan ibunya. la
tetap memanggil batu beiah."Batu belah batu bertangkup.Tangkupkan aku
hmgga ptaggangku," katanya. "Kop" begitu batu belah raemagut
hmgga pinggangnya.
'"sui
Anaknya tetap saja menangis."Sampai hati Ibu dengan kita,D%"kata si Kuntum Melati. "Kau kelaparan susu," katanya. "Itulah kau," kat^ya. Teruslah ia memanggil ibunya. "Ibu,Ibu,tunggulah kami. Kami ditunggu
206
di tengah jalan. Si Kuntum Melur kelaparan susu," katanya. Lalu ditunggu oleh ibunya kedua anak itu. Disusuinya anaknya. • Kemudian disuruhnya pulang anak-anaknya. la memanggil batu belah
lagi."Batu belah batu bertangkup.Tangkupkan aku hingga susuku," katanya. "Kop" bunyi batu belah memangut susunya. Habislah susunya. Anaknya menangis lagi. Apa yang dipakainya menyusu. Susu ibunya telah habis. Berseru lagi anaknya."Ibu,ibu, tunggulah kami. Kami ditunggu di tengah
jalan. Si kuntum Melur kelaparan susu," katanya. "Eh, apalagi yang dipakai menyusu,"kata ibunya." susuku telah dipangut batu belah,"katanya. la pun bersem lagi." Batu belah batu bertangkup. Tangkupkan aku hingga kepalaku. Aku kemponan telur temakul," katanya. Habislah kepalanya."Itulah kau,Kuntum Melur," kata kakaknya.la tetap menangis. "Ibu sudah habis dimakan oleh batu belah,"katanya."Kemanakah arah kita
lagi sekarang?"katanya.Beijalan,beijalanlah mereka,turun hutan langkah hutan, turun rimba langkah rimba, mereka beijalan dua beradik sambil menangis.
Entah bagaimana meiekri disalak oleh anjing Nenek Kabayan. Disalak oleh anjing Ner^k Kabayan."Apa yang kau salak," katanya."Apa yang berketuk, ada yang berkokok, bermacam-macamlah tingkahnya. "Apa
yang kaulihat, hantukah, setankah, atau iblis, jinkah" katanya. Anjingnya tetap menyalak. Berketuk pula ayamnya. Ada yang berketuk, ada yang berkokok,bermacam-macamlah tingkahnya."Apa yang kaukokokkan,apa
yang kau kotekkan?" kata Nenek Kabayan."Si bulu betas,si bulu rintik, si bulu putih,si bulu kuning!" katanya."Hantukah,setankah yang kau tegurkan?" katanya. "Nakbertelur,.bertelurlah,jangan tegurkan," katanya."Oi, Allah, nek!" katanya."Kami yang dikoktekkan ayam!" katanya. "Oi, Al lah, kur semangat," katanya. Tidak ada anak dapat anak, tidak ada cucu
dapat cucu," kata Nenek Kebayan. Alangkah gembiranya Nenek Kebayan! Diambilnya dan dimandikanlah anak-anak itu."Tunggu dulu,ya,Cu,Nenek
mencan^ultahi ayam dulu," katanya.Dicangkulnya tahi ayam oleh Nenek Kebayan. Pakai cangkul. "Kur semangat, ini dari mana? Tidak ada anak dapat anak, tidak ada cucu dapat cucu," katanya. Alangkah gembiranya Nenek Kabayan.Digendongnya anak-anak itu ttkli. Tiada anak dapat anak. Setelah itu, setelah makan bertanyalah Nek Kabayan."Mengapa cuk,
lalu sampai ke sini sesat dua beradik?" katanya."Oi, Allah, Nek, Ibu ditangkap batu belah?" katanya."Lalu apa sebabnya sampai ditangkap batu
207
belah?"tanya Nek Kabayan."Itulah,Adik si Kuntum Melur,menyuruh Ibu menangguk ikan," katanya. "Dapatlah Ibu anu, d^at temakul. Besar Nek, temakul itu. Kata Ibu bila kami tidak meninggalinya telur temakul ia akan pergi ke batu belah. Sesudah itu dia pun pergi,Nek.Si Kuntum Melur terus menangis. Nek,minta telur temakul. Ladu saya berikan kepada si Kuntum Melur,lalu dimakan oleh si Kuntum Melur.Habis,Nek.Setelah itu Ibu pergi dan memanggil batu belah. Sampai habis Ibu dimakan batu belah. Adik si Kuntum Melur punjadi kelaparan susu,"kata si Kuntum Melati."Kasihan!" kata Nek Kebayan," sampai hati ibumu itu, untuk apa hanya karena telur temakul sampai pergi ke batu belah," katanya.
"Bodoh ibumu itu!" kata Nek Kebayan."Oi, AUah, kalian tinggal. di sini saja dengan Nenek," katanya."Nenek tidak punya anak, tidak punya cucu," katanya. Diamlah kedua anak itu, si Kuntum h^elur, si Kuntum Melati dengan Nek Kebayan. Demikiahlah semaldn hari semakin besarlah mereka berdua. Setelah besar, si Kuntum Melati temyata terampil. Pan-
dailah ia merangkai bunga,macam-macam,pandai menyulam saputangan.
Tersebutlah rupanya Nek Kebayan itu saban hari peigi beijualan de ngan sayur-sayur seperti pegaga,miding,paku ke rumah raja, RadenMan-
tri. Sudah lama Nek Kebayan tidak kelihatan datang sebab ia sedang sibuk dengan cucunya,sibuk karena cucu."Mengapa, ya,Mak Inang,"kata raja. "Adakah Mak hiang melihat Nek Kebayan teijualan paku, miding," kata Raden Mantri."Tidak pemah.Den Gusti,tidak pemah lagi hamba melihat Nek Kebayan dua tiga hari ini. Mengapa ya,ia tak betjualan paku,miding," kata Mak Inang. "Ke manalah, tidak ada Nek Kebayan itu!" kata Den Mantri."Lalu kemanamaka tidak ada.""Entahkemana,dia tidak ada,"kata Mak Inang.
Demikianlah Nek Kebayan itu, ada setengah bulan sibuk dengan cu cunya,sibuk dapat cucu."Cucu membuat sapu tangan Cu,pandai ya,cucu membuat sj^rutangan?"katanya."Pandai,"katanya."Baiklah Cu,kita ber-
jualan ke rumah Raden Mantri," katanya. "Bunga-bungaan, dengan anu, bunga. Bunga-bungaan, saputangan. "He, Mak Inang, kok seperti Nek Kebayan itu!" "O, betuUah itu," kata si dayang-dayang. "Itu betul Nek Kebayan. Apa yang dibawanya, dibawanya, dibungkusnya. Apa barangnya?"katanya. Naiklah Nek Kebayan ke rumah raja."Assalamualaikum!" katanya. "Waalaikumsalam! Kata Mak Inang. Naiklah Nek, lama betul Nenek baiu kelihatan?""Maklumlah,Cu,hal hidup," kata Nenek Kebayan.
"Macam-macam, tidak ada ini, tidak ada itu, begitulah hal hidup,"
208
katanya. "Apa yang Nenek bawa?" kata Mak Inang. "Inilah!"^ katanya. "Barangnyalah, membawa apa yang masih ingat zaman dulu katanya. Lalu Mak Inang berseru,"O,Gusti, dan Den Mantri ,ini lo Nek Kebayan datang," katanya. Larilah Raden Mantri. "Mengapa Nenek lama benar tidak datang Nek?"katanya."Lamalah Cu,Nenek sedang sibukkatanya.
"Apa yang Nenek sibukkan?" kata Den Mantri. "Maklumlah Cu, inilah buatan Nenek," katanya."Membuat bunga-bungaan ..., menyulam sapu-
tangan," katanya."Lo, masih baik pengelihatan Nenek untuk menyulam, ya?" katanya. "Masih, hanya ingat-ingat pekeijaan dulu, Cu," katanya. "Mengapa biasanya, tidak pemah membuat bunga-bungaan, tidak pemah menyulam saputangan?" kata Den Mantri. "Diingat-ingat, Cu, dalam tidur," kata Nek Kebayan. "Direka-reka caranya; cara dulu,lalu,ingat katanya."Dicoba,lalu tahu. Tahu membuat bunga-bungaan, tahu menyulam bunga." "Mengapa Nenek ini, sudah tua lalu tahu? kata Den Mantri." "Aduh,bagusnya ini! Pandailah Nenek bila demikian!" "Pandai sedikit-sedikitlah,Cu,Gusti," katanya."Bukan main bagusnya
yang ini. Nek?" katanya. 'Tidak pemah Nak saya sejak kecil hingga sekarang melihat yang begini! Apa namanya. Nek?" tanya Den Mantri." Inilah namanya bunga-bungaan," katanya.
"Aduh,bagus benar ini, ya Nek!"katanya."Saya beli semuanya Nek," katanya. Lalu diborong Raden Mantri... saputangannya. la juga senang sekali dengan bunga-bungaan Nek Kebayan. Lalu dia dibeii uang oleh Raden Mantri; diberi, dibelikan gula, kepi; cukuplah diberi belanja oleh rajaitu.
Nenek Kebayan pun pamit mau pulang."Sudah,ya,Cu,Nenek Pulang!"
katanya."O,Nek,besok-besokbuatlagi, ya! Nenek"kan pandai bertukang!" katanya."Tentulah, Cu,Nenek buat lagi. Entah bagaimana Nenek bergum, mereka-mereka yang terasa dengan zaman dulu,terasa terbayang-bayang, Kata Nenek Kebayan."Rupanya dicobakan lalu tahu sungguhan!" katanya. "Di mana. Nek, Nenek dapat bunga kenanga itu?" tanya Den Mantri. "Ya, Allah,Cu,tanaman dekat rumah banyak!katanya.Lalu ia pun pamit hendak
pulang. "Pulang, ya, Cu!" katanya. 'lalah. Nek," Nenek Kebayan pun pulang. Sampailah ia di rumah. Bukan main gembiranya si Kuntum Melnr dan si Kuntum Melati melihat neneknya datang. Gembira sekali. Dibelikan-
nya kain, dibelikan baju cucimyaoleh Nenek Kebayan. Maklum, banyak uang hasil berjualan. Dibelikannya pupursiKuntum Melur dan si Kuntum
209
Melati, Senanglah hati si Kuntum Melur dan si Kuntum Melati dibeii-
kan Neneknya pupur, da)elikan kain baju. Senang sekali, "O, Nek, berapa Nenek jual?" katanya. "Cucu, diam-diam! katanya. "Sebab Nenek bohongi gusti, Raden Mantri itu, "katanya. Mengapa begitu Nek? katanya. "Tidak Nenek beri tahukan Cucu katanya. "Membuat ... membuat bunga-bungaan. Nenek akui, Nenek yang buat!" katanya. Apakah Nenek tidak ditanya mengapa tahu membuat bunga-bungaan, b^itu?" tanya cucunya. "Tentulah ditanya, Cu!Hanya Nenek beri tahukan mereka-mereka pekeijaan zaman dulu," katanya memberi tahu si Kuntum Melur.
Keesokan haiinya si Kuntum Melur dan si Kuntum Melati membuat bunga-bungaan lagi. Bagus-bagus bunga buatan mereka. Lain bertenun dan membuat pekeijaan lain lagi. Maklum, memang cekatan si Kuntum
Melati, lalu dijualnya lagi. Selang dua tiga hari bila telah jadi peigilah Nenek Kebayan. Setelah dua hari banilah pergi lagi. Dengan begitu percayalah Raden Mantri kepada Nenek Kebayan.
Dua tiga hari kemudian datang pulalah Nenek Kebayan ke rumah raja.
"He,itu sepeiti Nenek Kebayan!Nenek Kebayan datang!" kata Den Mantri
"0,ya,datang lagi dia itu!" kata Mak Inang!"Datanglah Nenek Kebayan. la membawa kain tenun pula dan saputangan. Nenek Kebayan datang lagi 0, Nenek datang!" kata Den Manbi. "Semakin besar saja bungkusan nenek ini!"katanya."Besar,Cu!Ini Nenekjualkain pula!"katanya."Lo.di mana Nenek dapat kain,jadi pandai saja Nenek ini?" katanya."Ya, Allah,
ingat zaman dulu dapat ketika nenek belajar bertenun," kata Den Mantri
Sesudah itu, "Patutlah Nenek sudah lama tidak datang," kata Den Mantri. Beberapa harilah. Nek, jadi sehelai kain tenun?" tanyanya l&minggu, Cu!" katanya. "Baru jadi." "Hebamya, Nenek!" katanya. Semmggu, padahal sudah tua," katanya. "Lalu jadi biasa bertenun, tahu
segala!" kata Den Mantri."Ya,Allah,tentulah tahu,Cu!Belajar lagi.Sejak dulu sudah tahu, zaman dulu hanya sudah lupa. Sekarang baru ingat. Begitu kata Nek Kebayan."O,bila begitu, saya ingin bertamu ke rumah
Nenek!" kata Den Mantri."Jangan,jangan Cuk,jangan datang ke rumah Nenek. Ya, Allah, jalan hingga ini! teipelosok, cu! Licin, eu!" begitu katanya."Biar becek,saya akan datang ke rumah Nenek!kata Den Mantri
"Jangan! Tahi ayam Nenek bercangkul. Rumah Nenek jelek," begitu katanya.'Tahi ayam Nenek bercangkul,"katanya."Biar tahi ayam,Nenek bercangkul,saya masih ingin ke rumah Nenek," kata Den Mantri."Jpgan, Cu bukan melarang Cucu datang ke rumah. Jangan rumah nenek bukan
210
main, sampai bercangkul tahi ayam. Macam-macam lagi," katanya. Ber-
macam-macamlah Nek Kebayan memberi tahu tentang rumahnya imtuk mencegah Raden Mantri datang ke mmahnya. Dicegahnya. la pun terns
berjalan kaki. Rasa tak masuk di akal Raden Mantri. Kain bagus, kain,
bunga-bungaan bagus,tak masuk di akal. Nenek Kebayan pun pamit mau pulang. la pamit pulang. Di ben lagi oleh Raden Mantri Nenek Kebayan uang. la pun berbelanja pula. Kemudian Nenek Kebayan pun sampai ke rumahnya."Nek,laku kainnya?"tanya
cucunya.'Tentulah laku, Cu!" katanya."Bukankah tidak ada orang lam, Melati, yang membelinya,"katanya."Hanya Raden Mantri yang membeli semua itu!" kata Nenek Kebayan. Setelah itu,"Bagaimanalah, Cu," kata
nya,Raden Mantri akan datang ke sini! Sedangkan Nenek... baiknya cucu bersembunyi saja!" katanya. "Bersembunyi tentu tidak diketahuinya," begitu."Cucu bersembimyi bila ia datang ke marl!""Tetapi,Nek! Wta kaii tidak tahu kapan dia datang, bagaimana kami akan bersembunyi, kata si Kuntum Melati.
Dalam pada itu,"Kak Yang Sari, tidak masuk diakal Dinda niustahil rasanya Nek Kebayan itu jadi bertenun, lalu jadi tahu merribuat bungabungaan," kata Raden Mantri."Padahal dulu, dia itu, apalagi berte nun, apalagi akan membuat bunga-bungaan, dia datang ke sini kita lihat tidak ada yang dibuatnya di rumahnya," katanya."Barangkali ada sesuatu, Dinda tidak percaya," katanya.
Setelah itu,"Kanda Yang Nata! Kanda yang biasa melihatjauh,bagai manalah hal Nenek Kebayan itu?" katanya.
"Huh!"kata Yang Nata." Ada orang di rumahnya itu! Mana bisa tidak
ada,tetap ada,Dik.Bila tidak ada,mana mungkin,siapa yang bertenun itu. Kita percaya dia bertenun itu?" katanya." Begim,DikMantri," kata Y^g Sari, kita intip, kita pura-pura pergi tertamu, kita intip," katanya. lah!" Den Mantri."Kita aj^si Anu...si Selamat dan si Berkat,
nya.Raden Mantri diam berpikir.Tidaklama,kira-kira pukul empat, Sela mat dan si Berkat!" katanya."Baik kita pergi ke rumah Nek Kebayan kata
nya."Bagaimanakah,gusti, akanbeijalan,tanah,jalanberlumpur,s^angkan ifaVi ini borokan,bagaimana bisa berjalan. Nanti ditusuk kaca,ditusuk
tunggul?" kata Selamat. "Kurang ajar betul! Diajak orang, ada-ada saja dalihnya. Kalian Selamat,Berkat tak pemah beres!" kata Raden Maiitri." Hamba sungguh tak bisa, tuanku, jtdannya begini ... berlumpur hingga
punggung kata Nek Kebayan," katanya. "Ah, itukan dustanya; ia mau
211
mencegah kita datang ke rumahnya," kata Raden Mantri. "Huh, hamba sebenamya tidak menyombong bila hanya beijalan, tapi ... kaki imlah! Kaki sakit, borok!" kata si Beikat "Kalau ditusuk tunggul, duh, makin sakitlah!" katanya. "Kurang ajar, kau! Bila kau tidak mau ikut kupotong kepalamu berdiri!" kata Raden Mantri. Setelah itu, "Bagaimanalah Lamat, kaulah Lamat!" kata si Berkat. "Apa mau dikata, ini kan perintah raja," kata Selamat."Biar borokan berjalan juga," katanya."Aku, ya juga begitu," laita si Berkat. Mau tak mau, pergijugalah mereka bersijingkat beijalan. Dalam pada itu Nenek Kebayan mengoceh ngomong dengan si Kuntum Melati dan si Kuntum Melur. la mengoceh. "Itulah, Raden Mantri," katanya. "Dia sendiri, Melati yang membeli bunga itu. Tidak ada yang lain." Didengarican oleh Raden Mantri. Diintipnya. "Dia sendiri. Eh, bertanya pula Den Mantri pada Nenek kedengaran semua itu. Dia diindp."Bertanya dia pada Nenek,Nek,siapa yang membuat itu Nek, membuat saputangan?" katanya."Hamba!" jawab Ne nek."Mengapa Nenek dulu tidak tahu,sekarang mengapa bisa? katanya,"
Itulah Nenek hanya meneka-reka,Cu,gusti,hamba.Itulah,Nenek coba lalu
bisa. Reran Den Mantri akan Nenek.Lalu Nenek peigi lagi,beijualan kain Mengapa Nenek ini semakin pandai saja, katanya. Lalu par^ai menenun kain? pemah.Den,lagi dulu,hanya baru ingat sekarang,lalu baru bertenun lagi, kata Nenek.""Ehem!" kata Den Mantri datang." Ayo, Cu, Cu!" kata
Nek Kebayan sudah, sudah ketahuan! Beikata apa lagi! Sudah teilanjur ngomong!"Laii, Cu!" katanya. Larilah si Kuntum Melati. Assalamualai-
kum!"Waalaikumsalam! Ya,Allah,katanya."Datang juga Cucu ini, ya! Tahi ayam Nenek belum sempat dicangkul.Tunggu dulu ya, disitu! Nenek mencangkul tahi ayam Nenek dulu, Cu. "Lalu Nenek Kebayan pun mencangkul tahi ayam Nenek. Setelah dicangkul, disiram, dibersihkatmya rumah. Setelah itu barulah Raden Mantri dipersilakan duduk. Setelah itu, "lo. Nek, mana alat anu. Nek. Alat tenun Nenek?" kata
Raden Mantri."Itulah Cu,tenun Nenek di situ," katanya."Ya,Allah,saya ingin benar melihat Nenek bertenun. "Kata Raden Mantri," ingin sekali. Nek, melihat Nenek bertenun kain," katanya."Ah,tak usahlah, Cu! Cucu
datang,Nenek tak usah bertenun,"olpk-olok namanya,Cucu datang Nenek bertenun," Tidak apa. Nek. Saya ingin benar Nek. Bagaimana cara orang bertenun Nek, saya ingin benar meUhatnya," kata Raden Manni. Setdah
itu,"wah,serba salah ini! Apa akal?"kata Nenek Kebayan.Sebab i|s^diri memang tidak bisa bertenun, tapi selalu mengatakan bisa. Ini membuat ia
212
serba salah,payah. Setelah itu."Bagaimana Nek,cepatlah Nek.Saya ingin benar melihat Nenekbertenun,"kata Raden Mantri."Nenek duduk saja di
situ," katanya."Saya melihat nenek menganu...,sekali"anukan"saja Nek, sekali lintas saja," katanya."Ya, Allah, Cu! Bukan begitu Cu!" katanya. "Nenek ini biasanya datang-datang,Cu,"katanya."Bila datang,bila ingat, bila Hiann begitu, barulah bertenun," katanya. "Bila lupa Nenek memang tidak bertenun, memang Nenek...."
"Mengapa lalu begitu. Nek?"kata Raden Mantri."Ingat bara bertenun, tidak ingat tidak bertenun," katanya."Bagaimana Nenek begitu?"katanya. "Bagi saya tidak begitu. Nek! Bila Nenek tidak bertenun, saya tidak akan pulang," kata Raden Mantri. "Bagaimanalah cari akal ini?" pikimya. "Padahal Raden Mantri, bila aku tidak bertenun tidak akan pulang.
Bagaimana cari akal ini? Beri tahukan atau tidak?" bertanya-tanya dalam hatinya, beri tahukan atau tidak."Nek saya tidak percaya.Nek,Nenek bisa bertenun?" kata Raden Mantri."Barangkali ada Nek,orang yang... Nenek bertenun?""Tidak ada,Cu!siapalah Cu,orang yang tinggal dengan Nenek!
Cucu Nenek tidak punya. Anak Nenek tak punya," katanya."Tidak! Saya
tidak percaya. 0,Nek,itu baju siapa yang banyak di jemuran itu. Nek?" kata Raden Mantri."Yang mana,Cu?" "Itulah, Nek!" "Oh,itu barangkali
anak orang datang bennain kemari, Cu!" katanya. "Ketinggalan bajunya;^ barangkali si Timah main-main di situ," katanya. "Ketinggalan baju," katanya.'Tidak Nek,saya tidak percaya!" kata Raden Mantri. Selain itu, "O,Nek! Itu tempat siapa. Nek?" katanya.'Tempat tidur Nenek,katanya. "Lo, tidak pemah Nenek tidur demikian. Nek?" katanya. "Itulah, Cu! jadi serba salah,Cu.Cucu pun sudah tahu.Diberitahukan salah, tidak diberi tahukan salah," katanya. "Memang benar ada cucu Nenek,cucu pungut," katanya,"Itulah Nek,hendak beidalih," kata Den Mantri. "Perlihatkanlah
kepada saya Nek," katanya."la tidak mau,Cu!" katanya. O,tidak Nek.BUa Nenek tidak perlihatkan kepada saya, saya tidak mau pulang. Nenek saya hukum bila tidak Nenek perlihatkan," kata Den Mantri. Pergi Nek Kebayan.**Cu,bagmmaha,ya? Bila Cucu tidak keluar,saya akan dihukum oleh Den Mantri,"begitu katanya."Bagaimana pula akan keluar?" kata si Kuntum Melati. "Keluariah, Cu! Bila cucu keluar nanti
Cucu diberinya baju, diberinya kain," katanya. Membujuk cucunya. Padahal dia sendiri yang minta supaya bersembunyi. Dia juga yang
menyuruh keluar. Lalu serba salahlah si Kuntum Melati. Raden Mantri
213
mempeihatikan."Di mana Nenek si Kuntum Melati terselit disembunyikan. Disembunyikan Nenek Kebayan."Lo Nek,memang benar ada yang Nenek sembunyikaa 0,Nek,balk Nenek kawinkan dengan saya. Saya inginjuga kawin dengan cucu Nenek," kata Den Mantri. "Kata Nenek, Nenek tak
bercucu, tidak beranak. Mengapa ada?" katanya.
Diceritakan, diceritakanlah kisah batu belah itu. "Ada anak orang sesat," kata Nek Kebayan."Sore-sore menjelang malam begitulah, mereka sesat dua beradik," katanya. "Namanya si Kuntum Melur dan si Kuntum
Melati. Ibunya ditangkap batu belah,""Lo, apa sebabnya maka ibunya ditangkap batu belah?" tanya Den Mantri. "Sebabnya ceritakanlah Cu, apa sebabnya, maka ibumu ditangkap batu belah," kata Nenek Kebayan memanggil si Kuntum Melati. Lama si Kuntum Melati baru berkata."Ayolah, beri tahukan," kata Den Mantri."Sebabnya ialah kami berdua beradik. Ibu
pergi menangguk,menangguk ikan," katanya. Disingkatkannya ceritanya. Dapatlah ia ikan temakul. Lalu kata Ibu bila kalian dapat telur temakul, masaklah katanya kepada Kuntum Melati. Dan, tinggalkan telur itu untukku. Bila tidak kalian tinggali, aku ditangkap batu belah kata Ibu.Lalu si Kuntum Melur terns menangis,terus menangis. Jadi,saya berikan telur itu kepadanya, kepada si Kuntum Melur. Habis olehnya. Dan,Ibu pun datang dari ladang. Sudah kalian memasaki telur itu katanya. sudah, Bu! Adakah kalian tinggali aku? Tidak ada, Bu! Sampai hati benar kalian dengan Ibu, katanya. Bila begitu aku akan mendatangi batu belah, kata Ibu. Lalu dida-
tangi oleh Ibu batu belah. Dan, si Kuntum Melur menangis hendak menyusu.Ibu telah ditangkap batu belah." "Sampai habis, ya?" tanya Den Mantri."Sampai habislah,sampai kepalanya habis ditangkup batu belah," katanya. "Memang bodohlah ibumu itu," kata Den Mantri. "Masa hanya sebab telur temakul sampai mati ditangkup batu belah," katanya."Sampai meninggalkan anak-anak. Dua beradik kamu ditinggalkannya?" "Ya dua Kuntum Melur." Lalau karena beijalan, beijalan^
tersesaflah kami ke rumah Nenek," katanya."Menyalaklah anjingnya. He, apa yang kau salak kata Nenek. Lalu ayam-ayamnya pula yang ribut. Kemudian si Bulu Rintik, si Bulu Korek, macam-macamlah semua diwiitak^ya kepada Raden Mantri. "Uh, sampai hati benar ibumu itu
bila demean," katanya."Maukah kau jadi istriku?" katanya. Diam saja si
Kuntim Melati."Mau kau bersuamikan aku," kata Den Mantri. "Bila kau
mau,kau kubawa ke negeriku,ke negeri Jawa," katanya."Mau apatidak?" Ah, sulit! Saya punya Adik," katanya. "Adik saya si Kuntum Melur."
214
"Biar kalian dua beradik kubawa ke sana," kata Den Mantri, yang penting kau mau, kata Den Mantri. "Bagaimana, Nek?" "Itulah, bila mungkin hamba rindu, sayang Den Mantri," kata Nenek Kebayan. "Dengan cucu hamba, maklum anak baru dapat dipungut," katanya. "Begini, Nek, nanti
bila Nenek setuju, Nenek juga diam di sana, nanti saya bawa ke negeri Jawa," katanya."Nenek tak usah tinggal di sini, ikut cucu Nenek ke sana saja."
Lalu beipikir-pikirlah Nenek Kebayan. "O, Allah, hamba sungguh takut diam di rumah saja," katanya."Apa yang ditakutkan. Nek?"katanyi "Nanti bila Nenek tidak mau serumah dengan saya, Nenek saya buatkan
pondok,"kata Raden Mantri."Bagaimana,Nek?"Lalu menangislah Nenek Kebayan."Bagaimanalah nenek akan pergi dengan cucu... ayam ada,itik ada, anjing ada," katanya."Nek,tak usah Nenek pikiikan ayam, itik itu, katanya. "Jual, lelang Nek," kata Dai Mantri. "Pokoknya Nenek ikut pindah ke sana," katanya."Tak usah barangkali, Gusti," katanya."Nenek
diam di sana," katanya. Tidak mau Nenek Kebayan, tidak mau."Bila Den Gusti... tanyailah dulu cucu itu," katanya. "Bagaimana,kau?" tanyanya. Padahal kedua anak itu, si Kimtum Melur dan si Kuntum Melati tidak mau
berpisah dengan Nek Kebayan. di mana mereka pergi, maka Nenek Ke bayan disuruh ikut. Lalu ikutlah Nenek Kebayan. Ayam itiknya semua dijual Nek Kebayan. la ikut. Pergilah mereka. Nenek Kebayan pergi juga ke negeri... Jawa. Lalu beridrim suratlah Den Mantri kepada ibunya. Agaknya jauh
tempamya. la berkirim surat. Diberitahukannya di dalam surat itu bahwa memang ada orang di rumah Nenek Kebayan dan cukuplah yang lainjuga. Surat itu pun dibaca.
Demikianlah maka datang utusan menjemput dari mereka. Segala
inang-inang, si Kembang datang menjemput si Kuntum Melati. Dijemput dan dibawa ke negeri Jawa. Mereka pun sampailah ke mgtri Jawa^ukan main gembiranya ibu-bapak Raden Mantri. "Bagaimanakah Kanda Ma haraja, ananda Raden Mantri ada mendapat cucu Nek Kebayan. Dan, ia ingin kawin dengan cucu Nek Kebayan itu," kata Permaisuri. "Amboi, tentu kita gembira," kata Maharaja."Jodohkan dan kawinkan sajalah!" katanya "Anak tak beribu-bapak, bagaimanalah kita tidak wajib memeliharanya. Dan, ananda si Mantri pun sudah pula mau memeliharanya," begitu kata Maharaja. Meieka semua pada suka dan beikatalah raja."Kita kawinkan mereka segera."
215
Maka diberitahukan segala wazir, mentri, temenggung, laksamana semua diberitahukan. Setelah itu dinikahkanlah Raden Mantri dengan si Kuntum Melati,lalu dipestakan.Berapa banyak sapi,kerbau yang dipotong pada hari pemikahan itu. Perta pemikahan diadakan 40 hari 40 malam. Setelah dinikahkan oleh raja, maka si Kuntum Melati dan Raden Mantri resmilah menjadi suami istri.
Orang buta, orang tuli, prang timpang semua menghadiri undangan perkawinan itu. Berkata si timpang, bahwa rumah raja tinggi rendah. Berkata si buta bunyinya ada,rupanya tidak ada."Bohong!"kata si Tuli," rupanya ada, bimyinya tak ada.""Ah,bohong,"kata si buta. Bertengkarlah si bengal dengan si buta di istana raja. Kata si buta bimyinya ada."Bo hong," kata si bengal."Bunyinya tak ada, rupanya bagus, kau 'kari tidak melihat," katanya."Bohong,"aku suka mendengar bunyinya,kata si buta. Bertengkalah mereka. "He!" kata raja, kalian hanya hertehgkar saja, ini 'kan pesta perkawinan, kalian bertengkar," katanya. "Tidak berimbang rumah raja. Rumah bagus tapi miring," kata si tim pang, padahal sebab dia timpang.
Setelah pesta perkawinan, habislah ceritanya. Keterangan
Cerita Pak Sawak, Burung Ruwai, dan Batu Belah diceritakan oleh penutur yang sama dalam cerita "Pak Salui Jadi Menantu Raja".
Ketika cerita ini ditutuikan banyak tetangga-tetangga penutur yang turut mendengaikaa
Cerita Pak Sawak, menurut penutur tersebar di daerah Kabupaten Sambas, tetapi kurang populer. Penulis mengklasifikasikaimya sebagai bentuk dogeng meskipun ada sedUdt cerita tentang binatang. Rupaiya burung belatuk sejak dari dulu keijanya hanya merusak saja. Unsur yang menonjol dalam cerita ini ialah daya khayal mempertemukan binatang dengan dewa-dewa di kayangan.
Penutur mendengar cerita ini dari orang tuanya. la tidak dapat mengatakan kebenaran isi cerita ini. Rupanya kebiasaan beigigi ftmgg pada zamannya ada juga dikalangan para dewa dan binatang
Cerita burung Ruwai menurut penutur tersebar di daerah Kabupaten Saihbas pada umumnya dikenal, baik oleh orang tua maupun an^-anak. Cerita ini pun diangkat jadi sendratari.
216
Penulis mengklasifikasikan cerita ini sebagai legenda. Buning Ruwai teikenal sebagai jenis burung yang betbulu indah bersuara yang memilukan. Konon burung itu adalah penjelmaan dari Putri Bungsu yang men-
jadi koiban aniayakakak-kakaknya.Suara burung tersebut menurut kepercayaan orang-orang di daerah ini menggambarkan kesedihan had Putri Bungsu. Cerita ini menggugah rasa pilu dan kasihan terbadap orang yang lemah dan sebaliknya rasa benci terbadap meteka yang bersifat angkara muika serta dengki.Putri Bungsu adalah lambang keagungan budi,kakakkakaknya yang lima orang ialah lambang kejahatan.
Cerita inipun banyak versinya. Akan tetapi, pada lunumnya hanya beredar secara luas di daerah Kabupaten Sambas.
Penutur mendapat cerita ini dari orang tuanya dulu ketika ia masih kanak-kanak. Ditanya tentang kebenaran isi cerita ini, ia tidak juga dapat mengiyakannya Cerita Batu Belah ini sampai sekarang masih tersebar luas di Ka
bupaten Sambas. Bukan hanya di kalangan orang tua, melainkan juga dikalangan anak-anak.Begitu populemya cerita Batu Belah ini di kalangan masyarakat Kabupaten Sambas, maka tidaklah berkelebihan bila sekarang di daerah ini telah beredar lagu Batu Belah dalam gaya pop. Beberapa grup teater remaja juga telah bekali-kali mengangkatnya jadi cerita dalam bentuk sendratari.
Temyata cerita Batu Belah ini sangat digemari oleh masyarakat. Cerita inijuga tersebar di seliuuh daerah Kalimantan Barat.Pada umumnya orang tua dan anak-anak pemah mendengar cerita tentang Batu Belah.Hanya saja dari siapa mendengar cerita itu, terdapat kesangsian. Mereka pada tunumnya beipendapat bahwa cerita itu berasal dari daerah Kabupaten Sambas. Mereka tidak dapat menceritakannya secara utuh. Penulis mengklasifikasikan cerita ini sebagai dongeng semata sebab di daerah Kabupaten Sambas dan di daerah lainnya di Propinsi Kalimantan Barat tidak ada batu belah yang dimaksud. Batu Belah hanya batu dalam
khayalan orang tua untuk mempeikuat kesan cerita kepada anak-anak. Cerita Batu Belah membeiikan nilai-nilai pendidikan yang kuat pada anakanak.
Di daerah Kabupaten Sambas temyata ada beredar beberapa versi cerita Batu Belah ini. Pada umumnya cerita itu berakhir setelah ibu habis ditangkap batu belah. Versi yang disajikan di atas mpanya sudah bercam-
pur dengan unsur cerita lain. Misainya, ada tokoh Nenek Kebayan.
217
Penutur mendengar cerita ini dari neneic dan ibunya. Penutur ragu tentang kebenaran cerita ini. la tidak dapat membuktikan di mana kiranya letak Batu Belah itu.
PERPUSTflK/iAN
PUSAT PEMOINAAfJ DAW ?E.'JGEMBANGaN 8AHASA
DEPARTEWEN dan
PEWOllJIKAN
KEBUOAYAAN
Of-
ll il • I
\,