Ringkasan Khotbah - 08 Ags'10
Gereja untuk Apa?
Ef.1:1-14
Pdt. Andi Halim, S.Th.
Ayat 1. Orang-orang kudus bukan orang yang sama sekali tidak ada cacatnya. Di dunia ini semua orang berdosa, tanpa kecuali, temasuk bunda Maria, santo-santa dan sebagainya, kecuali Yesus Kristus karena Dia bukan hanya orang tetapi juga Allah yang menjadi manusia. Hanya Dia satu-satunya yang tanpa dosa. Semua manusia yang lahir dalam Adam sudah berdosa. Jadi kalau ada orang, gereja, atau ajaran tertentu yang mengatakan bahwa si A dan si B atau orang-orang khusus yang tidak berdosa maka saya mau tanya apakah ia lahir dari keturunan Adam dan Hawa atau tidak? Kalau iya ia pasti berdosa. Kristus perkecualian karena Ia bukan dari keturunan Adam dan Hawa. Memang Ia punya silsilah, tetapi Alkitab mengatakan bahwa Maria mengandung karena Roh Kudus. Ini bolak balik disebutkan dalam Pengakuan Iman Rasuli bukan?
Jadi apa yang dimaksudkan di sini dengan orang-orang kudus? Jawabannya sangat jelas: orang-orang percaya dalam Kristus Yesus. Jadi orang-orang kudus di sini adalah mereka yang percaya dalam Kristus Yesus, yang sudah dikuduskan dalam darah-Nya. Jadi dia kudus bukan dari hasil perbuatan dan kehebatan dia yang berdosa. Kudus karena dia sudah dikuduskan dalam darah Yesus. Harap ini menjadi jelas dalam konteks ajaran Reformed yang selalu mau kembali kepada ajaran Alkitab. Maka saya berani menegaskan bahwa kalau ada gereja yang menegaskan bahwa ada orang yang mampu menjaga hidupnya tanpa dosa sehingga ia disebut orang suci sama sekali tidak Alkitabiah dan tidak setia pada prinsip Kitab Suci. Orang kudus adalah orang yang sudah percaya pada Kristus.
1/5
Ringkasan Khotbah - 08 Ags'10
Apakah ini termasuk Saudara dan saya? Jawabannya hanya kita yang tahu: apakah saya sudah sungguh-sungguh percaya? Jangan sembarang percaya seperti percayanya setan. Percayanya setan hanya tahu saja bahwa Allah ada (Yak.2:19). Percaya yang dimaksud Alkitab bukan sekedar saya tahu akan Allah tetapi percaya yang karena pekerjaan Roh Kudus membuat kita mempercayakan hidup kepada Siapa yang saya percaya. Setan tidak pernah melakukan hal ini karena ia memang maunya melawan Allah dan menghancurkan pekerjaan-Nya. itulah hakekat dan perjuangan setan. Orang percaya di sini adalah mereka yang percaya, bertobat dan sedang mengalami proses pengudusan.
Ayat 2 adalah salam damai yang sudah terlalu sering kita dengar pada waktu doa berkat doxology (mengembalikan kemuliaan kepada Tuhan) di akhir kebaktian, tetapi itulah sebetulnya harta surgawi yang paling luar biasa bagi orang percaya. Kita seringkali berpikir ah hidup Kristen kok gini-gini aja dan nggak ada apa-apanya. Kalau sudah dapat untung besar baru mengatakan bahwa itu adalah berkat Tuhan yang luar biasa. Tapi kalau bisnisnya rontok dan mulai bangkrut lalu mengatakan bahwa diri kita sial. Kalau begini maka orientasi berkat kita masih duniawi. Mengapa? Karena dari kecil kita dididik bahwa yang namanya hoki itu berkaitan dengan materi, dengan uang, kesuksesan, berkat-berkat, termasuk kesehatan jasmani dan materi. Jadi kalau itu nggak ada namanya bukan berkat. Tapi dalam iman Kristen 180 derajat dirubah bahwa yang namanya berkat adalah damai sejahtera Allah menyertai kita. Itu baru berkat yang luar biasa.
Jangan kemudian berpikir ekstrim dan negatif bahwa mentang-mentang saya pendeta lalu nggak perlu uang maka ngomongnya rohani terus. Siapa bilang saya tidak perlu uang? Tanpa uang saya beli makanan dengan apa? Saya beli pakaian, buku, menyekolahkan anak pakai apa? Jelas pendeta juga perlu uang. Tapi saya dilatih Tuhan untuk mempunyai perspektif yang benar dalam hidup: hidup bukan untuk uang. Saya sudah sering menyatakan hal ini tapi saya yakin bahwa kita masih perlu dibentuk dalam perspektif ini: benarkan hidupku bukan untuk uang? Apakah selama ini saya hidup hanya untuk keberhasilanku dan kesuksesanku dan kesehatanku yang menjadi dewa-dewaku? Kita masih perlu mempertanyakan diri kita di hadapan Tuhan: apakah saya ini anak Allah? Hamba Tuhan? Atau hamba siapa? Hamba uang? Atau hamba Iblis? Saya yakin kita semua maunya jadi hamba yang baik yang mau belajar taat kepada Tuhan. Maka seharusnya kita juga belajar merubah perspektif kita apabila kita benar-benar anak Tuhan dan hamba-Nya: berkat paling besar dalam hidupku adalah damai sejahtera Allah yang dikaruniakan kepadaku.
Saya juga bisa melihat hal ini dari reaksi Anda: apakah Anda merasa Firman ini sebagai sesuatu yang berharga atau mendengarkan firman dengan malas-malasan, ngantuk-ngantuk, lewat kuping kiri dan kuping kanan lalu lupa dan lain-lain dan baru melek kalau lihat uang dan dolar? Di sinilah kita dilatih untuk merubah perspektif hidup kita agar kita memiliki pandangan yang sesuai Alkitab. Apakah hidup kita yang sementara ini mau kita gunakan untuk hal
2/5
Ringkasan Khotbah - 08 Ags'10
sementara? Bukankah nanti kita semua akan kembali kepada kekekalan? Kepada Allah? Kalau ingat itu maka kita yang masih cinta uang sadarlah. Jangan berlebihan. Semoga Saudara tidak bosan-bosan pada Firman Tuhan yang tujuannya memang untuk mengingatkan dan menyadarkan kita. Kalau orang sudah bosan pada Firman Tuhan ya selesai: tidak ada lagi yang bisa mengingatkan, menginsafkan dan memperbaharui dia. Saya hanya menyalurkan apa yang Alkitab katakan.
Ayat 3 apakah Saudara rasakan luar biasa? Yaitu mendapat segala berkat rohani di dalam surga. Saya yakin surga itu pasti lebih lebih luar biasa daripada dunia. Dan segala berkat surgawi itu dicurahkan, dianugerahkan kepada Saudara dan saya. Masih kurang apa lagi? Sudah habis-habisan segala berkat rohani itu diberikan. Istilah segala artinya sudah tidak ada lagi yang bisa diminta. Mau minta apa lagi? Yang Tuhan berikan jauh melebihi apa yang kita minta. Saya tidak bisa memberikan gambaran yang sepenuhnya karena saya pun juga tidak pernah masuk surga, saya juga tidak bisa membayangkan secara kata-kata berkat rohani dalam surga itu. Tapi itulah yang perlu kita pelajari dan renungkan: segala berkat rohani dalam surga itu sudah kita terima. Bukan nanti. Berarti hidup orang percaya ini tidak ada lagi yang ditunggu. Maka seharusnya kita itu terus bersyukur dan bersyukur.
Mungkin ada yang masih bertanya: berkat apa sih Pak? Kok saya belum merasa mendapatkannya? Masih hidup susah dan menderita, kesulitan keuangan, sakit-sakitan. Berkat apa? Kembali lagi pada ayat 1 dan 2: kita sudah dikuduskan oleh darah Yesus dan damai sejahtera Allah sudah dicurahkan pada Saudara dan saya. Saya yang berdosa dijadikan orang kudus, yang harusnya binasa diselamatkan. Inilah yang namanya berkat luar biasa. Mengapa kita sebagai orang Kristen masih belum merasakannya? Kita sudah dapat kelimpahan. Seorang hamba Tuhan pernah mengatakan bahwa menerima setetes saja anugerah Tuhan maka kita akan gelagapan seperti orang yang kena air bah. Apalagi dikatakan, “segala berkat rohani sudah dicurahkan kepadamu.” Maka orang Kristen tidak tahu diri kalau masih ngomel terus, merasa kurang, dan tidak mau berterima kasih pada Tuhan.
Ayat 4 adalah terjemahan dari berkat-berkat surga yang luar biasa itu: kita sudah dipilih sebelum dunia dijadikan. Inilah karya Allah. Inilah doktrin predestinasi dari Calvin, ajaran Reformed yang sangat khas. Ini ditolak oleh banyak gereja yang bukan Reformed. Tetapi Alkitab mengatakan bahwa kita sudah dipilih sebelum dunia dijadikan. Allah memilih Saudara dan saya bukan berdasarkan perbuatan-perbuatan kita. Allah memilih bukan berdasarkan kesetiaan dan kesanggupan kita hidup suci. Sebaliknya Allah memilih kita sebelum kita berbuat apa-apa, sebelum kita dilahirkan bahkan sebelum dunia diciptakan. Maka hal itu sama sekali tidak berdasarkan perbuatan manusia. Banyak orang tidak bisa menerima doktrin ini, khususnya yang ada di gereja yang besar-besar. Umumnya diajarkan bahwa kita harus hidup setia dan kudus baru Tuhan akan memilih dan menyelamatkan kita. Kalau tidak setia maka kita akan binasa. Yang selalu diajarkan adalah keselamatan melalui perbuatan baik. Saya berani
3/5
Ringkasan Khotbah - 08 Ags'10
tegaskan bahwa ajaran ini bertentangan dengan Alkitab. Kita diselamatkan bukan karena perbuatan baik tetapi karena kasih karunia dan pilihan Allah sebelum dunia dijadikan. Kenapa tidak bisa melalui perbuatan baik? Karena perbuatan baik memang tidak ada yang berkenan kepada Allah. Semua perbuatan baik manusia seperti kain kotor di hadapan Tuhan; tidak ada seorang pun yang berbuat baik; Alkitab juga mengatakan bahwa keselamatan bukan karena perbuatan baik tetapi karena hutang maut sudah dibayarkan oleh Kristus Yesus di kayu salib.
Hutang dosa tidak bisa dibayar dengan kebaikan. Upah dosa adalah maut, maka hutang maut adalah maut. Keadilan Allah menegaskan bahwa mata ganti mata dan gigi ganti gigi. Karena itu Kristus mengalami maut di kayu salib. Itulah pembayaran hutang akibat dosa, yaitu maut. Seandainya ada manusia yang bisa berbuat baik pun dosa tidak bisa dibayarkan karena yang menjadi hutang bukan perbuatan baik tetapi maut. Siapa yang membayar dengan maut? Tidak ada yang bisa membayar karena semuanya sudah berhutang, hanya Kristus yang tidak punya hutang itu. Ini adalah doktrin yang paling mendasar yang sudah banyak digeser oleh gereja-gereja liberal yang mengatakan bahwa Kristus bukan satu-satunya jalan keselamatan dan ada banyak jalan keselamatan lain melalui semua agama. Ini semua adalah ajaran yang menyesatkan. Iman Kristen menegaskan bahwa keselamatan hanya melalui satu jalan. Lalu bagaimana? Allah memilih orang yang mau diselamatkan dan mereka diberi segala berkat rohani di surga. Maka berbahagialah kita yang dipilih, yang diberi anugerah, yang diselamatkan. Tidak ada andil sedikitpun dari manusia. Ini semua yang namanya kasih karunia, gratis, cuma-cuma tanpa bayar.
Tapi hati-hati jangan berpikir mari kita tetap berbuat dosa toh sudah selamat. Orang yang berpikir demikian ini mungkin justru belum selamat. Orang yang sudah menerima anugerah keselamatan pasti belajar bersyukur dan mengabdikan hidupnya bagi Allah dan membuat kita mau belajar memuliakan Allah. Orang yang mengaku sudah selamat tapi masih hidup egois dan berkanjang dalam dosa justru dipertanyakan sudah selamat atau belum? Kalau belum bertobatlah pada Kristus dan minta pengampunan dosa. Kita bersyukur Allah sudah menetapkan pilihan-Nya sebelum dunia dijadikan.Ayat 5 menyatakan bahwa kita juga sudah ditentukan untuk menjadi anak-anak-Nya. Betapa luar biasa dan istimewanya status kita di hadapan Allah. Ini tidak pernah ada dalam agama lain. Relasi antara kita dengan Allah memang adalah antara ciptaan dengan Pencipta, tapi lebih daripada itu kita dijadikan anak-Nya. Ini luar biasa. Misalkan dalam perjalanan pesawat waktu kita berkenalan dengan seseorang dan kita tanya siapa dia dan ternyata dia adalah anaknya presiden, kita kaget. Tapi waktu dia tanya siapa kita dan kita jawab, “anaknya Allah!” Wah lebih kaget lagi dia. Kita seringkali menganggap istilah anak Allah ini remeh. Kita berelasi dengan Bapa kita pun dianggap tidak artinya.
Tapi jangan sombong juga. Bukan hanya kita yang anak Allah tetapi semua orang percaya. Namun hanya ada satu Anak Tunggal Allah, yaitu Yesus Kristus. Dialah memang Anak Tunggal Allah yang menjadi manusia. Tapi ada anak-anak lain yang diadopsi, dipilih dan sebelum dunia
4/5
Ringkasan Khotbah - 08 Ags'10
dijadikan ditetapkan untuk menjadi anak-anak-Nya. Status ini bukan hanya untuk kita senang-senang dan kedekatan saja tapi juga ada tanggung jawab. Jangan hanya memikirkan warisan. Itu anak kurang ajar. Anak punya kewajiban untuk menghormati, mentaati, dan melaksanakan apa yang orang tuanya inginkan. Kita juga tidak bisa sembarangan kurang ajar pada Allah Bapa. Kita tetap harus belajar menghormati dan melakukan apa yang menjadi kehendak-Nya. Inilah keistimewaan status kita sebagai orang percaya. Mari kita hargai keistimewaan kita bukannya menghinanya. Orang yang menjadi anaknya presiden harusnya bangga dengan statusnya. Apalagi kita yang menjadi anak Allah harusnya jauh, jauh lebih bangga daripada menjadi anaknya presiden. Inilah artinya segala berkat rohani di surga sudah dicurahkan kepada kita. Maka tidak ada alasan bagi orang Kristen untuk tidak bersyukur dan tidak mau mengabdi kepada Tuhan. Kita sudah diberikan segala berkat rohani oleh-Nya.
Ayat 6 ini mau menuju kepada final. Setelah menerima segala berkat rohani itu lalu semuanya itu untuk apa? Ayat inilah gambaran finalnya, yaitu, “supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia, yang dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Dia, yang dikasihi-Nya,” yang dikasihi-Nya yaitu Kristus. Maka sebagai anak-anak yang sudah dipilih dan ditebus harusnya hidup kita menjadi puji-pujian untuk kemuliaan nama-Nya. Maka keselamatan bukan untuk kepentingan diri sendiri, menjadi egois. Hidup kita merupakan puji-pujian bagi kemuliaan Allah. Inilah yang digenapkan Paulus dalam Roma 11:36. mari kita persembahkan diri kita bagi kemuliaan Nama-Nya. Amin.
(Ringkasan ini belum diperiksa oleh Pengkhotbah – Transkrip: BA.)
5/5