FULL-FLEDGED INFLATION TARGETING FRAMEWORK DAN PERSISTENSI INFLASI Oleh : Rachman Hakim Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Madura ABSTRACT Setting the inflation rate may look simple but certainly not easy. This can be evidenced by frequent melencengnya inflation target has been set by Bank Indonesia. To overcome this, the 2004 Law No. 3 Article 7 were excluded, thus changing the policy framework of inflation targeting lite be a full-fledged inflation targeting. This means that Bank Indonesia will focus on regulating the rate of inflation only. The purpose of this study to determine whether the rate of inflation to be more easily controlled in the period of full-fledged inflation targeting. The method used is the autoregressive model estimation. The results showed that the application of full-fledged inflation targeting has not had a positive impact in regulating the rate of inflation. In the period 2005-2015, was inflation is still very difficult to control or tend to be persistent. Interestingly, this was due to the strong influence of the global economy on the Indonesian economy. Keywords: full-fledged inflation targeting, inflation persistence ABSTRAK Mengatur laju inflasi mungkin terlihat sederhana tapi jelas tidak mudah. Ini bisa dibuktikan dengan sering melencengnya target inflasi yang telah ditetapkan Bank Indonesia. Untuk mengatasi hal tersebut, tahun 2004 Undang-Undang No. 3 Pasal 7 dikeluarkan, sehingga kerangka kebijakan berubah dari inflation targeting lite menjadi full-fledged inflation targeting. Artinya Bank Indonesia akan lebih fokus untuk mengatur laju inflasi saja. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah laju inflasi menjadi lebih mudah dikendalikan pada periode full-fledged inflation targeting. Metode yang digunakan adalah estimasi model autoregressive. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan full-fledged inflation targeting belum memberikan dampak yang positif dalam mengatur laju inflasi. Dalam periode 2005-2015, ternyata inflasi masih sangat sulit untuk dikendalikan atau cenderung persisten. Menariknya, hal ini ternyata disebabkan kuatnya pengaruh perekonomian global terhadap perekonomian Indonesia. Kata kunci: full-fledged inflation targeting, persistensi inflasi Bank Indonesia untuk mengubah
PENDAHULUAN Krisis tahun 1998 seperti membuka
mata
Bank
Indonesia
tatanan kelembagaan menjadi Bank Indonesia
yang
bertugas
untuk
tentang pentingnya mengendalikan
mengontrol laju inflasi. Perubahan
laju inflasi. Faktanya ternyata inflasi
tatanan
bisa
yang
mengganti Undang-Undang No. 13
multidimensional. Hal ini menuntut
Tahun 1968 dengan Undang-Undang
memiliki
dampak
ini
diwujudkan
dengan
Full-Fledged Inflation Targeting Framework Dan Persistensi.......Rachman Hakim
No. 23 Tahun 1999 tentang Bank
dipraktekkan
Indonesia (Pohan, 2008).
berdasarkan Undang-Undang No. 23
Disahkannya
Bank
Indonesia
penerapan
Tahun 1999 masih dikategorikan
Undang-Undang No. 23 Tahun 1999,
sebagai Inflation Targeting Lite,
membuat Bank Indonesia menjadi
yaitu penerapan ITF secara parsial
lembaga yang independen, Bank
atau dikatakan ringan. Kerangka
Indonesia juga mempunyai tujuan
kebijakan
yaitu
memelihara
dengan komitmen untuk mencapai
kestabilan nilai rupiah. Hal ini
tujuan kebijakan yang lain. Artinya
menunjukkan secara implisit bahwa
stabilitas
tujuan
satunya tujuan Bank Indonesia.
mencapai
dan
kebijakan
moneter
di
Indonesia adalah menjaga kestabilan harga (inflasi).
ini
inflasi
Hal berubah
masih
tercampur
bukanlah
tersebut
ketika
satu-
kemudian
Bank
Indonesia
UU No. 23 Tahun 1999 mulai
menjadikan Undang-Undang No. 3
diterapkan pada awal tahun 2000.
Tahun 2004 Pasal 7 sebagai sebuah
Bank
landasan
Indonesia
mengumumkan
baru
dalam
membuat
target inflasi yang ingin dicapai
kebijakan moneter. Hal ini bisa
setiap tahunnya. Sejak saat itu, target
dikatakan sebagai batu loncatan bagi
inflasi menjadi elemen penting dalam
Bank Indonesia dari menerapkan
kebijakan moneter, utamanya karena
inflation targeting lite menuju full-
target tersebut diumumkan secara
fledged inflation targeting. Artinya,
eksplisit kepada publik. Dengan
dengan
demikian, penetapan sasaran inflasi
Undang No. 3 Tahun 2004 Pasal 7
menjadi
maka Bank Indonesia bisa dibilang
sesuatu
yang
mengikat
dikeluarkannya
dalam setiap perumusan kebijakan
menganut
Inflation
moneter Bank Indonesia.
Framework
secara
Penetapan
inflasi
Undang-
Targeting penuh.
Itu
sebagai
menandakan tujuan akhir kebijakan
satu-satunya sasaran akhir dalam
moneter difokuskan untuk menjaga
sebuah kebijakan moneter seringkali
stabilitas inflasi saja.
disebut dengan Inflation Targeting Framework
(ITF).
Akan
tetapi,
kerangka kebijakan moneter yang
Dalam penerapan full-fledged inflation
targeting,
sebenarnya
desain kerangka kebijakan moneter
Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.13, No.02 Desember 2015
169
Full-Fledged Inflation Targeting Framework Dan Persistensi.......Rachman Hakim
masih sangat memungkinkan untuk dibuat fleksibel masa-masa
khususnya
awal
pada
penerapannya.
Dalam kerangka ITF, Bank Indonesia sasaran
akan
mengumumkan
inflasi
untuk
setiap
periode
Bank
Jenis, kisaran (range), level, dan
tahunnya.
Setiap
periode pencapaian target inflasi,
Indonesia
mengevaluasi
serta
dapat
proyeksi inflasi ke depan masih
karakteristik
sesuai dengan sasaran yang telah
perekonomian negara berkembang
ditetapkan. Proyeksi ini dilakukan
yang
dengan sejumlah model dan sejumlah
juga
disesuaikan
prosesnya dengan
pada
umumnya
memiliki
apakah
variabilitas inflasi yang tinggi. Di
informasi
level operasional, target operasional
menggambarkan kondisi inflasi ke
(baik suku bunga maupun agregat
depan berdasarkan fakta yang ada di
moneter)
lapangan pada saat itu. Jika proyeksi
juga
dapat
digunakan
yang
secara bersama-sama untuk secara
inflasi
sudah
tidak
gradual diarahkan menjadi satu target
dengan sasaran, Bank
operasional saja yang akan mewakili
melakukan
stance kebijakan moneter.
menggunakan
dapat
kompatibel Indonesia
respon
dengan
instrumen
yang
Demikan pula halnya dengan
dimiliki. Misalnya jika proyeksi
tingkat transparansi dan akuntabilitas
inflasi telah melampaui sasaran,
yang
maka
dapat
diupayakan
secara
Bank
Indonesia
bertahap. Namun, yang harus selalu
cenderung
diingat
bahwa
moneter. Tujuannya tentu agar inflasi
mempunyai
aktual kembali mendekati target
kredibilitas
inflasi.
disini
fleksibilitas trade-off
adalah
tersebut dengan
sehingga desain ITF yang fleksibel
melakukan
akan
pengetatan
Penerapan ITF di berbagai
tersebut memang dimaksudkan untuk
negara,
digunakan selama masa transisi.
berkembang
Selain itu, fleksibilitas juga harus
seringkali menimbulkan pro dan
dibatasi
kontra. Pihak yang pro mengatakan
mengaburkan ITF.
sepanjang
tidak
kerangka
kebijakan
bahwa
khususnya seperti
penerapan
ITF
negara Indonesia,
menuntut
komitmen yang tinggi dari otoritas moneter
untuk
Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.13, No.02 Desember 2015
mencapai
target 170
Full-Fledged Inflation Targeting Framework Dan Persistensi.......Rachman Hakim
inflasi yang telah ditetapkan. Tugas
target inflasi yang ditetapkan. Pilihan
otoritas moneter menjadi terfokus.
ITF
Sementara itu, pihak yang kontra
optimal
mengatakan bahwa penerapan ITF di
kebijakan moneter tanpa kejelasan
Indonesia
waktunya
kerangka kerja.
terpenuhinya
Dengan
belum
mengingat
belum
yang
fleksibel
daripada
akan
lebih
melaksanakan
penekanan
pada
beberapa prakondisi yang diperlukan,
tujuan kestabilan harga, pertanyaan
yaitu
penting
posisi
fiskal
yang
kuat,
yang
kemudian
muncul
kestabilan makroekonomi, dan pasar
adalah kerangka kerja kebijakan
keuangan yang mapan.
moneter seperti apa yang paling
Pihak yang pro berpendapat
sesuai dengan UU No. 23 Tahun
bahwa pada hakikatnya prakondisi
1999. Keberadaan target inflasi yang
untuk ITF juga berlaku bagi hampir
diumumkan
semua kerangka kerja kebijakan
penetapan sasaran moneter yang
moneter. Selain itu, pengalaman di
diarahkan kepada pencapaian target
beberapa
menunjukkan
inflasi tersebut sangat sesuai dengan
prakondisi
kerangka ITF. Dalam terminologi
tersebut tidak bersifat mutlak ketika
kebijakan moneter, sasaran inflasi
ingin menerapkan kerangka ITF, dan
dapat dianggap sebagai overriding
penerapan
dilakukan
objective atau juga sebagai sasaran
secara bertahap dari yang lite sampai
antara, sedangkan besaran moneter
menjadi
(agregat moneter atau suku bunga)
negara
bahwa
keberadaan
ITF
dapat
full-fledged.
terpenuhinya beberapa
Belum prakondisi
dan
Fitur lain yang sangat penting
ITF yang sifatnya fleksibel, namun
dalam
tetap
independensi,
mengedepankan
publik
sebagai operating target.
ITF dapat disikapi dengan penerapan
dengan
kepada
kerangka
ITF
transparansi,
seperti dan
kejelasan baik dalam hal inflasi
akuntabilitas juga mendapat porsi
sebagai sasaran tunggal kebijakan
penting dalam UU No. 23 Tahun
moneter
hal
1999. Berbeda dengan UU No. 13
komitmen bank otoritas moneter
Tahun 1968 yang menempatkan
dalam merumuskan respon kebijakan
Bank Indonesia sebagai pembantu
yang
pemerintah
maupun
diarahkan
dalam
untuk
mencapai
dalam
Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.13, No.02 Desember 2015
melaksanakan 171
Full-Fledged Inflation Targeting Framework Dan Persistensi.......Rachman Hakim
keputusan-keputusan yang ditetapkan
diharapkan.
Dewan Moneter, dalam UU No. 23
sudah ditetapkan seringkali tidak
Tahun 1999 ini Bank Indonesia
sesuai dengan inflasi aktual. Bank
ditetapkan sebagai lembaga negara
Indonesia terlihat masih menemui
yang independen yang bebas dari
banyak kendala untuk mengontrol
campur tangan pemerintah (Pasal 4).
laju inflasi. Hal ini tentu harus
Independensi ini ditegaskan pula
diperbaiki oleh Bank Indonesia untuk
dengan ketentuan bahwa pemerintah
memperbaiki kredibilitas mereka di
dan pihak lain diluar Bank Indonesia
mata masyarakat Indonesia. Bank
dilarang melakukan segala bentuk
Indonesia harus bisa menentukan
campur tangan terhadap pelaksanaan
instrumen kebijakan yang tepat agar
tugas Bank Indonesia.
inflasi aktual berada pada kisaran
Dalam
perjalannya
ITF
tidaklah menuai hasil seperti yang
Target
inflasi
yang
yang diharapkan atau sesuai dengan target inflasi.
Tabel 1. Target Inflasi dan Inflasi Aktual di Indonesia, 2001-2014 Tahun Target Inflasi Inflasi Aktual (%, yoy) 2001 4%-6% 12,55 2002 9%-10% 10,03 2003 9±1% 5,06 2004 5,5±1% 6,40 2005 6±1% 17,11 2006 8±1% 6,60 2007 6±1% 6,59 2008 5±1% 11,06 2009 4,5±1% 2,78 2010 5±1% 6,96 2011 5±1% 3,79 2012 4,5±1% 4,30 2013 4,5±1% 8,38 2014 4,5±1% 8,36 Sumber: Bank Indonesia
Penelitian inflasi
mengenai pernah
persisensi
beberapa
kali
inflasi disaggregat untuk kategori makanan dan jasa masing-masing 0.8
dilakukan di Indonesia. Alamsyah
dan
(2008)
mengenai
kecenderungan
adanya persistensi inflasi yang tinggi
kecenderungan
di
inflasi mulai menurun dalam periode
mengemukakan
Indonesia, dimana persistensi
0.9.
Akan
Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.13, No.02 Desember 2015
tetapi,
terdapat
bahwa derajat
ada
persistensi
172
Full-Fledged Inflation Targeting Framework Dan Persistensi.......Rachman Hakim
pasca krisis. Penelitian Harmanta,
mengatakan bahwa inflasinya tidak
Bathaluddin dan Waluyo (2011)
persisten.
menunjukkan inflasi
di
bahwa
persistensi
Indonesia
cenderung
mengalami penurunan pada full-
METODE PENELITIAN Jenis Penelitian
fledged inflation targeting. Artinya
Penelitian ini disusun dengan
ada perbedaan pendapat antara dua
pendekatan kuantitatif. Data yang
penelitian
Itulah
digunakan berupa data sekunder
penelitian
yang berasal dari Bank Indonesia.
terkait persistensi inflasi masih layak
Data tersebut nantinya akan diolah
untuk dilakukan.
supaya nantinya bisa memberikan
tersebut.
menariknya
sehingga
Penelitian ini ingin mengukur
jawaban terhadap rumusan masalah
seberapa besar tingkat persistensi
yang diangkat dalam penelitian ini.
inflasi
Jenis dan Sumber Data
di
Indonesia.
Sekaligus
apakah
keputusan
Data yang akan digunakan
bank Indonesia untuk mengubah
dalam penelitian ini berupa data
kerangka kebijakannya full-fledged
sekunder yaitu, data inflasi bulanan
inflation targeting berdampak positif
(year-on-year) dari bulan januari
terhadap tingkat persistensi inflasi.
2005 sampai Mei 2015. Penggunaan
membuktikan
Tujuan penelitian ini adalah
data dari tahun 2005 dikarenakan
untuk melihat besarnya tingkat atau
periode
full-fledged
derajat
targeting
bisa
dibilang
Indonesia, terutama pada periode
diterapkan
pada
tahun
full-fledged
Sumber data berasal dari Bank
persistensi
inflation
inflasi
di
targeting.
mulai tersebut.
Artinya akan diukur berapa lama
Indonesia.
kecepatan
penggunaan data inflasi year-on-year
yang
diperlukan
oleh
Latar
inflation
inflasi untuk kembali ke kondisi
berdasarkan
semula setelah terjadinya kejutan
Penggunaan data inflasi month-on-
atau shock. Jika kecepatannya rendah
month ataupun quarter-to-quarter
bisa dikatakan bahwa
inflasinya
sangat terkait dengan faktor seasonal
sangat persisten. Akan tetapi jika
sehingga dikhawatirkan kurang dapat
kecepatannya
menggambarkan tingkat persistensi
tinggi,
kita
bisa
beberapa
belakang
Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.13, No.02 Desember 2015
alasan.
173
Full-Fledged Inflation Targeting Framework Dan Persistensi.......Rachman Hakim
inflasi yang sebenarnya (Arimurti,
=
2011).
koefisien AR
Teknik Analisis Data
εt
=
- Autoregressive (AR) Seperti
jumlah
random
error term atau
yang
dijelaskan
residual
dari
sebelumnya, ada beberapa metode
regresi
yang
persamaan
dapat
digunakan
untuk
mengukur derajat persistensi inflasi
di
atas
pada pendekatan univariat. Dengan
Dari hasil estimasi persamaan
melihat kelebihan dan kekurangan
tersebut, tingkat persistensi inflasi
masing-masing, penelitian ini akan
dihitung
menggunakan metode autoregressive
koefisien AR. Cara penjumlahan
(AR).
koefisien tersebut merupakan cara
dengan
melihat
jumlah
pengukuran skalar persistensi terbaik menurut Andrews dan Chen (1994). Dimana: πt
=
tingkat
inflasi pada waktu t µ
PEMBAHASAN =
konstanta
dari
Hasil
hasil
estimasi
model
autoregressive dengan menggunakan
proses
data inflasi selama periode full-
estimasi,
fledged
sebagai kontrol
menunjukkan hasil sebagai berikut:
inflation
targeting
terhadap ratarata inflasi Tabel 2. Hasil Estimasi Model Autoregressive Source
SS
df
MS
Model Residual
1407.94308 206.504789
1 123
1407.94308 1.67890072
Total
1614.44787
124
13.0197409
var1
Coef.
var2 _cons
.9336199 .4918705
Std. Err. .0322396 .2629013
t 28.96 1.87
Number of obs F( 1, 123) Prob > F R-squared Adj R-squared Root MSE P>|t| 0.000 0.064
= = = = = =
125 838.61 0.0000 0.8721 0.8710 1.2957
[95% Conf. Interval] .8698035 -.0285266
.9974363 1.012268
Sumber: data diolah
Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.13, No.02 Desember 2015
174
Full-Fledged Inflation Targeting Framework Dan Persistensi.......Rachman Hakim
Berdasarkan tabel di atas, dapat
berada di kisaran 0,9. Sementara itu,
diketahui bahwa ternyata persistensi
jika dibandingkan dengan penelitian
inflasi di Indonesia sangat tinggi
Harmanta, Bathaluddin dan Waluyo
selama periode full-fledged inflation
(2011), penelitian ini memberikan
targeting.
mencapai
hasil yang cukup berbeda. Persistensi
0,9336199 atau hampir menyentuh
inflasi tidak bisa dibilang lebih baik
angka satu. Hal ini menandakan
dibandingkan periode sebelumnya
kalau inflasi di Indonesia sangat
mengingat
persisten, artinya kecepatan turunnya
inflasi selama periode full-fledged
laju inflasi sangatlah lambat. Hal ini
inflation targeting.
Angkanya
tentu bukan pertanda yang baik. Penelitian
Alamsyah
betapa
persistennya
Sangat persistennya tingkat
(2008)
inflasi selama periode full-fledged
menunjukkan hasil yang tidak jauh
inflation targeting bisa dibuktikan
berbeda dimana persistensi inflasi
dengan melihat tabel di bawah ini.
Tabel 3. Data Inflasi Tahun 2005-2015 Bln 2005 2006 7.32 17.03 Jan 7.15 17.92 Feb 8.81 15.74 Mar 8.12 15.40 Apr 7.40 15.60 Mei 7.42 15.53 Juni 7.84 15.15 Juli 8.33 14.90 Agus 9.06 14.55 Sep 17.89 6.29 Okt 18.38 5.27 Nov 17.11 6.60 Des Sumber: Bank Indonesia
2007 6.26 6.30 6.52 6.29 6.01 5.77 6.06 6.51 6.95 6.88 6.71 6.59
2008 7.36 7.40 8.17 8.96 10.38 11.03 11.90 11.85 12.14 11.77 11.68 11.06
2009 9.17 8.60 7.92 7.31 6.04 3.65 2.71 2.75 2.83 2.57 2.41 2.78
Tahun 2010 2011 3.72 7.02 3.81 6.84 3.43 6.65 3.91 6.16 4.16 5.98 5.05 5.54 6.22 4.61 6.44 4.79 5.80 4.61 5.67 4.42 6.33 4.15 6.96 3.79
2012 3.65 3.56 3.97 4.50 4.45 4.53 4.56 4.58 4.31 4.61 4.32 4.30
2013 4.57 5.31 5.90 5.57 5.47 5.90 8.61 8.79 8.40 8.32 8.37 8.38
2014 8.22 7.75 7.32 7.25 7.32 6.70 4.53 3.99 4.53 4.83 6.23 8.36
2015 6.96 6.29 6.38 6.79 7.15 -
Data di atas menunjukkan
12 bulan dimana inflasi berada di
ketika inflasi cukup tinggi maka akan
level yang cukup tinggi. Fakta seperti
dibutuhkan waktu yang cukup lama
ini menandakan betapa persistennya
hingga laju inflasi menjadi normal
laju inflasi. Artinya inflasi tidak
kembali.
Perhatikan
bulan
segera kembali ke level normalnya.
Oktober
2005
bulan
Hal yang sama juga terjadi selama
data
sampai
September 2006. Ada rentang sekitar
bulan
Mei
2008
Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.13, No.02 Desember 2015
sampai
bulan
175
Full-Fledged Inflation Targeting Framework Dan Persistensi.......Rachman Hakim
Desember 2008. Rentang waktu
negeri, yang bisa ditunjukkan dengan
delapan bulan jelas bukan waktu
tingginya jumlah impor kita. Bahkan
yang bisa dibilang singkat untuk
jumlahnya terus naik dari tahun ke
membiarkan laju inflasi berada pada
tahun. Jika hal ini terus berlanjut,
level yang cukup tinggi.
sulit bagi kita untuk lepas dari
Ada
alasan
yang
cukup
pengaruh global.
masuk akal kenapa pada tahun 2005
KESIMPULAN
dan 2008 inflasi yang tinggi menjadi berlarut-larut.
Ternyata
alasannya
Berdasarkan hasil penelitian, bisa
ditarik
pun bisa dibilang hampir sama. Pada
penggunaan
periode
targeting
tersebut
perekonomian
kesimpulan full-fledged
bisa
dikatakan
bahwa inflation belum
Indonesia sangat dipengaruhi oleh
memberikan hasil yang memuaskan.
kondisi keuangan global. Tahun
Hal ini bisa ditunjukkan dengan
2005 ketidakseimbangan keuangan
sulitnya mengontrol laju inflasi pada
global dan tingginya harga minyak
periode tersebut. Dengan kata lain,
dunia
inflasi
memicu
ketidakstabilan
masih
tergolong
sangat
perekonomian Indonesia. Nilai tukar
persisten. Menariknya, selama ini
sangat fluktuatif dan inflasi pun
inflasi yang sangat persisten ternyata
mulai terpengaruhi. Tahun 2008
dipengaruhi
gejolak di pasar keuangan Amerika
perekonomian global. Artinya laju
Serikat yang berawal dari krisis
inflasi di Indonesia lebih dipengaruhi
perumahan mulai menyebar dan
faktor
mengakibatkan krisis global. Pada
internal sendiri. Tentu ini menjadi
akhirnya, kondisi perekonomian di
tantangan sendiri bagi Indonesia
Indonesia juga terpengaruh sehingga
untuk lepas dari pengaruh luar. Salah
laju inflasi tidak terkontrol.
satu caranya bisa dengan mengurangi
Sebenarnya, cukup mudah untuk
menjelaskan
kenapa
kita
oleh
eksternal
kondisi
dibandingkan
ketergantungan terhadap produk dari luar negeri.
sangat mudah dipengaruhi kondisi
DAFTAR PUSTAKA
perekonomian secara global. Hal ini
Alamsyah, Halim. 2008. Persistensi
dikarenakan tergantung
Indonesia dengan
produk
cukup luar
Inflasi
dan
Dampaknya
Terhadap Pilihan dan Respon
Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.13, No.02 Desember 2015
176
Full-Fledged Inflation Targeting Framework Dan Persistensi.......Rachman Hakim
Kebijakan
Moneter
di
Indonesia. Disertasi. Program Pascasarjana
Universitas
Indonesia. Depok. Andrews, D.W.K, dan H.Y. Chen.
Central Bank Working Paper 201: 1-59. Harmanta, M. B. Bathaludin, dan J. Waluyo.
2011.
Inflation
Targeting
Under
Imperfect
1994. Approximately Median-
Credibility:
Unbiased
Indonesian
Estimation
Autoregressive Journal
of
of
Models. Business
&
Economic Statistics 12(2). Arimurti, T. dan B. Trisnanto.2011.
Bulletin
Lessons
from
Experience. of
Monetary,
Economics and Banking 2011: 271-306. Marques, C. R. 2004. Inflation
Persistensi Inflasi di Jakarta
Persistence,
dan
Terhadap
Artefacts?. European Central
Kebijakan Pengendalian Inflasi
Bank, Working Paper Series
Daerah.
371: 1-50.
Implikasinya
Buletin
Ekonomi
Moneter dan Perbankan 14(1): 5-29. Bank Indonesia. 2015. Pengenalan Inflasi. www.bi.go.id
Facts
or
Pohan, A. 2008. Kerangka Kebijakan Moneter & Implementasinya di Indonesia. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Batini, Nicoletta. 2002. Euro Area Inflation Persisten. Europan
Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.13, No.02 Desember 2015
177