FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS SIRUP SARI BUAH SAWO MANILA (Manilkara zapota Linn) TERHADAP BEBERAPA MIKROBA PENYEBAB DIARE Syamsuri Syakri1, Dandy Nuari Putra2 FKIK Jurusan Farmasi, UIN Alauddin Makassar, 2) Fakultas Farmasi, Universitas Muslim Indonesia
1)
ABSTRAK Telah dilakukan penelitian tentang Formulasi Sirup Sari Buah Sawo Manila (Manilkara zapota Linn) Sebagai Obat Antidiare Dan Uji Aktivitasnya Terhadap Beberapa Mikroba Penyebab Diare, dengan tujuan untuk memperoleh formulasisirupdari sari buahsawo manila yang stabil secara farmaseutika dan untuk mengetahui aktivitasnya terhadap bakteri Escherichia Shigellacoli, dysenteriae dan Vibrio cholera. Penelitian ini diawali dengan menentukan konsentrasi dari liofilisat yang memiliki aktivitas terhadar beberapa bakteri penyebab diare. Konsentrasi yang diperoleh akan dijadikan dasar dalam memformulasi sirup sari buah sawo manila. Kemudian dilakukan pengujian stabilitas sirup dalam dua tahap yaitu pengujian aktivitas antibakterinya dengan melihat zona hambatan yang terbentuk serta pengujian stabilitas fisika dengan metode penyimpanan dipercepat dengan parameter organoleptis, viskositas dan tipe aliran serta pH sediaan. Dari pengujian aktivitas antibakteri diperoleh hasil bahwa ketiga sirup sari buah sawo manila memiliki aktivitas antidiare. Dan dari parameter pengujian stabilitas fisika menunjukan bahwa formula B (Formulasi sirup sari buah sawo manila konsentrasi liofilisat 10%) memiliki sifat farmaseutika yang optimal. Kata Kunci :Sawo Manila, Manilkara zapota Linn, Sirup, Antidiare
PENDAHULUAN Penyakit
diare
(gastroenteritis)
alternative
obat-obatan
herbal.
merupakan salah satu masalah kesehatan
Berdasarkan wawancara dengan salah
utama masyarakat di Indonesia. Sebagian
satu penduduk kabupaten Natuna, dan
dari penderita (1 – 2%) akan mengalami
diperkuat oleh masyarakat Pontianak yang
dehidrasi dan jika tidak segera ditolong
menggunakan sawo manila muda sebagai
50–60%
obat sakit perut dikarenakan diare. Buah
(Noerasid;
diantaranya
dapat
Suraatmada;
meninggal
dkk,
2003).
sawo
manila
muda
digunakan
untuk
Karena efek samping dan mahalnya obat
mengobati diare dengan meminum sarinya
sintetik menjadi alasan masyarakat untuk
dengan cara direbus maupun dengan cara
berpaling kepada pengobatan tradisional
diiris,
yang lebih alami dan murah.Sawo manila
disaring. Ladion (dalam Rukmana, 1997)
(Manilkara zapota) merupakan salah satu
mengatakan bahwa buah sawo secara
tanaman jenis tanaman buah potensial
umum dapat digunakan untuk mengobati
yang sudah lama dikenal dan ditanam di
diare (Ningrum, 2011).
Indonesia. Sawo dijadikan JF FIK UINAM Vol.5 No.2 2017
ditumbuk,
diperas
kemudian
sebagai 72
Tanaman sawo (Manilkara zapota L.) mengandung
senyawa-senyawa
kimia
sediaan yang memenuhi kriteria ini adalah sirup. Karena sirup tidak memiliki partikel-
meliputi saponin, flavanoiod dan tanin
partikel
(Hakimah,
merupakan
membutuhkan waktu untuk terdegradasi
astrigen, polifenol, berasa pahit, dapat
ataupun teragregasi. Selain itu juga, sirup
mengikat dan mengendapkan protein serta
sangat disukai bayi dan balita karena
larut dalam air (terutama air panas).
rasanya yang manis.
2010).
Umumnya
Tanin
tanin
digunakan
untuk
zat
padat,
sehingga
tidak
Berdasarkan uraian diatas, maka
pengobatan penyakit kulit dan sebagai
dilakukan
antibakteri,
banyak
sirup dari sari buah sawo manila dan uji
diare,
aktivitasnya terhadap beberapa mikroba
tetapi
diaplikasikan hemostatik
tanin
untuk
juga
pengobatan
(menghentikan pendarahan)
penelitian
formulasi
sediaan
penyebab diare.
dan wasir (Subroto, 2006). Pada
tahun
2007,
Wulandari
melakukan penelitian terhadap infus buah sawo manila dan memperoleh hasil bahwa infus
buah
Sampel yang digunakan adalah buah sawo manila yang berada di Jalan Perintis
menghambat bakteri Vibrio cholera dengan
Kemerdekaan KM 14 Perumahan Bukit
konsentrasi KHM 3,65% dan KBM 7,29%.
Khatulistiwa Propinsi Sulawasi Selatan.
Kemudian
B. Bahan
pada
manila
A. Sampel
mampu
Pratiwi
sawo
METODE PENELITIAN
tahun
Nigrum
2011,
melakukan
Hening
penelitian
Bahan
yang
digunakan
yaitu
tentang uji daya antibakteri ekstrak sawo
Aquadest, Bakteri Escherichia coli, Bakteri
manila
Shigella
terhadap
bakteri
E.
coli
dan
dysenteriae,
Bakteri
Vibrio
diperoleh hasil bahwa ekstrak etanol buah
cholerae, Medium Glukosa Nutrien Agar,
sawo memiliki daya antibakteri terhadap E.
Medium Nutrient Agar, Metil Paraben,
coli yang ditandai dengan adanya zona
Natrium
hambatan
Pengaroma
dan
diperoleh
konsentrasi
Karboksimetilselulosa, Coklat,
ekstrak sawo manila yang efektif sebagai
Sorbitol dan Sukrosa.
antibakteri
C. Prosedur Kerja
terhadap
E.
coli
pada
konsentrasi 75%.
Sari
buah
sawo,
1. Penyiapan Sampel
Dilihat dari prevalensi pasien diare
Sampel berupa buah sawo manila
yang kebanyakan adalah bayi dan balita,
(Manilkara zapota Linn) diambil sebanyak
maka
3 kg. Setelah itu dibersihkan dari kotoran-
pasien-pasien
tersebut
tidak
mungkin dapat menelan sediaan dalam
kotoran
bentuk
tablet
yang
melekat
pada
buah,
dan
kapsul
serta
kemudian dipisahkan dari kulit terluarnya
sediaan
yang
dapat
dan dipotong-potong kecil setelah itu
menghasilkan efek yang cepat.salah satu
ditimbang hingga diperoleh berat sampel
membutuhkan
JF FIK UINAM Vol.5 No.2 2017
73
basah 2,8 kg. Setelah itu diblender hingga
terbuat dari kaca dan pencadang dicuci
halus, lalu disaring sehingga didapatkan
dengan menggunakan air bersih dengan
sari dari buah sawo manila (Manilkara
posisi
zapota Linn) sebanyak 1,5 liter.
Selanjutnya
2. Proses Liofilisasi (Swarbrick, 2007)
perkamen, lalu disterilkan dengan oven
terbalik
di
udara
dibungkus
terbuka.
dengan
kertas
Setelah didapatkan sari buah Sawo
pada suhu 180oC selama dua jam. Alat-
Manila 1,5 liter, kemudian sari buah Sawo
alat yang mempunyai skala dan alat-alat
Manila dimasukkan dalam cawan petri dan
plastik disterilkan dalam autoklaf pada
di simpan pada Climatic Chamber pada
suhu 121 0C selama 15 menit. Ose dan
suhu 50C selama 2 jam. Setelah itu, di
pinset disterilkan dengan cara dipijarkan
masukkan dalam Freezer dengan suhu -
langsung pada lampu spiritus.
400C (± 50C) selama 3 jam. Kemudian
4. Penyiapan Mikroba Uji
sari yang telah beku dikeluarkan dan
a. Peremajaan kultur murni mikroba uji
dimasukkan ke dalam Evacuate Chamber
Disiapkan bakteri uji (E.coli, S.
untuk dilakukan proses vakum, dan di atur
dysentrie, dan V.cholerae) dan diambil
tekanannya 80 µHg (±20 µHg) yang
masing-masing
suhunya -100C selama 15 jam. Sari buah
diinokulasi dengan cara digoreskan pada
sawo dikeluarkan dari Evacuate chamber
medium Nutrien Agar (NA) miring, lalu
dan
diinkubasi pada suhu 37 0C dimasukkan ke
dimasukkan
ke
dalam
Control
1
ose.
Kemudian
chamber dengan tekanan 80 µHg (±20
dalam incubator selama 1 x 24 jam.
µHg) yang suhunya hingga 300C selama 5
b. Pembuatan suspensi mikroba uji
jam.
Tujuannya
adalah
untuk
Mikroba
hasil
menghilangkan partikel-partikel air yang
disuspensikan
ada
sublimasi).
fisiologi 0,9% sampai diperoleh transmitan
Kemudian diblender hingga menghasilkan
25% untuk bakteri dan 75% untuk jamur
liofilisat.
menggunakan spektrofotometer uv dengan
3. Sterilisasi Alat
panjang
dalam
sari
(proses
Alat –alat dari gelas disterilkan di
dengan
peremajaan,
gelombang
580
larutan
nm
NaCl
sebagai
blanko digunakan NaCl fisiologi 0,9%.
oven pada suhu 1800C selama dua jam.
5. Uji aktivitas antimikroba
Alat-alat plastik (tidak tahan terhadap
a. Uji Konsentrasi Hambat Minimum
pemanasan
tinggi)
disterilkan
dalam
Pengujian
(Konsentrasi
otoklaf selama 15 menit pada suhu 121oC,
Hambat
tekanan 2 atm. Jarum ose disterilkan
mikroba uji penyebab diare yaitu (E.coli, S.
dengan
dysentrie, dan V.cholerae). Pengujian ini
pemanasan
langsung
hingga
Minimum)
KHM
dilakukan
Alat- alat yang digunakan dibersihkan
konsentrasi
terlebih dahulu. Khusus alat-alat yang
(Manilkara zapota Linn), yaitu 0,1%; 0,5%
sari
membuat
terhadap
memijar selama 30 detik (Gleen, 1957).
JF FIK UINAM Vol.5 No.2 2017
dengan
dilakukan
buah
sawo
variasi manila
74
dan 1%. Sampel kemudian ditimbang
6. Rancangan Formulasi
sesuai dengan konsentrasi yang akan
Dilakukan
penelitian
dengan
bahan-bahan
sebagai
dibuat terhadap 5 ml medium GNB dalam
menggunakan
vial, dilarutkan dengan DMSO, ditambah 5
berikut : liofilisat sari buah sawo manila
ml GNB, dihomogenkan dan dimasukkan
sebagai
kedalam tabung reaksi steril, selanjutnya
Karboksimetilselulosa
dimasukkan bakteri E.coli, S. dysentrie,
pengental,
dan V.cholerae kedalam tiap tabung. Dari
Sorbitol sebagai bahan anti cap locking,
ketiga
tidak
Aquadest sebagai pelarut, pewarna coklat
yang
sebagai pewarna sekaligus pengaroma
konsentrasi
memperlihatkan
tersebut
adanya
larutan
zat
Sukrosa
aktif,
Natrium
sebagai sebagai
bahan pemanis,
jernih setelah inkubasi maka konsentrasi
dan Metil Paraben sebagai pengawet.
dari sari buah sawo manila ditingkatkan
7. Pembuatan Sirup Simpleks
sampai 5%, 10% dan 15%. Konsentrasi
Disiapkan alat dan bahan. Dibuat
terendah dari sampel formulasi sari buah
sirup simpleks dengan melarutkan metil
Sawo
10%
paraben sebanyak 0,25 gram dalam 100
tampak
mL air panas, kemudian ditambahkan
jernih setelah inkubasi maka konsentrasi
sukrosa sebanyak 65 gram, aduk hingga
tersebut dinyatakan sebagai harga KHM
homogen.
(Konsentrasi Hambat Minimum).
8. Pembuatan Sirup Sari Buah Sawo
b. Uji Konsentrasi Bunuh Minimum
Manila
manila
yaitu
memperlihatkan
Hasil
konsentrasi
larutan
inkubasi
yang
KHM
Dibuat dispersi Na. CMC sebanyak
(konsentrasi Hambat Minimum) kemudian
0,6% dengan cara mendispersikan 0,6
digoreskan pada media GNA pada cawan
gram Na. CMC dalam 100 mL aquadest
petri, lalu diinkubasi pada suhu 37oC
(campuran a). Kemudian liofilisat dari sari
selama 24 jam. Konsentrasi terendah sari
buah sawo manila dengan berat 0,5 gram
buah
(konsentrasi
Sawo
antimikroba
pada
manila dimana
uji
yang
bersifat
apabila
hasilnya
aquadest
5%)
dilarutkan
secukupnya
sambil
dalam diaduk
berupa daerah tanpa pertumbuhan setelah
sampai larut sempurna (campuran b).
inkubasi,
Setelah
itu
kedalam
campuran
menunjukkan
(Konsentrasi
Bunuh
Konsentrasi-konsentrasi dijadikan
dasar
harga
KBM
Minimum). ini
dalam
kemudian
hingga
campuran a,
b
dimasukan
dan
homogen.
dicampur
Selanjutnya
memformulasi
ditambahkan sirup simpleks ke dalamnya
sediaan sirup dari sari buah sawo manila
hingga batas tanda. Ditambahkan pewarna
sebagai obat antidiare.
coklat
sebagai
pewarna
sekaligus
pengaroma, dan dalam wadah. Hal yang sama juga dilakukan terhadap liofilisat sari
JF FIK UINAM Vol.5 No.2 2017
75
buah sawo manila konsentrasi 10% dan
memiliki kestabilan optimal dengan melihat
15%.
parameter
uji
organoleptis,
penentuan
9. Pengujian aktivitas antimikroba sirup
viskositas
dan
tipe aliran,
penentuan
sari buah sawo manila
homogenitas, dan penentuan pH.
Medium Glukosa Nutrien agar (GNA) steril yang telah dipanaskan dan disterilkan kemudian didinginkan hingga suhu 400
1. Pemeriksaan Organoleptis Data-data yang dikumpulkan pada pemeriksaan
organoleptis
meliputi
50 C. Dimasukkan secara aseptis ke
warna, bau, rasa dan konsistensi dari
dalam cawan petri steril sebanyak 10 ml
sediaan sirup.
dan 0,2 ml suspensi mikroba uji, lalu dihomogenkan dengan memutar cawan petri,
didiamkan
hingga
2. Pengukuran Viskositas Pengukuran
viskositas
sirup
memadat.
dilakukan dengan menggunakan alat
Kemudian disk blank yang telah ditetesi
viskometer brookfield pada kecepatan
dengan formulasi sirup sari buah sawo
50 RPM. Dilakukan minimal 3 kali
sebanyak 0,2 ml diletakkan secara aseptis
replikasi.
selanjutnya diinkubasi bakteri pada suhu
3. Penentuan Tipe Aliran
37oC selama 24 jam dalam inkubator dan
Penentuan tipe aliran dilakukan
untuk jamur pada suhu kamar selama 72
dengan cara mengukur viskositas sirup
jam. Kemudian dilakukan pengamatan dan
menggunakan
pengukuran
yang
pada kecepatan 2, 5, 10, 20, 50 dan
sebanyak
100 RPM. Kemudian dihitung tekanan
zona
terbentuk.Perlakuan
hambatan diulangi
viskometer
brookfield
dua kali.
gesernya. Dan dibuat rheogram (kurva
D. Evaluasi Kestabilan Sirup
aliran)
Evaluasi
kestabilan
sirup
dengan
antara
yang
merupakan
tekanan
hubungan
geser
dengan
metode Freeze-thaw yaitu penyimpanan
kecepatan geser, untuk mengetahui tipe
dipercepat
dipaksakan
aliran yang terbentuk.
dilakukan dengan cara menyimpan sirup
4. Penetuan pH Sediaan
pada dua suhu ekstrim, yaitu pada suhu 5
Evaluasi
0
C
yang
pada
kondisi
dimasukan
pendingin
dan
pemanas
secara
pH
sediaan
dalam
lemari
menggunakan pH meter. Sediaan sirup
dalam
lemari
dimasukan
35oC
bergantian
kedalam
erlenmeyer.
masing-
Celupkan pH meter yang sebelumnya
masing 12 jam selama 10 kali siklus
telah dikalibrasi kedalam sediaan sirup.
dengan parameter uji organoleptis, uji
Biarkan beberapa menit hingga pH
homogenitas, viskositas dan tipe aliran dan
meter
nilai pH.
Amati dan catat pH nya.
Data dari hasil pengujian ini digunakan
terendam
secara
sempurna.
5. Pengujian Homogenitas
untuk mengetahui formula sirup yang JF FIK UINAM Vol.5 No.2 2017
76
Pengujian homogenitas dilakukan dengan cara menempatkan sirup sari buah sawo manila sebanyak 1 tetes diatas kaca objek kemudian ditekan dengan kaca
objek
diatasnya
dan
diamati dibawah cahaya untuk melihat distribusi partikel.
2. Pengujian Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) Uji Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) sari buah sawo manila dilakukan dengan melanjutkan hasil KHM dengan
HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil penelitian dan pengolahan data, diperoleh hasil sebagai berikut :
menggoreskan
pada
medium
padat.
Diperoleh
KBM
terhadap
bakteri
nilai
Escherichia coli, Shigella dysentrie, dan Vibrio cholera pada konsentrasi 10%. Hasil
1. Pengujian Konsentrasi Hambatan
uji Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM)
Minimum (KHM) Penentuan nilai KHM berdasarkan
dapat dilihat pada tabel 2 dibawah ini :
terendah tidak menunjukkan kekeruhan
Tabel 2. Hasil uji konsentrasi bunuh minimum (KBM) sari buah sawo manila terhadap bakteri uji
pada larutan uji merupakan nilai KHM.
Konsentrasi
kekeruhan dari larutan uji konsentrasi
Pada pengujian KHM sari buah sawo
Bakteri Uji
(Manilkara zapota Linn) diperoleh nilai
0,1 %
-
Shigella dysentrie -
Konsentrasi Hambatan Minimum (KHM)
0,5 %
-
-
-
pada konsentrasi 10% terhadap bakteri
1,0 % 5,0 % 10,0 % 15,0% Kontrol Sampel
+ + + +
+ + + +
+ + + +
E.coli, S.dysentrie, dan V. cholerae. Hasil Konsentrasi
Bakteri Uji E. coli
0,1 %
-
Shigella dysentrie -
Vibrio cholerae -
0,5 %
-
-
-
1,0 % 5,0 % 10,0 % 15,0% Kontrol Sampel
+ + + +
+ + + +
+ + + +
di dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini : Tabel 1. Hasil uji konsentrasi hambatan minimum (KHM) sari buah sawo manila terhadap bakteri uji
E. coli
Vibrio cholerae -
Keterangan : + = Menghambat pertumbuhan bakteri (zona bening) = Tidak menghambat pertumbuhanbakteri (tidak ada zona bening)
3. Pengujian Organoleptis Pengujian organoleptis meliputi data bau, warna, rasa dan konsistensi dari ketiga formula sirup. Hasilnya dapat dilihat pada table 3 dibawah ini, yaitu :
Keterangan : + = Menghambat pertumbuhan bakteri (Jernih) - = Tidak menghambat pertumbuhan bakteri (Keruh)
JF FIK UINAM Vol.5 No.2 2017
77
Tabel 3. Uji Organoleptis Formulasi Sirup Sari Buah Sawo Manila (Manilkara zapota Linn) Sebelum dan Sesudah Penyimpanan Dipercepat Konsentras i Liofilisat Formula A
Jenis Pemeriksaan Bau Warna Rasa Konsistensi
Formula B
Bau Warna Rasa Konsistensi
Formula C
Bau Warna Rasa Konsistensi
Kondisi Sebelum Sesudah Khan Khas Aromatis aromatis Coklat Coklat muda Muda Manis Manis Agak Agak Kental Kental Khas aromatis Coklat muda Manis Agak Kental Khas aromatis Coklat Muda Manis Agak Kental
Khas aromatis Coklat Muda Manis Agak Kental Khas aromatis Coklat Muda Manis Agak Kental
Keterangan: A = Formulasi sirup sari buah manila (Manilkara zapota konsentrasi liofilisat 5% B = Formulasi sirup sari buah manila (Manilkara zapota konsentrasi liofilisat 10% C = Formulasi sirup sari buah manila (Manilkara zapota konsentrasi liofilisat 15%
sawo Linn) sawo Linn) sawo Linn)
4. Penentuan Viskositas dan Tipe Aliran Pengukuran menggunakan pada
Hasilnya sirupsebelum penyimpanan
Kondisi
Sebelum
Sesudah
Rep
Viskositas Formula A
Formula B
Formula C
1
3.096
4.404
3.462
2
3.234
4.444
3.402
3
3.066
4.446
3.528
Rata-rata 3.132
4.431
3.464
1
3.870
4.410
5.508
2
3.402
4.440
5.820
3
3.678
4.512
5.496
Rata-rata 3.650
4.454
5.608
Keterangan: A = Formulasi sirup sari buah manila (Manilkara zapota konsentrasi liofilisat 5% B = Formulasi sirup sari buah manila (Manilkara zapota konsentrasi liofilisat 10% C = Formulasi sirup sari buah manila (Manilkara zapota konsentrasi liofilisat 15%
sawo Linn) sawo Linn) sawo Linn)
viskositas Viskometer
kecepatan
menggunakan
Tabel 4. Hasil Pengukuran Viskositas Formulasi Sirup Sari Buah Sawo Manila (Manilkara zapota Linn) Sebelum dan Sesudah Penyimpanan Dipercepat dengan menggunakan Viskometer Brookfield pada kecepatan 50 RPM
50
spindel
menunjukan
Brookfield
rpm
dengan
nomor
tersebut memiliki nilai yield. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 5 :
viskositas
dan dipercepat
62.
Dilihat dari nilai yield, ketiga aliran
sesudah dan
dapat
dilihat pada tabel 4 dibawah ini :
JF FIK UINAM Vol.5 No.2 2017
78
Tabel 5. Nilai Yield Formulasi Sirup Sari Buah Sawo Manila (Sebelum dan Sesudah Penyimpanan Dipercepat Kondisi
Rep
Tabel 6. Hasil Pengukuran pH Formulasi Sirup Sari Buah Sawo Manila Sebelum dan Sesudah Penyimpanan Dipercepat
Nilai Yield Kondisi
Sebelum
1
Formula A
Formula B
Formula C
2.382
2.062
1.959
Rep
Sebelum 2 3 Rata-rata Sesudah
Rata-rata
2.510 2.546 2.479
2.237 2.269 2.190
Formula A
Formula B
Formula C
1
5.190
5.680
5.150
2
5.200
5.680
5.150
3
5.110
5.630
5.100
5.167
5.663
5.133
1
3.670
3.410
3.450
2
3.660
3.410
3.420
3
3.660
3.420
3.410
3.663
3.413
3.427
1.947 1.993 1.966
1
0.760
2.358
3.133
2
0.891
2.233
3.105
3
0.833
2.258
3.109
0.828
2.283
3.116
Keterangan: A = Formulasi sirup sari buah manila (Manilkara zapota konsentrasi liofilisat 5% B = Formulasi sirup sari buah manila (Manilkara zapota konsentrasi liofilisat 10% C = Formulasi sirup sari buah manila (Manilkara zapota konsentrasi liofilisat 15%
pH Sediaan
sawo Linn) sawo Linn) sawo Linn)
5. Penentuan pH sediaan
Rata-rata Sesudah
Rata-rata
Keterangan: A = Formulasi sirup sari buah manila (Manilkara zapota konsentrasi liofilisat 5% B = Formulasi sirup sari buah manila (Manilkara zapota konsentrasi liofilisat 10% C = Formulasi sirup sari buah manila (Manilkara zapota konsentrasi liofilisat 15%
sawo Linn) sawo Linn) sawo Linn)
6. Pengujian Aktivitas Sediaan Sirup Sari
Hasil selengkapnya dapat dilihat pada
Buah Sawo Manila Secara Difusi Agar
tabel 6 di bawah ini :
Hasil uji aktivitas sediaan sirup sari buah sawo manila (Manilkara zapora Linn) secara difusi agar terhadap beberapa bakteri
penyebab
diare
seperti
Eschericia coli, Shigella dysentrie, dan Vibrio cholera.
Menghasilkan zona
hambatan yang berbeda beda. Hasil pengujian secara difusi agar terlihat pada
JF FIK UINAM Vol.5 No.2 2017
tabel
7
di
bawah
ini
:
79
Tabel 7. Hasil Pengujian Aktivitas Sediaan Sirup Sari Buah Sawo Manila Secara Difusi Agar Kondisi
Replikasi
Zona hambatan (mm) A1
C1
A3
B1
B2
B3
B1
B2
B3
B1
B2
B3
1
0.770
0.933
1.000
2.000
2.200
2.367
1.733
1.533
1.667
2
1.770
2.000
1.933
2.100
1.700
1.700
1.067
1.200
3.800
1.270
1.466
1.466
2.050
1.950
2.034
1.400
1.366
2.733
1
2.000
2.200
2.367
2.667
2.000
2.300
1.567
1.833
1.933
2
2.400
2.367
2.500
2.400
2.233
2.400
1.567
2.367
1.900
2.200
2.284
2.434
2.534
2.116
2.350
1.567
2.100
1.916
rata-rata C2
A2
rata-rata
Keterangan: A1 = Bakteri Escherichia coli A2 = Bakteri Shigella dysentrie A3 = Bakteri Vibrio cholera B1 = Formulasi sirup sari buah manila (Manilkara zapota konsentrasi liofilisat 5% B2 = Formulasi sirup sari buah manila (Manilkara zapota konsentrasi liofilisat 10%
B3 =
C1 = sawo Linn) sawo Linn)
C2 =
Formulasi sirup sari buah sawo manila (Manilkara zapota Linn) konsentrasi liofilisat 15% Formulasi sirup sari buah sawo manila (Manilkara zapota Linn) kondisitanpa menggunakan pengawet Formulasi sirup sari buah sawo manila (Manilkara zapota Linn) kondisidengan menggunakanpengawet
Sawo manila (Manilkara zapota Linn)
uji daya antibakteri ekstrak sawo manila
adalah salah satu jenis tanaman yang
terhadap bakteri E. coli dan hasil yang
digunakan
diperoleh bahwa ekstrak etanol buah sawo
sebagai
oleh obat
masyarakat untuk
Indonesia
penyakit
diare.
Pemanfaatannya sebagai obat diare diduga
dengan konsentrasi 7,5% memiliki daya antibakteri terhadap E. coli.
karena adanya kandungan tanin dalam
Prevalensi penyakit diare yang paling
jumlah yang cukup besar pada buah sawo
sering yaitu pada bayi dan balita dan bila
yang masih muda.
tidak diatasi lebih lanjut kemungkinan dapat
Hasil penelitian yang dilakukan oleh
menyebabkan
dehidrasi
yang
dapat
Marina tahun 2010 menunjukan bahwa
mengakibatkan kematian. Data tahun 2007
ekstrak etanol buah sawo manila dapat
dari Departemen Kesehatan menunjukkan
berfungsi sebagai obat antidiare dengan
bahwa diare menjadi penyakit pembunuh
dosis 2,5 g/Kg BB sebanding dengan dosis
kedua bayi di bawah lima tahun (balita) di
loperamida HCl 2 mg/Kg BB. Dan tahun
Indonesia
2011, Hening melakukan penelitian tentang
pneumonia.
JF FIK UINAM Vol.5 No.2 2017
setelah
radang
paru
atau
80
Karena
kebanyakan
pasien
yang
ada
dalam
sari
(proses
sublimasi).
terkena diare adalah bayi dan balita,
Kemudian diblender hingga menghasilkan
masalah
liofilisat.
yang
biasa
dihadapi
adalah
pasien tersebut tidak dapat menelan tablet
Penggunaan
metode
atau kapsul. Untuk mengatasi hal ini yaitu
disebabkan
dengan memilih sediaan lain dalam bentuk
menghasilkan
cair. Sediaan yang memenuhi kriteria ini
mengandung air sehingga sari buah dapat
adalah sirup. Selain karena rasanya yang
bertahan lama. Karena adanya air potensi
manis, sirup juga tidak mempunyai partikel-
kimia dan daya gerak untuk reaksi-reaksi
partikel padat sehingga tidak mengalami
kimia dapat meningkat. Maka, dengan tidak
proses
adanya air dapat mengakibatkan kenaikan
liberasi,
disolusi
dan
absorbs.
karena
liofilisasi
Sehingga dapat menghasilkan efek yang
stabilitas
cepat.
kemungkinan
Sebelum diformulasi menjadi sirup,
bahan
kimia
Setelah
metode
yang
serta
adanya
diproses
dapat tidak
berkurangnya mikroorgansime.
liofilisat,
selanjutnya
dalam
menentukan
buah sawo manila (Manilkara zapota Linn)
dilakukan
diambil sarinya sebanyak 1,5 liter yang
konsentrasi hambat minimum (KHM) dari
sebelumnya telah dibersihkan, dipotong-
sari buah sawo manila (Manilkara zapota
potong kecil dan diblender hingga halus,
Linn) yang dapat menghambat beberapa
lalu disaring. Setelah diperoleh sarinya,
bakteri
selanjutnya
adalah
Escherichia coli, Shigella dysentrie, dan
meliofilsasi sari buah sawo manila dengan
Vibrio cholera. Bakteri uji yang digunakan
cara dimasukkan dalam cawan petri dan di
dalam bentuk suspensi. Dimana biakan
simpan pada Climatic Chamber pada suhu
murni diremajakan terlebih dahulu dengan
50C
di
digoreskan biakan murni 1 ose ke dalam
masukkan dalam Freezer dengan suhu -
medium NA miring dan diinkubasi selama 1
400C (± 50C) selama 3 jam. Kemudian sari
x 24 jam pada suhu 37 oC. Setelah itu,
yang
peremajaan
selama
telah
yang
2
dilakukan
jam.
beku
Setelah
dikeluarkan
itu,
dan
optimasi
ini
penyebab
diare
tersebut
yaitu
dibuat
bakteri
suspensi
dimasukkan ke dalam Evacuate Chamber
dengan caradiukur transmitannya dengan
untuk dilakukan proses vakum, dan di atur
menggunakan
tekanannya 80 µHg (±20 µHg) yang
panjang gelombang 580 nm. Transmitan
suhunya -100C selama 15 jam. Sari buah
untuk bakteri yaitu 25% T yang setara
sawo dikeluarkan dari Evacuate chamber
dengan 108 sel/ml (standar MC farland).
spektrofotometer
pada
dan dimasukkan ke dalam Control chamber
Dalam pengujian KHM, konsentrasi
dengan tekanan 80 µHg (±20 µHg) yang
terendah yang terlihat jernih tanpa adanya
suhunya hingga 300C selama 5 jam untuk
pertumbuhan bakteri ditetapkan sebagai
menghilangkan partikel-partikel air yang
nilai
JF FIK UINAM Vol.5 No.2 2017
KHM-nya.
Penentuan
nilai 81
Konsentrasi Hamabat Minimum (KHM) dari
kemudian diperoleh konsentrasi dari bahan
konsentrasi 0,1%, 0,5%, 1%, 5%, 10% dan
pensuspensi yang baik adalah 0,6%.
15%, antara sampel dan medium Nutrient
Selain liofilisat sari buah sawo manila
Broth (NB). Serta dibuat kontrol (Medium
sebagai
NB + sari buah sawo manila). Berdasarkan
karboksimetilseluosa
hasil pengujian diperoleh nilai KHM10%
pengental, bahan-bahan lain yang juga
untuk ketiga bakteri tersebut. Selanjutnya
digunakan dalam formulasi yaitu metil
dilakukan penentuan konsentrasi bunuh
paraben sebagai pengawet yang berfungsi
minimum
dengan
untuk
Hambat
mikroorganisme
(KBM)
menggoreskan
dilakukan Konsentrasi
zat
aktif,
dan sebagai
menghambat
natrium bahan
pertumbuhan
pada
sirup
selama
Minimum (KHM) pada medium NA pada
penyimpanan, sukrosa sebagai pemanis
cawan petri.Serta dibuat kontrol (Medium
yang fungsinya untuk memberikan rasa
NB + Sampel) sebagai pembandingnya.
manis dan menutupi rasa yang sepat dari
KBM
sari buah sawo manila, dan aquadest yang
merupakan
pengujian
yang
dimaksudkan untuk melihat kadar bunuh
digunakan sebagai pelarut.
minimum dari suatu sampel uji. Konsentrasi
Setelah diperoleh formula sirup yang
terendah dari sampel yang masih dapat
baik, maka selanjutnya dilakukan pengujian
membunuh bakteri merupakan nilai KBM
kestabilan dari sediaan sirup. Pengujian ini
yang ditunjukkan dengan ada tidaknya
dilakukan dalam dua tahap yaitu pengujian
pertumbuhan bakteri pada medium yang
mikrobiologis
telah
pengujian
antibakteri dari sirup sari buah sawo manila
tersebut diperoleh nilai KBM 10% untuk
dan pengujian kestabilan sirup secara fisika
ketiga bakteri penyebab diare. Konsentrasi
untuk menghasilkan sediaan sirup yang
tersebut kemudian dijadikan dasar dalam
mempunyai stabilitas farmaseutika yang
memformulasi sirup sari buah sawo manila.
optimal.
diinkubasi.
Tahap
Dari
hasil
selanjutnya
untuk
melihat
aktivitas
adalah
memformulasi liofilisat sari buah sawo manila menjadi sirup. Penelitian ini diawali
KESIMPULAN Kesimpulan yang diperoleh dari
dengan menentukan konsentrasi bahan
hasil penelitian ini, adalah sebagai berikut
pengental
1. Ketiga formulasi sirup sari buah sawo
(optimasi)
yang
dapat
menghasilkan sirup dengan kekentalan
manila
yang
memperlihatkan
baik.
konsentrasi
Awalnya berbeda
Karboksimetiselulosa
ditentukan dari
yaitu
3
zapota
aktivitas
Linn) antidiare
Natrium
kepada bakteri penyebab diare yaitu
konsentrasi
Escherichia coli, Shigella dysentrie, dan
0,5%; 0,6% dan 0,7%. Dari hasil optimasi
JF FIK UINAM Vol.5 No.2 2017
(Manilkara
Vibrio cholerae.
82
2. Formula sirup sari buah sawo manila yang memiliki kestabilan farmaseutik yang optimal adalah formula B yaitu (Formula sirup sari buah sawo manila konsentrasi liofilisat 10%). KEPUSTAKAAN Ansel, C. Howard. Pengantar Bentuk sediaan Farmasi, edisi keempat. UI Press. Jakarta.1989 Arthur, G., Mikrobiologi dan Imunologi, Binarupa, Jakarta. 1994 Attwood, David. Fasttrack Physical Pharmacy. Pharmaceutical Press; Chicago, London. 2008 Banker, G.S Modern Pharmaceutical 3rd ed. New York: Marcel Dekker 1nc. 1996 Departemen Kesehatan Republik Indonesia,Tentang baku mutu air bersih. Permenkes RI No. 416/Menkes/Per/IX/1990, Jakarta.1990 Depkes RI. Buku Ajar Diare. Ditjen PP & PL. Jakarta. 2000 Djide,N., Sartini., Analisis Mikrobiologi Farmasi. Universitas Hasanuddin. Makassar. 2008 Djide, N., Sartini., Kadir,S. Mikrobiologi Farmasi Dasar. Universitas Hasanuddin. Makassar. 2005 Ditjen POM. Farmakope Indonesia. Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.1995 Dwijoseputro. Dasar-Dasar Mikrobiologi . Djambatan. Jakarta. 2005 Dwiyana, Z, Buku Ajar Mikrobiologi Dasar. UNHAS. Makassar.2004
JF FIK UINAM Vol.5 No.2 2017
Entjang, I. Mikrobiologi & Parasitologi. Citra Aditya Bakti: Bandung. 2003 Fahmi, Febry. Daya Antibakteri Ekstrak Metanol Rimpang Lengkuas Merah (Alpinia purpurata K. Schum) Terhadap Pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Escherichia coli Secara In Vitro. Pekan Baru : Universitas Riau. 2008 Fardiaz, S., Analisa Mikroba Pangan, PT Raga Medika, Jakarta. 1993 Fardiaz, S., R. Dewanti, dan Suliantari. Senyawa Antimikroba. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. Bogor.1988 Frazier, W. C. dan D.C. Westhoff. Food Microbiology 4th ed. Tata Mc Graw Hill Publ. Co., New Delhi.1988 Ganiswarna, S, G., Farmakologi dan Terapi, Edisi 4, Bagian FarmakologiFakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jakarta. 1995 Garrity, M.George, Taxonomic Outline of The Prokaryotos Bergey’s Manual Systematic Bacteriology.Second Edition. 2004 Hakimah, Indi Ainun. Macam Buah Berkhasiat Istimewah. Jawa Barat; Syura Media Utama. 2010 Heyne, K. Tumbuhan Berguna Indonesia II.,Badan Litbang Departemen Kehutanan. Jakarta. 1987 Jones, David. Fasttrack Pharmaceutical Dosage Form and Design. Pharmaceutical Press. Chacago.London. 2008 Kaltzung dan Bertram. Farmakologi Dasar dan Klinik. Terjemahan bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Salemba Medika. Surabaya. 2004
83